BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yaitu mengenai sejarah perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, proses bisnis perusahaan, portfolio baik lights-on maupun project dan lainnya. 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Wahana Cipta Sinatria (WCS) secara resmi dikukuhkan sebagai badan hukum pada 4 Juni 1991. WCS merupakan perusahaan yang menjadi salah satu dari empat unit bisnis yang berada di bawah naungan Cormic Technology Group dimana WCS menjadi perusahaan yang berfokus dalam bidang penyedia jasa konsultasiteknologi informasi untuk pelanggan terutama di seluruh Indonesia. Pada mulanya, usaha ini dimulai dan dirintis oleh kedua bersaudara, yaitu Djojo Lasmono Wongsosaputro dan Djojo Dipoyono Wongsosaputro dimana sekarang mereka menjadi yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses bisnis dalam perusahaan. Mereka percaya bahwa industri ini memiliki prospek yang baik di masa mendatang sehingga mereka memulai usaha ini. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak membuat software sendiri melainkan menjadi partner dari beberapa penyedia software terbesar di dunia sehingga hal produk dalam perusahaan merupakan produk yang telah terjamin kualitasnya di mata dunia. Kantorpusat WCS sendiri berada di Jakarta yang beralamat di Gedung Cormic, Jalan Suryopranoto 1-9, Jakarta.Pada tahun 2012 perusahaan membuka kantor cabang yang beralamat di Plaza Blok A3, Jalan Ngemplak Ambengan No.30, Surabaya. 114
115
Dalam menjalankan usahanya, WCS menyadari bahwa faktor terpenting dari kesuksesan perusahaan adalah dengan membangun hubungan dan kerjasama yang baik dengan pelanggannya.Hal inilah yang menjadi komitmen perusahaan dimana telah menjadi kunci penting pertumbuhan perusahaan selama kurang lebih 18 tahun ini. PT. WCS percaya bahwa tidak ada solusi standar untuk segala masalahyang terjadi. Tiap pelanggan memiliki masalah dan kebutuhannya masing-masing dimana bersifat unik. Dengan berdasarkan pada hal itu, maka WCS berusaha memberikan solusi yang terbaik dan tepat untuk setiap kasus yang terjadi dalam tiap perusahaan dimana sesuai dengan masalah dan kebutuhan spesifik pelanggan. Dalam rangka melayani pelanggan, WCS menerapkan berbagai solusi terbaik yang inovatif dan sangat fleksibel dimana dibuat khusus untuk kebutuhan spesifik para client-nya. Hal ini dilakukan melalui proses metodologis yang meliputi survei, konsultasi, evaluasi, melaksanakan dan melayani.Saat ini, sejalan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan dan meningkatnya permintaan pelanggan pada ujung ke ujung solusi teknologi informasi, WCS memperluas layanannya dengan membuka divisi baru yang bergerak di bidang solusi e-bisnis. Divisi solusi e-bisnis berdiri pada tahun 2002 dimana merepakan divisi yang bekerjasama dengan Microsoft Dynamics dalam memberikan pelayanan jasa konsultasinya. Dikarenakan kurangnya tempat dalam kantor pusat, maka divisi solusi e-bisnis melakukan usahanya pada gedung yang berbeda yaitu di Jl. Majapahit No.8, Harmoni. Divisi solusi e-bisnis sendiri telah menerima pendapatan yang besar dari penjualannya. Pada tahun 2011, divisi ini sendiri telah melakukan penjualan
116
jasa konsultasi sekitar sebesar USD 1.700.000 atau dalam rupiah sebesar Rp 16.150.000.000,- (1 USD = Rp 9.500,-) dan penjualan lisence Dynamix sendiri mencapai sekitar USD 770.000 atau dalam rupiah sebesar Rp 7.315.000.000,- (1 USD = Rp 9.500,-). Laba ditahun 2012 meningkat sebesar 40% dari tahun 2011. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Seperti perusahaan pada umumnya, PT. Wahana Cipta Sinatria juga memiliki visi serta misi yang menjadi tujuan dari seluruh aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan. Adapun visi misi dan nilai yang dianut perusahaan adalah sebagai berikut: •
VISI Menjadi perusahaan yang paling terkemuka dalam memberikan solusi End to End ITuntuk pelanggan di seluruh negeri, dengan melakukan inovasi teknologi yang tepat dan benar.
•
MISI Memberikan solusi yang tepat kepada pelanggan berdasarkan teknologi saat ini dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
•
NILAI Menjaga kualitas, produktivitas dan efisiensi kerja untuk mencapai kepuasan pelanggan serta peningkatan berkesinambungan terhadap sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001. Berusaha selalu menjunjung tinggi moralitas dan etika secara professional dimana tiap personel dapat dipercaya, jujur, dan bertanggung jawab atas pekerjaanya.
117
Memiliki standard tinggi dalam memberikan pelayanan bagi clientdimana para perusahaan selalu siap sedia dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi client. 4.1.3 Produk dan Layanan Perusahaan Divisi solusi e-bisnis WCS dikenal memiliki kualitas yang baik dalam memberikan pelayanan bidang solusi ERPnya. Dalam memberikan pelayanan tersebut divisi solusi e-bisnis WCS menyediakan berbagai layanan untuk memenuhi pelayanannya pada konsumen. Berikut adalah produk layanan yang ditawarkan oleh perusahaan ini: 1. IT consultant 2. Application system implementation 3. Maintenance services (premium and platinum) 4. Post implementation services,yaitu: a. Application system audit check and adjustment b. Network performance check and optimization c. Outsourcing management d. Integration services 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Di dalam struktur organisasi, digambarkan dengan jelas mengenai pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain serta mengenai bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi. Pada gambar 4.1akan digambarkan struktur organisasi perusahaan.
118
Dikarenakan perkembangan bisnis WCS yang semakin luas dimana mencakup hampir di seluruh kebutuhan sistem dan teknologi informasi, maka diperlukan bentuk organisasi yang menunjang perusahaan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, WCS membentuk perusahaan dalam bentuk struktur divisional produk/layanan dimana tiap divisi memberikan pelayanan jasa konsultasi yang berbeda-bedaserta divisi pendukung proses bisnis perusahaan. Keuntungan dari struktur organisasi divisional adalah koordinasi antarfungsi menjadi lebih mudah dan cepat, mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan, spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan, kesempatan karir lebih terbuka, menimbulkan kompetisi di dalam organisasi, beban rutin CEO berkurang sehingga mempunyai waktu untuk keputusan strategis.
119
Board of Director Ketua P2K3
Corporate Secretary
Wakil Ketua P2K3
Sekertaris P2K3
Management Representative ISO9001
Tim Auditor P2K3 Doc. Controller ISO9001
Tim Pendidikan dan Pengembangan
WCS Surabaya
Enterprise Sales Division
Tim Kerja lapangan
Project Service Division
Tim Tanggap Darurat
Data Network Division
Voice Networ k
Finance & Accounting Section
Auditor Team ISO9001
Tim Kebersihan, Hygine & K3
Maintenanc e Service Division
Back Office Division
Sales Admin Section
E-Business SOLUTIO N Division
Procurement Section
Sumber: Dokumen SOP PT WCS Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. IPNET SOLUSINDO
HRD Section
PT. NETSPHERE TEKNOLOGI
120
4.1.5 Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab dalam Perusahaan Seperti yang telah diterangkan diatas, berikut akan dijelaskan tugas dan wewenang pada masing-masing bagian yang ada pada WCS: 1. Board of Director Tanggung Jawab: • Mengkoordinasi pelaksanaan tugas direksi secara efektif dan efisien. • Menyusun rencana kerja jangka panjang (corporate plan) dan jangka pendek (business plan) perusahaan serta pemantauan pelaksanaanya. • Melakukan pemantauan, pembinaan dan pengendalian operasional perusahaan sesuai dengan undang-undang dan ketentuan tertentu. • Memberikan arahan, saran dan petunjuk kepada segenap jajaran pimpinan dalam rangka memecahkan masalah yang bersifat penting atau strategis. • Menyusunan laporan tahunan dan evaluasi pelaksanaannya. • Menegakkan serta melaksanakan kode etik, profesionalisme, budaya kerja dan peraturan perusahaan yang berlaku. • Menyusunan dan pelaporan pertanggung jawaban Direksi dan laporanlaporan lain yang dimembeributuhkan. Wewenang • Memilih dan mengangkat anggota Board of Director, DirectordanGeneral Manager. • Mengesahkan kebijakan penjualan, dan menentukan kerjasama dengan perusahaan tertentu. • Mengesahkan SOP dan peraturan perusahaan lainnya. • Menyetujui
atau
tidak
perusahaan/institusi luar.
menyetujui
kerjasama
bisnis
dengan
121 • Menyetujui atau tidak menyetujui pengangkatan calon karyawan serta promosi/mutasi karyawan yang diusulkan oleh General Manager atau Director. • Menyetujui atau tidak menyetujui pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang melanggar peraturan perusahaan, atau yang disebabkan karena hal-hal lainnya, yang diusulkan oleh General Manager atau Director. 2. Corporate Secrertary Tanggung jawab: • Bertindak selaku “Executive Public Relation” perusahaan. • Menyiapkan Surat Keputusan Direksi, dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang terkait. • Mengorganisasikan pelaksanaan rapat, baik untuk keperluan internal maupun yang melibatkan pihak luar (principal, partner, client, pejabat pemerintah, dan lainnya). • Mengorganisasikan
kegiatan
promosi/pemasaran
berupa
presentasi/seminar untuk client, potential client dan umum. • Melakukan pekerjaan administratif (laporan pemakaian telepon, listrik, koneksi Internet, surat-menyurat, penyiapan alat tulis kantor, dan lainnya.). Wewenang • Mengusulkan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya.
122
3. P2K3 Divisi ini memiliki tugas pokok untuk memberikan saran dan pertimbangan dalam bidang K3 pada pengusaha atau pengurus tempat kerja (diminta ataupun tidak). 4. ISO Divisi ini memiliki tugas pokok untuk melakukan audit bagi perusahaan untuk menjamin perusahaan berjalan sesuai persyaratan manajemen mutu ISO9001:2008 dan meminta melaksanakan perbaikan jika ditemukan penyimpangan. 5. Divisi Back office Divisi ini merupakan divisi yang mendukung seluruh jalannya perusahaan. Divisi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: a. Finance & accounting section Bagian keuangan dan akuntansi memiliki tugas utama untuk menjaga kelancaran keuangan perusahaan dan melakukan dokumentasi kegiatan keuangan perusahaan. Bagian ini memiliki karyawan keuangan dimana yang melakukan pembayaran dan penerimaan sedangkan karyawan akuntansi melakukan pembukuan dan membuat pelaporan dan manajer keuangan dan akuntansi yang mengelola keduanya. Tanggung Jawab: •
Pelaksanaan fungsi accounting & finance
•
Pengelolaan pembuatan laporan Keuangan untuk keperluan intern dan ekstern
•
Pengendalian keuangan perusahaan agar efektif & efisien
•
Pengelolaan business plan perusahaan
123 •
Pelaksanaan fungsi pembayaran
•
Koordinasi kelancaran pengelolaan rekening
b. Human resource section Bagian SDM ini memiliki tugas untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja yang
dibutuhkan
menjalankan
oleh
proses
perusahaan
bisnisnya
dalam
serta
membantu
menjamin
para
perusahaan karyawan
melaksanakan kewajibannya dan memperoleh haknya sesuai prosedur yang ada dalam perusahaan. Bagian ini terdiri dari seorang manajer, beberapa karyawan, office boy, pengirim barang dan supir. Tanggung Jawab: •
Pengelolaan perekrutan, penempatan dan penilaian kinerja pegawai.
•
Penyelenggaraan pelatihan & pengembangan.
•
Pengelolaan program-program penyusunan peraturan dan SOP.
•
Pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Procurement& logistic section Bagianpengadaanmemiliki tugas utama untuk melakukan pembelian, pengiriman, penerimaan dan pelaporan barang-barang dalam perusahaan. Bagian ini terdiri dari manajer pengadaan, karyawan pembelian, kepala gudang dan karyawan gudang. Tanggung Jawab: •
Pengelolaan fungsi purchasing dan inventory.
•
Pengelolaan daftar rekanan perusahaan, supplier, distributor, dan pihak ketiga lainnya.
124
d. General Affair, Legal & Admin section Sales administrationmerupakan bagian dalam perusahaan yang memiliki tugas melakukan pengelolaan terhadap penjualan yang dilakukan oleh tiap divisi dalam perusahaan. Bagian ini terdiri dari manajer sales admin dan karyawan sales admin. Divisi ini dipimpin oleh general management yang memiliki tanggung jawab pada seluruh bagian dalam divisi ini dan wewenang sebagai berikut: Tanggung Jawab: •
Pengelolaan bantuan hukum untuk menjaga kepentingan perusahaan (memeriksa draft kontrak, dokumen kepemilikan dsb).
•
Pengelolaan fungsi transportasi, komunikasi dan kesekretariatan.
•
Pengelolaan sarana penunjang perusahaan (sekretariat, rumah tangga, keamanan dan sebagainya).
•
Pengelolaan asset perusahaan dan dokumen kepemilikan & perijinan.
•
Pengelolaan pemeliharaan & perbaikan komputer dan layanan konsultasi software office automation untuk keperluan internal.
Wewenang •
Memeriksa dan ikut menanda-tangani Laporan Keuangan Perusahaan.
•
Memeriksa dan menyetuui pembelian persediaan dan asset perusahaan sesuai dengan batas otorisasinya.
•
Menyetujui pembayaran atas BS, reimbursement, loan, expenses, lumpsum, dan lainnya, sesuai dengan batas otorisasinya.
•
Memeriksa & merekomendasikan SOP dan peraturan perusahaan lainnya kepada Board of Director.
125 •
Memeriksa
dan
merekomendasikan
rekruting,
pengangkatan
karyawan, pelatihan, promosi, mutasi dan PHK untuk karyawan dibawah koordinasinya, kepada Board of Director. •
Menentukan Rekanan/Supplier bisnis perusahaan yang bisa masuk kedalam Daftar Rekanan perusahaan.
6. Divisi Enterprise Sales Merupakan divisi perusahaan yang melakukan penjualan jasa konsultasi database perusahaan. Bekerjasama dengan Oracle dalam penyediaan database dan keamanannya. 7. Divisi Project Services Divisi yang menyediakan jasa pemasangan atau instalasi jaringan LAN, WAN, WLAN, dan lainnya. 8. Divisi Maintenance Service Divisi ini memberikan solusi keamanan jaringan seperti solusi VPN, enkripsi data, solusi remote akses dan proteksi virus. Bekerjasama dengan Symantec dalam menjalankan usahanya. 9. Divisi Data Network Divisi ini bekerjasama dengan Ampnetconnect dimana menyediakan jasa office network, data center, physical layer, dan lainnya. 10. Divisi Voice Network Divisi ini merupakan divisi yang menyediakan jasa penjualan dan konsultasi pengimplementasian solusi komunikasi dalam perusahaan dimana bekerjasama dengan Avaya dalam produk solusinya. 11. Divisi e-bisnis solution
126
Divisi ini merupakan divisi yang memberikan solusi ERP bagi perusahaan dimana bekerjasama dengan Microsoft melakukan penjualan produk
General Manager of EBSD
Account Manager
Consultan t Manager
Technical Manager
Presales Consultan t
Support Leader
Business Consultan t
Senior Functional Consultant
Senior Technical Consultant
Sales
Support Consultan t
Functiona l Consultan
Technical Consultan t
Office Admin
Project Manager
Project Admin
Team Leader
Team Member Sumber: SOP PT. WCS Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Divisi Solusi e-bisnis
Microsoft Dynamics. 1. General Manager Tugas: • Memimpin dan mengkoordinasi divisi. • Menugaskan pihak-pihak yang ikut serta dalam project. • Melakukan kontrol atas biaya divisi. • Mengawasi kinerja dan melakukan kontrol terhadap kinerja tenaga kerja dalam divisi. Wewenang
127 • Melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala divisi. • Melakukan pengontrolan terhadap pengeluaran divisi. • Membina karyawan. • Melakukan negosiasi hingga closing deal. 2. Account Manager Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang menyangkut pemasaran dan penjualan jasa implementasi dan pemeliharaan software aplikasi, pada account yang menjadi tanggungjawabnya, meliputi: •
Memasarkan dan melaksanakan penjualan jasa implementasi dan pemeliharaan software aplikasi, meliputi: a. Ikut menyusun strategi dan target penjualan untuk account yang menjadi tanggung-jawabnya, baik client lama maupun target client. b. Menyusun target profitabilitas untuk project-project implementasi dan pemeliharaan software aplikasi yang menjadi target penjualannya. c. Bersama
Presales
Consultant
danFunctional
Consultant,
mengkoordinir dan ikut menyusun proposal bisnis serta bahan presentasi yang berbobot dan efektif. d. Menyusun dan mereview kontrak kerja, secara berkala sebagai referensi implementasi, penagihan, dan maintenance. e. Bersama Project Manager, memantau kelancaran dan ketepatan waktu implementasi dan pemeliharaan software aplikasi dengan mengacu kepada kontrak kerja. f. Menerbitkan berita acara seperti serah-terima penyelesaian pekerjaan, acceptance test, dan lainnya.
128
g. Memonitor penagihan sesuai dengan jadual penagihan yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja. h. Mengsulkan
pemecahan
masalah
atas
masalah-masalah
yang
kemungkinan terjadi dan sudah terjadi di lapangan, baik menyangkut pihak luar (client, pihak ke-3 lainnya), maupun internal (project team, management, operasional, dan lainnya) i. Mengorganisasikan rapat-rapat internal dan eksternal berkaitan dengan kegiatan pre-sales dan post sales dari project-projectteknologi informasi yang digarapnya. j. Mengusahakan tercapainya target kuota penjualan yang telah ditentukan. k. Membuat
laporan
berkala
(bulanan)
kepada
General
Managermengenai aktifitas penjualannya, mencakup antara lain status dan progress pekerjaan (project), kontrak, dan penagihan yang berkaitan dengan project/pekerjaan. •
Membina Hubungan Baik Dengan Client a. Memantau dan mengevaluasi hasil kunjungan dan membantu menyelesaikan masalah. b. Secara berkala mengevaluasi produk dan layanan yang dijual dan mengusulkan
penyesuaian/penyempurnaan
sesuai
dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan pasar. •
Menjaga standar/kualitas pelayanan terhadap client a. Memelihara komunikasi dengan client agar tetap berjalan lancar. b. Memantau dan menjaga proses implementasi agar berjalan dengan dengan baik sesuai kontrak.
129
c. Membantu client menyelesaikan masalah dalam implementasi.
Wewenang •
Mengusulkan keuntungan serta harga jual produk dan jasa dari suatu project.
•
Mewakili perusahaan dalam kegiatan presales dan postsales, antara lain analyzing, pembukaan tender, negosiasi harga, dan lainnya.
3. Presales Consultant Tugas •
Mempimpin salesmanuntuk melakukan penjualan.
•
Menyusun proposal bisnis dan presentasi yang berbobot bersama account manager.
•
Menghadiri rapat-rapat koordinasi antar bagian.
•
Bersama dengan Project Managermemantau kerja konsultan.
Wewenang •
Memantau kerja salesman.
•
Memberi masukan mengenai jenjang karir konsultan.
•
Mengontrol biayaproject agar tidak melebihi anggaran.
•
Memantau dan menyetujuitimesheet yang diajukan oleh salesman.
4. Consultant Manager Tugas •
Sebagai pimpinan konsultan.
•
Mempersiapkan dan menyediakan repository database untuk para konsultant guna menambah pengetahuan.
•
Membuat dan menentukan jenjang karir konsultan.
130 •
Menyediakan
fasilitas
pembelajaran
(training,
sertifikasi)
untuk
konsultan. •
Menghadiri rapat-rapat koordinasi antar bagian.
•
Bekerjasama dengan project manager dalam memantau kinerja konsultan.
•
Sebagai Reporting manager untuk konsultant yang tidak terlibat di dalam project dan Project Manager.
•
Memberikan laporan berkala kepada General Managermengenaion goingproject dan masalah berkaitan dengan project.
•
Menganalisis dan menerapkan sistem yang efisien berkaitan dengan operasional konsultant
Wewenang •
Memberikan penilaian akhir tahun untuk para konsultan berkaitan dengan kinerja konsultan.
•
Memberi arahan/masukkan kepada project manager terhadap jalannya project agar sesuai dengan jadwal.
•
Mempersiapkan tim untuk suatu project dan menjamin bahwa tim tersebut tersebut sudah terbentuk sebelum project dimulai.
•
Menetapkan dan meningkatkan metodologi implementasi ke arah yang lebih baik dan efisien.
•
Mengontrol biaya project agar tidak melebihi budget.
•
Menyetujui dan mengkoreksi perhitungan bonus yang dilakukan oleh Project Manager.
•
Mereview budget projectyang diajukan oleh Project Manager.
•
Memantau dan menyetujuitimesheet yang diajukan oleh konsultan.
5. Technical Manager
131
Tugas •
Mengatur kebutuhan SDM terhadap project yang akan/sedang berjalan.
•
Mengatur skema pembelajaran dari SDM.
•
Memecahkan isu implementasi yang ada di project.
•
Melakukan review performance seluruh staff teknis.
•
Menyediakan metodologi yang terbaik untuk implementasi.
Wewenang •
Melakukan
persetujuan
dan
mengajukan
permintaan
kebutuhan
material/non material untuk project. •
Memberikan penilaian performance terhadap senior technical consultant.
6. Business Consultant •
Meningkatkan hard skill untuk suatu lini produk.
•
Mengikuti training-training internal yang diadakan.
•
Melakukan tugas yang di-assign oleh team leader,project managerdan consultant manager dalam suatu project.
•
Mengirimkan timesheetsecara benar dan tepat waktu.
Wewenang •
Memberikan masukkan kepada team project.
•
Memberikan laporan berkala kepada Team Leader dan Project Manager.
7. Senior Functional Consultant Tugas • Menguasai modul dalam aplikasi yang digunakan. • Memperdalam knowledge berbagai jenis proses bisnis. •
Memberikan solusi terhadap permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh subordinate-nya.
132 • Mengepalai suatu project. • Memberikan timesheet secara benar dan tepat waktu. • Memberi teladan kepada functional consultant, dan business consultant. • Ikut serta dalam suatu project yang telah ditentukan oleh consultant manager dan project manager. • Meningkatkan kemampuan baik hardskill maupun softskill. • Melaksanakan tugas yang di-assign oleh konsultan manager. • Memberi masukkan kepada consultant manager mengenai training yang perlu dilakukan. • Memberikan training untuk internal training. Wewenang • Bersama dengan consultant manager menentukan tim suatu project bila ditunjuk menjadi project manager. • Menghitung dan mem-propose kalkulasi bonus project. • Mengambil tindakan yang dibutuhkan di lapangan agar project berjalan tepat waktu bila di tunjuk sebagai project manager. • Memberikan laporan berkala terhadapprojectberjalan dan issue-issue yang berkembang di project kepada consultant manager. • Memberikan masukkan kepada consultant manager berkaitan dengan kondisi projectdalam meeting internal project manager. 8. Functional Consultant Tugas • Terlibat sebagai team leader dan team member dalam suatu project • Bekerjasama dengan project manager dalam suatu project
133 • Mempelajari inovasi-inovasi yang berkembang sehubungan dengan lini produk. • Menguasai beberapa proses bisnis suatu industri. • Melaksanakan tugas yang di-assign oleh Consultant Manager. • Memberi masukkankepada Consultant Manager mengenaitraining yang perlu dilakukan. Wewenang •
Mengajukan solusi yang diberikan dalam suatu project kepada Project Manager
•
Mengajarkan pengetahuan yang dimiliki kepada business consultant
•
Mengirim timesheet tepat waktu kepada Project Manager, Consultant Manager serta Project Admin.
•
Memberi masukkan kepada Project Managermengenai situasi di lapangan.
9. Senior Technical Consultant Tugas • Mendapatkan gambaran kebutuhan teknis dari bagian fungsional. • Menganalisis kebutuhan. • Memperkirakan kebutuhan sumber daya programmer untuk mengerjakan kebutuhan tersebut. • Mendistribusikan pekerjaan ke programmer. • Melaporkan status dan progress pengerjaan teknis project yang diatasinya kepada Technical Manager. • Melakukan kontrol kualitas terhadap pekerjaan programmer. Wewenang
134 • Menentukan solusi teknis terbaik yang akan dipakai untuk kasus teknis tertentu. • Memberikan penilaian performance terhadap programmer yang terlibat di project tersebut. • Mengajukan kebutuhan material/non material untuk keperluan project tertentu. 10. Technical Consultant Tugas • Mengerjakan pekerjaan teknis yang diberikan oleh Senior Technical Consultant. • Melakukan
testing
secara
mandiri
atas
pekerjaan
yang
telah
diselesaikannya. • Membuat guidance/manual/dokumentasi atas pekerjaannya. • Melaporkan hasil pekerjaannya ke konsultan teknikal senior. Wewenang • Mengajukan kebutuhan material/non material untuk keperluan project tertentu. • Menyarankan solusi teknis terbaik yang akan dipakai. 11. Sales Tugas • Menawarkan produk layanan yang dimiliki divisi solusi e-bisnis • Melakukan presentasi. • Melakukan janji temu. • Menjaga hubungan dengan client. • Membuat timesheet.
