Yayasan Spiritia
Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun kami selalu siap menerima permintaan macam ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan sebelum kami dapat menyetujui permintaan ini.
ToR ToR dan Petunjuk Pelatihan untuk pelatihan Pendidik Pengobatan versi Spiritia terlampir. Dari ToR, dapat dilihat bahwa calon peserta harus dipilih secara hati-hati, karena pelatihan ini cukup berat, dan membutuhkan dasar pendidikan yang cukup tinggi. Calon peserta juga harus siap belajar sebelum pelatihan dimulai. Peserta juga harus siap menjadi pendidik untuk teman-teman dalam kelompok, dan menjadi jembatan antara kelompok dan petugas layanan kesehatan termasuk dokter. Jadi mereka juga harus siap belajar terus setelah pelatihan selesai.
Waktu Walau pelatihan mengenai topik dasar dapat dilakukan dalam dua hari (lihat daftar sesi terlampir), modul yang dikembangkan membahas masalah perawatan, dukungan dan pengobatan untuk Odha secara luas, dan ada banyak manfaat bila dapat disediakan lima hari penuh untuk seluruh modul. Lihat contoh jadwal terlampir.
Pelatih Pelatihan Pendidik Pengobatan ini sekarang lebih terfokus pada pelatihan pelatih (ToT). Jadi biasanya dipilih 2-3 orang yang pernah mengikuti pelatihan sebelumnya sebagai pelatih untuk pelatihan selanjutnya. Pelatih tersebut mulai kumpul satu hari sebelum pelatihan dimulai, untuk dibimbing dan mengulang presentasi selama satu hari. Bimbingan juga diteruskan pada malam hari setelah pelatihan selesai.Waktu presentasi sesi, pelatih didukung oleh narasumber dari Spiritia, agar pertanyaan yang sulit juga dapat dibahas. Dengan cara itu, dibentuk suatu kader pelatih yang diharapkan dapat mulai melakukan pelatihan di kelompok dan daerahnya sendiri.
Perencanaan Permintaan akan pelatihan Pendidik Pengobatan meningkat terus. Jadi, bila ada kelompok yang ingin melakukan pelatihan ini dengan dukungan dan bantun dari Spiritia, sebaiknya dibahas dengan Spiritia sedikitnya dua bulan sebelum pelatihan akan dilakukan. Pada saat itu, juga dapat dibahas pendanaan, dan susunan acara.
Materi Setiap peserta sebaiknya diberikan kit peserta, termasuk buku peserta dengan semua sesi, agar dapat membuat catatan dan sebagai acuan untuk kegiatan lanjutannya. Buku peserta ini berisi hampir 200 halaman, beserta folder yang baik. Biaya untuk buku peserta ini cukup tinggi, jadi dana untuk membiayai ini juga harus dianggarkan.
Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Pelatihan Pendidik Pengobatan
Terms of Reference Latar Belakang Di Indonesia, lebih dari 9.000 orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) pernah mulai terapi antiretroviral (ART – terapi untuk menekankan pembuatan HIV) pada Juni 2007, dengan obat yang disediakan dengan subsidi penuh oleh pemerintah melalui Departement Kesehatan (Depkes). Pada awal, obat tersedia di 25 rumah sakit di 17 kota, tetapi jumlah rumah sakit rujukan AIDS itu sudah ditambah menjadi lebih dari 237 di 33 provinsi. Saat ini, lima jenis obat dari dua golongan antiretroviral tersedia sebagai rejimen lini pertama, sementara ada tiga jenis obat lagi tersedia sebagai rejimen lini kedua, untuk mereka yang mengalami kegagalan pada rejimen lini pertama. Walau begitu, lebih dari 2.000 Odah sudah meninggal dunia setelah mulai ART, dan lebih dari 1.200 Odha lain kehilangan atau berhenti penggunaannya. Sebenarnya, ada banyak Odha yang sudah mulai terapi tetapi masih belum mengerti secara jelas mengenai semua aspek pengobatannya, termasuk dampak dari kepatuhan, efek samping, dan kombinasi obat, atau bagaimana menjangkau obat tersebut. Ada laporan bahwa banyak Odha memakai obat tanpa mengikuti pedoman walaupun diberi tahu mengenai ini oleh dokter. Tambahan, kita harus sadar bahwa jumlah dokter yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk menangani terapi ini sangat terbatas di semua daerah di Indonesia, dan kebanyakannya mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk membahas dengan pasiennya. Hasil yang tidak dapat dielakkan dari semua tantangan ini adalah ketidakpatuhan, perkembangan resistansi, kegagalan terapi, dan risiko pada kesehatan masyarakat akibat penularan jenis virus yang resistan. Satu cara yang penting untuk mengurangi kemungkinan masalah ini akan terjadi dan meningkatkan keefektifan terapi untuk Odha adalah untuk melibatkan sebaya, keluarga dan komunitas, untuk mendukung Odha tersebut dengan pengetahuan dan keterampilan.
