BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Perusahaan Perseroan didirikan dalam rangka Undang-Undang Dasar No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dengan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH di Jakarta tertanggal 11 Juli 1977 No. 88 yang kemudian diubah dengan akta-akta Notaris yang sama tertanggal 30 November 1977 No. 289 dan tertanggal 17 Maret 1978 No. 162 dan akta-akta mana telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/III/13 tertanggal 8 Juni 1978, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1978 No. 3898.3899.3900 dan kemudian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 21 November 1978 No. 93, tambahan No. 668. Perseroan didirikan pada tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dengan perbandingan kepemilikan saham pada saat didirikan adalah sebagai berikut : 1. Pihak Swasta Nasional Indonesia yaitu PT. Bumi Indonesia Djaya dan CV. Surya 65%. 2. Bagi pihak Swasta Jepang terdiri dari Toto Ltd dan Kashima Trading Company Ltd 35%. Setelah mengalami beberapa kali perubahan, maka struktur pemegang saham saat itu adalah sebagai berikut : 1. Pihak Indonesia terdiri dari PT. Surya Paramitra Abadi, PT. Multi Fortuna ASINDO dan PT Intimitra Sejahtera 65%. 2. Toto Ltd serta Kashima Trading Company Ltd 35%. Produksi komersial dimulai pada bulan Februari 1979 dan usaha Perseroan berkembang dengan pesat, terutama sejak tahun 1986. Kepesatan perkembangan ini lebih terpacu lagi
52
dengan keberhasilan Perseroan mengisi pasar ekspor melengkapi pemasaran global dari Toto, Ltd, Jepang. Produk Perseroan, yang dipasarkan baik untuk lokal maupun ekspor mempunyai kualitas yang bermutu tinggi. Ketentuan ini secara ketat telah diberlakukan secara konsekuen dan konsisten sejak awal berdirinya Perseroan. Pada bulan September 1989, Perseroan baru saja menyelesaikan perluasan usaha dengan menambah unit pabrik saniter yang ke-3. Dengan demikian kapasitas produksi meningkat menjadi dua kali kapasitas semula. Namun kapasitas inipun masih dirasakan kurang karena pesatnya perkembangan pasar baik dalam maupun ekspor. Pada saat ini Perseroan memiliki 3 pabrik antara lain di Desa Sukamantri, Serpong dan Tangerang. Pada tanggal 22 September 1990, Perseroan telah mendapat izin dari Ketua Bapepam atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menawarkan kepada masyarakat sebanyak 2.687.500 saham biasa atas nama yang terdiri dari 2.140.000 saham biasa atas nama yang baru dan 547.500 saham biasa atas nama milik para Pemegang Saham lama. Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan pada penawaran tersebut, maka susunan Modal Saham Perseroan menjadi : 1. TOTO Ltd 26,25% 2. Kashima Trading Co.Ltd 4,375% 3. PT. Suryaparamitra Abadi 25,1% 4. PT. Multifortuna ASINDO 25,1% 5. PT. Intimitra Sejahtera 6,675% 6. Masyarakat 12,5%
53
Kemudian pada tanggal 31 Desember 2005 Saham dan Kepemilikan berubah menjadi : 1. Toto Ltd 39,5% 2. PT. Suryaparamitra Abadi 25,2% 3. PT. Multifortuna Asindo 29,9% 4. Masyarakat 5,4% Dengan jumlah saham 49.536.000, serta modal dasar sebesar Rp. 150.000.000.000 dan jumlah pemegang saham sebanyak 187. Perseroan ini mempunyai investor asing sebesar 41,92% dan investor lokal sebesar 58,08%. Ekspansi pabrik baru saniter yang beroperasi penuh pada bulan Juli, meningkatkan kapasitas produksi sekitar 15%, bertepatan dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan ekspor, menjadikan tahun 2005 sebagai tahun yang baik buat perusahaan. Dalam rangka meningkatkan Tata Kelola Perusahaan yang baik seperti yang diharapkan oleh Otoritas Pemerintah dan stakeholders, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2005 telah ditunjuk seorang Komisaris Independen, Perusahaan telah segera membentuk Board of Director Charter dan Board of Commissioner Charter, demikian juga Audit Committee Charter serta Internal Audit Charter. Pertemuan rutin dengan Dewan Direksi telah berjalan lancar dan Internal Audit Departemen mulai ditingkatkan aktivitas kerjanya agar keterbukaan, kejelasan dan ketepatan serta kebenaran dapat semakin disempurnakan dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Pada tanggal 30 September 2005, Perusahaan menerima Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA), merek TOTO terpilih diantara 200 merek-merek terkenal di Indonesia, seperti Sony, Nokia, Toyota, BCA, ABC dan sebagainya. Desember 2005 Perusahaan menerima sertifikasi ISO 14001 Sistim Manajemen Lingkungan, ini sesuai dengan komitmen Perusahaan yaitu untuk menjadi Perusahaan yang ramah terhadap lingkungan.
54
4.2 Kondisi Perusahaan Kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan disajikan pada gambar 4.1 Analisa Porter pada PT.Surya Toto Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:
Ancaman Pendatang Barunya yaitu : -
HSG
-
Wasser
-
Parma
-
Amstad
Persaingan industri Kekuatan Pemasok Pemasoknya: - Pemasok kaolin - Pemasok Clay - Pemasok Feldspar
-
Toto
-
Kia
-
Ina
Pengganti / Subtitusi Tradisional
Gambar 4.1 Lima Kekuatan Porter
55
Kekuatan tawar menawar pembeli: - Para konsumen individu - Toko-toko retail (dealer)
4.2.1 Persaingan Dalam Industri PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada dalam persaingan yang cukup ketat yang bergerak dalam bidang industri yang sama. Adapun pesaing-pesaingnya yaitu : Kia, Ina. Kia dan Ina merupakan pesaing utama dari Toto yang sudah lama bergerak di bidang saniter.
