STUDI ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
MULYATI NIM: 071211048
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
iii
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi dilembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan didalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 15 Desember 2011
Mulyati NIM 071211048
iv
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Hasyr : 18).
v
PERSEMBAHAN Setiap tetesan keringat dalam perjuangan mengarungi tanpa batas dengan air mata do’a dan harapan menuju samudera ilahi kupersembahkan karya tulis ini teruntuk orang-orang terdekat dan berharap akan keindahan dan kebersamaan selalu hadir, persembahan ini bagi mereka yang telah yang tetap setia berada diruang dan waktu kehidupanku, khususnya buat : Kedua orang tuaku Ayahanda tercinta Bapak Alm. Balal Masno dan Ibunda tercinta Sukilah yang telah memberiku kasih sayang tanpa batas serta memberikan do’a dan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Kakakku tersayang Mas Sugiyanto dan Mba’Tutik, Mba’Tika yang selalu memberi inspirasi dalam setiap langkah yang telah ku lalui, untuk kakak iparku ka’Mukiyi, ka’Imun dan keponakanku Siti Azizah, Wahyu, Ghofur, Bella, Devi, terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini. Buat akhi tersayang Muhammad Mahrus Ali, S.Hi yang telah memberiku cinta dan kasih sayang, dukungan, do’a serta pegorbananmu selama ini yang kau berikan kepadaku. Buat my best friend Luthfi Hidayah dan Liya Antika yang selalu memberikan semangat dan motivasi di setiap detik dari semester satu sampai terselesainya skripsi ini karena kalianlah sebagai motivator yang selalu memberiku spirit. Teman-temanku tercinta Kost Al-Fanin khususnya buat Isthy, Fidhoh, Nia, Ani, serta Adik-adikku tersayang Murwati, Ruslia, Ufah, Waa, Laila, Evi
vi
dan Dewi, Lutfi terima kasih atas do’a, dukungan, motivasi yang telah kalian berikan selama ini. Karena kalianlah sebagai motivator yang selalu memberiku spirit. Buat temen-temenku tercinta dan tersayang KPI B khususnya angkatan 2007 yang telah memberi semangat dan motivasi serta menghibur disetiap susah maupun senang kepadaku selama ini sehingga sampai terselesainya skripsi ini. Buat temen-temenku Tim KKN Posko 64 yang tercinta dan tersayang Bang Ali Sobirin, Pak Sunhaji, Syukron, Adi, Gus Fatkhullah, Eka, Iis, Nurul, Rizki yang telah memberikan semangat dan dukungan kepadaku selama ini.
vii
KATA PENGANTAR Segala Puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang yang tidak pilih kasih dan tidak pilih sayang, pencurahan segala nikmat dan taufiq serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada terkasih Nabi Agung Muhammad SAW pembawa rahmat bagi umat, shalawat salam juga semoga terlimpah pada para sahabat, keluarga dan para pengikutnya. Dalam penyusunan skripsi ini disamping atas usaha kemampuan dan kemauan penulis juga atas prakarsa dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung yang begitu besar pengorbananya demi terselesainya skripsi. Maka penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat. 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin M,Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Dr. Muhammad Sulthon M,Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Dr. Ilyas Supena M,Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Hj. Amelia Rahmi M.Pd selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
viii
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, yang telah banyak memberikan Ilmu pengetahuan kepada penulis dalam bangku perkuliahan. 5. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan bantuan moril dan spirituil serta do’a yang tak terhingga. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur, semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dengan limpahan kebaikan. Amin. Pada akhirnya, penulis sadari betapa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, akan tetapi dengan harapan yang sangat besar semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya penulis.
Semarang, 15 Desember 2011 Penulis,
Mulyati NIM: 071211048
ix
ABSTRAKSI Nama : Mulyati, NIM: 071211048, Judul: STUDI ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja isi program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, bagaimana proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Hasil dari penelitian ini bahwa radio Ngabar FM Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo selain sebagai sarana hiburan dan informasi, juga peduli dengan kebutuhan masyarakat kota Ponorogo akan siraman rohani sebagai pemupuk iman. Hal ini bisa dilihat dari manual acara radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Untuk menghindari kesan monoton Penyampaian pesan dakwah identik dengan menggunakan alat bantu atau media. Media merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Adapun bentuk media itu sendiri sangat beragam diantaranya media dakwah dalam bentuk tulisan atau lisan. Salah satu media massa yang dapat digunakan sebagai media dakwah hingga kini masih digemari sebagian masyarakat adalah radio, karena radio sebagai alat komunikasi yang dapat dimiliki masyarakat dengan harga yang cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat. Masalah yang dikaji dalam isi siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dalam acara Siraman Rohani yang dibawakan oleh Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri untuk meneliti pesan-pesan dakwah tersebut, penulis menggunakan penelitian kualitatif, sedangkan pendekatan komunikasinya pada analisis isi yaitu suatu teknik penelitian untuk untuk membuat rumusan kesimpulan-kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik spesifik secara sistematis dan objektif dari suatu teks, pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan wawancara. Deskriptif sebagai teknik analisis data yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi dakwah yang disampaikan Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri dapat dikategorikan kedalam bidang akhlaq, syari’ah, aqidah. Kemudian dari segi proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain dilakukan melalui kerjasama dengan tim crew kreatif radio Ngabar FM dan diserahkan kepada direktur kemudian diajukan kepada Pimpinan Pondok dalam proses inilah rancangan program berfungsi sebagai pedoman bagi semua crew yang akan memproduksi, progarm tidak akan banyak kesulitan, bekerjasama dengan ustadz lokal seperti pada program voice of Islam melalui siaran on air, bekerjasama dengan radio lain diwilayah Ponorogo guna untuk meningkatkan ideide kreatifnya mencapai kualitas siaran yang lebih baik demi kemajuan kota Ponorogo.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ..........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
viii
ABSTRAKSI ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................
6
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................
7
1.4. Tinjauan Pustaka.............................................................
7
1.5. Kerangka Teoritik ...........................................................
10
1.6. Metode Penelitian ...........................................................
14
1.7. Sistematika Penulisan .....................................................
20
TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH DAN RADIO 2.1. Tinjauan Umum Tentang Dakwah ...................................
22
2.1.1. Pengertian Dakwah .............................................
22
2.1.2. Tujuan Dakwah ...................................................
24
2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah ..........................................
26
2.2. Tinjauan Umum Tentang Radio ......................................
33
2.2.1 Pengertian Radio .................................................
33
xi
2.2.2 Fungsi Radio .......................................................
34
2.2.3 Tujuan Radio .......................................................
35
2.2.4 Radio Sebagai Media Dakwah .............................
37
2.2.5 Program Siaran Dakwah ......................................
38
BAB III PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO 3.1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Indonesia Jawa Timur .....................................
42
3.2. Gambaran Umum Tentang Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .....................
44
3.2.1. Sejarah Berdirinya ...............................................
46
3.2.2. Tujuan Pendirian Radio Ngabar FM ...................
48
3.2.3. Visi Dan Misi ......................................................
49
3.2.4. Struktur Organisasi ..............................................
50
3.2.5. Program Siaran Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .............................................................
52
3.2.6. Isi Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .............................................................
61
3.2.7. Proses Penyusunan Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .........................
xii
83
BAB IV ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO 4.1. Analisis Tentang Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .......................................................
86
4.1.1. Analisis Isi Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo ...........................................
88
4.1.2. Analisis Proses Penyusunan Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo .........................
100
5.1. Kesimpulan.....................................................................
104
5.2. Saran-Saran ....................................................................
106
5.3. Penutup...........................................................................
106
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi Islam di muka bumi, karena peran dakwah yang demikian krusial, al-Qur’an sendiri bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial dalam berdakwah, di mana setiap komunitas muslim hendaknya memiliki sekolompok orang yang secara spesifik berprofesi sebagai para ahli dakwah (da’i) untuk menyampaikan dakwah Islam dan menjalankan fungsi amar ma’ruf (perintah kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kejahatan dan keburukan) di tengah masyarakat. (Halimi, 2008:1). Akan tetapi suatu hal yang kontradiksi sangat tampak di Indonesia sebagai negara yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas Islam, idealnya Indonesia mampu menjadi sebuah negara yang makmur dan penuh kedamaian. Namun kenyataanya, kedamaian dan kesejahteraan belum terwujud, bahkan persoalan-persoalan negatif moralitaslah yang tersaji. Kasus-kasus besar seperti pembunuhan, pemerkosaan, penggusuran, bahkan terorisme selalu menghiasi perjalanan hari. Ironisnya, banyak dari pelaku- pelaku kasus di atas adalah orang Islam yang notabene adalah pembawa kedamaian. Adapun usaha yang dilakukan antara lain berupa untuk beriman dan mentaati Allah, amar ma’ruf nahi mungkar , perbaikan dan pembangunan (islah) masyarakat. Ini semua dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi Allah SWT.
1
2
Pada hakekatnya dakwah tidak hanya sekedar menyampaian seperangkat nilai normatif doktrinal yang disampaikan oleh seorang da’i, tetapi dalam penyampaian pesannya, da’i harus menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh
masyarakat saat ini agar tidak terpuruk dalam kemaksiatan. Namun
kenyataanya kondisi masyarakat tak berubah, masih banyak kejahatan dan ketidakpuasan hidup. Dakwah merupakan suatu proses trasformasi nilai-nilai Islam yang bertumpu pada amar ma’ruf nahi mungkar yang diaktualisasikan dalam tataran praktis artinya diwujudkan dalam gerakan rill yang langsung bersentuhan dengan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, baik dalam konteks politik, sosial, budaya maupun ekonomi sehingga terwujudlah Islam sebagai agama rahmatan lil a’lamin. Usaha untuk menyebarluaskan Islam merupakan tugas suci bagi setiap muslim, dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT sebagai kewajiban bagi setiap muslim, berarti dakwah itu menjadi tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab sebagian orang atau kelompok orang. Sehingga diharapkan dakwah dapat berjalan lebih lancar, lebih umum, lebih menyeluruh, tidak terkait dengan tempat dan waktu, yang bersifat formalis dan seremonial dakwah akan berjalan seiring dengan gerak langkah dan dinamika kehidupan manusia. Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Ali imron ayat 104: Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (Depag RI , 2002 :63).
3
Dari firman Allah SWT di atas maka dapat diambil pengertian bahwa tugas dakwah ini mewajibkan untuk umat Islam di manapun ketika akan melakukan dakwah, setelah masing-masing berusaha memperbaiki diri sendiri, agar memikirkan nasib orang lain dan bertanggung jawab untuk memperbaiki dirinya menuju ke jalan agama Allah SWT. Amar ma’ruf berarti menyeru dan mendorong orang-orang untuk melakukan perbuatan baik yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sedang nahi mungkar berarti mencegah atau menghalangi timbulnya perbuatan yang terlarang oleh agama Islam. Penyampaian pesan dakwah identik dengan penggunaan alat bantu atau media, Media merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah keberadaan media akan membantu dan mempermudah da’i dalam mencapai tujuan dakwahnya. Penggunaan media sebagai sarana dakwah juga tidak dibatasi selama tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam. Penggunaan media juga harus menyesuaikan kondisi pada perubahan zaman. Adapun bentuk media itu sendiri sangat beragam di antaranya media dakwah dalam bentuk media cetak, media elektronik, maupun dalam bentuk seni budaya baik berupa lisan, tulisan, lukisan atau perbuatan. Bahwasanya segala sesuatu yang dapat mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran dakwah dapat digolongkan sebagai media dakwah. Di era globalisasi dan informasi yang berkembang saat ini telah menjadikan media massa seperti pers, radio, televisi, internet , telepon sebagai alat yang dapat digunakan untuk membantu keberhasilan komunikasi antar manusia, termasuk komunikasi dalam proses dakwah. Kenyataan di lapangan menunjukkan
4
bahwa hubungan antar manusia modern saat ini hampir tidak bisa dilepaskan dari pemakaian alat-alat komunikasi massa tersebut. (Suminto, 1994 :53). Salah satu media massa yang dapat digunakan sebagai media dakwah hingga kini masih digemari dan dimanfaatkan untuk berkomunikasi oleh sebagian masyarakat adalah radio. Hal ini disebabkan karena radio alat komunikasi yang dapat dimiliki dengan harga yang cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat yang memiliki fungsi hampir sama dengan media massa lainnya, yakni sebagai media informasi dan hiburan. Selain harga relatif murah kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan, proses siaran tidak terlalu rumit serta tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik yang kuat telah menjadikan radio sebagai media komunikasi alternatif yang cepat dan efektif. (Effendi, 2004: 107109). Radio mamang menarik bagi masyarakat terutama dalam kalangan pedesaan,
kepraktisan dan keanekaragaman tawaran program siarannya
menjadikan radio sebagai media paling populer dalam sejarah. popularitasnya semakin kuat ketika radio memasuki “wilayah jurnalistik”, atau pers (menyajikan berita). Hal menarik lain dari radio adalah realitas bahwa orang kini juga bisa mengaktifkan radio untuk mendengarkan berita, artinya radio bukan lagi sekedar media hiburan, tempat mendengarkan musik atau kuis, tetapi juga sumber informasi layaknya surat kabar, dengan satu catatan tanpa harus membayar uang langganan. Dunia penyiaran yakni radio siaran berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Kehadiran radio
5
sebagai media dakwah memang tidak menjadi masalah, namun bagaimana mengemas dakwah melalui media radio agar lebih efektif masih merupakan hal yang perlu dikaji lebih dalam oleh lembaga-lembaga dakwah. Terkait dengan efektifitas tersebut ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji yakni berkaitan dengan program siaran dakwah, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk program siaran dakwah di radio yang relatif sedikit. Radio Ngabar FM Ponorogo merupakan radio yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo yang berada pada frekuensi 106.2 MHz. Ekspektasi awal pendirian Ngabar FM adalah selain menjaga dan terus berupaya mengumandangkan eksisitensi Pesantren dihadapan publik, Ngabar FM dapat dijadikan sarana dakwah yang memang sebenarnya menjadi titik dasar pendirian Ngabar FM sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, dengan adanya Ngabar FM Pesantren mendapatkan multi keuntungan dari sisi finansial. Artinya, walaupun tidak termasuk radio komersil yang mengedepankan keuntungan materi, Ngabar FM tidak menolak bagi siapa saja yang memasang iklan. Akhirnya, hingga saat ini Ngabar FM menjadi radio dengan program dakwah terbanyak walau juga tidak mengesampingkan program hiburan lainnya yang sesuai dengan kapasitas masyarakat saat ini. Dalam kesahariannya juga menyajikan bermacam-macam program siaran, di setiap program mempunyai para pendengar tersendiri. dari salah satu program tersebut yang menjadi unggulan bagi para pendengar antara lain program siaran dakwah yaitu snada/senandung nasyid dan dakwah. Selain itu radio Ngabar FM
6
106.2 juga mempunyai keunikan dalam siaran misalnya waktu siaran (on air) sering menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris walaupun diselingi dengan bahasa Indonesia, karena dari salah satu penyiar radionya sudah menguasai ke dua bahasa tersebut. Radio Ngabar juga memberikan informasi, berita dan musik, adapun berita yang biasanya disajikan yaitu secara langsung (bil qoul). Selain itu setiap pergantian program juga diiringi dengan Mars dan Hymne Pondok, dengan inilah yang menjadi pembeda dari radio lain. Program siaran dakwah di radio Ngabar FM sangat digemari oleh pendengar, karena dengan adanya program siaran dakwah tersebut masyarakat sangat antusias sehingga pendengar seringkali mengirim sms/telepon. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menjadikan alasan untuk meneliti lebih dalam tentang radio sebagai salah satu media dakwah, dan menyusunnya dalam sebuah skripsi yang berjudul : Studi Analisis Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar Fm 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. 1.2. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Apa isi program siaran dakwah siraman rohani di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
2.
Bagaimana proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penilitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui isi program siaran dakwah siraman rohani di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo? b. Untuk mengetahui proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo? 1.3.2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritik adalah untuk menambah, memperjelas, memperkuat teori serta mengembangkan Ilmu Dakwah atau yang berkaitan , khususnya dibidang penelitian komunikasi dan penyiaran Islam. b. Secara praktis diharapkan dapat menjadi salah satu bahan (referensi) bagi para pecinta Ilmu pengetahuan khususnya dibidang komunikasi dan penyiaran, juga diharapkan dapat memberikan sumbangan, pemikiran demi kepentingan dakwah. 1.4. Tinjauan Pustaka Ditinjau dari judul skripsi yang penulis teliti, maka di bawah ini terdapat beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain yang relevan dengan judul yang penulis teliti antara lain: 1.
