BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Latar Belakang Perusahaan 3.1.1
Sejarah Perusahaan PT. Starsindo Logistics berdiri pada tanggal 13 Desember 1999 dengan
Nomor Surat Ijin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT) adalah B.502/AL.003/KW.IX/99 dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu 1.904.232.4.035. Pemrakarsa berdirinya perusahaan ini yaitu kelompok profesional muda yang bergabung dengan latar belakang manajerial yang berbeda. Lokasi usaha perusahaan pertama kali terletak di Ruko Sunter Prima di Sunter, Jakarta Utara. Pada saat awal berdirinya perusahaan di bidang usaha freight forwarding ini, pelayanan yang dilayani untuk pelanggan hanya mencakup pelayanan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) saja. EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau yang berasal dari kapal. Pada pelayanan eskpor, EMKL akan membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan Bea Cukai dan instansi terkait lainnya untuk membawa barang dari gudang pemilik ke dalam pelabuhan. Sebagai perusahaan baru dalam industri logistic, perusahaan ini menyadari posisinya bukan sebagai perusahaan nomor satu. Namun dengan semangat profesionalitas, kerja sama dan hubungan yang baik dengan rekan kerja, perusahaan ini mempunyai disiplin dasar untuk menjadi perusahaan freight
68 forwarding specialist. Melalui perubahan manajemen, maka diciptakanlah pelayanan berupa business unit trucking. Pada awal usaha trucking, perusahaan hanya memiliki 4 buah truk dan seiring dengan waktu terus berkembang dan hingga saat ini mampu memiliki truk sebanyak 39 buah. Pada pengembangan pelayanan selanjutnya, perusahaan ini melebarkan sayap aktivitasnya hingga sampai pada aktivitas freight forwarding international serta mulai membangun network dengan agen-agen di luar negeri. Cakupan pelayanan internasional dimulai dengan membangun jaringan dalam negaranegara ASEAN dan hingga saat ini dikembangkan mencapai seluruh dunia. Saat ini perusahaan bergerak di bidang NVOCC (Non Vessel Operating Common Carrier) dalam jenis industri pelayaran internasional. Perusahaan NVOCC dapat dikatakan sebuah usaha perkapalan yang tidak mempunyai kapal. Untuk mengirimkan peti kemasnya, NVOCC menggunakan ocean bill of lading, sedangkan untuk para pelanggannya ditarik biaya dengan menggunakan house bill of lading. Keuntungan perusahaan NVOCC diperoleh dari perbedaan antara freight dari peti kemas yang dibayar kepada carrier dan freight parcel yang ditarik dari pelanggannya. Kantor pusat PT. Starsindo Logistics saat ini berada di Komplek Ruko Sunter Danau Permai Blok E no 17-18, Jl. Danau Sunter Utara Blok K-2 Sunter Agung Jakarta. Selain memiliki kantor pusat, perusahaan juga memiliki kantor Branch di Surabaya serta sub Branch di Cikarang dan Semarang. Starsindo merupakan perusahaan yang menyadari bahwa bisnis yang saat ini dijalani membutuhkan komitmen, kepercayaan dan konsistensi. Semua hal itulah yang ditawarkan kepada pelanggan. Pendekatan yang berbeda pada
69 PT. Starsindo adalah adanya kombinasi integrasi antara transportasi dengan fasilitas maksimum dan sumber daya yang memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan barang dan proyek dalam cara yang lebih bervariasi. Dan pada akhirnya, dapat memenuhi kebutuhan dengan tepat waktu, pada setiap waktu. Dengan strategi aliansi dengan para agen di seluruh dunia, dimana masingmasing memiliki afiliasi yang kuat, perusahaan siap memenuhi kebutuhan global yang luas. PT. Starsindo Logistics sendiri memiliki unit bisnis yang bergerak di bidang
transportasi
sekaligus
sebagai
depo
container
sebagai
tempat
penyimpanan truk yaitu PT. Dianmatra Jalasindo Transport yang berlokasi di Jl. Raya Cakung-Cilincing Km.2 No. 19 Cakung Barat, Jakarta. Bidang-bidang usaha yang saat menjadi pelanggan PT. Starsindo diantaranya adalah; kertas (Papyrus Sakti, Surabaya Agung), elektronik (Toshiba, Panasonic), makanan dan minuman (Nabisco Food, Kraft Ultra Jaya), farmasi (Bayer Indonesia) serta Furniture (Karya Mega Kencana, Indo Creative).
3.1.2 Jenis Pelayanan Perusahaan PT. Starsindo Logistics merupakan perusahaan yang bergerak pada pelayanan logistik meliputi; Freight, Sea Freight dan Trucking. Jangkauan pelayanan yang dilayani perusahaan mencakup domestik dan internasional.
70 Jenis pelayanan yang dilayani yaitu berupa: •
EMKL Merupakan
pelayanan
yang
mencakup
trucking
yaitu
kegiatan
keberangkatan truk dari depo menuju job-side (gudang) pelanggan dan melakukan stuffing atau pemuatan barang ke dalam container. Setelah itu truk beserta container yang telah diisi akan berangkat menuju pelabuhan. Selain mencakup kegiatan trucking, EMKL termasuk aspek handling barang, dokumen serta custom clearance. •
Trucking Merupakan jenis pelayanan yang dimulai dari keberangkatan truk beserta container kosong menuju gudang pelanggan. Setelah dilakukan muat barang ke dalam container (stuffing), maka truk akan berangkat menuju pelabuhan. Rangkaian kegiatan itulah yang disebut kegiatan trucking.
•
Sea Freight Merupakan jenis pelayanan berupa pengangkutan dengan menggunakan Shipping Line dari mulai satu pelabuhan hingga pelabuhan tujuan saja (shipping).
•
Air Freight Merupakan pelayanan berupa pengangkutan barang yang biasanya berupa dokumen, sample dengan menggunakan airline dari bandara hingga bandara tujuan saja.
71 •
Custom Clearance Merupakan pelayanan dalam pengurusan dokumen Kepabeanan (ekspor impor) di Dinas Bea Cukai termasuk dokumen Bill of lading dan lainnya.
•
Warehousing Pelayanan ini merupakan pelayanan berupa pergudangan dimana dimungkinkan adanya konsolidasi antar pesanan yang berjumlah kurang dari satu container (hanya beberapa kubik) untuk dikonsolidasikan.
•
Container Depo Pelayanan ini merupakan pelayanan dalam menyediakan depo atau tempat penyimpanan container baik untuk container agen maupun container luar yang akan dititipkan di depo perusahaan.
•
Project Service Merupakan pelayanan yang dilayani berdasarkan pada proyek-proyek khusus tertentu atas pemintaan pelanggan.
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Dalam menjalankan kegiatan usahanya serta sebagai arah dalam mencapai tujuannya setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang jelas. Demikian pula dengan PT. Starsindo Logistics yang turut mempunyai visi dan misi untuk menentukan arah bisnisnya. Adapun visi dari PT. Starsindo Logistics adalah ”Menjadi partner utama sebagai perusahaan freight forwarding specialists yang memiliki komitmen, konsistensi serta terpercaya dalam cakupan domestik”.
72 Sementara itu misi PT. Starsindo yaitu berupa: •
Memenuhi kebutuhan logistik global yang luas dengan diiringi pelayanan yang optimum.
•
Mengembangkan sumber daya manusia sebagai aset penting dalam setiap proses kerja.
•
Memiliki hubungan sinergi yang erat dengan klien, agen dan carrier.
Perusahaan ini juga memiliki tagline bisnisnya yaitu ”From Anywhere In The World, We Make Your Destinations Closer”. Sehingga kemanapun tujuan pelanggan dalam mengirimkan produknya, semuanya akan menjadi mudah jika menggunakan jasa perusahaan PT. Starsindo Logistics.
3.1.4 Struktur Organisasi Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dibutuhkan suatu struktur organisasi untuk menentukan rentang kendali serta pendelegasian wewenang di dalamnya. Struktur yang telah diatur dan disepakati bersama menjadi pola baku yang membantu dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab serta untuk memudahkan jalur pengambilan keputusan. Akan tetapi wewenang dan tanggung jawab di dalam struktur ini pun bersifat fleksibel dimana mungkin saja terjadi penyesuaian tanpa harus merubah struktur yang sudah ada. Tingkatan dalam struktur menjadi jalur komunikasi formal dalam memperoleh informasi, laporan serta arus dokumen. PT. Starsindo Logistics memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang Managing Director yang sesuai kemampuan dan pengalaman dapat
73 secara leluasa memberikan saran dan arahan terhadap wewenang khusus dibagian bawahnya. Managing Director membawahi Operational Director, Commercial Director, Business Director serta Finance Director.
Struktur organisasi perusahaan ini digambarkan sebagai berikut: Operational Director
BRANCH Jakarta Sub Branch CIkarang
Financial Operation Manager Customer Service Manager
Branch Surabaya
Managing Director
Buying Freight Manager
Commercial Director Overseas
EMKL
Freight Business Director Business Unit Trucking Business Unit Freight Finance Director Finance Controller Accounting and Tax Manager IT Manager
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Starsindo Logistics
Operation Manager
Sales Manager
74 3.1.5
Wewenang dan Tanggung Jawab Struktur organisasi membantu penelusuran wewenang dan tanggung
jawab yang jelas. Uraian wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam PT. Starsindo Logistics adalah:
1.
Managing Director Managing director berada pada posisi teratas corporate dalam struktur
organisasi dan memimpin direktur-direktur pada tingkatan dibawahnya dengan uraian tanggung jawab yaitu: •
Menjadi decision maker pada saat mengatasi permasalahan-permasalahan yang bersifat strategik.
•
Berwewenang membawahi seluruh direktur sampai dengan staff corporate maupun Branch.
•
Merencanakan langkah-langkah strategik sehubungan dengan masa depan perusahaan.
2.
Operational Director Direktur yang berada pada posisi ini berkonsentrasi pada proses bisnis
Branch di Jakarta, Surabaya dan sub Branch yang ada di Cikarang. Direktur ini memiliki uraian tanggung jawab yaitu: •
Membawahi dan mengawasi serta menentukan langkah strategik terkait dengan cakupan Branch dan sub-Branch.
75 •
Membawahi operasional perusahaan yang dikategorikan sebagai costcenter, dimana bagian dibawahnya hanya berfungsi mengeluarkan uang dalam aktivitas operasionalnya.
•
Membawahi Manager-Manager yaitu; Financial Operation, Customer Service, Buying Freight, Operation, Sales Manager
3.
Commercial Director Sebagai direktur yang mencakup komersialisasi, tanggung jawab yang
dimiliki pada posisi ini adalah: •
Merancang, membuat dan mengemas produk layanan yang akan diberikan kepada pelanggan yaitu mencakup EMKL (handling serta trucking), overseas dan freight.
•
Mendelegasikan keputusan jenis produk yang dihasilkan untuk diarahkan dan dikirimkan kepada Branch ataupun sub-Branch kemudian ditawarkan kepada pelanggan.
4.
Business Director Business Director berfokus pada tanggung jawab yaitu:
•
Mengarahkan operasional bisnis unit trucking dan freight.
•
Memimpin operasional trucking serta maintenance truk.
•
Berorientasi dalam menjalankan departemen yang berfungsi sebagai profit-center, yang memberi pemasukan bagi perusahaan melalui bisnis unit trucking.
76 5.
Finance Director Finance Director membawahi Manager finance controller, dan
accounting and tax serta teknologi informasi. Direktur ini sekaligus mempunyai tanggung jawab: •
Mengarahkan Manager-Manager yang berada di bawahnya dalam cakupan keuangan.
•
Melakukan langkah-langkah strategis mencakup keuangan corporate.
