55
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit internal terhadap fungsi pendapatan pada PT. Panelindo Sakti Bersama, fungsi pendapatan yang akan diaudit dalam kasus ini adalah fungsi penjualan kredit, fungsi piutang dan fungsi penerimaan kas yang didapatkan dari pelunasan piutang. Dalam melakukan audit internal diperlukan persiapan dan perencanaan yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal sehingga pada akhirnya penulis dapat memberikan saran serta rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Tujuan dilakukannya pemeriksaan internal atas fungsi pendapatan yang mencakup fungsi penjualan kredit, fungsi piutang dan fungsi penerimaan kas pada PT. Panelindo Sakti Bersama adalah sebagai berikut: 1. Menilai apakah laporan penjualan, laporan piutang dan laporan penerimaan kas yang disajikan oleh perusahaan sudah tepat dalam hal penyajian, dan apakah laporan tersebut sudah sesuai dengan yang benar-benar terjadi di dalam perusahaan. 2. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan, dalam hal ini tujuan dari pemeriksaan pada dasarnya adalah mengevaluasi dan memberikan saran serta rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang ditemukan dalam kegiatan penjualan kredit, piutang dan penerimaan kas.
4.1 Prosedur-prosedur Penting bagi seorang auditor untuk mengetahui prosedur-prosedur yang berlaku di dalam suatu perusahaan yang akan diaudit, terutama prosedur penjualan, prosedur penagihan piutang dan prosedur penerimaan kas. Prosedur-prosedur tersebut menggambarkan proses dari awal sampai akhir sebuah aktivitas.
55
56
4.1.1. Prosedur Penjualan Deskripsi sistem penjualan panel telekomunikasi pada PT. Panelindo Sakti Bersama, yaitu : 1. Hal yang pertama kali dilakukan adalah pelanggan PT. Panelindo Sakti Bersama yang sudah listing di owner tower provider mengeluarkan purchase order. Purchase order dikirim melalui via telepon, via fax atau juga pelanggan bisa langsung datang ke perusahaan. 2. Setelah pelanggan mengirimkan purchase order, bagian admin marketing menerima purchase order tersebut. Setelah itu pesanan dari pelanggan diproses berdasarkan permintaan dari pelanggan. 3. Setelah mendapat design yang diinginkan oleh pelanggan, desain tersebut dikirimkan ke bagian engineer. Kemudian bagian engineer mulai mendesain gambar & menentukan spesifikasi. 4. Setelah gambar dan spesifikasi telah didesain oleh bagian engineer, bagian purchasing melakukan pemesanan material ke supplier. Pemesanan material tergantung terhadap barang yang dipesan oleh pelanggan. Supplier yang dipilih adalah supplier yang telah ditentukan kualitasnya oleh perusahaan. 5. Ketika pesanan material telah sampai, pesanan tersebut akan dicek kualitas dan kuantitasnya sebelum di simpan di gudang. Di bagian lain, kepala produksi menerima gambar & spesifikasi material yang dibuat oleh bagian engineer. 6. Setelah kepala produksi menyetujui gambar dan spesifikasi material tersebut, bagian produksi langsung melakukan perakitan panel. 7. Sebelum barang dikirimkan ke customer, bagian QC Phase mengecek kondisi panel dan menempelkan nomor seri disetiap panel. 8. Di bagian gudang bertugas untuk menyiapkan surat jalan (delivery order) dan menyiapkan panel telekomunikasi yang telah selesai di rakit dan siap di kirim ke pelanggan. 9. Bagian pengiriman (logistik) menerima surat jalan (delvery order) dari bagian gudang untuk mengirimkan panel telekomunikasi yang telah siap dikirim ke pelanggan.
57
10. Bagian marketing menerima surat jalan setelah panel di kirimkan ke pelanggan, lalu bagian marketing membuat invoice & faktur pajak untuk dikirimkan ke pelanggan tersebut. 11. Di bagian keuangan menerima copyan invoice & faktur pajak yang telah dibuat oleh bagian marketing untuk melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai jatuh tempo pembayaran yang telah disepakati/ditentukan perusahaan.
4.1.2. Prosedur Penagihan Piutang Prosedur penagihan piutang yang berlaku di dalam PT. Panelindo Sakti Bersama adalah sebagai berikut: 1. Langkah paling awal dalam proses penagihan piutang adalah bagian piutang menyusun daftar tagihan piutang yang telah jatuh tempo. Daftar tagihan tersebut akan diserahkan kepada bagian penagihan piutang beserta kuitansi penjualan asli. 2. Bagian penagihan piutang langsung menghubungi pelanggan ke alamat masingmasing yang ada di dalam daftar tagihan piutang, kemudian bagian penagihan menagih piutang yang tercantum pada daftar tagihan. Setiap pelunasan yang dilakukan pelanggan akan diberikan kuitansi penjualan yang asli yang dicap lunas. Pelunasan di lakukan melalui transfer bank. 3. Bukti kas masuk hasil penagihan yang diperoleh dari pelunasan piutang yang di bayarkan melalui transfer bank akan diserahkan kepada kasir serta daftar tagihannya. 4. Kasir menghitung bukti kas masuk di bank (uang tagihan) dan apabila sudah cocok dengan daftar tagihan maka daftar tagihan tersebut akan diberikan cap dimana tagihan tersebut telah diterima oleh kasir. Setelah dicap daftar tagihan tersebut akan diserahkan kembali kepada bagian penagihan piutang. 5. Selanjunya bagian penagihan akan menyerahkan daftar tagihan ke bagian piutang dan akuntansi, penagihan piutang yang diterima pada buku tambahan dan bagian akuntansi mencatat ke buku kasir dan buku besar.
58
4.1.3. Prosedur Penerimaan Kas Prosedur penerimaan kas yang berlaku didalam PT. Panelindo Sakti Bersama adalah penerimaan kas yang diperoleh dari pelunasan piutang dari pelanggan atau dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang melakukan pengecekan jatuh tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya. 2. Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo tersebut pada Skedul Umur Piutang (SUP). 3. Berdasarkan Skedul Umur Piutang tersebut, Bagian Piutang membuat Surat Tagihan Piutang (STP) dan Surat Tagihan Piutang tersebut di kirimkan ke Pelanggan. 4. Pelanggan menerima Surat Tagihan Piutang, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang. 5. Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas rangkap 2. Lembar 1 dikimkan ke Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip.
4.2. Pemeriksaan Internal Pemeriksaan internal atau sering dikenal audit internal sebagaimana disebutkan oleh IIA adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Pemeriksaan internal sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dan kegiatan yang berjalan didalam perusahaan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku didalam perusahaan. Pemeriksaan internal juga penting untuk meyakinkan perusahaan atas segala kekayaan yang dimiliki perusahaan dan hutang yang dimiliki benar-benar sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
59
PT. Panelindo Sakti Bersama belum memiliki internal auditor yang bertugas melakukan pemeriksaan internal. Pemeriksaan keuangan dan kegiatan yang berlangsung diperusahaan hanya diperiksa oleh atasan masing-masing divisi baru kemudian diperiksa kembali oleh direktur perusahaan. Jelas ini kurang efektif, karena hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh atasan masing-masing divisi masih aja bisa salah dan tidak bersifat objektif, sedangkan internal auditor didalam perusahaan sifatnya objektif dan tidak memihak siapapun. Internal auditor hanya memeriksa dan mengkomunikasikan jika mereka menemukan temuan-temuan dan kemudian memberikan rekomendasi perbaikan untuk perusahaan. Oleh karena itu penulis melakukan pemeriksaan internal tetapi hanya pada siklus pendapatan saja karena siklus pendapatan penulis anggap sangat berpengaruh pada keberlangsungan perusahaan. Dalam pelaksanaan pemeriksaan internal dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap-tahap yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan pemeriksaan (audit) internal ini antara lain tahap perencanaan, tahap survey audit pendahuluan, tahap pelaksanaan audit, tahap penyelesaian penugasan audit, tahap pelaporan hasil audit, dan tahap pemantauan tindak lanjut (follow up).
4.2.1. Perencanaan Audit Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan audit intenal. Perencanaan audit merupakan penyusunan dan pengembangan strategi agar tindakan tindakan yang dilakukan selama pemeriksaan audit yang diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat. Pada tahapan ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman mendasar atas latar belakang dan informasi yang diperoleh mengenai objek pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan audit yaitu: 1. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan. 2. Memperoleh informasi dasar tentang kegiatan-kegiatan yang akan diperiksa. 3. Menentukan tenaga-tenaga yang diperlukan dalam melaksanakan audit. 4. Melakukan survey pendahuluan untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan pengawasan-pengawasan.
