BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1. Sejarah Rumah Sakit yang bernaung dibawah Yayasan Abdi Karya ini didirikan tanggal 14 Februari 1976. Berawal dari Rumah Bersalin (RB Yadika), yang setelah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah berubah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Yadika (RSIA Yadika). Dan setelah melalui beberapa proses dan pengembangan, maka pada tanggal 29 Mei 2006, RSIA Yadika meningkatkan status menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Yadika. Pada tahun 1988, Rumah Sakit mulai melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan gedung baru dan menambahkan berbagai sarana pelayanan medis, tenaga medis dan perbaikan pada fasilitas rawat inap. Untuk memenuhi harapan agar dapat melayani masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. YM.02.04.3.5.2063 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2006, RSIA Yadika meningkatkan status menjadi Rumah Sakit Umum (RS Yadika). Selain mendirikan bangunan fisik berupa gedung berlantai 4 (empat), badan pengurus Yadika juga menyapkan peralatan medis yang terbaru yang sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan saat ini. Perbaikan terus-menerus dan berkesinabungan selalu diupayakan dalam usaha untuk mendapatkan sertifikasi Internasional Standard
Operational (ISO). Hal ini selalu diusahakan untuk selalu memberikan performa terbaik, yang nantinya akan ditujukan untuk kepuasan pelanggannya. Rumah Sakit Yadika berlokasi di Jl. Pahlawan Revolusi No. 47, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
84
85
4.1.2. Visi Visi Yadika Bidang Kesehatan: •
Pelopor pembaharuan peningkatan kesehatan masyarakat.
•
Teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
•
Profesional dalam pelayanan.
•
Unggul dalam prestasi
Visi Rumah Sakit Yadika: o
Rumah sakit mampu memberikan pelayanan prima, untuk keselamatan, kesembuhan, kepuasan dan kebahagiaan pelanggan.
o
Rumah sakit yang mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi karyawan.
4.1.3. Misi Misi Yadika Bidang Kesehatan: •
Pemerataan kesempatan melayanai kesehatan masyarakat.
•
Mengabdi dan berkarya di bidang kesehatan.
•
Mewujudkan toleransi beragama.
•
Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
•
Menumbuhkembangkan pelayanan kesehatan.
•
Mempertinggi budi pekerti
•
Mewujudkan masa depan bangsa yang sehat dan sejahtera.
Misi Rumah Sakit Yadika: o
Meningkatkan mutu SDM, sehingga tercapainya profesionalisme karyawan.
86
o
Meningkatkan mutu pelayanan bagi pelanggan.
o
Meningkatkan kesejahteraan karyawan untuk terciptanya rasa memiliki, pengabdian diri dan motivasi kerja untuk peningkatan karya pelayanan.
4.1.4. Falsafah Rumah Sakit Yadika sebagai salah satu unit usaha dari Yayasan Abdi Karya membantu pemerintah dalam mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberikan pelayanan yang komprehensif, menjunjung tinggi etika profesi dan mengutamakan kepentingan pasien.
4.1.5. Tujuan Tujuan Umum Meningkatkan dan mengembangkan Rumah Sakit Yadika agar dapat memberikan pelayanan secara paripurna, bermutu dan profesional serta mempunyai produksi-produksi yang merupakan unggulan untuk kesembuhan, kepuasan dan kebahagiaan pelanggan. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan performance rumah sakit, sehingga menambah minat masyarakat untuk menggunakannya. 2. Menciptakan unit bisnis strategis demi untuk kelangsungan dan pengembangan rumah sakit. 3. Meningkatkan mutu SDM untuk pencapaian mutu pelayanan kesehatan. 4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, agar tercapainya gairah dan semangat kerja (kinerja). 5. Melengkapi sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan standar.
87
4.1.6. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
88
TANGGUNG JAWAB DAN URAIAN TUGAS 1. Direktur Tanggung Jawab: Merencanakan, mengkoordinasi, mengevaluasi pelayanan Rumah Sakit Yadika. Tugas Pokok: Memimpin, mengkoordinasi serta mengawasi pelayanan Rumah Sakit. Uraian Tugas: -
Memimpin, mengkoordinasi serta membimbing pelaksanaan tugas di lingkungan rumah sakit.
-
Menetapkan program kerja pelayanan di Rumah Sakit Yadika.
-
Menetapkan perencanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit.
-
Menetapkan perencanaan SDM di rumah sakit.
-
Menetapkan perencanaan anggaran operasional di rumah sakit.
-
Menetapkan Standar Operasional Prosedur pelayanan rumah sakit.
-
Menganalisa serta mengevaluasi pelaksanaan program kerja.
-
Memantau, menilai serta mengendalikan pelaksanaan penerapan standar pelayanan rumah sakit.
-
Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama fungsional dengan Dinas Kesehatan Pemerintah.
-
Mengikuti rapat, seminar, ceramah dan kegiatan lainnya.
-
Melaksanakan dan mengamankan peraturan/perundang-undangan.
-
Mengambil keputusan/kebijakan sehubungan dengan pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
-
Menilai prestasi kerja karyawan.
-
Menetapkan pengangkatan ketua Staf Medis Fungsional.
89
-
Menetapkan pembentukan ketua komite medik.
-
Menandatangani surat dinas, nota pertangungjawaban keuangan dan surat-surat lain sehubungan dengan pelaksanaan pelayanan rumah sakit.
2. Ketua Komite Medik Tanggung Jawab: Membantu direktur untuk melaksanakan pelayanan secara professional dibidang disiplin ilmu masing-masing. Tugas Pokok: Mengkoordinasi dan mengarahkan pelaksanaan pelayanan medik serta menegakkan etika profesi medik. Uraian Tugas: -
Menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.
-
Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi serta mutu profesi.
-
Mengatur kewenangan profesi antar SMF.
-
Membantu direktur rumah sakit menyusun Medical Staff by Laws dan memantau pelaksanaannya.
-
Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico-legal.
-
Membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko-legal.
-
Melakukan koordinasi dengan direktur medis dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas SMF.
-
Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.
90
-
Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui monev kasus bedah, monev penggunaan obat (drug usage), monitoring farmasi dan terapi, monitoring ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review, monitoring mortalitas dan morbiditas, medical care/peer review/audit medis melalui pembentukan sub komite-sub komite.
-
Memberikan laporan kegiatan kepada direktur rumah sakit.
3. Kepala Bagian Pemasaran Tanggung Jawab: Merencanakan, menyelenggarakan serta meningkatkan usaha-usaha pemasaran rumah sakit. Tugas Pokok: Merencanakan serta melaksanakan strategi pemasaran rumah sakit. Uraian Tugas: -
Membuat perencanaan pemasaran tiap-tiap unit bisnis di rumah sakit.
-
Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi pemasaran sesuai dengan jenis pelayanan yang ada di rumah sakit.
-
Membuat survey dan risest pasar sebagai proses pro aktif rumah sakit didalam merespon kebutuhan pasar.
-
Secara agresif memasarkan dan menawarkan produk-produk rumah sakit kepada badan bisnis industri dan masyarakat.
-
Mengembangkan program publikasi/promosi rumah sakit.
-
Menjalin kerjasama yang baik dan efektif dengan semua lapisan manajer perusahaan yang terkait kontrak service dan tanggap terhadap setiap isu pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan klien.
91
-
Mengevaluasi kegiatan program pemasaran setiap bulan.
-
Melaksanakan tugas lain diluar tugas pokok sesuai dengan instruksi atasannya.
-
Membuat laporan rutin kegiatan pemasaran.
4. Kepala Bagian Teknologi Informatika Tanggung Jawab: Merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi penggunaan Teknologi Informasi rumah sakit. Tugas Pokok: Melaksanakan, mengkoordinasikan serta mengevaluasi pemakaian komputer untuk tujuan sistem informasi di rumah sakit. Uraian Tugas: -
Melakukan perencanaan kebutuhan perangkat hardware & software.
-
Melakukan pemeliharaan perangkat hardware, software dan network.
-
Melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen rumah sakit.
-
Melaksanakan inventarisasi perangkat hardware, software dan network.
-
Melaksanakan pengolahan data
-
Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama fungsional dengan unit lain.
-
Memberikan bimbingan dan pelatihan kepada user dalam melaksanakan tugas.
-
Melaksanakan tugas lain diluar tugas pokok sesuai dengan instruksi atasannya.
92
5. Kepala Bagian Logistik Tanggung Jawab: Mengadakan, menginventarisasi, mendistribusikan, mencatan dan melaporkan barang yang masuk dan yang keluar dari bagian logistik. Tugas Pokok: Pengadaan dan pendistribusian barang untuk kebutuhan gudang logistik gizi, farmasi dan rumah tangga. Uraian Tugas: -
Menerima usulan permintaan barang dari gudang logistik, gizi, gudang farmasi, gudang perlengkapan rumah tangga.
-
Membuat usulan permintaan barang ke supplier.
-
Mendistribusikan barang-barang yang berasal dari supplier ke masing-masing gudang logistik.
-
Membuat catatan dan pelaporan keluar masuknya barang.
-
Membuat evaluasi penerimaan dan pendistribusian barang.
-
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sehubungan dengan jabatannya.
6. Wakil Direktur Medik Tanggung Jawab: Merencanakan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik di Rumah Sakit Yadika. Uraian Tugas: -
Mengelola, mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
93
-
Membimbing dan membina staf pelayanan medik, keperawatan dan
penunjang
medik. -
Menyusun program kerja pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Menyelenggarakan usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Merencanakan jenis pelayanan medik yang akan disediakan.
-
Merencanakan kebutuhan alat-alat medik dan penunjang medik.
-
Melaksanakan koordinasi dengan Komite Medik dan SMF.
-
Mensosialisasikan kebijakan rumah sakiit dan informasi lain yang dibutuhkan oleh tenaga pelayanan medik dan penunjang medik.
-
Menyiapkan dan memberikan data serta informasi kepada direktur tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Memberikan saran baik di minta maupun tidak kepada direktur tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Melaksanakan evaluasi pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Menyelesaikan masalah yang timbul sehubungan dengan pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik.
-
Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan instruksi direktur.
7. Wakil Direktur Umum dan Keuangan Tanggung Jawab: Mengelola, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan umum dan keuangan.
94
Tugas Pokok: Membantu direktur mengelola, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan bagian umum dan keuangan. Uraian Tugas: -
Mengkoordinasikan pengelolaan bagian keuangan.
-
Mengkoordinasikan pengelolaan bagian umum dan kesekretariatan.
-
Membina, mengarahkan serta mengevaluasi kegiatan disetiap bagian umum dan keuangan.
-
Membuat perencanaan kerja bagian umum dan keuangan.
-
Menyiapkan dan memberikan data atau informasi kepada direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan bagian umum dan keuangan.
-
Memberikan saran baik diminta ataupun tidak kepada direktur yang berhubungan dengan bagian umum dan keuangan.
-
Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan bagian umum dan keuangan.
-
Membuat penilaian perestasi kerja pegawai di lingkungan bagian umum dan keuangan.
-
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur.
8. Kepala Bagian Umum, Kesekretariatan dan Kepegawaian Tanggung Jawab: Mengkoordinasi, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan umum, kesekretariatan dan kepegawaian. Tugas Pokok: Menyelenggarakan kegiatan umum, kepegawaian dan kesekretariatan.
