BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Data Geografis Simpang
R BER PA
I CY BEKAS
(KALI ER ALI O N . . KH
K
NG) MALA
JL
KALI
NG MALA
KALI MALANG
ITAN
POL TRO L ME L A M
Gambar 4.1 Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota bekasi Penjelasan gambar simpang: Lengan utara
: Jalan Jenderal Ahmad Yani(dari arah Jakarta/Bekasi wilayah Barat menuju Bekasi wilayah timur
Lengan selatan
: Jalan Jenderal Ahmad Yani (dari arah Bekasi wilayah timur menuju Jakarta/Bekasi wilayah barat IV-1
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Lengan barat
: Jalan Kyai Haji Noer Ali (dari arah jakarta/Kalimalang menuju Bekasi wilayah timur/Kalimalang
Lengan timur
: Jalan Mayor Madmuin Hasibuan (dari arah Bekasi wilayah timur menuju Jakarta/Kalimalang Tabel 4.1 tabel kondisi simpang di lapangan Tipe
Hambatan
Belok kiri
Kode
Median
Kelandaian
lingkungan
samping
langsung
jalan
Tinggi/Rendah
(1)
(2)
(3)
(4)
U
COM
Rendah
Ya
Ya
S
COM
Tinggi
Ya
Ya
T
COM
Rendah
Ya
Ya
B
COM
Tinggi
Ya
Ya
pendekat
Ya/Tidak
+/-% Ya/Tidak (5)
(6)
Lebar pendekat(m) Jarak ke Kode
Belok kiri kendaraan
Pendekat
Masuk
parkir(m)
WA
WMASUK
pendekat
Keluar langsung WKELUAR WLTOR
(1)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
U
17
9
8
17.5
S
14
10.5
3.5
17.5
T
10.5
8
2.5
8
B
10.5
8
2.5
8
IV-2
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.2 Data volume dan Lampu lalu lintas Berdasarkan hasil data survai lapangan yang diambil pada tanggal 3,4 dan 5 November 2012, jumlah arus lalu lintas yang melewati simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani cukup tinggi. Jumlah arus (Q) yang masuk dan keluar lengan sangat besar dan akan terjadi kenaikan kapasitas jalan, seperti terlihat pada lampiran . Tabel 4.2 Arus lalu lintas kendaraan bermotor pada jam puncak Senin,5 November 2012 pukul 17.30-18.30 ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR (MV) Kode Arah
Kendaraan Ringan (LV)
Kendaraan Berat (HV)
Sepeda Motor (MC)
Kendaraan Bermotor
emp terlindung = 1,0
emp terlindung = 1,3
emp terlindung = 0,2
Total
emp terlawan = 1,0
emp terlawan = 1,3
emp terlawan = 0,4
(MV)
Pendekat
(1)
Utara
Selatan
Timur
Barat
smp/jam
smp/jam
smp/jam
Rasio
UM
Rasio
berbelok
smp/jam
PLT
PRT
(14)
(15)
(16)
181
217
0.079
588
1625
1919
98
196
491
589
234
429
858
2297
2725
7
7
18
36
132
150
1817
165
165
307
614
2289
2596
821
821
1
1
138
277
961
1099
Total
2745
2745
172.9
172.9
463
927
3381
3845
LTOR
604
604
5
5
76
152
685
762
ST
345
345
1
1
198
397
545
743
RT
432
432
20
20
88
176
540
628
Total
1381
1381
26
26
363
725
1770
2132
LTOR
276
276
5
5
43
85
324
366
ST
517
517
3
3
232
465
752
984
RT
896
896
16
16
159
318
1071
1230
Total
1689
1689
23.4
23.4
434
868
2147
2581
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
(11)
(13)
LTOR
140
140
4
4
37
73
ST
1120
1120
211
211
294
RT
374
374
20
20
Total
1634
1634
234
LTOR
107
107
ST
1817
RT
IV-3
Arus
Kend/ jam
(17)
UM/MV
(18)
10 5 0.216
1 16
0.039
0.004
5 6 0.286
3 14
0.387
0.003
8 1 0.305
6 15
0.151
0.005
10 4 0.499
3 17
0.004
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
a. Keluar dari lengan Utara
: 2725 smp/jam
b. Keluar dari lengan Selatan
: 3845 smp/jam
c. Keluar dari lengan Timur
: 1770 smp/jam
d. Keluar dari lengan Barat
: 2147 smp/jam
Pada simpang Jalan jenderal Ahmad yani lebar LTOR ≥ 2 m sehinga Q yang dipakai dalam perhitungan Tabel 4.3 Besar arus QST,QRT,dan QTOTAL persimpangan pada jam puncak Kode QST
QRT
QTOTAL
Utara
1919
589
2508
Selatan
2596
1099
3695
Timur
545
540
1085
Barat
752
1071
1823
Pendekat
FASE 1
FASE 2
U
U
IV-4
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
FASE 3
FASE 4
U
U
Gambar 4.2.Fase lalu-lintas simpang Jalan jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi Tabel 4.4 Waktu siklus lampu lalu-lintas eksisting Merah No
1
2
3
4
Lokasi
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Jl.Mayor M.hasibuan
Jl.jend. A. Yani(S)
Jl.jend. A. Yani(U)
Hijau
Merah
Waktu
semua
siklus
Kuning
Arah (detik)
(detik)
(detik)
(detik)
(detik)
Jl.Mayor M.hasibuan
148
39
3
1
191
Jl.jend. A. Yani(S)
148
39
3
1
191
Jl.Kyai Haji Noer Ali
142
45
3
1
191
Jl.jend. A. Yani(U)
142
45
3
1
191
Jl.jend. A. Yani(U)
92
95
3
1
191
Jl.Mayor M.Hasibuan
92
95
3
1
191
Jl.jend. A. Yani(S)
117
70
3
1
191
Jl.Kyai Haji Noer Ali
117
70
3
1
191
IV-5
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Diagram fase Perbandingan waktu siklus eksisting antar fase di simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani
Hijau (39 dt)
A A A R
Fase 1
Merah
Merah
43
R
R
R R A A
Hijau(45)
Fase 2
A A A R 88
Merah
Merah
92
R
R
R R A A
Hijau(95)
Fase 3
A A A R 187
Merah
Hijau (70 dt)
Fase 4
117
191
A A A R 187
191
