54
BAB 3 ANALISA STRATEGI DAN SISTEM BERJALAN
3.1 Profil Perusahaan Sejarah awal PT. Sumitomo-Mitsui Construction Co., Utama Indonesia atau disebut dengan PT. SMCC Utama Indonesia dimulai pada tahun 1971 ketika PT. Trans Asia Indonesia, hasil dari joint operation (kerjasama) antara Trans Asia Engineering (Filipina) dan Bonanza Firm yang bernama Trans Asia Associated; yang bergerak di bidang jasa konstruksi sipil umum (General Civil Contractor) berdiri. Pada tahun 1973, kepemilikan perusahaan yang dimiliki Trans Asia Associated digantikan oleh Pan Asia Corporation Engineers & Construction yang kemudian diambil-alih oleh Sumitomo Construction Co, Ltd (Jepang), dan Sumitomo Shoji Kaisha Ltd (Jepang), serta PT. Urecon Utama (Indonesia) pada tanggal 3 Juni 1976. Perubahan besar atas komposisi kepemilikan ini menjadikan nama perusahaan berubah menjadi PT. SUMICON UTAMA. Pada tahun 1994, PT. Urecon Utama (salah satu pemilik saham PT. Sumicon Utama) mengganti salah satu pemilik sahamnya menjadi Bapak. Teuku Muhammad Daud, sementara itu pada tahun 1996, Sumitomo Construction Engineering Pte. Ltd Singapura memutuskan untuk mengambil-alih sisa saham yang masih dimiliki Bonanza Firm. Kemudian pada tahun berikutnya (1997) Sumitomo Shoji Kaisha Ltd. Diambilalih oleh Sumitomo Corporation Japan.
55
Perubahan komposisi pemilik perusahaan belum berhenti sampai sini, pemegang saham kembali berubah pada tahun 1999 dimana Bapak Teuku Muhammad Daud mentransfer sahamnya kepada Ibu Hj. Cut Haidit Daud dan diikuti juga bagian saham yang dimiliki Sumitomo Construction Engineering Pte, Ltd Singapura diambil oleh S.K Kausan Co. Ltd. Singapura. Beberapa tahun kemudian, di tahun 2001, Ibu Hj. Cut Haidit Daud sebagai pemegang saham perseorangan (pribadi), mentransfer saham miliknya kepada Ibu Hj. Aida Hidayat Danukusumah. Perubahan terakhir atas pemilik saham terjadi di pertengahan 2003 ketika Sumitomo Construction Co., Ltd. membeli saham yang dimiliki SK. Kausan dan menjadi pemegang saham terbesar PT.SUMICON UTAMA. Pada tahun 2003 itu pula, Sumitomo Construction Jepang melakukan merger perusahaan dengan Mitsui Construction Jepang (salah satu kontraktor besar di Jepang). Keduanya setelah merger, merubah nama menjadi Sumitomo-Mitsui Construction Co., Ltd (SMCC Ltd,.). Dan karena penggantian nama itu pula, pada tahun 2005, PT. SUMICON UTAMA berganti nama menjadi PT. SMCC UTAMA INDONESIA. PT. SMCC Utama Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa konstruksi terdepan di Indonesia, dan hingga saat ini menjadi kantor cabang sekaligus anak perusahaan dari Sumitomo Mitsui Construction Co., Ltd. Jepang. Dengan mergernya dua raksasa konstruksi Jepang ini (Sumitomo & Mitsui), menciptakan peluang untuk perusahaan semakin kokoh, unik, dalam keunggulan teknologi konstruksi yang dimiliki masing-masing perusahaan yang saling padu. Selama 30 tahun berdiri, PT. SMCC Utama Indonesia telah memiliki banyak pengalaman konstruksi bangunan dan pekerjaan sipil, antara lain, anti-seismic building,
56
terowongan bawah tanah, jembatan, pabrik, pembangkit listrik, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, hotel, hingga apartemen. Dengan pengalaman tinggi dibidang konstruksi, PT. SMCC Utama Indonesia dapat memberikan cakupan pelayanan terhadap pelanggannya mulai dari project finding, studi kelayakan proyek, estimasi, desain. Hingga penerapan dari suatu proyek. Semenjak berdiri, perusahaan berfokus untuk selalu menjaga kualitas kerja yang konsisten, kinerja tepat waktu, serta keselamatan kerja. Pada tahun 2005, perusahaan secara berkelanjutan menjaga dan meningkatkan efektivitas operasional dengan menerapkan standar ISO 9001:2000.
Bagan Sejarah Perusahaan
Gambar 3.1 Bagan Sejarah PT. SMCC Utama Indonesia
58
Portfolio Perusahaan Adapun beberapa portofolio hasil konstruksi yang telah dikerjakan oleh PT. SMCC Utama Indonesia antara lain: (yang disajikan hanya proyek berskala besar) ¾ Arun LPG Extraction Plant, Lhokseumawe, Aceh (1987) ¾ Sunshine Plaza I, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta (1989). ¾ Palm Court Condominium, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. (1990). ¾ Sunshine Plaza II, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta (1992). ¾ Krakatau Steel Slab Sizing Press. , Cilegon, Banten (1993) ¾ Golfhill Terraces Condominium Project, Pondok Indah, Jakarta. (1993) ¾ Mangga Dua Mall Project, Jl. Arteri Mangga Dua, Jakarta (1993). ¾ Riverside Golf Course Project, Citeureup, Bogor. (1993) ¾ Rancamaya Estates Advances Works Project. Ciawi, Jawa Barat. (1993) ¾ Batavia City Condominium Project, Jakarta. (1995) ¾ New NipponDenso Factory. Cibitung, Jawa Barat. (1995) ¾ Toshiba CTV New Factory Project, Cikarang, Jawa Barat. (1995) ¾ Hymold Indonesia New Factory, Cibitung, Jawa Barat. (1997) ¾ Gresik Copper Smelter Project. Roomo - Manyar, Gresik, Jawa Timur. (1997). ¾ J.W. Marriott Hotel, Kuningan, Jakarta. (1997) ¾ PT. Kramayudha Tiga Berlian Motors, Head Office. Pulomas, Jakarta.(1996 & 2002) ¾ The Ritz Carlton Hotel and Airlangga Apartment, Jakarta (2002)
59
¾ Hoyu Indonesia New Factory & Office. Karawang, Jawa Barat (2007) ¾ Rohto Laboratories Indonesia Factory Expansion, Padalarang, Jawa Barat. (2008) ¾ TS-Tech New Factory, Bukit Indah Karawang, Jawa Barat. (2009)
3.2 Data Umum Perusahaan Nama Perusahaan
: PT. Sumitomo-Mitsui Construction Co. Utama Indonesia
Bentuk Perusahaan
: Perusahaan terbatas
Tanggal Berdiri
: 3 Juni 1976
Jenis Industri
: Kontraktor Umum
Alamat
: Summitmas II, Lt. 12, Jl. Jendral Sudirman Kav.61-62, Jakarta Selatan, Indonesia. Telepon (021) 5201757 (Hunting) Fax: (021) 5250905 Website: http://www.sumicon.co.id/
Komisaris
: 1. Yuji Sugio 2. Ryuichi Ishida 3. Syahrial Daud
Direksi
: President Director (S. Mizuno) Director (Hizume)
60
Director (F. Egi) Director (Indra Purwanto) Director (T. Firmansyah Daud) Pemegang Saham
:
Sumitomo Mitsui Construction Co, Ltd.
: 60%
Hj. Cut Aida Hidayat Danukusumah
: 30%
Sumitomo Corporation (Japan)
: 10%
Modal Pertama (1976) : U$$ 500,000
Izin-Izin: ¾ NPWP
: 01.000.236.8-059.000
¾ S.I.U.J.K (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
: 0904.2.76.89.05637
¾ T.D.P (Sertifikat Registrasi Perusahaan)
: 09.03.1.45.00261
¾ Izin BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) : 558/B.1/A.6/2005 ¾ S.B.U.J.K (Surat Badan Usaha Jasa Konstruksi) : 652/AKI-AP/3100/V05 652/AKI-SP/3100/V05 652/AKI-TP/3100/V05 ¾ Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta
: 20203.32854-5
61
3.3 Struktur Organisasi PT. SMCC Utama Indonesia
Gambar 3.2: Struktur Organisasi Kantor Pusat PT. SMCC Utama Indonesia
62
Gambar 3.3: Struktur Organisasi Kantor Proyek PT. SMCC Utama Indonesia
63
3.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan • Kantor Pusat PT. SMCC Utama Indonesia 1. Presiden Direktur •
Orang yang ditunjuk dan dikirim langsung dari SMCC Co., Ltd. Jepang.
•
Bertanggungjawab secara langsung kepada kantor pusat, SMCC Co.,Ltd Jepang atas operasional, dan pelaporan kondisi perusahaan secara periodik.
•
Menjadi person-in-charge atas perintah langsung dari kantor pusat di Jepang.
•
Mengawasi kinerja direktur operasional dan finance & administration director.
2. Direktur Operasional •
Bertanggungjawab langsung terhadap Presiden direktur.
•
Mengontrol dan mengawasi operasional seluruh proyek.
•
Memimpin seluruh manajer yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
•
Bekerja sama dengan presiden direktur dalam menentukan strategi bisnis dan operasional perusahaan.
•
Bertanggungjawab atas kelancaran seluruh proyek yang sedang berjalan.
•
Melakukan koordinasi dan memimpin para manajer perusahaan.
64
3. Direktur finance & Administration •
Orang yang ditunjuk dan dikirim langsung dari SMCC Co, Ltd Jepang
•
Bertanggungjawab langusng terhadap Presiden direktur
•
Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas keuangan dan keluar masuknya uang (cash flow) perusahaan.
•
Melaporkan keuangan perusahaan dan berhubungan langsung dengan SMCC Co, Ltd Jepang.
•
Melakukan otorisasi pencairan keuangan perusahaan bersama dengan presiden direktur.
•
Membuat laporan keuangan perusahaan secara periodik untuk kemudian dilaporkan kepada Presiden direktur.
4. Senior Project Manager •
Bertanggungjawab dan berkolaborasi dengan Direktur Operasional serta Presiden Direktur.
•
Mengawasi dan mengontrol seluruh proyek yang ada.
•
Bertanggung jawab atas jalannya seluruh proyek.
•
Melakukan audit internal atas jalannya operasional proyek.
