FORMAT ACARA DAKWAH PADA RADIO STUDI KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Sukesi Wulansari NIM: 104051001880
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul FORMAT ACARA DAKWAH PADA RADIO STUDI KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 26 Juni 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Nunung Khairiyah, M.A. NIP: 150389353
Drs. Studi Rizal LK, M.A. NIP: 196404281993031002
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Wahidin Saputra, M.A. NIP: 150276299
Umi Musyarofah, M.A. NIP: 197108161997032002
Pembimbing
Dra. Armawati Arbi, M.Si NIP: 19650207 199103 2 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Juni 2009
Sukesi Wulansari
ABSTRAK Sukesi Wulansari Format Acara Dakwah Pada Radio Studi Komparatif Bens Radio 106,2 FM dengan OZ Radio 90,8 FM Hadirnya acara-acara dakwah pada media massa khususnya radio saat ini sudah semakin langka untuk ditemui. Hal ini merupakan peringatan sekaligus tantangan bagi para juru dakwah dan para praktisi media massa khususnya radio, yang semestinya menyadari bahwa kewajiban serta tanggung jawab sebagai sebuah media massa bukan hanya menampilkan hiburan semata, melainkan juga dalam hal pendidikan (education). Peran tersebut yang coba dibuktikan oleh Bens Radio dan Oz Radio sebagai stasiun radio yang meski mengusung ciri tersendiri pada siarannya, namun tetap berusaha menjalankan tanggung jawabnya sebagai media massa dengan menghadirkan acara “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) dan “Percikan Iman” dalam program siarannya. Dari pernyataan tersebut munculah beberapa pertanyaan mengenai, apa sebenarnya latar belakang hadirnya acara dakwah “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM?, bagaimana format acara dakwah yang terdapat di Bens Radio 106,2 FM dan di Oz Radio 90,8 FM?, serta apa perbedaan dan persamaan format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan di Oz Radio 90,8 FM? Latar belakang hadirnya acara “Nasi Ulam” dan “Percikan Iman” adalah karena kedua stasiun tersebut, yaitu Bens Radio dan OZ Radio menyadari bahwa sebagai mass media mereka bertanggung jawab untuk menyuguhkan hal-hal positif termasuk nilai-nilai keagamaan kepada khalayak. Sedangkan untuk format acara dakwah yang disuguhkan oleh Bens Radio dan OZ Radio saat ini adalah acara dakwah subuh, dengan penyajian talkshow dan program harian. Selain itu pada acara “Nasi Ulam” dan “Percikan Iman” ditemukan banyak perbedaanperbedaan seperti pembagian kuadran, penempatan waktu siaran, penggunaan narasumber dan sebagainya. Kesamaannya antara lain adalah sama-sama menggunakan format penyajian talk show, berdurasi 60 menit, membahas seputar agama Islam, serta sumber mata acara yang sama-sama hasil produksi sendiri. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif serta metode deskriptif komparatif untuk menganalisis data. Metode yang menghasilkan data deskriptif sebagai cara menggambarkan semua temuan dari hasil penelitian untuk kemudian dibandingkan dalam rangka menemukan perbedaan-perbedaan dan juga persamaan-persamaan dari kedua sampel sehingga segala hasil temuan dapat dijabarkan secara jelas. Setelah peneliti mendapatkan sejumlah data, maka ditemukanlah hasil perbandingan antara kedua format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM, yaitu adanya sejumlah perbedaan serta persamaan yang justru menjadikan ciri tersendiri pada keduanya. Ini dikarenakan format acara yang digunakan oleh kedua stasiun radio tersebut disesuaikan dengan segmentasi mereka masing-masing, sehingga format acara dakwah Nasi Ulam dan Percikan Iman dapat menjadi alternatif sebuah tampilan dakwah dari segi yang berbeda.
KATA PENGANTAR
Rasa syukur “Alhamdulillah” penulis panjatkan kepada Allah Swt, pemberi inspirasi tanpa henti yang tak ternilai. Terima kasih ya Rabb atas segala petunjukMu yang senantiasa menguatkan hamba dan memberi kemudahan pada proses penyelesaian skripsi ini dengan judul: “FORMAT ACARA DAKWAH PADA RADIO, STUDI KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM”. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada Rasulullah Nabi Muhammad Saw, yang telah memberi teladan dan ilmu yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini, diantaranya: 1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, beserta para Pembantu Dekan Drs. Mahmud Jalal MA, dan Drs. Study Rizal LK. MA. 2. Drs. Wahidin Saputra MA, dan Dra. Umi Musyarofah MA, selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 3. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. 4. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FDK yang telah banyak membantu penulis.
5. Dra. Armawati Arbi M.Si, yang telah membantu membimbing skripsi ini dengan memberikan saran-sarannya. 6. Bens Radio 106,2 FM beserta seluruh karyawan, khususnya Anina Karin selaku Program Director, Puspa, Arie, Ustadz Abdul Hayyi, Ustadz Abdul Jalil, dan Ustadz Aslih Ridwan. Terima kasih atas berbagai kemudahan yang diberikan. 7. OZ Radio Jakarta 90,8 FM khususnya Addry Danuatmadja - General Manager, Aditya Maulana - Program Director, Ustadz Firman selaku narasumber, serta Chandra K. Putra selaku Host dan Producer acara “Percikan Iman”. Terima kasih atas pertolongannya diakhir penelitian ini. Semoga sukses selalu... 8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Tugimin dan Ibunda Supini. Benteng untuk kokohnya mental penulis sekaligus kontrol diri. “Terima kasih atas limpahan kasih dan sayang yang terberi selama ini, serta segenap do’a, dukungan dan pengorbanannya”. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga penulis, Yuyun Siti Wahyuni, Anggung Murdianto, Rini Sunarni, Nur Handayaningrum, Ratri Sutejo, dan Bowo Sukoco. 9. Lek Gin & Bulek Dilah sekeluarga di Yogya. (Susilo dan Mega), atas segenap doa dan motivasinya. 10. Sahabat & Keluarga, Siti Pujiati beserta keluarga (Bp. H. Muhammad Muin), Andri Krisdianto beserta keluarga (Bp. Hadi Suwito & Ibu. Aisyah), Restifa Anbiya Yuneni beserta Keluarga (Bp. Yuyun & Ibu. Eni), Haiza Roni beserta keluarga (Bp. H. Ali dan Ibu. Hj. Aminah).
“Tetaplah disini untuk saling berbagi segala rasa yang kita punya, hingga hanya takdir yang memutusnya”. 11. Teman-teman di Komunikasi angkatan 2004, khususnya Kelas KPI-d. “Bersama kalian penulis belajar tentang banyak hal. Sekecil apapun, takkan pernah bisa terganti.” Khususnya Rosdiana, Mila, Odah, Sella, Hana, Alfi, Ane, Asri, Indri, Rika, Tina, Ika P, Hikmatunisa. 12. Yudhi Kurniawan S.Sos.I dan Abdul Rahman Hakim yang telah membantu penulis memberikan kritik dan saran serta motivasi. 13. Komunitas Mahasiswa Kreatif Audio-Visual (KOMKA), KOPMA, Paduan Suara “Voice of Communication” (VOC), RDK Station 91,8 FM UIN Jakarta atas berbagai pengalaman organisasi yang hebat dan mengesankan. 14. Teman-teman baik yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, namun tak mengurangi rasa sayang dan hormat penulis kepada mereka semua. Terimakasih atas segalanya! tanpa kalian, semuanya takkan bermakna.
Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang turut perduli akan perkembangan dunia dakwah dan penyiaran radio yang akan semakin baik lagi.
Jakarta, 1 Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i KATA PENGANTAR............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL .................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 5 D. Metodologi Penelitian.......................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka.................................................................. 10 F. Sistematika Penulisan .......................................................... 11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Format, Acara, dan Dakwah................................................ 13 1. Pengertian Format dan Acara ......................................... 13 2. Dakwah dan Unsur-unsurnya ......................................... 15 3. Format Acara Dakwah ................................................... 24 B. Pengertian Radio.................................................................. 25 1. Karakteristik Radio ........................................................ 27 2. Radio Sebagai Media Dakwah........................................ 30
BAB III
GAMBARAN UMUM BENS RADIO 106,2 FM DAN OZ RADIO 90,8 FM A. Sejarah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program Siaran BENS RADIO 106,2 FM ............................ 33 1. Sejarah Singkat Berdirinya............................................... 33 2. Visi dan Misi ................................................................... 35 3. Struktur Organisasi .......................................................... 36 4. Program Siaran ................................................................ 37 B. Sejarah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program Siaran OZ RADIO 90,8 FM....................................39 1. Sejarah Singkat Berdirinya............................................... 39 2. Visi dan Misi ................................................................... 40 3. Struktur Organisasi .......................................................... 41 4. Program Siaran ................................................................ 42
BAB IV
KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM A. Latar Belakang Hadirnya Acara Dakwah “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di BENS RADIO 106,2 FM dan “Percikan Iman” di OZ RADIO 90,8 FM ............................. 45 B. Format Acara Dakwah yang Terdapat di BENS RADIO 106,2 FM dan di OZ RADIO 90,8 FM ................................. 48 C. Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di BENS RADIO 106,2 FM dengan OZ RADIO 90,8 FM........ 59
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................... 69 B. Saran ................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 75 LAMPIRAN.................................................................................... 78
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Peran Sosial Radio Sebagai Media Massa ..................................29 2. Tabel 2 Program dan Jadwal Siaran Harian Bens Radio 106,2 FM .........37 3. Tabel 3 Program dan Jadwal Siaran Mingguan Bens Radio 106,2 FM ....38 4. Tabel 4 Program dan Jadwal Siaran Harian dan Mingguan Oz Radio 90,8 FM.....................................................................................42 5. Tabel 5 Profil Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM..................43 6. Tabel 6 Perbedaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM .........................................................59 7. Tabel 7 Persamaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM .........................................................65 8. Tabel 8 Perbandingan Rundown Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio 106,2 FM dengan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM.............67
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Menjadi Pembimbing. 2. Surat Pengantar Melakukan Penelitian di Bens Radio 106,2 FM. 3. Surat Pengantar Melakukan Penelitian di Oz Radio 90,8 FM. 4. Biodata Narasumber Acara Dakwah Nasi Ulam. 5. Biodata Narasumber Acara Dakwah Percikan Iman. 6. Petikan Wawancara Kepada Program Director Oz Radio 90,8 FM. 7. Petikan Wawancara Kepada Program Director Bens Radio 106,2 FM. 8. Petikan Wawancara Kepada Ustadz Firman Zamzami Muhammad – Narasumber Acara Dakwah ”Percikan Iman” Oz Radio 90,8 FM dan Chandra K. Putra – Host & Producer ”Percikan Iman”. 9. Petikan Wawancara Kepada Ustadz Abdul Hayyi, Ustadz Afit Abdul Jalil, Ustadz Aslih Ridwan – Narasumber Acara Dakwah “Nasi Ulam” Bens Radio 106,2 FM. 10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Bens Radio 106,2 FM. 11. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Oz Radio 90,8 FM.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang begitu pesat. Ini terbukti dari banyaknya teknologi canggih yang kerap muncul setiap harinya. Batasan manusia dalam berkomunikasi saat ini menjadi kian mudah dan memungkinkan. Ketatnya persaingan di dunia informasi saat ini menjadikan media massa dituntut untuk lebih kreatif dan lebih berkualitas. “Saat ini media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat.”1 Di antara media massa elektronik yang cukup berhasil menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Sebagai media elektronik, radio mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan sosial.2 Radio sendiri sebagai media
1
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa suatu pengantar, (Jakarta: ERLANGGA), edisi kedua, h. 3. 2 Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), cet. Ke-1. h. 8.
komunikasi massa memiliki (3) tiga fungsi yaitu, mendidik (to educate), menginformasikan (to inform), dan menghibur (to intertain).3 Dampak radio sendiri saat ini semakin terasa, seiring dengan fungsinya sebagai media penyampai informasi, kini radio memiliki peranan yang cukup besar. Salah satunya sebagai media dakwah yang baru-baru ini telah banyak dilirik dan dikembangkan oleh para praktisi dakwah sebagai salah satu media alternatif penyampaian dakwah. Berkembangnya teknologi komunikasi saat ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi para juru dakwah (da’i). Dikatakan sebagai peluang berarti dengan semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis serta efisiennya seorang komunikator berhubungan dengan komunikasi, maka jika komunikasi massa tersebut digunakan sebagai sarana dakwah akan mempercepat proses penyampaian dakwah.4 Meskipun tuntutan akan kebutuhan materialistik selalu ada pada setiap media massa, namun bukan berarti konsep maupun program yang terdapat pada media tersebut mengabaikan nilai-nilai kebaikan (dakwah). Pada perkembangannya, media massa saat ini khususnya radio telah banyak menyesuaikan materi-materi siarannya dengan kebutuhan pendengar, antara lain dengan adanya beberapa program yang bermuatan religius (dakwah) pada siarannya. Ketertarikan penulis pada penelitian kali ini didasarkan atas belum banyaknya acara-acara dakwah yang kini ada pada sebagian besar siaran radio
3
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosdakarya, 1994), cet. ke-8, h. 149-150. 4 Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), cet. Ke-1. h.10.
di Jakarta. Kebanyakan acara-acara dakwah yang kerap hadir berasal dari siaran stasiun radio yang notabene memang radio keagamaan (dakwah) atau siaran dakwah yang hadir hanya sebatas momentum saja (misalnya ketika bulan Ramadhan). Hal tersebut menjadikan penulis berkeinginan untuk meneliti sebuah format acara dakwah yang ada di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM yang notabene bukan radio agama namun memiliki program dakwah pada siarannya. Alasan penulis memilih Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM sebagai stasiun radio yang diteliti karena, kedua stasiun radio tersebut memiliki keunggulan serta ciri tersendiri yang menjadikannya layak dijadikan sampel dalam mengemas format acara dakwah pada radio. Bens Radio sebagai salah satu stasiun radio swasta di Jakarta yang memiliki keunikan tersendiri, lebih banyak dikenal sebagai radio etnik. Selain itu, menurut hasil survey AC NIELSEN menyebutkan bahwa Bens Radio merupakan stasiun radio dengan pendengar terbanyak se-Jabodetabek pada tahun 2001-2007. Bens Radio juga memiliki jaringan yang luas di beberapa kota di Indonesia dengan lahirnya etnikom (jaringan Radio Etnik). Sedangkan Oz Radio dipilih oleh peneliti karena merupakan salah satu stasiun radio terbesar yang identik dengan anak muda dan telah berdiri sejak tahun 1971. Radio yang juga telah memiliki jaringan di 5 kota besar di Indonesia ini, dalam perkembangannya juga ikut serta dalam keanggotaan National Association Broadcast (NAB). Meski di Jakarta sendiri Oz Radio baru hadir sekitar 1 tahun, namun eksistensinya saat ini sudah mampu bersaing dengan radio-radio lain yang sudah lebih dulu besar di Jakarta.
Di dasarkan atas faktor-faktor tersebut maka penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas tampilan sebuah format acara dakwah pada sebuah stasiun radio yang nantinya bisa dijadikan sebagai gambaran oleh para praktisi radio dalam mengemas sebuah program dakwah radio. Pendekatan kualitatif digunakan oleh penulis sebagai metode dasar penelitian ini, sedangkan pengolahan dan analisis data menggunakan analisis komparatif yang dilakukan pada dua stasiun radio umum komersil yang mencoba tidak menafikan kebutuhan pasar yang menuntut keuntungan secara materi, tetapi tetap memiliki tanggung jawab sosial sebagai media penyampai dakwah (kebaikan). Fenomena ini yang kemudian penulis teliti untuk kemudian dipelajari bersama. Bahwa kebutuhan media massa sebagai sarana global saat ini mutlak dibutuhkan, tanpa harus mengabaikan nilai-nilai religius (dakwah) yang memang sepatutnya disampaikan. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul: “format acara dakwah pada radio, studi komparatif Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dari judul yang penulis angkat, dapat diketahui bahwa penelitian ini terbatas pada Format Acara Dakwah yang terdapat pada siaran Bens Radio 106,2 FM melalui acara “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) dan Acara “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM sejak tanggal 9 Februari 2009 sampai dengan tanggal 9 April 2009. Berdasarkan pembatasan di atas, masalah yang dirumuskan oleh penulis yaitu : 1. Apa Latar Belakang Hadirnya Acara Dakwah “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM? 2. Bagaimana Format Acara Dakwah yang terdapat di Bens Radio 106,2 FM dan di Oz Radio 90,8 FM? 3. Apa Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan di Oz Radio 90,8 FM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui Latar Belakang Hadirnya Acara Dakwah “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM.
b. Mengetahui Format Acara Dakwah yang terdapat di BENS RADIO 106,2 FM dan di OZ RADIO 90,8 FM. c. Mengetahui Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan di Oz Radio 90,8 FM.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat akademis : Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi sebagai bahan referensi maupun sebagai perbandingan bagi studi-studi selanjutnya dan menjadikan suatu sudut pandang baru dalam menyusun maupun membandingkan “Format Acara Dakwah” pada media massa khususnya radio. 2. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan penulis maupun para praktisi penyiaran tentang cara menampilkan Format Acara Dakwah yang lebih kreatif pada sebuah media massa radio, sehingga acara-acara dakwah pada radio tetap dapat ditampilkan secara menarik.
D. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah “pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau
tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri”.5 “Metode yang sangat bergantung kepada perspektif yang digunakan serta permasalahan
yang
diteliti
dalam
rangka
melakukan
deskripsi
(penggambaran), verstehen (pemahaman dan pemaknaan), interpretasi (penafsiran), pengembangan dan eksplorasi”.6 “Metode deskriptif adalah langkah-langkah melakukan representasi objektif tentang semua informasi yang terdapat dalam masalah yang diselidiki. Dengan kata lain, metode ini tidak terbatas sampai dengan pengumpulan data, tetapi meliputi juga analisis dan interpretasi tentang arti data itu”.7 Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu demi kemudahan pada proses penelitian dalam menganalisis data-data dan informasi. Data-data yang telah diperoleh dari pelaksanaan penelitian nantinya berbentuk data tulisan dan lisan (data verbal), bukan data nominal atau yang menunjukkan angka-angka.
1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah BENS RADIO 106,2 FM dan OZ RADIO 90,8 FM sedangkan objek penelitiannya adalah Format Acara Dakwah pada program “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di BENS RADIO 106,2 FM dan “Percikan Iman” di OZ RADIO 90,8 FM.
5
Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h. 21-22. 6 Imam Suryo Prayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 101-102. 7 Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 24.
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di kantor serta studio BENS RADIO 106,2 FM yang beralamat di Jalan Jagakarsa No. 39 Jakarta Selatan 12620, telp: (021) 78893333 – 7871984, dan di kantor serta studio OZ RADIO 90,8 FM di Jalan Bangka Raya No. 5/5A Kemang - Jakarta Selatan 12720, telp: (021) 7182103 - 7191910.
