BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Latar Belakang Perusahaan PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT 02, RW 03, Solo - 57552, Jawa Tengah, Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. PT Gala Saranatex awalnya didirikan pada tahun 1988 dengan nama Batik Zainal oleh alm. Bapak Zein. PT. Gala Saranatex yang awalnya bernama Batik Zainal merupakan sebuah perusahaan perseorangan yang didirikan untuk memproduksi kain bermotif batik dimana hasil produksi tersebut akan dijadikan pakaian batik, maupun hasil garmen lainnya. Sasaran distribusi dan penjualan dari produksi Batik Zainal pada masa itu baru mencakup daerah Solo dan sekitarnya. Saat usaha Batik Zainal mulai dikenal masyarakat luas, khususnya dari luar negeri, terdapat permintaan akan bahan kain bermotif batik dari negara Malaysia yang ingin melakukan pemesanan dalam jumlah besar sebesar satu kontainer. Namun ada ketentuan bahwa apabila ingin melakukan pengiriman barang ke luar negeri yaitu secara expor, maka perusahaan Batik Zainal ini harus berbadan hukum. Dengan adanya ketentuan inilah, maka secara hukum pada tahun 2005 alm. Bapak Zein memutuskan untuk mendirikan PT. Gala Saranatex. Alm. Bapak Zein berharap dengan adanya pendirian PT. Gala Saranatex, dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra kerja dan pelanggan secara lebih profesional, modern, ramping, dan dinamis serta memperluas cakupan penjualan hasil produksi sampai ke luar negeri.
74
75
Dalam proses produksinya, PT. Gala Saranatex sangat memperhatikan kualitas dari pencetakan kain dan bahan kain yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk motif kain batik yang tidak mengikuti pasaran dan selalu update serta bahan baku kain grey sebagai bahan baku utama pembuatan kain batik didatangkan dari supplier pembuat kain terbaik di Indonesia, yaitu PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) di Solo dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya di Yogyakarta. Selain itu, PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan Jasa Pemutihan dan Kalender dalam proses penghalusan dan pemutihan kain, bernama Makmur di Solo. PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan beberapa pemasok dalam menyediakan material yang dibutuhkan untuk proses penjahitan kain batik menjadi pakaian jadi maupun hasil garmen lainnya. Proses pencetakan kain menjadi kain batik ini masih dilakukan secara manual dengan cara dyed atau sprayed, hand painted, dan screen printed. Hasil
dari proses pencetakan kain batik ini dapat dijadikan rol kain batik, garment (kemeja laki-laki, baju wanita, celana pendek, kemeja partai, seragam sekolah, daster), syal, serta kebutuhan rumah tangga (seprei, taplak meja). Dalam pemberian nama produk dari hasil produksi PT. Gala Saranatex, maka
menghasilkan beberapa merek atau brand kain batik maupun hasil
garmen, yaitu Batik Zainal, Ferza Collection, Ibu Aceh, Kusuma Indah, dan Paramount. Dari waktu ke waktu PT. Gala Saranatex terus mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari perluasan distribusi penjualan kain bermotif batik maupun hasil garmen yang awalnya hanya berdomisili pada pasar lokal, sekarang ini sudah merambah sampai ke luar negeri. Malaysia dan Timur Tengah merupakan negara- negara yang menjadi pelanggan rutin dalam
76
pemesanan kain motif batik PT. Gala Saranatex. Negara lain selain Jepang, Siprus, Paraguay juga menjadi tujuan distribusi hasil produksi PT. Gala Saranatex. Selain itu, distribusi secara lokal dilakukan di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Medan, Jakarta, dan Pekalongan. Batik Zainal sebagai toko yang berada pada naungan PT. Gala Saranatex juga menjadi sarana tempat distribusi dan penjualan hasil pakaian jadi dari PT. Gala Saranatex.
3.2
Visi dan Misi Perusahaan Berikut ini adalah visi dan misi dari PT. Gala Saranatex Visi PT. Gala Saranatex adalah: Menjadi perusahaan tekstil berskala multinasional dengan mengutamakan kualitas serta pelayanan kepada pelanggan Misi PT. Gala Saranatex adalah: -
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, baik pelanggan yang berdomisili dari luar negeri maupun dalam negeri
-
Menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif
-
Meningkatkan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan proses bisnis perusahaan secara berkesinambungan
-
Meningkatkan kualitas karyawan agar mampu memberi kontribusi lebih ke perusahaan dan menjadi yang terdepan.
3.3
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka pembagian tugas dan wewenang setiap bagian atau anggota dari perusahaan. Melalui struktur organisasi ini, tujuan yang diinginkan perusahan dapat tercapai yakni dengan
77
adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas sehingga dapat terkoordinasi dengan baik. Berikut ini disajikan struktur organisasi dari PT. Gala Saranatex disertai dengan penjelasan tugas dan wewenang dari masingmasing bagian.
DIREKTUR
ADMNISTRASI & KEUANGAN
KEPALA
KEPALA
KEPALA
GARMEN
PRODUKSI
TOKO
STAFF GARMEN
STAFF
STAFF
PEMOTONGAN
PERCETAKAN
STAFF GUDANG
STAFF PACKAGING & QUALITY CONTROL
STAFF TOKO
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Gala Saranatex Sumber : PT. Gala Saranatex tahun 2013
3.4
Uraian Tugas dan Wewenang Berikut ini adalah uraian tugas dan wewenang dari masing-masing posisi pada struktur organisasi PT. Gala Saranatex: 1.
Direktur Tugas dan wewenang Direktur adalah: Memimpin dan menentukan kebijakan perusahaan
78
Menentukan langkah strategis bagi perusahaan Mengawasi dan mengatur kinerja perusahaan Menentukan solusi bagi permasalahan yang dihadapi perusahaan 2.
Administrasi dan Keuangan Tugas dan wewenang Administrasi dan Keuangan adalah:
Membantu Direktur dalam kegiatan administrasi
Penerus informasi kepada direktur saat direktur tidak ada di tempat
Melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku dan kebutuhan garmen ke supplier
3.
Mencatat pencatatan transaksi keuangan perusahaan
Membuat laporan keuangan untuk Direktur
Kepala Produksi Tugas dan wewenang kepala produksi adalah: Bertanggung jawab atas semua aktivitas produksi di pabrik Memastikan produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang dibuat Membuat laporan mengenai aktivitas pabrik kepada Direktur Melakukan perhitungan biaya yang akan dikeluarkan untuk proses produksi
4.
Staff Bagian Percetakan Tugas dan wewenang Bagian Percetakan adalah:
Bertanggung jawab terhadap proses pencetakan kain putih menjadi kain bermotif batik sesuai dengan Surat Perintah Kerja dari Kepala Produksi
79
5.
Staff Bagian Pemotongan Tugas dan wewenang Bagian Pemotongan adalah:
Bertanggung jawab terhadap proses pemotongan kain yang sudah dicetak sesuai sesuai dengan Surat Perintah Kerja dari Kepala Produksi
6.
Staff Bagian Gudang Tugas dan wewenang Bagian Gudang adalah:
Menerima persediaan bahan baku, kain putih, kain yang telah dipotong, serta produk jadi
Mencatat nama dan jumlah produk yang masuk dan keluar gudang
Mempersiapkan produk hasil produksi sebelum dikirimkan ke pelanggan dan toko
7.
Mengirimkan produk ke jasa pengiriman
Staff Bagian Quality Control dan Packaging Tugas dan wewenang Bagian Quality Control adalah: Memastikan produk akhir sebelum dikirimkan ke pelanggang tidak cacat atau kurang Memeriksa dan memastikan kesiapan barang jadi Memastikan bahwa produk yang mengalami cacat produksi untuk dipisahkan Melakukan pengemasan terhadap barang yang telah selesai di periksa kualitasnya Mengatur barang pada kemasan yang sesuai
8.
Kepala Garmen Tugas dan wewenang Kepala Garmen adalah:
80
Mengatur kinerja staff garmen Bertanggung jawab terhadap kain yang akan diproses menjadi produk jadi, seperti kemeja, daster, seprei Menerima Surat Perintah Kerja dari Kepala Produksi untuk melakukan penjahitan kain 9.
Staff Garmen Tugas dan wewenang Staff Garmen adalah: Mengerjakan tugas dari kepala garmen seperti pembuatan kemeja, daster, seprei
10.
Kepala Toko Tugas dan wewenang Kepala Toko adalah: Mengawasi penjualan di toko Melakukan pencatatan penjualan di toko dan penerimaan barang dari gudang Mencatat pemesanan pelanggan Membuat laporan penjualan
11.
