BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Menentukan Tema Pada langkah ini beberapa data dikumpulkan melalui cara genba (datang untuk
melihat langsung kondisi lapangan) dan wawancara kepada teknisi di workshop Sudirman. Adapun data-data yang telah dikumpulkan melalui genba lapangan yaitu proses pengerjaan pengisian penggantian oli transmisi otomatis (ATF) seperti dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada teknisi workshop Sudirman berupa keluhan-keluhan yang dirasakan seperti dapat dilihat pada gambar 4.1.
1
Teknisi menaikkan kendaraan di lift
4
Teknisi mengisi ATF melalui Inlet Transmisi
2
Membuang ATF melalui drain plug
3
Teknisi menurunkan kendaraan di Lift
Gambar 4.1 Langkah Proses Pengisian Penggantian Oli Transmisi Otomatis
60
Pada gambar 4.1 yaitu proses pengisian penggantian oli transmisi dapat dilihat pada gambar nomor 1 yaitu kendaraan dinaikkan ke lift oleh teknisi. Pada gambar nomor 2, dimana setelah kendaraan berada di lift kemudian lift dinaikkan hingga teknisi dengan posisi bawah kendaraan berada diatas kepala dari teknisi. Hal ini dimaksudkan agar teknisi dapat berdiri dengan tegak pada bagian bawah kendaraan untuk memudahkan proses pembuangan oli transmisi dalam kendaraaan melalui drain plug. Setelah teknisi menunggu sampai drain plug tidak mengeluarkan tetesan oli transmisi (ATF) kembali, kemudian teknisi menurunkan lift hingga kendaraan berada dilantai stall seperti ditunjukkan pada gambar nomor 3. Pada gambar nomor 4 menunjukkan proses penggisian oli tranmisi dilakukan dengan menuangkan oli transmisi (ATF) dari kaleng kemasan ke Transmisi Inlet dengan bantuan corong plastik. Data yang di kumpulkan adalah data hasil wawancara selama bulan Februari – Maret tahun 2010 di PT. Toyota-Astra Motor pada workshop Sudirman, Jakarta. Dari hasil wawancara, didapati data rata-rata keluhan sebagai berikut: Tabel 4.1 Keluhan Teknisi Bulan Februari – Maret Tahun 2010 Bulan Jenis Problem Sakit pada bagian pinggang Waktu menunggu lama Lantai stall licin Ruang transmisi sulit dicapai Total
Februari (Keluhan) 7 6 6 6 25
Maret (Keluhan) 6 5 4 3 18
Total (Problem) 13 11 10 9 43
Rata‐Rata Keluahan 6.50 5.50 5.00 4.50 21.50
Berdasarkan data keluhan yang telah dikumpulkan sebelumnya, dibuatlah diagram pareto untuk menentukan prioritas.
61
Diagram Pareto 120%
% Keluhan Kumulatif
100%
100%
80%
80%
60%
56%
40% 30% 20%
Juml a h Kel uha n % Kel uha n Kumul a ti f
0%
Sakit pada bagian pinggang
Waktu menunggu lama
Ruang Lantai stall transmisi licin sulit dicapai
Jumlah Keluhan
30%
27%
23%
20%
% Keluhan Kumulatif
30%
56%
80%
100%
Diagram 4.1 Diagram Pareto atas keluhan teknisi pada pengisian ATF Berdasarkan gambar diagram Pareto di atas, maka ditetapkan prioritas penanganan masalah atas keluhan yang ada akan di fokuskan mengurangi jumlah keluhan teknisi sakit pinggang di workshop Sudirman, Jakarta. Hal tersebut dikarenakan keluhan sakit pada bagian pinggang berada pada urutan pertama dengan nilai presentase keluhan sebesar 30%. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan QCC yang akan dilakukan pada periode Februari – Juni 2010. Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan QCC Periode Februari – Juni Tahun 2010 No.
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
Menetukan tema Menetapakan target Analisa kondisi yang ada Analisa sebab akibat Rencana penanggulangan Pelaksanaan penanggulangan Evaluasi hasil Standarisasi dan tindak lanjut
1
Februari 2 3 4
1
Maret 2 3
4
1
April 2 3
4
1
Mei 2 3
4
1
Juni 2 3
4
62
Pada jadwal kegiatan diatas, dapat dilihat bahwa penelitian dimulai pada bulan Februari tahun 2010 dan akan berakhir pada bulan Juni tahun 2010.
