57 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1.
Gambaran Umum
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Biolina Trio Sintesa didirikan pada tahun 1999 dan memiliki team yang meneliti dan mengembangkan. Dengan pengalaman bertahun-tahun, PT Biolina Trio Sintesa telah mengembangkan teknologi pembuatan lilin dengan menggunakan palm wax sebagai bahan baku utama yang diproduksi oleh perusahaan induk PT Biolina Trio Sintesa sendiri yaitu PT Sumi Asih. PT Biolina Trio Sintesa didirikan dengan akte pendirian No. 72 tertanggal 6 Desember 1999 dengan notaris Ny. Macrhani Moertolo.S.SH. di Jakarta Barat . PT Biolina Trio Sintesa dipimpin oleh Bp. DR Alexius Darmadi selaku Komisaris Utama dan Ibu Listyani Darmadi sebagai Direktur Utana . PT Biolina Trio Sintesa telah mendapat surat pengesahan dari Departemen Kehakiman dengan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor C-3732.HT.01.01.TH 2000 pada tanggal 24 Februari 2000. PT Biolina juga memiliki TDP (Tanda daftar Perusahaan Perseroan Terbatas) dengan Nomor 09.05.1.24.38694 yang berlaku sampai dengan tanggal 17 April 2010, Surat Izin Usaha Industri ( SIUP) dengan Nomor 2143/09-01/PB/XII/99 yang dikeluarkan pada tanggal 22 Desember 1999 serta NPWP Nomor 01.938.195.3413.001. PT Biolina Trio Sintesa memiliki 2 kantor, yaitu kantor pusat dengan lokasi di
58 Wisma Standard Chartered Lt. 17 Jl. Jendral Sudirman Kav. 33-A Jakarta Pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Cempaka KM 38 Jatimulya Bekasi Timur. PT. Biolina Trio Sintesa sejak didirikan hingga saat ini terus berkembang dengan sangat baik.Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, PT Biolina Trio Sintesa terus melakukan penelitian dan menciptakan inovasi-inovasi bentuk design lilin, sedangkan untuk menambah jumlah produksi agar dapat selalu memenuhi permintaan pelanggan yang semakin meningkat pihak manajemen perusahaan terus melakukan penambahan asset yang dimiliki perusahaan yaitu dengan penambahan mesin-mesin. PT Biolina Trio Sintesa merupakan perusahaan dengan kategori berkembang sehingga selalu melakukan perbaikan dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan mutu produk yang dihasilkan serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. 3.1.2. Produk Perusahaan PT Biolina Trio Sintesa bergerak dalam bidang usaha produksi (manufacturing company) yang memproduksi sesuai dengan pesanan pelanggan. Para pelanggan dapat melakukan pemesanan produk perusahaan yang berupa lilin pilar 7.5 x 10 cm fragrance dan tealight white non fragrance Lilin PT Biolina Trio Sintesa berasal dari 100% palm wax yang alami yang berasal dari pohon kelapa sawit. Tidak seperti lilin paraffin, palm wax tidak mengandung bahan kimia petroleum. Minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas tinngi ini dapat juga ditemui sebagai bahan dari hand lotion, shampoo dan kosmetik.
59 Berikut beberapa keuntungan dari palm wax candle adalah : -
Palm wax candle mempunyai tekanan yang stabil, tidak mudah bengkok pada suhu yang tinggi.
-
Tidak berasap pada saat dibakar, menghindari langit-langit rumah berubah menjadi kehitaman.
-
Palm wax candle lebih bervariasi bentuknya (marble look/ crystal formation)
PT Biolina Trio Sintesa memiliki quality assurance internasional yang berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan, antara lain adalah : Wax -
EN ISO 9000:2001 disertifikasi oleh TüV (Jerman)
-
Sertifiikasi dari Kosher & Halal certified
-
Anggota RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)
-
REACh compliance (Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemical substances)
Candle -
Lolos uji tingkat bakar dari RAL (Rutherford Appleton Laboratory)
-
Anggota dari Association of European Candle Manufacturer
-
Bekerja
sama
internasional.
dengan
supplier
sumbu,
pewangi
dan
pewarna
60
3.1.3. Mesin Yang Digunakan dalam Proses Produksi - Pouring Tealite
:
Menuangkan lilin ke wadah
- Taper Straight
:
Membentuk lilin berbentuk taper straight
- Straight
:
Membentuk lilin berbentuk straight
- Noveti / Shell Dome :
Membentuk lilin menjadi bulat
- Votive
Membentuk lilin menjadi kerucut
:
3.1.4. Visi dan Misi Perusahaan -
Vision ∗
-
To be among the world’s top 5 integrated candle manufacturer.
Mision ∗
Continuous innovation on creating the most economical wax and finished goods
∗
Commitment on cost efficiency through automated process
∗
Guaranteed quality of raw material
∗
Maximization of logistic efficiency
61 3.1.5. Struktur Organisasi Perusahaan Memperoleh laba yang maksimal adalah tujuan utama dari setiap organisasi. Untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan harus menggunakaan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Adapun sumberdaya ini meliputi modal, bahan baku, mesin, sumber daya manusia dan faktor lainnya. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Untuk mencapai suatu kerja sama yang baik diperlukan suatu wadah yaitu organisasi. Bentuk dan besarnya suatu organisasi tergantung dari luas atau besarnya usaha yang dijalankan serta besarnya tujuan yang akan dicapai oleh organisasi tersebut. Organisasi merupakan perkumpulan antara dua orang atau lebih untuk mengadakan suatu kerja sama untuk mencapai apa yang telah disetujui bersama. Dalam suatu organisasi selalu terdapat hubungan antara seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan bawahan. Struktur organisasi merupakan gambaran organisasi perusahaan dalam bentuk bagan yang menunjukkan bagian-bagian dalam perusahaan serta tugas dan tanggung jawab antara bagian-bagian tersebut. Struktur organisasi yang baik berguna untukmempermudah koordinasi, komunikasi, pengecekan,dan pengawasan semua aktivitas yang terjadi untuk mencapai tujuan bersama.
62 Dari wawancara diketahui dari segi wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerjasama dalam PT Biolina Trio Sintesa, struktur orgnaisasi yang dimiliki adalah struktur organisasi garis ( Line Organization) dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya sesuai dengan yang telah ditentukan. PT Biolina menggunakan struktur organisasi ini karena masih termasuk perusahaan kategori sedang. Struktur organisasi PT Biolina Trio Sintesa dapat dilihat pada gambar berikut ini:
63 Struktur Organisasi PT. Biolina Trio Sintesa Dewan Komisaris
Board of Director HRD
Operation
Marketing
Product/
Finance
Packaging Development
Security
Accounting Adm
Production & Maintaenance
Warehouse
Puchasing
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Biolina Trio Sintesa Tahun 2001 Sumber : PT. Biolina Trio Sintesa Tahun 2001
Customer Relation
Promotion
Domestic Sales
Laborat & QC
64
Berikut ini adalah uraian tugas dari masing-masing bagian yang dikemukakan secara tertulis oleh pejabat perusahaan sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris -
Bertugas mengawasi jalannya perusahaan secara keseluruhan.
-
Bertugas mengawasi Board of Director dalam memimpin dan mengatur perusahaan serta mengetahui sejumlah tindakan yang diambil oleh Board of Director tentang hal-hal yang dianggap perlu.
-
Bertugas menentukan struktur organisasi perusahaan.
-
Bertugas menetapkan rencana dan target operasi perusahaan pada suatu periode.
2. Board of Dirtector -
Bertugas mengawasi pengurus dan menyetujui kebijakan –kebijakan dan mengawasi penjalanannya apakah telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Board of director juga meminta pertanggung jawaban dari setiap bagian dalam hal yang berkaitan dengan perusahaan.
-
Board of Director bertanggung jawab terhadap dewan komisaris.
-
Mengambil keputusan-keputusan penting yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan juga merupakan tugas dari Board of Director
3. HRD ( Human Resource Departement) Tugas dan tanggung jawab bagian HRD ( Human Resource Departement) adalah:
65 -
Menentukan kebijakan dibidang HRD( Human Resource Departement) perusahaan
-
Merumuskan tata tertib perusahaan dan menyerahkannya pada Board of Director untuk disahkan.
