BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1. Gambaran Umum SMA Negeri 47 Jakarta 3.1.1. Sejarah SMA Negeri 47 Jakarta sebagai lembaga pendidikan menengah atas, lahir untuk memenuhi tuntutan obyektif, baik untuk menyerap tenaga guru professional maupun membantu pemereintah dalam menanggulangi masalah tuntutan atas perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah atas. Masa pra pembentukan SMA Negeri 47 Jakarta a. Periode (1978-1989) Pada tanggal 2 Januari 1978, diresmikan sebuah SMA Negeri cabang (kelas jauh) dari SMA Negeri 29 Jakarta dengan nama SMA Negeri 29 Filial Jakarta, yang beralamat di Jalan Delman Utama I Kebayoran Lama Jakarta Selatan, yang sebelumnya menumpang di SMPN 66 Filial di Komplek Kostrad Tanah Kusir. Gedung SMA Negeri 29 Filial mulai dibangun tahun 1977 dan selesai tahun 1978, dengan keadaan ruangan sebagai berikut : 1) Ruang Belajar 7 kelas
50 2) Ruang Kepala Sekolah 1 ruang 3) Ruang Tata Usaha 1 ruang 4) Ruang WC 1 ruang Kepala sekolah sekaligus pendiri : HJ. Jajoek M. Asaat, BA Ketua BP3 : H. Asep Syarifuddin Wakil ketua : Let. Kol. Inf. Syarwono. G b. Peresmian SMA Negeri 47 Jakarta Tanggal 27 Februari tahun 1982, SMA Negeri 29 Filial berubah status menjadi SMA Negeri 47 Jakarta. Setelah resmi menjadi sekolah negeri yang mandiri, SMA Negeri 47 Jakarta mulai mengembangkan sarana belajar dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Pada tanggal 6 Oktober 1989 mulai dibangun gedung perpustakaan berlantai 2 secara swadaya berkat kerjasama antara pihak sekolah dan POMG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru), layaknya komite sekarang. Masa Pembangunan dan Pergantian Kepala Sekolah 1) Periode (1989-1993) Pada tanggal 22 Agustus 1989 terjadi pergantian kepala sekolah, dari Hj. Jajoek M. Asaat BA kepada Drs. H. Mohammad Zaid yang sebelumnya beliau menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 82 Jakarta Selatan. Sementara Hj. Jajoek M. Asaat BA berpindah tugas menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Jakarta Selatan. Di era kepemimpinan Drs. H. Mohammad Zaid mutu dan prestasi SMA Negeri 47 Jakarta semakin membaik, sehingga
51 kepercayaan masyarakat semakin menigkat. Namun demikian sarana dan prasarana (gedung) sekolah semakin memprihatinkan. Di bawah pimpinan Drs. H. Mohammad Zaid SMA Negeri 47 Jakarta mulai mencari peluang untuk memperoleh bantuan perbaikan gedung kepada pemerintahan. 2) Periode (1993-1998) Pada tahun 1993, terjadi pergantian kepala sekolah dari Drs. H. Mohammad Zaid kepada Drs. RM. Pasaribu yang sebelumnya menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 44 Jakarta Timur. Sementara Drs. H. Mohammad Zaid pindah tugas menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 37 Jakarta Selatan. Pembangunan gedung tahap 1 : Pada masa kepemimpinan Drs. RM. Pararibu, bantuan pemerintah untuk pembangunan gedung baru memperoleh titik terang, yakni dengan dibangunnya gedung baru tahap ke-1 pada tahun 1997 dan selesai tahun 1998, yang menghasilkan : a) Ruang Belajar 9 ruang b) Ruang Laboratorium IPA 1 ruang c) Ruang Kepala Sekolah 1 ruang d) Ruang Perpustakaan 1 ruang e) Ruang Guru 1 ruang Dengan selesai dibangunnya 9 ruang belajar, maka gedung baru hanya dapat ditempati oleh 9 rombongan belajar (kelas III) saja, sementara kelas I dan II saat itu yang berjumlah 18 kelas, masih
52 menumpang belajar di gedung SD yang ada di sekitar SMA Negeri 47 Jakarta. 3) Periode (1998-2002) Pada bulan Mei 1998, saat terjadinya kerusuhan Jakarta, Drs. H. SH. Hatta yang sebelumnya menjabat Kepla Sekolah SMA Negeri 33 Jakarta Barat, menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 47 Jakarta menggantikan Drs. SH. Hatta menggantikan Drs. RM. Pasaribu yang memasuki masa purnabakti. Dimasa kepemimpinan Drs. H. SH. Hatta, SMA Negeri 47 Jakarta masih berjuang menyelesaikan pembangunan tahap 2 (yang mulai dilaksanakan pada pertengahan Nopember 1998). Pembangunan gedung tahap 2 : Tanggal 22 Maret 1999 pembangunan tahap 2 selesai dilaksanakan yang menghasilkan : a) Ruang belajar 6 ruang b) 3 ruang tambahan yang dipergunakan untuk ruang OSIS, ruang BK dan ruang menyimpan ATK Sehingga siswa kelas I dan II dapat menempati gedung baru, tetapi waktu belajarnya siang hari (waktu belajar menjadi dua shift) karena pagi hanya cukup menampung kelas III dan sebagian kelas II.
