BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Pengolahan Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji kedelai dengan jumlah varietas yang akan diuji terdiri dari 15 jenis varietas dalam 5 lokasi penanaman yang diulang sebanyak 3 ulangan.
Gambar 4.1 Diagram Titik Hasil Biji Kedelai di Lokasi Taman Bogo, Lampung.
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa data semua varietas mempunyai ragam yang homogen, hal ini dapat dibuktikan melalui uji Bartlet (Gomez dan Gomez, 1984, p481). Tabel 4.1 Hasil Penduga Ragam S2 pada lokasi Taman Bogo, Lampung ulangan S2 log S2 1 0.0004 -3.3867 2 0.0003 -3.5990 3 0.0001 -4.0443 4 0.0000 -4.7666 5 0.0012 -2.9078 6 0.0007 -3.1787 7 0.0026 -2.5913 8 0.0015 -2.8107 9 0.0015 -2.8237 10 0.0012 -2.9035 11 0.0001 -4.0172 12 0.0000 -4.6825 13 0.0001 -3.9027 14 0.0017 -2.7685 15 0.0001 -4.1972 jumlah 0.0115 -52.5804
Penduga ragam gabungan yaitu : k
S2p =
∑S i =1
Nilai χ 2
k
2 i
=
0.0115 = 0.0008 15
k ⎛ 2 ⎞ ( 2 .3026 )( f )⎜ k log s 2 p − ∑ log s i ⎟ i =1 ⎝ ⎠ = 22 .9457 didapatkan sebesar 22.9457, = 1 + [( k + 1) / 3 kf ]
dimana f = 2 dan k = 15. Tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 Dengan uji Bartlet, dapat dilihat bahwa tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 lebih besar dari
χ 2 hitung = 22.9457 , yang berarti ragam antar varietas adalah sama pada lokasi Taman Bogo, Lampung.
Gambar 4.2 Diagram Titik Hasil Biji Kedelai di Lokasi Muara, Bogor
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa semua varietas mempunyai ragam yang homogen pada lokasi Muara, Bogor. Melalui uji Bartlet untuk menguji kehomogenan ragam antar varietas menghasilkan ragam homogen seperti yang ditunjukkan pada perhitungan
dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Penduga Ragam S2 pada lokasi Muara, Bogor Varietas S2 Log S2 1 0.0005 -3.2874 2 0.0003 -3.4647 3 0.0013 -2.8869 4 0.0003 -3.5371 5 0.0005 -3.2798 6 0.0008 -3.1201 7 0.0024 -2.6251 8 0.0004 -3.4389 9 0.0006 -3.2125 10 0.0008 -3.1124 11 0.0035 -2.4533 12 0.0019 -2.7299 13 0.0011 -2.9686 14 0.0002 -3.7205 15 0.0002 -3.6517 jumlah 0.0147 -47.4890
Penduga ragam gabungan yaitu : k
S2p =
∑S i =1
k
2 i
=
0.0147 = 0.0010 15
k ⎛ 2⎞ (2.3026)( f )⎜ k log s 2 p − ∑ log s i ⎟ i =1 ⎝ ⎠ = 9.2556 didapatkan sebesar 9.2556, Nilai χ 2 = 1 + [(k + 1) / 3kf ]
dimana nilai f = 2 dan nilai k = 15. Tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 Dengan uji Bartlet, dapat dilihat bahwa tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 lebih besar dari
χ 2 hitung = 9.2556 , yang berarti ragam antar varietas adalah sama pada lokasi Muara, Bogor.
Gambar 4.3 Diagram Titik Hasil Biji Kedelai di Lokasi Wonosari, Yogyakarta
Diagram titik pada gambar 4.3 terlihat bahwa semua varietas mempunyai ragam yang homogen pada lokasi Wonosari, Yogyakarta, ini juga dapat dibuktikan melalui uji Bartlet.
