131
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengumpulan Data Selama studi kasus di PT. OneJect ini, dilakukan pengumpulan data – data baik soft information (perkiraan maupun pendapat dari staff QC) maupun hard information (laporan - laporan) yang terkait dengan proses pengendalian kualitas yang sedang berjalan yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Six Sigma. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi maupun kuisioner. Untuk melakukan perhitungan – perhitungan statistikal, penulis juga mengumpulkan data – data yang diperlukan antara lain data historis perusahaan berupa data sampel dan data defect yang diambil dari box selama periode Maret – April 2011. Dimana data diambil dari hasil inspeksi QA yang dilakukan oleh perusahaan pada periode tersebut setiap shift – nya.
132
4.1.1.
Alur Produksi
Gambar 4.1. Alur Proses Produksi
Proses produksi ini dimulai dengan menimbang, mencampur dan peleburan bahan baku yang dilakukan oleh production section. Setelah
133
melalui proses peleburan, proses dilanjutkan dengan proses injection moulding/pencetakan dengan menggunakan mesin moulding. Dimana pada tahapan injection moulding ini terdapat 4 part dari bagian suntikan yang dikerjakan, yaitu bagian barrel, plunger, hub dan cap. Selama proses injection berjalan, staff QC akan melakukan inspeksi setiap 1 jam sekali setiap hari dan setiap shot dari mesin moulding tersebut. Dimana dalam setiap shot untuk barrel menghasilkan 44 pcs dan plunger menghasilkan 33 pcs. Setelah melalui tahapan moulding, barrel, plunger, hub dan cap dikumpulkan dalam box – box yang diletakkan pada setiap mesin. Dimana staff QA akan melakukan inspeksi pada setiap box dengan mengambil sampel pada tiap box untuk dilakukan uji melalui standar AQL. Jika dalam box yang diinspeksi terdapat defect dengan jumlah dibawah batas AQL maka maka box tersebut belum bisa direlease untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut. Setelah melalui proses injection ini, maka proses selanjutnya adalah printing. Dimana pada tahap ini barrel yang telah lulus inspeksi akan diprinting. Yaitu mencetak ukuran volume suntikan. Setelah itu proses selanjutnya akan dilakukan assembly needle yaitu assembling cap, hub dan needle. Setelah itu proses selanjutnya adalah assembling syringe yaitu menggabungkan komponen – komponen dari assembling needle dengan barrel dan plunger + gasket. Setelah melalui proses assembling akan dilakukan proses packing dengan bluster film dan bluster paper. Setelah
134
packing bluster selesai, suntikan tersebut disusun dalam sebuah box yang akan melalui tahapan sterilisasi indikasi kimia/biologi dan E.T.O gas.
4.1.2.
Proses Injection Moulding Komponen dari proses injection moulding ini adalah mould atau cetakan membentuk botol dan cairan cooling yang berasal dari mesin itu sendiri. Proses injection ini dimulai dengan penarikan material type R10HO kedalam hopper untuk dilakukan peleburan. Material yang masuk dalam hopper akan di-presure ke dalam noozle untuk dilebur oleh bound heater. Dimana parameter untuk produksi barrel ini telah ditetapkan oleh operator mulai dari jumlah material sampai waktu prosesnya (cycle time). Setelah material tersebut telah melebur kemudian akan di-presure kedalam core melalui injector. Pada cetakan moulding terdapat 2 base. Base A sebagai base core dan base B adalah base cavity. Dimana material akan masuk kedalam core kemudian base cavity akan menutup dan merapat pada core, sehingga core akan menempel dengan pin core. Dimana dalam tahapan ini material yang telah melebur akan tercetak, kemudian air dari cooling mengalir akan membuat material tersebut menjadi keras. Setelah material tersebut mengeras maka base cavity akan ditarik mundur kebelakang dan barrel akan didorong keluar oleh ejector dan turun kedalam box.
135
4.1.3.
Data Jumlah dan Jenis – Jenis Defect Tabel 4.1 Jumlah Defect Data
Jumlah Sampel
Jumlah Defect
Data
Jumlah Sampel
Jumlah Defect
1
192
67
21
192
52
2
192
40
22
224
81
3
192
57
23
224
39
4
192
43
24
192
28
5
224
45
25
192
36
6
192
68
26
192
17
7
192
34
27
256
24
8
224
23
28
256
65
9
192
41
29
256
37
10
160
56
30
192
12
11
160
51
31
192
26
12
192
60
32
224
69
13
192
32
33
224
25
14
224
77
34
160
74
15
224
27
35
192
28
16
224
38
36
192
36
17
192
38
37
192
41
18
192
29
38
224
90
19
256
78
39
192
36
20
256
21
136
Tabel 4.2 Jenis Defect Data Defect
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
19
Bending 8
17
16
18
15
16
17
18
19
12
20 2
5 34
4
Kontaminasi
2
22
21
39
16
16
10
59
8
4
Dent 5
Fiber Scratch
47
Bubble
12
15
9
34 25
3
21
15
39
34
13
30
15
23 9
Flow Mark Short Mould
14
12
Sink Mark
Flash
13
8
26
9
16
14
19
46
18
12
11
19
15
19
137
Tabel 4.2 Jenis Defect (Lanjutan) Data Defect
21
22
23
24
25
26
27 28 29
30
31
32
11
Sink Mark
33
34
35
36
37
38
39
22
21 17
20
11
29
16
17
44
8
Bending Flash
24
27
17 45 15
33
Kontaminasi 8
Dent Fiber
19
Scratch
9
12
43
7 23
Bubble Flow Mark
24
Short Mould
15
24 4
5
10
7
20 12
29
8 17
14
1
8
11
14
21
6
11
45
12
138
4.1.4.
DMAIC
4.1.4.1.
Define
4.1.4.1.1. Diagram SIPOC Diagram SIPOC ini memberikan informasi mengenai alur perpindahan material bahan baku hingga menjadi barang jadi dengan menjelaskan bagian – bagian Suppliers, Inputs, Process, Outputs dan Customer untuk masing – masing proses. Proses injection itu sendiri terdiri dari proses pengecekan kualitas bahan baku, peleburan, pembentukan barrel, penurunan suhu barrel, inspeksi barrel inspeksi box. Dimana dalam diagram SIPOC akan dijelaskan alur input dan output dari setiap proses injection yang ada. Pembuatan diagram SIPOC bermanfaat untuk proses analisis perbaikan pada proses injection.
Suppliers
Inputs
Warehouse Section
Polypropylene
PPIC Section
Runner
Peleburan Bahan Baku
Process
Proses Injection
Gambar 4.2 SIPOC
Proses Cooling
Outputs
Customers
Barrel 0.5 ml
Next Process (Printing)
Finishing
139
4.1.4.1.2. Voice of Customer (VOC) Customer dari produk barrel ini adalah next process, yaitu adalah kesesuaian kualitas produk yang dihasilkan terhadap karakteristik kualitas atau Critical to Quality (CTQ). Oleh karena itu kebutuhan customer akan produk adalah : -
Barrel mempunyai ukuran sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan dimana tinggi, berat dan kapasitas dari barrel harus sesuai dengan spesifikasi.
-
Barrel yang mempunyai bentuk fisik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
-
Barrel tidak boleh mengandung bahan – bahan atau benda – benda yang berbahaya.
-
Barrel juga harus dapat memenuhi fungsi yang telah ditentukan yaitu dapat menampung larutan suntikan dengan baik, dalam pengertian barrel dapat menampung larutan sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan dan dapat di-assembly dengan produk plunger, hub, cap, rubber dan syringe.
4.1.4.1.3. Critical to Quality Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan ini, dikemukakan beberapa kategori CTQ pada produk barrel yaitu : -
Dimensi Fungsional Dimana barrel harus memenuhi spesifikasi bentuk, ukuran dari permintaan customer. Dari segi fungsional, barrel harus berfungsi
140
sebagaimana diharapkan yaitu sebagai alat menampung larutan suntikan. Dalam pengertian tulisan ini barrel dapat menampung larutan dengan baik yaitu tidak menyebabkan kontaminasi dalam larutan suntikan dan dapat menampung larutan sesuai dengan kapasitas parameter yang telah ditentukan -
Fisikal dan Visual Barrel yang mengandung polyphropylene yang digunakan untuk menampung larutan dengan mempunyai standar fisikal misalnya berupa ketahanan barrel terhadap benturan dan ketahanan terhadap larutan kimia yang sangat keras. Sehingga kandungan barrel tidak menguap dan dapat menyebabkan kontaminasi terhadap larutan kimia tersebut. Kemudian secara visual ditunjukkan dengan tampilan luar dari barrel itu sendiri. Dilihat dari apakah barrel tersebut memenuhi kriteria fisik dari yang sesuai dengan permintaan customer seperti bagian permukaan barrel yang licin atau tidak, warna barrel yang bening atau tidak, dll. Tabel 4.3 CTQ CTQ Sink Mark
Bubble
Bending
Flow Mark
Flash
Short Mould
Kontaminasi
Fiber
Dent
Scratch
141
4.1.4.2.
Measure Peta kendali dibuat untuk mengetahui apakah pengendalian proses berada pada batas pengendalian atau tidak. Berdasarkan data historis perusahaan yaitu data jumlah defect yang merupakan data atribut dan mempunyai jumlah sampel yang berada pada setiap pendataannya sehingga pemetaan peta kendali dilakukan dengan Peta Kendali P. Serta dilakuan perhitungan kapabilitas proses, DPMO dan level sigma, untuk mengetahui kemampuan proses perusahaan dan level sigma berada.
4.1.4.3.
Analyze Dalam fase analyze ini akan dilakukan pemetaan menggunakan Pareto diagram, Cause and Effect diagram serta Five Why’s diagram. Diagram Pareto dibuat untuk menetukan jenis – jenis defect yang dominan muncul pada proses produksi sehingga dapat ditentukan perbaikan pada bagian mana yang
lebih
diutamakan.
Diagram
Sebab
akibat
dibuat
untuk
mengidentifikasikan penyebab terjadinya defect berdasarkan lima kategori faktor penyebab yaitu Man, Machine, Method, Material dan Environment. Dan dilanjutkan dengan diagram Five Whys dibuat untuk mengetahui akar penyebab masalah terjadinya defect itu sendiri dengan pertanyaan mengapa pada setiap penyebab yang teridentifikasi hingga akar penyebab masalah ditemukan.
142
4.1.4.4.
Improve Pembuatan tabel FMEA untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. Dengan memberikan rating pada severity, occurance, dan detection sehingga didapat nilai RPN terbesar dan menganalisa sebagai usulan perbaikan kualitas perusahaan.
4.1.4.5.
Control Setelah merencanakan adanya perbaikan dan peningkatan pada proses yang dilakukan pada langkah sebelumnya, maka hal terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan control terhadap perbaikan – perbaikan yang dilakukan.
4.2.
Pengolahan Data
4.2.1.
Perhitungan Peta Kendali P (Control Chart) Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P
Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
1
192
67
0,349
0,306
0,217
0,128
2
192
40
0,208
0,306
0,217
0,128
3
192
57
0,297
0,306
0,217
0,128
4
192
43
0,224
0,306
0,217
0,128
5
224
45
0,201
0,299
0,217
0,134
6
192
68
0,354
0,306
0,217
0,128
7
192
34
0,177
0,306
0,217
0,128
8
224
23
0,103
0,299
0,217
0,134
9
192
41
0,214
0,306
0,217
0,128
143
Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P (Lanjutan) Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
10
160
56
0,350
0,314
0,217
0,119
11
160
51
0,319
0,314
0,217
0,119
12
192
60
0,313
0,306
0,217
0,128
13
192
32
0,167
0,306
0,217
0,128
14
224
77
0,344
0,299
0,217
0,134
15
224
27
0,121
0,299
0,217
0,134
16
224
38
0,170
0,299
0,217
0,134
17
192
38
0,198
0,306
0,217
0,128
18
192
29
0,151
0,306
0,217
0,128
19
256
78
0,305
0,294
0,217
0,140
20
256
21
0,082
0,294
0,217
0,140
21
192
52
0,271
0,306
0,217
0,128
22
224
81
0,362
0,299
0,217
0,134
23
224
39
0,174
0,299
0,217
0,134
24
192
28
0,146
0,306
0,217
0,128
25
192
36
0,188
0,306
0,217
0,128
26
192
17
0,089
0,306
0,217
0,128
27
256
24
0,094
0,294
0,217
0,140
28
256
65
0,254
0,294
0,217
0,140
29
256
37
0,145
0,294
0,217
0,140
30
192
12
0,063
0,306
0,217
0,128
31
192
26
0,135
0,306
0,217
0,128
32
224
69
0,308
0,299
0,217
0,134
33
224
25
0,112
0,299
0,217
0,134
34
160
74
0,463
0,314
0,217
0,119
144
Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P (Lanjutan) Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
35
192
28
0,146
0,306
0,217
0,128
36
192
36
0,188
0,306
0,217
0,128
37
192
41
0,214
0,306
0,217
0,128
38
224
90
0,402
0,299
0,217
0,134
39
192
36
0,188
0,306
0,217
0,128
Jumlah
8032
1741 0,303
0,217
0,130
Rata - Rata
Contoh Perhitungan :
Pn 1741 0,217 n 8032
CL = P = 0,217
JumlahDefect 67 0,349 1 JumlahSamp el 192 UCL p 3
p(1- p) n
0,217 3
0,217(1 - 0,217) 192
= 0,306
LCL p 3
p(1- p) n
0,217 3 = 0,128
0,217(1 - 0,217) 192
145
Gambar 4.3 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml Dari gambar peta kendali di atas bahwa terdapat 18 data yang berada diluar batas spesifikasi yang ditentukan, dapat disimpulkan bahwa peta kendali berada pada luar pengendalian statistikal yang disebabkan bervariasinya presentase defect yang terjadi. Dimana ada beberapa data berada diluar batas bawah pengendalian, dan ini tidak menjadi masalah besar karena semakin kecilnya presentase defect maka semakin baik. Revisi dilakukan untuk mengetahui kapabilitas proses produksi produk yang terkontrol dengan membuang data – data yang berada diluar dari batas spesifikasi. Berikut ini adalah data – data yang dilakukan revisi.
146
Tabel 4.5 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 1 Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
2
192
40
0,208
0,278
0,193
0,107
3
192
57
0,297
0,278
0,193
0,107
4
192
43
0,224
0,278
0,193
0,107
5
224
45
0,201
0,272
0,193
0,114
7
192
34
0,177
0,278
0,193
0,107
9
192
41
0,214
0,278
0,193
0,107
13
192
32
0,167
0,278
0,193
0,107
16
224
38
0,170
0,272
0,193
0,114
17
192
38
0,198
0,278
0,193
0,107
18
192
29
0,151
0,278
0,193
0,107
21
192
52
0,271
0,278
0,193
0,107
23
224
39
0,174
0,272
0,193
0,114
24
192
28
0,146
0,278
0,193
0,107
25
192
36
0,188
0,278
0,193
0,107
28
256
65
0,254
0,267
0,193
0,119
29
256
37
0,145
0,267
0,193
0,119
31
192
26
0,135
0,278
0,193
0,107
35
192
28
0,146
0,278
0,193
0,107
36
192
36
0,188
0,278
0,193
0,107
37
192
41
0,214
0,278
0,193
0,107
39
192
36
0,188
0,278
0,193
0,107
Jumlah
4256
821 0,276
0,193
0,109
Rata - Rata
147
Gambar 4.4 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml Revisi 1 Dari hasil perhitungan dan melalui peta kendali revisi 1 ternyata masih ada data yang berada diluar batas spesifikasi yaitu data ke – 3. Oleh karena itu perlu dilakukan revisi kembali untuk menghilangkan data tersebut.
Tabel 4.6 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 2 Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
2
192
40
0,208
0,273
0,188
0,103
4
192
43
0,224
0,273
0,188
0,103
5
224
45
0,201
0,266
0,188
0,110
7
192
34
0,177
0,273
0,188
0,103
9
192
41
0,214
0,273
0,188
0,103
13
192
32
0,167
0,273
0,188
0,103
16
224
38
0,170
0,266
0,188
0,110
17
192
38
0,198
0,273
0,188
0,103
18
192
29
0,151
0,273
0,188
0,103
148
Tabel 4.6 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 2 (Lanjutan) Data
Jumlah Sampel
Jumalah Defect
Proporsi
UCL
CL
LCL
21
192
52
0,271
0,273
0,188
0,103
23
224
39
0,174
0,266
0,188
0,110
24
192
28
0,146
0,273
0,188
0,103
25
192
36
0,188
0,273
0,188
0,103
28
256
65
0,254
0,261
0,188
0,115
29
256
37
0,145
0,261
0,188
0,115
31
192
26
0,135
0,273
0,188
0,103
35
192
28
0,146
0,273
0,188
0,103
36
192
36
0,188
0,273
0,188
0,103
37
192
41
0,214
0,273
0,188
0,103
39
192
36
0,188
0,273
0,188
0,103
Jumlah
4064
764 0,271
0,188
0,105
Rata - Rata
149
Gambar 4.5 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml Revisi 2 Pada peta kendali revisi 2 ini baru dapat dikatakan proses produksi berada dalam batas spesifikasi dan dengan keadaan stabil dengan tidak ada data proporsi yang berada diluar batas pengendalian. Dimana didapatkan nilai Previsi = CL = 0,188, LCL = 0,105 dan LCL = 0,271.
4.2.2.
Perhitungan Kapabilitas Proses Perhitungan kapabilitas proses dilakukan pada peta kendali P yang telah dilakukan revisi dimana berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai Previsi = 0,188. Maka nilai Kapabilitas Proses (Cp) : Cp = 1 – P = 1 – 0,188 = 0,812 Dalam proses terkendali kapabilitas proses mencapai nilai 81,2%. Dimana merupakan nilai yang cukup baik namun harus terus ditingkatkan kembali.
150
4.2.3.
Perhitungan DPMO dan Level Sigma Dimana perhitungan DPMO dan level sigma dengan langkah – langkah sebagai berikut : -
Unit Jumlah produk barrel 0.5 ml yang diinspeksi selama periode produksi bulan Maret – April 2011 adalah sebanyak 8032 buah.
-
Opportunities Terdapat 10 karakteristik cacat yang dipilih sebagai CTQ penyebab potensial kegagalan produk.
-
Defect Banyaknya defect produk barrel 0.5 ml yang terjadi selama proses produksi selama periode Maret – April 2011 adalah sebanyak 1741 buah dari jumlah sampel sebanyak 8032 buah.
-
Defect Per Unit (DPU)
DPU -
D 1741 0,217 U 8032
Total Opportunities (TOP)
TOP U OP 8032 10 80320 -
Defect Per Opportunities (DPO)
DPO
-
D 1741 0,022 TOP 80320
Defect Per Million Opportunities (DPMO)
DPMO DPO1.000.000 0,022 1.000.000 21675,797
151
-
Sigma Level (Tingkat Sigma) Level Sigma = normsinv(
= normsinv(
1000000 - DPMO )+15 1000000
1000000 - 21675,797 )+15 1000000
= 3,520 Dari hasil perhitungan tingkat sigma yang dilakukan didapatkan nilai sigma sebesar 3,520 untuk produk barrel 0.5 ml yang diteliti. Merupakan nilai sigma yang masih cukup jauh umtuk mencapai nilai sigma sempurna yaitu 6. Sehingga masih perlu dilakukan identifikasi dan analisa penyebab proses menghasilkan defect sehingga dapat diberikan solusi perbaikan yang diharapkan akan dapat meningkatkan level sigma sekarang.
4.2.4.
