ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI RADIO SUARA PERSADA 12.78 AM TANGERANG
Oleh Awaludin NIM 203051001423
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI RADIO SUARA PERSADA 12.78 AM TANGERANG
Oleh: Awaludin NIM 203051001423
Pembimbing,
Umi Musyarofah M.A NIP: 150 281 980
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
ABSTRAK
Awaludin Dakwah Melalui Radio: Analisis Isi Program Embun Pagi Radio Suara Persada (SP) AM 12,78 KHz, Tangerang
Dakwah memiliki keunikan dalam penyampainnya, banyak media yang dapat digunakan. Radio yang dijadikan sasaran tembak oleh penulis, mencoba mengangkat keunikan tersebut. Tanpa kita sadari bahwa radio komunitas AM masih memiliki pendengar yang setia dan tidak kalah banyaknya dengan pendengar setia FM. Acara Embun Pagi yang menyuguhkan acara keagamaan menggunakan kitab kuning, sehingga yang didapatkan oleh pendengar dirasa amat sangat cukup dan dipahami dengan seksama. Jika dibandingkan dengan media lain radio memiliki banyak kelemahan, diantaranya: mudah dilupa karena hanya berbentuk suara dan pastinya tidak tertulis. Disinilah sebenarnya dipertaruhkan kredibilitas seorang penyiar agar apa yang disampaikan dapat diingat. Ust. Djawahir menjembatani kelemahan tersebut dengan kitab sehingga dapat ditelaah kembali oleh pendengar. Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan cara analisis deskriptif, yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok permasalahn yang akan dikaji. Teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap program Embun Pagi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kekuatan metode yang diterapkan oleh Ust. Djawahir dengan kitabnya, dan ternyata hasilnya cukup fantastis dimana kini banyak pendengar yang mulai menerapkan apa yang mereka dapatkan dari program Embun Pagi. Hal yang dirasa secara langsung oleh radio. Adalah dengan tingginya respon pendengar dengan acara Embun Pagi. Kali ini kitab yang digunakan adalah Fathul Muin dan Irsyatul Ibad yang masing-masing membahas bab tentang sedekah, dzikir, doa dan jual beli. Pertanyaan yang dilontarkan oleh pendengar melalui telephon interaktif membuktikan bahwa permasalahan yang dibahas sangat
mengena secara langsung kedalam kehidupan sehari-hari. Kini giliran radio yang merasakan dampak positifnya dimana pendengar selalu memberikan sesuatu yang dapat menunjang produksi radio agar lebih baik. Melalui acara Embun Pagi kini banyak keluarga yang lahir diantaranya: keluarga Enjoy, keluarga Kopiminis dan keluarga Istiqomah yang tersebar di Jabodetabek. Dalam menjaga silaturahmi persaudaraan, Radio Suara Persada membuat pengajian bulanan pada setiap minggu kedua. Ternyata penulis banyak mendapatkan pengetahuan baru bahwa radio AM masih memiliki kekuatan dalam mewarnai dunia gelombang suara.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
adalah
kalimat
terindah
yang
dapat
penulis
sampaikan dan segala puji syukur yang tiada terhingga pada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir studi ini. Shalawat
dan
salam
semoga
selalu
tercurahkan
kepada
Nabi
Muhammad SAW. Suksesnya penulisan ini bukan semata-mata atas usaha penulis pribadi. Namun tidak terlepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Drs. Arif Subhan, MA selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pudek II, dan Bapak Study Rizal LK, MA selaku Pudek III. 2.
Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, selaku koordinator Program Non Reguler. Dra. Hj. Musfirah Nurlaili, M.Ag., selaku Sekretaris Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3.
Ibu Umi Musyarofah, MA. Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk yang sangat berharga
4.
Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami dan mengerti semua materi perkuliahan
5.
Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan buku-buku yang menunjang proses pembuatan skripsi
6.
Ustadz H. Djawahir, selaku pimpinan Radio Suara Persada dan seluruh Kru Radio Suara Persada specialnya untuk Bang Jhon yang telah
meluangkan
waktunya
untuk
diwawancarai
dan
memberikan informasi tentang objek penelitian skripsi ini. 7.
Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm H. Marwan dan Hj. Muntiqoh, yang dalam setiap nafas selalu mengalir do’a untuk kebahagian dan keberhasilan ananda. Yang mencurahkan kasih sayangnya tidak hanya sebagai orangtua, tetapi juga dapat menjadi sahabat tempat
berbagi
rasa
dan
keluh
kesah.
Dan
Bapak.
H.
Abdurrahman dan Keluarga, yang terus memberikan semangat serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 8.
Adik-adikku tersayang Ahmad Khudori dan Iis Soleha yang selalu mendo’akan, memberikan kehangatan dan keceriaan serta memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
9. Teman-teman KPI Non Reguler angkatan 2003, Khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler antara lain: Ahmad Rasyidi, Abdullah Noor Ayub, Arifin, Bani Sadr, Chairul Anwar, Wilnayanto.
Pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa hormat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari anda pembaca yang budiman, sehingga menjadi catatan kebaikan untuk penulis dalam mengembangkan ilmu. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga Allah membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Jakarta, 29 Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK .......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
BAB
BAB
BAB
I
II
III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................
4
D. Metodologi Penelitian .....................................................
4
E. Sistematika Penulisan .......................................................
8
LANDASAN TEORI A. Media Dakwah .................................................................
9
1. Pengertian Media Dakwah ........................................
9
2. Jenis-Jenis Media Dakwah ..........................................
11
B. Program Radio ………………………………. ....................
16
1. Pengertian Program ...................................................
16
2. Pengertian Radio ........................................................
16
3. Fungsi Radio ................................................................
18
4. Karakteristik Radio ......................................................
19
GAMBARAN UMUM RADIO SUARA PERSADA (SP)
12.78 AM
BAB IV
A. Sejarah Berdirinya Radio Suara Persada 12.78 AM ....
22
B. Visi dan Misi.........................................................................
25
C. Struktur Organisasi..............................................................
26
D. Program-program Acara Radio Suara Persada .........
27
E. Kelebihan dan Kekurangan ...........................................
29
F. Profil Pembicara ................................................................
30
ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
A. ............................................................................................ Profil e Program Embun Pagi.....................................................
32
B.............................................................................................. Mat eri Program Embun Pagi ..................................................
34
C. ............................................................................................ Form at Acara ...............................................................................................
35
D. ............................................................................................ Anali sis Program Embun Pagi .....................................................................
35
E. ............................................................................................. Kele bihan dan Kekurangan Pada Acara Program Embun Pagi ...........................................
BAB
V
40
PENUTUP A. ............................................................................................ Kesi mpulan ...............................................................................
