BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN 3.1
Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Profil Perusahaan PT. Kalstar Aviation PT. Kalstar Aviation sudah cukup terkenal dengan strategi pemasaran yang cepat dan inovatif. PT. Kalstar Aviation sekarang sedang fokus kepada transportasi udara yang menghubungkan kota – kota besar dengan daerah – daerah kecil sekitarnya. PT. Kalstar Aviation percaya bahwa prospek potensi pasar sangat bagus dengan adanya kebijakan pemerintah yang ada di bagian Indonesia timur akan meningkatkan distribusi pelayanan kepada provinsi – provinsi tersebut dan akan menghasilkan permintaan yang sangat banyak terhadap penerbangan domestik. PT. Kalstar Aviation sekarang sudah lebih berpengalaman dan telah menjadi maskapai penerbangan pertama yang melayani penerbangan dengan menggunakan pesawat ATR-42 dan telah beroperasi dari 1 unit ATR-42 sampai sekarang yang telah berkembang menjadi 3 unit ATR-42. PT. Kalstar Aviation merasa bahwa cara terbaik dalam rangka bersaing adalah dengan memfokuskan diri dalam kebutuhan – kebutuhan penting dari para penumpangnya, yaitu ketepatan waktu, kenyamanan, dapat diandalkan dan pelayanan yang baik terhadap penumpangnya. PT. Kalstar Aviation juga telah membuat program – program yang dipercaya dapat membantu menarik perhatian penumpang dan membuat mereka menjadi pelanggan setia mereka, seperti : a) Easy Connections Jadwal penerbangan PT. Kalstar Aviation dibuat untuk membantu mempermudah koneksi antara kota – kota besar dengan kota – kota kecil disekitarnya b) Convenience Scheduling Jadwal penerbangan juga telah disesuaikan dengan kebutuhan orang – orang yang memiliki kesibukan dengan memperbolehkan penerbangan dengan waktu yang sangat pagi sampai penerbangan larut malam
c) Expansion Rute – rute penerbangan seperti Pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Pulau Selebes dan Pulau Papua diperkirakan sebagai jalur yang memiliki potensi pasar yang sangat besar. Karena rute – rute tersebut diperkirakan sebagai rute yang dijadikan tujuan penerbangan bisnis dan turis dan termasuk kunjungan keluarga – keluarga yang rutin diantara pulau – pulau tersebut. Salah satu rencana ekspansi PT. Kalstar Aviation adalah bergabung dengan penerbangan domestik lainnya yang telah menjalin hubungan bisnis yang baik dengan PT. Kalstar Aviation dalam beberapa tahun ini sampai sekarang. Pihak manajemen percaya bahwa hubungan tersebut akan sangat bersinergi untuk meningkatkan produk dan jasa dalam melayani pelanggan perusahaan.
3.1.2 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Kalstar Aviation PT. Kalstar Aviation mulai beroperasi pada tahun 2000 di Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, bekerja sama dengan maskapai penerbangan swasta nasional yang melayani penerbangan ke beberapa kota. Melihat kemungkinan terutama di Kalimantan, dan kesempatan untuk melayani kebutuhan transportasi secara total di sub-distrik / distrik ke ibukota provinsi atau sebaliknya, sehinggan PT. Kalstar Aviation didirikan. Sejak tanggal 8 November 2007 dengan surat izin usaha angkutan udara berniaga berjadwal nomor SKEP / 220 / XI / 2007, PT. Kalstar Aviation telah bersertifikat dan resmi menjadi maskapai terjadwal rutin dengan 62 rute penerbangan domestik dan 5 rute penerbangan regional. Saat ini PT. Kalstar Aviation telah menjadi pemimpin dalam pasar rute penerbangan khususnya rute yang berada di Pulau Kalimantan. Perusahaan memulai operasionalnya dengan pesawat ATR-42 dan sekarang telah menjadi maskapai penerbangan yang berkembang dengan cepat dengan 3 unit ATR-42. Sejak berdiri pada tahun 2000, sudah terdiri dari 12 penerbangan domestik di pulau Kalimantan. Pontianak, Banjarmasin, Sintang, Putussibau, Pangkalanbun, Tarakan, Nunukan, Ketapang, Sampit didalam pulau Kalimantan dan 1 rute penerbangan internasional ke Kuching, Malaysia. Armada pesawat perusahaan telah melayani rute
– rute sibuk dengan setiap armada melakukan penerbangan rata – rata 25 sampai 30 per hari. Sekarang jaringan operasional perusahaan telah memiliki rute dari wilayah – wilayah yang ada di Kalimantan ke pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Dalam rangka memperkuat dan perkembangan dari jaringan yang telah ada, dewan direktur perusahaan telah setuju untuk membeli minimal 3 sampai 5 unit armada ATR-72-500 dan menyewa 5 unit armada Boeing 737-500 selama periode 2 tahun.
3.1.3 Visi dan Misi PT. Kalstar Aviation a) Visi PT. Kalstar Aviation adalah menjadi maskapai penerbangan terbaik dalam pelayanan, terbaik dalam rute penerbangan, pelanggan dipilih untuk kebutuhan perjalanan mereka. Selain itu PT. Kalstar Aviation bertujuan untuk memuaskan investor sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. b) Misi PT. Kalstar Aviation adalah menghasilkan ekonomi untuk menyediakan pelayanan kualitas tinggi dalam transportasi udara yang aman dan berorientasi pelanggan. Melayani pelanggan sebaik mungkin adalah perilaku ramah perusahaan bahwa kami akan selalu menawarkan kepada pelanggan sebelum penerbangan, selama penerbangan dan setelah penerbangan. Kenyamanan adalah faktor utama, tapi keamanan lebih penting dan menjadi prioritas utama PT. Kalstar Aviation, jadi semuanya terkait dengan keselamatan menjadi fokus utama perusahaan, sehingga pelanggan kami akan merasa nyaman dan aman dalam perjalanan. Untuk menjadi handal dan maskapai penerbangan pilihan pelanggan, PT. Kalstar Aviation dalam penerbangan menekankan pada tepat keberangkatan dan waktu tiba, karena hal itu harus konsisten dengan kebutuhan pelanggan saat ini, selain kecepatan dalam memberikan respon pelayanan yang dibutuhkan sehingga perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan setiap pelanggan. Didukung oleh
manajemen operasi yang berpengalaman, PT. Kalstar Aviation bertujuan untuk meningkatkan dari waktu ke waktu.