•
Menerapkan dan mengaudit standar kebijakan kualitas kerja dan keamanan pekerja pada setiap proyek (quality & safety policy audit)
65
5. Design Manager •
Bertanggungjawab terhadap Direktur operasional
•
Memimpin staf di divisi desain proyek.
•
Membuat laporan dalam bentuk desain dan perancangan fisik dan perhitungan teknik sipil atas rancang bangun yang diusulkan atas suatu proyek yang akan dikerjakan.
•
Berkolaborasi dengan Estimate Manager.
•
Berkolaborasi dengan Senior Project Manager.
6. Estimate Manager •
Bertanggungjawab terhadap direktur operasional
•
Melakukan estimasi perhitungan anggaran, laba-rugi, pembiayaan, dan pengadaan material, atas suatu proyek yang akan dikerjakan.
•
Berkolaborasi dengan Senior Project Manager
•
Menyusun hasil estimasi.
•
Memimpin staf dalam divisi estimate.
7. Marketing Manager •
Mencari peluang usaha dalam rangka mendapatkan dan meningkatkan kontrak proyek-proyek baru.
66
•
Melakukan pendekatan terhadap perusahaan/ institusi/perorangan (disebut sebagai investor) untuk menjadikan mereka sebagai customer perusahaan.
•
Menjalin hubungan dengan customer yang telah ada, agar dapat menjadi customer yang memberikan proyek secara berkelanjutan
•
Membuat laporan dan analisis pasar jasa konstruksi
•
Berkolaborasi dengan Senior Project Manager.
8. Accounting Manager •
Memimpin staf finance dan accounting.
•
Melakukan pembukuan / jurnalisasi data-data finansial dan keuangan kedalam akun buku besar.
•
Membuat perhitungan pajak atas pengeluaran dan pendapatan perusahaan.
•
Membuat laporan keuangan dengan berdasarkan kaidah akuntansi yang ditetapkan SMCC Co, Ltd Jepang.
•
Melaporkan laporan keuangan dwimingguan kepada Direktur Keuangan.
•
Mengirimkan laporan keuangan kepada SMCC Co, Ltd Jepang.
9. Depot Manager •
Bertanggungjawab terhadap Depot PT. SMCC Utama Indonesia
67
•
Melakukan inventarisasi barang-barang di depot.
•
Melakukan pengontrolan dan perawatan barang-barang di depot.
•
Menjaga keamanan depot.
•
Memimpin staf depot.
10. IT Manager •
Melakukan maintenance sistem komputer, jaringan komputer, dan troubleshooting.
•
Melakukan inventarisasi seluruh hardware yang ada.
•
Melakukan pendekatan dengan vendor IS/IT.
11. Administrasi & HRD Manager •
Melakukan administrasi keorganisasian perusahaan, seperti controlling job desk setiap karyawan.
•
Melakukan penilaian kinerja dan standardisasi pekerjaan setiap karyawan.
•
Memimpin staf divisi Administrasi & HRD, yaitu, staf penggajian, dan absensi.
•
Membuat laporan Administrasi dan HRD.
68
•
Kantor Proyek PT. SMCC Utama Indonesia 1. Project Manager •
Melakukan pengorganisasian untuk seluruh organisasi dan staf proyek yang dipimpinnya.
•
Melakukan audit internal manajemen proyek dengan staf audit internal dari kantor pusat dan staf auditor eksternal.
•
Mengontrol jalannya proyek dan membuat laporan bulanan proyek untuk Senior Project Manager di kantor pusat.
•
Melakukan dealing kerjasama dengan pihak supplier.
•
Membuat keputusan strategis untuk kantor proyek
•
Memeriksa dan memverifikasi setiap dokumen dan laporan kantor proyek.
2. Site Manager •
Membuat laporan mingguan aktivitas kantor proyek.
•
Memeriksa dan melakukan verifikasi pada setiap dokumen kantor proyek.
•
Menganalisa dan memeriksa setiap kebutuhan material proyek.
•
Membuat dokumen pemesanan material untuk supplier.
•
Mengorganisir setiap sub contractor yang ada di proyek.
•
Berkoordinasi dengan seluruh staf di kantor proyek.
•
Berkoordinasi dengan Project Manager.
69
3. Stock •
Menginventarisir seluruh material dan bahan bangunan serta peralatan konstruksi yang ada di gudang kantor proyek.
•
Membuat laporan keluar-masuk material.
•
Memberikan notifikasi kepada Site Manager ketika stok material dan bahan bangunan sudah habis atau menipis.
•
Menjaga keamanan gudang.
4. Site Supervisor •
Melakukan supervisi terhadap aktivitas lapangan (site activities) di proyek
•
Berkoordinasi dengan Chief Foreman
•
Mengawasi dan mengontrol kinerja mandor (foreman).
•
Membuat laporan mingguan aktivitas di lapangan.
•
Berkoordinasi dengan Site Manager, staf Stock, dan Drafter.
5. Site Administration & Finance •
Menyusun anggaran harian, mingguan, dan bulanan proyek.
•
Membuat laporan keuangan dan jurnal akuntansi keuangan proyek.
•
Membuat estimasi kebutuhan proyek.
•
Membuat dokumen pembayaran supplier, mulai dari yang harian, hingga bulanan.
70
6. Drafter •
Menganalisa dan merancang ulang rancang bangun yang dibuat oleh divisi Design kantor pusat.
•
Membuat gambar rancang bangun konstruksi.
•
Menyajikan rancang bangun yang terbaru sejalan dengan progress proyek di lapangan (on site project).
•
Berkoordinasi dengan Site Manager dan Site Supervisor.
7. Chief Foreman •
Memimpin dan mengontrol seluruh mandor (foreman)
•
Membuat laporan pekerjaan harian progress proyek.
•
Bertanggungjawab atas keterampilan, keselamatan, dan keamanan kerja setiap pekerja (buruh) bangunan yang bekerja dilokasi proyek.
•
Berkoordinasi dengan Stock, dan Site Supervisor.
71
3.5 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Analisis atas kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. SMCC Utama Indonesia akan mengacu dan berdasar pada model perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi yang digagaskan oleh John Ward, dan Peppard, sebagaimana model tersebut dapat diambil gambaran bahwa dalam suatu proses perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi, dibutuhkan sejumlah masukan (input) yang selanjutnya akan melalui tahapan pemrosesan (analisis dan rancangan) dengan metoda yang telah dipaparkan pada Bab II Landasan Teori, di sub bab 2.6; yang akan digunakan untuk menganalisa setiap lingkungan internal dan eksternal baik dari segi SI/TI dan bisnis PT. SMCC Utama Indonesia. untuk kemudian dicapainya produk perencanaan tersebut antara lain strategi TI, strategi bisnis & SI, strategi manajemen SI/TI, serta portofolio aplikasi masa depan. Berikut dibawah ini adalah model perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi untuk PT. SMCC Utama Indonesia.
72
- Porter's Five Force - PEST Analysis
Analisis Deskriptif
Lingkungan Eksternal Bisnis PT. SMCC Utama Indonesia
Lingkungan Eksternal SI/TI PT. SMCC Utama Indonesia
Lingkungan Internal Bisnis PT. SMCC Utama Indonesia
Lingkungan Internal SI/TI PT. SMCC Utama Indonesia
-
Visi & Misi SWOT & IFAS-EFAS Porter's Value Chain Konsolidasi CSF dengan Key Performance. Indicator - Entity Relationship Diagram
-Spek. Hardware & Software -Arsitektur Jaringan Komputer
IS/IT STRATEGY PROCESS
Business IS Business IS Strategi-strategi Strategies Strategies Bisnis & SI
Strategi Manajemen SI/IT
Input
Portofolio Aplikasi Saat Ini
-Mc. Farlan Current Application Portfolio
Proses
Strategi Teknologi Informasi
Portofolio Aplikasi Masa Depan
Gambar 3.4 Kerangka Kerja (Framework) SI/TI rancangan Ward,Peppard 2002. untuk PT. SMCC Utama Indonesia
Output
73
3.6 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Perusahaan 3.6.1 Analisis Lima (5) Daya Porter
Gambar 3.5 Bagan Lima Daya Porter untuk PT. SMCC Utama Indonesia
74
Berikut dibawah ini adalah hasil analisa untuk Lima (5) Faktor Persaingan Porter pada PT. SMCC Utama Indonesia:
1. Pendatang Baru Dapat disebut pendatang baru, apabila terdapat perusahaan-perusahaan baru berdiri yang bergerak dibidang yang jasa konstruksi, dimana PT. SMCC Utama Indonesia berada. Menurut hasil wawancara dari salah seorang direksi PT. SMCC Utama Indonesia, saat ini di Indonesia belum ada lagi perusahaan jasa konstruksi skala besar yang berdiri baru-baru ini (pada saat skripsi ini ditulis). Hal ini dipengaruhi oleh terpaan krisis ekonomi global yang mengakibatkan iklim investasi mengalami penurunan secara dramatis. Adapun perusahaan jasa konstruksi skala besar yang ada dan masih beroperasi, saat inipun sedang dalam kondisi survival atau bertahan hidup dengan proyekproyek kecil dan proyek yang masih berjalan. Adapun satu perusahaan baru skala besar yang menjadi pendatang baru namun belum menjadi ancaman bagi perusahaan adalah PT. Indo Nakano, Namun tidak
75
menutup
kemungkinan
bahwa
di
tahun-tahun
mendatang, terutama ketika Indonesia keluar dari kondisi krisis ekonomi global, akan banyak perusahaan jasa konstruksi baru skala besar yang masuk kedalam ceruk pasar dimana PT. SMCC Utama Indonesia berada, sehingga pada kedepannya PT. SMCC Utama Indonesia akan membutuhkan suatu tools analisis pasar bisnis agar tetap mengetahui tekanan dan pergerakan para pendatang baru sehingga dapat menentukan strategi dalam mengantisipasinya.