Staff Toko Tugas dan wewenang Staff Toko adalah:
Melayani pelanggan yang melakukan pembelian dari toko
Melayani pemesanan dalam toko
81
3.5
Proses Bisnis Perusahaan Sistem supply chain management pada PT. Gala Saranatex masih tergolong sederhana dan dalam prosesnya masih menggunakan cara manual seperti memanfaatkan telepon dan fax sebagai media komunikasi dengan para supplier dan pelanggannya. Yang bertanggung jawab dalam proses supply chain management adalah bagian administrasi dan keuangan, kepala produksi, kepala garmen, kepala toko, bagian packaging & quality control serta staff bagian gudang yang berpengaruh terhadap proses aliran barang dan informasi disepanjang rantai pasokan. Penggambaran alur proses bisnis perusahaan dalam bentuk supply chain
dapat
dilihat
pada
activity
diagram
berikut
ini:
82 Activity Diagram Proses Bisnis PT. Gala Saranatex
Gambar 3.2 Activity Diagram Proses Bisnis Berjalan PT Gala Saranatex
83 Proses dimulai ketika ada pelanggan yang melakukan pemesanan pakaian batik melalui telepon ke Kepala Toko. Pesanan ini akan dicatat sesuai dengan kebutuhan pelanggan ke Kepala Toko dan akan diberikan ke Kepala Produksi. 1. Kepala produksi akan melihat pesanan yang dilakukan oleh pelanggan dan akan memperkirakan bahan baku kain grey yang diperlukan dan dalam jumlah seberapa besar. Setelah itu, kepala produksi akan meminta harga bahan baku kain grey ke bagian adminisitrasi dan keuangan untuk mendapat harga bahan baku kain grey agar dapat dihitung biayanya. 2. Bagian administrasi dan keuangan melihat bahan baku kain grey yang diperlukan sesuai dengan pemberitahuan dari Kepala produksi dan akan menghubungi supplier untuk menanyakan harga bahan baku kain grey serta kapan bahan baku kain grey bisa dikirimkan. 3. Setelah mendapat harga bahan baku kain grey oleh supplier, bagian administrasi dan keuangan menghubungi Kepala Produksi untuk memberitahu harga bahan baku kain grey yang diminta beserta dengan kapan bisa dikirimkan. 4. Kepala Produksi akan menghitung berapa harga yang nanti akan diberikan ke pelanggan dan berapa lama pengerjaannya. Berdasarkan harga bahan baku kain grey yang diterima, Kepala Produksi akan menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk satu pesanan sampai menjadi produk jadi dan setelah itu menghitung
akan
mendapat
laba
berapa
sehingga
dapat
memperkirakan berapa harga yang diberikan pelanggan. Setelah
84
itu Kepala Produksi akan memberikan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pesanan yang dilakukan dan berapa lama pengerjaannya ke Kepala Toko. 5. Kepala Toko akan memberitahu kepada pelanggan mengenai harga dan berapa lama pengerjaannya untuk pesanan tersebut. 6. Jika pelanggan setuju dengan harganya maka pelanggan akan melakukan order resmi ke perusahaan dan Kepala Toko akan mencatat pesanan pelanggan. Jika pelanggan tidak setuju dengan harganya maka pelanggan tidak akan melakukan pemesanan 7. Kepala Toko akan membuat invoice kepada pelanggan sesuai dengan pesanan pelanggan. 8. Pelanggan dapat melakukan pembayaran secara DP maupun lunas ke Kepala Toko. 9. Kepala Toko akan melihat status pembayaran, jika pelanggan telah melakukan pembayaran baik DP maupun lunas, maka Kepala Toko akan membuat Tanda Terima Pembayaran kepada pelanggan. Setelah itu Kepala Toko akan memberikan catatan pemesanan ke Kepala Produksi untuk melakukan produksi. 10. Berdasarkan
rancangan
yang
diberikan,
Kepala
Produksi
melakukan permintaan bahan baku ke bagian administrasi dan keuangan untuk mengadakan barang. Kepala Produksi akan membuat Surat Permohonan Pembelian Kain Grey. 11. Bagian administrasi dan keuangan akan memesan bahan baku kain grey sesuai degan permintaan yang diajukan ke supplier dan
85
memberitahu agar dapat dikirim bahan bakunya. Bagian administrasi akan membuat Surat Pemesanan Bahan Baku kepada Supplier. 12. Berdasarkan
kesepakatan yang ada, supplier akan mengirim
bahan baku kain grey yang telah dipesan oleh bagian administrasi dan keuangan beserta Surat Jalan dan akan dikirimkan ke staff bagian gudang. 13. Staff bagian gudang akan menerima pengiriman bahan baku yang dilakukan oleh supplier. Bila bahan baku yang dikirim sudah sesuai dengan yang dipesan, staff bagian gudang akan menyimpan bahan baku kain grey yang diterima ke dalam gudang dan mencatat bahan baku kain grey yang masuk dan segera mengirimkannya ke jasa pemutihan dan kalender untuk proses pemutihan dan penghalusan kain. Staff bagian gudang akan membuat Surat Penerimaan Bahan Baku Kain Grey. 14. Jasa pemutihan dan kalender akan memproses bahan baku kain grey
menjadi kain putih dan kain halus. Bila sudah selesai
diproses, Jasa Pemutihan dan Kalender akan mengirimkan kembali ke staff bagian gudang. 15. Staff bagian gudang akan menyimpan kain putih yang diterima ke dalam gudang dan membuat Surat Penerimaan Kain Putih. 16. Staff gudang akan mengirim kain putih ke staff bagian percetakan dan pemotongan. 17. Kepala Produksi akan membuat Surat Perintah Kerja kepada Staff bagian percetakan yaitu SPK Pencetakan Kain dan akan
86
memberikan rancangan gambar sesuai dengan pesanan pelanggan untuk pencetakan kain kemudian staff bagian percetakan akan melakukan pencetakan kain. 18. Setelah kain dicetak dan diserahkan ke staff bagian pemotongan, Kepala Produksi juga akan membuat Surat Perintah Kerja kepada staff Pemotongan dengan nama SPK Pemotongan sesuai dengan ukuran dan jumlah kain yang dipotong kemudian Staff bagian pemotongan akan melakukan pemotongan sesuai SPK. 19. Setelah kain dicetak, staff bagian pemotongan akan menyerahkan kain ke bagian garmen. Kepala Produksi akan membuat Surat Perintah Kerja untuk Kepala Garmen yaitu SPK Penjahitan Kain. Kepala Garmen akan menerima SPK, lalu mengecek ketersediaan perlengkapan garmen 20. Bila ketersediaan perlengkapan garmen masih lengkap, maka Kepala Garmen langsung meminta bagian garmen untuk menjahit kain berdasarkan SPK Penjahitan. 21. Bila ketersediaan perlengkapan garmen menipis, Kepala Garmen membuat Surat Permohonan Pembelian Perlengkapan Garmen untuk membeli bahan-bahan untk menjahit kepada Bagian Administrasi dan Keuangan. 22. Bagian Administrasi dan Keuangan akan melakukan pemesanan perlengkapan garmen ke supplier. 23. Supplier akan mengirim perlengkapan garmen yang nantinya akan di serahkan ke staff garmen beserta Surat Jalan.
87
24. Setelah staff garmen menerima perlengkapan garmen, kemudian akan menjahit kain yang telah dipotong dari staff pemotongan sesuai dengan ukuran berdasarkan SPK Penjahitan. 25. Setelah kain selesai dicetak dan dipotong, kain akan diserahkan ke Kepala Garmen. Kepala garmen meminta staff garmen untuk memproses
kain
menjadi
produk
pemesanan
pelanggan
berdasarkan SPK dari Kepala Produksi 26. Setelah kain selesai dijahit menjadi pakaian jadi, Kepala Produksi menerima konfirmasi barang selesai dijahit. Lalu memberitahukan staff bagian Packaging & Quality Control untuk memeriksa pakaian yang telah jadi. Bagian Garmen akan mengirim pakaian ke staff bagian Quality Control dan Packaging. 27. Staff bagian Quality Control dan Packaging akan mengecek kualitas pakaian yang telah jadi, bila telah lolos standar kualitas maka pakaian akan dikemas, bila belum sesuai dengan standar, maka pakaian akan dikembalikan ke bagian garmen untuk dijahit kembali dan staff bagian Packaging & Quality Control akan membuat Surat Retur Penjahitan kepada bagian garmen. 28. Setelah staff bagian Quality Control dan Packaging
selesai
mengemas, pakaian akan dikirim ke staff bagian gudang. 29. Staff bagian gudang menerima pakaian dan akan mencatat persediaan produk pakaian yang telah jadi dalam catatan barang masuk 30. Staff bagian gudang memberitahukan ke Kepala Toko bahwa barang telah selesai dibuat.
