BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah 4.1.1 Model Konseptual Pada dasarnya manajemen strategi adalah suatu upaya manajemen dan karyawan untuk membangun masa depan organisasi. Salah satu tahapan dari manajemen strategis adalah perencanaan strategis. Perencanaan strategis merupakan proses penyusunan perencanaan jangka panjang. Karena itu, prosesnya lebih banyak menggunakan proses analitis. Tujuannya adalah untuk menyusun strategi sehingga sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan perusahaan. Kerangka kerja dari model manajemen strategis menurut Wheelen (2002) adalah seperti gambar berikut. ENVIRONMENTAL SCREENING
STRATEGY FORMULATION
EXTERNAL
MISSION
Societal Environment General Forces
Reasons for existance
Task Environment Industry Analysis
INTERNAL
STRATEGY IMPLEMENTATION
EVALUATION AND CONTROL
OBJECTIVES
What results to accomplish by when
STRATEGIES
Plan to achieve the mission & objectives
POLICIES
Broad guidelines for decision making
Structure
PROGRAMS BUDGETS
Activities needed to accomplish a plan
Cost of the programs
Culture Resources
PROCEDURE
Sequence of steps needed to do the job
PERFORMANCE
Actual Results
Gambar 4.1 Model Manajemen Strategis (Sumber: Wheelen, 2002)
Dari model manajemen strategis di atas, tahapan paling penting dari perencanaan strategi adalah pada tahap perumusan strategi (strategy formulation). Proses penyusunan perencanaan strategis secara garis besar digambarkan pula oleh Ginter, dkk seperti gambar berikut.
33
LINGKUNGAN EKSTERNAL
BUDAYA DAN NILAI-NILAI MANAJEMEN
LINGKUNGAN INTERNAL
Integrasi
RENCANA STRATEGI Rencana
PERILAKU MAIN DEALER (STRATEGI)
Gambar 4.2 Rencana Strategis Maen Dealer Berdasarkan Analisa Lingkungan Internal, Eksternal, dan Budaya Manajemen (Sumber: Trisnantoro, 2005 disadur dari Ginter, dkk, 1998)
Dengan demikian, proses penyusunan perancangan strategis dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap pengumpulan data Pada tahapan ini, dilakukan pengumpulan dan pengklasifikasian data, baik lingkungan eksternal maupun internal yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan Menurut Wheelen (2002), untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal terdapat dua jenis lingkungan, yaitu lingkungan societal (politik, ekonomi, sosial, teknologi) dan lingkungan indutsri (konsep model Five Force Porter). Menurut konsep model Five Force Porter (gambar 4.4) persaungan industri dipengaruhi oleh : a. Pemain Baru b. Pembeli c. Pemasok
34
d. Produk Pengganti Analysis of Societal Environment
Economic, Sociocultural, Technological, Political-Legal Factors
Coomunity Analysis
Competitor Analysis Market Analysis Supplier Analysis
Interest Groups Analysis
Government Analysis
Selection of Strategic Factors - Opportunities -Threats
Gambar 4.3 Identifikasi Societal Environment (Sumber: Wheelen, 2002)
Seleksi Strategic factor khususnya dari segi Oppourtunity dan Threats dilakukan dengan menganalisis lingkungan social industri otomotif misalnya dari sisi supplier, competitor, market dan yang lain.
Tantangan pemain
PEMAIN BARU
PESAING INDUSTRI
PEMASOK
Daya tawar
Daya tawar
PEMBELI
Ancaman produk
INTENSITAS PERSAINGAN
PRODUK PENGGANTI
Gambar 4.4 Model Peta Persaingan Five Foce Porter (Sumber: Wibisiono, 2005)
Identifikasi lingkungan internal (Wheelen, 2002) dilakukan dengan menilai 7 aspek critical succes factor, yaitu:
35
a. Infrastruktur perencanaan b. Keuangan c. Manajemen Sumber Daya Manusia d. Teknologi e. Pengadaan f. Operasional g. Pemasaran dan Penjualan 2. Tahap Analisis Setelah mengumpulkan semua informasi, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model‐model perumusan strategi. Salah satu model perumusan strategi besar (grand strategy) yang dikenal adalah dengan menggunakan matrik SWOT. Untuk dapat membuat matrik tersebut, harus dibuat analisis SWOT terlebih dahulu, yang dapat dibuat dengan melakukan penilaian terhadap data‐data eksternal dan internal yang telah diperoleh menggunakan matriks IFE (Internal Factor Environment) dan EFE (External Factor Environment) sehingga didapatkan posisi perusahaan saat ini di dalam matriks SWOT.
Gambar 4.5 Matriks SWOT (Grand Strategy) (Sumber: Basjah, 2005 disadur dari LPMUI)
36
Setelah merumuskan strategi besar, maka untuk merumuskan strategi
fungsional dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel TOWS. Dalam menentukan strategi‐strategi tersebut, harus tetap berpedoman pada visi, misi, dan strategi besar perusahaan yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Matriks TOWS Kekuatan Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Ancaman Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (Sumber: Rangkuti, 2001) Peluang
Kelemahan Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
3. Tahap Pengambilan Keputusan Pada tahap ini dilakukan dengan menghubungkan antara visi dan hasil rumusan strategi dengan pendekatan Balance Scorecard yang merupakan konsep dalam pembuatan peta strategi dan rencana program strategi. Konsep Konsep Balanced Scorecard mempunyai 4 perspektif, yang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Perspektif Financial : • Return On Investment (ROI)
Perspektif Pelanggan : •Penyerahan produk tepat waktu •Loyalitas Pelanggan
DMAIC
Perspektif Internal : •Kualitas Proses •Cycle Time Proses
Perspektif Pembelajaran& Pertumbuhan : •Kompetensi •Motivasi Karyawan
Gambar 4.6 Perspektif Balanced Scorecard (Sumber: Vincent Gaspersz, 2002)
37
Pada dasarnya Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam jangka waktu panjang, untuk pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, termasuk manajemen, proses bisnis internal(sistem), demi memperoleh hasil‐hasil financial yang memungkinkan perkembangan organisasi bisnis daripada sekadar mengelola bottom line untuk memacu hasil‐hasil jangka pendek. Program peningkatan kualitas Six sigma dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control). Terdapat empat perspektif Balanced Scorecard yang dikaitkan dengan visi dan strategi organisasi yaitu : 1. Perspektif financial(pemegang saham) 2. Perspektif pelanggan(customers) 3. Perspektif proses bisnis internal 4. Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
karyawan,
manajemen, dan organisasi. 4.1.2 Bagan Alir Pemecahan Masalah Berikut adalah diagram alir pemecahan masalah untuk Proyek Akhir ini :
38
Diagnosis Permasalahan Tujuan: Mencari tahu permasalahan apa yang sedang terjadi di Maen Dealer PT.Imora Motor
Menyusun Formulasi Profil dan Proses Bisnis Perusahaan Tujuan: Mendapatkan pemahaman secara integral atas tempat dilakukannya program penelitian, yaitu PT. Imora Motor.
Menyusun Formulasi Permasalahan
Teknik Pengumpulan Data: - Profil perusahaan: Teknik Pengumpulan data primer dan sekunder (wawancara dengan karyawan PT. Imora Motor dan studi literaturpada dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan. - Proses bisnis perusahaan: Teknik pengumpulan data primer dan sekunder (wawancara dan observasi dengan karyawan MD dan studi literatur pada dokumentasi yang dimiliki MD.
Research Question: “Bagaimanakah perencanaan strategi MD agar dapat menghadapi kompetisi”
Studi Pustaka Literatur/referensi: Teori Formulasi Strategi dari Wheelen dan Hunger; Fred R David, dan konsep Balanced Scorecard dari Vincent Gaspersz
Perumusan Metode Penelitian Metode: SWOT dan TOWS Æ perumusan strategi corporat dan fungsional Balanced Scorecard Æ menterjemahkan strategi fungsional ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard dengan menjabarkan visi, misi, strategi ke dalam sasaran strategis, ukuran, target, dan program. Alasan: Mampu menghasilkan rencana strategi yang memiliki keunggulan dalam hal komprehensi, koheren, seimbang, terukur, dan sederhana .
Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal
Evaluasi Visi dan Misi
- Internal Æ 7 aspek: infrastruktur perencanaan, keuangan, manajemen SDM, teknologi, pengadaan, operasional, pemasaran dan penjualan. Teknik pengumpulan data : data primer (Interview dengan karyawan dan pihak manajamen; observasi kegiatan dan kondisi MD sehari-hari dan data sekunder (dokumentasi yang dimiliki MD) - Eksternal Æ Lingkungan makro (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) dan lingkungan industri Teknik pengumpulan data: data sekunder dari internet, dan buku-buku otomotif.
- Menilai visi dan misi saat ini apakah sudah merupakan visi dan misi yang baik. - Penilaian dilakukan dengan melakukan interview dengan beberapa pihak manajemen apakah visi dan misi saat ini sudah dirasa memberikan arahan yang tepat bagi mereka
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal -Internal Tahap-tahap: - penilaian terhadap masing-masing faktor internal - menentukan faktor kekuatan dan kelemahan - membuat matriks IFE dengan membuat pembobotan dan peratingan masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang menghasilkan nilai total internal perusahaan. -Eksternal Tahap-tahap: - penilaian terhadap masing-masing lingkungan makro dan industri (persaingan Porter) - menentukan faktor-faktor ancaman dan peluang - membuat matriks EFE dengan membuat pembobotan dan peratingan masing-masing faktor peluang dan ancaman yang menghasilkan nilai total eksternal perusahaan.
A
Gambar 4.7 Bagan Alir Pemecahan Masalah
39
A
Mengevaluasi Visi, Misi MD Baru - Perumusan dibuat berdasarkan hasil evaluasi visi, misi dan analisis lingkungan internal dan eksternal MD - Langkah evaluasi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan pihak manajemen atau owner MD
Perumusan GrandStrategi - Hasil dari matriks IFE dan EFE digambarkan ke dalam matriks SWOT
Analisis TOWS Tahap-tahap: - Faktor-faktor SWOT dituliskan ke dalam matriks TOWS - Merumuskan strategi-strategi dengan mencocokkan SO, WO, ST, dan WT - Mengelompokkan strategi-strategi tersebut ke dalam strategi fungsionall
Strategy Map - Menghubungkan strategi dengan tiga perspektif pada Balanced Scorecard
Perancangan Rencana Strategi - Menentukan sasaran strategis, ukuran, dan program strategis
Rekomendasi - Kesimpulan - Keterbatasan dan hambatan yang mungkin dihadapi - Saran bagi perusahaan
Gambar 4.8 Bagan Alir Pemecahan Masalah (Lanjutan) 4.2 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data 4.2.1 Evaluasi Visi dan Misi Perusahaan Untuk dapat menentukan strategi yang akan digunakan oleh PT. Imora Motor di masa datang, maka perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap visi dan misi yang dimiliki oleh MD saat ini apakah sudah merupakan visi yang baik. Visi perusahaan saat ini seperti yang ada pada bab I yaitu: “To become a formidable Organization, by optimizing positive relationship to both HPM & Dealer through mutual benefits”.
