PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh: SITI MASYITOH NIM : 107053001492
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2011
Siti Masyitoh
ABSTRAK Siti Masyitoh, “Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.” Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani kehidupan Namun sesempurnanya rencana kehidupan manusia, mereka pasti akan mengalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Seiring dengan zaman, manusia semakin banyak menghadapi berbagai penyakit yang semakin sulit pula untuk diatasi, karena selain keterbatasan kemampuan, banyak orang yang mengalami keterbatasan biaya. Biaya pengobatan semakin membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan menengah kebawah berada pada kondisi yang memprihatinkan, dan menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Hanya sabar dan ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai ahli medis pada setiap penyakit, khususnya pada penyakitpenyakit yang sulit disembuhkan dan memerlukan biaya banyak. Berdasarkan pernyataan diatas maka sebuah pelatihan tenaga medis maupun terapis sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas system pengobatan alternative saat ini. Karena selain biayanya murah, pengobatan alternative pun tidak kalah kualitasnya dibandingkan pengobatan kedokteran, maka dari itu pelatihan terapis adalah hal yang sangat menunjang hal tersebut. Bengkel Rohani adalah pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keIslaman yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Selain itu Bengkel Rohani memberikan pelayanan pelatihan khusus untuk para terapis agar meningkatkan kualitas kinerjanya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kepada ketua dan staff bengkel rohani. Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah Bengkel Rohani Ciputat. Hasil dari penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui program dan cara pelatihan pengobatan bengkel rohani. Pelatihan pengobatan alternatife bengkel rohani memiliki program-program pelatihan seperti: SSQ (spiritual Science Quantum), KIR – Massal (Kajian Islam & Ruqyah Massal), Ta’aruf Center LTQ (lembaga tahsin al-quran) Spritual Power yang sudah berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditentukan. Jadi pengobatan alternatife bengkel rohani menggunakan al-Quran dan Hadist dalam melakukan penyembuhan pasien.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah SERTA Dsen Pembimbng yang selalu memberikan dukungan untuk memberikan
bmbingan,
saran,
konsultasi
serta
mebantu
dalam
penyelesaian skripsi ini. 4. H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada peneliti. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas dengan pahala yang tidak terhingga.
ii
6. Bpk Ust Ahmad Sobari, selaku Kepala Personalia Bengkel Rohani yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian. 7. Bapak Fahmi, selaku tenaga ahli peruqyah Bengkel Rohani yang memberikan arahan serta senantiasa memberikan motivasi agar terciptanya skripsi ini. 8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti untuk mengadakan studi kepustakaan. 9. Kepada Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil. Terutama dari doa Umi dan Ayah tercinta yaitu ibu Hj. Bahijah dan Bapak H, Nurudin. Serta kakak- kakak dan adikku yang tersayang yang selalu memberikanku semangat. 10. Kepada sahabat-sahabatku di Manajemen Dakwah angkatan 2007 khususnya kelas B, Fitria Handayani, Iin Irnawati, Agus Supriyadi dan semua yang membantu dalam pembuatan skripsi ini. Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Dakwah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, Juni 2011
Siti Masyitoh
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................
i
KATAPENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................
5
D. Metodologi Penelitian...............................................................
6
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 10 BAB II
LANDASAN TEORITIS .............................................................. 11 A. Program ................................................................................... 11 1. Pengertian Program............................................................. 11 2. Macam dan jenis program .................................................. 12 3. Tujuan Program ................................................................. 13 4. Sistem dan Proses Penerapan Program ............................... 14 B. Pelatihan................................................................................... 16 1. Pengertian Pelatihan............................................................ 16 2. Fungsi dan tujuan pelatihan................................................. 19 3. Rancangan pelatihan ........................................................... 19
iv
C. Terapi dan Ruang Lingkupnya .................................................. 20 1. Pengertian terapi dan terapis ............................................... 20 2. Model-model terapi ............................................................ 21 D. Pengobatan Alternatif ............................................................... 23 BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI ............................. 27 A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani ........................................... 27 B. Visi,Misi, dan Tujuan Bengkel.................................................. 30 C. Pasien Bengkel Rohani ............................................................. 31 D. Karyawan ................................................................................. 32 E. Pelayanan Medis dan Terapi ..................................................... 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM PELATIHAN
TERAPIS
DALAM
PENGOBATAN
ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI.................................... 39 A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani ...................................................................................... 39 1. SSQ (Spiritual Science Quantum) ....................................... 39 2. KIR-MASSAL (Kajian Islam dan Peruqyah Massal)........... 40 3. Ta’aruf Center..................................................................... 41 4. LTQ (Lembaga Tahsin Al Qur’an) Bengkel Rohani ............ 43 5. Spiritual Power .................................................................. 45 B. Hasil Temuan Program Pelaksanaan Pelatihan Terapis di Bengkel Rohani ........................................................................ 45
v
1. SSQ (spiritual Science Quantum) ........................................ 45 2. KIR – Massal (kajian islam & Ruqyah Massal) ................... 47 3. Ta’aruf Center..................................................................... 48 4. LTQ (lembaga tahsin alquran)............................................. 48 5. Spritual Power ................................................................... 48 BAB V
PENUTUP..................................................................................... 50 A. Kesimpulan............................................................................... 50 B. Saran ....................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 52 LAMPIRAN ................................................................................................... vi
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tingkah laku manusia adalah dinamik. Setiap orang dalam kehidupannya selalu didorong oleh keinginan-keinginan untuk mencari kepuasan. Ia tidak pernah beristirahat, kehidupannya selalu berjuang untuk memperoleh makanan, kepuasan seks, kehangatan, afeksi, keamanan ekonomis dan emosional, prestasi, penghargaan. Ia menyadari kebutuhan atau tujuan hidupnya. Ia harus bekerja ke arah tujuan-tujuan tertentu, dan prestasi yang diperolehnya akan menyebabkan dirinya merasa kuat. Jika memperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari maka banyak hal yang kita lihat. Ada orang yang kelihatannya gembira, bahagia, dapat bergaul dengan sesama atau dengan anggota-anggota keluarganya walaupun ia menghadapi bermacam-macam kesulitan. Tetapi sebaliknya ada juga orang yang sering mengeluh dan mengalami depresi, konflik/fluktuasi, gelisah, pikiran-pikiran obsesif, delusi dikejar-kejar, ketakutan abnormal, kecemasan kronis, dan tidak dapat bergaul baik dengan sesama. Dalam melakukan aktivitas tentunya manusia memiliki masalah yang dihadapi misalnya diberikan suatu penyakit oleh Allah SWT dikarenakan lelah, capek, atau sesuatu yang dapat mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.
1
2
Manusia wajib merencanakan kegiatan dan hal-hal yang akan dilakukannya kemudian hari pada kehidupannya. Sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dinamakan program. Sebuah program sangat dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang menginginkan pencapaian tujuan secara efektif,
karena program
merupakan kegiatan yang di rencanakan maka tentu saja perencanaan itu diarahkan pada pencapaian tujuan dan keberhasilan yang diukur. Memang dapat dikatakan bahwa setiap orang yang membuat program kegiatan tentu ingin tahu sejauh mana program tersebut terlaksana. Pencapaian tujuan tersebut diukur dengan cara dan alat tertentu. Kegiatan yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan tersebut dikenal dengan evaluasi program.1 Islam merupakan suatu agama yang dibawakan oleh Rasulullah SAW dengan keadaan yang universal, karena memiliki isi yang mencakup setiap dimensi hingga akhir zaman yang memberikan manusia pandangan dalam menjalani kehidupannya . Oleh karena itu konsep manusia menurut Islam merupakan ciptaan dari Allah yang dimuliakan. Jadi, manusia perlu menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Pada dasarnya salah satu dari nikmat Allah SWT adalah nikmat sehat, baik rohani maupun jasmani. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, masalah dan gangguan maka dari itu, manusia sebagai makhluk sempurna yang mendapatkan bekal akal diharapkan dapat memecahkan masalahnya tersebut, termasuk pada kesehatan.