-
Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan umum.
-
Bertanggung jawab langsung pada Board of Director.
-
Melakukan rekruitmen tenaga kerja baru, apabila dibutuhkan oleh perusahaan.
-
Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuannya.
-
Mengawasi pelaksanaan kebersihan di lingkungan pabrik, penerimaan tamu, dan pendistribusian surat-surat atau dokumen-dokumen.
-
Memberikan laporan kepada Board of Director mengenai keadaan pegawai berdasarkan laporan-laporan dari setiap bagian.
4. Operation Bagian Operation bertanggung jawab atas keberhasialan kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh, adapun bagian dari operation adalah : -
Security
-
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan mengkoordinasikan pelasanaan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan keamanan.
-
Accounting Adm ∗
Bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan kegiatan di bidang akuntansi perusahaan dalam rangka
penyusunan
laporan
keuangan
sesuai
dengan
66 kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan serta peraturan umum yang berlaku. ∗
Merencanakan
dan
mencatat
dokumen-dokumen
yang
berhubungan dengan traksaksi serta pengumpulan bukti transaksi. ∗
Menyusun anggaran tahunan dan evaluasi atas anggaran yang telah disusun untuk setiap tahunnya.
∗
Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan.
∗
Mengontrol jumlah stok yang ada di gudang.
∗
Mengontrol
dan
mengawasi
pengeluaran-pengeluaran
dan
penerimaan hasil penjualan. -
Production & Maintenance Bagian Production & Maintenance bertugas memimpin jalannya proses produksi dan melakukan maintenance apabila diperlukan. Tugas dan tanggung jawabnya yaitu : ∗
Menyusun perencanaan praktis dari seluruh kegiatan pabrik sesuai dengan pedoman dan peraturan yang berlaku
∗
Bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi , mulai dari pengadaan barang sampai barang tersebut siap untuk dikirim.
-
Warehouse Tugas dan tanggung jawab bagian warehouse adalah : ∗
Melaksanakan pengelolaaan kegiatan penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan barang.
67 ∗
Bertanggung jawab atas pengamanan barang-barang yang ada di gudang.
5. Product/ Packaging Development Tugas dari bagian ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan mengenai desain produk baru yang disesaikan dengan selera konsumen serta mengamati perkembangan pasar untuk membantu bagian pemasaran dalam pembuatan promosi, adapun bagian dari product/packaging development adalah : ∗
Purchasing
-
Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu sehingga rencana produksi dapat terpenuhi.
-
Mengawasi dan mengatur ketepatan waktu pembelian agar bahan siap saat dibutuhkan.
-
Mengawasi dokumen pembelian dan mengawasi jumlah, harga, dan kualitas dari bahan-bahan yang dibeli.
6. Marketing Bertugas mengadakan analisa dan menentukan pangsa pasar yang akan dikuasi serta ekspansi jika memungkinkan, adapun bagian dari marketing adalah : -
Customer Relation ∗
Bertanggung jawab dalam kegiatan yang bersangkutan dengan pelanggan termasuk menangani saran dan kritik pelanggan untuk perusahaan.
68 -
Promotion ∗
Membuat strategi promosi dan target omset jangka pendek maupun jangka panjang untut mencapai hasil penjualan yang optimal.
-
Sales ∗
Bertanggung
jawab
untuk
melakukan
forecast
penjualan,
menangani kontrak atau transaksi penjualan dan menentukan kebijakan harga. -
Laborat & QC Bertanggung jawab untuk : ∗
Melakukan penelitian untuk mengembangkan produk yang nantinya akan dipasarkan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku.
∗
Menhawasi secara efektif kinerja bagian masing-masing untuk mengurangi kegagalan dan kerugian.
∗
Menghentikan jalannya pekerjaan jika terjadi sesuatu yang gangil sampai hal tersebut diperbaiki.
7. Finance Bertanggung jawab atas seluruh transaksi keuangan yang menimbulkan mutasi kas dari Bank Perusahaan, tugasnya meliputi : -
Perencanaan dan pengeluaran uang.
-
Perencanaan cash flow dan realisasi cash flow agar seimbang antara penerimaan dan pengeluaran.
69 -
Administrasi penerimaan dan pengeluaran uang.
-
Mengelola dana secara efisien dan efektif.
-
Melakukan pembayaran baik tunai maupun dengan cek atau giro.
-
Melakukan pembuatan kuitansi, nota retur ataupun surat-syrat lain untuk kelengkapan penagihan.
-
Melakukan penagihan kepada customer dan bagian kasir yang bertugas melakukan penerimaan dan penyimpanan uang.
3.1.6. Kebijakan-Kebijakan Perusahaan yang berhubungan dengan produksi Pada PT Biolina terdapat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan produksi dan penetapan haraga jual, yaitu : 1. Perubahan nilai tukar rupiah menggunakan nilai kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 2. Apabila terjadi pemadaman listrik yang dilakukan oleh pemerintah, pabrik di liburkan dan proses produksi dihentikan dan akan mengakibatkan kemunduran waktu penyelesaian produksi. 3. Pihak perusahaan memberikan toleransi barang rusak secara tidak disengaja sebesar 7% dari jumlah barang, jika lebih dari yang sudah ditetapkan maka akan di bebankan ke tenaga kerja. 4. Estimasi biaya produksi ditetapkan sebesar 12% dari biaya sesungguhnya kecuali terjadi hal-hal khusus yang akan dibicarakan lebih lanjut oleh direktur, estimasi biaya produksi ini digunakan sebagai dasar dari penetapan harga jual produk.
70 3.2.
Proses Produksi dan Prosedur yang Sedang Berjalan
3.2.1. Proses Produksi PT Biolina Trio Sintesa bergerak dibidang produksi lilin, Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dibedakan atas bahan baku utama dan bahan baku pembantu dan penolong. Bahan baku utama terdiri dari : 1. Bahan-bahan kimia seperti: a. SA 1801 b. SAF 1695 c. PE d. UV 2. Pewarna (Color) 3. Pewangi (Fragrance) 4. Sumbu (Wick) Bahan pembantu atau bahan penolong terdiri dari : 1. Amplas 2. Bottom Label 3. Front label 4. Plastic 5. Case + Label 6. Master Box + Label
71 Proses produksi lilin dalam PT Biolina Trio Sintesa terbagi menjadi 4 tahapan yaitu : 1. Tahap Setting Bahan : Pada tahap ini bahan-bahan baku lilin tersebut ( SA 1801, SA 1695, PE , UV, pewarna dan pewangi) ditakar dan kemudian di larutkan menjadi satu. 2. Tahap Pengecoran: Bahan-bahan yang sudah di campurkan tersebut kemudian di cork e dalam mould(cetakan) untuk dibentuk menjadi lontongan-lontongan panjang. 3. Tahap Demolding dan Cutting: Pada tahap ini lilin yang berupa lontongan-lontongan ini di potong sesuai dengan keiingin dan kemudian di cetak dengan menggunakan cetakan silicon, untuk lilin bentuk pilar hanya perlu din potong sesuai dnegan ukuran permintaan pemesan. 4. Tahap Pengeboran Lilin yang sudah berbentuk sesuai dengan keinginan pemesan tersebut kemudian dibor untuk pemasangan sumbu lilin. 5. Tahap Finishing dan Packaging Pada tahap ini dilakukan pengecekan kualitas produk setelah lolos dari uji kualitas maka produk tersebut akan di packing untuk di kirim ke pemesan. 3.2.2. Fungsi-Fungsi Terkait Fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem perhitungan harga pokok produksi dan penetapan harga jual adalah sebagai berikut:
72 1. Bagian Marketing, merupakan fungsi yang mengkonfirmasi pesanan dari customer dan diserahkan ke direktur serta bertugas juga dalam melakukan perhitungan penetapan target harga jual produk yang disetuji oleh direktur. 2. Bagian produksi, merupakan fungsi yang mengawali terjadinya produksi suatu barang, bagian produksi bertugas menentukan berapa banyak bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu produk dan membuat surat perintah kerja serta mencatat jam tenaga kerja langsung yang nantinya akan digunakan untuk menentukan tarif overhead pabrik.harga pokok produksi per pesanan. 3. Direktur, merupakan fungsi yang mengotorisasi semua surat perintah kerja, menentukan besarnya estimasi biaya produksi dan mengecek laporan-laporan. 4.
