BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PROFIL PERUSAHAAN 4.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN 4.1.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI DUNIA Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia : -
1930 : Kentucky Fried Chicken didirikan oleh Harland Sanders di Nicholas Ville and Corbin, Kentucky.
-
1939 : Terciptanya bumbu rahasia (11 Herbs & Spices) – ORIGINAL RECIPE
CHICKEN dan
Harland Sanders
diberikan julukan “COLONEL” oleh
Gubernur Kentucky, karena telah menjadi menciptakan bumbu rahasia tersebut . -
1952 : Franchise I dijual kepada Pete Harmon, Salt Lake City, USA.
-
1964 : Franchise II dijual kepada Group Investor Jack Massey & John Y. Brown Jr..
-
1969 : KFC terdaftar pada bursa NEW YORK dan COLONEL SANDERS membeli 100 saham perdananya.
-
1971 : Heublein Incorporate merger dengan KFC International. Bersamaan dengan itu Colonel Sanders menciptakan bumbu CRISPY CHICKEN.
-
1982 : R. J. REYNOLDS (sekarang RJR – NIBISCO) merger dengan HEUBLEIN INDUSTRIES, INCORPORATE (industri makanan kaleng)
-
1986 : PEPSI CO (pemilik PIZZA HUT membeli KFC dari R.J REYNOLDS)
-
1997 : PEPSI CO melepas 3 Restoran yaitu : KFC, PIZZA HUT & TACOBELL kepada TRICON RESTAURANT INTERNATIONAL (TRI)
81
82
-
Sekarang : YUM INTERNATIONAL mengambil alih KFC, AW, LONG JOHN SILVER, PIZZA HUT dan TACO BELL
4.1.1.2 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI INDONESIA Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia : -
1978 : PT FASTFOOD INDONESIA, didirikan oleh kelompok usaha Gelael, sebagai pemegang hak eksklusif usaha waralaba, yang kemudian hak franchise KFC di Indonesia diberikan oleh pemilik KFC; pada waktu itu Heublein, Inc. kepada PT.Fastfood Indonesia.
-
1979 : Restoran KFC pertama dibuka tgl 18 Oktober di jalan Melawai Raya 84 – 85 Jakarta Selatan
-
1990 : Maret, Group Gelael menjual 45 % saham perseroan kepada Salim Group
-
1992 : Perseroan G0 Publik 20 % dari sahamnya
-
1993 : Perseroan adalah Perusahaan Publik terdaftar sebagai Emiten di Bursa Efek Jakarta (Mei), dengan proporsi kepemilikan saham sebagai berikut : PT Gelael Pratama 43,5%, PT Megah Eraraharja 35,5%, PT Publik 20,0%, dan Koperasi – Koperasi 1,0%.
-
1996 : KFC mendapat Sertifikat Halal dari LPPOM MUI
-
Sekarang : KFC sudah membuka gerainya yang ke 300.
83
4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI 4.1.2.1 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, Tbk.
BOD
General Manager Business Development
General Manager Operation
Assistant General Manager Operation
Catering & Delivery Department
Regional Operation Department
Area Manager
General Manager Finance & Administration
Quality Assurance and R&D Department
Finance & Accounting Department
Marketing Department
Financial Planning & Control Department
Store Development Department
Information Technology Department
Human Resource Department
Regional Administration Department
Restaurant Manager
Personnel Department
Human Resources Administration Department
Assistant Restaurant Manager
Chief Cashier Training Department
Employee Legal & Industrial Relation Department
Bagian Cashier
Bagian Back-Up
Purchasing Department
Bagian Dining
Warehousing & Distribution Department
Bagian Kitchen
Sumber : PT.Fastfood Indonesia, Tbk.
Internal Audit Department
84
Gambar 4.01 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, TBK. 4.1.2.2 URAIAN JABATAN Setiap bagian organisasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing – masing. Berikut uraian jabatan masing – masing bagian : 1.
Board of Director a.
Memimpin perusahaan dan membina jajarannya agar berdaya guna dan berhasil guna.
b.
Menyusun rencana perusahaan jangka pendek, maupun jangka panjang serta visi, misi dan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.
c.
Mengkoordinasikan dan mengawasi para manajer dalam melaksanakan tugasnya.
2.
GM Operations a.
Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan.
b.
Mengembangkan SDM, sistem, prosedur dan sebagainya.
c.
Mengontrol seluruh biaya operasional.
d.
Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
e.
Mengontrol jalannya operasional seluruh restoran.
f.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
g.
Melakukan pengorganisasian wewenang atas perencanaan yang telah dibuat selama tahun berjalan.
h.
3.
Menetapkan anggaran setiap departemen
Assistant GM Operation a.
Membantu GM Operation dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.
85
b. 4.
5.
Membantu mengontrol jalannya operasional seluruh restoran.
GM Business & Development a.
Merencanakan Business Plan perusahaan.
b.
Merencanakan pengembangan restoran.
c.
Mengembangkan SDM, produk, marketing dan sebagainya.
d.
Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
e.
Mengontrol anggaran setiap departemen.
f.
Mengawasi dan mengontrol biaya setiap departemen.
g.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
GM Finance & Administration a.
Menyusun rencana kerja dan anggaran pendapatan pengeluaran perusahaan.
b.
Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c.
Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap restoran.
6.
d.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan.
e.
Mengkoordinir setiap departemen yang ada di bawahnya.
f.
Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
g.
Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
Catering & Delivery Manager a.
Mengelola perusahaan dalam jumlah besar.
b.
Mengelola pelaksanaan setiap perayaan ulang tahun yang diadakan di restoran maupun di luar restoran.
c.
Mengawasi dan mengontrol kegiatan pelayanan Pesan Antar kepada pemesan.
86
7.
8.
9.
d.
Mengontrol seluruh biaya opersionalnya.
e.
Mengembangkan perluasan daerah yang potensial untuk Pesan Antar.
Regional Operations Manager a.
Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada dalam regionalnya.
b.
Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan.
c.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan kerja di tingkat area.
d.
Mengontrol biaya – biaya operasional.
e.
Merencanakan pengembangan di segala bidang.
f.
Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran.
Area Manager a.
Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada di dalam areanya.
b.
Mengawasi dan mengontrol jalannya kegiatan setiap restoran.
c.
Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran.
d.
Melaksanakan target penjualan perusahaan.
e.
Memberikan lokakarya kepada Restoran Manager bila diperlukan.
Restaurant Manager a.
Melaksanakan pencapaian target penjualan.
b.
Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan kerja restoran.
c.
Memberikan pelatihan kepada karyawan.
d.
Menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan.
e.
Bertanggung jawab terhadap jalannya operasi restoran.
87
10. Assistant Restaurant Manager a.
Membantu melaksanakan pencapaian target penjualan tingkat restoran.
b.
Membantu, menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan.
c.
Membantu Restaurant Manager terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan kerja restoran.
d.
Membantu mengawasi dan mengontrol operasi restoran.
e.
Membantu memberikan pelatihan kepada karyawan.
11. Chief Cashier a.
Mengawasi pelaksanaan setiap kegiatan kerja bagian penjualan.
b.
Membantu dalam jalannya operasional restoran.
c.
Mendata setiap menu makanan yang dijual.
d.
Melaksanakan penyetoran uang pendapatan restoran kepada bank.
12. Bagian Cashier a.
Melayani tamu yang memesan menu/produk makanan.
b.
Melaksanakan penawaran menu/produk makanan untuk melengkapi.
c.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
13. Bagian Back-Up a.
Membantu cashier dalam persiapan setiap pesanan tamu.
b.
Melaksanakan pemasakan, menggoreng pesanan tamu.
c.
Menghidupkan, mematikan dan membersihkan peralatan masak, simpan, pendingin.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
88
14. Bagian Dining a.
Membersihkan meja makan tamu setelah selesai makan.
b.
Menjaga dan memelihara kebersihan seluruh area restoran serta perlengkapan lainnya.
c.
Membantu tamu membawakan pesanan ke meja, bila membutuhkan.
d.
Membantu tamu membawakan pesanan besar menuju kendaraan angkut.
15. Bagian Cook a.
Melaksanakan pemasakan/penggorengan menu makanan.
b.
Mencatat setiap pemasakan, penggorengan menu makanan dan penerimaan bahan baku.
c.
Menghidupkan dan membersihkan peralatan masak.
d.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
16. Bagian Kitchen a.
Membantu pekerjaan bagian cook.
b.
Melaksanakan membersihkan peralatan masak dan peralatan makan tamu.
c.
Mempersiapkan bahan baku yang akan dimasak.
d.
Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
17. Quality Assurance and R&D Department Manager a.
Memeriksa seluruh bahan baku yang diterima sesuai dengan spesifikasi perusahaan.
b.
Mengadakan audit standar prosedur – prosedur ke seluruh restoran.
c.
Melaksanakan pembuatan dan memperpanjang seritifikat HALAL.
89
d.
Mengembangkan produk baru.
e.
Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
18. Marketing Department Manager a.
Merencanakan pemasaran promosi produk baru.
b.
Merencanakan anggaran perusahaan.
c.
Merencanakan, meningkatkan, membangun, memelihara image perusahaan dalam masyarakat.
d.
Merencanakan pengembangan promosi tingkat lokal maupun nasional.
e.
Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
19. Store Development Department Manager a.
Merencanakan pengembangan bangunan beserta tata letak mesin serta peralatan restoran lainnya.
b.
Merancang desain interior restoran.
c.
Menyeleksi setiap kontraktor yang mengajukan proposal.
d.
Bekerja sama dengan department yang terkait di dalam menetapkan desain interior dan tata letak mesin serta peralatan lainnya.
20. Human Resources Department Manager a.
Merencanakan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan.
b.
Mengevaluasi dan menilai tenaga kerja di setiap departemen.
c.
Menetapkan sistem kesejahteraan karyawan.
d.
Mengangkat dan menempatkan karyawan.
90
21. Personnel Department Manager a.
Melaksanakan penyediaan kebutuhan karyawan di departemen.
b.
Melaksanakan perekrutan, penyeleksian karyawan.