40
Dilihat dari kalimat visi di atas, kalimat tersebut sudah bisa menjadi sebuah visi. Hal ini dikarenakan, kalimat tersebut menggambarkan kondisi perusahaan yang ingin diwujudkan atau dicapai di masa depan. Misi perusahaan saat ini seperti yang ada pada bab I yaitu: 1. Menuju dan memajukan menjadi satu visi dan tujuan 2. Memperkuat struktur dan system organisasi 3. Mencerminkan dan melakukan tujuan utama HJC(Honda Jakarta Center) sebagai MD(Main Dealer). Banyak praktisi dan akademis manajemen strategis meyakini pernyataan misi yang efektif harus memiliki sembilan komponen atau ciri yaitu(Fred R David; 2003) : 1. Pelanggan : Siapakah pelanggan perusahaan? 2. Produk atau jasa : Apakah produk atau jasa utama perusahaan? 3. Pasar : Secara geografis dimanakah perusahaan bersaing? 4. Teknologi : Apakah perusahaan memiliki teknologi terkini? 5. Perhatian terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan keuntungan : Apakah perusahaan berkomitmen terhadap pertumbuhan dan keuntungan yang sehat? 6. Filsafat : Apakah keyakinan, nilai‐nilai, cita‐cita dan prioritas etis dasar perusahaan? 7. Konsep diri : Apakah kompetensi perusahaan yang mencolok atau keunggulan kompetitif utamanya? 8. Perhatian terhadap citra publik : Apakah perusahaan tanggap terhadap persoalan sosial, komunitas dan lingkungan? 9. Perhatian terhadap karyawan : Apakah para karyawan merupakan asset yang berharga bagi perusahaan? Jika dilihat dari kalimat misi MD di atas, maka kalimat tersebut sudah bisa menjadi sebuah misi. Hal ini dikarenakan, kalimat tersebut menggambarkan kondisi perusahaan yang ingin diwujudkan atau dicapai di masa depan. 41
4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui kondisi
lingkungan eksternal yang berpengaruh pada kegiatan bisnis perusahaan. Analisis eksternal yang dilakukan terdiri dari dua lingkungan, yaitu: 1. Societal Environment Dalam melakukan analisis Societal Environment, maka penulis membaginya menjadi beberapa aspek, yaitu aspek politik dan hukum, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, serta aspek teknologi. Data diperoleh dari internet, dinkes, dan buku‐buku mengenai otomotif. Tabel berikut adalah hasil analisis dengan pihak manajemen PT. Imora Motor dari setiap aspek.
1 2 3 4 5
Political Undang-undang Perbankan Stabilitas Pemerintah Undang-undang PPnBM Dukungan Pemerintah Undang-undang Lingkungan Hidup
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.2 Industry Attractiveness dari Faktor Politik
Regulasi pemerintah untuk perkembangan dalam bidang perbankan dengan dikeluarkannya UU Perbankan No. 9/4/PBI/2007 tentang pencabutan beberapa Surat Keputusan Dioreksi BI dan surat edaran BI mengenai Prinsip kehati‐hatian perbankan. Undang‐Undang tersebut dapat menjadi faktor pendorong perkembangan MD karena akan meningkatkan kecermatan dalam industri otomotif serta menjaga kompetisi ATPM agar tidak terlalu sengit. Kondisi kestabilan pemerintah Indonesia saat ini mempengaruhi kegiatan industri otomotif. Dengan pemerintahan yang stabil, maka mempengaruhi pada peraturan yang berlaku. Bila pemerintah sering berganti‐ ganti formasi, maka kebijakan dan peraturan di industri otomotif kemungkinan
42
akan mengalami perubahan yang akhirnya dapat menggangu kestabilan kegiatan otomotif. Keadaan pemerintah Indonesia banyak dipengaruhi oleh pandangan politik. Saat ini, setelah Pemilu 2005, keadaan sosial politik Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik dengan pandangan politik yang menekankan mengenai demokrasi, transparansi, dan pengembangan peran serta masyarakat. Dengan demikian, faktor stabilitas pemerintah Indonesia saat ini membuat industri MD menjadi menarik untuk dimasuki seperti yang terlihat pada tabel di atas. Pemerintah akan mengeluarkan stimulus pajak berupa penurunan PPnBM terutama untuk sedan kecil dan kendaraan serba guna(MPV) untuk mendongkrak pasar dan investasi otomotif di Indonesia sehingga meraih manfaat lebih besar dari integrasi pasar otomotif ASEAN. Dengan demikian, penuruanan PPnBM di Indonesia saat ini membuat industri otomotif menjadi menarik untuk dimasuki seperti yang terlihat pada tabel di atas. Pemerintah mendukung penjualan otomotif yaitu dengan menetapkan dan merumuskan standar‐standar dan melakukan monitoring secara teknis. Dengan demikian, dukungan dan peranan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di dalam industri otomotif membuat industri menjadi menarik untuk dimasuki. Regulasi pemerintah untuk perkembangan dalam bidang Lingkungan Hidup dengan dikeluarkannya UU Kualitas Baku dan Mutu Udara Standar tentang dan berbagai Peraturan Pemerintah dan Peraturan Badan Pengendalian Lingkungan hidup. Undang‐Undang tersebut dapat menjadi faktor pendorong perkembangan MD karena akan meningkatkan kecermatan dalam industri otomotif serta menjaga kompetisi ATPM agar tidak terlalu sengit.
43
1 2 3 4 5 6
Economic GDP Inflasi Suku Bunga Pengangguran Tingkat Upah Harga Minyak
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.3 Industry Attractiveness dari Faktor Ekonomi
Pertumbuhan GDP di Jakarta berada di kisaran 5% sepanjang tahun 2002 – 2006. Hal ini menunjukkan taraf hidup masyarakat Jakarta mengalami peningkatan dan daya beli masyarakat meningkat. Walaupun daya beli masyarakat meningkat, belum tentu mereka membeli mobil atau mengganti mobil mereka karena mobil bukanlah kebutuhan primer. Kondisi ini kurang mempengaruhi pada industri otomotif. Tingkat inflasi di tahun 2005 16,06% Ini menunjukkan bahwa harga produk‐produk mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut mempengaruhi pemasukan dan pengeluaran industri otomotif. Selain inflasi, kenaikan harga minyak dunia pada akhir tahun 2005 memicu kenaikan harga minyak dalam negeri sebesar rata rata sebesar 100% sehingga mempengaruhi biaya energi lain seperti telepon, listrik, dan bahan pangan. Kenaikan harga tersebut menyebabkan biaya operasional ATPM meningkat. Kondisi pada faktor ini menyebabkan industri otomotif terlihat tidak menarik. Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh industri yang ada di Jakarta sekitar 7% dari jumlah penduduk Jakarta yang berada pada usia produktif (25 ‐ 50 tahun). Ini berarti masih sekitar 93% penduduk Jakarta tidak bekerja di Jakarta. Dengan banyaknya pengangguran di Jakarta membuat posisi MD lebih kuat untuk memperoleh karyawan. Kondisi ini membuat industri otomotif menjadi menarik karena kemudahan dalam mencari
44
karyawan. Selain itu, ketetapan pemerintah mengenai kenaikan UMR pada tahun 2005 sekitar 15% (sekitar Rp 700.000‐an) masih cukup rasional dan tidak terlalu mahal sehingga biaya gaji karyawan tidak akan menjadi biaya yang memberatkan MD. Kenaikan harga minyak pada bulan Oktober tahun 2005 mempunyai efek negatif pada penjualan otomotif. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak, pengeluaran masyarakat lebih besar dan masyarakat lebih memilih membeli barang kebutuhan primer. Jadi dengan kenaikan harga minyak menyebabkan industri otomotif terlihat tidak menarik.
1 2 3 4 5 6
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.4 Industry Attractiveness dari Faktor Sosial Budaya
Sociocultural Lyfestyle mengganti mobil Pertumbuhan Penduduk Jumlah pemakai mobil Distribusi Usia Kepadatan penduduk Tingkat pendidikan
Penduduk Indonesia memiliki lifestyle penggantian mobil mereka pada
tahun ketiga sampai keempat(Gambar 4.9). Sedangkan seperti yang kita ketahui penjualan tertinggi otomotif terjadi pada tahun 2004 dan 2005. Dan satu hal lagi lifetyle masyarakat Indonesia yang memiliki lebih dari satu mobil untuk satu keluarga.Oleh karena itu penjualan otomotif pada tahun 2007 akan sangat menarik, karena pada tahun 2007 ini sudah mulai terjadi penggantian mobil.
45
Tahun
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 1991
(X1000 unit)
Penjualan Mobil Baru Indonesia
Penjualan Mobil
Gambar 4.9 Penjualan Mobil Indonesia
Sumber : http://www.bni.co.id/document/15%20mobil.pdf
Tingkat pertumbuhan penduduk kota Jabodetabek sekitar 2% ‐ 3% setiap tahunnya sehingga pasar untuk otomotif di daerah Jabotabek berkembang sangat besar. Jumlah kepadatan penduduk di Jabotabek sudah mulai padat yaitu sekitar 15,583 orang/km2. Hal ini menunjukkan pasar dari otomotif di Jabotabek netral bagi dunia otomotif. karena pasar dari otomotif dibatasi oleh usia, mata pencaharian, maupun jenis kelamin artinya tidak seluruh penduduk bisa menjadi pasar bagi industri otomotif.
Perkembangan jumlah penduduk yang memiliki mobil mulai
mengalami peningkatan. Sedangkan pertumbuhan penduduk hanya bertumbuh 3% ‐ 4% pertahun(pertumbuhan penjualan otomotif > pertumbuhan penduduk). Artinya pasar otomotif di Jabotabek sangat tidak menarik. Tabel 4.5 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Jabodetabek Propinsi dan Kabupaten
2003
2004
Jakarta Bogor Bekasi Depok Tangerang
7742754 3149611 1543847 1145091 1329501 14910804
7830533 3508826 1556176 1204687 1384897 15485119
TOTAL Pertumbuhan Penduduk
Sumber : Badan Pusat Statistik(BPS)
46
3.85%
Distribusi penduduk Jabotabek berdasarkan usia yaitu, Balita 8,95%, remaja 16,5%, angkatan kerja 67,06%, manula 7.49%. Dengan proporsi jumlah angkatan kerja yang paling besar menggambarkan kemungkinan besar penduduk Jabotabek memiliki kemampuan untuk bekerja. Hal ini memberikan peluang bagi peningkatan penjualan otomotif. Ini membuat industri otomotif menjadi sangat menarik. Tingkat Pendidikan penduduk Jabotabek yang sudah bekerja adalah : Tidak pernah sekolah 1,31%, Tidak tamat SD 3,83%, SD 14,87%, SLTP 15,45%, SMU 45,38%, Akademi dan Universitas 19,18%(BPS Jakarta; 2004). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi gaji yang diperoleh jika bekerja dan kemungkinan untuk membeli mobil semakin tinggi. Karena hanya 19,18% maka membuat inustri otomotif menjadi menarik
Technological 1 Perkembangan teknology service 2 New product technology 3 Perkembangan teknologi informasi
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.6 Industry Attractiveness dari Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi peralatan service memberikan peluang yang
bagus bagi ATPM untuk menjadikannya sebagai keunggulan bersaing. Meskipun peralatan service yang bagus dan canggih itu mahal. Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang saat ini maju dengan pesat dapat mempermudah dan mempercepat kerja operasional di dealer. Dengan menggunakan kemajuan teknologi, produktivitas karyawan dapat meningkat dan karyawan dapat lebih fokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, faktor teknologi baik itu peralatan service maupun teknologi informasi membuat industri otomotif menjadi sangat menarik untuk dimasuki.