42
B.............................................................................................. Sara n-saran ................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman media massa merupakan wadah bagi setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam jumlah yang banyak (massa). Walaupun, dibandingkan media cetak dan televisi, radio dianggap sebagai anak kecil, namun menjelang dan sesudah reformasi, radio menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.1 Media membutuhkan informasi yang bernilai tinggi dan narasumber yang kridibel. Sebaliknya, banyak orang yang kredibel yang perlu media untuk dipromosikan. Kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh media tidak hanya dalam ruang lingkup pemberitaan untuk media kepada pendengarnya. Media elektronik, seperti radio merupakan kendaraan (alat) yang dapat dipergunakan oleh para juru dakwah. Sifat radio yang tidak dimiliki media lain, antara lain: Pertama, radio menciptakan gambar. Dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara.2 Kedua, Personal artinya setiap radio mempunyai pendengar atau istilah Fans Club, sebaliknya sangat jarang
1
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:LKIS, 2004), Cet.Ke-3, h.5 2 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar Reporter dan Scrip Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), Cet.Ke-1, h.23
ada koran atau televisi yang punya Fans Club.3 Ketiga, penyiar sebagai pacar special bagi pendengar artinya setiap harinya seorang penyiar mampu hadir dan datang 24 jam untuk mendengarkan keluh kesahnya, perasaan benci dan sebagainya dari pada pendengarnya tanpa dibatasi oleh waktu sebaliknya, televisi dan koran belum tentu dapat melayani nonstop 24 jam pemirsa ataupun pembacanya.4 Tiga kekuatan tersebut dapat dioptimalkan oleh para juru dakwah dalam rangka menyampaikan serta, mengemas pesan dakwah. Adapun setiap stasiun radio memiliki program keislaman dengan format yang berbeda-beda. Biasanya, radio melalui jalur AM (Amplitudo Modulasi) dan FM (Frekuensi Modulasi) idealnya, format program keislamannya, yakni adanya seorang penyiar dan penceramah tetap maupun undangan yang nantinya berinteraktif dengan para jama’ahnya pada nomor telepon yang telah disediakan. Namun, terkadang format lainnya, seorang penyiar dan penceramah yang keduanya berdialog hanya membahas topik permasalahan yang ada, tanpa interaktif dengan pendengaranya. Bahkan, fenomena saat ini hanya ada seorang penceramah diruang studio yang merangkap sebagai penyiar dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Realita format program keislaman yang ideal tersebut tidak didapatkan pada radio ini (Suara Persada). Hal ini pula yang menjadi alasan peneliti untuk membahas dan menganalisis lebih dalam tentang radio tersebut, khususnya pada program keislamannya. Berdasarkan pengamatan penulis, materi dakwah yang disampaikan penceramah bertemakan pada aqidah dan akhlak bahkan,
3
Dodi Mawardi dan Wahyu Saidi, Bermitra Dengan Radio Perbesar Bisnis Anda, (Jakarta: Iqro Grof,2006), Cet. Ke-1, h. 1-5 4 Danang Sundoro, Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tanggerang: Glest Broadcasting Schaeh (GBS), 2005), h. 7
terkadang lebih dominan pada kesehatan. Materi dakwah yang disampaikan dalam bentuk taushiyah yang merupakan konsumsi kalangan remaja, dewasa hingga orang tua yang terjadi sehari-hari. Taushiyah dalam lagu-lagu yang beraliran Islam, seperti nasyid, pop Islam dan gambus sebagai penggantinya. Hal ini menunjukan tidak adanya konsistensi penyiaran sesuai jadwalnya. Permasalahan inilah yang menarik penulis untuk mengamati langsung di kantor studio radio Suara Persada, serta mengangkat penelitian ini dengan judul “Analisis Program “Embun Pagi” Radio Suara Persada 12.78 AM, Tangerang“. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan sebagai rambu-rambu yang membatasi ruang gerak penelitian agar tidak terlalu melebar sehingga akan akan memberikan orientasi penelitian yang jelas. Dengan arah dan fokus yang jelas diharapkan penelitian akan bisa mendapatkan data yang mendalam dan menyeluruh. Masalah dibatasi pada acara Embun Pagi di Radio Suara Persada 12.78 AM. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Produksi, Materi dan Acara Program Embun Pagi di Radio Suara Persada? 2. Apa kelebihan dan kekurangan dalam program Embun Pagi di Radio Suara Persada?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1.
Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui program siaran Embun Pagi. b. Ingin mengetahui faktor peluang dan tantangan program Embun Pagi.
2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis, penelitian ini di harapkan berguna untuk banyak pihak, terutama bagi pengembangan disiplin ilmu dakwah dan untuk penelitian selanjutnya. b. Secara Praktis, bahwa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan dakwah yang lebih baik, memakai metode dan materi yang sesuai dengan kebutuhan objek dakwah. D. Metodologi Penelitian 1. Subjek dan Obyek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.5 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah program “Embun Pagi” di radio Suara Persada. Sedangkan objeknya adalah proses penyusunan dan pelaksanaan program tersebut. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan atau sekitar empat belas kali pertemuan yaitu, Tanggal 10 Desember 2007 sampai 19 Januari 2008. 3. Metode Penelitian
5
92.
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968), h.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang berfungsi sebagai
prosedur
penelusuran
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya.6 Untuk menunjang proses analisis data, peneliti datang langsung ke Radio Suara Persada. Diharapkan dari pendekatan ini dapat menghasilkan data yang lebih mendalam dan objektif. 4. Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan dakwah dalam Program Embun Pagi Radio Suara Persada 12.78 AM adalah: a.
Interview Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin. Yaitu peneliti persiapkan, kemudian setelah dijawab memberi data dengan bebas dan terbuka. Interview dilakukan dengan Ustd. H. Djawahir selaku Pimpinan Radio Suara Persada 12.78 AM.
b.
Observasi
6 Hadawi Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1998), cet. Ke-8, h.63
Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang peneliti gunakan dalam observasi ini adalah yang sifatnya pengamatan. Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data mengenai Program Embun Pagi. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan langsung ke radio Suara Persada di Tangerang tepatnya: JL. H. Elung No.103 Rt. 03 Rw. 03 Kampung Pondok Jati Ciledung, Tangerang. Telp (021) 7321730. c.
Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumendokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di teliti. Yaitu mempelajari dan menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar yang diambil dari buku, arsip-arsip, foto-foto dan yang lain sebagainya untuk penguat atas kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan interview.
5. Teknik Analisis Data Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis mengolah dari hasil analisis tersebut dari hal-hal yang terasa kurang pas kemudian peneliti kritisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu pelaporan
data
dengan
menerangkan,
memberi
gambaran,
dan
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul tadi apa adanya.
Setelah data dan informasi terkumpul melalui berbagai tehnik dan instrument
pengumpulan
data
yang
diuraikan
sebelumnya,
maka
selanjutnya penulis melakukan analisis sesuai dengan jenis dan bentuk data yang di dapatkan. (Primer dan Skunder). 6. Teknik Penulisan Mengenai teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, tahun 2007, cet II. E. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai halhal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunanya ke dalam lima bab. Dan masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut: Pada bab I (bagian pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latarbelakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Kemudian bab II (bagian landasan teori), dalam hal ini penulis memaparkan mengenai pengertian media dakwah, jenis-jenis media dakwah, pengertian program, pengertian radio, fungsi radio, karakteristik radio. Selanjutnya pada bab III (mengenai gambaran umum radio Suara Persada (SP) 12.78 AM), dalam hal ini penulis menjelaskan sejarah dan perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, program-program yang disiarkan di radio Suara Persada (SP) 12.78 AM, Profil Pengisi Acara.
