BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN
Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan sebelumnya
4.1 Uji Statistik 4.1.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas data-set reksa dana saham akan menggunakan uji normalitas – Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas ini dapat dilihat dengan jelas pada bagian lampiran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov pada semua data-set reksa dana saham baik itu syariah maupun konvensional, nilai signifikansi pada semua data-set reksa dana saham mendekati 0 yang menyatakan semua data-set tidak terdistribusi dengan normal. Namun pada kasus data-set yang berjumlah besar seperti masing data-set berjumlah 1219 data, maka hasil dari uji normalitas – Kolmogorov Smirnov dapat kita abaikan dan menganggap bahwa dataset reksa dana saham normal (Gujarati,2009)
4.1.2 Uji T ( T-Test ) Tujuan dari uji statistik ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja dari reksa dana saham syariah bisa diperbandingkan dengan kinerja reksa dana konvensional. Yaitu dengan melihat apakah ada perbedaan rata-rata antara kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional dengan melakukan uji T (T-Test) atau uji beda
55
rata-rata dua kelompok dengan sample independent di dalam penelitian ini. Dalam uji statistik ini perhitungan benchmark dari masing-masing reksa dan tidak diikut sertakan.
Significance level yang digunakan adalah sebesar 0.05 atau dengan
confidence level sebesar 95% dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : •
H0 : “Tidak ada perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional”
•
H1 : “Terdapat perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional” • N
Group Return
Sharpe
Treynor
Jensen
Syariah
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
20 .3218300
.40413150
.09036655
konvensional 20 .3564950
.41475774
.09274265
Syariah
20 .0540570
.05989377
.01339265
konvensional 20 .0628910
.06459446
.01444376
Syariah
20 .0010005
.00125980
.00028170
konvensional 20 .0009455
.00110214
.00024645
Syariah
20 .0000115
.00027632
.00006179
konvensional 20 -.0001605
.00025730
.00005753
Sumber : Data Olahan
56
Group Statistics
Levene's Independent Samples Test Test for t-test for Equality of Means
Return
Sharpe
Treynor
Jensen
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed
F Sig. .017 .897
.387 .538
.118 .733
t -.268
df
95% Confidence
Std. Error Sig. (2- Mean tailed) Difference Difference Lower Upper 38 .790 -.034665 .12949 -.296801 .2275
-.268 37.974
.790
-.034665
.12949 -.296807
.2275
-.448
38
.656
-.008834
.01970 -.048709
.0310
-.448 37.785
.656
-.008834
.01970 -.048717
.0310
38
.884
.000055
.00037 -.000703
.0008
.147 37.340
.884
.000055
.00037 -.000703
.0008
38
.049
.000172
.00008 .000001
.0003
2.037 37.809
.049
.000172
.00008 .000001
.0003
.147
.338 .564 2.037
Sumber : Data Olahan Dalam pengujian statistik dengan menggunakan Uji T (T-Test) , yang harus diperhatikan adalah nilai Sig. yang dihasilkan dari tabel uji T diatas. Dari tabel uji T diatas nilai Sig. dari Return sebesar 0.897, Sharpe 0.538, Treynor 0.733, Jensen 0.564. Karena semua Sig. yang di hasil kan dari uji T > dari Significance level (0.05) maka H0 diterima, sehingga secara statistik tidak ada perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional. Berdasarkan uji statistik ini pula dapat disimpulkan bahwa kinerja kedua reksa dana saham tersebut memang bisa diperbandingkan.
57
4.2. Kinerja Reksa Dana Saham Sebelum melakukan investasi, Investor perlu melihat kinerja produk investasi yang ingin dimiliki sebelum produk investasi tersebut benar-benar dimiliki oleh investor. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat menyesuaikan dengan tujuan investasi yang dimilikinya. Tujuan investasi yang dimaksud adalah seberapa besar return yang ingin diperoleh oleh investor serta seberapa besar toleransi risiko yang harus ditanggung oleh investor dari suatu produk investasi. Risk dan return memiliki korelasi yang positif sehingga suatu hal yang wajar jika risk dan return dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi. Dalam penilaian kinerja reksa dana saham, keseluruhan data yang digunakan adalah data historis. Oleh karena itu, kinerja reksa dana saham yang baik pada masa lalu belum tentu sama dengan kinerja reksa dana saham di masa yang akan datang. Kinerja reksa dana saham masa lalu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menilai bagaimana kinerja reksa dana saham pada masa yang akan datang serta untuk melihat bagaimana potensi reksa dana saham dalam menghadapi kondisi ekonomi Indonesia maupun secara global. Reksa dana saham yang akan diteliti terdiri dari 5 reksa dana saham syariah dan 5 reksa dana konvensional yang nantinya akan dinilai kinerjanya dalam 4 periode, yaitu untuk periode 2009, 2010, 2011, 2012. Reksa dana tersebut adalah reksa dana yang telah lolos seleksi sebagaimana yang telah dijabarkan dalam tabel 3.3 dan tabel 3.4. Pergerakan dari masing-masing reksa dana saham akan diperbandingkan dengan kinerja pasarnya, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksa dana saham syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan untuk reksa dana saham konvensional. Setelah mendapatkan kinerja dari masing-masing reksa dana 58