Tabel 4.3 Hasil Penduga Ragam S2 pada lokasi Wonosari, Yogyakarta
Varietas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
S2 0.0010 0.0009 0.0003 0.0026 0.0007 0.0020 0.0031 0.0019 0.0006 0.0016 0.0001 0.0015 0.0001 0.0006 0.0015 0.0186
Log S2 -3.0031 -3.0694 -3.4572 -2.5832 -3.1649 -2.6992 -2.5091 -2.7146 -3.2549 -2.7897 -3.9547 -2.8145 -3.8894 -3.2039 -2.8320 -45.9396
Penduga ragam gabungan yaitu : k
S2p =
∑S i =1
k
2 i
=
0.0186 = 0.0012 15
Nilai didapatkan sebesar 9.1044, dimana nilai f = 2 dan nilai k = 15. Tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 Dengan uji Bartlet, dapat dilihat bahwa tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 lebih besar dari
χ 2 hitung = 9.1044 , yang berarti ragam antar varietas adalah sama pada lokasi Wonosari, Yogyakarta.
Gambar 4.4 Diagram Titik Hasil Biji Kedelai di Lokasi Cirebon
Seperti pada lokasi sebelumnya, dari gambar 4.4 terlihat bahwa semua varietas mempunyai ragam yang homogen pada lokasi Cirebon. Pengujian kehomogenan ragam antar varietas menunjukkan hasil yang homogen antar varietas yang diuji.
Tabel 4.4 Hasil Penduga Ragam S2 pada lokasi Cirebon
ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
S2 0.0005 0.0003 0.0013 0.0003 0.0005 0.0008 0.0024 0.0004 0.0006 0.0008 0.0035 0.0018 0.0011 0.0002 0.0000 0.0145
Log S2 -3.2874 -3.4647 -2.8869 -3.5371 -3.2798 -3.1201 -2.6251 -3.4389 -3.2125 -3.1124 -2.4533 -2.7331 -2.9686 -3.7205 -5.0792 -48.9196
Penduga ragam gabungan yaitu : k
S2p =
∑S i =1
k
2 i
=
0.0145 = 0.0010 15
k ⎛ 2⎞ (2.3026)( f )⎜ k log s 2 p − ∑ log si ⎟ i =1 ⎝ ⎠ = 14.4518 didapatkan sebesar 14.4518, Nilai χ 2 = 1 + [(k + 1) / 3kf ]
dimana nilai f = 2 dan nilai k = 15. Tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 Dengan uji Bartlet, dapat dilihat bahwa tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 lebih besar dari
χ 2 hitung = 14.4518 , yang berarti ragam antar varietas adalah sama pada lokasi Cirebon.
Gambar 4.5 Diagram Titik Hasil Biji Kedelai di Lokasi Cikeumeh, Bogor
Dari gambar 4.5 terlihat bahwa semua varietas mempunyai ragam yang homogen pada lokasi Cikeumeh,Bogor. Hal ini dapat dibuktikan melalui uji Bartlet.
Tabel 4.5 Hasil Penduga Ragam S2 pada lokasi Cikeumeh, Bogor
Varietas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 jumlah
S2 0.0010 0.0009 0.0003 0.0026 0.0019 0.0006 0.0016 0.0001 0.0015 0.0018 0.0011 0.0002 0.0002 0.0006 0.0015 0.0160
log S2 -3.0031 -3.0694 -3.4572 -2.5832 -2.7146 -3.2549 -2.7897 -3.9547 -2.8145 -2.7331 -2.9686 -3.7205 -3.6517 -3.2039 -2.8320 -46.7509
Penduga ragam gabungan yaitu : k
S2p =
∑S i =1
k
2 i
=
0.0160 = 0.0011 15
k ⎛ 2⎞ 2 (2.3026)( f )⎜ k log s p − ∑ log s i ⎟ i =1 ⎝ ⎠ = 8.4782 didapatkan sebesar 8.4782, Nilai χ 2 = 1 + [(k + 1) / 3kf ]
dimana nilai f = 2 dan nilai k = 15. Tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 Dengan uji Bartlet, dapat dilihat bahwa tabel χ 2 ( 0.05,14 ) = 23.6848 lebih besar dari
χ 2 hitung = 8.4782 , yang berarti ragam antar varietas adalah sama pada lokasi Cikeumeh, Bogor.
