BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Perusahaan
4.1.1
Profil perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (IDX: AISA) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan. Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga yang nantinya berkembang menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSFood). Sebuah Bisnis keluarga yang memproduksi bihun jagung dengan nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampai hari ini, kultur manajemen yang erat seperti sebuah keluarga adalah salah satu nilai yang terus dipertahankan oleh generasi ketiga dari sang pendiri. Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus tumbuh, PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan pada tahun 1992 dan menjadi perusahaan publik pada 2003. TPS-Food selalu menekankan pentingnya produk yang berkualitas dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Berbekal pengalaman yang panjang, tradisi, serta loyalitas konsumen; TPS-Food berhasil meraih posisi sebagai produsen mi kering dan bihun terdepan di pasar Indonesia. Komitmen TPS-Food untuk menghasilkan produk yang terbaik, diterima oleh pasar, dan berkualitas tinggi dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008, HACCP, dan sertifikasi Halal. Standar produksi yang tinggi dan jaringan distribusi yang luas memperkuat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebagai salah satu pilihan konsumen.
1
2 4.1.2
Visi dan Misi PT Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk
4.1.2.1 Visi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Menjadi Perseroan regional yang hebat dan sukses di semua bisnis yang kami tekuni; Makanan, Beras, dan Kelapa Sawit yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4.1.2.2 Misi PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk • Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan inovatif yang mampu menciptakan nilai tambah untuk semua pelanggan. •
Menjadi Perseroan yang hebat dengan cara membangun sistem jalur ganda dalam organisasi kami; “Orang yang tepat dengan sistem yang baik”.
•
Membangun budaya disiplin dan sumber daya manusia pembelajar untuk memaksimalkan kekuatan karyawan dan organisasi.
•
Memiliki kekuatan seperti perusahaan multinasional namun dengan kelincahan seperti perusahaan kecil.
•
Menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan Tata Kelola Perusahaan yang baik.
•
Secara konsisten memberikan keuntungan di atas standar pasar atas dana Pemegang Saham
3 Presiden CEO
4.1.2.3 Struktur Organisasi
Direktur SDM
Direktur Purchasing
Direktur Finance
Direktur Sales
Direktur Marketing
BM GM Wil 1
Manager Beras
Manager Beras
Manager Beras
GM Basic Food BM Jagung BM
GM Wil 2
Manager TPS Food
Manager TPS
Manager TPS
Manager Taro
Manager Taro
Manager Taro
Consumen Food
BM Bihun
BM BM Gulas Taro Net
BM Taro Taro 3D Trade Marketing
GT MT
Business Development MRCI Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4 4.2
Profil Responden PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Karakteristikrespondendalampenelitianinidibedakanmenurut
tingkat
pendidikan
akhir
dan
jenis
kelamin,
lama
usia,
bekerja.
Adapunkarakteristikrespondendapatdilihatpadapenjelasan di bawahini: •
Jenis Kelamin Adapunkarakteristikresponden
berdasarkan
jenis
kelamin
dapatdilihatdaripenjelasan di bawahini: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Pria
42 responden
57,53%
Wanita
31 responden
42,47%
Total
73 responden
100%
Sumber: Data Primer,2014
Dari 73 responden, yang berjenis kelamin pria sebanyak 42 orang dan sisanya sebanyak 31 orang adalah wanita. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan pria yang bekerja di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.lebih banyak daripada karyawan wanita, di mana terdapat sebesar 57,53% karyawan pria dan sisanya sebesar 42,47% karyawan wanita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini:
Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
5 •
Usia Adapunkarakteristikresponden berdasarkan usia dapatdilihatdaripenjelasan di bawahini: Tabel 4.2 Usia Responden Usia
Jumlah
Presentase
< 25 tahun
12 responden
16,44%
25 – 35 tahun
27 responden
36,98%
36 – 40 tahun
20 responden
27,40%
14 responden
19,18%
73 responden
100%
>40 tahun Total
Sumber: Data Primer,2014 Dari 73 responden, yang berusia dibawah 25 tahun sebanyak 12 orang (16,44%), kemudian yang berusia 25-35 tahun sebanyak 27 orang (36,98%), lalu yang berusia 36-40 tahun sebanyak 20 orang (27,40%) dan yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 14 orang (19,18%). Maka dapat dikatakan bahwa kebanyakan karyawan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. masih generasi muda. Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambar 4.3 dibawahini:
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
6 •
Tingkat Pendidikan Terakhir Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini: Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Tingkat Pendidikan Terakhir
Jumlah
Presentase
SMA / SMK
8 responden
10,96%
Diploma
17 responden
23,29%
S1
30 responden
41,09%
S2 / S3
18 responden
24,66%
Total
73 responden
100%
Sumber: Data Primer,2014
Dari 73 responden, yang berpendidikan SMA / SMK sebanyak 8 orang (10,96%), kemudian yang berpendidikan Diploma sebanyak 17 orang (23,29%), lalu yang berpendidikan S1 sebanyak 30 orang (41,09%) dan yang berpendidikan S2 / S3 sebanyak 18 orang (24,66%). Karyawan yang bekerja di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk harus mempunyai tingkat pendidikan akhir minimal SMA / SMK. Dan kebanyakan karyawan yang bekerja di PT. Tiga Pilar
Sejahtera
Food,
Tbk
telah
mengecap
pendidikan
Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambar 4.4 dibawahini:
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 •
Lama Bekerja
tinggi.