4.2.2 Ancaman Pendatang Baru Rintangan untuk keluar masuk industri ini terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan karena rintangan yang menghalangi masuknya pendatang baru cukup banyak. Beberapa rintangan yang menjadi pertimbangan pendatang baru adalah dari faktor skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, akses kesaluran distribusi, dan biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa pendatang baru untuk beroperasi dalam skala besar dan menghadapi resiko, atau beroperasi dalam skala kecil tetapi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Diferensiasi produk menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang telah ada, sebab perusahaan tertentu telah mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan, dan perbedaan produk. Kebutuhan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing menjadi salah satu ancaman yang harus dipertimbangkan dalam memasuki industri saniter. Hambatan masuk dari akses kesaluran distribusi menjadi salah satu rintangan, karena menjadi tantangan tersendiri bagi pendatang baru dalam mencari saluran distribusi dan juga mengamankan saluran distribusinya. Rintangan yang terakhir adalah dari segi biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. Perusahaan yang telah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru atau dimiliki oleh pendatang baru, sebab perusahaan yang telah mapan memiliki pengalaman dalam menghadapi para pemasok,
56
maupun dalam menghadapi kondisi pasar. Adapun pendatang-pendatang baru dalam pasar yaitu : HSG yang berasal dari Taiwan dan Wasser yang berasal dari Korea sedangkan pendatang yang berasal dari China antara lain Parma, Amstad, Carlo dan Inova.
4.2.3 Pengganti / Barang Substitusi Barang pengganti / substitusi dari kloset yaitu peralatan dengan fungsi yang sama yang sifatnya masih tradisional.
4.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Tawar menawar pembeli bersifat sedang karena dalam hal ini pembeli mempunyai pilihan yang berbeda-beda, sesuai dengan keinginan dan kemampuan keuangan pembeli yang dimiliki, karena produk yang ditawarkan TOTO mempunyai range yang lebar. Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk harganya standar mulai berkisar dari Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- bahkan ada yang sampai dengan Rp. 45.000.000,-. Kondisi pembeli disini lemah, karena berapa pun harga produk wastafel atau kloset, pembeli tetap ingin membelinya.
4.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok bahan baku dari PT. Surya Toto Indonesia,Tbk merupakan pemasok-pemasok dari luar negeri dan dalam negeri, dari luar negeri antara lain China, Eropa dan Jerman, sedangkan dari dalam negeri khususnya untuk bagian pewarnaan dan plastik dari Lautan Mas. Jadi berdasarkan lima kekuatan Porter diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk mempunyai persaingan industri di bidang saniter, yaitu Kia dan Ina yang merupakan pesaing utama dari Toto yang sudah lama bergerak di bidang saniter.
57
Selain itu juga mempunyai pesaing pendatang baru didalam industri yang sama, adapun pendatang-pendatang baru dalam pasar yaitu : HSG yang berasal dari Taiwan dan Wasser yang berasal dari Korea sedangkan pendatang yang berasal dari China antara lain Parma, Amstad, Carlo dan Inova. Bahkan kekuatan pemasok bahan baku dari PT. Surya Toto Indonesia,Tbk berasal dari luar negeri dan dalam negeri, dari luar negeri antara lain China, Eropa dan Jerman, sedangkan dari dalam negeri khususnya untuk bagian pewarnaan dan plastik dari Lautan Mas. Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk harganya standar mulai berkisar dari Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- bahkan ada yang sampai dengan Rp. 45.000.000,- dan untuk pengganti / barang substitusi masih digunakannya cara tradisional.
4.3 Operasional Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi barang-barang saniter dan alat-alat perlengkapannya. Saniter bahan baku utama untuk memproduksi barang-barang saniter keramik seperti kaolin, tanah liat, feldspar, olomite dan sebagainya. Barang-barang saniter dari keramik yang diproduksi adalah perlengkapan mandi yang meliputi kloset, bidet, urinal, wastafel dan perlengkapan kamar mandi lainnya. Fitting : bahan baku utamanya berupa barang jadi pengecoran kuningan, barang-barang metal fittings yang meliputi puluhan model kran dan perlengkapan mandi lainnya. Untuk bahan baku yang dibutuhkan masih perlu di impor pembelian dilakukan setiap kuartal untuk penyediaan kebutuhan 3-6 bulan. Agar diperoleh harga beli yang ekonomis. Perseroan
menghindari
ketergantungan
pembelian
pada
satu
supplier
dan
selalu
mengembangkan peluang yang ada untuk menekan harga pembeliannya. Namun perusahaan juga terus meningkatkan pengadaan barang sejenis dari sumber dalam negeri.
58
Dengan didirikannya pabrik pengecoran kuningan pada tahun 1992, maka ketergantungan terhadap bahan baku impor diharapkan dapat ditekan serendah mungkin. 4.4 Tahap Pengumpulan Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 4.4.1 Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) PT. Surya Toto Indonesia Tbk Berikut adalah hasil rekapitulasi terhadap faktor internal PT. Surya Toto Indonesia Tbk, yaitu mengenai faktor kekuatan dan faktor kelemahan perusahaan.
4.4.1.1 Hasil Faktor Kekuatan (Strength) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Brand Image. Sejak tahun 1960 PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sudah ada di Indonesia, dan masyarakat sudah mengenal nama TOTO dengan kualitas produknya. Hal ini tentu menjadi kekuatan bagi perusahaan karena TOTO sudah mempunyai
“Brand Image” di kalangan masyarakat. 2. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). Mesin R&D (Research & Development) ini gunanya untuk study product agar bisa di upgrade dan memproduksi produk-produk yang terbaru dan lebih bagus lagi. Mesin ini digunakan sejak tahun 1980. 3. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk menerima ISO 9001 dan ISO 14001 pada tanggal 20 Desember 2005. Kualitas produk TOTO sangat bagus hingga memenuhi standard dan mendapatkan ISO 9001 dan ISO 14001. 4. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sudah memiliki pabrik pembuatan saniter sendiri di Indonesia yang berlokasi di Tangerang, hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan dimana konsumen bisa mendapatkan spare part dalam waktu
59
yang singkat apabila ada kerusakan pada wastafel atau kloset. Sedangkan perusahaan saniter yang lainnya belum mempunyai pabrik sendiri di Indonesia dan kebutuhan spare part harus langsung ke pabriknya yang berada di luar negeri dan hal ini memakan waktu yang lama. 5. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia. Karena produk TOTO sudah terkenal melalui “brand image” dan kualitasnya, maka produk TOTO sudah hampir tersebar di seluruh Indonesia, diantaranya yaitu : Surabaya, Bandung, Pontianak, Palembang, Bali, Manado, Medan, Ujung Pandang, Yogyakarta, Padang, Pekan Baru dan Semarang.
