RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ” 91.2 FM RRI PRO 1 JAKARTA)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh : SILVI FAUZIYAH 1111051100034
JURUSAN KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M.
RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIAR-A.N 91.2 FM RRI PRO OPINI MAHASISWA JAKART l JAKARTA)
Skipsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasj untuk Memenuhi Persyaratan Nlemperoleh Gelar Sa{ana Ilmir Komunikasi (S.l.Kom)
Oleh:
Silvi Fauziyah
NIM
11
11051 100034
Pembimbing,
KONSENTRASI JI,IRNAI,IS TIK PROGRAM STIJTDI KON{UNIIiASI DAN PENYIA-&AN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNII'ASI UNIVERSITAS ISLA.M NEGERI SYARIF }IIDAYATULLAH J,AK-ARTA 1437 H/ 2015
M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be4udul RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA "OMJ" 91.2 FM RRI PRO f JAKARTA) telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 13 Oktober 2015. Slaipsi ini
te!.ah diterima se.bagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S.I.Kom) pada Program Studi Konsentrasi Jumaiistik.
Ilmu Komunikasi
Jakarta, 13 Oktober 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
NIP 978A
Sekertaris Merangkap Anggota,
ra, FIi. Ivlusfirah Nurlailv. MA NIP : 197 104122000032001
2009t27002
Anggota Penguji I
k.NIP: 197 Pembimbing
17 200501 1 006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan
1.
ini
saya menyatakan bahwa:
Skipsi ini merupakan hasil karya asli saya yaag diajukan untuk mernenuhi salah satu peNyaratan memperoleh gelaj stata 1 dalam bidang Ilmu Komunikasi Jurusan Konsentrasi Jum3listik
2. 3.
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlalcu di UIN Syarif Hidayatuiiah Jakarta.
iika dikemudiarl harite6ukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya oraag lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah J akarta.
lakana,
13
Oktober 20i5
Silvi FaLrzryah
ABSTRAK Silvi Fauziyah RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ” 91.2 FM RRI PRO 1 JAKARTA). Sebagai media yang menyandang lembaga kepublikan, maka Radio Republik Indonesia (RRI) dinilai perlu menyoroti kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan sebagai lembaga yang menyuarakan kepentingan rakyat, RRI perlu menyajikan program siaran yang sesuai dengan fungsi dan peranannya. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat juga menjadi inspirasi untuk menyajikan program siarannya. Salah satunya karena perubahan sikap kritis masyarakat terhadap satu kebijakan pemerintah dan pemberitaan di media. Maka dari itu RRI perlu memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya. Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Bagaimana konsep pada program siaran Opini Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta? Bagaimanakah sistem penyeleksian terhadap komentar-komentar yang diperbolehkan untuk layak siar? Apakah program siaran Opini Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta repserentasi dari ruang publik? Radio Republik Indonesia adalah radio yang menyandang lembaga kepublikan yang berdiri pada 11 September 1945. Sesuai UU No.32 tahun 2002, lembaga penyiaran publik bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. RRI berfungsi untuk memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta siaran RRI ditujukan untuk mencerdaskan audiensnya (masyarakat). Teori yang digunakan adalah Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas. Ruang publik atau ranah publik merupakan ruang yang memungkinkan masyarakat untuk berkumpul membahas masalah yang menjadi keresahan masyarakat. Ada tiga poin utama dalam ruang publik. Pertama, membahas isu-isu di wilayah yang menjadi perhatian kritis publik. Kedua, kesetaraan status. Serta ketiga, proses ini menghasilkan apa yang disebut sebagai opini publik (Habermas, 2008: 54-56). Teori ini menjelaskan adanya tiga fungsi politis utama. Pertama, ruang ini memungkinkan masyarakat terlibat dalam perdebatan rasional kritis (seperti kebebasan berpendapat dan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan berserikat), masyarakat di ruang publik ini juga bebas untuk mengajukan petisi, dan mendapatkan kesetaraan suara. Kedua, dalam ruang ini berkaitan dengan status individual seseorang seperti kebebasan pribadi sebagai manusia yang bebas. Serta ketiga, adanya kesetaraan di hadapan hukum dan perlindungan terhadap hak pribadi atau tidak adanya interferensi dari pihak manapun (Habermas, 2008: 118-119). Berdasarkan hasil temuan dan analisis menunjukan bahwa konsep yang disajikan program siaran Opini Mahasiswa Jakarta berupa dialog interaktif dengan memberikan wadah bagi mahasiswa dan masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya. Kecenderungan pendapat mahasiswa yang kritis menimbulkan penyeleksian terhadap pendapat komentar yang masuk. Walaupun begitu kebebasan berpendapat dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta dijamin. Karena selain mengacu pada peraturan dan kebijakan yang ada, kebebasan berpendapat tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ruang publik bertujuan agar masyarakat dapat merefleksikan dirinya secara kritis. Ruang publik berkaitan dengan demokrasi yang ada disuatu negara. Untuk mencapai keadaan demokrasi yang ideal, maka diperlukan ruang publik yang kuat dan bebas dari kepentingankepentingan. Sehingga dengan begitu, isi media massa sesuai dan berpihak kepada kepentingan publik. Kata kunci: ruang publik, radio, siaran, demokrasi, masyarakat.
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT, yang memberikan rahmat, ridho dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan baik dan lancar sampai terjilidnya skripsi ini. Skripsi ini saya susun untuk memenuhi syarat kelulusan dan untuk mendapat gelar S.Kom.I dalam jenjang Strata 1 (satu) pada jurusan konsentrasi jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Selain itu, skripsi ini saya susun untuk memberikan laporan mengenai penelitian yang telah saya laksanakan pada program Opini Mahasiswa Jakarta di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Jakarta. Saya sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian, penulisan, dan penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi sekaligus dosen pembimbing akademik saya, Dr. Suprapto, M.Ed., Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.A.,Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2. Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Hj. Musfiah Nurlaily, M.A, Ketua dan Sekertaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik karena telah banyak memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. H. Sunandar, M.A, dosen pembimbing skripsi karena telah memberikan banyak pelajaran dan kemudahan dalam menjalankan skripsi ini. 4. Seluruh dosen yang telah memberikan dedikasinya berupa ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi saya. Seluruh jajaran staff fakultas serta layanan Perpustakaan Fakultas dan juga Perpustakaan Utama. 5. Kedua orangtua dan keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan serta doanya kepada saya. Kau selalu bersama dalam ingatanku, pikiranku,
ii
gerak-gerikku, dan hatiku. Kau semua adalah semangat dan kekuatanku untuk menjalani semua ini. 6. Sahabat karibku Anggi, Friscillia, dan Agea, yang selalu siap mendengar keluh-kesah. Kau berarti untukku. Seribu lawan bisa dicari dalam sehari, sebaliknya satu kawan sangat susah untuk ditemui. 7. Teman-teman IPB tersayang, selamanya “trouble maker”. Terimakasih atas memori yang hangat, pertemanan yang luar biasa, kita selamanya- selamanya kita. Teruslah bekerja dan kejar cita-citamu, buktikan kalau kita bisa. 8. Teman-teman seperjuangan jurnalistik angkatan 2011, Jurnalistik B: Oci, Ana, Dillah, Nida, Diah, Eko, Intan, Ririn, Ihsan, Gita, Ade, Wiwit, Wini, Dewe, Maza, Raisa, Gani, Dian, Keket, Nanda, Onye, Marini, Iim, Syifa, Fitri, Putri, Nur, semoga kita tetap “stay strong” menjalani kelanjutan dari episode baru dalam hidup ini. 9. Segenap kru siaran Opini Mahasiswa Jakarta, terutama Mbak Soraya, Ibu Shita, Mas Gatot, Pak Heri, Pak Okto, Pak Gafar, dan 10. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya berharap semoga penulisan ini bermanfaat dan dapat diajukan untuk menjadi acuan pada penelitian berikutnya.
Penulis,
Silvi Fauziyah
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ...........................................
1
B. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH .........................
5
1. Batasan Masalah .....................................................................
5
2. Rumusan Masalah ...................................................................
5
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................
6
D. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
7
1. Pendekatan Penelitian ...........................................................
7
2. Jenis Penelitian .....................................................................
8
3. Paradigma Penelitian ............................................................
9
4. Subjek dan Objek Penelitian.................................................
10
5. Waktu dan Tempat Penelitian Data ......................................
11
6. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
11
7. Teknik Analisa Data .............................................................
12
E. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
13
F. SISTEMATIKA PENULISAN .....................................................
14
LANDASAN TEORI A. DEFINISI RUANG PUBLIK .....................................................
16
1. Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas .................................
18
2. Kemerosotan Ruang Publik.....................................................
22
3. Kritik Terhadap Ruang Publik Habermas ...............................
23
B. MEDIA ELEKTRONIK RADIO ...............................................
26
C. RADIO PENYIARAN PUBLIK ................................................
30
D. PROGRAM / SIARAN ACARA DI RADIO .............................
31
E. PENYAJIAN PROGRAM ACARA ...........................................
33
F. KHALAYAK PADA RADIO ....................................................
38
iv
BAB III
BAB IV
GAMBARAN UMUM RRI PRO 1 JAKARTA A. PERKEMBANGAN RADIO DI INDONESIA ..........................
40
B. RUANG PUBLIK DI RADIO INDONESIA .............................
42
C. RADIO REPUBLIK INDONESIA.............................................
44
1. Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI) ..............................
44
2. Visi dan Misi Radio Rebuplik Indonesia ...............................
47
3. Profil 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta ..........................................
49
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Penyajian Siaran Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta .....................................................
64
B. Analisis Mengenai Bentuk Ruang Publik Pada Siaran OMJ Di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta. .................................................. BAB V
71
PENUTUP A. KESIMPULAN ...........................................................................
94
B. SARAN .......................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
96
LAMPIRAN..........................................................................................................
98
v
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Topik Siaran Opini Mahasiswa Jakarta ..............................................
75
Tabel
2. Pengelompokan Jenis Topik Siaran ....................................................
77
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Media saat ini seakan menjadi hal yang wajib bagi masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan media yang digunakan oleh masyarakat. Bahkan dengan berkembangnya media saat ini, masyarakat bukan hanya menjadi konsumen yang pasif, tetapi masyarakat kini mampu memberikan umpan balik (feedback) yang berupa tanggapan ataupun komentar terhadap apa yang diberitakan oleh media. Cukup lama media telah menampilkan program yang mendasari keadaan ini dengan memberikan wadah untuk menampungnya. Tempat ini pada prinsipnya mengacu pada sebuah ruang yang didefinisikan Jurgen Habermas sebagai ruang publik. Yaitu ruang yang hadir dalam ruangruang privat dan terbebas dari kepentingan-kepentingan. Ruang publik menurut Jurgen Habermas identik dengan tiga hal. Ketiga hal itu adalah kemudahan masyarakat dalam menggapainya, membicarakan isu-isu mengenai publik, dan tidak adanya interferensi dari pihak pemerintah maupun dari pihak kepentingan lainnya. Di dalam ruang publik selalu ditekankan pada kesetaraan status, dengan kata lain bukan hanya kaum borguis saja yang berkepentingan dalam diskusi ini akan tetapi seluruh lapisan masyarakat juga bisa mengutarakan pendapatnya. Dari ruang publik inilah opini publik terbentuk. Opini publik sangatlah
1
2
berpengaruh dari pembicaraan pada ruang publik. Ini dikarenakan opini publik bisa menjadi kekuatan untuk masyarakat bertindak. 1 Ruang yang sebagaimana disebutkan Habermas berkriteria sebagai ruang yang memelihara kesetaraan status, membahas isu-isu di wilayah yang menjadi perhatian kritis publik, dan membuat prosesnya mengubah kebudayaan menjadi komoditas (sehingga membuatnya menjadi objek diskusi), dengan munculnya media-media baru dan persaingan yang begitu ketat antar media masa, ternyata bisa berubah bentuk dan modifikasi seperti adanya iklan dan dibatasi partisipannya. Hal ini dilakukan media untuk beberapa alasan, salah satunya untuk keberlangsungan program siaran. Berbagai prediksi pun telah disebutkan oleh beberapa pakar mengenai komersialisasi dan kemerosotan yang terjadi di ruang publik. Komersialisasi yang terjadi adalah dengan adanya iklan yang marak ditayangkan di ruang publik karena kepentingan si pemilik media maupun kepentingan lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Ini menyebabkan fungsi awal ruang publik tergeser menjadi ruang dengan berbagai kepentingan yang menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif dan lebih lanjut efeknya rakyat menjadi apatis dengan kehidupan politik, sementara para pemegang kekuasaan terus menjajah ruang-ruang publik. Ironisnya, konsep masyarakat sipil terutama konsep ruang publik masyarakat merupakan konsep yang marak digunakan di era reformasi sebagai acuan 1
Jurgen Habermas, Ruang Publik: Sebuah Kajian tentang Kategori Mayarakat Borjuis, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), cetakan kedua, h. 54-56.
3
untuk menciptakan kehidupan demokrasi di negeri ini.2 Dengan keadaan yang seperti itu, maka perlu dikaji ulang mengenai ruang yang memungkinkan untuk mewadahi masyarakat, tidak terkecuali mahasiwa, agar dapat menyuarakan pendapatnya dengan baik. Tidak terkecuali ruang yang disediakan oleh media publik. Terlepas dari dari itu semua, ditengah munculnya media-media baru ternyata media lama seperti radio mampu bertahan dan eksis sampai saat ini. Peran radio terbukti masih eksis sampai saat ini. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah pengguna radio yang masih tetap setia menggunakan radio. Radio masih banyak diminati karena berbagai sifat dan kelebihan yang dimilikinya. Beberapa diantaranya adalah karena praktis, elektris, fleksibel (karena dapat didengar dimana saja dan kapan saja), relatif murah, dan memiliki daya jangkau yang besar. Bahkan dengan kekuatan yang dimiliki oleh radio, radio diberi julukan sebagai “the fifth estate” atau kekuatan kelima setelah kekuasaan yudikatif, eksekutif, legislatif, dan pers sebagai kekuatan keempat. Sebagaimana dijelaskan oleh Effendi, julukan-julukan tersebut disebabkan oleh faktor daya kelangsungannya, daya tembus, dan daya tariknya. Daya langsung
dikarenakan
kelangsungannya
dalam
mencapai
sasaran
pendengar. Daya tembus dikarenakan tidak mengenal jarak dan rintangan.
2
Rianne Subijanto, Ruang Publik dulu http://indoprogress.com/2014/04/ruang-publik-dulu-dan-sekarang/, September 2015 pada jam 12.00
dan sekarang, dalam diakses pada tanggal 22
4
Serta daya tarik dikarenakan tiga unsur yang melekat pada radio yaitu musik, kata-kata, dan efek suara.3 Salah satu radio yang terbesar dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia adalah Radio Republik Indonesia (RRI). RRI merupakan satusatunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sejak didirikan sebagai lembaga penyiaran publik, (RRI) diharapkan bersifat independen, netral dan tidak komersial. Selain itu RRI diharapkan mampu menyediakan programprogram siaran yang mampu menyuarakan kepentingan masyarakat. Salah satunya adalah sebuah ruang yang dikatakan sebagai ruang publik yang ideal bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan fungsi utama stasiun publik pada Undang-Undang mengenai penyiaran, yaitu untuk menyuarakan kepentingan masyarakat. Untuk itu, peneliti merasa perlu melihat mengenai demokrasisasi yang ada di ruang publik pada lembaga publik. Apakah prediksi para pakar mengenai komersialisasi terjadi pada ruang publik yang ada di lembaga publik, apakah yang terjadi jika partisipan pada ruang publik ini dibatasi, dan apakah masih berperan sebagai ruang publik yang ideal atau tidak, serta apakah ini termasuk diantara salah satu dari bentuk-bentuk baru dari ruang publik untuk melembagakan demokrasi. Pada salah satu stasiun RRI Jakarta, lebih tepatnya di RRI Pro 1 Jakarta ada sebuah program siaran bernama Opini Mahasiswa Jakarta 3
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: CV Mandar Maju, 1990), h. 74.
5
(OMJ). Program siaran OMJ sendiri merupakan program siaran yang disiarkan dua kali dalam sepekan, yang pembicaraannya mengutarakan masalah-masalah yang berkembang terkini dan menjadi perbincangan masyarakat. Sebagaimana namanya, pada program siaran tersebut partipasipan berasal dari mahasiswa, namun ternyata sebagaimana dalam siaran tersebut, masyarakat yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya juga bisa ikut memberikan tanggapan dan komentarnya terhadap isu-isu di wilayah yang menjadi perhatian publik. Berdasarkan pemaparan hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ” 91.2 FM RRI PRO 1 JAKARTA).
B. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah pada konsep penyajian produksi siaran Opini Mahasiswa Jakarta, serta memaparkan mengenai analisis ruang publik melalui konsep yang disajikan dalam produksi siaran Opini Mahasiswa Jakarta. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
6
a) Bagaimana konsep penyajian program siaran Opini Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta? b) Bagaimana proses siaran Opini Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta menjadi ruang publik?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian diarahkan untuk menjelaskan penyajian siaran yang ada di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta dengan memberikan penjelasan tentang konsep ruang publik yang ada pada program siaran Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan mengenai konsep teori ruang publik Jurgen Habermas, serta teori-teori lain yang dapat menambah keragaman keilmuan dalam ilmu komunikasi. b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai bahan acuan bagi dua pihak:
7
i.
Institusi Media Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih pemikiran pada institusi media, serta diharapkan agar dapat menjadi bahan kebijakan ataupun
bahan
pertimbangan
bagi
para
pengambil
keputusan pada institusi media, terutama Radio Republik Indonesia 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta. ii.
Khalayak Konsumen Media Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah pengetahuan
masyarakat
(konsumen
media)
untuk
mengoptimalkan sebuah perangkat atau layanan ruang publik yang ada di media, terutama radio.
D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Creswell yang dikutip dari Enzir adalah sebagai berikut: “Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzed words, reports detailed views of in informants, and conducts the study in a natural setting.”4
4
Emzir, Prof.Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), h. 1-2.
8
Creswell mengartikan dan menekankan penelitian kualitatif sebagai suatu penelitian yang proses penyelidikan pemahamannya berbeda dari penyelidikan kuantitatif dalam mengeksplorasi masalah sosial. Para peneliti membangun masalah, memberikan gambaran kompleks, meneliti kata-kata, menuliskan laporan secara rinci dari pandangan para informan, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Hal ini berarti bahwa penelitian kualitiatif berfokus pada fonemena sosial dan pada pemberian makna pada perasaan dan persepsi dari informan. Pada penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, dan memastikan kebenaran data.5 Proses kerja pada pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.6 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif. Pada penelitian deskriptif, umumnya peneliti tidak merumuskan sebuah hipotesis.
5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), cetakan keempat, h. 34. 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cetakan keduapuluh tiga, h. 6.
9
Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan sebuah keadaan atau status dari sebuah fenomena.7 Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah seperti diawali dengan adanya
masalah,
menentukan
jenis
informasi
yang diperlukan,
menentukan produser pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian.8 3. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian adalah cara berfikir dalam melakukan penelitian untuk menemukan kebenaran. Menurut Harmon paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berfikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.9 Pada perkembangannya, kerangka paradigma berpikir telah memiliki banyak model dan bentuk sebagai sebuah cara untuk mendefinisikan permasalahan dan pembahasan tentang asumsi yang menentukan pendekatan terhadap teori yang ada.
7
Jumroni, dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 22. 8 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), cetakan keempat, h. 34-35. 9 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi: Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 7.
10
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Pada dasarnya ada dua kesukaran dalam mengkonstruksi realitas. Hatcher menjelaskan realitas objektif yang ditelaah, realitas yang tampak menyembunyikan realitas yang tidak tampak, dan dalam realitas subjektif yang ditelaah, realitas yang disadari berdampingan dengan realitas yang tidak disadari.10 Pada paradigma konstruktivis, peneliti berfikir bahwa isi media massa itu tergantung siapa yang ada dibaliknya. Peneliti juga ingin mengetahui makna yang tersembunyi dalam siaran dan memastikan kebenaran yang tampak dalam realitas dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta. 4. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah institusi Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Jakarta 91.2 FM. b. Objek Penelitian Objek pada penelitian adalah apa yang akan diteliti atau diselidiki dalam kegiatan penelitian. Pada penelitian ini difokuskan pada program acara pengembangan berita “Opini Mahasiswa Jakarta” pada siaran radio 91.2 FM RRI PRO 1 selama satu segmen yang dikaji fungsinya sebagai ruang publik dengan menggunakan konsep ruang publik Jurgen Habermas.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cetakan keduapuluh tiga, h. 50.
11
5. Waktu dan Tempat Penelitian Data Penelitian ini dilakukan mulai April - September 2015. Tempat Penelitian berlokasi di Radio Republik Indonesia (RRI) Jalan Merdeka Barat No 5. 6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan data primer berupa observasi dan wawancara serta data sekunder berupa studi dokumentasi. a.
Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan alat pengindraaan.11 Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengamat dalam siaran dan ikut berpartisipasi sebagai komentator dalam siaran.
b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan melalui tanya jawab antara pewawancara dan informan dengan atau tanpa panduan wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat langsung dengan kehidupan sosial yang relatif lama.12 Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai lima informan, yaitu Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi,
11
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 108-115. 12 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 108-115.
12
Kepala Bidang Produksi, Produser, Presenter dan Pengarah Acara dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta “OMJ” 92.8 FM RRI Pro 1 Jakarta. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan kegiatan mempelajari bahanbahan bacaan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian, yang tujuannya untuk melengkapi sebuah penelitian.13 Dalam hal ini peneliti menggunakan buku, literatur, artikel, dokumen dan situs internet. 7. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif model Matthew B. Miles dan A Michael Hubermas. Miles dan Hubermas membagi tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif. Kegiatan itu berupa reduksi data, model data, pendeskripsian kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, penyeleksian, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Model data atau data display adalah saat mendefinisikan, menganalisa, dan memahami kumpulan informasi yang tersusun. Sedangkan penarikan atau verifikasi kesimpulan adalah tahapan akhir dari langkah lanjut yang diambil saat data display, hasil dari penelitian ini akan muncul maknanya
13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset Media Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: kencana, 2007), h. 116.
13
dari data yang telah teruji kepercayaan, kekuatan, dan konfirmabilitas (validitasnya).14
E. TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian ini, ada beberapa rujukan skripsi terdahulu yang menginspirasi peneliti, diantaranya adalah 1. Media Online dan Ruang Publik Virtual (studi terhadap kolom komentar di Kompas.com) oleh Fitri Hadiyani (UIN Jakarta), tahun 2013. Dalam skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan teori ruang publik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Perbedaannya ada pada jenis media massa yang digunakan sebagai objek penelitian. 2. Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di Televisi (studi kasus program berita bahasa Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat di TVRI) oleh Wuri Aryani (UIN Jakarta), tahun 2014. Skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan teori ruang publik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. 3. Penyajian Program Acara Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) Mengenai Kebijakan Pemerintah di Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta oleh Nola Puspa Sari (Universitas Persada Indonesia Y.A.I), tahun 2008. Dalam skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan objek penelitian yang sama. Perbedaannya terdapat pada teori yang digunakan peneliti dalam meneliti objek. 14
Emzir, Prof.Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), h 129-135
14
F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan penyusunan penelitian yang terdiri atas lima bab. Adapaun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Pada bab ini terdiri atas penulisan latar
belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. BAB II
Landasan Teori Pada bab ini membahas mengenai
landasan teori yang membahas definisi ruang publik meliputi konseptualisasi ruang publik Jurgen Habermas, kemerosotan ruang publik, dan kritik terhadap ruang publik, penyajian program acara, media elektronik radio, radio penyiaran publik, program siaran di radio, serta khalayak pada media. BAB III
Gambaran Umum RRI PRO 1 Jakarta Pada bab ketiga
ini membahas tentang perkembangan radio di Indonesia, dilanjutkan dengan profil radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta secara umum, yang terdiri atas sejarah singkat terbentuknya, visi dan misi, struktur organisasi, program siaran di dalamnya, serta gambaran umum lainnya mengenai program siaran pengembangan berita Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ). BAB IV
Temuan dan Analisis Data Pada bab ini peneliti
membahas tentang hasil temuan dan analisis data penelitian berupa analisis penyajian siaran dan analisis bentuk ruang publik. Kemudian
15
peneliti juga memaparkan tentang interpretasi peneliti mengenai hasil analisis dalam penelitian ini. BAB V
Penutup Kemudian bab terakhir membahas tentang
penutup, yaitu berupa kesimpulan dari hasil penelitian. Bab ini juga menampilkan saran terhadap permasalahan yang muncul dalam rangka memenuhi tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. DEFINISI RUANG PUBLIK Merujuk pada definisi kata „ruang‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai makna sela-sela antara dua (deret) tiang atau antara empat tiang, sedangkan kata „publik‟ memiliki arti orang banyak. Robert C. Holub menerangkan ruang publik itu sebagai berikut: “Public sphere is an arena, independent of government (even if in receipt of state funds) and also enjoying autonomy from partisipan economic forces, which is dedicated to rational debate (i.e to debate and discussion which is not interested, disguised, or manipulated) and which is both accessible to entry and open to inspection by the citizenry. It is here, in this public sphere, that opinion is formed”.1
Sebagaimana dikatakan oleh Holub bahwa ranah publik memiliki pengertian sebagai sebuah arena yang independen dari pemerintah (bahkan jika ada penerimaan dana dari negara) dan juga otonomi dari kekuatan ekonomi partisipan, yang didedikasikan untuk perdebatan rasional (yaitu untuk
perdebatan
dan
diskusi
yang
menarik,
disamarkan,
atau
dimanipulasi) dan keduanya dapat dimasuki dan terbuka untuk warga negara. Di ruang publik seperti inilah, sebuah pendapat umum terbentuk. Sedangkan menurut Hannah Arendt dalam Hardiman (2010: 187) ruang publik disebut sebagai ruang penampakan. Ruang penampakan yang dimaksud disini adalah gambaran dimana terjadinya proses saling interaksi 1
Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan Ruang Publik, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 171.