47
Perkembangan teknologi untuk produk baru sangat memberikan
peluang yang bagus, misalnya teknologi I‐DSI di mobil Honda, sampai saat ini masih sangat diminati konsumen. Oleh karena itu di dunia otomotif Teknologi New produk sangatlah menarik untuk dimasuki. 2. Industry Environment
Dalam melakukan analisis lingkungan industri, digunakan model Five
Force Porter. Dengan berpedoman pada model tersebut, hasil analisis kelima aspek Porter dapat dilihat pada tabel 4.8 sampai tabel 4.13.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4
Hambatan Untuk Masuk Skala Ekonomis Differensiasi Produk Identifikasi merek Kebutuhan Modal Kuatnya Loyalitas Pelanggan Akses pada teknologi terkini Saluran Distribusi Mutu produk Harga Produktifitas Tenaga Pemasaran Hambatan Untuk Keluar Spesialisasi Asset Ongkos untuk keluar Keterkaitan strategis dengan bisnis lain Hambatan emosional
Kecil Mudah Mudah Rendah Kecil Bebas Bebas Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Kecil Tinggi
Sangat Menarik
Netral
Menarik
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.7 Industry Attractiveness dari Faktor Hambatan untuk Masuk dan Keluar
Besar Sulit Sulit Tinggi Besar Terbatas Terbatas Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Besar Rendah
Aspek ‘hambatan masuk’ maksudnya adalah besarnya hambatan yang dihadapi pemain baru jika akan masuk ke dalam industri otomotif. Bila semakin besar hambatan untuk masuk, maka semakin menarik industri ini karena pesaing baru tidak mudah untuk muncul sehingga persaingan di dalam industri tidak cepat menjadi terlalu ramai. Kebutuhan modal dalam pendirian ATPM sangat besar sehingga untuk mencapai skala ekonomis di dalam bisnis otomotif membutuhkan nilai BEP yang cukup tinggi. Sulit menyaingi ATPM yang sudah memiliki pelanggan yang sudah loyal sehingga butuh usaha besar untuk merebutnya. Berdasarkan
48
dua hal tersebut, hambatan masuk bagi ATPM baru cukup besar sehingga industri ini menjadi menarik. Identifikasi merek di ATPM umumnya berdasarkan kualitas mobil, jadi bila mobil yang diproduksi memiliki image yang baik maka brand ATPM juga akan ikut terangkat. Di Indonesia, image merek sangat mudah untuk didapatkan. Mobil Honda memiliki kualitas produk yang baik, customer Honda yang loyal sehingga industri otomotif ini sangat menarik. Biaya yang dikeluarkan oleh ATPM bila menggunakan teknologi baru untuk mobil yang diproduksi atau sistem baru cukup memakan waktu lama untuk melakukan training dan penyesuaian. Aspek ‘hambatan untuk keluar’ maksudnya adalah besarnya hambatan yang dihadapi MD yang sudah ada jika akan banting stir keluar dari industri otomotif. Bila semakin kecil hambatan untuk keluar, maka semakin menarik industri ini karena jumlah persaingan saat ini memungkinkan untuk berkurang sehingga persaingan di dalam industri tidak terlalu ramai. Aset MD sangat terspesialisasi berdasarkan fungsinya. Karena modal yang dibutuhkan cukup besar dan alat sangat terspesialisasi, menyebabkan biaya kerugian untuk keluar dari bisnis ini sangat besar sehingga industri ini terlihat sangat tidak menarik bila dilihat dari faktor ini. Industri otomotif bila diperhatikan memiliki keterkaitan yang luas dengan jenis industri lain seperti industri perbankan, bisnis transportasi, angkutan, dll. Ini bisa menjadi peluang yang besar untuk memperluas jenis usahanya. Karena bisnis otomotif berkaitan pula dengan transpotasi, sehingga untuk keluar dari bisnis biasanya akan ada hambatan dari si pemilik yang enggan untuk keluar dari bisnis. Dengan demikian, bila sudah terlibat masuk ke dalam bisnis otomotif, biasanya untuk beberapa pemilik akan sangat berat untuk melepaskan usahanya bila tidak karena hambatan izin usaha dari pemerintah. 49
1 2 3 4
Persaingan antar kompetitor Differensiasi Produk Pertumbuhan industri Biaya penyimpanan Konsentrasi dan pertimbangan para pesaing
Komoditas Cepat Tinggi Banyak
Sangat Menarik
Netral
Menarik
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.8 Industry Attractiveness dari Faktor Persaingan Kompetitor
Spesial Pelan Rendah Sedikit
Aspek ‘persaingan antar kompetitor ’ maksudnya adalah besarnya persaingan di antara merek mobil yang sudah saat ini. Di Jabotabek terdapat ±15 merk mobil. Walaupun, persaingan di industri otomotif untuk kawasan Jabotabek sangat sengit sehingga industri otomotif menarik. Hal ini terjadi karena Jabotabek menguasai 60% perputaran uang di Indonesia. Pertumbuhan otomotif terbilang sangat cepat dikarenakan jumlah competitor yang sangat banyak, dengan kompetitor yang banyak. Masing‐ masing ATPM berlomba‐lomba mengeluarkan produk baru. Padahal dalam melakukan Full Model Change(FMC) dibutuhkan modal yang besar, sehingga industri otomotif sangat tidak menarik. Mobil‐mobil yang disimpan di gudang sangat membutuhkan tempat yang besar sehingga MD perlu menyewa gudang yang besar, gudang yang besar memiliki biaya yang besar, belom lagi biaya perawatan mobil, dsb. Dengan demikian, dibutuhkan biaya tambahan untuk menjaga kondisi mobil Jumlah ATPM di daerah Jabotabek sangat banyak, tetapi mobil pada saat ini sudah menjaga kebutuhan hidup. Sehingga menyebabkan persaingan di dunia otomotif terlalu banyak. Dengan demikian, untuk bisa diferensiasi perlu memberikan teknologi baru agar menghindari persaingan yang sengit.
50
1 2 3 4 5
Kekuatan pembeli Jumlah pembeli utama Ketersediaan mobil pengganti Ongkos perpindahan pembeli Konstribusi mobil terhadap kualitas Keuntungan pembeli
Sedikit Banyak Rendah Tinggi Rendah
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.9 Industry Attractiveness dari Faktor Kekuatan Pembeli
Banyak Sedikit Tinggi Rendah Tinggi
Aspek ‘kekuatan pembeli’ maksudnya adalah besarnya kekuatan yang dimiliki pelanggan untuk bisa mempengaruhi kebijakan MD, misal dalam hal tawar‐menawar harga. Bila semakin kecil kekuatan pembeli, maka semakin menarik industri ini karena otomotif memiliki kekuatan yang lebih besar untuk memutuskan sesuatu. Jumlah pasar untuk mobil tidak dibatasi oleh usia dan pekerjaan, sehingga jumlahnya sangat besar. Ini menjadi hal yang menarik buat MD karena dengan jumlah pasar yang besar memperkecil kekuatan pembeli seperti hukum pasar monopoli. Beberapa dealer yang ada di Jabotabek cukup berdekatan, jarak masing‐masing juga tidak terlalu jauh, bahkan banyak yang bersebelahan. Konsumen dapat dengan mudah untuk beralih ke pesaing karena tidak ada ikatan. Tetapi dalam dunia otomotif ini banyak konsumen yang loyal terhadap merk. Hal ini membuat industri otomotif terlihat netral. Produk yang dihasilkan oleh ATPM adalah mobil yang menyangkut kebutuhan manusia sehingga kualitas mobil sangat penting dan pelanggan tidak mentolerir kerusakan karena bisa sangat fatal akibatnya. Dengan melihat faktor ini, kekuatan pembeli menjadi sangat besar dalam menentukan mobil mana yang akan ia pilih dan tidak ragu‐ragu untuk berpindah bila tidak puas dengan kualitas mobil.
51
1 2 3 4
Kekuatan Pemasok Jumlah pemasok utama Ketersediaan mobil pengganti Ancaman pemasok untuk integritas kedepan Konstribusi pemasok terhadap kualitas mobil
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.10 Industry Attractiveness dari Faktor Kekuatan Pemasok
Sedikit Sedikit Tinggi Tinggi
Banyak Banyak Rendah Rendah
Aspek ‘kekuatan pemasok’ maksudnya adalah besarnya kekuatan yang dimiliki pemasok untuk bisa mempengaruhi kebijakan MD, misal dalam hal tawar‐menawar harga. Bila semakin kecil kekuatan pemasok, maka semakin menarik industri ini karena MD memiliki kekuatan yang lebih besar untuk memutuskan sesuatu. Pemasok mobil Honda hanya ATPM Honda Prospek Motor. Dengan terbatasnya pemasok, mobil hanya bisa diperoleh dari HPM, hanya HPM yang bisa menentukan kualitas mobil yang akan dibuat, maka MD akan sulit untuk tawar‐menawar harga karena kekuatan pemasok menjadi lebih besar. Hal ini menyebabkan industri distribusi otomotif menjadi terlihat sangat tidak menarik.
1 2 3 4
Ketersediaan mobil pengganti Ketersediaan alat transportasi pengganti Ongkos perpindahan penggantian mobil Keuntungan penghasil barang substitusi Harga nilai substitusi
Besar Kecil Besar Murah
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.11 Industry Attractiveness dari Faktor Ketersediaan Pengganti
Kecil Besar Kecil Mahal
Aspek ‘ketersediaan produk pengganti’ maksudnya adalah banyaknya alat transportasi lain yang bisa menjadi pilihan masyarakat. Bila semakin besar alat transportasi pengganti tersebut, maka semakin tidak menarik industri ini karena jumlah pemakai mobil menjadi lebih sedikit dan penjualan mobil menjadi turun, apalagi setelah ditambah jalur Busway di Jakarta maka
52
masyarakat semakin malas membawa mobil sendiri karena jalan bertambah macet dengan adanya jalur busway tersebut. Produk pengganti mobil cukup beragam, diantaranya motor, bus, microlet, Busway dan lainnya. Dengan melihat kondisi jalan yang semakin macet, maka industri otomotif Honda menjadi terlihat sangat tidak menarik. Walaupun ada mobil Honda lain yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah, konsumen masih banyak yang memilih memakai kendaraan umum.
Dari hasil analisis pada masing‐masing aspek, maka dapat diambil
ringkasan hasil penilaian keseluruhan five force Porter di lingkungan industri otomotif yang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
1 2 3 4 5
Sangat Menarik
Menarik
Netral
Kriteria
Tidak Menarik
No.
Sangat Tidak Menarik
Tabel 4.12 Rangkuman Industry Attractiveness dari Five Force Porter
Hambatan Untuk Masuk dan Keluar Persaingan antar kompetitor Kekuatan pembeli Ketersedian mobil pengganti Kekuatan pemasok
Dari hasil tabel rangkuman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tantangan pemain berasal dari pendatang baru dan pemain yang sudah ada. Dilihat dari hasil analisis di atas, karakter dari industri otomotif adalah hambatan untuk masuk industri besar dan hambatan untuk keluar juga besar. Hal ini menyebabkan kemungkinan pendatang baru cukup kecil intensitasnya. Selain itu jumlah persaingan otomotif sejenis yang sudah sengit di Jabotabek, tetapi di dalam industri ini diatur oleh pemerintah menyebabkan persaingan di dalam industri otomotif di wilayah ini masih terkontrol. Bila dilihat dari ketersediaan alat transportasi pengganti, di kawasan Jabotabek sudah sangat banyak pilihan sehingga menjadi ancaman buat MD untuk menjual mobil.