Pada bab IV (mengenai hasil penelitian program Embun Pagi yang mencakup tentang), produksi acara, program acara, format acara, kelebihan dan kekurangan, dan analisis program. Terakhir pada bab V (merupakan bagian penutup), meliputi kesimpulan dan saran. Kemudian secara keseluruhan penulisan skripsi ini diawali dengan kata pengantar dan daftar isi, serta di akhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Dakwah 1. Pengertian Media Dakwah
Perkataan media berasal dari bahasa latin “median” yang berarti alat perantara. Sedangkan dalam istilah dakwah kata media adalah sesuatu yang dapat dijadikan alat perantara untuk mencapai tujuan dakwah. Banyak media yang dapat dimanfaatkan oleh juru dakwah, termasuk di dalamnya adalah semua jenis media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, majalah dan sebagainya. Di samping itu masih banyak lagi media dakwah yang lainnya mengingat media itu dapat berupa orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.7 Media dakwah sebenarnya tidak berbeda dengan media lainnya yang lazim digunakan dalam komunikasi massa. Diera sekarang pelaku dakwah harus mampu memanfaatkan media yang ada, dalam hal ini radio sebagai sarana dakwah, dengan demikian media tidak hanya berdampak negatif, tetapi bisa memanfaatkan kearah yang positif. Radio merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan dalam mengirim warta jarak jauh yang dapat ditangkap sekelompok orang yang mendengarnya melalui pemancar radio yang diinginkan. Dengan radio
7
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983), cet ke- 1 h. 163
masyarakat dapat memperoleh informasi tentang kemajuan zaman. Bahkan radio pun berfungsi dalam menandakan perubahan persepsi dalam perilaku masyarakat. Mengingat radio adalah sebagai media elektronik yang bersifat audio, yang hanya di nikmati dengan pendengaran, maka metode dakwah yang digunakan adalah dengan lisan, untuk itu seorang da’i yang professional harus mampu mengemas materi yang baik agar tidak menimbulkan kejenuhan. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat, agar semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang disampaikan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari. Dari masa kemasa perkembangan teknologi semakin canggih, begitu pula dengan pola pikir manusia yang semakin modern, perubahan ini harus disertai dengan kesadaran beragama yang tinggi agar dapat mengimbangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perubahan zaman (kecanggihan teknologi dan pola fikir manusia yang modern).8 Jadi pelaksanaan dakwah dengan keragaman media yang ada, tentunya dapat menjembati antara da’i dengan mad’u tanpa harus bersusah payah mendatangi mad’u satu persatu, sebab berbagai macam media telah menjanjikan kemudahan-kemudahan tentunya bagi orang yang paham betul dibidangnya. Dengan adanya berbagai media (radio) pesan-pesan dakwah
8
Ibid, h. 166
yang hendak disampaikan para da’i akan lebih mudah diterima oleh objek atau sasaran dakwah. 2. Jenis-jenis Media Dakwah a. Media cetak 1) Surat Kabar Surat kabar pertama berhasil dicetak di Eropa ialah Aviso di Wolfenbuttel, Jerman pada tahun 1609, kemudian menyusul Relations di Strahbourg dalam tahun itu juga. Lalu berturut-turut surat kabar Oxford Gazette di Inggris(1620), Gazette di Prancis (1631) oleh Theophraste Renaudot. Renaudot sebenarnya adalah seorang dokter yang humanis dengan memiliki sejumlah kegiatan sosial, antara lain: mendirikan poliklinik untuk orang-orang miskin, serta surat kabar iklan Bureu d’adresses.9 Perkembangan surat kabar sebagai media massa yang diperuntukkan bagi masyarakat umum terjadi sejak tahun 1833 dengan lahirnya surat kabar New York Sun. menurut Pyne (1970) peruntukan surat kabar bagi khalayak dipertahankan sampai tahun 1982. di antara massa perkembangan surat sebagai media yang populer, maka sejak tahun 1833 berturut-turut tercatat pula lahirnya New York Tribune (1841) dan lahirnya Kantor Berita Associated Press (AP) tahun 1848.10
9
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grafindo 2007), cet. Ke 1, h.
128 10
Ibid, h. 129
Perkembangan penerbitan surat kabar berpindah ke arah spesialisasi terjadi tahun 1985 di mana penerbitan surat kabar telah menggunakan aplikasi teknologi seperti komputer, satelit untuk cetak jarak jauh yang berakibat penekanan biaya percetakan dan pengiriman. Sebagai media cetak, surat kabar memiliki keunggulan dibanding dengan media massa lainnya. Keunggulan antara lain, mudah dijangkau oleh masyarakat, karena relatif murah dibanding media
massa
lainnya.
Di
samping
itu,
sesuai
dengan
sifat/karakteristiknya, surat kabar dapat dijadikan publikasi yang beraneka ragam. Oleh karena itu surat kabar dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.11 Berdakwah melalui surat kabar dapat dilakukan dalam bentuk tulisan maupun gambar-gambar yang mendeskripsikan suatu ajaran dan aplikasinya bagi kehidupan umat manusia. Dakwah melalui surat kabar lebih tepat dan cepat tersebar keseluruh masyarakat, perlu diketahui pula bahwa isi surat kabar cukup merakyat.12 2) Majalah Pada dasarnya majalah hamper menyerupai penerbitan buku. Walaupun harganya yang relatif murah, namun hanya
11
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta:Logos, 1992), h. 26 12 M. Bahri Ghozali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 42
orang-orang tertentu yang membeli majalah. Hal ini dikarenakan selera dan keinginan masyarakat.13 Berdakwah melalui majalah dapat dilakukan sesuai dengan corak majalah itu. Misalnya, berdakwah tentang wanita di sampaikan melalui majalah wanita, dan seterusnya tentang ekonomi, bisnis, politik, budaya dan sebagainya dapat dilakukan dengan model yang sesuai. Adapun bulletin pada dasarnya mirip dengan majalah, hanya saja bulletin cenderung bersifat pemikiran tentang sesuatu. Kelebihan dakwah melalui majalah adalah efektif dan efesien, jika da’I mengungkapkan misinyua sesuai dengan cirri majalah tersebut. Untuk meningkatkan efektifitas itu semestinya di bentuk model majalah khusus tentang dakwah dengan segala bentuk dan versinya.14 3). Buku Sejarah media modern bermula dari buku cetak. “walaupun pada awalnya percetakan buku hanyalah merupakan upaya penggunaan alat tehnik untuk memproduksi teks yang sama atau hamper sma, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun upaya itu masih dapat dikatakan semacam revolusi”. Hal ini karena perkembangan buku cetak lambat laun mengalami
13
Ibid, h. 42 Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, h. 43 14
perubahan dalam segi isi yang semakin bersifat sekuler dan praktis.15 Buku cetak merupakan kumpulan tulisan seseorang yang telah disusun dengan sedemikian rupa, sehingga dapat dibaca secara
sistematis
penulisnya.