2. Persaingan Intra Industri Persaingan intra industri ini maksudnya adalah suatu ceruk dan segmen dimana semua perusahaan jasa konstruksi
skala
besar
berada,
dan
saling
memperebutkan tender proyek. Tender proyek adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh pemilik dana (owner/investor) dalam memilih perusahaan konstruksi manakah yang akan mengerjakan bangunan/pekerjaan konstruksi. Dalam proses tender inilah persaingan sengit terjadi. Setiap perusahaan saling bersaing dalam memberikan
penawaran
harga
rancang
bangun
konstruksi. Setiap perusahaan yang ikut serta tender
76
menawarkan keunggulannya masing-masing. Untuk tetap dapat maju dan unggul dalam persaingan, diperlukan suatu sistem pendukung keputusan atau Decision Support System untuk PT. SMCC Utama Indonesia sehingga membantu keputusan strategis dalam mengantisipasi persaingan intra industri jasa konstruksi. 3. Pemasok Dalam proses bisnis dan operasionalnya, PT. SMCC Utama Indonesia membutuhkan sangat banyak pemasok (suppliers) dalam memasok material mentah dan jadi. (raw & fixed materials), bahkan hingga puluhan pemasok. Namun ada sejumlah pemasok utama yang pasti yang telah menjadi mitra bisnis untuk selalu memasok setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. SMCC Utama Indonesia, antara lain: •
PT. Sumitomo Heavy Industries (alat-alat berat)
•
PT. Sarana Utama Adhimandiri (pekerjaan mechanical engineering, dan pemasok alat-alat kelistrikan, misal: Generator Set)
•
PT. Handyra (pemasok cat dan produk pelapis)
•
PT. Gerbang Sarana Baja (Pemasok komponen baja, plat metal, dan besi)
77
•
PD. Bumi Borneo (Pemasok bahan bangunan)
•
PT. Adhimix Precast Indonesia (pengerjaan pengecoran adonan semen, casting, dan beton)
•
PT. Paku Bumi Indonesia (Pemasok beton fondasi struktur bangunan)
Untuk itu, PT. SMCC Utama Indonesia selalu menjalin hubungan kemitraan yang berkesinambungan dengan para pemasok dengan strategi melakukan pembayaran secara on time. Dan tidak melakukan hutang pembayaran terhadap para pemasok. Sementara ini PT. SMCC Utama Indonesia melakukan pendataan dengan database sederhana atas kinerja pembayaran (dari PT. SMCC) dan kelancaran pasokan material (dari pemasok). tetap selektif dalam memilih pemasok baru.
4. Pembeli Pelanggan PT. SMCC Utama Indonesia saat ini adalah 99% investor PMA (penanaman modal asing) dari Jepang. Sedangkan 1% nya adalah investor PMD (penanaman modal dalam negeri). PT. SMCC Utama Indonesia memutuskan untuk tidak menerima lagi proyek dari investor PMD / lokal karena alasan
78
kontinuitas pembayaran proyek, yang jika terjadi masalah, dapat menimbulkan peluang kredit macet, dimana investor lokal seringkali menunda pembayaran ataupun secara mendadak tidak dapat mebayar sisa biaya
konstruksi
atas
proyek
bangunan
yang
dimilikinya. Karena dengan pengalaman yang telah lalu, keadaan kredit macet ini, sangat mengganggu kinerja keuangan dan daya tahan PT. SMCC Utama Indonesia. Beberapa investor atau pelanggan PT. SMCC Utama Indonesia: ¾ JBIC. Japan Bank for International Cooperation. ¾ JICA.
Japan-Indonesia
Cooperation
Agency
(Badan kerjasama Indonesia-Jepang) ¾ PT. Kramayudha Tiga Belian Motors. PMA Jepang. (ATPM Mitsubishi di Indonesia). ¾ PT. TS-Tech Indonesia. PMA Jepang. (Manufaktur komponen otomotif). ¾ PT. Japan Gas Corporation Indonesia. PMA Jepang. (pemilik Plant & Refineries LPG dan Gas Bumi) ¾ PT. OTE Engineering Indonesia. PMA Jepang. (Pabrik pengolahan Tembaga)
79
Para customer/pelanggan ini yang notabene sebagian adalah perusahaan PMA Jepang yang memiliki menginginkan kualitas pengerjaan konstruksi yang terbaik dan penyelesaian serta handover / serah terima proyek tepat pada jadwal dan perjanjian. Dan para investor yang telah menjadi customer PT. SMCC Utama Indonesia, biasanya akan memercayakan kembali
PT.
SMCC
Utama
Indonesia
dalam
mengerjakan proyek konstruksi mereka lagi. Untuk itu dibutuhkan sistem dan teknologi informasi yang dapat mendukung efisiensi dan efektifitas operasional mulai dari tender proyek, pengerjaan proyek, hingga serah terima proyek yang berorientasi pada peningkatan pelayanan
dan
hubungan
terhadap
customer/pelanggan.
5. Ancaman Produk/Jasa Pengganti Ancaman produk/jasa pengganti terhadap PT. SMCC Utama Indonesia, berasal dari para perusahan jasa konstruksi pesaing. Antara lain:
80
¾ PT. Shimizu Bangun Cipta Kontraktor (kontraktor Jepang) yang lebih spesialis dalam bangunan pencakar langit (high-rise building). ¾ PT. Total Bangun Persada (kontraktor swasta lokal) unggul dalam bangunan komersial. Semisal Mall. ¾ PT. PP Taisei Indonesia (kontraktor Jepang) yang unggul dalam bangunan gedung apartemen dan perumahan. ¾ PT. Tata Mulia Nusantara Indah (kontraktor swasta lokal) unggul dalam bangunan apartemen dan komersial. ¾ PT. Adhi Karya (kontraktor BUMN) unggul dalam menjaring investor proyek infrastruktur. Dalam mengantisipasi ancaman ini, PT. SMCC Utama Indonesia lebih unggul dalam konstruksi Pabrik dan Plant Structure, serta civil works. Yang notabene pekerjaan-pekerjaan tersebut banyak berasal dari investor PMA Jepang.
81
3.6.2 Analisis PEST Perusahaan Faktor – faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi dapat mempengaruhi perusahaan, diantaranya : 1. Faktor Politik Kondisi politik Indonesia sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan hidup PT. SMCC Utama Indonesia. Perpolitikan di Indonesia yang labil, dan negeri yang semakin terlarut dalam euforia demokrasi tanpa memerhatikan tatanan sektor penggerak ekonomi, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan bagi para investor asing. Customer PT. SMCC Utama Indonesia sendiri hampir 100% adalah investor Jepang. Sementara kebijakan politik dan yang tidak mendukung iklim investasi di Indonesia, faktor geopolitik global dan tekanan krisis finansial yang memporakporandakan Amerika Serikat yang notabene adalah salah satu negara tujuan ekspor terbesar industri Jepang, sehingga investor jepang banyak yang mengalami masalah finansial yang berujung surutnya penanaman modal baru oleh investor jepang di Indonesia. Implementasi regulasi pemerintah di bidang planning, programming and budgeting juga menghambat proses pembangunan karena proses anggaran sering tidak terkait
82
dengan kebijakan pokok, terlalu rumit, tidak fleksibel dan tidak dapat mengakomodasi program dan proyek yang multiyear. Akibatnya, back-loading kegiatan menjadi semakin parah, dan penyelesaian proyek multi-year berjalan lambat. Kebijakan pemerintah juga cenderung ad hoc karena payung
kebijakan
menyeluruh
tidak
dipersiapkan,
mengakibatkan kredibilitas pemerintah yang rendah dan tidak meningkatkan iklim bisnis dan investasi. Contoh terakhir adalah respons terhadap kenaikan harga minyak bumi. Tidak adanya kebijakan enxsergi yang komprehensif dan robust (matang) telah mengakibatkan pembahasan menjadi tidak konseptual, teknis dan berdimensi jangka pendek. Juga buruknya kerangka implementasi kebijakan lintas sektoral, terutama berkaitan dengan wewenang yang tidak jelas dan anggaran lintas sektoral yang tidak ada/terbatas bagi lead organizations yang diberi tugas. Namun, pemerintah melalui KADIN Indonesia juga melakukan antisipasi dengan beberapa kerjasama baru (sumber: Laporan Hasil Rapat Pimpinan Nasional KADIN 2008) : •
Peningkatan hubungan dengan Kadin dan Asosiasi khususnya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Jepang
83
•
Peningkatan Hubungan Kerja dengan jajaran birokrasi dalam negeri (departemen terkait), luar negeri (Kedubes RI di Jepang)
•
Pemantapan/peningakatan hubungan kerja dengan Kedubes Jepang di Jakarta, Jetro, Jica dan Japan Club
•
Peningkatan hubungan kerja dengan Nippon Keidanren,
Kankairen,
Japan
Chamber
of
Commerce and Industry •
Pendekatan dengan jajaran birokrasi Jepang yang terakit, agar mendorong pengusaha Jepang untuk meningkatkan investasinya di Indonesia
2. Faktor Ekonomi Pada tahun 2008, perekonomian dunia dihadapkan pada satu perubahan drastis yang nyaris tak terbayangkan sebelumnya. Krisis kredit macet perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage) di Amerika Serikat yang memporakporandakan Wallstreet, secara tiba-tiba berkembang menjadi krisis keuangan global, dan kemudian dalam hitungan bulan telah berubah menjadi krisis ekonomi yang melanda ke seluruh dunia. Kuatnya intensitas krisis membuat negara-negara kawasan Asia, yang semula dianggap relatif steril dari dampak
84
krisis, akhirnya sulit bertahan dan turut pula terkena imbas krisis. Di Indonesia, perekonomian yang dalam 3 (tiga) triwulan terakhir 2008 yang dipenuhi optimisme dan tumbuh di atas 6%, tiba-tiba harus mengalami perlambatan dan hanya mampu tumbuh 5,2% pada triwulan IV-2008. Bahkan kini pada tahun 2009, krisis global telah mengimbas hingga tidak hanya pada sektor keuangan, tetapi juga telah merambah ke sektor riil. (sumber: Outlook Ekonomi Indonesia, oleh BI, 2009) Sementara itu, dampak tidak langsung dari jalur finansial terjadi melalui munculnya hambatan terhadap ketersediaan pembiayaan ekonomi, baik yang bersumber dari domestik maupun luar negeri. Besarnya dampak krisis ke pembiayaan, khususnya domestik, akan sangat dipengaruhi oleh besarnya dampak krisis melalui jalur yang lain yakni jalur perdagangan (jalur makroekonomi). Gangguan di sektor riil akibat anjloknya kinerja ekspor misalnya, berpotensi memunculkan risiko kredit bagi perbankan, yang pada gilirannya akan menghambat perbankan dalam penyaluran kreditnya kepada sektor riil dan memperlambat kinerja investasi / penanaman modal dalam negeri. Bagi sektor bisnis, berdasarkan temuan adanya indikasi penggunaan tabungan bruto (dana internal) sebagai salah satu
85
sumber utama pembiayaan sektor bisnis, maka terganggunya kinerja perusahaan otomatis akan berimbas pada kemampuan perusahaan dalam melakukan pembiayaan bisnis. Sumber pembiayaan yang lain, yaitu melalui saham maupun penyertaan diperkirakan juga akan mengalami hambatan sejalan dengan terganggunya kinerja sektor rill dan kuatnya persepsi risiko akibat tingginya ketidakpastian. Sementara itu, peranan sektor eksternal dalam pembiayaan ekonomi yang pada dasarnya telah mengalami penurunan pada periode pascakrisis akan semakin menurun dengan adanya krisis perekonomian global karena terhambatnya pembiayaan dari luar negeri, baik yang berbentuk pinjaman maupun penanaman modal langsung (foreign direct investment). Selain itu pula, kondisi tingkat suku bunga rupiah terhadap US dollar dan dan Yen Jepang terus terapresiasi, yang mengakibatkan
menjadi
komponen-komponen
semakin
impor,
yang
mahalnya dimana
biaya
atas
perusahaan
konstruksi seperti PT. SMCC Utama Indonesia cukup bergantung terhadap komponen impor, seperti baja, dan alat teknik konstruksi lainnya. Hal inilah yang mempersulit nafas PT. SMCC Utama Indonesia yang hampir seluruh pelanggan (customer)nya adalah investor Jepang dan luar negeri lainnya. Para investor
86
inipun sedang terkena imbas krisis global, bahkan dari para investor yang telah ada didalam negeri, belakangan telah melakukan efisiensi besar-besaran dengan tidak melakukan ekspansi bisnis untuk sementara, yang mengakibatkan berkurangnya permintaan atas jasa konstruksi. Seiring dengan memburuknya kondisi perekonomian global dan kejatuhan harga komoditas dunia yang berpotensi menurunkan tekanan inflasi ke depan dan memicu pelemahan pertumbuhan ekonomi domestik, Bank Indonesia menempuh kebijakan dengan menurunkan BI rate hingga level 9,25% pada bulan Desember 2008, dengan pertimbangan antara lain untuk menahan perlambatan ekonomi yang lebih mendalam dan mengurangi tekanan pada stabilitas sistem keuangan seiring dengan tekanan laju inflasi yang cenderung menurun (tabel 3.7). Penurunan BI rate diharapkan akan direspons dengan penurunan suku bunga kredit oleh sektor perbankan, sehingga dapat mengurangi kendala penyaluran kredit dan menjaga
gairah
sektor
usaha
di
tengah
melesunya
perekonomian global, sehingga perputaran ekonomi riil dalam negeri tetap berlangsung dan hal ini memberikan sedikit angin segar bagi PT. SMCC Utama Indonesia.