135
Wewenang • Menyarankan pada presales mengenai cara melakukan pemasaran. • Melakukan permintaan kebutuhan material/nonmaterial. • Ikut serta dalam membuat bahan presentasi. 12. Project Manager Tugas •
Memberi masukkan kepada Consultant Managerberkaitan dengan team project.
•
Memastikan project dideliver dengan baik dan tepat waktu.
•
Memetakan masalah-masalah yang muncul yang berpotensi menimbulkan project telat dan mengeskalasikan kepada Steering committee.
•
Bekerjasama dengan team projectclient.
•
Bekerjasama dengan team member dan team leader dengan baik
Wewenang • Membuat anggaran project. • Membuat laporan pengeluaran/ expense project. • Melaporkan perkembangan project kepada Steering comiitee & Consultant Managersecara berkala. • Membuat time schedule dan memastikan project tepat waktu. • Mengambil keputusan berkaitan dengan situasi di lapangan. • Melakukan negosiasi dengan team client. • Menghadiri rapat konsolidasi Project Manager. • Memberi pengarahan kepada Team Leader dan Team Member berkaitan dengan koordinasi project. 13. Team Leader
136
Tugas • Bekerja sama dengan baik dengan Team Member dan Project Manager dan client dalam suatu project. • Memberikan tugas atau pekerjaan yang berkaitan dengan project kepada Team Member. • Mengidentifikasi kemungkin-kemungkinan kesulitan yang akan timbul berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan. • Memastikan pekerjaan dideliver dengan tepat waktu dan benar. • Memastikan bahwa customizing yang dilakukan adalah suatu yang harus dilakukan karena tidak ada work around berkaitan dengan proses bisnis tersebut. • Menganalisisproses bisnisclient sehingga menghasilkan program yang efektif dan efisien berkaitan dengan design customizing. Wewenang • Mengambil keputusan setelah berkoordinasi dengan Project Manager berkaitan dengancustomizing yang akan dilakukan. • Memberikan solusi yang efisien dan efektif kepada client. • Memberikan
masukkan
kepada
Project
Managermengenai
kemungkinan/potensi project bilamelampaui waktu yang telah ditetapkan. 14. Team Member Tugas • Mengerjakan dengan sebaik mungkin pekerjaan projectyang diberikan oleh Team Leader • Mengidentifikasi kemungkin-kemungkinan kesulitan yang akant imbul berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan.
137 • Memastikan pekerjaan dideliver dengan tepat waktu dan benar • Memastikan bahwa customizing yang dilakukan adalah suatu yang harus dilakukan karena tidak ada work around berkaitan dengan proses bisnis tersebut. Wewenang • Memberikan
masukkan
kepada
Team
Leader
dan
Project
Managerberkaitan dengan suatu project. • Memberikan solusi yang efisien dan efektif kepada client. 15. Project Admin Tugas • Menggandakan dokumen asli untuk kebutuhan pelelangan • Mengadministrasikan dokumen project (SPK, kontrak, berita acara serahterima pekerjaan, dokumentasi system, dan lainnya.) • Menyiapkan dan mengadministrasikan dokumen lain yang berkaitan dengan project (daftar hadir, catatan rapat, rekap. Laporan project kepada Manajemen, dan lainnya • Menyiapkan meeting, baik untuk keperluan internal maupun yang melibatkan pihak luar (partner, client, pejabat pemerintah, dan lainnya.) • Melakukan pemesanan tiket pesawat, hotel, kendaraan, dan lainnya. untuk keprluan dinas • Melakukan monitoring dan penghitungan timesheetkonsultan. Wewenang: • Mengusulkan training yang diperlukan untuk memenuhi requirement jabatan atau peningkatan pengetahuan dan keteramilan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
138
16. Support Leader Tugas • Menjawab pertanyaan user berkaitan dengan permasalahan pengoperasian aplikasi yang diimplementasikan PT WCS. • Memperbaiki permasalahan teknis aplikasi yang mengalami kerusakan atas permintaan user. • Melayani
permintaan
user
untuk
memodifikasi
aplikasi
yang
diimplementasikan PT WCS. • Melayani permintaan penambahan fitur diaplikasi yang diimplementasikan PT WCS. • Mengkoordinasikan anggota tim. • Bekerjasama dengan tim implementasi project. • Membuat pelaporan aktivitas support ke General Manager. Wewenang • Melaksanakan kewenangan yang ada terhadap user sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati. • Menetapkan
langkah-langkah
yang
harus
dilaksanakan
untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi user. • Mendelegasikan penyelesaian permasalahan yang dihadapi User kepihak yang berkompeten baik ke anggota tim maunpun ke tim implementasi project atas persetujuan Project Management, technical & funcional leader.
139 • Menetapkan dan bernegosiasi dengan user berkaitan dengan rentang waktu penyelesaian suatu permasalahan dan solusi yang kemungkinan bisa dilakukan.
17. Support Consultant Tugas • Menjawab pertanyaan user berkaitan dengan permasalahan pengoperasian aplikasi yang diimplementasikan PT WCS. • Memperbaiki permasalahan teknis aplikasi yang mengalami kerusakan atas permintaan user. • Bekerjasama dengan tim implementasi project. • Membuat pelaporan aktivitas support ke Support Leader. • Membuat timesheet. Wewenang • Mendelegasikan penyelesaian permasalahan yang dihadapi user kepihak yang berkompeten baik ke anggota tim maunpun ke tim implementasi project atas persetujuan Project Management, technical & funcional leader. 18. Office Admin Tugas • Menyimpan dokumen-dokumen penting, seperti biodata perusahaan, kontrak asli, dan lain-lain yang telah dinyatakan absah oleh General Manager • Melakukan pemesanan tiket pesawat, hotel, kendaraan, dan lainnya. untuk keprluan dinas
140 • Menyiapkan meeting, baik untuk keperluan internal maupun yang melibatkan pihak luar (partner, client, pejabat pemerintah, dan lainnya.) • Melakukan monitoring dan penghitungan timesheetkonsultan. • Melaksanakan pekerjaan administratif (rekapitulasi pemakaian telepon, pendaftaran asuransi kesehatan, surat-menyurat, penyiapan alat tulis kantor) Wewenang • Mengusulkan training yang diperlukan untuk memenuhi requirement jabatan atau peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaannya. 4.1.6 Proses Bisnis Perusahaan Secara garis besar, terdapat 4 sub kategori proses bisnis yang terjadi dalam divisi solusi e-bisnis. Berikut akan dijelaskan tiap kegiatan proses bisnis yang terjadi. 4.1.6.1 Proses Bisnis Penjualan Proses penjualan jasa konsultasi pada divisi solusi e-bisnis diawali dari upaya pencarian clientoleh presales consultant atau sales divisi, dimana perusahaan mencari client dengan target perusahaan menengah yang memerlukan pengembangan teknologi informasi didalam perusahaannya. Setelah menemukan potential client, langkah selanjutnya ialah melakukan investigasi dan survey kebutuhan potential client sehingga dapat diketahui apakah kebutuhan dan keinginan calon client sesuai dengan jasa konsultasi yang akan diberikan atau tidak. Setelah investigasi tersebut, jika ternyata sesuai, maka presales consultant divisi akan membuat janji pertemuan dengan potential client.
141
Setelah waktu pertemuan disetujui, selanjutnya perusahaan akan menyusun proposal bisnis dan bahan presentasi yang akan diberikan bagi potential client.Penyusunan ini dilakukan oleh presales consultant, account managerdan sales. Bagian office adminakan menyediakan data perusahaan yang diperlukan untuk membuat presentasi dan proposal bagi potential client. Presales consultantkemudian bersama dengan sales akan mendatangi perusahaan potential client untuk melakukan presentasi penjualan dan negosiasi dengan potential client. Dalam presentasi, perusahaan WCS akan mengenalkan perusahaannya kemudian menerangkan mengenai produk layanan yang akan diberikan, hargalisence, harga layanan, kelebihan produk, kelebihan perusahaan dibanding pesaing, serta sumber daya yang perusahaan miliki yang mana dapat membantu perusahaan potential clientmengatasi masalah dalam perusahaannya dan memenuhi keinginannya. Presales akan memberikan beberapa alternatif biaya yang dapat dipilih oleh potential client berdasarkan jumlah lisence yang akan diambil serta banyaknya modul yang akan digunakan oleh potential client.Jika perusahaan potential clientbelum menyetujui biaya yang diberikan presales, potential clientdapat melanjutkan negosiasi dengan General ManagerWCS. Biasanya potential clientyang belum merasa yakin akan jasa konsultasi yang ditawarkan akan melakukan observasi mengenai perusahaan WCS atau melakukan
perbandingan
dengan
perusahaan
konsultasi
lain
kemudian
ditindaklanjuti dengan keputusan untuk melakukan kontrak kerja sama atau tidak.Setelah potential clientmenyetujui proposal yang diajukan dan harganya, maka account manager akanmenerbitkansurat kontrak kerjasama yang kemudian ditandatangani oleh General Managerdan client. Setelah penandatanganan surat
142
kontrak, General Managerakan memerintahkan pembentukan tim kepada
Sumber: wawancara dan hasil olah data Gambar 4. 3 Proses Bisnis Penjualan
consultant manager dan technical manager. Consultant Manager akan menunjuk salah satu senior functional consultant sebagai pemimpin projectdan memintanya untuk memilih anggota tim yang mana akan disetujui oleh consultant manager. Technical manager akan menunjuk technical consultant yang akan ikut dalam tim project dan tim support.Berdasarkan penjelasansenior functional consultant, senior technical consultant akan memperkirakan kebutuhan yang diperlukan untuk implementasi jika ternyata belum dimiliki, maka akan diminta ke office admin dimana harus disetujui oleh accout manager. 4.1.6.2 Proses Bisnis Transaksi Setelah melakukan penandatanganan kontrak kerja, client dapat membuat surat PO kepada perusahaan WCS. Setelah menerima PO dari client,
143
maka bagian administrasi WCS mengubahnya menjadi SO dimana SO akan diberikan pada bagian divisi solusi e-bisnis. Setelah SO diterima oleh office admin
Sumber: wawancara dan hasil olah data Gambar 4. 4 Proses Bisnis Transaksi
divisi, maka presales akan memesan lisencesesuai yang ada pada SO, account manager divisi akan mengeluarkan surat perintah kerja dan General Managerakan mengirimkan tim project yang telah dibuat sebelumnya. Setelah melakukan pemesanan lisence, Supplier akan mengirimkan SO kepada bagian accounting perusahaan yang ditindaklanjuti dengan pembayaran. Setelah pembayaran diterima, maka lisence akan langsung dikirimkan kepada WCS. 4.1.6.3 Proses Bisnis Implementasi Tahap selanjutnya, timproject WCS akan melakukan perkenalan diri dengan perusahaan client kemudian mulai bertemu langsung dengan bagian yang bertanggung jawab dengan project ini. Biasanya perusahaan client telah membentuk timproject yang mana akan menggunakan sistem yang ada dan bertanggung jawab atas project yang terjadi. Business consultant dan fungsional consultant akan melakukan wawancara dengan penanggungjawab project terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana proses berjalan dalam perusahaan, hasil
144
laporan yang ingin dihasilkan, siapa sajauser yang akan menggunakan software nantinya dan technical consultant akan memeriksa kondisi teknologi yang dimiliki oleh perusahaan seperti operating system agar tidak terjadi masalah saat implementasi. Fungsional consultant akan menjelaskan mengenai modul yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan serta menjelaskan fungsi dan bagaimana cara kerja software yang akan diimplementasikan serta menjawab semua pertanyaan client. Pemimpin projectakan memperkirakan kebutuhan bagi keperluan project yang akan diberikan ke account office yang harus disetujui oleh account manager sebelum diberikan ke procurement.
Sumber: wawancara dan hasil olah data Gambar 4. 5 Proses Bisnis Implementasi
Setelah user manual selesai dibuat,fungsional consultant mulai melakukan pegajaran pada user mengenai user interface yang ada dan tiap fungsi
145
tombol secara garis besar. Technical consultan melakukan implementasi software yang diawasi oleh manajer yang bertanggung jawab. Pemimpin projectakan membuat laporan pengeluaran project dan perkiraan waktu implementasi. Setelah software selesai diimplementasikan, maka akan dimulai pelatihan bagi karyawan yang menggunakan solusi tersebut. WCS memberikan modul pelatihan bagi karyawan-karyawan client. Pelatihan dipimpin oleh fungsional consultant. Dalam proses pelatihan dan implementasi, account manager akan mengevaluasi kinerja dan kepuasan client. Tiap bulan akan diadakan pertemuan antar pemimpin project untuk membicarakan kemajuan project dan masalah yang terjadi untuk diatasi. Setelah perusahaan client menyelesaikan modul-modul yang ada, perusahaan WCS dan perusahaan client akan melakukan tes evaluasi setelah penerapan implementasi dan jika sudah tidak ada masalah dengan sistem yang ada, maka perusahaan client dan WCS akan menerbitkan surat kontrak dimana menandai selesainya pengimplementasian, pengetesan aplikasi dan pelatihan karyawan perusahaan client. 4.1.6.4 Proses Bisnis Support Setelah melakukan implementasi,perusahaan clientdapat melakukan support yang disediakan oleh WCS selama 3 bulan secara free dan dapat melakukan kontrak perpanjangan jika dirasa kurang cukup support yang diberikan. Perusahaan saat ini juga dapat meminta modifikasi solusi yang diperlukan jika merasa program yang di implementasikan belum memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan. Jika perusahaan client ingin melakukan beberapa modifikasi, maka akan dibuat kontrak baru dan konsultan akan mendatangi perusahaan client untuk
146
mencatat apa saja yang diperlukan oleh perusahaan client dan mulai membuat user interface sesuai keinginan perusahaan.Setelah user interface disetujui, maka akan dibuat surat kerja bagi technical consultant yang disertai lampiran penjelasan user interface baru yang telah dibuat oleh fungsional support. Technical consultant akan membuat sesuai surat kerja tersebut dan akan diserahkan padafungsional support untuk ditesting setelah diketahui tidak ada masalah, maka user interface tersebut akan diintegrasikan kedalamaplikasi perusahaan client baik melalui remote atausecara langsung dan melakukan support
yang
diperlukan.
Jika
kesemuanya
telah
ditandatangani surat clossing.
Sumber: Wawancara dan hasil olah data Gambar 4. 6 Proses Bisnis Support
selesai,
maka
akan
147
4.1.7 Client Selama menjalankan usahanya dalam bidang penyedia solusi ERP Microsoft Axapta, perusahaan telah memiliki beberapa clientyang telah dilayani oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa perusahaan yang telah melakukan kerjasama dengan perusahaan. 1. PT. Nexwave 2. PT. Tanjung Kreasi PI 3. PT. Katwara Rota 4. PT. Rhodia Manyar 5. PT. Swedish Match Cigas 6. PT. Cisangkan 7. PT. Bumi Alam Sejahtera 8. PT. Seletrix Indonesia 9. PDAM Surabaya 10. PT. Meratus Group 11. PT. Cahaya Benteng Mas 12. PT. Pertani 13. PT. Sriboga Raturaya 4.1.8 Portfolio Investasi Perusahaan Portfolio perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu portfolio lights-on dan portfolioproject. Berikut akan dijelaskan portfolio yang dimiliki oleh WCS divisi solusi e-bisnis serta biayanya.
148
4.1.8.1 Portfolio Lights-on Portfoliolights-on pada perusahaan WCS divisi solusi e-bisnis terdiri dari portfolio aplikasi, infrastruktur, layanan dan manajemen. Berikut akan dijabarkan portfolio yang digunakan perusahaan WCS divisi solusi e-bisnis. I.
Portfolio Aplikasi Aplikasi perusahaan merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk
memperkuat pelayanan perusahaan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses kerja dalam perusahaan. Aplikasi perusahaan terdiri dari: 1. Aplikasi Axapta Tujuan: meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam divisi finance, Accounting, dan Procurement. Fungsi: a. Melakukan procurement. b. Membantu mengelola keuangan dan akuntansi c. Membuat buku besar d. Melakukan pembuatan laporan keuangan perusahaan. e. Membuat Sales Order, Purchase Order, dan surat penugasan karyawan. f. Membuat manajemen project. User: 2 orang Tabel 4. 1 Rincian Biaya Aplikasi Axapta
Keterangan Jumlah Total Biaya Biaya awal aplikasi Axapta 225.000.000 (modul TL, Project dan Finance) Biaya Gaji pokok karyawan 2 5.000.000 JUMLAH BIAYA 230.000.000 Sumber: PT. WCS
2. Aplikasi Remote System Tujuan: meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan bagi client.
149
Fungsi: a. Melakukan remote pada komputer client yang bermasalah dari jarak jauh. b. Mengendalikan komputer client dengan seizin client dari jarak jauh. c. Memasukkan user interface yang telah disetujui oleh client kedalam aplikasi client dari jarak jauh. User: 26 orang Tabel 4. 2 Rincian Biaya Aplikasi Remote System
Keterangan Biaya awal VNC Biaya Gaji pokok karyawan JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
Jumlah Total Biaya 26 7.220.000 26 130.000.000 137.220.000
3. Aplikasi Knowledge Management Tujuan: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan konsultan. Fungsi: a. Menyimpan dokumentasi hasil kerja konsultan. b. Menyimpan dokumentasi ide-ide konsultan. c. Berbagi pengetahuan antar karyawan. d. Melakukan pelatihan secara mandiri. User: 36 orang Tabel 4. 3 Rincian Biaya Aplikasi Knowledge Management
Keterangan Jumlah Total Biaya Biaya awal aplikasi knowledge 1 56.000.000 aplikasi Biaya Gaji pokok karyawan 36 190.000.000 JUMLAH BIAYA 246.000.000 Sumber: PT. WCS
4. Aplikasi Absensi Tujuan: meningkatkan kinerja karyawan. Fungsi:
150
a. Melakukan absensi karyawan. b. Membuat laporan kehadiran karyawan. User: 2 orang Tabel 4. 4 Rincian Biaya Aplikasi Absensi
Keterangan Biaya awal aplikasi absensi Biaya Gaji pokok karyawan JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
Jumlah 5
Total Biaya 10.000.000
2
5.000.000 15.000.000
Berikut pada gambar 4.7akan digambarkan pie chart yang menunjukkan presentase portfolio aplikasi dalam perusahaan.Gambar tersebut menunjukkan bahwa aplikasi Knowledge Management memiliki biaya terbesar sejumlah Rp 246.000.000, - yaitu sebesar 39% dan aplikasi absensi memiliki presentase
Presentase Biaya Portofolio Aplikasi Axapta Remote System Absensi Knowledge Management
Axa pta IDR 230,000,000. Knowl edge Remote 00 Management Sys tem 37% IDR IDR 246,000,000. 137,220,000. 00 Abs ensi 00 39% 22% IDR 15,000,000.0 0 2%
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 7Presentase Biaya Portfolio Aplikasi
terkecil yaitu 4% dengan jumlah biaya sebesar Rp 15.000.000, II.
Portfolio Infrastruktur Infrastruktur perusahaan terdiri dari 4 kelompok yaitu : 1. Hardware
151
Seluruh perangkat keras yang digunakan pada WCS merupakan perangkat sistem informasi yang menjembatani komunikasi dan aliran data antara para karyawan dengan clientdan atasannya. Tujuan: sebagai alat penunjang seluruh kegiatan utama maupun kegiatan pendukung. Fungsi: a. Melakukan input data dan menggunakan sistem aplikasi yang ada. b. Mencetak laporan atau dokumen lain yang diperlukan. c. Memberikan pelayanan maupun membuat solusi bagi client d. Melakukan scan, print atau memfotokopi gambar atau data yang diperlukan. User: divisi solusi e-bisnis Tabel 4. 5 Rincian Biaya Hardware
Hardware Personal Computer Laptop Printer Epson Mouse JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah Harga
4
7.000.000
28.000.000
45 2 49
8.950.000 402.750.000 1.300.000 2.600.000 30.000 1.470.000 434.820.000
2. Software Lisence Lisensi perangkat lunak adalah instrumen hukum yang mengatur penggunaan atau redistribusi perangkat lunak. Tujuan: mendukung kelancaran penggunkan aplikasi Fungsi: sebagai jaminan legal suatu penggunaan aplikasi User: 2 orang
152
Tabel 4. 6 Rincian Biaya Software Lisence
Harga Jumlah Satuan Harga Unlimited 30.000.000 30.000.000 30.000.000
Software License
Jumlah
Partner Microsoft JUMLAH BIAYA Sumber: PT WCS
3. Server Server merupakan pusat pertukaran data dan pusat penyimpanan data dari seluruh bagian dalam divisi solusi e-bisnis dalam perusahaan yang berguna untuk mempermudah pengontrolan data untuk mengatur seluruh aktifitas data perusahaan. Tujuan: menyimpan data, aplikasi portable, kumpulan driver. Fungsi: a. Melakukan back-updata penting perusahaan. b. Menyimpan data masalah dan solusi client c. Melakukan update OS User:divisi solusi e-bisnis Tabel 4. 7 Rincian Biaya Server
Server
Jumlah
HP Cisco
3 1
JUMLAH BIAYA Sumber: PT WCS
Harga Jumlah Satuan Harga 43.000.000 43.000.000 35.000.000 35.000.000 78.000.000
4. Network Networking terdiri dati internet dan LAN dimana merupakan sarana agar dapat terintegrasi dan terhubung. Tujuan: mengintegrasikanseluruh anggota divisi dan memudahkan dalam memberikan pelayanan bagi client. Fungsi: a. Untuk mengirim dan mengakses data dalam perusahaan.
153
b. Untuk melakukan remote ke perusahaan client c. Melakukan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal User:divisi solusi e-bisnis Tabel 4. 8 Rincian Biaya Network
Network
Jumlah
Telkom Speedy/tahun TP-Link Kabel LAN JUMLAH BIAYA Sumber: PT WCS
1 1 12
Harga Jumlah Satuan Harga 36.900.000 36.900.000 315.000 315.000 3.000 36.000 37.251.000
Berikut pada gambar 4.8akan digambarkan pie chart yang menunjukkan presentase portfolio infrastruktur dalam perusahaan.Gambar tersebut menunjukkan bahwa infrastruktur hardware memiliki biaya terbesar sejumlah Rp 434.820.000, yaitu sebesar 75% dan infrastruktur software lisence memiliki presentase terkecil yaitu 5% dengan jumlah biaya sebesar Rp 30.000.000, -
Presentase Biaya Portofolio Infrastruktur
Hardware Software Lisence Server Network
Network IDR 37,251,000.00 6%
Ha rdware IDR 434,820,000.00 75% Server IDR 78,000,000.00 14% Softwa re Li s ence IDR 30,000,000.00 5%
SUmber: Hasil olah data Gambar 4. 8 Presentase Biaya Portfolio Infrastruktur
III.
Portfolio Layanan
1. Maintenance
154
Tujuan: agar fungsi dari aplikasi dan infrastruktur yang digunakan tetap terjaga sehingga proses bisnis perusahaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Fungsi: memelihara sistem aplikasi dan infrastruktur dengan melakukan pengecekan dan evaluasi rutin atas aplikasi dan infrastruktur yang digunakan. User: divisi solusi e-bisnis Biaya: Rp 100.000.000,- /tahun 2. Domain Tujuan: Menaikkan citra dan menandakan keseriusan perusahaan. Fungsi: a. Memudahkan dalam berkomunikasi antar anggota WCS dan dengan client. b. Memiliki domain pribadi dengan nama perusahaan sendiri. User: seluruh karyawan Biaya: Rp 4.000.000,-/tahun
Presentase Biaya Portofolio Layanan
Maintenance
Ma intenance IDR 100,000,000.00 96%
Domain
Domain IDR 4,000,000.00 4%
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 9 Presentase Biaya Portfolio Layanan
Berikut pada gambaer 4.9 akan digambarkan pie chart yang menunjukkan presentase portfolio layanan dalam perusahaan.Gambar tersebut menunjukkan bahwa maintenance memiliki biaya terbesar sejumlah Rp 100.000.000, - dengan
155
proporsi sebesar 96% dan domain memiliki presentase terkecil yaitu 4% dengan jumlah biaya sebesar Rp 4.000.000, IV.
Portfolio Manajemen
1.
Operational Budget Tujuan: menyediakan dana yang dipersiapkan untuk keperluan mendadak di masa depan nantinya. Biaya: Rp 200.000.000, - pertahun
2.
Training Program Training yang dilakukan adalah training untuk meningkatkan kemampuan konsultan sehingga kemampuan konsultan dapat meningkat mengikuti peningkatan pada aplikasi Axapta sendiri yang saat ini telah ter-upgrade sampai AX2012. Tujuan: memberikan pelatihan bagi karyawan-karyawan dalam perusahaan WCS sehingga dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan para karyawan. Fungsi: a. Memiliki kemampuan terbaik untuk memberi pelayanan terbaik bagi client b. Memilki kemampuan untuk menyampaikan informasi mengenai produk perusahaan dengan baik c. Meningkat kualitas kinerja karyawan User: divisi solusi e-bisnis Biaya: Rp 285.000.000,- /tahun
3.