88
31. Kepala Toko akan mengecek status pembayaran pelanggan, bila sudah lunas, maka barang akan siap dikirim, bila belum lunas, maka Kepala Toko akan melakukan konfirmasi kembali kepada pelanggan mengenai status pembayaran 32. Kepala Toko akan membuat Surat Bukti Pelunasan setelah pelanggan melunasi pembayaran 33. Kepala Toko akan memberikan konfirmasi ke staff bagian gudang bila pelanggan sudah melakukan pelunasan 34. Staff bagian gudang akan membuat Surat Barang Keluar dan akan menyerahkan kepada Kepala Produksi sebagai bukti pengeluaran barang 35. Kepala Produksi akan membuat SPK Pengiriman Barang berdasarkan Surat Barang keluar kepada staff bagian gudang 36. Staff bagian gudang kemudian mengirim barang yang telah jadi ke pelanggan melalu jasa pengiriman. 37. Jasa pengiriman akan mengirim barang sesuai dengan list barang yang diberikan staff bagian gudang berdasarkan SPK Pengiriman Barang
89
3.6
Preliminary Steps Dalam mencapai penentuan keputusan strategi e-supply chain management pada PT. Gala Saranatex, ada 5 langkah yang dapat dilakukan:
3.6.1 Energize The Organization E-SCM yang dibangun pada PT. Gala Saranatex meliputih hubungan dengan supplier, perusahaan, hingga pelanggan. Untuk terwjudnya proses perancangan dari E-SCM maka harus ada dukungan dari pihak perusahaan dan juga struktur organisasi yang sesuai Berikut ini adalah bagian dari PT. Gala Saranatex yang memiliki peran penting dalam aktivitas supply chain management: 1.
Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian administrasi dan keuangan mempunyai peran dalam pembelian bahan baku kain grey dan perlengkapan garmen dari supplier agar produksi yang telah direncanakan sebelumnya dapat telaksana
2.
Kepala Toko Kepala Toko memiliki peran dalam mengelola proses penjualan produk ke pelanggan. Proses penjualan berawal dari penerimaan pesanan pelanggan dan berakhir sampai dengan produk yang dipesan telah dikirimkan ke pelanggan
3.
Staff Bagian Gudang Staff Bagian Gudang berperan dalam mengelola dan mengendalikan transaksi keluar masuk barang perusahaan. Staff Bagian Gudang juga berperan dalam proses pengiriman barang melalui jasa pengiriman untuk pesanan pelanggan
90
4.
Kepala Produksi Kepala Produksi memiliki peran yang besar dalam pengaturan proses produksi yang berlangsung pada PT. Gala Saranatex Pengaturan ini dilakukan mulai dari proses tersedianya bahan baku sampai dengan pengolahan menjadi produk jadi. Kepala Produksi dapat membuat Surat Perintah Kerja terhadap seluruh karyawan yang bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi
mulai
dari
pencetakan
kain
sampai
kepada
pengiriman barang. 3.6.2
Enterprise Vision Visi dari PT. Gala Saranatex adalah “Menjadi perusahaan tekstil berskala multinasional dengan mengutamakan kualitas serta pelayanan kepada pelanggan”. Berdasarkan visinya bertujuan untuk dapat menjadi perusahaan yang dapat mengutamakan kualitas dari produk yang dihasilkan serta dapat memuaskan pelanggan dana dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. PT. Gala Saranatex juga bercita-cita dan berusaha untuk terus mengembangkan jangkauan penjualan produk dengan merambah sampai kepada luar negeri. Selain untuk mengetahui tujuan perusahaan yang tercermin dari visinya, langkah ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan kompetitif perusahaan. Perusahaan memerlukan pengetahuan tentang lingkungan kompetitifnya agar dapat mencapai visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengetahuan akan lingkungan kompetitif diharapkan dapat membuat PT. Gala Saranatex menyadari kesempatan dan ancaman yang ada dalam mencapai
91
visinya. Salah satu metode yang sesuai untuk analisis lingkungan perusahaan adalah metode Five Forces Porter 3.6.2.1 Analisis Industri Perusahaan Five Forces Porter Five
Forces
Porter
membantu
memahami
lingkungan
kompetitif perusahaan dari lima sudut pandang, yaitu: 1. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan Pembeli menjadi kekuatan yang paling penting dalam mempengaruhi keunggulan bersaing dengan pesaing lainnya. Kepuasan pelanggan adalah faktor utama bagi perusahaan yang mengutamakan pelayanan dan produk yang dihasilkan. Jadi, daya kekuatan tawar-menawar yang diberikan pelanggan terhadap PT. Gala Saranatex dapat dikatakan cukup lemah. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan PT. Gala Saranatex saat mememenuhi permintaaan akan pemesanan dari pembeli baik dari dalam
maupun
luar
negeri.
Selain
itu,
pembeli
dapat
menyesuaikan permintaan akan motif pakaian batik berdasarkan rancangan dari pembeli itu sendiri. 2. Persaingan Dengan Industri Sejenis Persaingan industri sejenis khususnya dalam mengelola kain batik menjadi pakaian jadi saat ini tergolong kuat, karena sudah cukup banyak perusahaan yang menekuni tekstil ini di wilayah Solo. Mereka dapat menawarkan produk serupa dalam pembuatan kain bermotif batik untuk dijadikan hasil garmen seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga seperti taplak meja, sarung bantal kursi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya sehingga
92
PT. Gala Saranatex memiliki banyak pesaing. Namun posisi PT. Gala Saranatex cukup kuat atau berada di atas perusahaan tekstil lainnya, dikarenakan PT. Gala Saranatex mengutamakan kualitas daripada bahan kain dan motif yang tidak pasaran serta pengawasan kualitas yang ketat saat barang akan dikirim ke luar negeri. Selain itu PT. Gala Saranatex telah memiliki banyak pelanggan tetap baik dari dalam maupun luar negeri dan juga hubungan yang baik dengan dua pemasok utama bahan baku kain dan pemasok pendukung dalam proses penjahitan kain menjadi produk jadi. PT. Gala Saranatex juga sering mengikuti pameran di beberapa tempat, seperti Singapura dan Jakarta. Hal inilah yang membuat PT. Gala Saranatex menjadi salah satu perusahaan terbaik yang berada di kawasan Solo. 3. Ancaman Pendatang Baru Bidang industri tekstil yang dijalani oleh PT. Gala Saranatex merupakan bidang industri yang sangat potensial. Terlebih lagi saat ini mulai bermunculan perusahaan industri tekstil lainnya yang juga mulai memproduksi pakaian batik. Selain itu adanya batik dari Cina dapat menjadi ancaman bagi industri tekstil lokal karena adanya harga yang terjangkau dalam penjualan batiknya. Karena hal inilah maka dapat dikatakan ancaman pendatang baru cukup kuat. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar dengan pemasok pada PT. Gala Saranatex, terutama pada pemasok bahan baku kain grey dapat
93
dikatakan cukup lemah karena jumlah pemasok yang dimiliki oleh PT. Gala Saranatex terbatas. Dalam hal ini, apabila pemasok menaikan harga maka akan berpengaruh terhadap produksi dari PT. Gala Saranatex. Terdapat dua pemasok utama yang bekerja sama dengan PT. Gala Saranatex, yaitu PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) di Solo menyediakan standar kualitas kain high quality dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya di Yogyakarta dengan standar kualitas kain medium quality . Kedua pemasok ini menyediakan bahan baku kain grey atau kain mentah untuk nantinya dapat diolah menjadi kain bermotif batik. PT. Gala Saranatex juga bekerja sama dengan pemasok pendukung lainnya dalam penyediaan bahan baku untuk aktivitas garmen atau penjahitan. 5. Ancaman Produk Subtitusi Dari analisis Lima Kekuatan Porter, pada PT. Gala Saranatex dapat disimpulkan bahwa PT. Gala Saranatex di dalam industri ini cukup kuat. Hal ini dapat ditinjau dari motif batik yang dihasilkan baru berasal dari hasil cetak manual saja seperti dyed atau sprayed, hand painted, dan screen printed. .Jika dibandingkan dengan produk yang telah beredar di pasaran terhadap motif batik sudah
banyak
beredar
hasil
produksi
kain
batik
yang
menggunakan mesin dengan kualitas hasil warna yang tidak kalah menarik . Selain itu adanya model bentuk pakaian yang menyesuaikan motif batik juga menjadi faktor terhadap produk subtitusi yang dihasilkan. Dengan adanya produk subtitusi yang
94
semakin inovatif akan mempengaruhi PT. Gala Saranatex dalam menciptakan produknya agar lebih menarik. Ancaman Produk Subtitusi (Kuat) - Batik Printing - Batik Tulis - Batik Lukis
Daya Tawar Menawar Supplier (Lemah) - PT. Sritex - PT. Kusuma Sandang - Perusahaan Alat Garmen (milik saudara Owner)
Persaingan antara perusahaan sejenis (Kuat) - PT. Batik Solo - PT. Ardiyanto Wijaya Kusuma Batik - Batik & Painting Agus
Daya Tawar Menawar Konsumen (Lemah) - Al Yarmok General Trading - Mr. Nawas - Pusat Grosir Solo (PGS)
Ancaman Pendatang Baru (Kuat) - Importir Batik Cina
Gambar 3.3 Five Forces Porter PT. Gala Saranatex Sumber: PT. Gala Saranatex 2013 3.6.3 Supply Chain Value Assesment Dalam usaha pertimbangan pengembangan aplikasi supply chain management perlu dilakukan analisis untuk mengetahui proses bisnis apa saja yang ada di sepanjang supply chain perusahaan. Analisis ini mengidentifikasi proses bisnis yang menghasilkan nilai bagi perusahaan. Analisis ini mengidentifikasi proses bisnis yang menghasilkan nilai bagi perusahaan. Dengan hasil analisis ini, perusahaan dapat mengetahui proses mana yang
95
perlu dijadikan perhatian saat perussahaan memutuskan untuk menerapkan teknologi informasi.