87
Tabel 3.1 Proyeksi Ekonomi atas PDB dan Inflasi Indonesia 2008-2014
Gambar 3.6 Tingkat BI Rate (Suku Bunga BI/SBI) 2005-2008
** Sumber: Outlook Ekonomi Indonesia, oleh Bank Indonesia (2009)
88
1. Faktor Sosial PT. SMCC Utama Indonesia memberikan dampak sosial yang cukup signifikan. Dikarenakan PT. SMCC Utama Indonesia adalah perusahaan jasa konstruksi dimana pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan padat karya yang menyerap sangat banyak tenaga kerja, sehingga memberikan dampak sosial yakni membantu pemerintah dalam menekan angka pengangguran. Faktor sosial yang sering kali terjadi adalah banyaknya terjadi budaya pungutan liar oleh oknum-oknum tak
bertanggungjawab
dengan
beragam
alasan
yang
memengaruhi dan mengancam keberlangsungan, keamanan dan stabilitas proyek yang sedang dikerjakan.
2. Faktor Teknologi Teknologi sangat berperan penting bagi PT. SMCC Utama Indonesia. PT. PT. SMCC Utama Indonesia memiliki peralatan konstruksi mutakhir berteknologi tinggi yang dalam proses konstruksi, antara lain: •
Inverted Construction & Hi-Doc technology. Suatu teknologi
yang
memungkinkan
membangun
gedung bertingkat secara terus menerus walaupun
89
basement serta lantai yang lebih bawah masih sedang dalam pengerjaan. •
Mobile GPS Laser Scanner Measurement System. Teknologi yang mengintegrasikan posisi koordinat dari satelit GPS (global positioning system) dengan penembakan
sinar
laser
untuk
melakukan
pengukuran tiga dimensi topografi tanah dimana bangunan akan didirikan.
Dengan sistem ini,
lokasi proyek yang sangat luas dapat disurvei dengan cepat. •
Building Diagnosis System. Suatu teknologi dan metode yang membantu para insinyur PT. SMCC Utama Indonesia dalam melakukan diagnosa dampak bangunan terhadap lingkungan, kekuatan bangunan, ketahanan gempa dan bencana alam, serta biaya yang dikeluarkan pemilik bangunan setelah bangunan tersebut digunakan.
Adapun teknologi informasi juga dimiliki perusahaan untuk
kegiatan
operasionalnya.
Dengan
perkembangan
teknologi informasi yang pesat, membuat perusahaan harus memaksimalkan teknologi informasi yang dimiliki sehingga meningkatkan nilai tambah serta daya kompetitif dalam
90
operasional dan persaingan bisnis jasa konstruksi. Adapun teknologi dan sistem informasi yang ada antara lain: ¾ Private Webmail, dimana setiap karyawan langsung terhubung dengan webmail server di kantor pusat Jakarta, dan head office webmail server yang berlokasi di SMCC Singapore Pte,Ltd. ¾ Head Office-Linked Accounting System, dimana departemen keuangan dan accounting, memiliki aplikasi khusus yang langsung terkoneksi dengan head office SMCC Ltd, Jepang. Local Computer Networks. Setiap komputer karyawan kantor pusat PT. SMCC Utama Indonesia di Jakarta, saling terhubung dengan suatu jaringan komputer local area network / LAN, yang memungkinkan sharing data dan informasi
3.7 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Perusahaan 3.7.1 Visi, Misi dan Motto, dan Strategi Bisnis Perusahaan PT. SMCC Utama Indonesia sebagai perusahaan besar tentunya memiliki visi dan misi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mewujudkan segala tujuan serta terciptanya citra positif di mata publiknya. Selain visi dan misi PT. SMCC Utama Indonesia juga memiliki nilai serta motto perusahaan. Berikut ini adalah misi, visi, nilai serta motto yang dimiliki PT. SMCC Utama Indonesia yaitu:
91
Visi: ¾ Menjadi leader market perusahaan konstruksi di Indonesia dalam desain, perancangan dan eksekusi pembangunan juga layanan dengan turut serta dalam pembangunan infrastruktur dalam negeri
Misi: ¾ Trust. Menjaga kepercayaan customer. (customer satisfaction) terutama investor jepang dalam menanamkan investasi di negeri Indonesia, dengan memberikan pelayanan, kualitas terbaik, dan penyesaian tepat waktu. ¾ Reliability. Pengembangan dan pengelolaan perusahaan yang secara berkelanjutan sehingga terciptanya manajemen yang efisien dan operasional yang handal dalam menjaga profitabilitas untuk meningkatkan nilai dan citra perusahaan. ¾ Technology. Terus-menerus dalam menciptakan teknologi konstruksi inovatif yang selalu baru, dan menanamkan kreativitas untuk menghasilkan layanan, dan pekerjaan konstruksi yang berkualitas sangat
tinggi,
masyarakat.
dalam
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
dan
92
Motto: ¾ Pada dasarnya PT. SMCC Utama Indonesia berlandaskan “Based On Price” karena didikan orang Jepang yang jujur dalam segala hal yang membuat PT. SMCC Utama Indonesia selalu menyajikan harga yang sudah “nett”, dengan kata lain tidak ada perubahan ataupun penambahan harga lagi ketika menyajikan kontrak kerja. Namun saat ini PT. SMCC Utama Indonesia memiliki motto utama yang disebut “With technology & synergy” yang berarti PT. SMCC Utama Indonesia mampu mengerjakan proyek berteknologi tinggi dan mampu menyatukan para customer, dan pemasok dengan sangat harmonis.
¾ Strategi Bisnis Perusahaan PT. SMCC Utama Indonesia saat ini menggunakan strategi bisnis manajemen
perusahaan
dengan
metode
TQM
(Total
Quality
Management). Dalam TQM ini, perusahaan menetapkan standardisasi penjagaan kualitas yang tinggi atas aspek berikut ini: a. Money: setiap aspek finansial dimana adanya uang yang masuk dan keluar dari perusahaan, dikontrol secara ketat agar tidak terjadinya kebocoran keuangan. b. Time: segala aktivitas dihitung dengan batasan batasan tertentu. Agar waktu yang digunakan tetap waktu atau bahkan selesai dibawah waktu yang ditentukan.
93
c. Man Power: Penetapan kualitas sumber daya manusia yang tetap dijaga, terutama dengan memberikan penghargaan atas setiap aktivitas karyawan dan tenaga perusahaan. d. Tools:
Peralatan yang lengkap dan kualitas dari peralatan
tersebut yang masih layak pakai agar dapat mambantu pekerjaan
para
pekerja
bangunan
menyelesaikan
pekerjaannya. e. Materials: Bahan baku yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan pelanggan membuat kondisi bangunan menjadi tahan
lama
dan
menyebabkan
customer
satisfaction
meningkat. f. Transportations: Transportasi juga menjadi salah satu kunci sukses dalam TQM. Apalagi dalam hal transportasi barang baku, peralataan dan pekerjanya itu sendiri. g. Management: Manajemen perusahaan adalah hal terpenting dalam TQM. Managemen lah yang mengatur semua bagian agar
bekerja
sesuai
dengan
prosedur
yang
telah
ditentukan,managemen juga yang mengawasi bagian-bagian yang sedang bekerja. h. Technology: Teknologi menjadi alat pembantu managemen untuk menyempurnakan TQM tersebut. Bila di dalam TQM tidak ada teknologi, maka TQM itu sendiri tidak akan menjadi sempurna.
94
Aspek-aspek diatas adalah hal-hal yang ada didalam TQM (Total Quality Management). Jika kurang satu hal atau syarat saja dalam TQM, maka TQM tidak akan menjadi sempurna. TQM membuat semua pekerjaan menjadi lebih mudah, karena semua sudah terjadwal dan diatur sedemikian rupa agar semua berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan. Strategi ini yang membuat PT. SMCC Utama Indonesia unggul dalam hal ketepatan waktu dalam mengerjakan sebuah proyek.