22. Training Department Manager a.
Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan program pelatihan di perusahaan.
b.
Melaksanakan evaluasi dan penilaian kepada setiap karyawan yang telah diberikan pelatihan.
c.
Merencanakan pengembangan pelatihan.
23. Human Resources Administration Department Manager a.
Melaksanakan pendataan seluruh karyawan perusahaan.
b.
Mengontrol dan merekap absensi karyawan.
c.
Mengkoordinir baju seragam karyawan khususnya karyawan restoran.
d.
Menyalurkan baju seragam karyawan yang membutuhkan.
24. Employee Legal Industrial & General Relation Manager a.
Melaksanakan setiap pemutusan hubungan kerja karyawan.
b.
Menghadiri sidang perselisihan dalam menghadapi persoalan yang serius.
c.
Bekerja sama dengan departemen terkait dalam perselisihan hukum.
25. Purchasing Manager a.
Melaksanakan pembelian seluruh bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
b.
Menjalin rekanan dengan para pemasok.
91
c.
Memonitor persediaan seluruh bahan baku dengan bekerja sama bagian gudang.
26. Warehousing & Distribution Manager a.
Mengatur sistem distribusi seluruh bahan baku ke seluruh restoran.
b.
Mengatur dan mengawasi kegiatan kerja karyawan yang dibawahinya.
c.
Mengontrol biaya – biaya operasionalnya.
27. Finance & Accounting Department Manager a.
Melaksanakan
rencana
kerja
dan
anggaran
pendapatan
pengeluaran
perusahaan. b.
Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c.
Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap restoran.
d.
Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan.
e.
Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
28. Financial & Planning Control Department Manager a.
Mengontrol pemakaian anggaran setiap departemen yang telah ditetapkan perusahaan.
b.
Mencatat setiap anggaran yang ditetapkan perusahaan.
c.
Melaporkan kepada atasannya bila terdapat anggaran yang menyimpang.
92
29. Information Technology Department Manager a.
Merencanakan dan menyajikan sistem informasi kepada departemen yang membutuhkannya.
b.
Mengembangkan sistem insformasi perusahaan dalam menghadapi kemajuan teknologi.
c.
Menyediakan perlengkapan yang berbasis komputer kepada departemen.
30. Regional Administration Department Manager a.
Melaksanakan dan mengembangkan sistem keuangan sesuai dengan kebijakan dari kantor pusat perusahaan.
b.
Melaksanakan kontrol seluruh sistem perusahaan.
c.
Bekerja sama dalam kegiatan/pelaksanaan kerja di perusahaan.
31. Internal Audit Department Manager a.
Melaksanakan audit keuangan ke setiap restoran serta ke seluruh restoran.
b.
Melaporkan kepada manajemen bila ada penyimpangan dalam setiap sistem / prosedur.
4.1.3 JENIS PRODUK Tabel 4.01 JENIS PRODUK KENTUCKY FRIED CHICKEN No
MENU
JENIS
1
ORIGINAL RECIPE / HOT & CRISPY
1 Piece / 9 piece 2 Pieces Crispy Strips
93
2
BURGER / PASTA / BENTO
OR Burger Twister Spaghetti Deluxe / Supreme KFC Bento KFC Attack (Rice + Wing + Drink Regular) Chicken Fillet
3
KOMBO HEMAT
Kombo 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8
4
CHAKI KIDS MEAL
Chaki Rice / Chaki Fries Chaki Spaghetti
5
SIDE ORDERS
Rice Perkedel French Fries reg. /large Corn Cob KFC Soup / Corn Soup Coleslaw Fresh Garden Salad / + Crispy Strip
7
DESSERT
Pepsi reg. / med. / large Orange Juice Teh Sosro Air Mineral Hot Coffee / Tea
8
FRESH ‘LITE
KS.Rice (Ayam + Rice + Salad + Ades) KS.Fries (Ayam + Rice + Salad + Ades)
Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk.
94
4.1.4 ANALISIS 5 KEKUATAN PORTER ( 5 PORTER FORCES)
Pendatang Baru Potensial
Kekuatan tawar menawar pemasok
Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan tawar menawar pembeli
Pesaing Industri
Rivalry
Pemasok
(Persaingan diantara Perusahaan yang ada)
Pembeli
Ancaman Produk Pengganti Produk Pengganti
Sumber : Pearce&Robinson, 2004 Gambar 4.02 Lima Kekuatan Porter Dalam penelitian ini akan terlihat kekuatan persaingan PT.Fastfood Indonesia Tbk., dengan melihat lima kekuatan Porter. Dimana kelima kekuatan tersebut berupa ancaman pendatang baru (The Threat of New Entrants), ancaman produk pengganti (The Threat of
Substitute Products of Services), kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers), kekuatan tawar menawar pembeli (Barganing Power of Buyer/Customer), persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors). Maka sesuai dengan gambar 4.02, kondisi bisnis diuraikan sebagai berikut : 1. Ancaman pendatang baru (The Threat of New Entrants) Persaingan dalam industri fastfood semakin berkembang. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya banyak restoran fastfood yang semakin berdiri dan menyebabkan adanya perang harga dan promosi untuk menarik konsumen.
95
Ditambah
lagi,
tren
franchise
sedang
berkembang,
sehingga
menambah
kemungkinan bermunculannya restoran cepat saji lainnya. 2. Ancaman produk pengganti (The Threat of Substitute Products of Services) Dewasa ini dalam industri fastfood
dengan core business ayam mulai banyak
muncul ancaman dari produk pengganti, seperti ayam goring tepung yang banyak dijual di gerobak – gerobak pinggir jalan, dengan harga yang lebih murah (berkisar Rp.1.000 untuk kepala ayam tepung sampai Rp.3.000 untuk bagian dada ayam tepung). Bahkan tak sedikit dari mereka yang menggunakan nama ”Kentucky Fried Chicken” (baik itu dimodifikasi sedikit maupun tidak) yang sudah menjadi sebuah “image” tersendiri untuk produk ayam goreng tepung. 3. Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers) Bahan baku yang dipergunakan oleh produk perusahaan adalah ayam potong broiler, bumbu resep asli Chicken Patty, sayuran segar, kentang dingin, dan bumbu masak. Ayam potong broiler, sayuran segar dan bumbu masak diperoleh dari pemasar local di setiap wilayah restoran. Bumbu resep asli diimpor dari Amerika Serikat, sedangkan bahan baku yang belum bisa dihasilkan di Indonesia sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh franchise , seperti kentang dingin, chicken patty dan nugget diimpor dari Singapura dan Malaysia. Terutama soal bumbu yang menjadi ciri khasnya, manajemen KFC akan selalu menggunakan original recipe from Colonel Sanders yang masih dipasok langsung dari prinsipalnya. Lain halnya dengan bahan baku utama, yakni daging ayam. Demi menjaga kualitas, KFC hanya mengandalkan pasokan dari 15 peternak besar seperti Charoen Phokphand dan Sierad. Setiap hari KFC mendapat pasokan ayam sebanyak 70 ribu ekor untuk semua gerai. Oleh karena itu kekuatan tawar menawar pemasok adalah kuat. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli (Barganing Power of Buyer/Customer)
96
Permintaan akan makanan fastfood sangat tinggi. Mengingat banyaknya konsumen yang mulai bergaya hidup serba praktis. Dan PT.Fastfood Indonesia Tbk. jeli dalam merespon permintaan konsumen yang terus bertambah ini. Oleh karena itu PT.Fastfood Indonesia Tbk. membuka gerai baru secara berkala untuk menjangkau seluruh konsumen di Indonesia. Pembukaan gerai – gerai KFC yang baru juga dibarengi oleh pembukaan gerai – gerai restoran fastfood lainnya, baik pendatang baru maupun pemain lama. Dengan demikian akan semakin banyak pilihan restoran
fastfood yang dapat dipilih oleh konsumen, yang dapat membuat konsumen berpindah merek dan menjadi loyal dengan restoran fastfood lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar bagi pembeli adalah kuat. Namun jika konsumen memiliki loyalitas terhadap KFC maka kekuatan tawar menawar pembeli menjadi rendah. 5. Persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors) Persaingan restoran fastfood sangat ketat, bukan hanya karena semakin banyaknya bermunculan para pemain baru, melainkan juga perang promosi, persaingan harga, diversifikasi produk, dan sebagainya. Berikut beberapa keunggulan KFC yang berbeda dibandingkan saingannya : -
Berbagai pilihan menu GOCENG
-
Program ATTACK 3-5pm. Seperti yang dikemukan oleh Pak Adi S.Tjahjadi,
Head Executive Marketing Public Relation PT.Fastfood Indonesia Tbk., KFC Goceng dalam program ATTACK 3-5pm memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penjualan KFC.
-
Memiliki super store dengan konsep cafe yakni KFC cabang Kemang.
97
-
Memiliki label music dan mensponsori band indie , yang juga membantu promosi KFC secara tidak langsung.
4.2 PROFIL RESPONDEN 4.2.1 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya : TABEL 4.02 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN WILAYAH
JUMLAH
JUMLAH
TOTAL
RESPONDEN PRIA
RESPONDEN
RESPONDEN
WANITA Jakarta Utara
41 responden
43 responden
84 responden
Jakarta Barat
52 responden
32 responden
84 responden
Jakarta Timur
26 responden
58 responden
84 responden
Jakarta Selatan
36 responden
48 responden
84 responden
Jakarta Pusat
39 responden
45 responden
84 responden
TOTAL
194 responden
226 responden
420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa : -
Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 52% (43 responden), sedangkan sisanya 48% (41 responden) adalah responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang paling banyak adalah responden pria dengan jumlah 62% (52 responden) dan sisanya 38% (32 responden) adalah responden wanita.
98
-
Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 69% (58 responden), sedangkan sisanya 31% (26 responden) adalah responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 57% (48 responden), sedangkan sisanya 43% (36 responden) adalah responden pria.
-
Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 54% (45 responden), sedangkan sisanya adalah 46% (39 responden) adalah responden pria.