60
5. Membuat scope audit yang akan dilakukan proses audit dengan mengumpulkan materialitas terkait. Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. 6. Melakukan pemberitahuan kepada para pihak yang dianggap perlu jika akan dilakukan kegiatan audit. 7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan disampaikan. 8. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit.
4.2.2. Tahap Survey Audit Pendahuluan Pada tahap survey pendahuluan, penulis bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan perusahaan secara umum, dengan mengidentifikasi berbagai peristiwa yang dianggap penting dalam kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, kegiatan piutang dan kegiatan penerimaan kas, serta menentukan hal-hal yang dianggap memerlukan perbaikan dan penelaahan lebih lanjut. Informasi umum tentang perusahaan mengenai kegiatan kegiatan penjualan, piutang dan penerimaan kas dapat diperoleh melalui langkah-langkah berikut: 1. Observasi / Pengamatan secara langsung Pengamatan secara langsung pada PT. Panelindo Sakti Bersama bertujuan untuk meninjau secara langsung keseluruhan kegiatan penjualan untuk mendapatakan gambaran yang nyata mengenai kegiatan perusahaan khususnya aktivitas penjualan, piutang dan penerimaan kas. Dari pengamatan ini, penulis dapat mempelajari indikasi masalah serta menemukan hal-hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut. 2. Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan direktur, manajer keuangan dan beberapa karyawan perusahaan bagian penjualan, bagian piutang dan keuangan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum perusahaan dan bagaimana sistem penjualan dan pembayaran penagihan yang dilakukan oleh pelanggan dan pencatatannya.
61
Wawancara ini bersifat hanya untuk memberikan gambaran sekilas tentang keadaan perusahaan secara umum. Dengan adanya wawancara dengan direktur, manajer keuangan dan beberapa karyawan perusahaan, penulis akan memiliki cukup pengetahuan untuk mengidentifikasi berbagai bidang dan peristiwa yang dianggap penting dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Informasi yang diperoleh dikumpulkan dan akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun rencana atas audit mendalam. Pertanyaan merupakan pertanyaan umum yang bersifat objektif dan disertai dengan jawaban singkat atas masing-masing pertanyaan. Pertanyaan kepada direktur perusahaan dan manajer keuangan menggunakan bentuk pertanyaan tanya jawab yang memberikan peluang tanpa batas kepada perusahaan untuk memaparkan dengan lebih bebas dan jelas. Pertanyaan kepada karyawan perusahaan, khususnya bagian penjualan, piutang dan penerimaan kas merupakan pertanyaan tertutup yang hanya membutuhkan jawaban “Ya” atau “Tidak”. Jawaban “Ya” dapat menunjukan adanya kekuatan dan jawaban “Tidak” dapat menunjukan adanya kelemahan dalam pengendalian atas fungsi penjualan, piutang dan penerimaan kas didalam PT. Panelindo Sakti Bersama. Dengan direktur perusahaan: a. Kapan tepatnya perusahaan didirikan? PT. Panelindo Sakti Bersama mulai berdiri pada tanggal 12 Maret 2012. b. Berapa banyak karyawan yang dipekerjakan pada saat awal berdiri perusahaan hingga pada saat ini? Mengingat PT. Panelindo Sakti Bersama termasuk perusahaan yang masih sangat baru, pada tahun 2012 kami hanya mempekerjakan karyawan sekitar 15 orang, dan sekarang lebih dari 50 karyawan yang bekerja diperusahaan kami. c. Siapa konsumen / pelanggan utama dalam PT. Panelindo Sakti Bersama? Konsumen utama kami adalah customer-customer yang mana adalah kontraktor telekomunikasi yang sudah listing di owner tower provider.
62
d. Mengapa anda memilih lokasi kantor PT. Panelindo Sakti Bersama di Bumi Serpong Damai, sedangkan banyak customer anda yang berada diluar wilayah Tangerang, terutama Tangerang Selatan? Kebetulan PT. Panelindo Sakti Bersama merupakan anak Perusahaan dari PT. A Dua Sakti yang mana PT. A Dua Sakti juga berlokasi tidak jauh dari kantor kami, selain itu pabrik produksi kami berwilayah didaerah Tangerang juga ini memudahkan kami dalam menjalankan operasi perusahaan terutama didalam hal mengecek, mengambil barang dan sebagainya. Lagi pula sekarang ini Bumi Serpong Damai atau yang lebih dikenal sebagai BSD City juga menjadi kota bisnis. e. Apakah sejauh ini anda puas dengan perkembangan perusahaan anda? Sejauh ini saya merasa cukup puas dengan segala perkembangan yang ada di dalam perusahaan kami, meskipun tidak saya ingkari banyak hambatan-hambatan yang perusahaan kami hadapi. f. Apa saja hambatan-hambatan yang pernah perusahaan anda alami? Lumayan banyak, tetapi yang paling sering adalah customer nakal yang tidak membayar tagihan hutangnya yang menyebabkan banyak piutang yang belum tertagih dan menyebabkan keuangan perusahaan kami terjadi sedikit kendala. g. Apakah struktur organisasi dan pembagian tugas dalam perusahaan ini sudah berjalan dengan baik? Ya tentu saja, pembagian tugas sudah sangat jelas untuk setiap karyawan. Begitu juga dengan struktur organisasinya, semua sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan porsinya. h. Apa alasan PT. Panelindo Sakti Bersama tidak memiliki departemen internal auditor? Karena perusahaan ini masih terbilang baru, dan belum termasuk perusahaan besar. Saya anggap keberadaan internal auditor belum terlalu kami butuhkan.
63
i. Apakah didalam PT. Panelindo Sakti Bersama sudah memakai teknologi Accounting Software dan sejenisnya? Belum, kami hanya baru memakai Microsoft Office saja. Dengan Manajer Keuangan: a. Apakah kondisi keuangan perusahaan dari sejak awal berdiri sampai pada saat ini masih dalam keadaan sehat? Sejak awal berdiri hingga hari ini, kondisi keuangan perusahaan masih dalam keadaan baik dan masih dalam kendali. b. Apakah ada pemisahan kerja antara bagian penjualan, pengiriman dan penagihan kepada customer? Ya jelas ada, di dalam perusahaan ini bagian penjualan hanya bertugas pada saat penjualan itu muncul, namun ketika produk tersebut sudah ingin dikirimkan kepada customer, itu bukan lagi menjadi tugas bagian penjualan akan tetapi menjadi tugas bagian pengiriman, begitu juga pada saat penagihan piutang kepada customer itu jelas kami memiliki bagian tersendiri yaitu departemen penagihan piutang. c. Apakah selama ini anda selalu mengetahui kapan adanya transaksi penjualan, dan penerimaan kas? Saya selalu mengecek laporan penjualan, penagihan piutang dan penerimaan kas setiap bulannya. d. Apakah perusahaan selalu membuat laporan penjualan dan laporan penerimaan kas setiap bulan, dan apakah anda memeriksanya kembali? Ya tentu saja. e. Sistem penjualan apa yang berlaku didalam PT. Panelindo Sakti Bersama? Kebetulan semua aktivitas penjualan yang ada didalam PT. Panelindo Sakti Bersama bersifat kredit. Didalam perusahaan kami tidak memberlakukan penjualan tunai.
64
f. Mengapa PT. Panelindo Sakti Bersama tidak memberlakukan sistem penjualan tunai? Karena kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang panel projek telekomunikasi, dimana harga panel yang kami jual berkisar diatas sepuluh juta, kebanyakan customer memilih pembayaran kredit. Dan pada akhirnya kami memilik sistem penjualan kredit yang menjadi sistem penjualan utama kami. g. Bagaimana soal kebijakan piutang? Soal kebijakan piutang, kami memberikan jangka waktu pelunasan kepada para customer kami selama satu bulan terhitung dari terbitnya piutang tersebut. Berapapun nominal hutangnya, kami hanya memberikan jangka waktu pelunasan satu bulan. h. Apakah perusahaan memiliki kebijakan cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang? Tidak. Diperusahaan kami tidak menerapkan kebijakan penghapusan piutang atau memiliki cadangan piutang tak tertagih. Kami menugaskan bagian penagihan piutang untuk tetap menagih hingga piutang itu terlunaskan. i. Apakah sejauh ini pernah ada customer yang tidak membayar hutangnya? Sejauh ini tidak. Semua customer membayar tagihan nya masih dalam waktu yang kami berikan. j. Apakah selama ini anda sering ikut mengontrol kepada para customer dan apakah anda mengenal cukup baik dengan para customer? Beberapa customer saya kenal cukup baik, terutama customer-customer yang merupakan pelanggan lama atau yang merupakan pelanggan di PT. A Dua Sakti.