Diagram Pareto Berdasarkan data yang didapatkan dari perusahaan untuk produksi selama bulan Maret – April 2011, didapatkan data jenis defect beserta jumlahnya sebagai berikut : Tabel 4.7 Jumlah dan Presentase Defect Jenis Defect
Jumlah
Presentase
Presentase
Defect 456
26,19%
Kumulatif 26,19%
Scratch
444
25,50%
51,69%
Short Mould
220
12,64%
64,33%
Bubble
211
12,12%
76,45%
Flow Mark
122
7,01%
83,46%
Flash
152
Tabel 4.7 Jumlah dan Presentase Defect (Lanjutan) Jumlah
Jenis Defect
Presentase
Presentase
Defect 120
6,89%
Kumulatif 90,35%
Kontaminasi
75
4,31%
94,66%
Sink Mark
45
2,58%
97,24%
Bending
24
1,38%
98,62%
Dent
24
1,38%
100,00%
1741
100%
Fiber
Jumlah
Pareto Chart of Defect 2000 100 80 60
1000
40 500
0 C4
Count Percent Cum %
Percent
Count
1500
20
h as Fl 456 26.2 26.2
h d tc ul lo ra c M S t or h S 444 25.5 51.7
le bb Bu
220 12.6 64.3
ow Fl
211 12.1 76.5
k ar M 122 7.0 83.5
r be Fi
i as in
k ar M
am nk nt Si o K 120 75 45 6.9 4.3 2.6 90.4 94.7 97.2
r he Ot
0
48 2.8 100.0
Gambar 4.6 Diagram Pareto Berdasarkan diagram Pareto diatas dapat diketahui jenis – jenis defect beserta presentase kumulatifnya. Sesuai dengan prinsip Pareto yang menyatakan aturan 80/20 dalam artian 80% masalah kualitas disebabkan oleh 20% penyebab kecacatan, sehingga dipilih 5 jenis defect dengan
153
kumulatif mencapai 80% dengan asumsi bahwa 80% tersebut dapat mewakili seluruh jenis defect yang terjadi. Tabel 4.8 Jenis Defect yang akan Dianalisis Jenis Defect
Presentase
Presentase
Defect 456
26,19%
Kumulatif 26,19%
Scratch
444
25,50%
51,69%
Short Mould
220
12,64%
64,33%
Bubble
211
12,12%
76,45%
Flow Mark
122
7,01%
83,46%
Flash
4.2.5.
Jumlah
Diagram Sebab – Akibat (Cause and Effect) dan Diagram Five Why 1.
Flash Cause-and-Effect Diagram for Flash Material
Man
kurang terampil spesifikasi material tidak sesuai
kurang pengawasan kurang komunikasi
Flash temperatur terlalu tinggi permukaan mould miring
parameter mesin tidak sesuai pengaturan speed tidak sesuai
Methods
celah longgar pada mould
Machine
Gambar 4.7 Diagram Cause and Effect Defect Flash
154
Pressure material terlalu tinggi
Pengaturan speed terlalu tinggi
Kurang terampil
Celah longgar pada mould
Insert protector sudah aus/cacat
Kurang pengawasan
Flash
Desain yang kurang tepat
Permukaan mould miring
Tidak dilakukan trial
Perbaikan yang kurang teliti
Temperatur tidak sesuai
Parameter mesin tidak sesuai
Spesifikasi material tidak sesuai
Kurang komunikasi dari bag. Produksi ke bag. Warehouse
Gambar 4.8 Diagram Five Whys Defect Flash
Tabel 4.9 Brainstorming Penyebab defect Flash Defect : Flash Penyebab : Pressure material terlalu tinggi Faktor Penyebab : Man, Machine, Method Dalam pembentukan barrel, dimana terdapat pressure yang berfungsi untuk mendorong material ke dalam nozzle yang kemudian akan dipanaskan/dilebur. Material akan masuk melalui hopper kemudian pressure akan mendorong material tersebut kedalam nozzle, dimana jika tekanan pressure terlalu tinggi akan menyebabkan material yang masuk menjadi banyak dan melebih standar. Pressure yang terlalu tinggi ini juga disebabkan kurang terampilnya operator dalam settingan kecepatan pressure terssebut Penyebab : Celah longgar pada mould
155
Faktor Penyebab : Man, Machine Penyebab utama juga yang menyebabkan defect flash adalah celah longgar pada mould tersebut. Dimana dalam mould terdapat insert protector yang berfungsi untuk menahan pencetakan agar material tersebut tidak keluar dari mould. Celah longgar ini terjadi karena insert protector tersebut sudah aus/cacat sehingga menyebabkan lapisan luar mould menjadi terdapat celah. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang lebih untuk bisa memberikan oli pada insert protector sehingga gesekan yang timbul pada mould tidak membuat cepat cacat. Penyebab : Permukaan mould miring Faktor Penyebab : Man, Machine Dalam proses pencetakan, mould merupakan komponen mesin yang utama. Permukaan mould yang miring akan membuat material yang dicetak akan keluar dari mulut mould. Biasanya dalam mendesain mould kurangnya pengawasan dari operator dalam mendesain cetakan mould dan juga kurangnya teliti dalam perbaikan cetakan mould yang salah. Serta kurangnya trial dari operator untuk menguji apakah awal proses pencetakan, barrel yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi. Penyebab : Temperatur tidak sesuai Faktor Penyebab : Man, Method, Material Temperatur dalam nozzle yang tidak sesuai akan membuat proses peleburan bahan baku menjadi tidak stabil. Sehingga pada proses injection material yang seharusnya sudah melebur menjadi terlalu lunak sehingga membuat cacat defect ini terjadi. Spesifikasi dari material juga sangat diutamakan disini, jika spesifikasi dari material tidak sesuai maka parameter dalam settingan mesin juga menjadi tidak sesuai sehingga cacat ini terjadi.
156
2. Scratch Cause-and-Effect Diagram for Scratch Man
kurang pengawasan
kurang pemeliharaan
Scratch tidak dilakukan trial mould miring desain cetakan tidak sesuai pengaturan mould tidak sesuai
Methods
mould (pin core) sudah aus/cacat
Machine
Gambar 4.9 Diagram Cause and Effect Defect Scratch
Scratch
Bersentuhan dengan benda lain
Kontaminasi logam berat
Mould miring
Pengaturan mould tidak sesuai
Mould (pin core) sudah aus/cacat
Terlalu sering digunakan
Kurang pemeliharaan
Tidak dilakukan trial Desain cetakan tidak sesuai
Pemolesan core kurang baik
Gambar 4.10 Diagram Five Whys Defect Scratch
Kurang pengawasan
157
Tabel 4.10 Brainstorming Penyebab defect Scratch Defect : Scratch Penyebab : Bersentuhan dengan benda lain Faktor Penyebab : Man, Machine, Method Defect ini disebabkan oleh bersentuhnya barrel pada saat injection dengan benda lain. Sehingga terdapat scratch/gores pada permukaan body yang disebabkan oleh kontaminasi dengan logam berat yaitu bertemunya core kedua base pada saat dicetaknya barrel. Dimana timbul karena miringnya posisi dari permukaan mould yang disebabkan oleh operator yang kurang mengawasi dalam mengatur posisi mould tersebut. Cetakan mould (pin core) yang sudah aus merupakan factor penyebab yang dapat menimbulkan defect ini, ini dikarenakan terlalu sering digunakannya mesin mould ini dan kurang pemeliharaan oleh operator dalam melihat kondisi mould tersebut. Desain cetakan yang tidak sesuai juga membuat defect dapat terjadi, dimana cetakan yang tidak sesuai dengan spesifikasi barrel yang diinginkan akan menimbulkan scratch karena desain mould yang tidak sesuai membuat mould akan bersentuhan secara kasar.
3.
Short Mould Cause-and-Effect Diagram for Short Mould Material
Man
kurang pengawasan cacat pada permukaan mould
kurang pemeliharaan kurang terampil
Short Mould kurang pemeriksaan berkala temperatur terlalu tinggi pengaturan speed injection tidak sesuai kecepatan presure tidak sesuai
Methods
Gambar 4.11 Diagram Cause and Effect Defect Short Mould
158
Pemberian material kurang
Short Mould
Pressure terlalu tinggi
Parameter tidak sesuai
Kurang pengawasan
Temperatur yang fluktuatif
Pengapian yang tidak stabil
Kurang terampil
Cacat pada permukaan mould
Tidak ada pemeriksaan berkala
Kurang pemeliharaan
Ventilasi udara kurang
Gambar 4.12 Diagram Five Whys Defect Short Mould
Tabel 4.11 Brainstorming Penyebab Defect Short Mould Defect : Short Mould Penyebab : Pemberian material yang kurang Faktor Penyebab : Man, Method Defect ini disebabkan karena kurangnya material yang masuk kedalam mould sehingga produk barrel ini menjadi kekurangan bahan. Kurangnya pengawasan oleh operator dalam mengatur parameter sehingga pressure terlalu tinggi sedangkan material yang masuk kedalam injector tidak sesuai komposisi dari barrel tersebut. Penyebab : Temperatur yang fluktuatif Faktor Penyebab : Man, Method Dalam proses injection temperature/suhu dari pengapian dalam nozzle juga sangat
159
penting. Dimana jika dalam proses pengapian yang terlalu tinggi dapat menyebabkan material tersebut menjadi terlalu lunak. Dan pada saat injector mendorong material kedalam core untuk dicetak dan kemudian dilepas oleh ejector permukaan dari barrel menjadi berubah bentuk karena kurangnya bahan. Penyebab : Cacat pada permukaan mould Faktor Penyebab : Man, Method, Machine Permukaan mould yang sudah cacat juga dapat membuat defect ini terjadi. Dimana pada saat proses injection berlangsung jika permukaan mould cacat maka bentuk dari barrel tersebut akan berubah dimana material yang didorong masuk kedalam permukaan mould akan keluar kembali karena cacatnya permukaan mould tersebut. Penyebab : Ventilasi udara kurang Faktor Penyebab : Man, Method, Machine Jika dalam proses injection dimana material yang masuk didorong oleh injector kurang udara. Karena saat permukaan mould menutup untuk membentuk barrel tersebut dan material didorong masuk, seharusnya udara yang berada dalam cetakan keluar kemudian material tersebut masuk untuk menutupi semua cetakan mould. Jika udara tersebut tidak keluar maka material akan menjadi keluar dari cetakan mould sehingga timbullah defect ini.
160
4.
Bubble Cause-and-Effect Diagram for Bubble Material
Man
kurang pemahaman bahan baku lembab
kurang terampil kurang komunikasi
Bubble penyimpanan material kurang baik tidak ada pemeriksaan berkala temperatur terlalu tinggi
Methods
Gambar 4.13 Diagram Cause and Effect Defect Bubble
Bahan baku lembab
Kurang komunikasi dari bag. Produksi ke bag. Warehouse
Pengapian terlalu besar di noozle
Penyimpanan material kurang baik
Temperatur cooling tidak sesuai
Parameter tidak sesuai
Kurang pemahaman
Ventilasi udara (air trap) tidak sesuai
Tidak ada pemeriksaan berkala
Kurang terampil
Temperatur terlalu tinggi
Bubble
Gambar 4.14 Diagram Five Whys Defect Bubble
161
Tabel 4.12 Brainstorming Penyebab Defect Bubble Penyebab : Temperatur yang fluktuatif Faktor Penyebab : Man, Method Dalam proses injection temperature/suhu dari pengapian dalam nozzle juga sangat penting. Dimana jika dalam proses pengapian yang terlalu tinggi dapat menyebabkan material tersebut menjadi terlalu lunak. Dan pada saat injector mendorong material kedalam core untuk dicetak dan kemudian dilepas oleh ejector permukaan dari barrel menjadi berubah bentuk karena kurangnya bahan. Penyebab : Cacat pada permukaan mould Faktor Penyebab : Man, Method, Machine Permukaan mould yang sudah cacat juga dapat membuat defect ini terjadi. Dimana pada saat proses injection berlangsung jika permukaan mould cacat maka bentuk dari barrel tersebut akan berubah dimana material yang didorong masuk kedalam permukaan mould akan keluar kembali karena cacatnya permukaan mould tersebut. Penyebab : Ventilasi udara kurang Faktor Penyebab : Man, Method, Machine Jika dalam proses injection dimana material yang masuk didorong oleh injector kurang udara. Karena saat permukaan mould menutup untuk membentuk barrel tersebut dan material didorong masuk, seharusnya udara yang berada dalam cetakan keluar kemudian material tersebut masuk untuk menutupi semua cetakan mould. Jika udara tersebut tidak keluar maka material akan menjadi keluar dari cetakan mould sehingga timbullah defect ini.
162
5.
Flow Mark Cause-and-Effect Diagram for Flow Mark Man
kurang terampil
Flow Mark parameter tidak sesuai pressure yang tinggi
Methods
Gambar 4.15 Diagram Cause and Effect Defect Flow Mark
Jumlah padatan material kurang
Parameter tidak sesuai
Flow Mark
Pressure terlalu tinggi
Gambar 4.16 Diagram Five Whys Defect Flow Mark
Kurang terampil
163
Tabel 4.13 Brainstorming Penyebab Defect Flow Mark Defect : Flow Mark Penyebab : Jumlah padatan material kurang Faktor Penyebab : Man, Method Defect ini disebabkan karena kurangnya material/kurang padat yang masuk kedalam mould sehingga timbullah gelombang (seperti kempot). Dimana pada saat injector mendorong material yang telah dileburkan masuk kedalam cetakan mould, padatan material yang kurang tersebut tidak memenuhi seluruh cetakan mould sehingga timbulah defect ini. Pressure dari mesin yang terlalu tinggi membuat material yang masuk tidak sesuai kompisisi yang telah ditentukan
4.2.6.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Tabel 4.14 FMEA Defect Flash Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
D
Kegagalan
Kegagalan Operator
Pengawasan
Material yang
kurang
dan
pelatihan
didorong oleh
terampil
oleh
bagian
dalam
Produksi yang
pengaturan
lebih
kecepatan
berpengalaman
Pressure Flash
Pengendalian Modus
material
8 injector
terlalu tinggi berlebihan
7
6
336
164
Tabel 4.14 FMEA Defect Flash (Lanjutan) Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
Modus
O D
Kegagalan
Kegagalan
Celah longgar pada
9
7
6
378
Material yang didorong oleh
sudah
pada
mesin
aus/cacat dan terutama
terampil
keluar dari
dalam
cetakan mould
yang Pengawasan
kurang
injector
Permukaan
Mesin
operator yang pada cetakan
mould
Flash
Pengendalian
mendesain 8
5
6
240
cetakan
mould miring mould
mould. Melakukan pemahaman pada operator dalam perbaikan mould.
Material
Parameter
Pembuatan
terlalu lunak
dan
standar waktu
spesifikasi
settingan dan
Temperatur dalam proses
8
5
6
240
tidak sesuai injection
material tidak temperatur sesuai
mesin.
165
Tabel 4.15 FMEA Defect Scratch Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Pengendalian Modus
D
Kegagalan
Kegagalan
Kontaminasi 7
6
5
210
logam berat
Mesin
yang Pengawasan
sudah
pada
mesin
aus/cacat dan terutama pada operator yang cetakan mould. kurang
Melakukan
Barrel terampil
pemahaman
bersentuhan Mould (pin Scratch
core) sudah aus/cacat
dalam
pada operator
dengan benda lain pada saat
7
5
5
175
settingan mould
dalam dan
proses mendesain injection
perbaikan mould.
cetakan 9 Desain cetakan tidak sesuai
8
7
504
mould. Serta perbaikan cetakan kurang baik.
Dilakukan pemeliharaan berkala
dan
dilakukan trial.
166
Tabel 4.16 FMEA Defect Short Mould Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Modus
D
Kegagalan
Kegagalan
Pemberian material yang
Pengendalian
7
7
6
294
kurang
Kurang
Pengawasan
terampilnya
yang dilakukan
dan
pada
material
pengawasan
yang
akan
operator
digunakan
dalam
serta
pengaturan
melakukan
parameter
settingan pada
Kurangnya pembentukan material yang Pressure Short
yang terlalu
Mould
tinggi
akan dicetak serta proses
7
5
5
175
dalam mesin parameter pengapian dan
pressure untuk
pemberian
melakukan
material.
injection. Dan
yang tidak stabil 6 Temperatur yang fluktuatif
5
6
180
juga
dalam
settingan temperature.
167
Tabel 4.16 FMEA Defect Short Mould (Lanjutan) Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Modus
D
Kegagalan
Kegagalan Pemakaian
Dilakukan
mesin yang
pemeliharaan
terlalu sering
dan perbaikan
dan juga
secara berkala
tidak adanya
dan melakukan
Pembentukan
pemeriksaan
pelatihan
material
berkala
untuk
menjadi tidak
terhadap
pemahaman
maksimal
cetakan dan
operator dalam
permukaan
proses
mould
perbaikan
Cacat pada permukaan
9
7
6
378
mould
Short Mould
Kurangnya ventilasi 6 udara dalam cetakan
Pengendalian
3
4
72
tersebut.
168
Tabel 4.17 FMEA Defect Bubble Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Modus
D
Kegagalan
Kegagalan Kurangnya
Melakukan
pemahaman
pemahaman
operator
terhadap
dalam
operator dan
Membuat
settingan
pelatihan oleh
material
parameter
bagian produk
menjadi
mesin akan
yang lebih
terlalu lunak
suhu serta
berpengalaman
dan suhu
penyimpanan
.
menjadi tidak
material yang
homogen
kurang baik
Temperatur 8
6
6
288
terlalu tinggi
Bubble
Temperatur cooling tidak
Pengendalian
dan tidak 5
3
5
75
sesuai.
Membuat standar settingan temperatur
sesuai untuk setiap material
169
Tabel 4.17 FMEA Defect Bubble (Lanjutan) Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Modus
D
Kegagalan
Ventilasi Bubble
udara tidak sesuai
Pengendalian
Kegagalan Kurang
Melakukan
Terdapat
terampil dan
pelatihan bagi
gelembung
kurang
operator oleh
udara pada
pemahaman
bagian
saat proses
operator
produksi yang
pencetakan
dalam
berpengalaman
dan material
memperbaiki
.
tidak
7
5
4
140
dan
memenuhi
melakukan
seluruh
setting
permukaan
permukaan
mould
mould
Dilakukan pemeriksaan berkala terhadap setiap komponen mould.
170
Tabel 4.18 FMEA Defect Flow Mark Efek
Sebab
Nilai
Modus Potensial CTQ
Potensial
Kegagalan
RPN Modus
Potensial
S
O
Pengendalian Modus
D
Kegagalan
Kegagalan Melakukan Parameter
Jumlah
Barrel tidak
padatan
berbentuk
material
sempurna
padatan material yang 8
5
6
240
akan
masuk
pemeriksaan dan trial dalam setiap
proses
injection.
kedalam kurang hopper kurang.
Membuat standar parameter.
Flow Mark
Kurang
Melakukan
termapilnya
pelatihan
operator
terhadap
dalam
operator akan
settingan
settingan
kecepatan
kecepatan
Barrel Pressure material terlalu tinggi
menjadi penyok
7
6
8
336
(seperti kempot) pressure yang mesin. tidak sesuai
171
4.2.7.
Usulan Perbaikan Usulan perbaikan difokuskan pada penyebab – penyebab defect dengan nilai RPN yang dominan yang ada pada setiap jenis defect. Sehingga penyelesaian masalah diharapkan dapat diutamakan pada penyebab – penyebab modis kegagalan yang dominan. Berikut tabel dari failures dengan nilai RPN yang dominan beserta action untuk usulan perbaikannya. Tabel 4.19 Usulan Perbaikan pada Setiap Modus Kegagalan Failures
Actions
Pressure dari mesin menuju nozzle Pembuatan standar operasi tekanan terlalu tinggi Permukaan mould
dari pressure. yang miring Pengawasan pada mesin terutama
sehingga membuat celah longgar pada cetakan mould serta melakukan pada mulut mould.
pemeriksaan berkala pada permukaan mould.
Temperatur yang tidak stabil (naik Mengkomunikasikan atau turun)
keadaan
temperatur agar temperature sesuai dengan
spesifikasi
material
yang
ditentukan. Kontaminasi logam berat akibat Mebuat standar posisi dari mould settingan moulding yang salah
yang tepat agar tidak terjadi benturan yang membuat cacat pada produk.