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Pria 194 46%
Responden Wanita 226 54% Responden Pria
Responden Wanita
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar 4.03 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
99
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin wanita, yang berjumlah 226 responden, atau 54% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan sisanya, 46% adalah responden berjenis kelamin pria yang berjumlah 194 responden.
4.2.2 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan usianya : TABEL 4.03 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA WILAYAH
USIA <
USIA
USIA
USIA
USIA >
TOTAL
20 th
20 - 26
27 - 33
34 - 40
40 th
RESPONDEN
th
th
th
Jakarta Utara
11
14
28
18
13
84 responden
Jakarta Barat
8
13
21
24
18
84 responden
Jakarta Timur
24
14
17
10
19
84 responden
Jakarta Selatan
7
22
14
33
8
84 responden
Jakarta Pusat
16
19
26
12
11
84 responden
TOTAL
66
82
106
97
69
420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa : -
Untuk daerah Jakarta Utara, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 33,3% (28 responden),
responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18
100
responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 15,5% (13 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 13,1% (11 responden). -
Untuk daerah Jakarta Barat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 28,6% (24 responden),
responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 25% (21
responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 15,5% (13 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 9,5% (8 responden). -
Untuk daerah Jakarta Timur, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 28,6% (24 responden),
responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah
22,6% (19 responden), responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 20,2% (17 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden) dan yang terakhir responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 11,9% (10 responden). -
Untuk daerah Jakarta Selatan, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 39,3% (33 responden),
responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 26,2% (22
responden), responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 9,5% (8 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 8,3% (7 responden).
101
-
Untuk daerah Jakarta Pusat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 30,9% (26 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 22,6% (19 responden), responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 19,1% (16 responden), responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 14,3% (12 responden) dan yang terakhir responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 13,1% (11 responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia Usia < 20 th 66 16%
Usia > 40 th 69 16%
Usia 20 - 26 th 82 20%
Usia 34 - 40 th 97 23% Usia 27 -33 th 106 25%
Usia < 20th
Usia 20 - 26 th
Usia 27 -33 th
Usia 34 - 40 th
Usia > 40 th
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar 4.04 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berusia 27 – 33 tahun, yang berjumlah 106 orang, atau 25% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan
102
sisanya, 23% (97 orang) untuk responden berusia 34 – 40 tahun, 20% (82 orang) untuk responden berusia 20 – 26 tahun, 16% (69 orang) untuk responden berusia lebih dari 40 tahun , dan terakhir 16% (66 orang) untuk responden berusia kurang dari 20 tahun.
4.2.3 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaannya : TABEL 4.04 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN WILAYAH
PELAJAR/
IBU
PEGAWAI
PEGAWAI
WIRA
LAIN –
TOTAL
MAHASISWA
RUMAH
NEGERI
SWASTA
SWASTA
LAIN
RESPONDEN
TANGGA Jakarta
22
15
5
9
31
2
84 responden
17
11
3
12
27
14
84 responden
29
16
7
19
13
0
84 responden
24
14
4
12
22
8
84 responden
18
19
6
11
13
17
84 responden
110
75
25
63
106
41
420
Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Pusat TOTAL
responden Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
103
-
Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 36,9% (31 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 17,9 (15 responden), pegawai swasta berjumlah 10,7% (9 responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 5,9% (5 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 2,4% (2 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 32,1% (27 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 20,2% (17 responden), berstatus Sales
Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 16,7% (14 responden), pegawai swasta berjumlah 14,3% (12 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 3,6% (3 responden). -
Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 34,5% (29 responden). Kemudian responden yang berstatus pegawai swasta berjumlah 22,6% (19 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 19,1% (16 responden), berstatus wiraswasta berjumlah 15,5% (13 responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 8,3% (7 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus lain - lain berjumlah 0% (0 responden).
-
Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 28,5% (24 responden). Kemudian responden yang berstatus wiraswasta berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 16,7% (14 responden), berstatus pegawai swasta berjumlah
104
14,3% (12 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 9,5% (8 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 4,8% (4 responden). -
Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang berstatus ibu rumah tangga adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 22,6% (19 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 21,4% (18 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 20,2% (17 responden), berstatus wiraswasta berjumlah 15,4% (13 responden), berstatus pegawai swasta berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 7,1% (6 responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia Lain - lain 41 10%
Pelajar/Mah asiswa 110 26,2%
Wiraswasta 106 25%
Pegawai Swasta 63 15%
Pegawai Negeri 25 6%
Ibu Rumah Tangga 75 17,8%
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Lain - lain
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar 4.05 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN
105
Data
ini
menunjukkan
bahwa
mayoritas
responden
adalah
berstatus
pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 110 responden (26,2%), kemudian yang berstatus wiraswasta berjumlah 106 responden (25%), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 75 responden (17,8%), berstatus pegawai swasta berjumlah 63 responden (15%), berstatus lain – lain; yakni Sales Promotion Girl dan Sales Promotion Boy; berjumlah 41 responden (10%), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri yang berjumlah 25 responden (6%).
4.3 UJI VALIDITAS 4.3.1 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG”
TABEL 4.05 OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG” Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 1
0.703
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 2
0.681
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 3
0.348
0.306
Valid
Rendah
Pertanyaan 4
0.490
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 5
0.819
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 6
0.590
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 7
0.571
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
106
4.3.2 UJI VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF”
TABEL 4.06 OUTPUT VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF” Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 8
0.629
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 9
0.813
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 10
0.859
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 11
0.593
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.3.3 UJI VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF”
TABEL 4.07 OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF” Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 12
0.827
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 13
0.727
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 14
0.489
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 15
0.737
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 16
0.732
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 17
0.672
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 18
0.735
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 19
0.807
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 20
0.722
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 21
0.745
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 22
0.566
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
107
4.3.4 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY”
TABEL 4.08 OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY” Pertanyaan
R hitung
R tabel
Validitas
Indeks Korelasi
Pertanyaan 23
0.805
0.306
Valid
Sangat Tinggi
Pertanyaan 24
0.785
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 25
0.688
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 26
0.757
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 27
0.668
0.306
Valid
Tinggi
Pertanyaan 28
0.594
0.306
Valid
Cukup Tinggi
Pertanyaan 29
0.770
0.306
Valid
Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.4 UJI RELIABILITAS TABEL 4.09 OUTPUT RELIABILITY Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a) Total
% 420
100.0
0
0.0
420
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
108
TABEL 4.10
RELIABILITY STATISTICS Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.866
420
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Berdasarkan penghitungan diatas dapat dinyatakan bahwa data reliabel karena cronbach’s alpha > 0,6 yaitu 0,866.
4.5 ANALISIS BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG (T1) 4.5.1 PEMBAHASAN KUISIONER Untuk menganalisa kuisioner yang sudah disebarkan, maka akan digunakan interval untuk melihat butir pertanyaan dari kuisioner yang memiliki pengaruh paling kuat. Adapun interval yang digunakan adalah diperoleh dari : Interval = bobot tertinggi – bobot terendah Jumlah bobot Interval = 5 – 1 = 0,8 5 ¨ Indeks Interval : TABEL 4.11 TABEL INTERVAL Interval
Indeks Interval
1 – 1,79
Sangat Tidak Baik
1,8 – 2,59
Kurang Baik
109
2,6 – 3,39
Cukup
3,4 – 4,19
Baik
4,2 – 5
Sangat Baik
Sumber : Penulis
Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel
brand image KFC terkait wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.12 DAFTAR PERTANYAAN BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 1
Restoran Fastfood terenak dan memiliki banyak pilihan produk
2
Pertanyaan 2
Restoran ini memiliki atmosfir yang menyenangkan
3
Pertanyaan 3
Harga terjangkau
4
Pertanyaan 4
Layanan yang cepat
5
Pertanyaan 5
Karyawan sangat ramah
6
Pertanyaan 6
KFC aman dari berbagai wabah penyakit (flu burung, formalin, dsb) sehingga aman dikonsumsi
7
Pertanyaan 7
KFC memiliki kualitas tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.13 PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 1
4
32
315
820
450
1621
3,85
2
Pertanyaan 2
1
18
336
912
350
1617
3,85
3
Pertanyaan 3
4
32
252
964
375
1627
3,87
110
4
Pertanyaan 4
2
52
315
872
345
1585
3,78
5
Pertanyaan 5
2
58
429
784
250
1523
3,63
6
Pertanyaan 6
1
24
375
744
480
1624
3,87
7
Pertanyaan 7
2
28
318
744
560
1652
3,93
TOTAL
26,78
RATA - RATA
3,83