3.7.2 Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Perusahaan
Gambar 3.7 Bagan Porter’s Value Chain Analysis PT. SMCC Utama Indonesia
95
Aktivitas Utama (Primary Activities) •
Logistik ke Dalam Dalam aktivitas ini, PT. SMCC Utama Indonesia menerima request dari customer berupa dua hal, dalam bentuk BoQ (Built of Quantity) atau design; jika customer menggunakan jasa konsultan untuk merancang dan membuat design tersebut. Kemudian setelah mendapatkan BoQ atau Design dari customer, PT. SMCC Utama Indonesia melakukan pembelian material sesuai BoQ atau design yang diinginkan oleh kebutuhan customer.
•
Operasi Dalam aktivitas ini, PT. SMCC Utama Indonesia memiliki timeline project yang harus dikerjakan sesuai dengan target yang ditentukan. Dalam pengerjaan proyek tersebut, PT. SMCC Utama Indonesia melakukan sewa peralatan atau alat-alat berat yang dibutuhkan kepada sub-kontraktor. Tetapi PT. SMCC Utama Indonesia juga memiliki beberapa peralatan yang disimpan di depot yang terlatak di Cikarang.
•
Logistik ke Luar Dalam aktivitas ini, PT. SMCC Utama Indonesia melakukan pengiriman design, material, dan peralatan yang dibutuhkan agar proyek dapat segera diekseksi dan selesai sesuai timeline project yang telah ditentukan.
96
•
Pemasaran Dalam aktivitas ini, PT. SMCC Utama Indonesia mengikuti beberapa tender yang diadakan, biasanya tender-tender dari perusahaan Jepang. Kemudian PT. SMCC Utama Indonesia memberikan penawaran harga dan kualitas atas proyek yang diajukan.
•
Pelayanan Dalam aktivitas ini, PT. SMCC Utama Indonesia memberikan aftersales services atau yang biasa disebut dengan building maintenance kepada customer setelah pembangunan selesai. Dan juga menjaga komunikasi dan hubungan baik kepada customer tersebut.
Aktivitas Pendukung (Support Activities) •
Infrastruktur Perusahaan Aktivitas pendukung dalam infrasturktur perusahaan, yaitu divisi marketing, operation, finance, design, estimate, depot dan IT
•
Manajemen Sumber Daya Perusahaan Aktivitas pendukung dalam manajemen sumber daya manusia, yaitu perekrutan, pelatihan, pengerjaan proyek, evaluasi kerja, pemberian penghargaan dan sanksi jika melakukan kesalahan.
•
Pengembangan Teknologi Aktivitas
pendukung
dalam
pengembangan
teknologi,
yaitu
melakukan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi secara menyeluruh.
97
•
Pembelian Aktivitas pendukung dalam pembelian, yaitu pembelian bahan-bahan material sesuai kebutuhan proyek, pengadaan peralatan kantor dan depot. Dari keseluruhan aktivitas utama dan pendukung diatas, maka akan dihasilkan suatu analisa atas kebutuhan yang mendasar atas setiap permasalahan yang terjadi untuk diatasi dengan menganalisa keadaan SI/TI yang diharapkan. Serta terjadinya suatu surplus atau defisit (margin) dalam proses rantai nilai mulai dari aktivitas utama dengan pendukungnya, yang memberikan keuntungan ataupun kerugian dalam keadaan finansial perusahaan.
98
99
Tabel 3.2 Tabel Analisis Value Chain Kesimpulan Margin: Untuk mencapai suatu margin dalam proses bisnis PT. SMCC Utama Indonesia, terutama yang bisa dilihat dari analisa value chain, yakni semua dimulai ketika konsep konstruksi dan permintaan BoQ atau segala bentuk penawaran harga dari supplier yang masuk sebagai acuan harga menjadi suatu bentuk logistik kedalam untuk kemudian masuk sebagai bentuk tender. Setelah proyek akhirnya dimulai, disinilah setiap aspek operasional diperhatikan dengan cermat, mulai dari pemprosesan legal dan kontrak, audit internal, audit supplier, hingga proyek selesai dikerjakan. Dalam perjalanannya, PT. SMCC akan mengeluarkan dokumen desain, tender, segala jenis surat perintah kerja, perintah pembelian, hingga melakukan penagihan dan pembayaran terhadap pihak kedua dan ketiga yang terlibat didalam pengerjaan dan operasional perusahaan. Hal ini tentu
100
didukung dengan kemampuan pemasaran yang prima sehingga kedekatan dengan customer , serta reputasi senantiasa terjaga. Dengan pelayanan yang maksimal seperti memberikan garansi, menjaga kepuasan customer, guna menjalin hubungan baik dengan customer. Yang keseluruhan proses aktivitas utama ini didukung dengan aktivitas pendukung infrastruktur perusahaan atau setiap lini dalam divisi perusahaan yang saling berkolaborasi
dengan
pengimplementasian
manajemen
dan
sumber
pengembangan
daya
teknologi
manusia dalam
yang
prima,
serta
mengoptimalisasikan
keseluruhan proses bisnis itu sendiri, dan didukung dengan pembelian yang tepat guna.
3.7.3 Analisis SWOT Perusahaan Untuk dapat mengetahui secara makro kondisi akan kinerja lingkungan internal dan eksternal perusahaan, analisis SWOT adalah salah satu alat bantu yang cukup tepat. Untuk identifikasi faktor internal, SW (Strenghts-kekuatan; dan Weaknesses-kelemahan) serta dalam indentifikasi faktor eksternal dengan OT (Opportunities-Peluang; dan Threats-Ancaman). Sehingga dapat dimaksimalkan titik tengah dan strategi yang menyeimbangkan antara kekuatan dengan kelemahan serta peluang dengan ancaman. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, berikut ini adalah hasil identifikasi SWOT pada PT. SMCC Utama Indonesia:
101
STRENGTHS 1) Tidak mempunyai hutang kepada bank dan pemasok 2) Anak perusahaan dan didukung penuh oleh perusahaan konstruksi terbesar di dunia, Sumitomo-Mitsui Construction Group. 3) Teknik konstruksi yang dimiliki tidak dimiliki oleh pesaing. Antara lain, anti-seismic building, simultaneous dan shortperiod construction, water control technology, anti turbulance air flow control. 4) Kemampuan arsitektur dan perhitungan konstruksi khas Jepang. 5) Harga dapat bersaing dengan sesama pesaing dari Jepang, karena PT. SMCC mendapatkan special-discount dari supplier sehingga dapat menyesuaikan dengan harga pasar nasional 6) Peralatan dan perlengkapan konstruksi yang lengkap 7) Sumber daya manusia yang berpengalaman tinggi 8) Sertifikasi Manajemen mutu ISO 9001:2000 ; Manajemen lingkungan ISO 14001:2000 ; Manajemen keselamatan SDM ISO 18001:2000 9) Memiliki kesepakatan kerja dengan berbagai perusahaan supplier. 10) 100% penyelesaian proyek tepat waktu
102
WEAKNESS 1) Masih di kontrol oleh kantor pusat/under control. 2) Rata-rata usia peralatan yang relatif sudah lama digunakan, dan belum ada pembaruan. 3) Antipati terhadap investor lokal, sehingga jumlah proyek year on year tidak sebanyak pesaing. 4) Belum adanya sistem yang mendukung top-management dalam pengambilan keputusan 5) Jumlah sumberdaya manusia yang terbatas. 6) Sistem webmail tidak dapat menampung arus informasi perusahaan 7) Belum ada nya system yang terintegrasi untuk mendukung operasional perusahaan keseluruhan
OPPORTUNITIES 1) Dipercaya oleh perusahaan-perusahaan Jepang. 2) Memiliki Depot di kawasan industri. 3) Iklim investasi Indonesia yang masih baik. 4) Pemerintah mencanangkan banyak proyek pembangunan infrastruktur, sepanjang 2009-2012 sebagai antisipasi kelesuan perekonomian nasional akibat dampak krisis global. 5) Masih banyaknya investor jepang yang berpeluang untuk berinvestasi di indonesia.
103
THREATS 1) Perubahan nilai mata uang dunia yang dapat menyebabkan semakin tinggi nya biaya bahan baku. 2) Keberadaan bahan baku tergantung oleh keadaan Negara pemasok 3) Akan masuknya pendatang baru dengan modal yang besar. 4) Berbagai macam pungutan liar selama proyek berjalan. 5) Kebijakan pemerintah yang kurang melindungi dan menjamin investor Jepang. 6) Perusahaan pesaing mulai gencar menjaring investor yang berasal dari luar negeri. Antara lain investor China, Malaysia, Timur Tengah.
o
Teknik Perhitungan SWOT Berikut pada halaman selanjutnya adalah tabel-tabel yang menunjukan perhitungan dari faktor-faktor internal (Strenght dan Weakness) PT. SMCC Utama Indonesia.
104
Kekuatan (Strength)
Bobot 2 Rating 3 Total 4 1. Tidak mempunyai hutang kepada bank dan pemasok 0.08 4 0.32 2. Anak perusahaan dan didukung penuh oleh perusahaan 0.07 4 0.28 konstruksi terbesar di dunia, Sumitomo-Mitsui Construction Group. 3. Teknik konstruksi yang dimiliki tidak dimiliki oleh 0.06 3 0.18 pesaing. Antara lain, anti-seismic building, simultaneous dan short-period construction, water control technology, anti turbulance air flow control 1
4. Kemampuan arsitektur dan perhitungan konstruksi khas 0.06 Jepang.
4
0.24
5. Harga dapat bersaing dengan sesama pesaing dari 0.07 Jepang, karena PT. SMCC mendapatkan specialdiscount dari supplier sehingga dapat menyesuaikan dengan harga pasar nasional 6. Peralatan dan perlengkapan konstruksi yang lengkap 0.08 7. 100% On time project handover(100% penyelesaian 0.07 proyek tepat waktu)
4
0.28
4 4
0.32 0.28
8. Sumber daya manusia yang berpengalaman tinggi
0.07
4
0.28
9. Sertifikasi Manajemen mutu ISO 9001:2000 ; 0.07 Manajemen lingkungan ISO 14001:2000 ; Manajemen keselamatan SDM ISO 18001:2000
4
0.28
10. Memiliki kesepakatan kerja dengan berbagai perusahaan 0.05 supplier. Total 0.68
3
0.15 2.61
Tabel 3.3 Matriks Faktor Strategi Internal untuk STRENGTH (IFAS/ Internal Strategic Factor Analysis Summary)
105
Kelemahan (Weakness) 1. Masih di kontrol oleh kantor pusat/under control
1 Bobot 0.07
2 Rating 3 Total 4 4 0.28
2.