172
Tabel 4.19 Usulan Perbaikan pada Setiap Modus Kegagalan (Lanjutan) Failures
Actions
Mould (pin core) sudah aus/cacat Pemberian pelumas yang teratur serta karena terlalu sering digunakan
melakukan pemeriksaan berkala dan trial
pada
awal
proses
untuk
pencegahan produk cacat. Desain dari cetakan mould tidak Dilakukan sesuai dengan spesifikasi
pemahaman
terhadap
operator dalam perbaikan cetakan mould
yang
salah
serta
sesuai
dari
bagian
spesifikasi. Pemberian/padatan material yang Mengkomunikasikan
kurang pada saat material masuk ke produksi ke bagian warehouse serta pemahaman terhadap operator untuk
dalam hopper
pengawasan material. Serta membuat standar dari komponen material yang akan diproduksi Kurangnya dalam mould
ventilasi
(air
trap) Melakukan pemeriksaan berkala pada mould serta meberikan pemahaman kepada operator untuk melakukan pengawasan produksi.
pada
awal
proses
173
Pembuatan standar operasi kerja pada operator Pembuatan standar operasi kerja ini dibuat agar setiap operator mengetahui job desk mereka terutama dalam settingan dan parameter dari mesin. Dimana di OneJect sendiri dalam tiap shift hanya mempunyai satu operator yang hanya mengontrol kerja tiap mesin, oleh karena itu perlu dilakukan pemahaman juga untuk operator dalam pengawasan terhadap mesin. Sehingga parameter yang telah di-setting dapat sesuai dengan spesifikasi material tersebut. Pengecekan berkala terhadap setiap komponen – komponen moulding Dimana komponen – komponen utama dari mould itu sendiri diantaranya : hopper, pressure, nozzle, injector, core, pin core, ejector dan cooling. Oleh karena itu perlu dibuat suatu standar pemeriksaan berkala sehingga setiap kerja mesin dapat bekerja dengan optimal. Serta komponen – komponen pendukung seperti pelumas untuk diberikan pada pincore sebagai cetakan yang sering digunakan dan mengalami gesekan yang sering harus sering diperhatikan. Ventilasi (air trap) juga harus diperhatikan karena udara yang berada cetakan mould, karena dapat membuat cacat short mould. Penyesuaian speed produksi, temperatur nozzle, temperatur cooling dan kecepatan pressure sesuai dengan jenis produk
174
Membuat standar parameter mulai dari speed produksi, temperatur nozzle dan cooling serta kecepatan pada pressure material yang tepat susai dengan spesifikasi produk. Speed produksi yang terlalu cepat dapat menimbulkan scratch dan flash pada permukaan body barrel. Dimana kecepatan produksi yang terlalu tinggi juga dapat membuat temperatur material pada noozle menjadi turun sehingga pada saat injector mendorong material ke dalam core dapat menyebabkan berbagai defect pada barrel tersebut. Begitu juga temperatur pada cooling, jika temperatur cooling tidak sesuai dengan spesifikasi material maka barrel pada saat pencetakan tidak terbentuk dengan maksimal. Oleh karena itu keempat variabel tersebut perlu dilakukan penyesuaian satu sama lain dengan melihat dari spesifikasi material serta kemampuan mesin agar dapat menghasilkan produk yang baik. Dibutuhkan juga kerja sama dari pihak warehouse, produksi serta operator untuk bisa mengkomunikasikan setiap proses yang dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Memberikan pemahaman terhadap operator mengenai kualitas dengan training Pemberian pemahaman terhadap operator dapat dilakukan dengan training oleh pihak yang terkait yang berpengalaman. Dimana dalam training tersebut operator dijelaskan mengenai masalah – masalah kualitas produk yang berpengaruh besar pada perusahaan dan pada operator itu sendiri. Dimana dalam training tersebut operator diberikan
175
pengertian bahwa yang bertanggung jawab untuk menjaga kualitas adlah seluruh personil yang bekerja dalam perusahaan. Kemudian juga dijelaskan mengenai prosedur – prosedur kerja yang baik untuk menghasilkan produk yang berkualitas serta standar – standar pengaturan komponen dan penyesuaian pada masing – masing komponen tersebut. Sehingga jika operator tersebut masih kurang berpengalaman, dapat mengerti dengan baik cara kerja proses produksi yang tepat. Penetapan spesifikasi dari material yang telah ditentukan Dimana
dalam
produksi
barrel
ini
bahan
utamanya
adalah
polypropylene tipe R10HO. Perlu dilakukan penyesusaian parameter mesin dengan spesifikasi dari material tersebut. Dimana dalam proses peleburan bahan baku terkadang settingan mesin dengan material tidak sesuai, mulai dari tekanan angin, temperatur di nozzle sampai pada cetakan mould. Oleh karena perlu dilakukan penetapan spesifikasi dari material tersebut sehingga dapat disesuaikan dengan parameter mesin moulding.
4.2.8.
Peningkatan Kualitas Melalui FMEA Pembuatan FMEA pertama kali dilakukan pada saat melakukan analisa terhadap
keadaan
yang
telah
ada,
menghasilkan
pengendalian
–
pengendalian untuk perbaikan proses. Setelah usulan – usulan perbaikan dilakukan diharapkan akan menghasilkan suatu keadaan yang lebih baik
176
daripada sebelumnya. Oleh karena itu FMEA harus diupdate berupa severity, occurance dan detection setelah tindakan perbaikan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tindakan perbaikan yang dilakukan. Jika tidak terjadi perubahan pada RPN maka harus dipikirkan tindakan lanjut perbaikan. Pembuatan FMEA harus dilakukan secara berlanjut dimana pengawasa terhadap kesalahan – kesalahan yang terjadi pada proses harus terus menerus dilakukan dan ditanggulangi. Semakin kecil RPN yang dihasilkan maka akan semakin baik proses yang telah dijalankan.
4.2.9.
Peningkatan Kualitas Melalui Control Chart Pengendalian kualitas secara statistikal juga harus selalu dilakukan secara berlanjut untuk mengetahui apakah kualitas produk yang dihasilkan masih berada dalam pengendalian statistikal atau tidak. Diharapkan setelah perbaikan – perbaikan telah dilakukan akan kualitas produk yang dihasilkan harus
dibandingkan
dengan
keadaan
sebelumnya
untuk
dilakukan
peningkatan perbaikannya. Peta Kendali P Pengendalian tingkat defect tersebut dilakukan dengan data tingkat defect terhadap jumlah produksi yang merupakan data atribut dan mempunyai jumlah sampel yang berbeda pada setiap percobaan sehingga digunakan peta kendali P ini.
177
4.2.10.
Simulasi Peningkatan Nilai Sigma Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa peningkatan yang dapat diberikan dengan usulan perbaikan yang telah dilakukan. Penerapan usulan perbaikan dan pengendalian kualitas yang dilakukan menggunakan tools – tools yang telah dilakukan sebelumnya diharapkan dapat menurunkan nilai dari DPMO produk sekitar 10% hingga 90%, dimana penurunan nilai DPMO akan meningkatkan nilai dari level sigma.
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma
No
Jumlah
Jumlah
Sampel
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
1
192
67
60,3
53,6
46,9
40,2
33,5
26,8
20,1
13,4
6,7
2
192
40
36
32
28
24
20
16
12
8
4
3
192
57
51,3
45,6
39,9
34,2
28,5
22,8
17,1
11,4
5,7
4
192
43
38,7
34,4
30,1
25,8
21,5
17,2
12,9
8,6
4,3
5
224
45
40,5
36
31,5
27
22,5
18
13,5
9
4,5
6
192
68
61,2
54,4
47,6
40,8
34
27,2
20,4
13,6
6,8
7
192
34
30,6
27,2
23,8
20,4
17
13,6
10,2
6,8
3,4
8
224
23
20,7
18,4
16,1
13,8
11,5
9,2
6,9
4,6
2,3
9
192
41
36,9
32,8
28,7
24,6
20,5
16,4
12,3
8,2
4,1
10
160
56
50,4
44,8
39,2
33,6
28
22,4
16,8
11,2
5,6
11
160
51
45,9
40,8
35,7
30,6
25,5
20,4
15,3
10,2
5,1
12
192
60
54
48
42
36
30
24
18
12
6
13
192
32
28,8
25,6
22,4
19,2
16
12,8
9,6
6,4
3,2
14
224
77
69,3
61,6
53,9
46,2
38,5
30,8
23,1
15,4
7,7
178
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma (Lanjutan)
No
Jumlah
Jumlah
Sampel
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
15
224
27
24,3
21,6
18,9
16,2
13,5
10,8
8,1
5,4
2,7
16
224
38
34,2
30,4
26,6
22,8
19
15,2
11,4
7,6
3,8
17
192
38
34,2
30,4
26,6
22,8
19
15,2
11,4
7,6
3,8
18
192
29
26,1
23,2
20,3
17,4
14,5
11,6
8,7
5,8
2,9
19
256
78
70,2
62,4
54,6
46,8
39
31,2
23,4
15,6
7,8
20
256
21
18,9
16,8
14,7
12,6
10,5
8,4
6,3
4,2
2,1
21
192
52
46,8
41,6
36,4
31,2
26
20,8
15,6
10,4
5,2
22
224
81
72,9
64,8
56,7
48,6
40,5
32,4
24,3
16,2
8,1
23
224
39
35,1
31,2
27,3
23,4
19,5
15,6
11,7
7,8
3,9
24
192
28
25,2
22,4
19,6
16,8
14
11,2
8,4
5,6
2,8
25
192
36
32,4
28,8
25,2
21,6
18
14,4
10,8
7,2
3,6
26
192
17
15,3
13,6
11,9
10,2
8,5
6,8
5,1
3,4
1,7
27
256
24
21,6
19,2
16,8
14,4
12
9,6
7,2
4,8
2,4
28
256
65
58,5
52
45,5
39
32,5
26
19,5
13
6,5
29
256
37
33,3
29,6
25,9
22,2
18,5
14,8
11,1
7,4
3,7
30
192
12
10,8
9,6
8,4
7,2
6
4,8
3,6
2,4
1,2
31
192
26
23,4
20,8
18,2
15,6
13
10,4
7,8
5,2
2,6
32
224
69
62,1
55,2
48,3
41,4
34,5
27,6
20,7
13,8
6,9
33
224
25
22,5
20
17,5
15
12,5
10
7,5
5
2,5
34
160
74
66,6
59,2
51,8
44,4
37
29,6
22,2
14,8
7,4
35
192
28
25,2
22,4
19,6
16,8
14
11,2
8,4
5,6
2,8
36
192
36
32,4
28,8
25,2
21,6
18
14,4
10,8
7,2
3,6
37
192
41
36,9
32,8
28,7
24,6
20,5
16,4
12,3
8,2
4,1
38
224
90
81
72
63
54
45
36
27
18
9
179
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma (Lanjutan)
No
Jumlah
Jumlah
Sampel
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
39
192
36
32,4
28,8
25,2
21,6
18
14,4
10,8
7,2
3,6
Total
8032
1741
1566,9
1392,8
1218,7
1044,6
870,5
696,4
522,3
348,2
174,1
DPMO
21675,8
19508,2
17340,6
15173,1
13005,5
10837,9
8670,32
6502,74
4335,16
2167,58
Nilai Sigma
3,520
3,564
3,612
3,666
3,726
3,796
3,879
3,984
4,125
4,353
Berdasarkan hasil simulasi diatas dapat dilihat tingkat defect yang menurun yang memberikan dampak nilai dari DPMO yang menurun dan kenaikan dari nilai sigma. Setelah dilakukan brainstorming dengan pihak perusahaan yaitu bagian QC dan bagian produksi, berdasarkan usulan – usulan perbaikan yang dikemukakan diperoleh peningkatan pengendalian kualitas yang mungkin dicapai sekitar 20% - 50%. Dimana peningkatan tersebut dapat dicapain dengan usulan perbaikan pada faktor Method, Man, Machine, Material. Method > Man > Machine > Material
180
4.3.
Analysis Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas PT. OneJect
4.3.1.
Analisis Sistem Berjalan PT. OneJect merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alat suntik dari berbagai jenis ukurannya. Dimana alat suntik biasanya digunakan pada rumah – rumah sakit, klinik kedokteran, dll. Oleh karena itu keamanan dan kualitas produk tersebut sangat diutamakan bagi konsumen. Dimana kualitas tersebut dapat diwujudkan dengan memenuhi spesifikasi standar dari pengendalian suntikan tersebut. Walaupun OneJect telah mempunyai sistem yang baik dalam proses bisnisnya, namun dalam proses pengendalian kualitas masih menggunakan sistem manual. Dimana semua data yang didapatkan dalam bentuk lembaran kertas (inspection sheet) yang diisi secara manual oleh operator. Operator QC akan mengisi inspection sheet dalam sebuah kertas dengan format yang telah ditentukan begitu juga oleh operator QA. Kemudian dari data tersebut akan dibuat rangkuman dalam untuk dibuatkan laporan mingguan dan bulanan dengan menggunakan Microsoft Excel dan di-print sebagai bahan rapat/meeting dengan pihak manajemen Manager QC/QA. Selain itu OneJect belum menerapkan proyek Six Sigma (DMAIC) dalam melakukan proses pengendalian kualitasnya, sehingga proses pengendalian kualitasnya belum terstruktur. Dimana proses analisa dari pengendalian kualitasnya dilakukan oleh satu orang supervisor dari bagian QC dengan bantuan software statistic dalam bentuk diagram (Tabel, Pie Chart dan
181
Histogram). Kemudian data tersebut disimpan dalam bentuk hardcopy dalam sebuah map yang disusun sebuah rak sebagai bahan analisa selanjutnya.
2. Data Jenis – Jenis Produk
1. Data Produk
Staff QA Produksi
Staff QC
4. Laporan Inspeksi Harian QC 3. Laporan Inspeksi Harian
5. Laporan Inspeksi Mingguan 6. Laporan Inspeksi Bulanan
Supervisor QC
Manager QC/QA
7. Laporan Hasil Statistik
Gambar 4.17 Rich Picture Sistem Berjalan
4.3.2.
The Task
4.3.2.1.
Purpose Pengendalian kualitas merupakan salah satu aktivitas yang penting dan utama dalam proses produksi PT.OneJect. Dimana sistem informasi diperlukan
untuk
menunjang proses
pengendalian
kualitas
dengan
menggunakan tools – tools pengendalian kualitas secara lebih efektif. Sistem ini bertujuan untuk dapat menghasilkan informasi – informasi yang dibuthkan dalam proses pengendalian kualitas perusahaan dengan lebih cepat, lengkap dan akurat agar dapat menghasilkan keputusan yang efektif dan efesien terkait dengan upaya perbaikan proses.
182
4.3.2.2.
System Definition Sistem informasi ini dirancang untuk mendukung proses pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma (DMAIC). Sistem ini berperan dalam penyediaan informasi maupun tools – tools pengendalian kualitas secara statistikal. Gambaran definisi sistem secara keseluruhan dapat disimpulkan dalam kriteria FACTOR berikut : Tabel 4.21 FACTOR Analysis Sistem digunakan untuk mendukung aliran informasi pada proses pengendalian kualitas pada perusahaan Functionality
dan menyediakan tools – tools pengendalian kualitas yang dapat mengolah data – data menjadi informasi untuk mendukung roses pengendalian kualitas secara statistikal maupun perbaikan kualitas. Pengguna sistem ini adalah user yang berkpentingan
Actor
dengan perbaikan kualitas yaitu, bagian QC/QA serta staff dan produksi.
Condition
Pengguna yang akan menggunakan sistem ini sudah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Sistem dapat dijalankan dengan PC, LAN, printer serta server. Dimana untuk setiap client menggunakan
Technology
operating
system
Microsoft
Windows
XP
dan
menggunakan Visual Basic 6.0 untuk aplikasi sistem ini serta Microsoft Access 2000 untuk aplikasi database.
183
Tabel 4.21 FACTOR Analysis (Lanjutan) Produk, Object
Produksi,
Detil_Inspeksi_QC,
Defect,
Inspeksi_QC,
Inspeksi_QA,
Box,
Cause_and_Effect, Five_Why, FMEA Sistem dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh manajemen atas pada departemen QC/QA yang mendukung Responbility
pengambilan
keputusan
dalam
hal
pengendalian dan peningkatan kualitas. Dimana sistem ini
memberikan
informasi
mengenai
batas
pengendalian statistical produk defect serta analisis – analisis yang dibuat untuk perbaikan pada proses produksi
4.3.2.3.
Context
4.3.2.3.1. Problem Domain Berdasarkan gambaran dari sistem yang sedang berjalan, maka dibuatlah perubahan pada sistem pengendalian kualitas usulan untuk OneJect. Berikut ini gambar dari rich picture yang diusulkan beserta penjelasannya.
184
13. Hasil Analisis (Cause and Effect Analysis, Five Why) 12. Control Chart Dan Diagram PAreto 14. Rekomendasi Perbaikan (FMEA) 1. Data Produk 11. Definisi Proyek 7. Laporan Inspeksi QC Harian 8. Laporan Inspeksi QA Harian 9. Laporan Inspeksi QC Bulanan 2. Data Produksi 10. Laporan Inspeksi QA Bulanan
3. Data Jenis Defect 6. Data Hasil Inspeksi QA 4. Data Hasil Inspeksi QC 5. Data Box
Gambar 4.18 Rich Picture Sistem Quality Control Usulan 1.
Sistem dimulai dengan pendataan jenis – jenis produk yang akan diproduksi beserta karakteristiknya sebagai informasi untuk proses inspeksi.
2.
Selain itu juga, data produksi juga didata dalam setiap harinya per shift oleh staff bagian produksi. Dimana data produksi terdapat informasi mengenai produk yang diproduksi, shift, line produksi, kecepatan produksi serta jumlah produk yang dihasilkan.
3.
Staff bagian QC akan melakukan pendataan mengenai jenis – jenis defect yang terjadi sebelumnya dalam database defect, dimana akan
185
terdapat penyebab – penyebab utama dari setiap jenis defect yang pernah terjadi. Dan setiap inpeksi yang didata akan dicetak sebagai laporan kepada manager QC. 4.
Setelah itu dilanjutkan dengan mendata setiap jenis defect apa saja yang terjadi selama proses inspeksi oleh staff QC. Dimana akan didata jumlah dari setiap defect yang muncul pada shift produksi tersebut.
5.
Dimana dari setiap shift unit produksi akan letakkan pada box yang terdapat pada setiap line produksi. Jika dalam satu box sudah memenuhi kapasitas yang telah ditentukan, maka bagian QA akan melakukan pendataan jumlah dalam box yang dihasilkan dalam satu shift dan line produksi. Kemudian dibuat laporan kepada manager QC.
6.
Berdasarkan data jumlah dalam satu box yang telah didata, kemudian akan dilakukan inspeksi dengan mengambil sejumlah sampel dari box tersebut untuk didata jumlah dan jenis defect yang terjadi pada setiap box untuk menentukan box tersebut direlease atau tidak.
7.
Dari hasil inspeksi QC akan dicetak laporan untuk manager QC.
8.
Dari hasil Inspeksi QA juga akan dicetak laporan untuk manager QC.
9.
Pada setiap bulannya berdasarkan data hasil dari inspeksi QC akan dibuat laporan bulanan.
10. Pada setiap bulannya berdasarkan data hasil dari inspeksi QA akan dibuat laporan bulanan. 11. Berdasarkan laporan harian dan laporan bulanan, manager QC dapat menetukan proyek Six Sigma (DMAIC) yang akan dilakukan dengan
186
mendefinisikan proyek. Sumber data yang digunakan untuk analisis dapat berasal dari data inspeksi QC maupun inspeksi QA. 12. Berdasarkan definisi sistem yang dilakukan oleh manajer QC, supervisor akan membuat control chart untuk menentukan pengendalian kualitas dan diagram pareto untuk menentukan jenis defect yang dominan dan kemudian akan dianalisa. 13. Kemudian akan dilanjutkan dengan penganalisaan penyebab defect dengan diagram Cause and Effect dan Five Why oleh supervisor QC. Hasil dari analisis yang dilakukan akan disimpan sebagai bahan analisis untuk proyek selanjutnya. 14. Berdasarkaan hasil dari analisis akan dibuat pengendalian oleh manager QC dengan tabel FMEA terhadap setiap jenis defect yang muncul, yang diharapkan dengan menerapkan pengendalian kualitas tersebut jumlah defect dapat berkurang.