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Pertanyaan 1 – 7 berisi pertanyaan yang untuk mengukur brand image KFC di mata konsumen, tepatnya sebelum terjadi wabah flu burung. Oleh karena itu, pada saat responden mengisi kuisioner, penulis melakukan sedikit mengadakan perbincangan untuk mengingatkan kembali image KFC sebelum terjadi wabah flu burung. Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya : 1. Pertanyaan 1 : KFC merupakan restoran fastfood terenak dibandingkan restoran fastfood lainnya, seperti McDonald, Wendy’s, dll. Produk – produk KFC memiliki citra rasa khas dan sesuai dengan selera konsumen. Selain itu, KFC memiliki banyak jenis pilihan produk, seperti yang sudah dijabarkan pada halaman 92. Pertanyaan ini juga menjadi ukuran untuk melihat apakah visi KFC untuk menjadi restoran yang paling digemari dan selalu menjadi pemimpin dalam industri restoran cepat saji dalam berbagai aspek, telah tercapai. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC sebagai restoran fastfood terenak dan memiliki banyak jenis pilihan produk adalah BAIK. 2. Pertanyaan 2 : Restoran KFC memiliki atmosfir yang menyenangkan, dinilai dari tata letak meja, kursi yang teratur dan bersih, desain store yang modern, penempatan saus sambal dan sedotan yang teratur, suasana santai dengan alunan musik yang tidak terlalu keras, dan kenyamanan responden ketika mereka mengunjungi KFC. Jika dilihat dari rata
111
– rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC sebagai restoran yang memiliki atmosfir yang menyenangkan adalah BAIK. 3. Pertanyaan 3 : Harga KFC yang terjangkau sehingga menarik konsumen untuk membeli. Terlebih lagi, salah satu keunggulan KFC adalah program “ATTACK 3-5 pm” yakni paket makan Rp.6.500 mulai dari jam 3 siang sampai 5 sore. Menurut Head Marketing
Executive Public Relation PT.Fasfood Indonesia Tbk., Bpk.Adi.S.Tjahjadi; paket “ATTACK 3-5 pm” bisa dikatakan berhasil karena terbukti banyak konsumen (terutama pelajar dan karyawan yang bekerja di sekitar KFC) yang makan di KFC pada jam – jam itu. Responden sekaligus konsumen KFC pun mengakuinya. Selain itu, KFC juga memiliki program “MENU GOCENG” yang juga banyak menarik konsumen. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image harga KFC yang terjangkau adalah BAIK. 4. Pertanyaan 4 : Layanan yang cepat dari para karyawan KFC. Mulai dari karyawan yang melayani pesanan customer, dan kesigapan karyawan KFC ketika membersihkan meja untuk konsumen selanjutnya, menyediakan sambal/saos atau sabun pencuci tangan ketika sudah habis ataupun ketika mengambilkan dan mengantarkan pesanan customer. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan pelayanan yang cepat dari karyawan KFC adalah BAIK. 5. Pertanyaan 5 : Keramahan karyawan KFC dinilai baik oleh konsumen. Untuk menjamin keramahan karyawan KFC, di beberapa outlet KFC, terpasang poster yang berisi ”Jika Anda tidak mendapatkan layanan yang memuaskan dari kami, Anda berhak memperoleh 1pc pepsi dari kami, GRATIS”. Sesuai dengan misi PT.Fastfood Indonesia Tbk. untuk menjadi restoran cepat saji modern yang menawarkan suasana restoran yang ramah dan menyenangkan, KFC selalu men-training karyawan – karyawannya untuk menjadi ramah karena para karyawan juga mewakili kredibilitas KFC di mata konsumen. Jika dilihat dari
112
rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan keramahan para pegawainya adalah BAIK. 6. Pertanyaan 6 : KFC aman dari berbagai wabah penyakit sehingga aman dikonsumsi. Inilah yang menjadi pertanyaan kunci dari pembahasan image recovery KFC akibat wabah flu burung yang menyerang Indonesia. Sebagian besar dari responden menjawab setuju bahwa KFC aman dikonsumsi. Sebagian dari mereka ada yang merasa tidak terganggu pada saat isu flu burung menyerang KFC, namun sebagian lagi sempat takut untuk mengkonsumsi ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC aman dari berbagai wabah penyakit dan aman dikonsumsi adalah BAIK. 7. Pertanyaan 7 : KFC memiliki kualitas tinggi, dilihat dari ayam yang disajikan (mulai dari tingkat kematangan dan kegaringannya yang cukup, tidak terlalu garing (crispy) dan tidak keras, kebersihannya terjamin, bumbu – bumbunya pas dan gurih, selalu dihidangkan dalam bentuk fresh, aroma yang menggugah selera, dll), minuman soda yang, rasa saus dan sambalnya yang pas dengan lidah konsumen, salad sayur yang selalu fresh , dll. Bahan – bahan komposisi di setiap store selalu dipasok dengan kendali dari pusat, karena KFC memiliki standar tertentu untuk menjadikan produk – produk KFC berkualitas tinggi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand
image KFC memiliki kualitas tinggi adalah BAIK. Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 7 indikator diatas, brand image KFC yang paling tinggi adalah bahwa KFC berkualitas tinggi.
Namun demikian, menurut data yang diperoleh dari KFC, penjualan KFC memang sempat mengalami penurunan antara 8 – 10% pada saat wabah flu burung merebak. Namun
113
penurunan penjualan yang dimaksud adalah karena KFC tidak mampu mencapai jumlah target penjualan yang sudah ditetapkan. Penurunan terjadi hanya di beberapa outlet KFC yang berwilayah di sekitar Tangerang, mengingat daerah Tangerang merupakan daerah
suspect pertama dimana pasien flu burung meninggal.
Berikut data penjualan KFC selama tahun 2002 - 2006: TABEL 4.14 TABEL PENJUALAN KFC TAHUN 2002 - 2006 SALES
RP
TOTAL
PROMOTION and
TOTAL
(MILYARD)
STORES
SELLING EXPENSIVE
EMPLOYEE
2002
586,904
192
58,916,059
8,930
2003
715,230
201
61,119,840
9,270
2004
795,300
208
70,604,154
9,040
2005
1,028,939
237
69,248,960
9,280
2006
1,276,416
270
86,483,311
10,293
Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk., 2007
Dari data diatas bahwa biaya promosi pada tahun 2004 mengalami kenaikan dari tahun 2003. Karena pada tahun tersebut, KFC banyak melakukan kampanye untuk meyakinkan konsumen bahwa KFC bebas flu burung. Pada umumnya, KFC selalu menganggarkan 5% dari setiap pendapatannya per tahun untuk mengadakan kampanye dan promosi bebas flu burung.
114
4.5.2 ANALISIS FAKTOR Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut : TABEL 4.15 KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of 747.022 Sphericity 21 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.723 505.472 6 0.000
TABEL 4.16 ANTI-IMAGE MATRICES Anti-image Matrices Image1 Image2 Image3 Image4 a Anti-image Image1 -0.184 0.003 -0.019 0.702 Covariance Image2 -0.184 0.624a -0.158 -0.102 Image3 0.003 -0.158 0.764a -0.193 Image4 -0.019 -0.102 -0.193 0.623a Image5 -0.056 -0.022 -0.035 -0.291 Image6 -0.013 -0.068 0.015 -0.002 -0.153 -0.098 -0.008 0.080 Image7 Anti-image Image1 -0.278 0.004 -0.028 0.810a Correlation Image2 -0.278 0.806a -0.230 -0.164 a Image3 0.004 -0.230 0.771 -0.279 Image4 -0.028 -0.164 -0.279 0.647a Image5 -0.081 -0.034 -0.048 -0.445 Image6 -0.019 -0.110 0.022 -0.003 Image7 -0.252 -0.173 -0.013 0.140 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Image5 -0.056 -0.022 -0.035 -0.291 0.686a 0.019 -0.079 -0.081 -0.034 -0.048 -0.445 0.713a 0.029 -0.132
Image6 -0.013 -0.068 0.015 -0.002 0.019 0.612a -0.296 -0.019 -0.110 0.022 -0.003 0.029 0.681a -0.525
Image7 -0.153 -0.098 -0.008 0.080 -0.079 -0.296 0.520a -0.252 -0.173 -0.013 0.140 -0.132 -0.525 0.668a
115
TABEL 4.17 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction Image1 1.000 0.498 Image2 1.000 0.577 Image3 1.000 0.497 Image4 1.000 0.720 Image5 1.000 0.548 Image6 1.000 0.664 Image7 1.000 0.756 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.18 TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Component Total Variance % Total Variance % 1 2.766 39.516 39.516 2.766 39.516 39.516 2 1.494 21.339 60.856 1.494 21.339 60.856 3 0.757 10.812 71.668 4 0.697 9.954 81.623 5 0.498 7.110 88.732 6 0.445 6.358 95.090 7 0.344 4.910 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.19 COMPONENT MATRIX(a)
Image1 Image2 Image3
Component Matrix(a) Component 1 0.668 0.759 0.533
2 -0.228 -0.015 0.461
116
Image4 0.549 0.648 Image5 0.592 0.444 Image6 0.587 -0.565 Image7 0.680 -0.541 Extraction Method:Principal Component Analysis a. 2 components extracted. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,723 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut. Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA setiap indikator berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut. Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,766 dan 1,494. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues-nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model. Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi mengindikasikan
117
bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6 ANALISIS IMAGE RECOVERY YANG DILAKUKAN KFC (T2) 4.6.1 PERIKLANAN YANG EDUKATIF 4.6.1.1 PEMBAHASAN KUISIONER Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel brand image KFC sebelum wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.20 DIMENSI PERIKLANAN No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 8
Anda mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar
2
Pertanyaan 9
Setelah ada iklan layanan nasional di TV, anda merasa aman untuk mengkonsumsi ayam di KFC
3
Pertanyaan 10
Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik untuk makan di KFC
4
Pertanyaan 11
Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.21 PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 8
17
120
282
768
285
1472
3,51
2
Pertanyaan 9
9
46
306
856
360
1577
3,75
118
3
Pertanyaan 10
11
74
450
700
235
1470
3,50
4
Pertanyaan 11
8
68
507
628
260
1471
3,50
TOTAL
14,26
RATA - RATA
3,57
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya : 1. Pertanyaan 1 : Responden mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan H.Deddy Mizwar. Sesuai dengan indikator periklanan, yakni dimensi pengenalan iklan KFC, terutama iklan layanan nasional sebagai bentuk komunikasi KFC bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi. Menurut Pak Adi S.Tjahjadi, pemilihan H.Deddy Mizwar sebagai
endrosers karena beliau disegani oleh masyarakat dan memiliki image yang baik. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui iklan layanan masyarakat KFC yang diperankan H.Deddy Mizwar. 2. Pertanyaan 2 : Setelah ada iklan layanan nasional di TV, responden merasa aman untuk mengkonsumsi ayam di KFC. Pertanyaan ini untuk melihat pengaruh iklan terhadap konsumen, apakah responden mengerti bahwa iklan tersebut dibuat untuk meyakinkan mereka bahwa flu burung tidak tertular melalui makanan, jadi masyarakat aman untuk makan ayam yang telah diproses secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV, mereka merasa aman untuk mengkonsumsi ayam KFC. 3. Pertanyaan 3 : Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik untuk makan di KFC. Pertanyaan ini merupakan lanjutan dari pertanyaan 2, yakni setelah responden percaya bahwa ayam KFC aman dikonsumsi, iklan tersebut juga dapat mempengaruhi konsumen untuk makan (lagi) di KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
119
konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV, membuat mereka tertarik untuk makan di KFC. 4. Pertanyaan 4 : Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian. Pertanyaan ini untuk mengukur apakah iklan yang dibuat KFC membuat responden tertarik untuk membeli dan makan di KFC. setelah responden melihat iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik mereka untuk melakukan pembelian. Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 4 indikator diatas, indikator no.2 yakni setelah adanya iklan layanan masyakarat KFC membuat mereka merasa aman untuk makan ayam di KFC.
Iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar dan Menteri Pertanian merupakan kerjasama antara beberapa restoran fastfood dengan Departemen Pertanian dan Peternakan, salah satunya KFC. Iklan layanan ini berisi himbauan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk mengkonsumsi ayam karena ayam yang dimasak secara benar; pada temperature tertentu; tidak akan menyebarkan virus flu burung. Dan menurut data yang diperoleh melalui kusioner, iklan layanan masyarakat yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar dan Menteri Kesehatan, terbukti efektif untuk meyakinkan konsumen bahwa ayam KFC terbebas dari wabah flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Menurut wawancara yang dilakukan dengan Head Marketing Executive Public Relation PT.Fasfood Indonesia, Bpk.Adi.S.Tjahjadi; Iklan layanan masyarakat “Aman Makan Ayam” yang dibuat hasil kerjasama KFC dan beberapa restoran fastfood lainnya dengan Departemen Kesehatan
dan
Departemen
Pertanian
Negara,
sangat
membantu
KFC
untuk
mengkomunikasikan keamanan makan ayam KFC. Sedangkan pemilihan H.Deddy Mizwar
120
sebagai model iklan adalah karena dianggap bahwa beliau merupakan salah satu artis dan tokoh Islam yang sudah mempunyai nama besar dan disegani oleh masyarakat. Selain itu, KFC juga menggandeng Menteri Pertanian sebagai endorsers untuk mengkomunikasikan standar pemasakan ayam yang benar agar terhindar dari wabah flu burung, dan salah satu contoh pemasakan ayam yang benar adalah seperti yang dilakukan oleh KFC. Pemilihan H.Deddy Mizwar terbukti sangat efektif untuk meyakinkan konsumen, dapat dilihat bahwa H.Deddy Mizwar mendapat beberapa peringkat teratas untuk beberapa kategori (seperti kategori religius, protagonis, kebapakan, intelek, sederhana dan peduli terhadap sesama) dalam Celebrity Marketing Image Survey 2007. Iklan layanan nasional ditayangkan di seluruh stasiun televisi Indonesia; antara lain TV7, RCTI, Indosiar, Trans TV, SCTV, TPI dan TVRI. Iklan layanan nasional ini selalu ditayangkan pada siang hari dan malam hari; pada sian hari berkisar antara pukul 12.00 – 15.00), sedangkan untuk malam hari berkisar antara pukul 17.00 – 21.00); mengingat pada jam jam itu, keluarga sudah berkumpul di rumah semua, dengan begitu setiap anggota keluarga dapat melihat iklan tersebut. Dalam Koran Republika 04 Februari 2004, dijelaskan bahwa kampanye iklan KFC yang ada terus dilakukan sesuai rencana karena para pelanggan dianggap sudah mempercayai kualitas produk KFC. Menurut Asisten Manajer quality assurance dan R&D Department, Asep Rusman, dalam kampanye iklan KFC yang diekspos bukan flu burungnya tapi makan di KFC aman dan segar. KFC akan memanfaatkan berbagai media massa televisi dan cetak guna mensosialisasikan produknya tersebut. Menurut Asep, apa yang telah dilakukan sebelum dan sesudah isu flu burung ini sudah sesuai dengan kebijakan dari principal di AS. Pihak KFC akan tetap mengandalkan ayam sebagai produk utamanya di pasaran.
121
4.6.1.2 ANALISIS FAKTOR Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut : TABEL 4.22 KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of 505.472 Sphericity 6 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.663 505.472 6 0.000
TABEL 4.23 ANTI-IMAGE MATRICES Iklan1 Iklan1 0.652a Iklan2 -0.288 Iklan3 -0.008 Iklan4 -0.018 Anti-image Iklan1 0.676a Correlation Iklan2 -0.502 Iklan3 -0.014 Iklan4 -0.027 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Anti-image Covariance
Iklan2 -0.288 0.504a -0.211 -0.006 -0.502 0.651a -0.414 -0.010
Iklan3 -0.008 -0.211 0.517a -0.285 -0.014 -0.414 0.658a -0.482
TABEL 4.24 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction Iklan1 1.000 0.494 Iklan2 1.000 0.696 Iklan3 1.000 0.688 Iklan4 1.000 0.467 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Iklan4 -0.018 -0.006 -0.285 0.676a -0.027 -0.010 -0.482 0.679a
122
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.25 TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Component Total Variance % Total Variance % 1 2.345 58.620 58.620 2.345 58.620 58.620 2 0.884 22.104 80.724 3 0.457 11.436 92.160 4 0.314 7.840 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.26 COMPONENT MATRIX(a) Component Matrix(a) Component 1 Iklan1 0.703 Iklan2 0.834 Iklan3 0.829 Iklan4 0.683 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut. Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
123
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut. Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model. Dilihat dari presentase varian kumulatif 58,620 dibawah level memuaskan. Sedangkan pada Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi mengindikasikan bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6.2 PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF 4.6.2.1 PEMBAHASAN KUISIONER
TABEL 4.27 DIMENSI PUBLIC RELATION No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 12
Anda mengetahui Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC
124
2
Pertanyaan 13
Anda mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur” yang diselenggarakan oleh KFC
3
Pertanyaan 14
Anda pernah melihat atau mendengar penjelasan KFC diberbagai media yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung
4
Pertanyaan 15
Anda mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara kampanye bebas flu burung
5
Pertanyaan 16
Anda mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal
6
Pertanyaan 17
Anda
tidak
terganggu
dengan
wabah
flu
burung
dan
tetap
mengkonsumsi KFC 7
Pertanyaan 18
Anda mengetahui bahwa ayam di KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi
8
Pertanyaan 19
Anda mengetahui bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar
9
Pertanyaan 20
Anda mengetahui bahwa proses produksi KFC mengikuti standar internasional
10
Pertanyaan 21
Anda suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun teman anda bahwa ayam KFC aman dikonsumsi
11
Pertanyaan 22
Anda menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran
fastfood lainnya Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.28 PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 12
13
120
309
744
290
1476
3,51
2
Pertanyaan 13
24
206
378
464
255
1327
3,16
3
Pertanyaan 14
90
302
429
124
25
970
2,31
4
Pertanyaan 15
14
36
318
856
335
1559
3,71
125
5
Pertanyaan 16
14
90
456
612
280
1452
3,46
6
Pertanyaan 17
3
26
294
832
490
1645
3,92
7
Pertanyaan 18
2
38
219
688
770
1717
4,09
8
Pertanyaan 19
9
60
366
740
370
1545
3,57
9
Pertanyaan 20
24
116
459
532
260
1391
3,31
10
Pertanyaan 21
3
28
126
732
890
1779
3,74
11
Pertanyaan 22
6
66
420
500
580
1572
3,74
TOTAL
38,52
RATA - RATA
3,50
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya : 1. Pertanyaan 12 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC. Poster tersebut dipasang sebagai salah satu cara untuk mengkomunikasikan dan mengedukasi pasar bahwa virus flu burung tidak akan terjangkit pada ayam yang dimasak pada suhu tertentu. Selain itu dalam poster tersebut juga terdapat informasi yang menjelaskan bahwa KFC bebas dari flu burung karena telah diolah dengan standar yang benar dan telah memiliki sertifikat halal dari MUI. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. 2. Pertanyaan 13 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur” yang diselenggarakan oleh KFC, sebagai salah satu bentuk kampanye untuk tidak takut mengkonsumsi ayam yang sudah diolah dengan standarisasi yang
126
benar, salah satunya ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur”. 3. Pertanyaan 14 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden akan penjelasan KFC diberbagai media yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung. Uraiannya akan dijelaskan lebih lanjut dalam program PR dibawah. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui penjelasan KFC diberbagai media. 4. Pertanyaan 15 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara tertentu, terutama pada saat kampanye makan ayam yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui bahwa KFC sering mensponsori acara kampanye makan ayam. 5. Pertanyaan 16 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal sebagai salah satu bagian dari program public
relation KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal. 6. Pertanyaan 17 : Pertanyaan ini untuk melihat perilaku responden pada saat wabah flu burung dan melihat tanggapan responden atas image recovery KFC pada saat flu burung, apakah mereka tidak terganggu dengan wabah flu burung dan tetap mengkonsumsi KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden tidak terganggu dengan pemberitaan flu burung dan tetap mengkonsumsi ayam KFC. 7. Pertanyaan 18 : Pertanyaan ini untuk melihat tanggapan dan kesadaran konsumen atas
image recovery yang dilakukan KFC untuk mengedukasi pasar bahwa ayam di KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
127
konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa ayam KFC bebas flu burung dan aman untuk dikonsumsi. 8.
Pertanyaan 19 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar.
9. Pertanyaan 20 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden apakah komunikasi yang dilakukan KFC bahwa proses produksi KFC telah mengikuti standar internasional telah sampai dan diterima oleh responden. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui hal tersebut. 10. Pertanyaan 21 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden apakah mereka suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun teman anda bahwa ayam KFC aman dikonsumsi. Hal ini dapat membawa dampak baik bagi KFC, karena secara tidak langsung, responden membantu KFC untuk mempromosikan bahwa ayam KFC bebas flu burung. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden suka merekomendasikan hal ini kepada sanak saudara ataupun teman – temannya. 11. Pertanyaan 22 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden, apakah responden menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden menjadikan KFC sebagai pilihan pertama.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand
image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 11 indikator diatas, ada 3 indikator terbesar yakni responden mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari flu burung dan aman
128
untuk dikonsumsi, KFC sering mensponsori acara kampanye aman makan ayam dan mereka menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya.
