59
BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profile Perusahaan 4.1.1 Company Profile (Gambaran Umum Perusahan) PT. Dwisatu Mustika Bumi adalah satu perusahaan konstruksi nasional utama di Indonesia yang bergerak di bidang jasa Engineering, Procurement, Constuction & Installation (EPCI) untuk melayani kebutuhan pembangunan prasarana opereasi industri minyak dan gas bumi daerah pantai & lepas pantai. Aktivitas tidak hanya terbatas pada pembangunan saluran pipa bawah laut, pembangunan sistem single point mooring, pembangunan fixed offshore platform, dan offshore floating facilities, namun juga pemeliharaan dan perbaikan asset lepas pantai. Perusahaan ini berlokasi pada Gedung Gajah, unit AD, Jl. Dr. Saharjo no.111., PT. Dwisatu Mustika Bumi adalah sebuah perusahaan yang berpegang pada ISO 9001:2001 (LQRA) dan didirikan pada tahun 1993; pada awalnya bertujuan untuk menyediakan alat pemrosesan industri minyak dan gas di Indonesia dan sejak itu telah tumbuh untuk menjadi suatu perusahaan konstruksi lepas pantai utama. PT. Dwisatu Mustika Bumi dioperasikan oleh suatu regu nasional bermotivasi tinggi dan dibantu oleh tenaga ahli internasional dari waktu kewaktu. Semua proyek ditangani oleh para professional yang berpengalaman dengan tugas-tugas spesifik dengan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan spesifik klien, berkaitan dengan mutu, jadwal dan keselamatan. Proyek dilaksanakan berdasarkan system manajemen kualitas dari ISO 9001 : 2000 untuk meyakinkan kepuasaan dan kepercayaan konsumen. Dan keamanan adalah prioritas utama pada PT. Dwisatu Mustika Bumi. Disamping itu PT. Dwisatu Mustika Bumi
60
juga mendapat kepercayaan dari produsen peralatan instalasi lepas pantai di luar negeri untuk menjadi Sole Agen di Indonesia antara lain : •
SBM / IMODCO Untuk Single Point Mooring System
•
GALL THOMSON Untuk Marine Breakaway Coupling
•
TOKYO SEIKO ROPE Untuk Mooring Hawser Rope
•
YOKOHAMA Untuk Marine Hoses
•
HAFAR MARINE Untuk Tug & Barges Saat ini jumlah karyawan kami di kantor pusat adalah 60 orang sementara di
lapangan berkisar antara 200 – 300 orang. Visi Menjadi sebuah perusahaan terkemuka di bidang kelautan dan jasa konstruksi lepas pantai dengan menyediakan standar mutu produk dan jasa berkualitas tinggi untuk para pelanggan dengan penerapan system manajemen Kesehatan Keselamatan dan Lingkungan (HSE) PT. Dwisatu Mustika Bumi. Misi Menciptakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang di bidang kelautan dan perusahaan konstruksi lepas pantai, berdasarkan keahlian, dedikasi para karyawan, produktivitas, kepemimpinan dan kepengurusan HSE.
Sebagai perusahaan konstruksi, PT. Dwisatu Mustika Bumi telah memiliki pengalaman dalam berbagai jenis pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan pipanisasi onshore dan offshore. Tujuan utama PT. Dwisatu Mustika Bumi akan untuk mencapai
61
sukses disetiap proyek yang kami kerjakan. Karena itulah untuk mencapai tersebut perusahaan sangat selektif dalam merekrut tenaga kerja serta teliti dalam membuat perencanaan maupun tegas dalam melakukan kontroling di lapangan. Adapun proyekproyek yang pernah kami tangani yaitu :
Tabel 4.1 Proyek yang pernah dikerjakan oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi
Our Work Experience Company Project
Location
Sector
Service Schedule Start Finish
Submarine Pipeline 32" (15 Balongan 1. Balongan km long) and 16" (10 km long)
Nov- 03-Apr02 05
SPM 150,000 Pertamina Pertamina DWT & 35,000 UP III UP III DWT
Ongoing
Ultrasonic Gauging Thickness Inspection on Kakap Natuna FPSO (Ongoing Project)
Kakap Natuna Field, South China Sea
1424-FebOct03 02
FPSO Kakap Natuna - Kakap Gulf Natuna Resource 3. Refurbishment s (Kakap) Maintenance Ltd. Services Phase 2 (Ongoing)
Gulf, Kakap Field Natuna, South China Sea
Oil & EPC 03Gas 31-MarDesign Dec04 Infrastr & Build 01 ucture
Gulf Resource 4. s (Kakap) Ltd.
Kakap Natuna SPM Anchor Chain Tensioning
Kakap Natuna, Natuna Sea
Others
EPC
1413-DecDec01 00
Premier 5. Oil Natuna
Anoa Diving Work for Field, FPSO Anoa Natuna
Others
EPC
2116-OctAug01 01
2.
Conoco Phillips
Contract Value
62
Sea Ltd Gulf Resource 6. s (Kakap) Ltd.