•
Mengawasi dan mengalokasikan sumber daya keuangan ke bagian-bagian yang dianggarkan.
6.
Branch Manager Branch Manager (Jakarta dan Surabaya) merupakan Manager yang
meneruskan delegasi yang dihasilkan oleh dewan corporate dalam pelaksanaan operasionalnya. Tanggung jawab yang dimilikinya adalah: •
Mengarahkan dan memimpin financial operation, customer service, buying freight, operation, dan sales Manager.
•
Memimpin Branch sebagai sumber operasional perusahaan dalam pelayanan bisnis jasa yang digunakan oleh pelanggan.
•
Manajer Branch Jakarta dan Surabaya sedikit berbeda, dimana manajer Branch Surabaya tidak membawahi bisnis unit trucking Surabaya. Untuk pemenuhan pemesanan untuk wilayah Surabaya, digunakan outsorce rekanan bisnis.
77 7.
Sub Branch Manager Sub-Branch Manager membawahi kantor Branch pembantu. Kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya adalah: •
Membawahi operasional sales marketing dan customer service.
•
Melakukan penawaran jasa kepada calon pelanggan dan pelanggan.
•
Menindaklanjuti permintaan pesanan kepada Branch Jakarta.
8.
Overseas Commercial Manager Manager komersialisasi luar negeri mempunyai tanggung jawab spesifik:
•
Merencanakan rute-rute pelayanan yang mempunyai pangsa pasar internasional yang cukup besar.
•
Membentuk dan melakukan pendekatan dengan agen-agen yang berada di luar negeri sebagai negara tujuan pelayanan yang lebih luas.
•
Menganalisa
cost-benefit
analysis
mengenai
negara-negara
yang
memungkinkan untuk dijadikan negara tujuan.
9.
EMKL Commercial Manager Manager komersialisasi EMKL memiliki tanggung jawab pekerjaan yaitu
sebagai berikut: •
Merancang
kegiatan
EMKL
yang
selanjutnya
menjadi
produk
perusahaan. •
Melakukan perencanaan strategik terhadap komersialisasi produk EMKL yang akan ditawarkan kepada Branch maupun sub-Branch.
78 10.
Freight Commercial Manager Manager komersialisasi Freight memiliki tanggung jawab pekerjaan
yaitu sebagai berikut: •
Merencanakan, menentukan jenis kemasan Freight yang akan ditawarkan kepada pelanggan melalui Branch dan sub-Branch.
•
Melakukan kerja-sama strategik dengan perusahaan penyedia jasa vessel.
11.
Business Unit Trucking Manager Manajer bisnis unit trucking merupakan manajer yang berfokus pada
operasional dan maintenance kegiatan trucking. Tanggung jawab yang ada yaitu: •
Menentukan prosedur operasi yang ada dalam kegiatan trucking.
•
Mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional bisnis trucking.
12.
Business Unit Freight Manager Manajer bisnis unit freight merupakan manajer yang berfokus pada
operasional dan maintenance kegiatan freight. Tanggung jawab yang ada yaitu: •
Menentukan prosedur operasi yang ada dalam kegiatan freight.
•
Mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional bisnis freight..
13.
Finance Controller Manager Finance Controller Manager merupakan manajer yang memiliki
tanggung jawab sehubungan keuangan, yaitu: •
Melakukan pengalokasian anggaran keuangan tingkatan corporate hingga Branch dan sub Branch.
79 •
Meneruskan keputusan atas alokasi sumber daya keuangan kepada Branch maupun sub Branch pembantu.
•
Mengawasi dan mengecek penggunaan anggaran keuangan pada perusahaan.
14.
Accounting and Tax Manager Accounting and tax Manager bertanggung jawab dalam menangani
tanggung jawab sebagai berikut: •
Memimpin staf-staf yang bertanggung jawab atas permasalahan akuntansi serta perpajakan baik tingkatan corporate hingga sub Branch.
15.
IT Manager Manager informatika ini merupakan Manager yang bertanggung jawab
atas: •
Penggunaan sumber daya informasi teknologi di corporate hingga sub Branch pembantu dalam operasional bisnis.
•
Menentukan langkah strategik dalam mengefisiensikan biaya melalui teknologi informasi.
•
Membawahi staf-staf yang menangani permasalahan-permasalahan seputar teknologi di corporate.
16.
Financial Control Manager Manajer di tingkatan Branch ini bertanggung jawab atas:
•
Pengawasan operasional keuangan tingkatan Branch dalam transaksi sehari-hari
80 •
Menentukan kebutuhan anggaran keuangan tingkatan Branch.
•
Meneruskan pengalokasian sumber daya keuangan dari tingkatan corporate.
17.
Customer Service Manager Customer Service Manager ini bertanggung jawab penuh atas:
•
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui langkah-langkah strategis untuk diteruskan kepada staf customer service.
•
Menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam permasalahanpermasalahan khusus terkait pelanggan.
•
Menentukan operating procedure yang tepat terkait pre-ordering hingga post-ordering atas pesanan pelanggan.
18.
Buying Freight Manager Buying freight Manager merupakan manajer yang bertanggung jawab
atas: •
Mengambil keputusan-keputusan strategik terkait dengan penyedia jasa freight, yaitu carrier company.
•
Melakukan pendekatan atau hubungan interpersonal dengan pihak penyedia jasa untuk menghasilkan hubungan yang sinergi.
•
Menentukan perusahaan freight yang tepat baik dari sisi penjadwalan, biaya maupun efektivitas.
81 19.
Operation Manager Manajer ini merupakan manajer yang bertanggung jawab akan aspek
operasional tingkatan Branch, yaitu: •
Menentukan operating prosedur yang tepat dalam aktivitas operasional terutama order processing.
•
Mengambil keputusan-keputusan terkait permasalahan dalam operasional bisnis dalam pemenuhan pesanan.
20.
Sales Manager Manajer ini merupakan manajer yang berwewenang membawahi staf penjualan dan pemasaran serta bertanggung jawab atas:
•
Menentukan langkah-langkah pemasaran terbaik untuk meningkatkan penjualan atas pesanan pelanggan.
•
Menentukan target penjualan yang harus dicapai.
•
Mengamati dan mengawasi aktivitas penjualan dari waktu ke waktu agar tetap berjalan sesuai target yang teah ditetapkan.
•
3.2
Mempertanggung-jawabkan hasil penjualan kepada tingkatan direktur.
Transaksi Ekspor Impor Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-
impor pada dasarnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Aturan baku yang mengatur tentang perdagangan tersebut adalah Incoterm 2000 (Term of International Trade).
82 Transaksi ekspor-impor secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang terlibat di dalamnya. Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, transaksi ekspor-impor ini pun merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting. Dalam situasi perekonomian dunia yang masih belum menggembirakan saat ini, berbagai usaha telah dilaksanakan pemerintah Indonesia. Usaha yang diharapkan dalam meningkatkan pencarian sumber-sumber devisa antara lain adalah meningkatkan transaksi ekspor dan menekan pengeluaran devisa dengan cara membatasi aktivitas impor. Negara-negara tujuan ekspor yang paling utama adalah Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Belanda, Korea Selatan, Hongkong, Jerman, Taiwan, Inggris, Australia, dan Cina. Sedangkan untuk impor adalah Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Australia, Taiwan, Inggris, Cina, Kanada dan Belanda.
3.2.1
Proses Ekspor-Impor Proses Ekspor Impor memiliki rangkaian kegiatan-kegiatan, dimana pada
setiap kegiatan tersebut melibatkan dua hal, yaitu barang dan dokumen. Proses tersebut tergambar dengan jelas melalui gambar kegiatan ekspor impor berikut:
83
84 3.2.2
Pelayanan EMKL Dalam container terdapat dua jenis yaitu; Containerized Cargo dan Non
Containerized Cargo. Containerized Cargo adalah pengiriman barang melalui peti kemas (container) dan mempunyai berbagai macam tipe, Full Container Load (FCL) serta Less Container Load (LCL). Pada FCL, pengiriman barang dilakukan pada seluruh ruangan dalam container, sehingga seluruh barang dalam satu peti kemas tersebut menjadi milik satu pihak yaitu pemilik barang tersebut. Hal tersebut berbeda dengan LCL, dimana pemilik barang hanya mengirim barang dalam jumlah sedikit dan tidak memenuhi keseluruhan isi ruangan containter, maka selanjutnya barang tersebut akan dikumpulkan oleh konsolidator di gudang mereka. Sedangkan Non Containerized Cargo berupa breakbulk yang pengirimannya dilakukan bukan dalam bentuk container, misalnya pengiriman semen. Pelayanan EMKL dimulai dari pengiriman Shipping Instruction oleh pelanggan kepada perusahaan freight forwarding. Normalnya pengiriman Shipping Instruction dilakukan dua hari menjelang tanggal stuffing. Shipping Instruction berisi lokasi job-side pelanggan, volume pengiriman serta tanggal stuffing. Atas dasar Shipping Instruction itulah perusahaan akan memulai kegiatan EMKL. Perusahaan akan membuat Shipping Instruction sendiri kepada shipping line berdasarkan Shipping Instruction yang telah dikirimkan oleh pelanggan. Kemudian pihak shipping line akan membuat delivery order untuk mendapatkan container, jadwal sandar dan terminal kapal mereka kemudian. Berdasarkan delivery order itu, maka PT. Starsindo akan membuatkan surat jalan kepada unit
85 bisnis trucking perusahaan dan memberangkatkan truk ke depo shipping line. Proses tersebut menjadi proses pertama dalam gambar 3.2. Berdasarkan surat jalan dan delivery order dari shipping line, maka truk akan berangkat ke job side pelanggan untuk melakukan stuffing barang ke dalam container. Proses tersebut menjadi proses kedua dalam gambar 3.2. Saat melakukan stuffing, pelanggan akan memberikan packing list kepada PT. Starsindo, yaitu informasi mengenai detail barang yang ada di dalam container. Pelanggan juga akan memberikan invoice kepada importir mereka untuk dilakukan pengurusan pajak ekspor kepada dinas Bea Cukai. Setelah mendapat packing list, divisi operasional harus langsung membuat Persetujuan Ekspor Barang (PEB) melalui sistem Electronic Data Interchange (EDI) yang terhubung dengan Bea Cukai. Baru setelah mendapat respon EDI itulah pewewenang operasional akan berangkat menuju dinas Bea Cukai untuk mendapatkan kartu kuning tanda diperbolehkannya truk masuk ke dalam area pelabuhan. Setelah container terisi oleh barang pelanggan, maka truk akan berangkat menuju Port of Loading (pelabuhan). Proses tersebut menjadi proses ketiga dalam gambar 3.2. Truk baru diperbolehkan masuk ke dalam gerbang pelabuhan setelah mendapat kartu kuning dari petugas operasional. Setelah truk memasuki area pelabuhan, maka container akan masuk ke dalam terminal yang telah ditentukan dalam delivery order shipping line. Proses tersebut menjadi proses ketiga dalam gambar 3.2. Rangkaian kegiatan tersebut dinamakan kegiatan trucking dimana berakhir setelah container memasuki terminal kapal.
86 Transaksi seperti ini disebut juga sebagai Free On Board (FOB), yaitu produsen menjual barangnya sampai di atas kapal (Port of loading) negara asal. Jadi kegiatan EMKL adalah rangkaian kegiatan yang melibatkan proses trucking dan juga handling document kepabeanan.
3.2.3
Pelayanan Freight Selain pelayanan EMKL yang telah dibahas di atas, pelayanan yang
menjadi pelayanan utama dalam kegiatan ekspor impor adalah pelayanan freight. Pelayanan freight bisa tergabung dalam pelayanan EMKL (integrated EMKL freight) ataupun pelayanan berupa freight semata. Freight merupakan jenis pelayanan kapal laut yang menyediakan space, schedule dan rate berdasar tujuan yang menjadi tujuan. Pelaku utama dalam pelayanan freight adalah Shipping Line, perusahaan freight forwarding dan agen.