1.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber : Bagian HRD PT. Kalstar Aviation
3.1.4.1 Tugas dan Tanggung Jawab Dari struktur organisasi tersebut tentunya masing – masing jabatan memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang yang berbeda – beda. Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari jabatan – jabatan yang ada pada PT. Kalstar Aviation adalah sebagai berikut : 1. Vice President Legal and Corporate Secretary a. Tugas Pokok : i. Memberikan saran dan opini hukum kepada Presiden tentang bisnis
dikaitkan
dengan
peraturan
yang
berlaku
serta
mendampingi atau mewakili Presiden jika akan melakukan negoisasi / kerja sama dengan pihak ketiga ii. Menjadi juru bicara perusahaan untuk menjelaskan apa yang perlu disampaikan yang sesuai dengan kebijakan dan kepentingan perusahaan b. Wewenang : i. Memberikan opini hukum kepada presiden direktur atau pihak direksi ii. Mewakili perusahaan jika ada masalah hukum dengan pihak lain iii. Mewakili perusahaan untuk melakukan negoisasi dengan pihak ketiga sesuai dengan instruksi presiden direktur c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi Legal and Public Relations 2. Vice President C.A.S.O (Company Aviation Safety Officer) a. Tugas Pokok : i. Membuat regulasi internal perusahaan berdasarkan regulasi yang berlaku terkait kegiatan yang berkenaan dengan keselamatan dan keamanan operasi penerbangan serta menjaga kesinambungan tingkat keselamatan operasional penerbangan b. Wewenang : i. Membuat dan menentukan regulasi keselamatan di internal perusahaan ii. Mewakili perusahaan jika ada masalah keamanan dengan pihak regulator atau pemerintah
c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua regulasi dan fungsi keamanan di operasional dan lingkungan perusahaan 3. Vice President Marketing a. Tugas Pokok : i. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan pemasaran dan fungsi – fungsi dasar pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, Promotion) b. Wewenang : i. Menentukan tarif, jadwal penerbangan, rute sesuai dengan kebijakan direksi ii. Membuat dan menetapkan target revenue dan break even point per rute iii. Memberikan penilaian kinerja pemasaran di setiap cabang c. Tanggung Jawab : i. Memastikan strategi pemasaran dapat berjalan sesuai dengan kebijakan ii. Mengembangkan pola pamasaran yang lebih kompetitif iii. Memonitor kegiatan penjualan cabang dan agen – agennya 4. Vice President Sales and Services a. Tugas Pokok : i. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan di bidang penjualan dan pelayanan sesuai dengan fungsi – fungsi dasar pemasaran 4P dan customer care pada saat sebelum penerbangan, saat penerbangan dan setelah penerbangan b. Wewenang : i. Menetapkan sistem dan prosedur di bidang penjualan dan pelayanan ii. Mengeluarkan internal office memorandum yang berkaitan dengan kebijakan pemasaran dan penjualan iii. Mengembangkan dan melatih serta menyeleksi petugas penjualan dan pelayanan dan awak pesawat c. Tanggung Jawab :
i. Memastikan penjualan target tercapai ii. Mengelola laba dan rugi serta meningkatkan penjualan dari tahun ke tahun iii. Memastikan promosi tepat guna dan tepat sasaran iv. Memastikan program – program penjualan sesuai dengan target penjualan v. Memastikan standar pelayanan berjalan untuk mencapai 100% kepuasan pelanggan vi. Mempercepat proses penanganan keluhan dan claim pelanggan 5. Vice President Operation a. Tugas Pokok : i. Mempersiapkan jumlah ketersediaan air crew sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menjalankan fungsi operasi sesuai dengan regulasi dan keamanan b. Wewenang : i. Menetapkan rotasi tugas kepada crew ii. Memberikan persetujuan kepada crew dalam kondisi dan situasi tertentu berdasarkan SOP untuk melaksanakan tugas operasi iii. Menetapkan dan menyetujui crew yang akan melaksanakan program pelatihan dan upgrading c. Tanggung Jawab : i. Memastikan ketersedian sumber daya manusia operasi ii. Memastikan operasional penerbangan berjalan dengan lancar, aman dan nyaman iii. Menjaga operasional dengan efisien dan ekonomis iv. Menciptakan suasana kerja yang kondusif internal dan antar divisi 6. Vice President Technik a. Tugas Pokok : i. Melakukan pengawasan terhadap perawatan pesawat sesuai dengan jadwal perawatan yang dikeluarkan oleh pabrik Continues Airworthiness Maintanance Program (CAMP) dan memastikan fungsi pesawat dalam kondisi baik sesuai dengan
yang direncanakan serta dilaksanakan secara efektif dan ekonomis b. Wewenang : i. Memberikan persetujuan atau menolak prosedur perawatan pesawat
yang
tidak
sesuai
dengan
prosedur
peraturan
penerbangan sipil (CASR) dan CAMP ii. Mempunyai wewenang dalam efisiensi pemanfaatan kualitas dan kuantitas bawahannya c. Tanggung Jawab : i. Menjamin bahwa personil di divisi teknis melakukan pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan Prosedur Peraturan Penerbangan Sipil (CASR) ii. Bertanggung jawab atas teknis operasional perawatan yang berhubungan dengan keselamatan iii. Bertanggung jawab bahwa adanya komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan pihak kontraktor perawatan iv. Menunjau dan memperbaharui operasi perusahaan yang terkait dengan teknis operasional sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh DGCA 7. Vice President Internal Audit a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance dan Administration dalam penerapan kebijakan pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur serta menyiapkan SOP pengelolaan keuangan b. Wewenang : i. Mendapat akses data dan informasi pada semua bagian untuk keperluan pemeriksaan ii. Membentuk dan menugaskan tim pemeriksa internal untuk melaksanakan pemeriksaan atas persetujuan direksi c. Tanggung Jawab : i. Menyiapkan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan)
ii. Bertanggung jawab atas terjaminnya kredibilitas, transparansi dan validitas, kerahasiaan dan objektivitas dalam menjalankan perusahaan iii. Bertanggung
jawab
atas
peningkatan
kemampuan
dan
pengetahuan dalam pengelolaan keuangan dan aset perusahaan iv. Bertanggung jawab atas laporan audit internal serta pendapat atas laporan tersebut kepada direksi v. Bertanggung
