BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam rangka peningkatan keakuratan rekomendasi yang akan diberikan kepada investor, maka dicoba digunakan Moving Average Momentum Oscillator (MAMO). MAMO ini termasuk dalam metode grafis stock oscillator, dimana perhitungannya berdasarkan pada rata‐rata berjalan dari persentase kenaikan harga penutupan rata‐rata suatu saham. Mulai
STUDI KEPUSTAKAAN • Mempelajari metode peramalan trend pergerakaan harga saham berdasarkan metode berjalan yang umum digunakan. • Stock Oscillator. • Mempelajari metode perhitungan MACD.
Pengumpulan Data Harga penutupan saham (LQ45) di BEJ
Perhitungan Peramalan Trend Pergerakan Harga Saham Metode yang digunakan dalam peramalan ini adalah: • Moving Average (MA) • Moving Average Convergence Divergence (MACD) • MAMO
Penentuan Trend Pergerakan Saham Secara Grafis
Interpretasi Hasil Perhitungan
Saran Dan Rekomendasi Penerapan Selesai
Gambar 4.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah
21
4.1.1 Trend Pergerakan Harga Saham yang Diamati Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data harga penutupan harian dari saham‐saham yang termasuk dalam saham LQ45 dalam rentang waktu dari bulan Oktober 2006 hingga Februari 2007. Untuk memudahkan perhitungan dan perbandingan, maka dipilih 10 saham LQ45 yang memiliki nilai transaksi rata‐rata terbesar dan 10 saham LQ45 yang memiliki nilai rata‐ rata transaksi terkecil. Adapun 10 saham LQ45 dengan rata‐rata nilai transaksi terbesar adalah TLKM, PGAS, BMRI, ASII, ISAT, MEDC, BBRI, BUMI, CMNP, PTBA, sedangkan 10 saham yang memiliki nilai rata‐rata transaksi terkecil adalah RALS, INKP, UNVR, GJTL, SMRA, GGRM, APOL, TKIM, MPPA, ADMG. Periode pengamatan di bagi menjadi 2 menurut kondisi transaksi yang terjadi di bursa, yaitu pada saat transaksi di bursa sedang meningkat (bullish) dan pada saat transaksi di bursa sedang menurun (bearish). 4.1.2
Analisa Trend Pergerakan Harga Saham Berdasarkan Metode Berjalan
Metode berjalan merupakan metode yang umum digunakan dalam analisa teknikal saham. Keunggulan metode ini adalah kesederhaan dalam proses perhitungannya, sehingga dapat memberikan hasil perhitungan (rekomendasi) secara lebih cepat. Selain kelebihannya, metode ini pun memiliki kelemahan berupa keterlambatan munculnya sinyal.
22
Penerapan metode berjalan pada analisa teknikal pergerakan harga saham sedikit berbeda dengan metode berjalan pada forecasting yang umum. Pada analisa teknikal harga saham, rata‐rata berjalan dari periode saat ini menjadi nilai untuk periode saat ini, sedangkan pada forecasting yang umum digunakan nilai rata‐rata berjalan saat ini menjadi nilai forecasting untuk periode berikutnya. Metode berjalan yang umum digunakan antara lain adalah (Syamsir, 2004): 1.
Simple Moving Average (SMA) Metode ini dibentuk dengan menggunakan rata‐rata berjalan dari n periode terakhir dari data yang dimiliki. Pada metode ini tidak ada perbedaan pembobotan untuk data‐data yang digunakan. n
Ym =
∑Y i =1
i
n
Dimana:
2.
Ym
= nilai rata‐rata bergerak saat ini
Yi
= nilai saat ini selama periode n
n
= periode berjalan
Weighted Moving Average (WMA) Metode ini dibentuk dengan menggunakan rata‐rata berjalan dari n periode terakhir dari data yang dimiliki. Pada metode ini data yang terbaru memiliki bobot yang lebih besar. n
Ym =
∑ i.Y i =1 n
∑i
i
i =1
23
Dimana:
3.
Ym
= nilai rata‐rata bergerak saat ini
Yi
= nilai saat ini selama periode n
n
= periode berjalan
Exponential Moving Average (EMA) Metode ini dibentuk dengan menggunakan rata‐rata berjalan dari n periode terakhir dari data yang dimiliki. Pada metode ini data yang terbaru memiliki bobot yang lebih kecil dari forecasting nilai rata‐rata sebelumnya tergantung dari panjang periode yang digunakan. Ym = (k × (C − P )) + P
k=
2 n +1
Dimana: Ym
= nilai rata‐rata bergerak saat ini
C
= nilai saat ini
P
= nilai rata‐rata bergerak sebelumnya
k
= konstanta penghalus
4.1.3 Analisa Trend Pergerakan Harga Saham Berdasarkan MACD MACD merupakan metode analisa teknikal yang umum digunakan untuk membantu membaca sinyal yang muncul pada metode moving average. MACD diperoleh dengan menghitung selisih antara nilai MA yang lebih pendek dan MA yang lebih panjang, sedangkan jenis MA yang umum digunakan untuk perhitungan MACD adalah WMA atau EMA. Pada
24
metode ini terdapat pula trigger line (TL), TL adalah rata‐rata berjalan dari MACD. MACD = MA1 − MA2
Dimana: MACD = Moving Average Convergence Divergence. MA1
= Moving Average periode pendek.