1
1988.
Dr. Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidkan. Bina Aksara. Yogyakarta,
3
Manusia yang tidak sehat baik rohani maupun jasmani akan merasa terganggu pada aktivitas sehari-harinya namun untuk mendapatkan kesehatan terasa semakin sulit saat ini tertanda semakin mahalnya biaya pengobatan, pola makan yang tak terkontrol akibat menaiknya biaya hidup, serta banyaknya makanan yang tidak benar-benar sehat. Oleh sebab itu timbullah lembagalembaga pengobatan di mana pada zaman Rasulullah Saw belum adanya suatu wadah / lembaga yang menangani untuk kesembuhan penyakit secara tradisional namun juga tidak kalah dengan pengobatan modern. Karena berdasarkan sabda nabi bahwa sesungguhnya segala penyakit pasti akan nada obatnya seperti yang dicantumkan pada hadis berikut;
!Ç !!!! !!! !! !!Å !!!! ! !!!!!!! ! ! !!! !!Å !!!! !!! ! !!!! !!! !!!!!!È ! !!!! !!!!Ê ! !!! !!!! !!! !!! !!! ! !!!! ! !!!!!! !!!!!! !!!!! ! ƒ !!!!! ! !!! Artinya : Hai Hamba-Hamba Allah, berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah SWT tidak sekali-kali membuat penyakit melainkan dia membuat pula obatnya, kecuali suatu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.( riwayat Imam Ahmad ) Kesehatan adalah modal utama setelah
iman dalam menjalani
kehidupan, namun seiring dengan zaman, biaya pengobatan semakin membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan mengengah ke bawah menempuh kondisi yang memprihatinkan, dan menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Sesempurnanya rencana kehidupan manusia, mereka pasti akan menalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Hanya sabar dan ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup
4
Indonesia masih terdapat banyak penderita penyakit-penyakit yang sulit di sembuhkan namun mereka tidak dapat berobat hanya dikarenakan pembekakan biaya. Oleh karena itu Klinik syari’ah Bengkel Rohani adalah pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keislaman yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program yang menunjang untuk sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Berawal dari pengalaman spiritual tersebut, maka begitu banyak pasien- pasien yang datang ke klinik pengobatan tradisional yang bisa diobati dan Alhamdulillah mendapatkan kesembuhan dari Allah SWT, bukan saja penyakit-penyakit fisik tapi juga penyakit non fisik. Bengkel Rohani memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Karena keduanya adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Terapis di Bengkel Rohani dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang pengobatan dengan syariat Islam standar kesehatan modern. Karena banyaknya orang melakukan pengobatan dengan pergi ke dukun-dukun karena didalam Islam tidak diperbolehkan. Manusia ketika sakit melakukan pengobatan ke dukun, karena itu perbuatan yang dapat menduakan Allah SWT. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil judul mengenai “ Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.”
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas maka penulis membatasi masalah hanya pada Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif yang berawal di Bengkel Rohani Ciputat. 2. Perumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai : a. Apa saja program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di bengkel rohani Ciputat ? b. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di Bengkel Rohani?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel rohani b. Mengetahui Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di Bengkel Rohani 2. Manfaat Penelitian a. Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam pengembangan ilmu Kesehatan.
6
b. Praktis: Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan berbagai kalangan, seperti Kesehatan dan dakwah. c. Lembaga yang diteliti: dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan masukan bagi para pengelola Bengkel Rohani agar tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.2 Menurut Strauss and Corbin, seperti yang dikutip oleh Basrowi dan Sudikin, bahwa qualitative research (riset kualitatif ) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pada dasarnya landasan teoritis dalam penelitian kualitatif, menurut Melon, bertumpu secara mendasar pada fenomenologi, yang merupakan dasar teoritis utama dan teori yang lainnya yaitu berkaitan dengan interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi sebagai penunjang latar belakang dari bentuk penelitian kualitatif.3
Hal.3 h.215
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000 )
3
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Jakarta. Cet4.
7
2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah para terapis dan pasien kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah programprogram pelatihan yang ada di Bengkel Rohani Ciputat. 3. Teknik Pengumpulan Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik atau cara: a. Kepustakaan, Yaitu dengan cara pencarian data dengan berupa buku-buku, lembar-lembar serta beberapa cara yang berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Bengkel Rohani. Riset kepustakaan ini adalah dilakukan mencari ata atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan. b. Observasi/survei, Observasi adalah kunjungan langsung ke tempat penelitian serta mengamati pasien dan cara-cara pengobatannya. serta untuk memperoleh data yang lebih akurat tentang sistem pelatihan dan yang berhubungan dengan Bengkel Rohani. Metode survey dan metode observasi adalah sama merupakan metode pengumpulan ‘data primer’ dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui
8
kuesioner dan wawancara baik secara lisan maupun tertulis yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka antara peneliti dengan respondennya (subjek). 4 c. Wawancara, Adalah teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab kepada beberapa orang yang berhubungan dan mempunyai peran terhadap Bengkel Rohani serta pembuatan skripsi ini. Pada wawancara biasanya data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif, dan kontroversial sehingga menyebabkan kurang mendapat respon dari subjeknya, apalagi kalau responden tidak dapat menulis atau kurang memahami daftar pertanyaan yang diajukan tersebut. 5 4. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.6 Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengolah data penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti
4
ibid. h.22 Ibid h.23 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cetakan ke enam. h.244 5
9
mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian data dianalisa dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis. 5. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah mengguankan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”
yang diterbitkan
oleh
CEQDA
(Center
for
Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.7
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Terapi Berfikir Positif Menurut Dr. Ibrahim Elfiky. Disusun oleh : Rachmat Prasetio, NIM 106052001969. BPI. 2010 M/1431 H. Membahas tentang cara berfikir Dr. Ibrahim Elfiky yang belum diketahiu banyak orang. 2. Terapi Mengatasi Ketakutan Dalam Menghadapi Kematian Menurut Ibnu Maskawaih. Disusun Oleh : Harid Isnaeni, NIM 105052001754, BPI, 1430 H/2009 M. Sedangkan judul skripsi ini adalah “Program Pelatihan Terapis Dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.” Disini penulis membahas tentang bagaimana pelatihan terapis dalam menjalani pengobatan alternative di Bengkel Rohani Ciputat.