Menurut data yang diperoleh dari kuisioner yang disebar ke lima wilayah Jakarta, mayoritas mengetahui dan sudah melihat poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC yang tersebar di seluruh Indonesia (pada saat itu; tahun 2005; KFC mempunya 237 outlet yang di seluruh Indonesia). Selain itu, mayoritas jawaban juga menunjukkan bahwa responden mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara tertentu.
Berikut rincian program Public Relation dalam rangka me-recovery image KFC dalam menanggapi wabah flu burung : 1.
Program Public Relation dengan menggunakan Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. Informasi yang disampaikan itu bukan berasal dari KFC sendiri, melainkan mengutip dari WHO dan Media Center Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Lalu secara internal, KFC juga punya standar baik internasional maupun standar Depkes bahwa ayam yang masuk ke KFC punya sertifikat bebas Avian atau bebas lainnya. a. Data dalam poster berisi : -
Pemasok dan Bahan Baku Dikontrol ketat sesuai standar KFC Internasional, keamanan pangan nasional,dan memiliki surat keterangan bebas virus flu burung dari Dinas Peternakan dan Pertanian.
-
Higiene dan Sanitasi Diterapkan pada seluruh proses produksi, peralatan dan karyawan.
129
-
171°C selama 13 menit Ayam goreng dimasak dengan teknik komputerisasi pada suhu 171°C selama 13 menit untuk mematikan virus dan dan bakteri (lebih dari dua kali suhu dari lama pemasakan anjuran pemerintah 80°C selama 1 menit.
-
Penyimpanan dan Penyajian Produk Disimpan dalam khusus bersuhu 68°C dan memiliki batas waktu penyajian.
-
Halal MUI Jaminan sertifikat halal MUI untuk seluruh produk KFC dan pemasok.
-
Bukan Food Borne Disease Flu burung bukan penyakit yang ditularkan lewat makanan.
b. Perencanaan Media : -
Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Poster ini bertujuan untuk memberitahukan proses pengolahan ayam KFC secara garis besar, sehingga konsumen mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari wabah flu burung.
-
Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses pemasakan ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi ayam KFC.
-
Target Description : Adult dan Young Adult (Male/Female).
-
Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik.
-
Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
-
Supports for Main Message : Giant Poster
-
Timing/Deadline : Design diterima secepat mungkin
-
Creative Guidelines : Colour Picture
-
Budget : Rp.3.000.000
130
c. Biaya Pembuatan Giant Poster : -
240 outlet KFC di Indonesia x Rp.12.500/lembar = Rp.3.000.000
-
Poster terbagi atas 237 lembar untuk dipasang di seluruh outlet KFC di seluruh Indonesia, 3 lembar untuk dipasang di Kantor Pusat, di gedung Gelael.
2. Program Public Relation dengan mengadakan Kampanye ”Makan Ayam dan Telur”, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian. a. Perencanaan Media : -
Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Kampanye ini bertujuan untuk mensosialisasikan ayam KFC yang bebas dari wabah flu burung dan memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi.
-
Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses pemasakan ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi ayam KFC.
-
Target Description : Adult dan Young Adut (Male/Female ).
-
Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik.
-
Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
-
Supports for Main Message : Spanduk dan Umbul - Umbul
-
Timing/Deadline : Design diterima 20 Januari 2004
-
Creative Guidelines : Colour Picture
-
Budget : Rp.2.100.000
b. Waktu Pelaksanaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur”: -
Jakarta : 25 Januari 2004
131
-
Tangerang : 01 Februari 2004
-
Medan : 15 Febuari 2004
-
Pontianak : 07 Maret 2004
-
Serang, Banten : 15 Maret 2004
-
Surabaya : 28 Maret 2004
c. Biaya Pengadaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur” -
Jakarta
: 5000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.37.000.000
-
Tangerang
: 3000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.22.200.000
-
Medan
: 2500 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.18.500.000
-
Pontianak
: 2000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.14.800.000
-
Serang, Banten
: 1000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 7.400.000 1000 org x Rp.3.600/bks nasi = Rp. 3.600.000
-
Surabaya Jumlah
: 750 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 5.550.000 14250 org
= Rp.109.050.000
-
Spanduk
: 4 x Rp.150.000
= Rp.
-
Umbul – Umbul
: 10 x Rp.150.000
= Rp. 1.500.000
-
Media Cetak Kompas Jumlah
600.000
= Rp. 17.500.000 Rp.128.650.000
3. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Cetak 4. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Elektronik KFC bekerja sama dengan beberapa radio lokal, dengan melakukan wawancara langsung dengan Head Marketing Executive Public Relation KFC, Bpk.Adi.S.Tjahjadi; antara lain Radio Prambors Jakarta, Radio Lombok, Radio Makasar dan Radio Bali.
132
Selain itu Bpk.Adi.S.Tjahjadi juga melakukan wawancara live di beberapa stasiun TV untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore, untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore, wawancara dengan pihak SCTV. Sedangkan secara global, KFC bekerja sama dengan stasiun TV CNN. Selain itu, KFC memiliki homesite (www.kfc-indonesia.co.id) dimana berisi uraian Jaminan Halal LPPOM – MUI. 5. Program Public Relation bekerjasama dengan Pemerintah KFC bekerjasama dengan Departemen Pertanian dan Peternakan sebagai lembaga resmi pemerintahan untuk membuat iklan layanan masyarakat ”Aman Makan Ayam” dan kampanye – kampanye yang dilakukan lembaga pemerintahan dalam rangka mengedukasi pasar untuk tidak takut mengkonsumsi ayam dan penyampaian informasi mengenai penyebaran virus flu burung. Selain itu KFC juga ikut terlibat dalam mensponsori kegiatan demonstrasi para pejabat makan ayam di tengah-tengah isu flu burung. Kegiatan tersebut banyak menjadi pemberitaan media sehingga sedikit banyak mampu mengeliminir isu flu burung. Di sejumlah seminar pun, KFC ikut memberi
support. KFC masih mau mensponsori seminar yang berkaitan dengan kampanye makan ayam. (Majalah Marketing, “Mengatasi Stigma Flu Burung”, 17 Oktober 2005) 6. Program Public Relation dengan mengadakan Perlombaan KFC bekerjasama dengan ITC Permata Hijau menyelenggarakan Perlombaan Makan Ayam yang diikuti 200 peserta dengan batas usia 17 tahun ke atas.
133
4.6.2.2 ANALISIS FAKTOR Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut : TABEL 4.29 KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of 1,016.631 Sphericity 55 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.726 505.472 6 0.000
TABEL 4.30 ANTI-IMAGE MATRICES
Antiimage Covaria nce
Antiimage Correlat ion
Anti-image Matrices PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR1 0.048 -0.090 0.086 -0.096 -0.033 PR2 -0.142 0.145 -0.156 0.021 -0.040 PR3 0.779a -0.030 -0.089 -0.008 0.049 PR4 -0.030 0.654a -0.280 -0.074 0.012 PR5 -0.089 -0.280 0.620a -0.088 -0.073 PR6 -0.008 -0.074 -0.088 0.647a -0.085 PR7 0.049 0.012 -0.073 -0.085 0.725a PR8 -0.219 -0.017 -0.043 -0.071 -0.215 PR9 0.052 -0.112 0.052 -0.135 -0.039 PR10 0.072 -0.012 -0.021 -0.089 -0.054 PR11 -0.021 0.032 -0.012 -0.008 -0.024 PR1 0.071 -0.144 0.142 -0.155 -0.050 PR2 -0.208 0.233 -0.257 0.033 -0.061 PR3 0.640a -0.042 -0.129 -0.012 0.066 a PR4 -0.042 0.672 -0.439 -0.114 0.018 PR5 -0.129 -0.439 0.690a -0.139 -0.109 PR6 -0.012 -0.114 -0.139 0.868a -0.125 PR7 0.066 0.018 -0.109 -0.125 0.831a PR8 -0.302 -0.026 -0.067 -0.108 -0.308 PR9 0.073 -0.170 0.081 -0.207 -0.056 PR10 0.101 -0.019 -0.032 -0.135 -0.078 PR11 -0.024 0.041 -0.016 -0.010 -0.029 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian PR1 0.591a -0.312 0.048 -0.090 0.086 -0.096 -0.033 0.010 -0.052 -0.077 -0.103 0.656a -0.527 0.071 -0.144 0.142 -0.155 -0.050 0.016 -0.084 -0.123 -0.137
PR2 -0.312 0.594a -0.142 0.145 -0.156 0.021 -0.040 -0.019 0.005 0.014 0.079 -0.527 0.563a -0.208 0.233 -0.257 0.033 -0.061 -0.030 0.008 0.022 0.104
PR8 0.010 -0.019 -0.219 -0.017 -0.043 -0.071 -0.215 0.676a 0.003 -0.076 -0.032 0.016 -0.030 -0.302 -0.026 -0.067 -0.108 -0.308 0.771a 0.004 -0.114 -0.039
PR9 -0.052 0.005 0.052 -0.112 0.052 -0.135 -0.039 0.003 0.656a -0.232 0.032 -0.084 0.008 0.073 -0.170 0.081 -0.207 -0.056 0.004 0.768a -0.352 0.041
PR10 -0.077 0.014 0.072 -0.012 -0.021 -0.089 -0.054 -0.076 -0.232 0.663a -0.034 -0.123 0.022 0.101 -0.019 -0.032 -0.135 -0.078 -0.114 -0.352 0.803a -0.043
PR11 -0.103 0.079 -0.021 0.032 -0.012 -0.008 -0.024 -0.032 0.032 -0.034 0.967a -0.137 0.104 -0.024 0.041 -0.016 -0.010 -0.029 -0.039 0.041 -0.043 0.510a
134
TABEL 4.31 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction PR1 1.000 0.733 PR2 1.000 0.826 PR3 1.000 0.621 PR4 1.000 0.624 PR5 1.000 0.625 PR6 1.000 0.548 PR7 1.000 0.422 PR8 1.000 0.559 PR9 1.000 0.638 PR10 1.000 0.597 PR11 1.000 0.798 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.32 TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Component Total Variance % Total Variance % 1 3.284 29.854 29.854 3.284 29.854 29.854 2 1.462 13.291 43.146 1.462 13.291 43.146 3 1.226 11.141 54.287 1.226 11.141 54.287 4 1.020 9.271 63.558 1.020 9.271 63.558 5 0.912 8.295 71.853 6 0.727 6.608 78.462 7 0.571 5.191 83.652 8 0.530 4.816 88.469 9 0.504 4.579 93.047 10 0.448 4.073 97.121 11 0.317 2.879 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
135
TABEL 4.33 COMPONENT MATRIX(a) Component Matrix(a) Component 1 2 3 4 PR1 0.587 -0.018 0.605 -0.151 PR2 0.481 0.430 0.572 -0.286 PR3 0.305 0.712 -0.131 0.062 PR4 0.553 -0.112 -0.534 -0.147 PR5 0.598 0.302 -0.398 -0.132 PR6 0.705 -0.209 -0.084 -0.010 PR7 0.613 0.044 0.003 0.209 PR8 0.604 0.316 -0.140 0.274 PR9 0.573 -0.548 0.013 -0.099 PR10 0.608 -0.467 0.086 0.041 PR11 0.130 -0.038 0.194 0.861 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 4 components extracted. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut. Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut. Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya
136
varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model.
