BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Riwayat Radio Republik Indonesia Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11 September
1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran kepercayaan, partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan Government Owned Radio ke arah Public Service Broadcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8.500 orang yang semula berorientasi sebagai pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas dan 47
48 cenderung birokratis. Dewasa ini RRI mempunyai 60 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri.
3.2
Logo Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
Gambar 3.1 Logo LPP RRI
3.3
Visi dan Misi RRI Visi Visi RRI adalah “Menjadi Radio Publik Milik Bangsa, Acuan Informasi Terpercaya dan Hiburan Yang Sehat, Pemberdayaan Masyarakat, Perekat Budaya Bangsa, Sejahtera dan Unggul Secara Nasional Bertaraf Internasional.” Dari visi tersebut, dikembangkan budaya organisasi yang dilandasi moto : ”Sekali Di Udara Tetap Di Udara, Unggul dan Sejahtera” Misi Adapun rumusan Misi RRI adalah sebagai berikut : 1.
Memberikan layanan informasi, pendidikan dan hiburan kepada semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
2.
Mendukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan negaranegara sahabat khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
49 3.
Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong terwujudnya masyarakat yang informatif.
4.
Meningkatkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia.
5.
Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
6.
Melaksanakan kontrol sosial
7.
Mengembangkan jati diri dan budaya bangsa.
3.4
Tugas dan Fungsi LPP RRI
3.4.1
Tugas RRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.4.2
Fungsi RRI dalam perkembangannya memiliki beberapa fungsi, antara lain : a. Perumusan kebijakan umum dan pengawasan di bidang penyelenggaraan penyiaran radio milik bangsa b. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan penyiaran radio milik bangsa. c. Pembinaan dan pelaksanaan administrasi serta sumber daya RRI.
50 3.5
Jasa dan Kegiatan Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu Programa I untuk
pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segmen pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa. Guna merealisir perubahan status RRI menjadi lembaga penyiaran publik yang "Khas Indonesia", RRI telah menjalin kerjasama pelatihan dan seminar mengenai prinsip dan aplikasi radio publik dengan Radio Swedia, IFES dan Internews. RRI juga sudah merintis pemanfaatan multimedia dengan situs www.rri.co.id. Sebagai industri penyiaran , RRI memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya mengapreasikan semua kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi publik. Berikut adalah klasifikasi Stasiun Penyiaran LPP RRI:
a. Stasiun Penyiaran Tipe A 1) RRI Jakarta
5) RRI Yogyakarta 6) RRI Surabaya 7) RRI Banjarmasin
b. Stasiun Penyiaran Tipe B
8) RRI Makasar
1) RRI Medan
9) RRI Denpasar
2) RRI Palembang
10) RRI Jayapura
3) RRI Bandung 4) RRI Semarang
51 c. Stasiun Penyiaran Tipe C
24) RRI Pontianak
1) RRI Banda Aceh
25) RRI Sintang
2) RRI Lhoukseumawe
26) RRI Palangkaraya
3) RRI Sibolga
27) RRI Samarinda
4) RRI Gunung Sitoli
28) RRI Tarakan
5) RRI Pekanbaru
29) RRI Palu
6) RRI Tanjung Pinang
30) RRI Kendari
7) RRI Ranai
31) RRI Manado
8) RRI Padang
32) RRI Gorontalo
9) RRI Bukittinggi
33) RRI Tahuna
10) RRI Jambi
34) RRI Toli – Toli
11) RRI Bengkulu
35) RRI Kupang
12) RRI Sungailiat
36) RRI Ende
13) RRI Bandar Lampung
37) RRI Ambon
14) RRI Bogor
38) RRI Ternate
15) RRI Cirebon
39) RRI Tual
16) RRI Surakarta
40) RRI Sorong
17) RRI Purwakarta
41) RRI Biak
18) RRI Madiun
42) RRI Merauke
19) RRI Malang
43) RRI Wamena
20) RRI Jember
44) RRI Serui
21) RRI Sumenep
45) RRI Manokwari
22) RRI Singaraja
46) RRI Fak – Fak
23) RRI Mataram
47) RRI Nabire
52 3.6
Struktur Organisasi Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, maka telah ditetapkan Peraturan Direksi Nomor 001/PER/DIREKSI/2006 tanggal 10 November 2006. •
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran radio, bersifat independent, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
•
Dewan Pengawas adalah organ lembaga penyiaran publik yang berfungsi mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga penyiaran publik.