4.2
Hasil Analisis Data dan Pembahasan
4.2.1 Anova Setiap Lokasi
Setelah kita mengamati bahwa ragam dari antar varietas homogen, maka selanjutnya dilakukan adalah analisis data setiap lokasi, anova gabungan dan kemudian dilakukan analisis stabilitas Eberhart-Russel. Berikut ini adalah hasil perhitungan anova setiap lokasi dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). a. Lokasi Taman Bogo, lampung Tabel 4.6 Hasil Anova Lokasi 1 (Taman Bogo, Lampung)
Lokasi
Taman Bogo, Lampung
Sumber Ulangan Varietas
db 2 14
JK 0.0012 1.2711
MS 0.0006 0.0908
Galat
28
0.0055
0.0002
Total
44
1.2778
F 3.0000 462.2182
F tabel 3.3404 2.0635
Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa F hitung ulangan = 3.000 lebih kecil dari F(0.05,2,28) tabel ulangan = 3.3404 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan diantara ulangan pada lokasi Taman Bogo, Lampung. Sedangkan F hitung Varietas = 462.2182 lebih besar daripada F(0.05,14,28) tabel varietas = 2.0635, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas pada lokasi Taman Bogo, Lampung.
Tabel 4.7 Rata-rata Bobot Biji Kedelai Lokasi Taman Bogo, Lampung Varietas Bobot(ton/ha) Bio-B07-soy 0.7740 Bio-B05-soy 0.6407 Bio-P03-soy 0.5457 Bio-B02-soy 0.4683 Bio-P23-soy 0.4537 Bio-B06-soy 0.4620 Bio-B29-soy 0.4543 Bio-P17-soy 0.3850 Bio-B03-soy 0.2513 Bio-B04-soy 0.1637 Bio-P25-soy 0.2700 Willis 0.3297 Pangrango 0.1673 Sindoro 0.6153 Tenggamus 0.4413
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada lokasi Taman Bogo, Lampung terdapat dua varietas tertinggi yaitu pada varietas Bio-B07-soy sebesar 0.7740 ton/ha dan Bio-B05soy sebesar 0.6407 ton/ha, sedangkan dua varietas terendah yaitu varietas Bio-B04-soy sebesar 0.1637 ton/ha dan varietas Pangrango sebesar 0.1673 ton/ha. b. Lokasi Muara, Bogor Tabel 4.8 Hasil anova lokasi 2 (Muara, Bogor) Muara, Bogor
Lokasi Sumber
Db
JK
MS
F
F tabel
Ulangan
2
0.0017
0.0009
0.8592
3.3404
Varietas
14
4.3150
0.3082
311.5523
2.0635
Galat
28
0.0277
0.0010
Total
44
4.3444
Dari Tabel 4.8 menunjukkan bahwa F hitung ulangan = 0.8592 lebih kecil dari F(0.05,2,28) tabel ulangan = 3.3404 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan diantara ulangan pada lokasi Bogor. Sedangkan F hitung Varietas = 311.5523 lebih besar daripada F(0.05,14,28)
tabel varietas = 2.0635, sehingga dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas pada lokasi Muara, Bogor. Tabel 4.9 Rata-rata Bobot Biji Kedelai Lokasi Muara, Bogor
Varietas Bio-B07-soy Bio-B05-soy Bio-P03-soy Bio-B02-soy Bio-P23-soy Bio-B06-soy Bio-B29-soy Bio-P17-soy Bio-B03-soy Bio-B04-soy Bio-P25-soy Willis Pangrango Sindoro Tenggamus
Bobot (ton/ha) 1.0800 0.9100 1.3697 0.8003 1.1800 1.3997 1.8300 1.0900 0.9500 1.6000 1.6597 1.4833 1.7800 1.2497 1.1400
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada lokasi Muara, Bogor terdapat dua varietas tertinggi yaitu varietas Bio-B29-soy sebesar 1.8300 ton/ha dan Pangrango sebesar 1.7800 ton/ha, sedangkan dua varietas terendah yaitu varietas Bio-B05-soy sebesar 0.9100 ton/ha dan varietas Bio-B02-soy sebesar 0.8003 ton/ha.