3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi (pengamatan) : yaitu “melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan”.8 peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi kantor sekaligus studio siaran BENS RADIO 106,2 FM dan OZ RADIO 90,8 FM. Hal ini dimaksudkan agar peneliti benar-benar mendapatkan informasi yang akurat mengenai format acara dakwah yang diterapkan pada masing-masing stasiun radio tersebut. b. Interview (wawancara) : yaitu peneliti memperoleh data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Tanya jawab9 dilakukan secara tatap muka langsung dengan pihak terkait yang bertanggung jawab di BENS RADIO 106,2 FM dan OZ RADIO 90,8 FM dalam hal memberikan informasi maupun proses produksi. c. Dokumentasi : metode dokumentasi adalah mencari data dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, 8 9
Winarno Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian, (Bandung: Tarsita, 1989), h. 162. Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 253.
prasasti notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya.10 Adapun metode dokumentasi berproses dan berawal dari penghimpunan dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya dan menghubung-hubungkannya sesuai dengan fenomena lain.11
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan formula analisis komparatif
yang
berarti
bersifat
perbandingan;
menyatakan
perbandingan; studi.12 Sebagaimana penjelasan Dra. Aswani Sudjud tentang penelitian komparasi. Menurut beliau penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ideide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide.13 Apabila dikaitkan dengan pendapat Van Dalen tentang jenis-jenis Interrelationship studies, maka penelitian komparatif boleh jadi dapat dimasukkan sebagai penelitian kedua yaitu causal comparative studies yang disebutkan belakangan oleh Van Dalen merupakan penelitian 10 11
1, h. 77.
12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: 2002), h. 160. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-
J.S.Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2005), cet. ke-2, h. 186. 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik Edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke-13, h. 267-268.
komparatif yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.14 Formula perbandingan, bila teoretis menyebutkan perbedaan gejala yang berbeda pada dua fenomena atau lebih. Pesan satu-sisi (one-sided message) lebih efektif terhadap komunikan yang tidak terdidik (uneducated), sedangkan pesan dua-sisi (two-sided message) lebih efektif untuk komunikan yang lebih terdidik (educated people).15
E. Tinjauan Pustaka Meskipun telah hadir beberapa judul skripsi yang mengangkat tema-tema dunia penyiaran radio di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, mulai dari analisis isi program siaran, format program siaran, maupun stasiun radio itu sendiri, namun sebagian besar hanya sebatas menganalisis tanpa membandingkannya (compare). Selain itu, stasiun radio yang ditelitipun kebanyakan adalah radioradio yang notabenenya memang radio Islam (dakwah) dan pendengarnya terbatas pada kalangan-kalangan seagama, sehingga segmentasinya menjadi kurang
beragam.
Atas
dasar
tersebut
penelitian
kali
ini
mencoba
membandingkan dua buah format acara dakwah pada dua stasiun radio yang bukan radio dakwah dan memiliki muatan komersil, tetapi tetap mempunyai muatan dakwah dalam format siaran radionya. Judul-judul skripsi yang telah ada antara lain skripsi milik Zulkarnaen 2006, berjudul “Radio Sebagai Media Dakwah Islam, Analisis Isi Format Siaran dan Program Radio Al-Anfal Suara Sejahtera di Tanjung Priok”. “Dakwah Melalui Radio Analisis Program Siaran 14
Ibid. Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. (Malang: UMM Press, 2007), cet.1, h.22. 15
Keagamaan Mutiara Senja di Radio As-Syafi’iyah 792 AM Jakarta” (Holil Ma’mun/102051025594/2007). “Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan OASE: Halal
dan
Thoyib
di
Radio
Alaikassalam
Jakarta”
(Nur
Azizah/
103051028466/2007). “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Program Siaran Keagamaan Spiritual Sharing di Radio RAMAKO 105,8 FM” (Ulfa Ulufia/104051001884/2008).
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, secara lebih rinci sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan. Bab ini menjelaskan mengenai landasan umum dari skripsi ini. Isinya terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Metodologi
Penelitian,
Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan
Pustaka
serta
Sistematika
Penulisan. BAB II : Tinjauan Teoritis. Bab ini merupakan uraian mengenai tinjauan teoritis yang digunakan pada skripsi ini, antara lain terdiri dari: Pengertian Format dan Acara, Pengertian Dakwah dan Unsurunsurnya, serta Format Acara Dakwah itu sendiri. Kemudian dijelaskan pula mengenai Pengertian Radio, Karakteristik Radio, dan Radio Sebagai Media Dakwah. BAB III : Gambaran Umum Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM. Bab ini berisikan informasi seputar sejarah singkat berdirinya Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM, visi & misi, struktur
organisasi, dan Program Siaran di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM. BAB IV : Komparatif Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM. Bab ini menjabarkan tentang hasil penelitian seperti: Faktor yang Melatarbelakangi Hadirnya Acara “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM, Format Acara Dakwah yang terdapat di Bens Radio 106,2 FM dan di Oz Radio 90,8 FM, serta Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan di Oz Radio 90,8 FM. BAB V : Penutup. Bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran-saran mengenai hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Format, Acara, dan Dakwah 1. Pengertian Format dan Acara Format mengandung arti: “dimensi, ukuran, edisi (buku, majalah), bentuk, pola, struktur”.16 Sedangkan menurut “tinjauan epistimologi, format siaran diartikan sebagai pola, susunan atau bentuk. Antonius Darmanto memberikan format siaran sebagai bentuk kepribadian suatu penyiar radio sebagaimana tercermin dari segi siarannya”.17 Istilah program dapat dianalogikan sebagai barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual pada bentuk bisnis lain. Menurut John R. Birtner, program atau kerap disebut pula dengan istilah acara adalah barang yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya. Dalam dunia keradioan, mengerti format stasiun (station format) adalah jantung dari seluruh kinerja pemograman. Setiap olah produksi program siaran mengacu pada pilihan format stasiun radio yang makin spesifik (segmented) seiring makin banyaknya jumlah radio dan makin tersegmennya pendengar. Makin modern radio, makin terspesialisasi formatnya, makin kompetitif sebuah radio maka makin fokus posisi programnya. Penajaman program siaran adalah konsekuensi dari tajamnya format siaran. Acara sendiri berarti: “kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan, atau dipelombakan; programa (televisi, radio, dsb)”.18 Tiga masukan program: suara, musik, dan bunyi dapat dipadukan dengan banyak cara, dan melalui penyajian, “perlakuan khusus”, menghasilkan alur produksi yang unik atau program.19 Sedangkan “pola acara adalah susunan mata acara yang akan disiarkan, baik harian, 16
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 180. 17 Antonius Darmanto, Teknik & Penulisan Naskah Acara dan Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), cet ke-1, h. 6. 18 Pusat Bahasa DEPDIKNAS, KBBI Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 4. 19 Howard Gough, Perencanaan-Penyajian-Produksi Programa Radio, (Kuala Lumpur: AIDB: Asia-Pacific Institute For Broadcasting Development, 1999), h. 297.
mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengah tahun, dan tahunan. Khusus untuk pola acara harian disebut rundown”.20 Tiap mata acara (program) harus dibuatkan: a. Judul mata acara b. Kriteria/batasan mata acara c. Format/bentuk penyajian d. Durasi/lama waktu siaran Penentuan mata acara, sebaiknya dilandasi oleh: a. Misi, fungsi, dan tugas stasiun penyiaran b. Landasan filosofi, konstitusional, dan operasional c. Hasil riset khalayak sebagai konsumen d. Norma, etika, dan estetika yang berlaku e. Kebijaksanaan intern dan ekstern21
Semua mata acara siaran, baik radio maupun televisi pada dasarnya harus direncanakan. Karena ada pemeo yang mengatakan bahwa radio is planning dan television is planning, kecuali dalam hal-hal tertentu yang memang tidak dapat direncanakan. Tujuan dari berbagai pendekatan produksi terhadap mata acara siaran, baik radio maupun televisi, adalah untuk menciptakan mata acara siaran yang baik dan benar, komunikatif dan menarik khalayak, sehingga khalayak yang tidak lain merupakan konsumen siaran merasa memperoleh informasi yang bermanfaat dan terhibur. Dengan demikian kebutuhan dan keinginan khalayak menjadi terpenuhi.22 Kemasan sebuah acara, dipengaruhi pula oleh bentuk proses produksi yang dipilih, sehingga susunan acara, materi, dan hal-hal teknis lainnya dapat turut disesuaikan dengan langkah produksi yang digunakan. Dalam hal ini, ada dua bentuk proses produksi acara radio, terutama 20
J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: Gramedia, 1994), h. 22. Ibid. 22 J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, h. 21. 21
setelah proses penulisan naskah selesai, yaitu (1) on air, produksi dilakukan secara langsung dari ruang siaran, tanpa melalui tahap pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis. (2) off air, produksi dilakukan didalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahap sampai sebuah paket acara siap disiarkan.23
2. Dakwah dan Unsur-unsurnya Secara etimologis kata dakwah berasal dari bahasa Arab: da’a – yad’u – da’watan yang berarti: seruan, ajakan, panggilan.24 Adapun definisi da’wah dalam Islam ialah: “Mengajak ummat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.25 Seperti yang terdapat didalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 104:
!"#$% !&' ($ !*+&,$$ ./0 1 2!" 3☺$% 5 .689:"' *; <=3">?3☺$% 1@AB Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”26
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
23
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKIS, 2004), h.51. 24 Tim Penyusun Ensiklopedia Islam, Depag RI, Ensiklopedi Islam I, (Jakarta: CV Anda Utama, 1993), h. 231. 25 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: Diponegoro, 1981), h. 13. 26 http://www.alquran-digital.com, Al-Qur’an Digital Versi 2.1, (edisi Agustus 2004).
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah/juru penerang.27 Sedangkan secara terminologi dakwah itu dapat diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para ulama memberikan takrif (definisi) yang bermacam-macam antara lain: a. Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah “Mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.28 b. HSM. Nasarudin Latif (Teori dan Praktik Dakwah Islamiah) mendefinisikan dakwah: “Setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah swt. Sesuai dengan garisgaris akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.” c. Aboebakar Atjeh dalam bukunya, Beberapa Catatan Mengenai Dakwah Islam, mengatakan, “Dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik”.29 “Dakwah intinya adalah mengajak orang, atau mempengaruhi orang agar mereka mau memenuhi ajakan da’i.”30 Dakwah juga suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai
27
M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan Bintang, tt), h. 17. Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 4. 29 Ibid, h. 5-6. 30 Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h. 7. 28
ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu alIslam.31 Selain itu, “dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas”.32 Sehubungan dengan hal tersebut, maka kesuksesan dakwah saat ini tidak terlepas dari unsur-unsur dakwah itu sendiri. Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah tersebut ialah, komponen-komponen yang memang selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut meliputi, Da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah). 1) Da’i (Pelaku Dakwah) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i sering disebut kebanyakan orang dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam). Akan tetapi, sebutan tersebut sebenarnya lebih sempit dari sebutan da’i yang sebenarnya. Apabila kita kembali kepada Al-Qur’an dapat disimpulkan pelaku dakwah pertama itu adalah nabi Muhammad saw. Dengan adanya kata minkum. Kata itu menunjukan bahwa umat Muhammad punya kewajiban untuk melaksanakan dakwah. Hal tersebut juga dikuatkan
31 32
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h.31. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran. (Bandung: mizan, 1992), h.194.
dengan adanya Hadist Rasulullah saw. “Sampaikanlah oleh mu, walaupun sepotong ayat”.33 Selain itu, di dalam Al-Qur’an dan Sunnah juga terdapat penjelasan mengenai amar ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan agama, baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga individu dan masyarakat dapat memahaminya.34 2) Mad’u (Mitra dakwah atau Penerima Dakwah) Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan mengajak mereka mengikuti agama Islam; sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan. Mad’u (mitra dakwa) terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad’u tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar. 2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat jawa. 33
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h.75 & 77. Mustofa Ar-Rafi’i, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: Pustaka al-kausar,2002), h.51., dalam Moh. Ali Aziz, h.77. 34
3. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dewasa dan golongan orang tua. 4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan swasta serta karyawan. 5. Dari segi tingkatan sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin. 6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. 7. Dari segi khusus, ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana, dan sebagainya.35 3) Maddah (Materi dakwah) Unsur lain yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah atau materi dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, maddah dakwah adalahmembahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Akidah, yang meliputi: a. Iman kepada Allah b. Iman kepada Malaikat-Nya c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya e. Iman kepada hari akhir f. Iman kepada qadha-qadhar 2. Syari’ah a. Ibadah (dalam arti khas): Thaharah, Sholat, Shaum, Zakat, Haji. b. Muamallah (dalam arti luas) meliputi: 1. Al-Qununul Khas (hukum perdata): hukum niaga, nikah, waris 2. Al-Qanunul’am (hukum publik): hukum pidana, negara, hukum perang dan damai, dan lain-lain.
35
M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h.13-14., dalam Moh. Ali Aziz, h. 91.
3. Akhlaq a. Akhlaq terhadap khaliq b. Akhlaq terhadap makhluk - Akhlak terhadap manusia (diri sendiri, tetangga, masyarakat lainnya) - Akhlak terhadap bukan manusia (Flora, Fauna, sebagainya)36
dan dan
4) Wasilah (Media Dakwah) Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah (media) dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.37 “Arti istilah media bila dilihat dari asal katanya (etimologi), berasal dari bahasa Latin yaitu “median”, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut. Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.”38
Seorang da’i atau juru dakwah dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media (wasilah) dakwah. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang tepat merupakan
36
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali, 1996), h.71, dalam Moh.Ali Aziz, h. 94-95. 37 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 120. 38 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163.
salah satu unsur keberhasilan dakwah. Terlebih dalam mengantisipasi perkembangan
zaman
yang
saat
ini dimana
ilmu
pengetahuan
berkembangan dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Ketertinggalan umat Islam dan ketertutupan dari dunia luar, sedikit banyak menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan dakwah. 39 Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat.
Kecanggihan
teknologi
telah
membuka
sekat
dan
menghilangkan batas ruang-waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan.40 a. Peran Media Dakwah Dalam artian sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah, atau yang popular di dalam proses belajar mengajar disebut dengan istilah “alat peraga”. Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Sebenarnya media dakwah ini bukan hanya berperanan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, 39
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), h. 157. 40 Ibid.
yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang komponennya satu dengan lainnya saling kait mengait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, objek dakwah dan sebagainya. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki azas efektifitas dan efisiensi, peranan media dakwah menjadi tampak jelas perananya. Hal ini identik dengan apa yang dikatakan Gagne, ia menerangkan tentang kedudukan media instruksional dalam proses belajar (24:4) yaitu: “Media represent one component of delivery systems. Delivery is the total of all component necessary to make an instructional systems operates as intended”.41 b.
Alasan Pentingnya Media Dakwah
“Dakwah adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya di dalam proses dakwah mengikut sertakan keseluruhan aspek kepribadian, baik bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan unik artinya di dalam proses dakwah sebagai objek dakwahnya terdiri dari berbagai macam perbedaan, seperti berbeda dalam kemampuan, kehendak, sifat, kebudayaan, idiologi, filsafat dan sebagainya.”42 Media dakwah dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila tepat dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta prinsipprinsip penggunaannya.
41 42
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 163-164. Ibid, h.164-165.
5) Thariqah (Metode Dakwah) Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk
menyampaikan
ajaran
materi
dakwah
(Islam).
Dalam
menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan.43 Banyak metode dakwah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits akan tetapi pedoman pokok dari keseluruhan metode tersebut adalah firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 125.
CD$% 5 BEFG.H .6-I
.☺ #$$ "K .☺$%
0LM#$% N O3/ :.P QARS$$- TI ; 3LMU 5 .6V-I *; WO> .☺- EL@ X %FG.H N *; WO> YZ [/3☺$$- 1@\B Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”44 Karena dari ayat tersebut secara garis besar ada tiga pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu: 1. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. 2. Mauidhaah Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihatnasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih 43 44
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 123. http://www.alquran-digital.com, 2004.
saying, sehingga nasihah dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. 3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjalankan yang menjadi sasaran dakwah. 45
6) Atsar (Efek Dakwah) Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkahlangkah dakwah berikutnya.46
3. Format Acara Dakwah Berdasarkan pengertian format, acara, dan dakwah pada lembar sebelumnya, maka penulis coba mendefinisikan pengertian format acara dakwah sebagai bentuk maupun struktur pada serangkaian awal hingga akhir sebuah program keagamaan, yang bertujuan untuk mengajak khalayak kepada kebaikan. Dalam kaitannya dengan media massa radio, dapat pula diartikan sebagai bentuk program siaran yang bertujuan untuk mengajak pendengarnya kepada kebaikan. Sehingga kemasan sebuah acara dakwah dapat tampil menarik, serta diharapkan mampu memberi pengaruh (impact) yang baik kepada pendengarnya. 45 46
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 136. Ibid, hal. 138.
B. Pengertian Radio Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.47 Secara terminologi Radio siaran seperti didefinisikan dalam peraturan adalah pemancaran radio yang langsung ditunjukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.48 “Julian Newby dalam bukunya Inside Broadcasting menyebutkan, radio is the birth of broadcasting (radio adalah anak pertama dunia penyiaran).”49 Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Secara psikologis suara adalah sensasi yang terpersepsikan ke dalam kemasan auditif. 50 Selain itu, radio juga merupakan suatu sarana yang mungkin digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan, oleh karena itu radio dapat menjadi bagian dari teknologi pengajaran pada sistem pendidikan.51 Radio merupakan media massa paling luas di muka bumi. Tidak ada sejengkal tanah dan permukaan laut pun yang tidak terjamah oleh signal elektromagnetik yang dipancarkan oleh lebih dari 35.000 stasiun radio diseluruh dunia. Total jangkauan radio melebihi media televisi dan apalagi surat kabar atau media cetak.52
Program acara radio selama beberapa periode terakhir ini meliputi musik dan atau variety shows, komedi, drama dan berita. Sedang Dominick
47
Frista Artmanda W., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media,tt),
h.920. 48
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya, 1992), cet. ke-1, h.165. 49 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004), h.15. 50 Ibid, h.16. 51 Howard Gough, Perencanaan-Penyajian-Produksi Programa Radio, h. 372. 52 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 22-23.
(1983) membagi 4 kategori dasar format acara radio yaitu (1) music; (2) talk; (3) news; dan (4) black and etnic. 53 Secara umum mata acara radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu : 1. Jaringan antar stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran lain. 2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi. 3. Produksi sendiri. 4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya. “Dari manapun materi acara diperoleh, isi pesan baik audio maupun visualnya harus sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan intern maupun yang berasal dari pemerintah yakni sebagaimana diatur dalam Bab IV Pelaksanaan Siaran pada Bagian Pertama tentang Isi Siaran khususnya Pasal 35 Undang-undang Penyiaran,”54 yang berbunyi “Isi siaran harus sesuai dengan asas, tujuan, fungsi, dan arah siaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5.”55 “Radio hari ini (radio today) menurut Yoseph R. Dominick sarat tiga hal, yaitu kompetisi, konsolidasi, dan kontrol. Semua terjadi karena radio siaran awal abad-21 dianggap paling strategis.”56 Oleh karena itu, maka radio sebagai sebuah media massa memiliki peran serta dampak yang cukup besar bagi khalayak. Karenanya, radio menjadi salah satu media yang kini banyak dilirik keberadaannya, serta banyak digunakan sebagai media promosi, sosialisasi, penyampai informasi, dan termasuk sebagai media penyampai pesan dakwah yang dianggap lebih efektif.
53
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broad Casting,(Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h.13-14. 54 Ibid, h.15-16. 55 Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang Penyiaran & Pers, (Bandung: Fokus Media, 2005), h.22. 56 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. x
1. Karakteristik Radio Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut: 1.
2. 3. 4.