4.4.1.2 Hasil Faktor Kelemahan ( Weakness) PT. Surya Toto Indonesia Tbk : 1. Design / model fitting yang standar. Fitting yang diproduksi oleh TOTO memang mempunyai design / model yang standar, karena perusahaan lebih fokus kepada produksi saniter. 2. Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. Hal ini merupakan kelemahan bagi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk karena perusahaan jika memproduksi produk saniter dengan jumlah 100 unit, maka setelah hasil proses produksi, yang bisa di pasarkan hanya 60% - 80%, dan sisanya tidak dapat dipasarkan, karena quality kontrol –nya tepat. Sehingga hal tersebut dapat menjadi kerugian bagi perusahaan. 3. Kurangnya agresif dalam promosi. Berhubung TOTO sudah mempunyai “brand image”
dan terkenal dengan
kualitasnya yang bagus, maka dalam hal ini TOTO kurang mempromosikan produknya melalui media cetak, iklan dan lain sebagainya.
60
4. Terlalu banyaknya karyawan Kurangnya perusahaan dalam memperhatikan karyawannya karena disebabkan oleh banyaknya karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia, Tbk yang berjumlah 3.947 orang, dan ini menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan. 5. Terlalu banyaknya proses birokrasi. Rata-rata perusahaan besar mempunyai proses birokrasi yang cukup rumit, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk merupakan salah satu perusahaan besar yang mempunyai sistem birokrasi yang cukup rumit dan memakan waktu yang agak lam, karena setiap keputusan yang harus diambil tidak bisa dilakukan, harus melalui prosedur, contohnya : jika ingin mengeluarkan design baru, perusahaan harus meminta persetujuan oleh TOTO yang berada di Jepang.
4.4.2 Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Berikut adalah hasil rekapitulasi terhadap faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia Tbk, yaitu faktor peluang dan faktor ancaman perusahaan.
4.4.2.1 Hasil Faktor Peluang (Opportunity) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia. Dengan adanya pembangunan mall-mall seperti Senayan City, Cilandak Town Square dan apartemen sekarang ini seperti Pallazo dan Mediterania, maka hal tersebut merupakan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. 2. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. Kebutuhan manusia terhadap saniter merupakan kebutuhan primer, dan tingginya kebutuhan tersebut merupakan faktor peluang bagi perusahaan. 3. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
61
Keadaan ekonomi dan politik di Indonesia yang tidak stabil sekarang ini, menjadikan perusahaan-perusahaan saniter lainnya masih sedikit yang mau berinvestasi di Indonesia. 4. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. Masih ada atau banyaknya negara yang belum maju / sudah maju seperti Afrika, Australia, Eropa dan lainnya yang belum menggunakan produk TOTO. 5. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. Sekarang ini juga masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok, seperti di daerah-daerah dan desa.
4.4.2.2 Hasil Faktor Ancaman (Threath) PT.Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. Dengan adanya pesaing dari China dalam bidang industri yang sama seperti : Parma, Amstad, Carlo dan Inova. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan apalagi harga dari China jauh lebih murah mulai dari Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-. 2. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. Dengan sering terjadinya kejadian demonstrasi buruh di DPR menandakan bahwa UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus, dan pemerintahan yang kurang bersikap demokratis. 3. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. Adanya ketidakstabilitasan Rp terhadap US$ yang tidak menentu sekarang ini bisa membawa ancaman bagi perusahaan, karena pemasok bahan baku TOTO berasal dari luar negeri.
62
4. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil dapat menjadi ancaman bagi perusahaan, karena dengan adanya ketidakstabilan tersebut maka cost produksi bisa meningkat. 5. Adanya tiruan barang TOTO. Banyak perusahaan lain yang mengcopy design TOTO, bahkan ada yang memakai merek TOTO pada produk saniter tetapi spare part-nya bukan dari TOTO melainkan dari spare part China, hal ini merupakan ancaman bagi TOTO karena dapat merusak merek dan images TOTO di masyarakat.
4.4.3 Hasil Gabungan Antara Faktor Internal dan Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah melakukan rekapitulasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal perusahaan maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan gabungan antara keduanya, yaitu memilih faktor-faktor mana yang dianggap lebih berpengaruh dibandingkan dengan faktor yang lainnya.
63
Tabel 4.1 Hasil Gabungan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No
Faktor Internal Perusahaan
S-1
Brand Image.
S-2
Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
S-3
Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001.
S-4
Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
S-5
Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia.
W-1
Design / model fitting yang standar.
W-2
Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi.
W-3
Kurangnya agresif dalam promosi.
W-4
Terlalu banyaknya karyawan.
W-5
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Keterangan Tabel : S= Strength (kekuatan)
W= Weaknes (kelemahan)
64
Tabel 4.2 Hasil Gabungan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No.
Faktor Eksternal Perusahaan
O-1
Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia.
O-2
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
O-3
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
O-4
Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
O-5
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
T-1
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
T-2
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
T-3
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
T-4
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
T-5
Adanya tiruan barang TOTO.
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Keterangan Tabel : O= Opportunity (Peluang)
T= Threat (Ancaman)
4.4.4 Hasil Dari Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Langkah selanjutnya dalam tahap pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner wawancara pembobotan faktor internal (lampiran 2) dan faktor eksternal (lampiran 6) untuk menentukan bobot terhadap hasil gabungan yang telah dilakukan sebelumnya. Bobot tersebut akan digunakan untuk mengukur relatif kepentingan dengan metode
65
perbandingan berpasangan. Berikut adalah hasil kuesioner wawancara pembobotan baik untuk faktor internal(table 4.1) maupun faktor eksternal (table 4.2) Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Mana yang No.
Keterangan
lebih berpengaruh
Bobot
(a atau b)? 1.
S-1
a. Brand Image.
S-2
b. Sudah menggunakan mesin R&D
A
2
A
2
A
2
A
4
A
3
(Research & Development). 2.
S-1
a. Brand Image.
S-3
b. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
3.
S-1
a. Brand Image.
S-4
b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
4.
S-1
a. Brand Image.
S-5
b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
5.
S-1
a. Brand Image.
W-1
b. Design / model fitting yang standar.
66
6.
S-1
a. Brand Image.
W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak
A
2
A
2
A
2
A
3
B
3
B
2
A
3
A
3
langsung yang cukup tinggi 7.
8.
9.
10.