yang diperbandingkan dengan kinerja pasarnya, selanjutnya akan diperbandingkan kinerja dari reksa dana saham syariah beserta kinerja pasarnya dengan kinerja dari reksa dana saham konvensional beserta dengan pasarnya untuk mengetahui reksa dana saham mana yang memiliki kinerja lebih baik. Pada bab ini peneliti akan memperlihatkan data olahan yang dapat kita gunakan untuk menganalisa kinerja reksa dana saham syaariah maupun konvensional dan dapat mengambil kesimpulan tentang kinerja reksa dana syariah maupun konvensional. Pembahasan tentang kinerja reksa dana saham peneliti bagi dalam 3 sub bab : •
Annual Return
•
Risk Adjusted Return – Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Ratio
•
Return dan risiko – Snail Trail
Sebelum masuk kedalam analisis reksa dana saham, ada baiknya untuk melihat pertumbuhan Net Assets Value (NAV) serta unit penyertaan (UP) dari semua reksa dana saham yang akan di teliti, baik itu syariah maupun konvensional. Pertumbuhan NAV dan UP semua reksa dana saham dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini Tabel 4.1. Pertumbuhan Net Asset Value (NAV) Periode 2009 – 2012 # 1 2 3 4 5 6 7 8
RDS Batavia_S Batavia Trim_S Manulife Mandiri_S NISP BNP PNM_S
2009/2010 -21.44% 12.93% 4.02% -5.34% 31.25% 2.27% -45.06% -52.69%
2010/2011 -19.54% 16.65% -20.89% -18.23% -69.77% -8.39% -36.82% -22.18%
2011/2012 404.90% 100.32% 88.23% -8.07% 19.82% -50.62% 9.40% -2.90%
2009-2012 219.17% 163.89% 54.89% -28.85% -52.45% -53.74% -62.03% -64.25%
9 10
Danareksa CIMB_S
-16.29% -51.46%
-49.56% -73.31%
-41.40% -11.46%
-75.26% -88.53%
Sumber : Data Olahan 59
Tabel 4.2. Pertumbuhan Unit Penyertaan (UP) Periode 2009 – 2012 # 1 2 3 4 5
RDS Batavia_S Batavia Trim_S Manulife Mandiri_S
2009/2010 -37.54% -17.97% -19.73% -31.38% 2.79%
2010/2011 -15.01% 18.15% -26.02% -16.10% -68.54%
2011/2012 337.56% 74.22% 59.34% -16.74% 11.55%
2009-2012 132.28% 68.85% -5.38% -52.06% -63.92%
6 7 8 9 10
NISP PNM_S BNP Danareksa CIMB_S
-22.99% -60.61% -59.49% -33.72% -61.48%
-5.39% -10.59% -31.60% -48.08% -71.89%
-52.63% -8.01% -5.99% -46.55% -16.95%
-65.48% -67.60% -73.95% -81.61% -91.01%
Sumber : Data Olahan
Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat kita lihat bahwa peringkat pertumbuhan NAV maupun UP tidak jauh berbeda. Batavia_S dan Batavia memiliki pertumbuhan NAV yang positif dan pertumbuhan UP yang positif pula. CIMB_S dan Danareksa menjadi reksa dana saham yang memiliki pertumbuhan yang negatif, baik itu pertumbuhan NAV maupun UP. Trim_S sebenernya memiliki pertumbuhan NAV yang positif namun pertumbuhan UP yang dimiliki negatif. Meskipun begitu pertumbuhan UP negatif Trim_S tidak terlalu signifikan dibanding yang lain dengan memiliki pertumbuhan UP negatif diatas 50%.
4.2.1 Analisis Annual Return Pada sub bab ini kita akan melihat kinerja reksa dana saham berdasarkan annual return yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana saham. Sub bab ini juga akan dibagi menjadi 3 bagian; Annual return reksa dana saham syariah, Annual return reksa dana konvensional, Perbandingan annual return reksa dana saham syariah dengan konvensional. Annual return merupakan keuntungan yang diperoleh
60
oleh investor jika menginvestasikan uang yang dimiliki pada awal periode lalu menjualnya pada akhir periode.
4.2.1.1 Analisis Annual Return RDS Syariah Tabel 4.3 Annual Return RDS Syariah Periode 2009 – 2012 Nama Batavia_S PNM_S CIMB_S JII Mandiri_S Trim_S
2009 122,07% 97,24% 93,22% 92,97% 87,38% 81,83%
Nama Trim_S JII Mandiri_S CIMB_S Batavia_S PNM_S
2010 29,59% 27,74% 27,69% 26,01% 25,77% 20,11%
Nama Trim_S JII Mandiri_S CIMB_S Batavia_S PNM_S
2011 6,93% 0,78% -3,91% -5,08% -5,32% -12,97%
Nama Trim_S Batavia_S JII Mandiri_S CIMB_S PNM_S
2012 18,13% 15,39% 10,76% 7,41% 6,62% 5,55%
OutPerform UnderPerform Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel 4.3 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : •
Dari semua periode penelitian, tidak semua reksa dana saham syariah mempunyai kinerja yang lebih baik dari pasar (JII). Tidak ada satupun reksa dana saham syariah yang secara konsisten mengalahkan kinerja pasar (outperform) dari awal periode penelitian.
•
PNM_S dan CIMB_S memiliki kinerja yang buruk diantara seluruh reksa dana saham syariah yang diteliti. Di awal periode PNM_S dan CIMB_S mampu outperform, namun di 3 periode selanjutnya PNM_S dan CIMB_S tidak mampu mempertahankan kinerjanya sehingga underperform.
•
Buruknya
kinerja
PNM_S
mungkin
disebabkan
karena
Asset
Under
Management (AUM) yang dimiliki oleh PT. PNM Investment Management selaku Manajer Investasi dari PNM_S masih kecil yaitu < 1 Triliun Rupiah. 61
•
Mandiri_S menjadi satu-satunya reksa dana saham syariah yang tidak mampu outperform terhadap pasar selama periode penelitian. Jika diliat dari segi Asset Under Management (AUM), PT. Mandiri Manajemen Investasi selaku Manajer Investasi dari Mandiri_S memiliki AUM yang tergolong besar yaitu >10 Triliun Rupiah.
