ANALISIS PROGRAM SIARAN BALADA CERITA RAMADHAN (BCR) DI RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S Sos I)
Oleh:
INTAN LELIANA NIM : 105051001971
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) Di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2009. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I ) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 08 Juni 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekertaris Merangkap Anggota,
Dr. Murodi, MA NIP: 150254102
Umi Musyarofah, MA NIP: 150281980 Anggota,
Penguji I,
Penguji II,
Drs. H. Tarmi, M.M NIP: 150062569
Drs. Wahidin Saputra, M.A NIP: 150276299
Pembimbing
Dra. Armawati Arbi. M.Si NIP: 150246288
ABSTRAK
INTAN LELIANA Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta Radio merupakan media elektronik yang tertua dan luwes, karena berada dimana saja: ditempat tidur, di dapur, di dalam kantor, di mobil, di jalanan, dan berbagai tempat lainnya. Radio juga memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu dan mempunyai kecanggihan teknologi komunikasi, yang turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya kegiatan dakwah, yang dikemas dalam suatu program. Program ini dapat berupa drama radio seperti yang disiarkan di salah satu radio swasta Indonesia, yakni Radio Prambors, program tersebut ialah Balada Cerita Ramadhan (BCR). Mengingat bahwa Balada Cerita Ramadhan ini disiarkan serentak di 8 kota Radio Prambors lainnya seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Medan, Makasar, dan telah berjalan selama 5 tahun terakhir, apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan melaporkannya dalam skripsi ini sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis yang bersifat deskriptif. Sebagai teknik pengumpulan data peneliti melakukan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi serta kepustakaan. Setelah data-data diperoleh, barulah di analisis secara deskriptif dengan menggunakan teori-teori yang ada. Dalam Program Balada Cerita Ramadhan (BCR), pada tahap pra produksi atau perencanaanya, yang dilakukan yaitu pengembangan dari desain program menjadi desain produksi, atau semua kegiatan mulai dari pembahasan ide. Seperti mengadakan meeting, menentukan karakter tokoh, plot maupun subplot, pembuatan naskah atau skrip, rekaman, lalu sampai pada keluarnya kebijakan dalam program yang akan mulai diproduksi yaitu program BCR 2008. Kemudian dalam proses produksi, yang dilakukan para pelaku tidaklah rumit, yakni pelaksanaan rekamanan (recorded), yang diisi dengan pengisian suara oleh para tokoh-tokoh yang berperan di BCR 2008. Untuk proses pasca produksi BCR 2008, ada beberapa yang dilakukan, yaitu para pelaku melakukan evaluasi di kalangan pelaku saja, dengan mengadakan meeting pada setiap 10 episode yang telah disiarkan, lalu melakukan evaluasi pada hasil rekaman yang telah dikemas. Lalu melakukan evaluasi dari pihak para kawula muda pendengar, dengan mengadakan kuis yang ada disetiap episode yang telah disiarkan. Adapun pengaruh yang dapat kawula muda peroleh dari adanya program BCR 2008 ini, ada beberapa diantaranya, yakni kawula muda prambors dapat mengisi waktu "ngabuburitnya" tanpa pergi ke suatu tempat, dan tanpa mengeluarkan uang, serta memperoleh cerita persahabatan yang dapat dijadikan pelajaran yang baik dalam pergaulan.
KATA PENGANTAR
Dengan diawali ucapan "Alhamdulillahi Robbil a'lamin" sebagai suatu syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia, hidayah, kekuatan, dan kesabaran, serta ketabahan yang dilimpahkan oleh-Nya sehingga penulis dapat menempuh jenjang perkuliahan hingga terselesainya skripsi ini sebagai tugas akhir dalam studi. Shalawat dan salam tak putus tercurahkan kepada Nabi yang agung, Rosul yang sangat mencintai hambanya melebihi kasihnya kepada makhluk lain, serta syafaatnya yang selalu dirindukan di hari akhir, Rasulullah yang senantiasa menjadi idola bagi setiap muslim sampai akhir zaman, Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul "Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 102.2 FM Jakarta" diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar S.Sos.I. Pada Jurusan Komunikasi dan Penyiraan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya yang tentunya masih jauh dari kata sempurna, namun melalui karya ini peneliti kiranya dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi orang lain. Tentunya dalam penulisan ini penulis tidak dapat melakukannya seorang diri. Banyak bantuan dari pihak lain, baik berupa doa, motivasi, materiil, maupun keikhlasan hati untuk membantu sesama. Oleh karena itu, rasanya tidak berlebihan jika penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibunda tercinta, Tri Pamili, serta alm Ayahanda, H. Sugito, dan kepada kedua kakak tersayang, Ghatut Sasongko dan Lia Widya Ningrum, terima kasih yang teramat sangat ananda ucapkan atas seluruh kasih sayang yang kalian berikan
berupa kasih sayang, doa, pengajaran, pendidikan, dan materi yang tidak dapat dibayar walau dengan jiwa dan raga sekalipun. 2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. bapak. Dr. Murodi M.A. dan Pembantu Dekan I, bapak Drs. H. Arief Subhan. M.A, Pembantu Dekan II, bapak Drs. H. Mahmud Jalal M.A., Pembantu Dekan III, Bapak Drs. Study Rizal LK. M.A dan para staff yang berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, bapak. Drs. Wahidin Saputra. M.A dan Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, ibu Umi Musyarofah. M.A. 4. Dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, ibu Dra. Armawati Arbi. M.Si. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan bimbingan, pengarahan, pengorbanan dan waktu serta pemikirannya untuk memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. National Promotion Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, Ananda Adityasanti, yang telah meluangkan waktunya dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dengan tangan terbuka di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. Tanpa bantuan dan motivasi beliau penulis tak akan sampai pada penyelesaian skripsi ini. 6. Produser, dan Program Director Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008 di Radio Prambors, Robby Syafputra, yang telah memberikan data-data dan meluangkan
waktunya
untuk
diwawancari
sebagai
penyusunan skripsi ini sehingga selesai dengan baik.
nara
sumber
dalam
7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta pimpinan serta staff dari Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan bantuan dalam mencari referensi yang penulis butuhkan. 8. Pimpinan di TKA-TPA-TQA Nuurul Hidayah, Ir. H Abdul Kadir, dan para staff guru-guru pengajar. 9. Keluarga baru penulis, di Jurusan KPI D, di Jurusan Fisika angkatan 2005 dan beberapa di Fakultas Dirasah Islamiah serta sahabat-sahabat tercinta, Sa’ada Pueri Natasari, yang tergabung di Jum's Club (Lia Kholisha, Badrotulaila, Arry Susanty dan Ida Farida) dan teman-teman yang tak disebutkan satu persatu. Karena kalian semua, penulis memperoleh pendewasaan emosi, merasakan cinta, tawa dan tangis, bahkan mengasah intelektual selama kurang lebih 3.5 tahun. Akhirnya dengan mengharap ridho dari Allah SWT, penulis mendoakan semoga segala doa restu, bantuan, dukungan, dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penulisan skripsi ini, yang tak akan dapat disebutkan semuanya namun tanpa mengurangi rasa hormat, semoga Allah SWT membalas amalan pahala disertai limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Amin ya Robbal a'lamin. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembacanya, menambah wawasan keilmuan serta literature perpustakaan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari semua pihak yang membaca. Jakarta, 08 Juni 2009 Penulis
DAFTAR ISI
halaman ABSTRAK ……………………………………………………………………. KATA PENGANTAR …………………………………………………………
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
vi
BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………… 4 1. Pembatasan Masalah ………………………………… 4 2. Perumusan Masalah …………………………………… 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………... 5 1. Tujuan Penelitian …………………………………….. 5 2. Manfaat Penelitian ……………………………………. 6 D. Metodologi Penelitian ………………………………………… 6 1. Metode Penelitian ……………………………………
6
2. Subjek dan Objek Penelitian …………………………
7
3. Lokasi dan Tempat Penelitian ……………………….. 7 4. Teknik Pengumpulan Data …………………………… 7 5. Teknik Pengolahan Data …………………………….
8
6. Teknik Analisis Data ………………………………… 9 E. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 9 F. Sistematika Penulisan ………………………………………… 11
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Sejarah Perkembangan Radio ………………………………… 13 B. Sejarah Radio di Indonesia …………………………………..
15
1. Zaman Belanda ………………………………………. 15 2. Zaman Jepang ………………………………………… 16
3. Zaman Kemerdekaan …………………………………. 16 4. Zaman Orde Baru ……………………………………. 16 5. Zaman Reformasi …………………………………….. 17 C. Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate ………………………... 18 D. Program Radio Siaran ………………………………………… 19
BAB III
PROFIL RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA A. Sekilas Perkembangan Radio Prambors ………………………. 36 B. Visi dan Misi Radio Prambors ………………………………… 39 C. Struktur Organisasi Radio Prambors ………………………… 40 D. Program Siaran Radio Prambors ……………………………… 41
Bab IV
ANALISIS PROGRAM BALADA CERITA RAMADHAN (BCR) DI RADIO PRAMBORS 102.2 FM
JAKARTA
A. Pra Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors …. 46 B. Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors ……… 64 C. Pasca Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors .. 73 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………. 78 B. Saran …………………………………………………………. 80
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 82 LAMPIRAN ……………………………………………………………………….84
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Siaran Harian radio Prambors 102.2 FM ……… 47 2. Tabel 2 Pelaku-Pelaku dari Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM…………………………………….
60
3. Tabel 3 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008. ………………
64
4. Tabel 4 Pelaku-Pelaku dari Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM……………………………………………
69
5. Tabel 5 Pelaku-Pelaku dari Pasca Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM……………………………………… 75
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pelaku-Pelaku dari Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM…………………………………………………………...... Tabel 2 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008. …………………………… Tabel 3 Pelaku-Pelaku dari Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM……………………………………………………………. Tabel 4 Pelaku-Pelaku dari Pasca Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM…………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Begitupun dengan media massa elektronik yang semakin berkembang dengan berbagai informasi yang disajikan dari berbagai sudut penjuru dunia. Sebagai mana dikemukakan oleh Marshall McLuhan, kita sekarang hidup dalam desa dunia (Global Village) karena media massa modern memungkinkan berjuta-juta di seluruh dunia untuk berkomunikasi ke hampir setiap pelosok dunia. Berbicara mengenai media elektronik sebagai alat komunikasi massa yang pada hakikatnya merupakan suatu proses, sudah pasti memerlukan berbagai sistem atau komponen (elemen). Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.1 Dalam membahas komponen-komponen komunikasi massa, merujuk kembali definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh George Gerbner, yang intinya berbunyi “komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
1
Ardianto, Elvinaro. Dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007.
1
dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri”.2 Dari definisi Gerbner tersebut, terungkap ada faktor produksi, distribusi, pesan yang kontinyu, juga sejumlah individu. Hal ini menunjukkan bahwa proses komunikasi massa melibatkan lebih banyak komponen dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya. Pada media elektronik khususnya radio, elemen-elemen ini juga berada dalam penegakan pengaturan frekuensi yang penting agar dalam memberikan informasi atau komunikator tidak memiliki gangguan. Penggunaan frekuensi radio didasarkan pada ruang jumlah getaran dan lebar pita yang hanya dapat dipergunakan oleh jumlah getaran dan lebar pita yang sama atau berhimpitan yang saling mengganggu.3 Frekuensi sangat penting agar source, message, channel, receive (SMCR) tidak terjadi sia-sia yang disebabkan adanya gangguan. Dalam studi komunikasi, frekuensi dikategorikan sebagai milik publik (public domain) atau termasuk dari kekuasaan dan kewenangan. 4 Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, elektronik games, dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang
2
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996. hlm. 188. Maskudi. Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. 2007. hlm. 14 4 John. M. Echols-Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. hlm.84 3
tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.5 Kecanggihan teknologi komunikasi radio, juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran-siaran di radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan.6 Begitupun Radio Prambors yang berdiri sejak tahun 1971, hadir dengan berbagai macam program siaran yang menyenangkan bagi kawula muda di Indonesia yang kreatif. Melakukan proses sistem sosial dari komunikator dalam hal ini penyiar dan tim yang berada di dalam Radio Prambors sampai ke pendengar.
Seperti halnya program
bernuansa religius, yang disiarkan sebagai siaran menunggu saatnya berbuka puasa di bulan Ramadhan, dipersembahkan untuk kawula muda di Indonesia, yakni Program Siaran Balada Cerita Ramadhan atau yang lebih akrabnya di sebut BCR. Pada awal berdirinya, Radio Prambors menjadi radio kegemaran kawula muda di Indonesia. Sesuai dengan misinya radio Prambors, yakni Prambors hadir menjadi bagian dari kawula muda Indonesia, untuk menjadi bagian dari aktifitas kreatif remaja global. Program siaran Balada Cerita Ramadhan adalah bentuk sandiwara radio yang sudah ada sejak 2002 silam yang telah menjadi salah satu program yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh kawula muda di Indonesia. Program yang hadir setiap hari selama bulan Ramadhan ini serentak di 8 kota Prambors yaitu Prambors Jakarta 102.2 FM, 5
Joseph R. Dominick. The Dynamics of mass communication. New York: Random House. M. Bakhti. Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. 1997. hlm. 33.
6
Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makasar 105.1 FM diputar sekitar satu jam sebelum jam berbuka puasa.7 Dalam produksi program siaran ini pernah melakukan audisi bagi para pendengar untuk menjadi bagian dari salah satu tokoh di BCR, sebagaimana BCR telah menyuguhkan sandiwara radio yang menarik dan penting diketahui bagi para remaja di Indonesia. 8 Mengingat radio Prambors telah menyiarkan program BCR ini 5 tahun terakhir dan program ini disiarkan di 8 kota Prambors, apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan melaporkannya dalam skripsi ini mengenai produksi Program Siaran Balada Cerita Ramadhan ini, sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ilmiah berjudul "Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM."
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Batasan dan perumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembatasan Masalah
7 8
[email protected] http://terserahdah.blogspot.com/2008/09/balada-cerita-ramadhan.html. Senin, 29 September 2008.
Pada penelitian ini, batasan masalahnya agar tidak terlalu meluas yakni penelitian hanya pada analisis pra produksi program, produksi program, dan pasca produksi program siaran Balada Cerita Ramadhan Tahun 2008 di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah berdasarkan batasan diatas, yaitu: a. Bagaimana pelaku pra produksi mengemas program siaran BCR di radio Prambors? b. Bagaimana pelaku produksi mengemas program siaran BCR di Radio Prambors? c. Bagaimana pelaku pasca produksi mengemas dari siaran BCR di Radio Prambors?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat akan dijelaskan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus serta manfaat akademis dan manfaat praktisnya, yakni : 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ilmiah ini dijabarkan kedalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yakni untuk mengetahui proses produksi dari program siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM.
Tujuan khususnya yaitu : a. untuk mengetahui pelaku pra produksi dari program BCR di Radio Prambors. b. untuk mengungkapkan pelaksanaan dan faktor-faktor pendukung serta hambatan dalam produksi dari program siaran BCR di Radio Prambors. c. untuk mengetahui pelaku-pelaku yang terlibat dalam pasca produksi dari program siaran BCR di Radio Prambors.
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat akademis dan manfaat praktis. Adapun manfaat akademisnya yakni: untuk memperdalam pemahaman tentang teori, metodologi, dan referensi bagi pengembang pengetahuan ilmiah di bidang dakwah islamiyah, khusunya pada program Siaran Radio. Adapun manfaat praktisnya yaitu : a. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk menambah wawasan khususnya dibidang produksi program siaran radio bagi kalangan teoritis, praktis, atau aktivis dakwah Islam pada umumnya terutama bagi para mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya dan akan menambah jumlah studi mengenai penggunaan media massa (radio) untuk kepentingan dakwah.
D. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif.