Belum ada nya system yang terintegrasi mendukung operasional perusahaan keseluruhan.
untuk 0.05
4
0.20
3.
Rata-rata usia peralatan yang relatif sudah lama 0.03 digunakan, dan belum ada pembaruan .
3
0.09
4.
Antipati terhadap investor lokal, sehingga jumlah proyek 0.03 year on year tidak sebanyak pesaing
3
0.09
5.
Belum adanya sistem yang mendukung top-management 0.05 dalam pengambilan keputusan
4
0.20
6.
Sistem webmail tidak dapat menampung arus informasi 0.06 perusahaan Jumlah sumberdaya manusia yang terbatas. 0.03
4
0.24
3
0.09
7.
Total TOTAL
0.32 1.00
1.19 3.67
Tabel 3.4 Matriks Faktor Strategi Internal untuk WEAKNESS. (IFAS/ Internal Strategic Factor Analysis Summary)
106
Penjelasan Matriks Faktor Strategi Internal Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan di identifikasi, suatu Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis tersebut dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Tahapannya adalah: a. Pada kolom 1, penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom satu b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (satu) sampai 0 (nol), dengan nilai akhir 0 yang dianggap tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Jumlah total bobot harus 1.00 c. Pada kolom 3 berikan rating pada setiap faktor mulai dari 4 (Outstanding) sampai 1 (Poor). Pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan rating yang telah diberikan untuk mendapatkan skor pada kolom 4. Jumlah hasil perkalian bobot dan rating pada kekuatan dan kelemahan diselisihkan untuk mendapatkan titik X. Kekuatan
: 2.44
Kelemahan
: 1.23
Titik X = Kekuatan - Kelemahan = 2.44 – 1.23 = 1.21
107
Peluang (Opportunity) 1 1. dipercaya oleh perusahaan – perusahaan jepang
Bobot 0.07
2. memiliki depot di kawasan industri
0.10
4
0.40
3. Iklim investasi Indonesia yang masih baik
0.09
4
0.36
4. Pemerintah mencanangkan banyak proyek 0.09 pembangunan infrastruktur, sepanjang 20092012 sebagai antisipasi kelesuan perekonomian nasional akibat dampak krisis global
4
0.36
5. Masih banyaknya investor jepang yang 0.06 berpeluang untuk berinvestasi di indonesia
3
0.18
Total
2 Rating 3 Total 3 0.21
0.46
4
1.66
Tabel 3.5 Matriks Faktor Strategi Eksternal untuk OPPORTUNITY. (EFAS/ External Strategic Factor Analysis Summary)
Ancaman (Threat) Bobot 1 1. Perubahan nilai mata uang dunia yang dapat 0.10 menyebabkan semakin tingginya biaya bahan baku
2
Rating 3 Total 4 0.40
2. Keberadaan bahan baku tergantung oleh 0.09 keadaan Negara pemasok 3. Akan Masuknya pendatang baru dengan modal 0.010 yang besar. 4. Berbagai macam pungutan liar selama proyek 0.07 berjalan.
4
0.36
4
0.40
3
0.21
5. Kebijakan pemerintah yang kurang melindungi 0.08 dan menjamin investor Jepang
3
0.24
6. Perusahaan pesaing mulai gencar menjaring 0.10 investor yang berasal dari luar negeri. Antara lain investor China, Malaysia, Timur Tengah.
4
0.40
Total TOTAL
0.54 1.00 Tabel 3.6 Matriks Faktor Strategi Eksternal untuk THREAT. (EFAS/ External Strategic Factor Analysis Summary)
2.01 3.64
4
108
Penjelasan Matriks Faktor Strategi Eksternal Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan di identifikasi, suatu Tabel EFAS (External Strategic Factor Analisis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis tersebut dalam kerangka Opportunity and Threat perusahaan. Tahapannya adalah: a. Pada kolom 1 Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom satu. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (satu) sampai 0 (nol), dengan nilai akhir 0 yang dianggap tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Jumlah total bobot harus 1.00 c. Pada kolom 3 berikan rating pada setiap faktor mulai dari 4 (sangat menonjol) sampai 1 (sangat tidak menonjol). Pada kolom 3 berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor tersebut. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan rating yang telah diberikan untuk mendapatkan skor pada kolom 4.
109
Jumlah hasil perkalian bobot dan rating pada kekuatan dan kelemahan diselisihkan untuk mendapatkan titik Y. Peluang
: 1.66
Ancaman
: 2.01
Titik Y = Peluang - Ancaman = 1.66 – 2.01= -0.35
Dengan didapatnya hasil angka Internal dan Eksternal, maka selanjutnya adalah dengan menjadikan hasil angka tersebut sebagai koordinat.
Hasil Analisa SWOT Dari kedua matriks tersebut, maka di peroleh total dari Tabel Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) dan Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) yang akan digunakan dalam pembuatan diagram analisis SWOT. Dari hasil perhitungan matriks EFAS untuk sumbu Y didapatkan hasil -0.35 , dan hasil pada matriks IFAS untuk sumbu X adalah 1.21 . Ini menunjukan bahwa titik tersebut berada pada daerah ST (StrengthThreat), dalam menentukan strategi akan dipaparkan pada matriks SWOT.
110
Gambar 3.8 Diagram sumbu xy, koordinat IFAS-EFAS
Matriks SWOT Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matrik ini dapat menghasilkan kemungkinankemungkinan alternatif strategis. Dihalaman selanjutnya adalah Tabel matriks SWOT, PT. SMCC Utama Indonesia.
111
STRENGTHS
IFAS
WEAKNESS
1. Tidak mempunyai hutang kepada bank dan pemasok 2. Anak perusahaan dan didukung penuh oleh perusahaan konstruksi terbesar di dunia, Sumitomo-Mitsui Construction Group. 3. Teknik konstruksi yang dimiliki tidak dimiliki oleh pesaing. Antara lain, antiseismic building, simultaneous and shortperiod construction, water control technology, anty trubulance air flow control, 4. Kemampuan arsitektur dan perhitungan konstruksi khas Jepang. 5. Harga dapat bersaing dengan sesama pesaing dari Jepang karena PT. SMCC mendapatkan special-discount dari supplier sehinggga dapat menyesuaikan dengan harga pasar nasional 6. Peralatan dan perlengkapan konstruksi yang lengkap 7. 100% On time project handover(100% penyelesaian proyek tepat waktu) 8. Sumber daya manusia yang berpengalaman tinggi. 9. Sertifikasi Manajemen mutu ISO 9001:2000 ; Sertifikasi Manajemen lingkungan ISO 14001:2000 ; Sertifikasi Manajemen keselamatan SDM ISO 18001:2000 10. Memiliki kesepakatan kerja dengan berbagai perusahaan supplier. Strategi SO
EFAS
OPPORTUNITY 1. 2. 3. 4.
dipercaya oleh perusahaan – perusahaan jepang memiliki depot di kawasan industri Iklim investasi Indonesia yang masih baik. Pemerintah mencanangkan banyak proyek pembangunan infrastruktur, sepanjang 2009-2012 sebagai antisipasi kelesuan perekonomian nasional akibat dampak krisis global. 5. Masih banyaknya investor jepang yang berpeluang untuk berinvestasi di indonesia. THREATS 1. Perubahan nilai mata uang dunia yang dapat menyebabkan semakin tinggi nya biaya bahan baku. 2. keberadaan bahan baku tergantung oleh keadaan Negara pemasok 3. masuknya pendatang baru dengan modal yang besar. 4. Berbagai macam pungutan liar selama proyek berjalan. 5. Kebijakan pemerintah yang kurang melindungi dan menjamin investor Jepang. 6. Perusahaan pesaing mulai gencar menjaring investor yang berasal dari luar negeri. Antara lain investor China, Malaysia, Timur Tengah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Masih di kontrol oleh kantor pusat/under control Rata-rata usia peralatan yang relatif sudah lama digunakan, dan belum ada pembaruan. Antipati terhadap investor lokal, sehingga jumlah proyek year on year tidak sebanyak pesaing. Belum adanya sistem yang mendukung top-management dalam pengambilan keputusan Sistem komputer dan informasi yang ada dikantor proyek sama sekali tidak terintegrasi dengan komputer kantor pusat. Jumlah sumberdaya manusia yang terbatas. Sistem webmail tidak dapat menampung arus informasi perusahaan
Strategi WO
1.
Market Penetration O2, O3, O5)
(S3, S4, S5, S10, O1,
1.
Market Penetration (O1, O2, O3, O5, W2, W3, W4,)
2.
Market Development (S1, S2, S3, S6, S7, S8,S9, S10, O3, O4, O5)
2.
Backward Integration (O4, O5, W1, W4, W5, W6, W7))
3.
Concentric Diversification (S3, S4, S8, O1)
Strategi ST
Strategi WT
1.
Market Penetration ( S3, S4, S5, S10, T3, T6)
1.
2.
Penghematan (S1, S5, T1, T2, T3, T4, T5)
3.
Concentric Diversification ( S3, S4, S8, T6)
Penghematan (T1, T2, T3, T4, T5, W2,W3,W6)
Tabel 3.7 Matriks SWOT PT. SMCC Utama Indonesia
112
•
Market Penetration (Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST) Strategi market penetration (penetrasi pasar) dilakukan untuk memperbesar pangsa pasar yang sudah ada sekarang melalui suatu usaha pemasaran yang lebih gencar. Perusahaan dapat melakukan usaha pemasaran dengan melakukan promosi dari media cetak ataupun media elektronik dan berani mengambil pelanggan – pelanggan dalam negeri, Dengan adanya usaha-usaha tersebut maka diharapkan banyak yang mengenal PT. SMCC Utama Indonesia, dengan adanya promosi maka akan ada kemungkinan PT. SMCC Utama Indonesia mampu dikenal oleh perusahaan lain untuk menggunakan jasa PT. SMCC Utama Indonesia diluar perusahaan Jepang.
•
Penghematan (Strategi ST, Strategi WT) Strategi
penghematan
atau
penciutan
dilakukan
dengan
cara
menghemat biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Penghematan dilakukan bila perusahaan gagal memperoleh target tahunan yang diinginkan dan laba yang didapat tidak sesuai dengan goal perusahaan. Penghematan dapat dilakukan dengan mengurangi persediaan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu seperti membeli peralatan dan perlengkapan lainnya.
