BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Spesifikasi Hardware Jaringan Pada LPP TVRI, terdapat 2 hal yang paling mencolok, yakni penggunaan 2 buah router yang menggunakan 2 buah vendor yang berbeda dan juga memiliki fungsionalitas yang berbeda. Untuk router pertama yakni router Cyberoam dengan tipe CR750iNG-XP adalah router yang digunakan pada LPP TVRI sebagai media penghubung untuk akses internet para karyawan, dan juga sebagai penanggung jawab untuk pembagian jaringan internal dan sekaligus sebagai firewall untuk seluruh jaringan di LPP TVRI Jakarta. Router yang juga sudah mendukung internet protokol versi 6 ini terhubung secara langsung dengan router Astinet Telkom yang berperan sebagai penyedia layanan internet. Untuk router kedua yakni router Cisco 2800 series digunakan sebagai media komunikasi antar VPN daerah yang digunakan utnuk mengirimkan data – data berupa broadcast berita, dokumen dan streaming video, yang juga digunakan sebagai firewall VPN. Oleh karena itu LPP TVRI tidak dapat menyerahkan akses konfigurasi router untuk tujuan skripsi ini kepada kelompok skripsi ini. Namun kelompok skripsi ini masih tetap dapat melakukan ujicoba perancangan dengan cara yang lain dengan tidak keluar dari tujuan utama yaitu merancangan jaringan IPv6 pada LPP TVRI secara Dual-Stack dan Tunneling 6to4, dengan menggunakan program GNS3 dengan router iOS 3600 yang mempunyai fungsi utama dan cara konfigurasi yang sama persis dengan router Cisco asli.
4.2
Implementasi konfigurasi Pada percobaan di skripsi ini menggunakan: GNS3 dengan Cisco iOS 3660 (sebagai router) VPCs – Program komputer virtual pendamping GNS3 yang diwakili dengan simbol komputer, digunakan untuk tujuan pengecekan konfigurasi, dengan cara mengirimkan paket data dari/atau menuju VPCs tertentu sehingga diketahui sampai tidaknya paket tersebut pada alamat yang dituju.
41
42
VPCs akan menggunakan jenis Internet Protocol yang berbeda atau dapat pula menggunakan kedua protocol tersebut jika VPCs berada pada suatu jaringan Dual-Stack. 4.2.1 Konfigurasi Pertama, Dual-Stack pada lab router.
Gambar 4.1 Topology Lab Router
Berikut ini adalah percobaan pertama, yaitu percobaan mengenai Dual-Stack dengan mengasumsikan LPP TVRI mendapatkan routable alamat IPv6 dari pihak penyedia layanan internet Astinet. Percobaan ini diperlukan dalam implementasi internal pada pengimplementasian IPv6 sehingga
dapat diketahui secara
praktek bahwa client dapat berhubungan dengan tujaun sesuai dengan semestinya setelah penambahan Internet Protokol versi 6. Pengalamatan diatas hanyalah ilustrasi dengan asumsi bahwa LPP TVRI sudah mempunyai alamat IPv4 sebelumnya dan hanya dilakukan penambahan IPv6 yang diberikan pihak Astinet sehingga dapat digunakan pada jaringan internal LPP TVRI dan menjadi alamat publik IPv6 untuk setiap client (routable IPv6: 2001:A:C::0/48).
43
Dari topologi diatas dapat diambil beberapa informasi penting yakni: Gateway IPv4 publik router Astinet
: 200.20.2.1
Alamat IPv4 publik router Astinet
: 200.20.2.2
Gateway IPv6 routable router Astinet : 2001:A:B:1::1/64 Alamat IPv6 routable router Astiner : 2001:A:B:1::2/64 Dan 5 alamat IPv4 dan IPv6 network lokal pada topologi diatas. Bagian Pemberitaan v4 Bagian Pemberitaan v6 Bagian Balai DikLat v4 Bagian Balai DikLat v6 Bagian Puslitbang v4 Bagian Puslitbang v6 STA Jakarta v4
: 10.0.1.0/24 : 2001:A:C:1::0/64 : 10.0.2.0/24 : 2001:A:C:2::0/64 : 10.0.3.0/24 : 2001:A:C:3::0/64 : 10.0.4.0/24
STA Jakarta v6
: 2001:A:C:4::0/64
GPO v4
: 10.0.5.0/24
GPO v6
: 2001:A:C:5::0/64
Juga perlu ditambahkan beberapa informasi berikut. Gateway setiap network IPv4 adalah 10.0.x.254, dan IPv6 adalah 2001:A:C:x::FE sehingga menjadi: Gateway Bagian Pemberitaan v4 : 10.0.1.254 Gateway Bagian Pemberitaan v6 : 2001:A:C:1::FE/64 Gateway Bagian Balai DikLat v4 : 10.0.2.254 Gateway Bagian Balai DikLat v6 : 2001:A:C:2::FE/64 Gateway Bagian Puslitbang v4 Gateway Bagian Puslitbang v6 Gateway STA Jakarta v4 Gateway STA Jakarta v6 Gateway GPO v4 Gateway GPO v6
: 10.0.3.254 : 2001:A:C:3::FE/64 : 10.0.4.254 : 2001:A:C:4::FE/64 : 10.0.5.254 : 2001:A:C:5::FE/64
Sedangkan alamat setiap client mengikuti network dan angka pada client, menjadi: 1.
Client 1 v4
: 10.0.1.1/24
Client 1 v6
: 2001:A:C:1::1/64
44
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Client 2 v4
: 10.0.1.2/24
Client 2 v6
: 2001:A:C:1::2/64
Client 3 v4
: 10.0.2.3/24
Client 3 v6
: 2001:A:C:2::3/64
Client 4 v4
: 10.0.3.4/24
Client 4 v6
: 2001:A:C:3::4/64
Client 5 v4
: 10.0.3.5/24
Client 5 v6
: 2001:A:C:3::5/64
Client 6 v4
: 10.0.4.6/24
Client 6 v6
: 2001:A:C:4::6/64
Client 7 v4
: 10.0.5.7/24
Client 7 v6
: 2001:A:C:5::7/64
Client 8 v4
: 10.0.5.8/24
Client 8 v6
: 2001:A:C:5::8/64
Berikut ini adalah konfigurasi yang digunakan pada router Cisco iOS 3660 di percobaan skripsi ini. ►
Pemberian alamat IP pada interface Fa0/0 (menuju gateway publik Astinet) TVRI>enable TVRI#configure terminal TVRI(config)#interface FastEthernet 0/0 TVRI(config-if)#ip address 200.20.2.2 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:B:1::2/64 TVRI(config-if)#no shutdown Diatas adalah konfigurasi untuk mengubah informasi interface FastEthernet 0/0 yang berhubungan langsung atau berada pada satu network dengan router Astinet. Berikut adalah detail penjelasanya:
Configure terminal Adalah perintah yang digunakan untuk memasuki mode
konfigurasi terminal yang berhubungan
dengan pengaturan transmisi data.
Interface
45
Adalah perintah yang dijalankan untuk dapat mengubah informasi yang dibutuhkan oleh suatu interface. Dari mode ini salah satu hal yang dapat diubah adalah alamat IP baik itu IPv4 maupun IPv6 secara detail. Pada perintah diatas digunakan untuk memamasuki
konfigurasi
mode
interface
FastEthernet 0/0.
Ip address <subnet> Adalah printah untuk menambahkan alamat IPv4, dengan diawali alamat IP yang akan digunakan pada interface tersebut kemudian diikuti oleh format subnet dengan penulisan desimal lengkap. Untuk mengubah alamat IPv4 yang sudah ada dapat menggunakan perintah “no ip address <subnet mask>”, dimana merupakan alamat lama yang akan dihapus/ dihilangkan, sedangkan <subnet> adalah subnet mask dengan format desimal 3 titik yang lama. Pada perintah diatas digunakan ip address 200.20.2.2 dan subnet mask 255.255.255.0 untuk interface FastEthernet 0/0.
IPv6 address Adalah
perintah
yang
digunakan
untuk
menambahkan alamat IPv6 dengan format yang sudah dikenal luas, dapat ditulis lengkap maupun juga dapat ditulis dengan menghilangkan jajaran biner
0
yang
dipisahkan
dengan
collon
(F:0:0:0:0:0:0:1 menjadi F::1) yang kemudian diikuti dengan penulisan prefix yang digunakan. Untuk menghapus alamat IPv6 pada suatu interface dapat digunakan perintah negasi “no” yang kemudian diikuti perintah seperti menambahkan IPv6 yang baru, namun dengan alamat dan prefix yang akan dihapus. Pada printah diatas penambahan ip baru
46
dilakukan dengan alamat 2001:A:B:1::2 dengan subnet 64 yang ditujukan untuk interface yang sedang terprilih (interface FastEthernet 0/0). Shutdown/no shutdown Adalah perintah untuk menonaktifkan/ mendisable suatu
interface
secara
logika
yang
tidak
memperngaruhi kinerja interface lain dan router masih
dapat
beroprasi.
Untuk
mengaktifkan
interface agar dapat kembali berfungsi dapat digunakan printah negasi “no” sebelum perintah “shutdown” seperti perintah yang dijalankan pada konfigurasi diatas. ►
Pemberian alamat IP interface Fa1/0 (bagian Pemberitaan) TVRI(config-if)#interface FastEthernet 1/0 TVRI(config-if)#ip address 10.0.1.254 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:C:1::FE/64 TVRI(config-if)#no shutdown Diatas adalah konfigurasi lanjutan dari konfigurasi sebelumnya dan masih berada pada state konfigurasi interface
(interface
Fa0/0)
sehingga
diperlukan
pemindahan kontrol interface dengan perintah “interface FastEthernet 1/0” yang berarti memberi perintah untuk berpindah state menuju interface Fa 1/0 dengan tujuan untuk menkonfigurasi terminal pada interface yang bersangkutan. Kemudian diberikan pemberian alamat IPv4 sebagai gateway untuk bagian Pemberitaan yakni 10.0.1.254 dengan subnet 24 yang diikuti dengan perintah pemberiaan gateway IPv6 untuk interface yang sama untuk network Pemberitaan 2001:A:C:1::FE/64 dan melakukan perintah mengaktifkan interface yang terpilih. ►
Pemberian alamat IP interface Fa2/0 (bagian Balai DIKLAT) TVRI(config-if)#interface FastEthernet 2/0
47
TVRI(config-if)#ip address 10.0.2.254 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:C:2::FE/64 TVRI(config-if)#no shutdown
►
Pemberian
alamat
IP
interface
Fa3/0
(bagian
PUSLITBANG) TVRI(config-if)#interface FastEthernet 3/0 TVRI(config-if)#ip address 10.0.3.254 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:C:3::FE/64 TVRI(config-if)#no shutdown ►
Pemberian alamat IP interface Fa4/0 (bagian STA Jakarta) TVRI(config-if)#interface FastEthernet 4/0 TVRI(config-if)#ip address 10.0.4.254 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:C:4::FE/64 TVRI(config-if)#no shutdown
►
Pemberian alamat IP interface Fa5/0 (bagian GPO) TVRI(config-if)#interface FastEthernet 5/0 TVRI(config-if)#ip address 10.0.4.254 255.255.255.0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A:C:5::FE/64 TVRI(config-if)#no shutdown TVRI(config-if)#do copy running-config startup-config Penjelasan konfigurasi Do
copy
running-config
startup-config/
copy
running-config startup-config Adalah
perintah
yang
berhubungan
dengan
penyimpanan konfigurasi, yang memiliki maksud agar konfigurasi yang sedang berjalan disalin kedalam
konfigurasi
startup
yang
nantinya
diperlukan saat booting agar konfigurasi yang telah ada tidak hilang jika router mati. Sehingga jika router mati konfigurasi yang ada pada startup akan diambil
dan
dijadikan
konfigurasi
untuk
menjalankan proses routing. Penambahan perintah
48
“do” hanya dilakukan jika tidak dalam state konfigurasi global. Setelah selesai melakukan konfigurasi dasar dengan pemberian kedua jenis IP pada masing-masing interface kemudian dapat dipastikan bahwa konfigurasi dasar telah benar dengan cara memberi perintah “show ip interface brief” utnuk IPv4 pada state konfigurasi global, dan perintah “show ipv6 interface brief” untuk IPv6 pada state konfigurasi yang sama.
Gambar 4.2 Pengecekan pemberian alamat pada setiap interface.
►
Konfigurasi routing IPv4 TVRI(config-if)#exit TVRI(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 200.20.2.1 TVRI(config)#router rip TVRI(config-router)#network 200.20.2.0 TVRI(config-router)#network 10.0.1.0 TVRI(config-router)#network 10.0.2.0 TVRI(config-router)#network 10.0.3.0 TVRI(config-router)#network 10.0.4.0 TVRI(config-router)#network 10.0.5.0 TVRI(config-router)#^Z
49
TVRI# Penjelasan konfigurasi: Ip route <subnet> Adalah perintah dalam membuat static route, pada penulisan diatas maksud dari jaringan 0.0.0.0 dengan subnet 0.0.0.0 adalah penulisan untuk alamat yang tidak dikenal, makan paket yang menuju alamat tak dikenal
oleh
router
akan
diteruskan
menuju
20.20.2.1 atau network 200.20.2.0 jika dengan subnet mask 24, hal ini juga sering disebut sebagai default route atau getway. Router rip Adalah perintah untuk menuju konfigurasi Routing Information
Protocol
(RIP),
yakni
pemberian
informasi network pada router mengenai semua network yang terhubung scara langsung dengan setiap interface pada router. Network Adalah pemberian alamat network untuk setiap interface pada suatu router tanpa menambahkan subnet. Untuk membuktikan konfigurasi routing untuk IPv4 diatas benar dapat dibuktikan dengan mengeksekusi perintah “show ip route” sehingga akan tampil hasil berikut:
50
Gambar 4.3 Gambar tabel routing IPv4
►
Inialisasi Network Address Translator TVRI#configure terminal TVRI(config)#int fa0/0 TVRI(config-if)#ip nat outside TVRI(config-if)#int fa1/0 TVRI(config-if)#ip nat inside TVRI(config-if)#int fa2/0 TVRI(config-if)#ip nat inside TVRI(config-if)#int fa3/0 TVRI(config-if)#ip nat inside TVRI(config-if)#int fa4/0 TVRI(config-if)#ip nat inside TVRI(config-if)#int fa5/0 TVRI(config-if)#ip nat inside TVRI(config-if)#exit Penjelasan konfigurasi:
IP nat outside Adalah perintah yang dijalankan setelah melewati konfigurasi terminal global dan memasuki konfigurasi
51
interface, bertujuan untuk memberikan perintah kepada router bahwa interface yang sedang diakses sekarang merupakan interface yang berhubungan dengan perngkat luar/ alamat publik sehingga semua paket yang datang dari alamat dalam router menuju interface ini akan ditranslasikan menjadi suatu alamat atau beberapa alamat public ditentukan oleh konfigurasi kemudian. Ip nat inside Adalah perintah yang menyatakan bahwa interface terpilih adalah interface yang akan terhubung dengan jaringan lokal dan mempunyai alamat ip lokal, semua interface yang menuju jaringan lokal Ipv4 akan memiliki penanda seperti ini hal ini juga menyatakan semua paket yang berasal dari dalam jaringan network dengan tanda ip nat inside jika memiliki tujuan yang tidak ada didalam router ini maka dari static routing yang telah dibuat akan diarahkan menuju interface dengan label nat outside, yang juga berarti alamat sumber yang melewati interface berlebel nat outside akan ditranslasikan dengan alamat yang ada pada interface berlabel outside tau dapat pula lebih spesifik seperti pada konfigurasi berikutnya. ►
Konfigurasi NAT TVRI(config)#ip nat pool Alamat_Pub 200.20.2.2 200.20.2.2 prefix-length 24 TVRI(config)#access-list 1 permit 10.0.1.0 0.0.0.255 TVRI(config)#access-list 1 permit 10.0.2.0 0.0.0.255 TVRI(config)#access-list 1 permit 10.0.3.0 0.0.0.255 TVRI(config)#access-list 1 permit 10.0.4.0 0.0.0.255 TVRI(config)#access-list 1 permit 10.0.5.0 0.0.0.255 TVRI(config)#ip nat inside source list 1 pool Alamat_Pub overload Ip nat pool <jaringan/alamat ip> prefix <prefix>
52
Adalah perintah yang digunakan untuk menyimpan sekumpulan alamat ip sebagai tujuan alamat translasi (dalam kasus ini 200.20.2.2 sampai dengan 200.20.2.2, sehingga merupakan single ip address) dengan nama pool Alamat_Pub yang memiliki prefix 24. Access-list <nomor/nama list> permit Merupakan perintah untuk menyimpan dan mengatur sekumpulan alamat ip dengan ketentuan ditolak atau diteruskan <deny | permit> pada suatu sekumpulan alamat ip yang telah diberi penomoran atau dapat juga dengan sebuah penamaan. Ip nat inside source list <nomor/nama list> pool overload. Adalah perintah yang memberikan spesifikasi translasi alamat. Jika diambil dari konfigurasi diatas maka arti dari perintah tersebut adalah sebagai berikut: Ip dalam list 1 akan diteruskan menggunakan alamat dari satu alamat list Alamat_Pub jika paketnya berasal dari interface berlebel inside dan melewati interface berlebel outside. Berikut ini adalah pembuktian NAT: TVRI(config)#access-list 5 permit host 10.0.1.1 TVRI(config)#debug ip nat 5 IP NAT debugging is on for access list 5 Penjelasan konfigurasi: Access-list <nomor> permit host Adalah proses pembuatan list dengan nomor list 5 yang diperbolehkan (permit) dan merupakan alamat tunggal (host) yang nilainya 10.0.1.1 Debug ip nat <nomor>
53
Adalah
perintah
untuk
router
agar
menampilkan
informasi detail tentang NAT setiap list bernomor 5 melakukan pengiriman data jika tujuan melewati nat. Kemudian Client1 mengeksekusi perintah ping kepada Astinet (200.20.2.1) sehingga router memberikan informasi debug.
Gambar 4.4 Detail informasi NAT dari 10.0.1.1 menuju 200.20.2.1
Dapat dilihat dari gambar diatas alamat router menerima paket data dari 10.0.1.1 yang kemudan ditranslasikan menjadi 200.20.2.2 untuk tujuan 200.20.2.1 karena alamat tujuan melewati nat. Kemudian router menerima kembali paket balasan dari 200.20.2.1 untuk tujuan 200.20.2.2 namun ditranslasikan lagi menjadi 10.0.1.1 karena itu adalah paket milik Client1. ►
Konfigurasi routing IPv6 TVRI(config)#ipv6 unicast-routing TVRI(config)#int f0/0 TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#int f1/0 TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#int f2/0 TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#int f3/0
54
TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#int f4/0 TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#int f5/0 TVRI(config-if)#ipv6 rip UNI enable TVRI(config-if)#ipv6 route ::/0 2001:A:B:1::1 Pnjelasan konfigurasi: Ipv6 unicast-routing Adalah perintah untuk mengaktifkan proses routing pada Ipv6 Ipv6 rip enable Adalah
perintah
untuk
mengaktifkan
Routing
Information Protocol pada ipv6 dengan nama UNI yang diikuti dengan perintah enable, perintah ini hanya dapat dijalankan jika sudah memilih terlebih dahulu (masuk untuk mengkonfigurasi) sebuah interface pada router. Ipv6 route <jaringan IPv6>/<prefix> Adalah perintah yang dieksekusi
dalam konfigurasi
terminal, dan memliki makna untuk meneruskan semua paket yang berasal dari dalam network router dengan tujuan jaringan dengan prefix tersebut menuju sebuah hop router lain. Dalam kasus ini penggunaan ::/0 bermakna sebagai unspecified address yang berarti semua alamat tujuan paket yang berasal dari dalam network dan menuju network yang tidak terdapat pada routing table akan diteruskan menuju jaringan pada interface yang berhubungan dengan next hop pada router lain.
55
Setelah semua konfigurasi routing untuk IPv6 telah selesai dilakukan dan dapat dicek kembali menggunakan perintah “show ipv6 route” dalam mode konfigurasi global. Berikut ini adalah gambar screenshot yang di buat menjadi 2 gambar dikarenakan panjangnya hasil yang ditampilkan.
Gambar 4.5 Informasi routing IPv6 #1
Gambar 4.6 Informasi routing IPv6 #2
56
4.2.1.1 Pengecekan menggunakan VPCs Setelah melakukan konfigurasi untuk keseluruhan bagian pada router dan juga VPCs kemudian dapat dilakukan pengetesan untuk mengetahui kesuksesan transfer data antar computer dan router Astinet yang menggunakan protokol IPv4 dan IPv6 (Dual-Stack). ► Ping Client 1, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 1 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.7 Ping Client 1 – Astinet
► Ping Client 2, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 2 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.8 Ping Client 2 – Astinet
57
► Ping Client 3, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 3 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.9 Ping Client 3 – Astinet
► Ping Client 4, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 4 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.10 Ping Client 4 - Astinet
58
► Ping Client 5, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 5 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.11 Ping Client 5 – Astinet
► Ping Client 6, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 6 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.12 Ping Client 6 - Astinet
59
► Ping Client 7, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 7 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.13 Ping Client 7 - Astinet
► Ping Client 8, tujuan Astinet (200.20.2.1 & 2001:A:B:1::1) Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa klien 8 berhasil melakukan pengiriman paket ICMP ke router astinet, baik itu menggunakan protokol IPv4 maupun menggunakan protokol IPv6.
Gambar 4.14 Ping Client 8 – Astinet
60
4.2.2 Konfigurasi Kedua, Menggunakan Jasa Tunnel Broker
Gambar 4.15 Topology lab Tunneling 6 to 4
Jika pada konfigurasi pertama pada skripsi ini melakukan ujicoba Dual-Stack dan hanya berfokus pada jaringan internal dengan asumsi penyedia layanan internet LPP TVRI Jakarta telah menyediakan pelayanan IPv6 untuk mengakses jaringan internet, sedangkan pada ujicoba kali ini adalah keadaan nyata dimana pihak LPP TVRI Jakarta belum mendapatkan routable IPv6 dari pihak penyedia layanan internet “Astinet”. Pada ujicoba ini akan banyak berfokus kepada konfigurasi Tunnel dan disesuaikan dengan kondisi yang diberikan penyedia layanan Tunneling itu sendiri. Dari topologi diatas dapat dilihat sekilas mengenai alamat IP yang akan digunakan, alamat IP tersebut hanyalah simulasi yang dalam implementasi nyatanya dapat diganti sesuai dengan kondisi lapangan. Diketahui dari topologi diatas jaringan yang disediakan oleh pihak Astinet adalah jaringan berbasiskan IPv4 dan router LPP TVRI Jakarta mendapatkan akses Tunnel IPv6 diatas IPv4 yang disediakan oleh pihak ketiga yang disebut sebagai “Tunnel
61
broker” dimana mempunyai jaringan IPv6. Pihak penyedia layanan Tunneling memberikan informasi berikut agar dapat mengakses internet dengan IPv6:
Server IPv4 Server IPv6
: 2001:A::1 Client IPv4
Client IPv6
: 2001:A::2
Client IPv6 Routable : 2001:B::/48 Kemudian dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan akses internet dengan IPv6 langkah – langkah yang dilakukan adalah: 1.
Melakukan Tunneling IPv6 2001:A::2 menuju IPv6 2001:A::1 dengan metode 6to4 Tunneling melalui IPv4 200.20.2.2 dengan tujuan 200.20.5.2.
2.
Melakukan konfigurasi pada interface yang berhubungan dengan client namun sesuai syarat dari penyedia Tunnel yakni menggunakan network 2001:B::/48.
3.
: 200.20.5.
Membuat default route IPV6 menuju Tunnel.
Sehingga konfigurasi untuk router TVRI yang dimaksud adalah sebagai berikut: TVRI> TVRI#enable TVRI(config)#ipv6 unicast-routing TVRI(config)#ipv6 cef TVRI(config)#interface Tunnel0 TVRI(config-if)#ipv6 enable TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:A::2/64 TVRI(config-if)#tunnel source 200.20.2.2 TVRI(config-if)#tunnel destination 200.20.5.2 TVRI(config-if)#ipv6 mtu 1400 TVRI(config-if)#tunnel mode ipv6ip 6to4 TVRI(config-if)#ipv6 rip TVRI enable TVRI(config-if)#int f1/0 TVRI(config-if)#ipv6 address 2001:B::1/64 TVRI(config-if)#ipv6 rip TVRI enable
: 200.20.2.
62
TVRI(config)#ip route ::/0 tunnel0 Penjelasan konfigurasi:
ipv6 unicast-routing Adalah perintah untuk mengaktifkan proses routing IPv6
Interface tunnel0 Menuju konfigurasi tunnel 0 jika sudah ada sebelumnya, Namun router akan segera membuat logika interface baru jika tunnel tersebut belum pernah dibuat yang kemudian dapat segera di konfigurasi.
Ipv6 enable Memberikan informasi kepada router bahwa interface ini memiliki IPv6 dan router akan membuat alamat locallinknya. Namun hal tersebut tidak diperlukan jika sudah terlebih dahulu diberikan alamat IPv6 secara statis.
Tunnel source Mendefinisikan alamat interface yang akan digunakan untuk tunneling pada router ini.
Tunnel destination Adalah perintah untuk memberikan alamat IPv4 tujuan tunnel.
Ipv6 mtu <1280 – 1500> Pembatasan maksimal unit transmisi dalam satuan byte dengan perhitungan per paket IPv6 pada interface terpilih dengan besar range yang tidak selalu sama jika jenis interface berbeda.
Tunnel mode ipv6ip 6to4 Pengaturan enkapsulasi dengan metode IPv6 di dalam IPv4 dengan jenis 6to4 secara otomatis.
Ipv6 rip TVRI enable Penambahan interface terpilih untuk disimpan dalam Routing Information Protocol dengan nama proses TVRI.
Ip route ::/0 tunnel0 Penambahan default routing menuju interface tunnel0
63
Berikut ini adalah keseluruhan konfigurasi yang digunakan dalam percobaan: ► Router TVRI: Current configuration : 1422 bytes ! hostname TVRI ! ip cef no ip domain lookup ! ipv6 unicast-routing ipv6 cef ! interface Tunnel0 no ip address ipv6 address 2001:A::2/64 ipv6 enable ipv6 mtu 1400 ipv6 rip TVRI enable tunnel source 200.20.2.2 tunnel destination 200.20.5.2 tunnel mode ipv6ip !---6to4 ! interface FastEthernet1/0 ip address 10.0.0.1 255.255.255.0 ip nat inside ip virtual-reassembly speed auto full-duplex ipv6 address 2001:B::1/64 ipv6 rip TVRI enable ! interface FastEthernet2/0 ip address 200.20.2.2 255.255.255.0
64
ip nat outside ip virtual-reassembly speed auto full-duplex ! router rip network 10.0.0.0 network 200.20.2.0 ! no ip http server no ip http secure-server ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 200.20.2.1 ip nat pool IP_PUB 200.20.2.2 200.20.2.2 netmask 255.255.255.0 ip nat source list 5 pool IP_PUB overload ! access-list 5 permit 10.0.0.2 ipv6 route ::/0 Tunnel0 ipv6 router rip TVRI ! end ► Router Astinet: Current configuration : 1137 bytes ! hostname Astinet ! ip cef no ip domain lookup ! interface FastEthernet1/0 ip address 200.20.3.2 255.255.255.0 duplex auto speed auto !
