ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PROGRAM HIKMAH DI RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
MUHAMMAD RIFAI NIM : 109051000030
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH PROGRAM HIKMAH DI RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
MUHAMMAD RIFAI NIM : 109051000030
Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 19650207 199103 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
ABSTRAK Muhammad Rifai Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Pemerintah Daerah, Radio Jakarta Islamic Center 107,7 FM yang berada dibawah birokrasi Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau dikenal dengan nama Jakarta Islamic Center yang bertujuan membangun suara peradaban Islam. Guna menambah sisi spiritual, intelektual, dan keterampilan, salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio JIC sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Hikmah”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan pengetahuan dan keimanan masyarakat muslim. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian di Radio JIC 107,7 FM Jakarta dan mengkhususkan pada program “Hikmah” tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW dengan merumuskan sebuah pertanyaan yakni, isi pesan dakwah apa yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM dan apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM ? Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan telaah teks program, melakukan observasi, wanwancara mendalam, kategorisasi, dan analisis data. Dan selanjutnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi) dengan menggunakan model analisis isi Philipp Mayring, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi, dalam hal ini isi pesan dakwah. Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program “Hikmah” edisi 23-28 Januari 2013. Dengan pesan-pesan dakwah yang disampaikan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kecenderungan isi pesan dakwah yang disampaikan pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM pada dasarnya lebih cenderung pada isi pesan yang memiliki unsur kebaikan serta prilaku-prilaku terpuji. Hal itu dikarenakan tema diangkat memang menyangkut kehidupan Rasulullah SAW yang kita ketahui memiliki akhlak dan sifat yang terpuji, sehingga ucapan atau isi yang disampaikan oleh narasumber berupa kata-kata yang baik seperti pribadi Rasulullah SAW serta perintah-perintah beliau.
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amin. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada: 1. Keluarga tercinta, Ayahanda Sukmawardi dan Tedjo prabowo, ibunda Aida Warni dan Ernalyta, serta kakak-kakak tercinta Nursari Dewi, Mariana dan adik-adik tersayang Trisna Yati, Mhd. Luthfansyah, Luthfiya Nurpranita, dan Muhammad Faiz. Yang telah memberikan dukungan berupa materi serta do’a yang tulus dan menjadi motivasi bagi peneliti. 2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA,
ii
Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal MA, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rizal LK, MA; 3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada di kampus ini; 4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini; 5. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbng peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik; 6. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti selama peneliti berada pada masa kuliah; 7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang menunjang untuk skripsi ini; 8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang menunjang untuk skripsi ini; 9. Seluruh pihak Radio JIC 107,7 FM Jakarta yang telah membantu peneliti dalam menyediakan wadah bagi peneliti untuk melakukan penelitian
iii
tersebut, khususnya pada program Hikmah, kepada Mas Dipo selaku produser dan Penyiar Hikmah, Mas Andi selaku Staff Program di radio JIC, dan seluruh crew Hikmah. 10. Sahabat-sahabat KPI A angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan ikatan persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti berada di masa kuliah, kebahagiaan serta keakraban yang tidak akan terlupakan. 11. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.
Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terimakasih yang sebanyakbanyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan, semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca. Amin Jakarta, 29 Juli 2013
Muhammad Rifai 109051000030
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6 E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7 F. Kerangka Konsep ………………………………………… 9 G. Metodologi Penelitian ........................................................ 9 H. Sistematika Penulisan ......................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Pesan Dakwah .................................................................... 16 B. Dakwah Dzatiyah .............................................................. 19 C. Media Dakwah Radio ........................................................... 20 D. Analisis Isi kualitatif ........................................................... 23
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO JIC 107,7 FM A. Gambaran Umum Radio JIC ............................................... 26 B. Visi dan Misi ...................................................................... 27 C. Struktur Organisasi .............................................................. 28 D. Program-Program Acara....................................................... 29
v
E. Alamat kantor ......................................................................... 32 F. Laporan pendengar ................................................................. 32 G. Segmentasi ............................................................................. 33
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Isi Pesan Dakwah Acara Hikmah ............................................. 36
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 73 B. Saran ................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ ruf Nahyi Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1 Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah sumber informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW. “Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari), Hadits di atas merupakan hadits yang memerintahkan kita
untuk
menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada
Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125.
1
2
orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.2
Dalam era globalisasi ini keberadaan media massa membawa pengaruh luas dibanding dengan komunikasi tatap muka. Besarnya eksistensi media komunikasi yang berakibat pada kebutuhan informasi yang besar bagi masyarakat. Radio sebagai salah satu media memiliki peranan penting dalam hal tersebut. Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.3 Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras seperti dengan bioskop, dan televisi. Radio telah beradaptasi dengan perubahan
dunia, dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Radio melibatkan dan merangsang imajinasi, dimensi waktu dan ruang bisa dikembangkan. Secara potensial radio memungkinkan untuk 2
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), h. vii-viii.
Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet .1, h. 13.
3
menjangkau seluruh penduduk, bahkan penduduk miskin sekalipun, dan dengan biaya sedikit.4 Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah
mewadahi
sebanyak
mungkin
kebutuhan
dan
kepentingan
pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5 Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru, masalahmasalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran, buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7 Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi program Radio, (Jakarta: Pengurus Pusat HPPI Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h. 272. 5 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2. 6 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38. 7 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117.
4
dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya, dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah).8 Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan para Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para mad’u tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan baik dari media televisi, internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan oleh radio Jakarta Islamic Center 107,7 FM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara siaran radio dalam program “Hikmah”. Adanya acara tersebut diharapkan mampu menjadi media pembelajaran sekaligus media dakwah guna meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa. Radio JIC 107,7 FM Jakarta merupakan radio yang memposisikan diri sebagai radio muslim untuk menjadi suara peradaban Islam masa depan. Radio JIC 107.7 FM – 1080 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam. Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang
8
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 116.
5
menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan. Sebagian besar program-program acara yang disajikan di radio JIC FM adalah program News dan Lifestyle (musik & entertainment). Kemudian JIC FM yang notabene merupakan radio News dan Lifestyle, membuat acara “Hikmah”. Acara ini berupa acara tentang kisah-kisah teladan muslim yang didalamnya terdapat suatu isi pesan dakwah yang durasi waktu tayangnya mulai pukul 20.30 sampai 22.30 WIB setiap Senin-Jum’at. Pada program Hikmah, cara penyampaian materinya dekat sekali dengan nilai-nilai ke Islaman serta kajian-kajian mengenai kisah-kisah teladan Islam. Ditambah dengan penyiar yang sangat terlihat komunikatif dan sangat menguasai materi-materi yang ingin disampaiakan. Atas dasar alasan itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program Hikmah tersebut. Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan diberi judul: “Analisis Isi Pesan Dakwah Program Hikmah di Radio JIC 107,7 FM Jakarta”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dibatasi pada program acara Hikmah yang hanya fokus pada Sender (Komunikator) dan massage (pesan) dan tidak pada chanel, receiver, dan effect.
6
Dan data akan dianalisis dengan menggunakan analisis isi. Diantara sekian banyak model analisis isi, yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi model Philipp Mayring. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Isi pesan dakwah apa saja yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta? b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “hikmah” di Radio JIC 107,7 FM? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam program hikmah dan apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam.
7
b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan lainnya bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiun-stasiun radio yang menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah. E. Tinjauan Pustaka Penelitian analisis isi ini juga telah dilakukan oleh beberapa mahasiswamahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya mahasiswamahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya, Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang bercerita tentang ibadah haji, oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu sama-sama menganalisis isi pesan dakwah tetapi perbedaannya pada bentuk kategorisasi.9 Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah oleh Fifit Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi
9
Dian Komalasari, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
8
pesan pada program di radio, tetapi perbedaannya pada jenis isi pesan yang diambil.10 Dan Analsisi Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM-Ciputat. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah dzatiyah, dakwah profesional, dan dakwah melalui profesi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu sama-sama menganalsis isi pesan dakwah pada program radio, tetapi perbedaannya juga pada kategori yang diambil.11 E. Kerangka Konsep RADIO JIC
Dakwah Dzatiyah : a. Al-qalbu b. Al-aql c. An-nafs d. Ar-ruh e. Al-fitrah
HIKMAH
Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). Annisa Balqis, “Analisis Isi Pesan Dakwah Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM-Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
9
Menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan sejumlah aspek dan dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek nafsiah (jiwa), dan aspek ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu dimensi al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan), alqalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu berubah-ubah dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).12 G. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analisis). Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam mengkaji pesan-pesan dalam suatu media. Analisis isi dapat digunakan
12
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta, PT. Pustaka Pelajar, 2007), cet. ke-2, h. 410.
10
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi serta bahan-bahan dokumentasi lainnya.13 Sejalan dengan definisi tersebut, Analisis Isi Kualitatif mencoba untuk menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan penelitian komunikasi untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi tekstual tapi dengan elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif. (Mayring, 2000: 6) 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek
penelitian
adalah
sumber-sumber
tempat
memperoleh
informasi.14Yang menjadi subjek penelitian adalah tim radio JIC 107,7 FM Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah program Hikmah. Sumber data didapat dari radio JIC 107,7 FM sebagai stasiun radio yang menyiarkan program Hikmah tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW serta mereka yang memberikan informasi mengenai objek penelitian. 3. Tahapan Penelitian Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah a). Pengumpulan data, b). Pengolahan data, dan c). Analisis data. a. Pengumpulan Data Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data-data melalui berbagai instrumen sebagai berikut:
13
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2004), Cet. Ke-1. hal.79. Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1968), h.92.
11
1. Wawancara Wawancara adalah teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.15 Keunggulan
utama
wawancara
adalah
memungkinkan
peneliti
mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerja sama yang baik antara pewawancara dan yang di wawancarai sangat diperlukan.16 Wawancara dilakukan kepada Penyiar dan Produser. 2. Telaah Teks Program Selain wawancara, penulis mencoba menggali informasi/data secara lebih mendalam lagi, yaitu melalui telaah rekaman program. Setelah itu rekaman program tersebut penulis transkip kedalam teks. Begitu juga dengan data-data lainnya seperti data wawancara, penulis mencoba tuangkan ke dalam bentuk teks, kemudian penulis analisis dan mengambil kesimpulan. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan, dengan observasi akan diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang kenyataan.17Observasi ini dilakukan selama bulan Desember sampai Januari 2013. Karena untuk mengetahui proses produksinya maka dilakukan waktu yang cukup lama. Wardi Bhatiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet. 1, h. 72. 16 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), Cet. 1, h. 225. 17 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 106.
12
Dalam teknik observasinya, peneliti menggunakan observasi yang bersifat langsung dan tidak langsung. Langsung yakni dengan melakukan kunjungan serta mengikuti pelaksanaan program Hikmah di radio JIC 107,7 FM Jakarta, dan tidak langsung dengan mendengarkan serta mengamati pada program Hikmah di radio yang dimaksud. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.18Teknik yang peneliti gunakan dalam observasi ini sifatnya pengamatan. Menurut M. Q. Patton (1980: 123-126), peneliti yang melakukan pengamatan akan mendapatkan manfaat seperti (a) pandangan yang holistik dan menyeluruh, (b) membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery, (c) dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, (d) dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden, (e) dapat memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai objek yang diteliti, (f) mendapatkan kesan-kesan pribadi.19 Observasi dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai Program Hikmah. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan langsung ke radio JIC 107,7 FM Jakarta tepatnya di Jalan Kramat Jaya , Koja, Jakarta Utara.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 10, h. 240. Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), Cet.1, h. 31.
13
4.
Kategorisasi Kategorisasi merupakan instrumen dalam penelitian analisis isi materi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan pesan-pesan dakwah yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM. Kategorisasi, penyusunan berdasarkan kategori; penggolongan. Proses dan hasil pengelompokan unsur bahasa dan bagian pengalaman manusia yg digambarkan ke dalam kategori.20 5. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Yaitu mempelajari dan menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar yang diambil dari fotofoto, rundown, arsip berupa diktat, dan lain sebagainya untuk penguat atas kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan interview. Dalam hal ini yaitu data-data, foto-foto, arsip-arsip yang berhubungan dengan program Hikmah, seperti rundown, foto wawancara dan studio siaran, yang dapat memperkuat data penelitian, data ini dapat diperoleh langsung dari dokumen yang ada di radio JIC 107,7 FM Jakarta. b. Pengolahan Data Dalam melakukan pengolahan data, penulis mencoba menyederhanakan dan mengolah data, maka data yang ada dimasukkan ke dalam bentuk tabel, bagan, roda jam siar, dan foto-foto.