Nantinya
teknologi informasi yang diterapkan
diharapkan dapat mendukung proses bisnis tersebut. Salah
satu metode
analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi proses bisnis yang penting bagi PT. Gala Saranatex adalah metode value chain analysis. 3.6.3.1 Value Chain Analysis Analisis value chain terhadap aktivitas utama dalam perusahaan terdiri dari lima bagian besar, yaitu: A. Inbound Logistic
Prosedur pemesanan bahan baku Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dapat terpenuhi. Hal ini penting karena tanpa adanya bahan baku, proses produksi tidak dapa dilakukan. Berikut ini adalah proses pemesanan bahan baku pada PT. Gala Saranatex: 1. Pada saat memutuskan untuk melakukan produksi, Kepala Produksi akan meminta bagian administrasi dan keuangan untuk melakukan pemesanan bahan baku kain grey. Begitu juga dengan Kepala Garmen yang akan menghubungi bagian administrasi dan keuangan untuk melakukan pemesanan perlengkapan garmen. Bagian administrasi dan keuangan akan segera menghubungi pihak supplier baik melalui telepon maupun fax untuk mengajukan pemesanan bahan baku baik kain grey maupun perlengkapan garmen
96
yang diperlukan oleh Kepala Produksi maupun Kepala Garmen. 2. Supplier kemudian akan mengkonfirmasi pemesanan bahan
baku
pengiriman
dengan bahan
memberikan
baku
yang
perkiraan
dipesan
waktu
berdasarkan
ketersediaan stok yang dimiliki supplier pada saat itu. 3. Setelah didapatkan kepastian tentang kesanggupan supplier untuk memenuhi pesanan dan waktu pengiriman, maka bagian administrasi dan keuangan akan membuat surat pemesanan
bahan
baku
baik
kain
grey
maupun
perlengkapan garmen sesuai dengan kesepakatan yang ada dan mengirimkannya kepada supplier melalui fax. Nilai yang dihasilkan pada proses ini adalah: 1. Memastikan kebutuhan bahan baku perusahaan terpenuhi agar perusahaan dapat melakukan produksi secara tepat waktu dan memastikan persediaan barang jadi cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan 2. Memastikan bahan baku yang dipesan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi jenis bahan baku, kualitas bahan baku, harga bahan baku, maupun waktu yang diperlukan.
Prosedur Penerimaan Bahan Baku Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahan baku yang dikirimkan oleh supplier sesuai dengan bahan baku yang telah dipesan oleh perusahaan. Berikut ini adalah proses penerimaan bahan baku pada PT. Gala Saranatex:
97
1. Supplier akan mengirimkan bahan baku kain grey yang dipesan oleh bagian administasi dan keuangan ke lokasi gudang perusahaan sesuai dengan tanggal yang telah dijanjikan sebelumnya. Supplier akan menyerahkan surat jalan dan bahan baku kain grey kepada staff gudang yang melakukan penerimaan barang. Begitu juga dengan pengiriman perlengkapan garmen yang dikirimkan oleh supplier kepada perusahaan, supplier akan menyerahkan surat jalan dan perlengkapan garmen
kepada
Kepala
Garmen
yang
melakukan
penerimaan perlengkapan garmen. 2. Staff bagian gudang akan menandatangani surat jalan dan diserahkan kembali ke supplier. Hal ini juga dilakukan oleh Kepala Garmen yang akan menandatangani surat jalan dan akan diserahkan kembali ke supplier. 3. Staff bagian gudang kemudian akan membawa surat jalan dan memasukkan bahan baku kain grey ke gudang untuk disimpan. Bahan baku kain grey akan dicatat dalam catatan stok kain. Hal ini juga dilakukan oleh Kepala Garmen yang akan membawa surat jalan dan memasukkan perlengkapan garmen ke tempat garmen untuk disimpan. 4. Bila ada masalah terhadap barang yang dikirimkan, maka bagian pembelian juga berhak untuk mengembalikan
98
barang tersebut lengkap dengan surat pengajuan retur. Barang yang diretur akan dibawa langsung oleh pihak pengirim supplier yang mengantarkan barang ke gudang. Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah: 1. Menerima pengiriman pesanan bagian administrasi dan keuangan yang dikirim oleh supplier 2. Memastikan semua bahan baku yang dikirimkan sesuai dengan pesanan dan dalam keadaan baik 3. Melakukan pengembalian/ retur barang kepada supplier yang tidak sesuai dengan pesanan atau bahan baku yang didatangkan memiliki kualitas tidak baik. B. Operation
Prosedur pemilihan supplier Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memilih supplier mana yang tepat bagi PT. Gala Saranatex dalam pengadaan bahan baku. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memilih supplier yang tepat, antara lain: 1. Ketepatan waktu pengiriman barang PT. Gala Saranatex lebih mengutamakan kepada supplier yang memiliki kinerja yang baik dalam pemenuhan pesanan yang tidak terlambat dalam pengiriman
karena
waktu
merupakan
hal yang
terpenting bagi PT. Gala Saranatex, jika terlambat dalam pengiriman maka perusahaan tidak akan bisa beroperasi secara maksimal.
99
2. Kualitas yang terjamin Selain ketepatan waktu dalam pengiriman, kualitas bahan baku yang didapat dari supplier juga penting. Bahan baku yang dikirimkan pada kain grey memiliki ukuran yang sesuai saat dipesan, bahan kain tidak rusak, dan perlengkapan garmen yang dikirimkan juga tidak mengalami kecacatan. 3. Kuantitas Perusahaan membutuhkan bahan baku kain dalam jumlah besar, oleh karena itu, dalam proses pemesanan bahan baku, perusahaan menghitung kuantitas yang dibutuhkan sesuai dengan pemesanan pelanggan serta untuk kebutuhan persediaan perusahaan 4. Harga bahan baku Perusahaan memiliki dua supplier utama sampai saat ini dalam melakukan pemesanan terhadap bahan baku kain grey. Untuk supplier kain grey yang pertama seperti PT. Sritex memiliki high quality sehingga harga bahan baku cenderung lebih tinggi dbandingkan dengan supplier yang lain seperti PT. Kusuma Sandang yang menyediakan kain grey dalam bentuk medium quality. Dengan adanya perbedaan harga bahan baku maka juga akan mempengaruhi harga pada produk yang akan dihasilkan.