4.2
Menetapkan Target Pada proses penggantian oli transmisi (ATF) melalui Transmisi Inlet, dimana
posisi kerja teknisi membungkuk selama proses tersebut berlangsung. Hal tersebut bukanlah posisi kerja yang ergonomi, sehingga perlu diperbaiki. Adapun target yang ingin dicapai sehingga proses penggantian oli transmisi (ATF) sesuai dengan pendekatan ergonomi kerja adalah menurunkan jumlah rata-rata keluhan sakit pinggang pada saat proses penggantian oli transmisi (ATF) dari nilai rata-rata keluhan 6.50 pada bulan Februari – Maret 2010 menjadi menjadi rata-rata 0 keluhan pada bulan Juni 2010. Grafik Penetapan Target 100% 80% 60% 6.5 40% 20% 0%
0 Sesudah perbaikan
Sebelum Perbaikan Keluhan rata-rata
Grafik 4.1 Target Penurunan Jumlah Rata-rata Keluhan Sakit Pinggang
63
4.3
Analisa Kondisi yang Ada Pada tahap ini merupakan hasil dari genba di workshop Sudirman di stall
express maintenance. Pada penggantian oli transmisi ATF terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya proses tersebut, antara lain: Tabel 4.3 Analisa Kondisi yang Ada Menggunakan Faktor 4M (Man, Method, Machine dan Material) +1E (Environment) Faktor 4M + 1E Man Method
Penyebab Teknisi membungkuk terlalu lama saat mengisi ATF Teknisi Jatuh Teknisi menahan beban jerigen terlalu lama
Tabel 4.4 Analisa Kondisi yang ada Menggunakan Aspek QCDSMPEE (Quality, Cost, Delivery, Safety, Moral, Productivity, Ergonomi dan Environment) Aspek QCDSMPE Safety Moral Ergonomi
Dampak Terjadi kecelakaan kerja Banyak teknisi yang mengeluh kondisi kerja Kondisi kerja memiliki resiko tinggi terhadap sakit pinggang (angka REBA = 12)
Tabel 4.5 Perhitungan REBA Sebelum dilakukan Perbaikan Grup A Punggung Leher Kaki Load Score Score Grup B Pergelangan Lengan Atas Pergelangan Lengan Bawah Pergelangan Tangan Coupling Score Grup C Nilai tabel C (Grup A + Grup B)
Activity Score
Hasil Akhir
Range 3 4 2 0 7 4 2 1 3 8 10
2
12
Alasan +1 karena kepala memutar/miring karena beban pada range 0 - 5 kg Hasil pada Tabel A + Load Score
Dipaksakan, genggaman yang tidak aman Hasil pada Tabel B + Coupling Karena lebih dari 1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1 menit dan gerakan menyebabkan perubahan pergeseran postur yang cepat dari awal
64
4.4
Analisa Sebab Akibat Dalam melakukan analisa penyebab, tools yang digunakan fishbone diagram
untuk mendapatkan penyebab yang paling dominan dalam suatu masalah. Adapun fishbone diagram dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut. Man T eknisi Jatuh terpeleset
T idak ada alat bantu
T eknisi harus menjangkau letak AT F Inlet
Oli T ransmisi (AT F) luber T idak ada indikator pengisian T erdapat ceceran oli
T eknisi membungkuk terlalu lama saat mengisi
T eknisi tidak mengetahui bahwa oli transmisi telah terisi penuh (Mengingat kapasitas jerigen lebih besar daripada kapasitas transmisi)
Keluhan Sakit pinggang
Jerigen tidak dapat ditinggal T idak ada gantungan jerigen T eknisi menahan beban jerigen terlalu lama
Methode
Diagram 4.2 Diagram Sebab Akibat Berdasarkan diagram sebab akibat yang telah dibuat, dimana terdapat masalah utama yanitu keluhan sakit pingganng dan terdapat 3 pokok permasalahan yang menjadi akar masalah, yaitu : 1. Tidak adanya alat bantu dalam penggantian oli transmisi (ATF) menyebabkan teknisi harus menjangkau letak ATF Inlet. Kondisi dimana teknisi harus menjangkau letak ATF menyebabkan teknisi harus membungkuk terlalu lama saat penggantian
oli
transmisi
(ATF).
menyebabkan keluhan sakit pinggang.