Peran perusahaan dalam freight terbagi menjadi dua, yaitu: 1.
Carrier Own Container (COC) COC merupakan perusahaan yang memiliki vessel atau kapal sendiri, dan
biasa disebut Shipping Line. Shipping Line juga memiliki container sendiri yang disewakan. Shipping Line ini menjual space, rate, destination dan schedule kepada pelanggan yang ingin melakukan transaksi ekspor maupun impor. Pihak yang menjadi pelanggan bagi perusahaan COC bisa berupa pelanggan yang ingin melakukan transaksi ekspor impor atas barangnya sendiri atau pelanggan yang disebut perusahaan freight forwarding. Perusahaan freight forwarding akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian SOC.
87 PT. Starsindo membeli schedule, rate dan space dari Shipping Line berdasar tujuan yang menjadi tujuan pelanggan. Schedule, rate dan space sudah dapat diperoleh sebulan sebelumnya. Namun ketiga aspek tersebut masih bisa berubah seiring dengan waktu. PT. Starsindo hanya mengambil keuntungan dari harga beli atas Shipping Line dikurangi harga jual ke pelanggan. Contoh perusahaan yang menjadi Shipping Line PT. Starsindo diantaranya; Samudera Shipping Line, Caraka Line, NYK Line, Jameson Freight, HUB Line, Jasatama dan lainnya.
2.
Shipper Own Container (SOC) Perusahaan yang bergerak sebagai SOC biasa disebut juga perusahaan
freight forwarding atau NVOCC. Perusahaan ini tidak memiliki kapal dan container sendiri. Namun perusahaan ini menjadi agen dari principal perusahaan Shipping Line tertentu. Penunjukkan agen ini membuat perusahaan NVOCC bertindak seperti Shipper Own Container, dimana perusahaan diartikan memiliki kapal sendiri atas kerjasama keagenan dengan Shipping Line. Perusahaan SOC ini mengumpulkan schedule, rate dan space pada tujuan-tujuan yang menjadi cakupan perusahaan Shipping Line. Perusahaan jenis SOC memiliki keuntungan dengan menjadi agen tunggal di suatu negara, di mana penetapan schedule, rate dan space sudah bisa dilakukan setiap bulannya di akhir minggu berdasar release yang dikeluarkan oleh principal-nya. Selain itu, harga yang ditawarkan ke pelanggan dapat menjadi lebih murah dibandingkan dengan menggunakan jasa shipping lain seperti perusahaan NVOCC.
88 PT. Starsindo Logistics merupakan perusahaan NVOCC, atau disebut juga sebagai freight forwarding, dimana tidak mempunyai kapal sendiri. Namun PT. Starsindo Logistics telah menjadi SOC dari perusahaan Orient Shipping Container Line (OSCL) untuk tujuan yang menjadi cakupan dari OSCL. Dengan dipercayanya PT. Starsindo sebagai agen tunggal di Indonesia, maka perusahaan dapat berlaku seperti memiliki vessel atau kapal sendiri untuk tujuan-tujuan yang menjadi cakupan dari OSCL. Tujuan-tujuan freight yang menjadi fokus (focus destination) PT. Starsindo dalam melayani pelanggan yaitu; Singapore, Port Klang, Penang, Pasir Gudang, Manila, Bangkok, Colombo dan Vietnam. Sedangkan untuk tujuantujuan yang diluar tujuan fokus, biasa disebut juga irregular destination. Komponen biaya yang ada di dalam pelayanan Freight terdiri dari: •
Ocean Freight Komponen biaya ini merupakan biaya dasar atas jasa freight.
•
Track Charges Komponen biaya ini merupakan biaya lain seperti PSS (Peak Season Surcharge), CAF (Currency Adjustment Factor) serta EFS (Emergency Fuel Surcharge). Komponen-komponen biaya ini pada umumnya sudah ditetapkan oleh pemerintah.
•
Port Charges Komponen biaya yang berbeda berdasarkan port (pelabuhan) tujuan. Namun pada umunya pelanggan yang ada hanya menanyakan harga secara keseluruhan, tidak berdasar masing-masing komponen.
89 Kegiatan freight dimulai saat container dimasukkan ke dalam kapal seperti tampak dalam proses kelima dalam gambar 3.2. Berdasarkan dokumendokumen muat yang telah diurus dalam handling document, maka container sudah dapat dimasukkan ke dalam kapal. Setelah kapal berangkat, maka shipping line akan menerbitkan ocean Bill of Lading atau disebut juga ocean B/L. Petugas operasional akan mengambil ocean B/L tersebut dan bagian divisi freight akan menerbitkan house B/L yang ditujukan kepada pelanggan. Berdasarkan house B/L yang dikirimkan oleh pelanggan kepada importir itulah maka container yang telah dimuat di dalam kapal dapat dibongkar di pelabuhan negara importir.
3.3
Proses Bisnis Berjalan 3.3.1
Proses Bisnis Secara Umum
Menurut survey dan wawancara yang telah dilakukan ke PT. Starsindo Logistics, penulis memperoleh temuan rangkaian kegiatan proses bisnis yang ada di perusahaan adalah sebagai berikut:
90
91 Penjelasan berdasar gambar diatas adalah:
1.
Staf pemasaran menawarkan jasa pelayanan kepada calon pelanggan mengenai produk-produk dan rute-rute pelayanan yang dilayani perusahaan.
2.
Calon pelanggan melakukan permintaan pesanan terhadap pelayanan yang ditawarkan perusahaan.
3.
Bagian penjualan menambahkan data pelanggan baru tersebut ke dalam database pelanggan.
4.
Bagian penjualan menginformasikan permintaan pesanan yang telah dipesan kepada bagian customer service (CS) dan CS akan menerima Shipping Instruction (SI) sebagai bukti pemesanan pelanggan.
5.
Bagian customer service mengkonfirmasikan pesanan pelayanan kepada bagian traffic untuk mengatur penjadwalan baik penjadwalan truk maupun freight dan juga dokumen.
6.
Bagian trafik meneruskan pesanan kepada bagian trucking atas pesanan jasa trucking yang dipesan.
7.
Bagian trafik meneruskan pesanan kepada bagian handling dokumen untuk memperisapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
8.
Bagian trafik meneruskan pesanan kepada bagian trucking atas pesanan jasa freight yang dipesan.
9.
Bagian trucking mengkonfirmasikan pesanan jasa kepada bisnis unit trucking di depo Cilincing. Pengaturan yang dilakukan adalah dalam mengatur pemakaian truk perusahaan dalam pemenuhan pesanan pelanggan dan pembuatan surat jalan.
92 10.
Truk yang akan diberangkatkan tersebut akan menuju gudang pelanggan dan melakukan muat barang (Stuffing) di gudang pelanggan.
11.
Bagian handling document akan mengirimkan form Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) kepada Bea Cukai melalui sistem Electronic Data Interchange (EDI).
12.
Bagian freight menindaklanjuti pesanan freight kepada shipping line dengan mengirimkan Shipping Instruction (SI) dan akan memperoleh Delivery order (DO) sebagai tanda bukti penggunaan jasa shipping line.
13.
Truk yang sudah berisi container barang pelanggan akan menuju terminal keberangkatan (Port of Departure) dan siap melakukan kegiatan freight.
14.
Setelah kapal laut berangkat, maka Shipping Line akan memberikan Bill of lading (B/L) kepada perusahaan yang akan diteruskan kepada pelanggan.
15.
Bagian trucking melaporkan pesanan trucking yang telah selesai dilaksanakan kepada bagian sales administrasi.
16.
Bagian handling melaporkan pesanan handling yang telah selesai dilaksanakan kepada bagian sales administrasi.
17.
Bagian freight melaporkan pesanan trucking yang telah selesai dilaksanakan kepada bagian sales administrasi.
18.
Bagian sales administrasi melaporkan pesanan kepada bagian invoicing untuk melakukan penagihan biaya pelayanan.
19.
Bagian customer service melakukan konfirmasi pelayanan (pasca-ordering) kepada pelanggan atas status pelayanan yang dipesan.
20.
Bagian Invoicing melakukan penagihan kepada pelanggan atas pelayanan yang telah dilaksanakan.
93 3.3.2
Proses Berhubungan Dengan Pelanggan Manajer marketing dan sales menggunakan perencanaan mengenai
internal staf marketing dan sales melakukan pencarian pelanggan baru atau tidak. Karena dalam perusahaan jasa, yang lebih penting adalah melakukan hubungan atau relasi dengan pelanggan yang sudah ada (existing customer). Dalam penelusuran calon pelanggan pada tahap pre-ordering, data-data prospek pelanggan didapat dari relasi masing-masing staf marketing, sumber data umum (katalog pameran-pameran dari kegiatan exebition, buku yellow pages) dan sumber data khusus (prospektus pelanggan melalui litbang Kamar Dagang dan Industri, katalog Business-to-Business). Selain itu yang paling utama adalah daftar manifestama administrasi pelabuhan. Pada saat ini penawaran yang dilakukan kepada calon pelanggan maupun pelanggan bisa melalui telepon, e-mail ataupun fax. Respon positif dari calon pelanggan dan pelanggan terhadap penawaran pelayanan akan ditindaklanjuti dalam tahap order processing. Proses dalam pemenuhan pesanan yang dilakukan oleh pelanggan merupakan tahap yang termasuk sebagai tahap order-processing. Setelah pelanggan memastikan jenis pelayanan yang diinginkan, maka selanjutnya bagian sales dan marketing akan menyampaikan pesanan tersebut kepada bagian trafik. Bagian trafik merupakan bagian yang terdiri atas staf trucking, handling document dan freight. Selanjutnya setelah disetujui tanggal stuffing ke job-side atau gudang pelanggan, maka pada hari tersebut, perusahaan akan mengirimkan truk beserta container ke gudang pelanggan. Dan setelah itu container pelanggan akan
94 dibawa ke pelabuhan (Port of Loading) dan diletakkan di gudang shipping line. Pada umumnya, 95 persen kegiatan pelayanan sudah terjadwal dengan pelanggan. Namun terkadang 5 persen kegiatan pelayanan masih dilakukan hingga hari H-1. Proses selanjutnya berkaitan dengan pelayanan freight, barang akan diangkut oleh shipping line dan dikirimkan ke pelabuhan tujuan (Port of Departure)
1.Memperoleh data calon pelanggan
3.Melakukan penawaran pelayanan (Telemarketing) 4.Respon awal calon pelanggan
sds Sumber sds Data
Calon Pelanggan 5.Menyimpan data calon pelanggan awal
List Company Sales Marketing 2.Referensi Calon Pelanggan
Database Calon Pelanggan
7.Pembuatan Surat Jalan
6.Pengiriman Shipping Instruction 10.Pengiriman Bill of Lading
8.Staffing barang pelanggan
Trucking
Management
9.Pengiriman container freight
Gudang Pelanggan
Pelanggan
Shipping Line
Gambar 3.4. Proses Berhubungan dengan Pelanggan
95 Penjelasan kegiatan berdasar gambar Rich Picture diatas adalah: 1.
Staf sales marketing memperoleh data calon pelanggan dari relasi staf marketing dan sales pribadi, sumber data umum, sumber data khusus dan daftar manifestama serta sumber lainnya.
2.
Bagian sales marketing mendapat referensi calon pelanggan berdasar pengajuan pihak manajemen.
3.
Staf sales marketing melakukan penawaran pelayanan melalui fax, email, dan telefon secara langsung atas referensi yang telah didapat.
4.