7
Hamid Nasution dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama
10
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci sebagai berikut. Bab I Pendahuluan: Pada bab ini penulis mengutarakan tentang : Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penelitian. Bab II Tinjauan Teoritis, Pada bab ini penulis mengutarakan tentang: definisi program, definisi pelatihan, cara-cara pelatihan, pengertian pelatihan terapis,
cara
pelatihan
terapis,
definisi
pengobatan,
macam-macam
pengobatan, pengertian pengobatan alternatif. Bab III Gambaran Umum Bengkel Rohani, Pada bab ini penulis memuat tentang : Sejarah dan Profil Bengkel Rohani, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Prinsip Bengkel Rohani, dan Program-program Bengkel Rohani. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Pada bab ini penulis memuat tentang: Analisis Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat. Bab V Penutup, Pada bab ini penulis memuat kesimpulan dan saransaran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Program 1. Pengertian Program Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Depertemen Pendidikan kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti sebuah siaran, pengelolaan dan senagainya).1 Pengertian program adalah acara, sementara Kamus Webster International Volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyususnan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.2 Program
adalah
sederetan
rencana
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh seorang atau kelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai suatu program, Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut; “program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.3
1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1,
h.702
2 RM. Soenarto, Programa Televisi dari penyusunan sampai pengaruh siaran, (Jakarta; FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.1 3 Suharsimi Arikunto, Penuaian Program Pendidikan (Yogyakarta; Bina Aksara, 1998)h.1
11
12
Menurut
bahasa program merupakan sebuah istilah yang
digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis. Sedangkan menurut buku Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ), bahwa pengertian program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan di dalam jangka waktu tertentu (1 tahun). Programprogram koperasi berkaitan dengan aktivitas penyediaan atau pengadaan barang untuk anggota, pemasaran produk-produk anggota, penyediaan dana dan jasa lainnya atau berbagai bentuk pelayanan lainnya. Program kerja merupakan bagian dari perangkat lunak dalam menjalankan roda organisasi, dalam upayanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena itu merupakan sebuah kelaziman, program kerja dapat dijadikan sebagai tingkat penuntun, dasar pijakan dan landasan hukum dalam mengelola organisasi.4 Dalam pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program merupakan suatu deretan rencana kegiatan untuk melaksanakan langkahlangkah yang diperlukan untuk merealisasikan keefektifan kegiatan tersebut. 2. Macam dan jenis program Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek, sebagai berikut :
4
Program Kerja dan APBK pengurus dan program kerja pengawas tahun buku 2010
13
a. Dari segi tujuan, ada yang bertujuan yang mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. b. Dari segi jenis, ada program pendidikan, pemberdayaan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tergantung dari isi program yang bersangkutan. c. Dari segi jangka waktu, ada program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang. d. Dari segi keluasan,ada program sempit dan ada program sempit dan ada program luas. e. Dari segi pelaksanaannya ada program kecil dan program besar. f. Dari segi sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.5 3. Tujuan Program Tujuan program adlah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator, jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.6
5 6
Arukunto Suhersimi,”Penilaian Pendidikan”,Yogyakarta :Bina Aksara,1998.hal 2 Ibid hal 23
14
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu: tujuan umum dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek.7 4. Sistem dan Proses Penerapan Program Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan secara maksimal, diperlukannya sebuah system sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun berbicara merupakan system,yang banyak digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu.Adapun dalam system tersebut terdiri dari sub-sub system yang berdiri sendiri serta saling berkaitan. Dalam pengertiannya, system merupakan suatu kesatuan dari beberapa subsystem atau elemen untuk mencapai tujuan.Dalam pengertian lainnya
komponen-komponen
atau
subsistem
yang
saling
berinteraksi,dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independen) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut dapat tercapai secara keseluruhan. Keterkaitan dalam pelaksanaannya program sangat berpengaruh pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan cara menyimpan, memelihara menggunakan informasi tersebut. 7
Ibid h.35
15
Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program, diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai berikut: pertama, sruktur, termasuk, didalamnyasruktur fisik metode spesiliasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegassi wewenang dan organisasi informal. Kedua, proses, meliputi system alokasi sumber daya, system informasi, system evaluasi dan pengukuran, system imbalan, prosedur pelaksanaan dan system promosi. Ketiga, berkenaan prilaku antar pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan dan penggunaan kekuasaan. Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan diantarannya kegiatan pendukung merupakan ujung tompak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah: a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian. b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan hasil evaluasi d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui asspek-aspek yang perrlu, mendapat perhatian lebih lanjut. e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan di tindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan kegiatan pendukung yang relevan.8 8
Hallen A, Bimbingan dan Konseling hal.8
16
5. Tujuan Program Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 9 Tujuan program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan . Tujuan program dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya program jangka pendek.10
B. Pelatihan 1. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain.pelatihan meruakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya.
Pelatiahn
juga
merupakan
upaya
untuk
mentransfer
keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.11
9
Arikunto Suharsimi,”Penilaian Pendidikan”Yogyakarta:Bina Aksara,1998 hal.35 Arikunto, Suharsimi “Penilaian Pendidikan”, Yogyakarta: Bina Aksara 1998 hal.45 11 Abdurahmat Fathoni,Organisasi dan Manajeman Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta 2006, Cet ke 1 h.147 10
17
Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebuthab pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memnuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan pelatihan ialah “ Upaya mengembangkan
kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia.12 Penggunaan istilah pelatihan (training) dikemukakan para ahli seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh Mangkunegara, menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “ Pelatihan merupakan istilahistilah
yang
berhubungan
dengan
usaha-usaha
bencana
yang
diselenggrakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikapsikaop pegawai atau anggotya organisasi.13 Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang makin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat.
12 Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004, h.25 13 AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan Bandung: Rosda Karya,2000 h.44
18
Menurut Oemar Hamalik, meliat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya)yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi. 14 Gomes mendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “setiap usaha untuk memperbaiki performasi pekerja ada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pelatihan kerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan juga di definisikan sebagai kegiatan dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemamouan dan keterampilan khusus seseorang atau kelompok. Pelatihan juga dinyatakan sebagai
proses belajar atau proses
latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara menyampaikan serta melibatkan keaktifan peserta. Pencapaian tujuan harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek tingkah laku, dan aspek pikiran.
14
Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10
19
2. Tujuan pelatihan Tujuan
dari
pelatihan
adalah
suatu
pernyataan
tentang
pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai. Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan belajatmengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis; yaitu : Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives). Ketika proses pelatihan selesai atau proses belajar mengajar berakhir, maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post test dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang diharapkan
terhadap peserta
pelatihan, sehingga dapat
diketahui
pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar. Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh kesuaian anatara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah ditetapkan. 3. Rancangan pelatihan Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan yang akan dijadikan pegangan, pedoman, atau acuan pada waktu melaksanakan
20
training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan pihakpihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara keseluruhan.15 Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis menyimpulkan bahwa program pelatihan merupakan rencana kegiatan pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk menghasilkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.
