TERAPI RUQIYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.i)
Oleh ANA NOVIANA NIM: 106052001949
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalampenulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,mka ssaya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,
Ana Noviana
1
ABSTRAK
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Pembatasan dan perumusan masalah C. Tujuan dan manfaat penelitian D. Metodologi penelitian E. Tinjuauan pustaka F. Sistematika penulisan
BAB II
TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH A. Ruqiyah syar’iah 1. Pengertian terapi 2. Pengertian ruqyah syar’iyyah 3. Sejarah ruqyah syar’iyyah 4. Metode terapi ruqiyah syar’iyyah 5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi) B. Emosi 1. Pengertian Emosi 2. Macam-macam gangguan emosi 3. Faktor penderita gangguan emosi
BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI A. Sejarah dan Perkembangan B. Visi, misi dan tujuan
4
C. Pelayanan D. Sarana dan prasarana BAB IV
TEMUAN LAPANGAN A. Identifikasi subjek penelitian B. Proses pelaksanana terapi ruqiyah syar’iyah C. Teknik pelaksanaan terapi ruqiyah syar’iyah bagi penderita gangguan emosi D. Analisis
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalamanpengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan. Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal ditafsirkan
oleh
nada
perasaan
yang
tidak
menyenangkan,
tidak
menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan disinilah emosi memegang peranan amat penting dalam kehidupan manusia. Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas, ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru. Nanum pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakitpenyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu dikarenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya. 1 Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi 1
Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. (Bandung: Refika Aditama, 2005). h. 107.
6
penyembuhan menggunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diajarkan oleh nabi. Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan AlQur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 82, yaitu
⌦
⌧ ☺ ☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan Al-Qur’an secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menabjukkan dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah satu penyembuh yang paling bermanfaat. Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien
7
apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh dengan izin Allah Ta’ala” Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari Al-Qur’an Al-Karim dan riwayat yang sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna. 2 Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus menjadikan pembahasan skripsi dengan judul “PROSES TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan terapi maka pemakalah membatasi hanya pada pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. Terutama pelayanan terhadap
2
Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari AlQur’an dan As-Sunnah. (Solo; Pustaka Amanah, 1997). h. 75-82.
8
penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani. 2. Perumusan Masalah Berkaitan dengan pembahasan masalah diatas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah di Bengkel Rohani Ciputat. b. Teknik pelaksanan terapi ruqyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui metode atau cara yang digunakan dalam terapi ruqyah syar’iyah. b. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bantuan terhadap pasien penderita gangguan emosi. c. Memberikan gambaran pengobatan islam pada penderita gangguan emosi. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang
9
dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menambah wacana positif dalam penerapannya terhadap pemberian bantuan terapi kepada masyarakat yang sebagaian besar beragama Islam. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah (jiwa).
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. 3 Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. 4
3
Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta; Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. Ke-11, h.31. 4 Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.6.
10
Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain. 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat, yaitu Ustadz Rahmat. b. Obyek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi. 3. Teknik Pengumpulan Data Untukmemperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang
mendukung
dalam penelitian
ini,
penulis
melakukan
pengumpulan data melalui: a. Wawancara Yaitu memperoleh informai secara langsung dari Ustadz Rahmat selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat dan juga sebagai terapis di Bengkel Rohani Ciputat. b. Observasi Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. 5 Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang cara proses terapi ruqyah Syar’iah terhadap penderita gangguan emosi.
5
Hidari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100.
11
c. Dokumentasi Dokumentasi datanya adalah berkas-berkas yang berkaitan dengan Bengkel Rohani Ciputat. 4. Teknik Analisis Data Analisis
data
adalah
proses
mengorganisasikan
dan
mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 6 Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. 5. Teknik Penulis Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.
6
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.
12
E. Tinjauan Pustaka Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka (Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, perustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi penulis. Dan ternyata tidak ditemukan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi penulis. Oleh karena itu penulis menentukan judul skripsi yaitu PROSES TERAPI
RUQYAH
SYAR’IYAH
BAGI
PENDERITA
GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT.
F. Sistematika Penulisan Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematikaq penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian ruqyah, jenis-jenis ruqyah, dan peranan ruqyah dalam pengobatan rohani. Selain itu juga mengemukakan tentang gangauan emosi, pengertian gangguan emosi, ciri-ciri
13
penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan emosi. BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT. Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel Rohani, visi dan misi, struktur redaksi, dan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Bengkel Rohani.
BAB IV
ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.
BAB V
PENUTUP Memuat kesimpulan dan saran.
14
BAB II TINJAUAN TEORI A. Ruqyah Syar’iyyah 1. Pengertian terapi
2. Pengertian ruqyah syar’iyyah Ruqyah dalam bahasa Arab artinya al-audzah atau at-ta’wudz yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah tidak berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab. 7 Menurut Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa ruqyah adalah bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari AlQur’an dan hadits yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti ini) dilarang. 8 Bila dilihat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon kesembuhan. Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh Al-Bani terdapat dua unsur yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan yang dibacakan, yaitu antara bacaan yang berasal dari Al-Qur’an dan 7
Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 259. 8 Ibid.
15
hadits dengan bacaan yang mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat ini tidaklah cukup untuk menjadi sebuah rujukan dalam pengobatan Islam tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang menggambarkan pengobatan Islam. Jadi menurut istilah syariat Islam, ruqyah syar’iyyah adalah bacaan yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit. 9 3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah Sebelum Islam datang, orang arab telah mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab ketika itu adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin) yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan tolong kepada jin atau setan. Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya tentang mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik Al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliah pernah melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu tentang itu, ya Rarulullah?’ Maka Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak mengandung syirik” 10 Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang 9
Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, (Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005), h. 17. 10 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261.
16
mengalami berbagai persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau pernah meruqyah istrinya, cucunya dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat Jibril sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab shahih Muslim.” 11 Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah, khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi ‘pengobatan dengan Al-Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahkan sama sekali tidak memahami apa yang dibacanya. Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan,seperti batu, di pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul penyembahan atau ritual untuk mengagungkannya. 4. Metode terapi ruqyah syar’iyyah
11
Ibid, h. 262.
17
Dalam penerapan terapi ruqyah terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penterapi dan pasien, baik sebelum dilakukannya proses terapi ruqyah, syarat bagi seorang peruqiyah, dan proses terapi ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan ruqyah. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan terapi ruqyah, yaitu: 12 a. Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah b. Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran syariat. c. Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka d. Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui gejalanya e. Sunnah berwudhu bagi peruqiyah dan pasien f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak diruqyah dan menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat pengobatan g. Tidak boleh meruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan (sarung tangan tebal) h. Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan Sedangkan syarat bagi seorang peruqiyah, yaitu: 13 12 13
Ibid, h. 297-320. Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, h. 37-38.
18
a. Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar dan bersih b. Merealisasikan tauhud yang murni (tidak tercampur syirik) dalam ucapan dan perbuatan c. Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh kesembuhan dengan izin Allah semata d. Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu syeitan untuk mengganggu dan menyerang manusia e. Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulallah. Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, peruqiyah meletakkan tangannya dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an secara tartil denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan keluarganya (jika didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan benar-benar ayat yang diambil dari AlQur’an dan doa-doa yang diajarka oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik. Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu: a. Isti’adzah
19
Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga merupakan sebuah anjuran sebelum membaca Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 28:
Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” b. Lafadz basmallah Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum dan khusus, demikian pula dengan basmallah yang secara umum sering dibaca ketika hendak melakukan sesuatu dan secara khusus ketika hendak membaca Al-Qur’an. Lafadz bismillah yang popular itu adalah
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” c. Surat Al-Fatihah ayat 1-7
☺ ☺
20
Artinya: “1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. d. Surat Al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286
⌫
☺
⌧
21
Artinya: “255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”
☺
☺
22
23
Artinya: “284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah
akan
perbuatanmu
membuat itu.
perhitungan
Maka
Allah
dengan
mengampuni
kamu siapa
tentang yang
dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasulrasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
24
sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” e. Surat Al-A’raf ayat 54-56
☺
☺ ☺
⌧
☺
☺
☺
25
Artinya: “54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. 55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.’ f. Surat Al-Mukminun ayat 115-118 ☺
☺
⌧
☺
26
Artinya: “115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? 116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. 117. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. 118. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.” g. Surat Ash-Shaaffat ayat 1-10
☺ ☺ ☺
27
Artinya: “1. Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya. 2. Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). 3. Dan
demi
(rombongan)
yang
membacakan
pelajaran.