Respon awal calon pelanggan yang tertarik dengan pelayanan yang ditawarkan oleh pihak perusahaan.
5.
Staf sales marketing menyimpan data calon pelanggan awal yang merespon dan disimpan untuk kegunaan di lain waktu.
6.
Pelanggan mengirimkan Shipping Instruction (SI) untuk melakukan permintaan penggunaan pelayanan beserta tanggal stuffing.
7.
Perusahaan akan mengeluarkan surat jalan kepada bagian trucking dan selanjutnya menuju job-side atau gudang pelanggan.
8.
Selanjutnya stuffing barang akan dilakukan ke dalam container pesanan pelanggan. Pada proses ini, pelanggan harus memberikan juga Packing list (daftar detail barang yang dikirim beserta muatan, berat, kapasitas )
9.
Container yang sudah terisi akan dikirimkan ke Port of Loading (pelabuhan) dan dimasukkan ke depo shipping line.
10.
Pelanggan akan menerima Bill of lading (B/L) dari perusahaan dan selanjutnya pelanggan akan menggunakan B/L tersebut untuk mengurus bongkat muat di pelabuhan tujuan (Port of Discharge).
96 3.4
Analisis Porter Analisa Porter atau biasa disebut model lima kompetensi Porter, merupakan
metode yang baik dalam menganalisa, mengamati serta memprediksi adanya faktorfaktor lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Bisnis transportasi dan logistik terbagi ke dalam beberapa industri. Sekadar menyebut contoh berdasarkan hasil riset SWA berdasar para market leader yang ditulis oleh Dede (2008), di bidang shipping ada PT Berlian Laju Tanker Tbk. (BLT), PT Samudera Indonesia dan Tempuran Emas. Freight Forwarding: Mitra Intertrans Forwarding, Kamadjaja dan Fin Logistics. Trucking/transportasi: Dunia Express, Go Trans, dan Puninar. Ekspres/kurir: DHL/Birotika Semesta, TNT Indonesia/Skypak International dan Pandu Siwi. Warehouse & distribusi: Ceva, DHL Exel, GAC Samudera Logistics. Distributor: Tigaraksa, Wiralogitama, dan Enseval Megatrading. PT. Starsindo Logistics sendiri tergabung di dalam industri freight forwarding dan
menjadi
anggota
dari
GAFEKSI.
Ekspedisi INDONESIA) atau INFA
GAFEKSI (Gabungan
(Indonesian Forwarders
Association)
suatu Organisasi bagi para pelaku usaha dibidang Forwarding, Kapal Laut dan Udara (EMKL & EMKU).
Forwarder
dan
adalah
Ekspedisi Muatan
97 Ancaman Pendatang Baru Datangnya perusahaan freight forwarding yang baru
Pelanggan
Penyedia Jasa
Pelanggan industri:
Shipping Line: Orient Shipping Container Line
Kertas
Pesaing Intra Industri
Elektronik
PT.Tangguh Logistics
Makanan
PT.NYKLine
Farmasi PT.Transmart
PT.Caraka Line Logistindo PT.Jasatama
Kimia Furniture Kabel
PT.Jameson Freight
Hasil Alam
Rental Truck: PT.Adimas PT.Elron Huga
Barang Substitusi
Tidak ada
Gambar 3.5. Model Kompetensi Porter
98 Lima faktor yang menjadi cakupan dalam analisa Porter adalah:
- Kekuatan menawar pelanggan Pelanggan PT. Starsindo diantaranya antara lain adalah perusahaan industri: 1. Kertas •
Papyrus Sakti Paper Mill
•
Surabaya Agung
2. Elektronik •
Toshiba Consumer Products Indonesia
•
Panasonic Matsushita Gobel Indonesia
•
Nabisco Foods
•
Kraft Ultra Jaya
•
Super World-Wide Indonesia
•
Effem Indonesia
•
Delisari Nusantara
•
Bayer Indonesia
3. Makanan
4. Farmasi
5. Barang Konsumsi •
Johnson Home Hygiene Products
•
Cussons Indonesia
•
Dongjin Indonesia
6. Kimia
99 7. Furniture •
Yamatori Nakayama Indonesia
•
Indo Creative Mebel
•
Karya Mega Kencana
•
Hadinata Brother & Co. (LIGNA)
•
Arjuna Maha Sentosa
•
GT Kabel Indonesia
8. Kabel
9. Hasil Alam •
Indocement
Konsumen PT. Starsindo mayoritas adalah perusahaan besar yang melakukan pemesanan dalam jumlah yang cukup besar dan terjadwal secara rutin. Permintaan-permintaan yang biasa menjadi permintaan utama adalah permasalahan harga (rate), tujuan yang luas serta pelayanan yang memuaskan melalui aliran informasi maupun dokumen. Kekuatan menawar pelanggan pada umumnya tampak dalam permasalahan mengenai harga, kualitas pelayanan dan jadwal yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Penawaran pelanggan tampak pada permintaan potongan harga atas pesanan dalam jumlah yang cukup besar dan permintaan perpanjangan jatuh tempo pembayaran. Banyak kasus dimana pelanggan dapat pindah kepada pesaing lain hanya karena perbedaan sedikit harga ataupun pelayanan yang sedikit lebih baik. Hal tersebut menunjukkan kekuatan menawar yang tinggi dari sisi pelanggan.
100 Bagi industri pada umumnya, pelanggan merupakan “raja yang selalu benar”, terlebih di dalam industri jasa pada khususnya, dimana tidak ada produk yang dijual selain dalam bentuk jasa pelayanan. Oleh karena itu, pelayanan kepada pelanggan harus dapat disalurkan semaksimal mungkin, termasuk akses informasi yang dapat diberikan. Hal yang paling utama adalah memiliki pelanggan yang loyal, karena semakin banyak pelanggan loyal yang dimiliki maka akan semakin baik bagi perusahaan dalam menutup biaya operasional penggunaan truk. Dapat disimpulkan kekuatan menawar konsumen sangat besar bagi PT. Starsindo.
- Persaingan dalam industri yang sudah ada Dalam persaingan intra industri PT. Starsindo Logistics memiliki banyak pesaing yang rata-rata mempunyai kekuatan hampir setara. Pesaing yang memiliki persaingan cukup erat dengan Starsindo adalah: PT. Tangguh Logistics dan PT. Transmart Logistindo. PT. Tangguh Logistics berdiri pada tahun 1988 untuk mendampingi kebutuhan industri Indonesia dan komunitas bisnis dengan pelayanan menyeluruh dalam transportasi. Jasa layanan customs brokerage, forwarding, inland transportation, dan special project cargo handling. PT. Tangguh Logistics sudah menerima sertifikat ISO:9002 dalam pelayanan, dan telah menggunakan EDI dalam proses pengurusan dokumen dan semakin berkembang seiring dengan era globalisasi. Industri freight forwarding merupakan industri yang memiliki persaingan yang sangat ketat. Persaingan antara perusahaan-perusahaan yang ada tampak
101 pada persaingan berupa harga, jadwal pelayanan, rute pelayanan, penyaluran informasi maupun menjalin hubungan yang loyal dengan pelanggan. Konsumen tidak hanya menginginkan harga (rate) yang murah tetapi juga diiringi kualitas pelayanan dan pejadwalan yang paling baik. Perubahan strategi oleh salah satu perusahaan seperti penurunan rate, penambahan tujuan serta penggunaan teknologi akan mendapat serangan balasan dari pesaingpesaing. Dengan adanya persaingan yang begitu ketat, PT. Starsindo Logistics dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage) yang tidak dimiliki oleh pesaing lainnya serta terus mengembangkannya agar tetap eksis dan kompetitif di dalam persaingan intra industri. Industri ini merupakan industri yang menarik dimana transaksi eksporimpor senantiasa bertumbuh seiring dengan adanya globalisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persaingan pada industri ini membuat perusahaan harus bergerak cepat dan dinamis dalam menempuh peluang-peluang.
- Kekuatan menawar penyedia jasa Dalam industri freight forwarding, perusahaan-perusahaan sangat bergantung kepada perusahaan Shipping (shipping line), khusunya kepada tujuan-tujuan yang tidak umum. Hal tersebut menunjukkan kekuatan menawar penyedia jasa shipping line cukup besar di dalam industri ini. Kekuatan menawar shipping line adalah ketika dapat menentukan harga dan kuota container pada pelayanan space dan tujuan mereka. Shipping line itu diantaranya adalah: Orient Shipping Container Line, NYKLine, Caraka Line,
102 Jasatama serta Jameson Freight. Jika perusahaan tidak bersedia mengikuti standar harga perusahaan shipping, maka otomatis tidak dapat melayani pelanggan. Hal tersebut menjadi semakin sulit jika shipping line yang melayani suatu tujuan tidaklah terdapat banyak pilihan. Penyedia jasa lainnya selain shipping adalah penyedia jasa truk. Industri freight forwarding sangat membutuhkan penyediaaan truk yang mencukupi untuk mengangkut container. Namun dengan cukup banyaknya perusahaan rental truk yang menyediakan jasa truk, maka kekuatan menawar perusahaan rental truk tidak begitu kuat. Starsindo memiliki beberapa pilihan terbaik dalam penyediaan jasa shipping line ataupun truk. Harga yang ditentukan Starsindo kepada pelanggan sangat bergantung pada harga awal yang ditetapkan oleh penyedia seperti perusahaan shipping maupun perusahaan penyewaan truk. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan menawar penyedia jasa cukup besar.
- Ancaman pendatang baru Untuk masuk ke dalam industri freight forwarding banyak hambatan yang akan ditemui. Kebutuhan modal awal untuk masuk ke dalam bisnis ini cukup besar, hal tersebut mampu menjadi entry barrier yang harus ditangani oleh pendatang baru. Investasi yang besar terutama dari sisi penyediaan alat transportasi pendukung truk dan kepemilikan kantor Branch. Dengan kepemilikan truk dengan jumlah maksimal maka perusahaan akan dapat meminimalkan biaya dalam pelayanan trucking.
103 Bisnis dalam industri ini sangat memerlukan relasi (networking) yang sangat erat. Bagi perusahaan yang belum cukup besar, akan cukup sulit dalam mendapatkan pelanggan baru. Selain itu akan cukup sulit untuk memiliki hubungan yang erat dengan shipping line untuk mendapatkan kuota tempat dan harga yang rendah dari tujuan dan tempat yang mereka miliki. Hal yang tidak kalah sulitnya bagi perusahaan NVOCC adalah bagaimana menjadi agen tunggal di satu negara dari principal shipping line. Dengan menjadi agen mereka, maka perusahaan dapat bertindak seperti perusahaan shipping line karena bisa mendapat harga minimum dan memiliki jadwal serta tujuan mereka secara jelas. Untuk menjadi agen seperti demikian dibutuhkan waktu yang panjang serta kepercayaan yang erat antara perusahaan dengan shipping line. Pendatang baru yang akan masuk harus mampu menawarkan layanan dengan harga yang lebih rendah, jadwal yang lebih fleksibel, rute pelayanan yang lebih lengkap yang telah terbentuk dari industri freight forwarding itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan untuk masuk ke dalam industri, maka perusahaan harus memiliki networking yang sangat luas.
- Ancaman layanan pengganti Sampai saat ini belum ada layanan pengganti yang bisa menggantikan metode transportasi EMKL maupun freight dalam mendistribusikan barang eksportir kepada importir.