S-1
a. Brand Image.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
S-1
a. Brand Image.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan.
S-1
a. Brand Image.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
S-3
b. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
11.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
S-4
b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
12.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
S-5
b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
13.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
W-1
b. Design / model fitting yang standar.
67
14.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D
B
4
B
3
A
3
A
3
B
3
A
2
A
2
(Research & Development). W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
15.
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
16.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
17.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan
S-2
a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
18.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
S-4
b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
19.
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
S-5
b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
20.
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
W-1
b. Design / model fitting yang standar.
68
21.
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO
B
3
B
3
A
3
A
3
A
2
B
2
9001 dan ISO 14001 W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
22.
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
23.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
24.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan
S-3
a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
25.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
S-5
b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
26.
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
W-1
b. Design / model fitting yang standar.
69
27.
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di
B
2
B
2
A
2
A
3
B
3
B
3
B
2
Indonesia. W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
28.
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
29.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
30.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan
S-4
a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
31.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
S-5
a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
32.
W-1
b. Design / model fitting yang standar.
S-5
a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
33.
S-5
a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
70
34.
S-5
a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di
A
2
A
2
B
2
A
2
B
2
A
3
A
2
A
2
A
3
Indonesia.
35.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan.
S-5
a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia.
36.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
W-1
a. Design / model fitting yang standar.
W-2
b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi.
37.
38.
39.
40.
W-1
a. Design / model fitting yang standar.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi.
W-1
a. Design / model fitting yang standar.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan.
W-1
a. Design / model fitting yang standar.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
W-2
a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
41.
W-3
b. Kurangnya agresif dalam promosi
W-2
a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
42.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan.
W-2
a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
71
43.
44.
45.
W-3
a. Kurangnya agresif dalam promosi.
W-4
b. Terlalu banyaknya karyawan.
W-3
a. Kurangnya agresif dalam promosi.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
W-4
a. Terlalu banyaknya karyawan.
W-5
b. Terlalu banyaknya proses birokrasi.
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
72
A
2
A
2
B
2
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Mana yang No.
Keterangan
lebih berpengaruh
Bobot
(a atau b)? 1.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan
A
3
A
2
B
2
A
2
property di kota-kota besar di Indonesia. O-2
b. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
2.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
O-3
b. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
3.
O-1
a. . Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
O-4
b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
4.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
O-5
b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
73
5.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan
A
2
A
2
A
2
A
2
A
3
A
4
property di kota-kota besar di Indonesia T-1
b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
6.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus
7
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
8.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
9.
O-1
a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia
10.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter
O-3
b. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
74
11.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia
B
3
B
2
A
2
A
3
A
2
terhadap saniter. O-4
b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO
12.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
O-5
b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok
13.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
T-1
b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
14.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
15.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu
75
16.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia
A
2
A
2
B
3
B
3
A
2
A
3
terhadap saniter. T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
17.
O-2
a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
18.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
O-4
b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
19.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
O-5
b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
20.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
T-1
b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
21.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
76
22.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang
A
2
A
2
A
2
A
2
A
3
mau investasi di Indonesia. T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
23.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
24.
O-3
a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
25.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
O-5
b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
26.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
T-1
b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
77
27.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik negara
A
2
A
2
A
2
A
3
B
2
yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
28.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
29.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik Negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
30.
O-4
a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
31.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
O-5
a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
T-1
b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
78
32.
O-5
a. Masih banyaknya masyarakat yang
A
2
B
2
A
2
A
2
B
2
B
2
menggunakan kloset jongkok. T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
33.
O-5
a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
34.
O-5
a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
35.
O-5
a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
36.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
T-1
a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
T-2
b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
37.
T-1
a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
79
38.
T-1
a. Pesaing dari China di bidang industri
B
2
B
3
B
2
A
2
B
3
B
2
yang sama. T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
39.
T-1
a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
40.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
T-2
a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
T-3
b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
41.
T-2
a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
42.
T-2
a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
43.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
T-3
a. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
T-4
b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
80
44.
T-3
a. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak
B
2
B
3
menentu.
45.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
T-4
a. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
T-5
b. Adanya tiruan barang TOTO.
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
4.5 Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah hasil kuesioner pembobotan faktor internal dan eksternal didapat maka langkah selanjutnya adalah dengan membagikan kuesioner penilaian.
81
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia No.
Faktor Internal Perusahaan
1.
Brand Image.
2.
Sudah
menggunakan
Skor 4
mesin
R&D
(Research
&
4
Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO
4
Development).
3.
14001.
4.
Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
3
5.
Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia.
3
6.
Design / model fitting yang standar.
2
7.
Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup
2
tinggi.
8.
Kurangnya agresif dalam promosi.
2
9.
Terlalu banyaknya karyawan.
2
10.
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
3
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
82
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No. 1.
Faktor Eksternal Perusahaan
Skor
Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-
4
kota besar di Indonesia.
2.
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
3
3.
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi
2
di Indonesia.
4.
Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju
4
/ sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
5.
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset
2
jongkok. 6.
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
3
7.
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
2
8.
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
2
9.
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
2
10.
Adanya tiruan barang TOTO.
3
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
4.6 Tahap I : Tahap Input Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menginput data-data tersebut ke dalam tabel penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan baik untuk faktor internal maupun untuk faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk.
83
Kemudian hasil-hasil dari tabel penentuan bobot tersebut dinormalisasi agar dapat diperoleh bobot akhir yang akan digunakan dalam matriks IFAS (tabel 4.8 dan matriks EFAS (tabel 4.10).
84
Tabel 4.7 Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Perbandingan Berpasangan
1 S-1
1. S-1
Brand Image.
2. S-2
Sudah
2 S-2
3 S-3
4 S-4
5 S-5
6
7
8
9
W-1
W-2
W-3
W-4
10 W-5
1.0
2.0
2.0
2.0
4.0
3.0
2.0
2.0
2.0
3.0
R&D
0.5
1.0
3.0
2.0
3.0
3.0
4.0
3.0
3.0
3.0
Kualitas yang memenuhi standar ISO
0.5
0.3
1.0
3.0
2.0
2.0
3.0
3.0
3.0
3.0
0.5
0.5
0.3
1.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
3.0
0.25
0.3
0.5
0.5
1.0
3.0
3.0
2.0
2.0
20
6. W-1
Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia Design / model fitting yang standar.