4.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. 5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempattempat terbit matahari. 6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang. 7. Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari Setiap syaitan yang sangat durhaka. 8. Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengardengarkan (pembicaraan) Para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. 9. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. 10. Akan tetapi Barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
28
h. Surat Ar-Rahman ayat 33-36 ☺
☺
☺
☺ ⌧ ☺
Artinya: “33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. 34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 35. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). 36. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
i. Surat Al-Hasyr ayat 21-25 ⌧
29
Artinya: “21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
30
terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. 22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” j. Surat Al-Ikhlas
☺
Artinya: “1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” k. Surat Al-Falaq
31
⌧
⌧
⌧
Artinya: “1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2. Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” l. Surat An-Naas
⌧
Artinya: “1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
32
bersembunyi. 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. 6. Dari (golongan) jin dan manusia.” 5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi) Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka perawatan dan penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu sama lain. Dalam pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui bahwa penyakit fisik dapat diobati dengan cara medis yang bersifat ilmiah dan logis, namun pada hakikatnya penyembuhan medis hanya tertuju pada fisik, lalu bagaimana dengan sakit non-fisik yang lebih dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat immateri atau tidak terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat disembuhkan dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan pengobatan secara medis hanya bersifat membantu saja. Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan yang ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam banyak kasus, masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu penyakit, apakah itu penyakit medis atau non-medis. Seperti halnya anak yang demam dibawa ke pengobatan alternatif karena takut kesambet, padahal bila dilihat dari gejalanya sakit seperti demam ini termasuk medis dan harus dibawa ke dokter. Lalu bagaimana posisi ruqyah syar’iyyah dalam sistem pengobatannya? Sistem pengobatan dan penyembuhan ruqyah syar’iyyah banyak dijelaskan dalam As-Sunnah dan sebagian juga
33
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah termasuk dalam sistem pengobatan Thibbun Nabawi. Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan, tetapi juga mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang pencipta yang menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa menyembuhkan. Dapat dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan keteguhan jiwa yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.” 14 Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan (penyakit psikis) selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa sangat dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat Al-Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap syaraf dan kekebalan tubuh pasien. B. Emosi 1. Pengertian emosi Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi
14
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258.
34
bagaimana kita berfikir mengenai perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak. 15 Franken menjelaskan bahwa emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif (proses kognitif), factor lingkungan (hasil belajar), dan faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain, emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan
merupakan
hasil
upaya
untuk
beradaptasi
dengan
lingkungannya. 16 Sedangkan menurut Carr, emosi adalah penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. 17 Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi. Garis besar yang dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman yang dihasilkan dari hubungan antara individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu malahirkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan diri individu, baik itu senang, sedih, gembira, ataupun marah. 2. Macam-macam gangguan emosi Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain. 15
Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h. 11. 16 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.105. 17 Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t.), h. 94.
35
Pola-pola emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati, depresi, kegembiraan, ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah tersinggung. 18 Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macammacam gangguan emosi yaitu: 19 a. Euphoria Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan bahagia yang berlebihan. b. Elasi Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria. Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan tidak bahagia, tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung. c. Exaltasi Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan wahm kebesaran. d. Ectasy
18
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h. 262. 19 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, h. 111-114.
36
Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup baru kembali. e. Anhedonia Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. f. Kesepian Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan, merasa tidak ada orang lain yang menyapanya. g. Kedangkalan Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau emosinya datar, tumpul, dan dingin. h. Afek dan emosi yang tidak sesuai/ wajar Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya.
Menampakkan
reaksi
kesenangan
atau
kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu. i. Afek dan emosi labil Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik. Misalnya tiba-tiba marah atau menangis. j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari Perubahan emosi (afek) sejak pagi hari sampai malam hari. Misal pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari dan menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari.
37
k. Afek yang terlalu kaku Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan. l. Ambivalensi Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau sesuatu hal. m. Apati Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli. n. Amarah Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering dinyatakan dalam bentuk agresif. o. Depresi Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia, kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula yang dengan kegelisahan dan agitasi. p. Kecemasan (Ansietas) Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah, khawatir, gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi labil, mudah tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada
38
tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi, dan sebagainya. 3. Faktor penderita gangguan emosi Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantunganya jiwa. Kalau jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati. Kalau emosinya berhenti berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan demikian emosi, manusia memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktifitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan, kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan. Dalam kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan dan mendorong aktivitas berfikir, control diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang. Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau penghambat aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas penerimaan masing-masing individu. Jadi dalam batas-batas tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi aktifitas manusia, sedangkan batas-batas tertentu tersebut sifatnya subyektif dan individual. Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras malampaui batas penerimaan atau nilai kritik individu (sehingga fungsi individu itu
39
tergganggu), maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar kewajaran karena sifatnya berlebihan. 20 Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi yang normal, yaitu antara lain: a. Emosi itu dapat diramalkan dan cocokyakni emosi itu berguna, diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus. b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan mendadak, mengingat sifat dan pentingnya keadaan yang menimbulkan reaksi emosional. c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi. 21
20 21
Ibid, h. 107. Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, h. 262.
40
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama, 2005 Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah, 1997. Hawawi Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005. Meleong. Metode Penelitian Kualitatif. Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010. Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005. Albin, Rochelle Semmel. Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
41
Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t. Semiun, Yustinus. Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.
42
ABSTRAKS
Ana Noviana Terapi Ruqyah Syar’iyyah Bagi Pasien Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat. Emosi merupakan suatu unsur yang pasti ada pada diri seseorang, dan merupakan suatu ekspresi yang menunjukan sebuah rasa yang sedang dialami, apakah itu senang ataupun sedih. Emosi dapat juga menjadi sebuah gangguan apabila tidak dapat terkontrol dengan baik. Untuk itu perlu adanya terapi yang dapat mengatasi gangguan emosi seperti terapi ruqyah syar’iyyah yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat. Di sini pasien mendapatkan pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah agar emosinya menjadi normal kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat dalam menangani penderita gangguan emosi. Di mana terapi merupakan suatu proses pemberian bantuan untuk penyembuhan agar pasien dapat lebih mengontrol emosinya. Dalam hal ini informan terdiri dari 1 pimpinan cabang, 1 terapis dan 2 pasien yang menderita gangguan emosi. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa catatan, rekaman dan data-data. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi ruqyah ayar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat menggunakan metode langsung, yaitu pembacaan surat-surat al-Qur’an secara langsung dihadapan pasien yang menderita gangguan emosi. Adapun tahapan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, terlebih dahulu pasien melakukan konsultasi dengan ustadz yang bertugas lalu dapat diketahui apa keluhan-keluhan pasien, sehingga dapat dilakukan tindakan terapi yang sesuai dengan keluhan pasien.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan untuk manusia mulia sepanjang zaman yang telah mengangkat derajat manusia dari kebodohan menjadi manusia penuh dengan akal, Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangannya sampailah Islam rahmatan lil ‘alamin berada dalam jiwa penulis. Dengan selesainya skripsi ini, begitu banyak orang-orang dibalik ini semua yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dan penulis ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Drs. Wahidin Saputera, MA, selaku pembantu dekan satu, dan Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku pembantu dekan dua. 2. Bapak Drs. M. Lutfi, M.Ag, selaku ketua jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi dan telah bersedia meluangkan waktunya selama proses penyelesaian skripsi.
ii
3. Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku sekretaris jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. 5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga penulis dapat mencari sumber buku yang dibutuhkan. 6. Kedua orang tua penulis, mamah Dedeh Fatimah dan Bapak Aminullah bin Mastur yang tidak kenal lelah dan berhenti berjuang memotivasi penulis agar menjadi orang sukses. 7. Kakak-kakak penulis, Wiwin Windaningsih dan Ferdiyansyah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 8. Pihak Bengkel Rohani, yang telah mengizinkan penelitian di sana. Kepada ustadz Rowi selaku pimpinan cabang, ustadz Nasrullah, dan ustadz Andri yang telah meluangkan waktunya memberikan penjelasan selama penelitian. 9. Hendra Maitrisna, sahabat terbaik penulis yang telah memberikan motivasi, saran dan kritik yang positif selama penelitian berlangsung. 10.
Teman-teman BPI angkatan 2006 yang diantaranya Wiwin, Ulfa,
Anis Thank You All atas segala motivasi, informasi dan nasihat dalam pembuatan skripsi ini.
iii
11. Sahabat penulis, terutama Fina, Kurniadi, Rahmat, dan Wisnu yang sudah ikut membantu dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan penulis, serta masukannya yang bermanfaat. Demikian sudah pembuatan skripsi ini walaupun penulis yakin masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan terhadap semua pihak yang telah membantu penulis semoga dapat menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 24 Mei 2010 Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKS.…………………………………………………………...……i KATA PENGANTAR…………………………………………..…………ii DAFTAR ISI………………………………………………………….…...iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………….…..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………….4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….……...4 D. Metodologi Penelitian…………………………………..5 E. Tinjuauan Pustaka……………………………………….8 F. Sistematika Penulisan..…………………………………...9
BAB II
LANDASAN TEORI A. Terapi Ruqiyah Syar’iah……………………...………...11 1. Pengertian Terapi……………………...…………...11 2. Pengertian Ruqyah Syar’iyyah………...…………...12 3. Sejarah Ruqyah Syar’iyyah……..……….……...….13 4. Metode Terapi Ruqiyah Syar’iyyah…...…………...15 5. Ruqyah Syar’iyyah Sebagai Alternatif Pengobatan (terapi)………………………………..25 B. Emosi…………………………...………………………27 1. Pengertian Emosi…………………………………..27 2. Macam-macam Gangguan emosi…………………..28
v
3. Faktor Penyebab Gangguan Emosi…………….......31 BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI A. Sejarah dan Perkembangan……………………………34 B. Visi, Misi dan Tujuan…………………..……………..37 C. Pelayanan……………………………………………...38 D. Sarana dan Prasarana………………………………….40
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Identifikasi Subjek Penelitian……...…………………..41 B. Prosedur Pelaksanana Terapi Ruqyah Syar’iyyah……..43 C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah bagi Benderita Gangguan Emosi……………….……...45 D. Analisis...………………………………………………46
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………….49 B. Saran…………………………………………………...50
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….51 LAMPIRAN………………………………………………………………53
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalamanpengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada perasaan
yang
menyenangkan,
menggembirakan
dan
memuaskan.
Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal ditafsirkan
oleh
nada
perasaan
yang
tidak
menyenangkan,
tidak
menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan di sinilah emosi memegang peranan amat penting dalam kehidupan manusia. Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas, ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak, bahagia, bangga, lega, harapan dan haru. Namun pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakitpenyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu di karenakan adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya. 1 Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi 1
Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung : Refika Aditama, 2005). h. 107.
1
2
seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi penyembuhan menggunakan al-Qur’an dan as-Sunnah yang diajarkan oleh Nabi. DR. M. Solihin, M.Ag dalam bukunya menjelaskan bahwa terapi (pengobatan) spiritual menjadi penting di era moderen sekarang ini, bahkan beberapa ahli kedokteran jiwa meyakini bahwa penyembuhan penyakit pasien atau klien dapat dilakukan dengan cepat jika menggunakan metodemetode
yang
berdasarkan
spiritual
keagamaan,
yaitu
dengan
membangkitkan potensi batinnya atau spiritualnya, yang ada pada hakikatnya menimbulkan kepercayaan diri, bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari penyakit yang dideritanya. 2 Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan alQur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 82: ⌦
⌧ ☺ ☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S. al-Isra’ : 82)
2
Solihin, Terapi Sufistik (Bandung : C. V. Pustaka Setia, 2004) cet. ke-1. h.36.
3
Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan al-Qur’an secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menakjubkan dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah satu penyembuh yang paling bermanfaat. Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT, berkeyakinan penuh bahwa al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh dengan izin Allah Ta’ala” 3 Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan ruqyah syar’iyyah yang diambil dari al-Qur’an al-Karim dan riwayat yang sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna. 4 Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan 3
Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Solo : Pustaka Amanah, 1997). h. 75. 4 Ibid., h. 82.
4
sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan seperti Ruqyah, bekam dan refleksi, maka penulis membatasi hanya pada pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. yaitu pelayanan terhadap penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani Ciputat. 2. Perumusan Masalah Berkaitan dengan pembahasan masalah di atas, dan agar hasil yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah dalam menangani penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui bagaimana proses dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah dalam menangani penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat”.
5
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah (jiwa). b. Manfaat Praktis Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami gangguan emosi.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. 5 Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan 5
Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. Ke-11, h.31.
6
bukan angka-angka. 6 Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape, dokumentasi, dan lain-lain. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bengkel Rohani Ciputat, Jln. Ir. H. Juanda No.2A Ciputat-Tangerang. Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 12 April sampai dengan 23 Mei 2010.
3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi. Yaitu: Ustadz Andri selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat, Ustadz Nasrullah selaku penterapi di Bengkel Rohani Ciputat, Ibu Nur’aini selaku pasien penderita gangguan emosi dan ibu Sopiah selaku orang tua dari pasien Badriani yang menderita gangguan emosi. b. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui:
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. ke-13, h.6.
7
a. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewe).7 Dalam penelitian ini wawancara ditunjukan kepada 1 pimpinan cabang, 1 terapis Bengkel Rohani Ciputat dan 2 pasien yang berhubungan dengan gangguan emosi yaitu Ibu Nur’aini dan Ibu Sopiah. b. Observasi Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. 8 Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang proses terapi ruqyah Syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi. c. Dokumentasi Dokumentasi yang asal katanya berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang yang tertulis. 9 Dokumentasi datanya adalah berkasberkas yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat yang sesuai dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
7
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989), cet. ke-6, h.128 8 Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100. 9 Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 131.
8
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 10 Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. 6. Teknik Penulisan Skripsi Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.
E. Tinjauan Pustaka Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka (Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan skripsi penulis yang memberikan inspirasi untuk penulis dalam melakukan penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini penulis menemukan “Pelaksanaan Bimbingan Islam Melalui Terapi Ruqyah di Pesanteren
10
Yatama
az-Zikra
Depok
yang
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.
disusun
oleh
Arief,
9
102052025633, pada tahun 1427 H. / 2006M. Adapun dalam penelitian tersebut peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan Islam dapat dilakukan dengan metode terapi ruqyah. Sedangkan dalam penelitian penulis, membahas terapi ruqyah syar’iyyah untuk menangani penderita gangguan emosi, bukan sebagai pelaksanaan bimbingan Islam.
F. Sistematika Penulisan Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian ruqyah syar’iyyah, dan peranan ruqyah syar’iyyah dalam pengobatan rohani. Selain itu juga mengemukakan tentang gangauan emosi, pengertian gangguan emosi, ciri-ciri penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan emosi.
10
BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT. Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel Rohani, visi dan misi, dan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Bengkel Rohani.
BAB IV
ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap pasien penderita gangguan emosi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Memuat kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Terapi Ruqiyah Syar’iyyah 1. Pengertian terapi Terapi berasal dari bahasa Inggris “therapy”, yaitu suatu perlakuan dan pengobatan yang ditunjukan kepada penyembuhan suatu kondisi patologis. 1 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. 2 Terapi dalam kaitannya dengan psikoterapi (psychotherapy) ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau dengan teknik kusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan dalam menyesuaikan diri setiap hari atau pentembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan guru atau teman. 3 Sedang dalam pandangan Islam, psikoterapi Islam dapat didefinisikan sebagai “proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, mental spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW atau secara empirik dengan melalui
1
JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. PenerjemahKartini Kartono (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 507. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional : Balai Pustaka, 2005), h. 1180. 3 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. h. 407
11
12
bimbingan dan pengajaran dari Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, nabi dan rasul-Nya, atau ahli waris para nabi-Nya”. 4 Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat disamakan dengan kata “isytisyfa’” yang berasal dari kata “syafa’-yasyfi’-syifa’” yang berarti menyembuhkan. 5 Dalam al-Qur’an menyebutkan: ⌦
⌧ ☺ ☺
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. al-Isra’ : 82) Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi adalah suatu proses pemberian bantuan penyembuhan yang diperuntukan orang yang sedang sakit baik sakit fisik maupun psikis orang tersebut bisa pulih. 2. Pengertian ruqyah syar’iyyah Ruqyah dalam bahasa Arab artinya “al-audzah” atau “at-ta’wudz” yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah tidak berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab. 6 Syaikh al-Bani mengatakan bahwa “ruqyah adalah bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa
4
Abdul Aziz Ahyudi, Psikologi Agama, (Bandung : Sinar Bintang, 1991), cet. Ke1, h. 156-157. 5 Ahmad Warsono Munawwir, Kamus al-Munawwir, Arab- Indonesia, (Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984), h. 782. 6 Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 259.
13
kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti ini) dilarang”. 7 Bila dilihat dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon kesembuhan. Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh al-Bani terdapat dua unsur yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan yang dibacakan, yaitu antara bacaan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits dengan bacaan yang mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat ini tidaklah cukup untuk menjadi sebuah rujukan dalam pengobatan Islam tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang menggambarkan pengobatan Islam. Jadi menurut istilah syariat Islam, ”ruqyah syar’iyyah adalah bacaan yang terdiri dari ayat al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit”. 8 3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah Merunut sejarah ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang cukup tua di muka bumi ini. Sebelum Islam datang, orang arab telah mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab ketika itu adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin) yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan tolong kepada jin atau setan.
7
Ibid. Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, (Jakarta : Ghoib Pustaka, 2005), h. 17. 8
14
Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya tentang mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliyah pernah melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu tentang itu, ya Rasulullah?’ Maka Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak mengandung syirik”. 9 Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang mengalami berbagai persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau pernah meruqyah istrinya, cucunya dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat Jibril sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab shahih Muslim.” 10 Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah, khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi ‘pengobatan dengan al-Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti al-
9
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261. Ibid., h. 262.
10
15
Qur’an dan as-Sunnah, bahkan sama sekali tidak memahami apa yang dibacanya. 11 Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan,seperti batu, di pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul penyembahan atau ritual untuk mengagungkannya. 4. Metode terapi ruqyah syar’iyyah Adapun metode dalam pengertiannya adalah “Jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari kata “meta” yang berarti melalui dan “hedos” berarti jalan. Namun pengertian hakiki dari “metode” adalah segala sasaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 12 Dalam penerapan terapi ruqyah syar’iyyah terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh terapis dan pasien, baik sebelum dilakukannya terapi ruqyah syar’iyyah, syarat bagi seorang terapis, dan metode terapi ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan ruqyah. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, yaitu: 13 a. Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah.
11
Ibid., h. 263 Muhammad Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayen Press), Cet. Ke-5, h.43. 13 Ibid., h. 297-320. 12
16
b. Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran syariat. c. Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka. d. Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui gejalanya. e. Sunnah berwudhu bagi terapis dan pasien. f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak di-ruqyah dan menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat pengobatan. g. Tidak boleh me-ruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan (sarung tangan tebal). h. Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan. Sedangkan syarat bagi seorang terapis ruqyah syar’iyyah, yaitu: 14 a. Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar dan bersih b. Merealisasikan tauhid yang murni (tidak tercampur syirik) dalam ucapan dan perbuatan. c. Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh kesembuhan dengan izin Allah semata. d. Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu setan untuk mengganggu dan menyerang manusia.