Tujuan Utama • Tingkatkan mutu hidup Odha, melalui peningkatan akses pada pengobatan bermutu untuk HIV dan pada informasi untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya
Tujuan Pelatihan • • • •
Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Odha dan komunitas yang terpengaruh mengenai ART Libatkan Odha dan komunitas yang terpengaruh dalam dukungan pada Odha yang mulai ART Dorong Odha untuk memulai ART dengan penuh percaya diri Sediakan modul pelatihan pendidikan pengobatan yang dapat dipakai oleh peserta untuk melakukan pelatihan sejenis pada kelompoknya atau lembaganya
Kriteria Peserta Diharapkan peserta yang akan hadir di pelatihan pendidik pengobatan ini untuk memenuhi beberapa kriteria tertentu, antara lain: 1. Peserta sudah mempunyai pemahaman/pengetahuan penuh tentang dasar HIV; 2. Peserta minimal mempunyai sedikit pengetahuan tentang pengobatan HIV; 3. Peserta tertarik belajar tentang pengobatan HIV dan bersedia membagi pengetahuannya kepada anggota kelompoknya dan Odha di daerahnya; dan 4. Peserta siap membaca semua buku kecil dan lembaran informasi Spiritia sebelum hadir.
–2–
Pelatihan Pendidik Pengobatan
Daftar Sesi Pelatihan Pendidik Pengobatan Pelatihan Pendidik Pengobatan yang dilakukan oleh Spiritia mulai dengan beberapa sesi yang memberi pengertian mengenai penggunaan terapi antiretroviral (ART). Sesi tersebut adalah: 1. Dasar HIV (1 jam 45 menit): meninjau informasi dasar mengenai HIV, siklus hidupnya, dan stadium penyakit. Sesi ini beranggapan bahwa semua peserta sudah mempunayi pemahaman dasar mengenai HIV, cara menular dan tidak menular, pencegahan, dan tes HIV. 2. Dasar ART (1 jam 45 menit): membahas dasarnya ART, termasuk golongan ARV, cara kerjanya, kriteria untuk mulai, dan ARV yang tersedia saat ini di Indonesia. 3. Efek Samping (1 jam 30 menit): membahas efek samping ARV yang dipakai di Indonesia, serta cara menanganinya. 4. Resistansi (1 jam 15 menit): membahas apakah itu resistansi terhadap ARV, bagaiman terjadi, dampaknya, dan cara menghindarinya. 5. Kepatuhan (1 jam 45 menit): membahas artinya kepatuhan terhadap ART, dampak ketidakpatuhan, tingkat kepatuhan yang dibutuhkan, faktor yang mempengaruhi kepatuhan dan tips untuk mendorong kepatuhan. Semua sesi ini juga menyediakan waktu untuk pertanyaan/studi kasus, yang penting untuk meyakinkan bahwa peserta benar-benar paham dan juga mempunayi keterampilan untuk menyampaikan informasi yang didapat pada teman di kelompok. Kelima sesi ini merupakan satu rangkaian, dengan setiap sesi memakai sesi sebelumnya sebagai landasan. Oleh karena itu, sangat penting pelatihan pendidik pengobatan meliputi semua sesi ini pada awal pelatihan, dengan urutan seperti yang dicatat di atas, dan dengan waktu yang ditunjukkan agar topiknya dapat diliputi secara dalam. Sesi ini terbentuk berdasarkan pengalaman Spiritia dalam menyampaikannya sepuluh kali. Pengalaman ini