95
Uraian Tugas: -
Mengkoordinasikan kegiatan umum, kepegawaian dan kesekretariatan.
-
Mengkoordinasikan kegiatan pemeliharaan gedung, peralatan, dan administrasi umum.
-
Mengawasi kegiatan pelaksanaan tugas satpam, laundry, kurir, supir.
-
Mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan informasi kepada seluruh karyawan.
-
Menyusun program kerja di bagian umum, kepegawaian dan kesekretariatan.
-
Menyusun program kerja di bagian umum, kepegawaian dan kesekretariatan.
-
Menyusun standard operasional prosedur di bagian umum, kepegawaian dan kesekretariatan.
-
Melakukan monitoring, evaluasi serta menganalisa hasil program kerja.
-
Menerima laporan kerusakan barang dan melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memperbaiki kerusakan.
-
Melegallisir surat, memaraf surat dinas untuk koreksi.
-
Memeriksa dan menyetujui daftar shift pegawai.
-
Melaksanakan tugas lain diluar tugas pokok sesuai dengan instruksi atasannya.
-
Membuat laporan bulanan.
9. Kepala Bagian Keuangan Tanggung Jawab: Mengelola, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan pembendaharaan, pembukuan, dan anggaran dan pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinasi, merencanakan serta mengevaluasi kegiatan bagian keuangan.
96
Uraian Tugas: -
Merencanakan sistem akuntansi yang up-to-date untuk menjamin tersedianya laporan posisi keuangan.
-
Melaksanakan sistem informasi keuangan yang dapat menunjang manajemen dalam mengambil keputusan.
-
Menyediakan data keuangan dan data lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
-
Memonitor seluruh aktivitas keuangan, evaluasi serta menganalisa hasil pelaksanaan program kerja.
-
Menyetujui penerimaan dan pembayaran menurut batas wewenang yang ditetapkan.
-
Melaksanakan pengendalian operasionil yang meliputi, rekonsiliasi saldo bank, cash opname dan pengujian-pengujian dalam rangka menunjan gterciptanya mekanisme internal control.
-
Mengatur dan menjaga likuidasi keuangan.
-
Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran kas agar sesuai dengan yang ditetapkan.
-
Mengawasi pelaksanaan kebijakan operasional keuangan.
-
Mengawasi pelaksanaan transaksi kegiatan usaha dan kegiatan organisasi.
-
Membuat laporan realisasi penerimaan dan pengeluaran dengan membandingkan anggaran yang ditetapkan.
-
Menyelenggarakan kerjasama fungsional dengan unit-unit lainnya.
-
Melaksanakan tugas lain diluar tugas pokok sesuai dengan instruksi atasannya.
-
Menyusun, membuat laporan secara periodik dan tepat waktu kepada atasan langsung.
97
4.1.7. Sarana Pelayanan Medik 1. Pelayanan Medik terdiri dari: a. Rawat jalan terdiri dari 13 Poliklinik, yaitu: •
UGD
•
POLI ANAK
•
POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
•
POLI BEDAH
•
POLI PENYAKIT DALAM
•
POLI THT
•
POLI SYARAF
•
POLI KULIT & KELAMIN
•
POLI PENYAKIT JANTUNG
•
POLI PARU & ASMA
•
POLI UMUM
•
POLI GIGI & MULUT
•
POLI FISIOTHERAPY
b. Rawat inap terdiri dari 84 tempat tidur, yaitu: • Perawatan Umum Dewasa (PUD) Lt. I terdiri dari: 22 tempat tidur -
VIP B
:2
-
KELAS I
:8
-
KELAS II
:6
-
KELAS III
:6
• Perawatan Kebidanan dan Bayi Lt. III terdiri dari 26 tempat tidur -
Super VIP
:2
98
-
VIP A
:4
-
Kelas I
:4
-
Kelas II
:6
-
Kelas III
:6
-
Paket
:4
• PERAWATAN ANAK Lt. IV terdiri dari 26 tempat tidur -
Super VIP
:2
-
VIP A
:4
-
Kelas I
:8
-
Kelas II
:6
-
Kelas III
:6
• Kamar Bayi Sakit
a. INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
:7
:3
Tindakan yyang dapat dilakukan: EKG, Intubasi, Ekstubasi, Resusitasi, RJP, Kateter, CVC, NGT, DC –Syok
b. Kamar Operasi (OK)
:3
Sarana yang dipergunakan:
Kamar operasi besar
:2
Kamar operasi kecil
:1
Mesin monitor
: 2 unit
99
Tindakan yang dapat dilakukan: a. Bedah Umum: Adenoidectomie,
Appendiktomi,
Colostomie,
Davo
(Dabel
Antrum
Wossing Op), Debridement, Exterpasi Granuloma Telinga, Exterpasi Limpodenopati, FAM, Fraktur Ante Braki, Fraktur Clavicula Sinistra, Fraktur Femur Dextra, Haemorhoidectomi, Hecting Vulnus Mata, Herniatomie, Labioplasti, Laparotomi Explorasi Abdomen, Orthopedi, Sircumsisi, SMR, Strumectomy, Ventrofixatie. b. Bedah Kebidanan dan Kandungan: SC Paket, SC Rawat, Miomectomie, Laparatomi KET, Histerektomy, Incisi Bartolini, Incisi Bartolini, Tubektomi, Kistektomy. c.
Bedah THT: Tonsilektomi
e. KAMAR BERSALIN (VK)
:4
Tindakan yang dapat dilakukan: Partus, Spontan Vacum, Extrawi, Currettage, Obs. Kontraksi, Hyperemesis, Insisi Bartolinin, Hidrotubasi, HPP, Obs. Myoma, Forcef Extraksi, Manual Plasenta, Insisi/Exterpasi, Aff. Implan, Aff. IUD dengan Anastesi Perineorapi, CTG.
100
2.
3.
PENUNJANG MEDIK : •
INSTALASI FARMASI
•
UNIT RADIOLOGI
•
UNIT LABORATORIUM
•
INSTALASI GIZI
KEPERAWATAN •
Perawatan Rawat jalan
•
Perawatan Rawat Inap
•
Perawatan ICU
•
Perawatan Kamar OK
•
Perawatan Kamar Bersalin (VK)
101
4.2. Analisis SWOT Analisa SWOT bertujuan untuk mengetahui posisi analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan yang dijadikan objek penelitian.
4.2.1. Evaluasi Faktor Internal Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen RS Yadika, maka diperoleh faktor internal sebagai berikut: Tabel 4.1. Faktor Kekuatan RS Yadika Faktor Kekuatan S1
Lokasi yang strategis
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
S4
Modal yang kuat
S5
Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-level management Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Lokasi yang strategis Sebagai perusahaan jasa, lokasi menjadi sangat penting dan menentukan bagi sebuah rumah sakit. Lokasi yang strategis ditinjau dari kedekatan rumah sakit tersebut dari jalan raya, akses jalan seperti jalan tol yang gampang dilalui, angkutan umum yang melewati lokasi, serta adanya sarana lain disekitar seperti pom bensin, swalayan, apotik, dan sebagainya.
102
Sarana dan prasarana yang memadai Rumah sakit haruslah ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Seperti adanya lapangan parkir yang memadai, ruang tunggu yang kondusif, kamar mandi yang higienis, apotik 24 jam, cafetaria.
Hubungan dengan supplier sangat baik Hampir seluruh produk yang digunakan oleh RS Yadika untuk menjalankan proses operasionalnya berasal dari pihak luar perusahaan. Maka adanya hubungan yang baik dengan supplier akan mendukung kemudahan tersendiri, seperti datangnya barang tepat waktu, harga rekanan yang memungkinkan untuk diperoleh, bahkan waktu pembayaran yang dapat dinegosiasikan terlebih dahulu.
Modal yang kuat Rumah sakit adalah sebuah industri yang membutuhkan inovasi secara terus menerus. Inovasi pada umumnya sangatlah membutuhkan santunan biaya yang kadang tidak sedikit. Untuk itu adanya modal yang kuat sangat diharapkan dalam menjalankan rumah sakit. Dengan modal tersebut maka perusahaan dapat secara terus menerus menambah layanan bagi konsumennya.
Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-level management Kegagalan sebuah manajemen dalam menjalankan strateginya, seringkali disebabkan oleh tidak adanya hubungan yang erat antara top-level management dengan karyawan. Sering terjadi kesalahan pada implementasi karena manajemen level atas tidak memberikan dukungan yang baik kepada karyawan untuk berkembang dan menuangkan ide baru yang mereka miliki.
103
Tabel 4.2. Faktor Kelemahan RS Yadika Faktor Kelemahan W1
SDM yang kurang berkualitas
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
W4
Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi
W5
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
SDM yang kurang berkualitas SDM menjadi salah satu tulang punggung bagi perusahaan dalam menjalankan roda operasionalnya. Hal ini perlu lebih diperhatikan, terutama bagi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Rumah sakit adalah industri yang berhubungan langsung dengan konsumen. Hubungan itu terjadi mulai dari pelayanan (registrasi, pembayaran, customer service) hingga pelayanan medik, melalui suster maupun dokter. Maka ketidakmampuan dari SDM untuk menangani
suatu
permasalahan
dengan
benar,
akan
mempengaruhi kepuasan
pelanggan dan kemungkinan pelanggan tersebut untuk kembali lagi.
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas Struktur organisasi
yang dimiliki RS Yadika masih tidak terstruktur dengan baik.
Didalamnya masih terdapat peluang terjadinya kesalahan dalam implementasi pada kegiatan sehari-hari. Masih belum jelas siapa uraian tugas yang harus dilakukan oleh setiap karyawan. Adanya penimpaan tugas pada satu divisi, dan ada juga pembagian wewenang yang belum berjalan sebagaimana mestinya.
104
Layout ruangan yang tidak terorganisir Karena diawali dari suatu rumah sakit bersalin yang kemudian berubah menjadi rumah sakit ibu dan anak, hingga pada saat ini melakukan pengembangan menjadi sebuah rumah sakit umum, maka banyak ruangan yang ada seakan dipaksakan letaknya. Padahal ruangan yang kondusif dan teratur sangatlah dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit, untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi konsumennya. Bisa dibayangkan apabila seorang pasien yang sedang sakit, harus berada dalam ruangan yang tidak nyaman, dan harus berpindah-pindah dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain yang letaknya agak berjauhan, tentu hal tersebut akan membuat si pasien merasa tidak dilayani dengan baik.
Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi Seperti telah diutarakan pada bab sebelumnya, bahwa rumah sakit adalah suatu industri yang berhubungan dengan hal yang paling vital dalam kehidupan manusia. Yang dihadapi dalam operasionalnya adalah nyawa seseorang. Oleh karena itu, pemerintah telah membuat suatu aturan khusus mengenai sertifikasi tenaga medik. Dalam RS Yadika, banyak sekali tenaga medik yang memiliki keahlian yang khusus berdasarkan pengalaman semata, namun belum memiliki sertifikasi yang resmi. Hal ini tentu saja akan menjadi masalah apabila ada tuntutan/gugatan dari pasien yang merasa dirugikan oleh pihak rumah sakit.
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus Jumlah dokter dengan keahlian yang khusus sangatlah penting untuk meluaskan pasar dari rumah sakit. Kebanyakan konsumen cenderung datang ke sebuah rumah sakit yang memiliki dokter yang ahli dan beragam, sehingga mereka dengan gampang dapat melakukan cek kesehatan secara menyeluruh.