Sea Anchor Chain Tensioning Adjustment Services
"Live" FPSO Gulf Kakap Natuna Resource Refurbishment 7. s (Kakap) Maintenance Ltd. Services Phase 1
Kakap Natuna, Natuna Sea
Others
Kakap Field Natuna, South China Sea
Oil & EPC 31Gas 30-JulDesign JulInfrastr 01 & Build 00 ucture
Kakap Natuna Gulf KN Port Boiler FPSO Resource Metallurgical 8. Kakap s (Kakap) Inspection Field, Services Ltd. Natuna Sea Kakap Natuna Gulf UT Inspection FPSO Resource Survey, Kakap 9. Kakap s (Kakap) Natuna FPSO Field, Tanks Ltd. Natuna Sea Sandblasting and painting to follow SBM specification, Kodeco marine survey 10 Energy insurance . Company and Ltd. during mobilisation / demobilisation and overhaul
-
Kakap Natuna Gulf Kapap Natuna FPSO 12 Resource Port Boiler Kakap . s (Kakap) Emergency Field, Ltd. Repairs Natuna Sea Natuna Kakap Boiler Natuna
-
-
0807-AugJun01 01
EPC
0303-DecSep00 00
UT Inspecti EPC on Survey
3029-DecOct00 00
Others
PT. DOK Koja Others Bahari Jakarta
Kakap Natuna Gulf Kapap Natuna FPSO 11 Resource Port Boiler Kakap . s (Kakap) Emergency Field, Ltd. Repairs Natuna Sea
13 Gulf Kapap . Resource Port
-
EPC
Overha 2828-Augul Mar00 Repair 00
Others
EPC
1110-MayApr00 00
Others
EPC
1420-MarMar00 00
Others
EPC
06- 05-FebJan- 00
63
s (Kakap) Superheater Ltd. Emergency Repairs
FPSO Kakap Field, Natuna Sea
Kakap Natuna Gulf FPSO 14 Resource KN FPSO Full Kakap . s (Kakap) Ship Survey Field, Ltd. Natuna Sea FPSO Kakap Gulf Natuna Boiler 15 Resource Attemperator . s (Kakap) Reconditioning Ltd. Services
Kakap Natuna FPSO Kakap Field, Natuna Sea
00
-
-
-
Oil & Gas EPC Infrastr ucture
3130-SepAug99 99
Others
0131-JulFeb99 99
Pertamina Pengantian Pertamina 16 UPPDN IV Floating Hoses UPPDN IV Others . Semarang SBM SO-112 Semarang Full Ship Inspection and Gulf Compilation of a 17 Resource Detailed repair . s (Kakap) Specification Ltd. FPSO Kakap Natuna
Kakap Natuna FPSO Kakap Field, Natuna Sea
Kakap Natuna Gulf Port Boiler FPSO 18 Resource Kakap Attemperator . s (Kakap) Repair Services Field, Ltd. Natuna Sea Pekerjaan Penambahan Pertamina Jalur Pipa Supply dia. 16" & SPM 19 UPPDN di DPPU . III Jakarta Soekarno Hatta Cengkareng, UPPDN III
-
-
Pulau Untung, Laut Jawa & Tanjung Pasir Cengkare ng Soekarno Hatta
EPC
1716-JunEPC & May 99 Design -99
Oil & 01Gas 30-JunDesign SepInfrastr & Build 99 98 ucture
Others
EPC
0808-JanDec99 98
Oil & EPC 05Gas 24-DecDesign AugInfrastr 98 & Build 96 ucture
Pertamina Other Pertamina Perawatan SBM 20 UP VI than Oil EPC UP VI 17.500 DWT . Balongan & Gas Balongan
0608-SepJan98 98
21 Pertamina Perbaikan . UPPDN Pergantian
14- 14-NovAug- 97
Pertamina Design 8 UPPND III and
EPC
64
III Jakarta
Unit Rubber Jakarta Fender pada Main Sub Breasting Dholpin II Dermaga Terminal Tanjung Gerem
Build Infrastr ucture
97
Pemasangan Design Semetara SPM Pertamina and Pertamina IMODCO 22 EPC DWT UPPDN IV Build UP VI 150.000 . & Semarang Infrastr Balongan Ex-Conoco ucture Overhaul SBM SO-1122
1608-SepJul97 97
Pertamina Pertamina Other 23 Overhaul SBM UP VI UP VI than Oil EPC . 35.000 DWT Balongan Balongan & Gas
2725-JulMay 96 -96
Conoco Conoco Oil Storage Field, 24 Indonesia "Cilacap" Vessel Natuna . South Inc. Repair China Sea
Oil & EPC 23Gas 14-MarDesign NovInfrastr 95 & Build 94 ucture
Conoco Mooring Buoy 01Conoco Field, Other and Concrete 14-OctDesign 25 SepIndonesia Natuna - than Oil Block Fabrication 94 & Build . 94 Inc. & Gas South Contract China Sea Gulf 26 Resource FPSO . s (Kakap) Service Ltd.
Kakap Natuna FPSO Study Kakap Field, Natuna Sea
Sumber : PT. Dwisatu Mustika Bumi
- Specific Project EPC Skills
30 call17out Aprworking 98 days
65
4.1.2 Struktur Organisasi dan Job Description PT. Dwisatu Mustika Bumi memiliki susunan struktur organisasi sebagai berikut :
4.1.2.1 Struktur organisasi
Board Committee
Project Director VP. Acc & Fin Project Manager Project Administrator
Project Control
Finance Administrator
Logistic
Procurement
HSE manager
QA / QC Coordinator
Engineering Coordinator Engineering
Field Engineering
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Dwisatu Mustika Bumi Sumber : PT. Dwisatu Mustika Bumi
Const. Coordinator
66
4.1.2.2 Job description Dalam melakukan segala kegiatan dan pekerjaannya seluruh bagian yang ada mempunya batasan-batasan pekerjaan yang dilakukan. Adapun pekerjaan serta tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu : Board Committee :
Board Committee disini dimaksudkan dengan Owner perusahaan ini atau biasa disebut sebagai CEO (Chief Executive Operation), yang langsung mengapalai seluruh struktur yang ada. Project Director: Memanage seluruh project dikaitkan dengan kesiapan financial. Disamping itu Project Director juga berperan sebagai penanggung jawab pada proyek yang sedang dijalankan. Project Manager: Memanage dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan project. Khususnya pekerjaan
yang
berhubungan
dengan
engineering,
seperti
pemasangan
pipa,
menghandle halangan yang muncul di lapangan (khususnya yang berhubungan dengan alam), penggunaan dan pemesannan material pendukung, VP. Acc & Fin: Memanage aliran kas seluruh perusahaan termasuk kas project. Semua kendali financial perusahaan maupun project ditangani oleh VP. Acc & Financial. Finance Adm: Mengatur keluar masuk kas project. Menentukan prioritas pembayaran untuk supplier maupun sub kontraktor. HSE manager: Bertanggung jawat terhadap keselamatn kerja di lapangan dengan membut peraturan2 dan prosedur2 keselamatan kerja.