jawab
atas
tindak
lanjut
perbaikan
sesuai
rekomendasi hasil pemeriksaan baik dalam pelaksanaan maupun peraturan atau pedoman perusahaan 8. Vice President Human Resource dan GA a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance dan Adminstration menyiapkan, melaksanakan serta mengembangkan aspek – aspek personalia serta melakukan koordinasi kesemua unit departemen berkaitan dengan pelaksanaan peraturan perusahaan b. Wewenang : i. Menentukan penilaian kualitas sumber daya manusia dan perencanaan kebutuhan karyawan ii. Memberikan hadiah dan hukuman terhadap kinerja karyawan iii. Melaksanakan penerimaan dan pemberhentian karyawan atas persetujuan direksi c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi personalia, sumber daya manusia dan pengadaan 9. Vice President Accounting a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance and Adminstration menyiapkan laporan keuangan perusahaan b. Wewenang : i. Mendapat data dan informasi pada semua bagian untuk keperluan pembuatan laporan keuangan ii. Melakukan revisi atas laporan keuangan iii. Menyampaikan analisa laporan keuangan
c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan ii. Bertanggung jawab atas kerahasiaan data keuangan iii. Bertanggung jawab atas analisa posisi laporan keuangan perusahaan iv. Bertanggung jawab atas data keuangan yang diperlukan divisi 10. Vice President Finance and Budgeting a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance and Adminstration dalam pengelolaan dan perencanaan keuangan perusahaan b. Wewenang : i. Menentukan skala prioritas pembayaran ii. Menguji kebenaran dan kewajaran atas tagihan iii. Mengevaluasi usulan anggaran c. Tanggung Jawab : i. Pengamanan penerimaan pendapatan perusahaan ii. Bertanggung jawab atas pengelolaan biaya iii. Melakukan pembukuan iv. Melakukan keseimbangan arus kas berdasarkan skala prioritas v. Membuat dan menyampaikan laporan pengelolaan keuangan 11. Koordinator wilayah a. Tugas Pokok : i. Melakukan
fungsi
koordinasi
pengawasan
dan
evaluasi
operasional meliput operasi, pemasaran, penjualan, kargo, keuangan sumber daya manusia serta administrasi berdasarkan wilayah kerja masing – masing b. Wewenang : i. Melakukan koordinasi dan pengawasan kinerja cabang ii. Merekomendasikan kinerja sumber daya manusia cabang iii. Memberikan pandangan dan masukan – masukan kepada jajaran direksi dan manajemen dengan mengedepankan kebenaran, kejujuran, keterbukaan, tidak berpihak dan bijaksana iv. Membuat
dan
menentukan
program
pengamanan hasil pendapatan perusahaan
pengawasan
dan
v. Mengambil
dan
menentukan
program
pengawasan
dan
koordinasi
dan
pengamanan hasil pendapatan perusahaan c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung
jawab
atas
semua
fungsi
pengawasan cabang terkait perihal operasional, pengamanan pendapatan dan aset perusahaan 12. Branch Manager a. Tugas Pokok : i. Mengevaluasi serta mengembangkan seluruh rangkaian kegiatan pemasaran, operasional, keuangan dan inventaris cabang meliputi penjualan, keuangan dan inventaris guna optimalisasi revenue dan efisiensi biaya kantor cabang yang telah ditetapkan perusahaan b. Wewenang : i. Menyampaikan evaluasi operasional cabang yang terdiri dari penjualan dan pelayanan, pendapatan dan biaya, inventaris, operasional ii. Menandatangani surat – surat kedinasan yang menjadi tanggung jawab cabang iii. Menandatangani rekomendasi dan tindak lanjut perbaikan, perawatan inventaris perusahaan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan perusahaan iv. Menandatangani surat laporan pertanggung jawaban kinerja cabang secara berkala v. Mewakili atas nama pimpinan perusahaan di cabang atas persetujuan perusahaan c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung
jawab
atas
semua
fungsi
koordinasi
dan
pengawasan cabang terkait perihal operasional, pengamanan pendapatan dan aset perusahaan
3.1.5 Rute Penerbangan PT. Kalstar Aviation Origin
Destination
Block Time
Air Craft
Banjarmasin
Kotabaru
40 menit
ATR-42
Banjarmasin
Sampit
45 menit
ATR-42
Banjarmasin
Pangkalanbun
65 menit
ATR-42
Banjarmasin
Ketapang
100 menit
ATR-42
Banjarmasin
Pontianak
120 menit
ATR-42
Berau
Samarinda
60 menit
ATR-42
Berau
Samarinda
60 menit
ATR-42
Berau
Balikpapan
75 menit
ATR-42
Berau
Tarakan
35 menit
ATR-42
Berau
Nunukan
45 menit
ATR-42
Berau
Samarinda
60 menit
ATR-42
Berau
Balikpapan
75 menit
ATR-42
Balikpapan
Berau
75 menit
ATR-42
Balikpapan
Tarakan
90 menit
ATR-42
Balikpapan
Nunukan
105 menit
ATR-42
Balikpapan
Berau
75 menit
ATR-42
Jakarta
Pontianak
80 menit
B737-3
Jakarta
Putussibau
105 menit
B737-3
170 menit
ATR-42
95 menit
B737-3
155 menit
ATR-42
Jakarta
Kuching
Jakarta
Sampit
155 menit
B737-5
Jakarta
Pangkalanbun
70 menit
B737-5
Jakarta
Pontianak
80 menit
B737-3
Jakarta
Ketapang
70 menit
B737-3
110 menit
ATR-42
90 menit
B737-3
145 menit
ATR-42
Jakarta
Sintang
Jakarta
Banjarmasin
95 menit
B737-5
155 menit
ATR-42
Kotabaru
Banjarmasin
40 menit
ATR-42
Kotabaru
Sampit
70 menit
ATR-42
Kotabaru
Pangkalanbun
180 menit
ATR-42
Kuching
Jakarta
95 menit
B737-3
155 menit
ATR-42
45 menit
ATR-42
Kuching
Pontianak
Kuching
Ketapang
Kuching
Putussibau
60 menit
ATR-42
Kuching
Semarang
95 menit
B737-3
Kuching
Surabaya
105 menit
B737-3
Ketapang
Pontianak
40 menit
ATR-42
Ketapang
Kuching
Ketapang
Jakarta
70 menit
B737-3
Ketapang
Pangkalanbun
50 menit
ATR-42
Ketapang
Semarang
120 menit
ATR-42
Ketapang
Sampit
70 menit
ATR-42
Ketapang
Banjarmasin
100 menit
ATR-42
Ketapang
Pontianak
40 menit
ATR-42
Ketapang
Pontianak
40 menit
ATR-42
Ketapang
Pontianak
40 menit
ATR-42
Nunukan
Tarakan
30 menit
ATR-42
Nunukan
Berau
50 menit
ATR-42
Nunukan
Samarinda
Nunukan
Balikpapan
105 menit
ATR-42
Pangkalanbun
Sampit
35 menit
ATR-42
Pangkalanbun
Banjarmasin
65 menit
ATR-42
Pangkalanbun
Semarang
85 menit
B737-3
Pangkalanbun
Surabaya
90 menit
B737-5
ATR-42
ATR-42
ATR-42
Pangkalanbun
Sampit
35 menit
B737-5
Pangkalanbun
Surabaya
60 menit
B737-5
Pangkalanbun
Jakarta
70 menit
B737-5
Pangkalanbun
Ketapang
45 menit
ATR-42
Pangkalanbun
Pontianak
70 menit4
ATR-42
Pontianak
Semarang
80 menit