MA2
= Moving Average periode panjang.
4.1.4 Analisa Trend Pergerakan Harga Saham Berdasarkan MAMO Moving Average Momentum Oscillator ini termasuk dalam metode grafis stock oscillator, dimana perhitungannya berdasarkan pada rata‐rata berjalan dari persentase perubahan harga penutupan rata‐rata suatu saham. n
MAMO =
^
∑ ∆ Pi i =1
n
^
∆ P = ( Pn − Pn −1 ) / Pn −1
Dimana: MAMO = Metode alternatif yang ditawarkan. ^
∆P
= Percentase perubahan harga rata‐rata berjalan.
Pn
= Harga rata‐rata berjalan penutupan saat ini.
P n‐1
= Harga rata‐rata berjalan penutupan sebelumnya.
25
4.1.5 Penentuan Trend dengan Metode Berjalan 1. Metode Berjalan Dalam penerapannya pada kondisi nyata, umumnya digunakan moving average dengan dua panjang periode pengamatan yang berbeda. Perpotongan kedua grafik moving average yang berbeda periode ini dijadikan pertanda atau sinyal perubahan trend. Panjang periode yang digunakan umumnya ditetapkan secara coba‐coba (trial and error) untuk setiap sahamnya, tetapi disarankan digunakan antara 5 – 15 satuan waktu walaupun nilai ini bukanlah nilai pasti yang tidak dapat diubah. Moving Average 250
B
Harga
200
Pnt
150
MA 3
100
MA 4
A
50 0 0
5
10
15
20
Waktu
Gambar 4.2 Contoh Penerapan Moving Average Pada Gambar 4.2. terlihat bahwa jika nilai MA pendek lebih besar dari nilai MA panjang, maka trend pergerakan harga akan menaik. Trend kenaikkan ini ditandai dengan perpotongan kurva pada titik A. Pada trend penurunan seperti pada titik B, nilai MA pendek akan lebih kecil dari nilai MA panjang. 2. MACD MACD merupakan metode teknikal yang berjenis Oscillator, sehingga sangat memudahkan dalam menginterpretasikan sinyal yang dihasilkan. 26
MACD 10
Harga
5
B MACD
0 0
5
10
15
20
TL
-5 -10
A Waktu
Gambar 4.3 Contoh Penerapan MACD Sinyal yang dihasilkan oleh metode ini berupa pembalikan arah kurva, seperti halnya pada metode moving average, maka sinyal yang dihasilkan harus dikonfirmasi oleh trigger line seperti pada titik A dan B. 3. MAMO MAMO merupakan metode teknikal yang berjenis Oscillator seperti halnya metode MACD, sehingga sangat memudahkan dalam menginterpretasikan sinyal yang dihasilkan. MAMO 40%
B
30%
Harga
20% 10%
MAMO
0% -10% 0
5
10
15
20
TL
-20% -30% -40%
A Waktu
Gambar 4.4 Contoh Penerapan MAMO Sinyal yang dihasilkan oleh metode ini berupa pembalikan arah kurva, maka sinyal yang dihasilkannya harus dikonfirmasi oleh trigger line seperti pada titik A dan B. 27
4.2 Pengolahan Data dan Interpretasi Hasil Perhitungan 4.2.1 Pengolahan Data Dalam perhitungan ini metode berjalan yang digunakan adalah SMA dengan panjang periode 10 dan 15. Untuk perhitungan MAMO digunakan persen perubahan harga SMA 10 dengan panjang periode 5 dan panjang periode TL 5, sedangkan panjang periode TL untuk MACD adalah 5. Detail perhitungan dilampirkan pada lampiran. 4.2.2 Hasil Perhitungan Dalam perbandingan hasil perhitungan digunakan 3 indikator yaitu, kecepatan pemunculan sinyal yang dinyatakan dalam jumlah, rata‐rata selisih waktu pemunculan sinyal yang dinyatakan dalam hari, dan selisih keuntungan/kerugian yang dinyatakan dalam %. 1. Bullish Saham Kapitalisasi Besar Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Saham Kapitalisasi Besar Pada Saat Pasar Bullish
28
Pada kelompok saham ini terdapat 49 sinyal yang timbul selama periode pengamatan. Dari 49 sinyal yang timbul, MAMO menghasilkan 39 (79,6%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 9 (18,4%) sinyal relatif sama, dan metode MACD hanya menghasilkan 1 (2,0%) sinyal yang lebih cepat daripada MAMO. Selisih waktu rata‐rata pada kelompok saham ini bervariasi antara 0,00 hari hingga 1,67 (MAMO lebih cepat dari metode MACD). Rata‐rata selisih waktunya adalah 0,67 hari. Untuk perhitungan selisih keuntungan pada kondisi bullish digunakan posisi Long (beli rendah jual tinggi). Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐0,4% hingga 3,4%, sedangkan rata‐ rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 1,1%.