Bagian Akuntansi , merupakan fungsi yang melakukan perhitungan harga pokok produksi meliputi perhitungan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dan mencatat jurnal-jurnal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
5.
Bagian Keuangan, merupakan fungsi yang melakukan pengecekan terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing sebagai dasar perhitungan bahan-bahan yang dibeli dari luar negri
3.2.3.
Prosedur Perhitungan Harga Pokok Produksi Prosedur dalam perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT. Biolina Trio
Sintesa adalah sebagai berikut: Ketika menerima pesanan dari customer maka Manajer Pemasaran akan mengkonfirmasi pesanan tersebut ke Direktur. Kemudian Direktur akan menghubungi Bagian Gudang untuk mengecek ketersediaan bahan, Bagian Produksi dan Bagian
73 Keuangan untuk mengkonfirmasi berbagai informasi yang dibutuhkan guna menghitung estimasi harga pokok produksi. Bagian Pemasaran akan menetapkan target laba yang diinginkan oleh perusahaan dan melakukan perhitungan harga jual berdasarkan perhitungan estimasi harga pokok produksi yang telah dibuat oleh direktur. Akitivitas normal paada PT Biolina Trio Sintesa adalah sebesar 47.880 jam Proses Perhitungan Harga pokok Produksi di mulai pada saat Bagian Akuntansi menerima surat perintah kerja dari bagian produksi yang telah diotorisasi oleh direktur yang berisi daftar bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi barang pesanan. Bagian Produksi akan mencatat jam tenaga kerja langsung kedalam kartu jam tenaga kerja langsung rangkap 2 dan memberikannya ke bagian akuntansi
untuk
perhitungan tarif overhead yang akan digunakan untuk menentukan besarnya overhead pabrik yang dibebankan ke produk. Kartu jam tenaga kerja langsung rangakap 2 akan diarsip. Bagian Akuntansi melakukan perhitungan biaya produksi dan dicatat ke dalam laporan harga pokok produksi. Di dalam laporan perhitungan pokok produksi ini terdapat perhitungan biaya bahan baku langsung yang jumlahnya berdasarkan SPK(Surat Perintah Kerja); perhitungan biaya tenaga kerja langsung dan perhitungan overhead pabrik yang berdasarkan kartu jam tenaga kerja langsung dan diotorisasi oleh direktur. Pada PT Biolina Trio Sintesa , biaya overhead pabrik dialokasikan dengan metode direct ke masing-masing produk, besarnya sesuai dengan prosentase banyaknya produksi dari produk tersebut yang telah disetujui oleh direktur.
74 Laporan harga pokok produksi ini akan dibukukan dan dibuat jurnal oleh bagian akuntansi yang kemudian akan diserahkan kepada direktur. Metode pengumpulan harga pokok produksi yang digunakan oleh PT Biolina Trio Sintesa adalah Job Order Costing. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Sehinggan pesanan yang dapat berbeda dengan pesanan lainnya. Berikut ini akan dibahas cara perhitungan yang selama ini dijalankan pada PT Biolina Trio Sintesa : 1. Biaya bahan baku Pembebanan biaya bahan baku langsung ke dalam harga pokok produksi dilakukan pada saat bahan tersebut benar-benar dipakai pada produksi yang sedang dikerjakan. 2. Biaya tenaga kerja langsung Pada PT Biolina Trio Sintesa tenaga kerja langsung adalah keryawan yang melaksanakan proses produksi secara langsung, dimana perusahaan menetapkan ada karyawan yang bersatatus karyawan tetap dan ada yang berstatus tidak tetap. Perusahaan menetapkan besarnya upah langsung tersebut dengan menghitung berdasarkan gaji pokok per hari, tunjangan uang makan dan uang lembur. 3. Biaya overhead pabrik Pada PT Biolina Trio Sintesa , biaya overhead pabrik dialokasikan secara langsung ke masing-masing produk. Biaya overhead pabrik terdiri dari berbagai macam biaya-biaya yang dibebankan semua kepada produk.
75 3.2.4.
Rich Picture
Gambar 3.2. Rich Picture
3.2.5. Formulir dan Laporan pada Sistem yang Berjalan
76 1. Surat Perintah Kerja Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan oleh Manajer Produksi berdasarkan atas konfirmasi dari Direktur . SPK terdiri dari 4 bagian. Pada bagian pertama berisi tanggal pembuatan SPK, No. SPK, Nama Pemesan. Pada bagian kedua berisi rincian pesanan, yaitu jenis, ukuran, warna, pewangi dan jumlah pesanan lilin. Bagian ketiga berisi keterangan tahap-tahap pembuatan lilin. Dan pada bagian terkhir berisi daftar bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Dibagian paling bawah terdapat tempat otorisasi dari Direktur yang berupa tanda tangan direktur 2. Kartu Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL) Kartu Jam Tenaga Kerja Langsung dibuat oleh Manajer Produksi yang berisi jam tenaga kerja langsung sebagai dasar penentuan tariff overhead yang akan dibebankan. 3. Kartu Estimasi Harga Pokok Produksi Kartu Estimasi Harga Pokok Produksi dibuat oleh Direktur untuk mengetahui estimasi harga pokok produksi pada periode selanjutnya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk. 4. Kartu Biaya Kartu Biaya dibuat oleh Bagian Keuangan untuk mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
5. Laporan Harga Pokok Produksi
77 Laporan Harga Pokok Produksi ini dibuat oleh Manajer Akuntansi pada saat akhir periode. Laporan Harga Pokok Produksi ini berisi jumlah harga pokok produksi aktual keseluruhan per pesanan. 6. Laporan Penetapan Harga Jual Laporan penetapan harga jual dibuat oleh bagian pemasaran yang berisi perhitungan harga jual yang akan dibebankan ke customer, penetapan harga jual ini dihitung berdasarkan perhitungan estimasi harga pokok produk. 3.2.6. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berikut ini adalah laporan harga pokok produksi PT. Biolina Trio Sintesa pada tahun 2007 yang diperoleh dari PT. Biolina Trio Sintesa:
78 Tabel 3.1 Harga Pokok Produksi PT. Biolina Trio Sintesa Tahun 2007 Raw Material
Ammount
Raw Material
Rp 318.673.026
Total
Rp 318.673.026
Direct Labour
Ammount
Karyawan Tetap
Rp149.474.171
KaryawanTidak tetap
Rp62.500.500
Total
Rp 211.974.671
Factory Overhead
Ammount
Tarif FOH
Rp. 7.969
TJTKL Aktual
50038
Total FOH
Rp 398.752.822
Total FOH
Rp 398.752.822
Raw Material
Rp 318.673.026
Direct Labour
Rp 211.974.671
Factory Overhead
Rp 398.752.822
Total Cost
Rp 929.400.519
Sumber : PT. Biolina Trio Sintesa PT. Biolina memproduksi 2 jenis lilin yaitu Pilar 7.5 x 10 cm Fragrance dan Tealight white non fragnance.