Teknisi
membungkuk
terlalu
lama
65
2. Tidak adanya indikator pengisian menyebabkan teknisi tidak mengetahui bahwa oli transmisi (ATF) telah terisi penuh. Kondisi ketidaktahuan teknisi bahwa kondisi oli transmisi telah penuh menyebabkan oli tranmisi (ATF) terisi sampai luber. Kondisi oli transmisi (ATF) yang luber menyebabakan terdapat ceceran oli. Ceceran oli di lantai stall ini menyebebakan teknisi jatuh terpeleset. Teknisi jatuh terpeleset menyebabkan keluhan sakit pinggang. 3. Tidak adanya gantungan jerigen menyebabkan jerigen tidak dapat ditinggal. Jerigen yang tidak dapat ditinggal menyebabkan teknisi harus menahan beban jerigen terlalu lama. Teknisi menahan jerigen terlalu lama menyebabkan keluhan sakit pinggang.
4.5
Rencana Penanggulangan Berdasarkan akar masalah yang telah digali pada tahap sebelumnya, maka
dibuatlah rencana penanggulangan untuk menangani masalah yang muncul. Adapun rencana penanggulangan yang akan dibuat dapat lihat pada tabel 4.6.
66
Tabel 4.6 Rencana Penanggulangan No.
1
2
3
Aktifitas
Alasan
What
Why
Supaya teknisi tidak M embuat alat bantu membungkuk terlalu untuk pengisian oli lama saat pengisian oli transmisi (ATF) transmisi
Teknisi tidak perlu M embuat gantungan menahan beban jerigen untuk jerigen terlalu lama
M embuat indikator pengisian oli transmisi (ATF)
Supaya pengisian oli transmisi tidak luber
Langkah pembuatan How 1 Galon Long Life Coolent LLC (nomor 1.)bekas dicuci menggunakan air panas untuk menghilangkan kandungan LLC pada galon. 2 Galon LLC dilubangi (nomor 1.) sebesar diameter selang plastik yang digunakan 3 Setelah dilubangi, connecting selang (nomor 2.) dipasang antara selang (nomor 3.) antara plastik dengan jerigen. 4 Setelah terpasang, kemudian ring (nomor 6.) dipasang pada sambungan conneting untuk mengencangkan sambungan dan alat bantu telah selesai. 1 Kawat besi dilipat menjadi 2 (nomor 4.), kemudian dilipat menjadi 2 kembali hingga membentuk lipatan dengan panjang 10 cm. 2 Kemudian lipatan besi tersebut (hasil langkah 1) dibuat menjadi bentuk pengait dengan satu sisi dibuat lipatan condong ke arah dalam membentuk huruf G. 3 Lipatan besi sisi bawah huruf G (hasil langkah 2), dililit ke pegangan pada jerigen. Gunakan tang agar lilitan kuat.Gantungan jerigen telah siap digunakan. 1 SST ATF Inlet (hasil aktifitas 1) diberi marking liter dengan skala 0 - 3 liter (Pokayoke sehingga oli transmisi tidak tumpah). 2 Buat label seperti marking yang telah dibuat pada langkah 1 dan tempel pada salah satu sisi dari jerigen tersebut. 3 Tempel tulisan itu mengikuti tanda goresan yang telah dibuat pada jerigen (hasil aktifitas 1), maka selesailah pembuatan indikator pengisian oli transmisi (ATF)
Ilustrasi
PIC
Tempat
Due Date
Biaya
Who
Where
When
How Much
Target
- Connecting selang
Rp. 2500
1 Membuat SST ATF Inlet sebanyak 8 buah dengan rincian sebagai berikut : - 4 buah SST ATF Inlet untuk Dextron
- Selang plastik
Rp. 7000
- 4 buah SST ATF Inlet untuk T-IV
- Ring
Rp. 2000
- 8 buah gantungan jerigen
Rp. 11.500
- 8 lembar indikator pengisian ATF
- Galon LLC bekas
25 April 2010
Tujuan
Total biaya / buah
Rp.