20
WIB.
http://www.artikata.com/translate.php, diakases pada tgl.13 Juli 2013,pukul. 23.00
14
c. Analisis Data Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini akan menggunakan teknik analisis isi kualitatif Philipp Mayring yang mengemukakan ide dasar analisis isi kualitatif dalam bidang komunikasi yang didasarkan atas empat hal. Keempat hal tersebut adalah a). menyesuaikan materi ke dalam model komunikasi, b). Aturan analisis, yaitu materi yang dianalisis secara bertahap mengikuti aturan prosedur, yaitu membagi materi ke dalam satuan-satuan c). kategori adalah pusat dari analisis. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan penelitian, dimasukan ke dalam kategori. Kategori ini ditemukan dan direvisi di dalam proses analisis, dan d). Kriteria kredibilitas dan validitas. A. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi lima bab: BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORITIS: Dalam bab ini membahas definisi pesan dakwah, media dakwah yaitu radio, pengertian analisis isi kualitatif. BAB III PROFIL STASIUN RADIO JIC FM: Membahas gambaran umum radio JIC FM, sejarah dan perkembangan radio JIC FM, visi dam misi radio JIC FM, struktur organisasi di radio JIC FM, program-program acara di radio JIC FM, alamat radio, logo radio, laporan pendengar, segmentasi, dan kepemilikan saham.
15
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini membahas isi pesan dakwah yang terdapat dalam program Hikmah di radio JIC FM. BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian.
16
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pesan Dakwah Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.21 Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da‟i. Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u, da‟ wan, du‟a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”22 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du‟a), yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan (al-nida‟). Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du‟a ila al-syai‟ al-hatsts „ala qasdihi).23 Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam. 24 Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.
21
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. Ke-1. hal. 8. 22 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), Cet. ke-2, hal.17. 23 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta , 2008), Cet ke-2. hal. 144. 24 Idris A Somad, Diktat Ilmu Dakwah, Th. 1425 H/2004. hal. 24.
17
Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut.25 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.26 Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator,27 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.28 Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari‟ah, dan akhlaq, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mustami‟i (pendengar). Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar. Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :
25
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1. hal. 43.
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal- 761. 27 H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2. hal. 32. 28 Onong Ucahyana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994), Cet. Ke-8. hal. 18.
18
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Q.S. AlAhzab : 39). Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u dapat diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di antaranya:
Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian mad‟u;
Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad‟u, sekaligus menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu;
Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan situasi di mana kelompok mad‟u itu berada.29
Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da‟i pada mad‟u pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama30 yang meliputi akidah, syari‟at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
1. h. 33.
29
M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 27.
30
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet. Ke-
19
Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri. Sedangkan Ari Ginanjar Agustian merumuskan akidah tersebut dengan 165, yang mengkaji bagian dari ajaran Islam yakni 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun Islam yang dia rumuskan dengan “ESQ way 165″. Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat menarik karena Ari Ginanjar mengkaji Islam dari segi ihsan, rukun iman dan rukun Islam yang merupakan wilayah aqidah dengan penjelasan yang berisi tentang pemaknaan ihsan, rukun iman dan rukun Islam dalam peningkatan diri manusia menjadi lebih baik31. Wilayah aqidah ini biasanya merupakan wilayah yang akan jarang dikaji karena merupakan konsep paling sensitive dalam akidah Islam. B. Dakwah Dzatiyah Dakwah dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan komunikasi di dalam diri. Di dalam ilmu komunikasi dakwah dzatiyah dapat dikatakan sebagai komunikasi intrapribadi dan. Kata dzatiyah dapat dikatakan sebagai tarbiyah dzatiyah. Abdul bin Abdul Aziz Al-Aidin mendefinisikan tarbiyah dzatiyah ialah tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.32
31 32
Ari Ginanjar, ESQ, Jakrta: ARGA, 2005. Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 17.
20
Baharuddin menambahkan, di dalam diri manusia dilengkapi dengan sejumlah dimensi, yaitu dimensi al-jism, al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).33 C. Media Dakwah Radio 1. Pengertian Radio Merujuk
pada
pengertiannya
dalam
The
Encyclopedia
of
Americana
International (1983: 121a), radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency (radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah).34 Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran (pengiriman) suara/bunyi melalui udara (1982: 791). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without connecting wires (radio adalah pengiriman dan 33
Baharuddin, Ibid. A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher), Cet. 1 h. 30. 34
21
penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel). Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja (1980: 80) menyatakan, radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan.35 Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi ditelinga atau pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.36 Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti dalam Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga (1996: 93), radio adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi, (Lee, 1965). Suatu pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa-apa pada audiens/pendengar kalau gelombang-gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal-sinyal, kata-kata terucapkan, maupun nada-nada, atau sesuatu yang berirama (Kertapati, 1981).
35
Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta: Atmajaya, 1998) Cet. 2 h. 69. 36 Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan Reporter Radio, (Jakarta: Penebar Plus, 2007), Cet. 1. h. 6.
22
2. Radio Sebagai Media Dakwah “Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.37” Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”38 “Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”39 Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).40 Sementara media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah “segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan
37
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16. Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet ke-7, hal. 107. Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006), Cet ke-4, hal. 9. 40 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26. 38
23
tertentu.”41 Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu:42 1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui lidah dan suara. 2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u 3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik. 4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan mpendengaran mad’u. 5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku dai’ D. Analisis Isi Kualitatif Menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendorf, analisis isi adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sitematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Sedangkan Putranto mendedinisikan analisis isi (content analysis) berhubungan dengan komunikasi, tepatnya berhubungan dengan isi komunikasi. Penelitian dengan menggunakan teknik analisis isi merupakan teknik penelitian alternativ bagi kajian
41
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 163. Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV Diponegoro, 1982), cet. ke-2, h. 13.
24
komunikasi yang pada umumnya cenderung lebih banyak mengarah pada penelitian sumber (source) maupun penerima (receiver).43 Namun demikian, dalam analisis isi terdapat permasalahan yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan, antara lain: a. Sulit mendapatkan secara pasti sample yang representative b. Seringkali mendapatkan definisi kerja yang baik pada topic yang sedang dipelajari. Misalnya: apa itu kekerasan c. Tidak selalu mudah mendapatkan unit yang dapat diukur, seperti susunan cerita atau gambar komik, apa yang dilakukan orang terhadap film atau artikel majalah. d. Sulit membuktikan kesimpulan yang tepat. Tuntutan metodologis analisis isi pada dasarnya sama dengan penelitian ilmiah pada umumnya. Tuntutan objektifitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim dipakai dalam analisis isi. Objektifitas menuntut agar kategori-kategori analisis didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya dengan tingkat realibilitas yang tinggi. Dan tuntutan sistematika bertujuan untuk mencegah penarikan kesimpulan oleh peneliti tidak adil artinya bukan hanya untuk menyokong hipotesis peneliti semata.44 Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, dsb. Dalam analisis isi kualitatif yang digunakan merujuk pada data reduksi kualitatif yang akan mendapatkan suatu volume material kualitatif, disamping berusaha
Dodi M. Ghazali, Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.85. 44 Dodi M. Ghazali, h. 86.
25
melakukan identifikasi inti konsistensi (core consistencies) dan makna yang terkandung dalam kata-kata teks yang utama. Karena itu diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks social atau realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan (teks, symbol, gambar dan sebagainya) adalah produk social dan budaya masyarakat. Inilah yang disebut analisis isi kualitatif.
26
BAB III PROFIL RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA 1. Gambaran Umum Radio JIC 107,7 FM Radio JIC 107.7 FM – 1152 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam. Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan. Untuk peningkatan penyiaran dakwah dan pendidikan Islam melalui radio siaran, Jakarta Islamic Centre (JIC) sejak tahun 2006 telah memiliki sebuah stasion radio komunitas
( FM 107.7 MHz ) dengan izin terakhir No
800/1.817.3 tanggal 4 Mei 2011 ( izin radio harus diperpanjang setiap tahun ) yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta. Radius siaran efektifnya hanya sekitar 3 ( tiga ) Kilometer. Berdasarkan ketentuan perundang – undangan dibidang penyiaran, radius jangkauan
siaran tersebut tidak dapat ditingkatkan lagi karena akan
menganggu radio komunitas lainnya. Disisi lain karena keterbatasan ketersedian frekwensi radio siaran, maka sejak pertengahan tahun 1990 an Pemerintah sudah tidak menerbitkan “Izin Radio Siaran Baru” bagi radio pada Frekwesi Modulasi ( F M ) maupun pada Frekwensi Amplitudo Modulasi ( A M ) untuk seluruh wilayah Pulau Jawa dan beberapa Provinsi di luar Pulau Jawa. Demikian juga halnya dengan Provinsi DKI Jakarta.
27
Berdasarkan sumbangan seorang hamba Allah yang tidak mau disebut namanya, Jakarta Islamic Centre saat ini berhasil memiliki sebuah stasion radio non komunitas dengan Frekwensi AM 1080 KHz
yang izinnya
dikeluarkan oleh Departeman Kominfo Republik Indonesia. Izin Stasion Radio terakhirnya dikeluarkan pada tanggal 15 Januari 2012 sebagaimana terlampir. Kepemilikan radio ini diperoleh melalui pengambil alihan seratus persen kepemilikan saham dari PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia. Dengan frekwesi tersebut, kini Jakarta Islamic Centre dapat melakukan siaran dengan jangkauan siaran untuk seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Saat ini Radio tersebut masih dalam proses uji coba siaran dengan kekuatan daya pancar 1 ( satu ) Kilowatt . Kekuatan daya pancar yang diinginkan adalah 10 ( sepuluh ) Kilowatt. Meskipun nama perusahannya PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia, namun dalam operasional siarannya radio ini sudah menggunakan nama udara “ Radio Jakarta Islamic Centre” ( Radio JIC ) – Suara Peradaban Islam. 2. Visi dan Misi Radio JIC FM Pengelolaann radio Jakarta Islamic Centre dilaksanakan dengan Visi dan Misi sebagai berikut : a. V I S I
: Mewujudkan pembangunan bangsa yang berakhlahkul karimah
dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.” b.
MISI
:
1. Meningkatkan ketaqwaan masyarakat kepada Allah kemurniaan ajaran Al Quran dan Hadits .
SWT berdasarkan
2. Mengembangkan pemahaman syiar dan budaya islam. 3. Meningkatkan kesertaan masyarakat dalam pembangunan bangsa.
28
3. Struktur Organisasi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RADIO JAKARTA ISLAMIC CENTRE
R U P S DEWAN KOMISARIS Drs. H. Muhayat Drs. M. Sukanta As., M.Si.
DIREKTUR Drs. H. Sjafruddin Madjid
KA. STUDIO H. Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
BAGIAN UMUM Paimun A. Karim
SUB BAG TATA USAHA Rina U.H, S.Sos.I.
SUB BAG KEUANGAN H. Herman S, BA.
SUB BAG PERIKLANAN Arief SP.D
KA. PRODUKSI
KA. SIARAN
KA. TEKNIK
M. Fikri, S.T.
Darmi Ar., S.Ag.
Boy Mahfuddin
KOORDINATOR P E N Y I A R / OPERATOR / NARA SUMBER Ade Suhandi, S.Pd.
29
4. Program-Program Acara Radio JIC FM URAIAN POLA ACARA SIARAN HARIAN No. 1
Pukul 03.45 04.00 04.00 05.30
Nama acara Pemancar dan perangkat siar dihidupkan Tune pembuka, Murattal, Tahrim, Azan Subuh, Asmaul Husna, Muratttal , Hikmah dan doa.
2
05.30 06.30
Kuliah subuh ( Live & rekaman)
06.30 07.00 07.00 – 07.30
Tilawatil Quran dan terjemahan Info pagi
07.30 – 09.30
Kajian Keislaman Pagi dan Kajian Ahad Dhuha.