B737-3
Pontianak
Surabaya
90 menit
B737-3
Pontianak
Jakarta
80 menit
B737-3
Pontianak
Jakarta
80 menit
B737-3
Pontianak
Kuching
45 menit
ATR-42
Pontianak
Ketapang
45 menit
ATR-42
Pontianak
Ketapang
45 menit
ATR-42
Pontianak
Pangkalanbun
85 menit
ATR-42
Pontianak
Sampit
90 menit
ATR-42
Pontianak
Banjarmasin
120 menit
ATR-42
Pontianak
Ketapang
45 menit
ATR-42
Pontianak
Sintang
45 menit
ATR-42
Pontianak
Putussibau
75 menit
ATR-42
Pontianak
Ketapang
45 menit
ATR-42
Putussibau
Pontianak
75 menit
ATR-42
Putussibau
Ketapang
Sampit
Pangkalanbun
35 menit
B737-5
Sampit
Semarang
60 menit
B737-5
Sampit
Banjarmasin
45 menit
ATR-42
Sampit
Pangkalanbun
35 menit
ATR-42
Sampit
Ketapang
70 menit
ATR-42
Sampit
Pontianak
95 menit
ATR-42
Sampit
Surabaya
55 menit
B737-5
Sampit
Jakarta
80 menit
B737-5
Sintang
Pontianak
50 menit
ATR-42
ATR-42
Sintang
Jakarta
145 menit
B737-3
90 menit
ATR-42
Sintang
Ketapang
ATR-42
Semarang
Surabaya
40 menit
B737-3
Semarang
Sampit
60 menit
B737-5
Semarang
Pangkalanbun
85 menit
B737-3
Semarang
Pontianak
80 menit
B737-3
Semarang
Pontianak
80 menit
B737-3
Samarinda
Berau
60 menit
ATR-42
Samarinda
Balikpapan
30 menit
ATR-42
Samarinda
Berau
75 menit
ATR-42
Samarinda
Balikpapan
30 menit
ATR-42
Surabaya
Sampit
60 menit
B737-3
Surabaya
Jakarta
75 menit
B737-3
Surabaya
Semarang
40 menit
B737-3
Surabaya
Pontianak
90 menit
B737-3
Tabel 3.1 Rute Penerbangan PT. Kalstar Aviation 3.2
Proses Bisnis
3.2.1 Proses Pengajuan Anggaran Sebelum perusahaan dapat menentukan berapa biaya – biaya yang harus dikeluarkan, adanya proses pengajuan anggaran yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat menggambarkan berapa dan apa saja biaya – biaya yang harus dikeluarkan. Proses pengajuan anggaran dimulai dari setiap divisi yang ada dalam perusahaan. Setiap divisi yang ada dalam perusahaan merancang biaya – biaya yang dibutuhkan. Setelah rancangan biaya telah dibuat, setiap divisi mengirimkan anggaran mereka kepada bagian keuangan yang berada di kantor pusat. Setelah bagian keuangan kantor pusat menerima semua anggaran yang telah dirancang oleh masing – masing divisi, tugas bagian keuangan adalah memeriksa biaya – biaya yang dianggarakan dan syarat dasar persetujuan anggaran adalah
terkait dengan ketersediaan dana dalam perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi, bagian keuangan akan mengirim kembali pengajuan tersebut agar direvisi oleh pihak yang mengajukan. Setelah bagian keuangan selesai melaksanakan tugasnya, anggaran yang disetujui akan dikirim kepada masing – masing divisi. Anggaran yang telah disetujui diberikan kepada masing – masing divisi yang ada dalam perusahaan, setiap divisi memiliki pertanggungjawaban yaitu dengan menerbitkan laporan pemakaian anggaran yang telah diberikan setiap bulannya dan dilaporkan kepada kantor pusat.
3.2.2 Proses Perhitungan tarif Sebelum membahas perhitungan tarif atau harga tiket penerbangan PT. Kalstar Aviation, harus diketahui terlebih dahulu faktor – faktor sebagai berikut : 1. Komponen Biaya Operasi Penerbangan Per Jam Biaya terbang pesawat BOEING 737-500 maupun ATR 72-600 dari beberapa komponen biaya yaitu biaya operasi langsung yang terdiri dari biaya operasi langsung tetap dan biaya operasi langsung variabel dan biaya operasi tidak langsung beserta cara perhitungannya. a. Biaya Operasi Langsung Tetap adalah biaya operasi langsung yang sifatnya tetap dan berhubungan langsung dengan operasional pesawat, yaitu terdiri dari : i. Biaya sewa Pesawat adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan penerbangan dengan sistem ACMI, dimana sewa dihitung berdasarkan periode tertentu, umumnya dihitung bulanan dan ditetapkan minimum sesuai jumlah pemakaian. ACMI ( Aircraft, Crew, Maintanance, Insurance). Cara perhitungannya : (Total Biaya Sewa Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya penyusutan pesawat (jika pesawat tersebut milik sendiri) iii. Biaya asuransi pesawat adalah asuransi pesawat dan crew apabila terjadi sesuatu. Cara perhitungannya : (Total Biaya Asuransi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun)
iv. Biaya gaji tetap awak pesawat adalah gaji yang diterima oleh co-pit
crew
dan
pramugari,
sifatnya
tetap.
Cara
perhitungannya : (Total Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat Per Tahun / Produuksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya gaji tetap awak non pesawat adalah gaji yang diterima pegawai teknik dan petugas operation officer. Cara perhitungannya : (Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vi. Biaya amortisasi training adalah biaya penghapusan terhadap training. Cara perhitungannya : (Biaya Amortisasi Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vii. Biaya recurrent training adalah biaya untuk training untuk menjaga kualifikasi keterampilan pada penerbang yang dilaksanakan selama 6 bulan. Cara perhitungannya : (Biaya Recurrent Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) b. Biaya Operasi Langsung Variabel adalah biaya operasi yang sifatnya variabel yang berhubungan dengan operasi langsung penerbangan, yaitu terdiri dari : i. Biaya perawatan pesawat adalah biaya untuk merawat pesawat yang ditetapkan berdasarkan periodik dan umumnya setiap bulan. Cara perhitungannya : (Biaya Perawatan Pesawat Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya bahan bakar dan pelumas adalah biaya bahan bakar atau avtur pesawat terbang dimana harga avtur ditetapkan oleh pertamina termasuk biaya oli pesawat. BBM atau avtur per jam adalah 3.500 liter/jam. Cara perhitungannya : (Biaya Bahan Bakar dan Pelumas Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) iii. Biaya tunjangan awak pesawat adalah tunjangan yang diberikan kepada pilot dan pramugari berdasarkan jam terbang yang telah dilaksanakan oleh awak pesawat. Cara perhitungannya : (Biaya Tunjangan Awak Pesawat Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun)
iv. Biaya pelayanan jasa bandar udara a. Pelayanan jasa penerbangan. Cara perhitungannya : ( Pelayanan Jasa Penerbangan Per tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) b. Pendaratan
(domestic
dan
regional).