1. Metode Penelitian Penelitian ilmiah ini mempergunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yakni metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ilmiah ini adalah program siaran di Radio Prambors 102.2 FM, Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini yakni Program Siaran Balada Cerita Ramadhan di radio Prambors 102.2 FM. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9 Lantai 19 dan 20 Jakarta Pusat. Waktu Penelitian yaitu selama bulan November sampai bulan Mei. 4. Teknik Pengumpulan data Pada penelitian ilmiah ini data-data dikumpulan dari berbagai sumber yang dapat menjadi suatu rujukan yang dipercaya yaitu:
a. Wawancara Wawancara atau Interview adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian. 9 Sehingga data diperoleh dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka secara langsung antara pewawancara, dalam hal ini peneliti dan sebagai yang diwawancarai, dalam penelitian ilmiah ini, yaitu pihak wadyabala atau kru dari Program Siaran BCR di Radio Prambors Jakarta, Robby Syafputra sebagai Program Director di Balada Cerita Ramadhan 2008. Untuk memperoleh data dari pengelola atau produser mengenai pra produksi, proses pelaksanaan produksi, pola siaran, motivasi radio terhadap siaran ini, evaluasi program serta mengenai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam siaran ini. b. Dokumentasi Studi dokumentasi adalah studi dokumen berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.10 Bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjukan penelitian. Dalam penelitian ini penulis juga mengambil data-data dalam kebutuhan analisis program BCR 2008 di Radio Prambors ini. Data-data diperoleh dari artikel di internet. 5. Teknik Pengolahan Data
9
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. 1, hlm 72. Nurul Hidayati. Metodologi Penelitian dakwah, dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
10
Dari data yang telah diproses secara deskriptif yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta meluangkannya kedalam konteks penulisan karya ilmiah atau skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan, memberikan gambaran serta mengklasifikasikan data-data tersebut kedalam bentuk tabel-tabel. Adapun tabel-tabel itu akan dijabarkan berikut ini. Tabel 1 menjabarkan tentang para pelaku dari pra produksi program siaran Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors dan apa-apa saja yang dilakukan para pelaku tersebut. Tabel 2 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008 Tabel 3 menjabarkan tentang para pelaku dan pekerjaannya dalam melakukan proses produksi program siaran BCR 2008 yang disiarkan di radio Prambors. Tabel 4 menjelaskan tentang para pelaku-pelaku dan pekerjaannya dalam melakukan proses pacsa produksi dari program siaran BCR 2008. 6. Teknik Analisis Data Setelah
data-data
temuan
telah
terkumpul,
diolah
dan
kemudian
diinterpretasikan data-data yang terkumpul secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas permasalahan yang berkaitan dengan teori yang telah dikupas.
E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan diperpustakaan yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi maupun di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari observasi yang dilakukan, penulis hanya menemukan penelitian ilmiah tentang: 1.
"Analisis Program Kajian Silaturahmi di Trans 7" yang disusun oleh Fitri Nurjanah dengan NIM 103051028454, penelitiannya berisi tentang proses pra produksi, produksi dan pasca produksi yang dilihat dari sisi dakwahnya dari program Kajian Silaturahmi di Trans 7.
2.
"Analisis Program Embun Pagi Radio Persada 12.78 AM Tangerang". Disusun oleh Awaluddin dengan NIM 150281980. Pada skripsi ini yang menjadi penelitiannya yakni kredibiltas seorang penyiar dalam menghasilkan suatu program yang bermutu, karena pada dasarnya radio memiliki banyak kelemahan. Kredibilitas seorang penyiar inilah yang agar dapat apa yang disampaikan dapat diingat. Ustad Djawahir menjembatani kelemahan tersebut dengan kitab sehingga dapat ditelaah kembali oleh pendengar. Hasil temuannya bahwa kekuatan metode yang ditetapkan oleh Ust Djawahir dengan kitabnya, bahwa ternyata hasilnya cukup fantastis dimana kini banyak pendengar yang mulai menerapkan apa yang mereka dapatkan dari program Embun Pagi. Hal yang disiarkan secara langsung oleh radio adalah dengan tingginya respon pendengar dengan acara embun pagi.
3.
"Pesan-Pesan Dakwah pada Program Ramadhan 30 di Radio Prambors 102.2 FM" oleh Nurmala Sari dengan NIM 103051028507. Pada penelitian ini ingin mengetahui bagaimana tentang isi pesan dengan kecenderungan isi, bagaimana
bentuk penyajian isi pesan, serta faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini melalui wawancara dan observasi, maka dapat dikatakan bahwa objek yang diteliti melakukan dengan dua cara yaitu pertama, mendengarkan suara langsung rekaman cerita Ramadhan 30. Kedua, dengan cara mengkategorikan pesan yang ada pada cerita tersebut. mengkategorikan dari segi aqidah, akhlak, dan syariah.
Namun belum menemukan adanya judul yang serupa dengan judul yang diajukan penulis, yaitu "Analisis Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta". Penelitian penulis ini membahas tentang proses para pelaku atau komunikator dalam melakukan proses program Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors yang sudah menjadi radio kebanggaan kawula muda di Tanah Air, proses tersebut di bagi dalam pra produksi program, produksi program dan pasca produksi program. Perbedaan dari skripsi-skripsi sebelumnya yakni terletak pada program yang disiarkannya serta waktu dalam penelitiannya. Dikarenakan belum ada yang menggunakan judul untuk penelitian ilmiah atau skripsi ini dan setelah diketahui penelitian yang telah ada sebagai sebagaimana judul penelitian yang kebanyakan menggunakan format produksi program di televisi, dan mengangkat beberapa evaluasi dari program siaran di beberapa radio yang tidak terlalu popular di Indonesia. Apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam, maka penulis tertarik untuk mengajukan judul di atas yang membahas tentang sandiwara radio. melaporkannya dalam skripsi ini sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan komunikasi dan penyiaran Islam
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah proses penelitian, penulis menguraikan beberapa hal tentang sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I :
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
Bab II :
Landasan Teoritis terdiri dari Sejarah Perkembangan Radio, Sejarah Radio di Indonesia, Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate, Program Radio Siaran.
Bab III :
Profil Radio Prambors 102.2 FM terdiri dari Sekilas Perkembangan Radio Prambors, Visi dan Misi Radio Prambors, Struktur Organisasi Radio Prambors, Program Siaran Radio Prambors.
Bab IV :
Analisis Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta terdiri dari Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
Bab V :
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Sejarah Perkembangan Radio Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyebut banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, elektronik games dan personal casset player. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. 11 Agar dapat memahami organisasi industri radio siaran, kita perlu memahami keterlibatan stasiun lokal dan jaringan. Di Amerika sedikitnya terdapat 10 ribu stasiun radio siaran. Stasiun tersebut beroperasi di kota-kota besar, kota-kota kecil, desa-desa yang melintasi negara.12 Jaringan radio siaran dirancang oleh dua atau lebih stasiun radio siaran yang membuat program secara simultan. Anggota stasiun radio siaran disebut affiliates (himpunan) yang dapat menata hubungan secara teknik dan bergabung atau berafiliasi dalam meramu program mereka. Jaringan adalah sumber program penting, setelah kemunculan radio siaran.
11
Joseph R. Dominick. 2000. The Dynamics of Mass Communication. New York: Random House. hlm. 242 12 Agee, Warren K. Philip H. Ault dan Edwin Emery. Introduction to mass communications. New York: Longman.
Pertengahan tahun 1980-an jaringan radio siaran bangkit kembali. Sejumlah jaringan berkembang sampai 21 stasiun. Setiap jaringan menawarkan program spesial. Radio ABC, memiliki tujuh jaringan yang berbeda, mulai dari jaringan informasi ABC (khusus berita dan talk show) sampai ke jarigan ABC FM (khusus cerita dan hiburan). 13 NBC memiliki tiga jaringan: jaringan dengan orientasi anak muda disebut The Source, orientasi orang dewasa NBC Radio Network, dan NBC Talknet. CBS memiliki dua jaringan, seperti United Stasions. Jaringan lain yang terkenal termasuk AP dan UPI News Network, The Satelite Music Network, Mutual Broadcasting dan Transtar. Dalam membicarakan radio siaran, kita perlu mengetahui secara sekilas sejarah radio siaran di tempat lahirnya, yakni Amerika Serikat dan Inggris. Radio siaran sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan. Donald McNicol dalam bukunya Radio's Conquest of Space menyatakan bahwa "terkalahkannya" ruang angkasa oleh radio siaran dimulai pada tahun 1802 oleh Dane dengan ditemukan suatu pesan (message) dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. Penemu kemajuan radio siaran berikutnya adalah tiga orang cendekiawan muda, diantaranya bernama James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Ia mendapat julukan scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elektromagnetis, yakni gelombang yang digunakan radio siaran dan televisi. Adanya gelombang elektromagnetik telah dibuktikan oleh Heinrich Hertz dengan melalui eksperimen pada tahun 1884.13
13
Onong Uchjana Effency. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990. hlm. 20-22
Radio siaran (broadcasting) yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa, mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Lee De Forest melalui radio siaran eksperimennya pada tahun 1916 telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes pada masyarakat umum, sehingga ia dianggap sebagai pelopor radio siaran, dan mula-mula menyiarkan berita radio siaran, sedang yang melakukan eksperimen menyiarkan music ialah Dr. Frank Conrad pada tahun 1919, mulai tahun 1920 masyarakat Amerika Serikat telah dapat menikmati radio siaran secara teratur dengan berbagai programnya. 14
B. Sejarah Radio Di Indonesia Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman Kemerdekaan dan Zaman Orde Baru.15
1. Zaman Belanda Radio Siaran yang pertama kali di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indies – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BVR) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omreop Mij) di Bandung, Jakarta, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah
14
Ibid. hlm 23 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 125-128
15
Hindia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa Indonesia ialah Solosche Radio Vereningning (SRV) yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.
2. Zaman Jepang Ketika Belanda menyerah pada Jepang 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, di Bandung, Yogyakarta, Purwakarta, Surakarta, Surabaya dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh sembunyisembunyi mendengarkan siaran luar negeri. 3. Zaman Kemerdekaan Proklamasi kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pada pukul 19.00 WIB, dan hanya dapat didengar oleh penduduk di sekitar Jakarta. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar batas tanah air dengan risiko petugasnya diberondong senjata serdadu Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap, radio siaran dengan stasiun call "Radio Indonesia Merdeka". Di sinilah Wakil Presiden Mohammad Hatta dan pemimpin lainnya menyampaikan pidato melalui radio siaran yang ditujukan kepada rakyat Indonesia. Pada 11 September 1945 diperoleh kesepakatan untuk mendirikan
sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia. 16
4. Zaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi Radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan pada masa Orde Baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Lalu sejalan dengan perkembangan sosial dan teknologi, maka bermunculan radio siaran-radio siaran amatir yang diusahakan oleh perorangan. Keadaan ini tidak dapat dihindari, namun perlu ditertibkan. Maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Karena jumlah radio siaran swasta niaga semakin lama semakin banyak, serta fungsi dan kedudukannya penting bagi masyarakat, maka pada tahun 1974 stasiun-stasiun radio siaran swasta niaga berhimpun dalam wadah yang dinamakan Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI).
5. Zaman Reformasi Pada Zaman ini, semakin banyak radio-radio siaran swasta. Menurut catatan PRSSNI, hingga tahun 2005, terdapat sekira 900 radio siaran swasta yang menjadi anggota. Namun banyak pula radio siaran swasta yang tidak terdaftar di PRSSNI karena sejak reformasi, radio-radio siaran tidak lagi diwajibkan menjadi anggota PRSSNI.
16
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran; teori dan praktek. Bandung: Rosdakarya, 1990. hlm. 58-60.
Radio-radio tersebut mempunyai kewenangan untuk menyiarkan warta berita secara mandiri dengan nama program yang berbeda-beda. Catatan penting untuk media elektronik saat ini, regulasi terhadap media tersebut tidak bertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada masyarakat melalui dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI). Tugas KPI adalah:17 a.
Menata infrastruktur penyiaran dengan mengeluarkan izin penyelenggaraan penyiaran.
b.
Melayani perpaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS). Lembagalembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah lembaga siaran swasta, lembaga siaran publik, lembaga siaran berlangganan dan lembaga siararan komunitas.
C. Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate Apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni member informasi, menghibur, membidik, dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Salah satu contoh pada peristiwa pertempuran Surabaya tanggal 10 november 1945. Bung Tomo dengan gayanya yang khas melalui mikrofon "Radio 17
Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 127
Pemberontak" berhasil membangkitkan semangat pertempuran, bukan saja di kalangan pemuda-pemuda Jawa Timur, tetapi juga di daerah lainnya untuk melawan Belanda. 18 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran tersebut adalah daya langsung, daya tembus, dan daya tarik.19 1. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Dapat dikatakan radio siaran seharusnya lebih aktual ketimbang surat kabar, sekalipun surat kabar saat ini sudah mengalami kemajuan dengan ditemukannya teknik CJJ (Cetak Jarak Jauh), yakni suatu surat kabar yang sama dapat terbit dan tercetak sekaligus di beberapa kota, dengan isi pesan yang sama pula. 2. Daya tembus. Melalui benda kecil yang namanya radio siaran, kita dapat mendengar siaran berita di BBC di London, atau ABC di Australia. Dengan mudahnya kita memindahkan channel dari stasiun radio siaran satu kepada stasiun radio lainnya, padahal jarak Indonesia dengan Inggris dan Australia sangat jauh dan dipisahkan oleh luasnya laut dan tingginya gunung. Dengan demikian radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. 3. Daya tarik disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni musik, kata-kata dan efek suara (sound effect).
D. Program Radio Siaran
18
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990. hlm. 63 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 129 19
Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar.20 Sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata 'program' lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata 'siaran' untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998) bahwa : Program adalah acara, maksudnya, program adalah seperti pertunjukan siaran, pagelaran dan sebagainya.21 Adapun program menurut As Homby adalah acara, atau rancangan yang akan disiarkan di radio.22
Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu karena program merupakan acuan selama proses penyiaran berlangsung. Suatu program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana mengemasnya sedemikian rupa sehingga ketika menyajikan sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh. 20
Morissan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm. 5 21 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet 1. hlm. 702. 22 As Homby. Ap Cowie. Oxford Andvanced Learner. Oxford University Press.
Untuk memulai suatu program baik dan tidak, sebuah program yang baik memiliki kualitas membuatnya berbeda dari program yang lain. Perbedaan itu terdapat dalam keaslian tema perlakuan atau akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu personalitas yaitu suatu gambaran yang bersifat baru.23 Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Ruang lingkup format
siaran
tidak
saja
menentukan
bagaimana
mengelola
program
siaran
(programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing).24 Proses perencanaan program yang paling penting adalah pertimbangan mengenai tingkatan yang ingin kita capai dan cara mengelola program tersebut. Hanya dengan melalui kesuksesan program inilah pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar akan diraih sebanyak-banyaknya. Tujuan program stasiun penyiaran radio adalah untuk menyiarkan atau mengundarakan sesuatu yang bisa "dijual" kepada para pengiklan. Jika program tidak menarik, tentu saja akan sedikit pengiklan yang berminat, akibatnya semakin sedikit pemasukan yang diterima oleh stasiun penyiaran radio tersebut. Pengelola stasiun penyiaran radio perlu berhati-hati dalam menentukan program penyiaran radio. Pastikan terlebih dahulu positioning yang hendak dicapai. Positioning itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang akan kita raih sesuai dengan citra yang kita kehendaki.25
23
Muryanto, Ginting. Media komunikasi radio. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta: 1996. h. 97 Morissan. Media Penyiaran, strategi mengelola radio dan televis, Tangerang : Ramdina Prakarsa, 2005, h. 109. 25 Harley Prayudha. Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktek Penyiaran, Malang: Bayumedia, 2004, hlm 47
24
Dalam penataan program siaran acara, kita akan berhadapan dengan elemen pendukung acara seperti, musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan. Oleh karena itu, setiap jamnya kita harus mengatur elemen-elemen acara yang sudah direncanakan agar tersusun dengan baik, dan perlu menggunakan unsur-unsur dasar dan bagian yang lebih kecil untuk membuat suatu program. 26
1.
Merencanakan program
Perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan demografi pendengar tertentu. Dalam merencanakan dan memilih program maka bagian program biasanya akan berkonsultasi lebih dulu dengan bagian pemasaran (sales marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program bersangkutan kepada para pemasang iklan. Kerjasama antar kedua bagian itu akan menciptakan hasil kerja yang efektif dan menguntungkan perusahaan. Pertentangan dan kurangnya kerjasama tim dapat menciptakan kesemrawutan dan bencana bagi media penyiaran bersangkutan. Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara departemen program dan departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahu membahu menyusun strategi program terbaik, sekaligus bisa memasarkan iklan sebanyakbanyaknya. Jika tidak terdapat kesepakatan antara kedua bagian ini pimpinan tertinggi stasiun penyiaran harus menengahi dan bertugas mencari jalan keluar.
26
Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran; teori dan praktek. Bandung : Rosdakarya, 1992
2.