Ujian sertifikasi lisence Tujuan: agar tiap karyawan yang bekerja dalam perusahaan dapat ditest kemampuannya dan diakui keahliannya secara internasional. User: divisi solusi e-bisnis
156
Biaya:US$ 100 /orang (dalam setahun diikuti ujian rata-rata 50 ujian). (1 US$= Rp 9500,-) Gambar 4.10 menunjukkan bahwa portfolio layanan Training memiliki biaya terbesar sejumlah Rp 285.000.000, -/tahun dengan proporsi sebesar 53% dan Operational Budget memiliki presentase terkecil yaitu 9% dengan jumlah biaya sebesar Rp 47.500.000, Keseluruhan biaya portfolio lights-on divisi solusi e-bisnis PT.WCS dirangkum dalam table 4.9 berikut:
Presentase Biaya Portofolio Manajemen Ujia n Sertifikasi IDR 47,500,000.00 9%
Operational Budget
Tra ining IDR 285,000,000.00 53%
Training Ujian Sertifikasi
Opera tional Budget IDR 200,000,000.00 38%
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 10 Presentase Biaya Portfolio Manajemen
Tabel 4. 9 Rincian Biaya Portfolio Lights-on
Nama Aplikasi Axapta Remote System Knowledge Management Absensi JUMLAH BIAYA Infrastruktur
Jumlah
Harga
Total
1 1 1 1
230.000.000
230.000.000
137.220.000 246.000.000 15.000.000
137.220.000 246.000.000 15.000.000 628.220.000
Hardware PC Notebook Printer Mouse Total
4 45 2 49
7.000.000 8.950.000 1.300.000 30.000
28.000.000 402.750.000 2.600.000 1.470.000 434.820.000
Software Lisence Partner Microsoft Total:
1
30.000.000
30.000.000 30.000.000
157
Server HP Cisco Total: Network Telkom Speedy/tahun TP-Link Kabel LAN Total: JUMLAH BIAYA Layanan Maintenance/tahun Domain
1 1
43.000.000 35.000.000
43.000.000 35.000.000 78.000.000
1 1 12
36.900.000 315.000 3.000
36.900.000 315.000 36.000 37.251.000 580.071.000
1
100.000.000
100.000.000
1
4.000.000
25.000.000 285.000.000 950.000
Pembagian Lights-on Aplikasi Infrastruktur Layanan Manajemen
4.000.000
104.000.000
JUMLAH BIAYA Manajemen Operational Budget Training/tahun Ujian Sertifikasi/tahun JUMLAH BIAYA GRAND TOTAL Sumber: Hasil olah data
Infrastruktur IDR 580,071,000.00 31% Manajemen Apli kasi IDR IDR 628,220,000.00 532,500,000.00 29% 34%
200.000.000 285.000.000 47.500.000 532.500.000 1.844.791.000
Layanan IDR 104,000,000.00 6%
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 11 Presentase Biaya Lights-on
Berikut pada gambar 4.11 akan digambarkan pie chart yang menunjukkan keseluruhan biaya lights-on dalam perusahaan.Berdasarkan gambar 4.11, dapat disimpulkan bahwa investasi aplikasi membutuhkan sumber daya yang besar bagi divisi solusi e-bisnis sehingga memerlukan perhatian dari pihak manajemen untuk mempertimbangkan yang akan diambil dalam menanggapi jumlah biaya yang terserap oleh lights-on tersebut.
158
4.1.8.2 PortfolioProject Saat ini divisi solusi e-bisnis sendiri berfokus pada pengembangan layanan yang dimiliki serta berfokus pada peningkatan kinerja karyawannya. Dalam peningkatan layanan ini, perusahaan berencana melakukan investasi teknologi informasi. Berikut akan dijabarkan secara jelas mengenai projectdivisi solusi e-bisnis PT.WCS ini. I.
Project Klinik Support Klinik Support ialah produk yang akan dikembangkan oleh divisi solusi e-
bisnis. Project ini merupakan strategi pengembangan produk yang dilakukan dimana produk layanan ini merupakan pengembangan dari pelayanan yang diberikan oleh bagian support dalam divisi solusi e-bisnis. Produk ini mengubah proses bisnis dimana sebelumnya bagian support tidak dapat berdiri sendiri namun sekarang, dengan adanya produk klinik support, bagian support dapat melakukan penjualan sendiri. Dengan kata lain, produk Klinik Supportmemungkinkan perusahaan lain yang meskipun tidak melakukan implementasi dengan divisi solusi e-bisnis WCS, dapat menerima support dari divisi solusi e-bisnis WCS. Diharapkan dengan dikeluarkannyalini produk ini, maka dapat meningkatkan jumlah clientsupport bagi WCS. Layanan yang diberikan berupa layanan seperti menjawab pertanyaan client berkaitan dengan masalah pengoperasian aplikasi Axapta, memperbaiki masalah teknis, maintenance, memodifikasi aplikasi yang telah diimplementasikan sesuai keinginan, dan menambah fiitur dalam Axapta dan lainnya. Pelayanan ini diberikan secara online melalui chat, videoconference, dan phonecallsehingga biaya dapat ditekan. Jika client mengharapkan konsultan dating, perusahaan dapat menambah biaya feedalam pelayanannya. Fitur chat, videoconference, dan phonecallini dapat
159
ditambahkan dalam situs perusahaan. Pelayanan yang diberikan akan direkam sebagai bahan untuk mengukur kinerja dan kemampuan konsultan dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi client. Untuk memaksimalkan pelayanan ini, perusahaan akan mencari tenaga kerja ahli yang berpengalaman dengan Axapta maupun tenaga kerja baru yang mengerti mengenai prosedur akuntansi dan teknologi dengan baik. Tabel 4. 10 Rincian Biaya Portfolio Project Klinik Support
Keterangan Biaya Pembelian - Hardware - Software - Server Biaya Implementasi - Testing dan Implementasi - Training - Karyawan/bulan JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
II.
Total 72.000.000 85.000.000 38.000.000 8.000.000 50.000.000 65.000.000 318.000.000
Project Pengembangan Situs Perusahaan WCS berencana untuk mengembangkan situs yang dimilikinya sehingga situs yang saat ini masih berupa company profile dapat menjadi web 2.0 dan kedepannya diharapkan menjadi web 3.0. Situs ini akan terbagi menjadi beberapa bagian layanan sesuai divisi WCS. Saat ini pengembangan dilakukan untuk divisi solusi e-bisnis terlebih dahulu, jika dirasa sudah cukup berhasil, maka akan ditambah fitur layanan divisi yang lainnya. Divisi solusi e-bisnis sendiri merencanakan pembentukan forum pelayanan baik bagi umum maupun bagi client perusahaan. Fitur RSS dimana baik client maupun masyarakat dapat memperoleh update mengenai forum, artikel, lowongan kerja, promo harga, produk baru WCS, fitur lowongan pekerjaan, fitur search engine, perjalanan karir dan piagam perusahaan. Pada situs ini juga akan dibuat survey mengenai kepuasan pelayanan yang diberikan bagi client baik saat konsultan melayani
160
secara online maupun langsung mendatangi client. Pelayanan dinilai dari segi kecepatan, ketepatan, keramahan, kejelasan, dan lainnya. Terakhir, untuk meningkatkan kunjungan dari masyarakat, sehingga WCS dapat menemukan client baru dan tenaga kerja baru, direncanakan dibuat SEO(Search Engine Optimation) sehingga saat masyarakat mencari mengenai perusahaan jasa konsultasi ataupun lowongan pekerjaan sebagai konsultan/IT, maka WCS dapat ditemukan dengan mudah. Dengan adanya situs baru ini, diharapkan dapat meningkatkan keyakinan masyarakat akan kompetensi perusahaan dan menjadi alat marketing baru bagi perusahaan yang dapat meningkatkan jumlah client dan meningkatkan brand image sertabrand awareness WCS. Tabel 4. 11 Rincian Biaya Portfolio Project Pengembangan Situs
Keterangan Biaya Pembelian - Software - Server Biaya Implementasi - Testing dan Implementasi - Karyawan/bulan JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
III.
Total 78.000.000 38.000.000 8.000.000 16.000.000 140.000.000
ProjectTeam Us Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja para karyawan serta
meningkatkan keunggulan kompetitifnya, maka WCS merencanakan untuk membuat aplikasi yang dinamakan “Team Us” dimana aplikasi ini merupakan aplikasi yang dapat men-tracking progress kemajuan project secara real time. Dengan ini, clientdapat mengecek kondisi kemajuan proses kerja serta masalah yang dihadapi dalam project dan dapat mengestimasi apakah project ini dapat sesuai perkiraan atau tidak baik waktu maupun anggaran perusahaan.Konsultan yang sedang melakukan implementasi maupun support akan melakukan update
161
sampai dimana progress kerja mereka kemudian update tersebut akan di push mail sehingga informasi kemajuan project dapat segera diperoleh oleh client.Dengan adanya sistem tracking ini, diharapkan kinerja konsultan dapat dimonitor baik oleh client maupun perusahaan secara langsung. Pada akhir modul, kinerja konsultan akan dinilai oleh client dan perusahaan. Tabel 4. 12Rincian Biaya Portfolio Project Team Us
Keterangan Biaya Pembelian - Software - Server Biaya Implementasi - Testing dan Implementasi - Training JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
IV.
Total 44.000.000 38.000.000 8.000.000 38.000.000 128.000.000
ProjectFix It Untuk
meningkatkan
pelayanan
yang
diberikan,
perusahaan
telah
mengeluarkan dana yang cukup besar baik untuk aplikasi remote system dan menyediakan hardware dan network untuk menunjang pelayanan. Namun berdasarkan keluhan yang diperoleh dari clientmengenai lamanya pelayanan yang diberikan,
maka
perusahaan
merasa
belum
maksimal
dalam
usahanya
meningkatkan pelayanan bagi client. Melihat hal ini, perusahaan berencana untuk membuat aplikasi bernama “fix it” dimana alur kerja aplikasi ini ialah pertama-tama dari bagian perusahaan, melakukan absensi konsultan yang berada di kantor. Para konsultan ini yang akan siap menangani keluhan yang dimasukkan oleh client. Jumlah maksimal keluhan yang diperoleh oleh seorang konsultan dalam sehari adalah 3 keluhan namun dapat ditambah sesuai keinginan konsultan. Saat akan mengajukan keluhan, client akan mengisi form keluhan yang ada dalam situs perusahaan. Form ini diisi mengenai siapa yang ingin ditanya (dalam
162
hal ini konsultan yang dapat ditanya adalah yang berada dikantor atau yang telah diabsen, bukan di lapangan), apa keluhannya, dan meng-attach picture atau data sebagai bukti masalah yang terjadi. Setelah itu clientakan menunggu pelayanan atas keluhan yang disampaikan tersebut. Perusahaan akan memastikan respon yang diberikan maksimal selama 1 jam.Setelah keluhan dikirim maka selanjutnya akanmuncul warning pada konsultan yang ditunjuk. Konsultan akan berusaha menangani masalah tersebut atau menghubungi pihak client untuk memberi solusi melalui chat online atau videoconference.Keluhan clientdan kinerja konsultan akan dicatat
sebagai
bahan
perhitungan
kinerja
pelayanan
perusahaan
dan
karyawan.Aplikasi ini direncanakan diujicoba bagi divisi solusi e-bisnis terlebih dahulu. Jika sudah dirasa berhasil, maka selanjutnya akan dikembangkan ke divisidivisi penjualan lainnya. Tabel 4. 13 Rincian Biaya Portfolio Project Fix It
Keterangan Biaya Pembelian - Software - Server Biaya Implementasi - Testing dan Implementasi - Training JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
Total 18.000.000 38.000.000 8.000.000 50.000.000 114.000.000
Keseluruhan biaya project divisi solusi e-bisnis PT. WCS dirangkum dalam tabel 4.14 berikut: Tabel 4. 14 Rincian Biaya Portfolio Project
Nama Klinik Support Forum Team Us Fix it JUMLAH BIAYA Sumber: PT. WCS
Total 318.000.000 140.000.000 128.000.000 114.000.000 700.000.000
163
Presentase Portfolio Project
Klinik Support Situs Team Us Fix It
Fix It IDR 114,000,000.00 16% Team Us Kli nik Support IDR IDR Situs 128,000,000.00 318,000,000.00 IDR 18% 46% 140,000,000.00 20%
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 12 Presentase Portfolio Profect
4.1.8.3 Presentase Portfolio Berikut adalah diagram yang menunjukan presentase biaya portfolio WCS secara keseluruhan dalam bentuk diagram pie. Berdasarkan gambar 4.13 diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan untuk investasi portfolio lights-on lebih besar dibandingkan untuk project, yaitu dengan biaya sebesar Rp1.844.791.000,- (72%). Biaya untuk project sendiri hanya mencapai Rp 700.000.000,- (28%)
Presentase Biaya Portfolio Keseluruhan Lights -on IDR 1,844,791,0 00.00 72%
Project IDR 700,000,000 .00 28%
Sumber: hasil olah data Gambar 4.1.Presentase Biaya Portfolio Keseluruhan
164
4.2 Analisis Strategi Analisis strategi dilakukan untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi dan memanfaatkan kondisi eksternal perusahaan serta memaksimalkan kekuatan perusahaan dan mengatasi kelemahan perusahaan sendiri sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menjadi pemimpin dalam industrinya. Berikut adalah analisis-analisis yang akan digunakan guna menemukan strategi terbaik dalam perusahaan. 4.2.1 Analisis Tahap Input Analisis lingkungan industri pada WCS dilakukan dengan menggunakan analisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis eksternal menganalisis variablevariabel diluar organisasi yang mempengaruhi kegiatan bisnis dalam perusahaan. Sedangkan analisis lingkungan internal menganalisis faktor seperti kegiatan yang dilakukan oleh WCS sehari-hari, pihak yang terkait dengan WCS, kebijakan dalam perusahaan dan kegiatan yang mempengaruhi proses bisnis perusahaan secara langsung. 4.2.1.1 Lingkungan Eksternal Dalam analisis eksternalini, akan diungkapkan mengenai peluang yang dapat dimanfaatkan serta ancaman utama yang harus diantisipasi olehperusahaan WCS. Setelah dilakukan analisis eksternal, maka hasil tersebut akan dirangkum dalam matriks EFE. Berikut adalah analisis-analisis yang digunakan untuk mendukung penemuan hal-hal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan, yaitu: I.
Analisis PESTLE Analisis ini mengidentifikasi dampak dari kondisi politik, ekonomi, sosialkultural,
teknologi,
hukum,
dan
lingkungan
terhadap
perusahaan
165
WCS.Berikut adalah pengaruh yang berhasil dikumpulkan dari penelitian dalam lingkungan eksternal dan wawancara yang dilakukan dengan manajer perusahaan sendiri. a. Politik •
Pemerintah mendukung pengembangan industri teknologi informasi dimana pemerintah mulai memberikan edukasi pentingnya teknologi bagi UKM serta mengembangkan teknologi pemerintah dengan bantuan perusahaan jasa konsultasi.
•
Pemerintah ikut serta dalam MDG 2015 (Millenium Development Goals) yang diadakan PBB dimana salah satu wacananya adalah memfokuskan pemanfaatan teknologi informasi yang merata dan terpusat untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban.
•
Banyaknya oknum pemerintahan yang menyalahgunakan investasi yang dilakukan pemerintah sebagai alat melakukan korupsi.
Hasil analisis: Keadaan politik Negara saat ini positif mendukung perusahaan WCS dimana
pemerintah
membuka
peluang
untuk
bekerjasama
dalam
pengembangan teknologi informasi di Indonesia melalui tenderdengan perusahaan jasa konsultasi. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan pasar dan brand awareness perusahaan. Banyaknya korupsi yang dilakukan dalam tender dengan perusahaan pemerintah mendorong WCS untuk lebih berhatihati dalam pembuatan pembukuan dan pendataan yang selengkap-lengkapnya agar tidak terjerat hukum yang ada.
166
b. Ekonomi •
Daya beli perusahaan meningkat dimana berdasarkan estimasi Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki), dinyatakan belanja teknologi informasi di Indonesia tumbuh 8%-10% menjadi Rp 100 triliun pada tahun ini. Pendorong pertumbuhan tersebut adalah bisnis jasa IT (IT services) yang diestimasi tumbuh 21%-23% menjadi 10.3 triliyun.
•
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kuartal I 2013 yakni 6.02%. Dimana perkembangan sedang bertumbuh di UKM, FDI dan kawasan timur Indonesia serta dalam industri perbankan.Laporan dari Economic Times bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bertumbuh 6% hingga 7% tahun mendatang dimana Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-44 dari 139 negara berdasarkan World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report 2010-2011
•
Nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah membaik.
•
Masuknya investasi luar negeri dan perusahaan asing yang bergerak dalam industri yang sama memasuki Indonesia.
•
Masih besarnya pasar untuk industri jasa konsultasi di Indonesia.
•
Jumlah lulusan perguruan tinggi dengan program studi terkait teknologi informasi sebesar 25 ribu tiap tahunnya namun, kebutuhan sebenarnya mencapai sekitar 500 ribu lulusan bidang teknologi informasi tiap tahunnya.
Hasil analisis: Kondisi ekonomi Indonesia yang baik mengakibatkan nilai kurs dolar membaik sehinggamendorong daya beli perusahaan-perusahaan terhadap
167
sistem dan teknologi informasi. Selain itu pasar untuk industri jasa konsultasipun masih luas terutama di Indonesia bagian timur. Namun karena baiknya kondisi ekonomi Indonesia saat ini, mengakibatkan banyak perusahaan asing dalam industri jasa konsultasi teknologi informasi berusaha memasuki pasar di Indonesia dan perusahaan besar yang sebelumnya hanya menjual sistem dan teknologi informasi saja, sekarang mulai memasuki industri ini. Masalah lain yang muncul adalah kekurangan tenaga kerja sumber daya manusia yang ahli dibidangnya dimana pada dasarnya, sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam bisnis dalam industri jasa konsultasi teknologi informasi. Terlebih nama WCS yang belum dikenal secara umum dibandingkan lawannya mengakibatkan para tenaga kerja baru meragukan mengajukan aplikasi kedalam perusahaan. c. Sosialkultural •
Kesadaran Indonesia akan pentingnya teknologi sekarang mulai berkembang. Hal ini dilihat dari jumlah perusahaan yang menggunakan teknologi informasi terus bertambah dari tahun ketahun dan lebih dari 200 perguruan tinggi(baik negeri maupun swasta) di Indonesia memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi dengan jenjang S-1, S-2, dan S-3.
•
Tingkat persaingan bisnis-bisnis di Indonesia makin tinggi dimana perusahaan-perusahaan ini berusaha untuk meningkatkan sistem dan teknologi informasinya untuk menjadi kekuatan kompetitifnya dalam bersaing.
•
Maraknya tren outsourcing teknologi informasi di kalangan perusahaan di Indonesia karena dianggap memiliki biaya yang lebih murah.
168 •
Kebutuhan akan kecepatan pelayanan.
•
Dari 70.000 project TI yang dilakukan oleh banyak perusahaan, hanya 32% yang sesuai jadwal, sesuai budget, dengan fitur dan fungsi yang sesuai kebutuhan. Sisanya, 44% challenged dan 24% gagal.
Hasil analisis: Kesadaran akan adanya teknologi memegang peranan penting saat ini, banyak perguruan tinggi yang memasukkan bidang studi ini sebagai salah satu
pilihan
dalam
perguruan
tingginya.
Selain
itu,
perusahaan-
perusahaanpun menggunakan teknologi sebagai kekuatan kompetitif dan adanya persaingan yang semakin kompleks mendorong banyak perusahaan berlomba-lomba mengembangkan teknologi dalam perusahaan dimana lebih cenderung memilih outsourcing. Namun banyaknya project yang sering gagal atau mengalami keterlambatan dan over budget, menyebabkan perusahaan berusaha mencari cara terbaik dalam melakukan implementasi sistem dan teknologi informasi. Masalah ketepatan dan keberhasilanproject ini harus diperhatikan agar tidak merusak nama perusahaan WCS. d. Teknologi •
Munculnya teknologi cloud computingdimana dengan penggunaannya selama 4 tahun akan mencapai efisiensi sebesar 26% bagi perusahaan.
•
Adanya e-marketing atau social marketing saat ini dapat membantu perusahaan memasarkan jasa layanannya serta meningkatkan brand awarenessperusahaan sehingga dapat dikenal secara luas.
•
Perkembangan teknologi yang cepat berkembang dan cepat usang.
169
Hasil analisis: Perkembangan teknologi yang cepat mengakibatkan perusahaan WCS harus terus mengikuti kemajuan yang ada. WCS memiliki peluang untuk memanfaatkan pengembangan teknologi yang ada untuk meningkatkan kekuatan kompetitifnya. Selain itu teknologi yang cepat berkembang dan cepat usang ini pun telah mendorong WCS untuk terus memperbaharui produk yang ia jual sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan dari client. e. Hukum •
Belum ada undang-undang yang benar-benar mengatur mengenai jalannya bisnis jasa konsultasi teknologi informasi secara khusus di Indonesia.
•
Terdapat undang-undang ITE dimana mengatur mengenai informasi dan transaksi elektronik dalam bisnis.
•
Undang-undang
ketenaga
kerjaan
yang
mengatur
tenaga
kerja
perusahaan. •
Undang-undang mengenai kerahasiaan data client.
•
Undang-undang pajak dan peraturan pemerintah RI No.24 tahun 1998 yang mewajibkan perusahaan berbentuk PT untuk melaporkan laporan keuangan tahunannya.
Hasil analisis: Hukum
yang
membatasi
perusahaan
belum
terlihat
dengan
jelas.Dengan tidak adamya hukum di Indonesia, akan mengancam WCS dimana tidak ada peraturan yang melindungi WCS dan membatasi perusahaan konsultan asing untuk masuk ke Indonesia. Beberapa hukum lain juga dapat mengganggu jalannya proses bisnis WCS. Namun perusahaan
170
telah mengetahui secara pasti pajak apa yang harus dibayar dan undangundang apa saja yang harus diperhatikan menjadi nilai lebih bagi perusahaan. d. Lingkungan Tidak adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi perusahaan saat ini. II.
Analisis Kekuatan Kompetitif Porter Analisis ini merupakan analisis mengenai perusahaan sebagai suatu
keseluruhan, perubahan dimasa yang akan datang, bagaimana posisi perusahaan di pasar serta posisi para pesaing. Berikut adalah analisis kekuatan kompetitif perusahaan WCS divisi solusi e-bisnis: a. Kekuatan tawar-menawar client Bagi WCS, client memiliki arti penting bagi perkembangan dan kelangsungan bisnis WCS. Sebagai sebuah perusahaan jasa konsultasi, kepuasan client atas pelayanan yang terbaik merupakan hal yang utama dalam persaingan. Pada WCS, pihak yang dapat disebut sebagai client adalah perusahaan-perusahaan menengah swasta dan perusahaan-perusahaan negeri dalam segala bidang industri yang ingin mengimplementasikan ataupun mengembangkan sistem dan teknologi informasi yang dimilikinya. Saat ini, client yang telah dimiliki oleh divisi solusi e-bisnis sendiri berjumlah lebih dari 35 perusahaan baik swasta maupun negeri dimana telah tersebar dibeberapa wilayah Indonesia. Dalam industri jasa konsultasi, clientmemiliki kekuatan yang besar dimana ditunjukan dengan:
171 •
Memiliki fleksibilitas dalam memilih perusahaan jasa konsultasi yang ada, clienttidak mengeluarkan biaya apapun (switching cost) jika berpindah ke perusahaan pesaing.
•
Jasa yang ditawarkan oleh WCS saat ini pun meskipun memiliki diferensiasi namun tidak langkah.
