70
BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden PT.Bukit Asam Prima
PT.Bukit Asam Prima adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang trading
coal,dimana bidang ini adalah memperjualkan belikan batu bara dalam jumlah yang diminta kepada buyer tertentu dimana seller yang lain bersaing dalam menentukan harga patokan
batu
bara.Dalam
hal
ini
akan
terjadi
pelelangan
harga
yang
tiada
hentinya,karena harga batu bara sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar. PT.Bukit Asam Prima adalah anak perusahaan dari PT.Bukit Asam, PT.Bukit Asam Prima berdiri pada tanggal 09-04-2007, NPWP : 02.546.236.7.011.000, NOMOR TDP : 09.03.1.51.59646 yang mana Akta Pengesahan dibuat oleh Notaris NY. Esther Mercia Sulaiman, SH. PT.Bukit Asam Prima berstatus Kantor Tunggal dan mempunyai status badan hukum Perseroan Terbatas (PT), berlokasi di Gedung Menara Kadin Indonesia lantai 19 Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kavling 2-3 Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, pengesahan Menteri Hukum dan Ham NOMOR : W7-03848, HT, 01, 01, TH, 2007. Modal dasar Perseorangan berjumlah Rp. 180.00.000.000,- (seratus delapanpuluh milyar rupiah) terbagi atas 180.000 (seratus delapan puluh ribu) saham, masing-masing bernilai nominal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), dimana Perseoran didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas. PT.Bukit Asam Prima dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian batubara, pengangkutan, penanganan, pemasaran batubara, termasuk jasa serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perdagangan batubara.
71
2. Membangun atau mendirikan , memiliki, menyewa, mengoperasikan, melakukan pemeliharaan dan mengembangkan dermaga atau pelabuhan dan stockpile batu bara dan seluruh infrastuktur pendukungnya. 3. Melakukan kegiatan usaha lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan batubara dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki oleh Perseroan.
PT.Bukit Asam Prima mempunyai visi dan misi sebagai berikut : Visi :
“Menjadi perusahaan berkelas dunia.” Misi :
•
Mengelola bisnis secara profesional dan beretika dengan didasari nilainilai unggulan.
•
Mendukung bisnis perusahaan induk melalui pertumbuhan laba yang berkesinambungan.
•
Menciptakan pertumbuhan usaha melalui sinergi dengan mitra stategis sebagai upaya menjadi perusahaan yang mampu memberikan nilai lebih kepada stakeholders.
Pada awal berdiri,pada tahun 2007,Perusahaan sudah dapat menjual batu bara sebagai berikut disajikan dalam bentuk tabel : Tabel 4.1 Data Realisasi Penjualan PT.Bukit Asam PrimaTahun 2007 (Status s/d 31 Desember 2007) Bulan Mei Juni Juli Agustus September Oktober
TARAHAN 5,299 11,305 5,764 45,375 48,871 16,258
DOMESTIK UPB 0 0 5,625 11,211 5,774 29,343
LAIN-LAIN 0 0 0 0 0 0
EXPORT 0 0 0 0 0 0
TOTAL 5,299 11,305 11,389 56,586 54,645 45,601
72
Nopember 80,964 47,918 Desember 63,874 14,964 Total 277,640 114,835 Sumber : Data dari Perusahaan (2007)
0 0 0
0 0 0
128,882 78,838 392,475
Perusahaan banyak menjual ke Tarahan untuk di blending, yaitu dicampur dengan batu bara sendiri. Sedangkan ke UPB, mereka jual lagi ke perusahaan retail seperti usaha-usaha mikro.
Pada tahun 2008, sudah terjadi peningkatan, bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Data Realisasi Penjualan PT.Bukit Asam Prima Tahun 2008 (Status s/d 31 Desember 2008) Bulan
DOMESTIK TARAHAN UPB Januari 22,034 0 Februari 16,799 0 Maret 32,682 0 April 7,788 0 Mei 0 0 Juni 111,467 0 Juli 67,768 0 Agustus 48,052 28,092 September 57,049 66,854 Oktober 123,576 8,036 Nopember 176,651 9,537 Desember 177,598 15,123 Total 841,464 127,641 Sumber : Data dari Perusahaan (2008)
EXPORT LAIN-LAIN 0 0 3,215 12,495 10,047 0 0 16,141 0 0 7,505 0 49,403
0 0 0 39,828 22,678 8,119 0 5,817 0 15,900 8,037 0 100,379
TOTAL 22,034 16,799 35,897 60,111 32,726 119,586 67,768 98,101 123,904 147,511 201,729 192,721 1,118,887
PT.Bukit Asam Prima, pada bulan April dan Mei, mengekspor ke China, bulan Juni dan Agustus ke Malaysia, bulan Oktober ke Filipina, bulan Nopember ke Korea.
73
Struktur organisasi PT.Bukit Asam Prima, adalah sebagai berikut :
Sumber Gambar : Data dari Perusahaan (2009) Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Bukit Asam Prima
Dewan Komisaris : Pak Iskandar Maliki Direktur Utama
: Pak Henfri Sulay
Direktur
: Pak Nandika Djojonegoro
Manajer Komersil : M.Taufiq General Manajer : Ahamd Sailau Edwin Budianto Manajer Akuntasi : Muhammad Firdaus
Tugas dan wewenang Direktur utama : 1. Mengawasi kegiatan Direksi 2. Mengawasi secara keseluruhan departemen perusahaan. 3. Memberikan saran dan pendapat akan kebijakan Direksi.
Tugas dan wewenang Direktur :
74
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam memimpin, mengendalikan, dan mengurus jalannya Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya
dengan
mengindahkan
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku. 3. Menyiapkan rancangan rencana kerja panjang yang merupakan sasaran strategis yang memuat sasaran dan tujuan perseroan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan setelah ditandatangani Direksi bersam-sama
dengan
Komisaris
disampaikan
kepada
Rapat
Umum
Pemegang Saham untuk mendapat pengesahan. 4. Menyiapkan pada waktunya rancangan rencana kerja dan anggaran Perseroan,
untuk
selanjutnya
disampaikan
kepada
komisaris
untuk
mendapatkan pengesahan. 5. Menyiapkan laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (BABEPAN-LK) yang ditunjuk oleh komisaris Perseroan. 6. Wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya pada Rapat Umum Pemegang Saham. 7. Tugas Manajer Komersil : 1. Mengadakan perencanaan pemasaran. 2. Pelaksanaan kegiatan pemasaran.
Tugas General Manajer : 1. Mengorganisasi manajemen perusahaan yang juga diawasi oleh Direktur dan Direktur Utama. 2. Memberikan
dukungan
kepada
divisi
atau
bagian
lain
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan Perseroan.
dalam
hal
75
3. Memberikan pengarahan kepemimpinan kepada bawahan.
4. Menghadiri konferensi yang bersangkutan dengan kepentingan Perseroan.
Tugas Manajer SDM & Umum : 1. Melaksanakan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan masingmasing karyawan). 2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga Kerja. 3. Memilih calon tenaga kerja. 4. Mengorientasi dan melatih karyawan baru. 5. Mengelola upah dan gaji (memberi kompensasi karyawan). 6. Menyelenggarakan pemberian insentif dan benefit. 7. Menilai Prestasi kerja. 8. Berkomunikasi (wawancara, bimbingan, pendisiplinan). 9. Melatih dan mengembangkan manajer. 10. Membangun komitmen karyawan.
Tugas Manajer Akuntansi & Keuangan : 1. Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang/piutang. 2. Membuat , mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu. 3. Menerima, memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapnya untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu. 4. Memeriksa rangkuman kas kecil untuk memastikan penggunaan dan ketersediaan kas kecil yang efektif.
76
5. Menginput penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembayaran ke supplier dengan tepat waktu dan akurat untuk memastikan ketepatan waktu dan keakuratan penerimaan maupun pembayaran. 6. Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan benar. 7. Mengarsip
seluruh
dokumen
transaksi
untuk
menjaga
ketertiban
administrasi dan memudahkan penelusuran dokumen.
PT.Bukit Asam mempunyai 3 (tiga) strategi bisnis unit, yaitu :
PT.Bukit Asam
PT.Batubara Bukit Kendi
PT.Bukit Asam Prima
PT.Bukit Pembangkit Innovative
Sumber Gambar : Data dari Perusahaan (2009) Gambar 4.2 Kedudukan strategi bisnis unit PT.Bukit Asam
PT.Bukit Asam Prima mempunyai rencana kerja untuk jangka panjang ke depan, yaitu sebagai berikut : •
Eksisting
•
Meningkatkan trading menjadi 3 juta ton per tahun dan selanjutnya menjadi 4,25 juta ton per tahun (sesuai target FS pendirian Bukit Asam Prima),
•
Pengembangan Melakukan KSO tambang dan penguasaan infrastruktur (Jetty dan
Stockpile).
77
Yang mendasari PT.Bukit Asam Prima untuk melakukan rencana jangka panjang ke depan dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, sebagai berikut dalam tabel : Tabel 4.3 Faktor-faktor pendorong rencana kerja jangka panjang Faktor Internal
Faktor Eksternal
Tidak menguasai resources
Resourcses batubara cukup banyak
Tidak menguasai infrastruktur
Pasar cukup terbuka
Modal usaha terbatas
Potensi pertumbuhan tinggi
Kompentensi penguasaan pasar cukup
Harga batubara masih menjanjikan
Jumlah tenaga kerja cukup
Tongkang terbatas
Mempunyai nama besar
Dermaga dan Stockpile terbatas
Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
Untuk memperlancar usaha pengembangan, Perseroan dengan tujuan memperluas bidang usaha harus merubah bunyi AD (anggaran dasar) pasal 3, menjadi : 1. Megusahakan pertambangan batubara (baik Kuasa Pertambangan sendiri atau kerjasama dengan pemilik Kuasa Pertambangan). 2. Pembelian batubara. 3. Memperdagangkan batubara hasil produksi sendiri, hasil pembelian atau batubara pihak lain. 4. Mengusahakan dan atau mengoperasikan pelabuhan atau dermaga serta fasilitas penanganan batubara untuk keperluan sendiri maupun pihak lain. 5. Mengusahakan dan atau mengoperasikan angkutan darat dan laut baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.