53 4) Periode (2002-2004) Tahun 2002 SMA Negeri 47 Jakarta dipimpin oleh Drs. Djayadi yang sebelumnya menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 113 Jakarta Timur, menggantikan Drs. H. SH. Hatta yang memasuki masa purnabakti. Berkat prestasi yang diperoleh baik secara akademik maupun non akademik, SMA Negeri 47 Jakarta berubah status dari sekolah regular menjadi sekolah plus pendamping unggulan kotamadya yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta Nomor 17/2003, tanggal 2 juli 2003. 5) Periode (2004-2008) Pada tahun 2004 Kepala Sekolah SMA Negeri 47 jakarta, Drs. Djayadi
mendapat
tugas
menjadi
pengawas,
sehingga
kepemimpinan SMA Negeri 47 Jakarta dipegang oleh Drs. H. Laily Saher yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 93 Jakarta Timur. Pembangunan gedung tahap 3 : Pada tahun 2005 SMA Negeri 47 Jakarta mendapat bantuan penambahan ruangan belajar sebanyak 9 ruang dan selesai dibangun tanggal 5 Desember 2005. Mulai tahun 2006 SMA Negeri 47 jakarta, seluruh kegiatan belajar dilaksanakan di pagi hari ( satu shift) dan status sekolah menjadi SMA plus unggulan tingkat kotamadya yang kemudian pada tahun 2007 menjadi sekolah unggulan tingkat provinsi DKI
54 Jakarta. Pada masa jabatannya pula SMA Negeri 47 Jakarta memperoleh dana bantuan Block Grant pertama untuk Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). 6) Periode (2008-2011) Pada bulan Januari tahun 2008, kepala SMA Negeri 47 Jakarta dijabat oleh Drs. H. Asyikin menggantikan Drs. H. Laily Saher yang berpindah tugas menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 36 Jakarta Timur. Drs. H. Asyikin, sebelumnya menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 94 Jakarta Barat, SMA Negeri 33 Jakarta Barat dan SMA Negeri 70 Jakarta Selatan. Uniknya Drs. H. Asyikin adalah mantan guru SMA Negeri 47 Jakarta, yang mulai bertugas menjadi guru di SMA Negeri 47 Jakarta pada tahun 1979 sampai dengan diangkat menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 94 pada tahun 2002. Di awal tugas nya sebagai Kepala Sekolah di SMA Negeri 47 Jakarta, Drs. H. Asyikin melakukan berbagai upaya pembinaan, antara lain : a) Kurikulum 1. Dilaksanakan
berbagai
pembinaan
terhadap
pendidikan dan tenaga kependidikan berupa briefing dan pelatihan (workshop, IHT, penataran, seminar, dan lain-lain) dalam rangka meningkatkan mutu kinerja dan profesionalisme, yang dititikberatkan
55 kepada pemahaman tentang tupoksi dan peningkatan kompetensi, seperti pelatihan pengembangan silabus, pengembangan
rpp,
pengembangan
bahan
ajar
(cetak/IT), metode/strategi pembelajaran, dan lainlain. 2. Dikembangkannya sarana dan media pembelajaran berbasis literatur (kepustakaan) dan berbasis IT (tersedianya akses internet/hotspot di setiap ruang belajar). 3. Sistem administrasi menggunakan SAS Buffer yang selalu update di website sekolah yang dapat diakses langsung baik intranet maupun internet oleh seluruh warga sekolah. 4. Ditetapkannya KKM yang tinggi dan terukur sebagai benchmarking penentuan keberhasilan akademik 5. Ditetapkannya kurikulum sekolah (KTSP) yang mengacu pada kurikulum SKM (Sekolah Kategori Mandiri), Sekolah Model dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). 6. Dilaksanakannya klinik akademik, kegiatan remedial dan pengayaan yang terjadwal, pendalaman materi bekerjasama dengan pihak luar yang profesional, pembinaan akademik (pembinaan PMDK, pembinaan