5.
Auditori. Radio adalah “suara”, untuk didengar, karenanya isi siaran bersifat “sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “menoleh kebelakang” sebagaimana pembaca Koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan. Transmisi. Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancaran (transmisi). Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”. Theatre of Mind. Radio mencipta gambar (makes pictures) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan. Berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya. 57
Karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan radio, penyiar dapat merencanakan konsep implementasi untuk menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif dan efisien. Dalam bukunya Media Fack Book-KBP, Pedroche, Toledo, dan Mantilla mengungkapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, di antaranya (1) menarik imajinasi, (2) cepat, radio merupakan alat
57
Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism-Panduan menjadi penyiar, reporter & script writer, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 22-23.
informasi yang efisien dan tanpa banding, (3) mudah dibawa, (4) tidak memerlukan kemampuan membaca dan menulis, (5) tidak memerlukan konsentarasi yang penuh dari pendengarnya, (6) cukup murah, (7) mudah digunakan. Seperti yang lainnya, radio juga memiliki keterbatasan yakni bahwa radio hanya sebuah media buta.58 Sekalipun radio disebut media buta karena hanya berupa suara, namun suara merupakan sebuah instrument penting yang perlu dikaji lebih mendalam. Sculberg dalam bukunya Radio Advertising-The Authoritative Handbook mengatakan bahwa para ahli psikologi telah menyimpulkan bahwa memori ingatan yang berasal dari aspek pendengaran manusia, ternyata jauh lebih kuat daripada ingatan yang diperoleh dari indra penglihatan atau penciuman. Kecepatan respon manusia terhadap suara yang langsung masuk ke otak sekitar 140 milidetik, sedangkan respons terhadap cahaya berupa kata-kata dan gambar mencapai 180 milidetik. Perbedaan waktu sekitar 40 milidetik ini merupakan waktu yang diperlukan untuk merespons gambar yang diteruskan kebagian aural diotak untuk mendapatkan proses identifikasi sebelum gambar tersebut bergerak dan masuk ke sistem penerimaan visual di otak. Lebih lanjut dikatakan juga oleh Chantler dan Harris dalam bukunya Local Radio Journalism bahwa radio adalah media terbaik untuk berimajinasi. Pendengar selalu mencoba berimajinasi terhadap apa yang didengar dan apa yang dijelaskan. Sculberg menjelaskan bahwa radio bukanlah pesawat televisi tanpa gambar, karena tidak ada gambar yang sifatnya literal. Saat radio melakukan siaran dengan penuh kreativitas oleh para penggagas programprogramnya dan juga oleh para pengiklannya, maka radio dapat memberikan kesan tersendiri dalam pikiran orang.59 Prinsip-prinsip mengerjakan produksi acara di radio sebagai media publik, menurut Robert McLeish adalah (1) untuk memaparkan semua ide baik yang radikal, tradisional, maupun pro-kemapanan; (2) membantu individu dan kelompok dalam masyarakat untuk dapat saling berbicara, mengembangkan sikap perduli sebagai anggota masyarakat majemuk; (3) memobilisasi sumber daya publik dan pribadi baik dalam situasi darurat maupun normal, sehingga terjadi distribusi kekayaan, kesejahteraan, dan 58
Harley Prayudha, Radio Penyiar IT’S NOT JUST A TALK, (Malang: Bayumedia, 2006), h. 11-12. 59 Ibid, h. 12-13.
keamanan secara merata; (4) membantu pendengar mengembangkan persetujuan objektif dan menentukan pilihan politik, membantu terjadinya debat sosial dan politik, mengekspos isu-isu dan pilihan-pilihan rasional bagi publik dalam melakukan aksi; (5) berfungsi sebagai anjing penjaga / pengontrol terhadap pengelola kekuasaan, menjalin kontak dengan publik dalam proses komunikasi yang demokratis.60 Tabel 1 Peranan Sosial Radio sebagai Media Massa PERAN SOSIAL RADIO Sosialisasi 1. Menyebarluaskan informasi dan hiburan yang membuat optimism serta menjalin interaksi dialogis antar pendengar. 2. Menjalin komunikasi untuk saling berkarya, mengubah berbagai persepsi dan kecurigaan yang tidak perlu. Aktualisasi 1. Menyegarkan memori pendengar terhadap peristiwa actual dan momentum yang penting bagi kehidupan mereka. 2. Mengagendakan masalah-masalah sosial agar menjadi isu dan keprihatinan bersama ketimbang masalah personal. 1. Mendesak semakin terbukanya kebijakan politikAdvokasi ekonomi bagi partisipasi selruh lapisan pendengar. 2. Memediasi antar berbagai pihak yang sedang berkonflik sehingga muncul solusi damai dan saling menguntungkan.
Memahami radio sebagai institusi sosial tidak semata bahwa radio harus menyediakan ruang seperlunya bagi aktivitas non komersial, yang penting adalah menjadikan seluruh irama siarannya bermakna bagi kehidupan sosial pasca keuntungan ekonomi yang diperoleh dari acara itu. Perbedaan mendasar antara media cetak dan media penyiaran termasuk radio adalah penggunaan frekuensi sebagai milik publik. Dengan
60
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 10.
demikian, radio lebih memiliki tanggung jawab sosial sebagai institusi milik publik ketimbang media cetak.61 Sehingga, upaya dari berbagai stasiun radio yang ada saat ini agar dapat menyuguhkan programprogramnya yang kreatif, cerdas, dan menghibur, dapat hadir secara berimbang, tanpa harus melunturkan nilai jual maupun sisi komersil dari program-program tersebut.
2. Radio Sebagai Media Dakwah Sebagai sebuah media massa yang memiliki pengaruh serta dampak yang besar di masyarakat, media massa radio banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media penyampai informasi yang efektif dan ekonomis, karena pesan yang disampaikannya dianggap mampu menjangkau banyak kalangan hingga ke pelosok. Hal tersebut yang juga coba diterapkan oleh para praktisi dakwah (Da’i) dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada khalayak secara efektif, dengan memilih radio sebagai salah satu sarananya. Namun, dari berbagai keunggulan media massa, radio juga memiliki beberapa keutamaan serta kelemahan, seperti berikut: a. Keutamaan radio sebagai media dakwah antara lain: 1. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar-benar berbobot (bermutu). 2. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat. 3. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki alat itu. 4. Mudah dijangkau oleh masyarakat. Artinya audien/ pendengarnya cukup dirumah.
61
Ibid, h. 11.
5. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan akurat. 6. Pesawat mudah dibawa kemana-mana. 62 b. Kelebihan-kelebihan radio sebagai wasilah dakwah adalah: 1. Bersifat langsung Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah umpamanya dengan mempersiapkan secarik kertas, da’i dapat secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon. 2. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan wasilah radio ini. 3. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan ialah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: - Musik - Kata-kata - Efek Suara 4. Biaya yang relatif murah Di banyak Negara di Dunia Ketiga seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya, hanya kecanggihan radio itu sendiri. 5. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil Di beberapa Negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil. 6. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis Disamping keuntungan-keuntungan di atas, radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Dibeberapa Negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari 60%. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka. (Efendi, 1986: 173)63
62
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
63
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 151-152.
h.176.
Beberapa keunggulan lain dari mass media radio sebagai alat komunikasi adalah: a. Proses penyampaian pesan relatif cepat dan menembus jarak jauh. b. Dapat dihayati dan dipahami tanpa pembatasan umur serta dalam kondisi yang bagaimanapun, baik sedang bekerja, istirahat, santai, duduk dan sebagainya. c. Dapat menampung aspirasi masyarakat, karena acara-acara yang disiarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai komunikasi.64 c. Keterbatasan atau kelemahan media radio sebagai media dakwah antara lain adalah : 1. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang), kecuali memang dari pusat pemancarnya. 2. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya siaran radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (objek dakwah). 3. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun tehnis.65
64
Rusdi Sufi, Perkembangan Media Komunikasi Di Daerah, (Jakarta: Depdikbud, 1999),
65
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h.177.
h. 25.
BAB III GAMBARAN UMUM BENS RADIO 106,2 FM DAN OZ RADIO 90,8 FM
A. Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program Siaran BENS RADIO 106,2 FM 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bens Radio 106,2 FM Indonesia adalah salah satu negara dengan budaya bangsa yang kaya akan nuansa etnik dari berbagai macam kebudayaan yang beraneka ragam. Melihat berkembangnya kecintaan akan negeri sendiri, almarhum Haji Benjamin Suaeb menuangkan budaya dari kampung halaman sendiri (Betawi) lalu mengembangkannya dan memperkenalkan budaya Betawi tersebut melalui bentuk radio yang didirikan 5 maret 1990 dengan nama Bens Radio yang merupakan radio etnik pertama di Indonesia dengan program-program khas budaya Betawi. Bens Radio adalah radio etnik yang menggali budaya Betawi dan menyiarkan, serta mengolahnya menjadi program radio. Bens Radio tertumpu pada budaya/etnik Betawi agar pendengar merasa menyimak dirinya sendiri, mengamati lingkungan sendiri, menyelami adat istiadatnya sendiri, berdialog dengan bahasa sendiri (budaya dan bahasa Betawi). Bens Radio, “Betawi punye gaye, selera siape aje” (Betawi punya gaya, selera siapa saja), itulah moto Bens Radio yang berarti Bens Radio dengan gaya Betawi-nya memenuhi kebutuhan hiburan dan informasi
seluruh lapisan masyarakat yang sudah merupakan bagian dari masyarakat Betawi. Semangat
dan
cita-cita
almarhum
Benjamin
Suaeb
pada
hakekatnya adalah wujud partisipasi dari salah satu putra daerah sebagai bentuk turut aktif melestarikan budaya daerah yang ada di Indonesia. Saat ini Bens Radio melalui II Biem Triany Benjamin putra ketiga dari almarhum telah berhasil mengembangkannya menjadi sepuluh radio yang tersebar di Jawa dan Sumatra yaitu Radio Krakatau 96 FM Labuan Banten, ADS 106.5 FM Cikampek, GSP 92.85 FM Pamanukan, Lean Puri 102.65 Baturaja OKU Sumsel, 94.5 Kayu Agung FM OKI Sumsel, 93.55 Banten FM, 92.85 Cirebon FM, 92.85 Sriwijaya FM Palembang, 89.7 Pasundan FM Cianjur, Indralaya FM, Bandung FM Bandung. Bens Radio konsisten dengan format etnik Betawi sejak kelahirannya pada 5 Maret 1990, Bens Radio berhasil meraih prestasi sebagai radio dengan pendengar terbanyak se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sejak tahun 2000 sampai sekarang. Positioning Bens Radio sebagai Radio Betawi satu-satunya, bukan berarti hanya suku Betawi saja yang menjadi target marketnya, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat se-Jabodetabek merupakan target market Bens Radio.66
66
Company Profile Bens Radio 106,2 FM, (Jakarta: 2009).
2. Visi dan Misi BENS RADIO 106,2 FM a. Visi Bens Radio Menjadi radio yang mengusung nilai-nilai Etnik Betawi di Jakarta. b. Misi Bens Radio 1) Menyebarluaskan
informasi,
edukasi
dan
hiburan
melalui
pendekatan etnik Betawi. 2) Melakukan kegiatan-kegiatan konversi atau pelestarian budaya Betawi melalui audio. 3) Memberdayakan komunitas tertentu dalam hal perdokumentasian dan penyebaran. 4) Membentuk divisi tertentu untuk menyelenggarakan kegiatan seni budaya. 5) Bersama lembaga/instansi terkait untuk membantu menyediakan informasi etnik Betawi.67
67
Ibid.
3. Struktur Organisasi BENS RADIO 106.2 FM
Keterangan: BOD/Direksi
: 1. Biem T. Benyamin 2. Benny P. Benyamin
Operational Manager : Riza Alibasah Program Director
: Anina Karin
Marketing Promosi
: Budi Purwanto
(Sumber: Operational Manager BENS RADIO 106,2 FM)
4. Program Siaran di BENS RADIO 106,2 FM a. Acara Harian (Daily Program) Tabel 2 Program Harian Bens Radio 106,2 FM Senin –
NASI ULAM
Siraman Rohani Islam bersama
Minggu
(Nasihat Ulama)
Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi,
00
05. -06.
00
Ustadz Abdul Jalil & Ustadz Aslih Ridwan
Senin –
BEGAYA
Pengantar aktifitas pagi dengan
Minggu
informasi aktual, dilengkapi dengan
06.00-09.00
Aje Gile (editorialnya Bens Radio), Kok Gini (Kota Kita Pagi Ini / Layanan Pengaduan Masyarakat) dan Talk Show
Senin –
TEMENAN
Sabtu 00
09. -12.
00
Bahasan
ringan
tangga
dan
seputar
rumah
pernak-perniknya,
wawancara artis pop
Senin –
GADO-GADO
Kamis
BETAWI
12.00-14.00
Pengantar istirahat makan siang, disertai
dengan
salam
antar
pendengar via SMS, wawancara artis dangdut
Senin –
PANTUN
Ceplas-ceplos,
Jum’at
CEPLAS-
ceplos, spontan, tapi nggak bikin
CEPLOS
kesel,
00
14. -16.
00
yang
omongan
dengerin
asal
pasti
geregetan Senin –
RONDA SORE
Obrolan santai menjelang sore
Sabtu 16.00-18.00 Senin – Sabtu 18.00-21.00
NGASO
Ngedengerin acara sambil ngobrol, dilengkapi dengan tips, games serta wawancara artis pop
Minggu –
RONDA
Jum’at
Pengantar istirahat malam, disertai obrolan dan salam sapa antar
23.00-02.00
pendengar
b. Acara Mingguan (Weekly Program) Tabel 3 Program Mingguan Bens Radio 106,2 FM ACARA HARI WAKTU BOLLYMANIA (Lagu India)
Senin
21.00-23.00
BLAK-BLAKAN (Konsultasi
Selasa
21.00-23.00
Rabu
21.00-23.00
NGABARIN (Lagu-lagu Iwan Fals & Info)
Kamis
18.30-21.00
BEGADANG (Lagu-lagu Rhoma Irama)
Kamis
21.00-23.00
NGAJI
Jum’at
11.00-14.00
ASAL GOBLEK (Lagu-lagu Benyamin)
Jum’at
21.00-23.00
BETAWI KITE (Lagu-lagu Betawi Asli)
Sabtu
12.00-14.00
BANG JACK (Informasi Olah Raga)
Sabtu
14.00-16.00
NYABA SLANK (Lagu-lagu Slank &
Sabtu
18.30-21.00
Sabtu
21.00-23.00
NGUPI (Gosip-gosip Artis Terkini)
Minggu
06.00-09.00
JAWARA POP (Lagu-lagu Pop Terkini)
Minggu
09.00-10.00
KOES MANIA (Lagu-lagu Koes Plus)
Minggu
10.00-13.00
SMS (Santai Minggu Siang)
Minggu
13.00-15.00
BEKOAR LIVE (Bens Karoke Audisi
Minggu
15.00-17.00
LAPAN (Lagu Pop Kenangan)
Minggu
18.00-21.00
JAWARA DANGDUT
Minggu
21.00-22.00
PANGGUNG BETAWI
Minggu
22.00-23.00
Psikologi/Curhat) NGETEM CAMPUR-CAMPUR (Lagu Campursari)
Info) ASAL NGUAP (Cerita Lucu)
Radio)
(Sumber: Company Profile Bens Radio 106,2 FM)
B. Sejarah Singkat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Program Siaran OZ RADIO 90,8 FM 1. Sejarah Singkat Berdirinya OZ Radio 90,8 FM Radio OZ lahir dari sebuah ide kreatif dan semangat anak muda yang diawali pada 25 desember 1971. Radio OZ pertama kali mengudara di kota Bandung dengan membawa format untuk anak muda, yang bertahan sampai sekarang. Pengalaman mengelola radio anak muda dalam penyajian programprogram terbaiknya selama kurun waktu tersebut, menjadikan Radio OZ handal dalam mengelola dan menyampaikan pesan kepada target anak muda disetiap jamannya. Radio OZ menjadi pelopor berbagai inovasi Radio siaran, diantaranya adalah Outdoor Broadcasting Van (OBV) yang mulai beroperasi pada tahun 1993. Dalam perkembangan Radio OZ ikut serta dalam keanggotaan National Association Broadcast (NAB) Amerika Serikat, Reportase Lintas Batas Negara dan berbagai inovasi kegiatan OffAir sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, mampu memperkuat station image, beserta pesan yang dibawanya. Dalam perkembangannya sebagai jejaring radio siaran, Radio OZ kini menjangkau lima kota besar di Indonesia. Diawali dengan Radio OZ 94.4 FM Bandar Lampung, Radio OZ 89.2 FM Palembang, dan Radio OZ 101.2 FM Bali, dan Radio OZ 90.8 FM Jakarta. OZ Radio mengusung tag line yang disesuaikan dengan perkembangan jaman disetiap jejaring radionya akan selalu berpacu untuk menjadi radio anak muda yang Dinamis, Kreatif, dan menjadi Trendsetter.
OZ Radio Jakarta sendiri baru berdiri sejak 9 agustus 2007 (From Kemang The Most Pumpin Spot In Jakarta). OZ Radio adalah stasiun radio yang berisikan hiburan musik, info artis idola, lifestyle, technology, automotive, sport & entertainment, gossips, quiz & off air activities, dengan kemasan yang menarik dan diperbaharui setiap waktu.68
2. Visi dan Misi OZ RADIO 90,8 FM a. Visi OZ Radio : 1) Menjadi Stasiun Radio Panutan Nomor 1 Bagi Anak Muda di Indonesia. 2) OZ Radio is every where (Nantinya Oz Radio bisa ada di banyak kota-kota lainnya di Indonesia). b. Misi OZ Radio : 1) Membuat Program-progam yang sekreatif mungkin. 2) Berfikir Thinks Out Of The Box. 3) Mengutamakan kedekatan Pendengar dengan Penyiar (humble). 4) Memperluas Siaran OZ Radio di tiap-tiap kota di Indonesia.69
68
Company Profile OZ Radio 90,8 FM, (Jakarta: 2009). Wawancara Pribadi dengan Aditya Maulana-Program Director OZ Radio 90,8 FM, (Jakarta: 24 Desember 2008), Pkl.20.00 wib. 69
3. Struktur Organisasi OZ RADIO 90,8 FM
Keterangan: General Manager
: Addry Danuatmadja
General Affair/Finance Manager
: Titiek Nurhafiati
Markom Manager
: Rizky Hermanto
IT & Tehnik Manager
: Deden Mulyana
Program Manager
: Aditya Maulana
(Sumber: Addry Danuatmadja-General Manager OZ RADIO 90,8 FM)
4. Program Siaran OZ RADIO 90,8 FM Acara Harian (Daily Program) dan Acara Mingguan (Weekly Program) Tabel 4 Program Siaran Harian dan Mingguan Oz Radio 90.8 FM 90.8 OZ RADIO
senin
selasa
rabu
kamis
jumat
Sabtu
Minggu
weekdays 02.00-
Off
04.00
special weekend
04.0005.00
smusic sweep
Que Aditya
Chandra
Percikan Iman
05.0006.00
music sweep
Bang Firman & Chandra
06.00-
Wakerrzzz
09.00
Rizky Ranadireksa (abenk) & Inga
moring weekend
Anggia
Taya
Ramadipta
Putri
Putri
Meira
Meira
Saras
Rilis ( Request Lagu Indonesia) 09.0011.00
Rama Sogi
dipta
Rama Dipta
Putri
11.00-
112 Show
14.00 Olive
Meira
Olive
Saras
Kamus Ozzer (kamu suka Oz Puter) 14.0016.00
Sarah
Kausar
Sarah
Kautsar
Sarah
Sarah
Kautsar
Deshita
Ikrami
Deshita
Ikrami
Deshita
Deshita
Ikrami
afternoon weekend 16.00-
Sore Santai
19.00
Angga & Oomleo Kautsar
Que
Ikrami
Aditya
Kamus Ozzer Lageee ( kamu suka Oz Puterin Lageee)
OZ BOX
19.00-21 Aditya
Sarah
Aditya
Anggia
Sarah
Maulana
Gadrie
Maulana
Kharisma
Gadrie
Show Taya
Classic Love Line 21.0023.00
Anggia
HIP OZ
Cela Celi
Raben + 2
Sub Stereo
Andara
Hits
Oz Discoland
Sogi,
Celebrity
Aria
Shuffle
Baja &
Kharisma
orang
Early &
Alvin,
Saras, Kulki,
& Iyas
anak Hip
Irfan
David
Fandy
Kulki
"ecoutez"
Hop
Hakim
Tarigan
"DFMC"
'Bobby'
23.00-
Dreamland
Mix
01.00
Togi Sinaga
Discoland Music Sweep
Music Sweep
01.0002.00 indonesia
Indonesia
internasional
indonesia
internasional
Internasional
indonesia
(Sumber: Aditya Maulana-Program Director OZ RADIO 90,8 FM)
Setelah penjelasan sebelumnya mengenai sejarah singkat berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, serta jadwal program siaran di Bens Radio dan Oz Radio, maka berikut ini akan penulis tampilkan profil pendengar yang menjadi segmentasi dari kedua stasiun radio tersebut.
