BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Layar Production PT Layar Production didirikan pada tanggal 24 Oktober 2002 berdasarkan Akta Pendirian dengan Salinan Akta Nomor 65 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Haji Dana Sasmita, SH berkedudukan di Jakarta dan diterima pada tanggal 29 Juli 2004 yang telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan Nomor C-19036 HT.01.01.TH.2004. PT Layar Production merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri kreatif yaitu rumah produksi yang menghasilkan sebuah program acara televisi seperti sinetron, SitKom, infoteiment, reality show, FTV, dan film layar lebar. Pada saat awal didirikan perusahaan ini berlokasi di Jalan Tebet Utara Dalam No.1 Jakarta Selatan. Namun, pada tahun 2011 lokasi perusahaan ini pindah menjadi di Ruko Budi Raya No.7i Kemanggisan Jakarta Barat. Sampai pada akhirnya, saat ini perusahaan pun berpindah lokasi lagi menjadi di Jalan Kemanggisan utama 2 nomor 122. Perusahaan ini biasanya menggunakan pegawai outsourcing pada saat memproduksi suata program, seperti crew, sutradara, penulis skenario, serta orangorang yang dibutuhkan di dalam pembuatan suatu program acara atau film. Programprogram acara yang dihasilkan oleh PT Layar Production ini pun cukup dikenal oleh masyarakat. Walaupun Layar Production sadar persaingan rumah produksi sangat ketat namun Layar Production memiliki antusiasme, komitmen dan semangat meraih kesuksesan
dengan
mengedepankan
pelayanan
kepada
pelanggaan
dan
mempersembahkan program-program berkualitas. Layar Production juga telah menjalin hubungan yang baik dengan beberapa pihak stasiun televisi di Indonesia. Pada tahun 2005, PT Layar Production melakukan strategi integrasi ke belakang dengan mengupayakan kendali yang lebih besar atas pemasok untuk para rumah produksi lain yaitu mengembangkan usaha nya dengan membuka jasa
70
71
penyewaan peralatan shooting atau rental peralatan shooting. Pada awalnya PT Layar Production membeli beberapa alat untuk produksi acara atau program, agar perusahaan tidak perlu menyewa alat-alat untuk kebutuhan shooting di tempat lain. Kemudian beberapa alat-alat shooting yang telah dibeli tersebut yang kebetulan sedang tidak dipakai perusahaan untuk produksi, alat-alat tersebut disewakan kepada production house lain atau siapa saja yang ingin menyewa alat-alat tersebut. Ternyata yang menyewa alat-alat tersebut cukup banyak. Dengan melihat adanya peluang bisnis tersebut dan masih banyak rumah produksi lain yang tidak memiliki peralatan untuk shooting sendiri, maka perusahaan pun menerapkan strategi integrasi ke belakang ini, dengan berusaha menjadi pemasok alat-alat untuk perlengkapan shooting untuk para rumah produksi lainnya yang juga menjadi saingannya. PT Layar Production pun akhirnya terus memperbanyak alat-alat shooting nya dan mempertahankan usaha jasa penyewaan alat-alat shooting juga.
4.1.2 Logo PT Layar Production
Sumber : PT Layar Production, 2013. Gambar 4.1 Logo PT Layar Production
4.1.3 Visi dan Misi PT Layar Production PT Layar Production mempunyai visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi Realitas, intregitas dan akuntabilitas merupakan kekuatan perusahaan meraih kemenangan dan keunggulan kompetitif sebagai perusahaan yang paling bersaing dalam industri. 2. Misi (1) Meraih keberhasilan perusahaan melalui kerja kreatif, inovatif dan kompetitif yang dikenal masyarakat.
72
(2) Mencapai karya tinggi dalam rangka menghantar nilai luhur, informasi dan hiburan kepada masyarakat.
4.1.4 Kondisi Bisnis PT Layar Production Proyek pertama yang diproduksi PT Layar Production adalah sebuah infoteiment Kasus Selebritis (KASSEL) tahun 2002. Infoteiment ini ditayangkan di TPI atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi MNC TV. Program infoteiment “KASSEL” bisa bertahan selama 8 tahun di dunia pertelevisian dan juga mendapat respon yang positif dari pemirsa sehingga memperoleh rating yang cukup tinggi dan banyak iklan berdatangan pada infoteiment tersebut. Dan yang kedua memproduksi Sinetron drama percintaan yang berjudul Biarku Sendiri tahun 2002 ditanyangkan di Trans TV. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan dengan dan memproduksi program-program berkualitas seperti sinetron, video clip, iklan, FTV, reality show, sinetron komedi, dan film layar lebar. Pada tahun 2009, rumah produksi ini memproduksi sebuah film layar lebar TABU yang di tayangkan di Blitz Megaplex. Kemudian perusahaan juga memiliki program andalan di tahun 2010 yaitu Sinetron Komedi “Awas Ada Sule” yang ditayakan di Global TV, “Awas Ada Sule” pun memperoleh respon yang baik dari pemirsa dan juga mendapatkan rating yang bagus, program ini juga mampu bertahan selama 3 tahun dan juga Reality Show “Bukan Sinetron” tahun 2010 yang bertahan selama 3 tahun. Sampai saat ini PT Layar Production telah memproduksi mencapai 2.826 episode semenjak awal didirikan. Berikut ini adalah dinamika produksi PT Layar Production tahun 20022013 (lihat Tabel 4.1).
73
Tabel 4.1 Dinamika Produksi PT Layar Production Tahun 2002-2013 Tahun 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.
Hasil Produksi Infotaiment Kasus Selebriti (KASSEL) Sinetron Biarku Sendiri Infoteiment Kasus Selebriti (KASSEL) Sinetron Biarku Sendiri Sinetron KARINA Muztika Video Clip Joy Tobing - Biarku Sendiri Infotaiment Kasus Selebriti (KASSEL) Obrolan Selebriti (OBSI) Iklan Bogor Nirwana Residence Iklan Borobudur (Budaya Pariwisata) Iklan Indonesia Bumi Persada (Budaya Pariwisata) Infotaiment Kasus Selebriti (KASSEL) Iklan Sejarah Kebijakan Moneter BI Iklan Spektrum Frekuensi Radio Iklan Say No to Banjir Video Clip Yuni Shara - Tetap Cinta Infotaiment Kasus Selebriti (KASSEL) Iklan Kekerasan dalam Rumah Tangga Iklan SMS (Depkominfo) Iklan Frek Radio (Depkominfo) Iklan Labelisasi Perangkat (Depkominfo) Sinema Kontroversi Infoteiment KLIK! Infoteiment Kasus Selebriti (KASSEL) Layar Komedi 1 & 2 Layar Komedi Dongeng Layar Komedi Horor Reality Show Pencilan (Perjalanan Meniti Kehidupan yang Pasti) Infoteiment Kasus Selebriti (KASSEL) FTV Antara Gue, Pacar, & Babe Sitkom Dul Badut Serial Nyi Loro Kidul Sketsa TV Humor Infoteiment Kasus Selebriti (KASSEL) Film Layar Lebar TABU Sitkom Bocah Lucu (Bolu) Sitkom Awas Ada Sule Reality Show Bukan Sinetron Video Clip Saniyah Azhar - Kasih Sayangmu, Andai Bisa Terbang Video Clip Bintang Lima - Andai Saja Film Layar Lebar Mata Hati Sitkom Awas Ada Sule Reality Show Bukan Sinetron FTV Pucuk Dicinta Alampun Tiba
74
4. FTV Indahnya Cinta Pertama 5. FTV Cinta Monyet di Kantin Sekolah 6. FTV Cintaku Semanis Es Krim 7. Maniak Bola 1. Sitkom Awas Ada Sule 2. Reality Show Bukan Sinetron 3. Video Promosi Indonesia (Kementrian Pariwisata) 4. Reality Show Keajaiban Shalat 2012 5. Layar Komedi Liburan Anak 6. FTV Kucinta Kau Apa adanya 7. FTV Pacarku Bidadari Jutek 8. FTV Pacaran Lagi Yuk 1. FTV Cinta Akang untuk Eneng 2. FTV Tukang Mie Ayam Seganteng Brad Pitt 3. FTV Bidadari Penjaga Hati 2013 4. FTV Sepeda Balap Cinta 5. FTV Pesan Cinta Dari Yogya 6. FTV Janji Si Cantik 7. Sitkom Komplek Makmur Sumber: PT Layar Production, 2013. Pada bagian rental penyewaan peralatan shooting PT Layar Production memiliki kurang lebih sebanyak 300 peralatan shooting. Berikut ini adalah beberapa contoh tipe produk peralatan shooting yang disewakan oleh PT Layar Production :
Sumber: PT Layar Production, 2013. Gambar 4.2 Produk Peralatan Shooting PT Layar Production
75
Berikut ini adalah rincian harga sewa per hari dari beberapa alat yang dimiliki oleh perusahaan:
Tabel 4.2 Rincian Harga Sewa Peralatan Shooting PT Layar Production Jenis Alat
Camcorder
Lensa & Filter
Sony DSR-370 P DVCAM
Harga Sewa Per Hari Rp. 400.000
Sony XDCAM PMW-EX3
Rp. 700.000
PS Technic Mini 35 + Sony HDV Z-1
Rp. 1.000.000
Sony HVR HD-1000P
Rp. 250.000
Sony PMW-EX1
Rp. 450.000
Sony DSR PD170
Rp. 250.000
Sony DXC D50 PL
Rp. 500.000
Sony DXC-D55-PL
Rp. 600.000
Canon EF 85mm F1.8 USM
Rp. 300.000
ARRI Ultra Prime 35mm
Rp. 400.000
Canon EF 35mm F1.4L USM
Rp. 200.000
Canon EF 135mm F2.8 Soft Focus
Rp. 100.000
Tiffen Filter
Rp. 30.000
Nama Alat
Sigma APO 50-500mm (Telefoto Zoom)
Rp. 200.000
Canon EF 28-135mm (Standard Zoom) Rp. 150.000 Canon YJ12C6.5 B4KSR X 12 Super Wide
TV Monitor
Video Tape Recorder (VTR)
Rp. 400.000
Canon IRS Wide
Rp. 350.000
Focus Screen 3Mx4M Duo Shoot
Rp. 150.000
Panasonic 2.500 ANSI Lumen+Screen
Rp. 750.000
Sanyo PLC-XF41 7700 ANSI Lumen
Rp. 3.000.000
Panasonic Plasma TV
Rp. 250.000
Sony DSR – 1600 DVCAM Player
Rp. 225.000
Sony DSR-11 DVCAM
Rp. 175.000
Sony PVW 2800 Betacam Recording
Rp. 400.000
Sony DSR 50P
Rp. 300.000
76
Sony GVP 1000e Switcher Video, Mixer Audio, Microphone
Lighting
Tripod
Panasonic AG HMX 100 Digital Video Mixer
Rp. 100.000 Rp. 750.000
Panasonis WJ-MX10 Switcher Video
Rp. 600.000
Sennheiser MKH Microphone
Rp. 150.000
Senheiser MZH Hairy Cover
Rp. 100.000
Dedolight 150
Rp. 250.000
Kinoflo 4 Feer 4 Bank
Rp. 200.000
HMI ARRI 4000w
Rp. 350.000
HMI ARRI 1200w
Rp. 200.000
ARRI 300w
Rp. 35.000
Read Head 800w
Rp. 25.000
Blonde 2000w
Rp. 35.000
Bohlam Kinoflo Tungsten 4 Feet
Rp. 150.000
Janjjib Egripment
Rp. 600.000
Baby Tripod Miller
Rp. 75.000
Tripod Cartoni
Rp. 100.000
Magic Arm
Rp. 20.000
Power Grip Egripment
Rp. 650.000
Egripment Dinky Dolly
Rp. 350.000
Tripod LIBEC LS
Rp. 50.000
LIBEC H85
Rp. 150.000
Mounting Car Egripment
Rp 400.000
C-Stand
Rp. 20.000
Autopole
Rp. 75.000
Sumber: PT Layar Poduction, 2013.
77
4.1.5 Proses Produksi PT Layar Production
Pembuatan Konsep Cerita
Pemilihan Penulis dan Penulisan Sinopsis
Tidak Revisi, Reject, atau Tulis Ulang
Sinopsis Disetujui? Ya Pra Produksi dan Screentest - Casting dan Pemilihan Sutradara - Pembuatan Story Board - Estimasi Production Cost, dsb
Tidak Revisi atau Screentest Ulang
Screentest Disetujui? Ya Shooting 3 Episode
Post Produksi - Editing - Soundtrack Mixing
Pembuatan DemoTape/Master
Tidak Revisi atau Shooting Ulang
DemoTape Disetujui? Ya Shooting Episode Selanjutnya
Sumber : PT Layar Production, 2013.
Gambar 4.3 Proses Produksi PT Layar Production
78
Pada tahap pertama penciptaan konsep cerita dilakukan oleh Direktur Utama bersama tim kreatif. Jika garis besar cerita sudah dibuat, tim akan memilih penulis yang cocok dan membuat sinopsis. Sinopsis yang sudah disetujui selanjutnya dikembangkan menjadi skenario. Umumnya skenario awal dibuat penulis sebanyak tiga episode untuk mengetahui pengembangan cerita dan tokoh-tokoh di dalamnya. Setelah itu dilakukan proses pra produksi yang meliputi pemilihan pemain, casting, pembuatan story board oleh art director, estimasi alat-alat produksi yang digunakan, estimasi biaya produksi, pemilihan kru. Apabila pra produksi sudah siap maka selanjutnya dilakukan shooting screen test. Pihak yang menilai hasil screen test adalah Direktur Utama dan tim kreatif. Apabila screen test disetujui, maka dapat dilakukan shooting. Hasil dari shooting terbesut diedit dan dipindahkan ke dalam suatu demo tape atau master tape. Proses dari tahap awal sampai tahap ini memakan waktu kurang lebih 6 bulan. Demo tape ini kemudian di review oleh rumah produksi dan pihak dari stasiun televisi, melalui suatu proses yang dinamakan preview. Apabila disetujui oleh kedua belah pihak maka penawaran harga dilakukan. Setelah harga jual per episode (untuk jumlah episode tertentu) disetujui, kedua belah pihak menandatangani kontrak tertulis dan program acara dapat ditayangkan. Untuk proses produksi film tahapan yang dilakukan kurang lebih sama dengan Gambar 4.3. Bedanya terletak pada penilaian demo tape hanya dilakukan oleh rumah produksi. Jika disetujui maka selanjutnya dilakukan film processing untuk memindahkan materi menjadi film seluloid. Selain itu, terdapat juga tahap pencarian sponsor karena umumnya biaya produksi film terlalu besar untuk ditanggung sendiri.
4.1.6 Struktur Organisasi PT Layar Production Struktur organisasi merupakan pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan yang memiliki arti sangat penting sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut ini adalah struktur organisasi pada PT Layar Production.
79
Direktur Utama
Direktur Operasional dan Pemasaran
Direktur Umum dan Keuangan
Manajer Keuangan
Manajer HRD Staff Acc dan Pajak
Staff HRD
Staff Adm Produksi Kasir
Manajer Rental Alat Shooting
Manajer Kreatif dan Program
Manajer Produksi
Staff Adm Rental Alat Shooting
Post Produksi Paska Produksi
Manajer Pemasaran Staff Pemasaran
Tim Kreatif
Staff Gudang Alat Shooting Pengawal Alat
Sumber: PT Layar Production, 2013.
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT Layar Production
Dalam membagi seluruh pekerjaan dengan tepat, maka PT Layar Production memilki struktur organisasi, dimana pada setiap jabatannya memiliki pekerjaan masing-masing dalam menjalankan perusahaan. Berikut ini adalah uraian tugas dan spesifikasi pekerjaan dari setiap jabatan yang ada pada struktur organisasi PT Layar Production yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak perusahaan.
80
1. Direktur Utama Tugas dan spesifikasi pekerjaan Direktur Utama adalah : a) Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan. b) Merencanakan, mengawasi, mengontrol, mengevaluasi, menetapkan. pelaksanaan kerja dan kegiatan perusahaan secara kesulurahan. c) Mengambil keputusan dalam perusahaan secara keseluruhan. d) Memperbaiki dan menyempurnakan penataan, agar tujuan perusahaan dapat. tercapai dengan efektif dan efisien. e) Memberikan laporan pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan secara berkala kepada pemilik perusahaan.
2. Direktur Umum dan Keuangan Tugas dan spesifikasi pekerjaan Direktur Umum dan Keuangan adalah : • Untuk mengelola bagian umum mempunyai tugas : a) Mengelola penyusunan dan perencanaan strategis umum, SDM, dan rental alat shooting. b) Mengembangkan dan membina budaya kerja perusahaan. c) Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang umum dan kepegawaian. • Untuk mengelola bagian keuangan mempunyai tugas : a) Mengatur sirkulasi keuangan perusahaan. b) Menjaga stabilitas dan rentabilitas keuangan perusahaan. c) Mengendalikan kegiatan-kegiatan bidang keuangan. d) Memeriksa laporan keuangan dari manajer keuangan. e) Membuat proyeksi keuangan perusahaan untuk membantu manajemen. dalam mengambil keputusan di bidang keuangan investasi. f)
Membuat budget perusahaan secara keseluruhan sebagai acuan untuk proyeksi keuangan jangka panjang.
3. Direktur Operasional dan Pemasaran Tugas dan spesifikasi pekerjaan Direktur Operasional dan Pemasaran adalah : • Untuk mengelola bagian operasional mempunyai tugas : a) Bertanggung jawab atas jalannya proses operasional dalam perusahaan.
81
b) Mengkoordinasikan proses produksi yang akan dilakukan oleh perusahaan. • Untuk mengelola bagian pemasaran mempunyai tugas : a) Mengatur dan mengontrol seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. b) Memberikan
pengarahan
kepada
Manajer
Pemasaran
dalam
mempromosikan produk kepada pelanggan. c) Menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan sponsorship. d) Memberikan gagasan dan nasihat kepada manajer pemasaran dalam mencapai target pasar yang diinginkan.
4. Manajer Keuangan Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer Keuangan adalah : a) Mengatur dan menjaga posisi keuangan (cash flow) dalam keadaan baik agar kegiatan perusahaan tidak mengalami hambatan operasional sehari-hari. b) Membuat anggaran, mengevaluasi dan
mengawasi penerimaan dan
pengeluaran perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. c) Membuat proyeksi keuangan perusahan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan di bidang investasi. d) Mengevaluasi pengajuan anggaran untuk acuan pengeluaran dari setiap divisi. e) Menyusun daftar gaji karyawan. f) Memeriksa semua bagian yang menggunakan dana perusahaan. g) Mengawasi kinerja para akuntan. h) Membuat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan secara terinci
5. Manajer HRD Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer HRD adalah : a) Merekrut dan seleksi calon karyawan. b) Menilai dan mengevaluasi kinerja karyawan. c) Mengembangkan kinerja SDM di dalam perusahaan. d) Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM di perusahaan. e) Memberhentikan karyawan yang bermasalah.