56 UMPTN, dan lain-lain) sebagai bentuk pemenuhan layanan akademik yang optimal. 7. Dilaksanakannya pengawasan, supervisi dan evaluasi secara intensif terhadap pelaksanaan KBM. 8. Dilaksanakannya penertiban kehadiran (absen) siswa, guru maupun karyawan sekolah secara intensif dan berkesinambungan. 9. Diterapkannya peraturan akademik sekolah. b) Kesiswaan 1. Dilaksanakannya penertiban dan penegakkan disiplin secara berkala dalam rangka menegakkan tata tertib dan kode etik sekolah. 2. Dirancangkannya “academic
bahwa
crime”.
mencontek
merupakan
Diintensifkannya
pembinaan
OSIS/Ekskul dan pembinaan OSN. c) Sarana dan prasarana 1. Dilakukan
renovasi
besar-besaran
terhadap
perpustakaan sebagai sumber ilmu, informasi dan pembelajaran. 2. Penambahan ruang dan sarana laboratorium bahasa. 3. Pemasangan dan penggunaan LCD pada setiap ruang kelas (KBM). 4. Diciptakan lingkungan yang kondusif (sehat, bersih, nyaman, aman, rindang, hijau / terciptanya 7 K)
57 d) Humas Humas sebagai sumber informasi dan komunikasi serta pelayanan sekolah terhadap masyarakat, humas SMA Negeri 47 Jakarta dilengkapi dengan sarana IT, sehingga kondisi sekolah dapat di update oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat setiap saat. e) Ketatausahaan Administrasi sekolah terdokumentasi dan tertata secara rapi, tertib dan teratur secara baik, dan diarsipkan dalam bentuk berkas (hardcopy) maupun dalam bentuk IT (softcopy). f) Umum Untuk mengembangkan sekolah, beliau melakukan berbagai upaya, yaitu : 1. Diperolehnya dana bantuan Block Grant yang ke-2 dan ke-3 untuk RSKM. 2. Block Grant untuk pengembangan perpustakaan. 3. Penambahan ruang dan sarana untuk laboratorium bahasa. 4. Diperoleh dana Block Grant untuk SMA Model. 5. Diusulkannya SMA Negeri 47 Jakarta menjadi RSBI. 6. Dirancangkannya SMA Negeri 47 menjadi sekolah unggulan Nasional.
58 7. Serta diberikannya dana stimulus bagi guru yang melanjutkan pendidikan ke pasca sarjana. 7) Periode (2011-sekarang) Mulai tanggal 10 Mei tahun 2011, Kepala Sekolah SMA Negeri 47 Jakarta dijabat oleh Drs. Syafruddin Yusuf, M.Pd, menggantikan Drs. H. Asyikin yang memasuki masa purna bakti. Drs. Syafruddin Yusuf, M.Pd, sebelumnya menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 115 Jakarta Utara, SMA Negeri 52 Jakarta Utara dan SMA Negeri 47 Jakarta Selatan.
6.1.2. Visi Misi dan Tujuan SMA Negeri 47 Jakarta 6.1.2.1. Visi Unggul dalam prestasi yang dilandasi iman dan taqwa serta menghasilkan tamatan yang mampu bersaing pada tingkat nasional dan Internasional.
6.1.2.2. Misi Untuk mewujudkan visi di atas, SMA Negeri 47 Jakarta merumuskan misi sebagai berikut : 1. Menumbuhkan
penghayatan
dan
semangat
pengamalan
terhadap ajaran agama yang dianut dan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai sumber kearifan dalam bertindak.