Tabel 5 Profil Bens Radio 106.2 FM dan Oz Radia 90,8 FM Kategori Nama PT.
Bens Radio PT.
Radio
Oz Radio
Bergaya PT.
Nyanyian Irama Sejati
Suara
Gema
Pembangunan 90,8 OZ Radio Jakarta
Motto
Radio Betawi Atu-atunye OZ Radio is every where selera siape aje (Radio Betawi
Satu-satunya,
selera siapa saja) Alamat Kantor / Studio
Jln.
Jagakarsa
No.39, Jln.
Bangka
Raya
Jakarta Selatan.
No.5/5A Kemang, Jakarta
Telp: 021-7871984,
Selatan 12720. Telp: 021-
Target Pendengar Usia Pendengar
Fax. 021-7842134
7182103 - 7191910
Wanita = 55%
Wanita = 60%
Pria = 45%
Pria = 40%
10-20 tahun = 40%
15-30 tahun
20-30 tahun = 35% 30-35 tahun = 25% Profesi
Wiraswasta = 30%
SMU/Sederajat (40%)
Karyawan = 25 %
Kuliah (40%)
Ibu Rumah Tangga= 25%
Lain-lain (20%)
Pelajar = 15% Lain-lain = 5% Status SES
A2, B, C, D, E
Panggilan
Abang
Pendengar
Ncing Nyak Babeh
Format Musik
None
A1, A, B, C Ncang Ozzers
Dangdut: 40%
3 : 2 (Barat : Indonesia)
Pop Indonesia : 40% Gambang: 15% Lain-lain: 5% (Sumber: Company Profile Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM)
Keterangan mengenai profil kedua stasiun radio tersebut, penulis rangkum pada tabel 5. Pemaparan tersebut mengenai nama perusahaan, motto, alamat kantor dan studio, target pendengar, usia pendengar, profesi pendengar, status SES, panggilan pendengar, serta format musik yang diputar dikedua stasiun radio tersebut. Keterangan itu juga sekaligus memberikan gambaran lebih jelas mengenai perbandingan antara keduanya.
BAB IV KOMPARATIF BENS RADIO 106,2 FM DENGAN OZ RADIO 90,8 FM
A. Latar Belakang Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan “Percikan Iman” di Oz Radio Adanya acara dakwah di kedua stasiun radio tersebut, tentu memiliki alasan tersendiri mengenai kehadirannya. Oleh karena itu latar belakang hadirnya kedua acara dakwah Nasi Ulam dan Percikan Iman merupakan salah satu bentuk kesadaran Bens Radio dan Oz Radio sebagai media publik yang punya kewajiban menyampaikan kebaikan serta nilai-nilai positif yang mendidik bagi para pendengarnya. 1. NASI ULAM (Nasihat Ulama) Latar belakang hadirnya acara Nasi Ulam di Bens Radio yang utama adalah Siar dan Berbagi. Didasarkan atas faktor keinginan Bens Radio sebagai salah satu stasiun radio yang sadar akan pentingnya kebutuhan rohani para pendengarnya, yang diistilahkan sebagai sebuah ritual sarapan di pagi hari dan menjadi suatu kebutuhan wajib serta merupakan kebiasaan yang kerap dilakukan oleh banyak orang setiap harinya. Karena itu Bens Radio bermaksud ingin menyuguhkan acara dakwah (keagamaan) dipagi hari layaknya ritual sarapan yang kerap menjadi kebutuhan dan kebiasaan orang kebanyakan. Berawal dari alasan tersebut maka tercetuslah sebuah acara dakwah yang akhirnya diberi nama Nasi Ulam. Dinamakan Nasi Ulam karena di Betawi
sendiri terdapat satu jenis makanan tradisional Nasi Ulam, kemudian nama tersebut coba disesuaikan dengan nama acara keagamaan pagi hari, sehingga Nasi Ulam tersebut menjadi kepanjangan dari Nasihat Ulama70. Atas berbagai landasan tersebut, maka acara keagamaan Nasi Ulam yang ada di Bens Radio saat ini memiliki tampilan format dengan penyajian bahasa betawi yang ringan (bahasa sehari-hari). Ini ditunjukan agar pendengar yang menyimak acara tersebut bukan hanya datang dari kalangan betawi saja, tetapi pendengar dari kalangan umum yang memang terbiasa dengan bahasa betawi, dan merasa tertarik untuk mendengarkan. Sehingga, mereka juga dapat ikut serta berpartisipasi diacara tersebut. Dikarenakan upaya Bens Radio untuk menjadikan acara dakwah Nasi Ulam sebagai sebuah kebiasaan pagi dimasyarakat, maka dalam hal ini pembahasan materi yang dipilih tidak terlalu berat, dan merupakan tema-tema yang sering dialami oleh kebanyakan masyarakat sehari-hari, baik dari segi ibadah, muamalah dan sebagainya.
2. PERCIKAN IMAN Latar belakang hadirnya acara Percikan Iman di Oz Radio 90,8 FM adalah karena Oz Radio Jakarta adalah suatu radio anak muda yang pada dasarnya ingin membuat program acara yang harus punya nilai moral pada setiap program-program siarannya, karena terkadang
70
Wawancara Penulis dengan Anina Karin-Program Director Bens Radio 106,2 FM.
hal tersebut sudah mulai dilupakan oleh beberapa stasiun-stasiun radio lain di Indonesia. Selain itu, Oz Radio menilai bahwa meskipun anakanak muda saat ini cenderung have fun (lebih suka bersenang-senang) namun dengan adanya acara Percikan Iman, setidaknya anak muda dapat diajak untuk hidup dengan cara yang lebih baik sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Namun dengan hadirnya acara Percikan Iman, bukan berarti menjadikan Oz Radio menjadi sebuah stasiun radio agama, karena Oz Radio sendiri tetap merupakan radio anak muda. Tetapi anak muda yang dimaksud dalam kategori Oz Radio adalah anak-anak muda yang bertanggung jawab71. Kesadaran Oz Radio sebagai salah satu media massa yang punya pengaruh besar kepada masyarakat khususnya anak muda, yang menjadikan Oz radio turut menghadirkan acara dakwah Percikan Iman didalam program-program siarannya. Selain itu, Oz Radio juga mencoba menyesuaikan tema-tema serta materi yang diangkat setiap harinya dengan kehidupan anak muda. Hal tersebut dikarenakan agar pembahasan yang diangkat bisa sesuai dengan lingkup pergaulan serta problematika anak muda itu sendiri. Sehingga konsep kedekatan yang sejak awal diusung oleh Oz Radio khususnya dalam syi’ar agama Islam melalui acara Percikan Iman kepada kaum muda, dapat terwujud dengan sendirinya tanpa terkesan menggurui, dan adanya unsur paksaan.
71
Wawancara Penulis dengan Aditya Maulana-Program Director Oz Radio 90,8 FM.
B. Format Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan “Percikan Iman” di Oz Radio 1. NASI ULAM (Nasihat Ulama) Acara konsultasi agama Islam yang dikemas dengan santai dan ramah, untuk merangkul semua segmen. Sebuah acara ceramah pagi yang diibaratkan sebagai sarapan rohani dipagi hari, yang dipandu oleh seorang penyiar dan narasumber-narasumber yang merupakan ustadz yang sengaja dipilih karena sudah dikenal di masyarakat Jakarta72. Acara yang terdiri dari tiga sesi ini, coba menampilkan acara dakwah pagi yang segar dan santai. Balutan bahasa betawi yang khas dan kental tidak menjadikan acara tersebut hadir hanya untuk kalangan betawi, melainkan seluruh etnis yang memang terjangkau oleh siaran Bens Radio. format acara yang mengusung 3 orang narasumber dan beberapa penyiar ini sengaja digunakan untuk menyesuaikan jadwal tiap-tiap narasumber dan penyiar, agar acara dakwah Nasi Ulam tetap dapat tersaji setiap harinya guna memenuhi keinginan Bens Radio sendiri, untuk menjadikan acara dakwah tersebut menjadi sebuah kebiasaan pagi bagi masyarakat. Serta mampu memberi spirit kepada pendengarnya.
72
Deskripsi acara Nasi Ulam, Anina Karin-Program Director Bens Radio 106,2 FM.
2. PERCIKAN IMAN Sebuah acara keagamaan yang membahas seputar agama Islam, berikut problematika yang dialami pendengarnya. Acara dakwah yang pada awalnya ditunjukan khusus untuk remaja di Jakarta, namun seiring
dengan
perkembangannya,
acara
tersebut
dapat
pula
menjangkau pendengar diluar remaja, namun memiliki problematika seputar keagamaan yang sama dengan kebanyakan anak muda. Acara keagamaan yang dibalut dengan konsep yang santai dan ringan tersebut dibawakan oleh seorang penyiar dan seorang narasumber yang menjadi kunci utama pada setiap pembahasan materi pada setiap siarannya. Sehingga tema-tema atau materi yang dibahas pun turut disesuaikan dengan kapasitas para pendengar yang kebanyakan adalah remaja untuk dapat mencerna materi yang disampaikan. Format acara dakwah pada dua stasiun radio tersebut memiliki kesamaan pada tampilan acara yang dibawakan, meski terdapat pula perbedaan yang tidak terlalu signifikan, namun tampilan format acara dakwah yang terdapat pada dua stasiun radio swasta tersebut juga akan penulis bandingkan berdasarkan aspek unsur-unsur dakwahnya.
Unsur-unsur tersebut meliputi, Da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).73
73
Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.75.
1. Da’i (Pelaku Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Pelaku dakwah (Da’i) pada acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM menggunakan konsep dengan tiga (3) orang narasumber. Ketiga narasumber tersebut terdiri dari Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi, Ustadz H. Abdul Jalil & Ustadz Drs. H. Aslih Ridwan. Namun ketiga narasumber tersebut dalam menyampaikan materi ceramah (dakwah) tidak pada saat yang bersamaan, melainkan bergantian pada masing-masing jadwal yang telah ditentukan. Penggunaan format tersebut bertujuan agar acara Nasi Ulam yang hadir setiap hari dalam seminggu, dapat tetap hadir menyapa pendengar, meski narasumber yang memberikan materi berbeda-beda setiap harinya. Selain itu, penggunaan tiga narasumber (da’i) pada acara Nasi Ulam didasarkan atas beberapa alasan, antara lain agar informasi dakwahnya bisa lebih beragam, serta faktor waktu yang disesuaikan dengan jadwal narasumber juga menjadi bahan pertimbangan. Karena Nasi Ulam hadir setiap hari, maka jadwal yang dibuat untuk tiap-tiap narasumber coba disesuaikan dengan jadwal/kegiatan pribadi narasumber tersebut. Da’i atau pelaku dakwah yang menjadi narasumber diacara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) Bens Radio memiliki latar belakang pendidikan dakwah yang berbeda-beda, sehingga materi yang disampaikanpun menjadi lebih beragam. Ketiga narasumber tersebut juga memiliki gaya siaran serta ciri yang berbeda pada
penyampaian dakwahnya, sehingga pendengar diharapkan tidak jenuh dengan materi-materi dakwah yang disampaikan di acara Nasi Ulam. Sehingga pendengar mampu membedakan narasumber mana yang sedang siaran. b. OZ Radio 90,8 FM Pelaku dakwah atau Da’i pada acara “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM menggunakan konsep dengan satu orang narasumber. Hal tersebut dikarenakan faktor pemilihan narasumber yang dianggap sangat berpengaruh pada konsistensi Oz Radio 90,8 FM dalam menjaga kedekatannya dengan para pendengarnya. Sehingga penentuan seorang narasumber tidak dipilih begitu saja, melainkan disesuaikan dengan segmentasi Oz Radio sendiri yang lebih cenderung menjaring anak muda sebagai sasaran dakwahnya (pendengar). Meskipun pada perkembangannya saat ini Oz Radio juga coba memperluas segmentasinya hingga usia dewasa, namun hal tersebut ditunjukan hanya pada batasan usia yang dianggap masih memiliki kedekatan dengan pergaulan atau ruang lingkup anak muda itu sendiri. Da’i yang menjadi narasumber pada acara dakwah Percikan Iman di Oz Radio Jakarta adalah Ustad H. Firman Zamzami Muhammad, LC atau yang lebih akrab disapa Bang Firman. Pemilihan Bang firman sebagai narasumber pada acara Percikan Iman di Oz Radio Jakarta dikarenakan faktor kedekatan yang dirasa pas pada figurnya. Ustadz yang punya kedekatan dengan
lingkup pergaulan anak muda ini, sebelumnya sempat besar di Oz Radio Lampung, yang juga sebagai narasumber acara “Percikan Iman” disana. Selain itu latar belakang pendidikan santri dan pengetahuan soal agama merupakan pertimbangan lainnya. Selain itu pemilihan Bang Firman dimaksudkan agar pendekatan kepada anak mudanya pun bisa dilakukan. Sehingga, “Kalau konsep kedekatannya
sudah bisa dilakukan, maka message
yang
disampaikan jadi lebih dapat diterima”. 2. Mad’u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Mitra dakwah terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Namun mad’u yang menjadi sasaran dakwah pada acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio yaitu mencakup semua kalangan, dari segi tingkat usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua, serta berasal dari golongan profesi dan tingkat ekonomi yang beragam. Hal tersebut juga terkait dengan segmentasi pendengar yang hendak dijaring oleh Bens Radio. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar kebanyakan yang menjadi cakupan pendengar Bens Radio khususnya untuk acara Nasi Ulam. Target dakwahnya juga mencakup perempuan dan laki-laki, sehingga siapapun bisa mendengarkan. Dakwah Nasi Ulam juga menjaring pendengar dari banyak profesi. Seperti kalangan wiraswasta (30%), karyawan
(25%), Ibu rumah tangga (25%), serta kalangan pelajar (15%), dan lain-lain (5%). Acara dakwah Nasi Ulam di Bens Radio juga dibuat sesuai dengan segmentasi Bens Radio yakni mulai dari golongan kaya, menengah, hingga kalangan bawah sekalipun. b. OZ Radio 90,8 FM Sasaran dakwah pada acara Percikan Iman di OZ Radio 90,8 FM yang utama adalah anak muda, hal ini dipengaruhi oleh segmentasi Oz Radio yang memang menjaring anak muda sebagai pendengar utama Oz Radio dalam setiap program-program siarannya. Namun seiring perkembangannya, acara “Percikan Iman” sendiri saat ini tidak menutup kemungkinan untuk dapat menjaring kalangan-kalangan yang lebih luas, artinya secara umum acara ini diharapkan mampu diterima oleh semua kalangan, baik yang muda maupun yang lebih tua. Segmentasi yang juga menjadi sasaran dakwah pada acara Percikan Iman yaitu Golongan A1/A/B/C, yang diukur bukan hanya dari status ekonominya saja, melainkan posisinya dilingkungan pergaulan. Untuk jenis kelamin cakupan jenis kelamin wanita mempunyai porsi 60%, sedangkan pria 40%. Ini dikarenakan faktor sosiologis yang mengungkapkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki. Untuk faktor usia Oz Radio menjaring usia antara 15–30 tahun, yang terdiri dari latar belakang profesi yang beragam. Mulai dari pelajar SMU/sederajat, perguruan tinggi, karyawan, eksekutif muda, dan lain-lain.
3. Maddah (Materi Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Materi dakwah (maddah) seperti akidah, syariah, fiqih, dan akhlaq sering disampaikan pada setiap acara keagamaan, begitu pula Nasi Ulam (Nasihat Ulama), namun materi dari masingmasing pembicara memiliki persentase yang berbeda-beda pada pembahasannya.
