BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi
yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar minyak solar selama tahun 2005 dan 2006. Dalam pemenuhan kebutuhan ini perusahaan menetapkan untuk bahan bakar minyak solar ini menjadi Insurance item dimana item ini harus selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasional tambang (Avalability 100%). Pemakaian bahan bakar minyak solar oleh perusahaan terkait dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan dalam jangka 1 (satu) tahun, rencana produksi ditetapkan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi perjanjian yang telah disepakati dengan pihak pemilik tambang (mining owner). Untuk mendukung pencapaian produksi ini sangat dibutuhkan adanya ketersediaan bahan bakar minyak solar untuk dapat menjalankan alat-alat berat dan produksi lainnya secara berkelanjutan dalam proses produksi yang telah disepakati, berikut ini merupakan data konsumsi bahan bakar minyak solar selama tahun 2005 sampai 2006 :
36
Tabel 4.1 Konsumsi Bahan Bakar Minyak Solar tahun 2005-2006 Fuel Consumption (Liter) Periode Tahun 2005 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
3,479,650 3,208,319 3,677,726 3,384,556 3,815,195 3,248,767 3,965,706 4,136,105 4,441,914 3,753,853 3,796,207 4,762,471
Tahun 2006 3,103,668 4,221,209 3,832,442 4,142,776 4,415,373 4,105,396 3,856,851 4,881,271 4,547,129 4,508,605 4,022,029 4,662,118
Untuk menjaga ketersediaan bahan bakar minyak solar dalam pemenuhan kebutuhan dalam produksi maka perusahaan telah membangun tangki penyimpanan bahan bakar minyak solar yang juga telah mendapat ijin dari instansi pemerintah terkait dengan kapasitas 1.200.000 Liter yang ditempatkan dekat dengan lokasi penambangan. Fasilitas tangki penyimpanan (Maintank) dilengkapi dengan 2 (dua) pompa unloading bahan bakar minyak solar yang masing-masing menurut standart pabrik memiliki kecepatan pompa fluida 350 Liter per menit. Dan fasilitas pompa untuk proses loading bahan bakar minyak solar dari kapal ponton ke fuel truck pengangkut bahan bakar minyak solar terdiri dari 2 (dua) pompa yang masing-masing berkapasitas 500 Liter per menit.
37
Bahan bakar minyak solar yang disupply Pertamina Balikapapan diangkut dengan menggunakan kapal ponton. Jarak tempuh kapal ponton yang mengangkut bahan bakar minyak solar dari kilang Pertamina Balikpapan sampai ke pelabuhan tanah merah dalam kondisi normal adalah 2 hari, dan untuk melakukan pengangkutan bahan bakar minyak solar dari kapal ponton ini digunakan fuel truck berkapasitas angkut 20.000 Liter. Jarak pelabuhan ke lokasi tangki penyimpanan adalah 50 Km atau 50 menit yang ditempuh fuel truck dengan kecepatan 60 Km/Jam. Berikut merupakan gambaran proses pendistribusian bahan bakar minyak solar dari kilang Pertamina Balikpapan sampai ke lokasi tangki penyimpanan BBM Solar :
Pelabuhan (Port) Tanah Merah
Kilang Pertamina Balikpapan
50 Km
500KL 500KL 50K 50K
Alat-alat berat & Produksi
50K
Tangki Penyimpanan (Maintank)
Gambar 4.1 Proses distribusi bahan bakar minyak solar.