16
17
dengan
bertindak
dan
berbicara.
Menurut
Hardiman,
Arendh
mendefinisikan ruang publik dengan sangat spesifik. “Menurut kerangka teori tindakannya, ruang publik bukan hasil kegiatan rutin pertukaran produksi dan konsumsi dengan alam yang disebut „bekerja‟ (Arbeiten), juga bukan hasil menciptakan secara monologal menurut desain sarana-tujuan yang disebut „berkarya‟ (Herstellen), melainkan hasil kegiatan komunikasi untuk menggalang solidaritas warga yang disebut „bertindak‟ (Handeln)... kegiatan yang dilakukan oleh warganegara saat menunjukan apirasi politis mereka untuk melawan dominasi, represi, dan marginalisasi”.2 Selanjutnya sebagaimana dirangkum dari Joohan Kim dan Eun Joo Kim “Theorizing Dialogic Deliberation” dalam Hardiman, ruang publik bukanlah suatu ruang fisik, melainkan sebuah ruangan sosial yang diproduksi dari sebuah hasil pembicaraan (komunikasi). Ruang publik bukanlah sebuah institusi ataupun organisasi politik, melainkan sebuah ruang dimana tempat warganegara berdiskusi mengenai isu publik. Ruang publik bukanlah tempat untuk pengambilan keputusan, bukan juga pertemuan publik dengan agenda tertentu, tetapi suatu tempat untuk melakukan pembicaraan yang “tak terikat secara institusional”.3 Dari beberapa pengertian diatas mengenai ruang publik, peneliti menyimpulkan bahwa ruang publik adalah sebuah ruang untuk masyarakat untuk berdiskusi, saling tukar pendapat pandangan mengenai hal-hal yang terjadi kekinian dan menjadi kegelisahan masyarakat dan menghasilkan sebuah opini publik. Ruang ini ada diantara ruang privat, yang bisa menjembatani antara pemerintah dan masyarakatnya. Hal ini disebabkan 2
F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 187. 3 F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 270.
18
antara lain karena dalam prakteknya di dalam ruang publik masyarakat secara natural menjawab dan memberikan argumennya mengenai segala keputusan yang diambil oleh pemerintah. 1. Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas Pada mulanya Habermas menggambarkan ruang publik berawal dari pembicaraan-pembicaraan masyarakat abad ke 18 pada coffe shop atau warung kopi, salon, tischgerschafter dan tempat lainnya yang memungkinkan
masyarakat
untuk
saling
berdiskusi
dalam
mengemukakan pendapatnya mengenai kegelisahan tentang masalah yang masyarakat hadapi bersama. Pada saat itu banyak orang sering bertemu di tempat-tempat tersebut dan membicarakan peristiwa yang menyangkut negara. Meskipun tempat dan masyarakat yang berdiskusi masih tergantung status sosial dari masyarakat saat itu, ternyata diskusi tersebut berhasil menjadi oposisi yang efektif terhadap kekuasaan pemerintah. Sehingga Habermas meyakini bahwa yang terjadi dalam tempat-tempat tersebut menjadi tempat yang sangat vital bagi perkembangan demokrasi awal.4 Dalam esai Jurgen Habermas berjudul The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into a Category of Bourgeois Society pada tahun 1962. Habermas mengungkapkan struktur sosial pada ruang publik menjadi tiga kriteria utama sebagai berikut: 4
Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan Ruang Publik, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 172
19
“First, they preserved a kind of social intercourse that, far from presupposing the equality of status, disregarded status altogether. Secondly, discussion within such a public presupposed the problematization of areas that until then had not been questioned. Thirdly, the same process that converted culture into a commodity (and in this fashion constituted it as a culture that could become an object of discussion to begin with) established the public as in principle inclusive”5 Pertama, di ruang publik selalu mengutamakan kesetaraan status. Kedua, diskusi yang terjadi dalam ruang publik merupakan problematisasi di wilayah yang menjadi perhatian kritis publik. Serta ketiga proses yang sama mengubah kebudayaan menjadi komoditas (sehingga membuatnya dapat menjadi objek diskusi) menciptakan publik yang pada prinsipnya inkslusif. Selanjutnya Habermas juga menjelaskan fungsi politis ruang publik menjadi tiga rangkaian dasar yaitu: “A set a basic rights concerned the sphere of the public engaged in rational-critical debate (freedom of opinion and speech, freedom of press, freedom of assembly and association, etc.) and the political fungtion of private people in this public sphere (right of potition, equality of vote, etc.). A second set of basic rights concered the individual’s status as a free human being, grounded in the intimate sphere of the patriarchal conjugal family (personal freedom, inviolability of the home, etc.). The third set of basic rights concerned the transactions of the private owners of property in the sphere of civil society (equality before the law, protection of private property, etc.)”.6 Fungsi politis pertama dari ruang publik ialah masyarakat terlibat dalam perdebatan rasional kritis (seperti kebebasan berpendapat dan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan berserikat, dan lain 5
Jurgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into a Category of Bourgeois Society, (Massachusetts: The MIT Press, Cambridge, 1991), P.36-37 6 Jurgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into a Category of Bourgeois Society, (Massachusetts: The MIT Press, Cambridge, 1991), P.83.
20
sebagainya.) dan berfungsi politis bagi masyarakat privat di ruang publik ini (seperti untuk mengajukan petisi, kesetaraan suara, dan lain sebagainya). Fungsi kedua adalah mengenai hak-hak dasar yang bersangkutan dengan status individual sebagai manusia yang bebas, didasarkan pada keluarga konjugal patriarkal (seperti kebebasan pribadi, yang tidak dapat diganggu gugat di rumah, dan lain sebagainya). Serta yang ketiga adalah hak-hak dasar menyangkut transaksi dari pemilik properti di dalam masyarakat sipil (seperti kesetaraan di hadapan hukum, perlindungan terhadap hak milik pribadi, dan lain sebagainya).7 Bagi Habermas, ruang publik tidak dipengaruhi oleh kepentingan komersial atau kontrol negara, karena dalam konsep awalnya, ruang publik sudah pasti diisolasi dari kepentingan kuasa dominan dan mengoreksinya.8 Karena ruang publik identik dan berkaitan dengan perdebatan rasional kritis, dimana masyarakat bebas berpendapat, berbicara, kebebasan pers dan kebebasan berkumpul, dan berfungsi sebagai wadah masyarakat untuk mengeluarkan suaranya. Maka ruang publik yang ideal adalah ruang yang bersifat bebas, terbuka, transparan serta tidak ada intervensi pemerintah atau dari pihak manapun, dan yang paling terpenting adalah mudah diakses oleh semua orang. Tujuan dari ranah publik sebagaimana disebutkan Gun Gun Heriyanto dalam tulisannya yang berjudul Demokrasi Dalam Ruang
7
Jurgen Habermas, Ruang Publik: Sebuah Kajian tentang Kategori Mayarakat Borjuis, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), cetakan kedua, h. 118-119. 8 Hartley, John., Communication, Cultural, and Media Studies, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), cetakan pertama, h. 268-270.
21
Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia yaitu agar masyarakat mampu merefleksikan dirinya secara kritis. Adapun substansi dari ranah publik yang disampaikan Jurgen Hubermas adalah mengenai demokrasi. Untuk mencapai keadaan demokrasi yang ideal maka diperlukan ruang publik yang kuat dan bebas dari kepentingankepentingan.9 Dapat disimpulkan bahwa konsep ruang publik menurut Jurgen Habermas meliputi tempat yang memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan pandangannya yang relatif bebas. Pembicaraan ini berupa diskusi atau pertukaran pendapat secara terbuka mengenai hal-hal yang menyangkut isu-isu umum, kesetaraan dan status pada ruang ini dikesampingkan sehingga terbebas dari segala kepentingan (tidak adanya interferensi), dan tugas pertama dari ruang publik adalah mengawasi kebijakan pemerintah secara sistematis dan kritis. Seiring dengan perkembangan waktu, ruang publik memiliki ciri khas
yang
sangat
memudahkan
masyarakat
untuk
menyatakan
pendapatnya. Ciri khas itu diantaranya adalah dengan debat terbuka, pengalaman yang kritis, laporan-laporan yang berani, dan terbebas dari adanya inteferensi dari pihak otonom, tak hanya itu diskusi dalam ruang tersebut selalu mengedepankan isu kepentingan umum, dan kemudahan bagi semua orang untuk bisa memasukinya (free access).
9
Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.” Dalam Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006, h. 46-59.
22
2. Kemerosotan Ruang Publik Dalam perkembangan lebih lanjut, janji yang ditawarkan oleh ruang publik ternyata tidak sepenuhnya dapat direalisasikan. Model pembicaraan semula pada coffe shop, salon, dan tischgerschafter yang dikatakan oleh Jurgen Habermas seiring dengan berkembangnya media, perlahan berubah dan berganti. Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut tidak lagi menjadi tempat yang memadai untuk berdiskusi. Peran ini digantikan oleh media massa. Tak hanya itu, perdebatan demokratis serta diskusi yang kritis dalam konsep ruang publik di masyarakat modern ternyata perannya diambil alih oleh perkembangan industri budaya. Dengan munculnya berbagai media massa dan hiburan media massa menyebabkan ruang pubik hadir dalam berbagai bentuk yang tidak otentik dan penuh dengan kepura-puraan. Hal ini dikarenakan hasil dari pembicaraan ruang publik yang berbentuk opini publik tidak lagi dibentuk melalui perdebatan rasional yang terbuka, melainkan melalui manipulasi dan kontrol.10 Jurgen Habermas dan Hannah Arendh telah mengatakan mengenai kemerosotan yang terjadi didalam ruang publik. Arendh lebih jelasnya memaparkan bahwa adanya hubungan antara timbal balik antara pertumbuhan kapitalisme dan krisis ruang publik. Ini dikarenakan ekspansi pasar yang ada membuat adanya interferensi pada ruang publik. Sehingga ruang yang tadinya diperuntukan untuk proses komunikasi dalam 10
Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 173-174.
23
kebebasan untuk saling mengungkapkan keresahan diganti menjadi mekanisme pasar untuk mengkonsumsi dan menaklukan pihak lain dengan kumpulan iklan-iklan.11 Terlalu banyak dominasi dari pasar menyebabkan fungsi awal ruang publik tergerus. Sehingga komersialisasi dalam ruang publik terjadi, hingga mencapai apa yang disebut Antoni Gramsci sebagai hegemoni dan tidak ada yang bisa disalahkan atas apa yang terjadi. Kalau sudah begini, maka lebih lanjut akan membuat masyarakat menjadi apatis, dan sikap apatis mereka terhadap apa yang terjadi ini akan terus menjadi semacam peluang bagi kekuatan pasar untuk terus membuat masyarakat untuk menkonsumsi lagi dan lagi. Lebih lanjut lagi, jika ini terus terjadi, dengan hegemoni yang terjadi, ruang publik akhirnya dihadirkan dengan dimanipulasi. Maka kehancuranlah yang terjadi pada demokrasi. Sama halnya kehancuran yang terjadi pada kapitalisme dan totalitarianisme, yaitu berawal dari kehancuran ruang publik. 3. Kritik Terhadap Ruang Publik Habermas Ada beberapa kritik mengenai ruang publik yang disampaikan oleh Jurgen Habermas. Salah satunya kritik yang berasal Geof Elley yang mengatakan bahwa pertama Habermas terlalu mengidealisasikan versi borjuis dari ruang publik, dan dengan melakukan ini, Habermas menurut Elley telah mengabaikan „sumber-sumber dorongan emansipasi (yang berbeda) yang ada dalam tradisi radikal dan popular. Adapun yang 11
F. Budi Hadirman, “Komersialisasi Ruang Publik menurut Hannah Arendt dan Jurgen Habermas”, dalam Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 193.
24
dimaksud oleh Elley adalah rakyat jelata pada ruang publik yang diedealisasikan oleh Habermas, sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana bisa menguniversalkan ruang publik yang ideal, kalau sejak awal
kemunculannya
saja
ruang
publik
bersifat
ekslusif
dan
partikularistik.12 Selanjutnya ada Michael Schudson dari Universitas California, San Diego, berbendapat bahwa ranah publik, sebagaimana seperti yang disebutkan oleh Habermas, sebagai tempat perdebatan independen yang murni rasional adalah tidak pernah ada.
Ia juga menyatakan bahwa
Habermas terlalu mengidealisasi ranah publik borjuis di tahap-tahap awal, dengan menjabarkannya sebagai forum diskusi dan debat yang rasional. Padahal, faktanya, kelompok-kelompok tertentu telah disisihkan dari forum tersebut, sehingga partisipan pun juga dibatasi.13 Selain itu ada juga kritik mengenai konsep ruang publik Habermas yang disampaikan oleh John B. Thompson sebagaimana disebutkan Gun Gun Heriyanto dalam tulisannya yang berjudul Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.14 Pertama, habermas terlalu menekankan jenis publik yang ada di ruang publik borjuis dan mengabaikan bentuk-bentuk lain wacana publik yang ada pada abad sebelumnya. Padahal selain itu, banyak bentuk kegiatan
12
Rianne Subijanto, Ruang Publik Dulu dan Sekarang, diakses dari http://indoprogress.com/2014/04, diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 12.00 13 www.academia.edu/4929392/Jurgen_Habermas_Serta_Pemikirannya_tentang_Ranah_P ublik, diakses pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 16.40 14 Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.” Dalam Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006, h. 54-57.
25
pembicaraan yang populer yang bahkan bukan keturunan dari ruang publik. Kedua, jabaran konsep ruang publik borjuis yang diidealisasikan Habermas adalah tidak sesuai dengan diskusi terbuka. Hal ini dikarenakan pembicaraan pada ruang publik borjuis terlalu didominasi oleh orangorang yang berpendidikan dan laki-laki. Sehingga menyebabkan kelompok-kelompok tertentu telah disisihkan dari forum tersebut. Ketiga, pendapat Habermas tentang transformasi ruang publik pada abad 19 dan 20 tidak berisi detil material empiris. Ini karena Habermas menyebutkan akan terjadinya konsumerisme publik dan reofedalisme ruang publik melalui hegemoni kaum kapitalis atas media. Menurut Thomson jelas pandangan Habermas keliru, karena masyarakat tidak sepenuhnya melahap apa yang media sampaikan. Masyarakat kini mampu membedakan mana yang dimanipulasi atau tidak. Keempat, Structural transformation hanya sesuai dengan kondisi masyarakat barat pada abad 20-an. Khusus untuk kritik yang keempat ini, Habermas telah memperbaiki teorinya melalui buku The Teory of Communication Action. Selanjutnya adalah kritik mengenai ruang publik yang dipaparkan oleh Nancy Fraser dalam esainya yang berjudul “Rethinking the Public Sphere: A Contribution to the Critique of Actually Existing Democracy”. Dalam esai tersebut, Nancy menyebutkan bahwa ruang publik yang dikatakan oleh Jurgen Hubermas terdahulu pada abad 20 tidak lagi ada. Hal ini disebabkan bahwa diperlukan beberapa bentuk baru dari ruang
26
publik untuk menyelamatkan fungsi penting arena dan melembagakan demokrasi. Terlepas dari berbagai kritik mengenai ruang publik yang disampaikan oleh Habermas, peneliti menyadari banyak kelebihankelebihan dari teori ruang publik yang patut untuk dihargai. Karena pada pokok
pemikirannya
Habermas
menginginkan
adanya
upaya
keberlangsungan isi media massa yang sesuai dan berpihak kepada kepentingan publik (masyarakat).
B. MEDIA ELEKTRONIK RADIO Radio merupakan buah perkembangan teknologi, sebagaimana dikatakan Astuti (2008: 5), “Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara”. Sedangkan menurut Omarahi, radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik) yang melintas dan merambat lewat udara.15 Sebagaimana disebutkan oleh Wahyudi (1996: 14) prinsip siaran radio adalah sebagai berikut: “Radio
memiliki
pengertian
pemancar
gelombang
elektromagnetik yang membawa muatan sinyal suara yang berbentuk melalui microphone, kemudian pemancar ini diterima sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima dan signal 15
Hasan Asy‟ari Omarahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 120.
27
radio itu diubah kembali menjadi suara audio di dalam loudspeaker.”16 Dari beberapa pengertian mengenai radio, dapat disimpulkan bahwa radio adalah sebuah teknologi untuk menyampaikan pesan melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, dan diterima dengan sistem pemancar antena menjadi suara yang terdengar. Media elekronik radio memiliki karakteristik yang berbeda dari jenis media lainnya. Setidaknya radio memiliki tiga sifat dalam siarannya menurut Effendy. Ketiga karakteristik sifat siaran radio tersebut adalah: 1. Auditif; karena sifatnya sebagai media auditif (hanya untuk didengar), radio menyampaikan isi siarannya kepada pendengar hanya sepintas lalu saja. 2. Mengandung gangguan; komunikasi dalam radio tidak sesempurna komunikasi antar dua orang yang berhadapan. Karena setiap komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat masal akan menghadapi dua faktor gangguan. Gangguan-gangguan tersebut bisa datang dari gangguan teknis (mechanic noice factor) juga dari gangguan alamiah (sematic noice factor). 3. Akrab; sifat akrab yang dimiliki radio dikarenakan setiap suara yang terdengar dari radio seolah-olah diucapkan oleh orang yang ada dekat dengan pendengar.17
16
Wahyudi JB, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1996), h. 14. 17 Sumadiria Haris, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Menulis dan Jurnalis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), cetakan ketiga, h. 114-115.
28
Lebih lanjut keunggulan dari media elektronik radio antara lain: 1. Radio dapat membidik khalayak yang spesifik. Artinya radio mempunyai kemampuan untuk berfokus dalam kelompok demografis (segmen) yang dikehendaki. 2. Radio bersifat mobile dan portable. Orang bisa menjinjing radio kemana saja. Sumber energinya kecil dan sama portable-nya. Radio bisa menyatu dengan fungsi alat penunjang kehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hinga handphone. Harga radio relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan media lainnya. 3. Radio bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit sekali menghindar dari siaran radio, begitu dinyalakan. Radio bisa menembus ruang-ruang di mana media lain tidak bisa masuk, misalnya di dalam mobil. 4. Radio bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program dengan cepat dan sederhana, dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan. 5. Radio itu sederhana: sederhana mengoprasikannya, sederhana mengelolanya, dan sederhana isinya. Tidak perlu konsentrasi tinggi untuk menyimak radio. Bahkan, prang bisa mendengarkan radio sambil menggarap pekerjaan lain. Untuk mendengar radio,
29
hanya dibutuhkan pendengaran. Mendengarkan radio tidak diperlukan kemampuan membaca dan abstraksi tinggi.18 Sedangkan kelemahan dari media elektronik radio menurut Meeske antara lain: 1. Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi. 2. Radio messange are short lived. pesan dalam radio itu hanya sebentar- short lived. Pesan dalam radio bersifat satu arah, sekilas dan tak dapat ditarik lagi begitu diudarakan. 3. Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radi itu rentan gangguan. Radio hanya berurusan
dengan indra
pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak ada lagi cerita radio dalam kehidupan seseorang.19 Berdasarkan dari beberapa penjelasan mengenai keunggulan dan kelemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa radio memiliki sifat yang dapat didengar bila siaran, namun memiliki daya rangsang rendah karena disiarkan hanya sekali, radio mengandung gangguan, namun tetap elektris, relatif mudah dan mempunyai daya jangkau yang besar.
18
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset, 2008), h. 39-41. 19 Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset, 2008), h. 39-41.
30
C. RADIO PENYIARAN PUBLIK Sesuai Undang-Undang tentang Penyiaran di Indonesia, jenis stasiun penyiaran dibagi menjadi empat jenis yang berlaku untuk radio atau televisi. Keempat jenis itu meliputi stasiun penyiaran publik, stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, dan stasiun penyiaran komunitas. Adapun pengertian lembaga penyiaran publik, sebagaimana tertera
dalam
peraturan
KPI
No.3/P/KPI/08/2006
tentang
izin
penyelenggaraan penyiaran, adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Adapun lembaga penyiaran publik terdiri atas Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai radio penyiaran publik di Indonesia berdiri pada tanggal 11 September 1945. Pada tanggal itu pula dijadikan sebagai hari radio nasional. RRI memiliki slogan “sekali di udara, tetap di udara”. RRI merupakan satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersifat independen, netral dan tidak komersial. Adapun sumber pembiayaan media penyiaran publik berasal dari iuran penyiaran dari masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearah (APBD), sumbangan masyarakat, dan siaran iklan. Oleh karena itu, selain berfungsi untuk memberikan
31
pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional, siaran RRI ditujukan untuk mencerdaskan audiensnya (masyarakat). Jangkauan siaran RRI telah ada di seluruh kota-kota di Indonesia. Saat ini, RRI mempunyai lima puluh delapan stasiun penyiaran dan satu stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri. Di Jakarta sendiri, ada empat stasiun radio RRI. Keempatnya adalah RRI Pro 1, yang segmentasi siarannya ditujukan untuk semua usia di DKI Jakarta, RRI Pro 2, yaitu khusus untuk remaja dan pemuda, RRI Pro 3 khusus untuk berita dan informasi, RRI Pro 4 untuk saluran kebudayaan, serta satu stasiun penyiaran khusus yaitu VOI atau Voice of Indonesia yang siarannya menyiarkan berita dalam bahasa asing untuk keluar negeri.
D. PROGRAM / SIARAN ACARA DI RADIO Sebagaimana disebutkan dalam Morissan (2008: 199), kata “program” berasal dari bahasa Inggris “Programe” atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran”. Istilah ini didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia untuk mengacu pada pengertian acara.
32
Pada dasarnya program atau siaran dapat diartikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara keseluruhan.20 Program atau siaran acara menempati slot waktu tertentu dengan durasi tertentu dengan jenis program yang tertentu pula. Jenis program itu bisa berupa karya artistik seperti hiburan, pendidikan, dan lain sebagainya, dan program karya jurnalistik, berupa berita. Pada stasiun tertentu, program acara telah dirancang dalam satu hari, satu bulan bahkan satu tahun. Program acara pada setiap jenis stasiun secara keseluruhan biasanya telah disusun sedemikian rupa dan disebut sebagai sebuah pola acara. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa program siaran di radio adalah sebuah acara siaran yang menempati sebuah slot pada stasiun radio. Program atau siaran acara pada radio pada umumnya meliputi tiga bentuk kebutuhan dasar masyarakat (pendengar) yakni, kebutuhan akan informasi, kebutuhan akan pendidikan dan kebutuhan akan hiburan. Adapun unsur atau aspek mana yang diutamakan itu tergantung pada kepemilikan radio itu sendiri. Sebuah program siaran di radio yang tidak dikonsep dengan baik, tidak akan berjalan dengan baik pula. Oleh sebab itu para pengelola radio biasanya selalu memperhatikan aspek-aspek yang menjadi kebutuhan dari masyarakat tersebut. Berbeda dengan stasiun swasta yang lebih menekankan pada aspek hiburan serta ke komersialannya, pada stasiun radio publik, program 20
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 160.