Untuk rencana pengembangan, Perseroan berencana untuk membuka tambang batubara di Petangis, Kalimantan Timur. Tepatnya di wilayah konsensi KW 0704ER0002 di Desa Petangis, Kecamatan Batu Enau, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.
78
Perseroaan bekerjasama dengan PT.Cahaya Tiara Perkasa, dimana pihak kedua sebagai penyedia lahan tambang.
4.1.1 Profil Responden PT.Cahaya Tiara Perkasa
PT.Cahaya Tiara Perkasa adalah perusahaan berbadan hukum yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengusahaan tambang batubara. Perusahaan ini berkantor di alamat sebagai berikut : Tabel 4.4 Alamat Domisili Kantor Kantor Pusat
Alamat Jl. Pangeran Antasari II No. 32 samarinda, Kalimantan Timur Kantor Site Desa Petangis, Kab. Pasir Kalimantan Timur Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
Nomor Telpon 0541-733509, 753884 Fax. 0541-769486
PT.Cahaya Tiara Perkasa dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi No. 545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007, tertanggal 24 Mei 2007 memiliki ijin seluas 1.935,62 Ha, dengan kode wilayah : KW 0704ER002.
79
4.2 Analisis Studi Kelayakan Bisnis 4.2.1 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya a. Bagan Organisasi
Dalam kegiatan penambangan batubara di wilayah Petangis ini, PT.Bukit Asam Prima telah menyusun struktur organisasi Pelaksanaan kegiatan penambangan akan dirancang secara sederhana, namun setiap memiliki wewenang untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan secara teknis dan non teknis sebagai berikut : Struktur organisasi dipimpin oleh seorang Manager Tambang yang merangkap sebagai Kepala Teknik Tambang, serta dibantu oleh 1 (satu) orang Mine Superintendent dan 1 (satu) orang Environment Superintendent.
Mine Superintendent dibantu leh 2 (dua) orang Supervisor meliputi Supervisor
Operasi
Produksi,
Supervisor
Stock
Handling.
Sedangkan
Pengembangan Tambang (Mine Development) dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Supervisor / Geologist.
Environment Suoperintendent dibantu oleh 2 (dua) orang Supervisor, 1 (satu) orang Environment Supervisor dan 1 (satu) orang Supervisor yang meliputi lingkungan dan K-3. Kemudian masing-masing Supervisor akan dibantu oleh beberapa staff yang membantu dalam Operasi Produksi, Bengkel dan Gudang, Geologi dan Survey, Pengolahan dan Pengapalan serta Keuangan dan Administrasi.
80
Sumber gambar : Data dari Perusahaan (2009) Gambar 4.3 Bagan Organisasi Pertambangan
b. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Dalam pelaksanaan penambangan batubara di daerah ini akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dari berbagai keterampilan. Tenaga kerja yang berkeahlian rendah banyak didapatkan dari masyarakat setempat (lokal), sedangkan tenaga kerja yang berkeahlian menengah dan tinggi didatangkan dari luar daerah. Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja, didasarkan pada pertimbangan : a) Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal kerja di tiap bidang tugas. b) Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari peralatan sesuai dengan jadwal.
81
c) Personil pemeliharaan atau perawatan untuk merawat peralata tambang. Memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan tahunan. d) Personil layanan antara lain sebagai pengelolaan gudang, petugas kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.
c. Perencanaan Tenaga kerja Dalam pelaksanaan kerja di lapangan, operasional penambangan baik kegiatan
Overburden
Removal
maupun
pengambilan
batubara
dan
pengangkutan batubara semua akan dikerjakan sepenuhnya oleh PT. Cahaya Tiara Perkasa. Perekrutan tenaga kerja dan penempatannya dilakukan oleh PT. Cahaya Tiara Perkasa.
d. Hubungan Tenaga Kerja Untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan karyawan dibuat Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Serikat Pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah pihak dan disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesempatan Kerja Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal-hal yang diatur dalam kesempatan kerja bersama tersebut meliputi: a) Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan b) Pembayaran gaji atau upah dan pajak c) Penginapan dan makan d) Jam kerja dan lembur e) Honor dan tunjangan f)
Ketentuan perawatan kesehatan
82
g) Asuransi h) Kompensasi untuk kecelakan dan kematian i)
Ketentuan cuti dan hari libur umum
j)
Perintah kerja dan prosedur kedisiplinan
k) Keselamatan dan kesehatan kerja l)
Dana pension
m) Pemecahan permasalahan karyawan Perusahaan mengalihkan
telah
tanggung
menunjuk jawab
PT.
Jamsostek
perusahaan
atas
(persero)
kewajiban
untuk
memberi
perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan. Program jamsostek diselenggarakan berdasarkan UndangUndang No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaanya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No. 22 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993.
e . Penerimaan Karyawan dan Pelatihan Berikut ini kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima sebagai karyawan pertambangan batubara : a) Staf Manajerial dan Teknisi b) Operator Peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi yang terampil c) Tenaga kerja kasar atau non skill. Tenaga manajerial senior dan satf teknisi akan diatasi oleh tenaga kerja dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan batubara di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan staf akan menjadi sangat penting untuk kelancaran
komunikasi
dalam
keberhasilan suatu perusahaan.
perusahaan
yang
akan
mendukung
83
Mengingat tenaga kerja lokal kemampuannya terbatas atau tidak mempunyai
keterampilan
khusus
untuk
itu,
perusahaan
perlu
memaksimalkan tenaga kerja lokal pada bidang pekerjaan yang ada. Oleh sebab itu pelatihan bagi tenaga kerja lokal untuk menjadi operator dan teknisi akan diprioritaskan.
f. Sistem Kerja Sistem kerja yang diterapkan disepakati antara tenaga kerja dengan pengusaha yaitu sebagai berikut : •
Tenaga kerja staf, secara administratif bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan penambangan, antara lain Manajer Tambang,
Superintendent,
Supervisor,
dan
Staf
Administrasi. •
Tenaga kerja Non staf, yang upahnya diberikan berdasarkan hasil kerja yang telah dilakukan, yaitu operator alat berat, pengemudi dump truck yang biasanya dibayar berdasarkan jam operasi alat (hour meter) untuk operator alat berat dan berdasarkan
Tonase
Dumptruck.
Tenaga
atau kerja
BCM
angkut
yang
untuk
upahnya
supir
dibayar
berdasarkan Perjanjian Kontrak kerja yaitu seperi welder, montir, keamanan, cleaning servis, checker, dumpman,
helper, Flagman, Office boy dan lain-lain. Sistem kerjia yang diterapkan disesuaikan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta dilakukan atas dasar kesepakatan kerja bersama antara pekerja dengan pengusaha, mengutamakan K-3 dan efisensi waktu serta efisiensi alat sehingga dapat dicapai produktifitas kerja yang maksimal.
84
Gaji dan upah disesuaikan dengan tingkat keterampilan atau kemampuan serta tanggung jawab terhadap oekerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja. Pembayaran gaji dan upah buruh dilaksanakan sebagai berikut : •
Untuk Karyawan Staf, maupun tenaga kerja Non Staf gaji dibayarkan pada awal bulan.
•
Untuk
tenaga
kerja
Non
Staf
yang
upah
kerjanya
dibayarkan sesuai dengan hasil kerjanya, dibayarkan juga pada awal bulan atau sesuai dengan kesepakatan bersama antara tenaga kerja dengan perusahaan. Bagi seluruh tenaga kerja baik Staf maupun Non Staf akan diberikan hak yang sama mengenai waktu cuti selama 12 hari per tahun agar dapat kembali ke daerah asalnya untuk menengok keluarga, baik yang berasal dari daerah sekitar maupun dari luar daerah. Sesuai dengan UU no. 13 tahun 2003
Perusahaan
ketenagakerjaan
yaitu
bekerjasama PT.
dengan
Jamsostek
perusahaan
(Persero)
untuk
Asuransi
mengalihkan
tanggung jawab perusahaan atas kewajiban memberi perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan. Program Jamsostek diselenggarkan berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 yang pelaksanaanya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No. 22 Tahun 1993 dan peraturan Menteri 05/MEN/1993.
85
Berikut dibawah ini adalah gaji karyawan : Tabel 4.5 Daftar Gaji Karyawan No
Karyawan Staf dan Non Staf
Jumlah Perorangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mine Manager 1 orang Mine Superintendent 1 orang Environment Superintendent 1 orang Administration Superintendet 1 orang Mining Supervisor 2 orang Production Supervisor 2 orang Safety 2 orang Chief Security 1 orang Security Non Staf 8 orang Humas 2 orang Mine Foreman 2 orang Staf Officer 4 orang Disposal Foreman 2 orang Driver 4 orang Sub Total 33 orang Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
7,000,000 5,000,000 5,000,000 4,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 2,000,000 1,250,000 1,500,000 1,750,000 1,500,000 1,500,000 1,000,000 40,500,000
Gaji (Rupiah/Bulan) 7,000,000 5,000,000 5,000,000 4,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 10,000,000 3,000,000 3,500,000 6,000,000 3,000,000 4,000,000 70,500,000
(Rupiah/tahun) 84,000,000 60,000,000 60,000,000 48,000,000 96,000,000 72,000,000 48,000,000 24,000,000 120,000,000 36,000,000 42,000,000 72,000,000 36,000,000 48,000,000 846,000,000
4.2.2 Analisis Aspek Teknis atau Operasi a. Lokasi dan Luas Wilayah Lokasi rencana proyek penambangan batubara secara administrative terletak di Desa Petangis, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan timur. Dapat ditempuh dengan jalan darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Tanah Grogot. Kedudukan secara geografis wilayah Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi KW 0704ER0002 seluas 1.935,62 Hektar berdasar SK Bupati Pasir Nomor
:
545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007
dibatasi
pada
koordinat
116°02’30,00” BT sampai dengan 116°05’15,00” BT dan 02°07’55,00” LS sampai dengan 02°10’14,00” LS.