7 Adapun karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini: Tabel 4.4 Lama Bekerja Responden Lama Bekerja
Jumlah
Presentase
< 1 tahun
2 responden
2,74%
1 – 3 tahun
20 responden
27,39%
4 – 5 tahun
35 responden
47,95%
> 5 tahun
16 responden
21,92%
Total
73 responden
100%
Sumber: Data Primer,2014
Dari 73 responden, yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 2 orang (2,74%), kemudian yang bekerja selama 1-3 tahun sebanyak 20 orang (27,39%), lalu yang bekerja selama 4-5 tahun sebanyak 35 orang (47,95%) dan yang bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 16 orang (21,92%). Kebanyakan karyawan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk telah bekerja selama 4-5 tahun. Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambar 4.5 dibawahini:
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
4.3
Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Teknik transformasi data ordinal menjadi interval yang digunakan dalam penelitian
ini adalah MSI (Method of Successive Interval).
8 Keterangan: Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju Alternatif Jawaban 3= Ragu-Ragu Alternatif Jawaban 4= Setuju Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju o
Transformasi variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5Transformasi Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
2,05
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2,87
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3,60
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4,57
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 o
Transformasi variabel pembelajaran organisasi (Y) ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Transformasi Variabel Pembelajaran Organisasi Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
2,10
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2,94
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3,71
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4,73
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
o
Transformasi variabel kinerja organisasi (Z) ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Transformasi Variabel Kinerja Organisasi
9 Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
2,01
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2,84
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3,56
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4,52
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 4.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam
penelitian ini yaitu 73, sehingga nilai df = 71. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,67. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,19. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: o Jika rhitung≥ 0,19, maka butir pernyataan tersebut valid o Jika rhitung < 0,19, maka butir pernyataan tersebut tidak valid Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut: o Jika Cronbach’s Alpha≥0,60, maka data reliabel o Jika Cronbach’s Alpha<0,60, maka data tidak reliabel
4.4.1
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel gaya kepemimpinan transformasional diukur melalui butir pernyataan 1,2,3,4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.00 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8Hasil Output Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
p1
39.1411
33.631
.602
.775
p2
39.3330
33.629
.641
.771
p3
39.4585
34.348
.631
.773
10 p4
39.0249
37.296
.403
.794
p5
39.1003
39.374
.203
.809
p6
39.1710
37.463
.437
.791
p7
39.2688
37.676
.338
.799
p8
39.2121
37.813
.301
.803
p9
38.8175
38.505
.332
.799
p10
39.2396
36.871
.439
.791
p11
39.9032
33.692
.588
.776
p12
39.6078
39.017
.236
.806
p13
39.5015
35.782
.473
.788
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan pada variabel gaya kepemimpinan transformasional telah valid, di mana pembahasannya adalah sebagai berikut:
Tabel
4.9 Pembahasan Hasil Output KepemimpinanTransformasional Butir Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
rhitung 0,602 0,641 0,631 0,403 0,203 0,437 0,338 0,301 0,332 0,439 0,588 0,236 0,473
Tanda > > > > > > > > > > > > >
Validitas
rtabel 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19
Variabel
Gaya
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Tabel 4.10Hasil Output Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Reliability Statistics Cronbach's Alpha .804
N of Items 13
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
11 Setelah semua butir pertanyaan telah valid, maka tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS 20.0, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha = 0,804>0,60yang mengidentifikasikan bahwa data variabel gaya kepemimpinan transformasional telah reliabel. Jadi untuk variabel gaya kepemimpinan transformasional, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas butir pernyataan 1,2,3,4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.