Menata program
Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Pengelola program juga harus memperhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya. Bagian program harus menganalisa dan memilah-milah setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai pendengar yang berbeda pula. Program radio pada dasarnya merupakan rangkaian acara sepanjang hari yang disiarkan melalui radio berupa informasi, sandiwara, kesenian, musik, dan sebagainya menjadi beberapa bagian berdasarkan pembagian. Adapun acara program siaran radio dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Siaran kata, yakni segala bahasa siaran yang pokok isinya melalui kata-kata. b. Siaran seni, yakni, segala bentuk kesenian pokok yang isinya dilukiskan dalam musik. Dalam memprogram siaran radio, terdapat proses produksi yang tidak mudah, ada beberapa tahap yang harus dilalui, antara lain: 1) Pra Produksi (perencanaan) 2) Semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan. 3) Produksi semua kegiatan liputan baik di dalam studio maupun di luar studio.
4) Pasca Produksi antara lain penyutingan, pengisian suara, subtiltle, title, ilustrasi, efek dll.
3.
Program Acara Siaran Radio
Menurut Harley Prayudha, di Indonesia ada beberapa bentuk program siaran yang sangat popular, antara lain sebagai berikut:27 a.
Siaran hiburan
Aspek siaran hiburan ini dalam program radio misalnya siaran drama, program musik, macam-macam program humor, kuis dan format siaran sejenis lainnya : 1) Drama Kata drama berasal dari bahasa Yunani; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti "berbuat, to act atau to do". Demikian dari segi etimologinya, drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang merupakan initi hakekat setiap karangan yang bersifat drama. Moulton mengataan bahwa "drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak (life presented in action)" ataupun Bathazar Verhagen yang mengemukakan bahwa "drama adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak". Drama juga sebuah komposisi yang diciptakan untuk menceritakan kisah melalui aksi dan dialog. Pada umumnya, komposisi tersebut meliputi konflik orang dengan orang atau orang dengan masyarakat.28 Sebuah drama dalam bentuk siaran memiliki sebuah alur cerita awal, tengah dan akhir. Sebuah drama mencakup teknik drama kegelisahan menunggu sesuatu, ketegangan, dan cerita yang memberikan informasi serta fakta-fakta. 27
Harley Prayudha. Radio Penyiar, its not just to talk. Jawa Timur : Bayumedia Publishing. 2006. hlm. 3456 28 Harley Prayudha. Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Bayumedia. Malang : 2004.
Drama adalah suatu format program yang kompleks (rumit).29 Tiga elemen program yang terpenting bisa dipadukan dalam format yang rumit ini yakni: secara runtut, berurutan, dan dengan cara melapisi, maka dengan penerapan teknik penyajian yang beragam, jenis program yang rumit dapat dikendalikan. Teknik-teknik drama bisa digunakan dalam beberapa program termasuk dokumentaria, yakni:30 a)
untuk meningkatkan perhatian
b)
untuk memanusiakan cerita
c)
untuk menirukan situasi kehidupan yang nyata
d)
untuk mengkaitkannya dengan pendengar
e)
untuk melibatkan emosi pendengar
Kita tahu bahwa dramatisasi program lebih digemari pendengar daripada format yang kaku dan oleh karena itu, dapat dieksploitasi untuk program informasi dan pendidikan. Kita menerka bahwa kadang-kadang informasi lebih mudah ditransfer melalui teknik-teknik drama, dimana seorang khalayak mungkin dibuat sadar dari kejadian-kejadian, isu-isu dan masalah-masalah dan dalam beberapa peristiwa mereka mungkin didorong untuk mengubah tingkah laku melalui penggunaan dramatisasi cerita. Teknik-teknik drama yang ada yaitu:31 a) Karakterisasi, yakni suara digunakan dalam satu pesan b) Efek
Suara,
yakni untuk
menciptakan keadaan suasana
hati (mood),
mendeskripsikan suatu keadaan.
29
Howard Gough. Progama Radio, Perencanaan – Penyajian – Produksi.. AIDB : ASIA – PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTHING DEVELOPMENT. Hlm. 299. 30 Ibid hlm. 302 31 Ibid. hlm. 302
c) Musik, yakni untuk menciptakan suasana hati (mood) mendeskripsikan waktu dan lokasi. d) Efek teknik, yakni akustik, perspektif, reverberasi, ekualisasi – untuk menirukan suara kehidupan yang nyata.
Drama atau sandiwara radio yang bagus dapat memikat banyak pendengar. berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui dalam produksi drama di radio.32 a) Tindakan (Action) Mengingat bahwa radio bukan media gambar, maka action harus digambarkan dengan kata-kata melalui suara. Contohnya, gemuruh suara tepuk tangan, teriakan atau riuhnya penonton saat pertandingan bola basket. b) Dialog (Dialogue) Berkata-kata adalah sangat penting dalam drama radio agar alasan mudah dimengerti. Kata-kata menentukan informasi dan simbol dalam sebuah adegan dan menjelaskan tindakan. Contohnya, darah yang keluar dari pelipis dilontarkan oleh penyiar atau percakapan dalam sebuah sudut perkelahian. c) Alur Cerita (Plot) Alur cerita adalah bentuk kisah. Seluruh tindakan dan dialog harus dikembangkan, misalnya beberapa adegan dalam tindakan atau dialog harus sesuai sepanjang alur cerita dan harus menguatkan pesan. d) Awal, Tengah, dan Akhir (Beginning, Middle, and End) Biasanya, drama mempunyai urutan kejadian dan kesimpulan. Walaupun elemen-
32
Drs. Harley Prayudha, M. Si. Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Bayumedia. Malang: 2004
elemen dramatik dalam produksi drama radio tidak selalu harus komplit dan urut dari awal, tengah, hingga akhir, namun paling tidak harus ada pemyelesaian dan pemecahan masalahnya. Di dalam bentuk dramatik, pad akhir dari sebuah cerita terdapat penyelesaian konflik. e) Konflik (Conflic) Konflik dalam sebuah drama tidak harus selalu terjadi pada dua orang saja. Konflik dapat terjadi atas perjuangan seseorang untuk mengatasi pusingnya permasalahan.
Siaran drama di radio merupakan suatu upaya untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar. Siaran drama bersambung akan sangat berhasil memikat pendengar untuk mengikutinya dan seakan menjadi seperti tradisi sebagai bagian dari kehidupan pendengar. Bentuk penyajian acara drama biasanya meliputi pemaparan hal-hal penting dalam pendukung konflik antara maslah dan tokoh yang dihadapkan pada risiko-risiko. Bagian ini merupakan bagian yang paling panjang dari suatu naskah sandiwara radio, selain itu segmen ini juga menjelaskan perkembangan karakter para pelaku yang semakin matang. selanjutnya, konflik mencapai puncak (klimaks) dan terjadi keseimbangan dalam suatu penyelesaian yang dramatis. Sedangkan, antiklimaksnya berupa penyelesaian artistik yang memberikan aksentuasi pada pesan yang menjadi dasar naskah sandiwara tersebut. Bahasa yang dipergunakan dalam sandiwara radio ini sebaiknya menggunakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi masyarakat sehari-hari. Mengkaji perkembangan sandiwara radio di Indonesia, bentuk siaran drama ini sempat populer di era tahun 70-an dan 80-an. Serial drama radio "Saur Sepuh" yang
menjadi pionir popularitas drama radio bisa menghipnotis pendengar menjadi penasaran secara terus menerus untuk mengikuti alur cerita serial tersebut. Setelah itu, bermunculan "Misteri Gunung Merapi", "Tutur Tinular" dan sebagainya. Di segmen pendengar anak muda khususnya kota Jakarta, Radio Prambors sempat mempopulerkan serial drama radio "Catatan Si Boy" yang kesuksesannya terbawa hingga ke layar lebar. Akan tetapi, pada akhirnya secara perlahan dan pasti drama radio berakhir keemasannya. Satu per satu serial drama radio berakhir secara perlahan dan pasti drama radio mulai ditinggalkan pendengar, salah satu penyebabnya adalah era TV swasta yang muncul di awal tahun 90an hingga kini dan terjadilah pergeseran tren, radio tidak menjadi satu-satunya media hiburan bagi masyarakat Indonesia. Kini Radio Prambors membuat drama serial lagi yang disiarkan selama 30 hari di bulan Ramadhan yakni yang dipopulerkan dengan nama Balada Cinta Ramadhan yang kini menjadi Balada Cerita Ramadhan atau disingkat BCR.
2) Musik Musik merupakan bagian terbesar dalam tatanan program radio. Pada umumnya, stasiun radio menyajikan musik dalam siarannya dari berbagai sumber rekaman musik, seperti CD, tape, turntable, maupun komputer. Stasiun penyajian radio sangat mengandalkan musik dalam tatanan program siarannya. a) Kategori Musik Musik merupakan bahan baku penyajian radio. Rekaman-rekaman musik dalam catridge, tape, dan disc dengan mudah didapat dan tidak mahal. Memerhatikan pemutaran musik yang diudarakan di stasiun radio meliputi berbagai spesifikasi, misalnya Pop, Modern, Rock, Hadrock, Classic Rock, Adult Alternative, R & B, Rap,
Country, Electronica, Jazz, Blues, Latin dan lain-lain. Dari kajiam musik yang berkembang di stasiun penyiaran radio dapat diketahui bahwa kategori musik yang banyak dimainkan yakni Urban, Country, Rock, Alternative, Indie/Folk, Pop/Dance, Christian, Jazz/Blues, 1990's, 1980's, 1970's, dan 1960's. Perlu diketahui bahwa citra sebuah stasiun radio ditentukan pula oleh sajian musiknya. Hal itu merupakan konsep agar musik yang diudarakan dapat disukai pendengar. b) Format Musik Seperti yang kita ketahui bahwa pendengar yang merespon stasiun radio akan berbeda-beda, karena munculnya bermacam-macam format musik, secara umum musik mempunyai daya tarik tersendiri. Format yang berubah-ubah bertujuan untuk menjadi lebih atraktif terhadap segmentasi target pendengar. Beberapa format musik yang perlu diketahui penyiar radio sebagai wacana, misalnya sebagai berikut: (1) Adult Contemporery (AC), Format ini pada umumnya format lagu-lagu popular yang diputar kembali dari koleksi lagu-lagu lama, seperti lagu-lagu oldies. Sasaran kelompok pendengarnya adalah usia antara 22-44 tahun, walaupun memungkinkan juga usia 25-54 tahun mendengarkan format musik ini. (2) Country, Amerika Serikat stasiun radio yang berformat country berada di peringkat teratas perolehan jumlah pendengar. Jika di Indonesia boleh jadi format ini disejajarkan dengan "format dangdut". (3) Contemporery Hit Radio (CHR), CHR berkembang pada tahun 1981, versi sekarang dikenal dengan "TOP-40". Format tersebut merupakan sebuah usaha yang direfleksikan untuk menarik perhatian dari lagu yang dikuasai oleh
pendengar. Intinya, karakteristik TOP 40 ini diantaranya pemutaran musik/lagu harus baru, tidak melebih enam bulan dengan menggunakan frekuensi pengulangan, Hot Performer lebih dominan, on-air personalitas memancarkan tingkatan energetic. Contemporery Hit Radio ini menarik kelompok pendengar usia 12-24 tahun. (4) Album - Oriented (AOR), Untuk menarik pendengar laki-laki muda, albun rock banyak memiliki variasi tema. Ciri khas AOR yang paling penting adalah lagulagu rock lama dengan durasi yang panjang. (5) Urban (6) Format yang berisi khas Rap, R & B, Reggae, Hip-Hop, Hadrock, Soul, dan desain musik khusus lainnya berguna untuk menarik anak muda. Format ini biasanya sangat popular di kota-kota besar. (7) Oldies, Konsep Oldies memang bisa diperdebatkan. Secara konsep, oldies berarti lagu-lagu yang diputar sekarang, namun sudah dirilis dua atau tiga tahun yang lalu. Kemudian, konsep oldies lain yang menggunakan konsep rotasi dari semua era rekaman musik oldies. Format musik lain yang sering juga dipergunakan oleh stasiun radio adalah Golden Oldies, Soft Contemporary, Urban Contemporary/Black, New Age Music, Easy Listening and Beautiful Music, Country, Middle of
the Road/Big
Band/Nostalgia, jazz, Classical, Religion, dan lain-lain. Sedangkan format musik lainnya yang banyak diputar distasiun radio Indonesia adalah Dangdut (pop, klasik, modern), India (Bollywood), Mandarin, Etnis (Lagu daerah, misalnya campursari, dll.) Musik Indonesia popular (pop kreatif),
maupun oldies Indonesia. Setelah memahami spesifikasi musik, dalam pelaksanaannya penyiar yang membawakan acara musik bertanggungjawab untuk mengembangkan acara tesebut dan biasanya disupervisi oleh program director, yakni seseorang di stasiun radio yang memiliki kapasitas sebagai penyeleksi musik. Stasiun radio yang memainkan musik sehari-hari secara khas akan berdampak pada penciptaan personality siaran. Musik sehari-hari akan disajikan beberapa orang penyiar yang bertugas secara bergantian, misalnya pagi, siang, sore malam dan tengah malam.
3) Program Humor Bentuk siaran lain yang sering dibuat dan termasuk dalam program hiburan adalah program humor. Tidak semua radio di Indonesia menyiarkan siaran humor, kalaupun ada hanya sedikit stasiun yang serius menggarap program humor ini. Sebut saja "Suara Kejayaan" di Jakarta yang menghasilkan kelompok humor papan atas, seperti "Bagito", "Empat Sekawan", dan "Diamor" atau "Prambors" dengan "Warkop DKI"-nya. Mereka populer berawal dari siaran radio, walaupun akhirnya sukses juga dilayar lebar atau layar kaca. Memang dalam menyajikan siaran humor segala materi yang disampaikan dapat diterima dengan ringan, mudah dicerna, dan tidak memaksa ditelinga pendengar. Selain itu, siaran humor tidak mengenal segmen sehingga semua program humor akan diterima oleh semua kalangan pendengar, baik muda maupun dewasa.
4) Program Kuis
Siaran hiburan lain misalnya program kuis yang kadang-kadang digelar oleh stasiun penyiaran radio untuk menarik pendengar sebanyak-banyaknya. Bentuk siaran ini memiliki elemen-elemen, seperti penyiar, pendengar, hadiah, dan permainan-permainan di udara. Program ini bisa diselenggarakan interaktif langsung dengan pendengar pada saat pelaksanaan program siaran, atau pendengar mengirimkan jawaban-jawaban pertanyaan kuis melalui kupon, surat, email, atau SMS. Pemenang kuis bisa mendapatkan hadiah-hadiah menarik yang disediakan oleh stasiun radio, mulai dari bingkisan hingga hadiah spektakuler, seperti rumah, mobil, perjalanan wisata ke luar negeri, dan lain-lain.
b.
Siaran Kata
Tidak hanya hiburan, radio juga menyajikan berbagai informasi yang disampaikan secara lisan melalui siaran kata. Siaran tersebut dapat berupa acara-acara seperti di bawah ini: 1) Ulasan (Tajuk) Di radio, bentuk siaran seperti ini lebih sederhana, langsung, atau berupa rekaman tanpa musik dan ditujukan kepada pendengar yang memiliki minat pada suatu objek, bisa pengetahuan, politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Bentuk monolog dan harus sependek mungkin, jadi penulisan naskahnya sederhana. Durasi monolog ini dibatasi antara 5-7 menit. Materi yang diuraikan akan lebih baik jika hanya menyampaikan satu masalah. Dimulai dengan kalimat yang langsung menyentuh perhatian pendengar. Dalam pola siarannya sering dikatakan program sisipan (insert program).