100
Nilai yang dihasilkan: 1. Mencari supplier yang dapat memenuhi kriteria menurut perusahaan 2. Mempertahankan supplier yang sudah ada
Prosedur Produksi Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan baku mentah untuk menjadi barang jadi yang siap dikirimkan ke pelanggan. Berikut ini adalah proses produksi dari PT. Gala Saranatex: 1. Sesuai dengan proses produksi, Kepala Produksi akan mengirimkan SPK Pemutihan Kain kepada staff bagian gudang setelah staff bagian gudang menerima kain. 2. Staff bagian gudang akan mengirimkan bahan baku kain grey untuk diputihkan dan dihaluskan oleh Jasa Pemutihan dan kalender. 3. Setelah kain diputihkan dan dihaluskan, staff bagian gudang akan mengirimkan bahan kain putih ke bagian pencetakan. Kepala Produksi akan memberikan SPK Pencetakan Kain ke bagian pencetakan kain. 4. Setelah kain dicetak, kain akan dipotong. Kepala Produksi akan membuat SPK Pemotongan Kain ke staff bagian pemotongan
101
5. Setelah kain dipotong, staff bagian pemotongan akan memberikan kain ke kepala garmen. Kepala Produksi akan membuat SPK Penjahitan Kain. 6. Setelah kain selesai dijahit menjadi pakaian jadi, pakaian akan dikirim ke staff bagian packaging & quality control untuk diperiksa kualitasnya 7. Setelah
barang
selesai
diperiksa,
barang
akan
dikirimkan lagi ke staff bagian gudang untuk dicatat persediaannya. 8. Setelah dicatat, bagian gudang akan memberitahu ke Kepala Toko bahwa produknya telah selesai dibuat dan siap dikirim ke pelanggan. Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah: 1. Mengelola bahan baku yang ada menjadi bahan jadi sesuai dengan kebutuhan persediaan perusahaan 2. Menghasilkan barang jadi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan 3. Menjalankan produksi sesuai rencana C. Outbond Logistic
Prosedur Pengiriman Barang Tujuan dari proses ini adalah untuk mengirimkan barang yang telah dipesan pelanggan sebelumnya sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan. Berikut iniadalah proses pengiriman barang pada PT. Gala Saranatex:
102
1. Sesuai dengan kesepakatan, Kepala Toko akan memberikan konfirmasi kepada Staff Bagian Gudang bahwa pelanggan telah melunasi pembayaran 2. Staff Bagian Gudang akan menyiapkan barang yang akan dikirim, membuat Surat Barang Keluar dan kemudian
meminta
Jasa
Pengiriman
untuk
mengirimkan barang ke pelanggan. 3. Staff bagian gudang akan mencatat pengeluaran barang pada catatan barang keluar Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah: 1. Memastikan bahwa produk yang dipesan pelanggan dapat diberikan ke pelanggan secara tepat waktu, dalam keadaan baik sesuai dengan pesanan pelanggan D. Sales and Marketing Tujuan dari proses ini adalah untuk merespon permintaan pelanggan dengan cara melakukan negosiasi yang berakhir pada pencatatan detail mengenai pesanan pelanggan. Berikut ini adalah proses penerimaan pada PT. Gala Saranatex: 1. Kepala Toko bertugas menerima pesanan pelanggan yang ingin langsung memesan ke perusahaan baik melalui telpon, fax maupun bertatapan langsung 2. Kepala Toko akan menghubungi Kepala Produksi untuk memberitahu detail pemesanan yang diterima dan meminta berapa harga untuk pesananannya
103
3. Setelah mengetahui harganya, maka Kepala Toko akan menghubungi pelanggan untuk memberitahu harga barang yang dipesan 4. Bila kesepakatan sudah diperoleh, pelanggan akan memberikan catatan pemesanan ke Kepala Toko Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah: 1. Menerima pesanan pelanggan yang masuk 2. Menentukan ketentuan transaksi antara pelanggan dan perusahaan mengenai beberapa hal seperti produk, harga, dan waktu E. Servicing
Prosedur Retur Produk Tujuan dari proses ini adalah melayani keluhan pelanggan bila ada produk yang salah dikirim oleh perusahaan. Proses retur hanya terjadi sesekali, hal ini disebabkan karena barang terjadi kesalahan pengiriman. Berikut ini adalah prosedur retur pada PT. Gala Saranatex: 1. Bila ada produk yang tidak sesuai dengan pesanan, pelanggan akan mengembalikan produk ke perusahaan 2. Kepala Toko akan memeriksa produk yang diretur, meminta persetujuan Kepala Produksi dan menyiapkan surat retur untuk staff bagian gudang agar gudang dapat mempersiapkan barang pengganti 3. Kepala
Toko
juga
akan
memberikan
instruksi
pengiriman barang agar staff bagian gudang mengirim
104
produk
pengganti
ke
pelanggan
melalui
jasa
pengiriman. Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah: 1. Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan dengan memastikan penggantian terhadap produk yang rusak ataupun tidak sesuai dengan kesepakatan bersama Support Activities Infrastructure Human Resource Management Product and Technology Development Procurement
Inbound Logistics Memastikan agar bahan baku untuk produksi selalu tersedia Memastikan bahan baku yang didapat sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan
Operations
Outbond Logistics
Memilih supplier yang tepat untuk proses produksi Mengubah bahan baku menjadi bahan jadi
Memastikan produk yang dikirim ke pelanggan tepat waktu dan dalam keadaan baik
Sales and Marketing Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan Menerima pemesanan dari pelanggan
Servicing
Value addedCost= Profit
Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Mengganti produk pelanggan yang tidak sesuai dengan pesanan
Primary Activities
Gambar 3.4 Value Chain PT. Gala Saranatex Sumber: PT. Gala Saranatex 2013
Menghasilkan Value Added – Cost= Profit 1. Value Added yang dimiliki perusahaan adalah mencakup: o Inbound Logistic Memastikan agar bahan baku untuk produksi selalu tersedia serta memastikan bahan baku yang didapat sesuai dengan standar kualitas
105
yang diinginkan. Dalam proses inbound logistik, perusahaan telah memperoleh bahan baku yang dinginkan, yaitu kain grey sesuai dengan standar kualitas perusahaan Dalam proses penyediaan bahan baku, bahan baku selalu tersedia dalam waktu yang tepat sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. o Operations Dalam memilih supplier yang tepat untuk proses produksi, perusahaan memilih supplier yang menyediakan bahan baku kain
terbaik di
kotanya, yaitu dari PT. SRITEX dan PT. KUSUMA SANDANG. Dalam proses mengubah bahan baku menjadi bahan jadi, perusahaan melakukan proses pembelian bahan baku kain dari supplier, memberikan bahan baku kain untuk dihaluskan terlebih dahulu ke jasa pemutihan dan penghalusan, setelah itu kain yang sudah dihaluskan atau diputihkan dapat dicetak dan setelah itu kain dijahit menjadi pakaian sesuai dengan kebutuhan pelanggan. o Outbond Logistics Memastikan produk yang dikirim ke pelanggan tepat waktu dan dalam keadaan baik. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pengiriman terbaik untuk dapat mengirimkan barang ke pelanggan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan memastikan barang yang dikirim tepat ke pelanggan dan dalam kondisi yang utuh o Sales and Marketing Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, dan menerima pemesanan dari pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan telah melakukan penjualan dan penerimaan pemesanan terhadap produk
106
yang dimiliki perusahaan mulai dari toko-toko seperti Pusat Grosir Solo maupun penjual retal di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Yogyakarta sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Timur Tengah. Sejauh ini Penjualan dan Marketing sudah cukup baik karena dilihat dari tingkat penjualan yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya o Servicing Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan serta mengganti produk pelanggan yang tidak sesuai dengan pesanan. Dalam hal ini, perusahaan melakukan quality control dengan profesional sebelum barang-barang tersebut dikirim ke luar negeri. Apabila terdapat produk yang mengalami ketidaksesuaian dari pihak pelanggan seperti adanya barang yang cacat , maka pihak perusahaan segera melakukan retur terhadap barang tersebut 2. Cost yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung: o Biaya pembelian obat pewarna untuk pencetakan o Gaji Karyawan o Biaya Operasional tempat produksi (garmen dan gudang produksi) o Biaya pembelian perlengkapan garmen o Biaya pembelian bahan baku kain grey o Biaya jasa pemutihan dan penghalusan kain o Biaya sewa toko (sebagai tempat display dan penjualan produk perusahaan) o Biaya transportasi
107
3. Profit Dengan adanya value yang dihasilkan lebih besar, terutama dalam hal menghasilkan produk yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang ada dibandingkan dengan adanya biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan selalu mengalami keuntungan setiap tahunnya dan selalu mengalami peningkatan. Dalam hal ini perusahaan mengandalkan hasil penjualan dan proses marketing yang dilakukan oleh bagian toko serta pemiliknya yang sampai saat ini masih terjun langsung dalam proses menawarkan produk kepada pelanggan, khususnya pelanggan yang berasal dari luar negeri. Perusahaan menggunakan strategi mouth to mouth dan hubungan relasi khususnya untuk penjualan ke luar negeri dalam menghasilkan keuntungan. Pada penjualan dalam negeri, perusahaan telah memiliki pelanggan tetap dalam melakukan pemesanan produk yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi penjualan dan marketing yang baik adalah dengan mengandalkan produk yang berkualitas yang telah dihasilkan oleh perusahaan dengan kualitas kain yang halus dan motif yang berbeda dari pasaran.