•
Batavia_S merupakan reksa dana saham syariah yang memiliki kinerja stabil. Memiliki kinerja yang outperform di awal periode, Batavia_S mengalami underperform di 2 periode berikutnya yaitu pada 2010 dan 2011. Di periode 2012 Batavia_S mampu kembali outperform, ini menunjukkan Batavia_S memiliki kinerja yang stabil.
•
Trim_S satu-satunya reksa dana saham syariah yang menghasilkan annual return yang positif selama periode penelitian. Meskipun memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pasar (underperform) di awal periode, tetapi Trim_S dapat memperbaiki kinerjanya dan secara konsisten mengalahkan kinerja pasar di 3 periode berikutnya yaitu pada periode 2010,2011, dan 2012.
4.2.1.2 Analisis Annual Return RDS Konvensional Tabel 4.4 Annual Return RDS Konvensional Periode 2009 – 2012 Nama Manulife BNP NISP Batavia IHSG Danareksa
2009 Nama 113.96% IHSG 104.78% Manulife 102.08% Batavia 100.67% BNP 86.98% NISP 83.02% Danareksa
2010 Nama 2011 Nama 46.13% IHSG 3.20% BNP 37.94% Batavia -1.27% Batavia 37.67% Manulife -2.54% IHSG 35.61% Danareksa -2.84% Manulife 32.80% NISP -3.18% Danareksa 26.29% BNP -7.63% NISP
OutPerform UnderPerform
Sumber : Data Olahan
62
2012 16.37% 14.98% 12.94% 10.41% 9.63% 4.24%
Berdasarkan tabel 4.4 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : •
Dari semua periode penelitian, tidak semua reksa dana saham konvensional mempunyai kinerja yang lebih baik dari pasar (IHSG). Serta tidak ada satupun reksa dana saham konvensional yang secara konsisten mengalahkan kinerja pasar (outperform) dari awal periode penelitian.
•
Kinerja reksa dana saham konvensional hanya mampu 2 kali outperform terhadap kinerja pasar yaitu pada periode 2009 (Manulife, BNP, NISP, Batavia) dan 2012 (BNP dan Batavia)
•
Manulife dan NISP memiliki kinerja buruk jika dibandingkan dengan kinerja pasar. Manulife dan NISP hanya mampu outperform terhadap kinerja pasar pada awal periode namun underperform di 3 periode berikutnya, yaitu pada periode 2010,2011 dan 2012.
•
Manulife dan BNP merupakan reksa dana saham konvensional yang memiliki Net Asset Value (NAV) >1 Triliun Rupiah. Namun hanya BNP yang memiliki kinerja lebih stabil dibanding manulife.
•
Pada periode 2011, semua reksa dana saham konvensional yang diteliti menghasilkan annual return yang negatif.
•
Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham konvensional yang tidak mampu mengalahkan pasar (outperform) selama periode penelitian.
•
Dari reksa dana saham konvensional, hanya BNP dan Batavia yang memiliki kinerja yang stabil. Di awal periode BNP dan Batavia mampu outperform terhadap kinerja pasar. Namun di periode 2010 dan 2011 BNP dan Batavia tidak dapat mempertahankan kinerja diawal periode penelitian sehingga underperform terhadap kinerja pasar. Meskipun mengalami underperform di
63
2 periode penelitian yaitu pada 2010 dan 2011, namun BNP dan Batavia mampu outperform di akhir periode penelitian yaitu di periode 2012.
4.2.1.3 Perbandingan Annual Return RDS Syariah dengan Konvensional Tabel 4.5 Perbandingan Annual Return RDS Syariah dengan Konvensional Periode 2009 – 2012 Nama
2009
Nama
2010
Nama
2011
Nama
2012
Batavia_S
122.07%
IHSG
46.13%
Trim_S
6.93%
Trim_S
18.13%
Manulife
113.96%
Manulife
37.94%
IHSG
3.20%
BNP
16.37%
BNP
104.78%
Batavia
37.67%
JII
0.78%
Batavia_S
15.39%
NISP
102.08%
BNP
35.61%
Batavia
-1.27%
Batavia
14.98%
Batavia
100.67%
NISP
32.80%
Manulife
-2.54%
IHSG
12.94%
PNM_S
97.24%
Trim_S
29.59%
Danareksa
-2.84%
JII
10.76%
CIMB_S
93.22%
JII
27.74%
NISP
-3.18%
Manulife
10.41%
JII
92.97%
Mandiri_S
27.69%
Mandiri_S
-3.91%
Danareksa
9.63%
Mandiri_S
87.38%
Danareksa
26.29%
CIMB_S
-5.08%
Mandiri_S
7.41%
IHSG
86.98%
CIMB_S
26.01%
Batavia_S
-5.32%
CIMB_S
6.62%
Danareksa
83.02%
Batavia_S
25.77%
BNP
-7.63%
PNM_S
5.55%
Trim_S
81.83%
PNM_S
20.11%
PNM_S
-12.97%
NISP
4.24%
OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform
Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel 4.5 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : •
Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham yang underperform dalam penelitian ini jika diperbandingkan dengan pasar, baik itu IHSG maupun dengan JII. Mandiri_S memiliki kinerja yang tidak jauh berbeda dengan Danareksa yang selalu underperform jika diperbandingkan dengan kinerja pasar. Mandiri_S sempat memiliki kinerja yang outperform pada awal
64
periode penelitian namun tidak mampu mempertahankan kinerja baiknya tersebut. •
PNM_S dan CIMB_S menjadi reksa dana yang memiliki kinerja buruk dibanding semua reksa dana saham dalam penelitian ini. Meski outperform dibanding kinerja JII dan IHSG di awal periode, namun PNM_S dan CIMB_S tidak dapat mempertahankan kinerjanya sehingga underperform terhadap kinerja JII maupun IHSG selama 3 periode berikutnya, yaitu pada periode 2010, 2011, dan 2012.