4.4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pembelajaran Organisasi Variabel pembelajaran organisasi diukur melalui butir pernyataan14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan 28. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.00 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11Hasil Output Validitas Variabel Pembelajaran Organisasi Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
p14
48.2156
45.791
.368
.789
p15
47.8571
43.522
.442
.784
p16
48.0696
43.356
.524
.777
p17
48.1101
45.215
.442
.784
p18
47.9578
47.696
.244
.797
p19
48.0595
42.522
.488
.780
p20
48.3185
44.185
.436
.784
p21
48.4752
44.941
.359
.791
p22
48.4652
43.365
.540
.776
p23
47.9558
45.357
.332
.793
p24
48.2238
46.473
.353
.790
p25
47.9225
46.505
.305
.794
p26
48.3300
46.073
.346
.791
p27
47.7644
45.877
.385
.788
p28
48.0095
43.912
.508
.779
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan pada variabel pembelajaran organisasi telah valid, di mana pembahasannya adalah sebagai berikut:
12 Tabel 4.12Pembahasan Hasil Output Validitas Variabel Pembelajaran Organisasi Butir Pernyataan
rhitung
Tanda
rtabel
Keterangan
14
0,368
>
0,19
Valid
15
0,442
>
0,19
Valid
16
0,524
>
0,19
Valid
17
0,442
>
0,19
Valid
18
0,244
>
0,19
Valid
19
0,488
>
0,19
Valid
20
0,436
>
0,19
Valid
21
0,359
>
0,19
Valid
22
0,540
>
0,19
Valid
23
0,332
>
0,19
Valid
24
0,353
>
0,19
Valid
25
0,305
>
0,19
Valid
26
0,346
>
0,19
Valid
27
0,385
>
0,19
Valid
28
0,508
>
0,19
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Tabel 4.13 Hasil Output Reliabilitas Variabel PembelajaranOrganisasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.798
15
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Setelah semua butir pernyataan telah valid, maka tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS 20.0, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha = 0,798>0,60yang mengidentifikasikan bahwa data variabel pembelajaran organisasi telah reliabel. Jadi untuk variabel pembelajaran organisasi, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas butir pernyataan14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan 28.
13
4.4.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Organisasi Variabel kinerja organisasi diukur melalui butir pernyataan29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36 dan 37. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.00 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.14Hasil Output Validitas Variabel Kinerja Organisasi Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
p29
26.2797
17.568
.302
.687
p30
26.0788
16.429
.464
.654
p31
26.0192
16.591
.522
.646
p32
25.6549
17.388
.357
.676
p33
25.8585
16.618
.340
.683
p34
25.9240
18.268
.222
.702
p35
25.9574
17.817
.367
.675
p36
25.8726
16.752
.488
.652
p37
25.9560
17.440
.336
.680
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan pada variabel kinerja organisasi telah valid, di mana pembahasannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15Pembahasan Hasil Output Validitas Variabel Kinerja Organisasi Butir Pertanyaan
rhitung
Tanda
rtabel
Keterangan
29
0,302
>
0,19
Valid
30
0,464
>
0,19
Valid
31
0,522
>
0,19
Valid
32
0,357
>
0,19
Valid
33
0,340
>
0,19
Valid
34
0,222
>
0,19
Valid
35
0,367
>
0,19
Valid
36
0,488
>
0,19
Valid
37
0,336
>
0,19
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
14 Tabel 4.16 Hasil Output Reliabilitas Variabel Kinerja Organisasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.699
9
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Setelah semua butir pernyataan telah valid, maka tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS 20.0, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha = 0,699>0,60yang mengidentifikasikan bahwa data variabel kinerja organisasi telah reliabel. Jadi untuk variabel kinerja organisasi, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses analisis selanjutnya adalah data jawaban atas butir pernyataan29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36 dan 37.
4.5
Uji Asumsi Klasik Model yang digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan nilai parameter yang
sahih apabila telah memenuhi asumsi klasik antara lain normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Keseluruhan pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software spss 20.0 for Windows.