c. Lokasi Wonosari, Yogyakarta Tabel 4.10 Hasil anova lokasi 3 (Wonosari,Yogyakarta)
Wonosari, Yogyakarta
Lokasi Sumber
Db
JK
MS
F
F tabel
Ulangan
2
0.0009
0.0005
0.3471
3.3404
Varietas
14
3.9015
0.2787
214.9587
2.0635
Galat
28
0.0363
0.0013
Total
44
3.9387
Dari Tabel 4.10 menunjukkan bahwa F hitung ulangan = 0.3471 lebih kecil dari F(0.05,2,28) tabel ulangan = 3.3404 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan diantara ulangan pada lokasi Wonosari, Yogyakarta. Sedangkan F hitung Varietas = 214.9587 lebih besar daripada F(0.05,14,28) tabel varietas = 2.0635, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas. Tabel 4.11 Rata-rata Bobot Biji Kedelai Lokasi Wonosari, Yogyakarta Varietas Bobot (ton/ha) Bio-B07-soy 2.2200 Bio-B05-soy 2.6503 Bio-P03-soy 2.2100 Bio-B02-soy 2.1800 Bio-P23-soy 2.7800 Bio-B06-soy 1.7400 Bio-B29-soy 2.4600 Bio-P17-soy 2.1797 Bio-B03-soy 2.3200 Bio-B04-soy 2.6900 Bio-P25-soy 2.6400 Willis 2.7300 Pangrango 2.8600 Sindoro 2.5197 Tenggamus 2.6203
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pada lokasi Wonosari, Yogyakarta terdapat dua varietas tertinggi yaitu varietas Pangrango sebesar 2.8600 ton/ha dan Bio-P23-soy sebesar 2.7800 ton/ha. Dari tabel 4.11 juga dapat dilihat terdapat dua varietas terendah yaitu varietas BioB06-soy sebesar 1.7400 ton/ha dan varietas Bio-P17-soy sebesar 2.1797 ton/ha pada lokasi Wonosari, Yogyakarta. d. Lokasi Cirebon Tabel 4.12 Hasil anova lokasi 4 (Cirebon)
Lokasi
Cirebon
Sumber
Db
JK
MS
F
F tabel
Ulangan
2
0.0022
0.0011
1.1493
3.3404
Varietas
14
5.1501
0.3679
384.3358
2.0635
Galat
28
0.0268
0.0010
Total
44
5.1791
Dari Tabel 4.12 menunjukkan bahwa F hitung ulangan =1.1493 lebih kecil dari F(0.05,2,28) tabel ulangan = 3.3404 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan diantara ulangan pada lokasi Cirebon. F hitung Varietas = 384.3358 lebih besar daripada F(0.05,14,28)
tabel varietas = 2.0635, sehingga dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas pada lokasi Cirebon.