65
3. Dokumentasi Penulis mendapatkan data tertulis yang berhubungan dengan kegiatan penjualan berupa dokumen-dokumen yang digunakan sebagai bahan analisa. Dokumen tersebut digunakan dalam perusahaan yang lebih mendalam dalam proses audit. Dokumen tersebut antara lain: a. Faktur Penjualan (Sales Invoice) b. Bukti Faktur Pajak c. Bukti Delivery Order d. Bukti Purchase Order e. Bukti Surat Jalan f. Sales Report g. Bukti Penerimaan Kas h. Bukti Pencatatan Piutang i. Bilyet Giro j. Bukti Rekening Bank dan Rekening Koran Temuan yang diperoleh dari observasi lapangan dan hasil wawancara antara lain: 1. Perusahaan hanya melakukan kegiatan penjualannya secara kredit. 2. Jenis pelanggan adalah kontraktor telekomunikasi yang sudah listing di owner tower provider. 3. Perusahaan tidak memiliki internal auditor. 4. Didalam PT. Panelindo Sakti Bersama tidak diterapkan kebijakan penghapusan piutang. Piutang akan tetap ditagih hingga konsumen membayar piutangnya. 5. Piutang ditagih dengan memberikan jangka waktu pelunasan satu bulan dari munculnya piutang tersebut. 6. Penagihan piutang dilakukan dengan via telefon, via email dan via fax. 7. Penerimaan kas di dalam PT. Panelindo Sakti Bersama hanya muncul ketika konsumen membayar hutangnya. 8. Semua pembayaran piutang dilakukan via transfer melalui bank yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
66
9. Apabila customer tidak membayar sampai tanggal jatuh tempo, perusahaan akan kembali menagih kepada customer namun tidak diberikan sanksi yang tegas maupun dikenakan denda. 10. Perusahaan tidak menerapkan kebijakan di dalam hal retur kepada pelanggan. 11. Perusahaan tidak pernah memberikan discount kepada customer selama kegiatan usaha perusahaan berlangsung. 12. Pengiriman barang diantarkan langsung kepada pelanggan oleh salesman yang bersangkutan. 13. Dokumen yang digunakan dalam kegiatan penjualan adalah faktur penjualan. 14. Pencatatan penerimaan kas langsung dilakukan tepat pada tanggal penerimaan kas. 15. Pembukuan penerimaan kas diperiksa oleh bagian manajer keuangan setiap akhir bulan. 16. Perusahaan belum memakai teknologi seperti Accounting Software dan sejenisnya.
4.2.3. Tahap Pelaksanaan Audit Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka auditor dapat menentukan cakupan dan luas audit yang hendak dilaksanakan pengujiannya. Pada tahap survey pendahuluan auditor baru mengumpulkan informasi informasi awal tentang kondisi auditee. Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya. Tahap pelaksanaan audit yang penulis lakukan adalah membuat hal-hal berikut ini, yaitu: 1. Program audit Sebelum benar-benar melakukan audit internal, seorang auditor terlebih dahulu menyiapkan program audit. Program audit merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Tujuan dari program audit itu sendiri adalah untuk memudahkan proses audit dilaksanakan terutama untuk hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempermudah proses audit. Selain itu
67
manfaat dari program audit juga sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan suatu pemeriksaan. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalian pemeriksaan. Selain itu program audit juga sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan oleh perusahaan. Program audit yang akan penulis tetapkan adalah program audit untuk penjualan, program audit untuk piutang dan program audit untuk penerimaan kas. 2. Prosedur audit Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit. Prosedur audit yang akan penulis tulis yaitu prosedur audit penjualan, prosedur audit piutang dan prosedur audit penerimaan kas. 3. Kertas kerja pemeriksaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adaalah semua berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan. Tujuan dari kertas kerja pemeriksaan (audit working paper) adalah sebagai berikut: a. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan Opini yang diberikan harus sesuai dengan kesimpulan pemeriksaan yang dicantumkan dalam kertas kerja perusahaan. b. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan. c. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya. Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja tersebut dapat dimanfaatkan antara lain: i.
Untuk mengecek saldo awal
ii.
Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien tersebut.
iii.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu dan berguna untuk penyusunan audit plan tahun berikutnya.
68
Kertas kerja pemeriksaan yang akan penulis buat adalah berkaitan dengan siklus audit yang penulis bahas dalam skripsi ini, yaitu kertas kerja pemeriksaan penjualan, kertas kerja pemeriksaan piutang dan kertas kerja pemeriksaan penerimaan kas di bank. 4. Menganalisa temuan-temuan Setelah dilakukannya pembuatan program audit, prosedur audit dan kertas kerja pemeriksaan audit per aktivitas atau per-fungsi. Auditor sebaiknya menganalisa dan mengkomunikasikan hasil-hasil temuan kepada pihak yang bersangkutan. Temuan-temuan ini harus bersifat objektif dan terbuka atau tidak ada yang ditutup-tutupi. Untuk memudahkan dalam melakukan audit, penulis mengklasifikasikan berdasarkan fungsi atau aktivitas masing-masing yaitu fungsi penjualan, fungsi piutang dan fungsi penerimaan kas di bank.
4.2.3.1. Audit Atas Fungsi Penjualan Kredit Didalam PT. Panelindo Sakti Bersama pemasukan utamanya adalah berasal dari penjualan kredit, karena perusahaan tidak memberlakukan sistem penjualan tunai. Hal ini dikarenakan nilai produk yang dijual oleh perusahaan nominalnya besar dan sebagian besar pelanggan membeli produk perusahaan dengan kuantiti yang lebih dari satu, hal tersebut tidak memungkinkan pelanggan membayarnya dengan tunai maka dari itu perusahaan mengeluarkan kebijakan bahwa perusahaan hanya memberlakukan sistem penjualan kredit. Sistem penjualan kredit sangat bersifat rentan karena akan berpengaruh pada jumlah piutang perusahaan. Oleh sebab itu, penulis melakukan audit atas fungsi penjualan kredit untuk memastikan bahwa penjualan yang terjadi didalam perusahaan sudah benar-benar dicatat dan sesuai dengan tanggal terjadinya penjualan tersebut. Audit atas fungsi penjualan kredit dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
69
1. Program Audit Atas Fungsi Penjualan Kredit Tahap pertama didalam melakukan audit adalah membuat program audit. program audit tersebut dimaksudkan agar penulis mengetahui tujuan dari dilakukannya audit atas fungsi penjualan kredit. Tujuan audit atas fungsi penjualan kredit adalah untuk memastikan bahwa: 1. Hasil penjualan yang tercatat merupakan milik perusahaan (ownership). 2. Transaksi penjualan yang ada seluruhnya telah tercatat (completeness). 3. Penjualan yang tercatat untuk barang yang dikirim dan secara tepat ditagih dan dicatat (accuracy). 4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar (classification). 5. Penjualan dicatat pada tanggal yang benar (timing). 6. Transaksi penjualan secara tepat dibukukan dalam buku piutang (Account Receivable Master File) dan secara tepat dipindahkan dan diikhtisarkan (posting and summarization).
2. Prosedur Audit Atas Fungsi Penjualan Kredit Setelah membuat program audit, penulis kemudian membuat prosedur audit untuk fungsi penjualan kredit. Prosedur audit dibuat untuk memudahkan penulis dalam melakukan aktivitas audit. Untuk membantu memeriksa akun penjualan kredit pada PT. Panelindo Sakti Bersama, penulis pun menerapkan suatu prosedur audit yang mencakup tes pengendalian, prosedur analitis, test of detail, dan cut-off yaitu sebagai berikut: 1. Penulis menghitung rasio dari total sales PT. Panelindo Sakti Bersama tiap bulannya untuk tahun 2013, kemudian membandingkan rasio tersebut. Jika ada perbedaan yang material atau dinilai tinggi, maka perlu diminta penjelasan dari perusahaan seputar perbedaan yang material tersebut. 2. Penulis melakukan test transaksi atas akun penjualan dengan mengambil secara acak dengan memeriksa dan menelusuri bukti-bukti seperti kontrak, rekening Koran atas pembayaran dari nilai kontrak, jurnal penjualan, dan buku besar penjualan, serta buku besar piutang.