3.6.4 Opportunity Identification Berdasarkan hasil analisis value chain dari aktivitas yang memberi nilai dalam proses bisnis PT. Gala Saranatex, maka penulis akan menganalisis peluang serta ancaman apa yang dapat dilakukan untuk mendapatkan keuntungan bersaing dibandingkan dengan pesaing. Berikut ini analisis yang dilakukan:
108
3.6.4.1 Matriks
Evaluasi
Faktor
Internal
(IFE-Internal
Factor
Evaluation) Merupakan
tools
dalam
Strategic
Management
untuk
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional PT. Gala Saranatex. Berikut ini beberapa kekuatan(Strength) dan kelemahan
(Weakness)
yang
terdapat
dalam
faktor
internal
perusahaan, yaitu: 1.
Kekuatan (Strength) a. Sudah memiliki banyak pelanggan tetap Hal ini berdasarkan hasil wawancara, bahwa PT. Gala Saranatex telah memiliki banyak pelanggan baik dari lokal maupun luar negeri karena telah memiliki pengalaman selama 25 tahun di bidang tekstil, mulai dari saat PT. Gala Saranatex berdiri sebagai Batik Zainal sampai didirikannya PT. Gala Saranatex. b. Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya dalam proses produksi bahan kain menjadi pakaian jadi atau hasil garmen lainnya c. Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran Adanya kualitas dari bahan kain dan motif yang tidak pasaran ini dapat menjadi daya tarik pelanggan lokal maupun luar negeri karena PT. Gala Saranatex selalu menyediakan motif terbaru.
109
d. Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam dan luar negeri. Hasil produksi kain batik maupun pakaian jadi yang akan diexpor tidak dijual untuk lokal, sehingga kualitas penjualan keluar negeri tetap terjaga, begitu juga untuk produksi pakaian dalam lokal tidak dijual di luar negeri. e. Pengendalian kualitas produk secara profesional. Sistem pengendalian kualitas dari produk yang dihasilkan sebelum dikirimkan ke pelanggan dilakukan secara teliti dan profesional 2.
Kelemahan (Weakness) a. Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing b. Saat ini pemasaran yang dilakukan melalui pimpinan kepada customer tanpa ada strategi pemasaran yang lebih sistematis. Padahal pemasaran merupakan suatu cara yang penting untuk mempertahankan loyalitas customer. c. Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain, pencetakan kain masih dilakukan secara dyed atau sprayed, hand painted, dan screen printed. d. Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi. Belum adanya sistem yang terintegrasi menyebabkan informasi yang beredar tidak berjalan dengan mudah. Karena itulah
110
menimbulkan masalah-masalah yang ada dalam perusahaan seperti kesalahan pengecekan stok, pengiriman barang untuk pelanggan daerah lokal harus mengalami waktu tunggu. Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui Berdasarkan hasil wawancara, umumnya sering terjadi masalah human error pada proses operasi perusahaan yang menjadi kelemahan bagi PT. Gala Saranatex e. Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual Inovasi model pakaian yang dijual lebih cenderung kepada pelanggan lokal dan toko Batik Zainal yang dimiliki oleh PT. Gala Saranatex sehingga pelanggan yang mau melakukan pemesanan melalui toko Batik Zainal dapat beralih ke toko lainnya. Tabel 3.1 Pembobotan Matriks IFE
No
Faktor Internal
Yang lebih berpengaruh
Bobot
s1
3
S3
3
S1
3
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
4
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
S5
3
5
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
S3
3
1
2
3
111
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
S1
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
S2
3
S5
3
S3
3
S5
3
S5
3
S1
4
W2
4
S1
3
S1
3
W5
2
W1
3
S2
2
S2
2
112
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
S4
pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
S4
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
S4
pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
w4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
S4
pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
31
W1
32
S5
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
W4
3
W5
2
W1
3
S3
3
S3
3
S3
2
S3
1
W1
3
W2
3
W3
3
S4
3
W5
2
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
S5
3
Pengendalian kualitas produk secara profesional
S5
3
113
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
w3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
w4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
S5
Pengendalian kualitas produk secara profesional
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
W1
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
W2
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
W3
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
W4
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
W5
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
Sumber: PT. Gala Saranatex (2013
S5
2
W4
2
W5
2
W1
4
W1
3
W4
3
W5
2
W2
3
W2
3
W5
2
W3
2
W5
2
W5
2
114
Tabel 3.2 Rangkuman Pembobotan Matriks IFE S1
S2
S3
S4
S5
W1
W2
W3
W4
W5
S1
1
3
0,33
3
0,33
4
0,25
3
3
0,5
S2
0,33
1
0,33
3
0,33
0,33
2
2
0,33
0,5
S3
3
3
1
3
0,33
0,33
3
3
2
1
S4
0,33
0,33
0,33
1
0,33
0,33
0,33
0,33
3
0,5
S5
3
3
3
3
1
3
3
2
0,5
0,5
W1
0,25
3
3
3
0,33
1
4
3
0,33
0,5
W2
4
0,5
0,33
3
0,33
0,25
1
3
3
2
W3
0,33
0,5
0,33
3
0,5
0,33
0,33
1
2
0,5
W4
0,33
3
0,5
0,33
2
3
0,33
0,5
1
0,5
W5
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
14,57
19,33
10,15
24,33
7,48
14,57
16,24
19,83
17,16
7,5
Total
115
Tabel 3.3 Normalisasi Matriks IFE S1
S2
S3
S4
S5
W1
W2
W3
W4
W5
Total
S1
0,069
0,16
0,03
0,123
0,04
0,27
0,02
0,15
0,175
0,067
1,11
S2
0,023
0,05
0,03
0,123
0,04
0,02
0,12
0,1
0,019
0,067
0,61
S3
0,206
0,16
0,1
0,123
0,04
0,02
0,18
0,15
0,117
0,133
1,24
S4
0,023
0,02
0,03
0,041
0,04
0,02
0,02
0,02
0,175
0,067
0,46
S5
0,206
0,16
0,3
0,123
0,13
0,21
0,18
0,1
0,029
0,067
1,5
W1
0,017
0,16
0,3
0,123
0,04
0,07
0,25
0,15
0,019
0,067
1,19
W2
0,275
0,03
0,03
0,123
0,04
0,02
0,06
0,15
0,175
0,267
1,17
W3
0,023
0,03
0,03
0,123
0,07
0,02
0,02
0,05
0,117
0,067
0,55
W4
0,023
0,16
0,05
0,014
0,27
0,21
0,02
0,03
0,058
0,067
0,88
W5
0,137
0,1
0,1
0,082
0,27
0,14
0,12
0,1
0,117
0,133
1,3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Total
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil wawancara pembobotan faktor internal
116
Tabel 3.4 Matriks IFE PT. Gala Saranatex Faktor‐‐faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Kekuatan (Strength) 1.
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
0,11
2
0,22
2.
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
0,06
2
0,12
3.
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
0,123
4
0,492
4.
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
0,045
1
0,045
5.
Pengendalian kualitas produk secara profesional
0,15
3
0,45
Kelemahan (Weakness) 1.
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
0,118
2
0,236
2.
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
0,117
4
0,468
3.
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
0,054
3
0,162
4.
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
0,088
1
0,088
5.
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
0,13
2
0,26
1
Total
2,541
Sumber: PT. Gala Saranatex (2013)
Dari tabel diatas diketahui bahwa kekuatan terbesar perusahaan adalah Pengendalian kualitas produk secara profesional sebesar 0,15 . Sedangkan dari sisi kelemahan yang tertinggi adalah belum adanya inoviasi dalam model pakaian yang dijual sebesar 0,13.
117
3.6.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE- Eksternal Factor Evaluation) Adalah strategi yang digunakan untuk menganalisa faktorfaktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan. Berikut ini adalah faktor eksternal berupa peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dari PT. Gala Saranatex, yaitu: 1. Peluang (Opportunities) a. Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan akan pakaian batik tidak hanya digunakan dalam kegiatan formal saja seperti menghadiri acara-acara, namun juga dapat dipakai sehari-hari. Seperti seragam sekolah, kemeja, daster, dan model lainnya. Tingkat penggunaan akan terus dibutuhkan dan menjadi peluang bagi industri tekstil khususnya industri kain batik. b. Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka Hal ini dapat dilihat dari peluang ekspor batik Indonesia ke sejumlah
negara
semakin
terbuka
seiring
tumbuhnya
permintaan batik dari perancang busana di luar negeri. Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Tengah berusaha memfasilitasi pengembangan dalam sektor industri tekstil hingga dapat menembus pasar sampai ke luar negeri. Beberapa upaya pemerintahan tersebut adalah menyediakan SDM yang sudah benar-benar siap kerja dalam industri garmen.