•
Untuk memiliki jasa konsultasi ini, tidak ada kompetisi antara client.
b. Persaingan dalam industri Pesaing dalam industri ini terdiri dari dua jenis, yaitu persaingan dengan perusahaan sejenis dimana memiliki proses bisnis yang sama serta menawarkan jasa konsultasi yang sama dengan perusahaan serta persaingan terhadap produk layanan yang dijual oleh divisi solusi e-bisnis WCS, pesaing produk layanan yang dijual yaitu: •
SAP, keunggulannya adalah mudah dalam mendukung proses make-toorder, terintegrasi dengan modul ritel, fungsi manajemen biaya kuat, fungsi kualitas control dan kualitas asuransi yang baik, kesesuaian yang baik dengan SOX dan regulasi pajak dan fungsi pengembangan produk yang kuat.Berdasarkan survey yang dilakukan Panorama, SAP memiliki pangsa pasar terbesar yaitu 22%. Waktu implementasi + 17 bulan
•
ORACLE, memiliki keunggulan memiliki fungsi keuangan yang kuat, adanya e-portal yang memudahkan interaksi antara pelanggan dan pemasok, dan fungsi baik dalam operasi produksi. Pangsa pasar Oracle sebesar 15%. Memiliki waktu pengimplementasian terlama yaitu+18 bulan Dalam persaingan produk layanan, tiap produk layanan memiliki
keunggulannya masing-masing. Dibandingkan dengan produk pesaing,
172
Axapta sendiri merupakan produk yang memiliki tingkat kerumitan yang rendah serta merupakan produk Microsoft dimana dapat kompatibel dengan sistem operasi dalam perusahaan serta client tidak perlu mengeluarkan biaya tambahana untuk pembelian hardware. Selain persaingan produk yang dijual, pesaing juga terletak dari perusahaan-perusahaan yang bergerak pada penjualan jasa dan produk yang sama. Perusahaan yang bergerak dalam industri jasa konsultasi terdiri dari perusahaan yang sudah berskala besar, menengah dan kecil.Pesaing terbesar WCS adalah: •
PT Iverson memiliki pangsa pasar sebesar 8%
•
PTAsia Global Solusindomemiliki pangsa pasar sebesar 15%
•
Tecturamemiliki pangsa pasar sebesar 10%
•
Technosoftmemiliki pangsa pasar sebesar 12% Dalam persaingan antar industri jasa konsultasi, brand image dan
brand awareness perusahaan memiliki nilai tinggi untuk bersaing. Perusahaan WCS sendiri merupakan perusahaan yang telah dikenal dalam dunia jasa konsultasi namun belum dikenal secara luas dan belum akrab ditelinga masyarakat dibanding lawannya. c. Kekuatan tawar-menawar pemasok Supplier yang dimiliki oleh WCS terdiri dari penyedia perangkat lunak, penyedia tenaga kerja terampil, penyedia transportasi, rekan beberapa bankserta penyedia perangkat keras yang diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Dalam perusahaan jasa, ketersediaan tenaga kerja terampil dan berpengalaman dalam bidangnya adalah hal yang sangat penting. Namun
173
ketersediaan akan sumber daya ini sangat sulit ditemukan. Dalam usaha memperoleh tenaga kerja yang baik, perusahaan bekerjasama dengan JobsDB. JobsDBmemiliki jumlah kunjungan portal mencapai 15-17 juta pengunjung setiap bulan dengan jumlah pencari kerja dari Indonesia mencapai 2.5 juta orang dimanaposisi yang paling banyak diincarsalah satunya ialah teknologi informasi. Selain itu perusahaan bekerja sama dengan universitas-universitas yang memiliki program teknologi informasi dan memasukan lowongan pekerjaan kedalam universitas tersebut. Divisi
solusi
e-bisnis
WCS
bekerjasama
dengan
Microsoft
Dynamicsyang memiliki pangsa pasar sebesar 10% dengan durasi implementasi 13 bulan. Presentaseuser yang menyadari benefit 81-100% dari implementasisebesar 15% dalam menjalankan bisnis divisi solusi e-bisnis. WCS melakukan kerja sama dengan pemasok melalui kontrak kerja. Pembelian dilakukan langsung melalui e-commerce pemasok. Hal ini memudahkan WCS memperoleh perangkat lunak bagi client yang akan ia layani. WCS bekerjasama dengan bluebird untuk membantu transportasi perusahaan. Sehingga jika tenaga kerjanya berada diluar kota, WCS dengan mudah mengawasi biaya transportasi para karyawannya.WCS juga memiliki kerjasama dengan Bank BCA, BRI dan Mandiri yang merupakan bank terbesar dengan asset 238.18, 318.44 dan 375.23 untuk membantu WCS baik dalam menerima pembayaran maupun melakukan pembayaran-pembayaran yang harus dilakukan tiap bulannya.Sedangkan perangkat keras yang dibutuhkan WCS dapat diperoleh melalui perusahaan dalam Cormic Group atau dengan melakukan lelang untuk mendapatkan harga terbaik.
174
d. Ancaman barang subtitusi Produk subtitusi yang cukup berperan adalah munculnya alternatif lain dalam penerapansistem dan teknologi informasi ke dalam perusahaan. Alternatif itu adalah: •
Pembuatan in-house atau pembuatan divisi teknologi informasi tersendiri didalam perusahaan yang membantu perusahaan dalam pembuatan dan penerapaan sistem dan teknologi di dalam perusahaan. Dimana alternatif ini memiliki kelebihan karena ia mengenal budaya serta proses bisnis didalam perusahaan lebih baik dibanding perusahaan outsourcing.
•
Alternatif pembuatan sistem sendiri oleh perusahaan eksternal dimana kelebihan dari sistem ini adalah aplikasi yang berbeda secara keseluruhan dengan perusahaan lawan. Alternatif ini dinamakan dengan cosourcing.
e. Ancaman pendatang baru Bagi
pesaing
baru,
potensi
dalam
memasuki
industri
jasa
konsultasirelative mudah. Hal ini dikarenakan biaya start-up yang dikeluarkan cukup murah. Selain itu kemudahan client untuk berpindah ke konsultan lain jika memiliki kelebihan potensial bagi perusahaan client sendiri. Namunterdapat beberapa faktor yang menghambat masuknya pendatang baru, yaitu: •
Perusahaan yang ingin menjalin kerjasama atau menjadi partner dengan perusahaan penyedia software harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang cukup ketat dari mereka.
•
Perusahaan WCS memiliki layanan yang lebih banyak pilihan
•
Kredibilitas dan reputasi yang dimiliki perusahaan merupakan bagian integral dari keberhasilan perusahaan dalam industri ini.
175 •
Pengalaman dan kemampuan dari para konsultan juga menjadi batasan dari masuknya pendatang baru. Kesimpulan: Berikut adalah hasil identifikasi peluang dan ancaman WCS berdasarkan
hasil analisis lingkungan eksternal dan disertai wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. Ancaman Pendatang Baru PT Techno One Consulting KEKUATAN POSITIF Kekuatan Pemasok Software (Microsoft Dynamics) Supplier Hardware Bank (BCA, Mandiri, BRI) Iklan tenaga kerja (JobDB)
Persaingan industri SAP Tectura ORACLE AGS Technosoft Iverson
Pembeli Perusahaan Swasta Perusahaan Negeri Pemerintah KEKUATAN NEGATIF
KEKUATAN Produk Pengganti Inhouse Cosourcing KEKUATAN POSITIF Sumber: wawancara dan hasil olah data Gambar 4. 13 Analisis Kekuatan Kompetitif WCS
Berdasarkan analisis PORTER yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prospek divisi solusi e-bisnis PT. WCS dalam lingkungan industri dikatakan memiliki prospek yang baik untuk berkembang. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan pendekatan PESTLE (Political, Economical, Sosiocultural, Technology, Legal dan Environmental) serta dengan analisis kekuatan kompetitif Porter dan disertai dengan wawancara pada pihak manajemen WCS, maka dapat diidentifikasikan peluang dan ancaman WCS yang dapat dilihat pada table 4.6.
176
Tabel 4. 15 Analisis Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9
Peluang Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan pemerintah dan dukungan memperluas pasar ke seluruh Indonesia. Daya beli perusahaan-perusahaan terhadap konsumsi sistem dan teknologi informasi meningkat sebesar 8%-10% dibanding tahun kemarin. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil sehingga nilai tukar dolar membaik. Kebutuhan perusahaan akan sistem dan teknologi informasi makin bertambah tiap tahunnya karena kompleksitas dan peningkatan persaingan industri di Indonesia. Kecenderungan perusahaan untuk lebih memilih outsourcing dibandingkan inhouse. Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk investasi pengembangan perusahaan. Masih besarnya pasar untuk industri jasa konsultasi dalam Indonesia. Banyaknya universitas-universitas yang menyediakan jurusan teknologi. Gaya hidup masyarakat yang menginginkan pelayanan yang serba cepat
Ancaman Sedikitnya jumlah calon tenaga kerja yang ada di pasar. Mudahnya pesaing masuk kedalam industri jasa konsultasi TI. Client bebas beralih ke perusahaan pesaing. Pengaruh brand image dan brand awareness dalam pilihan pembelian jasa T4 konsultasi. T5 Banyaknya barang subtitusi yang beredar dipasar. T6 Brand awareness pesaing yang lebih kuat. T7 Ketakutan perusahaan-perusahaan akan kegagalan project TI yang dilakukan. T8 Persaingan harga dalam industri jasa konsultasi makin ketat. T9 Kebutuhan clientakan produk layanan makin kompleks tiap tahunnya. Sumber: hasil olah data T1 T2 T3
4.2.1.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan manajemen WCS untuk meringkas dan mengevaluasi faktoreksternal yang mempengaruhi perusahaan. Berikut pada table 4.16 akan ditunjukan matriks EFE pada perusahaan WCS. Tabel 4. 16 Matriks EFE WCS
Faktor Eksternal Peluang: (O1)Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan pemerintah dan dukungan memperluas pasar ke seluruh Indonesia. (O2) Daya beli perusahaan-perusahaan terhadap konsumsi
Bobo t
Ratin g
Nilai Tertimban g
0.020
1
0.020
0.109
4
0.440
177
sistem dan teknologi informasi meningkat sebesar 8%-10% dibanding tahun kemarin. (O3) Pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil sehingga nilai tukar dolar membaik. (O4) Kebutuhan perusahaan akan sistem dan teknologi informasi makin bertambah tiap tahunnya. (O5) Kecenderungan perusahaan untuk lebih memilih outsourcing dibandingkan inhouse. (O6)Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk investasi pengembangan perusahaan. (O7)Masih besarnya pasar untuk industri jasa konsultasi dalam Indonesia. (O8) Banyaknya universitas-universitas yang menyediakan jurusan teknologi. (O9) Gaya hidup masyarakat yang menginginkan pelayanan yang serba cepat. TOTAL PELUANG Ancaman: (T1) Sedikitnya jumlah calon tenaga kerja yang ada di pasar. (T2)Mudahnya pesaing masuk kedalam industri jasa konsultasi TI. (T3)Client bebas beralih ke perusahaan pesaing. (T4)Pengaruh brand image dan brand awareness dalam pilihan pembelian jasa konsultasi. (T5) Banyaknya barang subtitusi yang beredar dipasar. (T6)Sedikitnya jumlah supplier yang dimiliki perusahaan. (T7)Ketakutan perusahaan-perusahaan akan kegagalan project TI yang dilakukan. (T8) Persaingan harga dalam industri jasa konsultasi makin ketat. (T9) Teknologi cepat usang. TOTAL ANCAMAN TOTAL Sumber: hasil pengolahan data
0.011
2
0.020
0.121
4
0.492
0.015
4
0.064
0.083
3
0.252
0.138 0.021 0.108
4 2 4
0.636 0.044 0.428
0.626
2.397
0.056 0.051 0.049 0.054
3 1 4 2
0.056 0.102 0.196 0.108
0.024 0.062 0.039
3 2 4
0.072 0.124 0.156
0.016 0.023
1 4
0.016 0.092
0.037 4 1.000
Sumber: Expert Choice Gambar 4. 14 Bobot Peluang dan Ancaman
0.922 3.219
178
Gambar 4.17 diatas menunjukan hasil olahan menggunakan software expert choice untuk hasil wawancara dengan Director WCS mengenai peluang dan ancaman dari faktor eksternal perusahaan. Keterangan: Dari table diatas dapat dilihat bahwa total dari evaluasi faktor eksternal berjumlah 3.219 dimana total nilai tertimbang berada diatas rata-rata 2.5 yang mengindikasikan bahwa WCS mampu merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Peluang terpenting agar berhasil dalam industri ini adalah “masih besarnya pasar untuk industri ini di Indonesia” yang memiliki bobot 0.138 (rating 4) dan ancaman yang paling berarti ialah “brand awareness pesaing yang lebih kuat” yang memiliki bobot 0.062 (rating 2). 4.2.1.3 Lingkungan Internal Analisis terhadap lingkungan internal bisnis perusahaan divisi solusi e-bisnis WCS adalah analisis terhadap faktor-faktor internal dari dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap aktifitas bisnis divisi solusi e-bisnis WCS, baik berupa kelemahan yang perlu untuk diperbaiki oleh perusahaan agar tidak menjadi ancaman bagi perusahaan WCS divisi solusi e-bisnis ataupun kekuatan internal dalam WCS divisi solusi e-bisnis yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan sehingga dapat menciptakan dan memenuhi peluang. Berikut adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui internal perusahaan. I.
Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Analisis rantai nilai diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan manajer divisi solusi e-bisnis WCS serta melakukan studi perbandingan dengan pesaing yang ada. Dalam analisis rantai nilai terdiri dari dua aktifitas yang mendukung keseluruhan proses bisnis perusahaan. Aktifitas tersebut adalah:
179
a. Aktifitas utama Aktifitas utama dari divisi solusi e-bisnis WCS terdiri dari: • Business Acquisition Dalam langkah ini,divisi solusi e-bisnis WCS dan perusahaan client memulai melakukan kerjasama. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini: a) Client memberikan data-data yang diperlukan divisi solusi e-bisnis WCS dalam pembuatan solusi, seperti proses bisnis yang dilakukan perusahaan, data-data transaksi masukan karyawan atau apapun yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi client. b) Clientmemberitahukan masalah yang dihadapi perusahaan dan harapan perusahaan terhadap solusi yang akan dibuat. Pihak WCS harus bertanggung jawab atas kerahasiaan data client ini. c) Divisi solusi e-bisnis WCS melakukan penelitian mengenai kebutuhan perusahaan dan harapan bentuk solusi yang dibutuhkan oleh user. d) divisi solusi e-bisnis WCS mengajukan proposal pengimplementasian solusi pada perusahaan client dimana jika client menyetujui proposal tersebut, maka divisi solusi e-bisnis WCS akan membuat kontrak yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak. • Problem Specification Pada tahap ini akan djelaskan masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengimplementasian atau pemenuhan kebutuhan client serta mencari solusi-solusi untuk masalah tersebut. Misalkan: a) Masalah biaya, waktu solusi yang tepat saat diperlukan.
180
b) Penanggung jawab dalam pengimplementasian solusi yang akan dilakukan. c) Sistem dan teknologi baru yang diperlukan untuk mendukung solusi ini dan masalah kompatibel solusi yang diberikan dengan teknologi yang dimiliki perusahaan. d) Masalah cara berkomunikasi antar konsultan divisi solusi e-bisnis WCS danclient. e) Peraturan atau persyaratan yang diperlukan dalam kerjasama antar perusahaan. f) Jadwal penyelesaian yang mungkin tidak sesuai dengan harapan. • Knowledge Application Setelah masalah tersebut dirumuskan, maka dalam tahap ini,divisi solusi e-bisnis WCS menggunakan teknologi knowledge application untuk membuat solusi bagi client. Berikutadalah knowledge application yang dimiliki oleh divisi solusi e-bisnis WCS: a) Softare untuk memberikan solusi bagi client seperti Axapta b) Software yang mengatur pembelian, penjualan dan pembayaran client. c) Teknologi yang mempercepat pelayanan seperti remote system, database perusahaan, virtual server, backup center dan lainnya dalam membantu WCS melayani client. d) Teknologi backend yang mengatur administrasi, penjadwalan dan lainnya. • Allocation of Resources
181
Setelah bentuk knowledge application ditentukan, makaWCS melakukan alokasi sumber daya yang ia miliki utuk memecahkan masalah yang dihadapi client. Alokasi yang dilakukan pada sumber daya WCS ialah: a) WCS mengalokasikan tenaga kerja technical IT untuk membuat tampilan user interface, alur proses, dan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan dan harapan client. b) WCS mengalokasikan technical IS untuk memberikan pelatihan dalam mengoperasikan sistem informasi dan teknologi baru bagi karyawan yang ada dalam perusahaan client. c) WCS memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan teknologi yang dimiliki perusahaan, melakukan pelatihan para karyawan WCS, dan melengkapi
teknologiyang
dimiliki
WCS
untuk
mendukung
pelayanannya pada client. d) WCS memiliki informasi atau pengetahuan mengenai masalah-masalah yang biasa dihadapi perusahaan sehingga dapat menjadi pembelajaran tersendiri bagi WCS dalam mengatasi masalah client. • Marketing Capability Divisi solusi e-bisnis WCS memiliki sales yang menjadi bagian marketing perusahaan. Mereka akanmelakukan pemasaran secara langsung untuk mengajak para calon client bekerja sama dengan WCS. Para sales ini akan melakukan presentasi mengenai kelebihan perusahaan dan produk yang ditawarkan.Marketing perusahaan merangkap melakukan penjualan produk layanan bagi client. Selain itu, WCS juga memiliki situs untuk mendukung marketing perusahaan dan pelayanan bagi client namun hal ini belum optimal.
182
• Configure Solution Disini dijelaskan mengenai rencana solusi yang akan diberikan pada client dan cara pengimplementasian solusi yang dihasilkan, didalamnya terdapat kegiatan: a) divisi solusi e-bisnis WCS melakukan rapat dengan bagian tim perusahaan client dan menunjukkan solusi yang dibuat serta menanyakan apakah telah disetujui atau belum dan adakah yang masih perlu diubah atau ditambahkan. b) divisi solusi e-bisnis WCS melakukan perubahan pada solusi yang ada sesuai dengan keiinginan client jika client tidak menyetujui sistem informasi yang ada. c) Perencanaan pengimplementasian solusi yang telah dibuat keperusahaan client. d) Perencanaan jadwal pengimplementasian, jadwal pelatihan dan jadwal support. e) Perencanaan pembayaran dan penjadwalan. • Execute Solution Disini perusahaan mengaplikasikan solusi kepada para pelanggan, tetapi kegiatan belum berhenti. WCS harus tetap mencari tahu apakah solusi yang dihasilkan telah cukup memuaskan kebutuhan pelanggan dan memenuhi standard yang diinginkan oleh pelanggan. Hal yang dilakukan dalam tahap ini ialah:
183
a) Mengirimkan tenaga ahli untuk mengimplementasikan solusi yang telah dibuat. b) Melakukan integrasi antara solusi dengan sistem dan teknologi informasi yang telah dimiliki perusahaan. c) Melakukan training melalui modul-modul yang telah diberikan .dan memberikan support. d) Melakukan evaluasi hasil solusi yang telah diimplementasikan.
Externalre source
Support Activities Infrastructure, Technology, HR & Administration etc. Aplikasi yang membantu
Masalahmasalah
Keinginan Client
C L I E
Direct marketing
N T S
External resource
Penyediaan sumber daya
Pembentuka n solusi
Implementa si solusi baru
Client Value Chain
Primary Activities Sumber: hasil olah data Gambar 4. 15 Value Shop WCS
b. Aktivitas Pendukung Aktifitas pendukung terdiri dari: •
Sumber Daya Manusia Perusahaan memiliki divisi manajemen sumber daya manusia yang melakukan tugas pengelolaan sumber daya manusia meliputi: a) Merencanakan spesifikasi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, melakukan pengiklanan tenaga kerja, perekrutan, dan penyeleksian.
184
b) Mengkoordinasi, menyusun dan mengontrol pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan karyawan. Selain itu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan memenuhi kebutuhan tersebut. c) Melakukan kontrol kinerja para karyawan perusahaan serta pihak yang mengadakan kerjasama dengan perusahaan agar target kinerja dapat tercapai. d) Mengelola update data karyawan, memotivasi, administasi pelatihan karyawan, asuransi kesehatan, jamsostek, dan K3 perusahaan. e) Mengurus surat peringatan, kontrak kerja, peningkatan status menjadi karyawan tetap, surat pemutusan hubungan kerja, surat keterangan kerja, dan surat lainnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam perusahaan. • Administrasi Dalam perusahaan WCS, bagian administrasi ada didalam semua divisi penjualan WCS dimana mereka akan membantu seluruh kebutuhan para konsultan seperti procurement, purchase requisition, melakukan rekapitulasi surat dan dokumen penting, menyiapkan rapat, membantu pemesanan tiket, penyiapan dana dinas, dan rembursment, memonitor kehadiran dan timesheet konsultan, dan kegiatan administrasi lainnya. Tiap administrasi divisiakan bertanggung jawab ke bagian back office pusat tiap akhir bulan. • Pengembangan teknologi Sebagai perusahaan yang bermain dalam industri teknologi informasi, pemahaman akanteknologimerupakan hal penting yang harus dimilikioleh seluruh karyawannya.
185
Perusahaan memiliki beberapa teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya pada konsumen, yaitu: a) Sentralisasi, dimana sentralisasi yang telah dilakukan ialah sentralisasi penggunaan printer bagi divisi back office, dan sentralisasi antivirus. b) Data center, dimana dapat menyimpan data dan hak akses, aplikasi portable untuk troubleshooting PC, menyimpan kumpulan driver atau update Operating System terbaru, data masalah dan solusi client. c) Backup center, untuk membackup data-data penting perusahaan. Tiap divisi memiliki backup centralnya masing-masing. d) Remote System, dimana kita dapat meremote PC client yang bermasalah tanpa harus mengunjungi client yang jauh sehingga masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah. e) Situs, dimana perusahaan membuat dan mengelola situsnya sendiri. Namun situs tersebut belum digunakan secara maksimal baik dalam segi pemasaran maupun penjualan. f) Hardware dan software yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, seperti komputer PC, notebook, juga menyediakan spare device,
software
Microsoft,
antivirus,
antispyware,
windows,
messanger, join domain dan lainnya. g) Virtual server, untuk melakukan test konfigurasi solusi yang telah dibuat sebelum di eksekusi kedalam perusahaan client. h) Sistem informasi yang mengatur absensi para karyawan perusahaan.
186
Hasil analisis: Melalui analisis value shop, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem dan teknologi informasi yang dimiliki WCS telah cukup baik dalam membantu client namun dalam hal pemasaran masih lemah. II.
Analisis Siklus Hidup Produk (Product Lifecycle) Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode siklus hidup produk, maka diketahui bahwa saat ini divisi solusi e-bisnisberada pada tahap pertumbuhan seperti yang ditunjukkan gambar 4.17. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktifitas atau penjualan jasa yang dilakukan dan sedang berusahamelakukan marketing secara gencar. Pendapatan perusahaan sekarang mengalami kenaikan sebesar 40% dibandingkan tahun kemarin dan
Y-Values Y-Values, 1, 2 Y-Values, 1.25, 1.75
WCS
Y-Values, 1.75, 0.5 Y-Values, 0, 0
Sumber: hasil wawancara Gambar 4. 16 Product Lifecycle WCS
jumlah client meningkat hingga 20%. Perusahaan juga mulai mengeluarkan produk jasa baru yang dapat menyaingi lawannya. Melalui analisis ini diharapkan perusahaan akan merencanakan strategi untuk menghadapi proses dewasa dan decline sehingga tingkat penjualan tidak menurun dan menjadi penguasa pasar dalam industri ini
187
III.
Analisis RBV (Resource Based View) Dalam analisis ini, dilakukan pengidentifikasian sumber daya apa saja yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
Setelah
melakukan
pengidentifikasian
sumberdaya apa saja yang dimiliki oleh perusahaan, selanjutnya akan diidentifikasi mengenai yang manakah sumber daya yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta sumber daya yang manakah yang menjadi keunggulan kompetitif perusahaan menggunakan kerangka kerja VRIN. Berikut adalah identifikasi sumber daya divisi solusi e-bibnis perusahaan menurut pembagian Barney 1. Sumber daya finansial •
Kekuatan keuangan perusahaanterus meningkat dilihat dari jumlah pendapatan yang naik dibandingkan tahun kemarin.
•
Perusahaan memiliki dana di beberapa bank ternama yaitu BCA, Mandiri, dan BRI.
•
Penjualan terus meningkat dan memperoleh penghargaan dari partner sebagai penjualan aplikasi terbanyak.
2. Sumber daya fisik Sumber daya fisik yang dimiliki divisi solusi e-bibnis WCS adalah: •
Divisi solusi e-bibnis WCS memiliki peralatan yang memadai dalam mendukung pemberian solusi bagi para clientnya. Dimana perusahaan memberikan 1 buah notebook bagi tiap karyawan technicaldan supportnya.
•
Divisi solusi e-bibnis WCS memiliki akses yang mudah dengan para suppliernya melalui internet sehingga pengadaan barang dapat dilakukan dengan cepat.
188 •
Lokasi perusahaan kantor yang mudah ditemukan dan berada diposisi strategis dimana dekat dengan kendaraan dan perkantoran.
•
Solusi yang ditawarkan dapat dengan mudah kompatibel dengan sistem informasi dalam perusahaan client sehingga client tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan biaya.
•
Solusi yang diberikan dibuat dari produk yang telah memiliki kualitas yang tinggi dan telah dipercaya kehandalannya di mata dunia.
•
Memiliki produk pelayanan support yang belum dimiliki oleh perusahaan lainnya.
3. Sumber daya manusia •
Para karyawan yang bekerja di divisi solusi e-bibnis WCS memiliki pendidikan yang tinggi di bidangnya masing-masing serta memiliki pengalaman.
•
Mereka memiliki spesifikasi tugas yang jelas dan diberikan pelatihan yang cukup, baik pelatihan dasar maupun pelatihan tingkat tinggi untuk meningkatkan kemampuannya.
•
Para karyawan divisi solusi e-bibnis WCS dituntut untuk ramah, sopan dan mau mendengarkan keluhan client serta berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi client.
•
Mereka sudah terbiasa dengan teknologi yang terus berkembang sehingga dengan mudah beradaptasi dengan teknologi yang ada.
•
Perusahaan juga memberikan gaji yang sesuai dengan UMR yang ditetapkan pemerintah dan juga terus membuka peluang karyawan untuk terus berinovasi di semua divisi dan memberikan reward yang sesuai.