70
Prosedur audit yang dilakukan oleh penulis telah sesuai dengan prosedur audit yang standar di sebutkan oleh Agoes (1996:94) dimana auditor perlu meminta rincian penjualan yang memuat kuantitas dan harga. Dan melakukan perbandingan antara kuantitas yang dijual dengan pengeluaran barang yang tercatat pada catatan persediaan. 3. Penulis melakukan cut-off dengan mencatat 5 transaksi penjualan yang terjadi sebelum tanggal neraca dan 5 transaksi berikutnya yang terjadi sesudah tanggal neraca. Cut-off
penjualan dilakukan dengan memeriksa mulai dari faktur
penjualan, surat pengiriman barang, surat jalan, sampai kepada faktur pajak. Tujuan melakukan cut off adalah untuk meyakinkan bahwa transaksi telah dicatat oleh perusahaan sesuai pada periode yang bersangkutan. 4. Kemudian penulis menelusuri ayat-ayat sales journal ke dokumen pendukung, mencakup salinan faktur penjualan, bill of lading, pesanan penjualan, dan pesanan pelanggan (customer order). 5. Menelusuri dokumen pengiriman ke sales journal untuk meyakinkan bahwa setiap dokumen tersebut dicatat. 6. Menelusuri ayat-ayat dalam sales journal ke faktur penjualan. 7. Menelusuri kembali harga dan perkalian atas faktur penjualan. 8. Menelusuri detail dalam faktur penjualan ke dokumen pengiriman pesanan penjualan, pesanan pelanggan. 9. Memeriksa salin faktur penjualan untuk klasifikasi akun yang tepat. 10. Membandingkan tanggal pencatatan penjualan dalam sales journal dengan salinan faktur penjualan dan bill of lading. 11. Menelusuri faktur penjualan yang dipilih dari sales journal ke account receivable master file dan menguji jumlah tanggan dan nomor faktur.
71
3. Kertas Kerja Pemeriksaan Penjualan
Tabel 4.1. Kertas Kerja Pemeriksaan Penjualan KETERANGAN Penjualan
Ref KK
PARE
Per Buku 31/12/2013 Rp 10,369,040,000
Rp
Dr 1,093,000
Per Audit 31/12/2013 Cr -
Rp 10,370,133,000
<
Retur Penjualan
-
-
-
-
Diskon Penjualan
-
-
-
-
1,093,000 ^
-
Rp 10,370,133,000 ^
Rp 10,369,040,000 ^
Rp
^
<
Keterangan Tick Mark ^ : Footing Verified (penambahan/pengurangan secara vertikal yang diletakkan dibawah angka dari total angka < : Cross Footing Verified (penambahan/pengurangan secara horizontal yang diletakkan disamping kanan dari total angka Klien
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Penjualan
PL1 Tanggal:
Tanggal:
<
Periode: 31/12/2013
<
72
Tabel 4.2. Kertas Kerja Pemeriksaan Uji Pisah Batas Penjualan Surat Jalan (SJ) Tanggal No. 10 Desember 2013 -
Invoice Tanggal No. December, 10,2013 654/PSB/INV/XII/2013
12 Desember 2013
12 Desember 2013
18 Desember 2013
-
Nama Pelanggan
Tanggal Pencatatan
Jumlah (Rp)
PT. A DUA SAKTI
Rp
133,100,000
Vo
10 Desember 2013
656/PSB/INV/XII/2013
PT. PUNCAK MONTERADO
Rp
84,700,000
Vo
12 Desember 2013
18 Desember 2013
659/PSB/INV/XII/2013
CV. BUANA PILAR MANDIRI
Rp
110,000,000
Vo
18 Desember 2013
Rp
66,000,000
Vo
24 Desember 2013
Rp
133,100,000
Vo
25 Desember 2013
24 Desember 2013
-
24 Desember 2013
707/PSB/INV/XII/2013
25 Desember 2013
-
25 Desember 2013
719/PSB/INV/XII/2013
CV. BUANA PILAR MANDIRI PT. MARSA KANINA BESTARI
CUT OFF PER 31 DESEMBER 2013 03 Januari 2014
03 Januari 2014
001/PSB/INV/I/2014
PT. A DUA SAKTI
Rp
11,440,000
Vo
03 Januari 2014
07 Januari 2014
07 Januari 2014
002/PSB/INV/I/2014
PT. INSANI DAYA KREASI
Rp
12,100,000
Vo
07 Januari 2014
08 Januari 2014
08 Januari 2014
006/PSB/INV/I/2014
PT. SARANA ARTHA LESTARI
Rp
22,000,000
Vo
08 Januari 2014
15 Januari 2014
15 Januari 2014
010/PSB/INV/I/2014
CV. BUANA PILAR MANDIRI
Rp
33,000,000
Vo
15 Januari 2014
16 Januari 2014
16 Januari 2014
014/PSB/INV/I/2014
PT. PUNCAK MONTERADO
Rp
24,200,000
Vo
16 Januari 2014
Keterangan Tick Mark Vo : Vouching (pemeriksaan ke bukti transaksi diletakkan disamping kanan angka) Klien
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Uji Atas Pisah Batas (Cut off) Penjualan
PL1.1 Tanggal:
Tanggal:
Periode: 31/12/2013
73
73
4. Temuan-Temuan Audit Atas Fungsi Penjualan Kredit Setelah membuat program audit, prosedur audit dan membuat kertas kerja pemeriksaan untuk fungsi penjualan kredit, penulis kemudian mengkomunikasikan temuan-temuan apa saja yang ditemukan oleh penulis selama kegiatan audit atau kegiatan pemeriksaan berlangsung. Temuan tersebut dibagi dalam kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Berikut adalah hasil temuan dari fungsi penjualan kredit: a. Terdapat selisih antara Sales Report dengan Buku Pembantu Piutang Jika dilihat didalam kertas kerja pemeriksaan penjualan, penulis menemukan selisih antara sales report dengan buku pembantu piutang sebesar Rp.1,093,000. Setelah ditelusuri dan diteliti lebih dalam selisih tersebut timbul akibat pengiriman barang atas nama PT. MARSA KANINA BESTARI yang tidak dimasukkan bersamaan dengan harga barang yang dibeli. Selisih tersebut dicatat didalam buku pembantu piutang sebagai piutang dari PT. MKB tetapi didalam sales report selisih tersebut tidak diikutsertakan dengan jumlah barang yang dibeli sehingga menimbulkan selisih.
1. Jurnal 20/Desember/2013 Piutang
10,369,040,000
Penjualan
10,369,040,000
2. Jurnal Koreksi Piutang
1,093,000
Biaya Pengiriman
1,093,000
74
Dalam hal ini seharusnya karyawan yang bertugas di dalam hal pencatatan penjualan lebih teliti pada saat mencatat transaksi penjualan, bukan hanya jumlah produk yang terjual yang di catat dan di hitung tetapi juga biaya pengirimannya juga diikutsertakan, karena didalam PT. Panelindo Sakti Bersama biaya pengiriman barang di tanggung oleh masing-masing customer. Hal ini disebabkan karena karyawan yang kurang teliti pada saat melakukan pencatatan di dalam transaksi oleh PT. Marsa Kanina Bestari. Akibatnya jumlah total sales report per-Desember 2013 tidak sesuai dengan jumlah total piutang yang tercatat di dalam buku pembantu piutang perDesember 2013. Sebaiknya perusahaan lebih mengawasi karyawan yang bertugas didalam penjualan terutama di dalam melakukan pencatatan dan perhitungan penjualan, selian itu di dalam hal merekrut karyawan sebaiknya dilakukan dengan benarbenar dan teliti sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan karena kesalahan didalam bagian penjualan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada PT. Panelindo Sakti Bersama dimana pemasukan utama perusahaan berasal dari penjualan panel. Kesalahan-kesalahan seperti itu harus cepat diatasi dan diminimalisir karena akibatnya akan merugikan perusahaan sendiri. Selain selisih yang telah penulis jelaskan diatas, penulis tidak menemukan kesalahan baik dalam hal pencatatan maupun dalam hal perhitungan. Semua transaksi penjualan tercatat tepat pada waktunya dan tidak ada transaksi lain yang tidak tercatat didalam sales report.
b. Tidak ada kebijakan retur penjualan dan pemberian discount kepada pelanggan PT. Panelindo Sakti Bersama tidak menerapkan kebijakan di dalam hal retur penjualan dan pemberian discount kepada customer. Sehingga perusahaan sering menerima komplain dari pelanggan yang tidak pernah di berikan discount selama mereka melakukan transaksi oleh perusahaan dan pelanggan yang ingin mengajukan retur tetapi di tolak oleh perusahaan.
