BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Analisis Pengaruh Penjualan Kredit terhadap Arus Kas Masuk PT. Buana Indah Kreasi merupakan salah satu perusahaan yang menjalankan usahanya dengan melakukan penjualan tunai dan kredit. Kebijakan – kebijakan penjualan yang di tetapkan oleh PT. Buana Indah Kreasi bertujuan untuk memaksimalkan penerimaan pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diterima digunakan untuk kegiatan baik operasional maupun non operasional perusahaan. Oleh sebab itu PT. Buana Indah Kreasi akan melakukan semaksimal mungkin penjualanya agar mendapatkan target penjualan yang diinginkan. Selain pelanggan – pelanggan yang sudah lama bekerja sama dengan PT. Buana Indah Kreasi, adapula pelanggan – pelanggan yang baru bekerja sama dengan PT. Buana Indah Kreasi. Dalam hal ini perusahaan belum memberikan kebijakan penjualan kredit melainkan diberikan kebijakan penjualan tunai, dikarenakan perusahaan harus mempelajari dengan baik bagaimana karakteristik pelanggan tersebut. Kebijakan – kebijakan penjualan tunai di PT. Buana Indah Kreasi, sbb : a. Pelanggan yang baru akan diberlakukan metode penjualan tunai. b. Kesepakatan antara pelanggan dengan bagian pembelian perusahaan, yaitu pelanggan harus memberikan uang muka 30% kepada perusahaan sebagai tanda jadi pemesanan barang. c. Kemudian barang yang dipesan diproses oleh perusahaan sampai menjadi barang jadi dan siap untuk dikirim ke pelanggan. d. Pada saat pengiriman, pelanggan sudah menyiapkan sisa pembayaran yang akan diserahkan ke perusahaan, yakni 70% dari total tagihan yang diterima pelanggan. e. Perusahaan mencatat penerimaan tersebut langsung pada voucher penerimaan kas yang nantinya akan digunakan pula untuk operasional perusahaan dalam kas kecil. Hal ini sangat membantu bagian keuangan karena bagian keuangan tidak perlu mengisi kembali kas kecil dikarenakan sudah ada penerimaan dari pelanggan yang melakukan pembelian tunai. Kebijakan – kebijakan penjualan yang ditetapkan oleh PT. Buana Indah Kreasi bertujuan untuk meningkatkan hasil penjualan tahun demi tahun. Baik penjualan tunai maupun penjualan
kredit sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan penjualan merupakan cara utama perusahaan mendapatkan pendapatan. Tidak dipungkiri dalam industri bisnis saat ini penjualan kredit sudah dilaksanakan oleh banyak perusahaan, termasuk PT. Buana Indah Kreasi. Selain dapat menguntungkan perusahaan dalam hal persentase laba yang lebih tinggi, penjualan kredit pun dapat meringankan biaya yang dikeluarkan pelanggan dalam hal jangka umur hutang pelanggan ke perusahaan. Pelanggan bisa mendapatkan kelonggaran waktu pembayaran yang sudah disepakati antara perusahaan dengan pelanggan. Pastinya kesepakatan tersebut harus saling memberikan keuntungan satu sama lain. Kebijakan – kebijakan penjualan kredit yang ditetapkan oleh PT. Buana Indah Kreasi antara lain sbb : 1. Pelanggan sekurang – kurangnya telah menjadi pelanggan tetap, yakni minimal tiga bulan melakukan kegiatan pembelian kepada PT. Buana Indah Kreasi. 2. Pelanggan melakukan pembelian dengan minimal kuantiti 200 pcs untuk setiap satuan nya. 3. Pada masa awal pemberian kredit PT. Buana Indah Kreasi memberikan masa umur piutang selama 30 hari. Apabila sudah berjalan dan tidak timbul masalah dalam pembayaran maka akan diberikan tambahan masa umur piutang. 4. Dari masa umur piutang yang diberikan ( mis : 30 hari ) biasanya perusahaan memberikan waktu proses pembayaran kepada pelanggan yakni mulai dari 14 hari sampai dengan 30 hari ( 1 bulan ) 5. Pelanggan diberi kepercayaan untuk melakukan pembayaran baik menggunakan cek, giro atau transfer. Namun kebanyakan dari pelanggan melakukan transfer melalui bank. PT. Buana Indah Kreasi dalam pemberian masa umur piutang kepada pelanggan sangat beragam. Mulai dari 30 hari sampai dengan 60 hari bahkan lebih dari 60 hari, pemberian masa umur piutang tentunya tidak sembarangan, perusahaan harus mempelajari dengan baik bagaimana karakteristik pelanggan.