menunjukkan bahwa semua sesi sangat penting, bahwa urutan juga penting, dan bahwa modul tidak dapat disederhanakan lagi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan. Waktu total untuk lima sesi ini adalah delapan jam. Oleh karena itu, jelas bahwa sedikitnya dua hari dibutuhkan untuk membahas semua sesi dasar ini. Selain itu ada beberapa sesi pelengkap, yang juga cukup penting: 1. ARV dan Anak (1 jam 15 menit): membahas ART untuk anak, dan bedanya dengan yang dipakai orang dewasa. 2. HIV dan Perempuan (1 jam 15 menit): membahas masalah khusus untuk perempuan dengan HIV, termasuk pencegahan penualaran dari ibu-ke-bayi (PMTCT). 3. Infeksi Oportunistik (1 jam 30 menit): membahas infeksi oportunistik yang umum di Indonesia, cara pencegahannya,dan beberapa gejala lain yang sering dialami oleh Odha. 4. Perawatan Paliatif (1 jam 15 menit): membahas apakah itu perawatan paliatif, tujuannya, dan cara dilakukan, termasuk penanganan nyeri. 5. HIV dan TB (1 jam 15 menit): membahas dampak koinfeksi dengan TB untuk Odha, dampaknya, dan masalah terapi untuk koinfeksi ini. 6. HIV dan Hepatitis (1 jam 15 menit): membahas dampak koinfeksi dengan hepatitis virus untuk Odha, dan terapi untuk hepatitis B dan C. 7. Perawatan di Rumah (30 menit): membahas mengapa perawatan di rumah adalah baik untuk Odha, bagaimana keluarga dapat diberdayakan untuk memulai, dan cara dilakukan. 8. Gizi terkait ART (30 menit): membahas kaitan antara gizi dan penggunaan ART, dan masalah gizi yang dapat muncul. Sesi ini tidak membahas dasarnya gizi.
–3–
Pelatihan Pendidik Pengobatan
9. IMS (40 menit): membahas infeksi menular seksual (IMS), dampaknya terhadap HIV, termasuk risiko penularan HIV. Fokus utama pada virus herpes simpleks-2 (HSV-2), dampak pada penularan HIV, cara mencegahnya dan mengurangi dampaknya, termasuk pengobatan. Juga ada beberapa sesi tambahan, yang cukup penting untuk mengerti tantangan terkait dengan pengobatan untuk Odha: 1. Perawatan Komprehensif (40 menit): membahas kesinambungan dalam perawatan, dukungan dan pengobatan untuk Odha, yang mengandung banyak masalah selain ART. 2. Pemantauan dan Evaluasi Program ART (45 menit): membahas peranan komunitas dalam pemantauan dan evaluasi program ART, untuk meyakinkan program benar-benar mencapai tujuan. 3. Pendekatan Algoritme (30 menit): membahas apakah itu algoritme, dan bagaimana pendekatan algoritme dapat dipakai dalam mengambil keptutusan. 4. Seleksi Penerima ART (30 menit): membahas mengapa harus ada sistem untuk seleksi penerima ART, dan secara interkatif membahas pokoknya sistem tersebut. 5. GIPA (Greater Involvement of People Living with HIV/AIDS atau Keterlibatan Lebih Luas oleh Odha) (30 menit): membahas latar belakang GIPA, dan bagaimana GIPA dapat diterapkan. 6. Hak Asasi Manusia & HIV/AIDS (30 menit): membahas apakah itu hak dan hak asasi, dan masalah terkait hak asasi menusia dari sisi HIV/AIDS dan Odha. 7. HIV Stop di Sini (30 menit): membahas pencegahan untuk Odha, termasuk tantangannya. 