38
4.2
Pengolahan Data
4.2.1
Hasil Peramalan (Forcasting) kebutuhan BBM Solar tahun 2007
Data time series merupakan data historical yang dikumpulkan dari fakta atau kebutuhan yang sudah terealisasi dimana untuk jarak waktu antara data yang satu dengan yang lainnya dapat berupa hari, minggu, bulan, tiga bulanan, tahun. Data time series biasanya memiliki lima komponen yaitu : rata-rata, kecenderungan (trend), pengaruh musiman, cyclical movements, and random error. Peramalan time series merupakan salah satu cara untuk memperkirakan atau meramalkan akan kebutuhan masa yang akan datang dalam rangkaian waktu yang diinginkan. Peramalan terhadap kebutuhan bahan bakar minyak solar tahun 2007 menggunakan alat bantu software WinQSB untuk mendapatkan hasil perhitungan dengan Time series forcasting dengan metode peramalan moving average with linear trend dengan data historical 3, 4, dan 6 bulan sebelumnya. dengan memilih MAD (Mean Absolute Deviation) dan MAPE (Mean Absolute Percent Error) yang terkecil maka peramalan kebutuhan bahan bakar minyak solar untuk tahun 2007 adalah dengan historical data 6 bulan, MAD terkecil yaitu sebesar 460.455 dan MAPE (Mean Absolute Percent Error) sebesar 11.55% berikut grafik perhitungan Peramalan kebutuhan bbm solar tahun 2007 :
39
Forcasting kebutuhan BBM Solar tahun 2007 Jumlah Konsumsi BBM (Liter)
5500000 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000
Periode
Actual Data Forecast by 6 - MAT
Grafik 4.2.1 Forcasting kebutuhan BBM Solar tahun 2007 dengan Software WinQSB Dan hasil peramalan kebutuhan BBM Solar tahun 2007 dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.2.1 Tabel Forcasting kebutuhan BBM Solar tahun 2007 Periode Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07 Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07
Demand Expected 2007 4,554,017 4,594,307 4,634,598 4,674,888 4,715,179 4,755,469 4,795,760 4,836,050 4,876,341 4,916,631 4,956,922 4,997,212
Sumber : Hasil Perhitungan
40
4.2.2
Menentukan Volume pesanan optimum
Bahan bakar minyak solar merupakan Insurance item, dalam hal ini bahan bakar minyak solar harus selalu tersedia dan sepenuhnya dapat memenuhi permintaan produksi secara keseluruhan (Avalability 100%). Untuk memenuhi hal ini perhitungan terhadap jumlah persediaan sangat penting untuk mencegah terjadi kehabisan persediaan (stockout) yang dapat menghentikan proses produksi/ penambangan. Dalam perhitungan volume pesanan optimum menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), dalam metode ini pemesanan dilakukan dalam jumlah yang dapat meminimalisasi total inventory cost (biaya total persediaan) dengan persamaan sebagai berikut :
EOQ =
2CR H
dimana : R
= Kebutuhan (demand) bbm solar selama 1 tahun
P
= Purchase cost per Liter
C
= Cost untuk sekali order.
F
= holding cost factor
H
= holding cost per Liter/tahun (H = PF)
EOQ = Economic Order Quantity (optimal oreder Quantity)
41
Dari data yang diperoleh baik dari perusahaan maupun hasil perhitungan perkiraan penggunaan bbm solar diketahui untuk : R = 57.307.374 Liter P = 5700 (Diasumsikan rata-rata harga bbm untuk tahun 2007 = Rp 5.700,00 /Liter) C = 10.000.000 (Diasumsikan biaya per sekali order sebesar Rp 10.000.000,00) F = 3 % (holding cost factor diasumsikan sebesar 3% per tahun) H = P x F = 5.700 x 3% = Rp.171 per Liter Maka optimal order quantity adalah :
2CR H
EOQ = EOQ =
2 × 57.307.374 × 10.000.000 171
EOQ = 2.588.941, 26 ≈ 2.500.000 Liter Frekuensi pemesanan (order) per tahun untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak solar 2007 Jika Frekuensi pemesanan (order) dinotasikan dengan huruf f maka :
R Q 57.307.374 f = = 22,92 Kali dalam 1 tahun 2.500.000 f =
f = 22,92
12
= 1,91 ≈ 2 kali pemesanan dalam 1 bulan.
