46
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Riwayat Kementerian 3.1.1 Sejarah Kementerian Kementerian energi dan sumber daya mineral merupakan lembaga Negara yang memiliki sejarah panjang mengenai perubahan nama dan kepemimpinan, semua ini dimulai pada tahun 1945 berdirilah lembaga pertama yang menangani pertambangan di Indonesia, lembaga tersebut adalah Jawatan Tambang dan Geologi yang dibentuk pada tanggal 11 September 1945. Jawatan ini, semula bernama Chisitsu Chosajo, bernaung di bawah Kementerian Kemakmuran. Dimana pada tahun 1952, Jawatan dan Geologi yang pada saat itu berada di bawah Kementerian Perindustrian, berdasarkan SK Menteri Perekonomian no. 2360a/M Tahun 1952, di ubah menjadi Direktorat Pertambangan yang terdiri atas Pusat Jawatan Pertambangan dan Pusat Jawatan Geologi. Lalu pada tahun 1957, berdasarkan Keppres no.131 Tahun 1957 Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Dan berdasarkan SK Menteri Perindusrian no. 4247 a/M tahun 1957, Pusat-pusat dibawah Direktorat Pertambangan berubah menjadi Jawatan Pertambangan dan Jawatan Geologi. Tahun 1959, Kementerian
Perindustrian
dipecah
kembali
menjadi
Kementerian
47
Perindustrian Dasar/Pertambangan dan Kementerian Perindustrian Rakyat dimana bidang pertambangan minyak dan gas bumi berada dibawah Kementerian Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Namun keadaan tersebut tidak bertahan lama, hingga pada tahun 1961 Pemerintah membentuk Biro Minyak dan Gas Bumi yang berada dibawah Kementerian Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Yang kemudian pada Tahun 1962, Jawatan Geologi dan Jawatan Pertambangan diubah menjadi Direktorat Geologi dan Direktorat Pertambangan. Tapi keadaan tersebut tetap tidak bertahan lama, pada tahun 1963 Biro Minyak dan Gas Bumi diubah menjadi Direktorat Minyak dan Gas Bumi yang berada dibawah kewenangan Pembantu Menteri Urusan Pertambangan dan Perusahaan-perusahaan Tambang Negara. Kemudian kembali berubah pada tahun 1965
Kementerian
Perindustrian Dasar/Pertambangan dipecah menjadi tiga Kementerian yaitu : Kementerian
Perindustrian
Dasar,
Kementerian
Pertambangan
dan
Kementerian Urusan Minyak dan Gas Bumi. Hingga pada tanggal 11 Juni 1965 Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi menetapkan berdirinya Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas). Yang kemudian pada tahun 1966 Kementerian Urusan Minyak dan Gas Bumi dilebur menjadi Kementerian Pertambangan dan Migas yang membawahi Kementerian Minyak dan Gas Bumi. Dan pada tahun 1966 dalam Kabinet Ampera, Kementerian Minyak dan Gas Bumi dan Kementerian Pertambangan dilebur menjadi Kementerian Pertambangan. Hingga pada tahun 1978 Kementerian Pertambangan berubah
48
menjadi Kementerian Pertambangan dan Energi. Pada tahun 2000 Kementerian Pertambangan dan Energi berubah menjadi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Terakhir pada tahun 2010
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral berubah menjadi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 3.1.2 Mitra Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) selalu berusaha mengelola sumber dayanya dengan baik, untuk memenuhi tujuan tersebut KESDM melakukan survei dibidang energi yaitu untuk mengetahui pemakaian (konsumsi) bahan bakar di pulau jawa (sektor industri, rumah tangga, transportasi, komersial, penangkapan ikan), pengembangan content data warehouse dan berkerjasama dibidang pengelolaan data, proyeksi energi, pengembangan SDM (training). Di bawah ini adalah perusahaan yang menjalin kemitraan strategis dengan KESDM : 1. PT. PERTAMINA 2. PT. TOTAL PETROLIUM 3. PT. CHEVRON 4. PT. CONOCO PHILLIPS 5. PT. BRITISH PETROLIUM OIL 6. PT. GRAHASINDO CIPTA PRATAMA 7. PT. ELECTRA IT SOLUTION
49
8. PT. NOOREL CONSULTING 9. JODI (JOINT OIL DATA INITIATIVE) 10. IEA (INTERNATIONAL ENERGI AGENCY) 11. APEC (ASIA PASIFIC ECONOMIC COMMITTE) 12. DLL. 3.1.3 Visi dan Misi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana Pemerintah yang mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral. Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan visi dan misinya sebagai berikut: 3.1.3.1 Visi Terwujudnya pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. 3.1.3.2 Misi 1. Merumuskan kebijakan nasional dan teknis dalam rangka menjamin keamanan pasokan energi dan mineral nasional yang murah, merata dan berkelanjutan.
50
2. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan pelayanan di bidang teknologi, ekonomi dan informasi sektor ESDM secara profesional dan berdaya saing tinggi. 3.
Mewujudkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang bersih dan berwibawa dengan melaksanakan good governance.
3.2 Tujuan Umum Model Kementerian 3.2.1 Struktur Kementerian Berikut ini adalah gambar struktur organisasi dari Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (KESDM) serta gambar struktur organisasi dari divisi pusat data dan informasi yang terdapat pada KESDM.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
51
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pusat Data dan Informasi 3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1. Menteri a. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral. b.
Wewenang 1.
Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang energi dan sumber daya mineral;
52
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral; 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementrian; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas Kementrian; 5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi Kementrian kepada Presiden. 2. Staf Ahli Staf-staf dibawah menteri langsung yang membantu menteri dan memiliki tugas dan fungsi yang sejajar dengan Inpektorat dan Sekretariat Jenderal. 3. Inspektorat Jendral
Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawasan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
a. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan secara lancar dan tepat. 2. Mewujudkan ketertiban administrasi dan ketaatan pada peraturan perundang - undangan yang berlaku dan tercapainya efisiensi,
53
efektifitas serta keekonomian dalam setiap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya. 3. Mewujudkan pengawasan melekat yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada setiap jenjang organisasi sebagai tulang punggung pengawasan. 4. Menyelenggarakan
sistem
pengawasan
dan
sistem
informasi
pengawasan yang berdaya guna serta didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. 5. Menciptakan aparatur pemerintah yang akuntabel, profesional, kreatif, jujur, bersih, bebas dari KKN. 6. Mengoptimalkan pemeriksaan reguler dan pemeriksaan khusus. 7. Meningkatkan perhatian dan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan aparat pengawasan ekstern dan pengaduan / pengawasan masyarakat. 8. Menerapkan
penghargaan
dan
hukuman
untuk
berfungsinya
pengawasan melekat. 9. Mengoptimalkan
program-program
pengembangan
SDM,
pengembangan sistem pengawasan, pengembangan sarana dan prasarana pengawasan. 10.