Cara
perhitungannya : (Biay Pendaratan Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) c. Penempatan. Cara perhitungannya : (Biaya Penempatan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya ground handling (domestic dan regional) adalah biaya penyelesaian yang berhubngan dengan pesawat selama berada dibandara. Cara perhitungannya : (Biaya Ground Handling Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vi. Biaya catering adalah biaya yang digunakan untuk makan para penumpang. Cara perhitungannya : (Biaya Catering Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) c. Biaya Operasi Tidak Langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan pesawat pada saat penerbangan, terdiri dari : i. Biaya umum dan organisasi adalah alat tulis kantor, perawatan gudang, dll. Cara perhitungannya : (Biaya Umum dan Organisasi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya penyusutan aktiva tetap adalah biaya – biaya seperti biaya
gedung,
mobil,
furniture,
elektronik.
Cara
perhitungannya : (Biaya Penyusutan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) iii. Biaya amortisasi non aktiva tetap adalah biaya promosi dan iklan. Cara perhitungannya : (Biaya Amortisasi Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) iv. Biaya gaji tetap SDM tidak langsung adalah biaya gaji pegawai kantor, perwakilan kantor pusat, dll. Cara perhitungannya : (Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya promosi dan penjualan seperti komisi agen, bonus agen. Biaya ini telah memiliki ketentuan yang sudah ditetapkan
yaitu dikenakan sebesar 5%. Cara perhitungannya : (Biaya Promosi dan Penjualan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) Sebelum menghitung BEP per tarif maka terlebih dahulu dihitung jumlah TOC (Total Operation Cost), dimana semua biaya operasi dijumlahkan lalu dikalikan dengan kurs dolar. Mengkalikan dengan dolar karena sudah menjadi standar dasar perhitungan TOC dalam penerbangan atau airlines. Setelah mendapatkan jumlah TOC maka akan dihitung BEP per tarif dengan membagi TOC dengan berapa jumlah kapasitas seat pada armada yang digunakan pada jenis pesawat yang digunakan untuk rute tersebut. 2. Komponen Biaya Operasi Per Rute Penetapan biaya operasi per rute adalah menetapkan seluruh biaya operasi penerbangan yang terkait dengan rute yang dituju, yang dihitung berdasarkan jam terbang yang dibutuhkan (block time) pada rute tersebut yang tetap mengacu kepada komponen – komponen biaya per jam terbang. Guna mengetahui berapa lama jam terbang yang dibutuhkan pada rute tersebut, perlu mengetahui berapa kecepatan pesawat yang digunakan. Perhitungan Block time adalah sebagai berikut :
Jarak (Miles) Block Time =
X 60
+ 15 Menit
Kecepatan pesawat
Perhitungan waktu dalam penerbangan pesawat yang dinyatakan dalam desimal dengan perhitungan (Block time / 60) dapat dilihat pada tabel berikut.
Waktu
Desimal
60 menit
1
55 menit
0.916
50 menit
0.833
45 menit
0.75
40 menit
0.667
35 menit
0.583
30 menit
0.5
25 menit
0.416
20 menit
0.333
15 menit
0.25
10 menit
0.167
5 menit
0.083
Tabel 3.2 Jam Terbang Pesawat Dalam Desimal
3.3
Gambaran Umum Prosedur yang Berjalan
3.3.1 Proses Bisnis yang Berjalan Pada saat ini proses pengajuan anggaran yang dilakukan oleh PT. Kalstar Aviation masih dilakukan secara manual yaitu hanya menggunakan Microsoft Excel dan dikirm dengan menggunakan electronic mail atau e-mail yang ditujukan kepada bagian keuangan yang berada dikantor pusat. Perusahaan belum memiliki sistem atau aplikasi yang secara khusus dan terintegrasi membantu dalam proses pengajuan anggaran yang dilakukan oleh masing – masing divisi yang ada pada PT. Kalstar Aviation. Proses pengajuan anggaran yang saat ini berjalan pada PT. Kalstar Aviation adalah sebagai berikut : 1. Setiap cabang yang ada pada PT. Kalstar Aviation menyusun biaya – biaya apa saja beserta jumlah dana yang dibutuhkan oleh masing – masing cabang tersebut 2. Setelah biaya dan nominal dana yang dibutuhkan masing – masing cabang telah selesai disusun, rancangan anggaran tersebut akan dikirimkan melalui e-mail yang ditujukan kepada bagian keuangan yang berada dikantor pusat
3. Bagian keuangan kantor pusat menerima pengajuan anggaran yang diajukan oleh cabang kemudian memeriksa kembali biaya dan nominal anggaran yang diajukan 4. Setelah memeriksa rancangan anggaran yang diajukan oleh cabang, bagian keuangan kantor pusat akan memeriksa apakah dana yang dimiliki perusahaan mencukupi atau tidak yang merupakan salah satu syarat penting dalam menentukan apakah anggaran yang diajukan disetujui atau tidak. Bagian keuangan kantor pusat juga harus merancang anggaran biaya langsung yang harus dikeluarkan dalam kurun waktu satu tahun. 5. Setelah memeriksa dana yang dimiliki oleh perusahaan mencukupi atau tidak, bagian keuangan kantor pusat akan menyetujui anggaran yang diajukan dan mengirimkan dana yang dibutuhkan kepada cabang 6. Setelah dana dari kantor pusat telah diterima oleh masing – masing cabang, bagian keuangan masing – masing cabang berkewajiban untuk menyerahkan laporan berupa laporan pemakaian dana yang telah diberikan guna untuk mengevaluasi apakan anggaran yang diajukan overbudget atau tidak. 7. Setelah dana yang disetujui telah dikirimkan kepada masing – masing cabang, bagian kantor pusat akan mengakumulasikan semua biaya – biaya tersebut yang kemudian akan menghasilkan TOC (Total operating cost). 8. Setelah terbitnya TOC, TOC akan diserahkan kepada bagian marketing yang bertugas menghitung tarif tiket yang akan dijual. 9. Setelah bagian marketing menerima TOC tersebut, ditentukan rute mana beserta variabel – variabel apa saja yang mereka butuhkan dalam proses perhitungan tarif tiket terhadap rute tersebut. Dalam perhitungan tarif tiket per rute, harus diketahui berapa lama jam terbang yang dibutuhkan oleh armada pesawat yang digunakan untuk mencapai kota tujuan (block time) yang kemudian akan dikalikan dengan masing – masing biaya yang ada dalam TOC dan menghasilkan total biaya operasi per jam. Setelah dihitung total biaya operasi per jam, kemudian akan dikalikan dengan margin yang telah ditetapkan yaitu pada musim ramai (Januari, Juli, Desember) mentargetkan profit sebesar 30%, pada musim sedang (Mei, Juni, Agustus) mentargetkan profit sebesar
10%, lalu pada musim sepi menetapkan profit sebesar 5%. dibagi dengan jumlah bangku pesawat yang digunakan untuk rute tersebut. Perhitungan tersebut akan menghasilkan berapa tarif tiket yang akan dijual.