3
4
5
6
Uraian Menghidupkan perangkat siaran dan pemancar untuk siaran . Tune Pembuka dimulai dari doa dengan membaca Suratul Fatihah, Lagu Indonesia Raya dan call stasion ( station ID ). Acara dimulai dengan pembacaan Al Quran secara murattal /cepat yang diikuti dengan tahrim ( salawat sebelum azan). Setelah azan subuh dilanjutkan dengan Asmaul Husna yang merupakan nama-nama sifat Allah SWT. Kemudian dilanjutkan kembali dengan pembacaan Al Quran secara murattal. Acara ini ditutup dengan hikmah dan doa yang berupa kutipan-kutipan ayat-ayat Al Quran dan Hadis disertai terjemahannya. Kuliah subuh ini disajikan secara langsung atau rekaman. Kuliah subuh ini dapat juga berupa kuliah subuh yang disiarkan langsung dari masjid Raya Jakarta Islamic Centre. Pembacaan Al Quran dan Terjemahannya ( Rekaman ). Info pagi ini berisikan informasi tentang perkembangan islam di dunia serta kegiatan pembangunan di Jakarta yang disesuaikan dengan format Radio JIC. Sumber informasi info pagi ini dari media cetak yang tertib hari itu dan internet. Berisikan penjelasan tentang pengajian keislaman (amar makruf nahi mungkar) serta memperdalam makna yang terkandung dalam Al Quran dan Hadis. Acara ini berlangsung secara interaktif antara nara sumber dengan pendengar. Pada hari minggu acara ini di isi dengan siaran langsung berupa pengajian Ahad Dhuha (pengajian hari Ahad di
30
Bincang JIC ( Senin )
Bincang Selasa )
Masjid
(
Bincang Sehat bersama RS Pelabuhan Jakarta ( Rabu )
7
09-30 – 10.00
Bincang Muamalah (Kamis )
Bincang Pendidikan ( Jumat) Bincang Sehat bersama RS Islam Sukapura Jakarta ( Sabtu )
Happy Morning on JIC (Minggu)
8
9
10.30 – 11.30
Busines hours
11.30 – 13.00
Murottal & terjemah, Tahrim, Azan Zuhur, Asmaul husna dan Kultum, dan kembali ke murattal dan terjemah.
waktu Pagi/Dhuha) langsung dari masjid raya Jakarta Islamic Centre. Berisikan informasi tentang kegiatankegiatan JIC sepekan kedepan dan mengulas kegiatan-kegiatan sebelumnya. Acara ini yang menyajikan kegiatan dari masjid ke masjid di wilayah provinsi DKI Jakarta. Acara ini merupakan kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta, Acara yang merupakan kerjasama dengan Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta yang berisikan penjelasanpenjelasan tentang kesehatan yang dijelaskan oleh dokter-dokter dari rumah sakit tersebut. Acara ini berisikan bagaimana meningkatkan sumber daya ekonomi ummat berdasarkan prinsip ekonomi syariah. Acara ini berisikan bagaimana meningkatkan pendidikan bagi anak sesuai dengan tuntunan Islam. Acara yang merupakan kerjasama dengan Rumah Sakit Islam Sukapura yang berisikan penjelasan-penjelasan tentang kesehatan yang dijelaskan oleh dokter-dokter dari rumah sakit tersebut. Acara ini merupakan interaktif khusus antara penyelenggara radio dengan pendengar untuk untuk memperoleh masukan tentang siaran yang dilakukan dan apa yang mereka inginkan. Acara yang berisikan penjelasan/promosi dari suatu kegiatan pemerintah dan atau swasta Acara ini merupakan rangkaian acara sebelum dan sesudah shalat zuhur yng berisi pembacaan Al Quran, Shalawat dan Kuliah Tujuh Menit setelah Sholat Zuhur. Acara ini disiarkan langsung dari mesjid Raya Jakarta Islamic Centre. Khusus hari Jumat acara ini diisi dengan rangkaian ibadah Shalat Jumat.
31
10
11
12
13
13.30 – 14.30 14.30 – 15.30
15.30 16.00 16.00 – 17.30
14
17.30 19.30
15
19.30 – 21.30
17
21.30 – 22.00
18
21.00 – 22.00
19
22.00 – 23.50
Dunia wanita dunia remaja
dan Acara yang bersisikan kegiatan disekitar wanita dari senin sampai dengan jumat dan kegiatan sekitar remaja pada hari sabtu dan Minggu. Murottal, Azan Pembacaaan Al Quran secara murattal Ashar, Murattal dan . Setalah Azan Ashar dilanjutkan terjemah. Pembacaaan Al Quran secara murattal dengan disertai terjemah. Kabar Kota Berisikan berita dan informasi sekitar kota Jakarta. Sumber acara ini dari surat kabar, internet atau media lainnya. Kajian Keislaman Berisikan hal-hal tentang amar sore makruf nahi mungkar serta memperdalam makna yang terkandung dalam Al Quran dan Hadist. Acara ini berlangsung secara interaktif antara nara sumber dengan pendengar. Murattal, tahrim, Rangkaian pembacaan pujian kepada azan magrib, asmaul Allah SWT dari 30 Menit menjelang husna, murattal dan Azan Magrib sampai dengan selesai terjemah, tahrim, sholat Isya. Khusus pada mala jumat azan insya, Asmaul setelah magrib diisi dengan kajian Husna kitab kuning. Kajian Keislaman Berisikan penjelasan tentang amar Malam dan kisah makruf nahi mungkar serta ensiklopedia memperdalam makna yang terkandung dalam Al Quran dan Hadist. Acara ini berlangsung secara interaktif antara nara sumber dengan pendengar. Khusus pada sabtu dan minggu malam diisi dengan kisahkisah perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam perjuangan Islam yang bersumber dari ensiklopedia islam. Informasi Dunia Acara ini berisikan tentang informasi Islam dunia islam baik di dalam maupun di luar negeri. Informasi ini diambil dari surat kabar , buku atau internet. Hikmah Kisah teladan muhasabah malam (kisah inspirasi menata hati penyejuk jiwa) Muraottal dan Pembacaan Al Quraan dan terjemah Terjemahan.
32
20
23.50 – 24.00
Penutupan siaran
Acara siaran ditutup dengan doa penutup dan pembacaan surat Wal Ashr ( Masa ) dan lagu Indonesia Tanah Airku. Setelah acara ditutup, perangkat siar di matikan tepat pukul 24.00 WIB.
5. Alamat Kantor dan Studio Mengingat Radio Jakarta Islamic Center sebagai media utama penunjang pengembangan dakwah dan pendidikan Islam bagi masyarakat yang dilaksanakan oleh Jakarta Islamic Centre, maka lokasi Kantor dan Studio Radio ditempatkan pada alamat yang sama dengan komplek Jakarta Islamic Centre yakni : Komplek Jakarta Islamic Centre Jl. Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara -14260 Telp. 021 – 4413069 – Fax. 44835349 Email
: radio @ islamic-center.or.id
Website : www.islamic-center.or.id
6. Laporan Pendengar
Dari data di atas dapat kita lihat banyaknya pendengar radio JIC baik dari status ekonomi, jenis kelamin, serta level pendidikan. Di sini dapat terlihat bahwa
33
dari status sosial ada sebanyak 30% pendengar dari kalangan low (bawah), 45% pendengar dari kalangan Middle (menengah), dan 25% dari kalangan High (atas). Ini mengidinkasikan bahwa Radio JIC tidak hanya didengar oleh kalangan bawah, namun juga bnyak didengar oleh kalangan menengah dan atas. Sedangkan untuk jenis kelamin, ada sebnayak 40% pendengar dari kalangan pria dan 60% dari kalangan wanita. Dan untuk level pendidikan, 40% pendengar Radio JIC dari kalangan perguruan tinggi, 35% tingkat SLTA, 20% dari ringkat SMP, dan 5% dari tingkat SD. Mungkin ini merupakan hal yang lumrah, mengingat rata-rata pendengar radio biasanya memang didengar oleh orang-orang yang berada ditingkat pendidikan SMP ke atas. Selain itu, Radio JIC pada umumnya didengar oleh laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18 sampai 40 tahun dengan level ekonomi menengah ke atas yang berada di area DKI Jakarta. 7. Segmentasi
SEGMENTASI
Usia; 18 s/d 40 tahun Ekonomi; Menengah Atas
KOMPOSISI PROGRAM
Berita : 20% (Jakarta, Indonesia, Dunia) Dakwah: 60% (Tsaqafah, Kajian dll) Hiburan: 10% (Musik dll) Lain-lain : 10% (Iklan layanan, reportase dll)
JAM SIAR
04.00 – 24.00
DAYA PANCAR
JABODETABEK
34
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pendengar Radio JIC umumnya didengar oleh masyarakat yang berusia 18 sampai 40 tahun dengan level ekonomi menengah ke atas. Komposisi program yang ada di Radio JIC terbagi kedalam 4 komposisi program yaitu berita, dakwah, hiburan, dan lain-lain yang mencakup iklan layanan, reportase, dan lain lain. Sebanyak 20% program yang ada di Radio JIC memuat berita, 60% memuat acara dakwah, 10% memuat hiburan, dan 10% memuat acara yang lain. Ini mengindikasikan bahwa sesuai dengan visi dan misi Radio JIC sebagai radio suara peradaban Islam sehingga banyak memuat acara-acara yang bercirikan dakwah.
KEPEMILIKAN SAHAM Semula pengambilan saham PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia tersebut diupayakan atas nama Lembaga Jakarta Islamic Centre. Namun karena lembaga Jakarta Islamic Centre merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka. pengesahan akte pengalihan tersebut, tidak dapat diterima
oleh DEPKUMHAM RI . Untuk mempercepat proses
pengambilan saham dan menjaga agar izin radio tersebut tidak jatuh ke pihak lain, maka akhirnya saham dialihkan atas nama pengurus Jakarta Islamic Centre. Dengan demikian susunan pengurus PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia saat ini adalah : 1. Drs.H.Muhayat Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 60 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H. Muhayat berkedudukan sebagai Komisaris Utama perusahaan. 2.
Drs.H.M.Sukanta AS. M.Si
Sekretaris Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 20 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H. M.Sukanta AS. MSi berkedudukan sebagai Komisaris perusahaan.
35
3. Drs. H. Sjafruddin Madjid Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 20 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H. Sjafruddin Madjid berkedudukan sebagai Direktur perusahaan. Seluruh pemegang saham telah bersapakat untuk menyerahkan terimakan radio tersebut untuk di kelola oleh Jakarta Islamic Centre sebagai sebuah radio yang sepenuhnya menyiarkan dakwah dan pendidikan Islam di bawah pengelolaan Jakarta Islamic Centre.
36
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung pada program Hikmah sebanyak 6 materi yang siaran yang disiarkan pada tanggal 23 sampai 28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW. Seperti yang sudah disampaikan di awal, dalam menganalisis isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi kualitatif model Philipp Mayring, yang mencoba menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan penelitian komunikasi untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi tekstual tapi dengan elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif. Adapun materi rekaman program “Hikmah” edisi 23 – 28 Januari 2013 antara lain adalah sebagai berikut:
No
Tanggal Siar
JUDUL
Penyiar
1.
23 Januari 2013
Sosok Nabi Muhammad Dipo dan Saif SAW
2.
24 Januari 2013
Kisah Khullafa Arrasidin Dipo dan Saif (Abu Bakar Assiddiq)
3.
25 Januari 2013
Keluarga Rasulullah SAW
4.
26 Januari 2013
Awal Mula Izin Perang dan Dipo dan Saif Perjanjian Hudaibiah
5.
27 Januari 2013
Makhluk Allah yang paling Dipo dan Saif dimuliakan oleh Allah SWT
6.
28 Januari 2013
Mukzijat Nabi Muhammad Dipo dan Saif SAW
Dipo dan Saif
37
1. Sosok Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad merupakan Nabi akhir zaman yaitu sosok manusia yang jujur tutur katanya, mulia akhlaknya, harmonis keluarganya, taqwa merupakan baju kebesarannya, sabar merupakan kendaraannya, dan dapat memberikan kita ushwatun hasanah.