105
4.2.2. Evaluasi Faktor Eksternal Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen RS Yadika, maka diperoleh faktor eksternal sebagai berikut: Tabel 4.3. Faktor Peluang RS Yadika Faktor Peluang O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
O2
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit
O3
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit
O4
RS sekitar tergolong masih sedikit
O5
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Tingginya peluang yang ada di pasar
Jumlah orang sakit setiap saat terus meningkat, seiring dengan jumlah penyakit baru yang bermunculan. Pola hidup yang tidak sehat, yang sering dijalani oleh penduduk Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sering menjadi pemicu timbulnya penyakit. Dilain sisi, seringnya muncul epidemi musiman seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya, juga memungkinkan jumlah rumah sakit yang ada tidak mampu untuk menampung korban. Oleh karena itu, peluang untuk sebuah rumah sakit dapat bertahan di pasar masih sangatlah terbuka dengan lebar. Minimnya jumlah rumah sakit disebabkan oleh karena pasar ini termasuk high-barriers entry.
106
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit
Salah satu sumber pasien rumah sakit Yadika adalah rujukan dari dokter maupun klinik luar. Banyak klinik dan praktek dokter yang berada di sekitar memungkinkan adanya rujukan yang akan dilakukan ke rumah sakit. Hal ini bisa disebabkan oleh karena minimnya alat yang dibutuhkan untuk menangani pasien tersebut, atau kondisi tempat yang kurang memungkinkan untuk merawat pasien. Hal ini akan menambah jumlah pasien rumah sakit, dan dengan melakukan perawatan yahng baik, maka pasien tersebut akan menjadi konsumen loyal yang baru.
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit
Kecelakaan dalam bekerja sangatlah sering terjadi pada industri, baik level kecil, menengah terlebih industri skala besar. Oleh karena itu ada peluang untuk memperoleh pasien dari industri yang terletak di sekitar rumah sakit.
RS sekitar tergolong masih sedikit
Wilayah Jakarta Timur termasuk daerah dengan kepadatan yang cukup tinggi, berbatasan langsung dengan bekasi dan daerah industri jababeka. Namun, rumah sakit besar yang ada sangatlah minim. Maka dengan terus menerus memperbaiki mutu dan kemampuan bersaing, RS Yadika akan mampu menjadi yang terdepan dan menjadi rumah sakit pilihan warga Jakarta Timur bahkan Bekasi.
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi
Gencarnya perusahaan-perusahaan asuransi dalam mencari konsumen dapat digunakan sebagai peluang tersendiri bagi rumah sakit untuk menjadi rekanan mereka. Biasanya pasien yang berasal dari asuransi tidak terlalu memperdulikan biaya, karena semua akan diganti oleh asuransi yang mereka miliki. Selain itu, karena Jakarta Timur adalah wilayah pemukiman pekerja, maka peluang untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka juga masih terbuka dengan lebar.
107
Tabel 4.4. Faktor Ancaman RS Yadika Faktor Ancaman T1
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
T2
Dampak dari krisis ekonomi
T3
Aspek Medicolegal
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
T5
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
Persaingan yang dihadapi oleh rumah sakit tidak hanya datang dari usaha sejenis. Praktek dokter, klinik-klinik kecil, bahkan tempat yang menawarkan metode-metode penyembuhan alternatif juga dapat menjadi ancaman bagi majunya sebuah rumah sakit. Banyak pasien meninggalkan rumah sakit karena proses yang berbelit-belit, harga yang lebih mahal, dan sebagainya. Contohnya, pada saat rumah sakit Yadika menawarkan jasa akupuntur, banyak sekali pasien yang ingin mendapatkan pelayanan tersebut. Namun menjamurnya usaha akupuntur yang bersertifikasi khusus di klinik-klinik kecantikan atau praktek dokter membuat SBU ini kehilangan pelanggan. Apabila rumah sakit tidak membenahi manajemen SBU dan menciptakan suatu nilai lebih, maka semua SBU yang ada akan menjadi terancam.
Dampak dari krisis ekonomi
Sebagian besar produk kesehatan non-medik, seperti peralatan kesehatan adalah produk impor dari luar negeri. Biasanya mereka menggunakan mata uang dollar Amerika
108
sebagai
standar
pembayaran.
Hal
ini
tentu
menyebabkan
perusahaan
akan
membutuhkan biaya tambahan apabila terjadi kenaikan nilai tukar mata uang tersebut. Selain itu, adanya krisis ekonomi akan membuat sebahagian masyarakat tidak memiliki anggaran yang khusus untuk berobat, maka untuk mencari alternatif yang murah mereka akan pergi ke klinik kecil untuk mendapatkan pengobatan.
Aspek Medicolegal: maraknya gugatan terhadap sarana kesehatan dan praktisipraktisi hukum bodrek yang menjamur
Tingginya kesadaran masyarakat untuk memperjuangkan haknya, didukung oleh menjamurnya LSM yang bergerak untuk membantu masyarakat secara gratis, seringkali menjadi suatu ketakutan bagi rumah sakit. Banyak pasien yang merasa dirugikan tanpa ragu akan menggugat rumah sakit yang dituding tidak mampu memberikan pelayanan yang baik.
Era globalisasi dan AFTA 2010
Terbukanya kesempatan bagi pihak luar (asing) untuk masuk ke dalam industri dalam negeri akan menjadi ancaman tersendiri bagi pemain lokal. Modal yang kuat, keahlian yang tinggi, serta dukungan pengalaman akan membuat pemain asing lebih kuat untuk merebut pasar dalam negeri. Apabila rumah sakit lokal tidak berbenah diri menyesuaikan dengan perkembangan zaman, maka pasar untuk rumah sakit lokal akan menjadi kecil.
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
Munculnya perusahaan pesaing dan minimnya tenaga yang berkualitas di Jakarta, akan memungkinkan adanya usaha dari perusahaan lain untuk membajak karyawan berkualitas dari perusahaan saingannya. Dengan mempekerjakan karyawan yang ahli akan mengurangi biaya dan waktu untuk pelatihan.
109
4.2.3. Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Setelah mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah pembobotan. Perusahaan memilih alternatif dari faktor yang ada dan diberi pembobotan. Kuesioner pembobotan ini menggunakan metode perbandingan berpasangan. Bobot yang diberikan akan digunakan untuk mengukur alternatif mana yang lebih berpengaruh terhadap strategi pemasaran yang sedang dijalankan.
Tabel 4.5. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal RS Yadika, Pondok Bambu
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Simbol
Keterangan
S1
Lokasi yang strategis
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
S1
Lokasi yang strategis
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
S1
Lokasi yang strategis
S4
Modal yang kuat
S1 S5
Faktor yang lebih berpengaruh (a atau b)
Bobot (1-3)
a
3
b
2
b
3
b
3
b
3
a
1
Lokasi yang strategis Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management
S1
Lokasi yang strategis
W1
SDM yang kurang berkualitas
S1
Lokasi yang strategis
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
110
7.
8.
S1
Lokasi yang strategis
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
S1 W4
a
2
b
2
a
1
a
2
b
3
b
3
b
3
a
1
a
2
a
2
Lokasi yang strategis Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi
9.
S1 W5
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Lokasi yang strategis Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
S4
Modal yang kuat
S2 S5
Sarana dan prasarana yang memadai Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
W1
SDM yang kurang berkualitas
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
S2 W4
Sarana dan prasarana yang memadai Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi
111
17.
S2 W5
Sarana dan prasarana yang memadai Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan
b
1
b
3
a
3
b
2
a
2
a
1
b
1
b
2
a
3
spesialisasi khusus 18.
19.
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
S4
Modal yang kuat
S3 S5
20.
21.
22.
23.
24.
Hubungan dengan supplier sangat baik Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
W1
SDM yang kurang berkualitas
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
S3 W4
S3 W5
Hubungan dengan supplier sangat baik Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi Hubungan dengan supplier sangat baik Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
25.
S4 S5
Modal yang kuat Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management
112
26.
27.
28.
29.
S4
Modal yang kuat
W1
SDM yang kurang berkualitas
S4
Modal yang kuat
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
S4
Modal yang kuat
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
S4 W4
30.
31.
S4 W5
S5 W1
b
3
a
2
a
2
a
1
a
2
b
2
a
2
a
2
Modal yang kuat Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi Modal yang kuat Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management SDM yang kurang berkualitas
32.
S5 W2
33.
S5 W3
Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-
level management Layout ruangan yang tidak terorganisir
113
Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top34.
S5
level management
W4
Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan
a
2
a
2
a
2
a
3
a
2
b
2
b
1
a
2
sertifikasi Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top35.
S5
level management
W5
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
36.
37.
38.
39.
W1
SDM yang kurang berkualitas
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
W1
SDM yang kurang berkualitas
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
W1 W4
W1 W5
SDM yang kurang berkualitas Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi SDM yang kurang berkualitas Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
40.
41.
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
W3
Layout ruangan yang tidak terorganisir
W2 W4
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi
114
42.
W2 W5
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan
b
1
b
1
a
2
b
1
spesialisasi khusus
43.
W3 W4
44.
W3 W5
Layout ruangan yang tidak terorganisir Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi Layout ruangan yang tidak terorganisir Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan
45.
W4
sertifikasi
W5
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
Sumber: Pengolahan Data
117
Tabel 4.8. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal RS Yadika, Pondok Bambu
No.
1.
2.
Simbol
O1 O2
O1 O3
Keterangan
Faktor yang lebih berpengaruh (a atau b)
Bobot (1-3)
a
3
a
3
a
3
b
3
a
3
a
2
a
2
a
2
Tingginya peluang yang ada di pasar Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit Tingginya peluang yang ada di pasar Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit
3.
4.
O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
O4
RS sekitar tergolong masih sedikit
O1 O5
5.
6.
7.
8.
O1 T1
Tingginya peluang yang ada di pasar Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Tingginya peluang yang ada di pasar Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
T2
Dampak dari krisis ekonomi
O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
T3
Aspek Medicolegal
O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
118
9.
O1 T5
Tingginya peluang yang ada di pasar Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi
b
2
b
3
a
2
b
3
b
2
b
1
a
2
oleh perusahaan pesaing Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar 10.
O2
wilayah rumah sakit
O3
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit
11.
O2 O4
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit RS sekitar tergolong masih sedikit Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar
12.
O2
wilayah rumah sakit
O5
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar
13.
O2
wilayah rumah sakit
T1
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
14.
15.
O2 T2
O2 T3
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit Dampak dari krisis ekonomi Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit Aspek Medicolegal
119
16.
O2 T4
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah rumah sakit
a
1
b
2
a
2
b
3
a
2
a
2
b
2
Era globalisasi dan AFTA 2010 Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar 17.
O2
wilayah rumah sakit
T5
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
18.
O3 04
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit RS sekitar tergolong masih sedikit Tingginya jumlah home industry di sekitar
19.
O3
wilayah rumah sakit
O5
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Tingginya jumlah home industry di sekitar
20.
O3
wilayah rumah sakit
T1
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
21.
22.
O3 T2
O3 T3
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit Dampak dari krisis ekonomi Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit Aspek Medicolegal
120
23.
O3 T4
Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit
a
1
b
2
b
3
b
2
b
2
b
1
a
2
a
3
Era globalisasi dan AFTA 2010 Tingginya jumlah home industry di sekitar 24.
