BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
4.1
Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut :
Mulai
Studi Pendahuluan Studi Pustaka
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisa dan Pembahasan
Pengembangan Sistem Informasi
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah
82 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan langkah awal dalam metodologi ini. Tujuan dilakukannya studi pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas tentang kondisi perusahaan berikut dengan masalah yang ada di dalamnya. Studi pendahuluan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan pihakpihak yang terkait di dalam perusahaan dan dengan observasi langsung di lapangan.
2. Studi Pustaka Tujuan dilakukannya studi pustaka adalah untuk dapat memahami konsep dasar dan teori yang mendukung sehingga dapat digunakan dalam penelitian dan pemecahan masalah. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan topik skripsi.
3. Identifikasi dan Perumusan Masalah Yang dimaksud dengan masalah adalah perbedaan atau gap yang terjadi antara kenyataan di lapangan dengan kondisi ideal yang seharusnya. Masalah yang dihadapi PT. Mulia Knitting Factory Ltd. sub bagian Stenter adalah banyaknya produk cacat dan lambatnya pengambilan keputusan untuk perbaikan.
4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan pihak-pihak yang terkait di dalam perusahaan dan dengan observasi langsung di lapangan. Data yang diperlukan adalah data umum perusahaan dan data yang terkait dengan masalah itu sendiri.
83 Data-data umum perusahaan seperti : latar belakang dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, sistem kerja, perencanaan produksi, lantai produksi, mesin dan bahan yang digunakan, sistem pengendalian kualitas. Data-data yang terkait dengan masalah seperti : data QC Stenter bulan Juli 2005 – Agustus 2005, data variabel gramasi, data variabel setting, data atribut per buyer, dan data atribut per jenis cacat.
5. Analisa dan Pembahasan Analisa data dan pembahasan dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan : a. Melakukan pemilihan produk berdasarkan data variabel dan data atribut. Data variabel meliputi : data gramasi dan setting. Data atribut meliputi : data buyer polos, data buyer stripper, data cacat polos, dan data cacat stripper. b. Melakukan pengukuran dengan menggunakan peta X dan R untuk data variabel dan peta c untuk data atribut. Apabila pada peta kendali terdapat data yang belum in control, maka akan dilakukan revisi pada peta kendali yang masih out of control sampai seluruh prosesnya in control. Kemudian dilakukan analisa peta kendali untuk data variabel dan data atribut. Sedangkan perhitungan Cp dan Cpk hanya dilakukan pada data variabel untuk menentukan kinerja proses. c. Pada data atribut buyer polos dan buyer stripper, keduanya dilakukan analisa manakah buyer yang memiliki jumlah cacat yang paling banyak diantara kedua jnis buyer tersebut. d. Pada data atribut cacat polos dan cacat stripper, keduanya dilakukan analisa dengan menggunakan fishbone diagram dan metode FMEA. Awalnya dipilih jenis cacat
84 yang paling sering terjadi baik untuk kain polos maupun kain stripper. Setelah diperoleh masing-masing jenis cacat yang sering terjadi untuk kain polos dan kain stripper, selanjutnya dilakukan analisa dengan fishbone diagram untuk menentukan penyebab terjadinya cacat tersebut. Kemudian dianalisa dengan FMEA untuk menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan dan alternatif penyelesaian masalah tersebut. e. Melakukan perancangan sistem informasi dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design, yang terdiri dari tahapan : -
Problem Domain Analysis yang meliputi : pembuatan System Definition, Class Diagram, dan Statechart Diagram.
-
Application Domain Analysis yang meliputi : pembuatan Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Navigation Diagram.
-
Component Design yang meliputi : pembuatan Revised Class Diagram.
-
Architectural Design yang meliputi : pembuatan Component Diagram dan Deployment Diagram.
f. membuat program yang sesuai dan pada tahap akhir akan dilakukan uji coba program.