33
siarannya lebih menekankan pada aspek pendidikan masyarakat. Ini tidak berarti bahwa aspek hiburan itu tidak penting di dalam stasiun publik. Hiburan dalam stasiun publik dijadikan sebagai aspek pelengkap. Hal ini bertujuan agar lebih mencerdaskan audiens. Program siaran pada stasiun publik pada dasarnya disusun berdasarkan gagasan melestarikan dan mendorong berkembangnya budaya lokal, sejarah kebangsaan dan sebagainya.21 Di Indonesia, fungsi utama stasiun publik, sebagaimana disebutkan dalam undang-undang penyiaran, adalah memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam membuat program siaran pada stasiun publik, hal tersebut harus benarbenar dipertimbangkan oleh para pengelola stasiun publik secara matang. Sehingga para pengelola stasiun publik harus benar-benar mengerti dan memahami arti dan tanggung jawab dalam melayani kepentingan masyarakat.
E. PENYAJIAN PROGRAM ACARA Kata penyajian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai proses, cara, perbuatan menyajikan. Kata penyajian juga bisa berarti pengaturan penampilan. Selain itu, kata penyajian memiliki arti sebagai cara menyampaikan pemberitaan, karangan, dan makalah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyajian adalah sebuah proses menyampaikan pengaturan penampilan dalam sebuah acara. 21
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2008), h. 100-101.
34
Setiap media massa memiliki pengaturan penyajian yang berbeda-beda untuk disampaikan kepada khalayak. Begitu pula dengan penyajian setiap program yang ada di radio. Setiap program yang disuguhkan pasti telah melalui berbagai tahapan untuk bisa disajikan kepada khalayak. Proses dibuatnya penyajian ini dilakukan dalam proses produksi program. Salah satunya adalah penyajian produksi pada program acara dialog interaktif. Program interaktif merupakan sebuah forum yang melibatkan seorang presenter dengan pendengarnya untuk berdebat dengan narasumber tentang isu yang sedang hangat. Dalam merencanakan proses produksi program, salah satunya program siaran interaktif. Ada beberapa aspek perencanaan dalam siaran interaktif yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah menentukan format, menentukan topik, menentukan narasumber, menseleksi peserta khusus dan mempersiapkan peralatan teknis. 1. Menentukan format; format merupakan hal yang dilakukan untuk memulai sebuah program. Menentukan format acara program berupa penentuan nama siaran, penentuan waktu program siaran, penentuan tema siaran, serta penentuan khalayak sasaran siaran. 2. Menentukan topik; pemilihan topik yang akan dibahas sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah program. Oleh karena itu dalam pemilihan topik menggunakan topik yang memiliki daya tarik bagi khalayak. 3. Menetukan narasumber; pemilihan narasumber ditentukan sesuai dengan kompetensi untuk berbicara mengenai topik yang dibahas.
35
4. Menseleksi peserta khusus; menseleksi peserta khusus diperlukan untuk membahas topik yang bersangkutan. Manfaat seleksi ini untuk menjamin agar pembicaraan yang disampaikan peserta pada program yang disiarkan sesuai dengan topik yang ada. 5. Mempersiapkan peralatan teknis; mempersiapkan peralatan teknis meliputi persiapan alat-alat yang dibutuhkan agar program dapat disiarkan dengan baik selama disiarkan.22 Selanjutnya sebagai sebuah media yang professional, maka diperlukan sebuah tim perencanaan agar sebuah program dapat berjalan dengan baik. Ini dikarenakan sebuah struktur yang tidak disusun dengan rapi akan menghambat jalannya produksi. Lebih lanjut tim tetap yang ada dalam program interaktif sebagai berikut: 1. Produser, bertugas memimpin jalannya pelaksanaan perencanaan dan produksi 2. Presenter, bertugas memandu dan mengendalikan acara 3. Tim riset, bertugas menyiapkan bahan dan referensi yang diperlukan, serta menseleksi peserta 4. Tim teknis, bertugas menjaga agar semua teknis berjalan dengan baik 5. Call talker, bertugas menerima dan menyeleksi telepon yang masuk23 Sebagai bentuk dari penyajian program siaran, pada program siaran interaktif terdapat beberapa proses yang perlu dijalankan. Proses pada program interktif adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan sigtune. Pembuka siaran diawali dengan fade out acara kemudian diiringi dengan sapaan pembuka oleh presenter. 22
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 164-
23
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 170.
170.
36
2. Memperkenalkan narasumber tamu. Pada tahap ini presenter memperkenalkan
narasumber
dan
menjelaskan
pemilihan
narasumber. 3. Mengundang pendengar untuk berinteraksi. Pada tahap ini presenter mengundang pendengar untuk ikut berinteraksi dengan membacakan line telepon dan nomor pesan singkat yang bisa dihubungi. 4. Memperkenalkan masalah. Sebagai pengantar untuk pengenalan masalah
diajukan
dengan
membacakan
topik
dan
memulai
wawancara dengan narasumber. 5. Menerima penelepon pendengar. Pada
tahap ini presenter
mempersilahkan pendengar menanggapi hasil diskusi presenter dan narasumber pada tahap sebelumnya. 6. Menampilkan program sisipan. Pada jeda tertentu, presenter menyiarkan program sisipan bisa berupa laporan pandangan mata reporter dari luar studio yang sedang meliput kejadian yang aktual. 7. Menyajikan lagu atau iklan. Pada jeda tertentu, lagu dan iklan ditampilkan untuk mengisi kesenjangan waktu. Pada saat ini pula biasanya presenter mengumumkan pembicaraan diskusi yang selanjutnya akan berlangsung. 8. Memperdalam
bahasan.
Pada
tahap
ini
presenter
berupaya
memperdalam bahasan dengan menggali hal-hal penting selama diskusi berjalan.
37
9. Mencari solusi. Tahap ini ada menjelang akhir siaran untuk menentukan solusi dari perbincangan selama diskusi sebelum menutup acara. Pada tahap ini presenter berupaya mencari kesepakatan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dan mencari titik temu yang nantinya akan berujung pada sebuah kesimpulan. 10. Selalu berhubungan dengan produser. Selama siaran berlangsung, presenter selalu berhubungan dengan produser. Hal ini berhubungan dengan tugas produser yang
bertugas untuk memimpin jalannya
acara. 11. Penutup. Pada tahap ini presenter menyimpulkan hasil diskusi sebelum menutup akhir dari siaran.24 Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses dalam program interaktif dibagi pada tahap. Yaitu tahap pembukaan berupa sigtune, memperkenalkan narasumber tamu, mengundang pendengar untuk berinteraksi, dan memperkenalkan masalah. Kemudian tahap eksekusi berupa menerima penelepon pendengar, menampilkan program sisipan, dan
memperdalam bahasan, kemudian diselingi iklan atau lagu agar
mengusir kejenuhan. Lalu pada tahap penutup berupa mencari solusi berupa kesimpulan, dan menutup siaran.
24
174.
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 172-
38
F. KHALAYAK PADA RADIO Sebagai media massa, radio mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan dimanamana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi sebab sebagai media yang buta, radio melakukan stimulasi begitu banyak melalui suara dan berupaya memvisualisasikan suara melalui telinga pendengarnya. Oleh sebab itu radio disebut sebagai theater of mind dan bisa menarik khalayaknya dengan berbagai programnya yang bervariasi. Menurut Clancy dan Shulman ada empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola media penyiaran untuk mendapatkan audiens (khalayak). Keempat kriteria itu adalah reponsif, potensi penjualan, pertumbuhan memadai, dan jangkauan iklan. 25 Radio dalam menarik khalayaknya telah selektif dengan membaginya menjadi berbagai segmentasi. Saat ini, sebuah stasiun radio di kota besar tidak dapat lagi menjadi media yang bersifat umum dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ini dikarenakan kebutuhan masyarakat di kota besar itu sendiri. Masyarakat di kota besar telah dipisahkan dengan segmentasi, misalnya untuk kalangan remaja, perempuan, pebisnis dan lain sebagainya. Begitu yang terjadi sekarang ini di kota-kota besar, berbeda dengan kota kecil atau daerah 25
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. (Jakarta: Kencana, 2008), h. 183.
39
tingkat persaingan masih sangat rendah, jadi tidak diperlukan segmentasi. Sehingga media media penyiaran di kota kecil bersifat lebih umum. Dalam radio, khalayaknya tidak ada yang betul-betul loyal, karena mereka bisa berpindah saluran ketika mereka merasa bosan dan jenuh. Namun khalayak radio lebih cenderung loyal kepada penyiar, bukan pada stasiun radionya. Khalayak radio biasanya meginginkan informasi yang ringan, hal ini berhubungan dengan kharakteristik radio. Tak hanya itu, karena bersifat sebagai media auditif, hal yang didengar khalayak pada radio pun adalah hal yang tidak perlu memerlukan konsentrasi tinggi. Karena pesan yang terlalu berat akan sulit dicerna dan menyita konsentrasi.26
26
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset, 2008), h. 43-44.
BAB III GAMBARAN UMUM RRI PRO 1 JAKARTA
A. PERKEMBANGAN RADIO DI INDONESIA Pada awalnya radio di Indonesia muncul saatnnya zaman Belanda menjajah Indonesia. Semasa itu, radio di Indoensia adalah berstatus swasta. Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia merupakan radio siaran pertama di Indonesia. Sejak adanya BRV, kemudian muncullah beberapa siaran radio di indonesia, salah satunya adalah Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM). Saat itu radio dijadikan sebagai alat propaganda politik. Kemudian pada saat Jepang menduduki Indonesia, berdirilah radio bernama Nippon Hoso Kyokai (NHK), yang lagi-lagi perannya dijadikan sebagai alat propaganda politik pada perang Asia Timur Raya. Kemudian barulah setelah kemerdekaan Indonesia, pada kepemimpinan orde lama, tepatnya tanggal 11 September 1945 didirikan radio nasional Indonesia pertama bernama Radio Republik Indonesia (RRI).1 Berlanjut pada masa kepemimpinan orde baru, ada kebijakan yang mewajibkan radio swasta untuk merelay berita RRI sebanyak empat belas kali sehari. Pada saat itu, kebebasan pers di radio dikekang dan siarannya pun di sensor, sehingga aspek hiburannya lebih ditonjolkan dan sangatlah vulgar. Kemudian barulah setelah reformasi ‟98 dengan kebijakan Menteri 1
Omarahi, Hasan Asy‟ari, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 124-128.
40
41
Penerangan saat itu, Yunus Yuspia, radio di Indonesia mengalami perubahan. Perubahan ini membawa kemajuan yang pesat. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Menteri penerangan saat
itu adalah
mengubah kewajiban merelay berita RRI untuk radio swasta sebanyak empat belas menjadi tiga kali sehari. Tak hanya itu, pemerintah saat itu juga membebaskan radio untuk membuat dan memproduksi berita radio sendiri, dan yang paling terpenting adalah pemerintah membebaskan radio untuk mempunyai gaya bahasanya sendiri, sehingga pers pun diberi kebebasan.2 Jenis
stasiun
penyiaran
dalam
Undang-Undang
Penyiaran
Indonesia dibagi menjadi empat jenis yang berlaku baik itu untuk radio atau televisi. Keempat jenis itu adalah stasiun penyiaran publik, stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, dan stasiun penyiaran komunitas. Keempatnya berserta fungsinya masing-masing menjadi bagian penting dalam sistem penyiaran di Indonesia.3 Saat ini di Indonesia telah berdiri sekitar lebih dari ribuan stasiun radio. Ini meliputi radio publik, radio swasta, radio komunitas dan radio berlangganan. Alasan kuat radio masih tetap bertahan sampai saat ini dikarenakan faktor actuality (ketersegeraan), body style (kemasan), dan lokalitas.
2
Onong Uchajana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), Cetakan ketiga, h. 156-170. 3 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 80.
42
B. RUANG PUBLIK DI RADIO INDONESIA Pernyataan bahwa kebebasan pers di suatu negara membawa masyarakat menjadi lebih baik nampaknya adalah hal yang benar terjadi. Indonesia saat ini mewarisi tradisi Pencerahan Eropa, dimana ketika media massa memahami diri bukan sekedar untuk sarana komunikasi publik, melainkan juga sebagai pengemban amanah publik untuk menyuarakan aspirasi publik.4 Dengan kata lain, dengan berkembangnya media saat ini, seakan memfasilitasi
masyarakat dalam keadaan yang lebih baik dari
masa sebelumnya. Salah satunya masyarakat menjadi lebih mudah dan berani dalam menyuarakan pendapatnya. Selain memberikan informasi, media saat ini telah banyak membantu dengan menyediakan berbagai ruang untuk publik menyuarakan pendapatnya. Untuk sekedar menyatakan pendapatnya mengenai isu-isu yang berkembang diwilayahnya misalnya masyarakat bisa mengakses media sesuai dengan jangkauannya. Kebebasan pers di Indonesia sudah mulai terbebas dari kekangan oleh berbagai pihak sejak diberlakukannya UU pokok Pers No.42 Tahun 1999 yang menyatakan, bahwa terhadap pers nasional agar tidak diberlakukan
pembredelan,
sensor
dan
pelanggaran
untuk
mempublikasikan dan menyiarkan berita. Dalam buku Media, Jurnalisme dan Budaya Populer karya Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Kebebasan pers di Indonesia bisa dilihat dari empat faktor. Faktor pertama, kebebasan pers dilihat dari minimnya interverensi negara. Kedua, mitologi kebebasan 4
F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 7.
43
pers diukur dari ada atau tidaknya pembredelan. Ketiga, kebebasan pers dilihat dari jumlah peredaran pers yang banyak. dan keempat, kebebasan pers diukur dari kebebasan untuk menulis berita.5 Pada beberapa faktor yang disebutkan dalam buku Media, Jurnalisme dan Budaya Populer tersebut, kebebasan pers di negara ini nampaknya hampir bisa dibilang memasuki tahap bebas. Hal bisa dilihat dari peningkatan jumlah media massa yang signifikan sejak tahun 1998. Hingga kini pertumbuhan media massa semakin subur dengan kemunculan banyak jenis dari media baru saat ini. Menurut beberapa pemikir demokrasi seperti John Milton, Voltaire, Thomas Jefferson dan para pemikir lainnya kebebasan pers tidak bisa dipisahkan dari peran masyarakat untuk bebas berpikir, berpendapat dan berbicara. Semua kebebasan masyarakat ini salah satunya harus ditopang oleh media. Oleh sebab itu saat ini banyak program siaran di media yang menampilkan kebebasan ekspresi masyarakat. Salah satunya adalah ruang publik yang ada di media.6 Radio sendiri kini telah banyak menampilkan program siaran yang bertemakan ruang publik. Ruang publik seakan menjadi sebuah ruang sendiri yang harus dimiliki setiap media, dalam hal ini radio, agar bisa menampilkan dan menerima hasil dari pikiran, pendapat dan berbicara masyarakat mengenai isu yang terjadi di wilayahnya.
5
Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Media, Jurnalisme dan Budaya Populer, (Jakarta: UI press, 2004), h. 3. 6 Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Media, Jurnalisme dan Budaya Populer, (Jakarta: UI press, 2004), hal 5-7.
44
Walau banyak yang masih mengarisbawahi kebebasan dalam ruang publik dan masalah-masalah yang terjadi didalamnya, keduanya tetap mencoba untuk menampilkan ruang publik yang ideal. Walaupun pada prakteknya prembredelan belum benar-benar hilang dengan banyaknya aturan pemerintah lain yang membanyangi gerak kritis pemberitaan di media.
C. RADIO REPUBLIK INDONESIA 1. Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI) Setelah
berakhirnya
penjajahan
Jepang,
dan
telah
memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia tetap membutuhkan perjuangan. Hal itu disebabkan tentara sekutu dan Belanda masih berkeinginan untuk tetap menduduki Indonesia karena ternyata masih banyak pelosok daerah yang tidak mengetahui kemerdekaan negara Indonesia. Berbekal dengan peralatan siaran peninggalan Belanda dan Jepang, Radio Republik Indonesia (RRI) resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, bertepatan dengan pertemuan terakhir dari beberapa pertemuan yang membahas visi dan misi RRI selaku lembaga penyiaran yang merdeka. Pertemuan terakhir itu di antaranya mengatur strategi pemancar mobil untuk
45
gerilya yang akan menjamin kelangsungan siaran RRI dalam keadaan apapun dengan semboyan “sekali di udara tetap di udara”.7 Pada rapat terakhir tersebut pula menghasilkan sebuah deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi tiga buah komitmen tugas serta fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan sebutan Tripasetya RRI. Tripasetya RRI tersebut berbunyi: 1. Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun, yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga, dalam keadaan bagaimanapun dan dengan akibat apapun. 2. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat Revolusi seluruh Bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur, serta budi yang pebuh kecintaan dan kesetiaan kepada Tanah Air dan Bangsa. 3. Kita harus berdiri di atas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan,
dengan
mengutamakan
Persatuan
Bangsa
dan
Keselamatan Negara, serta berpegang teguh pada jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.8 RRI merupakan satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang independen, netral dan 7
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.17. 8 Hasan Asy‟ari Omarahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.125-126.
46
tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. Sebagai sebuah lembaga penyiaran publik, RRI sudah tentu memegang prinsip-prinsip sebagai lembaga penyiaran publik yaitu (1) LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga negara, (2) siarannya harus menjangkau seluruh wilayah negara, (3) siarannya harus merefleksikan keberagaman, (4) siarannya harus berbeda dengan lembaga penyiaran lainnya, (5) LPP harus menegakkan independensi dan netralitas, (6) Siarannya harus bervariasi dan berkualitas tinggi,
(7)
menjadi flag
carrier dari
bangsa
Indonesia,
(8)
mencerminkan identitas bangsa, dan (9) menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Untuk itu, sebagai mana prinsip sebagi sebuah lembaga penyiaran publik, tugas LPP RRI dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah tentu tidak bisa dilayani dengan satu programa saja, oleh karena itu RRI menyelenggarakan siaran dengan 4 programa:
Pro 1: Pusat siaran pemberdayaan masyarakat
Pro 2: Pusat siaran kreatifitas anak muda
Pro 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita radio
Pro 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan
47
VOI: Citra dan Martabat bangsa di dunia internasional siaran setiap hari dengan delapan bahasa asing
Studio Produksi Luar Negeri: Jembatan informasi Indonesia – Luar Negeri dan Luar Negeri – Indonesia
Sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip lembaga
penyiaran
publik,
dalam
menyelenggaran
siaran,
RRI
berpedoman pada nilai-nilai standar penyiaran diantaranya yaitu siarannya bersifat independen dan netral, siarannya harus memihak pada kebenaran, siarannya memberi pemahaman, siarannya mengurangi ketidakpastian, siarannya berpedoman pada pancasila, UUD 1945 dan kebenaran, serta peraturan yang lainnya. Isi siarannya harus memihak hanya kepada kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta isi siarannya harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan NKRI. 2. Visi dan Misi Radio Rebuplik Indonesia Sebagai bentuk representasi dan evaluasi publik, visi dimantapkan sebagai penentu arah dari tujuan. Radio Republik Indonesia mempunyai visi “Menjadikan LPP RRI radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia”. Sedangkan misi yang dianut Radio Republik Indonesia tertuang dalam beberapa poin sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan informasi terpecaya yang dapat menjadi acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan kode etik jurnalistik atau kode etik penyiaran.
48
b. Mengembangkan
siaran
pendidikan
untuk
mencerahkan,
mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam kerangka membangun karaktek bangsa. c. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. d. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas. e. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI. f. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa. g.
Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran.
h. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran secara
nasional
dan
internasional
dengan
mengoptimalkan
sumberdaya teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik. i. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien dengan sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset, informasi
49
dan operasional) berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good corporate governance) j. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa. k.
Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan asset negara secara profesional dan akuntabel serta menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai. Untuk meraih cita-cita yang tertuang dalam visi dan misi, maka
diperlukan semangat juang yang tinggi oleh seluruh angkasawan LPP RRI. Dengan dilandasi motto “Sekali di Udara tetap di Udara” tertanamlah semangat juang dan cita-cita tinggi untuk meraihnya. 3. Profil 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta Radio Republik Indonesia Programa 1 Jakarta atau lebih dikenal dengan RRI Pro1 Jakarta adalah radio siaran Radio Republik Indonesia yang dipancarkan oleh radio cabang utama Jakarta dengan frekuensi 91.2 FM. Radio ini memiliki segmentasi semua usia (general) di DKI Jakarta. Isi siarannya ditujukan untuk pusat pemberdayaan masyarakat Jakarta dan sekitarnya dengan persentasi siaran berita dan informasi, pendidikan, dan hiburan. RRI Pro 1 Jakarta memiliki tagline “kanal inspirasi” yang berarti isi siarannya ditujukan untuk menginspirasi semua orang yang ada di Jakarta dengan durasi siaran selama 19 jam (05.00-24.00 WIB).
50
Sajian acara dalam RRI Pro 1 Jakarta dibagi menjadi lima puluh tujuh acara. Isi siarannya meliputi siaran berita dan informasi, pendidikan dan hiburan. Diantaranya adalah Mutiara Pagi, Tausiah Udara, Inspirasi Pagi, Jakarta‟s Reality, Obsesi, Weeks Sport, Dunia Anak, Siaran Distabilitas, Pelangi Anak, Jakarta Baru, Suara Medika, Analekta, MICS (Metropolitan Internasional Community Services), Metropolitan Issue, Lapinda, Jalan-Jalan, Warta Betawi, Siaran Pedesaan, OMJ (Opini Mahasiswa Jakarta), Swara Wakil Rakyat, Dinamika Jakarta, Renungan Senja, Cakrawala Senja, OTW to Success, Cakrawala Pustaka, Zona Edukasi, Discography 80 & 90, Kisah Klasik, Musik Nostalgia, News Investigasi, “Warung Kerak Telor”, Golden Memory, Musik Klasik, Musik Komunitas, Gita keroncong, Goyang Malam Minggu, Lentera Nurani, Mozaik Inspirasi, dan Info Terkini. Mutiara Pagi Mutiara mempendalaman
Pagi
adalah
Al-Quranul
sajian Karim,
yang ayat
membahasan per-ayat
dan secara
berkesinambungan. (Mulai jus 1 s/d jus 30) Materi pengajian & Mutiara terkait pembahasan tafsir dan Menyampaikan penjelasan arti dan makna yang terkandung dalam ayat ayat yang dibahas. Disiarkan setiap hari Minggu, Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 05.05-05.50 WIB. Tausiah Udara Tausiah Udara adalah program siaran tausiah atau dialog tentang agama islam dengan narasumber yang berkompeten dan memberi
51
pencerahan tentang makna Alquran dan Hadis. Disiarkan setiap hari selasa dan Jumat pukul 05.05-05.50 WIB. Inspirasi Pagi Inspirasi Pagi adalah up date terkini mengiringi langkah sukses pemirsa, dilengkapi update perkembangan nilai tukar rupiah dan dampaknya ke berbagai sector kehidupan masyarakat serta tidak ketingalan filler inspirasi pagi bersama ESO. Disiarkan setiap hari SeninJumat pukul 06.00-06.35 WIB. Sports Pro 1 Sports Pro 1 adalah informasi ringan tentang olah raga yang disiarkan setiap hari Minggu pukul 06.40-07.00 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 07.30-08.00 WIB. Pojok.com Pojok.com merupakan program siarana yang mengulas cerdas dari redaktur senior media berita on line, seputar peristiwa terpopuler yang menjadi perhatian publik. Disiarkan setiap hari Senin-Jumat pukul 07.3008.00 WIB. Warta Berita Pro 1 Warta Berita pro 1 adalah acara berita yang menampilkan informasi aktual seputar Jabodetabek. Disiarkan setiap hari dengan jam siaran yang berbeda-beda disetiap harinya.
