BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya perencanaan produk, tim pengembangan produk akan mengerti ke mana arah proses pengembangan yang harus dilakukan. Perencanaan produk akan meliputi halhal yang dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan produk alat bantu penerangan, seperti analisa produk alat bantu penerangan yang sudah ada sekarang dan mengidentifikasi peluang, dimana hasil dari perencanaan produk adalah suatu pernyataan misi.
4.1.1
Analisa produk alat bantu penerangan yang sudah ada sekarang Analisa produk alat bantu penerangan dilakukan terhadap lilin, senter, dan
emergency lamp dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu harga, tingkat penerangan, dan daya tahan.
35
A.
Lilin konvensional
Gambar 4.1 Gambar Lilin Konvensional Deskripsi produk : Lilin jumbo Merk Kingkong Dimensi
: Diameter 1,2 cm Tinggi 18 cm
Lama Penggunaan : 2-3 jam perbatang, tergantung kondisi pemakaian Harga
: Rp. 400 – Rp. 500 perbatang
Analisa : Produk lilin adalah alat bantu penerangan paling umum digunakan. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif lebih murah. Kelemahan lilin yaitu tidak efektif apabila digunakan di luar ruangan dan dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.
36
B.
Senter
Gambar 4.2 Gambar Senter Deskripsi produk : Senter merk National Dimensi
: Diameter bawah 4 cm Diameter atas 5 cm Tinggi 18 cm
Lama Penggunaan : 1-2 jam, tergantung batere yang digunakan Rechargeable
: Ya, jika menggunakan rechargeable battery
Sumber Tenaga
: Sumber DC (Batere)
Harga
: Rp. 7.500 – Rp. 10.000 (belum termasuk batere)
Analisa : Senter merupakan alternatif terbaik pengganti lilin. Selain harganya yang tidak terlalu mahal, senter juga sangat praktis dan mudah dibawa-bawa. Namun sifat senter yang cahayanya terfokus pada satu arah menyebabkan penerangan yang dihasilkan senter menjadi terbatas.
37
C.
Emergency Lamp
Gambar 4.3 Gambar Emergency Lamp Deskripsi produk : Emergency lamp merek Kagoshima Dimensi
: Panjang 25 cm Lebar 8 cm Tinggi 23 cm
Lama Penggunaan : 4 jam. Rechargeable
: Ya, full charge selama 24 jam
Sumber Tenaga
: Sumber AC yang ditransformasikan ke arus DC
Harga
: Rp. 100.000 – Rp. 500.000
Analisa : Emergency lamp memberikan terang yang baik pada saat digunakan pada saat mati lampu, walaupun intensitasnya akan berkurang sejalan dengan waktu penggunaan. Langsung menyala otomatis pada saat mati lampu adalah kelebihannya. Namun harga yang cukup mahal membuat hanya sebagian orang yang tertarik membelinya.
38
Dari hasil analisa dan perbandingan, diketahui bahwa setiap alat bantu penerangan memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengembangan produk alat penerangan baru diharapkan dapat mengkombinasikan kelebihan-kelebihan tersebut diatas.
4.1.2
Identifikasi Peluang Identifikasi peluang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dengan
metode wawancara. Adapun metode wawancara dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Jumlah pertanyaan yang tidak banyak. - Didapatkan jawaban yang spontan dan jujur dari responden. - Dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Wawancara dilakukan terhadap 100 orang responden. Pemilihan 100 orang responden dilakukan secara acak. Jumlah 100 orang ini tidak mengikuti perhitungan ilmiah mengingat hasil wawancara ini hanya untuk memperkuat dasar pengembangan produk yang akan dilakukan. Adapun butir-butir pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara adalah sebagai berikut : 1. Alat bantu penerangan apa yang anda miliki di rumah (boleh lebih dari 1)? 2. Alat bantu penerangan apa yang paling utama anda gunakan pada saat mati lampu? 3. Apakah anda tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran?