82
f) Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan pelaksanaan program pelatihan SDM secara berkala.
6. Manajer Rental Alat Shooting Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer Rental Alat Shooting adalah : a) Bertanggung jawab terhadap berkembangnya perusahaan di bidang rental, yang meliputi alat-alat shooting, serta aset perusahaan lainnya. b) Mempromosikan alat-alat yang harus direntalkan dan menjadikannya salah satu sumber pemasukan bagi perusahaan. c) Bertanggung jawab atas kehilangan inventaris semua equipment yang direntalkan. d) Memeriksa laporan-laporan dari pengawal alat baik yang dipergunakan di lapangan atau untuk produksi perusahaan. e) Menyusun jadwal dan melakukan negosiasi dengan pihak penyewa peralatan shooting.
7. Manajer Produksi Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer Produksi adalah : a) Mengawasi seluruh kegiatan produksi shooting yang dilakukan oleh perusahaan (proses shooting di lokasi dan persiapannya). b) Mengarahkan dan memantau seluruh kegiatan tim Post Produksi dan Paska Produksi. c) Menerapkan kebijakan dalam prodes produksi yang dilakukan perusahaan. d) Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan yang berkaitan dengan produksi. e) Menyeleksi pengajuan anggaran atau budget produksi yang diajukan oleh crew outsourcing.
8. Manajer Kreatif dan Program Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer Kreatif dan Program adalah : a) Mengarahkan tim kreatif dalam membuat sebuah ide-ide program acara yang akan dibuat. b) Membantu operasional menyusun program, menyeleksi usulan yang berkaitan dengan rencana produksi.
83
c) Bertanggung jawab penuh terhadap mutu dan kualitas dari program.
9. Manajer Pemasaran Tugas dan spesifikasi pekerjaan Manajer HRD adalah : a) Mengawasi seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan. b) Mengirimkan company profile PT Layar Production kepada stasiun-stasiun televisi dan perusahaan-perusahaan. c) Mencari sponsorship untuk produksi yang aka dibuat. d) Mempresentasikan produksi yang sudah dibuat oleh perusahaan kepada pelanggan.
10. Staff Accounting dan Pajak Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff Accounting dan Pajak adalah : a) Menyiapkan dan membuat secara berkala laporan laba rugi perusahaan kepada Manajer Keuangan. b) Mengurus dan mengatur pajak-pajak perusahaan. c) Membuat laporan pajak, analisis biaya, dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan sehubungan dengan keuangan perusahaan. d) Meninjau
dan
mengevaluasi perkiraan-perkiraan akutansi dan pajak
perusahaan.
11. Staff Administrasi Produksi Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff Admnistrasi Produksi adalah : a) Membuat laporan anggaran biaya yang dikeluarkan dan dibutuhkan dari setiap produksi yang dilakukan perusahaan. b) Menyelesaikan dan mengurus semua kegiatan yang menyangkut dengan administrasi dalam setiap proses produksi yang dilakukan perusahaan.
12. Kasir Tugas dan spesifikasi pekerjaan Kasir adalah : a) Menerima semua uang yang mmasuk ke perusahan baik berupa tunai maupun cek atau giro. b) Mengelola kas kecil untuk pengeluaran harian. c) Mengatur pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perusahaan.
84
13. Staff HRD Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff HRD adalah : a) Membantu merekrut dan seleksi calon karyawan b) Membantu dan bertanggung jawab terhadap Manajer HRD dalam pelaksanaan tugas di bagian HRD
14. Staff Administrasi Rental Alat Shooting Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff Administrasi Rental Alat Shooting adalah : a) Mengurus semua hal administrasi yang berhubungan dengan rental alat shooting b) Membuat laporan pendapatan dari rental alat shooting c) Menerima pembayaran dari penyewa peralatan shooting
15. Staff Gudang Alat Shooting Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff Gudang Alat Shooting adalah : a) Bertanggung jawab atas peralatan shooting yang ada di gudang b) Menjaga dan merawat semua peralatan shooting yang ada di gudang c) Melakukan pengecekan terhadap kondisi dan jumlah alat-alat inventaris secara berkala. d) Mengoordinasikan penyimpanan dan pengeluaran abarang dari gudang e) Membuat laporan secara berkala mengenai penerimaan, pemeriksaa, dan pengeluaran barang dari gudang
16. Pengawal Alat Tugas dan spesifikasi pekerjaan Pengawal Alat Shooting adalah : a) Bertanggung jawab untuk menjaga dan mengawasi peralatan shooting yang sedang disewakan b) Mengontrol peralatan shooting di lokasi yang sedang dipakai si penyewa
17. Post Produksi Tugas dan spesifikasi pekerjaan Post Produksi adalah : a) Memberikan pembagian tugas terhadap editor, promo editor, dan desain grafis b) Bertanggung jawab mengatur proses post produksi dari bahan mentah hasil shooting
85
c) Memantau kemajuan proses editing program yang tengah di produksi
18. Paska Produksi Tugas dan spesifikasi pekerjaan Paska Produksi adalah : a) Bertanggung jawab dalam proses editing program setelah diproduksi b) Bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan setelah produksi dilakukan 19. Tim Kreatif Tugas dan spesifikasi pekerjaan Tim Kreatif adalah : a) Menghasilkan dan mebuat ide-ide kreatif yang menarik untuk pembuatan suatu program acara b) Membuat inovasi-inovasi program sesuai dengan tren dan zaman c) Mencermati perkembangan trend dan selera pasar d) Bertanggung jawab untuk menerjemahkan ide-ide kreatif didalam bentuk penawaran yaitu sinopsis, konsep, dan proposal 20. Staff Pemasaran Tugas dan spesifikasi pekerjaan Staff Pemasaran adalah : a) Membantu manajer pemasaran dalam melaksanakan tugasnya b) Menjalankan perintah dari manajer pemasaran
4.1.7 Struktur Organisasi Pelaksana Program Acara Televisi atau Film Untuk masing-masing produksi program acara televisi maupun film, struktur organisasi dibentuk berbeda dengan struktur organisasi korporat. Namun orang-orang yang menjabat pun dapat berubah-ubah pada maisng-masing proyek. Struktur organisasi pelaksana produksi dala pembuatan program acara televisi dan film adalah sebagai berikut.
86
Produser Co Produser
Executive Production
Line Production
Executive Production
Produser Pelaksana
Sekretariat
Bendahara
Sutradara Artis
Unit Manager
Art Desainer
Sinematografi
Perizinan Transportasi Akomodasi
Lokasi Setting Properties Make up & Kostum
Sound Lighting Cameramen
Sumber: PT Layar Production, 2013. Gambar 4.5 Struktur Organisasi Pelaksana Produksi Program Acara Televisi atau Film Produser membawahi executive producer, line producer, dan production designer. Executive producer bertugas sebagai pelaksana sehari-hari mulai dari konsep sampai produk dijual. Line producer bertanggung jawab untuk mengawasi kelangsungan jalannya sebuah produksi program acara. Sedangkan production designer bertanggung jawab mengatur perencanaan suatu produksi.
4.2 Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter pada PT Layar Production Analisis kompetitif lima kekuatan porter merupakan pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Menurut Porter, ada lima elemen kekuatan yang perlu diperhatikan agar dapat mengantisipasi
87
persaingan di suatu industri. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang model lima kekuatan Porter pada PT Layar Production.
Ancaman Produk Substitusi: Rumah Produksi : Media Internet Penyewaan Alat : Tidak Ada Daya Tawar Pemasok Rumah Produksi : • Penulis Cerita • Artis • Perusahaan Penyewaan Peralatan Shooting Penyewaan Alat : • Trans Marco, Singapura • David Camera, Singapura • B&H, New York • Kota Raya, Jakata • Viola, Jakarta
Persaingan Antarperusahaan Sejenis Rumah Produksi : • PT Sinemart • PT Tripar Multivision Penyewaan Alat : • PT Mata Elang Production • PT Triavi Production
Ancaman Pendatang Baru
Daya Tawar Konsumen Rumah Produksi : • Stasiun Televisi (pelanggan langsung) • Penonton Televisi (pelanggan tidak langsung) • Perusahaan Swasta dan Nasional Penyewaan Alat : • Rumah Produksi • Stasiun Televisi • Individu
•
Organisasi
Rumah Produksi : • PT Screenplay Production • PT Dharmawangsa StudioX • PT Platinum Pro Penyewaan Alat : • PT Double Screen • PT Megatama Enterteiment
•
PT Red
Sumber: PT Layar Production, 2013. Gambar 4.6 Model Lima Kekuatan Porter pada PT Layar Production
88
Berikut ini adalah penjelasan dari gambaran singkat tentang lima kekuatan Porter yang terdapat dalam PT Layar Production pada bagian rumah produksi dan penyewaan alat. 1. Persaingan antarperusahaan sejenis a) Rumah Produksi Persaingan dalam usaha rumah produksi di Indonesia sangat ketat karena jumlah
pemain
yang
banyak.
Menurut Direktorat
Industri
Perfilman
perkembangan usaha perfilman di Indonesia selalu berkembang setiap tahunnya. Dan sampai tahun 2012 terdapat 1.662 perusahaan yang bergerak di bidang rumah produksi. Dalam persaingan di industri rumah produksi di Indonesia, PT Layar Production mempunyai dua pesaing utama yang merupakan pemain besar di industri perfilman, yaitu PT Sinemart dan PT Tripar Multivision. Perusahaan merasa mengakui merasa kesulitan dalam menghadapi mereka, sehingga PT Layar Production akan selalu berusaha untuk bisa memiliki keunggulan kompetitif dari para pesaingnya. b) Penyewaan Peralatan Shooting Jumlah perusahan yang sejenis pada bidang ini belum banyak di Indonesia, namun persaingan antarperusahan sejenis cukup ketat. Pada bagian penyewaan peralatan shooting ini, PT Layar Production memiliki dua pesaing utama yang bergerak di bidang sejenis yaitu PT Mata Elang Production dan PT Triavi Production. 2. Ancaman Pendatang Baru a) Rumah Produksi Kondisi persaingan tidak hanya dari pesaing lama, tetapi juga dari pesaingpesaing baru yang bermunculan. Pendatang baru memiliki ancaman tersendiri bagi perusahaan yang sudah ada karena berpotensi mengurangi pendapatan atau keuntungan perusahaan yang sudah lebih dahulu beroperasi. Potensi masuknya pesaing baru dalam industri rumah produksi cukup tinggi, walaupun untuk memasuki industri ini membutuhkan modal yang besar dan umumnya perusahaan-perusahaan baru yang akan masuk industri ini umumnya akan mengalami hambatan seperti kebutuhan modal yang besar. Namun pangsa pasar dalam industri ini juga tinggi, sehingga sekarang ini banyak tumbuh perusahaanperusahaan baru. Saat ini pesaing baru dari PT Layar Production adalah PT Screenplay Production, PT Dharmawangsa StudioX, dan PT Platinum Pro.
89
b) Penyewaan Peralatan Shooting Potensi adanya ancaman pesaing baru di bidang jasa penyewaan peralatan shooting ini cukup rendah. Karena membutuhkan modal yang sangat besar untuk membeli peralatan shooting tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk munculnya para pesaing baru yang berkecimpung di bisnis ini. Adapun pesaing baru dari usaha jasa penyewaan alat shooting pada PT Layar Production adalah PT Double Screen dan PT Megatama Enterteiment.
3. Daya tawar pemasok a) Rumah Produksi Rumah
produksi
dalam
menjalankan
kegiatan
utamanya
bergantung pada perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku. Salah satu bahan baku vital yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah program acara atau film adalah alat-alat produksi. Berbagai alat produksi mulai dari kamera, pencahayaan (lighting), dan perekam suara. Dalam hal ini PT Layar Production tidak perlu menyewa pada perusahaan penyewaan alat produksi, karena perusahaan sudah memiliki alat-alat produksi sendiri yang cukup lengkap lengkap. Dalam hal ini perusahaan sudah menerapkan strategi integrasi ke belakang dalam menghadapi persaingan bisnis. Kemudian pemasok yang lainnya adalah penulis cerita dan artis. b) Penyewaan Peralatan Shooting Pemasok dari bagian usaha jasa penyewaan alat shooting pada PT Layar Production adalah bekerja sama dengan lebih dari satu pemasok yaitu dengan membeli peralatan shooting dari beberapa toko yaitu Trans Marco di Singapura, David Camera di Singapura, B&H di New York, Kota Raya di Jakarta, dan Viola di Jakarta.
4. Daya tawar konsumen a) Rumah Produksi Daya tawar konsumen sangat berpengaruh dalam mempresentasikan kekuatan yang mempengaruhi intensitas persaingan di industri. Konsumen dari rumah produksi terdiri dari pelanggan langsung dan tidak langsung. Pelanggan langsung dari produk yang dihasilkan adalah stasiun televisi
90
dan perusahaan-perusahaan membutuhkan jasa pembuatan iklan untuk produknya. Sedangkan pelanggan tidak langsung adalah penonton televisi yang sesungguhnya menikmati tayangan produk program acara yang dihasilkan oleh perusahaan, namun penonton televisi tidak membayar produk tersebut, sehingga disebut pelanggan tidak langsung. Adapun beberapa konsumen atau pelanggan langsung dari PT Layar Production yaitu Global TV, Trans TV, MNC TV, TVOne, SCTV, Depkominfo, Kementrian Pariwisata, Bogor Nirwana Residence, dan masih banyak lagi. b) Penyewaan Peralatan Shooting Konsumen atau pelanggan dari jasa penyewaan alat shooting adalah rumah produksi, stasiun televisi, individu, dan organisasi. Beberapa rumah produksi yang menjadi konsumen dari PT Layar Production dalam penyewaan alat shooting yaitu Sinemart, Multivision, Frameritz, Starvision, MD Enterteiment, Rapi Films, Soraya Intercine, Indigo Production, dan masih banyak lagi. Kemudian stasiun televisi yang menjadi konsumen yaitu Trans TV, Trans 7, RCTI, Global TV, ANTV.
5. Ancaman Produk Subtitusi a) Rumah Produksi Ancaman produk subtitusi bagi usaha rumah produksi adalah media internet. Menurut Larinka (2012), Semenjak tahun 2000-an media massa modern yaitu internet masuk ke dalam jajaran media massa ini. Rumah produsi harus berhati-hati dengan mendia internet sebagai ancaman subtitusi, melihat pertumbuhannya yang pelan tapi pasti meningkat dari tahun ke tahun. b) Penyewaan Peralatan Shooting Ancaman produk subtitusi pada bagian usaha penyewaan alat shooting ini tidak ada, karena produk peralatan shooting merupakan satu-satunya yang dapat digunakan dalam penerapannya.
91
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Tahap Input (Input Stage) 4.3.1.1 Tahap Input PT Layar Production Bagian Rumah Produksi 4.3.1.1.1 Identifikasi Lingkungan Eksternal Bagian Rumah Produksi Identifikasi lingkungan eksternal perusahaan diperlukan untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dalam mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) PT Layar Production bagian rumah produksi, telah dilakukan wawancara langsung kepada pihak level manajemen atas pada PT Layar Production. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh data faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Production bagian rumah produksi. Berikut ini adalah data faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Production bagian rumah produksi yang telah diperoleh: Tabel 4.3 Peluang Eksternal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi No O1
Peluang Eksternal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Semakin banyaknya jumlah stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia O2 Jumlah orang yang menggunakan media televisi di Indonesia jauh melebihi media lainnya O3 Peningkatan jumlah penonton di Indonesia dari tahun ke tahun O4 Sifat media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia O5 Banyaknya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan O6 Kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat O7 Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun O8 Adanya regulasi pemerintah untuk melindungi para pelaku bisnis perfilman O9 Televisi mendominasi penjualan alat elektronik di Indonesia O10 Perkembangan jumlah bioskop beserta layarnya dari tahun ke tahun di Indonesia Sumber: PT Layar Production, 2013. Keterangan tabel: O = Opportunity atau Peluang
92
O1.
Semakin banyaknya jumlah stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia Dengan adanya perkembangan teknologi, jumlah stasiun televisi di Indonesia
baik nasional maupun lokal menjadi semakin banyak. Menurut Larinka (2012), saat ini ada 11 stasiun nasional di Indonesia, yaitu TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, MNCTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, tvOne, dan Global TV. Sedangkan stasiun televisi lokal di Jakarta seperti KompasTV, NetTV, O Channel. Menurut Direktorat Industri Perfilman jumlah stasiun televisi lokal mencapai sekitar 500 stasiun televisi. Semakin banyaknya stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia membuat peran rumah produksi juga semakin dibutuhkan para stasiun televisi untuk mengisi program-program televisi untuk dapat meningkatkan rating dan memenangkan persaingan dengan stasiun-stasiun televisi lainnya. O2.
Jumlah orang yang menggunakan media televisi di Indonesia jauh melebihi media lainnya Menurut Larinka (2012), jumlah orang yang menggunakan media televisi
jauh melebihi media lainnya seperti radio, majalah, tabloid, maupun internet. Hampir seluruh masyarakat Indonesia menonton televisi untuk memperoleh informasi, berita dan hiburan yang relatif tidak mahal, bervariasi, dan mudah diakses. Fakta ini berkesesuain dengan survei yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik. Dapat dilihat dari presentase penduduk yang menonton televisi lebih tinggi dibanding media lainnya dan meningkat dari tahun ke tahun seperti ditunjukan tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Indikator Sosial Budaya Tahun 2003, 2006, 2009, dan 2012 Indikator Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Mendengar Radio Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas yang Menonton Televisi Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Membaca Surat Kabar atau Majalah
2003
2006
2009
2012
50,29
40,26
23,50
18,57
84,94
85,86
90,27
91,68
23,70
23,46
18,94
17,66
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013. Kondisi sepeti ini memberi peluang yang bagus badi industri perfilman televisi, khususnya usaha rumah produksi, karena apabila terdapat banyak jumlah orang yang menggunakan media televisi, maka potensi tingginya jumlah penonton
93
akan sangat besar dan hal ini bisa meningkatkan rating sebuah program acara televisi. Selain itu, apabila suatu rumah produksi bisa menghasilkan program acara yang sukses, stasiun televisi akan memberikan bonus bagi program televisi yang berhasil mencapai rating tertentu.
O3.
Peningkatan jumlah penonton televisi dari tahun ke tahun Dalam penelitian Larinka (2012) dijelaskan bahwa jumlah penonton televisi
pun menurut survei yang diadakan Nielsen Audience Measurement bertambah dari tahun ke tahun. Gambar 4.7 menunjukkan rata-rata jumlah penonton televisi yang diambil dari populasi 52 juta individu di 10 kota besar Indonesia yaitu Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Surabaya dan sekitarnya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta dan sekitarnya, Palembang, dan Banjarmasin. Jumlah penonton televisi pada tahun pertama 2009 mencapai 5,8 juta orang, naik 9,4 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2008 sebesar 5,3 juta orang. Semenjak kuartal I 2008, jumlah penonton naik secara perlahan sampai kuartal I 2011.