Meningkatkan pengawasan sejak tahap perencanaan sampai
dengan pemanfaatan hasil kegiatan.
54
b. Wewenang
1. Mengutamakan program pemeriksaan pada kegiatan berskala nasional dan stategis, rawan kebocoran dan penyimpangan, pelayanan kepada masyarakat, serta hal-hal lain yang menjadi perhatian pimpinan. 2. Meningkatkan sanksi dan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan baik intern maupun ekstern. 3. Meningkatkan pengetahuan aparatur pengawasan fungsional mengenai karakteristik sektor energi dan sumber daya mineral 4. Meningkatkan penyertaan aparatur pengawasan fungsional pada kegiatan diklat dan litbang. 5. Mengembangkan
sistem
pengawasan
dan
sistem
informasi
pengawasan sejalan dengan kemajuan IPTEK. 6. Meningkatkan pengawasan buril. 7. Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan. 8. Mengembangkan sarana dan prasarana.
4. Sekretariat Jenderal
Dalam rangka melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara di bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) yang meliputi pembuatan kebijakan dan pengaturan (regulasi) komoditi mineral, batubara, panas bumi, minyak bumi, gas bumi, energi baru/terbarukan, dan listrik yang dilaksanakan oleh "unsur lini" serta pelayanan geologi, kelitbangan, dan kediklatan di bidang ESDM dengan baik, diperlukan adanya dukungan ketersediaan Personil, Pembiayaan, Peralatan, dan
55
Dokumen (P3D) yang memadai yang dilaksanakan oleh unsur pendukung yang diemban oleh unit Sekretaris Jenderal KESDM.
a. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Sekretariat Jenderal adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan kordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian. b. Wewenang 1. Dapat koordinasi kegiatan Kementerian, 2. Dapat menyelenggarakan pengelolaan adminisrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, 3. Penyelengara
hubungan
keja
di
bidang
adminstrasi
dengan
Kementrian Kordinator, Kementrian Negara, Kementerian lain, Lembaga pemerintah Non Kementerian, dan lembaga lain yang terkait, 4. Pelaksana tugas lain yang diberikan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral.
56
5. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri dari 5 unit kerja: a. Sekretariat Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi b. Direktorat Pembinaan Program Migas c. Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Migas d. Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas e. Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas,
Direktorat
Jenderal
Minyak
dan
Gas
Bumi
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : • Penyiapan rumusan kebijakan Kementerian di bidang minyak dan gas bumi. • Pelaksanaan kebijakan di bidang minyak dan gas bumi. • Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang minyak dan gas bumi.
57
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi. • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 6. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri dari 5 unit kerja: a. Sekretariat Direktorat Jenderal b. Direktorat Pembinaan Program Kelistrikan c. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan d. Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan e. Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang listrik dan pemanfiatan energi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi menyelenggarakan fungsi: • Penyiapan rumusan kebijakan Kementerian di bidang listrik dan pemanfaatan energi, • Pelaksanaan kebijakan di bidang iistrik dan pemanfaatan energi,
58
• Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang listrik dan pemanfaatan energi, • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi, • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Listrik dan pemanfaatan Energi. 7. Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (DJMBP) merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri dari 5 unit kerja: a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Pembinaan Program Mineral, Batubara dan Panas Bumi
c. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara
d. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air
Tanah e. Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas Bumi
Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang mineral, batubara dan panas bumi.
59
8. Badan Geologi Badan Geologi merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kementerian ESDM yang bertugas memberikan pelayanan informasi geologi.Badan Geologi terdiri dari 5 unit kerja yaitu:
a. Sekretariat Badan Geologi b.
Pusat Sumber Daya Geologi
c.
Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana
d.
Pusat Lingkungan Geologi
e.
Pusat Survei Geologi
Tugas dan Tanggung Jawab • Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi
Wewenang • Perumusan kebijakan di bidang geologi; • Perumusan rencana dan program penelitian dan pelayanan; • Pembinaan dan pelaksanaan penelitian dan pelayanan; • Pelayanan survei geologi, serta penelitian dan pelayanan di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, dan geologi lingkungan; • Pemberian rekomendasi serta penyajian informasi hasil survei, penelitian dan pelayanan; • Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pelayanan bidang geologi;
60
• Pelaksanaan urusan administrasi Badan Geologi.
9. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi Terwujudnya badan penelitian dan pengembangan yang profesional, berdaya saing tinggi, dan mandiri di sektor energi dan sumber daya mineral. Misi 1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di sektor energi dan sumber daya mineral 2. Memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan kebijakan di sektor energi dan sumber daya mineral 3. Memberikan pelayanan teknologi 10.
Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM a. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Mewujudkan sumber daya manusia berdaya saing global melalui pengembangan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. 2. Mewujudkan kelembagaan yang kuat melalui akreditasi kediklatan, penyusunan kebijakan diklat, pengembangan
61
sarana prasarana, pengembangan kerjaa sama dan jejaring kerja serta pengembangan sistem informasi diklat. 3. Mewujudkan kelembagaan
kepercayaan
pengguna
diklat
terakrediasi.
yang
diklat
melalui
Terlaksananya
pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia. b. Wewenang 1. Penguatan Kelembagaan 2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Penyusunan Perangkat Kebijakan 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana 4. Peningkatan Kerjasama Jejaring Kerja dan Promosi 5. Pengelolaan Sistem Informasi
c. Program 1. Penguatan Kelembagaan Pendidikan dan Pelatihan •
Akreditasi kelembagaan Pusdiklat dalam melaksanakan Diklat Pimpinan, Fungsional dan Teknik Bidang ESDM oleh Instansi yang berwenang
62
•
Akreditasi program pendidikan dan pelatihan sebagai Lembaga Diklat Profesi
•
Pembentukan Pusat Assesment yang dapat dimanfaatkan balk untuk keperluan PNS Pusat/Daerah dan Dinas Pertambangan
dan
Energi
Prop/Kab/Kota
atau
Perusahaan/Industri dan Masyarakat •
Pembentukan
Lembaga
Sertifikasi
Profesi
yang
independen dan terakreditasi untuk sub sektor energi dan sumber daya mineral •
Akreditasi laboratorium pendidikan dan pelatihan.