•
Pada periode 2010 tidak ada satupun reksa dana saham yang mampu outperform terhadap kinerja IHSG. Namun Manulife, Batavia, BNP, NISP dan Trim_S mampu outperform tehadap kinerja JII tetapi underperform terhadap kinerja IHSG.
•
BNP, Batavia, dan Batavia_S, memiliki kinerja yang lebih stabil dibanding seluruh reksa dana saham yang ada. Keempat reksa dana saham tersebut mampu outperform terhadap kinerja JII maupun IHSG di awal dan diakhir periode penelitian.
•
Trim_S menjadi satu-satunya reksa dana saham yang menghasilkan annual return positif selama periode penelitian. Meskipun memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pasar (underperform) di awal periode, namun Trim_S dapat memperbaiki kinerjanya. Trim_S juga menjadi satu-satunya reksa dana saham yang dapat outperform terhadap kinerja JII maupun IHSG di periode 2011, dimana pada periode ini seluruh reksa dana menghasilkan annual return yang negatif, terkecuali Trim_S yang menghasilkan annual return positif.
65
4.2.2 Analisis Risk Adjusted Return 4.2.2.1 Analisis Risk Adjusted Return RDS Syariah Tabel 4.6 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah Periode 2009 – 2010 Sharpe Mandiri_S Batavia_S JII CIMB_S PNM_S Trim_S
2009 0,15601 0,15277 0,14799 0,13836 0,13756 0,11282
Treynor Mandiri_S PNM_S Batavia_S JII CIMB_S Trim_S
2009 0,00335 0,00319 0,00304 0,00271 0,00265 0,00252
Sharpe Mandiri_S Trim_S JII CIMB_S Batavia_S PNM_S
2010 0,07552 0,06427 0,06362 0,06136 0,06119 0,04695
Treynor Mandiri_S Trim_S Batavia_S JII CIMB_S PNM_S
2010 0,00113 0,00101 0,00094 0,00093 0,00092 0,00077
OutPerform UnderPerform Sumber : Data Olahan
Tabel 4.7 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah Periode 2011 – 2012 Sharpe Trim_S JII Mandiri_S CIMB_S Batavia_S PNM_S
2011 0.01381 -0.00092 -0.01693 -0.01741 -0.01865 -0.03595
Treynor Trim_S JII Mandiri_S CIMB_S Batavia_S PNM_S
2011 0.00024 -0.00002 -0.00028 -0.00029 -0.00031 -0.00061
Sharpe Trim_S Batavia_S JII Mandiri_S CIMB_S PNM_S
2012 0.05548 0.04868 0.03010 0.01863 0.01559 0.01108
Treynor Trim_S Batavia_S JII Mandiri_S CIMB_S PNM_S
2012 0.00068 0.00055 0.00031 0.00020 0.00017 0.00014
OutPerform UnderPerform Sumber : Data Olahan
Dari tabel 4.6 dan 4.7 dapat kita lihat bahwa hasil dari peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio tidak jauh berbeda. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh tingkat diversifikasi dari masing-masing portofolio reksa dana saham syariah. Perbandingan antara peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio dimaksudkan agar kita dapat melihat reksa dana saham syariah mana yang memiliki peringkat yang sama baik itu Sharpe ratio maupun Treynor ratio. Jika peringkat pada Sharpe ratio sama dengan Treynor ratio, maka dapat disimpulkan bahwa portofolio reksa dana saham 66
syariah tersebut telah terdiversifikasi secara optimal. Sehingga risiko yang dimiliki oleh reksa dana saham syariah tinggal risiko sistematik (risiko pasar) karena risiko non-sistematik sudah berkurang akibat terdiversifikasinya portofolio reksa dana saham syariah. Dari data di atas kita juga dapat menemukan beberapa temuan sebagai berikut : •
Hanya periode 2011 dan 2012 portofolio pasar memiliki peringkat yang sama. Pada periode 2010 tidak ada satupun portofolio yang memiliki peringkat sama baik itu portofolio reksa dana saham syariah maupun pasar.
•
Pada 2009 dan 2010 hanya Mandiri_S dan Trim_S yang memiliki peringkat sharpe ratio dan treynor ratio yang sama. Namun hanya Mandiri_S yang outperform
pada
periode
2009
sedangkan
Trim_S
underperform
dibandingkan portofolio pasar. Namun pada 2010 Mandiri_S dan Trim_S sama-sama outperform terhadap portofolio pasar. •
Pada 2011 dan 2012 seluruh reksa dana saham memiliki peringkat yang sama dalam Sharpe dan Treynor ratio. Namun hanya Trim_S yang berhasil outperform terhadap portofolio pasar pada 2011 serta Trim_S dan Batavia_S yang mampu outperform terhadap portofolio pasar pada 2012
•
PNM_S memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio sama di 3 periode akhir yaitu pada periode 2010, 2011, dan 2012. Namun dari ketiga periode tersebut semuanya underperform terhadap portofolio pasar.