191 det Gambar 4.3 Perbandingan waktu siklus antar fase eksisting 4.3 Analisis Kinerja Simpang Eksisting 4.3.1 Arus jenuh dasar (So) Arus jenuh dasar di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi yang dihitung berdasarkan jumlah kendaraan yang telah melewati garis henti dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang (smp). Perhitungan arus jenuh dasar berdasar pada rumus: So = 600 x We , dimana WLTOR ≥ 2m IV-6
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Nilai We didapat dengan rumus: We = min
WA – WLTOR WMASUK
Arus jenuh dasar Jalan Jenderal Ahmad Yani (arah Bekasi Wilayah Timur) We = 17- 8 = 9 m So = 3375 smp/jam(tipe pendekat terlawan dengan lajur belok kanan terpisah) .Arus jenuh dasar Jalan Jenderal Ahmad Yani (arah Jakarta/Bekasi Wilayah Barat) We = 14 – 3.5 = 10.5 m So = 4035 smp/jam(tipe pendekat terlawan dengan lajur belok kanan terpisah ) .Arus jenuh dasar Jalan Kyai Haji Noer Ali (arah Bekasi Wilayah Timur/Kalimalang) We = 10.5 – 2.5 = 8 m So = 600 x 8 = 4800 smp/jam .Arus jenuh dasar Jalan Mayor Madmuin Hasibuan (arah Jakarta/Kalimalang) We = 10.5 – 2.5 = 8 m So = 600 x 8 = 4800 smp/jam
IV-7
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.5 Perhitungan arus jenuh dasar (So) Pendekat
Tipe Pendekat
Lebar Efektif
Arus Jenuh Dasar
Utara
O (Terlawan)
9.00 m
3375 smp/ jam hijau
Selatan
P (Terlindung)
10,50 m
6300 smp/ jam hijau
Selatan
O (Terlawan)
10,50 m
4005 smp/jam hijau
Timur
P (Terlindung)
8,00 m
4800 smp/ jam hijau
Barat
P (Terlindung)
8,00 m
4800 smp/jam hijau
4.3.2 Arus jenuh (S)yang disesuaikan Perhitungan nilai arus jenuh yang disesuaikan menggunakan rumus: S = So x Fcs x FSF x FG x FP x FRT x FLT smp/jam hijau Arus jenuh (S) disesuaikan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: Hambatan samping Kondisi lingkungan jalan di sekitar kaki simpang Jalan Jenderal ahmad Yani kota Bekasi pada pendekat utara,selatan,barat dan timur adalah sama yaitu lingkungan komersial(COM).untuk pendekat barat dan selatan mempunyai hambatan samping berkategori tinggi (0.93) karena arus keluar dan masuk pusat perbelanjaan,sedangkat untuk pendekat utara dan timur mempunyai hambatan samping yang relative rendah(0.95).
IV-8
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Jumlah penduduk Berdasarkan sumber yang diambil dari website bekasikota.go.id jumlah penduduk kota bekasi pada sensus penduduk 2010 adalah 2.336.498 jiwa. Menurut Manual kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 tabel C-4:3 maka factor penyesuaian ukuran kota didapat sebesar 1.00. Faktor penyesuaian kelandaian (FG) Pada persimpangan Jalan Jenderal Ahmad Yani factor penyesuaian kelandaian sebesar 1.00 karena kondisi simpang yang relatif datar dan tidak menanjak. Faktor penyesuaian parker (Fp) Faktor penyesuaian parkir dapat juga diterapkan untuk kasus-kasus dengan panjang lajur belok kiri terbatas.Faktor ini tidak perlu diterapkan jika lebar efektif ditentukan oleh lebar keluar. Factor parkir dihitung dari rumus berikut: Fp = {Lp/3 – (WA – 2) x (Lp/3 – g) /WA} g Dimana : Lp
= Jarak antara garis henti kendaraan yang di parkir pertama (m) (atau panjang dari lajur pendek)
WA
= Lebar pendekat (m)
g
= Waktu hijau pada pendekat
IV-9
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dan belok kiri (FLT) Berdasarkan MKJI 1997 faktor penyesuaian belok kanan dan belok kiri hanya diperuntukkan pendekat tipe P engan ketentuan:
Faktor penyesuaian belok kanan tanpa median,jalan dua arah,lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk.
Faktor penyesuaian belok kiri tanpa LTOR, lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk.
Pada persimpangan Jalan Jenderal Ahmad Yani ada median di semua pendekat dan juga ada LTOR maka nilai factor belok kanan adalah 1.0,dan factor belok kiri adalah 1.0. 4.3.3 Arus jenuh (S) Arus jenuh dasar yang diperoleh dari Tabel 4.5, maka dengan menggunakan rumus (2.2) akan diperoleh nilai arus jenuh Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani seperti terlihat dalam Tabel 4.6.
IV-10
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Arus Jenuh Senin 5 November 2012 (17.30-18.30) Utara SO
3375 smp/jam hijau
Selatan(P) 6300
Selatan (O) 4005
Timur 4800
Barat 4800
smp/jam hijau smp/jam hijau smp/jam hijau smp/jam hijau
FCS
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FSF
0,95
0,93
0,93
0,95
0,93
FG
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FP
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FRT
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FLT
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
S
3206 smp/jam hijau
4.3.4
5859
3725
4560
4464
smp/jam hijau smp/jam hijau smp/jam hijau smp/jam hijau
Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh (FR) Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.6 dapat diperoleh nilai Rasio Arus (FR)
menggunakan rumus (2.3) dan nilai Rasio Fase menggunakan rumus (2.4), maka dapat diperoleh Rasio Arus Simpang (IFR) seperti terlitat dalam Tabel 4.7 di bawah ini.