Ini
dikarenakan
faktor
narasumber
yang
digunakan pada acara Nasi Ulam terdiri dari 3 orang narasumber, sehingga pembahasan materi yang disampaikan oleh masingmasing narasumber menjadi berbeda pada setiap segmen siaran. Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi lebih konsen kepada masalah syari’ah/Fiqih
dan akhlaq
pada
pembahasan materi
yang
disampaikan, sedangkan Ustadz H. Abdul Jalil dan Ustadz Drs. H. Aslih Ridwan lebih banyak berbicara mengenai masalah aqidah (keyakinan) dan Tafsir. Materi yang disampaikan oleh tiap narasumber ditentukan dan dibuat langsung oleh masing-masing narasumber dengan konsen pembahasan yang berbeda. Sehingga hal tersebut diupayakan untuk menghindari terjadinya banyak pengulangan pada materi-materi yang sudah dibahas pada siaran sebelumnya. b. OZ Radio 90,8 FM Materi dakwah yang biasa disampaikan pada acara “Percikan Iman” bervariasi, mulai dari masalah-masalah keimanan, akhlak, tauhid dan lain-lain. Pemilihan materipun lebih banyak
disesuaikan dengan kondisi atau keadaan yang banyak dialami oleh pendengar, terutama anak muda. Sehingga materi atau topik yang diangkat dan dibahas pada acara Percikan Iman adalah materimateri yang pembahasannya ringan dan sangat dekat dengan lingkup pergaulan anak muda sehari-hari. Faktor pemintaan dari pendengar untuk mengangkat sebuah topik pun mampu menjadi salah satu penentu diangkatnya sebuah topik pada pembahasan di acara Percikan Iman. Untuk itu persentase dari pembahasan materipun terbagi terbagi rata antara akidah 25%, syari’ah 25%, akhlaq 25%, dan sisanya adalah masalah-masalah lain yang ada dalam kacamata Islam. 4. Wasilah (Media Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Wasilah atau yang lebih dikenal dengan media dakwah yang digunakan pada acara Nasi Ulam tentu berbentuk ucapan (The Spoken Words). Ini dikarenakan radio merupakan media audio, sehingga ucapan dan kata-kata merupakan kekuatan utama media tersebut dalam menyampaikan pesannya. Media dalam arti alat yang digunakan untuk syi’ar dakwah para narasumber dalam menyampaikan materi dakwah disini sudah tentu adalah radio, namun acara dakwah tersebut dikemas dalam bentuk sebuah program siaran.
b. OZ Radio 90,8 FM Acara dakwah Percikan Iman juga dalam hal media sudah tentu menggunakan media radio. Kecakapan dalam berkomunikasi, pemilihan kata-kata yang sesuai dalam menyampaikan pesan, serta suara yang khas, merupakan satu-satunya
kekuatan yang
diandalkan pada penyampaian dakwah melalui media radio. Oleh karena itu, sebagai salah satu stasiun radio anak muda di Indonesia, dalam menyampaikan dakwahnya Oz Radio menggunakan katakata yang biasa dipergunakan dikalangan anak muda, dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. 5. Thariqah (Metode Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Metode
dakwah
yang
kerap
digunakan
oleh
tiap
narasumber di acara Nasi Ulam amat beragam. Mulai dari metode Hikmah, Mauidhaah Hasanah, serta Mujadalah. Dalam prakteknya melalui acara Nasi Ulam Bens Radio, semua narasumber memang menggunakan ketiga metode tersebut. Hanya saja metode Hikmah lebih banyak digunakan apabila ada pertanyaan yang datang dari pendengar kepada narasumber tentang suatu perkara, dan kemudian narasumber memberikan jawaban berikut contoh dari kejadian tersebut dari kacamata Islam. Cara penyampaian yang dikembangkan dan disiarkan di Bens Radio antara lain melalui program-program dakwah yang memang kerap disuguhkan kepada pendengarnya. Seperti program
Nasi Ulam (Nasihat Ulama), Agama dan Wanita, serta insert dan Bumper sebuah rekaman hadits-hadits maupun pesan-pesan ibadah lainnya. Selain itu, terdapat prolog yang diputar sebelum adzan guna mengingatkan pendengar bahwa waktu shalat telah tiba. insert berupa arti dari hadits-hadits yang ditunjukan sebagai bahan pelajaran, serta rujukan yang baik bagi pendengar dalam melakukan sesuatu juga kerap diputarkan. Pemutaran adzan lima waktu sebagai penanda waktu shalat juga merupakan bagian dari metode dakwah yang selalu dilakukan secara konsisten oleh Bens Radio sejak dulu. b. OZ Radio 90,8 FM Metode dakwah yang digunakan pada acara Percikan Iman yaitu melalui pendekatan yang santai dan tidak terkesan menggurui, ini dikarenakan acara tersebut dimaksudkan/bertujuan untuk mengajak pendengar-pendengarnya untuk tetap berada dalam koridor-koridor agama. Sehingga anak muda yang menjadi sasaran dakwah utama Oz Radio diharapkan akan mampu diarahkan untuk tetap dapat memiliki akhlak yang baik dan dapat bertanggung jawab atas perbuatannya. Metode yang cenderung digunakan pada program Percikan Iman adalah metode Mauidhaah Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat
menyentuh hati pendengarnya, khususnya anak muda. Sehingga mereka tidak merasa sedang digurui. Metode dakwah lainnya yang digunakan pada acara Percikan Iman, antara lain adanya insert pesan agama, juga pemutaran adzan magrib yang bertujuan mengingatkan pendengar (Ozzers) bahwa telah masuk waktu shalat, serta adanya doa dan hadits yang biasa disampaikan oleh narasumber di setiap akhir acara dakwah Percikan Iman. 6. Atsar (Efek Dakwah) a. Bens Radio 106,2 FM Efek dakwah yang diharapkan dari acara Nasi Ulam antara lain adalah, acara Nasi Ulam senantiasa dapat diminati dan bermanfaat. Bisa menjadi solusi atas pertanyaan-pertanyaan dibenak pendengar yang selama ini tidak diketahui secara benar jawabannya. Selain itu, acara Nasi Ulam Bens Radio diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran beragama yang tinggi kepada pendengar, sehingga masyarakat menjadi lebih baik serta sadar akan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim. b. OZ Radio 90,8 FM Efek dakwah yang diharapkan dari hadirnya acara Percikan Iman di Oz Radio 90,8 FM adalah, agar anak muda khususnya di Jakarta dapat menjadi sosok anak muda yang bertanggung jawab dan mempunyai kontrol terhadap dirinya, dengan tetap berada pada koridor-koridor agama. Selain itu, diharapkan pendengar Percikan
Iman ini dapat menjalankan perintah Allah swt tanpa ada keterpaksaan atau karena faktor ikut-ikutan, melainkan karena faktor kesadaran yang tumbuh dalam jiwa.
C. Perbedaan dan Persamaan Format Acara Dakwah di BENS RADIO 106,2 FM dengan OZ RADIO 90,8 FM 1) Perbedaan-perbedaannya: Dari berbagai sumber, akhirnya penulis menemukan tentang perbedaan-perbedaan yang ada terdapat pada format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM. Perbedaan yang ada diantara kedua acara dakwah tersebut memang tidak terlalu jauh dalam segi pembahasan materi, meski terdapat beberapa perbedaan pada seberapa dalam pembahasan pada sebuah sesi yang dibahas/dikaji perharinya, serta besarnya persentase sebuah tema yang dibahas. Namun, perbedaan itu justru dapat terlihat pada tampilan konsep acara, serta format acara yang memiliki variasi tersendiri. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain menyangkut: Tabel 6 Perbedaan Format Acara Dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan OZ Radio 90,8 FM FORMAT
BENS RADIO 106,2 FM
OZ RADIO 90,8 FM
Judul Mata
“NASI ULAM”
“PERCIKAN IMAN”
Acara
(Nasihat Ulama)
Bentuk
On air
Proses Produksi
On air dan Off air
Acara Sejak
Tahun 2000
3 November 2008
Hari Siaran
Senin – Minggu
Senin – Jum’at
Waktu
Pukul. 05.00 – 06.00 WIB
Pukul. 04.00 – 05.00 WIB
Pembagian
3 Sesi:
4 Sesi:
Kuadran
Opening & Pemaparan
Opening & Pengantar
(Sesi Acara)
Materi – Pemaparan
topik yang diangkat –
Materi & Tanya Jawab
Pemaparan materi &
(via telepon & SMS) –
Tanya Jawab (bintang
Tanya Jawab, Kesimpulan
tamu / via telepon &
& Closing
SMS / email) –
Siaran
Kesimpulan, Do’a penutup (hadits) – Closing Waktu
Adzan Subuh
Adlib Penyiar ditengah
Shalat
acara
Lagu yang
Lagu-lagu Indonesia dan
diputar saat
Lagu-lagu Religi / Islami
Mancanegara (bukan lagu-lagu religi)
acara Persentase
Ustd. Abdul Hayyi:
Ustd. Firman
Materi yang
Akidah:20%,
Akidah: 25%
Sering
Syariah/fiqih:40%,
Syariah/fiqih: 25%
Diangkat
Akhlaq:40%
Akhlaq: 25%
Ustd. Abdul Jalil:
Lain-lain: 25%
Akidah: 50% Selebihnya pembahasan tema-tema lain. Ustd. Aslih Ridwan: Akidah: 40%
Syariah/fiqih: 20% Akhlaq: 20% Lain-lain: 20% Rata-rata 1. Tanya
SMS: 10, Telpon: 10
SMS: 10, Telpon: 5
Email: -
Email/Blog: 5, (tanya jawab bintang tamu)
Jawab ii. per/hari Penyiar
Fandi, Amang, Arya,
Chandra K. Putra
Bobby
Narasumber
Ustad. Drs. H. Abdul
Ustad. H. Firman
Hayyi, Ustad. H. Abdul
Zamzami Muhammad
Jalil & Ustad. Drs. H.
LC
Aslih Ridwan
1. Pemilihan Judul Mata Acara yang digunakan pada kedua program dakwah tersebut, yang sudah pasti menjadi salah satu perbedaan antara format acara dakwah di kedua stasiun radio tersebut. 2. Bentuk proses produksi yang dilakukan pada kedua acara dakwah di Bens Radio dan Oz Radio, yang juga menjadikan adanya perbedaan pada tampilan keduanya. Pada Bens Radio acara dakwahnya disiarkan dengan format on air, meski ada kalanya melakukan siaran taping, namun hal tersebut dilakukan jika narasumber yang bersangkutan benar-benar berhalangan untuk hadir mengisi acara. Sedangkan di Oz Radio sendiri mengusung dua format yaitu on air (selasa & kamis) dan taping (senin, rabu & jumat). Hal ini dilakukan Oz Radio untuk memberikan variasi pada program dakwahnya, sehingga pendengar Oz Radio diharapkan
dapat lebih tertarik mendengarkan, karena ada format taping yang memungkinkan Ozzers (pendengar Oz Radio) untuk bisa sharing seputar pengetahuan agama secara langsung dengan narasumber. 3. Hari siaran, menjadi salah satu pembeda anatara kedua acara dakwah tersebut. Pada Bens Radio melalui acara Nasi Ulam hadir setiap hari, tujuh (7) hari dalam seminggu. Sedangkan Percikan Iman di Oz Radio hanya mengudara selama lima (5) hari dalam seminggu. 4. Faktor narasumber yang digunakan Bens Radio lebih dari satu orang narasumber jelas memunculkan begitu beragamnya tematema serta jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh pendengar dalam dialog interaktif, selain itu faktor waktu yang juga menjadi pertimbangan sehingga acara Nasi Ulam yang hadir setiap hari dapat tetap berlangsung meski tiap-tiap narasumber juga memiliki jadwal/kegiatan sendiri ditempat lain. Pada acara Percikan Iman di Oz Radio 90.8 FM hanya menggunakan satu (1) orang narasumber. Hal tersebut dikarenakan faktor pemilihan narasumber yang begitu selective, sehingga narasumber yang dipilih merupakan figur yang dianggap mampu menyesuaikan diri dengan pendengar Oz Radio yang mencakup anak muda sebagai segmentasinya. 5. Penempatan waktu siaran yang berbeda yang menjadikan kedua acara tersebut dapat disimak dalam 1 hari yang sama. Percikan Iman di Oz Radio Jakarta yang sebelumnya hadir pukul 05.00-06.00
wib dan kini hadir mulai pukul 04.00-05.00 wib, ditempatkan bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari upaya Oz Radio sendiri untuk menemani pendengarnya lebih dini, sehingga hal tersebut coba disesuaikan dengan rutinitas bangun pagi rata-rata para pendengar Oz Radio yang memang banyak menjaring anak sekolah, karena jadwal masuk sekolah yang saat ini dimajukan menjadi lebih awal. 6. Pembagian kuadran atau sesi acara pada kedua program dakwah tersebut memang berbeda. Di Nasi Ulam kuadaran acara dibagai menjadi 3 sesi dari opening, pembahasan hingga closing. Sedangkan di acara Percikan Iman, kuadran yang digunakan terdiri dari 4 sesi mulai dari opening hingga closing. 7. Waktu shalat yang ditandai dengan diputarnya adzan hadir pada kedua stasiun tersebut. Hanya saja, pada acara dakwah Percikan Iman di Oz Radio tidak diputarkan adzan ditengah-tengah siaran. Melainkan pemberitahuan oleh penyiar bahwa telah masuk waktu shalat subuh. Jadi adzan yang diputar di Oz Radio hanya pada saat shalat magrib. Hal tersebut dikarenakan waktu shalat magrib yang singkat, sehingga pendengar perlu dengan jelas diingatkan. Sedangkan di Bens Radio adzan subuh tetap diputar meski pada saat acara Nasi Ulam belum di mulai. 8. Lagu yang diputar saat acara dakwah Nasi Ulam berlangsung adalah lagu-lagu pop religi. Sedangkan pada acara dakwah Percikan Iman, lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu barat maupun lokal dari berbagai jenis aliran musik. Hal tersebut
dimaksudkan agar pendengar mereka yaitu anak muda tidak merasa jenuh ketika mendengarkan program keagamaan. 9. Persentase materi yang sering diangkat pada kedua acara dakwah Nasi Ulam dan Percikan Iman memiliki porsi yang berbeda pada pembahasannya. Nasi Ulam lebih banyak menitik beratkan masalah fiqih dan aqidah, karena dipengaruhi oleh faktor narasumber yang memiliki latar belakang pendidikan serta fokus yang berbeda-beda. Sedangkan untuk acara dakwah Percikan Iman, persentase materi yang dibahas seperti fiqih/syariah, aqidah, dan akhlaq terbagi secara merata. 10. Rata-rata pertanyaan terjawab perhari pada kedua acara dakwah tersebut juga berbeda. Bila pada acara Nasi Ulam kesempatan yang diberikan kepada audience cukup banyak dan berimbang antara telepon dan sms. Namun pada acara Percikan Iman faktor partisipasi pendengarlah yang sedikit banyak menjadi penentu dalam jumlah interaktif yang berlangsung. 11. Faktor penyiar juga menjadi pembeda pada kedua format acara dakwah Nasi Ulam dengan Percikan Iman. Karena pemilihan penyiar untuk acara dakwah Percikan Iman sendiri memiliki pertimbangan tersendiri oleh sang general manager Oz Radio. Sehingga seorang punggawa yang dipilih untuk mendampingi narasumber haruslah sosok yang dianggap memiliki keterwakilan atas berbagai problematika serta pertanyaan-pertanyaan anak muda kebanyakan. Sedangkan pada acara Nasi Ulam, penyiar yang
dipilih untuk mendampingi narasumber adalah penyiar yang memang sanggup berkomitmen dengan jadwal yang ditawarkan oleh pihak Bens Radio. Sehingga tidak ada terdapat alasan khusus dalam pemilihan penyiar disini. 12. Penggunaan narasumber yang memiliki perbedaan dalam jumlah serta kriteria menjadikan perbedaan diantara kedua acara dakwah Nasi Ulam di Bens Radio dan Percikan Iman di Oz Radio memiliki ciri tersendiri pada masing-masing siarannya, sehingga setiap narasumber pada masing-masing radio memiliki gaya yang berbeda dalam menyampaikan materi dakwahnya.
2) Persamaan-persamaannya: Tabel 7 Persamaan Format Acara Dakwah Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM FORMAT
BENS RADIO 106,2 FM
OZ RADIO 90,8 FM
Bentuk
Talk show
Talk show
Kriteria /
Pembahasan Seputar
Pembahasan Seputar
Batasan
Agama Islam
Agama Islam
Durasi
60 menit
60 menit
Sumber
Produksi Sendiri
Produksi Sendiri
Penyajian Acara
Mata Acara
Mata Acara
1. Bentuk penyajian acara berupa talkshow yang sama-sama dipilih oleh Bens Radio dan Oz Radio untuk acara dakwah yang mereka siarkan. 2. Kriteria atau batasan acara kedua stasiun yang menjadikan acara Nasi Ulam dan Percikan Iman sebagai wadah dalam membahas tentang kaidah-kaidah agama Islam berikut problematikanya. 3. Sumber mata acara radio yang digunakan oleh masing-masing stasiun radio pada acara dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio dan “Percikan Iman” di Oz Radio, diperoleh atas hasil produksi sendiri. Oleh sebab itu, masing-masing acara memiliki ciri khas serta orisinalitas
tersendiri
pada
pengemasan
program
siaran
dakwahnya. 4. Durasi atau lamanya waktu siaran acara yang digunakan oleh kedua stasiun radio tersebut dalam menyiarkan acara dakwahnya yakni selama 60 menit (1 jam). Sehingga durasi tersebut menjadi sebuah acuan oleh masing-masing program dalam memaksimalkan format serta mengatur kuadran ditiap-tiap sesi. Selain perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan yang ditemukan pada kedua format acara dakwah tersebut, terdapat pula perbedaan lainnya, yaitu pada penempatan waktu (durasi) disetiap sesinya. Hal ini dapat terlihat pada susunan acara (rundown) dakwah keduanya. Sehingga hal tersebut dapat semakin memperjelas perbedaan yang ada diantara format acara keduanya.
Tabel 8 Perbandingan Rundown Acara Dakwah “Nasi Ulam” di Bens Radio 106,2 FM dengan “Percikan Iman” di OZ Radio 90,8 FM KUADRAN
NASI ULAM 00
00
PERCIKAN IMAN
/ SESI
(05. – 06. )
(04.00 – 05.00)
Sesi 1
(2 menit)
(30 detik)
Time Signal, Jingle,
Bumper Opening Acara
Opening Tune (13 menit)
(12 menit)
Opening Penyiar,
Opening, Paparan
Narasumber membuka
mengenai materi yang
dengan salam, Paparan
dibahas, diselingi Tanya
mengenai materi yang
Jawab
dibahas Break 1 –
(5 menit)
(4 menit)
Hiburan
Jingle, Lagu Religi
Lagu Non-Religi
Sesi 2
(15 menit)
(12 menit)
Lanjut Materi,
Lanjutan Materi, dan
Interaktif via Telpon &
Tanya Jawab (Interaktif /
SMS
bintang tamu)
Break 2 –
(5 menit)
(4 menit)
Hiburan
Lagu Religi, Jingle
Lagu Non-Religi
Sesi 3
(15 menit)
(12 menit)
Interaktif via Telpon &
Lanjutan Materi,
SMS,
Tanya Jawab, Promo
Kesimpulan Materi,
Email & Blog Spot Acara
Closing penyiar, Closing tune Break 3 –
(5 menit)
(4 menit)
Hiburan
Lagu Reigi, Jingle
Lagu Non-Religi
Sesi 4
-
(5 menit) Penyiar mengingatan masuk waktu shalat Subuh, Kesimpulan Materi, Doa Penutup
Break 4 –
-
Hiburan
(4 menit) Lagu Non-Religi
-
Promo Email & Blog Spot Acara
Closing
-
(30 Detik) Bumper Closing Acara
(Sumber: Anina Karin – Program Director Nasi Ulam dan Chandra K. Putra – Producer/Host Percikan Iman)
Melalui tabel tersebut, penulis memaparkan tentang pembagian waktu yang digunakan oleh masing-masing radio dalam menempatkan pembagian jadwal per-sesi berikut pembahasannya dalam format program dakwah yang mereka siarkan.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Komparatif antara kedua format acara dakwah yang disiarkan di radio Bens dan OZ, membuat geliat tersendiri bagi para penikmat dakwah khususnya pendengar radio. Acara dakwah yang memang tak banyak dijumpai pada stasiun radio swasta kebanyakan di Jakarta, yang menjadikan acara Nasi Ulam dan Percikan Iman menjadi sebuah pilihan tersendiri bagi para pendengar untuk mendapatkan informasi dan spirit agama setiap hari. Hal tersebut juga menjadikan perbedaan serta persamaan
yang
ditemui
dalam
penelitian
ini
menjadi
sebuah
pembelajaran tersendiri bagi para praktisi dakwah maupun radio, bahwa ternyata persamaan dari kedua program dakwah yang terdapat di Bens Radio 106.2 FM dan Oz Radio 90.8 FM antara lain meliputi jenis acara / penyajian acara yang berupa talkshow, sehingga mampu menyuguhkan secara ringan suatu pembahasan kepada masing-masing pendengarnya, durasi atau lamanya waktu yang digunakan untuk menyiarkan acara, serta sama-sama merupakan hasil produksi sendiri. Sedangkan perbedaan yang ditemukan dari kedua format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dengan Oz Radio 90,8 FM antara lain meliputi penempatan waktu/jam siaran acara, kuadran yang digunakan dalam pembagian sesi acara, jumlah narasumber keseluruhan dalam acara,
jumlah hari yang dipilih oleh masing-masing stasiun radio untuk menyiarkan acara dakwahnya, dan beberapa hal teknis lainnya. Acara dakwah Nasihat Ulama dan Percikan Iman sama-sama memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Namun terlepas dari hal tersebut, kedua acara dakwah tersebut memberikan semangat tersendiri bagi pendengarnya. Sehingga, acara yang hadir dengan balutan agama yang ringan dan santai tersebut menjadikan sebuah acara dakwah terdengar lebih menarik untuk disimak oleh penikmat dakwah. Terbukti dari siaran Nasi Ulam yang tetap hadir sejak tahun 2000, serta Percikan Iman yang meski belum genap 1 tahun tersiar di Jakarta, namun sempat sukses hadir di Oz Lampung selama beberapa tahun. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia khususnya di Jakarta beragama Islam, maka acara-acara dakwah seperti Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM dan Percikan Iman di Oz Radio 90,8 FM perlu dikembangkan, agar dapat memicu stasiun-stasiun radio lain untuk ikut perduli kepada kebutuhan spiritual pendengar, dengan turut serta menghadirkan acara-acara dakwah pada program-program siarannya.