39
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari : •
Lilin
•
Senter
•
Emergency lamp
Dari hasil wawancara tersebut, didapatkan hasil-hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 1 1. Alat bantu penerangan yang dimiliki di rumah Nama alat
Jumlah
Lilin
100
Senter
98
Emergency lamp
12
Diketahui bahwa semua responden memiliki lilin di rumahnya, dimana 98 responden diantaranya juga memiliki senter dan 12 responden juga memiliki emergency lamp. Hal ini menunjukkan bahwa tiap responden juga membutuhkan alat bantu penerangan lain selain lilin.
40
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 2 2. Alat bantu penerangan yang paling utama digunakan pada saat mati lampu Nama alat
Jumlah
Persentase
Lilin
91
91%
Emergency lamp
8
8%
Senter
1
1%
Didapatkan bahwa sebagian besar responden lebih cenderung menggunakan lilin pada saat mati lampu. Senter biasanya digunakan pada saat mati lampu hanya untuk mencari lilin.
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 3 3. Apakah anda tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran? Jawaban
Jumlah
Persentase
Ya
100
100%
Tidak
0
0%
41
Dari data diatas, ternyata seluruh responden tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran. Pemakaian lilin lebih disebabkan karena tidak adanya alat bantu penerangan lain yang dapat menggantikan peran lilin.
Tabel 4.4 Hasil wawancara Pertanyaan ke 4 4. Kelebihan dan Kekurangan Nama Alat
Lilin
Kelebihan
Kekurangan
Murah
Resiko kebakaran
Tahan Lama
Membutuhkan alat bantu (korek api) Hanya untuk penggunaan indoor
Senter
Praktis
Penerangan terbatas
Mudah dibawa
Memerlukan batere yang harus diganti
Indoor dan Outdoor Penerangan baik Emergency Lamp
Mahal
Langsung menyala Tergantung pada energi listrik saat listrik mati
Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan lilin pada saat mati lampu walaupun mereka tahu bahwa penggunaan lilin mempunyai resiko terjadi kebakaran dan
42
walaupun alat bantu penerangan seperti senter dan emergency lamp sudah tersedia di pasaran. Hal ini yang mendorong timbulnya ide untuk mengembangkan produk yang dapat menggantikan peran lilin pada saat mati lampu.
4.1.3
Pernyataan Misi Berikut adalah pernyataan misi yang merupakan dasar untuk pengembangan
produk alat bantu penerangan : Tabel 4.5 Pernyataan Misi Pernyataan Misi : Proyek Alat Bantu Penerangan • Uraian Produk
Alat bantu penerangan yang menggabungkan fungsi-fungsi dari lilin, senter, dan emergency lamp.
•
Menggantikan produk lilin konvensional
•
Produk ini diharapkan dapat diproduksi
Pasar Utama
•
Keluarga, pengguna lilin konvensional
Pasar Sekunder
•
Pengguna biasa
Asumsi-Asumsi
•
Dibantu sumber tenaga batere
•
Pembeli dan pengguna
•
Bagian produksi
Sasaran Bisnis Utama
Pihak yang Terkait
43
4.2
Konsep Produk Dari
fase
perencanaan
produk
tersebut,
timbul
suatu
ide
untuk
mengembangkan suatu alat penerangan yang dapat menggabungkan kelebihankelebihan dari tiap-tiap produk tersebut. Jadi, konsep produk ini tidak sepenuhnya berfokus
pada
kebutuhan
pelanggan
tetapi
lebih
berfokus
untuk
dapat
menggabungkan kelebihan pada produk alat penerangan yang sudah ada sekarang. Dengan menggabungkan kelebihan lilin, senter, dan emergency lamp seperti yang telah diidentifikasi dari hasil wawancara, maka konsep dasar alat penerangan yang baru memiliki kriteria sebagai berikut : •
Tidak beresiko terhadap kebakaran
•
Alat bantu penerangan yang praktis
•
Memberikan penerangan yang baik
•
Mudah untuk dibawa-bawa (portability)
•