113
• Concentric Diversification (Strategi ST) Concentric Diversification (Diversifikasi Konsentrik) merupakan strategi dengan cara menambah jasa perusahaan, tetapi berkaitan dengan jasa yang sudah ditawarkan perusahaan sekarang. Penambahan jasa tersebut memerlukan riset dan penelitian pasar yang akurat, sebab bila tanpa riset maka hasilnya tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Jasa baru yang dapat di tawarkan oleh PT. SMCC Utama Indonesia antara lain: membuat melebarkan sayap dalam hal pembangunan, jadi konteks pembangunan bukan hanya disekitar pabrik dan pembangkit listrik tapi juga di pembuatan jalan, perkantoran, mall, hotel, apartement. Serta membuat jasa maintenance yang berguna untuk terus berhubungan dengan pelanggan yang sudah loyal dengan PT. SMCC Utama Indonesia.
114
Matriks IE (Internal – Eksternal)
TOTAL NILAI IFAS YANG DIBOBOT Tumbuh dan Bina Lemah
KUAT
Rata-Rata
3.0-4.0
2.0-2.99
PT.SMCC Utama
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1.0-1.99
4 TINGGI TOTAL
3.0-4.0
Indonesia
3
NILAI
SEDANG
EFAS
2.0-2.99
YANG
2
DIBERI
RENDAH BOBOT 1.0-1.99 1 Pertahankan dan pelihara
Panen dan Divestasi
Gambar 3.9 Matriks Internal-Eksternal PT. SMCC Utama Indonesia
PT. SMCC Utama Indonesia saat ini memiliki posisi yang baik dilihat dari Matriks Internal-Eksternal, berada dalam sel I yang merupakan bagian tumbuh dan bina membuat perusahaan memiliki posisi internal yang kuat dan posisi eksternal yang
115
sedang. Posisi PT. SMCC Utama Indonesia berada pada zona strategi ST, maka berdasarkan analisa diatas maka alternatif-alternatif strategi yang sekiranya cocok untuk digunakan pada sel ini meliputi strategi market penetration, penghematan, Concentric Diversification.
3.7.4 Analisis Critical Success Factor (CSF) Dalam CSF pada PT. SMCC Utama Indonesia didefinisikan berdasarkan per divisi yang ada di perusahaan. Sehingga setiap divisi memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar tujuan bersama perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Berikut dihalaman selanjutnya dipaparkan gambaran tabel CSF pada PT. SMCC Utama Indonesia.
116
Divisi Design
CSF • •
Estimate
• •
Operation
• •
Marketing
• •
Finance
• •
HRD
• •
Menggunakan design tools yang mendukung Memiliki SDM yang berkualitas dan kreatif Menggunakan estimate tools yang mendukung Menggunakan metode perhitungan estimasi yang disesuaikan dengan environment Mengontrol proses pengerjaan proyek Tercapainya tiap target yang ditentukan Mencari customer yang potensial Menjaga hubungan dengan customer lama Mengurangi biaya – biaya yang tidak primer Perencanaan keuangan yang komprehensif Memperketat proses perekrutan Memberikan pelatihan
Tabel 3.8 Tabel CSF PT. SMCC Utama Indonesia
117
3.7.5 Analisis Key Performace Indicator (KPI) Dalam KPI PT. SMCC Utama Indonesia dibagi menjadi 2 indikator utama. Yaitu pertama adalah dari sisi skill and knowledge dan kemudian yang kedua adalah dari sisi attitude dari karyawannya itu sendiri. Ini dimaksudkan agar seimbang antara kemampuan dan sikap. Diharapakan karyawan dapat maksimal dalam pekerjaannya dan bertanggungjawab atas apa yang dikerjakannya. Berikut dibawah ini KPI dari PT. SMCC Utama Indonesia 1. Skill and Knowledge a. Pengetahuan kerja Memiliki pengetahuan dan menguasai seluk beluk pekerjaannya,
serta
mampu
menyelesaikan
permasalahan kerja dengan baik. b. Prestasi kerja Mampu
mencapai hasil pekerjaan, minimal sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. c. Kreativitas Menemukan, mengembangkan gagasan/ metode/ cara kerja baru atau memberikan saran – saran yang berguna bagi perusahaan.
118
d. Kepemimpinan Mampu
merencanakan,
mengendalikan
seluruh
melaksanakan
kegiatan
dalam
dan bidang
tugasnya serta sanggup membimbing, mendorong dan menjadikan teladan bawahannya.
2. Attitude a. Kehadiran Kedatangan tepat waktu (selalu berada ditempat kerja). b. Loyalitas Memelihara, mempertahankan, dan mengembankan perusahaan serta patuh pada atasan dalam rangka tugas kedinasan. c. Disiplin Mentaati seluruh peraturan, keputusan tata tertib yang berlaku dalam perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. d. Tanggungjawab Berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan hasil baik tepat pada waktunya dan dapat bekerjasama dengan selaras serta jujur dalam melaksanakan tugas.
119
3.7.6
Entity Relationship Diagram (ERD)
Subjek Data Accounting BoQ Business plan Daftar absensi Data customer Evaluasi Gaji Kontrak kerja Pembelian
Penagihan Penawaran Project document Teknologi informasi Tender document
Entitas Bank account Faktur pajak Design Material Strategi Karyawan Customer KPI Progress report Slip gaji NPWP Supplier Utang Purchase Order Bukti pembayaran Invoice Piutang Quotation Contract agreement Work order Hardware Software Form registration Financial report
Tabel 3.9 Tabel Subjek Data dan Entitas
120
Gambar 3.10 Entity-Relationship Diagram PT. SMCC Utama Indonesia
121
3.8 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Perusahaan Analisa ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. PT. SMCC Utama Indonesia sangat menyadari pentingnya dukungan dari penerapan sistem informasi yang mutakhir untuk mempererat hubungan dengan pelanggan selain pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan rantai nilai suplai dari suppliers ke PT. SMCC Utama Indonesia. Dengan pengembangan teknologi yang begitu cepat dan beragam fungsi dan manfaat yang ditawarkan membuat perusahaan harus tanggap dalam memilih teknologi yang tepat dan dapat diandalkan dalam menjalankan fungsi bisnis perusahaan. Teknologi yang sudah ada di dalam PT. SMCC Utama Indonesia adalah Email dan Website, di mana semua anggota perusahaan dapat berhubungan dengam para pelanggan untuk pengiriman data-data yang berguna bagi PT. SMCC Utama Indonesia, serta dapat membantu pengiriman data-data antar karyawan. Selain itu, website dapat juga diaplikasikan menjadi company profile dan memberikan informasi bagi para calon pelanggan yang ingin memakai jasa PT. SMCC Utama Indonesia. Namun untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam penggunaan teknologi, dapat lebih ditingkatkan dengan pengaplikasian sistem-sistem yang sudah ada. Karena SI/TI yang sudah ada masih terlihat kelemahan-kelemahan yang membuat PT. SMCC Utama Indonesia kurang bisa memaksimalkan kinerja dalam melakukan pekerjaannya. Karena PT. SMCC Utama Indonesia yakin bahwa sistem Teknologi Informasi (TI) yang
122
tepat dan dapat diandalkan, akan dapat meningkatkan kualitas dan integritas data dan informasi, yang sangat penting dalam mendukung kinerja perusahaan.
3.9 Analisis Lingkungan Internal SI/TI Perusahaan Dalam sub bab ini, dipaparkan sejumlah analisa tentang seperti apa dan bagaimana kondisi internal SI/TI PT. SMCC Utama Indonesia.
Baik dari aspek
hardware dan software, arsitektur jaringan, hingga konsep lingkungan Internal SI/TI itu sendiri.
3.9.1 Spesifikasi hardware dan software Perusahaan Di bawah ini adalah paparan atas spesifikasi seluruh hardware teknologi informasi yang digunakan oleh PT. SMCC Utama Indonesia, yaitu :
123
Jenis
Server
Back-Up Hardware
Modem
Spesifikasi • Mail Server NEC Express 5800/120 LF NEC Rack Server, Pentium III 1.26 GHz 256 MB • File Server NEC Express 5800/120 LF NEC Rack Server, Pentium III 1.26 GHz 256 MB NEC 15” Monitor with VGA port splitter •
Fungsi Mail Server, Auto retrieve client mail system.
File Server, Network Server, File Storage.
Computer Associates (CA) ArchServe Tape Sistem dan media penyimpanan Drive. duplikat/back up data dari file perusahaan • Zyxel (Prestige 700 series)
Router/Firewall
• Juniper
Rackserver
• Nirack
Hub/Switch
• 3com (switch 330xm,3c16985B superstack) • 3com(3C16471) • 3com(3C16471)
Pengatur lalu lintas jaringan LAN
Fingerprint`
• FingerScan PTY.Ltd
Fingerprint berguna untuk mengetahui kehadiran para karyawan.
• IBM Workstation • Intel Pentium 4, 2,8 Ghz • 1 GB RAM
Personal Computer disediakan
Pembagi dan kontrol IP address LAN
yang untuk
124
• • • •
Workstation
PC dan Laptop
120 GB HDD 15” Monitor VGA 64MB CD-RW/DVD-R Drive
PC 1. • • • • • • • • •
PentiumD 930 (P) DC 3.0 GHz 800 MHz front side bus Socket 775 Intel 945P Asus P5LP-LE Lithium-UL8E 512 MB (2 x 256) 160 GB SATA 7200 rpm 16X DVD(+/-)R/RW RAM (+/-)R DL LightScribe drive 56K bps data/fax modem, Wireless LAN 802.11 a/b/g ATI Radeon x1300 Pro 256 MB DDR memory I/O Ports: S-Video, DVI, VGA Keyboard and mouse
2. • • • • • •
Core 2 Duo E6550 (C) DC 2.33 GHz 1333 MHz front side bus Socket 775 memory 1GB 320 GB SATA 3G (3.0 Gb/sec) 7200 rpm 16X DVD(+/-)R/RW 12X RAM (+/-)R DL LightScribe SATA drive GeForce 8500GT 512 MB GDDR2 memory I/O Ports: HDMI, dual-link DVI , S-video Keyboard and mouse
3. • • • • •
Genuine Windows Vista Home Premium Edition Intel Core 2 Quad Q6600 Processor (2.4GHz 8MB L2 cache 1066MHz FSB) 500GB S-ATA 3.0Gb/s Hard Drive (7200 RPM) Blu-ray Universal (Reads Bluray HDDVD DVD CDs/ Burns DVD & CD) LCD Screen Not Included - See
setiap karyawan.