189
Namun, terdapat kelemahan dimana jumlah sales serta tenaga technical dan support masih belum terlalu banyak sehingga tingkat kualitas pelayanan yang diberikan belum maksimal. 4. Sumber daya organisasi •
WCS memiliki reputasi dan image yang baik dimana hal ini menjadi hal yang berharga dalam industri ini.
•
divisi solusi e-bibnis WCS memberikan penawaran menarik bagi calon client dan membantu memberikan modul dalam bahasa Indonesia.
•
WCS memiliki komitmen pada kepuasan pelanggan dan memberikan solusi atas masalah client secara tuntas.
•
Memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai penyedia solusi jasa konsultasi.
•
Sistem informasi yang telah terintegrasi diseluruh divisi dalam perusahaan WCS.
•
Memiliki hubungan yang baik dengan supplier dan client, dimana beberapa client sudah memiliki sifat loyal dengan perusahaan. Namun kurang didukung dengan strategi pemasaran yang belum
terpadu jika dibandingkan dengan pesaing yang ada.
190
Tabel 4. 17 Analisis RBV WCS
No
Komponen Sumber Daya
1 2
Dukungan keuangan perusahaan Ketersediaan sistem dan teknologi informasi Produk baru perusahaan (klinik support) Hubungan dengan client dan supplier
3 4 5
Val Rar uab ity le
Imi Non tabi Subti lity tiable
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lokasi perusahaan yang strategis
√
√
6
Reputasi perusahaan.
√
√
√
√
7
Kualitas karyawan perusahaan
√
√
√
√
8 9
Kualitas produk layanan
√
√
√
Penawaran bonus bagi client
√
√
√
√
10
Kecukupan perusahaan pelayanan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
dan
komitmen
jumlah konsultan untuk melakukan
Situs perusahaan
13
Ketersediaan sistem tracking progress 14 Dukungan strategi marketing perusahaan Sumber: hasil olah data
Implikasi Kompetitif
Competitive Parity Sustained Competitive Advantage Sustained Competitive Advantage Competitive Parity Temporary Competitive Advantage Sustained Competitive Advantage Sustained Competitive Advantage Competitive Parity Sustained Competitive Advantage Competitive disadvantage Competitive disadvantage Competitive disadvantage Competitive disadvantage
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam lingkungan internal perusahaan, maka dapat diperoleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang ditunjukkan pada table 4.18 dibawah ini: Tabel 4. 18 Analisis Faktor Internal WCS
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Kekuatan Perusahaan memiliki pengalaman dan reputasi yang baik serta memiliki pangsa pasar yang besar Tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidangnya Perusahaan memiliki teknologi informasi yang cukup memadai untuk melayani client. Perusahaan memiliki produk layanan bervariatif dan berbeda dengan pesaing Perusahaan memiliki kekuatan keuangan yang memadai untuk mengembangkan perusahaan. Hubungan baik dengan supplier danclient. Perusahaan memberikan tambahan atau bonus yang menarik bagi client.
191
S8 S9
Loyalitas dan kerjasama antar karyawan dan pemberian reward dari perusahaan. Tersedianya tempat untuk mengembangkan pengetahuan bagi para konsultan perusahaan.
Kelemahan Strategi pemasaran masih menggunakan cara tradisional. Keterbatasan jumlah tenaga kerja dan sulit dalam mencari technical W2 berkompeten. W3 Directorclienttidak dapat men-tracking progress implementasi secara realtime W4 Masih adanya complain dari client W5 Sering terjadi reschedule penyelesaian pengimplementasian solusi. W6 Brand awareness perusahaan belum kuat dibanding pesaing. Harga konsultasi yang ditawarkan perusahaan lebih mahal dibandingkan W7 persaingnya. Kesulitan client menghubungi technical WCS untuk menyampaikan masalah W8 yang dihadapinya W9 Kurangnya daya respon karyawan akan keluhan client. Sumber: hasil olah data W1
4.2.1.4 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Berikut adalah hasil analisis internal yang telah dilakukan berdasarkan analisis kekuatan kompetitif Porter dan PESTLE. Tabel 4. 19 Matriks IFE WCS
Faktor Internal Kekuatan (S1)Perusahaan memiliki pengalaman dan reputasi yang baik serta memiliki pangsa pasar yang besar. (S2)Tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidangnya (S3) Perusahaan memiliki teknologi informasi yang cukup memadai untuk melayani client. (S4) Perusahaan memiliki produk layanan bervariatif danberbeda dengan pesaing (S5)Perusahaan memiliki kekuatan keuangan yang memadai untuk mengembangkan perusahaan. (S6)Hubungan baik dengan supplier danclient. (S7)Perusahaan memberikan tambahan atau bonus yang menarik bagi client. (S8)Loyalitas dan kerjasama antar karyawan dan pemberian reward dari perusahaan. (S9)Tersedianya tempat untuk mengembangkan pengetahuan bagi para konsultan perusahaan TOTAL KEKUATAN Kelemahan (W1)Strategi pemasaran masih menggunakan cara
Bobot
Ratin g
Nilai tertimban g
0.051
4
0.204
0.098 O.067
4 3
0.392 0.201
0.036 0.062
3 3
0.108 0.186
0.118 0.014 0.068 0.048
4 4 4 4
0.354 0.056 0.272 0.192
0.562
0.034
1.965
2
0.068
192
tradisional. (W2)Keterbatasan jumlah tenaga kerja dan sulit dalam mencari technical berkompeten. (W3)Directorclienttidak dapat men-tracking progress implementasi secara realtime (W4)Masih adanya complain dari client. (W5)Sering terjadi reschedule penyelesaian pengimplementasian solusi. (W6) Brand awareness perusahaan belum kuat dibanding pesaing (W7)Harga konsultasi yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. (W8) Kesulitan client menghubungi technical WCS untuk menyampaikan masalah yang dihadapinya. (W9)Kurangnya daya respon karyawan akan keluhan client. TOTAL KELEMAHAN TOTAL Sumber: hasil olah data
0.058
1
0.058
0.038
2
0.076
0.079 0.072 0.043 0.016
1 2 2 2
0.158 0.072 0.086 0.032
0.047
1
0.094
0.051
1
0.051
0.438
0.695
1.000
2.660
Matriks evaluasi faktor internal memungkinkan manajemen perusahaan WCS untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara kegiatan dalam perusahaan. Keterangan: Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total dari evaluasi faktor internal adalah 2.660 dimana total nilai tertimbang diatas rata-rata yaitu 2.5 yang mengindikasikan bahwa WCS memiliki posisi internal yang kuat. Dengan kondisi ini menandakan adanya kesempatan yang baik dalam melakukan perbaikan dalam hal operasi, strategi, dan tingkat layanan bagi client termasuk produk perusahaan.Faktor terpenting dalam bisnis ini agar berhasil ialah “Hubungan baik dengan supplier danclient dimana dapat memperoleh referensi calon client bagi perusahaan“ (ranking 4) dengan bobot 0.118dan “Tenaga kerja yang mudah beradaptasi dan tanggap dalam menyelesaikan masalah dan memiliki pengalaman dan pelatihan serta memiliki sifat ramah, sopan dan mau mendengarkan keluhan client” (ranking 4) dengan bobot
193
0.098. Serta perusahaan memiliki kelemahan dalam “Masih adanya complain dari client” yang memiliki bobot 0.079. Gambar 4.18 dibawah ini menunjukkan data hasil olahan menggunakan software expert choice untuk mengelola hasil wawancara dengan Director WCS mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan WCS.
Sumber: Expert Choice Gambar 4. 17 Bobot Kekuatan dan Kelemahan
4.2.2 Analisis Tahap Pencocokan Analisis Tahap pencocokan dilakukan guna mengetahui pilihan strategi terbaik yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan pesaingnya. Tahap pencocokan yang digunakan ialah Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), Matriks Internal Eksternal dan Grand Strategy Matrix. Beikut akan dijelaskan mengenai matriks dalam tahap pencocokan ini.
194
4.2.2.1 Analisis Situasi (SWOT Matrix) Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan manajer untuk membantu dalam mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Berikut akan menggambarkan matriks SWOT divisi solusi e-bibnis WCS. Tabel 4. 20 Matriks SWOT WCS
Faktor Internal
Kekuatan (S) (S1)Perusahaan memiliki pengalaman dan reputasi yang baik serta memiliki pangsa pasar yang besar. (S2) Tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidangnya (S3) Perusahaan memiliki teknologi informasi yang cukup memadai untuk melayani client. (S4) Perusahaan memiliki produk layanan bervariatif dan berbeda dengan pesaing (S5) Perusahaan memiliki kekuatan keuangan yang memadai untuk mengembangkan perusahaan. (S6)Hubungan baik dengan supplier danclient. (S7) Perusahaan memberikan tambahan atau bonus yang menarik bagi client. (S8)Loyalitas dan kerjasama antar karyawan dan pemberian reward dari perusahaan. (S9)Tersedianya tempat untuk mengembangkan pengetahuan bagi para konsultan perusahaan Strategi SO Ikut serta dalam tender yang diadakan oleh pemerintah – (S1, S2, S3, O1, O3, O5)-penetrasi pasar-
Faktor Eksternal Peluang (O) (O1)Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan pemerintah dan dukungan memperluas pasar ke seluruh Indonesia. (O2)Daya beli perusahaanperusahaan terhadap Memfokuskan peningkatan konsumsi sistem dan kualitas pelayanan bagi
Kelemahan (W) (W1)Strategi pemasaran masih menggunakan cara tradisional. (W2)Keterbatasan jumlah tenaga kerja dan sulit dalam mencari technical berkompeten. (W3)Directorclienttidak dapat men-tracking progress implementasi secara realtime (W4) Masih adanya complain dari client. (W5)Sering terjadi reschedule penyelesaian pengimplementasian solusi. (W6) Brand awareness perusahaan belum kuat dibanding pesaing (W7)Harga konsultasi yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. (W8) Kesulitan client menghubungi technical WCS untuk menyampaikan masalah yang dihadapinya. (W9) Kurangnya daya respon karyawan akan keluhan client.
Strategi WO Memperbaiki strategi marketing sehingga memberi hasil maksimal (W1, W6, O1, O4,O6, O7)penetrasi pasarMengikuti event job expo yang diadakan di
195
teknologi informasi meningkat sebesar 8%-10% dibanding tahun kemarin. (O3)Pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil sehingga nilai tukar dolar membaik. (O4)Kebutuhan perusahaan akan sistem dan teknologi informasi makin bertambah tiap tahunnya. (O5)Kecenderungan perusahaan untuk lebih memilih outsourcing dibandingkan inhouse. (O6)Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk investasi pengembangan perusahaan. (O7)Masih besarnya pasar untuk industri jasa konsultasi dalam Indonesia. (O8)Banyaknya universitasuniversitas yang menyediakan jurusan teknologi. (O9) Gaya hidup masyarakat yang menginginkan pelayanan yang serba cepat. Ancaman (T) (T1)Sedikitnya jumlah calon tenaga kerja yang ada di pasar. (T2)Mudahnya pesaing masuk kedalam industri jasa konsultasi TI. (T3)Client bebas beralih ke perusahaan pesaing. (T4) Pengaruh brand image dan brand awareness dalam pilihan pembelian jasa konsultasi. (T5)Banyaknya barang subtitusi yang beredar dipasar. (T6)Sedikitnya jumlah supplier perusahaan. (T7)Ketakutan perusahaanperusahaan akan kegagalan project TI yang dilakukan. (T8)Persaingan dalam industri konsultasi jasa makin ketat. (T9)Teknologi yang cepat usang Sumber: hasil olah data
clientyang ada sekarang dan yang baru - (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, O1, O3, O4, O6)-pengembangan pasarMelakukan penelitian dan pengembangan produk layanan perusahaan. - (S1, S2, S5, S6, O3, O4, O5, O6, O7)-pengembangan produk-
universitas-universitas (W1, W2, O6, O8)-integrasi kebelakangMembuka kantor cabang WCS di luar Jawa sebagai basis pelatihan, pelayanan, dan pemasaran untuk luar Pulau Jawa – (W2, W4, W5, W7, O1, O2, O3, O7)penetrasi pasarMengembangkan situs WCS dan menambahkan fitur-fitur menarik didalamnya – (W1, W3, W4, W5, W6,W8,O4, O6)pengembangan pasar-
Strategi ST Bekerjasama dengan pengiklan ternama untuk mencari tenaga kerja ahli (S1, S5, S8, T1,T4, T6, T8)
Strategi WT Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan yang ada (W2, W4, W5, W8, W9, T1, T3, T8)
Menggunakan outsource untuk mengembangkan project IT yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan – (W2, W3, W4, W5, W8, T5, T7, T8)Membuat pusat pelatihan pengembangan produkdan memberikan beasiswa dengan ikatan dinas bagi Membuat aplikasi yang para pelamar pekerjaan (S5, meningkatkan pelayanan T1, T6, T8)-integrasi dan hubungan kebelakangdenganclient(W2,W3, W4, W5, W8, T3, T5, T8, T9)Membangun produk pengembangan produklayanan sendiri selain Axapta (S1. S2, S3, S5, S6, S8, S9, T6, T8)- integrasi horizontalMembangun program loyalty untuk meningkatkan loyalitasclient- (S3, S5, S4, S5, S6, S7, T2, T3, T4, T5, T8)-integrasi kedepan-
196
4.2.2.2 Matriks IE (Internal-External) Berdasarkan analisis faktor internal-eksternal pada divisi solusi e-bibnis WCS, maka diperoleh total nilai tertimbanguntuk evaluasi faktor eksternal (EFE) adalah 3.219 dan total nilai tertimbang untuk evaluasi faktor internal (IFE) adalah 2.660 sehingga untuk analisis matriks IE, WCS berada pada posisi dalam sel ‘II’ ke yaitu “tumbuh dan membangun”. Dari Matriks ini diperoleh pilihan strategi pengembangan pasar, pengembangan produk, dan penetrasi pasar.
Total rata-rata tertimbang IFE Kuat 3.00 - 4.00 3.00
4.00 Total ratarata tertimbang EFE
Tinggi 3.00 – 4.00
Rata-rata 2.00 – 2.99 2.00 Tumbuh dan Membangun
Menjaga dan Mempertahankan
Menjaga dan Mempertahankan
Panen atau Divestasi
Panen atau Divestasi
Panen atau Divestasi
Tumbuh dan Membangun
3.00 Sedang Tumbuh dan 2.00 – 3.99 2.00 Membangun Rendah Menjaga dan 1.00 – 1.99 Mempertahankan 1.00 Sumber: hasil olah data
Lemah 1.00 – 1.99 1.00
Gambar 4. 18 Matriks Internal Eksternal
4.2.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Berdasarkan analisis eksternal yang telah dilakukan sebelunya, diketahui
Rapid Market Growth
Quadra n II
Quadra nI
Week Competitive Competition
Strong Competitive Competition Quadran IV
Quadran III Sumber: hasil olah data
Market Gambar 4.Slow 19 Grand Strategy Matrix Growth
197
bahwa divisi solusi e-bibnis WCS berada pada pasar yang memiliki pertumbuhan pasar yang cepat dan memiliki kekuatan kompetitif yang kuat dimana banyak perusahaan yang mulai tertarik dengan industri jasa konsultasi ini. Oleh karena itu, dalam Grand trategy Matrix, divisi solusi e-bibnis berada pada Quadran I dimana memiliki beberapa pilihan strategi, yaitu pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi dan diversifikasi berhubungan. 4.2.3 Analisis Pilihan Strategi Perusahaan Setelah dilakukan tahap pencocokan diatas, divisi solusi e-bibnis WCS memiliki beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan WCS bagian divisi solusi e-bisnis. Alternatif strategi perusahaan ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Investasi sistem informasi dan teknologi informasi perusahaan Terbagi menjadi beberapa strategi, yaitu: a. Memperbaiki strategi marketing WCS sehingga memberikan hasil maksimal. Perusahaan WCS merupakan perusahaan yang telah lama bergerak dalam bidang jasa konsultasi, namun brand WCS sendiri belum terkenal dibandingkan Iverson dan Tectura meskipun mereka masih lebih muda dibandingkan WCS. Hal ini membahayakan perusahaan dalam bersaing mencari tenaga kerja. Dimana tenaga kerja fresh graduate umumnya mencari kerja ke perusahaan yang cukup ternama. Mempertimbangkan pentingnya jumlah tenaga kerja berkualitas dalam industri ini, maka WCS perlu mempertimbangkan peningkatan brand awareness yang ia miliki.
198
Selain itu, diharapkan dengan peningkatan brand awareness dan brand image perusahaan, perusahaan dapat memperoleh clientyang lebih banyak lagi. b. Meningkatan kualitas pelayanan bagi clientyang ada sekarang dan yang baru. Pelayanan merupakan hal yang penting dalam industri konsultasi jasa. Peningkatan pelayanan yang dilakukan perusahaan misalnya dapat dengan menambah fitur Fix Itdimana diharapkan dapat mengurangi keluhan client dan meningkatkan loyalitas client pada perusahaan. c. Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan. Hal ini merupakan strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan oleh divisi solusi e-bibnis WCS. Misalnya dengan melakukan pengembangan produk baru yaitu klinik support dalam divisi solusi ebisnisdimana diharapkan dengan adanya produk baru ini dapat menambah keuntungan bagi perusahaan. d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan yang ada. Dengan adanya investasi teknologi informasi di divisi solusi e-bibnis WCS, diharapkan meningkatkan kualitas tenaga kerja serta meningkatkan efisiensi dalam melakukan kegiatan pelayanannya. Investasi ini misalnya menyediakan pelatihan online, penyediaan repository database untuk menambah pengetahuan dan menyediakan sistem Team Us yang dapat mentracking sampai dimana pengerjaan proyek dilakukan. 2. Perluasan usaha/ekspansi perusahaan a. Membuka kantor cabang WCS di luar Jawa sebagai basis pelatihan, pelayanan, dan pemasaran untuk luar Pulau Jawa.
199
Perusahaan membuka cabang perusahaan di wilayah luar Pulau Jawa terutama wilayah yang sedang berkembang dimana diharapkan pelayanan di daerah tersebut dapat dengan cepat diberikan serta dapat memperoleh client dari wilayah tersebut. b. Mendirikan pusat pelatihan dan memberikan beasiswa dengan ikatan dinas bagi para pelamar pekerjaan. Dikarenakan sulitnya mendapat tenaga kerja, maka perusahaan dapat melakukan
hal
berikut
dimana
dapat
memecahkan
masalah
ketenagakerjaan dalam perusahaan. Inii merupakan strategi diversifikasi berhubungan. 4.2.4 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap akhir dalam menentukan strategi yang terbaik yang dapat dipilih oleh divisi solusi e-bibnis WCS. Tahap ini hanya menggunakan 1 analisis yaitu QSPM. Berikut dibawah akan dijelaskan analisis QSPM dalam perusahaan untuk merumuskan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan. 4.2.4.1 QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) Matriks QSPM digunakan untuk mengetahui strategi mana yang terbaik bagi perusahaan divisi solusi e-bibnis WCS. Matriks ini menggunakan analisis input dari IFE dan EFE serta dari hasil analisis pencocokan SWOT, IE, dan Grand Strategy Matriks untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan oleh perusahaan diantara strategi-strategi alternatif yang ada. Dalam mengembangkan QSPM, terdapat alternatif-alternatif strategi yang berasal dari tahap analisis pencocokan. Sehingga dalam pembahasan ini, akan diambil dua alternatif strategi yang berasal dalam satu rangkaian eksklusif
200
dimana mewakili semua alternatif strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Berikut adalah altenatif strategi bagi perusahaan divisi solusi e-bibnis WCS. Tabel 4. 21 Hasil QSPM WCS
Faktor Kunci
Peluang (O1) Terbukanya kesempatan bekerja sama dengan pemerintah dan dukungan memperluas pasar ke seluruh Indonesia. (O2)Daya beli perusahaan-perusahaan terhadap konsumsi sistem dan teknologi informasi meningkat sebesar 8%-10% dibanding tahun kemarin. (O3)Pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil sehingga nilai tukar dolar membaik. (O4)Kebutuhan perusahaan akan sistem dan teknologi informasi makin bertambah tiap tahunnya.
Bobo t
Alternatif Strategi Melakukan Melakukan investasi perluasan sistem dan usaha teknologi (ekspansi) informasi AS TAS AS TAS
0.020
1
0.020
3
0.036
0.109
4
0.436
3
0.327
4
0.424
3
0.363
0.083
4
0.332
3
0.249
0.138
4
0.552
3
0.414
0.108
4
0.432
4
0.432
0.056
2
0.112
4
0.224
0.049
3
0.147
1
0.049
0.054
2
0.108
3
0.162
4
0.248
3
0.186
2
0.046
3
0.069
0.051
1
0.051
4
0.204
0.098
3
0.294
4
0.392
0.011 0.121
(O5)Kecenderungan perusahaan untuk lebih memilih 0.015 outsourcing dibandingkan inhouse. (O6)Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk investasi pengembangan perusahaan. (O7)Masih besarnya pasar untuk industri jasa konsultasi dalam Indonesia. (O8)Banyaknya universitas-universitas yang menyediakan jurusan teknologi. (O9) Gaya hidup masyarakat yang menginginkan pelayanan yang serba cepat. Ancaman (T1)Sedikitnya jumlah calon tenaga kerja yang ada di pasar. (T2)Mudahnya pesaing masuk kedalam industri jasa konsultasi TI. (T3)Client bebas beralih ke perusahaan pesaing. (T4)Masuknya perusahaan ternama sebagai pendatang baru. (T5)Banyaknya barang subtitusi yang beredar dipasar. (T6)Brand awareness pesaing yang lebih kuat. (T7)Ketakutan perusahaan-perusahaan akan kegagalan project TI yang dilakukan. (T8)Persaingan dalam industri konsultasi jasa makin ketat (T9) Teknologi cepat usang. Kekuatan (S1) Perusahaan memiliki pengalaman dan reputasi yang baik serta memiliki pangsa pasar terbesar (S2)Tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan
0,021
0.051
0.024 0.062 0.039 0.023 0.023
201
pengalaman dibidangnya (S3)Perusahaan memiliki teknologi informasi yang cukup memadai untuk melayani client. (S4) Perusahaan memiliki produk layanan bervariatif dan berbeda dengan pesaing (S5)Perusahaan memiliki kekuatan keuangan yang memadai untuk mengembangkan perusahaan. (S6)Hubungan baik dengan supplier danclient. (S7)Perusahaan memberikan tambahan atau bonus yang menarik bagi client. (S8)Loyalitas dan kerjasama antar karyawan dan pemberian reward dari perusahaan (S9) Tersedianya tempat mengembangkan pengetahuan para konsultan perusahaan Kelemahan (W1)Strategi pemasaran masih menggunakan cara tradisional. (W2)Keterbatasan jumlah tenaga kerja dan sulit dalam mencari technical berkompeten. (W3)Directorclient tidak dapat men-tracking progress implementasi secara realtime (W4) Masih adanya complain dari client. (W5)Sering terjadi reschedule penyelesaian pengimplementasian solusi. (W6)Brand awareness perusahaan belum kuat. (W7)Harga konsultasi yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. (W8)Kesulitan client menghubungi technical WCS untuk menyampaikan masalah yang dihadapinya (W9) Kurangnya daya respon karyawan akan keluhan client. TOTAL TAS Sumber: hasil olah data
0.067 0.036 0.062
4
0.248
3
0.186
0.118
4
0.472
3
0.354
4
0.136
1
0.034
0.058
3
0.174
4
0.232
0.038
4
0.152
1
0.038
0.079
3
0.237
4
0.316
0.072
3
0.216
4
0.288
0.043
3
0.129
2
0.086
0.047
3
0.141
4
0.188
0.041
4
0.164
4
0.164
0.014 0.068 0.048
0.034
0.016
1.00
5.271
4.993
Berdasarkan table 4.23 diatas, diperoleh jumlah keseluruhan total daya tarik untuk alternatif pertama (melakukan pengembangan investasi sistem dan teknologi informasi) sebesar 5.271 dan alternatif kedua (melakukan perluasan usaha) sebesar 4.993 yang mengindikasikan bahwa divisi solusi e-bibnis WCS perlu melakukan alternatif pertama karena memiliki total daya tarik yang lebih besar dibandingkan alternatif kedua. Tabel 4. 22 Hasil QSPM Faktor Eksternal dan Internal WCS
QSPM Faktor Eksternal QSPM Faktor Internal
Alternatif Strategi Investasi Sistem dan Perluasan Usaha Teknologi Informasi Perusahaan (ekspansi) 2.857 2.511 2.414 2.482
202
TOTAL Sumber: hasil olah data
5.271
4.993
4.3 Arahan Strategi Bisnis Berdasarkan matriks QSPM yang telah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh arahan strategi bisnis untuk melakukan pengembangan investasi sistem dan teknologi informasi yang dapat digunakan oleh divisi solusi e-bibnis WCS sebagai kerangka kerja dalam mendefinisikan tujuan dan sasaran perusahaan seperti yang akan ditunjukan pada tabel4.23dibawah ini. Tabel 4. 23 Arahan Strategi Bisnis
Arahan Strategi Memperbaiki strategi marketing WCS sehingga memberi hasil maksimal.
