BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data
4.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya dibatasi di kalangan konsumen teh kemasan dengan umur antara 15 – 22 tahun di wilayah Jakarta saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dalam hal waktu dan juga biaya. Sedangkan mengapa batas umur hanya antara 15-22 tahun karena konsumen pada rentang usia tersebut sudah dituntut kepraktisan dalam segala hal, termasuk dalam pemilihan jenis minuman. Banyaknya kegiatan yang harus dilakukan juga menuntut segala hal yang efektif dan efisien. Kepedulian akan kesehatan juga menjadi salah satu alasan konsumen memilih minuman teh kemasan. Karena pembatasan inilah maka pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya diambil dari pelajar SMU 47 dan mahasiswa universitas Bina Nusantara saja.
4.1.2 Identifikasi Sampel Penelitian Pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan metode judgemental sampling dimana respondennya merupakan para konsumen teh kemasan dengan menggunakan batasan umur.
4.1.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data sampel yang akan dilakukan dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap utama. Pengumpulan data ini akan menggunakan metode kuesioner, baik pada pengambilan data pendahuluan maupun utama. Karena penggunaan metode kuesioner ini dianggap paling efisien dan efektif diterapkan dalam penelitian ini. Selain itu dilakukan juga pengambilan data atau keterangan dengan cara wawancara dengan pakar atau orang-orang yang mengerti mengenai atribut-atribut yang ada di dalam sebuah kemasan dan juga mendapat informasi dari berbagai sumber/media. Orang-orang yang dimaksud maupun sumber informasi ini adalah para kreatif di bidang packaging, advertising maupun marketing. Pemilihan orang yang dianggap pakar ini adalah subjektif dari pihak peneliti, berdasarkan pengalaman dan hasil wawancara. Wawancara yang dilakukan terhadap konsumen teh kemasan jadi dan para pakar di bidang packaging bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan kemasan yang nantinya akan berguna untuk menentukan atribut. Kebutuhan yang diidentifkasi adalah bagaimana keluhan orang-orang terhadap kemasan, dalam hal ini minuman teh kemasan, yang sudah ada. Tujuan dari identifikasi ini adalah untuk mengetahui apakah konsumen memiliki kebutuhan akan kemasan dengan model yang baru. Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dari salah satu responden.
Tabel 4.1 Tabel Wawancara Nama (umut): Kara 20 thn
Pewawancara : Rachmatia K.
Alamat : Bintaro
Tanggal : 3 Maret 2008
Pertanyaan Pernyataan Pelanggan Apa yang anda sukai dari Simple dan praktis, bisa desain packaging teh dibawa-bawa. Abis kemasan jadi? diminum bisa lngsng dibuang. Apa yang anda tidak suka Takut tumpah klo ditaro dari kemasan tersebut? atau disimpan. Misalnya ditaro di tas
Interpretasi Kebutuhan Kemasan yang simple dan mudah dibawa kemanmana
Jenis kemasan seperti apa Saya suka Jenis botol yang anda suka (botol, kaleng, gelas, dll) ?
Kemasan berbentuk botol
Bahan kemasan seperti apa Plastik yang anda suka (kaca, plastik, karton, dll) ?
Bahan Kemasan terbuat dari plastik
Apakah anda sering kesulitan dalam membawa kemasan ?
Kadang-kadang, klo lg banyak bawa bawaan
Kemasan mempunyai pegangan khusus
Apakah anda sering kesulitan dalam membuka dan menutup kemasan ?
Biasanya waktu masih disegel, awal ngebukanya masih susah
Tutup dibuat popup agar mudah dibuka.
Apakah anda sering kesulitan dalam memegang kemasan ?
Kadang suka licin. Bentuknya juga ga ergonomis.
Bentuk kemasan yang ergonomis dan mudah digenggam
Apakah ada usulan lain untuk kemasan yang baru?
Bikin desain yang unik, terus juga ga gampang tumpah.
Desain kemasan yang unik dengan bahan yang kuat
Tutup kemasan dan bahan yang kuat dan rapat.
4.1.4 Kuesioner Pendahuluan Kuesioner pendahuluan ini disebarkan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai atribut-atribut apa sajakah yang dianggap penting dan dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih untuk membeli teh kemasan jika dilihat dari sisi kemasannya. Atribut yang dimasukkan dalam kuesioner pendahuluan berdasarkan hasil wawancara adalah : 1. Bentuk Kemasan : Bentuk kemasan minuman teh. 2. Warna Kemasan : Warna kemasan minuman teh. 3. Bahan Kemasan : Bahan yang digunakan untuk kemasan 4. Volume Isi : Jumlah berat dalam setiap kemasan 5. Tutup Kemasan : Jenis tutup kemasan yang digunakan 6. Dimensi / Ukuran Kemasan : Dimensi / ukuran pada kemasan 7. Harga Produk : Jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli teh kemasan.
Dari 7 atribut di atas, maka tahap selanjutnya adalah menentukan tingkat kepentingan dari setiap atribut dengan cara melakukan survey dengan metode kuesioner. Contoh kuesioner dapat dilihat di lampiran. Kuesioner ini disebarkan kepada 40 responden dengan metode judgemental sampling dimana responden yang dipilih merupakan konsumen minuman teh kemasan jadi berusia 15-22 tahun.
Hasil kuesioner pendahuluan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Pendahuluan bentuk kemasan 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3
warna Bahan kemasan Kemasan 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2
Volume Isi 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4
Tutup Kemasan 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Dimensi/uk uran 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3
Harga Produk 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3
Tabel 4.3 Lanjutan Hasil Kuesioner Pendahuluan Bentuk Kemasan 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 161 4.025
Warna Kemasan 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 110 2.75
Bahan Kemasan 3 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 164 4.1
Volume Isi 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 118 2.95
Tutup Kemasan 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 141 3.525
Dimensi/ Ukuran 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 114 2.85
Harga Produk 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 159 3.975
Dari hasil penyebaran kuesioner pendahuluan ini diperoleh bahwa hanya ada 4 buah atribut minuman teh kemasan yang dianggap penting dan paling banyak dipilih dan dipertimbangkan oleh responden dalam membeli minuman teh kemasan jika dilihat dari sisi kemasannya saja. Atribut-atribut yang layak dan penting untuk dipertimbangakan dalam penyusunan kombinasi atribut dalam perancangan stimuli pada kuesioener utama yaitu 4 Atribut yang dianggap penting disini adalah atribut yang mempunyai nilai rata-rata diatas nilai tengah, skala penilaian yaitu 3 untuk skala penilaian numerik 1-5.