53
Kekuatan pembeli tidak terlalu besar tetapi tidak pula terlalu kecil karena adanya mobil pengganti. Namun, bagi MD kekuatan pembeli memiliki pengaruh yang tidak terlalu besar karena ada fitur‐fitur mobil Honda yang tidak dimiliki oleh merk mobil lain seperti porseling Triptonic, mesin I‐Dsi yang hemat bahan bakar, dan layanan lainnya. Sementara untuk kekuatan pemasok memiliki kekuatan yang cukup besar dengan terbatasnya pemasok sehingga MD tidak memiliki kekuatan yang besar untuk mengendalikan pemasok seperti tawar‐menawar harga dan memaksa pemasok mengikuti sistem yang diterapkan MD. Potential new Entrant : -Hambatan untuk masuk besar -Hambatan untuk keluar juga besar
Supplier : -Kekuatan pemasok mobil besar karena hanya ATPM
Competitor : -Persaingan antar kompetitor -Belum terlalu besar
Customer : - Kekuatan pembeli kelas atas -Jumlah penduduk kelas atas sedikit tetapi mereka sering mengganti mobil
Substitute : -Ketersediaan alat transportasi sangat banyak
Gambar 4.10 Hasil Analisis Five Force Porter
Dari hasil analisis lingkungan eksternal baik societal environment maupun
industry environment, diidentifikasi dan dibuat daftar faktor‐faktor yang bisa menjadi peluang dan ancaman bagi MD PT. Imora Motor. 4.2.3 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan berpedoman pada 7
aspek critical succes factor (CSF), yaitu Infrastruktur perencanaan, Keuangan,
54
Manajemen SDM, Teknologi, Pengadaan, Operasional, Pemasaran dan Penjualan. Untuk menilai aspek‐aspek tersebut dilakukan dengan metode interview kepada dealer dan manajemen PT. Imora Motor. Aspek‐aspek tersebut dibandingkan dengan pesaing utama, yaitu Auto 2000. Hasil dari penilaian internal posisi PT. Imora Motor dibandingkan dengan Auto 2000 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13 Hasil Penilaian Internal PT. Imora Motor Dibandingkan Auto 2000 Aspek Infrasruktur Perencanaan Sistem Perencanaan Manajemen Pengendalian Sistem informasi dan komunikasi Struktur Organisasi Budaya Perusahaan Kemampuan Kepemimpinan Image Perusahaan Keuangan Kemampuan Modal Merger, akusisi dan investasi Manajemen Modal Kerja Manajemen Pajak Sumber Daya Manusia Seleksi, promosi dan penempatan Sistem penghargaan Hubungan perburuhan Organisasi Sumber Daya Manusia Teknologi Pemilihan Teknologi Ketepatan waktu pengenalan teknologi baru Evaluasi, alokasi, dan pengendalian sumber Pengelolaan teknologi dan infrastruktur Pengadaan Pemilihan, evaluasi dan pengembangan pemasok Manajemen pembelian barang Manajemen pembelian mobil Analisis nilai, harga/ongkos dan standarisasi Organisasi pengadaan dan pengelolaan infrastruktur pengadaan Operasional Fasilitas Kapasitas Tenaga Kerja Manajemen Kualitas Hubungan dengan pemasok Lokasi dan jumlah perusahaan Ukuran perusahaan Usia perusahaan Otomatisasi Integrasi Produktivitas Pemasaran dan Penjualan Strategy distribusi Strategy Harga Organisasi pemasaran Lokasi dan jumlah Dealer Tenaga Kerja Harga yang diberikan Citra mobil
Sangat Lemah
Agak Lemah
Seimbang Agak Kuat Sangat Kuat
Selain dari hasil interview berdasarkan 7 aspek CSF, pengidentifikasian
faktor kekuatan dan kelemahan internal PT. Imora Motor diperoleh pula dari observasi kegiatan PT. Imora Motor sehari‐hari serta mengamati dokumen‐ 55
dokumen kerja yang dimiliki PT. Imora Motor. Berikut ini akan dijelaskan mengenai situasi dan kondisi yang ada di dalam PT. Imora Motor berdasarkan 7 aspek CSF di atas. 1. Infrastruktur perencanaan
Sistem perencanaan yang dimiliki oleh PT. Imora Motor hampir untuk
seluruh bidang belum terencana dengan sistematika yang jelas sehingga setelah kegiatan‐kegiatan kerja sudah dijalankan tidak ada laporan pertanggung jawaban yang jelas dan tidak pernah dilakukan evaluasi atas hasil kegiatan tersebut. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilakuan dan setiap program yang dijalankan sulit dikendalikan dan dievaluasi. Selain itu, hal ini didukung pula dengan gaya kepemimpinan dari pemilik yang masih menjadi sentral dari pengambil keputusan di sistem manajemen. Dari pemilik tidak pernah menuntut untuk adanya laporan pertanggung jawaban dan pengevaluasian sehingga dari karyawan pun tidak tergerak untuk membuat perencanaan karena yang penting bagi pemilik adalah hasil akhirnya terlihat baik dan berjalan lancar. Pemimpin dari PT. Imora Motor sampai saat ini masih dipegang penuh oleh pemilik yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan manajerial‐nya. Sistem manajemen yang dijalankan masih sangat tradisional dan tidak terstruktur dengan rapih. Karyawan tidak terlalu bebas untuk memberikan aspirasi dan hampir sebagian besar keputusan manajemen harus sesuai dengan keinginan pemilik. Struktur organisasi memang sudah dibuat tetapi pembagian tugas yang sudah dibuat di dalam uraian jabatan belum dilaksanakan sepenuhnya dan masih tumpang tindih antara karyawan karena kurangnya jumlah karyawan yang dimiliki saat ini. Selain itu, sampai saat ini banyak posisi jabatan yang ada tapi tidak ada orang yang menempati posisi tersebut sehingga pemilik atau karyawan lain yang memiliki waktu di sela‐sela tugasnya yang akhirnya mengambil tugas di posisi tersebut. Menurut beberapa karyawan, struktur 56
organisasi dan uraian jabatan yang ada saat ini membuat mereka tertekan karena tugas mereka yang tidak jelas dan tidak fokus sehingga beban tugas yang mereka rasakan memberatkan mereka. Dengan kondisi seperti ini, akhirnya budaya gotong‐royong menjadi sangat kuat di antara karyawan didukung dengan budaya kekeluargaan yang sangat ditanamkan dari awal pendirian MD oleh pendirinya. Namun, pemilik yang saat ini ikut mengelola MD sangat disegani oleh karyawan dan membuat karyawan bekerja di bawah tekanan sehingga pada akhirnya bila pemilik tidak ada karyawan cenderung bekerja kurang produktif. Dengan budaya kerja dari PT. Imora Motor saat ini membuat kesadaran karyawan untuk bekerja dengan sebaik‐baiknya di PT. Imora Motor masih rendah. Bila tidak diawasi, karyawan terkadang cenderung mangkir.
Sistem informasi yang dimiliki sudah tertata dengan prosedur yang jelas
dan sudah didukung dengan penggunaan teknologi yang maksimal. Dengan demikian, aliran informasi yang mengalir di dalam kegiatan MD sudah otomatisasi sehingga proses kerja yang ada menjadi cepat. 2. Keuangan
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab I, sumber modal yang
menyokong MD hanya berasal dari satu orang. Selain dari pemilik, tidak ada investasi ataupun merger/akuisisi usaha lain yang hasilnya dapat menyokong sumber modal untuk MD. Dengan hanya disokong oleh satu orang, maka seharusnya manajemen keuangan dan modal kerja harus benar‐benar dikelola dengan sebaik‐baiknya. Namun, kondisi yang ada saat ini menunjukkan manajemen keuangan di PT. Imora Motor masih sangat sederhana dan laporan pemasukan dan pengeluaran serta hasil keuntungan langsung diberikan kepada pemilik. Hal ini membuat perencanaan anggaran keuangan kurang bisa dikendalikan karena hanya pemilik yang berwenang menyetujui setiap jenis pengeluaran dan kurang ada transparansi kepada karyawan. Dengan sistem seperti ini, bagian keuangan tidak dapat membuat perencanaan, pengendalian, 57
dan pengevaluasian keuangan MD dari waktu ke waktu. Selain itu, penggunaan modal kerja juga kurang dapat terlihat bagaimana keefektifan pengelolaannya. 3. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia di PT. Imora Motor kurang dikelola dengan
profesional. Sistem seleksi dan rekrutmen karyawan baru tidak terencana dengan baik dan dilaksanakan dengan prosedur yang jelas dan transparan. Sistem seleksi yang sudah pernah dibuat hanya berjalan sewaktu‐waktu saja dan hanya untuk formalitas. Kewenangan untuk menerima karyawan baru mutlak keputusan dari pihak manajemen dan pemilik. Bila manajemen dan pemilik sudah memberikan keputusan menerima karyawan tersebut tanpa melihat hasil seleksi, maka hasil seleksi yang sudah dilaksanakan tidak akan berpengaruh lagi. Prosedur penerimaan karyawan baru menjadi tidak jelas karena adanya campur tangan dari pihak manajemen dan pemilik yang memegang keputusan yang tidak dapat diganggu gugat. Sistem promosi dan penempatan posisi juga merupakan hal yang diputuskan hanya oleh pihak manajemen dan pemilik. Promosi karyawan sudah mulai ada tetapi belum jelas jenjang karirnya. Dengan demikian, bila seseorang masuk menjadi karyawan di PT. Imora Motor dan menempati posisi tersebut, maka karir mereka sangat akan berubah tetapi perlahan lahan. Hal ini tentunya mempengaruhi motivasi kerja dan tingkat turn over karyawan baru yang belum memiliki loyalitas yang tinggi kepada MD.
PT. Imora Motor tidak memiliki organisasi buruh yang dapat
melindungi hak‐hak karyawan. Hal ini dikarenakan di antara karyawan tidak terdapat kesepakatan untuk terbentuknya organisasi tersebut karena khawatir dengan posisinya bila ikut terlibat dalam pendirian organisasi tersebut yang kurang disukai oleh pemilik. Mayoritas karyawan memiliki kecenderungan untuk bermain aman dengan berusaha memperoleh kepercayaan dan tidak memiliki konflik dengan manajemen dan pemilik. 58
4. Teknologi
Peralatan teknologi yang kini ada di PT. Imora Motor seluruhnya
merupakan hasil keputusan dari pihak ATPM HPM. Teknologi yang digunakan sangat baik. Tetapi untuk pengelolaan teknologi peralatan, biasanya memakai pengelola yang bertugas bertanggung jawab dalam penggunaan alat tersebut. Adopsi teknologi peralatan service dan peralatan lainnya yang diterapkan di PT. Imora Motor memiliki dua cara, yaitu dengan membeli sendiri dan dengan sistem kerja sama/sewa dengan pemilik alat. Sedangkan untuk pembelian dan pemilihan peralatan pendukung seperti komputer, printer, AC, dan telepon dikelola langsung oleh pemilik sehingga bila ada kerusakan pemilik yang akan menghubungi teknisi. Namun, sayangnya peralatan teknologi yang ada di PT. Imora Motor belum dikelola dengan baik. Peralatan tersebut tidak dipelihara dengan terencana dan tidak pernah dievaluasi dan dialokasi penggunaannya dengan maksimal. Hal ini menyebabkan penggunaan teknologi saat ini tidak dapat dinilai keefektifannya.