2) Wawancara Di radio, bentuk siaran wawancara didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban
dari
seorang
pewawancara
(interviewer)
dan
diwawancarai
(interviewee). Siaran ini bisa dalam bentuk rekaman atau wawancara langsung. Selain itu, pendengar juga bisa dilibatkan menjadi penanya. Pada awal acara, pewawancara harus memperkenalkan yang diwawancarai. Wawancara di radio bisa dikemas dalam berbagai cara, salah satunya adalah wawancara udara, penyiar dengan narasumber yang diwawancarai bisa di dengar oleh pendengar. Sedangkan, jenis wawancaranya bisa berupa wawancara informasi, opini, maupun biografi. Seorang pewawancara harus bisa memisahkan antara fakta dan opini agar pendengar mendapatkan informasi yang jelas tentang persoalan yang dibahas. 3) Berita Berita yang menarik adalah berita yang dapat menarik perhatian pendengar. Untuk itu, sebaiknya sajikan berita yang dapat mendukung dan membangkitkan minat pendengar untuk ikut menyukseskan acara tersebut. Banyak definisi berita dibuat oleh pakar-pakar jurnalistik, secara umum definisi berita adalah sesuatu yang hangat, tepat waktu, dan menarik perhatian sejumlah orang, dalam hal ini pendengar radio. Berita yang baik harus disajikan sesuai dengan kaidah 5 W dan 1 H, yakni Who (siapa), What (apa), When (kapan), Where (di mana), Why (mengapa), dan How (bagaimana). 4) Diskusi
Secara teknik diskusi bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan panel yaitu setiap orang dapat berbicara setiap saat, kemudian dalam bentuk symposium yaitu memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk melakukan tanya jawab. Topik-topik yang dibahas biasanya berupa hal-hal yang menarik sekaligus menjadi isu menarik di lingkungan masyarakat yang nota bene termasuk pendengar radio. Jadi sebenarnya bentuk acara ini adalah suatu pertukaran ide hingga pada pemecahan masalah dari topik yang didiskusikannya. 5) Majalah udara Dari kajian perkembangan format ini, bentuk siaran 'majalah udara' berkembang sekitar awal tahun 70-an. Pada dekade tersebut, format majalah cukup popular jika dibandingkan dengan acara khusus bertema musik, komedi, atau berita. Bentuk siaran majalah udara berisi variasi program berbeda yang dipadukan secara sederhana dan terintegrasi dengan segmen waktu yang sudah direncanakan dengan baik. Dalam hal ini "program rundown" dijadikan acuan pelaksanaan siaran secara optimal. Paket ini biasanya berdurasi 60 menit, mengalir berkesinambungan dan terdiri atas beberapa materi siaran yang berbeda, seperti berita ringan, wawancara human interest, diskusi, feature, peristiwa menarik yang dilengkapi musik-musik pilihan termasuk spot iklan, public service announcement, station ID's dan lain-lain. 6) Features Features berusaha mengkaji subjek informasi secara mendalam. Banyak cara atau medote yang bisa dilakukan untuk program ini, misalnya dengan wawancara, diskusi, dan dokumentasi. Program ini diminati pendengar secara umum atau ditujukan kepada
pendengar khusus, misalnya wanita, petani, anak-anak atau kelompok-kelompok lain. Pada umumnya disajikan dalam bentuk pembicaraan terfokus pada hal-hal yang dipercayai atau pendapat narasumber, sebagaimana seorang politikus mengeluarkan pernyataan atau seperti seorang guru ketika mengajar. Features di radio berupa kalangan khas yang kreatif dan faktual, cenderung menyentuh human interest, ringan, menggugah emosi dan imajinasi, tidak harus objektif, menambah informasi atau memperkaya visi atas suatu peristiwa, dan masalahnya termasuk hal-hal yang menjadi prolog maupun epilog. Di radio features bisa berdiri sendiri menjadi sebuah acara, tetapi dapat juga menjadi bagian dari acara lain, misalnya majalah udara, acara wanita, acara remaja dan lain-lain.
c.
Siaran Iklan Kehidupan perlu menyadari bahwa kelangsungan iklan yang disiarkannya, karena
iklan merupakan sumber dana yang membiayai semua aktifitas. Adapun jenis iklan yang biasa disiarkan di radio sebagai berikut : 1) Iklan Komersil Penyiar perlu menyadari bahwa kelangsungan hidup sebuah stasiun radio (khusus radio swasta) adalah dari siaran iklan. Banyak stasiun radio yang hidupnya kembang kempis karena tidak memperoleh iklan, karena bisnis stasiun radio adalah dari pengiklan yang ingin berpromosi di media radio, jadi radio merupakan salah satu media promosi bagi pemasang iklan. Bentuk penyiaran yang dilakukan adalah spot, adlibs, dan sponsor program. Setiap orang yang berusaha menyampaikan iklan-iklan komersial secara efektif
akan memanfaatkan atribut tersebut. Ada beberapa pedoman yang biasa dilakukan dalam pembuatan spot radio, yaitu mengacu kepada ungkapan yang menyebutkan, "tulis untuk telinga, bangkitkan imajinasi pendengar, memiliki gagasan yang kuat, target sasaran pendengar dengan kata khas, mendapatkan perhatian secara cepat, menciptakan nama produk, pesan tidak terlalu banyak, dibuat dengan jelas serta menarik, buatlah terkesan penting namun ramah, berikan sesuatu yang dapat dilakukan pendengar, pastikan humor memang lucu, dan penyampaian pesan tidak cukup sekali." 2) Iklan Layanan Masyarakat Iklan adalah komunikasi yang paling modern, jelas, cepat serta bentuk informasi persuasive yang ditemukan oleh manusia. Iklan memiliki dampak yang luas, dan sering digunakan secara luas oleh pemerintah, partai politik, organisasi, asosiasi, dan lembagalembaga penelitian, serta perguruan tinggi. Iklan layanan masyarakat ini dibuat untuk memberikan ide-ide, bukan hanya untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan, namun benar-benar dikerjakan untuk mendukung keutuhan dan aspirasi masyarakat. Produk-produk iklan layanan masyarakat ini bisa mencakup empat hal besar, diantaranya : a) mengembangkan SDM untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. b) mengenalkan kewaspadaan masyarakat terhadap kesehatan dan berita lainnya, c) melestarikan sumber daya alam, dan d) memperkuat ekonomi
Iklan layanan masyarakat tidak perduli format yang digunakan, tetapi tujuannya memengaruhi emosi. Berikut adalah beberapa contoh iklan layanan masyarakat: waspada AIDS, bantuan peningkatan pendidikan, Palang Merah Indonesia, memerangi narkoba, bantuan untuk panti asuhan yang memelihara anak yatim, dan lainnya.
BAB III PROFIL RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA
A. Sekilas Perkembangan Radio Prambors Bicara mengenai Prambors, sama saja kita bicara tentang anak muda Jakarta yang penuh gaya dan trend. Prambors selalu punya semangat untuk bikin sesuatu yang baru, seger, kreatif dan pastinya khas anak muda. Pada saat didirikan, alat-alat yang digunakan Prambors masih sangat sederhana yaitu komunikasi Qso atau sejenis radio yang diubah menjadi alat siaran broadcasting dengan kekuatan 15 watt dan radius jangkauan hanya 1 km dari kamar siaran Jl. Borobudur No. 30. Setelah mencari-cari, akhirnya pilihan untuk dijadikan studio dijatuhkan pada kamar tidurnya Bambang Wahyudi, yang sekarang menjadi Komisaris Utama Radio Prambors. Transmitter yang sekedarnya dan segala macam pendukungnya diusung dan dirakit di kamar itu. Karena dulu belum ada kaset, belum ada tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Diperluas dengan menjulurkan bambu penyangga antena yang di ikat ke pohon, yang berlokasi di depan rumah tersebut. Jangkauannya kemudian melejit menjadi beberapa kilometer sehingga dapat ditangkap seputar daerah menteng. 33 Prambors itu sendiri memang anak-anak di daerah sini. Rumah tinggalnya di sini, semua rumah punya anak remaja. Sebenarnya meskipun Prambors, tapi ada pengelompokkan. "Kita anak daerah sini, terus ada anak daerah tengah, ada yang daerah pojok. Saking banyaknya anak muda, bisa dibayangkan waktu kita bikin radio," tutur Direktur Utama Radio Prambors, Imran Amir. 33
http://www.prambors fm.com
36
Maksud Imran, untuk satu kawasan kecil akhirnya muncul 3 sampai 4 radio. Mereka yang hobi bikin pemancar sendiri, dia bisa on air dan memutar lagu. "tetapi yang agak lebih serius memikirkan radio itu, mungkin hanya kami barangkali" tambah Imran. 34 Prambors lahir dari sebuah pemancar radio yang mengudara berdasarkan trend yang ada pada saat itu. Pada tahun 1967 sekelompok anak muda menteng dengan bekal semangat hura-hura mencoba membuat pemancar. Nama Prambors saat ini diambil karena dari misinya saat itu. Pengen beken!. Ceritanya, beberapa anggota geng Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta satu orang yang punya hobi elektronik, yang biasa dipanggil Itung, nama lengkapnya Tri Tunggal – merasa perlu memberi identitas buat geng. Identitasnya adalah pemancar radio. Nama Prambors diambil dari akronim beberapa jalan tempat para pendiri radio prambors bertempat tinggal, yaitu di jalan Prambanan, Mendut, dan Borobudur. Penambahan huruf "s", semula terdengar agak kebarat-baratan tetapi perkembangannya huruf "s" berarti sekitarnya. Pemerintah kemudian menetapkan peraturan untuk menertibkan radio-radio yang belakangan banyak muncul. Aturannya antara lain, radio harus berbentuk badan hukum, ada standar kondisi peralatan dan standar ruangan siaran studionya. Tahun 1970, pemerintah mengeluarkan kembali aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT. Radio Prambors Broadcasting Service. Dengan demikian PT. Radio Prambors Broadcasting Service resmi berdiri pada tanggal 18 Maret 1971 dan berdiri berdasarkan akta notaries M.S. Tadjoedin No. 164 dengan gelombang 805 KHz. 34
http//www.pramborsfm.com/
Pelan-pelan ternyata Prambors telah memiliki komunitas pendengar, yang mayoritasnya anak muda. Lagu-Lagu dengan materi siaran disesuaikan dengan segmentasinya anak muda. Mulai 1971 hingga 1978, Prambors pun mantap di jalur anak muda yang kala itu tidak ada saingannya. Produk prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses. Setelah berdiri secara resmi tahun 1971, Prambors pindah lokasi di Jl. Borobudur No. 4 karena tempat ini termasuk memiliki ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lama. Pada tahun 1978 studio Prambors dipindahkan kembali ke Jl. Borobudur No.9 selain studio siaran, dilokasi ini juga didirikan studio rakaman, beberapa ruang siaran, ruang persentasi, periklanan, juga "Lannin Cafe" yang menjadi sarana istirahat bagi para personil Prambors. Lokasi sebelumnya yakni Jl. Borobudur No. 4 digunakan sebagai ruangan direksi, humas, keuangan, dan administasi. Untuk meningkatkan kualitas suara dijalur AM. Maka Prambors memindahkan frekuensi dari 805 KHz menjadi 666 KHz. Komposisi angka itu tentunya lebih mudah diingat oleh pendengar saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, tertanggal 4 Desember 1987, Prambors memindahkan gelombang radio dari AM ke FM. Prambors jadi full gas di frekuensinya yang baru yakni 102.3 FM. Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games,
di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Setelah mengudara dengan tanpa hambatan yang cukup berarti dari frekuensi 102.3 FM. Tepatnya pada tanggal 24 April 1992. Prambors memindahkan lokasi siaran yaitu di Jl. Mendut No.15 Jakarta Pusat. Di tempat inilah semua kegiatan operasional Prambors dijalankan. Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya 102.3 FM menjadi 102.2 FM. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors juga kini dapat didengar selain di Jakarta yaitu di Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, dan Solo. Awal tahun 2007, kantor Radio Prambors dipindahkan kembali di Jl. Sudirman Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9 Lantai 19 dan 20. Di lantai 19 adalah ruang kantor yang berisi ruang direksi, humas, keuangan, administrasi dan hal-hal yang lain yang berkenaan dengan aktifitas kantor. Di lantai 20 nya adalah ruang studio Radio Prambors yang setiap harinya mengudara.
B. Visi dan Misi Radio Prambors Prambors diartikan sebagai pelopor brand/merek yang menyediakan isi media (musik dan informasi) yang benar-benar menyenangkan bagi kawula muda Indonesia di perkotaan yang menjadi kreatif, gesit atau cepat dalam mengikuti tren dan memiliki wawasan, serta jujur, tidak munafik dan apa adanya. Menggunakan radio sebagai media utama dan didukung oleh internet, event-event dan lainnya.
Radio Prambors yang telah meluaskan jaringannya di 8 kota di Indonesia, yaitu Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makasar 105.1 FM. Prambors hadir menjadi bagian dari kawula muda Indonesia, untuk menjadi bagian dari aktifitas kratif remaja global, mempelajari apa yang dikehendaki remajaremaja dari waktu ke waktu dan remaja-remaja menyesuaikan gaya hidupnya dengan standar yang diciptakan radio Prambors. Sinergi radio dengan industri rekaman dari Prambors yang cukup monumental adalah Desa Tambang Tercantik, Rest and Relax, dan Prambors Hits.35
C. Struktur Organisasi Radio Prambors Adapun struktur dari Radio Prambors 102.2 FM Jakarta sebagai berikut :
35
[email protected]
Sumber : Radio Prambors 102.2 FM Jakarta
D. Program Siaran Radio Prambors Radio Prambors 102.2 FM Jakarta menyiarkan banyak program yang dapat menemani puasa kawula muda di bulan Ramadhan ini dengan seru. Selain menemani kawula muda Jakarta ngabuburit di bulan Puasa, radio Prambors Jakarta juga membagibagikan hadiah yang menambah ketertarikan para pendengar khusunya kawula muda Prambors. Berikut ini adalah beberapa program bulan Ramadhan, di radio Prambors:36 1. Balada Cerita Ramadhan (BCR) Radioplay yang satu ini sudah pasti ditunggu-tunggu oleh kawula muda di 8 kota Prambors. Setiap hari di bulan Ramadhan, selama 1 jam sebelum berbuka puasa ini, dapat didengarkan oleh kawula muda dengan cerita pertahunnya yang seru. Kehidupan Dhana, Aldi, Aura dan Vano. Program Siaran BCR ini selain didengarkan di radio Prambors, juga dapat didengarkan audio filenya serta dapat membaca synopsis tiap episode dengan mengakses website radio Prambors yakni. .www.pramborsfm.com 2. Thursday Quiet Selama bulan Ramadhan. Program musik Thursday Riot berubah menjadi Thursday Quiet. Walaupun Quiet, tapi masih penuh dengan penampilan bandband yang bagus dan dengan musik-musik yang handal. Program yang disiarkan setiap Kamis pada pukul 7-9 malam di 8 kota. 3. The Hall Program siaran the hall disiarkan setiap hari Senin sampai hari Jumat pada pukul 12 - 1 siang. Program ini dikhususkan untuk kawula muda yang merasakan terikteriknya matahari dan membutuhkan lagu favorit untuk menghilangkan rasa lapar dan haus dengan meminta (request) lagu untuk diputarkan. Selain dapat meminta lagu untuk diputarkan, program musik The Hall ini juga membicarakan tentang apa saja dan dapat mencurahkan hati.
36
http://www.pramborsfm.com/?opt=news&id=2522
4. Razia Berbuka Puasa Program dadakan ini dilakukan tiap sore menjelang saat berbuka puasa, Radio Prambors akan memberikan petunjuk tempat mangkal anak muda yang akan didatengin Street Force Crew Prambors (wadyabala yang langsung melaporkan dari tempat mangkal). Jika dalam tempat mangkal kawula muda didapat sedang minum Teh Botol Sosro (sponsor penuh BCR 2008), dari Street Force Crew Prambors akan memberikan hadiah uang tunai senilai Rp. 300.000. 5. Tiada Lemas Untukmu "Walaupun lagi puasa tapi gak boleh lemes bos!" kata-kata yang menjadi andalan dalam program siaran di radio Prambors ini disiarkan setiap hari Senin - hati Jumat pada pukul 4-5 sore. Dalam program ini, kawula muda mesti nunjukin semangat kawula muda berpuasa, Street Force Crew Prambors akan mencari kamu yang pake Simpati dan berani menunjukkan kalau kamu masih semangat berpuasa. Buat kamu yang semangat, ada hadiah Rp. 300.000. 6. Fakta Seru Ramadhan Insert-insert seperti ini banyak tersebar di semua program Radio Prambors Jakarta.
Beberapa program yang disiarkan setiap harinya Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, meskipun tidak dibulan ramadhan, yaitu:37 1.