4.3.2.3.2. Application Domain Sistem informasi pengendalian kualitas pada PT. OneJect akan digunakan oleh divisi Quality Control dan Quality Assurance untuk mendukung proses pengendalian kualitas yang menjuju ke arah six sigma.
187
Tabel 4.22 User dari Sistem Staff Produksi
Menggunakan sistem ini untuk medata setiap data produksi yang terjadi serta data jenis – jenis produk yang pernah diproduksi dengan spesifikasi masing masing
Staff QC
Mendata setiap jenis defect yang pernah terjadi beseta karakteristik dan penyebab utamanya, mendata setiap hasil inspeksi pada produk per shift yang dilakukan oleh bagian QC serta membuat laporan harian dan bulanan sebagai analisis pengendalian kualitas
Staff QA
Mendata setiap box yang telah melewati proses inspeksi QC, mendata setiap hasil inspeksi pada box per shift yang yang dilakukan oleh bagian QA serta membuat laporan
harian
dan
bulanan
sebagai
analisis
pengendalian kualitas Supervisor QC
Membuat control chart dan pareto diagram berdasarkan hasil dari inspeksi QC atau inspeksi QA, menganalisa penyebab terjadinya defect sesuai dengan faktor – factor penyebab dengan membuat Cause and Effect Diagram. Menganalisa akar penyebab yang terjadi dengan menggunakan diagram Five Why.
Manager QC
Melihat
data
histori
yang
berhubungan
dengan
pengendalian kualitas dan menggunakan sistem untuk mendefinisikan proyek Six Sigm (DMAIC) dan menganalisa penyebab
potensial dan
pengendalian
dapat
yang
menggunakan tabel FMEA
menentukan
dilakukan
dengan
188
4.3.3.
Problem Domain
4.3.3.1.
Cluster Terdapat 7 buah cluster untuk melakukan pengelompokan class- class pada class diagram yaitu : cluster produk, cluster produksi, cluster defect, cluster inspeksi QC, cluster inspeksi QA, cluster analisis dan cluster proyek.
<
> Produk Produk
Gambar 4.19 Cluster Produk <> Produksi Produksi
Gambar 4.20 Cluster Produksi
189
<> Defect Defect
Gambar 4.21 Cluster Defect
<> Inspeksi_QC Inspeksi_QC
Gambar 4.22 Cluster Inspeksi QC <> Inspeksi_QA Inspeksi_QA
1
Box
1..*
Gambar 4.23 Cluster Inspeksi QA
190
<> Analisis Cause_and_Effect
Five_Why 1
1
FMEA 1
1
Gambar 4.24 Cluster Analisis
<> Proyek Proyek
Gambar 4.25 Cluster Proyek
4.3.3.2.
Structures Class diagram ini dibuat untuk menunjukan hubungan dari class – class yang terbentuk untuk membuat sistem pengendalian kualitas. Dimana terdapat 10 class yang saling terhubung dengan hubungan asosiasi, yaitu : Produk,
Produksi,
Box,
Inspeksi_QC,
Cause_and_Effect, Five_Why, FMEA dan Proyek
Defect,
Inspeksi_QA,
191
Produksi Produk -Kode_Produk -Nama_Produk -Height -Weight -Diameter -Shape -Capacity
1..* 1
-Kode_Produksi -Kode_produk -Line_Produksi -Shift_Produksi -Speed_Produksi -Capacity_Produksi
Box
1 1..*
1..*
0..*
-Nomor_Box -Quantity_Box -Kode_Inspeksi_QA -Jumlah_Sampel -Kode_Defect -Nama_Defect -Jumlah_Defect_ Per_Box -No_mould -Status
1..1 Defect Inspeksi_QC -Kode_Inspeksi_QC -Kode_produksi -Kode_Defect -Nama_Defect -No_mould -Jumlah_Per_Defect_Produk
0..*
0..*
-Kode_Defect -Nama_Defect -Penyebab_Utama_Defect
1..* 1..1
0..*
Inspeksi_QA
1..*
-Kode_Inspeksi_QA -Kode_Produk
1
1..*
1..*
1
1
FMEA -Kode_FMEA -Kode_Defect -Nama_Defect -Modus_Kegagalan -Efek_Potensial -Sebab_Potensial -Severity -Occurance -Detectbility -Pengendalian
Five_Why
1
1
-Kode_Five_Why -Kode_Defect -Nama_Defect -why1 -why2 -why3 -why4 -why5
Cause_and_Efect 1
1
-Kode_CAE -Kode_defect -Nama_defect -Faktor_penyebab -Penyebab_utama -Penyebab_sekunder -Penyebab_sekunder2
Proyek
1..*
-Kode_Proyek -Nama_Proyek -Kode_produk -Sumber_Data -Masalah_Proyek -Tujuan_Proyek
1
Gambar 4.26 Class Diagram
4.3.3.3.
Event Event – event yang melibatkan suatu class dalam sistem informasi digambarkan dalam suatu event table. Suatu event bisa melibatkan satu atau lebih class. Berikut merupakan event table dari sistem informasi yang dirancang :
192
4.3.3.4.
Proyek
FMEA
Five_Why
+
Mendata_defect
+
Memeriksa_produk
*
Mendata_box
*
*
* *
Memeriksa_box
*
Mengidentifikasi_faktor
+
Menganalisa_penyebab
+
Menganalisa_FMEA
+
Mendefinisi_proyek
Cause_and_Effect
*
Box
Mencatat_data_produksi
Inspeksi_QA
+
Defect
Mendata_produk
Produksi
Events
Produk
Classes
Inspeksi_QC
Tabel 4.23 Event Table
+ *
*
* *
+ +
+ +
+
+
+ +
Classes Produk Class ini merupakan kumpulan data jenis produk yang pernah diproduksi dengan karakteristik produk tersebut. Attribute yang dimiliki class ini meliputi : Kode_produk, Nama_produk, Height, Weight, Shape dan Capacity. Sementara event atau operasi yang melibatkan class ini antara lain : Mendata_produk, Mencatat_data_produksi
+
193
/ Mencatat_data_produksi
/ Mendata_produk available
Gambar 4.27 Statechart Produk
Tabel 4.24 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Produk Events
Attributes
Mendata_produk
Kode_produk Nama_produk Height Weight Diameter Shape Capacity
Mencatat_data_produk
Kode_produk
Class Produksi Class ini merupakan kumpulan data produksi yang dilakukan setiap hari dan setiap shift. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_produksi,
Kode_produk,
Line_produksi,
Shift_produksi,
Speed_produksi, Capacity_produksi. Sementara event yang melibatkan
194
operasi ini antara lain : Mencatat_data_produksi, Memeriksa_produk, Mendata_box / Mendata_box
/ Mencatat_data_produksi
/ Memeriksa_produk Available
Checked
Gambar 4.28 Statechart Produksi
Tabel 4.25 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Produksi Events Mencatat_data_produksi
Attributes Kode_produksi Kode_produk Line_produksi Shift_produksi Speed_produksi Capaacity_produksi
Memeriksa_produk
Kode_produksi Kode_produk
Mendata_box
Kode_produksi Kode_produk
195
Class Defect Class ini merupakan kumpulan data defect yang pernah terjadi selama proses produksi yang dilakukan. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_defect, Nama_defect, Akar_penyebab_defect. Sementara event yang
melibatkan
operasi
Memeriksa_produk,
ini
antara
lain
Memeriksa_box,
:
Mendata_defect,
Mengidentifikasi_faktor,
Menganalisa_penyebab, Menganalisa_FMEA. / Memeriksa_produk
/ Mendata_defect
/ Mengidentifikasi_faktor Available
Identified
/ Memeriksa_box
/ Menganalisa_penyebab
/ Menganalisa_FMEA
Analyzed
Gambar 4.29 Statechart Defect
Tabel 4.26 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Defect Events Mendata_defect
Attributes Kode_defect Nama_defect Penyebab_utama_defect
196
Tabel 4.25 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Defect (Lanjutan) Events
Attributes
Memeriksa_produk
Kode_defect Penyebab_defect
Memeriksa_defect
Nama_defect Penyebab_utama_defect
Mengidentifikasi_faktor
Nama_defect Penyebab_utama_defect
Menganalisa_penyebab
Nama_defect Penyebab_utama_defect
Menganalisa_FMEA
Nama_defect Penyebab_utama_defect
Class Inspeksi QC Class ini merupakan kumpulan data – data inspeksi QC yang dilakukan pada inspeksi produk yang dilakukan. Class ini memiliki attributes antara
lain
:
Kode_inspeksi_QC,
Kode_defect,
No_mould,
Jumlah_per_defect_produk.
melibatkan
operasi
ini
antara
lain
Sementara :
Nama_defect, event
yang
Memeriksa_produk,
Mengidentifikasi_faktor, Mendata_box, Mendefinisi_proyek
197
/ Mendata_box
/ Memeriksa_produk
/ Mendefinisi_proyek Checked
/ Mengidentifikasi_faktor
.
Gambar 4.30 Statechart Inspeksi QC
Tabel 4.27 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Inspeksi QC Events Memeriksa_produk
Attributes Kode_inspeksi_QC Kode_defect Nama_defect No_mould Jumlah_per_defect_produk
Mengidentifikasi_faktor
Nama_defect Jumlah_per_defect_produk
Mendata_box
Kode_inspeksi_QC
Mendefinisi_proyek
Kode_inspeksi_QC Nama_defect Jumlah_per_defect_produk
198
Class Inspeksi QA Class ini merupakan kumpulan data – data inspeksi QA yang dilakukan pada inspeksi produk yang dilakukan. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_inspeksi_QA, Kode_produk. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain : Mendata_box, Memeriksa_box.
/ Mendata_box
/ Memeriksa_box Available
[Released] Checked
[Hold]
. Gambar 4.31 Statechart Inspeksi QA
Tabel 4.28 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Inspeksi QA Events
Attributes
Mendata_box
Kode_inspeksi_QA
Memeriksa_box
Kode_inspeksi_QA
Class Box Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai box yang ada selama proses produksi dan peorses inpseksi QC. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_inspeksi_QA, Kode_box, Quantity_box, Jumlah_sampel, Kode_defect, Nama_defect, Jumlah_per_defect_box,
199
No_mould, Status. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain : Memeriksa_box, Mengidentifikasi_faktor, Mendefinisi_proyek.
/ Mengidentifikasi_faktor
/ Memeriksa_box
/ Mendefinisi_proyek Checked [Released] [Hold]
[Released] Double_checked
. Gambar 4.32 Statechart Box
Tabel 4.29 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Box Events Memeriksa_box
Attributes Kode_inspeksi_QA Kode_box Quantity_box Jumlah_sampel Kode_defect Nama_defect Jumlah_per_defect_box No_mould, Status
200
Tabel 4.29 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Box (Lanjutan) Events
Attributes
Mengidentifikasi_faktor
Nama_defect Jumlah_per_defect_box
Mendefinisi_proyek
Kode_inspeksi_QA Nama_defect Jumlah_per_defect_box
Class Cause and Effect Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis penyebab defect. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_CAE, Kode_defect,
Nama_defect,
Faktor_penyebab,
Penyebab_utama,
Penyebab_sekunder, Penyebab_sekunder2. Sementara event yang melibatkan
operasi
ini
antara
lain
:
Mengidentifikasi_faktor,
Menganalisa_penyebab.
/ Mengidentifikasi_faktor
/ Menganalisa_penyebab Identified
. Gambar 4.33 Statechart Cause and Effect
201
Tabel 4.30 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Cause and Effect Events
Attributes
Mengidentifikasi_faktor
Kode_defect Nama_defect Faktor_penyebab Penyebab_utama Penyebab_sekunder Penyebab_sekunder2
Menganalisa_penyebab
Penyebab_utama Penyebab_sekunder Penyebab_sekunder2
Class Five Why Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis penyebab defect dengan masing – masing akar penyebabnya. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_five_why, Kode_defect, Nama_defect, why1, why2, why3, why4, why5. Sementara event yang melibatkan
operasi
ini
antara
lain
:
Menganalisa_penyebab,
Menganalisa_FMEA. / Menganalisa_penyebab
/ Menganalisa_FMEA Analyzed
. Gambar 4.34 Statechart Five Why
202
Tabel 4.31 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Five Why Events Menganalisa_penyebab
Attributes Nama_defect why1 why2 why3 why4 why5
Menganalisa_FMEA
why1 why2 why3 why4 why5
Class FMEA Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis penyebab defect dengan pengendalian yang dapat dilakukan untuk setiap jenis defect. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_FMEA,
Kode_defect,
Nama_defect,
Modus_kegagalan,
Efek_potensial, Sebab_potensial, Severity, Occurance, Detectbility, Pengendalian. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain : Menganalisa_FMEA, Mendefinisi_proyek
203
/ Menganalisa_FMEA
/ Mendefinisi_proyek Analyzed
. Gambar 4.35 Statechart FMEA
Tabel 4.32 Keterengan Behavioral Pattern dari Class FMEA Events
Attributes
Menganalisa_FMEA
Nama_defect Modus_kegagalan Efek_potensial Sebab_potensial Severity, Occurance Detectbility Pengendalian
Mendefinisi_proyek
Pengendalian
Class Proyek Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai proyek DMAIC yang pernah dilakukan. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_Proyek,
Nama_proyek,
Sumber_data,
Masalah_proyek,
Tujuan_proyek. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain : Mendefinisi_proyek
204
/ Mendefinisi_proyek Defined
. Gambar 4.36 Statechart Proyek
Tabel 4.33 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Proyek Events Mendefinisi_proyek
Attributes Kode_Produk Kode_inspeksi_QC Kode_inspeksi_QA Kode_proyek Nama_proyek Sumber_data Masalah_proyek Tujuan_proyek
4.3.4.
Application Domain
4.3.4.1.
Usage
4.3.4.1.1. Overview Terdapat 5 aktor dalam sistem pengendalian kualitas pada PT OneJEct. Berikut ini adalah actor table yang menjelaskan setiap actor dengan jawab masing – masing pada sistem :
205
Mendata jenis produk
V
Mendata efektivitas produk
V
Mendata jenis defect produk
Manager QC
Supervisor QC
Staff QA
Staff QC
Staff Produksi
Tabel 4.34 Actor Table
V
Mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan bulananQC Mendata box
V
V
Mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan
V
bulanan QA Melihat data bulanan inspeksi
V
QC Melihat data bulanan inspeksi
V
QA Mendefinisi dan mencetak
V
proyek Membuat control chart dan
V
menghitung nilai sigma Membuat diagram pareto
V
Membuat cause and effect
V
diagram Membuat diagram Fivewhy
V
206
Manager QC
Supervisor QC
Staff QA
Staff QC
Staff Produksi
Tabel 4.34 Actor Table (Lanjutan)
Membuat tabel FMEA dan
V
menghitung nilai RPN
Peranan setiap actor dalam sistem akan dijelaskan pada actor specification berikut : Tabel 4.35 Actor Specification Actor
Purpose Orang
yang
pendataan Staff
Characteristic
melakukan Staff produksi harus menginput
tentang
data semua data jenis produk yang
produk dan proses produksi.
pernah diproduksi oleh OneJect dan data produksi setiap jenis
Produksi
produk yang dilakukan setiap shift setiap harinya. Staff QC
Orang
yang
pendataan,
melakukan Staff QC harus menginput semua pembuatan jenis defect yang pernah terjadi,
laporan harian dan bulanan mendata inspeksi inspeksi QC
menentukan
QC
dengan
produk
yang
dianggap defect dan menghitung
207
jumlah defect yang terjadi setiap jenis dalam setiap shift dan setiap harinya. laporan
Kemudian inspeksi
membuat
harian
dan
bulanan Staff QA
Orang
yang
melakukan Staff QA harus menginput data
pembuatan control chart dan box yang telah diseleksi melalui diagram pareto pada proyek inspeksi dari proses produksi yang six sigma serta bertanggung telah
melewati
jawab dalam pendataan box Kemudian
inspeksi
staff
QA
QC. juga
serta melakukan pendataan melakukan inspeksi dimana setiap inspeksi QA. Dan membuat box akan diambil sejumlah sampel laporan inspeksi harian dan dan dihitung jumlah defect tiap bulanan.
jenisnya.
Kemudian
laporan
harian
membuat
QA
yang
menjelaskan box yang lolos dari inspeksi QA dan membuat laporan bulanan sebagai bahan analisis pengendalian kualitas.
208
Supervisor
Orang
yang
QC
jawab
dalam
bertanggung Supervisor QC berperan dalam menganalisa melakukan
analisa
penyebab
penyebab terjadinya defect terjadinya defect pada masing – melalui diagram cause and masing jenis defect berdasarkan effect dan diagram fivewhy
faktor – faktor dalam diagram cause
and
effect,
kemudian
melakukan analisa akar penyebab masalah dalam diagram fivewhy. Sebagai
bahan
analisis
pengendalian kualitas, membuat diagram pareto dan control chart yang akan dianalisis oleh manager QC. Manager
Orang
yang
bertanggung Manager QC berperan dalam
QC
jawab
dalam
pengambilan pengambilan keputusa mengenai
keputusan
pengendalian perbaikan kualitas baik dalam
kualitas secara keseluruhan proses
produksi
yang
akan
dan mendefinisi proyek six dilakukan berdasarkan digram – sigma yang akan dilakukan diagram statistic yang dibuat dan dan membuat FMEA
melakukan
analisis
yang
dihasilkan dari laporan – laporan harian
maupun
bulanan.
209
Kemudian
melakukan
pendefinisian proyek six sigma serta perhitungan nilai RPN dalam tabel FMEA.
4.3.4.1.2. Usecase Usecase diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dan sistem.
210
Sistem Informasi Pengendalian Kualitas OneJect
Mendata jenis produk
Staff Produksi
Mendata efektivitas produk
mendata jenis defect produk
Staff QC
Mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan bulanan QC
Mendata box
Mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan bulanan QA
Staff QA
Melihat data bulanan inspeksi QC
Melihat data bulanan inspeksi QA
Mendefinisi dan mencetak proyek
Membuat control chart dan menghitung nilai sigma
Membuat diagram pareto
Supervisor QC
Membuat cause and effect diagram
Membuat diagram Fivewhy
Membuat tabel FMEA dan menghitung nilai RPN
Gambar 4.37 Usecase Diagram
Manager QC
211
Setiap usecase yang ada dalam usecase diagram akan dijelaskan dalam usecase specification berikut : Tabel 4.36 Usecase Specification Mendata Jenis Produk Usecase mendata jenis produk dimulai dengan ketika staff produksi akan memasukkan data mengenai jenis produk baru dan karakteristiknya ke dalam sistem. Dengan melakukan Usecase
login terlebih dahulu kemudian membuka Form_Produk untuk menyimpan, meng-update dan delete data produk. Dimana actor lain juga dapat mengakses data produk juga dapat melihat dan melakukan search terhadap produk tersebut.
Objects
Produk Generate_kode_produk, add_new_produk, update, delete,
functions search
Tabel 4.37 Usecase Specification Mendata Efektivitas Produksi Usecase mendata efektivitas produksi dimulai pada saat staff produksi mendata produksi mengenai kapasitas dan jumlah produksi yang telah dan dapat dihasilkan. Dengan melakukan Usecase login terlebih dahulu kemudian membuka Form_Produksi untuk menyimpan, meng-update dan men-delete data dan melakukan search terhadap data produksi.