Rata-rata Jumlah Penonton Televisi (dalam juta orang) 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Kuartal I 2008
Kuartal I 2009
Kuartal I 2010
Kuartal I 2011
Sumber: Nielsen Audience Measurement di dalam tesis Larinka, 2012, Gambar 4.7 Rata-Rata Jumlah Penonton Televisi Kuartal I 2008-2011 (dalam juta orang)
Dengan adanya peningkatan jumlah penonton televisi dari tahun ke tahun maka peluang usaha rumah produksi terbentuk, karena penonton juga merupakan bagian penting dari penentu pendapatan rumah produksi, iklan (melalui keberhasilan
94
penjualan produk), dan stasiun televisi. Dapat dilihat dari Gambar 4.8 dibawah ini, yang menjelaskan rantai hubungan rumah produksi, stasiun televisi, dan iklan.
Rumah Produksi
Penonton
Iklan
Stasiun Televisi
Sumber : PT Layar Production, 2013. Gambar 4.8 Rantai Hubungan Rumah Produksi, Stasiun Televisi, dan Iklan
Begitu pula dengan adanya jumlah penonton bioskop 21 – XXI dan lainnya (Non-Blitz) di Indonesia yang menurut data pada Direktorat Industri Perfilman juga bertambah dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2011 sebanyak 48.605.000 penonton dan kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 57.508.000 penonton. O4.
Sifat media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia Dengan terus berkembangnya teknologi, perusahaan diuntungkan oleh sifat
media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia. Jaringan stasiun-stasiun televisi saat ini mampu mencakup pelosok dalam negeri, sehingga cakupan konsumen potensial program-program acara televisi ini pun tebuka luas, meskipun di beberapa daerah tertentu masih ditemui adanya blank spot
O5. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan Periklanan sangatlah penting untuk mempromosikan sebuah perusahaan atau produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Menurut Christina (2010) Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasaran.Tak heran setiap tahun, bahkan setiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan
95
juta bahkan miliaran rupiah untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya ini bertambah setiap tahunnya. Perusahaan berlombalomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.Saat ini banyak perusahaan yang mengandalkan usaha brand awareness produknya melalui usaha-usaha periklanan. Baik itu di media cetak, media luar ruang, media audio maupun di media audiovisual. Tidak dipungkiri lagi bahwa iklan merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk mempengaruhi konsumen mengubah persepsi mereka terhadap suatu produk maupun merek tertentu. Televisi dapat dikatakan sebagai media yang ampuh untuk melaksanakan perang kilat terhadap bisnis periklanan. Hasil survey Nielsen menyebutkan nilai belanja iklan sepanjang tahun 2009 mencapai Rp 48,5 triliun, naik 16% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 41,7 triliun. Belanja iklan di media televisi mencapai Rp 29 triliun, kemudian di koran sekitar Rp 16 triliun dan lebih dari 1 triliun di majalah. Rumah produksi adalah perusahaan yang salah satu keahliannya adalah melakukan pembuatan materi iklan, biasanya yang dikerjakan adalah pembuatan materi iklan televisi. Pada beberapa rumah produksi, juga memiliki layanan kreatif dalam bentuk pembuatan desain visual iklan atau penciptaan lagu iklan. Hal ini tentunya merupakan peluang besar bagi rumah produksi untuk menyediakan jasa pembuatan iklan yakni commercial break di televisi.
O6.
Kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat Hiburan telah menjadi unsur penting di dalam kehidupan masyarkat modern
ini. Di perkotaan seperti Jakarta, berkembangnya jaman, padatnya aktivitas, tinggi nya tuntutan hidup, serta tingkat stress yang tinggi membuat kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat. Lebih daripada itu, perubahan perilaku dan cara pandang masyarakat mendorong hiburan tidak lagi sekedar dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan semata, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup (Wirawan, 2013). O7.
Pertumbuhan ekonomi meningkat dari tahun ke tahun Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2012 mencapai 2,8 persen dibanding triwulan I tahun 2012 dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan
96
6,4 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan PDB Indonesia semester I tahun 2012 dibandingkan dengan semester I tahun 2011 tumbuh sebesar 6,3 persen. Kemudian dilanjutkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan III tahun 2013 dibanding triwulan II tahun 2013 mencapai 2,96 persen dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan 5,62 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan PDB Indonesia hingga triwulan III tahun 2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012 tumbuh sebesar 5,83 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I tahun 2013 dibandingkan triwulan IV tahun 2012, yang diukur dari kenaikan PDB atas dasar harga konstan meningkat sebesar 1,41 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu meningkat dari tahun ke tahun ini menunjukkan adanya potensi masyarakat Indonesia untuk mempunyai televisi pun akan menjadi semakin banyak. Selain itu, kemampuan masyarakat untuk membeli tiket bioskop pun semakin meningkat. Sehingga berpotensi dapat meningkatnya jumlah penonton televisi dan penonton bioskop di Indonesia, yang tentunya akan menguntungkan bagi usaha rumah produksi. O8.
Adanya regulasi pemerintah untuk melindungi para pelaku bisnis perfilman Setiap pelaku usaha dalam pelaksanaannya diatur dan dilindungi dalam
regulasi pemerintah yang berlaku, yang bertujuan untuk memberi keuntungan bagi kedua belah pihak dan meminimalisir resiko yang terjadi. Seperti yang tercantum dalam Pasal 12 dan Pasal 13 di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, serta yang tercantum dalam Pasal 5 dan Pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri tentang Tata Edar dan Pertunjukan Film Komersial. Dimana regulasi-regulasi tersebut menjelaskan bahwa : a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman Pasal 12 Pelaku usaha pertunjukan film sebagaimana dimaksud Pasa 9 ayat (2) huruf d dilarang mempertunjukkan film hanya dari satu pelaku
usaha
pembuatan film atau pengedaran film atau impor film melebihi 50% (lima puluh persen) jam pertunjukannya selama 6 (enam) bulan berturut-turur yang mengakibatkan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha yang tidak sehat
97
Pasal 13 Pelaku Usaha perfilman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, atau huruf h dilarang memb uat perjanjian dengan pelaku usaha perfilam atau membuat ketentuan yang bertujuan utuk menghalangi pelaku usaha perfilman lain memberi atau menerima pasokan film yang mengakibatkan praktik monopoli dan/ atau persaingan usaha tidak sehat. b) Peraturan Menteri tentang Tata Edar dan Pertunjukan Film Komersial Pasal 5 Pelaku usaha pengedaran film dan pelaku usaha pertunjukan film wajib menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip keadilan nondiskriminasi, dan persaingan usaha yang sehat. Pasal 6 (1) Prinsip keadilan, non-diskriminasi dan persaingan usaha yang sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi: a. penetapan syarat dan ketentuan komersial serta prosedur operasi pengedaran film yang diberlakukan sama oleh pelaku usaha pengedaran film terhadap semua pelaku usaha pertunjukan film dalam bagian wilayah edar dan golongan bioskop yang ditetapkan pelaku usaha pengedaran film. b.penetapan syarat dan ketentuan komersial serta prosedur operasi pertunjukan film yang diberlakukan sama oleh pelaku usaha pertunjukan film terhadap semua pelaku usaha pengedaran film. O9.
Televisi mendominasi penjualan alat elektronik di Indonesia Televisi mendominasi penjualan alat elektronik kuartal I tahun 2012. Hingga
Maret 2012, televisi terjual sebanyak 1,65 juta unit dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,88 triliun. Pada Mei 2012 televisi juga mendominasi penjualan alat elektronik yaitu sebanyak 592.839 unit (Purnomo, 2012). O10. Perkembangan jumlah bioskop beserta layarnya dari tahun ke tahun di Indonesia Menurut data pada Direktorat Industri Perfilman, jumlah bioskop di Indonesia beserta layarnya semakin berkembang dari tahun ke tahun yaitu tahun
98
2004-2013 (lihat Gambar 4.9). Fakta ini juga dapat dilihat dari persebaran bioskop dan layar di Indonesia tahun 2013, yang menunjukkan adanya 325 bioskop dan 1037 layar yang terletak di 55 dari 538 kota atau kabupaten (lihat Gambar 4.10).
*) Data s.d. 13 November 2013. Sumber : Direktorat Indutri Perfilman, 2013. Gambar 4.9 Perkembangan Bioskop & Layar Periode 2004-2013
Sumber : Direktorat Industri Perfilman, 2013. Gambar 4.10 Peta Persebaran Bioskop di Indonesia Tahun 2013
99
Tabel 4.5 Ancaman Eksternal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi No T1
Ancaman Eksternal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Semakin banyaknya stasiun televisi yang memproduksi program-program acaranya sendiri (in house) T2 Kemungkinan adanya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acarannya T3 Persaingan antar perusahaan yang sejenis T4 Belum adanya bank yang mau meminjamnkan modal usaha untuk produksi film T5 Ketiadaan biaya switching cost bagi penonton televisi T6 Dibutuhkannya modal yang besar untuk menawarkan kontrak eksklusif kepada artis T7 Strategi-strategi perusahaan pesaing yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama T8 Banyaknya film impor yang masuk ke Indonesia T9 Tidak mudahnya stasiun televisi untuk mempertahankan setiap program pada jangka waktu yang lama T10 Pertumbuhan pengguna televisi berbayar di Indonesia meningkat setiap tahunnya Sumber: PT Layar Production, 2013. Keterangan tabel: T = Threat atau Ancaman
T1.
Semakin banyaknya stasiun televisi yang memproduksi program acaranya sendiri (in house) Saat ini banyak stasiun televisi yang memproduksi program acaranya sendiri,
seperti TransTV dan Trans7, yang masing-masing stasiun televisi tersebut memproduksi program “Yuk Keep Smile” dan “Opera Van Java”. RCTI memproduksi
program
“Dahsyat”,
SCTV
memproduksi
“Inbox”,
ANTV
memproduksi program “Pesbukers”, serta Metro TV dan TVONE yang memproduksi seluruh produksi acara programnya sendiri. Stasiun televisi yang memproduksi program acaranya sendiri ini disebut rumah produksi inhouse, yaitu konten program acara yang dihasilkan khusus stasiun televisi tempat produksi inhouse itu berada. Adanya rumah produksi inhouse ini bisa mengancam usaha rumah produksi karena mengurangi peluang usaha rumah produksi untuk berkarya dan membuat hasil-hasil produksi dari usaha rumah produksi bisa saja tidak laku terjual kepada stasiun televisi.
100
T2.
Kemungkinan adanya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acarannya Karena produk yang dihasilkan oleh suatu rumah produksi salah satunya
adalah program tayangan televisi, maka siapapun dapat melihat tayangan tersebut. Akibatnya, seluruh strategi penanyangan rumah produksi seperti jalan cerita, komposisi artis, jeda iklan, penempatan jam tayang, dan strategi lainnya dapat dengan muda diketahui oleh pesaingnya. Keterbukaan ini menyebabkan mudahnya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acaranya. Misalkan, suatu sinetron sukses ditayangkan dengan tema percintaan dan cerita tertentu, maka rumah produksi lain akan cenderung mengikuti konsep yang sama. Hal ini tentunya akan mengancam bagi suatu rumah produksi, karena dengan ditiruya suatu program dengan konsep yang sama dapat memindahkan minat penonton terhadap program baru yang dibuat rumah produksi lain dengan konsep yang sama tersebut. T3.
Persaingan antar perusahaan yang sejenis Menurut Direktorat Industri Perfilman, perkembangan usaha perfilman yaitu
rumah produksi di Indonesia selalu berkembang setiap tahunnya yang sampai tahun 2012 berjumlah 1.661 perusahaan (lihat Gambar 1.1). Dengan melihat banyaknya perusahaan pesaing yang sejenis tentu akan menimbulkan persaigan yang sangat ketat antarrumah produksi. T4.
Belum adanya bank yang mau meminjamnkan modal usaha untuk produksi film Belum adanya bank yang mau meminjamkan modal usaha untuk produksi
film atau program acara dalam usaha rumah produksi. Dikarenakan menurut bank film layar lebar atau program acaranya itu hasil nya tidak pasti dan dalam membuat film itu terkadang unik, ada pro dan kontra nya yaitu terkadang ada masyarakat yang berpendapat bahwa film bagus, namun di sisi lain ada juga masyarakat yang berpendapat film tesebut tidak bagus, sehingga tidak berminat untuk menontonnya. Serta belum tentu rating nya bagus atau penonton nya akan banyak dan laku dipasaran, khususnya pada film layar lebar. Pihak bank juga kurang mempercayai apakah ide cerita dari sebuah film bagus atau tidak. Sehingga hal tersebut membuat belum adanya bank yang mau meminjamkan modal usaha untuk memproduksi suatu film atau program acara.
101
T5.
Ketiadaan biaya switching cost bagi penonton televisi Banyaknya program televisi yang tersedia, dan biaya penggantian (switching
cost) yang tidak ada akan menjadi salah satu faktor yang mengancam. Dengan ketiadaan switching cost, penonton dapat mengubah acara yang ia anggap membosankan pada stasiun televisi tertentu ke stasiun televisi lain. Perpindahan saluran televisi dapat dilakukan dengan mudah karena hanya perlu menekan tombol remote control. Karena waktu penonton yang terbatas, pilihan program yang banyak, dan
kemudahan untuk beralih saluran, membuat penonton akan mudah pula
berpaling dari satu acara televisi, sehingga membuat tingkat ancaman berada di posisi tinggi dan tingkat intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. T6.
Dibutuhkannya modal yang besar untuk menawarkan kontrak ekslusif kepada artis Penawaran kontrak eksklusif kepada artis tentunya relatif lebih mahal
dibandingkan kontrak biasa. Tentu saja dibutuhkan modal yang besar bagi rumah produksi untuk melakukan hal ini. Kontrak ekslusif dengan artis ditujukan agar artis tersebut tidak membintangi program acara, sinetron, atau film yang diproduksi di rumah produksi lain. Biasanya kontrak ekslusif tersebut dilakukan kepada artis yang sudah popular, karena apabila program yang dibintangi sederet artis yang sedang popular, maka hampir dipastikan program tersebut akan menarik banyak orang yang menonton. Menyadari kepentingan mengelola dan merekrut artis, pihak rumah produksi akan berupaya menjaga mereka untuk tidak dikontrak oleh rumah produksi pesaing melalui penawaran kontrak ekslusif. Padahal di satu sisi, tidak ada jaminan pasti artis yang berhasil dikontrak eksklusif akan menghasilkan performa yang diharapkan rumah produksi. Namun demikian, kompetisi untuk memperebutkan artis tidak
jarang
dilakukan
oleh
rumah-rumah
produksi
yang
sesungguhnya
mencerminkan intensitas kompetisi antarperusahaan dan hal ini tentunya merupakan ancaman bagi suatu usaha rumah produksi. T7.
Strategi-strategi perusahaan pesaing yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama Dengan banyakya program yang hampir selalu bertabrakan dengan program
pesaingnya, maka terjadinya perebutan penonton dengan sendirinya menyebabkan intensitas persaingan antarperusahaan juga meningkat. Strategi-stategi perusahaan pesaing yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama perlu diwaspadai
102
sebagai ancaman bagi perusahaan. Apabila perusahaan tidak mampu membuat strategi untuk meningkatkan loyalitas penonton pada produk program acaranya, maka perolehan rating akan dikalahkan oleh pesaing-pesaing nya yang gencar mencari titik kelemahan program acara lain dan mencari strategi untuk lebih unggul. Sehingga
berbagai
strategi
dijalankan
oleh
rumah-rumah
produksi
untuk
meningkatkan rating dan loyalitas, demi meningkatkan daya tawar produknya untuk dijual ke stasiun televisi. Kemudian strategi yang dijalankan oleh rumah-rumah produksi lain yang agresif dalam industri ini juga mengakibatkan hambatan bagi perusahaan untuk menawarkan produksinya kepada stasiun televisi, karena slot jam tayang program sudah diisi dengan rumah produksi yang menjalankan kontrak eksklusif. T8.
Banyaknya film impor yang masuk ke Indonesia Banyak sekali film impor yang masuk yang masuk ke Indonesia, hal tersebut
bisa dilihat dari jumlah perbandingan antara film nasional dengan film impor dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2013 (lihat Tabel 4.6) dibawah ini.
Tabel 4.6 Perbandingan Film Nasional vs Film Impor Periode 1999-2013 Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) JUMLAH
Film Nasional 10 6 4 9 12 21 33 33 53 87 78 77 82 90 96 665
Film Impor 210 214 214 269 227 201 201 165 296 185 204 140 168 182 187 3055
*) Data s.d. 13 November 2013. Sumber: Direktorat Industri Perfilman, 2013.
Pebandingan 1 : 21 1 : 36 1 : 53 1 : 29 1 : 19 1 : 10 1:6 1:5 1:5 1:2 1:2 1:2 1:2 1:2 1:2 1:5
103
Dari data perbandigan antara film nasional dengan film impor dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa jumlah perbandingan film nasional lebih kecil dibandingkan dengan film impor yang masuk ke Indonesia. Hal ini menjadi ancaman bagi para rumah produksi di Indonesia karena persaingan yang ketat dari banyaknya film-film impor tersebut yang bisa mengakibatkan menjadi tidak lakunya film nasional yang diproduksi oleh rumah produksi di Indonesia dan rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap film nasional. T9.
Tidak mudahnya stasiun televisi untuk mempertahankan setiap program pada jangka waktu yang lama Mempertahankan
setiap
program
acara
agar
stasiun
televisi
mau
menayangkan pada jangka waktu yang lama tidaklah mudah. Apabila rating program yang ditanyangkan menurun, ada kemungkinan program acara tersebut akan tidak lama bertahan. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi rumah produksi. Dibutuhkan upaya khusus agar penonton tidak mudah bosan menonton program acara yang ditayangkan. T10.
Pertumbuhan pengguna televisi berbayar di Indonesia meningkat setiap tahunnya Menurut data CIA World Factbook menyebutkan, Indonesia memiliki 50 juta
pemirsa TV dimana 4% diantaranya atau sekitar 2 juta merupakan pelanggan TV. Selain itu, Pyramid Research memperkirakan, jumlah pengguna TV berbayar di Indonesia mencapai 7% dari pangsa pasar di 2015. (www.beritasatu.com). Dengan adanya peningkatan pertumbuhan pengguna televisi berbayar setiap tahunnya, hal ini akan menjadi sebuah ancaman bagi usaha rumah produksi karena dapat menyebabkan stasiun televisi nasional tidak ditonton, melainkan pengguna televisi berbayar tersebut akan menonton stasiun televisi mancanegara yang disediakan oleh televisi berbayar, sehingga hal tersebut akan bisa menurunkan rating program acara di stasiun televisi nasional yang otomatis akan bisa merugikan bagi usaha rumah produksi.