52
Adult Comtemporary Single Adult Comtemporary Single adalah acara yang memutar tangga lagu-lagu yang masuk dalam nominasi 10 besar. Acara ini disiarkan setiap hari minggu pukul 08.20-09.00 WIB. Jakarta’s Reality Jakarta‟s Reality adalah Informasi terkini, real time, cepat dan akurat. Berita terbaru seputar issu terbaru, ekonomi, politik, dan hukum ini disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 08.20-09.00 WIB. Obsesi Obsesi adalah singkatan dari Obrolan sehat penuh inspirasi. Acara ini mengangkat seputar pola hidup sehat dan beragam fenomena perubahan psikologi gaya hidup masyarakat saat ini. Disiarkan setiap hari Jum‟at pukul 08.20-09.00 WIB. Weeks Sport Weeks Sport adalah acara siaran berjaringan mengenai obrolan tentang segala macam cabang olah raga serta up date rangkuman kejadian penting olah raga selama satu minggu. Disiarkan setiap hari Sabtu pukul 08.20-09.00 WIB. Dunia Anak Dunia Anak adalah acara siaran berjaringan mengenai berbagai hal yang terkait dengan kehidupan anak di Jakarta dan sekitarnya, baik di rumah, sekolah maupun di areal bermain, yang dapat memberikan
53
motivasi dan perlindungan bagi tumbuh dan kembang anak. Disiarkan setiap hari Sabtu pukul 09.00-09.50 WIB. Siaran Distabilitas Siaran Disabilitas merupakan siaran tentang masyarakat yang berkebutuhan khusus untuk meningkatkan aksebilitas, edukasi dan memberikan hiburan sehat bagi mereka. Acara ini disiarkan pada Minggu pertama di setiap bulan, pukul 08.30-09.00 WIB. Pelangi Anak Pelangi anak dalah siaran anak-anak yang ditujukan untuk menambah wawasan agar menjadi anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejatera. Acara ini disiarkan pada Minggu kedua disetiap bulan, pukul 08.30-09.00 WIB. Jakarta Baru Jakarta Baru adalah informasi tentang kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat diseputar kelurahan yang ada di wilayah DKI Jakarta. Jakarta Baru disiarkan setiap hari Senin-Jum‟at pukul 09.00-10.00 WIB. Silang Gereja Silang Gereja merupakan acara silang dari kegiatan keagamaan di gereja yang memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya umat Kristiani. Silang Gereja disiarkan setiap hari Minggu pukul 09.00-10.00 WIB.
54
Suara Medika Suara Medika adalah siaran yang membahas berbagai masalah terkait kesehatan masyarakat serta penyakit serta mencari solusinya dan memberikan informasi tentang tentang perkembangan ilmu pengetahuan berbagai penyakit dan cara penanggulangannya. Siaran Medika disiarkan setiap hari Senin-Jum‟at pukul 10.00-11.00 WIB. ACI Berjalan Aci Berjalan adalah Program siaran anak anak agar menjadi anak yang presfektif dengan kemasan yang disesuaikan daya nalar dan bahasa anak anak. ACI Berjalan disiarkan setiap hari Minggu pukul 10.00-11.00 WIB. Minggu Ceria Minggu Ceria adalah siaran yang menyajikan lagu-lagu anak , Siaran Taman Kanak-Kanak dan Cerita Untuk Anak. Siaran ini meliputi Pentas Lagu anak, Taman Kanak-Kanak, dan Cerita Untuk Anak. Minggu Ceria di siarkan setiap hari Minggu pukul 11.00-12.00 WIB. Analekta Analekta adalah siaran yang membahas masalah wanita & keluarga yang ditinjau dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, hukum dan politik, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat ibukota. Isi siaran ini meliputi Masalah Pendidikan & Anak, Kesehatan & Reproduksi, Karir & keluarga, Tips & Ketrampilan, dan Profil Wanita.
55
Analekta disiarkan setiap hari Senin-Kamis dan Sabtu pukul 11.30-12.00 WIB. MICS (Metropolitan Internasional Community Services) MICS merupakan acara yang menggangkat dan membicarakan berita aktual tentang komunitas eks-patriat. MICS disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 12.00-13.00 WIB. Silang Sholat Jum’at Silang Sholat Jum‟at adalah siaran langsung Sholat jumat dari masjid
Istiqlal, Baiturrachim, RRI dan dari Masjid lainya yang telah
ditentukan oleh penyelenggaraan Silang Sholat Jumat. Siaran ini disiarkan setiap hari Jum‟at pukul 12.00-13.00 WIB. Pemuda & Lingkungan Pemuda& Lingkungan merupakan siaran tentang sosok pemuda yang berjasa dalan menjaga lingkungan yang menciptakan lingkungan yang sehat. Pemuda& Lingkungan disiarkan setiap hari Sabtu pukul 12.0013.00 WIB. Metropolitan Issue Metropolitan Issue adalah siaran mengenai berbagai issue penting yang ada di Ibukota Negara. Metropolitan Issue disiarkan setiap hari pukul 13.40-14.00 WIB. Pesan Rohani Agama Pesan Rohani Agama adalah siaran mengenai ajaran agama yang terkait dengan etika dan akhlaq. Ajaran agama yang disiarkan adalah
56
agama Protestan, agama Islam, agama Khatolik, Hindu dan Budha. Acara ini disiarkan setiap hari pukul 14.00-14.10 WIB. Lapinda Lapinda dalah siaran yang memutarkan 10 lagu Pop Indonesia yang diseleksi pendengar untuk diputar pada jam tangga lagu Indonesia. Lapinda disiarkan setiap hari Senin-Jumat pukul 14.10-15.00 WIB. Selain itu, pada hari Sabtu disiarkan pula Terbaik Lapinda pada jam tayang yang sama. Jalan-Jalan Jalan-Jalan merupakan siaran informasi tentang segala sesuatu yang ada di jalan serta tempat kuliner. Jalan-Jalan disiarkan setiap hari Minggu pukul 14.10-15.00 WIB. Warta Betawi Warta Betawi adalah siaran mengenai informasi yang aktual seputar Jabodetabek dan disajikan
dalam gaya bahasa betawi. Warta
Betawi disiarkan setiap hari pukul 15.00-15.10 WIB. Siaran Pedesaan Siaran Pedesaan adalah siaran yang menyajikan informasi tentang kehidupan masyarakat pedesaan. Siaran ini disiarkan setiap hari Selasa dan Kamis pukul 15.10-15.30 WIB. Fun With English Fun With English merupakan model siaran belajar yang menggunakan bahasa Inggris dengan materi bersifat temporal disesuaikan
57
dengan situasi dan kondisi serta isu yang berkembang saat ini. Fun With English disiarkan setiap hari Minggu pukul 15.15-16.00 WIB. OMJ (Opini Mahasiswa Jakarta) OMJ merupakan siaran mengenai opini mahasiswa terhadap masalah-masalah yang berkembang saat ini dan menjadi perbincangan masyarakat. OMJ disiarkan setiap hari Senin dan Kamis pukul 15.15-16.00 WIB. LBAA (Lomba Baca Alquran Anak-anak) LBAA adalah siaran perlombaan membaca Alquran dengan merekrut peserta dari siswa TPA sampai Madrasah se-DKI Jakarta dan sekitarnya. LBAA disiarkan setiap hari Rabu dan Jum‟at pukul 15.0016.00 WIB. Pemuda & Puisi Acara Pemuda& Puisi menampilkan pembicaraan mengenai perkembangan karya sastra khususnya puisi dikalangan generasi muda. Acara ini disiarkan setiap hari Selasa pukul 15.00-16.00 WIB. Kiprah Desa Kiprah Desa adalah acara siaran berjaringan khusus masarakat pedesaan untuk meningkatkan pengetahuannnya dalam hal usaha tani, perkebunan, perikanan dan kelautan. Kiprah Desa disiarkan setiap hari Sabtu pukul 15.35-16.30 WIB.
58
Swara Wakil Rakyat Swara Wakil Rakyat merupakan siaran aspirasi masyarakat berkaitan dengan kebijakan pemerintah DKI disampaikan melalui SMS maupun telepon. Aspirasi ini berupa sebuah pertanyaan terhadap kebijakan yang telah dan akan dilakukan dan dirancang oleh Angota DPRD. Desain penyajian acara disusun secara variatif antara musik opini, unek-unek dan permasalaan yang dihadapi masyarakat Jakarta dalam kehidupan seharihari. Swara Wakil Rakyat disiarkan setiap Selasa, Rabu dan Jum‟at pukul 16.20-17.00 WIB. Beranda Minggu Sore Beranda Minggu Sore menampilkan hal-hal yang menarik dari kehidupan artis sebagai public figure untuk dijadikan sebagai idola dan teladan yang baik. Siaran ini disiarkan setiap hari Minggu pukul 16.2017.00 dan dilanjutkan kembali pada pukul 17.20-18.00 WIB. Dinamika Jakarta Dinamika Jakarta merupakan acara yang membahas mendalam tentang pembagunan dengan narasumber dan instasi terkait. Dinamika Jakarta ditayangkan setiap hari Senin pukul 16.20-17.00 WIB. Renungan Senja Renungan Senja adalah acara yang menggangkat norma-norma kehidupan dalam bermasyarakat (budi pekerti). Renungan Senja disiarkan setiap hari dengan jam siar tentatif sebelum Azan Magrib.
59
Pengajian & Adzan Magrib Pengajian dan Adzan magrib adalah siaran wajib yang disiarkan setiap hari pada jam siaran yang tentatif. Cakrawala Senja Cakrawala Senja merupakan acara yang memberikan hiburan dengan memutar lagu yang top pada masanya dengan di selinggi informasi ringan. Cakrawala Senja hadir setiap hari Senin-Kamis pukul 17.20-18.00 WIB. OTW to Success OTW to Success merupakan program acara yang memberikan inovasi pada pemuda dan kalangan dewasa tentang segala hal tema terkini agar menjadi sukses. Program siaran ini tayang setiap hari Jum‟at pukul 17.20-18.00 WIB. Cinema Pro 1 Cinema Pro 1 membahas berbagai aspek dalam dunia perfilman. Pada tahun 2014 RRI Pro 1 bekerja sama dengan Kinescope sebuah majalah sekaligus komunitas perfilman. Cinema Pro 1 disiarkan setiap hari Minggu pukul 18.00-19.00 kemudian dilanjutkan kembali pada pukul 20.00-21.00 WIB. Cakrawala Pustaka Cakrawala Pustaka adalah acara resensi beberapa buku bersama para penulis, atau peresensi. Juga mengundang berbagai komunitas atau
60
club pecinta buku. Acara ini disiarkan setiap hari Sabtu pukul 17.30-19.00 WIB. Zona Edukasi Zona Edukasi adalah acara yang menyanjikan berbagai informasi ringan diselingi dengan musik dan perbincangan santai tentang informasi terkait. Zona Edukasih meliputi siaran Mahligai Ku, Bisnis Kita, Jelajah Otomotif, Peduli Lingkungan, Bilik Tausiah. Program siaran Zona Edukasi ini hadir setiap hari Senin-Jum‟at pukul 20.00-21.00 WIB. Discography 80 & 90 Discography 80 & 90 menyanjikan musik era 80 & 90 informasi ringan lagu–lagu terkait. Discography 80 & 90 disiarkan setiap hari Minggu pukul 20.00-21.00 WIB. Kisah Klasik Kisah Klasik adalah program siaran yang memberikan hiburan tentang lagu lagu klasik serta sedikit bahasan tentang lagu klasik tersebut Berbincang bersama dengan artis-artis senior (lawas) Indonesia, tentang karir dan sejarah musik mereka. Kisah Klasik hadir setiap hari Jum‟at pukul 21.15-22.00 WIB. Musik Nostalgia Musik Nostalgia memberikan hiburan pada masyarakat dengan memutar lagu lagu nostalgia serta diselinggi informasi ringan. Musik Nostalgia disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 21.15-22.00 WIB, dan Sabtu pukul 21.15-21.35 WIB.
61
News Investigasi News Investigasi adalah laporan investigasi khas Pro 1 dengan menghimpun dan memperdalam berita dalam sepekan. News Investigasi disiarkan setiap hari Sabtu pukul 21.35-22.00 WIB. Warung Kerak Telor Warung Kerak Telor adalah keluhan rakyat lewat obrolan. Acara ini menyangkut obrolan santai, kocak, bermakna yang disampaikan oleh beberapa Suku yang ada di Jakarta dengan gaya dan bahasa masingmasing suku, dan dimederatori dengan bahasa Betawi. Warung Kerak Telor hadir setiap Senin, Rabu, Jum‟at pukul 22.00-22.25 WIB. Golden Memory Golden Memory merupakan program yang memberikan hiburan musik, berupa lagu-lagu yang top pada masanya serta inforamsi ringan. Golden Memory disiarkan setiap hari Senin dan Selasa pukul 22.30-24.00 WIB dan hari Kamis pukul 22.00-23.00 WIB. Musik Klasik Musik Klasik menyajikan lagu-lagu klasik lengkap dengan informasi lagu tersebut dan penciptanya. Musik Klasik disiarkan setiap hari Kamis pukul 22.00-23.00 WIB. Musik Komunitas Musik Komunitas menghadirkan komunitas musik dengan berbagai gender sebagai wadah bagi berbagai grup indie untuk
62
memperkenalkan musik mereka. Musik Komunitas ditayangkan setiap hari Minggu 22.00-24.00 WIB. Jazz Pro 1 Jazz Pro 1 adalah sebuah acara dengan konten utama musik jazz, dengan disertai informasi perkembangan jazz international, live interview dengan para musisi jazz, serta request lagu-lagu jazz. Jazz Pro 1 disiarkan setiap hari Rabu pukul 22.30-24.00 WIB. Gita keroncong Gita Keroncong adalah sebuah acara dengan konten utama musik keroncong, dengan disertai request lagu-lagu keroncong. Gita Keroncong disiarkan setiap hari Jum‟at pukul 22.30-24.00 WIB. Goyang Malam Minggu Goyang Malam Minggu adalah acara yang bertujuan memberikan hiburan pada masyarakat dengan memutar lagu-lagu cantik. Goyang Malam Minggu hadir setiap hari Sabtu pukul 22.00-24.00 WIB. Lentera Nurani Lentera Nurani merupakan siaran sekilas agama untuk memberikan pencerahan ruhani dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang maha esa. Lentera Nurani hadir setiap hari pukul 23.53-23.58 WIB. Mozaik Inspirasi Mozaik Inspirasi adalah rangkuman materi yang berisikan dan memberikan nilai inspirasi dalam kehidupan. Materi acara Mozaik Inspirasi dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi ciri khas pro 1.
63
Mozaik Inspirasi hadir disetiap ada kesempatan pada jam siaran yang tentatif. Info Terkini Info terkini merupakan siaran informasi penting tentang suatu peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi, disampaikan dalam bentuk ROS (Report on the spot). Info terkini sebagai siaran tentatif hadir setiap hari dan di update setiap tiga puluh menit sekali tiap jam.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Penyajian Siaran Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta Program Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) adalah siaran yang ada dibawah produksi pengembangan berita (bangbra) dalam Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1 Jakarta. OMJ merupakan siaran yang mengusung opini mahasiswa terhadap masalah-masalah yang berkembang saat ini dan menjadi perbincangan masyarakat. Program siaran ini telah mengudara sejak tahun 2005. Pada dasarnya ada dua item dalam deskripsi siaran OMJ, pertama yaitu mengenai kegiatan mahasiswa baik didalam maupun diluar kampus. Serta kedua, mengusung opini mahasiswa terhadap peristiwa yang terjadi. Di Radio Republik Indonesia semua perencanaan pada program siaran, salah satunya program Siaran Opini Mahasiswa Jakarta, dilakukan pada rapat pola oleh seksi Bidang Perencanaan dan Evaluasi. Pada rapat pola, perencanaan digodok sedemikian rupa berdasarkan hasil evaluasi pada setiap acara di setiap edisi sepanjang tahunnya untuk perencanaan di tahun berikutnya. Rapat pola melibatkan semua unsur yang ada di radio ini, bahkan termasuk pendengar. Pada rapat ini biasanya dilakukan musyawarah mengenai kelanjutan sebuah program siaran. Setelah dirancang pada rapat pola, hasil perencanaan awal yang diibaratkan masih
64
65
mentah ini dibagikan kembali pada masing-masing kepala seksi produksi, untuk di rencanakan secara eksekusi dan matang. Tim perencanaan dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta terdiri dari: 1. Produser, yaitu Bapak Heriyoko, bertugas memimpin jalannya pelaksanaan perencanaan dan produksi. 2. Presenter, yaitu Soraya Putri Yusuf, bertugas memandu dan mengendalikan acara. 3. Tim riset sekaligus call talker yaitu Bapak Ir. Gatot, bertugas menyiapkan bahan dan referensi yang diperlukan, serta menseleksi peserta bertugas menerima dan menyeleksi telepon yang masuk. 4. Tim teknis, dalam siaran ini bisa dibilang sebagai operator siaran, Bapak Naman, bertugas menjaga agar semua teknis berjalan dengan baik di studio, kemudian ada Bapak Diding dan Mul Operator siaran di Master Control Room (MCR). Hasil perencanaan matang dari kepala seksi bidang pengembangan berita untuk siaran Opini Mahasiswa Jakarta salah satunya adalah berupa penyajian isi siaran. Adapun penyajian yang ditawarkannya adalah berupa dialog interaktif, dengan durasi selama kurang lebih tiga puluh menit. Gairah dalam menyajikan sebuah program siaran di radio bisa dilihat dari dua pendekatan. Pertama, dengan timbulnya kesadaran bahwa sebagai lembaga yang terikat dengan dinamika sosial masyarakat pendengarnya, maka hal ini menjadi sumber inspirasi bagi radio sebagai media publik dalam menyajikan program siarannya. Kedua perubahan sosial yang
66
terjadi di masyarakat, juga menjadi pendorong kiprah radio dalam menyajikan program siarannya. Salah satunya karena perubahan sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah dan media massa, dan perubahan sikap masyarakat dari pasif menjadi aktif kepada media.49 Adapun pengaturan penampilan atau penyajian dari acara siaran OMJ digambarkan dalam bagan berikut ini: Bagan 1. Tahapan Penyajian Siaran OMJ
coon buka
coon tutup
opening presenter
kesimpulan
eksekusi
pembacaan komentar
Pada tahapan pertama, coon buka mengawali siaran OMJ dengan menampilkan signtune siaran OMJ yang kemudian dilanjutkan dengan opening presenter. Pada opening presenter, presenter mengemukakan topik yang akan dibahas pada setiap siaran dan mengajak pendengar untuk 4949
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2006), cetakan keempat, hal. 3-4.
67
bergabung dan mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang diangkat pada setiap edisi siarannya. Pada setiap siaran biasanya presenter menyebutkan nomor telepon dan nomor pesan singkat yang bisa dihubungi oleh masyarakat untuk mengutarakan pendapatnya. Topik yang diangkat pada setiap siaran adalah hasil pembicaraan santai para kru pada setiap kali pertemuan sore dan rapat acara. Topik yang disajikan mengacu pada agenda setting RRI untuk produksi pengembangan berita. Bukan hanya membahas mengenai agenda setting media. Topik yang diangkat biasanya selalu berkaitan dengan empat hal. Keempat itu adalah agenda setting RRI, isu yang menjadi keprihatian publik saat ini atau mengenai masalah-masalah yang up-date, calender event, dan permintaan dari mahasiswa. Setelah opening presenter, tahapan selanjutnya adalah tahap eksekusi. Tahap ini diawali dengan laporan sisipan dari siaran Opini Mahasiswa Jakarta mengenai topik yang diangkat, dan kemudian dilanjutkan dengan menghubungi narasumber untuk berdialog interaktif. Laporan sisipan siaran ini dibuat sehari atau pagi sebelum on air. Materi dalam membuat laporan didapatkan dari koran, dan media online. Seperti pada penulisan berita jurnalistik pada umumnya yang menggunakan 5W+1H, susunan laporan berita pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta lebih mengedepankan pendekatan fungsional yang menitikberatkan pada kata “why”. Ini disebabkan “why” merupakan nilai penting berita, karena menunjukan fungsi dari unsur lainnya. Tak hanya
68
itu, siaran Opini Mahasiswa Jakarta berada dibawah seksi pengembangan berita dan mengusung program interaktif, maka penulisan berita yang dipakai pun adalah konsep berita program interaktif yaitu berupa berita sisipan (news with insert) dengan durasi selama 2- 3 menit. Seperti pada berita bersisipan pada umumnya, berita ini dilengkapi dengan sisipan suara dari narasumber (sound bite). Sound bite berkisar antara 10-20 detik, yang berupa potongan dari sebuah wawancara untuk mendukung fakta. Narasumber pada berita sisipan berasal dari masyarakat dan pengamat politik yang bisa dihubungi atau ditemui. Cakupan narasumber pada berita sisipan cukup luas karena siapa saja bisa jadi narasumber disini tergantung angle (sudut pandang) dari topik yang diangkat. Berikut adalah salah satu berita bersisipan yang disajikan pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta edisi Senin, 10 Agustus 2015: Artis/ Jalan pintas partai politik Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 juga diramaikan oleh sejumlah artis// Bukan/ mereka bukan menjadi bintang tamu dalam proses kampanye publik/ melainkan ikut maju mencalonkan diri// Sigit “Pasha” Purnomo misalnya/ maju di Kota Palu/ Sulawesi Tengah/ sebagai calon wakil walikota// Vokalis band Ungu ini mendampingi calon walikota Palu/ Hidayat// Sementara itu/ di Kabupaten Ogan Ilir/ Sumatera Selatan/ sang raja kuis Helmi Yahya telah resmi terdaftar sebagai bakal calon bupati// Ada pula nama pemain sinetron yang masih menjabat Bupati Tanjung Jabung Timur/ Zumi Zola/ dan mantan grup lawak Bagito Dedi “Miing” Gumelar// Zumi maju menjadi calon gubernur provinsi Jambi/ sedangkan Miing menjadi calon wakil bupati Kawarang// Bahkan partai demokrat mewacanakan Maia Estanty untuk menyaingi Risma sebagai walkot Surabaya// Pengamat lembaga survei politik Hanta Yuda menilai fenomena ini sebagai hal yang wajar// Ditengah kegagalan partai politik
69
menjalankan fungsinya/ memajukan calon kepala daerah artis dapat dijadikan “jalan pintas” untuk memenangkan pilkada// Tapi bila itu disikapi adalah kegagalan partai politik dalam membina kadernya// Artis bisa saja maju/ namun harus dilihat juga kemampuannya// Insert Hanta Yuda sepakat bahwa majunya artis dalam pilkada tak perlu disoalkan, selama yang bersangkutan memiliki kemampuan dan potensi yang memadai// Hanya saja sangat disayangkan apakah tidak ada aktifis/ politikus atau birokrat yang lebih pantas untuk tanding di pilkada// Pada tahapan eksekusi selanjutnya setelah penyajian berita bersisipan adalah tahapan diskusi melalui dialog interaktif dengan menelepon narasumber. Dialog interaktif pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta, dihadirkan lewat sambungan telepon antara presenter di studio dan narasumber di luar studio. Bila cakupan narasumber pada laporan berita bersisipan cenderung bebas untuk menggapai siapa saja, untuk narasumber dialog interaktif, cakupan narasumber hanya sebatas mahasiswa dan orang yang ahli dalam bidangnya. Mahasiswa yang diambil untuk dimintai keterangannya pun kebanyakan berasal dari mahasiswa yang tergabung di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) pada setiap kampusnya. Hal ini sesuai sebagaimana dikatakan oleh pengarah acara siaran opini mahasiswa Jakarta, Ir. Gatot, bahwa untuk narasumber dialog interaktif, biasanya menghubungi mahasiswa atau pengamat politik atau yang berhubungan dengan tema. Pada tahapan eksekusi bisa dibilang bahwa ini merupakan jantung dari siaran ini. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang diambil dalam membunyikan sebuah berita, menjadi semacam awal semangat bagi
70
masyarakat untuk mengeluarkan pendapatnya. Kemudian dari dialog yang dipaparkan dalam siaran ini, cenderung menghasilkan dan memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk mulai memberikan pendapatnya mengenai apa yang menjadi kegelisahannya. Ketika pada dialog interaktif dirasa kurang membunyikan apa yang terjadi saat ini, ini berpengaruh pada komentar yang masuk melalui pesan singkat dan telepon. Tahapan berikutnya adalah pembacaan komentar. Tahapan ini bisa berupa menerima telepon dan membaca sms yang dikirim dari masyarakat. Dalam tahap ini, presenter memiliki andil yang cukup besar. Hal ini dikarenakan sebagian besar komentar dari masyarakat diatur dan diseleksi oleh presenter langsung. Batasan dalam pembacaan komentar yang masuk, selain mengesampingkan komentar yang berbau SARA, menurut presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf adalah hati nurani, hal itu ditunjukan dari petikan wawancara sebagai berikut: “Cuma selama itu tidak keterlaluan, tidak ada kalimat kebun binatang atau apa, atau bentuknya penghinaan kepada eksekutif, atau kepada legislatif, ya dibacain aja. Kalau kalimatnya sangat keterlaluan misalnya, saya buat kalimatnya menjadi “ada pendengar yang meminta perhatian pemerintah, supaya harga jangan tetap naik, sekarang lebarannya sudah berlalu tapi harganya tetap naik”. Kadang kita tambahkan bahwa biasanya masyarakat semakin tajamnya kata-kata yang disampaikan itu sebenarnya semakin sayang kepada pemerintah. Jadi bahwa sangat besar harapan, sangat besar kekecewaan masyarakat, itu kita coba sampaikan sehingga pendengar yang mengirim sms, tetap merasa smsnya dibacakan, jadi dibacakan secara halus, namun tetap pada prinsipnya.”50
50
Wawancara pribadi dengan presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf. Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
71
Tahapan terakhir adalah sebelum coon tutup adalah kesimpulan presenter. Presenter dalam siaran ini memiliki kendali yang cukup besar, yaitu sebagai pemegang kendali pada keseluruhan siaran. Menurut presenter dalam siaran ini, dalam sebuah dialog interaktif yang paling penting harus bisa menarik satu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan secara umum (deduktif), kesimpulan ini dihasilkan dari hasil pembicaraan pada sesi dialog interaktif dan hasil komentar masyarakat yang masuk.
B. Analisis Mengenai Bentuk Ruang Publik Pada Siaran OMJ di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta. Sebagaimana pendapat Jurgen Habermas mengenai ruang publik, ruang publik merupakan syarat penting dalam mewujudkan demokrasi. Sebagai wadah atau tempat bagi masyarakat untuk berkomunikasi mengenai kegelisahan-kegelisahan masyarakat terhadap apa yang menjadi keresahan masyarakat, ruang publik sudah sebaiknya tampil prima dan ideal apalagi jika didukung dengan latar belakang lembaga penyiaran publik. Hal ini dikarenakan ruang publik yang ideal adalah ruang publik yang mengedepankan pembicaraan mengenai isu-isu yang menjadi keprihatinan publik, free access, dan tidak adanya interferensi dari pemerintah ataupun interfensi dari kekuatan komersial. Free access atau kebebasan dalam menggapai suatu media di ruang publik merupakan hal yang cukup penting dalam ruang publik. Hal ini
72
dikarenakan sudah seharusnya sebuah ruang yang dijadikan sebagai wadah untuk mengutarakan pendapat harus mudah diakses oleh semua orang. Dengan begitu siapapun yang terlibat dalam berkomentar berani mengutarakan pendapatnya tanpa ada ketakutan dan kekuatan untuk direpresi. Karena unsur itulah maka keidealan dalam ruang publik dapat dicapai. Pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta, target utama yang dibidik adalah mahasiswa. Hal ini disebabkan mahasiswa di Indonesia memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan pergerakan dan perubahan. Sebagai bentuk untuk memberikan ruang bagi mahasiswa sebagai kelompok yang kritis, maka sebagai radio yang menyandang kepublikan, maka sudah seharusnya memberikan dan menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk meyuarakan pendapatnya. Terkait nama yang dijuluki sebagai Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ), menurut kepala seksi perencanaan dan evaluasi, ini disebabkan semangat awalnya adalah untuk menjadi wadah mahasiswa untuk mengekspresikan program-programnya dalam kegiatan di universitasnya. Kemudian acara ini berkembang menjadi sebuah acara bagi mahasiswa berdiskusi tentang satu topik. Hal ini selaras dengan produser acara OMJ yang mengatakan bahwa perkembangan di OMJ sekarang semakin banyak. Dimulai dengan sambutan mahasiswa yang menanggapi, dengan mahasiswa menanggapi persoalan yang ada dan sedang menjadi perhatian publik, hingga sekarang OMJ membahas semua isu yang menjadi
73
perhatian publik, seperti politik dan ekonomi. Lebih lanjut heriyoko selaku produser siaran OMJ mengatakan “untuk menampung inspirasi, karena taglinenya kita kanal insipasi, jadi bagaimana dari mahasiswa agar masyarakat khususnya pendengar bisa terinspirasi, dari mendengarkan mahasiswa beropini, kan kita bisa terinspirasi.”51 Setelah pada akhirnya mahasiswa mengutarakan pendapatnya, perkembangan acara terus berlanjut hingga masyarakat diluar mahasiswa bisa mengakses dan memasuki ruang publik ini. Karena sebagaimana diucapkan presenter setiap kali dalam kalimat pembuka siaran OMJ, yaitu “... pendengar, walau namanya OMJ -opini mahasiswa Jakarta-, bukan berarti hanya mahasiswa yang dapat menyampaikan opini atau pendapat umumnya. Siapapun boleh, calon mahasiswa, alumni dan pendengar...” Ini mengindikasi bahwa memang target utama yang dibidik dalam siaran bertemakan ruang publik yang disajikan dengan dialog interaktif ini adalah mahasiswa, namun ini tidak berarti pendengar atau masyarakat luas selain mahasiswa tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya. Dengan demikian siaran ini mengedepankan adanya kebebasan berbicara dan berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi dalam perdebatan. Namun peran mahasiswa, sebagai kelompok yang kritis, pada siaran ini dijadikan sebagai inspirasi agar pendengar tidak ragu untuk menyuarakan pendapatnya. Pada poin selanjutnya mengenai ruang publik ideal adalah isu-isu yang diangkatnya untuk dijadikan sebagai bahan pembicaraan. Isu-isu 51
Wawancara Pribadi dengan produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko. Jakarta, Kamis, 30 Juli 2015.
74
yang menjadi keprihatinan publik merupakan elemen yang penting dalam ruang publik ideal. Hal ini dikarenakan suatu diskusi terbuka tentang semua isu yang menjadi keprihatinan umum dan kepentingan bersama sudah seharusnya berkaitan dan ada berhubungan dengan apa yang menjadi keresahan bagi masyarakat bersama. Sehingga dalam wadah tersebut bisa menghasilkan sebuah hasil pembicaraan, yang berupa opini publik, dan isi substansinya, salah satunya adalah menjalankan apa yang dinamakan dengan demokrasi. Isu-isu ini dinamakan sebagai topik untuk setiap siaran. Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi. Topik yang dibahas setiap kali siaran biasanya mengacu pada hal-hal yang menarik perhatian umum pada waktu akhir-akhir ini. Untuk mengangkat sebuah topik pada setiap siaran OMJ, pada dasarnya topik-topik ini harus berkaitan dengan empat hal. Keempat hal tersebut adalah pertama agenda setting RRI Jakarta. Agenda setting ini berkaitan dengan isu yang akan dihadapi oleh warga Jakarta, misalnya pilkada, pemilu dan lain sabagainya. Kedua, topik yang diangkat berkaitan dengan aktualitas yang saat ini terjadi. Ketiga, kalender event, misalnya adalah perayaan 17 Agustusan, perayaan hari kartini dan lain sebagainya, dan yang keempat itu adalah permintaan mahasiswa, yaitu terkait kegiatan yang ada di universitasnya seperti pameran, seminar dan lain sebagainya.
75
Berikut adalah isu-isu mengenai publik yang dijadikan sebagai topik dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta lima bulan kebelakang (April-Agustus 2015). Tabel 1. Topik Siaran Opini Mahasiswa Jakarta EDISI SIARAN
TOPIK SIARAN
Kamis, 2 April 2015
Waspada Harga BBM Bisa Tiba-Tiba Naik.
Senin, 6 April 2015
Situs Diblokir Diduga Terkait ISIS.
Kamis, 9 April 2015
Jelang UN di SMA Sistem Online
Senin, 13 April 2015
Hak Menyatakan Pendapat DPRD DKI
Kamis, 16 April 2015
Menyikapi Kesepakatan MEA
Senin, 20 April 2015
Jelang Hari Kartini dan Kartini Yang Tidak Beruntung
Senin, 27 April 2015
Hukuman Napi Narapidana Tahap III Dikecam PBB
Kamis, 30 April 2015
Jelang Hari Buruh Internasional “1 Mei 2015”
Senin, 4 Mei 2015
Partisipasi Sepak Bola Indonesia Terganjal
Kamis, 7 Mei 2015
Perlukah Resuffle Kabinet?
Senin, 11 Mei 2015
Bisnis Prostitusi Online Tetap Marak
Senin, 18 Mei 2015
Memaknai Sejarah Kebangkitan Nasional
Kamis, 21 Mei 2015
Aksi Mahasiswa di Depan Istana Hari Ini (Hari Kitnas dan 17 tahun Reformasi.
Senin, 25 Mei 2015
Menyikapi Beras Plastik
Kamis, 28 Mei 2015
Ijazah Palsu
Senin, 1 Juni 2015
Sanski FIFA Bagi PSSI
76
Kamis, 4 Juni 2015
Pimpinan KPK Ideal Sedang Dicari
Senin, 8 Juni 2015
Harga Sembako Merangkak Naik Jelang Puasa
Kamis, 11 Juni 2015
Parpol Tidak Boleh Meminta Mahar
Senin, 15 Juni 2105
Dana Aspirasi DPR RI
Kamis, 18 Juni 2015
Fenomena Kenaikan Harga Sembako Pada Ramadhan
Senin, 22 Juni 2015
Evaluasi Hasil SEA Games 2015
Kamis, 25 Juni 2015
Fenomena Kepada Daerah Mundur
Senin, 29 Juni 2015
LSM Menolak Dana Aspirasi
Kamis, 2 Juli 2015
Resuffle Kabinet Untuk Siapa?
Senin, 6 Juli 2015
Persoalan BPJS – Aturan BAN BPJS Soal Jaminan Hari Tua
Kamis, 9 Juli 2015
PNS dan Apatur Negara Dilarang Terima Parcel
Senin, 13 Juli 2015
Mudik Lebaran
Kamis, 16 Juli 2015
Mudik Lebaran dan Permasalahannya
Senin, 20 Juli 2015
Mudik Lebaran dan Urbanisasi
Kamis, 23 Juli 2015
Urbanisasi Pasca Lebaran
Senin, 27 Juli 2015
Fenomena Calon Tunggal Dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2015
Kamis, 30 Juli 2015
Perlukah Perpu dalam Pilakada Serentak?
Senin, 3 Agustus 2015
Revolusi Diri Penegak Hukum
Kamis, 6 Agustus 2015
Bansos Harus Jadi Perhatian Bagi Calon Kepala Daerah
Senin, 10 Agustus 2015
Artis, Jalan Pintas Parpol di Pilkada 2015
77
Kamis, 13 Agustus 2015
Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan di Bidang Politik
Senin, 17 Agutus 2015
70 Tahun Indonesia Merdeka
Kamis, 20 Agustus 2015
7 Mega Proyek DPR
Sumber: Siaran Opini Mahasiswa Jakarta April-Agustus 2015
Dari tiga puluh sembilan episode topik yang disajikan sejak lima bulan lalu, serta data yang diperoleh peneliti menyangkut berita, informasi, dan aktualitas yang sedang terjadi pada saat tanggal pada bulan yang sama, banyak diantaranya yang diangkat menjadi topik untuk diperbincangkan merupakan isu keprihatinan publik dan aktualitas yang sedang terjadi. Tabel 2. Pengelompokan Jenis Topik Siaran No
TOPIK SIARAN
Jenis Agenda
Aktualitas
Setting 1.
Waspada Harga BBM Bisa
Calender
Permintaan
Event
Mahasiswa
v
Tiba-Tiba Naik. 2.
Situs Diblokir Diduga Terkait
v
ISIS. 3.
Jelang UN di SMA Sistem
v
Online 4.
Hak Menyatakan Pendapat
v
DPRD DKI 5.
Menyikapi Kesepakatan
v
MEA 6.
Jelang Hari Kartini dan Kartini Yang Tidak Beruntung
v
78
7.
Hukuman Napi Narapidana
v
Tahap III Dikecam PBB 8.
Jelang Hari Buruh
v
Internasional “1 Mei 2015” 9.
Partisipasi Sepak Bola
v
Indonesia Terganjal 10.
Perlukah Resuffle Kabinet?
v
11.
Bisnis Prostitusi Online Tetap
v
Marak
12.
Memaknai Sejarah
v
Kebangkitan Nasional 13.
Aksi Mahasiswa di Depan
v
Istana Hari Ini (Hari Kitnas dan 17 tahun Reformasi. 14.
Menyikapi Beras Plastik
v
15.
Ijazah Palsu
v
16.
Sanski FIFA Bagi PSSI
v
17.
Pimpinan KPK Ideal Sedang
v
Dicari 18.
Harga Sembako Merangkak
v
Naik Jelang Puasa 19.
Parpol Tidak Boleh Meminta
v
Mahar 20.
Dana Aspirasi DPR RI
v
21.
Fenomena Kenaikan Harga
v
Sembako Pada Ramadhan 22.
Evaluasi Hasil SEA Games 2015
v
79
23.
Fenomena Kepada Daerah
v
Mundur 24.
LSM Menolak Dana Aspirasi
v
25.
Resuffle Kabinet Untuk
v
Siapa? 26.
Persoalan BPJS – Aturan
v
BAN BPJS Soal Jaminan Hari Tua 27.
PNS dan Apatur Negara
v
Dilarang Terima Parcel 28.
Mudik Lebaran
v
29.
Mudik Lebaran dan
v
v
Permasalahannya 30.
Mudik Lebaran dan
v
Urbanisasi 31.
Urbanisasi Pasca Lebaran
v
32.
Fenomena Calon Tunggal
v
Dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2015 33.
Perlukah Perpu dalam
v
Pilakada Serentak? 34.
Revolusi Diri Penegak
v
Hukum 35.
Bansos Harus Jadi Perhatian
v
Bagi Calon Kepala Daerah
36.
Artis, Jalan Pintas Parpol di
v
Pilkada 2015 37.
Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan di Bidang
v
80
Politik 38.
70 Tahun Indonesia Merdeka
39.
7 Mega Proyek DPR
v
v v
Topik agenda setting dari RRI Jakarta ada 6 item. Yaitu edisi “Jelang UN di SMA Sistem Online”, “Fenomena Calon Tunggal Dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2015”, “Perlukah Perpu dalam Pilakada Serentak?”, “Mudik Lebaran dan Permasalahannya”, “Mudik Lebaran dan Urbanisasi”, “Urbanisasi Pasca Lebaran” dan “Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan di Bidang Politik”. Sedangkan topik calender event ada 4 item, yaitu topik “Jelang Hari Kartini dan Kartini Yang Tidak Beruntung”, “Memaknai Sejarah Kebangkitan Nasional “dan “Jelang Hari Buruh Internasional 1 Mei 2015”, “Evaluasi Hasil SEA Games 2015”. Ada juga topik dari agenda setting terintegrasi dengan calender event ada 2 item, yaitu “70 Tahun Indonesia Merdeka” dan “Mudik Lebaran”. Sisanya, ada 27 item yang menyangkut aktualitas yang terjadi. Dengan demikian berdasarkan hasil pengelompokan jenisnya, topik siaran Opini Mahasiswa Jakarta mengedepankan aktualitas yang terjadi. Dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta, topik yang diangkat dalam setiap siaran sangat berpengaruh pada komentar masyarakat yang masuk. Hal ini dikarenakan topik yang sangat menjadi kegelisahan masyarakat akan ramai diperbincangkan. Adapun semua komentar yang ada, baik berupa opini, pertanyaan, pernyataan, kritik serta lain sebagainya masuk
81
melalui telepon dan pesan singkat. Berikut merupakan komentar yang masuk pada beberapa edisi siaran Opini Mahasiswa Jakarta: Siaran OMJ edisi Senin, 3 Agustus 2015 “Revolusi Diri Penegak Hukum” Komentar melalui telepon dari
Ibu Merpati: Revolusi iqro
harusnya, revolusi diri pada diri dan budaya, karena dengan adanya nalar pikir yang tersebut, yang seperti budaya yang tadi disampaikan dari penengak hukum, sangat mengganggu eksistensi keberadaan negara kita indonesia ini, rawannya keberadaan negara bangsa indonesia ini kan adanya konflik internal, disini kita bisa lihat, maaf saya bicara, dari setiap presiden di republik ini sering mewariskan saling sikap bermusuhan dan rasa saling balas dendam, dan akhirnya negara bangsa Indonesia mengalami perjungkir balikan. Karena dari tingkat pusat yang tertinggi, seperti itu sehingga terjadi perjungkir balikan ketatanegaraan dan sosial politik, yang berakibat terjadinya pemerosotan budaya, yang notabennya agama pun sekedar menjadi bemper yang dianggap saling menguntungkan untuk dijadikan sarana memuja kekuatan, materi, dan nafsu. Makanya itu yang memulai kegagalan. Banyak sektor pembangunan, tapi kita tidak membangun sektor pembangunan, malah menghancurkan. Ini dikarenakan tidak menjalankan undang-undang dasar 1945 dengan benar dan ideologi pancasila dengan nilai-nilainya di keseharian. Paling tidak kita harus perbaiki masing-masing sedikit demi sedikit untuk perubahan lebih baik demi bangsa negara dan agama.
82
Siaran OMJ edisi Kamis, 6 Agustus 2015 “Bansos Harus Jadi Perhatian Bagi Calon Kepala Daerah” Komentar melalui telepon dari Sanjaya di Bekasi: Saya bingung sendiri mendengarnya, yang menjadi pertanyaan saya diturunkannya bansos itu dari APBD apa APBN? Kemudian kok musiman ya? Kalo ada pilkada bansosnya ngucur turun, jadi kesannya sudah tersistematis. Artinya saya juga mau tanyakan, terutama untuk efek kenanya ke incompan. Artinya selama dia menjabat itu bansosnya turun berapa kali sih untuk masyarakat yang memilihnya atau warga sekitarnya? Jadi biar sampai tidak terkesan ya itu musiman turunnya, artinya disediakan kan bansos itu? kalau disediakan itu dari APBD atau APBN? Siaran OMJ edisi Senin, 10 Agustus 2015 “Artis, Jalan Pintas Parpol di Pilkada 2015” Sementara pesan singkat kami terima ini ada beberapa pertanyaan dari Lia di Jakarta, Udin di Bogor, dan ada Anita mahasiswa perguruan tinggi swasta. Pertanyaannya untuk teman-teman mahasiswa. Kalau artis yang diusung oleh parpol maju untuk balon daya tariknya berapa kuat sih menurut kalian? Komentar melalui pesan singkat dari pak Asman: para konstituen, pemilih awam urusan pilih-memilih tidak lebih dari urusan joget-jogetan, lawak-lawakan, nyanyi-nyanyian. Maka bagi mereka para artis yang mencalonkan diri itulah pilihan paling tepat karena mereka terlanjur jadi idola, walaupun setelah terpilih mereka tidak tahu apa yang mau
83
dikerjakan. Itulah kalau hanya modal beken minus akademi, apalagi kalau tidak punya kompetensi dalam mengelola negara. Hancurlah negeri ini. Komentar melalui pesan singkat dari Warsono di Depok: saya terus-terang sangat menyayangkan parpol secara instan majuin artis. Umumnya artis hanya tau bersolek atau konsumtif pamer kekayaan. Akan jadi apa negeri ini. Bubarkan saja parpol pengusung artis, apa tidak ada tokoh masyarakat lainnya. Komentar melalui pesan singkat dari Tia: assalamaualaikum, artis ikut di pilkada seperti tadi sudah dikatakan boleh-boleh saja yang penting cakap. Karena kecakapan berfikir jauh lebih penting dari pada kecakapan mengingat-ingat
fakta.
Dengan
mengembangkan
gagasan.
Jadi
berfikir untuk
dapat para
menciptakan
artis
semoga
dan dapat
menggunakan kecakapan mental untuk berperan dalam sejarah. Bukan menggunakan untuk mencatat sejarah semata apalagi terjerembab dalam korupsi. Siaran OMJ edisi Kamis, 13 Agustus 2015 bertema “70 Tahun Indonesia Merdeka” Komentar melalui pesan singkat dari Dinda di Jakarta seorang mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta, Ibu Lia di Bogor, Pak Anton di Jakarta, dan Pak Syamsudin, keempatnya melihat bahwa kehidupan di bidang politik saya agak bingung, karena semua masalah di politisasi, bicara soal hukum ujung-ujungnya politik. Kacamata politik terus. Ada apa dengan negeri ini. Intinya begitu.
84
Komentar melalui pesan singkat Pak Kasman: bedanya negarawan yang saat ini sudah langka dengan pejabat karbitan, yang di dominasi bermental parasit, tidak memikirkan permasalahatan bangsa, tidak takut dosa, karena banyak yang kehilangan akal sehat, indikasinya korupsi yang dilakukan semakin menggila seperti gunung es. Siaran OMJ edisi Senin, 17 Agustus 2015 bertema “Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan di Bidang Politik” Komentar melalui pesan singkat dari Indah di Jakarta : merdeka sih merdeka, banyak perlombaan di daerah saya untuk perayaan kemerdekaan. Tapi kehidupan dari hari ke hari tetap harus berjuang tidak boleh berhenti. Komentar melalui pesan singkat -tidak disebutkan namanya-: merdeka kita benar merdeka, tapi walaupun sudah lama kerja, belum bisa nabung belum bisa menikmati hari tua nanti. Bagaimana mau menabung, kehidupan hanya berjalan dari hari ke hari. Komentar melalui pesan singkat dari Anto di Jakarta: kita juga ingin merdeka seperti para pejabat yang dipenuhi dengan segala fasilitas yang melekat, mudah-mudahan bekerjanya juga harus kuat untuk Indonesia dan rakyat. Siaran OMJ edisi Kamis, 20 Agustus 2015 bertema “7 Mega Proyek DPR” Komentar melalui pesan singkat dari Sarah di Kreo: ini DPR dari dulu ga berubah, sakiti rakyat terus. DPR kan dewan aspirasi yang jujur dan
profesional,
mendingan
duitnya
buat
rakyat
miskin
untuk
85
pembangunan, gedung DPR yang ini kan ada. Tapi mas Randi bener juga, bahwa ada beberapa item yang memang dirasakan diperlukan. Komentar melalui pesan singkat Wartoyo di Bogor: saya minta pendapat garis besarnya ada tarik ulur politik nga ya? masalahnya yang ngotot tujuh mega proyek besar itu kan KMP -Koalisi Merah Putihdengan Farid Hamzah sedang koalisi, yang lainnya gimana nih? Komentar melalui pesan singkat dari mbak Ria di Jakarta, Pak Udin di Jakarta, dan Nita di Sukabumi: kalimatnya cukup tajam dan ajaib, tapi coba kami simpulkan saja intinya begini ini semangat DPR lebih baik, sarana prasana atau semangat proyeknya. Komentar melalui pesan singkat dari Pak Kasman di Pamulang: presiden tidak mau tandatangan prasati yang sudah disediakan DPR, artinya orang-orang itu harus pakai topeng dan tahu diri, bahwa proyek direncanakan itu tipuan untuk ajang korupsi. Alasan yang dikemukakan hal yang dibuat-buat juga tidak singkron dengan prestasi mereka yang hampir semua rakyat juga tahu, hanya 4D dan tidur dan plesir-plesir reses hanya piknik belaka, uangnya diambil tapi tidak bertemu dengan konstituennya di Dapil. Komentar melalui pesan singkat -tidak dibacakan nama-: Kalau wakil rakyatnya bekerja maksimal, tidak usah khawatir wakil rakyat kami, kami minta untuk dibangunkan gedung DPR sesuai yang dikatakan. Dari beberapa komentar yang masuk dalam beberapa paket edisinya, peneliti menyimpulkan bahwa pada setiap komentar yang masuk
86
yang dibacakan oleh presenter, ada beberapa komentar melalui pesan singkat yang dibacakan secara keseluruhan, dan ada beberapa yang tidak dibaca secara keseluruhan, namun diganti dengan beberapa kalimat yang lebih halus. Berbeda dengan komentar melalui telepon yang cenderung bebas untuk mengutarakan pendapatnya. Hal ini tentu berkaitan dengan tahapan atau prosedur penyaringan terhadap komentar yang masuk, yang langsung dilakukan oleh presenter sendiri. Sehingga memungkinkan adanya peralihan penyebutan komentar. Karena bagi sang presenter, hati nurani sangat diperlukan dalam menyaring komentar yang masuk. “Kalau sms sudah masuk, dibaca tentu. Tapi kalau kalimatnya sangat tidak intelektual, ya kadang-kadang kalau temanya cukup panas misalnya harga sembako meningkat jelang puasa, kalimat sms suka kebun binatang masuk, tentu sebagai presenter kita filter. Kita rubah kalimatnya, tapi nama pengirim sms tetap kita sebutkan. Misalnya “dari Agus di Jakarta terima kasih pesang singkatnya, intinya adalah menginginkan bahwa harga sembako tidak naik dengan
kata-kata
yang
cukup
tajam”
jadi
tidak
dibaca
fungsi
untuk
kalimatnya.”52 Sebagai
sebuah
lembaga
penyiaran
publik,
mencerdaskan khalayak adalah sebuah keharusan. Hal ini sesuai dengan empat fungsi media, informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol atau perekat sosial. RRI dalam hal ini siaran OMJ mengutamakan fungsi 52
Wawancara pribadi dengan presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf. Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
87
informasi, pendidikan dan kontrol sosial. Untuk itu, sering kali komentar yang dianggap tidak etis selain unsur SARA tidak diperbolehkan untuk disiarkan dan dibacakan. Dikarenakan unsur tersebut dinilai dapat menyulutkan api permusuhan dalam masyarakat melalui siaran. Namun untuk kebebasan berekspresi sangat dijamin disini. Hal ini bisa dilihat dari berbagai isi siaran Opini Mahasiswa Jakarta. Walau pada beberapa komentar yang berisi kata-kata yang dianggap tidak etis dan berbau SARA dihapuskan. Untuk komentar-komentar tajam namun digulingkan dengan kata-kata yang bisa dibilang agak bersajak dan diperhalus, komentar-komentar tersebut cenderung berhasil lolos dari saringan penyeleksian komentar oleh penyiar siaran. Dalam beberapa petikan wawancara yang dilakukan oleh beberapa narasumber. Empat dari empat narasumber yang ditanyakan mengenai kebebasan berekspresi di siaran Opini Mahasiswa Jakarta ini menyatakan hal-hal yang berbeda. Dimulai dari Pengarah Acara siaran yang mengatakan secara tidak langsung bahwa ia tidak berkenan dalam mengukur kebebasan di siaran ini. Hal ini dikarenakan dirinya hanyalah dibelakang layar dalam siaran. Sedangkan presenter siaran berpendapat bahwa, kebebasan dalan siaran Opini Mahasiswa Jakarta selain berbatasan dengan payung hukum yang ada, undang-undang pancasila, kode etik, undang-undang siaran, bumi dan langit. Hati nurani juga merupakan pegangannya. Maka ketika kebebasan itu masih bisa diterima hati nurani, maka hal itu masih bisa
88
dikatakan bebas berekpresi. Sepaham dengan pendapat presenter siaran, menurut kepala bidang produksi mengatakan kebijakan dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta mengacu pada visi misi RRI Jakarta, kode etik jurnalistik, dan P3SPS dan Triprasetya RRI. Selanjutnya produser siaran mengatakan bahwa kebebasan dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta adalah sebagai berikut: “sesuai perkembangan kehidupan demokrasi sekarang. Soalnya dari dulu tidak ada mahasiswa berkoar dengan ini. Jadi kita dengan perkembangan politik, ekonomi, dan semua dengan pengaruh globalisasi, ya kita tidak boleh tabu, ya kita ikuti. Tapi tetap kita mengikuti agenda kita sendiri, agenda kita ya tetap, mungkin di media lain juga ada, tapi kan ada tujuan masing-masing. Karena kita ditugaskan sebagai lembaga negara untuk menyebarluaskan, mensosialisasikan sesuai dengan kehidupan sekarang, demokrasi, termasuk mahasiswa ya silahkan bicara. Sekarang memang sudah alamnya demokrasi, tapi kita tetap menjaga koridor NKRI, NKRI kita jaga bersama, termasuk mahasiswa, kita tidak kebablasan. NKRI harga mati.”53 Karena Opini Mahasiswa Jakarta siarannya berada dibawah radio publik dan
mengemban tugas bahwa isi siarannya harus mewakili
kepentingan publik, maka menurut presenter siaran OMJ, untuk menjaga itu, keberadaan Opini Mahasiswa Jakarta diharapkan tetap netral. Walaupun namanya Opini Mahasiswa Jakarta bukan berarti isi siarannya selalu berpihak kepada khalayak masyarakat. Akan tetapi lebih pada memberikan kesempatan agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya mengenai pendapat umumnya kepada satu kebijakan pemerintah.
53
Wawancara pibadi dengan produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko. Jakarta, Kamis, 30 Juli 2015.
89
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa kebebasan berpendapat dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta dijamin, namun tetap mengacu pada peraturan dan kebijakan yang ada, dan tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika komentar dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta ada yang terlalu cenderung tajam dan tidak, dan dengan segala penyaringan tersebut, hal itu tergantung pada penilaian dari hati nurani yang mendengarnya. Konsep ruang publik yang ideal sesungguhnya tidak hanya bersifat bebas berpendapat, bebas untuk siapa saja berkomentar, tapi juga harus terlepas dari segala bentuk dominasi dan kekuatan, baik itu dominasi dari negara maupun dominasi dari kekuatan lainnya. Hal ini disebabkan karena bagi Habermas, ruang publik adalah ruang yang bisa menjembatani antara pemerintah dan masyarakat. Dalam prakteknya di dalam ruang ini, masyarakat menjawab dan memberikan argumennya mengenai segala keputusan yang telah diambil oleh pemerintah. Nalar kebebasan dominasi dari negara tidak lepas dari kebebasan informasi dan pers di negara ini. Jika pada massa orde baru di Indonesia, negara beranggapan bahwa kebebasan informasi yang dilakukan pers mengancam kelangsungan kekuasaan. Sehingga pada saat itu pemberitaan media massa dikontrol dengan ketat dan memungkinkan adanya interverensi media jika media menyiarkan atau mempublikasikan informasi yang dapat menurunkan wibawa pemerintah. Salah satu contohnya adalah pembredelan pada media yang terjadi saat itu.
90
Sejak gerakan reformasi pada tahun 98 kebebasan pers di Indonesia sudah mulai terbuka, hal ini ditandai dengan tumbuh kembangnya media yang lebih banyak dibanding era sebelumnya. Namun hal ini tidak menjamin ketidak adanya interverensi dari negara. Karena kebebasan pers di Indonesia dianggap ada menurut Muzayin Nazaruddin (2004: 3) jika dilihat dari empat faktor. Salah satunya adalah kebebasan pers dilihat dari minimnya interverensi dari negara. Interverensi tentu tidak datang secara langsung dan membelalak mata. Interferensi bisa hadir dalam berbagai bentuk. Salah satunya dalam bentuk kebijakan, sebuah peringatan dari sistem pengawasan, dan sistem evaluasi. Dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta, evaluasi diadakan setiap hari, setiap bulan, bahkan dibahas khusus dalam agenda rapat pola disetiap tahunnya. Rapat pola diadakan oleh semua kepala seksi segala bidang di RRI. Pada rapat pola menggagas dari perencanaan program siaran dan evaluasi seluruh siaran. Evaluasi menyangkut keseluruhan acara. Evaluasi ini dipantau oleh satuan dari seksi perencanaan dan evaluasi. Kebijakan yang ada pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta mengacu pada mengacu pada visi misi RRI Jakarta, kode etik jurnalistik, dan P3SPS dan Triprasetya RRI. Terlepas dari kebijakan tersebut, jika siaran Opini Mahasiswa Jakarta mendapat sebuah peringatan, maka peringatan tersebut bisa dibilang sebagai sebuah interferensi. Sedangkan pada nalar bebas dari kekuatan komersial (permintaan pasar), pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta peneliti menganggap bahwa
91
sudah terbebas. Hal ini dikarenakan kebijakan yang dipakai dalam siaran di OMJ –umumnya di RRI- selalu mengacu pada undang-undang No.32 tentang penyiaran. Salah satunya adalah bunyi pasal 14 ayat 1 yaitu lembaga penyiaran publik harus bersifat netral, independen, dan tidak komersial. Untuk menjaga netralitas, independen, dan tidak komersil tersebut, maka biaya produksi siaran pada lembaga publik dibiayai oleh iuran anggaran, dana APBD, dana APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan siaran. Dan pada siaran OMJ sendiri sebagian besar biaya produksi siarannya didanai oleh biaya APBN. Untuk siaran iklan sendiri pada lembaga publik telah diatur dalam UU No.32 pada bagian kedelapan pasal 46 ayat 8 yang menyebutkan bahwa: “waktu siaran iklan niaga untuk Lembaga Penyiaran Swasta paling banyak 20% (dua puluh perseratus), sedangkan untuk Lembaga Penyiaran Publik paling banyak 15% (lima belas perseratus) dari seluruh waktu siaran.” Tak hanya itu, Peraturan Pemerintah (PP) No.12 tahun 2005 yang mengatur mengenai isi siaran iklan pun membagi siaran iklan ke dalam dua bagian, yaitu iklan komersial dan iklan masyarakat, dan iklan komersial itu lebih sedikit lagi durasinya dari iklan masyarakat. Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Kepala Bidang Produksi di RRI Jakarta yang mengatakan bahwa “RRI ini kan di biayai oleh APBN, jadi kita tidak perlu mencari uang untuk melaksanakan siaran. oleh karena itu, untuk konsekuensinya dari bunyi undang-undang itu, ada PP No.12 tahun
92
2005 yang mengaturnya, yang berbunyi setiap 1 jam siaran, 15 persennya adalah iklan. iklan itu dibagi dua iklan komersial dan iklan masyarakat, dan iklan murni itu lebih sedikit lagi durasinya dari iklan masyarakat. boleh tetap iklan murni tapi harus berhadapan dengan PP no. 12 yang mengatur itu. tetapi kemudian ruang itu terbuka, dan diluar ini (iklan dan iklan masyarakat), ada kerjasama konten, kerjasama ini bisa dengan siapapun. contohnya, kementerian kelautan punya program untuk disosialisasikan dalam bentuk iklan masyarakat”.54 Pada RRI sendiri sudah menjalankan dan menerapkan peraturanperaturan tersebut pada siarannya, sehingga walaupun ada iklan, tetap iklan-iklan tersebut harus berhadapan dengan Peraturan Presiden (PP) no.12 yang mengatur hal tersebut. Dengan berpegangan pada pedomanpedoman tersebut, maka diharapkan agar siaran RRI, dalam hal ini siaran Opini Mahasiswa Jakarta, diharapkan bertindak sesuai dengan peraturan dan memastikan ditegakannya integritas sebagai lembaga penyiaran publik dan nilai-nilai jurnalistik. Berdasarkan hasil analisis peneliti dalam lima bulan lamanya, sejak April-Agustus, pada program siaran Opini Mahasiswa Jakarta hampir tidak ada iklan yang menyelingi di sisipan siaran. Siaran ini berlangsung terus-menerus selama kurang lebih tiga puluh menit tanpa jeda. Dengan begini, dapat dikatakan bahwa isi siaran di siaran Opini Mahasiswa Jakarta ini tidak berpengaruh dari kekuatan pasar (komersil). Oleh karena itu, pendapat Habermas bahwa ruang publik pada abad ke 20 sudah dipengaruhi oleh kekuatan dan kepentingan komersil, tidak sepenuhnya terjadi pada semua jenis media massa. Hal ini dikarenakan RRI adalah 54
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Produksi RRI Jakarta, Ir.Octavianus. Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015.
93
lembaga penyiaran publik tidak tergantung dan dipengaruhi oleh pendapatan dari iklan. Sehingga konten-konten pada siarannya cenderung bersifat netral dan independen. Walaupun memang pada unsur agenda setting untuk pemberitaan, ada beberapa pengaruhnya dari lembaga pemerintahan karena kepentingan pemberitaan dan lain sebagainya. Terlepas dari itu, segala aspek dari unsur penjalan dan pengemban eksekusi selalu mencoba untuk menghadirkan siaran produksi yang sesuai dengan peraturan perundangan yang ada, salah satunya UU No. 32 yaitu isi siarannya harus mengedepankan independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Dengan demikian siaran Opini Mahasiswa Jakarta dapat dikatakan menjunjung tiga fungsi politis ruang publik, yaitu yang mengedepankan pembicaraan mengenai isu keprihatinan publik, kebebasan dalam kesetaraan mengeluarkan pendapat, dan tidak adanya interfensi dari kekuatan komersial.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan dan analisis data menunjukan bahwa siaran Opini Mahasiswa Jakarta dapat digolongkan sebagai ruang publik walaupun tidak sempurna karena ada satu indikator yang belum terpenuhi. Peran mahasiswa sebagai kelompok yang kritis dijadikan sebagai tampilan untuk menginspirasi agar masyarakat ikut berkomentar terhadap apa yang menjadi keresahan masyarakat. Dengan demikian kesetaraan status pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta lebih mengetengahkan tanggapan dari masyarakat mengenai satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Terlepas dari itu semua, bentuk siaran Opini Mahasiswa dapat dijadikan sebuah alternatif sebagai salah satu bentuk baru dari ruang publik untuk menyelamatkan fungsi penting arena ruang publik dan untuk melembagakan demokrasi.
B. SARAN Pada dasarnya setiap jenis media massa telah banyak memberikan ruang untuk publik sebagai wadah dari ruang publik untuk menampung pendapat masyarakat. Terlepas dari itu lembaga non profit maupun profit. Adapun saran yang dapat saya ajukan baik untuk pihak institusi media, masyarakat, dan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Institusi Media, sebagai sebuah media publik dan mengemban fungsi menyiarkan kepentingan publik, maka sudah seharusnya
94
95
mempertahankan program yang menyajikan bentuk ruang publik yang ideal. Kedua perlu adanya biaya anggaran dari dalam, untuk lebih menyiarkan program siaran OMJ secara off air ke universitas-universitas, sehingga salah satu tujuan yang tergambar dalam deskripsi program siaran ini terpenuhi dan dapat berkembang ke arah baik. Serta ketiga, perlu adanya perbaikan kualitas siaran, sehingga pemancar siaran tetap baik, dan pendengar bisa mendengar siaran dari daerah mana saja. 2. Khalayak Konsumen Media (Masyarakat), sebagai konsumen media dan masyarakat di negara demokrasi, khalayak perlu menyadari adanya bentuk ruang publik sebagai sebuah arena untuk melembagakan demokrasi. 3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta yang ingin melakukan penelitian sejenis, penulis menyadari bahwa penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penulis menyarankan perlu dikembangkan lebih jauh lagi pengujian mengenai model ruang publik dari segala jenis media massa agar penelitian ini dapat lebih berkembang lagi.
96
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arifin, Anwar, Prof. Dr. Komunikasi Politik:Filsafat-Paradigma-TeoriTujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesi., Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Astuti, Santi Indra. Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik. Bandung: Refika Offset, 2008. Bungin, Burhan, Prof. Dr. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010. Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Effendi, Onong Uchajana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Cetakan Ketiga. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003. --------, Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV Mandar Maju, 1990. Emzir, Prof. Dr. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: Raja Grafindo, 2012. Farihah, Ipah, Dra. Hj. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Habermas, Jurgen. Ruang Publik: Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat Borguis Cetakan Kedua. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008. --------, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into a Category of Bourgeois Society. Massachusetts: The MIT Press, Cambridge, 1991. Haris, Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Menulis dan Jurnalis Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010. Hardiman, Budi dkk. Ruang Publik: Melacak Partisipasi Demokrasi dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius, 2010. Hartley, John. Communication, Cultural, and Media Studies Cetakan Pertama. Yogyakarta: Jalasutra, 2011. Holub, Robert C. Jurgen Habermas: Critic in the Public Sphere. London and New York: Routledge, 1991. Jumroni, Drs., M.Si, dan Suhaimi. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset Media Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: kencana, 2007. Masduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar Cetakan Keempat. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2006. Masduki dan Muzayin Nazaruddin. Media, Jurnalisme dan Budaya Populer. Jakarta: UI press, 2004.
97
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Cetakan Keduapuluh Tiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Morrisan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana, 2008. Mulyana, Dedi. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008. Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah: Skripsi, Thesis dan Disertasi. Jakarta: CeQDA, 2007. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014. Nurhadi, Zikri Fachrul. Teori-Teori Komunikasi: Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015. Olii, Helena. Berita dan Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT Indeks, 2007. Omarahi, Hasan Asy‟ari. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012. Panuju, Redi. Nalar Jurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik Cetakan Pertama. Jawa Timur: Bayu Media Publishing, 2005. Rachmawatie, Atie, Dr, M.Si. Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007. Rivers, William L., dkk. Media Massa dan Masyarakat Modern Cetakan kedua. Jakarta: Predana Media, 2004. Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan: Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2005. Tim Redaksi LP3ES. Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006. Wahyudi JB. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1996. B. Jurnal Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.” Dalam Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006. Fraser, Nancy “Rethinking the Public Sphere: A Contribution to the Critique of Actually Existing Democracy”. C. Website www.rri.co.id www.academia.edu/4929392/Jurgen_Habermas_Serta_Pemikirannya_tent ang_Ranah_Publik www.indoprogress.com/2014/04/ruang-publik-dulu-dan-sekarang
LAMPIRAN
FOTO
Foto bersama Presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf (kiri), dan foto peneliti dengan Pengarah Acara siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Ir.Gatot (kanan).
Foto bersama Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi, Abdul Ghafar (kiri), dan Foto peneliti dengan Produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko, (kanan).
Kf,MENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAIiARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Ir.H.luandaNo.95cipurarl54l2tndonesia Nomor
Lamp
: Un.0I/F5/PP.00.9,?}8
:
I ( satu)
2015
bundel
-
'lelepon/F'x 102i)7412728/74701580 weblr u$\ idru!!!r?!@ i.E-M'r !i4r!!14!l4u!r!r!1r!-1!!
1lsanx,L/pot
2015
Hal : Bimbingan Sl:ripsi -
Kepada Y1h Dr. Sunandar, M.Ag. Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif I{idayarullah Jakan.r
Assaldnu alaikum Wr.
Wb.
, Bersama ini kami sampaikan olrliire Llan narlah p16ro.oj :ltrrpsr yang djaiukan oleh mahasiswa Fakuttas Dakwah dan ttmu Konrunikasi UtX iyaiil UiaayatutLh )akana sebagai beriLu r, Nama : Silvi Fauzivah Nomor Pokok : 1111051100034 Jurusan/Konse,rtrasi
Semester Telp. Judul Skripsi
:
Komunikasi dan Penyiaran Islam (Kpl) /Jyp1"11,1;L
: VIII (DelaDan) : 08988945684 : Radio dan Rurng pub il, is,LrJi rerhddap progam Siaran Iviahasiswa JaIada .OMJ 9].t FM RRi pro iJalar:o.
Clpjni
Karni _mohon kesediaannya untuk membimbing n.tahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 {enam) 6ulan dari tanggal 23 April 20l5 s.d.23 Okrober 2015. Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kamisampaikan rerima kasih. Wassalamu'alaik m ll/r. lyh_
Bidang Akademik
l.Ed, Ph.D, 0 Iembusan
:
i, Dekan
I Ketua Konsentrasi .lunlalistik
ll0
I9980',rlr 004
sekali Di t,daE Ietap Di lldara
SURAT KETERANGAN Nomor: SKet- 572 /RRl.JKr /09/2015
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama NIP
:
Drs. H. Herman Zuhdi, M.Si. 19570779 197903 1 001 Kepala RRlJakarta
Jabatan
menerangkan.bahwa i
NIM Jurusan
/
Univeasitas
SilviFauziah 1111051100034 Komunikasi dan Penyiarao lslam
/
lJtN Syarif Hjdayatullah
lakarta
]-elah melaksanakan Penelitian sejak tanggal 27 Juli s.d. 12 Agustus 2015 di Bidang Programa Siaran RRlJakarta.
Demikian, Surat keterangan ini dibuat dengan sesung8uhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
lakarta, 7 September 2015
RRIJAI(ARTA LE/\IBAGA PENYI RA}I PUBL'X RRI
aola
Narasumber
: Ir. Abdul Gafar Zakaria
Jabatan
: Kepala Seksi Perencana dan Evaluasi Programa
Tanggal Wawancara : Rabu, 29 Juli 2015
1. Di RRI jakarta kan ada pro 1, pro2, dan pro 4, Bagaimana sistem perencanaan produksi disetiap programanya? Apakah sistem perencanaannya digabungkan atau dipisah yang menanganinya? Jawab: Sebenarnya awal ide perencanaan itu dari rapat pola, kami yang menggagas rapat pola. Rapat pola itu dilaksanankan dipenghujung tahun, sekitar bulan oktober-november. Kita mengundang semua, bahkan pendengar pun kita undang. Seluruh pengarah acara, penyiar-penyiar sampai ke perwakilan pendengar kita undang. Di rapat pola itu kita mengevaluasi program-program kita keseluruhan, kita minta masukanmasukan acara ini, seperti apa pengelolahannya, masih efektif atau tidak di jam ini, seberapa besar progres pendengarnya. Kalau ada perintah-perintah di tahun lalu, seberapa banyak sudah dilakukan perubahannya. Itu rapat pola. Di rapat pola itu semua masukan-masukan digodok, baru bisa menyusun pola tahunan untuk tahun depan. Maka dari rapat pola itu lahirlah buku pola dan deskripsi acara untuk tahun mendatang. 2. Pendengar yang seperti apa yang diundang dalam rapat pola? Jawab: Pendengar yang kita undang dalam rapat pola itu adalah perwakilan-perwakilan dari pendengar. Ada forum pemerhati RRI, ada juga organisasi PAP RRI (Paguyuban pendengar Radio Republik Indonesia). Kemudian ada dari komunitas-komunitas pendengar, ada pendengar minang, pendengar batak, pendengar oldi, nah dari perwakilan-perwakilan itu yang kita undang, utusan dari pendengar. 3. Lalu bagaimana sistem pasca produksi disetiap programa? Jawab: Ada pengawasan dan evaluasi tiap bulan kita ada, bahkan tiap minggu ada evaluasi di masing-masing programa. Ada laporan masingmasing dari tiap programa acara-acara yang berjalan kemudian tiap bulanpun kami di seksi programa menurunkan tim pasukan pemantau acara yang memantau keberlangsungan acara di semua pro yang selalu mendengar semua siaran. Dan ada evaluasi secara menyeluruh di rapat pola. 4. Adakah pengawasan dari pemerintah langsung disetiap siaran di programa? Atau adakah tim khusus untuk evaluasi program-program siaran di rri jakarta? Jawab: Tim pemantau ada hanya dari rri saja. 5. Aspek penilaian terhadap acara itu dinilai dari apa saja? Jawab: Penilaian terhadap acara itu kita lihat dari semua aspeknya. Dari aspek kualitas, kontinitas, dan termasuk dari efektifitas. Dari askpek kontinitasnya misalnya, apakah selama ini terjaga kalau kita perintahkan. Misalnya acara harian atau daily, bagaimana keberlangsungannya apakah berlangsung hanya sekali-kali saja, dimana kendalanya. Kemudian kalau acara harian tapi berlangsung hanya tiga kali seminggu, kendalanya dimana
Narasumber
: Soraya Putri Yusuf
Jabatan
: Presenter
Tanggal Wawancara : Kamis, 6 Agustus 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep OMJ? Dan sudah berapa lama anda berada disiaran ini? (jadi penyiar OMJ) Jawab: Jadi Opini Mahasiswa Jakarta itu inikan sebuah yang mengetengahkan kegiatan mahasiswa baik didalam maupun diluar kampus, juga permasalahan aktual yang menyangkut permasalahan bangsa Indonesia. Jadi ada dua item kalau dilihat dari deskripsinya, yang pertama soal kegiatan mahasiswa baik didalam maupun diluar kampus, juga yang kedua berarti biasanya mahasiswa sangat peka terhadap isu-isu aktual terutama soal keberpihakan kesejahteraan rakyat, kebijakan-kebijakan pemerintah pusat, daerah, wakil rakyat itu menjadi perhatian mahasiswa. Kaitannya kalau sekarang pilkada langsung, kalau kemarin lebaran tuh harga sembako naik, walaupun sekarang juga masih naik begitu, jadi itu kayaknya yang kita anggap menjadi perhatian mahasiswa. OMJ ini lahirnya tahun 2005 bulan Februari, pertama kali siaran, waktu itu siarannya mengenai Akbar Tanjung apa ya, dan kita mencoba narasumbernya itu mahasiswa, alumni ini menjadi bagian narasumber, disamping juga kadang-kadang ada hal lain. Kerabat kerja di OMJ ada produser dalam hal ini kepala seksi pengembangan berita, sekarang bapak Heriyoko, kemudian ada pengarah acara Ir. Gatot, sekaligus yang membuat laporan. Jadi didalam OMJ itu ada laporan atau report yang dibuat oleh pengarah acara, disitu ada wawancara dengan narasumber sesuai dengan temanya, biasanya pengamat masuk disitu, dikaitkan dengan topik yang akan dibahas atau folkfox opini masyarakat tentang topik yang dibahas. Presenter ada saya, Soraya Puti Yusuf, kemudian ada operator studio dan MCR, operator rekaman yang menyiapkan berita tadi kurang lebih durasinya tiga sampai empat menit (laporannya). Laporan ini maksudnya adalah bingkai dari topik yang akan dibahas. Jadi memang sangat mempertajam pada saat eksekusi. Kebetulan saya sebagai presenter mulai dari pertama siaran OMJ sejak tahun 2005. 2. Bagaimana proses pra produksi siaran OMJ? Jawab: Setelah tema, yang pertama sudah tentu dipersiapkan terlebih dahulu wawancara apa yang mau diangkat oleh mas Gatot, kemudian ditulis script naskahnya, kemudian direkam oleh operator rekaman, setelah itu dikirim hasil voice-nya dari studio rekaman ke studio pro 1, disimpan disana dan ketika siaran baru berjalan. 3. Bagaimana proses produksi siaran OMJ? Jawab: Pelaksanaan acara OMJ, rundownnya itu opening, coon buka, opening presenter (pada saat presenter menyapa, pengarah acara mulai mencari siapa yang dianggap bisa mewakili mahasiswa atau pemuda pada topik tersebut, ada beberapa nama, namun tidak menutup kemungkinan misalnya ada mahasiswa
yang datang atau pendengar umum juga sialahkan, karena presenter menyapa pendengar mengemukakan topik dan mengajak pendengar untuk bergabung baik melalui telpon 021- 3500 795 maupun lewat pesan singkat 08121234912, siaran ini juga diudarakan melalui pro1 RRI Jakarta 91.2 FM , terus juga melalui rriplay di Pro1 tentu, juga dapat diikuti melalui www.rri.co.id di pro 1, jadi artinya walaupun Pro 1 nya target audiensnya adalah Ibukota dan sekitarnya, ketika berhubungan dengan internet, siapapun dimanapun bisa mendengarkan siaran ini, bahkan di mancanegara sekalipun selama tidak ada ganguan internet itu sendiri), setelah itu eksekusi dimulai (diputar laporan dan interaktifnya), menerima telpon dan membaca sms, sebelum ditutup disimpulkan, baru coon tutup. Kurang lebih seperti itu.
4. Apa saja tugas anda sebagai penyiar dan sejauh mana kewenangan anda dalam siaran ini? Jawab: Tugas presenter itu membawakan sebuah acara, jadi, keberhasilan sebuah acara itu ditunjang oleh bagaimana presenter membawakan acara itu. tentu bukan satu-satunya, tapi ia bertanggung jawab membawakan acara itu dari awal sampai akhir bukan sekedar sukses tetapi targetnya harus sampai. Misalnya topik mengenai pilkada serentak, kebetulan Jakarta tidak ada pilkadanya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada warga Jakarta yang KTP-nya di daerah. Nah bagaimana caranya presenter mencoba melempar itu kepada mahasiswa tentu juga mengajak partisipasi aktif bagaimana kalau warga Jakarta yang KTP-nya di daerah, jauh-jauh hari untuk menyiapkan tanggal 9, intinya seperti itu. Tentu sesuai dengan karakteristik radio, datang dan pergi, tidak ada satu orangpun yang mendengarkan radio secara terusmenerus. Jadi dicoba menggunakan bahasa yang gampang dimengerti, kemudian barangkali ada iramanya kadang-kadang bersemangat, mengajak mahasiswa dan pendengar bersemangat, sesuai dengan tema. Kadang-kadang memang nuansa mahasiswa tidak selalu serius ada barangkali juga joke-nya begitu, jadi kita coba angkat pendapat mahasiswa dalam nuansa mahasiswa tentu yang mengedepankan intelektual. Kalau misalnya mengangkat masalah tentang demo, presenter mencoba menyampaikan misalnya demo yang bertujuan untuk apa kemudian minta komentar. Dan terakhir yang paling penting, kalau dalam dialog interaktif apapun, seorang presenter harus bisa menarik satu kesimpulan. Kalau kurang paham untuk menarik kesimpulan secara umum (deduktif), dia harus tanya dulu kepada narasumber itu, setelah narasumber itu menyimpulkan( induktif), barulah ditarik secara umum. Jadi saya kira ketika seorang presenter belum bisa menarik satu kesimpulan, rasanya dia belum bisa dipanggil sebagai presenter ini khusus untuk presenter dialog interaktif. Dan bahan-bahan yang saya persiapkan mendengarkan laporan yang disiapkan, mencari informasi yang terbaru, dan diusahakan segala-sesuatunya di ketahui.
5. Siapa yang menentukan untuk pengambilan tema disetiap siaran OMJ? Jawab: Suatu tema diangkat biasanya kita tentu saja melihat yang pertama agenda setting RRI Jakarta, nah ini kita baru saja diberitahu oleh bapak Heriyoko, kepala seksi pengembangan berita, bahwa setelah tanggal 12 Agustus 2015, kita bicara soal refleksi 70 tahun jelang kemerdekaan Indonesia. Jadi
semua acara yang ada di pengembangan berita tema besarnya harus refleksi 70 tahun jelang kemerdekaan Indonesia. Yang kedua, tentu berkaitan dengan aktualitas yang saat ini terjadi. Yang ketiga, kalender event, seperti kemarin acara mudik lebaran kita ngikutin, nanti misalnya 17 Agustus itukan kalender event yang terintegerasi dengan agenda setting. Dan yang keempat itu permintaan mahasiswa, kadang-kadang ada mahasiswa datang, kemudian dia ada kegiatan di kampusnya, dia ingin bicara di RRI itu juga tidak ada masalah. Yang penting datang saja namun dikordinasikan, mau pameran atau apapun kegiatan internal kampus boleh. Dan untuk pemilihan tema sendiri kita biasanya ada rapat, prinsipnya sudah sehari-hari, ketika ada kita sudah ada topik, tinggal kita gulirkan nanti satu persatu tergantung nanti bagaimana pengarah acara melihat kesiapan atau kemudahan dalam mencari data untuk membuat laporan itu. Dan topik tidak harga mati, artinya dalam hitungan detik kita harus siap untuk dirubah karena nilai beritanya atau pendengar (mahasiswa) atau masyarakat pada umumnya lebih mengiginkan topik lain.
6. Apa tanggapan anda terkait segmentasi khusus mahasiswa pada program siaran ini? Jawab: Seharusnya tanya kepada mahasiswa ya. Tapi, selama ini dari beberapa pertemuan, pernah juga dulu ketemu dengan beberapa BEM di Jakarta terkait penelitian Opini Mahasiswa Jakarta yang dilakukan diklat RRI. Mereka sangat mengapresiasi, karena punya wadah untuk menyalurkan aspirasinya. Dan hasil penelitian bebberapa waktu yang lalu, bahwa RRI dalam Opini Mahasiswa Jakarta tetap memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan apresiasinya. 7. siapa yang paling berperan dalam mengatur/ membacakan komentar dari khalayak? Jawab: Presenter langsung 8. Bagaimana tahapan/ prosedur dalam penyeleksian komentar yang masuk? Jawab: Kalau sms sudah masuk, dibaca tentu. Tapi kalau kalimatnya sangat tidak intelektual, ya kadang-kadang kalau temanya cukup panas misalnya harga sembako meningkat jelang puasa, kalimat sms suka kebun binatang masuk, tentu sebagai presenter kita filter. Kita rubah kalimatnya, tapi nama pengirim sms tetap kita sebutkan. Misalnya “dari Agus di Jakarta terima kasih pesang singkatnya, intinya adalah menginginkan bahwa harga sembako tidak naik dengan kata-kata yang cukup tajam”. Jadi tidak dibaca kalimatnya.
9. Adakah ketentuan lain yang menjadi aturan dalam membacakan komentar (selain halhal yang mengandung SARA)? Jawab: Cuma selama itu tidak keterlaluan, tidak ada kalimat kebun binatang atau apa, atau bentuknya penghinaan kepada eksekutif, atau kepada legislatif, ya dibacain aja. Kalau kalimatnya sangat keterlaluan misalnya, saya buat kalimatnya menjadi “ada pendengar yang meminta perhatian pemerintah, supaya harga jangan tetap naik, sekarang lebarannya sudah berlalu tapi harganya tetap naik”. Kadang kita tambahkan bahwa biasanya masyarakat semakin tajamnya kata-kata yang disampaikan itu sebenarnya semakin sayang kepada pemerintah. Jadi bahwa sangat besar harapan, sangat besar kekecewaan masyarakat, itu kita coba sampaikan sehingga pendengar yang mengirim sms,
tetap merasa smsnya dibacakan, jadi dibacakan secara halus, namun tetap pada prinsipnya. Kalau terlalu banyak pesan singkatnya, kita simpulkan “kami terima pesan singkat dari si A, si B, si C, si D” karena biasanya respon pendengar itu tergantung tema juga. Kenaikan BBM itu ramai, durasi sedikit, nanti kita coba simpulkan, sebisa mungkin kita sebutkan nama, kemudian kita coba simpulkan. 10. Adakah kebijaksanaan dari atasan untuk menentukan komentar yang ada? Jawab: Iya pada prinsipnya kita kan sebuah media, sesuai dengan fungsi media massa termasuk RRI, saya kira sama dengan fungsi media massa lainnya. Yang pertama informasi, bukan profokasi. Yang kedua adalah education atau pendidikan, kalau membahas tentang politik, ya itu berarti pendidikan politik. Ketiga Hiburan, barangkali dipegang oleh acara-acara lain. Keempat kontrol sosial, bagaimana mahasiswa mengkritisi setiap kebijakan yang ada sesuai dengan tema. Untuk OMJ barangkali, informasi, pendidikan dan kontrol sosial. Kalau untuk lainnya pakem-pakemnya sama sesuai dengan kode etik jurnalistik, undang-undang siaran, visi dan misi RRI, dan saptaprasetya RRI.
11. Adakah khalayak anonim (administrator) dari pihak RRI untuk memberikan komentar? Jawab: hampir tidak ada.
12. Pernah ada atau tidak pantauan dari pemerintah atau kementerian terkait tema siaran serta komentar-komentar yang sudah disiarkan? Jawab: sekarang kebebasan, setelah zaman reformasi, tentu diharapkan. Sekarang RRI adalah radio publik, artinya mewakili kepentingan publik. Termasuk juga kebijakan pemerintah apa yang sudah dilakukan wakil rakyat, eksekutif, yudikatif, bahkan dunia peradilan kita jadi sorotan. Keberadaan RRI, dalam hal ini OMJ diharapkan netral, sekalipun namanya Opini Mahasiswa Jakarta bukan berarti kita berpihak kepada mahasiswa. Tetapi memberikan kesempatan agar mahasiswa dapat menyalurkan aspirasinya mengenai pendapat umum kepada satu kebijakan, satu kejadian, baik di eksekutif, yudikatif, bahkan dunia peradilan kita. Jadi intinya tetap netral, tapi semaksimal mungkin menyuarakan pendapat mahasiswa. Kadang-kadang kami mencoba menelepon mahasiswa secara acak saja, kita telpon, kita minta pendapatnya, ini bagian dari opini dan tidak direkayasa, tema digelar dan sekalipun narasumber itu di telpon tidak jauh-jauh hari, kita coba acak, kita coba pertahankan naturalitas. 13. Sejauh ini, apakah pernah ada komplain atau keluhan kepada anda terkait siaran ini? Jawab: barangkali adanya kurang maksimal, kalau dari mahasiswa saya kira tidak ada, kalau complain secara langsung tidak pernah, adanya malah apresiasi. Cuma kalau sampai dia mau memberikan penghargaan apa, saya lapor ke pimpinan, dan saya kira tidak harus dalam bentuk penghargaan. Kalau complain belum diterima, kuncinya saya dan teman-teman tidak boleh puas, kadang-kadang ada juga dianggap terlalu tajam dalam eksekusi, atau sebaiknya ini diarahkan kemana.
14. Menurut anda, sejauh mana kebebasan berperan diakomodasi dalam siaran OMJ ini? Jawab: kalau broadcast adalah sebuah ilmu terapan komunikasi dengan basic „art‟ seni, saya pribadi melihat satu siaran interaktif Opini Mahasiswa Jakarta itu batasnya disamping payung hukum yang ada, undang-undang pancasila, kode etik, undang-undang siaran, bumi dan langit sebenarnya, apa saja boleh. Cuma sederhananya hati nurani kita saja, itu pegangan saya. Kalau ketika itu masih bisa diterima hati nurani, ya silahkan, bebas berekpresi.
15. Bagaimana perkembangan program sejak awal terbentuknya sampai sekarang? Jawab: kadang-kadang untuk event tertentu dilakukan diluar studio.Jadi selama ini, program ini kan memang program di studio. Memang ada keinginan dari pimpinan untuk membuat acara OMJ on air-off air, tapi sampai sekarang belum terlaksana. Kalau dari pihak RRI sendiri, karena tidak ada anggarannya, tapi kalau saya secara pribadi prinsipnya itu tidak ada masalah selama itu tidak mengikat. Beberapa waktu yang lalu, ada juga yang ingin mensponsori OMJ, tetapi dengan catatan mengikat temanya, itu kita tidak bisa. Kalau tidak mengikat temanya silahkan saja, tapi kalau mengikat temanya tidak bisa, lebih baik tidak jadi, begitu. Karena itu sudah tidak sesuai dengan cita-cita acara OMJ. Kalau angan-angannya, sebenernya gini kalau mahasiswa dikumpulin jadi satu itu ada positif ada negatifnya. Ketika dia di kampus, on air di kampus itu tidak masalah, tetapi tergantung dari temanya juga, agak riskan memang sebenarnya. Jadi intinya cara ini memang boleh kerjasama atau mendapat bantuan biaya produksi, selama tidak mengikat atau merubah kebebasan acara itu. kalau acara itu diubah, lebih baik yang biasa-biasa saja. Jadi bisa bertahan selama ini saya kira karena konsisten sekuat tenaga.
16. Tujuan apa yang ingin dicapai dalam siaran ini? Serta seberapa penting program ini? Jawab: tujuannya memberikan wadah kepada mahasiswa, jadi pengertian mahasiswa itu ada calon mahasiswa, mahasiswa, dan alumni, serta pendengar. Khusunya mahasiswa umumnya pendengar untuk menyalurkan aspirasinya. Apa yang dia inginkan baik untuk pemerintahan, baik untuk wakil rakyat, maupun dunia peradilan kita, itu pertama. Kedua, sebagai wadah menyalurkan informasi kalau ada kegiatan di kampus yang ingin di publish. Saya kira bentuk Opini Mahasiswa Jakarta adalah satu-satunya yang berpengetahuan ketika melibatkan mahasiswa. Karena disini full mahasiswa yang berbicara, kadangkadang dosennya naik, pengamat, dan siapalah tergantung kemampuan kru ikut menjaring narsum.
17. Apa harapan Anda terhadap program siaran ini kedepannya? Jawab: harapannya pertama semoga pemancar siaran tetap baik, sehingga pendengar bisa mendengar tidak hanya di rri play. Kedua, semoga partisipasi pendengar, mahasiswa lebih ditingkat lagi. Kalau kedalam barangkali, dianggarkan acara on air- off air oleh rri sendiri. Misalnya setahun 2 kali acara on air off air ada anggarannya lalu kita bisa mengadakan setiap enam bulan sekali, termasuk sms tidak eror, internet kadang-kadang blank, telpon kadangkadang tidak bisa dihubungi, semoga semua lebih baik lagi untuk masalah
Narasumber
: Bapak Heriyoko
Jabatan
: Kepala Seksi Pengembangan Berita (bangbra) – Produser acara OMJ
Tanggal Wawancara
: Kamis, 30 Juli 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep program siaran OMJ dan sudah berapa lama program siaran ini berjalan? Jawab: OMJ membahas semua isu yang menjadi perhatian publik, ya politik, ya ekonomi. Jadi mahasiswa itu menanggapi, intinya bagaimana mahasiswa menanggapi persoalan yang ada, yang lagi jadi perhatian publik. Dan itu dilakukan dengan mislanya BEM UI dan dari mana saja. Acara OMJ (Opini Mahasiswa Jakarta) itu disiarkan setiap senin dan kamis jam limabelas tiga puluh sampai jam enambelas. Pengarah Acaranya Pak Gatot dan Presenternya Mbak Soraya. Jadi semua permasalahan, seperti ini hari kamis, kamu sudah ikut belum? 2. Belum pak, biasa dengar di radio. Tema hari ini dengan siaran sebelumnya sama ya pak? Jawab: Iya, temanya masih pilkada. Karena kemarin mahasiswa mana yang diambil, kita kan semua. Narasumbernya kan dari BEM mana atau mahasiswa perguruan mana, besok mungkin bisa kita ambil mahasiswa mana. Kita update terus, karena kanal inspirasi mungkin nanti pendengar akan terinspirasi, kan pendapat itu macam-macam, mungkin anda dengan yang lainnya beda. Tapi tetap satu kan bagaimana mensukseskan pilkada serentak nanti, termasuk bagaimana mengajak masyarakat mengetahui besok ada pilkada, kan seperti itu. ya walaupun ada yang menanggapi “wah itu hanya buang-buang duit” “wah ini blablablabla” yah terserah itu sikap mereka, yang penting kita cari balance-ing nya, bahwa itu memang program pembangunan politik berdemokrasi. Jadi tetap diingatkan kepada publik bahwa desember besok ada pilkada serentak, Cuma DKI tidak, yang ada di daerah mereka, yang masa jabatannya habis tahun ini, diserentakkan desember. Jadi bagaimana sikap mahasiswa atau sudut pandang kacamata mahasiswa melihat pemilihan pilkada ini dengan kaitannya kehidupan kita berbangsa dan dampaknya seperti apa. 3. Siapa yang menentukan tema disetiap siaran kalau begitu pak? Jawab: Kita selalu berembuk sambil santai tetapi tidak formal, kita juga lihat agenda kita. Agenda kita berasal dari lembaga kita LPP. Agenda setting kita untuk pemberitaan. Nah di pemberitaan ada liputan redaksi dan pengembangan berita. OMJ ini ada di bawah pengembangan berita. Kita selalu mengacu pada agenda setting perbulan. (Kembali lagi kemasalah pilkada) Nah kemudian ini kan sudah mendekati bulan desember, itu berarti kita harus kawal dan sosialisasikan kepada masyarakat. Karena di Jakarta ini kan banyak orang daerah yang punya hak pilih. Tapi itu kembali lagi kepada mereka, mereka mau datang nyoblos atau tidak, yang penting kita tetap kasih
informasi. Jadi bagaimana pendapat mahasiswa dari perguruan tinggi mengenai hal tersebut. 4. Tujuan apa yang ingin dicapai atau target apa yang ingin dicapai dari setiap tema siaran pak? Jawab: Targetnya dari hasil ini (tema siaran) yang kita bahas sesuai tujuan yang RRI targetkan. (sesuai yang tercantum dalam agenda setting). Walaupun beberapa kali tema siaran tidak apa-apa di siarkan yang terpenting target terpenuhi. (kembali lagi ke agenda setting) Agenda setting ini dibuat dari pusat, petinggi-petinggi kita, program diberikan ke kita selaku eksekusinya (operasional). Namun ini bisa berubah sewaktu-waktu, misalnya kita sudah memilih tema tentang ini, tapi tiba-tiba ada bom meledak, ya kalau begitu kita ambil berita yang terkini dari sebuah peristiwa. Kita ingin melihat dari peristiwa itu dampaknya apa bisa seperti itu. 5. Mengenai OMJ, tujuan apa yang ingin dicapai dari siaran OMJ? Jawab: Ya itu tadi, bagaimana menumbuhkan mahasiswa itu kreatif dan mempunyai tanggung jawab. Juga sebagai wadah mahasiswa (pendengar) menyuarakan pendapatnya. Kan namanya Opini mahasiswa Jakarta, ya bagaimana dia menyuarakan opini dia, nanti kalau soal pendapatnya kontra, tapi yang penting kita kita balance, artinya tidak kemauan mahasiswa to‟ dan ada penyeimbangnya. Pro kontra itu ada dalam hidup demokrasi, tapi tetap kita menyuarakan itu, agar tujuan ini (di agenda setting) tercapai. 6. Menurut anda apa kekurangan dalam program siaran ini yang belum terealisasi dan masih terus jadi bahan koreksi? Jawab: Nah itu dia, Saya ingin, disini kan banyak yang magang dan pkl, saya tawarkan mereka untuk bilang ke rektor mereka bahwa kita siap untuk siaran kampus ke kampus, tapi belum ada tanggapan. Kita masih menunggu kabar dari mereka. Karena ada biaya produksi, jadi kita tidak bisa goes to campus, karena budget kita hanya untuk di studio. Tapi kita siap datang jika ada undangan dari kampus. Kita terbentur dana, karena budget kita hanya di studio, maka kita masih by phone di studio. Nah itu yang belum terealisasi. 7. Bagaimana perkembangannya OMJ sampai sekarang? Jawab: Perkembangan di OMJ sekarang makin banyak dari mahasiswa yang menyambut, karena setiap kita ada acara, dia oke untuk jadi narasumber, baik datang ke studio, baik by phone. Kalau tidak ada tanggapan mahasiswa mungkin sudah ditiadakan dari dulu acara ini. 8. OMJ ada sejak kapan pak? Jawab: OMJ kalau tidak salah ada sejak tahun 2007. Saya ada disini baru, sebelumnya saya ada di liputan redaksi, Nah OMJ ini ada di bawah pengembangan berita. OMJ ada sebelum dari itu. 9. Bagaimana evaluasi program OMJ? Jawab: Kita selalu buat ini ada evaluasi tiap tahun ada di rapat pola. Dari rapat pola itu hasilnya dikasih ke kita, karena ada perencanaan program bagian bidang programa dan perencanaan siaran, mereka yang membuat itu dan kita bahas perkomisi. Namanya Opini Mahasiswa Jakarta kita evaluasi,
Narasumber
: Ir.Gatot
Jabatan
: Pengarah Acara OMJ
Tanggal Wawancara : Senin, 10 Agustus 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep program siaran OMJ? Jawab: OMJ intinya ini adalah bagaimana minta pendapat atau mengshare pendapat dari mahasiswa dari masyarakat dari umum, bebas. OMJ ini melihat isu-isu yang berkembang. Umumnya kita berharap pendapat mahasiswa, memang mahasiswa, tapi ternyata sulit dilapangan, jadi siapapun bisa bergabung disi. Ya mungkin mahasiswa sekarang kan ada kesibukan lainnya, tapi ada perubahan, atau mungkin ada kejenuhan. OMJ ini kendalanya untuk menghadirkan mahasiswa untuk berdialog interaktif. Jadi kebanyakan masyarakat umum.
2. Apa saja tugas Anda sebagai Pengarah Acara di OMJ ini? Jawab: Tugas sebagai pa adalah mengarahkan acara, selain itu adalah menyiapkan segala sesuatu sebelum on air. Salah satunya adalah mempersiapkan tema untuk acara on air. Saya biasanya suka melihat situasi kondisi negara saat ini, biasanya melihat berita atau isu yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya misalnya dalam situasi kondisi pilkada, ya kita mengangkat pilkada. Kemudian ketika ada isu kenaikan BBM, ya kita mengambil tema kenaikan harga BBM. Kemudian saat pilpres atau kebijakan pemerintah.
3. Siapa atau apa yang menentukan dalam pengambilan tema untuk setiap kali siaran? Jawab: Ya saya sendiri. Jadi temanya itu kita menyesuaikan situasi dan kondisi. 4. Bagaimana Proses pasca produksi OMJ? Jawab: Selain menentukan tema, saya buat laporan. Laporan ini dibuat sehari atau pagi sebelum on air (on air jam 15.30-16.00 WIB). Kita biasanya dalam buat laporan mencari dari media online, dan koran. Kemudian kita sesuaikan dari pendapat masyarakat. Di laporan itu kan ada durasi. Selain durasi diisi laporan, ada juga diisi kutipan dari narasumber, dan narasumbernya kadang dari masyarakat kadang dari pengamat politik yang bisa dihubungi atau ditemui. Siapapun bisa jadi narasumber disini. 5. Dalam menulis laporan, biasanya anda menempatkan diri anda sebagai pihak mana? Jawab: kadang-kadang kita itu kontra terhadap pemerintah atau kadangkadang kita pro terhadap pemerintah. Ya jadi kita melihat situasi. Misalnya Presiden Jokowi membuat kebijakan yang menaikan BBM, ya kadang-kadang kita mengkritisi. Tapi kalau kebijakan yang dibuatnya sebenarnya benar, contohnya seperti pembuatan waduk, bahkan suka dikiritisi boros biaya, kita kadang melihat dari sisi lain untuk membantu Jokowi. Ya jadi kita netral tetapi melihat situasi dan kondisi.
Narasumber
: Ir. Octovianus
Jabatan
: Kepala Bidang Produksi
Tanggal Wawancara : Senin, 10 Agustus 2015
1. Apa saja tugas dan kewenangan anda sebagai kepala bidang produksi? Jawab: Saya sebagai kepala produksi membawahi lima seksi, yaitu seksi lipuran redaksi, seksi pengembangan berita, seksi iklan layanan masyarakat, seksi musik dan hiburan, dan seksi pendidikan dan budaya. lima seksi ini memproduksi produk jurnalistik dan produk non jurnalistik (artristik). tugas saya adalah memastikan yang di produksi dari lima seksi yang saya bawahi tadi benar atau sesuai dari kaidah-kaidah atau aturan-aturan jurnalistik dan artristik broadcast. mau tidak mau, saya ikut mendengar produk-produk mereka, jadi ketika hasil produksinya menyeleweng, saya segerea melaporkan pada kepala seksinya.
2. Bagaimana kebijakan siaran umumnya di RRI Jakarta, khususnya di acara OMJ? Jawab: kalau kita kembali radio itu isinya adalah produk-produk acara, maka kebijakan yang kita pakai tetap mengacu pada UU No.32 tentang penyiaran yang berbunyi "sebagai lembanga penyiaran publik harus netral, independen, dan tidak komersial." untuk netral dan indenpenden kita harus cover both sides. di dalam undang-undang itu meliputi semua bentuk broadcast dan media itu harus cover both sides, harus memberikan pendidikan yang sehat, hiburan yang sehat dan lain sebagainya. untuk tidak komersial, RRI ini kan di biayai oleh APBN, jadi kita tidak perlu mencari uang untuk melaksanakan siaran. oleh karena itu, untuk konsekuensinya dari bunyi undang-undang itu, ada PP No.12 tahun 2005 yang mengaturnya, yang berbunyi setiap 1 jam siaran, 15 persennya adalah iklan. iklan itu dibagi dua iklan komersial dan iklan masyarakat, dan iklan murni itu lebih sedikit lagi durasinya dari iklan masyarakat. boleh tetap iklan murni tapi harus berhadapan dengan PP no. 12 yang mengatur itu. tetapi kemudian ruang itu terbuka, dan diluar ini (iklan dan iklan masyarakat), ada kerjasama konten, kerjasama ini bisa dengan siapapun. contohnya, kementerian kelautan punya program untuk disosialisasikan dalam bentuk iklan masyarakat, nah kita juga punya kebijakan tentang iklan masyarakat, ada ruangnya lagi. nah itu bisa digabungkan, bisa bentuknya kerjasama lintas rektorat, dan ini tidak menutup kemungkinan uang bisa dinegosiasikan karena program ini memang ada biayanya. nah uang itu bisa masuk sebagai biaya produksi atau biaya on air sesuai MOU. Jadi kebijakannya kita tetap mengacu pada UU No.32 tentang penyiaran yang berbunyi "sebagai lembanga penyiaran publik harus netral, independen,
dan tidak komersial." yang konsekuensinya harus cover both sides, artinya OMJ kan narasumbernya mahasiswa-mahasiswa (yang kita tahu mahaiswa itu pikirannya begitu radikal). tugas radio (tugas pengarah acara dan presenternya) harus mengawal itu. jadi setiap presenter dan pengarah acara yang bekerja di rri, cover both side itu harus sudah jadi naluri, karena yang dihadapi adalah mahasiswa yang radikal, yang kalau ngomong seenaknya. OMJ pernah diperingatkan beberapa kali oleh petinggi karena siarannya, tapi tetap konten itu siarannya harus cover both side. interverensi pernah datang dari luar, tetapi tidak ditutup kemungkinan karena itukan baru pemikiran radikal. pernah yang aplikatif kejadian satu siaran di pro 2 yang di bredel karena salah satu narasumbernya. selain itu visi misi kita, kode etik jurnalistik, dan p3sps dan triprasetya RRI. Tripasetya isinya ada tiga, yang pertama melindungi alat siaran sampai titik darah penghabisan. kedua, memberi konten yang profesinal, dan ketiga berada diatas semua golongan. 3. Bagaimana evaluasi setiap program siaran pak? Jawab: Pada rapat pola di tetapkan evaluasi acara per acara. rapat pola dibicarakan dan di evaluasi, pada rapat pola dibedah satu persatu acara, termasuk OMJ itu. jadi acara ini masih dilanjutkan apa tidak, makanya secara program yang larinya ke konten, si pengarah acara yang mengawal dan mempunyai catatan-catatan untuk kemudian di evaluasi pihak-pihak lain terlibat. kita disini ada lima bidang, ada bidang teknik, ada bidang tata usaha, ada bidang LU atau marketing, ada bidang program dan ada bidang produksi. lima bidang yang ada dibawah kepala stasiun inilah yang menggerakkan semua radio yang ada di RRI Jakarta. ketika evaluasi itu ya dari berbagai bidang yang ikut memonitor, mereka yang memberi masukan-masukan. ketika rapat pola itu terbagi dalam 3 komisi. komisi pro 1, komisi pro 2, dan komisi pro 4. pada setiap komisi itu anggotanya adalah hampir semua kerabat yang ada di lima bidang ini. jadi semua bidang ikut memberi penilaian terhadap semua acara itu.
4. Jadi ada tim evaluasi khusus tidak pak untuk setiap program siaran? Jawab: Jadi secara struktur itu, dibidang programa itu dibawahnya ada kepala seksi pro 1, dia yang bertanggung jawab dalam kontinitasnya, kesinambungan acara dari buka sampai tutup. begitu pula pro 2 dan pro 4. kemudian dibawah bidang programa, itu ada yang disebut dengan kepala seksi perencana dan evaluasi program (peregram). jadi secara sturuktur dialah yang memonitor, ada tenaga operasional yang memonitor pro1, pro 2 dan pro4. artinya program itu secara kontinitas di tanggung jawabi oleh setiap kepala program, tetapi secara program pula ada semacam perangkat unit dari peregram itu yang memonitor acara-acara itu.
DESKRIPSI ACARA SIARAN PROGRAMA I TAHUN 2015 FREKWENSI : FM 91,20 MHz.
RRI JAKARTA NO.
NAMA ACARA
PUKUL
DUR
FREK.
LINGKUP MATERI
FORMAT
SIFAT
KRITERIA ACARA/TOKOH
KETERANGAN
LINTAS JAKARTA PAGI PKL.04.55-10.00 WIB 1
2
Mutiara Pagi
Tausiah Udara
05.05-05.50
40’
5x sepekan
Pembahasan dan pendalaman Al-Quranul Karim, Feature ayat per-ayat secara berkesinambungan. (Mulai Minggu,Senin jus 1 s/d jus 30) Materi pengajian & Mutiara terkait pembahasan tafsir dan Menyampaikan Rabu, Kamis, penjelasan arti dan makna yang terkandung dalam Sabtu. ayat ayat yang dibahas.
R/P
Narasumber memiliki keahlian di bidang Ilmu Tafsir Al Qur’an.
Tim Produksi
05.05-05.50
40’
2x sepekan Tausiah / dialog tentang agama islam dengan Selasa, Jumat narasumber yang berkompeten dan
H
Relay Pro 4
Tim Produksi
Memberi pencerahan tentang makna Alquran dan Hadis
93
3
4
Inspirasi Pagi
Sports Pro 1
06.00-06.35
06.40-07.00
35’
20’
Senin s.d Jumat
Up date terkini mengiringi langkah sukses anda, dilengkapi update perkembangan nilai tukar rupiah dan dampaknya ke berbagai sector kehidupan masyarakat serta tidak ketingalan filler inspirasi pagi bersama ESO
1x sepekan
Memberikan informasi ringan tentang olah raga
R
Tim Produksi
Ulasan cerdas dari redaktur senior media berita on News line, seputar peristiwa terpopuler yang menjadi perhatian public
H
Tim Produksi
Berbagai informasi actual seputar Jabodetabek
R
Tim Liputan & Redaksi
5x sepekan
MU
H
Tim Kreatif
Minggu
5
Pojok. Com
07.30-08.00
25’
07.30-08.00
25’
5 xsepekan Senin s.d Jumat
6
Warta Berita Pro 1
08.00-08.10
10’
Setiap hari
16.00-16.15
15’
Mingg s.d Jmt
16.00-16.15
15’
Sabtu
21.00-21.10
10’
Setiap hari
News
7
NO.
8
Adult Comtemporary Single
NAMA ACARA
Jakarta’s Reality
08.20-09.00
40’
1x sepekan Minggu
PUKUL
08.20-09.00
DUR
40’
FREK.
4 x sepekan Senin s.d Kamis
9
Obsesi
08.20-09.00
40’
1x sepekan Jumat
Memutar tangga lagu lagu yang masuk dalam nominasi 10 besar
LINGKUP MATERI
H
FORMAT
SIFAT
Informasi terkini, real time, cepat dan akuarat berita terbaru seputar current issue, ekonomi politik, dan hukum
News Feature
HH/P
Obrolan sehat penuh inspirasi, seputar pola hidup sehat dan beragam fenomena perubahan psychology gaya hidup masyarakat saat ini.
News Feature
H/PIP
Tim Kreatif
KRITERIA ACARA/TOKOH Narasumber dari Pemda DKI
KETERANGAN
Tim Produksi
Tim Kreatif
10
Week Sports 2x sebulan terlanda acara berjaringan
08.20-09.00
40’
1 x sepekan Sabtu
Obrolan tentang segala macam cabang olah raga serta up date rangkuman kejadian penting olah raga selama 1 minggu
News Feature
H/PIP
Tim Produksi
Berbagai hal yang terkait dengan kehidupan anak di Jakarta dan sekitarnya , baik di rumah, sekolah maupun di areal bermain , yang dapat memberikan motivasi dan perlindungan bagi tumbuh dan kembang anak .
Majalah Udara
R/P
Tim Produksi
Siaran tentang masyarakat yang berkebutuhan khusus untuk meningkatkan aksebilitas, edukasi dan memberikan hiburan sehat bagi mereka
Majalah Udara
R/P
Tim Produksi
Distabilitas Mgg ke 1 Pelanggi anaak mgg ke 2 11
Dunia Anak 2x sebulan terlanda acara berjaringan
09.00-09.50
50’
1 xsepekan Sabtu
Distabilitas Mgg ke 1 Pelanggi anaak mgg ke 2 12
Siaran Distabilitas
08.30-09.00
50’
1x Sebulan Minggu ke 1
13
Pelangi Anak
08.30-09.00
50’
Berjaringan
1x Sebulan Minggu ke 2 Sabtu
14
Jakarta Baru
09.00-10.00
50’
4x sepekan Senin s.d Jumat
15
Silang Gereja
09.00-10.00
50’
1xsepekan Minggu
Siaran anak anak yang ditujukan untuk menambah Majalah wawasan agar menjadi anak yang berkualitas, Udara berakhlak mulia dan sejatera
Tim Produksi
Informasi tetang kegiatan terkait dengan pemberdayaan masy. di seputar kelurahan yang ada di wilayah DKI.
Majalah Udara
R/P
Memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya umat Kristiani.
Silang
L
Silang bergantian antara gerrja Katedral dan kuitang
H/P
Narasumber terdiri Tim Produksi dari pada dokter dari Rumah sakit Cipto Mangunkusumo ( RSCM )
OB Van
Silang dari kegiatan keagamaan di Gereja
Tim Kreatif
Tim Produksi
LINTAS JAKARTA SIANG PKL.10.00-15.00 WIB 16
Suara Medika
10.00-11.00
50’
5x sepekan Senin s.d Jumat
NO.
NAMA ACARA
PUKUL
DUR
FREK.
Berbagai masalah terkait kesehatan masyarakat serta penyakit serta mencari solusinya dan memberikan informasi tentang tentang perkembangan ilmu pengetahuan berbagai penyakit dan cara penanggulangan nya
LINGKUP MATERI
Feature Dialog Interaktif
FORMAT
SIFAT
KRITERIA ACARA/TOKOH
KETERANGAN
17
ACI
10.00-11.00
50’
Berjaringan
18
Minggu Ceria
1x sepekan Minggu
11.00-12.00
50’
1x sepekan
Program siaran anak anak agar menjadi anak yang Majalah presfektif dengan kemasan yang disesuaikan daya Udara nalar dan bahasa anak anak
Menyajikan lagu-lagu anak , Siaran Taman Kanak- Majalah Kanak dan Cerita Untuk Anak Udara
Minggu -
Pentas Lagu anak Siaran Minggu I dan III Taman Kanak-Kanak Siaran Minggu II dan IV Cerita Untuk Anak Siaran Minggu V
Tim Produksi Berjaringan
P/H
Tim Produksi terbagi sesuai criteria acara.
Tim Produksi
19
Analekta
11.30-12.00
30’
6x sepekan Senin s.d Kamis & Sabtu
Masalah Wanita & keluarga ditinjau dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, hukum dan politik, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat ibukota.
Dialog H/PIP (Interaktif) dan Feature
Narasumber disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat.
Tim Kreatif
- Senin : Masalah Pendd.& Anak - Selasa: Kesehatan & Reproduksi Tim produksi harian sesuai tema
- Rabu : Karir & keluarga - Kamis : Tip & Ketrampilan Kel - Sabtu : Profil Wanita
20
MICS
12.00-13.00
50’
Metropolitan Internasional Community Services 21
Silang Sholat Jumat
4x sepekan
Menggankat dan membicarakan berita actual tentang komunitas x patriat
Majalah udara
H
Siaran langsung Sholat jumat dari masjid Istiqlal, Uraian/ Baiturrachim, RRI dan dari Masjid lainya yang telah Silang ditentukan oleh penyelenggaraan Silang Sholat Jumat.
L
Tim SLN
Sen s.d Kams
12.00-13.00
50’
1x sepekan Jumat
-Sebelum dan sesudah Tim Produksi Silang Sholat Jumat diisi musik islami
Pemuda & Lingkungan
12.00-13.00
23
Metropolitan Issue
13.40-14.00
15’
24
Pesan Rohani
14.00-14.10
5’
22
50’
Siaran tentang sosok pemuda yang berjasa dalan Uraian menjaga lingkungan yang menciptakan lingkungan yang sehat
R/P
Tim Produksi
Setiap hari
Berbagai issue penting yang ada di Ibukota Negara
News Feature
Rel. Pro 3
Tim Produksi
Setiap hari
Ajaran agama yang terkait dengan etika dan akhlaq
Uraian
R/P
1x sepekan Sabtu
- Tokoh agama yang ahli
Tim Produksi
Agama -Protestan hari sabtu dan minggu
dalam bidang tsb.
-Islam hari Selasa,Kamis, Jumat - Gaya penyampaian rilex tidak monoton, mengena pada sasaran.
-Khatolik Hari Rabu -Hindu/Budha hari Senin
NO.
NAMA ACARA
PUKUL
DUR
FREK.
LINGKUP MATERI
FORMAT
SIFAT
KRITERIA ACARA/TOKOH
KETERANGAN
25
Lagu Pilihan Anda (Lapinda)
14.10-15.00
45’
5x sepekan
10 lagu Pop Indonesia yang diseleksi pendengar untuk diputar pada jam tangga lagu Indonesia
Phone In
H
Tim Kreatif
Siaran tentang informasi segala sesuatu yang ada di jalan serta tempat kuliner
News Feature
H
Tim Kreatif
News
H/P
Senin s.d Jumat
Terbaik Lapinda
1x sepekan Sabtu
26
Jalan – Jalan
14.10-15.00
45’
1x sepekan Minggu
LINTAS JAKARTA SORE 15.00-20.00 WIB 27
Warta Betawi
15.00-15.10
10’
7xsepekan
Informasi actual seputar Jabodetabek disajikan dalam gaya bahasa betawi
28
Siaran pedesaan
15.10-15.30
20’
2x sepekan
Memberikan informasi tentang kehidupan masyarakat pedesaan
Selasa & Kamis
Disampaikan dengan logat betawi
Tim Liputan & Redaksi
Tim Produksi
29
Fun With English
15.15-16.00
40’
1x sepekan Minggu
30
OMJ
H
Tim Kreatif
2x sepekan
Opini Mahasiswa terhadap masalah-masalah yang berkembang saat ini dan Senin & Kamis menjadi perbincangan masyarakat.
Dialog Interaktif
H
Pkl. 15.00…. disisipi pengutaraan Waktu Sholat Ashar.
Tim Pengembangan Berita
Perlombaan membaca Alquran dengan merekrut peserta dari siswa TPA/ Madrasah se DKI Jakarta Rabu & Jumat dan sekitarnya.
Dialog
H / PIP
30 Menit sebelum acara LBAA diputar lagu lagu Islam
Tim Kreatif
15.15-16.00
40’
15.40-16.00
20’
31
LBAA (Lomba Baca 15.30-16.00 Alquran Anakanak)
30’
2x sepekan
32
Pemuda & Puisi
20’
1x sepekan
15.35-16.00
Belajar menggunakan bahasa Inggris dengan Dialog materi bersifat Temporal disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta isu yang berkembang saat ini
Selasa
Membahas perkembangan karya sastra khususnya puisi dikalangan generasi muda
R/P
Tim Produksi
33
Kiprah Desa
15.35-16.30
50’
Berjaringan
NO.
34
NAMA ACARA
Swara Wakil Rakyat
Siaran khusus masarakat pedesaan untuk meningkatkan pengetahuannnya dalam hal usaha tani, perkebunan, perikanan dan kelautan
1x sepekan Sabtu
PUKUL
16.20-17.00
DUR
35’
FREK.
LINGKUP MATERI
3xsepekan
Aspirasi masyarakat berkaitan dengan kebijakan pemerintah DKI disampaikan melalui SMS maupun telephone.
Selasa, Rabu & Jumat
Aspirasi merupakan sebuah pertanyaan terhadap kebijakan yang telah dan akan dilakukan dan dirancang oleh Angota DPRD. Desain penyajian acara disusun secara variatif antara musik opini, Uneg-uneg . permasalaan yang dihadapi masyarakat Jakarta dalam kehidupan sehari-hari
News
Tim Produksi Berjaringan Nasional
FORMAT
Dialog
SIFAT H/P
KRITERIA ACARA/TOKOH Materi acara adalah sebuah saran atau kritikan kepada pemerintah DKI dan DPRD Materi dapat disampaikan melalui SMS ataupu Telephon pada hari Selasa Aspirasi masyarakat DKI akan disampaikan pada hari Rabu dan Kamis
KETERANGAN
Tim Pengembangan Berita
35
36
Beranda Minggu Sore
Dinamika Jakarta
16.20-17.00
35’
1x sepekan Minggu
17.20-18.00
40’
16.20-17.00
35’
1x sepekan
Hal-hal yang menarik dari kehidupan artis sebagai Dialog public figure untuk dijadikan sebagai idola dan teladan yg baik.
Tim Kreatif H/P
Pembahasan mendalam tentang pembagunan dengan narasumber dan instasi terkait
H/P
Tim Pengembangan berita
Menggangkat norma – norma kehidupan dalam bermasyarakat ( budi perkerti )
R/P
Tim Produksi
R
Tim Produksi
H
Tim Kreatif
H
Tim Kreatif
Senin 37
Renungan Senja
38
Pengajian & Adzan Tentatif Magrib
39
Cakrawala Senja
Tentatif 5’ Sebelun Azan Magrib
17.20-18.00
Setiap hari
Setiap hari
40’
4x sepekan Senin s.d Kamis
40
OTW To Succes
17.20-18.00
40’
1x sepekan Jumat
Memberikan hiburan dengan memutar lagu yang top pada masanya dengan di selinggi informasi ringan Program acara yang memberikan inovasi pada pemuda dan kalangan dewasa tentang segala hal tema terkini agar menjadi sukse
Dialog
41
Cinema Pro 1
18.00-19.00
110’
1x sepekan Minggu
Membahas berbagai aspek dalam dunia perfilman. Majalah Tahun 2014 bekerja sama dengan Kinescope Udara sebuah majalah sekaligus komunitas perfilman
R
Tim Kreatif
75’
1x sepekan
Acara resensi beberapa buku bersama para penulis, atau peresensi. Juga mengundang berbagai komunitas atau club pecinta buku.
H
Tim Kreatif
20.00-21.00 42
Cakrawala Pustaka 17.30-19.00
Sabtu
NO.
NAMA ACARA
PUKUL
LINTAS JAKARTA MALAM 20.00-24.00 WIB
DUR
FREK.
LINGKUP MATERI
Majalah Udara
FORMAT
SIFAT
KRITERIA ACARA/TOKOH
KETERANGAN
43
Menyanjikan berbagai informasi ringan diselingi dengan musik dan perbincangan santai tentang informasi terkait.
Zona Edukasih
Mahligai Ku
20.00-21.00
50’
1x sepekan Senin
Bisnis Kita
1x sepekan Selasa
Jelajah Otomotif
1x sepekan Rabu
Peduli Lingkungan
1x sepekan Kamis
Bilik Tausiah 1x sepekan Jumat
Majalah Udara
H
Acara dikelola Tim kreatif programa 1
Tim Kreatif
44
45
Discography 80 & 90
20.00-21.00
Kisah Klasik
21.15-22.00
50’
1x sepekan Minggu
40’
1x sepekan Jumat
46
Musik Nostalgia
21.15-22.00
40’
5x sepekan Senin s.d Kamis
47
News Investigasi ( Laporan Khas Pro 1)
21.15-21.35
20’
21.35-22.00
20’
Menyanjikan music era 80 & 90 informasi ringan lagu – lagu terkait.
Majalah Udara
H
Memberikan hiburan tentang lagu lagu klasik serta Majalah sedikit bahasan tentang lagu klasik tersebut Udara Berbincang bersama dengan artis2 senior (jadul or lawas) Indonesia, tentang karir dan sejarah musik mereka.
R
Tim Kreatif
Memberikan hiburan pada masyarakat dengan memutar lagu lagu nostalgia serta diselinggi informasi ringan
H
Tim Kreatif
R
Tim Liputan & Redaksi
Majalah Udara
Acara dikelola Tim kreatif programa 1
Tim Liputan & Redaksi
Sabtu
1x sepekan Sabtu
Penghimpunan dan pendalaman berita sepekan
48
“Warung Kerak Telor”
20’
3 xsepekan
22.30-24.00
75’
3x sepekan
(Keluhan Rakyat Lewat Obrolan)
49
Golden Memory
Obrolan santai, kocak, bermakna yang disampaikan oleh beberapa Suku yang ada di Senin,Rabu & Jakarta dengan gaya dan bahasa masing-masing Jumat suku dimederatori dengan bahasa Betawi
22.00-22.25
Senin, Selasa, Kamis 22.00-23.00
NO.
NAMA ACARA
PUKUL
Memberikan hiburan musik lagu lagu yang top pada masanya serta informsi ringan
Obrolan
H/R
Uraian
H
Kebijakan Pemeritah yang dianggap kurang menguntungka publik
Tim Produksi
Tim Kreatif
50’
DUR
FREK.
LINGKUP MATERI
FORMAT
SIFAT
KRITERIA ACARA/TOKOH
KETERANGAN
50
Musik Klasik
22.00-23.00
50’
1x sepekan Kamis
Menyajikan lagu-lagu klasik lengkap dengan informasi lagu tersebut dan penciptanya
R
Tim Kreatif
51
Musik Komunitas
22.00-24.00
100’
1x sepekan Minggu
Menghadirkan komunitas music dengan berbagai gender
H
Tim Kreatif
Wadah bagi berbagai grup indie
52
Jazz Pro 1
22.30-24.00
75’
1x sepekan Rabu
Sebuah acara dengan konten utama musik jazz, dengan disertai informasi perkembangan jazz international, live interview dg musisi2 jazz, serta request lagu2 jazz. Rencananya bekerja sama dengan sekolah Musik Chic
Uraian
H
Tim Kreatif
53
Gita Keroncong
22.30-24.00
75’
1x sepekan Jumat
Sebuah acara dengan konten utama musik keroncong, dengan disertai request lagu2 keroncong.
Uraian
R
Tim Kreatif
54
Goyang Malam Minggu
22.00-24.00
100’
1x sepekan Sabtu
Memberikan hiburan pada masyarakat dengan memutar lagu lagu cantik
H
Tim Kreatif
55
Lentera Nurani
23.53-23.58
5’
Setiap hari
Sekilas siaran agama untuk memberikan pencerahan ruhani dan meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang maha Esa
Uraian
R/P
56
Mozaik Inspirasi
Setiap jam dan
3’
Tentatif
Rangkuman materi yang berisikan / memberikan nilai inspirasi dalam kehidupan Materi acara dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi ciri khas pro 1
(Radio filler)
P
kesempatan
Kontribusi untuk Pro 3 Tim Produksi (sesuai dgn Jadwal)
Tim Produksi
57
Info terkini
Menit ke 30 09.30, 10.30, 14.30, 17.30, 18.30, 20.30, 21.30, 22.30, 23.30
3’
Tentatif
Informasi penting tentang suatu peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi , disampaikan dalam bentuk ROS
Report on H the spot
Tim Liputan & Redaksi