Perusahaan
mengalokasikan
overhead pabrik
menggunakan direct method dengan mengalokasikan biaya secara langsung dari keseluruhan biaya produksi. Pengalokasian overhead untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar 76% dan untuk tealight white non fragrance adalah sebesar
79 24% pengalokasian ini diperoleh perusahaan berdasarkan data-data historis dimana produk pilar 7.5 x 10cm fragrance adalah produk paling significant dimana merupakan produk utama pada PT. Biolina Trio Sintesa dan paling banyak dipesan oleh customer. Pengalokasian biaya overhead ini merupakan kebijakan dari perusahaan untuk meminimumkan pekerjaan administratif. Tabel 3.2 Pengalokasian Biaya dengan Direct Method Pilar 7.5 x 10 cm Tealight
white Jumlah
fragrance
non fragrance
Raw Material
Rp 242.191.500
Rp 76.481.526
Rp 318.673.026
Direct Labour
Rp 161.100.750
Rp 50.873.921
Rp 211.974.671
Factory
Rp 303.052.145
Rp 95.700.677
Rp 398.752.822
Rp.706,344,395
Rp 233.056.124
Rp 929.400.519
Overheaad Total
Sumber : PT. Biolina Trio Sintesa Terdapat batasan ruang lingkup dengan mengambil sampel khusus pada produk pilar 7.5 x 10cm Fragrance. Biaya Direct Material, Direct Labour dan Factory Overhead adalah khusus untuk produk Pilar 7.5 x 10 cm Fragrance yang sudah dialokasikan oleh perusahaan. Berikut adalah kartu harga pokok produksi produk pilar 7.5x 10cm fragrance yang dipesan oleh customer :
80 Tabel 3.3 Kartu Harga Pokok Produksi Pilar 7.5x 10cm fragrance PT. BIOLINA TRIO SINTESA Wisma Standard Chartered lt. 17 Kav 33-A Jakarta Pusat Untuk
: KAHEKU
Kode
: KH2351
Tgl Pesan
Produk :50800 unit Pilar 7.5 x 10cm Fragrance
:
26 November 2007
Tgl Dikerjakan :
29 November 2007
Tgl Selesai
15 Mei 2008
Raw Material
Ammount
Raw Material
Rp242.191.500
Total
:
Rp242.191.500
Direct Labour
Ammount
Karyawan Tetap 11 orang
Rp104.600.250
Karyawan Tidak tetap 8 orang
Rp 56.500.500
Total
Rp161.100.750
Factory Overhead
Ammount
Tarif FOH
Rp. 7.969
TJTKL Aktual
50038
Total FOH
Rp 398.752.822
Dialokasikan ke Pilar 7.5 x 10 cm fragrance
Rp 303.052.145
Total Cost pillar 7.5x10cm fragrance
Rp.706.344.395
Unit
50800
Total Cost/ Unit
Rp. 13.905
Sumber : PT Biolina Trio Sintesa
81 Pada PT. Biolina Trio Sintesa total biaya bahan baku langsung untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp242.191.500 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Biaya Bahan Baku Langsung Pilar 7.5 x10cm fragrance Jumlah Biaya Bahan Baku Langsung
(Rp)
SA 1801
64,159,400
SAF 1695
42,055,600
PE
3,999.400
UV
25.417.400
Color
33.641.600
Fragrance
38.718.100
Wick
34.200.000
Total Biaya Bahan Baku Langsung
242.191.500
Sumber : PT Biolina Trio Sintesa
82 Pada PT. Biolina Trio Sintesa total biaya bahan baku penolong untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 9.740.188 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.5 Biaya Bahan Penolong Pilar 7.5 x10cm fragrance Jumlah Biaya Bahan Baku Penolong
(Rp)
1.
Amplas
440.000
2.
Bottom Label
1.267.500
3.
Front label
1.131.605
4.
Plastic
3.544.583.33
5.
Case + Label
1.180.900
6.
Master Box + Label
2.175.600
Total Biaya Bahan Baku Penolong Sumber : PT Biolina Trio Sintesa
9.740.188
83 Pada PT. Biolina Trio Sintesa total biaya tenaga kerja langsung untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 161.100.750 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.6 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pilar 7.5 x10cm fragrance Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah Biaya(Rp)
Tenaga Kerja Tetap (11 karyawan)
104.600.250
Tenaga Kerja Tidak Tetap (8 karyawan)
56.500.500
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
161.100.750
Sumber : PT Biolina Trio Sintesa Pada PT. Biolina Trio Sintesa total biaya overhead pabrik untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 356.891.538 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.7 Biaya Overhead Pabrik Pilar 7.5 x10cm fragrance Tarif FOH = FOH/ Estimasi JTKL
Overhead Pabrik
Biaya Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Jumlah Biaya (Rp)
9.740.188 12.650.000
84 Biaya Maintenance Mesin
943.000
Biaya Reparasi
1.500.600
Biaya Penyusutan Mesin
3.320.650
Biaya Penyusutan Pabrik
19.756.000
Biaya Asuransi Pabrik
3.140.900
Biaya Telepon dan Fax
9.010.000
Biaya Keamanan dan kebersihan Pabrik
2.640.000
Biaya Listrik, Air dan Steam
158.900.600
Biaya Pencetakan dan fotocopy
3.520.000
Biaya Kesejahteraan Karyawan
823.900
Biaya Representasi dan Entertainment Biaya Perlengakapan Kerja
18.580.000 8.300.700
Biaya Pemasangan Iklan
12.100.000
Biaya Transportasi
21.765.000
Biaya Tugas Dinas keluar kota
53.680.000
Biaya maintenance kendaraan pabrik
15.200.000
Biaya Overhead lainnya Total Biaya Overhead Pabrik
1.320.000 356.891.538
Sumber : PT Biolina Trio Sintesa Pada PT Biolina Trio Sintesa dilakukan estimasi biaya produksi. Besarnya estimasi baiya produksi adalah biaya produksi tahun sebelumnya ditambahkan sebesar 12%.
85 Estimasi biaya produksi ini dilakukan untuk menetapkan harga jual produk dan sebagai dasar dalam penentuan tarif overhead yang ditentukan dimuka atau Predetermined Overhead Rate (POR). Pada PT. Biolina Trio Sintesa total estimasi biaya bahan baku langsung untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 271.254.480 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.8 Estimasi Biaya Bahan Baku Langsung Pilar 7.5 x10cm fragrance Tahun 2008 Jumlah Biaya Bahan Baku Langsung
(Rp)
SA 1801
71.858.528
SAF 1865
47.102.272
PE
4.479.328
TUV
28.467.488
Color
37.678.592
Fragrance
43.364.272
Wick
38.304.000
Total Biaya Bahan Baku Langsung Sumber :PT Biolina Trio Sintesa
271.254.480
86 Pada PT. Biolina Trio Sintesa total estimasi biaya bahan baku penolong untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 10.909.011 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.9 Estimasi Biaya Bahan Penolong Pilar 7.5 x10cm fragrance Tahun 2008 Jumlah Biaya Bahan Baku Penolong
(Rp)
1.
Amplas
2.
Bottom Label
1.419.600
3.
Front label
1.267.398
4.
Plastic
3.969.933
5.
Case + Label
1.322.608
6.