tentang
Dengan
apa
yang
diungkapkan
pembaca
buku
seseorang
oleh dapat
memperoleh informasi dan memperluas wawasan pengetahuan tentang sesuatu. Hal ini menunjukan bahwa buku merupakan salah satu media yang cukup tepat dalam menyebarluaskan informasi.16 Pemanfaatan dilakukan
sebagai
pemahaman
yang
buku
sebagai
bentuk mampu
media
sarana
dakwah
upaya
memberikan
dapat
memberikan
perubahan
bagi
pembacanya. Dakwah dengan buku berarti buku itu harus berdimensi
wawasan
keagamaan
yang
mengantar
pembacanya pada nilai-nilai ajaran islam.17 b. Media Elektronik 1) Radio
15
Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,(Jakarta: Erlangga, 1984) Edisi ke-2, h. 9 16 Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Nasional, 1992). h, 20 17 Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, h. 20
Kehadiran
radio
sebagai
media
massa
elektronik
nampaknya bersamaan dengan hadirnya film sekitar tahun 1888, ketika Henrich Hertz pada mulanya mentranmisikan aliran melalui gelombang udara. Hal ini memberikan inspirasi bagi Guglielmo Marconi yang pada tahun 1901 mengirimkan pesan-pesan radio melintasi lautan Atlantik, disusul dengan penambahan tabung hampa udara pada radio oleh Lee De Forest pada tahun 1906. Pada tahun 1919 perhimpunan radio yang pertama didirikan, yaitu Radio Cooperation of America (RCA).18 Sampai dengan tahun 1929 kehadiran radio bersifat elitis. Radio diterima sebagai media massa yang populer terjadi sejak tahun 1928 sampai dengan 1950-an. Di antara masa itu terjadi banyak peristiwa yang melibatkan sumbangan peranan radio. Misalnya pada tahun 1938 terjadi siaran radio yang sangat terkenal dengan Orson Welles’s War of The World. Siaran tersebut melukiskan
makhluk
aneh
dari
Mars
yang
menyebabkan
kepanikan luar biasa pada masyarakat Amerika.19 Adanya beberapa kelebihan pada radio dibandingkan media elektronik lainnya, yaitu bersifat langsung, tidak mengenal jarak, dan mempunyai daya tarik tersendiri. 2) Televisi
18
Onong Uchjhana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: Citra Aditya 2000), h.147 19 Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikas, h.149
Media televisi karena perkembangan teknologi yang diawali dengan ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin, Jerman Barat yang bernama Paul Nipkov untuk mengirimkan gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara tahun 1833-1834 yang pada akhirnya Nipkov diakui sebagai bapak televisi.20 Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworykin tahun 1923. sampai dengan tahun 1948 kehadiran televisi diperuntukkan bagi masyarakat elit. Baru ketika tahun 1946 televisi berwarna telah ditunjukkan oleh CBS dan NBC dan di tahun 1948 televisio mulai menyiarkan berita dan hiburan secara teratur maka perkembangan televisi sebagai media massa memasuki tahap populer sampai dengan tahun 1987.21 Arahan program-program televisi secara spesialisasi terjadi baru sejak tahun 1980-an
yang memperkenalkan aplikasi
gabungan jaringan televisi kabel yang memberikan kemungkinan khalayak dapat memilih saluran sendiri untuk pilihan program tertentu.
20
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. Ke-1, h. 69 21 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.8
Perkembangan televisi siaran di Indonesia dimulai tanggal 19 Agustus 1962, yakni bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga Asean Game di senayan. Sejak itu pula
Televisi
Republik
Indonesia
yang
di
singkat
TVRI
dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang. Sejak tahun 1989, TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yaitu RCTI yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri televisi SCTV, TPI, Indosiar, Anteve, Metro TV, TV7, Trans TV, Lativi.22 B. Program Radio 1. Pengertian Program Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan Kebudayaan (1988), program adalah acara. Maksudnya, program
adalah
seperti
pertunjukan
siaran,
pagelaran,
dan
sebagainya.23 Program menurut As Homby adalah acara, atau rancangan yang akan disiarkan di radio.24 2. Pengertian Radio Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh
22 23
Ibid, h. 37 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), Cet. Ke-
1, h. 702 24
As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press)
sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan.25 Secara etimologis “radio adalah pengirim suara atau bunyi melalui
udara. Menurut
Ton
Kertapati, “pada
dasarnya
radio
merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun di dalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog.26 Radio merupakan alat atau sarana yang di dalamnya terkandung arti penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang mampu menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran. Radio dianggap sebagai media komunikasi yang efektif karena: “memiliki daya langsung, daya tembus, dan daya tarik”. a) Memiliki daya langsung Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak dan proses penyampaiannya tidak terlalu rumit. Dimulai dari ruang siar (studio) melalui saluran modulasi diteruskan ke pemancar lalu sampai ke pesawat radio. b) Memiliki daya tembus
25
Antonius Darmanto, Tehnik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta : Atmajaya 1998, cet.ke-2, h. 69 26 Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. ke-3, h. 205.
Memiliki daya tembus yang dimaksud ialah, bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Waktu dan jarak, tidak akan menjadi masalah. Bagaimanapun tempat yang dituju oleh kajian Mutiara Hikmah lewat radio siaran dapat ditembusnya, apabila masih dalam jangkauan pemancar. Di lautan, di pedesaan, apalagi di perkotaan, semua tidak menjadi
rintangan
bagi
radio
siaran.27
Radio
dapat
menjangkau wilayah yang luas. Semakin kuat pemancarnya maka akan semakin jauh jangkauannya. c) Memiliki daya tarik Radio tetap bisa hidup dan dimintai karena adanya daya tarik. Perpaduan suara manusia (spoken word), suara musik, dan bunyi tiruan (sound effect) itulah yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pendengar radio sehingga dengan
perpaduan
itu
mampu
mengembangkan
daya
imajinasi dan kreativitas pendengar. 3.
Fungsi Radio Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell. Seperti dikutip Onong Uchjana Effendi, menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi utama:
27
Aef Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), Cet. ke-1,h. 52.
a) The surveillance of the environment (mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita). b) The correlation of part of society in responding to the environment. (kegiatan yang mencakup tentang interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda. c) The transmission of social heritage from one generation to the next. (difokuskan dari generasi ke generasi lain atau dari anggota dan norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).28 Radio merupakan media audio (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Radio berperan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar atau info aktual melalui telinga pendengarnya.29 Di Indonesia, radio siaran sebagai media komunikasi telah diatur dalam peraturan pemerintah RI No. 55 tahun 1970 pasal 2 ayat 1 yang berfungsi, “radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidikan, alat penerangan, dan alat hiburan”.30 4. Karakteristik Radio
Radio merupakan kelengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan informasi yang bagus dan aktual. Radio sebagai media massa
28
Onong Uchjana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1986), h. 13. 29 Masduki, Jurnalistik Radio, Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h. 3 30 Onong Uchjana Effendi, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1991) cet 23, h. 65.
pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya. Informasi, hiburan dan pendidikan merupakan fungsi dari media massa. Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan pendengar dan pada akhirnya digugat oleh khalayak, sebab tidak memenuhi keinginan atau kemauan kebutuhan khalayak. Selain memiliki fungsi, Menurut Djamalul Abidin radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga dapat membedakan dari media massa lainnya: a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur c. Orang mendengar radio dalam keadaan santai, bekerja dan sebagainya d. Siaran radio harus mempunyai daya reka e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah31 Sedangkan menurut Antonius Darmanto, karakteristik radio sebagai media massa yaitu: 1. Auditori artinya bahwa sifat radio siaran hanyalah untuk didengar, untuk konsumsi telinga. Padahal kemampuan indera telinga dalam menyerap informasi sangat terbatas. Bahwa kemampuan orang menyerap informasi melalui telinga hanya sekitar 5-10 persen dari keseluruhan informasi yang sempat didengarnya. Dengan demikian informasi yang disiarkan melalui media radio bersifat sepintas lalu. 2. Mengalami gangguan sebagaimana media yang mengandalkan pada kekuatan pancar gelombang elektro magnetic komunikasi melalui radio sering mengalami berbagai ganguan, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor geografis maupun faktor teknologi.32 Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang penyiar itu sampai kependengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
31
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), cet ke-1, h. 125 32 Antonius Darmanto, Teknik Penelitian Naskah Acrara Siaran Radio, (Yogyakarta: Penerbitan Atmajaya, 1998), cet ke-1, h. 13-14
a) Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas. b) Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan pesannya pun selintas. Maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar. c) Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada disamping pendengar. d) Materi siaran kata pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.33 Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.34
33
Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet, ke-1, h. 77 34 Ibid, h. 79
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SUARA PERSADA 12. 78 AM TANGERANG
A. Sejarah Berdirinya Radio Suara Persada 12.78 AM Di era globalisasi sekarang ini teknologi informasi merupakan salah satu sarana media yang begitu pesat perkembanganya, tak terkecuali di indonesia dari kota-kota besar sampai pelosok desa semua orang sudah bisa memanfaatkan sarana tersebut. Sehingga segala informasi yang berkembang selama ini dampaknya begitu besar terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Disamping segi positifnya kita juga tak bisa menafikan akan timbul segi negatifnya dari segi positifnya adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dibidang pendidikan, ekonomi dan politik serta bidang-bidang lainnya. Sedangkan segi negatifnya adalah semakin mudahnya kalangan masyarakat baik tua maupun muda terjerumus kepada hal-hal yang menyimpang dari ajaran islam seperti maraknya keberadaan obat-obatan terlarang dikalangan anak-anak remaja, juga perselingkuhan sekarang ini sudah menjadi model kehidupan masyarakat serta kejahatan lainnya yang sangat meresahkan masyarakat. Semua ini dikarenakan begitu mudahnya akses informasi antara manusia.35 Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka kami sebagai bagian dari masyarakat khususnya waraga pondok jati kecamatan pondok aren kabupaten tangerang tergerak untuk memanfaatkan teknologi informasi. Tersebut untuk kegiatan yang bersifat positif. Sehingga berkat kerjasama dan dukungan semua pihak, maka
35
Wawancara Pribadi Dengan Pimpinan Radio Suara Persada Sekaligus Pengisi Acara Embun Pagi Ust. H. Djawahir (Tangerang: 12 Desember 2007).