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia •
Sertifikasi Pendidikan dan Pelatihan sumber daya manusia PNS Pusat/Daerah dan Dinas Pertambangan dan Energi Prop/Kab/Kota
berdasarkan
kompetensi
sebagai
persyaratan pokok dalam perencanaan karier PNS •
Sertifikasi kompetensi Tenaga Teknik/Industri berlaku secara nasional, regional maupun internasional
•
Diktat tenaga kerja terampil/ahli untuk kebutuhan pasar regional/ internasional
63
•
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia pengelola pendidikan dan pelatihan (Widyaiswara/ Instruktur/Dosen, Pembina dan Penyelenggara)
•
Penetapan Request and Offer Professional Services bidang energi dan sumber daya mineral
•
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan terstruktur berbasis kompetensi bagi Aparatur/PNS dan tenaga teknik/industri sesuai dengan perencanaan karier dan kebutuhan pasar sektor energi dan sumber daya mineral
•
Penyelenggaraan pendidikan reguler berjenjang DI, DII, DIII, DIV, dan Spl sektor energi dan sumber daya mineral.
•
Penyertaan pads program pendidikan formal S1, S2, dan S3. 3) Penyusunan Perangkat Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan
•
Evaluasi Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
•
Penyusunan perangkat kebijakan pendidikan dan pelatihan sektor energi dan sumber daya mineral
•
Penetapan pets jabatan strategic bidang energi dan sumber daya mineral bagi PNS dan Pengusahaan/Industri
64
•
Penetapan Standar Kompetensi bidang energi dan sumber daya mineral menjadi SKKNI secara bertahap
•
Penetapan
Standar
Akreditasi
Lembaga
Diktat
Pemerintah/Profesi bidang energi dan sumber daya mineral •
Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis bidang energi dan sumber daya mineral
•
Penetapan assesment sebagai dasar pendidikan dan pelatihan serta perencanaan karier bagi sumber daya manusia Aparatur/ PNS/Pengusahaan
•
Penetapan
dan
pemberlakukan
Standar
Latih
Kompetensi/Standar Kurikulum/Silabus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis bidang energi dan sumber daya mineral •
Penyusunan GBPP dan Modul untuk pendidikan dan pelatihan Fungsional dan Teknis bidang energi dan sumber daya mineral berdasar kompetensi
•
Pemberlakuan standar evaluasi Widyaiswara/Instruktur pendidikan dan pelatihan bidang energi dan sumber daya mineral
65
•
Penetapan dan pemberlakuan Standar Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis bidang energi dan sumber daya mineral
•
Penetapan
dan
pemberlakuan
standar
evaluasi
penyelengaraan pendidikan dan pelatihan Fungsional dan Teknis bidang energi dan sumber daya mineral oleh Lembaga Diklat Pemerintah Pusat/Daerah dan Lembaga Diklat Profesi 3. Pengembangan
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan
dan
pendidikan
dan
Pelatihan •
Melengkapi
alai-alat
peraga
untuk
pelatihan bidang energi dan sumber daya mineral •
Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan
•
Pengadaan gedung, dan Asrama.
4. Pengembangan Kerjasama, Jejaring dan Promosi Pendidikan dan Pelatihan •
Pengembangan kerjasama, jejaring dan promosi bidang pendidikan dan pelatihan energi dan sumber daya mineral Peningkatan koordinasi antara Lembaga Diklat Pemerintah
66
Pusat dan Daerah dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Teknis tertentu •
Pengembangan kerjasama antara Lembaga Diklat nasional atau internasional
•
Sinkronisasi program pendidikan dan pelatihan bidang energi dan sumber daya mineral sesuai kebutuhan
•
Peningkatan kerjasama pendidikan dan pelatihan dengan instansi pemerintah, stake holders dalam negeri dan luar negeri
•
Pengembangan Forum Komunikasi sebagai langkah lanjut kesepakatan pendidikan dan pelatihan bidang energi dan sumber daya mineral dengan stake holders.
5. Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan kapasitas suprastruktur (kelembagaan, regulasi dan sumber daya manusia pengguna maupun pengelola), optimalisasi
integrasi
infrastruktur
infrastruktur
informasi
jaringan dan
fisik, aplikasi,
meningkatkan sinergi dengan pihak pihak terkait serta mendorong
penggunaan
dan/atau open source.
perangkat
lunak
berlisensi
67
11.
Pusat Data dan Informasi a. Bagian Tata Usaha 1. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, dukungan operasi kerja, dan persuratan dinas. 2. Pelaksanaan
dukungan
administratif
dan
pelaporan
atas
penyelenggaraan national data centre atau data national energi dan sumber daya mineral. 3. Evaluasi pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Pusat, serta ketatausahaan Bakoren dan data national energi dan sumber daya mineral. b. Bidang Penerapan Teknologi Informasi 1. Penyiapan
koordinasi
penerapan
teknologi
informasi
Kementerian. 2. Penyiapan norma, standard dan criteria pengelolaan sistem informasi. 3. Penyusunan rumusan pedoman penerapan teknologi informasi Kementerian. 4. Pengkajian perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. 5. Penyiapan rumusan rencana dan program integrasi jaringan sistem informasi Kementerian.