Master Box + Label
2.436.672
Total Biaya Bahan Baku Penolong Sumber :PT Biolina Trio Sintesa
492.800
10.909.011
87 Pada PT. Biolina Trio Sintesa total estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 180.432.840 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.10 Estimasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Pilar 7.5 x10cm fragrance Tahun 2008 Jumlah Biaya Biaya Tenaga Kerja Langsung
(Rp)
Tenaga Kerja Tetap
116.432.280
Tenaga Kerja Tidak Tetap
64.000.560
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
180.432.840
Sumber : PT Biolina Trio Sintesa Pada PT. Biolina Trio Sintesa total estimasi biaya overhead pabrik untuk produk pilar 7.5 x 10 cm fragrance adalah sebesar Rp 399.718.523 dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.11 Estimasi Biaya Overhead Pabrik Pilar 7.5 x10cm fragrance Tahun 2008 Jumlah Biaya Overhead Pabrik
(Rp)
Biaya Bahan Penolong
10.909.011
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
14.168.000
88 Biaya Maintenance Mesin
1.056.160
Biaya Reparasi
1.680.672
Biaya Penyusutan Mesin
3.719.128
Biaya Penyusutan Pabrik
22.126.720
Biaya Asuransi Pabrik
3.517.808
Biaya Telepon dan Fax
10.091.200
Biaya Keamanan dan kebersihan Pabrik Biaya Listrik. Air dan Steam
2.956.800 177.968.672
Biaya Pencetakan dan fotocopy
3.942.400
Biaya Kesejahteraan Karyawan
922.768
Biaya Representasi dan Entertainment Biaya Perlengakapan Kerja
20.809.600 9.296.784
Biaya Pemasangan Iklan
13.552.000
Biaya Transpotasi
24.376.800
Biaya Tugas Dinas keluar kota
60.121.600
Biaya maintenance kendaraan pabrik
17.024.000
Biaya Overhead lainnya Total Biaya Overhead Pabrik Sumber : PT Biolina Trio Sintesa
1.478.400 399.718.523
89 Dalam menentukan tarif overhead pabrik PT. Biolina menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung. Dibawah ini adalah perhitungan tariff overhead yang ditentukan dimuka (Predetermine Overhead Rate) dan besarnya estimasi overhead pabrik yang dibebankan dimana kapasitas normal pada PT. Biolina Trio Sintesa adalah 47.880 jam dan estimasi ham tenaga kerja langsung adalah 50.160; terjadi kenaikan jam tenaga kerja langsung dari kapasitas normal dikarenakan pada tahun 2007 PT. Biolina mendapatkan pesanan yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya: Tarif FOH
=
Estimasi FOH Estimasi JTKL
=
399.718.523 50160 jam tenaga kerja langsung
= FOH dibebankan
Rp. 7.969 per jam tenaga kerja langsung =
Tarif FOH x Kapasitas Normal
=
Rp. 7.969 x 47880 jam tenaga kerja langsung
=
Rp. 381.555.720
3.3. Analisis Temuan Hasil Survey Pada PT.Biolina Trio Sintesa tidak ditemukan dokumen-dokumen yang merekap harga-harga bahan-bahan yang digunakan selama proses produksi yang akan memudahkan dalam perhitungan biaya produksi, akibatnya perhitungan harga pokok produksi menjadi terhambat karena manajer harus melihat harga bahan dari purchase order; untuk mengatasi hal ini disarankan agar bagian
90 pembelian merekap harga bahan-bahan yang digunakan untuk produksi agar dapat dengan mudah diakses oleh bagian yang membutuhkan. Bagian Akuntansi pada PT. Biolina Trio Sintesa merangkap sebagai bagian PPIC(Product Planning Inventory Control) yang menyebabkan kinerja karyawan menjadi kurang efisien; untuk mengatasi hal ini disarankan agar bagian PPIC dipisahkan dari bagian akuntansi. Pada PT Biolina Trio Sintesa ditemukan beberapa pengklasifikasian dan perhitungan biaya yang kurang tepat, yaitu : 1. Adanya biaya bahan penolong yang dimasukkan oleh perusahaan ke dalam biaya bahan baku langsung. 2. Adanya beberapa biaya operasi yang dimasukkan oleh perusahaan ke dalam biaya overhead pabrik. Dalam mengklasifikasikan biaya dan menghitung biaya produksi, harus berdasarkan pusat biaya dan harus memiliki kriteria yang jelas sehingga informasi biaya yang dihasilkan adalah informasi yang akurat. Apabila klasifikasi dan perhitungan biaya produksi tidak dilaksanakan secara tepat dan benar, maka akan mengakibatkan hasil perhitungan harga pokok produksi menjadi kurang akurat. Hal ini menyebabkan keputusan yang nantinya akan diambil oleh pihak manajemen menjadi tidak efektif lagi. Disarankan PT Biolina perlu melaksanakan penelusuran atas klasifikasi dan perhitungan unsur-unsur biaya overhead pabrik. Kemudian dilakukan penilaian dan perbaikan atas klasifikasi dan perhitungan biaya produksi yang telah dilaksanakan perusahaan tersebut, dengan melihat apakah klasifikasi tersebut telah dilaksanakan dengan
91 benar berdasarkan pusat biaya dan apakah cara perhitungan telah dilaksanakan dengan tepat dan benar. 3.3.1. Evaluasi atas Klasifikasi Biaya Produksi Klasifikasi dan perhitungan harga pokok produksi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengikhtisaran data biaya. Timbulnya informasi biaya kurang akurat biasanya disebabkan oleh klasifikasi biaya yang tidak tepat dan tidak berdasarkan pusat biaya. Metode perhitungan biaya produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan juga dapat mengakibatkan perhitungan biaya menjadi tidak akurat, jika perusahaan salah dalam menerapkan metode perhitungan tersebut. Pada PT Biolina Trio Sintesa mengklasifikasikan biaya produksi menjadi tiga unsur, yaitu : 1. Biaya Bahan Baku Salah satu unsur biaya produksi yang paling penting dalam perhitungan biaya produksi adalah biaya bahan baku. Pada PT Biolina Trio Sintesa yang termasuk dalam unsure bahan baku adalah : a. Bahan Baku Langsung Adalah bahan baku yang paling penting dan merupakan komponen utama dalam pembuatan lilin ini. Bahan baku langsung ini mutlak harus ada. Contohnya : berbagai bahan-bahan kimia (SA 1801, SAF 1695, dan lainnya)
92 b. Bahan Baku Penolong Adalah bahan baku yang pemakaiaannya tidak dapat diestimasikan sebelumnya, baik itu jenis maupun kuantitasnya. Contohnya : bottom label, front label dan lainnya. Berikut ini akan dibahas unsur-unsur biaya yang terdapat pada bahan baku utama dann bahan baku penolong, yaitu : a) Bahan Baku Langsung Bahan Baku langsung oleh PT Biolina Trio Sintesa diklasifikasikan ke dalam biaya bahan baku. Bahan baku langsung yang bernilai Rp. 242.191.500.00 ini meliputi bahan baku yang berperan penting dalam pembuatan palm wax ini dan keberadaannya mutlak. Menururt penulis, bahan baku langsung yang diklasifikasikan ke dalam biaya bahan baku kurang tepat, karena ada beberapa bahan yang bukan merupakan kelompok bahan baku langsung, tetapi dibebankan sebagai biaya bahan baku langsung, seperti color (pewarna) dan fragrance (pewangi) yang disebutkan dalam pembahasan semula. Bahan baku seperti ini merupakan bahan baku penolong, yang secara tidak langsung membentuk bagian integral dari barang jadi. Kesalahan pengklasifikasian biaya tersebut mengakibatkan data tentang klasifikasi biaya produksi menjadi kurang tepat. Disarankan bahan tersebut lebih tepat jika dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik, karena biaya ini menunjang biaya produksi.
93 b) Bahan Baku Penolong Bahan-bahan seperti amplas, front label, bottom label, plastic, case+label, dan master box + label oleh PT Biolina Trio Sintesa dibebankan ke dalam kelompok bahan penolong yang termasuk dalam kelompok biaya bahan baku tidak langsung yang jumlahnya sebesar Rp. 9.740.188. Penulis berpendapat bahwa bahan-bahan tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat oleh perusahaan ke dalam biaya overhead pabrik, karena biaya ini menunjang biaya produksi. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT Biolina Trio Sintesa biaya tenaga kerja langsung digolongkan berdasarkan semua gaji dan upah yang dibayarkan untuk melaksanakan produksi secara langsung, yaitu meliputi gaji 11 orang tenaga kerja karyawan tetap dan gaji 8 orang tenaga kerja karyawan tidak tetap. Penetapan gaji dan upah karyawan pada PT. Biolina Trio Sintesa berpedoman
pada
Undang-Undang
No.13
Tahun
2003
tentang
ketenagakerjaan yang terdapat didalamnya tentang pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja serta kebijakan internal perusahaan. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahawa perusahaan wajib membayar gaji karaywan. Gaji karyawan yang dimaksud adalah gaji yang komponennya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap, maka besarnya gaji pokok sedikitdikitnya 75% dari jumlah gaji pokok dan tunjangan tetap. Penulis berpendapat bahwa pengkalasifikasian tenaga kerja pada PT Biolina Trio Sintesa sudah tepat, karena biaya yang dibayar oleh perusahaan adalah
94 gaji tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Dalam perhitungan baiaya tenaga kerja PT Biolina Trio Sintesa sudah tepat. Perusahaan membuat laporan biaya tenaga kerja yang gajinya terdiri. Gaji pokok, tunjangan uang makan dan uang lembur; hal ini sudah sesuai dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2003. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan unsur terakhir dalam penentuan harga pokok produksi. PT Biolina Trio Sintesa menghitung biaya overhead pabrik dengan menentukan tariff FOH dimuka dengan berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Pada PT biolina Trio Sintesa biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp. 356.891.538 dengan tarif FOH Rp. 7.969 dan total jam tenaga kerja langsung adalah 50160 jam tenaga kerja langsung. Dalam penetapan biaya overhead pabrik, ada beberapa pembebanan yang tidak sesuai dengan pusat biaya. Kurang tepatnya pembebanan biaya yang dilaksanakan perusahaan mengakibatkan proses perencanaan, analisis dan pengendalian atas biayabiaya terswebut menjadi lebih sulit, karena perusahaan tidak mendapatkan informasi biaya yang tepat. Berikut ini akan dibahas unsur-unsur biaya overhead pabrik pada PT Biolina Trio Sintesa, yaitu: a.) Biaya Bahan Penolong Perusahaan membebankan biaya bahan penolong dengan jumlah Rp.9.740.188 ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya ini terdiri dari bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk. Biaya ini
95 terdiri dari bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk. Contohnya adalah : amplas. bottom label. front label. Menurut penulis perngklasifikasian biaya ini sudah tepat. dikarenakan biaya ini merupakan bahan baku penolong yang sudah seharusnya masuk ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya bahan penolong ini tidak terlibat langsung dalam proses produksi tetapi menunjang proses produksi. b.) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung dibebankan sebesar Rp.12.650.000 ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya ini terdiri dari biaya yang dibayarkan ke pembantu umum dan pengawas pabrik. Menurut penulis pengklasifikasian biaya ini sudah tepat karena biaya ini tidak dapat secara langsung dibebankan langsung ke produk yang sudah jadi, tetapi menunjang kegiatan produksi. c.) Biaya Maintenance Mesin Perusahaan membebankan biaya maintenance mesin sebesar Rp.943.000 ke dalam overhead pabrik. Mesin yang dimaksud disini adalah mesinmesin yang digunakan dalam proses produksi. Menururt penulis, pengklasifikasian biaya ini adalah sudah tepat, karena biaya ini berhubungan dengan mesin atau aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi. d.) Biaya Reparasi Biaya reparasi oleh perusahaan dibebankan sebesar Rp. 1.500.600 ke dalam biaya overhead pabrik.