0.3
0.3
0.5
0.5
0.3
1.0
2.0
2.0
2.0
3.0
7. W-2
Biaya produksi yang langsung atau
0.5
0.25
0.3
0.5
0.3
0.5
1.0
2.0
2.0
3.0
menggunakan
mesin
(Research & Development). 3. S-3
9001 dan ISO 14001. 4. S-4
Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
5. S-5
tidak langsung cukup tinggi. 8. W-3
Kurangnya agresif dalam promosi.
0.5
0.3
0.3
0.5
0.5
0.5
0.5
1.0
2.0
2.0
9. W-4
Terlalu banyaknya karyawan.
0.5
0.3
0.3
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
1.0
2.0
10. W-5
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
0.3
0.3
0.3
0.3
0.5
0.3
0.3
0.5
0.25
1.0
4.85
5.55
8.50
10.80
14.10
15.80
18.30
18.00
19.25
43.00
TOTAL Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
85
Tabel 4.8 Normalisasi Bobot Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Normalisasi Bobot
1
2
S-1
Brand Image.
0.21
0.36
S-2
Sudah menggunakan mesin R&D (Research &
0.10
0.18
Development). S-3
Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 Memiliki
pabrik
0.10
0.12 pembuatan
saniter
di
0.10
Distribusinya lebih dari 3000 toko di
W-1 W-2
Biaya produksi yang langsung atau tidak
0.06 0.06
6
7
8
9
10
Bobot
0.19
0.28
0.19
0.11
0.11
0.10
0.12
1.90
0.19
0.21
0.19
0.22
0.17
0.16
0.12
1.89
0.28
0.14
0.13
0.16
0.17
0.16
0.12
1.43
0.09
0.14
0.13
0.11
0.11
0.10
0.12
1.03
0.05
0.07
0.19
0.16
0.11
0.10
0.08
0.93
0.05
0.02
0.06
0.11
0.11
0.10
0.12
0.75
0.05
0.02
0.03
0.05
0.11
0.10
0.12
0.67
0.05
0.04
0.03
0.03
0.06
0.10
0.08
0.57
0.03
0.03
0.05
0.08
0.49
0.02 1.00
0.03 1.00
0.01 1.00
0.04 1.00
0.33 1.00
0.05
Indonesia Design / model fitting yang standar.
5
0.09 0.04
0.05
4
0.05
Indonesia. S-5
0.24 0.35
dan ISO 14001. S-4
3
0.05
0.06
langsung cukup tinggi.
0.10
0.05
0.04
W-3
Kurangnya agresif dalam promosi.
0.10
0.05
0.04
W-4
Terlalu banyaknya karyawan.
0.10
0.05
0.04
W-5
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
0.06
0.05
0.04
TOTAL
1.00
1.00
1.00
0.05 0.03 1.00
0.04 0.04 1.00
0.03 0.02 1.00
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
86
Tabel 4.9 Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Perbanding Berpasangan
1. O-1
Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
T-1
T-2
T-3
T-4
T-5
1.0
3.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
3.0
besar di Indonesia. 2. O-2
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
0.3
1.0
4.0
3.0
2.0
2.0
3.0
2.0
2.0
2.0
3. O-3
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di
0.5
0.25
1.0
3.0
3.0
2.0
3.0
2.0
2.0
2.0
0.5
0.3
0.3
1.0
2.0
3.0
2.0
2.0
2.0
3.0
0.5
0.5
0.3
0.5
1.0
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
Indonesia. 4. O-4
Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju/sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
5. O-5
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
6. T-1
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
0.5
0.5
0.5
0.3
0.5
1.0
2.0
2.0
2.0
3.0
7. T-2
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
0.5
0.3
0.3
0.5
0.5
0.5
1.0
2.0
2.0
3.0
8. T-3
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
1.0
2.0
2.0
9. T-4
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
1.0
3.0
0.3
0.5
0.5
0.3
0.5
0.3
0.3
0.5
0.3
1.0
9.90
11.60
12.50
13.80
16.30
16.00
17.30
24.00
10. T-5 Adanya tiruan barang TOTO. TOTAL
5.10
7.35
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
87
Tabel 4.10 Normalisasi Bobot Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Normalisasi Bobot O-1 O-2
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
O-3
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
3
0.41
0.20
4
5
6
7
8
9
10
0.16
0.14
0.12
0.13
0.12
0.13
Bobot 1.77
0.17
0.20 0.06
0.14
0.40
0.26
0.16
0.14
0.18
0.13
0.12
0.08
1.67
0.10
0.03
0.10
0.26
0.24
0.14
0.18
0.13
0.12
0.08
1.38
0.10
0.04
0.03
0.09
0.16
0.22
0.12
0.13
0.12
0.13
1.12
0.10
0.07
0.03
0.04
0.08
0.14
0.12
0.13
0.12
0.08
0.91
0.10
0.07
0.05
0.03
0.04
0.07
0.12
0.13
0.12
0.13
0.84
0.10
0.04
0.03
0.04
0.04
0.04
0.06
0.13
0.12
0.13
0.72
0.10
0.07
0.05
0.04
0.04
0.04
0.03
0.06
0.12
0.08
0.63
0.10
0.07
0.05
0.04
0.04
0.04
0.03
0.03
0.06
0.13
0.58
0.06 1.00
0.07 1.00
0.05 1.00
0.03 1.00
0.04 1.00
0.02 1.00
0.02 1.00
0.03 1.00
0.02 1.00
0.04 1.00
0.37 1.00
Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
O-5
2
Banyaknya pembangunan proyek dan property di kotakota besar di Indonesia.
O-4
1
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok.
T-1
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
T-2
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
T-3
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
T-4
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
T-5
Adanya tiruan barang TOTO. TOTAL
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
88
4.7 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Dalam matriks IFAS ini, data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi bobot faktoTr internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.8) dan juga data yang berasal dari tabel hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.11) Tabel 4.11 Matriks IFAS PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor Internal
S-1
B
Brand Image.
S
4 1.90
S-2
Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
3 1.89
S-3
Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001.
S-4
Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
S-5
Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia
3 1.43 3 1.03 2 0.93
Total
W-1
Design / model fitting yang standar.
W-2
Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup
0.75 tinggi.
W-3
Kurangnya agresif dalam promosi.
W-4
Terlalu banyaknya karyawan.