B. SARAN Setelah penelitian ini berlangsung beberapa waktu, akhirnya dapat diketahui perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan yang terdapat pada dua format acara dakwah di dua stasiun radio swasta di Jakarta, yakni “Nasi Ulam” di Bens Radio 106,2 FM dan “Percikan Iman” di Oz Radio 90,8 FM.
Dari berbagai hasil temuan data serta hasil analisis data. Maka peneliti coba memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan serta masukan, baik kepada para akademisi dakwah, praktisi dakwah, pembuat program,
stasiun radio,
maupun pihak-pihak terkait
yang turut
mengembangkan program-program radio khususnya acara dakwah / keagamaan. Hal ini diharapkan agar tampilan program-program dakwah di media massa khususnya radio semakin banyak, bervariasi, kreatif, dan semakin baik lagi. 1. Bens Radio 106.2 FM Acara dakwah “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) diharapkan mampu konsisten untuk tetap menyiarkan program dakwahnya setiap hari. Sehingga nantinya pendengar bisa terbiasa dengan ceramah di pagi hari, serta dapat terus memperoleh informasi dan pendidikan agama setiap harinya. Selain itu, adanya jadwal materi siaran yang akan dibahas oleh setiap pembicara hendaknya dapat diberitahukan pada satu hari sebelumnya, sehingga pendengar dapat mengetahui tentang materi yang akan dibahas keesokan harinya. Adanya siaran taping baik dipergunakan ketika pembicara tidak dapat hadir untuk mengisi acara keesokan harinya. Sehingga acara dakwah “Nasi Ulam” tetap dapat disiarkan seperti biasa meski hanya siaran rekaman. Konsistensi Bens Radio dalam memutarkan adzan secara lima waktu juga diharapkan dapat terus berlangsung. Selain itu, kajian tafsir diharapkan bisa menjadi salah satu pembahasan khusus yang hadir di
Nasi Ulam pada satu hari dalam seminggu, sehingga pendengar juga dapat belajar tentang tafsir yang bisa dijadikan pembelajaran kelak. 2. OZ Radio 90.8 FM Acara dakwah “Percikan Iman” diharapkan nantinya bisa hadir setiap hari (7 hari dalam seminggu), sehingga pendengar bisa mendapatkan pencerahan pagi setiap harinya. Hal tersebut juga sejalan dengan harapan serta tujuan hadirnya acara “Percikan Iman” di Oz Radio. Meski format acara dakwah “Percikan Iman” saat ini sudah berganti menjadi lebih variatif, dikarenakan perubahan format yang baru saja diterapkan. Namun dari tampilan tersebut penyajian musik yang diputar selama acara tersebut tidak mengalami perubahan. Format musik Pop dan sejenisnya tetap dipilih oleh Oz Radio sebagai selingan/hiburan ditengah-tengah jeda
siaran.
Kedepan, seiring
perkembangan acara tersebut, diharapkan Percikan Iman mampu menyisipkan pula lagu-lagu religi (Islami) pada siarannya. Sehingga anak muda yang menjadi segmentasi pendengar Oz Radio juga turut dapat mengenal lagu-lagu Islami, serta mengambil hikmah dari hal tersebut meski hanya diputar pada acara “Percikan Iman”. Sehinga cara tersebut diharapkan bisa melengkapi nilai-nilai dakwah yang tersaji pada acara “Percikan Iman” tanpa keluar dari basic music yang ditampilkan di Oz Radio. Pengadaan jadwal materi yang akan dibahas oleh pembicara hendaknya dapat diberitahukan pada hari sebelumnya, sehingga pendengar dapat mengetahui tentang materi yang akan dibahas
keesokan harinya. Materi-materi yang dibahas pada setiap siaran Percikan Iman juga diharapkan tetap konsisten secara rutin hadir di blog “Percikan Iman” yang telah ada. Sehingga pendengar yang tidak sempat menyimak acara tersebut bisa tetap mengambil pelajaran dari pembahasan materi perharinya. 3. Kepada Para Praktisi Dakwah Di era informasi seperti saat ini, maka sudah sepatutnya pula insan dakwah (Da’i) juga turut terjun memanfaatkan media massa sebagai salah satu cara menyampaikan dakwah (syi’ar). Karena persaingan abad ini membutuhkan lebih banyak orang-orang kreatif dan inovatif, maka dengan penggunaan media massa seperti radio, pesan dakwah diharapkan bisa menjangkau kalangan yang lebih luas lagi nantinya. Bukan hanya masyarakat yang memiliki waktu untuk hadir di majelis-majelis saja, melainkan semua orang yang meski memiliki aktifitas padat, tetap dapat terjaring menjadi bagian dari sasaran dakwah Islam. 4. Kepada Para Praktisi Media Tantangan dilingkup global saat ini tak jarang menjadikan individu dapat keluar dari prinsip hidupnya. Namun tak jarang pula sebagian lainnya menggunakan kreatifitas mereka atas landasan berkesadaran pada sebuah tanggung jawab serta misi untuk turut memberikan yang terbaik bagi khalayak. Sehingga, para praktisi media saat ini diharapkan bisa turut membantu mendorong terciptanya program-program yang bukan hanya kreatif dan menghibur, melainkan
juga harus mendidik dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pengguna media massa itu sendiri. 5. Kepada Institusi Media Massa Radio Media massa baik elektronik maupun cetak, sama-sama memiliki pengaruh yang besar di masyarakat. Hal tersebut yang memang menjadi kekuatan tersendiri bagi media massa sebagai media yang mampu menarik banyak perhatian publik. Namun, dengan pengaruhnya yang besar, diharapkan kesadaran pada sebuah media massa sebagai sarana penyampai informasi, pendidikan, hiburan, serta agen perubahan sosial, dapat menjadikan media-media massa khususnya Radio di Indonesia, memiliki nilai-nilai positif yang dapat dijadikan panutan maupun kontrol terhadap prilaku masyarakatnya. Salah satunya
dengan tetap
membantu
mengingatkan kepada
masyarakat untuk tetap hidup selaras sesuai dengan tuntunan serta ajaran-ajaran agama dengan cara menghadirkan program-program keagamaan pada siarannya. Dibukanya kesempatan yang luas bagi para insan dakwah untuk dapat melakukan syi’ar melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, dalam hal ini khususnya radio. Sehingga para da’i mendapatkan kesempatan serta diberi banyak kemudahan untuk dapat secara luas melakukan syi’ar dakwah Islam kepada masyarakat. Karenanya, institusi media massa dalam hal ini juga memiliki peranan serta tanggung jawab yang tak kalah penting dengan da’i itu sendiri dalam hal menyampaikan kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Cet. Ke-13. Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004. Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos. 1997. Cet. Ke-1. Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu. 2005. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007. Darmanto, Antonius. Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio. Yogyakarta: Universitas Atmajaya. 1998. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya. 1994. Furchan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional. 1992. Gough, Howard. Perencanaan–Penyajian –Produksi Programa Radio. Kuala Lumpur: AIBD: Asia Pacific Institute For Broadcasting Development (Institut Pengembangan Penyiaran Asia - Pasifik). 1999. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: 2002. Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. 2007. Cet.1.
Kusnawan, Aep. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press. 2004. Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer. 2004. Cetakan I. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa suatu pengantar. Jakarta: Erlangga. Edisi Kedua. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004. Morissan, M.A.. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Perkasa. 2005. Mufid, Muhamad. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana. 2007. Prayogo, Imam Suryo. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001. Romli, Asep Syamsul M. Broadcast Journalism Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer. Bandung: Nuansa. 2004. Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan. 1992. Soejono dan H. Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Sufi, Rusdi. Perkembangan Media Komunikasi di Daerah. Jakarta: Depdikbud. 1999. Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broad Casting. Yogyakarta: Media Pressindo. 2006. Surahmad, Winarno. Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: Tarsita. 1989. Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983.
Wahyudi, J.B. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia. 1994. Ya’qub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung: Diponegoro. 1981. http://www.alquran-digital.com, Al-Qur’an Digital Versi 2.1. Edisi Agustus 2004. Wawancara Pribadi dengan Aditya Maulana – Program Director Oz Radio 90,8 FM. Jakarta: 24 Desember 2008. Wawancara Pribadi dengan Anina Karin – Program Director Bens Radio 106,2 FM. Jakarta: 30 Desember 2008. Wawancara Pribadi dengan Ustadz Firman Zamzami Muhammad – Narasumber “Percikan Iman” Oz Radio 90,8 FM. Jakarta: 19 Februari 2009. Wawancara Pribadi dengan Addry Danuatmadja – General Manager Oz Radio 90,8 FM. Jakarta: 27 Februari 2009. Wawancara Pribadi dengan Chandra K. Putra – Producer & Host “Percikan Iman” Oz Radio 90,8 FM. Jakarta: 27 Februari 2009. Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abdul Hayyi – Narasumber “Nasi Ulam” Bens Radio 106,2 FM. Jakarta: 7 Maret 2009. Wawancara Pribadi dengan Ustadz Afit Abdul Jalil – Narasumber “Nasi Ulam” Bens Radio 106,2 FM. Jakarta: 15 Maret 2009. Wawancara Pribadi dengan Ustadz Aslih Ridwan – Narasumber “Nasi Ulam” Bens Radio 106,2 FM. Jakarta: 27 Maret 2009.
BIODATA NARASUMBER ACARA NASI ULAM
Nama Lengkap
: Drs. H. Abdul Hayyi
Panggilan
: Ustadz Hayyi
TTL
: Jakarta, 01 Juni 1967
Alamat
: Jl. K.H. Muhasyim Raya Rt. 10/06 Cilandak Barat
Latar Belakang Pendidikan: ]
Tsanawiyah
]
Aliyah
]
LIPIA Jurusan Bahasa Arab
]
STIT Darul Ma’Arif Jakarta Jurusan Tarbiyah
Kegiatan: ]
LDNU Jakarta
]
Pengurus I’tihadul Mubaligh
]
Mengajar di Aliyah Darul Ma’Arif Jakarta Selatan
]
Narasumber Acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM
Pengalaman Berdakwah antara lain: ]
Narasumber Acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM
]
Perguruan Darul Ma’arif Jakarta
]
dan di Beberapa Majelistaklim
BIODATA NARASUMBER ACARA NASI ULAM
Nama Lengkap
: H. Afito Abdul Jalil
Panggilan
: Ustadz Afit
TTL
: Garut, 19 Desember 1968
Alamat
: Jl. Srengseng sawah Rt.008/07 No.84A Jagakarsa – Jakarta Selatan
Latar Belakang Pendidikan: ]
Pondok Pesantren Gading Mangu, Jombang – Jawa Timur
Kegiatan: ]
Mengajar di Pondok Pesantren “NURUL AINI”
]
Membina 6 Majelis di Jagakarsa
]
Narasumber di acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) Bens Radio 106,2 FM
]
Serta beberapa kegiatan – kegiatan keagamaan lainnya
Pngalaman Berdakwah antara lain: ]
Narasumber di acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) Bens Radio 106,2 fm
]
Ceramah keliling di majelis - majelis di wilayah Jagakarsa
]
Sebagai khotib di beberapa Masjid
BIODATA NARASUMBER ACARA NASI ULAM
Nama Lengkap
: H. Aslih Ridwan M.A
Panggilan
: Ustadz Ridwan / Abang Aslih
TTL
: Jakarta, 11 Juli 1967
Alamat
: Jl. Lebak Bulus V Rt.14/04 No.34
Latar Belakang Pendidikan: ]
S 1 Al-Hikmah Kebun Jeruk Jurusan Dakwah
]
S 2 PTIQ Jurusan Tafsir
Kegiatan: ]
Mengelola Yayasan MAI (Media Amal Islami)
]
Mengajar di Madrasah Sekolah di Parung
]
Mengelola Home Schooling MAI
]
Staff di Majalah Aliyah sebagai Account Executive / Iklan
]
Narasumber acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM
Pengalaman Berdakwah antara lain: ]
Konsultasi Keagamaan di PT. Grand Puri Permai
]
Sebagai Finance Advisor di Takaful Sya’riah
]
Dewan Pendiri sekaligus Wakil Sekjen KISPA (Komite Solidaritas untuk Palestina)
]
Penceramah di Sel Pemuda Tangerang
]
Narasumber acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106,2 FM
BIODATA NARASUMBER ACARA PERCIKAN IMAN
Nama Lengkap
: H. Firman Zam Zami Muhammad, LC
Panggilan
: Bang Firman / Ustadz Firman
TTL
: 9 Maret 1973
Alamat
: Jl. Raya Penggilingan Gg. Swadaya No.9 Cakung Jakarta Timur
Latar Belakang Pendidikan: ]
Buntet Pesantren Cirebon
]
Pondok Pesantren Darurahman
]
Arabic Teaching For Foreigrers Syria
]
Damaskus University Syria
Kegiatan: ]
DMI – Jakarta Timur
]
Forum Kajian Al-Qur’an Kecamatan Cakung Jakarta Timur
]
Narasumber Acara Percikan Iman OZ Radio 90.8 FM Jakarta
]
Perhimpunan Pelajar Indonesia – Damaskus Syria
]
Gerakan Mubaligh Propinsi Lampung
]
Ikatan Majelis Tafsir Al-Qur’an Propinsi Lampung
Pengalaman Berdakwah antara lain: ]
Ikatan Majelis Tafsir Al-Qur’an Propinsi Lampung
]
Narasumber Acara Percikan Iman di OZ Radio Lampung
]
Narasumber Acara Percikan Iman di OZ Radio Jakarta
Wawancara dengan : Anina Karin Jabatan
: Program Director & Produser acara “NASI ULAM”
Hari & tanggal
: Selasa, 30 Desember 2008
Waktu
: Pukul. 14.00 – 14.40
Tempat
: Kantor Bens Radio
PERTANYAAN UNTUK BENS RADIO 106.2 FM: 1. Apa latar belakang hadirnya acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) di BENS RADIO 106.2 FM ? Jawab: “Latar belakang hadirnya acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106.2 FM, intinya adalah Syiar dan Berbagi. Bens Radio melalui acara ini ingin mengajak para pendengarnya untuk sarapan sebelum memulai beraktifitas. Sarapan disini maksudnya adalah sarapan rohani/keagamaan. Jadi sebelum kita memulai aktifitas hari ini, minimal kita punya masukan dan motivasi hari ini dengan tidak keluar dari pakem-pakem agama”.
2. Sejak kapan acara tersebut hadir di Bens Radio 106.2 FM? Jawab: “Acara NASI ULAM sudah ada sejak tahun 2000”
3. Mengapa acara tersebut dinamakan “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) ? Jawab: “Dinamakan “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) intinya acara konsultasi agama Islam. Karena acara tersebut disiarkan di pagi hari yang bertujuan sebagai “Sarapan”, Sarapan disini maksudnya adalah sarapan rohani/keagamaan, atau sarapan ilmu di pagi hari sebelum pendengarnya mulai beraktifitas. Karena acaranya di pagi
hari dan di betawi sendiri terdapat satu jenis makanan tradisional NASI ULAM, kemudian nama tersebut coba disesuaikan dengan acara keagamaan pagi hari. Sehingga NASI ULAM menjadi kepanjangan dari “Nasihat Ulama”.
4. Apa tujuan diadakannya acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106.2 FM ? Jawab: “Tujuan hadirnya acara Nasi Ulam itu sendiri agar para pendengar di pagi hari merasa segar dengan mendapat pencerahan, hiburan, pendidikan dan informasi. Hiburan disini adalah hiburan untuk rohani. Sedangkan segi pendidikan dan informasi jelas dari materimateri yang disampaikan pada acara tersebut. Karena tidak dipungkiri radio sebagai media masa memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebaikan. Selain itu, kita ingin acara ini menjadi semangat yang baik untuk para pendengar.”
5. Siapa saja yang menjadi sasaran dakwah dari acara “NASI ULAM”? Jawab: “Sasaran acara ini all, untuk semua kalangan”.
6. Bagaimana Format acara dakwah “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) di Bens Radio 106.2 FM ? Jawab: “Format acaranya standar, seperti biasa diawali dengan Opening dan paparan, terdiri dari 3 sesi. Yang pertama adalah paparan materi dari narasumbernya, kemudian nanti ada sesi tanya jawab
via telpon dan ada juga tanya jawab via SMS, baru nanti ada kesimpulan diakhir acara tentang topik hari itu”.
7. Siapa saja yang terlibat pada produksi acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama)? Jawab: Produser
: Anina Karin
Host
: Fandi, Amang, Arya, Bobby
Creative production
: Ivan
Operator
: Ari, Budi
Narasumber
: Ustadz Drs. H. Abdul Hayyi, Ustadz Abdul Jalil & Drs. H. Aslih Ridwan
8. Tema-tema dan Pesan dakwah apa yang sering ditampilkan di acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama)? Jawab: “Tema-tema yang diangkat pada acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) sangat beragam. Biasanya sering disesuaikan dengan isuisu yang sedang hangat. Dan biasanya ditentukan oleh narasumber”
9. Adakah kajian-kajian khusus pada acara “NASI ULAM”? Jawab: (dijawab narasumber)
10. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah yang digunakan pada acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) diperoleh? Jawab: “Biasanya kalau sumber acara untuk materi dan tema ditentukan dan dibuat langsung oleh tiap-tiap narasumber”.
11. Adakah acara dakwah lainnya di BENS RADIO selain “NASI ULAM”? jika ada, apa nama acara dan formatnya? Jawab: “Ada, Acara Agama dan Wanita setiap hari Jum’at 11.30 – 13.00 WIB, formatnya Talk show”.
12. Apa yang membedakan Acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) dengan acara dakwah sejenis di stasiun radio lain? Jawab: “Bedanya pendekatan bahasanya Betawi, Penyampaian narasumber dibuat sedekat mungkin dengan pendengar supaya kemasan interaktifnya memungkinkan pendengar merasa lebih terlibat di dalam program”.