Di dalam teks di atas terdapat ada kata jujur, mulia akhlaknya, harmonis keluarganya, taqwa, sabar, dan uswatun hasanah. Kata Jujur dan mulia akhlaknya merupakan salah satu dari bentuk dimensi manusia yaitu An-Nafs. Namun sifat jujur dan mulia akhlaknya dapat dikategorikan kedalam nafsu yang baik atau nafsu kamilah. Di dalam buku karangan Armawati Arbi, dimensi an-nafs terletak pada aspek nafsiyah. Dimensi annafsu adalah dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam psikis manusia. Meskipun demikian, ia dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah mendapat pengaruh besar dari dimensi lainnya, yakni dimensi psikis seperti akal, kalbu, ruh, dan fitrah.45 Kata Taqwa dan Sabar merupakan bentuk dari Ihsan dan dimensi AlQalbu. Dimensi kalbu adalah dimensi psikis dari aspek nasiyah. Dimensi kalbu mengarahkan kepada kemanusiaan bagi jiwa manusia. Istilah semakna dengan kalbu dan berfungsi sebagai tempat was-was, tempat iman, tempat cinta, memelihara kebenaran, tempat ilmu dan agama, manifestasi sifat-sifat Allah SWT, tempat merasa dan daya relokasi, daya halus dan rahasia.46 Sedangkan kata Uswatun Hasanah merupakan suatu sifat kebaikan yang merupakan pilar dari An-Nafsu.
45 46
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 31. Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 35.
38
Di dalam Islam sendiri, kita sebagai ummat Rasulullah SAW diperintahkan untuk dapat mengaplikasikan perbuatan beliau tersebut. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bekal buat kita nantinya. Nabi Muhammad adalah Nabi yang mampu memberikan safa’at kepada seluruh ummatnya, sedangkan Nabi-nabi yang lain tidak bisa.
Di dalam kalimat di atas terdapat isi pesan dakwah yakni kata safa‟at. Safa‟at merupakan bentuk kategorisasi dari Ar-Ruh. Ar-Ruh tersebut merupakan aspek psikis manusia yang bersifat spiritual transendental. Spiritual berpotensi luhur batin. Bersifat transenden yaitu Allah SWT. Fungsi ini muncul dari dimensi al-fitrah. Aspek ini memiliki dua dimensi yaitu dimensi ar-ruh dan dimensi al-fitrah. Kedua dimensi ini milik Allah SWT, ar-ruh melalui proses an-nafakh dalam proses peniupan ruh ( proses pemberian) dalam kandungan dan al-fitrah melalui proses al-fitr (al-fitrah) Surah Ar-Rum ayat 30.47 Jadi dengan demikian, korelasi antara ar-ruh dengan safa‟at merupakan cermin dari Nabi Muhammad SAW (yang diberikan oleh Allah SWT ruh dan fitrah) sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini yang mampu memberikan pertolongan kepada ummatnya di yaimul akhir nanti. Pada hakikatnya manusia menjadi sebagai khalifah di muka bumi. Ari Ginanjar Agustian di dalam buku Armawati Arbi menjelaskan prinsip kepemimpinan. Menurutnya, orang keliru memahami kepemimpinan. Ia menganggap bahwa kepemimpinan adalah menjadi pejabat tinggi. Ia menganggap bahwa semua orang adalah pemimpin. Setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.48
47 48
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 38. Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 38.
39
Begitu sangat bergunanya safa’at Rasulullah SAW bagi kita semua. Yang dapat menjadikan penolong bagi kita nantinya. Di dalam Al-quran surat Al-Ahzab ayat 56 ;
Artinya: Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS: Al-Ahzab 56)49 Dari ayat di atas disebutkan bahwa Allah dan Malaikat juga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, jadi hendaknya kita sebagai manusia
biasa
kenapa
masih
terkadang bermalas-malasan
untuk
bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Jika kita bershalawat 1 kali kepada Nabi Muhammad SAW maka Allah SWT akan membalasnya sebanyak 10 kali untuk kita.
Dalam konteks di atas terdapat kata bershalawat. Shalawat merupakan bagian dari perbuatan baik dan juga ibadah. Shalawat merupakan bagian daripada dimensi al-nafs. Melihat pernyataan di atas, Allah SWT sangat memuliakan Rasulullah SAW. Hal itu dapat dilihat karena ketika manusia bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka Allah SWT akan melipat gandakan pahala kepada manusia. jadi dengan demikian, kita sebagai makhluk yang beriman dan bertaqwa, sudah sepatutnya unutk selalu mengucapkan shalawat kepada baginda kita yakni Rasulullah SAW.
49
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.55.
40
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah dan Allah SWT mengabadikan sejarah pasukan bergajah saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
Di dalam teks di atas terdapat kalimat Nabi Muhammad SAW lahir dan pasukan bergajah. Kalimta Nabi Muhammad SAW lahir termasuk dalam kategori Ar-ruh. Sedangkan Allah SWT mengabadikan sejarah pasukan bergajah di dalam Al-Quran merupakan Inayah dari Allah SWT dan hal tersebut termasuk kedalam kategori An-Nafs. Adapun peristiwa tersebut diabadikan oleh Allah SWT di dalam surah Al-fill ;
Artinya: 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?. 3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Surat ; Al-Fiil). Oleh sebab itu, kita sudah sepatutnya untuk tidak berlaku zalim kepada di muka bumi ini. Karena ketika kita ingin melakukan kezaliman itu, maka Allah SWT tidak akan berdiam diri. Dia akan membalas perbuatan kita tersebut, dan akan memberikan azab yang sangat pedih.
41
Michael H. Hart di dalam bukunya yang berjudul 100 tokoh yang paling berpengaruh di dunia mencantumkan Nabi Muhammad SAW berada diperingkat 1 dari 100 tokoh yang berpengaruh di dunia. Dalam konteks di atas, makna dari 100 tokoh juga bisa dikatakan sebagai pemimpin ummat/manusia. Karena kata tokoh erat kaitannya dengan orang-orang yang memeliki pengaruh besar dimuka bumi ini yang bisa dikatakan sebagai pemimpin. Dengan demikian pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-ruh. Di dalam buku Hart tersebut, mencantumkan nama Nabi Muhammad SAW berada diperingkat teratas dari 100 tokoh yang berpengaruh di dunia. Dia menyatakan bahwa jatuhnya pilihannya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi dia berpegang pada keyakinannya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.50
50
Michael H. Hart terjemahan H. Mahbub Djunaidi, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, 1982.
42
2. Makhluk yang paling di Muliakan Allah SWT
Sesungguhnya hamba-hamba yang paling dimuliakan Allah SWT adalah hamba-hamba yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan beriman kepada-Nya, Nabi serta kitab-kitab-Nya. Tetapi hamba-hamba tersebut sesungguhnya belum pernah melihat/bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Mulia termasuk kedalam bentuk perbuatan baik. Dan kata mulia dapat dikategorikan kedalam bentuk nafsu kamilah atau pilarnya dari pada annafs. Beriman merupakan merupakan bagian dari Al-qalbu. Di dalam Alquran, kalbu dibahas kedalam 126 surah dalam 132 kali kata kalbu.51Sedangkan kata Iman merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa sesungguhnya sesuatu yang kita percaya tersebut memang benar adanya. Tanpa ada keraguan sedikitpun yang dirasakan di dalam kalbu. Keyakinan akan hal itu lalu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dan menjalankan semua aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Itulah bukti yang hak bahwa sesungguhnya di dalam kalbu tersebut terdapat bukti keimanan dan ketaqwaan kepada sang Khaliq. Di dalam Al-quran Surah Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT berfirman;
Artinya: “Hai manusia. sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang
51
hlm. 36
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012,
43
yang paling mulia di antaramu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”52 Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya hambahamba yang paling dimuliakan oleh Allah SWT adalah hamba-hamba yang
dalam
diperintahkan
kehidupan oleh
sehari-harinya
Allah
SWT,
menjalankan
baik
ibadah
semua yang
yang
vertikal
(hablumminallah) maupun ibadah yang horizontal (hablumminannas). Selain menjalankan perintahnya, kita juga diperintahkan untuk menjauhi segala larangan-larangan-Nya, baik itu perbuatan dosa-dosa besar maupun dosa-dosa yang kecil.
Salah satu tanda manusia cinta kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan kita mengikuti dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW.
Mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW merupakan bentuk dari perbuatan kebaikan yang merupakan pilar dari An-Nafs. Sebagai ummat Rasulullah SAW, maka sudah sepatutnya kita selalu mengikuti dan mengamalkan sunnah-sunnah yang pernah Nabi SAW kerjakan. Karena selain perbuatan tersebut merupakan suatu kebaikan itu merupakan salah satu bukti cintanya kita kepada Rasulullah SAW. Karena sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda bahwasanya “golongan yang benar adalah orang-orang yang mengikuti sunnah-sunnah dan para sahabatku”.
52
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.18.
44
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah dimuka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak.
Dalam konteks di atas, kata kalimat dimuka bumi ini merupakan bentuk dari khalifah atau pemimpin yang bisa dikategorikan kedalam Arruh. Di mana makna dari pernyataan tersebut adalah Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah SWT untuk memimpin manusia dan mengarahkan manusia tersebut kejalan yang benar dan lurus. Sedangkan Menyempurnakan Akhlak merupakan suatu tindakan yang terpuji yang termasuk kedalam kategori Pilar An-Nafsu. Rasulullah SAW diutus oleh SWT dimuka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Hal ini juga dikatakan dalam sebuah hadits beliau yaitu “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Bukhari) Jadi jelas bahwa akhlak yang baik merupakan suatu sifat yang benarbenar menentukan bagaimana manusia itu nantinya, siapa manusia itu sebenarnya. Karena faktor yang paling menentukan di dalam kehidupan manusia itu adalah bagaimana akhlak manusia itu sendiri. Manusia yang berilmu tapi tidak memiliki akhlak yang baik itu sama saja manusia tersebut sama seperti binatang. Jadi dengan demikian bukan hanya ilmu yang menentukan derajat manusia, tapi akhlakul karimah lah yang menentukan kehidupan manusia itu nantinya. Sesungguhnya Allah SWT tidak menilai atas rupa kamu atau harta kamu tetapi Allah menilai hati dan amal perbuatanmu
Rupa merupakan salah satu bentuk dari aspek Jismiyah atau disebut juga dengan aspek yang memiliki dimensi al-jism. Aspek jismiyah adalah organ fisik dan biologis manusia dengan segala perangkatnya yang meliputi sel, syaraf, kelenjar, seluruh organ dalam dan organ luar. Organ tersebut memiliki daya al-ghaziyah (makan dan nutrisi), daya tumbuh, dan
45
daya reproduksi. Daya khusus mengaktualisasikan menjadi perilaku. Aspek ini tunduk kepada sunnatullah.53 Dalam pernyataan ini jelas bahwa segala sesuatu itu bukanlah dinilai dari rupa maupun harta, tetapi segala sesuatu itu dapat dinilai dari hati serta amal perbuatan yang manusia lakukan. Tidak ada gunanya orang yang memiliki rupa yang bagus dan harta yang berlimpah tanpa dibarangi dengan hati yang tulus dan ikhlas serta amal perbuatan yang islami, baik perbuatan tersebut mengarah kepada sang khalik maupun kepada sesama manusia. Sedangkan hati dan amal termasuk kedalam Al-Qalbu dan juga Pilar dari An-Nafs.
3. Kisah Khullafa Arrasidin (Abu Bakar Assiddiq) Abu Bakar merupakan sahabat serta mertua Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin oleh Allah SWT masuk kedalam surga. Abu Bakar merupakan orang yang dikenal jujur, adil, bijaksana, dan sangat menguasai dunia hukum karena dia orang yang sangat dermawan dan kaya.
Abu Bakar merupakan sahabat serta mertua Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin oleh Allah SWT masuk kedalam surga. Hal ini dapat kita lihat di dalam Al-quran;
53
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 28.
