ABSTRAK
Annisa Balqis Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 Am – Ciputat Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Departemen Pendidikan Nasional, Radio Suara Edukasi yang berada dibawah birokrasi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) memfasilitasi pendidikan anak dengan pendidikan formal juga berusaha membangun moralitas anak dengan pendidikan keagamaan. Guna memproteksi dan memfilterasi pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak baik kepada anak serta membentengi spiritualisme atau keagamaan kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha. Salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat dan mengkhususkan pada program “Suara Edukasi” edisi Oktober-Desember 2010 dengan merumuskan dua pertanyaan yakni, apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM? Dan kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM? Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan kategorisasi, melakukan observasi, wanwancara dan analisis data. Dan selanjutnya peneliti Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi. Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” edisi Oktober-Desember 2010 yang berjumlah 10 materi, dengan pesanpesan dakwah yang disampaikan mengandung empat kategori yakni Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional. Maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kecenderungan isi pesan yang disampaikan pada program “Suara Rohani” adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosentase 71%, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional 13%.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya, serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan umatnya di Dunia dan di Akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn Abdillah ibn Abdul Muthallib. Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, baik itu berupa sifat malas, dan lalai dan. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, walau mungkin masih banyak kekurangan. Semua ini dapat terwujud karena banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis. Peneliti persembahkan segalanya kepada ayahanda H. Yuzier dan kepada ibunda tersayang Hj. Enny Syahniar, yang dengan ketegaran hatinya dalam menghadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi peneliti serta air susunya yang telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan keringat dan air matanya telah menyatu dalam jiwa peneliti. Adik satu-satunya Akbar Ramadhan yang selalu mendoakan peneliti agar penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
ii
Selanjutnya peneliti juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih peneliti ucapkan kepada: 1.
Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A., selaku Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A., selaku Pudek II dan bapak Drs. Study Rizal LK, M.A., selaku Pudek III.
2.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si., dan Kepada Sekertaris Jurusan Ibu Umi Musyarrofah. M.A.
3.
Bapak. Drs. Wahidin Saputra, M.A., sebagai pembimbing skripsi yang selalu setia dan sabar membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam masa perkuliahan.
5.
Bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam mengerjakan skripsi ini.
6.
Ibu Drs. Hj. Siti Djulaeha selaku Kepala Studio Radio Suara Edukasi dan Produser program “Suara Rohani” Bapak Buyung Zaini, yang telah memberikan waktu luang untuk wawancara walau di tengah kesibukan.
iii
7.
Staff dan penyiar Radio Suara Edukasi, Mas Arif, Mas Imron, Mba Indah, Mba Anggi, Mba Nelly dan Mba Wira Serta semua pihak yang telah membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.
8.
Hari Haryanto beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti serta selalu mewarnai keceriaan hari-hari penulis.
9.
Keluarga Besar KPI D angkatan 2007 dan umumnya KPI angkatan 2007, serta kakak-kakak senior teman sepermainan yang sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi peneliti.
10. Keluarga Besar KKN Cicangkang Hilir – Cipongkor - Bandung tahun 2010. Semoga tali silaturahmi ini tidak pernah putus. 11. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini. Pada akhirnya peneliti hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat peneliti berikan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, 14 Februari 2011 Annisa Balqis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................
5
D. Tinjauan Pustaka .....................................................................
6
E. Kerangka Konsep ....................................................................
8
F. Metodologi Penelitian ............................................................. 11 G. Sistematika Penulisan ............................................................... 16 BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Radio Sebagai Media Dakwah ................................................. 18 B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi .................... 21 1. Tingkat Komunikasi ........................................................... 22 a.
Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah ..... 22
b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah .... 24 c.
Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh
25
d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi .................. 25 e.
Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ... 26
f.
Komunikasi Politik Lokal dan Nasional ...................... 27
g. Komunikasi Internasional ............................................ 28 2. Konteks Komunikasi .......................................................... 29 a.
Perdagangan................................................................. 29
b. Pendidikan ................................................................... 29 c.
Budaya ......................................................................... 30
v
d. Lingkungan .................................................................. 31 3. Saluran Komunikasi ........................................................... 31 a.
Media (Langsung dan Tidak Langsung) ...................... 32
b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung) .............. 32 BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM CIPUTAT A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara Edukasi ..................................................................................... 33 B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi .......................................... 37 C. Format Siaran Suara Rohani..................................................... 37
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS A. Analisis Isi Pesan Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ............... 44 B. Pengolahan Data ....................................................................... 77 C. Kecenderungan Isi Pesan pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi ................................................................ 93
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 94 B. Saran-saran ............................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97 LAMPIRAN ...................................................................................................... 100
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23
Kategori Isi Pesan ................................................................................ 100 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Istigfar ................................. 44 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Ikhlas................................... 48 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Muhasabah .......................... 50 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Takwa kepada Allah ........... 53 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Rukiyah ............................... 55 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Rukiyah ........................... 56 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Berkerja tanpa Pamrih ........ 58 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Pahlawan Islam ............... 60 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Hijrah .................................. 64 Kategorisasi Dakwah Struktural Tentang Hijrah................................. 65 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Hijrah .............................. 65 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Hijrah ................................... 66 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Menghargai Waktu ............. 68 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Menghargai Waktu .............. 69 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Menghargai Waktu.......... 70 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Pergaulan yang Islami......... 73 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Pergaulan yang Islami .......... 74 Rincian Kategori Dakwah Dzatiyah .................................................... 77 Rincian Kategori Dakwah Struktural .................................................. 87 Rincian Kategori Dakwah Kultural ..................................................... 87 Rincian Kategorisasi Dakwah Profesional .......................................... 89 Hasil Prosentase data ........................................................................... 92
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat keterangan permohonan bimbingan skripsi Lampiran 2 Surat keterangan permohonan penelitian Lampiran 3 Surat keterangan penelitian Lampiran 4 Wawancara pribadi dengan Produser Program Lampiran 5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Apri Lampiran 6 Wawancara pribadi dengan Kepala Studio Radio
viii
Penulis bersama teman-teman magang di Radio Suara Edukasi
Saat melakukan penelitian dan dubbing suara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ruf Nahyi Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1 Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah sumber informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW. “Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari), yang memerintahkan untuk menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. memerintahkan untuk menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.2
1 2
Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), h. vii-viii.
1
2
Diantara media massa komunikasi elektronik yang cukup berhasil menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Radio menduduki porsi yang strategis dan memiliki banyak kelebihan, diantaranya
radio
memiliki
kesederhanaan
bentuk
dan
kemampuan
menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak di batasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar, dan pada saat itu juga diterima oleh khalayak, walaupun sasaran yang dituju sangat jauh.3 Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.4 Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat
3
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) cet. Ke-4, h. 108. 4 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: 2006, Penerbit LKis), Cet ke-4, h. 9.
3
radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5 Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru, masalahmasalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran, buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7 Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah).8 Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan para Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para mad’u tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan, baik dari media 5
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38. 7 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117. 8 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 116. 6
4
televisi, internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan pada radio Suara Edukasi 1440 AM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara siaran radio dalam program “Suara Rohani”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media pembelajaran sekaligus media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa. Radio Suara Edukasi merupakan media komunikasi massa yang ditujukan untuk membangun dan meningkatkan mutualisme pendidikan, yang mempunyai misi utama mengembangkan dan mendayagunakan teknologi dan komunikasi untuk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan. Radio Suara Edukasi adalah radio publik. Secara birokrasi, radio ini berada di bawah naungan Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Dengan segmentasi anak-anak dan remaja, diharapkan mampu membangun akhlak yang baik dalam masyarakat. Pelajar yang pintar jika diiringi dengan akhlak yang mulia akan menambah nilai plus untuk dirinya dan lingkungannya. Radio Suara Edukasi mempunyai 15 program siaran tentang pendidikan karena sebagian besar pendengarnya adalah anak-anak dan remaja, tetapi ada satu program siaran bertemakan dakwah yaitu ”Suara Rohani”. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa berusaha memberi
tampilan
berbeda
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
pendengarnya dalam menyajikan program-program pendidikan tanpa mengurangi isi pesan dakwah yang ada di dalamnya. Untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam tiga dimensi komunikasi pada program Radio Suara Edukasi Pustekkom, penulis tertarik untuk menjadikan Radio Suara Edukasi
5
Pustekkom sebagai objek penelitian skripsi. Adapun penelitian skripsi ini penulis beri judul ”Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program ”Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM - Ciputat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan hanya dibatasi pada isi materi siaran keagamaan “Suara Rohani” sebanyak 10 materi yang disiarkan oleh Radio Suara Edukasi 1440 AM pada bulan Oktober 2010Desember 2010. 2. Perumusan Masalah a. Apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM? b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah: 1. Tujuan Penelitian a. Untuk
mengetahui
pesan-pesan
Dakwah
Dzatiyah,
Dakwah
Profesional, dan Dakwah melalui Profesi yang disampaikan pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM.
6
b. Untuk mengkaji isi pesan dalam media massa radio sebagai sarana dakwah Islam pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM. 2. Manfaat penelitian a. Manfaat Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada lembaga-lembaga dakwah dalam penyampaian pesan dakwah melalui media komunikasi, khususnya radio. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat Ciputat akan pengetahuan Islam. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan lainnya bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiunstasiun radio yang menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah. D. Tinjauan Pustaka Secara teknik, analisis isi mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambanglambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.9
9
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grafindo, 2003), hal. 170.
7
Penelitian dengan konteks analisis isi ini juga telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya mahasiswa-mahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya, Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk orangorang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah oleh Fifit Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi pesan pada program di radio, tetapi perbedaannya pada isi pesan yang diambil.10 Dan Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang bercerita tentang ibadah haji, oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi pesan tetapi perbedaannya pada isi pesan yang saya gunakan yaitu dakwah dzatiyah, dakwah professional dan dakwah melalui profesi sementara skripsi lainnya isi pesan dakwah aqidah, syari’ah dan akhlak.11 Namun, dari sekian banyak skripsi yang ada, tidak ada satu pun yang menganalisis Isi Pesan Dakwah di radio anak-anak, seperti pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi yaitu radio pendidikan dengan
10
Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). 11 Dian Komalasari, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
8
segmentasi pendengar anak-anak dan remaja. Pesan dakwah yang disampaikan pada radio anak-anak tentu isinya berbeda radio yang ditujukan untuk umum atau orang-orang dewasa. Maksud tinjauan pustaka ini adalah agar dapat mengetahui bahwa apa yang ditulis oleh penulis sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.
E. Kerangka Konsep Dari tema pokok demikian, maka perlu pengertian-pengertian operasional dari Kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan KAB, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan (Kim, 1984: 17-20): 1)
Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi.
2)
Konteks sosial tempat terjadinya KAB.
3)
Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB (baik yang bersifat verbal maupun nonverbal). Istilah Kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada macam-
macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah Kebudayaan mencakup: - Kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya timur/barat. - Sub kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya Amerika Utara/Asia Tenggara. - Nasional/Negara, seperti: budaya Indonesia/Perancis/Jepang.
9
- Kelompok-kelompok etnik-ras dalam Negara, seperti: budaya orang Amerika Hitam, budaya Amerika Asia, budaya Cina Indonesia. Macammacam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin kelas sosial, countercultures (budaya Hippie, budaya orang di penjara, budaya gelandangan, budaya kemiskinan). Perhatian dan minat dari ahliahli KAB banyak meliputi komunikasi antar individu-individu dengan kebudayaan sosial berbeda (seperti wirausaha Jepang dengan wirausaha Amerika/Indonesia) atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik berbeda (seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru pendatang). Bahkan ada yang lebih mempersempit lagi pengertian pada “kebudayaan individual” karena setiap orang mewujudkan latar belakang yang unik. Adapun dalam penelitian ini hubungan Komunikasi Intrapribadi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Politik dan Komunikasi Antar Budaya berhubungan dengan konteks komunikasi yaitu dakwah dalam saluran media elektronik yaitu radio.
10
Dimensi Komunikasi Tingkat Komunikasi 1. Komunikasi Intrapribadi 2. Komunikasi Interpersonal
Konteks Komunikasi 1. Belajar
3. Komunikasi Interkelompok
Saluran Komunikasi 1. Media 2. Non Media
2. Perdagangan
4. Komunikasi Organisasi
3. Dakwah
5. Komunikasi Massa
4. Pendidikan
6. Komunikasi Antar Budaya
5. Lingkungan
7. Komunikasi Politik
6. Budaya
8. Komunikasi Internasional
Menurut
Psikologi
Komunikasi
pengertian
komunikasi
interpersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir yaitu, Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses member makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.12 Sedangkan menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan sejumlah aspek dan dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek nafsiah (jiwa), dan aspek ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu 12
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. ke-26, h. 49.
11
dimensi al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-„aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).13 F. Metodelogi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya.14 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.15 Analisis isi sering kali dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media. Penulis menggambarkan bagaimana dakwah yang dilaksanakan pada salah satu 13
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta, PT. Pustaka Pelajar, 2007), cet. ke-2, h. 410. 14 Hadawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet. ke-8, h. 63. 15 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. ke1, hal. 66.
12
program di Radio Suara Edukasi 1440 AM terutama pesan dakwah siaran keagamaan “Suara Rohani” hari Jumat pagi, kemudian menganalisisnya. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Sumber utama (primary source) yang memperkaya data-data penelitian, atau semua hal yang berhubungan langsung dalam program ini. Semisal Produser program, Narasumber, dan juga hasil pengamatan selama program berlangsung.16 Sedangkan objek penelitian ini adalah suatu hal yang diteliti. Singkatnya, subjek penelitian ini adalah radio Suara Edukasi 1440 AM, dan yang menjadi objeknya adalah pesan dakwah dalam program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM. 3. Teknik pengumpulan data a. Kategorisasi Primer Kategorisasi merupakan instrumen utama dalam penelitian analisis isi materi. Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan pesan-pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM, yang digolongkan dalam dakwah dzatiyah, dakwah professional, dakwah melalui profesi. b. Observasi Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan unntuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
16
32.
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968), hal.