W-5
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
3 0.67 0.57 0.49
1.0 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
2 2 3
0.33
Total Total seluruhnya
2
B*S
Berdasarkan hasil analisis nilai kekuatan (strength) diatas sebesar 1.58 dan kelemahan
(weakness) sebesar 1.26 menandakan bahwa faktor kekuatan di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk lebih kuat dibandingkan dengan faktor kelemahannya, dan dari total nilai skor seluruhnya adalah 2.84, hal ini mengindikasikan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ini diatas rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya.
4.8
Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) Dalam matriks EFAS ini, data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi bobot
faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.10) dan juga data yang berasal dari tabel hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.4).
Tabel 4.12 Matriks EFAS PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor Eksternal
O-1
B
Banyaknya pembangunan proyek dan property
S
di
0,1
4
terhadap
0,1
2
mau
0,1
3
Masih adanya pasar global baik negara yang belum
0,2
3
0,1
2
kota-kota besar di Indonesia. Tingginya
O-2
tingkat
kebutuhan
0,4 manusia
saniter. Masih sedikitnya
O-3
0,2 perusahaan saniter
yang
investasi di Indonesia. O-4
B*S
0,3
maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan
O-5
0,6
kloset jongkok. Total
0,2 1,7
0.6
T-1
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
0,1
4
T-2
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus.
0,1
2
T-3
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
0,1
2
T-4
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
0,1
3
T-5
Adanya tiruan barang TOTO.
0,1
Total Total Seluruhnya Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
3
0,4 0,2 0,2 0,3
0.4
0,3 1,4
1.0
3.1
Berdasarkan hasil analisis nilai peluang (opportunity) diatas sebesar 1.7 dan ancaman
(threats) sebesar 1.4 menandakan bahwa faktor peluang lebih kuat dibandingkan dengan ancaman yang ada, dan dari total nilai skor seluruhnya adalah 3.1, hal ini menandakan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ini diatas rata-rata dalam keseluruhan peluang eksternalnya.
4.9
Tahap II : Tahap Pencocokan Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Didalam melakukan pencocokan data, penulis menggunakan beberapa metode agar
dapat diperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Metode-metode tersebut adalah diagram dan matriks SWOT, matriks Internal-Eksternal, matriks Grand Strategy dan matriks QSPM.
4.9.1 Hasil Diagram SWOT
Berbagai Peluang
1. Mendukung strategi
3. Mendukung Strategi Turnaround
Agresif
(0.32, 0.3)
Kelemahan Internal
Kekuatan Internal
2. Mendukung strategi diversifikasi
4. Mendukung strategi defensiff
Berbagai ancaman
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Gambar 4.2 Hasil Diagram SWOT PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran ke-1, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan memiliki kekuatan internal dan peluang yang cukup baik. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi yang tepat adalah strategi agresif, yaitu dengan melakukan promosi.
4.9.2 Hasil Matriks SWOT Tabel 4.13 Hasil Matriks SWOT IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
S-1 Brand Image
W-1 Design / model fitting yang
S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research &
W-2 Biaya produksi yang langsung
Development)
atau tidak langsung cukup
S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001
tinggi W-3 Kurangnya agresif dalam promosi
S-4 Memiliki pabrik pembuatan EFAS
standar
saniter di Indonesia
W-4 Terlalu banyaknya karyawan W-5 Terlalu banyaknya proses
S-5 Distribusinya lebih dari
birokrasi
3000 toko di Indonesia OPPORTUNIES (O)
STRATEGI SO
O-1 Banyaknya pembangunan
• Memasarkan
STRATEGI WO melalui
• Menciptakan strategi pemasaran
proyek dan property di
brand image dan kualitas yang
melalui media cetak, iklan, dan
kota-kota besar di
ada, merupakan strategi untuk
lainnya. (W3, O1, O4)
Indonesia
memperluas
produk
jaringan
penjualan. (S1, S3, 04) O-2 Tingginya tingkat
• Menciptakan
produk-produk
kebutuhan manusia
saniter dengan menggunakan
terhadap saniter.
mesin
R&d
yang
berfungsi
sebagai study product. (S2, O5) O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia
O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
T-1 Pesaing dari China di
• Menciptakan strategi penjualan
• Memberikan Jamsostek kepada
bidang industri yang
produk dengan cara memakai
sama
kualitas ISO 9001 dan ISO
T-2 UU perburuhan di
14001. ( T5, S3)
buruh-buruh. (W4, T2) • Meminimumkan biaya produksi dengan cara mencoba memakai
Indonesia yang tidak
pemasok bahan baku dari dalam
bagus
negeri. (T3, T1, W2)
T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil T-5 Adanya tiruan barang TOTO Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Berdasarkan
hasil diagram SWOT diatas, maka PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
sebaiknya menjalankan strategi ST yaitu strategi dimana perusahaan menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi ancaman. Dengan demikian PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sebaiknya meningkatkan pengadaan bahan baku dari sumber dalam negeri guna meminimumkan biaya produksi baik langsung maupun tidak langsung, dan untuk mempertahankan ”brand image” serta kualitas maka dapat dilakukan dengan cara tetap
mempertahankan ”brand image” tersebut juga meningkatkan kualitas produk semakin baik lagi dari hari ke hari. 4.9.3 Hasil Matriks Internal Eksternal (IE) Tabel 4.14 Hasil Matriks Internal Eksternal (IE) Kekuatan Internal Bisnis Kuat (3.0 – 4.0) 4.0
Rata-rata
Lemah
(2.0 – 2.99)
(1.0 – 1.99)
3.0
2.0
1.0 1
GROWTH
2
GROWTH
3
RETRENCHMENT
Tinggi (3.0-40)
3.0 Sedang (2.0-2.99)
Konsentrasi melalui
Konsentrasi melalui
integrasi vertikal
integrasi horizontal
4
STABILITY
5
GROWTH
Turnaround
6
Konsentrasi melalui Hati-hati
RETRENCHMENT Captive Company atau Divestment
Integrasi horizontal STABILITY
2.0
Tak ada perubahan profit strategi
Rendah (1.0-1.99) 1.0
7
GROWTH Diversifikasi Konsentrik
Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
8
GROWTH
Diversifikasi Konglomerat
9
RETRENCHMENT
Bangkrut atau likuidasi
Berdasarkan hasil dari tabel matriks IFAS (tabel 4.11) dan tabel matriks EFAS (tabel 4.12), diketahui bahwa nilai IFAS adalah 2.84 dan nilai EFAS adalah 3.01. Dengan demikian, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada sel nomor 1, yaitu konsentrasi melalui integrasi vertikal, merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal.