Panda Berkokok
Mulai 4 Februari 2008, peran ayam jantan yang berkokok tiap pagi membangunkan kawula muda bakal digantikan oleh Panda. Panda berkokok mulai hadir menemani kawula muda di 8 kota Prambors, setiap harinya yakni hari Senin sampai hari Jumat, jam 5- 7 pagi oleh Cici Panda. Panda berkokok nemenin kawula muda siap-siap berangkat ke sekolah, curhat pagi-pagi bersama Panda, dapet ucapan ulang tahun untuk kawula muda yang lagi ultah, ngejar rejeki di pagi hari dari kuis berhadiah ciamik, ngobrolin idola keren di sekolah kamu, sampe dijemput dan dianterin ke sekolah oleh tim Panda Berkokok. Selain itu pastinya masih banyak segmen seru lainnya yang bikin kawula muda tambah semangat bangun pagi!. 2. Putuss
37
http://www.pramborsfm.com
Pada Tahun 2009 ini. Program Putuss mengudara dengan Mass Darto atau Imam Darto yang siap memberikan info-info seru untuk kawula muda. Program Putuss terdahulu disiarkan oleh Arie Dagienk dan Desta Club 80's. Dengan adanya perubahan agar lebih ciamik, Putuss sekarang bersama dengan Mass Darto, mengudara setiap hari Senin sampai hari Jumat, pukul 7.00 – 11.00 WIB, langsung di Prambors 8 kota, yakni di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.8 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. No more lazy wake up and unwelcome smile in the morning for you! Jadi, pastiin kamu mangkal dan dengerin Putuss setiap hari, karena Putuss dijamin bakal ngawalin hari kamu dengan senyum cerah meriah dan semangat!. 3. 2nd wave Mangkal bareng Daudtobing di 2nd Wave. Obrolan tentang segala hal, mulai dari cinta, masalah keluarga, sampe soal makanan pun dijembrengin selama 3 jam setiap malamnya. Obrolan sebelum tidur yang menyenangkan sekaligus melegakan!. 2nd Wave sejak Senin, 30 Juli 2007, mengudara di Prambors 8 kota. 4. Riot on air Riot on Air mengudara setiap hari Kamis jam 7 malam. Live band-band indie Indonesia. Selain itu, kawula muda juga bisa ikut ngobrol bareng para pengisi acara Riot on Air. Awal cerita dari Riot on Air yakni, pada Maret 2006, komunitas musik indie Jakarta kehilangan salah satu acara regulernya yang dijamin menghadirkan band-band indie dan non indie keren: Thursday Riot. Thursday Riot adalah acara reguler tiap hari Kamis yang diadakan di sebuah venue bernama Parc. Tapi ketika venue yang terletak di Jl. Iskandarsyah itu terpaksa bubar jalan karena satu dan lain alasan. Thursday Riot yang menampilkan band-band yang pernah manggung di acara ini. Tapi CD yang dirilis pada saat bersamaan dengan tutupnya Parc ini tampaknya belum cukup. Prambros kini mencoba menghadirkan lagi atmosfer seru yang selalu ada pada tiap acara Thursday Riot. Maka Prambors menghadirkan: Riot On Air. Banyak program yang diproduksi oleh para wadyabala Prambors khususnya dalam siaran di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. Program-program tersebut selain memberikan hiburan saat menjalankan puasa dibulan puasa, juga bermanfaat untuk mengisi waktu saat kita berpuasa. Hasil penemuan, bahwa sesungguhnya Radio Prambors tidak hanya sebagai radio kawula muda modern yang sebagian besar diisi dengan
program-program musik dan lainnya, juga menyiarkan program-program religi, yang memiliki unsur dakwah dalam beberapa programnya. Semua di siarkan untuk kawula muda di bulan Ramadhan.
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Siaran Harian radio Prambors 102.2 FM
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu Kilas Santai
05-06 Panda Berkokok (Cici Panda) 06-07
Siaran Kesehatan
Siaran Kesehatan
Jasmani (Mya)
Jasmani (Rizkha)
Campus Sound
Campus Sound
RERUN THE LIST
RERUN RIOT
DJ (Pucil)
DJ
Prambors Top 40
Prambors Top 40
(Okki)
(Okki)
07-08 08-09 PUTUSS WITH MASS DARTO (Imam Darto) 09-10 10-11 11-12 DJ (Riesa) 12-13 13-14 DJ (Adit) 14-15 15-16 16-17 SELAMAT SORE (Andari) 17-18 18-19
The
19-20 Rion 2nd WAVE (Daudtobing) 20-21
Stage on Air (Daud) CERITA CINTA
21-22
DJ (Chiko) (Chiko)
22-23
Semalan Bareng Caesar
23-24 24-01
Kilas Santai
Sumber : www.pramborsfm.com
BAB IV ANALISIS PROGRAM SIARAN BALADA CERITA RAMADHAN (BCR) DI RADIO PRAMBORS 102.2 FM
Program Balada Cerita Ramadhan milik Radio Prambors pertama muncul pada tahun 2002 dengan nama Balada Cinta Ramadhan. Pada tahun 2007 di ganti menjadi Balada Cerita Ramadhan atau yang lebih akrab disingkat dengan BCR. Program ini bisa dibilang sebagai satu-satunya program sandiwara radio remaja pada saat itu, yang menjadi teman kawula muda saat menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan. Balada Cerita Ramadhan disiarkan setiap hari, selama satu jam sebelum azan magrib di bulan Ramadhan berkumandang. Balada Cerita Ramadhan disiarkan selama bulan Ramadhan ini, serentak di 8 kota Prambors yakni Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Makasar 105.1 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Semarang 102 FM.38 Naskah BCR 2008 yang bercerita tentang empat kawula muda asal Jakarta yakni Dhana, Aura, Aldi, dan Vano ini dibuat sebanyak 30 episode, dikerjakan oleh tim penulis naskah yang diambil dari para wadyabala (sebutan untuk para kru) dari radio Prambors itu sendiri. Pengisian suara dalam program BCR, telah mengalami beberapa kali perubahan. Ketika muncul pertama kali, pengisi suara dilakukan oleh wadyabala Prambors. Kemudian sempat pula BCR membuka audisi untuk pengisi suara dari kawula
38
www.pramborsfm.com
45
muda pendengar, yakni pada tahun 2007 yang lalu. Sekarang Balada Cerita Ramadhan 2008 kembali ke para wadyabala sebagai pengisi suaranya. ”Back to the root" 39. Untuk mengetahui bagaimana produksi program yang berdurasi selama satu jam sebelum berbuka puasa ini yaitu dibagi menjadi beberapa bentuk tahapan, di mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan 2008 Pada proses komunikasi massa yang melibatkan media elektronik, adapun komunikatornya yakni para pengisi program tersebut, penulis naskah, produser, penyiar, atau presenter (dalam televisi), personil teknik, perusahaan periklanan atau sponsor, dan lainnya.40 Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antar persona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu institusi gabungan dari berbagai pihak. Sama halnya media elektronik yakni Radio. Radio Prambors sebagai suatu institusi atau dapat dikatakan komunikator karena menyiarkan berbagai program untuk kawula muda di beberapa kota di Indonesia. Balada Cerita Ramadhan (BCR) adalah program siaran dari radio Prambors yang selalu disiarkan selama 30 hari sebelum berbuka puasa di bulan Ramadhan. Program siaran BCR dalam melakukan proses produksinya berawal dari perencanaan yang matang dan kerja tim produksi. 39
Majalah Hai Online. Balada Cerita Ramadhan Prambors: Hasil Keroyokan. Artikel diakses pada Sabtu 27 September 2008 dari http://www.hai-online.com/article/balada-cerita-ramadhan-prambors-hasilkeroyokan?channel=tongkrongan/lets _play 40 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 32
Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu karena program merupakan acuan selama proses penyiaran berlangsung. Suatu program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana mengemasnya sedemikian rupa sehingga ketika menyajikan sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh. Perencanaan
program radio
juga diarahkan untuk
dapat
memilih dan
menjadwalkan penyiaran suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin pendengar. Sebuah program dikatakan baik dan menarik jika memiliki kualitas membuatnya berbeda dari program yang lain. Perbedaan itu terdapat dalam keaslian tema perlakuan atau akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu personalitas yaitu suatu gambaran yang bersifat baru.41 Program juga dapat dikatakan baik dan menarik, analisanya bahwa program tersebut mempunyai daya tarik bagi para pendengar. Ketertarikan pendengar pada acara siaran dapat terjadi jika satu atau lebih elemen-elemen berikut ini ada pada acara siarannya:42 1. Acara itu berdampak bagi kehidupan pendengar: berhubungan dengan cara-cara tertentu sehingga mereka merasa terlibat. Elemen siarannya mungkin kehidupan mereka, lingkungan atau tentang orang-orang, atau beberapa aktivitas kemanusiaan, sesuatu yang emosional. Hal-hal seperti mungkin membangkitkan emosi, mungkin kekaguman, kecemburuan atau kesadaran, atau menggambarkan sosok individu tertentu pada tempat yang tak biasa, atau perilaku yang tidak seperti biasanya. 2. Selalu ada konflik; antara orang, antara manusia dan alam, antara ide yang berbeda, antara bangsa. Konflik itu tidak selalu konflik yang mengganggu, atau bukan masalah hidup atau mati, tetapi bisa saja kontroversi, sesuatu yang kontras, pertentangan antara satu dan yang lain. Mungkin sebuah pemberontakan atau sebuah masalah yang mesti dipecahkan, atau bahkan pertanyaan yang menantang, yang perlu dicari jawabnya. 3. Pendengar bersemangat dan nampaknya sangat berminat. Semangat bisa ditumbuhkan dengan cara yang bersemangat pula.
41
Muryanto Ginting. Media komunikasi radio. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta: 1996. h. 97 Howard Gough, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIA-PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran AsiaPasifik). Malaysia: 1999. hlm 11.
42
4. Program harus dapat dipahami oleh khalayak. Seorang pakar yang tengah bersiaran harus beradaptasi dengan minat tingkat pemahaman pendengarnya. Bahasa, tempo, perlakuan, asumsi latar belakang pengetahuan harus dicocokan dengan apa yang ada pada pendengar. Camkan: kesulitan komunikasi satu arah yang dilakukan hanya dengan suara. 5. Untuk itu diperlukan kehidupan yang sebenarnya, imajinasi yang konkrit, dan menghindari sesuatu yang abstrak. Perlu penggambaran yang jelas untuk mempermudah pemahaman; memaksa terjadinya upaya mental. 6. Unsur keanekaragaman dapat juga disajikan. Telinga butuh kegairahan dengan suara yang beraneka ragam—bukan hanya bunyi yang berubah-ubah: Telinga perlu perubahan topik, format, tempo, penyaji atau penyiar yang berbeda, dan teknik penyajian yang bervariasi.
Tahap pra produksi atau perencanaan suatu program merupakan pengembangan dari desain program menjadi desain produksi, atau semua kegiatan mulai dari pembahasan ide, atau gagasan awal sampai pada pelaksanaan on air, atau mulai saat rekamanan (recorded) dan secara umum perencanaan juga melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, sebulan, atau setahun. Penyiaran dapat terjadi karena tersedianya alat-alat untuk siaran. Sementara itu tujuan penyiaran yang klasik adalah untuk membuat acara siaran. Dan akhirnya mengarah pada tujuan akhir penyiaran, yakni "menghibur, mendidik dan mewartakan".43 Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses akan sangat ditentukan oleh perencanaan tersebut. Hal-hal yang termasuk ke dalam kegiatan pra produksi Balada Cerita Ramadhan antara lain: penuangan ide atau gagasan ke dalam outline, menentukan karakter dan tokoh yang berperan, format, meriset bahan-bahan yang akan disiarkan sampai akhirnya menjadi skrip dan mulai melakukan kegiatan yang selanjutnya, yakni Produksi. 43
Ibid, hlm 1
Balada Cerita Ramadhan (BCR) terdengar sering di telinga para pencinta radio Prambors. Program ini merupakan drama radio yang sengaja dibuat oleh Prambors untuk mengisi hiburan selama bulan ramadhan. Program ini pun menjadi ciri khas radio yang berfrekuensi 102.2 FM ketika bulan ramadhan. Prambors sebagai radio kawula muda tetap menyadari bahwa ramadhan merupakan bulan suci yang mesti nya diisi dengan acara yang tetap bernuansa suci. Pihak pengelola juga berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan dan mengembangkan program acara BCR ini dengan sesuai prosedur atau aturan yang berlaku. Program acara yang sudah direncanakan dan dikemas dengan sedemikian mungkin, mulai dari materi, bentuk penyajian, waktu siaran, hingga siap disajikan kepada kawula muda pendengar yang sebelumnya ditargetkan untuk objek acara ini ialah kalangan muda-mudi dan masyarakat umum. Suasana yang diciptakan pada cerita Balada Cerita Ramadhan menggambarkan kegiatan puasa yang dijalankan oleh anak-anak muda metropolitan. Proses penyajian program BCR, tentu dilakukan dengan rekaman yang sudah dibuat sedemikian rupa dan berlangsung layaknya sebuah drama remaja metropolitan yang tetap tidak mengesampingkan nilai-nilai Islam juga bernuansa ramadhan. Ketika acara berlangsung, jelas tidak ada timbal balik langsung dari para pendengar. Karena ini memang sengaja disajikan untuk menemani kawula muda dalam menunggu waktu berbuka puasa. Berdasarkan prosedur siaran ini disiarkan setiap harinya di bulan Ramadhan, segmentasinya yakni kawula muda berumur 15-25 tahun di dengar dalam bentuk rekaman drama radio di Radio Prambors serentak di 8 kota Prambors lainnya, yaitu Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Surabaya 89.3
FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makasar 105.1 FM. Oleh karena itu siaran ini hanya memakan waktu berdurasi 60 menit saja. Asli drama nya hanya berdurasi sekitar 12-16 menit.44 Selebihnya ialah iklan sponsor, kuis sebagai feedback langsung dari pendengar, jingle dari BCR 2008 ini yakni lagu kepompong oleh Sindentosca, dan sapaan dari penyiar yang makin membuat BCR 2008 lebih menarik.45 Untuk mengenai hasil yang dicapai dari program acara yang disiarkan, pihak pengelola mengembalikan semuanya kepada para pendengar, terutama kawula muda yang menjadi targetnya. Karena pendengarlah yang dapat menilai sejauh mana keberhasilan program acara ini. Program Balada Cerita Ramadhan disajikan secara tidak langsung atau rekaman (recorded) pada setiap harinya, yang dipandu oleh seorang penyiar dan sebagai seorang yang terlibat juga dalam produksi BCR 2008 ini yaitu Imam Darto, dalam acaranya yang diberi nama Mass Darto, mengudara setiap hari senin sampai hari Jumat, mulai pukul 4 sore sampai pukul 7 malam WIB. Untuk siaran hari sabtu dan hari minggu, ada penyiar atau DJ yang berbeda dalam memandu program siaran BCR 2008. Pemilihan waktu sengaja di buat sebelum waktu berbuka puasa, agar para pendengar tak terlalu bosan menunggu waktu berbuka. Biasanya jam-jam menunggu berbuka merupakan waktu yang seolah-olah berjalan begitu lambat, sehingga jika menunggu tanpa melakukan aktivitas akan cepat membuat bosan. Untuk menghibur kebosanan tersebut, maka BCR sengaja di putar pada jam-jam sebelum magrib.
44
Wawancara Pribadi. Robby Syafputra, sebagai Produser, Program Director, dan Pengisi Suara BCR 2008 di Radio Prambors. 45 Wawancara Pribadi. Robby Syafputra. 23 Desember 2008
Berdasarkan uraian diatas penulis melihat bahwa acara BCR dalam konteks waktu sudah tepat karena para kawula muda memang membutuhkan hiburan, dan ini lebih baik daripada hanya jalan atau nongkrong-nongkrong tidak jelas saat menunggu magrib. Langkah-langkah dilaksanakan sebelum proses produksi atau proses pra produksi adalah:46 1. Mengadakan meeting Meeting diadakan untuk menentukan ide cerita dan membagi tugas kepada masingmasing individu tim kreatif untuk memproduksi program Balada Cerita Ramadhan 2008. Kerangka utama pada setiap pengudaraan program direncanakan dan dijadwalkan berminggu-minggu sebelumnya. Perencanaan yang telah ditentukan dalam meeting in membahas apa-apa saja yang menjadi kebijakan dalam memproduksi suatu program yang direncanakan akan menjadi program yang baik dan sampai pesannya kepada para pendengar, yakni kawula muda Prambors. Dalam meeting ini secara rinci membahas: a. Menentukan ide cerita program Balada Cerita Ramadhan Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakukan penelitian (riset) terhadap selera pendengar sebelum membeli suatu program. Suatu program yang sukses secara umum harganya pasti mahal, namun tak ada jaminan program itu akan juga sukses di negara, kota atau daerah lain. Semua program radio, tentunya selalu diadakan oleh sebuah ide. Dalam menentukan ide ke dalam sebuah naskah, tim kreatif atau para wadyabalan dalam produksi untuk program BCR sangat memperhatikan faktor pendengar, waktu siaran, selera dan kebutuhan pendengar agar apa yang akan disajikan mencapai 46
Wawancara Pribadi oleh Robby Syafputra. 23 Desember 2008.
sasarannya. Ide umum program BCR mengangkat cerita tentang kehidupan kawula muda metropolitan. Kisah persahabatan, percintaan dan berbagai masalah yang dihadapi oleh mereka saat bulan puasa membuat Balada Cerita Ramadhan 2008 ini semakin memikat para pendengar.47 b. Menentukkan karakter pemeran (aktor) beserta hubungannya Setelah menentukkan ide, penentuan tokoh utama sangat penting bagi suatu program acara drama radio, seharusnya kontras yakni temperamennya, kosa kata tuturannya, serta kualitas suaranya (suara wanita asli dibedakan). Agar pendengar dapat mengenali tokoh utama waktu pertama kali mendengarkan program siaran drama radio.48 Karakter tokoh dalam program Balada Cerita Ramadhan ini dibuat agar dapat membedakan antara pemeran satu dengan pemeran lainnya. Dalam hal ini juga ditentukan hubungan yang terjadi antara aktor satu dengan aktor lainnya. c. Menentukan plot dan subplot Alur cerita atau plot adalah bentuk kisah. Seluruh tindakan dan dialog harus dikembangkan, misalnya beberapa adegan dalam tindakan atau dialog harus sesuai sepanjang alur cerita dan harus menguatkan pesan.49 Alur cerita atau jalan cerita dibuat yang logis, dari awal sampai akhir.