13. Terdapat 3 orang narasumber di acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama), Ustadz.Abdul Hayyi, Ustadz.Abdul Jalil, dan Drs.Ustadz.Aslih Ridwan. Mengapa memilih mereka? Jawab: “Karena mereka mampu berkomitmen dengan schedule yang kita tawarkan. Mereka juga mampu untuk berbagi dengan pendengar, mereka enak diajak ngobrol dan mereka latar belakangnya juga dari betawi, sebetulnya tidak harus dari betawi. Siapa saja bisa, tapi selain itu mereka memang punya waktu dengan schedule yang kita tawarkan”.
14. Mengapa menggunakan
konsep
acara
dakwah dengan 3
orang
narasumber? Jawab: “Pemilihan 3 orang sebagai narasumber pada acara “Nasi Ulam” agar informasinya (dakwah) bisa lebih beragam, selain itu faktor waktu
yang juga menjadi pertimbangan,
karena tiap-tiap
narasumber ini telah memiliki jadwal/kegiatan sendiri ditempat lain, tetapi sudah ada jadwal tetap untuk mengisi acara di Bens Radio, sehingga tidak akan kemana-mana selain 4 hari di Bens Radio, maka narasumber bisa mengisi di tempat lain. Alasan lain karena masalah waktu/kegiatan narasumber yang mungkin tiba-tiba dibutuhkan diacara lain seperti acara-acara live, maka narasumber dapat disiasati dengan yang lainnya”.
15. Mengapa memilih Fandi, Amang, Arya dan Bobby sebagai pembawa acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama)? Jawab: “Karena mereka sanggup dan bisa menyesuaikan diri dengan schedule yang kita siapkan”.
16. Apa Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat acara “Nasi Ulam”? Jawab: “Faktor pendukungnya adalah adanya komitmen dari narasumber dan sambutan yang baik dari pendengar. Sedangkan untuk hambatannya
adalah
jika
terkadang dibulan-bulan
tertentu
narasumber punya tingkat kesibukan yang tinggi sehingga penyajian acara terkadang dirubah menjadi recording untuk sementara waktu.
17. Apakah acara dakwah Nasi Ulam (Nasihat Ulama) merupakan acara unggulan di Bens Radio 106,2 FM? Jawab: “Pada dasarnya semua program-program yang disiarkan di Bens Radio merupakan program atau acara unggulan. Namun yang pasti acara Nasi Ulam merupakan acara wajib di Bens Radio, karena sifatnya syi’ar sebagai bagian dari bentuk upaya Bens Radio sebagai media massa (media Public) yang menyampaikan nilainilai positif. Selain itu Nasi Ulam Insyaallah akan terus ada di Bens Radio mengingat kehadirannya yang memang telah lama, serta adanya respon yang baik dari pendengar pada acara tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Nasi Ulam merupakan salah satu program unggulan disini.
Wawancara dengan : Aditya Maulana Jabatan : Program Director OZ Radio 90,8 FM Hari & tanggal : Rabu, 24 desember 2008 Waktu : 19.26 – 22.35 Tempat : Studio & Kantor OZ Radio Jakarta
PERTANYAAN UNTUK OZ RADIO 90.8 FM: 1. Apa latar belakang hadirnya acara “PERCIKAN IMAN” di OZ RADIO 90.8 FM ? Jawab
“Latar belakang yang menjadikan hadirnya acara Percikan Iman di OZ RADIO karena OZ Radio Jakarta adalah suatu radio anak muda, yang pada dasarnya adalah harus punya nilai moral pada setiap program radio, yang mana hal tersebut suka dilupakan oleh beberapa stasiun-stasiun radio kebanyakan di Indonesia. Selain itu, OZ Radio menilai bahwa meskipun anak-anak muda saat ini cenderung have fun (lebih suka bersenang-senang) namun dengan adanya acara Percikan Iman, setidaknya anak muda dapat diajak untuk hidup dengan cara yang lebih baik sesuai dengan kaidahkaidah agama. Namun, dengan hadirnya acara Percikan Iman tersebut bukan berarti menjadikan OZ Radio menjadi sebuah stasiun radio agama, karena OZ Radio sendiri tetap merupakan radio anak muda, namun anak muda yang dimaksud dalam kategori OZ Radio adalah anak muda yang bertanggung jawab.
2. Sejak kapan acara tersebut hadir di OZ Radio 90.8 FM? Jawab: “Acara Percikan Iman baru ada sejak November 2008”.
3. Mengapa acara tersebut dinamakan “PERCIKAN IMAN”? Jawab: “Acara tersebut dinamakan Percikan Iman karena kalau Percikan Iman itu berbeda dengan siraman, percikan itu hanya percikanpercikan, jadi punya makna hanya memberikan sentuhan sedikitsedikit. Dan dari sedikit ini orang diharapkan bisa mulai dari yang sedikit ini. Kalau diberikannya langsung banyak, dikhawatirkan dia (pendengar) tidak dapat langsung mengerjakannya. jadi hanya percikan-percikan saja dengan santai, kenapa dengan santai agar kita mengerjakannya bisa bagus”. (Sumber: Ustdz Firman Zamzami Muhammad – Narasumber Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 19 Februari 2009, Pkl. 16.30 wib)
4. Apa tujuan diadakannya acara “PERCIKAN IMAN” di OZ RADIO 90.8 FM ? Jawab: “Tujuan hadirnya acara “Percikan Iman” di OZ Radio sendiri sebetulnya karena radio itukan punya tanggung jawab. Sebagai media massa yang didengar oleh banyak orang, selain untuk menghibur, dan untuk meng’educate pendengarnya, radio juga punya pengaruh sekali untuk mengubah pola pikir orang, membuat sebuah trend, dan lain sebagainya. Namun ada hal yang jangan sampai kita lupakan bahwa kita punya kewajiban moral untuk menyampaikan message seputar agama kepada pendengar. Bukan hanya masalah - masalah umum seputar hiburan, tetapi juga tentang masalah-masalah religi. Karena media harus punya
tanggung jawab moral, maka hadirlah acara “Percikan Iman” di OZ Radio”. (Sumber: Addry Danuatmadja - General Manager OZ Radio Jakarta, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.13.26 wib)
5. Siapa saja yang menjadi sasaran dakwah dari acara “Percikan Iman”? Jawab: “Sasaran dakwah dari acara Percikan Iman di OZ Radio adalah sebagian besar pendengar aktif yang mendengarkan Oz Radio setiap harinya dimana mereka meliputi dari anak SMP, SMU, Kuliah dan juga pendengar berusia diluar batas umur tersebut yang adalah masyarakat umum.
6. Bagaimana Format Acara “PERCIKAN IMAN”? Jawab: “Format Program Percikan Iman adalah talkshow, kontennya seputar acara keagamaan. Terdiri dari 4 kuadran”.
7. Siapa saja yang terlibat pada produksi acara “PERCIKAN IMAN”? Jawab: Produser Host Creative production Operator Narasumber
: Chandra K. Putra : Chandra K. Putra : Chandra K. Putra : Jerry : Ustadz H. Firman Zamzami Muhammad LC (Bang Firman)
8. Tema atau Pesan dakwah apa yang sering disampaikan pada acara “PERCIKAN IMAN”? Jawab: “Tema-tema yang sering diangkat pada acara Percikan Iman adalah tema-tema keseharian yang sering kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari, disamping itu juga ada satu kajian pendalaman tentang Al-Quran. Juga ada satu kajian pendalaman tentang hadits. Tapi mayoritas itu untuk kehidupan kita sehari – hari, untuk tuntunan kita agar hidup kita tidak keluar dari jalur Allah dan Rasulullah ”.
9. Adakah kajian-kajian khusus pada acara Percikan Iman? Jawab: “Ada kajian khusus, yaitu setiap hari Jum’at kita ada kajian bedah Al-Qur’an. Jadi menafsirkan Al-Qur’an yang pertama dari sudut pandang bahasa, terjemah harfiah atau letter lock. Kemudian penafsiran dari segi para ulama-ulama dari sisi balagoh atau sastra Al-Qur’an itu sendiri, lalu kita aplikasikan dengan kehidupan kita saat ini apakah sudah sesuai dengan Al-Qur’an atau belum. Dan ini bisa dijadikan suatu pelajaran bagi kita supaya kita itu bisa ikut kepada ajaran Al-Qur’an itu sendiri. (Sumber: Ustdz Firman Zamzami Muhammad – Narasumber Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 19 Februari 2009, Pkl. 16.30 wib)
10. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah “PERCIKAN IMAN” diperoleh ? Jawab: “Biasanya materi ditentukan dan dibuat langsung oleh narasumber”
11. Adakah acara dakwah lainnya di OZ RADIO selain “PERCIKAN IMAN”, jika ada, apa format dan nama acaranya? Jawab: “Tidak ada, hanya Percikan Iman. Kecuali untuk bulan Ramadhan”.
12. Apa yang membedakan acara “PERCIKAN IMAN” di OZ RADIO 90.8 FM dengan acara dakwah sejenis di stasiun radio lain? Jawab: “Yang membedakan acara “Percikan Iman” dengan acara sejenisnya di radio lain adalah faktor kedekatan yang memang sangat kita bangun. Sehingga pendengar merasa dekat dan tidak seperti sedang digurui oleh kita. Sehingga nantinya diharapkan Ozzers (pendengar) bisa lebih mudah menerima materi-materi yang disampaikan”.
13. Mengapa memilih Bang’Firman sebagai Pembicara pada
acara
“PERCIKAN IMAN”? Jawab: “Jadi yang paling penting adalah pemilihan announcer. Kenapa memilih Bang Firman sebagai narasumber karena kita cari Ustad yang punya kedekatannya sama anak muda juga. Dan kebetulan Bang Firman ini dulunya juga sempat besar di OZ Lampung sebagai narasumber Percikan Iman juga. Selain itu Bang Firman juga memang punya latar belakang santri dan tau banyak soal agama. Selain itu pemilihan Bang Firman karena supaya pendekatan kepada anak mudanya pun bisa dilakukan. Kalau konsep kedekatannya sudah bisa dilakukan, maka message yang disampaikan jadi lebih dapat diterima”.
14. Mengapa memilih Chandra sebagai pembawa acara pada acara “PERCIKAN IMAN”?
Jawab: “Kenapa memilih candra sebagai penyiar, sebetulnya banyak hal yang menjadi pertimbangan waktu memilih Host untuk acara tersebut, tetapi karena interen dari kita yang merasa bahwa perlunya ada peningkatan pada kualitas siaran kita serta kemampuan untuk berkomunikasi secara
langsung
kepada
narasumber, dan kita merasa ada background dari Chandra sendiri yang mampu mewakili anak muda kebanyakan yang ingin banyak tahu tentang agama Islam lebih jauh. Sehingga penempatan Chandra disini diharapkan bisa banyak membantu pendengar (mewakili) untuk mengetahui informasi agama”. (Sumber: Addry Danuatmadja - General Manager OZ Radio Jakarta, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.13.26 wib)
15. Mengapa Format acara “PERCIKAN IMAN” di OZ Radio saat ini diubah menjadi 3 (Tiga)? Jawab: “Formatnya kenapa ada 3, yang pertama Format Percikan Imana-Imani tujuannya kita ingin mendekatkan diri dengan Ozzers (pendengar) itu sendiri, jadi kita mengambil konsep siaran bareng dengan Ustadz dan Penyiarnya plus bintang tamu dari anakanak SMU atau Kampus terutama di ROHIS nya untuk bisa share lebih dalam, dan kita juga ingin tidak hanya masalah film atau sport yang diangkat atau dipromokan, tetapi masalah nilai-nilai keagamaan khususnya Islam ini juga bisa diangkat lewat tokohtokoh yang berkepentingan di sekolahnya, agar bisa ikut menyebarkan kepada teman-temannyan yang lain, karena kadang-
kadang kita juga susah menebak beberapa pendengar yang pasif dan tidak mau bertanya, baik telepon maupun SMS jadi lebih banyak mendengar, justru itu narasumber disini bisa lebih dekat lagi dengan pendengar, sehingga hal-hal yang ingin diketahui seputar dunia Islam bisa ditanyakan langsung oleh Imana-Imani kepada Ustad tersebut. Itu untuk format pertama Percikan ImanaImani. Untuk menjaga interaksinya dengan pendengar yang lain yang belum punya kesempatan untuk bergabung diacara ImanaImani, maka format yang ke-2 sama seperti format yang lama, yaitu ada topik dan tanya jawab dengan narasumber secara langsung baik via telpon ataupun SMS. Dan untuk format ke-3 adalah kajian tafsir. Kenapa kita hadirkan format tersebut, karena yang namanya kaidah agama itu tidak cukup hanya dengan kita melakukan shalat, banyak hal-hal lain yang justru merupakan sumber dari segala sumber ilmu didunia dan diakhirat yaitu AlQur’an, justru tidak dibaca, tidak dikaji. Karenanya kita ingin sedikit demi sedikit pendengar bisa sama-sama mengkaji dan menelaah Ayat-ayat Al-Qur’an dengan format yang tidak hanya disampaikan oleh ustadz saja, tetapi didampingi pula oleh penyiar dan ada beberapa lagu untuk membuat acara lebih santai dengan kemasan entertain juga. Dan dalam beberapa tahun kedepan acara tafsir ini akan selesai, jadi diharapkan sedikit demi sedikit ilmu tersebut akan bisa didapat. (Sumber: Addri Danuatmadja - General Manager OZ Radio Jakarta, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.13.26 wib)
16. Mengapa penempatan waktu siaran acara “PERCIKAN IMAN“ juga diubah menjadi lebih awal? Jawab: “Pemilihan waktu siaran yang dimajukan dari sebelumnya jam 05.00-06.00 menjadi jam 04.00-05.00 sebetulnya karena ingin mengisi waktu para pendengar (Ozzers) khususnya yang sekolah (SMP, SMU, Kuliah) yang saat ini jadwal masuk mereka dimajukan lebih pagi, sehingga mereka yang rumahnya jauh dari tempat sekolah secara otomatis akan bangun lebih pagi dari biasanya. Untuk itu, kita menyesuaikan dengan jadwal anak sekolah maupun yang kuliah. Sehingga waktu mereka untuk konsentrasi mendengarkan radio adalah pada saat mereka preparation dirumah atau mungkin dikendaraan menuju sekolah. Alasan kedua yaitu, kita ingin membiasakan Ozzers (pendengar) untuk bangun lebih awal. Karena waktu shalat Subuh kan sudah dimulai dari jam 04.30 pagi, jadi kita ingin mengajak pendengar (OZZERS) untuk bisa shalat pada waktunya, bangun lebih awal dan lain sebagainya. Itu kurang lebihnya beberapa alasan pemindahan waktu siaran acara “Percikan Iman”. Selain itu jam-jam tersebut kita anggap sangat efektif dan strategic. Pendengarnya juga lebih potensial untuk mulai punya kebiasaan baik dengan bangun lebih awal. (Sumber: Addry Danuatmadja - General Manager OZ Radio Jakarta, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, Jum’at, 27 Februari 2009, Pkl.13.26 wib)
Pertanyaan Susulan Wawancara dengan Jabatan Hari & tanggal Waktu Tempat
: Ustdz Firman Zamzami Muhammad : Narasumber “Percikan Iman” : Kamis, 19 Februari 2009 : Pkl. 16.30 – 17.00 wib : Studio & Kantor OZ Radio Jakarta
1. Apa faktor yang menjadi pertimbangan ketika membacakan SMS (Short Message Service) / mengangkat telpon untuk menjawab pertanyaan pendengar? Jawab: “Beberapa
hal
yang
menjadi
pertimbangan
ketika
membacakan SMS / mengangkat telpon untuk menjawab pertanyaan adalah isi dari SMS yang dikirimkan apakah tepat dan cukup krusial untuk dibahas lebih lanjut dan juga beberapa sms yang diangkat diambil sebagai bentuk komunikasi dengan pendengar yang membutuhkan sebuah solusi atas pertanyaan yang di kirimkannya”. (Sumber: Chandra K. Putra – Produser & Host Acara Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.15.00 wib)
2. Berapa rata-rata jumlah pendengar yang berpartispasi lewat SMS (Short Message Service) dan berapa jumlah telepon interaktif yang biasanya bisa dijawab setiap harinya? Jawab: “Jumlah SMS yang masuk relatif, mengingat jam siaran acara Percikan Iman berlangsung, hari dan juga topik ketika program berlangsung. Rata-rata sms yang didapat selama program berlangsung selama 1 jam adalah 10 sms ketika
pendengar aktif sedang sedikit, dan mencapai 30 rata-rata sms yang masuk ketika sedang banyak pendengar aktif yang turut berinteraksi”. (Sumber: Chandra K. Putra – Produser & Host Acara Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.15.00 wib)
3. Apa Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat acara “Percikan Iman”? Jawab: a. “Faktor pendukung acara Percikan Iman yang berlangsung di radio OZ Jakarta adalah adanya topik program yang menarik dan sesuai dengan keseharian kehidupan religius pendengar,
adanya
tamu
yang
komunikatif
untuk
mendukung program, dan juga adanya rundown atau jadwal berjalannya program yang dapat diaplikasikan kepada program”. b. “Penghambat acara percikan iman di Radio OZ Jakarta adalah kesiapan tamu untuk dapat datang mengikuti acara percikan iman (Format Percikan Imana-Imani) dan adanya cuaca yang tidak menentu yang dapat menggangu kehadiran narasumber dan juga penyiar acara tersebut”. (Sumber: Chandra K. Putra – Produser & Host Acara Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.15.00 wib)
4. Tema dakwah apa yang sering disampaikan pada acara “Percikan Iman” di Oz Radio? Jawab: “Tema-tema yang sering diangkat pada acara Percikan Iman adalah tema-tema keseharian yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, disamping itu juga ada satu kajian pendalaman tentang
Al-Quran.
Juga
ada
satu
kajian
pendalaman tentang hadits. Tapi mayoritas itu untuk kehidupan kita sehari – hari, untuk tuntunan kita agar hidup kita tidak keluar dari jalur Allah dan Rasulullah”.
5. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah “PERCIKAN IMAN” diperoleh? Jawab: “Materi dakwah itu terdiri dari beberapa kitab-kitab, diantaranya kitab Al-Askar karangan Imam Nawawi / Zakaria Nawawi, kemudian dalam kitab Al-Islami wal adiatu yang terdiri dari ..jilid karangan kemudian dari kitab sufi sirof karangan..Nabawi kemudian dari kitab Al-lam zabiah Said Ramadhan Al-ayubi juga, kemudian Al-Akidatul Islamiyah karangan Syekh Mustofa Al-kin, kemudian kitab tafsir AlMunir Iman Akidatul Syariah dari karangan Syekh Wahbatu Saidi juga.
6. Berapa kita-kira presentase dari masing-masing tema tersebut? Jawab: a. Akidah
: 25%
b. Syari’ah
: 25%
c. Akhlaq
: 25%
dan sisanya adalah masalah-masalah lain yang ada dalam kacamata Islam
7. Apa yang menjadi pertimbangan Bang Firrman dalam menentukan / membuat tema yang akan dibahas pada hari tersebut? Jawab: “Yang menjadi pertimbangannya adalah kita melihat kondisi masyarakat. Karena ketika kita ingin menjual sesuatu, maka kita harus melihat apa yang harus kita jual. Begitu juga ketika kita ingin memberikan sesuatu kepada masyarakat, maka kita juga melihat kondisi masyarakatnya bagaimana, dan apa yang tengah dibutuhkan oleh masyarakat kita sekarang.”