Adapun daftar umur pelanggan di PT. Buana Indah Kreasi, yaitu : 4.1.1 Tabel Daftar Umur Pelanggan PT. Buana Indah Kreasi No
Pelanggan
Masa Umur Piutang
1
PT. Astra Otoparts, Astra Niaga
30 Hari
2
PT. Astra Otoparts, Nusa Metal
30 Hari
3
PT. Astra Otoparts, Adiwira Plastik
30 Hari
4
PT. Astra Internasional
30 Hari
5
PT. Afixkogyo
30 Hari
6
PT. Aristek Highpolymer
30 Hari
7
CV Baskara
30 Hari
8
PT. Dharma Polimetal
90 Hari
9
PT. Dinamika Trimitra
30 Hari
10
PT. Distribusi Nasional Alami Sejahtera
60 Hari
11
PT. Dirgaputera Ekapratama
30 Hari
12
PT. Erindra Pratama
30 Hari
13
PT. Essar Indonesia
60 Hari
14
PT. Indokarlo Perkasa
30 Hari
15
PT. Indoglobal Utama
30 Hari
16
PT. Lemindo Abadi Jaya
60 Hari
17
CV Lintasan Oriental
30 Hari
18
PT. Mah Sing Indonesia
30 Hari
19
PT. Mesin Isuzu Indonesia
30 Hari
20
PT. Mulia Pack
30 Hari
21
PT. Nitto Alam Indonesia
60 Hari
22
PT. Ochiai Menara Indonesia
30 Hari
23
PT. Sagateknindo Sejati
30 Hari
24
PT. Sevho Tekhnologi
30 Hari
25
PT. Supernova Flexible Packaging
30 Hari
26
PT. Tri Dharma Wisesa/
30 Hari
PT. Akebono Brake Astra Indonesia 27
PT. Toyoplas Manufacturing Indonesia
60 Hari
28
PT. Bintang Mas Batteryindo
30 Hari
29
PT. Tri Tunggal Selaras Abadi
30 Hari
30
PT. Anugerah Sahabat
30 Hari
31
Bapak Atim
30 Hari
32
Bapak Reda
30 Hari
33
Bapak Rudy
30 Hari
34
PT. Intiland Mandiri Kemasindo
30 Hari
35
Bapak Hengky
30 Hari
36
PT. Daido Indonesia Manufacturing
30 Hari
37
PT. Garuda Sakti Mas
30 Hari
38
PT. Garuda Sakti Perdana
30 Hari
39
PT. Inkoasku
30 Hari
40
PT. Kepsonik Indonesia
60 Hari
41
PT. Mitra Binadata
30 Hari
42
PT. Koyolem Indonesia
60 Hari
43
PT. Pantja Motor
30 Hari
44
PT. Swakarsa Cipta Mandiri
30 Hari
45
PT. Belian Sakti Internusa
30 Hari
46
Bapak Chairul
30 Hari
47
PT. Menara Terus Makmur
30 Hari
48
UD. Umum Jaya
30 Hari
49
PT. Yokata Indonesia
30 Hari
50
Bapak Danny
30 Hari
51
Bapak Tanjung
30 Hari
52
PT. Dharma Poliplast
60 Hari
53
PT. Astra Internasional – Cikande Motor
30 Hari
54
PT. Astra Internasional – Lestari Motorindo
30 Hari
55
PT. Mitra Binadata
30 Hari
56
PT. Three Beans Indonesia
30 Hari
57
Toko Rubby
30 Hari
58
PT. Toso Industry Indonesia
60 Hari
(Sumber : Kepala Akuntansi dan Keuangan)
Beberapa karakteristik yang diinginkan perusahaan dari pelanggan yaitu sbb : 1. Pelanggan dapat dipercaya dalam hal pembayaran piutang. 2. Pelanggan dapat meyakinkan perusahaan atas keberlangsungan pemesanan barang ke perusahaan. 3. Pelanggan serius dalam menjalankan bisnis dengan perusahaan dan tetap mengedepankan solusi menang – menang apabila menghadapi satu permasalahan kedepannya. 4. Pelanggan dapat mendukung perusahaan dalam hal peningkatan penjualan perusahaan ke pelanggan. PT. Buana Indah Kreasi dapat dikatakan cukup beruntung karena dapat bekerja sama dengan perusahaan – perusahaan yang memiliki karakteristik yang baik seperti PT. Astra Group. Banyak keuntungan yang diperoleh dari pelanggan tersebut, mulai dari sistem pembayaran yang baik, pemesanan barang yang berkesinambungan serta terjalinya bisnis yang baik untuk kemajuan PT. Buana Indah Kreasi kedepanya. Namun pada kenyataanya pemberian masa umur piutang yang diberikan PT. Buana Indah Kreasi kepada pelanggan, tidak selalu sesuai dengan kesepakatan awal antara perusahaan dan pelanggan. Ada beberapa pelanggan yang lalai dalam pemenuhan kewajibanya untuk membayar hutang. Faktor – Faktor secara keseluruhan penyebab terjadinya keterlambatan pelanggan melakukan pembayaran ke perusahaan yaitu : 1. Dana yang belum tersedia untuk melakukan pembayaran ke perusahaan. 2. Kesalahan dokumen pada saat penagihan sehingga diharuskan untuk revisi tagihan yang berakibat mundurnya lagi masa jatuh tempo. 3. Kesalahan – kesalahan tekhnis pihak ke tiga seperti bank bahkan kejadian bencana alam yang dialami pelanggan. Hal – hal tersebut diatas pasti akan dialami oleh banyak perusahaan dan perusahaan sudah pasti memperhitungkan resiko mundurnya pelanggan dalam pembayaran hutangnya. Selain faktor dari pihak pelanggan ( eksternal ), keterlambatan pembayaran disebabkan oleh faktor internal perusahaan, faktor inipun yang menjadi permasalahan utama di dalam perusahaan. 1. Pengiriman tagihan ke pelanggan, tagihan tidak dikirim secepatnya.
a. Proses pengiriman tagihan ke pelanggan di PT. Buana Indah Kreasi memiliki dua alternatif yakni dengan jasa pengiriman langsung ( messenger ) atau dilakukan pada saat pengiriman berlangsung atau pada pengiriman berikutnya ke pelanggan. b. Proses pengiriman tagihan melalui messenger biasanya dilakukan karena menyesuaikan tanggal yang sudah ditentukan pelanggan, kemudian karena tempat penyerahan tagihan berbeda dengan gudang pelanggan. c. Selain itu juga untuk efisiensi waktu dan ketepatan jatuh tempo tagihan yang akan diterima pelanggan. Namun kenyataannya pada saat pengiriman melalui messenger ini mengalami keterlambatan, dikarenakan pengiriman tagihan disesuaikan dengan jadwal messenger melakukan kiriman tagihan. d. Sering terjadi kiriman dilakukan H + 7 hari kerja setelah tagihan sudah siap untuk dikirim, hal ini sudah membuang waktu masa jatuh tempo karena masa umur piutang dihitung tepat pada saat pengiriman dilakukan. Hal ini pun yang menjadi kendala mengapa perputaran piutang di PT. Buana Indah Kreasi mengalami penurunan. e. Lain halnya apabila proses pengiriman tagihan dilakukan pada saat kiriman berlangsung, banyak kejadian pengiriman tagihan dengan metode ini lebih efektif dan efisien dikarenakan pelanggan selain langsung menerima barang yang di pesan namun juga sekaligus menerima tagihan dari perusahaan. Penghitungan tanggal jatuh tempo pun oleh bagian akunting langsung dicatat pada tanggal tersebut. f. Jauhnya lokasi perusahaan pelanggan dan ketentuan tukar faktur yang berlaku. g. Kendala lain yang kerap muncul sehingga pembayaran piutang mundur dan mempengaruhi perputaran piutang yaitu, ada beberapa pelanggan yang memiliki tempat yang jauh pada saat pengiriman barang, ditambah pula ketentuan administrasi yang memiliki ketentuan khusus seperti harus dibuatnya laporan penerimaan barang ( good receipt ) oleh pelanggan. Hal ini akan membuat waktu yang tidak efisien bagi PT. Buana Indah Kreasi untuk melakukan tagihan. h. Kiriman yang memiliki jarak yang jauh sudah pasti sampai di tempat pelanggan akan lama, dan biasanya untuk pengiriman ke pelanggan ini dilakukan pada putaran ke dua pengiriman, sudah pasti sampai ditempat pelanggan sore atau bahkan malam. Sehingga pembuatan laporan penerimaan barang pun tidak dihari yang sama.
i. Selain itu jadwal penukaran tagihan untuk pelanggan dalam hal ini, PT. Dharma Polimetal hanya satu kali dalam seminggu. Hal ini sangat merugikan pihak PT. Buana Indah Kreasi. Dapat kita hitung berapa hari PT. Buana Indah Kreasi mengalami kemunduran pada saat penerimaan pembayaran piutang, apabila dibandingkan dengan ketentuan PT. Buana Indah Kreasi yaitu tanggal jatuh tempo dihitung pada saat pengiriman barang. Misalkan PT. Buana Indah Kreasi mengirimkan barang dagang pada tanggal 2 Januari pada hari senin. Laporan penerimaan barang baru selesai dibuat satu hari beriktunya yaitu tanggal 3 Januari. Sedangkan tanggal penukaran tagihan hanya pada hari kamis yaitu tanggal 4 Januari. Apabila penukaran dilakukan pada tanggal 4 Januari tersebut, jatuh tempo PT. Dharma Polimetal yaitu 90 hari, maka jatuh tempo ada pada tanggal 4 Mei. Padahal apabila dibandingkan dengan ketentuan jatuh tempo PT. Buana Indah Kreasi yaitu 2 Mei maka sudah mundur dua hari kerja. Pembayaran 4 Mei apabila PT. Dharma Polimetal langsung melakukan pembayaran, namun pada aktualnya baru dilaksanakan pembayaran 30 hari kerja sebagai proses pembayaranya. Ditambah lagi 30 hari kerja dan 2 hari keterlambatan total 32 hari kerja. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap arus kas perusahaan, perusahaan harus menutupi kemunduran penerimaan pembayaran biasanya dengan mengajukan pinjaman ke Bank. Pinjaman ke Bank dilakukan karena kebutuhan operasional perusahaan untuk pembayaran hutang ke supplier, biasanya tempo yang diberikan supplier ke PT. Buana Indah Kreasi adalah 45 hari kerja, sudah barang tentu sangat merugikan perusahaan jika dibandingkan dengan jadwal pembayaran PT. Dharma Polimetal ke PT. Buana Indah Kreasi. Penjelasan mengenai pelanggan yang lalai melakukan pembayaran piutang sampai 30 hari kerja itu baru satu pelanggan, namun kenyataanya ada hampir kurang lebih lima pelanggan yakni PT. Dharma Polimetal, PT. Toyoplas Manufacturing Ind. dan PT. Nitto Alam Indonesia, PT. Lemindo Abadi Jaya dan PT. Kepsonik Indonesia.
Sudah sangat jelas mundurnya pembayaran piutang sangat berpengaruh terhadap kas masuk ke perusahaan, yang tadinya perusahaan sudah mentargetkan uang masuk pada tanggal tertentu namun karena keterlambatan pembayaran, uang masuk mundur beberapa hari mengakibatkan menurunnya arus kas masuk ke dalam perusahaan. Apabila hal ini terjadi perusahaan harus memiliki alternatif dalam pemenuhan kebutuhan dana baik operasional maupun non operasional perusahaan, misalnya dengan melakukan pinjaman kepihak lain, kepada bank contohnya. Kemunduran pembayaran piutang pelanggan keperusahaan sangat berpengaruh besar, apalagi jika pelanggan tidak dengan segera melakukan pelunasan hutang tersebut. H + 1 pelanggan tidak melakukan pembayaran sudah berdampak besar terhadap perusahaan, apalagi pelanggan sampai berhari - hari atau bahkan lebih dalam sebulan tidak melakukan pelunasan maka perusahaan harus mulai memikirkan tindakan apa yang harus dilakukan agar pelanggan melakukan pembayaran dengan segera. Untuk mengetahui pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas masuk di PT. Buana Indah Kreasi dapat kita lihat tabel – tabel berikut ini : Tabel 4.1.2 Tabel Penjualan Kredit dan Penjualan Tunai PT. Buana Indah Kreasi NO
TAHUN
TOTAL PENJUALAN
PENJUALAN TUNAI
PENJUALAN %
KREDIT
%
%
1
2009
Rp. 8.474.779.413
100%
Rp. 8.418.444.104
93,36%
Rp. 56.335.309
6,64%
2
2010
Rp. 6.847.378.034
100%
Rp. 6.821.273.238
96,19%
Rp. 26.104.796
3,81%
3
2011
Rp. 9.254.348.667
100%
Rp. 9.212.002.657
95,43%
Rp. 42.346.010
4,57%
4
2012
Rp. 9.661.078.785
100%
Rp. 9.598.494.282
93,53%
Rp. 62.584.503
6,47%
( Sumber data : Laporan Laba Rugi PT. Buana Indah Kreasi ) Analisis untuk tabel penjualan kredit dan penjualan tunai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 yaitu : Pada tahun 2009 total penjualan Rp. 8.474.779.413 yang terdiri dari penjualan kredit sebesar Rp. 8.418.444.104 dan penjualan tunai sebesar Rp. 56.335.309. Pada tahun ini penjualan tunai yang diperoleh oleh PT. Buana Indah Kreasi cukup besar dikarenakan banyak pelanggan baru yang mulai bekerja sama.
Pada tahun 2010 total penjualan kredit turun 18,9% dan total penjualan tunai menurun sebesar 50% dibandingkan tahun 2009 dikarenakan berkurangnya permintaan pesanan pelanggan, penurunan permintaan juga disebabkan harga beli bahan baku yang meningkat mengakibatkan harga jual yang ditetapkan pun meningkat. Pada tahun 2011 penjualan kredit dan penjualan tunai PT. Buana Indah Kreasi meningkat kembali dikarenakan banyaknya pelanggan yang sudah melakukan permintaan barang secara normal. Terlihat jelas meningkat pada total penjualan bulan Juli 2011 sebesar Rp. 1.187.949.649,Pada tahun 2012 penjualan kredit dan penjualan tunai juga mengalami peningkatan kembali dibandingkan tahun 2011. Tabel 4.1.3 Tabel Arus Kas Masuk PT. Buana Indah Kreasi THN
PENJUALAN
PIUTANG
PIUTANG DAGANG
ARUS KAS MASUK DARI
KREDIT
DAGANG
AKHIR
PENJUALAN KREDIT
AWAL 2009
Rp. 8.418.444.104
-
( Rp. 1.458.114.729 )
Rp. 6.960.329.375
2010
Rp. 6.821.273.238 ( -18,97 % )
Rp. 1.458.114.729
( Rp. 1.957.966.372 )
Rp. 6.321.421.595 ( -9,17 % )
2011
Rp. 9.212.002.657 ( 35,04 % )
Rp. 1.957.966.372
( Rp. 1.927.561.708 )
Rp. 9.242.407.321 ( 46,20 % )
2012
Rp. 9.598.494.282 ( 4,19 % )
Rp. 1.927.561.708
( Rp. 2.943.269.277 )
Rp. 8.582.786.713 ( -7,13 % )
( Sumber data : Neraca & Laporan Laba Rugi PT. Buana Indah Kreasi ) NO
TAHUN
ARUS KAS MASUK DARI
PENJUALAN TUNAI
ARUS KAS MASUK
PENJUALAN KREDIT 1
2009
Rp. 6.960.329.375
Rp. 56.335.309
Rp. 7.016.664.684
2
2010
Rp. 6.321.421.595 ( -9,17 % )
Rp. 26.104.796 ( -53,66 % )
Rp. 6.347.526.391 (-9,53 %)
3
2011
Rp. 9.242.407.321 ( 46,20 % )
Rp. 42.346.010 ( 62,21 % )
Rp. 9.284.753.331 ( 46,27 % )
4
2012
Rp. 8.582.786.713 ( -7,13 % )
Rp. 62.584.503 ( 47,79 % )
Rp. 8.645.371.216 (6,88 % )
( Sumber data : Laporan Arus Kas dan Laporan Laba Rugi PT. Buana Indah Kreasi )
Analisis untuk tabel arus kas masuk PT. Buana Indah Kreasi selama tahun 2009 sampai dengan 2012 yaitu, sbb : Tahun 2009 arus kas masuk dari yang terjadi yaitu sebesar Rp. 7.016.664.684 dan tahun 2009 sebesar Rp. 6.347.526.391.- Apabila dibandingkan tahun 2009 dengan 2010, arus kas masuk tahun 2010 mengalami penurunan dikarenakan berkurangnya total penjualan kredit dan masih adanya saldo akhir yang belum tertagih atau belum masuk masa jatuh tempo ditambah lagi total penjualan tunai yang berkurang.
Pada tahun 2011, arus kas masuk dari penjualan kredit mengalami peningkatan hal ini disebabkan oleh meningkatnya total penjualan dan perputaran piutang yang baik. Hal ini sangat mendukung arus kas masuk yang terjadi dalam perusahaan PT. Buana Indah Kreasi.
Pada Tahun 2012, arus kas masuk dari penjualan kredit mengalami penurunan dikarenakan sisa piutang pada tahun tersebut meningkat, hal ini diakibatkan banyak total piutang yang belum tertagih karena berbagai alasan pelanggan yang belum bisa melunasi piutangnya. Tabel 4.1.4 TABEL PENJUALAN KREDIT DAN ARUS KAS MASUK NO
TAHUN
PENJUALAN
ARUS KAS MASUK
KREDIT 1
2009
Rp. 8.418.444.104
Rp. 7.016.664.684
2
2010
Rp. 6.821.273.238 ( -18,97 % )
Rp. 6.347.526.391 (-9,53 %)
3
2011
Rp. 9.212.002.657 ( 35,04 % )
Rp. 9.284.753.331 ( 46,27 % )
4
2012
Rp. 9.598.494.282 ( 4,19 % )
Rp. 8.645.371.216 (-6,88 % )
( Sumber data : Neraca & Laporan Arus Kas PT. Buana Indah Kreasi ) Analisis mengenai pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas masuk pada PT. Buana Indah Kreasi yaitu : •
Analisis untuk tahun 2010 Tahun 2010 Arus Kas Masuk yang masuk ke perusahaan sebesar Rp. 6.347.526.391 dan total
penjualan kredit sebesar Rp. 6.821.273.238. Hal ini menunjukan beberapa penjelasan sbb : Bahwa total saldo piutang yang tersisa sebesar Rp. 1.957.966.372. Saldo piutang yang tersisa ini merupakan piutang yang masih belum jatuh tempo dan piutang yang sudah jatuh tempo yang belum tertagih oleh perusahaan. Dana yang masuk sebesar Rp. 6.347.526.391 sangat berpengaruh untuk perusahaan karena untuk mendanai biaya – biaya operasional dan non operasional. Dana dari arus kas masuk digunakan untuk biaya produksi selama tahun 2010, biaya penjualan tahun 2010, biaya umum dan administrasi tahun 2010 serta biaya untuk pembayaran ke supplier – supplier bahan baku perusahaan.
Arus kas masuk per tahun 2010 sebesar Rp. 6.347.526.391 termasuk dari hasil penjualan tunai sebesar Rp.26.104.796. Arus kas masuk ini biasanya ada yang langsung digunakan untuk pendanaan petty cash perusahaan ataupun disetorkan kembali ke bank perusahaan. •
Analisis untuk tahun 2011 Tahun 2011 Arus kas masuk sebesar Rp. 9.284.753.331 dan total penjualan kredit sebesar
Rp. 9.212.002.657, hal ini menunjukan beberapa penjelasan sbb : Selisih sebesar Rp. 1.927.561.708 sisa saldo piutang akhir tahun 2011 menunjukan piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang belum tertagih pada tahun 2010. Arus kas masuk tahun 2011 sebesar Rp. 9.284.753.331 mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 sebesar Rp. 6.347.526.391. Selisih Rp. 2.937.226.940 merupakan hasil positif dari arus kas yang masuk ke perusahaan. Selain untuk pendanaan biaya perusahaan, peningkatan arus kas masuk pada tahun 2011 ini digunakan perusahaan untuk penambahan peralatan produksi seperti mesin – mesin produksi. Terlihat pula pada tabel perbandingan penjualan kredit dan arus kas masuk, yang menyebabkan arus kas masuk bertambah pada tahun 2011 dikarenakan penjualan kredit pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 2.390.729.419. Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan penjualan kredit di PT. Buana Indah Kreasi diikuti dengan sesuainya pembayaran piutang pelanggan, sangat berpengaruh terhadap arus kas masuk perusahaan. Hal itu dapat terlihat dari data PT. Buana Indah Kreasi tahun 2011.
•
Analisis untuk tahun 2012 Tahun 2012 Arus kas yang masuk sebesar Rp. 8.645.371.216 dan total penjualan kredit
sebesar Rp. 9.598.494.282. Hal ini menunjukan beberapa penjelasan sbb : Arus kas masuk tahun 2012 sebesar Rp. 8.645.371.216 Arus kas masuk tahun ini menurun dibandingkan tahun 2011.
Penjualan Kredit tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp. 386.491.715 dari total penjualan kredit tahun 2011. Total penjualan kredit naik namun arus kas masuk menurun, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya piutang yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya, sehingga saldo piutang akhir tahun menumpuk. Selisih sebesar Rp. 639.382.115 dari arus kas masuk tahun 2011 dengan 2012 sangat berpengaruh terhadap aktifitas pendanaan di perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menyiasati pendanaan operasional dan non operasional perusahaan dengan pinjaman ke Bank. Melihat data mengenai Penjualan Kredit dan Arus kas masuk PT. Buana Indah Kreasi selama tahun 2010 sampai dengan 2012, data menunjukan bahwa total penjualan kredit sangat berpengaruh terhadap arus kas masuk perusahaan. Faktor utama yang menyebabkan adalah kesesuaian atau ketidaksesuaian pelanggan dalam menyelesaikan hutangnya pada perusahaan.
4.2 Perputaran Piutang mempengaruhi arus kas masuk pada PT. Buana Indah Kreasi Untuk melihat lebih jelas bagaimana pengaruh perputaran piutang pada arus kas masuk pada PT. Buana Indah Kreasi, kita lihat tabel berikut ini. Rumus Perputaran Piutang : Perputaran Piutang
=
Penjualan Piutang Rata – Rata
Piutang Rata – Rata
= Piutang Awal + Piutang Akhir 2
Tabel 4.2 TABEL PERPUTARAN PIUTANG TAHUN 2010 – 2012
PT Buana Indah Kreasi NO
TAHUN
PENJUALAN
RATA – RATA
PERPUTARAN
KREDIT
PIUTANG
PIUTANG
DAGANG 1
2010
Rp. 6.821.273.238 ( -18,97 % )
Rp. 1.708.040.550
3,9 Kali
2
2011
Rp. 9.212.002.657 ( 35,04 % )
Rp. 1.942.764.040
4,7 Kali
3
2012
Rp. 9.598.494.282 ( 4,19 % )
Rp. 2.435.415.492
3,9 Kali
( Sumber Data : Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT. Buana Indah Kreasi ) Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa perputaran piutang mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 memiliki hasil sebagai berikut : •
Analisis tahun 2010 Tahun 2010 memiliki perputaran piutang sebesar 3,9 kali. Hal ini menyatakan bahwa,
penagihan piutang kira – kira 3,9 kali dalam satu tahun. Periode rata – rata yang diperlukan dalam pengumpulan piutang yakni 365 hari dibagi dengan perputaran piutangnya yaitu 3,9 kali 93 hari ( 3 bulan 3 hari ). Ratio 399% menunjukan bahwa setiap Rp. 3.99 penjualan maka sebesar Rp, 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut. Rata- rata penjualan kredit pada tahun 2010 adalah Rp. 18.688,419,83 yaitu penjualan kredit selama satu tahun Rp. 6.821.273.238 : 365 hari ( jumlah hari – hari dalam setahun ). •
Analisis tahun 2011 Tahun 2011 memiliki perputaran piutang sebanyak 4,7 kali. Penagihan piutang kira-kira
4,7 kali dalam satu tahun. Periode rata – rata yang diperlukan dalam pengumpulan piutang yakni 365 hari dibagi dengan perputaran piutang nya yakni 77 hari ( 2 Bulan 17 Hari ). Ratio 474% menunjukan bahwa setiap Rp. 4,74 penjualan maka sebesar Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut. Rata – rata penjualan kredit pada tahun 2011 adalah Rp. 25.238.363,44 yaitu penjualan kredit selama satu tahun. Apabila dilihat dari perputaran piutangnya, tahun 2011 mengalami perputaran yang lebih baik dibandingkan tahun 2010 dilihat dari perputaran 2011 mencapai 4,7 kali sedangkan tahun 2009 hanya 3,9 kali. Hal ini berdampak baik bagi perusahaan karena piutang yang tertagih lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2010 sehingga penerimaan kas juga bertambah, penerimaan kas
ini dapat bermanfaat untuk kelanjutan kegiatan perusahaan, baik secara operasional maupun non operasional. •
Analisi tahun 2012 Tahun 2012 memiliki perputaran piutang sebesar 3,9 kali. Penagihan piutang kira – kira
3,9 kali dalam satu tahun. Periode rata – rata yang diperlukan dalam pengumpulan piutang yakni 365 hari dibagi dengan perputaran piutangnya yaitu 3,9 kali 93 hari ( 3 Bulan 3 hari ). Ratio 399% menunjukan bahwa setiap Rp. 3.99 penjualan maka sebesar Rp, 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut. Rata- rata penjualan kredit pada tahun 2012 adalah Rp. 26.297.244 selama satu tahun. Pada tahun ini perputaran piutang sama seperti tahun 2010 yakni 3,9 kali, hanya saja ada perbedaan pada jumlah penjualan kreditnya dan rata-rata piutang selama tahun tersebut. Dibandingkan tahun 2011, perputaran piutang menurun 0,8 kali, hal ini akan berdampak pada penerimaaan kas perusahaan dan cash in flow perusahaan. Perusahaan harus mengevaluasi mengapa terjadi peningkatan penjualan kredit dan rata-rata piutang dalam jumlah yang lebih besar.
•
Analisis Perputaran Piutang tahun 2010, 2011 dan 2012 Analisis perbandingan perputaran piutang tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah sebagai
berikut :
1. Perputaran Piutang 2010 dan 2011 Perputaran piutang tahun 2010 yaitu 3,9 kali dan perputaran piutang tahun 2011 yaitu 4,7 kali terjadi peningkatan pada tahun 2011 sebesar 0,8 kali hal ini dikarenakan adanya peningkatan penjualan kredit pada tahun 2011. Pada tahun 2010 total penjualan kredit adalah Rp. 6.821.273.238 kemudian pada tahun 2011 total penjualan kredit adalah Rp. 9.212.002.657 sehingga terjadi peningkatan sebesar Rp. 2.390.729.419 atau dalam prosentase sebesar 35, 05%. Sedangkan untuk rata – rata piutang dagang terjadi peningkatan juga mulai dari tahun 2010 sebesar Rp. 1.708.040.550 menjadi Rp. 1.942.764.040 pada tahun 2011 sehingga secara jumlah
meningkat sebesar Rp. 234.723.490 atau sebesar 13,74 % dalam prosentase. Hal ini seimbang apabila dibandingkan dengan penjualan kredit dan rata – rata piutangnya yang juga ikut meningkat, sudah pasti apabila penjualan kredit meningkat akan diikuti piutang dagang yang juga meningkat. Peningkatan penjualan kredit dapat dilihat juga dari bertambahanya pelanggan yang melakukan transaksi pembelian secara kredit pada PT. Buana Indah Kreasi seperti contohnya : 1. Belian Sakti Internusa 2. Bintang Mas Baterrindo 3. PT. Daido Indonesia Manufacturing 4. PT. Menara Terus Makmur. Pelanggan – pelanggan tersebut baru bergabung dengan PT. Buana Indah Kreasi sejak tahun 2010 Dan mulai menjadi pelanggan yang melakukan pembelian kredit pada PT. Buana Indah Kreasi. Peningkatan perputaran piutang pada tahun 2011 sangat berdampak positif terhadap cash in flow di PT. Buana Indah Kreasi khususnya pada penerimaan kas dari kegiatan operasi perusahaan. Perputaran piutang yang meningkat sebesar 0,8 kali memiliki arti bahwa perusahaan memiliki peningkatan sebesar 0,8 kali untuk dapat melakukan penagihan piutang kepada pelanggan yakni peningkatan sebesar 0,8 kali bahwa piutang pada tahun 2011 dapat tertagih.
2. Perputaran piutang tahun 2011 dan 2012 Pada tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan yang prosentase angkanya sama yaitu 0,8% hanya saja dalam tahun 2012 tidak sebaik kondisi pada tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami penurunan perputaran piutang dikarenakan rata – rata piutang dagang tahun 2011 sangat mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp. 492.651.452 dari rata – rata piutang dagang tahun 2011 sebesar Rp. 1.942.764.040. Sementara tahun 2012 sebesar rata-rata perputaran piutang Rp. 2.435.415.492, sehingga dalam prosentase meningkat sebesar 25,36%. Mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan prosentase perputaran tahun 2010 dan 2011 yaitu 13,74 %.
Dapat dilihat pula dari total penjualan kredit pada tahun 2011 sebesar Rp. 9.212.002.657 dan tahun 2012 sebesar Rp. 9.598.494.282 terjadi peningkatan sebesar Rp. 386.491.625 yang memiliki nilai prosentase sebesar 4,20% sangat berbeda jauh peningkatannya dibandingkan pada tahun 2011. Selisih penjualan kredit tahun 2011 dan 2012 sebesar 30,85%. Sudah sangat jelas terlihat mengapa terjadi penurunan perputaran piutang pada tahun 2012, piutang dagang yang meningkat pada akhir tahun 2011 ditambah peningkatan pula pada tahun 2012 mengakibatkan rata – rata piutang bertambah. Hal ini merupakan akibat dari tidak tertagihnya piutang – piutang datang pada tahun 2011 dan 2012 sehingga saldo piutang dagang akhir 2012 masih tinggi. Penjelasan tersebut diatas sangat jelas pengaruhnya terhadap cash in flow perusahaan, penerimaan perusahaan tidak maksimal dan sudah pasti kegiatan operasional perusahaan akan terganggu. Hal ini terjadi karena para pelanggan tidak melakukan pembayaran sesuai jatuh tempo yang sudah disepakati. Terutama untuk pelanggan – pelanggan lama yang sudah memiliki masa umur piutang yang cukup lama berkisar 60 sampai 90 hari, belum lagi permintaan dispensasi untuk waktu proses pembayaran yang kadang sampai maksimal 30 hari kerja. Dari total pemberian masa umur piutang saja yang sampai mencapai 120 hari kerja sudah sangat mengganggu kelancaran cash in flow perusahaan, namun terkadang top manajemen tidak memiliki keputusan yang tegas terhadap pelanggan – pelanggan yang tidak tepat dalam pelaksanaan tanggung jawab pembayaranya. Paling tidak ada tindakan tegas seperti tidak terus menerus melakukan penyediaan barang ke pelanggan. Jika hanya melakukan permintaan pembayaran melalui surat keluar ke pelanggan atau dengan melakukan penagihan melalui telepon, pelanggan yang sudah menyalah gunakan kepercayaan perusahaan akan merasa tidak mempunyai rasa takut untuk segera membayar, namun jika ada tindakan tegas seperti menghentikan suplai barang atau melakukan kunjungan guna membicarakan pembayaran maka pelanggan tersebut tidak akan ada itikad baik untuk melakukan pembayaran kepada perusahaa. Pada tahap inilah bagian keuangan akan mengalami masalah untuk mengatur keuangan perusahaan, di satu sisi akan di tekan oleh pihak manajemen perusahaan disisi lain harus selalu siap untuk menagih piutang pelanggan yang sudah jatuh tempo terlalu lama.
Apabila bagian keuangan sudah tidak menemukan cara bagaimana caranya untuk meminta pelanggan melakukan pembayaran maka perusahaan harus menggunakan jasa penagih hutang ke pelanggan. Penggunaan jasa penagih hutang ke pelanggan tentunya akan membuat cost bertambah, oleh sebab itu perusahaan akan sangat mempertimbangkan secara seksama apabila akan menggunakan jasa penagih hutang ini. Mengamati penjelasan mengenai pengaruhnya perputaran piutang terhadap arus kas masuk disebabkan oleh kebijakan – kebijakan perusahaan mengenai penjualan kredit yang kurang tepat.
4.3 Analisis Pengaruh Penjualan Kredit dan Perputaran Piutang Terhadap Arus Kas Masuk Tabel 4.3 Tabel Penjualan Kredit dan Perputaran Piutang Terhadap Arus Kas Masuk pada PT. Buana Indah Kreasi. NO
TAHUN
PENJUALAN
PERPUTARAN
KREDIT
PIUTANG
ARUS KAS MASUK
1
2009
Rp. 8.418.444.104
-
Rp. 7.016.664.684
2
2010
Rp. 6.821.273.238 ( -18,97 % )
3,9 Kali
Rp. 6.347.526.391 (-9,53 %)
3
2011
Rp. 9.212.002.657 ( 35,04 % )
4,7 Kali
Rp. 9.284.753.331 ( 46,27 % )
4
2012
Rp. 9.598.494.282 ( 4,19 % )
3,9 Kali
Rp. 8.645.371.216 (-6,88 % )
(Sumber Data : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi & Laporan Arus Kas PT. Buana Indah Kreasi)
Penjualan kredit dan perputaran piutang di PT. Buana Indah Kreasi sangat besar pengaruhnya terhadap arus kas, yakni arus kas masuk. Hal ini dapat dilihat dari data – data yang saling berhubungan satu sama lain seperti penjualan kredit, penjualan tunai dan piutang dagang. Tahun 2010 penjualan kredit mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 hal ini menyebabkan arus kas masuk berkurang, hal ini dapat jelas terlihat juga pada perputaran piutang PT. Buana Indah Kreasi yang baru dapat terealisasi selama 93 hari, padahal Top Of Payment PT. Buana Indah Kreasi selama 30 hari.
Tahun 2011 penjualan kredit mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dikarenakan bertambahnya jumlah pelanggan di PT. Buana Indah Kreasi, serta perputaran piutang yang lebih baik yaitu 77 hari, meskipun masih jauh dari penetapan awal di PT. Buana Indah Kreasi. Tahun 2012 penjualan kredit mengalami peningkatan namun untuk perputaran piutangnya mengalami penurunan, mengakibatkan masih banyak piutang yang belum terealisasi pembayarannya. Hal ini sangat berdampak terhadap arus kas masuk yang terjadi di PT. Buana Indah Kreasi khususnya dalam pelunasan piutang pelanggan. Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan – penjelasan sebelumnya, penjualan kredit sangat berperan penting dalam proses kegiatan perusahaan di PT. Buana Indah Kreasi. Semakin meningkat total penjualan kredit diikuti dengan baiknya perputaran piutang pada periode tertentu, sangat membantu proses pendanaan perusahaan. Sebaliknya apabila total penjualan kredit menurun dan diikuti perputaran piutang yang begitu lamban, sangat berpengaruh buruk terhadap pendanaan perusahaan. Perusahaan harus berpikir lebih keras untuk mengantisipasi kebutuhan pendanaan. Antisipasi perusahaan dapat berupa penyetoran modal lagi dari pemilik atau pinjaman uang ke bank, yang sudah pasti kalau melakukan pinjaman ke bank, perusahaan harus siap menambah biaya, yaitu biaya bunga bank yang tiap bulannya memerlukan biaya yang cukup besar disesuaikan dengan pinjaman perusahaan ke bank.