0
Keterangan : 5
Jumlah stall EM = 4 stall
Total Biaya SST ATF Inlet :
- SST ATF Inlet
8 x Rp. 11.500 = RP. 92.000
SST ATF Inlet
- Kawat besi bekas Keterangan Gambar : 1. Penampung oli transmisi (jerigen) 2. Connecting selang 3. Selang plastik, panjang 1 m
Teknisi
Rp. 0
Workshop Sudirman 28 April 2010
= Rp. 92.000
- Gantungan Jerigen = Rp. - Indikator Jerigen
2 Total biaya pembuatan SST ATF Inlet : SST ATF Inlet
Rp. 92.000
Gantungan jerigen Rp.
4. Kawat besi, panjang 40 cm
Indikator ATF
5. Ring
0
Rp. 6.900 Rp. 98.900
6. Label indikator
Biaya Pembuatan 8 indikator jerigen - Kertas A4 warna (8 lembar)
29 April 2010
0
= RP. 6900
Rp. 5400
- Isolasi bening (kecil)
Rp. 1500
Total biaya
Rp. 6900
67
Berdasarkan rencana penanggulangan yang dibuat, dapat dilihat bahwa dilakukan 3 perbaikan untuk menangani keluhan sakit pinggang pada teknisi antara lain: 1. Untuk menangani keluhan teknisi bekerja dalam posisi membungkuk, maka dibuatlah SST ATF Inlet. Dengan SST ATF Inlet, teknisi tidak mengisi dalam posisi membungkuk karena isi oli transmisi (ATF) dalam kaleng telah dituang terlebih dahulu ke dalam jerigen. 2. Untuk menangani keluhan teknisi menahan beban jerigen selama pengisian maka dibuatlah gantungan untuk jerigen oli transmisi (ATF). Dengan pembuatan gantungan jerigen, teknisi tidak lagi memegang jerigen selama pengisian tetapi digantungkan ke engine hood sehingga teknisi dapat meneruskan pekerjaan lainnya. 3. Untuk menangani keluhan teknisi jatuh terpeleset yang disebabkan oleh ceceran oli transmisi pada lantai stall maka dibuatlah indikator pengisian oli transmisi (ATF) sehingga teknisi dapat mengetahui kapan oli transmisi (ATF) tersebut sudah penuh. Untuk melakukan perbaikan terhadap resiko ergonomi pada kegiatan pengisian ATF, berikut adalah perhitungan REBA untuk kegiatan pengisian oli transmisi.
68
Tabel 4.7 Perhitungan REBA Setelah Perbaikan Grup A
Grup B
Grup C
Punggung Leher Kaki Load Score Score Pergelangan Lengan Atas Pergelangan Lengan Bawah Pergelangan Tangan Coupling Score Nilai tabel C (Grup A + Grup B) Activity Score Hasil Akhir
Range 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
Alasan +1 karena kepala memutar/miring karena beban pada range 0 - 5 kg Hasil pada Tabel A + Load Score
Karena pegangan pas dan kuat Hasil pada Tabel B + Coupling Karena gerakan menyebebakan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal
1
Berdasarkan hasil akhir dari perhitungan REBA yang telah dilakukan, maka kesimpulan REBA atas pengisian oli transmisi (ATF) dengan skor hasil akhir adalah 1 yang berarti bahwa dapat diabaikan.
4.6
Pelaksanaan Penanggulangan Pada tahap ini dilakukan pembuatan dari rencana penanggulangan yang telah
dibuat sebelumnya. Untuk melihat pelaksanaan penanggulangan yang dibuat, dapat dilihat pada tabel 4.8.