kami berhasil mendirikan sebuah radio nonkomersil yang bernama “RADIO SUARA PERSADA”Media Da’wah Musik dan Informasi AM 12.78 KHz yang berlokasi di jl Japos raya Gg. H. Elung Pondok Jati Utara Jurang Mangu barat Pondok Aren Kabupaten Tangerang.36
Radio Suara Persada mulai mengudara pada bulan Mei 1984 di Tangerang yang berawal bernama Radio SP Reformasi. Radio ini terbentuk dengan niat awal sebagai wadah anak-anak muda pada saat itu menghabiskan waktu mereka, sehingga dapat isi dengan hal positif. Selama perjalanan SP Reformasi telah beberapa kali mengalami pindah tempat, salah satunya dikarenakan sering adanya razia dari pihak kepolisian. Karena dianggap mengganggu lalu lintas gelombang udara, alasan lainya pemerintah sangat merasa terusik dengan keberadaan radio tersebut, maklum saja mesin propaganda yang paling efektif saat itu hanya radio (ORARI). Hal tersebut tidak hanya berimbas kepada radio itu sendiri tetapi masyarakat saat itu, masyarakat menjadi tertutup akan informasi yang mereka terima.37
36 37
Ibid Ibid
Dibentuknya Radio Suara Persada atas ide Ustd. H. Djawahir dengan maksud sebagai radio berita yang dapat menginformasikan kepada umat Islam. Pada awal berdiri Radio Suara Persada ini menginginkan radio informasi berita, tetapi berubah menjadi radio yang khusus untuk dakwah. Radio Suara Persada awalnya mengudara dengan identitas stasiun (Station ID) dengan memakai frekuensi SW, namun pada bulan Juli 2004 berubah frekuensi menjadi 12. 78 AM.38 Suara Persada adalah radio dakwah yang telah dikenal di seluruh masyarakat Tangerang, terutama dikalangan menengah kota yang sedang berkembang pesat ini. Memasuki usia yang ke-23 tahun sejak Mei 2007 Suara Persada menajamkan format siaran menjadi sebuah radio dakwah Tangerang. Sebuah program siaran dakwah yang dikemas secara interaktif dan solutif, dengan kelompok pendengar dewasa menengah keatas sebagai segmen yang terlayani dalam porsi terbesar siaran Radio Suara Persada. Memaparkan perkembangan dinamika masyarakat khususnya di Tangerang, dari sudut pandang politik, ekonomi, social budaya, religi dan lainya. Menjadi sebuah mediator atau ajang diskusi terbuka dikalangan masyarakat.39 Radio Suara Persada 12. 78 AM memiliki pendengar dengan loyalitas cukup tinggi. Hal ini terlihat dari partisipasi dan respon mereka yang sangat antusias dengan format baru acara Radio Suara Persada. Radio Suara Persada kini mempunyai motto yang resmi, yakni “Media Dakwah, Musik Dan Informasi”. Radio Suara Persada juga memiliki Audience Call, yaitu (Abang dan Mpo). Pendanaan Radio Suara Persada 100% 38 39
Wawancara Pribadi dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007) Mading Radio Suara Persada (12 Desember 2007)
bersumber dari Keluarga Besar Radio Suara Persada dengan sasaran pendengar orang dewasa diatas 30 Tahun keatas.40 Disamping
melalui
udara
radio,
radio
Suara
Persada
juga
melaksanakan program-program off air yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga kemaslahatan pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para pendengarnya. Kegiatan off air yang berhasil di gelar dalam upaya selalu mendekatkan radio Suara Persada dengan Fans dan masyarakat seantero Jabodetabek dengan mengadakan tabligh akbar dan memperingatkan hari-hari besar Islam.41
B. Visi dan Misi Radio Suara Persada 12. 78 AM Visi Menjadi Radio (Islam) terbaik yang menyampaikan dakwah, sehingga menjadi aset yang bermanfaat bagi pendengarnya, dan umat Islam pada umumnya. Misi
1. Melalui Da’wah, kami memberikan penceramahan agama islam kepada masyarakat khususnya para pendengar Radio Suara Persada untuk meningkatkan iman dan taqwa. 2. Melalui Musik, kami memberikan hiburan kepada masyarakat khusunya pendengar Radio Suara Persada demi terjalinnya Ukhuwah Islamiyah antar umat.