A. Zaenal Maa’rif (2009) yaitu tentang “studi analisis terhadap format program siaran dakwah di radio Utari FM Cilacap penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana format program siaran dakwah dilihat dari segi timing (penempatan waktu), bentuk program siaran dakwah, dan juga penggarapan kreatifitas di radio Utari Cilacap. Adapun jenis penilitian ini
8
adalah kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini bahwa radio Utari FM Cilacap selain sebagai sarana hiburan dan informasi, juga peduli dengan kebutuhan masyarakat kota Cilacap akan siraman rohani sebagai pemupuk Iman. Hal ini bisa dilihat dari manual acara radio Utari FM Cilacap. Untuk menghindari kesan monoton , disusunlah program ke dalam beberapa format antara lain format monolog, format dialog interaktif, format musik, format kuis. Di samping format program, yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mendapatkan perhatian dari pengelola (owner) adalah mengenai penempatan waktu siaran (timing) program siaran dakwah. Karena dengan manajemen yang tepat diharapkan siaran dakwah yang disampaikan oleh da’i dapat sampai dan diterima dengan baik oleh pendengar. Oleh sebab itu, pengelola (owner) harus jeli terhadap saat-saat dimana pendengar akan dengan mudah menerima pesan dakwah dengan baik, atau dengan kata lain waktu yang ideal untuk program siaran dakwah. Masduki menjelaskan bahwa acara yang berkarakteristik atraktif dan standar seperti dakwah pada umumnya disiarkan pada sore dan malam hari. Oleh karena itu sebagian program siaran dakwah di radio Utari FM Cilacap disiarkan pada sore dan malam hari, meskipun ada beberapa program dakwah yang dilaksanakan pada waktu yang tidak tentu karena pelaksanaanya diselipkan pada suatu program yang sedang berlangsung (insert program) dan ada pula program yang pelaksanaanya pada waktu dini hari seperti pada acara di bulan ramadhan. Dari segi penggarapan kreatifitas, program siaran dakwah di radio Utari FM Cilacap untuk mengadakan pertunjukan musik religi,
9
program PSA (pesan singkat agama) sebagai insert pada acara populer, kerja sama dengan ustadz lokal seperti pada program tajais (tanya jawab Islam) melalui siaran on air. 2.
Dewi Masithoh Setyaningrum (2005) yaitu tentang ”studi terhadap program siaran dakwah radio RSPD 711 AM Banjarnegara lebih menitikberatkan pada format uraian dakwah monologis, yaitu bentuk proses dakwah yang bersifat satu arah, tidak ada proses timbal balik (feedback) dari pendengar kepada da’i atau narasumbernya. Ini terlihat dalam ceramah pengajian yang diisi oleh KH.Abdullah Gimnastiar (Aa’Gym) dalam program siaran dakwah Gema Rohani. Selain itu, radio RSPD 711 AM Banjarnegara dalam mengemas penyampaian materi aqidah, syariah, dan akhlak pun juga menggunakan bahasa yang memotivasi dan memberikan hikmah. Ini terlihat dalam program inset serba-serbi ramadhan, percikan Iman dan santapan rohani yang diproduksi radio RSPD 711 AM Banjarnegara juga metode hiburan yang terlihat dalam program gema fajar dan lagu Islami.
3.
Kurniati (2006) yaitu tentang “dakwah Islam melalui media radio (Analisis terhadap program siaran dakwah Islam di radio CBS 95,9 FM Slawi) berisi tentang radio CBS FM Slawi, berangkat dan mengklaim diri sebagai radio swasta yang berorientasi pada keuntungan (provit). Meskipun demikian secara aplikatif setidaknya radio ini dapat dijadikan salah satu alternatif media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat kita lihat dari keinginan yang tinggi dari pengelola radio CBS FM Slawi untuk selalu menyebarluaskan syiar Islam dengan menyelenggarakan program siaran dakwah Islam melalui radio
10
tersebut dan menggarapnya dalam kemasan yang kreatif serta berusaha mengatur schedule penyiaranya dengan sebaik mungkin.
Dari tinjauan
pustaka di atas mengangkat tentang materi dakwah yang terdapat di radio, karena radio sebagai media dakwah yang efesien, tetapi penulis disini mencoba menulis skripsi dengan judul Studi Analisis Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Podok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dengan tujuan untuk mengkaji dan menganalisis program siaran dakwah yang digunakan dalam setiap program siaran dakwah. 1.5. Kerangka Teoritik Program Program adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. (PKPI, 2009 : 38) Siaran Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. (PKPI, 2009 : 38). Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual
11
kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. (Morissan, 2008:200). Suatu media penyiaran yang menghandalkan lebih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program sendiri yang terpisak dari bagian lainnya. Orang yang bertanggung jawab mengelola bagian program disebut progremmer. Bagian program terdiri atas staf dan manajer
program.
Bagian ini
bertanggung
jawab untuk
merencanakan program atau acara apa saja yang akan disajikan kepada khalayak selama satu periode tertentu. Bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Memebuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhkan kepada audien. Menurut Pringle-Starr-McCavitt (1991) dalam bukunya Electronic Media Manajement, fungsi utama bagian program dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
The production or acquisition of content that will appeal to tar geted audiences (memproduksi dan membeli atau akuisisi program yang dapat menarik audien yang dituju).
12
2.
The scheduling of programs to attract the desired audience (menyusun jadwal penayangan program atau skeduling program untuk menarik audien yang diinginkan).
3.
The production of public service and promotional annoucements and local commercials (memproduksi layanan publik dan promosi serta produksi iklan lokal.
4.
The production or acquisition of other programs to satisfy the public interest (produksi dan akuisisi program-program lainnya untuk memuaskan ketertarikan publik).
5.
The generation of a profit for the station’s owners (menciptakan keuntungan bagi pemilik media penyiaran). (Morissan, 2008:201-202). Bagian program yang bagus terdiri dari orang-orang yang telah belajar
untuk mengukur selera atau cita rasa publik melalui penelitian untuk mengetahui kebiasaan orang menonton televisi atau mendengarkan siaran radio. Seorang perencana acara yang baik akan selalu mempertimbangkan bagaimana agar acara itu digemari. Bagian pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan: 1.
Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang bagus dan diharapkan akan disukai audien yang dituju.
2.
Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau memebeli program sekaligus menentukan tarif iklan bagi pemasang iklan pada program bersangkutan.
13
3.
Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat memebantu keberhasilan program bersangkutan.
4.
Promotion, artinya bagaimana memeperkenalkan dan kemudian menjual acara
itu
sehingga
dapat
mendatangkan
iklan
(Morissan,2008:202). Jenis Program Dan Siaran.
Program faktual.
Program non faktual.
Program lokal.
Program asing.
Program kuis.
Siaran iklan.
Siaran iklan niaga.
Siaran iklan layanan masyarakat.
Program siaran berlangganan.
Program penggalangan dana.
Blocking time.
Adegan kekerasan.
Adegan sadisme.
Adegan seksual.
Adegan mistik dan supranatural. (PKPI, 2009 :39-40).
dan
sponsor.
14
Radio Dan Media Dakwah Radio merupakan serangkaian elektronik yang dipergunakan sebagai alat untuk media komunikasi modern yang sudah dikenal di masyarakat. Sedangkan pengertian media dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah. (Ajaran Islam) kepada mad’u (Aziz, 2004:120). 1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Jenis, pendekatan dan spesifikasi penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu merupakan jenis penelitian yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistiks atau dengan cara lain dari kuantitatif (Corbin, 2003 : 4). Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2007 : 3). Jadi dalam penelitian ini penulis tidak mengumpulkan dalam bentuk angka, melainkan data tersebut diperoleh dari penjelasan dan berbagai uraian yang berbentuk lisan maupun tulisan. Pendekatan yang penulis gunakan adalah menggunakan pendekatan komunikasi. Pendekatan komunikasi adalah pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian dakwah. (Muhtadi, 2003 :112) pendekatan ini penulis gunakan untuk meneliti proses dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, yang menjelaskan
15
tentang apa isi program siaran dakwah siraman rohani dan proses penyusunan program siaran dakwah. Spesifikasi penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang cirinya bertujuan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis (Muhtadi, 2003 : 12). Karena itu penelitian ini penulis akan membahas dan mempelajari permasalahan yang berkaitan dengan isi program siaran dakwah siraman rohani dan proses penyusunan program siaran dakwah, di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. 1.6.2. Definisi Konseptual Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperoleh hasil penelitian yang terfokus, maka penulis tegaskan makna dan batasan dari masing-masing istilah yang terdapat didalam judul penelitian ini, yakni: a) Analisis Analisis dapat diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya). Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab duduk perkaranya) (Depdiknas, 2005: 45).
16
b) Program Program diartikan sebagai acara yang terdiri dari siaran, tayangan, pagelaran dan sebagainya. (Depdikbud, 1983 : 789-790). Program adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. (PKPI, 2009 : 38). c) Siaran Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. (PKPI, 2009 : 38) d) Dakwah Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhoan Allah. (Munir, 2009 : 21). e) Radio Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara (Poerwadarminto, 1976 : 788). Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (mass communication), karena bersifat umum, ditujukan kepada orang banyak, dan menimbulkan keserempakan. (Romli, 2009 : 18). Berdasarkan pemaparan di atas, maka batasan operasional dalam penelitian ini mengkaji tentang analisis program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren
17
Walisongo Kabupaten Ponorogo, khususnya pada isi program siaran dakwah siraman rohani dan proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. 1.6.3. Sumber dan jenis data Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder. a.
Sumber data primer Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian ini dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. (Azwar : 2001: 91) sumber primer disini adalah dalam hal ini wawancara dengan kepala siar sebagai penanggung jawab, kepada annaouncer atau para penyiarnya, radio Ngabar FM Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
b.
Sumber data sekunder Sumber sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh penelitian dari subyek penelitian. (Azwar, 2001: 91). Data sekunder berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia berupa literatur buku-buku, arsip, dokumen tentang wacana radio berkaitan erat dengan penelitian.
18
1.6.4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan- keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. (Hasan,2002 : 83). Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. (Fathoni, 2005 : 104). Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk secara langsung dan mengamati terhadap gejala-gejala yang ada kaitannya dengan pokok masalah yang dijumpai yaitu mengetahui bagaimana bentuk on air siaran dakwah di Radio Ngabar FM serta suasana kerja dalam menyelenggarakan dakwah Islamiyah di Radio Ngabar FM Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk secara langsung (on air) siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo. b. Interview / wawancara Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara
(Arikunto, 2002: 132). Hal ini dilakukan untuk menggali, data, alasan,
19
opini atas sebuah peristiwa, baik yang sudah maupun yang sedang berlangsung. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan kepala siar sebagai penanggung jawab, kepada annaouncer atau para penyiar. Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 231). Dalam hal ini hasil yang akan didapat peneliti yakni data mengenai agenda siaran yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. 1.6.5. Teknik analisis data Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data kemudian mengorganisasikan ke dalam kategori dan satuan uraian dasar. (Moleong, 2001 : 103). Dengan pengertian analisis di atas, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif yang bertujuan mengumpulkan dan menganalisis data-data yang terkait dengan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo yang telah penulis peroleh, kemudian data-data tersebut akan penulis diskripsikan dengan menggunakan metode berfikir induktif yaitu proses berfikir dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit itu
20
kemudian ditarik pengertian yang bersifat umum. (Hadi, 1993 : 42), untuk kemudian dianalisa, dikritisi, dan disajikan dalam bentuk teks. 1.7. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini agar terbentuk suatu sistematika penulisan yang baik dan terarah, maka dalam pembahasannya terbagi menjadi lima bab yakni : BAB I
: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik,
metode penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi. BAB II
: Tinjauan umum tentang dakwah dan radio. Adapun tentang dakwah akan diuraikan mengenai pengertian dakwah ,
tujuan dakwah,
unsur-unsur
dakwah.
kemudian tentang radio yang meliputi pengertian radio, fungsi radio, tujuan radio, program siaran dakwah di radio, radio sebagai media dakwah. BAB III
: Gambaran umum radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo
yang
meliputi sejarah berdirinya, tujuan pendirian, visi misi dan struktur organisasi, apa isi program siaran dakwah siraman rohani di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Dan proses
21
penyusunan program siaran dakwah radio Ngabar FM 106.2
Pondok
Pesantren
Walisongo
Kabupaten
Ponorogo. BAB IV
: Analisis terhadap isi program siaran dakwah siraman rohani di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Dan analisis proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
BAB V
: Penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH DAN RADIO
2.1. Tinjauan Umum Tentang Dakwah 2.1.1. Pengertian Dakwah Ditinjau dari segi etimologis perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab: yang berarti “panggilan, ajakan, atau seruan “. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau penyeru tersebut biasa disebut dengan panggilan da’i. Tetapi mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru tersebut merupakan proses penyampaian (tabligh) atas peran tertentu maka dikenal pula mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (message) (Tasmara, 1997: 31). Dalam Ilmu tata bahasa Arab kata dakwah berbentuk sebagai Isim masdar, kata ini berasal dari fii’l (kata kerja), artinya memanggil mengajak atau menyeru (Syukir: 1983: 17). Sedangkan dakwah menurut arti istilah mangandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak Ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah tersebut. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka dalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga antara definisi menurut yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan dan kesamaan.
22
23
Menurut H. Endang S. Anshari dakwah dalam arti luas adalah penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam kehidupan manusia termasuk politik, ekonomi, sosial, pendidikan, Ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya. (Tasmara, 1997: 31-32). M. Quraisy Shihab mamberi pengertian dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi meupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas yaitu harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan (Shihab, 1996 : 194). Menurut H. M. Arifin, Dakwah adalah suatu kegiatan, ajakan baik, dalam bentuk lisan,tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamatan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan (Arifin, 1977 : 17). Menurut prof. Thoha Yahya Umar, MA. Yang dimaksud dengan dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat (Kayo, 2007: 25).
24
Berpedoman pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan: Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktifitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf hidup orang manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rosulullah SAW. Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut hendaklah meliputi ; mangajak manusia untuk beriman, bertakwa serta mentaati segala perintah Allah SWT dan Rosulullah SAW , melaksanakan
amar ma’ruf, nahi
mungkar, menegakkan serta menyiarkan ajaran Islam. 2.1.2. Tujuan Dakwah Dakwah merupakan suatu rangkaian proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu . Tanpa adanya tujuan, kegiatan dakwah tudak akan terarah bahkan dapat menyebabkan proses transformasi pesan-pesan agama menjadi gagal. Oleh karena itu, tujuan dakwah merupakan salah satu faktor terpenting dalam pelaksanaan dakwah. Tujuan dakwah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a.
Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective) Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT. Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Kesejajaran kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat itulah tujuan hidup dan cita-cita sesungguhnya dari dakwah Islam.
25
b.
Tujuan Khusus Dakwah Tujuan khusus dakwah merupakan tujuan yang dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berhendak dengan cara yang bagaimana dan sebagainya secara terperinci (Syukir, 1993: 49-51). Proses dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama, sangatlah luas dan cakupannya. Segenap aspek dari aktifitas dakwah. Maka agar usaha atau aktivitas dakwah dalam setiap bidang kehidupan itu dapat efektif, perlu ditetapkan dan dirumuskan nilainilai atau hasil-hasil yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-masing aspek tersebut. Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut : 1) Mangajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan dakwahnya kepada Allah SWT. Dengan tujuan
ini
penerima
dakwah
diharapkan
agar
senantiasa
mengerjakan segala perintah Allah dan selalu mencagah atau meninggalkan perkara yang dilarang-nya. 2) Membimbing
mental
agama
(Islam)
bagi
kaum
muallaf.
Penanganan terhadap masyarakat yang masih muallaf masih berbeda dengan kaum yang sudah beriman kepada Allah (berilmu
26
agama),
sehingga rumusan tujuannya tidak
sama,
artinya
disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan. 3) Mangajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah (memeluk agama Islam). 4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Anak-anak adalah penerus generasi masa depan. Mendidik dan mengajar anak-anak adalah suatu amal yang nyata bagi masa depan umat. Dalam Al-Qur’an dan hadist telah disebutkan bahwa manusia sejak lahir membawa fitrahnya yakni beragama Islam (agama tauhid) (Amin, 2009: 62-64). 2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah Adapun unsur-unsur dakwah antara lain maliputi : a. Subyek Dakwah Subyek dakwah adalah pelaksana dari pada kegiatan dakwah baik secara perorangan atau Individu maupun secara bersama-sama secara terorganisasikan. Da’i adalah setiap muslim baik laki-laki maupun wanita yang baligh dan berakal, baik ulama maupun bukan ulama, karena kewajiban berdakwah adalah kewajiban yang diberikan kepada mereka seluruhnya (Sanwar, 1985 : 40) b. Obyek Dakwah Obyek dakwah adalah manusia, baik dirinya sendiri atau orang lain . sebab agama Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT
27
bukannya sekelompok untuk seluruh manusia termasuk da’i atau mubalighnya sendiri. Bahkan seorang da’i atau mubaligh harus bisa memberikan suri tauladan terhadap orang lain sesuai fungsinya pemimpin. (Anshori, 1973: 117-118). c. Materi Dakwah Materi dakwah adalah ajaran Islam yang bersumber dari prinsip Al-Qur’an dan hadist, yang disampaikan da’i kepada mad’u sebagai salah satu pedoman hidup yang harus ditaati dan dipatuhi umat manusia dalam menuju keselamatan hidup di dunia dan akhirat (Abda, 1994:45). Materi dakwah pada pokoknya mangandung tiga prinsip yaitu : 1) Aqidah yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan terhadap Allah SWT. Dalam hal ini adalah keyakinan dengan adanya keesaan Allah. Aqidah ini meliputi hal-hal yang dilarang. Hal yang di imani seperti rukun iman dan hal yang dilarang seperti syirik, dan ingkar adanya tuhan.