59 2. Menumbuhkan keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal yang berorientas pada pencapaian kompetensi berstandar Nasional dan Internasional dengan tetap mempertimbangkan potensi yang dimiliki roleh peserta didik. 4. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan. 5. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pendidikan serta institusi lain yang telah memiliki reputasi Nasional dan Internasional. 6. Menerapkan manajemen pengelolaan sekolah mengacu pada standar ISO 9001 versi tahun 2008 dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
6.1.2.3. Tujuan 1. Tujuan Jangka Pendek Menyusun kurikulum SMA Negeri 47 Jakarta berdasarkan kriteria sekolah model. Melaksanakan
program
SMA
Model
yang
dapat
mengoptimalkan budaya lingkungan sekolah dengan mengedepankan penampilan, pelayanan dan prestasi serta memiliki pola fikir yang kreatif dan inovatif bagi seluruh warga sekolah.
60 Meningkatkan dan mengembangkan seluruh komponenkomponen pendukung SMA Model SKM-PBKL-PSB yang terintegrasi kedalam mata pelajaran, muatan lokal dan kultur sekolah. Menentukan dan menerapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seluruh mata pelajaran ≥ 80 %. Jumlah siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi (PT/PTS) mencapai (95 – 100 %) dengan persentase yang masuk PTN mencapai 85 %. Melaksanakan kegiatan ibadah bersama di sekolah serta pembinaan keimanan dan ketakwaan yang terprogram dan berkesinambungan bagi seluruh warga sekolah. Menjadi 5 (lima) SMA Negeri terbaik di DKI Jakarta. Menjadi sekolah unggulan tingkat Nasional. Menjuarai lomba–lomba akademik dan non akademik tingkat Propinsi, Nasional, maupun Internasional. Penilaian kognitif, psikomotor, afektif dan kehadiran dalam kegiatan KBM sebagai acuan keberhasilan. Mengintensifkan kegiatan klinik akademik, remedial dan pengayaan sebagai bentuk optimalisasi layanan akademik terhadap peserta didik. Penelusuran bakat dan minat siswa secara intensif dan profesional
dalam
rangka
mendukung
pemilihan jurusan/program studi lebih lanjut.
penetapan
61 Pengembangan
kompetensi
akademik
maupun
non
akademik melalui pemberian wawasan, pelatihan dan pembinaan karakter baik indoor dan outdoor. Pemanfaatan dan pelayanan berbasis IT (pengunaan Website, Internet dan Multi Media) sebagai media informasi dan sarana kegiatan belajar mengajar. Pengolahan dan pelaporan hasil penilaian menggunakan Sistem Infomasi Manajemen melalui Sistem Administrasi Sekolah (SAS) Buffer. 2. Tujuan Jangka Menengah Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai untuk mendukung pelaksanaaan proses belajar mengajar yang
efektif
dan
efisien,
berdasarkan
semangat
keunggulan lokal dan global. Meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan komite sekolah) untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing agar dapat memberikan layanan yang professional. Meningkatkan pelaksanakan Program Pengembangan diri melalui layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih efektif dan efisien sebagai penyaluran bakat
62 dan minat peserta didik untuk meraih prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Menjadikan belajar, disiplin, jujur, empati, sopan dan santun serta silaturrahmi sebagai budaya bagi semua warga sekolah. Melaksanakan dan mengembangkan program SMA Model yang
dapat
menjadi
rintisan
menuju
sekolah
berwawasan/bertaraf Internasional. Menggunakan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran maupun dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Menciptakan siswa lulusan yang memiliki kemampuan konseptor, inovator, visioner, integrator, komunikator, mediator dan fasilitator. Meningkatkan
kualitas
dan
jumlah
tamatan
yang
melanjutkan ke perguruan tinggi. Menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional warga sekolah. Meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik guru, karyawan dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik lokal maupun global. 3. Tujuan Jangka Panjang Pelaksanaan Pendidikan Untuk Semua (PUS). Kurikulum kreativitas dan life skill. Kurikulum konsep dan pengembangan diri.
63 Siswa sebagai pusat pembelajaran. Imajinasi dan kreativitas sebagai sumber untuk kurikulum. Materi dan kurikulum diciptakan bersama yang mengacu kepada trend dan kebutuhan era global. Cara berfikir, keterampilan, sikap dan integrasi sebagai acuan keberhasilan. Diarahkan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Kualitas dan Standar pengakuan ditentukan oleh Inovasi dan Originalitas.