86
b. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
Proyek rencana penambangan batubara terletak ± 40 km ke arah selatan dari kota Tanah Grogot, Kabupaten Pasir. Untuk mencapai daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan menggunakan jalur transport darat dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu ± 1 jam perjalanan dari kota Tanah Grogot dan kondisi dari Tanah Grogot-Petangis beraspal baik. Rute yang dapat dilalui untuk mencapai lokasi dimana proyek ini direncanakan adalah sebagai berikut : Ö Jakarta – Balikpapan : Dengan pesawat terbang ditempuh selama 2 jam, sampai Bandara Sepinggan Balikpapan. Ö Balikpapan – Penajam : Dapat ditempuh selama ± 1 jam perjalanan dengan menggunakan feri atau ± 15 menit dengan menggunakan speed boat. Apabila menggunakan feri, dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat sedangkan
apabila
menggunakan
speed
boat
tidak
memungkinkan menggunakan kendaraan maupun peralatan. Ö Penajam – Tanah Grogot : Berjarak ± 113 km dari Penajam yang dapt ditempuh selama ± 2,5 jam perjalanan dengan kondisi jalan beraspal relatif baik. Ö Tanah Grogot – Petangis : Berjarak ± 25 km yang dapat ditempuh selama ± 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Melalui jalan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Ö Petangis – Lokasi : Berjarak ± 7 km ke arah barat dari jalan negara melalui jalan yang menghubungkan Desa Petangis dengan Desa Rantau Atas. Dapat ditempuh selama ± 15 menit
87
dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan tanah – batu perkerasan.
c. Nisbah Pengupasan Ekplorasi Mengacu kepada hasil perhitungan menggunakan softwareMineScape, ditetapkan bahwa nisbah pengupasan (Stripping Ratio) yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah 1 : 8.0. Secara ekonomi nilai SR tersebut masih memberikan
keuntungan
pada
kegiatan
penambangan.
Kegiatan
penambangan di daerah penyelidikan dapat dilakukan secara ekonomis dengan mengupas lapisan penutup. Selanjutnya untuk menentukan besarnya nilai hisbah pengupasan maksimum pada
kegiatan
penambangan
perlu dilakukan perhitungan
berdasarkan BESR (Break Event Stripping Ratio). Parameter dalam penentuan BESR ditentukan oleh : •
Harga jual batubara saat ini (ditentukan $ 32,00/ton batubara);
•
Biaya
penambangan.
Meliputi
penggalian,
pengolahan,
dan
pengangkutan batubara ($21,54) •
Biaya penggalian dan pemindahan tanah tertutup ($1.32)
•
Faktor kehilangan karena penambangan; (15%) Maka akan didapat nilai nisbah pengupasan :
SR = 8 Harga BESR pada rencana proyek ini berdasarkan hasil perhitungan adalah 8.
88
d. Umur Tambang Eksplorasi
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan pada tahun 2006 diketahui data jumlah cadangan batubara tertambang 436.511,6 MT. Dengan angka Mining Recovery 85%, dan target produksi pertahun pertama sebesar 240.000 MT, atau 20.000 MT perbulan, maka didapatkan umur tambang dari rencana proyek ini, yaitu sebagai berikut : PERHITUNGAN UMUR TAMBANG Dari data lapangan hasil ekplorasi didapatkan sebagai berikut : Cadangan Terukur
=
513,543 MT
Faktor Kehilangan
=
15 %
Cadangan Tertambang = Rencana Produksi
=
436,511.6 MT 240,000 MT / Year
Maka, Umur Tambang (UT) dapat diperkirakan sebagai berikut, UT = UT = 1.819 Years UT = 21.826 Months UT = 21.826 Months Jadi, umur tambang kira-kira 1 tahun 8 bulan.
e. Jam Kerja Efektif Pertahun Pertambangan Waktu kerja operasi penambangan, mencakup semua kegiatan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan pengolahan batubara serta
spreading
tanah
penutup,
direncanakan
2
shift/hari,
dengan
tetap
memperhatikan UU no. 13 tahun 2003 bahwa maksimal jam kerja adalah 40 jam dalam seminggu, rencana jam kerja efektif adalah 18 jam/hari, sehingga waktu kerja kerja per shift adalah 9 jam dengan komposisi 7 jam kerja wajib
89
dan dilanjutkan 2 jam kerja berikutnya merupakan lembur karyawan terutama hari Senin sampai dengan Jumat sedangkan hari Sabtu adalah 5 jam kerja dengan 4 jam kerja merupakan lembur. Untuk hari Minggu adalah hari libur, kecuali karyawan tertentu yang harus tetap melakukan kegiatan produksi 12 jam dan akan diperhitungan sebagai lembur. Asumsi hari hujan adalah 15% dari total kerja yang ada, sehingga total jam kerja efektif alat adalah 5.304 jam/tahun. Tabel 4.6 Jam Kerja Efektif No 1 2 3 4
Uraian Jumlah minggu pertahun Jumlah hari kerja pertahun Hari Libur Nasional Rencana Hari Kerja - Hari biasa per tahun - Hari Jumat per tahun - hari Minggu per tahun 5 Rencana Jam Kerja Per Tahun - Jumlah jam hari biasa per tahun - Jumlah jam hari sabtu per tahun - Jumlah jam Minggu per tahun 6 Total jam kerja per tahun 7 Hari hujan per tahun 8 Jam kerja efektif per tahun Sumber : Data dari Perusahaan (2009)
Jam Kerja 52 minggu 7 hari / minggu 14 hari libur
364 hari 350 hari
5 hari / minggu 1 hari / minggu 1 hari / minggu
260 hari 52 hari 52 hari
18 jam / hari 17 jam / hari 13 jam / hari
4680 jam 884 jam 676 jam 6240 jam 936 jam 5304 jam
15%
f. Pemilihan Metode Penambangan Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus dilakukan adalah memilih metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan ekonomis sumberdaya batubara yang dapat ditambang dari potensi sumberdaya yang ada, sehingga jumlah batubara sebagai cadangan yang dapat ditamban akan dihitung dengan mempertimbangkan hasil desain tambang. Secara teknis, pemilihan metode penambangan didasarkan pada pertimbangan hal-hal sebagai berikut : kedalaman lapisan (seam), ketebalan lapisan dan penyebarannya, kondisi lapisan tanah penutup serta struktur
90
geologinya. Secara ekonomis akan dipertimbangakan nisbah pengupasan atau “stripping ratio”, yaitu besarnya volume pengupasan tanah penutup untuk mendapatkan setiap ton batubara. Metode penambangan yang dipilih adalah metode tambang terbuka atau “Open Pit Mining”, metode ini didasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis yang mencakup model geoglogi, kondisi lapisan tanah penutup, kondisi lapisan batubata, serta pertimbangan jumlah cadangan batubara. Metode penambangan ini menggunakan sistem kerja “Konvensional”yang merupakan kombinasi antara excavator sebagai alat gali muat, truck sebagai alat angkut dan Bulldozer sebagai alat bantu pengupasan. Metode ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan selektivitas dalam penambangan, antara lain seperti : • Biaya investasi awal lebih kecil • Peroleh cadangan batubara lebih besar • Tingkat produksi batubara per hari lebih besar • Penanganan peralatan tambang lebih mudah • Keselamatan tambang dan karyawan lebih mudah dikontrol
Open Pit Mining merupakan teknik penambangan batubara yang dinilai cocok dan sesui diterapkan pada desain penambangan batubara lokasi ini. Teknik penambangan Open Pit Mining ini adalah dengan melakukan penggalian batubara pada batas-batas penambangan (out pit limit) dari arah singkapan (crop line) menuju kebawah searah dengan kemiringan dari lapisan batubara yang digali (down dip). Penggalian ini dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang atau lereng (bench) yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik dan rencana pengoperasian alat-alat penambangan. Dengan teknik penambangan
ini
diharapkan
semua
lapisan
penyebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik.
(seam)
batubara
yang
91
g. Pengolahan Batubara
Proses pengolahan batubara direncanakan adalah proses reduksi ukuran batubara produksi operasi penambangan sampai pada ukuran seragam yang diinginkan sesuai dengan permintaan konsumen. Proses ini dilakukan dengan satu unit crusher. Proses peremukan “crushing” batubara akan dilaksanakan dilokasi pelabuhan khusus batubara yang berada ditepi sungai Apar Kecil yang berjarak kurang lebih 14 km dari penambangan.
h. Tata Cara Pengolahan Batubara hasil penambangan diwilayah eksplorasi rencananya akan dijual berbentuk olahan dengan besar butiran 50 mm, dengan rencana produksi batubara yang akan diolah atau 20.000 ton perbulan. Batubara yang akan dieksploitasi pada lokasi tambang diangkut dengan menggunakan dump truck ke Crushing Plant selanjutnya ditumpuk dengan Spreader di stockpile, kemudian diangkut dengan dump truck untuk pengapalan. Berdasarkan besar cadangan batubara, kualitas batubara, metode penambangan batubara yang dipilih, dan kualitas permintaan pasar batubara, proses pengolahan batubara mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : • Reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing) • Pemisahan ukuran melalui pengayakan (screening) • Penumpukan batubara (stockpilling) • Penanganan limbah air (water pollution treatment) Pada crushing plant, batubara diayak dimana yang under flow 50 mm masuk ke spreader langsung dan yang over flow 50 mm masuk ke crusher hingga ukuran butirannya under 50 mm, selanjutnya batubara ditumpuk di
stockpile dengan menggunakan spreader.