42
4.2.3
Menentukan biaya persediaan minimum
Total biaya persediaan (total cost) untuk bahan bakar minyak solar diasumsikan tidak ada shortage (tidak ada shortage cost), dan biaya total persediaan ini merupakan gabungan dari total carrying cost dan total ordering cost. TC
min imum
= (C ×
R Q ) + (H × ) Q 2
= (10.000.000 ×
57.307.374 2.500.000 ) + (171 × ) 2.500.00 2
= Rp 442.979.496,00
4.2.4
Menentukan Kapan harus dilakukannya proses Order.
Permintaan rata-rata per hari untuk kebutuhan BBM Solar 2007 adalah : Perkiraan kebutuhan bbm solar/hari = Total kebutuhan hasil forcasting : 365 hari = 57.307.374 Liter/365 hari = 157.006,5 Liter/hari dibulatkan menjadi = 157.000 Liter/hari Lead time yang diperhitungkan disini adalah lead time proses order, proses
administrasi pembelian dan pengeluaran BBM Solar di kilang Pertamina sampai bbm solar diterima di pelabuhan site (port tanah merah) Lead time proses order internal perusahaan
= 1 hari
Lead time proses administrasi di Kilang Pertamina
= 2 hari
Lead time proses loading dan unloading bbm solar
= 2 hari
43
Lead time Pengangkutan dari kilang ke port Tanah merah = 2 hari Total Lead time yang diperlukan untuk bbm solar sampai ke pelabuhan adalah 7 Hari.
Kebutuhan bbm solar selama masa tenggang waktu yang telah diperhitungkan adalah: Demand during lead time = Lead time x demand per day
= 7 hari x 157.000 Liter = 1.099.000 Liter Safety Stock dalam perhitungan ini diasumsikan bahwa besarannya adalah 50%
dari kebutuhan selama waktu tenggang yaitu : Safety stock = 50% x 1.099.000 Liter
= 549.500 Liter Jumlah bbm solar yang telah diterima di pelabuhan diperhitungkan dalam total persediaan (On hand stock) yang siap supply untuk kebutuhan produksi sehingga bbm solar akan diorder kembali adalah jika total persediaan minimum adalah : ROP (Re-order Point) = Demand during lead time + Safety Stock = 1.099.000 + 549.500
= 1.648.500 ≈ 1.650.000 Liter
4.2.5
Menentukan Jumlah bahan bakar minyak solar yang dapat diangkut dari pelabuhan ke tangki penyimpanan (maintank).
Bahan bakar minyak solar yang berada di kapal ponton ketika diterima di perlabuhan harus dipindahkan ke tangki penyimpanan (maintank), proses pemindahan tersebut dilakukan dengan menggunakan fuel truck yang masing-masing memiliki
44
kapasitas volume 20.000 Liter sekali angkut. Proses pengangkutan dilakukan mulai pukul 07.00 wita sampai 17.00 wita (9 Jam kerja, 1 jam istirahat) pembatasan proses pengangkutan bbm solar ini berkaitan dengan faktor keamanan dan keselaman kerja yang berlaku di perusahaan. Fasilitas unloading bbm solar di maintank hanya tersedia 2 unit pompa yang berkapasitas 350 Liter/menit yang dalam proses kerjanya 2 unit pompa tersebut dipergunakan untuk melayani proses unloading bbm solar yang diangkut oleh 1 unit fuel truck.
Waktu yang diperlukan oleh 1 unit fuel truck untuk melakukan pengangkutan bbm solar dari kapal ponton di pelabuhan sampai ke maintank adalah sebagai berikut: - Waktu loading bbm solar dari kapal ponton ke fuel truck
= 20 Menit
- Waktu tempuh perjalanan pengiriman ke maintank
= 50 Menit.
- Waktu unloading bbm solar dari fuel truck ke maintank
= 30 Menit.
- Waktu tempuh perjalanan kembali dari maintank ke port = 50 Menit maka total waktu yang dibutuhkan untuk 1 rit pengangkutan bbm solar adalah 150 menit atau 2,5 jam. Proses loading bbm dan unloading bbm dengan 1 unit fuel truck dapat melayani pengiriman bbm solar selama 9 jam kerja adalah : Jumlah rit per fuel truck selama 9 jam kerja = 9 Jam : 2,5 Jam = 3,6 rit ≈ 3 rit per hari Jika kapasitas fuel truck adalah 20.000 Liter, maka bbm yang dapat diangkut oleh 1 unit fuel truck adalah 60.000 Liter/hari.