104
4.3.1.1.2 Matriks EFE Bagian Rumah Produksi Berdasarkan identifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Production bagian rumah produksi yang telah dijabarkan diatas, maka tabel Matriks EFE dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan, kemudian memberikan bobot yang didasarkan pada peluang dan ancaman relatif perusahaan dan peringkat yang didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut dan menjumlahkan total skor bobot. Berikut ini adalah tabel Matriks EFE (lihat Tabel 4.7) yang datanya diperoleh dari kuisioner kepada tiga reponden dari pihak level manajemen atas pada PT Layar Production. Responden terdiri dari satu orang Direktur Utama, satu orang Direktur Umum dan Keuangan, serta satu orang Direktur Operasional dan Pemasaran.
105
Tabel 4.7 Matriks EFE Bagian Rumah Produksi Faktor-faktor Eksternal Utama Peluang (Opportunities) 1. Semakin banyaknya jumlah stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia 2. Jumlah orang yang menggunakan media televisi di Indonesia jauh melebihi media lainnya 3. Peningkatan jumlah penonton di Indonesia dari tahun ke tahun 4. Sifat media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia 5. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan 6. Kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat 7. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun 8. Adanya regulasi pemerintah untuk melindungi para pelaku bisnis perfilman 9. Televisi mendominasi penjualan alat elektronik di Indonesia 10. Perkembangan jumlah bioskop beserta layarnya dari tahun ke tahun di Indonesia Ancaman (Threats) 1. Semakin banyaknya stasiun televisi yang memproduksi program-program acaranya sendiri (in house) 2. Kemungkinan adanya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acarannya 3. Persaingan antar perusahaan yang sejenis 4. Belum adanya bank yang mau meminjamnkan modal usaha untuk produksi film 5. Ketiadaan biaya switching cost bagi penonton televisi 6. Dibutuhkannya modal yang besar untuk menawarkan kontrak eksklusif kepada artis 7. Strategi-strategi perusahaan pesaing yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama 8. Banyaknya film impor yang masuk ke Indonesia 9. Tidak mudahnya stasiun televisi untuk mempertahankan setiap program pada jangka waktu yang lama 10. Pertumbuhan pengguna televisi berbayar di Indonesia meningkat setiap tahunnya Total
Sumber : Data yang diolah, 2013
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,040
4
0,160
0,052
3
0,156
0,044
3
0,132
0,043
3
0,129
0,048
4
0,192
0,064
3
0,192
0,059
3
0,177
0,052
3
0,156
0,042
3
0,126
0,058
3
0,174
0,059
3
0,177
0,037
4
0,148
0,055
3
0,165
0,029
2
0,058
0,039
2
0,078
0,041
3
0,123
0,058
3
0,174
0,074
4
0,296
0,047
2
0,094
0,059
3
0,177
1
3,084
106
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks EFE (lihat Tabel 4.7) diatas, diperoleh total skor bobot untuk PT Layar Production bagian rumah produksi adalah sebesar 3,084. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian rumah produksi memberikan respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian rumah produksi sudah mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada.
4.3.1.1.3 Identifikasi Lingkungan Internal Bagian Rumah Produksi Identifikasi lingkungan internal perusahaan diperlukan untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) PT Layar Production bagian rumah produksi, telah dilakukan wawancara langsung kepada pihak level manajemen atas pada PT Layar Production. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh data faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Production bagian rumah produksi. Berikut ini adalah data faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Production bagian rumah produksi yang telah diperoleh :
Tabel 4.8 Kekuatan Internal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi No S1 S2
Kekuatan Internal PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Memiliki alat-alat perlengkapan shooting sendiri yang cukup lengkap Rutin mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri seminar atau workshop perfilman S3 Selalu memberikan pelayanan yang berkualitas S4 Memiliki hubungan baik dengan pelanggan S5 Outsourcing crew untuk menekan cost S6 Menggunakan teknik pengambilan gambar lebih bagus dibandingkan pesaing-pesaingnya S7 Memiliki alat editing yang terkini S8 Mempunyai departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab menyeleksi calon karyawan S9 Sudah tersedianya website perusahaan S10 Pengalaman perusahaan dalam bidangnya Sumber: PT Layar Production, 2013 Keterangan tabel: S = Strength atau Kekuatan
107
S1. Memiliki alat-alat perlengkapan shooting sendiri yang cukup lengkap Pemasok dari sebuah rumah produksi salah satunya adalah penyedia atau penyewa alat-alat shooting atau produksi film. Rumah produksi dalam menjalankan kegiatan utamanya bergantung pada perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku. Salah satu bahan baku vital yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah film adalah alat-alat shooting atau produksi film seperti seperti kamera, pencahayaan (lighting). Dalam hal ini, PT Layar Production tidak perlu menyewa alat-alat shooting atau produksi film tersebut kepada perusahaan-perusahaan penyedia atau penyedia alatalat shooting atau produksi film karena perusahaan sudah memiliki alat-alat shooting sendiri yang terbilang cukup lengkap. Sedangkan rata-rata rumah produksi lain masih banyak yang menyewa kepada perusahaan-perusahaan penyewaan alat yang disebabkan mahalnya harga alat-alat shooting atau produksi film tersebut. Maka daripada itu hal ini merupakan keunggulan dari perusahaan terhadap para pesaingnya. S2.
Rutin mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri seminar atau workshop perfilman Perusahaan rutin mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri
seminar atau workshop perfilman di Indonesia, hal ini merupakan sebuah kekuatan bagi perusahaan karena dengan mengikuti seminar atau workshop perfilman di Indonesia, maka akan menambah pengetahuan tentang perfilman dan meningkatkan kualitas atau skill bagi sumber daya manusia yang dikirimkan oleh perusahaan. Bertambahnya pengetahuan mereka akan menguntungkan perkembangan perusahaan di dalam menghadapi dunia perfilman yang semakin maju pesat, sehingga bisa membuat perusahaan bisa terus menghasilkan karya-karyanya berdasarkan perkembangan dunia perfilman ini. S3.
Selalu memberikan pelayanan yang berkualitas PT Layar menyadari bahwa dengan memberikan pelayanan yang berkualitas,
maka perusahaan bisa meningkatkan daya saing. Pelayanan yang berkualitas yang diberikan perusahaan adalah dengan selalu bersikap ramah, sopan, melayani pelanggan dengan baik, menjamin kepuasaan pelanggan, mendengarkan keluhan pelanggan, serta perusahaan selalu mengajarkan karyawan-karyawan nya untuk menerapkan kejujuran dalam bekerja.
108
S4.
Memiliki hubungan baik dengan pelanggan PT Layar Production memiliki hubungan yang baik dengan para
pelanggannya baik secara individu maupun organisasi. Hal ini juga merupakan salah satu keunggulan dari PT Layar Production. Hubungan yang baik tersebut terjalin baik karena kinerja PT Layar Production yang baik dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Perusahaan juga akan selalu senantiasa untuk membina dan menjaga networking yang baik pada pelanggan agar mendapatkan kepercayaan atau citra yang baik S5.
Outsourcing crew untuk menekan cost PT Layar Production menekankan kepada biaya yang rendah untuk
pengorganisasian suatu produksi. Dengan outsource sumber daya manusia Layar Production dapat mengalokasikan modal kerja yang terbatas, karena tidak harus membayar upah saat tidak ada produksi yang dibuat. Outsourcing yang dilakukan oleh Layar Production diantaranya seperti penulis cerita, sutradara, crew produksi, artis. S6.
Menggunakan teknik pengambilan gambar lebih bagus dibandingkan pesaing-pesaingnya Dalam proses produksinya PT Layar Production melakukan teknik
pengambilan gambar yang tidak pisah frame dan menggunakan stand-in. Proses inilah yang membuat gambar yang ditampilkan lebih bagus dibandingkan pesaingpesaingnya yang pada umumnya menggunakan teknik pisah frame untuk menghemat biaya produksi. Hal ini merupakan salah satu kekuatan dari perusahaan untuk unggul dari para pesaingnya. S7.
Memiliki alat editing yang terkini Alat editing merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh
perusahaan untuk mengedit hasil-hasil film atau program yang sudah diproduksi. Dalam hal ini Layar memiliki alat-alat editing yang terkini dan berkarakter high technology sehingga hasil dari proses editing yang dilakukan menjadi lebih bagus dan lebih berkualitas.
109
S8.
Mempunyai departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab menyeleksi calon karyawan PT Layar Production mempunyai departemen sumber daya manusia yang
bertanggung jawab merekrut dan seleksi calon karyawannya, menempatkan karyawan pada posisi yang tepat, menilai dan mengevaluasi, serta mengembangkan sumber daya manusia di dalam organisasi. Pengembangan sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan hal yang penting untuk mengasah hard skill maupun soft skill karyawan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Bagian sumber daya manusia ini tidak ragu untuk mengeluarkan sejumlah uang kepada karywan-karyawan yang mengajukan training. S9.
Sudah tersedianya website perusahaan Meskipun internet sudah mendunia, tetapi masih banyak perusahaan lain
yang belum memiliki website Dengan memiliki website, maka sebuah perusahaan sudah berada selangkah di depan kompetitor yang belum memiliki website. Hal ini juga menunjang image dari perusahaan di mata pelanggan dan calon pelanggan. Dalam hal ini PT Layar Production sudah menyediakan website perusahaan, maka perusahaan sudah memanfaatkan teknologi informasi di era globaisasi ini. Sehingga merupakan kekuatan dari perusahaan, karena dengan adanya website akan memberikan manfaat yang sangat banyak untuk perusahaan yaitu meningkatkan visibilitas perusahaan, menyediakan informasi profil perusahaan, menginformasikan produk dan jasa perusahaan secara mendetail, memudahkan pelanggan menghubungi perusahaan, meningkatkan kualitas layanan pelanggan. Dimana website dari Layar Production sendiri berisi informasi tentang profil perusahaan, produk-produk dari perusahaan info-info terbaru tentang perusahaan, serta bisa menghubungi perusahaan melalui pilihan “contact us” yang tertera di dalam website. Sehingga bisa memudahkan orang-orang atau pelanggan untuk menghubungi perusahaan dan mengetahui info tentang perusahaan. S10.
Pengalaman perusahaan dalam bidangnya PT Layar Production yang sudah berdiri sejak tahun 2002. Maka dari pada itu
pengalaman perusahaan di bidang industrinya sudah tidak diragukan lagi dan dapat diperhitungkan. Perusahaan pun sudah mengerti seluk-beluk industrinya serta merasakan manis dan pahitnya dalam berbisnis rumah produksi.
110
Tabel 4.9 Kelemahan Internal Bagian Rumah Produksi PT Layar Production No W1 W2 W3 W4 W5
Kelemahan Internal bagian Rumah Produksi PT Layar Production Perusahaan kurang fokus pada bisnis inti Loyalitas karyawan masih rendah Masih ada sumber daya manusia yang kurang di bagian tertentu Belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur Belum adanya kontrol kualitas yang ketat antara tim kreatif dengan tim produksi W6 Keterbatasan modal untuk biaya produksi W7 Cash flow perusahaan yang kurang baik W8 Rendahnya tingkat keberhasilan produksi program acara yang telah dibuat W9 Belum dilakukannya riset dan pengembangan W10 Belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan Sumber: PT Layar Production, 2013. Keterangan tabel: W = Weakness atau Kelemahan
W1.
Perusahaan kurang fokus pada bisnis inti PT Layar Production tidak berfokus pada bisnis inti saja, yaitu rumah
produksi, melainkan juga masuk ke bisnis lain yang saling berkaitan, yaitu membuka jasa penyewaan alat-alat shooting atau produksi film. W2.
Loyalitas karyawan masih rendah Perusahaan
mengakui
memiliki
kesulitan
dalam
mempertahankan
karyawannya. Ini menandakan loyalitas karyawan di perusahaan masih rendah yang dapat menyebakan kerugian. Kehilangan karyawan berarti perusahaan akan kehilangan investasi atas biaya training dan pengembangan, kehilangan biaya pergantian untuk mencari kandidat yang menggantikan posisinya, serta terutama kehilangan sumber daya yang sudah berpengalaman dan menghasilkan produk yang baik. Sehingga dengan rendahnya loyalitas karyawan di perusahaan yang masih rendah itu pun menyebabkan tingkat turnover yang tinggi yang akan menjadi hambatan bagi perusahaan serta mengancam stabilitas kualitas hasil produksi. Maka daripada itu loyalitas karyawan di perusahaan yang masih rendah ini merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
111
W3.
Masih ada sumber daya manusia yang kurang di bagian tertentu Masih ada sumber daya manusia pada PT Layar Production yang kurang di
bagian tertentu, yaitu terdapat pada bagian tim kreatif dan tenaga pemasaran. Sekarang jumlah tim kreatif pada perusahaan baru berjumlah empat yang semestinya dalam suatu usaha di bidang industri hiburan yang mengasah kreatifitas ini setidaknya dibutuhkan sepuluuh orang tim kreatif. Dengan semakin banyak anggota tim kreatif, akan semakin banyak juga ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan. Kemudian tenaga pemasaran yang masih lemah, yaitu masih kurang handal dalam menjual dan mempresentasikan program-program kepada stasiun televisi dan agensi periklanan. Hal ini disebabkan kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh karyawan tersebut,
perusahaan
lebih
memilih
mengalihkan
biaya
tersebut
untuk
mengembangkan kemampuan dan training karyawan baru daripada merekrut karyawan berpengalaman yang berbiaya tinggi, walaupun sebenarnnya kualitas hasil produksi akan meningkat seiring dengan bertambahnya pengalaman para pekerja di dalamnya. Sehingga dengan cara perekrutan yang diterapkan oleh perusahaan akan membutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk mengembangkan skill dari karyawan yang minim pengalaman tersebut. W4.
Belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur Saat ini belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur dan
dapat dijadikan standar dalam menilai kinerja karyawan. Faktor-faktor penilaian antara karyawan lainnya tidak sama dan dilakukan secara kualitatif sehingga hasilnya tidak akurat. Hal ini menjadi kelemahan yang bisa merugikan bagi perusahaan. W5.
Belum adanya kontrol kualitas yang ketat antara tim kreatif dengan tim produksi Perusahaan belum menerapkan kontrol kualitas dan perbaikan koordinasi
antara tim kreatif dengan tim produksi. Hal ini menjadi kelemahan bagi perusahaan karena tingkat kegagalan produk selama masa produksi menjadi tidak bisa diantisipasi. Dalam hal ini, perusahaan kurang teliti memilih konsep ide cerita yang berpotensi ditanyangkan, sehingga bisa terjadinya kesalahan pada pembuatan sebuah produksi program acara yang pada akhirnya mengakibatkan kegagalan hasil produksi sesuai yang diinginkan.
112
W6.
Keterbatasan modal untuk biaya produksi Modal untuk biaya produksi yang terbatas membuat PT Layar Production
sulit untuk memproduksi program-programya acaranya karena untuk memproduksi suatu program acara per episode nya membutuhkan modal yang sangat besar. Selain itu,
terkadang stasiun televisi yang terkadang telat melakukan pembayaran per
episode sehingga biaya operasional untuk memproduksi episode selanjutnya tertahan di stasiun televisi. Hal ini membuat rumah produksi kesulitan untuk membuat episode dan program acara selanjutnya. W7.
Cash flow perusahaan yang kurang baik Arus kas yang kurang baik karena pembayaran dari stasiun televisi yang
kadang tersendat atau mundur dari waktu yang ditentukan. Dimana biasanya mereka baru membayar satu episode satu bulan kemudian. Sehingga arus kas perusahaan menjadi kurang baik karena adanya hambatan tersebut. W8.
Rendahnya tingkat keberhasilan produksi program acara yang telah dibuat Dari semua jumlah produksi program acara yang telah dibuat oleh Layar
Production, tidak semua produksi dari program acara tersebut disetujui baik oleh stasiun televisi. Artinya, ada beberapa produksi yang telah dibuat oleh perusahaan tidak berhasil atau gagal terjual kepada stasiun televisi atau ditanyangkan secara regular di stasiun televisi. Kemudian tidak semua proposal dari sebuah program acara yang telah dibuat perusahaan diterima oleh pihak stasiun televisi. Kegagalan dari produksi atau proposal program acara yang telah dibuat tersebut bisa disebabkan karena pendapat penilai yang menganggap jalan ceritanya kurang menarik atau ceritanya kurang kuat, tidak sesuai dengan keinginan pihak stasiun televisi, kualitasnya tidak sesuai seperti yang diharapkan, atau ketidak cocokan konsep dengan hasil eksekusinya. Sehingga kegagalan tersebut tentunya menyebabkan perusahaan menderita kerugian biaya produksi yang jumlah nya tidak sedikit dan biaya penulisan proposal yang juga harus membayar penulis cerita yang membuat sebuah alur jalan cerita di dalam proposal tersebut, yang dimana biaya membayar penulis cerita tersebut pun jumlahnya tidak sedikit pula. Kegagalan produksi juga disebabkan karena ratingnya rendah, sehingga stasiun televisi tidak mempertahankan program acara dalam waktu yang lama. Untuk produksi film yang dihasilkan oleh perusahaan juga tidak sukses karena jumlah penontonnya yang tidak banyak.
113
W9.
Belum dilakukan riset dan pengembangan Riset dan pengembangan juga penting perannya dalam mendukung
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Sampai saat ini PT Layar Production masih belum melakukan riset dan pengembangan. Riset dan pengembangan dalam industri pertelevisian dapat dilakukan oleh pihak luar yaitu didapatkan dari hasil survei Nielsen Audience Measurement. Dimana Nielsen Audience Measurement merupakan lembaga survei kepemirsaan televisi. Data-data yang dimiliki Nielsen merupakan sumber bermanfaat untuk menganalisis dan memformulasikan strategi produksi. Data-data dari riset ini juga bisa sebagai alat untuk mencari kelemahan pesaing dan menerapkan tindakan untuk mengalahkannya. Namun dalam hal ini, PT Layar Production tidak menjadi klien pada Nielsen Audience Measurement. Sehingga hal ini menjadi kelemahan bagi perusahaan, karena perusahaan menjadi tidak bisa mempunyai data historis yang lengkap untuk dianalisis sehingga perusahaan dapat menjadikan data-data tersebut sebagai dasar pertimbangan untuk membentuk strategi-strategi bisnis secara lebih akurat untuk mengalahkan para pesaingnya. W10. Belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan Saat ini, sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahan-perusahaan untuk membantu dan mempermudah dalam proses kegiatan dalam perusahaan. Namun sampai saat ini PT Layar Production belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan.