68
6. Penerapan dan pemanfaatan infrastruktur teknologi dan jaringan system informasi gedung Kementerian dan Sekretariat Jenderal. 7. Penyelenggaraan
system
jaringan
komunikasi
intranet
Kementerian. 8. Pelaksanaan integrasi jaringan sistem informasi Kementerian. 9. Pelayanan aksesibilitas jaringan system informasi Kementerian. 10. Pengelolaan situs informasi Kementerian dan Sekretariat Jenderal. 11. Pemeliharaan perangkat teknologi dan jaringan system informasi pada gedung Kementerian dan Sekretariat Jenderal. 12. Evaluasi pelaksanaan pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi Kementerian, serta pengelolaan jaringan informasi Kementerian dan Sekretariat Jenderal. c. Bidang Pelayanan Data dan Informasi 1. Penyiapan
koordinasi
pengelolaan
data
dan
informasi
Kementerian. 2. Penyusunan rumusan norma, standard dan kriteria pengelolaan data dan informasi. 3. Penyiapan rumusan pedoman pengelolaan data dan informasi Kementerian.
69
4. Pelaksanaan dan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi. 5. Pelayanan data dan informasi. 6. Evaluasi pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi energi dan sumber daya mineral. d. Bidang Kajian Strategis 1. Penyiapan koordinasi pelaksanaan kajian strategis Kementerian. 2. Pelaksanaan kajian kebijakan strategis. 3. Pemberian dukungan teknis kebijakan lintas sektor dan lintas komoditi melalui pengkajian strategis. 4. Penyiapan rumusan dan model dan/atau sekenario kebijakan strategis tekno ekonomi. 5. Penyiapan pertimbangan dan rumusan cetak biru kebijakan strategis. 6. Evaluasi kebijakan strategis yang lintas sektor dan komoditi energi dan sumber daya mineral.
70
3.3 Teknologi Informasi pada KESDM 3.3.1
Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada kantor pusat data dan informasi KESDM meliputi: a. Hardware, meliputi : - Jumlah Server : +/-6 Unit - Jumlah Workstation : +/- 2 unit - Jumlah PC : +/- 40 unit - Processor yang digunakan o untuk server : intel core 2 duo o untuk client : intel pentium 4 - RAM yang digunakan o untuk server : 2 GB o untuk client : 1 GB – 2 GB (rata2 1 GB) - Jumlah Printer : kurang lebih 12 unit, terdiri dari berbagai merek, antara lain : HP dan 1 Canon - Scanner, terdiri dari : 2 scaner HP dan Canon - Keyboard, terdiri dari : HP, Dell, Logitech
71
- Mouse, terdiri dari : HP, Dell, Logitech - DVD ROM, terdiri dari : HP, Dell b. Network yang digunakan adalah VPN 3.3.2
Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan dalam membantu pelaksanaan kegiatan operasional adalah sebagai berikut: •
Bahasa pengembangan PHP
•
Database postgreSQL
•
Database Microsoft SQL Server 2005
•
Webserver apache
3.4 Sistem Yang Sedang Berjalan 3.4.1
Subjek Data Subjek data adalah sumber-sumber data yang digunakan untuk menampilkan informasi yang diperlukan oleh pihak eksekutif di dalam summary report yang diinginkan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
72
Tabel 3.1 Tabel Subjek Data pada KESDM Subjek Data
Keterangan
Tipe area
Menjelaskan apakah suatu area itu lepas pantai (off shore) atau tidak (on shore).
Propinsi
Berisikan informasi propinsi-propinsi di Indonesia.
Kabupaten
Berisikan informasi kabupaten-kabupaten dari masing-masing propinsi di Indonesia.
Area
Menjelaskan nama suatu lokasi tempat terjadinya pengambilan sumber daya mineral.
Tipe Operator
Menjelaskan tipe dari operator yang menjalankan operasi pengambilan SDM di suatu Area.
Operator
Menjelaskan nama operator yang menjalankan operasi pengambilan SDM di suatu Area.
Tambang
Memberikan informasi tentang sebuah tambang, misalnya nama tambang, lokasinya, serta operator yang mengerjakan proses produksi,atau konsumsi pada suatu area.
Kilang
Memberikan infromasi tentang sebuah kilang, misalnya nama kilang, berada di kabupaten mana, dan tipe kilang tersebut (kilang minyak bumi, LNG, LPG).
Negara
Memberikan informasi nama-nama Negara tujuan import dari SDM yang di produksi dari operator tertentu.
Tambang Panas Bumi
Memberikan informasi tentang tambang panas bumi.
Produk
Memberikan informasi nama sebuah produk yang dihasilkan pada sebuah kilang, serta menjelaskan apakah produk ini BBM atau non-BBM.
73
Sektor
Menjelaskan distribusi produk yang dihasilkan pada sektor apa (industry, rumah tangga, dll).
Minyak Bumi
Menjelaskan data-data minyak bumi yang dimasukan oleh PUSDATIN.
Gas Bumi
Menjelaskan data-data gas bumi yang dimasukan oleh PUSDATIN.
Panas Bumi
Menjelaskan data-data panas bumi yang dimasukan oleh PUSDATIN.
BBM
Menjelaskan data-data BBM yang dimasukan oleh PUSDATIN.
Non BBM
Menjelaskan data-data Non BBM yang dimasukan oleh PUSDATIN.
LNG
Menjelaskan data-data LNG yang dimasukan oleh PUSDATIN.
LPG
Menjelaskan data-data LPG yang dimasukan oleh PUSDATIN.
3.4.2
Fungsi Bisnis Fungsi bisnis sendiri adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pihak KESDM berdasarkan divisi-divisi atau bagian-bagian tertentu, di mana kegiatan tersebut menyusun seluruh atau sebagian aktifitas summary dan reporting yang dilakukan oleh KESDM. Adapun fungsi bisnis yang terdapat pada KESDM adalah : Tabel 3.2 Tabel Fungsi Bisnis pada KESDM Fungsi Bisnis
Keterangan
Produksi Minyak Bumi
Menjelaskan produksi minyak bumi pada tanggal tertentu dari sebuah tambang.
Konsumsi Minyak Bumi
Menjelaskan konsumsi minyak bumi pada tanggal tertentu dari sebuah tambang.