13
diperoleh sebelumnya.17 Dengan ini peneliti mendatangi langsung ke Radio Suara Edukasi guna memperoleh data mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai materi yang disampaikan pada setiap hari Jumat pagi. c. Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.18 Wawancara dilakukan dengan Kepala Studio
Radio,
Produser
program
siaran,
serta
Ustadz
yang
menyampaikan materi pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi. d. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel19
dengan
melakukan
teknik
pengumpulan
data
dan
menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki keterkaitan dengan pemersalahan yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti mendatangi langsung radio Suara Edukasi 1440 AM untuk memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat. 4. Teknik Pengolahan Data 17
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia, 2004), hal. 1. 18 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, hal. 63. 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1998), hal. 206.
14
Setelah peneliti mendapatkan materi siaran dalam bentuk rekaman yang telah ditentukan sebagai sampling penelitian, kemudian rekaman tersebut dijadikan dalam bentuk transkip data. Dan kemudian unit analisis yang digunakan adalah isi pesan dakwah dalam rekaman siaran “Suara Rohani” edisi Oktober 2010-Desember 2010 sebanyak 10 materi yang disampaikan oleh narasumbernya. 5. Analisis Data Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti melakukan analisis data yang merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan data yang telah dipaparkan akan menuntut penelitian dalam upaya mendapatkan temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat. Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari materi pada penelitian ini maka peneliti melihat kepada transkip data rekaman berdasarkan tema yang disampaikan terlebih dahulu selama tiga bulan yang berjumlah 10 tema berdasarkan kategorisasi Dakwah Dzatiyah, Dakwah Profesional, dan Dakwah melalui Profesi yang kemudian isi pesan tersebut dipaparkan, sehingga muncul isi pesan berdasarkan kategorisasi yang dominan. Dan untuk menentukan rincian hasil dari isi pesan dakwah dalam program “Suara Rohani” pada Radio Suara Edukasi, maka peneliti akan menampilkan
prosentase
menggunakan rumus:
satu
per
satu
kategori
pesan,
dengan
15
P=
F x 100% N
Keterangan: P
: Prosentase
F
: Frekuensi data
N
:Jumlah data yang dimaksud Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran
pada program Suara Rohani edisi Oktober 2010-Desember 2010. Dan setelah
data
tersebut
terkumpul,
peneliti
akan
melaporkan,
menggambarkan, mengklasifikasi serta menginterpretasikan secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel. 6. Definisi Operasional a. Analisis isi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis isi pesan yang disampaikan melalui proses komunikasi atau media komunikasi. b. Pesan Dakwah yaitu nasehat yang berisi ajaran tentang agama yang hendak disampaikan kepada orang lain. Pesan yaitu perintah, nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain, sedangkan dakwah yaitu ajakan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.20
20
Depratemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke-3.
16
c. Radio
yaitu
sebagai
media
ekspresi,
komunikasi,
informasi,
pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang disusun oleh TIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007 yang diterbitkan CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.21 G. Sistematika Penulisan Dalam sistematika yang digunakan oleh penulis yakni terdiri dari lima bab mengikuti pokok masalah yang akan dibahas oleh penulis. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I terdiri dari pendahuluan yang di dalamnya terkandung latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, lalu tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II merupakan landasan teoritis yaitu Radio sebagai media dakwah, Ruang lingkup pesan dakwah dalam tiga dimensi komunikasi, meliputi tingkat komunikasi, konteks komunikasi dan saluran komunikasi. 21
Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: CeQDA, 2007), h. 34.
17
BAB III menjelaskan tentang gambaran umum radio Suara Edukasi 1440 AM. Bab ini membahas sekilas tentang kelahiran dan perkembangan radio, visi dan misi radio, dan format program siaran “Suara Rohani”. BAB IV yang akan menjadi bagian penting dalam penelitian ini, adapun isi dari bab ini adalah Temuan dan analisis, bab ini membahas tentang isi pesan dakwah yang terkandung dalam program Suara Rohani, pengolahan data serta kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani”. BAB V Penutup, yang akan merangkum hasil dari analisa penelitian selain itu dalam bab ini akan disampaikan beberapa saran demi perbaikan khasanah keilmuan ilmu dakwah dan kualitas radio tersebut.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Radio Sebagai Media Dakwah “Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”1 “Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.” 2 “Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”3 Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan
1
Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet ke-7, hal. 107. 2 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16. 3 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006), Cet ke-4, hal. 9.
18
19
dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).4 Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u, da‟wan, du‟a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”5 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du‟a), yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan (al-nida‟). Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du‟a ila al-syai‟ al-hatsts „ala qasdihi). Dakwah dalam arti do’a ini terbaca jelas dalam ayat ini:6
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. alBaqarah: 186). Secara terminologi, para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain: sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu alFutuh dalam kitabnya al-Madkhal ila „Ilm ad-Da‟wat menyatakan bahwa dakwah adalah “menyampaikan (at-Tabligh) dan menerangkan (al-Bayan) apa
4
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), Cet. ke-2, hal.17. 6 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta , 2008), Cet ke-2. hal. 144. 5
20
yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW”. Kemudian Ahmad Ghalwasy dalam kitabnya ad-Da‟wat al-Islamiyyat mendefinisikan “dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak.”7 Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah “segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu.”8 Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu: 1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui lidah dan suara. 2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u 3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik. 4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan mpendengaran mad’u. 5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku da’i.9
7
Lalu Muchin Effendi dan Faizah, Psikologi Islam, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), hal. 5-6. 8 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 163. 9 Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV Diponegoro, 1982), cet. ke-2, h. 13.
21
B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi “Maddah Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan Da’I kepada Mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi Maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.”10 Pesan-pesan (message) daripada komunikasi ini secara khas adalah bersumber dari Al-Quran yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: “ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S. Al- Ahzab: 39). Yang dimaksud dengan pesan-pesan dakwah sebagaimana yang digariskan oleh Al-Quran adalah berbentuk pernyataan maupun pesan (risalah) Al-Quran dan Sunnah. Karena Al-Quran dan Sunnah itu sudah diyakini sebagai all encompassing the way of life bagi setiap tindakan kehidupan muslim, maka pesan-pesan dakwah juga meliputi hampir semua bidang kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu bagianpun dari aktifitas muslim terlepas dari sorotan masalah ini. Dengan demikian yang dimaksudkan atas pesanpesan dakwah itu ialah: semua pernyataan yang bersumberkan al-Quran dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.11
10 11
hal. 42-43.
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hal. 24. Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. ke-2,
22
1. Tingkat Komunikasi a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah 1) Sensasi Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organism dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman
elementer
yang
segera,
yang
tidak
memerlukan
penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan alat indera. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.12 2) Persepsi “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Sementara “perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau
12
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet ke-26, h. 49.
23
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.”13 3) Memori “Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.” Secara singkat, memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit safar internal. Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada bersama kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Dan proses terakhir, pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.14 4) Berpikir Makna etimologi dalam kamus bahasa Indonesia, kata “pikir” mempunyai art, akal budi, ingatan, angan-angan dan kata dalam hati, pendapat (pertimbangan). Sedangkan kata “berpikir” diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu;
menimbang-nimbang
dalam
ingatan.
“Memikirkan”
mempunyai arti mencari daya upaya untuk menghasilkan sesuatu dengan menggunakan akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil pikir.15 13
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51. Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 63. 15 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), h. 92. 14
24
Berpikir biasa kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistik (melamun) dan berpikir realistik (deduktif, induktif, dan evaluatif). Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus. Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Dan berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.16 b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah Definisi sederhana dari dakwa fardiyah adalah “konsentrasi dengan dakwah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan sekelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat khusus.”17 Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai “proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.”18 Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara ideologis. Komunikasi yang berlangsung 16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 68 Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah, (Surakarta: Era Intermedia, 2000), Cet. ke-2, h. 47. 18 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 59-60. 17
25
secara ideologis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seorang berbicara, yang mendengarkan; jadi tidak terdapat interaksi.19 c. Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh “Komunikasi Kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.”20 Sekolompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication). d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi Komunikasi Massa (mass communication) adalah “komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym, dan heterogen”.21 Berikut ini adalah karakteristik Komunikasi Massa: 1) Komunikator terlembagakan, dari prosespenyusunan pesan sampai ke khalayak pembaca. 19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 60. Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75. 21 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. ke-8, h. 83. 20
26
2) Pesan bersifat umum, menarik bagi sebagian besar komunikan. 3) Komunikan anonym (tidak saling kenal) dan heterogen (berbagai macam latar belakang etnis, penduduk, pekerjaan, agama, dan lain-lain). 4) Media massa menimbulkan keserempakan pada waktu yang sama. 5) Komunikasi massa mengatakan unsur-unsur; isi daripada hubungan isi berita yang tersusun baik dan menarik bukan kepada hubungan kontraknya. 6) Komunikasi massa bersifat satu arah (bagi siaran tidak langsung) dan dua arah bagi live atau ada interaktif antara komunikator dan komunikan. 7) Stimulasi alat indera terbatas radio , telinga (mendengar) media cetak (membaca), TV (melihat dan mendengar). 8) Feed Back komunikasi massa tertunda (siara tidak langsung) dan siaran langsung (tidak tertunda).22 e. Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional Menurut Goldhaber (1986), Komunikasi Organisasi adalah “proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.”23 Komunikasi Organisasi cenderung menekankan kegiatan penangan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional. Fokusnya adalah menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu
22 23
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 263-264. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (PT. Bumi Aksara, 2005), Cet ke-7, h. 67.
27
konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dalam lingkungan mereka.24 f. Komunikasi Politik Lokal dan Nasional Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari keseharian manusia di berbagai bidang, termasuk dalam aktivitas politik. Berbagai fenomena politik modern menunjukkan kepada kita, peran dan fungsi komunikasi politik yang semakin penting. Aktivitas seperti kampanye, propaganda, retorika politik, loby dan negosiasi, pembentukan opini publik, publisitas politik serta sejumlah aktivitas komunikasi lainnya menjadi begitu penting dalam upaya mempengaruhi lingkungan politik.25 Mengacu pada pendapat Deliar Noer, “politik merupakan aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.” Komunikasi politik sebagai kegiata politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini adalah salah satu dari kegiata sosial yang dijalankan sehari-hari oleh warga masyarakat termasuk elit politik.26 Dalam beberapa literature, inti komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat mengikat semua kelompok atau warganya. Dengan demikian, komunikasi politik bisa
24
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 220. Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, (PT. Laswell Visitama, 2010), h. 3. 26 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, h. 5. 25
28
kita pahami dalam konteks upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan memperoleh kekuasaan. g. Komunikasi Internasional “Komunikasi
Internasional
sebagai
sebuah
bidang
kajian
memfokuskan perhatian pada keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-batas Negara.”27 Komunikasi Internasional adalah bidang kajian dalam wilayah ilmu komunikasi yang semakin menarik banyak perhatian. Posisinya sendiri telah menjadi semakin baku. Semula dianggap berada di wilayah kajian ilmu politik, kemudian bergerak ke dalam wilayah ilmu komunikasi dan menjadi bagian dari bidang komunikasi politik, kini komunikasi internasional berdiri sebagai bidang kajian tersendiri di dalam komunikasi. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi rangkaian perubahan ini adalah apa yang sering disebutsebut di media massa sebagai gejala “globalisasi”, yakni gejala menjadi satunya belahan di dunia ini ke dalam sebuah sistem yang masing-masing bagiannya mempunyai keterkaitan bila bukan ketergantungan satu sama lain. Ini dimungkinkan karena, antara lain, begitu pesatnya pertumbuhan teknologi komunikasi modern terutama dala paruh abad dua puluh ini.28
27
Ade Armando, Komunikasi Internasional, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007), Cet. ke-7, h.1.20. 28 Ade Armando, Komunikasi Internasional, h.1.3
29
2. Konteks Komunikasi a. Perdagangan Pertemuan antara penjual dan pembeli, produsen dan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan kegiatan komunikasi. Dia abad sekarang ini, hubungan antara dua pihak bukan lagi dilakukan melalui pasar tradisional, melainkan melalui teknologi media dan teknologi informasi. Surat menyurat, faks, dan email berkembang sangat pesat. Ini juga memungkinkan terjadinya percepatan komunikasi. Komunikasi dengan alur itu menunjukkan bahwa makin lama makin terbuka kemungkinan komunikasi ekonomi dilaksanakan oleh pelakupelaku ekonomi yang berbeda latar belakang, tidak saja individual ataupun kelompok, tetapi juga budaya usaha, cara membicarakan bisnis, apa saja yang boleh dan tidak boleh dibicarakan, tema-tema apa saja yang cocok, apa yang harus dikerjakan berdasarkan waktu yang ketat atau luwes.29 b. Pendidikan Aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Dengan begitu maka faktor pendidikanlah yang menjadi init pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek pandang saja, atau “alat” saja. Disebut alat di sini karena fungsinya bisa diupayakan untuk membantu pemecahan masalah pendidikan.
29
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Penerbit LKis, 2002), h. 40-41.
30
Contoh kita pada bagian yang digambarkan dengan suasana dialigis antara ayah dan anak. Komunikasi berlangsung dalam suasana yang bebas, akrab, dan bertujuan (juga bertanggung jawab). Di sini komunikasi berlangsung tanpa paksaan. Masing-masing pihak bebas dan tanpa tekanan mengungkapkan gagasan dan perasaannya pada pihak lain. 30 c. Budaya Budaya berkenaan dengandengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menirut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, prakti komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan poltitk, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Ada orang-orang yang berbicara bahasa tatalog, memakan ular, menghindari minuman keras terbuat dari anggur, menguhurkan orang-orang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka semua telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsure-unsur tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana merka bertindak, bagaimana mereka hidup dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.31
30
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010), h. 50. 31 Deddy Mulyana Dan Jalaluddin Rakhmat,Komunikasi Antar Budaya,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2005), Cet Ke. 9. Hal.18
31
d. Lingkungan Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya selalu menyentuh komunikasi. Artinya, komunikasi memang selalu ada di setiap kehidupan dan kegiatan manusia, di lingkungan mana pun manusia berada; hanya saja titik pembahasannya saya yang berbeda. Ada yang mendudukkan komunikasi sebagai unsur yang dominan, dan ada juga yang mendudukannya sebagai unsur yang tidak dominan. Komunikasi yang terdapat pada sumber-sumber informasi terekam itu tentu saja hanya sebagian saja jumlahnya dan itu pun sudah sangat banyak. Informasi itulah yang dalam dunia komunikasi selalu melekat di dalam prosesnya. Sebab informasi dalam hal ini merupakan bagian dari proses komunikasi. Sementara itu komunikasi, ada di mana-mana, seperti antara
lain
di
lingkungan
pendidikan,
di
lingkungan
sosial
kemasyarakatan, di lingkungan keluarga, di lingkungan kelompok dan organisasi, di lingkungan perpustakaan, di lingkungan media, dan di lingkungan bidang studi lainnya.32 3. Saluran Komunikasi Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media.33
32
Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: Penerbit Bumu Aksara, 2009), h. 30-31. 33 A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2008), cet ke-5, h. 17.