4.3.1.1.4 Matriks IFE Bagian Rumah Produksi Berdasarkan identifikasi faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Producion bagian rumah produksi yang telah dijabarkan diatas, maka tabel Matriks IFE dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan, kemudian memberikan bobot yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dan peringkat yang didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut dan menjumlahkan total skor bobot. Berikut ini adalah tabel Matriks IFE (Tabel 4.10) yang datanya diperoleh dari kuisioner kepada tiga responden dari pihak level manajemen atas pada PT Layar Production. Responden terdiri dari satu orang Direktur Utama, satu orang Direktur Umum dan Keuangan, serta satu orang Direktur Operasional dan Pemasaran.
114
Tabel 4.10 Matriks IFE Bagian Rumah Produksi Faktor-faktor Internal Utama Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki alat-alat perlengkapan shooting sendiri yang cukup lengkap 2. Rutin mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri seminar atau workshop perfilman 3. Selalu memberikan pelayanan yang berkualitas 4. Memiliki hubungan baik dengan pelanggan 5. Outsourcing crew untuk menekan cost 6. Menggunakan teknik pengambilan gambar lebih bagus dibandingkan pesaing-pesaingnya 7. Memiliki alat editing yang terkini 8. Mempunyai departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab menyeleksi calon karyawan 9. Sudah tersedianya website perusahaan 10. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya Kelemahan (Weaknesses) 1. Perusahaan kurang fokus pada bisnis inti 2. Loyalitas karyawan masih rendah 3. Masih ada sumber daya manusia yang kurang atau lemah 4. Belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur 5. Belum adanya kontrol kualitas yang ketat antara tim kreatif dengan tim produksi 6. Keterbatasan modal usaha atau produksi 7. Cash flow perusahaan yang kurang baik 8. Rendahnya tingkat keberhasilan produksi atau proposal program acara yang telah dibuat 9. Belum dilakukannya riset dan pengembangan 10. Belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan Total
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,071
4
0,284
0,037
3
0,111
0,061 0,057 0,054
3 4 4
0,183 0,228 0,216
0,052
4
0,208
0,078
4
0,312
0,045
3
0,135
0,048 0,063
4 4
0,192 0,252
0,058 0,040
2 2
0,116 0,080
0,041
2
0,082
0,027
1
0,027
0,046
2
0,092
0,057 0,058
2 2
0,114 0,116
0,038
2
0,076
0,031
2
0,062
0,037
1
0,037
1
2,923
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks IFE (lihat Tabel 4.10) diatas, diperoleh total skor bobot untuk PT Layar Production bagian rumah produksi adalah sebesar 2,923. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian rumah produksi memiliki posisi internal yang kuat. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa PT Layar Production pada bagian rumah produksi sudah mampu memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada.
115
4.3.1.1.5 Matriks CPM PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Matriks Profil Kompetitif (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi pesaingpesaing utama PT Layar Production pada bagian rumah produksi. Dalam hasil wawancara dan diskusi antara peneliti dengan perusahaan, yang ditetapkan sebagai pesaing utama PT Layar Production pada bagian rumah produksi adalah PT. Sinemart dan PT. Tripar Multivision, dimana kedua perusahaan tersebut bergerak di bidang yang sama. Berikut ini adalah rekapitulasi faktor penentu keberhasilan dalan CPM pada PT Layar Production bagian rumah produksi (lihat Tabel 4.11), yang diperoleh dari hasil wawancara dengan level manajemen atas pada PT Layar Production.
Tabel 4.11 Faktor Penentu Keberhasilan dalam CPM pada PT Layar Production No. CP1
Faktor Penentu Keberhasilan dalam CPM Manajemen
CP2 CP3 CP4 CP5 CP6 CP7 CP8 CP9 CP10
Kualitas produksi Inovasi program Hubungan baik dengan stasiun televisi Reputasi perusahaan Keuangan Teknologi yang digunakan Sumber daya manusia Hubungan baik dengan manajemen artis Endorse yang dipakai dalam program acara atau film
Sumber: PT Layar Production, 2013. Keterangan tabel: CP = Competitive Profile
Berdasarkan rekapitulasi faktor penentu keberhasilan dalan CPM pada PT Layar Production bagian rumah produksi diatas, maka tabel Matriks CPM dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor penentu keberhasilan dalam perusahaan, kemudian memberikan bobot dan peringkat pada setiap faktor tersebut dan menjumlahkan total skor bobot pada setiap perusahaan.
116
Berikut ini adalah tabel Matriks CPM (lihat Tabel 4.12), dimana pemberian bobot dan peringkat pada setiap perusahaan diperoleh dari kuisioner kepada tiga responden dari pihak level manajemen atas pada PT Layar Production. Responden terdiri dari satu orang Direktur Utama, satu orang Direktur Umum dan Keuangan, serta satu orang Direktur Operasional dan Pemasaran.
Tabel 4.12 Matriks CPM Bagian Rumah Produksi
Faktor Penentu Keberhasilan 1. Manajemen 2. Kualitas produksi 3. Inovasi program 4. Hubungan baik dengan stasiun televisi 5. Reputasi perusahaan 6. Keuangan 7. Teknologi yang digunakan 8. Sumber daya manusia 9. Hubungan baik dengan manajemen artis 10. Endorse yang dipakai dalam program acara atau film Total
Bobot 0,075
PT Layar Production Skor Peringkat Bobot 3 0,225
PT Sinemart
4
Skor Bobot 0,300
Peringkat
PT Tripar Multivision Skor Peringkat Bobot 3 0,225
0,098
3
0,294
4
0,392
4
0,392
0,086
2
0,172
4
0,344
3
0,258
0,096
3
0,288
4
0,384
3
0,288
0,112
3
0,336
3
0,336
3
0,336
0,160
3
0,480
4
0,640
3
0,480
0,110
4
0,440
4
0,440
4
0,440
0,119
2
0,238
3
0,357
3
0,357
0,060
3
0,180
4
0,240
4
0,240
0,087
2
0,174
4
0,348
3
0,261
1
2,827
3,781
3,277
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM (lihat Tabel 4.12) diatas, diketahui bahwa ada dua pesaing utama bagi PT Layar Production bagian rumah produksi, yaitu PT Sinemart dan PT Tripar Multivision. Total skor bobot untuk PT Layar Production bagian rumah produksi berada di urutan terakhir sebesar 2,827, PT Sinemart berada di urutan pertama sebesar 3,781 dan PT Tripar Multivision berada di
117
urutan ke dua sebesar 3,277. Skor ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif PT Layar Production bagian rumah produksi masih lemah jika dibandingkan dengan ke dua pesaing utamanya. Untuk itu diperlukan strategi bisnis yang tepat untuk pencapaian hasil yang lebih optimal di masa yang akan datang.
4.3.1.2 Tahap Input PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting 4.3.1.2.1 Identifikasi Lingkungan Eksternal Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Identifikasi lingkungan eksternal perusahaan diperlukan untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dalam mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting, telah dilakukan wawancara langsung dengan manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh data faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting. Berikut ini adalah data faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting yang telah diperoleh :
Tabel 4.13 Peluang Eksternal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting No.
Peluang Eksternal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting O1 Harga peralatan shooting sangat mahal O2 Tingginya biaya perawatan peralatan shooting O3 Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat shooting di industri perfilman belum banyak O4 Semakin meningkat jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia O5 Semakin meningkat jumlah produksi film televisi di Indonesia Sumber : PT Layar Production, 2013
118
O1.
Harga peralatan shooting sangat mahal Banyak rumah produksi yang lebih memilih menyewa alat-alat produksi
untuk shooting karena mahalnya biaya pembelian dari peralatan tersebut. Sebagai contoh, satu unit camcorder digital mencapai harga Rp. 150.000.000,- , namun apabila menyewa camcorder digital tersebut hanya berkisar antara Rp. 400.000,sampai dengan Rp. 500.000,- per hari. Perusahaan rumah produksi lain lebih memilih untuk menyewa daripada membeli. Sehingga hal ini menjadi peluang bagi perusahaan. O2.
Tingginya biaya perawatan peralatan shooting Biaya perawatan dari peralatan shooting tinggi, misalnya seperti biaya service
satu alat camcorder saja mencapai Rp. 500.000,- harga tersebut belum termasuk biaya pergantian pada alat yang rusak. Dengan mahalnya biaya perawatan alat-alat tersebut, maka rata-rata rumah produksi lain memilih untuk menyewa saja daripada membeli peralatan yang dimana selain harganya mahal, biaya perawatannya pun juga tinggi. O3.
Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat shooting di industri perfilman belum banyak Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat shooting di industri masih sedikit.
Dengan jumlah yang sedikit tersebut maka akan menyebabkan daya tawarnnya semakin tinggi. Menurut Larinka (2012), jumlahnya tidak melebih 20 perusahaan. Kondisi pemasok alat produksi dengan jumlah pemasok yang ada sedikit dan produk yang ditawarkan pemasok merupakan input penting untuk usaha rumah produksi, maka menunjukan kekuatan pemasok alat produksi di dalam suatu industri perfilman sangat besar. Sehinnga hal ini menjadi peluang yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. O4.
Semakin meningkat jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia Jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia semakin
meningkat setiap tahunnya. Fakta ini berkesesuainya dengan data Direktorat Industri Perfilaman periode 2010-2013. Semakin meningkatnya jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia akan berpengaruh terhadap perusahaan karena kegunaan
119
dari alat-alat shooting pun akan sangat dibutuhkan untuk memproduksi film-film tersebut. Maka hal ini menjadi peluang yang bagus untuk perusahaan.
*) Data s.d. 13 November 2013 Sumber : Direktorat Industri Perfilman, 2013 Gambar 4. Tingkat Pertumbuhan Produksi Film Nasional Periode 2010-2013
O5.
Semakin meningkat jumlah produksi film televisi di Indonesia Tingginya jumlah produksi film televisi di Indonesia akan sangat
berpengaruh terhadap perusahaan, karena dengan semakin banyak nya jumlah film televisi yang diproduksi maka pemasok penyewaan atau penyedia alat pun akan semakin dibutuhkan oleh para rumah produksi untuk memproduksi sebuah film televisi tersebut. Dimana dalam menjalankan kegiatan utamanya, rumah produksi bergantung pada perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku yaitu alat-alat produksi yang merupakan bahan baku vital yang dibuthkan. Tingginya jumlah produksi film televisi di Indonesia dapat dilihat dari data produksi film televisi lepas dan serial yang terdaftar di Direktorat Industri Perfilman.
120
Tabel 4.14 Data Produksi Film Televisi Lepas dan Serial yang Terdaftar Periode 2010-2012 Film (Sinetron) Judul Episode 2010 738 265 6697 2011 896 273 7173 2012 1098 477 8677 Sumber : Direktorat Industri Perfilman, 2013 Tahun
Film Lepas
Tabel 4.15 Ancaman Eksternal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting No
Ancaman Eksternal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting T1 Persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama T2 Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika T3 Perkembangan teknologi yang semakin pesat T4 Alat-alat shooting rusak atau hilang pada saat disewa T5 Belum adanya lembaga asuransi yang mau menjamin peralatan shooting Sumber : PT Layar Production, 2013
T1.
Persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama Persaingan antar perusahaaan yang bergerak di bidang yang sama tentunya
merupakan sebuah ancaman karena setiap perusahaan berusaha untuk meraih keunggulan kompetitif. Salah satu pesaing di bagian penyewaan alat ini seperti Mata Elang yang merupakan perusahaan besar yang menyewakan alat sangat lengkap. Kemudian persaingan juga datang dari munculnya pendatang baru yang bergerak di bidang yang sama, walaupun jumlah perusahaan pemasok penyewaan alat shooting di industri masih belum banyak, tidak menutup kemungkinan untuk munculnya pemain-pemain baru dalam bidang yang sama dengan melihat semakin meningkatnya produksi film di Indonesia dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya akan mengancam perusahaan. T2.
Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika akan
mengancam bagi perusahaan karena dengan adanya fluktuasi tersebut akan mengakibatkan perusahaan kesulitan terhadap harga-harga peralatan shooting.
121
Kesulitan tersebut terjadi karena kebanyakan peralatan shooting pada PT Layar Production diimpor langsung dari luar negeri, sehingga harganya berfluktuasi tergantung pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika tersebut seperti yang dijelaskan menurut Jefriando (2013), bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terjadi pada bulan September 2013 ini, yaitu dolar berada pada level Rp. 11.285. Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan fluktuasi dari kondisi nilai tukar rupiah memang masih terjadi. Meskipun sudah ada kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI), menurutnya implikasi dari kebijakan ekonomi pemerintah masih terus berlangsung. Sehingga masih wajar jika terjadi fluktuasi pada nilai tukar rupiah. T3.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat Dengan adanya perkembangan teknologi yang semaik pesat, maka alat-alat
shooting seperti kamera, lighting, dan yang lainnya pun pasti akan semakin terus bermunculan seperti inovasi-inovasi produk yang baru. Maka akan mengancam bagi perusahaan karena perusahaan pun harus memperbarui alat-alat yang disewakannya dengan alat-alat yang baru, hal tersebut harus dilakukan perusahaan agar tidak kalah saing oleh kompetitornya. Artinya, hal itu akan menambahkan biaya bagi perusahaan dalam membeli atau memperbarui alat-alat shooting yang baru untuk disewakan. T4.
Alat-alat shooting rusak atau hilang pada saat disewa Walaupun perusahaan memiliki pengawal alat, namun akan ada kemungkin
alat-alat shooting rusak atau hilang pada saat disewa. Kemungkinan alat yang rusak bisa disebakan oleh pemakaian oleh si penyewa yang tidak hati-hati. Serta bisa juga disebabkan oleh para pengawal alat yang teledor dalam mengawal dan menjaganya. Sehingga hal tersebut akan mengancam bagi perusahaan karena bisa merugikan perusahaan dari segi keuangan dan operasional. T5.
Belum adanya lembaga asuransi yang mau menjamin peralatan shooting Belum adanya lembaga asuransi yang mau menjamin peralatan shooting yang
ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan, karena apabila alat-alat yang ada itu rusak atau hilang, maka perusahaan akan membutuhkan dana atau biaya yang besar untuk menggantinya.
122
4.3.1.2.2 Matriks EFE PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Berdasarkan identifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal PT Layar Producion bagian penyewaan peralatan shooting yang telah dijabarkan diatas, maka tabel Matriks EFE dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan, kemudian memberikan bobot yang didasarkan pada peluang dan ancaman relatif perusahaan dan peringkat yang didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut dan menjumlahkan total skor bobot. Berikut ini adalah tabel Matriks EFE (lihat Tabel 4.16) yang datanya di peroleh dari kuisioner kepada Manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production.
Tabel 4.16 Matriks EFE Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Faktor-faktor Eksternal Utama Peluang (Opportunities) 1. Harga peralatan shooting sangat mahal 2. Tingginya biaya perawatan peralatan shooting 3. Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat shooting di industri perfilman belum banyak 4. Semakin meningkat jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia 5. Semakin meningkat jumlah produksi film televisi di Indonesia Ancaman (Threats) 1. Persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama 2. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika 3. Perkembangan teknologi yang semakin pesat 4. Alat-alat shooting rusak atau hilang pada saat disewa 5. Belum adanya lembaga asuransi yang mau menjamin peralatan shooting Total
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,058 0,056
3 4
0,174 0,224
0,097
4
0,388
0,200
4
0,800
0,166
4
0,664
0,088
2
0,176
0,042
1
0,042
0,129
3
0,387
0,048
3
0,144
0,117
4
0,468
1
3,467
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks EFE (Tabel 4.16) diatas, diperoleh total skor bobot untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 3,467. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan
123
bahwa PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting memberikan respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting sudah mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada.
4.3.1.2.3 Identifikasi Lingkungan Internal Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Identifikasi lingkungan internal perusahaan diperlukan untuk dapat mengetahui situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting, telah dilakukan wawancara langsung dengan manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh data faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting. Berikut ini adalah data faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting yang telah diperoleh :
Tabel 4.17 Kekuatan Internal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting
S1
Kekuatan Internal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Nama baik perusahaan
S2
Menawarkan harga yang cukup terjangkau
S3
Memberikan produk yang berkualitas kepada para pelanggan.
S4
Memberikan pelayanan yang prima
S5
Sudah memiliki situs web
No.
Sumber : PT Layar Production, 2013.
S1.
Nama baik perusahaan Pada bagian penyewaan alat ini PT Layar Production memiliki reputasi yang
bagus di mata para pelanggannnya. Brand perusahaan juga sudah cukup dikenal
124
dengan produk-produknya yang berkualitas dan cukup lengkap. Nama baik perusahaan ini menjadi salah satu nilai jual dari perusahaan. S2.
Menawarkan harga yang cukup terjangkau Layar Production menawarkan harga penyewaan alat yang cukup terjangkau.
Memberikan harga yang terjangkau kepada pelanggan adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Kemudian dengan penetapan harga yang terjangkau akan memberikan kelebihan bagi perusahaan dibandingkan dengan para pesaing sehingga pelanggan selalu mempertimbangkan PT. Layar Production dalam menggunakan jasa penyewaan alatalat produksi shooting. S3.
Memberikan produk yang berkualitas kepada para pelanggan Produk-produk yang disewakan kepada pelanggan merupakan produk yang
berkualitas, dimana perusahaan selalu merawat alat-alat shooting yang dimiliki, dan berusaha untuk selalu memperbarui peralatan yang dimilikinya tersebut. S4.
Memberikan pelayanan jasa yang prima PT Layar Production selalu memberikan pelayanan jasa yang prima kepada
para pelanggannya, dengan selalu memberikan pemahaman kepada karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan sopan santun yang baik, berintegritas, jujur dan ramah. Perusahaan juga selalu berusaha untuk memenuhi keinginan pelanggan dan mendengar keluhan-keluhan dari para pelanggannya. S5.
Sudah memiliki situs web Sudah adanya situs web perusahaan memberikan keuntungan kepada PT
Layar Production dalam memasarkan jasa mereka kepada konsumen dan memberikan kemudahan bagi para calon konsumen untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan dan produk-produk yang dimiliki perusahaan untuk disewakan
125
Tabel 4.18 Kelemahan Internal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting No.
Kelemahan Internal PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting W1 Masih ada beberapa alat yang belum sesuai dengan perkembangan teknologi W2 Masih ada variasi jenis alat sewa yang belum lengkap W3 Sumber daya manusia kurang memadai W4 Kegiatan promosi yang kurang efektif W5 Kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat Sumber : PT Layar Production, 2013.
W1.
Masih ada beberapa alat yang sesuai dengan perkembangan teknologi Masih ada beberapa alat yang belum sesuai dengan perkembangan teknologi.
Di perusahaan masih ada beberapa alat yang sudah lama dan belum diperbarui dengan model terkini. Sehinggaa hal ini merupakan kelemah dari perusahaan W2.