104 Hasil Analisis Perusahaan Berdasar hasil Analisa Lima Kekuatan Porter, dapat disimpulkan bahwa Persaingan Intra Industri dan Kekuatan Menawar Penyedia berpengaruh sangat besar terhadap kinerja PT. Starsindo. Ancaman Pendatang Baru relatif lebih kecil pengaruhnya terhadap perusahaan. Dengan demikian strategi yang seharusnya diterapkan oleh perusahaan adalah: •
Senantiasa
mengembangkan
hubungan
dan
kepercayaan
dengan
penyedia, yaitu: perusahaan shipping dan juga penyewaan truk. Selain itu perusahaan harus terus membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan shipping lain lain untuk menjadi Shipper Own Container (SOC)
dalam mendapatkan
kerja
sama
keagenan
dan
mampu
memberikan harga yang lebih murah untuk menghadapi persaingan intra industri. •
Mempertahankan pelanggan yang ada, terutama pelanggan utama, meningkatkan nilai dan memberikan pelayanan melalui jadwal yang tepat waktu maupun penyaluran informasi melalui aliran yang lebih baik lagi. Selain itu perusahaan dapat terus mencari peluang pasar baru yang dapat dimasuki. Karena pelanggan pada perusahaan bukanlah pelanggan yang hanya
menggunakan pelayanan satu kali saja, maka perusahaan perlu untuk membina hubungan yang sangat baik. Dengan sendirinya akan membangun benteng yang kuat.
105 3.5 Analisa Website Pembanding Penulis membandingkan website dari dua pesaing yaitu PT. Transmart Logistindo (http://www.transmart-logistindo.com) dan PT. Tangguh Logistics (http://www.tangguhlogistics.com). Pada PT. Transmart Logistindo, tampilan website tersebut masih terbilang sangat sederhana dengan minimalisasi warna. Pada tampilan awal web tersebut, user langsung dialihkan ke halaman home, dimana terdapat pernyataan sejarah visi perusahaan. Selain itu terdapat menu linking ke halaman Company, Services, Network dan Contact Us. Secara mendasar, fitur-fitur tersebut masih sangat sederhana. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, jenis dan tujuan jasa pelayanan yang ditawarkan kepada calon pelanggan dan pelanggan kuranglah lengkap. Website tersebut hanya berisi informasi umum dan kurang memberikan informasi yang dibutuhkan calon pelanggan dan pelanggan. Deskripsi pelayanan yang dilayani perusahaan pun tidak cukup lengkap. Jadwal dan rute pelayanan yang dilayani pun belum dilampirkan di dalam web. Fungsi CRM untuk pelanggan pun tidak tampak pada website ini. Website ini hanya diperuntukkan kepada publik, tanpa adanya halaman khusus untuk Login pelanggan. Sedangkan untuk web yang dimiliki oleh PT. Tangguh Logistics sendiri terlihat lebih menarik dengan fungsi-fungsi yang lebih lengkap pada halaman home. Fungsi-fungsi tambahan dibandingkan dengan yang ada pada website PT.Transmart Logistindo adalah pada halaman Home juga terdapat Form Login untuk pelanggan dan juga admin. Selain itu yang lebih menarik adalah adanya headline berita-berita terbaru dari perusahaan yang disampaikan melalui web.
106 Pada halaman muka tersebut juga ada linking ke halaman company profile, product, news dan enquiries. Namun yang menjadi kekurangan dari website ini adalah masih pelacakan order yang akan dilakukan oleh pelanggan masih harus melalui pengiriman email kepada perusahaan. Pelacakan order masih belum disediakan di dalam menu website.
3.6
Kerangka Perumusan Strategi Pada penjelasan dalam sub bab sebelumnya, analisis Porter menunjukkan pihak-
pihak yang memberikan pengaruh bagi PT. Starsindo. Pihak-pihak tersebut diperinci lebih mendalam menjadi faktor dari luar (External Factor) dan faktor dari dalam (Internal Factor) yang mempengaruhi perusahaan dan lingkungan perusahaan.
3.6.1
Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) Berdasarkan sumber majalah SWA yang ditulis oleh Dede (2008), harian
Kompas (2008) serta hasil wawancara dengan Manajer Freight, Manajer Trucking dan Manajer Marketing dihasilkan variabel-variabel eksternal pada perusahaan freight forwarding sebagai berikut: Faktor strategi eksternal perusahaan: •
Pasar ekspor impor yang akan terus berkembang seiring dengan adanya globalisasi. Dengan adanya globalisasi, akan memperbesar arus keluar masuknya barang antar negara (transaksi ekspor-impor)
•
Kerjasama keagenan (menjadi Shipper Own Container) dengan principal lain. Kerjasama ini akan mampu menghasilkan keagenan tunggal di suatu
107 negara atas suatu perusahaan shipping. Dengan keagenan ini, perusahaan dapat bertindak seolah-olah memiliki kapal sendiri dan akan mampu melayani calon konsumen dengan lebih baik. •
Perluasan wilayah pelayanan pasar domestik yang masih luas. Dengan luas wilayah Indonesia yang tersebar, maka adanya kesempatan untuk melakukan perluasan wilayah pelayanan.
•
Prioritas pemerintah untuk meningkatkan prioritas ekspor sebagai sumber devisa. Dukungan pemerintah untuk senantiasa meningkatkan transaksi ekspor dapat mendorong transaksi ekspor.
•
Dengan cakupan domestik yang cukup luas melalui Branch-Branch, adanya peluang menjadi keagenan impor. Semakin tersebarnya Branch yang dimiliki perusahaan, maka kesempatan menjadi agen transaksi impor menjadi semakin besar.
•
Pengembangan cakupan aktivitas pelayanan. Cakupan aktivitas pelayanan masih dapat dikembangkan dengan cukup bervariasinya jenis pelayanan pada industri freight forwarding.
•
Ketergantungan pada tujuan pelayanan tertentu. Ketergantungan yang sangat besar pada suatu cakupan wilayah tertentu dapat menjadi ancaman jika terjadi permasalahan pada regional tersebut.
•
Pengalaman buruk calon konsumen. Pengalaman buruk yang pernah dialami pelanggan pada industri yang menjual jasa dan pelayanan ini akan dapat berdampak negatif yang cukup besar pada calon konsumen.
108 •
Persaingan yang agresif dalam industri yang senantiasa begitu keras terutama dalam mendapatkan calon konsumen dan memberikan nilai tambah yang tidak dimiliki pesaing lain.
•
Permasalahan krisis global yang sedang mendera hampir seluruh negara akan cukup mempengaruhi arus transaksi ekspor dan impor diantara negara-negara.
•
Ketidakpastian kebijakan Bea Cukai yang dikeluarkan pemerintah. Peraturan pemerintah yang cukup sering berubah akan turut membuat perusahaan mengambil kebijakan-kebijakan tertentu
•
Penggunaan dukungan IT oleh pesaing. Persaingan yang begitu keras harus dimenangkan oleh keunggulan bersaing, dimana salah satunya adalah melalui IT.
Berikut adalah hasil kuesioner (Lampiran 3) yang diisi oleh Managing Director Tabel 3.1 Hasil Penilaian Bobot Dan Respon Faktor Eksternal THREATS (T) Ketergantungan pada tujuan pelayanan tertentu Pengalaman buruk calon konsumen Persaingan yang agresif dalam industri Permasalahan krisis global Ketidakpastian kebijakan Bea Cukai pemerintah Penggunaan dukungan IT oleh pesaing OPPORTUNITIES (O) Pasar ekspor impor yang akan terus berkembang (globalisasi) Kerjasama keagenan (SOC) dengan principal lain. Perluasan pelayanan pasar domestik yang masih luas. Prioritas pemerintah untuk mengutamakan ekspor Dengan cakupan domestik yang luas, adanya peluang menjadi agen transaksi impor Pengembangan cakupan aktivitas pelayanan
Peringkat 2 2 3 2 2 1 Peringkat 3 2 1 2 4 2
109 Tabel 3.2 Matriks EFE PT. Starsindo Logistics No
Faktor
Bobot
Respon
O1.
Pasar ekspor impor yang akan terus berkembang (globalisasi) Kerjasama keagenan (SOC) dengan principal lain. Perluasan pelayanan pasar domestik yang masih luas. Prioritas pemerintah untuk mengutamakan ekspor Dengan cakupan domestik yang luas, adanya peluang menjadi agen transaksi impor Pengembangan cakupan aktivitas pelayanan Ketergantungan pada tujuan pelayanan tertentu Pengalaman buruk calon konsumen Persaingan yang agresif dalam industri Permasalahan krisis global Ketidakpastian kebijakan Bea Cukai yang dikeluarkan pemerintah Penggunaan dukungan IT oleh pesaing Total
0.041
3
Bobot X Respon 0.123
0.081
2
0.162
0.069
1
0.069
0.059
2
0.118
0.039
4
0.156
0.042
2
0.084
0.128
2
0.256
0.128 0.134 0.057 0.156
2 3 2 2
0.256 0.402 0.114 0.312
0.066 1.0
1
0.066 2.118
O2. O3. O4. O5.
O6. T1. T2. T3. T4. T5. T6.
Dengan total skor pembobotan (respon X bobot) adalah 2.118 menunjukkan bahwa strategi yang dijalankan PT. Starsindo dalam merespon peluang dan ancaman yang ada masih belum maksimal. Ancaman seperti penggunaan dukungan IT oleh pesaing dapat menjadi contoh bagi perusahaan dalam mengurangi ancaman bagi perusahaan melalui pemanfaatan peluang.
110 3.6.2
Matriks IFE (Evaluasi Faktor Internal) Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Freight, Manajer Trucking
dan Manajer Marketing dihasilkan variabel-variabel internal pada perusahaan freight forwarding sebagai berikut: Faktor strategi internal perusahaan: •
Perusahaan berkembang yang mempunyai spirit akan mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
•
Meningkatnya arus uang yang tersedia akan mampu membiayai operasional perusahaan dengan lebih likuid untuk melayani pelanggan.
•
Luasnya wawasan dan koneksi manajemen akan mampu mempengaruhi jalannya strategi yang akan ditempuh oleh perusahaan terutama untuk melayani pelanggan.
•
Lokasi Branch dan sub Branch yang strategis akan mampu melayani pelanggan dari berbagai wilayah di Indonesia.
•
Mampu menjadi agen dari suatu principal shipping line (OSCL) akan memberikan penjadwalan, biaya, dan tempat yang lebih baik.
•
Memiliki pelanggan yang cukup loyal dan pemesanan yang terjadwal sehingga tergambar tingkat loyalitas pelanggan.
•
Memiliki tujuan fokus yang strategis untuk menawarkan harga yang lebih rendah dibanding perusahaan lain yang tidak memiliki tujuan fokus tersebut.
•
Memiliki armada truk yang cukup banyak untuk melayani permintaan pelanggan terhadap pelayanan trucking
111 •
Belum terfokusnya pada anggaran pelatihan dan kesejahteraan karyawan terutama untuk mampu melayani pelanggan dengan maksimal.
•
Masih kurangnya fokus terhadap pengembangan IT untuk dapat menyalurkan informasi kepada pelanggan.
•
Belum mampu memanfaatkan penggunaan website untuk mendukung hubungan dan penelusuran informasi lebih lanjut akan hubungan perusahaan dengan pelanggan.
•
Belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan
•
Memiliki tujuan yang kurang variatif untuk memberikan pilihan-pilihan yang lebih luas kepada pelanggan.
112 Berikut adalah hasil kuesioner (Lampiran 3) yang diisi oleh Managing Director perusahaan
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Bobot Dan Respon Faktor Internal STRENGTHS (S) Perusahaan berkembang yang mempunyai spirit Meningkatnya arus uang yang tersedia Luasnya wawasan dan koneksi manajemen Lokasi Branch dan sub Branch yang strategis Mampu menjadi agen dari principal OSCL Memiliki pelanggan yang cukup loyal dan terjadwal pemesanannya Memiliki tujuan fokus yang strategis Memiliki armada truk yang cukup banyak
WEAKNESS (W) Belum terfokusnya pada anggaran pelatihan dan kesejahteraan karyawan Masih kurangnya fokus terhadap pengembangan IT Belum mampu memanfaatkan penggunaan website Belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan Memiliki tujuan yang kurang variatif
Peringkat 3 4 4 3 3 4 4 4
Peringkat 2 2 1 2 2
113 Tabel 3.4 Matriks IFE PT. Starsindo Logistics No.
Faktor
Bobot
Respon
S1.