67
Project Control: Mengatur jadwal kerja project. Dari mulai planning sampai menyesuaikan jadwal pekerjaan jika terjadi kendala, baik dari alam, keterlambatan material sampai masalah tenaga kerja. Memantau pekerjaan project lewat Daily Report. Project Administrator: Mencatat kegiatan project. Mulai surat menyurat, data crew change, menghandle petty cash project, data material2 yang dibutuhkan, data time sheet karyawan dan sebagai penghubung bagian lapangan dengan office. Logistic: Mengatur persediaan material pendukung. Penyediaan alat2 pendukung kerja seperti compressor, mesin las, crane. Mengatur penyediaan alat transportasi dari dan ke lapangan termasuk pengaturan lalu lintas kapal kerja. Procurement: Handle terhadap penyediaan material dan pengadaan pendukung project. Baik material maupun pekerjaan2 pendukung, seperti penyelam, crane, peralatan las & compressor beserta operatornya. Engineering Coordinator: Memanage pekerjaan engineer dalam mempersiapkan procedure dan pelaksaan pekerjaan engineering. Engineering: Mempersiapkan prosedur pekerjaan khususnya yang berhubungan dengan teknikal. Menghitung seluruh detail pekerjaan teknik. QA/QC Coordinator: Menerima laporan dari para inspector kemudian melakukan evaluasi terhadap pekerjaan, apakah telah sesuai dengan procedur, gambar maupun planning.
68
Field Engineer: Engineer yang berada di lapangan untuk melakukan penghitungan langsung di lapangan jika ada sesuatu hal yang berhubungan dengan engineer yang harus dilakukan di lapangan.
4.1.3 Analisis Porter
Tidak memiliki barang subtitusi
PT. Perusahaan Gas Negara Pertamina Conoco Philips Gulf Resources
PT. Dwisatu Mustika Bumi, PT. Merla Sakti, Jay Mc Dermott
Wahana Orient Gemilang , CV.Technique Toolindo (Pengadaan material pendukung selain pipa), Fabila Technique (outsourching tim penyelam
PT. Maju Pamor Mas
Gambar 4.2 Pendekatan Porter Pada PT. Dwisatu Mustika Bumi Sumber : : Thompson, etal, “Strategic Management : Concepts and Cases”, 2005 •
Threat of intense segment rivalry (Ancaman Persaingan industri) Meningkatnya harga minyak mentah dunia, memaksa para Perusahaan Minyak lokal maupun asing untuk menyari sumber minyak baru ataupun mengaktifkan kembali sumur-sumur yang non-aktif ini semua memerlukan pemasanganpemasangan pipa lepas pantai. Fenomena ini memotivasi para Perusahaan di bidang offshore construction untuk bersaing dengan para perusahaan sejenis. Ancaman utama yang dihadapi oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi datang dari perusahaan konstruksi pesaing, baik perusahaan konstruksi lokal maupun perusahaan konstruksi asing. Pesaing lokal terdapat PT. Merla Sakti (Proyek Pembangunan Pipa Gas British Petroleum), dan dari perusahaan asing terdapat
69
Jay Mc Dermott yang terletak di Batam (Proyek Pembangunan Imodco). Pesaing yang ada Jay Mc Dermott di Batam dan Merla Sakti, dengan konsentrasi pekerjaan yang kurang lebih sama. Perseturuan di antara perusahaan yang bersaing ini cenderung kuat. Ini dikarenakan jumlah pesaing meningkat dan pesaing memiliki ukuran dan kemampuan kompetitif yang sama. •
Threat of new entrants (ancaman pendatang baru) Pemain dalam project pipanisasi lepas pantai di dalam negeri belum terlalu banyak, jadi dapat dikategorikan lemah. Pekerjaan ini baru mulai popular semenjak naiknya harga minyak dunia, berapa tahun terkhir ini. PT DMB sendiri awalnya hanya bergerak di bidang pembuatan dan maintenance Single Buoy Mooring (SBM) dibawah lisensi SMB Imodco, German. Pesaing dalam negeri yang ada Jay Mc Dermott di Batam dan Merla Sakti, dengan konsentrasi pekerjaan yang kurang lebih sama.
•
Threat of buyers’ growing bargaining power (Ancaman kekuatan pembeli) Dalam pembangunan sebuah proyek, seringkali perusahaan konstruksi mengikuti tender yang diadakan oleh perusahaan pembeli. Ini berarti daya tawar konsumen sangat kuat. Hanya ada beberapa pembeli sehingga setiap bisnis sangat penting bagi penjual. Adapun beberapa konsumen dari PT. Dwisatu Mustika Bumi ialah : PT. Conoco Philips, PertaminaIdentitas pembeli juga menambah gengsi untuk daftar konsumen yang dimiliki oleh penjual. Sehinnga Pembeli memiliki kemampuan untuk menunda pembelian kalau mereka tidak suka dengan perjanjian kini yang ditawarkan oleh penjual.