45
Proses pengangkutan bbm solar dari kapal ponton ke maintank saat ini perusahaan menggunakan 3 unit fuel truck. 4.2.5.1 Distribusi Kedatangan
Asumsi yang digunakan dalam kaitan distribusi kedatangan (banyaknya kedatangan per unit waktu) adalah distribusi Poisson dimana probabilitas kedatangan adalah : Dimana diketahui : x
: Banyaknya kedatangan maksimum 18 unit/hari
P(x)
: Probabilita kedatangan
λ
: Rata-rata tingkat kedatangan = 9 unit/hari
e
: Dasar logaritma natural, yaitu 2.71828
x!
: x (x-1) (x-2) .... 1 ( dibaca x factorial)
maka dengan rumus distribusi probabilitas Poisson :
P ( x) =
e−λ λ x x!
diketahui
probabilitas kedatangan sebagai berikut : x 1 P(x) 0.0011
2 0.0050
3 0.0150
4 0.0337
5 0.0607
6 0.0911
7 0.1171
8 0.1318
9 0.1318
x 10 P(x) 0.1186
11 0.0970
12 0.0728
13 0.0504
14 0.0324
15 0.0194
16 0.0109
17 0.0058
18 0.0029
Untuk rata-rata tingkat kedatangan 9 unit per hari probabilitas kedatangannya adalah sebesar 0.1318 = 13.18%
46
4.2.5.2 Distribusi Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan dalam proses antrian digunakan distribusi waktu pelayanan yaitu distribusi eksponensial negatif, untuk persamaan umum density fuction probabilitas eksponensial negatif adalah : f (t ) = μ e − μt Dimana diketahui :
f (t ) t
: Probabilitas yang berhubungan dengan t : Waktu pelayanan = untuk satu unit 0.5 = 270 menit per hari.
μ : Rata-rata tingkat pelayanan = 18 unit/hari 1/ μ : Rata-rata waktu pelayanan = 0.06 ≈ 30 menit e
: Dasar logaritma natural, yaitu 2.71828
maka probabilitas untuk waktu pelayanan adalah sebagai berikut :
f (t ) = μ e − μt = 18 × e −18×0.5 = 0.00222 = 0.22%
4.2.5.3 Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap [ M / M / 1 ]
Proses kedatangan dan keberangkatan mengikuti distribusi Poisson dengan tingkat 1 dan μ , terdapat satu pelayanan (station) dan antrian yang terjadi pada proses pengangkutan ini adalah merupakan model antrian satu saluran satu tahap dengan notasi Kendal [ M / M / 1 ] : - Rata-rata jumlah kedatangan fuel truck ke maintank ( λ )
= 9 unit/hari
- Rata-rata kecepatan pompa di maintank melakukan service ( μ ) = 18 unit/hari - Rata-rata waktu antar kedatangan fuel truck adalah : 1/ λ = 1/9 = 60 menit.