C. Terapi dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian terapi dan terpais Dalam kamus lengkap psikologi, terapi atau dalam bahasa Inggris diesbut dengan therapy adalah satu perlakuan atau pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan satu kondisi patologis. Sedangkan seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit dan gangguan kejiwaan disebut dengan terapis atau dalam bahasa Inggris disebut therapist.16 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.17 Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat
15
1, hal, 35
Agus M, Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke
16 JP. Chaplin, penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta; Rajawali Press, 1981) cet. 1 h. 198 17 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. h. 407
21
disamakan dengan kata-kata isytisyfa yang berasal dari kata “syafa’yasyfi’-syifa’” yang berarti menyembuhkan.18 MA. Subandi mengemukakan bahwa terapi merupakan proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu adalah profesional penolong (terapis) dan yang lain adalah petolong (orang yang ditolong), dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan rasa, piker, perilaku dan kebiasaan yang ditimbulkan dengan adanya tindakan profesional terapis dengan latar ilmu perilaku dan teknik-teknik usaha yang dikembangkannya.19 2. Model-model terapi Dr. Muhammad Solihin did dalam bukunya Terapi Sufistik menyebutkan ada enam model terapi yaitu:20 a. Terapi Client Centered. Terapi jenis ini menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam menanggulangi masalah-masalahnya. b. Terapi Realitas. Yaitu terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi dan pada dasarnya merupakan jalan agar para klien dapat belajar bertingkah laku yang lebih realistic sehingga dapat mencapai keberhasilan. c. Terapi Relaksasi. Terapi ini diberikan kepada orang yang mudah disugesti. Terapi model ini pada umunya diulakukan oleh seorang
18 Ahmad Warsono Munawwir, kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia, (Yogyakarta, Pondok Peantren Al-Munawwir,1984)h. 782 19 MA. Subandi, Psikoterapi, (Yogyakarta;Pustaka Pelajar, 2001)cet ke-1, h. 9 20 M. Solihin, Terapi Sufistik, Bandung;CV. Pustaka Setia, 2004)cet. Ke-1, h. 85
22
terapis yang ahli dibidang hipnotis. Dengan terapi sugesti ini klien diarahkan untuk dapat melakukan rileksasi. d. Terapi perilaku. Yaitu terapi yang bermaksud agar klien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap objek atau situasi yang menakutkan secara bertahap, klien dilatih dan dibimbing menghadapi objek atau situasi yang menimbulkan panic atau phobic. Pelatihan ini dilakukan berulang-ulang sampai pada akhirnya klien dapat melakukan tanpa dapat bantuan dari orang lain. Sudah tentu latihan perilaku ini didahului
dengan
pemberian
psioterapi
untuk
memperkuat
kepercayaan diri. e. Terapi Keagamaan. Terapi keagamaan adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan keagamaan seperti menggunakan ayat-ayat suci Al-Quran, hadist Nabi dan pemikiran-pemikiran keislaman yang secara implicit mengundang terapi. Adapula yang menggunakan dzikir dan doa-doa tertentu yang pada intinya memohon kepada Allah agar diberi ketenangan hati. Dengan terapi jenis ini diharapkan seseorang dapat terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi dan lain-lain. Sebagaimana dijelaskan pada firman Allah SWT pada QS.Asy-Syu’araa, 26:80
Artinya: Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku, (QS. Asy-syuraa:80)
23
f. Terapi Holistik. Terapi holistic adalah terapi yang mencakup keseluruhan aspek manusia, dalam artian bahwa terapi dilakukan tidak hanya melalui obat-obatan semata, atau hanya ditujukan kepada aspekaspek kejiwaan akan tetapi mencakup aspek-aspek lain seperti organobiology, psikologi, psikososial, psikoritual dan sebagainya. Sehingga klien dapat diobati secara menyeluruh. Pada intinya terapi holistic ini adalah bentuk terapi yang memandang keseluruhan aspek pada klien.
D. Pengobatan Alternatif 1. Pengertian Pengobatan Alternatif Pengobatan alternative bukan barang langka lagi pada masa sekarang. Kita tidak hanya bisa menjumpai metode-metode pengobatan ini di desa-desa terpencil. Kini pengobatan alternative banyak ditemukan di berbagai kota besar dan juga kota kecil lainnya di Indonesia. Pengobatan alternatif bermunculan pada saat masyarakat mulai memberikan perhatian yang lebih terhadap alterantif pengobatan yang biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak rumah sakit (medis)dengan pengobatan modern. Bisa dikatakan juga, pengobatan alternatif merupakan pelengkap pengobatan kedokteran yang bersifat holistik. Pengobatan alternative bermunculan pada saat masyarakat mulai memberikan perhatian yang lebih terhadap alternative pengobatan yang biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak Rumah sakit (medis) dengan
24
pengobatan modern. Bisa dikatakan pengobatan alternative merupakan perlengkapan pengobatan kedokteran yang bersifat holistic. Sebagian kalangan menilai metode pengobatan alternative menyesatkan, ini disebabkan karena beberapa metodenya ada yang memiliki kesamaan. Pengobatan alternative merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar
pengobatan modern
(pelayanan
kedokteran
standar)
dan
dipergunakan sebagai alternative atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Pengobatan alternative merupakan metode pengobatan yang menggunakan pendekatan diluar medis. Dalam pengobatan alternative, segala memungkinkan dan pengobatan yang dimasukkan kedalam tubuh seperti penggunaan obat-obat alami, jamu-jamuan, rempah, herbal alami hingga pengobatan dari luar tubuh seperti menggunakan media dan alat tertentu. 21 2. Jenis-Jenis pengobatan alternatif Pengobatan alternatif dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Terapi pikiran dan spiritual, seperti: -
Dreamwork
-
Hipnoterapy
-
Psikoterapi
-
Psikoanalitik 21
Gagas Ulung, Tempat pengobatan Alternatif Paling Dicari, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, h. 8
25
-
Terapi Cahaya
-
Terapi Humanistis
-
Terapi Keluarga
-
Terapi Kelompok
-
Terapi Kognitif
-
Terapi Musik
-
Terapi
-
Suara
-
Terapi Seni
-
Terapi Warna
-
Visualisasi
b. Terapi fisik antara lain: -
Aromaterapi
-
Hidroterapi
-
Osteopati
-
Teknik Relaksasi
-
Zero Balancing
c. Terapi energi di antaranya: -
Akupunktur,
cara
pengobatan
dengan
perangsangan
titik
akupunktur di permukaan tubuh. -
Akupresur, cara pengobatan dengan penekanan.
-
Meditasi, metode penguasaan pikiran untuk mencapai harmoni dalam hidup. Manfaatnya: Mengontrol tekanan darah jadi stabil,
26
meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung dan pernapasan, mengatasi stres. -
Qigong Refleksiologi, perangsangan tenaga penyembuhan tubuh melalui pijatan kaki. Manfaatnya: mengobati sistem urin, reumatik, metabolisme dan sistem pencernaan, sistem syaraf dan sistem tulang, sistem kekebalan tubuh, sistem reproduksi, sistem pernapasan, sistem panca indera, dan lain-lain.
-
Terapi Polaritas, terapi yang berhubungan kuat dengan sistem kesehatan tubuh lainnya yang meliputi: diet, peregangan, sentuhan dan manipulasi, serta sikap mental.
-
T'ai chi, pengobatan melalui gerakan bela diri untuk memperoleh keseimbangan tubuh dan jiwa manusia.
-
Prana, pengobatan dengan tenaga prana (sumber tenaga prana: matahari, udara, dan bumi). Prinsipnya membersihkan dan memberikan energi pada tubuh bioplasmik dengan energi prana.
-
Yoga, sistem kesehatan yang holistik dari India. Melalui yoga, manusia akan lebih baik mengenali dirinya, mengenali jiwanya, dan mengenali pikirannya.22
22
http://www.avanzaxenia.net/showthread.php?tid=12489. 16 Juni 2011.