4.5.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal. SPSS menyajikan dua tabel sekaligus yaitu (KolmogorovSmirnov dan Shapiro-Wilk). Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila datanya lebih dari 50, sedangkan Shapiro-Wilk digunakan apabila datanya kurang dari 50 dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Dalam melakukan pengujian normalitas, populasi yang digunakan sebanyak 73 responden, sehingga dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini sebagai berikut: •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
15 Angka Sig. atau signifikansi dapat diperoleh dengan perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS 20.0 dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5%.
4.5.1.1 Uji Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel 4.17Test of Normality Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Gaya_Kepemimpinan_T ransformasional
.077
df
Shapiro-Wilk Sig.
73
.200*
Statistic .981
df
Sig. 73
.330
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Dasar Pengambilan Keputusan •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
Keputusan Variabel gaya kepemimpinan transformasional memiliki Sig = 0,200 (> 0,05) maka data variabel gaya kepemimpinan transformasional berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
16
Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Jika dilihat pada gambar 4.6 terlihat sebaran data variabel gaya kepemimpinan transformasional dapat dikatakan baik karena hasil output normal Q-Q plot ofgaya kepemimpinan transformasional membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada garis lurus.
4.5.1.2 Uji Normalitas Variabel Pembelajaran Organisasi Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel 4.18 Test of Normality Variabel Pembelajaran Organisasi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Pembelajaran_Organisasi
.064
df
Shapiro-Wilk Sig.
73
.200
Statistic *
.970
df
Sig. 73
.076
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Dasar Pengambilan Keputusan •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
17 •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal Keputusan Variabel pembelajaran organisasi memiliki Sig = 0,200 (> 0,05) maka data variabel pembelajaran organisasi berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Pembelajaran Organisasi Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Jika dilihat pada gambar 4.7 terlihat sebaran data variabel pembelajaran organisasi dapat dikatakan baik karena hasil output normal Q-Q plot ofpembelajaran organisasi membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada garis lurus.
4.5.1.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Organisasi Dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel 4.19 Test of Normality Variabel Kinerja Organisasi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Kinerja_Organisasi
.090
df
Shapiro-Wilk Sig.
73
.200
Statistic *
.965
df
Sig. 73
.040
18 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dasar Pengambilan Keputusan •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
Keputusan Variabel kinerja organisasi memiliki Sig = 0,200 (> 0,05) maka data variabel kinerja organisasi berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
Gambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Organisasi Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Jika dilihat pada gambar 4.8 terlihat sebaran data variabel kinerja organisasi dapat dikatakan baik karena hasil output normal Q-Q plot ofkinerja organisasi membuktikan bahwa sebaran titik – titik plot berada pada garis lurus.
19 4.5.2
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model penelitian. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai tolerance dan variances inflation factor (VIF). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Dasar
pengambilan keputusan untuk uji
multikolinearitas antara lain: •
Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas
•
Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas Model
penelitian
yang
baik
yaitu
adalah
tidak
memiliki
gejala
multikolinearitas. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel independen yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan satu variabel mediasi yaitu pembelajaran organisasi. Tabel hasil uji multikolinearitas akan ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.20Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
Gaya_Kepemimpinan_Transf ormasional Pembelajaran_Organisasi
Std. Error
.276
.334
.222
.097
.652
.100
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.829
.410
.213
2.290
.025
.749
1.335
.608
6.519
.000
.749
1.335
a. Dependent Variable: Kinerja_Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari tabel 4.20 di atas, nilai tolerance untuk variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi adalah 0,749 yang berarti lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF adalah 1,335 lebih kecil dari 10 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam model penelitian ini.