32
a. Media (Langsung dan Tidak Langsung) Media massa dengan metode langsung dan tidak langsung, antara lain: media elektronik (radio, televisi) dan media cetak (surat kabar, majalah). b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung) Media tatap muka (langsung) diselenggarakan dalam berbagai bentuk media tradisional, misalnya pameran, ceramah, diskusi dan lain-lain.34
34
A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 61-62 .
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM CIPUTAT
A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara Edukasi Radio Suara Edukasi merupakan media komunikasi massa yang ditujukan untuk membangun dan meningkatkan mutualisme pendidikan. Secara birokrasi, radio ini berada di bawah naungan Pusat Teknologi dan Informasi Pendidikan atau disingkat PUSTEKKOM milik Departemen Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tanggal 24 Januari
2000
Nomor
010/0/2000,
yang
telah
diperbaharui
melalui
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2005, sebelum itu bernama TKPK adalah Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja di pusat-pusat Departemen Pendidikan Nasional. Tertera dalam pasal 99 dan 101 bahwa: -
“Studio adalah unsur pelaksana pengelola sarana dan fasilitas produksi penunjang pengembangan media yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala pusat”.
-
“Studio radio mempunya tugas melakukan proses produksi program media audio atau radio pembelajaran”. Pada tahun 2002, nama radio ini masih bernama “Studio Radio”
sebelum muncul Radio Suara Edukasi. Sebelum ada siaran radio, pada saat itu hanya ada produksi program-program pembelajaran Radio untuk Sekolah
33
34
Dasar. Kemudian dengan bekerjasama dengan pemilik Women Radio pada saat itu, Radio Suara Edukasi mulai dibentuk. Dimulai dari mengurus izin dengan Dinas Perhubungan, melobi bagian Tata Usaha serta memakai surat izin Pustekkom karena radio ini ada di bawah birokrasi pemerintah. Setelah mendapat gelombang di 1440 AM, mulai membangun tower dan mendirikan ruangan siaran. Dan akhirnya sampai sekarang Radio Suara Edukasi sudah berdiri hampir 3 tahun tetapi baru berfungsi di tahun ke 2, karena 1 tahun sebelumnya masih uji coba siaran.1 Selaras dengan frekuensi gelombang siarannya, maka radio Suara Edukasi diharapkan dapat memiliki fungsi sebagai bentuk penyiaran kepada publik yang tidak hanya memberikan informasi tentang pembelajaran dan pendidikan secara intruksional, mencerdaskan, komunikatif, dan berbudaya. Kendati demikian sejalan dengan perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan nantinya radio Suara Edukasi mencoba selalu bergerak dinamis dan inovatif dalam menyesuaikan dengan keadaan. Mengingat sebagai industri yang bergerak dibidang penyiaran, Radio Suara Edukasi juga memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya dalam berekspresi, berapresiasi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik atau khalayak umum. Kesemuanya dengan catatan tidak keluar dari jalur dan frame yang telah ada. Nama “Edukasi” diambil dari bahasa Inggris yang berarti: pendidikan. Pengambilan nama “edukasi” dimaksudkan agar selaras dengan fungsi dan 1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Djulaeha (Kepala Studio Radio), Pada Tanggal 17 Desember di Radio Suara Edukasi.
35
tujuan didirikannya radio ini. Lebih daripada itu nama “edukasi” juga merupakan sebuah jembatan yang dalam tiap hurufnya mengandung arti kata, yaitu: “Enak Didengar Untuk Kalangan Anak Sekolah Indonesia”. Mengingat bahwa radio pendidikan ini lebih menekankan segmen pasar audiennya adalah para siswa sekolah. Tetapi karena menggunakan streaming bekerjasama dengan Jaringan Pendidikan Nasional (JarDikNas) yang tidak boleh menggunakan nama Radio Edukasi lagi, oleh karena itu mengganti nama menjadi Suara Edukasi.2 Secara geografis, radio Suara Edukasi berada di Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Propoinsi Banten. Alamat lengkap Radio Suara Edukasi adalah di lantai 2 Gedung Pustekkom jln. R.E. Martadinata Km. 15,5 Jakarta – Bogor. Ciputat. Radio Suara Edukasi merupakan sebuah radio siaran yang mengangkat pendidikan sebagai materi utama siarannya. Dalam memancarkan materi siarannya Radio Suara Edukasi saat ini beroperasi dengan transmiter AM berkekuatan 500 watt karena pemancar dengan frekuensi FM untuk wilayah Jabodetabek tidak ada atau frekuensi sudah penuh. Oleh karena itu radio ini memiliki coverage area meliputi sebagian wilayah Banten, wilayah Bogor, wilayah
Bekasi,
wilayah
Jakarta
Selatan,
Jakarta
Pusat,
karena
mempergunakan gelombang rambat (AM) kemungkinan besar dapat didengar di wilayah luar pulau Jawa.
2
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Djulaeha (Kepala Studio Radio), Pada Tanggal 17 Desember di Radio Suara Edukasi.
36
Format siaran yang diusung oleh Radio Suara Edukasi adalah pendidikan, informasi, dan hiburan (edu – info – taiment). Klasifikasi komposisi siaran radio masih mengacu pada klasifikasi program radio pada umumnya. Yaitu: pendidikan 40 %, informasi 10 %, kebudayaan 10 %, hiburan 30 %, dan layanan masyarakat 10 %. Jumlah personel atau staff di Radio Suara Edukasi ada tiga orang termasuk kepala studio. Kondisi ini jelas di bawah standart dalam melakukan proses penyiaran. Radio Suara Edukasi dikelola dengan sistem yang sederhana, dengan penyiar lima orang, dua orang programmer, dua orang produser pekerja rangkap, seorang programmer merangkap script, produser, seorang teknisi merangkap kontens. Keseluruhan jumlah SDM saat ini yang aktif 12 orang, antara lain: Kepala Studio Radio Produser Program
: Dra. Hj. Siti Djulaeha : Buyung Zaini Imran Zaenal Arif
Music Director
: Buyung Zaini
Programmer
: Mas Pudji Mas Djaka
Teknisi
: Mas Arif
Divisi Humas / Admin : Mba Indah Penyiar Program
:
- Sapa Edu
: Mba Anggi
- Info Edukasi
: Mba Wira
37
- Ensiklo Edu
: Mba Nelly
- Bias (Bincang Siang) : Kak Arif - Suara Rohani
: Ustad Apri3
B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi 1. Visi Radio Suara Edukasi menjadi spirit dan inspirasi dalam mencerdaskan bangsa. Selain daripada itu, visi yang lain adalah: diharapkan pula radio Suara Edukasi dapat dijadikan sebagai media alternatif berbasis teknologi komunikasi “Audio non visual” yang bergerak dibidang peningkatan kualitas dan mutualisme pendidikan. Melalui media yang auditif diharapkan dapat meberi layanan siar pendidikan berkualitas yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional. 2. Misi Menyiarkan pembelajaran intruksional dan non intruksional yang menghibur dan informatif dalam rangka mendukung pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.4
C. Format Siaran Suara Rohani Dalam Radio Suara Edukasi terdapat berbagai macam program yang tersaji didalam radio tersebut, salah satu program acara yang terdapat didalam Radio Suara Edukasi ialah “Suara Rohani”, yang setiap insan di dunia ini
3 4
Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi, pada tanggal 2 November 2010. Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.
38
memiliki dua kebutuhan yang mesti terpenuhi, yaitu: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang dapat dilihat dan diraba oleh pancaindera (wujud), sedangkan kebutuhan rohani yaitu kebutuhan yang kebih bersifat abstrak atau lebih menonjolkan segi perasaan. Kebutuhan rohani bersifat dalam dan tidak terlihat, sebab penggerak utamanya adalah hati (kalbu). Contoh kebutuhan jasmani yaitu: pakaian, uang, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan rohani, antara lain: seni dan agama. Guna memproteksi dan memfilterasi pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak baik kepada anak serta membentengi spiritualisme atau keagamaan kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha. Salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa. Program “Suara Rohani” muncul sejak mengudaranya Radio Suara Edukasi, yaitu sekitar dua tahun lalu tetapi pada saat itu disiarkan pada hari Kamis dengan nama program “Siraman Rohani”. Tetapi kemudian pindah hari menjadi hari Jum’at dan mengalami pergantian nama menjadi “Suara Rohani” seperti nama radionya juga. Siaran jam 10 siang sebelum waktu sholat Jum’at.5
5
Wawancara Pribadi dengan Bapak Buyung Zaini (Produser Program Suara Rohani), Pada tanggal 17 Desember, 2010 di Radio Suara Edukasi.
39
1. Tujuan Program “Suara Rohani” a. Menyajikan program acara yang mendidik, menghibur, dan mencerdaskan. b. Mengenalkan sifat baik, buruk, terpuji, dan tercela. c. Menanamkan keteladanan akhlak dan budi pekerti guna mendukung pembinaan kepribadian anak. 2. Manfaat Program “Suara Rohani” a. Memberikan motivasi pada anak untuk bersikap sesuai dengan nilai dan norma dari ajaran agama yang berlaku. b. Memberikan pencerahan dan apresiasi kejiawaan bagi imajinasi anak. c. Menanamkan kesadaran akan nilai-nilai luhur dan terpuji. 3. Deskripsi Program Call personal: Sahabat Edukasi yang Shaleh a. Nama Acara
: Suara Rohani
b. Kategori Program
: Artistik
c. Frekuensi Penyiaran
: 1 x per minggu
d. Hari & Jam
: Jum’at, pukul 10.00 WIB
e. Durasi
: 60 menit
f. Format Program
: Naratif
g. Format Produksi
: Kombinasi narasi dan karakterisasi
h. Unsur produksi
: Kata dan Musik
i. Sifat Produksi
: Live
j.
: Anak umur 11 tahun ke atas
Sasaran
40
k. Lingkup Masalah
: Tentang takwa, akhlak, moralitas, dan mentalitas yang searah dengan jiwa-jiwa religious
l.
Kriteria Suara Rohani : a. Mengandung pesan moral, akhlak, dan imanitas bagi anak. b. Alur dakwah mudah dipahami.
m. Kriteria Program
: a.
Dakwah disajikan secara monolog atau naratif.
b. Pendakwah diselingi dengan musik. n. Kebutuhan Acara
: a. Sumber Informasi : buku cetak, internet, koran dan majalah. b. Alat Bantu Tekhnis : telepon interaktif. c. Karakter
Penyiar
:
religius
namun
komunikatif serta memberi motivasi untuk lebih yakin dan mengenal nilai-nilai ajaran religi.6 Berikut persiapan yang harus dilakukan penyiar atau pembicara agama di radio, Radio lebih sulit dari televisi, karena ditelevisi anda bisa menguraikan pikiran anda pada manusia (penonton), disertai dengan menampakkan wajah dan isyarat tangan, rupa gerak, jalan uraian bagi judul. Adapun di radio, suaralah satu-satunya yang sampai pada publik, karena itu suara harus tegas, suara disertai dengan jelas.
6
Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.
41
Dalam program Suara Rohani, ada kurang lebih 10 narasumber atau ustad yang berbeda-beda setiap minggunya. Hal ini karena ingin selalu menampilkan ustad-ustad dengan cara penyampaian materi yang berbeda pula agar program tersebut tidak monoton dan pendengar tidak bosan. Biasanya narasumber berasal dari perguruan tinggi atau di sekitar ataupun di luar lingkungan Radio Suara Edukasi.7 Di radio kita mendapat kesempatan yang memudahkan untuk menyiapkan judul dan menyusunnya, harus dijaga supaya kata-katanya mudah,
alineanya
singkat,
menjauhkan
kata-kata
yang
susah
mengucapkannya, dan menggantinya dengan kalimat yang gampang dan mudah, karena dalam bahasa Arab terdapat banyak persamaan arti kata-kata. Pembicara (Da’i) harus sadar akan dirinya, mana kalimat yang mudah diucapkan dan kalimat dan huruf yang sukar diucap. Penyiar atau da’i di Radio memiliki ciri suara yang istimewa, tenang dalam penyampaian yang baik, berbicara pada manusia seluruhnya, baik dirumah, maupun dimobil saat sedang mendengarkan radio. Penyiar atau da’i di radio memerlukan sikap yang santai dan senang, tutur kata yang bagus, jiwanya tenang, ucapannya benar dan jelas, memiliki bakat, bersuara bagus, selalu berlatih, penyampaiannya baik hingga mecapai tujuan yang sukses yaitu
7
Wawancara Pribadi dengan Bapak Buyung Zaini (Produser Program Suara Rohani), Pada 17 Desember, 2010 di Radio Suara Edukasi. Beliau menjelaskan lebih rinci bahwa materimateri yang disampaikan narasumber dalam program ini adalah uraian panjang yang didapat dari pengembangan tema yang telah diberikan setiap minggunya. Jadi, materi yang disampaikan dikembangkan sendiri dengan bahasa yang menarik oleh narasumber.
42
menyampaikan pesan agama kepada pendegar.8 Berikut lebih jelasnya uraian tentang Program “Suara Rohani”:9 4. Uraian Materi Acara “ Suara Rohani” Acara “Suara Rohani” dibagi menjadi 3 season (3 tahapan) yakni: a. Introduksi “Suara Rohani” Introduksi merupakan salam pembuka untuk siaran program “Suara Rohani”. Isi pembuka adalah salam pembuka dan gambaran umum mengenai tema yang akan disampaikan. Waktu penyajian : 5 menit ke depan Tempat
: Studio on air (live)
b. Suara Rohani Materi “Suara Rohani” merupakan materi yang berbasiskan religi, serta mempunyai sumber acuan atau literatur. Baik berupa cetak (buku, majalah, Koran, tabloid, dsb) maupun media-media lainnya. Maksud dan tujuannya
adalah
penyampaian
informasi
tersebut
lebih
akurat
kebenarannya. Bentuk penyajian materi ini adalah interaktif (konsultatif), mendidik, menghibur, dan mencerdaskan. Waktu Penyajian
: 50 menit ke depan
Bentuk Penyajian
: Interaktif, mendidik, dan religious
Segment
: Anak 11 tahun ke atas
Pendukung
: Telepon interaktif dan Pesan singkat (SMS)
8 9
Abdullah Syihata, Dakwah Islamiyah. Milik Depatemen Agama, 1986. Hal. 62-63 Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.