92
i. Kualitas Batubara Batubara di lokasi rencana penambangan dapat diklasifikasikan sebagai batubara sub bituminous atau steaming coal. Kisaran nilai rata-rata kualtias batu bara di lokasi penyelidikan hasil analisa dalam basis kering adalah sebagai berikut : • Kandungan air : 2.50 – 4.22 % • Kadar abu
: 7.10 – 15.60 %
• Kandungan Sulfur
: 0.54 – 2.61 %
• Nilai Kalori
: 6129 – 7116 kalori/kg
Atas dasar parameter tersebut diatas, maka pada lokasi rencana penambangan dibagi menjadi 2 blok penambangan yang secara geoglogi tambang layak untuk dilakukan penambangan secara terbuka. Tabel 4.7 Pembagian Blok Penambangan Blok 1
Pit Pit 1A Pit 1b 2 Pit 2 Sumber : Data perusahaan (2009)
Lokasi Timur Timur Barat
Seam A,B C D
SR 8 8 8
Luasan lahan yang diajukan ke tahap eksploitasi adalah 187.60 Ha, namun luasan yang akan ditambang kurang dari luasan tersebut hal ini dilakukan dengan pertimbangan antara lain sisa luasan sebagai areal penimbunan tanah penutup dan topsoil.
j. Pengangkutan dan Penimbunan Proses pengangkutan dan penimbunan material baik overburden maupun batubara, diawali dengan penggalian oleh kombinasi alat mekanis, yaitu bulldozer dan excavator. Selanjutnya material tersebut dimuat ke dalam dump truck dengan kapasitas 20 ton untuk overburden dan 15 tom untuk
93
batubara dengan menggunakan excavator. Overburden akan ditumpuk di tempat penimbunan yang telah disediakan, sedangkan batubara akan ditimbun di stockpile, ROM stock untuk batubara yang belum melalui proses
crushing dan ROM yang setelah melalui proses Crushing ditimbun di lokasi Pelabuhan/port.
k. Fasilitas Penunjang Pengadaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung kegiatan penambangan sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Lokasi fasilitas penunjang ini dikonsentrasikan pada daerah tertentu agar memudahkan dalam pengaturan dan pengawasannya, yang biasanya dekat dengan daerah penambangan. Adapun fasilitas yang rencana akan dibangun dan juga merupakan fasilitas penunjang adalah : 1. Bengkel atau Workshop Bengkel
merupakan
tempat
tambang
sehinggga
peralatan
perawatan alat-alat
dan
perbaikan
tersbeut
dapat
beroperasi secara kontinyu dan tidak mengalami penurunan produktivitas. Ukuran bengkel akan disesuaikan dengan jumlah dan ukuran alat yang dipergunakan. Gudang berfungsi menyimpan suku cadang dan peralatan yang digunakan. 2. Sarana perkantoran Merupakan
pusat
pengendalian
dari
kegiatan-kegiatan
penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional di lapangan. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah karyawan yang bekerja. Lokasi dipilih berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah tambang. 3. Perumahan atau mess
94
Sarana ini penting sebagai tempat tinggal para pekerja selama kegiatan penambangan berlangsung. Sarana air bersih, kawasan rekreasi dan kantin sebaiknya disediakan dekat perumahan atau mess. 4. Pos keamanan Lokasinya terletak di daerah yang menjadi jalan keluar masuk daerah tambang. 5. Poliklinik Lokasinya dekat dengan fasilitas kantor dan perumahan karyawan.
Sedangkan
fungsi
poliklinik
adalah
sarana
pelayanan kesehatan yang penting mulai dari keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan hingga perawatan langsung apabila ada keluhan sakit dari seluruh karyawan sebelum adanya rujukan ke rumah sakit terdekat. 6. Unit pemadam Unit
pemadam
dipersiapkan
dalam bentuk
handy fire
extinguiser yang easy handling agar mudah digunakan pad pertolongan awal dan ditempatkan pada tiap ruangan bangunan terutama yang rentan terhadap timbulnya bahaya kebaran dan tempat-tempat yang memiliki resiko terhadap bahaya kebakaran misalkan gudang sparepart, penimbunan atau tangki bahan bakar, bengkel, kantor, ruang arsip, ruang data, dan ruang-ruang yang dianggap penting lainnya. 7. Mesjid dan Musholla Lokasi mesjid dibuat dekat dengan fasilitas perumahan karyawan, dekat kantor dan bengkel agar memudahkan karyawan dalam menjalankan ibadahnya. 8. Tandon dan Pompa air bersih
95
Dalam mencukupi kebutuhan akan air bersih yang dapat dipergunakan karyawan untuk mandi, cuci, dan kaskus maka dibuatkan tandon air dengan kapasitas kurang lebih 5000 lt per hari untuk didistribusikan kebutuhan tersebut ke semua titk kamar mandi, wc, musholla, dan kantin. 9. Tangki bahan bakar dan garasi Untuk lokasi bahan bakar dipilih yang dekat dengan lokasi penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan dipagari dengan kawat duir. Kapasitas tangki bahan bakar dibuat untuk stok bahan bakar selama kira-kira 1 bulan produksi. 10. Pembangkit Listrik tenaga diesel Merupakan sumber tenaga listrik untuk keperluan penerangan bagi daerah tambang, juga untuk alat-alat listrik serta sumber tenaga bagi pemompaan air dari dalam tambang ke luar tambang. Besarnya daya pembangkit disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian. Lokasinya yaitu dekat dengan lokasi bengkel
dan
didistribusikan
ke
berbagai
tempat
yang
memerlukan listik, sedangkan untuk keperluan operasi di malam hari di beberapa tempat kerja digunakan genset prime
mover dengan menara lampu. 11. Peralatan untuk penyedot air Peralatan pompa air sangat berguna karena curah hujan yang sedang juga untuk menghindari adanya genangan air di aeral tambang sehingga mengharuskan peralatan ini disediakan. Pompa menggunakan MAXIFLOW kapasitas 1.200 liter/jam.
96
L. Lay Out Kantor
Layout jenis ini berkatian dengan layout posisi kerja, peralatan kerja, tempat yang diperuntukkan untuk perpindahan informasi, jika perpindahan informasi
semuanya
diselesaikan
dengan
telepon/alat
telekomunikasi,
masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang dan dokumen dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matanh (Kasmir dan Jakfar, 2008, p153). Berikut adalah tata letak kantor pertambangan PT. Bukit Asam Prima :
Sumber : Opie Design (2009) Gambar 4.4 Lay Out Kantor 1. Pintu Masuk 2. Ruang Meeting 3. Ruang Kepala Teknik Tambang
4. Work space Administration Superintendent 5. Work space Admin and Finance supervisor 6. Work space Tax and Payment 7. Work space MineSuperintendent 8. Work space Mine Supervisor Operation Production 9. Work Space Production Supervisor Handling Stock 10. Ruang Mine Development
97
11. Chief Security 12. Ruang Environment Superintendent 13. Ruang Safety Superintendent 14. Ruang Environment Supervisor
4.2.3 Aspek Hukum a. Tanda Daftar Perusahaan Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah membuat surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahany masing-masing. Depatemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan adalah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Tanda Daftar Perusahaan adalahsurat tanda pengesahan yang diberikanoleh Kantor Pendaftaran
Perusahaan
pendaftaran
kepada perusahaan
PERDAGANGANREPUBLIK
perusahaan
yang
telah
melakukan
(PERATURANMENTERI
INDONESIANOMOR
:
37/M-
DAG/PER/9/2007). Tabel 4.8 Tanda Daftar Perusahaan PT. BUKIT ASAM PRIMA Nama Pendaftaran
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dasar Hukum
- UU No. 3 Thn 1982 tentang wajib Daftar Perusahaan - UU No. 1 Thn 1995 tentang Perseroan Terbatas - Perda No. 30 Thn. 2001 tentang Retribusi TDP PT. BUKIT ASAM PRIMA 09.03.1.51.59646 Departemen Perindustrian dan Perdagangan Pemohon/Perusahaan Æ Kasi pendaftaran Perusahaan Æ Kasubdin Usaha Perdagangan Æ Kepala Dinas Perindag. Æ Kasubdin Usaha Perdagangan Æ Kepala Seksi Pendaftaran Perusahaan Æ Pemohon
Nama Perusahaan Nomor TDP Unit Kerja Prosedur Pengurusan
Persyaratan pendaftaran
1. Copy akte pendirian 2. Copy SIUP 3. Copy SK Badan Hukum dari Menteri
98
Kehakiman atau copy bukti bayar / setor bioaya administrasi pembayaran proses pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman ( bagi perseroan yang masih dalam proses Badan Hukum ) 4. Copy KTP Direktur / Penanggungjawab 5. Copy NPWP 6. Copy Surat Izin Usaha ( HO ) dari Pemda bagi yang dipersyaratkan SITU bedasarkan UU Gangguan ( HO ) atau surat keterangan tempat usaha dari Kepala Desa / Lurah dan Camat 7. Neraca awal perusahaan 8. Pas Photo Direktur 5 (lima) hari kerja
Waktu pemrosesan Biaya resmi Jangka waktu berlaku Tanda Daftar Perusahaan
PT = Rp. 300.000 7 Tahun
Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban pemegang TDG
-
-
Sanki / Denda atas pelanggaran
-
TDG wajib dipasang di lokasi perusahaan Apabila TDG rusak/hilang wajib mengajukan permintaan tertulis ke Dinas Perindag Sumbawa untuk memeperoleh penggantiannya dalam waktu 3 (tiga) Bulan setelah kehilangan atau rusak. Setiap perubahan atas hal-hal yang didaftarkan wajib dilaporkan ke Dinas Perindag dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah terjadinya perubahan. Sanksi Administrasi ( pasal 15 Perda No. 3 Tahun 2001) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar pada waktunya dikenakan sanksi administrasi 2 % (dua persen) setiuap bulan
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
b. Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.(http://www.pajak.go.id, tanggal akses 25 Juni 2009).