20 4.5.3
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model penelitian terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji glejser dan analisis grafik plot. Indikasi heteroskedastisitas melalui uji glejser ditunjukkan oleh koefisien parameter beta dari persamaan path tersebut. Dasar pengambilan keputusan untuk uji glejser antara lain: •
Jika nilai |thitung|koefisien parameter beta lebih kecil dari |ttabel|dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
•
Jika nilai |thitung|koefisien parameter beta lebih besar dari |ttabel| dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas Selain itu dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis grafik
plot antara lain: •
Jika data menyebar secara acak (random), maka tidak terjadi heteroskedastisitas
•
Jika data tidak menyebar secara acak (random) atau mengumpul dan membentuk suatu pola, maka terjadi heteroskedastisitas
Hasil uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.21 di bawah ini:
Tabel 4.21Hasil Uji Glejser Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Gaya_Kepemimpinan_Transfor masional Pembelajaran_Organisasi
Std. Error .401
.182
.013
.053
-.046
.055
Beta 2.197
.031
.034
.246
.807
-.116
-.843
.402
a. Dependent Variable: abresid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari tabel 4.21 diatas dapat dilihat bahwa masing - masing nilai |thitung|variabel gaya kepemimpinan transformasional adalah 0,246 dan nilai |thitung| variabel pembelajaran organisasi adalah 0,843 lebih kecil dari 1,67. Dan untuk masing–masing nilai signifikan variabel gaya kepemimpinan transformasional adalah 0,807 dan nilai
21 signifikan variabel pembelajaran organisasi adalah 0,402 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model penelitian ini. Hal ini konsisten dengan hasil grafik scatterplot pada gambar 4.9 yang menunjukkan bahwa data menyebar secara acak (random).
Gambar 4.9 Grafik Scatterplot Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dari hasil uji asumsi klasik secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai parameter yang dihasilkan dalam model penelitian ini adalah sahih karena telah memenuhi asumsi klasik.
4.6
Analisis Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) dengan Variabel Pembelajaran Organisasi (Y)
Tabel 4.22 Korelasi Pearson X dan Y Correlations Gaya_Kepemimp
Pembelajaran_Or
inan_Transforma
ganisasi
sional Pearson Correlation Gaya_Kepemimpinan_Transfo rmasional
Sig. (1-tailed) N
Pembelajaran_Organisasi
1
Pearson Correlation
,501** ,000
73
73
**
1
,501
22 Sig. (1-tailed)
,000
N
73
73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X)denganvariabel pembelajaran organisasi (Y) Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X)denganvariabel pembelajaran organisasi (Y) Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) dan variabel pembelajaran organisasi (Y) memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hubungannya bersifat cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,501 berada dalam range 0,40 – 0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) naik, maka nilai variabel pembelajaran organisasi (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) turun, maka nilai variabel pembelajaran organisasi (Y) juga akan turun.
4.7
Analisis Korelasi Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) dengan Variabel Kinerja Organisasi (Z) Tabel 4.23 Korelasi Pearson X dan Z Correlations Gaya_Kepemimpinan_Trans formasional Pearson Correlation Gaya_Kepemimpinan_Transfo rmasional
Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation
Kinerja_Organisasi
1
Sig. (1-tailed)
Kinerja_Organisasi ,518** ,000
73 ,518** ,000
73 1
23 N
73
73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X)denganvariabel kinerja organisasi (Z) Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X)denganvariabel kinerja organisasi (Z) Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) dan variabel kinerja organisasi (Z) memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hubungannya bersifat bersifat cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,518 berada dalam range 0,40 – 0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) naik, maka nilai variabel kinerja organisasi (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) turun, maka nilai variabel kinerja organisasi (Z) juga akan turun.
4.8
Analisis Korelasi Variabel Pembelajaran Organisasi (Y) dengan Variabel Kinerja Organisasi (Z) Tabel 4.24 Korelasi Pearson Y dan Z Correlations
Pembelajaran_Organisasi
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
Kinerja_Organisasi
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Pembelajaran_Or Kinerja_Organisa ganisasi si 1 ,715** ,000 73 ,715** ,000
73 1
73
73
24 Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pembelajaran organisasi (Y)denganvariabel kinerja organisasi (Z) Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel pembelajaran organisasi (Y)denganvariabel kinerja organisasi (Z) Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa antara variabel pembelajaran organisasi (Y) dan variabel kinerja organisasi (Z) memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat kuat dan searah. Hubungannya bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,715 berada dalam range 0,60 – 0,799. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel pembelajaran organisasi (Y) naik, maka nilai variabel kinerja organisasi (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel pembelajaran organisasi (Y) turun, maka nilai variabel kinerja organisasi (Z) juga akan turun.