Bisa digunakan indoor maupun outdoor
•
Harga yang terjangkau
•
Tahan lama
4.2.1 Penyusunan Konsep Pembangkitan suatu konsep dasar berdasarkan kriteria diatas menghasilkan suatu konsep untuk membuat suatu alat penerangan berbentuk lilin yang dioperasikan dengan menggunakan batere (battery operated candle). Pertimbangannya adalah lilin
44
dengan menggunakan batere mempunyai berbagai kelebihan yaitu tidak beresiko kebakaran seperti halnya lilin biasa, lebih mampu menerangi ruangan daripada senter, dengan harga yang tidak mahal seperti emergency lamp. Selain itu, terdapat suatu ide bahwa battery operated candle tersebut dapat ditransformasikan menjadi senter untuk menambah fungsi dari alat tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan konsep dasar tersebut, yaitu : •
Sumber tenaga : Batere biasa (non-rechargeable battery) Batere yang bisa diisi ulang (rechargeable battery)
•
Fungsi
: Satu fungsi, sebagai lilin Dua fungsi, sebagai lilin dan senter
Konsep yang dikembangkan berdasarkan kriteria yang dipakai, yaitu sumber tenaga dan fungsinya, maka terdapat empat konsep yang dihasilkan melalui pohon keputusan berikut :
45
Batere Biasa
Konsep A
Rechargeable Battery
Konsep B
Batere Biasa
Konsep C
Rechargeable Battery
Konsep D
Batere Biasa
Konsep E
Rechargeable Battery
Konsep F
Satu Fungsi Lilin
Alat Bantu Penerangan
Mekanisme Transformasi Metode Knock Down
Dua Fungsi Lilin & Senter
Mekanisme Transformasi Metode Ulir
Diagram 4.1 Diagram Pohon Keputusan Alat Penerangan Dari diagram pohon keputusan, didapatkan enam buah konsep produk, yaitu konsep A, konsep B, konsep C, konsep D, konsep E, dan konsep F. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap konsep tersebut :
46
Konsep A
Gambar 4.4 Gambar Konsep A Konsep A berbentuk dan berfungsi seperti lilin, menggunakan sumber tenaga batere biasa maupun rechargeable battery yang berbentuk seperti batere biasa.
Konsep B
Gambar 4.5 Gambar Konsep B Konsep B hampir sama dengan konsep A, hanya konsep B menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery, yang artinya batere dibuat menyatu dengan produk, tidak dapat diganti seperti halnya batere biasa, namun langsung dapat dicharge atau diisi ulang
47
Gambar 4.6 Gambar Tiga Dimensi Konsep A dan Konsep B
Konsep C
Gambar 4.7 Gambar Konsep C Konsep C berbentuk seperti senter, tetapi dapat berfungsi sebagai lilin dan senter. Terdapat casing tambahan yang letaknya terpisah, digunakan untuk mengubah fungsinya menjadi senter.
48
Konsep D
Gambar 4.8 Gambar Konsep D Konsep D hampir sama dengan konsep C, hanya konsep D menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery.
Gambar 4.9 Gambar Tiga Dimensi Konsep C dan Konsep D Posisi Lilin
49
Gambar 4.10 Gambar Tiga Dimensi Konsep C dan Konsep D Posisi Senter
Konsep E
Gambar 4.11 Gambar Konsep E Konsep E berbentuk seperti senter, tetapi dapat berfungsi sebagai lilin dan senter. Terdapat casing geser untuk mekanisme transformasi dari lilin menjadi senter dan sebaliknya.
50
Konsep F
Gambar 4.12 Gambar Konsep F Konsep F hampir sama dengan konsep E, hanya konsep F menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery.
Gambar 4.13 Gambar Tiga Dimensi Konsep E dan Konsep F Posisi Lilin
51
Gambar 4.14 Gambar Tiga Dimensi Konsep E dan Konsep F Posisi Senter
4.2.2
Seleksi Konsep Seleksi konsep digunakan dengan metode terstruktur. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah menyiapkan matriks seleksi, penyaringan konsep, penilaian konsep, dan pemilihan konsep.