212
Tabel 4.37 Usecase Specification Mendata Efektivitas Produksi (Lanjutan) Objects
Produk, Produksi Generate_kode_produksi, get_kode_produk,
functions add_new_produksi, update, delete, search
Tabel 4.38 Usecase Specification Mendata Jenis Defect Produk Usecase mendata jenis defect produk dimulai pada saat staff QC akan menginput data jenis – jenis defect yang pernah dan baru saja terjadi dalam proses produksi dengan masing – Usecase
masing karakteristik dan penyebab utamanya. Dimana actor melakukan
login
terlebih
dahulu
kemudian
membuka
Form_Defect untuk menyimpan defect baru, meng-update, men-delete dan melakukan search terhadap defect tersebut. Objects
Defect Generate_kode_defect, add_new_defect, update, delete,
functions search
213
Tabel 4.39 Usecase Specification Mendata Box Usecase mendata box dimulai pada saat dimana proses inspekdi telah dilakukan, dimana produk – produk yang lolos inspeksi QC akan diletakkan dalam box – box dengan jumlah lot tertentu dan menentukan jumlah sampel serta jumlah Usecase
acceptance. Dimana actor melakukan login terlebih dahulu kemudian
melakukan
pendataan
dan
membuka
Form_Inspeksi_QA dan Form_Box untuk menyimpan, mengupdate dan men-delete serta dapat melakukan search terhadap data box. Objects
Box, Inspeksi_QA Generate_kode_inspeksi_QA, get_kode_produk,
functions
generate_kode_box, get_kode_inspeksi_QA add_new_box, update, delete, search
Tabel 4.40 Usecase Specification Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi QC Usecase mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan bulanan QC dimulai pada saat staff QC melakukan proses Usecase inspeksi. Dimulai dengan melakukan login terlebih dahulu, kemudian membuka Form_Inspeksi_QC untuk menyimpan,
214
Tabel 4.40 Usecase Specification Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi QC (Lanjutan) meng-update dan mendelete data berupa jenis dan jumlah masing – masing defect yang terjadi selama proses inspeksi QC, yang dilakukan pada setiap shift, hari dan bulannya dan akan dilakukan pencetakan laporan inspeksi QC. Serta melakukan print laporan ini dalam satu hari atau satu bulan. Objects
Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QC Generate_kode_inspeksi_QC,generate_kode_produksi, generate_kode_produk, generate_kode_defect,
functions get_nama_defect, add_new_inspeksi_QC, hitung_jumlah_defect_produk, update, delete, search, print
Tabel 4.41 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QC Usecase melihat data bulanan inspeksi QC dapat dilakukan setiap bulannya dimana terdapat informasi jumlah produksi yang dihasilkan dengan total jumlah defect yang terjadi untuk Usecase setiap jenis produk. Kemudian untuk setiap jenis produk tersebut dapat dilihat jumlah defect yang terjadi selama periode bulan tersebut untuk setiap kode inspeksi. Manager
215
Tabel 4.41 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QC (Lanjutan) QC dapat melihat ringkasan informasi mulai dari login terlebih
dahulu
kemudian
membuka
Form_Inspeksi_QC_Bulanan dan menginput periode bulanan yang diinginkan serta melakukan print pada laporan tersebut Objects
Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QC generate_kode_produk, get_total_jumlah_produksi, get_total
functions
jumlah _defect, get_kode_defect, get_kode_inspeksi_QC, get_jumlah_produksi, get_jumlah_per_defect_produk
Tabel 4.42 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QA Usecase melihat data bulanan inspeksi QC dapat dilakukan setiap bulannya dimana terdapat informasi mengenai jumlah box yang lolos dan tidak untuk setiap jenis produk dalam proses produksi selama satu bulan te. Kemudian untuk setiap Usecase
jenis produk tersebut dapat dilihat jumlah defect yang terjadi selama periode bulan tersebut untuk setiap kode inspeksi. Manager QC dapat melihat ringkasan informasi mulai dari login
terlebih
dahulu
kemudian
membuka
Form_Inspeksi_QA_Bulanan dan menginput periode bulanan.
216
Tabel 4.42 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QA (Lanjutan) yang diinginkan serta melakukan print pada laporan tersebut Objects
Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QA generate_kode_produk, get_total_box, get_total_box_hold, get_total_box_released, get_ jumlah _defect,
functions get_jumlah_defect, get_kode_inspeksi_QA, get_jumlah_sampel
Tabel 4.43 Usecase Specification Mendefinisikan dan Mencetak Proyek Usecase medefinisikan dan mencetak proyek akan dilakukan oleh manager QC. Dimulai dengan melakukan login terlebih dahulu kemudian membuka Form_Proyek dan manager QC dapat menentukan jenis produk, inspeksi QC atau inspeksi QA Usecase
yang akan digunakan sebagai bagian dari sumber data. Setelah manager menentukan jenis produk dan sumber data yang digunakan, kemudian manager dapat menginput kode inspeksi yang akan dianalisis dan mendefinisikan masalah yang terjadi serta tujuan yang ingin dicapai dari proyek.
Objects
Produksi, Produk, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA
217
Tabel 4.43 Usecase Specification Mendefinisikan dan Mencetak Proyek (Lanjutan) get_kode_produk, get_kode_inspeksi_QA, functions get_kode_inspeksi_QA, add_new_proyek, print
Tabel 4.44 Usecase Specification Membuat Control Chart dan Menghitung Nilai Sigma Usecase membuat control chart dan menghitung nilai sigma dimulai pada saat dilakukan ditahap measure dan analyze dalam proyek six signa oleh supervisor QC. Diawali dengan login terlebih dahulu, kemudian membuka Form_Measure dan Usecase menginput sumber data kode inspeksi yang akan dihitung LCL, CL, LCL untuk membuat control chart. Serta akan dihitung juga nilai sigma dari data tersebut dan dapat dilakukan pencetakan control chart. Objects
Produksi, Box, Defect, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA
218
Tabel 4.44 Usecase Specification Membuat Control Chart dan Menghitung Nilai Sigma (Lanjutan) get_kode_inspeksi_QC, get_kode_inspeksi_QA, get_jumlah_produksi, get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC, get_jumlah_sampel_per_inspeksi, functions
get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC, hitung_total_produksi, hitung_total_sampel, hitung_total_defect, hitung_ratarata_proporsi, create_control_chart, hitung_DPMO, hitung_nilai_sigma, print
Tabel 4.45 Usecase Specification Membuat Diagram Pareto Usecase membuat diagram pareto dimulai pada saat dilakukan di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali dengan login Usecase
terlebih dahulu, kemudian membuka Form_Analyze_Pareto dan meng-input sumber data, kode inspeksi dan membuat diagram pareto serta mencetak diagram.
Objects
Defect, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA get_kode_inspeksi_QC, get_kode_inspeksi_QA, get_jenis_defect, get_jumlah_per_defect_produk,
functions get_jumlah_per_defect_produk, create_diagram_pareto, print
219
Tabel 4.46 Usecase Specification Membuat Diagram Cause and Effect Usecase membuat diagram cause and effect dimulai pada saat dilakukan di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali dengan
login
terlebih
dahulu,
kemudian
membuka
Usecase Form_Analyze_CAE dan meng-input kode proyek serta menginput hasil analisis penyebab defect dan melakukan penyimpanan hasil analisis Objects functions
Proyek, Defect, Cause_and_Defect get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_CAE
Tabel 4.47 Usecase Specification Membuat Diagram Five Why Usecase membuat diagram five why dimulai pada saat dilakukan di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali dengan
login
terlebih
dahulu,
kemudian
membuka
Usecase Form_Analyze_Fivewhy dan meng-input kode proyek serta menginput hasil analisis dan akar penyebab serta melakukan penyimpanan hasil analisis Objects functions
Proyek, Defect, Five_Why get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_five_why
220
Tabel 4.48 Usecase Specification Membuat Tabel FMEA Usecase membuat tabel FMEA dibuat berdasarkan hasil analisis dari diagram Five Why untuk menentukan penyebab dan efek potensial dari jenis defect yang terjadi oleh manager QC. Diawali dengan login terlebih dahulu, kemudian Usecase membuka Form_FMEA, setelah itu dilakukan analisis, menyimpan hasil analisis dan melakukan perhitungan nilai RPN sebagai nilai prioritas, serta melakukan pencetakan laporan FMEA Objects
Proyek, Defect, FMEA
functions
4.3.4.2.
get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_FMEA, print
Function
4.3.4.2.1. Function List Tabel 4.49 Function List Function
Complexity
Type
Mendata jenis produk
complex
read, compute, update
generate_kode_produk
medium
read, compute
add_new_produk
simple
update
Mendata efektivitas produk
complex
read, compute, update
generate_kode_produksi
medium
read, compute
get_kode_produk
simple
read
221
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan) Function add_new_produksi Mendata jenis defect produk
Complexity simple complex
Type update read, compute, update
generate_kode_defect
medium
read_compute
add_new_defect
simple
update
Mendata dan membuat laporan
complex
read, compute, update
generate_kode_inspeksi_QC inspeksi harian QC
medium
read, compute
get_kode_produksi
simple
read
get_kode_produk
simple
read
get_kode_defect
simple
read
get_nama_defect
simple
read
add_new_inspeksi_QC
simple
update
hitung_jumlah_defect_produk
simple
compute
print
simple
read
add_new_produksi
simple
update
Mendata box
complex
read, compute, update
generate_kode_inspeksi_QA
medium
read, compute
get_kode_produk
simple
read
generate_kode_box
medium
read, compute
get_kode_inspeksi_QA
simple
read
add_new_box
simple
update
Mendata dan membuat laporan
complex
read, compute, update
get_kode_inspeksi_QA inspeksi harian QA
simple
read
get_kode_box
simple
read
get_kode_defect
simple
read
222
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan) Function
Complexity
Type
get_nama_defect
simple
read
hitung_jumlah_defect_box
simple
compute
generate_status_box
medium
read, compute
add_new_inspeksi_box
simple
update
print
simple
read
Melihat data bulanan inspeksi QC
complex
read, compute, update
get_kode_produk
simple
read
get_total_jumlah_produksi
simple
read
get_total_jumlah_defect
simple
read
get_kode_inspeksi_QC
simple
read
get_ jumlah_produksi
simple
read
get_ jumlah_per_defect_produk
simple
read
Melihat data bulanan inspeksi QA
complex
read, compute, update
get_kode_produk
simple
read
get_total_box
simple
read
get_total_box_status_hold
simple
read
get_total_box_status_released
simple
read
get_ jumlah_defect
simple
read
get_kode_inspeksi_QA
simple
read
get_ jumlah_sampel
simple
read
get_ jumlah_defect
simple
read
Menedefinisikan
dan
mencetak
complex
read, compute, update
get_kode_produk proyek
simple
read
get_kode_inspeksi_QC
simple
read
get_kode_inspeksi_QA
simple
read
223
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan) Function
Complexity
Type
add_new_proyek
simple
compute
print
simple
read
Membuat
Control
Chart
dan
complex
read, compute, update
menghitung nilai sigma get_kode_inspeksi_QC
simple
read
get_kode_inspeksi_QA
simple
read
get_ jumlah_produksi
simple
read
get_ jumlah_defect_per_inspkesi_QC
medium
read, compute
get_ jumlah_sampel_per_inspkesi
medium
read, compute
get_ jumlah_defect_per_inspkesi_QA
medium
read, compute
hitung_total_produksi
medium
read, compute
hitung_total_sampel
medium
read, compute
hitung_total_defect
medium
read, compute
hitung_rata-rata_proporsi
medium
read, compute
create_control_chart
complex
read, compute
hitung_proporsi
medium
read, compute
hitung_CL
medium
read, compute
hitung_UCL
complex
read, compute
hitung_LCL
complex
read, compute
hitung_DPMO
medium
read, compute
hitung_nilai_sigma
medium
read, compute
print
simple
read
Membuat diagram Pareto
complex
read, compute, update
get_kode_inspeksi_QC
simple
read
get_kode_inspeksi_QA
simple
read
get_ jumlah_per_defect_produk
simple
read
get_ jumlah_per_defect_box
simple
read
224
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan) Function
Complexity
Type
create_diagram_pareto
complex
read, compute
hitung_total_per_defect
medium
read, compute
hitung_presentase_per_defect
medium
read, compute
hitung_kumulatif
medium
read, compute
print
simple
read
Membuat diagram Cause and Effect
complex
read, compute, update
get_kode_proyek
simple
read
get_nama_defect
simple
read
add_new_cause_and_effect
simple
compute
Membuat diagram Five Why
complex
read, compute, update
get_kode_proyek
simple
read
get_nama_defect
simple
read
add_new_five_why
simple
compute
Membuat
tabel
FMEA
dan
complex
read, compute, update
menhitung nilai RPN get_kode_proyek
simple
read
get_nama_defect
simple
read
hitung_RPN
simpel
compute
add_new_FMEA
simple
compute
print
225
4.3.4.3.
User Interface
4.3.4.3.1. Dialogue Style Sistem ini terdiri dari berbagai form – form yang terhubung dalam satu MDI form dan memiliki fasilitas dalam pencetakan dokumen – dokumen maupun laporan – laporan yang diperlukan bagi pengambilan keputusan terkait dengan pengendalian kualitas. Tabel 4.50 Dialogue Style Window
Print Out
Master : -
Produk
-
Defect
Produksi : -
Produksi
-
Box
Inspeksi : -
Inspeksi_QC
-
Inspeksi Harian QC
-
Detil_Inspeksi_QC
-
Inspeksi Harian QA
-
Inspeksi_QA
-
Laporan Bulanan QC
-
Box
-
Laporan Bulanan QA
-
Inspeksi_Box
-
Inspeksi_QC_Bulanan
-
Inspeksi_QA_Bulanan
226
Tabel 4.50 Dialogue Style (Lanjutan) Window
Print Out
DMAIC: -
Define
-
Laporan Definisi Proyek
-
Measure
-
Control Chart
-
Analyze_Pareto
-
Diagram Pareto
-
Analyze_Cause_and_Effect
-
Analyze_Fivewhy
-
FMEA
-
Tabel FMEA
4.3.4.3.2. Overview Dalam overview akan dijelaskan alur – alur sistem pengendalian kualitas yang dilakukan oleh actor –actor.
227
Form Log In
Form Awal
Form Login
Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Log In Button Username Password
Cancel Button
Login
Cancel
Close Button
Master Produk
Form Produk Form Produk
Mon, 25 July 2011 Nama Produk
Barrel 0.5 ml
Kode Produk
B04
Height
10
Diameter
0.3
Weight
35
Shape
tabung
Capacity
1
Search
>
Search
Kode_Produk
Nama_Produk
Height
P42
Plunger 0.5 ml
P34
Weight
Diameter
Shape
Capacity
12
30
0.25
Round
1
Plunger 1ml
15
45
0.40
Round
2
C12
Cap 3 ml
2
10
0.60
Round
3
C03
Cap 0.5 ml
1
8
0.33
Round
1
B04
Barrel 0.5 ml
10
35
0.30
Tabung
1
Close Button
Produksi
*
New
Update
Delete
Cancel
Form Produksi Close Button
Form Produksi B13452
Mon, 25 July 2011 Kode Produksi
PR2134983
Shift Produksi
3
Kode Produk
B04
Speed Produksi
200
Line Produksi
21
Capacity Produksi
6453
Search Search
>
Kode_Produksi
Kode_Produk
Line_Produksi
Shift_Produksi
Speed_Produksi
Capacity Produksi
PR2134565
B04
21
1
190
6300
PR2134569
B04
21
1
180
6435
PR2134599
B04
21
3
185
6123
PR2134467
B04
21
2
195
6312
PR2134983
B04
21
3
200
6453
PR2245981
B04
22
1
180
6234
PR2245534
B04
22
2
200
6432
PR2245134
B04
22
2
180
PR2245012
B04
22
2
190
New
Update
Delete
Gambar 4.38 Navigation Diagram Staff Produksi
6541 6781
Cancel
228
Form Log In
Form Awal
Form Login
Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Log In Button Username Password
Cancel Button
Login
Cancel
Close Button
Master Defect
Form Defect Form Defect
Mon, 25 July 2011 Search
Kode Defect
FLB003
Nama Defect
Flash
Penyebab Defect
>
Search
Inspeksi QC
Pressure Material Tinggi
Cancel Button
Kode_Defect
Nama_Defect
Penyebab_Utama
FMB001
Flow Mark
Jumlah padatan kurang
SMB003
Short Mould
Pemberian material kurang
SCB002
Scratch
Bersentuhan dengan benda lain
BBP001
Bubble
Temperatur terlalu tinggi
FLB003
Flash
Pressure material tinggi
Form Inspeksi QC Form Inspeksi QC
New
Update
Cancel
Delete
Cancel Button Mon, 25 July 2011 Inspeksi QC
Kode Inspeksi QC
IQC2134983
Kode Produk
B04
Kode Produksi
PR2134983
Capacity Produksi
6453
Form Detil Inspeksi QC >
Detil Inspeksi QC
Kode_Inspeksi_QC
Kode_Produksi
Capacity_Produksi
IQC2134565
PR2134565
6300
IQC2134569
PR2134569
6435
IQC2134599
PR2134599
6123
IQC2134467
PR2134467
6312
IQC2134983
PR2134983
6453
IQC2245981
PR2245981
6234
IQC2245534
PR2245534
6432
Mon, 25 July 2011 Save Detil Inspeksi QC
Kode Inspeksi QC Nama Defect Kode Defect
IQC2134983
Kode Detil
DIQC0001
Flash
Jumlah per Defect
23
Nomor Mould
21
FLB003
Save/Detil Button >
Kode_Detil_Inspeksi_QC
Kode_Inspeksi_QC
Nama_Defect
No_Mould
Jumlah_per_Defect
DIQC0001
IQC2134983
Flash
21
23
DIQC0002
IQC2134565
Bending
43
7
DIQC0003
IQC2134569
Flow Mark
21_23
15
DIQC0004
IQC2134599
Flash
22_67
67
DIQC0005
IQC2134467
Short Mould
66
23
DIQC0006
IQC2245981
Bubble
31
21
DIQC0007
IQC2245534
Scratch
23
Save
New
Delete
Update
39
Cancel
Print
Gambar 4.39 Navigation Diagram Staff QC
New
Delete
Detil
229
Form Log In
Form Awal
Form Login
Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Log In Button Username Password
Cancel Button
Login
Cancel
Close Button
Form Box
Inspeksi QA
Close Button
Close Button
Form Inspeksi QA Form Inspeksi QA
Mon, 25 July 2011 Inspeksi QA
Save Button
Kode Inspeksi QA
IQA2134565
Kode Produk
B04
>
Form Box
Kode_Inspeksi_QA
Kode_Produk
IQA2134565
B04
IQA2134569
B04
IQA2134599
B04
IQA2134467
B04
IQA2134983
B04
IQA2245981
B04
IQA2245534
B04
Form Box
Save/Detil Button
Mon, 25 July 2011 Kode Inspeksi QA
IQA2134565
Kode Box
DB0001
Acceptance
6
>
Jumlah Sampel
Jumlah_Lot
Jumlah_Sampel
Acceptance
DB0001
IQA2134983
8000
192
6
DB0002
IQA2134565
8000
192
6
DB0003
IQA2134569
8000
192
6
DB0004
IQA2134599
8000
192
6
DB0005
IQA2134467
8000
192
6
DB0006
IQA2245981
8000
192
DB0007
IQA2245534
8000
192
Delete
Delete
192
Kode_Inspeksi_QA
New
New
8000
Jumlah Lot
Kode_Box
Save
Save
Update
6 6
Cancel
Gambar 4.40 Navigation Diagram Staff QA
Cancel
Box
230
Form Log In
Form Awal
Form Login
Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Log In Button Username Password
Cancel Button
Login
Cancel
Close Button
Control Chart
Form Measure
Analyze Pareto
Close Button
Close Button
Form Pareto
Close Button
Close Button
Cause and Effect
Form Cause and Effect
Form Five Why
Save/Five Why
Gambar 4.41 Navigation Diagram Supervisor QC
231
Form Log In
Form Awal
Form Login
Form Inspeksi QC Bulanan
Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Form Inspeksi QC Bulanan
Mon, 25 July 2011
Log In Button Username Password
Cancel Button
Login
Cancel
Kode Produk
B04
Periode
Desember
Jumlah Produksi
600000
Jumlah Defect
2987
Inspeksi QC Bulanan Close Button >
Close Button
2010
Kode_Inspeksi_QC
Capacity_Produksi
Jumlah_Defect
IQC2134565
6300
175
IQC2134569
6435
111
IQC2134599
6123
90
IQC2134467
6312
IQC2134983
6453
IQC2245981
6234
IQC2245534
6432
145 81 129 131 Process
Cancel
Cause and Effect
Form Cause and Effect Inspeksi QA Bulanan Define Proyek
Close Button
Form Inspeksi QA Bulanan Form Inspeksi QA Bulanan
Form Define
Mon, 25 July 2011
Close Button
Close Button
Kode Produk
B04
Periode
Desember
Jumlah Defect
175
Jumlah Box Released
7
Jumlah Box
16
Jumlah Box Hold
9
Close Button >
2010
Kode_Inspeksi_QA
Jumlah_Sampel
Jumlah_Defect
IQA2134565
192
67
IQA2134569
192
40
IQA2134599
192
57
IQA2134467
192
IQA2134983
192
IQA2245981
192
IQA2245534
192
43 45 68 34 Process
Save/Five Why
Form Five Why
Form FMEA
Save/FMEA Button
Gambar 4.42 Navigation Diagram Manager QC
Cancel
232
4.3.4.3.3. Examples Berikut ini merupakan contoh tampilan dari sistem informasi yang akan dirancang : Form Login Form Login
Username Password Login
Cancel
Gambar 4.43 Tampilan Form Login Form ini digunakan semua actor yang akan mengakses ke dalam sistem. Dimana user harus menginput username dan password kemudian mengklik tombol login untuk dapat masuk ke dalam sistem. Setiap user (staff produksi, staff QC, staff QA, supervisor QC dan manager QC) mempunyai username yang berbeda dan hak akses yang berbeda pula. Setelah login berhasil maka akan muncul form Awal.