Tujuan
Menambah jumlah tenaga kerja Meningkatkan Brand image dan Brand Awareness Meningkatkan jumlah client implementasi Menjaga clientagar tidak berpaling ke kompetitor Memfokuskan (loyalitas) dan peningkatan meningkatkan hubungan kualitas dengan client. pelayanan bagi Menciptakan positive word client yang ada of mouth marketing sekarang dan Memastikan kepuasan yang baru. pelayanan yang diberikan terbaik dalam industri Melakukan Meningkatkan jumlah penelitian dan clientsupport pengembangan Menghasilkan inovasi produk layanan ragam produk pelayanan WCS yang memuaskan client Meningkatkan kinerja Meningkatkan karyawan efisiensi dan Meningkatkan keefektifan efektifitas kerja dan mempercepat respon karyawan dari karyawan Sumber: hasil olah data dan PT. WCS
Metric
Bobot
Jumlah tenaga kerja
6.72%
Posisi perusahaan 5.88% 24.37% dalam industri Jumlah 11.76% clientimplementasi
Jumlah transaksi
13.45%
Jumlah profit
13.45%
kenaikan
40.33%
Jumlah keluhan
13.45%
Jumlah clientsupport
11.76%
Jumlah produk
ragam
17.65% 5.88%
KPI
10.08%
Lead time proses pelayanan
7.56%
17.65%
203
Bobot yang diperoleh menentukan seberapa besar konsentrasi perusahaan dalam menjalankan strategi-strategi yang ada guna menmperoleh dampak positif yang maksimal dari penerapan strategi tersebut. 4.4 Analisis New Information Economics Dalam analisis New Information Economics, digunakan empat langkah untuk melakukan analisis portfolio perusahaan, yaitu Demand/Supply Planning, Innovation, Prioritization dan Alignment. Berikut akan diterangkan langkah penelitian dari langkah New Information Economics pada WCS. 4.4.1 Demand/ Supply Planning Demand/Supply Planning ingin memberikan jaminan bahwa sistem dan teknologi yang diinvestasikan dalam perusahaan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan (demand). Ada dua perencanaan yang dikaitkan untuk mengaitkan antara arahan perencanaan strategi bisnis dengan perencanaan sistem dan teknologi informasi. Adapun perencanaan tersebut ialah: • Demandmenyatakan apa yang bisnis perlukan dari sistem dan teknologi informasi. Demand berarti kebutuhan dalam rencana teknologi informasi (IT plan) dan tindakan untuk melaksanakan arahan strategi bisnis yang dapat digunakan untuk memberikan kemampuan dan perubahan bisnis untuk mencapai hasil yang diperlukan. • Supply menjelaskan bagaimana sistem dan teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan demand. Supply berarti sistem dan teknologi informasi dapat berinovasi dan berkontribusi pada arahan strategi bisnis yang baru. Rencana strategis demand/supply planning menjamin bahwa supply konsisten dengan demand. Berikut adalah demand/supply planning pada divisi solusi e-bibnis WCS:
204
Tabel 4. 24 Demand/Supply Planning Memperbaiki Strategi Marketing
Demand Konteks Bisnis Strategis Memperbaiki strategi Arahan marketing sehingga Strategi memberi hasil maksimal
Tujuan Strategi
a. Meningkatkan brand image dan brand awareness. b. Menambah jumlah tenaga kerja c. Menambah client implementasi
Melakukan program Inisiatif pemasaran baru untuk Strategi menjangkau wilayah yang luas
Supply Rencana Rencana Bisnis BisnisPengggunaan IT Penyediaan IT Memanfaatkan sumber daya Merencanakan yang dimiliki perusahaan pengembangkan situs WCS untuk meningkatkan sebagai sarana pemasaran. pemasaran Membangundatabase client Mengumpulkan informasi serta menyediakan aplikasi kebutuhan client, daya dan infrastruktur yang belidan data pesaing mendukung pengumpulan Menganalisis hasil riset pasar data kebutuhan client dan merencanakan promosi Merencanakan promosi melalui situs perusahaan Membangun database Merencanakan cara promosi client yang menjangkau wilayah Mengembangkan web2.0 yang luas dengan cara yang serta menambahkan fiturefisien dan efektif fitur yang menarik bagi client
Sumber : hasil olah data Tabel 4. 25Demand/Supply Planning Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Demand Konteks Bisnis Strategis Memfokuskan peningkatan Arahan kualitas pelayanan bagi Strategi client yang ada sekarang dan yang baru. a. Meningkatkan hubungan dan loyalitas client b. Menciptakan positive Tujuan Word of Mouth marketing Strategi c. Memastikan kepuasan pelayanan yang diberikan terbaik dalam industri. Melakukan inovasi yang Inisiatif berbeda dengan pesaing dan Strategi meningkatkan kualitas pelayanan terbaik
Rencana BisnisPengggunaan IT Mengetahui keluhan-keluhan yang sering disampaikan dan kebutuhan pelayanan yang diinginkan client Mengurangi keluhankeluhan yang sering disampaikan dan memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat Menganalisis informasi mengenai bagaimana kinerja perusahaan dimata client Merencanakan aplikasi yang memberi pelayanan dengan cepat dan aplikasi yang mengetahui kebutuhan dan kepuasan client
Supply Rencana Bisnis Penyediaan IT Membangun aplikasi yang menyimpan keluhan, saran, dan kritik clientdalam bentuk data Membangun aplikasi yang menjamin keluhan direspon dengan cepat dan tepat setelah penyampaian keluhan Membangun aplikasi yang mendukung interaksi langsung antara perusahaan dengan client Implementasi sistem kuisioner kepuasan client Implementasi aplikasiFix it
Sumber : hasil olah data Tabel 4. 26 Demand/Supply Planning Mengembangkan Produk
Demand Konteks Strategi Bisnis
Rencana Bisnis Pengggunaan IT
Supply Rencana Bisnis Penyediaan IT
205
Melakukan penelitian Arahan dan pengembangan Strategi produk layanan perusahaan.
Perusahaan mengetahui produk layanan yang memiliki value besar/diminati client
a. Meningkatkan jumlah Tujuan clientsupport Strategi b. Menambah ragam produk
Melakukan riset pasar mengenai permintaan client, daya beli client, dan kualitas produk pesaing. Melakukan forecasting tren TI dimasa mendatang
Melakukan inovasi Inisiatif produk dan mempelajari Strategi produk yang bernilai tinggi Sumber : hasil olah data
Mengembangkan produk layanan yang bernilai tinggi
Membangun sistem yang dapat mengukur intensitas penjualan tiap produk layanan Merencanakan produk pelayanan yang dapat merangkum keinginan pasar Membangun aplikasi yang dapat mendukung forecasting. Mengembangkan produk klinik support.
Tabel 4. 27 Demand/Supply Planning Meningkatkan Efisiensi Kerja
Demand Konteks Strategi Bisnis Meningkatkan efisiensi Arahan dan efektivitas kerja Strategi karyawan Meningkatkan kinerja karyawan Tujuan Meningkatkan Strategi keefektifan dan mempercepat respon pelayanan Memberi pelatihan agar lebih kompeten Inisiatif Menanamkan budaya Strategi untuk mau melayani, sigap dan akurat Sumber : hasil olah data
Rencana Bisnis Pengggunaan IT Mengelola kinerja karyawan perusahaan Memiliki data mengenai kinerja tiap karyawan dan kebutuhan karyawan Membuat standarisasi waktu pelayanan Menyediakan aplikasi yang mendukung pengembangan kinerja dan kepuasankaryawan
Supply Rencana Bisnis Penyediaan IT Memberikan reward sesuai kebutuhan dan keinginan client Menyediakan aplikasi yang dapat merekam kinerja karyawan, waktu penyelesaian modul, ketepatan dan kecepatan pelayanan. Implementasi sistem reward dari tingkat kepuasan client Implementasi tracking progress
Dari hasildemand/supply planning diatas, maka akan diperoleh output yang akan dibahas sebagai berikut: 4.4.1.1 Agenda Strategi Teknologi Informasi Agenda strategi teknologi informasi menyatakan apa saja yang diinginkan oleh bisnis untuk dilakukan perusahaan dengan dukungan sistem dan tekniologi informasi. Agenda strategi teknologi informasi digunakan untuk merencanakan apa
206
saja yang akan dilakukan atau tahapan-tahapan kegiatan dalam memenuhi arahan strategi perusahaan. Berikut akan dijelaskan arahan strategi WCS: 1. Memperbaiki strategi marketingsehingga memberi hasil maksimal. a. Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan pemasaran. b. Mengumpulkan informasi kebutuhan client, daya beli dan data pesaing. c. Menganalisis hasil riset dan merencanakan promosi. d. Merencanakan cara promosi yang menjangkau wilayah yang luas dengan cara yang efisien dan efektif. 2. Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan bagi client yang ada sekarang dan yang baru. a. Mengetahui keluhan-keluhan yang sering disampaikan dan kebutuhan pelayanan yang diinginkan client. b. Mengurangi keluhan-keluhan yang sering disampaikan dan memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat. c. Menganalisis informasi mengenai bagaimana kinerja perusahaan dimata client. d. Merencanakan aplikasi yang memberi pelayanan dengan cepat dan aplikasi yang mengetahui kebutuhan dan kepuasan client. 3. Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan. a. Perusahaan mengetahui produk layanan yang memiliki value besar/diminati client. b. Mengenalkan produk layanan baru pada clientdan mengetahui informasi yang akurat mengenai target pasar yang baru. c. Melakukan forecasting tren IT dimasa mendatang. d. Mengembangkan produk layanan yang bernilai tinggi.
207
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan a. Mengelola kinerja karyawan perusahaan. b. Memiliki data mengenai kinerja tiap karyawan dan kebutuhan karyawan. c. Membuat standarisasi waktu pelayanan. d. Menyediakan aplikasi yang mendukung pengembangan kinerja dan kepuasankaryaawan. 4.4.1.2 Perencanaan Strategi Teknologi Informasi Rencana strategi sistem dan teknologi informasi merupakan apa yang harus dilakukan oleh sistem dan teknologi informasi untuk memenuhi permintaan dari agenda strategi sistem dan teknologi informasi. Berdasarkan hasil demand/supply planning, diperoleh rencana strategi sistem dan teknologi WCS sebagai berikut:
1. Memperbaiki strategi marketing WCS sehingga memberi hasil maksimal. Dalam peningkatan pemasaran WCS, maka WCS dapat membangun data warehouse dan mengembangkan web2.0 pada perusahaan. Yang mana dengan adanya situs ini, diharapkan pemasaran dapat menjangkau area yang lebih luas lagi dan memberi pelayanan menyeluruh bagi client yang ada sekarang maupun yang baru nantinya sehingga brand awereness perusahaan meningkat. 2. Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan bagi clent yang ada sekarang dan yang baru. Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, perusahaan berusaha untuk mengatasi keluhan-keluhan yang sering terjadi. Perusahaan mengumpulkan keluhan, saran dan kritik dari clientkemudian merencanakan investasi sistem dan teknologi yang ada dalam perusahaan. WCS berharap investasi ini dapat
208
meningkatkan kepuasan, loyalitas serta hubungan dengan client. Pada akhirnya investasi ini dapat menjadikan WCS sebagai penyedia pelayanan terbaik di industri ini. Perencanaan investasi ini melingkupi pengembangan produk Klinik Support, pemaksimalan situs perusahaan serta membangun aplikasi Fix itdan Team Us. Selanjutnya sebagai cara perusahaan untuk menghitung pelayanannya saat ini maka akan diimplementasikan sistem kuisioner untuk menghitung kepuasan client 3. Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan. Hal ini dilakukan oleh WCS dengan tujuan untuk meningkatkan meningkatkan kualitas produk pelayanan dan penjualan baik dari clientlama maupun clientbaru dimana pada akhirnya nanti perusahaan akan memperoleh peningkatan profit pada perusahaan.Salah satu produk yang sedang direncanakan oleh perusahaan ialah klinik support. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan Tujuannya ialah mempertahankan kualitas tenaga kerja dalam perusahaan yaitu tidak hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik namun juga memiliki budaya yang baik dimana memiliki sikap mau melayani, sabar dalam menghadapi client, sigap dalam mengatasi keluhan serta akurat dalam melakukan perbaikan solusi bagi client. 4.4.2 Innovation Proses inovasi dapat menggerakkan manajemen bisnis untuk menangkap kesempatan bisnis yang didukung oleh teknologi informasi sehingga keunggulan kompetitif dapat diperoleh. Proses inovasi terdiri dari 4 komponen, yaitu: 1. Business and Technology Monitoring
209
Faktor ini membahas mengenai apa saja perubahan yang mempengaruhi perusahaan dan berdampak bagi perusahaan baik secara teknologi maupun bisnis. Hal-hal yang diawasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu: a. Pemantauan dan perawatan dalam penggunaan infrastruktur perusahaan agar proses bisnis perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kepuasan client atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan b. Melakukan benchmarking terhadap perusahaan pesaing untuk mengetahui perbandingan antara WCS dengan pesaingnya terutama pada bagian teknologi dan mengetahui posisi perusahaan saat ini c. Menganalisis kinerja perusahaan serta pandangan client atas kinerja WCS saat ini dan menganalisis keluhan-keluhan clientsehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan menjadi keunggulan kompetitifnya d. Memudahkan dalam pertukaran informasi dan pengetahuan antara manager dan seluruh karyawan WCS sehingga meningkatkan pengetahuan para karyawan WCS. e. Membantu meningkatkan hubungan komunikasi dan mempercepat technical memberikan pelayanan padaclient terutama clientyang berada jauh dari jangkauan perusahaan. f. Meningkatkan pemasaran perusahaan sehingga perusahaan memperoleh peningkatan penjualan dan brand awareness perusahaan. 2. InnovationVisioning Faktor ini berkaitan dengan pengembangan alternatif yang dapat dilakukan perusahaan berdasarkan strategi bisnis atau arahan perusahaan dan responnya
210
terhadap perubahan bisnis dan teknologi yang terjadi.Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan: a. Membangun
database
client
dan
mengembangkan
web2.0
serta
menambahkan fitur-fitur yang menarik bagi client. b. Membangun produk Klinik Support. c. Implementasi sistem kuisioner kepuasan, pengendali keluhan dan sistem reward dari tingkat kepuasan client (Fix It). d. Implementasi tracking progress(Team Us). 3. Business Context and Choices Faktor ini menjelaskan pilihan-pilihan alternatif yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan sesuai strategi bisnis yang ada dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus dilakukan perusahaan: a. Dalam meningkatkan pelayanan, perusahaan merencanakan banyak investasi yang dilakukan, yaitu: Melakukan standarisasi waktu dalam pemberian layanan dan standarisasi maksimal keluhan perhari sehingga jumlah keluhan atau masalah yang dapat diatasi dalam sehari meningkat.Merancang sistem penerima keluhan online dan mengirimkan langsung ke technical yang ditunjuk oleh client. ntuk mengatasi permasalahan yang umum dialami oleh client dan forum agar perusahaan tahu apa kebutuhan client.Merancang sistem yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen tentang permasalahan menghubungi technical perusahaanseperti chat online pada situs perusahaan yang terus aktifselama jam kerja. b. Untuk strategi pengembangan strategi pemasaran, WCS mengembangkan situs perusahaandan menambahkan fitur menarik untuk meningkatkan
211
penjualan dan brand awareness. Juga dibuat forum bagi umum dan client. Perusahaan juga membuat SEO untuk meningkatkan kunjungan kedalam situs perusahaan. c. Strategi penelitian dan pengembangan pasar didukung dengan pembuatan produk Klinik Support untuk mendukung kebutuhan masyarakan akan support atas produk Axapta. d. Untuk mengelola keefektifan dan efisiesi kerja karyawan, maka dibangun sistem tracking progress penyelesaian project yang dapat dilihat oleh clientsecara real time.Implementasi sistem yang dapat merekam kinerja karyawan dan reward berdasarkan hasil tingkat kepuasan client atas kinerja dan pelayanan karyawan perusahaan. 4. Actionable Innovation Faktor ini membahas mengenai inovasi yang dilakukan oleh WCS dengan mengajukan pertanyaan mengenai apa yang akan perusahaan lakukan, diantaranya: a. Menyediakan infrastruktur, sarana dan prasarana serta semua sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mendukung project pengembangan aplikasi agar dapat berjalan dengan baik. b. Meningkat profesionalitas tenaga kerja dalam perusahaan sebagai penyedia dan pendukung sistem dan teknologi informasi yang ada maupun perencanaan sistem dan teknologi informasi yang akan dating sehingga bottom-line dapat dicapai dengan maksimal. c. Melakukan analisis kinerja perusahaan dan kepuasan clientsecara berkala.
212
4.4.3 Portfolio Lights-on Portfoliolights-on terdiri dari 4 bagian, yaitu aplikasi, infrastruktur, manajemen, dan layanan. Berikut akan dijelaskan kuisioner dan business value scorecard portfolio WCS. 4.4.3.1 Portfolio Aplikasi Dibawah ini akan dibahas mengenai kuisioner mengenai layanan, kualitas, intensitas penggunaan dan penyelarasan aplikasi dengan arahan strategi WCS. 1. Aplikasi Axapta
Tabel 4. 28Hasil Kuisioner Aplikasi Axapta
Service Responde Availabilit Responsivenes n y s Q1 Q2 Q1 Q2 1 5 5 5 5 2 4 5 4 4 3 4 5 5 4 Av/user 433 5 4.67 4.33 Av/Q 4.66 4.5 Skor 4.58 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accuracy y Q1 Q2 Q1 Q2 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4.67 5 4.67 4.33 4.83 4.58
Usage Intensity Application Applicatio Dependenc n Breadth y 4 4 5 4 3 4 4
4 4
Tabel 4. 29Business Value Scorecard Aplikasi Axapta
Weight
24.37% Memperbai ki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 4 4 3 11 .67
1 2 2 1 3 1 Total 4 Averag 1.33 e Score 32.41 148.01 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1. 2. 3.
Director WCS Representative Manager Back Office Manager
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 2 3 2 7 2.33
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 4 3 12 4
41.12
70.60
292.15
213
Skor portfolio aplikasi Axapta 1. Service terbagi atas: Availability 4.66 Responsiveness 4.5 Score Level of Service 4.58 2. Quality terbagi atas: Fungsionality 4.33 Accuracy 4.83 Score Level of Quality 4.58
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 1.33 + 3.67 + 2.33 + 4 4
4 4 4 2.83
2. Aplikasi Remote System Tabel 4. 30Hasil Kuisioner Aplikasi Remote System
Responde n
Service Responsivene Availability ss Q1
Q2
Q1
Q2
1 5 4 5 5 2 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 Av/user 5 4.4 4.8 4.6 Av/Q 4.7 4.7 Skor 4.7 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accuracy y Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
5 4 5 3 4 4.2
5
4.6
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5
4.8
3 4
Tabel 4. 31Business Value Scorecard Aplikasi Remote System
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 2 5 2 2 5 3 2 5 4 1 5 5 1 5 Total 8 25 Average 1.6 5 Score 38.99 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden 1. Direktur 2. Manager Representative 3. General Manager 4. Consultant Manager
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 3 3 3 3 2 14 2.8 49.42
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 5 25 5 88.25
378.31
214
5. Technical Manager
Skor portfolio aplikasi remote system 1. Service terbagi atas: 3. Usage Intensity terbagi atas: Availability 4.7 Application Depedency Responsiveness 4.7 Application Breadth Score Level of Service 4.7 Score Usage Intensity 2. Quality terbagi atas: 4. Strategy Business Alignment: Fungsionality 5 1.6 + 5 + 2.8 + 5 Accuracy 4.6 4 Score Level of Quality 4.7
5 3 4 3.6
3. Aplikasi Knowledge Management Tabel 4. 32Hasil Kuisioner Aplikasi Knowledge Management
Service Responde Availabilit Responsivenes n y s Q1 Q2 Q1 Q2 1 5 5 5 5 2 4 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 6 5 5 5 5 Av/user 4.67 5 4.83 4.83 Av/Q 4.83 4.83 Skor 4.83 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accuracy y Q1 Q2 Q1 Q2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4.83 4.67 5 4.75 4.88
Usage Intensity Application Applicatio Dependenc n Breadth y 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
4 4.5
Tabel 4. 33Business Value Scorecard Aplikasi Axapta
Weight
24.37% Memperbai ki strategi marketing 2 2 3 2 2 2 13 2.17
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 5 5 5 5 5 5 30 5
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 4 4 4 5 5 27 4.5
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 4 5 5 29 4.83
1 2 3 4 5 6 Total Averag e Score
52.88
201.65
79.43
85.25
Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1. Director WCS 2. Representative Manager
419.2 1
215
3. 4. 5. 6.
General Manager Consultant Manager Technical Manager Support Leader
Skor portfolio aplikasi Axapta 1. Service terbagi atas: Availability 4.83 Responsiveness 4.83 Score Level of Service 4.83 2. Quality terbagi atas: Fungsionality 5 Accuracy 4.75 Score Level of Quality 4.88
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 2.17 + 5 + 4.5 + 4.83 4
5 4 4.5 4.13
4. Aplikasi Absensi Tabel 4. 34Hasil Kuisioner Aplikasi Absensi
Responde n
Service Availabilit Responsivenes y s
Quality Functionalit Accuracy y
Q1
Q1
Q2
Q1
Q2
1 5 5 5 5 2 5 4 5 4 3 5 4 4 3 Av/user 5 4.33 4.67 4 Av/Q 4.67 4.33 Skor 4.5 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Q2
5 5 4 5 4 5 4.33 5 4.67
Q1 4 4 4 4
Q2
4 5 4 4.33 4.17
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 3 5 4 5 3 5 3.33
4.42
5 4.17
Tabel 4. 35Business Value Scorecard Aplikasi Absensi
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
1 2 3 Total
0 1 0 1
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 2 3 3 8
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 1 1 0 2
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 4 5 14
216
Average 0.33 2.67 Score 8.04 107.68 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
0.67 11.83
4.67 82.43
209.97
Responden: 1. Director WCS 2. Representative Manager 3. Back Office Manager
Skor portfolio aplikasi absensi 1. Service terbagi atas: Availability 4.67 Responsiveness 4.33 Score Level of Service 4.5 2. Quality terbagi atas: Fungsionality 4.67 Accuracy 4.17 Score Level of Quality 4.42
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 0.33 + 2.67 + 0.67 + 4.67 4
3.13 5 4.17
2.09
Tabel 4. 36 Portfolio Aplikasi
Aplikasi
Biaya (juta)
Business Alignmen t
Servic e
Qualit y
230
2.83
4.58
Konsultan
137.2 2
3.6
Konsultan
246 30
Unit kerja Admin divisi
Axapta Remote System Knowledge Management
Admin divisi Sumber: hasil olah data Absensi
Usage Intensity Depedenc y
Breadth
4.58
4
4
4.7
4.8
5
3
4.13
4.83
4.88
5
4
2.09
4.5
4.42
3.33
5
4.4.3.2 Portfolio Infrastruktur Dibawah ini akan dijelaskan mengenai kualitas, keberadaan, dan intensitas penggunaan
infrastruktur
yang
sedang
berjalan
dalam
perusahaan
serta
penyelarasannya dengan arahan strattegi bisnis yang telah dihasilkan sebelumnya. 1. Hardware Tabel 4. 37Hasil Kuisioner Infrastruktur Hardware
Responde n 1 2 3
Service Availabilit Responsivene y ss
Quality Functionalit Accuracy y
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5
5 4 4
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 4
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 5 5 4 5
217
4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 6 5 4 5 5 7 5 5 5 5 8 5 4 5 5 9 5 4 4 5 Av/user 5 4.44 4.78 4.89 Av/Q 4.72 4.83 Skor 4.78 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5
5
5 4 5 5 4 4 4.55 4.77
3 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
4.55
5
4.88
4.77
Tabel 4. 38Business Value Scorecard Hardware
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 5 2 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 6 5 5 7 5 5 8 3 5 9 2 5 Total 38 45 Average 4.22 5 Score 102.84 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1. Director 2. General Manager 3. Representative Manager 4. Back office manager 5. Account Manager
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 4 3 4 5 4 5 4 4 4 37 4.11 72.54
6. 7. 8. 9.
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 4 5 5 5 5 5 5 5 43 4.78 84.37
461.4
Consultant Manager Presales Consultant Technical Manager Support Leader
Skor portfolio infrastruktur hardware 1. Service terbagi atas: 3. Usage Intensity terbagi atas: Availability 4.72 Application Depedency Responsiveness 4.83 Application Breadth Score Level of Service 4.78 Score Usage Intensity 2. Quality terbagi atas: 4. Strategy Business Alignment: 4.22 + 5 + 4.11 + 4.78 Fungsionality 5 Accuracy 4.77 4 Score Level of Quality 4.88 2. Software lisence
4.55 5 4.77 4.53
Tabel 4. 39Hasil Kuisioner Infrastruktur Software Lisence
Responde n
Service Availabilit Responsivene y ss
Quality Functionalit Accurac y y
Usage Intensity Applicatio Applicatio n n Breadth
218
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 5
1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 Av/user 5 5 5 5 Av/Q 5 5 Skor 5 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
5
Dependenc y 5 5 5
1 1 1
5
1
5 5
3
Tabel 4. 40Business Value Scorecard Infrastructure Software Lisence
Weight
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 4 5 2 5 5 3 5 5 Total 14 15 Average 4.67 5 Score 113.81 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1. 2.
3.
