BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Manajer harus mampu mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan yang telah dijalankan. Dalam menjalankan kegiatan
operasional, perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga jual yang wajar, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Perhitungan biaya produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dan berguna bagi pihak manajemen perusahaan untuk menentukan harga pokok penjualan akan produk tersebut. Untuk dapat menentukan
harga
pokok
produksi
yang
akurat,
terlebih
dahulu
harus
diidentifikasikan dengan baik unsur-unsur biaya yang menentukan harga pokok produksi tersebut. Unsur harga pokok produksi terdiri dari tiga hal yaitu biaya bahan baku atau bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perusahaan manufaktur yang menjalankan kegiatan produksi berdasarkan pesanan, perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan metode job order costing. Sedangkan untuk mencatat biaya yang timbul diperlukan kartu harga pokok pesanan yang berfungsi untuk mencatat dan mengumpulkan biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar
pesanan,
maka
pengendalian
produknya
dilakukan
dengan
membandingkan antara standar cost dengan aktual cost. Perhitungan harga pokok produksi harus diperhitungkan dengan cermat dan telti agar menghasilkan harga jual yang lebih tepat.
43
44 4.1.
Penetapan Harga Pokok Produksi pada PT. Dita Daya Guna PT. Dita Daya Guna adalah perusahaan panel listrik yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan dari pihak pemesan. Sehingga dalam penentuan biaya produksi menggunakan metode job order costing. Penentuan harga pokok produksi meliputi perhitungan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Setiap pesanan yang dikerjakan disesuaikan dengan permintaan konsumen pada bentuk dan komponen berberda yang disesuaikan pada kebutuhan konsumen. Hal ini juga menyebabkan perbedaan besarnya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk menunjukan perhitungan biaya produksi untuk tiap pesanan pada perusahaan, dalam penelitian ini penulis akan mengambil contoh proses produksi pada pengadaan panel listrik pada proyek pembangunan gedung rektorat Universitas Tadulako di Palu. Perhitungan harga pokok produksi produk yang telah dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna selama ini dilakukan berdasarkan biaya yang ditetapkan dimuka. Perhitungannnya dilakukan berdasarkan pesanan yaitu menggunakan Job Order Costing, akan tetapi penerapannya masih belum sesuai dengan teori. PT. Dita Daya Guna menggolongkan biaya produksi ke dalam biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, bahan baku penolong, biaya transpotasi, biaya testing dan biaya lain-lain. Biaya overhead lain seperti penyusutan peralatan dan bangunan serta perhitungan biaya penunjang lainnya tidak dibebankan pada biaya produksi. Selain itu biaya tenaga kerja dibebankan berdasarkan lama pengerjaan produk. Penetapan
harga
jual
produk
pada
PT.
Dita
Daya
Guna
dipertimbangkan oleh pemilik perusahaan dan kemudian didiskusikan kepada pemesan. Penetapan harga jual produk pada perusahaan disesuaikan dengan spesifikasi dan komponen panel yang dipesan. Penerapan metode harga pokok pesanan ini memberikan gambaran kepada perusahaan untuk mengerjakan produk dengan tepat waktu dan sesuai dengan perminta konsumen.
45 4.2.
Proses Produksi Panel pada PT. Dita Daya Guna Langkah awal dalam proses produksi adalah membuat desain untuk diajukan kepada pemesan atau end user. Setalah desain disepakati dibuat gambar baru sesuai dengan klarifikasi. Kemudian gambar desain dibagikan kepada karyawan untuk menjadi acuan atau patokan dalam bentuk, ukuran dan spesifikasi.
4.2.1. Tahap Persiapan Produksi Tahap persiapan produksi yaitu dengan mempersiapkan semua bahan baku produksi yang disesuaikan dengan permintaan konsumen akan merk komponen yang akan ditentukan. Setelah bahan baku disiapkan maka diserahkan kebagian pembuatan panel.
4.2.2. Tahap Pembuatan Produksi Aktivitas produksi perusahaan adalah mengubah bahan baku menjadi bahan jadi melalui proses produksi. Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan PT. Dita Daya Guna dalam pabrikasi panel listrik, yaitu: Step 1 : 1.
Pengajuan gambar approval ke customer
2.
Melakukan teknikal klarifikasi
3.
Menerima hasil dari gambar approval yang telah disetujui oleh customer atau end user
4.
Menganalisa gambar panel yang di approve tersebut dan dibuatkan gambar terbaru sesuai dengan klarifikasi
5.
Membuat box panel sesuai dengan ukuran panel yang disetujui
6.
Melakukan pengecatan pada box panel
7.
Mempersiapkan segala kebutuhan komponen atau materialnnya
8.
Memulai pekerjaan pabrikasi dengan menyetting komponen yang akan dipasang pada box panel
46 9.