99
Fungsi NPWP: - Sarana dalam administrasi perpajakan;
- Tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya -Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. PT. Bukit Asam Prima mempunyai NPWP 02.546.236.7-011.000 disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 9 April 2007.
c. Izin Usaha Pertambangan PT. BUKIT ASAM PRIMA memakai lahan PT. CAHAYA TIARA PERKASA yang memiliki dua ijin pertambangan, yaitu : 1. Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi Batubara Nomor 545/08/EKSPLOITASI/EK/XXI/2007, yang ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2007, seluas 191,405 Ha dengan kode wilayah peta 0711ET0001. 2. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Batubara Nomor 545/07/EKSPLORASI/EK/V/2007, tertanggal 24 Mei 2007 memiliki ijin seluas 1.935,62 Ha, dengan kode wilayah : KW 0704ER002. 4.2.4 Aspek Ekonomi Sosial a. Penduduk, Ekonomi, dan Sosial Pada tahun 2001, luas Kabupaten paser mencapai 14.937 Km2, sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 11.603,94 Km2. Hal ini disebabkan oleh terpisahnya empat wilayah Kecamatan, yaitu kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku yang dimekarkan menjadi Kabupaten,
100
yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara. Demikian pula dengan jumlah penduduk yang mengalami penurunan sebesar 38,04 %, dari 271.993 jiwa pada tahun 2001 menjadi 168.521 jiwa pada tahun 2002. Dilain pihak, pada tahun 2003, berdasarkan hasil registrasi, Kabupaten paser mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk sebesar 2,4 %, menjadi 172.608 jiwa, terdiri dari 90.889 jiwa penduduk laki-laki dan 81.719 jiwa penduduk perempuan.Kepadatan penduduk Kabupaten paser pada tahun 2003 adalah 15 jiwa per Km2. Penyebaran penduduk tersebut masih belum merata, karena penyebarannya
masih
terkonsentrasi
pada
kecamatan
yang
keadaan
ekonominya lebih maju. Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Tanah Grogot dengan kepadatan penduduk rata-rata 130 jiwa per Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di kecamatan Muara Komam dan Tanjung Aru, dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata enam jiwa per Km2. Kabupaten paser yang merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi, sejak tahun 2002 ada penempatan 52 KK dari TPS, 25 KK dari TPA, 23 KK dari relokasi dari Muara Adang I, II. Jumlah kepala keluarga yang dibina mencapai 835 kepala keluarga, yang terdiri dari 3.384 jiwa. Pada tahun 2003, ada penempatan transmigran di desa Suliliran sebanyak 100 KK yang meliputi 50 KK dari lokal dan 50 KK dari dua daerah yang terdiri dari 25 KK dari Klaten, dan 25 KK dari Wonosobo. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang dibina meningkat 29,94 % menjadi 1.085 kepala keluarga. enduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Mereka terdiri dari "Angkatan Kerja" dan "Bukan Angkatan Kerja". Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara, bekerja dan yang mencari pekerjaan.Pada tahun 2002, jumlah pencari kerja di Kabupaten paser tercatat sebanyak 3.475 orang, dan pada tahun 2003 pencari kerja yang terdaftar
101
sebanyak 4.879 orang, atau naik sebesar 40,40% dibanding tahun 2002. Dari jumlah tersebut, yang ditempatkan baru 25,05%, belum di tempatkan sebesar 56,22% dan sisanya dihapuskan. Pencari kerja pada kelompok umur 20-29 tahun menempati urutan pertama, yaitu sebanyak 2.934 orang atau 60,14 % kedua pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 1.068 orang atau sebesar 21,89 % dan sisanya pada kelompok umur 15-19 yahun dan 45-54 tahun. Dengan skala wilayah yang mencapai Rp 2.796.901,00 juta, kontribusi 2,86% terhadap pembentukan ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2005. Laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama 2003-2005 melebihi rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur. posisi ke 6 setelah Kota Bontang, Kabupaten Kutai, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Samarinda. Tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Paser lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemakmuran Penduduk Provinsi Kalimantan Timur.Tingkat kemakmuran penduduk Rp 16.116.838, sedangkan PDRB per Kapita Provinsi Kalimantan Timur mencapai Rp 32.852.165,-. Ekonomi Kabupaten Paser sampai tahun 2006, kontribusi terbesar pada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 65,51% dan Pertanian 19,58%. Perekonomian Kabupaten Paser sejak tahun 2000-2006 tumbuh positif. Dengan mempertimbangkan nilai tambah yang dihasilkan oleh pertambangan batubara, laju sebesar 7,70%, apabila tanpa pertambangan batubara laju 5,43%. Secara sektoral, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan: 16,55% per tahun, paling rendah adalah sektor industri pengolahan: 2,96% per tahun. Sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama 3,41%.
102
b. Program Pengembangan Masyarakat
Seiring dengan program yang diterapkan pemerintah yang merupakan pendekatan pembangunan yang berdasarkan azas pemberdayaan yang melibatkan
seluruh
masyarakat
secara
komponen terpadu
masyarakat.
(Community
Program
pengembangan
Development)
pada
daerah
penambangan batubara merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan di wilayah kerjanya. Alokasi Rp. 500,-/Ton batubara. Sebagai penyusun rencana pelaksanaan dari kegiatan ini akan ditetapkan bersama antara Desa Petangis, ketua RT di wilayah Petangis, lembaga-lembaga masyarakat, bersama-sama dengan pihak perusahaan, dan akan diketahui oleh Camat Kecamatan Batu Engau. Tabel 4.9 Program Pengembangan Masyarakat No 1
Jenis Kegiatan Pelayanan Masyarakat
2
Penyerapan Tenaga
3
Pendidikan
4
Partisipasi Keagamaan
5
Infrastuktur
• • • • • • • • • • • •
Keterangan Penyediaan saran pendidikan Renovasi gedung sekolah Tenaga Ahli Tenaga Terampil Buruh harian Bantuan beasiswa Kesempatan tenaga lokal Bantuan sarana ibadah dan pengelolaanya Buku Agama dan perayaan hari besar Agama Perbaikan jalan desa Penerangan Jalan desa Perbaikan saluran air desa
Sumber : data Perusahaan (2009)
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) Dalam usaha penambangan batubara ini perlu diciptakan suasana dimana para karyawan merasa keselamatan dan kesehatan kerjanya (K-3) terjamin, sehingga produktifitas kerja karyawan tinggi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) merupakan bagian dari program yang harus diperhatikan. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di pertambangan ini akan mengacu kepada KEPUTUSAN
103
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI No. 555.K/26/M.PE/1995. Bagian keselamatan dan kesehatan kerja dipimpin oleh seorang Kepala Teknik Tambang yang membawahi bagian eksplorasi, bagian tambang, bagian pengankutan dan pengolahan dan bagian mekanik. Bagian-bagian itu bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang serta membawahi langsung para pekerja tambang.
Peralatan Kerja Peralatan kerja yang disiapkan untuk alat pelindung diri adalah sebagai berikut : 9
Safety Helm
9
Sarung Tangan
9
Safety Shoes
9
Apron ( alat pelindung badan saat mengelas)
9
Ear Plug
9
Reflection Jacket
Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang akan disediakan diberbagai lokasi kegiatan penambangan, pemuatan, pengangkutan, dan penumpukan batubara adalah seperti tabel berikut ini : Tabel 4.10 Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja No 1
Lokasi Tambang
2
Instalasi pengecilan ukuran batubara
a. b. c. d. e. f. g. h. a. b. c. d. e. f. g. h.
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Helm pengaman Sepatu pengaman Kacamata pelindung Sarung tangan Masker debu dan earplug Reflector vest Alat pemadam api Kendaraan personil Helm pengaman Sepatu pengaman Sarung tangan kulit Masker debu dan earplug Jas laboratorium Kacamata pelindung Penampung minyak pelumas bekas Alat pemadam kebakaran
104
i. Perlengkapan P3K j. Ban pinggang pengaman dengan tali pengikat k. Penampung besi-besi bekas dan suku cadang bekas l. Material pembersih minyak tumpah 3 Gudang suku cadang a. Helm pengaman b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan kulit d. Masker debu e. Perlengkapan P3K f. Alat pemadam kebakaran 4 Pelabuhan a. Helm pengaman b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan kulit d. Masker debu e. Perlengkapan P3K f. Alat pemadam kebakaran g. Perlengkapan P3K Sumber : Data Perusahaan (2009)
a. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan Secara umum langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangan adalah sebagai berikut : 9
Mencatat dan melaporkan setiap kecelakaan atau kejadian yang berbahaya, kejadian sebelu terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan,
menganalisa
kecelakaan
dan
pencegahan
kecelakaan. 9
Memberikan
penerangan
dan
petunjuk-petunjuk
mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah, diskusi, pelatihan dan lain-lain. 9
Melakukan inspeksi rutin ke tempat-tempat kerja di tambang dalam melaksanakan fungsinya.