96 Menurut penulis, pengklasifikasian biaya ini sudah tepat, karena biaya yang dibebankan ke overhead pabrik adalah biaya reparasi yang terjadi untuk menunjang proses produksi. e.) Biaya Penyusutan Mesin Perusahaan membebankan biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 3.320.650 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian biaya ini sudah tepat, karena biaya penyusutan mesin yang dibebankan ke dalam biaya overhead pabrik adalah biaya penyusutan mesin yang terjadi untuk menunjang proses produksi. f.) Biaya Penyusutan Pabrik Biaya
penysuutan
pabrik
dibebankan
oleh
perusahaan
sebesar
Rp.19.756.000 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian biaya ini sudah tepat, karena biaya penyusutan pabrik yang dibebankan ke dalam biaya overhead pbarik adalah biaya penyusutan pabrik yang terjadi untuk menunjang proses produksi. g.) Biaya Asuransi Pabrik Biaya asuransi pabrik dibebankan oleh perusahaan sebesar Rp.3.140.900 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis, pengkalasifikasian biaya ini sudah tepat, karena biaya ini berhubungan dengan aktiva tetap yang berkaitan dengan proses produksi.
97 h.) Biaya Telepon dan Fax Perusahaan membebankan biaya telepon dan fax sebesar Rp.9.010.000 ke dalam overhead pabrik. Biaya ini adalah biaya telepon dan fax yang digunakan untuk keperluan pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian biaya telepon dan fax ini sudah tepat, karena biaya telepon dan fax yang dibebankan ke dalam overhead pabrik digunakan untuk menunjang proses produksi. i.) Biaya Keamanan dan Kebersihan Pabrik Perusahaan membebankan biaya keamanan dan kebersihan pabrik sebesar Rp.2.640.000 ke dalam overhead pabrik. Biaya ini digunakan untuk membayar petugas keamanan dan kebersihan pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian ini sudah tepat, karena petugas keamanan dan kebersihan ini bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan keamanan pabrik. Ketidakamanan pabrik dan kondisi pabrik yang kotor tidak menunjang untuk melaksanankan proses produksi. j.) Biaya Listrik, Air, dan Steam Biaya
listrik,
air
dan
steam
dibebankan
oleh
pabrik
sebesar
Rp.158.900.600 ke dalam overhead pabrik. Biaya ini adalah biaya listrik, air dan steam yang digunakan untuk keperluan pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian biaya ini sudah tepat, karena biaya listrik, air dan steam ini merupakan biaya listrik, air dan steam yang terjadi untuk menunjang proses produksi dan bukan merupakan keperluan kantor yang lokasinya berbeda dengan pabrik PT Biolina Trio Sintesa.
98 k.) Biaya Percetakan dan Fotocopy Perusahaan membebankan biaya percetakan dan fotocopy sebesar Rp.3.520.000 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis, pengkalasifikasian ini sudah tepat dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik karena biaya percetakan dan fotocopy yang dimaukkan adalah biaya percetakan dan fotocopy untuk keperluan pabrik. l.) Biaya Kesejahteraan Karyawan Perusahaan membebankan biaya Kesejahteraan Karyawan sebesar Rp.823.900 ke dalam overhead pabrik.Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk Kesejahteraan Karyawan karyawan pabrik; seperti dana PHK(Pemutusan tenaga Kerja) dan dan pensiun. Menurut penulis,pengklasifikasian ini sudah tepat dikarenakan biaya Kesejahteraan Karyawan ini menunjang tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. m.) Biaya Representasi dan Entertainment Perusahaan membebankan biaya representasi dan entertainment sebesar Rp. 18.580.000 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis pengklasifikasian ini tidak tepat jika dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik, karena biaya ini bukan merupakan biaya produksi. Akibat pembebanan yang tidak tepat ini harga pokok produksi menjadi lebih tinggi dari seharusnya.
99 Disarankan biaya representasi dan entertainment ini dimasukkan ke dalam biaya operasi, karena biaya ini berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. n.) Biaya Perlengkapan Kerja Perusahaan
membebankan
biaya
perlengkapan
kerja
sebesar
Rp.8.300.700 ke dalam overhead pabrik, Biaya ini merupakan biaya perlengkapan kerja yang menunjang proses produksi. Menurut penulis, pengklasifikasian biaya ini sudah tepat, karena walaupun biaya perlengkapan kerja tidak terlibat langsung dengan proses produksi tetapi biaya ini menunjang kegiatan produksi. o.) Biaya Pemasangan Iklan Perusahaan
membebankan
biaya
pemasangan
iklan
sebesar
Rp.12.100.000 ke dalam overhead pabrik. Menurut penulis, pengklasifikasian ini tidak tepat, karena bukan merupakan biaya produksi. Akibat pembebanan yang tidak tepat ini haraga pokok produksi menjadi lebiht inggi dari seharusnya. Disarankan biaya pemasangan iklan dibebankan ke dalam biaya operasi, karena biaya ini berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. p.) Biaya Transportasi Perusahaan membebankan biaya transportasi sebesar Rp.21.765.000 ke dalam overhead pabrik. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarakan untuk pengiriman barang.
100 Menurut penulis, pengklasifikasian ini tidak tepat, karena biaya ini bukan merupakan biaya produksi. Akibat pembebankan biaya yang tidak tepat ini harga pokok produksi menjadi lebih tinggi dari seharusnya. Disarankan, biaya ini lebih tepat jika dibebankan ke dalam biaya operasi, karena biaya ini berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. q.) Biaya Tugas Dinas ke Luar Kota Perusahaan membebankan biaya tugas dinas sebesar Rp.53.680.000 ke dalam overhead pabrik.Biaya ini meliputi biaya perjalanan karyawan melakukan kunjungan ke customer. Menurut penulis, pengklasifikasian ini tidak tepat, karena biaya ini bukan merupakan biaya produksi. Akibat pembebankan biaya yang tidak tepat ini harga pokok produksi menjadi lebih tinggi dari seharusnya. Disarankan, biaya ini lebih tepat jika dibebankan ke dalam biaya operasi, karena biaya ini berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. r.) Biaya Maintenance kendaran pabrik Perusahaan membebankan biaya maintenance kendaraan pabrik sebesar Rp.15.200.000 ke dalam overhead pabrik. Biaya ini adalah biaya yang digunakan untuk maintenance kendaraan operasi; seperti mobil box dan truk . Menurut penulis, pengklasifikasian ini sudah tepat, karena biaya yang dikeluarkan digunakan untuk kendaraan yang digunakan oleh pabrik.