6.1.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi SMA Negeri 47 Jakarta adalah sebagai berikut.
64
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 47 Jakarta
6.1.4. Tugas dan Wewenang Berikut ini adalah tugas dan wewenang dari masing-masing bagian : 1. Kepala sekolah a. Menyusun perencanaan kegiatan b.
Melakukan koordinasi kegiatan
c. Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan d. Memberikan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa e. Menentukan kebijakan dan keputusan akhir
65 2. Wakil kepala sekolah kurikulum a. Mengelola penilaian hasil belajar dan administrasi PBM (Proses Belajar Mengajar) b. Mengelola dan mengembangkan kurikulum dan pembinaan akademik c. Mengelola dan mengembangkan sekolah model d. Mengelola dan mengembangkan klinik akademik e. Mengelola dan mengembangkan KTSP (Kulikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 3. Wakil kepala sekolah kesiswaan a. Mengendalikan, mengelola, membina dan mengembangkan OSIS, MPK(Majelis Perwakilan Kelas) dan ekskul b. Mengendalikan ketertiban , kode etik dan pengembangan prestasi siswa c. Pembinaan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) d. Pembinaan OSN (Olimpiade Sain Nasional) dan pengembangan prestasi siswa 4. Wakil kepala sekolah hubungan masyarakat a. Menyediakan layanan publik, mengelola notulasi dan pengarsipan sekolah b. Membina dan mengembangkan SDM (Sumber Daya Manusia) c. Mengelola hubungan dengan masyarakat d. Menyediakan layanan publik e. Membina iman dan taqwa siswa
66 f. Membina iman dan taqwa guru/karyawan g. Membina jasmani guru/karyawan dan siswa h. Mengelola dan mengembangkan dana social 5. Wakil kepala sekolah sarana/prasarana a. Mengelola dan memelihara sarana/prasarana b. Memelihara media pembelajaran c. Menyusun program kegiatan sarana/prasarana d. Melakukan analisi dan kebutuhan sarana/prasarana 6. Wali kelas a. Mewakili orang tua atau wali siswa dalam lingkungan sekolah b. Membina suasana kekeluargaan didalam kelas c. Membantu pengembangan keterampilan, kecerdasan siswa d. Mengisi daftar kumpulan siswa e. Membuat catatan khusus siswa 7. BP dan BK a. Menyusun program kegiatan BP/BK b. Membantu siswa dalam memahami, menilai bakat dan minat c. Mengembangkan kemampuan hubungan social d. Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan belajar e. Membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi f. Membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa 8. Tata usaha a. Menyusun program kegiatan ketata usahaan b. Mengelola seluruh keuangan sekolah
67 c. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah d. Mengurus administrasi siswa e. Memonitor seluruh kegiatan tata usaha 9. Guru a. Mengembangkan kepribadian siswa b. Menyampaikan ilmu pengetahuan c. Menyusun program pembelajaran d. Evaluasi pembelajaran e. Membuat analisa hasil evaluasi
6.1.5. Kurikulum dan Muatan Kurikulum Struktur dan Muatan Kurikulum (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi (SI) meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut : 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (terdiri dari mata pelajaran Pend. Agama). 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian (terdiri dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan). 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Keterampilan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi). 4. Kelompok mata pelajaran estetika (terdiri dari mata pelajaran Seni Budaya).
68 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan (terdiri dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan). Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran yang diuraikan dalam PP Nomor 19 tahun 2005 Pasal 7. Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Struktur kurikulum SMA Negeri 47 Jakarta : 1. Kurikulum SMA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, sedangkan kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS dan Program Bahasa, terdiri atas 13 mata pelajaran, ditambah muatan lokal, dan pengembangan diri. 2. Muatan
lokal
merupakan
kegiatan
kurikuler
untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah. 3. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
69 konselor, guru, yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir siswa. 4. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. 5. Sekolah dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan. 6. Oleh karena itu, maka berdasar kepada kebutuhan agar pencapaian tujuan sekolah lebih akseleratif, SMA Negeri 47 Jakarta menambah jumlah jam pembelajaran dari 38 jam pelajaran di kelas X dan 39 jam pelajaran di kelas XI dan XII menjadi 41 jam pelajaran per minggu. 7. Alokasi waktu jam pembelajaran adalah 45 menit. 8. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
70 Tabel 3.1 Struktur Kurikulum kelas X
Komponen A.