4.2.2.1 Menyiapkan Matriks Seleksi Matriks seleksi yang akan digunakan untuk menyaring dan menilai konsep adalah : •
Kenyamanan penggunaan
•
Kemudahan perawatan
•
Ketahanan
•
Kepraktisan
52
•
Mudah dibawa-bawa
•
Kemanan
•
Desain yang menarik
•
Mudah diproduksi
4.2.2.2 Penyaringan Konsep Tabel 4.6 Tabel Penyaringan Konsep Kriteria Seleksi Kenyamanan penggunaan Kemudahan perawatan Ketahanan Kepraktisan Mudah dibawa-bawa Kemanan Desain yang menarik Mudah diproduksi Jumlah + Jumlah 0 Jumlah Nilai akhir Peringkat Lanjutkan?
A 0 + 0 + 0 0 2 4 2 0 3
B 0 0 + 0 1 3 4 -3 6
Tidak
Tidak
Konsep C D + 0 0 0 + + 0 0 + + 0 3 2 4 2 1 4 2 -2 1 5
E 0 0 0 0 + 0 + 0 2 6 0 2 1
F 0 0 + 0 + 2 3 3 -1 4
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Dari hasil penyaringan konsep, maka konsep yang akan dilanjutkan untuk dinilai adalah Konsep C dan Konsep E.
53
4.2.2.3 Penilaian Konsep Tabel 4.7 Tabel Penilaian Konsep Konsep Kriteria Seleksi
Beban
C
E
Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Kenyamanan penggunaan Kemudahan perawatan Ketahanan Kepraktisan Mudah dibawa-bawa Kemanan Desain yang menarik Mudah diproduksi
15% 15% 10% 20% 10% 10% 10% 10%
3 4 3 4 4 4 3 3
0.45 0.6 0.3 0.8 0.4 0.4 0.3 0.3
4 2 3 4 4 4 4 3
0.6 0.3 0.3 0.8 0.4 0.4 0.4 0.3
Total Nilai Peringkat
3.55 1
3,5 2
Lanjutkan?
Ya
Tidak
Dari hasil penilaian konsep, diketahui bahwa konsep C lebih baik dari konsep E, sehingga diputuskan konsep yang akan dikembangkan adalah konsep C.
4.2.3
Pemilihan Konsep Konsep yang dipilih adalah konsep C, yaitu produk yang berbentuk seperti
senter, dapat berfungsi sebagai lilin dan senter, menggunakan batere biasa, dengan mekanisme transformasi dari lilin menjadi senter dan sebaliknya menggunakan metode knock down dengan penambahan casing tambahan yang terpisah. Karena fungsi gandanya (lilin dan senter), maka battery operated candle ini akan dinamai
54
Flexilight, yang berarti flexi, yaitu fleksibel dan light yang berarti mampu memberikan cahaya penerangan.
Gambar 4.15 Gambar Konsep Terpilih (Konsep C)
Gambar 4.16 Gambar Tiga Dimensi Konsep Terpilih Posisi Lilin
55
Gambar 4.17 Gambar Tiga Dimensi Konsep Terplilih Posisi Senter
4.2.4
Pengujian Konsep Pengujian konsep dilakukan untuk melihat tanggapan responden tentang
konsep produk alat penerangan tersebut, sehingga dapat ditentukan apakah konsep produk diterima masyarakat dan dapat untuk dilanjutkan, perbaikan yang diperlukan terhadap konsep tersebut, dan estimasi berapa banyak produk yang berhasil dijual. Format survei akan menggunakan kuisioner yang berisi uraian verbal produk dan sketsa produk. Lembar kuisioner beserta daftar pertanyaannya dapat dilihat pada lampiran. Pemilihan sampel dan populasi dilakukan dengan pengambilan sampel berganda yang ditunjukkan pada diagram dibawah ini :
56
Sampel
Populasi
Indonesia
Pulau Jawa PropinsiPropinsi di Pulau Jawa Propinsi Jawa Barat KotamadyaKotamadya di Jawa Barat Kotamadya Bekasi KecamatanKecamatan Di Bekasi Kecamatan Bekasi Barat KelurahanKelurahan Di Bekasi Barat Kelurahan Medan Satria PerumahanPerumahan di Medan Satria Kompleks Perumahan Harapan Indah
Harapan Indah
PerumahanPerumahan di Kompleks Perumahan Harapan Indah
Taman Harapan Baru Bulevar Hijau
Diagram 4.2 Tahap Pengambilan Sampel