47
1/ μ = 1/18 = 30 menit
- Rata-rata waktu pelayanan adalah : - Traffic intensity/utilization fator (R) adalah : R = λ
μ
= 9/18 = 0.5 = 50%
- Rata-rata banyak pengantri dalam sistem (L) adalah : L =
R 0.5 = = 1 unit. 1 − R 1 − 0.5
- Rata-rata banyak fuel truck yang sedang mengantri (Lq) adalah : R2 0,52 Lq = , Lq = = 0,5 unit yang sedang mengantri. 1− R 1 − 0,5 - Peluang ada n fuel truck dalam sistem (Pn) adalah: n=1;
Pn = (1 − ρ ) ρ n = (1 − 0,5)0,51 = 0.250 = 25%
n=2;
Pn = (1 − ρ ) ρ n = (1 − 0,5)0,52 = 0.125 = 12.5%
n=3;
Pn = (1 − ρ ) ρ n = (1 − 0,5)0,53 = 0, 0625 = 6,25%
- Rata-rata waktu untuk mengantri (W) adalah : Wq =
λ 9 = = 0.06 μ ( μ − λ ) 18(18 − 9)
Wq = 32.4 menit . Jumlah bbm solar maksimum yang dapat diterima melalui pompa adalah sebanyak 18 unit/hari x 20.000 Liter/unit = 360.000 Liter/hari , tetapi karena jumlah unit yang digunakan sebanyak 3 unit dan jarak supply untuk masing-masing unit adalah 2.5 Jam atau 3 rit per hari sehingga rata-rata kedatangan fuel truck untuk melakukan transfer bbm solar adalah 9 unit/hari maka bbm solar yang diterima adalah 180.000 Liter/hari. sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transfer jumlah bbm solar sebanyak 2.500.000 liter (sesuai EOQ) adalah selama 14 hari.
48
4.3 Analisa Data
Jumlah kebutuhan bahan bakar minyak solar untuk tahun 2007 didapatkan melalui Time series forcasting dengan metode peramalan moving average with linear trend dengan data historical 6 bulan sebelumnya dengan bantuan program WinQSB. Perkiraan kebutuhan ini dipergunakan untuk melakukan dasar perkiraan jumlah persediaan bahan bakar minyak solar sehingga mencegah terjadinya kehabisan persediaan (stock out), dari hasil perhitungan diperoleh jumlah pemesanan yang optimum adalah sebanyak 2.500.000 Liter untuk setiap kali pemesanan, pemesanan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 bulan hal ini dilakukan untuk meminimalisasi biaya persediaan. Total inventory cost merupakan gabungan dari total carrying cost dan total ordering cost. Karena bahan bakar minyak solar merupakan insurance item dalam hal ini tingkat ketersediaannya adalah 100% maka shortage cost menjadi tidak ada. Pemesanan kembali dilakukan jika volume persediaan bahan bakar di tangki penyimpanan (maintank) dan kapal ponton dipelabuhan mendekati 1.650.000 Liter, Pemesanan kembali ini dilakukan tidak ada kaitannya dengan volume pemesanan optimum dan biaya persediaan, tetapi hal yang paling berpengaruh adalah lead time pengadaan bahan bakar minyak solar sampai ke pelabuhan (port) dan stock pengaman (safety stock) yang ada di maintank sejumlah 549.500 Liter serta kebutuhan perhari. Total stock on hand yang diperhitungkan untuk proses pemesanan kembali merupakan gabungan jumlah stock bbm solar yang ada di kapal ponton dan tangki penyimpanan (maintank). Proses pemindahan (transfer) bbm solar dari kapal ponton
49
ke maintank menjadi hal yang sangat penting untuk dioptimalkan agar dapat mengoptimalkan ketersediaan bbm solar di maintank. Berdasarkan jumlah order untuk setiap kali pemesanan, jumlah fuel truck yang dioperasikan serta antrian yang terjadi pada proses transfer tersebut bbm solar yang ada di kapal ponton dapat ditransfer seluruhnya ke maintank dalam tempo 14 hari, dimana jumlah yang dapat ditransfer setiap hari dengan 3 unit fuel truck adalah 180.000 Liter. Dari hasil pengolahan data penggunaan 3 unit fuel truck untuk melakukan proses transfer dinilai sudah memadai dimana hanya berpeluang sebesar 6% untuk ketiga unit tersebut menggunakan fasilitas pompa di maintank secara bersamaan, sedangkan kapasitas tangki yang saat ini sebesar 1.200.000 Liter sudah cukup untuk menyimpan bbm solar selama masa tenggang waktu pengiriman sebesar 1.099.000 Liter dan sistem penyediaan yang ada dapat memenuhi kebutuhan bbm rata-rata per hari sebesar 157.000 Liter dan tidak akan terjadi stockout selama proses dalam sistem berjalan dengan baik.