O3
wilayah rumah sakit
T5
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
25.
O4 O5
RS sekitar tergolong masih sedikit Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi
26.
O4 T1
27.
28.
29.
30.
RS sekitar tergolong masih sedikit Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
O4
RS sekitar tergolong masih sedikit
T2
Dampak dari krisis ekonomi
O4
RS sekitar tergolong masih sedikit
T3
Aspek Medicolegal
O4
RS sekitar tergolong masih sedikit
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
O4 T5
RS sekitar tergolong masih sedikit Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
121
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan 31.
O5
perusahaan/asuransi
T1
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama
a
3
a
2
a
1
a
1
b
3
b
2
b
2
maupun rumah sakit baru
32.
O5 T2
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Dampak dari krisis ekonomi
33.
O5 T3
34.
O5 T4
Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Aspek Medicolegal Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi Era globalisasi dan AFTA 2010 Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan
35.
O5
perusahaan/asuransi
T5
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
36.
37.
T1 T2
T1 T3
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru Dampak dari krisis ekonomi Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru Aspek Medicolegal
122
38.
T1 T4
Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru
b
3
b
2
a
2
b
2
b
3
a
2
b
2
b
2
Era globalisasi dan AFTA 2010 Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama 39.
T1
maupun rumah sakit baru
T5
Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
40.
41.
42.
T2
Dampak dari krisis ekonomi
T3
Aspek Medicolegal
T2
Dampak dari krisis ekonomi
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
T2 T5
Dampak dari krisis ekonomi Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
43.
44.
T3
Aspek Medicolegal
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
T3 T5
45.
T4 T5
Aspek Medicolegal Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing Era globalisasi dan AFTA 2010 Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
Sumber: Pengolahan Data
125
4.2.4. Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal RS Yadika Setelah mendapatkan nilai bobot, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian atau pemberian rating pada tiap-tiap faktor IFAS dan EFAS.
Tabel 4.11. Rating Faktor Internal RS Yadika, Pondok Bambu Faktor Internal Perusahaan
Rating
S1
Lokasi yang strategi
4
S2
Sarana dan prasarana yang memadai
4
S3
Hubungan dengan supplier sangat baik
1
S4
Modal yang kuat
3
S5
Dukungan penuh dari pihak yayasan dan top-level management
3
W1
SDM yang kurang berkualitas
3
W2
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas
1
W3
Layout ruangan yang belum terorganisir
2
W4
Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi
3
W5
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus
4
Sumber: Pengolahan Data
126
Tabel 4.12. Rating Faktor Eksternal RS Yadika, Pondok Bambu Faktor Internal Perusahaan
Rating
O1
Tingginya peluang yang ada di pasar
4
O2
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah RS
2
O3
Tingginya jumlah home industry di sekitar RS
2
O4
Rumah sakit sekitar tergolong sedikit
1
O5
Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan perusahaan-asuransi
3
T1
Banyaknya kompetitior, baik dari pesaing lama maupun RS baru
4
T2
Dampak dari krisis ekonomi
1
T3
Aspek medicolegal
2
T4
Era globalisasi dan AFTA 2010
3
T5
Adanya usaha merekut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing
2
Sumber: Pengolahan Data
4.2.5. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) Setelah melakukan identifikasi variabel-variabel internal perusahaan dari RS Yadika, Pondok Bambu, melalui pengolahan data sebelumnya, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis internal IFAS (Internal Strategic Factors Analysis). Langkah-langkah membuat tabel IFAS adalah memasukkan variabel-variabel dari internal dengan memberi bobot dan rating pada masing-masing variabel, kemudian mengalikan antara bobot dengan rating.
127
Tabel 4.13. Matriks IFAS RS Yadika, Pondok Bambu Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Skor
KEKUATAN o
Lokasi yang strategis.
0,08
4
0,32
o
Sarana dan prasarana yang memadai.
0,08
4
0,32
o
Hubungan dengan supplier sangat baik.
0,10
1
0,10
o
Modal yang kuat.
0,16
3
0,48
o
Dukungan yang penuh dari pihak yayasan dan top-level
0,12
3
0,36
management SUB TOTAL
0,54
1,58
KELEMAHAN o
SDM yang kurang berkualitas.
0,14
3
0,42
o
Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas.
0,08
1
0,08
o
Layout ruangan yang belum terorganisir.
0,07
2
0,14
o
Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi.
0,07
3
0,21
o
Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi
0,10
4
0,40
khusus. SUB TOTAL TOTAL Sumber: Pengolahan Data
0,46
1,25
1,0
2,83
128
4.2.6. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Setelah melakukan identifikasi variabel-variabel internal perusahaan dari RS Yadika, Pondok Bambu, melalui pengolahan data sebelumnya, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis internal EFAS (External Strategic Factors Analysis). Langkah-langkah membuat tabel EFAS adalah memasukkan variabel-variabel dari internal dengan memberi bobot dan rating pada masing-masing variabel, kemudian mengalikan antara bobot dengan rating.
129
Tabel 4.14. Matriks EFAS RS Yadika, Pondok Bambu Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Skor
PELUANG o
Tingginya peluang yang ada di pasar.
0,15
4
0,6
o
Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah RS
0,07
2
0,14
o
Tingginya jumlah home industry di sekitar RS
0,09
2
0,18
o
Rumah sakit sekitar tergolong sedikit
0,10
1
0,10
o
Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan perusahaan-
0,15
3
0,45
asuransi SUB
TOTAL
0,56
1,47
ANCAMAN Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah
0,06
4
0,24
0,07
1
0,07
kesehatan dan praktisi-praktisi hukum bodrek yang menjamur.
0,09
2
0,18
o
Era globalisasi dan AFTA 2010.
0,07
3
0,21
o
Adanya
0,15
2
0,30
o
sakit baru. o
Dampak dari krisis ekonomi.
o
Aspek Medicolegal: maraknya gugatan terhadap sarana
usaha
merekrut
karyawan
berprestasi
oleh
perusahaan pesaing. SUB
TOTAL
TOTAL Sumber: Pengolahan Data
0,44
1,00
1,0
2,47
130
4.3. Tahap Analisis Setelah melakukan pengolahan data, maka selanjutnya adalah dilakukan tahap analisis. Pada tahap ini dipergunakan 3 alat analisis, yaitu:
Diagram SWOT
Matriks SWOT
Matriks Internal Eksternal
4.3.1. Diagram SWOT
Berbagai Peluang
(2,83;2,47) Kelemahan Internal
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman Gambar 4.2. Diagram SWOT RS Yadika, Pondok Bambu Sumber: Pengolahan Data
Pembahasan: Maka dapat diketahui bahwa RS Yadika berada pada kuadran I, yang berarti mendukung strategi agresif. Ini berarti RS Yadika memiliki peluang dan kekuatan sehingga
131
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan posisinya, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth
oriented strategy). Berdasarkan interview dengan direktur RS Yadika, maka dalam pelaksanaannya rumah sakit selalu mengadakan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sekitarnya sebagai potential customer, dengan cara penyebaran pamflet, pemeriksaan dan pengobatan gratis. Hal ini untuk memperkenalkan RS Yadika dan untuk menambah jumlah pasien di kemudian hari.
4.3.2. Matriks SWOT Dengan mengetahui nilai IFAS dan EFAS dari RS Yadika, maka pada diagram SWOT dapat dipastikan bahwa rumah sakit tersebut terletak pada kuadran I. Ini berarti perusahaan harus menerapkan strategi SO (Strenghts – Opportunities).
132
Tabel 4.15. Matriks SWOT RS Yadika, Pondok Bambu
Strenghts (S)
IFAS
o o o o o
EFAS
o o
o
o o
o
o o
o o
Lokasi yang strategis. Sarana dan prasarana yang memadai. Hubungan dengan supplier sangat baik. Modal yang kuat. Memiliki posisi yang baik sebagai RS Ibu dan Anak.
Opportunities (O)
STRATEGI SO Perusahaan lebih mengadakan interaksi kepada lingkungan sekitar, mengingat masih terbukanya peluang penambahan pasien di sekitar RS Yadika dan tingginya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan. Hal ini dapat terwujud karena lokasi strategis dan modal yang kuat dari RS Yadika.
Threats (T)
STRATEGI ST Dengan adanya modal yang cukup kuat, maka biaya promosi dapat ditingkatkan serta penambahan fasilitas di dalam rumah sakit. Hal ini untuk menciptakan competitive advantage dalam upaya memenangkan pasar. Adanya modal juga memungkinkan perusahaan untuk memberikan reward bagi karyawan, agar dapat menekan tingkat turn over.
Tingginya peluang yang ada di pasar. Banyaknya klinik dan praktek dokter di sekitar wilayah RS. Tingginya jumlah home industry di sekitar wilayah rumah sakit. Rumah sakit sekitar tergolong sedikit. Terbukanya kesempatan bekerjasama dengan perusahaan/asuransi. Banyaknya kompetitor, baik dari pesaing lama maupun rumah sakit baru. Dampak dari krisis ekonomi. Aspek Medicolegal: maraknya gugatan terhadap sarana kesehatan dan praktisipraktisi hukum bodrek yang menjamur. Era globalisasi dan AFTA 2010. Adanya usaha merekrut karyawan berprestasi oleh perusahaan pesaing.
Weaknesses (W)
SDM yang kurang berkualitas. o Struktur organisasi dan uraian tugas belum jelas. o Layout ruangan yang tidak terorganisir. o Adanya tenaga medik yang belum mendapatkan sertifikasi. o Minimnya ketersediaan dokter-dokter dengan spesialisasi khusus. STRATEGI WO Pengadaan pelatihan dalam upaya untuk mengurangi tingkat SDM yang kurang berkualitas. Mengadakan promosi yang lebih gencar ke daerah sekitar rumah sakit, untuk memperkenalkan dokter-dokter yang ada. Selain itu, rumah sakit harus mencari dokter yang berkualitas untuk daya tarik konsumen. o
STRATEGI WT Tidak melayani tindakantindakan medis yang tidak memungkinkan dilakukan di RS Yadika, mengingat tidak adanya dokter yang spesialis di bidang tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan langsung memberikan rujukan ke rumah sakit lain. Langkah ini dilakukan untuk menghindari terjadinya aspek medicolegal. Memberikan reward pada karyawan yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik.
133
4.3.3. Matriks Internal- Eksternal Tabel 4.16. Matriks Internal-Eksternal RS Yadika, Pondok Bambu
Sumber: Pengolahan Data
Pembahasan: Berdasarkan matriks internal-eksternal, maka RS Yadika berada pada posisi V, yaitu pada tahap pertumbuhan. Maka strategi yang perlu dijalankan adalah strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas. Langkah yang harus dilakukan perusahaan dengan menjalankan strategi ini adalah dengan
meningkatkan
pengawasan
terhadap
perusahaan harus mengakusisi pesaing tersebut.
para
pesaing
perusahaan,
sekalipun
134
Langkah strategis ini ada yang sudah dilakukan, tetapi masih ada juga yang masih dalam proses perencanaan. Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah membeli klinik kecil yang ada di beberapa daerah yang potensial, dan menjadikannya klinik Yadika. Hal ini dianggap
manajemen
sebagai
langkah
pengembangan
perusahaan.