9
Pengadaan alat pelindung diri (APD), yang disesuaikan dengan resiko pekerjaan yang sedang dilakukan oleh karyawan.
9
Laporan
Realisasi
pelaksanaan
pengelolaan
disampaikan setiap (tiga) bulan sekali.
K-3
tersebut
105
Tabel 4.11 Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan No 1
Kegiatan Patroli keamanan
Uraian a. Implementasi peninjauan atau pengecekan untuk mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang tidak aman b. Melakukan
tindakan
pemberhentian
pencegahan
dan
peringatan
dengan atau
menyarankan jika terdapat hal-hal yang bertentangan dengan peraturan K-3 c.
Melaporkan secara lisan atau tertulis ke supervisor dari pelanggar peraturan
2
Inspeksi keamanan
a. Cek kondisi dari alat pemadam api b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi c.
Cek dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari gedung e. Cek kondisi dan penataan dari camp utama dan lokasi kerja 3
Diskusi masalah keselamatan
a. Diskusi masalah keselamatan pada saat jam kerja b. Diskusi pagi dengan karyawan
4
Kampanye keselamatan
a. Implementasi
pengutamaan
keselamatan
pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan dengan pemberian
sistem
pendekatan
pelajaran
dan
diedarkan b. Evaluasi kontes keselamatan 5
Pelindung keamanan
a. Memonitor pemakaian
slogan
pribadi, yang
106
b. Cek
dan
melengkapi
pelindungan
keselamatan pada alat-alat c.
Cek dan melengkapi rambu-rambu
6
Pemilihan operator
a. Cek jenis peralatan
7
Laporan keselamatan kerja
a. Laporan kecelakaan b. Laporan Bulanan c.
Laporan Pelatihan
Sumber : Data Perusahaan (2009)
4.2.5 Aspek Dampak Lingkungan a. Komponen Lingkungan yang terkena dampak penting Kegiatan penambangan batubara tersebut akan menimbulkan dampak baik, dampak postif maupun dampak negatif terhadap komponen lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dari kegaiatan ini akan terjadi pada tahap persiapan, operasi, dan pasca operasi. Dampak yang telah ditelaah akan dikonsentrasikan pada dampak pentong yang dikaitkan denga sebab dan akibat dampak, sifat dan karakteristik dampak, serta luas dan pola penyebaran dampak. Dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan batubara ini akan mengakibatkan perubahan terhadap rona lingkungan awal, sebagai berikut : a. Tahap persiapan Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah : 1. Geofisik – kimia, meliputi: iklim mikro, kualitas udara, bentang alam, erosi, kualitas air sungai dan air tanah, perubahan fungsi lahan struktur dan tekstur tanah serta kesuburannya.
107
2. Biologi, meliputi vegetasi hutan, vegetasi binaan (kebun), satwa liar yang berada pada wilayah yang akan dibuka, serta dilokasi pengolahan, biota perairan di perairan sungai Apar Kecil. 3. Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, kegiatan ekonomi masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan masyarakat serta persepsi masyarakat, kesehatan masyarakat. 4. Sosial budaya, yaitu perubahan budaya dan pembauran etnis atau budaya. b. Tahap operasi Komponen lingkungan yang akan terkena dampak adalah : 1. Geofisik
–
kimia,
pelumpuran,
meliputi
kelongsoran
bentang
pada
alam,
jenjang
erosi
dan
tambang
dan
timbunan tanah penutup, kualitas udara, kualitas air sungai dan air tanah. 2. Biologi, meliputi hutan produksi, vegetasi binaan, satwa liar, biota perairan diperairan Sungai Apar kecil. 3. Sosial Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, kegiatan ekonomi masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan masyarakat, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan
masyarakat
serta
persepsi
masyarakat,
kesehatan masyarakat di daerah Petangis dan sekitarnya. 4. Sosial budaya, meliputi perubahan sikap budaya, pembauran budaya, dan toleransi budaya terutama di desa Petangis. c.
Tahap Pasca Operasi Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah :
108
1.
Fisik – kimia, yaitu menurunnya intensitas dampak terhadap bentang alam, erosi dan pelumpuran, kualitas udara, kualitas tanah dan kepadatan transportasi batubara.
2.
Biologi, berkurangnya gangguan terhadap hutan pada lahan tambang dan pulihnya habitat fauna darat serta habitat biota air.
3.
Sosial ekonomi, yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja, menurunnya aktifitas pereokonomian masyarakat, serta permasalahan sosial lainnya.
b. Dampak Komponen Kegiatan Penambangan Setiap
tahap
kegiatan
penambangan
batubara,
diperkirakan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dampak yang terjadi berdasarkan tahapan kegiatan adalah sebagai berikut : a. Tahap persiapan 1) Pembebasan lahan 2) Pembersihan lahan 3) Pembangunan sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan
pembuatan
jalan
tambang,
penyiapan
permukaan kerja tambang, pembangunan instalasi “Crushing” batubara. 4) Mobilisasi alat berat 5) Penerimaan tenaga kerja b. Tahap operasi 1) Pengupasan tanah pucuk 2) Penggalian,
pemindahan
penutup 3) Pengggalian batubara
dan
penimbunan
tanah
109
4) Penimbunan
kembali
tanah
penutup
pada
lubang
tambang 5) Reklamasi
dan
revegetasi
pada
setiap
blok
penambangan 6) Pengangkutan batubara dari tambang menuju pelabuhan 7) Peremukan batubara di daerah pelabuhan 8) Penimbunan batu bara hasil peremukan 9) Pengapalan batubara di dermaga Sungai Apar Kecil 10) Pengangkutan batubara dari dermaga ke laut lepas. c. Tahap pasca operasi 1) Penutupan tambang 2) Reklamasi tambang 3) Pemutusan hubungan kerja 4) Pemindahan sarana tambang 5) Pemanfaatan bangunan dan sarana tambang Dampak negatif dari kegiatan penambangan batubara terhadap komponen lingkungan, diuraikan sebagai berikut : a. Perubahan topografi Akhir kegiatan penambangan batubara dapat menimbulkan berbagai perubahan yaitu perubahan topografi di daerah tambang. Penambangan batubara akan membuat lubang, karena penambangan akan mengupas dan menggali lapisan penutup. Meskipun penimbunan lapisan penutup dikakukan secara backfilling, penambangan akan meninggalkan bentuk topografi yang berbeda dari keadaan awal. Bentuk akhir dari penambangan biasanya meninggalkan sebuah sisa penggalian yang tidak tertimbun. b. Kualitas udara
110
Pengangkutan batubara dari lokasi penambangan di Sungai Apar Kecil dapat meningkatkan debu dan kebisingan, dampaknya dapat dirasakan oleh pekerja di lokasi tempat proyek dan juga penduduk yang tinggal di sepanjangn jalan angkut. Peningkatan debu terutama terjadi pada musim kemarau.
Peningkatan
kadar
debu
akan
menyebabkan
gangguan terhadap penduduk dan juga tetumbuhan yang hidup di sepanjang jalan angkut. c. Kualitas air permukaan dan biota air Aliran air permukaan pada lahan terbuka akan mengerosi permukaan tanah, timbunan tanah penutup dan stockpile batubara. Keadaan ini dapat menyebabkan sedimentasi dan pendangkalan sungai di sekitar lokasi penambangan. Kegiatan batubara dapat menurunkan kualitas air permukaan sungai. Peremukan, penimbunan, dan pengapalan batubara di dermaga atau stockpile dapat menurunkan kualtias air permukaan sungai. d. Penurunan kesuburan tanah dan erosi Pengupasan tanah pucuk atau penutup akan menimbulkan dampak penurunan kesuburan tanah dan peningkatan erosi. Secara fisik, pengupasan tanah mengakibatkan lapisan tanah tidak berprofil dan mengalami pemadatan oleh kegiatan alat-lat berat.
Hilangnya
lapisan
tanah
pucuk
mengakibatkan
perubahan unsur-unsur hara tanah sehingga menciptakan ketidaksesuain
bagi
pertumbuhan
jenis
tanaman
lokal.
Berkurangnya vegetasi penutup tanah dan lapisan tanah pucuk akan meningkatn laju erosi tanah karena hilangnya bahanbahan organik tanah. Pemindahan lapisan penutup serta
111
penggalian batubara menimbulkan dampak perubahan bentuk lahan berupa lubang-lubang bekas galian tambang dan bukitbukit bekas timbunan tanah penutup. e. Penurunan keanekaragaman flora dan fauna darat Penurunan keanekaragaman flora dan fauna darat dapat terjadi terutama di daerah penambangan yang berada pada hutan produksi. Oleh karena itu aktifitas penambangan seperti pembersihan lahan, mobilisasi peralatan, pembuatan jalan, pembangunan
sarana
dan
menyebabkan
menurunnya
prasarana
penunjang,
keanekaragaman
flora
akan darat
terutama jensi pohon yang berada dalam vegetasi hutan. Dengan
terbukanya
hutan,
habitat
satwa
liar
menjadi
terganggu sehingga dapat menurunkan keanekaragamannya. f. Masalah sosial dan perekonomian masyarakat Kegiatan penambangan aka menarik penduduk sekitar dan penduduk pendatang. Permasalahan yang mungkin timbul antara lain friksi sosial budaya, tuntutan peluang kerja, ganti rugi laha, keamanan. Pelepasan tenaga kerja setelah proyek berakhir akan berdampak terhadap sumber matapencaharian dan
pendapatan,
selanjutnya
akan
terjadi
peningkatan
dapat
berpengaruh
pengangguran. g. Kesehatan masyarakat Kegiatan
penambangan
batubara
terhadap kesehatan penduduk terutama yang berlokasi di sepanjang jalan angkut. Penurunan kualitas air juga dapat mengganggu kesehatan penduduk yang menggunakan air sungai sebagai sumber air untuk kehidupannya.