•
Dewan Direksi adalah unsur pemimpin lembaga penyiaran publik yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan lembaga penyiaran publik.
•
Penyelenggara Siaran adalah stasiun penyiaran yang menyelenggarakan siaran lokal, regional, nasional, dan internasional.
53 Berikut adalah struktur organisasi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia :
Gambar 3.2 Struktur Organisasi LPP Radio Republik Indonesia
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Sumber Daya Teknologi
54 1.
Dewan Pengawas LPP RRI : Menetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana
kerja
dan
anggaran
tahunan,
kebijakan
pengembangan
kelembagaan dan sumber daya, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan penyiaran. 2.
Satuan Pengawas Intern LPP RRI : Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan LPP RRI.
3.
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan LPP RRI Melaksanakan penelitian, pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di Lingkungan LPP RRI.
4.
Dewan Direksi LPP RRI : Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas yang meliputi kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, serta kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumber daya.
Pembagian tugas dalam Dewan Direksi meliputi : •
Direktur Utama : Mengkoordinasi, mengawasi, dan menetapkan tindakan atas nama persetujuan anggota direksi terhadap tugas-tugas para direktur dalam memimpin dan mengelola LPP RRI.
•
Direktorat Administrasi dan Keuangan :
55 Mengkoordinasi perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan keuangan di lingkungan RRI. •
Direktorat Sumber Daya dan Teknologi : Merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang sumberdaya teknologi.
•
Direktorat Program dan Produksi : Merencanakan, merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi di bidang program dan produksi.
•
Direktorat Layanan Usaha : Merencanakan, merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi, serta mengevaluasi pengelolaan dan usaha.
3.7
Sistem Yang Sedang Berjalan RRI merupakan stasiun penyiaran yang bersifat nasional untuk menjangkau
seluruh warga negara Indonesia di penjuru tanah air serta memiliki kantor cabang bertipe kelas A dan B yang tersebar di 11 kota besar di Indonesia dengan 47 stasiun penyiaran kelas C. Dengan banyaknya kantor cabang tersebut diperlukan sarana komunikasi yang saling terintegrasi dengan baik. Pada setiap kantor cabang ada yang terhubung ke internet dan ada pula yang tidak terhubung ke internet. Pada skripsi ini dirancang untuk kantor RRI yang terhubung ke internet tetapi lebih difokuskan pada RRI kantor pusat dan kantor cabang Jakarta, karena memiliki jaringan komputer yang lebih kompleks dan memiliki pengaruh yang cukup vital.
56 3.7.1 Topologi Jaringan Yang Sedang Berjalan Skema Jaringan LPP RRI secara umum adalah sebagai berikut :
Gambar 3.4 Skema Jaringan LPP RRI Pada skema jaringan di atas dapat dilihat bahwa RRI memiliki beberapa switch sebagai penghubung komputer client yang kemudian switch tersebut terhubung ke main switch. Main switch tersebut kemudian terhubung ke hub. Hub kemudian tehubung ke switch server yang dibatasi dengan firewall dan hub tersebut juga terhubung ke router. Pada kantor RRI di Jalan Medan Merdeka Barat sendiri terdiri dari dua gedung utama yang terdapat pada satu lokasi dan terhubung via LAN, yaitu gedung kantor pusat
57 dan gedung kantor RRI cabang Jakarta. Sehingga dapat melakukan akses secara intranet dengan kecepatan sebesar 100 Mbps. Kantor cabang yang terhubung ke internet memiliki jalur akses dengan Internet Service Provider (ISP) dari PT Telkom melalui leased line. Untuk kantor pusat dan kantor cabang Jakarta memiliki kecepatan akses internet 10 Mbps. Sedangkan untuk komunikasi dari RRI pusat ke RRI cabang di daerah menggunakan jalur PSTN (Public Switched Telephone Network) serta akses berita melalui web dan e-mail, selain itu ada alternatif lain yaitu via satelit dengan memanfaatkan teknologi dari WorldSpace Corporation, terutama untuk cabang RRI kelas C di daerah terpencil. 3.7.2
Jaringan Data Kantor Cabang Jaringan kantor cabang yang diambil adalah pada RRI Jakarta. Berikut adalah
ilustrasi konfigurasi LAN RRI Jakarta :
Gambar 3.5 LAN pada RRI Jakarta
58 Dari konfigurasi LAN RRI Jakarta tersebut, bisa dilihat bahwa terdapat satu buah server. Server ini digunakan sebagai server utama dan pengolahan jaringan pada kantor RRI Jakarta. Server ini juga digunakan untuk bank data, seperti penyimpanan file dan arsip kantor RRI Jakarta yang berisi file musik, file rekaman siaran, dan arsip rekaman. Dari server tersebut terhubung ke switch yang kemudian langsung ke client di studio siaran. Dan dari switch tersebut juga terhubung ke switch lain yang terhubung ke setiap client. Jadi topologi jaringan yang digunakan adalah topologi tree. Topologi ini disebut topologi jaringan bertingkat dan biasanya digunakan untuk interkoneksi antara sentral dengan hirarki yang berbeda, semakin ke atas semakin mempunyai hirarki yang tinggi. Topologi tree merupakan gabungan antara topologi bus dan topologi star. Karena pada topologi ini terdapat kabel utama (backbone) yang diadopsi dari topologi bus dan beberapa terminal concentrator yang merupakan adopsi dari topologi star. Keuntungan menggunakan topologi ini adalah pengembangan jaringan dapat dengan mudah dilakukan.