69
Tabel 4.8 Pelaksanaan Penanggulangan Masalah
Akar Permasalahan
Solusi
Why / Alasan
Hasil
- SST ATF Inlet = 8 buah - Ketika teknisi menuang oli Supaya teknisi tidak transmisi, selang pada membungkuk terlalu bagian paling ujung lama saat pengisian mengeluarkan tetesan oli transmisi karena tidak adanya pengatur aliran oli transmisi (NOT OK)
Tidak ada alat Teknisi bantu pengisian membungkuk ATF
Pembuatan alat bantu pengisian ATF berupa jerigen yang disertai selang
Teknisi Tidak ada menahan jerigen terlalu gantungan jerigen lama
Pembuatan gantungan jerigen dari kawat, guna menggantungkan jerigen Teknisi tidak perlu Gantungan jerigen = 8 buah menahan beban ATF di engine hood (OK) jerigen terlalu lama sehingga teknisi tidak perlu memegangi jerigen selama pengisian ATF
Teknisi jatuh Tidak ada tanda karena ada indikator ATF ceceran ATF penuh di lantai
Membuat tulisan Batas oli tranmisi tidak takaran ATF dengan terlihat sehingga teknisi Supaya pengisian oli disesuaikan dengan jenis tidak tahu telah menuang oli transmisi tidak luber kendaraan dan tipe ATF transmisi berapa liter (NOT yang digunakan OK)
PICA Memasang kran pada pertemuan antara selang dengan jerigen yang berfungsi sebagai pengatur aliran oli
Mengganti galon LLC dengan jerigen berwarna putih
Ilustrasi
70
Pada langkah pelaksanaan penanggulangan, dilakukan pembuatan solusi yaitu pembuatan alat bantu pengisian oli transmisi (ATF) yaitu SST ATF Inlet. SST ATF Inlet berupa jerigen yang disertai dengan selang dan indikator pengisian. Pembuatan alat ini dimaksudkan membantu agar posisi kerja teknisi tidak membungkuk ketika mengisi oli transmisi langsung dari jerigen melalui corong. Alat dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembuatan seperti tertera pada tabel 4.6. SST ATF Inlet dibuat sebanyak 8 buah, jumlah ini mengikuti banyaknya stall express maintenance. Adapun cara penggunaan SST ATF Inlet yaitu: a. Tuangkan oli transmisi dari kaleng kemasan sesuai dengan kebutuhan jenis kendaraan yang akan diisi dengan menggunakan bantuan corong plastik untuk mencegah terjadinya tumpah. b. Setelah oli tertuang sesuai kebutuhan kendaraan, maka corong plastik dilepaskan. c. Jerigen yang telah diisi, dibawa menuju bagian depan kendaraan dimana transmisi Inlet tersimpan. Gantungan jerigen dikaitkan ke pengait yang berada pada bagian dalam engine hood. d. Masukkan selang plastik ke Transmisi Inlet dan pastikan selang telah masuk ke bagian dalam transmisi dengan baik (dengan cara mencolok-colokkan selang plastik untuk mengukur dalamnya jangkauan selang). e. Putar kran ke arah kanan, maka oli tranmisi akan mengalir masuk ke dalam ruang tranmisi.
71
f. Setelah oli pada jerigen telah habis maka kran kembali diputar sampai sejajar dengan arah sejajar. Kemudian jerigen dilepas dari engine hood dan diletakkan pada caddy. Maka telah selesailah proses pengisian oli transmisi.
4.7
Evaluasi Hasil Perbaikan Tahap ini adalah tahapan dimana dilakukan evaluasi sejauh mana hasil
perbaikan dapat menangani masalah yang muncul pada analisa kondisi yang ada dan mengecek apakah target dapat terpenuhi oleh penanggulangan yang dibuat. Grafik Evaluasi Hasil 100% 80% 60% 6.5 40% 20% 0%
0 Sesudah perbaikan
Sebelum Perbaikan Sebelum Perbaikan Sesudah perbaikan
Grafik 4.2 Evaluasi Hasil Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari sudut QCDSMPEE, adapun evalasi tersebut antara lain: 4.7.1
Safety Pada evaluasi hasil perbaikan dari segi safety, perbaikan dengan menggunakan indikator pengisian oli transmisi (ATF) menjadikan teknisi
72
dapat mengukur jumlah liter oli tranmisi (ATF) yang dibutuhkan sesuai dengan repair manual setiap kendaraan sebelum oli tranmisi (ATF) tersebut dimasukkan ke dalam transmisi Inlet. Selain itu teknisi dapat melakukan pengecekan secara visual ketika jerigen oli transmisi (ATF) telah berkurang, sehingga teknisi dapat mengangkat selang plastik ketika oli transmisi (ATF) telah mencapai tepi dalam transmisi Inlet. Dengan demikian, ceceran oli transmisi (ATF) pada lantai stall dapat dihindarkan seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Tabel 4.9 Perbandingan Kondisi Lantai Stall Sebelum dan Sesudah Perbaikan
4.7.2
Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
Kondisi lantai stall yang dipenuhi ceceran oli transmisi (ATF)
Kondisi lantai stall yang bersih
Moral Evaluasi yang dilakukan setelah perbaikan dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut:
73
Tabel 4.10 Perbandingan Moral Teknisi Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan Banyak teknisi yang Teknisi merasa nyaman mengeluh kondisi kerja yang dengan kondisi kerja tidak nyaman
4.7.3
Ergonomi Hasil penelitian ini dilihat dari aspek ergonomi adalah menghilangkan kondisi kerja dalam posisi membungkuk. Adapun perbandingan kondisi sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Perbandingan Posisi Kerja Sebelum dan Sesudah Perbaikan Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
Teknisi membungkuk selama pengisian oli transmisi (ATF)
Teknisi tidak membungkuk ketika pengisian oli transmisi (ATF)
74
4.8 4.8.1
Standarisasi dan Tindak Lanjut Standarisasi Pada tahap standarisasi atas hasil perbaikan yang telah dilakukan, yakni pembuatan alat bantu penggantian ATF Inlet maka dibuatlah Service Operational Procedures (SOP) penggunaan alat tersebut. Adapun SOP penggunaan SST ATF Inlet adalah sebagai berikut:
75
Tabel 4.12 SOP Penggunaan SST ATF Inlet STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
PT TOYOTA-ASTRA MOTOR TECHNICAL SERVICE DIVISION
TITLE / PROCESS
:
DEPARTMENT
:
Workshop
P.I.C
:
AREA
:
Sudirman
SOP NO.