•
Trim_S satu-satunya reksa dana yang memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio sama di semua periode penelitian,. Namun hanya mampu outperform terhadap portofolio pasar di periode 2010, 2011 dan 2012.
Setelah melakukan perbandingan peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio, langkah selanjutnya dalam melakukan analisis risk adjusted return adalah 67
melihat bagaimana peringkat masing-masing reksa dana saham syariah berdasarkan Jensen ratio. Tujuan pengukuran dengan mengguakan Jensen ratio adalah untuk menilai bagaimana kinerja Manajer Investasi dari masing-masing reksa dana syariah. Penilaian kinerja Manajer Investasi didasarkan pada bagaimana Manajer Investasi dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada kinerja pasar sesuai dengan risiko yang dimiliki masing-masing reksa dana. Jika dalam pengukuran αp bernilai positif, maka kinerja reksa dana lebih baik dari kinerja pasar. Begitu pula sebaliknya, jika αp bernilai negatif maka kinerja reksa dana tidak lebih baik dari kinerja pasar. Oleh karena itu, semakin tinggi αp yang bernilai positif maka kinerja portofolionya semakin baik pula. Tabel 4.8 Jensen Ratio RDS Syariah Periode 2009 – 2012 Jensen Mandiri_S PNM_S Batavia_S CIMB_S Trim_S
2009 0.00050 0.00044 0.00037 -0.00006 -0.00018
Jensen Mandiri_S Trim_S Batavia_S CIMB_S PNM_S
2010 0.00016 0.00009 0.00001 -0.00001 -0.00014
Jensen Trim_S Mandiri_S CIMB_S Batavia_S PNM_S
2011 0.00024 -0.00023 -0.00026 -0.00027 -0.00059
Jensen Trim_S Batavia_S Mandiri_S CIMB_S PNM_S
2012 0.00031 0.00021 -0.00010 -0.00012 -0.00014
Sumber : Data Olahan
Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa tidak ada reksa dana saham syariah yang secara konsiten memiliki αp yang positif. CIMB_S menjadi reksa dana yang memiliki αp negatif selama periode penelitian. Trim_S adalah reksa dana saham syariah yang melakukan perubahan selama periode penelitian. Meski memiliki αp negatif pada periode 2009, Trim_S mampu melakukan perubahan sehingga pada periode 2010, 2011, dan 2012 Trim_S memiliki αp positif. Batavia_S memiliki kinerja yang lebih stabil dibandingkan dengan reksa dana saham syariah lainnya. Meski memiliki αp negatif pada 2011, namun Batavia_S bisa kembali memiliki αp positif pada akhir periode. Mandiri_S dan PNM_S juga memiliki kinerja yang baik
68
pada awal periode dengan memiliki αp positif namun tidak dapat mempertahankan kinerja baiknya tersebut hingga periode penelitian berakhir. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio ada beberapa reksa dana saham syariah yang menarik dari ketiga pengukuran tersebut, yaitu : •
Pada Tahun 2009 : Mandiri_S
•
Pada Tahun 2010 : Mandiri_S dan Trim_S
•
Pada Tahun 2011 : Trim_S
•
Pada Tahun 2012 : Trim_S dan Batavia_S
Reksa dana saham syariah di atas adalah reksa dana saham yang memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio yang sama serta memiliki αp positif. Maka dapat pula disimpulkan bahwa reksa dana saham syariah di atas telah terdiversifikasi dengan baik dan memiliki kinerja yang lebih baik dari pasar.
4.2.2.2 Analisis Risk Adjusted Return RDS Konvensional Seperti halnya dengan reksa dana saham syariah, analisis risk adjusted return untuk reksa dana saham konvensional seluruh reksa dana saham harus mampu melewati pengukuran menggunakan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio.
69
Tabel 4.9 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Konvensional Periode 2009 – 2010 Sharpe NISP Manulife IHSG BNP Batavia Danareksa
2009 0.17306 0.17034 0.16172 0.15645 0.14272 0.11717
Treynor NISP Manulife BNP IHSG Batavia Danareksa
2009 0.00289 0.00276 0.00268 0.00254 0.00247 0.00221
Sharpe IHSG Manulife Batavia NISP BNP Danareksa
2010 0.11430 0.09284 0.08982 0.08310 0.08200 0.05877
Treynor IHSG Manulife Batavia NISP BNP Danareksa
2010 0.00146 0.00127 0.00123 0.00108 0.00108 0.00081
OutPerform UnderPerform Sumber : Data Olahan
Tabel 4.10 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Konvensional Periode 2009 – 2010 Sharpe
2011
Treynor
2011
Sharpe
2012
Treynor
2012
IHSG
0.00377
IHSG
0.00006
BNP
0.00045
BNP
0.000104
Batavia
-0.00659
Batavia
-0.00010
Batavia
0.00043
Batavia
0.000077
Manulife
-0.00921
Manulife
-0.00014
IHSG
0.00035
IHSG
0.000001
NISP
-0.01236
NISP
-0.00019
Manulife
0.00025
Manulife
-0.000106
Danareksa
-0.01287
Danareksa
-0.00020
Danareksa
0.00022
Danareksa
-0.000145
BNP
-0.02111
BNP
-0.00032
NISP
0.00003
NISP
-0.000339
OutPerform UnderPerform Sumber : Data Olahan