8. Pencegahan Infeksi Nosokomial (40 menit): membahas cara mencegah infeksi nosokomial di rumah sakit dan juga dalam perawatan di rumah. Selain itu ada beberapa sesi yang penting untuk menambah keterampilan melatih dan melakukan peranan sebagai pendidik pengobatan: 1. Informasi sebagai Terapi (30 menit): menjadi pengantar pada pelatihan, termasuk tujuan dan susuan acara. 2. Advokasi (30 menit): perkenalan yang sangat dasar pada advokasi, berdasarkan Toolkit ‘Advocacy in Action’ dari International HIV/AIDS Alliance. 3. Pembelajaran Orang Dewasa (45 menit): membahas teknik untuk menyampaikan informasi pada orang dewasa. 4. Tugas Pelatih (1 jam): melengkapi modul Pembelajaran Orang Dewasa, dengan pedoman dasar untuk pelatih, dari sebelum melakukan pelatihan hingga akhirnya, serta teknik untuk menghadapi peserta yang sulit. Waktu yang dibutuhkan untuk semua sesi ini adalah lima hari.
–4–
Pelatihan Pendidik Pengobatan
Perlengkapan Pelatihan Modul pelatihan ini adalah untuk kursus lima hari. Jumlah peserta ideal adalah 16 (min. 12, maks. 18).
Fasilitasi Modul ini dirancang untuk dikajikan oleh sedikitnya dua fasilitator. Dengan ini, ada perbedaan dalam pola dan kecepatan pelatihan. Hal ini juga membagi beban. Misalnya, satu fasilitator dapat membawa satu sesi, kemudian yang berikut dibawa oleh fasilitator lain. Dengan ini, satu fasilitator dapat membidik pada tanggapan dari peserta, sedangkan yang kedua bertindak sebagai pembantu, dan menulis jawaban pada papan. Karena ada cukup banyak materi yang harus diangkat, fasilitator harus mengamati waktu dan bergerak melalui sesi secara efisien, sekali pun memberi cukup waktu agar peserta dapat melakukan kegiatan dan membahas masalah penting yang muncul. Selain modul yang ada di pedoman ini, diharapkan dapat dilakukan beberapa sesi penunjang dengan narasumber dari luar – lihat Agenda pada halaman berikut.
Persiapan Sebelum pelatihan dimulai, bacalah modul ini secara hati-hati untuk memastikan: y y y y
apa yang harus dilakukan pada setiap unsur mengapa harus dilakukan bagaimana dilakukan siapa akan menyampaikan setiap unsur pelatihan
Ruang Pelatihan Jika mungkin, meninjau ruang pelatihan sebelum hari pertama pelatihan. Pada Hari H, datanglah sedikitnya 45 menit sebelum pelatihan dijadwalkan, agar membuat ruangannya nyaman dan agar dapat istirahat sejenak sebelum mulai kerja. Karena pelatihan ini mengangkat materi yang cukup rumit, sebaiknya disediakan meja dan kursi, atau kursi kuliah, untuk peserta. Bentuk terbaik adalah dengan menyusunnya sebagai setengah lingkaran. Jangan biarkan ada kursi kosong. Bila ada peserta yang tidak hadir, keluarkan kursi kosong. Dengan ini, dapat menghindari kesadaran bahwa ada sesuatu yang hilang. Tujuan ini adalah untuk membentuk rasa kesatuan dan kebersamaan dalam kelompok.