:
S
O
DATE
:
1
0
PROCEDURE
NO
Penggunaan SST ATF INLET
Min
AMBIL SST ATF INLET DARI TEMPATNYA DAN CEK BAHWA KERAN ATF INLET PADA POSISI TERTUTUP
2
TUANGKAN ATF KEDALAM SST ATF INLET SESUAI DENGAN TIPE ATF DEXTRON II ATAU T IV DAN JUMLAH YANG SUDAH DITENTUKAN LIST YANG TERDAPAT DI SISI JERIGEN ATF INLET
4
W 1
S
0
S
D
0
9
M
G
R
DURATION
1
3
P
Sec
0
1
3
W/S Head
Sec Head
Darma B
Agoes S
Prepared
Jamal
Krisjianto
S I G N E D
ILUSTRATION
1
SHE
REMARK
Pilihlah SST ATF Inlet sesuai dengan jenisnya T IV atau DEXTRON II
2
Gunakan corong saat penuangan dari galon ATF ke SST ATF Inlet
GANTUNGKAN PENGAIT SST ATF INLET DI LOCK KAP MESIN DAN POSISINYA MIRING KE ARAH SELANG
3
4
5
6
Pastikan pengait karabiner mengunci sempurna
TARIK DEEP STICK AUTOMATIC TRANSMISSION DAN TARUH DI CADDY KEMUDIAN MASUKAN SELANG SST ATF INLET KEDALAM PIPA INLET AUTOMATIC TRANSMISSION Masukkan selang minimal 5 cm ke dalam inlet automatic transmission
5
PUTAR KERAN SST ATF INLET PADA POSISI MEMBUKA AGAR ATF DAPAT MENGALIR MENUJU AUTOMATIC TRANSMISSION
6
TUNGGU BEBERAPA SAAT HINGGA ATF YANG BERADA DI DALAM SELANG SST ATF INLET HABIS
7
PUTAR KERAN KE POSISI MENUTUP, BUKA PENGAIT SST DI LOCK KAP MESIN DAN RAPIKAN SELANG SST ATF INLET
8
KEMBALIKAN SST ATF INLET KE TEMPAT SEMULA
7
8
Gunakanlah tongkat penahan e/g Hood jika penahan e/g Hood sudah lemah.
REVISE NO 1 2 3 4 5
DATE
ITEM
No APPROVED
CHECKED
PREPARED
Working Tools SST Pengisian ATF
No
Document
SAFETY TOOLS Sarung Tangan Safety Shoes
76
4.8.2
Tindak Lanjut Pada langkah tindak lanjut, hal yang dilakukan adalah membuat tema berikutnya sebagai wujud kesinambungan dari Circle ini. Adapun tema yang diangkat berikutnya adalah menurunkan temperatur workshop dengan jadwal kegiatan QCC pada periode Juli – November 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Jadwal Kegiatan Tema Berikutnya
No.
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
Menetukan tema Menetapakan target Analisa kondisi yang ada Analisa sebab akibat Rencana penanggulangan Pelaksanaan penanggulangan Evaluasi hasil Standarisasi dan tindak lanjut
1
Juli 2 3
4
1
Agustus 2 3 4
1
September 2 3 4
1
Oktober 2 3 4
1
November 2 3 4