Dari tabel 4.9 dan 4.10 dapat kita lihat bahwa portofolio pasar memiliki peringkat yang sama mulai dari periode 2010 – 2012. Portofolio reksa dana saham konvensional hanya bisa outperform dan memiliki peringkat yang sama pada periode 2009 (NISP dan Manulife) dan periode 2012 (BNP dan Batavia). Di periode 2010 dan 2011 semua reksa dana saham konvensional sebenarnya memiliki peringkat yang sama namun tidak ada satupun portofolio reksa dana saham konvensional pada periode tersebut yang mampu outperform terhadap kinerja pasar. Dari semua periode penelitian, portofolio reksa dana saham konvensional tidak ada satupun yang mampu mempertahankan kinerja portofolionya. Ini terlihat dari kinerja reksa dana saham 70
konvensional yang outperform berbeda-beda. Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham konvensional yang portofolionya tidak pernah outperform terhadap kineja portofolio pasar. Tabel 4.11 Jensen Ratio RDS Konvensional Periode 2009 – 2012 Jensen
2009
Jensen
2010
Jensen
2011
Jensen
2012
NISP
0.00036
Manulife
-0.00018
Batavia
-0.00016
BNP
0.00010
Manulife
0.00026
Batavia
-0.00022
Manulife
-0.00021
Batavia
0.00008
BNP
0.00017
NISP
-0.00036
Danareksa
-0.00024
Manulife
-0.00011
Batavia
-0.00007
BNP
-0.00041
NISP
-0.00025
Danareksa
-0.00014
Danareksa -0.00036 Danareksa -0.00071
BNP
-0.00042
NISP
-0.00034
Sumber : Data Olahan
Jika melihat peringkat Jensen Ratio pada Tabel 4.11 maka peringkat yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan peringkat Sharpe Ratio maupun Treynor Ratio. Terlihat pada periode 2010 dan 2011 seleruh reksa dana saham konvensional memiliki αp negatif. Hanya pada periode 2009 (NISP, Manulife, BNP) dan periode 2012 (BNP, Batavia) reksa dana saham konvensional menghasilkan αp positif. BNP berhasil meraih αp positif di 2 periode yaitu pada periode 2009 dan 2012, paling banyak diantara seluruh reksa dana saham konvensional. Dan Danareksa satusatunya reksa dana saham konvensional yang secara konsisten menghasilkan αp negatif selama periode penelitian. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio hanya ada 2 periode dimana reksa dana saham konvensional dapat melewati ketiga pengukuran tersebut, yaitu : • Pada Tahun 2009 : NISP dan Manulife • Pada Tahun 2012 : BNP dan Batavia 71
Data di atas merupakan reksa dana saham konvensional yang memiliki kinerja yang baik di pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, maupun Jensen Ratio. Periode 2010 dan 2011 tidak dapat diikut sertakan, karena pada tahun tersebut kinerja pasar lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham konvensional. Hal ini dapat dilihat dari tidak ada satupun reksa dana saham konvensional yang mampu outperform pada peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio serta pada periode tersebut seluruh reksa dana saham konvensional menghasilkan αp negatif yang berarti kinerja manajer investasi reksa dana saham konvensional tidak lebih baik dibandingkan dengan pasar.
4.2.2.3 Perbandingan Risk Adjusted Return RDS Syariah dengan Konvensional Pada sub bab ini kita akan melihat bagaimana perbandingan kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional berdasarkan risk adjusted return masing-masing reksa dana saham.
72
Tabel 4.12 Perbandingan Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2009 – 2010 Sharpe
2009
Treynor
2009
Sharpe
2010
Treynor
2010
NISP
0.17306
Mandiri_S
0.00335
IHSG
0.11430
IHSG
0.00146
Manulife
0.17034
PNM_S
0.00319
Manulife
0.09284
Manulife
0.00127
IHSG
0.16172
Batavia_S
0.00304
Batavia
0.08982
Batavia
0.00123
BNP
0.15645
NISP
0.00289
NISP
0.08310
Mandiri_S
0.00113
Mandiri_S
0.15601
Manulife
0.00276
BNP
0.08200
NISP
0.00108
Batavia_S
0.15277
JII
0.00271
Mandiri_S
0.07552
BNP
0.00108
JII
0.14799
BNP
0.00268
Trim_S
0.06427
Trim_S
0.00101
Batavia
0.14272
CIMB_S
0.00265
JII
0.06362
Batavia_S
0.00094
CIMB_S
0.13836
IHSG
0.00254
CIMB_S
0.06136
JII
0.00093
PNM_S
0.13756
Trim_S
0.00252
Batavia_S
0.06119
CIMB_S
0.00092
Danareksa
0.11717
Batavia
0.00247
Danareksa
0.05877
Danareksa
0.00081
Trim_S
0.11282
Danareksa
0.00221
PNM_S
0.04695
PNM_S
0.00077
OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform
Sumber: Data Olahan
Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada 2009 baik reksa dana saham syariah maupun reksa dana saham konvensional tidak ada yang memiliki peringkat yang sama pada Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Ini menandakan bahwa pada periode 2009 seluruh reksa dana saham syariah maupun konvensional tidak ada yang terdiversifikasi dengan optimal. Dari segi portofolio pasar (pasif) pun tidak ada yang memiliki peringkat yang sama, baik itu JII maupun IHSG. Pada 2010 Manulife, Batavia memiliki peringkat yang sama dan mampu outperform terhadap kinerja pasar syariah yaitu JII sedangkan underperform jika dibandingkan dengan kinerja pasarnya yaitu IHSG. Trim_S juga memiliki peringkat Sharpe dan Jensen ratio yang sama dan mampu outperform terhadap kinerja pasarnya yaitu JII namun underperform terhadap kinerja portofolio pasar konvensional yaitu IHSG.