B.
C.
Mata Pelajaran : 1 Pend. Agama 2 Pend. Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya a. Seni music b. Seni Rupa Pend. Jasmani, Olahraga dan 14 Kesehatan 15 Keterampilan (Bahasa Asing) : a. Bahasa Perancis b. Bahasa Jerman 16 Teknologi Informasi dan Komunikasi Muatan Lokal : 1 English Special Purpose 2 Teknik Elektro (Robotik) 3 Kewirausahaan Pengembangan Diri : 1 Layanan BK 2 Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran JP = Jam Pelajaran
Alokasi Waktu (JP) SMAN 47 Smt-1 Smt-2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2
2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2
2 -
2 -
2
2
2 2
2 2
2 -
2 -
2*) 41
2*) 41
71 Tabel 3.2 Struktur Kurikulum kelas XI dan XII IPA
Komponen A.
B.
C.
Mata Pelajaran : 1 Pend. Agama 2 Pend. Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya a. Seni music b. Seni Rupa Pend. Jasmani, Olahraga dan 14 Kesehatan 15 Keterampilan (Bahasa Asing) : a. Bahasa Perancis b. Bahasa Jerman 16 Teknologi Informasi dan Komunikasi Muatan Lokal : 1 English Special Purpose 2 Teknik Elektro (Robotik) 3 Kewirausahaan Pengembangan Diri : 1 Layanan BK 2 Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran JP = Jam Pelajaran
Alokasi Waktu (JP) SMAN 47 Smt-1 Smt-2 2 2 4 4 5 4 4 4 2 -
2 2 4 4 5 4 4 4 2 -
2
2
2
2
2 2
2 2
2 -
2 -
2*) 41
2*) 41
72 Tabel 3.3 Struktur Kurikulum kelas XI dan XII IPS
Komponen A.
B.
C.
Mata Pelajaran : 1 Pend. Agama 2 Pend. Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 Matematika 6 Fisika 7 Biologi 8 Kimia 9 Sejarah 10 Geografi 11 Ekonomi 12 Sosiologi 13 Seni Budaya a. Seni music b. Seni Rupa Pend. Jasmani, Olahraga dan 14 Kesehatan 15 Keterampilan (Bahasa Asing) : a. Bahasa Perancis b. Bahasa Jerman 16 Teknologi Informasi dan Komunikasi Muatan Lokal : 1 English Special Purpose 2 Teknik Elektro (Robotik) 3 Kewirausahaan Pengembangan Diri : 1 Layanan BK 2 Kegiatan Ekstrakurikuler Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran JP = Jam Pelajaran
Alokasi Waktu (JP) SMAN 47 Smt-1 Smt-2 2 2 4 4 5 2 4 6 4
2 2 4 4 5 2 4 6 4
2 -
2 -
2
2
2 2
2 2
2
2
2*) 45
2*) 45
73 6.2. Gambaran Sistem 6.2.1. Data Flow Diagram Berikut ini adalah DFD Konteks dan DFD 0 sistem dari SMA Negeri 47 Jakarta.
Gambar 3.2 DFD Konteks Sistem
74
Gambar 3.3 DFD 0 Sistem
6.2.2.
Prosedur di Dalam Sistem Sistem yang sedang berjalan di SMA Negeri 47 Jakarta antara lain : 1. Sistem pembuatan materi Guru menyusun materi pelajaran yang akan diberikan di kelas
sesuai
dengan
kurikulum
yang
ada,
kemudian
mengusulkannya ke bidang kurikulum. Apabila materi yang dibuat diterima, maka guru dapat memberikan materi pelajaran
75 tersebut ke siswa di kelas. Sebaliknya apabila tidak diterima, maka guru kembali menyusun materi pelajaran.
BIDANG KURIKULUM
GURU
Menyusun Materi Pelajaran
Tidak
Mulai
Mengusulkan Materi ke Bidang Kurikulum
Materi Diterima
Ya
Selesai
Gambar 3.4 Flow chart Sistem Pembuatan Materi 2. Sistem pemberian materi Guru masuk ke dalam kelas, apabila ada tugas maka siswa mengumpulkan tugas dahulu dan kemudian guru membahasnya. Namun bila tidak ada, dilanjutkan dengan menerangkan materi dan mencatat. Dapat juga dilakukan diskusi untuk memahami materi. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada flow chart.