8. Siapa saja yang menjadi sasaran dakwah dari acara “Percikan Iman”? Jawab: “Sasaran dakwah dari acara Percikan Iman di OZ Radio adalah sebagian besar pendengar aktif yang mendengarkan OZ Radio setiap harinya. Dimana mereka meliputi dari anak SMP, SMU, Kuliah dan juga pendengar berusia diluar batas umur tersebut yang adalah masyarakat umum”. (Sumber: Chandra K. Putra – Produser & Host Acara Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.15.00 wib)
9. Bagaimana respon pendengar terhadap acara “Percikan Iman”? Jawab: “Respon pendengar yang kita terima sejauh ini sangat positif, artinya beberapa Ozzers (pendengar) merasa terwakili” (Sumber: Chandra K. Putra – Produser & Host Acara Percikan Iman, Wawancara Pribadi, Kantor OZ Radio Jakarta, 27 Februari 2009, Pkl.15.00 wib)
10. Bagaimana tanggapan Bang Firman selaku narasumber pada acara dakwah Percikan Iman, tentang acara-acara dakwah sejenis di Radio lain? Jawab: “Tanggapan saya kepada acara-acara dakwah tersebut ya bagus-bagus saja semua. Artinya, setiap orang punya gaya tersendiri, punya format tersendiri, dan dia punya materi yang berbeda-beda dan itu baik saja, selagi itu ada tuntunannya melalui Al-Qur’an dan Hadits. Insyaallah itu baik semuanya”.
11. Harapan Bang Firman sendiri selaku narasumber (Da’i), dengan adanya acara Percikan Iman ini? Jawab: “Jadi saya berharap bahwa dalam hidup ini kita boleh bebas, boleh free dalam kehidupan. Tapi harus ada batasan-batasan tertentu yaitu batasan-batasan agama yang bisa mengontrol kita supaya kita juga tidak jatuh pada satu jurang yang membuat kita binasah/hancur. Saya juga berharap agar Ozzers (pendengar) dengan adanya acara Percikan Iman ini dapat menjalankan perintah Allah swt tanpa ada keterpaksaan atau
bukan karena faktor ikut-ikutan, tapi berdasarkan karena faktor kesadaran yang tumbuh dalam jiwa”.
* Info: Mulai 9 februari 2009 waktu dan format siaran acara Percikan Iman berubah dari jam 05.00 – 06.00 menjadi jam 04.00 – 05.00 wib.
Pertanyaan Susulan Wawancara dengan Jabatan Hari & tanggal Waktu Tempat
: Ustdz Abdul Hayyi : Narasumber “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) : Sabtu, 7 Maret 2009 : Pkl. 06.00 – 06.20 wib : Studio & Kantor Bens Radio Jakarta
18. Apa faktor yang menjadi pertimbangan ketika membacakan SMS (Short Message Service) / mengangkat telpon untuk menjawab pertanyaan pendengar? Jawab: “Pertimbangan kita dalam menjawab telpon dan SMS sebetulnya agar ada interaksi dengan pendengar. Karena jika kita hanya membaca kitab, berarti hanya monolog saja. dan kita tidak tahu bagaimana respon pendengar diluar sana. Maka Saya selaku narasumber dalam menjawab pertanyaan juga tentu memilih-milih, agar dalam menjawab pertanyaan saya dapat memberikan jawaban secara akurat. Dan jika ada pertanyaan yang saya anggap masih samar untuk jawabannya, akan saya tunda untuk menjawab. Karena sebagai manusia saya juga memiliki keterbatasan, namun
pada kesempatan yang lain, biasanya saya akan mengupayakan untuk menjawab pertanyaan tersebut”.
19. Berapa rata-rata jumlah pendengar yang berpartispasi lewat SMS (Short Message Service) dan berapa jumlah telepon interaktif yang biasanya bisa dijawab per harinya? Jawab: “Kalau jumlah SMS yang masuk per harinya ya Alhamdulillah banyak, sampai-sampai kita kualahan dalam menjawab. Namun karena kita dibatasi oleh waktu yang hanya 1 jam, maka kadangkadang untuk SMS hanya bisa maksimal 8 yang dijawab, sedangkan telepon sekitar 7 -8. Karena pertanyaan itu maksimal rata-rata 15 saja per hari. Itupun dibagi menjadi dua, yaitu SMS dan telepon. Karena jika terlalu banyak kita menjawab pertanyaan yang terbatas oleh waktu, dikhawatirkan kami dalam menjawab pertanyaan tidak dapat maksimal. Maka dari itu lebih baik sedikit namun berkualitas dan sesuai. Dari pada banyak tetapi tidak maksimal. Karena jika ada pertanyaan yang berkualitas, maka tentu kami ingin memberikan jawaban yang berkualitas pula. Jadi kami tergantung bagaimana pertanyaannya”.
20. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah yang digunakan pada acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) diperoleh? Jawab: “Kitab Muqaror yang kita baca dalam acara “Nasi Ulam” (Nasihat Ulama) di Bens Radio ini adalah Kitab Mukhtal Hadits AnNabawiyah Wa Hikabil Muhammadiyah yang ditulis oleh seorang
ulama dari mesir yang bernama Syekh Munafadil yaitu Alm. Ahsaid Ahmad Al Hasaimi, dan ditambah nanti tergantung dari pembahasan dan pertanyaannya. Kalau pertanyaannya mengenai materi Al-Qur’an, atau tafsir, maka kita mengacu kepada kitab Tafsir Jalalain dan juga Tafsir Ibnu Katsir. Sedangkan jika pertanyaannya berkisar masalah Fiqih, maka kita ambil sumbernya dari Kitab Fathul Karim, Fathul Mu’in dan juga Kitab Ikhfa ilaharfi wal ikhtisor”.
21. Berapa kita kira persentase dari masing-masing tema tersebut? Jawab: “Untuk materi lebih banyak saat ini bicara masalah akhlaq dan fiqih. Persentasinya kira-kira a. Akidah
: 20%
b. Syari’ah/Fiqih
: 40%
c. Akhlaq
: 40%
karena ada pula yang bertanya seputar keseharian mereka dalam ibadah”.
22. Bagaimana respon pendengar terhadap acara “Nasi Ulam” sejauh ini? Jawab: “Selama
4
tahun saya
menjadi
narasumber
diacara
ini,
Alhamdulillah untuk wilayah Jabodetabek sampai Cianjur, menurut informasi responnya cukup baik. Bahkan sebagai feedback dari saya, mereka banyak yang turut menghadirkan saya pada acara-acara besar keagamaan. Dan di beberapa daerah Jabodetabek terkadang banyak yang mendaulat saya untuk mengisi acara. Ini
semua mungkin karena acara Nasi Ulam cukup baik, dan telah lama disiarkan, dan saat ini narasumbernya pun bertambah, sehingga materinya bisa lebih beragam. Saya pribadi melihat sejauh ini alhamdulillah responnya sangat baik. Ini juga terbukti dari adanya penelitian, kajian ataupun wawancara untuk acara ini dari beberapa mahasiswa”.
23. Bagaimana tanggapan Ustdz. H. Abdul Hayyi sendiri, selaku narasumber pada acara dakwah Nasi Ulam, tentang acara-acara dakwah sejenis di Radio lain? Jawab: “Secara husnuzon itu baik semua, sekilas juga kita pernah mendengar dari yang lainnya, bagus sekali. Walaupun ada beberapa pendengar yang mengatakan memperbandingkan bahwa terdapat suatu acara di radio lain yang pembicaraannya itu banyak mengandung bid’ah, namun itu yang menjadi perbandingan dan pelajaran untuk kami. Tentu saya sebagai narasumber dalam menjawab pertanyaan berhati-hati dan mengacu kepada beberapa sumber seperti Al-Qur’an dan Al-Hadits serta mengacu pada mazhab seperti Imam Ghazali, As-Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hambali”.
24.
Apa harapan Ustdz. H. Abdul Hayyi pribadi, selaku narasumber (Da’i) dengan adanya acara “NASI ULAM” ini? Jawab: “Harapan saya tidak jauh dan muluk-muluk, semoga acara Nasi Ulam ini senantiasa dapat diminati dan bermanfaat minimal jika ada orang yang sedang kesulitan dan berbicara menyangkut hukum Islam mereka malu, maka mereka tidak dapat bertanya kepada ustadz di sekitarnya, maka mereka bisa menyampaikannya melalui Bens Radio pada acara Nasi Ulam ini. Minimal ada amal sholeh kitalah dalam hidup ini. Dan semoga bermanfaat”.
Pertanyaan Susulan Wawancara dengan Jabatan Hari & tanggal Waktu Tempat
: Ustdz Afit Abdul Jalil : Narasumber “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) : Minggu, 15 Maret 2009 : Pkl. 06.19 – 06.50 wib : Studio & Kantor Bens Radio Jakarta
1. Apa faktor yang menjadi pertimbangan ketika membacakan SMS (Short Message Service) / mengangkat telpon untuk menjawab pertanyaan pendengar? Jawab: “Pertimbangan yang pertama apabila SMS atau pertanyaan itu sesuai dengan tema, dan yang paling saya hindari adalah masalah khilafiyah, kalau ada SMS, atau telepon yang pada intinya mengarah pada ikhtilaf, saya akan hindari untuk menjawabnya, karena itu nanti tidak akan jadi pedoman, hanya akan menjadi
persimpangan antara satu dengan yang lain, saya tidak ingin membesarkan dan tidak ingin memperuncing masalah khilafiyah”.
2. Berapa rata-rata jumlah pendengar yang berpartispasi lewat SMS (Short Message Service) dan berapa jumlah telepon interaktif yang biasanya bisa dijawab per harinya? Jawab: “Kalau telpon per satu siaran sekitar 6 atau 7 orang, kalau SMS saya tidak bisa mengatakan, karena jumlahnya yang terlalu banyak. Yang jelas jumlahnya lebih dari 10”.
3. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah yang digunakan pada acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) diperoleh? Jawab: “Mengenai sumber, saya termasuk ahlul sunnah, jadi saya mengambil hadits yang besar. Karena dulunya saya di pondok banyak belajar kitab kuning. Tapi setelah agak lama, saat ini saya ambil hadits-hadits yang pokok. Jadi hadits-hadits yang digunakan seperti hadits Shahih Muslim, Al-Bukhari, dan sering juga Jami’u Shakhir untuk referensi apa yang saya sampaikan. Tapi yang jelas, hadits 6 atau hadits 7, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Sunan Nasa’i dan hadits-hadits yang lain saya tetap membacanya”.
4. Berapa kira-kira persentase dari masing-masing tema seperti akidah, Syariah, maupun Akhlaq, yang dibahas pada acara Nasi Ulam?
Jawab: “Lebih banyak ke akidah. Saya secara pribadi lebih senang kalau pendengar punya akidah atau keyakinan yang sangat kuat, sehingga untuk tema saya menekankan masalah akidah itu lebih dari 50%, adapun nanti mengenai masalah Syariah dan sebagainya itu kita kaji apabila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan hal tersebut. Di Nasi Ulam, saya pribadi lebih menekankan porsi akidah”.
5. Bagaimana respon pendengar terhadap acara “Nasi Ulam” sejauh ini? Jawab: “yang saya rasakan sejauh ini, banyak masyarakat kita yang semakin tau tentang keagamaan. Kalau jaman dahulu mungkin masyarakat hanya ikut saja, tetapi sekarang sudah banyak yang mau belajar, dan mengetahui sumber-sumber yang jelas dalam agama Islam. Jadi tidak hanya ikut-ikutan, tetapi saat ini sudah banyak masyarakat yang mau mengkaji al-Hadits sebagai salah satu pedoman kita sebagai muslim”.
6. Bagaimana tanggapan Ustdz. Abdul Jalil sendiri, selaku narasumber pada acara dakwah Nasi Ulam, tentang acara-acara dakwah sejenis di Radio lain? Jawab: “Saya sangat menghargai, dan sangat mendukung sekali, terutama dakwah lilkalimati la ulya jadi kita Islam satu, jadi pada dasarnya kita semua berkeinginan supaya ilmu Allah, Din Allah itu tinggi, maka saya juga kadang-kadang ikut mendengarkan maupun
melihat acara-acara dakwah lain, baik di televisi maupun di radio. dan saya sangat terkesan bahwa ternyata agama Islam ini semakin lama semakin maju, dan Insyaallah nantinya Islam yang akan memegang kendali didalam masyarakat kita”. 7. Apa harapan Ustdz Abdul Jalil selaku narasumber (Da’i) dengan adanya acara “NASI ULAM” ini? Jawab: “Harapan saya adalah kita mempererat silaturahim itu yang pertama, yang kedua harapan saya adalah pendengar Bens Radio dimanapun dan siapapun setelah mendengarkan acara di Bens Radio ini jadi tahu, bahwa ternyata agama Islam itu adalah agama yang indah. Agama yang sangat menyejukan. Harapan saya adalah ingin rahmatalil alamin ini jadi yang sebenarnya, supaya masyarakat tidak menjadi bingung bahkan insyaallah akhirnya kitalah yang menjadi khalifah dimuka bumi ini. Nantinya didunia dan diakhirat kita bisa bersama-sama berada dibawah naungan Allah”.
Pertanyaan Susulan Wawancara dengan Jabatan Hari & tanggal Waktu Tempat
: Ustdz H. Aslih Ridwan, M.A : Narasumber “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) : Jum’at, 27 Maret 2009 : Pkl. 06.00 – 06.30 wib : Studio & Kantor Bens Radio Jakarta
1. Apa faktor yang menjadi pertimbangan ketika membacakan SMS (Short Message Service) / mengangkat telpon untuk menjawab pertanyaan dari pendengar? Jawab: “Jika ada pertanyaan yang mungkin saya belum bisa menjawab, atau berkaitan dengan masalah syariah, maka disini ada adabnya bahwa pertanyaan tersebut bisa kita pending sementara. Namun sejauh ini secara pribadi belum pernah ada persoalan tersebut. Karena kebanyakan pendengar Nasi Ulam bertanya seputar masalah sehari-hari yang tidak terlalu berat. Namun dalam hal ini kita juga harus berhati-hati dalam menjawab, saya pribadi selalu membawa Al-Qur’an, maupun kitab-kitab yang berkaitan dengan materi untuk berjaga-jaga dalam menjawab pertanyaan yang memang khawatir kurang dikuasai. Farudu ilallah Wa Rasulli, kembalikan semua kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana AlQur’an dan Hadits menjawab, maka begitulah yang saya sampaikan”.
2. Berapa rata-rata jumlah pendengar yang berpartispasi lewat SMS (Short Message Service) dan berapa jumlah telepon interaktif yang biasanya bisa dijawab setiap harinya? Jawab: “Untuk pertanyaan masuk yang dapat terjawab rata-ratanya untuk SMS antara 5-10. Sedangkan untuk Telpon tidak jauh berbeda antara 5-10. Tergantung banyaknya pertanyaan yang ditanyakan oleh masing-masing penelpon, dan juga tingkat kesulitan pertanyaan tersebut”.
3. Darimanakah sumber-sumber materi dakwah yang biasa digunakan pada acara “NASI ULAM” (Nasihat Ulama) diperoleh? Jawab: “Sehubungan dengan Segmentasi Bens Radio yang menjaring pendengar kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah, dan saat ini mulai menjaring kalangan menengah keatas, maka kita sederhanakan
dari
segi
materi
dan
bahasannya,
untuk
menyesuaikan materi dakwahnya agar tidak terlalu berat. Maka rujukan saya untuk sumber-sumber materi adalah kitab-kitab Islam, misalnya kitab Minhajul Muslim yang lebih banyak bicara masalah-masalah keIslaman. Kitab-kitab umum yang saya ambil mengenai hadits-hadits salihin, arbain, dan kemudian juga kita kaitkan dengan kondisi yang dihadapi umat, kemudian kita carikan ayat maupun hadits yang sesuai dengan problematika tersebut, supaya hal tersebut dapat menjadi penenang / meluruskan pandangan masyarakat. Misalnya, masalah Ponari dll. Jadi hal-hal
yang aktual lalu kita kaitkan dengan hadits-hadits Rasul dan Ayatayat Al-Quran yang menjawab persoalan-persoalan tersebut. Satu lagi yang menjadi rujukan saya yaitu Kitab Asbabun nuzul.”
4. Berapa kira-kira persentase dari masing-masing tema yang dibahas pada acara Nasi Ulam? Jawab: “Saya lebih fokus kepada masalah-masalah Aqidah (keyakinan), jadi jika diperhatikan pembahasan saya sejauh ini masih bicara tentang dasar-dasar seorang muslim, dari mulai masalah iman, kemudian tentang akar Islam, akan tetapi kita larikan kepada konteks kekinian, serta penyampaian yang ringan Sehingga pembahasannya tidak membuat bosan para pendengarnya”. “Untuk persentasenya saya lebih banyak membahas masalah aqidah, kurang lebih 50%. Tema-tema lainnya seperti syariah dan akhlaq terbagi rata”.
5. Bagaimana respon pendengar terhadap acara “Nasi Ulam” sejauh ini? Jawab: “Alhamdulillah sejauh ini lumayan baik responnya, sehingga ada beberapa pendengar baik dari kalangan biasa sampai pejabat yang sempat menelpon dan tertarik mendengarkan acara Nasi Ulam. Atau beberapa pendengar yang sempat menyalin materi / hadits yang disampaikan, sampai pendengar dari pulau seribu yang melakukan interaktif di acara ini. Sehingga, ini merupakan salah satu motivasi yang baik saja untuk kami, agar bisa lebih baik lagi”.
6. Bagaimana tanggapan Ustd. H. Aslih Ridwan sendiri, selaku narasumber pada acara dakwah Nasi Ulam, tentang acara-acara dakwah sejenis di Radio lain? Jawab: “Bagi saya pribadi, sangat menyambut positif bagi rekan-rekan seprofesi
yang
dengan
gayanya
masing-masing
dapat
menghidupkan dakwah. Yang paling penting kita sama-sama menginginkan kondisi masyarakat yang lebih baik. Jadi bagi saya mereka adalah saudara seperjuangan saya, bukan menjadi kompetitor yang harus saling menjatuhkan atau menjelek-jelekan, melainkan sebaliknya, saling mendukung dan menghargai. Saat ini yang terpenting bagi Da’i adalah mari kita tunjukan segenap kemampuan kita, baik dari segi skill serta apapun yang dapat kita perbuat. Sehingga biarkan nanti umat yang melihatnya. Sampaikan materi dengan baik, dan secara professional”.
7. Apa harapan Ustd. H. Aslih Ridwan pribadi, selaku narasumber (Da’i) dengan adanya acara “NASI ULAM” ini? Jawab: “Harapan saya nantinya tumbuh kesadaran beragama semakin tinggi, sehingga masyarakat menjadi lebih baik, terjadi suatu perubahan-perubahan yang signifikan nantinya, atau paling tidak masyarakat bisa diingatkan kembali, banyak masyarakat yang menjadi sadar akan kewajiban-kewajibannya, dan praktiknya dilapangan tidak anarkis, bisa saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi suatu kondisi yang
kondusif, yang penting saat ini adalah mewujudkan masyarakat yang damai. Ya mudah-mudahan apa yang kita sampaikan ini bisa bermanfaat”.