Tabel 4.13 Rata-rata Bobot Biji Kedelai Lokasi Cirebon Varietas Bobot (ton/ha) Bio-B07-soy 0.9570 Bio-B05-soy 0.7870 Bio-P03-soy 1.2467 Bio-B02-soy 0.9233 Bio-P23-soy 1.3030 Bio-B06-soy 1.5227 Bio-B29-soy 1.9530 Bio-P17-soy 1.2130 Bio-B03-soy 1.0730 Bio-B04-soy 1.7230 Bio-P25-soy 1.7827 Willis 1.3470 Pangrango 1.6570 Sindoro 1.1267 Tenggamus 1.0077
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dua varietas tertinggi yaitu varietas Bio-B29soy sebesar 1.9530 ton/ha dan Bio-P25-soy sebesar 1.7827 ton/ha Sedangkan dua varietas terendah yaitu varietas Bio-B05-soy sebesar 0.7870 ton/ha dan varietas BioB02-soy sebesar 0.9233 ton/ha. e. Lokasi Cikeumeh, Bogor Tabel 4.14 Hasil anova lokasi 5 (Cikeumeh)
Lokasi Sumber
Cikeumeh Db
JK
MS
F
F tabel
Ulangan
2
0.0004
0.0002
0.1772
3.3404
Varietas
14
13.2029
0.9431
835.6266
2.0635
Galat
28
0.0316
0.0011
Total
44
13.2349
Dari Tabel 4.14 menunjukkan bahwa F hitung ulangan = 0.1772 lebih kecil dari F(0.05,2,28) tabel ulangan = 3.3404 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan diantara ulangan pada lokasi Cikeumeh. Sedangkan F hitung Varietas = 835.6266 lebih besar daripada F(0.05,14,28) tabel varietas = 2.0635, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas pada lokasi Cikeumeh. Tabel 4.15 Rata-rata Bobot Biji Kedelai Lokasi Cikeumeh, Bogor Varietas Bobot (ton/ha) Bio-B07-soy 1.8960 Bio-B05-soy 2.3263 Bio-P03-soy 1.8860 Bio-B02-soy 1.8560 Bio-P23-soy 1.7237 Bio-B06-soy 1.8640 Bio-B29-soy 2.2340 Bio-P17-soy 2.1840 Bio-B03-soy 2.2740 Bio-B04-soy 1.1240 Bio-P25-soy 1.4340 Willis 0.9037 Pangrango 0.7940 Sindoro 2.5077 Tenggamus 2.6073
Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada lokasi Cikeumeh, Bogor ada dua varietas tertinggi yaitu varietas Tenggamus sebesar 2.6073 ton/ha dan Sindoro sebesar 2.5077 ton/ha. Tabel 4.15 juga menunjukkan terdapat dua varietas terendah yaitu varietas Pangrango sebesar 0.7940 ton/ha dan varietas Willis sebesar 0.9037 ton/ha pada lokasi Cikeumeh, Bogor.
4.2.2 Anova Gabungan Tabel 4.16 Hasil Anova Gabungan
Sumber
SS
MS
14
3.3477
0.2391
262.0381
1.7630
4
101.0037
25.2509
27671.2385
2.4363
Ulangan dalam lokasi
10
0.0064
0.0006
0.7057
1.8989
Varietas x lokasi
56
24.4930
0.4374
479.2974
1.4238
Galat
140
0.1278
0.0009
Total
224
128.9786
Varietas Lokasi
DF
F
F tabel
Dari Tabel 4.16 menunjukkan bahwa F hitung varietas (262.0381) lebih besar dari F(0.05,14,140) tabel varietas (1.7630) sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 15 varietas pada semua lokasi. Begitu juga pada F hitung lokasi (27671.2385) lebih besar daripada F(0.05,4,140) tabel lokasi (2.04363), sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil yang signifikan diantara 5 lokasi. Sedangkan pada F hitung Ulangan dalam lokasi (0.7057) lebih kecil dari F(0.05,10,140) tabel ulangan dalam lokasi (1.8989), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan pada ulangan dalam lokasi. Pada tabel 4.16 juga dikatakan bahwa F hitung pada interaksi varietas dengan lokasi (479.2974) lebih besar dari F(0.05,56,140) tabel interaksi varietas dengan lokasi(1.4238). Hal ini menunjukkan
bahwa respon dari
varietas kedelai berbeda-beda diantara 5 lokasi yang telah yang telah diujikan. Jika uji v x L menunjukkan pengaruh nyata, dapat diartikan bahwa varietas memiliki respon yang berbeda pada setiap lokasi. Hal ini juga telah ditunjukkan pada analisis data setiap
lokasi. Varietas-varietas yang menberikan hasil tertinggi di lokasi Taman Bogo, Lampung yaitu varietas Bio-B07-soy, dilokasi Muara,Bogor yaitu varietas Bio-B29-Soy. 4.2.3 Hasil Analisis Stabilitas Eberhart-Russel