ِخيْرِه َ ِاليْوَبىُ اَىْ ُتؤْهِيَ بِبهللِ وَهَلَبئِ َكتِهِ وَ ُكُتبِهِ وَرُسُلِهِ وَا ْل َيوْمِ الَبخِرِ َو ُتؤْهِيُ بِبالقَدَر ِا ِوَشَرِه “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat –nya , kitabkitab-nya, Rasul-rasul-nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk “
2) Syari’ah, yaitu serangkaian yang menyangkut aktivitas manusia Muslim di dalam segala aspek hidup dan kehidupannya, mana yang boleh dilakukan, mana yang halal, yang haram dan yang mubah dan sebagainya. Dan ini juga menyangkut hubungan manusia dengan
28
Allah SWT dan hubungan dengan manusia dengan sesamanya (hablun minallah dan hablun minan nas). Sebagaimana dijelaskan dalam sabda nabi sebagai berikut:
َش ْيئًب َوتُ ِقيْنَ الّصَلَبةَ َو ُتؤْدِيَ الزَكَبةَ الوَفْ ُروْضت َ ِالِبسْلَبمُ اَىْ تَ ْعبُدَ اهللَ وَلَب تُشْرِكَ بِه َّصوْمَ رَ َهضَبىَ َوتُحِّجَ الَبيْت ُ َو َت “Islam adalah engkau akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya akan sesuatu, mendirikan sholat, menuaikan zakat yang diwajibkan, berpuasa ramadhan, dan berhaji kebaitil haram”. (Muslim, 2000:11).
3) Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara , berhubungan baik secara vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horizontal
dengan
sesama manusia dan seluruh makhluk Allah SWT. Dimana akhlaq ini meliputi akhlaq kepada Allah, kepada manusia, dan kepada alam. (Anshari. 1993 :146). Seperti dalam sabda rasulullah:
ِِإًَوَب بُ ِعثْتُ لُِبتَوِنَ هَكَبرِمَ الْأَخْلَبق “Sesungguhnya aku (muhammad) diutus hanyalah menyempurnakan akhlak yang baik” (Hanbal, 2000 : 16).
untuk
Materi yang baik, sering dan searah dengan kondisi sasaran atau obyek dakwah dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh mad’u, yang pada akhirnya maksud dan tujuan dilaksanakannya dakwah bukan mustahil akan terealisasi. d. Media Dakwah Media dakwah berasal dari asal katanya (etimologi), berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Median”, yang berarti alat perantara”.
29
Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut (Syukir, 1983:163). Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu (dakwah). Dengan demikian, media dakwah adalah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan urat nadi dalam dakwah,yang dapat digolongkan menjadi lisan, tulisan, lukisan, audio-visual,dan perbuatan atau akhlak (Abdullah , 1987 : 59). Hamzah ya’qub (1981: 47-48) membagi golongan media dakwah yaitu: 1)
Media lisan Yang termasuk bentuk ini adalah pidato, khutbah, ceramah, seminar, musyawarah, diskusi, nasehat, pidato radio, ramah-tamah dan lain-lain , yang kesemuanya dilakukan melalui lisan atau lidah.
2)
Media tulisan Media tulisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan melalui perantaraan
tulisan
seperti:
buku-buku,
majalah,
surat
kabar,pengumuman dan sebagainya. Da’i yang pintar dalam bidang ini terus menguasai jurnalistik yakni ketrampilan mengarang dan menulis. 3)
Melalui lukisan Melalui lukisan adalah gambar-gambar hasil seni lukis, Foto, Film cerita dan lain-lain. Bentuk ini digunakan untuk ajaran Islam
30
kepada orang lain. Contoh, komik bergambar yang selama ini banyak disenangi anak-anak. 4)
Media Audio-Visual Media audio-visual adalah dakwah melalui peralatan yang dipakai untuk menyampiakan pesan dakwah yang dapat dinikmati dengan melihat seperti televisi, radio (wayang, ketoprak, sandiwara dan sebagainya). Dalam penggunaan bentuk-bentuk media dakwah menurut bentuk penyampaiannya tersebut diatas merupakan penghubung dengan kondisi umat bersangkutan dan kondisi mubalig itu sendiri, dalam segi tenaga, daya pikir, waktu, biaya dan sebagainya. Jadi media dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan oleh da’I kepada mad’u untuk menyampaikan tujuan yang telah ditentukan.
e. Metode Dakwah Medode dalam bahasa yunani “me tho dhus” berarti cara atau jalan. Metode merupakan sesuatu cara yang biasa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai da’I untuk menyampaikan materi dakwah Islam kepada mad’u (Aziz, 2004 : 122). Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyyah, seorang da’I sebagai subyek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan
31
percakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah, penyampaian dakwah dapat mengena sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u (obyek) dengan mudah karena penggunaan metode yang tepat sasaran. Dengan menguasai metode dakwah, maka pesan-pesan dakwah yang disampaikan da’i kepada mad’u sebagai penerima atau obyek dakwah akan mudah dicerna dan diterima baik. Sumber metode dakwah terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk “(Depag RI, 1993 : 421).
Dalam ayat tersebut diatas, metode dakwah ada tiga pokok yaitu: 1) Bi Al-hikmah yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. 2) Mau’idah khasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihatnasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih
32
sayang, sehigga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. 3) Mujadalah Billati hiya ahsan yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah (Munir, 2006: 34). Menurut Syukir (1983: 104-106), ada delapan metode dakwah yang dapat dipakai yaitu: 1) Metode Ceramah. Metode ini merupakan suatu teknik yang banyak diwarnai oleh ciri atau karakteristik bicara seorang da’I pada suatu usaha dakwah. 2) Metode Tanya jawab. Metode penyampaian meteri dakwah dengan cara mendorong obyek dakwah untuk menyatakan suatu masalah yang dirasakan belum dimengerti dan da’i berfungsi sebagai penjawab. 3) Metode debat. Debat adalah bertukar argumentasi dengan cara yang baik. Metode ini untuk menjelaskan kebenaran Islam bagi sasaran dakwah yang membantah. 4) Percakapan antara pribadi. Bertujuan menggunakan kesempatan yang baik dalam percakapan bebas antar da’I dan pribadi Individu yang menjadikan sasaran dakwah. 5) Metode demonstrasi. Berdakwah memperhatikan contoh : baik berupa benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya.
33
6) Metode Dakwah Rosul. Rosulullah menggunakan berbagai metode, sembunyi-sembunyi, terang-terangan, politik pemerintah, surat menyurat. 7) Metode pendidikan dan pengajaran. Yaitu dengan cara pembinaan dengan pengembangan. 8) Metode silaturahmi. Metode ini digunakan oleh para juru dakwah, yaitu dengan dua cara: atas undangan tuan rumah dan atas Insiatif pribadi da’i sendiri. Metode dakwah sebagaimana tersebut di atas harus disesuaikan kemampuan yang ada pada diri da’i dan harus disesuaikan dengan kebutuhan obyek dakwahnya. 2.2. Tinjauan Umum Tentang Radio 2.2.1. Pengertian Radio Dalam kamus bahasa Indonesia populer radio adalah siaran suara atau bunyi melalui udara (Sofyan Triat Mojo,edisi terbaru 343). Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (Mass Communication), karena sifatnya bersifat umum, ditujukan kepada orang banyak, dan menimbulkan keserempakan (Romli,2009 : 18). Media radio siaran termasuk pada media elektronik yang sifatnya khas sebagai audio (didengar). Karena itu, ketika khalayak menerima pesan-pesan dari pesawat radio siaran, khalayak berada dalam tatanan mental yang pasif dan bergantung pada jelas tidaknya. Kata-kata yang diucapkan oleh penyiar (Ardianto, 2004 :40)
34
Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” atau the fifth estate setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative ( parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik dan efek suara (Romli, 2009 : 17). Komunikasi massa media radio adalah sebuah proses momunikasi antara komunikator dengan komunitas (massa) malalui sebuah sarana yaitu radio. Dalam komunikasi massa media tersebut lembaga penyelenggaraan komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Penyampaian pesan-pesan dalam komunikasi massa tersebut hanya dapat didengar secara selintas. 2.2.2. Fungsi Radio Setiap siaran pada dasarnya memiliki fungsi tertentu yang menyebabkan Informasi memiliki makna bagi khalayaknya. Radio harus menyatukan dengan situasi aktual disekitar radio itu berada, tidak mebawa kultur lain yang menyebabkan dislokasi sosial atau elitisme. Secara skematis peran sosial radio sebagai institusi dituang publik sebagai berikut: a) Sosialisasi 1. Menyebarkan informasi dan hiburan yang membuat optimisme serta menjalin interaksi dialogis antar pendengar.
35
2. Menjalin komunikasi untuk saling berkarya, mengubah berbagai persepsi dan kecurigaan yang tidak perlu. b) Aktualisasi 1. Menyegarkan memori pendengar terhadap peristiwa aktual dan momentum yang penting dengan kehidupan. 2. Mengagendakan masalah-masalah sosial agar menjadi isu dan keprihatinan bersama ketimbang masalah personal. c) Advokasi 1. Mendesak makin terbukanya kebijakan politik-ekonomi bagi partisipasi seluruh lapisan pendengarnya. 2. Mediasi antar berbagai pihak yang sedang berkonflik sehingga muncul solusi damai dan saling menguntungkan. (Masduki, 2004 : 10 – 11) 2.2.3. Tujuan Radio Tujuan penyiaran di radio siaran secara tradisional untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan dorongan diri (provide self change) dan memberikan sensasi (giving sensation). (Masduki, 2004 : 26) Dari beberapa tujuan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform) Bagi pemerintah di Negara-negara berkembang, radio masih dianggap sebagai media komunikasi yang vital. Radio dipandang
36
mampu menyebarkan informasi pembangunan kepada masyarakat seara cepat, murah dan luas jangkauannya. Hambatan teknis radio relatif kurang berarti dan pendengar radio tidak terlalu dituntut untuk mempunyai tingkat pendidikan tinggi (Chus Meru : 2001 : 91) 2.
Memberikan pendidikan (to educate) Oemar Hamalik mengemukakan : “radio is powerfull education tool, teacher can use it efectifely at all education levels an in nearly all phase education” pendapat tersebut menunjukkan bahwa radio merupakan suatu pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan fase pendidikan. (Asnawir, 2002 : 83)
3.
Memberikan hiburan (to entertain) Salah satu program siaran di radio adalah hiburan yang berupa kesenian, musik, sandiwara dan lain sebaginya, dengan tujuan untuk memberikan hiburan bagi pendengarnya.
4.
Memberikan dorongan diri (provide self change) Radio dalam menyajikan acara yang sifatnya religius bisa memberikan dorongan seseorang untuk mengambil keputusan guna memperbaiki posisinya/dirinya dalam kehidupan.
5.
Memberikan sensasi (giving sensation).
37
Radio juga bertujuan memberikan sensasi, artinya pendengar bisa terpuaskan oleh acara yang disiarkan di radio (kepuasan psikologis). 2.2.4. Radio Sebagai Media Dakwah Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan Ilmu dan teknologi, tidak terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana yang menghubungkan suatu masyarakat dengan masyarakat di bumi lain. Kecanggihan teknologi komunikasi ikut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer Ilmu pengetahuan. Dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. (Ghazali, 1997 : 33) Radio merupakan media informasi yang fleksibel, oleh sebab itu alangkah bermanfat jika radio penuh dengan siaran-siaran yang mengajak kepada pemirsa untuk menjalankan kebaikan serta meninggalkan keburukan (amar ma’ruf nahi munkar). Para aktifis dalam Islam merasa tergugah untuk menggunakan media auditif itu sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Dengan memanfaatkan radio ini diharapkan, seluruh pesan-pesan dakwah dapat mencapai sasaran (tujuan) dengan optimal.
38
Dakwah melalui radio akan sangat efektif dan efesien, di samping radio dapat dipancarkan ke berbagai penjuru yang jauh jaraknya, sekalipun, juga radio hampir dimiliki oleh setiap keluarga praktislah jika dakwah dilakukan melalui siaran radio berarti dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan juga dapat ditangkap oleh komunikan yang meluas. Efektifitas dan efesiensi ini juga akan lebih terdukung jika da’I mampu memodofikasi dakwah dalam metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran. Program acara lewat radio memang diprogram secara khusus untuk acara dakwah. Program tersebut dapat menggunakan acara drama, lagulagu Islami, berita-berita yang dimasuki pesan-pesan dakwah. Jadi sebetulnya tiap acara radio dapat digunakan sebagai media dakwah selama itu dapat memasukan pesan-pesan dakwah sehingga apa yang disuguhkan lewat acara radio selalu diwarnai oleh nilai-nilai Islam. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa radio merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan dakwah Islamiyah. Berbagai cara dikembangkan dalam pengembangan dakwah Islam, salah satunya dengan menggunakan media radio. 2.2.5. Program Siaran Dakwah di Radio Salah satu dari media dakwah yang hingga kini dan masa yang akan datang masih terus dikembangkan adalah media elektronik yaitu radio. Radio tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa
39
(channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah, atau televisi. Ciri khas utama radio adalah AUDITIF, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. (Romli, 2004 : 19). Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan radio yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur baru yang dibawa oleh radio dengan sendirinya mulai bertumbuh pula di masyarakat. Tidak mengherankan radio memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program siaran dapat menyesuaikan dengan karakter radio dan masyarakat pada umumnya. Bagi media radio program siaran memiliki peran penting bagi kemajuan radio tersebut. Karena program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Jika program yang ditayangkan radio tidak sesuai, maka sikap mereka tidak sekedar memindah channel atau gelombang ke stasiun lain, tetapi akan bersifat antipati terhadap yang dinilai mengecewakan. Sebagai contoh, dominasi menu hiburan yang muncul di radio yang menimbulkan kebosanan jika tidak mampu menyuguhkan fariasi program. Dan salah satu untuk pertimbangan untuk memefariasikan program radio adalah sikap memberdayakan pendengar dengan
memberikan mereka suguhan
informasi yang bersifat aktual dan yang dapat mencerdaskan intelektual pendengarnya. (Masduki, 2004: 3). Karena itu bagi seorang produser profesional setiap gagasan yang muncul kemudian dikembangkan materi produksi dan tercipta suatu sajian yang bernilai serta memiliki makna. Jadi
40
yang dimaksud dengan program siaran adalah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur yang secara teknis memenuhi persyaratan siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. Setiap program radio memiliki sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan program siaran yaitu: 1) Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program siaran. 2) Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program siaran. 3) Sasaran program siaran. 4) Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program siaran. 5) Karakter institusi dan manajemen sumber program siaran untuk mencapai usaha yang optimum. Banyaknya program siaran yang ditayangkan oleh radio tentunya dibutuhkan kreatifitas seorang programmer dalam mengelola suatu acara, karena sikap kreatif menjadi faktor yang paling penting dalam mengemas program siaran radio. Betapapun hebat bahan acuan yang tersedia dengan materi yang ada, jika tidak ditindaklanjuti dengan sikap kreatif tetap saja tidak akan tercipta sesuatu. Seperti halnya dengan program yang sengaja diciptakan untuk misi dakwah, tentunya ini pun dibutuhkan kreatifitas yang maksimal agar pesan dakwah yang disampaikan lewat program siaran radio dapat dengan mudah diterima oleh pendengar. Karena kalau
41
misalkan siaran dakwah hanya bersifat ceramah saja tentu akan terlihat monoton dan membosankan. Sebagai industri yang dinamis penciptaan jenis program siaran baru harus terus dilakukan, agar program siaran yang disajikan bervariasi dan pendengar tidak jenuh dengan suguhan yang ada di radio, walaupun ini program siaran dakwah sekalipun. Dengan begitu pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh radio akan dengan mudah masuk ditengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang programmer dalam menciptakan siaran dakwah, misalnya dengan metode infiltrasi yaitu menyisipkan nilai-nilai dakwah dalam program siaran radio tanpa harus memproduksi acara dengan format dakwah yang dikenal masyarakat selama ini. Tidak hanya ceramah nilai-nilai dakwah masuk sebagai pesan untuk pendengar, tapi dalam dunia hiburan (musik) pun dapat di sisipi dengan nilai-nilai dakwah. Saat ini dakwah bukan lagi merupakan acara yang kaku dan penuh uraian yang dogmatis kaidah agama, tetapi sudah mengarah keberbagai topik masalah kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari ajaran agama.