43
c. Pesan dan Tips Tips-tips ini adalah tips-tips yang berkenaan dengan tema yang dibawakan. Namun tidak menutup kemungkinan dengan tips-tips yang lain yang relevan dengan pendidikan keagamaan sifatnya juga mencerdaskan, mendidik, dan menghibur. Seyogyanya tips-tips dilandasi dengan literature agar materi tips-tips tersebut lebih akurat. Waktu Penyajian
: 5 menit ke depan
Tempat
: Studio on air (live).
BAB VI TEMUAN DAN ANALISIS
Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung pada program Suara Rohani sebanyak 10 materi siaran. Program Suara Rohani merupakan bagian dari dakwah bi Lisan melalui media radio. Program tersebut diisi oleh narasumber yang berbeda-beda setiap minggunya. Dalam menganalisis isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi yang akan diteliti secara kualitatif. A. Analisis Isi Pesan Dakwah Dzatiyah, Dakwah Profesional, Dakwah Struktural, dan Dakwah Kultural. Adapun materi rekaman program “Suara Rohani” edisi Oktober – Desember 2010 sebanyak 10 materi, antara lain . pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Istighfar Tabel 2 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
a. Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita
Memori dan Berpikir menurut
akan semakin banyak sehingga akan
pandangan Islam.
mengalami penyakit hati, contohnya: riya, belajar karena ingin dilihat dan dipuji guru.
44
45
b. Pada saat itu Rasulullah mendapat gelar al-Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari dosa dan bebas dari segala maksiat. c. Ada 2 kekuatan agar bencana alam tidak datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam surat al-Fiil, (2) azab tidak turun, jika orang-orangnya banyak yang senatiasa beristigfar. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah
a.
Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka dibaca oleh Rasulullah saw. dalam sehari nabi beristigfar 70 sampai 100 kali.
b. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih beristigfar sehari tidak kurang 70 kali, karena dengan beristigfar dapat menggugurkan dosa-dosa kecil kita pada Allah. c. Istigfar yang tulus, akan menunda datangnya bala bencana. d. “wahai sahabatku semua, istigfar yang kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa kecil seperti ranting-ranting kecil ini.
46
Maka kalau kita beristigfar sama saja kita menggoyangkan batang pohon kurma merontokkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. e. “Barangsiapa membaca menjadikan
yang istigfar dirinya
membiasakan Allah
akan
dari
setiap
kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap kegelisahan akan ada obatnya dan akan diberikan rizqi yang tidak disangkasangka datangnya.” f. fadillah istigfar
yaitu merontokkan
dosa-dosa kecil kita kepada Allah.
Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka dibaca oleh Rasullullah saw. dalam sehari nabi beristigfar 70 sampai 100 kali. Pada saat itu Rasullullah memdapat gelar al-Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari dosa dan bebas dari segala maksiat. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih beristigfar sehari tidak kurang 70 kali, karena dengan beristigfar dapat menggugurkan dosa-dosa kecil kita pada Allah. Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita akan semakin banyak sehingga akan mengalami penyakit hati, contohnya: riya, belajar karena ingin dilihat dan dipuji guru.
47
Kalau dosa besar dihapuskan dengan Taubat Nasuha, sedangkan dosa kecil dengan beristigfar. Ada teladan yang baik, suatu ketika Nabi Muhammad saw. berjalan dibawah pohon kurma yang kering lalu dibawah pohon kurma itu, Nabi menggoyangkan batang pohon itu dan seketika ranting-ranting yang kering jatuh berguguran. Kata Rasul, “wahai sahabatku semua, istigfar yang kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa kecil seperti ranting-ranting kecil ini. Maka kalau kita beristigfar sama saja kita menggoyangkan batang pohon kurma merontokkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. Itu adalah fadillah istigfar yaitu merontokkan dosa-dosa kecil kita kepada Allah. Banyak contoh bacaan-bacaan istigfar, contohnya Saidul istigfar yang Nabi suka membacanya 3 kali di pagi hari dan 3 kali di saat petang. Ada 2 kekuatan agar bencina alam tidak datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam surat al-Fiil, (2) azab tidak turun, jika orang-orangnya banyak yang senatiasa beristigfar. Istigfar yang tulus, akan menunda datangnya bala bencana. Hadist Nabi, “Barangsiapa yang membiasakan membaca istigfar Allah akan menjadikan dirinya dari setiap kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap kegelisahan akan ada obatnya dan akan diberikan rizqi yang tidak disangkasangka datangnya.” Itu adalah kekuatan atau fadillah istigfar.1
1
Ustadz Muharram, Tema Istigfar, pada Hari Jumat, 29 Oktober 2010.
48
2. Ikhlas Tabel 3 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
Sub Kategori a. “Sesungguhnya
Allah
Swt
sudah
Memori dan Berpikir menurut
mencatat semua perbuatan baik dan
pandangan Islam.
buruk,
kemudian
Allah
menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat. b. Oleh karena itu siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang
sempurna.
Jika
orang
itu
bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka
49
Allah mencatatnya sebagai satu amal baik
yang
bermaksud
sempurna. melakukan
Apabila
ia
keburukan
kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.” 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah
a. Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada sesuatu (kosong), karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap apa-apa pada makhluk karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak akan sampai kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. (Kalbu)
Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada sesuatu (kosong), karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap apa-apa pada makhluk karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak akan sampai kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. Allah berfirman,
Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Ali-Imran: 29).
50
Abu Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra. Ia berkata, Rasulullah saw. menjelaskan apa yang diterima dari Tuhannya, yaitu: “Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.” (HR. Bukhari dan Muslim).2 3. Muhasabah Tabel 4 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
a. merenung apa saja yang telah kita
Memori dan Berpikir menurut
lakukan semenjak bangun tidur sampai
pandangan Islam.
mau tidur lagi.
2
Ustadz Habiburrahman MA, Tema Ikhlas. Pada Hari Jum’at, 26 November 2010
51
2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam menyikapi setiap pergantian masa dianjurkan dalam agama kita yaitu Muhasabah atau evaluasi diri. (Nurani) b. Fadillah
muhasabah
menghapus
azab
adalah kubur,
dapat karena
kesalahan yang kita lakukan sebaiknya langsung dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta senantiasa memperbaiki diri. c. “Evaluasilah diri kalian sebelum kalian dievaluasi di Padang Masyar, dan timbanglah amal kalian sebelum amal kalian
ditimbang
di
Mizan.
Sesungguhnya akan mudah bagi kalian keesokan harinya (pada Hari Kiamat) ketika
kalian
menghisab
atau
melakukan evaluasi pada saat ini. Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu
yang
sangat
besar
yaitu
kematian.” d. Rasul bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang suka mengevaluasi
52
dirinya. Dan orang yang lemah adalah orang yang menurutkan nafsunya.”
Dalam menyikapi setiap pergantian masa dianjurkan dalam agama kita yaitu Muhasabah atau evaluasi diri. Muhasabah sebenarnya tidak hanya dilakukan tiap berganti masa tetapi sebaiknya kita lakukan setiap habis mengalami peristiwa besar dan yang paling bagus bermuhasabah dilakukan pada malam hari menjelang tidur, artinya merenung apa saja yang telah kita lakukan semenjak bangun tidur sampai mau tidur lagi. Fadillah muhasabah adalah dapat menghapus azab kubur, karena kesalahan yang kita lakukan sebaiknya langsung dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta senantiasa memperbaiki diri. Muhasabah sebaiknya dilakukan pada malam hari, saat sebelum tidur, dari semenjak bangun tidur apa saja yang telah kita lakukan, kebaikan atau kemaksiatan yang telah kita lakukan. Saidina Umar berkata: “Evaluasilah diri kalian sebelum kalian dievaluasi di Padang Masyar, dan timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang di Mizan. Sesungguhnya akan mudah bagi kalian keesokan harinya (pada Hari Kiamat) ketika kalian menghisab atau melakukan evaluasi pada saat ini. Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu yang sangat besar yaitu kematian.” Muhasabah menjadi penting untuk kita agar tahun yang baru itu dapat memberikan suatu hal yang lebih baik dibanding tahun yang lalu. Rasul
53
bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang suka mengevaluasi dirinya. Dan orang yang lemah adalah orang yang menurutkan nafsunya.”3 4. Takwa kepada Allah
Tabel 5 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
Sub Kategorisasi -
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. takut kepada allah karena hanya kepada Allah kita benar-benar takut. b. takwa itu taat kepada Allah pantang dimaksiati, selalu diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak boleh dikufuri. c. membersihkan hati kita dari dosa-dosa dan diisi oleh ilmu. d. jika kita ingin bertakwa harus banyak belajar dan kita amalkan ilmu kita. Allah menjanjikan kita kebahagiaan
3
Ustadz Drs. H. M. Saman, Tema Muhasabah (evaluasi diri), pada Hari Jumat, 3 Desember 2010.
54
dunia dan akhirat jika kita bertakwa kepada-NYA.
Kita adalah manusia yang Allah ciptakan sebagai manusia yakni untuk mengabdi kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya,
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyaat: 56). Ada 3 pertanyaan namun jawabannya sangat luar biasa yang dapat menjadi bahan renungan kita, yaitu: (1) Kita darimana? (2) Kita mau apa? Dan (3) Kita mau kemana? Allah berfiman dalam surat ali-Imran ayat 102,
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Q.S. Ali-Imran: 102).
Takwa kepada Allah ada 3 pengertian, yang pertama, takut kepada allah karena hanya kepada Allah kita benar-benar takut. Kedua, takwa itu taat kepada Allah pantang dimaksiati, selalu diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak boleh dikufuri. Dan yang ketiga takwa adalah membersihkan hati kita dari dosa-dosa dan diisi oleh ilmu. Oleh karena itu, jika kita ingin
55
bertakwa harus banyak belajar dan kita amalkan ilmu kita. Allah menjanjikan kita kebahagiaan dunia dan akhirat jika kita bertakwa kepada-NYA.4 5. Rukiyah
Tabel 6 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
a. Maksud Allah memberikan kita sakit
Memori dan Berpikir menurut
karena kadang kita lupa kepada-NYA.
pandangan Islam.
(memori)
2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Rukiyah yaitu penyembuhan dengan mendekatkan diri kepada Allah. b. Cara membaca al-Qur’an juga harus baik dengan menggunakan tajwid yang baik, dibaca secara tartil dan dalam keadaan khusu’. c. memohon ampun kepada Allah dengan beristigfar, mengingat segala dosa kita yang kecil, yang disengaja ataupun tidak sengaja insya Allah terhapus dosa dan Allah beri kita kesembuhan.
4
Ustadz Nazarudin, Tema Takwa kepada Allah, pada Hari Jumat, 31 Desember 2010.
56
d. menundukkan hati dan yakin Allah tidak akan memberikan manfaat pada orang yang lalai hatinya.
Tabel 7 Dakwah Profesional Kategorisasi
Sub Kategori
Pendakwah
-
Pengarang
-
Tentara
a.
Abu
Syahid
al-Hudri
yang
bertemu dengan suatu kaum, kepala suku dari kaum tersebut tersengat kalajengking lalu Beliau bacakan surat al-Fatihah berulang kali maka dengan izin Allah dan keberkahan dari surat al-Fatihah itu sendiri maka sembuhlah kepala sukunya.
Kita melihat fenomena di dunia Islam, Allah memberikan kita hidayah dan kenikmatan tetapi Allah uji kita dengan sakit karena Allah sayang sama kita. Maksud Allah memberikan kita sakit karena kadang kita lupa kepadaNYA. Allah SWT. Menurunkan obat kepada seluruh hamba-NYA yaitu Al-
57
Quran, obat untuk penyakit fisik, rohani, dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Rukiyah yaitu penyembuhan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman:
Artinya: “Alif laam miin. Kitab(Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.” (Q.S. Al-Baqarah; 1-3) Cara membaca al-Qur’an juga harus baik dengan menggunakan tajwid yang baik, dibaca secara tartil dan dalam keadaan khusu’. Cara merukiyah yang sesuai dengan syari’ah adalah: membacakan al-Qur’an dan doa-doa menurut Sunnah Nabi. Ada contoh ketika Sahabat Nabi, Abu Syahid al-Hudri yang bertemu dengan suatu kaum, kepala suku dari kaum tersebut tersengat kalajengking lalu Beliau bacakan surat al-Fatihah berulang kali maka dengan izin Allah dan keberkahan dari surat al-Fatihah itu sendiri maka sembuhlah kepala sukunya. Caranya merukiyah yaitu pertama, sebelum merukiyah sebaiknya kita bersuci, berwudhu dengan baik dan benar kemudian memohon ampun kepada Allah dengan beristigfar, mengingat segala dosa kita yang kecil, yang disengaja ataupun tidak sengaja insya Allah terhapus dosa dan Allah beri kita kesembuhan. Yang kedua, menundukkan hati dan yakin Allah tidak akan memberikan manfaat pada orang yang lalai hatinya. Bacaan al-Q
ur’an
adalah untuk orang-orang yang yakin pada Allah lalu mulailah kita membaca
58
doa-doa Nabi setelah itu kita membaca ayat-ayat al-Qur’an. Berikut ini adalah salah satu doa minta kesembuhan, “Ya Allah, Tuhan pemelihara manusia, hilangkan penyakit ini, sembuhkanlah penyakit ini, Engkaulah Yang Maha Penyembuh tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, Ya Allah. Kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas”. Kemudian setelah itu kita bersholawat kepada Nabi dan bacalah surat al-Fatihah, surat al-Baqarah ayat 1-5, membaca ayat kursi, setelah itu surat al-Baqarah dua ayat terakhir. Dan diakhir membaca surat-surat perlindungan yaitu surat al-Ikhlas, surat al-Falaq dan surat an-Nas.5
6. Bekerja Tanpa Pamrih
Tabel 8 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
a. perintah bekerja dan dari hasil bekerja
Memori dan Berpikir menurut
kita akan mendapat nikmat rizki yang
pandangan Islam.
baik dan halal dari Allah SWT. b. “Allah mencintai hamba bila ia bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.” c. kita bekerja dengan penuh kejujuran, misalnya
5
belajar
dengan
Ustadz Sutomo, Tema Rukiyah, pada Hari Jum’at, 5 November 2010.
penuh
59
kesungguhan tidak hanya membukabuka buku. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Segala
kegiatan
apabila
dilakukan
dengan ikhlas dan tulus akan bernilai ibadah, termasuk belajar dan menuntut ilmu agar pintar dan juga bernilai ibadah. b. Hendaknya kita harus memasang niat yang baik, karena niat kita baik sekalipun
belum
tercapai
akan
mendapat pahala.