IV-11
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Arus dan Rasio Fase Pendekat
Q
S
FR
PR
Utara
2508 smp/jam
3206 smp/jam hijau
0,78
0.39
Selatan(P)
3250 smp/jam
5859 smp/jam hijau
0,55
0,28
Selatan(O)
3695 smp/jam
3725 smp/jam hijau
0,99
Selatan(P/O)
3578 smp/jam
4287 smp/jam hijau
0,87
Timur
1084 smp/jam
4560 smp/jam hijau
0,24
0.12
Barat
1823 smp/jam
4464 smp/jam hijau
0,41
0,21
IFR = FRcrit
1,98
4.4 Alternatif Pertama Pemecahan Masalah Alternatif pertama yang dipilih sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang ada di simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi adalah dengan mengurangi hambatan samping dan merubah siklus simpang dari 4 fase menjadi 2 fase dengan tipe pendekat terlindung untuk pendekat utara dan selatan,sedangkan untuk pendekat timur dan barat yang menjadi satu fase diubah menjadi pendekat terlawan karena arus belok kanan (RT) yang terlalu besar.Perhitungan berpedoman pada Manual kapasitas jalan Indonesia(MKJI) 1997 .
IV-12
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.4.1 Evaluasi Waktu siklus berdasarkan Geometrik simpang
RK BER PA
I CY BEKAS
(KAL ER ALI O N . H JL. K
KALI
NG) I MALA
NG MALA
KALI MALANG
N LITA OPO R T L ME MAL
\Gambar 4.4
Titik konflik simpang Timur-Selatan
Dengan merubah siklus simpang dari 4 fase menjadi 2 fase dengan tipe pendekat terlindung untu pendekat utara dan selatan serta tipe pendekat terlawan untuk pendekat barat dan timur, maka arus dari masing – masing pendekat seperti tersaji di tabel 4.8.
IV-13
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.8 Arus lalu lintas kendaraan bermotor pada jam puncak Senin,5 November 2012 seteleh penyesuaian menjadi 2 fase ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR (MV) Kode Arah
Kendaraan Ringan (LV)
Kendaraan Berat (HV)
Sepeda Motor (MC)
Kendaraan Bermotor
emp terlindung = 1,0
emp terlindung = 1,3
emp terlindung = 0,2
Total
emp terlawan = 1,0
emp terlawan = 1,3
emp terlawan = 0,4
(MV)
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
Pendekat
(1)
Utara
Selatan
Timur
Barat
Rasio
Arus UM
Rasio
berbelok PLT
PRT
(16)
Kend/
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
jam
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
(11)
(13)
(14)
(15)
LTOR
140
140
4
4
37
73
181
217
0.079
ST
1494
1494
230
230
392
784
2116
2508
6
Total
1634
1634
234
234
429
857
2297
2725
16
LTOR
107
107
7
7
18
36
132
150
ST
2638
2638
166
166
445
890
3250
3695
9
Total
2745
2745
173
173
463
927
3381
3845
14
LTOR
604
604
5
5
76
152
685
762
ST
345
345
1
1
198
397
545
743
(17)
UM/MV
(18)
10
RT
0.039
0.004
5
RT
RT
432
432
20
20
88
176
540
628
Total
1381
1381
26
26
363
725
1770
2132
LTOR
276
276
5
5
43
85
324
366
ST
517
517
3
3
232
465
752
984
RT
896
896
16
16
159
318
1071
1230
Total
1689
1689
23
23
434
868
2147
2581
0.387
8 1 0.305
a. Keluar dari lengan Utara
: 2297 smp/jam
b. Keluar dari lengan Selatan
: 3381 smp/jam
c. Keluar dari lengan Timur
: 2132 smp/jam
d. Keluar dari lengan Barat
: 2581 smp/jam IV-14
6 15
0.151
0.005
10 4 0.499
Arus jenuh masing masing pendekat yang terjadi setelah diubah menjadi 2 fase berdasar hasil survai tanggal 5 November 2012 sebagai berikut:
0.003
3 17
0.004
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Pada simpang Jalan jenderal Ahmad yani lebar LTOR ≥ 2 m sehinga Q yang dipakai dalam perhitungan adalah: Tabel 4.9 Besar arus QST,QRT,dan QTOTAL persimpangan pada jam puncak setelah penyesuaian 2 fase Kode QST
QRT
QTOTAL
Utara
2116
0
2116
Selatan
3250
0
3250
Timur
743
628
1371
Barat
984
1230
2214
Pendekat
FASE 1
FASE 2
U
U
Gambar 4.5.Fase lalu-lintas simpang Jalan jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi dirubah menjadi 2 fase
IV-15
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.10 Waktu siklus lampu lalu-lintas setelah durubah menjadi 2 fase
No
1
Lokasi
M.hasibuan
(detik)
102
3
1
191
85
102
3
1
191
85
102
3
1
191
85
102
3
1
191
106
81
3
1
191
106
81
3
1
191
85
Jl.jend. Ahmad Yani(S)
Jl.jend. Ahmad Yani(S)
Jl.jend. Ahmad Yani(S)
(detik)
Jl.Mayor M.hasibuan
Jl.jend. Ahmad
2
(detik)
(detik)
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Yani(U)
siklus
(detik)
Jl.jend. Ahmad Yani(U)
2
semua
Kuning
Jl.Mayor 1
Waktu
Hijau
Arah
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Merah
Merah
Jl.jend. Ahmad Yani(U)
Perbandingan waktu siklus antar fase di simpang Jalan Jenderal Ahmad yani setelah durubah menjadi 2 fase
Hijau (102)
A A A R
Fase 1
Merah
106
Merah
R
R
R R A A
Fase 2
Hijau(81)
A A A R 187
191
1 siklus = 191 detik Gambar 4.6 Perbandingan waktu siklus 2 fase setelah evaluasi geometrik simpang
IV-16
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.4.2 Arus jenuh (S) Dengan mengurangi hambatan samping pada pensdekat selatan dan pendekat utara dari Tinggi menjadi rendah,maka arus jenuh dasar yang diperoleh seperti tersaji pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Perhitungan Nilai Arus Jenuh setelah evaluasi hambatan samping Utara SO
5400 smp/jam hijau
Selatan 6300 smp/jam hijau
Timur 3400 smp/jam hijau
Barat 3400 smp/jam hijau
FCS
1,00
1,00
1,00
1,00
FSF
0,95
0,95
0,95
0,95
FG
1,00
1,00
1,00
1,00
FP
1,00
1,00
1,00
1,00
FRT
1,00
1,00
1,00
1,00
FLT
1,00
1,00
1,00
1,00
S
5130 smp/jam hijau
4.4.3
5985 smp/jam hijau
3230 smp/jam hijau
3230 smp/jam hijau
Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh (FR) Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.17 dapat diperoleh nilai Rasio Arus (FR)
menggunakan rumus (2.3) dan nilai Rasio Fase menggunakan rumus (2.4), maka dapat diperoleh Rasio Arus Simpang (IFR) seperti terlitat dalam Tabel 4.12 di bawah ini.