Hasil
uji
korelasi
Pearson
antara
variabel
gaya
kepemimpinan
transformasional, pembelajaran organisasidan kinerja organisasi di atas dapat diringkas sebagai berikut dalam tabel 4.25:
Tabel 4.25 Interpretasi Korelasi Variabel X, Y dan Z Hubungan antara
Korelasi
Keterangan
X dengan Y
0,501
Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
X dengan Z
0,518
Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan
Y dengan Z
0,715
Kuat, Searah, dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
4.9
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) terhadap Pembelajaran Organisasi (Y)
25 Tabel 4.26 Anova Sub-Struktur 1 ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
F
4.072
1
4.072
Residual
12.149
71
.171
Total
16.221
72
23.795
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Pembelajaran_Organisasi b. Predictors: (Constant), Gaya_Kepemimpinan_Transformasional
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Hipotesis Ho : Tidak adakontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel pembelajaran organisasi Ha : Ada kontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel pembelajaran organisasi Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05maka Ho diterima Sig < 0,05maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan Ada kontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel pembelajaran organisasi.
Tabel 4.27 Model SummarySub-Struktur 1 Model Summaryb Model
1
R
R Square
.501a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.251
.240
.4136623
a. Predictors: (Constant), Gaya_Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Pembelajaran_Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan transformasional secara simultan terhadap variabel pembelajaran organisasidapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada tabel 4.27, dimana nilai R2 = 0,251 = 25,1%. Jadi,nilai dari variabel pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar 25,1%, sedangkan
26 sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) =
=
= 0,8654.
Tabel 4.28 CoefficientsSub-Struktur 1 Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
1.845
.330
.487
.100
T
Sig.
Beta 5.592
.000
4.878
.000
1 Gaya_Kepemimpinan_Transformasional
.501
a. Dependent Variable: Pembelajaran_Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dengan menggunakan tabel 4.28, akan dirangkum hasil koefisien jalur (beta) substruktur 1 antara variabel bebas gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan variabel terikat pembelajaran organisasi (Y) seperti dibawah ini:
Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 1 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(beta)
X terhadap Y
0,501
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig
Pengujian
Determinasi
0,000
Ho ditolak
0,251 = 25,1%
Koefisien Variabel lain (ρyε1) 0,8654
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dengan demikian diperoleh sub-struktur 1 yang disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisis data yang telah dilakukan, seperti terlihat pada gambar 4.10 berikut:
0,8654 0,501 X
Y
27
Gambar 4.10 Sub-Struktur 1 Beserta Koefisien Jalur Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 1: Y= ρyxX+ ρy ε1 Y = 0,501 X + 0,8654 ε1di mana R2 = 0,251 Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa: •
Pembelajaran organisasi (Y) dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional (X) sebesar 25,1% dan sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi oleh variabel–variabellain di luar penelitian ini.
•
Setiap peningkatan nilai gaya kepemimpinan transformasional (X) sebesar 1 satuan, maka nilai pembelajaran organisasi (Y) akan naik sebesar 0,501. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai gaya kepemimpinan transformasional (X) sebesar 1 satuan, maka nilai pembelajaran organisasi (Y) juga akan turun sebesar 0,501.
4.10
Analisis
Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
(X)
dan
Pembelajaran Organisasi (Y) terhadap Kinerja Organisasi (Z) Dengan menggunakan tabel 4.30, akan di uji kontribusi secara individual antara variabel bebas gaya kepemimpinan transformasional (X) terhadap variabel terikat kinerja organisasi (Z) seperti dibawah ini:
Tabel 4.30 Coefficients Sub-Struktur 2 Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
28
1
(Constant)
.276
.334
Gaya_Kepemimpinan_Transformasional
.222
.097
Pembelajaran_Organisasi
.652
.100
.829
.410
.213
2.290
.025
.608
6.519
.000
a. Dependent Variable: Kinerja_Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Hipotesis Ho : Tidak ada kontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel kinerja organisasi Ha : Ada kontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel kinerja organisasi Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 makaHo diterima Sig < 0,05maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,025<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan Ada kontribusi yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel kinerja organisasi. Dengan menggunakan tabel 4.30 juga, akan di uji kontribusi secara individual antara variabel bebas pembelajaran organisasi (Y) dengan variabel terikat kinerja organisasi (Z) seperti dibawah ini: Hipotesis Ho : Tidak ada kontribusi yang signifikan antara variabel pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi Ha:Ada kontribusi yang signifikan antara variabel pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05maka Ho diterima Sig < 0,05maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan
29 Ada kontribusi yang signifikan antara variabel pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi.
Tabel 4.31 Anova Sub-Struktur 2 ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
10.167
2
5.083
8.500
70
.121
18.667
72
F
Sig.