BAB III PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106.2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO
3.1. Sekilas Tentang Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Indonesia Jawa Timur Penyiaran agama Islam pada umumnya mengalami hambatan dan kesulitan. Demikian halnya di desa Ngabar yang keadaannya masih sangat mundur, baik dibidang ekonomi, pendidikan maupun sosial budaya, terutama dibidang pengamalan agama Islam. Kebiasaan minum arak, candu, dan berjudi merajalela di tengah masyarakat. Pengajaran agama Islam saat itu mengalami tantangan keras dari masyarakat Ngabar yang terbiasa dengan perbuatan maksiat seperti judi dan minuman keras. KH. Mohammad Thoyyib yang merupakan salah satu penduduk Desa Ngabar berusaha mencari cara mengubah perilaku semacam itu. Untuk menghindari benturan sosial, Kyai Thoyyib memilih
lewat
jalur
pendidikan.
Untuk
mewujudkan
cita-citanya,
dimasukkanlah putra-putranya ke Pondok Pesantren Salafiyah yang berada di Ponorogo, seperti Pesantren Joresan dan Pesantren Tegalsari. Kemudian
untuk
penyempurnaan
pembinaan
kader-kader
ini
dimasukkannya putra-putranya ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Diajak pula kawan seperjuangannya untuk turut serta mengkaderkan putranya ke pesantren-pesantren tersebut. Sebagai rintisan, didirikan Lembaga pendidikan Islam pertama berupa Madrasah Diniyyah Bustanul Ulum Al-Islamiyah (BUI)
42
43
pada tahun 1946. Awalnya, madrasah ini masuk sore lalu berubah pagi. Nama pun diganti menjadi Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Huda Al-Islamiyah pada tahun 1958. Untuk menampung lulusan sekolah ini, pada tahun 1958 dibuka Madrasah Tingkat Lanjutan Tsanawiyah lil Mu„allimin. Kemudian berganti menjadi Manahiju Tarbiyatil Mu„allimin/Mu„allimat Al-Islamiyah pada tahun 1972. Pada tahun 1980 berubah lagi menjadi Tarbiyatul Mu„allimin dan Tarbiyatul Mu„allimat al-Islamiyah. Sebelum tahun 1961, seluruh siswa yang nyantri berasal dari daerah sekitar Ngabar, baru pada tahun 1961 datanglah sembilan orang santri yang berasalkan dari daerah di luar Ponorogo yang dengan sendirinya memerlukan tempat tinggal. Kedatangan mereka membuka lembaran baru dengan didirikanya secara resmi Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar 4 April 1961. Pemilihan Walisongo sebagai nama pondok ini bukan tanpa alasan. Para wali dianggap berjasa besar dalam penyebaran agama Islam khusus di pulau Jawa. Perjuangan para wali ini sangat berkesan di hati pendiri Pondok Ngabar hingga memberi nama Wali Songo. Nama itu juga didorong dua hal. Pertama, keinginan mengingat jasa-jasa para wali dalam bidang dakwah Islam di Indonesia. Kedua, keinginan mewarisi sekaligus meneruskan semangat dan usaha para wali dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam. Selain itu, santri pertama yang datang ke Pesantren ini ada sembilan orang dari berbagai daerah. (Sumber : Dokumen Warta Tahunan Pondok Pesantren Wali Songo).
44
3.2. Gambaran Umum Tentang Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Dalam mengkaji sebuah obyek, akan lebih baik apabila kita mengetahui bagaimana eksistensi dasar obyek tersebut. Dari sinilah diperlukan data-data awal yang memberikan informasi pokok tentang obyek tersebut. Berikut ini merupakan data-data umum dari radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Pondok Pesantren Kabupaten Ponorogo sebagai perkenalan awal. Data media ini dibagi dalam beberapa kategori yaitu data media, data tehnik, format siaran, sasaran audiens. a.
Data media Data media, merupakan data umum radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari badan penyelenggara yaitu Yayasan Pemeliharaan dan Pengembangan Wakaf Pondok Pesantren Wali Songo, nama station yaitu Ngabar FM Radio dengan frekuensi 106,2 MHz. Data ini memberikan informasi tentang alamat radio Ngabar FM yakni Jl. Kampus
Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo
Indonesia Jawa Timur dengan Kode Pos 63471 serta dengan no telephon yang dapat di hubungi. Ada dua klasifikasi nomor telephon di radio ini yaitu (0852)33634500 untuk Studio dan (0352)311206 untuk Kantor. b.
Data tehnik 1)
Mixer sound craft EPM 8 channel
2)
Compreso/ limiter/ gate DBX 166 XL series
45
3)
Equalizer DBX 231 series
4)
Mic Samsons
5)
Hp Motorola C 60‟
6)
Komputer MB ASUS PS PEUM 1GB ram, procesor intel dual core, HD 250 GB
7)
Monitor Samsung LCD 16‟
8)
Pemancar air Comm 15 Watt PPL digital LCD
9)
Booster Ombro 150 Watt TR 2782
10) Kabel Heliax 7/8 11) Antena hazler 12) Tower Triangle 40 meter. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). c.
Data siaran (format)
Format Acara
Komposisi lagu / music komposition
Jam siaran / on- off air
: Keagamaan
50 %
Pendidikan
30 %
Informasi
20 %
: Lagu Islami
50 %
Lagu pop
30 %
Lagu daerah
10 %
Lain-lain
10 % 1
05-30-24.00 (18 2 jam)
46
d.
Target Pendengar (target audience)
Sasaran audiens Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo secara umum adalah golongan menengah, dengan estimasi pendengar sebagai berikut : (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). Usia / age
Jenis kelamin / gender
Status Pendengar
12-19 tahun
50 %
20-29 tahun
30 %
30-45 tahun
20 %
50 tahun ke atas
10 %
Pria
45 %
Wanita
50 %
Pelajar Mahasiswa Ibu rumah tangga
Status ekonomi sosial
Karier
30 %
Swasta
60 %
Rumah tangga
10%
3.2.1. Sejarah Berdirinya Di era modernisasi seperti saat ini, setiap individu atau kelompok tidak dapat mengelak untuk tidak menghadapi berbagai bentuk perubahan sesuai tuntutan zaman. Mau tidak mau setiap individu harus mengubah apa yang menjadi prinsip selama ini jika tidak ingin tertinggal oleh mereka yang bergerak berubah seiring prubahan waktu. Perubahan yang terjadi
47
bukan hanya terjadi pada setiap individu melainkan sudah merambah pada institusi pendidikan Pesantren yang selama ini dikenal dengan aroma tradisionalnya yang kental dimana seorang Kyai menjadi public figure. Salah satu institusi Pesantren yang tidak ingin tertinggal adalah Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa Timur. Sebuah Pesantren ini berusaha mengimbangi perkembangan zaman meski tetap memegang kuat nilai-nilai Pesantren yang selama ini menjadi ciri khas dibanding dengan pendidikan formal lainnya. Selain berusaha mandiri dengan beberapa unit usaha yang ada, langkah yang diambil lembaga ini adalah dengan mendirikan sebuah radio yang diberi nama Ngabar FM 106,2 MHz yaitu merupakan radio komunitas yang diambil dari sebuah nama Pondok Pesantren itu sendiri demi menjaga eksistensi pesantren dihadapan publik. Selain menjadi rencana awal Pesantren, berdirinya Ngabar FM tidak lepas dari amanah Alumni 40. Saat itu pendirian Ngabar FM belum berjalan maksimal lantaran dana yang diperlukan belum mencukupi atau masih kurang. Akhirnya alumni yang saat itu hendak meninggalkan pondok menyumbangkan dana untuk melengkapi apa yang menjadi kekurangan dalam pendirian Ngabar FM. Setelah melewati beberapa proses yang panjang Ngabar FM dapat benar-benar mengudara dan launching pada 27 agustus 2001 yang saat itu sempat dihadiri beberapa artis ibu kota yang kebetulan sedang mengadakan konser religi menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
48
Ekspektasi awal pendirian Ngabar FM adalah selain menjaga dan terus berupaya mengumandangkan eksistensi Pesantren dihadapan publik, Ngabar FM dapat dijadikan sarana dakwah yang memang sebenarnya menjadi titik dasar pendirian Ngabar FM sebagai sarana amar ma‟ruf nahi munkar. Selain itu, dengan adanya Ngabar FM Pesantren mendapatkan multi keuntungan dari sisi finansial. Artinya walau tidak termasuk radio komersil yang mengedepankan keuntungan materi, Ngabar FM tidak menolak bagi siapa saja yang memasamg iklan. Akhirnya, hingga saat ini Ngabar FM menjadi radio dengan program dakwah terbanyak walau juga tidak mengesampingkan program hiburan lainnya yang sesuai dengan kapasitas masyarakat saat ini. Namun Ngabar FM tetap “menyaring”lagu-lagu yang reques apakah sesuai dengan institusi Pesantren atau justru sebaliknya. Sebagai contoh, ketika program Suling Bambu (Lagu-lagu dangdut) Ngabar FM tidak melayani mereka yang reques jenis musik dangdut ataupun koplo, bukan berarti pilih-pilih, tapi semua ini demi menjaga eksistensi dan nama baik lembaga Pesantren. (Sumber: Dokumen Radio Ngabar FM). 3.2.2. Tujuan Pendirian Radio Ngabar FM Yang menjadi tujuan utama pendirian Ngabar FM adalah bukan semata-mata mendapatkan keuntungan dari sisi finansial, akan tetapi turut membantu untuk menciptakan masyarakat yang agamis, masyarakat yang intelek melalui radio sebagai media dakwah. Dengan demikian tujuan kedua yakni menjaga eksistensi Pesantren dihadapan publik dapat
49
terwujud dengan sendirinya. Kalaupun dengan pendirian Ngabar FM Pesantren akan mendapatkan keuntungan dari sisi finansial dari pemasangan iklan hal ini bukan menjadi tujuan utama, akan tetapi sematamata bertujuan untuk membantu sesama yang mencerminkan kepedulian Pesantren kepada umat. Sehingga wajar jika Ngabar FM tidak pernah memasang tarif untuk satu iklan tertentu. artinya, mereka yang ingin memasang iklan mengalokasikan dananya. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). 3.2.3. Visi Dan Misi Adapun Visi dan Misi Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo Sebagai Berikut: Visi : Sebagai lembaga pendidikan Islam, media komunikasi melalui radio akan menjadi sarana untuk menyebarkan misi keislaman, kemasyarakatan, dan keilmuan. Misi : a. Mendidik
dan mengembangkan masyarakat mukmin muslim yang
berakhlakul karimah, berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berfikir bebas. b. Mempersiapkan masyarakat yang berkualitas dan bertaqwa kepada Allah SWT.
50
c. Mengjarkan Ilmu pengetahuan agama dan umum terhadap masyarakat luas melalui media radio. (Wawancara Dengan Wildan El Vanni Tanggal 4 Oktober 2011). 3.2.4. Struktur Organisasi Radio Ngabar FM Ponorogo secara resmi berdiri tahun 2001 dengan beberapa penyiar yang ditempatkan sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Maka dibentuklah sebuah struktur organisasi yang tetap. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). Struktur ini dibentuk untuk memudahkan dalam setiap pelaksanaan program-program yang telah direncanakan. Sehingga masing-masing personil dapat melaksanakan aktivitas dan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab:
51
Pelindung
Direktur utama
Direktur teknik
Direktur personalia
Bendahara
Sekretaris
Bag. Pelaksana
Bag. Teknik
Bag. Marketing
Bag. Berita dan
Bag. Reproduksi
penyiaran
Bag. Perlengkapan
reportase
52
Pengelola Radio Ngabar FM Ponorogo saat penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut: Pelindung
: Ust. KH. Heru Saiful Anwar. Ust. KH. Moh.Ihsan,M.Ag MA. Ust. KH.Moh.Tholhah, S.Ag.
Direktur utama
: Ust. Teguh Purnomo
Direktur teknik
: Ust. Erwin Budianto
Direktur personalia
: Ust. Deni Priya Wicaksono
Sekretaris
: Ust. Gunda Rojabi
Bendahara
: Ust. Mua‟vikin
Bag. Pelaksana penyiaran
: Ust. Wildan el Vanni
Bag. Teknik
: Ust. Alfin Nuraini
Bag. Marketing
: Ust. Andre M Nur
Bag. Perlengkapan
: Ust. Rosyid Hadianata
Bag. Berita dan reportase
: Ust. M. Syamsudin
Bag. Reproduksi
: Ust. Adi Setiawan
3.2.5. Program Siaran Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Manual acara harian Radio Ngabar FM berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh melalui wawancara dan dokumentasi di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, penulis memperoleh data acara harian yang disiarkan tiap harinya di radio Ngabar FM sebagai berikut: (Dokumen Pola Siaran Harian Radio Ngabar FM).
53
a. Program Harian PROGRAM HARIAN NGABAR FM PENANGGUNG NO WAKTU PROGRAM
KETERANGAN JAWAB
1.
SNADA Pendidikan 05.30 -
(Senandung
Ust. Adi
07.00
Nasyid dan
Setiawan
bahasa dan semangat pagi Da‟wah) 2.
Breakfast
Tips dan
07.00 -
(Pop
Ust. Gunda
pengetahuan
08.30
Indonesia
Rojabi
umum
dan Manca) 3.
Suling 08.00 -
Bambu
Ust. M.
Informasi dan
10.00
(Musik
Syamsudin
tanya jawab
Dangdut) 4.
10.00 -
Program
Ust. Alfin
Keterangan
11.30
Jendela Hati
Nuraini
dibawah
5.
Rehat Siang Instrument, lagu 11.30 -
(Adzan,Lag
Ust. Teguh
13.00
u Islami dan
Purnomo
lama dan lagu Islami Instrument) 6.
13.00 -
Gula Jawa
Ust. Erwin
Sebagai alat
54
14.30
(Campursari
Budianto
silaturahim
Dangdut dan Langgam) 7.
Istirahat Adzan, mutiara 14.30 -
(Adzan,
15.30
Lagu Islami
Ust. Mua‟vikin
qolbu, dan lagu pondok
dan Pondok) 8.
LAPTOP
Pendidikan dan
15.30 -
(Pop
Ust. Deni Priya
pop new entry
17.00
Indonesia
Wicaksono
dan musik 1 atau
Terbaru) 9.
2 tahun terakhir
Siraman Rohani Mutiara qolbu, (Lagu 17.00 -
Ust. Rosyid
siraman rohani
Hadianata
dan lagu Islami
Pondok, 18.30 Ceramah dan qosidah dan Lagu Religi) 10.
SNADA
Tanya jawab
18.30 -
(Senandung
Ust. Wildan El
tentang hukum
20.00
Nasyid dan
Vanni
Islam, kisah
Da‟wah)
tauladan dan
55
bahsul masail 11.
Diary
Lagu dibuat
20.00 -
Malam (Pop
Ust. Andre M.
tahun 2 tahun
22.00
Indonesia
Nur
terakhir sampai
lama) 12.
tahun 90an
D.L.K 22.00 -
(Deretan
23.30
Lagu
Curhat dan kisah Ust. Suwardi tauladan
Kenangan) 13. Muhasabah, 23.30 -
Clossing
24.00
Program
Ust. Dimas
hikayat udara dan penutup
14.
24.00 -
Ust. Wildan El Murottal
05.30
Vanni
b. Manual Acara Mingguan Jenis acara mingguan yang disiarkan setiap minggu sekali di Radio Ngabar FM sebagai berikut: (Dokumentasi Pola Siaran Mingguan Radio Ngabar FM).
56
PROGRAM SPESIAL MINGGUAN PENANGGUNG NO
JAM
PROGRAM
KETERANGAN JAWAB
1.
22.00 23.30
MP3 (Musik
Ust. Deni Priya
Musik campur-
Pilihan
Wicaksono
campur Hari
Permintaan
sabtu dan selasa
Pendengar 2.
22.00 -
Program
Ust. Mua‟vikin Hari jum‟at
special
23.30 3.
20.00
Ngabar FM
Ust. Andre M.
Hari kamis,
-
By Request
Nur
kritik, saran dan
23.30 4.
lagu campur
20.30
Pagelaran
Ust. Erwin
Hari Ahad
-
Wayang
Budianto
Malam
04.00
Kulit Semalam Suntuk
57
c. Manual Acara Program Jendela Hati. (Dokumentasi Pola Siaran Jendela Hati Radio Ngabar FM). PROGRAM JENDELA HATI PENANGGUNG NO HARI
PROGRAM
KETERANGAN JAWAB
1.