IV-17
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Arus dan Rasio Fase Pendekat
Q
S
FR
Utara
2116 smp/jam
5130 smp/jam hijau
0,41
Selatan
3250 smp/jam
5859 smp/jam hijau
0,55
Timur
1371 smp/jam
3230 smp/jam hijau
0,42
Barat
2214 smp/jam
3162 smp/jam hijau
0,70
IFR = FRcrit
PR
0,44
0,56
1,25
4.4.4 Waktu siklus (cua) dan waktu hijau (g) Waktu siklus (cua) untuk pengendalian waktu tetap dihitung dengan rumus : cua = (1,5 x LTI + 5) / (1-1FR)
LTI = waktu siklus-jumlah waktu hijau
= (1,5 X 8 + 5) / (1-1,25)
= 191 - (183) = 8 detik
= 191 detik Dengan menggunakan rumus (2.6) dan (2.7) waktu hijau di Simpang dapat diperoleh seperti dalam Tabel 4.13 di bawah ini. Tabel 4.13 PerhitunganWaktu Hijau Pendekat
LTI
c
Utara Selatan Timur
gi 81 detik
8 detik
191
81 detik
detik
102 detik
Barat
102 detik
g
183detik
IV-18
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.4.5 Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS) Sesuai Rumus (2.8) dan (2.9) maka dapat diperoleh Kapasitas dan Derajat Kejenuhan pada Simpang , seperti terlihat pada Tabel 4.14 Tabel 4.14 Perhitungan Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Pendekat
Arus Lalu Lintas
Kapasitas
Derajad Kejenuhan
Utara
2116 smp/jam
2172 smp/jam
0.97
Selatan
3250 smp/jam
2481 smp/jam
1.31
Timur
1371 smp/jam
1727 smp/jam
0.79
Barat
2214 smp/jam
1691 smp/jam
1.31
4.4.6 Jumlah antrian (NQ) Nilai dari Jumlah Antrian di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani dihitung dengan rumus (2.10), (2.11), (2.12) dan (2.13) sehingga terlihat pada Tabel 4.15 Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Antrian Pendekat Utara
Selatan
Timur
Barat
C
Q
2172
2116
smp/jam
smp/jam
2481
3250
smp/jam
smp/jam
1727
1371
smp/jam
smp/jam
1691
2214
smp/jam
smp/jam
DS 0.97
1.31
0.79
1.31
IV-19
NQ1
NQ2
NQ
2.25
110.18
112.43
smp
smp
smp
386.91
223.19
610.11
smp
smp
smp
-0.59
58.78
58.19
smp
Smp
smp
263.66
182.43
smp
smp
446.08 smp
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Panjang antrian (QL) dihitung dengan rumus (2.14) dan Nilai NQ max diperoleh dari Gambar MKJI yang tersaji di bab III dengan anggapan peluang untuk pembebanan (POL) sebesar 5 % untuk langkah perancangan, sehingga diperoleh: Tabel 4.16 Perhitungan Panjang Antrian Pendekat
NQ max
WMASUK
QL
Utara
141.66 smp
9.00 m
314.79 m
Selatan
768.74 smp
10,50 m
1464.26 m
Timur
73.72 smp
8,00 m
183.31 m
Barat
562.08 smp
8,00 m
1405.16 m
4.4.7 Kendaraan terhenti (NS) Angka henti sebagai jumlah rata-rata per smp untuk perancangan dihitung dengan rumus (2.15), Perhitungan jumlah kendaraan terhenti (NSV) masing-masing pendekat dihitung menggunakan rumus (2.16), sehingga diperoleh dalam Tabel 4.17 di bawah ini.
IV-20
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.17 Perhitungan Angka Henti dan Jumlah Kendaraan Terhenti Pendekat
C
Q
NQ
2116
112.43
smp/jam
smp
3250
610.11
191
smp/jam
smp
detik
1371
58.19
smp/jam
smp
2214
446.08
smp/jam
smp
Utara
Selatan
Timur
Barat
NS
NSV
0.90 stop/smp
1907 smp/jam
3.18 stop/smp
10349 smp/jam
0.72 stop/smp
987 smp/jam
3.42 stop/smp
7567 smp/jam 20811 smp/jam
NSV TOTAL
Nilai angka henti total seluruh simpang dihitung dengan rumus (3.17) diperoleh sebesar : NStotal = NSV/Q = 20811 / 8951 = 2.33 stop/smp 4.4.8 Tundaan (Delay) Tundaan lalu lintas rata-rata tiap pendekat dihitung dengan menggunakan rumus (2.18), Tundaan geometrik rata-rata (DG) masing-masing pendekat dihitung dengan rumus (2.19), Tundaan rata-rata tiap pendekat (D) adalah jumlah dari tundaan lalu lintas rata-rata dan tundaan geometrik masing-masing pendekat dihitung dengan rumus (2.20) dan Tundaan total pada simpang dihitung dengan menggunakan rumus (2.21), sehingga dapat terlihat dalam Tabel 4.18 di bawah ini.