4.1.5 Penentuan atribut dan taraf atribut Dari hasil kuesioner pendahuluan, didapatkan data-data yang berguna bagi penentuan atribut yang akan digunakan dalam kuesioner utama, yaitu diperoleh 4 atribut utama yang dianggap penting oleh konsumen dalam membeli minuman teh kemasan jadi. Sedangkan taraf atributnya diperoleh dari hasil wawancara dengan para pakar, ataupun mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku-buku packaging maupun internet. Hasil penentuan atribut dan taraf atribut : 1. Bentuk Kemasan Penentuan taraf atribut dari bentuk kemasan adalah dilihat dari bentuk-bentuk kemasan yang sudah ada di pasaran saat ini, yaitu botol dan kotak. 2. Bahan Kemasan Bahan kemasan pada teh kemasan jadi saat ini yang ada di pasaran adalah plastik dan Carton Paper dan untuk jenis bahan plastik digunakan plastik yang dapat digunakan kembali. Untuk penggunaan bahan Carton Paper, bahannya dibuat agar dapat di daur ulang. Jadi pemilihan taraf atribut untuk bahan kemasan yaitu plastik dan Carton Paper. 3. Tutup kemasan Jenis tutup kemasan pada minuman teh sangat beragam. Biasanya tergantung dari bentuk kemasan itu sendiri. Untuk tutup kemasan disini, taraf atributnya hanya tutup putar, pop up dan kombinasi.
4. Harga Produk Harga dianggap atribut yang paling sensitif dari beberapa atribut yang telah dipilih konsumen. Harga dari minuman teh kemasan biasanya tergantung dari bahan kemasan dan ukuran volume isi. Harganyapun beragam sehingga untuk taraf atribut dibuat range harga sebagai berikut : -
Rp.1500 – Rp.2500
-
Rp. 2550 – Rp.4500
4.1.6 Pembentukan Stimuli Dari hasi penentuan atribut dapat dipilih metode analisis konjoin yang akan digunakan dalam penelitian ini. Karena jumlah faktor yang hanya 4 , maka dapat digunakan metode tradisional konjoin. Setelah mengetahui metode yang digunakan, maka perlu ditentukan pula metode presentasi yang akan digunakan. Dalam penelitian ini digunakan metode presentasi full-profile. Pada penggunaan metode full-profile ini, dibantu dengan adanya software statistik versi 15, yang membantu dalam memberikan rancangan desain stimuli. Sebab dengan software ini dapat dilakukan fractional factorial design, yang dapat mengeliminasi jumlah stimuli yang harus dievaluasi oleh responden. Jumlah stimuli yang seharusnya yaitu sebanyak 12 kombinasi (3 x 2 x 2) hanya menjadi 8 stimuli saja. ini sangat membantu dalam penelitian sebab apabila hanya 8 stimuli saja dianggap masih dapat diterima oleh responden dan responden dapat memberikan
penilaian yang valid. Namun apabila12 stimuli, maka responden akan kesulitan dan kelelahan akibat banyaknya stimuli yang harus mereka nilai, sehingga hasil penilaian kurang valid. Pembentukan subset stimuli yang orthogonal menggunakan software spss versi 15 yang menghasilkan jumlah minimum subset stimuli sebanyak 8 kombinasi yang dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Kombinasi Kartu profil hasil fractional factorial design No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Bentuk Kemasan Botol
Kotak
Bahan Kemasan Carton Paper Plastik Plastik Carton Paper Plastik Carton Paper Carton Paper Plastik
Tutup Kemasan Pop up Kombinasi Putar Putar Pop up Putar Kombinasi Putar
Harga Rp.1500-2500 Rp.2550-4500 Rp.1500-2500 Rp.2550-4500 Rp.2550-4500 Rp.2550-4500 Rp.1500-2500 Rp.1500-2500
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menjalankan program syntax pada spss : 1. Dari program spss biarkan data editor dalam keadaan kosong 2. pilih menu file, new, pilih syntax 3. ketik pada syntax editor : ORTHOPLAN /FACTORS=
FAKTOR1 ‘nama factor1’ (’Taraf faktor1’ ’taraf faktor2’) FAKTOR2 ’nama faktor2’(’Taraf faktor1’ ’taraf faktor2’) Diteruskan untuk semua faktor yang ada /HOLDOUT=0 SAVE OUTFILE=’nama file untuk menyimpan.sav. 4. Pilih run, pilih all. Dapat berbentuk kombinasi pada data view.
4.1.7 Kuesioner Penelitian Setelah dilakukan perancangan kombinasi stimuli dari atribut dan taraf atribut yang ada, maka kuesioner penelitian siap diedarkan kepada responden untuk pengambilan data selanjutnya, yaitu penyebaran kuesioner penelitian tentang preferensi responden terhadap bermacam-macam stimuli yang ada yang nantinya akan diolah untuk mendapatkan kombinasi stimuli yang paling optimal.