Saham Kapitalisasi Kecil Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Saham Kapitalisasi Kecil Pada Saat Pasar Bullish
29
Pada kelompok saham ini terdapat 39 sinyal yang timbul selama periode pengamatan. Dari 39 sinyal yang timbul, MAMO menghasilkan 25 (64,1%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 11 (28,2%) sinyal relatif sama, dan metode MACD hanya menghasilkan 3 (7,7%) sinyal yang lebih cepat daripada MAMO. Pada kelompok saham ini selisih waktu rata‐rata bervariasi antara 0,00 hari hingga 1,00 hari (MAMO lebih cepat dari metode MACD). Rata‐rata selisih waktunya adalah 0,44 hari. Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐1,7% hingga 3,9%, sedangkan rata‐rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 0,6%. Saham Gabungan Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Saham Gabungan Pada Saat Pasar Bullish
30
Jika kedua kelompok ini digabungkan, maka dihasilkan 88 sinyal selama periode pengamatan, dimana MAMO menghasilkan 64 (72,7%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 20 (22,7%) sinyal relatif sama, dan hanya ada 4 (4,5%) sinyal dimana metode MACD lebih cepat dibandingkan MAMO. Rata‐rata selisih waktunya adalah 0,57 hari. Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐1,7% hingga 3,9%, sedangkan rata‐rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 0,9%. 2. Bearish Saham Kapitalisasi Besar Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Saham Kapitalisasi Besar Pada Saat Pasar Bearish
Pada kelompok saham ini terdapat 50 sinyal yang timbul selama periode pengamatan. Dari 50 sinyal yang timbul, MAMO menghasilkan 34 (68,0%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 13 (26,0%) sinyal relatif
31
sama, dan metode MACD hanya menghasilkan 3 (6,0%) sinyal yang lebih cepat daripada MAMO. Pada kelompok saham ini selisih waktu rata‐rata bervariasi antara ‐0,17 hari (metode MACD lebih cepat dibandingkan MAMO) hingga 1,71 (metode MACD lebih lambat dari MAMO). Rata‐rata selisih waktunya adalah 0,76 hari. Untuk perhitungan selisih keuntungan pada kondisi bearish digunakan posisi Short (jual tinggi beli rendah). Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐1,6% hingga 3,6%, sedangkan rata‐ rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 0,8%. Saham Kapitalisasi Kecil Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Saham Kapitalisasi Kecil Pada Saat Pasar Bearish
Pada kelompok saham ini terdapat 56 sinyal yang timbul selama periode pengamatan. Dari 56 sinyal yang timbul, MAMO menghasilkan 42 (75,0%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 9 (16,1%) sinyal relatif
32
sama, dan metode MACD hanya menghasilkan 5 (8,9%) sinyal yang lebih cepat daripada MAMO. Pada kelompok saham ini selisih waktu rata‐rata bervariasi antara 0,14 hari hingga 0,83 hari (metode MACD lebih lambat dari MAMO). Rata‐rata selisih waktunya adalah 0,61 hari. Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐0,8% hingga 6,3%, sedangkan rata‐rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 2,2%. Saham Gabungan Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Saham Gabungan Pada Saat Pasar Bearish
33
Jika kedua kelompok ini digabungkan, maka dihasilkan 106 sinyal selama periode pengamatan, dimana MAMO menghasilkan 76 (71,7%) sinyal yang lebih cepat dibanding metode MACD, 22 (20,8%) sinyal relatif sama, dan hanya ada 8 (7,5%) sinyal dimana metode MACD lebih cepat dibandingkan MAMO, dimana rata‐rata selisih waktunya adalah 0,68 hari. Selisih keuntungan per saham pada kelompok saham ini bervariasi antara ‐1,6% hingga 6,3%, sedangkan rata‐rata keseluruhan untuk kelompok saham ini adalah 1,6%. 4.2.3 Uji Hipotesis Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan dari perhitungan kedua metode ini benar‐benar berbeda secara signifikan. (Detail perhitungan pada lampiran D). 1.
Bullish Pada kondisi pasar Bullish, selisih kecepatan pemunculan sinyal berbeda secara signifikan untuk kedua kelompok saham. Untuk selisih P/L, perbedaan signifikan terjadi hanya pada kelompok saham kapitalisasi besar, sedangkan pada kelompok saham kapitalisasi kecil perbedaan yang terjadi tidak signifikan.
2.
Bearish Pada kondisi pasar Bearish, selisih kecepatan pemunculan sinyal berbeda secara signifikan untuk kedua kelompok saham. Untuk selisih P/L, perbedaan signifikan terjadi hanya pada kelompok saham kapitalisasi kecil, sedangkan pada kelompok saham kapitalisasi besar perbedaan yang terjadi tidak signifikan. 34