IV-21
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.18 Perhitungan Tundaan Pendekat
Utara
Selatan
Timur
Barat
D=
Q
DT
DG
2116
57.76
3.6
61.37
129855
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
3250
632.71
12.7
645.45
2097453
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
1371
34.70
3.4
38.09
52205
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
2214
630.43
6.4
636.87
1410277
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
DT+DG
DxQ
3689790
smp.det
Tundaan simpang rata-rata di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani diperoleh menggunakan rumus (2.22) sebesar : 412.23 det/smp, seperti terlihat dalam lampiran .
D1
(QxD) 3689790 412,23 det/ smp Qtot 8951
Hasil rasio v/c pada pendekat Selatan = 1.31, pada pendekat Barat = 1.31 , pada pendekat Timur = 0.79 , pada pendekat Utara =0.97 maka berdasarkan tabel tingkat pelayanan dari Morlok,dengan alternatif pemecahan masalah yang pertama merubah fase sinyal menjadi 2 fase maka Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani mempunyai tingkat pelayanan F, yaitu dengan karakteristik Arus terhambat, kecepatan rendah, volume di bawah kapasitas, banyak berhenti.
IV-22
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.5 Alternatif Kedua Pemecahan Masalah Alternatif kedua yang dipilih sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang ada di simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi adalah dengan merubah siklus simpang dari 4 fase menjadi 3 fase dengan tipe pendekat terlindung. dengan berpedoman pada Manual kapasitas jalan Indonesia(MKJI) 1997 . Tabel 4.19 tabel kondisi simpang setelah diubah menjadi 3 fase Tipe
Hambatan
lingkungan
samping
jalan
Tinggi/Rendah
(1)
(2)
U
Kode
Belok kiri
Median
Kelandaian
Ya/Tidak
+/-%
(3)
(4)
(5)
COM
Rendah
Ya
Ya
S
COM
Rendah
Ya
Ya
T
COM
Rendah
Ya
Ya
T - RT
COM
Rendah
Ya
Ya
B
COM
Rendah
Ya
Ya
B - RT
COM
Rendah
Ya
Ya
pendekat
IV-23
langsung Ya/Tidak (6)
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Kode
Lebar pendekat(m)
Jarak ke
Belok kiri
kendaraan
Pendekat
Masuk
parkir(m)
WA
WMASUK
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
U
17
9
8
17.5
S
14
10.5
3.5
17.5
T
6.5
4
2.5
8
T - RT
4
4
B
6.5
4
B - RT
4
4
pendekat
(1)
langsung WLTOR
Keluar WKELUAR
17.5 2.5
8 17.5
4.5.1 Evaluasi Waktu siklus berdasarkan Geometrik simpan Dengan merubah siklus simpang dari 4 fase menjadi 3 fase dengan tipe pendekat terlindung, maka arus dari masing – masing pendekat menjadi arus terlindung seperti tersaji di tabel 4.20 dibawah ini.
IV-24
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.20 Arus lalu lintas kendaraan bermotor pada jam puncak Senin,5 November 2012 setelah dilakukan penyesuaian menjadi 3 fase ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR (MV) Kode Arah
Kendaraan Ringan (LV)
Kendaraan Berat (HV)
Sepeda Motor (MC)
Kendaraan Bermotor
emp terlindung = 1,0
emp terlindung = 1,3
emp terlindung = 0,2
Total
emp terlawan = 1,0
emp terlawan = 1,3
emp terlawan = 0,4
(MV)
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
Pendekat
(1)
Utara
Selatan
Timur
Rasio
Arus UM
Rasio
berbelok PLT
PRT
(16)
Kend/
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
terlindung
terlawan
jam
(2)
(4)
(5)
(7)
(8)
(10)
(11)
(13)
(14)
(15)
LTOR
140
140
4
4
37
73
181
217
0.079
ST
1494
1494
230
230
392
784
2116
2508
6
Total
1634
1634
234
234
429
857
2297
2725
16
LTOR
107
107
7
7
18
36
132
150
ST
2638
2638
166
166
445
890
3249
3695
(17)
UM/MV
(18)
10
RT
0.039
0.004
5 6
RT
3
Total
2745
2745
172.9
172.9
463
927
3381
3845
LTOR
604
604
5
5
76
152
685
762
ST
345
345
1
1
198
397
545
743
1
949
949
6
6
275
549
1230
1505
9
RT
432
432
20
20
88
176
540
628
1.000
6
Total
432
432
20
20
88
176
540
628
1.000
6
LTOR
276
276
5
5
43
85
324
366
ST
517
517
3
3
232
465
752
984
4
793
793
8
8
275
550
1076
1351
14
RT
896
896
16
16
159
318
1071
1230
1.000
3
Total
896
896
16
16
159
318
1071
1230
1.000
3
14 0.557
0.003
8
RT Total
0.004
LTOR T - RT
Barat
ST
10
RT Total
B - RT
0.301
0.007
0.006
LTOR ST
IV-25
0.002
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Arus jenuh masing masing pendekat selelah dirubah menjadi 3 fase berdasarkan hasil survai pada tanggal 5 November 2012 sebagai berikut: a.Keluar dari lengan Utara
: 2297 smp/jam
b.Keluar dari lengan Selatan
: 3381 smp/jam
c.Keluar dari lengan Timur
: 1230 smp/jam
d.Keluar dari lengan T – RT
: 540 smp/jam
e.Keluar dari lengan Barat
: 1076 smp/jam
f.Keluar dari lengan B – RT
: 1071 smp/jam
Pada simpang Jalan jenderal Ahmad yani lebar LTOR ≥ 2 m sehinga Q yang dipakai dalam perhitungan adalah: Tabel 4.21 Besar arus QST,QRT,dan QTOTAL persimpangan pada jam puncak
Kode
QST
QRT
QTOTAL
Utara
2116
0
2116
Selatan
3250
0
3250
Timur
545
0
545
T - RT
0
540
540
Barat
752
0
752
B - RT
0
1071
1071
Pendekat
IV-26
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
FASE 1
FASE 2
U
U
FASE 3
U
Gambar 4.7.Fase lalu-lintas simpang Jalan jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi setelah dirubah menjadi 3 fase
IV-27
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.22 Waktu siklus lampu lalu-lintas setelah perubaha menjadi 3 fase
No
Lokasi
Arah
Merah
Waktu