118
c. Batik memilki nilai ekonomi tinggi Batik mempunyai nilai ekonomi tinggi. Untuk itu, penggunaan batik harus terus didorong. Dengan nilai budaya dan potensi ekonomi yang demikian tinggi, batik menjadi bagian Gerakan 100 persen cinta Indonesia. Upaya pelestarian dan pengembangan batik merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Indonesia.
d.
Permintaan akan batik yang kian meningkat Bisnis batik boleh jadi adalah sebuah potensi usaha besar saat ini. Sejak batik diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia, sejak konflik pengakuan batik oleh Malaysia, sejak pemerintah mencanangkan hari batik dan sejak hari jumat seolah seluruh Indonesia menjadikan batik sebagai seragam nasional, maka sejak itu batik juga menjadi potensi usaha yang tak terbendung. Jika dulu batik hanya identic sebagai kain para simbah dipasar, atau kemeja kondangan bapak bapak pejabat, kini batik sudah bergeser menjadi kebanggaan baik tua maupun muda. Indonesia tak lagi beranggapan batik sekedar sebagai bagian dan budaya peninggalan, namun sebuah budaya nasional.
e.
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil Dalam hal ini, proses administrasi, atau manajemen, aplikasi, maupun database dapat mempermudah pengawasan dari pihak manajemen,
seperti
penggunaan
penggunaan
teknologi
informasi
komputer. dengan
Selain
itu,
menggunakan
119
komputer dapat mengontrol mesin-mesin produksi dengan ketepatan tinggi sehingga mempermudah pembuatan proses pencetakan kain dan berdampak pada kecepatan dalam proses pembuatan kain tersebut. 2. Ancaman (Threats) a. Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar Membajirnya tekstil bermotif batik asal China di pasaran berpotensi menggusur batik lokal dan mematikan usaha perajin batik. Untuk itu, perlu adanya perlindungan terhadap batik lokal sebagai budaya tradisional. Selain itu, elaku usaha dan produsen batik di tanah air harus siap bersaing menghadapi maraknya batik China. Caranya, antara lain dengan efisiensi dan meningkatkan kekuatan batik Indonesia. b. Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan akibat resiko kecelakaan atau bencana alama yang menghambat dapat menyebabkan dampak ketidakpercayaan pelanggan
terhadap
perusahaan
karena
barang
yang
dikirimkan tidak sampai ke tangan pelanggan. c. Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran. Berdasarkan hasil wawancara, nilai ekspor dimasukkan dalam fungsi ekspor karena jika nilai rupiah melemah terhadap dollar Amerika, maka hal ini menambah keuntungan bagi eksportir sehingga merangsang eksportir tersebut untuk melakukan kegiatan ekspor lebih banyak lagi akibatnya volume ekspor
120
akan meningkat, demikian sebaliknya apabila nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar maka eksportir akan memperoleh keuntungan yang relatif lebih kecil. d. Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga Faktor tingginya harga barang selama ini adalah besar biaya transportasi perdagangan dalam negeri. Biaya transportasi perdagangan di Indonesia mencapai 18-20% untuk produk manufaktur. Biaya transportasi yang tinggi dapat menjadi ancaman karena mempengaruhi harga jual produk yang juga meningkat
sehingga
mempengaruhi
sensitifitas
harga
customer. e. Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan Bahwa sejak tahun 2000, Kementerian Lingkungan Hidup sudah menggulirkan sertifikasi ramah lingkungan untuk berbagai industri, termasuk tekstil. Namun, faktanya hingga kini belum ada satu pun industri tekstil yang mendapat predikat ramah lingkungan Tabel 3.5 Pembobotan Matriks EFE
No
Faktor Eksternal
Yang lebih berpengaruh
Bobot
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
1
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
O1
4
2
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
O1
3
121
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13 14
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
O
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan
O4
3
O1
3
O2
3
O4
3
O5
3
O4
2
O5
3
O5
3
T1
4
O1
3
O1
3
O1
2
122
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
sehari-hari
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
O 1
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
O 2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
O 3
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
O1
3
T1
4
T2
2
O2
3
O2
2
O2
3
T1
3
T2
2
O3
2
O3
2
T5
3
T1
3
123
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
O 4
Permintaan akan batik yang kian meningkat
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
O 5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
39
T5
40
T2
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
T2
2
O4
3
O4
2
O4
3
T1
3
T2
2
O5
3
O5
3
O5
3
T1
2
T1
3
T1
2
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
T1
3
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
T2
3
124
41
42
43
44
45
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
Sumber: PT. Gala Saranatex (2013)
T2
2
T2
3
T4
3
T5
2
T4
2
125
Tabel 3.6 Rangkuman Pembobotan Matriks EFE O1
O2
O3
O4
O5
T1
T2
T3
T4
T5
O1
1
4
3
0,33
3
0,25
3
3
2
3
O2
0,25
1
3
0,33
0,33
0,25
0,5
3
2
3
O3
0,33
0,33
1
0,5
0,33
0,33
0,5
2
2
0,33
O4
3
3
2
1
0,33
3
0,5
3
2
3
O5
0,33
3
3
3
1
0,33
0,5
3
3
3
T1
4
4
3
0,33
3
1
2
3
2
3
T2
0,33
2
2
2
2
0,5
1
3
2
3
T3
0,33
0,33
0,5
0,33
0,33
0,33
0,33
1
0,33
0,5
T4
0,5
0,5
0,5
0,5
0,33
0,5
0,5
3
1
2
T5
0,33
0,33
3
0,33
0,33
0,33
0,33
2
0,5
1
Total
10,4
18,49
21
8,65
10,98
6,82
9,16
26
16,83
21,83
126
Tabel 3.7 Normalisasi Matriks EFE O1
O2
O3
O4
O5
T1
T2
T3
T4
T5
Total
O1
0,096
0,216
0,143
0,038
0,273
0,037
0,328
0,115
0,119
0,137
1,503
O2
0,024
0,054
0,143
0,038
0,03
0,037
0,055
0,115
0,119
0,137
0,752
O3
0,032
0,018
0,048
0,058
0,03
0,048
0,055
0,077
0,119
0,015
0,499
O4
0,288
0,162
0,095
0,116
0,03
0,44
0,055
0,115
0,119
0,137
1,558
O5
0,032
0,162
0,143
0,347
0,091
0,048
0,055
0,115
0,178
0,137
1,309
T1
0,385
0,216
0,143
0,038
0,273
0,147
0,218
0,115
0,119
0,137
1,792
T2
0,032
0,108
0,095
0,231
0,182
0,073
0,109
0,115
0,119
0,137
1,203
T3
0,032
0,018
0,024
0,038
0,03
0,048
0,036
0,038
0,02
0,023
0,307
T4
0,048
0,027
0,024
0,058
0,03
0,073
0,055
0,115
0,059
0,092
0,581
T5
0,032
0,018
0,143
0,038
0,03
0,048
0,036
0,077
0,03
0,046
0,497
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Total
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil wawancara pembobotan faktor eksternal
127
Tabel 3.8 Matriks EFE PT. Gala Saranatex
Faktor‐‐faktor External Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
4
0,6
Peluang (Opportunity) 1.
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
0,15
2.
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
0,075
4
0,3
3.
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
0,049
3
0,147
4.
Permintaan akan batik yang kian meningkat
0,155
3
0,465
5.
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
4
0,52
4
0,716
4
0,48
3
0,09
3
0,174
3
0,147
0,13
Ancaman (Threat) 1.
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
2.
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
0,12
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
0,03
3.
4.
5.
0,179
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
0,058
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
0,049 1
Total
3,639
Sumber: PT. Gala Saranatex (2013)
Berdasarkan Matriks kekuatan faktor eksternal perusahaan, diketahui bahwa permintaan akan batik yang meningkat dapat menjadi peluang bagi perusahaan yaitu sebesar 0,155 . Sedangkan dari sisi ancaman pasar, perusahaan mendapatkan ancaman yan terbesar dari munculnya pesaing baru yang berusaha merebut pasar 0,179.
128
3.6.4.3 Matriks Internal Eksternal (IE- Internal Eksternal Matrix) Berdasarkan matriks IFE dan EFE, didapatkan nilai rata-rata tertimbang untuk EFE adalah 3,6 . Sedangkan untuk IFE didapatkan rata-rata tertimbang sebesar 2,5.