70
•
Threat of suppliers’ growing bargaining power (Ancaman kekuatan pemasok) Kekuatan supplier atau pemasok dalam pembangunan sebuah proyek sangat berpengaruh langsung kepada kualitas proyek tersebut. Adapun Supliersuplier yang dimilki oleh PT.Dwisatu Mustika Bumi yaitu ; Wahana Orient Gemilang , CV.Technique Toolindo (Pengadaan material pendukung selain pipa), Fabila
Technique
(outsourching
tim
penyelam
untuk
survey
langsung
pengerjaan), Geotindo Mitra Perkasa (survey tanah melalui media ultarsonic). Kekuatan menawar dari pemasok sangat kuat hal ini dikarenakan Pasokan sumber daya yang diperlukan sangat penting bagi perusahaan (sehingga supplier dapat menentukan harga). Supplier memiliki pasokan sumber daya yang khas yang bisa meningkatkan kualitas atau performa dari produk penjual atau bagian yang kritis dan bernilai dari proses produksi penjual. •
Threat of subsitute products (Ancaman produk pengganti/subtitusi) PT.Dwisatu Mustika Bumi tidak memilki pengembangan potensial dari produk pengganti karena perusanhaan ini hanya memiliki produk tunggal yaitu bidang jasa konstruksi. Pasokan sumber daya yang diperlukan sangat penting bagi perusahaan (sehingga supplier dapat menentukan harga). Supplier memiliki pasokan sumber daya yang khas yang bisa meningkatkan kualitas atau performa dari produk penjual atau bagian yang kritis dan bernilai dari proses produksi penjual. Sehingga pasokan potensial dari produk pengganti ini cukup kuat
4.1.4 Profil Studi Kasus Project SSWJ 2 (South Sumatera West Java 2) dimiliki oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN). Dimana project ini membangun pipa dari Labuhan Maringgai(South Sumatera) sampai ke Muara Bekasi (West Java). PT. Rekayasa Industri yang bergabung
71
bersama Paremba (Malaysia) dan Likpin (Iran) membentuk suatu konsorsium bernama Likpin Paremba Rekayasa Join Venture (LPRJV). Dan kemudian LPRJV ini memenangkan tender untuk pembangunan jaringan pipa dari Labuhan Maringgai sampai Muara Bekasi. LPRJV
sebagai
Main
Contractor
(Kontraktot
Utama)
Mensub-kontrakkan
pekerjaan didarat (pembangun Booster) sampai laut dangkal (+ 15 meter). PT. Dwisatu Mustika Bumi memenangkan untuk proyek ini dan Laut dalam tetap dikerjakan oleh LPRJV. Pihak PGN menyediakan pipa untuk pembangunan proyek ini. PT. Dwisatu Mustika Bumi memasang instalasi pipa dari darat hingga kedalaman laut + 15 meter. Pembuatan kontrak Pembanguna Pipa Perusahaan Gas Negara ini mulai dilakukan pada tanggal 9 february 2006.
4.2 Analisis Proyek Pembangunan Pipa Perusahaan Gas Negara 4.2.1 Work Breakdown Structure Proyek Pembangunan Pipa PGN •
Contract Award
•
Pre-construction Survey
•
Installation Engineering & Procedure
•
Onshore and Installation water pipeline
•
ALPHA DMB 88
•
Offshore
•
Testing Pipeline
Pra-Project
On-Project
Gambar 4.3 Work Breakdown Structure Preyek Pembanguna Pipa Perusahaan Gas Negara Sumber : Data diolah, 2007
72
4.2.2 Kegiatan-kegiatan dalam Proyek pembangunan pipa PGN Bedasarkan work Breakdown Structure persiapan pembangunan pipa Perusahaan Gas Negara, kegiatan dapat diidentifikasikan dan dibagi kedalam 22 kegiatan. Adapun pembagian kegiatan ke dalam 22 kegiatan : Tabel 4.2 Pembagian kegiatan dalam proyek pembangunan pipa Perusahaan gas Negara Pra-Project NO
Kegiatan
A
Contract Award Pembuatan kontrak proyek pembangunan pipa gas Negara
B
Waktu
Pred
Start 09-02-2006
End 09-02-2006
Survey Muara Bekasi Peninjauan lokasi Pemasangan pipa darat dan dasar laut di muara pantai bekasi
10-02-2006
19-02-2006
C
Survey Labuhan Maringgai Peninjauan lokasi emasangan pipa darat dan dasar laut di labuhan maringgai
20-02-2006
01-03-2006
D
Procedurs
02-02-2006
18-03-2006
E
Spread sheet / hand Calc
19-03-2006
02-04-2006
F
Off pipe analysis
03-04-2006
17-04-2006
G
Drawing & sketch
18-04-2006
22-04-2006
23-04-2006
28-04-2006
Duration (days)
1
H Muara bekasi swamp trench design
A
10
B
10
C
17
D
15
E
15
F
5
G
6
73
I
Labuhan maringgai swamp trench design
29-04-2006
03-05-2006
J
Muara bekasi & Labuhan Maringgai pulling winch platform