14
Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, h. 37-38.
17
e. Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulallah. Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, terapis meletakkan tangannya dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an secara tartil denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan keluarganya (jika didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan benar-benar ayat yang diambil dari al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik. Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu: 15 a. Isti’adzah Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga merupakan sebuah anjuran sebelum membaca al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 28:
Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S. an-Nahl : 28) b. Lafadz basmallah Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum yaitu dibaca ketika akan melakukan suatu pekerjaan dan khusus yaitu 15
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 325-361
18
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” c. Surat al-Fatihah ayat 1-7 ☺ ☺ ⌧ ☺
⌧ ⌧
⌧
☺ ☺
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Q. S. al-Fatihah : 1-7 ) d. Surat al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286. ⌫ ☺ ⌧
19
⌧ ☺ ⌧
☺
☺
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (Q. S. al-Baqarah : 255). ☺
☺ ⌧ ☺ ☺ ⌧ ☺ ☺ ⌧ ⌧
20
☺ ☺⌧
☺ ☺ ☺ ⌧
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orangorang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (Q. S. al-Baqarah : 284-286) e. Surat al-A’raf ayat 54-56 ☺
21
☺ ☺ ⌧
☺ ☺ ☺ Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masingmasing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q. S. al-A’raf : 54-56) f. Surat al-Mukminun ayat 115-118 ☺ ☺ ⌧ ☺ ⌧
22
Artinya: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.” (Q. S. al-Mukminun : 115-118) g. Surat ash-Shaaffat ayat 1-10
☺ ☺ ☺
⌧ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ⌧
Artinya: “Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenarbenarnya. Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (sebenarbenarnya) dari Setiap syaitan yang sangat durhaka.
23
Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) Para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi Barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang” (Q. S. ashShaaffat : 1-10) h. Surat ar-Rahman ayat 33-36 ☺ ☺ ☺ ☺ ⌧ ☺ Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. ar-Rahman : 33-36) i. Surat al-Hasyr ayat 21-25 ⌧
⌧
☺
24
☺
☺
☺ ⌧
☺ ☺
☺ ☺ ⌧ ☺
Artinya: “Kalau Sekiranya Kami turunkan al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q. S. al-Hasyr : 21-25) j. Surat al-Ikhlas ☺
Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q. S. al-Ikhlas : 1-4) k. Surat al-Falaq ⌧
25
⌧ ⌧ Artinya: “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Q. S. al-Falaq : 1-5) l. Surat an-Naas
⌧
Artinya: “Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (Q. S. an-Naas : 1-6) Namun ada beberapa catatan yang harus dijelaskan berkenaan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang digunakan untuk me-ruqyah, sebagai berikut: a. Tidak boleh meyakini bahwa ayat-ayat ini saja yang boleh dipakai untuk ruqyah, tidak dengan ayat-ayat lain (artinya, jangan sampai ada sikap membeda-bedakan satu ayat dengan ayat yang lain. Semua
ayat
al-Qur’an
berpotensi
kesembuhan dengan izin Allah SWT.
memberikan
pengaruh
26
b. Pengaruh atau reaksi yang terjadi karena bacaan ayat-ayat ruqyah disebabkan kendungan ayat tersebut yang memuat (nilai-nilai) tauhid, keikhlasan, pengharapan pada rahmat dan surga-Nya serta rasa takut pada murka dan sansi-Nya. c. Sebaiknya ayat-ayat ruqyah yang telah disebutkan atau ayat-ayat lainnya dibaca secara berurutan sebagaimana susunannya dalam al-Qur’an al-Karim. d. Seorang terapi ruqyah harus melakukan variasi dengan memilih ayat-ayat yang dibacakannya dengan tetap memastikan bacaanya pada ayat-ayat ruqyah yang telah direkomendasikan tanpa menanamkan keyakinan paa orang awam bahwa ini ayat ruqyah, sedang yang lainnya bukan. e. Sebaiknya ruqyah itu dengan membacakan ayat-ayat yang ma’tsur dari Rasulullah. f. Ayat-ayat ruqyah yang telah direkomendasikan oleh Rasulullah, hanya akan memberikan pengaruh atau reaksi jika dibacakan secara ikhlas dan terdengar oleh pasien yang diterapi. Bukan ditulis, lalu ditempel atau digantung sebagai jimat. 16
5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi) Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka perawatan dan penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu sama lain. Dalam pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui bahwa penyakit fisik 16
Ibid., h. 364.
27
dapat diobati dengan cara medis yang bersifat ilmiah dan logis, namun pada hakikatnya penyembuhan medis hanya tertuju pada fisik, lalu bagaimana dengan sakit non-fisik yang lebih dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat immateri atau tidak terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat disembuhkan dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan pengobatan secara medis hanya bersifat membantu saja. Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan yang ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam banyak kasus, masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu penyakit, apakah itu penyakit medis atau non-medis. Seperti halnya anak yang demam dibawa ke pengobatan alternatif karena takut kemasukan jin, padahal bila dilihat dari gejalanya sakit seperti demam ini termasuk medis dan harus dibawa ke dokter. Rasulullah bersabda:
ﺤﺮَا ٍم َ ﻻ َﺗﺪَا َووْا ِﺑ َ ﻞ ِﻟ ُﻜﻞﱢ دَا ٍء َدوَا ًء َﻓ َﺘﺪَا َووْا َو َ ﺟ َﻌ َ ل اﻟﺪﱠا َء وَاﻟ ﱠﺪوَا َء َو َ ﷲ َأﻧْ َﺰ َ نا ِإ ﱠ Artinya: “Sesungguh Allah telah menurunkan penyakit dan obat demikian pula Allah menjadikan bagi tiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.” Lalu
bagaimana
posisi
ruqyah
syar’iyyah
dalam
sistem
pengobatannya? Sistem pengobatan dan penyembuhan ruqyah syar’iyyah banyak dijelaskan dalam as-Sunnah dan sebagian juga telah dijelaskan dalam al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah termasuk dalam sistem pengobatan Thibbun Nabawi. Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan, tetapi juga mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang pencipta yang menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa menyembuhkan. Dapat
28
dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan keteguhan jiwa yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.” 17 Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan (penyakit psikis) selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa sangat dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat alQur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap syaraf dan kekebalan tubuh pasien. 18
B. Emosi 1. Pengertian emosi Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi bagaimana kita berfikir mengenai perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak. 19 Baihaqi
dalam
bukunya
Konsep
dasar
Gangguan-gangguan
mengutip pernyataan Franken yang menjelaskan bahwa “emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif (proses kognitif), factor lingkungan (hasil belajar), dan faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain,
17
Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258. Ibid. 19 Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010), h. 11. 18
29
emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya”. 20 Sedangkan menurut Carr, “emosi adalah penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi situasi-situasi tertentu”. 21 Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi. Garis besar yang dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman yang dihasilkan dari hubungan antara individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu melahirkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan diri individu, baik itu senang, sedih, gembira, ataupun marah. 2. Macam-macam gangguan emosi Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain. Pola-pola emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati, depresi, kegembiraan, ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah tersinggung. 22 Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-macam gangguan emosi yaitu: 20
Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h.105. 21 Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, t.t.), h. 94. 22 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010), h. 262.
30
a. Euphoria Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan bahagia yang berlebihan. b. Elasi Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria. Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan tidak bahagia, tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung. c. Exaltasi Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran. d. Ectasy Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup baru kembali. e. Anhedonia Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan. f. Kesepian Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan, merasa tidak ada orang lain yang menyapanya.
31
g. Kedangkalan Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau emosinya datar, tumpul, dan dingin. h. Afek dan emosi yang tidak sesuai/ wajar Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya. Menampakkan reaksi kesenangan atau kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu. i. Afek dan emosi labil Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik. Misalnya tiba-tiba marah atau menangis. j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari Perubahan emosi (afek) sejak pagi hari sampai malam hari. Misal pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari dan menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari. k. Afek yang terlalu kaku Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan. l. Ambivalensi Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau sesuatu hal. m. Apati
32
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli. n. Amarah Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering dinyatakan dalam bentuk agresif. o. Depresi Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia, kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula yang dengan kegelisahan dan agitasi. p. Kecemasan (Ansietas) Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah, khawatir, gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi labil, mudah tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi, dan sebagainya. 23 3. Faktor penyebab gangguan emosi Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantunganya jiwa. Kalau jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati. Kalau emosinya berhenti 23
Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, h. 111-114.
33
berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan demikian emosi, manusia memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktifitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan, kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan. Dalam kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan dan mendorong aktivitas berfikir, kontrol diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang. Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau penghambat aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas penerimaan masing-masing individu. Jadi dalam batas-batas tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi aktifitas manusia, sedangkan batas-batas tertentu tersebut sifatnya subyektif dan individual. Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras malampaui batas penerimaan atau nilai kritik individu (sehingga fungsi individu itu tergganggu), maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar kewajaran karena sifatnya berlebihan. 24 Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan apabila tidak memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi yang normal, yaitu antara lain: a. Emosi itu dapat diramalkan dan cocok yakni emosi itu berguna, diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus.