Gambar 3.5
Hasil Matriks IE PT. Gala Saranatex
Dari hasil matriks IE di atas, menunjukkan bahwa PT. Gala Saranatex berada pada sel yang ke II sebagai perusahaan yang sedang bertumbuh dan membangun sehingga rekomendasi terhadap perusahaan ini adalah strategi intensif yaitu pada penetrasi pasar, pengembangan pasar, maupun pengembangan produk atau strategi integratif yaitu pada integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal
129
3.6.4.4Analisis Matriks SWOT ( Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis SWOT yang dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT. Gala Saranatex serta strategi yang akan dilakukan dijelaskan dalam sebuah matriks. Dapat diketahui bahwa berdasarkan matriks kekuatan internal dan eksternal perusahaan, bahwa perusahaan memiliki posisi yang kuat dan memiliki kekuatan yang mendukung posisi perusahaan tersebut. Oleh karena itu diusulkan perusahaan menggunakan strategi WO pada matriks SWOT dimana perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing dengan para pesaing yang mulai muncul, khususnya batik impor yang sekarang ini mulai muncul dari China. Hasil analisa matriks SWOT dapat digambarkan sebagai berikut:
130
Tabel 3.9 Hasil Analisis SWOT Strengths S1 Sudah memiliki banyak pelanggan tetap S2
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya
S3
Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri Pengendalian kualitas produk secara profesional
S4 S5
Weaknesses W1 Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing W2 Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain W3 W4 W5
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
Opportunities O1 Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
SO Strategies 1. Meningkatkan kualitas dan model pakaian batik (S2,04)
WO Strategies 1. Menambah jumlah variasi produk sesuai dengan permintaan pasar yang dilakukan dengan strategi riset dan pengembangan produk (O1,O4,W5)
O2
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
2.
Melakukan kegiatan untuk memperkenalkan budaya batik ke luar negeri dengan adanya pameran produk (O2,O3, S2)
2.
Memanfaatkan teknologi mesin untuk meningkatkan kapasitas produk sehingga dapat menjangkau permintaan yang terus meningkat (O4,W2)
O3 O4
Batik memilki nilai ekonomi tinggi Permintaan akan batik yang kian meningkat
3.
Menjaring pelanggan baru melalui jaringan pelanggan untuk memperluas pasar (S1,O4)
3.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung aliran informasi perusahaan dalam pengelolaan produksi sehingga menjadi lebih mudah dan cepat(W2, O4,O5)
O5
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil 1.
Membuat Produk yang lebih berkualitas dibandingkan pesaing (S5, T1, S3)
1.
Memanfaatkan limbah industri kain tekstil seperti potongan-potongan kain untuk dapat digunakan kembali menjadi barang kerajinan(T5, W5)
2.
Mempererat hubungan dengan supplier sehingga kenaikan harga bahan baku kain dapat dinegosiasikan dengan baik sehingga tidak merugikan perusahaan maupun pemasok (T1, S2)
2.
Memilih Pemasok yang menyediakan harga dan bahan baku yang sesuai untuk menekan biaya serta mempercepat proses koordinasi (W3, T4, T3)
Threats
ST Strategies
T1
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
T2
Adanya pengiriman barang yang tidak sampai kepada pelanggan
T3
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
T4
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
T5
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
WT Strategies
131
3.6.4.5 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM- Quantitative Strategic Planning Matrix) Tahap ini menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) dengan memasukkan hasil dari tahapan masukan dan tahapan pencocokan secara objektif menentukan strategi yang hendak
dijalankan
diantara
strategi-strategi
alternatif.
Secara
konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor keberhasilan penting internal dan external. Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, digunakan dua alternatif strategi yang paling banyak muncul pada tahap pencocokan ke dalam Matriks QSPM untuk menentukan strategi mana yang paling cocok diterapkan oleh PT. Gala Saranatex. Berdasarkan hasil matriks IE dan matriks SWOT di atas, dapat dilihat dengan jelas strategi yang paling banyak muncul adalah
strategi
integrasi
ke
belakang
132
Alternatif Strategi Faktor Kunci
Bobot
Integrasi ke Belakang AS
TAS
Pengembangan Produk AS
TAS
Penetrasi Pasar AS
TAS
Kekuatan (Strength) 1.
Sudah memiliki banyak pelanggan tetap
2. 3.
Hubungan baik dengan supplier bahan baku kain, jasa pemutihan dan kalender, serta supplier lainnya Kualitas dari bahan kain yang dihasilkan memiliki tekstur yang halus serta motif kain batik tidak pasaran
4.
Pengelompokan produk yang dijual baik untuk dalam maupun luar negeri
5.
Pengendalian kualitas produk secara profesional
0,11
4
0,44
3
0,33
3
0,06 0,123
4
0,24
4
0,492
0,045
4
0,15
0,33
4
0,24
3
0,18
2
0,246
2
0,246
0,18
3
0,135
3
0,135
4
0,6
4
0,6
3
0,45
Kelemahan (Weakness) 1.
Pemasaran dan promosi produk yang belum optimal karena belum adanya staf marketing
0,118
4
0,472
3
0,354
3
0,354
2.
Belum memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk membantu pembuatan pencetakan kain
0,117
4
0,468
3
0,351
4
0,468
3.
Belum memiliki sistem yang terintegrasi di setiap divisi untuk proses koordinasi
0,054
3
0,162
3
0,162
2
0,108
4.
Masih terdapat masalah tenaga kerja seperti human error yang umumnya sering ditemui
0,088
3
0,264
2
0,176
2
0,176
5.
Belum ada inovasi dalam model pakaian yang dijual
0,13
3
0,39
4
0,52
2
0,26
Peluang (Opportunity) 1.
Produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer yang dipergunakan sehari-hari
0,15
4
0,6
3
0,45
3
0,45
2.
Peluang expor batik Indonesia semakin terbuka
0,075
2
0,15
3
0,225
3
0,225
3.
Batik memilki nilai ekonomi tinggi
0,049
4
0,196
3
0,147
2
0,098
4.
Permintaan akan batik yang kian meningkat
0,155
3
0,465
3
0,465
2
0,31
5.
Penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah proses produksi pada industri tekstil
0,13
4
0,52
4
0,52
2
0,26
Ancaman (Threat) 1.
Muncul pesaing baru yang berusaha merebut pasar
0,179
3
0,537
3
0,537
2
0,358
2.
Perubahan gaya hidup masyarakat
0,12
4
0,48
2
0,24
3
0,36
3.
Nilai tukar rupiah mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia dalam melakukan pembayaran.
0,03
2
0,06
3
0,09
3
0,09
4.
Tingginya biaya transportasi barang dan sensitifitas pelanggan terhadap harga
0,058
2
0,116
2
0,116
2
0,116
5.
Industri tekstil masih dinilai belum ramah lingkungan
0,049
3
0,147
2
0,098
2
0,098
TOTAL
6,979
Tabel 3.10 Hasil Analisis QSPM
6,002
5,072
133
Dari ketiga strategi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi integrasi ke belakang lebih cocok diterapkan pada PT. Gala Saranatex. Dengan perolehan jumlah TAS sebesar 6,979 untuk strategi integrasi ke belakang yang lebih besar daripada TAS strategi pengembangan produk sebesar 6,002 dan penetrasi pasar sebesar 5,072. Strategi integrasi ke belakang yang dapat dilakukan oleh PT. Gala Saranatex adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya sistem E-SCM untuk mempermudah aliran informasi antar perusahaan, proses pengadaan bahan bahan baku dengan supplier yang lebih praktis dan cepat. Sistem E-SCM juga dapat menjadi solusi perusahaan untuk menjangkau pemasok baru sekaligus meningkatkan penjualan dengan proses pemesanan yang mudah dijangkau menggunakan internet.
3.6.5 Strategy Decision Setelah melihat latar belakang perusahaan, struktur organisasi, permasalahan, dan peluang yang ada, maka PT. Gala Saranatex dapat mengembangkan strategi bisnisnya dengan menerapkan sistem aplikasi e-SCM. Diharapkan sistem aplikasi eSCM ini dapat memberikan perusahaan dalam beberapa keuntungan: 1. Menghemat waktu yang dibutuhkan karena mempercepat aliran informasi antara supplier, perusahaan, dan pelanggan dan dilakukan secara real-time 2. Mengurangi biaya operasional 3. Sistem yang terintegrasi antara PT. Gala Saranatex, pelanggan, dan supplier 4. Mampu menyediakan informasi tentang jumlah persediaan yang real-time 5. Pembuatan database yang terintegrasi dalam perancangan sistem e-SCM.