46
Artinya: “Dan Aku (Allah) berwasiat (memerintahkan) kepada manusia terhadap kedua orang tuanya agar berbuat baik, ibunya telah mengandungnya dengan berat dan melahirkannya dengan berat, dan ibunya mengandung dan menyapihnya hingga tiga puluh bulan. Sehingga ketika sampai dewasanya sampai usia empat puluh tahun. Manusia itu (Abu Bakar) berdoa,”Ya Tuhanku berilah saya ilham agar selalu bersyukur terhadap nikmat-nikmatMu yang telah Engkau berikan kepada saya dan kepada kedua orang tuaku dan agar saya dapat mengamalkan kebaikan yang engkau ridloi dan bagusilah keturunanku. Sesungguhnya saya bertaubat kepadamu dan sesungguhnya saya tergolong orang Islam”54 Mengenai kata Jujur, adil, dan bijaksana serta dermawan merupakan bagian dari kategori An-Nafs dan bisa disebut juga kedalam nafsu kamilah. Di dalam kehidupan sehari-harinya, Abu Bakar merupakan orang yang dikenal jujur, adil, bijaksana, dan sangat menguasai dunia hukum karena dia orang yang sangat dermawan dan kaya. Karena kedermawanannya beliau tidak segan-segan untuk mengeluarkan sebahagian hartanya untuk penyebaran Islam dan menjadikan hartanya untuk berjihad dijalan Allah SWT. Selain itu, beliaulah orang yang menggantikan peran Rasulullah SAW ketika berhalang. Seperti contoh ketika ditunjuk menjadi imam shalat ketika Nabi SAW sakit. Sedangkan kalimat menguasai dunia hukum termasuk kedalam kategori al-Aql (akal). Dimensi akal adalah dimensi psikis manusia dari aspek nafsiyah yang berada di dua dimensi yang berlawanan. Akal sebagai perantara yang melayani kepentingan kedua dimensi yang saling berlawanan yaitu an-nafsu yang bersifat kebinatangan dan kalbu bersifat kemanusiaan dan berdaya cita rasa.55
54 55
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 09.45. Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 33.
47
Abu bakar merupakan seseorang yang percaya peristiwa – peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW salah satunya peristiwa Isra’ Mi’raj.
Percaya berarti dapat dikatakan dengan beriman. Jadi dengan demikian percaya merupakan sifat keimanan yang dimiliki manusia atas apa yang telah iya yakini seperi halnya dalam konteks di atas bahwa Abu bakar Assiddiq mengimani peristiwa-peristiwa yang pernah dialami rasulullah SAW termasuk peristiwa Isra’ Mi’raj yang banyak orang pada saat itu untuk percaya dan menerimanya dengan akal sehat. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa percaya atau iman masuk kedalam kategori Al-Qalbu. Mengulang kembali bahwa Abu bakar merupakan seseorang yang percaya peristiwa – peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW terlebih peristiwa Isra’ Mi’raj. Karena pada saat itu banyak orang yang mengatakan peristiwa-peristiwa yang di alami Rasulullah SAW seperti halnya Isra’ Mi’raj adalah suatu kebohongan dan sihir yang nyata yang dibuat-buat oleh Rasulullah SAW agar Rasulullah SAW dikatakan sebagai orang yang memang benar-benar memiliki kelebihan dibanding dengan manusia pada umumnya. Namun, dengan keteguhan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, Abu Bakar percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang benar-benar diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengarahkan manusia kepada jalan yang benar.
Abu bakar adalah orang yang meninfaqkan seluruh hartanya untuk berjihad dijalan Allah SWT.
Infaq dan berjihad dijalan Allah SWT merupakan suatu bentuk kebaikan terkhusus untuk agama Allah SWT. Kebaikan tersebut dapat
48
dimasukkan kedalam kategori Pilar An-nafs yakni bagian dari pada annafs. Untuk itu, kita sebagai ummat Islam, hendaklah dapat mencontoh perbuatan Abu Bakar yang sangat mulia tersebut. Karena Allah SWT juga menjanjikan kepada kita, bahwa jika kita menginfaqkan sebagian harta kita, maka Allah SWT akan membalasnya dengan beberapa kali lipat. Terlebih jika harta tersebut kita infaqkan demi kepentingan aga Allah SWT.
Abu bakar adalah khalifah pertama dalam dunia Islam untuk menggantikan Nabi Muhammad SAW. Dan melanjutkan misi Nabi Muhammad SAW yaitu menyiarkan Islam kesuluruh penjuru dunia.
Khalifah dapat diartikan sebagai pemimpin. Pemimpin berarti adalah orang-orang yang memiliki amanah dan tanggung jawab serta kekuasaan. Namun seperti yang pernah dikatakan Ari Ginanjar Agustian bahwasanya setiap manusia itu adalah pemimpin. Namun dalam konteks ini Abu Bakar adalah pemimpin seluruh ummat Islam yang ada di dunia ini selain juga pemimpin untik dirinya sendiri. Jadi dengan demikian kata Khalifah atau pemimpin dapat dikategorikan kedalam Ar-Ruh. Sedangkan kalimat menyiarkan agama Allah kepunjuru dunia termasuk kedalam bentuk Annafs yakni nafsu yang baik.
49
4. Keluarga Rasulullah SAW Kakek Nabi Muhammad SAW adalah Syeibah bin Hasan atau dikenal dengan Nama Abdul Muthalib. Dia dijuluki dengan nama Abu Haris. Selain itu dia juga disebut sebagai Syeibah Al Ham dan Amir. ( dalam bahasa arab amir adalah fi’il amr yang dapat artikan sebagai seorang pemimpin).
Seperti yang pernah disebutkan di atas bahwasanya pemimpin adalah orang yang memiliki amanah dan tanggung jawab serta kekuasaan. Dan kata pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-Ruh. Jika kita renungkan dalam-dalam, sebenarnya setiap manusia adalah pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun kepada manusia. Karena suatu saat nanti, kita semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinan kita tersebut. Apakah di dunia ini kita selalu melakukan kemashlahatan, atau malah sebaliknya, kita sering melakukan kemaksiatan dan kezaliman.
Sebelum datangnya Islam, Abdul Muthalib adalah pemimpin Masjidil Haram atau disebut sebagai pemimpin pra Islam.
Ada dua kata pemimpin dalam konteks di atas yakni pemimpin Masjidil Haram dan pemimpin Pra Islam. Pada dasarnya Abdul Muthalib adalah salah seorang pemimpin kota Mekkah sebelum datangnya Islam dan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dan seperti yang sudah pernah disebutkan di atas bahwa pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-ruh.
50
Abdul Muthalib adalah orang yang memiliki derajat dan kedudukan paling tinggi dikalangan suku Quraish dan dia adalah orang yang beragama Hanif.
Derajat dan kedudukan termasuk kedalam kategorisasi Ar-ruh, sedangkan beragama Hanif termasuk kedalam kategorisasi Al-qalbu. Dalam hal ini, kita hendaknya dapat mengambil pelajaran tentang sosok kakek Rasulullah SAW tersebut. Salah satunya dengan. Ketika diberi kedudukan dan derajat yang tinggi, beliau tetap menjaga amanah sebagai pemimpin yang arif dan bijkasana. Abdul Muthalib telah melarang penyembahan terhadap patung-patung dan mengajak untuk menyembah Allah yang satu.
Melarang penyembahan terhadap patung-patung dan mengajak untuk menyembah Allah SWT merupakan suatu perbuatan kebaikan dalam agama Islam. Karena itu sama halnya dengan kita menjalankan perintah Allah SWT untuk mengajak atau berdakwah kepada ummat manusia bahwasanya agama yang benar itu adalah Islam dan Tuhan yang satu itu adalah Allah SWT. Adapun kalimat melarang penyembahan patungpatung dan mengajak untuk menyembah Allah SWT termasuk kedalam kategorisasi pilar an-nafs bagian dari an-nafs.
51
Di zaman jahiliyah, Abdul Muthalib telah membuat sunnahsunnah atau peraturan-peraturan baik yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai sunnah dalam Islam sampai sekarang ini seperti memenuhi nazar dan janji, membayar Humus, melarang menikahi mahram (sedarah), memotong tangan pencuri, dan lain sebagainya. Sedangkan pada saat itu Nabi Muhammad SAW masih kecil dan belum menjadi Nabi atau Rasul.
Membuat sunnah-sunnah atau peraturan-peraturan baik yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai sunnah dalam Islam merupakan salah satu bentuk kebaikan. Apalagi walaupun pada saat itu Nabi SAW masih kecil namun Abdul Muthalib sudah membuat peraturan yang disunnahkan oleh Rasullah SAW. Adapun kategorisasi dalam kalimat tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs atau bisa disebut dengan Nafsu Kamilah. Memenuhi nazar dan janji, membayar Humus, melarang menikahi mahram (sedarah), berzina, memotong tangan pencuri juga termasuk dalam perbuatan baik dan termasauk kedalam kategorisasi An-nafs atau nafsu kamilah. Melihat sikap dari kakek Rasulullah SAW tersebut, kita sebagai ummat Islam hendaklah mencontoh perbuatan yang dilakukan Abdul Muthalib khususnya bagi kita yang diberi amanah sebagai orang yang memiliki jabatan yang lebih tinggi. Karena selain hal itu merupakan perbuatan yang terpuji, juga merupakan perbuatan yang mengarah kepada kesjahteraan manusia.
52
Abdul
Muthalib
adalah
sosok
yang
pernah
mengasuh
Rasulullah SAW, dan Nabi pernah bersabda : “Allah akan mengumpulkan kakekku Abdul Muthalib di Padang Mashar sedang dalam dirinya ada tanda-tanda para Nabi dan keagungan raja.”
Kata mengasuh Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk daripada kategorisasi an-nafs yaitu nafsu yang baik. Karena ketika Rasullah SAW masih kecil, Rasullah SAW dalam keadaan yatim sehingga yang menggantikan peran ayahnya adalah kakeknya yakni Abdul Muthalib. Sedangkan kalimat yang menyebutkan tanda-tanda para Nabi dan Keagungan Raja merupakan bentuk dari pemimpin yang agung, yakni pemimpin ummat yang dapat dikatakan sebagai seorang Khalifah dimuka bumi ini. Jadi dengan dengan demikian hal tersebut termasuk kedalam kategori Ar-Ruh. Ada 3 paman Rasulullah SAW yang sangat terkenal dalam Islam yaitu Abu Thalib, Hamzah, dan Abu Lahab. Dan Abu Thalib adalah paman yang pernah mengasuh Rasulullah SAW.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengasuh merupakan suatu perbuatan yang baik dan terpuji. Terlebih mengasuh Rasulullah SAW ketika kecil. Selain yang disebutkan sebelumnya bahwa Abdul Nuthalib pernah mengasuh Rasulullah SAW, Abu Thalib pun demikian juga pernah mengasuh Nabi SAW. Jadi dengan demikian, mengasuh adalah bentuk dari kategori An-Nafs yakni Nafsu yang baik.
53
Hamzah adalah paman Rasulullah SAW yang memimpin perang Uhud dan meninggal dalam perang tersebut pada usia 59 tahun. Dimakamkan dengan anak saudaranya yaitu Abdullah bin Zahsi dalam satu liang kubur. Dia diberi jabatan sebagai panglima perang dan diberi gelar Syuhada. Hamzah merupakan sosok paman yang membantu perjuangan Nabi dalam penyebaran Islam.
Memimpin perang berarti termasuk kedalam kategori pemimpin. Seperti yang sudah pernah disebutkan bahwa kata pemimpin termasuk kedalam kategorisasi Ar-Ruh. Sedangkan meninggal dalam perang merupakan suatu bentuk pengorbanan demi membela agama Allah SWT yakni agama Islam. Hal ini juga termasuk kedalam perbuatan baik yang dalam Islam dikatakan sebagai meninggal dalam keadaan Syahid. Dan kalimat meninggal dalam perang tersebut termasuk kedalam kategorisasi An-Nafs yaitu Pilar daripada nafsu. Panglima perang juga termasuk kedalam kategorisasi Ar-ruh. Karena panglima perang juga dapat dikatakan sebagai pemimpin di dalam peperangan. Sedangkan membantu perjuanagn nabi dalam penyebaran Islam termasuk kedalam perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Dan kalimat tersebut termasuk kedalam kategorisasi An-nafs yakni Nafsu yang baik atau positif. Melihat perbuatan yang dilakukan paman Nabi tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai ummat muslim menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena begitu besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh Hamzah demi agama Islam.