3.3.2 Proses Perhitungan Tarif Tiket yang Berjalan Sebelum dapat melakukan perhitungan tarif tiket, bagian keuangan kantor pusat maupun bagian keuangan kantor cabang harus menyusun susunan biaya – biaya apa saja yang harus dikeluarkan dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Susunan anggaran biaya perusahaan disusun berdasarkan waktu jam terbang. Berikut cara perhitungannya : A. Biaya Operasi Langsung a. Biaya Operasi Langsung Tetap 1. Biaya Sewa Pesawat = Biaya Sewat Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 3.813.000 / 8.200 Jam = $ 465 Per Jam 2. Biaya Penyusutan Pesawat = Biaya Penyusutan Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun =0 3. Biaya Asuransi Pesawat = Biaya Asuransi Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 180.400 / 8200 = $ 22 Per Jam 4. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat = Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 1.615.400 / 8.200 Jam = $ 197 Per Jam 5. Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat
= Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 697.000 / 8.200 Jam = $ 85 Per Jam 6. Biaya Amortisasi Training = Biaya Amortisasi Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 8.200 / 8.200 Jam = $ 10 Per Jam 7. Biaya Recurrent Training = Biaya Recurrent Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 57.400 / 8.200 Jam = $ 7 Per Jam b. Biaya Operasi Langsung Variabel 1. Biaya Perawatan Pesawat = Biaya Perawatan Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 10.660.000 / 8.200 Jam = $ 1.300 Per Jam 2. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas = Biaya Bahan Bakar dan Pelumas Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 29.520.000 / 8.200 Jam = $ 3.600 Per Jam 3. Biaya Tunjangan Awak Pesawat = Biaya Tunjangan Awak Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 688.800 / 8.200 Jam = $ 84 Per Jam 4. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara = Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 164.000 / 8.200 Jam
= $ 20 Per Jam 5. Biaya Ground Handling = Biaya Ground Handling Per Tahun / Produksi Jam Terbang Jam Per tahun = $ 877.400 / 8.200 Jam = $ 107 Per Jam 6. Biaya Catering = Biaya Catering Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 229.600 / 8.200 Jam = $ 28 Per Jam A. Biaya Operasi Tidak Langsung 1. Biaya Umum dan Organisasi = Biaya Umum dan Organisasi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 459.200 / 8.200 Jam = $ 56 Per Jam 2. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap = Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 32.800 / 8.200 Jam = $ 4 Per jam 3. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap = Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 24.600 / 8.200 Jam = $ 3 Per Jam 4. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung = Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 598.600 / 8.200 Jam = $ 73 Per Jam 5. Biaya Promosi dan Penjualan = Biaya Promosi dan Penjualan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun
= $ 623.200 / 8.200 Jam = $ 16 Per Jam 6. Biaya Komisi Agen = Biaya Komisi Agen Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ 1.107.000 / 8.200 Jam = $ 135 Per Jam
Setelah bagian keuangan keuangan cabang dan bagian keuangan pusat menyusun biaya – biaya tersebut, menghasilkan biaya total operasi per jam. Total biaya operasi per jam adalah sebagai berikut :
KETERANGAN
BIAYA
A. BIAYA OPERASI LANGSUNG 1. Biaya Operasi Langsung Tetap a. Biaya Sewa Pesawat
465
b. Biaya Penyusutan Pesawat
0
c. Biaya Asuransi Pesawat
22
d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat
197
e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat
85
f. Biaya Amortisasi Training
10
g. Biaya Recurrent Training
7
SUB TOTAL
786
2. Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat
1.300
b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas
3.600
c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat
84
d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan
23
- Pendaratan i. Domestik
17
ii. Regional
0
iii. Penempatan
3
e. Biaya Ground Handling - Domestik
107
- Regional
0
f. Biaya Catering
28 SUB TOTAL
5.162
TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi
56
b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
4
c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap
3
d. Biaya Gaji
73
Tetap SDM Tidak
Langsung e. Biaya Promosi dan Penjualan
16
f. Biaya Komisi Agen
135
TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK
287
LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI PER JAM
6.235
Tabel 3.3 Contoh Total Biaya Operasi Pesawat Boeing 737 Setelah total biaya operasi per jam didapat, kemudia biaya – biaya tersebut akan dikalikan dengan jam terbang yang dibutuhkan unutk mencapai suatu rute. Misalkan akan dilakukan perhitungan pada rute Jakarta – Pangkalanbun. Waktu penerbangan Jakarta – Pangkalanbun selama 1 jam 11 menit dikonversikan kedalam bentuk desimal dengan dibagi 60 menit menjadi 1.18, kemudian setiap biaya dikalikan dengan block time tersebut seperti pada tabel berikut.