47
Majalah Hai Online. Balada Cerita Ramadhan Prambors: Hasil Keroyokan. Artikel diakses pada Sabtu 27 September 2008 dari http://www.hai-online.com/article/balada-cerita-ramadhan-prambors-hasilkeroyokan?channel=tongkrongan/lets _play 48 Howard Gough, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIA-PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran AsiaPasifik). Malaysia. 1999. hlm. 135. 49 Ibid hlm.134
Tim kreatif BCR 2008 membuat plot atau jalan cerita sebanyak 30 plot, dan membuat sub plot atau pengembangan cerita juga sebanyak 30 subplot atau bahkan dapat lebih. d. Menjadi skrip Setelah semuanya disepakati, alur cerita tadi diserahkan kepada penulis untuk dirangkai menjadi sebuah cerita sempurna. Naskah itu dibuat dengan bahasa yang baik, kata-kata dalam penulisan skrip atau naskahnya dibuat oleh para penulis wadyabala Prambors yang masih digolongkan sebagai anak muda. Seperti yang ditegaskan oleh Robby sebagai Program Director dalam wawancaranya di salah satu majalah online anak muda, "Sekarang saatnya perubahan. Dulu yang nulis naskah itu antara lain Imam Darto dan Sesa Nasution. Karena udah mulai tua (hehehe…!), mereka digantikan oleh penyiar-penyiar yang masih muda. Supaya percakapan di BCR lebih dapet feel-nya". Dan agar pendengar dapat menerima pesan-pesan dengan baik dan lebih dapat dipahami. Kemudian naskah yang sudah ditulis itu diserahkan kepada editor atau yang disebut penulis revisi di Prambors, tugasnya ialah untuk mengedit kalaukalau terdapat bahasa yang kurang tepat atau tidak baik didengar. Pada bagian revisi skrip ini dilakukan oleh Sessa Nasution.
Alur atau Tahapan Jalannya Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors
1). Mengadakan meeting membahas ide-ide cerita yang akan dikembangkan oleh semua tim produksi BCR 2008
2). Pembagian karakterkarakter yang mewakili tokoh-tokoh BCR 2008
5). Kemudian masuk ke tahap Perekaman.
4). Lalu membuat skrip atau naskah BCR 2008 yang dikerjakan oleh beberapa penulis muda dari para wadyabala Prambors sendiri
3). Kemudian menentukan plot atau alur utama dan subplot atau alur tambahan
6).Terbentuklah karakter atau kebijakan dalam program BCR 2008
Alur yang pertama yakni: meeting atau adanya pertemuan di antara pelaku-pelaku dari program Balada Cerita Ramadhan 2008. Pada tahap ini wadyabala yang terlibat dalam pra produksi program BCR 2008 membahas tentang ide-ide agar dapat menjadi suatu program cerita radio yang bagus. Meeting dilakukan oleh para wadyabala yang terlibat maximal 3 kali untuk menentukan ide-ide menarik. Pada proses komunikasi massa yang melibatkan media elektronik, adapun komunikatornya yakni para pengisi program tersebut, penulis naskah, produser, penyiar, atau presenter (dalam televisi), personil teknik, perusahaan periklanan atau sponsor, dan lainnya.50
Adapun para
wadyabala tersebut ialah creative director oleh Sessa Nasution, produser dan project officer oleh Robby Syafputra, bidang marketing, penulis oleh Imam Darto, eksekutif produser oleh Niken Puspitawangi dan beberapa wadyabala yang lain.. Kebijakan yang ada pada kegiatan meeting ini adalah keinginan komunikator program BCR 2008, yakni adalah agar program siaran Balada Cerita Ramadhan yang setiap tahunnya dinikmati
50
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 32
kawula muda ini, dapat menemani saat-saat sebelum berbuka puasa dengan cerita yang semakin berbeda dan menarik untuk diikuti setiap episodenya. Menurut Berlo, dalam sebuah kesuksesan tindakan komunikasi,
Pada model
komunikasi yang berhubungan dengan komunikasi siaran radio, yaitu model SMCR (Source-Message-Channel-Receivers) yaitu Beliau menyarankan bahwa keterampilan yang dimiliki oleh sumber dan penerima harus menjadi sebuah pertimbangan, dan disesuaikan satu sama lain.51 S (Source) menurutnya adalah sumber yang berarti penyiar. Dalam aplikasinya, penyiar dan pendengar siaran radio model Berlo banyak dipengaruhi oleh faktor keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. M (Message) atau pesan yang berarti materi siaran atau program siaran atau isi siaran. Dalam aplikasinya, Pesan siaran dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. C (Channel) saluran media atau media yang berarti radio (radio siaran). Dalam aplikasinya salurannya berhubungan dengan pancaindera khususnya pendengaran. Dan R (Receiver) atau komunikan yang berarti Listeners (pendengar atau kawula muda).52 Sama halnya dengan proses program BCR 2008 hingga sampai ke kawula muda. Alur yang kedua, yakni setelah melakukan meeting dalam membahas ide-ide cerita apa yang akan dibuat, kemudian para wadyabala yang terlibat dalam pra produksi membagi karakter-karakter cerita yang ada di program Balada Cerita Ramadhan 2008. Karakter-karakter utamanya adalah Dhana, Aura, Aldi, Vano, yang akan saling memperkuat cerita didalamnya yakni tokoh Dhana, seorang laki-laki, 26 tahun, yang memutuskan untuk mandiri dan menetap di Jakarta, tidak meneruskan usaha ayahnya di
51 52
Harley Prayudha. Radio Penyiar, its not just to talk. Jawa Timur: Bayumedia Publishing. 2006. hlm. 5 Ibid. hlm 6.
Solo. Seorang sarjana ekonomi ini pernah menjadi pengangguran, bekerja di Bank daerah Jakarta, dan akhirnya memutuskan untuk membuat usaha sendiri yakni usaha travel bersama temannya di Jakarta. Dhana berteman dekat dengan Dilla, namun Dhana belum bisa dibilang punya sesuatu yang riil dengan Dilla. Soalnya Dilla belum bisa menerima bahwa ada sesuatu di antara mereka. Dilla masih menganggap mereka hanyalah teman. Jadi, ketika Nadya, sahabat Dilla mulai menaruh perhatian ke Dhana, Dhana pun mau merespon balik. Toh Dilla hanya mengganggapnya sebagai teman, pikir Dhana. Nadia dan Dhana pun mulai bertambah dekat. Belum sampai ke titik yang cukup berarti antara Dhana dengan Nadia, tiba-tiba muncul Tari, teman lama Dhana. Mereka bertemu kembali di acara reuni sekolah. Tari adalah cinta lama Dhana, dia adalah bagian yang sempat "hilang" dari masa remaja Dhana. Mereka sempat dekat, tapi entah kenapa. Mereka tidak sempat pacaran. Kini Dhana mempunyai kesempatan untuk mengejar cinta lamanya kembali. Tapi ketika Dhana mengetahui bahwa Tari pernah menikah dengan Reno, bahkan sudah mempunyai anak, yaitu Sissy (hasil kecelakaan, penyebab nikahnya mereka), Dhana pun bimbang. Tokoh Aura, diceritakan sebagai sepupu dari Dhana. Aura adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta yang berjuang keras menyelesaikan skripsinya ditengah "gangguan" Anna. Gadis yang diam-diam memendam perasaan kepada Aldi (tapi menyangkalnya… ) ini jelas tidak terima ketika Aldi datang dari Bali membawa seorang perempuan yang bernama Anna dan tinggal sekamar dengan Aura. Selama bulan Ramadhan ini, Anna tinggal serumah dengan Dhana, Vano, Aldi dan Aura di Jakarta. Sejak saat itu banyak kejadian serta konflik-konflik kecil yang membuat Aura pusing sendiri. Sama seperti Dilla yang berharap Dhana menjadi kekasihnya, Aura juga
masih mengharapkan Aldi menjadi kekasih hidupnya. Akhirnya berhasil, Aldi ternyata juga menyukai Aura. Tokoh Aldi, 24 tahun seorang laki-laki sarjana Ekonomi yang keukeuh menjadi asisten koki (chef – assistance). Aldi sebagai sahabat Dhana. Ayah Aldi sangat tidak merestui anaknya menjadi seorang koki. Perjuangan menjadi koki ini dilewati Aldi dengan "berguru" ke Bali dan Jakarta. Kekeras kepalaan Aldi memang telah menulang sumsum dari ayahandanya yang juga keukeuh. Dengan alasan faktor usia, akhirnya ayahanda Aldi menerima jalan hidup Aldi menjadi Koki. Dan tokoh Vano berusia 25 tahun, yang memimpikan sebagai penulis kamus gaul ala Debby Sahertian, tetapi kandas. Vano mengubahnya menjadi penulis chicklit atas saran Aura dan karam juga impian Vano tersebut dengan alasan penerbit "No Commercial". Sudah berjuang habis-habisan menjadi penulis dan gagal, Vano melampiyaskan ke blog. Dari blog inilah impian Vano mendapat titik terang perihal tulis menulis. Vano sedang gembira luar biasa karena dia dapat tawaran untuk menulis sebuah buku dari blognya. Tapi kegembiraannya pun segera berubah menjadi kebingungan dan kegelisahan, ketika Sherly, pujaan hatinya Vano harus tinggal di Manado, mengabari bahwa dia akan tinggal di Jakarta untuk sementara waktu, karena alasan pekerjaan.53 Sherly adalah pujaan hati Vano yang telah menikah. Mereka (Dhana, Aldi, Aura dan Vano) tinggal satu rumah di Jakarta milik Dhana.54 Ketiga, setelah semua karakter-karakter telah ditentukan, kemudian saatnya menentukan plot atau alur cerita didalamnya. Serta subplot yang mendukung cerita dalam program Balada Cerita Ramadhan 2008. Pembuatan plot dan sub plot dikerjakan oleh
53 54
http://www.pramborsfm.com/promo/BCR2008/ Diperoleh dari Sinopsis Dokumentasi Radio Prambors 102.2 FM Jakarta.
beberapa wadyabala Prambors, diantaranya yaitu para penulis yang terdiri dari beberapa orang, dan program director serta wadyabala lainnya. Keempat, setelah menentukan jalan cerita atau plot dan subplotnya yang diharapkan dapat mendukung jalannya cerita utama. Kemudian masuk pada tahap pembuatan skrip atau naskah oleh para wadyabala Prambors yang terdiri dari 11 orang penulis dan dua orang penulis revisi. Dalam penulisan skrip yang dilakukan beberapa orang itu bertujuan agar skrip atau naskah untuk program BCR setiap tahunnya itu dapat diterima oleh para pendengar kawula muda di 8 kota Prambors. Kelima, setelah skrip atau naskah dari program BCR telah selesai dibuat. Tahapan yang terakhir dari pra produksi BCR 2008 ini yaitu proses perekaman atau recorded. Para pengisi suara yang menjadi karakter-karakter dalam cerita tersebut saatnya ketahap pengisian suara dan perekaman. Untuk menjaga agar standar program tetap tinggi, dan agar pendengar tetap menyenangi program, sangat bergantung pada mutu standar penggunaan dan perawatan rekaman piringan (DISC) dan pita (TAPE).55 Semua alat ini dapat membantu produksi, dengan segala kelengkapan yang ada pada ruang siaran dan segala peralatan studio, tape recorder, pemutar piringan hitam, mixing panels; semua itu mendukung program yang baik. Kesemuanya tersedia bagi team siaran pada stasiun radio. Peralatan dan keterampilan yang kita manfaatkan dalam pengoperasian siaran hanya baru bisa berarti pada saat pekerjaan sudah berakhir. Penyediaan program yang terbaik yang dapat kita lakukan, adalah selesainya pekerjaan dan hilangnya kegagalan. Penyiar merupakan posisi terbaik, untuk melihat cara memperbaiki sesuatu. Jadi, bagian dari fungsinya adalah untuk melaporkan. Ia 55
Howard Gough, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIA-PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran AsiaPasifik). Malaysia. 1999. hlm. 24
mengendalikan program sebelum menyampaikannya dan menjaga telinga untuk terus terbuka dan mengajak pendengar berkomunikasi.56 Berikut ini adalah tabel para pelaku yang terlibat dalam proses pra produksi program BCR 2008 di radio Prambors 102.2 FM. Tabel 2 Pelaku-Pelaku dari Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM. No.
Pelaku Pra Produksi
Pekerjaan
1.
Niken Puspitawangi
Eksekutif Produser
2.
Sessa Nasution
Creative Director
3.
Robby Syafputra
Produser
4.
Deni Virguniawan
Officer Operator
5.
6.
- Riska
dan
Project
Product
dan
-
Andari
Promo Production
-
Putri Dwiandari - Cifa Ralina
Penulis Naskah atau Para
-
Andi Elsfeel
Tim Script Writer
-
Irena Fatma
-
Genda Ahmad
-
Nia Angelia
-
Warman Nasution - Darto
-
Tisa Yulianti
-
Regia Mutiara
- Dautobing - Aditya Pratama - Robby Syafputra - Imam Darto
- Sesa Nasution
Talent
- Ardina Riesa Fiana
Sumber : Robby Syafputra. Wawancara 56
Ibid hlm. 26
Creative director atau yang dapat diartikan sebagai sutradara kreatif, bertugas membuatan ide-ide yang kreatif dan yang pasti orisinil dalam program BCR 2008, oleh Sessa Nasution. Eksekutif Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap penyusunan dalam pengembangan ide untuk produksi secara siaran oleh Niken Puspitawangi. Produser adalah seorang yang ditunjuk mewakili eksekutif produser untuk melaksanakan apa yang dikendalikan oleh eksekutif produser oleh Robby Syafputra. Tim kreatif adalah orang yang menuangkan ide dan mengembangkannya ke dalam suatu acara yang menarik oleh Warman Nasution, Imam Darto, Tisa Yulianti, Sesa Nasution, Regia Mutiara, Ardina Riesa Fiana. Promo Production adalah seorang yang bertugas mensosialisasikan program untuk mencari para pengiklan yang ingin bekerjasama. Sound Engineer adalah seorang yang bertugas memberikan efek suara yang bebas untuk mendukung cerita sebuah program.Tim Produksi melakukan perencanaan, meeting, tukar pikiran untuk mencari ide apa yang akan disajikan pada saat Ramadhan nanti, karena memang setiap tahunnya harus menyajikan hal yang sama yaitu sandiwara radio di bulan Ramadhan. Maka agar berbeda dengan tahun sebelumnya, dicarikan ide yang ringan namun bermakna. Menurut Robby sebagai director program, mengatakan bahwa "Proses awalnya itu kita meeting, ngobrol nyari ide, membuat sesuatu yang supaya tidak sama dengan tahun lalu, akhirnya kita proses forming, tukar pikiran."57 Penulis Cerita atau Para Sript Writer yang menyajikan cerita dengan tema yang berbeda namun menceritakan kehidupan sehari-hari manusia khususnya kawula muda kebanyakan. Dengan latar belakang anak muda Jakarta dengan berbagai masalah yang ada ketika dalam menjalankan puasa. Adapun para penulisnya terdiri dari 12 orang penulis yang mempunyai tugas masing-masing dalam menyusunan naskah atau skrip pada Program 57
Wawancara Pribadi dengan Robby Syafputra, Produser dan Program Director. 23 Desember 2008.