112
4.2.6 Aspek Pasar dan Pemasaran a. Proyeksi Penjualan
Rencana penujualan batuabra adalah sebesar 240.000 pertahun atau sebesar 20.000 MT perbulan. Kegiatan penambangan akan dimulai dari urutan PIT number, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa mulai pada awal penambangan selain terbatasnya areal untuk dumping area atau disposal area maka dengan urutan pit number tersebut sekaligus menggunakan cara
backfilling system untuk memberikan jarak buang overburden, yang bagus dengan rencana kegiatan penambangan berikutnya juga diperlukan kegiatan lainnya seperti persiapan permukaan kerja, pembuatan jalan ke outside
dump. Untuk memenuhi target produksi pemasaran tersebut dan melihat cadangan batubara yang ada, maka rencana produksi dan penjualan, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Rencana Produksi dan Penjualan Batubara Bulan ke
Coal Bulanan (Ton)
PIT TAMBANG
1
20.000
1A
2
20.000
1A
3
20.000
1A
4
20.000
1A
5
20.000
1A
6
20.000
1A
7
20.000
1A
8
20.000
1A
9
20.000
1A
10
20.000
1A
11
20.000
1A
113
12
20.000
1A
13
20.000
1A & 1B
14
20.000
1B
15
20.000
1B
16
20.000
1B
17
20.000
1B
18
20.000
1B
19
20.000
1B
20
20.000
1B
21
20.000
1B & 2
22
16.511
2
Total Sumber : Pengolahan data (2009)
436.511
b. Analisis Pesaing Pesaing utama perusahaan adalah PT. KALTIM PRIMA COAL, yang berada di Kalimantan Timur, salah satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi batubara kelas tinggi kalorinya, pada tahun 2003, PT. BUMI RESOURCES
membeli
perusahaan
PT.
KALTIM
PRIMA
COAL.
(http://www.kpc.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Ite mid=34). Penambangan Sangatta KPC terletak dekat dengan fasilitas pelabuhan di Tanjung Bara, yang terhubungi oleh conveyor darat kira-kira 13 Km dari penambangan, yang memudahkan dalam hal pengangkutan batubara. Berikut adalah spesifikasi batubara dari tambang KPC :
114
Sumber: (http://www.kpc.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=30&Itemid=44, 2009) Gambar 4.5 Spesifikasi batubara KPC
c. Bauran Pemasaran Dalam aspek pasar dan pemasaran ini, perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang akan digunakannya dengan tepat. Strategi pemasaran yang digunakan tidak terlepas dari bauran pemasaran, yang terdiri dari : 1. Produk Produk dari PT. BUKTI ASAM PRIMA yang diperjualbelikan sebelum memulai rencana penambangan adalah batubara dan briket, dimana sebelum masuk tahap produksi perusahaan membeli dari trader atau dari perusahaan tambang lain, yang nantinya dijual lagi ke trader atau ke end
user. Memasuki tahap rencana produksi, batubara yang akan didapat dari penambangan sendiri, memiliki spesifikasi tersendiri, yaitu sebagai berikut: • Kandungan air : 2.50 – 4.22 %
• Kadar abu
: 7.10 – 15.60 %
• Kandungan Sulfur
: 0.54 – 2.61 %
115
• Nilai Kalori
: 6129 – 7116 kalori/kg
Keterangan : • Kandungan air, seberapa banyak kandungan air bebas dan kandungan air bawaan • Kadar abu, abu dalam batubara merupakan residu anorganik yang tidak dapat terbakar sebagai hasil sisa hasil pembakaran batubara • Kandungan sulfur, kandungan sulfur dalam batubara dinyatakan dalam Total Sulfur (TS). Kandungan sulfur berpengaruh terhadaptingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada elemen pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari padatitik embun sulfur, di samping berpengaruh terhadap efektivitas penangkapan abu pada peralatan electrostatic. • Nilai Kalori, CV sangat berpengaruh terhadap pengoperasian pulveriser/mill, pipa batubara, dan windbox, serta burner. Semakintinggi CV maka aliran batubara setiap jam-nya semakin rendah
sehingga
kecepatan
coal
feeder
harus
disesuaikan.Untuk batubara dengan kadar kelembaban dan tingkat ketergerusan yang sama, maka dengan CV yang tinggimenyebabkan pulveriser akan beroperasi di bawah kapasitas normalnya (menurut desain), atau dengan kata lainoperating ratio-nya menjadi lebih rendah.
2. Harga
116
Asumsi dasar penetapan harga batubara adalah seberapa banyak permintaan kebutuhan batubara dan juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi, tetapi ada satu badan perusahaan yang telah menetapkan harga yaitu PT. COALINDO ENERGY, berfungsi untuk menetapkan harga batubara bekerja sama dengan ARGUS MEDIA LIMITED. Tabel 4.13 Harga Batubara Grade Indonesian 6,500 kal Indonesian 5,800 kal Indonesian 5,000 kal Indonesian 4,200 kal Sumber : ( ARGUS MEDIA, 2009)
Basis GAR GAR GAR GAR
Price (US $/ t) 63,86 56,47 46,36 34,40
3. Distribusi Saluran distribusi penjualan batubara PT. BAP adalah sebagai berikut :
TAMBANG
TRADER 1
TRADER 2
END USER
Sumber Gambar : Data dari perusahaan (2009) Gambar 4.5 Saluran Distribusi PT. BAP Batubara yang berasal dari tambang, misalnya ada 1 juta ton, maka perusahaan pertama-tama akan menawarkan ke trader 1 yang khusus melayani permintaan domestik, dimana fungsi trader disini adalah bisa sebagai pembeli, setelah itu trader 1 menawarkan lagi ke trader 2 khusus penjualan di luar negeri, trader 2 pun langsung mencari potensi client yang berminat untuk membeli batubara, setelah kesepakatan diterima, batubara lansung dikirim ke end user, di mana trader 1 bisa juga langsung menjual ke client end user.
117
4. Promosi
Promosi adalah upaya yang dilakukan suatu perasahaan untuk menarikperhatian dalam memperkenalkan serta menawarkan produk yangdipasarkan
kepada
khalayak
ramai
dalam
rangka
menjaring
konsumensecara luas. Dalam melakukan promosi, PT. BUKIT ASAM PRIMA menggunakan dua cara pendekatan, yaitu: Pendekatan inter-personal, dimana pemilik aktif dan atau area manager langsung berupaya menemui manajerpembelian atau bagian pembelian suatu
perusahaan/calonkonsumen
untuk
menawarkan
produk
dan
melakukannegosiasi tertentu. Pendekatan
media
massa,
dimana
PT.
BUKIT
ASAM
PRIMA
menggunakan iklan untuk dimuat di media massa tertentuyang dianggap potensial untuk melakukan promosi produk.Promosi ini dilakukan setiap 4 bulan sekali yaitu: Bulan Januari, disebabkan pergantian tahun yangbiasanya banyak pabrik-pabrik yang memulaioperasinya kembali setelah masa libur natal dan tahunbaru Bulan Mei, dikarenakan pada bulan im' mulai memasukimusim kemarau dimana
persediaan
batubara
menjadibanyak
sehingga
mempunyai
kesempatan untukmencari konsumen dan pasar baru. Bulan September, pada bulan ini dilakukan promosi dengan tujuan untuk memaksimalkan penjualan agartidak terjadi overstock akibat pembelian pada bulabulan sebelumnya serta sekaligus mencari pasar dankonsumen baru
d. Strategi Pemasaran
118
Strategi yang digunakan oleh PT. Bukit Asam Prima untukmemasarkan produknya antara lain dengan: 1.
Segmentasi
pasar:
beberapakelompok dengankarakteristik
yaitu
membagi-bagi
pasar
kebutuhan
konsumen
berdasarkan
masing-masing
konsumen
menjadi sesuai misalnya
dengangeografik, demografik. Yang dilakukan PT. Bukit Asam Prima, dalam
memasarkan
produknya
menggunakan
segementasipasarberdasarkan: a. Geografik: membagi-bagi daerah pemasaran menjadibeberapa daerah menurut jangkauan wilayahnya, yaitu: - Daerah Kalimantan Timur dan beberapa daerah Jawa Barat b. Demografik: membagi-bagi daerah pemasaran berdasarkantingkat penggunaan produk yaitu frekuensi permintaan konsumen terhadap produk tersebut. PT. BUKIT ASAM PRIMA mempunyai target market hanya
pada
perusahaanmenengah
dan
kecil,
dan
beberapa
perusahaan besar seperti PT. BUKIT ASAM maka dalam hal ini PT. Bukit
Asam
Prima
menggolongkan
pasar
berdasarkan
kapasitasproduksi yang dihasilkan. 2. Targeting: dengan menentukan standar tertentu baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam rangka untuk mencapai target pasar perusahaan Target yang ingin dicapai oleh PT. Bukit Asam Prima dalam jangka waktu 1-2 tahun pertamaadalah: - Menambah jangkauan pasar di seluruh daerah Jawa yangbelum dapat dicapai oleh para pemasok batubara yang adapada saat ini, terutama dalam industri rumah tangga sepertiindustri makanan, industri kerajinan tangan. - Menambah kuantitas produksi hingga mampu memenuhikebutuhan seluruh konsumen di berbagai daerah, terutama daerahJawa Timur
119
dan Jawa Barat, dalam hal ini karenamasih sedikitnya jurnlah pengiriman batubara didaerahtersebut dibanding dengan daerah Jawa tengah. 3. Positioning: dengan memposisikan produk dalam benakkonsumen sehingga menimbulkan penilaian tersendiri darikonsumen bagi produk pemsahaan tersebut. Dalam hal ini PT. Bukit Asam Prima ingin memposisikan diri sebagaipemasok besar batubara di Indonesia yang berkualitas sertamemiliki layanan kerja yang baik,harga jual yang lebih murahdan pengiriman barang yang tepat waktu sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen, juga memberikan jaminan produk bagi konsumen.