73
Tabel 4.13 Perbandingan Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2011 – 2012 Sharpe
2011
Treynor
2011
Sharpe
2012
Treynor
2012
Trim_S
0.01381
Trim_S
0.00024
Trim_S
0.05548
Trim_S
0.00068
IHSG
0.00377
IHSG
0.00006
BNP
0.05045
Batavia_S
0.00049
JII
-0.00092
JII
-0.00002
Batavia_S
0.04868
BNP
0.00045
Batavia
-0.00659
Batavia
-0.00010
Batavia
0.04721
Batavia
0.00043
Manulife
-0.00921
Manulife
-0.00014
IHSG
0.04101
IHSG
0.00035
NISP
-0.01236
NISP
-0.00019
JII
0.03010
JII
0.00031
Danareksa
-0.01287
Danareksa
-0.00020
Manulife
0.02783
Manulife
0.00025
Mandiri_S
-0.01693
Batavia_S
-0.00027
Danareksa
0.02490
Danareksa
0.00022
CIMB_S
-0.01741
Mandiri_S
-0.00028
Mandiri_S
0.01863
Mandiri_S
0.00020
Batavia_S
-0.01865
CIMB_S
-0.00029
CIMB_S
0.01559
CIMB_S
0.00017
BNP
-0.02111
BNP
-0.00032
PNM_S
0.01108
PNM_S
0.00014
PNM_S
-0.03595
PNM_S
-0.00061
NISP
0.00330
NISP
0.00003
OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform
Sumber: Data Olahan Pada table 4.13 terlihat bahwa hampir seluruh reksa dana saham memiliki peringkat yang sama dalam pengukuran Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Ini menandakan bahwa seluruh reksa dana saham melakukan perubahan agar portofolio yang dimiliki terdiversifikasi dengan optimal. Namun masih ada beberapa reksa dama saham yang masih memiliki peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio yang berbeda yaitu Batavia_S, CIMB_S, Mandiri_S pada periode 2011 dan Batavia_S dan BNP pada periode 2012. Pada periode 2011 hanya Trim_S yang mampu outperform terhadap pasar, baik itu JII maupun IHSG dan memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio yang sama . Pada periode 2012 sebenarnya ada 4 reksa dana saham yang mampu outperform, namun hanya Trim_S dan Batavia yang memiliki peringkat yang sama. Sedangkan BNP dan Batavia_S memilik peringkat yang berbeda dalam Sharpe Ratio dan Treynor Ratio.
74
Tabel 4.14 Perbandingan Jensen Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2009 – 2012 Jensen
2009
Jensen
2010
Jensen
2011
Jensen
2012
Mandiri_S
0.00050
Mandiri_S
0.00016
Trim_S
0.00024
Trim_S
0.00031
PNM_S
0.00044
Trim_S
0.00009
Batavia
-0.00016
Batavia_S
0.00017
Batavia_S
0.00037
CIMB_S
-0.00001
Manulife
-0.00021
BNP
0.00010
NISP
0.00036
Batavia_S
-0.00006
Mandiri_S
-0.00023
Batavia
Manulife
0.00026
PNM_S
-0.00014
Danareksa
-0.00024
Mandiri_S
-0.00010
BNP
0.00017
0.00008
Manulife
-0.00018
NISP
-0.00025
Manulife
-0.00011
CIMB_S
-0.00006
Batavia
-0.00022
CIMB_S
-0.00026
CIMB_S
-0.00012
Batavia
-0.00007
Danareksa
-0.00071
Batavia_S
-0.00027
PNM_S
-0.00014
Trim_S
-0.00018
NISP
-0.00036
BNP
-0.00042
Danareksa
-0.00014
Danareksa
-0.00036
BNP
-0.00041
PNM_S
-0.00059
NISP
-0.00034
RDS Syariah RDS Konvensional
Sumber: Data Olahan Dari Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kinerja reksa dana saham syariah lebih baik dibanding kinerja reksa dana saham konvensional. Selama periode penelitian hanya reksa dana saham syariah yang memiliki wakil dengan kinerja portofolio yang menghasilkan αp positif meskipun tidak selalu sama. Reksa dana saham konvensional hanya memiliki wakil dengan kinerja portofolio yang menghasilkan αp positif pada periode 2009 dan 2012. CIMB_S dan Danareksa menjadi portofolio yang selama periode penelitian berlangsung tidak pernah menghasilkan αp positif. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio hanya ada 2 periode dimana reksa dana saham syariah maupun konvensional dapat melewati ketiga pengukuran tersebut, yaitu : •
Pada Periode 2011 : Trim_S
•
Pada Periode 2012 : Trim_S dan Batavia
75
Data di atas merupakan reksa dana saham dengan kinerja yang baik di pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, maupun Jensen Ratio. Periode 2009 dan 2010 tidak dapat diikut sertakan karena pada periode tersebut tidak ada reksa dana yang memenuhi syarat Sharpe Ratio dan Jensen Ratio baik itu reksa dana saham syariah maupun konvensional, meskipun pada Jensen Ratio terdapat portofolio yang memiliki αp positif.
4.1.3 Analisis Snail Trail Dalam sub bab ini kita akan melihat bagaimana metode Snail Trail dalam mengevaluasi kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional. Hasil olahan Snail Trail dapat dilihat pada bagian lampiran. Pada metode Snail Trail ada 2 hal yang dapat diperhatikan, yaitu : •
Return portofolio reksa dana saham syariah maupun konvensional dibandingkan dengan return portofolio pasar. JII dalam hal ini sebagai portofolio pasar syariah dan IHSG sebagai portofolio pasar konvensional. Kinerja return portofolio dapat dilihat pada sumbu Y (Vertikal) pada grafik Snail Trail.