Siaran Balada Cerita Ramadhan 2008. Para penulis ini melakukan tugasnya ketika skrip atau naskah dibuat. Untuk merevisi skrip atau naskah, dalam produksi program BCR 2008 ini, ada dua orang yang melakukan tugas ini yaitu Sessa Nasution dan Imam Darto.58
2. Sasaran Program Balada Cerita Ramadhan Pada dasarnya program BCR diperuntukan untuk semua kalangan, tapi sasaran utamanya adalah para kawula muda laki-laki dan perempuan yang berusia 15-25 tahun, SES A-B, di Radio Prambors 8 kota, yakni, Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makasar. Kisah di BCR ini, banyak bercerita tentang kisah persahabatan, percintaan, perjuangan dalam kehidupan di kota Metropolitan yang dilakukan kawula muda.
3. Tujuan Program Balada Cerita Ramadhan Program siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008 diadakan khusus untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadhan. BCR juga bertujuan untuk menemani pendengar dengan kegiatan yang santai dan tidak menghabiskan waktu dan uang, untuk sambil menunggu waktu berbuka puasa atau biasa dikatakan "ngabuburit", dan tujuan yang terakhir untuk bisnis.
4. Garis-Garis Isi Program BCR Pada program BCR, materinya berisi tentang cerita-cerita kehidupan kawula muda seputar percintaan, persahabatan, serta konflik-konflik yang menjadi bumbu dalam 58
Wawancara Pribadi. Robby Syafputra. 23 Desember 2008.
cerita tersebut. Namun, cerita tersebut dikemas secara religi sesuai dengan suasana ramadhan. Alur cerita sengaja dikemas dengan menarik agar kawula muda tidak bosan ketika menunggu saat berbuka puasa dengan mendengarkan program BCR ini. "Alur cerita ini dibuat oleh beberapa penulis dari wadyabala yang masih muda, agar percakapan di BCR 2008 lebih dapet feel-nya" kata Robby sebagai program director dan Produser BCR 2008.
5. Jenis program BCR Jenis Program dalam Balada Cerita Ramadhan 2008 berjenis balada yang bersifat Drama Radio, karena mengangkat cerita di dalamnya. Bentuk dari programnya yakni rekaman yang kemas sedemikian baiknya dengan efek-efek suara demi membuat para kawula muda pendengar semakin tertarik untuk mengikuti siaran program yang telah ditunggu-tunggu dari tahun lalu.
6. Format program BCR Format yang digunakan BCR berbentuk balada atau drama radio, karena balada lebih universal dan terdapat unsur-unsur drama yang berbeda-beda. Seperti, drama romantis, melancolick, atau drama action. Drama ini mengisahkan tentang percintaan dan persahabatan di kalangan remaja. Disiarkan sebelum adzan magrib tiba di bulan Ramadhan. Drama dikemas sedemikian rupa agar pendengar terharu, sekaligus ikut menyelami cerita yang diperankan oleh sang aktor. Teknik-teknik drama yang ada dalam sebuah drama seperti: a. Karakteristik, suara digunakan dalam satu program
b. Efek suara, untuk menciptakan keadaan suasana hati (mood), mendeskripsikan suatu keadaan. c. Musik, untuk menciptakan suasana hati (mood), mendeskripsikan waktu dan lokasi. d. Efek teknik,
akustik, perspektif, reverberasi, ekualisasi –untuk menirukan suara
kehidupan yang nyata. Dalam Formatnya, Balada Cerita Ramadhan 2008 di radio Prambos mempunyai 7 segmen, Durasi siaran keseluruhan 60 menit dengan pembagian durasi sebagai berikut: Tabel 3 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008 Segmen
Format Program BCR 2008
Durasi
1).
Penyiar membuka acara sebagai pengantar
7 menit
menuju ke drama. Penyiar juga mereview cerita episode sebelumnya atau yang biasa disebut rerun. 2).
Drama disiarkan
15 menit
3).
Pemutaran iklan sponsor
5 menit
4).
Penyiar mengulang sedikit cerita BCR dan
8 menit
memberikan pertanyaan untuk kuis yang akan dilangsungkan 5).
Masuk
ke
pendengar,
kuis
untuk para kawula muda
dan
memberikan
pernyataan
10 menit
seputar cerita BCR 2008 yang beberapa menit lalu diputarkan 6).
Iklan sponsor yakni Teh Botol Sostro
5 menit
7).
Penyiar menutup (closing) program BCR 2008
5 menit
7. Tema dalam program BCR Karena Prambors radionya anak muda, maka program BCR pun menyesuaikan tema cerita sesuai dengan perkembangan kehidupan anak muda jaman sekarang. BCR tidak mempunyai sub tema disetiap episodenya. Hanya memiliki tema besarnya yakni Balada Cerita Ramadhan itu sendiri, yang garis besar isi ceritanya tentang persahabatan, percintaan dan konflik-konflik yang terjadi di bulan Ramadhan.
Penulis melakukan apa yang telah dteliti dari hasil data-data temuan, perencanaan program Balada Cerita Ramadhan berjalan baik atau sudah sesuai dengan yang diharapkan pihak pengelola dan para wadyabala, yakni berjalannya program acara ini sesuai dengan jadwal dan rencana. Dan pendapat ini juga ditegaskan oleh Robby Syafputra selaku Program Director dari program BCR 2008 "Dari awal perencanaan sampai setelah disiarkan, program BCR ini berjalan dengan baik, meskipun kadang ada kendala yang tidak berat."59
B. Produksi Program Balada Cerita Ramadhan 2008 59
Wawancara Pribadi oleh Robby Syafputra. 23 Desember 2008..
Produksi dalam sebuah siaran, dibutuhkan persiapan yang matang dan konsentrasi yang penuh, serta didukung oleh sumber daya manusia yang ahli dibidangnya. Karena hal ini agar mendapatkan kualitas siaran yang bermutu tinggi. Dalam memproduksi siaran di Radio Prambors dilakukan setiap hari dalam rangka mempersiapkan rekaman-rekaman maupun susunan program acara yang disiarkan, sama hanya seperti memproduksi program BCR ini, pembuatannya dilakukan 10 hari sebelum siap untuk disiarkan.60 Dalam produksi terdapat unsur-unsur nya yaitu :
1. Materi Pada program Balada Cerita Ramdhan, materinya berisi tentang cerita-cerita kehidupan kawula muda seputar percintaan, persahabatan, dan tindakan mereka ketika menjalani kehidupan puasa di bulan Ramadhan. Seperti dalam naskah siaran BCR berikut "eh udah jam segini ni, jadi teraweh gak? Kamu jadi imam ya Dhan". Tanya Dilla kepada sahabat-sahabatnya. Selain itu ada konflik-konflik yang menjadi bumbu dalam cerita tersebut. Namun, cerita tersebut dikemas dengan menarik agar kawula muda tidak bosan mendengarkan cerita dan dapat mengimajinasi. Sebagaimana karakteristik radio, yakni sebagai theater of mind.
2. Sarana dan prasarana Sarana merupakan peralatan yang memadai guna menunjang sebuah ide menjadi konkret dan menjadi sebuah hasil program dengan kualitas alat yang memenuhi standar penyiaran (broadcast) yang mampu menghasilkan gambar dan suara yang baik. 60
Wawancara Pribadi bersama Robby Syafputra sebagai Program Director BCR, 24 Desember 2008.
Untuk peralatan yang diperlukan dalam memproduksi BCR 2008 yaitu unit peralatan perekam suara (VTR) dan pengatur suara (audio mixer). Sedangkan prasarana yang menjadi penunjang dalam produksi adalah : a. ruang kontrol dengan penyejuk AC b. studio produksi lengkap dengan system suara, perekam suara dan AC
3. Biaya produksi Perencanaan budget atau biaya produksi didasarkan pada dua hal, yaitu : a.
Financial Oriented yaitu perencanaan biaya produksi yang didasarkan kepada
kemungkinan keuangan yang ada, jika keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. b.
Quality Oriented yaitu perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas
tuntutan kualitas atas produksi yang maksimal. Dalam hal ini orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige, produksi yang diharapkan mendapatkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Program Balada Cerita Ramadhan ini menghabiskan biaya yang tidak dapat disebutkan nominalnya. "Untuk biaya dalam produksi BCR 2008 tidak dapat dikatakan berapa menghabiskan bentuk nominalnya, tetapi dapat dikatakan sponsor dalam produksi ini cukup untuk membuat suatu program yang bagus dan diunggulkan" Robby menegaskan ketika wawancara.
4. Organisasi Pelaksana atau Tim Produksi
Pelaksanaan produksi siaran BCR merupakan satuan kerja yang akan menangani proses produksi secara bersama-sama sampai akhirnya dapat disiarkan dengan baik dan lancar, meskipun banyak orang yang berbeda tugas tetapi semuanya memiliki satu tujuan yaitu menghasilkan produksi yang akan disiarkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tim produksi sebagai komunikator melakukan pelaksanaan siaran dengan cara kerja sama antara satu dengan lainnya. Orgranisasi Pelaksana dalam produksi program BCR 2008 ini yaitu : a.
Tim Produksi melakukan perencanaan, meeting, tukar pikiran untuk mencari ide apa yang akan disajikan pada saat Ramadhan nanti, karena memang setiap tahunnya harus menyajikan hal yang sama yaitu sandiwara radio di bulan Ramadhan. Maka agar berbeda dengan tahun sebelumnya, dicarikan ide yang ringan
namun
bermakna.
Menurut
Robby sebagai director program,
mengatakan bahwa "Proses awalnya itu kita meeting, ngobrol nyari ide, membuat sesuatu yang supaya tidak sama dengan tahun lalu, akhirnya kita proses forming, tukar pikiran."61 b.
Eksekutif Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap penyusunan dalam pengembangan ide untuk produksi secara siaran oleh Niken Puspitawangi.
c.
Produser adalah seorang yang ditunjuk mewakili eksekutif produser untuk melaksanakan apa yang dikendalikan oleh eksekutif produser oleh Robby Syafputra.
61
Wawancara Pribadi, Robby Syafputra, 23 Desember 2008.
d.
Production Assistant adalah seorang yang bertugas membantu produser dalam menjalankan tugasnya secara teknis.
e.
Tim kreatif adalah orang yang menuangkan ide dan mengembangkannya ke dalam suatu acara yang menarik oleh Warman Nasution, Imam Darto, Tisa Yulianti, Sesa Nasution, Regia Mutiara, Ardina Riesa Fiana
f.
Promo Production adalah seorang yang bertugas mensosialisasikan program untuk mencari para pengiklan yang ingin bekerjasama oleh Deni Virguniawan.
g.
Sound Engineer adalah seorang yang bertugas memberikan efek suara yang bebas untuk mendukung cerita sebuah program.
h.
Penulis Cerita atau Para Sript Writer yang menyajikan cerita dengan tema yang berbeda namun menceritakan kehidupan sehari-hari manusia khususnya kawula muda kebanyakan. Dengan latar belakang anak muda Jakarta dengan berbagai masalah yang ada ketika dalam menjalankan puasa.
Dalam tahap
produksi, pelaku-pelaku yang berperan di dalam proses ini yaitu di sebutkan dalam tabel berikut:
Tabel 4 Pelaku-Pelaku dari Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM. No.
Pelaku Produksi
Pekerjaan
1.
Robby Syafputra
Project Officer dan produser
2.
Deni Virguniawan
Operator Product
3.
Pemeran di BCR 2008
-
Warman nasution
Sebagai Aldi
-
Iman Darto
Sebagai Dhana
-
Robby Syafputra
Sebagai Vano
-
Tisa
Sebagai Aura
-
Sesa Nasution
Sebagai Tari
-
Regia
Sebagai Dilla
-
Riesa
Sebagai Nadia
Adapun pada tabel diatas, tokoh-tokoh pengisi suara yang terlibat dalam Balada Cerita Ramadhan ini yakni diambil dari para wadyabala Prambors sendiri, semua pengisi suara terdiri dari beberapa orang yang menguatkan karakter dalam cerita Balada ini, mereka diantaranya yaitu : Dhana, diperankan oleh Imam Darto. Dalam produksi ini ia juga sebagai salah seorang Penulis naskah BCR 2008. Setahun yang lalu Dhana memutuskan untuk menetap di Jakarta dan meninggalkan usaha ayahnya di Solo agar Dhana bisa menjadi dirinya sendiri. Seorang sarjana ekonomi ini pernah menjadi pengangguran, bekerja di Bank daerah Jakarta, dan akhirnya memutuskan untuk membuat usaha sendiri yakni usaha travel bersama temannya di Jakarta. Dhana berteman dekat dengan Dilla, namun Dhana belum bisa dibilang punya sesuatu yang riil dengan Dilla. Soalnya Dilla belum bisa menerima bahwa ada sesuatu di antara mereka. Dilla masih menganggap mereka hanyalah teman. Jadi, ketika Nadya, sahabat Dilla mulai menaruh perhatian ke Dhana, Dhana pun mau merespon balik. Toh Dilla hanya mengganggapnya sebagai teman, pikir Dhana. Nadia dan Dhana pun mulai bertambah dekat. Belum sampai ke titik yang cukup
berarti antara Dhana dengan Nadia, tiba-tiba muncul Tari, teman lama Dhana. Mereka bertemu kembali di acara reuni sekolah. Tari adalah cinta lama Dhana, dia adalah bagian yang sempat "hilang" dari masa remaja Dhana. Mereka sempat dekat, tapi entah kenapa. Mereka tidak sempat pacaran. Kini Dhana mempunyai kesempatan untuk mengejar cinta lamanya kembali. Tapi ketika Dhana mengetahui bahwa Tari pernah menikah dengan Reno, bahkan sudah mempunyai anak, yaitu Sissy (hasil kecelakaan, penyebab nikahnya mereka), Dhana pun bimbang. Aldi, diperankan oleh Warman Nasution yakni seorang Sarjana Ekonomi yang keukeuh untuk menjadi asisten koki (chef – Assistant). Ayah Aldi sangat tidak merestui anaknya menjadi seorang koki. Perjuangan menjadi koki ini dilewati Aldi dengan "berguru" ke Bali dan Jakarta. Kekeras kepalaan Aldi memang telah menulang sumsum dari ayahandanya yang juga keukeuh. Dengan alasan faktor usia, akhirnya ayahanda Aldi menerima jalan hidup Aldi menjadi Koki. Aura, gadis yang menjadi sepupu dari Dhana ini diperankan oleh Tisa Yulianti. Aura adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta yang berjuang keras menyelesaikan skripsinya ditengah "gangguan" Anna. Gadis yang diam-diam memendam perasaan kepada Aldi (tapi menyangkalnya… ) ini jelas tidak terima ketika Aldi datang dari Bali membawa seorang perempuan yang bernama Anna dan tinggal sekamar dengan Aura. Selama bulan Ramadhan ini, Anna tinggal serumah dengan Dhana, Vano, Aldi dan Aura di Jakarta. Sejak saat itu banyak kejadian serta konflik-konflik kecil yang membuat Aura pusing
sendiri. Sama seperti Dilla yang berharap Dhana menjadi kekasihnya, Aura juga masih mengharapkan Aldi menjadi kekasih hidupnya. Dan berhasil, Aldi ternyata juga menyukai Aura. Di satu sisi hal ada Vano, yang diperankan oleh Robby Syafputra. Robby Syafputra juga sebagai program director dalam Balada Cerita Ramadhan 2008 ini. Impian Vano yang ingin menerbitkan kamus bahasa gaul ala Debby Sahertian kandas. Vano mengubahnya menjadi penulis chicklit atas saran Aura dan karam juga impian Vano tersebut dengan alasan penerbit "NO COMMERCIAL". Sudah berjuang habis-habisan menjadi penulis dan gagal, Vano melampiyaskan ke blog. Dan dari blog inilah impian Vano mendapat titik terang perihal tulis menulis. Vano sedang gembira luar biasa karena dia dapat tawaran untuk menulis sebuah buku dari blognya. Tapi kegembiraannya pun segera berubah menjadi kebingungan dan kegelisahan, ketika Sherly, pujaan hatinya Vano harus tinggal di Manado, mengabari bahwa dia akan tinggal di Jakarta untuk sementara waktu, karena alasan pekerjaan.62 Sherly adalah pujaan hati Vano yang telah menikah.
5. Tahap Pelaksanaan Pada tahap Pelaksanaan produksi program BCR ini, para tokoh yang berperan dalam cerita berkumpul di studio prambors untuk briefing serta pembagian naskah cerita pada masing-masing pemeran, setelah itu dilakukan perekaman suara, penokohan karakter dalam pengisian suaranya, apabila terjadi kesalahan dalam artikulasi informasi, sutradara langsung mengarahkannya.
62
Diperoleh dari Sinopsis Dokumentasi Radio Prambors 102.2 FM Jakarta.