Perusahaan berkembang yang mempunyai spirit Meningkatnya arus uang yang tersedia Luasnya wawasan dan koneksi manajemen
0.091
3
Bobot X Respon 0.273
0.052 0.096
4 4
0.208 0.384
0.062
3
0.186
0.113 0.121
3 4
0.339 0.484
0.118 0.091
4 4
0.472 0.364
0.040
2
0.08
0.045
2
0.09
0.062
1
0.062
0.059
2
0.118
0.051
2
0.102
S2. S3. S4. S5. S6. S7. S8. W9. W10. W11. W12. W13.
Lokasi Branch dan sub Branch yang strategis Mampu menjadi agen dari principal OSCL Memiliki pelanggan yang cukup loyal dan terjadwal pemesanannya Memiliki tujuan fokus yang strategis Memiliki armada truk yang cukup banyak Belum terfokusnya pada anggaran pelatihan dan kesejahteraan karyawan Masih kurangnya fokus terhadap pengembangan IT Belum mampu memanfaatkan penggunaan website Belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan Memiliki tujuan yang kurang variatif Total
3.162
Dengan total pembobotan (bobot X respon) adalah 3.162 (lebih besar daripada 2,5) menunjukkan bahwa kekuatan perusahaan lebih dominan pengaruhnya daripada kelemahan perusahaan. Nilai tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan telah cukup mampu mengatasi kelemahan yang ada melalui kekuatan yang dimiliki. Akan tetapi masih terdapat beberapa faktor yang sesungguhnya dapat diperbaiki dipandang dari sisi kelemahan perusahaan, seperti masih kurangnya fokus pengembangan IT, serta belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan.
114 3.6.3
Matriks CPM (Competitive Profile Matrix) Berikut adalah hasil kuesioner (Lampiran 4) yang diisi oleh Managing
Director perusahaan. Tabel 3.5 Hasil Matrik CPM PT. Starsindo Logistics Pengaruh No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
PT. Starsindo Logistics
PT.Tangguh Logistics
PT.Transmart Logistindo
0.125
Peringkat 4
Peringkat 4
Peringkat 3
0.1
4
4
3
0.125
4
2
4
0.125
2
3
4
0.1 0.125
3 4
2 4
3 4
0.75 0.75 0.75
2 3 2
2 3 3
3 3 2
0.75
2
3
2
Faktor Penyaluran informasi Kualitas pelayanan Daya saing harga Pengalaman manajemen Posisi keuangan Kesetiaan pelanggan Pangsa pasar Cakupan tujuan Penggunaan website Dukungan TI TOTAL
1
115 Tabel 3.6 Matriks CPM PT. Starsindo Logistics No
Faktor
Bobot
1. 2. 3. 4.
Penyaluran informasi Kualitas pelayanan Daya saing harga Pengalaman manajemen Posisi keuangan Kesetiaan pelanggan Pangsa pasar Cakupan tujuan Penggunaan website Dukungan TI Total
0.125 0.1 0.125 0.125
5. 6. 7. 8. 9. 10.
0.1 0.125 0.075 0.075 0.075 0.075 1
PT. Starsindo Logistics Respon Bobot X Respon 4 0.5 4 0.4 4 0.5 2 0.25 3 4 2 3 2 2
0.3 0.5 0.15 0.22 0.15 0.15 3.065
PT. Tangguh Logistics Respon Bobot X Respon 4 0.5 4 0.4 2 0.25 3 0.375 2 4 2 3 3 3
0.2 0.5 0.15 0.22 0.22 0.22 3.022
PT.Transmart Logistindo Respon Bobot X Respon 3 0.375 3 0.3 4 0.5 4 0.5 3 4 3 3 2 2
0.3 0.5 0.22 0.22 0.15 0.15 3.1509
Berdasar hasil pada matriks CPM diatas, perusahaan Starsindo memiliki nilai CPM 3.065, diatas PT. Tangguh Logistik (3.022), namun berada dibawah PT. Transmart Logistindo (3.1509). Point kekuatan PT. Transmart Logistindo terletak pada point pengalaman manajemen dan pangsa pasar meski PT. Starsindo lebih baik dalam hal penyaluran informasi dan kualitas pelayanan. Sesungguhnya
PT.
Starsindo
masih
dapat
memperbaiki
keunggulan
kompetitifnya jika penggunaan website dan dukungan TI dapat dikembangkan seperti yang dilakukan oleh PT. Tangguh. Jika hal tersebut dapat dilakukan, maka Starsindo akan mampu menggungguli PT. Transmart Logistindo.
116 3.6.4
Analisa Matrik SWOT Untuk menganalisis ancaman dan peluang yang dihadapi perusahaan
untuk dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guna merancang strategi-strategi apa yang dapat diterapkan maka digunakan analisis SWOT dengan menggunakan tabel matrik SWOT.
Tabel 3.7 Matrik SWOT
Strengths S1. Perusahaan berkembang yang mempunyai spirit S2. Meningkatnya arus uang yang tersedia S3. Luasnya wawasan dan koneksi manajemen S4. Lokasi Branch dan sub Branch yang strategis S5. Mampu menjadi agen dari principal OSCL
Opportunity O1. Pasar ekspor impor yang akan terus berkembang (globalisasi) O2. Kerjasama keagenan (SOC) dengan principal lain. O3. Perluasan pelayanan pasar domestik yang masih luas O4. Prioritas pemerintah untuk mengutamakan ekspor O5. Dengan cakupan domestik yang luas, adanya peluang menjadi agen transaksi impor O6. Pengembangan cakupan aktivitas pelayanan SO SO1. Melakukan penetrasi pasar untuk mendapatkan pasar baru (S4, O1) SO2. Memperbesar peluang menjadi agen impor dalam rangka pengembangan produk pelayanan (S1, S3, O5) SO3. Menerapkan strategi integrasi ke belakang untuk menjalin kerjasama dengan shipping line atau rental truk (S3, S4, O2) SO4. Melakukan integrasi ke belakang dengan
Threat T1. Ketergantungan pada tujuan pelayanan ASEAN T2. Pengalaman buruk calon konsumen T3. Persaingan yang agresif dalam industri T4. Permasalahan krisis global T5. Ketidakpastian kebijakan Bea Cukai yang dikeluarkan pemerintah T6. Penggunaan dukungan IT oleh pesaing ST ST1. Menciptakan competitive advantage berupa pelayanan dan penelusuran informasi yang maksimal untuk melakukan penetrasi pasar (S1, S3, T2, T3) ST2. Membuka jalinan hubungan dengan shipping line diluar tujuan fokus dengan menerapkan strategi integrasi ke belakang (S3, S5, T1) ST3. Mulai memanfaatkan
117 S6. Memiliki pelanggan yang cukup loyal dan terjadwal pemesanannya S7. Memiliki tujuan fokus yang strategis S8. Memiliki armada truk yang cukup banyak Weaknesses W1. Belum terfokusnya pada anggaran pelatihan dan kesejahteraan karyawan W2. Masih kurangnya fokus terhadap pengembangan IT W3. Belum mampu memanfaatkan penggunaan website W4. Belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan W5. Memiliki tujuan yang kurang variatif
membuka Branch di daerah baru untuk mengembangkan pasar baru (S2, S3, O3, O5)
teknologi informasi khususnya website untuk memenangi persaingan dalam melakukan penetrasi dan pengembangan pasar (S3, T3, T6)
WO WT WO1. Mengembangkan WT1. Berorientasi pada dukungan teknologi pengembangan SDM informasi untuk yang handal (W1, T2, melakukan penetrasi T3) potensi pasar domestik WT2. Merubah kelemahan (W1, W2, O3) dalam TI (website) WO2. Mengembangkan menjadi keunggulan perusahaan untuk penyediaan informasi meningkatkan yang lebih baik kepada pelanggan dalam pasar penetrasi pasar (W2, yang sudah ada (penetrasi) W3, W4, T3, T6) maupun yang belum dijangkau (pengembangan) melalui website (W3, W4, O1) WO3. Membuka peluang perluasan tujuan dalam rangka pengembangan pelayanan (W5, P1, O4)
118 3.6.5
Matriks IE (Internal-Eksternal) Tabel 3.8 Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot
Total Nilai EFE Yang Diberi Bobot
Tinggi 3.0-4.0 Sedang 2.0-2.99 Rendah 1.0-1.99
Kuat 3.0-4.0 I Tumbuh dan Kembangkan IV Tumbuh dan Kembangkan VII Jaga dan Pertahankan
Sedang 2.0-2.99 II Tumbuh dan Kembangkan V Jaga dan Pertahankan VIII Tuai atau divestasikan
Lemah 1.0-1.99 III Jaga dan Pertahankan VI Tuai atau divestasikan IX Tuai atau divestasikan
Data-data yang terdapat untuk menentukan posisi perusahaan pada matriks IE adalah: •
Total nilai EFE PT. Starsindo Logistics adalah 2.118
•
Total nilai IFE PT. Starsindo Logistics adalah 3.162
•
Jadi daerah IV merupakan daerah yang menggambarkan posisi perusahaan dipandang dari sisi peluang-ancaman (eksternal) dan kekuatan-kelemahan (internal). Sehingga langkah yang harus diambil adalah “tumbuh dan kembangkan” perusahaan seperti tampak pada tabel 3.8.
•
Pada daerah tumbuh dan kembangkan, strategi yang bisa menjadi alternatif pilihan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) dan strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).
119 3.6.6
Matriks SPACE Berikut adalah hasil kuesioner (Lampiran 5) yang diisi oleh Managing
Director perusahaan. Tabel 3.9 Matriks SPACE Kekuatan Keuangan (Financial Strength-FS) - Modal Kerja - Tingkat pengembalian modal - Peningkatan laba bersih
Peringkat +4 +3 +3 +10
Kekuatan Industri (Industrial Strength-IS) - Tingkat pelayanan - Sistem manajemen - Tenaga kerja - Kerjasama keagenan
+3 +3 +3 +4 +13
Stabilitas Lingkungan (Environmental Stability-ES) - Dampak krisis global - Ketidakpastian kebijakan pemerintah - Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik
-4 -3 -1 -8
Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage-CA) - Kualitas pelayanan diiringi daya saing harga - Cakupan tujuan - Kesetiaan pelanggan
-2 -3 -3 -8
Kesimpulan: •
Rata-rata Kekuatan Keuangan (FS) : +10: 3 = +3.33
•
Rata-rata Kekuatan Industri (IS)
•
Rata-rata Stabilitas Lingkungan (ES): -8 :3 = -.2.67
•
Rata-rata Keunggulan Kompetitif (CA): -8:3 = -.2.67
•
Koordinat vektor arah sumbu x: (IS) + (CA) = (+3.25) + (-2.67) = +0.58
•
Koordinat vektor arah sumbu y: (FS) + (ES) = (+3.33) + (-2.67) = +0.66
: +13: 4 = +3.25
120 •
Titik koordinat (+0.58, +0.66) membuktikan bahwa PT. Starsindo Logistics berada dalam lingkungan perusahaan yang telah memiliki keunggulan kompetitif dalam industri yang berkembang dan karenanya berada pada kuadran Agresif.