Dalam
proses
pertumbuhan ini, diharapkan klinik yang diakuisisi bisa mendatangkan pasien-pasien rujukan ke RS Yadika itu sendiri. Dan untuk jangka panjangnya, seperti yang dialami oleh RS Yadika Pondok Bambu, maka klinik tersebut diharapkan dapat berubah menjadi suatu rumah sakit yang besar dan mandiri. Selain itu, mengingat perusahaan berada pada posisi pertumbuhan, maka perbaikan dan pengembangan sektor layanan sangat diperlukan untuk meningkatkan segmen pasar dari RS Yadika sendiri.
4.4. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Setelah melakukan analisis SWOT, maka dapat diketahui posisi perusahaan pada saat ini, sehingga dapat menentukan strategi yang cocok untuk diterapkan bagi perusahaan. Berdasarkan analisis SWOT, maka kondisi RS Yadika sesuai dengan pelaksanaan strategi SO. Strategi
SO merupakan strategi
yang
memanfaatkan
kekuatan
perusahaan
untuk
mendapatkan peluang yang ada. Strategi SO yang dapat diterapkan adlaah perluasan pasar, strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan integrasi ke depan. Sedangkan dalam matriks internal eksternal, posisi perusahaan terdapat pada sel ke 5, pada posisi ini strategi yang harus dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
135
Tabel 4.17. Pemilihan Strategi No.
Alternatif Strategi
Keterangan Memperluas pasar sasaran atau mencari pasar
1.
Perluasan pasar
2.
Penetrasi pasar
3.
Pengembangan produk
4.
Integrasi ke depan
Melaksanakan kegiatan promosi.
5.
Integrasi ke belakang
Meminimalkan biaya-biaya
Sumber: Pengolahan Data
Keterangan tabel dibawah: NDT
= Nilai Daya Tarik
TNDT
= Total Nilai Daya Tarik
yang baru. Penetrasi pasar dijalankan seiringan dengan perluasan pasar. Mempertahankan kualitas dan menciptakan produk baru yang inovatif.
138
Tabel 4.20. Total Perhitungan Alternatif Strategi Alternatif Strategi FAKTOR
Perluasan Pasar
Internal 2.78 Eksternal 2.64 TOTAL 5.42 Sumber: Pengolahan Data
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi ke depan
2.86 3.26 6.12
2.57 2.9 5.47
2.4 2.78 5.18
Integrasi ke belakang 2.34 2.51 4.85
Pembahasan: Berdasarkan pengolahan data pada matriks strategi kualitatif diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang paling cocok dilakukan oleh RS Yadika adalah strategi yang berfokus pada penetrasi pasar. Sedangkan strategi integrasi ke belakang, yang memiliki nilai yang paling rendah, tidaklah terlalu penting untung dilakukan. Hal ini mungkin saja karena modal yang kuat dari perusahaan pada saat ini, tidak menuntut manajemen untuk melakukan efisiensi biaya terlebih dahulu.
4.5. Model Lima Kekuatan Kompetisi 4.5.1. Rivalritas antara pesaing Jika dilihat dari segi persaingan, industri rumah sakit memiliki pola yang sangat kompleks. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya faktor yang dapat dijadikan pertimbangan bagi seeseorang dalam memilih sebuah jasa pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebutlah yang pada akhirnya menjadikan sebuah rumah sakit tidak mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya. Adapun faktor-faktor yang dimaksud antara lain:
139
Kelengkapan Hal ini menjadi prioritas bagi seseorang dalam memilih sebuah rumah sakit. Hal yang dilihat pertama sekali adalah apakah layanan yang tersedia sudah cukup memadai atau tidak. Banyak orang yang memilih rumah sakit yang memiliki pelayanan kesehatan yang lengkap.
Kualitas Karena menganggap bahwa kesehatan adalah hal yang utama dalam kehidupan manusia, maka banyak orang melakukan pemilihan layanan kesehatan berdasarkan kualitas yang dimiliki sebuah rumah sakit. Sebuah rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Seringkali terjadi pada saat ini, apabila terjadi kesalahan seperti salah mendiagnosa pasien, akan menyebabkan menurunnya reputasi dari sebuah rumah sakit. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Kepercayaan Kepercayaan merupakan faktor yang juga cukup penting bagi masyarakat dalam menentukan rumah sakit. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kesehatan adalah hal yang utama, kesehatan sangat dekat hubungannya dengan hidup dan mati. Maka masyarakat akan memilih rumah sakit yang bisa dipercaya olehnya. Selain itu, masalah dana juga sering dikaitkan dengan rasa kepercayaan masyarakat terhadap sebuah rumah sakit. Bukan tidak sering, banyak rumah sakit yang menipu pasien dengan memasukkan biaya-biaya yang seharusnya tidak harus dikeluarkan, bisa dengan penambahan penelitian atau sebagainya.
140
Oleh karena itu, untuk membangun kepercayaan dari masyarakat, rumah sakit harus menerapkan sistem yang terpola baik dari sisi pelayanan maupun program-program dalam rangka untuk membangun nama baiknya.
Harga Faktor harga dapat dipandang sebagai penentu pemilihan rumah sakit, harus disesuaikan terhadap target pasien dari rumah sakit itu sendiri. Untuk level menengah ke bawah, maka harga menjadi sangat penting untuk dijadikan pertimbangan khusus. Namun bagi pasien yang datang dari kalangan menengah ke atas, maka harga dapat dijadikan faktor yang tidak terlalu menjadi masalah.
Kenyamanan Pergeseran perilaku pada masyarakat saat ini, menuntut sebuah rumah sakit untuk memberikan nilai lebih dibanding pesaingnya. Masyarakat tidak lagi hanya membutuhkan pelayanan utama yang baik, namun ada sisi lain yang sedikit banyak mempengaruhi keputusan pemilihan masyarakat. Faktor kenyamanan seringkali dikaitkan dalam pemberian layanan pada perusahaan jasa. Penampilan dokter, keramahan suster, variasi makanan, ketenangan suasana, kenyamanan gedung (interior dan eksterior) dan sebagainya, menjadi nilai lebih dalam usaha membuat situasi nyaman bagi pasien. Pasien yang mendapatkan rasa nyaman dari pelayanan sebuah rumah sakit, cenderung akan membagi pengalaman tersebut dengan orang yang dikenalnya, demikian sebaliknya.
141
Tabel 4.21. Rumah Sakit di Jakarta Timur No.
Nama Rumah Sakit
Jumlah
Alamat
TT
Jl Raya Persahabatan Rawamangun Jaktim
1
RSU Persahabatan
548
2
RSU Budhi Asih
176
Jl Dewi Sartika Cawang III/200 Jaktim
3
RS LPK Cipinang
102
Jl Bekasi Timur 170 Jaktim
4
RS Pusdikkes
60
Jl Raya Bogor Jakarta Timur
151
Lanud Halim P Kusuma Jaktim
220
Kramat Jati Jakarta Timur
69
Jl Mahoni Cijantung II Jaktim
RS Halim Perdana 5 6
Kusuma RS Kepolisian Pusat RS Kesdam Jaya
7
Cijantung
Jl May.Jen Soetoyo Cawang Jakarta 8
RS FK UKI
214
Timur
9
RSU Pasar Rebo
229
Jl Letjen TB Simatupang Jaktim
10
RS Mitra Internasional
281
Jl Jatinegara Timur 87 JakTim
11
RSIA Hermina
75
Jl Jatinegara Barat 126 Jaktim
12
RSK Bedah Rawamangun
37
Jl Balai Pustaka Raya Jaktim
13
RS Omni Medical Center
160
Jl Pulo Mas Barat VI Jaktim
14
RS Islam Jakarta Timur
192
Jl Raya Pondok Kopi Jaktim
15
RSU Kartika Pulo Mas
79
Jl Pulo Mas Barat IV Jaktim
16
RSU H a r u m
69
Jl Inspeksi Saluran Jaktim
142
17
RS Harapan Jayakarta
94
Jl Bekasi Timur No 6 Jaktim
18
RS Harapan Bunda
195
Jl Raya Bogor Km22 No44 Jaktim
19
RSB Yayasan Restu
32
Jl Raya Bogor Jakarta Timur
20
RS Dharma Nugraha
104
Jl Balai Pustaka Baru 9 Jaktim
21
RS Mediros
67
Jl P Kemerdekaan 149 Jaktim
22
RSU Haji Jakarta
173
Jl Raya Pondok Gede Jaktim
23
RS Jiwa Islam Klender
50
Jl B Rampai X P Klender Jaktim
24
RS Jiwa Duren Sawit
25
Jl Duren Sawit Baru Jaktim
25
RSKO Cibubur
JL.Raya Bogor
Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
4.5.2. Pemain Baru Potensial Industri rumah sakit termasuk high barrier entry industry. Situasi ini menyebabkan tidak mudah bagi pemain baru untuk masuk ke dalam pasar ini. Beberapa penghalang dari industri rumah sakit adalah:
Peraturan UU No. 23/1992 tentang kesehatan dan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) mengatur tentang pemodal yang ingin terjun dan mereka yang sedang bermain di dalam industri rumah sakit. Semua peraturan tersebut dibuat dalam rangka menjaga agar rumah sakit selalu memperhatikan fungsi sosial dalam setiap penyelenggaraan usahanya.
143
Modal Modal yang dibutuhkan untuk berkecimpung dalam usaha jasa rumah sakit tidaklah sedikit. Selain modal likuid, seseorang juga harus memiliki modal lain seperti lokasi yang strategis dan network yang cukup.
Inovasi Untuk dapat bersaing dengan rumah sakit yang lain, sebuah rumah sakit harus memiliki inovasi atau produk-produk yang berbeda dengan yang lain. Competitive advantage inilah yang dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit untuk dapat bertahan di pasar.
Reputasi Sebagai suatu usaha yang bergerak dalam jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit harus menjaga nama baik mereka dengan benar. Karena pelanggan akan merekomendasikan suatu rumah sakit yang telah memberikan kepuasan padanya, dan sebaliknya akan mempengaruhi orang lain apabila mendapat kesan yang buruk.