24
Ibid., h. 107.
34
b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan mendadak,
mengingat
sifat
dan
pentingnya
keadaan
yang
menimbulkan reaksi emosional. c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi. 25 Dapat disimpulkan bahwa gangguan emosi merupakan suatu ungkapan rasa yang tidak tepat, dimana ada ketidak cocokan antara sifat dari emosi yang diungkapkan dan situasi yang menyebabkannya.
25
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, h. 262.
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI
A. Sejarah dan perkembangan Sejarah pendirian Bengkel Rohani tidak bisa dipisahkan dari pendirinya yaitu Ustadz Abu Aqila, yang bernama asli Sunarsi Sokiman. Diawali dengan kepergian istri pertama beliau yang wafat pada tahun 1998 diakibatkan sihir setan dari golongan jin (sihir al-Hasadi) setelah sebelumnya diperiksakan penyakit aneh tersebut ke RSCM dan para dokter di sana tidak mampu mendeteksi penyakit itu (hasilnya negatif). Sebelumnya meninggal mendiang istri tercinta, beliau sempat bertemu atas petunjuk Allah Swt dengan KH. Kasman Sudja’i (alm.), tabib yang khusus menangani secara islami orang yang terkena gangguan jin. Setelah ditangani oleh kiai tersebut, gangguan jin di tubuh istri beliau dapat sembuh. Namun karena fisiknya sudah terlanjur lemah, akhirnya ia wafat. Dari peristiwa tersebut, Abu Aqila bertekad mendalami masalah terapi gangguan jin. Motivasinya, agar kejadian yang menimpa istrinya tidak terulang pada orang lain. Minimal dapat memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang Islami. Antara 1998 hingga 1999 kurang lebih selama 4 bulan, sebelum KH. Sudja’i wafat, beliau mempelajari terapi gangguan jin dari kiai tersebut. Hasil belajarnya tersebut, kini beliau abadikan ke dalam buku “Kesaksian Raja Jin – Meluruskan Pemahaman Alam Gaib dengan Syariat”. Saat ini buku tersebut telah masuk kategori Best Seller.
34
35
Ustadz Abu Aqila lalu mengembangkan ilmu tersebut untuk kepentingan pengobatan yang sesuai syariat Islam. Beliau juga melengkapi pengetahuan pengobatannya dengan mempelajari ilmu bekam (al-Hijamah), ilmu herbal, ilmu sistem aliran darah dan syaraf tubuh manusia. Ditambah lagi dengan pengetahuan medis dan pengetahuan agama yang beliau dapatkan dari Pondok Modern Gontor Darussalam. Kemudian beliau membuka praktik pengobatan dan terapi kesehatan yang menyeluruh secara islami, baik jasmani maupun rohani sejak tahun 2000. Baru pada 6 Juli 2003 praktik pengobatan tersebut dilegalkan dengan nama Bengkel Rohani. Alasan pemilihan nama Bengkel Rohani karena mobil, motor, atau sepeda saja perlu direparasi dan dirawat di bengkel agar selalu berada dalam kondisi baik dan tidak rewel (bolak-balik rusak), apalagi manusia yang Allah Swt. ciptakan sebagai “produk” paling mutakhir. Kata Bengkel berarti setiap pasien yang datang ke Bengkel Rohani perlu disehatkan. Mungkin ada “onderdil”-nya yang sudah mulai usang atau keropos, dan lain-lain. Pada prinsipnya semua manusia rawan terkena penyakit, dan bila seseorang sudah terkena penyakit harus segera disehatkan kembali melalui satu institusi penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan bernama Bengkel Rohani. Sedangkan kata Rohani berarti dalam proses penyembuhan atau penyehatan, maka rohani atau jiwanya yang terlebih dahulu harus ditangani karena di antara bagian-bagian tubuh lainnya ia paling berpengaruh. Mulai dari keyakinan dan tawakal orang yang bersangkutan kepada Allah Swt. saat menghadapi penyakit, penyadaran kebiasaan hidup sehat yang islami,
36
keyakinan memilih cara pengobatan yang syar’i (sesuai syariat Islam), dan sebagainya. Setelah itu, barulah ditangani kesehatan fisik atau medisnya untuk disembuhkan atau disehatkan. Di tahun pendiriannya, tahun 2003, Bengkel Rohani telah menyatakan diri sebagai Islamic Health Maintenance Organization (Organisasi Perawatan Kesehatan secara Islami) yang melayani jasa terapi kesehatan menyeluruh, baik jasmani maupun rohani. Secara umum perkembangan Bengkel Rohani dan perkembangan pasiennya telah meningkat pesat mulai dari awal pendiriannya. Baru pada bulan-bulan belakangan ini perkembangan jumlah pasien terlihat stabil. Karena bila pasien yang datang terlalu banyak Bengkel Rohani menjadi kewalahan. Ini pernah terjadi di bulan-bulan berikutnya setelah pendirian Bengkel Rohani, yaitu jumlah pasien per hari bisa mencapai 100 orang lebih kalau tidak distop. Cara efektif untuk mengatasi membludaknya jumlah pasien, kami secara bijaksana membatasi jumlah maksimal pasien pada hari yang bersangkutan Perkembangan institusi Bengkel Rohani terus meningkat. Di masa mendatang Bengkel Rohani masih menggagas rencana-rencana besar ke depan, seperti perluasan cabang-cabang baru, peningkatan kualitas pelayanan, produk-produk obat baru, buku baru, pelatihan, dan lain-lain. Hal ini sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan solusi pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menyeluruh dan islami secara murah dan mudah dijangkau.
37
Hubungan Bengkel Rohani dengan masyarakat sekitar cukup baik, bahkan masyarakat memberikan sambutan positif tentang keberadaan dan kiprah Bengkel Rohani, mulai dari datang berobat, tanya-jawab di televisi dan beberapa media cetak (tabloid, dll.), liputan oleh beberapa stasiun televisi swasta dan media cetak (majalah, diggest magazine, dan tabloid).
B. Visi, Misi dan Tujuan Sebagai
sebuah
lembaga
pengobatan,
Bengkel
Rohani
juga
mempunyai visi, misi dan tujuan agar pelayanan dan pengobatan yang diberikan dapat tercapai dengan sukses. Adapun visi, misi, dan tujuan Bengkel Rohani yaitu: 1 1. Visi Visi adalah sebuah gambaran yang mencakup cita dan tujuan yang ingin
diwujudkan.
Bengkel
Rohani
mempunyai
tekad
untuk
menyeimbangkan 2 unsur yang ada pada diri manusia, maka atas dasar tersebut Bengkel Rohani mempunyai visi: “Sehat Jasmani, Sehat Rohani”. 2. Misi Untuk mencapai sebuah visi yang dimiliki maka Bengkel Rohani mempunyai misi sebagai berikut: a. Memberikan solusi menyeluruh untuk pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang ada di masyarakat dengan pola pengobatan yang islami (pengobatan ala Nabi Saw.)
1
Ibid.
38
b. Meluruskan pemahaman tentang Islam dan alam gaib yang terjadi di masyarakat, baik melalui ceramah, seminar, bedah buku, konseling, penyebaran buku dan produk kreatif Bengkel Rohani, dan lain-lain. 3. Tujuan Tujuan pendirian Bengkel Rohani termotivasi oleh maraknya pengobatan alternatif yang dilakukan para kiai, dukun, dan paranormal. Dalam pengobatannya, dukun dan paranormal menggunakan lafaz ajaran tradisi sebagai mantranya, sedangkan kiai kebanyakan menggunakan ayatayat al-Qur`an. Namun semuanya menjadi rancu dan sulit dibedakan siapa yang menjadi paranormal, dukun, dan kiai. Apalagi adanya banyak iklan “kiai” yang ahli pasang susuk dan bahkan membuka pelatihannya. Dengan maraknya pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan banyak dilakukan paranormal dan dukun yang juga banyak mengatasnamakan Islam, serta adanya keinginan masyarakat mendapatkan terapi gangguan jin dan penyembuhan penyakit secara islami itulah, ustadz Abu Aqila lalu membuat klinik syariah Bengkel Rohani.
C. Pelayanan Adapun pelayanan sebagian besar yang ada di Bengkel Rohani berbasis pada pengobatan cara Islam, yaitu: 1. Terapi gangguan jin dan depresi, 2. Konsultasi pribadi dan keluarga, 3. Jasa psikiater, 4. Pelatihan pembinaan aqidah & terapi gangguan jin dan depresi (SSQ),
39
5. Terapi Bekam (al-Hijamah), 6. Obat-obatan herbal, 7. Produk-produk kreatif lainnya (buku, VCD spiritual religius, dll.). Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Bengkel Rohani juga mengadakan program pelatihan dan dakwah yang bertujun untuk mencetak kader-kader yang berbasis pada al-Qur’an dan as-Sunnah, adapun program tersebut antara lain: 1. Training terapi ruqyah syar’iyyah, 2. Training terapi hijamah/ bekam, 3. Training iridiologi dan psikologi, 4. Pengajian bulanan Bengkel Rohani 5. Pengajian bulanan Ta’aruf center Bengkel Rohani 6. Lembaga Tahsin Qiro’ah al-Qur’an Bengkel Rohani Adapun jadwal pelayanan yang diadakan di Bengkel Rohani adalah sebagai berikut: 2 Tabel I. Jadwal Pelayanan Ruqyah Bengkel Rohani Ciputat No.