•
Posisi pada kuadran agresif ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan
peluang
eksternal,
mengatasi
kelemahan
internal,
menghindari ancaman eksternal •
Semua strategi dapat menjadi pilihan dan digunakan, hanya bergantung pada kondisi perusahaan untuk memilih strategi yang tepat dan orientasi dan kemampuan perusahaan. Seperti melakukan strategi pengembangan aliran informasi dan layanan, maupun strategi integrasi ke belakang maupun ke depan.
FS Konservatif:
Agresif: Intensif Diversifikasi Integrasi
CA
IS
Defensif
Bersaing: ES
Gambar 3.6 Matriks SPACE
121 3.6.7
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) Berdasarkan data harian Kompas (2008), secara kumulatif Januari-
Desember tahun 2005 tingkat eskpor telah meningkat 19,53 persen dibanding periode yang sama tahun 2004. Sementara itu, untuk bulan Desember 2005 saja peningkatannya 18,51 persen dibanding bulan November 2005 dari US$ 6,8 miliar menjadi US$ 8,08 miliar. Tingkat pertumbuhan ekspor pada tahun 2006 meningkat 11,11 persen terhadap periode yang sama tahun 2005. Sedangkan nilai ekspor Indonesia 2007 adalah US$ 113,99 miliar, meningkat 13,09 persen dibanding periode yang sama tahun 2006. Tahun lalu, ekspor non migas sebesar US$ 91,94 miliar atau meningkat 15,51 persen. Ekspor pertanian sendiri naik 17,01 persen, sektor industri 16,76 persen dan sektor tambang dan hasil lainya 7,81 persen dibandingkan 2006. Sementara itu impor selama periode Januari-Desember 2007 adalah US$ 74,40 miliar. Angka ini meningkat 21,84 persen dibandingkan 2006. Berdasarkan data pertumbuhan pasar ekspor-impor diatas dan ditambah dengan hasil wawancara pada Lampiran I dan hasil analisa CPM dimana posisi kompetitif PT. Starsindo berada pada indeks 3,065, maka dapat diambil kesimpulan posisi kompetitif perusahaan berada pada posisi yang cukup kuat dan dalam posisi pertumbuhan pasar yang tinggi.
122 Oleh karenanya PT. Starsindo berada pada kuadran I seperti tampak pada gambar dibawah ini. Pertumbuhan pasar yang tinggi Kuadran II
Posisi kompetitif yang lemah
Kuadran III
Kuadran I 1. Pengembangan pasar 2. Penetrasi pasar 3. Pengembangan produk 4. Integrasi ke depan 5. Integrasi ke belakang 6. Integrasi horizontal 7. Diversifikasi konsentrik Kuadran IV
Posisi kompetitif yang kuat
Pertumbuhan pasar yang rendah Gambar 3.7 Matriks Grand Strategy PT. Starsindo Logistics berada pada posisi pertumbuhan pasar yang kuat dan juga posisi kompetitif yang kuat. Oleh karena hal-hal tersebut, perusahaan berada pada posisi kuadran I. Sehingga strategi yang sesuai adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal atau, diversifikasi konsentrik
123 3.6.8
Analisa Strategi Tahap Pencocokkan Tahap pencocokkan berfokus pada penciptaan alternatif strategi yang
layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Masing-masing matriks memiliki hasil analisa strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi yang terbaik, seperti dijabarkan berikut: •
Matriks SWOT Matriks ini merupakan alat untuk mencocokkan yang penting dalam membantu manajer mengembangkan empat strategi: SO, WO, ST, WT. Hasil analisa strategi pada matriks SWOT menghasilkan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk pelayanan, strategi integrasi ke belakang serta strategi integrasi ke depan.
•
Matriks IE Pada analisa matriks IE, perusahaan berada pada kuadran IV yang berarti langkah yang tepat untuk dilakukan adalah “Tumbuh dan Kembangkan”. Strategi yang bisa menjadi pertimbangan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) dan strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).
•
Matriks SPACE Matriks SPACE mengindikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif, defensif atau kompetitif yang paling cocok. Posisi perusahaan pada kuadran agresif ini menggunakan kekuatan internal
124 untuk memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal, menghindari ancaman eksternal. Semua strategi dapat menjadi pilihan dan digunakan, hanya bergantung pada kondisi perusahaan untuk memilih strategi yang tepat berdasarkan orientasi dan kemampuan perusahaan. •
Matriks Grand Strategy Matriks Grand Strategy didasarkan pada dimensi posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan PT. Starsindo terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran. Berdasarkan analisa, perusahaan berada pada posisi kuadran I. Strategi yang sesuai adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal atau, diversifikasi konsentrik. Tidaklah bijak untuk perusahaan jika bergerak terlalu jauh dari keunggulan kompetitif.
Alternatif strategi yang layak dalam menjadi pertimbangan perusahaan setelah melalui tahap pencocokkan adalah: 1. Strategi Intensif a.
Pengembangan pasar Dapat dilakukan dengan membuka Branch dalam melakukan
pemasaran dan penjualan di daerah yang potensial. Namun strategi ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan sudah benar-benar sanggup melayani peningkatan yang bertambah dan bervariasi.
125 Pengembangan pasar juga hanya dapat dilakukan bila perusahaan sudah siap memberikan pelayanan dan menjalin relasi dengan pasar (konsumen) dengan baik termasuk dalam penyediaan aliran informasi khususnya melalui website. b.
Penetrasi pasar Dapat dilakukan dengan mempromosikan eksistensi perusahaan
secara gencar baik melalui media website maupun pemasangan iklan di media terkait atau dengan menambah tenaga penjualan dalam mendapatkan calon-calon pelanggan. Melalui strategi pentrasi pasar ini, Starsindo akan dapat membuktikan eksistensinya dengan menerobos memasuki pasar-pasar yang selama ini belum dijamah. Manfaat lain dari strategi penetrasi adalah meningkatkan frekuensi pesanan pada pelanggan yang sama. 2.
Strategi Integrasi a.
Integrasi ke depan Langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menempuh
strategi ini adalah melakukan pembukaan sub-Branch, yang hanya menjadi agen penjualan dan pemasaran, seperti yang ada di Cikarang. b.
Integrasi ke belakang Langkah yang dapat ditempuh untuk menjalani strategi integrasi
ke belakang adalah melakukan pencarian alternatif perusahaan shipping dan rental truk. Tujuannya adalah agar dapat memberikan pilihan harga dan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap perusahaan tertentu.
126 3.6.9
Matriks QSPM QSPM merupakan alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk
mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Keunggulan QSPM adalah bahwa kumpulan strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama. Keunggulan lainnya adalah QSPM membutuhkan penyusun strategi untuk menginterpretasikan faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. Tidak semua dari alternatif strategi di atas harus menjadi dasar pertimbangan pada tahap keputusan (QSPM). Setelah dilakukan perbandingan kebaikan dan keburukan masing-masing strategi seperti dijelaskan diatas, maka strategi yang dapat dipertimbangkan untuk dipilih adalah: Pengembangan pasar, penetrasi pasar, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, •
AS = Attractiveness Score (Nilai daya tarik)
•
TAS = Total Attractiveness Score (Total Nilai daya tarik)
•
AS diberi nilai antara 1 sampai 4 yaitu 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik.
Berikut adalah hasil kuesioner (Lampiran 6) yang diisi oleh Managing Director perusahaan.
127 Tabel 3.10 Tabel QSPM Faktor Kunci
Peluang: 1. Pasar ekspor impor yang akan terus berkembang (globalisasi) 2. Kerjasama keagenan (SOC) dengan principal lain. 3. Perluasan pelayanan pasar domestik yang masih luas. 4. Prioritas pemerintah untuk mengutamakan ekspor 5. Dengan cakupan domestik yang luas, adanya peluang menjadi agen transaksi impor 6. Pengembangan cakupan aktivitas pelayanan Ancaman: 1. Ketergantungan pada tujuan pelayanan ASEAN 2. Pengalaman buruk calon konsumen 3. Persaingan yang agresif dalam industri 4. Permasalahan krisis global 5. Ketidakpastian kebijakan Bea Cukai yang dikeluarkan pemerintah 6. Penggunaan dukungan IT oleh pesaing
Bobot
Pengembangan Pasar AS TAS
Alternatif Strategi Penetrasi Integrasi Pasar Ke Belakang AS TAS AS TAS
Integrasi Ke Depan AS TAS
0.1200
3
0.36
4
0.48
4
0.48
4
0.48
0.0732
3
0.22
3
0.22
4
0.29
2
0.15
0.0488
4
0.20
4
0.20
3
0.15
4
0.20
0.0976
-
-
-
-
-
-
-
-
0.0244
4
0.10
4
0.10
4
0.10
4
0.10
0.1220
-
-
-
-
-
-
-
-
0.0732
-
0.0488
2
0.10
3
0.15
3
0.15
3
0.15
0.0976
3
0.29
3
0.29
3
0.29
3
0.29
0.0976 0.0976
-
0.0976
4
0.39
4
0.39
1
0.09
3
0.29
0.06
3
0.18
3
0.18
3
0.18
3
0.18
0.08
-
0.10
3
0.30
3
0.30
3
0.30
3
0.30
0.08
4
0.32
3
0.24
3
0.24
3
0.24
0.06
-
0.10
2
0.10
-
0.10
3
0.06
-
-
-
-
-
-
-
1 Kekuatan: 1. Perusahaan berkembang yang mempunyai spirit 2. Meningkatnya arus uang yang tersedia 3. Luasnya wawasan dan koneksi manajemen 4. Lokasi Branch dan sub Branch yang strategis 5. Mampu menjadi agen dari principal OSCL 6. Memiliki pelanggan yang cukup loyal dan terjadwal pemesanannya 7. Memiliki tujuan fokus yang strategis 8. Memiliki armada truk yang cukup banyak Kelemahan: 1. Belum terfokusnya pada anggaran pelatihan dan kesejahteraan karyawan
-
-
0.20
3
0.30
0.30
3
-
-
2
0.20
0.30
3
-
2
0.20
0.30
3
-
0.30
128 2. Masih kurangnya fokus terhadap pengembangan IT 3. Belum mampu memanfaatkan penggunaan website 4. Belum maksimalnya penyediaan informasi kepada pelanggan 5. Memiliki tujuan yang kurang variatif
0.06
3
0.18
3
0.18
2
0.12
2
0.12
0.06
4
0.24
4
0.24
1
0.06
3
0.18
0.10
4
0.40
4
0.40
1
0.10
2
0.20
0.04
-
1
3.78
3.97
3.15
3.38
Dari hasil diatas, maka urutan pemilihan strategi yang paling tepat adalah: 1. Penetrasi pasar 2. Pengembangan pasar 3. Integrasi ke belakang 4. Integrasi ke depan
3.6.10 Analisis CSF (Critical Success Factor) Sesuai dengan visi dari PT. Starsindo Logistics adalah ”Menjadi partner utama sebagai perusahaan freight forwarding specialist yang memiliki komitmen, konsistensi serta terpercaya dalam cakupan domestik.” Visi tersebut dirumuskan di dalam misi PT. Starsindo yaitu berupa: •
Memenuhi kebutuhan logistik global yang luas dengan diiringi pelayanan yang optimum.
•
Mengembangkan sumber daya manusia sebagai aset penting dalam setiap proses kerja.
•
Memiliki hubungan sinergi yang erat dengan klien, agen dan carrier. Perumusan misi tersebut akan diselaraskan dengan keempat strategi
diatas yang diiringi oleh aspek CSF (Critical Success Factor).
129 CSF yang menjadi point kritis yang akan menentukan keberhasilan strategi diatas masing-masing adalah: 1.
Penetrasi pasar CSF: Pelayanan penyaluran informasi Pelayanan yang bisa diberikan tidak hanya selama pengajuan permintaan
pelayanan (pre-ordering) dan pemenuhan pesanan (order-processing) saja, melainkan juga hingga setelah berakhirnya pelayanan (post-ordering). Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan mempromosikan jenis pelayanan dan rute yang ada dengan gencar dan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Untuk memaksimalkan langkah strategis tersebut dapat memanfaatkan web CRM. Karena melalui langkah pemasaran itulah dapat dilakukan penetrasi ke dalam pasar yang sudah ada.