Dalam Al-Quran Allah berfirman,
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S. AlMulk: 15).
Di ayat ini ada 2 perintah, yaitu: perintah bekerja dan dari hasil bekerja kita akan mendapat nikmat rizki yang baik dan halal dari Allah SWT. Segala kegiatan apabila dilakukan dengan ikhlas dan tulus akan bernilai ibadah, termasuk belajar dan menuntut ilmu agar pintar dan juga bernilai ibadah.
60
Hendaknya kita harus memasang niat yang baik, karena niat kita baik sekalipun belum tercapai akan mendapat pahala. Ini berdasarkan sabda Rasul, “Siapapun yang meniatkan niat yang baik walaupun belum terlaksana maka tetap Allah beri satu pahala kebaikan.” Segala aktifitas yang baik apabila niatnya baik, insya Allah akan bernilai ibadah. Apabila memenuhi tiga kriteria, antara lain: (1) kita bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab, maksudnya tidak asal-asalan. Sabda Nabi, “Allah mencintai hamba bila ia bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.” (2) kita bekerja dengan penuh kejujuran, misalnya belajar dengan penuh kesungguhan tidak hanya membuka-buka buku. Dan (3) kita bekerja hendaknya yang halal, apabila bekerja dengan baik tetapi tidak halal maka tidak akan bernilai ibadah.6
7. Pahlawan Islam Tabel 9 Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional Kategorisasi
Sub Kategori
Pendakwah
-
Pengarang
-
Tentara
a.
Abu Ubaidah juga salah satu
sahabat kepercayaan rosul dan sangan memiliki semangat yang tinggi dalam membela rosul. 6
Ustadz Wawan Rusdi, Tema Bekerja tanpa pamrih, pada Hari Jum’at, 15 Oktober 2010.
61
b.
Suatu ketika Umar bin Khatab
berkunjung ke rumah Abu Ubaidah bin Zaroh, Umar kaget karena ia tidak menemui sofa di rumah Abu Ubaidah, tidak ada permadani disana, tidak banyak makanan, yang ada hanya perkakas dan alat-alat perang, lalu Umar bertanya, “wahai Abu Ubaidah, mengapa engkau tidak mengambil harta untuk keperluanmu sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang?”,
Abu
Ubaidah
menjawab, “wahai Amirul Mukminin, ini sudah cukup menjadikanku tidur nyenyak.” c.
Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu
Ubaidah bin Zaroh meninggal dunia karena terkena wabah To’un (kolera) ditengah 33.000 pasukan tentaranya di medan perjuangan.
62
Pahlawan adalah orang yang berjasa dalam membela Negara, mempertahankan agama, dan memperjuangkan bangsa agar terbebas dari penjajah dan kedzholiman yang terjadi. Abu Ubaidah bin Zaroh adalah salah satu dari 10 orang yang diberikan kabar oleh Rasulullah saw. untuk masuk surga dan beliau adalah salah satu sahabat kepercayaan umat. Abu Ubaidah juga salah satu sahabat kepercayaan rosul dan sangan memiliki semangat yang tinggi dalam membela rosul. Beliau masuk agama Islam atas ajakan Abu Bakar As-Sidiq dan beliau pernah hijrah ke Hafsah dalam waktu sekitar 2 tahun kemudian kembali bersama Rasul mengikuti peristiwa-peristiwa bersama Rasul. Pengorbanan Abu Ubaidah bin Zaroh ini luar biasa, Beliau mempunyai ayah yang musyrik dan saat berperang berada di pihak lawan yaitu orangorang kafir Qurais. Ketika Perang Badar, ayah beliau sangat ingin membunuh anaknya padahal Abu Ubaidah bin Zaroh selalu menghindar dari bapaknya. Dan ketika dalam keadaan yang tidak bisa menghindar lagi akhirnya beliau berhadapan dengan ayahnya sendiri sehingga pada saat itu Abu Ubaidah berhasil membunuh ayahnya. Diabadikan oleh oleh Allah dalam ayat alQur’an surat al-Mujadillah ayat 22,
63
Artinya: “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (Q.S. Al-Mujadillah: 22). Ketika Perang Uhud, Abu Ubaidah adalah orang yang paling cepat dalam membela Rasul, suatu kali Rasul terjatuh dan Abu Bakar as-Sidiq melihat Rasul, ia mengejar dan ingin menolong Rasul. Tiba-tiba sudah ada orang yang bersama dan menolong Rasul. Ternyata orang yang bersama Rasul adalah Abu Ubaidah bin Zaroh. Suatu ketika Umar bin Khatab berkunjung ke rumah Abu Ubaidah bin Zaroh, Umar kaget karena ia tidak menemui sofa di rumah Abu Ubaidah, tidak ada permadani disana, tidak banyak makanan, yang ada hanya perkakas dan alat-alat perang, lalu Umar bertanya, “wahai Abu Ubaidah, mengapa engkau tidak mengambil harta untuk keperluanmu sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang?”, Abu Ubaidah menjawab, “wahai Amirul Mukminin, ini sudah cukup menjadikanku tidur nyenyak.”
64
Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu Ubaidah bin Zaroh meninggal dunia karena terkena wabah To’un (kolera) ditengah 33.000 pasukan tentaranya di medan perjuangan.7 8. Hijrah Tabel 10 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
Sub Kategori -
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. seharusnya
kaum
Muslimin
mengartikan hijrah yaitu berpindah dari kebatilan menuju kebaikan, hijrah dari selain Islam menuju kepada keIslaman. b. Posisi hijrah menjadi wajib karena kita harus meninggalkan keburukan, karena setiap saat umat Islam dapat berhijrah dari keburukan menuju kebaikan.
7
Ustadz Sukriyato, Tema Pahlawan Islam di Zaman Sahabat. Pada Hari Jumat 19 November 2010.
65
Tabel 11 Kategorisasi Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural No. 1.
Kategorisasi Kmunikasi Politik dalam
Sub Kategori a. Pada masa lalu Rasulullah saw. sering
Dakwah Struktural melalui
mengalami
cobaan,
hambatan
dan
organisasi (lembaga
rintangan yang dilakukan oleh orang-
eksekutif, legislatif, dan
orang kafir Quraisy kota Mekkah, pada
yudikatif)
saat itu menentang Islam dan Rasul.
Tabel 12 Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional Kategorisasi
Sub Kategori
Pendakwah
a. Musab Bin Umay, beliau berhasil mengislamkan kota
Yasrib
Madinah Pengarang
-
Tentara
-
beberapa
pemuka
(sekarang
bernama
66
Tabel 13 Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural No.
Kategorisasi
1.
Pendekatan Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
Sub Kategori a. Kaum
Muslimin
sebenarnya
baru
berpindah dari tahun 1431 H menuju 1432 H. oleh karena itu, kenapa kaum Muslimin Hijriah
mulai yang
melupakan
sebenarnya
tahun tonggak
kemenangan umat Islam? b. seluruh
para
sahabat
sepakat
dimulainya penanggalan tahun saat hijrahnya nabi, mulailah saat itu kaum Muslimin memiliki kalender sendiri yaitu tahun Hijriyah.
Hijrah seolah-olah mulai dilupakan oleh kaum Muslimin, terutama disaat penanggalan hijriah menjadi penanggalan masehi. Seolah-olah tidak begitu gemerlapnya perayaan tahun hijriah di tengah-tengah kaum Muslimin. Minggu lalu kaum Muslimin sebenarnya baru berpindah dari tahun 1431 H menuju 1432 H. oleh karena itu, kenapa kaum Muslimin mulai melupakan tahun Hijriah yang sebenarnya tonggak kemenangan umat Islam? Pada masa lalu Rasulullah saw. sering mengalami cobaan, hambatan dan rintangan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy kota Mekkah,
67
pada saat itu menentang Islam dan Rasul, lalu Allah membukakan jalan melalui sahabat yaitu Musab Bin Umay, beliau berhasil mengislamkan beberapa pemuka kota Yasrib (sekarang bernama Madinah) lalu Rosul mendapat perintah dari Allah untuk berhijrah yang diikuti oleh kaum Muslimin. Nabi hijrah ke Yasrib yang sekarang dikenal dengan nama Madinah al-Munawaroh kota yang pancaran cahayanya akan meliputi seluruh dunia. Saat itulah
kaum Muslimin mampu mengikuti syariat-syariat Islam yang
Alllah turunkan dan terapkan secara total. Oleh karena itu, seluruh para sahabat sepakat dimulainya penanggalan tahun saat hijrahnya nabi, mulailah saat itu kaum Muslimin memiliki kalender sendiri yaitu tahun Hijriyah. Berarti sudah 1432 tahun yang lalu Rasulullah saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah. Inilah suatu sejarah yang dibuat oleh Rasul kemudian diteruskan oleh para sahabat dan inilah tahun baru kaum Muslimin yaitu Tahun Hijriah. Pada saat ini, seharusnya kaum Muslimin mengartikan hijrah yaitu berpindah dari kebatilan menuju kebaikan, hijrah dari selain Islam menuju kepada keIslaman. Hal ini harus ada pada kaum Muslimin. Posisi hijrah menjadi wajib karena kita harus meninggalkan keburukan, karena setiap saat umat Islam dapat berhijrah dari keburukan menuju kebaikan. Karena makna hijrah adalah dari kata hajaro yang artinya berpindah. Yang harus kita pahami bahwa tahun baru Hijriah adalah tonggak kemenangan Islam, sedangkan bagi umat Islam hijrah adalah berpindah dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah kewajiban kita sebagai umat Muslim, kita harus melakukan ketaatan ini secara totalitas.
68
Tahun baru Masehi seharusnya tidak perlu diperingati karena tidak ada momen yang melandasinya.8
9. Menghargai Waktu Tabel 14 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
a. “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu
Memori dan Berpikir menurut
adalah orang yang diberikan panjang
pandangan Islam.
umur
kemudian
baik
pula
amal
perbuatannya.” Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia terburuk, ya Rasul?”Rasul
menjawab,
“Bahwa
manusia yang buruk itu adalah orang yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.” b. Orang yang menyia-yiakan waktu sama saja menyia-yiakan ibadah. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, kita seharusnya lebih mengintropeksi diri apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita
8
Ustadz Abbas. Tema Hijrah. Pada Hari Jumat, 10 Desember 2010.
69
lakukan di tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan, dan umur panjang yang harus benarbenar kita pergunakan.
Tabel 15 Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural No.
Kategorisasi
1.
Pendekatan Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
Sub Kategori a. Kalau kata orang Barat, time is money dan kalau kata orang Arab “waktu itu seperti pedang” artinya apabila kita tidak menggunakan pedang itu dengan baik, maka pedang itu yang akan menyayat kita. b. Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi shaleh di dalam hidupnya benar-benar memperhatikan waktu.
70
Tabel 16 Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional Kategorisasi
Sub Kategori a. Salah satu Sahabat yang juga merupakan
Pendakwah
pejuang dan pendakwah yang luar biasa bernama Mu’ad, dimana Beliau ini adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh Arsy dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam.” a. penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu
Pengarang
Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan menyusun sebanyak 500 kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia ini. Tentara
-
71
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, kita seharusnya lebih mengintropeksi diri apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan di tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan, dan umur panjang yang harus benar-benar kita pergunakan. Kalau kata orang Barat, time is money dan kalau kata orang Arab “waktu itu seperti pedang” artinya apabila kita tidak menggunakan pedang itu dengan baik, maka pedang itu yang akan menyayat kita. Dalam Islam waktu adalah ibadah. Orang yang menyia-yiakan waktu sama saja menyia-yiakan ibadah. Allah menyatakan di dalam firman-firman-Nya dimana Allah selalu bersumpah atas nama waktu, contohnya dalam dalam surat adh-Dhuhaa,
Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik.” (Q.S. Adh-Dhuhaa) Kemudian dalam surat al-Fajr,
Artinya : “Demi fajar,” (Q.S. Al-Fijr: 1) Dalam surat Al-lail,
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),” (Q.S. Al-Lail: 1)
Hal ini
artinya kita disuruh menggunakan waktu dengan sebaik-
baiknya. Bahkan dalam surat al-Ashr Allah berfirman,
72
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr : 1-3). Sungguh Allah menyatakan dalam al-Quran bahwa sangat penting untuk kita menghargai waktu. Ketika Rasulullah saw. ditanya oleh Sahabat, “Wahai Rasul, siapa manusia yang terbaik?”lalu Rasul menjawab, “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu adalah orang yang diberikan panjang umur kemudian baik pula amal perbuatannya.” Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia terburuk, ya Rasul?”Rasul menjawab, “Bahwa manusia yang buruk itu adalah orang yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.” Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi shaleh di dalam hidupnya benar-benar memperhatikan waktu. Salah satu Sahabat yang juga merupakan pejuang dan pendakwah yang luar biasa bernama Mu’ad, dimana Beliau ini adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh Arsy dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam.” Atau ketika kita melihat salah satu generasi shaleh, penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan menyusun sebanyak 500 kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang
73
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia ini. Betapa mereka sangat memperhatikan waktu untuk kebaikan dan kemaslahatan.9
10. Pergaulan yang Islami
Tabel 17 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No
Kategorisasi
1.
Manajemen Sensasi, Persepsi,
Sub Kategori -
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam. 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam Islam ada etika-etika dan adab yang harus kita taati. b. kalau kita bertemu dengan sahabat atau teman awalilah pertemuan kita dengan salam Assalammualaikum karena salam adalah bagian dari doa, artinya kita ingin teman-teman kita selalu berada dalam lindungan Allah.” c. Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, kalian tidak akan menjadi orang mukmin sesungguhnya sebelum kalian saling mencintai yaitu
9
Ustadz Surahman, Tema Menghargai Waktu, pada Hari Jum’at, 17 Desember 2010.