233
Form Awal Quality Control Application Master Data
Produksi/Inspeksi
DMAIC
Data Bulanan
Gambar 4.44 Tampilan Form Awal Pada
form
ini
terdpat
toolbar
yang
terdiri
dari
Master,
Produksi/Inspkesi, DMAIC dan Data Bulanan. Dimana untuk toolbar Master terdiri dari Form Produk dan Form Defect. Pada toolbar Produksi/Inspeksi terdapat Form Produksi, Form Inspeksi QC dan Form Inspeksi QA. Untuk toolbar DMAIC terdiri dari Form Define, Form Measure, Form Analyze Pareto, Form Analyze Cause and Effect, Form Analyze Five Why dan Form Improve FMEA. Pada toolbar Data Bulanan terdapat Data Bulanan Inspeksi QC dan Data Bulanan Inspeksi QA.
234
Form Produk Form Produk
Mon, 25 July 2011 Nama Produk
Barrel 0.5 ml
Kode Produk
B04
Search Search
Height
10
Diameter
0.3
Weight
35
Shape
tabung
Capacity
1
>
Kode_Produk
Nama_Produk
Height
Weight
Diameter
Shape
Capacity
P42
Plunger 0.5 ml
12
30
0.25
Round
1
P34
Plunger 1ml
15
45
0.40
Round
2
C12
Cap 3 ml
2
10
0.60
Round
3
C03
Cap 0.5 ml
1
8
0.33
Round
1
B04
Barrel 0.5 ml
10
35
0.30
Tabung
1
*
Save
New
Update
Delete
Cancel
Gambar 4.45 Tampilan Form Produk Form ini digunakan oleh staff produksi setelah tombol produksi di klik, dimana form in digunakan untuk mendata jenis produk yang akan diproduksi. Form ini juga dapat diakses oleh semua actor. Staff produksi dapat menyimpan data produk baru dan meng-update serta menghapus informasi yang telah tersimpan jika terjadi kesalahan penginputan. Dimana data yang telah diinput akan ditampilkan dalam grid.
235
Form Produksi Form Produksi B13452
Mon, 25 July 2011 Shift Produksi
3
B04
Speed Produksi
200
21
Capacity Produksi
6453
Kode Produksi
PR2134983
Kode Produk Line Produksi Search
Search
>
Kode_Produksi
Kode_Produk
Line_Produksi
Shift_Produksi
Speed_Produksi
Capacity Produksi
PR2134565
B04
21
1
190
6300
PR2134569
B04
21
1
180
6435
PR2134599
B04
21
3
185
6123
PR2134467
B04
21
2
195
6312
PR2134983
B04
21
3
200
6453
PR2245981
B04
22
1
180
6234
PR2245534
B04
22
2
200
6432
PR2245134
B04
22
2
180
6541
PR2245012
B04
22
2
190
6781
Save
New
Update
Delete
Cancel
Gambar 4.46 Tampilan Form Produksi Form ini digunakan oleh staff produksi untuk mendata produksi setiap hari dan setiap shiftnya. Staff produksi dapat menyimpan data produksi baru dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan penginputan. Data – data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam grid. Dimana dalam form ini staff produksi harus menginput kode produksi dengan menggabungkan tanggal, shift dan line produksi. Kode produksi yang telah tersimpan tidak dapat di-edit. Kode produk berisi produk – produk yang telah tersimpan dalam data base, dimana dalam line produksi terdapat 7 pilihan line produksi, dalam shift produksi terdapat 3 shift, serta untuk speed dan capacity produksi diinput informasi sesuai dengan produksi yang dilakukan. Tombol search digunakan untuk mencari informasi kode produksi yang ingin dicari.
236
Form Defect Form Defect
Mon, 25 July 2011 Search
Kode Defect
FLB003
Nama Defect
Flash
Penyebab Defect
>
Search
Pressure Material Tinggi
Kode_Defect
Nama_Defect
Penyebab_Utama
FMB001
Flow Mark
Jumlah padatan kurang
SMB003
Short Mould
Pemberian material kurang
SCB002
Scratch
Bersentuhan dengan benda lain
BBP001
Bubble
Temperatur terlalu tinggi
FLB003
Flash
Pressure material tinggi
Save
New
Update
Delete
Cancel
Gambar 4.47 Tampilan Form Defect Form ini digunakan oleh staff QC untek medata setiap defect yang terjadi pada produk dengan penyebab utama defect tersebut. Staff QC dapat menyimpan data defect baru dan mengupdate serta menghapus data yang telah tersimpan jika terjadi kesalahan penginputan. Dimana kode defect merupakan kode unik setiap kode yang menandakan jenis dari defect tersebut. Tombol search digunakan untuk mencari data dengan menginput kode defect yang ingin dicari di textbox.
237
Form Inspeksi QC Form Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011 Inspeksi QC
Kode Inspeksi QC
IQC2134983
Kode Produk
B04
Kode Produksi
PR2134983
Capacity Produksi
6453
>
Kode_Inspeksi_QC
Kode_Produksi
Capacity_Produksi
IQC2134565
PR2134565
6300
IQC2134569
PR2134569
6435
IQC2134599
PR2134599
6123
IQC2134467
PR2134467
6312
IQC2134983
PR2134983
6453
IQC2245981
PR2245981
6234
IQC2245534
PR2245534
6432
Save
New
Detil
Delete
Gambar 4.48 Tampilan Form Inspeksi QC
Detil Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011 Detil Inspeksi QC
Kode Inspeksi QC
IQC2134983
Kode Detil
DIQC0001
Nama Defect
Flash
Jumlah per Defect
23
Nomor Mould
21
Kode Defect
>
FLB003
Kode_Detil_Inspeksi_QC Kode_Inspeksi_QC
Nama_Defect
No_Mould
Jumlah_per_Defect
DIQC0001
IQC2134983
Flash
21
23
DIQC0002
IQC2134565
Bending
43
7
DIQC0003
IQC2134569
Flow Mark
21_23
15
DIQC0004
IQC2134599
Flash
22_67
67
DIQC0005
IQC2134467
Short Mould
66
23
DIQC0006
IQC2245981
Bubble
31
21
DIQC0007
IQC2245534
Scratch
23
39
Save
New
Delete
Update
Cancel
Print
Gambar 4.49 Tampilan Form Detil Inspeksi QC Form ini digunakan oleh staff QC untuk mendata hasil inspeksi QC setiap hari dan setiap shift-nya, staff QC menyimpan data inspeksi baru
238
dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan penginputan. Dimana data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam grid. Dan untuk setipa harinya akan dilakukan pencetakan laporan inspkesi QC yang memberikan informasi mengenai jenis defet, jumlah dan nomor mould yang terjadi defect. Sedangkan untuk laporan bulanan inspeksi QC melaporkan total jumlah defect setiap inspeksi selama periode satu bulan. Hasil laporan setiap harinya atau bulannya akan diprint.
Gambar 4.50 Tampilan Print Out Laporan Inspeksi QC
239
Form Inspeksi QA, Box dan Inspeksi Box Form Inspeksi QA
Mon, 25 July 2011 Inspeksi QA
Kode Inspeksi QA
IQA2134565
Kode Produk
B04
>
Kode_Inspeksi_QA
Kode_Produk
IQA2134565
B04
IQA2134569
B04
IQA2134599
B04
IQA2134467
B04
IQA2134983
B04
IQA2245981
B04
IQA2245534
B04
Save
New
Cancel
Delete
Box
Gambar 4.51 Tampilan Form Inspeksi QA
Form Box
Mon, 25 July 2011 Kode Inspeksi QA
IQA2134565
Jumlah Lot
8000
Kode Box
DB0001
Jumlah Sampel
192
Acceptance
6
>
Kode_Box
Kode_Inspeksi_QA
Jumlah_Lot
Jumlah_Sampel
Acceptance
DB0001
IQA2134983
8000
192
6
DB0002
IQA2134565
8000
192
6
DB0003
IQA2134569
8000
192
6
DB0004
IQA2134599
8000
192
6
DB0005
IQA2134467
8000
192
6
DB0006
IQA2245981
8000
192
6
DB0007
IQA2245534
8000
192
6
Save
New
Delete
Update
Cancel
Gambar 4.52 Tampilan Form Box
240
Form Inspeksi Box
Mon, 25 July 2011 Detil Defect Box DDB0001
Kode Detil Kode Box
DB0001
Nama Defect
Flash
Kode Inspeksi QA
IQA2134565
Kode Defect
FLB003
Jumlah per Defect
15
Nomor Mould
21
Status
HOLD
>
Generate
Kode_Detil_Defect_Box
Kode_Box
Nama_Defect
Kode_Defect
Jumlah_per_Defect
No_Mould
Status
DDB0001
DB0001
Flash
FLB003
15
21
HOLD
DDB0002
DB0002
Bending
BEB003
4
43
RELEASED
DDB0003
DB0003
Flow Mark
FMB001
3
21_23
RELEASED
DDB0004
DB0004
Kontaminasi
KOB002
5
22_67
RELEASED
DDB0005
DB0005
Short Mould
SMB001
11
66
HOLD
DDB0006
DB0006
Bubble
BUB003
14
31
HOLD
DDB0007
DB0007
Scratch
SCB001
20
23
HOLD
New
Delete
Update
Cancel
Print
Gambar 4.53 Tampilan Form Inspeksi Box Form ini digunakan oleh staff QA untuk mendata hasil inspeksi QA setiap hari dan setiap shift-nya. Staff QA dapat menyimpan data inspeksi baru dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan penginputan. Dimana data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam grid. Dan untuk setiap harinya akan dilakukan pencetakan laporan inspeksi QA yang memberikan informasi mengenai jenis defect, jumlah dan nomor mould yang terjadi defect, serta status dari box yang menjelaskan box tersebut dapat dilanjutkan ke proses berikutnya atau dilakukan inspeksi lanjutan. Sedangkan laporan QA bulanan akan melaporkan total jumlah defect yang terjadi dalam satu bulan selama periode satu bulan.
241
Form Inspeksi Data Bulanan QC dan QA Form Inspeksi QC Bulanan
Mon, 25 July 2011 Kode Produk
B04
Periode
Desember
Jumlah Produksi
600000
Jumlah Defect
2987
>
2010
Kode_Inspeksi_QC
Capacity_Produksi
Jumlah_Defect
IQC2134565
6300
175
IQC2134569
6435
111
IQC2134599
6123
90
IQC2134467
6312
145
IQC2134983
6453
81
IQC2245981
6234
129
IQC2245534
6432
131 Process
Cancel
Gambar 4.54 Tampilan Form Inspeksi QC Bulanan
Form Inspeksi QA Bulanan
Mon, 25 July 2011 Kode Produk
B04
Periode
Desember
Jumlah Defect
175
Jumlah Box Released
7
Jumlah Box
16
Jumlah Box Hold
9
>
2010
Kode_Inspeksi_QA
Jumlah_Sampel
Jumlah_Defect
IQA2134565
192
67
IQA2134569
192
40
IQA2134599
192
57
IQA2134467
192
43
IQA2134983
192
45
IQA2245981
192
68
IQA2245534
192
34 Process
Cancel
Gambar 4.55 Tampilan Form Inspeksi QA Bulanan
242
Form ini digunakan oleh manager QC untuk mendata hasil Inspeksi QA dan inpeksi QA setiap bulannya dan setiap jenis produk. Form ini hanya digunakan untuk melihat informasi dari data yang telah tersimpan.
Form Define Form Define
Mon, 25 July 2011 Kode Proyek
PQ0001
Kode Produk
Nama Proyek
Pengendalian Kualitas Produk B04
Sumber Data
QA
Masalah Proyek
Tingkat box status “HOLD” yang tinggi
Tujuan Proyek
Penurunan tingkat box status “HOLD”
>
Kode Inspeksi
IQA2134565
Kode_Proyek
Nama Proyek
Kode_Produk
Sumber_Data
PQ0001
Pengendalian Kua..
B04
QA
Save
New
Delete
Update
B04
To
IQA2134600
Kode_Inspeksi_Aw. Kode_Inspeksi_Ak. Masalah_Proy.. IQA2134565 IQA2134600 Tingkat box st..
Cancel
Tujuan_Proyek Penurunan tingkat box s..
Print
Gambar 4.56 Tampilan Form Define Form ini digunakan oleh manager QC dalam melakukan definisi proyek yang akan dilakukan berdasarkan laporan – laporan inspeksi harian maupun bulanan dari QC atau QA. Dimana dalam pendefinisian ini ditentukan sumber data yang diinginkan, kode produk yang ingin didefinisi, serta periode waktu inspeksi yang ingin didefinisi. Manager QC akan mendefinisikan masalah proyek serta tujuan dari proyek tersebut. Manager QC dapat menyimpan, mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesaahan penginputan. Dimana data yang telah
243
tersimpan ditampilkan dalam grid. Setelah pendefinisian selesai user dapat melakukan pencetakan dari hasil definisi tersebut.
Gambar 4.57 Print Out Project Define
244
Form Measure Form Measure
Mon, 25 July 2011 Control Chart
Sumber Data
QA
Kode Inspeksi
IQA2134565
to
IQA2134600
Process
Kode_Inspeksi_QA Jumlah_Sampel Jumlah_Defect >
Proporsi
UCL
CL
0,349
0,306
0,217
40
0,208
0,306
0,217
192
57
0,297
0,306
0,217
224
21
0,224
0,306
0,217
IQA2134565
192
67
IQA2134569
192
IQA2134599 IQA2134467
Total Produksi/Sampel
8032
Total Defect
1741
Proporsi Defect
0,217
Nilai Sigma
Jenis Cacat (CTQ)
10
Save
>
DPMO
21675,7997
Nilai Sigma
3,520
Print
Cancel
Gambar 4.58 Form Measure Form ini digunakan oleh supervisor QC untuk membuat control chart dan menghitung nilai DPMO dan nilai sigma berdasarkan data yang definisi oleh manager QC. Hasil perhitungan akan ditampilkan pada grid.
245
Gambar 4.59 Print Out Control Chart
Form Analyze Pareto Form Pareto
Mon, 25 July 2011 Sumber Data
QC
Kode Inspeksi
IQC2134565
to
IQC2134600
>
Nama_Defect
Jumlah_Defect
Flash
456
Scracth
Process Proporsi
Persen
Kumulatif_Persen
0,2619
26,19
26,19
444
0,1264
12,64
51,69
Short Mould
220
0,0701
7,01
64,33
Bubble
211
0,224
6,89
76,45
Total Defect
>
1741
Print
Cancel
Gambar 4.60 Form Pareto
246
Form ini juga digunakan oleh supervisor QC berdasarkan data yang didefinisi dalam pendefinisian oleh manager QC. Dimana dalam diagram pareto akan memetakan jenis defect beserta proporsinya. Yang kemudian dari proporsi yang dominan akan dibuat analisis. Hasil perhitungan akan ditampilkan dalam grid.
Gambar 4.61 Print Out Pareto
247
Form Analyze Cause and Effect dan Form Five Why Form Analyze Cause and Effect
Mon, 25 July 2011 Kode Cause and Effect
CAE0001
Nama Defect
Flash
Kode Proyek
Kode Defect
FLB003
Faktor Penyebab
Method
Penyebab Primer
Temperatur terlalu tinggi
Penyebab Sekunder
Settingan tidak sesuai
PQ0001
Penyebab Sekunder 2
>
Kode_CAE
Kode_Proyek
Kode_Defect
Nama_Defect
Faktor_Penyebab
Penyebab_Primer
CAE0001
PQ0001
FLB003
Flash
Method
Temperatur terlalu.. Setting tidak sesuai
CAE0002
PQ0001
FLB003
Flash
Method
Parameter tidak s..
CAE0003
PQ0001
FLB003
Flash
Method
Pengaturan speed..
CAE0004
PQ0001
FLB003
Flash
Man
Kurang komunikasi.
CAE0005
PQ0001
SCB001
Scratch
Method
Tidak dilakukakan ..
CAE0006
PQ0001
SCB001
Scratch
Method
Desain cetakan tid..
CAE0007
PQ0001
SCB001
Scratch
Machine
Mould miring
Save
New
Update
Delete
Penyebab_Sekunde
FiveWhy
Cancel
Gambar 4.62 Form Cause and Effect
Form Analyze FiveWhy
Mon, 25 July 2011 Kode FiveWhy
FW0001
Nama Defect
Flash
Kode Defect
FLB003
Kode Proyek
Penyebab 1
Pressure tinggi
Penyebab 2
Celah longgar pada mould
Penyebab 3
Permukaan mould miring
PQ0001
Penyebab 4 Penyebab 5
>
Kode_Five_Why
Kode_Proyek
Kode_Defect
Nama_Defect
FW0001
PQ0001
FLB003
Flash
Why1 Pressure tinggi
Why3 Why2 Permukaan mould Celah longgar pada mould
*
Save
New
Delete
Update
Cancel
FMEA
Gambar 4.63 Form Five Why Form ini digunakan oleh supervisor QC dalam melakukan analisis terhadap defect – defect yang terjadi. Dimana analisis dilakukan
248
terhadap akar penyebab dari defect dengan mengidentifikasi penyebab – penyebabnya. Supervisor QC dapat menyimpan hasil analisis yang baru serta mengupdate dan menghapus informasi jika terjadi kesalahan dalam penginputan. Dimana data yang telah diinput akan ditampilkan pada grid.
Form Improve FMEA Form FMEA
Mon, 25 July 2011 Kode FMEA
FM0001
Nama Defect
Flash
Kode Defect
FLB003
Modus Kegagalan
Pressure material terlalu tinggi
Efek Potensial
Material yang didorong oleh injector berlebihan
Kode Proyek
PQ001
Risk Priority Number
Severity
8
Occurance
Detection
6
RPN
Count
336
Pengawasan dan pelatihan oleh bagian produksi yang lebih berpengalaman
Pengendalian
>
7
Operator kurang terampil dalam pengaturan mesin
Sebab Potensial
Kode_FMEA
Kode_Proyek
Kode_Defect
Nama_Defect
Modus_Kegagalan
Efek_Potensial
Severity
Occurance
FM0001
PQ0001
FLB003
Flash
Pressure material ..
Material yang dido..
8
7
New
Delete
Update
Cancel
Print
Gambar 4.64 Form FMEA Form ini digunakan oleh manager QC untuk melakukan analisis terhadap jenis defect yang terjadi dengan mengidentifikasi modus kegagalan, efek potensial, RPN, sebab potensial serta pengendalian yang akan dilakukan pada defect tersebut. Manager QC dapat menyimpan hasil analisis baru serta mengupdate dan menghapus informasi jika terjadi kesalahan penginputan. Data yang telah diinput akan ditampilkan dalam grid.
249
4.3.4.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram berikut akan menjelaskan tentang aktifitas yang dilakukan actor pada masing – masing usecase.