Nama Ustadz
Waktu
Hari
Keteranga n
1
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Senin
Langsung
2
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Selasa
Langsung
3
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Rabu
Langsung
4
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Kamis
Langsung
5
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Jum'at
Langsung
6
Ust. Nasrullah
09.00 s.d. 21.00 WIB
Sabtu
Langsung
7
Ust. Abu Aqila
09.00 s.d. 21.00 WIB
Ahad
Langsung
2
Ibid.
40
D. Sarana dan Prasarana Untuk mendukung pelaksanan kegiatan sebuah lembaga pengobatan maka Bengkel Rohani memiliki sarana dan prasarana yang harus diadakan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Bengkel Rohani mencakup: 1. Meja resepsionis untuk pendaftaran pasien. 2. Ruang konsultasi yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan pasien. 3. Ruang bekam, yang terdiri dari 2 ruang untuk akhwat dan ikhwan. 4. Ruang refleksi. 5. Ruang terapi ruqyah. 6. Mushola. 7. Kantin. 8. Ruang ber-AC
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Identifikasi Subjek Penelitian Untuk memperkuat hasil penelitian, penulis melakukan wawancara kepada subjek yang berhubungan langsung dengan terapi ruqyah syar’iyyah bagi penderita gangguan emosi. Adapun subjek penelitian itu adalah: 1. Pimpinan Cabang Usatadz Andri Sulaiman, sekarang ini menjabat sebagai pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat sejak 4 mei 2010, sebelumnya beliau menjadi pimpinan cabang Bengkel Rohani Bekasi dari tahun 2005. Beliau kelahiran 30 November 1979 sekarang tinggal di Setia Kawan, Bekasi Timur. Sebelumnya beliau hanya seorang pencuci alat bekam di Bengkel Rohani namun berkat ketekunannya kemudian beliau diperbantukan untuk terapi bekam lalu diperbantukan lagi untuk menangani konsultasi pasien yang juga menjabat sebagai piminan cabang. 2. Terapis Ustadz Nasrullah, Ustadz yang menangani terapi ruqyah ini kelahiran Jakarta 15 Maret 1975, sekarang tinggal di Gandul, pangkalan jati baru di Rt 03 Rw 02 No.49A dan sekarang sudah dikaruniai tiga orang anak. Beliau bergabung di Bengkel Rohani semenjak bulan Maret 2010, sebelumnya beliau bekerja sebagai guru privat dan guru TPA
(Taman
Pendidikan al-Qur’an) karena beliau lulusan MTs di daerah Gundul. Beliau sebelumnya tidak punya pembekalan tentang pengobatan terapi ruqyah,
41
42
namun beliau sering mengobati para tetangganya dengan menggunakan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, barulah belakangan ini beliau mengetahui bahwa pengobatan tersebut bernama terapi Ruqyah Syar’iyyah. 3. Pasien a. Ibu Nur’aini Ibu rumah tangga yang berusia 33 tahun dan sudah dikaruniai 2 orang anak yang berusia 12 tahun dan 4 tahun. Beliau sudah 2 kali diruqyah, sebelumnya beliau divonis menderita kangker otak, sehingga beliau mengalami syok yang berakibat gangguan emosi, terlebih lagi apabila beliau menghadapi putrinya yang berusia 12 tahun maka emosinya mudah meledak-ledak, karena beliau merasa cemas dan takut putrinya terjebak dalam pergaulan bebas. Dalam hal ini Ibu Nu’aini mengalami gangguan emosi yang disebut kecemasan (Ansietas) dimana emosi yang bersifat antisipatif, jawaban awal yang sebelum ada pertanyaan. Padahal apabila dirujukan pada salah satu kriteria emosi yang normal, emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi. 1 b. Ibu Sopiyah Merupakan Ibu dari Badriahni, pasien penderita gangguan emosi. Badriah untuk saat ini belum bisa diwawancarai secara langsung dikarenakan masih belum bisa berbicara terlalu banyak. Badriah gadis berusia 31 tahun, yang kesehariannya di rumah saja merupakan pasien 1
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010), h. 262
43
gangguan emosi dan sudah menjalani 5 kali terapi ruqyah. Sebelunya badriah tidak menunjukan sebagai seorang yang mempunyai emosi, dia lebih banyak diam dan acuh dengan apa yang terjadi disekitarnya. Bila dilihat dari cirri-ciri yang diderita Badriahni dapat disimpilkan bahwa Badriahni mengalami gangguan emosi yang berupa afek yang terlalu kaku, yaitu mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan, namun Badriahni tidak menunjukan itu.
B. Prosedur Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah Dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat, harus melewati prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam penanganan pasien, adapun prosedur itu adalah: 1. Pendaftaran Pertama kali pasien datang, pasien diharapkan mendaftarkan diri terlebih dahulu ke tempat pendaftaran. Disitu pasien akan mendapatkan buku bimbingan yang memuat kolom untuk diisi oleh konselor, peruqyah dan bekam (apabila pasien juga harus dibekam). Dan dilengkapi dengan doa-doa memohon kesembuhan. 2. Konsultasi Selanjutnya pasien menunggu panggilan untuk dilakukannya konsultasi. Konsultasi disini dijalani untuk mengeecek apakah pasien menderita gangguan jasmani atau rohani, dan apa bila mengalami gangguan
44
rohani apakah yang berhubungan dengan gangguan jin atau gangguan rohani yang lainnya, salah satunya gangguan emosi. Dari ruang konsultasi ini dapat diputuskan bagaimana cara penanganan pasien apakah harus diruqyah atau dibekam ataupun harus diruqyah dan dibekam. Selain itu diruang konsultasi ini pasien juga akan mendapatkan masukan-masukan atau tausiyah yang berhubungan dengan permasalahan atau penyakit yang diderita pasien. 3. Terapi ruqyah syar’iyyah Terapi ruqyah syar’iyyah dilakukan di ruang tersendiri, dengan ruang yang lebih luas dari ruang lainnya, ini dikarenakan agar pasien dapat bergerak sebebas mungkin dan membuat pasien merasa nyaman. Sebelum
dilakukannya
ruqyah
syar’iyyah,
biasanya
pasien
disarankan untuk mengambil air wudhu dan menutup auratnya dengan rapat (bila wanita), selain itu apabila pasiennya wanita maka peruqyah akan menggunakan sarung tangan, hal ini untuk menghindari adanya sentuhan kulit antara bukan muhrimnya. Setelah itu menurut ustadz Nasrullah
“disini kita dengan
menidurkan pasien, maksudnya membaringkan kalo yang mau berbaring,. Tapi kita buat santai aja lah bagaimana se-relex-nya pasien aja tapi kalo kita menyarankan tidur, tapi kalo mau duduk atau bersila terserah” 2 Apabila pasien sudah dalam keadaan nyaman dan relex barulah dilakukan terapi ruqyah dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan
2
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Nasrullah, Ciputat, 11 Mei 2010.
45
suara yang lantang sambil memegang anggota badan pasien, biasanya memegang kepala, punggung atau dada. 4. Bekam (hijamah) Bekam dilakukan apabila terdapat penyakit lain yang ada pada pasien, dan apabila hanya ditemukan penyakit rohani saja, maka bekam tidak perlu dilakukan.
C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita Gangguan Emosi Dalam teknik pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah bagi penderita gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat tidaklah berbeda dengan terapi ruqyah syar’iyyah lainnya, baik dari persipan awal pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah sampai dengan teknik me-ruqyahnya. Namun dalam hal pembacaan surat-surat al-Qur’an, terdapat sedikit perbedaan dalam penanganan pasien penderita gangguan emosi dengan pasien penderita gangguan jin. Menurut Ustadz Nasrullah “perbedaanya paling bacaannya saja, untuk emosi tidak ada penambahan ayat-ayat lain tapi kalo untuk gangguan jinnya ada penambahan seperti surat yang untuk pengusiran jin seperti surat ar-Rahnman, surat Jin.” 3 Sedangkan dalam pelaksanaan terapi ruqyah-nya, yaitu dengan cara meletakkan tangan terapis ditubuh pasien (terapis menggunakan sarung tangan apabila menangani pasien wanita), lalu dibacakan ayat-ayat suci al-
3
Ibid.
46
Qur’an dengan suara yang lantang dan terapis memegang salah satu anggota tubuh pasien (kepala, punggung atau dada). Adapun ayat-ayat yang biasanya dibacakan oleh ustadz Nasrullah yaitu: 1. Isti’adzah 2. Basamallah 3. al-Fatihah ayat 1-7 4. Surat al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286 5. Surat ar-Rahman ayat 33-36 6. Surat al-Ikhlas 7. Surat al-Falaq 8. Surat an-Naas Namun hal yang pertama yang harus ditanamkan dan diyakini oleh pasien adalah, pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah adalah suatu bentuk permohonan untuk meminta kesembuhan kepada Allah SWT.