Workstation untuk membantu pekerjaan para karyawaan
125
•
Related Products for Matching LCD Screen Acer 1 Year Onsite Warranty
4 •
IBM PENTIUM II XEON 400MHZ PROCESSOR 512KB L2 CACHE FSB 100MHZ SLOT-2 FOR NETFINITY 5500 (11L1569)
5. o PENTIUM III 933MHZ COMPUTER o 1GB RAMM o INTEL MOTHERBOARD o ATI ALL IN WONDER VGA AGP CARD FOR GAMES AND MOVIES + TV BUILTIN o 4.1 CHANNEL SOUND CARD CREATIVE o 80GB HARD DISK o NETWORK CARD FOR INTERNET o LG CD-ROM DRIVE o LG DVD ROM DRIVE o ATX CASE o PS/2 MULTIMEDIA KEYBOARD o PS/2 OPTICAL MOUSE o 17" CRT MONITOR HIGH RESOLUTION 6. IBM Thinkpad • Intel Pentium II, 266MHz, 64MB, 2,5MB, 4.3GB, 14.1” 7. • Core2 Duo P8600, 3GB DDR2, 400GB HDD, DVD±RW, GbE NIC, WiFi, Bluetooth, VGA ATI Radeon HD3470 256MB, Camera, 16.4" WXGA, Win Vista Home Premium 8. • Dual Core T3400, 2GB DDR2, 160GB HDD, DVD±RW, NIC, WiFi, Bluetooth, VGA Integrated 256MB (shared), Camera, 13.3" WXGA 9. • Dual Core T4300, 1GB DDR2, 250GB
126
HDD, DVD±RW, 56K Modem, NIC, WiFi, Bluetooth, VGA Intel GMA 4500 268MB (shared), Camera, 13.3" WXGA 10. •
1.0 GHz - Pentium II (P2) - 160 GB Hard Drive - Windows Vista 11. Dynabook. Network Printer/Fax
• •
XEROX DocuCenterII 2005 XEROX DocuPrint C4350
• • • •
• •
XEROX DocuScan Color C4250 HP DesignJet 800ps
•
aPC. 2200 XL SMART UPS
Baterai agar server tetap dapat hidup walaupun listrik sedang padam.
UPS (uninterupable power supply)
LAN Printer Copier Scanner Fax to email (pdf & jpg format) A3 Color Printer
Tabel 3.10 Spesifikasi Hardware PT. SMCC Utama Indonesia
¾ Jumlah Hardware pada Perusahaan No
Bagian
Jumlah
1.
Presiden Direktur
1 buah
2.
Direktur Operasional
1 buah
3.
Finance & Administration Director
1 buah
4.
HRD Division
4 buah
5.
Estimate Division
5 buah
127
6.
Acounting Division
9 buah
7.
Project Division
20 buah
8.
Design Division
8 buah
9.
Marketing Division
2 buah
10. IT Division
1 buah
11. Site Office (Kantor di Lokasi Proyek)
20 buah
Tabel 3.11 Jumlah Workstation PT. SMCC Utama Indonesia
3.9.2 Daftar Aplikasi pada Perusahaan Di bawah ini dijelaskan masing-masing spesifikasi software yang ada pada PT. SMCC Utama Indonesia, yaitu : Divisi Finance & Accounting Estimate HRD Division Estimate Division Design Division Project Division IT Division Site Office (Kantor di Lokasi Proyek)
Aplikasi SMCC Japan Online Accounting System Microsoft Project 2003, Microsoft Office 2003 Realtime Presence System Microsoft Office 2003 AutoCAD 2008, Google SketchUp Pro. Primavera Microsoft Exchange Server 2008, Symantec Antivirus MultiTier Protection v11.0 Microsoft Office 2003, Microsoft Project 2003. AutoCAD 2008, Primavera
Tabel 3.12 Daftar Aplikasi yang digunakan PT. SMCC Utama Indonesia
128
3.9.3 Arsitektur Jaringan Perusahaan
Gambar 3.11 Topologi Arsitektur Jaringan Komputer PT. SMCC Utama Indonesia
129
3.9.4 Portofolio Aplikasi Perusahaan Saat Ini Portfolio aplikasi perusahaan merupakan suatu analisi yang dipakai untuk menggambarkan aplikasi perusahaan yang saat ini digunakan, apakah termasuk high potential, strategic, key operasional, atau support. Pengklasifikasian ketegori tersebut disesuaikan berdasarkan fungsi dari masing – masing aplikasi perusahaan pada proses bisnis. Berikut adalah portfolio aplikasi pada PT. SMCC Utama Indonesia.
A.
Aplikasi SMCC-Japan Online Accounting System Pertanyaan
Ya / Tidak
1. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
Y
2. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
Y
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
Y
Tabel 3.13 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada Aplikasi SMCC-Japan Online Accounting System (SJOAS)
130
B. Aplikasi Finger Print Absence System Pertanyaan
Ya / Tidak
1. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
T
2. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
Y
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
T
Tabel 3.14 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada Aplikasi Finger Print Absence System
C. Aplikasi Design (AutoCAD dan SketchUp Pro) Pertanyaan
Ya / Tidak
1. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
Y
2. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
Y
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
T
Tabel 3.15 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada Auto-Cad dan SketchUp Pro
131
D. Aplikasi Office (Microsoft Office 2003) Pertanyaan
Ya / Tidak
1. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
Y
2. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
Y
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
Y
Tabel 3.16 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada Microsoft Office 2003
E. Aplikasi Primavera Project Management Pertanyaan
Ya / Tidak
1. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
T
2. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
T
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
T
Tabel 3.17 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada Primavera Project Management
132
F. SMCC Web Mail Pertanyaan
Ya / Tidak
3. Apakah aplikasi ini benar-benar mendukung strategi ?
T
4. Apakah aplikasi ini langsung mendukung ke sasaran bisnis tertentu?
Y
3. Apakah dengan aplikasi ini dapat mengetahui kelemahan pesaing?
T
4. Apakah aplikasi ini dapat mengurangi resiko bisnis yang akan datang?
T
5. Apakah aplikasi ini dapat meningkatkan produktifitas jangka panjang?
T
6. Apakah aplikasi ini mengarahkan organisasi mencapai kebutuhannya?
T
7. Meskipun benefit belum terlihat, tetapi (1) dan (2) tercapai?
T
Tabel 3.18 Pertanyaan Portfolio Mc.Farlan pada SMCC Web Mail
STRATEGIC
HIGH POTENTIAL
SMCC Japan Online Accouting System
Finger-Print Absence System
Auto-Cad
Primavera Project
Sketch-Up Pro
Management
Microsoft Office 2003
SMCC Web Mail
KEY OPERATIONAL
SUPPORT
Tabel 3.19 Portfolio Aplikasi Saat Ini
133
Dari portfolio diatas dapat dilihat bahwa aplikasi – aplikasi pada PT. SMCC Utama Indonesia yang saat ini sedang berjalan, belum pada masuk pada kategori strategic atau belum bersifat strategis untuk mendukung perencanaan strategis SI/TI perusahaan. Aplikasi – aplikasi saat ini yang sedang berjalan masuk dalam kategori Key Operationaldan support. Aplikasi-aplikasi yang berjalan tersebut masih membutuhkan pengembangan yang lebih lanjut, karena aplikasi-aplikasi tersebut tidak memiliki potensial yang tinggi untuk kedepannya.
3.10 Masalah yang dihadapi oleh PT. SMCC Utama Indonesia Masalah utama yang dihadapi oleh PT. SMCC Utama Indonesia atara lain: ¾ Kebijakan direksi yang dianggap tidak mengakomodir kebutuhan para karyawan atas sumber daya SI/TI yang butuh pengembangan baik dari hardware maupun software. ¾ Kurang baiknya komunikasi antara direksi dengan karyawan. Yang mengakibatkan satu sama lain tidak saling transparan. ¾ Terlalu banyak pemakaian kertas yang menyebabkan sering terjadinya kehilangan dokumen penting yang tidak jarang membuat pekerjaan terhenti. ¾ Tidak semua dokumen penting memiliki backup softcopy maupun hardcopy.
134
¾ Belum adanya sistem yang terintegrasi secara keseluruhan, yang dapat membantu karyawan dan para manajer bekerja menjadi lebih mudah. ¾ KPI yang dimiliki tidak memiliki measurement yang jelas untuk menentukan nilai/ grade. ¾ Existing website sudah lama tidak dipelihara. Sehingga informasi yang tersedia tidak update. Yang mengakibatkan terbentuknya image yang tidak sesuai dengan image perusahaan sebenarnya.
3.11 Hasil Analisis Setelah dilakukan analisis secara menyuluruh dengan beberapa tools maka didapatkan hasil yang antara lain : ¾
Dengan menggunakan analisis Lima Daya Porter dan PEST dapat dilihat ekstrernal bisnis PT. SMCC Utama Indonesia, bahwa persaingan di dunia kontraktor sangatlah ketat, dengan ketidakstabilan negara-negara di dunia terutama di Indonesia sendiri membuat para kontraktor lebih dalam posisi bertahan. Dan ada juga pendatang baru yang masuk dengan modal yang besar,membuat dia bisa lebih diatas dibandingkan PT. SMCC Utama Indonesia.
¾
Dengan menggunakan Value Chain dapat dilihat internal bisnis perusahaan cukup tanggug dalam mempertahankan posisinya di dalam dunia kontraktor.,
135
Teknologi Informasi yang standar cukup mendukung diberbagai bidang walaupun perlu cukup banyak waktu untuk menyelesaikan beberapa tugas. ¾
Dengan Strategi ST, bisa dilihat bahwa PT. SMCC Utama Indonesia mempunyai kekuatan yang cukup untuk bertahan tetapi sangat banyak juga yang mengancam posisi tersebut. Jadi PT. SMCC Utama Indonesia perlu melakukan market penetration (dilakukan untuk memperbesar pangsa pasar yang sudah ada sekarang melalui suatu usaha pemasaran yang lebih gencar), penghematan
(melakukan
penghemataan
disemua
bidang
untuk
kelangsungan perusahaaan tersebut), Concentric Diversification (merupakan strategi dengan cara menambah jasa perusahaan). ¾
Dibawah ini disajikan suatu kesimpulan analisa dalam bentuk tabel analisis informasi untuk PT. SMCC Utama Indonesia
136
Tabel 3.20 Analisis Informasi