75
Seharusnya perusahaan menerapkan kebijakan retur penjualan dan pemberian discount kepada customer dengan catatan pelanggan hanya dapat mengajukan retur jika kesalahan atau barang cacat memang benar-benar kesalahan perusahaan, dan kesalahan tersebut terjadi pada saat barang masih berada di dalam workshop bukan terjadi pada saat pengiriman barang, karena pada saat barang di kirim tanggung jawab atas barang tersebut terletak pada customer tidak lagi pada perusahaan. Sebelum barang di kirim biasanya tim workshop mengirimkan foto barang-barang yang akan di kirim secara detail kepada customer. Selain itu dalam hal pemberian discount sebaiknya perusahaan mempertimbangkan untuk memberikan discount kepada pelanggan tetapi hanya pada event-event tertentu saja, misalnya ulang tahun perusahaan atau sebagainya. Hal-hal seperti ini dapat memperat hubungan antara customer dengan perusahaan. Hal ini di sebabkan karena PT. Panelindo Sakti Bersama hanya berfokus untuk mendapatkan laba yang tinggi namun kurang memperhatikan hubungan antara customer dengan perusahaan itu sendiri. Untuk masalah kebijakan retur penjualan, hal ini di sebabkan oleh perusahaan menganggap bahwa semua produk atau barang yang akan di kirim kepada pelanggan sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat baik dan terjamin kualitasnya sehingga kebijakan retur tidak di butuhkan bagi perusahaan. Akibat yang di timbulkan dari masalah ini adalah banyak customer yang hanya melakukan transaksi oleh perusahaan hanya satu atau dua kali transaksi saja. Sebaiknya perusahaan mulai memikirkan kebijakan-kebijakan tersebut, karena kebijakan seperti pemberian discount kepada pelanggan dapat memberikan efek yang sangat positif untuk perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Kebijakan dalam hal retur penjualan juga sebaiknya dipertimbangkan kembali karena bisa saja karyawan perusahaan yang berada di workshop melakukan kesalahan dalam hal produksi barang atau tidak teliti dalam hal pengecekan barang sebelum barang tersebut di kirim kepada pelanggan.
76
4.2.3.2. Audit Atas Fungsi Piutang Fungsi piutang erat hubungannya dengan fungsi penjualan kredit, dimana pada saat penjualan kredit muncul pada saat itu juga piutang muncul. Oleh karena itu diperlukan ketelitian dalam mengaudit fungsi ini. Didalam mengaudit fungsi piutang penulis terlebih dahulu menyiapkan program audit atas fungsi piutang, prosedur audit atas fungsi piutang kemudian baru menyiapkan kertas kerja pemeriksaan atas fungsi piutang. Audit atas fungsi piutang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1. Program Audit Atas Fungsi Piutang Tujuan audit atas fungsi piutang adalah untuk memastikan bahwa: 1. Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan (validity and ownership). 2. Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah batas (completeness and cut off). 3. Piutang telah diklasifikasikan dengan tepat (classification).
2. Prosedur Audit Atas Fungsi Piutang Prosedur audit atas piutang yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Minta daftar piutang usaha terdiri dari atas nama, alamat, pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan jumlahnya, serta cocokan dengan saldo di buku besar. 2. Pelajari kebijakan akuntansi perusahaan mengenai pengakuan pendapatan dan cocokan apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta pelajari juga kebijakan pemberian kredit dan jangka waktu pembayarannya. 3. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca. 4. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya. 5. Periksa mathematical accuracy nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.
77
6. Melakukan konfirmasi piutang yaitu dengan mengirimkan konfirmasi piutang kepada pelanggan, dengan cara: a. Menentukan dan menuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi. b. Mennentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. c.
Mencantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
d. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada perusahaan untuk dicari perbedaannya. e. Membuat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi. 7. Test
check umur
piutang
dari
beberapa customer ke subledger piutang
dan sales invoice. 8. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa
yang
dicatat
sebagai subsequent
collections
hanyalah
yang
berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa. 9. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability. 10. Test sales cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lainlain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
78
3. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang
Tabel 4.3. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang KETERANGAN Piutnag Usaha Piutang Lain-lain
Ref KK
Per Buku 31/12/2013 Rp Rp
2,997,274,000 -
Rp Rp
Rp
2,997,274,000
Rp
PT. Panelindo Sakti Bersama Dr Cr Rp Rp
^
-
Rp
^
-
Rp 2,997,274,000 Rp -
-
Rp 2,997,274,000
^
Keterangan Tick Mark ^ : Footing Verified (penambahan/pengurangan secara vertikal yang diletakkan dibawah angka dari total angka < : Cross Footing Verified (penambahan/pengurangan secara horizontal yang diletakkan disamping kanan dari total angka Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh: PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Piutang
Per Audit 31/12/2013 < <
^
Indeks E
Tanggal:
Tanggal:
Periode: 31/12/2013 79
79 80
Tabel 4.4. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha KETERANGAN PT. A DUA SAKTI PT. BACH MULTI GLOBAL PT. CAKRA HEXA SWADAYA PT. HWL CONTRUCTION PT. INSANI DAYA KREASI PT. INTI PINDAD PT. KENCANA ELEKTRINDO PT. MARSA KANINA BESTARI PT. NABILA TIMUR INDONESIA PT. PUNCAK MONTERADO PT. SARANA ARTHA LESTARI CV. BHUZTAN TEKNIK SHANDIKA CV. BUANA PILAR MANDIRI PT. FRANGKY PT. ASA GLOBALINDO PRATAMA
Ref KK
PARE
Per Buku 31/12/2013 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,240,520,000 11,220,000 78,540,000 481,480,000 90,750,000 18,700,000 373,414,000 60,500,000 84,700,000 110,000,000 48,400,000 309,650,000 6,900,000 82,500,000
Rp
2,997,274,000
DR Rp
Per Audit 31/12/2013
CR
-
Rp
^ ^ ^ Keterangan Tick Mark ^ : Footing Verified (penambahan/pengurangan secara vertikal yang diletakkan dibawah angka dari total angka < : Cross Footing Verified (penambahan/pengurangan secara horizontal yang diletakkan disamping kanan dari total angka Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh:
-
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,240,520,000 11,220,000 78,540,000 481,480,000 90,750,000 18,700,000 373,414,000 60,500,000 84,700,000 110,000,000 48,400,000 309,650,000 6,900,000 82,500,000 2,997,274,000 ^
Indeks
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Piutang Usaha
E1 Tanggal:
Tanggal:
Periode: 31/12/2013
< < < < < < < < < < < < < < <
80
Tabel 4.5. Kertas Kerja Daftar Konfirmasi Piutang No
Klien
Alamat
1
PT. A DUA SAKTI 1
Komplek. Ruko Golden Madrid II Blok G No. 16 JL.Letnan Sutopo Sektor XIV BSD City Serpong, Tangerang
3
PT. BACH MULTI GLOBAL
Jl. Cideng Barat No. 27 Cideng Gambir, Jakarta Pusat Rukan Tanjung Mas Raya Blok B1 No. 40 JL. Raya Lenteng Agung, Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Gedung Graha Pulo Jl. Buncit Raya No. 89A Jakarta Selatan 12740
Jumlah per Pelanggan (Rp)
Hasil Konfirmasi
Perbedaan
Rp
1,240,520,000
CB
-
Rp
-
CB
-
Rp
11,220,000
CB
-
Rp
78,540,000
CB
-
4
PT. CAKRA HEXA SWADAYA
5
PT. HWL CONTRUCTION
6
PT. INSANI DAYA KREASI
Jl. Asem Dua No. 81A, Cipete Jakarta 12410 Indonesia
Rp
481,480,000
CB
-
7
PT. INTI PINDAD
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 517 Bandung 40284
Rp
90,750,000
CB
-
8
PT. KENCANA ELEKTRINDO
Batununggal Indah I No. 2A Bandung
Rp
18,700,000
NR
-
9
PT. MARSA KANINA BESTARI
Jl. Nagaya No. 11A Bandung
Rp
373,414,000
CB
-
10
PT. NABILA TIMUR INDONESIA
Jl. Cendrawasih 376 H Kel. Tamparang Keke,Kec. Mamajane 90134
Rp
60,500,000
CB
-
PT. PUNCAK MONTERADO
Komplek Adijayatown House C12 (Blkng Autopro) Jl. Arteri Supadio, Pontianak
12
Rp
84,700,000
CB
81
82 81
13
-
PT. SARANA ARTHA LESTARI
Mansion Garden Blok K5/8 Citragen - Cibubur
Rp
110,000,000
CB
14
CV. BHUZTAN TEKNIK SHANDIKA
Jl. Ketintang Baru II Kav 7 Surabaya
Rp
48,400,000
CB
-
15
CV. BUANA PILAR MANDIRI
Jl. Sidorukun No. 12 C Medan 20239
Rp
309,650,000
CB
-
16
PT. FRANGKY
Komplek Golden Fatmawati No. 15 Jakarta - 14240
Rp
6,900,000
CB
-
17
PT. ASA GLOBALINDO PRATAMA
Jl. Rawa Bambu Raya No. 12A12B Ps. Minggu Jakarta 12620
Rp
82,500,000
CB
Rp
2,997,274,000
-
^ CB : Confirm Balance Keterangan Tick Mark ^ : Footing Verified (penambahan/pengurangan secara vertikal yang diletakkan dibawah angka dari total angka Klien
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
^
Indeks
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Piutang Usaha
EE Tanggal:
Tanggal: 31/12/2013
Periode:
82
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Dari Konfirmasi Positif Piutang Usaha
Saldo menurut konfirmasi Selisih yang dilaporkan: Hasil konfirmasi Selisih dengan catatan klien Kembali melalui pos Tidak kembali Total yang dikirim Total piutang usaha
Jumlah Konfirmasi 17 17 0 0 17
Jumlah (Rp)
Presentase (%) Tahun Berjalan
Presentase (%) Tahun Lalu
100
-
100
-
100
-
100
-
2,997,274,000 2,997,274,000 2,997,274,000 2,997,274,000
Presentase konfirmasi yang dikirim terhadap total piutang usaha
Klien
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
EE1
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA Skedul: Ringkasan Hasil Dari Konfirmasi Positif Piutang Usaha
Indeks
Tanggal:
Tanggal:
Periode: 31/12/2013
83
83
4. Temuan-Temuan Audit Atas Fungsi Piutang Setelah membuat program audit, prosedur audit dan membuat kertas kerja pemeriksaan untuk fungsi piutang, penulis kemudian mengkomunikasikan temuantemuan apa saja yang ditemukan oleh penulis selama kegiatan audit atau kegiatan pemeriksaan berlangsung. Temuan tersebut dibagi dalam kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Berikut adalah hasil temuan dari fungsi piutang: a. Saldo piutang sesuai dengan hasil konfirmasi piutang Setelah dilakukan audit atas fungsi piutang, pada Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang penulis tidak menemukan kesalahan dalam hal pencatatan, penginputan maupun perhitungan didalam fungsi atau aktivitas piutang ini. Hal ini menunjukan bahwa bagian piutang baik dalam melakukan pencatatan pada saat piutang itu timbul, ataupun pada saat perhitungan pada saat customer membayar piutangnya dan mengklasifikasikan sisa piutang per pelanggan sudah dilakukan dengan baik dan tepat. Pada saat dilakukan konfirmasi piutang, semua customer memberikan konfirmasi positif yang berarti saldo piutang yang ada didalam pembukuan PT. Panelindo Sakti Bersama nominalnya sama dengan saldo hutang yang ada didalam pembukuan masing-masing customer. Namun meskipun penulis tidak menemukan kesalahan dalam hal pencatatan dan perhitungan didalam fungsi piutang, masih ada kelemahan yang ada didalam fungsi ini.