4.2
Pengolahan Data Analisis Konjoin Data untuk analisis konjoin didapatkan dari urutan kartu profil dalam
kuesioner penelitian. Dalam penelitian ini, metode presentasi yang digunakan adalah full profile dan metode yang digunakan adalah metode non metrik yang menggunakan skala ordinal, yaitu berupa ranking (rank). Perhitungan conjoint analysis dilakukan dengan bantuan software spss versi 15
4.2.1 Nilai Kegunaan Taraf Atribut dan Tingkat Kepentingan Atribut Disagregat Untuk mencari nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan atribut disagregat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Menggunakan software spss versi 15 dengan program syntax 2. Menggunakan prosedur conjoint analysis (perhitungan manual) a. Perhitungan nilai kegunaan taraf atribut Untuk mengetahui ini nilai kegunaan dari setiap taraf atribut, maka yang diperlukan adalah : 1. Data urutan kartu profil beserta atribut dan taraf atribut dalam kartu tersebut. 2. Nilai rata-rata ranking keseluruhan (K) Untuk menghitung rata-rata ranking keseluruhan, maka digunakan rumus sebagai berikut : K
n 1 ...............................................................................(4.1) 2
Dimana n = jumlah kombinasi Dalam penelitian ini, jumlah kombinasi atribut yang diperoleh melalui design orthogonal adalah 8 kartu. Jadi dengan menggunakan perhitungan rumus 4.1 diperoleh rata-rata ranking keseluruhan : K
8 1 2
K = 4.5
Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan untuk menduga ranking kombinasi atribut berdasarkan data dari reponden. Untuk lebih jelasnya, dilakukan perhitungan dengan menggunakan data responedn pertama, dimana urutan rankingnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Ranking Kartu responden pertama No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Bentuk Kemasan Botol
Kotak
Bahan Kemasan
Tutup Kemasan
Harga
Ranking
Carton Paper Plastik Plastik Carton Paper Plastik Carton Paper Carton Paper Plastik
Pop up Kombinasi Putar Putar Pop up Putar Kombinasi Putar
Rp.1500-2500 Rp.2550-4500 Rp.1500-2500 Rp.2550-4500 Rp.2550-4500 Rp.2550-4500 Rp.1500-2500 Rp.1500-2500
6 2 3 8 4 5 1 7
3. Nilai rata-rata ranking tiap taraf atribut Nilai rata-rata ranking tiap taraf atribut didapatkan dari penjumlahan semua taraf atribut yang kemudian dibagi dengan banyaknya taraf atribut itu sendiri. Contohnya yaitu untuk menghitung nilai rata-rata ranking taraf atribut bentuk kemasan botol,maka terlebih dahulu harus diketahui kartu profil yang memuat taraf atribut bentuk kemasan botol. Kartu nomor 1-4 dengan nilai ranking masing-masing 6,2,3,8. nilai rata-rata rankingnya adalah : Rata-rata ranking =
6 2 38 4.75 ...........................................(4.2) 4
4. Nilai Deviasi Nilai deviasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara nilai rata-rata ranking dengan nilai rata-rata ranking keseluruhan (K). Nilai deviasi untuk taraf atribut bentuk kemasan botol adalah : Deviasi = 4.75 – 4.5 =0.25...............................................................(4.3) 5. Nilai Kegunaan (utilitas) Nilai kegunaan merupakan penelitian preferensi subjektif oleh individu yang mewakili nilai keseluruhan dari suatu objek tertentu. Nilai ini diperoleh dengan mengalikan nilai deviasi dengan -1 untuk menunjukkan bahwa utilitas terbesar merupakan taraf atribut yang disukai dari masing-masing atribut. Tabel 4.6 Nilai Kegunaan Setiap Taraf Atribut No.
Atribut
Taraf Atribut
1
Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan
Botol Kotak Plastik Carton Paper Putar Popup Kombinasi Rp.1500-2500 Rp.2550-4500
2 3
4
Harga
Rata-rata Ranking 4.75 4.25 4 5 5.75 5 1.5 4.25 4.75
Deviasi
Utilitas
0.25 -0.25 -0.5 0.5 1.25 0.5 -3 -0.25 0.25
-0.25 0.25 0.5 -0.5 -1.25 -0.5 3 0.25 -0.25
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui preferensi untuk setiap taraf atribut yang dipilih adalah taraf dengan nilai utilitas terbesar diantara taraftaraf lainnya dalam atribut tersebut.
b. Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut Untuk mengetahui tingkat kepentingan setiap atribut dilakukan perhitungan dalam langkah-langkah sebagai berikut : 1. Jumlah deviasi kuadrat Jumlah deviasi kuadrat diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai kuadrat dari nilai nilai deviasi untuk setiap taraf atribut.Nilai yang akan dikuadratkan berasal dari tabel diatas. Perhitungannya adalah sebagai berikut : 2
2
2
2
JDK = 0.25 0.252 0.5 0.5 ........... 0.25 11.5625.......(4.4) 2. Nilai Baku Nilai baku merupakan rasio antara jumlah taraf atribut dengan jumlah deviasi kuadrat (JDK). Jumlah taraf atribut dalam penelitian ini adalah 9 buah taraf atribut, sehingga nilai bakunya adalah : NB =
9 0.778 ....................................................................(4.5) 11.5625
3. Koefisien taraf atribut Perhitungan koefisien atribut dilakukan dengan mengakarkan kuadrat nilai deviasi yang telah dikalikan dengan nilai baku. Perhitungan taraf atributnya untuk kombinasi adalah sebagai berikut : Koefisien taraf atribut =
32 x0.778 2.646
Tanda koefisien di atas adalah positif atau plus, dari kebalikan tanda deviasi yang menunjukkan semakin rendah maka semakin tinggi preferensi konsumennya. 4. Range Setiap Atribut Range setiap atribut diperoleh dengan mengurangkan nilai koefisien taraf atribut terbesar dari atribut ke-i dengan nilai koefisien taraf atribut terkecil untuk faktor ke-i. Contoh range atribut tutup kemasan : Range tiap atribut = 2.646 – (-0.441) = 3.087 5. Total Range Atribut Total range atribut adalah hasil penjumlahan range dari semua atribut yang ada, yaitu range atribut bentuk kemasan, bahan kemasan, tutup kemasan, harga. Total Range : Range bentuk kemasan + Range bahan + Range Tutup + Range harga = 0.441 + 0.882 + 3.087 + 0.441 = 4.851 6. Tingkat Kepentingan Atribut Tingkat kepentingan atribut merupakan informasi yang memberikan gambaran mengenai peran suatu atribut yang mempengaruhi responden dalam memilih suatu produk. Perhitungan tingkat kepentingan atribut diperoleh dengan membagi range atribut dengan total range atribut . contohnya yaitu pada range atribut tutup kemasan : Tingkat kepentinga n atribut tutup kemasan
3.087 x100% 63.63% 4.851
Tabel 4.7 Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut Setiap Faktor No.
Atribut
Taraf Atribut
1
Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan
Botol Kotak Plastik Carton Paper Putar Pop up Kombinasi Rp.1500-2500 Rp.2550-4500
2 3
4
Harga
RataDeviasi Deviasi Koefisien Range rata Kuadrat Ranking 4.75 0.25 0.0625 -0.2205 0.441 4.25 -0.25 0.0625 0.2205 4 -0.5 0.25 0.441 0.882 5 0.5 0.25 -0.441 5.75 1.25 1.5625 -1.103 3.087 5 0.5 0.25 -0.441 1.5 -3 9 2.646 4.25 -0.25 0.0625 0.2205 0.441 4.75 0.25 0.0625 0.2205 4.851
Tingkat Kepentingan (%) 9.1 % 18.2% 63.63%
9.1 % 100 %
Setelah dilakukan perhitungan di atas, maka preferensi responden pertama sebagai kombinasi optimal dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Kombinasi Optimal Responden Pertama No. 1 2 3 4
Atribut Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan Harga
Taraf Atribut Kotak Plastik Kombinasi Rp.1500-2500
4.2.2 Nilai Kegunaan Taraf Atribut dan Tingkat Kepentingan Atribut Agregat Untuk mendapatkan nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan atribut agregat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1.