Lagu
Ust. Teguh
Silaturahim dan
Malaysia
Purnomo
bahsul masail
Sabtu
2.
Pendidikan, Pendidikan
kisah tauladan Ust. Rosyid
Ahad
dan Lagu
dan silaturahim Hadianata
Nasyid
dengan request lagu
3.
Dengan iringan Berita Non
Ust. Adi
Request
Setiawan
Senin
lagu pop pilihan non request
4.
Lagu
Ust. M.
Silaturahim dan
Malaysia
Syamsudin
bahsul masail
Selasa
5.
Dengan iringan Berita Non
Ust. Alfin
lagu malaysia
Request
Nuraini
pilihan non
Rabu
request 6.
Lagu
Ust. Deni Priya
Silaturahim dan
Nasyid
Wicaksono
bahsul masail
Kamis
58
7.
Cerita Islam, Lagu
Ust. Gunda
pendidikan,
Nasyid
Rojabi
silaturahim non
Jum‟at
request
1)
Sumber Materi Siaran Kentalnya aroma dakwah yang menjadi ikon Ngabar FM selalu tampak setiap programnya, hal ini karena sudah menjadi ketentuan manajemen bahwa setiap program diharuskan menyelipkan kata-kata dakwah sebagai upaya turut menciptakan masyarakat yang agamis dan intelek. Oleh karena itu sumber materi yang disampaikan pada pendengar bersumber dari buku-buku bernuansa Islami, media massa, internet, dan mutiara hikmah lainnya.
2)
Keunggulan Ada beberapa keunggulan yang menjadi pembeda Ngabar FM dengan radio yang lain yang ada di kawasan Ponorogo, keunggulan antara lain : a) Dalam
setiap
program
yang
dibawakan,
penyiar
menyelipkan mutiara hikmah yang disediakan serta menggunakan bahasa Inggris dan Arab disela-sela bahasa Indonesia.
59
b) Setiap pergantian program selalu diawali dengan Mars Pondok dan Mutiara Hikmah c) Menyapa pendengar dengan kata Sahabat Ngabar FM d) Memutarkan Adzan setiap kali memasuki waktu sholat e) Radio dengan program dakwah terbanyak. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). 3)
Standard Operating Procedures (SOP) SOP dalam radio adalah mekanisme pengudaraan siaran baik rekaman maupun live. Apabila seseorang yang terlibat dalam mekanisme dan siaran tersebut tidak mengikuti SOP yang ada, maka akan mengganggu kinerja selanjutnya terdapat dua jenis SOP, yaitu SOP penyiaran dan SOP pengudaraan. SOP penyiaran secara garis besar merupakan awalan yang harus diucapkan oleh penyiar setiap mengawali tugasnya. Gambaran SOP radio Ngabar FM adalah. a) Radio : NGABAR FM b) Frekuensi : 106,2 MHz (Seratus Enam Koma Dua Mega Hertz ) c) On Mic : 106,2 FM Ngabar Radio d) Slogan : Ngabar FM Memang The Best e) Pendengar : Sahabat Ngabar FM f) Musik : Lagu g) Iklan : Pariwara
60
h) Telephon : Pesawat Telephon i) No Telephone : 31/12/06 (Tiga Satu/ Satu Dua / Kosong enam) j) Alamat : Kampus Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Indonesia jawa timur k) Buka Siaran : Assalamualaikum Wr. Wb. l) Tutup Siaran : Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. 4)
Format program siaran dakwah Dalam sebuah proses siaran dakwah di radio, tentunya pengelola
radio
mempunyai
acuan
format
untuk
kelangsungan siaran dakwah format tersebut di antaranya adalah: a. Format dakwah dialog interaktif Format seperti ini disajikan dengan cara mendatangkan pembicara
yang
memberikan
materi
dakwah
dan
mengikutkan pendengar melalui telephone, sms untuk menanyakan suatu permasalahan yang dibahas kemudian seorang
da‟i
atau
penceramah
menjawabnya
dari
pertanyaan yang diajukan itu. b. Format dakwah monologis Format ini dikemas dalam bentuk ceramah oleh seorang da‟i yang mana didalam ceramahnya diambil dari sebuah
61
sumber yakni dari AL-Qur‟an dan hadits, dengan memberikan tema yang sesuai sentral keagamaan. c. Format dakwah musik Islam Yakni memutarkan lagu-lagu yang bernuansakan nafas Islami (Qasidah, nasyid atau lagu dan syair-syair yang berisi tentang keislaman). d. Format dakwah dalam bentuk motivasi. Yaitu mengemas acara khusus dengan cara menyisipkan atau memberikan “kata mutiara qolbu”. Ini mendapat nilai tambah dalam spiritual atau kerohanian jiwa, yang mengambil dari hadits, kisah tauladan para nabi. (http : // 192. 168. 0. 25i / digilib / gdl /php.? Mod : browse dan op : read dan id : & q : radio). 3.2.6. Isi Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo Sebagian besar materi dakwah adalah apa yang terdapat di dalam Al-qur‟an dan hadits. Materi dakwah di Radio Ngabar FM meliputi siaran mutiara qalbu, pemutaran musik religi, program gema adzan, siraman rohani. Di sini, penulis mengambil contoh materi dakwah “Siraman Rohani” yang ada pada siaran radio Ngabar FM berfungsi agar tujuan penelitian ini dapat terwujud. Dalam penelitian ini, yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Nopember tahun 2011. Berikut ini,
62
materi-materi dakwah yang disiarkan di Radio Ngabar FM dari tema Siraman Rohani oleh Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri antara lain: No
Materi
Kategori
1
Tanda-Tanda Kemunafikan
2
Jangan Remehkan Kesyirikan
3
Menghilangkan Sedih dan Cemas
Aqidah
dengan Memikirkan Ciptaan Allah 4
Ingat Mati
5
Perbandingan
antara
Mudharabah
dengan Riba 6
Zina, Akibat Buruk dan Bahayanya
7
Puasa Sunnah
8
Do‟a Memohon Segala Ampunan
9
Keyakinan dan Kesabaran
10
Manfaat
Syariah
Akhlaq
Menundukkan Pandangan
(ghodhul bashar)
a.
Tanda-Tanda Kemunafikan Kalau kita langsung melihat dalam Al-qur‟an secara sederhana yang disebut munafik adalah orang yang ketika menyatakan diri mereka beriman kepada Allah tetapi sesungguhnya mereka tidak beriman artinya mereka berbohong dalam keimananya. Apa yang ada dalam hatinya berbeda dengan yang diungkapkan. Alqur‟an menyebut dalam dalam QS. Al-baqarah : sejak ayat kedua, tentang orang yang muttaqin, yaitu tentang orang yang beriman. Kemudian ayat yang keenam tentang orang-orang kafir, tetapi bagi kita sendiri sebagai seorang muslim, tentu yang terpenting adalah panduan dari Allah SWT bagaimana caranya
63
menjadi orang-orang yang bertaqwa, sehingga kita bersungguhsungguh melaksanakan dan menepati sifat itu. Kemudian tentang orang-orang munafik. Bahwa selain orang beriman dan orang kafir (sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Albaqarah ini) ada segolongan orang yang memiliki cirri-ciri demikian : 1. Mereka mengatakan diri mereka beriman kepada Allah dan hari akhir (Muslim) padahal mereka sebenarnya tidak beriman. 2. Apabila dikatakan kepada mereka janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi mereka mengatakan, kami ini semata-mata hanya berbuat baik. 3. Apabila dikatakan kepada mereka berimanlah, sebagaimana orang-orang beriman. Mereka mengatakan apakah kami harus beriman sebagaimana berimannya orang-orang bodoh? Kemudian Allah memberi peringatan ingatlah sesungguhnya merekalah yang bodoh, tetapi mereka tidak mau memikirkannya. Bagaimana dengan penjelasan berdasarkan hadits Rasulullah SAW, apakah disebutkan juga tentang ciri-ciri munafik? Di dalam hadits Muttafaq „alaih. Rasulullah Saw bersabda: “Arba‟unman kunna fiihi kaana munaafiqan khaalishan. Wa man kaanat fiihi khashlatun minhunna kaanat fiihi khashlatun min nifaaqin hatta yada‟aHaa: Idzaa „tumina khaana, wa idzaa haddatsa kadzaba, wa idzaa „aahada ghadara, wa idzaa khashama fajara”: Ada empat perkara, siapa saja yang memilikinya, maka ia menjadi munafik dengan sempurna. Barangsiapa memiliki salah satunya, maka ia memiliki salah satu sifat kemunafikan hingga ia meninggalkannya. Yaitu apabila seseorang diberi amanat, ia khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji ia tidak menepati dan apabila berdebat ia curang. Kemudian dari Abi Hurairah ra, ia berkata: rasulullah Saw bersabda: Aaayatul munaafiqi tsalaatun: Idzaa haddatsa kadzaba: wa idzaa wa‟ada akhlafa, wa idzaa tumina khaana: Tanda- tanda munafik ada tiga, apabila bicara dusta, apabila berjanji tidak menepati, apabila diberi amanat khianat. (muttafaq„alaih) Bagaimana hukumnya orang munafik? Penghukuman terhadap orang-orang yang munafik, dalam hukum Islam, secara zhohir memang sangat sulit. Itulah sebabnya, mengapa ada orang-orang munafik yang sekaliber Abdullah bin Ubay bin Sahlul di masa Rasulullah SAW tetap bisa kemana- mana, bahkan bergaul dan menyertai orang-orang yang beriman. Ia juga sholat di masjid, ia juga bergaul dengan orang-orang yang beriman. Dalam hal ini Rasulullah SAW tidak melakukan tindakan apa-apa. Bahkan dalam sebuah peristiwa yang terjadi setelah Rasulullah dan para shahabatnya baru saja pulang dari peperangan menghadapi banu
64
mustaliq, saat itu terjadi pertikaian antara orang muhajirin dengan anshar dalam memperebutkan air. Abdullah bin Ubay mengeluarkan perkataan tentang kaum muhajirin, yang bersifat menghujam kaum muhajirin. Berita ini sampai kepada Umar bin Khaththab dan ia benar- benar marah sehingga sampai membuat pernyataan yang meminta agar Abdullah bin Ubay dibunuh saja. Tapi Rasulullah SAW menjawab: Umar, bagaimana kalau sampai menjadi pembicaraan orang, bahwa muhammad membunuh shahabat-shahabatnya sendiri. Kemudian Abdullah bin Ubay menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata demikian. Tetapi wahyu Allah mendustakannya. Ketika itu, anak Abdullah, yang bernama Abdullah, berkata: Rasulullah, saya mendengar anda menginginkan Abdullah bin Ubay dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada saya, akan saya bawakan kepalanya kepada anda. Orang-orang khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir anda akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri membiarkan orang yang membunuh ayah saya bebas berkeliaran. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya membunuh orang yang beriman yang membunuh orang kafir dan saya akan masuk neraka. Rasulullah SAW menjawab:” Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita.”Sejak itu penduduk Madinah melihat kepada Abdullah bin Ubay dengan penuh curiga dan tidak lagi menghargainya. Sebegitu jahatnya Abdullah bin mendoakannya. Jadi memang terhadap orang- orang munafik ini kita tidak dapat berbuat apa-apa selain waspada dan berhati-hati. Namun Allah SWT telah mengancam orang-orang ini dengan neraka jahannam, dengan adzab yang kekal di dalamnya. Sehingga yang juga penting dari kita adalah, menghindari sejauh-jauhnya sifat-sifat orang munafik ini. Bagaimana caranya agar kita terhindar dari sifat munafik? Menjadi orang bertaqwa dan menghindari sifat-sifat munafik. Menjadi orang bertaqwa adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan apa-apa yang datang dari Allah, berupa al Qur‟an dan Hadits. Senantiasa memurnikan keimanan kita dengan terus menerus mempelajari Islam, yang bersumber dari al Qur‟an, Hadits, ijma Sahabat dan Qiyas. Semakin dalam belajar, akan semakin jelas kita dalam memahami dan ini akan semakin menjernihkan keimanan kita. Kemudian yang juga penting adalah menghindari sifat-sifat orang munafik. Yang paling jelas adalah berbohong/ berdusta. Kita harus selalu berhati-hati dalam perkataan sehingga tidak terkategori pendusta. Kemudian tidak berkhianat terhadap
65
b.