4.9.4 Hasil Matriks Grand Strategy PERTUMBUHAN PASAR CEPAT 4 Kuadran I
Kuadran II
POSISI
POSISI
BERSAING
BERSAING
KUAT
LEMAH
4
1 Kuadran IV
Kuadran III 1
PERTUMBUHAN PASAR LAMBAT Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
Gambar 4.3 Hasil Matriks Grand Strategy
Berdasarkan hasil dari tabel matriks IFAS (tabel 4.12) dan tabel matriks EFAS(tabel 4.13), diketahui bahwa nilai IFAS adalah 2.84 dan nilai EFAS adalah 3.01. Dengan demikian, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran I, dimana suatu kondisi perusahaan memiliki posisi bersaing yang kuat dan pertumbuhan pasarnya pun juga cepat. Ada 4 pilihan strategi yang dapat dijalankan jika suatu perusahaan berada pada kuadran I, yaitu strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi horizontal, strategi diversifikasi konglomerasi dan melakukan usaha patungan. Pada strategi diversifikasi konsentrik, perusahaan melakukan penambahan produk baru yang memiliki hubungan dalam hal pemasaran dan atau teknologi dengan produk yang sudah ada. Diversifikasi konsentrik juga dapat ditempuh dengan mendirikan perusahaan atau divisi baru atau bisa juga melalui merger dan akuisisi. Akuisisi dan merger tersebut dilakukan terhadap bisnis yang berkaitan dengan perusahaan dari segi teknologi, pasar atau produknya. Strategi diversifikasi horizontal dapat ditempuh perusahaan dengan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dalam hal pemasaran atau teknologinya dengan produk yang sudah ada, tetapi melayani pembeli yang sama dengan produk yang sudah ada. Resiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerasi karena perusahaan sudah mengenal pelanggan yang telah ada. Diversifikasi konglomerasi dapat dijalankan perusahaan dengan menghasilkan produk baru dan tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada. Pada strategi ini perusahaan harus menghadapi resiko yang lebih besar karena harus melakukan investasi besar dalam membangun sistem pemasaran dan teknologi yang baru. Sedangkan strategi yang terakhir adalah dengan melakukan usaha patungan, yaitu usaha dengan cara membentuk kemitraan bersama dengan dua atau lebih perusahaan
dengan tujuan kapitalisasi. Strategi ini dapat dianggap strategi defensif karena perusahaan tidak melakukan proyek secara individual melainkan secara bersama-sama.
4.10
Tahap III : Tahap Keputusan
4.10.1 Proses Pemilihan Strategi Setelah melakukan tahap pencocokan dengan masing-masing metode yang sudah ada, langkah selanjutnya adalah memlilih alternatif strategi mana yang lebih diprioritaskan dibanding dengan alternatif strategi yang lain. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pertimbangan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta hasil dari tahap pencocokan yang telah dilakukan. Tabel 4.15 Pemilihan Strategi Alternatif Strategi
Peringkat Prioritas
Keterangan Peringkat
Strategi diversifikasi konglomerasi
4
Pasti harus diimplementasikan
Strategi diversifikasi konsentrik
3
Kemungkinan harus diimplementasikan
Strategi diversifikasi horizontal
2
Kemungkinan tidak harus diimplementasikan
Usaha patungan
1
Seharusnya tidak diimplementasikan
4.10.2 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Setelah melakukan pemilihan strategi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis menggunakan QSPM untuk mengetahui nilai daya tarik yang dimiliki oleh alternatif-alternatif strategi yang ada. Nilai daya tarik alternatif-alternatif strategi tersebut didasarkan pada faktor internal dan faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk dan juga bobot pada tabel normalisasi bobot faktor internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.8) dan pada tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.10). Semakin tinggi total nilai daya tarik suatu alternatif strategi, maka menunjukkan strategi itu menarik untuk dijalankan. Adapun alternatif-alternatif strategi yang digunakan dalam QSPM merupakan hasil dari proses pemilihan prioritas pada tabel 4.18 dimana alternatif strategi yang mempunyai peringkat 1 (satu) tidak digunakan dalam QSPM.
Tabel 4.16 Hasil QSPM Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor-faktor Internal
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 W-1 W-2 W-3
Kekuatan (Strength) Brand Image Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia Kelemahan (Weakness) Design / model fitting yang standar. Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. Kurangnya agresif dalam promosi. Terlalu banyaknya karyawan
W-4
Bobot 0,15
Alternatif Strategi Strategi Strategi diversifikasi diversifikasi konglomerasi konsentrik NDT TNDT NDT TNDT 3 4 0,6 0,45
Strategi diversifikasi horizontal NDT 3
TNDT 0,45
0,10
4
0,4
3
0,30
2
0,20
0,09 0,11 0,04
3 3 2
0,27 0,33 0,08
3 2 2
0,27 0,22 0,08
2 2 2
0,18 0,22 0,08
0,10
2
0,2
2
0,20
1
0,10
0,19 0,12
2 1
0,38 0,12
2 1
0,38 0,12
2 1
0,38 0,12
0,06
2
0,12
2
0,12
2
0,12
0,05 1.00
2
0,1
2
0,10 2.24
2
0,10 1.95
Terlalu banyaknya proses birokrasi W-5 Total Keterangan : NDT : Nilai Daya Tarik TNDT : Total Nilai Daya Tarik
2.60
86 101
Tabel 4.17 Hasil QSPM Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Alternatif Strategi Faktor-faktor Eksternal Peluang (Opportunity) Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-
Bobot
kota besar di Indonesia
O-2
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter
0,1
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di
0,1
O-4 O-5
Diversifikasi
Diversifikasi
Diversifikasi
Konglomerasi
konsentrik
NDT
3 3
TNDT
NDT
TNDT
horizontal NDT
TNDT
0,40 0,30 0,30
3 2 2
0,30 0,20 0,20
3 2 2
0,30 0,20 0,20
0,2
sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset
Strategi
4
Indonesia. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju /
Strategi
0,1
O-1
O-3
Strategi
4
0,80
3
0,60
2
0,40
0,1
jongkok
2
Ancaman (Threats) T-1
Pesaing dari China di bidang industri yang sama
0,1
3
T-2
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus
0,1
2
T-3
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu
0,1
2
T-4
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil
0,1
2
T-5
Adanya tiruan barang TOTO
0,1
1
Total
1.00
0,20
0,30 0,20 0,20 0,20 0,10 3.00
2
2 1 2 2 1
0,20
0,20 0,10 0,20 0,20 0,10 2.30
1
2 1 1 1 1
0,10
0,20 0,10 0,10 0,10 0,10 1.80
Keterangan : NDT : Nilai Daya Tarik TNDT : Total Nilai Daya Tarik 102
Tabel 4.18 Hasil Total QSPM Faktor Internal dan Eksternal Alternatif Strategi Strategi Strategi Diversifikasi Diversifikasi Konglomerasi Konsentrik TNDT TNDT 2.60 2.24
QSPM faktor internal QSPM faktor eksternal 3.00 Total 5.60 Keterangan : TNDT : Total Nilai Daya Tarik
2.30 4.54
Strategi Diversifikasi horizontal TNDT 1.95 1.80 3.75
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa strategi konglomerasi menempati urutan pertama, kemudian diikuti oleh strategi konsentrik dan kemudian strategi horizontal. Dengan demikian, strategi yang sebaiknya dijalankan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
adalah strategi diversifikasi konglomerasi, yaitu strategi yang dijalankan
perusahaan dengan menghasilkan produk baru dan tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada.