04-05-2006
06-05-2006
K
Dead man anchor design ASL 51 general arrangement
04-05-2006
10-05-2006
11-05-2006
19-05-2006
M
Trenching pump piping arrangement
20-05-2006
31-05-2006
N
Discharge & Suction pipe detail
07-05-2006
18-05-2006
O
Floatable design
anchor
31-05-2006
12-06-2006
P
Mid line tie in pile design
19-05-2006
02-06-2006
Q
Pipelay General Arrangement Alpha DMB 88 general arrangement (sk)
03-06-2006
04-06-2006
13-06-2006
14-06-2006
L
R
H
5
I
3
I
7
K
9
L
12
J
12
M
13
N
14
P
2
O
2
Sumber : PT. Dwisatu Mustika Bumi, 2007
Tabel 4.3 Pembagian kegiatan dalam proyek pembangunan pipa PGN On Project NO
Kegiatan
S T
Onshore and installation water pipe line Alpha DMB 88
U
Offshore works
Waktu Start 05-06-2006
End 01-01-2007
15-06-2006
04-07-2006
05-07-2006
12-10-2006
Pred
Duration
Q
211
R Q,T
20 100
74
V
Testing Pipeline
01-01-2007
03-01-2007 S,U
3
Sumber :PT. Dwisatu Mustika Bumi, 2007 Dari data diatas, bedasarkan start-end diketahui total penyelesaian proyek pembangunan piapa Perusahaan Gas Negara selama 329 hari. Dimana proyek ini terdapat keterlambatan selama 40 hari dari planning yang telah ditetapkan yaitu selama 289 hari. Adapun kegiatan yang mengalami keterlambatan yaitu : 4, 5, 6, 17, 18, 19, 22. (Sumber : Depth interview)
4.2.3 Jalur kritis proyek pembangunan pipa Perusahaan Gas Negara Bedasarkan kegiatan-kegiatan yang terbagi ke dalam 22 kegiatan diatas, dapat diidentifikasikan kegiatan mana yang termasuk di dalam jalur kritis. Pengidentifikasian kegiatan yang termasuk di dalam jalur kritis dapat menggunakan Metode CPM (Crtical
Path Method) dengan menggunakan software QM for windows 2.
Tabel 4.4 Project Management (CPM) Result Avtivity
Early
Early
Late
Late
Time
Start
Finish
Start
Finish
Slack
Project
329
A
1
0
0
1
0
0
B
10
1
11
1
11
0
C
10
11
21
11
21
0
D
17
21
38
21
38
0
E
15
38
53
38
53
0
F
15
53
68
53
68
0
G
5
68
73
68
73
0
75
H
6
73
79
73
79
0
I
5
79
84
79
84
0
J
3
84
87
84
87
0
K
7
84
91
163
170
79
L
9
91
100
170
179
79
M
12
100
112
179
191
79
N
12
87
99
87
99
0
O
13
112
125
191
204
79
P
14
99
113
99
113
0
Q
2
113
115
113
115
0
R
2
125
127
204
206
79
S
211
115
326
115
326
0
T
20
127
147
206
226
79
U
100
147
247
226
326
79
V
3
326
329
326
329
0
Sumber : Data diolah, 2007
Dari perolehan hasil data diatas, dapat diketahui bedasarkan perhitungan dengan metode PERT maka didapat •
waktu total penyelesaian proyek sebesar 329. Melalui pendekatan CPM diatas maka terdapat perbedaan dengan Perencanaan Proyek yang telah ditetapkan yaitu selama 289 yang membutuhkakn waktu total penyelesaian proyek sebesar 329 hari. Sehingga proyek dapat dipercepat selama 40 hari.
76
•
Jalur kritis (slack) yaitu : A– B – C – D – E– F – G - H – I – J – N – P – S V.
•
Dari pengolahan data diatas maka dapat diketahui aktivitas-aktivitas : D, E, F, Q, R, S, V tidak semua aktivitas yang terlambat ini mempengaruhi total penyelesaian proyek akan tetapi hanya aktivitas yang berada pada jalur kritis yang mempengaruhi total keseluruhan penyelesaian proyek. Yaitu aktivitas D, E, F, Q, S, V.
77
Gambar 4.4 Jaringan Kerja Avtivity On Arrow (AOA) Proyek Pembangunan Pipa Gas Negara oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi Precedence Graph
Sumber : Data diolah, 2007
78
4.2.4 Optimasi Proyek Pembangunan Pipa Perusahaan Gas Negara Setelah mengetahui jalur kritis dan total penyelesaian proyek Pembangunan Pipa Perusahaan Gas Negara dengan menggunakan CPM, Maka Proyek Pembangunan Pipa Gas Perusahaan Gas Negara ini dapat dioptimumkan dengan cara 1. Pendefinisian Urutan Tahap-Tahap Kegiatan •
Kegiatan pembuatan procedure dapat dimulai setelah kegiatan Survey Muara
Bekasi selesai sehingga kegiatan pembuatan procedure ini dapat dimulai secara bersamaan dengan Survey Labuhan Maringai dapat menghemat waktu. •
Kegiatan Labuhan Maringgai Swamp Trench Design dapat dimulai setelah kegiatan Drawing and Sketch sehingga kegiatan Labuhan Swamp Trench Design ini dapat dimulai secara bersamaan dengan aktivitas Muara Bekasi Swamp
Trench Design. (Sumber : Depth Interview)