54
Sedangkan Abu Lahab adalah paman sekaligus musuh Rasulullah SAW. Yang selalu iri kepada Nabi dan ingin menjatuhkan Nabi SAW. Dia diabadikan oleh Allah SWT beserta istrinya di dalam surat Al-Lahab dan akan masuk neraka.
Kata musuh Rasulullah SAW berarti orang-orang yang tidak senang dengan Rasulullah SAW dan juga Allah SWT. Musuh dalam hal ini erat kaitannya dengan seorang manusia. Jadi dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata musuh dikategorisasikan kedalam Ar-ruh. Sedangkan sifat iri dan ingin menjatuhkan termasuk kedalam perbuatan yang tidak baik dan negatif. Karena sifat tersebut selain dapat merugikan diri sendiri juga bisa merugikan orang lain. Jadi dengan demikian, kedua kata tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yaitu nafsu yang rendah dan tidak baik. Karena perbuatan Abu Lahab tersebut, dia diabadikan oleh Allah SWT beserta istrinya di dalam surat Al-Lahab;
Artinya:
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
55
Sebagai manusia baik, hendaklah kita tidak meniru perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh Abu Lahab tersebut. Karena selain perbuatan itu akan merugikan diri kita sendiri, juga akan merugikan orang banyak. Dan semoga kita tidak termasuk kedalam golongan seperti Abu Lahab.
Istri Nabi SAW adalah Khadijah binti Khawalit. Nabi menikah pada usia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun. Mereka dikaruniai 6 orang anak yaitu : Hasim, Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, Fatimah, dan Abdullah.
Dikaruniai
6 orang anak termasuk kedalam bentuk karunia dan
hidayah dari Allah SWT. Jadi kalimat dikaruniai 6 orang anak termasuk kedalam kategori Ar-ruh. Anak merupakan suatu amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita. Sebagai orang tua, hendaklah kita membimbing anak kita menjadi anak yang shaleh dan shaleha. Sehingga nantinya anak tersebut dapat berguna bagi keluarga, agama, dan juga bangsa ini. Khadijah adalah sosok istri yang berperan besar pada masa-masa awal penyebaran Islam, dan dia mendedikasikan semua hartanya untuk kepentingan penyebaran Islam.
Kalimat
mendedikasikan
semua
hartanya
untuk
kepentingan
penyebaran Islam adalah suatu bentuk dari sifat yang baik dan terpuji. Karena perbuatan tersebut adalah suatu pengorbanan seorang istri kepada suaminya untuk kepentingan penyiaran agama Allah SWT. Dengan demikian kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai An-Nafs yakni pilarnya An-Nafs. Kalau kita sering membaca sejarah, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Khadijah merupakan sosok istri yang berperan besar pada masa-
56
masa awal penyebaran Islam, dan dia tidak segan-segan mendedikasikan semua hartanya untuk kepentingan penyebaran Islam. Walaupun pada awalnya Khadijah bukanlah orang yang beragama Islam, namun ketika dia bertemu Nabi dan menikah dengan Rasulullah SAW dia langsung masuk Islam dan dia mendukung dakwah Rasulullah SAW yakni dengan mengeluarkan semua hartanya untuk kepentingan penyebaran agama Islam khususnya di negara-negara Arab.
Secara tidak sadar, ketika kita shalat kita telah mendoakan seluruh keluarga Rasulullah SAW, karena sesosok manusia itu tidak terlepas dari keluarganya.
Shalat merupakan bentuk dari kata kerja atau perintah. Adapun shalat itu merupakan bentuk perintah dari atasan (Tuhan) kepada bawahannya (hamba) . Ketika hamba tersebut melaksankan shalat, itu berarti hamba tersebut mengerjakan dan patuh kepada Tuhannya. Jadi dengan demikian shalat itu merupakan suatu ibadah dan termasuk kedalam perbuatan yang baik. Jadi dengan demikian shalat termasuk kedalam kategori An-Nafs yakni Nafsu yang baik. Sedangkan mendoakan seluruh keluarga Rasulullah SAW juga termasuk kedalam perbuatan yang baik dan terpuji. Jadi sama halnya dengan shalat, mendoakan seluruh keluarga Rasulullah SAW juga termasuk kedalam kategori An-Nafs yaitu nafsu yang baik. Dalam hal ini, dapat pula dikatakan bahwa panggang tidak jauh dari api. Dalam melaksanakan duduk takhiyat awal dan akhir kita selalu membacakan shalwat kepada Rasulullah SAW serta kepada para keluarga beliau yang InsyaAllah kita akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.
57
5. Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Al-quran adalah kalam Allah, merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang ditulis di Mushaf, diturunkan secara mutawatir, serta bagi yang membacanya adalah ibadah.
Kata mukjizat tidak jauh berbeda dengan hidayah. Namun mukjizat hanya diberlakukan kepada para Nabi dan Rasul, sedangkan manusia hanya sebatas hidayah. Dalam hal ini, mukjizat dapat dikategorikan kedalam An-nafs yakni kekuatan inayah Allah SWT. Sedangkan kalimat bagi yang membacanya adalah ibadah merupakan bentuk dari perbuatan kebaikan.
Karena ibadah tergolong kedalam
sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dengan demikian, ibadah dapat dikategorikan kedalam An-Nafs yakni Pilar daripada nafsu. Inti sari dari pernyataan di atas adalah bahwasanya Al-quran itu merupakan kalam Allah, mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang ditulis di Mushaf, diturunkan secara berangsur-angsur, serta bagi yang membacanya adalah ibadah. Jika kita kembali kebelakang dan mengingat akan sejarah diturunkannya Al-qurnaul karim, dimana Al-quran diturunkan secara mutawatir (surat Al-israa‟ ayat 106) selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari serta yang pada saat itu ada sebagian ayat suci al-quran yang ditulis di pelepah daun kurma, batu-batu serta lain sebagainya, dan dikumpulkan menjadi satu pada masa kekhalifahan Usman bin Affan. Begitu sangat besarnya perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat khususnya dalam hal menjaga kesucian Al-quran yang sampai sekarang Al-quran tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan ummat Islam. Di samping itu Allah SWT juga berfirman di dalam surat Al-Hijr ayat 9 bahwasanya Allah SWT benar-benar memelihara kesucian Al-Quran.
58
Nabi Muhammad SAW pernah membelah bulan menjadi dua bagian untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrik untuk membuktikan suatu ke Rasulan. Jika mereka orang-orang musyrik melihat suatu keajaiban mereka berpaling dan mengatakan itu merupakan sihir Muhammad SAW yang terus menerus( al-quran surat al qamar ayat 1-2). Dalam konteks di atas mengenai kalimat pernah membelah bulan termasuk kedalam sebuah keajaiban atau berupa inayah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kepada orang-orang musyrik bahwa Nabi SAW adalah Rasulullah SAW. Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat tersebut merupakan bentuk daripada An-Nafs atau sebuah kekuatan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kata sihir merupakan bentuk dari perbuatan buruk atau negatif. Dengan demikian sihir termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang buruk dan terendah. Namun dalam konteks diatas maksud dari kata sihir adalah berupa tuduhan orang-orang musyrik kepada Nabi Muhammad SAW bahwa itu merupakan sihir dari Nabi SAW. Padahal apa yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan pertolongan dari Allah SWT.
Rasulullah SAW mampu mengeluaarkan Air dari jarinya dan sehingga mampu memberi air minum kepada orang banyak. Nabi Muhammad SAW juga pernah menerima salam dari batu-batu di Mekkah.
Mampu mengeluarkan air dari jarinya juga merupakan bentuk daripada inayah Allah SWT. Karena pada saat itu tidak ada satu orangpun yang sanggup melakukan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW melalui pertolongan Allah SWT. Jadi dengan demikian kalimat tersebut
59
tergolong kedalam kategori An-Nafs yakni kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT. Memberi air minum kepada orang banyak termasuk suatu perbuatan baik dan terpuji. Karena pada saat itu banyak orang-orang muslim yang merasa haus akibat kekurangan air. Jadi akhirnya Nabi Muhammad SAW melalui bantuan Allah SWT dapat mengeluarkan air dari tangannya dan memberikan air tersebut kepada orang banyak. Jadi dengan demikian kalimat tersebut dapat dikategorikan kedalam pilar dari \pada An-nafs bagian dari An-nafs. Pernah menerima salam dari batu-batu merupakan bentuk dari rasa hormat kedudukan yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi. Dari konteks di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa batu saja yang bisa dikatakan sebagai benda mati meberikan salam kepada Nabi SAW. Apalagi kita sebagai manusia yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada batu. Seharusnya bisa lebih baik lagi. Namun hal ini juga bisa dikatakan salah satu mukjizat dari Allah SAW kepada Nabi SAW. Dengan demikian kalimat di atas termasuk kedalam kategori inayah Allah SWT atau An-nafs dan juga bisa Ar-ruh. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat Rasulullah SAW. Ini merupakan hadiah oleh Allah SWT kepada Nabi SAW untuk jangan bersedih dan pada peristiwa tersebut merupakan awal mula perintah untuk menjalankan shalat 5 waktu.
Seperti yang sudah pernah disebutkan sebelumnya, kata mukjizat diartikan sebagai suatu inayah Allah SWT kepada Nabi SAW. dan mukjizat termasuk kedalam kategori An-nafs yakni kekuatan. Sedangkan kalimat jangan bersedih termasuk kedalam kategori Al-qalbu. Menjalankan shalat lima waktu termasuk kedalam bentuk perbuatan kebaikan atau suatu ibadah yang harus dilakukan oleh manusia kepada
60
Tuhannya. Karena ketika kita melaksanakan shalat sangat terlihat korelasi antara manusia dengan Tuhan atau seorang derajat yang rendah kepada derajat yang tinggi. Jadi kalimat di atas dapat dikategorikan kedalam bentuk An-nafs yakni nafsu yang baik. Inti sari dari konteks di atas adalah peristiwa Isra’ Mi’raj itu merupakan mukjizat Rasulullah SAW. Ini merupakan hadiah oleh Allah SWT supaya Nabi SAW supaya jangan bersedih dan pada saat itulah datang perintah untuk menjalankan shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Peristiwa Isra’ Mi’raj ini juga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Alquran surat Al-isra’ ayat 1. Pada saat itu datanglah perintah kepada Nabi Muhammad
SAW
untuk
menyerukan
kepada
ummatnya
untuk
menjalankan shalat 5 waktu dalam satu hari. Dan Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad SAW sebagai pengalaman untuk kehidupan nantinya yang kekal abadi. Rasulullah SAW pernah memperbanyak makanan yang sedikit sehingga cukup untuk mengenyangkan banyak orang yang turut ikut perang khaddam.
Pernah memperbanyak makanan yang sedikit juga termasuk kedalam bentuk inayah Allah SWT kepada Nabi SAW yang juga merupakan suatu mukjizat yang diberikan Allah SWT. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut mengandung makna sebuah kekuatan yang dimiliki oleh sesorang dan dapat dikategorikan sebagai bentuk An-Nafs yakni kekuatan yang baik. Sedangkan kalimat mengenyangkan banyak orang termasuk salah satu perbuatan baik dan terpuji. Dan hal tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yakni pilar dari An-Nafs.
61
Rasulullah SAW dapat meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi seperti tanda-tanda hari kiamat.
Dapat meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi juga termasuk kedalam bentuk inayah Allah SWT kepada Nabi SAW berupa mukjizatNya. Jadi kalimat di atas termasuk kedalam kategori An-nafs yang kekuatan atau kelebihan yang dimiliki seseorang. Ketika Nabi Muhammadsudah wafat, ada seorang Arab badui bertanya kepada para sahabat Rasulullah SAW tentang akhlak beliau, namun tidak ada yang bisa menceritakan, dan mereka hanya bisa menitihkan air mata bahkan tersedu-sedu menangis karena teringat akan kepribadian Rasulullah SAW yang menggambarkan akan sebuah kehidupan, seorang pemimpin bagi
seluruh ummat,
yang tidak pernah henti-hentinya
memperjuangkan Islam demi ummatnya, mengeluarkan dari zaman kejahiliyahan sehingga mengerti akan makna dari pada kehidupan.
Dalam konteks di atas, kata akhlak termasuk kedalam kategori Nafsu kamilah atau bagian dari pilar An-nafs. Sedangkan kalimat kepribadian Rasulullah SAW termasuk kedalam kategori Ar-ruh. Kata pemimpin seperti yang sudah disebutkan sebelumnya termasuk kedalam kategori Ar-ruh. Namun kalimat mengenai memperjuangkan Islam dapat dikatakan sebagai perbuatan baik dan terpuji. Jadi kalimat di atas termasuk kedalam kategori pilar an-nafs atau nafsu yang baik. Sedangkan untuk kalimat mengerti akan makna daripada kehidupan termasuk
kedalam
kategori
Al-Aql.
Karena
seseorang
menggunakan akalnya agar mengerti akan suatu kehidupan..
tersebut
62
Jadi dengan demikian, inti sari yang dapat kita ambil dari pernyataan diatas bahwa, begitu sangat mulianya akhlak Rasulullah SAW semasa hidupnya, yang dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi seluruh ummat manusia. Yang merubah zaman kegelapan menjadi zaman yang begitu terang. Semoga kita bisa menjadi ummat yang benar-benar dapat mengikuti sunnah-sunnah yang diajarkan oleh beliau. Amin Ya Rabbal Alamin.
6. Awal Mula Izin Perang dan Perjanjian Hudaibiah Melihat kaum muslimin semakin maju dan berkembang dengan baik, membuat orang-orang yahudi bersekongkol dengan orang kafir quraish untuk melumpuhkan kaum muslim.
Kata bersekongkol di dalam konteks di atas adalah kata yang mengarah kedalam hal-hal negatif atau bisa dikatakan jahat. Karena ada suatu misi yang tidak baik dalam persekongkolan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa kata bersekongkol termasuk kedalam kategori An-nafs yaitu nafsu yang tidak baik. Sedangkan kata melumpuhkan jika kita lihat dalam konteks di atas juga termasuk perbuatan yang jahat. Dengan demikian kata melumpuhkan juga termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang tidak baik. Melihat kaum muslimin yang terancam, akhirnya Allah SWT mengizinkan mereka untuk berperang. Hal ini dapat terlihat dalam surah Al-Hijr ayat 39.
Dalam konteks di atas, kata berperang termasuk kedalam bentuk perintah Allah SWT karena pada saat itu keadaan kaum muslim sedang terancam. Jadi bisa disimpulkan kata berperang termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang baik.
63
Berkat izin Allah SWT akhirnya kaum muslimin berperang dan perang yang pertama kali adalah perang Badar. Perang tersebut dipimpin oleh Hamzah. Selain perang badar kita juga mengenal perang Uhud. Dan pada perang Uhud tersebut Hamzah dibunuh oleh seorang budak yang bernama Wahsi.
Kata dipimpin dalam konteks di atas bisa dikatakan sebagai bentuk adanya seorang pemimpin dalam peperangan yakni Hamzah. Pemimpin dapat diartikan sebagai Khalifah. Dapat dikatakan bahwa pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-ruh. Sedangkan kata dibunuh berarti mengindikasikan ada seseorang yang dibunuh. Adapaun yang dibunh pada saat itu adalah Hamzah dalam perang Uhud. Dapat dikatakan wafatnya Hamzah merupakan bentuk dari Jihad fisabillah yang dilakukan oleh Hamzah. Dan perbuatan tersebut termasuk kedalam perbuatan yang mulia disisi Allah SWT. jadi dapat disimpulkan hal ini dapat dimasukkan kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang baik membela agama Allah SWT.
Ketika membunuh Hamzah. Karena rasa bersalah dan mendapat hidayah dari Allah SWT akhirnya Wahsi memeluk agama Islam. Dalam konteks di atas ata membenuh apalagi membunuh manusia termasuk kedalam perbuatan yang keji. Jadi dapat dikatakan bahwa membunuh merupakan yang tidak baik. Adapun kategori membunuh masuk kedalam An-Nafsu yaitu nafsu yang tidak baik. Hidayah dari Allah SWT merupakan bentuk pertolongan Allah SWT kepada manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa ini tergolong kedalam kategori An-Nafs yaitu sebuah kekuatan atau petunjuk yang diberikan Allah SWT kepada manusia.
64
Selain perang Badar dan Uhud. Ada juga perang Khanda yang dipimpin oleh Salman Al-Farisi. Dalam perang tersebut ummat Islam menang. Padahal kita mengetahui bahwa ummat Islam berjumlah lebih sedikit dibanding orang-orang musyrikin.
Dipimpin oleh Salman Al-Farisi termasuk kedalam bentuk seorang pemimpin yakni pemimpin
di medan perang. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kata tersebut masuk kedalam kategori Ar-Ruh. Sedangkan kalimat yang menyatakan ummat Islam berjumlah lebih sedikit, ini mengindikasikan bahwa terdapat suatu hidayah Allah SWT kepada ummat Islam pada saat itu. Dimana menurut ceritanya, ummat Islam telah dibantu oleh para malaikat atas perintah dari Allah SWT. Jadi dengan demikian pernyataan tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs berupa sebuah kekuatan yang datang dari Allah SWT.
Perlu diketahui bahwa perang Badar merupakan Syara’, betapa mulianya kaum muslimin yang berpegang teguh pada agama Islam. Karena kemenangan kaum muslimin pada saat itu tidak terletak pada jumlah anggota yang mengikuti perang, tetapi semua itu terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka. Salah satunya dengan keyakinan pada Allah yang sangat kokoh yang akhirnya Allah SWT memberikan bantuan kepada mereka.
Mulia termasuk kedalam bentuk sifat yang baik. Dan dapat pula dikatakan bahwa mulia termasuk kedalam kategori An-nafs yakni Nafsu Kamilah. Sedangkan berpegang teguh pada agama Islam termasuk kedalam bentuk keyakinan yang ada di dalam hati seorang ummat muslim. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut termasuk kedalam kategori AlQalbu.
65
Kalimat mengenai kemenangan kaum muslimin dapat dikatakan sebuah pertolongan dari Allah SWT. Karena yang kita ketahui bahwa kaum muslimin pada saat itu berjumlah sangat sedikit dibandingkan dengan kaum musyrikin. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yakni inayah yang diberikan oleh Allah SWT. Dan kata Iman dapat dikatakan sebagai keyakinan di dalam hati. Jadi iman dapat dikategorikan kedalam Al-Qalbu. Sedangkan kalimat memberikan bantuan yang dalam hal ini dapat dikatakan bantuan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaumnya. Bantuan tersebut juga dapat dikatakan sebagai sebuah pertolongan atau Inayah Allah SWT. Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yakni kekuatan yang diberikan Allah SWT.
Kita mengetahui tentang Risalah Rasulullah SAW. Disitu dapat kita lihat tidak ada siapapun yang mampu menahan pertolongan Allah SWT kepada ummat yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kata pertolongan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai Inayah Allah SWT. Seperti penjelasan sebelumnya, pertolongan termasuk kedalam kategori An-nafs yakni kekuatan yang diberikan Allah SWT. Sedangkan
kalimat
menjalankan
perintah-Nya
dan
menjauhi
larangan-Nya termasuk kedalam bentuk ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya. Jadi dapat dikatakan kalimat tersebut juga termasuk kedalam kategori An-Nafs.
66
Ada hikmah dibalik perang Badar itu sendiri, yaitu agama Islam dapat terus berkembang karena jika kalah pada saat itu, maka Islam tidak akan ada lagi. Selain itu semakin menguatkan agama Islam dan mengindikasikan bahwa Islam adalah agama yang benar. Kata hikmah dapat juga dikatakan sebagai bentuk pertolongan Allah SWT dan juga berupa petunjuk. Jadi kata hikmah dapat dikategorikan kedalam An-Nafs yakni hidayah atau kekuatan. Sedangkan kalimat Islam adalah agama yang benar merupakan bentuk dari sebuah keyakinan setiap orang-orang yang meyakini agama Islam itu sendiri. Jadi dapat dikatkan kalimat tersebut termasuk kedalam kategori Al-Qalbu.
Jika kita melihat kembali peperangan yang pernah terjadi, dimana jumlah ummat Islam tidak pernah lebih banyak daripada orang kafir. Tetapi dengan izin Allah SWT akhirnya kaum muslimin bisa menang.
Dalam konteks di atas mengenai kaum muslimin bisa menang juga merupakan bentuk dari pertolongan Allah SWT kepada ummat muslim tersebut. Karena sangat mustahil kaum muslimin bisa menang mengingat jumlah mereka yang sedikit. Namun, berkat pertolongan Allah SWT akhirnya kaum muslimin dapat memenangkan peperangan. Dengan demikian seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, pertolongan termasuk kedalam bentuk kategori An-nafs yakni kekuatan.
67
Perjanjian Hudaibiah terjadi pada tahun ke enam Hijriah. Pada saat itu Nabi SAW bermimpi memasuki kota Mekkah dan bertawaf disana. Dan dalam mimpi itu disampaikan pada para sahabat, dan pada saat itu pula Nabi SAW mengumumkan kepada ummat Islam untuk menunaikan ibadah Haji di Mekkah. Kata bertawaf dan kalimat menunaikan ibadah haji merupakan bentuk perbuatan baik dan juga suatu ibadah kepada Allah SWT. Jadi dengan demikian hal tersebut termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu kamilah. Bagi kita yang termasuk kedalam golongan orang-orang yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji tersebut, hendaklah kita segera malaksanakannya, karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk menunaikan ibadah haji. Perjanjian Hudaibiah adalah perjanjian dalam jangka 10 tahun orang kafir dengan kaum muslim untuk berdamai dan terdapat syarat-syarat yang disepakati bersama dalam jangka waktu tersebut. Namun, belum sampai 10 tahun kaum musyrikin melanggar janji tersebut sehingga menimbulkan peperangan . Adapun maksud dari perjanjian Hudaibiah adalah untuk tidak saling menyerang.
Melanggar janji termasuk kedalam cermin perbuatan yang tidak baik dan dibenci oleh Allah SWT. Dengan demikian hal tersebut masuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang tidak baik dan kedudukannya rendah. Perbuatan melanggar janji sangat dilarang di dalam Islam. Apalagi janji tersebut kita langgar demi kepentingan sepihak. Untuk itu, kita
68
sebagai ummat Islam yang baik, hendaklah selalu menepati janji, karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang ingkar. Sedangkan kalimat untuk tidak saling menyerang termasuk kedalam salah usaha perdamaian. Hal ini juga termasuk kedalam cermin perbuatan yang baik. Namun, jika melihat kembali konteks di atas menunjukkan suatu pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik kepada ummat Islam. Jadi dapat dikatakan bahwa kalimat untuk tidak saling menyerang termasuk kedalam kategori An-nafs yakni nafsu yang baik. Setelah peneliti menganalisis data di atas, maka peneliti akan menggunakan tabel untuk menentukan masing-masing ungkapan ditiap kategori. 1. Sosok Rasulullah SAW NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Jujur, mulia akhlaknya, harmonis a. Nafsu yang Baik keluarganya, taqwa, sabar, uswatun hasanah, shalawat, mengabadikan sejarah pasukan bergajah.
2.
Safaat, Muhammad SAW lahir, 100 b. Ar-ruh Tokoh.
2. Makhluk Yang paling Dimuliakan Allah SWT NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Dimuliakan, beriman, Mengamalkan a. Nafsu yang Baik sunnah Rasulullah SAW, menyempurnakan akhlak.
2.
dimuka bumi ini.
b. Ar-ruh
3.
Hati, amal.
c. Al-Qalbu
4.
Rupa
Al-Aqal
69
3. Kisah Khulafa Arrasidin (Abu Bakar Siddiq) NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Jujur, adil, bijkasana, Menginfaqkan, berjihad, Islam keseluruh dunia,
dermawan, a. Nafsu yang Baik menyiarkan
2.
Khalifah,
b. Ar-ruh
3.
Percaya
c. Al-Qalbu
4.
Menguasai dunia hukum
Al-Aqal
4. Keluarga Rasulullah SAW NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Melarang penyembahan terhadap patung- a. Nafsu yang Baik patung, mengajak untuk menyembah Allah, membuat sunnah-sunnah yang baik, memenuhi nazar dan janji, membayar Humus, melarang menikahi mahram, mengasuh Rasulullah SAW, mengasuh Rasulullah, meninggal dalam perang, membantu perjuangan Nabi dalam penyebaran Islam, mendedikasikan semua harta demi kepentingan Islam, shalat, mendoakan keluarga Rasulullah.