D. Analisis Berdasarkan data-data yang penulis dapatkan selama penelitian melalui wawancara dan observasi di Bengkel Rohani Ciputat bahwa kegiatan-kegiatan yang terdapat di Bengkel Rohani sesuai dengan visi, misi dan tujuannya. Yang dalam hal ini untuk membangan dan merealisasikan pengobatan dan terapi yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan mengenalkannya lebih luas kepada masyarakat.
47
Penulis juga melihat dalam hal pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, bahwa terapis telah berhasil melakukan sebuah pelaksanaan pengobatan yang sesuai dengan tuntunan Islam. Dan terapis dapat dikatakan sebagai seorang yang ahli dalam bidangnya dan sungguh-sungguh dalam mengobati setiap pasiennya. Adapun proses pelaksanaan ruqyah syar’iyyah yang dilakukan adalah telah sesuai dengan syariat Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah yaitu dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan suara yang lantang dan memperdengarkannya langsung dihadapan pasien dengan memegang bagian tubuh pasien (kepala, punggung atau dada). Walaupun sesungguhnya terapi ruqyah juga dapat dilakukan dengan melalui telefon atau memperdengarkan kaset recorder. Karena inti dari ruqyah syar’iyyah adalah dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an. Terapi ruqyah syar’iyyah yang dilakukan di Bengkel Rohani juga dapat dikatakan sangat efektif terlihat dari kemajuan yang ada pada diri pasien setelah melakukan pengobatan dengan terapi ruqyah syar’iyyah. Seperti yang dikatakan Ibu Nur’aini ketika memaparkan tanggaannya mengenai terapi ruqyah syar’iyya, ”Ada efeknya…. Enak, kayanya hati plong gitu, secara alami aja….” 4 Begitu pula tanggapan Ibu Sopiah mengenai terapi ruqyah terhadap anaknya Badriahni “Bagus, Alhamdulillah. Walaupun ruqyah baru tapi udah ada perubahan deh, ya Alhamdulillah deh.” 5
4 5
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur’aini, Ciputat, 19 Mei 2010. Wawancara Pribadi dengan Ibu Sopiah, Ciputat, 22 Mei 2010.
48
Jadi terapi ruqyah syar’iyyah dapat menjadi suatu solusi yang tepat dalam penanganan penderita gangguan emosi, dimana terapi ruqyah tidak hanya menjadikan suatu pengobatan tetapi juga menjadi suatu sarana pendekatan diri kepada Allah SWT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis selama 4 bulan di Bengkel Rohani Ciputat, yang meneliti pada terapi ruqyah syar’iyyah bagi pasien penderita gangguan emosi, penulis menyimpulkan bahwa: 1. Dalam proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, di Bengkel Rohani Ciputat pasien terlebih dahulu melakukan konsultasi agar dapat diketahui keluhan apa saja yang pasien rasakan, setelah itu dapat disimpulkan bahwa pasien harus menjalani terapi ruqyah terutama bagi penderita gangguan emosi. 2. Dalam pelaksanaanya terapis membacakan ayat-ayat al-Qur’an pilihan yang diajarkan oleh Rasulullah yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. 3.
Dari hasil wawancara dan observasi penulis menemukan bahwa pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah ternyata sangat berpengaruh terhadap
kesembuhan
pasien
gangguan
emosi
yang
dimana
kebanyakan pasien merasa terguncang dan kurang bisa menahan gejolak emosi dalam dirinya, tetapi setelah melakukan terapi ruqyah syar’iyyah pasien merasa jadi lebih bisa mengontrol emosinya. Jadi dapat dikatakan terapi ruqyah adalah sarana yang efektif untuk pengobatan bagi pasien gangguan emosi.
49
50
B. Saran Saran untuk pihak Bengkel Rohani: 1. Kinerja pegawai untuk lebih ditingkatkan dan jangan disibuk dengan urusan masing-masing. 2. Untuk waktu istirahat menjalankan sholat diharap untuk mengajak pasien agar sholat berjama’ah dan tidak meninggalkan pasien begitu saja walaupun sudah masuk waktu shalat, hal ini untuk menjaga pasien dari kejenuhan menunggu pelayanan yang tertunda.
DAFTAR PUSTAKA
Albin, Rochelle Semmel. Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010. Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah, 1997. Arifin, Muhammah. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT. Golden Terayen Press. Arikanto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989), cet. ke-6. Aziz Ahyudi, Abdul. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Bintang, 1991. cet. ke-1. Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: Refika Aditama, 2005 Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005. Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi. PenerjemahKartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t. Hawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005. http:/www.bengkelrohani.com
51
52
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. ke-13.
Semiun, Yustinus. Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010. Solihin, Terapi Sufistik. Bandung : C. V. Pustaka Setia, 2004. cet. ke-1. Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: Balai Pustaka, 2005 Warsono Munawwir, Ahmad. Kamus al-Munawwir, Arab- Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984
HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee
: Nur’aini
Tanggal
: 19 Mei 2010
Tempat
: Bengkel Rohani Ciputat
Jabatan
: Pasien gangguan emosi
Interviewer
: Ana Noviana
1. P : Siapa nama lengkap ibu/bapak? J : Nur’aini. 2. P : Berapa usia ibu/bapak sekarang? J : 33 tahun. 3. P : Kegiatan atau kegiatan ibu/bapak sekarang ini apa? J : Ibu rumah tangga. 4. P : Apakah sudah berkeluarga? J : Sudah, anak dua, yang kesatu putri kelas 1 smp, yang ke 2, 4tahun. 5. P : Sudah berapa kali diruqyah? J : Sudah 2 kali. 6. P : Apa yang dirasakan ibu/bapak sehingga datang ke Bengkel Rohani dan menjalani terapi ruqyah? J : Pertama kali kepala saya kaya ditusuk-tusuk terus kerumah sakit umum tarakan di suruh scan ga’ taunya kemungkinan kecil kena kangker otak udah berobat jalan 3 kali ga ada perubahan, terus saya dikasih tau sama kakak saya ke bengkel rohani punya abu aqila ada perubahan jadinya intinya ya sama Allah jadi hati sreg gitu, 7. P : Gangguan emosi apa yang ibu/bapak rasakan? J : Emosinya MasyaAllah tinggi saya, sama anak saya yang pertama itu uuh… astaghfirurllah, mungkin sayanya kali waktu mudanya nakal, saya sering ngelawan sama orang tua jadi nurunin ke anak, cobaannya
lewat anak kali ya, istighfar-istighfar tapi kayanya di hati kalo belum dikeluarin gimana gitu, kalo orang rumah tangga kan cobaan dari mana aja, tapi saya mah dari anak aja ini, dilarang dirumah buka-buka hp tapi diluar buka-buka FB (face book), saya kan liat di tv kan ngeri takut MBI (merried by incident), apa anak sekarang kan banyak yang MBI-MBI, jadi saya was-was, jadi saya mah sama anak saya jadinya otoriter, nah kalo dia dapet jodohnya bagus kan orang tua maunya mah yang bagus aja buat anak mah. 8. P : Bagaimana perasaannya ketika diruqyah? J : Enak, kayanya hati plong gitu, secara alami aja, kan kita disuru ikutin kalo kita bisa, kaya kita udah curhat aja sama Allah gitu, emosi juga dirumah saya diem aja, anak saya dirumah ampe ngomong mamah diem aja biasanya kaya mercon. 9. P : Apa yang ibu/bapak rasakan setelah menjalani terapi ruqyah? J : Ada efeknya, baget deh efeknya, kita juga kan pertama dibilangain sama ustadz nya kita serahin aja sama allah jadi ya plong aja 10. P : Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah? J : Tanggapan saya bagus, boleh…, boleh…, kayanya kita omongin sama orang deh, saya ga percaya deh sama obat-obatan dokter deh Cuma nakutin doang.
HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee
: Sopiah
Tanggal
: 22 Mei 2010
Tempat
: Bengkel Rohani Ciputat
Jabatan
: Ibu dari Badriahni (pasien penderita gangguan emosi)
Interviewer
: Ana Noviana
1. P : Siapa nama lengkap ibu? J : Ibu Sopiah. 2. P : Siapa nama lengkap putri ibu? J : Badriah, panjangnya si Badriahni. 3. P : Berapa usia putri ibu sekarang? J : Dia kelahiran 79, tanggal 30 November (1979 penj.) 4. P : Kegiatan putri ibu sekarang apa? J : Sekarang di rumah aja, dulu si kerja. 5. P : Apakah sudah dia berkeluarga? J : Belum. 6. P : Sudah berapa kali diruqyah? J : Sama yang ini udah 5 kali, saya mah yang enggak bayar, santunan dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera) 7. P : Apa yang dirasakan putri ibu sehingga datang ke Bengkel Rohani dan menjalani terapi ruqyah? J : Ya ngaco aja, mundar-mandir, sekarang alhamdulillah mau mandi dulu ga mau mandi. 8. P : Gangguan emosi apa yang dialami putri ibu? J : Emosi si sekarang udah ada emosinya, tadinya kan enggak, Cuma diem aja, paling ngomongin waktu masa kecilnya aja. Nah sekarang
mah udah bisa marah, udah bisa ngomel. Sekarang udah ada kemajuan. 9. P : Apa ada perubahan pada putri ibu setelah menjalani terapi ruqyah? J : Walaupun ruqyah baru tapi udah ada perubahan, ya Alhamdulillah deh. 10. P : Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah? J : Bagus, Alhamdulillah.