3.7.3 Pengalamatan IP Pada kantor RRI cabang Jakarta menggunakan network dengan alamat IP 10.30.1.0/255.255.255.0. Pengalamatan IP pada kantor RRI cabang Jakarta dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan static IP dan dynamic IP. Untuk static IP, range IP yang digunakan adalah 10.30.1.1 sampai dengan 10.30.1.80. Untuk dynamic IP range yang digunakan adalah 10.30.1.81 sampai dengan 10.30.1.255. Static IP digunakan untuk beberapa device termasuk untuk server-server yang ada dan untuk kepentingan lain. Pada dynamic IP ada beberapa alamat IP yang direservasi berdasarkan MAC address. Hal ini dimaksudkan agar alamat IP tersebut
59 hanya digunakan device dengan MAC address yang tercantum. Device yang menggunakan dynamic IP berupa notebook, netbook, dan smartphone yang digunakan oleh para karyawan di RRI. Adapun pembagian IP komputer per lantai adalah seperti tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Alamat IP komputer tiap-tiap lantai Lantai
Jumlah Komputer
Divisi
Alamat IP
Subnet Mask
1
5 komputer
KACAB RRI
10.30.1.2 -
255.255.255.0
10.30.1.6 2
10 komputer
Bagian Keuangan
10.30.1.7 –
255.255.255.0
10.30.1.16 3
4
5
6 komputer
8 komputer
10 komputer
Produksi Iklan &
10.30.1.17 –
Layanan Masyarakat
10.30.1.22
Sumber Daya
10.30.1.23 –
Teknologi
10.30.1.30
Musik & Hiburan
10.30.1.31 –
255.255.255.0
255.255.255.0
255.255.255.0
10.30.1.40 6
14 komputer
Teknik Studio & Multimedia
7
7 komputer
Liputan & Redaksi
10.30.1.41 –
255.255.255.0
10.30.1.54 10.30.1.55 –
255.255.255.0
10.30.1.61 8
6 komputer
Pengembangan
10.30.1.62 –
Berita
10.30.1.67
255.255.255.0
60 Dapat dilihat pada tabel 3.1, pengalamatan IP pada jaringan tersebut menggunakan pengalamatan IP kelas C. Selain itu pengalamatan IP dikelompokkan tiap lantai tanpa ada pembagian sub jaringan untuk tiap divisi. Hal ini menandakan bahwa setiap komputer yang terhubung pada jaringan dapat mengakses semua komputer yang terhubung juga pada jaringan tersebut.
3.7.4
Hardware Yang Digunakan Perangkat-perangkat yang digunakan pada kantor pusat RRI untuk membuat
koneksi jaringan yang ada adalah : 1.
Router Cisco PIX 515E series digunakan sebagai device utama yang menghubungkan jaringan LAN kantor pusat RRI dengan internet.
2.
Firewall Cisco ASA 5510, digunakan untuk melakukan filter terhadap lalu lintas jaringan dari dalam ke luar maupun sebaliknya.
3.
Switch LinkSys, digunakan sebagai main switch untuk menghubungkan switch yang ada di setiap lantai dan juga menghubungkan switch yang ada di setiap studio.