Mulailah perekaman dimulai dan ditambahkan efek suara untuk menciptakan keadaan suasana hati (mood), mendeskripsikan suatu keadaan. Dan penambahan efek teknik yaitu akustik, perspektif, reverberasi, ekualisasi – untuk menirukan suara kehidupan yang nyata. Dalam setiap episode yang direkam, para tim produksi Prambors membuat 10 rekaman sebelum siap didengarkan oleh kawula muda Prambors di bulan Ramadhan. Untuk menjaga agar standar program tetap tinggi, dan agar pendengar tetap menyenangi program, sangat bergantung pada mutu standar penggunaan dan perawatan rekaman piringan (DISC) dan pita (TAPE).63 Pada BCR yang telah disiarkan setiap episodenya, penyiar memberikan kuis yang disponsori oleh sponsor dari minuman. Segmen kuis dalam siaran BCR 2008 membuat kawula muda pendengar Prambors lebih tertarik untuk mendengarkan Balada Cerita Ramadhan setiap hari di bulan Ramadhan.
Sebuah produksi penerapannya adalah sesuai dengan koordinasi yang sudah direncanakan oleh para pelaku sandiwara dari radio Prambors. Namun bukan berarti hal itu berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan, karena ada hal-hal yang menjadi kendala dan akhirnya menghambat produksi.64 Baik secara teknis ataupun dari wadyabalanya. Seperti Dalam produksinya, faktor pendukung yang membuat program ini dapat terlaksana, yang pertama adalah adanya sponsor yang telah mendukung sepenuhnya 63
Howard Gough, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIA-PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran AsiaPasifik). Malaysia. 1999. hlm. 24 64 Wawancara Pribadi dengan Robby Syafputra, sebagai Produser dan Project Officer BCR 2008. 23 Desember 2008.
dengan adanya program Balada Cerita Ramadhan ini, sponsor tersebut tak lain adalah sponsor dari minuman yang mempunyai visi dan misi sama di bulan Ramadhan yakni Teh Botol Sostro. kedua, para pengisi suara yang bekerja dengan maksimal, kinerja dari pembuat efek suara yang akhirnya membuat sandiwara radio dalam Balada Cerita Ramadhan ini mampu menyampaikan pesannya dan diterima baik oleh pendengar. Efek suara (sound effect) adalah audio yang dimunculkan sebagai pendukung BCR yang sesuai dengan alur cerita tersebut. Karena pada pengisian suara pada tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini sudah semuanya memenuhi kebutuhan suara yang dicari untuk karakter pengisi suara yang dibutuhkan oleh penulis cerita dan director. Pendukung lainnya yakni keterlibatannya para cameo atau pemeran pembantu, sebagai pengisi suara tambahan yang melakukan dengan baik, "Adapun cameo-cameo itu, Prambors menggunakan para karyawannya sendiri tanpa menghilangkan hak mereka." Kata Robby. Sedangkan hambatan yang dirasakan tidak terlalu banyak, karena tahun-tahun sebelumnya produksi program sandiwara di Radio Prambors ini telah dilakukan dan telah dipersiapkan sebaik mungkin. "kami bekerja untuk produksi ini sudah jauh-jauh hari menyiapkannya." kata Robby selaku kru dari wadyabala yang membuat produksi program siaran BCR 2008 di radio Prambors ini. Hambatan yang dirasakan, terletak pada waktu dan pekerjaannya para wadyabala atau kru dari produksi program BCR ini, seperti ketika ada jadwal dalam pengisian suara, beberapa wadyabala ada yang datang terlambat atau bahkan tidak dapat hadir. Dan akhirnya membuat waktu terbuang.
C. Pasca Produksi Program Siaran Balada Cerita Ramadhan 2008 Pasca Produksi (penyutingan) adalah semua kegiatan setelah peliputan / shooting taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Yang termasuk pasca produksi antara lain editing (penyutingan). Manipulating (pengisian acara), subtitle, title, ilustrasi, efek dan lain-lain.65 Untuk program televise, tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera, penyelesaian pekerjaannya meliputi: 1.
melakukan penyutingan suara maupun gambarnya.
2.
pengisian grafik, baik yang berbentuk tulisan maupun yang berupa foto dan sebagainya.
3.
pengisian narasi
4.
pengisian ilustrasi musik atau efek suara.
5.
pengevaluasian program yang dinyatakan selesai, agar diadakan perbaikan jika ternyata terdapat kekurangan.66
Tabel 5
65
J.B. Wahyudi. Teknologi Informasi Dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992. h. 75 66 Darmanto Sastro Soebroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994. h. 126
Pelaku-Pelaku dari Pasca Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM. No.
Pelaku Produksi
Pekerjaan
1.
Robby Syafputra
Project Officer dan produser
2.
Deni Virguniawan
Operator Product dan Promo Promotion
3.
Tim PR Prambors
Tim Publikasi
Pada Proses Evaluasi produksi siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008 dilakukan oleh beberapa dari para wadyabala yang telah terlibat juga dalam pra produksi maupun produksinya BCR, diantaranya yakni Robby Syafputra sebagai Produser dan Project Officer BCR 2008 dan Deni Virguniawan sebagai Operator dan Promo Promotion. Proses produksi BCR 2008 selesai, teknik produksi mengedit kembali jika terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam proses produksi. Kemudian memixing atau mengolah hasil rekaman dari bahan mentah menjadi bahan matang yang telah siap disiarkan. Setelah selesai digarap diedit kembali agar tidak ada kesalahan-kesalahan dan program bisa disiarkan dengan baik. Pada Proses editing, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh tim produksi BCR, terkait dengan pasca produksi siaran yaitu: melakukan penyutingan suara, pengisian narasi, pengisian ilustrasi musik. Program BCR merupakan siaran tidak langsung atau rekaman (recorded), maka membutuhkan penyutingan oleh editor berdasarkan format program yang dibuat dan juga pemotongan adegan jika ada kelebihan waktu dan tidak merusak makna dari cerita,
kontinuitas dan alur pembahasan serta pesan yang terkandung di dalamnya dan juga bisa dengan menambahkan adegan jika durasinya masih kurang. Setelah proses editing, kaset video akan diperiksa lagi oleh bagian quality control dan on air sebelum disiarkan, untuk memastikan kualitas yang baik dan layak untuk disiarkan. Evaluasi program acara untuk menilai seberapa jauh program bisa dianggap baik menurut sasaran.67 Hakekat evaluasi adalah menciptakan program yang lebih baik lagi dari yang telah ada. Evaluasi dalam program BCR sebelum dan setelah program disiarkan oleh para kru yang dipimpin oleh creative director. Adapun cara mengevaluasi program tersebut adalah a.
S (Source) atau komunikator dalam hal ini pihak produksi dari Program Balada Cerita Ramadhan Prambors, tim melakukan evaluasi dalam diri tim produksinya. Yakni dengan mengurangi kesalahan-kesalahan setelah melakukan pengisian suara atau setelah produksi setiap 1 episodenya.
b.
M (Message). Pada pengevaluasian dalam pesan yang ada di program BCR 2008. para tim produksi melakukan revisi naskah pada setiap episode.
c.
Pada awal produksi, untuk C (channel). para tim Program BCR 2008 mengevaluasi rekaman setiap 10 rekaman selesai di produksi. Yakni pada episode 1-10 yang telah siap siar dievaluasi. Kemudian melakukan pengevaluasian lagi pada pertengahan rekaman 11-20 episode, diadakan evaluasi oleh tim wadyabala. Dan kemudian mengadakan evaluasi untuk rekaman pada episode yang terakhir yakni dari episode ke 21-29.
67
Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan dan komunikasi Intrukssional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990, cet ke-1, h. 58
d.
Hubungan media dengan kawula muda pendengar, R (Receiver) dengan cara melihat feedback dari kawula muda atau share dari segi tema maupun dari segi liputan-liputannya dengan membuka kesempatan untuk menilai langsung melalui sms (short message service) dan telpon langsung ke radio prambors. Dengan melihat komentar dari pendengar tersebut, tim produksi BCR dapat melihat segmen apa yang paling diminati oleh pendengar dan mempermudah tim produksi dalam meningkatkan siaran-siarannya yang lebih menarik untuk kedepannya.
e.
Dalam pasca produksi BCR 2008 ini juga, banyak yang dilakukan untuk lebih mengenalkan kepada pendengar. Adapun yang dilakukan dari pihak promo production BCR 2008, yaitu pemutaran spot-spot iklan BCR 2008 disetiap program siaran yang lain, iklan dalam website di radio Prambors yakni www.pramborsfm.com.
f.
Dan untuk kawula muda yang tidak sempat mengikuti langsung di jam sebelum berbuka puasa, Prambors menyediakan untuk kawula muda, untuk mendengarkan audio filenya setiap episode BCR 2008 dan baca sinopsis disetiap episode dalam bentuk komik di website radio prambors. Dalam webnya diupdate tiap hari.68
Tujuan semua yang dilakukan oleh tim wadyabala dalam pasca produksi ini yakni melihat komentar program BCR juga untuk mengetahui seberapa jauh program BCR 2008 ini bisa dianggap baik menurut sasaran, apakah out put dari recorded (rekaman) tersebut dapat memberikan informasi dan hiburan bagi pendengarnya atau malah tidak. Selain dengan adanya evaluasi diharapkan dapat menciptakan program yang lebih baik dari sebelumnya. Dari hasil evaluasi tersebut, tim produksi BCR juga memberikan inovasi yang baru. 68
http://www.pramborsfm.com
Kawula muda juga dapat langsung mengirimkan kritik serta sarannya dalam bentuk sms setelah program siaran BCR yang setiap harinya selesai disiarkan. Format smsnya adalah BCR#Nama#Umur#L/P#Saran atau Kritiknya, kemudian kirim ke 9123. Pada hasil evaluasi yang telah dijelaskan di atas, penulis menyimpulkan evaluasi dari program Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008 di radio Prambors berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, meskipun ada beberapa kendala dalam memproduksi ataupun dalam pelaksanaannya, tidak mengurangi keterrikan kawula muda untuk mengdengarkan lagi program BCR 2008 ini. Kawula muda prambors sebagian banyak menikmati salah satu program siaran radio prambors yang setiap tahun membuat saat berbuka puasa dibulan Ramadhan yakni BCR 2008.69
69
http://www.pramborsfm.com/promo/BCR2008/
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah memperoleh data-data temuan kemudian dianalisis dari sebelum pelaksanaan atau pra produksi, lalu pelaksanaan program atau produksi sampai setelah produksi atau pasca produksi dari program siaran Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta Adapun kesimpulannya sebagai berikut: 1. Dalam tahap pra produksi, Radio Prambors yang memproduksi program Balada Cerita Ramadhan yang direncanakan sangat matang. Untuk menyesuaikan semua itu, Prambors juga memiliki kru-kru kreatif yang masih berjiwa muda. Persaingan yang ketat diantara stasiun radio membuat tim kreatif prambors memutar otak untuk menciptakan inovasi program baru yang lebih menarik dan "berbeda" dengan program stasiun lain. Perencanaan dari produksi program BCR di radio Prambors ini yaitu yang pertama-tama dilakukan adalah mengadakan pertemuan rapat atau meeting dalam menentukan ide-ide cerita, penentuan karakter-karakter, menentukan plot atau alur cerita dan subplot, lalu kemudian menjadi suatu naskah atau skrip. Setelah mengadakan meeting, ditentukan lagi sasaran program tersebut, tujuan dari produksi program ini, garis-garis besar isi program, jenis program, format program, dan penentuan tema dari program agar tidak meluas dalam pembuatan skrip atau naskah. 2. Pada Tahap produksi program siaran BCR 2008 ini, radio Prambors, menggunakan format rekaman, yang disiarkan satu jam sebelum berbuka puasa di bulan Ramadhan. Produksi program BCR jelas tidak semudah yang dibayangkan karena melalui proses
78
yang cukup rumit. Para kru harus mempersiapkan semuanya mulai dari penuangan ide menjadi script atau naskah yang utuh sampai drama siap disiarkan. Salah satu radio yang banyak digemari oleh kawula muda metropolitan ini melakukan produksi program BCR dengan tahapan yakni, pertama Para kru harus meeting atau rapat dan briefing setiap harinya, terutama para tokoh yang berperan dalam cerita, serta pembagian naskah cerita pada masing-masing pemeran, setelah itu dilakukan perekaman suara, penokohan karakter dalam pengisian suaranya, apabila terjadi kesalahan dalam artikulasi informasi, sutradara atau disebut program director dalam hal ini adalah Robby Syafputra, langsung mengarahkan.. Persiapan dari pra produksi, produksi dan pasca produksi semua harus disusun secara rapi dan kreatif. Setelah itu proses rekaman telah dilangsungkan. 3. Pada pasca produksi program siaran Balada Cerita Ramadhan 2008. Radio Prambors melakukan beberapa kegiatan demi peluaskan program BCR ini,
yakni dengan
pengupdate-an di website radio Prambors, yaitu www.pramborsfm.com. Dan kawula muda juga dapat mengirimkan kritik serta sarannya melalui sms langsung ke Prambors dengan format BCR#Nama#Umur#L/P#kritik dan sarannya. Balada Cerita Ramadhan (BCR) merupakan program andalan prambors di saat ramadhan datang. Cerita BCR memiliki sisi suasana ramadhan yang tetap bergaya kawula muda. Untuk itu, tema cerita nya seputar kehidupan anak muda yang sedang menjalani puasa ramadhan. Kehidupan mereka meliputi kisah cinta, persahabatan juga kegiatan mereka dalam mengisi bulan ramadhan. Drama radio ini sengaja dibuat prambors untuk menggambarkan bahwa anak-anak muda metropolitan juga memiliki kehidupan religi yang tetap menghargai bulan ramadhan.
B. Saran Demi kesempurnaan pada produksi Balada Cerita Ramadhan yang akan datang, penulis memberikan beberapa saran, diantaranya yaitu: 1. Secara keseluruhan, produksi program Balada Cerita Ramadhan 2008 di radio Prambors ini sudah bagus dan menarik dari sisi kreatifitas drama radio yang diunggulkan. Tetapi agar program ini semakin disenangi oleh kawula muda. Untuk kemasan program produksi Balada Cerita Ramadhan 2008 para tim kreatifnya harus dapat memberikan alur cerita yang lebih menarik dalam plot-plot utamanya yang menantang serta membuat kawula muda pendengar lebih ingin terus mengikuti di setiap epidosenya, dan juga agar terhindar dari kebosanan saat mendengarkan. 2. Unsur dakwah dalam cerita masih kurang. Lebih dimunculkan lagi agar bisa lebih memberikan manfaat yang lebih banyak bagi kawula muda metropolitan di bidang keagamaan, khususnya Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007 Bachtiar,Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. 1 Burhan, Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2007. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet 1. 1998. Dominick, Joseph R.. The Dynamics of mass communication. New York: Random House. Echols, John. M. -Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. hlm.84 Gough, Howard, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIAPACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran Asia-Pasifik). Malaysia. 1999. Ghazali, M. Bakhti. Dakwah Komunikatif: membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Hamka, Rusjudi. Islam dan Era Informatif. Jakarta: Panji Mas, 1989. Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian dakwah, dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. http://www.pramborsfm.com/promo/BCR2008/ http://www.pramborsfm.com/?opt=news&id=2522 http://terserahdah.blogspot.com/2008/09/balada-cerita-ramadhan.html.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996
Majalah Hai Online. "Balada Cerita Ramadhan Prambors: Hasil Keroyokan". Artikel 82 diakses
pada
Sabtu
27
September
2008
dari
http://www.hai-
online.com/article/balada-cerita-ramadhan-prambors-hasilkeroyokan?channel=tongkrongan/lets _play. Maskudi. Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: LKSI Pelangi Aksara, 2007. Morrisan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996. Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta. Logos. Wacana Ilmu, 1999. Muryanto, Ginting. Media Komunikasi Radio. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1996. Prayudha, Harley. Radio Penyiar, it's not just a talk. Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2006. ------------- . Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktek Penyiaran, Malang: Bayumedia, 2004. Suprapto, Tommy. Berkarier dibidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006. Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip dasar Sastra. Bandung: Angkasa, 1984. Uchyana Effendy, Onong. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. 2007.
LAMPIRAN
Penulis bersama Ananda, selaku Public Relations ( PR ) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta
Penulis dan teman-teman di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta
Salah seorang Penyiar Radio Prambors yakni Andari
KEGIATAN PRODUKSI BALADA CERITA RAMADHAN 2008
Robby Syafputra sebagai Vano, Imam Darto sebagai Dhana, Pucil yang sedang melakukan pengisian suara dalam program Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008
Para pengisi suara di BCR 2008 yang sedang melakukan perekaman, Denny dan Andari merekam
Robby Syafputra sedang mengarahkan pengisi suara.
Sumber : www.pramborsfm.com
Logo Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors