BAB 4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Industry Overview Aktivitas supply dan demand dalam industri minyak dunia sangat menentukan perkembangan industri migas. Seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi, dari tahun ke tahun permintaan akan aktivitas industri ini kian meningkat. Rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 949 ribu barel per hari, tercapai 98,9% dari target pemerintah sebesar 960 ribu barel per hari. Penundaan proyek akibat krisis ekonomi global dan unplanned shutdown seperti gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian menjadi penyebab utama tidak tercapainya target produksi minyak bumi. Meskipun demikian, pencapaian tersebut meningkat 2,6% dari tahun 2008 sebesar 925 ribu barel per hari. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada produksi gas bumi, dimana produksi gas lebih tinggi dari target produksi yaitu 7.960 juta kaki kubik per hari. Gabungan produksi minyak dan gas bumi tahun 2009 mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak. Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas tahun lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak. Realisasi produksi minyak yang dibawah target turut menyebabkan target lifting minyak (produksi minyak terjual) tidak tercapai. Pada akhir tahun 2009, lifting minyak mencapai 949 ribu barel per hari sedangkan targetnya 960 ribu barel per hari. 22
23 Walaupun tak mencapai target produksi sesuai APBN, pendapatan negara dari produksi minyak justru melebihi target dikarenakan rata-rata harga USD per barel yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Penerimaan negara tahun 2009 sebesar USD19,7 milyar (Rp235 triliun) atau melebihi target sebesar USD18,8 milyar (Rp230 triliun). Penerimaan tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2008 sekitar Rp350 triliun. Rata-rata penurunan Indonesian Crude Price (ICP) pada 2009 sebesar USD63 per barel, sedangkan tahun lalu rata-rata USD93 per barel. Selama tahun 2009 harga minyak kembali pulih berada di kisaran USD40 – 80 per barel (Laporan Tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk).
Grafik 4.1 Produksi minyak bumi Indonesia Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
24
Grafik 4.2 Pergerakan harga minyak dunia Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Besar penurunan permintaan minyak pada 2009 yang mengakibatkan resesi ekonomi global, bersama-sama dengan peningkatan kapasitas produksi yang
25 signifikan meskipun terjadi penundaan dalam proyek-proyek pembangunan yang baru, menyebabkan kapasitas produksi cadangan minyak mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua dasawarsa. Dari segi pasokan, tingkat ketidakpastian dalam permintaan minyak dan harga minyak membuat perusahaan minyak memotong investasi pada tahun 2009 - terutama dalam proyek-proyek dengan biaya produksi tertinggi - tapi perkiraan pada akhir tahun mengindikasikan kemungkinan peningkatan investasi kembali pada tahun 2010. Menurut data BP Migas, terdapat 10 Kontrak Kontraktor Kerja Sama (KKKS) yang produksinya naik sepanjang tahun 2009 dan terdapat 14 Kontraktor KKKS yang produksinya melebihi target yang ditetapkan dalam APBN (rata-rata 107 persen, sebesar 8.315 bopd). Meski perolehan produksi tidak mencapai target, rasio pemboran cukup tinggi yakni mencapai 50% jika dibadingkan dengan rasio pemboran negara-negara lain yang mencapai 20% - 30% (Laporan Tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk). Salah satu dari perusahaan yang berada di Industri eksplorasi dan pengeboran minyak bumi dan gas alam di Indonesia yaitu PT Elnusa, Tbk. PT Elnusa, Tbk merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa hulu migas terintegrasi (One-Stop-Services), fokus pada kegiatan seismic services, drilling services, dan oilfield services. Kompetensi yang paling diunggulkan oleh Elnusa yaitu dalam bidang geoscience services. Menurut data pada tahun 2009 divisi Geoscience Services menyumbang sebesar 54% pendapatan usaha dari kelompok jasa hulu migas terintegrasi.
26
4.2 Sejarah Perusahaan Elnusa didirikan di Jakarta dengan nama PT Electronika Nusantara berdasarkan Akta Pendirian No. 18 tanggal 25 Januari 1969 jo Akta Perubahan Anggaran Dasar No.10 tanggal 13 Februari 1969 di hadapan Notaris Tan Thong Kie SH, dan mendapatkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/18/24 tanggal 19 Februari 1969 yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 35, Tambahan No. 58 tanggal 2 Mei 1969. Kemudian pada 9 September 1969 berubah menjadi PT Elnusa. Pada awal berdirinya, perusahaan berkiprah sebagai Marine Electronics Workshop (pelayanan inspeksi, reparasi, instalasi dan perawatan peralatan komunikasi elektronik pelayaran). Perusahaan ini mengawali kiprahnya sebagai pendukung operasi perusahaan induk, yaitu PT Pertamina, terutama memberikan pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan, di bidang peralatan komunikasi elektronik (cikal bakal PT Elnusa Rentrakom), peralatan navigasi dan sistem radar yang digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina maupun kapal-kapal minyak asing yang memiliki perjanjian kerjasama dengan BUMN Migas. Pada periode ini Perusahaan melakukan pembangunan Integrated Oil Communication System (IOCS) Pertamina sebagai sistem jaringan komunikasi perminyakan terpadu. Pada tahun 1972, Elnusa membentuk Divisi Seismic Data Processing (cikal bakal dari PT Elnusa Geosains) bermitra dengan Geophysical Service Inc. (GSI). Tahun 2004 Membentuk PT Elnusa Drillling Services untuk memperkuat kompetensi Elnusa dalam jasa pemboran terintegrasi.
27 Pada tahun 2007, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and gas services) dengan konsep “one stop service” di bidang pelayanan jasa hulu Migas. Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa Oilfied Services, PT Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services) yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas digabung ke dalam perusahaan, disamping penggabungan horisontal (PT Elnusa Telematika dan PT Elnusa Rentrakom kedalam PT Sigma Cipta Utama) yang mengukuhkan penunjang bisnis utama. Posisi baru ini membuat Elnusa semakin mantap memasuki bisnis jasa hulu migas terintegrasi. Bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Kepercayaan pelanggan, kompetensi, dan komitmen mengedepankan quality excellence serta pengalaman panjang mengarungi bisnis jasa migas menjadi modal utama Perusahaan. Pada tahun 2008, Elnusa kembali membuat perubahan positif saat perusahaan telah resmi menjadi Perusahaan Terbuka yang juga tercatat dalam Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Februari 2008 dengan kode saham ELSA. Dengan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, Elnusa yang sudah memfokuskan bisnis usaha ke Jasa Hulu Migas terintegrasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan “equity capital” baik dalam pengembangan anak perusahaan maupun pengembangan usaha serta merealisasikan proyek-proyek yang bersifat asset based, disamping menjadikan perusahaan lebih profesional, transparan dan terpercaya serta memiliki good corporate governance dimata publik.
28
4.3 Pie-chart Komposisi kepemilikan saham Elnusa tahun 2009 setelah IPO Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
4.3 Profil Perusahaan PT Elnusa, Tbk adalah satu-satunya perusahaan Nasional yang menyediakan Jasa Hulu Migas Terintegrasi dengan konsep “one stop services” di dan fokus pada kegiatan Seismic Services, Drilling Services, dan Oilfield Services. Bisnis dan kelompok usaha Elnusa dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok usaha antara lain: 1.
Integrated Upstream Oil & Gas Services (Geoscience Services, Drilling Services & Oilfield Services)
2.
Downstream Services
3.
Upstream Oil and Gas Supporting Services
4.
Asset Based (Management of Oil & Gas Field)
29 PT Elnusa, Tbk memiliki core business yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa hulu migas yang terintegrasi (integrated upstream oil and gas services – One Stop Services) serta jasa lain seperti jasa hilir migas, jasa penunjang hulu migas, pengelolaan lapangan migas dan juga jasa telematika (information and communication technology) untuk menunjang kegiatan migas maupun non-migas. Pada tahun 2007, melalui penggabungan vertikal dan penggabungan horizontal, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnisnya dengan tujuan agar dapat memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and gas services) dengan konsep “one stop services” di bidang pelayanan jasa hulu migas (integrated upstream services) sebagai bisnis inti (core business) dari perusahaan.
30
Gambar 4.4 Struktur Bisnis Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
4.3.1 Integrated Upstream Oil & Gas Services Jasa hulu migas terintegrasi (Integrated Upstream Oil & Gas Services) dibagi menjadi tiga bagian yaitu divisi Geoscience Services, divisi Drilling Services dan divisi Oilfield Services. Elnusa menyediakan rangkaian jasa yang diperlukan untuk hulu migas yang dimulai dari pemetaan data dengan seismic, pemboran (drilling) dan jasa-jasa pendukung untuk pengelolaan lapangan migas. Jasa ini terintegrasi dan merupakan bisnis inti perusahaan serta fokus pengembangan usaha dimasa yang akan datang.
31
Tabel 4.5 penjelasan jasa hulu migas terintegrasi Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Secara garis besar, proses bisnis yang dijalankan oleh Elnusa pada bidang hulu migas, mengikuti alur sebagai berikut: Pertama, diawali dengan kegiatan survei/pengukuran data seismik di lapangan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data seismik, interpretasi dan pemodelan seismik. Setelah itu, dilakukan studi geologi, geofisika dan reservoir untuk mengkaji potensi migas di suatu daerah (blok/wilayah kerja) yang diuji. Tahap selanjutnya, apabila dari hasil studi di atas menunjukkan suatu lahan memiliki indikasi mengandung cadangan migas yang potensial maka akan dilanjutkan dengan kegiatan pemboran, yaitu untuk membuktikan
32 keberadaan migas di perut bumi serta untuk mengetahui besarnya potensi migas di wilayah tersebut yang akan berguna sebagai data perhitungan keekonomisannya. Apabila dari tahap pembuktian pemboran di atas menunjukkan nilai keekonomian yang menarik, maka akan dilanjutkan dengan tahapan produksi migas dari perut bumi hingga permukaan bumi, yang kemudian dialirkan ke suatu stasiun pengumpul. Untuk kelancaran seluruh rangkaian kegiatan di atas, masih diperlukan beberapa usaha penunjang meliputi: jasa pengelolaan data migas, pengadaan jasa penunjang seperti pipa casing OCTG untuk pemboran, serta dukungan jasa telematika dan komunikasi satelit, terutama untuk daerah-daerah yang terperinci (remote area).
33
Gambar 4.6 Peta operasional kegiatan jasa hulu migas Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Dari gambar peta operasional kegiatan jasa hulu migas di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar proyek berlokasi di Indonesia bagian barat hingga tengah. Hal tersebut dikarenakan struktur reservoir dari wilayah Indonesia bagian timur yang lebih sulit dijangkau dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi sehingga proyek banyak berlokasi di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.
4.3.1.1 Geoscience Services Geoscience
Services
adalah
jasa
pengukuran
data
geofisika/seismik secara terintegrasi. Aktifitas bisnis dari Geoscience Services dibagi lagi menjadi tiga yaitu Geodata acquisition
34 land/onshore services, Geodata acquisition marine/offshore services dan Geodata processing. Kira-kira 40 tahun perusahaan ini terbukti berpengalaman dalam industri minyak bumi dan gas alam, Elnusa sudah mempelajari dan menguasai bidang onshore seismic selama kurang lebih 30 tahun sehingga berkat strategi pengembangannya, Elnusa pun menguasai sekitar 80% market share di bisnis onshore services sehingga Elnusa dapat
menjadi
pemimpin
pasar
di
seismik
darat
(onshore
seismic/Geodata Land). Melihat peluang dan prediksi bisnis kedepan, Elnusa kemudian melebarkan layanan divisi Geoscience Services-nya untuk tidak hanya mempelajari dan menguasai onshore services tetapi juga mulai memberikan layanan offshore services yaitu pengerjaan seismik pada transition zone dan marine zone untuk memenuhi kebutuhan klien. Offshore seismic atau seismik laut yang terdiri dari transition zone dan marine adalah salah satu rangkaian kegiatan dari Divisi Geoscience Services. Seismik laut yaitu pekerjaan mencari kandungan minyak bumi dan gas yang terdapat di wilayah laut dengan menggunakan gelombang seismik. Pekerjaan seismik laut dibagi menjadi dua wilayah yaitu transition zone (pesisir pantai dengan kedalaman <10m dari permukaan laut) dan marine (laut dalam dengan kedalaman >10m dari permukaan laut).
35
Gambar 4.7 Ilustrasi proses pencarian minyak bumi dan gas menggunakan gelombang seismik
Pelanggan Elnusa untuk jasa ini adalah perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang hulu migas seperti Pertamina EP, JOB/TAC,
Marathón
Internacional
Petroleum
Indonesia
Ltd,
ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya. Adapun perusahaan-perusahaan selain Elnusa yang juga bergerak di bidang seismik diantaranya adalah Citra Insulindo Abadi, Western Geco, CGGVeritas dan Sari Pari Geosains.
4.3.1.2 Drilling Services Drilling Services atau jasa pengeboran minyak bumi dan gas
36 adalah pekerjaan mengambil potensi minyak bumi dan gas dari dalam perut bumi setelah mengetahui olahan hasil data eksplorasi. Aktifitas bisnisnya mencakup Integrated Drilling Services, Drilling Rig, Reservoir Evaluation Service, Well Service & testing. Elnusa memiliki keunggulan dalam jasa ini dengan memiliki kegiatan pemboran yang terintegrasi (integrated driling services) yaitu manajemen
operasi
pemboran
yang
menggabungkan
seluruh
komponen yang beroperasi dalam setiap proyek pemboran dan merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki sertifikasi untuk jasa pemboran yang terintegrasi. Pelanggan utama Elnusa dari jasa pemboran migas diantaranya adalah Pertamina EP, JOB/TAC Pertamina, ConocoPhillips, Chevron, Total E&P Indonesie, BOB PT Bumi Siak Pusako, PT Pertamina Geothermal Energy dan Nations Petroleum (Rombebai) B.V. Adapun kompetitor Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Binakarindo Yako Agung, Apexindo, Sari Pari Geosains, Geoprolog, Fergaco, Baroid, Halliburton, Baker Atlas, Barren Jackson (BJ) dan Bukit Apit Bumi Persada.
4.3.1.3 Oilfield Services Aktifitas dari Oilfield Services atau jasa produksi migas dibagi menjadi Well Services dan Production Facility Enhancement. Well Services adalah perawatan sumur-sumur yang sudah beroperasi yang
37 bertujuan untuk memonitor performa sumur dan meningkatkan produktivitas sumur terutama bagi yang produksinya sudah mulai turun. Production Facility Enhancement merupakan upaya untuk meningkatkan recovery factor (faktor perolehan) produksi minyak dengan menggunakan teknologi tinggi (Enhanced Oil Recovery/EOR). Pelanggan Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Total E&P Indonesie, Chevron Indonesia dan Pertamina EP. PT Elnusa, Tbk telah membina hubungan kerjasama dengan Total E&P Indonesie dan Chevron Indonesia selama lebih dari 20 tahun dalam jasa Oilfield Services. Kompetitor untuk bidang Well Services diantaranya adalah Wira Insani, Seleraya, Lekom Maras, Welltekindo dan Nesitor, sedangkan untuk bidang Oilfield Services adalah perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang EPC diantaranya adalah Rekayasa Industri. Elnusa menguasai pangsa pasar jasa Well Services di Indonesia sebesar 81%, terutama hydraulic workover di daerah Kalimantan Timur.
4.3.2 Upstream Oil & Gas Supporting Services Upstream Oil & Gas Supporting Services atau jasa penunjang hulu migas dikelola oleh empat anak perusahaan sesuai bidang masing-masing
38 yaitu PT Purna Bina Nusa (PBN), PT Patra Nusa Data (PND), PT Sigma Cipta Utama (SCU) dan PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM).
4.3.2.1 PT Purna Bina Nusa PT Purna Bina Nusa (PBN) bekerja di kegiatan usaha jasa penguliran, perdagangan pipa OCGT dan fabrikasi untuk pemboran migas. Aktivitas bisnisnya antara lain yaitu pengolahan, pembuatan dan perbaikan alat-alat perminyakan, menjalankan perdagangan umum, termasuk ekspor, interlokal dan lokal; memberikan jasa dalam bidang minyak dan gas bumi yaitu OCGT dan penguliran pipa.
4.3.2.2 PT Patra Nusa Data PT Patra Nusa Data (PND) memiliki kegiatan usaha di bidang jasa perolehan, pengelolaan, pengolahan dan penyimpanan data eksplorasi produksi migas. Aktivitas bisnisnya yaitu studi detail, antara lain studi perencanaan, studi kelayakan, studi teknik, studi operasi dan studi desain/evaluasi; pengadaan bahan, supervisi pemasangan instalasi peralatan, memberikan bantuan dan nasihat teknik dan operasi putar kunci, pembuatan sistem informasi dan progress pengelolaan data dengan komputer dan teknologi komputer; peningkatan kualitas data
dan
alih
media
penyimpanan
data,
pengelolaan
dan
pemasyarakatan data, workstation, penanganan data navigasi dan
39 positioning; melayani kualitas di bidang pengelolaan data; dan memperoleh data dalam rangka penyelidikan umum.
4.3.2.3 PT Sigma Cipta Utama PT Sigma Cipta Utama (SCU) bergerak di bidang jasa pengelolaan data migas dan jasa pembangunan sistem teknologi informasi terpadu jasa telekomunikasi. Aktivitas bisnisnya antara lain main storage operation; data re-mastering IT infrastructure; IT professional; application & content services radio conventional & trunking; AVTS dan NDB.
4.3.2.4 PT Patra Telekomunikasi Indonesia PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM) menyediakan jasa penyediaan jaringan, telekomunikasi satelit dan sistem komunikasi VSAT. Aktivitas bisnisnya yaitu kegiatan jasa komunikasi satelit VOIP;
FOIP;
pelayanan
jaringan
global;
komunikasi
radio;
komunikasi data paket; internet provider; pemeliharaan peralatan telekomunikasi; konsultan bidang telekomunikasi; pengembangan jaringan telekomunikasi dan perencanaan pembangunan sarana prasarana telekomunikasi dan pemeliharaan jaringan.
40 4.3.3 Oil & Gas Downstream Services Oil & Gas Downstream Services atau jasa hilir migas bergerak di bidang manajemen SPBU dan distribusi BBM. Pada jasa hilir migas ini Elnusa memiliki kontrak jangka panjang dengan Pertamina dan dapat menyumbangkan laba sekitar 2-4% setiap tahun. Anak perusahaan Elnusa yang mengelola jasa hilir migas ini adalah PT Elnusa Petrofin (EPN). Kegiatan bisnisnya yaitu jasa konstruksi/fabrikasi dan instalasi peralatan dalam bidang tidak terbatas pada instrumentasi tangki penimbun; usaha dalam bidang industri petrokimia termasuk pencampuran bahan bakar; dan usaha dalam bidang perdagangan dan distribusi BBM jenis premix, superTT serta BBM lainnya.
4.3.4 Oil & Gas Field Management Oil & Gas Field Management atau pengelolaan lapangan migas bergerak di bidang pengelolaan lapangan eksplorasi. Lapangan eksplorasi gas Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah (PSC) yang dikelola oleh Elnusa Bangkanai Energy, Ltd (EBE) untuk pengelolaan lapangan eksplorasi gas dan lapangan produksi minyak Blok Ramba, Sumatera Selatan (TAC) dikelola oleh Elnusa Tristar Ramba, Ltd (ETRL) untuk pengelolaan lapangan produksi minyak.
41
4.4 Visi dan Misi 4.4.1 Visi Menjadi perusahaan kelas dunia kebanggaan nasional, di bidang jasa hulu migas secara solusi total untuk memberikan nilai tambah optimal bagi stakeholder.
4.4.2 Misi 1. Memberikan jasa layanan bermutu tinggi secara terintegrasi (one stop services) untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan, yang didukung oleh profesionalisme
SDM,
ketersediaan
peralatan,
penguasaan
teknologi,
continuous improvement dan pengembangan inovasi produk. 2. Melaksanakan seluruh kegiatan usaha berdasarkan kaidah good engineering practices dengan standar kelas dunia serta mewujudkan operation excellence melalui
penerapan
kaidah-kaidah
QHSE
(quality,
health
&
safety
environment) yang benar dan konsisten, sebagai realisasi keunggulan perusahaan. 3. Meningkatkan pertumbuhan skala usaha secara berkesinambungan yang disertai dengan peningkatan kinerja finansial maupun non finansial. 4. Meningkatkan nilai pemegang saham secara berkelanjutan, serta kesejahteraan maupun kesempatan untuk tumbuh kembang karyawan. Membina hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan pemerintah, mitra kerja maupun masyarakat dimana perusahaan beroperasi.
42 4.4.3 Strategi Jangka Panjang Strategi jangka panjang PT Elnusa, Tbk pada tahun 2009 sebagai berikut: 1. Fokus pada ciri keunggulan penyediaan jasa hulu migas terintegrasi. 2. Peningkatan kompetensi Elnusa di bidang seismic marine dan transition zone market. 3. Pengembangan keahlian dan teknologi untuk melakukan penetrasi usaha pada pasar pemboran sumur dalam dan lepas pantai. 4. Perluasan pangsa pasar dan diversifikasi konsumen yang beragam. 5. Akuisisi kontrak jangka panjang dengan sistem manajemen risiko yang terpadu. 6. Optimalisasi penggunaan aset operasional dan pengembangan aliansi strategis. 7. Memastikan implementasi dari praktek tata kelola dan komitmen pada standar keselamatan kerja. 8. Secara konsisten melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
43
4.5 Struktur Organisasi
Tabel 4.8 Struktur Organisasi
44
4.6 Financial Highlights Setiap tahun Elnusa mendapatkan peningkatan pendapatan usaha yang naik dengan stabil. Terutama penguatan pada strategi bisnis jasa hulu migas pada tahun 2007 telah menghasilkan kinerja keuangan yang cukup baik dan investasinya akan menjadi sumber pertumbuhan baru ke depan.
“Tahun 2007 merupakan tonggak bersejarah bagi PT Elnusa Tbk, di mana Perseroan telah berhasil melakukan transformasi baik dari sisi fokus bisnis, restrukturisasi korporasi dan organisasi, maupun persiapan untuk menjadi perusahaan terbuka.” Eteng A. Salam – Direktur Utama
Grafik 4.9 Pendapatan usaha tahun 2005-2009 Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 12% menjadi 2,1 triliun di tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Pendapatan terbesar dibukukan oleh
45 segmen jasa hulu migas terintegrasi sebesar 52%, sedangkan profitabilitas tertinggi dicatatkan oleh segmen jasa hulu migas terintegrasi. Guna meminimalisasi resiko, perusahaan mempertahankan diversifikasi pelanggannya, yang terdiri dari perusahaan migas terkemuka berskala nasional maupun internasional, salah satunya Pertamina. Selain Pertamina, tahun 2007, sebagian besar pendapatan juga diperoleh dari KPS dan perusahaan swasta dengan kontribusi total sebesar 41%. Untuk tahun 2008, pendapatan terbesar bukan dari Pertamina namun dari kontrak bagi hasil pelanggan lain. Program IPO yang dilakukan Elnusa pada awal Februari 2008 sangat tepat karena didukung oleh momentum kenaikan harga minyak dunia yang mulai meningkat sejak akhir tahun 2007. Hal tersebut membuat harga saham-saham pada segmen industri pertambangan migas & energi menjadi cukup diminati di lantai bursa saham pada saat itu. Harga perdana saham Elnusa sebesar Rp400 per lembar saham pun sempat meningkat menjadi paling tinggi Rp550 pada triwulan I tahun 2008 dan tetap dalam posisi stabil sampai akhir Juni 2008. Setelah pertengahan tahun 2008, terjadi krisis ekonomi Amerika Serikat pada khususnya dan krisis ekonomi global pada umumnya yang memicu kondisi pasar saham Indonesia yang terus memburuk. Pada saat yang sama juga harga minyak dunia mulai mengalami penurunan tajam dari harga tertinggi USD146 per barel di bulan Juli 2008 sampai ke level USD37 per barel pada Desember 2008. Hal tersebut juga berdampak pada melemahnya saham Elnusa (ELSA). Sejak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai akhir Desember 2008, saham ELSA mengalami penurunan 71% dari harga IPO, vis-à-vis penurunan 49% pada Indeks Harga Saham Gabungan
46 (IHSG) BEI. Volume perdagangan saham Elnusa cukup stabil pada beberapa bulan setelah IPO namun pada akhir tahun menunjukkan trend penurunan. Secara umum, volume perdagangan Saham Elnusa menunjukkan peningkatan apabila terdapat press release/berita maupun keterbukaan informasi positif seperti laporan keuangan maupun laporan insidentil lainnya seperti perolehan kontrak, rencana investasi maupun perolehan pinjaman dari bank. Ini menunjukkan tingginya minat investor terhadap informasi perkembangan bisnis dan program kerja Elnusa. Di tengah-tengah krisis keuangan global di penghujung tahun 2008, kebijakan di atas telah dilaksanakan dan perusahaan mencatat pertumbuhan usaha dan perbaikan kinerja di core business, antara lain indikatornya yaitu laba bersih mengalami peningkatan sebesar 34% menjadi Rp 133,8 miliar dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 100,1 miliar; peningkatan laba bersih seiring dengan pertumbuhan (growth) pendapatan usaha sebesar 21% dari Rp 2,1 triliun di tahun 2007 menjadi Rp 2,5 triliun di tahun 2008; dan meningkatnya komposisi bisnis hulu migas terintegrasi Elnusa mencapai 66% dari total pendapatan (total revenue) dibanding tahun 2007 sebesar 53%. Pendapatan usaha Elnusa hanya meningkat 21% dari Rp. 2,1 triliun di tahun 2007 menjadi Rp. 2,54 triliun di tahun 2008 karena peningkatan kapasitas operasi yang dilakukan dengan investasi alat belum dapat menghasilkan sepenuhnya di tahun 2008. Pendapatan usaha perusahaan meningkat 44% dari Rp2,5 triliun di tahun 2008 menjadi Rp3,6 triliun di tahun 2009 karena peningkatan kapasitas operasi yang
47 dilakukan dengan investasi alat. Peningkatan pendapatan terbesar Elnusa diperoleh dari kenaikan pendapatan dari segmen jasa hilir migas sebesar 90% dan diikuti oleh jasa hulu migas terintegrasi sebesar 36%. Jasa hulu migas terintegrasi masih menempati kontribusi tertinggi dari total pendapatan yaitu sebesar 62%. Penerimaan dari Operasi di tahun 2009 meningkat signifikan sebebesar 702% dari Rp35,9 miliar di tahun 2008 menjadi Rp288,4 miliar di tahun 2009. Peningkatan ini diperoleh dari peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar 53%, namun peningkatan pembayaran pada pemasok hanya meningkat 35% dan peningkatan pembayaran beban keuangan sebesar 58%, serta pembayaran pajak sebesar 454%. Perbaikan arus kas operasi ini didapat dari perbaikan proses bisnis Elnusa secara berkelanjutan dan dukungan sistem IT yang memadai.
4.7 Analisa Kasus 4.7.1 Analisa Industri Sebagai perusahaan nasional yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina, bukan berarti PT Elnusa, Tbk tidak perlu melakukan inovasi dan pengembangan bisnis. Agar dapat bertahan dalam industrinya maka Elnusa perlu melakukan perluasan market selain dari Pertamina. PT Elnusa, Tbk merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dengan variasi produk namun fokus kepada satu rangkaian bisnis dan Geoscience Services merupakan core competencies dari PT Elnusa, Tbk terutama pada onshore seismic services yaitu rangkaian kegiatan eksplorasi minyak bumi dan
48 gas di wilayah darat. Geoscience services itu sendiri terbagi lagi menjadi dua divisi, selain onshore services yaitu offshore services atau kegiatan eksplorasi migas di wilayah laut yang juga dibagi menjadi dua yaitu transition zone dan marine zone. Melihat peluang ke depan yang menyatakan bahwa permintaan untuk offshore services akan semakin meningkat, maka Elnusa pelan-pelan mulai mengembangkan bisnis hulu migas geoscience services, selain onshore services yang sudah ada, ke offshore services. Proyek offshore seismic services dimulai pada tahun 2001, Elnusa berpartner dengan Multivawe Geophysical untuk melakukan pekerjaan marine seismic. Walaupun pada proyek tersebut, porsi Elnusa hanya berkisar 5% dari kerjasama. Proyek transition zone lainnya pada tahun 2001 terletak di Melandong untuk Pertamina. Kemudian sejak tahun 2005 Elnusa kembali berpartner dengan CGGVeritas untuk melakukan pekerjaan transition zone seismic dengan proporsi kerjasama. Tahun 2006, Elnusa melakukan joint operation dengan Wavefield Inseis AS, perusahaan dari Norwegia yang menyediakan vessel dan peralatan seismik sesuai teknologi yang dibutuhkan. Tahun 2008, Elnusa juga melakukan joint operation dengan Bergen Oilfield Services yang juga menyediakan teknologi terkini dari peralatan seismik laut. Lama kelamaan proporsi kerjasama ditingkatkan.
49 4.7.1.1 Klien Klien Elnusa beragam dan untuk offshore seismic selain Pertamina EP antara lain adalah perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang hulu migas seperti: 1. JOB/TAC, 2. Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, 3. ConocoPhillips, 4. Total E&P Indonesie, 5. PetroChina, 6. Medco E&P Indonesia, Cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor hulu migas seperti Elnusa untuk mendapatkan suatu proyek adalah melalui regulasi tender dibawah pengawasan dari BP Migas. Sebagai perusahaan business-to-business, membina relasi yang baik sangat penting bagi Elnusa. Terutama untuk pasar offshore seismic yang sangat bergantung pada partnership, walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar namun sebagai upaya agar terus meningkatkan kompetensi dan menjadi market leader seperti onshore seismic Elnusa. Oleh karena itu Elnusa berupaya menjaga repeated dan ongoing releationship kepada semua aspek industri seperti klien, supplier, maupun kompetitor. Elnusa menyadari bahwa dalam industri business-to-business, yang dibutuhkan dan dibeli oleh klien adalah solusi. Karakteristik klien B2B pada umumnya menginginkan sales experience dan solution oriented.
50 Sehingga untuk meningkatkan kompetensinya terutama pada jasa hulu migas, tahun 2007 Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi dengan konsep “one stop service” di bidang pelayanan jasa hulu migas. Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa Oilfield Services, PT Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services) yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas digabung ke dalam perusahaan. Posisi ini membuat Elnusa semakin mantap memasuki bisnis jasa hulu migas terintegrasi, bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Strategi yang dilakukan pada onshore seismic services untuk memperluas pangsa pasar ke regional adalah mencari wilayah luar negeri yang struktur wilayahnya mirip dengan wilayah di Indonesia sehingga lebih mudah beradaptasi dari sisi sumber daya manusia dan teknologi. Selain itu Elnusa mencoba mengikuti perusahaan-perusahaan yang sudah terlebih dahulu melebarkan bisnisnya ke pasar regional atau luar negeri seperti Pertamina melalui joint operation sehingga dapat mempelajari regulasi dan teknis.
51 4.4.1.2 Kompetitor Pemain dalam bisnis eksplorasi migas di Indonesia cukup banyak terutama yang perlu diwaspadai adalah perusahaan asing. Sebagian besar proyek merupakan proyek kerjasama atau joint operation sehingga kondisi
kompetensi
kompetitor
berbeda-beda
tergantung
pada
ketersediaan vessel atau alat yang digunakan di Indonesia. Beberapa kompetitor untuk offshore seismic services Elnusa adalah perusahaan-perusahaan berikut ini: 1. Western Geco (Schlumberger), 2. Jason Fugro, 3. Seascape, 4. Calmarine, 5. MGS, 6. BMT Asia Pacific, dll Kelebihan dan kekurangan masing-masing kompetitor tidak dapat diprediksi dengan tepat karena dalam setiap proyek, kompetensi kompetitor dapat berubah-ubah sesuai kondisi. Namun sebagian besar kompetitor unggul dalam adaptasi teknologi. Teknologi yang cenderung berubah dan berkembang setiap bulannya menuntut para pemain di industri ini untuk cepat tanggap terhadap teknologi baik perangkat lunak maupun perangkat keras.
52 4.4.2 Analisa Perusahaan 4.4.2.1 Ansoff Matrix Walaupun pada dasarnya PT Elnusa, Tbk adalah anak perusahaan dari Pertamina, namun klien Elnusa bukan hanya Pertamina EP melainkan sebagian besar pemasukan juga berasal dari diversifikasi klien. Karena
itu
Elnusa
akan
terus
membutuhkan
strategi
untuk
mengembangkan bisnisnya. Analisa untuk bisnis offshore services di Elnusa salah satunya menggunakan
Ansoff-Matrix.
Pada
analisa
Ansoff-Matrix,
pengembangan bisnis geoscience Elnusa ke offshore seismic services termasuk dalam kategori new products karena membuka peluang untuk produk baru. Bisnis migas termasuk bisnis yang pemainnya tidak berkembang terlalu cepat sehingga calon klien Elnusa adalah calon klien yang sudah ada sebelumnya seperti Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, dan lain-lain sehingga analisa untuk market yaitu termasuk ke dalam kategori present market.
53 Tabel 4.10 Analisa Ansoff-Matrix Present Products
New Products
Present Markets
Market Penetration
Product Development
New Markets
Market Development
Diversification
Dengan begitu maka untuk meningkatkan kompetensi offshore seismic services agar dapat menjadi market leader, Elnusa harus mengembangkan strategi product development pada offshore services. Sampai saat ini sudah ditetapkan bahwa Elnusa merupakan technology adapter sehingga inovasi difokuskan pada proses bisnisnya. Sementara untuk menjawab kebutuhan teknologi yang diperlukan, Elnusa melakukan joint operation atau kerjasama untuk pasar offshore services dengan beberapa perusahaan seperti CGG Veritas (Perancis) untuk seismic acquisition survey di transition zone, kerjasama dengan Wavefield Inseis AS
(Norwegia) dan Bergen Oilfield Services AS (Norwegia) untuk
seismic acquisition survey di marine zone. Dengan adanya kerjasama diharapkan terjadi knowledge transfer atau pertukaran ilmu untuk operation management project, dan lain-lain sehingga kualitas sumber daya manusianya terus meningkat.
54 4.4.2.2 7ps of Marketing Mix 4.4.2.2.1 Product Elements Elnusa menfokuskan jasanya pada total solution yang diberikan untuk jasa hulu migas (upstream oil & gas services) termasuk di dalamnya offshore services. Offshore seismic services dibagi lagi menjadi transition zone dan marine zone. Kegiatan offshore seismic diawali dengan kegiatan survei data di lapangan, kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan informasi mengenai struktur lapisan tanah dan potensi minyak bumi dan gas alam di wilayah yang ditentukan dengan pemodelan seismik. Setelah itu, dilakukan studi geologi, geofisika dan reservoir untuk mengkaji potensi migas di wilayah tersebut. Offshore
seismic
services
termasuk
produk/jasa
yang
tergolong baru di Elnusa dan permintaannya masih lebih sedikit dibandingkan dengan onshore seismic services. Elnusa memasuki bisnis ini karena adanya proyeksi ke depan bahwa permintaan untuk offshore seismic services akan meningkat namun kenyataannya pada prediksi dua hingga tiga tahun ini, kemungkinan permintaan masih akan lebih banyak di onshore services. Elnusa belum memasuki bisnis offshore seismic services sejak lama seperti onshore seismic services yang sudah kurang lebih 30 tahun, dikarenakan Elnusa mendahulukan banyaknya permintaan pangsa pasar onshore seismic services. Selain itu membutuhkan investasi
55 yang cukup tinggi untuk berbisnis di offshore seismic services terutama bila permintaan terhadap jasa tersebut masih sangat minim karena peralatan yang sudah disewa membutuhkan biaya untuk penyimpanan.
4.4.2.2.2 Place and Time Segmen jasa hulu migas terintegrasi, yang dioperasikan oleh Divisi Geoscience services (GSC), Divisi Drilling services (EDS), dan Divisi Oilfield services (OFS), memiliki karakter kontrak pekerjaan yang berbeda-beda. Pada divisi GSC, kontrak umumnya bersifat jangka pendek atau kurang dari 1 (satu) tahun saja. Sementara divisi EDS dan OFS, umumnya memperoleh karakter kontrak yang berjangka waktu lebih panjang, antara kurang dari 1 (satu) tahun hingga 5 (lima) tahun. Oleh karena jasa yang diberikan pada offshore services merupakan kegiatan outdoor atau lapangan, maka lokasi kegiatan bergantung pada wilayah yang akan di eksplorasi. Untuk Offshore services, wilayah eksplorasi meliputi pesisir pantai hingga laut dalam. Waktu pengerjaan untuk satu proyek juga beragam tergantung dari perjanjian dan tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan. Bila dibandingkan dengan onshore services, masa operasi yang dibutuhkan untuk proyek offshore services lebih cepat karena faktor sosial dan gangguan di laut yang lebih sedikit
56 dibandingkan dengan onshore services. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi waktu pekerjaan adalah efek global warming dimana perubahan cuaca sulit untuk diprediksi terutama angin dan ketinggian ombak.
4.4.2.2.3 Price Elnusa menetapkan harga yang cukup tinggi dikarenakan fasilitas dan kualitas yang ditawarkan oleh Elnusa adalah kualitas premium. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh Elnusa juga besar, karena itu pendapatan dari biaya jasa harus seimbang. Rata-rata untuk biaya membeli jasa offshore seismic services aqcuisition lebih mahal dibanding land seismic acquisition dikarenakan wilayah yang diteliti lebih sulit karena berada di bawah laut. Peralatan dan teknologi dituntut untuk lebih maju sehingga membutuhkan banyak biaya. Menghadapi kompetitor dari yang kecil hingga besar yang mulai bermunculan tidak menggetarkan penerapan harga yang diberikan oleh Elnusa. Walaupun terkadang Elnusa berani sedikit berkompromi soal harga jika menghadapi pesaing tertentu seperti pesaing China. Namun Elnusa percaya bahwa dibalik harga yang tinggi tentu ada komitmen tinggi mengenai kualitas jasa. Perusahaan menetapkan harga awal yang bersaing namun dapat berubah disesuaikan dengan pelayanan yang diinginkan oleh
57 klien. Biasanya selama proses proyek pihak Elnusa dianjurkan untuk terus menawarkan fasilitas dan teknologi yang bagus untuk klien sehingga klien tertarik dan menambah kombinasi materi dari proyek yang berlangsung dan tentu akan berdampak pada kenaikan harga dan pendapatan. Selain itu dengan mengetahui secara akurat biaya material di pasaran akan memperkuat pricing.
4.4.2.2.4 Promotion and Education Ada berbagai cara untuk mengkomunikasikan mengenai kredibilitas dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena Elnusa merupakan perusahaan jasa, maka produk hasil jadinya tidak dapat dilihat secara langsung, namun dengan mengkomunikasikan kepada calon klien mengenai company profile, visi dan misi Elnusa serta proyek-proyek yang pernah dikerjakan. Bentuk promosi yang dilakukan oleh Elnusa baik secara langsung maupun tidak langsung bermacam-macam, antara lain mengandalkan relasi, words-ofmouth, media massa, dan melalui website resmi PT Elnusa, Tbk. Bentuk promosi yang paling kuat sebagai perusahaan service dengan
bentuk
business-to-business
diindikasikan
melalui
relasi/personal selling. Elnusa berupaya menjaga hubungan baik dengan para pelaku bisnis di industri. Kemudian kepada investor Elnusa senantiasa membangun hubungan dengan kegiatan berkala seperti pertemuan dengan analis/investor dalam skala nasional
58 maupun regional. Kemudian dalam meningkatkan kredibilitas Elnusa untuk menarik investor dan kreditor serta dapat berdampak pada harga saham
Elnusa,
kepada
media
massa
Elnusa
juga
rutin
menyelenggarakan kegiatan seperti pertemuan media, ulasan media, dan promosi melalui media. Elnusa rutin mengeluarkan press release dan memberitahukan mengenai perkembangan bisnis seperti achievements, proyek baru, restrukturisasi bisnis, dan lain-lain sehingga meningkatkan awareness publik terhadap perusahaan. Total coverage perusahaan pada kurun waktu 2009 adalah 597 artikel dengan advertising value senilai Rp6.321.825.000 (enam milyar tiga ratus dua puluh satu juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dan PR value senilai Rp25.124.140.000 (dua puluh lima milyar seratus dua puluh empat juta seratus empat puluh ribu rupiah). Advertising value merupakan besaran artikel yang dihitung melalui pendekatan biaya iklan, sedangkan PR value merupakan standar penghitungan di dunia kehumasan, menghitung usaha dari pihak perusahaan untuk memasukkan berita atau foto di suatu media cetak.
59
Tabel 4.11 Pie-chart analisa media penetrasi (Tahun 2009) Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Pada tahun 2009, perbandingan proporsi promosi dan artikel yang terkait dengan Elnusa adalah sebagai berikut: Media Newspaper Magazine Tabloid Web Based Total
Article 375 8 7 207 597
% 63 1 1 35 100
Tabel 4.12 Analisa media penetrasi (Tahun 2009) Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Selama tahun 2009, sebanyak 76% atau 456 artikel merupakan pemberitaan dengan tone positif, 22% atau 133 merupakan pemberitaan dengan tone netral, sisanya adalah pemberitaan dengan tone negatif. Efektifitas pemberitaan dengan pola ini bisa dilihat
60 dari banyaknya liputan yang terbit (media workshop, RUPSLB, dan investor summit). Media yang paling banyak berkontribusi dalam promosi Elnusa adalah koran harian, antara lain seperti Investor Daily, Bisnis Indonesia, Jakarta Globe, Seputar Indonesia, dan lain-lain. Sedangkan untuk media berbasis web (web based) seperti Inilah.com, Okezone.com, Detik.com, VIVAnews.com, Bisnis.com, dan lain-lain. Kemudian perusahaan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat umum dan investor untuk memperoleh informasi melalui situs perusahaan di www.elnusa.co.id. Situs ini memuat informasi terkini seperti pergerakan harga saham, aksi korporasi, laporan keuangan dan company guidance (triwulanan), bahan presentasi perusahaan ke publik dan kliping media mengenai pemberitaan perusahaan. Secara umum, tampilan situs cukup menarik dan mudah dimengerti, informasi cukup lengkap namun masih ada beberapa fitur yang masih dalam pengerjaan sehingga tidak dapat diakses informasinya. Tampilan dan isi dari situs cukup memberikan kesan profesional dan kredibilitas yang baik bagi Elnusa.
4.4.2.2.5 Process Pekerjaan proyek yang didapatkan adalah melalui tender
61 (bidding process) yang kompetitif yang dalam prosesnya diawasi oleh BP Migas. Dalam penentuan pemenang tender akan di dasarkan pada faktor seperti spesifikasi dan kondisi peralatan yang dimiliki, kualitas jasa, kompetensi dari sumber daya manusia (tenaga ahli), pengalaman kerja, track record keselamatan (HSE), dan harga penawaran. Salah satu strategi Elnusa untuk mengetahui apa saja spesifikasi yang dibutuhkan oleh klien secara tepat, maka ditempatkan representatif dari perusahaan (account executive) mulai dari tender hingga operasi selesai dijalankan. Semua proses bisnis yang terjadi dibuat dengan metode atau sistem yang menunjang serta proses pengendalian atau assurance. Oleh karena itu semakin baik relasi yang diciptakan oleh perusahaan dengan calon klien maka Elnusa akan semakin dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien.
62
Tabel 4.13 Proses bisnis Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk
Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal dari ketentuan pemangku kepentingan (stakeholder requirement pada tahap input) yang akan dijalankan oleh perusahaan. Elnusa telah menentukan bisnis inti pada jasa hulu migas terintegrasi (Integrated Upstream Oil & Gas Services) salah satunya meliputi jasa-jasa di Geoscience Services. Identifikasi terhadap ketentuan pemangku kepentingan
kemudian
dirumuskan
dalam
rencana
bisnis
perusahaan (business plan) dan menjadi target pencapaian di semua lini aktifitas mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi. Pada
63 tahapan operasi selain yang terdiri dari perencanaan (planning), perencanaan dan persiapan material dalam pre-operation, operation dan post-operation (operational dalam gambar 4.13), terdapat juga fungsi
Shared
Services
atau
Support
menunjang
kegiatan
operasional perusahaan di setiap tahapan operasi. Atas semua tahapan bisnis yang terjadi dibuat metode atau sistem (tahap System) yang menunjang serta proses pengendalian (tahap Assurance). Melalui gambar di atas, dapat dilihat keterlibatan prosesproses yang ada dalam proses bisnis perusahaan yang sekaligus merepresentasikan unsur organisasi yang mewakilinya. Terdapat juga prosedur perusahaan sebagai panduan dalam tata cara kerja atas kegiatan operasional perusahaan yang teratur dan terstandar secara konsisten sesuai tujuan dan kebijakan yang berlaku.
4.4.2.2.6 Physical Evidence PT Elnusa, Tbk memiliki kredibilitas yang cukup tinggi agar dapat dipercaya oleh pelanggan baik multinasional maupun pelanggan nasional. Pengalaman berbisnis di industri jasa kontraktor migas selama kurang lebih 40 tahun dengan kinerja yang baik telah membawa Elnusa ke tingkat yang dapat dipercaya oleh pelanggan terutama dari aspek Health, Safety & Environment (HSE) atau kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lindung Lingkungan
64 (K3LL). Sebagai perusahaan yang bergerak dan fokus pada jasa hulu migas, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL) atau biasa disebut Health Safety and Environment (HSE) merupakan hal yang harus menjadi prioritas dalam pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan resiko pekerjaan dalam industri tersebut yang cukup besar, baik terhadap pekerja, pihak lain maupun lingkungan di daerah operasional, seperti misalnya terjadi semburan liar (blow out) maupun pencemaran lingkungan. Karyawan support yang bekerja didalam ruang kantor pun tidak serta merta terlepas dari resiko operasional, karena itu ruang lingkup sosialisasi maupun pelaksanaan K3LL juga mencakup seluruh personil dan lingkungan baik yang berada didaerah operasional maupun kantor pusat. Sampai saat ini, Elnusa menempatkan aspek K3LL sebagai prioritas utama dalam melakukan aktivitasnya untuk mendukung dan mencapai lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, mitra kerja dan pihak-pihak yang berkepentingan. Elnusa menyadari bahwa aspek K3LL merupakan salah satu elemen yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam kriteria penentuan tingkat kualifikasi, kapabilitas dan performa perusahaan. Elnusa menetapkan target yang dicanangkan di setiap aktivitasnya yaitu : 1. Tidak ada kecelakaan yang berakibat fatal,
65 2. Rate kecelakaan yang berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injury Rate atau LTIR) sama dengan atau kurang dari (<) 0.4, dan 3. Tidak berdampak negatif pada lingkungan. Sebagai bukti komitmen Perusahaan akan penerapan K3LL di lingkungan operasional maupun non operasional, selain sertifikasi ISO 9001:2000 yang telah didapatkan Perusahaan pada tahun 2008, Elnusa juga telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007 dari PT SGS Indonesia pada tahun ini. OHSAS
18001
merupakan
standar
penerapan
manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia, salah satunya adalah dari PT SGS Indonesia. Sertifikasi OHSAS ini pun mencakup seluruh aktifitas Perusahaan dari semua divisi maupun pengelolaan gedung kantor pusat.
4.4.2.2.7 People Sebagai perusahaan nasional yang maju, Elnusa memilih dan memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Karyawan merupakan asset penting dalam memenuhi tuntutan kualitas jasa hulu migas terintegrasi bagi pelanggan. Maka Elnusa melakukan pengembangan di bidang Sumber Daya Manusia antara lain di bidang pengembangan, telah disusun profil kompetensi berupa pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non teknis yang
66 dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi kerja. Profil kompetensi ini digunakan sebagai dasar untuk memetakan level kompetensi karyawan untuk melihat kebutuhan pengembangan terkait dengan tuntutan kompetensi yang dipersyaratkan dengan level kompetensi yang dimiliki karyawan. Kemudian terdapat penyusunan Learning Directory sebagai kurikulum yang digunakan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratan di tiap bidang/fungsi kerja. Pengembangan konsep
talent
management
melalui
assessment
kompetensi
karyawan dan kinerja karyawan untuk mengidentifikasi karyawan potensial (talent pooling), termasuk sebagai salah satu data pendukung untuk kepentingan promosi dan penempatan karyawan.
4.4.2.3 Costumer Relationship Management Pelanggan atau klien PT Elnusa, Tbk adalah perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina EP, JOB/TAC, Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya. Dalam bisnis jasa kontraktor migas, relasi merupakan kekuatan yang dapat diandalkan oleh perusahaan untuk mendapatkan kesempatan mengikuti tender. Informasi mengenai tender dapat diketahui darimana saja salah satunya adalah mendapat undangan langsung dari calon klien. Seluruh pekerjaan didapatkan melalui tender atas persetujuan dari
67 BP Migas. Strategi yang dilakukan oleh Elnusa agar memahami dengan baik mengenai masing-masing tender dan mengetahui apa yang diinginkan oleh klien adalah dengan menempatkan account executive pada masing-masing klien untuk dapat mengikuti sejak awal tender dikeluarkan hingga operasional selesai dijalankan. Baik untuk onshore seismic services maupun offshore seismic services, keduanya juga bergantung pada relasi. Onshore seismic services Elnusa sudah mendapatkan kredibilitas yang cukup baik karena kiprahnya yang sudah lama di bidang tersebut sehingga untuk mendapatkan pekerjaan relatif lebih mudah. Kepercayaan dari pelanggan akan kualitas layanan jasa onshore seismic Elnusa sudah terbentuk dan hubungan baik juga sudah terjalin kuat. Melalui hubungan yang kuat ini komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan/calon pelanggan akan dapat berlangsung dengan baik. Mulai dari informasi tender yang bisa diperoleh lebih dulu dari representatif perusahaan klien sehingga Elnusa dapat mempersiapkan diri agar memenangkan tender yang diajukan hingga berkompromi dengan jenis layanan dan fasilitas yang diminta oleh klien agar Elnusa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam menjalankan bisnisnya, Elnusa akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun jumlah fasilitas seperti vessel atau kapal dan sumber daya manusia yang terbatas ketika ada beberapa proyek yang harus berjalan bersamaan terkadang menjadi kendala. Cara penyelesaiannya adalah dengan melakukan outsourcing karyawan atau
68 fasilitas teknologi dari perusahaan lain dan pelanggan tidak perlu kesulitan untuk mengaturnya. Hal tersebut merupakan bagian dari total solution yang ditawarkan oleh Elnusa dan pelanggan hanya tinggal menunggu hasilnya. Oleh karena itu sekali lagi relasi menjadi cukup penting
untuk
kelancaran
pekerjaan
yang
dilakukan.
Keahlian
berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dari setiap representatif perusahaan
kepada
pengembangan
pelanggan
kompetensi,
harus
perusahaan
maksimal. telah
Sebagai
dasar
menyusun
profil
kompetensi berupa pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non teknis yang dipersyaratkan di setiap bidang kerja. Berdasarkan profil kompetensi tersebut, telah disusun Learning Directory sebagai kurikulum yang digunakan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi kerja termasuk untuk account executive. Dalam offshore seismic services, relasi sedang terus dibangun untuk meningkatkan kompetensi dalam jasa tersebut termasuk memanfaatkan relasi dari jasa-jasa lain di Elnusa seperti klien pada onshore services, drilling services dan oilfield services. Analisa CRM ini dibatasi pada pengetahuan akan pentingnya relasi dalam bisnis ini dan tidak lebih untuk menampilkan model dari CRM yang dipakai oleh perusahaan dikarenakan adanya keterbatasan dalam keterbukaan data untuk pihak publik.
69 4.4.2.4 SWOT dan TOWS Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa posisi kekuatan, kesempatan, kelemahan, dan ancaman bagi perusahaan baik dari sisi internal maupun eskternal.
4.4.2.4.1 Strength - Merupakan perusahaan Indonesia yang memiliki reputasi yang baik dalam bidang eksplorasi minyak bumi dan gas dan menjadi market leader dalam onshore seismic acquisition. - Satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa hulu migas terintegrasi dengan konsep “one stop service” dan fokus pada kegiatan seismic services, drilling services, dan oilfield services. - Sebagai anak perusahaan Pertamina, Elnusa menjalin hubungan baik dan memiliki relasi yang luas dengan klien, kontraktor, maupun para pembuat kebijakan. - Memiliki SDM yang berpengalaman. - Track record untuk HSE (Health Safety Environment) yang baik.
4.4.2.4.2 Weaknesses - Teknologi yang masih tertinggal terutama dibanding dengan perusahaan asing. - Offshore services Elnusa masih tergolong baru dan sangat
70 bergantung pada relationship. - Butuh investasi yang cukup besar untuk biaya operasional offshore seismic yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan onshore seismic.
4.4.2.4.3 Opportunities - Memperkuat joint operation dengan perusahaan yang kompeten di bidangnya terutama dari segi teknologi. - Peluang pasar marine seismic (transition zone & marine) ke depannya semakin luas karena permintaan eksplorasi dan eksploitasi wilayah offshore terus meningkat. - Belum banyak pesaing terutama lokal untuk offshore seismic. - Peluang pasar regional lebih terbuka.
4.4.2.4.4 Threats - Kompetensi geoscience services yang semakin lama akan semakin ketat. - Munculnya perusahaan-perusahaan China yang masuk ke bisnis eksplorasi minyak bumi dan gas alam di Indonesia.
71 4.4.2.4.5 Analisa TOWS Opportunities SO (Strengths-Opportunities): Strengths
- Elnusa dapat memanfaatkan posisi
Weaknesses SW (StrengthsWeaknesses): - Mengaplikasikan
sebagai market leader pada
strategi aliansi atau
onshore seismic untuk
joint operation dengan
mengembangkan pasar
perusahaan yang
offshore seismic di
memiliki teknologi
Indonesia.
yang dibutuhkan.
- Menguasai pasar offshore
- Joint venture dengan
seismic ke depannya
perusahaan lain untuk
dengan menerapkan sistem
memperkuat biaya
jasa hulu migas
operasional yang cukup
terintegrasi.
tinggi dalam proyek
- Memanfaatkan dan menjaga reputasi yang baik
eksplorasi offshore. - Memanfaatkan relasi
terutama pada salah satu
sebagai perusahaan
faktor penting perusahaan
nasional yang menjadi
kontraktor migas yaitu
market leader pada
HSE (Health & Safety
onshore seismic
Environment) untuk
services untuk
72 meningkatkan kompetensi. - Bekerjasama dengan
memperkuat bisnis offshore seismic
Pertamina dan perusahaan
services yang sangat
lain untuk ekspansi bisnis
bergantung pada
ke regional.
relationship.
- Mempertahankan kerjasama dengan supplier yang berkualitas untuk meningkatkan kompetensi dan menjaga kualitas jasa.
TO (Threats-Opportunities): Threats
- Mempertahankan kualitas
TW (Threats-Weaknesses): - Kerjasama/joint
dan lebih flexible dalam
operation atau joint
pricing untuk menghadapi
venture dengan
persaingan dari
perusahaan dan vendor
perusahaan-perusahaan
yang teknologinya
China.
sesuai dengan
- Membuat strategi ekspansi bisnis ke regional untuk
permintaan klien. - Memperkuat relasi
menghadapi persaingan
dengan calon klien dan
bisnis yang semakin ketat
perusahaan lain yang
73 di Indonesia.
dapat dengan terus meningkatkan kualitas business representative dan account executive yang memahami industri tersebut.