semua
siklus
(detik)
(detik)
(detik)
Merah
Hijau
Kuning
(detik)
(detik)
1
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Jl.Mayor M.hasibuan
143
44
3
1
191
2
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Jl.jend. Ahmad Yani(S)
124
63
3
1
191
143
44
3
1
191
124
63
3
1
191
115
72
3
1
191
115
72
3
1
191
Jl.Mayor 1
M.hasibuan
Jl.Kyai Haji Noer Ali
Jl.Mayor 2
M.hasibuan
Jl.jend. Ahmad Yani(U)
Jl.jend. Ahmad 3
Yani(U)
Jl.jend. Ahmad Yani(S)
Jl.jend. Ahmad 3
Yani(S)
Jl.jend. Ahmad Yani(U)
Perbandingan waktu siklus antar fase di simpang Jalan Jenderal Ahmad yani setelah durubah menjadi 3 fase Hijau(44)
A A A R
Fase 1
Merah
48
Merah
R
R
R R A A
Hijau(63)
Fase 2
A A A R 111
Merah
Merah
115
R
Fase 3
R
R R A A
Hijau(72)
A A A R 187
191
191 detik Gambar 4.8 Perbandingan waktu siklus fase setelah evaluasi geometrik simpang IV-28
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.5.2 Arus jenuh (S) Arus jenuh dasar yang diperoleh dari hasil pengolahan data survai lapangan pada jam puncak seperti tersaji pada Tabel 4.23 Tabel 4.23 Perhitungan Nilai Arus Jenuh Utara SO
Selatan
Timur
T - RT
Barat
B - RT
5400
6300
2400
2400
2400
2400
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
hijau
hijau
hijau
hijau
hijau
hijau
FCS
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FSF
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
FG
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FP
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FRT
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
FLT
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
S
4.5.3
5130
5985
2280
2280
2280
2280
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
hijau
hijau
hijau
hijau
hijau
hijau
Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh (FR) Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.25 dapat diperoleh nilai Rasio Arus (FR)
menggunakan rumus (2.3) dan nilai Rasio Fase menggunakan rumus (2.4), maka dapat diperoleh Rasio Arus Simpang (IFR) seperti terlitat dalam Tabel 4.24 di bawah ini.
IV-29
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Arus dan Rasio Fase Pendekat
Q
S
FR
Utara
2116 smp/jam
5130 smp/jam hijau
0,41
Selatan
3250 smp/jam
5859 smp/jam hijau
0,55
Timur
545 smp/jam
2280 smp/jam hijau
0,24
T - RT
540 smp/jam
2280 smp/jam hijau
0,24
Barat
752 smp/jam
2232 smp/jam hijau
0,34
0,25
B - RT
1071 smp/jam
2232 smp/jam hijau
0,48
0,35
IFR = FRcrit
PR
0,40
1,37
4.5.4 Waktu siklus (cua) dan waktu hijau (g) Waktu siklus (cua) untuk pengendalian waktu tetap dihitung dengan rumus : cua = (1,5 x LTI + 5) / (1-1FR)
LTI = waktu siklus-jumlah waktu hijau
= (1,5 X 12 + 5) / (1-1,37)
= 191 - (179) = 12 detik
= 191 detik Dengan menggunakan rumus (2.6) dan (2.7) waktu hijau di Simpang dapat diperoleh seperti dalam Tabel 4.25 di bawah ini.
IV-30
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.25 PerhitunganWaktu Hijau Fase
Pendekat
LTI
c
3
Utara
72 detik
3
Selatan
72 detik
1
Timur
2
T - RT
1
Barat
44 detik
2
B - RT
63 detik
12 detik
gi
191
44 detik
detik
63 detik
g
179 detik
4.5.5 Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS) Sesuai Rumus (2.8) dan (2.9) maka dapat diperoleh Kapasitas dan Derajat Kejenuhan pada Simpang , seperti terlihat pada Tabel 4.26 Tabel 4.26 Perhitungan Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Pendekat
Arus Lalu Lintas
Kapasitas
Derajad Kejenuhan
Utara
2116 smp/jam
1945 smp/jam
1,09
Selatan
3250 smp/jam
2221 smp/jam
1,46
Timur
545 smp/jam
525 smp/jam
1,04
T - RT
540
smp/jam
748 smp/jam
0,72
Barat
752
smp/jam
514 smp/jam
1,46
1071 smp/jam
732 smp/jam
1,46
B - RT
IV-31
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.5.6 Jumlah antrian (NQ) Nilai dari Jumlah Antrian di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani dihitung dengan rumus (2.10), (2.11), (2.12) dan (2.13) sehingga terlihat pada Tabel 4.27 Tabel 4.27 Perhitungan Jumlah Antrian Pendekat Utara
Selatan
Timur T – RT
Barat
B - RT
C
Q
1945
2116
smp/jam
smp/jam
2221
3250
smp/jam
smp/jam
525
545
smp/jam
smp/jam
748
540
smp/jam
smp/jam
514
752
smp/jam
smp/jam
732
1071
smp/jam
smp/jam
DS 1.09
1.46
1.04
0.72
1.46
1.46
NQ1
NQ2
NQ
92.97
118.66
211.63
smp
smp
smp
514.81
240.38
755.19
smp
smp
smp
17.92
29.23
47.15
smp
Smp
smp
-0.43
25.20
24.77
smp
smp
smp
120.68
46.32
166.99
smp
smp
smp
170.92
73.40
244.32
smp
smp
smp
Panjang antrian (QL) dihitung dengan rumus (2.14) dan Nilai NQ max diperoleh dari MKJI yang tersaji di gambar bab III dengan anggapan peluang untuk pembebanan (POL) sebesar 5 % untuk langkah perancangan, sehingga diperoleh:
IV-32
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.28 Perhitungan Panjang Antrian Pendekat
NQ max
WMASUK
QL
Utara
266.65 smp
9,00 m
592.57 m
Selatan
951.54 smp
10,50 m
1812.46 m
Timur
59.41 smp
4,00 m
297.05 m
T - RT
31.21 smp
4,00 m
156.06 m
Barat
210.41 smp
4,00 m
1052.04 m
B - RT
307.84 smp
4,00 m
1539.19 m
4.5.7 Kendaraan terhenti (NS) Angka henti sebagai jumlah rata-rata per smp untuk perancangan dihitung dengan rumus (2.15), Perhitungan jumlah kendaraan terhenti (NSV) masing-masing pendekat dihitung menggunakan rumus (2.16), sehingga diperoleh dalam Tabel 4.29 di bawah ini.