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT
A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani Kata “bengkel” berarti setiap pasien yang datang ke bengkel rohani pelu disehatkan. Mungkin ada “onderdil”-nya yang sudah mulai usang atau keropos, dan lain-lain. Pada prinsipnya semua manusia rawan terkena penyakit, dan apabila seseorang sudah terkena penyakit harus segera disehatkan kembali melalui satu institusi penyembuhasn dan pemeliharaan kesehatan bernama Bengkel Rohani. Kata “Rohani” berarti dalam proses penyembuhan dan penyehatan, maka rohani atau jiwanya yang terlebih dahulu harus ditanda tangani karena di antara bagian-bagian tubuh lainnya ia paling berpengaruh. Mulai dari keyakinan dan tawakal orang yang bersangkutan kepada Allah Swt, saat menghadapi penyakit, penyadaran kebiasaan hidup sehat yang Islami, keyakinan memilih cara pengobatan yang syar’I (sesuai syariat Islam), dan sebagainya. Setelah itu, barulah ditangani kesehatan fisik atau medisnya untuk kesembuhan atau kesehatan.1 Bengkel Rohani yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 2A, Ciputat Tanggerang ini didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada 6 Juli melayani pengobatan dan terapi kesehatan yang menyeluruh secara Islami, baik jasmani maupun rohani. Dan sampai saat ini Bengkel Rohani sudah mempunyai 1
Artikel Profil Bengkel Rohani
27
28
beberapa tempat praktik yaitu Ciputat, Bekasi, Serang, Cideng, Buaran, Koja, Pekayon, Bogor, Depok, Cikarang dan tanggerang. Sejarah dengan kejadian yang dialami oleh Ustadz Abu Aqila pada tahun 1997 dimana istrinya mengalami sakit aneh yang tidak kunjung sembuh, padahal berbagai metode pengobatan telah dicoba untuk menyembuhkan, namun tak satupun berhasil mendeteksi penyakit istrinya. Ditengah deraan rasa putus asa Ustadz Abu Aqila disarankan dan diantarkan olah Abu Syihan (kakak) untuk menemui KH. Kasaman Sudja’I seorang tabib yang khusus menangani penyakit dengan metode Islam. Pertemuan tersebut membawa titik terang tentang penyakit istrinya yang akhirnya diketahui terkena sihir dari golongan jin. Berangkat dari peristiwa tersebut Ustadz Abu Aqila tertarik mendalami terapi ruqyah. Ia tidak ingin kasus serupa menimpa orang lain. Ia rela meninggalkan posisinya sebagai Direktur di Perusahaan Kontraktor dan Interior. Ia sempat mempelajari terapi ruqyah selama 4 (empat)
bulan
sebelum KH. Kasaman Sudja’I wafat. Diawal kiprahnya banyak masyarakat yang mencemoohnya, menurut mereka menjadi praktisi ruqyah sama halnya dengan dukun atau paranormal, tapi beliau tidak bergeming dengan tanggapan tersebut. Setelah itu beliau juga belajar tentang ilmu bekam serta ilmu system aliran darah dan syaraf dalam tubuh manusia dari berbagai sumber. Menurutnya orang terkena gangguan jin akan mengalami penegangan pada pembuluh darah.
29
Begitu banyak pasien yang datang kerumah beliau di Perumnas III, Jl. Ternate Raya bahkan beliau banyak menerima panggilan untuk mengobati pasien di luar kota yang akhirnya membuat beliau kewalahan untuk mengatasinya.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dan dapat melayani
masyarakat dengan baik maka pada tahun 2002 ia mendirikan Klinik Syariah Bengkel Rohani dengan merekrut tenaga peruqyah dan pembekaman yang detraining terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu sampai tahun 2010 ini kini Bengkel Rohani sudah berkembang lebih baik dan sudah memiliki 11 (sebelas) cabang. Target pada tahun 2010 ini akan mendirikan cabang menjadi 20 (dua puluh) cabang yang tersebar di JABODETABEK. Dengan kondisi tersebut Ustadz Abu Aqila bisa disebut sebagai pelopor pengobatan Thibun Nabawi (pengobatan Islam) di Indonesia. Bengkel Rohani yang didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada tahun 2002 adalah merupakan pengobatan thibun nabawi yang pertama berdiri di Indonesia. Sudah banyak membantu pasien-pasien yang sedang sakit dengan metode konsultasi, ruqyah, refleksi, akupuntur dan bekam serta obat-obatan herbal yang sangat bermanfaat sekali bagi pasien tersebut. Secara umum perkembangan Bengkel Rohani dan perkembangan pasiennya telah meningkat pesat mulai dari awalnya pendirian. Bengkel Rohani telah dan memfasilitasi kegiatan tercapainya dengan sarana dan prasarana
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sebuah lembaga
30
pengobatan agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat di Bengkel Rohani adalah sebagai berikut : 1. Satu ruang konsultasi dan terapi pasien. 2. Satu ruang reflexiologi pasien dan jasa psikiater 3. Dua ruang bekam (pengeluaran kotor) Satu ruang khusus untuk pria dan satu ruang lagi khusus wanita 4. Meja resepsionis untuk pendaftaran pasien. 5. Ruang terapi ruqyah 6. Mushola 7. Kantin Di masa mendatang Bengkel Rohani masih menggagas rencanarencana besar kedepan, seperti perluasan cabang-cabang baru, peningkatan kualitas pelayanan, produk-produk obat baru, buku baru, pelatihan, dan lainlain. Hal ini sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan solusi pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menyeluruh dan Islami secara murah dan mudah dijangkau.
B. Visi, Misi dan Tujuan Bengkel Rohani 1. Visi “ Sehat jasmani, sehat rohani.” 2. Misi a. Memberikan solusi menyeluruh untuk pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang ada di masyarakat dengan pola pengobatan yang Islami (pengobatan ala Nabi SAW.)
31
b. Meluruskan pemahaman tentang Islam dan alam ghaib yang terjadi di masyarakat, baik melalui ceramah, seminar, bedah buku, konseling, penyebaran buku dan produk kreatif Bengkel Rohani, dan lain-lain. 3. Tujuan Tujuan pendirian Bengkel Rohani termotivasi oleh maraknya pengobatan alternative yang dilakukan para kiai, dukun, paranormal. Dalam pengobatannya, dukun dan paranormal menggunakan lafaz ajaran tradisi sebagai manteranya, sedangkan kiai kebanyakan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Namun semuanya menjadi rancu dan sulit dibedakan siapa yang menjadi paranormal, dukun, dan kiai. Apalagi adanya banyak iklan “kiai” yang ahli pasang susuk dan bahkan membuka pelatihan ahli pasang susuk serta lain-lain. Dengan maraknya pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan banyak dilakukan paranormal dan dukun serta adanya keinginan masyarakat mendapatkan terapi gangguan jin dan penyembuhan penyakit secara Islami itulah, Ustadz Abu Aqila lalu membuat klinik Bengkel Rohani.
C. Pasien Bengkel Rohani Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Bengkel Rohani Ciputat untuk hari Senin sampai Jumat per hari +15-20 orang. Untuk hari Sabtu dan Ahad per hari +35-60 orang. Para pasien Bengkel Rohani sebagian besar dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) dan sebagian kecil berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, NTB,
32
Papua, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Saudi Arabia yang sengaja datang ke Bengkel Rohani untuk berobat2
D. Struktur Organisasi
Struktur Kepemimpinan Bengkel Rohani3
Direktur Utama Ir. Sunarsi (Ust. Abu Aqila)
Direktur Ust. Abu Syihan
Manajer Keuangan
Manajer SDM
Manajer Marketing
Zaenal Effendi
Ahmad Sobari
M. Hasbullah
Kacab. Depok
Kacab. Bekasi
Kacab. Ciputat
Ust. Wahyudi
Ust. Abi Imam
Ust. Mahfudi
Kacab. Pekayon
Kacab. cikarang
Kacab. karawaci
Kacab. Buaran
Nuryasin Wawan
Ust. Munirudin
Ust. Rahmat
Ust. Andry
2 3
Data artikel Bengkel rohani Hasil wawancara Ibu Marwah, selaku Recepsionist Bengkel Rohani, tanggal 7 Juni 2011
33
Berikut ini adalah penjelasan dari struktur organisasi diatas: 1. Direktur Utama selain sebagai penanggung jawab, juga berkedudukan sebagai terapis. 2. Direktur bertugas sebagai Penasehat, juga berkedudukan sebagai terapis di Klinik Bengkel Rohani. 3. Kepala cabang bertugas sebagai terapis di Klinik Bengkel Rohani. 4. Staf. Dimana pada bagian ini mempunyai garis horizontal (mempunyai kedudukan yang sama) antara satu dengan lainnya, yaitu: a. Terapis. Yang mempunyai tugas melakukan konseling, melakukan terapi pijatan di sekitar leher dan kaki pasien serta menentukan titiktitik bekam. b. Pembekaman dan pemeliharaan alat medis, yang bertugas membekm pasien pada titik-titik yang telah ditentukan oleh penetrapi. Ia juga bertugas mensterilkan peralatan bekam dan pemeliharaan alat medis lainnya. c. Kasir, yang bertugas menerima pembayaran dari pasien-pasien yang datang untuk melakukan terapi. d. Receptionist dan operator telepon, yang bertugas menerima telepon yang masuk dan mendata pasien yang datang. e. Office boy, yang bertugas membersihkan dan merawat sarana Bengkel Rohani.