Menggunakan software spss 15 dengan program syntax Sebelum memasukkan ke program syntax, terlebih dahulu harus diketahui
rata-rata ranking untuk masing-masing profil dari keseluruhan responden, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Ranking masing-masing Profil Untuk Seluruh Responden Card No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bentuk Bahan Kemasan Kemasan Botol Carton Paper Botol Plastik Botol Plastik Botol Carton Paper Kotak Plastik Kotak Carton Paper Kotak Carton Paper Kotak Plastik
Tutup Kemasan Popup
Harga
Rata-Rata Ranking 5.93
Ranking
Kombinasi Rp. 2550-4500 Putar Rp.1500-2500 Putar Rp.2550-4500
2.49 2.72 6.515
1 3 8
Popup Putar
Rp.2550-4500 Rp.2550-4500
5.84 3.535
5 4
Kombinasi Rp.1500-2500
2.695
2
Putar
6.285
7
Rp.1500-2500
Rp. 1500-2500
6
Setelah dimasukkan ke dalam program syntax spss 15, preferensi konsumen terhadap kemasan minuman teh diurutkan kembali. Setelah menghitung rata-rata ranking untuk tiap kombinasi, masing-masing profil seluruh responden diurutkan kembali. Lalu didapatkan ranking agregat yang baru untuk masing-masing
kombinasi. Sehingga dapat dijalankan proses analisis konjoin dengan syntax conjoint untuk mendapatkan nilai kegunaan taraf atribut dan tingkat kepentingan atribut. 2.
Menggunakan Prosedur Conjoint Analysis a. Perhitungan Nilai Kegunaan Taraf Atribut Dalam melakukan perhitungan nilai kegunaan taraf atribut, sesuai dengan
prosedur conjoint analysis, harus diketahui dulu urutan ranking dari masing-masing profil, urutan ranking tersebut, dapat dilihat pada tabel 4. Setelah mengetahui ranking untuk masing-masing profil, kemudian dicari nilai rata-ratanya untuk masing-masing taraf atribut. Cara perhitungan ranking sama dengan perhitungan 4.2. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel 4.11 Dari hasil perhitungan rata-rata ranking untuk masing-masing taraf atribut, kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai deviasi, dimana cara menghitungnya sama dengan perhitungan 4.3. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel 4.11 Setelah mengetahui nilai deviasi untuk masing-masing taraf atribut, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai kegunaan untuk masing-masing taraf atribut dengan cara mengalikan nilai deviasi dengan -1 agar dapat menunjukkan bahwa utilitas terbesar merupakan taraf atribut yang disukai dari masing-masing atribut. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Nilai Kegunaan Setiap Taraf Atribut Untuk Seluruh Responden No.
Atribut
1
Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan
2 3
4
Harga
Taraf Atribut
Rata-rata Ranking Botol 4.5 Kotak 4.5 Plastik 4 Carton Paper 5 Putar 5.5 Popup 5.5 Kombinasi 1.5 Rp.1500-2500 4.5 Rp.2550-4500 4.5
Deviasi
Utilitas
0 0 -0.5 0.5 1 1 -3 0 0
0 0 0.5 -0.5 -1 -1 3 0 0
b. Perhitungan Tingkat Kepentingan Atribut Untuk mencari Tingkat Kepentingan Atribut, maka perhitungan pertama yang harus dilakukan adalah mencari jumlah deviasi kuadrat (JDK), cara perhitungan jumlah deviasi kuadrat dapat dilihat pada contoh perhitungan 4.4 yang nilai deviasinya diambil dari tabel 4.10 Langkah selanjutnya adalah mencari nilai baku yang dilakukan dengan cara banyaknya taraf atribut di bagi dengan JDK, yaitu : NB =
9 0.783 11.5
Perhitungan selanjutnya adalah mencari koefisien dari masing-masing taraf atribut yang dilakukan dengan mengakarkan kuadrat nilai deviasi yang dikalikan dengan nilai baku. Cara perhitungan sama dengan perhitungan 4.6. Misalkan bahan
kemasan plastik deviasi kuadratnya adalah -0.5 dan nilai bakunya adalah 0.783, maka nilai koefisiennya adalah 0.553. hasil perhitungan lengkap pada tabel 4.11. Berikutnya menghitung range untuk masing-masing atribut dengan cara mengurangkan nilai koefisien atribut terbesar dari atribut ke-i dengan nilai koefisien taraf atribut terkecil untuk atribut ke-i. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel. Perhitungan terakhir adalah mencari tingkat kepentingan setiap atribut yang diperoleh dengan membagi range atribut dengan total range atribut. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Perhitungan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Semua Responden No.
Atribut
1
Bentuk Kemasan
2
3
Taraf Atribut
Botol Kotak Bahan Plastik Kemasan Carton Paper Tutup Putar Kemasan Pop up Kombinasi
Rata- Deviasi Deviasi Koefisien Range Tingkat rata Kuadrat Kepentingan Ranking (%) 3.75 5.25 4.75 4.25
0 0 -0.5 0.5
4.75 7 1.5
1 1 -3
Rp.15002500
4.5
0
Rp.25504500
4.5
0 0 0.25
0 0 0.442 -0.442
0
0
0.884
19.982%
-0.885 -0.885 2.655
3.54
80.018%
0
0
0
4.424
100
0.25 1 1 9
4
Harga
0
0 0
11.5
c. Nilai Taraf Atribut Untuk memepermudah menganalisis taraf-taraf setiap atribut, dilakukan perhitungan nilai taraf atribut. Nilai taraf atribut adalah nilai kegunaan taraf atribut yang telah dikonversikan pada skala yang sama yang sama sehingga semua atribut dapat dibandingkan. Hal pertama yang harus dilakukan yaitu nilai utilitas terendah dari setiap atribut dijadikan nol. Lalu nilai setiap taraf atribut ke-i dijumlahkan dengan nilai pembuat nol atribut ke-i tersebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.12 Nilai Utilitas Penyesuaian Taraf Atribut No.
Atribut
Taraf Atribut
Utilitas
1
Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan
Botol Kotak Plastik Carton Paper Putar Popup Kombinasi Rp.1500-2500 Rp.2550-4500
0 0 0.5 -0.5 -1 -1 3 0 0
2 3
4
Harga
Utilitas Penyesuaian 0 0 1 0 0 0 4 0 0
Setelah hasil utilitas penyesuaian didapat, maka dikalikan dengan nilai konstanta yang berasal dari nilai kegunaan taraf atribut tertinggi. Dalam tabel 4.12 , dapat dilihat bahwa nilai kegunaan taraf atribut penyesuaian tertinggi yaitu tutup kemasan kombinasi sebesar 4. Nilai kegunaan yang telah disesuaikan tersebut sebesar 4 diubah menjadi 100 pada kolom nilai. Sehingga nilai konstantanya adalah sebagai berikut :
Nilai Konstanta :
100 25 4
Setelah didapatkan nilai konstantanya, maka nilai taraf atribut didapatkan dengan mengalikan nilai utilitas penyesuaian setiap taraf atribut dengan nilai konstanta. Contohnya pada taraf atribut bahan kemasan plastik, nilai taraf atributnya adalah : Nilai taraf atribut = 1 x 25 = 25 Hasil perhitungan lengkap untuk nilai taraf atribut dapat dilihat pada tabel 4. dibawah ini : Tabel 4.13 Nilai Taraf Atribut No.