Memasang dan menjust komponen-komponen tersebut didalam dudukan panel (mounting)box panel dan disesuaikan ke gambar
10. Menyiapkan ukuran busbar yang sesuai dengan kebutuhan pada komponen tersebut 11. Membuat susunan pemakaian tembaga (busbar) untuk dipasangkan pada komponen-komponen tersebut 12. Melakukan pengecekan komponen yang terpasang pada panel apakah sudah sesuai dengan gambar approval yang diminta oleh customer atau end user 13. Melakukan pengkabelan (wiring) pada komponen-komponen tersebut sesuai dengan sistem yang disetujui tersebut (panel pompa, penerangan, dan lain-lain) 14. Setelah proses wiring selesai perusahaan melakukan pengecekan ulang untuk memastikan kabel sudah sesuai dengan panel yang diminta 15. Jika sudah benar perusahaan akan melakukan test dengan menggunakan arus listrik PLN yang ada 16. Melakukan finishing : a. Cek keseluruhan panel dari kebersihan dan kerapihannya b. Sistem dan pemasangan nama panel (name plat) pada sisi luar panel yang berfungsi untuk mengidentifikasi kebutuhan panel pada saat pemasangan (sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang diminta) 17. Melakukan packing dengan menggunakan kertas, plastik, dan kayu yang tahan terhadap air pada saat proses pengiriman ke customer
Step 2 : 1.
Setelah panel terpasang diproject dan setelah dilakukan terminasi atau conection, maka pihak end user harus berkordinasi dengan perusahaan untuk memastikan terminasi tersebut
2.
Setelah terminasi dipastikan benar maka perusahaan akan melakukan kordinasi kembali untuk melakukan test running atau pemberian beban secara simulasi sebelum arus PLN yang sesungguhnya dipasangkan
3.
Melakukan pra-energes
47 4.
Setelah melakukan pra-energes dan dinyatakan baik maka perusahaan meminta jadwal untuk melakukan energes yang sumber arusnya berasal dari PLN
5.
Setelah melakukan energes sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh customer, perusahaan memastikan fungsi-fungsi panel tersebut dapat difungsikan dengan baik secara keseluruhan
6.
Melakukan test commisioning dengan memberikan arus pada panel yang ada untuk memastikan kapasitas kebutuhan arus-arus yang akan dipakai pada alat-alat yang akan digunakan customer
Step 3 : 1.
Membuat asbuild drawing panel yang telah disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas pada bangunan tersebut. Perusahaan membuat review dalam bentuk gambar untuk pedoman bagi customer dalam melakukan maintenance
Mesin yang digunakan dalam proses produksi yaitu: Tabel 4.1 Mesin Produksi Mesin Produksi
Harga Perolehan
Masa Manfaat
Mesin Tekuk Box Panel CNC
2.000.000.000
40 Tahun
120.000.000
30 Tahun
7.000.000
15 Tahun
38.000.000
20 Tahun
Mesin Oven Cat
350.000.000
30 Tahun
Mesin Kalibrasi Modul
115.000.000
20 Tahun
22.000.000
20 Tahun
Mesin Tekuk Busbar Mesin Ukur Kabel Mesin Potong Busbar
Mesing Potong Plat
48
4.3.
Pengelompokan biaya Biaya produksi merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksinya, selain itu biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan harga pokok produksi pada setiap produk yang dihasilkan.
4.3.1. Biaya Hubungannya dengan Fungsi Pokok Perusahaan Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dikelompok menjadi biaya produsi dan nonproduksi, seperti di bawah ini: 1. Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produksi yang siap dijual di pasaran. Biaya produksi ini meliputi biaya depresiasi dan equipment, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya
bahan
penolong
dan
lain-lain.
Menurut
objek
pengeluarannya, biaya produksi sibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Berikut ini adalah aktivitas proses produksi pada PT. Dita Daya Guna a. Aktivitas pembuatan desain panel menggunakan dasar alokasi jam pembuatan dalam pembuatan desain dan spesifikasi menyesuaikan dengan kebutuhan panel. b. Aktivitas pembuatan box panel menggunakan dasar alokasi jumlah bahan baku yang digunakan. c. Aktivitas pengecatan box panel menggunakan dasar alokasi jam jumlah bahan baku yang digunakan. d. Aktivitas busbar menggunakan dasar alokasi jumlah komponen bahan baku yang digunakan. e. Aktivitas wiring menggunakan dasar alokasi jam pembuatan dalam melakukan instalasi panel. f. Aktivitas testing menggunakan dasar alokasi jam pembuatan dalam melakukan uji kelayakan pada produk panel yang dihasilkan.