Masih ada variasi jenis alat sewa yang belum lengkap Walaupun alat-alat yang dimiliki perusahaan sudah cukup lengkap, namun
masih ada jenis alat yang variasi nya kurang lengkap, sehinggga beberapa alat yang variasi nya belum lengkap masih harus ditambahkan agar lebih bervariasi lagi. W3.
Sumber daya manusia kurang memadai Dalam kasus ini, yang dimaksud dengan sumber daya manusia yang kurang
memadai adalah masih kurangnya tenaga pengawal alat dan teknisi pemeliharaan alat. Pengawal alat dibutuhkan untuk menjaga alat supaya tidak hilang, mengontol alat, pemeliharaan di lapangan dan di gudang. Dengan kurangnya tenaga pengawal alat, tingkat kemungkinan alat rusak atau hilang akan semakin tinggi karena semestinya satu alat dikawal atau diawasi oleh satu orang agar setiap alat yang disewa dapat lebih terjaga. Sekarang tenaga pengawal alat di perusahaan hanya berjumlah tujuh orang, maka apabila perusahaan lain meyewa banyak alat, PT Layar Production terkadang hanya bisa memakai satu tenaga pengawas alat saja untuk mengawasi banyak alat karena keterbatasan jumlah tenaga pengawal alat tersebut. Kemudian dengan kurangnya teknisi pemeliharaaan alat yang saat ini hanya berjumlah tiga orang, maka akan berakibat semua alat yang ada akan kurang terkontrol dengan baik.
126
W4.
Kegiatan promosi yang kurang efektif Promosi yang di lakukan hanya mengandalkan pada pendekatan personal dan
media internet melalui website, facebook, twitter. Perusahaan seharusnya melakukan juga melakakukan kegiatan promosi dengan membuat brosur atau selembaran, pengiriman brosur melalui e-mail, iklan media cetak majalah atau surat kabar, dan iklan media online dengan memasang iklan pada surat kabar online terkemuka seperti www.detik.com, www.okezone.com, www.mediaindonesia.com, dan masih banyak lagi. Belum efektifnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan menjadikan hambatan dalam memperoleh konsumen baru, walaupun PT Layar Production sudah terkenal dengan nama baik perusahaannya. W5.
Kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat Masih kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat bisa
menghambat aktivitas operasional perusahaan. Saat ini kendaraan operasional yang dimiliki masih sedikit, sehingga perusahaan mengalami kesulitan apabila ada banyak perusahaan penyewa yang ingin alatnya diantarkan ke lokasi atau tempat yang mereka inginkan.
4.3.1.1.4 Matriks IFE PT Layar Production Bagian Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Berdasarkan identifikasi faktor-faktor lingkungan internal PT Layar Producion bagian penyewaan peralatan shooting telah dijabarkan diatas, maka tabel Matriks IFE dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan, kemudian memberikan bobot yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dan peringkat yang didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut dan menjumlahkan total skor bobot. Berikut ini adalah tabel Matriks IFE (lihat Tabel 4.19) yang datanya di peroleh dari kuisioner kepada Manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production.
127
Tabel 4.19 Matriks IFE Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Faktor-faktor Internal Utama Kekuatan (Strengths) 1. Nama baik perusahaan 2. Menawarkan harga yang cukup terjangkau 3. Memberikan produk yang berkualitas kepada para pelanggan. 4. Memberikan pelayanan yang prima 5. Sudah memiliki situs web Kelemahan (Weaknesses) 1. Masih ada beberapa alat yang belum sesuai dengan perkembangan teknologi 2. Masih ada variasi jenis alat sewa yang belum lengkap 3. Sumber daya manusia kurang memadai 4. Kegiatan promosi yang belum optimal 5. Kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat Total
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,069 0,105
3 4
0,207 0,42
0,074
4
0,296
0,125 0,082
4 4
0,500 0,328
0,093
2
0,186
0,074 0,152 0,181 0,044 1
2 2 2 1
0,148 0,304 0,362 0,044 2,795
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks IFE (Tabel 4.19) diatas, diperoleh total skor bobot untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 2,795. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan bahwa PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting memiliki posisi internal yang kuat. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting sudah mampu memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada.
4.3.1.1.5 Matriks CPM PT Layar Production Bagian Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Matriks Profil Kompetitif (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi pesaingpesaing utama PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting. Dalam hasil wawancara dan diskusi antara peneliti dengan perusahaan, yang ditetapkan sebagai pesaing utama PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting adalah PT. Mata Elang Production dan PT. Triavi Production, dimana kedua perusahaan tersebut bergerak di bidang yang sama.
128
Berikut ini adalah rekapitulasi faktor penentu keberhasilan dalan CPM pada PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting (Tabel 4.20), yang diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production. Tabel 4.20 Faktor Penentu Keberhasilan dalam CPM pada PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting No.
Faktor Penentu Keberhasilan dalam CPM
CP1
Kualitas produk
CP2
Kelengkapan produk
CP3
Daya saing harga
CP4
Citra perusahaan
CP5
Modal usaha
CP6
Sumber daya manusia
CP7
Kualitas pelayanan
CP8
Loyalitas pelanggan
CP9
Manajemen
CP10
Kegiatan promosi
Sumber : PT Layar Production, 2013.
Berdasarkan rekapitulasi faktor penentu keberhasilan dalan CPM pada PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting diatas, maka tabel Matriks CPM dapat dibuat dengan cara memberi daftar faktor penentu keberhasilan dalam perusahaan, kemudian memberikan bobot dan peringkat pada setiap faktor tersebut dan menjumlahkan total skor bobot pada setiap perusahaan. Berikut ini adalah tabel Matriks CPM (lihat Tabel 4.21), dimana pemberian bobot dan peringkat pada setiap perusahaan diperoleh dari kuisioner kepada Manajer dari bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production.
129
Tabel 4.21 Matriks CPM Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Faktor Penentu Keberhasilan 1. Kualitas produk 2. Kelengkapan produk 3. Daya saing harga 4. Citra perusahaan 5. Modal usaha 6. Sumber daya manusia 7. Kualitas pelayanan 8. Loyalitas pelanggan 9. Manajemen 10. Kegiatan promosi Total
Bobot
PT Layar Production Skor Peringkat Bobot
PT Mata Elang Production Skor Peringkat Bobot
PT Triavi Production Skor Peringkat Bobot
0.054
4
0.216
4
0.216
3
0.162
0.100
3
0.300
4
0.400
2
0.200
0.045
4
0.180
2
0.090
3
0.135
0.090
4
0.360
4
0.360
2
0.180
0.195
3
0.585
4
0.780
2
0.390
0.119
2
0.238
3
0.357
2
0.238
0.098
4
0.392
3
0.294
2
0.196
0.060
4
0.240
3
0.180
2
0.120
0.113
3
0.339
3
0.339
3
0.339
0.124
3
0.372
3
0.372
3
0.372
1
3.222
3.388
2.332
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM (lihat Tabel 4.20) diatas, diketahui bahwa ada dua pesaing utama bagi PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting, yaitu PT. Mata Elang Production dan PT. Triavi Production. Total skor bobot untuk PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting berada di urutan ke dua sebesar 3,222, PT. Mata Elang Production berada di urutan pertama sebesar 3,388 dan PT. Triavi Production berada di urutan terakhir sebesar 2,332. Skor ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting bila dibandingkan dengan para pesaingnya cukup kuat. PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting sudah mampu bersaing dengan ke dua perusahaan yang sejenis tersebut. Untuk itu diharapkan agar PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting dapat mempertahankan kinerjanya dan dapat membuat strategi bisnis yang tepat untuk hasil yang lebih optimal di masa yang akan datang.
130
4.3.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) 4.3.2.1 Matriks SWOT Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat pencocokan untuk mengembangkan empat jenis strategi yaitu SO (kekuatanpeluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahanancaman). Tujuan dari tahap pencocokan ini adalah untuk menentukan strategi alternatif yang efektif bagi PT Layar Production, yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada, untuk menghadapi peluang dan setiap ancaman yang ada.
4.3.2.1.1 Matriks SWOT PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT Layar Production pada bagian rumah produksi :
131
Tabel 4.22 Matriks SWOT Bagian Rumah Produksi Kelemahan (W)
Kekuatan (S) Memiliki alat-alat perlengkapan shooting sendiri yang cukup lengkap 2. Rutin mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri seminar atau workshop perfilman 3. Selalu memberikan pelayanan yang berkualitas 4. Memiliki hubungan baik dengan pelanggan 5. Outsourcing crew untuk menekan cost 6. Menggunakan teknik pengambilan gambar lebih bagus dibandingkan pesaing-pesaingnya 7. Memiliki alat editing yang terkini 8. Mempunyai departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab menyeleksi calon karyawan 9. Sudah tersedianya website perusahaan 10. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya Strategi SO
Perusahaan kurang fokus pada bisnis inti 2. Loyalitas karyawan masih rendah 3. Masih ada sumber daya manusia yang kurang di bagian tertentu 4. Belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur 5. Belum adanya kontrol kualitas yang ketat antara tim kreatif dengan tim produksi 6. Keterbatasan modal untuk produksi 7. Cash flow perusahaan yang kurang baik 8. Rendahnya tingkat keberhasilan produksi program acara yang telah dibuat 9. Belum dilakukannya riset dan pengembangan 10. Belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan
1.
1. Menambah jumlah sumber daya manusia pada bagian yang masih kurang dengan merekrut karyawan baru pada bagian tersebut. (W3, O1, O5) Penetrasi Pasar
1.
Peluang (O) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Semakin banyaknya jumlah stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia Jumlah orang yang menggunakan media televisi di Indonesia jauh melebihi media lainnya Peningkatan jumlah penonton di Indonesia dari tahun ke tahun Sifat media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia Banyaknya perusahaanperusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan Kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun Adanya regulasi
Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang optimal yang diberikan kepada pelanggan, serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. (S3, S4, S10, O1, O5) Penetrasi Pasar
2.
Memperbanyak jumlah produksi program acara dan film yang menarik, kreatif dan inovatif. (S1, S4, S6, S7, S10, O1, O2, O3, O4, O6, O7, O9, O10) Pengembangan Produk
3.
Menjual atau menawarkan hasil
1.
Strategi WO
2. Meningkatkan kekuatan cerita dari sebuah program acara atau film dengan mengembangkan dan membuat suatu jalan cerita baru yang menarik. (W8, O1, O6, O10) Pengembangan Produk
132 pemerintah untuk melindungi para pelaku bisnis perfilman 9. Televisi mendominasi penjualan alat elektronik di Indonesia 10. Perkembangan jumlah bioskop beserta layarnya dari tahun ke tahun di Indonesia
produksi program acara ke stasiun televisi lokal yang berada di luar Jakarta. (S1, S3, S6, S7, S9, S10, O1, O4, O6) Pengembangan Pasar 4.
Meningkatkan kualitas hasil produksi program acara yang telah tayang atau dibuat. (S6, S7, S10, O2, O3, O4, O7, O9) Pengembangan Pasar
5.
Meningkatkan atau memperbanyak jumlah penerimaan pesanan iklan dari perusahaanperusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan. (S3, S4, O2, O5) Pengembangan Pasar
6.
Membuat website yang sudah dimiliki perusahaan agar selalu memiliki informasiinformasi yang terbaru. (S9, O1, O5) Pengembangan Pasar Strategi ST
Ancaman (T) 1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
Semakin banyaknya stasiun televisi yang memproduksi programprogram acaranya sendiri (in house) Kemungkinan adanya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acarannya Persaingan antar perusahaan yang sejenis Belum adanya bank yang mau meminjamnkan modal usaha untuk produksi film Ketiadaan biaya switching cost bagi penonton televisi Dibutuhkannya modal yang besar untuk menawarkan kontrak eksklusif kepada artis Strategi-strategi perusahaan pesaing yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama
1.
2.
3.
Meningkatkan kegiatan pemasaran dan menjalin hubungan baik kepada stasiun televisi, agar stasiun televisi mau membeli dan mempertahankan program acara yang telah diproduksi oleh rumah produksi. (S3, S4, S9, T1, T3, T9) Penetrasi Pasar Menjalin hubungan baik dengan artis dan memberikan pelayanan yang prima kepada artis. (S3, S4, T6) Penetrasi Pasar Meningkatkan kualitas teknik dan hasil produksi yang sudah ada secara maksimal. (S6, S7, S10, T2, T3, T5, T7, T9) Penetrasi Pasar
Strategi WT 1.
Menerapkan sistem penilaian kerja yang terstandarisasi, sehingga performa karyawan dapat terukur dengan jelas. (W2, W4, T3) Penetrasi Pasar
2.
Memproduksi program acara yang baru yang lebih kreatif dan inovatif dengan cerita yang kuat. W8, T2, T3, T5, T7, T8, T10,) Pengembangan Produk
3. Melakukan kontrol kualitas yang ketat dan perbaikan koordinasi antara tim kreatif dengan tim produksi dan paska produksi untuk mengantisipasi tingkat kegagalan produk selama masa produksi. Sebaiknya kontrol kualitas tersebut tidak hanya dilakukan oleh manajemen inti tetapi juga mengajak pihak stasiun televisi sehingga masukan-masukan yang diinginkan konsumen juga dapat dipenuhi.
133 8.
Banyaknya film impor yang masuk ke Indonesia 9. Tidak mudahnya stasiun televisi untuk mempertahankan setiap program pada jangka waktu yang lama 10. Pertumbuhan pengguna televisi berbayar di Indonesia meningkat setiap tahunnya
4.
Memperluas pengetahuan karyawan khususnya bagian kreatif program dan produksi pada perusahaan dengan lebih rutin lagi dalam mengirimkan wakil-wakil perusahaan untuk menghadiri berbagai seminar atau workshop perfilman baik yang di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga bisa meningkatkan dan mengasah kreatifitas karyawan bagian kreatif program dan produksi di dalam menghasilkan produk baru yang menarik. (S2, S6, S10, T3, T7, T8) Pengembangan Produk
5.
Memperbarui teknik pengambilan gambar yang lebih bagus dengan menggunakan efek-efek visual atau suara yang baru dalam proses editing dan membuat ide-ide cerita baru yang lebih menarik, agar apabila ada perilaku imitasi, maka perusahaan akan tetap lebih unggul dari hasil produksi program acaranya. (S6, S7, S10, T2) Pengembangan Produk
6.
Menyewakan alat-alat shooting yang dimiliki perusahaan yang sedang tidak terpakai (menjadi pemasok alat-alat produksi film), untuk menambah pendapatan perusahaan. (S1, T1, T3) Integrasi ke Belakang
(W5, W8, T1, T9) Pengembangan Produk 4.
Memberikan pelatihan secara maksimal atau berkala dan mengembangkan kemampuan kepada karyawan, agar kreatifitas karyawan menjadi terasah sehingga mampu untuk menghasilkan programprogram acara baru yang inovatif dan menarik dari program acara lainnya, sehingga penonton tetap menyukai atau memilih program acara atau film lokal. (W3, W8, T2, T5, T7, T8, T10) Pengembangan Produk
5.
Menjadi klien dari lembaga lembaga survei Nielsen Audience Measurement Indonesia agar dapat mengetahui tren minat penonton, sebagai acuan untuk inovasi jenis produk baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (W9, T2, T5, T7) Pengembangan Produk
Sumber : Data yang diolah, 2013.
Strategi SO: A. Penetrasi Pasar 1) S3, S4, S10, O1, O5 Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang optimal yang diberikan kepada pelanggan, serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan untuk
134
menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. B. Pengembangan Produk 1) S1, S4, S6, S7, S10, O1, O2, O3, O4, O6, O7, O9, O10 Memperbanyak jumlah produksi program acara dan film yang menarik dan inovatif. C. Pengembangan Pasar 1) S1, S3, S6, S7, S9, S10, O1, O4, O6 Menjual atau menawarkan hasil produksi program acara ke stasiun televisi lokal yang berada di luar Jakarta. Kemudian membuat website yang sudah dimiliki perusahaan agar selalu memiliki informasi yang terbaru. 2) S6, S7, S10, O2, O3, O4, O6, O7, O9 Meningkatkan kualitas hasil produksi program acara yang telah tayang atau dibuat. 3) S3, S4, O5 Meningkatkan atau memperbanyak jumlah penerimaan pesanan iklan dari perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan. 4) S9, O1, O5 Membuat website yang sudah dimiliki perusahaan agar selalu memiliki informasi-informasi yang terbaru.
Strategi WO: A. Penetrasi Pasar 1) W3, O1, O5 Menambah jumlah sumber daya manusia pada bagian yang masih kurang dengan merekrut karyawan baru pada bagian tersebut. B. Penetrasi Pasar 1) W8, O1, O6, O10 Meningkatkan kekuatan cerita dari sebuah program acara atau film dengan mengembangkan dan membuat suatu jalan cerita yang baru yang menarik.
135
Strategi ST: A. Penetrasi Pasar 1) S3, S4, S9, T1, T3, T9 Meningkatkan kegiatan pemasaran, menjalin hubungan baik kepada stasiun televisi, agar stasiun televisi mau membeli dan mempertahankan program acara yang telah diproduksi oleh rumah produksi. 2) S3,S4, T6 Menjalin hubungan baik dengan artis dan memberikan pelayanan yang optimal kepada artis. 3) S6, S7, S10, T2, T3, T5, T7, T9 Meningkatkan kualitas teknik dan hasil produksi yang sudah ada secara maksimal B. Pengembangan Produk 1) S2, S6, S10, T3, T7, T8 Memperluas pengetahuan karyawan khususnya bagian kreatif program dan produksi pada perusahaan dengan lebih rutin lagi dalam mengirimkan wakilwakil perusahaan untuk menghadiri berbagai seminar atau workshop perfilman baik yang di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga bisa meningkatkan dan mengasah kreatifitas karyawan bagian kreatif program dan produksi di dalam menghasilkan produk baru yang menarik. 2) S6, S7, S10, T2 Memperbarui teknik pengambilan gambar yang lebih berkualitas dengan menggunakan efek-efek visual atau suara yang baru dalam proses editing dan membuat ide-ide cerita baru yang lebih menarik, agar apabila ada perilaku imitasi, maka perusahaan akan tetap lebih unggul dari hasil produksi program acaranya C. Integrasi ke Belakang 1) S1, T1, T3 Menyewakan alat-alat shooting yang dimiliki perusahaan yang sedang tidak terpakai (menjadi pemasok alat-alat produksi film), untuk menambah pendapatan perusahaan.
136
Strategi WT A. Penetrasi Pasar 1) W2, W4, T3 Menerapkan sistem penilaian kerja yang terstandarisasi, sehingga performa karyawan dapat terukur dengan jelas, misalnya berupa penilaian prestasi kinerja yang kemudian hasilnya dikaitkan dengan sistem pemberian imbalan berupa reward, atau bonus. B. Pengembangan Produk 1) W8, T2, T3, T5, T7, T8, T10 Memproduksi program acara baru yang lebih kreatif dan inovatif dengan cerita yang kuat. 2) W5, W8, T1, T9 Melakukan kontrol kualitas yang ketat dan perbaikan koordinasi antara tim kreatif dengan tim produksi dan paska produksi untuk mengantisipasi tingkat kegagalan produk selama masa produksi. Sebaiknya kontrol kualitas tersebut tidak hanya dilakukan oleh manajemen inti tetapi juga mengajak pihak stasiun televisi sehingga masukan-masukan yang diinginkan konsumen juga dapat dipenuhi. 3) W3, W8, T2, T5, T7, T8, T10 Memberikan pelatihan secara maksimal atau berkala dan mengembangkan kemampuan kepada karyawan bagian kreatif dan program, agar kreatifitas karyawan menjadi terasah sehingga mampu untuk menghasilkan programprogram acara baru yang inovatif dan menarik dari program acara lainnya, sehingga penonton tetap menyukai atau memilih program acara atau film lokal. 4) W9, T2, T5, T7 Menjadi klien dari lembaga lembaga survei Nielsen Audience Measurement Indonesia agar dapat mengetahui tren minat penonton, sebagai acuan untuk inovasi jenis produk baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang
137
4.3.2.1.2 Matriks SWOT PT Layar Production Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting :
Tabel 4.23 Matriks SWOT Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Kekuatan (S) 1. 2. 3.
4. 5.
Nama baik perusahaan Menawarkan harga yang cukup terjangkau Memberikan produk yang berkualitas kepada para pelanggan. Memberikan pelayanan yang prima Sudah memiliki situs web
Kelemahan (W) 1.
2. 3. 4. 5.
Peluang (O) 1. 2.
3.
4.
5.
Harga peralatan shooting sangat mahal Tingginya biaya perawatan peralatan shooting Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat shooting di industri perfilman belum banyak Semakin meningkat jumlah produksi film bioskop atau layar lebar di Indonesia Semakin meningkat jumlah produksi film televisi di Indonesia
Strategi SO 1.
Mempertahankan harga yang cukup terjangkau kepada pelanggan. (S2, O1, O2) Penetrasi Pasar
2.
Rutin melakukan perawatan dan pengontrolan peralatan shooting agar alat-alat tersebut tetap berkualitas. (S1, S3, O2) Penetrasi Pasar
3.
Meningkatkan pelayanan jasa prima yang diberikan kepada pelanggan. (S1, S4, O4, O5) Penetrasi Pasar
4.
Menambahkan atau memperbanyak jumlah alat-alat shooting menjadi lebih banyak lagi. (S1, S3, O4, O5) Pengembangan Produk
5.
Selalu memperbarui situs web yang sudah dimiliki
Masih ada beberapa alat yang belum sesuai dengan perkembangan teknologi Masih ada variasi jenis alat sewa yang belum lengkap Sumber daya manusia kurang memadai Kegiatan promosi yang kurang efektif Kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat Strategi WO
1.
Melakukan kegiatan pemasaran secara efektif dengan melakukan promosi yang lebih gencar, seperti membuat promo-promo atau paket-paket khusus yang menarik pelanggan. (W4, O3, O4, O5) Penetrasi Pasar
2.
Menambah jumlah sumber daya manusia yang masih kurang memadai (W3, O4, O5) Penetrasi Pasar
3.
Memperbarui alat-alat yang sudah lama dan menambahkan atau melengkapi jenis-jenis alat yang lebih bervariasi dan berkualitas (W1, W2, W5, O4, O5) Pengembangan Produk
138 dengan informasiinformasi mengenai produk yang disewakan dan selalu memperbagus tampilan situs web dengan efek-efek visual yang menarik perhatian calon pelanggan. (S5, O4, O5) Pengembangan Pasar Strategi ST
Ancaman (T) 1.
2.
3. 4.
5.
Persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Perkembangan teknologi yang semakin pesat Alat-alat shooting rusak atau hilang pada saat disewa Belum adanya lembaga asuransi yang mau menjamin peralatan shooting
1.
Menjaga kualitas alat-alat shooting yang dimiliki dan selalu meningkatkan pelayanan yang prima kepada pelanggan. (S1, S4, T1) Penetrasi Pasar
2.
Rutin dalam memperbarui situs web yang sudah dimiliki perusahaan, agar pelanggan bisa terus memantau informasiinformasi terbaru perusahaan. Hal ini tentunya bisa menimbulkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. (S5, T1, T3) Penetrasi Pasar
3.
Selalu memperbarui produk-produk yang dimiliki sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. (S3, T1, T3) Pengembangan Produk
Strategi WT 1.
Menambah jumlah karyawan pada bagian pengawal alat dan teknisi alat, serta memberikan arahan kepada pengawal alat agar selalu waspada dalam menjaga alat-alat shooting yang sedang disewa. (W3, T4, T5) Penetrasi Pasar
2.
Melakukan kegiatan promosi secara efektif dan intensif terhadap para pelanggan (W4, T1) Penetrasi Pasar
3.
Menambah kendaraan operasional untuk mengantarkan alat-alat shooting kepada pelanggan (W5, T1, T3, T4, T5) Penetrasi Pasar
4.
Membeli alat-alat shooting yang terbaru dan melengkapi variasi alat yang belum dimiliki agar sesuai dengan perkembangan teknologi. (W1, W2, T1, T3) Pengembangan Produk
Sumber : Data yang diolah, 2013
Strategi SO A. Penetrasi Pasar 1) S2, O1, O2 Mempertahankan harga yang cukup terjangkau kepada pelanggan 2) S1, S3, O2 Rutin melakukan perawatan dan pengontrolan peralatan shooting agar alatalat tersebut tetap berkualitas.
139
3) S1, S4, O4, O5 Meningkatkan pelayanan jasa prima yang diberikan kepada pelanggan. B. Pengembangan Produk 1) S1, S3, O4, O5 Menambahkan atau memperbanyak jumlah alat-alat shooting menjadi lebih banyak lagi. C. Pengembangan Pasar 1) S5, O4, O5 Selalu memperbarui situs web yang sudah dimiliki dengan informasiinformasi mengenai produk yang disewakan dan selalu memperbagus tampilan situs web dengan efek-efek visual yang menarik perhatian calon pelanggan. Strategi WO A. Penetrasi Pasar 1) W4, O3, O4, O5 Melakukan kegiatan pemasaran secara efektif dengan melakukan promosi yang lebih gencar, seperti membuat promo-promo atau paket-paket khusus yang menarik pelanggan. 2) W3, O4, O5 Menambah jumlah sumber daya manusia yang masih kurang memadai. B. Pengembangan produk 1) W1, W2, W5, O4, O5 Memperbarui alat-alat yang sudah lama dan menambahkan atau melengkapi jenis-jenis alat yang lebih bervariasi dan berkualitas.
Strategi ST A. Penetrasi Pasar 1) S1, S4, T1 Menjaga kualitas alat-alat shooting yang dimiliki dan selalu meningkatkan pelayanan yang prima kepada pelanggan. 2) S5, T1, T3
140
Rutin dalam memperbarui situs web yang sudah dimiliki perusahaan, agar pelanggan bisa terus memantau informasi-informasi terbaru perusahaan. Hal ini tentunya bisa menimbulkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
B. Pengembangan Produk 1) S3, T1, T3 Selalu memperbarui produk-produk yang dimiliki sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat
Strategi WT A. Penetrasi Pasar 1) W3, T4, T5 Menambah jumlah karyawan pada bagian pengawal alat dan teknisi alat, serta memberikan arahan kepada pengawal alat agar selalu waspada dalam menjaga alat-alat shooting yang sedang disewa. 2) W4, T1 Melakukan kegiatan promosi lebih efektif dan intensif terhadap para pelanggan 3) W5, T1, T3, T4, T5 Menambah kendaraan operasional untuk mengantarkan alat-alat shooting kepada pelanggan. B. Pengembangan produk 1) W1, W2, T1, T3 Membeli alat-alat shooting yang terbaru dan melengkapi variasi alat yang belum dimiliki agar sesuai dengan perkembangan teknologi.
4.3.2.2 Matriks BCG Matriks BCG bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi alternatif secara grafis dengan menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif pada sumbu X dan tingkat pertumbuhan industri dalam hal pendapatan, diukur dalam satuan presentase pada sumbu Y. Berikut ini adalah hasil Matriks BCG PT Layar Production pada bagian rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting :
141
TI N G K A T P E R T U M B U H A N P E
POSISI PANGSA PASAR RELATIF DALAM INDUSTRI
Rendah 0,0
Sedang 0,5
Tinggi 1,0 Tinggi +20 (P re se nt as e) Sedang 0
II
2
1
III
IV
Rendah -20
Sumber : Data yang diolah, 2013 Gambar 4.12 Matriks BCG PT Layar Production
Tabel 4.24 Matriks BCG PT Layar Production Divisi Rumah Produksi Penyewaan Peralatan Shooting Total
Pendapatan* (Rp)
Pendapatan * (%)
Laba* (Rp)
Laba * (%)
Pangsa Pasar (%)
Tingkat Pertumbuhan (%)
9.170.000.000
60
2.710.000.000
29
20
+9
6.000.000.000
40
5.400.000.000
71
40
+10
Rp. 15.170.000.000
100%
Rp.7.570.000.000
100%
-
-
*) Data Perusahaan Tahun 2012 Sumber : PT Layar Production, 2013.
Dilihat dari tabel diatas, presentase pendapatan terbesar terdapat pada divisi rumah produksi yaitu sebesar 60% . Namun pada laba, yang memiliki presentase tertinggi adalah divisi penyewaan peralatan shooting. Hal ini disebabkan karena biaya pengeluaran dari divisi penyewaan peralatan shooting lebih kecil dibandingkan dengan divisi rumah produksi. Dalam divisi rumah produksi, biaya pengeluaran
142
untuk memproduksi suatu program acara cukup besar. Sehingga laba yang didapatkan pun tidak sebesar divisi penyewaan peralatan shooting. Divisi penyewaan peralatan shooting memiliki pangsa pasar yang terbesar (40%) dan tingkat pertumbuhan yang cepat (+10). Sedangkan divisi rumah produksi memiliki pangsa pasar sebesar 20% dengan kecepatan pertumbuhan (+9). Gambar lingkaran besar pada divisi 1 menunjukkan pendapatan sebesar 60% dengan arsiran yang menunjukkan laba sebesar 29%, dan gambar lingkaran kecil pada divisi 2 menunjukkan pendapatan sebesar 40% dengan arsiran laba sebesar 71%. Terlihat bahwa divisi 1 yaitu rumah produksi memiliki pendapatan yang lebih besar daripada divisi 2 yaitu penyewaan peralatan shooting, namun apabila dilihat dari segi laba, divisi 2 memiliki laba yang lebih besar dibandingkan dengan divisi 1. Baik divisi rumah produksi maupun divisi penyewaan peralatan shooting berada pada kuadran yang sama yaitu pada kuadran I (tanda tanya). Strategi alternatif yang tepat pada kuadran I adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan divestasi.
4.3.2.3 Matriks IE Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi alternatif yang didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor bobot dari Matriks EFE pada sumbu Y dan total skor bobot dari Matriks IFE pada sumbu X. Matriks IE memosisisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Berdasarkan Matriks EFE diperoleh total skor bobot PT Layar Production bagian rumah produksi dengan nilai 3,084 dan bagian pernyewaan peralatan shooting dengan nilai 3,467. Kemudian berdasarkan Matriks IFE diperoleh total skor bobot PT Layar Production bagian rumah produksi dengan nilai 2,923 dan bagian pernyewaan peralatan shooting dengan nilai 2,795. Berikut ini adalah hasil Matriks IE PT Layar Production pada bagian rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting :
143
SKOR BOBOT TOTAL IFE
4,0 S K O R B O B O T T O T A L
Lemah 1,0 – 1,99
Sedang 2,0 – 2,99
Kuat 3,0 – 4,0
3,0 2,923 2,795
2,0
1,0
I
Tinggi 3,0 – 4,0 3,467
III 2
3,084
1
3,0 Sedang 2,0 – 2,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
Ket :
Skor Bobot Total Bagian Rumah Produksi Skor Bobot Total Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Production PProductionProduction
Sumber : Data yang diolah, 2013 Gambar 4.13 Matriks IE PT Layar Production
Tabel 4.25 Matriks IE PT Layar Production Divisi Rumah Produksi Penyewaan Peralatan Shooting Total
Pendapatan* (Rp)
Pendapatan* (%)
Laba* (Rp)
Laba * (%)
Skor EFE
Skor IFE
9.170.000.000
60
2.710.000.000
29
3,084
2,923
6.000.000.000
40
5.400.000.000
71
3,467
2,795
Rp. 15.170.000.000
100%
Rp. 7.570.000.000
100%
-
-
*) Data Perusahaan Tahun 2012. Sumber : PT Layar Production, 2013.
Berdasarkan hasil dari Matriks EFE dan Matriks IFE, dapat diketahui bahwa nilai EFE PT Layar Production bagian rumah produksi adalah sebesar 3,084, nilai EFE PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 3,467
144
dan nilai IFE PT Layar Production bagian rumah produksi adalah sebesar 2,923, nilai IFE PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting adalah sebesar 2,795. Gambar lingkaran besar pada divisi 1 menunjukkan pendapatan sebesar 60% dengan arsiran yang menunjukkan laba sebesar 29%, dan gambar lingkaran kecil pada divisi 2 menunjukkan pendapatan sebesar 40% dengan arsiran laba sebesar 71%. Terlihat bahwa divisi 1 yaitu rumah produksi memiliki pendapatan yang lebih besar daripada divisi 2 yaitu penyewaan peralatan shooting, namun apabila dilihat dari segi laba, divisi 2 memiliki laba yang lebih besar dibandingkan dengan divisi 1. Dengan demikian dapat dilihat bahwa PT Layar Production pada bagian rumah produksi dan bagian penyewaan peralatan shooting berada dalam sel II, yang berarti perusahaan berada dalam kondisi tumbuh dan membangun, posisi perusahaan cukup baik dan daya tarik sedang tumbuh, maka beberapa strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan, diantaranya : a) Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, Pengembangan Produk). b) Strategi Integratif (Integrasi ke Depan, Integrasi ke Belakang, Integrasi Horizontal)
4.3.2.4 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadran sehingga diperoleh strategi alternatif yang tepat yang didasarkan pada dua dimensi penilaian yaitu: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Berdasarkan hasil analisis Matriks Profil Kompetitif (CPM), maka diketahui nilai CPM PT Layar Production pada bagian rumah produksi adalah 2,827, PT Sinemart adalah 3,781 dan PT Tripar Multivision adalah 3,277. Nilai CPM PT Layar Production pada bagian rumah produksi lebih kecil dibandingkan dua pesaing utamanya yaitu PT Sinemart dan PT Tripar Multivision. Maka daripada itu PT Layar Production pada bagian rumah produksi berada pada posisi kompetitif yang lemah. Kemudian nilai CPM PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting adalah 3,222, PT Mata Elang Production adalah 3,388 dan PT Triavi Production adalah 2,332. Nilai CPM PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting berada pada urutan kedua, nilai tertinggi didapatkan oleh PT Mata
145
Elang Production. Maka bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production berada pada posisi kompetitif yang cukup kuat. Bisnis rumah produksi cukup menjanjikan karena pasarnya tidak terbatas yaitu seperti stasiun televisi, perusahaan advertising, perusahaan swasta adalah klien yang membutuhkan jasa rumah produksi (www.imq21.com). PT Layar Production merupakan perusahaan jasa yang termasuk ke dalam industri kreatif. Menurut Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan industri kreatif di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,76% (www.indopos.co.id). Pertumbuhan industri kreatif di Indonesia cukup tinggi setiap tahunnya dan produksi industri kreatif di Indonesia masih membuka pasar yag lebar bagi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri film dalam setahun terakhir 2013 yakni mencapai 9%. Potensi pasar film Indonesia sangat besar, yang dimana potensi film Indonesia sama sekali tidak kalah dibandingkan film-film impor (www.beritasatu.com). Kemudian Pertumbuhan sektor usaha di bidang jasa di Indonesia cukup tinggi kira-kira 10%, sektor jasa ini akan berkembang terus dan menghasilkan ekonomi baru dengan era yang makin dengan kegiatankegiatan yang ada (Wagustian, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pasar (industri) dari PT Layar Production bagian rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting termasuk pertumbuhan pasar (industri) yang cepat karena pertumbuhannnya berada diatas 5%. Berikut ini adalah hasil Matriks Strategi Besar PT Layar Production pada bagian rumah produksi dan penyewaan peralatan shooting:
146
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT
POSISI KOMPETITIF YANG LEMAH
Kuadran II
Kuadran I
PT Layar Production bagian Rumah Produksi
PT Layar Production bagian Penyewaan Peralatan Shooting
Kuadran III
Kuadran IV
POSISI KOMPETITIF YANG KUAT
PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT
Sumber : Data yang diolah, 2013 Gambar 4.14 Matriks Strategi Besar PT Layar Production
Berdasarkan Matriks Strategi Besar diatas dapat diketahui posisi PT Layar Production pada bagian rumah produksi berada pada kuadran II. Hal ini disebabkan PT Layar Production pada bagian rumah produksi berada pada pasar (industri) yang cepat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah dibandingkan para pesaingnya. Strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang berada pada kuadran II adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal, divestasi dan likuidasi. Kemudian untuk bagian penyewaan peralatan shooting pada PT Layar Production juga berada kuadran I. Hal ini disebabkan PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting berada pada pasar (industri) yang cepat dan memiliki posisi kompetitif yang cukup kuat dibandingkan pesaingnya. Strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang berada pada kuadran I adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, dan diversifikasi terkait.
147
4.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) 4.3.3.1 Matriks QSPM Matriks QSPM bertujuan untuk mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Setelah melakukan analisis pada tahap input (input stage) dengan menggunakan Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. Kemudian pada tahap pencocokan (matching stage) dengan menggunakan Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar, maka diperoleh beberapa strategi alternatif, yang kemudian akan dianalisis pada tahap keputusan (decision stage) dengan menggunakan Matriks QSPM.
4.3.3.1 Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Rumah Produksi Berikut ini adalah tabel hasil strategi alternatif yang diperoleh untuk bagian rumah produksi PT Layar Production dari tahap pencocokan : Tabel 4.26 Hasil Strategi Alternatif dari Tahap Pencocokan pada Bagian Rumah Produksi PT Layar Production No
Strategi Alternatif
Tahap Pencocokan Matriks SWOT, Matriks BCG,
Frekuensi
1
Penetrasi Pasar
2
Pengembangan Pasar
3
Pengembangan Produk
4
Integrasi ke Depan
Matriks IE
1
5
Integrasi ke Belakang
Matriks SWOT, Matriks IE
2
6
Integrasi Horizontal
Matriks IE, Matriks Strategi Besar
2
7
Divestasi
Matriks BCG, Matriks Strategi Besar
2
8
Likuidasi
Matriks Strategi Besar
1
Sumber: Data yang Diolah, 2013
Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar
4
4
4
148
Berdasarkan Tabel 4.26 diatas, maka dapat dilihat bahwa strategi alternatif yang paling banyak muncul dalam tahap pencocokan bagian rumah produksi pada PT Layar
Production
adalah
penetrasi
pasar,
pengembangan
pasar,
dan
pengembangan produk. Selanjutnya, ketiga strategi alternatif tersebut akan dievaluasi pada tahap keputusan melalui Matriks QSPM untuk menentukan strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh PT Layar Production pada bagian rumah produksi. Berikut ini adalah hasil Matriks QSPM PT Layar Production pada bagian rumah produksi :
Tabel 4.27 Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Rumah Produksi
Faktor-faktor Utama Peluang (Opportunities) 1. Semakin banyaknya jumlah stasiun televisi nasional maupun lokal di Indonesia 2. Jumlah orang yang menggunakan media televisi di Indonesia jauh melebihi media lainnya 3. Peningkatan jumlah penonton di Indonesia dari tahun ke tahun 4. Sifat media televisi yang dapat menjangkau area sangat luas di Indonesia 5. Banyaknya perusahaanperusahaan yang membutuhkan jasa pembuatan iklan
Bobot
Penetrasi Pasar AS TAS
Alternatif Strategi Pengembangan Pengembangan Pasar Produk AS TAS AS TAS
0,040
2
0,080
4
0,160
3
0,120
0,052
1
0,052
2
0,104
4
0,208
0,044
1
0,044
4
0,176
3
0,132
0,043
1
0,043
4
0,172
3
0,129
0,048
3
0,144
4
0,192
1
0,048
149 6. Kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin meningkat 7. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun 8. Adanya regulasi pemerintah untuk melindungi para pelaku bisnis perfilman 9. Televisi masih mendominasi penjualan alat elektronik di Indonesia 10. Perkembangan jumlah bioskop beserta layarnya dari tahun ke tahun di Indonesia Ancaman (Threats) 1. Semakin banyaknya stasiun televisi yang memproduksi program-program acaranya sendiri (in house) 2. Kemungkinan adanya perilaku imitasi diantara rumah-rumah produksi melalui program acarannya 3. Persaingan antar perusahaan yang sejenis 4. Belum adanya bank yang mau meminjamnkan modal usaha untuk produksi film 5. Ketiadaan biaya switching cost bagi penonton televisi 6. Dibutuhkannya modal yang besar untuk menawarkan kontrak eksklusif kepada artis 7. Strategi-strategi perusahaan pesaing
0,064
2
0,128
3
0,192
4
0,256
0,059
1
0,059
4
0,236
3
0,177
0,052
1
0,052
2
0,104
3
0,156
0,042
1
0,042
3
0,126
4
0,168
0,058
3
0,174
2
0,116
4
0,232
0,059
3
0,177
1
0,059
4
0,236
0,037
3
0,111
1
0,037
4
0,148
0,055
3
0,165
2
0,110
4
0,220
0,029
-
-
-
-
-
-
0,039
3
0,117
2
0,078
4
0,156
0,041
-
-
-
-
-
-
0,058
3
0,174
1
0,058
4
0,232
150 yang agresif merebut penonton pada jam tayang yang sama 8. Banyaknya film impor yang masuk ke Indonesia 9. Tidak mudahnya stasiun televisi untuk mempertahankan setiap program pada jangka waktu yang lama 10. Pertumbuhan pengguna televisi berbayar di Indonesia meningkat setiap tahunnya Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki alat-alat perlengkapan shooting sendiri yang cukup lengkap 2. Rutin mengirimkan wakil-wakil untuk menghadiri seminar atau workshop perfilman 3. Selalu memberikan pelayanan yang berkualitas 4. Memiliki hubungan baik dengan pelanggan 5. Outsourcing crew untuk menekan cost 6. Menggunakan teknik pengambilan gambar lebih bagus dibandingkan pesaing-pesaingnya 7. Memiliki alat editing yang terkini 8. Mempunyai departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab menyeleksi calon karyawan 9. Sudah tersedianya website perusahaan
0,074
3
0,222
1
0,074
4
0,296
0,047
4
0,188
2
0,094
3
0,141
0,059
3
0,177
2
0,118
4
0,236
0,071
1
0,071
3
0,213
4
0,284
0,037
4
0,148
2
0,074
3
0,111
0,061
4
0,244
3
0,183
2
0,122
0,057
4
0,228
3
0,171
1
0,057
0,054
-
-
-
-
-
-
0,052
4
0,208
2
0,104
3
0,156
0,078
2
0,156
3
0,234
4
0,312
0,045
3
0,135
2
0,090
1
0,045
0,048
3
0,144
4
0,192
1
0,048
151 10. Pengalaman perusahaan dalam bidangnya Kelemahan (Weaknesses) 1. Perusahaan kurang fokus pada bisnis inti 2. Loyalitas karyawan masih rendah 3. Masih ada sumber daya manusia yang kurang di bagian tertentu 4. Belum dibentuk suatu penilaian prestasi kinerja yang terstruktur 5. Belum adanya kontrol kualitas yang ketat antara tim kreatif dengan tim produksi 6. Keterbatasan modal untuk biaya produksi 7. Cash flow perusahaan yang kurang baik 8. Rendahnya tingkat keberhasilan produksi program acara yang telah dibuat 9. Belum dilakukannya riset dan pengembangan 10. Belum menggunakan sistem informasi dalam membuat keputusan Total Nilai Daya Tarik
0,063
4
0,252
2
0,126
3
0,189
0,058
1
0,058
2
0,116
3
0,174
0,040
4
0,160
2
0,080
1
0,040
0,041
4
0,164
3
0,123
2
0,082
0,027
3
0,081
1
0,027
2
0,054
0,046
3
0,138
1
0,046
2
0,092
0,057
1
0,057
3
0,171
4
0,228
0,058
1
0,058
2
0,116
4
0,232
0,038
3
0,114
2
0,076
4
0,152
0,031
2
0,062
3
0,093
4
0,124
0,037
-
-
-
-
-
-
4,627
4,441
5,793
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada PT Layar Production bagian rumah produksi yang telah dievaluasi diatas, diperoleh total nilai daya tarik pada strategi penetrasi pasar sebesar 4,627, stratergi pengembangan pasar sebesar 4,441, dan strategi pengembangan produk sebesar 5,793. Terlihat bahwa strategi pengembangan produk memiliki total nilai daya tarik lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai daya tarik untuk strategi penetrasi pasar dan strategi
152
pengembangan pasar. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan produk lebih menarik untuk diterapkan bagi perusahaan pada bagian rumah produksi nya. Jadi, dari tiga strategi alternatif yang sesuai untuk diterapkan oleh PT Layar Production bagian rumah produksi, strategi alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh PT Layar Production pada bagian rumah produksi agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan adalah strategi pengembangan produk. Strategi alternatif kedua adalah strategi penetrasi pasar, dan strategi alternatif ketiga adalah strategi pengembangan pasar.
4.3.3.2 Matriks QSPM PT Layar Production Bagian Peralatan Shooting Berikut ini adalah tabel hasil strategi alternatif yang diperoleh untuk bagian penyewaan alat shooting PT Layar Production dari tahap pencocokan:
Tabel 4.28 Hasil Strategi Alternatif dari Tahap Pencocokan pada Bagian Penyewaan Peralatan Shooting PT Layar Production No
Strategi Alternatif
Tahap Pencocokan Matriks SWOT, Matriks BCG,
Frekuensi
1
Penetrasi Pasar
2
Pengembangan Pasar
3
Pengembangan Produk
4
Integrasi ke Depan
Matriks IE, Matriks Strategi Besar
2
5
Integrasi ke Belakang
Matriks IE, Matriks Strategi Besar
2
6
Integrasi Horizontal
Matriks IE, Matriks Strategi Besar
2
7
Divestasi
Matriks BCG, Matriks Strategi Besar
2
8
Diversifikasi Terkait
Matriks Strategi Besar
1
Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar Matriks SWOT, Matriks BCG, Matriks IE, Matriks Strategi Besar
4
4
4
Sumber: Data yang Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4.28 diatas, maka dapat dilihat bahwa strategi alternatif yang paling banyak muncul dalam tahap pencocokan bagian penyewaan alat shooting pada PT Layar Production adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Selanjutnya, ketiga strategi alternatif akan dievaluasi
153
pada tahap keputusan melalui Matriks QSPM untuk menentukan strategi strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh oleh PT Layar Production pada bagian penyewaan alat shooting. Berikut ini adalah hasil Matriks QSPM PT Layar Production pada bagian rumah produksi :
Tabel 4.29 Matriks QSPM Bagian Penyewaan Peralatan Shooting Faktor-faktor Utama
Bobot
Peluang (Opportunities) 1. Harga peralatan 0,058 shooting sangat mahal 2. Tingginya biaya 0,056 perawatan peralatan shooting 3. Jumlah perusahaan penyewaan alat-alat 0,097 shooting di industri perfilman belum banyak 4. Semakin meningkat jumlah produksi 0,200 film bioskop atau layar lebar di Indonesia 5. Semakin meningkat jumlah 0,166 produksi film televisi di Indonesia Ancaman (Threats) 1. Persaingan antar 0,088 perusahaan yang bergerak di
Penetrasi Pasar
Alternatif Strategi Pengembangan Pasar AS TAS
Pengembangan Produk AS TAS
AS
TAS
4
0,232
3
0,174
2
0,116
2
0,112
1
0,056
3
0,168
4
0,388
2
0,194
3
0,291
3
0,600
4
0,800
2
0,400
3
0,498
4
0,664
2
0,332
2
0,176
4
0,352
3
0,264
154 bidang yangsama 2. Fluktuasi nilai tukar Rupiah 0,042 terhadap mata uang Dollar Amerika 3. Perkembang an teknologi 0,129 yang semakin pesat 4. Alat-alat shooting 0,048 rusak atau hilang pada saat disewa 5. Belum adanya lembaga asuransi 0,117 yang mau menjamin peralatan shooting Kekuatan (Strengths) 1. Nama baik 0,069 perusahaan 2. Menawarka n harga yang 0,105 cukup terjangkau 3. Memberikan produk yang 0,074 berkualitas kepada para pelanggan. 4. Memberikan 0,125 pelayanan yang prima 5. Sudah 0,082 memiliki situs web Kelemahan (Weaknesses) 1. Masih ada beberapa alat yang 0,093 belum sesuai dengan perkembang an teknologi 2. Masih ada variasi jenis 0,074 alat sewa yang belum
1
0,042
2
0,084
4
0,168
2
0,258
1
0,129
4
0,516
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
0,207
4
0,276
2
0,138
4
0,420
3
0,315
2
0,210
3
0,222
2
0,148
4
0,296
4
0,500
3
0,375
2
0,250
3
0,246
4
0,328
1
0,082
2
0,186
3
0,279
4
0,372
2
0,148
3
0,222
4
0,296
155 lengkap 3. Sumber daya manusia kurang memadai 4. Kegiatan promosi yang belum optimal 5. Kurangnya kendaraan operasional untuk mengantar alat Total Nilai Daya Tarik
0,152
4
0,608
3
0,456
2
0,304
0,181
4
0,724
3
0,543
2
0,362
0,044
3
0,132
1
0,044
2
0,088
5,699
5,439
4,653
Sumber: Data yang Diolah, 2013
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting yang telah dievaluasi diatas, diperoleh total nilai daya tarik pada strategi penetrasi pasar sebesar 5,699, stratergi pengembangan pasar sebesar 5,439, dan strategi pengembangan produk sebesar 4,653. Terlihat bahwa strategi penetrasi pasar memiliki total nilai daya tarik lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai daya tarik untuk strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk. Hal ini menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar lebih menarik untuk diterapkan bagi perusahaan pada bagian rumah produksi nya. Jadi, dari tiga strategi alternatif yang sesuai untuk diterapkan oleh PT Layar Production bagian penyewaan peralatan shooting, strategi alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan adalah strategi penetrasi pasar. Strategi alternatif kedua adalah strategi pengembangan pasar, dan strategi alternatif ketiga adalah strategi pengembangan produk.
156
4.3 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis melalui Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap terakhir setelah tahap input dan tahap pencocokan dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif yakni tahap keputusan, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan produk lebih menarik untuk diterapkan oleh PT Layar Production pada bagian rumah produksi. Sedangkan untuk bagian penyewaan alat shooting, strategi yang lebih menarik untuk adalah strategi penetrasi pasar. Jadi, rekomendasi strategi bisnis terbaik yang dapat diterapkan oleh PT Layar Production bagian rumah produksi agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan adalah strategi pengembangan produk Kemudian pada bagian bagian penyewaan peralatan shooting, rekomendasi strategi bisnis terbaik yang dapat diterapkan oleh PT Layar Production dalam memperoleh keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan adalah strategi penetrasi pasar. Beberapa
tindakan
alternatif
dalam
mengimplementasikan
strategi
pengembangan produk bagi PT Layar Production pada bagian rumah produksi, antara lain: a. Produksi 1. Membuat inovasi produk program acara baru dan film baru dengan ide-ide segar, menarik, dan daya kreatifitas yang tinggi. Misalnya seperti dalam pembuatan suatu
produksi program
acaranya
perusahaan sebaiknya juga menggunakan lokasi syuting yang menonjolkan unsur-unsur kebudayaan yang menampilkan keindahan alam dan pariwisata di beberapa daerah Indonesia seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, Bromo, Semeru, Puncak, Bandung. 2. Menerapkan kontrol kualitas yang ketat dan perbaikan koordinasi antara tim kreatif dengan tim produksi, untuk mengantisipasi tingkat kegagalan produk selama masa produksi. Sebaiknya kontrol kualitas tersebut sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh manajemen inti tetapi juga mengajak pihak stasiun televisi, sehingga masukan-masukan yang diinginkan konsumen juga dapat dipenuhi dan produk yang dihasilkan pun akan berkualitas. 3. Menggunakan teknik pengambilan gambar baru yang lebih bagus dan menambahkan efek-efek visual yang lebih menarik.
157
b. Sumber Daya Manusia 1. Memperluas pengetahuan karyawan pada bagian produksi dan bagian kreatif program dengan lebih rutin lagi dalam mengirimkan mereka untuk menghadiri berbagai workshop perfilman baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini tentunya bisa meningkatkan dan mengasah kreatifitas para kayawan pada bagian produksi dan bagian kreatif program di dalam menghasilkan inovasi produk baru yang menarik. 2. Memberikan
pelatihan
secara
berkala
pada
karyawan
dan
pengembangan kemampuan karyawan, khususnya kepada tim inti yang memang memiliki andil besar di dalam pembuatan produk. Karena pelatihan dan pengembangan pada karyawan bagi perusahaan merupakan hal yang paling penting untuk mengasah hard skill maupun soft skill karyawan, yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. 3. Mencari calon-calon karyawan baru yang sudah berpengalaman pada bagian
kreatif
dan
produksi
agar
perusahaan
dapat
selalu
menciptakan ide-ide kreatif dalam menghasilkan produk baru yang menarik dan berkualitas, karena sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kreatif, kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil produksi. Skill di bidang kreatif dan seni tidak dapat diciptakan secara langsung, tetapi harus diasah dari waktu ke waktu berdasarkan pengalaman. 4. Menambah motivasi kerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya agar kinerja mereka meningkat dalam menghasilkan produk. c. Pemasaran 1. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan para stasiun televisi, agensi iklan, dan perusahaan-perusahaan komersil agar memudahkan menghasilkan produk baru. 2. Mengidentifikasi acara apa yang sesuai dengan tren minat penonton. 3. Menjadi klien dari lembaga survei Nielsen Audience Measurement Indonesia agar dapat mengetahui tren minat penonton, sebagai acuan
158
untuk inovasi jenis produk baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. d. Keuangan 1. Mengatasi cash flow yang belum lancar, yaitu dengan lebih tegas dalam melakukan penagihan kepada stasiun televisi yang menunggak pembayaran, agar perusahaan modal yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi produk selanjutnya tidak terbatas dan tersendat. 2. Mencari modal tambahan untuk memproduksi produknya. Dapat dilakukan dengan mencari investor yang mau menanamkan modalnya di PT Layar Production, atau dengan mencari sponsor yang lebih banyak untuk sebuah produksi yang akan dibuat. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki persediaan modal yang lebih besar lagi.
Beberapa tindakan alternatif dalam mengimplementasikan strategi penetrasi pasar bagi PT Layar Production pada bagian penyewaan peralatan shooting, antara lain: a. Pemasaran 1. Melakukan kegiatan promosi yang lebih efektif dan intensif, seperti membuat promo-promo atau paket-paket khusus yang menarik pelanggan, rutin mengirimkan brosur yang berisi informasi terbaru kepada pelanggan, membuat brosur atau selembaran, pengiriman brosur melalui e-mail, pemasangan iklan media cetak majalah atau surat kabar, dan iklan media online. dengan memasang iklan pada surat kabar online terkemuka seperti www.detik.com, www.okezone.com, www.mediaindonesia.com. 2. Mempertahankan harga yang cukup terjangkau kepada pelanggan. 3. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan jasa prima terhadap pelanggan. 4. Menambahkan fasilitas customer service pada website perusahaan agar
memudahkan
pelanggan
dalam
berkomunikasi
dengan
perusahaan dan perusahaan menjadi tahu keluhan dan keinginan pelanggan yang berkomentar melalui website.
159
b. Sumber Daya Manusia 1. Menambah jumlah sumber daya manusia yang masih kurang memadai, yaitu karyawan pada bagian pengawal alat dan teknisi alat. 2. Membuat tim khusus yang bertugas memperbarui website perusahaan dalam rangka menggencarkan internet marketing, sehingga website yang sudah dimiliki tersebut akan selalu up to date dalam hal informasi perusahaan seperti alat-alat shooting apa saja yang terbaru, alat-alat shooting apa saja yang tersedia atau sedang tidak disewakan. Sehingga bisa menimbulkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan karena pelanggan menjadi terbantu untuk mengetahui informasi perusahaan. c. Operasional 1. Menjaga kualitas alat-alat shooting yang dimiliki dengan cara rutin melakukan perawatan dan pengecekan kontrol peralatan shooting agar alat-alat tersebut tetap berkualitas dan tidak cepat rusak. 2. Melengkapi variasi jenis alat shooting yang masih belum lengkap, agar pelanggan tidak berpaling ke perusahaan lain. 3. Menambah kendaraan operasional untuk mengantarkan alat-alat shooting kepada pelanggan. 4. Membuat sistem layanan pemesanan barang secara online agar pelanggan dapat dengan mudah dalam melakukan transaksi.
160