1
Atribut
Bentuk Kemasan
2
Bahan Kemasan
3
Tutup Kemasan
4
Harga
Taraf Atribut
Utilitas
Utilitas Penyesuaian
Nilai Taraf
Botol
0
0
Atribut 0
Kotak Plastik Carton Paper Putar Popup Kombinasi Rp.15002500 Rp.25504500
0 0.5 -0.5
0 1 0
0 25 0
-1 -1 3 0
0 0 4 0
0 0 100
0
0
0 0
4.2.3 Kombinasi Optimal Kemasan Minuman Teh Berdasarkan nilai kegunaan taraf atribut yang telah didapat, dapat dihitung nilai preferensi untuk profil simulasi nyata. Produk yang diuji dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.14 Produk Kemasan Yang Diuji Produk 1 2 3 4
Bentuk Kemasan Botol Botol Kotak Kotak
Bahan Kemasan Plastik Plastik Carton Paper Carton Paper
Tutup Kemasan Kombinasi Putar Popup Kombinasi
Harga Rp.2550-4500 Rp.2550-4500 Rp.1500-2500 Rp.1500-2500
Skor kombinasi atau nilai skor agregat produk dihitung dengan menggunakan rumus : Pi K U 1 U 2 ...... U j Dimana : Pi = Nilai skor kombinasi ke-i K = Nilai Rata-rata Ranking Keseluruhan / Konstanta U j = Nilai kegunaan taraf atribut ke-j Nilai skor agregat untuk kemasan minuman teh yang diuji adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 15 Hasil Skor Agregat Produk Produk 1 2 3 4
Bentuk Bahan Tutup Harga Konstanta Skor Kemasan Kemasan Kemasan 0 0 0 0
0.5 0.5 -0.5 -0.5
3 -1 -1 3
0 0 0 0
4.5 4.5 4.5 4.5
8 4 3 7
Setelah mendapatkan skor agregat produk untuk masing-masing produk, perhitungan kemudian dilanjutkan dengan menghitung probabilitas untuk memilih profil produk sebagai produk yang paling disukai dengan metode BTL (BradletTerry-Luce). Nilai probabilitas BTL didapatkan dengan membagi skor agregat tiap produk dengan total skor agregat seluruh produk yang dikalikan dengan 100%. Contohnya pada nilai probabilitas produk 1 yaitu : BTL produk 1 :
8 x100% 0.364 22
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.16 Probabilitas Memilih Produk Dengan BTL Produk 1 2 3 4 Total
Skor 8 4 3 7 22
BTL 36.36% 18.18% 13.64% 31.82 100%
4.2.4 Menghitung Nilai Asosiasi Dalam
menggunakan
conjoint
analysis,
terdapat
perhitungan
untuk
mengetahui tingkat kebaikan dalam menentukan tingkat preferensi kombinasi atribut yang dilakukan melalui perankingan kartu yakni dengan melakukan nilai korelasi kendall. Besarnya nilai korelasi kendall yang diperoleh dari analisis konjoin adalah 0.857 dengan tingkat signifikansi 0.03
4.3
Membuat Arsitektur Produk Spesifikasi dari produk kemasan yang dipilih oleh seluruh responden dari
analisis konjoin adalah sebagai berikut : a. Bentuk Kemasan : Botol Bentuk kemasan yang dipilih oleh responden adalah yang berbentuk botol. b. Bahan Kemasan : Plastik Bahan untuk kemasannya adalah palstik. Untuk plastik yang dipilih adalah PET karena lebih kuat dan ringan. c. Tutup Kemasan : Kombinasi Untuk tutup kemasan terdiri dari 2 jenis yaitu tutup putar, tutup popup dan kombinasi dari keduanya. d. Harga : Rp.2550-4500 Harga untuk produk kemasan adalah sebesar Rp.2550-Rp.4500.
Dari spesifikasi yang diinginkan konsumen, maka dibuat desain akhir beserta perincian fungsi dari komponen pendukungnya. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk seperti dibawah ini :
Gambar 4.1 Skema Produk Kemasan
Skema kemasan tersebut hanya menunjukkan komponen-komponen utama dari produk tersebut. Setelah skema disusun, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut dalam satu chunk. Tiap chunk memiliki fungsi yang berbeda, komponen yang memiliki fungsi yang sama dapat dikelompokkan dalam satu chunk. Contohnya adalah seperti diagram 4.1.
Diagram 4.1 Function Diagram Kemasan
Berdasarkan gambar diagram 4.1, dapat diketahui bahwa produk kemasan ini memiliki 2 chunk yang berbeda, yang masih memiliki fungsi sebagai tutup putar dan tutup popup untuk membuka dan menutup kemasan, sedangkan body kemasan untuk menyimpan isi kemasan. Diagram 4.1 di atas merupakan gambar susunan dari geomotris produk kemasan yang direncanakan akan dibuat, gambar tersebut disusun berdasarkan skema produk dan diagram fungsi untuk memastikan susunan komponen tidak saling bertentangan dalam hal fungsinya.
Desain Kemasan
Gambar 4.2 Kemasan Dalam Keadaan Tertutup
Gambar 4.3 Kemasan Dalam Keadaan Terbuka Pop-Up
4.4
Design For Manufacturing Pada tahapan DFM ini akan dibuat perhitungan biaya komponen dengan
bersumber dari data-data yang ada pada Bill of Material. Bill of Material yang dibuat terdiri dari 2 bentuk yaitu bentuk tabel biasa maupun bentuk berstruktur (biasa disebut struktur produk). Berikut ini akan digambarkan struktur produk kemasan yang terdiri dari 2 level atau tingkatan. Output dari struktur produk ini yang nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel yang juga dapat dilihat pada tabel Tabel 4.16 Bill Of Material No komp 1 2 3
Level 1 *2 *2
Description Body Kemasan Tempat Tutup Bagian pop up
Kode
Quantity
Keterangan
BK TT PU
1 1 1
Cetak Cetak Cetak
Fungsi dari BOM ini adalah untuk melihat jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk kemasan yang sudah dirancang pada tahap sebelumnya.