amanah, tepat janji dan tidak curang. Semoga Allah SWT menolong kita untuk menjauh dari sifat-sifat munafik ini. Jangan Remehkan Kesyirikan Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid dan mengamalkannya. Pengetahuan tentang syirik pun mutlak diperlukan agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya. Sayangnya, banyak orang tidak memahami hakikat kesyirikan dan betapa dahsyat bahayanya sehingga mereka pun meremehkannya. Padahal semakin kuat tauhid seseorang, seharusnya dia semakin takut akan syirik dan khawatir menjadi pelakunya. Sebaliknya seseorang yang tidak memahami hakikat tauhid akan meremehkannya sehingga tidak ada sedikipun rasa takut di hatinya. Semoga penjelasan ringkas ini, menggugah kesadaran kita agar tidak lagi meremehkan dosa yang sangat besar ini. Dahsyatnya Bahaya Syirik Cukuplah ayat berikut menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah Ta‟ala berfirman : ُعظِيًَا إَُِّ اهللَ الَيَغْفِسُ أَُ يُشْ َسكَ تِِٔ َٗيَغْفِس َ إِثًَْاَٙفَقَدِ افْتَس ِ ٍَادَُُٗ ذَِىلَ ىََِِ يَشَآءُ ٍََِٗ يُشْ ِسكْ تِا هلل “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisaa‟:48). Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar. Dalam ayat lain Allah Ta‟ala menjelaskan bahwa pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal surga adalah tujuan akhir seorang Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar. Dalam ayat lain Allah Ta‟ala menjelaskan bahwa pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal surga adalah tujuan akhir seorang hamba. Allah Ta‟ala berfirman, ٍَََٗؤَْٗآُ اىَّْازُ ٍََٗاىِيظَّاىَِِيَِ ٍِِْ أَّصَازٍ إَُِّٔ ٍَِ يُشْ ِسكْ تِاهللِ فَقَدْ حَسًََّ اهللُ عَيَئِْ اىْجََّْة
66
sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah:72) Dari Ibnu Mas‟ud radliyallah „anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: ٍََِْ ٍَاتَ ََْٕٗ٘ يَدْعُ٘ ٍِِْ دُُِٗ اىئَِّ ِّدًّا دَخَوَ اىَّْاز “Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah selain Allah, pasti ia masuk ke dalam neraka.“. Sungguh, benar-benar mengerikan bahaya kesyirikan. Na‟udzu billahi min dzaalik. Seluruh Rasul Mengingatkan Bahaya Syirik Setiap Rasul yang diutus oleh Allah Ta‟ala pasti menyeru tentang bahaya syirik. Mereka semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta‟ala : ََٗىَقَدْ تَعَثَْْا فِي مُوِّ أٍََّةٍ زَّسُ٘الً أَُِ اعْثُدُٗا اهللَ َٗاجْتَِْثُ٘ا اىطَّاغُ٘ت “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl:36). Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang untuk menujukan ibadah kepada selain-Nya. Allah Ta‟ala tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah semata). Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai penutup para Rasul, Muhammad shalallahu „alaihi wa salaam, semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah perintahkan : ٍََُُِٗٗآأَزْسَيَْْا ٍِِ قَثِْيلَ ٍِِ زَّسُ٘هٍ إِالَُّّ٘حِي إِىَئِْ أََُّٔ آل إِىََٔ إِآل أََّا فَاعْثُد “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya‟:25). Jelaslah bahwa kesyirikan adalah dosa yang sangat besar sehingga seluruh Rasul diperintahkan untuk memperingatkan umatnya dari dosa ini. Rasulullah shalallahu „alaihi wa salam
67
Berlindung dari Kesyirikan Rasulullah shalallahu „alaihi wa salam mengajari kita untuk berlindung dari kesyirikan. Beliau berdoa: أَُْ أُشْ ِسكَ تِل َٗأََّا أَعْيٌَُ َٗأَسْتَغْفِسُك ىََِا ىَا أَعْيٌَُ اىيٌََُّّٖ إِّّي أَعُ٘ذُ تِل “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui. Bagaimana mungkin kita tidak takut terjerumus syirik padahal Nabi shalallahu „alaihi wa salaam saja takut terhadap masalah ini? Nabi Ibrahim „alaihis salam Khawatir Terjerumus Syirik Nabi Ibrahim „alaihis salam mempunyai kedudukan yang mulia. Allah Ta‟ala berfirman tentang beliau, َِإَُِّ إِتْسَإِيٌَ مَاَُ أٍَُّةً قَاِّتًا ىِئَِّ حَِْيفًا َٗىٌَْ َيلُ ٍَِِ اىَُْشْسِمِي “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif . Dan sekalikali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) ” (QS. An Nahl:120) Allah menyifati beliau dengan sifat-sifat mulia yaitu : - Beliau adalah imam, yakni teladan dalam kebaikan - Beliau adalah orang yang selalu taat, senantiasa melakukan amal ketaatan dan ikhlas dalam beramal - Beliau adalah seorang yang hanif, yakni yang senantiasa menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya - Beliau tidak termasuk golongan orang-orang musyrik, yakni berlepas diri dari orang-orang musyrik dan agama mereka Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ibrahim „alaihis salaam adalah wujud dari kebersihan tauhidnya. Namun di sisi lain, beliau masih berdo‟a kepada Allah, ًََٗإِذْ قَاهَ إِتْسَإِيٌُ زَبِّ اجْعَوْ َٕرَا اىْثَيَدَ ءَاًٍِْا َٗاجُْْثِْْي َٗتَِْيَّ أَُ َّعْثُدَ اْألَصَْْا “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
68
berhala-berhala.” (Ibrahim:35). Lihatlah, kedudukan beliau yang mulia dan kebersihan tauhid yang beliau miliki tidak menjadikan beliau merasa aman dari kesyirikan. Bahkan beliau masih berlindung kepada Allah dari bentuk kesyirikan yang paling zhohir (paling nampak), yaitu menyembah berhala. Padahal kita ketahui bersama bahwa Ibrahim-lah yang menghancurkan berhala-berhala kaumnya. Allah Ta‟ala menjelaskan alasan yang mendasari ketakutan Ibrahim terhadap syirik dalam firman-Nya, زَبِّ إََُِِّّٖ أَضْيَيَِْ مَثِيسًا ٍَِِّ اىَّْاس “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia ”(QS. Ibrahim:36). Jika seseorang mengetahui bahwa banyak di antara manusia terjerumus ke dalam syirik akbar dan mereka tersesat menjadi penyembah berhala, tentunya wajib bagi dia untuk takut terjerumus dalam kesyirikan yang telah menyesatkan banyak orang. Oleh karena itu Ibrahim at Taimi mengatakan, “Siapakah yang merasa aman dari tertimpa musibah kesyirikan setelah Ibrahim „alaihis salaam?!”(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim). Tidak ada yang merasa aman terjerumus dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh dalam memahami tauhid dan tidak mengerti larangan dari berbuat syirik. Lihatlah diri kita. Siapakah kita? Seberapakah keilmuan kita tentang tauhid? Namun kita seolah-olah sudah merasa aman dari bahaya syirik. Kesyirikan Dikhawatirkan Menimpa Para Sahabat rodhiyallahu „anhum Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Keteguhan iman mereka sudah teruji, pengorbanan mereka terhadap Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, Nabi shalallahu „alaihi wa salaam masih mengkhawatirkan kesyirikan menimpa mereka. Beliau bersabda. ُ قَاىُ٘ا ٍََٗا اىشِّ ْسكُ األَصْغَسُ يَا زَسُ٘هَ اىئَِّ قَاهَ « اىسِّيَاء.» ُإَُِّ أَخَْ٘فَ ٍَا أَخَافُ عَيَيْنٌُُ اىشِّ ْسكُ األَصْغَس “Sesuatu yang aku khawatrikan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar.” Lalu para sahabat menanyakan pada beliau, “Apa yang dimaksud syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Contohnya) adalah riya‟. ” Dalam hadist di atas terdapat pelajaran tentang takut kapada syirik. Nabi shalallahu „alaihi wa sallam khawatir kesyirikan menimpa sahabat muhajirin dan anshor, sementara mereka adalah sebaik-baik umat. Maka bagaimana terhadap umat selain mereka? Jika yang beliau khawatirkan menimpa mereka adalah
69
syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam, bagaimana lagi dengan syirik akbar? Wal „iyadzu billah !! Bukti Rasa Takut yang Benar Setiap orang yang bersih tauhidnya pasti memiliki rasa takut terhadap syirik. Oleh karena itu, orang yang paling bersih tauhidnya yakni Nabi kita Muhammad shalallahu „alaihi wa sallam memperbanyak doa agar dijauhkan dari syirik. Demikian juga Ibrahim „alaihis salaam berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan dan menyembah berhala. Sedikit sekali orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap kesyirikan akan sempurna tauhidnya, bahkan hal ini tidak mungkin terjadi. Setiap orang yang berusaha membersihkan tauhidnya, dia akan senantiasa bersemangat dalam bertauhid dan takut terjerumus syirik. Jika sudah muncul rasa takut terhadap syirik, rasa takut dalam hatinya tersebut akan menjadikan seorang hamba bersemangat. Rasa takutnya akan menimbulkan bebrapa faedah : - Dia akan terus mempelajari kesyirikan dan macam-macamnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya - Akan senatiasa mempelajari tauhid dan macam-macamnya sehingga muncul dalam hatinya rasa takut terhdap syirik - Seseorang yang takut terhadap syirik, hatinya senantiasa istiqomah di atas jalan ketaatan dan mengharap wajah Allah Ta‟ala - Jika melakuakan suatu dosa atau kesalahan akan segera memohon ampun kepada Allah, karena butuhnya dia terhadap ampunan dosa. Lihatlah Fenomena di Sekitar Kita Pembaca yang dirahmati Allah, fenomena kesyirikan merebak di sekitar kita. Dari kesyirikan yang tersembunyi sampai bentuk yang paling dhohir, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Di kota hingga pelosok desa marak dengan kegiatan syirik. Kesyirikan di zaman ini tidak mengenal waktu, baik siang maupun malam, baik dalam kondisi susah maupun senang. Media yang beredar juga tak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan. Bahkan para cendekiawan muslim yang dianggap tokoh agama pun ikut andil dalam mendakwahkan kesyirikan. Wahai saudaraku, hati ini sangat lemah. Sungguh, dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat menjauhinya. Usaha doa pun harus senatiasa kita lakukan. Semoga Allah Ta‟ala meneguhkan kita di atas jalan tauhid sampai ajal menjemput kita, sebagaimana Allah firmankan,
70
89{ ٌٍ اهللَ تِقَيْةٍ سَيِيَٚ} إِالَّ ٍَِْ أَت88{َُُْ٘يًََْ٘ الَيَْفَعُ ٍَاهٌ َٗالَت “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna(88), kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(89)” (QS. As Syu‟araa:88-89) Syaikh As Sa‟di rahimahullah menjelaskan, “ Hati yang bersih maksudnya hati yang selamat dari kesyirikan dan keragu-raguan serta selamat dari rasa cinta terhadap keburukan serta bersih dari bid‟ah dan perbuatan dosa. c.
Menghilangkan Sedih dan Cemas dengan Memikirkan Ciptaan Allah Mari kita saksikan bersama bentuk kebesaran ayat-ayat Allah SWT. yang terdapat di alam semesta. Hal ini akan menuntut kita untuk menyikapinya dengan cara membayangkan, memikirkan, dan merenungkan kebesaran ayat-ayat itu. Berpikir mengenai ayat-ayat Allah SWT. yang terdapat di alam semesta merupakan sebuah ibadah, yaitu ibadah orang-orang yang mengenal Allah dan orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat nikmat-Nya. Ibadah seperti ini merupakan suatu kewajiban yang telah dilupakan oleh banyak orang. Orang yang berpikir, akan menjadi tahu, dan orang yang merenung, akan menjadi mengerti, sehingga Anda akan melihat mereka merasa aman, tenang, dan hati mereka dipenuhi keimanan. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), „Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 190-191). Rasulullah SAW. telah bersabda berkaitan dengan ketika diturunkannya ayat di atas,“Celaka bagi orang yang membacanya (ayat-ayat Allah), namun tidak memikirkannya.” (HR Bukhari) Allah SWT . berfirman, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada AlQur‟an itu.” (Al-A‟raaf: 185) Allah swt, berfinnan, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
71
tanamtanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang temak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (As-Sajdah: 27) Allah SWT. berfirman, “Dan sesungguhnya pada binatang temak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami membenmu minum dan apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Dan dan buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, „Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dan tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dan perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam wamanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (an-Nahl: 66-69) Allah SWT. berfirman, “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) din mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (ar-Ruum: Ayat di atas dan beberapa ayat lainnya termasuk dalam kategori ayat-ayat yang memuji ibadah memikirkan ciptaan Allah SWT. Selain itu juga berisi penyesalan bagi orang-orang yang menutup mata dan hati mereka dari memikirkan ayat-ayat Allah. Khalifah Ar-Rasyid Umar bin Abdul Aziz pemah berkata, “Berpikir mengenai kenikmatan Allah azza wa jalla tennasuk ibadah yang paling afdhal” Ulama besar dari kalangan tabi‟in yang bemama Thawus pernah berkata, “Pengikut-pengikut setia Nabi Isa a.s. telah berkata kepada Isa putra Maryam, “Wahai roh Allah, adakah pada hari ini ciptaan Allah yang mirip dengan Engkau?” Nabi Isa menjawab, “Iya. Orang yang bicaranya adalah zikir, diamnya adalah pikir. Dan pandangannya adalah dalamrangka mengambil ibrah (pelajaran), berarti ia mirip denganku.” Hasan al-Bashri pemah berkata, “Para filsuf selalu membiasakan zikir untuk berpikir dan membiasakan berpikir untuk berzikir, sehingga mereka mengajak hatinya untuk berbicara. Dengan begitu, hati mereka dapat berbicara dengan kata-kata hikmah.”Berpikir mengenai ayat-ayat Allah di alam semesta yang tampak oleh pandangan mata dan berpikir mengenai ayat-ayat Allah yang terdapat dalam jiwa manusia, akan mendorong jiwa seseorang untuk merasakan kebesaran Sang
72
Pencipta yang Mahasuci dan Mahatinggi. Hal ini juga mendorong jiwa seseorang agar dapat meresapi keindahan alam semesta serta keindahan ayat-ayat yang tampak oleh mata, baik dari segi susunannya yang rapi maupun hasil ciptaannya yang maha sempuma. Hasil pemikiran ciptaan-ciptaan Allah ini akan memberikan tambahan perasaan tenang dan ridha kepada jiwa. Ketenteraman ini hanya datang melalui keimanan kepada Allah dan kodrat-Nya, juga dengan cara mengenal Allah melalui ayatayat yang agung yang terdapat dalam ciptaan-ciptaan-Nya, Ciptaan-ciptaan itu telah Allah sempurnakan bentuk dan cara pembuatannya. d. Ingat Mati Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah, “Kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh para ulama, ialah tidur. Allah Ta‟ala berfirman yang artinya, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42). Faktor-Faktor yang Dapat Mengingatkan Kematian 1.
2. 3. 4. 5.
6.
Ziarah kubur, Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam bersabda, “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani) Mengunjungi mayit ketika dimandikan dan melihat proses pemandiannya. Menyaksikan proses sakaratul maut dan membantu mentalqin. Mengantar jenazah, menyolatkan, dan ikut menguburkannya. Membaca Al-qur‟an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan kepada kematian dan sakaratul maut. Seperti firman Allah Ta‟ala yang artinya, “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya” (QS. Qaaf : 19). Merenungkan uban dan penyakit yang diderita, karena keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang hamba.
73
7.
e.
Merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan Allah Ta‟ala sebagai pengingat bagi hamba-hambaNya kepada kematian. Seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, badai, dan sebagainya. 8. Menelaah kisah-kisah orang maupun kaum terdahulu ketika menghadapi kematian, dan kaum yang didatangkan bala‟ atas mereka. Hilangkan Perasaan Takut Gagal Perasaan takut gagal hampir selalu terlintas dalam hati kita. Perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang fitrah atau mempakan bawaan sejak lahir. Didikan sosial lah yang berperan besar dalam memberikan pengaruh akan perasaan seperti ini. Arti gagal secara sederhana adalah pandangan seseorang berdasarkan cara pandang orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegagalan akan menjadi mustahil apabila anda yakin bahwa tidak ada suatu pekerjaan yang harus dikerjakan hanya dengan cara-cara tertentu dan terarah sesuai dengan arahan orang lain. Memang, dalam suatu kondisi, terkadang anda bisa pula gagal dalam menjalankan suatu tugas hanya karena mengikuti cara pandang anda pribadi. Yang terpenting di sini bukanlah meniai suatu pekerjaan dengan penilaian anda pribadi. Tiadanya keberhasilan dalam usaha tertentu bukan berarti bahwa Anda telah gagal secara pribadi, melainkan secara sederhana anda hanya gagal dalam usaha itu saja pada saat ini. Bayangkan kegagalan ibarat menggambarkan perilaku seekor binatang. Coba pikirkan, ketika seekor anjing bisa menggonggong selama lima belas menit. Anda akan memberikan penilaian seratus pada anjing itu. Bayangkan pula ketika orang lain yang mengatakan, ” Anjing ini tidak bisa menggonggong dengan baik. Karena itu aku beri nilai yang rendah pada anjing ini.” Sungguh sangat naif! Mustahil seekor binatang dinilai gagal dalam hal menggonggong hanya karena tiadanya rujukan dasar untuk memberikan penilaian atas perilaku seekor binatang secara alami. Contoh lain, seekor kucing sedang memburu tikus. Apabila kucing ini tidak berhasil dalam satu kali langkah, maka sudah pasti kucing ini akan mencobanya lain kali. Kucing ini juga tidak akan tinggal diam dan beranjak menjauh begitu saja hanya karena mengeluhkan tikus buruannya yang lari. Bisa pula sang kucing tidak akan merasa putus asa karena gagal karena hal ini telah menjadi perilaku alami. Berdasarkan analogi ini, janganlah Anda menerapkan sifat mudah menyerah dalam perilaku Anda. Bisakah Anda membebaskan diri Anda dari perasaan takut gagal? Perasaan takut gagal akan mencegah kita untuk mengarungi pengalaman yang sangat banyak, menarik, dan berguna bagi kita. Orang-orang yang telah membebaskan
74
dirinya dari perasaan takut gagal, mereka adalah orangorang yang paling berhasil yang pemah kita lihat. Jangan khawatir dengan pandangan orang lain mengenai Anda, juga cacian orang lain kepada Anda. Ketika Anda gagal untuk pertama kali, atau bahkan lebih dari sekali. Anda tidak perlu memikirkan hal ini sama sekali. Akan tetapi bila Anda telah mengalami satu kali kegagalan, jadikanlah kegagalan ini sebagai pintu menuju kesuksesan karena kegagalan memang benar-benar pintu gerbang kesuksesan. Orang yang tidak pernah mengalami kegagalan satu kali saja dalam hidupnya, secara umum tidak akan memperoleh keberuntungan dan kesuksesan. Kalaupun ada kesuksesan itu pun sangat jarang terjadi. Semua orang besar pernah mengalami kegagalan, paling tidak satu kali dalam hidup mereka karena bila tidak pemah gagal, mereka tidak akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup. Sebagai-mana adanya kegagalan dalam hal tertentu, hal itu akan menjadikan Anda mengenali titik-titik kelemahan dan kekuatan pada pribadiAnda sehingga Anda dapat mengembangkan titik kekuatan Anda dan menghilangkan titik lemahAnda. Sudah menjadi kewajiban kita untuk dapat memisah-kan dua hal ini, yaitu kegagalan dan kekuatan pribadi serta penghormatan pada diri pribadi. Maksudnya, ke-gagalan hendaknya sarna sekali tidak menghilangkan penghormatan Anda kepada kepribadian Anda sendiri karena kegagalan itu bukan berarti lemahnya kepribadian Anda. Bila seseorang berdasarkan penilaian pribadinya tidak membedakan antara kegagalan dan kesuksesan, semuanya itu akan menjadikannya tidak memiliki nilai kepribadian. Marilah kita merenung mengenai Thomas Alia Edison. Seandainya ia menafsirkan bahwa semua pekerjaan yang ia lakukan sebagai bukti kepakaran dirinya dan ia anggap sebagai kegagalan, niscaya ia akan berhenti untuk terus berkarya setelah kegagalannya pertama kali. Niscaya ia akan menjuluki dirinya sendiri sebagai orang yang gagal dan tentu ia akan menghentikan usahanya untuk menyinari alam ini Memang benar bahwa perasaan takut gagal adalah batu sandungan yang akan menghalangi langkah kita menuju kemajuan sehingga kita menjadi terbelenggu dalam keadaan cemas dan menderita karena banyaknya urusan. Hal itu, intinya adalah karena kita takut gagal. Bukankah waktu belum terlambat untuk menghilangkan perasaan bersalah ini.
f.