4.2.7 Aspek keuangan a. Modal Tetap Modal tetap adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah atau tergantung pada perubahan volume produksi atau tingkat aktifitas yang dilakukan. Modal tetap terdiri dari : a. Biaya Pra-Penambangan Biaya Pra-Penambangan terdiri dari : 1. Biaya Perijinan, biaya pengurusan perijinan ini terdiri dari biayabiaya yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pasir yang antara lain untuk pemblokiran wilayah, jaminan kesungguhan dan lain-lain. Biaya perijinan yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 630.000.000,2. Biaya eksplorasi, administrasi, biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 577.500.000,-
120
3. Biaya Pembebasan Lahan Tambang, Hauling Road, dan Stockpile, dan lain-lain, dilakukan kerjasama dengan masyarakat setempat dengan sistem pembayaran fee berdasarkan ton batubara yang terambil. 4. Jaminan reklamasi tanah untuk satu tahun pertama diperkirakan sebesar Rp.262.500.000,Total biaya Pra-Penambangan adalah Rp. 1.680.000.000,Tabel 4.14 Biaya Pra Penambangan No 1 2 3 4
Uraian perijinan Kegiatan eksplorasi UPL/UKL Jaminan Reklamasi Jumlah Sumber : Data Perusahaan (2009)
Biaya (Rp.) 630.000.000 577.500.000 210,000,000 262.500.000 1.680.000.000.00
Biaya Biaya Biaya Biaya
b. Biaya Mess dan Kantor Biaya masa kontruksi terdiri dari pembuatan kantor di lokasi tambangm peralatan kantor, pembangunan base camp, hauling road,
pembangunan
stockpile
dan
pelabuhan.
Biaya
yang
dianggarkan pada masa konstruksi ini adalah sebesar : Rp. 1.045.000.000,-
Tabel 4. 15 Biaya Konstruksi No 1
Uraian Mess, Site Office and workshop - Site Office - Mess Karyawan - Workshop dan gudang 2 Fasilitas 3 Penataan Stockpile 4 Perbaikan Jetty/Sewa port 5 Perbaikan Jalan tambang (14km to port) Jumlah Sumber : Data Perusahaan (2009)
Area (m2)
Biaya (Rp.)
240 120 160 200 35000 10000
126,000,000.00 63,000,000.00 105,000,000.00 42,000,000.00 26,250,000.00 630,000,000.00 105,000,000.00 1,097,250,000.00
121
b. Modal Kerja a. Biaya Langsung Biaya langsung ini adalah biaya operasional penambangan, biaya pengembangan
masyarakat,
dan
kewajiban.
Besarnya
biaya
langsung ini adalah : Rp. 3,917,382,334,b. Biaya Tak Langsung Biaya tak langsung terdiri dari gaji karyawan tetap, asuransi tenaga kerja, biaya kantor, biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta K-3, iuram tetap. Besarnya biaya tak langsung ini adalah sebesar Rp. 178.375.000,-
c. Sumber Dana Keseluruhan biaya investasi yang dikeluarkan untuk melakukan rencana produksi penambangan eksploitasi batubara sebesar Rp. 7,739,507,334,merupakan dana sendiri. Tabel 4. 16 Modal Kerja untuk kebutuhan Investasi
A 1 2 3 4 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
Uraian Modal Tetap Biaya Pra Penambangan Biaya Pembangunan Fasilitas Pembelian Alat penunjang Sarana K-3 dan Lingkungan SUB JUMLAH Modal Kerja Biaya Langsung Biaya pemakaian bahan bakar Biaya pemakaian pelumas Biaya sewa alat Biaya Pembelian suku cadang Biaya Perawatan alat Biaya perawatan fasilitas & Infrastruktur Fee pemilik lahan Biaya hauling road Biaya prosesing Depresiasi dan amortisasi Depresiasi peralatan
Biaya (Rp.) 1,680,000,000 1,097,250,000 766,500,000 100,000,000 3,643,750,000
966,735,000 1,695,750 1,474,179,000 76,650,000 38,325,000 54,862,500 105,000,000 262,500,000 386,400,000 33,446,996
122
2 3
Amortisasi Biaya Pra Penambangan Depresiasi biaya fasilitas Kewajiban-Kewajiban 1 Royalty 2 Pungutan pembangunan daerah 3 Pengembangan masyarakat Jumlah Biaya tidak langsung 1 Gaji Karyawan staff 2 Biaya kantor 3 Biaya pemantauan K-3 4 Asuransi peralatan tambang 5 Asuransi tenaga kerja 6 Iuran tetap 7 PBB Biaya Investasi Sumber : Data Perusahaan (2009)
73,308,484 47,879,604 294,400,00 92,000,000 10,000,000 3,917,382,334 70,500,000 20,000,000 25,000,000 14,600,000 7,755,000 37,520,000 3,000,000 7,739,507,334
d. Metode Penilaian Investasi Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode paybackPeriod,
Net present Value, Internal Rate of return, dan Profitability Index. Berikut ini adlah perincian perhitungan penilaian investasi : 1. Payback Period Untuk menilai jangka watu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestikan dalam suatu proyek dengan menggunakan aliran kas sebagai dasar perhitungan. Perhitungan payback period untuk rencana usaha ini adalah :
PP = 1,144 menjadi 1 Tahun 1 Bulan
2. Internal rate of return
123
Metode ini menghitung perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi, kas bersih yang sebelumnya telah diperoleh dengan menggunakan perhitungan operational cash flow : OCF = EAT + Penyusutan OFC = 88.743.688.443 + 190.963.068 OFC = 88.934.651.511 DF 10 % = 0.91 PV kas bersih = OFC x DF 10% PV Kas Bersih = 80.930.532.875
NPV = 73.110.175.856
3. Internal rate of return Merupakan
metode
yang
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
pengembalian hasil internal. Nilai IRR didapat dengan menggunakan cara interpolasi dan setelah dilakukan perhitungan, discount factor yang digunakan sebesar 40% dan 50%. Dengan uraian sebagai berikut : Tabel 4.17 Perhitungan NPV Tahun
Kas Bersih Df (40%) (Rp) 2010 88.743.688.443 0,714 2011 67.612.502.516 0,51 Total PV KAS BERSIH Total PV Investasi NPV C1 Sumber : Hasil olahan data (2009)
PV kas bersih
DF (50%)
63.362.993.548 34.482.376.283 97.845.369.831 7.739.507.334 90.105.862.497
0,67 0,45
PV Kas bersih (Rp) 59.458.271.256 30.425.626.132 89.883.897.388 7.739.507.334 82.144.390.054
124
Interpolasi
PVIFA
PVIFA
40%
97.845.369.831
97.845.369.831
Initial Invesmen
7.739.507.334–
50%
89.883.897.3887.961.472.443
90.105.862.497
Dengan menggunakan interpolasi, IRR yang dihasilkan sebesar 51,32%, sehingga rencana usah ini layak untuk dijalankan, akrena IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan, yakni sebesar 20%.
4. Profitabillity Index Merupakan rasio aktivitas dari jumlah sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Perhitungan profitability index untuk rencana bisnis adalah sebagai berikut :
dibulatkan menjadi 10,46 kali.
125
PI yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 10,46 kali, dapat disimpulkan bahwa rencana keuangan layak. Tabel 4.18 Hasil Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Aspek Pasar dan Pemasaran
Hasil LAYAK
Aspek Teknis atau operasi
LAYAK
Aspek Manajemen dan Sumber Daya manusia
LAYAK
Aspek Hukum
LAYAK
Aspek Ekonomi Sosial
LAYAK
Aspek Dampak Lingkungan
LAYAK
Aspek Keuangan
LAYAK
Sumber : Hasil olahan data (2009)
Layak Memiliki segmentasi pasar, adanya bauran pemasaran dan strategi pemasaran yang jelas Adanya penggunaan teknologi, tersedianya tata letak kantor, luas dan wilayah produksi sudah ditentukan Adanya stuktur organisasi dan badan usaha yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sistem kerja dan gaji Sistem badan hukum yang jelas, adanya surat tanda daftar perusahaan, NPWP, dan ijin pertambangan yang sudah terdaftar ke Pemerintahan Mengetahui keadaan ekonomi sosial di daerah yang akan dijadikan tempat bisnis Adanya rencana pemantauan dan penanganan terhadap dampakdampak yang timbul PP < 2 tahun, NPV positif, IRR > 20%, PI > 1 Kali
Tidak Layak Tidak menentukan segmentasi pasar, bauran dan strategi pemasaran tidak ditetapkan Tidak memiliki ijin luas dan wilayah produksi, penggunaan teknologi yang tidak semestinya Tidak adanya stuktur organisasi dan badan usaha yagn tidak terdaftar ke Negara. Tidak terdaftarnya TDP dan NPWP ke pemerintahan.
Tidak tahu tentang data perekonomian daerah yang akan dijadikan tempat berbisnis Tidak adanya penagangan dan solusi atas masalah dari dampak yang timbul PP > 2 tahun, NPV negatif, IRR < 20%, PI < 1Kali