4.
Switch Server LinkSys, sebagai koneksi antara server dari internal network ke eksternal network.
5.
Switch 3com, digunakan untuk hubungan jaringan di setiap lantai dan studio siaran.
61 Selain perangkat jaringan, RRI juga memiliki 5 buah server yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional LPP RRI sehari–hari, yaitu : 1. Proxy Server Pada server ini selain proxy juga terdapat DHCP, pengabungan fungsi ini dikarenakan pada server tersebut menggunakan operating system Windows Server 2003, yang memiliki fitur DHCP server. 2. Web dan Mail Server Server ini berfungsi sebagai server website resmi RRI yaitu www.rri.co.id dan juga sebagai mail server RRI, yang menggunakan operating system Linux Slackware. 3. Database Server Server ini bertugas sebagai tempat penyimpanan database karyawan. Server ini menggunakan operating system Windows Server 2003 dengan aplikasi yang digunakan adalah MySQL. 4. CCTV Server Fungsi utama server ini khusus untuk menangani pengaturan dan penyimpanan data dari CCTV yang digunakan oleh RRI. Server ini memiliki jaringan tersendiri yang tidak dibahas. Jaringan ini terhubung ke beberapa kamera yang terpasang dan peralatan CCTV lainnya. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows XP Profesional. 5. File Server Server ini digunakan untuk penyimpanan arsip berita dan file audio yang digunakan untuk keperluan siaran RRI. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows Server 2003.
62 Sementara untuk sisi client, perangkat komputer yang digunakan bervariasi karena pada RRI sendiri telah meng-upgrade perangkat komputer client, terutama komputer untuk keperluan yang penting. Berikut adalah spesifikasi dari salah satu contoh komputer client yang telah di-upgrade :
3.8
•
HP Pavilion a62301 Home PC
•
Intel Core 2 Duo Processor E4500
•
Memory 1024 MB
•
Hardisk 160 Gb
•
Sistem Operasi Windows XP Profesional
•
LCD monitor 21” HP
Prosedur yang Sedang Berjalan Setiap stasiun RRI di daerah mempunyai empat programa (PRO) yang meliputi
PRO 1 (ragam musik dan informasi), PRO 2 (gaya hidup), PRO 3 (jaringan berita nasional) dan PRO 4 (pendidikan dan budaya). Untuk PRO 2 segmennya khusus untuk menarik remaja dewasa yang berisi informasi gaya hidup masyarakat, sedangkan untuk PRO 1 dan PRO 3 lebih fokus ke segmen berita daerah dan nasional. Dan untuk PRO 4 mengarah pada segmen pendidikan dan kebudayaan daerah yang tetap ditonjolkan sebagai ciri khas bangsa Indonesia sebagai negara multietnik. Secara umum tata laksana kerja pada LPP RRI khususnya untuk proses pengumpulan berita dilakukan oleh para wartawan RRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Para wartawan melakukan peliputan berita sesuai fakta dan data yang ada di
63 lapangan. Hasil pengumpulan berita oleh wartawan dari narasumber maupun peliputan langsung di lapangan, disimpan ke dalam file teks (Microsoft Word) atau audio (Mp3), kemudian file tersebut dipisahkan berdasarkan jenis berita. Berita untuk PRO 1, PRO 2 dan PRO 4 dikirimkan oleh para wartawan melalui e-mail, faks, telepon atau laporan langsung kepada editor berita masing-masing programa di daerah tersebut. Setelah berita untuk PRO 1, PRO 2 dan PRO 4 diterima dan disunting oleh editor berita masingmasing di RRI cabang daerah maka RRI cabang akan langsung menyiarkan berita dengan pemancarnya sendiri ke para pendengar RRI di daerahnya masing-masing.
Gambar 3.6 Skema proses kerja wartawan RRI
Namun untuk berita PRO 3, wartawan yang berada di lapangan dapat langsung mengirimkan berita kepada admin PRO 3 melalui e-mail (Gmail), faks atau telepon ke RRI cabang Jakarta karena siaran PRO 3 merupakan berita nasional dan harus disiarkan ke seluruh Indonesia. Berita yang diterima disimpan di folder pada server yang mempunyai fitur share folder. Hak akses pada folder tersebut telah diatur oleh server sesuai dengan kepentingan masing-masing user. Kemudian para editor berita di lantai 7 gedung RRI Jakarta akan melakukan pengecekan terhadap berita baru yang telah
64 diterima oleh admin PRO 3. Pada bagian tersebut berita akan melalui proses editing dan disiarkan kembali melalui satelit milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) yang disewa oleh LPP RRI sebanyak 1/8 transponder. RRI cabang di daerah kemudian menerima berita nasional tersebut melalui satelit dan menyiarkannya kembali melalui pemancar radio sehingga dapat didengar oleh para pendengar RRI di daerah tersebut.