40 41
Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007) Ibid
3. Melalui Informasi, kami memberikan informasi-informasi yang berkeman di masyarakat, baik yang bersumber dari masyarakat itu sendiri maupun pemerintah khususnya yang terkait dengan programprogram pemerintah.42 C. Struktur Organisasi
Struktur
organisasi
merupakan
elemen
yang
penting
untuk
mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah statiun radio, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat berpangaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program on air maupun off air. Radio Suara Persada memiliki struktur organisasi sebagai berikut:43 1) Penasehat
: H. Didi (Ketua Arisan Istiqomah) H. Alwih (Ketua Arisan Enjoy)
2) Pimpinan
: Ustadz H. Djawahir
3) Sekretaris
: Nadris Bhaskara
4) Bendahara
: H. Suwandi
5) Seksi Da’wah
: Ustadz H. Ridwan Hj. Hikmah
6) Anggota
: Drs. Ustadz Safrudin Ustadz Amin Ustadz Asep
42 43
Mading (31Desember 2007) Ibid
7) Koordinator Pembangunan
: Ustadz Amin Yakub
8) Teknis
: Aam Marshel Mr. Jhon
9) Koordinator Penyiar
: Mr. Jhon
10) Penyiar
: Ustadz H. Djawahir Teor Sandy Imam Yadi Doank Fras Gon H.M. Nuh Pele LB Mursin CM Boy Bolang Yudistira Ary Saputra H. Sawandi
D. Program Radio Suara Persada Radio Suara Persada mengudara mulai pukul 06.00-24.00 WIB, menghadirkan siaran-siaran yang beraneka macam mulai dari acara hiburan, informasi, pendidikan, Ta’lim. Selain itu, Radio Suara Persada juga memiliki berbagai acara on air maupun off air. Acara yang terjadwal hanya ta’lim embun pagi hanya siaran interaktif diselingi dengan lagu-lagu dangdut tempo dulu dan qasidah.44 Program acara di Radio Suara Persada 12.78 AM sebagai berikut:45 44
Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 15 Desember 2007)
Hari
Waktu
Senin
06.00-10.00
H. Djawahir
10.00-14.00
Teor Sandy
14.00-17.00
Imam
19.00-21.30
Yadi Doank
21.00-24.00
Fras Gon
06.00-10.00
H.M. Nuh
10.00-13.00
Danil
13.00-17.00
Pele LB
19.00-21.30
Mursin
21.00-24.00
Yudistira
06.00-10.00
H. Djawahir
10.00-13.00
H. Salmani
13.00-17.00
Mursin
19.00-21.30
Boy Bolang
21.00-24.00
Ary Saputra
06.00-10.00
H.M. Jiin
10.00-14.00
H. Salamni
13.00-17.00
Imam
19.00-21.30
H. Sawandi
21.00-24.00
Fras Gon
Selasa
Rabu
Kamis
45
Mading (31 Desember 2007)
Penyiar
Jum’at
Sabtu
Minggu
06.00-10.00
H. Djawahir
10.00-13.00
Istirahat
13.00-17.00
Imam
19.00-21.30
Danil
21.30-24.00
Ary Saputra
06.00-09.30
H. Djawahir
09.30-12.00
H.M. Jiin
12.00-14.00
Teor Sandy
14.00-17.30
Nadris Bashkara
19.00-22.00
Mursin CM
06.00-10.00
H. Suwandi
10.00-13.00
Yadi Doank
13.00-17.00
SP CS
19.00-21.30
SP CS
21.00-24.00
Nadris Bhaskara
Dan beberapa format acara Ta’lim di Radio Suara Persada 12.78 AM, diantaranya:46 NO
HARI
WAKTU
JAM
MATERI
KITAB
PENGANTAR
1
SENIN
PAGI
06.00-07.00
Fiqih
Fathul Muin
Ust. H. Djawahir
46
Mading (31 Desember 2007)
2
RABU
PAGI
06.00-07.00
Ushul Fiqh
Irsyadul Ibad
Ust. H. Djawahir
3
JUM’AT
PAGI
06.00-07.00
Fiqih
Fathul Muin
Ust. H. Djawahir
4
SABTU
PAGI
06.00-07.00
Usul Fiqh
Irsyadul Ibad
Ust. H. Djawahir
Kegiatan-kegiatan
-
Acara Embun Pagi yaitu yang dilaksanakan setaip hari senin, rabu dan sabtu dipandu oleh Ustadz H Djawahir melalui udara (on air)
-
Keluarga Istiqomah dan Keluarga Enjoy dalam rangka pengajian dan arisan dilaksanakan door to door (dari rumah ke rumah)
-
Pengajian bulanan di adakan setiap minggu ke dua di studio Da’wah Suara Persada.47
E. Kelebihan dan Kekurangan 1. Kelebihan a. Peluang dilihat dari letak geografis, antara lain: Radio Suara Persada 12. 78 AM terletak di kelurahan Pondok Jati, Kecamatan Tangerang yang merupakan daerah potensial yang sangat strategis.
47
Wawancara dengan Ustd H. Djawahir (Tangerang: 25 Desember 2007)
b. Sarana studio yang nyaman sehingga cocok untuk acara-acara pemberdayaan masyarakat dibidang Ta’lim. 2. Kekurangan Dengan visi menjadi radio Islam memiliki sebuah tantangan yang besar terhadap masyarakat, apalagi untuk menyampaikan sebuah Dakwah. Disamping itu, banyaknya radio-radio dengan program ke-Islaman yang menarik dan bermakna merupakan bentuk tantangan juga bagi radio Suara Persada untuk menjadi lebih baik lagi kedepanya.48 F. Profil Pembicara: Berlatarkan keluarga asli Betawi dengan keagamaan yang kental, Ustadz H. Djawahir semenjak kecil selalu menjadi bintang kelas. Sehingga selalu terpilih untuk mewakili sekolah diberbagai ajang perlombaan, dan selalu mendapatkan juara. Menyenangi bidang elektronik dan mekanik. Setelah dari sekolah dasar melanjutkan ke Pesantren di daerah Serang Banten selama 10 tahun diberbagai pesantren salaf dan modern.49 Kembalinya dari pesantren melanjutkan pendidikan sekolah mesin mobil selama 2 tahun didaerah Roxy. Memulai karir dengan menjadi montir selama 12 tahun pada 1984 sehingga menikah dan pergi haji, selama menjadi montir Ustadz H. Djawahir mengamalkan ilmu kitabnya dengan Mengajar di madrasah Mazroatul Kulum.50 Setelah pulangnya dari ibadah Haji, Ustadz H. Djawahir menyelangi kegiatannya Membuka servis telepon dan elektronik dan Mengajar di beberapa majlis ta’lim hingga saat ini. Disamping itu Ustadz. H. Djawahir mulai mengkonsentrasikan
48
Wawancara dengan Ustd. H. Djawahir (Tangerang: 12 Januari 2008) Ibid 50 Ibid 49
dirinya dengan membangun radio Suara Persada untuk media dakwah hingga saat kini.51
51
Ibid
BAB IV ANALISIS PROGRAM EMBUN PAGI
A. Profile Program Embun Pagi Embun Pagi adalah program acara ceramah pagi harian selama empat hari. Kitab yang digunakan adalah Irsyatul Ibad dan Fathul Muin. Metode yang digunakan adalah, dengan memberikan penjelasan lalu disambung dengan tanya jawab. Acara Embun Pagi di bagi menjadi dua season, pertama diawali dengan pemaparan materi oleh narasumber. Kedua, dialog interaktif antara pendengar yang dijembatani oleh pemandu acara. Pendengar
yang
ingin
berpartisipasi
dalam
acara
ini
dapat
menghubungi via telepon ke 0217321730. Program Embun Pagi disajikan secara live dengan menggunakan sistem komunikasi dua arah (Two Way Communication) dengan menyertakan pendengar untuk memberi respon secara langsung (aktif) terhadap materi yang tengah dibahas oleh narasumber sehingga pendengar tidak hanya menerima (pasif) tetapi dapat meminta konfirmasi akan pengertian yang ditimbulkan dari via telepon yang diterima serta pendengar dapat bertanya langsung tentang permasalahan yang berkaitan dengan materi bahasan.
Radio Suara Persada dengan mengusung kekeluargaan, acara-acara yang disuguhkan dengan menggunakan pendekatan secara hangat. Seperti memanggil pendengar dengan sebutan “abang” dan “empo” sesuai dengan logat betawi. Embun Pagi sebagai program dakwah yang sarat akan pendidikan selalu mengedepankan
cara
agar
para
pendegar
mendapatkan
pemahaman yang mendalam akan ta’lim yang diajarkan oleh pemateri. Berbeda dengan radio pada umumnya, Suara Persada masih menggunakan sistem manual, baik tekhnologi yang digunakan maupun persiapan materi yang akan disampaikan. Penulis mencoba menjabarkan proses produksi yang digunakan oleh Suara Persada pada acara Embun Pagi. Ada beberapa proses yang menjadi tahapan hingga menjadi acara yang siap mengudara. Berikut beberapa tahapan yang diambil: 1. Membuat Jadwal Penentuan acara
menggunakan sistem musyawarah
dengan para penasehat dan para guru. Penentuan jadwal disesuaikan dengan kesanggupan para pengisi acara yang nantinya akan disiarkan. 2. Lagu-lagu
Pendengar Radio Suara Persada hampir tujuh puluh persen berusia diatas 45 tahun, sehingga banyak lagu-lagu berasal dari piringan hitam kemudian direkam ke dalam komputer menjadi format mp3. lagu yang digunakan adalah lagu gambus qasidah dan dangdut era 60-an. 3. Produksi Acara Setelah jadwal tersusun rapih, para pemateri menyiapkan bahan yang akan mereka sampaikan, diantaranya kitab ataupun lagu yang akan digunakan. Bahkan ada juga penyiar yang membawa lagu dari rumah mereka sendiri. Demi memperlancar ta’lim pendengar dianjurkan memiliki kitab yang akan dibahas.52 B. Materi Program Embun Pagi Berbicara tentang program siaran radio maka tidak terlepas dari materi pesan yang akan disampaikan kepada pendengar. Embun Pagi ialah program pendidikan dan informasi yang berisi materi tentang berbagai aspek ajaran islam seperti Fiqih, Tasawuf dan masalah sosial. Tentang kehidupan manusia yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Di dalam pemberian materi narasumber mengutip beberapa kitab yaitu Fathul Muin, Irsyadul Ibad dan beberapa kitab fiqih.