74
Ekspor Minyak Bumi
Menjelaskan berapa banyak ekspor minyak bumi dari suatu Negara ke sebuah Tambang, serta berapa biaya yang diperlukan.
Impor Minyak Bumi
Menjelaskan berapa banyak impor minyak bumi ke suatu Negara dari sebuah Tambang, serta berapa biaya yang didapatkan dari hasil impor tersebut.
Produksi Gas Bumi
Menjelaskan berapa banyak produksi gas bumi pada sebuah tambang.
Konsumsi Gas Bumi
Menjelaskan berapa banyak konsumsi gas bumi pada sebuah tambang, penjelasan konsumsinya dibagi pada point-point yang mendetail, misalnya berapa konsumsi diri sendiri, berapa konsumsi local, dll.
Produksi Panas Bumi
Menjelaskan berapa banyak geothermal steam yang dihasilkan pada sebuah tambang panas bumi.
Konsumsi BBM
Menjelaskan berapa banyak konsumsi BBM pada sebuah sektor, selain itu menjelaskan juga produk apa yang yang dikonsumsi, serta di kabupaten atau propinsi mana BBM tersebut di konsumsi.
Produksi BBM
Menjelaskan berapa banyak produksi BBM pertanggal tertentu, pada sebuah kilang.
Produksi non BBM
Menjelaskan berapa banyak produksi non BBM pertanggal tertentu, pada sebuah kilang.
Ekspor BBM
Menjelaskan berapa banyak ekspor BBM yang dilakukan dari suatu Negara, serta produk apa yang di ekspor, selain itu juga menjelaskan biaya yang diperlukan untuk ekspor tersebut.
Ekspor non BBM
Menjelaskan berapa banyak ekspor non BBM yang dilakukan dari suatu Negara, serta produk apa yang di ekspor, selain itu juga menjelaskan biaya yang diperlukan untuk ekspor tersebut.
75
Impor BBM
Menjelaskan berapa banyak impor BBM yang dilakukan ke suatu Negara, serta produk apa yang di import, selain itu juga menjelaskan biaya yang didapatkan dari hasil import tersebut.
Impor non BBM
Menjelaskan berapa banyak impor non BBM yang dilakukan ke suatu Negara, serta produk apa yang di import, selain itu juga menjelaskan biaya yang didapatkan dari hasil import tersebut.
Produksi LNG
Menjelaskan berapa banyak LNG yang dihasilkan pada tanggal tertentu pada sebuah kilang.
Ekspor LNG
Menjelaskan berapa banyak LNG yang di ekspor ke sebuah kilang pada tanggal tertentu.
Produksi LPG
Menjelaskan berapa banyak LPG yang dihasilkan pada tanggal tertentu pada sebuah kilang.
Ekspor LPG
Menjelaskan berapa banyak LPG yang di ekspor ke sebuah kilang pada tanggal tertentu.
3.4.3
Proses Bisnis Proses bisnis pada KESDM dimulai ketika mereka mengumpulkan
unstructured file dari masing-masing Unit bisnis. Disana mereka menggunakan unstructured file yang masih dalam bentuk hard copy, untuk dirubah menjadi sebuah structured data secara manual. Setiap structured data tersebut diperiksa secara manual untuk menghindari terjadinya inkonsistensi data, serta melakukan grouping data. Setelah seluruh structured data selesai, maka kita bisa melakukan import kedalam Database yang ada. Untuk itu maka kita harus masuk ke dalam
76
admin panel yang berbasiskan web di dalam lingkungan KESDM, disana kita perlu memasukan username dan password yang bisa digunakan untuk mengakses admin panel. Setelah login, maka kita bisa menggunakan menumenu input yang ada untuk melakukan input data. Setiap structured data yang dibuat memiliki menu input yang berbeda (dibagi berdasarkan divisi-divisi data tersebut). Selain dengan cara input manual, kita juga bisa melakukan import file excel yang sudah terstruktur. Selain itu kita bisa juga menggunakan query untuk melakukan insert kedalam database. Berikut adalah diagram alur dari proses bisnis yang sedang berjalan:
77
Gambar 3.3 – Diagram Alur Proses Bisnis yang sedang berjalan 3.5 Analisis tabel 3.5.1
Database Kementerian Adapun tabel yang digunakan dalam basis operasional dalam pemasukan input data secara berkala pada PUSDATIN di KESDM antara lain.
78
•
Nama Tabel : ms_tipe_area Primary Key : kode_area Tabel 3.3 Tabel Ms Tipe Area 1 2
•
Nama Field kode_area nama_area
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama dari tipe area (onshore/offshore)
Nama Tabel : ms_propinsi Primary Key : kode_propinsi Tabel 3.4 Tabel Ms Propinsi Nama Field 1 kode_propinsi 2 nama_propinsi
•
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama dari propinsi (Bali, Yogyakarta, Semarang)
Nama Tabel : ms_kabupaten Primary Key : kode_kabupaten Tabel 3.5 Tabel Ms Kabupaten Nama Field Type Ukuran Keterangan 1 kode_kabupaten Integer primary key 2 nama_kabupaten Varchar 255 menjelaskan nama dari kabupaten 3 kode_propinsi Integer foreign key dari ms_propinsi
79
•
Nama Tabel : ms_area Primary Key : kode_area Tabel 3.6 Tabel Ms Area Nama Field 1 kode_area 2 nama_area
•
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama area (blok A, blok B)
Nama Tabel : ms_tipe_operator Primary Key : kode_tipe_operator Tabel 3.7 Tabel Ms Tipe Operator Nama Field 1 kode_tipe_operator