57
Dari tahap pengambilan sampel, didapatkan sampel 3 perumahan yaitu Harapan Indah, Taman Harapan Baru, dan Bulevar Hijau. Ketiga perumahan ini terletak dalam satu kompleks Perumahan Harapan Indah. Selain ketiga perumahan tersebut diatas, masih ada beberapa perumahan lain seperti Permata Harapan Baru, Griya Harapan Permai, dan duta Bumi. Pemilihan ketiga perumahan diatas adalah karena unit rumahnya tergolong banyak dan tingkat huniannya pun cukup tinggi. Adapun data-data unit rumah dan perkiraan tingkat hunian dari ketiga perumahan diatas yang didapatkan melalui telepon kepada PT. Hasana Damai Putra selaku developer adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Populasi Responden Tingkat Hunian
Populasi
(Estimasi)
(keluarga)
1200
80%
960
Taman Harapan Baru
1000
70%
700
Bulevar Hijau
500
70%
490
Nama Perumahan
Unit Rumah
Harapan Indah
Total populasi = 960 + 700 + 490 = 2150 keluarga Ukuran sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus Sloan yaitu :
n=
N 1 + (N ⋅ e2 )
Dimana : n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = jumlah populasi
58
e = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
Dengan menggunakan e = 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan untuk ketiga perumahan diatas yang berjumlah 2150 keluarga adalah : n=
N 1 + (N ⋅ e2 )
n=
2150 1 + (2150 ⋅ 0,05 2 )
n=
2150 6,375
n = 337,2549 ≈ 338 responden
Jadi kuisioner yang perlu disebar kepada responden adalah minimal sebanyak 338 kuisioner, dengan distribusi pembagian kuisioner adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Penyebaran Kuisioner Nama Perumahan
Populasi
% Populasi
Jumlah Responden
960
45%
151
700
32%
110
Bulevar Hijau
490
23%
77
Total
2150
100%
338
Harapan Indah Taman Harapan Baru
(Keluarga)
59
Kuisioner disebarkan sebanyak 350 lembar dengan rincian 155 lembar di Harapan Indah, 115 lembar di Taman Harapan Baru, dan 80 lembar di Bulevar Hijau. Kuisioner yang diterima kembali dan diisi dengan benar dan sempurna adalah 340 lembar, lebih banyak dari minimum kuisioner yang dibutuhkan, yaitu 338 lembar. Hasil dari kuisioner yang telah dibagikan kepada 340 orang responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Jawaban Pertanyaan Kuisioner Nomor 1 1. Bagaimana pendapat anda apabila konsep produk ini dilanjutkan untuk diproduksi? Jawaban Responden
Jumlah Responden
Persentase (%)
Sangat tidak setuju
27
7,94
Tidak setuju
88
25,88
Ragu-ragu
45
13,24
Setuju
156
45,88
Sangat setuju
24
7,06
Total
340
100
60
Jumlah Responden
Tabel Frekuensi Jawaban Nomor 1 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
156
88 45 27
Sangat tidak Tidak setuju setuju
24
Ragu-ragu
Setuju
Sangat setuju
Grafik 4.1 Grafik Frekuensi Jawaban Nomor 1 Dari hasil kuisioner pertanyaan nomor 1, terlihat bahwa persentase responden yang setuju konsep produk ini dilanjutkan (52,94%) lebih besar daripada responden yang tidak setuju (33,82%), sedangkan sisanya 13,24% ragu-ragu. Hal ini berarti konsep produk dapat dilanjutkan untuk diproduksi Beberapa alasan utama responden yang tidak setuju adalah : o
Pemakaian produk ini dirasakan jauh lebih boros daripada menggunakan lilin.
o
Desain tidak menarik.
o
Tidak ada contoh produknya, sehingga sulit untuk membandingkannya dengan lilin.