74
sebarkan
Assalamualaikum
diantara
kalian.” d. Kemudian janganlah kita sombong dan angkuh
serta
meremehkan
teman.
Tetapi kita harus bersikap tawadhu’ dan rendah diri, jadilah pribadi yang disenangi
sehingga
kita
akan
mempunyai banyak teman.
Tabel 18 Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural No.
Kategorisasi
Sub Kategori
1.
Pendekatan Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
a. Allah SWT menciptakan manusia lakilaki dan perempuan berbeda-beda suku dan
bangsa
untuk
saling
kenal-
mengenal. b. manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan bergaul. c. “Orang yang paling baik adalah orang yang apabila bergaul, ia memberikan manfaat kepada sesamanya.” Jadi bila kita
bergaul
berusahalah
untuk
75
membantu teman kita. d. Hindarilah oleh kamu sifat berburuk sangka kepada teman, jangan suka mencari kesalahan teman, jangan saling dengki misalnya teman berprestasi tetapi kita jangan bersikap iri hari padanya, jangan tidak tegur sapa kepada teman dan jadilah kalian hamba Allah bersaudara.
Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan berbedabeda suku dan bangsa untuk saling kenal-mengenal. Al-Quran menjelaskan manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan bergaul. Dalam Islam ada etika-etika dan adab yang harus kita taati. Yang pertama, Rasulullah mengatakan awal mencari teman harus teman yang baik karena teman yang baik ibarat kita berteman dengan penjual parfum sekalipun kita tidak membeli parfumnya tapi kita dapat mencoba ataupun mencium baunya. Sementara jika kita bergaul dengan teman yang tidak baik ibarat berteman dengan tukang las besi sekalipun tidak terkena percikan api tapi paling tidak kita mencium bau busuk dari bakaran api tersebut. Maka berhatihatilah dalam memilih teman. Adab kedua dalam pergaulan Islami, yaitu kalau kita bertemu dengan sahabat atau teman awalilah pertemuan kita dengan salam Assalammualaikum
76
karena salam adalah bagian dari doa, artinya kita ingin teman-teman kita selalu berada dalam lindungan Allah “Semoga rahmat dan keselamatan Allah menyertai kalian”. Kemudian temen kita juga kembali mendoakan kita dengan menjawab Wa’alaikumsalam semoga rahmat dan keselamatan Allah menyertai kalian juga. Dan Insya Allah keakraban kepada teman akan bertambah karena kita bergaul dengan adab yang baik dan Islami. Rasul menjelaskan, “Demi Allah, yang jiwaKu berada digenggaman-Nya. Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman, kalian tidak akan menjadi orang mukmin sesungguhnya
sebelum
kalian
saling
mencintai
yaitu
sebarkan
Assalamualaikum diantara kalian.” Adab yang ketiga yaitu dengan siapapun kita bergaul harus menjadi teman yang baik dan dipercaya serta menjadi solusi bagi teman-temannya. Ketika ditanya oleh sahabat Rosul bersabda, “Ya Rosul, siapa manusia yang paling baik disisi Allah SWT? Nabi menjawab, “Orang yang paling baik adalah orang yang apabila bergaul, ia memberikan manfaat kepada sesamanya.” Jadi bila kita bergaul berusahalah untuk membantu teman kita. Yang keempat, dalam bergaul kita tidak boleh mempunyai sifat yang buruk. Hindarilah oleh kamu sifat berburuk sangka kepada teman, jangan suka mencari kesalahan teman, jangan saling dengki misalnya teman berprestasi tetapi kita jangan bersikap iri hari padanya, jangan tidak tegur sapa kepada teman dan jadilah kalian hamba Allah bersaudara. Kemudian janganlah kita sombong dan angkuh serta meremehkan teman. Tetapi kita harus bersikap
77
tawadhu’ dan rendah diri, jadilah pribadi yang disenangi sehingga kita akan mempunyai banyak teman.10
B. Pengolahan Data Kategori selanjutnya, peneliti akan menganalisis dan menampilkan data mengenai ungkapan yang mengandung unsur pesan dakwah dzatiyah, dakwah professional, dan dakwah melalui profesi yang kemudian dihitung untuk mencari jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik kesimpulan kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi. Berikut ini adalah tabel rincian kategori Dakwah Dzatiyah: Tabel 19 Rincian Kategori Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah No.
Deskripsi / Ungkapan
1.
Keterangan
Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita Manajemen Sensasi, akan semakin banyak sehingga akan Persepsi, Memori dan mengalami penyakit hati, contohnya: riya, Berpikir menurut belajar karena ingin dilihat dan dipuji pandangan Islam. guru.
2.
(konteks: Istigfar)
Pada saat itu Rasulullah mendapat gelar al-
Manajemen Sensasi,
Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari
Persepsi, Memori dan
dosa dan bebas dari segala maksiat.
Berpikir menurut
10
Ustadz Wawan.Tema Pergaulan yang Islami. Pada Hari Jumat, 24 Desember 2010.
78
pandangan Islam. (konteks: terbebas dr maksiat) 3.
Ada 2 kekuatan agar bencana alam tidak
Manajemen Sensasi,
datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam
Persepsi, Memori dan
surat al-Fiil, (2) azab tidak turun, jika orang-
Berpikir menurut
orangnya banyak yang senatiasa beristigfar.
pandangan Islam. (konteks: istigfar)
4.
5.
“Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat
Manajemen Sensasi,
semua perbuatan baik dan buruk, kemudian
Persepsi, Memori dan
Allah menerangkannya kepada para
Berpikir menurut
malaikat, mana perbuatan yang baik dan
pandangan Islam.
mana pula perbuatan yang buruk yang harus
(konteks: perbuatan baik
dicatat.”
dan buruk)
Oleh karena itu siapa saja bermaksud
Manajemen Sensasi,
melakukan perbuatan baik, lalu tidak
Persepsi, Memori dan
mengerjakannya, maka Allah mencatat
Berpikir menurut
maksud baik itu sebagai satu amal baik yang
pandangan Islam.
sempurna. Jika orang itu bermaksud
(konteks: melakukan
melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya,
kebaikan)
maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja
79
yang bermaksud melakukan keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.” 6.
merenung apa saja yang telah kita lakukan
Manajemen Sensasi,
semenjak bangun tidur sampai mau tidur
Persepsi, Memori dan
lagi.
Berpikir menurut pandangan Islam. (konteks: muhasabah)
7.
Maksud Allah memberikan kita sakit karena Manajemen Sensasi, kadang kita lupa kepada-NYA. (memori)
Persepsi, Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam. (konteks: rukiyah)
8.
perintah bekerja dan dari hasil bekerja kita Manajemen Sensasi, akan mendapat nikmat rizki yang baik dan Persepsi, Memori dan
9.
halal dari Allah SWT.
Berpikir menurut
(konteks: bekerja tanpa pamrih)
pandangan Islam.
“Allah mencintai hamba bila ia bekerja Manajemen Sensasi, dengan dedikasi.”
penuh
tanggung
jawab
dan Persepsi, Memori dan Berpikir menurut
80
pandangan Islam. (konteks: bekerja tanpa pamrih) 10.
kita
bekerja
misalnya
dengan
penuh
belajar
kejujuran, Manajemen Sensasi,
dengan
penuh Persepsi, Memori dan
kesungguhan tidak hanya membuka-buka Berpikir menurut buku.
pandangan Islam. (konteks: bekerja tanpa pamrih)
11.
“Bahwa sebaik-baiknya manusia itu adalah Manajemen Sensasi, orang
yang
diberikan
panjang
umur Persepsi, Memori dan
kemudian baik pula amal perbuatannya.” Berpikir menurut Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia pandangan Islam. terburuk,
ya
Rasul?”Rasul
menjawab, (konteks: menghargai
“Bahwa manusia yang buruk itu adalah waktu) orang yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.” 12.
Orang yang menyia-yiakan waktu sama saja Manajemen Sensasi, menyia-yiakan ibadah.
Persepsi, Memori dan
(konteks: menghargai waktu)
Berpikir menurut pandangan Islam.
13.
Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka Manajemen akal, kalbu, dibaca oleh Rasulullah saw. dalam sehari nafs, nurani, syahwat, dan nabi beristigfar 70 sampai 100 kali.
fitrah.
81
(konteks: istigfar) 14.
Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih Manajemen akal, kalbu, beristigfar sehari tidak kurang 70 kali, nafs, nurani, syahwat, dan karena
dengan
beristigfar
dapat fitrah.
menggugurkan dosa-dosa kecil kita pada (konteks: istigfar) Allah. 15.
Istigfar
yang
tulus,
akan
menunda Manajemen akal, kalbu,
datangnya bala bencana.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: istigfar)
16.
“wahai sahabatku semua, istigfar yang Manajemen akal, kalbu, kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa kecil nafs, nurani, syahwat, dan seperti ranting-ranting kecil ini. Maka kalau fitrah. kita
beristigfar
menggoyangkan
sama batang
saja pohon
kita (konteks: istigfar) kurma
merontokkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. 17.
“Barangsiapa yang membiasakan membaca Manajemen akal, kalbu, istigfar Allah akan menjadikan dirinya dari nafs, nurani, syahwat, dan setiap kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap fitrah. kegelisahan akan ada obatnya dan akan (konteks: istigfar) diberikan rizqi yang tidak disangka-sangka datangnya.”
18.
fadilah istigfar
yaitu merontokkan dosa- Manajemen akal, kalbu,
82
dosa kecil kita kepada Allah.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: istigfar)
19.
Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada Manajemen akal, kalbu, sesuatu (kosong), karena semuanya sudah nafs, nurani, syahwat, dan dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap fitrah. apa-apa pada makhluk karena semuanya (konteks: ikhlas) sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak akan sampai kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. (Kalbu)
20.
Dalam menyikapi setiap pergantian masa Manajemen akal, kalbu, dianjurkan
dalam
agama
kita
Muhasabah atau evaluasi diri. (Nurani)
yaitu nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: muhasabah)
21.
Fadillah
muhasabah
adalah
dapat Manajemen akal, kalbu,
menghapus azab kubur, karena kesalahan nafs, nurani, syahwat, dan yang kita lakukan sebaiknya langsung fitrah. dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta (konteks: muhasabah) senantiasa memperbaiki diri. 22.
“Evaluasilah diri kalian sebelum kalian Manajemen akal, kalbu, dievaluasi
di
Padang
Masyar,
dan nafs, nurani, syahwat, dan
timbanglah amal kalian sebelum amal kalian fitrah. ditimbang di Mizan. Sesungguhnya akan (konteks: muhasabah)
83
mudah bagi kalian keesokan harinya (pada Hari Kiamat) ketika kalian menghisab atau melakukan
evaluasi
pada
saat
ini.
Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu yang sangat besar yaitu kematian.” 23.
Rasul bersabda: “Orang yang cerdas adalah Manajemen akal, kalbu, orang yang suka mengevaluasi dirinya. Dan nafs, nurani, syahwat, dan orang yang lemah adalah orang yang fitrah. menurutkan nafsunya.” (syahwat)
24.
(konteks: muhasabah)
takut kepada allah karena hanya kepada Manajemen akal, kalbu, Allah kita benar-benar takut.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: takut kepada Allah)
25.
takwa itu taat kepada Allah pantang Manajemen akal, kalbu, dimaksiati, dilupakan,
selalu disyukuri
dikufuri. 26.
diingat dan
dan tidak
tidak nafs, nurani, syahwat, dan boleh fitrah. (konteks: takwa pd Allah)
membersihkan hati kita dari dosa-dosa dan Manajemen akal, kalbu, diisi oleh ilmu.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks rukiyah)
27.
jika kita ingin bertakwa harus banyak Manajemen akal, kalbu, belajar dan kita amalkan ilmu kita. Allah nafs, nurani, syahwat, dan
84
menjanjikan kita kebahagiaan dunia dan fitrah. akhirat jika kita bertakwa kepada-NYA. 28.
Rukiyah
yaitu
penyembuhan
(konteks: takwa pd Allah)
dengan Manajemen akal, kalbu,
mendekatkan diri kepada Allah.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: rukiyah)
29.
Cara membaca al-Qur’an juga harus baik Manajemen akal, kalbu, dengan menggunakan tajwid yang baik, nafs, nurani, syahwat, dan dibaca secara tartil dan dalam keadaan fitrah. khusu’.
(konteks: membaca alquran)
30.
Memohon ampun kepada Allah dengan Manajemen akal, kalbu, beristigfar, mengingat segala dosa kita yang nafs, nurani, syahwat, dan kecil, yang disengaja ataupun tidak sengaja fitrah. insya Allah terhapus dosa dan Allah beri (konteks: takwa pd Allah) kita kesembuhan. menundukkan hati dan yakin Allah tidak akan memberikan manfaat pada orang yang lalai hatinya.
31.
Segala kegiatan apabila dilakukan dengan Manajemen akal, kalbu, ikhlas dan tulus akan bernilai ibadah, nafs, nurani, syahwat, dan termasuk belajar dan menuntut ilmu agar fitrah. pintar dan juga bernilai ibadah.
(konteks: ikhlas)
85
32.
Hendaknya kita harus memasang niat yang Manajemen akal, kalbu, baik, karena niat kita baik sekalipun belum nafs, nurani, syahwat, dan tercapai akan mendapat pahala.
fitrah. (konteks: niat yang baik)
33.
seharusnya kaum Muslimin mengartikan Manajemen akal, kalbu, hijrah yaitu berpindah dari kebatilan menuju nafs, nurani, syahwat, dan kebaikan, hijrah dari selain Islam menuju fitrah. kepada keIslaman.
34.
(konteks: hijrah)
Posisi hijrah menjadi wajib karena kita Manajemen akal, kalbu, harus meninggalkan keburukan, karena nafs, nurani, syahwat, dan setiap saat umat Islam dapat berhijrah dari fitrah. keburukan menuju kebaikan.
35.
(konteks: hijrah)
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432 Manajemen akal, kalbu, Hijriah,
kita
seharusnya
lebih nafs, nurani, syahwat, dan
mengintropeksi diri apa yang telah kita fitrah. lakukan dan apa yang akan kita lakukan di (konteks: hijrah) tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan, dan umur panjang yang harus benar-benar kita pergunakan. 36.