Type integer
Ukuran Keterangan primary key
2 nama_tipe_operator varchar
255 menjelaskan nama tipe operator (pertamina, sharing contract)
80
•
Nama Tabel : ms_operator Primary Key : kode_operator Tabel 3.8 Tabel Ms Operator
•
Nama Field 1 kode_ operator 2 Nama_ operator
Type Integer
3 kode_tipe_ operator
Integer
varchar
Ukuran
Keterangan primary key
255 menjelaskan nama operator (chevron) foreign key dari ms_tipe_operator
Nama Tabel : ms_tambang Primary Key : kode_tambang Tabel 3.9 Tabel Ms Tambang Nama Field 1 kode_tambang 2 kode_operator
•
Type Ukuran Keterangan integer primary key integer foreign key dari ms_operator 3 kode_tipe_area integer foreign key dari ms_tipe_area Nama Tabel : ms_tambang_propinsi Primary Key : kode_tambang, kode_propinsi Tabel 3.10 Tabel Ms Tambang Propinsi Nama Field 1 kode_tambang
2 kode_propinsi
Type Ukuran Keterangan integer assosiative entity dari ms_tambang integer assosiative entity dari ms_propinsi
81
•
Nama Tabel : ms_tambang_kabupaten Primary Key : kode_tambang, kode_kabupaten Tabel 3.11 Tabel Ms Tambang Kabupaten Nama Field 1 kode_tambang
•
Type Ukuran Keterangan Integer assosiative entity dari ms_tambang 2 kode_kabupaten Integer assosiative entity dari ms_kabupaten Nama Tabel : ms_tambang_area Primary Key : kode_tambang, kode_area Tabel 3.12 Tabel Ms Tambang Area Nama Field 1 kode_tambang
•
Type Ukuran Keterangan Integer assosiative entity dari ms_tambang 2 kode_area Integer assosiative entity dari ms_area Nama Tabel : tr_produksi_minyak_bumi Primary Key : kode_produksi_minyak_bumi Tabel 3.13 Tabel Tr Produksi Minyak Bumi Nama Field 1 kode_produksi _minyak_bumi 2 kode_tambang
3 tanggal_ produksi_ minyak_bumi 4 crude_oil
Type Integer Integer
Datetime
Numeric
Ukuran
Keterangan primary key
foreign key dari ms_tambang tanggal di produksinya minyak bumi 21.2 jumlah Crude oil
82
5 Condensate •
Numeric
21.2 jumlah condesate
Nama Tabel : ms_kilang Primary Key : kode_kilang Tabel 3.14 Tabel Ms Kilang Nama Field 1 kode_kilang 2 nama_kilang
Type integer varchar
3 kode_kabupaten
integer
4 kilang_ minyak_bumi
integer
menjelaskan apakah ini kilang minyak bumi (1/0)
5 kilang_lng
integer
6 kilang_lpg
integer
7 kilang_bbm
integer
menjelaskan apakah ini kilang LNG (1/0) menjelaskan apakah ini kilang LPG (1/0) menjelaskan apakah ini kilang BBM (1/0) menjelaskan apakah ini kilang Non BBM (1/0)
8 kilang_non_bbm integer
Ukuran 255
Keterangan primary key menjelaskan nama kilang (arun, p. bandan) foreign key dari ms_kabupaten
83
•
Nama Tabel : tr_konsumsi_minyak_bumi Primary Key : kode_konsumsi_minyak_bumi Tabel 3.15 Tabel Tr Konsumsi Minyak Bumi Nama Field Type Ukuran Keterangan 1 kode_konsumsi Integer primary key _minyak_bumi 2 tanggal_konsumsi datetime tanggal kapan _minyak_bumi dikonsumsinya minyak bumi
•
3 kode_kilang
Integer
4 Consumtion
numeric
foreign key dari ms_kilang 21.2 jumlah konsumsi (dalam barrel)
Nama Tabel : ms_negara Primary Key : kode_negara Tabel 3.16 Tabel Ms Negara Nama Field 1 kode_negara 2 nama_negara
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama negara (Indonesia)
84
•
Nama Tabel : tr_ekspor_minyak_bumi Primary Key : kode_ekspor_minyak_bumi Tabel 3.17 Tabel Tr Ekspor Minyak Bumi
•
Nama Field 1 kode_ekspor_ minyak_bumi 2 tanggal_ekspor_ minyak_bumi
Type Integer
3 kode_negara
Integer
4 kode_kilang
Integer
5 crude_oil
Numeric
6 Condensate
Numeric
7 Harga
Numeric
Ukuran
Datetime
Keterangan primary key tanggal kapan diekspornya minyak bumi
foreign key ms_negara foreign key ms_kilang 21.2 banyaknya Crude oil yang diekspor 21.2 banyaknya condesate yang diekspor 21.2 jumlah harga yang dibayar
Nama Tabel : tr_impor_minyak_bumi Primary Key : kode_impor_minyak_bumi Tabel 3.18 Tabel Tr Impor Minyak Bumi Nama Field 1 kode_impor_ minyak_bumi 2 tanggal_impor_ minyak_bumi
Type Integer
3 kode_negara
Integer
4 kode_kilang
Integer
Datetime
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan diimpornya minyak bumi foreign key ms_negara foreign key ms_kilang
85
•
5 crude_oil
Numeric
6 Condensate
Numeric
7 Harga
Numeric
21.2 banyaknya Crude oil yang diimpor 21.2 banyaknya condesate yang diimpor 21.2 jumlah harga yang dibayar
Nama Tabel : tr_produksi_gas_bumi Primary Key : kode_produksi_gas_bumi Tabel 3.19 Tabel Tr Produksi Gas Bumi Nama Field Type 1 kode_produksi_ Integer gas_bumi 2 tanggal_produksi_ datetime gas_bumi 3 kode_tambang
Ukuran
tanggal kapan diproduksinya gas bumi foreign key ms_tambang 21.2 jumlah produksi gas bumi
Integer
4 gross_Producttion numeric
•
Keterangan primary key
Nama Tabel : tr_konsumsi_gas_bumi Primary Key : kode_konsumsi_gas_bumi Tabel 3.20 Tabel Tr Konsumsi Gas Bumi Nama Field 1 Kode_konsumsi _gas_bumi 2 tanggal_ konsumsi_gas_ bumi
Type Integer datetime