b. Perusahaan tidak memberikan sanksi atau denda yang tegas bagi customer yang membayar hutangnya melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Perusahaan tidak memiliki kebijakan untuk memberikan sanksi atau denda yang tegas bagi customer yang membayar hutangnya melebihi batas waktu yang telah ditentukan perusahaan. Sehingga perusahaan sering mengalami pembayaran yang tertunda dari customer yang terlambat melunasi hutangnya dan banyaknya piutang yang tidak tertagih selama satu tahun.
84
Seharusnya perusahaan memberikan sanksi atau denda yang tegas kepada siapa saja customer yang membayar hutangnya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar customer merasa takut ketika ingin mengulur-ulurkan waktu pada saat pembayaran tagihan. Sanksi atau denda tersebut dapat berupa berupa bunga, semakin menunggak pembayaran piutang semakin besar juga bunga yang harus mereka bayar. Hal ini disebabkan perusahaan masih merasa bahwa PT. Panelindo Sakti Bersama adalah perusahaan baru yang masih sedikit dalam hal jumlah customer, dan perusahaan merasa takut untuk kehilangan pelanggan. Akibatnya banyak sekali pelanggan yang melakukan pembayaran melewati batas jatuh tempo, para pelanggan merasa tidak takut ketika mereka telat membayar tagihan karena mereka merasa mereka tidak akan diberikan sanksi atau denda oleh perusahaan. Sebaiknya perusahaan mulai membuat kebijakan atas customer nakal yang membayar hutangnya melewati batas jatuh tempo. Kebijakan tersebut dapat berupa denda atau sanksi yang berupa bunga yang bersifat mengikat dan tegas bagi siapa saja yang melanggar kebijakan perusahaan terutama di dalam hal pembayaran piutang. Pelanggan akan berusaha untuk mengikuti kebijakan tersebut karena kebijakan itu bersifat mengikat dan merugikan pelanggan itu sendiri.
c. Perusahaan tidak memiliki kebijakan penyisihan dan penghapusan piutang PT. Panelindo Sakti Bersama di dalam hal fungsi piutang belum memiliki kebijakan atas penyisihan dan penghapusan piutang. Jumlah saldo piutang per-pelanggan yang tidak tertagih selama satu tahun akan tetap di tagih pada tahun berikutnya hingga piutang tersebut terbayarkan oleh pelanggan. Jika pada tahun berikutnya piutang tersebut tidak dibayarkan oleh pelanggan, maka pelanggan tersebut tidak dapat melakukan transaksi pembelian kepada perusahaan hingga piutang tersebut terbayarkan.
85
Seharusnya perusahaan menerapkan kebijakan dalam hal penyisihan dan penghapusan piutang. Penyisihan piutang dapat di lakukan dengan beberapa metode, yaitu pendekatan laporan laba rugi atau pendekatan neraca. Pendekatan laporan laba rugi yaitu dengan cara mengalikan taksiran presentase yang tidak terbayar dengan jumlah penjualan periode tertentu. Sedangkan pendekatan neraca yaitu dengan mengalikan saldo piutang usaha dengan presentase piutang tak tertagih. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kebijakan atau peraturan memadai yang berkaitan dengan penentuan batas tertinggi jumlah piutang untuk satu pelanggan dan penghapusan terhadap piutang yang sudah kadaluarsa. Akibat yang muncul dari masalah ini yaitu besarnya jumlah saldo piutang tak tertagih di akhir tahun yang di miliki oleh perusahaan. Besarnya jumlah saldo piutang tak tertagih mengakibatkan penerimaan kas perusahaan menjadi melemah. Sebaiknya perusahaan mulai memikirkan untuk menerapkan kebijakan penyisihan dan penghapusan piutang. Namun sebelum menerapkan kebijakan penyisihan dan penghapusan piutang, perusahaan terlebih dahulu harus memiliki cadangan kerugian piutang, dimana perusahaan memiliki cadangan kas yang digunakan untuk menutupi piutang yang tidak dapat tertagih. Kebijakan penghapusan piutang dapat diberlakukan bagi customer yang kabur, bangkrut atau meninggal dunia. Akan tetapi, untuk mengurangi resiko seperti itu perusahaan dapat memperketat pengawasan pada saat pemilihan customer atau pada saat pemberian kredit kepada customer.
4.2.3.3. Audit Atas Fungsi Penerimaan Kas di Bank Penerimaan kas di bank biasanya muncul untuk aktivitas pelunasan piutang dari penjualan kredit. Didalam PT. Panelindo Sakti Bersama semua pembayaran piutang dilakukan melalui transfer ke rekening Bank BCA dan Bank BNI. Untuk mengetahui apakah saldo dibank benar-benar sesuai dengan pembayaran piutang oleh pelanggan, maka dari itu penulis melakukan audit atas fungsi penerimaan kas di bank.