Dalam Islam ada etika-etika dan adab yang Manajemen akal, kalbu, harus kita taati.
nafs, nurani, syahwat, dan fitrah. (konteks: etika yg baik)
86
37.
Kalau kita bertemu dengan sahabat atau Manajemen akal, kalbu, teman awalilah pertemuan kita dengan nafs, nurani, syahwat, dan salam Assalammualaikum karena salam fitrah. adalah bagian dari doa, artinya kita ingin (konteks: mengucapkan teman-teman kita selalu berada dalam salam) lindungan Allah.”
38.
Kalian tidak akan masuk surga sebelum Manajemen akal, kalbu, kalian beriman, kalian tidak akan menjadi nafs, nurani, syahwat, dan orang
mukmin
sesungguhnya
sebelum fitrah.
kalian saling mencintai yaitu sebarkan (konteks: mengucapkan Assalamualaikum diantara kalian.” 39.
salam)
Kemudian janganlah kita sombong dan Manajemen akal, kalbu, angkuh serta meremehkan teman. Tetapi nafs, nurani, syahwat, dan kita harus bersikap tawadhu’ dan rendah fitrah. diri, jadilah pribadi yang disenangi sehingga (konteks: pergaulan yang kita akan mempunyai banyak teman.
Islami)
Dari tabel diatas rincian kategori Dakwah Dzatiyah ada 39 ungkapan dari 55 ungkapan yang mengandung Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah yaitu setiap individu sebelum berdakwah dengan orang lain, harus dimulai dari diri sendiri bagaimana memanfaatkan pancainderanya (sensasi), persepsi (memaknai stimuli), memori (apa yang diingat), dan cara berpikir menurut pandangan Islam. Serta Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.
87
Tabel 20 Rincian kategori Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural No. 1.
Deskripsi / Ungkapan
Keterangan
Pada masa lalu Rasulullah saw. sering
Komunikasi Politik
mengalami cobaan, hambatan dan rintangan
dalam Dakwah Struktural
yang dilakukan oleh orang-orang kafir
melalui organisasi
Quraisy kota Mekkah, pada saat itu
(lembaga eksekutif,
menentang Islam dan Rasul.
legislatif, dan yudikatif) (konteks: pahlawan Islam pd zaman Sahabat)
Mengenai rincian kategori Dakwah Profesional yang terdiri dari 1 ungkapan dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural melalui organisasi (lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Tabel 21 Rincian Kategori Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural No. 1.
Deskripsi / Ungkapan
Keterangan
Kaum Muslimin sebenarnya baru berpindah Komunikasi Antar dari tahun 1431 H menuju 1432 H. oleh Budaya Dakwah Kultural karena itu, kenapa kaum Muslimin mulai (konteks: hijrah)
88
melupakan tahun Hijriah yang sebenarnya tonggak kemenangan umat Islam? 2.
seluruh para sahabat sepakat dimulainya
Komunikasi Antar
penanggalan tahun saat hijrahnya nabi,
Budaya Dakwah Kultural
mulailah saat itu kaum Muslimin memiliki
(konteks: hijrah)
kalender sendiri yaitu tahun Hijriyah. 3.
Kalau kata orang Barat, time is money dan Komunikasi Antar kalau kata orang Arab “waktu itu seperti Budaya Dakwah Kultural pedang”
artinya
apabila
kita
tidak (konteks: menghargai
menggunakan pedang itu dengan baik, maka waktu) pedang itu yang akan menyayat kita. 4.
Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi Komunikasi Antar shaleh di dalam hidupnya benar-benar Budaya Dakwah Kultural memperhatikan waktu.
(konteks: menghargai waktu)
5
Allah SWT menciptakan manusia laki-laki Komunikasi Antar dan perempuan berbeda-beda suku dan Budaya Dakwah Kultural bangsa untuk saling kenal-mengenal.
(konteks: pergaulan yg Islami)
6
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial Komunikasi Antar yang selalu berinteraksi dan bergaul.
Budaya Dakwah Kultural (konteks: pergaulan yg Islami)
89
7
“Orang yang paling baik adalah orang yang Komunikasi Antar apabila bergaul, ia memberikan manfaat Budaya Dakwah Kultural kepada sesamanya.” Jadi bila kita bergaul (konteks: pergaulan yg berusahalah untuk membantu teman kita.
8.
Islami)
Hindarilah oleh kamu sifat berburuk sangka Komunikasi Antar kepada
teman,
jangan
suka
mencari Budaya Dakwah Kultural
kesalahan teman, jangan saling dengki (konteks: pergaulan yg misalnya teman berprestasi tetapi kita jangan Islami) bersikap iri hari padanya, jangan tidak tegur sapa kepada teman dan jadilah kalian hamba Allah bersaudara.
Mengenai rincian kategori Dakwah Kultural yang terdiri dari 8 ungkapan dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural yaitu dakwah berbasis budaya. Tabel 22 Rincian kategori Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional No. 1.
Deskripsi / Kutipan Abu Syahid al-Hudri yang bertemu dengan suatu kaum, kepala suku dari kaum tersebut tersengat kalajengking lalu Beliau bacakan surat al-Fatihah berulang kali maka dengan izin Allah dan keberkahan dari surat al-
Keterangan Tentara yang penolong
90
Fatihah itu sendiri maka sembuhlah kepala sukunya. 2.
Abu Ubaidah juga salah satu sahabat
Tentara yang pemberani
kepercayaan rosul dan sangan memiliki
dan semangat
semangat yang tinggi dalam membela rosul. 3.
Suatu ketika Umar bin Khatab berkunjung ke
Tentara yang sederhana
rumah Abu Ubaidah bin Zaroh, Umar kaget karena ia tidak menemui sofa di rumah Abu Ubaidah, tidak ada permadani disana, tidak banyak makanan, yang ada hanya perkakas dan alat-alat perang, lalu Umar bertanya, “wahai Abu Ubaidah, mengapa engkau tidak mengambil harta untuk keperluanmu sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh orangorang?”, Abu Ubaidah menjawab, “wahai Amirul
Mukminin,
ini
sudah
cukup
menjadikanku tidur nyenyak.” 4.
Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu Ubaidah bin
Tentara yang Pemberani
Zaroh meninggal dunia karena terkena wabah To’un (kolera) ditengah 33.000 pasukan tentaranya di medan perjuangan. 5.
Musab Bin Umay, beliau berhasil mengislamkan beberapa pemuka kota Yasrib
Pendakwah yang mengislamkan pemuka
91
(sekarang bernama Madinah) 6.
kota
Salah satu Sahabat yang juga merupakan
Pendakwah yang
pejuang dan pendakwah yang luar biasa
menghargai waktu
bernama Mu’ad, dimana Beliau ini adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh Arsy dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam.” 7.
penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan menyusun sebanyak 500 kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia ini.
Pengarang Kitab
92
Mengenai rincian kategori Dakwah Profesional yang terdiri dari 7 ungkapan dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang berdakwah melalui profesi yang dimiliki, antara lain: pendakwah, pengarang buku, dan tentara. Dari ketiga tabel diatas, berikut ini rincian hasil penelitian dihitung dengan rumus: F x 100% N
P=
P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi
Tabel 23 Hasil Prosentase Data No. 1.
Kategori Komunikasi Intrapribadi
Frekuensi
Prosentase
39
71
1
2
8
14
7
13
55
100
dalam Dakwah Dzatiyah 2.
Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural
3.
Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
4.
Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional Total
Berdasarkan hasil analisis di atas dari emapt kategorisasi yaitu Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam
93
Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional terdapat 55 frekuensi ungkapan dari pemateri, yang terdiri dari Dakwah Dzatiyah 39 ungkapan (71%), Dakwah Struktural 1 ungkapan (2%), Dakwah Kultural 8 ungkapan (14%), dan Dakwah Profesional 7 ungkapan (13%). Sehingga dapat dilihat bahwa dalam analisis ini unsur dakwah mengenai Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah lebih menonjol, kemudian sisanya berkaitan dengan Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organiasasi dalam Dakwah Profesional.
C. Kecenderungan Isi Pesan pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi Untuk mencari kecenderungan isi pesan pada program “Suara Edukasi”, peneliti menggunakan rumus: P=
F x 100% N
Berdasarkan analisis dan pengolahan data, peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan isi pesan program “Suara Rohani” adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosesntase 71%, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional 13%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, serta berdasarkan kategorisasi, observasi, wawancara, dan analisis data, guna mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam skripsi ini, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat edisi Oktober-Desember 2010 sebanyak 10 materi yang terbagi dalam empat kategorisasi pesan dalam tiga dimensi komunikasi, yaitu
pesan
Komunikasi
Intrapribadi
dalam
Dakwah
Dzatiyah,
Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi Dakwah Profesional. Maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya pesan dakwah yang disampaikan adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah yang lebih cenderung mengajak untuk memenej pribadi muslim, Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, dan syahwat serta Manajemen Sensasi, Persepsi, Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam. Dari 10 materi yang telah diuraikan para narasumber setiap minggunya, maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya kecenderungan isi pesan dakwah yang di sampaikan oleh narasumber adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosentase 71%, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya dalam
94
95
Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional 13%. Hasil ini didapat setelah menganalisis ada 55 ungkapan, 39 ungkapan komunikasi intrapribadi dalam dakwah dzatiyah, 1 ungkapan komunikasi politik dalam dakwah struktural, 7 ungkapan komunikasi antar budaya dalam dakwah kultural, dan 8 ungkapan komunikasi organisasi dalam dakwah profesional. Dalam program “Suara Rohani” kecenderungan isi pesan dakwah yang disampaikan oleh narasumber adalah pesan komunikasi intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah.
B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat, maka ada beberapa saran yang hendak peneliti sampaikan di antaranya: 1. Hendaknya kepada pihak radio Suara Edukasi mengembangkan sayap dengan mengganti gelombang siarannya dari AM ke FM, hal ini agar radio tersebut lebih bisa dikenal dan tidak hanya masyarakat sekitar Bogor – Tangerang saja. Kepada penyiar maupun staff Radio Suara Edukasi agar terus mendukung program dengan selalu memberikan gagasan dan juga ide. Agar radio ini bisa lebih maju dan berkembang lagi, serta bermanfaat baik untuk para pelajar maupun pengajar. 2. Kepada pihak narasumber pada program “Suara Rohani” agar selalu melakukan inovasi-inovasi seperti tema-tema siaran yang lebih menarik, pemilihan lagu-lagu Islami yang selalu up-to-date dan gaya bahasa yang digunakan penyiar harus lebih menarik dan santai agar anak-anak suka,
96
tidak monoton dan tidak bosan untuk didengar. Serta harus kreatif untuk meningkatkan materi-materi program “Suara Rohani” yang berkualitas agar lebih banyak lagi kalangan pelajar yang tidak hanya mendengar tetapi juga ikut serta melalui pesan singkat (SMS) atau menelepon langsung ke studio.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009. Arbi, Armawati, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta, 1998. Armando, Ade , Komunikasi Internasional, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007. Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2007. Bulaeng, Andi, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004. Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Grafindo, 2003. Depratemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Effendi, Lalu Muchin dan Faizah, Psikologi Islam. Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006. Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. __________, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994. Heryanto, Gun Gun , Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, PT. Laswell Visitama, 2010. Ismail, A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta , 2008.
97
98
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006. Komalasari, Dian, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Liliweri, Alo, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Penerbit LKis, 2002. M. Arifin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1968. Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006. __________, Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: LKis, 2004. Muhammad Nuh, Sayid, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah, Surakarta: Era Intermedia, 2000. Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2005. Mulyana, Deddy , Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. ___________,dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2005.
Antar
Budaya,
Munir M. dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah. Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006. Nasuhi, Hamid, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Ciputat: Penerbit CeQda, 2007. Nawawi, Hamid, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998.
Prasetyo Bambang, dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Grafindo, 2005. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2008. Setiawan Bambang, dan Muntaha Ahmad, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.
Metode Penelitian Komunikasi.
99
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, Jakarta: PT. rineka Cipta, 1999. Surahman, Winartio, Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: CV. Tarsia, 1989. Syihata, Abdullah, Dakwah Islamiyah. Milik Depatemen Agama, 1986. Syukir, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983 Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997. Tri Rahayu Iin, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia, 2004. Usman, Basyiruddin, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Widjaja, A. W. , Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2008. Yakub, Hamzah, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV Diponegoro, 1982. Yusuf, Pawit M. , Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010.
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA STUDIO RADIO SUARA EDUKASI
Narasumber
: Dra. Hj. Siti Djulaeha
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Desember 2010 Tempat
: Di Radio Suara Edukasi
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Radio Suara Edukasi? Jawab: “Pada awalnya Pustekkom itu namanya PKPK mendirikan radio pendidikan tetapi di Semarang (sekarang beralih fungsi sebagai pengembang multimedia) dan Yogyakarta. Kemudian berkembang muncul televisi pendidikan dan menayangkan film, seperti film “Cinta Indonesia”. Pada saat itu, saya sebagai bidang produksi sebagai seksi KK, kemudian dipindahkan pada tahun 2002 ke studio radio sebagai kepala studio radio. Saya terima. Pada saat itu nama radio ini adalah “Studio Radio” sebelum radio Suara Edukasi. Awalnya saya berpikir, Tv pendidikan dan jejaring pendidikan nasional sudah ada, kok radio pendidikan tidak ada? Bagaimana kalau kita buat radio pendidikan. Kebetulan menantu saya bekerja di Women Radio kemudian saya dikenalkan dan bekerjasama dengan Bapak Wahyu Mulyadi yang bekerja di Women Radio, lalu saya mulai mengurus izin dengan Dinas Perhubungan kemudian melobi ke Kepala Tata Usaha Pustekkom yaitu Bapak Heryanto yang mendukung ide saya ini. Karena kita berada di bawah birokrasi pemerintahan dan memakai surat izin Pustekkom, akhirnya kita mendapat gelombang 1440 AM. Kemudian kita membangun tower dan peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk keperluan siaran dan disetujui. Selanjutnya kita diberi dana untuk membangun ruangan dan studio radio yang didesain oleh Bapak Buyung
Zaini. Sampai sekarang ini kita sudah berdiri hampir 3 tahun dan berfungsi baru di tahun ke 2 karena sebelumnya kita masih uji coba siaran selama 1 tahun.” 2. Bagaimana respon dari pendengar yang umumnya para pelajar dan kalangan remaja? Jawab: “Karena kita menggunakan gelombang AM jadi jarang yang mendengarkan. Kita sudah sosialisasi tetapi memang kurang ada pendengarnya tapi ada sich pendengar dan beberapa ada siswa-siswa yang member masukan dan saran, seperti meminta siaran tentang kisah-kisah Nabi, tapi semua itu harus ada dana dari Pustekkom, walaupun sudah ada naskah siarannya tetapi tidak ada dana produksi, kita tidak bisa bergerak untuk maju.” 3. Mengapa radio ini bernama “Suara Edukasi”? Jawab: “Nama radio ini tadinya Radio Edukasi tetapi kita kan’ menggunakan streamingnya bekerjasama dengan Jardiknas, kalau dengan Jardiknas tidak boleh menggunakan nama Radio Edukasi oleh karena itu kami memberinya nama Suara Edukasi.” 4. Bagaimana dengan program-program serta penyiar di Radio Suara Edukasi? Jawab: “Sejak berdirinya radio, kita belum pernah membuat program khusus. Tetapi setiap tahunnya kita selalu merencanakan dan menyusun program apa saja yang ingin kita siarkan. Sekarang kita mempunyai 4 orang penyiar yang telah kita casting dan uji coba siaran selama 1 tahun. Penyiar di Radio Suara Edukasi bekerja tidak hanya menyiarkan program tetapi juga mencari berita atau materi siaran, kita hanya memberikan topik-topiknya saja. Si penyiar yang mencari dan mengolah berita atau bahan siaran dengan mencari ke internet, buku atau majalah. Itu adalah tugas penyiar.” 5. Bagaimana dengan perkembangan yang sudah dicapai oleh Radio Suara Edukasi?