2.
Pengembangan pasar CSF: Pengenalan Eksistensi Perusahaan Pengembangan pasar merupakan tindakan dalam memasuki pasar yang
baru yang belum pernah dimasuki sebelumnya. Untuk memasuki pasar tersebut pertama-tama harus melakukan branding perusahaan dan salah satu metodenya adalah dengan memanfaatkan web e-CRM. Web tersebut juga dapat digunakan untuk menyalurkan informasi kepada pelanggan yang tersebar di wilayahwilayah lain diluar jangkauan Branch dan sub Branch perusahaan.
130 3.
Integrasi ke belakang CSF: Koneksi Strategi integrasi ke belakang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
memperoleh pilihan-pilihan terbaik yang lebih banyak untuk menggunakan jasa perusahaan Shipping maupun rental truk. Dengan memiliki pilihan-pilihan yang lebih
banyak,
maka
perusahaan
dapat
meminimalkan
ancaman
akan
ketergantungan pada pihak-pihak tertentu. Memiliki koneksi dan jaringan yang luas merupakan faktor kritis bagi perusahaan. Jika perusahaan dapat memiliki jaringan di luar negeri yang semakin banyak maka akan dapat meminimalkan biaya untuk bersaing dan memberikan tujuan pelayanan yang lebih banyak kepada pelanggan.
3.
Integrasi ke depan CSF: Kemampuan Manajemen Integrasi ke depan dapat dilakukan sebagai langkah strategi alternatif bagi
PT. Starsindo untuk melakukan pengembangan jangkauan wilayah melalui pembukaan Branch maupun sub Branch. Dengan demikian, kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggan yang berada di wilayah-wilayah tersebut menjadi lebih baik. Integrasi ke depan harus diawali dengan pengamatan wilayah mana yang tepat untuk dilakukan pembukaan Branch dan sub Branch. Untuk melakukan integrasi ke depan tersebut sangat dibutuhkan langkah manajerial yang tepat.
131 3.6
Identifikasi Masalah dan Analisa Kebutuhan Sistem 3.6.1
Analisa Kuesioner Analisa ini digunakan untuk mengetahui perlu atau tidaknya penerapan
aplikasi CRM berbasis web pada PT. Starsindo Logistics. Kuesioner ini diberikan kepada 23 orang karyawan maupun manajer perusahaan yang terdiri atas divisi marketing dan sales serta divisi customer service.
Total jumlah
responden tersebut merupakan total populasi dari divisi marketing sales dan customer service. 1. Permasalahan apakah yang paling sering muncul terkait dengan pelayanan perusahaan kepada pelanggan? a. Keluhan akan informasi order b. Keluhan akan harga c. Keluhan akan pelayanan d. Keluhan akan keakuratan Tabel 3.11 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.1 A 11
B 4
C 5
Komplain akan informasi status order
3 13% 5 22%
11 48%
4 17%
D 3
Komplain akan harga Komplain akan pelayanan Komplain akan keakuratan
Gambar 3.8 Diagram Kuesioner No.1
132 Dari hasil analisa pertanyan no.1, dapat disimpulkan bahwa mayoritas keluhan yang dilakukan pelanggan adalah mengenai informasi status order.
2. Bagaimana cara penyampaian keluhan pelanggan kepada perusahaan? a. Melalui telepon b. Melalui e-mail c. Melalui tatap muka d. Melalui surat atau fax Tabel 3.12 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.2 A 3
B 12 3 13%
C 5
D 3
3 13% Telepon
5 22%
Email Tatap muka Surat atau fax 12 52%
Gambar 3.9 Diagram Kuesioner No.2 Dari hasil analisa pertanyan no.2, dapat disimpulkan bahwa mayoritas cara penyampain keluhan yang dilakukan pelanggan adalah melalui email. 3. Seberapa seringkah terjadi kesulitan dalam menghubungi perusahaan dari sisi pelanggan? a. Setiap saat b. Cukup sering c. Sesekali d. Tidak pernah
133 Tabel 3.13 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.3 A 1
B 15
C 9
D 3
1 4%
3 11%
9 32%
Setiap Saat Cukup Sering Sesekali Tidak Pernah
15 53%
Gambar 3.10 Diagram Kuesioner No.3 Dari hasil analisa pertanyan no.3, dapat disimpulkan bahwa cukup sering terjadi kesulitan dalam mengubungi perusahaan.
4. Seberapa sering anda melakukan respon atas keluhan pelanggan yang dikirimkan melalui media telekomunikasi digital seperti email atau fax? a. Sangat sering b. Cukup sering c. Agak jarang d. Sangat jarang Tabel 3.14 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.4 A 5
B 18 1 3%
9 27%
C 9
D 1
5 15% Sangat sering Cukup sering Agak jarang Sangat jarang 18 55%
Gambar 3.11 Diagram Kuesioner No.4
134 Dari hasil analisa pertanyan no.4, dapat disimpulkan bahwa mayoritas cara penyampain keluhan yang dilakukan pelanggan adalah melalui email.
5. Berapa seringkah pelanggan yang sama menghubungi perusahaan untuk menanyakan informasi suatu order di dalam hari yang sama? a. Tidak pernah b. 1-3 kali per hari c. 4-7 kali per hari d. Lebih dari 8 kali per hari
Tabel 3.15 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.5 A 3
5 22%
B 14 1 4%
C 5
D 1
3 13% Tidak pernah 1-3 kali 4-7 kali >8 14 61%
Gambar 3.12 Diagram Kuesioner No.5
Dari hasil analisa pertanyan no.5, dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih dari 18 responden yang menyatakan bahwa keluhan pelanggan di hari yang sama bisa mencapai 1-3 kali.
135 6. Wadah seperti apa yang dapat menjadi media komunikasi dengan pelanggan? a. Website b. Automatic Fax c. SMS d. Email Tabel 3.16 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.6 A 11
B 3
C 2
D 7
2 9% 7 30%
11 48%
Website Fax SMS Email
3 13%
Gambar 3.13 Diagram Kuesioner No.6 Dari hasil analisa pertanyan no.6, dapat disimpulkan bahwa website dan email menjadi wadah komunikasi terfavorit.
7. Seberapa setujukah anda bahwa perusahaan membutuhkan website sebagai sarana untuk mempermudah dalam melakukan pelayanan kepada pelanggan? a. Sangat setuju b. Setuju c. Agak kurang setuju d. Sangat tidak setuju
136 Tabel 3.17 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.7 A 16
B 4
C 2
1 2 4% 9%
D 1 Sangat setuju Setuju
4 17%
Agak tidak setuju 16 70%
Sangat tidak setuju
Gambar 3.14 Diagram Kuesioner No.7 Dari hasil analisa pertanyaan no.7, dapat disimpulkan bahwa website dapat mempermudah komunikasi dengan pelanggan.
8. Seberapa seringkah pelanggan anda menggunakan teknologi informasti seperti Internet, Email untuk berkomunikasi dengan perusahaan? a. Sangat sering b. Cukup sering c. Agak jarang d. Sangat jarang Tabel 3.18 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.8 A 84
B 6
C 4
18% 8 37% 4 18%
Sangat sering Cukup sering Agak jarang Sangat jarang
6 27%
Gambar 3.15 Diagram Kuesioner No.8
D 4
137 Dari hasil analisa pertanyaan no.8, dapat disimpulkan bahwa cukup sering pelanggan berkomunikasi melalui dunia maya.
9. Berapa harikah waktu yang ideal dalam merespon keluhan maupun saran? a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari d. 4 hari
Tabel 3.19 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.9 A 2
B 10 4 17%
C 7
D 4
2 9% 1 hari 2 hari
7 30%
10 44%
3 hari 4 hari
Gambar 3.16 Diagram Kuesioner No.9 Dari hasil analisa pertanyaan no.9, dapat disimpulkan bahwa dua hari merupakan waktu yang ideal sebagai rentang waktu dalam berkomunikasi.
10. Jenis pelayanan manakah yang anda rasa paling bermanfaat bagi pelanggan? a. Penyediaan status order b. Penyediaan jadwal pelayanan c. Penyediaan transaksi pemesanan online d. Penyediaan informasi history order pelanggan
138 Tabel 3.20 Hasil Analisa Pertanyaan Kuesioner No.10 A 12
B 4
C 1
Status Order
6 26%
1 4%
D 6
12 53%
4 17%
Jadwal Pelayanan Pemesanan Online History Order
Gambar 3.17 Diagram Kuesioner No.10
Dari hasil analisa pertanyaan no.10, dapat disimpulkan bahwa penyediaan status order merupakan hal yang paling dibutuhkan
3.6.2
Permasalahan Melalui analisa wawancara, kuesioner dan survei serta melalui
pendekatan analisa strategi, maka diperoleh aspek-aspek yang perlu diperbaiki terhadap sistem yang telah berjalan di PT. Starsindo. Permasalahan lainnya yang teridentifikasi adalah: •
Belum digunakannya website sebagai sarana dalam pemasaran brand dan eksistensi perusahaan serta dalam mendukung pelayanan kepada pelanggan yang lebih baik. Oleh karena belum dimanfaatkannya website perusahaan, maka website yang sudah ada saat ini hanya seperti brosur.
•
Masih kurang dan lambatnya informasi yang diberikan ke pelanggan mengenai waktu keberangkatan truk dari depo menuju ke gudang pelanggan serta waktu pengangkutan barang pelanggan ke shipping line.
139 Hal inilah yang menjadi informasi yang paling dibutuhkan oleh pelanggan. •
Sistem Customer Relationship Management (CRM) yang ada di perusahaan belum benar-benar dijalankan secara maksimal sehingga pelaksanaannya masih dapat digunakan secara lebih maksimal.
•
Kekurangan informasi yang jelas, mudah dan lengkap mengenai schedule pelayanan yang bisa menjadi pilihan bagi pelanggan.
•
Kesulitan pelanggan dalam melihat daftar riwayat penggunaan pelayanan yang
telah
dipesan
pelanggan
berikut
status
pelayanan
dan
administrasinya.
3.6.3 Usulan Pemecahan Masalah Setelah mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang didapat dari analisis sistem berjalan dan analisis industri melalui matriks QSPM didapat bahwa strategi perusahaan yang paling cocok adalah pengembangan produk pelayanan dan pengembangan pasar. Seiring dengan strategi tersebut, kelengkapan dan kemudahan akan akses terhadap informasi menjadi kebutuhan yang harus dikembangkan melalui pemanfaatan website e-CRM yang menyediakan fasilitas: •
Dapat menyediakan informasi yang up-to-date dan dapat diakses, oleh pelanggan secara real-time Penyediaan Informasi berupa schedule, rute pelayanan, history transaksi berikut status pelayanan dan administrasi menjadi kebutuhan-kebutuhan atas informasi pada diri pelanggan.
140 •
Memperkenalkan PT. Starsindo melalui media web dan pelayanannya. Dengan sering timbulnya pertanyaan pelanggan kepada Customer Service mengenai waktu keberangkatan truk dari depo dan waktu pengangkutan barang pelanggan ke shipping line, maka permasalahan tersebut akan dapat teratasi dengan adanya tracking access.
•
Melalui Web ini juga disediakan sarana contact center yang mampu menampung aspirasi, keluhan dan komentar pelanggan terhadap perusahaan.
•
Diharapkan dengan adanya pengembangan website ini, selain dapat mendukung aliran informasi kepada pelanggan, pada akhirnya akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.