86
Hal-hal yang akan penulis lakukan dalam mengaudit fungsi penerimaan kas di bank yaitu terlebih dahulu menyusun program audit kemudia dilanjutkan dengan membuat prosedur audit kemudia membuat kertas kerja pemeriksaan, lalu diakhiri dengan menganalisa temuan-temuan. Audit atas fungsi piutang dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1. Program Audit Penerimaan Kas Tahap pertama dalam melakukan audit terutama dalam fungsi penerimaan kas di bank adalah dengan menyusun program audit. program audit dimaksudkan untuk mengetahui apa tujuan dari dilakukannya kegiatan audit tersebut. Karena didalam PT. Panelindo Sakti Bersama hanya memakai sistem penjualan kredit, maka penerimaan kas muncul ketika customer melakukan pelunasan piutangnya. Dalam melakukan pelunasan piutang, biasanya customer melakukan pembayaran via transfer bank. Oleh karena itu program audit penerimaan kas ini khusus untuk kas yang ada di bank. Tujuan audit atas fungsi penerimaan kas di bank adalah untuk memastikan bahwa: 1. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi, penjumlahan kebawah (cross footing)nya benar dan sesuai dengan buku besar. (detail tile-in) 2. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi benar-benar ada (existence). 3. Kas di bank yang ada tercatat (completeness). 4. Kas di bank yang dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah akurat (accuracy). 5. Transaksi penerimaan kas telah dicatat pada periode yang tepat (cut off). 6. Kas di bank secara tepat disajikan dan diungkapkan (presentation and disclosure). 2. Prosedur Audit Penerimaan Kas di Bank Tahap kedua dari kegiatan audit atas penerimaan kas di bank yaitu membuat prosedur audit. Prosedur audit yang dibuat dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam melakukan kegiatan audit. Prosedur audit atas penerimaan kas di bank yang telah penulis tetapkan adalah sebagai berikut:
87
1. Minta dari perusahaan hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank, pemeriksaan cek/giro yang masih beredar (outstanding check) dan setoran dalam perjalanan (deposit in transit). 2. Yakinkan bahwa saldo bank dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal neraca. 3. Yakinkan bahwa setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Mintalah informasi mengapa perlu dibuka rekening baru maupun alasan dari penutupan rekening. 4. Yakinkan bahwa tidak ada lapping/window dressing dengan memeriksa bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran akhir tanggal neraca. 5. Untuk rekening yang sudah tidak aktif, mintalah penjelasan dari perusahaan dan sarankan untuk ditutup saja. 6. Yakinkan bahwa semua rekening di bank atas nama perusahaan, bukan perorangan. 7. Periksa pendebitan dan pengkreditan yang ada dalam jurnal dan dibukukan kedalam buku besar. Pemeriksaaan ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Lakukan vouching bukti kas masuk (Cash Receipt Voucher) dan Bukti Kas Keluar ( Cash Dishbursement Voucher) Untuk Bulan Januari, Juli, dan Desember. Apakah penerimaan kas atau cek/giro telah didukung kuitansi dan slip setoran bank untuk di kliringkan. Apakah Setiap pengeluaran mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang dan didukung oleh dokumen yang diperlukan, misalnya permintaan pembelian (purchase requisition), pesanan pembelian (purchase order), laporan penerimaan barang (receiving report), surat jalan (delivery order) dari pemasok, dan faktur (invoice). b. Lakukan uji penerimaan dalam buku cek/giro dengan bukti Kas Masuk yang di dukung slip setoran bank telah dijurnal dengan benar.
88
c. Jumlah Yang tercantum dalam Bukti kas keluar didukung oleh dokumen pendukung lainnya telah dicocokan dengan jumlah giro yang di bayarkan. d. Apakah ada hal hal yang perlu di ungkapkan dan catat hal – hal yang perlu diberikan dalam saran saran perbaikan kepada pihak manajemen dalam surat manajemen (Management Letter). e. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang perlu diketahui oleh para partner. 3.
Kertas Kerja Pemeriksaan Audit Atas Bank Tahap yang penulis pilih dalam mengaudit penerimaan kas di bank yaitu dengan membandingkan saldo yang ada direkening Koran dengan saldo yang ada didalam buku penerimaan kas di bank yang telah dibuat oleh perusahaan. Berikut ini adalah rekening Koran Bank BRI per-Desember 2013 yang penulis tampilkan sebagai sampel:
Gambar 4.1. Laporan Transaksi Bank BRI
89
Berikut ini adalah rekening Koran Bank BCA per-Desember 2013 yang penulis tampilkan sebagai sampel:
Gambar 4.2. Rekening Koran Bank BCA
90
Berikut ini adalah hasil pembukuan penerimaan kas di bank yang telah dibuat oleh perusahaan. Penulis mengambil sampel untuk penerimaan kas di bulan Desember 2013 yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.3. Laporan Penerimaan Kas (Bank)
91
4. Temuan-Temuan Audit Atas Fungsi Bank Setelah membuat program audit, prosedur audit dan membuat kertas kerja pemeriksaan untuk fungsi bank, penulis kemudian mengkomunikasikan temuantemuan apa saja yang ditemukan oleh penulis selama kegiatan audit atau kegiatan pemeriksaan berlangsung. Temuan tersebut dibagi dalam kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Berikut adalah hasil temuan dari fungsi piutang: a. Rekonsiliasi Bank menunjukkan saldo yang balance Setelah dilakukan pencocokan antara saldo rekening Koran Bank dan saldo penerimaan kas di bank yang dibuat oleh perusahaan, penulis tidak menemukan kesalahan pencatatan atau selisih antara keduanya. Semua transaksi dicatat tepat pada waktunya (accuracy), saldo rekening Koran balance dengan saldo penerimaan kas di bank yang dibuat oleh perusahaan. Berikut penulis sertakan sampel hasil rekonsiliasi bank yang penulis telah buat untuk Desember 2013.
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA REKONSILIASI LAPORAN BANK BANK BCA 30 DESEMBER 2013
Saldo Laporan Bank
Rp 475,700.23
Ditambah: Setoran dalam perjalanan Uang kas yang tidak disetor
Saldo Kas
Rp 519,452.00
Ditambah: Rp
-
Rp
-
Giro
Rp
-
Rp Rp 519,452.00
Rp Rp 475,700.23 Dikurangi: Cek yang beredar
Rp
Rp
Saldo Bank yang benar
-
Dikurangi: Biaya Bank Pajak
Rp 475,700.23
13,751.49 30,000.00 43,751.49 475,700.51
Gambar 4.4 Rekonsiliasi Bank BCA
92
PT. PANELINDO SAKTI BERSAMA REKONSILIASI LAPORAN BANK BANK BRI 30 DESEMBER 2013 Saldo Laporan Bank
Rp 522,809.00
Ditambah: Setoran dalam perjalanan
Rp -
Uang kas yang tidak disetor
Rp -
Saldo Kas
R$ 25,856,433.00
Ditambah: Giro
Rp
Rp
Rp
-
-
Rp 25,856,433.00
Rp 522,809.00 Dikurangi:
Dikurangi: Rp -
Cek yang beredar
Rp
Saldo Bank yang benar
-
Rp 522,809.00
Biaya Bank
Rp
31,000.00
Pajak
Rp
2,124.00
Rp
500.00
Biaya bulanan ATM
Pemindahan dana ke BCA Rp25,300,000.00 Rp 25,333,624.00 Rp
522,809.00
Gambar 4.5 Rekonsiliasi Bank BRI
b. PT. A Dua Sakti melakukan pembayaran piutang tidak melalui via transfer bank sesuai dengan kebijakan yang berlaku di dalam PT. Panelindo Sakti Bersama. Meskipun didalam rekonsiliasi kedua bank menunjukkan saldo yang sesuai denga buku penerimaan kas di bank yang telah dibuat oleh perusahaan, namun penulis menemukan penyimpangan yang dilakukan oleh salah satu customer dari PT. Panelindo Sakti Bersama yang tidak lain adalah Induk Perusahaan nya sendiri yaitu PT. A Dua Sakti yang melakukan pembayaran piutang tidak melalui transfer bank tetapi melalui pembayaran cash dan melalui cek.
93
Perusahaan memberikan keringanan bagi PT. A Dua Sakti yang tidak lain adalah induk perusahaan dari PT. Panelindo Sakti Bersama untuk melakukan pembayaran piutang melalui cash dan cek. Keringanan ini dikhususkan hanya untuk PT. A Dua Sakti, bagi customer yang lain tetap pada kebijakan perusahaan yaitu hanya melakukan pembayaran melalui transfer bank. Seharusnya perusahaan bersikap adil dan bersikap tegas dalam memperlakukan seluruh customer nya tidak mengecualikan customer tersebut memiliki hubungan erat bahkan induk perusahaannya sendiri. Kebijakan yang telah perusahaan buat dan telah disepakati oleh seluruh anggota yang ada didalam perusahaan wajib ditaati dan kebijakan tersebut bersifat mengikat dan akan menimbulkan sanksi bagi siapa saja yang melanggar. Hal ini terjadi karena PT. A Dua Sakti adalah induk perusahaan dari PT. Panelindo Sakti Bersama. Akibatnya laporan penerimaan kas menjadi tidak akurat, karena yang seharusnya penerimaan perusahaan hanya didapatkan dari hasil via transfer bank, tetapi perusahaan juga harus mengecek dan menghitung penerimaan yang muncul dari pembayaran cash dan berupa cek. Sebaiknya perusahaan mendiskusikan kepada PT. A Dua Sakti agar mengikuti segala prosedur dan kebijakan yang telah PT. Panelindo Sakti Bersama buat dan sepakati. Pada saat PT. A Dua Sakti melakukan transaksi kepada PT. Panelindo Sakti Bersama paa saat itu juga PT. A Dua Sakti memiliki kewajiban yang bersifat mengikat untuk mengikuti prosedur yang berlaku di dalam perusahaan.