Gambar 3.7 Skema proses kerja wartawan RRI (PRO 3)
65 3.9
Permasalahan Yang Dihadapi RRI sebagai stasiun radio yang mempunyai beberapa kantor cabang di daerah,
memerlukan komunikasi yang baik terhadap kantor-kantor cabangnya tersebut. Pertukaran informasi yang bersifat umum dan rahasia serta pertukaran data antara kantor pusat di Jakarta dengan kantor cabang di daerah merupakan hal yang sering dilakukan. Berdasarkan analisis sistem yang berjalan dan hasil wawancara terhadap Manajer Seksi Sarana & Prasarana RRI cabang Jakarta maka dapat diketahui bahwa sistem jaringan antara kantor cabang di daerah dengan kantor pusat memiliki server dan database yang tidak saling terhubung, sehingga memiliki masalah-masalah sebagai berikut : 1. Pengiriman berita dari wartawan kepada editor yang tidak efisien. Telah dijelaskan di atas bahwa proses pengiriman berita dari wartawan kepada editor memanfaatkan e-mail, faks dan telepon. Berita yang berupa teks dan audio harus di-attach/upload terlebih dahulu di e-mail yang akan dikirimkan. Kemudian pihak editor akan menerima e-mail tersebut dan harus men-download lagi file yang telah di-attach. 2. Sistem keamanan yang lemah dalam pengiriman berita dan hanya mengandalkan keamanan pada mail server dari pihak penyedia jasa e-mail (Gmail/Google Mail). 3. Tidak dapat melakukan sharing data secara real-time karena setiap kantor cabang RRI memiliki server dan jaringan sendiri-sendiri yang tidak saling terhubung.
66 4. Arsip berita yang berada pada pusat maupun yang tersebar pada setiap kantor cabang tidak saling terhubung sehingga sulit untuk melakukan pencarian data secara menyeluruh.
3.10
Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh RRI seperti yang telah
dijabarkan di atas maka dibutuhkan solusi yang tepat. Oleh karena itu, disarankan menghubungkan jaringan komputer kantor pusat di Jakarta dengan jaringan komputer kantor cabang di daerah. Sehingga tercipta sebuah jaringan luas (WAN) yang bersifat private dan aman antara kantor pusat di Jakarta dengan kantor-kantor cabang di daerah, hal ini memudahkan terjadinya komunikasi dan transfer data. Setiap data yang ada, terpusat pada kantor RRI dan setiap kantor atau user terkait yang ingin mengakses, mencari dan mengirim data dapat melalui jalur private yang telah tersedia. Beberapa alternatif teknologi Wide Area Network (WAN) yang ada antara lain : Tabel 3.2 Alternatif Teknologi WAN No 1
2
3
Jenis Teknologi
Keterangan
Leased Line (media kabel)
-
Memerlukan biaya yang mahal
-
Koneksinya point to point
-
Hanya mencangkup di daerah tertentu
Subscriber Line)
-
Tidak ada jaminan link
X.25
-
Biaya tergantung banyaknya data
-
Data transfer pada X.25 bersifat reliable,
ADSL
(Asymetric
Digital
data dijamin bahwa urutan penerimaan
67 akan sama dengan waktu data dikirimkan -
Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction
-
Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif besar
4
ATM (Asynchronous Transfer
-
Mode)
Perubahan fisis karena pengaruh suhu, petir dan kondisi cuaca yang buruk akan menimbulkan noise yang akan berpengaruh pada proses kerja jaringan
5
ISDN
(Intergrated
Service
Digital Network)
-
Circuit Switching
-
Biaya
tergantung
durasi
penggunaan
koneksi
6
7
-
Tidak ada jaminan link
VSAT (Very Small Aperture
-
Biaya yang mahal
Terminals)
-
Pengaruh cuaca terhadap koneksi
-
Lebih fokus untuk mobile user
-
Implementasi software yang mudah
-
Biaya
VPN Network)
(Virtual
Private
yang
memerlukan
murah biaya
karena
untuk
hanya
penggunaan
koneksi internet. -