24.37% Memperbaiki strategi marketing
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 2 1 1 4 1.34 23.48
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 2 2 2 6 2 35.3
374.24
Director General Manager Presales consultant
Skor portfolio infrastruktur software lisence 1. Service terbagi atas: Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 4.67 + 5 + 1.34 + 2 4
5 5 5 5 5 5
5 1 3
3.25
3. Server Tabel 4. 41Hasil Kuisioner Infrastruktur Server
Responde n 1 2 3
Service Responsivenes Availability s
Quality Functionality
Accurac y
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5
5 5 5
4 4 3
5 4 4
5 5 5
5 5 5
4 5 4
4 5 5
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 4 5 4 5
219
4 5 4 3 5 5 5 4 6 5 4 4 Av/user 5 4.67 3.6 Av/Q 4.83 4.08 Skor 4.45 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
5 5 4 4.6
5 5 5 5
5 5 5 5
4 4 5 4 4 4 4.4 4.4 4.33
5
5 5 4
5 5 5
4.5
5
4.66
4.7
Tabel 4. 42Business Value Scorecard Server
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 5 2 4 5 3 4 5 4 3 4 5 4 5 Total 20 24 Average 4 4.8 Score 97.48 193.58 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden 1. Director 2. General Manager 3. Account Manager
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 3 1 4 3 3 14 2.8 49.42
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 4 5 24 4.8 84.72
425.2
4. Consultant Manager 5. Technical Manager
Skor portfolio infrastruktur server 1. Service terbagi atas: Availability 4.83 Responsiveness 4.08 Score Level of Service 4.45 2. Quality terbagi atas: Fungsionality 5 Accuracy 4.33 Score Level of Quality 4.66
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 4 + 4.8 + 2.8 + 4.8 4
4.5 5 4.7 4.1
4. Network Tabel 4. 43Hasil Kuisioner Network
Respond en 1 2 3
Service Availabilit Responsivene y ss
Quality Functionalit Accuracy y
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
Q1
Q2
5 4 5
5 4 4
4 4 4
4 5 4
4 5 3
5 4 4
4 5 5
2 3 3
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 4 5 5 5
220
4 5 6 7 8 Av/user
4 3 5 3 2 3 3 4 2 1 3.7 3.3 5 8 3.56
5 4 4 5 5 4.38
4 4 3 3 2 3.63
3 3 4 3 2 3.37
Av/Q 4 Skor 3.78 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
4 4 3 3 4 3.87
3.62
4 4 3 4 2 2 3 2 1 2 3.3 2.7 7 5 2.93
5 4 5 5 5
5 5 5 5 5
4.75
5
3.28
4.87
Tabel 4. 44Business Value Scorecard Network
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 5 2 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 6 4 5 7 5 5 8 5 5 Total 36 40 Average 4.5 5 Score 109.67 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1 . Direktur 2. Manager Representative 3. General Manager 4. Presales
Skor portfolio infrastruktur network 1. Service terbagi atas: Availability 3.56 Responsiveness 4 Score Level of Service 3.78 2. Quality terbagi atas: Fungsionality 3.62 Accuracy 2.93 Score Level of Quality 3.28
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 4 4 5 4 4 5 3 5 34 4.25 75.01
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 88.25
5. Account Manager 6. Consultant Manager 7. Technical Manager 8. Support Leader
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 4.5 + 5 + 4.25 + 5 4
Tabel 4. 45 Portfolio Infrastruktur
Infrastruktu r Hardware
Unit kerja
Biaya (juta)
Seluruh 434.82 bagian
Usage Intensity Business Service Quality Alignment Depedency Breadth 4.53
474.58
4.78
4.89
4.5
5
4.75 5 4.87
4.69
221
Software Lisence
Seluruh 30 bagian Seluruh Server 78 bagian Seluruh Network 37.251 bagian Sumber: hasil olah data
3.25
5
5
5
1
4.1
4.45
4.66
4.5
5
4.69
3.78
3.28
4.75
5
4.4.3.3 Portfolio Layanan Dibawah ini akan dibahas kuisioner mengenai layanan, kualitas, intensitas penggunaan dan penyelarasan aplikasi dengan arahan strategi WCS. 1. Maintenance Tabel 4. 46Hasil Kuisioner Maintenance
Responde n
Service Availabilit Responsivene y ss Q1
Q2
Q1
Q2
1 5 5 5 5 2 5 4 5 5 3 5 5 5 5 Av/user 5 4.67 5 5 Av/Q 4.83 5 Skor 4.92 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accurac y y Q1 5 4 4 4.33 4.67
Q2
Q1
Q2
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 5 5
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 4 5 3 5 4
4.83
5 4.5
Tabel 4. 47Business Value Scorecard Maintenance
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 3 5 2 3 4 3 4 4 Total 10 13 Average 3.33 4.33 Score 81.15 174.63 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden: 1. Director 2. Representative Manager 3. General Manager
Skor portfolio maintenance 1. Service terbagi atas:
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 4 4 13 4.33 76.43
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 15 5 88.25
3. Usage Intensity terbagi atas:
420.46
222
Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
4.83 5 4.92
Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 3.33 + 4.33 + 4.33 + 5 4
4.67 5 4.83
4 5 4.5 4.25
2. Domain Tabel 4. 48Hasil Kuisioner Domain
Responde n
Service Availabilit Responsivene y ss Q1
Q2
Q1
Q2
Quality Functionalit Accurac y y Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5
1 5 4 5 5 2 5 3 5 5 Av/user 5 3.5 5 5 Av/Q 4.25 5 Skor 4.63 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
5
5 5
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 5 5 5
5 5
Tabel 4. 49 Business Value Scorecard Domain
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 3 2 5 2 Total 10 5 Average 5 2.5 Score 121.85 100.83 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 4 4 8 4 8.83
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 4 5 9 4.5 8.83
240.33
Responden: 1. Director 2. Corporate Secretary
Skor portfolio domain 1. Service terbagi atas: Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
4.25 5 4.63 5 5 5
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment:: 5 + 2.5 + 4 + 4.5 4
5 5 5 4
223
Tabel 4. 50 Portfolio Layanan
Layanan
Unit kerja
Maintenanc e
Seluruh WCS Seluruh Domain WCS Sumber: hasil olah data
Biay a (juta)
Business Alignment
Service
100
4.25
4.92
4
2.13
4.63
Qualit y
Usage Intensity Dependenc y
Breadth
4..83
4
5
5
5
5
4.4.3.4 Portfolio Manajemen 1. Operasional budget Tabel 4. 51Hasil Kuisioner Operational Budget
Responde n
Service Availabilit Responsivene y ss Q1
Q2
Q1
Q2
1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 Av/user 4.6 4.8 5 4.6 Av/Q 54.7 4.8 Skor 4.75 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accurac y y Q1
Q2
Q1
5 5 5 5 5 5
4 4 3 3 4 3.6
5 5 5 5 5 5
4.3
Q2
5 4 5 5 5 4.8 4.9
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4.4
4.6
5 4.7
Tabel 4. 52Business Value ScorecardOperational Budget
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 5 2 4 5 3 5 4 4 5 4 5 3 4 Total 22 22 Average 4.4 4.4. Score 107.23 177.45 Sumber: hasil kuisioner dan olah data Responden 1. Director 2. Corporate Secretary 3. Representative Manager 4. General Manager
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 5 5 4 4 23 4.6 81.19
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 4 24 4.8 84.72
450.59
224
5.
Account Manager
Skor portfoliooperational budget 1. Service terbagi atas: Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 4.4 + 4.4 + 4.6 + 4.8 4
4.7 4.8 4.75 4.3 4.9 4.6
4.4 5 4.7 4.55
2. Training Tabel 4. 53Hasil Kuisioner Training
Responde n
Service Availabilit Responsivene y ss Q1
Q2
Q1
Q2
1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 7 5 5 5 5 8 5 5 5 5 Av/user 5 5 5 5 Av/Q 5 5 Skor 5 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data
Quality Functionalit Accurac y y Q1
Q2
Q1
Q2
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5
5 5
Usage Intensity Applicatio n Applicatio Dependenc n Breadth y 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5
Tabel 4. 54Business Value Scorecard Training
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
1 2 3 4 5 6 7 8 Total
3 4 3 3 2 3 4 3 25
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 5 5 5 5 5 5 5 5 40
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 3 3 2 3 2 3 3 4 23
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 5 5 5 5 40
225
Average 3.13 5 Score 76.28 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
2.88 50.83
Responden 1. Director 2. Representative Manager 3. Presales 4. General Manager
Skor portfoliotraining 1. Service terbagi atas: Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
5. 6. 7. 8.
5 5 5 5 5 5
5 88.25
417.01
Account Manager Consultant Manager Technical Manager Support Leader
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 3.13 + 5 + 2.88 + 5 4
5 5 5 4.0025
3. Lisence ujian sertifikasi Tabel 4. 55Hasil Kuisioner Lisence Ujian Sertifikasi
Service Quality Usage Intensity Responden Availability Responsiveness Functionality Accuracy Application Application Breadth Q1 Q2 Q1 Q2 Q1 Q2 Q1 Q2 Dependency 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 7 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 8 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 Av/user 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 Av/Q 5 5 5 5 Skor 5 5 4 Sumber: Hasil kuisioner dan olah data Tabel 4. 56 Business Value Scorecard Ujian Sertifikasi
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
1 2 3 4 5 6 7
4 3 4 4 3 4 3
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 5 5 5 5 5 5 5
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 2 3 4 3 3 3 3
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 5 5 5
226
8 3 5 Total 28 40 Average 3.5 5 Score 85.30 201.65 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
1 22 2.75 48.54
Responden 1. Director 2. Representative Manager 3. Presales 4. General Manager
Skor portfolioujian sertifikasi 1. Service terbagi atas: Availability Responsiveness Score Level of Service 2. Quality terbagi atas: Fungsionality Accuracy Score Level of Quality
5. 6. 7. 8.
5 5 5 5 5 5
5 40 5 88.25
423.73
Account Manager Consultant Manager Technical Manager Support Leader
3. Usage Intensity terbagi atas: Application Depedency Application Breadth Score Usage Intensity 4. Strategy Business Alignment: 3.5 + 5 + 2.75 + 5 4
5 3 4 4.0625
Tabel 4. 57 Portfolio Manajemen
Manajemen
Unit kerja
Operational Budget
Divisi solusi ebisnis Divisi solusi eTraining bisnis Divisi solusi eUjian sertifikasi bisnis Sumber: hasil olah data
Biaya (juta)
Business Alignment
Service
Qualit y
200
4.55
4.75
285
4.0025
47.5
4.0625
Usage Intensity Depedenc y
Breadt h
4.6
4.4
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4.4.4 Prioritization Teknik ini dilakukan untuk menilai manfaat dari setiap project yang akan dikembangkan oleh perusahaan. Adapun project-project yang akan dikembangkan oleh WCS meliputi project pembuatan produk baru, aplikasi Fix it, aplikasi team us dan penambahan fitur-fitur dalam situs perusahaan. Penilaian manfaat ini akan digunakan sebagai pedoman untuk menentukan project yang perlu diutamakan, dikembangkan dan dilaksanakan serba project yang memberi dampak terbaik pada bottom-line WCS sesuai arahan strategi perusahaan.
227
4.4.4.1 PrioritizationScoring for Investment Project Untuk melakukan prioritization pada WCS, maka harus didasari oleh hubungan sebab akibat dari inisiatif TI dengan arahan strategi WCS. Masing-masing projectakan dilakukan perhitungan dampak dan resiko yang disesuaikan dengan arahan strategi WCS. Perhitungan dampak digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang akan diperoleh WCS dalam mengembangkan projectnya dimasa depan terhadap arahan strategi yang telah ditentukan. Sedangkan resiko akan digunakan untuk memperoleh hasil terbaik mengenai project sehingga pihak manajemen dapat memprioritaskan project yang memiliki dampak terkecil sehingga investasi yang akan dilakukan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar. Berikut adalah penilaian project yang akan dikembangkan dari masingmasing pihak yang terkait dengan arahan strategi WCS. Penilaian ini dilakukan oleh Director, Corporate Secretary, Representative Manager, General Manager, Account Manager, Presales Consultant, Consultant Manager, Technical Consultant, Support Leader. Tabel 4. 58Business Value Scorecard Project Klinik Support
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 3 5 2 3 4 3 2 4 4 3 5 5 3 5 6 2 5 7 3 5 8 1 4 Total 20 37 Average 2.5 4.63 Score 60.93 186.73 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5 88.25
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 3 3 2 2 1 3 3 2 19 2.38 42
377.91
228
Tabel 4. 59Business Value Scorecard Project Situs
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 5 5 2 4 5 3 5 5 4 5 4 5 4 5 6 5 5 7 5 5 8 5 5 Total 38 39 Average 4.75 4.88 Score 115.76 196.81 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 5 4 4 5 5 4 4 36 4.5 79.43
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 4 4 5 4 5 5 37 4.63 81.72
437.72
Tabel 4. 60Business Value Scorecard Project Team Us
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 1 3 5 2 2 5 3 3 5 4 3 5 5 3 4 6 3 5 7 2 4 8 2 5 Total 21 38 Average 2.625 4.75 Score 63.97 191.57 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 4 4 5 4 5 5 4 36 4.5 79.43
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 4 5 4 4 4 36 4.5 79.43
Tabel 4. 61Business Value Scorecard Project Fix It
Weight
24.37% Memperbaiki strategi marketing
1 2 3 4 5 6
4 3 3 2 3 4
40.33% Memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan 5 5 5 5 5 5
17.65% Melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan 5 5 4 5 5 5
17.65% Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan 5 5 5 5 5 4
414.4
229
7 2 4 8 3 5 Total 24 39 Average 3 4.88 Score 73.11 196.61 Sumber: hasil kuisioner dan olah data
4 4 37 4.63 81.63
5 5 39 4.88 86.04
437.39
4.4.4.2 Risk Assesment Dalam penilaian resiko yang dilakukan terdapat prinsip “nilai yang tinggi memiliki resiko yang rendah dan menghasilkan potensi kesuksesan yang besar.” Prinsip ini berarti menjelaskan bahwa pembobotan resiko yang dilakukan oleh setiap pihak yang terkait memberi arti bahwa yang memiliki bobot lebih tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi pula dan demikian sebaliknya. Berikut adalah penilaian resiko pada project yang dikembangkan oleh WCS: a. Project Pengembangan Produk Klinik Support Tabel Hasil Kuisioner Project Klinik Support Niai Resiko Risiko Ketida Ketida Resiko Resik Resiko Projec kpastia kpastia infrastruktu o Investas Responden t n n r TI Tekni i pendefi teknis s nisian 1 8 9 8 9 8 6 2 9 7 6 9 7 4 3 9 8 7 7 8 5 4 10 8 7 8 9 7 5 9 9 8 9 8 3 6 10 8 7 9 6 4 7 10 10 9 8 9 6 8 10 10 8 6 7 6 9 10 10 8 8 8 4 Total 85 79 68 73 70 45 Average 9.44 8.78 7.56 8.11 7.78 5 Sumber: Kuisioner PT. WCS
Resiko Manajeme n Project
7 8 8 5 8 7 6 6 7 62 6.89
53.56
230
b. ProjectTeamUs Tabel Hasil Kuisioner Team Us Niai Resiko Risiko Ketida Ketida Resiko Resik Resiko Projec kpastia kpastia infrastruktu o Investas Responden t n n r TI Tekni i pendefi teknis s nisian 1 6 10 7 8 9 9 2 7 10 8 9 9 9 3 9 9 7 9 9 7 4 7 9 6 8 9 8 5 6 10 7 9 8 9 6 8 10 8 8 10 8 7 8 10 9 8 10 8 8 8 10 9 8 9 8 9 8 10 9 8 9 8 Total 67 88 70 75 79 74 Average 7.44 9.78 7.78 8.33 8.78 8.22 Sumber: Kuisioner PT. WCS
Resiko Manajeme n Project
9 9 10 10 9 10 10 9 9 79 8.78
59.11
c. Project Fix It
Risiko Projec t
Ketida kpastia Responden n pendefi nisian 1 6 7 2 5 5 3 4 5 4 3 6 5 5 6 6 3 5 7 4 5 8 5 6 9 8 6 Total 43 51 Average 4.78 5.67 Sumber: Kuisioner PT. WCS
Tabel Hasil Kuisioner Fix It Niai Resiko Ketida Resiko Resik kpastia infrastruktu o n r TI Tekni teknis s 8 7 9 9 7 9 6 7 6 68 7.56
9 5 8 8 8 9 8 7 7 69 7.67
6 5 5 6 8 5 7 6 6 54 6
Resiko Investas i
Resiko Manajeme n Project
5 5 6 7 8 6 7 6 6 56 6.22
6 6 5 5 7 4 4 5 5 47 5.22
43.12
231
d. Project Pengembangan Situs
Risiko Projec t
Ketida kpastia Responden n pendefi nisian 1 10 9 2 10 9 3 9 6 4 10 8 5 10 9 6 9 7 7 9 6 8 10 6 9 10 8 Total 87 68 Average 9.67 7.56 Sumber: Kuisioner PT. WCS
Tabel Hasil Kuisioner SItus Niai Resiko Ketida Resiko Resik kpastia infrastruktu o n r TI Tekni teknis s 8 8 8 7 8 9 9 9 9 75 8.33
10 10 9 10 10 8 10 10 9 86 9.56
Resiko Investas i
Resiko Manajeme n Project
10 8 8 8 9 8 8 9 9 77 8.56
10 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9.67
9 8 9 9 9 9 9 9 9 80 8.89
4.4.4.3 Analisis resiko dan dampak terhadap biaya Berdasarkan analisis hasil perhitungan terhadap dampak dan resiko pada masing-masing project, maka diperoleh hasil yang akan ditunjukkan oleh diagram bubble yang digambarkan pada gambar dibawah ini. Besar bubble menandakan besar biaya yang dikeluarkan untuk project tersebut.
Dampak
Dampak
460 440 420 400 380 360 0
Fix It [] [] [] Kl inik Support [] [] 20 [] 40
Si tus [] [] []
Team US [] [] []
60
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 20 Analisis Resiko Dampak Terhadap Biaya
80
62.04
232
Berikut adalah rincian data nilai resiko dan dampak serta biaya tiap project yang dilakukan oleh WCS berdasarkan hasil kuisioner dan olah data yang telah dilakukan sebelumnya. Gambar 4. 21 Rincian Hasil Resiko Dampak
Nama Klinik Support Team Us Fix it Situs Sumber: hasil olah data
Nilai Resiko 53.56 59.11 43.12 62.04
Nilai Dampak
Biaya
377.91 414.49 437.39 473.72
318.000.000 140.000.000 128.000.000 114.000.000
4.4.5 Alignment Portfolio Lights-on Alignment yang diperhatikan adalah alignment lights-on sehingga dapat memudahkan para manajer dalam melihat keterkaitan antara portfolio lights-on dengan arahan strategi perusahaan. Berikut akan ditunjukkan alignment portfolioPT. WCS: 1. Aplikasi Tabel 4. 62 Alignment Aplikasi
Weigh t
24.37%
40.33%
17.65%
17.65%
Memfo Melak Mening Unwe ight Memp kuskan ukan katkan Total erbaiki pening peneli efisiens i dan tian strateg katan kualita dan efektifi i tas penge market kerja mban ing s gan karyaw an produ pelaya k Axapta Remote System Knowledge Manageme nt Absensi Unweight Total
Weigh Nilai ted Maksi Perse Total mal ntase (%) (%) Align ment Gap
Nilai Seben arnya
21.37%
1.33
3.67
2.33
4
11.33
242.12
427.4
12.11%
17.65%
35.12%
1.6
5
2.8
5
14.4
505.58
702.4
25.28%
36.84%
32.06%
2.17
5
4.5
4.83
16.5
528.99
641.2
26.45%
38.55%
11.45%
0.33
2.67
0.67
4.67
8.34
95.49
229
4.77%
6.96%
5.32
16.34
10.3
18.5
2000
68.61%
100%
233
Weighted Total (%) Nilai Maksimal (%) Persentase Alignment Gap Nilai Sebenarnya Sumber: hasil olah data
129.65
658.99
181.8
326.53
487.4
806.6
353
353
2000
6.48%
32.95%
9.09%
16.33%
64.85%
9.99%
50.81%
14.02%
25.18%
100%
Kesimpulan: Dari analisis alignment pada lights-on aplikasi, ditemukan bahwa terdapat gap yang akan dijelaskan sebagai berikut: •
Pada presentase Alignment Gap Vertical, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment masing-masing aplikasi dengan keseluruhan arahan strategi bisnis perusahaan bernilai menengah dengan presentase 68.61% dari keseluruhan 100% dimana: a. Aplikasi Axapta yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 21.37% ternyata sebenarnya hanya mencapai 17.65% nilai penyelarasan. b. Aplikasi Remote System yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 35.12% ternyata sebenarnya telah mencapai 36.84% nilai penyelarasan. c. Aplikasi Knowledge Management yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 32.06% ternyata sebenarnya telah mencapai 38.55% nilai penyelarasan. d. Aplikasi Absensi yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 11.45% ternyata sebenarnya hanya mencapai 6.96% nilai penyelarasan.
234 •
Pada presentase Alignment Gap Horizontal, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment seluruh aplikasi dengan masing-masing arahan strategi bisnis perusahaan bernilai menengah dengan presentase 64.85% dari keseluruhan 100% dimana infrastruktur terpusat pada tujuan memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan (50.81%) dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja karyawan (25.18%) Berikut akan dijabarkan gap horizontal: a. Aplikasi perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memperbaiki strategi marketing yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 24.37% ternyata sebenarnya hanya mencapai 9.99% nilai penyelarasan. b. Aplikasi perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 40.33% ternyata sebenarnya telah mencapai 50.81% nilai penyelarasan. c. Aplikasi perusahaan yang terkait dengan arahan strategi melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya hanya mencapai 14.02% nilai penyelarasan. d. Aplikasi perusahaan yang terkait dengan arahan strategi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya telah mencapai 25.18% nilai penyelarasan.
235
2. Infrastruktur Tabel 4. 63 Alignment Infrastruktur
Mem Weight 24.37% perba iki strate gi mark eting
34.21% Hardware Software 15.79% Lisence 21.05% Server 28.95% Network Unweight Total Weighted Total (%) Nilai Maksimal (%) Persentase Alignment Gap Nilai Sebenarnya Sumber: hasil olah data
40.33% 17.65% 17.65% Memfo Melak Mening Unwe Weighte Nilai Perse kuskan ukan katkan ight d Total Maksi ntase mal pening peneli efisiens Total (%) (%) Align katan tian i dan ment kualita dan efektifi Gap penge tas mban kerja s gan karyaw pelaya produ an k layana
Nilai Seben arnya
4.22
5
4.11
4.78
18.11
619.54
684.2
30.98%
47.36%
4.67
5
1.33
2
13
207.61
315.8
10.38%
15.87%
4
4.8
2.8
4.8
16.4
345.22
421
17.26%
26.39%
4.5
5
4.25
5
4.69
135.78
579
6.79%
10.38%
12.89
14.8
8.24
11.58
2000
65.41%
100%
314.13
596.88
145.44
204.39
487.4
806.6
353
353
2000
15.71%
29.84%
7.27%
10.22%
63.04%
24.91%
47.34%
11.54%
16.21%
100%
Kesimpulan: Dari analisis alignment pada lights-on infrastruktur, ditemukan bahwa terdapat gap yang akan dijelaskan sebagai berikut: •
Pada presentase Alignment Gap Vertical, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment masing-masing infrastruktur dengan keseluruhan arahan strategi bisnis perusahaan bernilai menengah dengan presentase 65.41% dari keseluruhan 100% dimana:
236
a. Infrastruktur Hardware yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 34.21% ternyata sebenarnya telah mencapai 47.36% nilai penyelarasan. b. Infrastruktur Software Lisence yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 15.79% ternyata sebenarnya telah mencapai 15.87% nilai penyelarasan. c. Infrastruktur Server yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 21.05% ternyata sebenarnya telah mencapai 26.39% nilai penyelarasan. d. Infrastruktur Network yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 28.95% ternyata sebenarnya hanya mencapai 10.38% nilai penyelarasan. •
Pada presentase Alignment Gap Horizontal, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment seluruh infrastruktur dengan masing-masing arahan strategi bisnis perusahaan bernilai menengah dengan presentase 63.04% dari keseluruhan 100% dimana infrastruktur terpusat pada tujuan memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan (47.34%) dan memperbaiki strategi marketing (24.91%) Berikut akan dijabarkan gap horizontal: a. Infrastruktur
perusahaan
yang
terkait
dengan
arahan
strategi
memperbaiki strategi marketing yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 24.37% ternyata sebenarnya telah mencapai 24.91% nilai penyelarasan. b. Infrastruktur memfokuskan
perusahaan peningkatan
yang
terkait
kualitas
dengan pelayanan
arahan
strategi
yang
awalnya
237
diperkirakan
memiliki
nilai
perhatian
sebesar
40.33%
ternyata
sebenarnya telah mencapai 47.34% nilai penyelarasan. c. Infrastruktur perusahaan yang terkait dengan arahan strategi melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya hanya mencapai 11.54% nilai penyelarasan. d. Infrastruktur
perusahaan
yang
terkait
dengan
arahan
strategi
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya hanya mencapai 16.21% nilai penyelarasan. 3.