49 2. Biaya nonproduksi a. Aktivitas pemasaran alokasi biaya didasarkan pada biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Biaya pemasaran yang terkait yaitu upah tenaga kerja yang mealakukn pemasaran dengan mengajukan proyek yang ditawarkan langsung kepada konsumen. b. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan administrasi hanya satu, yaitu pencatatan maka dasar alokasi yang dibutuhkan pun hanya satu. Karena kegiatan pencatatan akan bertambah apabila jenis produk yang ada bertambah, maka dasar alokasi yang digunakan adalah jenis produk. Tabel 4.2 Konsumsi Biaya Nonproduk Pengalokasian Biaya
Biaya
Biaya Administrasi
750.000
Biaya Pamasaran
5.000.000
4.3.2. Biaya Hubungannya dengan Fungsi Produksi Terdapat tiga pengelompokan biaya yang digunakan dalam menggambarkan biaya produksi, yaitu: 1. Biaya Bahan Baku Penghitungan biaya bahan baku langsung pada PT. Dita Daya Guna dilakukan secara aktual yaitu ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok perolehanbahan. Harga perolehan bahan baku telah termasuk biaya yang berkaitan pembelian bahan baku seperti biaya angkut pembelian. 2. Biaya Tenaga Kerja Perhitungan biaya tenaga kerja pada PT. Dita Daya Guna dilakukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk mengerjakan produk. Dalam pesanan atas pengadaan panel listrik pada proyek pembangunan gedung rektorat Universitas Tadulako di Palu adalah 1 bulan atau 25 hari kerja. Dasar perhitungannya didapatkan dengan mengalikan tarif tenaga kerja perhari dengan jumlah standar hari
50 penyelesaian produk. Tarif tenaga kerja yang dipakai dalam perhitungan harga pokok produksi perusahaan hanya menggunakan 1 tarif tenaga kerja saja yang dipilih berdasarkan pada tenaga kerja yang paling sering menerima pesanan. Tarif tenaga kerja tersebut terdiri dari ongkos kerja dan uang makan tukang dalam satu hari. 3. Biaya Overhead Biaya overhead yang dibebankan dalam biaya produksi PT. Dita Daya Guna menggunakan estimasi yang ditentukan dimuka tanpa ada dasar basis alokasi atau cost driver. Biaya Overhead yang diakui pada PT. Dita Daya Guna terdiri atas biaya penolong, transportasi, testing dan biaya lainlain.
4.4.
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing pada PT. Dita Daya Guna Dalam metode harga pokok berdasar pesanan, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
4.4.1. Menghitung Harga Pokok Pesanan Secara Individual Metode harga pokok pesanan yang diterapkan pada PT. Dita Daya Guna mampu untuk memproduksi produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pemesannya. Hal ini didukung dengan perhitungan setiap jenis produk secara individual. Dengan produk yang dihasilkan prusahaan akan maksimal karena didukung oleh kesepakatan dua pihak antara perusahaan dan pemesannya. Pada PT. Dita Daya Guna, perhitungan produknya dilakukan oleh bagian estimator dan dipertimbangkan oleh pemilik perusahaan. Pada PT. Dita Daya Guna pengumpulan harga pokok pesanan dilakukan dengan mengumpulkan biaya untuk setiap pesanan secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau.
51 Proses produksi akan dilakukan setelah ada surat perintah kerja yang juga berisi kesepakatan kedua belah pihak. Setelah pesanan selesai pemesan melakukan pembayaran sisanya. Berikut ini disajikan tabel anggaran biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik PT. Dita Daya Guna atas kebutuhan panel pada proyek pembangunan gedung rektorek Universitas Tadulako di Palu. Berikut ini adalah anggaran biaya PT. Dita Daya Guna dalam proyek tersebut:
Tabel 4.3 Bahan Baku Produk
Biaya
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) 450 KVA Rp
100.069.913/produk
Panel ATS
Rp
49.330.807/produk
Kapasitor Bank 450 KVA
Rp
72.167.567/produk
Panel Lighting
Rp
2.811.315/produk
Panel AC
Rp
3.305.675/produk
Panel Pompa Deep Well & Trasfer
Rp
4.172.355/produk
Tabel 4.4 Tarif Tenaga Kerja Langsung Jenis Tenaga Kerja
Biaya
Pekerja Box
Rp 115.000/hari
Pekerja Pengecatan
Rp 115.000/hari
Pekerja Wiring I
Rp 200.000/hari
Pekerja Wiring II
Rp 140.000/hari
Mekanik Busbar I
Rp 160.000/hari
Mekanik Busbar II
Rp 115.000/hari
Monting
Rp 150.000/hari
Standing
Rp 225.000/hari
Pekerja Quisy
Rp. 200.000/hari
52 Tabel 4.5 Biaya Overhead Pabrik Jenis Overhead
Biaya
Bahan Baku Penolong
Rp 57.312.500
Transpotasi
Rp 25.396.218
Testing
Rp 23.500.000
Biaya Lain-lain
Rp 55.750.000
4.4.2. Biaya Produksi digolongkan berdasarkan Hubungan dengan Produk Dalam menjalankan operasi perusahaan, setiap produksi mencangkup biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya Produksi langsung mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung mencangkup biaya overhead diantaranya biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidak langsung lainnya. Pada PT. Dita Daya Guna biaya tenga kerja tidak dikelompokan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Hal ini akan mempengaruhi biaya overhead yang dibebankan menjadi tidak akurat. Penerapan harga pokok pesanan pada PT. Dita Daya Guna sangat didasarkan pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan overhead pabrik. Namun sering kali harga bahan baku dalam pembuatan panel terkadang suka berubah-ubah. Selain itu harga bahan baku juga bergantung pada merk komponen dan spesifikasi yang digunakan sesuai dengan permintaan pemesannya. Hal inilah juga yang menyebabkan harga pokok produkai sering berubah-ubah juga. Sedangkan pada biaya tenaga kerja dan overhead pabrik lebih bersifat fleksibel atau disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Seperti pada biaya tenaga kerja, biaya ditentukan pada lamanya waktu bekerja dan lamanya waktu pembuatan sehingga pembebanan tenaga kerja juga berubah. Sedangkan pada harga pokok produksi yang dibebankan pada proyek di Palu ini berbeda dengan harga produk yang ditetapkan pada kota tempak perusahaan berada karena adanya biaya transportasi yang dibebankan
53 berbeda sehingga menyebabkan harga pokok produksi juga cenderung berbeda. Dengan demikian, untuk menghasilkan produk yang diinginkan kedua belah pihak, perusahaan harus sanggup menutupi semua biaya produksi yang telah dikeluarkan. Walaupun dalam kenyataan terkadang biaya produksi langsung sering kali berubah-ubah sesuai dengan harga di pasaran. Dalam keadaan perubahan yang terjadi, pihak perusahaan tetap dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.
4.4.3. Harga pokok produksi per unit dihitung membagi total biaya pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut. Perhitungan harga pokok produksi pada PT. Dita Daya Guna dilakukan berdasarkan produk masing-masing pada setiap pesanan. Sehingga biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan
4.5.
Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut penulis PT. Dita Daya Guna adalah perusahaan yang kegiatannya memproduksi berdasarkan pesanan dari pihak luar, sehingga dalam penentuan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing yang dilakukan pada saat pesanan telah diterima. Berdasarkan total biaya produksi akan diketahui harga pokok produk per unit produk yang dipesan. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah penghitungan harga pokok produksi dengan pesanan pada proyek pembanguan gedung rektorat di Universitas di Tadalako. Pesanan ini dijadikan objek penelitian karena merupakan pesanan dengan jumlah unit maupun nominal paling besar pada bulan pada Tahun 2013, yang disajikan dalam tabel berikut ini:
54 Tabel 4.6 Pesanan Terbesar Tahun 2013 Jenis Pesanan
Kuantitas
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR)
450
1
Harga/Unit 231.684.000
KVA Panel ATS
1
126.737.000
Kapasitor Bank 450 KVA
1
181.137.000
Panel Lighting
8
7.558.000
Panel AC
8
8.285.000
Panel Pompa Deep Well & Trasfer
1
10.111.000
4.5.1. Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya Bahan Baku Penghitungan biaya bahan baku yang dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna sudah tepat. Penghitungan biaya bahan baku langsung ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok perolehan bahan. Harga perolehan bahan baku telah termasuk biaya yang berkaitan pembelian bahan baku seperti biaya angkut pembelian. Biaya tenaga bahan baku tiap produk untuk pesanan dapat terlihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Biaya Bahan Baku Produk
Biaya
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) 450 KVA Rp 125.069.913 Panel ATS
Rp
41.330.807
Kapasitor Bank 450 KVA
Rp
53.167.567
Panel Lighting
Rp
2.811.315
Panel AC
Rp
3.305.675
Panel Pompa Deep Well & Trasfer
Rp
4.172.355
Total Biaya Bahan Baku Pesanan
Rp 229.857.632
55 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang dicantumkan oleh PT. Dita Daya Guna dalam perhitungan harha pokok produksi tidak tepat karena dalam biaya tenaga kerja langsung tidak dipisahkan dengan biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam perhitungan biaya tenaga kerja perusahaan menerapkan sistem upah yang dihitung harian. Berikut ini adalah tarif harian biaya tenaga kerja langsung untuk pesanan yang dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah Tenaga Kerja 2
Rp115.000
Hari Kerja 20
Rp4.600.000
Pekerja Pengecatan
1
Rp115.000
20
Rp2.300.000
Pekerja Wiring I
1
Rp200.000
20
Rp4.000.000
Pekerja Wiring II
1
Rp140.000
20
Rp2.800.000
Mekanik Busbar I
1
Rp160.000
20
Rp3.200.000
Mekanik Busbar II
2
Rp115.000
20
Rp4.600.000
Monting
3
Rp150.000
20
Rp9.000.000
Standing
2
Rp225.000
20
Rp9.000.000
Pekerja Quisy
1
Rp200.000
20
Rp4.000.000
Jenis Tenaga Kerja Pekerja Box
Total BTKL
Upah/hari
Total BTKL
Rp43.500.000
3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi tetapi membantu merubah bahan menjadi produk jadi dan siap dijual. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks dan tidak dapat diidentifikasikan pada produk jadi, sehingga biaya overhead pabrik baru dapat diketahui setelah barang pesanan selesai diproduksi atau dengan kata lain biaya overhead pabrik dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
56 Biaya overhead merupakan biaya yang tidak terpisahkan dari sebuah perusahaan, terutama perusahaan manufaktur. Dimana banyak terdapat biaya–biaya yang timbul sebagai akibat dari adanya proses produksi perusahaan. Namun dalam penerapannya, seringkali dan bahkan setiap perusahaan mengalami kendala dalam melakukan pembebanan biaya
overhead
secara
tepat.
Bagi
perusahaan
yang
hanya
memproduksi satu jenis produk tentu hal ini tidak menjadi masalah karena semua biaya overhead yang timbul akan langsung dialokasikan pada semua unit yang diproduksi. Namun bagi perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, tentu akan menjadi masalah karena setiap produk yang dihasilkan tentunya memiliki porsi yang berbeda–beda dalam mengkonsumsi biaya overhead. Perhitungan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh PT. Dita Daya Guna tidak sesuai dengan teori yang didapatkan oleh penulis. Perhitungan biaya overhead pabrik belum memasukan semua unsur biaya overhead dan tidak dilakukan atas dasar alokasi. Pengelompokan biaya produksi yang seharusnya merupakan bagian dari biaya overhead pabrik tidak dimasukan, namun PT. Dita Daya Gunahanya mengalokasi biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya testing dan biaya lain-lain. Hal ini menyebabkan jumlah biaya overhead pabrik menjadi tidak akurat.
4.5.2. Biaya Produksi Langsung yang Diperhitungkan berdasarkan Biaya yang Sesungguhnya Terjadi dan Biaya Overhead Pabrik yang Diperhitungkan Berdasarkan dengan Tarif yang Ditentukan. Dalam menghasilkan harga produk yang diinginkan oleh kedua belah pihak, perusahaan sanggup menutupi biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan. Walaupun dalam kenyataannya seringkali biaya produksi langsung cepat sekali berubah-ubah mengikuti harga pasaran karna harga bahan baku juga suka berubah-ubah. Dalam keadaan perubahan yang terjadi, pihak perusahaan tetap dapat mrnghasilakan keuntungan yang maksimal. Namun pada biaya overhead pabrik ditentukan
57 pada tarif yang ditetukan dimuka yaitu perusahaan melakukan perkiraan terhadap setiap produknya. Metode harga pokok pesanan pada PT. Dita Daya Guna dalam meraih keuntungan yang maksimal dengan sanggup menutupi biaya-biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Namun masih terdapat kelemahan dalam perusahaan ini yaitu belum diperhitungkan jam kerja mesin dan penyusutan mesin yang telah dipakai. Selain itu juga pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan oleh perusahaan tidak berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka melainkan dengan dasar perkiraan dari biaya bahan baku yang dikeluarkan pada periode sebelumnya. Biaya overhead Pabrik dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Berikut ini adalah taksiran perhitungan biaya overhead pabrik adalah sebagai beriku Tabel 4.9 Taksiran Biaya Overhead Pabbrik Jenis Overhead
Biaya
Bahan Baku Tidak Langsung
Rp 44.513.675
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp 26.500.000
Biaya Listrik
Rp
6.000.000
Biaya Telepon
Rp
800.000
Biaya Transportasi
Rp 23.000.000
Depresiasi Mesin
Rp
5.406.944
Depresiasi Kendaran
Rp
380.139
Depresiasi Peralatan
Rp
113.958
Pemeliharaan
Rp
4.000.000
Sewa Bagunan
Rp
3.750.000
Asuransi
Rp
20.000.000
Total Biaya Overhead Pabrik
Rp 134.464.716
58 Sedangkan pada dasar pembebanan yang dipakai atau dipilih harus mempunyai hubungan erat dan fungsi yang dinyatakan biaya overhead yang dibebankan. Hal ini dikarenakan tujuan utama pemilihan suatu dasar pembebanan adalah untuk menjamin bahan pembebanan biaya overhead dilakukan dengan perbandingan yang wajar sehubungan dengan manfaatnya atau hubungan sebab akibat dan biaya terhadap pekerjaan, hasil produksi atau tindakan dalam prosentasi atau jumlah perjam, hasil-hasil produksi dan lainlain. Berikut ini adalah penentuan tarif overhead pabrik, diantaranya: 1. Output secara fisik Berdasarkan outpus secara fisik, taksiran produk yang dihasilkan ada 20 unit, sehingga perhitungannya adalah:
2. Dasar biaya bahan baku langsung Pada dasar biaya bahan baku langsung, taksiran biaya bahan baku langsung yaitu sebesar Rp. 229.847.632, sehingga perhitungannya adalah
3. Dasar biaya Tenaga Kerja Langsung Pada dasar tenaga kerja langsung, taksiran biaya tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp. 37.500.000, sehingga perhitungannya adalah
59 4. Dasar biaya jam kerja Tenaga Kerja Langsung Pada dasar biaya tenaga kerja langsung, taksiran jam tenaga kerja adalah 160 jam, sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
5. Dasar biaya jam kerja mesin Pada dasar biaya tenaga kerja langsung, taksiran jam tenaga kerja adalah 120 jam, sehingga perhitungannya sebagai berikut:
4.5.3. Tarif Dalam Menentukan Biaya Overhead Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif ditentukan di muka. Pembebanan biaya overhead pabrik atas
dasar biaya
yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut ini: a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan, b. Perubahan tingkat efisiensi produksi, c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun.
60 d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktuwaktu tertentu. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir bulan, atau akhir tahunUntuk produksi dengan dasar pesanan, harga harus dapat ditentukan pada saat diterima order atau pesanan. Oleh karena itu PT. Dita Daya Guna harus dapat menentukan harga pokok produksi yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Untuk perusahaan yang menggunakan job order costing harga pokok produksi harus ditetapkan sebelum pesanan diterima dan dikerjakan proses produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga pokok produksi adalah elemen harga jual yang diinformasikan pada para pemesan. Harga jual harus dapat ditentukan sebelum perusahaan menawarkan harga pesanan kepada para pemesan, sehingga harga jual dapat ditentukan jika harga pokok produksi dapat ditentukan. Perusahaan harus mampu menentukan dasar tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka secara tepat, agar harga pokok produksi yang dibebankan untuk pesanan-pesanan menjadi tepat. Kriteria untuk memiliki dasar pembebanan tarif biaya overhead pabrik di muka ada dua, yaitu sebagai berikut ini: a. Dasar merupakan unsur biaya overhead pabrik yang paling dominan. b. Merupakan penyebab terjadinya perubahan biaya overhead pabrik. Mempertimbangkan uraian diatas maka menurut penulis seharusnya PT. Dita Daya Guna harus menggunakan tarif yang ditentukan di muka dengan dasar penentuan berdasarkan nilai bahan baku karena elemen biaya overhead pabrik pada dominan bervariasi dengan nilai bahan baku PT. Dita Daya Guna. Dasar pembebanan tersebut diajukan penulis dengan dasar bahwa bahan baku merupakan biaya yang paling dominan jumlahnya dalam taksiran biaya overhead pabrik. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan untuk
61 menjadi dasar pembebanan adalah taksiran biaya overhead pabrik masingmasing departemen, taksiran pemakaian bahan baku yang digunakan pada periode yang sama. Penulis menentukan taksiran biaya tersebut dengan dasar biaya sesungguhnya yang dikeluarkan pada periode proses produksi. Berdasarkan data perusahaan dan biaya pabrik pada PT. Dita Daya Guna, maka penghitungan tarif taksiran biaya overhead pabrik yaitu seperti pada tabel 4.9 yaitu sebesar Rp 134.464.716 dan taksiran bahan baku seperti pada yaitu sebesar Rp 229.857.632. Maka tarif biaya overhead pabrik dibebankan di muka dapat dihitung sebagai berikut ini. Prosentase BOP dari biaya bahan baku yang dipakai adalah:
Penghitungan diatas menunjukkan bahwa tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka adalah sebesar 58,5%. Setelah mengetahui prosentase dari tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka, maka dapat ditentukan pembebanan biaya overhead dengan dasar biaya pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut ini. Atas dasar tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan dimuka, maka penulis dapat menghitung biaya overhead pabrik untuk masing-masing pesanan. Besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk pesanan produk yang terlihat pada tabel 4.10 berikut
62
Produk PUTR
Tabel 4.10 Overhead Pabrik yang Dibebankan Dasar Tarif BOP BOP/unit Pembebanan BB BOP Dibebankan Rp 100.069.913 58,5% Rp 58.540.899 Rp 58.540.899
ATS
Rp 49.330.807
58,5%
Rp 28.858.522 Rp
28.858.522
Kapasitor
Rp 72.167.567
58,5%
Rp 42.218.027 Rp
42.218.027
Lighting
Rp 22.490.520
58,5%
Rp 13.156.954 Rp
1.644.619
AC
Rp 26.445.400
58,5%
Rp 15.470.559 Rp
1.933.820
Pompa
Rp
58,5%
Rp 2.440.828 Rp
2.440.828
4.172.355
Rp 135.636.715
Total
Berdasarkan tabel diatas dapat ditentukan bahwa total biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk pesanan sebesar Rp 135.636.715. Sedangkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Jenis Overhead
Biaya
Bahan Baku Tidak Langsung
45.779.404
Tenaga Kerja Tidak Langsung
26.500.000
Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Transportasi Depresiasi Mesin
5.872.454 825.000 23.000.000 5.406.944
Depresiasi Kendaran
380.139
Depresiasi Peralatan
113.958
Pemeliharaan
3.500.000
Sewa Bagunan
3.750.000
Asuransi Total Biaya Produksi
20.000.000 135.127.899
63 Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan perhitungan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terdapat selisih. Selisih perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Selisih Biaya Overhead BOP yang dibebankan
BOP yang sesungguhnya
Selisih
Rp 135.636.715
Rp 135.127.899
Rp 508.816
Berdasarkan perhitungan selisih biaya overhead pabrik terdapat selisih sebesar Rp 508.816 dimana BOP dibebankan > BOP yang sesungguhnya terjadi. Selisih overhead pabrik (overhead variance) adalah menguntungkan (favorable), maka selisih overhead tersebut akan mengurangi rekening harga pokok penjualan (cost of goods sold).
4.5.4. Penghitungan Harga Pokok Produksi Setelah penghitungan biaya overhead pabrik dan selisih biaya overhead pabrik dihitung, maka besarnya harga pokok produksi untuk pesanan dapat dihitung pada tabel-tabel di bawah ini: Tabel 4.13 Perhitungan Harga Pokok Produksi Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) 450 KVA Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi Jumlah Unit yang Diproduksi
Total Rp100.069.913 Rp8.700.000 Rp58.540.899 Rp167.310.812 1
Harga Pokok Produksi Per Unit
Rp167.310.812
Harga Jual
Rp246.045.312
Laba Tingkat Keuntungan
Rp78.734.500 32%
64
Tabel 4.14 Perhitungan Harga Pokok Produksi Panel ATS Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya Bahan Baku Langsung
Total Rp49.330.807
Tenaga Kerja Langsung
Rp8.700.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi
28858522 Rp86.889.329
Jumlah Unit yang Diproduksi Harga Pokok Produksi Per Unit Harga Jual
1 Rp86.889.329 Rp127.778.425
Laba
Rp40.889.096
Tingkat Keuntungan
32%
Tabel 4.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Kapasitor Bank 450 KVA Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi Jumlah Unit yang Diproduksi
Total Rp72.167.567 Rp8.700.000 42218027 Rp123.085.594 1
Harga Pokok Produksi Per Unit
Rp123.085.594
Harga Jual
Rp182.079.281
Laba Tingkat Keuntungan
Rp58.993.687 32%
65
Tabel 4.16 Perhitungan Harga Pokok Produksi Panel Lighting Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya Bahan Baku Langsung
Total Rp22.490.520
Tenaga Kerja Langsung
Rp8.700.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi
13156954 Rp44.347.474
Jumlah Unit yang Diproduksi
8
Harga Pokok Produksi Per Unit
Rp5.543.434
Harga Jual
Rp7.672.573
Laba
Rp2.628.520
Tingkat Keuntungan
32%
Tabel 4.17 Perhitungan Harga Pokok Produksi Panel AC Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi Jumlah Unit yang Diproduksi
Total Rp26.445.400 Rp6.525.000 15470559 Rp48.440.959 8
Harga Pokok Produksi Per Unit
Rp6.055.120
Harga Jual
Rp8.977.507
Laba
Rp2.922.387
Tingkat Keuntungan
32%
66 Tabel 4.18 Perhitungan Harga Pokok Produksi Panel Pompa Deep Well & Trasfer Jumlah Produksi 1 unit Jenis Biaya
Total
Bahan Baku Langsung
Rp4.172.355
Tenaga Kerja Langsung
Rp2.175.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Harga Pokok Produksi
2440828 Rp8.788.183
Jumlah Unit yang Diproduksi Harga Pokok Produksi Per Unit Harga Jual
1 Rp8.788.183 Rp12.923.799
Laba
Rp4.135.616
Tingkat Keuntungan
4.6.
32%
Harga Jual
4.6.1. Menentukan Harga Jual yang Akan Dibebankan kepada Pesanan Dalam menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan,
perusahaan
memperhitungkan
semua
biaya-biaya
untuk
menghasilkan produk yang dipesan. Harga jual produk yang dihasilkan perusahaan disesuaikan dengan produk yang dipesan terutama disesuaikan pada jenis bahan baku yang digunakan. Trik perusahaan agar produk yang dipesan oleh pemesan agar dapat adalah melalui kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menghindari produk gagal pihak perusahaan melakukan kontrol pada setiap tahapan proses produksi. Perusahaan memberikan garansi setiap produk selama satu tahun. Apabila terjadi kerusakan pihak perusahaan dapat langsung diperbaiki pihak perusahaan. Apabila terjadi kerusakan pada bahan baku, pihak perusahaan melakukan pengembalian bahan baku kepada pemasok sedangkan apabila kerusakan tidak terjadi pada bahan baku perusahaan langsung memperbaikinya.
67 Metode harga pokok pesanan yang ditetapkan pada PT. Dita Daya Guna dinilai layak dan efektif yaitu dengan menetapkan harga jual produk kepada pemesan dimana perusahaan mampu menetapkan harga jual dengan mendapatkan keuntungan yang diinginkan dan menutupi biaya produksi. Selain itu harga yang ditawarkan juga dapat bersaing. Yang menjadi acuan pada PT. Dita Daya Guna adalah kepuasan pelanggan sehingga dalam proses produksi, perusahaan sangat memperhatikan dengan detail pada setiap produksinya dan menyelasaikan proses produksi tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan.
4.6.2. Mempertimbangkan Penerimaan dan Penolakan Pesanan Dalam penerapan metode harga poko pesanan pada PT. Dita Daya Guna, hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menerima atau menolak pesanan adalah spesifikasi produk dan penawaran harga. Mengenai penawaran harga, perusahaan akan memberikan harga produk sesuai dengan spesifikasi produk dan perolehan bahan bakunya. Namun, terkadang pemesan ingin memesan bahan baku yang sulit diperoleh, pihak perusahaan sebelum melakukan penolakan biasanya perusahaan memberikan alternatif dengan menawarkan untuk mengunakan bahan baku lain yang sejenis. Apabila harga yang ditawarkan perusahaan dikeluhkan oleh pemesan, perusahaan biasanya juga memberikan alternatif lain seperti penggabungan panel dari dua menjadi satu atau menyarankan menurunkan tegangan pada panel yang disesuaikan pada kebutuhan pemesan untuk mengurangi harga pesanan. Penerapan harga pokok pesanan pada PT. Dita Daya Guna telah efektif dalam mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan yang diminta oleh pemesan. Pertimbangan penerimaan atau penolakan pesanan dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
68 4.6.3. Analisis Perbandingan Harga Jual Produk Perbedaan harga pokok produksi yang terjadi karena perbedaan penerapam metode perhitungan harga pokok produksi tersebut otomatis mempengaruhi harga jual masing-masing produk. Perusahaan ternyata terlalu rendah menetapkan harga pokok produksi dan harga jualnya. Perusahaan menentukan harga jual dengan cara harga pokok produksi ditambah dengan pesentasi margin laba. Berikut ini adalah perbandingan harga jual: Tabel 4.19 Perbandingan Harga Jual Jenis Pesanan
Menurut
Menurut
Perusahaan
Penulis
PUTR 450 KVA
242.758.097
246.045.312
Panel ATS
127.692.363
127.778.425
Kapasitor Bank 450 KVA
181.864.069
182.079.281
Panel Lighting
7.558.000
7.672.573
Panel AC
8.285.000
8.904.588
10.111.000
12.923.799
Panel Pompa Deep Well & Trasfer
Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa perhitungann harga jual yang ditetapkan perusahaan lebih rendah dari perhitungan penulis. Hal tersebut terjadi karena penetapan harga pokok yang ditetapkan lebih kecil yang disebabkan karena perhitungan biaya overhead pabrik yang ditetapkan tidak menyeluruh.
4.7
Kartu Harga Pokok Pesanan Setiap produk yang telah selesai diproduksi oleh suatu perusahaan yang
didasarkan atas pesanan, maka semua unsur biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk suatu pesanan yang telah dihitung, maka dapat diketahui total dari biaya produksi suatu pesanan. Selanjutnya, total biaya produksi suatu pesanan tersebut dipakai untuk
69 menentukan harga pokok produk per unit dari pesanan tersebut. Untuk pengumpulan biaya produksi, digunakan kartu harga pokok pesanan. Kartu harga pokok pesanan dibuat berdasarkan dokumen-dokumen pendukung yang timbul dari kegiatan produksi. Penyelesaian pembuatan kartu harga pokok pesanan tersebut bersamaan dengan saat pesanan tersebut selesai diproduksi. Kartu harga pokok pesanan merupakan catatan penting dalam penggunaan metode harga pokok pesanan yang berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Keseluruhan biaya produksi yang terjadi harus sudah tercatat secara rinci dalam kartu harga pokok pesanan tersebut. Dalam proses pengerjaan proses produksi pesanan, PT. Dita Daya Guna belum menggunakan kartu harga pokok pesanan. Biaya produksi untuk pengerjaan suatu pesanan dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
70