Tabel 4.5 Urutan-urutan kegiatan Kegiatan
A
Description
B
Contract Award Pembuatan kontrak proyek pembangunan pipa gas Negara Survey Muara Bekasi
C
Survey Labuhan
D
Procedurs
E F
Spread sheet / hand Calc Off pipe analysis
G
Drawing & sketch
H
Muara bekasi swamp trench design
Pred
A B B D C, E F G
79
Kegiatan I J K L M N O P
Description Labuhan maringgai swamp trench design Muara bekasi & Labuhan Maringgai pulling winch platform Dead man anchor design ASL 51 general arrangement Trenching pump piping arrangement Discharge & Suction pipe detail Floatable anchor design
T
Mid line tie in pile design Pipelay General Arrangement Alpha DMB 88 general arrangement Onshore and installation water pipe line Alpha DMB 88
U
Offshore works
V
Testing Pipeline
Q R S
Pred
G H I K L J M N P O Q R Q, T S, U
Sumber : data diolah ,2007
2. Pengoptimasian melalui pendekatan PERT Setelah
kegiatan-kegiatan
diatas
diparalelkan
maka
dapat
dicari
total
penyelesaian proyek Pembangunan Pipa Perusahaan Gas Negara dengan menggunakan
Metode PERT. Yang dimana menggunakan pendekatan probabilitas beta yang menggunakan tiga angka estimasi untuk mendapatkan waktu yang diharapkan. Perhitungan dengan menggunakan QM For Windows, antara lain :
80
Tabel 4.6 Input Data PERT
Kegiatan
Optimistic
Most
Pesimistic
Time
Likely
Time
Pred
Time A
1
1
1
B
10
10
10
A
C
10
10
10
B
D
10
17
17
B
E
10
15
15
D
F
10
15
15
C, E
G
5
5
5
F
H
6
6
6
G
I
5
5
5
G
J
3
3
3
H
K
7
7
7
I
L
9
9
9
K
M
12
12
12
L
N
12
12
12
J
O
13
13
13
M
P
14
14
14
N
Q
1
2
2
P
R
1
2
2
O
S
190
211
211
Q
T
20
20
20
R
U
100
100
100
Q, T
V
2
3
3
S, U
81
Tabel 4.7 Task time computation
Optimistic
Most
Pesimistic
Activity
Standart
Time
Likely
Time
Time
deviation
Variance
Time A
1
1
1
1
0
0
B
10
10
10
10
0
0
C
10
10
10
10
0
0
D
10
17
17
15.8333
1.1667
1.3611
E
10
15
15
14.1667
0.8333
0.6944
F
10
15
15
14.1667
0.8333
0.6944
G
5
5
5
5
0
0
H
6
6
6
6
0
0
I
5
5
5
5
0
0
J
3
3
3
3
0
0
K
7
7
7
7
0
0
L
9
9
9
9
0
0
M
12
12
12
12
0
0
N
12
12
12
12
0
0
O
13
13
13
13
0
0
P
14
14
14
14
0
0
Q
1
2
2
1.8333
0.1667
0.0278
R
1
2
2
1.8333
0.1667
0.0278
S
190
211
211
207.5
3.5
12.25
T
20
20
20
20
0
0
82
U
100
100
100
100
0
0
V
2
3
3
2.8333
0.1667
0.0278
Project result Total of critical
15.0556
activities Square root of total
3.8801
Sumber : Data diolah, 2007
Tabel 4.8 Project management result Aktivity
Early
Early
Late
Late
time
Start
finish
Start
Finish
Slack
Standart Deviation
Project
307.333
A
1
0
1
0
1
0
0
B
10
1
11
1
11
0
0
C
10
11
21
31
41
20
0
D
15.8333
11
26.8333
11
26.8333
0
1.1667
E
14.1667
26.8333
41
26.8333
41
0
0.8333
F
14.1667
41
55.1667
41
55.1667
0
0.8333
G
5
55.1667
60.1667
55.1667
60.1667
0
0
H
6
60.1667
66.1667
60.1667
66.1667
0
0
I
5
60.1667
65.1667
136.1667
141.1667
76.5
0
J
3
66.1667
69.1667
66.1667
69.1667
0
0
K
7
66.1667
73.1667
141.1667
148.1667
75.5
0
L
9
73.1667
82.1667
148.1667
157.1667
75.5
0
M
12
82.1667
94.1667
157.1667
169.1667
75.5
0
3.8801
83
N
12
69.1667
81.1667
69.1667
81.1667
0
0
O
13
94.1667
107.1667
169.1667
182.1667
75.5
0
P
14
81.1667
95.1667
81.1667
95.1667
0
0
Q
1.8333
95.1667
97
95.1667
97
0
0.1667
R
1.8333
107.1667
109
182.1667
184.5
75.5
0.1667
S
207.5
97
304.5
97
304.5
0
3.5
T
20
109
129
129
204.5
75.5
0
U
100
129
229
204.5
304.5
75.5
0
V
2.8333
304.5
307.3333
304.5
307.3333
0
0.1667
Sumber : Data diolah, 2007 Dengan tehnik manajemen proyek ini dapat diketahui : •
Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan adalah 307 hari.
•
Ada peluang sebesar 99,9% proyek bisa dilaksanakan dalam waktu 307 hari Ini diperoleh dari Deviasi standart proyek sebesar 3,8801 yang kemudian dapat Dilihat pada tabel area kurva normal (Lampiran).
•
Terdapat 13 kegiatan kritis, diantaranya kegiatan A, B, D, E, F, G, H, J, N, P, Q, S, V. Jika salah satu kegiatan kritis ini tertunda maka kesuluruhan proyek maka akan tertunda.
•
Kegiatan C, I, K, L, M, O, R, T, U, bukan merupakan kegiatan kritis tetapi mempunyai beberapa waktu slack.
•
Sebuah jadwal terinci dari waktu mulai hingga waktu akhir masing-masing kegiatan.