KETERANGAN
BIAYA
BLOCK
BIAYA
TIME
PER RUTE
A. BIAYA OPERASI LANGSUNG 1. Biaya Operasi Langsung Tetap a. Biaya Sewa Pesawat
465
1.18
550
b. Biaya Penyusutan Pesawat
0
1.18
0
c. Biaya Asuransi Pesawat
22
1.18
26
d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat
197
1.18
233
e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat
85
1.18
101
f. Biaya Amortisasi Training
10
1.18
12
g. Biaya Recurrent Training
7
1.18
8
SUB TOTAL
786
930
2. Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat
1.300
1.18
1.538
b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas
3.600
1.18
4.260
c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat
84
1.18
99
23
1.18
27
i. Domestik
17
1.18
20
ii. Regional
0
1.18
0
iii. Penempatan
3
1.18
4
- Domestik
107
1.18
127
- Regional
0
1.18
0
28
1.18
33
d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan - Pendaratan
e. Biaya Ground Handling
f. Biaya Catering SUB TOTAL
5.162
7.038
TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi
56
1.18
66
b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
4
1.18
5
c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap
3
1.18
4
d. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung
73
1.18
86
e. Biaya Promosi dan Penjualan
16
1.18
19
f. Biaya Komisi Agen
135
1.18
160
TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK
287
340
LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI JAKARTA -
6.235
7.738
PANGKALANBUN
Tabel 3.4 Contoh Biaya Operasi Jakarta – Pangkalanbun Boeing 737 Total biaya operasi rute Jakarta - Pangkalanbun : $ 7.738 x Rp. 9.500
= Rp. 70.091.000
Setelah perusahaan menentukan total biaya operasi untuk rute Jakarta – pangkalanbun, perusahaan harus mengetahui rencana penjualan untuk rute tersebut. Dengan cara : Seat capacity
Low / factor
Cost Per Route
BEP Tarif
125 119 113 106 100 94 88 81 75 69 64
100% 95% 90% 85% 80% 75% 70% 65% 60% 55% 50%
Rp. 70.091.000
Rp. 560.728 Rp. 589.000 Rp. 620.274 Rp. 661.236 Rp. 700.910 Rp. 745.649 Rp. 796.489 Rp. 865.321 Rp. 934.546 Rp. 1.015.811 Rp. 1.095.172
Tabel 3.5 Low / Factor Rute Jakarta - Pangkalanbun Dari tabel tersebut perusahaan dapat menentukan rencana penjualan dari rute Jakarta – Pangkalanbun. Contoh perusahaan telah menganalisis rute Jakarta – Pangkalanbun, dimana titik rata – rata penjualan tiket pada rute Jakarta – Pangkalanbun berada pada titik low / factor 70% dimana seat yang terjual adalah 88 seat. Maka perhitungannya sebagai berikut :
Perhitungan harga pokok penjualan per seat = Rp. 70.091.000 / 88 seat = Rp. 796.489 Per Seat
Dari harga pokok penjualan tiket, perusahaan dapat memproyeksikan total revenue yang akan diterima dalam satu tahun. Sebelum menghitung total revenue maka terlebih dahulu harus menghitung jumlah profit yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dari setiap musim, dan berikut rumus beserta perhitungannya :
Rumus
= TOC + (TOC x Persentase yang telah ditetapkan (%))
Musim ramai
= Rp. 70.091.000 + (Rp. 70.091.000 x 30%) = Rp. 70.091.000 + Rp. 21.027.300 = Rp. 91.118.300
Musim sedang
= Rp. 70.091.000 + (Rp. 70.091.000 x 10%) = Rp. 70.091.000 + Rp. 7.009.100 = Rp. 77.100.100
Musim sepi
= Rp. 70.091.000 + (Rp. 70.091.000 x 5%) = Rp. 70.091.000 + Rp. 3.504.550 = Rp. 73.595.550
Setelah mengetahui jumlah laba dari persentase yang ditetapkan oleh manajemen maka langkah selanjutnya adalah menghitung total revenue yang akan didapat dalam waktu satu tahun. Perusahaan menjalankan rute Jakarta – Pangkalanbun sebanyak satu kali dalam sehari, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Bulan
Musim
Jumlah
Januari
Ramai
Rp. 91.118.300 x 31 hari Rp. 2.824.667.300
Febuari
Sepi
Rp. 73.595.550 x 28 hari Rp. 2.060.675.400
Maret
Sepi
Rp. 73.595.550 x 31 hari Rp. 2.281.462.050
April
Sepi
Rp. 73.595.550 x 30 hari Rp. 2.207.866.500
Mei
Sedang
Rp. 77.100.100 x 31 hari Rp. 2.390.103.100
Juni
Sedang
Rp. 77.100.100 x 30 hari Rp. 2.313.003.000
Juli
Ramai
Rp. 91.118.300 x 31 hari Rp. 2.824.667.300
Agustus
Sedang
Rp. 77.100.100 x 30 hari Rp. 2.313.003.000
September Sepi
Rp. 73.595.550 x 31 hari Rp. 2.281.462.050
Oktober
Sedang
Rp. 77.100.100 x 30 hari Rp. 2.313.003.000
November Sedang
Rp. 77.100.100 x 31 hari Rp. 2.390.103.100
Desember
Rp. 91.118.300 x 31 hari Rp. 2.824.667.300
Ramai
Total Revenue Rp. 29.024.683.100 TOC (Rp. 25.583.215.000) Laba Rp. 3.441.468.100
Tabel 3.6 Revenue Budget Rute Jakarta - Pangkalanbun KETERANGAN
BIAYA
BLOCK
BIAYA
TIME
PER RUTE
A. BIAYA OPERASI LANGSUNG
1. Biaya Operasi Langsung Tetap a. Biaya Sewa Pesawat
465
1.75
814
b. Biaya Penyusutan Pesawat
0
1.75
0
c. Biaya Asuransi Pesawat
22
1.75
38
d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat
197
1.75
345
e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat
85
1.75
149
f. Biaya Amortisasi Training
10
1.75
17
g. Biaya Recurrent Training
7
1.75
12
SUB TOTAL
786
1.375
2. Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat
1.300
1.75
2.275
b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas
3.600
1.75
6.300
c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat
84
1.75
147
23
1.75
40
i. Domestik
17
1.75
30
ii. Regional
0
1.75
0
iii. Penempatan
3
1.75
5
- Domestik
107
1.75
187
- Regional
0
1.75
0
28
1.75
49
d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan - Pendaratan
e. Biaya Ground Handling
f. Biaya Catering SUB TOTAL
5.162
9.033
TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi
56
1.75
98
b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
4
1.75
7
c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap
3
1.75
5
d. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung
73
1.75
128
e. Biaya Promosi dan Penjualan
16
1.75
28
f. Biaya Komisi Agen
135
1.75
236
TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK
287
502
LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI JAKARTA PUTUSSIBAU
6.235
10.910
Tabel 3.7 Contoh Biaya Operasi Jakarta – Putussibau Boeing 737 Total biaya operasi rute Jakarta - Putussibau : $ 10.910 x Rp. 9.500
= Rp. 103.645.000
Setelah perusahaan menentukan harga pokok penjualan untuk rute Jakarta – pangkalanbun, perusahaan harus mengetahui rencana penjualan untuk rute tersebut. Dengan cara : Seat capacity 125 119 113 106 100 94 88 81 75 69 63
Low / factor 100% 95% 90% 85% 80% 75% 70% 65% 60% 55% 50%
Cost Per Route Rp. 103.645.000
BEP Tarif Rp. 829.160 Rp. 870.966 Rp. 917.212 Rp. 977.783 Rp. 1.036.450 Rp. 1.102.606 Rp. 1.177.784 Rp. 1.279.568 Rp. 1.381.933 Rp. 1.502.101 Rp. 1.645.159