4.2.4. Tahap Penyelesaian Penugasan Audit Didalam tahap ini penulis memberitahu kepada pihak perusahaan dalam hal ini kepada Manajer Keuangan PT. Panelindo Sakti Bersama bahwa kegiatan audit terhadap siklus pendapatan yang dilakukan oleh penulis terhitung mulai pada 1 Maret 2014 sampai dengan pada tanggal 1 Juni 2014 telah selesai dilakukan. Setelah itu penulis akan membuat laporan audit, akan tetapi sebelum penulis membuat laporan audit tersebut
94
penulis terlebih dahulu mereview kembali hasil audit yang penulis telah selesaikan. Setelah mereview hasil audit, kemudian penulis membuat laporan audit yang berupa management letter yang nantinya laporan audit tersebut akan di komunikasikan kepada pihak perusahaan. Setelah laporan audit tersebut di komunikasikan kepada pihak perusahaan, pihak perusahaan akan memberikan tanggapan atas hasil kegiatan audit yang penulis telah lakukan dan memberikan tanggapan terhadap rekomendasi dan saransaran yang penulis berikan kepada perusahaan.
4.2.5. Tahap Pelaporan Hasil Audit Didalam tahap ini, penulis akan membuat laporan audit atas kegiatan audit yang penulis telah lakukan. Laporan audit yang penulis buat berupa management letter. Management Letter tersebut akan diserahkan kepada manajer keuangan dan direktur perusahaan untuk didiskusikan atas hasil audit yang penulis hasilkan. Management Letter tersebut berisi: 1. Temuan-temuan, yaitu hal-hal atau kejadian yang ditemukan oleh penulis selama melakukan kegiatan audit didalam PT. Panelindo Sakti Bersama. 2. Rekomendasi, yaitu saran perbaikan yang diberikan penulis kepada perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan di masa depan yang lebih baik. 3. Tanggapan Management, yaitu tanggapan dari management yang mewakili direktur perusahaan untuk menanggapi dan memberikan komentar atas temuan dan rekomendasi yang telah penulis berikan berdasarkan temuan-temuan audit. 4. Target Melakukan Perbaikan, yaitu kapan sekiranya perusahaan akan melakukan perbaikan setelah mendiskusikan atas hasil temuan penulis dan atas rekomendasi yang telah penulis berikan untuk perusahaan. Karena lingkup audit yang penulis ambil didalam PT. Panelindo Sakti Bersama hanya mencakup siklus pendapatan yaitu fungsi penjualan, fungsi piutang dan fungsi penerimaan kas. Management Letter yang penulis berikan hanya terbatas pada fungsifungsi yang bersangkutan. Berikut adalah Management Letter yang penulis berikan kepada PT. Panelindo Sakti Bersama.
95
MANAGEMENT LETTER
1. Penjualan Kredit − Hasil perhitungan fisik penjualan yang ada didalam perusahaan perDesember 2013 adalah sebesar Rp. 10,370,133,000,− Hasil perhitungan fisik pada buku pembantu piutang usaha yang ada didalam perusahaan per-Desember 2013 adalah sebesar Rp 10,369,040,000,-
− Terdapat selisih sebesar Rp 1,093,000,− Selisih tersebut timbul akibat transaksi yang dilakukan oleh PT. MARSA KANINA BESTARI yang melakukan transaksi pembelian barang namun bagian pencatata penjualan tidak mencatat nominal barang tersebut termasuk biaya pengirimannya. Rekomendasi: Memperbaiki sistem dan kinerja karyawan dengan memberikan pelatihan atau lebih ketat dalam melakukan pengawasan terutama didalam hal pencatatan penjualan.
Tanggapan Management: “Saya mengakui bahwa bagian penjualan agak sedikit longgar dalam masalah pencatatan penjualan, akan saya perbaiki” Target melakukan perbaikan: 1 Juli 2014
2. Piutang − Hasil perhitungan fisik (audit) piutang yang ada didalam perusahaan perDesember 2013 adalah sebesar Rp. 2,997,274,000,− Hasil perhitungan pembukuan perusahaan didalam buku piutang perDesember adalah sebesar Rp. 2,997,274,000,− Tidak ada selisih yang ditemukan. Namun banyak customer yang tidak membayar hutangnya sesuai dengan jatuh tempo. Hal itu dikarenakan perusahaan tidak memiliki sanksi dan denda yang tegas bagi customer yang membayar hutangnya tidak sesuai dengan tempo yang telah ditentukan.
96
Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya membuat peraturan atau kebijakan baru dalam hal penagihan piutang dengan memberikan sanksi dan denda yang tegas bagi para customer yang membayar hutangnya melibihi tempo yang telah disepakati. Kebijakan tersebut bersifat mengikat bagi setiap customer tidak terkecuali PT. A DUA SAKTI yang mana adalah induk perusahaan dari PT. Panelindo Sakti Bersama itu sendiri. Tanggapan Management: “Saya menyadari tidak adanya sanksi dan denda akan merugikan perusahaan, akan saya diskusikan untuk membuat kebijakan denda atau sanksi tersebut” Target melakukan perbaikan: 1 Juli 2014
3. Penerimaan Kas di Bank − Hasil perhitungan fisik kas di bank BCA yang tercatat didalam perusahaan per-Desember 2013 adalah sebesar Rp. 841,602,82,sedangkan yang ada pada bank BRI adalah sebesar Rp. 51,156,433,− Saldo yang tertulis didalam rekening Koran bank BCA adalah sebesar Rp. 841,602,82, sedangkan saldo yang tertulis di dalam rekening Koran bank BRI adalah sebesar Rp. 51,156,433,− Pencatatan antara rekening Koran dan buku penerimaan kas di Bank pada perusahaan sudah sesuai. Namun di temukan adanya penerimaan kas yang timbul melalui pembayaran cash yang di bayarkan oleh PT. A DUA SAKTI. Rekomendasi : Sebaiknya perusahaan lebih tegas dalam melakukan prosedur pembayaran piutang, yaitu hanya via transfer Bank ( Bank BCA dan Bank BRI), tanpa terkecuali bagi induk perusahaan dari PT. Panelindo Sakti Bersama. Tanggapan Management : “Memang khusus untuk PT. A Dua Sakti kami memberikan kelonggaran, tetapi akan saya pertimbangkan untuk kedepannya” Target Melakukan Perbaikan : 1 Juli 2014
97
4.2.6. Tahap Pemantauan Tindak Lanjut (Follow Up) Tahap terakhir dalam melakukan audit internal yaitu tahap pemantauan tindak lanjut (Follow Up). Tahap ini bertujuan untuk memastikan apakah temuan temuan yang penulis dapatkan dari hasil kegiatan audit beserta rekomendasi yang telah penulis berikan kepada perusahaan telah dilakukan dan di realisasikan sesuai dengan target yang telah di buat dan di sepakati oleh pihak perusahaan. Di dalam tahap ini penulis membuat laporan follow up yaitu sebagai berikut : Tabel 4.7. Form Follow Up FORM FOLLOW UP
No
1
2
3
4
5
6
FINDING
Tidak adanya departemen Internal Audit didalam perusahaan Adanya salah catat oleh bagian penjualan yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara sales report dengan buku piutang Adanya customer yang tidak mengikuti prosedur pembayaran piutang Tidak adanya sanksi atau denda yang tegas bagi customer yang membayar hutangnya melewati batas waktu yang telah di sepakati Tidak adanya kebijakan retur penjualan dan pemberian discount kepada pelanggan Tidak adanya kebijakan didalam hal penyisihan dan penghapusan piutang dengan syaratsyarat tertentu
REKOMENDASI
Membuat departemen Internal Auditor untuk membantu managemen dalam mendeteksi kelemahan-kelemahan atau kesalahan didalam kegiatan perusahaan.
Memperbaiki sistem dan kinerja karyawan dengan memberikan pelatihan atau lebih ketat dalam melakukan pengawasan terutama didalam hal pencatatan penjualan
Memberikan teguran bagi setiap customer yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku didalam perusahaan, tidak terkecualikan bagi siapapun termasuk induk perusahaan. Tidak menerima pembayaran selain dilakukan via transfer bank.
Membuat kebijakan atas customer yang membayar hutangnya melewati batas jatuh tempo dengan memberikan sanksi yang tegas atau berupa denda yang bersifat memberikan efek jera.
Mulai mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan retur penjualan dan pemberian discount untuk menjalin hubungan yang baik antara customer dengan perusahaan Mulai mendiskusikan untuk memberlakukan kebijakan penyisihan dan penghapusan piutang untuk mengurangi saldo piutang yang tidak tertagih di akhir tahun. Penghapusan piutang dapat diberlakukan bagi customer yang kabur, bangkrut ataupun meninggal. Namun untuk mengurangi resiko tersebut perusahaan bisa memperketat didalam pemilihan customer (pemberian kredit)
TANGGAL PELAKSANA AN ATAU TANGGAL REALISASI
98