Perbandingan antara Mudharabah dengan Riba Sekilas, perniagaan (mudharabah) menyerupai riba, karena masing-masing pemilik uang pada kedua transaksi ini
75
menyerahkan uang kepada orang lain, dan kemudian menerima kembalian yang lebih banyak. Akan tetapi, hukumnya sangat berbeda, mudharabah hukumnya halal, sedangkan riba adalah haram. قَاىُ٘اْ إَََِّا اىْثَيْعُ ٍِثْوُ اىسِتَا َٗأَحَوَ اىئُّ اىْثَيْعَ َٗحَسًََ اىسِتَا َٗأَحَوَ اىئُّ اىْثَيْعَ َٗحَسًََ اىسِتَا "Mereka berkata, sesungguhnya perniagaan itu serupa dengan riba, dan Allah telah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba." (Qs. Al-Baqarah: 275). Telah ditegaskan oleh banyak ulama, bahwa tidaklah Allah Ta'ala dan Rasul-Nya membedakan antara dua hal yang sekilas nampak sama, melainkan antara keduanya terdapat perbedaan yang mendasarinya. Sebagaimana tidaklah syariat menyamakan antara dua hal, melainkan antara keduanya terdapat persamaan yang mendasarinya (baca Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah, 20/504 dan seterusnya, I'ilamul Muwaqi'in oleh Ibnul Qayyim 2/3 dan seterusnya, dan al-Ma'dul Bihi 'Anil Qiyaas oleh Dr. Umar bin Abdul Aziz). Dan bila kita berusaha mencari perbedaan nyata yang mendasari perbedaan hukum antara riba dan mudharabah, niscaya kita akan mendapatkan bahwa kaidah ini merupakan salah satu perbedaan utama antara keduanya. Seorang pemakan riba berusaha mengeruk keuntungan, akan tetapi ia tidak sudi menanggung kerugian. Oleh karena itu, ia menuntut agar modal yang ia keluarkan kembali utuh dan ditambah lagi dengan bunganya, tanpa peduli dengan kerugian dan kesulitan yang menimpa penerima piutang. Tatkala masyarakat di negeri kita telah banyak yang menyadari akan keharaman riba, dan bahwa dosanya ditanggung oleh penerima dan pemberi secara bersamaan, sebagian pemakan riba berusaha mengelabui mereka dengan cara mengubah nama bunga menjadi bagi hasil (mudharabah). Sehingga yang terjadi bila dari usaha berhasil diperoleh keuntungan, maka pemodal berhak menerima modal secara utuh ditambah bagi hasil (baca: bunga). Akan tetapi bila terjadi kerugian, maka pemodal berhak menerima modal yang telah ia berikan secara utuh, tanpa disertai dengan bagian hasil (bunga). Bila kaidah yang telah kita jelaskan di atas kita terapkan pada transaksi ini, niscaya akan menjadi jelas bahwa ini adalah transaksi riba, karena pemodal tidak siap untuk ikut andil dalam menanggung kerugian. Ditambah lagi hakikat riba, yaitu sebagai tindak kezhaliman benar-benar terwujud pada transaksi ini. Hal itu dikarenakan, pengusaha (penerima modal) selain tidak mendapat keuntungan,
76
g.
dan jerih payahnya merugi sehingga seluruh kucuran keringatnya tidak mendatangkan hasil, ia masih harus mengembalikan modal secara utuh kepada pemodal. Puasa Sunah Pada dasarnya puasa wajib (hutang puasa wajib) tentu harus didahulukan daripada puasa sunnah. Pasalnya, puasa wajib merupakan hutang yang harus dibayar, sementara puasa sunnah dilaksanakan ketika memiliki kesempatan dan jika tidak tak berdosa. Karena itu, bagi yang memiliki hutang puasa hendaknya segera membayar hutang puasa wajibnya terlebih dahulu sebelum melakukan puasa sunnah. Namun demikian kalaupun puasa sunnah dilakukan sebelum membayar hutang puasa wajib, maka puasa sunnahnya tetap sah selama waktu untuk membayar hutang puasa wajib masih ada sebab membayar hutang puasa Ramadhan membentang hingga Ramadhan berikutnya. Jadi berpuasa Arafah dan berpuasa hari Asyura bagi yang memiliki hutang puasa diperbolehkan dan puasanya sah. Demikian jika terkait dengan puasa sunnah yang tidak memiliki hubungan dengan Ramadhan. Adapun untuk puasa sunnah yang memiliki hubungan dengan Ramadhan seperti puasa enam hari bulan syawwal, maka sebagian ulama mensyaratkan harus menyempurnakan (membayarkan) puasa Ramadhannya terlebih dahulu. Sebab Rasul SAW bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, seolah-olah ia berpuasa selama setahun penuh.” (HR Muslim). Menurut mereka siapa yang memiliki hutang berarti belum berpuasa Ramadhan secara sempurna sehingga harus dibayar dahulu hutangnya. Namun jumhur ulama menyatakan boleh berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawwal sebelum membayar hutang puasa Ramadhan karena jangka waktu untuk mengganti puasa tersebut lebih luas dan tidak harus di bulan Syawal. Sebab Allah befirman, “Maka (hutang tersebut) diganti di hari-hari yang lain, ” (QS. AlBaqarah: 184). Tidak ada dalil yang menunjukkan larangan berpuasa sunnah sebelum mengganti hutang puasa Ramadhan. Ketika Nabi SAW menganjurkan berpuasa sunnah seperti Asyura beliau tidak memberikan syarat bahwa pelakunya harus telah membayar hutang puasa Ramadhan. Apalagi disebutkan oleh Aisyah ra bahwa karena kondisi tertentu ia mengganti hutang puasa Ramadhan pada bulan Sya‟ban. Andaikan pelaksanaan puasa sunnah menyaratkan dibayarkannya hutang puasa Ramadhan berarti Aisyah ra tidak berpuasa sunnah dalam setahun.
77
h.
Zina, Akibat Buruk dan Bahayanya Zina merupakan kerusakan sangat besar yang memberikan dampak buruk secara khusus bagi pelakunya maupun umat secara umum. Di zaman seperti di mana banyak sarana dan media yang cenderung menyeret kearah perbuatan keji maka perlu kiranya setiap orang mengetahui akan bahaya besar dan akibat yang ditimbulkan oleh dosa zina, supaya lebih hati-hati, dan waspada agar jangan sampai mendekatinya. Di antara akibat buruk dan bahaya tersebut adalah: 1. Dalam zina berkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni minimnya agama sipelaku, tak adanya sikap wara‟(menjaga diri dan dosa), buruknya kepribadian dan sekaligus tak adanya rasa cemburu. 2. Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dan perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. 3. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. 4. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya. 5. Menjadikan pelakunya selalu kekurangan (fakir) atau merasa demikian sehingga tidak pernah kecukupan atas apa yang diterimanya. 6. Bisa menghilangkan kehormatan pelakunya sehingga jatuhlah martabatnya baik dihadapan Allah maupun sesama manusia. 7. Allah akan memberikan sifat liar dihati pelaku zina, sehingga pandangan matanya liar tak terkendali. 8. Pezina akan dipandang oleh manusia dengan pandangan sinis dan penuh ketidakpercayaan. 9. Zina memberi pengaruh bau busuk yang bisa ditangkap atau diindera oleh orang-orang yang memiliki qalbun salim (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya. 10. Kesempitan hati dan dada selalu meliputi para pezina, apa yang ia temui dalam kehidupan selalu saja bertolak belakang dangan apa yang ia inginkan. Karena orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat kepada Allah maka Allah akan memberi kebalikan dari apa yang ia inginkan, dan Allah tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan. 11. Pezina berarti telah menawarkan dirinya untuk tidak mendapatkan bidadari yang jelita disurga kelak. 12. Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahmi, durhaka kepada orang tua, pekerjaan haram, berbuat zhalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan bisa membawa kepada pertumpahan darah dan main dukun /tenung serta dosa-dosa besar
78
13.
14.
15.
16.
17. 18.
19.
20.
21.
lainnya. Zina biasanya berkaitan dengan kemaksiatan lain sebelumnya atau yang bersamaan dengannya, setelah itu biasanya akan melahirkan jenis kemaksiatan yang lain lagi. Zina nenghilangkan harga diri pemuda/pemudi dan merusak masa depannya disamping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan bagi pelakunya saja tapi seluruh keluarga. Aib yang dicorengkan kepada pelaku zina lebih membekas dan mendalam daripada tudingan kafir misalnya, karena orang kafir yang bertobat (Islam) maka persoalan selesai, namun dosa zina benar-benar membekas dalam jiwa sebab walaupun akhirnya pelaku zina itu bertobat dan membersihkan diri ia tetap saja merasa berbeda dengan orang yang sejak semula tidak pernah melakukannya. Jika si pezina wanita hamil kemudian untuk menutupi aibnya ia bunuh/gugurkan bayi yang dikandungnya itu maka ia telah berzina sekaligus membunuh. Jika ia wanita yang bersuami lalu serong sehingga hamil kemudian ia biarkan sampai lahir maka ia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mewarisi mereka tanpa diketahui siapa ia sebenarnya, sungguh mengerikan naudzubillah min dzalik. Perzinaan akan melahirkan generasi sebatangkara yang tak bernasab, sehingga orang-orang pun akan was-was terhadap anak dari hasil zina. Dimata masyarakat dan lingkungannya ia dipandang tidak memiliki status sosial yang jelas. Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita. Zina dapat menyulut permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah menzinahinya. Perzinaan sangat berpengaruh secara kejiwaan bagi mahram/keluarga pelakunya dimana mereka akan merasa down (turun martabat) keluarganya dihadapan masyarakat, sehingga terkadang membuat mereka tidak berani untuk mengangkat muka dihadapan orang lain. Perzinaan bisa menyebabkan tertularnya penyakitpenyakit ganas seperti aids, siphilis (raja singa), dan GO (gonorho atau kencing nanah). Perzinaan menjadikan sebab hancurnya suatu masyarakat yakni mereka semua dimusnahkan oleh Allah akibat dosa zina yang tersebar dan bahkan terbuka terang-terangan. Demikian besar bahaya yang diakibatkan oleh dosa zina, oleh karenanya Ibnul Qayyim pernah berkomentar tentang
79
hukuman bagi pelaku zina, beliau berkata:"Allah telah mengkhususkan hadd (hukuman) bagi pelaku zina dengan tiga kekhususan yaitu: Pertama, hukuman mati secara buruk (rajam) bagi pezina kemudian diperingan (bagi yang belum nikah) dengan dua jenis hukuman, hukuman fisik yakni dijilid seratus kali dan hukuman mental psikis dengan diasingkan selama satu tahun. Kedua, Allah secara khusus menyebutkan larangan menaruh rasa iba yang sampai mengalahkan hukum agama. Kasihan diperbolehkan bahkan Allah itu Maha Pengasih namun itu semua jangan sampai menghalangi dari menjalankan syariat Allah. Hal ini ditekankan karena orang biasanya lebih kasihan kepada pelaku zina daripada kepada pencuri, perampok, pemabuk dan sebagainya. Disamping itu dosa zina bisa saja dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kelas atas dan punya kedudukan tinggi yang memungkinkan penegak hukum merasa enggan dan kasihan untuk menjalankan hukumannya. Ketiga, Allah memerintahkan agar pelaksanaan hukuman zina disaksikan oleh orang-orang mukmin dengan maksud bisa menjadi pelajaran dan memberikan dampak positif bagi maslahat umat. i.
Do‟a Memohon Segala Ampunan Do‟a ini adalah do‟a yang mencakup segala macam istighfar (memohon ampunan pada Allah). Karena do‟a ini sifatnya umum mencakup semuanya dan disertai dengan perincian dengan lafazh yang tegas. Makna do‟a ini adalah „Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya (dosa kecil maupun dosa besar). Ampunilah dosa yang muncul karena kejahilan diriku, karena sikap melampaui batas dalam segala hal. Ya Allah, ampunilah dosaku semuanya yang kuketahui maupun tidak kuketahui, yang diperbuat dalam keadaan serius atau bercanda, dan yang diperbuat di kala keliru (tidak sengaja) dan di kala sengaja. Aku mengakui semua dosa-dosa ini, Ya Allah‟. Sedangkan kalimat do‟a yang terakhir “wa kullu dzalika „indii”, maksudnya adalah pengakuan kepada Allah bahwa kita adalah hamba yang penuh dosa. Kita mengakui semua dosa itu sehingga timbullah rasa hina di hadapan Allah, maka kita pun mohon ampun padaNya. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa pengakuan seorang hamba terhadap dirinya bahwa ia penuh kekurangan, ini adalah salah satu sebab diterima taubat dan diampuninya dosa. Ada satu pelajaran dari sini yang perlu diperhatikan. Do‟a inimenunjukkan bahwa sudah seharusnya seseorang ketika berdo‟a merenungkan maksud do‟a yang ia panjatkan karena ini
80
memberikan pengaruh amat besar pada jiwa. Hal ini akan menimbulkan kekhusyu‟an, rasa tunduk dan hina di hadapan Ar Rahman. Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah seseorang dalam beribadah kepada Allah. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al „Utsaimin rahimahullah memberikanfaedah berharga mengenai do‟a: 1. Hendaknya seseorang menghadirkan segala apa yang ingin ia minta. 2. Ketika berdo‟a berarti kita sedang berinteraksi dengan Allah. Ketika seseorang merinci atau banyak meminta kepada Allah ketika interaksi tersebut, itu membuat Allah lebih menyukainya dibanding dengan hanya ringkas saja dalam meminta. 3. Semakin banyak seseorang berdo‟a, berarti ia semakin dekat dengan Allah. 4. Semakin banyak seseorang berdo‟a (memohon), itu tanda bahwa ia semakin butuh pada Allah Ta‟ala. (Tafsir Surat „Ali Imron 1/116) j.
Keyakinan dan Kesabaran Keyakinan adalah teman setianya gairah yang selalu bersumber dari cinta. Keyakinan adalah kekuatan yang takkan pernah habis untuk selalu memberi energi bagi jiwa untuk menunggu, “membangun”, menguatkan, hingga berbagai defenisi tindakan yang terkadang tak bisa diterima oleh akal. Keyakinan hadir seperti sumber cahaya, ia adalah sumbu lilin yang terus terbakar, ia adalah sumbu sinaran yang menjadi alat untuk memberikan ruang terangnya. Jika keyakinan adalah alasan terbesar seseorang untuk bertahan. Maka pasangan jiwanya adalah kesabaran. Kesabaranlah yang membuat orang untuk terus bersama dengan keyakinannya. Jika keyakinan adalah sumbu untuk memberikan cahaya, maka kemampuan untuk menerangi selama mungkin adalah sebuah defenisi sederhana tentang kesabaran. Gabungan antara keyakinan dan kesabaran akan menghasilkan semangat yang takkan pernah padam. Keberanian akan menjadi temannya, kesolehan akan menjadi pakaian mereka, kebeningan hati akan selalu mengisi hidup mereka, dan hasilnya… Karya-karya besar bagi peradaban akan tercipta dari segala bentuk usaha mereka. Yakinlah bahwa Allah takkan pernah menyia-nyiakan segala usahamu.. Bersabarlah, hingga kelak ketika sabarmu telah habis masanya.. Perbahuilah terus ia dengan sebuah keyakinan bahwa Allah takkan pernah membuatmu kecewa.
81
k.
Manfaat Menundukkan Pandangan (Ghadhul Bashar) l.
2.
3.
4.
5.
6.
Membersihkan hati dari Derita Penyesalan Karena barang siapa yang mengumbar pandangan matanya, maka penyesalan yang dirasakan tiada henti. Dan sesuatu yang lebih berbahaya bagi hati adalah mengumbar pandangan. Karena dia akan melihat apapun yang dicarinya dan tidak bersabar untuk bisa meraih apa yang telah dilihatnya. Mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati, wajah dan seturuh anggota badan. Hal ini, sebagaimana mengumbar pandangan mata yang akan mewariskan kegelapan, yang terlihat pada wajah dan seluruh anggota tubuhnya. Oleh karena itulah Allah berfirman: Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. (An-Nur: 35) Mendatangkan kekuatan firasat yang benar. Menahan pandangan mata akan mendatangkan kekuatan firasat yang benar, karena firasat merupakan cahaya dan buah dari cahaya. Jika hati seorang hamba bercahaya, maka akan benar firasatnya. Karena hati kedudukannya seperti cermin yang akan memperlihatkan seluruh wujud sebagaimana aslinya.‟ Akan membuka pintu dan jalan ilmu serta memudahkan dalam mendapatkannya. Hal itu disebabkan cahaya yang ada di dalam hati. Jika hati bersinar terang, maka akan muncul hakekat-hakekat pengetahuan di dalamnya, dan mudah untuk disingkap, sehingga sebagian demi sebagian ilmu itu dapat diserap. Namun, barang siapa yang mengumbar pandangannya, maka akan memb uat hatinya kelam dan gelap, sehingga ia akan menutup pintu dan jalan untuk mendaptkan ilmu. Mendatangkan kekuatan, keteguhan dan keberanian hati. Dengan begitu seseorang yang menahan pandangan matanya dapat menguasai pandangan itu dan penguasaan terhadap hujjah. Mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kelapangan hati. Kenikmatan dan kegembiraan yang dirasakan lebih besar dari pada kesenangan yang diperoleh dari mengumbar pandangan itu. Hal Itu disebabkan karena ia telah mampu mengalahkan musuhnya, dan menundukkan hawa nafsunya. Di samping itu, tatkala ia mampu membekukan kesenangan dan syahwatnya karena Allah, dari kesenangan yang menjerumuskan kepada keburukan, maka Allah menggantinya dengan kenikmatan serta kesenangan yang lebih baik dan sempurna. Sebagaimana perkataan dari
82
7.