84
Gambar 4.5 Jaringan Kerja Avtivity On Arrow (AOA) Setelah dilakukan Optimasi Proyek Pembangunan Pipa Gas Negara oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi Precedence Graph
Sumber : Data diolah, 2007
85
4.3 Implikasi dan Hasil Penelitian Tabel diatas merupakan tabel hasil pengolahan data, pengolahan menggunakan metode PERT. Sehinggan didapat Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan adalah 307 hari. Ada peluang sebesar 99,9% proyek bisa dilaksanakan dalam waktu 307 hari ini diperoleh dari Deviasi standart proyek sebesar 3,8801 yang kemudian dapat dilihat pada tabel area kurva normal (Lampiran 4). Terdapat 13 kegiatan kritis, diantaranya kegiatan A, B, D, E, F, G, H, J, N, P, Q, S, V. Dimana kegiatan Kritis ini mempuyai angka slack ’0’. Jika salah satu kegiatan kritis ini tertunda maka kesuluruhan proyek maka akan tertunda. Sedangkan kegiatan C, I, K, L, M, O, R, T, U, bukan merupakan kegiatan kritis tetapi mempunyai beberapa waktu slack bukan 0’ (Nol). Sehingga kegiatan yang bukan kegiatan kritis ini mempunyai waktu tenggang sebesar kegitan slacknya. Kegiatan “D” dapat diparalelkan dengan kegiatan “C”, sedangkan kegiatan “I” dapat diparalelkan dengan kegiatan “H”. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimasi manajemen proyek pada pembangunan Pipa Perusahaaan Gas Negara. Setelah
dilakukan
pengoptimasian
Perusahaan gas Negara maka dapat
terhadap
project
pembagunan
pipa
diimplikasi hasil penelitian kedalam 22 kegiatan
besar. Diketahui total penyelesaian proyek actual pada tanggal 3 januari 2007 dapat dioptimumkan sehingga total penyelesaian proyek pada tanggal 13 desember 2006.
Tabel 4.9 Waktu Actual dan Waktu Optimasi NO
Waktu ACTUAL ES
Pred
Duration
ES
LF
A
09-02-2006
09-02-2006
B
10-02-2006
19-02-2006
Waktu OPTIMASI
A
Pred
Duration
LF
1
09-02-2006
09-02-2006
10
10-02-2006
19-02-2006
1 A
10
86
C
20-02-2006
01-03-2006
B
10
20-02-2006
01-03-2006
B
10
D
02-03-2006
18-03-2006
C
17
20-02-2006
07-03-2006
B
16
E
19-03-2006
02-04-2006
D
15
08-03-2006
21-03-2006
D
14
F
03-04-2006
17-04-2006
E
15
22-03-2006
04-04-2006
C, E
14
G
18-04-2006
22-04-2006
F
5
05-04-2006
09-04-2006
F
5
H
23-04-2006
28-04-2006
G
6
10-04-2006
15-04-2006
G
6
I
29-04-2006
03-05-2006
H
5
10-04-2006
14-04-2006
G
5
J
04-05-2006
06-05-2006
I
3
16-04-2006
18-04-2006
H
3
K
04-05-2006
10-05-2006
I
7
15-04-2006
21-04-2006
I
7
L
11-05-2006
19-05-2006
K
9
22-04-2006
30-04-2006
K
9
M
20-05-2006
31-05-2006
L
12
01-05-2006
12-05-2006
L
12
N
07-05-2006
18-05-2006
J
12
19-04-2006
30-04-2006
J
12
O
01-06-2006
13-06-2006
M
13
13-05-2006
25-05-2006
M
13
P
19-05-2006
01-06-2006
N
14
01-05-2006
14-05-2006
N
14
Q
02-06-2006
03-06-2006
P
2
15-05-2006
16-05-2006
P
2
R
14-06-2006
15-06-2006
O
2
26-05-2006
27-05-2006
O
2
S
04-06-2006
31-12-2007
Q
211
17-05-2006
09-12-2006
Q
207
T
15-06-2006
04-07-2006
R
20
28-05-2006
16-06-2006
R
20
U
05-07-2006
12-10-2006
Q,T
100
17-06-2006
24-09-2006
Q, T
100
V
01-01-2007
03-01-2007
S,U
3
10-12-2006
13-12-2006
S, U
3
•
Kegiatan A Aktivitas yang terjadi dalam tahap ini adalah proses pengurusan kontrak mulai dari pembuatan kontrak hingga penandatangan kontrak. Waktu yang diperlukan adalah 1 hari dimana terdapat kesamaan waktu pada Early start dan Latest start. Kegiatan Pengurusan Kontrak ini merupakan kegiatan kritis. Sehingga tidak terdapat waktu tenggang pada pembuatan kontrak. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.
87
•
Kegiatan B Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah proses survey pada lokasi muara bekasi. Mulai dari survey daerah pantai hingga lepas pantai. Waktu yang diperlukan adalah 10 hari. Hal ini mengakibatkan adanya kesamaan waktu pada
Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan C Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah proses survey pada lokasi Labuhan Maringgai. Mulai dari survey daerah pantai hingga lepas pantai. Waktu yang diperlukan adalah 10 hari. Namun terdapat perbedaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.
•
Kegaiatan D Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah pembuatan procedure. Mulai dari
procedure pemasangan mesin, pipa, dll. Waktu yang diperlukan adalah 11 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Namun untuk mengoptimalkan proyek Pembangunan Pipa Perusahaan Gas Negara ini maka atas data yang diperoleh dari interview langsung kepada pihakpihak terkait maka Kegiatan D ini dapat diparalelkan dengan kegiatan C, atau dimulai secara bersamaan dengan kegiatan C. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 1,1667, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 87,6%. •
Kegiatan E Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah pembuatan Lembar kerja. Dengan spread sheet ini perusahaan dapat mengontrol seluruh pekerjaan proyek. Waktu
88
yang diperlukan adalah 11 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Sehingga kegiatan ini harus mendapat perhatian lebih agar tidak terjadi keterlambatan pada proses penyelesaiannya. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0,8333, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 79%. •
Kegiatan F Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah menganalisis pipa yang digunakan dalam proyek. Mulai dari pemilihan bentuk, material, hingga spesifikasi ukuran. Waktu yang diperlukan adalah 11 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Sehingga tidak terdapat waktu slack. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0,8333 yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 79%.