tanggal konsumsi gas bumi
3 kode_tambang
Integer
foreign key ms_tambang
Ukuran
Keterangan primary key
86
4 utilization_ own_use
Numeric
21.2 jumlah konsumsi pribadi 21.2 jumlah konsumsi local 21.2 jumlah konsumsi tambang 21.2 jumlah konsumsi lpg lexpi 21.2 jumlah konsumsi condesate 21.2 jumlah konsumsi lng
5 utilization_local Numeric 6 utilization_ refinery
Numeric
7 utilization_ lpg_lexpi
Numeric
8 utilization_cond Numeric esation
•
9 utilization_lng
Numeric
10 utilization_lpg
Numeric
11 utilization_pgn
Numeric
12 utilization_gas
Numeric
13 Shrinkage
Numeric
21.2 jumlah konsumsi lpg 21.2 jumlah konsumsi pgn 21.2 jumlah konsumsi gas 21.2 penyusutan
Nama Tabel : ms_tambang_panas_bumi Primary Key : kode_tambang_panas_bumi Tabel 3.21 Tabel Ms Tambang Panas Bumi Nama Field 1 kode_tambang _panas_bumi 2 nama_tambang _panas_bumi
Type Integer
3 kode_tipe_operat or
Integer
Varchar
Ukuran
Keterangan primary key
255 menjelaskan nama dari tambang panas bumi (kamojang, sibayak) foreign key dari ms_tipe_ operator
87
•
Nama Tabel : tr_produksi_panas_bumi Primary Key : kode_produksi_panas_bumi Tabel 3.22 Tabel Tr Produksi Panas Bumi
Nama Field 1 kode_produksi _panas_bumi 2 tanggal_produksi _panas_bumi
Type Integer
3 kode_tambang _panas_bumi
Integer
4 geothermal_steam
Numeric
•
datetime
Ukuran
Keterangan primary key
tanggal produksi panas bumi foreign key dari ms_tambang_p anas_bumi 21.2 banyaknya panas bumi yang dihasilkan
Nama Tabel : ms_produk Primary Key : kode_produk Tabel 3.23 Tabel Ms Produk Nama Field 1 kode_produk 2 nama_produk
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama produk (minyak tanah, premium) 3 kode_tipe_produk Integer menjelaskan apakah produk ini BBM atau Non BBM (1/0)
88
•
Nama Tabel : ms_sektor Primary Key : kode_sektor Tabel 3.24 Tabel Ms Sektor Nama Field 1 kode_sektor 2 nama_sektor
•
Type Ukuran Keterangan Integer primary key Varchar 255 menjelaskan nama sektor (industri, rumah tangga, transportasi)
Nama Tabel : ms_sektor_produk Primary Key : kode_sektor, kode_produk Tabel 3.25 Tabel Ms Sektor Produk
•
Nama Field 1 kode_sektor
Type Integer
2 kode_produk
Integer
Ukuran
Keterangan assosiative entity dari ms_sektor assosiative entity dari ms_produk
Nama Tabel : tr_konsumsi_bbm Primary Key : kode_konsumsi_bbm Tabel 3.26 Tabel Tr Konsumsi BBM Nama Field 1 kode_ konsumsi_bbm 2 tanggal_ konsumsi_bbm
Type integer
3 kode_sektor
integer
Date
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan dikonsumsin ya bbm tersebut foreign key ms_sektor
89
•
4 kode_produk
integer
5 kode_propinsi
integer
6 kode_kabupaten
integer
7 Consumtion
numeric
foreign key ms_produk foreign key ms_propinsi foreign key ms_kabupate n 21.2 banyaknya konsumsi bbm
Nama Tabel : tr_produksi_bbm Primary Key : kode_produksi_bbm Tabel 3.27 Tabel Tr Produksi BBM
•
Nama Field 1 kode_ produksi_bbm 2 tanggal_ produksi_bbm
Type Integer
3 kode_kilang
Integer
4 Producttion
Numeric
Ukuran
Datetime
Keterangan primary key
tanggal kapan diproduksinya bbm tersebut foreign key ms_kilang 21.2 banyaknya produksi bbm
Nama Tabel : tr_produksi_non_bbm Primary Key : kode_produksi_non_bbm Tabel 3.28 Tabel Tr Produksi non BBM Nama Field Type 1 kode_ integer produksi_non_bbm 2 tanggal_ datetime produksi_non_bbm
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan diproduksiny a non bbm tersebut
90
•
3 kode_kilang
integer
4 Producttion
numeric
foreign key ms_kilang 21.2 banyaknya produksi non bbm
Nama Tabel : tr_ekspor_bbm Primary Key : kode_ekspor_bbm Tabel 3.29 Tabel Tr Ekspor BBM
•
Nama Field 1 kode_ ekspor_bbm 2 tanggal_ ekspor_bbm 3 kode_negara
Type integer
integer
4 kode_produk
integer
5 Barrels
numeric
6 Usd
numeric
Ukuran
datetime
Keterangan primary key
tanggal kapan bbm diekspor foreign key ms_negara foreign key ms_produk 21.2 banyaknya ekspor bbm 21.2 harga yang dibayar pada ekspor bbm
Nama Tabel : tr_ekspor_non_bbm Primary Key : kode_ekspor_non_bbm Tabel 3.30 Tabel Tr Ekspor non BBM Nama Field 1 kode_ekspor _non_bbm 2 tanggal_ekspor _non_bbm
Type Integer
3 kode_negara
Integer
4 kode_produk
Integer
Datetime
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan non bbm diekspor foreign key ms_negara foreign key ms_produk
91
•
5 Barrels
Numeric
6 Usd
Numeric
21.2 banyaknya ekspor non bbm 21.2 harga yang dibayar pada ekspor non bbm
Nama Tabel : tr_impor_bbm Primary Key : kode_impor_bbm Tabel 3.31 Tabel Tr Impor BBM
•
Nama Field 1 kode_ impor_bbm 2 tanggal_ impor_bbm 3 kode_negara
Type Integer
Integer
4 kode_produk
Integer
5 Barrels
Numeric
6 Usd
Numeric
Ukuran
Datetime
Keterangan primary key
tanggal kapan bbm diimpor foreign key ms_negara foreign key ms_produk 21.2 banyaknya impor bbm 21.2 harga yang dibayar pada impor bbm