65
interface FastEthernet2/0 ip address 200.20.2.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto ! router rip network 200.20.2.0 network 200.20.3.0 ! no ip http server no ip http secure-server ip route 200.20.4.0 255.255.255.0 200.20.3.1 ip route 200.20.5.0 255.255.255.0 200.20.3.1 ip route 200.20.41.0 255.255.255.0 200.20.4.2 ! end ► Router Exchange Centre Current configuration : 1201 bytes ! hostname Tengah
!----------Exchange Centre
! ip cef no ip domain lookup ! interface FastEthernet1/0 ip address 200.20.3.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto ! interface FastEthernet2/0 ip address 200.20.5.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto !
66
interface FastEthernet3/0 ip address 200.20.4.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto ! router rip network 200.20.3.0 network 200.20.4.0 network 200.20.5.0 ! no ip http server no ip http secure-server ip route 200.20.2.0 255.255.255.0 200.20.3.2 ip route 200.20.41.0 255.255.255.0 200.20.4.2 ! end ► Router IPv4 Current configuration : 1180 bytes ! hostname IPv4 ! ip cef no ip domain lookup ! interface FastEthernet1/0 ip address 200.20.4.2 255.255.255.0 duplex auto speed auto ! interface FastEthernet2/0 ip address 200.20.41.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto !
67
router rip network 200.20.4.0 network 200.20.41.0 ! no ip http server no ip http secure-server ip route 200.20.2.0 255.255.255.0 200.20.3.2 ip route 200.20.3.0 255.255.255.0 200.20.4.1 ip route 200.20.4.0 255.255.255.0 200.20.4.1 ip route 200.20.5.0 255.255.255.0 200.20.4.1 ! end ► Router Tunnel Broker Current configuration : 1551 bytes ! hostname TunnelBroker ! ip cef no ip domain lookup ! ipv6 unicast-routing ipv6 cef ! interface Tunnel100 no ip address ipv6 address 2001:A::1/64 ipv6 enable ipv6 mtu 1400 ipv6 rip HURICANE enable tunnel source 200.20.5.2 tunnel destination 200.20.2.2 tunnel mode ipv6ip !---6to4 ! interface FastEthernet1/0
68
ip address 200.20.5.2 255.255.255.0 duplex auto speed auto ! interface FastEthernet2/0 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:C::1/64 ipv6 rip HURICANE enable ! router rip network 200.20.5.0 ! no ip http server no ip http secure-server ip route 200.20.2.0 255.255.255.0 200.20.3.2 ip route 200.20.3.0 255.255.255.0 200.20.5.1 ip route 200.20.4.0 255.255.255.0 200.20.5.1 ip route 200.20.41.0 255.255.255.0 200.20.4.1 ! ipv6 route 2001:B::/64 2001:A::2 ipv6 route 2001:D::/64 2001:C::2 ipv6 router rip HURICANE ! end ► Router IPv6 Current configuration : 1130 bytes ! hostname IPv6 ! ip cef no ip domain lookup !
69
ipv6 unicast-routing ipv6 cef ! interface FastEthernet0/0 no ip address shutdown duplex auto speed auto ! interface FastEthernet1/0 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:C::2/64 ipv6 rip HURICANE enable ! interface FastEthernet2/0 no ip address duplex auto speed auto ipv6 address 2001:D::1/64 ipv6 rip HURICANE enable ! ipv6 route 2001:A::/64 2001:C::1 ipv6 route 2001:B::/64 2001:A::2 ipv6 router rip HURICANE ! end
Dari konfigurasi diatas dapat dilakukan pengetesan dengan menambahkan 3 VPC dengan alamat IP sebagai berikut: VPC1 IPv4 : 10.0.0.2/24 IPv6 : 2001:B::2/64
Gateway: 10.0.0.1
70
VPC2 IPv6 : 2001:D::2/64 VPC3 IPv4 : 200.20.41.2/24
Gateway: 200.20.41.1
Kemudian melakukan pengecekan kebenaran konfigurasi dengan menggunakan perintah ping dan trace untuk dari VPC1 untuk VPC2 dan VPC3:
VPC1, perintah ping dan trace ke VPC3 (200.20.41.2)
Gambar 4.16 Hasil ping dan trace 200.20.41.2
VPC1, perintah ping dan trace ke VPC2 (2001:D::2)
Gambar 4.17 Hasil ping dan trace 2001:D::2
Dapat dilihat dari hasil pengecekan VPC1 bernama TVRI dapat mengirim ping dan melakukan trace secara sukses ke semua
tujuan
(IPv4
maupun
IPv6),
sehingga
disimpulkan konfigurasi diatas berkerja dengan baik.