IV-33
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.29 Perhitungan Angka Henti dan Jumlah Kendaraan Terhenti Pendekat
c
Q
NQ
2116
211.63
smp/jam
smp
3250
755.19
smp/jam
smp
545
47.15
191
smp/jam
smp
detik
540
24.77
smp/jam
smp
752
166.99
smp/jam
smp
1071
244.32
smp/jam
smp
Utara
Selatan
Timur T – RT
Barat B – RT
NS
NSV
1.70 stop/smp
3590 smp/jam
3.94 stop/smp
12811 smp/jam
1.47 stop/smp
800 smp/jam
0.78 stop/smp
420 smp/jam
3.77 stop/smp
2833 smp/jam
3.87 stop/smp
4144 smp/jam 24598 smp/jam
NSV TOTAL
Nilai angka henti total seluruh simpang dihitung dengan rumus (3.17) diperoleh sebesar : NStotal = NSV/Q = 24598 / 8273 = 2.97 stop/smp 4.5.8 Tundaan (Delay) Tundaan lalu lintas rata-rata tiap pendekat dihitung dengan menggunakan rumus (2.18), Tundaan geometrik rata-rata (DG) masing-masing pendekat dihitung dengan rumus (2.19), Tundaan rata-rata tiap pendekat (D) adalah jumlah dari tundaan lalu lintas rata-rata dan tundaan geometrik masing-masing pendekat dihitung dengan rumus (2.20) dan Tundaan total pada simpang dihitung dengan
IV-34
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
menggunakan rumus (2.21), sehingga dapat terlihat dalam Tabel 4.30 di bawah ini. Tabel 4.30 Perhitungan Tundaan Pendekat
Utara
Selatan
Timur
T - RT
Barat
B - RT
D=
Q
DT
DG
2116
234.79
6.8
241.58
511209
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
3250
917.19
15.8
932.96
3031739
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
545
197.25
5.9
203.12
110640
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
540
54,44
4.4
58.89
31769
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
752
930.64
15.1
945.71
711175
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
1071
923.74
-1.7
921.99
997272
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
DT+DG
DxQ
5383803
smp.det
Tundaan simpang rata-rata di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani diperoleh menggunakan rumus (2.22) sebesar : 650.79 det/smp, seperti terlihat dalam lampiran .
D1
(QxD) 5383803 650,79 det/ smp Qtot 8273
IV-35
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Hasil rasio v/c pada pendekat Selatan = 1.46, pada pendekat Barat = 1.46 , BRT = 1.46 pada pendekat Timur = 1.04 ,T-RT = 0.72 pada pendekat Utara =1.09 maka berdasarkan tabel tingkat pelayanan dari Morlok,dengan alternatif kedua merubah menjadi tiga fase dengan arus terlindung Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani mempunyai tingkat pelayanan F, yaitu dengan karakteristik Arus terhambat, kecepatan rendah, volume di bawah kapasitas, banyak berhenti. 4.6 Hasil Analisis Dari analisis yang telah dilakukan pada Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi dapat diketahui bahwa ke empat ruas jalan yang menjadi bagian pendekat dari simpang pada kondisi saat ini (eksisting) dengan empat fase sinyal memiliki derajad kejenuhan melebihi dari yang disyaratkan . Hal ini menunjukkan bahwa di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani memiliki kapasitas simpang yang kurang baik Nilai kapasitas, besarnya arus lalu lintas dan nilai derajat kejenuhan dari masing-masing pendekat di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani dapat dilihat Tabel 4.31
IV-36
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.31 Hubungan antara Kapasitas, Arus Lalu Lintas dan Derajat Kejenuhan kondisi eksisting Periode Jam Puncak Pendekat
Kapasitas
Arus Lalu
Derajat
(C)
Lintas (Q)
Kejenuhan
Ket
(Q/C)
Jl.Jend.Ahmad
1175
2508
Yani(utara)
smp/jam
smp/jam
Jl.Jend.Ahmad
2132
3578
Yani(selatan)
smp/jam
smp/jam
Jl.Myr.M.Hasibuan
1074
1084
(Timur)
smp/jam
smp/jam
Jl.KH Noer Ali
911
1823
(Barat)
smp/jam
smp/jam
2,13
Jenuh
1,68
Jenuh
1,01
Jenuh
2,00
Jenuh
Hasil analisis dari alternatif pemecahan masalah pertama dengan merubah jumlah fase sinyal dari empat fase pada kondisi eksisting menjadi dua fase sinyal efektif mengurangi derajad kejenunan dari masing masing ruas di Simpan Jalan Jenderal Ahmad Yani.Tetapi pada analisis ini untuk ruas Jalan Kyai Haji Noer Ali dan Jalan Mayor Madmuin Hasibuan harus menjadi tipe pendekat terlawan dikerenakan arus kendaraan belok kanan(RT) yang terlalu besar,sedangkan untuk ruas jalan Ahmad Yani utara dan selatan menjadi tipe pendekat terlindung dengan larangan belok kanan langsung.Hasil analisis dua fase menunjukkan masingmasing ruas di Simpang Jenderal Ahmad Yani mempunyai derajad kejenuhan yang lebih baik dari kondisi eksisting namun masih berada di atas nilai yang