52.
Hasil wawancara dengan 12Desember 2007
Ustd H. Djawahir pada tanggal
Pada prakteknya materi yang disampaikan sesuai dengan urutan kitab yang sedang dipakai, membahas dengan mengunakan sistem perbab. Disini pendengar dimanjakan dengan diberikan kesempatan untuk bertanya sehingga benar-benar memahaminya, bahkan ada beberapa bab yang diulang sesuai dengan permintaan pendengar. Tujuannya adalah agar pemahaman yang baik dan benar sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada bulan Ramadhan dan musim Haji bab yang dibahas sesuai dengan keadaan yang terjadi saat itu, sehingga pendengar dapat beribadah sebaik mungkin. Materi yang disampaikan pada setiap harinya dievaluasi dengan adanya pengajian bulanan setiap minggu kedua, tidak hanya itu melalui pertemuan melahirkan keluarga fans ta’lim Embun Pagi yaitu: Keluarga Enjoy, Keluarga Istiqomah dan Keluarga kopiminis sehingga silaturahmi yang terjalin dapat dijaga ditambah lagi adanya arisan yang diadakan setiap keluarga. Dengan konsep kekeluargaan pendengar radio semakin bervariatif dan menyentuh berbagai sekmen umur. Pada acara ta’lim bulanan dianjurkan agar setiap pendengarnya membawa keluarga, saudara ataupun tetangganya. C. Format Acara Embun Pagi menggunakan format ta’lim menggunakan kitab selama setengah jam, baru kemudian disambung dengan sesi tanya
jawab selama setengah jam. Embun Pagi yang dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga 07.00 WIB. D. Analisis Program Embun Pagi Program Embun Pagi menggunakan metoda pembelajaran kitab yang menjadi acuan dalam ta’lim pada setiap harinya, dalam hal ini Ust. H. Djawahir sebagai pengisi acara menggunakan dua kitab. Pertama
kitab
Irsyatul
Ibad
dan
yang
kedua
Fathul
Muin,
penyampaian kitab dengan menggunakan metoda pembacaan dengan memberikan pengertian dan penjelasan secara gamblang lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Komunikasi yang dibangun antara penyiar dengan pendengar melalui sesi tanya jawab bukan hanya memberikan pengetahuan kepada pendengarnya tetapi juga kepada penanya pada materi yang diampaikan. Selama satu bulan ini yaitu bulan Desember 2007 penyiar menerangkan beberapa bab dari kedua kitab yang digunakan. Diantaranya adalah bab Dzikir dalam kitab Irsyatul Ibad sedangkan pada kitab Fathul Muin menjelaskan tentang bab jual beli. Penulis akan membagi pembahasan tentang bab tersebut kedalam dua bagian sesuai dengan kitab yang digunakan penyiar: a. Bagian Pertama, Kitab Irsyatul Ibad: kitab yang memuat kisah teladan, dalil nash, dan hadist dan memiliki rawi yang jelas Pada bab ini membahas tentang Kedermawanan dan Dzikir:
Bab Kedermawanan: Dermawan; Pada masa Nabi, para sahabat dan ulama dituntut untuk mentransferkan hartanya kepada jalan Allah demi perjuangan menyebarkan agama Islam. Pada masa Nabi para sahabat di berikan pengertian
bahwa kita harus
meninggikan shodaqoh daripada kepentingan keluarga. Sehingga timbullah pengertian bahwa kebutuhan manusia di bagi menjadi tiga: 1. Kebutuhan Keluarga (Kewajiban) 2. Masyarakat 3. Agama Dari kesemuanya harus dapat besifat seimbang sehingga tidak ada yang ditinggalkan, diabaikan ataupun dikurangi. Itulah mengapa keseimbangan dalam beribadah amatlah penting, mengingat bahwa shodaqoh merupakan bagian dari ibadah. Seiring
dengan
perkembangan
pola
masyarakat
maka
dermawan terbagi menjadi 2: a). Harta yang berifat pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari b). Harta yang dapat dikelola atau dapat diberikan kapada orang lain Hal ini berasal dari pemhaman yang diungkapkan para ulama muata’akhirin (kontemporer) hal tersebut dilakukan agar setiap orang memiliki rasa kedermawanan.
Pertanyaan yang banyak muncul: 1. Memberikan Shodaqoh kepada musafir harus dilandasi keyakinan: memberikan shodaqoh harus dilandasi oleh keyakinan sehingga shodaqoh yang diberikan didasari oleh perasaan ikhlas. Oleh karena itu yang di utamakan adalah kerabat dekat yaitu keluarga, saudara, karabat, agar dimana tidak ada kesenjangan didalam kehidupan, yang kedua adalah tetangga, orang lain. Artinya; apabila ada orang yang meminta shodaqoh dengan peringai yang meragukan maka abaikanlah, yang terpenting adalah jangan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan orang lain. 2. Kepercayaan dalam memberikan shodaqoh terutama dengan banyaknya bermunculan posko penanggulangan bencana,
jika
merasa
ragu
maka
abaikan
bukan
ditinggalkan. 3. Shodaqoh tidak hanya diberikan dengan menggunakan harta atau tenaga. Senyuman dapat pula dikatakan dengan shodaqoh. Sedangkan efek langsung yang dirasakan oleh radio adalah banyaknya bantuan yang
diterima baik yang berupa bantuan
berupa barang ataupun uang dalam bentuk tunai, hal tersebut sebagai penunjang operasional mengingat radio AM tidak memiliki profit yang menjanjikan.