34
E. Karyawan dan Pengembangannya Umumnya karyawan Bengkel Rohani sebagian besar berasal dari para alumni pelatihan SSQ (Spiritual Science Quantum) yang telah dilaksanakan di Bengkel Rohani Ciputat dari beberapa angkatan (saat ini SSQ telah mancapai angkatan ke duabelas). Materi yang didapat dalam pelatihan SSQ adalah ilmuilmu keislaman (aqidah, ibadah dan akhlak) dan dakwah, psikologi pasien, dasar-dasar system aliran darah dan saraf tubuh manusia, dan juga dasar-dasar patologi. Mereka juga telah diikut sertakan sebagai peserta magang (system asistensi) selama kurang lebih dua bulan di Bengkel Rohani Ciputat. Tabel I Daftar Nama-Nama Karyawan Bengkel Rohani Cabang Ciputat4 NO
NAMA
JABATAN
1
Tatang Sutama
Kepala Cabang
2
Fahmi
Peruqyah
3
Hamdani
Pembekam Ikhwan (laki-laki)
4
Yani
Kasir
5
Rizky
Repleksi dan akupuntur ikhwan (laki-laki)
6
Nur Rochmah
Repleksi dan akupuntur akhwat (perempuan)
7
Anih Marlinah
Pembekam akhwat (perempuan)
8
Julia Luvita Nauli
Receptionist
9
Rusdianto
Office Boy
4
Artikel Profil Bengkel Rohani
35
1. Pelayanan medis dan Terapi5 Bengkel Rohani yang merupakan Organisasi Perawatan Kesehatan secara Islami (Islamic Health Maintene Organization) saat ini mampu memberikan pelayanan dan produk-produk sebagai berikut : a. Ruqyah Syariah/ Terapi Gangguan Jin Pengobatan dengan membacca ayat-ayat Al-Quran dan do’a dari Nabi Saw, untuk mengobati gangguan kejiwaan/jin dan membantu mempercepat kesembuhan penyakit fisik. b. Konsultasi Sesorang pasien yang datang setelah melakukan registrasi maka selanjutnya akan di panggil sesuai nomor urut untuk melakukan konsultasi, hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang efektif untuk mengetahui keluhan, gejala penyakit pasien, sehingga akurasi dari tindakan terhadap pasien lebih tepat dan akurat. c. Al Hijamah/Bekam Yaitu pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor/zatzat yang tidak berguna bagi tubih, berguna untuk melenturkan syarafsaraf yang tegang, melancarkan peredaran darah dan menetralisir zatzat yang tidak dibutuhkan dalam darah. Berbekam dalam kitab Lisan al’arab disbutkan bahwa kata al hijamah menurut bahasa sama dengan al-massu (penghisap atau penyedot). Krena ia merupakan upaya untuk menyedot atau menhisap
5
Brosur Bengkel Rohani
36
darah dari bagian yang disayat. Alhijamah berasal dari ( hajama yahjimu yuhjim). Sementara kata ikhtajama berarti berbekam dan al hajam berarti al masas yang mempunyai arti tukang bekam atau tukang hisap. Adapun hijamatu merupakan mashdar yang berarti perbuatan atau aktifitas bekam. Sedangkan almihjam dan ilmihjamah merupakan isim alat berarti alat yang digunakan untuk menyedot darah. Ol;eh Karena itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menghimpun darah bekam saat dilakukan penyedotan darah seperti gelas atau botol itu dapat disebut ilmihjam yang berarti alat bekam dan mahjamah berarti bagian atau daerah yang dibekam. d. Akupuntur Akupuntur berasal dari kata Acus
yang berarti jarum dan
puntura yang berarti penusukan. Sesuatu metode terapi dengan tusuk jarum pada titik-titik dipermukaan tubuh untuk mengobati penyakit. Akupuntur di kenal di Cina sejak 4000-5000 tahun yang lalu sebagai bagian dari pengobatan tradisional China. Kemajuan ilmu kedokteran turut memicu perkembangan terapi pengobatan ini dengan lahirnya terpai akupuntur medic, yakni terapi akupuntur
berdasarkan
prinsip
medis,
kajian
ilmu
syaraf
(neuroscience) dan bukti-bukti temuan (evidence based). Efek penusukan terjadi lewat hantaran syaraf melalui humoral atau endoktrin. Penusukan titik-titik akupuntur itu dapat menimbulkan perangsangan pelepasan neurotransmitter bagi tubuh. Akupuntur tidak
37
semata-mata untuk mengatasi penyakit yang dikeluhkan tetapi juga sebagai imunitas untuk keluhan alergi, asama alergi kulit dan lainnya. e. Repleksi Repleksi adalah metode untuk mempelancar peredaran darah yang ada di tubuh manusia, metode ini bekerja di daerah pusat dan titik-titik peredaran darah sehingga lancar, secara tidak langsung kalau peredaran darah lancar akan meningkatkan imunitas (kekebalan) didalam tubuh dan penyakit bisa dicegah. Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Bengkel Rohani juga mengadakan program pelatihan dan dakwah yang bertujuan untuk mencetak kader-kader yang berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah, adapun program tersebut antara lain : 1. Training terapi ruqyah syar’iyyah, 2. Training terapi hijamah/bekam, 3. Training iridiologi dan psikologi, 4. Pengajian bulanan Bengkel Rohani 5. Pengajian bulanan Ta’aruf center Bengkel Rohani 6. Lembaga Tahsin Qiro’ah Al-Qur’an Bengkel Rohani Adapun jadwal pelayanan yang diadakan di Bengkel Rohani adalah sebagai berikut:6
6
Hasil wawancara Yani, selaku kasir Bengkel Rohani. 4 Juni 2011
38
Tabel. II Jadwal Pelayanan Ruqyah Bengkel Rohani Ciputat NO.
NAMA USTADZ
WAKTU
HARI
KETERANGAN
1
Ust. Fahmi dan Ust.
09.00-21.00 WIB
Senin
Langsung
Slamet Riyadi 2
Ust. Slamet Riyadi
09.00-21.00 WIB
Selasa
Langsung
3
Ust. Slamet Riyadi
09.00-21.00 WIB
Rabu
Langsung
4
Ust. Fahmi
09.00-21.00 WIB
Kamis
Langsung
5
Ust. Fahmi dan Ust.
09.00-21.00 WIB
Jumat
Langsung
09.00-21.00 WIB
Sabtu
Langsung
09.00-21.00 WIB
Minggu
Langsung
Riyadi 6
Ust. Fahmi dan Ust Riyadi
7
Ust. Abu Aqila
Ustadz Abu Aqila sebagai pakar dalam pengobatan Thibun Nabawi beliau juga pandai dalam meramu obat-obatan herbal, dalam perjalanan waktu selama ini beliau mendirikan Bengkel Rohani sampai saat ini sudah 23 (dua puluh tiga) macam herbal yang diciptakannya dan banyak sekali manfaatnya yang dirasakan oleh pasien-pasien yang berobat di Klinik Bengkel Rohani sehingga mereka sehingga mereka bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat herbal tersebut.7
7
Hasil Wawancara Bapak Ahmad Sobari, selaku ketua manajer Personalia.4 Juni 2011
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani Bengkel Rohani adalah sebuah lembaga pengobatan yang menerapkan beberapa
metode
pengobatan
alternative.