4.7 ANALISIS BRAND IMAGE KFC SESUDAH DILAKUKAN IMAGE RECOVERY 4.7.1 PEMBAHASAN KUISIONER
TABEL 4.34
BRAND IMAGE KFC SESUDAH IMAGE RECOVERY No
Pertanyaan
Dimensi Yang Diukur
1
Pertanyaan 1
Restoran ini memiliki banyak pilihan produk
2
Pertanyaan 2
Restoran ini memiliki atmosfir yang menyenangkan
3
Pertanyaan 3
Harga terjangkau
4
Pertanyaan 4
Layanan yang cepat
5
Pertanyaan 5
Karyawan sangat ramah
6
Pertanyaan 6
KFC aman dari berbagai wabah penyakit (flu burung, formalin, dsb) sehingga aman dikonsumsi
7
Pertanyaan 7
KFC memiliki kualitas tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
137
TABEL 4.35 PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN No
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
TOTAL
RATA - RATA
1
Pertanyaan 1
4
26
339
784
470
1623
3,86
2
Pertanyaan 2
1
18
375
872
330
1596
3,8
3
Pertanyaan 3
4
34
288
892
400
1618
3,85
4
Pertanyaan 4
2
48
303
900
340
1593
3,79
5
Pertanyaan 5
3
40
393
836
285
1557
3,71
6
Pertanyaan 6
1
26
264
688
730
1709
4,07
7
Pertanyaan 7
0
28
291
636
750
1705
4,06
TOTAL
27,14
RATA - RATA
3,88
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa brand image KFC adalah baik. Dengan adanya periklanan dan public relation, maka konsumen menjadi semakin yakin bahwa KFC memang bebas flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Pertanyaan – pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang sama. Pertanyaan ini diajukan untuk melihat apakah ada perbedaan mengenai brand image KFC sebelum dan sesudah dilakukan image recovery. Namun pertanyaan kuncinya adalah pertanyaan no.6 yakni mengenai KFC aman dari berbagai wabah penyakit sehingga aman dikonsumsi. Brand
Image KFC yang sempat terganggu akibat isu wabah flu burung tidak berlangsung lama. Kesigapan tim Public Relation dalam mengkomunikasikan keamanan ayam KFC, sehingga masyarakat percaya bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi. Dan ternyata terdapat kenaikan tingkat keyakinan konsumen terhadap image KFC.
138
4.7.2 ANALISIS FAKTOR Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.36 KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of 1,038.312 Sphericity 21 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
0.776 505.472 6 0.000
TABEL 4.37 ANTI-IMAGE MATRICES Anti-image Matrices Image1 Image2 Image3 Image4 Anti-image Image1 -0.179 -0.019 0.011 0.596a a Covariance Image2 -0.079 -0.084 -0.179 0.554 Image3 -0.226 -0.019 -0.079 0.699a Image4 0.011 -0.084 -0.226 0.515a Image5 -0.002 -0.084 0.021 -0.270 Image6 -0.017 -0.043 -0.028 0.006 Image7 -0.163 -0.070 -0.023 0.019 Anti-image Image1 -0.311 -0.030 0.019 0.826a Correlation Image2 -0.127 -0.158 -0.311 0.866a Image3 -0.376 -0.030 -0.127 0.811a Image4 0.019 -0.158 -0.376 0.701a Image5 -0.003 -0.146 0.033 -0.487 Image6 -0.030 -0.078 -0.046 0.012 Image7 -0.323 -0.144 -0.043 0.040 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Image5 -0.002 -0.084 0.021 -0.270 0.595a 0.015 -0.057 -0.003 -0.146 0.033 -0.487 0.758a 0.027 -0.113
Image6 -0.017 -0.043 -0.028 0.006 0.015 0.543a -0.262 -0.030 -0.078 -0.046 0.012 0.027 0.749a -0.545
Image7 -0.163 -0.070 -0.023 0.019 -0.057 -0.262 0.427a -0.323 -0.144 -0.043 0.040 -0.113 -0.545 0.741a
139
TABEL 4.38 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction Image1 1.000 0.607 Image2 1.000 0.609 Image3 1.000 0.513 Image4 1.000 0.790 Image5 1.000 0.629 Image6 1.000 0.679 Image7 1.000 0.784 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.39 TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings % of Cumulative % of Cumulative Component Total Variance % Total Variance % 1 3.297 47.098 47.098 3.297 47.098 47.098 2 1.314 18.766 65.863 1.314 18.766 65.863 3 0.686 9.798 75.661 4 0.631 9.020 84.681 5 0.432 6.176 90.857 6 0.349 4.988 95.845 7 0.291 4.155 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.40 COMPONENT MATRIX(a)
Image1 Image2 Image3 Image4
Component Matrix(a) Component 1 0.694 0.780 0.598 0.650
2 -0.354 -0.017 0.394 0.605
140
Image5 0.642 0.466 Image6 0.657 -0.497 Image7 0.763 -0.449 Extraction Method:Principal Component Analysis a. 2 components extracted. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh KM-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel
KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut. Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut. Dari tabel Total Variance Explained , terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model. Dilihat dari presentase varian kumulatif 58,620 dibawah level memuaskan. Sedangkan pada Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi
141
mengindikasikan bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.8 PENGOLAHAN DATA Kerangka hubungan kausal empiris antara variabel dapat dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut : Periklanan Yang Edukatif (X1)
Pyx1
Brand Image KFC setelah Image Recovery (Y) Public Relation Yang
Pyx 2
Edukatif (X 2)
Gambar 4.05 KERANGKA ANALISIS REGRESI
TABEL 4.21 MODEL PENGARUH KAUSALITAS ANTARVARIABEL PENGARUH VARIABEL
PENGARUH KAUSAL LANGSUNG
X1 terhadap Y
Pyx1
X2 terhadap Y
Pyx2
X1, X2 terhadap Y
Pyx1x2
Sumber : Data Penelitian
142
4.8.1 PENGOLAHAN DATA I “REGRESSION ANALYSIS” HIPOTESIS : 1. Periklanan yang edukatif berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
Brand Image KFC yang baru. 2. Public Relation yang edukatif berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan
Brand Image KFC yang baru. 3. Periklanan dan Public Relation yang edukatif secara bersama berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru.
Langkah Pertama : membuat paradigma penelitian Periklanan Yang Edukatif (X1)
Pyx1
Brand Image KFC setelah Image Recovery (Y) Public Relation Yang Edukatif (X 2)
Pyx2
Gambar 4.06 PARADIGMA PENELITIAN
Langkah Kedua : merumuskan masalah penelitian 1. Apakah periklanan yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan brand image KFC yang baru? 2. Apakah public relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan brand
image KFC yang baru?
3. Apakah periklanan dan public relation yang edukatif secara bersama berpengaruh terhadap pembentukan brand image KFC yang baru?
143
4. Apakah terdapat perbedaan antara brand image KFC sebelum dilakukan image
recovery dengan brand image KFC setelah dilakukan image recovery.
Langkah Ketiga : membuat model hipotesis 1. Y = F (X1) :
Periklanan yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan Brand
Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery. 2. Y = F (X2) :
Public Relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery.
3. Y = F (X1,X 2) : Periklanan dan Public Relation yang edukatif secara bersama berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery. 4. Terdapat perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Ime recovery dengan Brand Image KFC setelah dilakukan Image Recovery.