Staff Produksi
Produk
<> Window_Data_Produk
<> Grid_Produk
generate_tanggal() get_last_code() last_code input_nama_produk input_tinggi_produk input_berat_produk input_diameter_produk input_capacity_produk input_shape_produk add_to_grid() result save() update() delete() input_data_dicari()
Opt
klik_search() get_data_dicari() return close()
Gambar 4.65 Sequence Diagram Mendata Jenis Produk
250
Produksi
Produk
Staff Produksi <>Window Data Produksi
<>
Grid Produksi
generate_tanggal() get_last_code() Last_code <>
List_Kode_Produk get_all_kode_produk()
klik_kode_produk()
kode_produk() get_kode_produk()
input_line_produksi() input_shift_produksi() input_speed_produksi() input_efektivitas_produksi() add_to_grid() result save() update() delete() input_data_dicari()
Opt
klik_search() get_data_dicari() return() close()
Gambar 4.66 Sequence Diagram Mendata Efektivitas Produksi
251
Defect Staff QC <> Window Jenis Defect <>
Grid Jenis Defect
generate_tanggal() get_last_code() last_code() input_kode_defect() input_nama_defect() input_penyebab_utama_defect() add_to_grid() result() save() update() delete() input_data_dicari()
Opt
klik_search() get_data_dicari() return() close()
Gambar 4.67 Sequence Diagram Mendata Jenis Defect
252
Produksi
Inspeksi QC
Defect
Produk
Staff QC <>
Window Data Inspeksi QC <> Grid Inspeksi QC
generate_tanggal() get_last_code() last_code() List Kode Produksi
<>
get_all_kode_produksi() kode_produksi() get_kode_produksi() klik_kode_produksi() get_kode_produk() get_kode_produk() get_jumlah_produksi() jumlah_produksi() kode_produk() List Nama Defect
<>
get_all_kode_defect() nama_defect()
Loop
nama_defect() klik_nama_defect() get_kode_defect() kode_defect() input_no_mould() input_jumlah_defect()
hitung_jumlah_defect() add_to_grid() result() save() update() delete() <>
Print Laporan Inspeksi QC
print() close() close()
Gambar 4.68 Sequence Diagram Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi Harian dan Bulanan QC
253
Inspeksi QA Staff QA <>
Produk
Window Inspeksi QA
Grid Box
<>
generate_tanggal() get_last_code() last_code() <>
List Kode Produk
get_all_kode_produk() kode_produk kode_produk() get_last_kode() last_code() input_jumlah_lot() input_jumlah_sampel() input_acceptance() add_to_grid() result() save() delete() save() update() delete() close()
Gambar 4.69 Sequence Diagram Mendata Box
Box
254
Box
Defect
Staff QA <> Window Inspeksi QA
<>
List Box
generate_tanggal() get_all_kode_box() kode_bo() kode_box() List Nama Defect
<>
get_all_nama_defect() nama_defect() nama_defect()
Loop
pilih_nama_defect() get_kode_defect() kode_defect() input_jumlah_defect_box() input_no_mould() klik_add()
generate_status_defect()
hitung_jumlah_defect_box() add_to_grid() result() save() update() delete() klik_print() <> print() close() close()
Gambar 4.70 Sequence Diagram Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi Harian dan Bulanan QA
Object1
255
Produk
Produksi
Inspeksi QC
Manager QC <>
Window Laporan Bulanan QC
<>
List Kode Produk
Grid Data Inspeksi
<>
generate_tanggal() get_kode_produk() kode_produk() kode_produk() pilih_kode_produksi() pilih_periode() klik_proses() get_total_jumlah_produksi() total_jumlah_produksi() get_total_jumlah_defect() total_jumlah_Defect() kode_inspeksi_QC() kode_inspeksi_QC() get_jumlah_produksi_per_shift() jumlah_produksi_per_shift() jumlah_produksi() get_jumlah_per_defect_produk() jumlah_per_Defect_produk() Jumlah_defect() klik_close()
Gambar 4.71 Sequence Diagram Melihat Data Bulanan Inspeksi QC
Defect
256
Produk
Box
Inspeksi QA
Manager QC <>
Window Laporan Bulanan QA
<>
List Kode Produk
Grid Data Inspeksi
<>
generate_tanggal() get_kode_produk() kode_produk() kode_produk() pilih_kode_produk() pilih_periode() klik_proses() get_jumlah_box_released() total_jumlah_box_hold() julah_box_released/hold() total_jumlah_box get_total_jumlah_defect() total_jumlah_Defect() kode_inspeksi_QA() kode_inspeksi_QA()
get_jumlah_sampel_per_shift() jumlah_sampel_per_shift()
jumlah_box() get_jumlah_per_defect_box() jumlah_per_Defect_box() Jumlah_defect klik_close()
Gambar 4.72 Sequence Diagram Melihat Data Bulanan Inspeksi QA
Defect
257
Proyek
Produk
Inspeksi QC
Inspeksi QA
Manager QC Message1 Window Define
generate_tanggal() get_last_kode_proyek() kode_proyek()
<>
List Produk
get_kode_produk() get_kode_produk() kode_produk() kode_produk() pilih_kode_produk() input_nama_proyek() pilih_sumber_data() List Kode Inspeksi
<>
get_kode_inspeksi_QC()
Alt
kode_inspeksi_QC()
Inspeksi QC kode_inspeksi_QC()
get_kode_inspeksi_QA()
Alt
kode_inspeksi_QA()
Inspeksi QA kode_inspeksi_QA() pilih_kode_inspeksi() input_pernyataan_masalah() input_tujuan_proyek() save() update() delete() klik_print() <>
Print Proyek Define
print() close() close()
Gambar 4.73 Sequence Diagram Mendefinisi dan Mencetak Proyek
258
Inspeksi QC
Produksi
Box
Inspeksi QA
Supervisor QC <> Window Measure
get_tanggal() pilih_kode_inspeksi() Grid Measure
<>
get_all_kode_inspeksi_QC() kode_inspeksi_QC()
get_jumlah_produksi()
Alt
jumlah_produksi() get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC()
Inspeksi QC
jumlah_defect_per_inspeksi_QC() get_all_kode_inspeksi_QA() kode_inspeksi_QA() get_jumlah_sampel_per_inspeksi_QA()
Alt
jumlah_sampel_per_inspeksi_QA() get_jumlah_defect_per_inspeksi_QA()
Inspeksi QA
jumlah_defect_per_inspeksi_QA()
hitung_proporsi,UCL,LCL,CL()
Hitung_total_produksi()
hitung_total_defect()
hitung_rata-rata_proporsi() get_total_produksi() Message2 get_rata-rata_proporsi() input_jenis_defect()
hitung_DPMO()
hitung_nilai_sigma() klik_print() <>
Print Laporan Inspeksi QA
print() close() close()
Gambar 4.74 Sequence Diagram Membuat Control Chart dan Menghitung Nilai Sigma
259
Inspeksi QC
Inspeksi QA
Defect
Supervisor QC <>
Window Diagram Pareto
generate_tanggal()
<> List Kode Inspeksi pilih_sumber_data() get_all_kode_inspeksi_QA() kode_inspeksi_QC() get_jenis_defect() get_jenis_defect() jenis_defect jenis_defect() get_jumlah_per_defect_produk()
get_all_kode_inspeksi_QA() kode_inspeksi_QA() get_jenis_defect() get_jenis_defect() jenis_defect() jenis_defect() get_jumlah_per_defect_produk()
hitung_total_per_defect()
hitung_presentase_per_defect()
hitung_kumulatif() <>
print() close() klik_close()
Gambar 4.75 Sequence Diagram Membuat Pareto
Window Laporan
260
Proyek
Defect
Cause and Effect
Supervisor QC <>
Window CAE
generate_tanggal() <>
Grid CAE List Produk
<>
get_last_kode_CAE() last_code_CAE()
get_all_kode_proyek) kode_proyek() kode_proyek() List Jenis Defect
<>
get_jenis_defect()
Loop jenis_defect() List Faktor
<>() klik_faktor() get_faktor() input_penyebab_utama() input_penyebab_sekunder() input_penyebab_sekunder2() klik_add() add_to_grid() result()
save() update() delete() <>
Window Print
print() close() close()
Gambar 4.76 Sequence Diagram Membuat Diagram Cause and Effect
261
Proyek
Defect
FiveWHy
Supervisor QC <>
Window FiveWhy
generate_tanggal() <>
Grid FiveWhy List Proyek
<>
get_last_kode_Fivewhy() last_code_fivewhy()
get_all_kode_proyek) kode_proyek() kode_proyek() List Jenis Defect
<>
get_jenis_defect()
Loop jenis_defect()
jenis_defect() input_why1() input_why2() input_why3() input_why4() input_why5()
klik_add() add_to_grid() result()
save() update() delete() <> print() close() close()
Gambar 4.77 Sequence Diagram Membuat Diagram Five Whys
Window Print
262
Proyek
Defect
FiveWHy
Supervisor QC <>
Window FMEA
generate_tanggal() <>
Grid FMEA List Proyek
<>
get_last_kode_Fivewhy() last_code_fivewhy()
get_all_kode_proyek) kode_proyek() get_kode_proyek() List Jenis Defect
<>
get_jenis_defect() jenis_defect()
jenis_defect()
input_modus_kegagalan() input_efek_potensial() List Severity
<> pilihseverity() get_severity()
List Likehood
<> pilih_likehood() get_likehood()
List_Efektivity
<> pilih_efectivity() get_efectivity()
hitung_RPN() input_penyebab_potensial() input_pengendalian() klik_add() add_to_grid() result()
save() update() delete() <> print() close() close()
Gambar 4.78 Sequence Diagram Membuat Tabel FMEA
Window Print
263
4.3.4.4.
The Technical Platform Sistem ini akan dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 yang didukung dengan aplikasi Crystal Report 8.5 untuk pencetakan laporan – laporan yang dibutuhkan. Sementara itu untuk aplikasi database digunakan Microsoft Access 2000. Untuk menjalankan program, user dapat menggunakan Personal Computer (PC) yang telah terinstalasi dengan program. Selain itu printer dibutuhkan sebagai pendukung pencetakan laporan – laporan yang dibutuhkan.
4.3.5.
Recommendations
4.3.5.1.
The System’s Usefulness and Feasilbility Sistem ini dirancang dengan tujuan agar dapat mendukung penerapan pengendalian kualitas dengan metode Six Sigma melalui tahapan DMAIC pada PT. Oneject Indonesia. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat menyediakan informasi – informasi yang dibutuhkan secara tepat sehingga tindakan perbaikan – perbaikan terhadap proses dapat dilakukan sedini mungkin. Selain itum sistem juga menyediakan beberapa tools pengendalian kualitas secara statistikal untuk mengolah data – data pengukuran yang ada.
4.3.5.2.
Strategy Beberapa
strategi
yang
diusulkan
untuk
implementasi
maupun
pengembangan dari sistem ini antara lain adalah dengan mempersiapkan fasilitas – fasilitas teknis yang memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
264
Selain itu, perlu dilakukan suatu penelitian kepada calon user dari sistem ini sebelum sistem ini diimplementasikan agar sistem dapat digunakan secara tepat. Untuk dapat memastikan bahwa sistem telah dibuat sesuai dengan requirement dari user, makan akan dibuat sebuah prototype untuk diujicobakan kepada user dan dilakukan pengembangan jika diperlukan.
4.4.
Design Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas PT. OneJect
4.4.1.
The Task
4.4.1.1.
Purpose Tujuan dari sistem informasi ini adalah mendukung penerapan metode DMAIC pada proses pengendalian kualitas agar dapat mengatasi permasalahan bagian QC/QA PT OneJect. Sistem ini membantu dalam pengelolaan data dengan statistical tools maupun penyajian data dalam bentuk laporan yang diperuntukkan untuk mendukung pengambilan keputusan
4.4.1.2.
Correction to The Analysis Dalam perancangan sistem ini, dilakukan beberapa perbaikan terhadap analisis dokumen yang telah dibuat sebelumnya. Perbaikan dilakukan dengan membuat revised class diagram menjadi class diagram baru. Revise class diagram dibuat menggunakan pertimbangan hubungan class diagram
265
sebelumnya dan common event yang ada pada event table yang telah dibuat sebelumnya.
Quality Goals Untuk dapat menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan keinginan maka perlu ditentukan kriteria – kriteria yang harus diprioritaskan. Dimana, kriteria yang diprioritaskan memiliki peranan yang penting dalam operasional dari sistem informasi yang dirancang. Prioritas kriteria dari sistem dapat dilihat pada tabel kriteria berikut :
Usable
V
Secure
V
Efficient Correct
V V
Reliable
V
Maintainable
V
Testable
V
Fullfilled
Easly
Irrelevant
Important
Less
Important
Criteria
Important
Tabel 4.51 Matriks Kriteria
Very
4.4.1.3.
266
Flexible Comprehensible Reusable
Fullfilled
Easly
V V V
Portable
V
interoperable
V
-
Irrelevant
Important
Less
Important
Important
Criteria
Very
Tabel 4.51 Matriks Kriteria (Lanjutan)
Usable Kriteria ini dinilai sangat penting, karena sistem yang dirancang harus dapat digunakan pada platform yang ada pada kabelindo.
-
Secure Keamanan dari sistem juga merupakan kriteria yang sangat penting karena sistem informasi yang dibuat membutuhkan adanya hak akses bagi user sehingga orang – orang yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses data – data yang bukan bagian dari otoritasnya.
-
Efficient Kriteria ini dianggap penting karena sistem yang dirancang harus dapat disesuaikan dengan kebutuha perusahaan dan tidak berlebihan.
267
-
Correct Kriteria ini dianggap sangat penting karena sistem haruslah benar – benar dapat memenuhi kebutuhan dari user dan tujuan dari sistem.
-
Reliable Sistem diharapkan dapat menghasilkan output secara akurat sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat oleh karena itu, kriteria ini dinilai penting.
-
Maintainable Kriteria ini penting karena perbaikan terhadap sistem harus dapat dilakukan dengan biaya yang rendah.
-
Flexible Kriteria ini dianggap penting karena sistem harus dapat dikembangkan apabila dibutuhkan.
-
Testable Kriteria ini penting karena sistem harus dapat diuji terlebih dahulu sebelum benar – benar diimplementasikan.
-
Comprehensible Kriteria ini dinilai sangat penting karena sistem harusnlah user friendly sehingga mudah untuk digunakan dan dimengerti oleh user sehingga kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
-
Reusable Kriteria ini dianggap penting karena sistem diharapkan dapat digunakan kembali jika akan dilakukan pengembangan.
268
-
Portable Kriteria ini dianggap kurang penting karena proses pengendalian kualitas hanya akan digunakan di pabrik OneJect sehingga tidak perlu untuk dibuat portable.
-
Interoperable Kriteria ini dianggap kurang penting karena platform yang digunakan oleh OneJect sudah seragam.
4.4.2.
The Technical Platform
4.4.2.1.
Equipment Technical
platform
untuk
sistem
informasi
pengendalian
kualitas
menggunakan Personal Computer (PC) dengan spesifikasi minimum agar tidak kesulitan ketika dilakukan implementasi sebagai berikut :Client menggunakan Processor Intel Pentium 4 3.0 GHz, Memory : 256 MB, Hard Disk : 80 GB. Sementara itu pada Server menggunakan Processor Intel Pentium 4 3.0 GHz, Memory : 512 MB, Hard Disk : 120 GB.
4.4.2.2.
System Software Bahasa pemograman yang akan digunakan adalah Visual Basic 6.0 dimana sudah terdapat Crystal Report untuk menampilkan grafik dan laporan. Sedangkan hubungan database dengan Microsoft Access 2000. Sistem operasi minimum yang direkomendasikan adalah Micorosoft Windows XP.
269
4.4.2.3.
System Interface Selain spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan, sistem juga memerlukan printer untuk keperluan pencetakan laporan – laporan dan grafik dalam penyediaan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan untuk pengendalian kualitas perusahaan.
4.4.2.4.
Design Language Perancangan sistem informasi pengendalian kualitas ini menggunakan notasi UML (Unified Modelling Language) untuk semua diagram yang dibuat diantaranya class diagram, statechart diagram, usecase diagram, sequence diagram, navigation diagram, component diagram, sampai dengan deployment diagram dengan bantuan software Microsoft Visio 2007.
4.4.3.
Architecture
4.4.3.1.
Component Architecture Component architecture digunakan untuk sistem ini adalah pola architecture client – server architecture dengan bentuk centralized data, dimana pada komponen client terdapat user interface dan function, sedangkan pada server hanya terdapat model sehingga database terpusat menjadi satu dan dapat digunakan bersama.
270
<> Supervisor QC
<> Staff Produksi
U
U
F
F
<> Staff QC
<> Server
U
M
F
<> Staff QA
<> Manager QC
U
U
F
F
Gambar 4.79 Component Diagram 4.4.3.2.
Process Architecture Process architecture berguna untuk menggambarkan struktur fisik dari sistem yang digunakan pada sistem pengendalian kualitas ini.
271
Staff Produksi
Supervisor QC
U
U
F
F
SI
SI
Staff QC
AO
Printer
Server
U M
F SI SI
AO
Printer
Manager QC Staff QA U U
F F
SI
AO
Printer
SI
Gambar 4.80 Deployment Diagram
AO
Printer
272
4.4.3.3.
Standards Sistem ini dibuat dengan desain standar window untuk menampilkan pesan peringatan pada user jika terjadi kesalahan pada saat menjalankan sistem. WindowsMessage
RPN belum dihitung OK
Gambar 4.81 Window Message pada Form FMEA
WindowsMessage
Masukkan Jumlah CTQ OK
Gambar 4.82 Window Message pada Form Measure
Delete Apakah Anda ingin menghapus data Yes
No
Gambar 4.83 Window Message Penghapusan Data
273
WindowsMessage
Data tidak lengkap OK
Gambar 4.84 Window Message Data Tidak Lengkap
4.4.4.
Component
4.4.4.1.
Model Component Berdasarkan event table dan class diagram diawal antara class Inpeksi_QC dan class Defect terdapat common event “Memeriksa_produk()” dengan hubungan 0..*, begitu juga antara class Box dengan class Defect yang terdapat common event “Memeriksa_box()” dengan hubungan 0..*, oleh karena itu harus dibuat dua class baru yaitu class Detil_inspeksi_QC yang merupakan pecahan dari class Inspeksi_QC dengan class Defect dan class baru Detil_defect_box yang merupakan pecahan dari class defect dan class box.
274
Box Produk
Produksi
-Kode_Produk -Nama_Produk -Height -Weight -Diameter -Shape -Capacity +Mendata_produk()
-Kode_Produksi -Kode_produk -Line_Produksi -Shift_Produksi -Speed_Produksi -Capacity_Produksi +mencata_data_produksi()
1..* 1
1..* 1
-Kode_Box -Kode_inspeksi_QA -Jumlah_lot -Jumlah_Sampel -Acceptance +memeriksa_box() 1
1..*
Defect
1 1
1
-Kode_Defect -Nama_Defect -Penyebab_Utama_Defect +mendata_defect()
1
1..*
1..*
1..* Detil_defect_box
Inspeksi_QC
Detil_Inspeksi_QC
-Kode_Inspeksi_QC -Kode_Produksi +memeriksa_produk()
1
1..*
-Kode_detil_defect_box -Kode_box -Kode_defect -Nama_Defect -Jumlah_defect_per_box -No_mould -Status
-Kode_detil_inspeksi_QC -Kode_Defect -Nama_Defect -No_mould -Jumlah_Per_Defect_Produk
1..*
1..1 1..* 1
Inspeksi_QA
1
-Kode_Inspeksi_QA -Kode_Produk +mendata_box()
FMEA -Kode_FMEA -Kode_proyek -Nama_Defect -Modus_Kegagalan -Efek_Potensial -Sebab_Potensial -Severity -Occurance -Detectbility -Pengendalian +Menganalisa_FMEA()
Five_Why
1 1
-Kode_Five_Why -Kode_proyek -Nama_Defect -why1 -why2 -why3 -why4 -why5 +Menganalisa_penyebab()
Cause_and_Efect 1 1
-Kode_CAE -Kode_proyek -Nama_defect -Faktor_penyebab -Penyebab_utama -Penyebab_sekunder -Penyebab_sekunder2 +Mengidentifikasi_faktor()
1..* 1 Proyek
1..*
1
Gambar 4.85 Revised Class Diagram
-Kode_Proyek -Nama_Proyek -Kode_produk -Kode_inspeksi_awal -Kode_inspeksi_akhir -Sumber_Data -Masalah_Proyek -Tujuan_Proyek +Mendefinisi_proyek()
275
4.4.4.2.