4.11
Rencana Strategi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
4.11.1 Strategi Level Di Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Seperti yang telah dipilih pada sub bab sebelumnya, diketahui bahwa strategi yang sebaiknya dilakukan adalah strategi diversifikasi konglomerasi. Hal ini dapat ditempuh dengan menghasilkan produk baru yang masih ada hubungannya dengan saniter, yaitu bathub, jazzuci dan lain sebagainya.
Produk tersebut dipilih karena saat ini PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sudah memproduksi sanitary seperti wastafel, kloset, urinal, bidet dan lainnya. Selain itu, produkproduk tersebut dipilih karena masih berhubungan dengan kebutuhan masyarakat saat ini khususnya masyarakat modern. Alasan lainnya mengapa strategi diversifikasi konglomerasi dipilih karena PT. Surya Toto Indonesia, Tbk telah menggunakan mesin dalam memproduksi produknya dan yang terutama adalah adanya kualitas yang diakui oleh ISO 9001 dan ISO 14001 dan yang terutama adalah adanya brand image Toto di kalangan masyarakat. Kemudian alasan berikutnya adalah masih sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang saniter dan distribusinya yang lebih dari 3000 agen di Indonesia,dimana hal ini dapat menjadi peluang bagi PT. Surya Toto Indonesia,Tbk untuk dapat memasarkan produknya dan merebut pasar yang ada.
4.12 Strategi Pemasaran PT.Surya Toto Indonesia, Tbk 4.12.1 Strategi promosi Untuk meningkatkan penjualannya, strategi promosi yang dapat dijalankan adalah
pull strategy, yaitu strategi promosi yang ditujukan langsung kepada buyer,yang dapat dilakukan dengan promosi penjualan dan memasarkan produk di billboard.
4.12.2 Strategi produk Karena produk-produk yang ditawarkan PT. Surya Toto Indonesia,Tbk merupakan customized product (yaitu produk dengan desain yang dapat disesuaikan dengan keinginan buyer), maka produk-produk tersebut hendaknya mampu memenuhi apa yang diinginkan buyer, sehingga adanya kepuasan konsumen terhadap perusahaan.
4.12.3 Strategi harga Penetapan harga dapat mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk. Oleh karena itu, penetapan harga merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran. Sedangkan strategi harga yang dapat digunakan untuk produk baru yang akan dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia,Tbk adalah dengan menggunakan strategi penetration pricing, dimana perusahaan memperkenalkan produk baru dengan harga yang tidak terlalu tinggi, dengan harapan akan memperoleh volume penjualan yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat.
4.12.4 Strategi distribusi Distribusi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk saat ini menggunakan jasa agen untuk menyalurkan produknya. Hal ini dilakukan karena produk Toto tidak bisa langsung memasarkan produknya langsung ke Indonesia, harus melewati lokal agen di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap PT. Surya Toto Indonesia, Tbk, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : •
•
Kekuatan PT PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ¾
Brand Image.
¾
Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development).
¾
Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO 14001.
¾
Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia.
¾
Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia.
Kelemahan PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ¾
Design / model fitting yang standar.
¾
Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi.
•
¾
Kurangnya agresif dalam promosi.
¾
Terlalu banyaknya karyawan.
¾
Terlalu banyaknya proses birokrasi.
Peluang PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ¾
Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia.
¾
Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter.
¾
Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia.
¾
Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO.
¾
•
•
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok
Ancaman PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ¾
Pesaing dari China di bidang industri yang sama.
¾
UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus
¾
Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu.
¾
Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil.
¾
Adanya tiruan barang TOTO
Berdasarkan
hasil yang diproleh dari tabel matriks IFAS dan tabel matriks EFAS
(diketahui bahwa nilai EFAS-nya adalah 3.01 dan nilai IFAS-nya adalah 2.84. Dengan demikian : ¾
Pada diagram SWOT, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran ke -1, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan memiliki kekuatan internal dan peluang
yang cukup baik. Strategi yang tepat adalah untuk menghadapi kondisi seperti itu adalah strategi agresif. ¾
Pada matriks internal eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada sel nomor s1, yaitu konsentrasi melalui integrasi vertikal, merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market
share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Strategi yang tepat untuk menghadapi kondisi tersebut adalah strategi pertumbuhan dengan diversifikasi konglomerasi. ¾
Pada matriks grand strategy, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran I, yaitu perusahaan dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk semua persamaan ini, konsentrasi terus menerus pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat. Untuk menghadapi kondisi tersebut, terdapat 4 (empat) strategi yang dapat dijalankan, yaitu strategi diversifikasi, konsentrik, strategi diversifikasi konglomerasi dan usaha patungan.
¾
Berdasarkan hasil QSPM, maka strategi yang tepat untuk menghadapi kondisi yang dihadapi oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah strategi diversifikasi konglomerasi, yaitu strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi kompetitif position yang tidak begitu ketat dan nilai daya taril industrinya sangat rendah.