Memperkirakan Biaya Produksi Dari BOM maka dapat dilakukan penghitungan biaya komponen dan biaya produksi/unit pada awal tahap DFM. Untuk memperkirakan biaya produksi digunakan asumsi-asumsi dan data-data dibawah ini :
Harga bahan baku biji plastik Rp.9000/kg
Upah minimum Propinsi DKI Jakarta adalah Rp.927.604,-
Hari kerja adalah 25 hari dalam sebulan dengan jam kerja adalah 8 jam setiap harinya
Mesin yang digunakan untuk mencetak plastik adalah mesin injection merk Annker Wrech dengan dengan kapasitas 80 ton.
Harga mesin baru + 300.000.000.
Biaya overhead diambil 10% dari harga material dan 80% biaya perakitan dan proses. Tabel 4.17 Biaya Manufaktur Pemrosesan Komponen
Total Biaya
Peralatan &
Umur pakai
Total
Biaya
peralatan
biaya tetap
Total
Material
(mesin +
Perakitan
Variabel
Biaya tidak
Yang dibeli
T. kerja)
(T.Kerja)
per unit
berulang lain
per unit
Body Kemasan Biji Plastik
500
539
1039
300.000.000
3240000
5
1044
300
539
839
839
800
1078
1878
1883
80
864
Tutup Kemasan Biji Plastik
Total Biaya Langsung Beban Overhead Biaya Total
944 2827
Dari data-data dan asumsi-asumsi diatas maka dapat diperkirakan biaya produksi dari 1 unit produk kemasan sebesar Rp. 2827
4.5
Analisa
4.5.1 Analisa Hasil Kuesioner Pendahuluan Dari hasil data kuesioner pendahuluan terdapat 4 atribut dari 7 atribut yang dipilih oleh responden. Skala dalam pemilihan atribut ini adalah skala numerik dengan 5 skala. Skala ini digunakan dalam kusioner pendahuluan karena data yang ingin diperoleh dalam kuesioner ini adalah data sikap responden dalam mempertimbangkan atribut-atribut dalam kemasan yang dianggap penting. Asumsi pada pembagian skala ini adalah bahwa setiap rentang skala memiliki jarak yang sama (equal distance) dari skala 1 yaitu sangat tidak penting sampai dengan skala 5 yaitu sangat penting. 4 atribut yang dipilih oleh reponden adalah atribut yang mempunya nilai ratarata di atas 3, karena nilai 3 disini adalah titik tengah antara rentang skala dari sangat tidak penting sampai sangat penting. Jadi apabila nilai rata-ratanya di atas 3 maka atribut tersebut dipilih untuk menjadi atribut dalam kuesioner penelitian. Alasan digunakannya nilai rata-rata dalam pengolahan data kuesioner pendahuluan ini adalah karena data yang terkumpul dari kuesioner pendahuluan ini data interval.
Berikut adalah atribut-atribut yang dipilih dan akan dimasukkan dalam kuesioner pendahuluan : Tabel 4.18 Hasil Atribut No 1 2 3 4
Atribut Bentuk Kemasan Bahan Kemasan Tutup Kemasan Harga
Bentuk kemasan dipilih responden karena atribut tersebut cukup penting bagi responden dalam memilih kemasan. Keergonomisan dan kemudahan dalam membawa maupun menyimpan suatu kemasan tergantung pada bentuk kemasan. Bentuk kemasan yang praktis dan tidak memakan tempat saat disimpan tentu menjadi pilihan konsumen dalam memilih. Oleh karena itu, dari wawancara maupun observasi yang telah dilakukan, ditentukanlah taraf atribut dari bentuk kemasan yaitu botol dan kotak. Dua taraf atribut tersebut dipilih karena bentuknya yang praktis dan memang saat ini menjadi kemasan yang banyak dipilih di pasaran. Responden juga banyak memilih bahan kemasan menjadi salah satu atribut yang penting dalam memilih kemasan. Tentu responden memilih kemasan yang kuat dan dapat menjaga isinya dengan baik. Semua itu bergantung dari bahan kemasannya. Dari observasi dan wawancara, taraf atribut yang ditentukan yaitu bahan yang terbuat dari plastik dan bahan carton paper. Tutup kemasan juga menjadi atribut yang diperhitungkan oleh konsumen. Mencari kemudahan dalam membuka maupun menutup kemasan menjadi alasan
tutup kemasan dipilih oleh responden. Untuk taraf atributnya yaitu tutup putar, popup dan kombinasi dari keduanya. Atribut harga menjadi atribut yang sangat dipertimbangkan oleh konsumen karena dari range usia responden yaitu usia 15 – 22 tahun, dimana mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa sehingga harga menjadi faktor yang sensitif.
4.5.2 Analisa Kuesioner Penelitian Kuesioner penelitian disebarkan kepada 200 responden yang kesemua respondennya adalah pelajar dan mahasiswa. Format dari kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama mengenai data demografi responden, dan bagian kedua adalah kartu profil berisi kombinasi stimuli yang akan dipilih oleh reponden. Pemilihan sampel responden yang berjumlah 200 ini berdasarkan pada Orme, yang mengatakan bahwa ukuran sampel untuk analisis konjoin cukup berada diantara 150-2500 responden. Hal ini berdasarkan pada ukuran populasi yang sangat besar dan berdasarkan pada teori sampel dan penelitian yang dilakukan Orme dalam riset-riset di dunia pemasaran. Dasar kedua adalah menurut Roschoe, bahwa ukuran sampel 30500 sudah cukup untuk digunakan dalam sebagian besar penelitian.
4.5.3 Analisa Hasil Pengolahan Konjoin 4.5.3.1 Evaluasi Hasil Conjoint Analysis Besar nilai koefisien korelasi kendall’s tau adalah 0.857. Hal ini menunjukkan bahwa model cocok dengan data yang ada karena nilai korelasi cukup tinggi.
4.5.3.2 Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Dari pengolahan data dengan menggunakan prosedur conjoint analysis, diketahui tingkat kepentingan atribut disagregat dan agregat. Pada tingkat disagregat, nilai inii merupakan rata-rata nilai terhadap atribut tersebut dari ke 8 jawaban responden yang berupa pemberian ranking semua stimuli pada kuesioner penelitian. Jadi nilai tingkat kepentingan atribut disagregat ini merupakan rangkuman pendapat dari responden tersebut terhadap atribut yang dimaksud. Contoh untuk atribut disagregat yaitu responden pertama. Nilai tingkat kepentingan atribut disagregat responden pertama adalah sebagai berikut :
Tutup kemasan
: 63.53%
Bahan Kemasan : 18.2 %
Bentuk kemasan : 9.1%
Harga
: 9.1%
Jadi dari nilai kepentingan atribut responden pertama dapat dilihat bahwa responden ini paling mementingkan atribut tutup kemasan. Sedangkan untuk atribut harga dan bentuk kemasan dianggap paling tidak penting.