Bengkel
rohani
selalu
mengupayakan pengobatan maksimal yang bersumber dari syari’at Islam. Selain itu bengkel rohani selalu mengupayakan cara-cara yang terbaik dalam melakukan
pengobatan
alternative
guna
memperkaya
kepercayaan
masyarakat. Seperti yang telah dikatakan oleh manager SDM Bengkel Rohani: “Menurut Fahmi, mengenai data pasien yang telah beberapa kali menjalani pengobatan alternative ini memberikan keterangan bahwa dengan seijin Allah swt melalui pengobatan alternative di Bengkel Rohani telah mengangkat penyakitnya.” Selain mudah dijangkau cara pengobatan alternative di Bengkel Rohani memiliki pekerja-pekerja yang profesional sesuai dengan ahlinya. Yang membuat masyarakat banyak memilih program pengobatan alternative di bengkel Rohani sebagai prioritas utama dalam menangani sebuah penyakit baik jasmani maupun rohani. Seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Ahmad Sobari selaku Manajer SDM bahwa program-program tersebut meliputi: 1. Spiritual Science Quantum (SSQ) yaitu metode pelatihan bagi peruqyah dan penetrapi di Bengkel Rohani. Terapi spiritual lebih cenderung untuk menyentuh satu sisi spiritualitas manusia, mengaktifkan titik godspot dan
39
40
mengembalikan klien ke sebuah kesadaran darimana dia berasal, alasan mengapa manusia diciptakan, tugas - tugas yang harus dilakukan manusia didunia, beberapa hal yang pantas dilakukan didunia, hal-hal yang tak pantas dilakukan didunia, mengembalikan manusia ke kesucian, mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali menjadi selembar kertas putih. Terapi spiritual dalam bentuk massal dilakukan disebuah ruangan tertentu, pembicara yang sudah menguasai komunikasi terapeutik memberikan pencerahan tentang hakekat mengapa manusia diciptakan, mengenalkan tujuan manusia diciptakan dll, pencerahan - pencerahan ini bertujuan mengurangi manusia terhadap keinginan dan memprioritaskan kebutuhan, meskipun kebutuhan bagi setiap orang itu berbeda tetapi minimal dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia maka terapi ini akan membantu manusia kembali ke kesadaran awal. 2. Kajian Islam dan Peruqyah Massal (KIR-MASSAL) KIR-MASSAL adalah salah satu metode yang digunakan dengan tujuan memperkenalkan Bengkel Rohani di masyarakat. Sebelumnya telah dilakukan beberapa kali dengan peserta sebanyak 30 (tiga Puluh) orang. Namun kini sempat terhenti dan akan dilaksanakan kembali dalam waktu dekat. Pada jadwalnya, KIR-MASSAL yang terdahulu dilaksanakan di dua tempat yaitu; a. Bekasi setiap Ahad pada minggu kedua b. Ciputat setiap Ahad pada minggu ketiga
41
3. Ta’aruf Center a. Pengertian Ta’aruf Ta’aruf yaitu sebagai ajang pencarian jodoh yang syar’I. Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah-taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal. Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan. b. Proses Taaruf Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak
42
boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua. c. Tujuan taaruf Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video. Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus taaruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah termasuk aurat.
43
d. Manfaat Taaruf Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini. 4. Lembaga Tahsin Al Qur’an (LTQ) Bengkel Rohani a. Hukum Mempelajari Tahsin Hukum mempelajari Ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardu kifayah. Adapun hukum membaca AlQuran dengan memakai aturan-aturan tajwid adalah fardu ‘ain . Firman Allah SWT:
!!!!!!!!!! !!!!! !ƒ !!!!! !! ! “Dan bacalah al-Quran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4). Rasulullah SAW juga bersabda :
!! !! ! !!!!!!! !!!!! !!!! ! !!!! !!! ! !ƒ !!!!! ! ! !!!!! È !! !ƒ !!!!!! ! ! ƒ !Ê !! “Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani) Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at) dalam syairnya mengatakan:
44
!!!!!ƒ !!!!!!!!!!!! ! !!!!! È !! !!!!!!! ! !!!! !!!! !# !!!! !!!!!! !! !!! !! ! !!!!!!! ! !ƒ !!!!! ! ! !!! !!!!!!!!!!!!!!! ! ! !!! # !!! ! !! “Membaca al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib, Siapa saja yang membaca AlQuran tanpa memakai tajwid hukumnya dosa, Karena sesungguhnya Allah menurunkan AlQuran berikut tajwidnya. Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.” b. Tujuan Tahsin dan Tilawah Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin tilawah adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca AlQuran. Dan kesalahan dalam membaca AlQuran ada dua macam : 1) ْﺠِﻠﻲ َ ﺤﻦُ اْﻟ ْ ا َﻟﱠﻠ/Al-Lahnul Jaliy Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam maupun para ahli tajwid. Perubahan bunyi huruf dengan huruf lain 1) perubahan harakat dengan harakat lain 2) memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya. 3) Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya. 2) ْﺤﻦُ اْﻟﺨَ ِﻔﻲ ْ اَﻟّﻠ/ Al-Lahnul Khofiy Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca AlQuran.
45
Diantaranya: a. hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib muttashil atau lazim dengan dua atau tiga harakat. b. tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang seharusnya dibaca dengan ghunnah. Contoh sebagai berikut:
!!!! !!!!!– !!! !!!!!! !!!! ! !!!!!!! – !!! ! !!!!– !!! ! ! È c. Faidah Tahsin Tilawah 1) Refleksi keimanan seorang muslim terhadap AlQuran 2) Mencapai kualitas yang terbaik dalam membaca AlQuran 3) Mengikuti jejak Rasulullah SAW yang telah mengajarkan AlQuran 4) Terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam membaca AlQuran 5) Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan AlQuran 5. Spiritual Power Sebuah pelatihan spiritual yang bertujuan untuk mencapai kesuksesan hidup. Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B. Hasil Temuan Pelaksanaan Program Pelatihan Terapis di Bengkel Rohani 1. Spiritual Science Quantum (SSQ) Adalah metode pelatihan bagi peruqyah dan peNterapi di bengkel rohani. pada program SSQ merupakan suatu program yang dibentuk untuk
46
para terapis, sebagai pelatihan terapis untuk ruqyah, para terapis dapat membantu para pasien yang menderita sakit. Program ini dapat memudahkan terapis dan dalam proses penyembuhan pasien dengan metode al-Qur’an dan hadits. Program pelatihan ini cukup berhasil dan banyak pasien yang berkunjung untuk melakukan ruqyah. Untuk pendaftaran dipasang iklan dan dibuka untuk umum. Yang bertujuan untuk menciptakan kader-kader baik penerapi maupun tenaga medisnya. SSQ sempat diadakam pada tahun 2007 namun sempat terputus, peserta beranggotakan 30 orang yang dilatih selama tiga bulan, kemudian memiliki usaha di dalam maupun diluar Bengkel Rohani. Dengan nara sumber dalam kegiatan tersebut sebagai berikut: a. Ust. Abu Aqila b. Ust. Feri Nuur c. Ust. Andri d. Ust. Rohmat Adapun hasil dari mengikuti pelatihan SSQ adalah agar seseorang mampu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang menurut syari’at Islam dilarang. Seperti halnya yang telah dijelaskan salah satu pasien Bengkel Rohani Mediana Hutomo yang telah beberapa kali mengikuti pelatihan ini sebagai berikut: “Sejak kecil saya memiliki kemampuan untuk melihat makhluk ghaib (jin). Kata orang-orang itu merupakan kelebihan yang harus disyukuri karena, jarang-jarang orang diberikan indra ke enam ( six sense) oleh Allah SWT. Awalnya saya merasa enjoy, tapi lama-lama saya merasa terganggu, hingga akhirnya saya berjumpa dengan ustadz Abu Aqila
47
dalam acara pengajian, beliau mengatakan bahwa kemampuan untuk melihat makhluk ghaib itu bertentangan dengan syariat Islam, dan itu bisa dihilangkan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam yaitu dengan, dengan ruqyah. Saya diruqyah oleh Ustad Abu Syihan dari klinik syariah Bengkel Rohani. Alhamdulillah setelah melakukan ruqyah 2 kali kemampuan saya untuk melihat makhluk ghaib jadi hilang dan hidup terasa lebih nyaman dan tenang. Terima kasih ya Allah atas hidayah Mu… Terima kasih Bengkel Rohani…”1 Jadi menurut peneliti pelatihan untuk pengobatan ruqyah berhasil membantu pasien untuk mendapatkan ketenangan hati dan dapat mendekatkan diri kepada allah swt. 2. Kajian Islam & Ruqyah Massal (KIR – Massal) Adalah satu program pelatihan dan pengembangan dakwah untuk melakukan pengobatan dengan cara ruqyah secara massal. Program ini untuk membuka para pasien yang ingin melakukan ruqyah secara bersama – sama. Dalam hal ini berlangsung di Bekasi setiap ahad pekan kedua dan ciputat setiap ahad pekan ketiga. Dengan demikian program ini banyak peminat yang berkunjun karena pada saat itu Ust.Abu Aqila datang untuk melakukan terapis. Pada cabang lama dilakukan sekitar sebulan sekali. Namun padda cabang baru diadakan kajian Islam dan ruqyah missal untuk memberikan perkenalan kepada masyarakat-masyarakat terdekat. Yang dilakukan rutin dalam proses promosi dan meningkatkan omset.