41.862
.000b
a. Dependent Variable: Kinerja_Organisasi b. Predictors: (Constant), Pembelajaran_Organisasi, Gaya_Kepemimpinan_Transformasional
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Dengan menggunakan tabel 4.31 di atas, akan di uji kontribusi secara simultan antara variabel bebas gaya kepemimpinan transformasional (X) dan pembelajaran organisasi (Y) dengan variabel terikat kinerja organisasi (Z) seperti dibawah ini: Hipotesis Ho:Tidak ada kontribusisecara simultan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi Ha:Ada kontribusisecara simultan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05maka Ho diterima Sig < 0,05maka Ho ditolak Hasil Sig = 0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan Ada kontribusisecara simultan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi.
Tabel 4.32 Model Summary Sub-Struktur 2 Model Summaryb
30 Model
1
R
R Square
.738
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.545
.532
Durbin-Watson
.3484710
.948
a. Predictors: (Constant), Pembelajaran_Organisasi, Gaya_Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi secara simultan terhadap variabel kinerja organisasi dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada tabel 4.34, dimana nilai R2 = 0,545 = 54,5%. Jadi,nilai dari variabel kinerja organisasi dipengaruhi oleh variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi sebesar 54,5%, sedangkan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Z(ρZ) =
=
=
0,6745. Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel 4.33 berikut:
Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 2 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(beta)
X terhadap Z Y terhadap Z
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig
Pengujian
Determinasi
0,213
0,025
Ho ditolak
0,608
0,000
Ho ditolak
0,545 = 54,5%
X dan Y
-
terhadap Z
0,00
Koefisien Variabel lain (ρzε2)
0,6745
Ho ditolak
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Dengan demikian diperoleh sub-struktur 2 yang disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisis data yang telah dilakukan, seperti terlihat pada gambar 4.11 berikut: X
Y
0,6745 0,213 0,608 Z
31
Gambar 4.11 Sub-Struktur 2 Beserta Koefisien Jalur Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 2: Z = ρzx X + ρzy Y + ρz ε2 Z = 0,213 X + 0,608 Y + 0,6745 ε2di mana R2 = 0,545 Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa: •
Kinerja organisasi (Z) dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional (X) dan pembelajaran organisasi (Y) secara simultan sebesar 54,5% dan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh variabel-variabellain di luar penelitian ini.
•
Setiap peningkatan nilai gaya kepemimpinan transformasional (X) sebesar 1 satuan, maka nilai kinerja organisasi (Z) akan naik sebesar 0,213. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai gaya kepemimpinan transformasional (X) sebesar 1 satuan, maka nilai kinerja organisasi (Z) juga akan turun sebesar 0,213.
•
Setiap peningkatan nilai pembelajaran organisasi (Y) sebesar 1 satuan, maka nilai kinerja organisasi (Z) juga akan naik sebesar 0,608. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pembelajaran organisasi (Y) sebesar 1 satuan, maka nilai kinerja organisasi (Z) juga akan turun sebesar 0,608.
Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) terhadap pembelajaran organisasi (Y) dan dampaknya terhadap kinerja organisasi (Z) setelah dilakukan trimming dapat digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut (gambar 4.12):
0,8654 0,501 X
Y
0,6745 0,213 0,608
32
Gambar 4.12Hubungan Kausal Empiris Variabel X dan Y terhadap Z Setelah Trimming Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014
Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak langsung, serta pengaruh kausal total dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam tabel 4.34 berikut ini: Tabel 4.34Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel X dan Y terhadap Z Pengaruh Kausal
Variabel
Tidak
Koefisien
Langsung
Pengaruh Total
Bersama
0,305
0,305
-
0,608
-
0,608
-
0,8654
2
0,8654 =0,749
-
-
-
ε2
0,6745
2
0,6745 =0,455
-
-
-
X
-
-
-
-
0,251
Xdan Y
-
-
-
-
0,545
Jalur
Langsung
X
0,213
0,213
Y
0,608
ε1
Melalui Y
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014 Berdasarkan tabel 4.34, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan informasi sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Ada kontribusisecara simultan yang signifikan antara
variabel
gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap
variabel
pembelajaran organisasi”, bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan. Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima, karena berdasarkan
33 pengujian koefisien jalur sub-struktur 1, koefisien jalur variabel gaya kepemimpinan transformasional secara statistik adalah signifikan. Dengan demikian, dapat diperoleh informasi bahwa gaya kepemimpinan transformasional (X) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi (Y).