101 s.) Biaya overhead lainnya Perusahaan membebankan biaya overhead lainnya sebesar Rp.1.320.000 ke dalam overhead pabrik.Biaya ini digunakann untuk membeli alat-alat kecil seperti gelas takaran untuk mengukur takaran bahan baku. Menurut penulis, pengklasifikasian ini sudah tepat, karena biaya yang digunakan untuk membeli alat-alat yang membantu proses produksi. Berikut ini adalah reklasifikasi penggolongan biaya produksi, sebelum dan sesudah dilakukan koreksi ( lihat pada Tabel) : Tabel 3.12 Reklasifikasi Biaya Produksi Pilar 7.5 x10cm fragrance Reklasifikasi (menurut Keterangan
Perusahaan
penulis)
Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung
SA 1801
Biaya Bahan Baku Langsung
SAF 1865
Biaya Bahan Baku Langsung
PE
Biaya Bahan Baku Langsung
UV
Biaya Bahan Baku Langsung
Color
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Penolong
Fragnance
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Penolong
Wick
Biaya Bahan Baku Langsung
Amplas
Biaya Bahan Penolong
102 Bottom Label
Biaya Bahan Penolong
Front label
Biaya Bahan Penolong
Plastic
Biaya Bahan Penolong
Case + Label
Biaya Bahan Penolong
Master Box + Label
Biaya Bahan Penolong
Tenaga Kerja Tetap
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga
Kerja
Tidak
Tetap
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Penolong
Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Tenaga
Kerja
Tidak Langsung Biaya
Biaya Overhead Pabrik
Maintenance
Mesin
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Reparasi
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Penyusutan Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
Biaya AsuransiPabrik
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Telepon dan Fax
Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Keamanan
kebersihan Pabrik
dan Biaya Overhead Pabrik
103 Biaya Listrik dan Air Biaya
Pencetakan
Biaya Overhead Pabrik dan
fotocopy Biaya
Biaya Overhead Pabrik Kesejahteraan
Karyawan
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Representasi dan Etertainment Biaya
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Operasi
Perlengakapan
Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Pemasangan Iklan
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Transportasi
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Operasi
Biaya Tugas Dinas keluar kota Biaya
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Operasi
maintenance
kendaraan pabrik
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead lainnya
Biaya Overhead Pabrik
Sumber : Penulis 3.3.2
Penetapan Harga Jual Pada PT Biolina Trio Sintesa penentuan harga jual Pilar 7.5 x10cm fragrance
berdasarkan estimasi biaya produksi yang telah dibuat sebelumnya untuk tahun 2008 dengan menggunakan pendekatan metode absorting costing untuk cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Harga jual dengan mark up sebesar 45%. Estimasi harga pokok produksinya adalah :
104 1. Biaya Bahan Baku
Rp. 271.254.480
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 180.432.840
3. Biaya Overhead Pabrik
Rp. 381.555.720
Total Biaya Produksi Estimasi
Rp. 833.234.040
Perhitungan harga jual : mark up 45% * dari Biaya produksi
Rp. 374.959.368
Penjualan
Rp. 1.208.193.408
Unit Produksi
50800 unit
Harga jual/unit
Rp 23.800
PT Biolina memperhitungkan mark up yang diharapkan sebesar 45% untuk menutup biaya operasi,.Perusahaan menentukan harga jual per unitnya sebesar Rp. 23.800 dengan jumlah unit sebesar 50.800 unit. 3.4.
Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Penetapan Harga Jual
3.4.1. Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi PT Biolina Trio Sintesa menerapkan metode perhitungan biaya berdasarkan pesanan ( Job Order Costing), dimana perusahaan memproduksi produknya berdasarkan pesanan dari customer.
105 Metode penentuan harga pokok produksi yang diterapkan oleh PT Biolina Trio Sintesa adalah metode penentuan harga pokok produksi penuh (full costing), karena dalam menghitung harga pokok produksi, perusahaan harus memasukkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Berikut ini akan dibahas perhitungan biaya produksi PT Biolina Trio Sintesa yaitu untuk perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 1. Bahan Baku Dalam perhitungan bahan baku perusahaan membebankan unsur bahan baku penolong ke dalam biaya bahan baku langsung. Menurut penulis, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bahan baku langsung adalah semua biaya yang membentuk integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan dalam kalkulasi biaya produk. Berikut adalah tabel perhitungan biaya bahan baku sebelum dan setelah di reklasifikasi :
106 Tabel 3.13 Biaya Bahan Baku Langsug Sebelum dan Setelah Direklasifikasi Produk Pilar 7.5 x10cm fragrance Jumlah Biaya
Reklasifikasi
Menurut Perusahaan
Menurut Penulis
Selisih
(Rp)
(Rp)
(Rp)
SA 1801
64.159.400
64.159.400
0
SAF 1865
42.055.600
42.055.600
0
PE
3.999.400
3.999.400
0
UV
25.417.400
25.417.400
0
Bahan Langsung
Baku
33.641.600 33.641.600
Color
-
(Dimasukkan ke biaya bahan penolong dalam biaya overhead pabrik) 38.718.100
Fragnance
38.718.100
-
(Dimasukkan ke biaya bahan penolong dalam biaya overhead pabrik)
Wick
34.200.000
34.200.000
0
Total
Biaya
Baku Langsung
Bahan 242.191.500
169.831.800
72.359.700 (Ditambahkan ke biaya bahan penolong dalam biaya overhead pabrik)
Sumber : Penulis Pengklasifikasian yang dilakukan PT Biolina Trio Sintesa sebelumnya tidak tepat, hal ini menumbulkan adanya selisih sebesar Rp 72.359.700 yang terjadi antara biaya bahan baku langsung sebelum dan setelah reklasifikasi, hal ini terjadi karena
107 adanya unsur biaya bahan penolong yang seharusnya dibebankan ke overhead pabrik oleh perusahaan dibebankan ke dalam biaya bahan baku langsung. Manurut penulis, unsur bahan baku color (pewarna) dan fragrance (pewangi) adalah termasuk biaya bahan baku penolong yang merupakan biaya overhead pabrik. 2. Tenaga Kerja Langsung Menurut penulis, PT Biolina Trio Sintesa sudah tepat dalam mengklasifikasikan biaya tenaga kerja langsung. Sesuai dengan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 perusahaan melakukan perhitungan sebagai berikut : Biaya tenaga kerja langsung untuk 11 karyawan tetap dan 8 karyawan tidak tetap adalah: Biaya Upah Tenaga Kerja Langsung
Rp. 120.826.500
Biaya Lembur
Rp. 25.651.250
Biaya Uang Makan
Rp. 14.623.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 161.100.750
3. Biaya Overhead Pabrik Perusahaan menetapkan tarif yang ditentukan dimuka untuk menghitung biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan jumlah tenaga kerja langsung. Pembebanan biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran dan penjualan tidat tepat. Menurut penulis, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya produksi diluar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
108 Perhitungan biya overhead pabrik sebelum dan sesudah dilakukan reklasifikasi adalah sebagai berikut : Tabel 3.14 Biaya Overhead Pabrik Pilar 7.5 x10cm fragrance sebelum dan setelah direklasifikasi
Overhead Pabrik
Jumlah Biaya
Reklasifikasi
Menurut
Menurut
Perusahaan
Penulis
Selisih
(Rp.)