1
Brosur www.bengkel rohani.com
48
3. Ta’aruf Center Adalah sebagai ajang pencarian jodoh yang syar’i. dalam hal ini program ta’aruf center hanya melakukan pelatihan bagi para terapis, namun belum berhasil diminati oleh para pasien atau masyarakat lainnya. Karena dari program ini belum mampu melakukan sosialisasi ke masyarakat langsung. Dengan demikian program ini hanya berjalan untuk pelatihan & pengembangan dakwah. 4. Lembaga Tahsin Al-Quran (LTQ) Adalah program untuk memberikan pemahamn, pengetahuan, dan kecerdasan bagi para terapis. Dalam hal ini para terapis mampu melakukan penyembuhan dengan menggunakan sentuhan dakwah,alquran dan hadits serta mengucapkan pelafalannya secara benar, hati – hati, dan sesuai dengan makharijul hurufnya atau tata bahasa arab. 5. Spritual Power Adalah sebuah pelatihan spiritual untuk mencapai kesuksesan hidup. Program ini merupakan hal yang terpenting sebab dengan adanya program ini dapat memberikan motivasi (dorongan), semangat, dan perbaikan akhlak dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Sehingga para terapis ketika melakukan pengobatan memberikan siraman rohani yang menyentuh hati pasien. Dengan demikian program pelatihan dan pengembangan dakwah di Bengkel Rohani sudah berjalan sesuai dengan rencana manajemen
49
Bengkel Rohani. Sebab adanya pelatihan ini para terapis berhasil memberikan pengaruh positif pada para pasien. Dan pasien–pasien yang berkunjung ke Bengkel Rohani pun mendapatkan kenikmatan dan ketenangan hati dalam menjalankan aktivitas hidup serta para pasien dalam keimanannya semakin bertambah atau dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi menurut penulis para terapis sudah memiliki keterampilan dan kemampuan dalam proses penyembuhan pasien. Dengan demikian Bengkel Rohani hadir berdasarkan kebutuhan dan keinginan umat muslim untuk memilih suatu pengobatan alternative yang dilakukan berdasarkan alquran dan hadits. Oleh karena itu Bengkel Rohani menjawab kebutuhan umat muslim.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan berbagai penelitian dan menguraikan penjelasan tentang program pelatihan terapis dalam pengobatan alternative di Bengkel Rohani Ciputat maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Bengkel Rohani adalah instansi yang menjadi pelopor dalam pengobatan dan menggunakan syariat keislaman yang sudah berpengalaman bertahuntahun. Dengan memiliki beberapa program yang efektif sebagai alat terapi sebagai pengobatan alternative dengan harga terjangkau. Program pelatihan yang dicanangkan oleh Bengkel Rohani merupakan sebagai berikut: SSQ (spiritual Science Quantum), KIR – Massal (kajian islam & Ruqyah Massal), Ta’aruf Center LTQ (lembaga tahsin al-quran) Spritual Power. 2. Program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel Rohani merupakan cara pengobatan alternatif yang dilakukan dengan berbagai cara dengan petunjuk dan acuan dari syariat al-Quran dan Hadist terutama pada pengobatan terapi ruqyah, Bengkel Rohani berusaha melakukan yang terbaik untuk melayani pasien, sesuai dengan visinya yaitu sehat jasmani, sehat rohani, maka Bengkel Rohani memberikan berbagai metode pengobatan yang pada dasarnya mengikuti syariah Islam. Bengkel Rohani selalu mengedepankan profesionalitas, sehingga Bengkel Rohani sengaja
50
51
memberikan training peltihan bagi para terapis-terapis yang akan bekerja disana. Selain melakukan pengobatan bengkel rohani juga menyelipkan dakwah pada setiap metode pengobatan.
B. Saran 1. Masyarakat senantiasa berkeinginan mendapatkan pelayanan pengobatan yang terbaik, namun dikarenakan semakin membengkaknya biaya pengobatan terutama bagi masyarakat yang menengah kebawah, maka pengobatan alternative yang memang telah menjadi hal yang bayak ditemui seharusnya terus digali potensi-potensinya agar memperkecil kesalahan-kesalahan dan resiko, dan memperbesar efektifitas dan kepercayaan masyarakat atas pengobatan alternative. 2. Masyarakat yang masih belum mengetahui mengenai pengobatan alternative sebaiknya mencari informasi dari media-media yang akurat agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan. 3. Sebaiknya pemerintah menggali potensi pengobatan alternative karena selain berpotensi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, pengobatan alternative juga berpotensi untuk menarik para turis asing untuk datang ke Indonesia sehingga bisa dijadikan komersial bisnis wisata.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidkan. Bina Aksara. Yogyakarta, 1988. Efendi, Faizah dan Muchsin. Psikologi Dakwah,Jakarta; kencana,2006 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000) Ruslan,,Rosady Metode Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Jakarta. Cet4. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), Cetakan ke enam. Nasution, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1 Soenarto RM., Programa Televisi dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta; FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004) Mangku Negara, Anwar Prabu. Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: Rosda Karya,2000)h.44 Hamalik, Oemar, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10 Hardjana, Agus M, , Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke 1, hal, 35 Chaplin JP. Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta; Rajawali Press, 1981) cet. 1 Munawwir, Ahmad Warsono. Kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia, (Yogyakarta, Pondok Peantren Al-Munawwir,1984)h. 782 Subandi, MA. Psikoterapi, (Yogyakarta;Pustaka Pelajar, 2001)cet ke-1 Solihin M., Terapi Sufistik, Bandung;CV. Pustaka Setia, 2004)cet. Ke-1
52
53
Ulung Gagas, Tempat pengobatan Alternatif Paling Dicari, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, http://baqiupi.blogspot.com/2009/09/kajian-tahsin.html diakses tanggal 16 Juni 2010 http://nezfine.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-spiritual/ 2011 Brosur www.bengkel rohani.com
Tanggal 16 Juni