61
Tabel 4.11 Jawaban Pertanyaan Kuisioner Nomor 2 2. Seandainya dilanjutkan untuk diproduksi dan dijual, bagaimana peluang anda untuk membelinya? Jawaban Responden
Jumlah Responden
Persentase (%)
Pasti tidak membeli
27
7,94
Mungkin tidak membeli
91
26,76
37
10,88
Mungkin membeli
161
47,35
Pasti membeli
24
7,06
Total
340
100
Mungkin membeli dan mungkin juga tidak
Tabel Frekuensi Jawaban Nomor 2 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
161 91 27
Pasti tidak membeli
37
Mungkin tidak Mungkin membeli membeli dan mungkin juga tidak
24
Mungkin membeli
Pasti membeli
Grafik 4.2 Grafik Frekuensi Jawaban Nomor 2 Dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk diproduksi karena persentase responden yang mungkin akan membeli dan pasti membeli lebih besar (total 54,41%)
62
daripada yang mungkin tidak membeli dan pasti tidak membeli (total 34,7%). Sedangkan responden yang ragu-ragu antara membeli atau tidak berjumlah 10,88%. Melalui wawancara nonformal, pada umumnya keputusan mereka sangat tergantung pada harga produk yang akan ditawarkan tersebut. Pada umumnya, responden yang menjawab setuju dan sangat setuju pada pertanyaan nomor 1 menjawab mungkin membeli dan pasti membeli pada pertanyaan nomor 2, dan begitu juga sebaliknya, responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pertanyaan nomor 1 menjawab mungkin tidak membeli dan pasti tidak membeli pada pertanyaan nomor 2.
4.2.5
Pengujian Data
Pengujian data dilakukan terhadap 30 orang responden. Pengujian data bertujuan untuk menguji reliabilitas data dan validitas data. Data dan perhitungan pengujian terdapat pada lampiran. Tabel 4.12 Pengujian Data Pertanyaan Kuisioner Uji Reliabilitas Uji Validitas
4.3
Pertanyaan nomor 1
Reliabel
Valid
Pertanyaan nomor 2
Reliabel
Valid
Arsitektur Produk
Arsitektur produk adalah skema elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan bagaimana setiap chunk
63
berinteraksi. Dalam pembahasan arsitektur produk ini, akan melalui tiga tahap pengembangan yang akan dipaparkan pada point-point berikut ini.
4.3.1
Skema Produk
Skema adalah suatu diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-elemen penyusunan produk. Skema ini tidak diciptakan secara spesifik, namun hanya sebatas menguraikan elemen-elemen utama yang saling berkaitan. Berikut ini adalah diagram skema produk yang dikembangkan.
Cover Body
Casing Tambahan
Per (Kutub Negatif)
Switch On/Off
Pelat Penghantar
Pelat (Kutub Positif)
Keterangan : --------- = Aliran sinyal atau data = Aliran material = Aliran tenaga atau energi Diagram 4.3 Skema Produk
Bola Lampu
64
4.3.2
Mengelompokkan Elemen-Elemen Pada Skema
Dalam
tahap
ini
langkah-langkah
yang
ditempuh
adalah
dengan
mengelompokkan setiap elemen-elemen yang terdapat pada skema menjadi chunkchunk yang merupakan suatu kumpulan elemen-elemen yang membentuk suatu fungsi tertentu. Berikut merupakan gambar Function Structure Diagram.