Alat-Alat/Materi Bahan/alat yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan ini: y y y y y y y
alat (komputer + proyektor (InFocus) + layar) dan PowerPoint, serta pointer laser papan tulis beberapa helai kertas yang besar/kertas plano/flipchart spidol untuk papan tulis lakban/isolasi map/buku nota dan pena untuk peserta binder untuk buku peserta, serta materi (catatan: jawaban sebaiknya diberikan pada akhir masing-masing sesi) y buku kecil dan lembaran informasi Spiritia
Kegiatan Penunjang Setiap hari sebaiknya dibuka dengan doa, serta kegiatan ‘Apa kabar pagi ini’ (selain hari pertama). Setelah itu, ada baik bila diambil beberapa menit untuk membahas pertanyaan dari hari sebelumnya, baik yang ditulis pada evaluasi hari, maupun yang diajukan secara lisan oleh peserta. Setiap kali setelah makan siang dan rehat kopi dilakukan energizer (permainan, “agar badan bergerak”), dan juga untuk meningkatkan rasa kebersamaan antara peserta. Kegiatan ini dapat membutuhkan 10-15 menit tiga kali sehari. Setiap hari ditutup dengan doa, yang didahului dengan acara ‘Kesan hari ini’ (kecuali hari terakhir).
–5–
Pelatihan Pendidik Pengobatan
Yayasan Spiritia Contoh Jadwal Pelatihan Pendidik Pengobatan Hari Minggu 19:30 20:00 20:00 20:15 20:15 20:45 20:15 20:45
Pembukaan/Perkenalan Tata Tertib Informasi sebagai Terapi/Agenda Prates
Hari Senin 09:00 09:15 09:15 11:00 11:00 11:15 11:15 11:30 11:30 12:10 12:10 12:50 12:50 13:50 13:50 14:05 14:05 15:50 15:50 16:05 16:05 16:20 16:20 17:50 17:50 18:05
Buka Hari Dasar HIV Rehat Energizer Hak Pasien & Dokter/Perawat Peranan KPA Makan Siang Energizer Dasar ART Rehat Energizer Efek Samping Tutup Hari
Hari Selasa 09:00 09:15 09:15 10:30 10:30 10:45 10:45 11:00 11:00 11:40 11:40 12:20 12:20 13:20 13:20 13:35 13:35 15:20 15:20 15:35 15:35 15:50 15:50 17:05 17:05 17:50 17:50 18:05
Buka Hari Resistansi Rehat Energizer Pencegahan Infeksi Nosokomial Perawatan di RS Makan Siang Energizer Kepatuhan Rehat Energizer ARV & Anak Seleksi Penerima ART Tutup Hari
Hari Rabu 08:00 08:15 08:15 09:45 09:45 10:00 10:00 10:15 10:15 11:30 11:30 12:45 12:45 13:45 13:45 14:00 14:00 14:40 14:40 15:25 15:25 15:40
Buka Hari Infeksi Oportunistik Rehat Energizer HIV & Perempuan HIV & TB Makan Siang Energizer Perawatan Komprehensif Pembelajaraan Orang Dewasa Tutup Hari
Hari Kamis 09:00 09:15 09:15 10:30 10:30 10:45 10:45 11:00 11:00 11:40 11:40 12:40 12:40 13:40 13:40 13:55 13:55 14:55 14:55 15:25 15:25 15:40 15:40 15:55 15:55 17:10 17:10 17:40 17:40 17:55
Buka Hari HIV & Hepatitis Rehat Energizer IMS Tugas Pelatih Makan Siang Energizer Terapi Tradisional HAM Rehat Energizer Perawatan Paliatif Gizi terkait ART Tutup Hari
Hari Jumat 08:30 08:45 08:45 09:15 09:15 10:00 10:00 10:30 10:30 10:45 10:45 11:00 11:00 11:30 11:30 12:00 12:00 13:30 13:30 13:45 13:45 14:15 14:15 14:30 14:30 14:45 14:45 15:30 15:30 16:30
Buka Hari Pendekatan Algoritme Pemantuan & Evaluasi Program ART GIPA Rehat Energizer Perawatan di Rumah Advokasi Makan Siang Energizer HIV Stop di Sini Rehat Energizer Pascates Tinjauan/Evaluasi/Penutup
–6–