Besarnya
kontribusi
gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap
pembelajaran organisasi sebesar 0,501. Sedangkan besarnya pengaruh kontribusi gaya
kepemimpinan
transformasional
secara
simultan
yang
langsung
mempengaruhi pembelajaran organisasi adalah 0,5012 x 100% = 25,1%, dan sisanya sebesar 0,86542 x 100% = 74,9% dipengaruhi oleh faktor–faktorlain di luar penelitian ini. 2. Hipotesis kedua yang berbunyi berbunyi “Ada kontribusisecara simultan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi terhadap variabel kinerja organisasi”, bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan. Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima, karena berdasarkan pengujian jalur sub-struktur 2, koefisien jalur variabel gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi secara statistik adalah signifikan. Dengan demikian, dapat diperoleh informasi bahwa gaya kepemimpinan transformasional (X) dan pembelajaran organisasi (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja organisasi (Z).Besarnya kontribusi gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja organisasi sebesar 0,213 dan kontribusi pembelajaran organisasi terhadap kinerja organisasi sebesar 0,608. Sedangkan besarnya pengaruh kontribusi gaya kepemimpinan transformasional dan pembelajaran organisasi secara simultan yang langsung mempengaruhi kinerja organisasi adalah 54,5% dan sisanya sebesar 0,67452 x 100% = 45,5% dipengaruhi faktor–faktorlain di luar penelitian ini. 3.
Hipotesis ketiga dapat diketahui dari tabel 4.34 bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional (X) secara langsung memberikan kontribusi sebesar 0,213 bagi kinerja organisasi (Z). Sedangkan kontribusi yang diberikan gaya kepemimpinan transformasional (X) secara tidak langsung (melalui pembelajaran organisasi) kepada kinerja organisasi (Z) sebesar 0,305. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa kontribusi gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja organisasi jauh lebih besar jika melalui pembelajaran organisasi. Selain itu perlu bagi perusahaan untuk memperhatikan pengaruh dari variabel lain di luar penelitian ini.
34
4.11
Implikasi Hasil Penelitian Setelah semua data telah dikumpulkan dan hasil analisis statistik deskriptif selesai
dilakukan, pertama-tama diperoleh kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan transformasional yang dimiliki oleh Manager Business Development, pembelajaran organisasi karyawan dan kinerja organisasi termasuk baik. Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisis dengan analisis jalur, diperoleh kesimpulan bahwa: a.
Gaya kepemimpinan transformasional (X) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi (Y) Temuan
dari
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
gaya
kepemimpinan
transformasional memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasikaryawan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Gaya kepemimpinan transformasional juga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan pembelajaran organisasi. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat gaya kepemimpinan transformasional yang dimiliki Manager Business Development, maka semakin tinggi pula tingkat pembelajaran organisasi karyawan. Oleh karena itu, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk perlu melakukan usaha untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional dari Manager Business Developmentyang sedang berlangsung untuk meningkatkan pembelajaran organisasi. b.
Gaya kepemimpinan transformasional (X) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi (Z) Temuan
dari
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
gaya
kepemimpinan
transformasional memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Gaya kepemimpinan
transformasional juga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kinerja organisasi. Hal ini berarti semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional yang dimiliki Manager Business Development, maka akan semakin tinggi pula tingkat kinerja organisasi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Dari hasil kuesioner, diketahui bahwa rata-rata skorpaling rendah terdapat pada dimensi individualized consideration yaitu di butir pernyataan 11 dan 12. Sehingga Manager Business Development harus melakukan usaha untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional terutama pada dimensi individualized consideration.
35 c.
Pembelajaran organisasi (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi (Z) Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran organisasi memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Pembelajaran organisasi juga memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja organisasi. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pembelajaran organisasi karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat kinerja organisasi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa dimensi shared vision commitment mempunyai rata-rata skor paling rendah terutama di butir pertanyaan 21 dan 22. Sehingga PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk harus melakukan usaha untuk meningkatkan pembelajaran organisasi terutama pada dimensi shared vision commitment.