Dalam hal pengenalan teknologi baru di PT. Imora Motor sudah baik
dengan kompetensi SDM yang dimiliki untuk menghadapi teknologi baru dan pelatihan yang sudah diterima. Dari pemilik sangat jarang mau mendukung pelatihan dan pengembangan karyawannya dengan alasan kurangnya loyalitas karyawan yang ditunjukkan dari tingkat turn over yang tinggi khususnya untuk karyawan yang masih baru bergabung di MD tersebut. 5. Pengadaan
Pemasok di PT. Imora Motor ada yang tetap adalah pemasok mobil
ATPM HPM dan ada yang tidak tetap seperti pemasok ATK dan bahan‐bahan makanan. Untuk pengadaan mobil, sistem yang digunakan sudah menggunakan komputerisasi. Untuk waktu mengetahui kapan waktu pemesanan mobil biasanya dengan melihat stock yang ada dan berdasarkan 59
dengan pesanan dealer. Hal ini menjadi dasar mereka mengontrol jumlah stok mobil. Jumlah pemesanan biasanya berdasarkan pengalaman yang ada selama ini. Dilihat dari sistem pengadaan yang dijalankan ini, memang sangat sederhana dan kurang terencana karena berdasarkan intuisi saja. Mereka sudah memiliki sistem perencanaan pemesanan mobil dan sistem pengendalian persediaan yang terstruktur dan matematis. Tetapi belum digunakan dengan benar. Pengecekan rutin atas mobil yang ada dan yang tercatat tidak pernah dilakukan karena belum pernah ada stock opname.
Berbeda dengan sistem pengadaan mobil, sistem pengadaan barang‐
barang lain dilakukan dengan sistem cost targeting agar biaya yang dikeluarkan dapat terkendali. Jadi, pemilik yang menetapkan anggaran belanja dan bagian pembelian diserahkan kepada masing‐masing bidang yang bertanggung jawab. Kelemahan dari sistem ini adalah bila terjadi kenaikan biaya di pasar dan bila anggaran yang ditetapkan sudah tidak rasional lagi, maka yang akan sulit adalah karyawannya karena untuk meminta tambahan anggaran kepada pemilik akan sangat sulit. Hal ini disebabkan pemilik tidak memiliki dasar dan analisis yang jelas dalam penentuan anggaran belanja. Untuk perlengkapan alat tulis kantor, lebih sering pemilik sendiri yang membelinya. 6. Operasional
Fasilitas yang dimiliki oleh PT. Imora Motor saat ini sudah cukup
optimal dan dirawat dengan baik. Kapasitas penjualan yang mampu ditampung juga besar karena bangunan dan gudang MD ini sudah cukup besar. Tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional MD masih belum proporsional jumlahnya. Beban kerja karyawan sangat besar sehingga dapat mengurangi kualitas kerja dan meningkatkan tekanan mental dari karyawan itu sendiri, karena selalu bekerja di bawah tekanan seperti ini, tidak heran bila turn over karyawan besar.
60
Untuk menjaga kualitas pelayanan ke konsumen, MD ini belum
memiliki sistem kualitas yang dapat dikontrol, dikendalikan, dan dievaluasi secara rutin. Sistem kualitas yang dijalankan masih bersifat menerima keluhan dari pelanggan, kemudian didiskusikan, lalu dilakukan tindakan dan tidak pernah ada evaluasi dan pencatatan hasil dan standarisasi terhadap tindakan‐ tindakan tersebut (tidak ada sistem PDCA). Dengan sistem seperti ini, MD belum melakukan pencegahan untuk mengurangi jumlah keluhan pelanggan dan mencegah agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi. Tindakan yang dilakukan hanya bersifat short term untuk mengatasi masalah saat itu saja tanpa berpikir bagaimana agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Dengan kata lain, kontrol kualitas di MD masih belum dapat dilakukan dengan baik.
Dengan usia MD yang sudah sangat lama dibandingkan MD merk lain
sekitarnya, PT. Imora Motor memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemasok yang terjalin sudah sangat lama. Lokasi tempat PT. Imora Motor ini berada di pusat kota sehingga sangat strategis untuk jalur distribusi ke dealer.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, otomatisasi di PT. Imora
Motor masih sangat lemah. Sebagian besar kegiatan masih bersifat manual dan memiliki langkah kerja yang panjang dan kurang efisien. Hal ini disebabkan PT. Imora Motor masih belum memiliki sistem informasi dengan alur yang efisien dan efektif serta belum memaksimalkan teknologi yang dimilikinya saat ini. Dengan kondisi seperti ini, integrasi di seluruh bidang menjadi kurang dan sedikit sulit untuk dilakukan. Hal ini cukup merepotkan dealer karena secara tidak langsung terkena dampak dari kerja yang panjang dan butuh waktu yang cukup lama untuk order dan distribusi mobil. 7. Pemasaran dan Penjualan
Strategi marketing yang dilakukan oleh PT. Imora Motor selama ini
adalah exhibition dan sales campain. Exhibition adalah pameran yang dilakukan di Mall atau tempat yang ramai, exhibition dilakukan ± 6 kali dalam satu tahun. Dalam exhibition ini MD memberikan tambahan acsesories seperti 61
fork calm, cover miror dan lainnya. Dan untuk sales campain akan dilakukan di saat terjadi penumpukan stok di MD dan pada event event tertentu. Sales campain bisa berbentuk discount ataupun pemberian acsesories pada mobil Honda. Discount yang diberikan selama ini lebih besar dibandingkan merk mobil pesaing. Bahkan pada saat ini dealer berani menjual dengan harga sama dengan harga yang diberikan oleh MD, dan keuntungan yang diharapkan dari dealer adalah bonus tahunan. Untuk sistem distribusi MD PT. Imora motor kurang tersistem, karena selama ini distribusi yang dilakukan masih bersifat manual.
Untuk mengelola pemasaran, PT. Imora motor memiliki bagian sales
dan marketing yang bertugas melakukan pemasaran mobil kepada delaer. Namun, sayangnya bidang ini kurang dioptimalkan dan dikelola dengan baik karena dipegang hanya oleh beberapa orang. Dengan demikian, beban kerja yang ditanggungnya terlalu banyak sehingga hasilnya pun kurang bisa optimal dan terorganisir dengan baik. Terutama pada bagian marketing PT. Imora motor.
Untuk lokasi dealer PT. Imora motor memiliki 26 dealer yang tersebar di
seluruh wilayah Jabodetabek. Dengan jumlah tenaga sales sebanyak ± 400 sales, ini sangat sedikit jika dibandingakan dengan sales Toyota yang ada sebanyak ± 1200 sales. Citra mobil Honda lebih baik jika dibandingkan dengan mobil yang sekelas seperti Toyota, Suzuki, Daihatsu. Tabel 4.14 Penghargaan yang diterima Honda Sumber : Data dari ATPM Honda Prospek Motor(HPM)
62
4.2.4 Analisis SWOT
Hasil dari identifikasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal
dirangkum dan dianalisis sehingga teridentifikasi faktor‐faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Faktor‐faktor internal dan eksternal tersebut kemudian dikelompokkan dengan tujuan untuk melihat keterkaitan antar faktor dan untuk memudahkan pihak manajemen dalam pemberian bobot. Setiap faktor internal baik yang merupakan kekuatan ataupun kelemahan dan faktor eksternal baik yang merupakan peluang ataupun ancaman dikelompokkan bersama‐sama berdasarkan aspek‐aspek pada gambar berikut. Internal
Eksternal regulate pressure
PT. Imora Motor
manage
Keuangan dan investasi
fight in
Daya Saing
enhance
use
Hubungan& kerjasama
sistem informasi manajemen
regulate
Pasar
Competitor
enhance shape
add
organisasi, karyawan, kepemimpinan
Hukum
influence
generate
generate
Makro Ekonomi
influence
Preferensi
Teknologi
potential to support
Gambar 4.11 Keterkaitan Kelompok Faktor‐Faktor Internal dan Eksternal Dari gambar di atas terlihat bahwa di antara aspek‐aspek internal terdapat keterkaitan, begitu pula di antara aspek‐aspek eksternal. Pada intinya, semua aspek yang ada pada faktor internal bertujuan untuk meningkatkan mobil Honda sehingga dapat menghadapi lingkungan persaingan saat ini. Untuk meningkatkan aspek daya saing dipengaruhi oleh aspek keuangan dan investasi; organisasi, karyawan, dan kepemimpinan; sistem informasi manajemen; serta hubungan dan kerja sama. Aspek keuangan dan investasi bila dikelola dengan baik maka akan dapat menghasilkan keunggulan bersaing
63
bagi mobil Honda. Selain itu, organisasi yang tepat, kompetensi karyawan yang meningkat, dan kepemimpinan yang tepat dapat menciptakan pula keunggulan bersaing mobil Honda. Sistem informasi manajemen yang lancar akan memberikan nilai tambah bagi daya saing mobil Honda karena proses kerja menjadi lebih efisien. Sementara dengan menjaga hubungan yang baik dengan para stakeholder terutama mitra kerja dan masyarakat akan memberikan jaminan keamanan kelancaran pasokan maupun kelancaran kegiatan operasional. Untuk mendukung kelancaran sistem informasi manajemen; hubungan dan kerja sama; serta organisasi, karyawan, dan kepemimpinan, maka aspek teknologi akan memberikan peranan yang cukup penting. Selanjutnya, untuk lingkungan eksternal pada intinya adalah peluang‐ peluang maupun ancaman‐ancaman yang mengarah pada kemampuan menguasai aspek pasar dan memelihara pasar agar tidak direbut oleh pesaing. Agar dapat menguasai pasar, maka terdapat beberapa aspek eksternal yang terlibat, yaitu aspek makro ekonomi, regulasi dari pemerintah, dan preferensi masyarakat yang dapat membentuk dan meningkatkan pasar. Selain faktor eksternal, faktor internal pun turut mempengaruhi penguasaan pasar. Kepedulian MD terhadap lingkungan sekitar akan meningkatkan hubungan dengan masyarakat sekitar dan mempengaruhi preferensi dari masyarakat untuk mempercayakan pemakaian mobil ke Honda sehingga berdampak pada peningkatan dan penguasaan pasar. Selain mempengaruhi pasar, kondisi makro ekonomi dan regulasi juga turut mempengaruhi kegiatan di dalam MD. Kondisi makro ekonomi akan memberikan tekanan terhadap kelancaran kegiatan operasional, sedangkan hukum membatasi MD dengan aturan‐aturan. Daftar faktor‐faktor internal dan eksternal tersebut diajukan kepada pihak manajemen untuk didiskusikan apakah asumsi yang dibuat oleh penulis mengenai faktor internal dan eksternal PT. Imora Motor sudah tepat. Dari hasil diskusi didapat beberapa pengurangan faktor yang mereka anggap kurang berpengaruh dan kurang tepat. Setelah itu, dilakukan diskusi dengan beberapa 64
pihak manajemen untuk melakukan pembobotan dan penilaian kondisi MD terhadap masing‐masing faktor tersebut. Hasil dari konsensus bersama ini kemudian diolah yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15 Hasil Pembobotan Kelompok Faktor Internal dan Eksternal 1 2 3 4 5
Faktor Internal Organisasi, Karyawan, dan Kepemimpinan Keunggulan Bersaing Keuangan dan Investasi Hubungan dan Kerjasama Sistem Informasi TOTAL
Faktor Eksternal 35% 30% 10% 15% 10% 100%
1 2 3 4 5
Pasar Hukum Ekonomi Preferensi Teknologi TOTAL
35% 10% 30% 15% 10% 100%
Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa PT. Imora Motor memiliki kelemahan terbesar pada aspek organisasi, karyawan, dan kepemimpinan. Faktor ini dirasa saat ini sangat penting bagi manajemen untuk segera diperbaiki. Dengan memperbaiki aspek ini secara tidak langsung akan membantu target pencapaian market share Honda. Hal ini dikarenakan dengan sistem organisasi, yang lebih baik serta kepemimpinan dan kemampuan karyawan yang meningkat, maka sistem manajemen MD akan lebih baik dan lebih rapih sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas karyawan. Kelemahan besar selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah aspek sistem distribusi karena sistem distribusi dapat mendukung program perbaikan sistem manajemen dengan lebih baik dan cepat sehingga proses distribusi mobil di MD menjadi lebih efisien dan lebih terstruktur rapih. Dengan demikian, bila dua aspek ini dapat segera diperbaiki, akan berdampak besar pada keberhasilan perbaikan intern perusahaan. Selain itu juga, perbaikan aspek‐aspek ini pada akhirnya akan dapat menghasilkan dan menambah kepercayaan dealer ke MD yang pada akhirnya MD dapat menghadapi persaingan saat ini.
Selain menghadapi kelemahan, PT. Imora Motor juga mengalami
ancaman utama dari luar yang berhubungan dengan aspek ekonomi di Indonesia. Kenaikan bahan bakar dan inflasi yang meningkat sangat
65
berpengaruh terhadap penjualan mobil Honda. Faktor ini memang sulit dikendalikan dan dihindari oleh MD, sehingga salah satu cara untuk menghadapi ancaman tersebut adalah dengan mulai memikirkan sumber dana dari pihak lain atau melakukan investasi lain sebagai sumber pendapatan tambahan diiringi pengelolaan oleh manajemen yang lebih efisien dan profesional.
Dengan metode IFAS dan EFAS akan dibuat pembobotan SWOT seperti
tampak di tabel 4.16 dan 4.17 Tabel 4.16 Hasil Pembobotan Sub Kelompok Faktor Internal Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Organisasi, Karyawan, dan Kepemimpinan ( W ) Kerjasama yang kurang baik antar bagian ( S ) Atasan berusaha membantu jika karyawan mengalami kesulitan ( S ) Karyawan sangat menghargai komitment perusahaan terhadap service excellence ( S ) Karyawan komited dan mendukung upaya management untuk meningkatkan pelayanan ( S ) Komunikasi efektif ( W ) Pelatihan kurang ( S ) Hubungan kerja karyawan yang baik ( W ) Prosedur kerja belum memadai sehingga karyawan memiliki pedoman kerja Keunggulan Bersaing ( W ) Lokasi Dealer ( W ) Harga ( S ) Aspek Produk(mobil) ( S ) Image Honda ( W ) Sarana dan prasarana ( S ) Peralatan service dibandingkan dengan competitor Keuangan Dan Investasi ( S ) Penerapan cost targeting ( W ) Sumber daya keuangan ( S ) Investasi yang kurang dikontrol Hubungan Dan Kerjasama ( S ) Kepedulian dan ketanggapan terhadap dealer ( S ) Memiliki hubungan baik dengan mitra kerja Sistem Informasi ( W ) Manajemen pengadaan barang yang masih tradisional ( W ) Sistem informasi dan pencatatan yang manual ( W ) Kurangnya sistem perencanaan dan pengendalian kegiatan dan program kerja Total
66
Group 35%
30%
10%
15%
10%
100%
Bobot Sub-Group 100% 15% 5% 5% 8% 25% 10% 7% 25% 100% 20% 30% 25% 15% 5% 5% 100% 40% 50% 10% 100% 50% 50% 100% 20% 40% 40%
Per-Item 35% 5.25% 1.75% 1.75% 2.80% 8.75% 3.50% 2.45% 8.75% 30% 6.00% 9.00% 7.50% 4.50% 1.50% 1.50% 10% 4.00% 5.00% 1.00% 15% 7.50% 7.50% 10% 2.00% 4.00% 4.00% 100%
Nilai -1 3 2 3 1 -3 2 -4 -1 -4 4 4 -3 2 2 -4 1 4 3 -2 -1 -2
Total Nilai -0.1995 -0.0525 0.0525 0.035 0.084 0.0875 -0.105 0.049 -0.35 0.045 -0.06 -0.36 0.3 0.18 -0.045 0.03 -0.11 0.08 -0.2 0.01 0.525 0.3 0.225 -0.16 -0.04 -0.04 -0.08 0.10
Pada tabel diatas khususnya pada kolom Nilai jika nilainya 5 positif
artinya mempunyai efek yang baik dan efeknya sangat besar dan sebaliknya jika nilainya ‐5 maka efeknya tidak baik dan efeknya besar. Dilihat dari hasil faktor‐faktor kekuatan dan kelemahan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Imora Motor memiliki kekuatan di aspek keunggulan bersaing dengan total nilai 0.045 serta hubungan dan kerja sama dengan nilai 0.525. Dengan memiliki aspek produk, image Honda dan peralatan service yang dimiliki saat ini, masih cukup dapat memberikan keunggulan bersaing dan mampu menutupi kelemahan‐kelemahan yang bisa menurunkan daya saingnya.
Aspek berikutnya yang cukup kuat pada MD ini yaitu aspek hubungan
dan kerja sama. MD ini merupakan MD yang terlama di Indonesia. Dari tahun 1943, hubungan dan kerja sama dengan mitra kerja serta hubungan dengan dealer berjalin dengan sangat baik. Kepedulian pemilik terhadap masalah‐ masalah dealer. Begitu pula dengan mitra kerja seperti pemasok mobil Honda, karena seham PT. Imora Motor di HPM sebesar 49%.
Selain memiliki kekuatan, MD ini lemah pada aspek‐aspek internal
lainnya. Kelemahan terbesar ada pada aspek organisasi, karyawan, dan kepemimpinan yang memiliki total nilai ‐0.199. Dengan demikian, aspek ini perlu lebih difokuskan perbaikannya. Aspek selanjutnya yang lemah yaitu aspek sistem informasi manajemen dengan nilai ‐0.16. Dengan perbaikan pada sistem informasi manajemen, maka alur kerja menjadi lebih teratur, terarah, dan jelas. Ini akan meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja karyawan serta secara tidak langsung meningkatkan kepuasan kerja karena kerja karyawan menjadi lebih mudah dan lebih jelas. Kemudian, aspek yang paling kecil nilai kelemahannya yaitu aspek investasi dan keuangan dengan nilai ‐0.11. Penganggaran yang ditentukan oleh pemilik menyebabkan budget MD menjadi lebih terkendali karena uang yang dianggarkan langsung keluar dari pemilik sehingga kendali keuangan terpusat 67
pada satu orang. Selain itu, control terhadap investasi peralatan alat masih kurang . Dan MD tidak pernah melakukan perhitungan BEP dan target pencapaian BEP. Tabel 4.17 Hasil Pembobotan Sub Kelompok Faktor Eksternal Faktor-Faktor Peluang Dan Ancaman Pasar ( O ) Pertambahan Penduduk ( O ) Pertambahan Pemukiman di daerah Jabotabek dan sekitarnya ( O ) Pertumbuhan industri di Jabotabek dan sekitarnya ( O ) Pertumbuhan GDP masyarakat Jabotabek karena pertumbuhan industri ( T ) Pertumbuhan jalur Busway ( T ) Infrastruktur jalan yang kurang terpelihara ( T ) Berkembangnya dealer-dealer dan bengkel-bengkel yang berdekatan dengan dealer dan bengkel Honda ( T ) Konsumen yang semakin kritis Hukum ( O ) Udang-Undang PPnBM ( T ) Undang-Undang Perbankan ( T ) Undang-Undang Lingkungan Hidup Ekonomi ( O ) GDP ( O ) Inflasi ( O ) Suku Bunga ( O ) Harga Minyak ( T ) Pengangguran ( T ) Tingkat Upah Preferensi ( O ) Tingkat Pendidikan yang mayoritas di bawah SMA ( O ) Gaya masyarakat yang cenderung mengganti mobil Teknologi ( O ) Perkembangan teknologi otomotif(mobil) ( O ) Teknologi service ( O ) Perkembangan teknologi informasi Total
Bobot Group Sub-Group 100% 35% 10% 10% 5% 10% 25% 5% 10% 25% 100% 10% 40% 40% 20% 100% 30% 7% 13% 35% 40% 3% 2% 100% 15% 50% 50% 100% 10% 40% 40% 20% 100%
Per-Item 35% 3.50% 3.50% 1.75% 3.50% 8.75% 1.75% 3.50% 8.75% 10% 4.00% 4.00% 2.00% 30% 2.10% 3.90% 10.50% 12.00% 0.90% 0.60% 15% 7.50% 7.50% 10% 4.00% 4.00% 2.00% 100%
Nilai 2 2 1 1 -3 -2 -2 -4 4 -4 -2 2 3 3 1 -1 -1 2 4 3 2 1
Total Nilai -0.525 0.07 0.07 0.0175 0.035 -0.2625 -0.035 -0.07 -0.35 -0.04 0.16 -0.16 -0.04 0.579 0.042 0.117 0.315 0.12 -0.009 -0.006 0.45 0.15 0.3 0.22 0.12 0.08 0.02 0.68
4.2.5 Perumusan Grand Strategy
Dari hasil penilaian terhadap faktor internal dan eksternal yang telah
dilakukan sebelumnya, maka hasil total nilai antara lingkungan internal dan eksternal digambarkan ke dalam matriks grand strategy seperti terlihat pada gambar 4.12. Berdasarkan posisi mobil Honda yang terlihat pada matriks SWOT tersebut, maka grand strategy yang sesuai untuk MD PT. Imora Motor adalah stable. Dengan kondisi internal yang tidak begitu kuat dan peluang yang bisa diambil juga hanya sedikit, artinya kemampuan MD lebih kecil jika
68
dibandingkan dengan potensi pasar/industri sehingga usaha pertumbuhan MD dilakukan sesuai dengan batas kemampuan MD ( secara bertahap). LINGKUNGAN MENDUKUNG STABLE RAPID
5 4 3 2 1
INTERN KUAT
0 -4
-3
-2
-1
0
1
2
3
-1 -2 -3 -4 N ICH E/ LIQUIDATION
-5
4
5 CON GLOMERATE
-5 TURN AROUN D
INTERN LEMAH
SELECTIVE MAIN TEN AN CE
AGGRESSIVEMAIN TEN AN CE
CON CEN TRIC
LINGKUNGAN TIDAK MENDUKUNG
Gambar 4.12 Matriks SWOT (Grand Strategy)
Dengan memilih strategi besar stable, maka perlu dilakukan pemilihan
yang selektif atas: 1. Keluaran Organisasi Salah satu stakeholder keluaran organisasi adalah pelanggan. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I, kelompok pelanggan terbesar yang membeli mobil Honda adalah individu konsumen. Dengan demikian, sebaiknya pasar yang menjadi pelanggan utama yang perlu difokuskan adalah pelanggan individu konsumen. Sebaiknya lebih diperbanyak promosi bagi konsumen individu yang dilakukan di tempat‐temapt keramaian.
Stakeholder lain yang dipengaruhi oleh keluaran organisasi MD PT.
Imora Motor adalah HPM. Dengan meningkatkan bergaining power MD akan
69
lebih meningkatkan kemampuan MD sebagai pemimpin dealer dalam memberikan input ke ATPM Honda. 2. Proses Internal Jenis layanan distribusi juga harus dipilih secara selektif. Sebaiknya pengembangan distribusi lebih difokuskan pada order dealer yang pertama, maka akan mendapatkan mobil terlebih dahulu. Selain itu, proses distribusi dievaluasi agar lebih efisien. 3. Kemampuan Sumber Sumber daya yang dimiliki oleh MD antara lain, tenaga teknis dan tenaga non teknis. Pemilihan tenaga teknis yang lebih selektif perlu dipertimbangkan karena kecenderungan sikap tenaga teknis yang kurang suka melayani konsumen. Selain itu tenaga non teknis yang lebih selektif ataupun pemilihan pelatihan yang selektif juga perlu dilakukan untuk memperoleh tenaga non teknis yang kompeten. Dengan tingkat turn over yang tinggi saat ini terutama golongan non teknis (20% per tahun) maka MD PT. Imora Motor perlu mulai lebih selektif dalam merekrut tenaga non teknis. Dengan merekrut karyawan baik teknis maupun non teknis yang tepat maka akan mempengaruhi peningkatan kualitas layanan sehingga menjaga kepuasan dealer maupun konsumen. 4.2.6 Analisis Matriks TOWS dan Strategi Fungsional
Dalam merumuskan strategi fungsional, digunakan matriks TOWS
untuk merumuskan alternatif strategi. Dari hasil analisis SWOT, tidak seluruh faktor‐faktor eksternal dan internal dimasukkan ke dalam matriks TOWS. Dari faktor‐faktor tersebut dipilih sekitar 5 faktor terpenting. Hal ini dilakukan agar perumusan strategi dapat lebih fokus pada hal‐hal yang penting dan mendesak untuk segera dilakukan. Prioritas faktor yang dimasukkan adalah faktor‐faktor yang memiliki nilai total terbesar. Untuk faktor kekuatan dipilih faktor yang paling kuat, sedangkan untuk faktor kelemahan dipilih faktor yang paling 70
lemah yang perlu segera diatasi. Untuk faktor peluang dipilih faktor yang memiliki peluang terbesar, sedangkan untuk faktor ancaman dipilih faktor yang paling mengancam yang perlu segera ditanggulangi.
Perumusan strategi‐strategi fungsional ini mengacu pada grand strategy
yang telah dirumuskan yaitu selektif dalam melakukan perbaikan‐perbaikan internal serta selektif dalam mengembangkan usaha dan melayani pasar yang ada. Selain itu juga, yang tidak kalah penting lagi adalah strategi ini selektif dalam perbaikan internal perusahaan sehingga mampu membawa Honda mampu menghadapi lingkungan persaingan saat ini. Strategi‐strategi ini juga dirumuskan dengan tetap tertuju pada pencapaian visi perusahaan yaitu ”To become a formidable Organization, by optimizing positive relationship to both HPM & Dealer through mutual benefits”. Hasil dari analisis perumusan strategi‐strategi fungsional berdasarkan matriks TOWS dapat dilihat pada tabel 4.18. Sementara arahan dari strategi‐strategi ini atau korelasinya dengan grand strategy dan pencapaian visinya dapat dilihat pada tabel 4.19. 71
72
STRENGTH
Aspek Produk(mobil) baik Kepedulian dan ketanggapan terhadap dealer Memiliki hubungan baik dengan mitra kerja Image Honda baik Komunikasi efektif antar karyawan Karyawan komited dan mendukung upaya management S6 untuk meningkatkan pelayanan S7 Penerapan cost targeting S8 Atasan berusaha membantu jika karyawan mengalami kesulitan S9 Hubungan kerja karyawan yang baik S10 Peralatan service lebih baik dibandingkan dengan competitor NO. OPPORTUNITY NO. STRENGTH&OPPORTUNITY O1 Suku Bunga Memberian saran ke HPM untuk membuat mobil yang sesuai dengan gaya S1O2O5 O2 Gaya masyarakat yang cenderung mengganti mobil masyarakat dengan mengikuti teknologi O3 Udang-Undang PPnBM menurunkan pajak S3O1 Kerjasama dengan pembiayaan otomotif dengan memanfaatan suku bunga O4 Tingkat Pendidikan yang mayoritas di bawah SMA S4O6O10 Image Honda yang irit diperkuat O5 Perkembangan teknologi otomotif(mobil) S7O7 Mengurangi biaya yang overbudgeting untuk menekan biaya akibat inflasi O6 Harga Minyak stabil S10O3O10 Pembelian alat2 service bisa lebih diperbesar untuk memuaskan konsumen O7 Inflasi terkontrol O8 Teknologi service cepat berkembang O9 Pertambahan Penduduk Jabotabek Pertambahan Pemukiman di daerah Jabotabek O10 dan sekitarnya
NO. S1 S2 S3 S4 S5 Harga mobil Lebih Tinggi Prosedur kerja belum memadai sehingga karyawan memiliki pedoman kerja Sumber daya keuangan yang terbatas Pelatihan kurang Kurangnya sistem perencanaan dan pengendalian kegiatan dan program kerja Lokasi Dealer kurang banyak Kerjasama yang kurang baik antar bagian Sarana dan prasarana yang kurang Manajemen pengadaan barang yang masih tradisional Sistem informasi dan pencatatan yang masih manual
WEAKNESS
NO. WEAKNESS&OPPORTUNITY W1O2 Memberikan potongan harga untuk existing customer W6O9O10 Memotivasi sales untuk lebih rajin kanvas di wilayah yang belum ada dealer Honda W4O5O8 Memberikan training yang banyak baik training teknologi mobil maupun peralatan servis W1O5 Memberilkan saran ke HPM untuk membuat mobil yang berteknologi tinggi dan mensegmen customernya W3O8 Membeli teknologi yang multi fungsi
No. W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10
Tabel 4.18 Matriks TOWS PT. Imora Motor
73
STRENGTH
Aspek Produk(mobil) baik Kepedulian dan ketanggapan terhadap dealer Memiliki hubungan baik dengan mitra kerja Image Honda baik Komunikasi efektif antar karyawan Karyawan komited dan mendukung upaya management S6 untuk meningkatkan pelayanan S7 Penerapan cost targeting S8 Atasan berusaha membantu jika karyawan mengalami kesulitan S9 Hubungan kerja karyawan yang baik S10 Peralatan service lebih baik dibandingkan dengan competitor NO. THREAT NO. STRENGTH&THREAT T1 Konsumen yang semakin kritis S5T1 Komunikasi harus lebih efektif dengan konsumen T2 Pertumbuhan jalur Busway S1T2T5 Produk honda dengan teknologi tinggi akan memberikan knyamanan dan ramah lingkungan T3 Undang-Undang Perbankan S2T4 Kepedulian honda terhadap dealer akan membuat komunikasi lebih efektif Berkembangnya dealer-dealer dan bengkel-bengkel S10T1 Memberikan pelayanan service yang lebih cepat dan jelas T4 yang berdekatan dengan dealer dan bengkel Honda T5 Undang-Undang Lingkungan Hidup T6 Infrastruktur jalan yang kurang terpelihara T7 Pengangguran T8 Tingkat Upah
NO. S1 S2 S3 S4 S5 Harga mobil Lebih Tinggi Prosedur kerja belum memadai sehingga karyawan memiliki pedoman kerja Sumber daya keuangan yang terbatas Pelatihan kurang Kurangnya sistem perencanaan dan pengendalian kegiatan dan program kerja Lokasi Dealer kurang banyak Kerjasama yang kurang baik antar bagian Sarana dan prasarana yang kurang Manajemen pengadaan barang yang masih tradisional Sistem informasi dan pencatatan yang masih manual
WEAKNESS
NO. WEAKNESS&THREAT W4T1 Meningkatkan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen W6T4 Lebih gencar untuk promosi di masing-masing area dealer Memberikan saran ke HPM untuk memproduksi dan memasarkan mobil dengan teknologi W1T5 yang melindungi lingkungan W10T4 Merubah sistem informasi dan pencatatan secara otomatis supaya dapat bersaing W8T4 Melengkapi sarana dan prasarana sehingga karyawan dapat bekerja dengan efisien dan efektif
No. W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10
Tabel 4.18 Matriks TOWS PT. Imora Motor
Tabel 4.19 Arahan strategi No.
STRATEGI
1
Memberikan saran ke HPm untuk membuat produk yang sesuai dengan gaya masyarakat dengan mengikuti teknologi
2
Kerjasama dengan pembiayaan otomotif dengan memanfaatan suku bunga
3 Image Honda yang irit diperkuat
ARAHAN Untuk mencapai target market share Honda dan menghadapi persaingan Terbentuknya hubungan positif yang semakin kuat dan penguatan sistem organisasi
Untuk mencapai organisasi yang kuat
4
Mengurangi biaya yang over budgeting untuk menekan biaya akibat inflasi
Untuk memperbaiki pengelolaan sumber finansial perusahaan
5
Pembelian alat2 service bisa lebih diperbesar untuk memuaskan konsumen
Untuk membina hubungan yang baik dengan konsumen dan
6
Memberikan potongan harga untuk existing customer
7
Memotivasi sales untuk lebih rajin kanvas di wilayah yang belum ada dealer Honda
8
Memberikan training yang banyak baik training teknologi mobil maupun peralatan servis
Memberikan saran ke HPM untuk membuat mobil yang berteknologi 9 tinggi dan mensegmen customernya
10 Membeli teknologi yang multi fungsi 11 Komunikasi harus lebih efektif dengan konsumen 12
Produk honda dengan teknologi tinggi akan memberikan knyamanan dan ramah lingkungan
13
Kepedulian honda terhadap dealer akan membuat komunikasi lebih efektif
Memberikan pelayanan service yang lebih cepat dan jelas Meningkatkan pelatihan yang disesuaikan 15 dengan kebutuhan konsumen 14
Lebih gencar untuk promosi di masing-masing area dealer Memberikan saran ke HPM untuk memproduksi dan 17 memasarkan mobil dengan teknologi yang melindungi lingkungan 16
18
Merubah sistem informasi dan pencatatan secara otomatis supaya dapat bersaing
19
Melengkapi sarana dan prasarana sehingga karyawan dapat bekerja dengan efisien dan efektif
74
saling menguntungkan sehingga mampu menghadapi persaingan
Untuk membina hubungan yang baik dengan konsumen dan meningkatkan target market share Honda Penguatan struktur organiasi serta pengelolaan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan produktifitas karyawan
Menjadi organisasi yang kuat agar dapat menghadapi persaingan pasar
Untuk mencapai target market share dengan memilih teknologi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dan memilih segmen yang . sesuai dengan spesifikasi produk yang dimiliki
Mencapai organisasi yang hebat dan mampu bersaing berdasarkan kemampuan perusahaan Membina hubungan positif dan baik dengan konsumen agar mampu mencapai target market share perusahaan Membina hubungan positif dan baik dengan masyarakat sekitar sehingga meningkatkan image baik di masyarakat
Membina hubungan positif dan baik dengan dealer sehingga menguatkan organisasi dan operasional perusahaan
Membina hubungan positif dengan konsumen sehingga dapat meningkatkan target market share Honda
Mencapai target market share dan menghadapi persaingan Mencapai target market share Honda dan membina hubungan yang positif dengan stakeholder
Mencapai target market share dan menghadapi persaingan Penguatan struktur dan sistem organisasi untuk meningkatkan produktifitas karyawan
Penguatan struktur dan sistem organisasi untuk meningkatkan produktifitas karyawan
Dari alternatif strategi yang telah dirumuskan di atas kemudian dikelompokkan berdasarkan kelompok strategi fungsional seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.20 Strategi Fungsional PT. Imora Motor STRATEGI MARKETING
STARATEGI KEUANGAN
Kerjasama dengan pembiayaan otomotif
Mengurangi biaya yang over budgeting
dengan memanfaatan suku bunga
untuk menekan biaya akibat inflasi
Image Honda yang irit diperkuat
STRATEGI OPERASIONAL Membeli teknologi yang multi fungsi
Memberikan potongan harga untuk existing customer Kepedulian honda terhadap dealer Memberikan saran ke HPM untuk membuat mobil yang berteknologi tinggi dan mensegmen customernya Lebih gencar untuk promosi di masing-masing
akan membuat komunikasi lebih efektif Merubah sistem informasi dan pencatatan secara otomatis supaya dapat bersaing
area dealer Melengkapi sarana dan prasarana sehingga
STRATEGI SDM DAN ORGANISASI
karyawan dapat bekerja dengan efisien dan efektif
Memotivasi sales untuk lebih rajin kanvas di wilayah yang belum ada dealer Honda
STRATEGI LITBANG
Memberikan training yang banyak baik training teknologi mobil maupun peralatan servis
Memberikan saran ke HPM untuk membuat produk yang sesuai dengan gaya masyarakat dengan mengikuti teknologi
Meningkatkan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
Produk honda dengan teknologi tinggi akan memberikan knyamanan dan ramah lingkungan
STRATEGI AFTER SALES Pembelian alat2 service bisa lebih diperbesar untuk memuaskan konsumen
Memberikan saran ke HPM untuk memproduksi dan memasarkan mobil dengan teknologi yang melindungi lingkungan
Memberikan pelayanan service yang lebih cepat dan jelas
4.2.7 Pembuatan Peta Strategi Dalam pembuatan peta strategi, strategi dari setiap perspektif yang digunakan adalah: a. Perspektif Financial Yang merasakan Perpektif Financial Maindealer ini diantaranya pemilik, dealers dan masyarakat(pelanggan), karyawan (teknis dan non teknis), dan
75
pemasok . Pihak pemilik merasakan aspek finansial yaitu keuntungan yang dihasilkan oleh MD (return). Pihak dealers dan masyarakat(pelanggan) merasakan perspektif. Untuk aspek finansial, pelanggan merasakan harga jual kendaraan yang telah ditetapkan oleh MD. Pihak pegawai merasakan perspektif financial dari besarnya gaji yang diperoleh berdasarkan ketetapan dari pemimpin MD yang bergantung pada kinerja pegawai dan perkembangan usaha yang dirasakan MD yang disebabkan oleh pegawai. Pihak pemasok merasakan perpektif finansial dari kelancaran pembayaran yang diberikan oleh MD dari setiap pemesanan. Semakin lancar pembayaran maka hubungan baik menjadi lebih terjalin dengan pemasok dan MD. Semua pihak yang terlibat dari perspektif financial ini diharapkan dapat merasakan kepuasan. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan semua pihak stakeholder yang berkaitan dengan aspek finansial yaitu dengan menerapkan: 1. Efisiensi biaya, yaitu dengan lebih selektif dalam pengeluaran sehingga mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. 2. Penetapan biaya, yaitu dengan menetapkan anggaran yang rasional dan terencana serta selalu dievaluasi dan dianalisis sehingga memudahkan pengendalian anggaran. Dengan menerapkan strategi‐strategi tersebut di atas, maka akan menghasilkan return yang diperoleh menjadi lebih besar, gaji yang diberikan karyawan menjadi lebih baik dan lebih lancar, serta pembayaran kepada pemasok menjadi lebih terjamin kelancarannya karena sumber dana yang dikelola dengan lebih efisien dan lebih efektif. 76
b. Perspektif proses Internal Perspektif proses internal di MD terdiri dari beberapa aspek, diantaranya proses operasional, pemasaran, dan proses after sales. Perbaikan pada proses operasional akan meningkatkan efisiensi kerja sehingga berdampak pada perbaikan kondisi finansial MD sehingga memuaskan pemilik dan karyawan, kualitas layanan kepada pelanggan sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan, dan hubungan yang baik dengan pemasok baik itu pemasok mobil ataupun yang lainnya karena adanya kelancaran dan transparansi pembayaran yang dilakukan MD. Strategi‐strategi operasional yang perlu dilakukan untuk menghasilkan keluaran organisasi yang memuaskan pihak‐pihak stakeholder MD diantaranya: 1. Membeli teknologi yang multi fungsi, sehingga menghasilkan peningkatan efisiensi kerja yang akhirnya meningkatkan produktifitas dan MD dapat memberikan reward yang lebih baik bagi karyawan. 2. Perduli terhadap dealers, sehingga jumlah mobil yang dijual bisa lebih banyak baik secara quantity maupun quality. 3. Merubah sistem informasi dan pencatatan, sehingga proses pelayanan dan proses kerja menjadi lebih cepat dan tepat yang berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan karena dengan sistem informasi yang baik dapat menciptakan proses kerja menjadi lebih efisien, serta pemilik MD karena dengan peningkatan kepuasan pelanggan semakin meningkat jumlah pelanggan baru dan semakin besar pendapatan MD. 4. Melengkapi sarana dan prasarana Sehingga proses pelayanan dan proses kerja menjadi lebih cepat dan tepat yang berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan Perbaikan pada aspek pemasaran akan meningkatkan return yang memuaskan pemilik, peningkatan awareness dan preferensi masyarakat untuk membeli
77
mobil Honda. Strategi pemasaran yang perlu dilakukan untuk menghasilkan keluaran organisasi yang memuaskan pihak‐pihak tersebut antara lain: 1. Memperkuat image Honda yang Irit Bahan Bakar, meningkatkan brand awareness Honda dan loyalitas pelanggan sehingga pada akhirnya meningkatkan pendapatan MD (pemilik dan karyawan). 2. Memberikan potongan harga untuk existing customer,
sehingga
menghasilkan loyalitas pelanggan yang akhirnya perusahaan dapat mempertahankan pasar yang sudah diperoleh, artinya return pemilik sudah pasti. 3. Memilih dengan selektif segmen customer, sehingga dapat meningkatkan produktifitas salesman dalam menjual mobil brand awareness dan loyalitas pelanggan sehingga pada akhirnya meningkatkan pendapatan MD (pemilik dan karyawan). 4. Meningkatkan promosi di masing‐masing area dealer, meningkatkan brand awareness Honda dapat meningkatkan penjualan dan akhirnya meningkatkan pendapatan MD (pemilik dan karyawan). Perbaikan pada aspek sosial bagi MD sangat penting. Hal ini selain dapat meningkatkan image mobil Honda, dapat pula memberikan kepuasan kepada masyarakat sekitar serta dapat pula membantu pemerintahan dalam mensejahterakan. Strategi‐strategi yang perlu dilakukan oleh MD dalam memuaskan aspek ini antara lain: 1. Memberikan saran ke HPM untuk membuat mobil yang sesuai dengan gaya masyarakat dengan mengikuti teknologi, dengan demikian membuat MD menjadi lebih mengetahui mobil apa yang harus dipasarkan yang dapat meningkatkan brand mobil Honda yang baik di mata pemerintah dan masyarakat, serta kepuasan pelanggan. 2. Memberikan saran ke HPM untuk membuat mobil Honda yang memberikan kenyamanan dan ramah lingkungan, dengan demikian membantu pemerintah dan masyarakat untuk memelihara lingkungan sekitar serta 78
memberikan kenyamanan kepada pelanggan dalam mengendarai mobil yang berdampak pada peningkatan jumlah pelanggan. 3. Memberikan saran ke HPM untuk memproduksi dan memasarkan mobil yang melindungi lingkungan, dengan demikian membantu pemerintah dan masyarakat untuk memelihara lingkungan sekitar. Perbaikan pada aspek after sales bagi MD sangat penting. Hal ini selain dapat meningkatkan image mobil Honda, dapat pula memberikan kepuasan kepada konsumen. Strategi‐strategi yang perlu dilakukan oleh MD dalam memuaskan aspek ini antara lain: 1. Membeli alat‐alat service yang lebih besar untuk memuaskan konsumen, dengan demikian membantu MD dalam waktu pelayanan service kepada konsumen agar konsumen tidak menunggu lama jika mau service mobil yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan konsumen. 2. Memberikan pelayanan service yang lebih cepat dan jelas, dengan demikian membantu konsumen dalam waktu pelayanan service, agar konsumen tidak menunggu lama jika mau service mobil dan jika ada keluhan pada mobil dapat ditangani dengan jelas dan cepat yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan konsumen. c. Perspektif Pertumbuhan Perspektif pertumbuhan di MD PT. Imora Motor terdiri dari beberapa aspek, diantaranya sumber daya insani, sumber daya teknologi, dan sumber daya organisasi. Perbaikan pada aspek‐aspek ini akan meningkatkan efisiensi proses kerja internal sehingga berdampak pada perbaikan kondisi finansial MD sehingga memuaskan pemilik dan karyawan, kualitas layanan kepada pelanggan sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan, dan hubungan yang baik dengan pemasok baik itu pemasok mobil ataupun pemilik alat‐alat lainnya karena adanya kelancaran dan transparansi pembayaran yang dilakukan MD. 79
Dalam aspek sumber daya insani yang diperlukan saat ini oleh MD PT.
Imora Motor adalah program pengembangan SDM yang profesional sehingga dapat lebih siap menghadapi persaingan dan melaksanakan perbaikan proses kerja internal dengan lebih baik. Strategi‐strategi yang perlu dilaksanakan antara lain: 1. Meningkatkan motivasi sales untuk lebih rajin kanvas di wilayah yang belum ada dealer Honda. 2. Meningkatkan training produk knowledge maupun peralatan penunjang lain. 3. Meningkatkan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Sementara, dalam aspek sumber daya teknologi dilakukan strategi pengembangan sistem informasi teknologi yang terintegrasi yang mampu mempercepat proses kerja, sehingga menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan ketersediaan informasi yang dapat memperlancar proses kerja internal. Dengan sistem informasi yang baik, maka proses operasional menjadi lebih cepat dan mengurangi pemborosan proses kerja yang manual. Selain itu, sistem informasi juga dapat memudahkan proses pemasaran yaitu memudahkan pembinaan hubungan baik dengan dealer. Selain itu pemonitoran dealer‐dealer di luar MD menjadi lebih mudah dilakukan. Untuk proses sosial, dengan sistem informasi yang baik dapat mempercepat diketahuinya pengetahuan mengenai tren otomotif yang sedang menyebar di Indonesia maupun di luar negri sehingga MD bisa menjadi lebih tanggap meresponnya. Untuk aspek sumber daya organisasi, perbaikan yang perlu dilakukan oleh MD saat ini adalah melaksanakan program perbaikan sistem organisasi, dokumen kerja dan program kerja.
80