Layanan Tabel 4. 64 Alignment Layanan
Weight
24.37 % Mem
perba iki strate gi mark eting
Maintenan 70% 3.33 ce 5 30% Domain Unweight 8.33 Total Weighted 203 Total (%) Nilai 243.7 Maksimal (%) Persentase 20.3 Alignment Gap Nilai 25.59 Sebenarnya Sumber: hasil olah data
40.33%
17.65 %
Memfo Melak kuskan ukan pening peneli katan tian kualita dan penge mban s gan produ pelaya k layana
17.65 %
Mening Unwe katkan ight efisiens Total i dan efektifi tas kerja karyaw an
Weighte Nilai d Total Maksi Perse (%) mal ntase (%) Align ment Gap
Nilai Seben arnya
4.33
4.33
5
16.99
189.3
1400
9.46%
79.77%
2.5
4
4.5
16
48
600
2.4%
20.23%
6.83
8.33
9.5
2000
11.86%
100%
275.45
147.02
167.68
403.3
176.5
176.5
1000
27.54
14.70
16.77
79.31%
34.73
18.54
21.14
100%
238
Kesimpulan: Dari analisis alignment pada lights-on layanan, ditemukan bahwa terdapat gap yang akan dijelaskan sebagai berikut: •
Pada presentase Alignment Gap Vertical, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment masing-masing layanan dengan keseluruhan arahan strategi bisnis perusahaan bernilai sangat rendah dengan presentase 11.86% dari keseluruhan 100% dimana: a. Layanan Maintenance yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 70% ternyata sebenarnya telah mencapai 79.77% nilai penyelarasan. b. Layanan domain yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 30% ternyata sebenarnya hanya mencapai 20.23% nilai penyelarasan.
•
Pada presentase Alignment Gap Horizontal, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment seluruh layanan dengan masing-masing arahan strategi bisnis perusahaan bernilai cukup tinggi dengan presentase 79.31% dari keseluruhan 100% dimana layanan terpusat pada tujuan memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan (50.81%) dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja karyawan (25.18%) Berikut akan dijabarkan gap horizontal: a. Layanan perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memperbaiki strategi marketing yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 24.37% ternyata sebenarnya telah mencapai 25.59% nilai penyelarasan. b. Layanan perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan yang awalnya diharapkan memiliki nilai
239
perhatian sebesar 40.33% ternyata sebenarnya hanya mencapai 34.78% nilai penyelarasan. c. Layanan perusahaan yang terkait dengan arahan strategi melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.14% nilai penyelarasan. d. Layanan perusahaan yang terkait dengan arahan strategi meningkatkan efisiensi
dan
efektifitas
kerja
karyawan
yang
awalnya
diperkirakanmemiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.14% nilai penyelarasan. 4. Manajemen Tabel 4. 65 Alignment Manajemen
Weigh Memp 24.37% erbaiki t strateg i market ing
Operasiona l budget Training Ujian Sertifikasi Unweight Total Weighted Total (%) Nilai Maksimal (%) Persentase Alignment Gap
40.33% 17.65% 17.65% Memfo Melak Mening Unwe ight kuskan ukan katkan Total pening peneli efisiens katan i dan tian kualita dan efektifi tas penge kerja mban s gan karyaw an produ pelaya k layana
Weigh ted Total (%)
Nilai Maksi Perse Nilai mal ntase Seben (%) Align arnya ment Gap
20%
4.4
4.4
4.6
4.8
18.2
364
400
18.2%
21.99%
40%
3.13
5
2.88
5
16.01
640.4
800
32.02%
38.68%
40%
3.5
5
2.75
5
16.28
651.2
800
32.56%
39.33%
11.03
14.4
10.26
14.8
2000
82.78%
100%
268.80
580.75
181.09
261.22
365.55
604.95
264.75
264.75
1500
17.92%
38.72%
12.07%
17.41%
86.12%
240
Nilai Sebenarnya Sumber: hasil olah data
20.81%
44.95%
14.02%
20.22%
100%
Kesimpulan: Dari analisis alignment pada lights-on manajemen, ditemukan bahwa terdapat gap yang akan dijelaskan sebagai berikut: •
Pada presentase Alignment Gap Vertical, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment masing-masing lights-on manajemen dengan keseluruhan arahan strategi bisnis perusahaan bernilai sangat tinggi dengan presentase 82.78% dari keseluruhan 100% dimana: a. Lights-on manajemenoperational budgeting yang awalnya diperkirakan memiliki nilai perhatian sebesar 20% ternyata sebenarnya telah mencapai 21.99% nilai penyelarasan. b. Lights-on manajementraining program yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 40% ternyata sebenarnya hanya mencapai 38.68% nilai penyelarasan. c. Lights-on manajemenUjian sertifikasi yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 40% ternyata sebenarnya hanya mencapai 39.33% nilai penyelarasan.
•
Pada presentase Alignment Gap Horizontal, terlihat bahwa nilai keseluruhan alignment seluruh manajemen dengan masing-masing arahan strategi bisnis perusahaan bernilai sangat tinggi dengan presentase 86.12% dari keseluruhan 100% dimana manajemen terpusat pada tujuan memfokuskan peningkatan kualitas pelayanan (44.95%) dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja karyawan (20.22%) Berikut akan dijabarkan gap horizontal:
241
a. Lights-on manajemen perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memperbaiki strategi marketing yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 24.37% ternyata sebenarnya hanya mencapai 20.81% nilai penyelarasan. b. Lights-on manajemen perusahaan yang terkait dengan arahan strategi memfokuskan diperkirakan
peningkatan memiliki
kualitas
nilai
perhatian
pelayanan
yang
awalnya
sebesar
40.33%
ternyata
sebenarnya telah mencapai 44.95% nilai penyelarasan. c. Lights-on manajemen perusahaan yang terkait dengan arahan strategi melakukan penelitian dan pengembangan produk layanan yang awalnya diharapkan memiliki nilai perhatian sebesar 17.65% ternyata sebenarnya hanya mencapai 14.02% nilai penyelarasan. d. Lights-on manajemen perusahaan yang terkait dengan arahan strategi meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan yang awalnya diperkirakan
memiliki
nilai
perhatian
sebesar
17.65%
ternyata
sebenarnya telah mencapai 20.22 nilai penyelarasan. 4.4.6 Analisis Hubungan antarLights-on Berikut
dibawah
ini akan
digambarkan hubungan
ketergantungan
(dependency), luas pemakaian (breadth) dengan nilai kualitas (quality) dalam portfolio lights-on 4.4.6.1 Analisis Hubungan Dependency dengan Quality Berikut akan dijelaskan mengenai hubungan antara Dependency dengan Quality.
242
I.
Presentase Depedency Berikut pada gambar 4.22 akan digambarkan dependency dari seluruh
Presentase Tingkat Ketergantungan Strategi Opera tional Budget 4.4 7%
Axapta Remote System Knowledge Management
Doma in 5 8%
Absensi Hardware
Trai ning 5 Ujian Sertifikasi 5 8% 8% Axapta 4 7%
Mai ntenance 4 7%
Software Lisence Server
Remote System 5 9%
Knowledge Network Management 4.75 Abs ensi 5 8% Server 8% 3.33 4.5 6% Hardware 8%Software Lisence 4.55 5 8% 8%
Network Maintenance Domain Operational Budget Training
Sumber: Hasil olah data Gambar 4. 22 Presentase Tingkat Dependency Strategy
portfolio lights-on perusahaan WCS dalam bentuk diagram pie. Berdasarkan gambar 4.22 tersebut dapat dilihat bahwa presentase dependency lights-on cukup merata yaitu antara 7% - 9%. Dependency yang terkecil terdapat pada dengan nilai sebesar 3.17 (6%). Selanjutnya akan diberikan rincian mengenai perhitungan dependency: •
Axapta:
(4/59.64)*100%
= 6.7% = 7%
•
Remote System:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
•
Knowledge Management:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
•
Absensi:
(3.33/59.64)*100%
= 5.58% = 6%
•
Hardware:
(4.55/59.64)100%
= 7.64% = 8%
243
II.
•
Software Lisence:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
•
Network:
(4.75/59.64)*100%
= 7.96% = 8%
•
Server:
(4.5/59.64)*100%
= 7.71% = 8%
•
Maintain:
(4/59.64)*100%
= 5.72% = 6%
•
Domain:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
•
Operational Budget:
(4.4/59.64)*100%
= 7.37% = 7%
•
Training:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
•
Ujian sertifikasi:
(5/59.64)*100%
= 8.38% = 8%
Diagram Analisis Hubungan Dependency dengan Quality Berikut akan digambarkan hubungan antara dependency dengan quality
terhadap biaya pada lights-on yang berarti bahwa semakin tinggi nilai dependency dan nilai qualitysuatu lights-on, maka kinerja lights-on tersebut semakin baik dan semakin sesuai dengan strategy intention perusahaan.Besar bubble pada gambar diagram menandakan besarnya biaya. 1. Aplikasi Berdasarkan diagram bubble pada gambar 4.23, kita dapat merumuskan hubungan antara dependency dan quality terhadap biaya aplikasi sebagai berikut: Tabel 4. 66Hubungan Alignment dengan Quality pada Aplikasi
Aplikasi Dependency Axapta 4 Remote System 5 Knowledge 5 Management Absensi 3.33 Sumber: hasil olah data
Quality 4.58 4.8 4.88
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
4.42
Non kritis, stabil
Dependency
244
Remote Sys tem [] []
Quality
5 4.8
KM [] [][
4.6 Abs ensi [][[]
4.4
Axapta [] []
4.2 0
1
2
3
4
5
6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 23 Hubungan Alignment dengan Quality terhadap Biaya pada Aplikasi
2. Infrastruktur Pada gambar 4.24 menggambarkan hubungan nilai dependency dengan quality terhadap biaya pada infrastruktur.
Quality 6
Dependency
Ha rdware [X VALUE] [Y VALUE]
5 4
Server [X VALUE] [Y VALUE][
3 2
Software Lisence [X VALUE] [Y VALUE]
Network [X VALUE][[Y VALUE]
1 0
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5
5.1
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 24Hubungan Alignment dengan Quality terhadap Biaya pada Infrastruktur
Berdasarkan gambar 4.24, kita dapat melihat bahwa hubungan dendency dengan qualitas terhadap biaya infrastruktur diatas, sebagai berikut: Tabel 4. 67Hubungan Alignment dengan Quality pada Infrastruktur
Infrastruktur Hardware Software Lisence Server Network
Dependency 4.55 5
Quality 4.89 5
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
4.5 4.75
4.66 3.28
Memuaskan, terkendali Peningkatan jika diperlukan
Sumber: hasil olah data
245
3. Layanan Pada gambar 4.25 menggambarkan hubungan nilai dependency dengan quality terhadap biaya pada portfolio layanan.
Quality
Dependency
5.05
Domain [] []
5 4.95 4.9 4.85 4.8 0
1
2
Mai ntenance [] [] 3 4
5
6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 25Hubungan Alignment dengan Quality terhadap Biaya pada Layanan
Berdasarkan gambar 4.25 diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan dependency dengan nilai qualityterhadap biaya infrastruktur diatas, sebagai berikut: Tabel 4. 68Hubungan Alignment dengan Quality pada Layanan
Layanan Maintenance
Dependency 5
Quality 4.83
5
5
Domain Sumber: hasil olah data
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
246
4. Manajemen
Dependency
Pada gambar dibawah ini menggambarkan hubungan nilai
Quality
5.1 5
Ujia n Sertifikasi [] [][
4.9 4.8
Operational Budget [] []
4.7 4.6
Tra ining [] []
4.5 4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
Gambar 4. 26Hubungan Alignment dengan Quality terhadap Biaya pada Manajemen
dependency dengan quality terhadap biaya pada infrastruktur. Berdasarkan gambar diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan quality dengan nilai dependency terhadap biaya infrastruktur diatas, sebagai berikut: Tabel 4. 69Hubungan Alignment dengan Quality pada Manajemen
Manajemen Operational Budget Training
Alignment 4.4
Quality 4.6
5
5
Ujian Sertifikasi
5
5
Sumber: hasil olah data
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
247
III.
Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Dependency dan Quality Tabel 4. 70 Kategori Penilaian Strategi Investasi Portfolio Lights-on
Kategori Investasi Diabaikan-dependency rendah Krisis-dependency tinggi (4.5) dan quality rendah (2 atau kurang) Tidak Kritis, Stabil-dependency sedang (3) Peningkatan jika diperlukandependency tinggi (4.5) dan quality sedang (3) Memuaskan, Terkendalidependency dan quality tinggi (4.5)
Strategi Investasi Aplikasi sebaiknya diabaikan Aplikasi adalah kandidat investasi untuk meningkatkan kualitas, terutama aplikasi dengan alignment yang tinggi. Mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk perawatan dan peningkatan. Walaupun alignment tinggi, kualitas biasa saja. Pengeluaran uang hanya jika darurat atau jika sumber daya habis. Mengontrol aplikasi untuk menjaga kualitas. Pengeluaran uang untuk mempertahankan tingkat kualitas, namun investasi baru sepertinya tidak diperlukan.
Benson 2004:66
i.
Kategori Memuaskan Terkendali Kategori ini diisi oleh portfolio lights-on sebagai berikut: Tabel 4. 71 Kateori Memuaskan Terkendali Portfolio Lights-on
Nama Dependency Quality Biaya 230.000.000 Axapta 4 4.58 Knowledge 246.000.000 5 4.88 Management Remote System 5 4.8 137.220.000 434.820.000 Hardware 4.55 4.88 Software Lisence 5 5 30.000.000 Server 4.5 4.66 37.251.000 Maintenance 4 4.83 100.000.000 Domain 5 5 4.000.000 200.000.000 Operating Budget 4.4 4.6 Training 5 5 285.000.000 Ujian Sertifikasi 5 5 47.500.000 TOTAL BIAYA 1.751.791.000 Sumber: hasil olah data
248
Kategori Memuaskan Terkendali 700 600
Hardware 621.45
500 400
Knowledge Management 143
300 200 100
Axapta 277.5 Remote System, 246
0
Training 285
Maintenance, 100 Server, 164 Software Lisence, 30
Operting Budget, Domain Ujian Sertifikasi, 200 4 47.5
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 27Kategori Memuaskan Terkendali Portfolio Lights-on
ii. Kategori Non Krisis Stabil Kategori ini diisi oleh portfoliolights-on sebagai berikut: Table 1 Kategori Non Krisis Stabil Portfolio Lights-on
Nama Dependency Absensi 3.33 Sumber: hasil olah data
Quality 4.67
Biaya 30.000.000
Kategori Non Krisis Stabil 40 30 20 10
Absensi 30
0
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 28 Kategori Non Krisis Stabil Portfolio Lights-on
iii. Kategori Peningkatan jika diperlukan Kategori ini diisi oleh portfolio lights-on sebagai berikut:
249 Tabel 4. 72 Kategori Peningkatan jika Diperlukan Portfolio Lights-on
Nama Network Sumber: hasil olah data
Dependency 4.75
Quality 3.28
Biaya 37.251.000
Kategori Peningkatan jika Diperlukan 180 160 140 120 100 Network 164
80 60 40 20 0
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 29 Kategori Peningkatan jika Diperlukan Portfolio Lights-on
4.4.6.2 Analisis Hubungan Breadth dengan Dependency terhadap Biaya 1. Aplikasi Berikut akan menggambarkan breadth dengan dependencypada aplikasi yang berarti bahwa semakin tinggi nilai quality dan nilai alignmentsuatu aplikasi, maka kinerja aplikasi tersebut semakin baik dan semakin sesuai dengan strategy intention perusahaan. Berdasarkan diagram pada gambar 4.30, kita dapat merumuskan hubungan antara alignment dan quality terhadap biaya aplikasi sebagai berikut:
Tabel 4. 73 Hubungan Dreadth dengan Dependency pada Aplikasi
Aplikasi Axapta Remote System Knowledge Management Absensi Sumber: hasil olah data
Breadth 4 3 4 5
Dependency 4 5 5 3.33
250
Dependency
KM [] [][
6
Breadth
5 4 Remote System [] []
3 2 1
Abs ensi [][[]
Axapta [] []
0 0
1
2
3
4
5
6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 30 Hubungan Breadth dengan Dependency pada Aplikasi
2. Infrastruktur Pada gambar dibawah ini menggambarkan hubungan nilai breadth dengan dependencyterhadap biaya pada infrastruktur.
Dependency
5.2
Network [][[]
Breadth
5 Software Li s ence [] []
4.8 4.6
Server [] [][
4.4 0
1
2
3
4
5
Ha rdware [] [] 6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 31Hubungan Breadth dengan Dependency pada Infrastruktur
Berdasarkan gambar diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan breadth dengan dependencyterhadap biaya infrastruktur diatas, sebagai berikut: Tabel 4. 74Hubungan Breadth dengan Dependency pada Infrastruktur
Infrastruktur Breadth Hardware 5 Software 1 Lisence Server 5 Network 5 Sumber: hasil olah data
Dependency 4.55 5 4.5 4.75
251
3. Layanan Pada gambar dibawah ini menggambarkan hubungan nilai breadth
Dependency
6
Domain [] [] Mai ntenanc e [] []
Breadth
5 4 3 2 1 0 0
1
2
3
4
5
6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 32 Hubungan Breadth dengan Dependency pada Layanan
dengan dependencyterhadap biaya pada infrastruktur. Berdasarkan gambar diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan breadth dengan dependency terhadap biaya infrastruktur diatas, sebagai berikut:
Tabel 4. 75 Hubungan Breadth dengan Dependency pada Layanan
Layanan Maintenance
Breadth 5
Dependency 4
Domain
5
5
Sumber: hasil olah data
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
252
4. Manajemen Pada gambar dibawah ini menggambarkan hubungan nilai breadth dengan dependencyterhadap biaya pada portfolio manajemen.
Depedency
Breadth
5.2 5
Ujia n Sertifikasi [] [][
4.8 4.6
Operational Budget [] []
Training [] []
4.4 4.2 0
1
2
3
4
5
6
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 33 Hubungan Breadth dengan Dependency pada Manajemen
Berdasarkan gambar diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan breadth dengan dependency terhadap biaya portfolio manajemen diatas, sebagai berikut: Tabel 4. 76 Hubungan Breadth dengan Dependency pada Manajemen
Manajemen Operational Budget Training
Breadth 5
Dependency 4.4
5
5
Ujian Sertifikasi
3
5
Sumber: hasil olah data
Kategori Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali Memuaskan, terkendali
253
4.4.6.3 Analisis Hubungan Quality, Depedency, Breadthdan Alignment Berdasarkan gambar dibawah ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai alignment, maka sistem aplikasi tersebut semakin sesuai dengan strategi bisnis perusahaan, semakin tinggi nilai dependency, maka sistem tersebut semakin dibutuhkan oleh perusahaan. Dan semakin tinggi nilai quality suatu
20 18 16 14 12 10
Allignment
8 6 4 2 0
Breadth Dependency Quality
4.53 2.83 4 4 4.5
3.6
4.69 4.25
4
4.55
4.0025 4.06
2.09
3
3
5
5
5
3.25
5
5
5
5
1
5 4.56
5
4.6
4.75
4
4.88 4.42 4.89
5
4.7
4
4.83
3.33 4.8
4.1
4.13
5
5
5
5
4.4
4.6
5
5
5
5
Sumber: hasil olah data Gambar 4. 34 Hubungan Quality, Dependency, Breadth dan Alignment
sistem maka kinerja sistem tersebut semakin baik. Berikut penjelasan gambar diatas: Tabel 4. 77Hubungan Quality, Dependency, Breadth dan Alignment
Lights-on Axapta Remote System Absensi Knowledge Management Hardware
Alignment 2.83 (Rendah) 3.6 (menengah) 2.09 (rendah) 4.13 (tinggi) 4.53
Dependency 4 (tinggi) 5 (tinggi) 3.33 (menengah) 5 (tinggi) 4.56
Breadth 4 (luas) 3 (menengah) 5 (luas) 3 (menengah) 5
3
Quality 4.58 (tinggi) 4.8 (tinggi) 4.42 (tinggi) 4.88 (tinggi) 4.89
254 (tinggi) 3.25 Software Lisence (menengah) 4.1 Server (tinggi) 4.69 Network (tinggi) 4.25 Maintenance (tinggi) 4 Domain (tinggi) Operating 4.55 Budget (tinggi) 4.0025 Training (tinggi) 4.06 Ujian Sertifikasi (tinggi) Sumber: hasil olah data
(tinggi) 5 (tinggi) 4.6 (tinggi) 4.75 (tinggi) 4 (tinggi) 5 (tinggi) 4.4 (tinggi) 5 (tinggi) 5 (tinggi)
(luas) 1 (sempit) 5 (luas) 5 (luas) 5 (luas) 5 (luas) 5 (luas) 5 (luas) 3 (luas)
(tinggi) 5 (tinggi) 4.66 (tinggi) 4 (menengah) 4.83 (tinggi) 5 (tinggi) 4.6 (tinggi) 5 (tinggi) 5 (tinggi)
4.4.7 Tujuan New Information Economics Setelah melakukan pengolahan data dari portfolio lights-on (aplikasi, infrastruktur, manajemen dan layanan) serta portfolio project pada PT. WCS, diperoleh hasil yang akan ditunjukan dibawah ini. Hasil tersebut merupakan pencerminan dari tujuan dilakukan metode NIE sendiri (Benson et al. 2004:68) 4.4.7.1 Tujuan Keseluruhan • Menyediakan kemampuan melihat 100% pengeluaran sistem dan teknologi informasi. Dengan menerapkan New Information Economics, PT. WCS divisi solusi ebisnis dan divisi mendapatkan gambaran secara keseluruhan seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam investasi sistem dan teknologi informasi. Biaya yang dikeluarkan oleh divisi solusi e-bisnis PT. WCS sebesar Rp 2.544.791.000,• Membuat kerangka kerja untuk perencanaan melalui anggaran (mendukung Strategy-to-Bottom-Line Value Chain).
255 Melalui penerapan New Information Economics, PT. WCS dapat membangun suatu kerangka kerja untuk perencanaan kedepan, dengan melihat hasil dari perhitungan portfolio. Apakah teknologi informasi yang ada telah mendukung strategi dengan proses bisnis perusahaan. Hasil dari penghitungan portfolio menunjukan bahwa dari biaya yang dikeluarkan untuk investasi, menunjukkan bahwa terdapat aplikasi yang stabil dan pengembangan jika diperlukan. Dari sini dapat disimpulkan dengan menggunakan NIE, dapat dilihat apakah investasi sekarang yang telah dilakukan sudah mendukung arahan strategi bisnis perusahaan atau belum sehingga pada akhirnya dapat dibuat kerangka kerja untuk perencanaan sistem dan teknologi informasi kedepannya dimana harus mendukung arahan strategi perusahaan. 4.4.7.2 Tujuan Praktek Demand/Supply Planning dan Innovation •
Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang diperlukan dengan arahan strategis (strategic intention) yang ada dalam perusahaan. Melalui
penerapan
New
Information
Economics,
PT.
WCS
dapat
menghubungkan sumber daya yang ada dengan Strategic Intention dengan Demand/Supply Planning perusahaan. Dengan menghubungkan keduanya, PT. WCS dapat mengetahui apa yang harus diabaikan, stabil, dan aplikasi yang memberi dampak bagi perusahaan. Dari hasil analisis berdasarkan hubungan dependency dengan qualitydiperoleh: - Untuk kategori Memuaskan Terkendali terdiri dari 3 aplikasi lights-on, yaitu Axapta, Remote System, dan knowledge management; 3 infrastruktur lightson, yaitu hardware, software lisence, server, 2 manajemen lights-on, yaitu maintenance, domain, dan 3 layanan lights-on, yaitu operational budget, ujian sertifikasi, dan training.
256 - Untuk kategori Tidak Kritis Stabil terdapat 1 aplikasi, yaitu aplikasi absensi. - Untuk kategori Pengembangan jika diperlukanterdapat 1 infrastruktur, yaitu infrastruktur Network. 4.4.7.3 Tujuan Praktek Alignment •
Menetapkan dasar-dasar untuk melakukan layanan, kualitas, kehandalan, dan penaksiran resiko. Melalui penerapan New Information Economics, divisi solusi e-bisnis PT. WCS menerapkan dasar untuk melakukan penilaian terhadap layanan, kualitas, kehandalan, dan penaksiran resiko dari proyek yang akan dilakukan. Dengan mendapat nilai resiko, maka dapat ditentukan proyek mana yang harus didahulukan. Semakin besar nilai resikonya, semakin besar dampak yang akan diperoleh divisi solusi e-bisnis PT. WCS dalam proses bisnisnya.Dari hasil analisis resiko dan dampak, divisi harus mendahulukan proyek pengembangan situs.
•
Menghubungkan 100% pengeluaran sistem dan teknologi informasi pada strategi bisnis sistem dan teknologi informasi. Melalui NIE, diketahui seberapa besar investasi yang dilakukan dan seberapa besar keselarasannya dengan arahan bisnis perusahaan sehingga pada akhirnya pengalokasian sumber daya pada perusahaan memberi manfaat yang maksimal bagi perusahaan sendiri.