Pelindung
Sumber Tenaga User Interface
Cover Body
Casing Tambahan
Mekanisme Transformasi
Per (Kutub Negatif)
Switch On/Off
Pelat Penghantar
Pelat (Kutub Positif)
Bola Lampu
Sumber Cahaya Keterangan : --------- = Aliran sinyal atau data = Aliran material = Aliran tenaga atau energi Diagram 4.4 Functional Structure Diagram
65
4.3.3
Membuat Susunan Geometris
Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik (dari tripleks atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi. Pembuatan susunan geometris kasar harus dikoordinasikan dengan desainer industri yang ada di dalam tim dalam kasus di mana aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk penting dan sangat terkait dengan perancangan geometris dari chunk. Berikut ini adalah gambar susunan kasar geometris dari setiap penempatan chunk-chunk yang ada.
g dun n i l Pe
S
r Use ce rfa Inte
a nag e T er umb
Gambar 4.18 Susunan Geometris Produk
ber m u S a ya h a C
66
4.4
Desain Industri
Produk yang baik adalah produk yang telah diuji dengan desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, atau dilihat oleh orang-orang amat bergantung pada desain industri untuk mencapai kesuksesan komersial. Desain industri juga penting untuk membangun identitas perusahaan. Terdapat dua dimensi kebutuhan dalam desain industri, yaitu dimensi ergonomis dan dimensi estetis dari produk tersebut.
4.4.1
Kebutuhan-Kebutuhan Ergonomis
Kebutuhan ergonomis terdiri atas kemudahan pemakaian, kemudahan perawatan, kuantitas interaksi pemakai, pembaruan interaksi pemakai, dan faktor keamanan. Tabel 4.13 Tabel Kebutuhan Ergonomis Kebutuhan Ergonomik
Level Kepentingan Rendah
Menengah
Penjelasan Peringkat
Tinggi
Alat bantu penerangan ini harus mudah digunakan karena alat bantu penerangan yang sudah Kemudahan
ada sekarang pada umumnya
pemakaian
mudah digunakan. Fungsi produk harus mampu memberitahukan melalui desainnya
67
Produk ini hanya memerlukan
Kemudahan
sedikit perawatan seperti banyak
perawatan
produk elektronik lainnya
Kuantitas
Interaksi sangat sedikit, yaitu
interaksi
menyala-matikan, dan
pemakai
mengganti batere Pembaruan desain terdapat
Pembaruan
dalam adanya dua fungsi alat
interaksi
tersebut, yaitu sebagai lilin dan
pemakai
sebagai senter Alat bantu penerangan pada
Keamanan
umumnya harus mempunyai tingkat keamanan yang tinggi
4.4.2
Kebutuhan-Kebutuhan Estetis
Kebutuhan estetis terdiri atas diferensiasi produk, gengsi kepemilikan, mode atau kesan, dan motivasi tim. Tabel 4.14 Tabel Kebutuhan Estetis Kebutuhan Estetis
Level Kepentingan Rendah
Menengah
Penjelasan Peringkat
Tinggi
Terdapat ratusan model lilin, Diferensiasi produk
senter, dan emergency lamp di pasaran. Penampilan sangat penting untuk diferensiasi
68
Gengsi
Produk ini harus secara fisik
kepemilikan,
terlihat menarik untuk
mode, atau
penggunanya
kesan
Pengembangan produk ini diharapkan dapat menjadi
Motivasi tim
inspirasi penting untuk tim pengembangan
4.4.3
Penilaian Kualitas Desain Industri
Ada lima kategori yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kualitas desain industri sebuah produk, yaitu kualitas antarmuka pelanggan, daya tarik emosional, kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk, penggunaan yang tepat dari sumber, dan diferensiasi produk. Tabel 4.15 Penilaian Desain Industri Kategori Penilaian
Kualitas dari antarmuka pengguna
Level Kepentingan Rendah
Menengah
Penjelasan Peringkat
Tinggi
Secara umum, produk alat bantu penerangan ini mudah digunakan dan nyaman digunakan
69
Karena produk ini lebih mementingkan fungsi daripada Daya Tarik
desain, maka daya tarik
Emosional
emosional hanya terletak pada kemampuan transformasinya saja.
Kemampuan
Pemeliharaan dan perbaikan
untuk
produk ini sangatlah mudah.
memelihara dan memperbaiki produk Penggunaan yang tepat dari sumber Diferensiasi produk
4.5
Adanya fungsi ganda sebagai senter dan lilin membuat produk ini memiliki nilai istimewa tersendiri bagi pengguna. Diferensiasi produk tidak terlalu terlihat karena mirip dengan produk senter pada umumnya.