4.5.3. Pemasok Komponen Kunci Pemasok di Rumah Sakit Yadika dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: 1. Pemasok medical product
Medical product sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
144
•
Perlengkapan dan peralatan medis Tabel 4.22. Pemasok Alat Medis No
Nama Perusahaan
Produk
1
CV. Panca Usaha Indah
Alat Medis
2
PT. Sarana Reka Eltra Kencana
Alat Medis
3
PT. Sri Intan Perkasa
Alat Medis
4
PT. Mendjangan
Alat Medis
5
CV. Sumber Murni
Alat Medis
6
PT. Tesena Inovindo
Alat Medis
7
PT. Sol Medika
Alat Medis
8
PT. B Braun
Alat Medis
Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
•
Obat-obatan Tabel 4.23. Pemasok Obat-obatan No
Nama Perusahaan
1
PT. Anugrah Argon Medica
2
PT. Akurat Intan Madya
3
PT. Antar Mitra Sembada
4
PT. Anugrah Pharmindo Lestar
5
PT. Bina San Prima
6
PT. Brataco
145
7
PT. Cipta Bagas Niaga
8
CV. Diagnostik
9
PT. Daya Muda Agung
10
PT. Dharma Bakti
11
PT. Djantra
12
PT. DKSH Tunggal
13
PT. DOSNIROHA
14
PT. Dunia Farma
15
PT. Enseval Putera Megatrading
16
PT. Global
17
PT. Igatama
18
PT. Indofarma
19
PT. Kebayoran Farma
20
PT. Kimia Farma
21
PT. Medica Cahaya Mandiri
22
PT. Mega Medika
23
PT. Mendjangan
24
PT. Mensa Bina Sukses
25
PT. Merapi Utama Pharma
26
PT. Metro Faraisani
27
PT. Mikie Oleo
28
PT. Millenium Pharmacon International
29
PT. Multi Husada Farma
30
PT. Oncoprobe
146
31
PT. Parit Padang
32
PT. Rajawali
33
PT. Rosa
34
PT. Sapta Sari
35
PT. Sari Pusaka Kimia
36
PT. Sawah Besar
37
PT. Segara Husada
38
PT. Sentraco
39
PT. Sri Intan
40
PT. Surgika Alkesindo
41
PT. Talenta
42
PT. Tawada
43
PT.Tempo
44
PT. Trisapta Jaya
45
PT. Unira
46
PT. United Dico Citas Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Pemasok perlengkapan dan peralatan medis, memiliki kekuatan besar terhadap industri rumah sakit. Apabila ingin terus bertahan di pasar, maka sebuah rumah sakit harus selalu memperbaharui pelayananannya terus menerus. Oleh karena itu, rumah sakit membutuhkan adanya pasokan alat-alat yang canggih, terbaru, dan berteknologi tinggi.
147
Sedangkan pemasok obat-obatan, memiliki kekuatan yang lebih lemah dibanding dengan pemasok non-medical product. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya perusahaan pemasok yang menyediakan pilihan obat yang sama dengan kualitas yang beraneka ragam.
2. Pemasok non-medical product Produk yang dikategorikan non-medical product adalah alat kantor, percetakan, dan produk lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses operasional medis. Tabel 4.24. Pemasok Non-Medical Product No
Nama Perusahaan
Produk
1
TB. Jaya
ATK
2
PT. Wonder Full
handuk
3
Tip Top
BHP
4
Majestik
roti
5
Percetakan Sabar Ganda
cetakan
6
USNI
ATK
7
JHM Sablon
plastik apotik
8
Sladren
Kendi
9
CV. Fifa Food
Ekado
10
Tunas Jaya
IPS-RS
11
Yuri
Yurisol Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
148
4.5.4. Produk Subtitusi Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan jasa pelayanan kesehatan, seperti meningkatnya jenis penyakit yang ada, menyebabkan banyak sekali masyarakat yang mencoba mencari pengobatan alternatif sebagai pengganti pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. Cara seperti ini dilakukan karena lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal pasien, dan juga karena biasanya pengobatan alternatif menawarkan harga yang lebih kompetitif. Pengobatan alternatif yang ada adalah seperti tabib, dukun, tukang urut, serta klinik, dan sebagainya. Pada umumnya produk substitusi seperti diatas lebih sering dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki latar belakang ekonomi menengah kebawah.
4.5.5. Pelanggan Dari sumbernya, pelanggan RS Yadika dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Pribadi Masyarakat yang menjadi konsumen Rumah Sakit atas kehendak pribadi dan menyelesaikan pembayaran dengan biaya pribadi juga. 2. Perusahaan atau Asuransi Pasien yang menjadi konsumen Rumah Sakit yang merupakan karyawan dari sebuah institusi (perusahaan) yang bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit, dimana biaya yang ada akan dialihkan kepada pihak perusahaan tersebut. Sedangkan pelanggan yang bersumber dari asuransi adalah pelanggan yang merupakan pemegang polis suatu asuransi rekanan.
149
Tabel 4.25. Perusahaan Rekanan No.
Nama Perusahaan
1
PT. Toyota Manufacturing Indonesia
2
PT. Jakarta Convention Center (JCC)
3
PT. Jasa marga (Persero)
4
PT. Astra Honda Motor
5
PT. Persero Angkasa Pura I
6
PT. Persero Angkasa Pura II
7
PT. Thiees Contractor Indonesia
8
PT. Permodalan Nasional Mandiri (PNM)
9
RS Pelabuhan Jakarta
10
TELKOMSEL
11
PT. FSCM Manufacturing Indonesia
12
PT. Bank Central Asia (BCA)
13
PT. Tekno Orbit Persada
14
PT. TASPEN
15
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
16
Bank DKI
17
PT. Federal International Finance (FIF)
18
PT. Hyundai
19
PT. Aichi Forging
20
PT. Pertamina Bina Medika
21
PT. Insan Darma Nusa (Blue Dot)
150
22
PT. Kaltim Prima Coal Bakrie
23
PT. AJ. Mega Life
24
PT. Sucofindo (Persero)
25
PT. Brantas Abipraya
26
PT. Pasific International
27
PT. TV 7 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu Tabel 4.26.
Perusahaan Rekanan (dalam konfirmasi) No.
Nama Perusahaan
1
PT. Trimitra
2
PT. Panca Budi Pratama Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu Tabel 4.27. Asuransi Rekanan
No.
Nama Perusahaan
1
Asuransi Lippo General (Medicare)
2
Asuransi Global
3
Asuransi Bringin Life
4
Asuransi AXA Assistance
5
Asuransi SOS International
6
Asuransi Gemala Kempa Daya
7
Asuransi Sinar Mas
8
Asuransi Manulife
151
9
Asuransi BNI Life
10
Asuransi Indrapura
11
Asuransi Jiwa Budi Asih Jaya
12
Asuransi Credit Suisse
13
Asuransi Takaful
14
Asuransi ABDA
15
Asuransi Eka Life
16
Asuransi Equity Financial S
17
Asuransi Multi Artha Guna
18
Asuransi Medipro Advice
19
Asuransi AIA Indonesia
20
Asuransi Jiwa CAR
21
MAA Assurance
22
AXA Financial
23
Asuransi Allianz Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
3. Internal RS Yadika Pasien yang merupakan karyawan atau staff, maupun pihak keluarga pemegang saham dari RS Yadika. 4. Rujukan dokter atau rumah sakit lain Pasien yang datang atas rekomendasi dari dokter di luar rumah sakit ataupun pasien dari rumah sakit maupun klinik lain. Hal ini sering terjadi, mengingat terkadang ada pasien yang membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan membutuhkan alat yang lebih lengkap.
152
4.5.6. Market Size Mengingat kesehatan adalah suatu hal yang penting dan vital dalam kelangsungan hidup manusia, maka dapat dipastikan bahwa market size dari rumah sakit pastilah sangat besar. Apabila jika dilihat dari pola hidup masyarakat modern pada saat ini, kebanyakan masyarakat semakin tidak perduli dengan pola hidup sehat. Tuntutan pekerjaan dan kehidupan yang menimbulkan stress, pola makan yang tidak teratur,
keterbatasan
waktu
yang
menyebabkan
tidak
adanya
waktu
untuk
berolahraga, semuanya dapat menyebabkan semua orang riskan terhadap datangnya penyakit. Penyakit yang muncul akibat dari pola hidup yang tidak sesuai tersebut menjadi lebih bervariasi, mulai dari penyakit berat seperti jantung, stroke, kanker, tumor, dan penyakit lain seperti demam berdarah, SARS, dan sebagainya. Semakin kompleksnya penyakit yang ada membuat pasien membutuhkan perawatan yang lebih intensif
dan
menyeluruh.
Kompleksitas
penyakit
juga
menyebabkan
pasien
membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Oleh karena itu, maka tempat yang paling ideal untuk mengobati penyakit adalah rumah sakit, apalagi jika dibandingkan dengan produk substitusinya. Maka berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit memiliki:
Sedikit pesaing & kompetisi yang kompleks
Faktor penghalang yang besar
Kekuatan pemasok yang lemah
Produk substitusi yang tidak sempurna
Kekuatan pembeli yang lemah cenderung menengah
153
4.6. ANALISA DATA HISTORIS Data yang digunakan diambil dari data perusahaan selama kurun waktu 2 tahun terakhir, yaitu data tahun 2005 dan tahun 2006. Data-data tersebut akan digunakan sebagai landasan untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja RS Yadika dan untuk pedoman dalam membuat pengembangan strategi pemasaran dan analisis situasi. Adapun alasan penggunaan data 2 tahun terakhir adalah mengingat munculnya divisi marketing dalam struktur organisasi adalah pada akhir tahun 2004. Oleh karena itu, maka data yang perlu dianalisis adalah data setelah divisi marketing berdiri di RS Yadika.
4.6.1. DIVISI PEMASARAN Kegiatan Divisi Pemasaran Rumah Sakit Yadika 1. Promosi
Mengadakan seminar untuk umum dan dokter
Mengadakan kegiatan lomba untuk umum
Mengikuti kegiatan pameran di luar RS Yadika 2. Pengukuran kepuasan Pelanggan 3. Penanganan komplain pelanggan 4. Memberikan informasi dengan mencetak brosur-brosur dan buletin RS 5. Pengembangan produk layanan baru 6. Melakukan pendekatan ke berbagai perusahaan dan asuransi yang menjadi relasi
4.6.1.1. Program Pemasaran Rumah Sakit Yadika Dalam usaha untuk mencapai target pelanggan seperti yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen, maka divisi pemasaran membuat suatu program pemasaran yang
154
terintegrasi. Penelitian ini akan menggunakan data-data dari periode 2005 dan 2006, sebagai landasan dalam membuat program pemasaran tahun 2007. Program Pemasaran Periode 2005 Berfokus pada peningkatan pangsa pasar, yang dilakukan dengan penetrasi pasar, integrasi dan pengembangan produk seperti terlihat berikut ini: 1. Penetrasi pasar Dilakukan dengan cara: Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai media komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan publik/customer relations sebagai berikut:
Bekerja sama dengan supplier obat-obatan untuk melakukan dialog interaktif.
Menginformasikan kegiatan-kegiatan seminar kesehatan dan masalah kesehatan perumahsakitan melalui brosur di sekitar rumah sakit.
Melakukan kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat sekitar Rumah Sakit Yadika, seperti Sunatan Massal dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Mengadakan program seminar kesehatan untuk masyarakat umum dan dokterdokter di sekitar Rumah Sakit Yadika. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang memuaskan baik dari segi medis maupun non medis. Untuk mengetahui ekspektasi pasien terhadap mutu layanan kesehatan yang diinginkan, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang berkesinambungan. Hasil kuesioner ini juga dapat digunakan untuk melihat tingkat kepuasan pasien dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
2. Integrasi
155
Usaha untuk meningkatkan pangsa pasar juga dilkakukan dengan cara integrasi, baik secara forward, backward maupun horizontal.
Forward integration Dilakukan dengan meningkatkan hubungan kerjasama dengan perusahaanperusahaan dan asuransi kesehatan, khususnya untuk daerah sekitar Rumah Sakit Yadika.
Backward integration Dilakukan dengan membina dan memelihara hubungan dengan perusahaanperusahaan yang sudah bekerjasama dan juga mitra kerja seperti supplier rumah sakit.
Horizontal integration Dilakukan dengan membangun kerjasama dengan para pesaing, seperti rumahrumah sakit yang berada di Jabotabek, terutama kerjasama dalam masalah pelayanan penunjang medis.