2.
Pemimpin, pemimpin, pemimpin, derajat, b. Ar-ruh kedudukan, tanda-tanda para Nabi dan keagungan raja, memimpin perang, panglima perang, Musuh Rasulullah, dikaruniai 6 orang anak,
3.
Beragama Hanif,
c. Al-Qalbu
4.
Ingin menjatuhkan
d. Nafsu tidak baik
70
5. Mukjizat Nabi Muhammad SAW NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Mukjizat, bagi yang membacanya adalah a. Nafsu yang Baik ibadah, pernah membelah bulan, mampu mengeluarkan air dari jari, memberi air minum kepada orang banyak, menerima salam dari batu-batu, mukjizat, menjalankan shalat 5 waktu, memperbanyak makanan yang sedikit, mengenyangkan banyak orang, dapat meramal peristiwa, peristiwa, akhlak, memperjuangkan Islam.
2.
Menerima salam dari batu-batu, b. Ar-ruh kepribadian Rasulullah SAW, pemimpin.
3.
Jangan bersedih.
c. Al-Qalbu
4.
Sihir,
d. Nafsu tidak baik
5.
Mengerti akan kehidupan,
makna
daripada e. Al-Aqal
6. Awal Mula Izin Perang dan Perjanjian Hudaibiah NO JENIS KATA/KALIMAT
KATEGORISASI
1.
Berperang dijalan Allah, Hidayah dari a. Nafsu yang Baik Allah SWT, Ummat Islam berjumlah lebih sedikit, mulia, Kemenangan kaum muslimin, memberikan bantuan, pertolongan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, hikmah, kaum muslimin bisa menang, bertawaf, menunaikan ibadah haji, tidak saling menyerang.
2.
Dipimpin, dipimpin oleh Salman Al- b. Ar-ruh Farisi,
3.
Berpegang teguh pada agama Islam, c. Al-Qalbu iman, Islam adalah agama yang benar,
4.
Bersekongkol, melumpuhkan, e. Nafsu tidak baik membunuh, melanggar janji.
71
Setelah peneliti membuat kategorisasi, maka dapatlah diperoleh data sebagai berikut: Tabel NO
KATEGORISASI
JUMLAH UNGKAPAN
1.
Al-Qalbu
10 Ungkapan
2.
Al-Aql
2 Ungkapan
3.
An-nafs
63 Ungkapan
a. nafsu baik
58 Ungkapan
b. nafsu negatif
5 Ungkapan
4.
Al-Jism
1 Ungkapan
5.
Ar-Ruh
20 Ungkapan
Dari data di atas, dapatlah dilihat bahwa kecenderungan isi pesan dakwah dalam program “Hikmah” terletak pada dimensi An-nafs yakni 63 kali ungkapan, dengan 58 kali ungkapan nafsu yang baik, dan 5 kali ungkapan nafsu yang buruk. Sedangkan dimensi Ar-ruh berada diposisi kedua dengan 20 kali ungkapan, dan Al-Qalbu berada diposisi ketiga dengan 10 kali ungkapan. Selebihnya dimensi Al-aql hanya 2 ungkapan dan Al-Jism hanya 1 kali ungkapan. Jadi dengan demikian, kecenderungan isi pesan dakwah di radio JIC 107,7 FM Jakarta adalah dimensi dari Annafs yakni nafsu yang baik. Melihat pernyataan di atas, maka timbul pertanyaan mengapa kecenderungan isi pesan dakwah yang ada dalam program hikmah tersebut lebih cenderung pada dimensi nafsu yang baik. Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan, hal itu dikarenakan tema pembahasan yang memang menyangkut kehidupan Rasulullah SAW serta para sahabat dan
72
keluarganya yang kita ketahui memiliki akhlah dan sifat yang terpuji, sehingga ucapan atau isi yang disampaikan oleh narasumber berupa katakata yang baik seperti pribadi Rasulullah SAW serta perintah-perintah beliau. Selain itu, dengan menyampaikan kata-kata yang baik itu pula, pendengar dapat termotivasi untuk selalu menjadi pribadi yang baik sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW, serta dengan banyaknya kata-kata yang baik tersbut, dapat menjadi daya tarik bagi para pendengar untuk selalu mendengarkan acara hikmah tersebut.
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, serta berdasarkan kategorisasi, observasi, wawancara, dan analisis data, guna mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam skripsi ini, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut: a. Isi pesan dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta edisi 23-28 Januari 2013 sebanyak 6 materi yang terbagi dalam 1 kategorisasi pesan dalam 6 dimensi, yaitu Al-Qalbu, Al-Aql, Al-Ruh, An-nafs, Al-Jism, dan Al-Fitrah. Maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya pesan dakwah yang disampaikan memang lebih mengarah kepada pesan dakwah Dzatiyah. b. Dari 6 materi yang diuraikan, peneliti melihat bahwa dimensi Annafs memiliki poisisi tertinggi dalam isi pesan dakwah yang disampaikan yakni 63 kali ungkapan, dengan 58 kali ungkapan nafsu yang baik, dan 5 kali ungkapan nafsu yang buruk. Sedangkan dimensi Ar-ruh berada diposisi kedua dengan 20 kali ungkapan, dan Al-Qalbu berada diposisi ketiga dengan 10 kali ungkapan. Selebihnya dimensi Al-aql hanya 2 ungkapan dan Al-Jism hanya 1 kali ungkapan. Jadi dengan demikian, kecenderungan isi pesan dakwah di radio JIC 107,7 FM Jakarta adalah dimensi dari An-nafs yakni nafsu yang baik.
74
c. Hal itu dikarenakan tema pembahasan yang memang menyangkut kehidupan Rasulullah SAW serta para sahabat dan keluarganya yang kita ketahui memiliki akhlak dan sifat yang terpuji, sehingga ucapan atau isi yang disampaikan oleh narasumber berupa kata-kata yang baik seperti pribadi Rasulullah SAW serta perintah-perintah beliau. Selain itu, dengan menyampaikan kata-kata yang baik pula, pendengar dapat termotivasi untuk selalu menjadi pribadi yang baik sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW, serta dengan banyaknya kata-kata yang baik tersbut, dapat menjadi daya tarik bagi para pendengar untuk selalu mendengarkan acara hikmah tersebut. B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam program Hikmah di Radio JIC 107,7 FM, maka ada beberapa saran yang hendak peneliti sampaikana diantaranya: 1. Hendaknya materi yang disampaikan fokus kepada tema yang sudah ditetapkan dan disertai oleh narasumber yang berbeda-beda setiap programnya, juga diperbanyak penambahan bacaan Al-Qur’an, Hadist dan pendapat tokoh agama. Penambahan materi dengan tema-tema yang aktual dengan serta kemasan berupa pemilihan kata yang lebih halus dan menarik,. Dengan demikian pendengar akan lebih tertarik untuk mendengarkan dan mendalami ilmu-ilmu agama melalui program Hikmah ini; 2. Harus adanya kesadaran yang tinggi khususnya bagi pendengar khsusunya ummat Islam dalam memahami dam mempelajari Islam, sebab tugas
75
seorang da‟i hanya menyampaikan materi pesan dakwahnya, namun dalam prakteknya kembali kepada usaha pendengar untuk berusaha menjadi hamba yang lebih baik lagi.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Armawati, Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: Amzah, 2012. Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009. Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana, 2008. Goug, Howard, Perencanaan Penyajian Produksi program Radio. Jakarta: Pengurus Pusat HPPI Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999. Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, 2004. Usman, Basyiruddin, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2007. Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Moleong, Lexy, Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, ed. Revisi, 2007. M. Arifin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1968. Bhatiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. Nasution, Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010. Prastowo, Andi, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Diva Press, 2010. Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008. Munir, Muhammad dan Ilaihi, Wahyu, Manajemen Dakwah (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006.
77
Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta, 2008. Somad, Idris, Diktat Ilmu Dakwah, 2004. Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2003. Widjaja, Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Effendi, Onong Ucahyana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994. Tholchah, Hasan, Dinamika Kehidupan Religius. Jakarta: LF. Putra, 2004. Ginanjar, Ari, ESQ. Jakrta: ARGA, 2005. Tristanto, A. Ius, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Darmanto, Antonius, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio. Yogyakarta: Atmajaya, 1998. Ningrum, Fatmasari, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan Reporter Radi. Jakarta: Penebar Plus, 2007. Dorminick, Joseph, The Dynamics of mass Communication, media in The Digital Age. Boston: McGraw Hill, 2002. Sumber website RRI, di akases pada tanggal 10 Juli 2013 Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: AlIkhlas, 1983. Yakub, Hamzah, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership .Bandung: CV Diponegoro, 1982. Ghazali, Dodi, Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005. Sumber data-data dari Radio JIC.
78
http://www.artikata.com/translate.php, diakases pada tgl.13 Juli 2013,pukul. 23.00 WIB. http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.55. Al-Qur’an digital, surat An-Nahl ayat 125.
LEMBAR WAWANCARA
Narasumber
: Dipo
Hari/Tanggal : 17 Juni 2013 Jabatan
: Produser dan Penyiar
Tempat
: Rumah kediaman Dipo
1. Bagaimana sejarah berdirinya program Hikmah? Berawal dari ketika saya masuk keradio JIC tepatnya pada tanggal 1 September 2012 pada saat itulah program Hikmah dimunculkan. Akan tetapi pada tanggal 1-7 September merupakan tahap pembelajaran dan pada tanggal 8 September program Hikmah sudah menjadi sebuah program. Program ini merupakan program yang berawal dari ide saya sendiri, akan tetapi namaya belum bernama Hikmah tetapi Kisah Teladan Muhasabah Malam. Pada saat itu program ini bukan program yang interaktif, namun sekarang program Hikmah sudah menjadi program interaktif baik melalui telephone maupun sms. 2. Kenapa anda menamakan program ini dengan nama Hikmah? Kan awalnya program ini bernama Kisah Teladan Muhasabah Malam, supaya tidak terlalu panjang dalam penyebutannya akhirnya saya rubah menjadi Hikmah agar penyebutannya simple. 3. Sejak kapan anda menjalani profesi sebagai penyiar? Awalnya saya sebelum diradio JIC saya pernah menjadi penyiar disalah satu radio yang ada di Yogjakarta. Tepat 2 tahun yang lalu saya melamar diradio JIC dan pada saat itu saya di training selama 2 minggu oleh guru saya yaitu Bpk Ade Suhandi. Beliau merupakan orang yang sudah lama menjadi penyiar diradio JIC.
4. Dengar-dengar anda saat ini masih kuliah. Bagaimana anda mengatur waktu kuliah anda dengan waktu saat anda harus siaran? Sebenarnya saya juga orang manajemen. InsyaAllah saya mengerti bagaimana memanajemen waktu saya. Awalnya memang sebenarnya sulit serta banyak merasa lelah dan capek, tetapi ketika semua itu dihadapi dengan enjoy dan santai semua itu akhirnya hilang dengan sendirinya. Disamping itu ketika kita menjadi penyiar kita merasa mendapatkan ilmu lagi . Selain mendapatkan ilmu kita juga bisa kenal dan dengan narasumber-narasumber yang hebat dan InsyaAllah program hikmah ini tidak akan berhenti sampai disini saja, kedepannya kita akan membuat inovasi-inovasi baru dan kita juga sudah membuat rencana untuk menjadikan program hikmah ini menjadi sebuah buku Hikmah. 5. Apa kekurangan dari program Hikmah ini? Kekurangan dari program hikmah ini mungkin dari penyiar yang terbatas karena kita hanya berdua. Terkadang ada waktunya pasti kita sakit dan akhirnya program ini pakum atau tidak bisa disiarkan untuk 1 sampai 2 hari. Akhirnya kita hanya menyetelkan senandung-senandung Islam. Kita sadar ini menjadi problema buat kita maupun bagi pendengar.
Peneliti
Responden
(Muhammad Rifai)
( Dipo)
Foto-Foto
Foto bersama penyiar program Hikmah (Kak Saif)
Foto bersma 2 penyiar program Hikmah (Dipo dan Kak Saif)
84