76
Gambar 3.5 Flow chart Sistem Pemberian Materi
77 3. Sistem ujian Guru membagikan kertas ujian kepada siswa, siswa mengerjakan soal dan mengumpulkan kertas jawaban kembali.
Gambar 3.6 Flow chart Sistem Ujian 4. Sistem entry nilai Guru memeriksa berkas ujian dan menentukan apakah nilai siswa sudah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Apabila sudah, nilai siswa langsung diserahkan kepada bagian kurikulum dan diserahkan untuk administrasi. Apabila belum, siswa melakukan remedial untuk memperbaiki nilai. Namun bila nilai siswa masih belum memenuhi SKM setelah remedial, maka nilai yang diserahkan kepada bagian kurikulum adalah nilai maksimal yang didapat oleh siswa selama ujian.
78
Gambar 3.7 Flow chart Sistem Entry Nilai
6.3. Analisis Kebutuhan Informasi Berdasarkan analisis untuk kebutuhan informasi, didapatkan sebagai berikut : Tabel 3.4 Analisis Kebutuhan Informasi Nama Entitas
Primary Key
Deskripsi
tugas
id_tugas
Berisi data tugas siswa yang diberikan oleh guru dan dikumpulkan
msmatapelajaran
id_mapel
Istilah untuk semua pelajaran yang diberikan
materi
id_materi
Istilah untuk bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa
jadwalpelajaran
id_jadwalpel
Istilah untuk jadwal mata pelajaran yang disusun
79 Nama Entitas
Primary Key
Deskripsi
mssiswa
nis
Setiap siswa memiliki data pribadi maupun akademis
mskaryawan
nip
Setiap karyawan memiliki data pribadi maupun akademis
jadwalujian
id_jadwalujian
Istilah untuk jadwal ujian yang disusun
nilai_tugas
id_nilai_tugas
Istilah untuk nilai tugas siswa yang diberikan oleh guru
nilai_ujian
id_nilai_ujian
Istilah untuk nilai ujian siswa yang diberikan oleh guru
keuangan
id_keuangan
Berisi data-data keuangan siswa
mskelas
id_kelas
Istilah untuk ruang kelas yang diisi oleh siswa
6.4. Permasalahan yang Dihadapi Untuk menganalisis proses sistem yang sedang berjalan, maka disusun pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuisioner sehingga permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 47 Jakarta dapat diketahui. Ada dua jenis kuisioner yang dibuat, untuk 50 siswa dan 10 guru. Kuisioner untuk siswa terdiri dari tiga belas pertanyaan dan kuisioner untuk guru terdiri dari sebelas pertanyaan. Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh SMA Negeri 47 Jakarta, antara lain: 1. Saat ini sistem di SMA Negeri 47 Jakarta masih ada yang menggunakan sistem manual, sehingga data kurang terintegrasi.
80 2.
Waktu pembelajaran di sekolah yang sangat terbatas, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak.
3. Dibutukan waktu yang lama untuk memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam pengetikan atau kesalahan memasukan data. 4. Siswa yang berhalangan hadir tidak mendapatkan pelajaran yang sudah dilewatkannya di sekolah.
6.5. Solusi Pemecahan Masalah Solusi dari masalah di atas antara lain : 1. Dalam sistem baru yang diajukan, data-data yang berhubungan dengan administrasi kesiswaan akan disimpan dalam database server, sehingga dapat memudahkan pihak terkait untuk mengakses data tersebut. 2. Untuk mengatasi kendala keterbatasan waktu, sistem baru yang diajukan ini menyediakan fasilitas forum diskusi, sehingga siswa dan guru dapat melakukan proses belajar mengajar diluar jam sekolah secara online. 3. Sistem baru yang diajukan ini menyediakan fasilitas untuk mengubah data yang tidak sesuai, sehingga kesalahan dalam memasukan data dapat diminimalisir. 4. Sistem baru yang diajukan ini menyediakan fasilitas materi pelajaran, sehingga siswa dapat mengunduh materi dirumah.