Jawab: “Alhamdulillah, karena radio pendidikan, radio ini mulai tahun 2010 bekerjasama dengan Universitas Negeri Islam SyarifHidayatullah untuk siaran tentang belajar Bahasa Arab, kita sudah punya program siaran belajar Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris setiap hari Sabtu.” 6. Apa suka duka atau hambatan yang dialami selama menjadi Kepala Studio Radio? Jawab: ”Dari awal saya mendirikan radio, saya yang mempunyai ide tetapi kayanya kurang mendapat dukungan dari pemimpin-pemimpin disini. Untuk pendanaan operasional pun kurang. Saya juga berpikir tentang para penyiar agar happy bekerja disini. Saya juga ini radio ini menjadi besar dan pindah menjadi gelombang FM agar lebih diterima oleh pendengar. Dan Alhamdulillah sewaktu saya mentoring ke Papua ternyata gelombang radio ini diterima dan jelas didengar di Papua.” 7. Bagaimana sosialisasi radio Suara Edukasi agar dikenal oleh banyak orang? Jawab: “Kita bekerjasama dengan Tv Edukasi, sebulan 2 kali ada roadshow sosialisasi Tv Edukasi dan Radio Suara Edukasi ke sekolah-sekolah di sekitar Jabodetabek. Dan saya juga selalu mengadakan monitoring ke daerah-daerah luar Jakarta.” 8. Apa harapan ibu kedepan untuk Radio Suara Edukasi? Jawab: “Saya ingin memindahkan gelombang radio ini menjadi FM dan saya tidak ingin radio ini memutarkan hal yang sama dengan yang ada disekolah tetapi ingin membuat program siaran pendidikan yang menarik dan fun tapi isinya tetap tentang pembelajaran, tetapi sampai sekarang belum terealisasikan.” Ciputat, 17 Desember 2010
Dra. Hj. Siti Djulaeha
HASIL WAWANCARA DENGAN NARASUMBER / USTAD “SUARA ROHANI”
Narasumber
: Ustadz Apri Chumaidi
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2011 Tempat
: di Radio Suara Edukasi
1. Sejak kapan menjadi narasumber SUARA ROHANI? Jawab: “Kurang lebih sejak bulan April 2010.” 2. Apa yang membuat bapak tertarik untuk mengisi program SUARA ROHANI? Jawab: “Pertama memang saya dari kecil senang dengan yang bersifat keagamaan, dirumah, dimesjid, kebetulan di radio ada “Suara Rohani” jadi saya sangat senang sekali. Di TV Edukasi pun juga sudah saya ajukan agar ada program dakwahnya. Dan saya juga senang karena Alhamdulillah ini adalah sarana dakwah untuk berbagi ilmu kepada anak-anak.” 3. Apa tujuan dakwah yang bapak lakukan pada program SUARA ROHANI? Jawab: “Sesuai dengan permintaan untuk segmen anak, pertama kami diminta untuk siaran “Doa Harian” kemudian ada narasumbernya, jadi tidak hanya doa harian tetapi juga menyampaikan materi tentang akhlak, sejarah Nabi dan pesan untuk anak-anak.” 4. Adakah persiapan materi yang khusus bapak bapak siapkan setiap minggunya? Jawab: “Ya, semua pekerjaan harus ada persiapan. Apalagi kalau mau siaran, kita harus menguasai materi agar enak menyampaikannya. Salah satu persiapannya adalah mencari bahan siara lewat internet atau membaca Koran harian agar materi yang disampaikan up-to-date.” 5. Bagaimana respon pendengar terhadap program SUARA ROHANI?
Jawab: “Kalo pas yang mendengarkannya sangat bagus, para pendengar sangat senang. Ada juga yang berkomentar, “wah, acara ini bagus dan harus dilanjutkan”. Cuma unutk para penelpon masih minim mungkin apa karena suaranya kurang jelas.” 6. Materi apa saja yang sudah disampikan selama ini? Ataukah ada materi pengkhususan setiap minggunya? Jawab: “Selama ini materi kita fokus tentang peristiwa yang sedang terjadi, karena setiap minggu disediakan tema oleh produser program kemudian kita combain dengan peristiwa yang sedang terjadi, misalnya tentang menghargai waktu saat menjelang tahun baru kemaren.” 7. Bagaimana penyampaian materi yang bapak lakukan dengan segmentasi pendengar 11 tahun ke atas? Jawab: “Cara penyampaiannya agar kena kepada anak-anak, pertama kita menyapa para pendengar dengan “sahabat edukasi yang shaleh”, kemudian menyampaikan materinya dengan bahasa yang ringan. Tetapi ada juga orang dewasa yang mendengarkan bahkan menelepon.” 8. Apakah ada hambatan-hambatan saat menyampaikna materi? Jawab: “Hambatan sebagai narasumber adalah jika kita kurang siap atau monoton dalam menyampaikan materi. Jadi bagaimana cara agar penyampaiannya komunikatif kepada pendengar.” 9. Adakah suka duka yang dirasakan? Jawab: “Sukanya, kita senang sekali kalau ada penelepon yang masuk dan dukanya jika kita tidak bisa menyampaikan materi secara maksimal.”
HASIL WAWANCARA DENGAN PRODUSER PROGRAM “SUARA ROHANI”
Narasumber
: Buyung Zaini
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Desember 2010 Tempat
: Di Radio Suara Edukasi
1. Apa yang melatarbelakangi adanya program SUARA ROHANI? Jawab: Program SUARA ROHANI dilatarbelakangi karena selain pentingnya pendidikan formal perlu adanya siraman rohani, seperti pendidikan agama atau nasehatnasehat serta kisah-kisah Nabi yang bisa menjadi teladan. 2. Bagaimana sejarah dan perkembangan program SUARA ROHANI? Jawab: Program SUARA ROHANI muncul sejak mengudaranya Radio Suara Edukasi yaitu sekitar dua tahun lalu tetapi pada saat itu disiarkan pada hari Kamis dengan nama SIRAMAN ROHANI. Tetapi kemudian pindah hari menjadi hari Jum’at dan pergantian nama menjadi SUARA ROHANI dengan mengikuti nama radionya juga. Siaran pada jam 11.00 sebelum waktu shalat Jum’at dan sampai saat ini tanggapan pendengar sangat baik. 3. Siapa yang membuat materi siaran SUARA ROHANI setiap minggu? Jawab: Yang membuat materi SUARA ROHANI setiap minggunya adalah si narasumber yang akan siaran, kita hanya memberikan tema dan narasumber atau ustadnya yang mengembangkan tema tersebut. 4. Ada berapa narasumber dalam program SUARA ROHANI? Jawab: narasumber di SUARA ROHANI kurang lebih ada 10 narasumber/ustad, karena setiap siaran selalu menampilkan ustad-ustad yang berbeda dengan cara penyampaian
yang berbeda pula tetapi dengan konsep yang sama agar tidak monoton dan pendengar tidak menjadi bosan. 5. Darimana narasumber SUARA ROHANI? Jawab: Narasumber berasal dari perguruan tinggi, seperti UIN atau ustad-ustad sekitar maupun diluar lingkungan Radio Suara Edukasi. 6. Apa kelebihan program SUARA ROHANI? Jawab: Kelebihan program SUARA ROHANI disbanding dengan program-program lain adalah interaktif sehingga pendengar bisa bertanya langsung kepada narasumber lewat telepon. 7. Pesan-pesan dakwah apa saja yang biasa disampaikan? Jawab: Pesan dakwah yang biasa disampaikan dalam SUARA ROHANI biasanya mengenai moralitas atau budi pekerti untuk anak-anak, contohnya bagaimana mencintai orangtua, mengenai shalat ataupun sejarah-sejarah Nabi. 8. Bagaimana konsep penyampaiannya kepada anak-anak dengan usia 11 tahun ke atas? Jawab: Sebetulnya program SUARA ROHANI siapa saja boleh mendengarkan tidak ada batasan usia. Tetapi kita menampilkan konsep dengan gaya bahasa seperti halnya orangtua menyampaikan nasehat kepada anak-anak. Kira-kira seperti itu. 9. Bagaimana mensosialisasikan program SUARA ROHANI kepada anak-anak? Jawab: Di PUSTEKKOM kan setiap bulan sekali atau dua kali ada program sosialisasi, nah program SUARA ROHANI ini kita kasih tahu kepada khalayak, khususnya para guru agar memberitahu kepada murid-muridnya untuk mendengarkan radio Suara Edukasi khususnya program ini dan kita mensosialisasikannya melalui Televisi Edukasi. 10. Bagaimana respon pendengar terhadap program SUARA ROHANI?
Jawab: Respon pendegar baik sekali, khususnya pendengar sekitar lingkungan Radio Suara Edukasi. Terbukti dengan banyaknya telepon yang masul pada saat siaran. 11. Apakah ada hambatan-hambatan saat mendirect program ini? Jawab: Hambatan dalam mendirect program ini kadang-kadang narasumber tidak selalu on time sehingga kita harus mengisi dulu kekosongan dengan segmen lain, dan kebetulan penyiar SUARA ROHANI juga ustad yaitu ustad Apri. 12. Apa suka duka selama memegang program ini? Jawab: Sukanya, senang sekali memegang atau mendirect program inikarena bisa mengingat kembali pelajaran-pelajaran agama. Dukanya, kadang kecewa saat narasumbernya tidak bisa hadir.
WAKTU
SENIN
SELASA
RABU
SIAR
13/12/2010
14/12/2010
15/12/2010
SAPA EDU
SAPA EDU
SAPA EDU
08.00 - 09.00 09.00 - 09.05
09.05 - 10.00 Hutan Kalimantan
Air Terjun Limbong Danau Toba-Sumatra Sulawesi Barat Utara
11.00 - 12.00 12.00 - 12.30 12.30 - 13.30
SAPA EDU
SAPA EDU
SAPA EDU
SAPA EDU
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Wisata Gunung Bromo Jawa Timur SUARA ROHANI
Taman Nasional Ujung Kulon
Aku ingin menjadi Tentara
DONGENG
Ayam dan Srigala
Hanzah HS
Terompet Ajaib
Monte si Monyet Cilik
istiqomah
Umwelt
SD Biologi
SD Fisika
SD Matematika
SD B.INA
LAGU ROHANI
SD B.Inggris
SD IPS Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia
Peranan Peternakan Ayam Shodanco Singgih Dlm Perist
BAHASA JERMAN KAMPUNG EDU
Pecahan Bentuk Persen
Sesendok Obat Batuk
beriman pd kitab
who am i
ENSIKLO EDU
ENSIKLO EDU
ENSIKLO EDU
ENSIKLO EDU
ENSIKLO EDU
ENSIKLO EDU
meteor
atmosfir
galaxi
matahari
asteroid
Benua afrika
INFO EDU
INFO EDU
INFO EDU
INFO EDU
INFO EDU
INFO EDU
BIAS SIANG
BIAS SIANG
BIAS SIANG
BIAS SIANG
BIAS SIANG
BIAS SIANG
hutan bakau
Bunaken
Bauksit
ilegal logging
Hari Cinta Puspa dan flora yang dilindungi Satwa Nasional
SI ULAR
ENSIKLO EDU Benua America BIAS weekend budidaya ternak Info budaya
PGSD
PGSD
PGSD
PGSD
PGSD
PGSD
karya ilmiah populer
bimb sd:guru dan bhn pemb
b.ing:lucy have short dark hair
peng bhn pemb sd:anak berkbtu khusus MUSIK SIANG
kepend: anak cerdas berkebthn khusus
BI:pemb peny intensif dan ekstensif
strat pemb:metod tugas dan quis
SD Biologi
SD Fisika
SD Matematika
SD B.INA
SD Biologi
SD B.Inggris
SD IPS
Pecahan Bentuk Persen
Sesendok Obat Batuk
Peredaran Darah Manusia
who am i
Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia
DONGENG
DONGENG
Monte si Monyet Cilik CLOSING
Landi Landak yang Kesepian
14.00 - 15.00 Peranan Peternakan Ayam Shodanco Singgih Dlm Perist
16.00
MINGGU 19/12/2010
WACANA
PGSD
15.30 - 16.00
SABTU 18/12/2010
Kisah Tokoh
13.30 - 14.00 ketr meny: meny
15.00 - 15.30
JUMAT 17/12/2010
DONGENG
10.00 - 10.30
10.30 - 11.00
KAMIS 16/12/2010 MUSIK PAGI OPENING SIARAN
DONGENG
Kisah Tokoh
WACANA
Ayam dan Srigala
Hanzah HS
Terompet Ajaib
BAHASA JERMAN KAMPUNG EDU Umwelt
SI ULAR