Bab Dzikir: Dzikir adalah mengingat Allah baik dengan diucapkan ataupun dengan melafalkan didalam hati. Dzikir merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah sehingga orang yang berdzikir akan mendapatkan keutamaannya Doa pada hakikatnya adalah beribadah yang dapat dilakukan pada setiap saat, jadi ibadah tidak hanya sholat. Banyak kisah yang menceritakan fadhilah dzikir atau doa, salah satunya adalah ketika terjadi
kebakaran
hebat
hanya
rumah
Abu
Darda
yang
terselamatkan. Kisah lainya adalah ketika Abu Umamah yang terlibat hutang yang banyak sehingga pada saat itu Rasulullah SAW mengajarkan doa sehingga Abu Umamah terlepas dari hutang dan menjadi kaya kembali seperti sedia kala. Dalam mayarakat luas dikenal kumpulan doa yang biasa disebut ratib (kumpulan doa) yang disusun oleh para Habib pada umumnya. Dengan menggunakan susunan yang sesuai. Dengan metoda ini tidak hanya menambah pengetahuan tentang doa yang dibaca tetapi juga pada tataran arti, isi kandungan, keutamaan dari doa tersebut. b. Bagian Kedua, Kitab Fathul Muin: Secara umum menggambarkan dan memberikan penjelasan tentang pendapat ulama yang memiliki bobot hukum didalamnya. Fathul muin terkesan lambat kerana memiliki penguraian yang panjang dengan bahasa yang digunakan sangat leterlek sehingga tidak dapat berpindah halaman jika masih adanya pertanyaan yang timbul dari para
pendengar, sehingga tidak jarang ada pendengar yang minta diulang. Bab Jual Beli: Pada bab ini banyak mendapatkan sorotan dari para pendengar diantaranya adalah pertanyaan yang berkaitan
dengan
kegiatan
jual
beli
dalam
keseharian
diantaranya: Kenapa ada orang yang menjual beras pera dan pulen? Pada dasarnya penggunaan jenis beras dan menjual beras pulen dan pera bukan berarti tidak boleh, tetapi melihat pada kegunaan jenis beras yang digunakan selama tidak mengurangi ukuran yang seharusnya sehingga dapat menimbulkan riba. Hutang dagangan
di
warung?
seperti
Walaupun
keperluan
sembako
yang
diambil
bukan
barang
berarti
yang
dibayarkan nanti sembako kembali, tetapi dengan menghitung jumlahnya atau diuangkan. Penentuan harga diwarung? diantara jual beli dengan menggunakan
sistem
menggunakan
bandrol
tawar ada
menawar pula
harga
adapula yang
yang
dimainkan
tengkulak. Pada dasarnya dahulu kala orang menggunakan jual beli dengan ukuran perikat, perumbuk sehingga terhindar dari dan monopoli harga yang dapat mematikan pembeli dengan harga yang tinggi ataupun dengan pedagang yang lainnya. Lalu bagaimana dengan beras atau minyak yang tercecer, jika yang berkurang sedikit maka masih dianggap sah, sedikit (takriban),
kecuali jika yang berkurang banyak maka harus kembali kepada penjual agar di ukur kembali apakah timbanganya sesuai atau tidak? Metode yang aman dalam berjualan adalah dengan menggunakan
harga
bandrol
sehingga
setiap
pembeli
mendapatkan perlakuan harga yang sama. Sebab pengertian utama dari berjual-beli adalah jujur sehingga menajadi berkah. E. Kelebihan dan Kelemahan Pada Acara Embun Pagi Efek positif yang diterima dan dirasakan oleh para pendengar ataupun radio adalah: 1.
Meningkatnya kesadaran pendengar dan masyarakat akan ibadah yang wajib dan sunnah.
2.
Meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim
3.
Melahirkan keluarga-keluarga fans Radio Suara Persada terutama dengan ta’lim pagi, seperti keluarga kopiminis, enjoy dan istikomah
4.
Penyampaian
ta’lim
dengan
menggunakan
kitab
mendorong pendengar untuk bisa mengaji Al-qur’an. 5.
Pendengar mengenal bahasa Arab yang dijelaskan perkata oleh penyiar.
Sampai saat ini tidak ada efek yang negatif dari acara Embun Pagi, tetapi kendala yang dihadapi cukup beragam: 1. Masih
adanya
pertanyaan
menyinggung orang lain
yang
digunakan
untuk
2. Adanya orang yang tidak bermazhab sehingga sulit untuk diarahkan 3. Penyiar tidak menerima pertanyaan yang melenceng dari mazhab Imam Syafi’i. Di ibaratkan jika kita sedang belajar motor 4tak maka pabrikan dari 2tak tidak dapat protes. Kecuali jika sudah mempelajari keduanya maka boleh salah
satunya
bertanya
atau
memberikan
rasa
keberatanya. 4. Sarana infrastruktur yang masih berteknologi manual.53 Embun Pagi sebagai tombak dari Radio Suara Persada telah memberikan banyak kontribusi baik yang secara langsung maupun tidak, melalui acara ini terjalin silaturahmi antara fans radio dengan para penyiar dan kru radio melalui acara arisan dan ta’lim bulanan pada minggu kedua. Dengan mengusung lagu-lagu dangdut kenangan yang berasal dari piringan hitam, menjadi ciri khas yang manis yang tidak dimiliki radio lain.
53
Hasil wawancara dengan Ustd H. Djawahir pada tanggal 12Desember 2007
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil yang didapat setelah melakukan observasi dan penelitian lapangan, baik secara langsung maupun tidak. Dapat disimpulkan beberapa poin, untuk menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini. Yaitu: 1. Program Embun Pagi menggunakan format On Air, di sini pendengar diajak untuk proaktif. Sehingga dapat diukur pemahaman dan kedalaman materi yang disampaikan, itulah yang membuat pendengaar tidak ingin ketinggalan materi pada setiap harinya. 2. Materi yang disampaikan menggunakan Kitab-Kitab Kuning yang dibahas secara bertahap, sehingga ilmu yang di dapatkan oleh pendengar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Materi melalui kitab banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah yang kerap kali kehabisan bahan. Penyampaian materi dengan menggunakan kitab merupakan fenomenal tersendiri Radio Suara Persada.
3. Efek positif yang dirasakan langsung oleh pendengar adalah pemahaman mereka akan keIslaman yang Kaffah baik dari segi aqidah, akhlaq dan hukum.
B. Saran-saran 1. Kepada Radio Suara Persada hendaknya lebih memperhatikan sistem
administrasi,
sehingga
mudah
dalam
pencarian
company profile Radio. 2. Sekiranya pengisi materi Embun Pagi tidak hanya Ust. H. Djawahir seorang tetapi juga melibatkan pihak lain. 3. Kepada Ustadz. H. Djawahir kiranya membuat ta’lim yang melibatkan kaum remaja tidak hanya yang sudah berkeluarga saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamalul, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet ke-1. Abda Muhaemin Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Nasional, 1992) Arifin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968). As Homby, AP Cowie, Oxford Andvanced Learner, (Oxford: University Press) Amir, Mafri, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta:Logos, 1992) Darmanto,
Antonius, Teknik Penelitian Naskah Acrara Siaran Radio,
(Yogyakarta: Penerbitan Atmajaya, 1998), cet ke-1. Dodi Mawardi dan Wahyu Saidi, Bermitra Dengan Radio Perbesar Bisnis Anda, (Jakarta: Iqro Grof,2006), Cet. Ke-1. Effendi, Onong Uchajana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung, Mandar Jaya, 2000). ----------------------, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung: Citra Aditya 2000). ---------------------, Radio Siaran dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1991).
Ghozali Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet, ke-1. Kertapati, Ton, Dasar-Dasar Publisistik, (Jakarta: Soeroengan, 1963), Jilid III. Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:LKIS, 2004), Cet.Ke-3. Romli, Asep Syamsul M, Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar Reporter dan Scrip Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), Cet.Ke-1. Sundoro, Danang, Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tanggerang: Glest Broadcasting Schaeh (GBS), 2005). Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983), cet ke- 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. Ke-1 Mc Quail Denis, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,(Jakarta: Erlangga, 1984) Edisi ke-2 Nawawi Hadawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet. Ke-8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), Cet. Ke-1 Kusnawan Aef, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), Cet. ke-1 Kuswandi Wawan, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1
Lampiran 2
Logo Suara Persada AM 12.78 KHZ
Penulis bersama Pimpinan Radio Suara Persada 12.78 AM, Ustdz H. Djawahir
Penulis sedang siaran On Air bersama pimpinan Radio Suara Persada 12.78 AM