Design For Manufacturing
Karena pada skripsi ini tidak membahas tentang biaya-biaya yang akan dikeluarkan, maka DFM akan lebih ditekankan pada daftar list komponen, struktur produk, dan Bill Of Material.
70
4.5.1
Daftar List Komponen
Daftar list komponen berfungsi mendaftar komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat alat bantu penerangan yang baru beserta kegunaan dari tiap-tiap komponen. Berikut adalah daftar list komponen dari Flexilight : Tabel 4.16 Daftar List Komponen Nama Komponen
Per (kutub -) Pelat penghantar Pelat (Kutub +) Switch On/Off Wadah lampu Bola lampu Lempeng refleksi Casing bawah Casing bening Casing tambahan
Kegunaan
Sebagai tempat untuk meletakkan batere dan media untuk menghantarkan arus listrik Sebagai media untuk menghantarkan arus listrik dari kutub - ke kutub + Sebagai penghubung antara kutub positif batere dengan bola lampu Untuk menggerakkan pelat penghantar sehingga terbentuk hubungan arus listrik Tempat untuk meletakkan lampu dan pelat (kutub +) Sebagai sumber cahaya Untuk memberikan efek penerangan yang lebih terang (posisi lilin) dan lebih terfokus (posisi senter) Sebagai pelindung dan cover dari produk Sebagai tempat untuk bola lampu dan casing bening ini juga yang akan digerakkan pada saat mengganti batere Untuk mekanisme transformasi dari posisi lilin ke posisi senter
71
4.5.2
Struktur Produk
Struktur produk merupakan aktivitas pemecahan produk menjadi komponenkomponen yang menyusunnya. Struktur produk merupakan merupakan gambaran BOM secara grafis yang membentuk sebuah pohon karena menunjukkan bagaimana sebuah produk dibuat secara bersama-sama dari berbagai elemen, mengandung informasi yang mengidentifikasi tiap bahan, keadaan kuantitas bahan yang digunakan. Berikut adalah struktur produk dari Flexilight : A4 Produk
A2 Assembly 2
A1 Assembly 1
Per (Kutub-)
Pelat Penghantar
Casing Tambahan
Switch On/Off
A3 Assembly 3
Casing Bawah
Wadah Lampu
Pelat (Kutub +)
Lempeng Refleksi
Bola Lampu
Casing Bening
Diagram 4.5 Struktur Produk
4.5.3
Bill Of Material
BOM adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jaringan yang menggambarkan hubungan induk-komponen. Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan
72
pengendalian aktivitas produksi. Bill of material diperoleh dengan memperhatikan struktur produk. Berikut ini akan digambarkan Bill of Material (BOM) dari produk Flexilight : Tabel 4.17 Bill Of Material Bill Of Material No Komponen
Multi-Level Indented Explotion Level
4.6
1
1
2
●2
3
●●3
4
●●3
5
●●3
6
●●3
7
●2
8
●2
9
●●3
10
●●3
11
●●3
12
●●3
13
●●3
Quantity BOM UOM
Description
Assembly 2 Assembly 1 Per (Kutub -) Pelat Penghantar Switch On/Off Casing Bawah Casing Tambahan Assembly 3 Wadah Lampu Pelat (kutub +) Lempeng Refleksi Bola Lampu Casing Bening
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
1
each
Prototype
Prototype pada umumnya didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Karena keterbatasan teknologi, maka protoype produk hanya mencakup gambar 3D dari produk alat penerangan baru.
73
Gambar 4.19 Gambar 3D Flexilight Posisi Lilin
74
Gambar 4.20 Gambar 3D Flexilight Posisi Lilin Dengan Tumpuan
Gambar 4.21 Gambar Perspektif 3D Flexilight Posisi Lilin Dengan Tumpuan
75
Gambar 4.22 Gambar 3D Flexilight Posisi Senter
Gambar 4.23 Gambar Perspektif 3D Flexilight Posisi Senter