Langkah keempat : membuat persamaan struktur Berdasarkan model hipotesis yang diajukan, maka dibuatlah sub struktur yang tujuannya untuk menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagi berikut :
a. Sub Struktur – 1 Hipotesis – 1
Periklanan Yang Edukatif (X1)
ρyx1
Brand Image KFC setelah Image Recovery (Y)
Gambar 4.07 SUB STRUKTUR – 1 HUBUNGAN KAUSAL X1 TERHADAP Y
144
Keterangan : Variabel eksogen (X 1)
Variabel endogen (Y) Persamaan Struktur Y =
ρyx1 X1
b. Sub Struktur – 2 Hipotesis – 2
ρyx2
Public Relation Yang Edukatif (X 2)
Brand Image KFC setelah Image Recovery (Y)
Gambar 4.08 SUB STRUKTUR – 2 HUBUNGAN KAUSAL X2 TERHADAP Y
Keterangan : Variabel endogen (Y) Variabel eksogen (X2) Persamaan Struktur Y =
ρyx2 X2
c. Sub Struktur – 3 Hipotesis – 3 Periklanan Yang Edukatif (X1)
ρyx1 Brand Image KFC setelah Image Recovery (Y)
Public Relation Yang Edukatif (X 2)
ρyx2
Gambar 4.09 SUB STRUKTUR – 3 HUBUNGAN KAUSAL X1 dan X2 TERHADAP Y
145
Keterangan : Variabel eksogen (X 1, X2)
Variabel endogen (Y) Persamaan Struktur Y =
ρyx1 X1 + ρyx2 X2
4.8.1.1 ANALISIS PENGARUH PERIKLANAN DAN PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF TERHADAP BRAND IMAGE KFC YANG BARU (T2) 1. ANALISIS REGRESI TAHAP I TABEL 4.42 TABEL ANOVA REGRESI TAHAP I ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
66.926
8
8.366
21.729
.000
Residual
158.240
411
.385
Total
225.166
419
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_3, PR_4 b. Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.43 TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP I Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
146
1
(Constant)
1.959
.150
13.069
.000
IKLAN_1
.023
.038
.034
.607
.544
IKLAN_2
.034
.044
.047
.779
.437
IKLAN_3
.027
.048
.037
.570
.569
IKLAN_4
.134
.042
.184
3.173
.002
PR_1
.156
.039
.231
3.960
.000
PR_2
.025
.036
.040
.690
.490
PR_3
-9.942E-05
.030
.000
-.003
.997
PR_4
.126
.031
.191
4.104
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.44 TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP I Model Summary Change Statistics
Model 1
R .545
R Square .297
Std. Error
R
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Change
.029
16.841
1
411
.000
.284
.62049
Sig. F
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_3, PR_4 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
147
Interpretasi Data : Pada table 4.43 Coefficients, dapat dilihat bahwa indikator IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_3 dan indikator PR_2, PR_3 adalah tidak signifikan. Oleh karena itu, indikator yang paling tidak signifikan; yakni IKLAN_3 dan PR_3; akan dihilangkan agar dapat menaikkan Adjusted R
Square-nya.
4.8.1.2 ANALISIS REGRESI TAHAP II Dari hasil pengolahan data program SPSS 13.0 terlihat pada tabel 4.45 sampai pada tabel 4.47, koefisien regresi yang diperoleh diuji sebagai berikut :
TABEL 4.45 TABEL ANOVA REGRESI TAHAP II ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
66.797
6
11.133
29.033
.000
Residual
158.369
413
.383
Total
225.166
419
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_4 b. Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
148
TABEL 4.46 TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP II Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
1.968
.146
IKLAN_1
.025
.037
IKLAN_2
.044
IKLAN_4
t
Beta
Sig.
13.474
.000
.038
.690
.491
.040
.061
1.094
.275
.146
.036
.201
4.038
.000
PR_1
.152
.038
.225
3.960
.000
PR_2
.025
.034
.040
.716
.474
PR_4
.130
.030
.197
4.340
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian TABEL 4.47 TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP II Model Summary Change Statistics Model 1
R .545
Adjusted
Std. Error of
R Square
F
R Square
R Square
the Estimate
Change
Change
.297
.286
.61924
.032
18.840
a. Predictors: (Constant), IKLAN_1, IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_2, PR_4 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Sig. F df1 1
df2 413
Change .000
149
Interpretasi Data Pada tabel 4.47 Model Summary, adjusted R square-nya naik menjadi 0,286. Namun pada tabel 4.46 Coefficients, dapat dilihat bahwa indikator IKLAN_1, IKLAN_2 dan indikator PR_2 masih tidak signifikan. Oleh karena itu, indikator yang paling tidak signifikan; yakni IKLAN_1 dan PR_2; akan dihilangkan agar dapat menaikkan Adjusted R Square-nya.
150
4.8.1.3 ANALISIS REGRESI TAHAP III Dari hasil pengolahan data program SPSS 13.0 tersebut, terlihat pada tabel 4.48 sampai pada tabel 4.50, koefisien regresi yang diperoleh diuji sebagai berikut :
TABEL 4.48 TABEL ANOVA REGRESI TAHAP III ANOVAc Model
Sum of Squares
1
Regression
df
Mean Square
66.420
4
16.605
Residual
158.746
415
.383
Total
225.166
419
F 43.410
Sig. .000
d Predictors: (Constant), IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_4 e Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.49 TABEL COEFFICIENTS REGRESI TAHAP III Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
1.983
.145
IKLAN_2
.057
.034
IKLAN_4
.153
PR_1 PR_4
t
Beta
Sig.
13.689
.000
.080
1.675
.000
.035
.210
4.358
.000
.170
.032
.252
5.272
.000
.135
.029
.204
4.592
.000
a. Dependent Variable: NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
151
TABEL 4.50 TABEL MODEL SUMMARY REGRESI TAHAP III Model Summary Std. Error Model 1
R .543
Change Statistics
R
Adjusted
of the
R Square
F
Square
R Square
Estimate
Change
Change
df1
df2
Change
.295
.288
.61848
21.084
1
415
.000
.036
Sig. F
a. Predictors: (Constant), IKLAN_2, IKLAN_4, PR_1, PR_4 b. Predictors: (Constant), NEWBRAND Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
a. Interpretasi Data Dari hasil output dapat disimpulkan bahwa indikator iklan yang paling mempengaruhi pembentukan brand image KFC yang baru adalah indikator ke 4 yakni frekuensi iklan yang berulang – ulang. Besarnya pengaruh adalah sebesar 0,153.
Sedangkan
untuk
variable
public
relation,
indikator
yang
paling
mempengaruhi pembentukan brand image KFC yang baru adalah indkator ke 1 yakni pemasangan poster “Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. Besarnya pengaruh adalah sebesar 0,170.
Pada tabel Coefficients, dapat disimpulkan persamaan regresinya : Y = 1,983 + 0,057i2 + 0,153i4 + 0,170p1 + 0,135p 4 Artinya, konstanta sebesar 1,983 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari indikator variabel periklanan i2 dan i4, dan indikator variable public relation p1 dan p4, maka nilai brand image KFC yang baru adalah 1,983. Koefisien regresi sebesar 0,057, 0,153, 0,170 dan 0,135 menyatakan bahwa setiap penambahan
152
(karena tanda +) satu skor atau nilai i2, i4, p1 dan p4, akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,057, 0,153, 0,170 dan 0,135.
Pada tabel Model Summary, adjusted R square-nya pun naik menjadi 0,288; yang artinya periklanan dan public relation berpengaruh sebesar 28,8% dan sisanya 71,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Kemudian koefisien korelasinya (r) adalah 0,543.
Artinya
hubungan
antara
periklanan
dan
public
relation
terhadap
pembentukan brand image KFC yang baru adalah sedang.
b. Pengujian Hipotesis Tabel 4.48 ANOVA tentang uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (brand image KFC yang baru). Kriteria uji koefisien regresi ganda dari variabel periklanan dan public relation terhadap brand image KFC yang baru adalah sebagai berikut :
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ho :
ρyx1x2 = 0
Ha :
ρyx1x2 ≠ 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat : Ho :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif tidak berpengaruh terhadap pembentukan brand image KFC yang baru setelah dilakukan image
recovery.
153
Ha :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan brand image KFC yang baru setelah dilakukan image
recovery.
Berdasarkan Tabel Coefficients Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan) pada tabel 4.49 Coefficients didapat nilai sig 0,000. Ternyata nilai sig. 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya Periklanan dan Public
Relation yang edukatif berpengaruh terhadap pembentukan Brand Image KFC yang baru setelah dilakukan Image Recovery.
154
4.8.2 PENGOLAHAN DATA II “PAIRED SAMPLES T – TEST”
Perbandingan Brand Image KFC sebelum wabah flu burung dan Brand Image KFC sesudah wabah flu burung dihitung dengan menggunakan Paired Samples T-Test.
Hipotesis : Ho : Tidak ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery dengan Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery. H 1 : Ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery dengan
Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery.
Hasil pengolahan Paired Sampels Test adalah sebagai berikut :
TABEL 4.51 OUTPUT PAIRED SAMPLES STATISTICS Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sblm
3.8265
420
0.49696
0.02425
Ssdh
3.8635
420
0.55169
0.02692
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.52 OUTPUT PAIRED SAMPLES CORRELATION Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
155
Pair 1
Sblm&Ssdh
420
0.807
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.53 OUTPUT PAIRED SAMPLES TEST Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean Pair 1
Sblm -Ssdh
-0.03700
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
0.33003
0.01610
Sig. (2-
Difference Lower
Upper
t
-0.06865
-0.00535
-2.298
df 419
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
ANALISIS HASIL OUTPUT Dasar pengambilan keputusan berdasarkan Sig : -
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, H1 diterima
-
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, H1 ditolak
Berdasarkan tabel Paired Samples Correlation, signifikan yang diperoleh adalah 0,000. Ternyata nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak artinya ada perbedaan antara Brand Image KFC sebelum dilakukan Image Recovery dengan
Brand Image KFC sesudah dilakukan Image Recovery.
tailed) 0.022
156
4.9 IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Ketika sebuah merek diterpa isu negatif, periklanan dan public relation yang edukatif merupakan salah satu cara dalam melakukan image recovery. Periklanan dan public relation dapat membantu perusahaan untuk mengkomunikasikan merek dan menciptakan image positif. Oleh karena itu, periklanan dan public relation memiliki pengaruh terhadap pembentukan brand image KFC yang baru. Adapun implikasi hasil penelitian ini adalah : 1. Adanya pengaruh antara periklanan yang edukatif terhadap brand image KFC yang baru, artinya periklanan yang dilakukan KFC terbukti efektif dalam pembentukan terhadap
brand image KFC yang baru, bahwa KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Walaupun biaya iklan yang dikeluarkan cukup besar, namun feedback yang didapatkan adalah sebanding. Konsumen semakin yakin bahwa ayam KFC telah dimasak secara benar dan bebas dari flu burung. Hal ini juga akan berdampak pada loyalitas konsumen KFC. 2. Adanya pengaruh antara public relation yang edukatif terhadap brand image KFC yang baru, artinya public relation yang dilakukan KFC terbukti efektif dalam pembentukan terhadap brand image KFC yang baru, bahwa KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, PT.Fastfood Indonesia, Tbk. selalu menyediakan budget khusus, yaitu 5% dari total penjualan untuk melakukan promosi, yang pada akhirnya akan menarik konsumen untuk membeli.