Hasil konjoin ini juga dapat dilihat secara agregat. Hasil analisis secara agregat ini adalah merupakan gabungan dari pendapat semua responden penelitian. Untuk contoh hasil secara agregat dapat dilihat dibawah ini :
Tutup kemasan
: 80.018%
Bahan Kemasan : 19.982%
Bentuk Kemasan : 0%
Harga
: 0%
Tampilan untuk hasil secara agregat inipun tidak begitu berbeda dengan hasil disagregatnya. Terlihat bahwa atribut yang memiliki nilai tingkat kepentingan paling besar yaitu atribut tutup kemasan dan atribut yang memiliki tingkat kepentingan paling kecil adalah atribut harga dan bentuk kemasan. Atribut harga dianggap tidak terlalu penting karena kedua taraf atribut dari harga tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Dan harga yang ditetapkan juga masih berada di taraf wajar dan terjangkau di kalangan responden.
4.5.3.3 Analisis Utilitas Setiap Level Setiap atribut yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing memiliki beberapa taraf atribut, ada yang hanya 2 taraf atribut dan ada juga yang 3 taraf atribut. Setiap taraf atribut tersebut memiliki nilai utilitas taraf atribut yang berbeda-beda. Nilai utilitas taraf atribut adalah nilai hasil dari pilihan konsumen terhadap taraf atribut tersebut dari hasil penilaian terhadap stimuli-stimuli yang diberikan. Jadi nilai
utilitas hampir sama dengan nilai tingkat kepentingan, bedanya hanyalah pada nilai utilitas menunjukkan taraf atribut, sedangkan nilai tingkat kepentingan menunjukkan atribut. Seperti juga nilai tingkat kepentingan, nilai utilitas juga ada pada tingkat individual maupun pada tingkat agregat. Dasar penilaian nilai utilitas juga hampir sama dengan nilai tingkat kepentingan. Namur pada nilai utilitas dapat juga terjadi nilai minus, yang berarti taraf taribut tersebut tidak disukai consumen. Sebagai contoh akan dibahas nilai utilitas pada tingkat agregat saja, karena pada level disagregat memiliki pembacaan yang sama dengan agregat. 1.
Atribut Bentuk Kemasan Pada atribut ini terdapat dua taraf atribut yaitu botol dan kotak. Terlihat dari utilitas botol yang memiliki nilai 0 dan kotak yang memiliki nilai 0. Nilai keduanya yang berati pilihan responden terhadap dua taraf atribut ini seimbang.
2.
Atribut Bahan Kemasan Pada atribut bahan kemasan juga memiliki 2 taraf atribut saja, yaitu plastik dan carton paper. Nilai utilitas untuk plastik 0.5 sedangkan untuk carton paper -0.5. Jadi kemasan dengan bahan plastik lebih disukai oleh responden. Hal tersebut mungkin karena bahan plastik lebih praktis dan lebih simple. Kemudahan dalam penyimpanan dan kekuatannya pun menjadi alasan responden memilih bahan plastik.
3.
Atribut Tutup Kemasan Atribut tutup kemasan ini memiliki 3 taraf atribut. Tutup kemasan putar memiliki nilai utilitas -1 Tutup kemasan pop up memiliki nilai utilitas -1 Tutup kemasan kombinasi memiliki nilai utilitas 3 Jadi tutup kemasan kombinasi antara putar dan popup yang paling diminati oleh responden untuk kemasan minuman teh baru. Hal ini disebabkan para responden yang menginginkan tutup kemasan yang benar-benar baru dan unik.
4.
Atribut Harga Harga adalah salah satu atribut yang memiliki nilai tingkat kepentingan yang termasuk kecil atau kurang diperdulikan. Atribut ini memiliki dua taraf atribut yaitu Rp.1500-2500 dan Rp. 2550-4500. Masing-masing utilitasnya adalah 0. Hal ini dikarenakan kedua taraf atribut ini benar-benar sama dan tidak berbeda jauh. Responden yang memilihpun seimbang, sehingga nilai utilitas nya adalah 0.
4.5.3.4 Analisa Kombinasi Optimal Setelah dilakukannya analisis konjoin, didapatkan kombinasi optimal yang nantinya akan berguna dalam mendesain sebuah kemasan baru. Kombinasi optimal yang menjadi preferensi konsumen adalah kemasan dengan bentuk botol yang
berbahan plastik dan mempunyai tutup kombinasi popup dan putar. Dari preferensi konsumen tersebut, ternyata konsumen saat ini sudah cukup menyukai kemasan yang ada di pasaran. Kemasan dengan botol dan berbahan plastik memang cukup mendominasi pasar minuman teh kemasan. Dalam merancang kemasan baru untuk minuman teh ini, disesuaikan dengan hasil preferensi konsumen, tetapi untuk membuatnya tetap unik dan mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri, maka desain kemasan harus benar-benar berbeda dari kemasan-kemasan yang ada di pasaran saat ini.yang pasti, kemasan tersebut harus menarik dan mempunyai keunggulan dibandingkan kemasan lain.
4.5.4 Analisa Desain Kemasan Desain kemasan akhir yang sesuai dengan preferensi konsumen adalah desain kemasan berbentuk botol dengan menggunakan bahan plastik dan mempunyai tutup kombinasi antara popup dan putar. Kemasan dengan bentuk botol mudah digenggam dan juga praktis dalam penyimpannya. Untuk kemasan baru ini dibuat dengan isi 500 ml. Sehingga jika berbentuk botol, dapat disimpan dan dibawa-bawa jika tidak langsung habis dalam mengkonsumsinya. Desain dengan bentuk botolpun sangat beragam sehingga mudah dalam pengaplikasian desain model untuk bentuk botol ini. Plastik yang dipilih untuk desain kemasan ini adalah PET. Kekuatan dari PET menjadi salah satu keunggulan. Dari segi keamananpun terjamin karena isi tidak mudah tumpah karena tertekan jika disimpan. Bahan plastik PET ini juga dapat
didaur ulang, sehingga sangat ramah lingkungan dan ikut mengurangi terjadinya global warming Tutup kemasan kombinasi antara popup dan putar pun sangat unik. Karena perpaduan keduanya belum ada di pasaran. Mudah dalam membuka kemasan dan kepraktisan dalam mengkonsumsinya menjadi keunggulan kemasan bertutup popup ini. Sedangkan tutup putar kemasan berfungsi untuk refill. Kemasan ini memang tidak bisa digunakan berkali-kali. Tetapi paling tidak dapat digunakan sekitar 2 kali pemakaian. Dengan harga produk yang dipilih yaitu Rp.2550-4500. Karena dengan isi 500 ml, rentang harga masih wajar dan dapat diterima oleh konsumen. Terbukti dari hasil analisis konjoin bahwa banyak yang memilih kemasan dengan harga Rp.2550-4500. Keunggulan kemasan baru ini adalah lebih mudah digenggam karena bentuk botolnya lebih ergonomis. Bahan plastik yang terkadang licin, dapat dikurangi dengan bentuknya yang membuatnya mantap saat digenggam.