3. Pengembangan produk Usaha untuk meningkatkan penjualan juga dilakukan dengan cara pengembangan produk-produk baru yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Pengembangan produk tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Paket Bersalin
Paket Ibu hamil
Akupuntur Medik
156
Program Pemasaran Periode 2006 Berfokus pada penetrasi pasar dan peningkatan pangsa pasar. Pasar yang dimaksud, antara lain: 1. Perusahaan/industri di sekitar wilayah RS Yadika 2. Karyawan dari perusahaan/industri daerah mana saja, yang bertempat tinggal di sekitar RS Yadika 3. Perusahaan asuransi 4. Dokter umum dan dokter spesialis yang berpraktek di sekitar wilayah RS Yadika 5. Masyarakat umum 6. Klinik sekitar RS Yadika
Berikut ini adalah program pemasaran: 1. Pengembangan produk layanan baru, seperti:
Ruang ICU
Pembuatan klinik Fisioterapi
Ruang Operasi
Pembukaan klinik baru, sebagai terusan dari pelayanan rumah sakit.
2. Meningkatkan kegiatan promosi melalui:
Seminar
Kegiatan sosial
Lomba
Bazaar
Pameran
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan:
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan melalui kuesioner
157
Menangani langsung keluhan-keluhan pelanggan secara cepat dan tepat
4. Tidak menaikkan tarif untuk semua pelayanan, kecuali apabila ada permintaan langsung dari dokter spesialis dengan pertimbangan tertentu.
5. Pengembangan produk Usaha untuk meningkatkan penjualan juga dilakukan dengan cara pengembangan produk-produk
baru
yang
sesuai
dengan
keinginan
masyarakat.
pengembangan produk tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Paket Medical Check Up
Ruang ICU
4.6.2. DATA TENAGA MEDIS Tabel 4.28. Data Tenaga Medis RS Yadika NO
POLIKLINIK
NAMA DOKTER
1
dr. Hj. Surya Rachmawati
2
dr. Lies Nurhasanah
3
dr. Sauniati
4
dr. Hunter Nainggolan UMUM
5
dr. Hj. Hetty Kurnia S
6
dr. Henny Sijabat
7
dr. Monika Indah
8
dr. Marulam L. Tobing
9
KEBIDANAN
dr. Sukandar Tulus
Target
158
10
dr. H. M. Syarief DS
11
dr. I. Putu G Kayika
12
dr. Ismail Tukimin
13
dr. Zaenuri
14
dr. KMS. Hasyim
15
dr. Tigor Peniel Simanjuntak
16
dr. Kusmariyati
17
dr. Z. Icksan Ambiar
18
dr. Billiater Sinaga
19
dr. Chairil Tanjung
20
dr. Marko A. Suprantiyo
21
dr. Maruarar Panjaitan
22
dr. Sudung Sorta Simorangkir
23
dr. As'at Hadiwinoto
24
dr. Dahlan Alli Musa
25
ANAK
dr. Tumpal Y. Sihombing
26
dr. Emma Nurhema
27
dr. M. Ardhani
28
PENYAKIT DALAM
dr. Syafruddin A. R. Lelosutan
29
dr. Tunggul M. Malau
30
dr. Isjanto
31
dr. Djaserlin Saragih
32
dr. Sundjojo
159
33
dr. Elhamida Gusti
34
dr. Richard Z. Sihotang
35
BEDAH UMUM
dr. Sabar P.
36
dr. Albert P. Lumbantoruan
37
dr. Utan M. Parlaungan
38 39
BEDAH ANAK
THT
40 41
dr. Rudy M. Hutagaol dr. Bambang
SYARAF
42 43
dr. Suharyo
dr. Sutjipto Hamiprodjo dr. Istiana
KULIT & KELAMIN
dr. Brahm Udumbara Pendit
44
dr. Retno Sawitri
45
drg. Niti Matram
46
drg. Cita Prima D. A.
47
drg. Rospita
48
GIGI
drg. Deta D. Saraswati
49
drg. Hadi W. Lukman
50
drg. Betty Murwihastuti
51
drg. Listiandari
52
drg. Than A.
53
PARU-PARU
54 55
dr. Rasyid Piara dr. Widhi Usansi
JANTUNG
dr. Irma Mardiana
160
56 57
AHLI JIWA RADIOLOGI
58 59
dr. Joni H. Ismoyo dr. Diana Yulisa dr. Daljusman Malik
LABORATORIUM
dr. Sondang M. Sirait
60
dr. Eka Widyanto Rusli
61
dr. Siti Sugesti
62
ANASTHESI
dr. Bambang Siswitono
63
dr. Dewa K. Sidharta
64
dr. Sri Kuncoro Bagio Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
163
4.6.4. Pelayanan Medik 4.6.4.1. Rawat Inap Tabel 4.31. Jumlah Pasien Rawat Inap Per Kelas Perawatan Tahun 2005 Kelas Perawatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Super VIP 8 16 13 7 8 12 4 5 4 6 8 10 101
VIP A
VIP B
29 40 37 37 39 36 28 22 34 26 31 34 393 Sumber: Data
Kelas I
Kelas II
7 46 82 71 7 61 86 66 8 50 75 74 6 41 57 74 12 60 84 76 5 53 59 62 7 45 58 77 11 53 60 93 7 49 56 85 7 49 67 69 8 44 63 88 9 58 75 101 94 609 822 936 RS Yadika, Pondok Bambu
350 300 250 200 150 100 50
Ju li Ag us tu Se s pt em be r O kt ob er N ov em be D r es em be r
Ju ni
M ei
il Ap r
i
t M ar e
Fe br
ua r
ri
0
Ja nu a
Kelas III
Gambar 4.3. Tingkat Hunian Rawat Inap Tahun 2005
Kamar Bayi Sakit
TOTAL
12 9 5 12 12 16 4 7 0 9 6 7 99
255 285 262 234 291 243 223 251 235 233 248 294 3054
164
3%
3% 13%
3%
31%
Super VIP VIP A VIP B Kelas I Kelas II
20%
Kelas III Kamar Bayi Sakit
27%
Gambar 4.4. Persentase Pasien Rawat Inap berdasarkan Kelas Perawatan Tahun 2005
Pembahasan: Jika dilihat dari tingkat hunian (gambar 4.3.), maka secara umum jumlah pasien yang datang untuk rawat inap pada RS Yadika periode Januari – Desember 2005 menunjukkan tingkat stabil. Tidak ada kenaikan maupun penurunan tingkat pasien rawat inap yang signifikan. Jumlah pasien rawat inap yang tertinggi terjadi pada bulan Desember, sementara jumlah pasien rawat inap terendah terjadi pada bulan Juli. Jarak antara jumlah pasien di titik terendah dan tertinggi adalah 71 orang. Jika dilihat dari persentase pasien rawat inap berdasarkan kelas perawatan (gambar 4.4.), maka dapat disimpulkan bahwa pasien yang menjalani rawat inap di RS Yadika lebih banyak yang memilih ruangan kelas III. Ruangan yang paling sedikit mendapatkan tingkat hunian adalah ruangan super VIP dan kamar bayi sakit.
165
Tabel 4.32. Jumlah Pasien Rawat Inap Per Kelas Perawatan Januari – November 2006 Kelas Perawatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Jumlah
Super VIP
VIP A
VIP B
Kelas I
18 10 15 17
45 30 49 46
9 10 9 9
67 66 86 89
16 15 11 7 11 3 10 133
49 46 42 42 33 29 31 442
13 11 12 4 2 5 9 93
96 79 88 50 28 38 52 739
Kelas II
Kelas III
78 67 98 82 92 96 90 62 38 54 61 818
Kamar Bayi Sakit
92 81 93 120
0 0 8 12
103 105 97 88 55 71 82 987
8 10 11 3 8 8 17 85
Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
450 400 350 300 250 200 150 100 50
em be r
N ov
O kt ob er
te m be r
st us
Se p
Ju li
Ag u
Ju ni
M ei
Ap ril
M ar et
Fe br ua ri
Ja nu ar i
0
Gambar 4.5. Tingkat Hunian Rawat Inap Januari – November 2006
Paket
ICU
TOTAL
22 18 31 27 30 26 22 30 28 30 25
10 8 5 10 5 8 7 6 8 10 16
341 290 394 412
289
93
412 396 380 292 211 248 303 3679
166
8%
3% 4% 12%
2%
Super VIP 3%
VIP A VIP B Kelas I Kelas II
26%
20%
Kelas III Kamar Bayi Sakit
Gambar 4.6. Persentase Pasien Rawat Inap berdasarkan Kelas Perawatan Januari – November 2006
Paket ICU 22%
Pembahasan: Jika dilihat dari tingkat hunian (gambar 4.5.), maka pada periode Januari – November 2006 jumlah pasien rawat inap pada RS Yadika tidak menunjukkan tingkat yang stabil. Terjadi jarak yang cukup tinggi antara titik tertinggi dan titik terendah pada tingkat hunian. Tingkat tertinggi jumlah pasien rawat inap terjadi pada bulan Juni, sementara titik terendah terjadi pada bulan September. Jarak antara jumlah pasien antara kedua titik tersebut adalah 201 orang. Jika dilihat dari persentase pasien rawat inap berdasarkan kelas perawatan (gambar 4.6.), maka dapat disimpulkan bahwa pasien yang menjalani rawat inap di RS Yadika lebih banyak yang memilih ruangan kelas III yaitu 26% dari total hunian. Ruangan yang paling sedikit mendapatkan tingkat hunian adalah ruangan kamar bayi sakit.
167
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Ja
nu Fe ar br i ua r M i ar et Ap ril M ei Ju ni Ag Juli S e us pt tus em be O kt r o N ov be em r be r
2005 2006
Gambar 4.7. Perbandingan Tingkat Hunian Rawat Inap Tahun 2005 dan 2006 (Januari – November)
2500 2000 1500
2006
1000
2005
500 0 Super VIP
VIP A
VIP B
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kamar Bayi Sakit
Gambar 4.8. Perbandingan Tingkat Hunian Rawat Inap berdasarkan Kelas Perawatan Tahun 2005 dan 2006 (Januari – November)
168
Pembahasan: Secara umum apabila dilihat dari tingkat hunian rawat inap (Gambar 4.7.), maka terjadi peningkatan pasien dari tahun 2005 dengan tahun 2006 kecuali pada bulan September. Hal ini mungkin terjadi karena semakin banyak masyarakat yang mulai mengenal RS Yadika, Pondok Bambu. Selain itu munculnya penyakit-penyakit di wilayah Jabodetabek juga merupakan faktor yang menyebabkan naiknya tingkat rawat inap. Jika dilihat dari tingkat hunian rawat inap berdasarkan kelas perawatan, maka terjadi peningkatan hunian di semua kelas. Peningkatan yang paling tinggi terjadi pada kelas II dan kelas III. Maka dapat disimpulkan bahwa, kenaikan pasien rawat inap di RS Yadika mayoritas datang dari kalangan menengah ke bawah. Kenaikan atau penurunan jumlah pasien dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang muncul adalah meningkatnya tingkat epidemi penyakit di wilayah tertentu, seperti adanya wabah demam berdarah, SARS, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal dapat dipicu oleh ketidakefektifan strategi pemasaran yang diterapkan. Ada kemungkinan terjadi beberapa kesalahan dalam menjalankan konsep strategi pemasaran, hal ini juga bisa memicu posisi perusahaan terjadi tidak seperti yang diharapkan.