Tingkat keamanan yang tinggi karena menggunakan teknologi tunneling untuk
68 mengirim data melalui jaringan publik yang tidak aman. 8
3.11
Frame Relay
-
Aman, cepat, reliable
-
Mahal untuk implementasi
-
Membutuhkan jaringan yang permanen
Usulan Pemecahan Masalah Dikarenakan pertimbangan-pertimbangan di atas maka dipilih jaringan berbasis
teknologi Virtual Private Network (VPN). Dengan menggunakan teknologi VPN, RRI dan kantor-kantor cabang di daerah dapat dihubungkan menjadi satu jaringan internal yang besar dengan menggunakan internet sebagai media perantara. Selain melalui kantor cabang, wartawan bisa mengakses database dan jaringan RRI dari area yang jauh asalkan terhubung dengan internet. Penggunaan internet dapat menekan biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan membangun network sendiri baik melalui leased line maupun wireless. Penggunaan protokol VPN yang digunakan juga harus menyediakan sistem keamanan agar tidak ada data maupun informasi yang jatuh pada pihak yang tidak berwenang. Selain aman, protokol VPN yang digunakan juga harus memiliki konfigurasi yang relatif gampang dipelajari bagi semua orang agar tidak mempersulit setiap user yang menggunakannya. Dari banyaknya protokol VPN, OpenVPN menjadi pilihan untuk mendukung jaringan VPN di LPP RRI. Pemilihan penggunaan OpenVPN dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
69 Keuntungan OpenVPN : 1.
Menggunakan enkripsi SSL/TLS yang merupakan metode enkripsi terbaik pada jaringan komputer saat ini.
2.
Koneksi OpenVPN dapat dibuat tunnelling melalui hampir semua firewall.
3.
Konfigurasi proxy dan pendukungnya : OpenVPN mempunyai proxy pendukung dan dapat dikonfigurasikan untuk bekerja sebagai TCP atau UDP, dan sebagai server atau client. Sebagai server, OpenVPN menunggu hingga client melakukan permintaan koneksi. Sebagai client, OpenVPN mencoba untuk mendirikan sebuah koneksi sesuai dengan konfigurasinya.
4.
Hanya satu port pada firewall yang harus dibuka untuk mengizinkan terjadinya koneksi.
5.
Tampilan antarmuka virtual mengizinkan jaringan yang sangat spesifik dan juga aturan-aturan firewall. Semua aturan, larangan, mekanisme forwarding, dan NAT konsep dapat digunakan dalam OpenVPN tunnel.
6.
Fleksibilitas yang tinggi dengan kemampuan scripting yang luas. OpenVPN menawarkan banyak poin selama konfigurasi koneksi dengan membuat script sendiri. Script ini dapat dipergunakan untuk bermacammacam kegunaan dari autentifikasi sampai pemilihan protokol.
7.
Transparan, mendukung dynamic IP dengan kecepatan tinggi. Dengan menggunakan OpenVPN, tidak perlu lagi mempergunakan static IP pada sisi lain tunnel. Kedua ujung tunnel dapat mempunyai koneksi DSL yang murah dengan dynamic IP.
70 8.
Tidak ada masalah dengan NAT. Kedua OpenVPN server maupun client dapat saling berada dalam satu jaringan hanya dengan menggunakan alamat IP yang private. Setiap firewall dapat digunakan untuk mengirim traffic tunnel kepada endpoint dari tunnel lainnya.
9.
Instalasi yang mudah pada setiap platform. Baik instalasi dan penggunaannya sama-sama simpel dan mudah.
10. Mendukung proses kompresi pada data yang dikirimkan melalui jaringan VPN. 11. Bersifat Open Source.
Kekurangan OpenVPN : 1.
Tidak kompatibel dengan IPsec, dan IPsec merupakan standar VPN yang digunakan oleh para produsen peralatan networking. Banyak device seperti router CISCO atau Bintec menggunakan IPsec dan dapat menghubungkan berbagai software client IPsec.
2.
Terjadi penurunan kecepatan transfer rate pada pengiriman data yang berukuran besar karena harus melalui proses enkripsi terlebih dahulu.