Pada Analisis sidik ragam gabungan dilihat bahwa terjadi interaksi antar varietas dengan lokasi, sehingga dapat dianalisis lanjut dengan analisis stabilitas Eberhart-Russel. Untuk mengamati stabilitas hasil maka diperlukan besaran Indeks lokasi. Tabel 4.17 Indeks Lokasi pada 5 Lokasi Lokasi Indeks Taman Bogo, Lampung -1.0383 Muara, Bogor -0.1649 Wonosari, Yogyakarta 0.9869 Cirebon -0.1583 Cikeumeh, Bogor 0.3746
Dilihat dari tabel 4.17, dapat disimpulkan bahwa pada lokasi ke-3 yaitu Wonosari,Yogyakarta memiliki tingkat kesuburan sangat tinggi, sedangkan pada lokasi ke-1 yaitu Taman Bogo,Lampung memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah. Hasil pendugaan parameter βi untuk varietas disajikan pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Rerata hasil dan koefisien regresi βi t Varietas rerata -0.3185 Bio-B07-soy 1.3854 0.7876 0.2022 Bio-B05-soy 1.4629 1.1348 -0.2317 Bio-P03-soy 1.4516 0.8455 -0.1084 Bio-B02-soy 1.2456 0.9277 0.1823 Bio-P23-soy 1.4881 1.1216 -0.5216 Bio-B06-soy 1.3977 0.6522 -0.0418 Bio-B29-soy 1.7863 0.9721 -0.3130 Bio-P17-soy 1.4103 0.9791 0.2067 Bio-B03-soy 1.3737 1.1378 0.0833 Bio-B04-soy 1.4601 1.0556 0.0413 Bio-P25-soy 1.5573 1.0276 -0.0080 Willis 1.3587 0.9947 0.0975 Pangrango 1.4517 1.0649 0.1056 Sindoro 1.6038 1.0704
Tenggamus
1.5633
1.2283
0.3424
Dilihat dari kestabilannya semua varietas yang diuji menunjukkan t hitung < t(0.05,140) = 1.9771sehingga semua varietas tersebut adalah stabil. Dilihat dari nilai b nya varietas Tenggamus memiliki respon yang paling baik terhadap perubahan indeks lingkungan dibandingkan dengan varietas lain, dimana berarti setiap peningkatan 1 unit indeks lingkungan diperoleh 1.2283 ton perhektar hasil biji kedelai Tenggamus. Sedangkan varietas Bio-B06-soy memiliki respon yang paling kurang respontif terhadap indek lingkungan, yang berarti setiap peningkatan 1 unit indeks lingkungan hanya diperoleh 0.6522 ton perhektar hasil biji kedelai Bio-B06-soy.
Gambar 4.6 Grafik Linear Hubungan Antara Indek Lokasi Dengan Rata-rata Hasil Biji Kedelai (1)
Dari gambar 4.6 menunjukkan bahwa varietas Bio-B05-soy lebih responsif terhadap pertumbuhan indek lokasi dibandingkan dengan varietas Bio-B07-soy dan Bio-B03-soy.
Gambar 4.7 Grafik Linear Hubungan Antara Indek Lokasi Dengan Rata-rata Hasil Biji Kedelai (2)
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa varietas Bio-B06-soy lebih rendah dibandingkan varietas lainnya. Hal ini mengindifikasikan varietas tersebut kurang
responsif terhadap perubahan indek lokasi.
Gambar 4.8 Grafik Linear Hubungan Antara Indek Lokasi Dengan Rata-rata Hasil Biji Kedelai (3)
Dari gambar 4.8 menunjukkan bahwa dengan hasil varietas Bio-B29-soy umumnya memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Bio-B17-soy dan Bio-B03-soy. Namun ketiga varietas tersebut memiliki respon yang tidak berbeda
terhadap perubahan lingkungan.
Gambar 4.9 Grafik Linear Hubungan Antara Indek Lokasi Dengan Rata-rata Hasil Biji Kedelai (4)
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa ketiga varietas (Bio-B04-soy, Bio-P25-soy dan Willis) memberikan respon yang tidak linear dengan indek lokasi.
Gambar 4.10 Grafik Linear Hubungan Antara Indek Lokasi Dengan Rata-rata Hasil Biji Kedelai (5)
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa varietas Tenggamus lebih responsif terhadap perubahan indek lokasi dibandingkan dengan varietas Sindoro dan varietas Pangrango.