(Rp)
(Rp) 72.359.700 (Dipindahkan dari biaya bahan
Biaya Bahan Penolong
9.740.188
82.099.888
baku langsung)
12.650.000
12.650.000
0
943.000
943.000
0
Biaya Reparasi
1.500.600
1.500.600
0
Biaya Penyusutan Mesin
3.320.650
3.320.650
0
Biaya Penyusutan Pabrik
19.756.000
19.756.000
0
Biaya AsuransiPabrik
3.140.900
3.140.900
0
Biaya Telepon dan Fax
9.010.000
0
0
2.640.000
2.640.000
0
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Maintenance Mesin
Biaya
Keamanan
kebersihan Pabrik
dan
109 Biaya Listrik dan Air
158.900.600
158.900.600
0
3.520.000
0
0
823.900
823.900
0
Etertainment
18.580.000
0
18.580.000
Biaya Perlengakapan Kerja
8.300.700
8.300.700
0
Biaya Pemasangan Iklan
12.100.000
0
12.100.000
Biaya Transportasi
21.765.000
0
21.765.000
53.680.000
0
53.680.000
kendaraan pabrik
15.200.000
0
0
Biaya Overhead lainnya
1.320.000
1.320.000
0
356.891.538
295.396.238
61,495,300
6.056
5.012
1.044
50038 jam
50038 jam
0
303.052.145
250.791.406
52.260.739
Biaya
Pencetakan
dan
fotocopy Biaya
Kesejahteraan
Karyawan Biaya
Representasi
dan
Biaya Tugas Dinas keluar kota Biaya
maintenance
Total Biaya Overhead Pabrik Tarif BOP Jam Tenaga Kerja Langsung Aktual Total BOP sesungguhnya Sumber : Penulis
110 Tabel diatas memperlihatkan adanya selisih sebesar Rp. 52.260.739 antara biaya overhead sebelum reklasifikasi sebesar Rp. 303.052.145 dan sesudah reklasifikasi sebesar Rp 250.791.406 hal ini terjadi dikarenakan adanya unsur biaya overhead yang seharusnya dibebankan ke biaya lain dibebankan ke overhead pabrik. Menurut penulis, biaya pemasangan iklan, biaya tugas dinas ke luar kota, biaya representasi dan entertainment merupakan biaya operasi. Biaya operasi adalah salah satu unsur biaya yang nantinya akan dilaporkan pada laporan laba rugi perusahaan dan mempengaruhi laba perusahaan. Penambahan Rp. 82.099.888 pada biaya bahan penolong didapat dari kesalahan pembebanan biaya bahan baku langsung color (pewarna) sebesar Rp33.641.600 dan fragrance (pewangi) sebesar Rp 38.718.100 Dari perhitungan harga pokok produksi diatas dapat dilihat adanya perbedaan perhitungan harga pokok produksi sebelum dan sesudah reklasifikasi menurut penulis. Dbawah ini adalah table yang menunjukkan adanya perbedaan antara harga pokok produksi sebelum dan sesudah reklasifikasi.
111 Tabel 3.15 Perbedaan Harga Pokok Produksi
produk Pilar 7.5 x10cm fragrance
sebelum dan setelah direklasifikasi Reklasifikasi Perusahaan (Menurut Penulis)
Selisih
Keterangan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Bahan Baku Langsung
242.191.500
169.831.800
72.359.700
Langsung
161.100.750
161.100.750
0
Biaya Overhead Pabrik
303.052.145
250.791.406
52.260.739
Total Biaya Produksi
706.344.395
581.723.956
124.620.439
Volume Produksi
50800unit
50800unit
0
Rp.13.905
Rp.11.451
Rp.2.454
Tenaga
Kerja
Harga Pokok Produksi per unit Sumber : Penulis Dari data biaya produksi diatas menunjukkan bahwa pengklasifikasian biaya produksi yang kurang tepat mengakibatkan perhitungan harga pokok produksi menjadi tidak akurat. Hal ini dapat dilihat dari total biaya produksi yang dihitung perusahaan adalah sebesar Rp. 706.344.395. Setelah dilakukan reklasifikasi, total biaya produksi turun menjadi Rp. 581.723.956 dengan selisih sebesar Rp. 124.620.439. Selisih ini
112 terjadi karena perusahaan membebankan biaya bahan baku secara tidak tepat seperti pewarna dan pewangi. Selain itu perusahaan juga membebankan biaya overhead pabrik dengan tidak tepat seperti biaya pemasangan ilklan, biaya tugas dinas ke luar kota serta biaya representasi dan entertainment. Harga pokok produksi juga mempengaruhi harga jual, semakin tinggi harga pokok produksi maka akan semakin tinggi juga harga jual. Berikut ini adalah perhitungan harga pokok produksi setelah direklasifikasi oleh penulis dengan megambil contoh pemesanan Pilar 7.5 x10cm fragrance yang telah dibahas sebelumnya:
113 Tabel 3.16 Kartu Harga Pokok Produksi Pilar 7.5 x10cm fragrance Reklasifikasi PT. BIOLINA TRIO SINTESA Wisma Standard Chartered lt. 17 Kav 33-A Jakarta Pusat Untuk
: KAHEKU
Kode
: KH2351
Tgl Pesan
Produk : 50800 unit Pillar 7.5 x 10 Fragrance Raw Material
Ammount
Raw Material
Rp.169.831.800
Total
Tgl Dikerjakan : 29 Nov 2007 Tgl Selesai : 15 Mei 2008
Rp.169.831.800
Direct Labour
Ammount
Tetap
Rp104.600.250
Tidak tetap
Rp56.500.500
Total
Rp161.100.750
Factory Overhead
Ammount
Tarif FOH
5.012
TJTKL Aktual
50038 jam
Total FOH
250.791.406
Total
Rp 250.791.406
Raw Material
Rp.169.831.800
Direct Labour
Rp161.100.750
Factory Overhead
Rp 250.791.406
Total Cost
581.723.956
Unit
50800unit
Total Cost/ Unit
Rp.11.451
Sumber : Penulis
: 26 Nov 2007
114 3.4.2. Evaluasi Penetapan Harga Jual Salah satu fungsi dari penetapan harga pokok produksi adalah sebagai dasar penilaian atas penetapan harga jual. Penilaian atas pentapan ini berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan rutin maupun keputusan strategik. Salah satu ukuran yang digunakan dalam menilai penetapan harga jual adalah dengan melihat presentatif margin perusahaan. Hal ini bertujuan sebagai dasar analisa dan pertimbangan bagi pihak manajemen. Perusahaan menentukan harga jual produk sebesar Rp. 23.900 per unit, Menurut penulis harga tersebut terlalu tinggi karena setelah dilakukan reklasifikasi terjadi penurunan biaya produksi. Penulis menyarankan harga jual tersebut diturunkan sebesar 15% untuk berjaga-jaga dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, megantisipasi kenaikan atauoun penurunan harga bahan dan dapat bersaing dengan pasar. Perhitungan penurunan harga jual tersebut adalah seperti dibawah ini : Tabel 3.17 Reklasifikasi Harga Jual produk Pilar 7.5 x10cm fragrance Menurut Perusahaan
Menurut Penulis dengan penurunan 15% Selisih
(Rp)
(Rp)
Harga Jual Unit Penjualan Sumber : Penulis
(Rp)
23.800
20.230
50800unit
50800 unit
1.209.040.000
1.027.684.000
3.570
181.356.000
115 Dari tabel diatas terlihat penulis melakukan penurunan harga jual sebesar Rp3.570 atau sebesar 15%. Hal ini disarankan oleh penulis karena perusahaan membebankan biaya produksi lebih tinggi dari seharusnya. Biaya produksi yang terlalu tinggi disebabkan oleh pembebanan biaya overhead yang terlalu tinggi dari seharusnya. Biaya overhead pabrik terlalu tinggi disebabkan biaya yang seharusnya tidak dibebankan ke overhead pabrik tetapi oleh perusahaan di bebankan ke overhead pabrik, seperti : biaya pemasangan iklan, biaya tugas dinas keluar kota serta biaya representasi dan entertainment. Disarankah oleh penulis agar PT Biolina Trio Sintesa melakukan reklasifikasi atas biaya produksinya berdasarkan pusat biaya dan melakukan koreksi atas cara perhitungan yang kurang tepat supaya harga jual dapat ditentukan dengan lebih baik. 3.5. Identifikasi Kebutuhan Informasi Informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan antara lain : 1. Laporan Kebutuhan Bahan Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui berapa banyak bahan yang dibutuhkan selama proses produksi. 2. Laporan Jam Tenaga Kerja Langsung Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui besarnya biaya overhead pabrik, yang dibebankan pada tariff/jam jenaga kerja langsung. 3. Laporan Harga Pokok Produksi Estimasi Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui harga pokok produksi estimasi selama periode tertentu sebagai dasar penetapan harga jual. 4. Laporan Harga Pokok Produksi
116 Berisi informasi harga pokok produksi aktual per pesanan selama periode tertentu. 5. Laporan Harga Bahan Baku Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui daftar harga bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi selama periode tertentu.