•
Risiko portofolio reksa dana saham syariah maupun konvensional dibandingkan dengan risiko portofolio pasar. JII dalam hal ini sebagai portofolio pasar syariah dan IHSG sebagai portofolio pasar konvensional. Kinerja risiko portofolio dapat dilihat pada sumbu X (Horizontal) pada grafik Snail Trail Seperti yang telah di jelaskan pada sub bab II.1.4.3 bahwa metode Snail Trail
akan menggambarkan kinerja reksa dana saham (return dan risiko) dari waktu ke waktu. Warna dari masing-masing kurva pada grafik Snail Trail akan dibedakan
76
menjadi 4 agar perubahan kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional dapat terlihat. 4 warna kurva tersebut adalah : •
Garis warna biru menggambarkan kinerja untuk periode 2009
•
Garis warna coklat menggambarkan kinerja untuk periode 2010
•
Garis warna hijau menggambarkan kinerja untuk periode 2011
•
Garis warna ungu menggambarkan kinerja untuk periode 2012
Dalam metode Snail Trail, terdapat 4 kuadran yang harus diperhatikan guna menilai kinerja sebuah portofolio reksa dana saham yaitu : •
Kuadran I : Kuadran ideal dan yang paling diperhatikan oleh investor. Karena pada kuadran ini menunjukkan return yang tinggi dengan risiko yang lebih rendah.
•
Kuadran II : Kuadran ini menunjukkan return yang tinggi dengan risiko yang tinggi pula
•
Kuadran III : Kuadran yang buruk serta dihindari oleh para investor. Karena pada kuadran ini menunjukkan return yang rendah dengan risiko yang tinggi
•
Kuadran IV : Pada kuadran ini menunjukkan baik return maupun risiko yang lebih rendah. Biasanya reksa dana yang baru terbit akan berada pada kuadran ini
77
Tabel 4.15 Analisis Snail Trail – Kuadran I # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kwadrant 1 Mandiri Syariah Batavia Syariah Trim Syariah PNM Syariah NISP Danareksa Manulife BNP Batavia CIMB Syariah
% 15% 15% 13% 11% 9% 4% 2% 2% 2% 2%
Sumber : Data Olahan Dari Tabel 4.15 kita dapat mengetahui presentase suatu reksa dana saham syariah maupun konvensional berada dalam kuadran 1. Terlihat reksa dana saham syariah lebih mendominasi dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional. Mandiri Syariah menjadi yang terbaik dengan 15% berada di kuadran I selama periode penelitian, yaitu 2009-2012. Dan CIMB Syariah menjadi yang terburuk dengan hanya 2% berada dalam kuadaran I selama periode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.1 dan 4.2.
78
Gambar 4.1 Kinerja Terbaik RDS Mandiri Syariah Sumber : Data Olahan
Gambar 4.2 Kinerja Terburuk RDS CIMB Syariah Sumber : Data Olahan 79
Dari Tabel 4.16 kita akan melihat bagaimana kinerja reksa dana saham dapat menghindari kuadran 4, dimana kuadran ini sebagian besar investor tidak ingin memiliki kinerja reksa dana saham yang berada dalam kuadran 4. Data dari Tabel 4.16 juga dapat digunakan untuk memvalidasi peringkat reksa dana saham pada Tabel 4.15 . Tabel 4.16 Analisis Snail Trail – Kuadran III # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kwadrant 3 Danareksa Batavia BNP Manulife Trim Syariah PNM Syariah NISP Mandiri Syariah CIMB Syariah Batavia Syariah
% 57% 49% 38% 30% 28% 26% 23% 15% 15% 6%
Sumber : Data Olahan Dari Tabel 4.16 kita dapat mengetahui presentase suatu reksa dana saham syariah maupun konvensional berada dalam kuadran 3. Tidak jauh berbeda dengan Tabel 4.15 terlihat reksa dana saham syariah lebih mendominasi dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional. Batavia Syariah menjadi yang terbaik dengan hanya 6% berada di kuadran 3 selama periode penelitian. Dan Danareksa menjadi yang terburuk dengan 57% berada dalam kuadaran 3 selama periode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.3 dan 4.4 berikut ini
80
Gambar 4.3 Kinerja Terbaik RDS Batavia Syariah Sumber : Data Olahan
Gambar 4.2. Kinerja Terburuk RDS Danareksa Sumber : Data Olahan 81
Setelah melihat bagaimana kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional berdasarkan kuadran 1 dan kuadran 3 dalam metode Snail Trail, pada Tabel 4.17 kita dapat melihat hasil dari peringkat untuk setiap kategori dalam metode Snail Trail. Tabel 4.17 juga dapat digunakan untuk memvalidasi peringkat pada Tabel 4.15 dan 4.16 Tabel 4.17 Analisis Snail Trail – Peringkat untuk Setiap Kategori Risk Mandiri Syariah CIMB Syariah PNM Syariah Batavia Syariah NISP Danareksa Trim Syariah Manulife Batavia BNP Best Risk Management
Return Batavia Syariah Trim Syariah Manulife NISP BNP PNM Syariah Batavia Mandiri Syariah CIMB Syariah Danareksa Best Return
Sumber : Data Olahan
82
KW1 Mandiri Syariah Batavia Syariah Trim Syariah PNM Syariah NISP Danareksa Manulife BNP Batavia CIMB Syariah High Return Low Risk
KW3 Danareksa Batavia BNP Manulife Trim Syariah PNM Syariah NISP Mandiri Syariah CIMB Syariah Batavia Syariah Low Return High Risk