Function Component
<<Model Component>>
<> «call» «call»
Box
Produk
Produksi
-Kode_Produk -Nama_Produk -Height -Weight -Diameter -Shape -Capacity +Mendata_produk()
-Kode_Produksi -Kode_produk -Line_Produksi -Shift_Produksi -Speed_Produksi -Capacity_Produksi +mencata_data_produksi()
1..* 1
1 1..* 1
Pencetakan_Laporan_QC
-Kode_Box -Kode_inspeksi_QA -Jumlah_lot -Jumlah_Sampel -Acceptance +memeriksa_box() «call» 1..*
«call»
Pencetakan_Laporan_QA
«call»
Defect
1 1
1
-Kode_Defect -Nama_Defect -Penyebab_Utama_Defect +mendata_defect()
+Mencetak_Lap_Harian_QC()
«call» +Mencetak_Lap_Harian_QA()
«call» «call» 1
1..*
1..*
1..* Detil_defect_box
Inspeksi_QC
Detil_Inspeksi_QC
-Kode_Inspeksi_QC -Kode_Produksi +memeriksa_produk()
1
1..*
-Kode_detil_defect_box -Kode_box -Kode_defect -Nama_Defect -Jumlah_defect_per_box -No_mould -Status
-Kode_detil_inspeksi_QC -Kode_Defect -Nama_Defect -No_mould -Jumlah_Per_Defect_Produk
1..*
«call»
Pencetakan_Control_Chart «call» «call»
+Mencetak_Cotrol_Chart()
«call»
«call» 1..1
1..* 1
1
Inspeksi_QA
FMEA -Kode_FMEA -Kode_proyek -Nama_Defect -Modus_Kegagalan -Efek_Potensial -Sebab_Potensial -Severity -Occurance -Detectbility -Pengendalian +Menganalisa_FMEA()
Five_Why
1 1
-Kode_Five_Why -Kode_proyek -Nama_Defect -why1 -why2 -why3 -why4 -why5 +Menganalisa_penyebab()
Cause_and_Efect 1 1
Pencetakan_Diagram_Pareto
-Kode_Inspeksi_QA -Kode_Produk +mendata_box()
-Kode_CAE -Kode_proyek -Nama_defect -Faktor_penyebab -Penyebab_utama -Penyebab_sekunder -Penyebab_sekunder2 +Mengidentifikasi_faktor()
«call» 1..*
+Mencetak_Diagram_Pareto()
«call»
Proyek
1..*
«call» 1
-Kode_Proyek -Nama_Proyek -Kode_produk -Kode_inspeksi_awal -Kode_inspeksi_akhir -Sumber_Data -Masalah_Proyek -Tujuan_Proyek +Mendefinisi_proyek()
«call»
Pencetakan_FMEA +Mencetak_FMEA()
«call»
Pencetakan_Proyek_Define «call» «call»
Gambar 4.86 Function Component
+Mencetak_Proyek_Define()
276
4.4.4.3.
Operation Spesification Tabel 4.52 Operation Spesification Mencetak Laporan QC Operation Name
Mencetak_Laporan_QC
Category
passive
read compute
Purpose
Untuk mengetahui jenis – jenis defect yang muncul dalam proses produksi dengan jumlah defect masing – masing untuk setiap lini produksi yang berjalan setiap harinya dan untuk setiap bulannya
Input data
Kode_inspeksi_QC
Condition
Setiap shift dalam sehari telah dilakukan inspeksi QC
Effect
Hasil laporan inspeksi QC akan tampil pada layar Read Inspeksi_QC Get kode_inspeksi_QC Read Detil_inspeksi_QC Get kode_inspeksi_QC
Algorithm
Get nama_defect Get jumlah_defect Get no_mould Hitung total Print
Data Structure
String, Integer, Double
Placement
Pembuatan Laporan QC harian dan bulanan
Involve Object
Detil_inspeksi_QC, Inspeksi_QC, Defect
Trigger Event
Membuat Laporan Inspeksi QC
277
Tabel 4.53 Operation Spesification Mencetak Laporan QA Operation Name
Mencetak_Laporan_QA
Category
passive
read compute
Purpose
Untuk mengetahui box mana saja yang lolos dari proses inspeksi QA dalam proses produksi dan jumlah serta jenis – jenis defect yang terjadi setiap harinya dan setiap bulannya.
Input data
Kode_inspeksi_QA
Condition
Setiap shift dalam sehari telah dilakukan inspeksi QA
Effect
Hasil laporan inspeksi QA akan tampil pada layar Read Inspeksi_QA Get kode_inspeksi_QA Read Box Get kode_box Read Detil_defect_box Get kode_inspeksi_QA
Algorithm
Get kode_box Get nama_defect Get jumlah_defect Get status Get no_mould Hitung total Print
Data Structure
String, Integer, Double
Placement
Pembuatan Laporan QA harian dan bulanan
Involve Object
Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event
Membuat Laporan Inspeksi QA
278
Tabel 4.54 Operation Spesification Mencetak Project Define Operation Name
Mencetak_proyek_define
Category
passive
read compute
Untuk mencetak keterangan – keterangan yang ada Purpose
dalam pendefinisian proyek seperti jenis produk, sumber data, periode waktu, pernyataan masalah dan tujuan
Input data
yang diinginkan. Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA, Kode_produk, Kode_ proyek Dilakukan ketika akan mengadakan proyek six sigma
Condition
Effect
dengan tahapan DMAIC guna pengendalian kualitas terhadap satu jenis produk Hasil laporan pendefinisian proyek akan muncul pada user interface Read Inspeksi_QC Get kode_inspeksi_QC Read Inspeksi QA Get kode_inspeksi_QA
Algorithm
Read Produk Get Kode_produk Read Proyek Get data Proyek Print
Data Structure
String, Integer, Double
Placement
Pembuatan Laporan QA harian dan bulanan
Involve Object
Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event
Membuat Laporan Inspeksi QA
279
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart Operation Name Category
Mencetak_Control_Chart passive
read compute
Purpose
Untuk mencetak control chart yang menggambarkan dan memetakan batas bawah dan batas atas pengendalian kualitas berdasarkan historis data – data pada inspeksi QC atau inspeksi QA sesuai dengan defini proyek yang telah dilakukan sebelumnya
Input data
Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA
Condition
Definisi dari proyek telah dilakukan
Effect
Perhitungan dari defect akan muncul pada grid dan diagram control chart akan muncul pada user interface If sumber data = QC then Read Inspeksi QC Get kode_inspeksi_QC Get Kode_produksi Read Produksi Get kode_produksi
Algorithm
Get jumlah_produksi Hitung total jumlah_produksi Read Detil_inspeksi_QC Get Kode_inspeksi_QC Get jumlah_per_defect_produk Get jumlah_defect di setiap kode inspeksi QC Hitung total_defect Hitung Proporsi, CL, LCL, UCL
280
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart (lanjutan) Proporsi = jumlah defect/jumlah produksi CL = total defect/total produksi LCL = CL – 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah produksi) UCL = CL + 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah produksi) Input jumlah CTQ Hitung DPMO DPMO = 1.000.000 * Total defect/(jumlah CTQ *total produksi) Hitung nilai sigma Normsiv ((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1.5 Else Read Inspeksi_QA Get Kode_inspeksi_QA Read Box Get kode_inspeksi_QA Get kode_box Get jumlah_sampel Hitung jumlah box setiap kode_inspeksi_QA Jumlah sampel per kode_inspeksi_QA = jumlah box * jumlah sampel hitung total sampel read Detil_defect_box get Kode_inspeksi_QA get Kode_box get jumlah_per_defect_box
281
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart (Lanjutan) hitung total defect setiap kode_inspeksi_QA hitung Proporsi, CL, LCL, UCL Proporsi = jumlah defect/jumlah sampel per kode_inspeksi_QA CL = total defect/total sampel LCL = CL – 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah sampel per kode_insepksi_QA) UCL = CL + 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah sampel per kode_insepksi_QA) Input jumlah CTQ Hitung DPMO DPMO = 1.000.000 * Total defect/(jumlah CTQ *total sampel) Hitung nilai sigma Normsiv ((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1.5 End if Plot diagram Print Data Structure
String, Double
Placement
Pembuatan dan pencetakan Control Chart
Involve Object
Produksi, Box, Inspeksi_QC, Inspeksi_QA, Detil_inpeksi_QC, Detil_defect_box
Trigger Event
Membuat control chart dan menghitung nilai sigma
282
Tabel 4.56 Operation Spesification Mencetak Pareto Diagram Operation Name Category
Mencetak_diagram_pareto passive
read compute
Purpose
Untuk mencetak diagram pareto yang memetakan jenis – jenis defect berdasarkan frekuensi sehingga dapat diketahui jenis defect yang dominan
Input data
Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA
Condition
Definisi dari proyek telah dilakukan atau control chart telah dilakukan
Effect
Perhitungan jumlah defect, presentase dan presentase kumulatif muncul pada grid dan diagram pareto akan muncul pada user interface If sumber data = QC then Read Detil_inspeksi QC Get nama_defect Get jumlah_per_defect_produk Hitung jumlah defect per nama_defect Hitung total defect
Algorithm
Hitung proporsi Proporsi = jumlah defect per nama_defect/total Defect Kumulatif = proporsi + proporsi sebelumnya Else Read Detil_defect_box Get nama_defect Get jumlah_per_defect_box
283
Tabel 4.56 Operation Spesification Mencetak Pareto Diagram (Lanjutan) Hitung jumlah defect per nama_defect Hitung total defect Hitung proporsi Poporsi = jumlah defect per nama_defect/total defect Kumulatif = proporsi + proporsi sebelumnya End if Plot diagram Print Data Structure
String, Double
Placement
Pembuatan dan pencetakan diagram Pareto
Involve Object
Defect, Detil_inspeksi_QC, Detil_defect_box
Trigger Event
Membuat diagram Pareto
Tabel 4.57 Operation Spesification Mencetak FMEA Operation Name Category
Mencetak_Laporan_QA passive
read compute
Purpose
Untuk mengetahui penyebab, akibat potensial dan menganalisa prioritas resiko yang disebabkan oleh defect serta menganalisis pengendalian yang dapat dilakukan
Input data
Kode_FMEA, Kode_proyek
Condition
Diagram Five Why telah selesai dibuat
284
Tabel 4.57 Operation Spesification Mencetak FMEA (Lanjutan) Effect
Tabel FMEA dan RPN akan muncul pada grid dan user interface Read Proyek Get kode_proyek Read defect Get nama_defect
Algorithm
Read FMEA Get kode_FMEA Get Kode_proyek Get data_FMEA Print
Data Structure
String, Integer
Placement
Pencetakan FMEA
Involve Object
Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event
Membuat Tabel FMEA
285
4.4.4.4.
Table Spesification Tabel 4.58 Table Spesification Class Produk
Table
Produk
Primary Key
Kode_produk
Foreign Key
-
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_produk
Char
6
Not Null
No
Primary Key
Nama_produk
Varchar
5
Not Null
No
Nama Produk
Height
Decimal
5
Not Null
No
Tinggi Produk
Weight
Decimal
5
Not Null
No
Berat Produk
Diameter
Decimal
5
Not Null
No
Diameter
Capacity
Decimal
5
Not Null
No
Kapasitas Produk Produk
Text
10
Not Null
No
Bentuk Produk
Shape
Tabel 4.59 Table Spesification Class Produksi Table
Produksi
Primary Key
Kode_produksi
Foreign Key
Kode_produk
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_produksi
Varchar
10
Not Null
No
Primary Key
Kode_produk
Varchar
6
Not Null
No
Foreign Key
Line_produksi
Char
2
Not Null
No
Lini Produksi
Shift_produksi
Char
1
Not Null
No
Shift Produksi
Speed_produksi
Float
4
Not Null
No
Kecepatan produksi
286
Tabel 4.59 Table Spesification Class Produksi (Lanjutan) Kapasitas_produksi
Float
8
Not Null
Jumlah
No
Produksi
Tabel 4.60 Table Spesification Class Defect Table
Defect
Primary Key
Kode_defect
Foreign Key
-
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_defect
Varchar
8
Not Null
No
Primary Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Nama Defect
Text
50
Null
No
Penyebab
Penyebab_Utama
terjadinya defect
Tabel 4.61 Table Spesification Class Inspeksi QC Table
Inspeksi_QC
Primary Key
Kode_inspeksi_QC
Foreign Key
Kode_produksi
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_inspeksi_QC
Varchar
12
Not Null
No
Primary Key
Kode_produksi
Varchar
10
Not Null
No
Foreign Key
Tabel 4.62 Table Spesification Class Detil Inspeksi QC Table
Detil_inspeksi_QC
Primary Key
Kode_detil_inspeksi_QC
287
Tabel 4.62 Table Spesification Class Detil Inspeksi QC (Lanjutan) Foreign Key
Kode_defect, Nama_Defect Tipe
Field
Tipe
Field
Tipe Data
Kode_detil_
Data Varchar
10
Data Not Null
Yes
Primary Key
Inspeksi_QC Kode_defect
Varchar
8
Not Null
No
Foreign Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
Field
Nomor No_mould
Varchar
15
Not Null
No
mould penyebab defect Jumlah
Jumlah_per_ Float
8
Not Null
No
defect_produk
defect setiap kode detil
Tabel 4.63 Table Spesification Class Inspeksi QA Table
Inspeksi_QA
Primary Key
Kode_inspeksi_QA
Foreign Key
Kode_produk
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_inspeksi_
Varchar
12
Not Null
No
Primary Key
Kode_Produksi
Varchar
10
Not Null
No
Foreign Key
Kode_produk
Varchar
6
Not Null
No
Nama Produk
QA
288
Tabel 4.64 Table Spesification Class Box Table
Box
Primary Key
Kode_box
Foreign Key
Kode_inspeksi_QA
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_box Kode_inspeksi_
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
Varchar
12
Not Null
No
Foreign Key
Float
8
Not Null
No
Jumlah barrel
QA Jumlah_lot
dalam satu box Jumlah Acceptance
Integer
3
Not Null
No
penerimaan defect
Tabel 4.65 Table Spesification Class Detil Defect Box Table
Detil defect box
Primary Key
Kode_detil_defect_box
Foreign Key
Kode_box, Nama_defect
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_detil_
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
defect_box Kode_box
Varchar
10
Not Null
Yes
Foreign Key
Kode_defect
Varchar
7
Not Null
No
Foreign Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
289
Tabel 4.65 Table Spesification Class Detil Defect Box (Lanjutan) Jumlah_per_
Float
8
Not Null
No
Jumlah defect setiap kode detil
Defect_box No_mould
Varchar
20
Not Null
No
Nomor mould penyebab defect
Status
Text
10
Not Null
No
Status penerimaan box
Tabel 4.66 Table Spesification Class Cause and Effect Table
Cause and Effect
Primary Key
Kode_CAE
Foreign Key
Kode_proyek, Nama_defect
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_CAE
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
Kode_proyek
Varchar
5
Not Null
No
Foreign Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
Faktor_penyebab
Varchar
50
Not Null
No
Faktor penyebab defect
Penyebab_primer
Varchar
50
Not Null
No
Penyebab utama
Penyebab_sekunder
Varchar
50
Null
No
Penyebab lanjutan
Penyabab_sekunder2
Varchar
50
Null
No
Penyebab lanjutan
290
Tabel 4.67 Table Spesification Class Five Why Table
Fivewhy
Primary Key
Kode_fw
Foreign Key
Kode_proyek, Nama_defect
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_FW
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
Kode_proyek
Varchar
5
Not Null
No
Foreign Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
Why1
Varchar
50
Not Null
No
Penyebab pertama
Why2
Varchar
50
Not Null
No
Penyebab kedua
Why3
Varchar
50
Null
No
Penyebab ketiga
Why4
Varchar
50
Null
No
Penyebab keempat
Why5
Varchar
50
Null
No
Penyebab kelima
Tabel 4.68 Table Spesification Class FMEA Table
FMEA
Primary Key
Kode_FMEA
Foreign Key
Kode_proyek, Nama_defect
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_FMEA
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
Kode_proyek
Varchar
5
Not Null
No
Foreign Key
Nama_defect
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
291
Tabel 4.68 Table Spesification Class FMEA (Lanjutan) Kegagalan yang Modus_Kegagalan
Varchar
50
Not Null
No
disebabkan defect Akibat yang
Efek_potensial
Varchar
50
Not Null
No
disebabkan defect
Severity
Integer
2
Not Null
No
Occurance
Ineteger
2
Not Null
No
Tingkat bahaya Tingkat keseringan
Detectbility
Integer
2
Not Null
No
terjadi Tingkat pendeteksian
Sebab_potensial
Varchar
50
Not Null
No
Penyebab potensial defect
Pengendalian
Varchar
50
Not Null
No
Pengendalian yang dapat dilakukan
Tabel 4.69 Table Spesification Class Proyek Table
Proyek
Primary Key
Kode_proyek
Foreign Key
Kode_produk, Kode_inspeksi_QC/Kode_inspeksi_QA
Field
Tipe Data
Size
Null
Auto
Keterangan
Increment Kode_proyek
Varchar
10
Not Null
Yes
Primary Key
Nama_proyek
Varchar
50
Not Null
No
Nama Proyek
Kode_produk
Varchar
15
Not Null
No
Foreign Key
292
Tabel 4.69 Table Spesification Class Proyek (Lanjutan) Sumber_data
Varchar
2
Not Null
No
Sumber data inspeksi
Kode_inspeksi_awal
Varchar
50
Not Null
No
Foreign_key
Kode_inspeksi_akhir
Varchar
50
Not Null
No
Foreign_key
Masalah_proyek
Varchar
50
Not Null
No
Permasalahan proyek
Tujuan_proyek
Varchar
4.4.5.
Recommendation
4.4.5.1.
The System’s Usefulness
50
Not Null
No
Tujuan proyek
Sistem informasi yang dirancang memiliki beberapa fungsi statistikal sekaligus mendukung pembuatan laporan – laporan yang dibutuhkan oleh manajemen. Sistem ini akan dirancang dengan memenuhi kriteria – kriteria penting yaitu : Usable Kriteria ini penting karena sistem informasi yang dibuat harus dapat benar – benar digunakan dengan sebaik – baiknya dan dapat diadaptasi pada PT OneJect Indoensia, khususnya pada departemen QC/QA untuk kegunaan hal pengendalian kualitas Secure Hak akses hanya akan diberikan kepada bagian QC/QA. Untuk dapat masuk ke dalam sistem maka user yang telah memiliki otoritas harus
293
memasukkan Username dan Password. Dimana setiap user mempunyai hak akses yang berbeda. Correct Dilakukan pengujian – pengujian pada saat perancangan sistem untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan baik dan tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan awal perancangan. Comprehensible Kriteria ini akan dievaluasi untuk memastikan sistem yang dibuat akan dapat dimengerti dan dioperasikan oleh user tanpa memerlukan bantuan orang lain.
4.4.5.2.
Plan For Initiating Use Sebelum implementasi ini dilakukan, baiknya perusahaan dapat menyiapkan terlebih dahulu fasilitas fisik maupun secara teknis dan membuat pelatihan terhadap user sehingga ketika sistem ini dijalankan, sistem ini dapat berjalan dengan optimal dan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan kualitas perusahaan dalam pengendalian kualitas produk.
4.4.5.3.
Implementation Plan Rencana implementasi dari sistem ini dapat diihat pada Gantt Chart berikut
294
Tabel 4.70 Jadwal Rencana Implementasi Bulan 1 Kegiatan Analysis Design Coding Testing Pengadaan software, hardware, dan jaringan Instalasi dan pengujian Training
1
2
2 3
4
1
2
3 3
4
1
2
3
4