Tabel 3.8 Low / Factor Rute Jakarta - Putussibau Dari tabel tersebut perusahaan dapat menentukan rencana penjualan dari rute Jakarta – Putussibau. Contoh perusahaan telah menganalisis rute Jakarta – Pangkalanbun, dimana titik rata – rata penjualan tiket pada rute Jakarta – Pangkalanbun berada pada titik low / factor 65% dimana seat yang terjual adalah 81 seat. Maka perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan harga pokok penjualan per seat = Rp. 103.645.000 / 81 seat = Rp. 1.279.568 Per Seat
Dari harga pokok penjualan tiket, perusahaan dapat memproyeksikan total revenue yang akan diterima dalam satu tahun. Sebelum menghitung total revenue maka terlebih dahulu harus menghitung jumlah profit yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dari setiap musim, dan berikut rumus beserta perhitungannya :
Rumus
= TOC + (TOC x Persentase yang telah ditetapkan (%))
Musim ramai
= Rp. 103.645.000 + (Rp. 103.645.000 x 30%) = Rp. 103.645.000 + Rp. 31.093.500 = Rp. 134.738.500
Musim sedang
= Rp. 103.645.000 + (Rp. 103.645.000 x 10%) = Rp. 103.645.000 + Rp. 10.364.500 = Rp. 114.009.500
Musim sepi
= Rp. 103.645.000 + (Rp. 103.645.000 x 5%) = Rp. 103.645.000 + Rp. 5.182.250 = Rp. 108.827.250
Setelah mengetahui jumlah laba dari persentase yang ditetapkan oleh manajemen maka langkah selanjutnya adalah menghitung total revenue yang akan didapat dalam waktu satu tahun. Perusahaan menjalankan rute Jakarta – Putussibau sebanyak satu kali dalam sehari, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Bulan
Musim
Jumlah
Januari
Ramai
Rp. 134.738.500 x 31 hari Rp. 4.176.893.500
Febuari
Sepi
Rp. 108.827.250 x 28 hari Rp. 3.047.163.000
Maret
Sepi
Rp. 108.827.250 x 31 hari Rp. 3.373.644.750
April
Sepi
Rp. 108.827.250 x 30 hari Rp. 3.264.817.500
Mei
Sedang
Rp. 114.009.500 x 31 hari Rp. 3.534.294.500
Juni
Sedang
Rp. 114.009.500 x 30 hari Rp. 3.420.285.000
Juli
Ramai
Rp. 134.738.500 x 31 hari Rp. 4.176.893.500
Agustus
Sedang
Rp. 114.009.500 x 30 hari Rp. 3.420.285.000
September Sepi
Rp. 108.827.250 x 31 hari Rp. 3.373.644.750
Oktober
Sedang
Rp. 114.009.500 x 30 hari Rp. 3.420.285.000
November Sedang
Rp. 114.009.500 x 31 hari Rp. 3.534.294.500
Desember
Rp. 134.738.500x 31 hari Rp. 4.176.893.500
Ramai
Total Revenue Rp. 42.919.394.500 TOC (Rp. 37.830.425.000) Laba Rp. 5.088.969.500
Tabel 3.9 Revenue Budget Rute Jakarta - Putussibau 3.4
Identifikasi Masalah Terdapat masalah – masalah yang ada pada perusahaan adalah sebagai
berikut : Masalah Kebutuhan Informasi Rekomendasi 1. Pengajuan anggaran Rancangan anggaran Dibangun sistem yang diajukan oleh biaya operasional informasi yang cabang – cabang kantor cabang menyediakan form untuk perusahaan dikirmkan mempermudah dan kekantor pusat mempercepat proses menggunakan email pengajuan anggaran yang dinilai kurang aman telah dirancang oleh untuk dokumen masing – masing cabang sepentung anggaran yang ada pada perusahaan. yang berhubungan Dengan adanya aplikasi langsung dengan tujuan berbasis web, rancangan dan operasional anggaran yang dikirimkan perusahaan oleh kantor cabang dapat langsung diterima oleh bagian keuangan pada web tersebut 2. Otorisasi persetujuan Persetujuan oleh bagian Dengan adanya sistem anggaran yang diajukan keuangan kantor pusat, informasi, otorisasi berada pada bagian apakah dana anggaran persetujuan anggaran keuangan pusat yang diajukan oleh dapat dilakukan dengan membutuhkan waktu kantor cabang disetujui lebih mudah. Pada aplikasi yang cukup lama atau tidak tersebut, bagian keuangan sehingga menyebabkan dapat langsung penurunan dana menjadi mengotorisasi rancangan terhambat anggaran dan langsung mengirimkan dana kepada cabang – cabang yang mengajukan. 3. Semua anggaran yang Total operation cost Dengan adanya sistem dirancang oleh masing – informasi yang masing cabang tidak terintegrasi, semua tersimpan dengan rapi, anggaran yang dirancang dan untuk pemeriksaan oleh cabang – cabang biaya – biaya yang ada perusahaan dapat langsung pada perancangan diterima pada aplikasi dan anggaran tersebut masih bagian keuangan kantor menggunakan kertas pusat dapat memeriksa yang haris diprint dan sekaligus membandingkan diperiksa satu per satu, anggaran – anggaran tahun kemudian akan diinput sebelumnya, hal ini
kembali kedalam komputer agar dapat dioleh untuk menghasilkan total operation cost, hal ini tentunya akan memakan waktu yang lama dari mulai proses pemeriksaan satu per satu rancangan anggaran yang diperiksa dan pembuatan TOC 4. Perhitungan tarif Tarif tiket pesawat yang dilakukan secara akan dijual kepada manual, dimana setiap pelanggan ada perubahan tarif tiket pesawat pihak marketing haru menghitung kembali semua atribut yang dibutuhkan dalam perhitungan tarif tiket. Bagian marketing harus menghitung kembali jarak setiap rute, jam terbang yang dibutuhkan oleh armada pesawat yang digunakan unutk mencapai tujuan sampe perhitungan tarif tiket per rute dilakukan secara manual, tentunya ini sangat merugikan, dengan perhitungan tarif tiket yang memakan waktu lama tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat kalah bersaing harga dengan saingan – saingan mereka. Terkadang dalam proses perhitungan tarif tiket pesawat per rute ini, bagian marketing harus bekerja lembur agar harga tiket pesawat dapat diperbaharui tepat waktu, hal tersebut tentu menambah biaya yang
membantu dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masalah anggaran
Dengan adanya sistem informasi, masalah perhitungan tarif tiket akan lebih cepat, aplikasi ini dapat membantu kalkulasi perhitungan semua anggaran yang diterima kantor pusat sampe perhitungan total operation cost sehingga dapat dihitung berapa harga tiket yang harus mereka jual
harus dikeluarkan perusahaan dengan lemburnya bagian marketing serta akan menimbulkan kenaikan upah lembur karyawan. 5. Laporan yang Laporan seharusnya diberikan dana oleh kantor cabang mengenai pemakaian anggaran tidak berjalan dengan efektif, padahal laporan tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi apakah anggaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau tidak
pemakaian Dengan sistem yang berbasis web base dan tersedianya form untuk laporan penggunaan anggaran, akan sangat mempermudah bagian keuangan cabang untuk mencata dan menyampaikan laporan penggunaan dana yang harus dikirimkan kepada kantor pusat. Karena dengan berjalannya laporan tersebut, akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan dan sebagai data perbandingan dana yang telah dikeluarkan apakah overbudget atau tidak
Tabel 3.10 Masalah dan Rekomendasi Bagi Perusahaan