•
Kegiatan G Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah pembuatan gambar dan sketsa. Mulai dari penggambaran lokasi dan pembuatan sketsa pipa. Waktu yang diperlukan adalah 5 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan
Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan H Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Muara bekasi swamp trench design. Pada kegiatan ini perusahaan mendesain parit untuk dudukan pipa yang kemudian ditutupi dengan rawa. Waktu yang diperlukan adalah 6 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada
89
kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan I Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Labuhan maringgai swamp
trench design. Pada kegiatan ini perusahaan mendisain parit untuk dudukan pipa yang kemudian ditutupi dan dialasi dengan rawa. Waktu yang diperlukan adalah 5 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada Early start dan Latest
start. Dengan tujuan untuk mengoptimalkan proyek ini, maka berdasarkan hasil depth interview terhadap perusahaan, maka kegiatan ini pun dapat diparalelkan dengan kegiatan H, dengan langkah ini maka proyek akan lebih optimal bila dilihat dari segi kurun wktu keseluruhan proyek. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan J Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Muara Bekasi and Labuhan Maringgai
Pulling Winch Platform. Pada kegiatan dilakukan pembuatan dudukan untuk pemasangan katrol penarik pipa. Waktu yang diperlukan adalah 3 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini total penyelesaian proyek menjadi 69 hari dan kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan K Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Dead Man Anchor. Peletakan jangkar kapal pada dasar laut. Waktu yang diperlukan adalah 7 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada Early start dan Latest start. Jadi kegiatan ini memiliki waktu slack, yang memungkinkan kegiatan ini masih dapat ditunda akan tetapi tidak melibihi waktu slack yang tersedia. Kegiatan ini memiliki standart
90
deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan L Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah ASL 51 General Arrangement. ASL 51 adalah salah satu nama dari salah satu kapal yang disewa oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi. Kegiatan ini dilakukan modifikasi terhadap kapal ASL 51 agar dapat digunakan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Waktu yang diperlukan adalah 9 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada
Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini terdapat standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan M Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Trenching Pump Piping Arrangement. Pada kegiatan ini dilakukan pembuatan procedure penarikan serta pendorongan pipa dasar laut. Waktu yang diperlukan adalah 12 hari. Pada kegiatan ini terdapat perbedaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.
•
Kegiatan N Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Discharge and suction Pipe Detail. Kegiatan ini dilakukan pembuatan detail pelepasan dan penarikan pipa. Waktu yang diperlukan adalah 12 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Jadi kegiatan ini merupakan kegiatan kritis. Dimana kegiatan ini sangat mempengaruhi total penyelesaian proyek secara keseluruhan. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.
91
•
Kegiatan O Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Floatable Anchor Design. Pada kegiatan ini dilakukan pembuatan tanda-tanda atau rambu-rambu di laut lepas yang bertujuan untuk memberi tanda lokasi. Waktu yang diperlukan adalah 13 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada Early start dan Latest
start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan P Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Midline tie in Pile Design. Pada kegiatan ini dilakukan pembuatan desain penghibung-penghubung pipa. Waktu yang diperlukan adalah 14 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.
•
Kegiatan Q Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Pipelay General Arrangement. Pada kegiatan ini PT. Dwisatu Mustika Bumi mendisain procedure penarikan pipa ke laut, Membuat pengaturan Penarikan, mendorong, dan pelapisan pipa. Waktu yang diperlukan adalah 1 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada
Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0,1667 yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 56%. •
Kegiatan R Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah ALPHA DMB 88 General arrangement. ALPHA DMB 88 adalah nama kapal yang dimiliki oleh PT. Dwisatu Mustika Bumi. Jadi pada kegiatan ini dilakukan segala persiapan yang dibutuhkan oleh Kapal
92
ALPHA DMB 88. Waktu yang diperlukan adalah 1 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0,1667 yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 56%. •
Kegiatan S Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Onshore and Installation water
pipeline. Kegiatan ini termasuk pekerjaan on-project. Pada kegiatan ini dilakukan pemasangan pipa di darat. Ini merupakan kegiatan dengan kurun waktu penyelesaian terlama dengan waktu yang diperlukan adalah 207 hari. Jadi total proyek menjadi 304 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Kegitan ini dapat dikatakan kegiatan yang dominan pada proyek ini, dikarenakan dari seluruh total penyelesaian proyek ini, kegiatan ini sangat mendominasi bila dilihat dari segi kurun waktu penyelesaian. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 3,5 yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 99%. •
Kegiatan T Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah ALPHA DMB 88. Kegiatan ini berisi tentang segala sesuatu mengenai persiapan kapal ALPHA DMB 88. Waktu yang diperlukan adalah 20 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada
Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan U Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Offshore works. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling membutuhkan biaya terbesar. Dikarenakan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sangat banyak. Waktu yang diperlukan adalah 100 hari. Pada aktivitas ini terdapat perbedaan waktu pada
93
Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0, yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%. •
Kegiatan V Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah Testing Pipeline. Kegiatan ini termasuk pekerjaan on-project. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengetesan atau pengecekan pipa mulai dari darat sampai lepas pantai. Jadi total proyek menjadi 307 hari. Pada aktivitas ini terdapat persamaan waktu pada Early start dan Latest start. Pada kegiatan ini memiliki standart deviasi 0,1667 yang berarti peluang akan terselesaikan kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diharapkan adalah sebesar 50%.