4.5.5 Analisa Ekonomi Tahapan terakhir dalam suatu proses pengembangan produk adalah analisis ekonomi untuk memperkirakan gambaran prospek dari penjualan produk ini beberapa periode ke depan. Hasil dari analisis ini akan menentukan keputusan untuk terus menjalankan pengembangan produk ini (bila menguntungkan) atau tidak ( bila tidak menguntungkan, bahkan mengalami kerugian).
Analisis ekonomi yang dilakukan dengan dua metode yaitu kuantitatif dan kualitatif, dimana metode kualitatif merupakan penyesuaian hasil dari metode kuantitatif dengan keadaan pasar, lingkungan dan keadaan ekonomi.
4.5.5.1 Metode Kuantitatif Dengan metode ini dilakukan perkiraan dalam menghitung biaya yang dibutuhkan dari mulai pengembangan, perakitan dan pemasaran, sampai ke biaya produksi untuk nantinya dikumulatifkan dengan pendapatan penjualan menjadia aliran kas per periode (cashflow). Untuk melihat apakah investasi ini menguntungkan atau tidak maka semua nilai cashflow tersebut dihitung dengan metode NPV (Net Present Value) dibawa ke periode awal tahun pertama. Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam menghitung cashflow dengan metode NPV : -
Perhitungan dilakukan dengan periode 4 tahun, dimana dalam setahun dibagi menjadi 4 quartil (3 bulanan). Jadi total periode 16 quartil. Tujuan dari dibagi menjadi dalam kuartil agar bentuk tabel nantinya lebih ringkas dan sederhana.
-
Biaya Pengembangan diasumsikan sebesar Rp 8.000.000,- selama 1 tahun yakni untuk keperluan pembelian bahan komponen, serta pembuatan cetakan plastik untuk mesin cetak.
-
Diasumsikan proyek ini masih bersifat industri kecil, biaya perakitan untuk 1 mesin cetak memerlukan biaya + Rp 325.000.000
-
Biaya pemasaran dan penunjang untuk daerah luar Jakarta diperkirakan Rp10.000.000,- dengan acuan jasa pengiriman truktruk besar.
-
Volume produksi dihitung dari waktu siklus 1 produk = 50 detik, bila diasumsikan jam kerja = 8 jam dan hari kerja dalam sebulan = 25 hari, maka dalam 1 quartil akan menghasilkan + 43200 produk.
-
Biaya produksi / unit = Rp 2827 diambil dari perkiraan biaya produksi pada tahap DFM.
-
Harga Penjualan diusahakan tidak terlalu mahal, dengan keuntungan sekitar 60% maka produk ini dapat dijual dengan harga berkisar Rp 4500,-.
-
Tingkat suku bunga pengembalian kredit (r) yang digunakan adalah 10%, dengan melihat rata-rata dari tingkat suku bunga Bank di Indonesia.
Perhitungan cashflow dengan metode NPV disajikan dalam bentuk tabel pada lampiran Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan data-data diatas nilai kumulatif dari NPV pada periode awal bernilai positif mulai dari periode tahun kedua, yaitu
pada kuartil ke 4. Artinya bahwa Break Event Point (Titik Impas /Pengembalian Modal) ada pada periode tersebut. Modal akan kembali dalam waktu dua tahun dan merupakan waktu yang tidak terlalu lama, mengingat siklus produk ini akan bertahan terus seiring dengan peningkatan pasar untuk minuman kemasan. Nilai bersih proyek saat ini adalah Rp. 17.188.501.000, jumlah yang cukup besar. Karena nilai NPV bernilai positif, maka berdasarkan analasis kuantitatif proyek layak dijalankan.
4.5.5.2 Metode Kualitatif Hasil dari analisis kuantitatif di atas belum disesuaikan dengan keadaan pasar, lingkungan dan keadaan ekonomi indonesia. Disinilah peran analisis kualitatif untuk lebih meyakinkan bahwa produk ini layak dijalankan atau tidak. Berikut adalah faktor-faktor kualitatif yang dapat mempengaruhi pengembangan produk kemasan ini. 1.
Pengaruh Harga Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yaitu plastik. Jika
kenaikan harga terjadi, maka biaya produksi per unit pun akan naik. Harga bahan baku yang naik juga nantinya akan mempengaruhi harga produk. 2.
Keunggulan Keunikan Desain Desain kemasan yang unik, baik dari bentuk botol dan juga tutup kemasan
yang belum ada di pasaran, menjadi keunggulan tersendiri. Hal ini bisa menarik
minat peusahaan minuman teh untuk menggunakan kemasan baru ini. Apalagi jika perusahaan minuman tersebut mempunyai target pasar konsumen yang berjiwa muda. Tentu desain kemasan yang unik akan menjadi pilihan bagi perusahaan minuman teh. 3.
Masuknya Kompetitor Baru di Pasaran Masuknya kompetitor baru ini harus diperhitungkan, apalagi jika mereke
mempunyai lingkaran pengembangan produk yang cepat dan kelihatannya mementingkan pembagian nilai pasar dibandingkan keuntungan jangka pendek. Secara jelas masuknya pesaing baru seperti itu akan merubah harga dan volume yang kita harapkan. Lebih jauh, mungkin kita berusaha untuk mempercepat usaha pengembangan kita
sebagai respon. Jadi aksi kompetitor
initidak
hanya
mempengaruhi perkiraan volume penjualan kita tetapi juga jadwal perencanaan pengembangan kita. 4.
Tingkat Suku Bunga Karena resiko dalam bisnis selalu ada, maka ada baiknya agar lebih aman
dari, resiko itu dipertimbangkan di awal periode denga menaikkan tingkat suku bunga menjadi 12%. Satu keuntungan dengan mempertimbangkan resiko diawal proyek awal adalah proyek ini sudah siap dengan keadaan ekonomi yang tidak begitu baik seperti naik turunnya kurs mata uang asing terhadap rupiah, yang sedikit banyak pasti akan mempengaruhi penjualan nantinya.