IV-37
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
disyaratkan. Sehingga dengan merubah fase sinyal menjadi dua fase sinyal Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani masih memiliki tingkat pelayanan yang kurang baik.Nilai kapasitas, besarnya arus lalu lintas dan derajat kejenuhan setelah dilakukan perubahan fase sinyal menjadi dua fase tersaji pada Tabel 4.32. Tabel 4.32 Hubungan antara Kapasitas, Arus Lalu Lintas dan Derajat Kejenuhan setelah dilakukan perubahan fase menjadi 2 fase Periode Jam Puncak Pendekat
Kapasitas
Arus Lalu
Derajat
(C)
Lintas (Q)
Kejenuhan
Ket
(Q/C)
Jl.Jend.Ahmad
2172
2116
Yani(utara)
smp/jam
smp/jam
Jl.Jend.Ahmad
2481
3250
Yani(selatan)
smp/jam
smp/jam
Jl.Myr.M.Hasibuan
1727
1371
(Timur)
smp/jam
smp/jam
Jl.KH Noer Ali
1691
2214
(Barat)
smp/jam
smp/jam
0,97
Jenuh
1,31
Jenuh
0,79
Tidak Jenuh
1,31
Jenuh
Hasil analisis dari alternatif pemecahan masalah yang kedua dengan merubah fase menjadi tiga fase dengan tipe pendekat terlindung tidak jauh berbeda hasilnya dengan alternatif yang pertama untuk mengurangi derajad kejenunan dari masing masing ruas di Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani.Dalam alernatif ini arus lalulintas dari pendekat barat dan timur dijadikan dua fase dengan memisahkan antara IV-38
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
arus lalu-lintas lurus(ST) dan arus lalu-lintas belok kanan(RT)..Hasil analisis tiga fase dengan tipe pendekat terlindung ini menunjukkan masing-masing ruas di Simpang Jenderal Ahmad Yani mempunyai derajad kejenuhan yang lebih baik dari kondisi eksisting namun rata-rata masih berada di atas nilai yang disyaratkan .Hanya pendekat dari arus timur belok kanan (T – RT) saja yang memenuhi syarat (0,72). Sehingga dengan merubah fase sinyal menjadi tiga fase sinyal Simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani belum menunjukkan tingkat pelayanan baik.Nilai kapasitas, besarnya arus lalu lintas dan derajat kejenuhan setelah dilakukan perubahan fase sinyal menjadi tiga
fase dengan tipe pendekat terlindung
tersaji pada Tabel 4.33.
IV-39
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.33 Hubungan antara Kapasitas, Arus Lalu Lintas dan Derajat Kejenuhan setelah dilakukan perubahan fase menjadi 3 fase terlindung Periode Jam Puncak Pendekat
Kapasitas
Arus Lalu
Derajat
(C)
Lintas (Q)
Kejenuhan
Ket
(Q/C) Jl.Jend.Ahmad
1945
2116
Yani(utara)
smp/jam
smp/jam
Jl.Jend.Ahmad
2221
3250
Yani(selatan)
smp/jam
smp/jam
Jl.Myr.M.Hasibuan
525
545
(Timur)
smp/jam
smp/jam
Timur belok kanan
748
540
(T – RT)
smp/jam
smp/jam
Jl.KH Noer Ali
514
752
(Barat)
smp/jam
smp/jam
Barat belok kanan
732
1071
(B – RT)
smp/jam
smp/jam
1,09
Jenuh
1,46
Jenuh
1,04
Jenuh
0,72
Tidak Jenuh
1,46
Jenuh
1,46
Jenuh
Perbandingan nilai arus jenuh hasil analisis simpang eksisting dengan 4 fase,alternatif 2 fase, dan alternatif 3 fase terlindung dapat terlihat pada tabel 4.34
IV-40
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Tabel 4.34 Perbandingan arus jjenuh antara fase eksisting,alternatif 2 fase dan alternatif 3 fase terlindung Periode Jam Puncak Eksisting
2 fase
3 fase
4 fase Waktu
terlindung DS
hijau Jl.Jend.Ahmad
Ket
Waktu
DS
hijau
Waktu
DS
hijau
70
2,13
81
0,97
72
1,19
Jenuh
95
1,68
81
1,31
72
1,46
Jenuh
45
1,01
102
0,79
44
1,04
Jenuh
63
0,72
Tidak
Yani(utara) Jl.Jend.Ahmad Yani(selatan) Jl.Myr.M.Hasibuan (Timur) Timur belok kanan (T – RT) Jl.KH Noer Ali
Jenuh 39
2,00
102
1,31
44
1,46
Jenuh
63
1,46
Jenuh
(Barat) Barat belok kanan (B – RT)
Perbandingan aktu siklus fase eksisting,2 fase dan 3 fase terlindung dapat terlihan pada gambar 4.9
IV-41
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Siklus eksisting 4 fase Hijau (39 dt)
A A A R
Fase 1 Merah
Merah
43
R
R
R R A A
Hijau(45)
Fase 2
A A A R 88
Merah
Merah
92
R
R
R R A A
Hijau(95)
Fase 3
A A A R 187
Merah
Hijau (70 dt)
Fase 4
117
191
A A A R 187
191
1 siklus = 191 detik
Siklus alternatif pertama 2 Fase Hijau (102)
A A A R
Fase 1
Merah
106
Merah
R
R
R R A A
Fase 2
Hijau(71)
A A A R 187
1 siklus = 191 detik
IV-42
191
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
Siklus alternatif kedua 3 Fase terlindung Hijau(44)
A A A R
Fase 1
Merah
48
Merah
R
R
R R A A
Hijau(63)
Fase 2
A A A R 111
Merah
R
Merah
115
R
R R A A
Fase 3
Hijau(72)
A A A R 187
191
1 siklus = 191 detik Gambar 4.9 Perbandingan waktu siklus antara fase eksisting,alternatif 2 fase dan alternatif 3 fase terlindung
IV-43