dapat
71
4.2.3 Implementasi Pada LPP TVRI Dari konfigurasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jika melihat dari topologi office LPP TVRI yang mempunyai banyak bagian, maka dapat digolongkan dengan pengalamatan sebagai berikut.
Office Bagian
IPv4
IPv6
Pemberitaan 10.0.1.x/24
2001:A:C:1::y/64
Balai Diklat
10.0.2.x/24
2001:A:C:2::y/64
Puslitbang
10.0.3.x/24
2001:A:C:3::y/64
STA Jakarta 10.0.4.x/24
2001:A:C:4::y/64
GPO
10.0.5.x/24
2001:A:C:5::y/64
Client
10.0.10.x/24
2001:A:C:10::y/64
Tabel 4.1 Pembagian alamat IP
Data diatas merupakan ilustrasi pembagian alamat IP berdasarkan simulasi yang telah dilakukan. Pihak LPP TVRI dapat menyesuaikan sesuai dengan konfigurasi jaringan yang sudah ada dan juga berdasarkan pemberian alamat IP dari penyedia layanan IPv6. 4.2.4 Pemilihan provider Tunnel (Tunnel Broker). Terdapat banyak perusahaan Tunnel Broker baik yang berbayar maupun yang menawarkan secara cuma – cuma, berikut ini adalah list Broker tersebut:
http://www.6fei.com.cn/
China
http://broker.aarnet.net.au/
Australia
http://www.ipv6.org.sa/tunnelbroker
Saudi Arabia
http://gogonet.gogo6.com/
Kanada
72
Belanda Taiwan http://www.goipv6.hk/
Hongkong Canada Europe (8 Negara) Hong Kong
https://tunnelbroker.net/ Japan Singapore United States (9 Negara Bagian) http://www.ipv6-id.net/
Indonesia
http://www.ipv6now.com.au/services.php Australia http://tb.netassist.ua/
Ukraine
http://tunnelbroker.netnam.vn/
Vietnam Brazil Europe (21 Negara) New Zealand
http://www.sixxs.net/
New Caledonia Russia United States (8 Negara Bagian) Vietnam
http://www.ipv6.so-net.net.tw/
Taiwan
http://tbroker.manis.net.my/
Malaysia
http://tunnel-broker.singnet.com.sg/
Singapore
73
http://tunnelbroker.as8758.net/ http://www.ipv6-tf.com.pt/cgi-bin/tb.pl https://tb.ipv6.btexact.com/ http://www.xs26.net/ http://www.freenet6.net/ Tabel 4.2 List tunnel broker dunia
4.3
Evaluasi Untuk percobaan Dual-Stack yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa simulasi telah berjalan dengan baik dan dapat diimplementasikan pada LPP TVRI dengan terlebih dahulu menyesuaikan pada keadaan setempat, dan juga dikarenakan router yang digunakan LPP TVRI sudah mendukung protokol IPv6 namun skripsi ini tidak dapat diimplementasikan langsung karena beberapa faktor sehingga untuk konfigurasi router dapat dilakukan oleh admin jaringan LPP TVRI sendiri. Dari sekian banyak Broker diatas dan sudah dilakukan percobaan Tunneling menggunakan beberapa layanan yang ada dan salah satunya adalah Hurricane Electric ™. Dari beberapa layanan yang telah dicoba banyak diantaranya berada jauh diluar Indonesia dan dapat dipastikan paket yang terkirim akan menjadi lebih lama sampai ke tujuan dikarenakan jarak yang ditempuh relatif jauh oleh karena itu pada skripsi ini disarankan untuk pihak LPP TVRI lebih bijak dalam memilih provider Tunnel karena semua pilihan jatuh ditangan pihak LPP TVRI Jakarta, dan perusahaan-perusahaan penyedia layanan Tunneling tersebut semuanya adalah perusahaan swasta, sehingga sangat dimungkinkan adanya pemanfaatan yang bersifat negatif (baik dari segi authentifikasi maupun dari segi privasi).
74