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
Bengkel Rohani Ciputat
Meja pendaftaran
Buku bacaan untuk pasien
Ruang tunggu pasien
Ruang Komsultasi
Proses Pelaksanaan Ruqyah
WAWANCARA
1. Siapa nama lengkap ibu? 2. Siapa nama lengkap putri ibu? 3. Berapa usia putri ibu sekarang? 4. Kegiatan putri ibu sekarang apa? 5. Apakah sudah dia berkeluarga? 6. Sudah berapa kali di-ruqyah? 7. Apa yang dirasakan putri ibu sehingga datang ke Bengkel Rohani dan menjalani terapi ruqyah? 8. Gangguan emosi apa yang dialami putri ibu? 9. Apa ada perubahan pada putri ibu setelah menjalani terapi ruqyah? 10. Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah?
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee
: Ustadz Andri Sulaiman
Tanggal
: 11 Mei 2010
Tempat
: Bengkel Rohani Ciputat
Jabatan
: Pimpinan Cabang Bengkel Rohani Ciputat
Interviewer
: Ana Noviana
1. P : Selain sebagai pimpinan cabang, apa tugas ustadz dalam menangani pasien? J : Kalo untuk disni tugas pertamanya itu bimbing konseling untuk penyakit medis dan rohani, biasanya tugas utamanya gitu. 2. P : Dalam proses Mengidentifikasikan penyakit pasien, apa yang ustadz tanyakan kepada pasien?. J : Pertama, penyebabnya kenapa sebenarnya akibatnya penyakit seperti ini, kronologis penyakit itu sampe ada di pasien kenapa. Biasanya saya tanya tiga hal, pertama tentang pola makan, karena pola makan itu berpengaruh contohnya saja kalo kita makan yang banyak mengandung kolesterol itu akibanya kefisik jelas kan! penyempitan pembuluh darah ditubuh. Kedua pola fakir, kebanyakan orang itu sakit dari pola fakir, tawakal dia kepada Allah, rasa cemasnya tidak bisa dikendalikan sendiri sehingga berpengaruh ke fisik contohnya aja penyakit magh kecemasan yang tidak bisa kendalikan sehingga asam lambungnya laik, begitu. Yang ketiga pola hidup, itu misalnya kebiasaan-kebiasaan buruk, kurang olah raga, sehingga berpengaruh ke fisik. 3. P : Bagaiman kriteria pasien yang ditangani dengan terapi ruqyah? J : Salah satunya makanya kita tanya dulu riwayat penyakitnya biasanya kita menangani itu disini ada terapi leher untuk mengecek ada gangguannya apa enggak, kalo ada penebalan biasanya ada gangguan-
gangguan, setelah itu kalo kita liat ada gangguan lalu kita lakukan tindakan ruqyah. 4. P: Bagaimana proses pelaksanaan terapi ruqyah disini? J : Jadi biasanya untuk akhwat itu diruangan, kalo mau berwudhu, berwudhu dulu, kemudian memakai penutup aurat yang jelas, kemudian dibaringkan untuk di pedengarkan ayat-ayat Al-Qur’an. 5. P : Jadi dalam tekhnik pelaksanaannya itu dengan mendengarkan ayatayat Al-Qur’an? J : Salah satunya itu memperdengarkan ayat-ayat, dan juga pengecekan titik-titik syaraf, nah biasanya kalo ada gangguan itu akan reaksi, nah itu dari awal guna konseling itu ya itu dicek dulu batang leher kalo memang ada raksi maka kita lakukan ruqyah. 6. P : Apakah terdapat perbedaan meruqyah yang mengalami gangguan jin dengan yang mengalami gangguan emosi? J : Yang jelas kalo untuk meruqyah gangguan jin dengan gangguan emosi itu berpengaruh, biasanya kita cek penebalan batang leher syaraf otak besar biasanya kalo ada gangguan itu syaraf urat leher kena. 7. P : Sebenarnya apa yang menyebabkan pasien mengalami gangguan emosi ustadz? J : Salah satu pemucu masalah sosial bisa, permasalahan-permasalahan yang tidak bisa terpecahkan jadi mengganggu kajiwaan dia, dengan kondisi dia yang lemah itu mudah masuk gannguan-gangguan, termasuk gannguan emosi.
Pimpinan Cabang Bengkel Rohani Ciputat
(Ustadz Andri Sulaiman)
HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee
: Ustadz Nasrullah
Tanggal
: 11 Mei 2010
Tempat
: Bengkel Rohani Ciputat
Jabatan
: Penterapi Ruqyah Syar’iyyah
Interviewer
: Ana Noviana
1. P : Apakah ada syarat tertentu agar orang bisa meruqyah orang lain ustadz? J : Iya, menurut saya itu ada, diantarannya ya itu tadi saya bilang kita memahami sejauh mana Al-Qur’an itu yanag Allah ciptakan sebagai obat, penenang dalam hati kita, paling tidak kita harus mengerti permasalahan itu dulu. Udah gitu itu bacaan ayat-ayatnya, makhrojul hurufnya, fasih kita baca dengan cara syari
gitu ya yang pokok
permasalahan pertama itu ya orang-orang itu kadang meles menghafal ayat alqur’an saya pun bukan penghafal qur’an cuma…, surat AlBaqarah yang biasa kita baca sehari-hari menjadi cambuk buat saya gitu ya! Yang penting ini kita ada kemauan dan keikhlasan, bukan berarti kita menjual ayat-ayat Allah, tapi kita mengobati bahwasannya Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an itu yang bahwasanya AlQur’an itu sebagai penawar. Kita bukan menjual ayat-ayat Allah, cuma kita kan meluruskan saja penyakit itu kan dari Allah dan bisa disembukan oleh Allah, dan bahwa Al-Qur’an itu penyembuh. 2. P : Apa ada criteria tertentu pasien yang akan menjalani terapi ruqyah? J : Tidak ada, untuk pasien itu kita semuanya, dari bentuk penyakit kecil sampai yang paling besar, dari yang paling kasar dan paling halus dari mulai orang yang tidak tau sama sekali sampai ada orang yang mengerti ruqyah itu bisa. 3. P :Menurut Ustadz apakah terapi ruqyah hanya untuk mengobati yang berhubungan dengan jin saja?
J : Tidak, menurut saya tidak. Kembali lagi yang saya omong tadi dari yang paling kasar sampai yang paling halus tadi Allah menurunkan penyakit yang di derita oleh pasien ya pokoknya ya kita mohon kepada Allah dengan terapi ruqyah ini mohon pada Allah . Apabila kita ikhlas menjalankan dan mendengarkan ya insyaallah kita mohon kepada Allah kebanyakan pasien itu merasa, contoh orang penyakit kangker atau kisat itu yang kata dokterharus di oprasi, akhirnya ketika dia datang ke br ini alhamdulillah ada perubahan, walaupun sedikit walaupun dikatakan setengah persen, alhamdulillah dia merasa terjadi perubahan, itu yang sifatnya medis. apa lagi dengan orang-orang yang kemasukan jin, tanpa kemauan saya dia hanya mendengarkan saja sifatnya ya insyaAllah. 4. P : Bagaimana dengan pasien yang mengalami gangguan emosi? J : Ya, sudah saya bilang dimuka tadi itu, kita terapi dengan ruqyah barangkali kan gangguan emosi itu kurang ibadahnya, kurang pendekatan dirinya kepada Allah, bacaan Al-Qur’annya kurang, dzikirnya kepada Allah itu kurang, sehingga muncul sifat aslinya manusia atau sifat setannya sehingga muncul di dalam hatinya yang bergejolak sebab dia kurang pendekatan dirinya kepada Allah sehingga muncullah gangguan emosi itu dan kita terapi dengan ruqyah ya Insyaallah. 5. P : Apakah ada perbedaan dalam meruqyah pasien gangguan emosi dengan yang gangguan jin? J : Ada, perbedaanya paling bacaannya saja, untuk emosi tidak ada penambahan ayat-ayat lain tapi kalo untuk gangguan jinnya ada penambahan seperti surat yang untuk pengusiran jin seperti surat ArRahnman, surat Jin. 6. P : Berapa lama Ustadz dalam pelaksanaan terapi ruqyah? J : Ya kita si ga lama paling 5 sampai 7 menit. 7. P : Bagaimana proses pelaksanaan terapi ruqyah disini Ustadz?
J: Proses itu disini kita dengan menidurkan pasien, maksudnya membaringkan kalo yang mau berbaring,. Tapi kita buat santai aja lah bagaimana se-relex-nya pasien aja tapi kalo kita menyarankan tidur, tapi kalo mau duduk atau bersila terserah, kalo mau sambil joget juga ga apa-apa, hahaha… (penj. tertawa). 8. P : Apakah dalam teknis pelaksanaannya hanya membacakan Ayat-ayat Al-Quran? J : Iya pelaksanaannya dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, gituaja!
Penterapi Ruqyah Syar’iyyah Bengkel Rohani Ciputat
(Ustadz Nasrullah)