Nama Tabel : tr_impor_non_bbm Primary Key : kode_impor_non_bbm Tabel 3.32 Tabel Tr Impor non BBM Nama Field 1 kode_impor _non_bbm 2 tanggal_impor _non_bbm
Type Integer
3 kode_negara
Integer
Datetime
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan non bbm diimpor foreign key ms_negara
92
•
4 kode_produk
Integer
5 Barrels
Numeric
6 Usd
Numeric
foreign key ms_produk 21.2 banyaknya impor non bbm 21.2 harga yang dibayar pada impor non bbm
Nama Tabel : tr_produksi_lng Primary Key : kode_produksi_lng Tabel 3.33 Tabel Tr Produksi LNG Nama Field Type 1 kode_produksi Integer _lng 2 tanggal_produksi Datetime _lng 3 kode_kilang Integer
•
Ukuran
4 Bbl
Numeric
21.2
5 Mmscf
Numeric
21.2
6 m3 7 Mmbtu
Numeric Numeric
21.2 21.2
8 Mt
Numeric
21.2
Keterangan primary key tanggal kapan lng di produksi foreign key ms_kilang banyaknya BBL banyaknya MMSCF banyaknya M3 banyaknya MMBTU banyaknya MT
Nama Tabel : tr_ekspor_lng Primary Key : kode_ekspor_lng Tabel 3.34 Tabel Tr Ekspor LNG Nama Field 1 kode_expor _lng 2 tanggal_expor _lng 3 kode_kilang
Type Integer Datetime Integer
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan lng di ekspor foreign key ms_kilang
93
•
4 Bbl 5 mmscf
Numeric Numeric
6 m3 7 mmbtu
Numeric Numeric
8 mt
Numeric
21.2 banyaknya BBL 21.2 banyaknya MMSCF 21.2 banyaknya M3 21.2 banyaknya MMBTU 21.2 banyaknya MT
Nama Tabel : tr_produksi_lpg Primary Key : kode_produksi_lpg Tabel 3.35 Tabel Tr Produksi LPG
•
Nama Field Type Ukuran Keterangan 1 kode_produksi Integer primary key _lpg 2 tanggal_produksi Datetime tanggal kapan _lpg LPG di produksi 3 kode_kilang Integer foreign key ms_kilang 4 propane_bbl Numeric 21.2 banyaknya Propane BBL 5 propane_m Numeric 21.2 banyaknya Propane M (ton) 6 butane_bbl Numeric 21.2 banyaknya Butane BBL 7 butane_m Numeric 21.2 banyaknya Butane M (ton) Nama Tabel : tr_ekspor_lpg Primary Key : kode_ekspor_lpg Tabel 3.36 Tabel Tr Ekspor LPG Nama Field 1 kode_expor_lpg 2 tanggal_produksi _lpg 3 kode_kilang
Integer
4 propane_bbl
Numeric
Type Integer datetime
Ukuran
Keterangan primary key tanggal kapan LPG di expor foreign key ms_kilang 21.2 banyaknya Propane BBL
94
5 propane_m
Numeric
6 butane_bbl
Numeric
7 butane_m
Numeric
21.2 banyaknya Propane M (ton) 21.2 banyaknya Butane BBL 21.2 banyaknya Butane M (ton)
95
3.5.2
ERD
Gambar 3.4 Gambar ERD Data Base
96
3.5.3
Tabel Matrix Fungsi Bisnis VS. Subyek Data Tabel 3.37 Tabel Matrix Fungsi Bisnis VS. Subyek Data
Subject TamTipe MiPaNe- bang Pro- SekOpe- TamTipe Pro- KabuGas Non Kilang Area Openyak LNG LPG nas BBM gara Panas duk tor rator bang Area pinsi paten Bumi BBM rator Bumi Bumi Bumi Fungsi Produksi Minyak Bumi
R
R
RCU
Konsumsi Minyak Bumi
R
R
RCU
Ekspor Minyak Bumi
R
R
R
RCU
Impor Minyak Bumi
R
R
R
RCU
Produksi Gas Bumi
R
R
R
R
R
R
R
RCU
Konsumsi Gas Bumi
R
R
R
R
R
R
R
RCU
Produksi Panas Bumi Konsumsi BBM
R
R
R
R
RCU
R
R
RCU
97
Produksi BBM
R
R
Produksi non BBM
R
R
Ekspor BBM
R
R
R
Ekspor non BBM
R
R
R
Impor BBM
R
R
R
Impor non BBM
R
R
R
RCU RCU RCU RCU RCU RCU
Produksi LNG
R
RCU
Ekspor LNG
R
RCU
Produksi LPG
R
RCU
Ekspor LPG
R
RCU
Keterangan: C = Create, menunjukan subject data yang diciptakan ketika menjalankan fungsi bisnis. R = Read, menunjukan subject data yang dibaca ketika menjalankan fungsi bisnis. U = Update, menunjukan subject data yang diubah ketika menjalankan fungsi bisnis.
98
3.6 Identifikasi Masalah dan Pemecahan Masalah 3.6.1
Masalah yang Sedang Dihadapi Masalah-masalah dalam kebutuhan data dan informasi yang dapat mengurangi efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional dan analisis KESDM : 1. Tidak adanya proses ETL pada sebuah data warehouse yang menjamin integritas data dari setiap report yang ada 2. Masih ada beberapa bagian yang belum memiliki tabel untuk menyimpan data, dimana bentuk data yang digunakan berupa file JPEG (panas bumi) 3. Biaya yang mahal karena menggunakan 2 buah database sebagai core, yaitu SQL Server dan Postgre SQL. 4. Hasil analisis yang belum akurat dari proses summary yang dilakukan pada database. 5. Kebutuhan top management yang lebih ke analisis dan hasil yang akurat, sedangkan
inkonsistensi data membuat sejumlah
summary menjadi tidak akurat.
98
99
3.6.2
Pemecahan Masalah Setelah menganalisis dari kebutuhan pengguna akan informasi dan permasalahan yang dihadapi oleh KESDM, maka pemecahan masalah adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel yang dapat digunakan untuk menyimpan data yang masih berformat JPEG (panas bumi). 2. Membuat proses ETL, sehingga integritas masing-masing data dapat terjaga, dan report yang dihasilkan akurat serta sesuai yang dibutuhkan top management. 3. Menggabungkan 2 buah database aktif menjadi 1 buah core database yang aktif, yaitu SQL Server.