170
2% 2% 2%
3%
3% 4% Kesehatan Anak Kebidanan & Kandungan
5% 41%
Unit Gawat Darurat Penyakit Gigi & Mulut
6%
Fisiotherapi Penyakit Dalam Umum Penyakit THT Bedah
15%
Penyakit Kulit & Kelamin Dan Lain-lain 17%
Gambar 4.9. Persentase Pasien Rawat Jalan Tahun 2005
Pembahasan: Seperti dapat dilihat pada gambar 4.9., pada tahun 2005, poliklinik kesehatan anak menempati tingkat kunjungan yang paling tinggi. Lalu diikuti oleh poliklinik kebidanan dan kandungan. Kesenjangan antara poliklinik tertinggi dengan poliklinik dengan tingkat kunjungan terendah terlihat sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena berdasarkan historis, RS Yadika berawal dari Klinik Ibu dan Anak. Jadi, posisi perusahaan di mata masyarakat adalah rumah sakit yang berorientasi pada pelayanan kesehatan khusus ibu dan anak. Hal ini tentu bertolak belakang dengan keinginan manajemen untuk menjadikan rumah sakit ini sebagai rumah sakit umum yang menyediakan layanan kesehatan di berbagai aspek. Kejadian ini bisa disebabkan oleh karena minimnya promosi yang dilakukan oleh rumah sakit untuk memperkenalkan produk layanan mereka yang terbaru. Oleh karena itu dibutuhkan program pemasaran yang sistematis.
172
1% 2% 1% 2% 3%
Kesehatan Anak
4%
Kebidanan & Kandungan
6% 40% 6%
Unit Gawat Darurat Penyakit Gigi & Mulut Fisiotherapi Penyakit Dalam Umum Penyakit THT
19%
Bedah Penyakit Kulit & Kelamin 16%
Dan Lain-lain
Gambar 4.10. Persentase Pasien Rawat Jalan Tahun 2006
Pembahasan: Tidak terdapat banyak perubahan antara data tahun 2005 dan 2006, dimana poliklinik kesehatan anak masih berada pada posisi tertinggi jika dilihat dari persentase pasien. Namun, pada tahun 2006 ada perubahan pada poliklinik unit gawat darurat yang menggantikan posisi poliklinik kebidanan dan kandungan di tempat kedua. Pada gambar 4.9. terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara poliklinik dengan tingkat kunjungan tertinggi dengan poliklinik-poliklinik baru. Bahkan dapat dilihat pada gambar diatas, ada beberapa poliklinik yang memiliki tingkat kunjungan hampir 0%. Jika dilihat dari sisi efektivitas dan efisiensi, akan lebih baik apabila poliklinik-poliklinik tersebut ditutup.
173
25000 20000 15000 10000 5000 0
2005
Penyakit Kulit & Kelamin
Bedah
Penyakit THT
Umum
Penyakit Dalam
Fisiotherapi
Penyakit Gigi & Mulut
Unit Gawat Darurat
Kebidanan & Kandungan
Kesehatan Anak
2006
Gambar 4.11. Perbandingan Tingkat Rawat Jalan Untuk 10 Poli Tertinggi Pasien Tahun 2005 dan 2006 (Januari – November)
Pembahasan: Pada gambar 4.6., diambil 10 poliklinik dengan urutan tertinggi dilihat dari tingkat pengunjung. Kemudian 10 poliklinik itu akan dibandingkan dari tahun 2005 dan tahun 2006. Dilihat dari gambar diatas, maka dapat dilihat untuk rawat jalan, terjadi beberapa penurunan jumlah pasien di sebagian besar poliklinik. Kenaikan jumlah pasien hanya terjadi di poliklinik unit gawat darurat. Hal ini dapat disebabkan karena faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dipicu oleh kualitas pelayanan dan strategi pemasaran yang diterapkan. Faktor eksternal didorong oleh adanya persaingan baru yang muncul di lingkungan sekitar rumah sakit.
174
4.6.4.3. Analisa Data Historis Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Dibawah ini akan ditampilkan data mengenai daerah tempat tinggal pasien yang berobat ke RS Yadika selama 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2005 dan 2006. Data yang diambil hanya untuk wilayah Jakarta Timur, dengan mengabaikan kota-kota lainnya yang memberikan kontribusi tidak signifikan.
3%
8%
18%
21%
23% Duren Sawit Cipinang
Duren Sawit
20%
Cipinang
Pondok Gede
Pondok Gede
Pondok Kopi
Pondok Kopi
Klender
17%
Klender
Kali Malang 19%
20%
Bekasi
Kali Malang Bekasi
18% 15%
5%
11%
Gambar 4.12. Persentase pasien berdasarkan daerah tempat tinggal pada tahun 2005 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
2%
Gambar 4.13. Persentase pasien berdasarkan daerah tempat tinggal pada tahun 2006 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
4.6.4.4. Analisa data historis berdasarkan jenis kelamin
25%
26% Pria
Pria
Wanita
Wanita
75%
Gambar 4.14. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin tahun 2005 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
74%
Gambar 4.15. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin tahun 2006 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
175
4.6.4.5.
Analisa data historis berdasarkan sumber datangnya pasien
0%
0%
0%
Pribadi
10%
Perusahaan/As uransi
29%
61%
Internal RS Yadika
38%
Pribadi
62%
Perusahaan/Asuran i Internal RS Yadika
Rujukan
Rujukan
Gambar 4.16. Persentase pasien berdasarkan sumber datangnya pasien tahun 2005 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Gambar 4.17. Persentase pasien berdasarkan sumber datangnya pasien tahun 2006 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
40000 35000 30000 25000
2005
20000
2006
15000 10000 5000
ju ka n Ru
Ya di ka na lR S In te r
Pr ib Pe ad ru i sa ha an /A su ra ns i
0
Gambar 4.18. Perbandingan persentase pasien berdasarkan sumber datangnya pasien tahun 2005 dan tahun 2006 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
176
4.6.4.6. Perilaku Pembelian Perilaku pembelian akan dilihat dari bagaimana pasien melakukan pembayaran, dimana dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
Privately Paid
Corporately Paid
Corporately Paid 23%
Corporately Paid
31% Privately Paid 69%
Gambar 4.19. Persentase pasien berdasarkan perilaku pembelian tahun 2005 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
Privately Paid 77%
Gambar 4.20. Persentase pasien berdasarkan perilaku pembelian tahun 2006 Sumber: Data RS Yadika, Pondok Bambu
4.7 . Implikasi Hasil Penelitian Untuk mengembangkan pasarnya maka sebaiknya pihak Manajemen Rumah Sakit Yadika melakukan pengembangan terhadap strategi pemasarannya. Selain itu, seperti yang telah dikemukan di pembahasan, maka terjadi kesalahan pada implementasi segmen perusahaan. Pada awal membentukan, segmen yang ingin dicapai adalah segmen menengah ke atas, namun apabila dilihat dari pelaksanaannya maka kebanyakan pasien datang dari kalangan menengah ke bawah. Dan masyarakat belum dapat merubah pandangan RS Yadika sebagai rumah sakit yang fokus pada pelayanan ibu dan anak menjadi rumah sakit yang
177
menyediakan berbagai fasilitas. Ini terbukti dengan data pasien yang menunjukkan bahwa klinik-klinik rawat jalan yang paling sering dikunjungi adalah klinik anak dan kebidanan. Oleh karena itu perusahaan harus berkonsentrasi pada evaluasi dan perbaikan strategi, terutama pada strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang ditawarkan memiliki beberapa tujuan seperti berikut: 1. Mempromosikan pelayanan-pelayanan secara menyeluruh, khususnya pelayanan diluar program ibu dan anak. Program:
Paket Medical Check-Up (menyediakan beragam paket seperti, paket pra-pernikahan, paket check kanker, dan sebagainya).
Memberikan penyuluhan untuk masalah-masalah diluar ibu dan anak.
Penyebaran pamflet pada masyarakat sekitar sebagai potential customer.
Masuk ke dalam Yellow Pages.
Mengadakan press release mengenai pelayanan kesehatan di media cetak.
Bekerja sama dengan radio dalam mengadakan talkshow yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Memiliki pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan target pasar yang telah dimiliki saat ini. Tujuan diatas dapat diraih dengan menjalankan strategi: Pelayanan unggulan Program:
Menyediakan pelayanan spesialis dan subspesialis secara menyeluruh.
Menyediakan fasilitas medis yang lengkap.
Bekerjasama dengan pihak ketiga, contoh: sekolah umum, sekolah autis.
178
3. Menjalankan strategi pemasaran yang efisien dan efektif Tujuan diatas dapat diraih dengan menjalankan strategi: Meningkatkan hubungan baik dengan perusahaan dan perusahaan asuransi Program:
Menawarkan one stop service solution sehingga kerja sama ekslusif dapat dilakukan
Memberikan program-program yang menarik bagi rekanan: 1. Memberikan promosi harga (harga khusus untuk perusahaan rekanan) 2. Memberikan waktu jatuh tempo piutang yang lebih lama 3. Mengadakan lomba kesehatan 4. Memberikan parcel hari raya
Mengefektifan referensi dokter Program: a. menawarkan referral fee yang menarik b. memberikan insentif yang menarik kepada dokter yang paling banyak memberikan referensi: 1. Mengirimkan dokter untuk training/seminar 2. Memberikan voucher berlibur
Membuat program kartu keanggotaan Contoh: family member card atau corporate member card
Membuat strategi “jemput bola” dengan mendatangi langsung pasien ke tempatnya, baik rumah maupun kantor Strategi
ini
dilaksanakan
berkesinambungan
dengan
program
kartu
keanggotaan. Dengan strategi ini, maka mereka yang memiliki kartu keanggotaan akan merasa seperti memiliki dokter pribadi, yang bisa dipanggil kapan saja dan dimana saja diperlukan.
179
4. Memiliki personel yang berkomitmen dan berdedikasi tinggi terhadap kepuasan pelanggan. Tujuan diatas dapat diraih dengan menjalankan strategi:
meningkatkan manajemen SDM
Meningkatkan komitmen personel
5. Menjadi RS dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau Tujuan diatas dapat diraih dengan menjalankan strategi:
Merebut pasien Dengan membuat spanduk dan papan penunjuk jalan
6. Menjadi RS yang kompetitif 7. Memiliki pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen 8. Memperkuat brand rumah sakit, sehingga rumah sakit tetap selalu diingat dan dituju oleh masyarakat.
Meningkatkan brand awareness c.
menempatkan paramedis rumah sakit di perusahaan rekanan.
d. memberikan pelatihan bagi paramedis lokal oleh para dokter spesialis dari RS Yadika. e. mengadakan
seminar-seminar
pemasaran
sebagai
sarana
untuk
menyediakan perkembangan terbaru mengenai RS Yadika. f.
secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sebagai perwujudan tanggung jawab sosial RS Yadika.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan (seminar, dialog, talkshow, penyuluhan).
Membina hubungan baik dengan masyarakat (mengadakan program bulanan, slogan).
180
Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa masih banyak kemungkinan untuk meraih perusahaan rekanan. Maka, sebaiknya pada periode berikutnya diadakan suatu program khusus yang menarik untuk mengundang perusahaan-perusahaan lainnya untuk menjadi partner.