85
Gambar 4.2 Aliran Analisa Data dan Pembahasan
86
Gambar 4.2 (Lanjutan) Aliran Analisa Data dan Pembahasan 4.2
Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter
4.2.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan selama observasi di perusahaan menggunakan beberapa metode diantaranya :
87 1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research) a. Pengamatan Langsung Pengamatan dilakukan dengan meninjau secara langsung lantai produksi perusahaan untuk mengetahui dan mendapatkan data-data seperti : aliran kerja, data pengukuran yang diperlukan, sistem di lapangan, dan lainnya.
b. Wawancara Fokus wawancara dilakukan dengan sub bagian QC Stenter yaitu dengan kepala sub bagian Stenter dan beberapa staff QC Stenter yang ada di lantai produksi. Wawancara ini dilakukan agar mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana sistem di lapangan dan bagaimana cara pencatatan Laporan QC. Selain itu, dengan wawancara juga akan mendapatkan contoh form yang ada di sub bagian QC Stenter yang relevan dengan topik penulisan skripsi.
c. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan untuk melakukan pengukuran yang diperlukan. Observasi yang dilakukan untuk pengukuran gramasi dan setting masing-masing sebanyak 100 data yang dibagi dalam 25 subgroup. Observasi yang dilakukan untuk pengukuran data per buyer sebanyak 50 data, sedangkan untuk data per cacat sebanyak 100 data.
2. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
88 Dalam melakukan penelitian perlu adanya teori-teori yang mendukung dan terkait dengan analisa yang dilakukan, baik itu dari buku, internet maupun referensi lainnya. Teori yang sesuai akan menjadi landasan yang kuat dalam pemecahan masalah.
4.2.2
Penentuan Parameter
Parameter yang digunakan adalah : 1. Pemilihan produk Parameter untuk pemilihan produk dengan menggunakan diagram Pareto, dilihat dari jumlah buyer dan jumlah cacatnya. Pengambilan data berdasarkan data Juli 2005Agustus 2005.
2. Kapabilitas proses ( Cp ) Cp digunakan untuk melihat apakah proses menghasilkan variasi yang besar atau kecil. Semakin besar nilai Cp, maka proses dikatakan semakin baik. Bila nilai Cp lebih kecil dari 1 maka perlu dilakukan perbaikan proses.
3. Kapabilitas proses kane ( Cpk ) CpK digunakan untuk mengetahui apakah proses sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau tidak. Cp menggambarkan kestabilan proses, sedangkan Cpk menggambarkan seberapa jauh penyimpangan proses dari spesifikasi. Bila nilai Cpk lebih kecil dari 1, maka proses tidak optimal karena jauh dari spesifikasi yang ditentukan. Bila nilai Cpk lebih besar atau sama dengan 1, maka proses berada dekat atau di dalam batas spesifikasinya.
89 4. Tingkat keyakinan dan ketelitian Tingkat keyakinan yang ditentukan dalam penelitian adalah 90% dan tingkat ketelitian adalah 10%. Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 90 dari 100 harga rata-rata dari data yang dicatat akan memiliki penyimpangan tidak lebih dari 10%. Tingkat keyakinan yang ditentukan sebesar 90% dikarenakan adanya pertimbangan bahwa penulis tidak secara langsung melakukan pencatatan data. Yang secara langsung melakukan pencatatan data adalah si operator. Jadi penulis mencatat data yang sebelumnya telah dicatat oleh operator. Ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan data secara langsung oleh operator, oleh karenanya tingkat keyakinan yang ditentukan adalah 90%.
5. RPN (Risk Priority Number) Nilai RPN digunakan untuk mengurutkan perhatian yang harus diberikan pada proses. RPN bernilai antara 1 dan 1000. Untuk RPN yang besar, team harus mampu menurunkan nilai resiko. Rumus : RPN = (Severity) x (Occurence) x (Detection).
Terdapat 3 hal yang menjadi fokus perhatian dalam analisa dan pembahasan, yaitu : 1. Gramasi kain Pihak buyer menentukan berapa gramasi yang diinginkan dan bagian produksi membuatnya sesuai dengan gramasi yang diinginkan buyer tersebut. Variasi gramasi yang umumnya diinginkan buyer adalah : 140-250 gr. Dalam analisa dan pembahasan, gramasi yang digunakan adalah 220 gr.
2. Setting kain
90 Pihak buyer menentukan setting yang diinginkan dan bagian produksi membuatnya sesuai dengan setting yang diinginkan buyer tersebut. Variasi setting yang umumnya diinginkan buyer adalah : 46-87”. Dalam analisa dan pembahasan, setting yang digunakan adalah 74”.
3. Penampilan kain Penampilan kain dibagi menjadi : per buyer dan per cacat. Bila dilihat per buyer, berarti yang dihitung adalah jumlah ketidaksesuaian untuk masing-masing buyer. Bila dilihat per cacat, berarti yang dihitung adalah jumlah ketidaksesuaian untuk masingmasing jenis cacat.