8.
9.
sebagian mereka.“Demi Allah! Kenikmatan menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, jauh lebih besar dari pada kenikmatan yang diperoleh dari perbuatan dosa.” Sehingga tidak disanksikan bahwa seseorang yang mampu menundukkan hawa nafsunya, maka kesudahannya adalah kegembiraan, kesenangan, dan kenikmatan yang lebih sempurna dari kenikmatan yang diperoleh jika mengikuti hawa nafsu tersebut. Maka, oleh sebab ltulah akal lebih menonjol dari hawa nafsu. Membebaskan hati dari tawanan syahwat. Karena orang yang layak disebut tawanan adalah orang yang ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah pepatah, “Orang yang senantiasa mengumbar pandangannya adalah seorang tawanan.” Dan ketika syahwat dan hawa nafsu sudah menawan hati manusia, maka memungkinkan bagi musuh dan rivalnya untuk melancarkan siksaan kepadanya. Sehingga dia seperti seekor burung yang berada di tangan anak kecil yang memainkannya sesuka hati. Menutup pintu-pintu Neraka Jahannam. Sesungguhnya pandangan mata adalah pintu syahwat yang menuju pelaksanaannya. Maka, pengharamannya oleh Allah dan syari‟at-Nya adalah tabir penghalang untuk mengumbar pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia akan berani melanggar larangan tersebut. Dia tidak akan berhenti pada satu tujuan saja, karena jiwa manusia dalam hal ini tidak menentang tujuan yang sudah diperoleh, lalu dia ingin mendapatkan kesenangan yang baru lagi. Orang yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang sudah ada, tidak menolak untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi sesuatu yang baru itu tampak lebih baik dan lebih indah. Maka menahan pandangan mata bisa menutup pintu ini, yang karenanya raja-raja tidak mampu mewujudkan apa yang diinginkannya. Menguatkan dan mengokohkan akal. Mengumbar pandangan tentulah tidak akan dilakukan kecuali orang-orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak memikirkan akibatnya dikemudian hari. Orang yang cerdik akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan akibat dari perbuatannya. Andaikan orang yang senantiasa mengumbar pandangan matanya mengetahui akibat dari perbuatannya itu, pastilah ia tidak akan mengumbar pandangan matanya. Seorang penyair berkata, Orang yang cerdik akalnya, mereka yang tidak melakukan sesuatu hingga dia memikirkan akibat yang akan datang
83
10. Membebaskan hati dari syahwat yang memabukkan dan kelalaian yang merugikan. Mengumbar pandangan mata akan mendatangkan kelalaian untuk mengingat Allah dan hari akhirat serta dapat menjerumuskan ke dalam tawanan cinta yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan tentang orang yang tertawan oleh rupa dan penampilan. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM). 3.2.7. Proses Peyusunan Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo 1. Membuat Mata Acara Setelah mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan warga, selanjutnya
adalah
merencanakan
jenis
mata
acara
dan
memasukannya dalam jadwal acara. Dan radio harus bisa melayani kebutuhan informasi seluruh warga. Yang pertama harus dilakukan adalah. • Untuk mengetahui apa saja mata acaranya •
Untuk mengetahui siapa sasaran pendengarnya
•
Untuk mengetahui apa tujuan mata acara itu
2. Penentuan Nama Acara Menentukan nama program menjadi sebuah mata acara siaran tidaklah mudah. Banyak yang mengalami kebingungan menamai program yang dirancangnya sendiri. Bagaimana menentukan nama acara agar menarik berikut beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan nama program siaran.
84
• Singkat dan mudah diingat • Menarik dan Menimbulkan Gairah •
Sesuai Jenis Program
•
Sesuai Kondisi Sosial dan Budaya
3. Kelengkapan Rancangan Program Dalam proses produksi, hendaknya dibuat deskripsi (uraian) acara, yaitu rancangan program yang mengandung kelengkapan unsur, seperti, nama acara, kategori program, lingkup materi, tujuan program, target khalayak/sasaran khalayak, frekuensi penyiaran, durasi, jam penayangan, format penyajian, dan sifat produksi. Deskripsi acara berfungsi sebagai pedoman bagi semua kru yang akan memproduksi program dan siapa saja yang kelak akan mengasuhnya,
tidak
akan
banyak
mengalami
kesulitan.
Deskripsi Acara adalah uraian lengkap yang mengandung informasi tentang nama acara, kategori program, durasi, waktu siar, lingkup materi, bentuk penyajian, sifat produksi, dan hal lain yang terkait dengan teknis pelaksanaan pembuatan program siaran. 4. Mengenali Kebutuhan Pendengar Orang mau mendengarkan radio kalau mereka merasa bahwa radio bisa memenuhi kebutuhan mereka. Maka agar program siaran bisa menjawab kebutuhan pendengar, terlebih dahulu harus diketahui apa kebutuhan pendengar terhadap radio. Apa saja informasi yang mereka butuhkan,
apa yang bisa mereka dapatkan dengan
85
mendengarkan atau bersiaran di radio. Caranya bisa dengan mengamati kebiasaan warga menggunakan radio. Bisa juga dengan mewawancarai mereka. 5. Merencanakan Program Perencanaan adalah tahap paling penting dalam setiap kegiatan, tak terkecuali, membangun radio komunitas. Perencanaan akan menentukan kemana arah radio hendak dibawa, untuk kepentingan siapa mereka ada, apa tujuan bersama yang hendak dicapai, dan sebagainya. Karenanya, sejak tahap perencanaan, warga komunitas sudah harus terlibat. Radio Ngabar FM dalam memuat materi siaran dakwah di program-programnya cukup beragam dari seorang programmer dituntut untuk membuat proses penyusunan program siaran dalam pengudaraan di radio agar terjadi harmonisasi dan variasi dalam pendengaran audien. Hal ini juga disebabkan karena kebutuhan dan keadaan serta hal-hal yang sering terjadi di masyarakat serta memberikan wawasan dan info isu-isu nasional dan kebijakankebijakan pemerintah. Bentuk proses penyusunan dari programmer Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo untuk menyajikan siaran dakwah antara lain:
86
a. Bekerjasama dengan tim Crew kreatif radio Ngabar FM dan diserahkan kepada direktur radio Ngabar FM kemudian diajukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo untuk disetujui. b. Bekerjasama dengan ustadz yang mempunyai wawasan luas serta tidak memihak salah satu organisasi agar bisa diterima oleh semua kalangan. Karena jika ustadz telah berkecimpung di dunia politik ataupun organisasi tertentu, tidak menutup kemungkinan
pendengar
atau
masyarakat
yang
diluar
organisasinya akan acuh terhadap acara yang disiarkan di radio Ngabar FM Ponorogo. Bentuk kerjasama ini diwujudkan dalam program acara voice of Islam dengan menghadirkan ustadz yang disiarkan setiap hari pukul 18.30-20.00 WIB. c. Bekerjasama dengan radio-radio lain yang berada diwilayah Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul Fikri, Darul Istiqomah dan lain sebagainya yaitu menyiarkan rekaman pengajian hal ini dikemas dalam program acara pengajian ceramah agama yang disiarkan setiap hari pada pukul 04.00-05.30 WIB. Tujuan ini bekerja sama tidak lain agar terjalin kedekatan atau hubungan yang baik antara antara pihak radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dengan radio lain. Dengan adanya kedekatan tersebut maka bisa dijadikan sebagai wadah kreatifitas dalam rangka berlomba-lomba untuk saling meningkatkan kualitas siaran yang baik demi kemajuan kota
87
Ponorogo. Itulah gambaran proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM dan tentunya penyajian program seperti disebutkan dipatas dapat dijadikan sebagai media untuk menyiarkan dakwah Islam. Namun penyiaran program dakwah hendaknya diimbangi dengan pertimbangan mendasar yakni kelancaran dalam suatu sistem program acara serta analisa tingkat kejenuhan para pendengar. (Wawancara Dengan Wildan El Vanni Tanggal 5 Oktober 2011)
BAB IV ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO 4.1. Analisis tentang Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo Radio sebagai salah satu jenis media massa dan merupakan institusi publik yang terbuka, mempunyai arti bahwa radio dapat dimiliki dan dioperasikan oleh siapapun dari latar belakang pendidikan, sosial-ekonomi dan masyarakat apapun. Kemudian keberadaan radio sebagai salah satu media dakwah disamping media-media yang lain, juga tidak perlu diragukan lagi, mengingat betapa sangat efektifnya media ini dalam kegiatan tersebut. Begitupun dengan radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo yang didirikan sebagai wujud kepedulian dari beberapa putera daerah akan perkembangan dan kemajuan daerah baik dibidang pendidikan, informasi, keagamaan, hiburan dan lainnya, melalui sistem penyiaran. Radio ini merupakan salah satu media yang patut dijadikan bahan pertimbangan tentang manfaat yang dapat kita ambil sebagai upaya kelangsungan dari tahapan proses dakwah Islamiyah. Karena dengan kentalnya aroma dakwah yang menjadi ikon Ngabar FM selalu tampak setiap programnya, hal ini karena sudah menjadi ketentuan manajemen bahwa setiap program diharuskan menyelipkan kata-kata dakwah sebagai upaya turut menciptakan masyarakat yang agamis dan intelek. Segmen pendengar yang dibidik Radio Ngabar FM Ponorogo
88
89
rata-rata menempati status sosial menengah kebawah dan masih dalam usia produktif. Oleh karena itu, pesan-pesan dakwah yang akan disampaikan bersumber dari buku-buku bernuansa Islami, media massa, internet, dan mutiara hikmah lainnya melalui radio Ngabar FM Ponorogo ini harus dikemas semenarik mungkin agar lebih mudah diterima. Juga program dakwah Islamiyah harus digarap dalam bentuk yang bervariasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesan monoton dan menjemukan pendengar. Disamping pengemasan program siaran, yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mengenai proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo, dimana penyusunan program siaran yang kurang tepat akan mengakibatkan Program Dakwah Islam menjadi kurang efektif. Selain sebagai sarana informasi dan hiburan, radio Ngabar FM mempunyai beberapa keunggulan yang menjadi pembeda dengan radio lain yang ada dikawasan ponorogo, keunggulan antara lain dalam setiap program yang dibawakan, penyiar menyelipkan mutiara hikmah yang disediakan serta menggunakan bahasa Inggris dan Arab disela-sela bahasa Indonesia, setiap pergantian program selalu diawali dengan Mars Pondok dan Mutiara Hikmah, menyapa pendengar dengan kata sahabat Ngabar FM, radio dengan program terbanyak. Radio sebagai media auditif dalam pemahaman komunikatif merupakan alat komunikatif yang berbentuk hasil teknologi canggih dalam wujud hard ware. Media auditif yang hanya dapat ditangkap melalui indra pendengaran menuntut profesionalisme penyiar agar dalam membawakan suatu siaran menggunakan bahasa yang sudah dipahami.
90
Radio sebagai media auditif menuntut penyiar atau programmer untuk selalu menempatkan waktu siaran suatu acara dengan menyesuaikan kondisi masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan dengan tingkat kesibukan yang berbeda-beda. Selain itu, kemasan acara yang menarik dan cenderung tidak membosankan di telinga pendengar
juga menjadi faktor yang penting demi
kelangsungan siaran pada stasiun radio. Keberadaan radio selain sebagai sarana penyebaran suatu informasi, juga dapat digunakan sebagai media yang mampu menyiarkan dakwah Islamiyah. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya stasiun radio yang pada waktu-waktu tertentu
menyiarkan siaran keagamaan yang
bertujuan untuk memupuk keimanan dan ketaqwaan pada suatu masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, ada dua hal yang akan penulis analisis dalam skripsi ini yaitu: Apa saja isi program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, adapun yang ke dua Proses Penyusunan Program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. 4.1.1. Analisis Isi Program Siaran Dakwah Siraman Rohani Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo Dari beberapa uraian dalam BAB III terlihat dengan jelas ada beberapa isi program siaran dakwah yang diterapkan oleh Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, dengan harapan agar program siaran dakwah Islam tersebut lebih tepat sasaran
91
dan mudah diterima. Kemudian program siaran dakwah tersebut juga disajikan dengan lebih bervariatif agar terkesan tidak monoton. Sebagian materi dakwah adalah apa yang terdapat di dalam Alqur‟an dan hadits. Disini penulis mengambil contoh materi dakwah materi dakwah “Siraman Rohani” yang ada pada siaran berfungsi agar penelitian ini dapat terwujud. Dalam penelitian ini yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Nopember tahun 2011. Berikut materimateri dakwah yang disiarkan di radio Ngabar FM, ada tiga kategori yang terdapat dalam Siraman Rohani Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, yaitu meliputi aqidah, syari’ah, akhlaq. Aqidah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan atau sebagai fondamen dasar bagi setiap muslim. Dalam akidah ini meliputi Tanda-Tanda Kemunafikan, Jangan Remehkan Kesyirikan, Ingat Mati, Hilangkan Perasaan Takut Gagal, Menghilangkan Sedih dan Cemas dengan Memikirkan Ciptaan Allah. Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang disyari‟atkan oleh Allah SWT untuk umat manusia. Dalam kategori ini meliputi Perbandingan antara Mudharabah dengan Riba, Puasa Sunnah, Zina Akibat Buruk dan Bahayanya. Akhlaq merupakan pendidikan jiwa agar seorang dapat bersih dari sifat tercela dan dihiasi sifat terpuji. Dalam kategori ini meliputi Do‟a Memohon Segala Ampunan, Keyakinan dan Kesabaran, Manfaat Menundukan Pandangan (ghadhul bashar).
92
A. Aqidah 1. Tanda-Tanda Kemunafikan secara sederhana yang disebut munafik adalah orang yang ketika menyatakan
diri
mereka
beriman
kepada
Allah
tetapi
sesungguhnya mereka tidak beriman artinya mereka berbohong dalam keimananya. Apa yang ada dalam hatinya berbeda dengan yang diungkapkan. Menurut penulis disini yang menerangkan tentang tandatanda kemunafikan seperti di atas bahwa kita memang sebagai seorang muslim harus mengerti apa yang sudah dijelaskan di acara siraman rohani itu terhadap orang munafik ini kita tidak dapat berbuat apa selain waspada dan berhati-hati karena memang kita sulit untuk mengetahui orang yang mempunyai sifat-sifat munafiq itu, namun Allah SWT telah mengancam orang-orang ini dengan neraka jahannam. Agar terhindar dari sifat munafik menjadi orang bertakwa adalah orang beriman kepada Allah dan rasulnya dan apa yang datang dari Allah berupa Al-qur‟an dan hadist. Tentu yang terpenting adalah panduan dari Allah SWT bagaimana caranya menjadi orang yang bertaqwa, sehingga kita bisa berusaha sungguh-sungguh untuk melakukan dan menepati sifat itu. Kemudian untuk menghindari sifat-sifat yang sering diletakkan pada diri orang-orang munafiq, jadi khususnya untuk para pendengar siaran dakwah tersebut disini sudah memberikan contoh
93
dari pada tanda-tanda orang yang mempunyai sifat munafiq sehingga kita harus bisa menghindari dari sifat-sifat tersebut. Senantiasa memurnikan keimanan kita dengan harus terus menerus mempelajari Islam yang bersumber dari Al-qur‟an dan hadits, semakin dalam belajar, akan semakin jelas dalam memahami dan ini akan semakin menjernihkan keimanan kita. Sehingga terhindar dari sifat-sifat orang munafiq. 2. Jangan Remehkan Kesyirikan Dahsyatnya bahaya syirik cukuplah ayat berikut menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah ta‟ala berfirman dalam surat AnNisaa‟ayat 48 إِنَّ اهللَ الَيَغْفِرُ أَن يُشْ َركَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَِللَ لِمَه يَشَآءُ وَمَه يُشْ ِركْ بِاهللِ فَقَدِ افْتَرَى Artinya :”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (Syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS. An Nisaa‟: 48) Menurut penulis inilah salah satu ayat yang menerangkan tentang meremehkan kesyirikan bahwa dalam ayat ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar. Karena seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang untuk menujukkan ibadah kepada selain-Nya. Jadi disini sudah jelas bahwa umat muslim diharuskan untuk menyembah kepada Allah sehingga kita tidak berbuat syirik, karena fenomena kesyirikan merebak di sekitar kita kesyirikan media yang beredar
94
juga tidak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan, dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan berusaha
untuk
mempelajari
kesyirikan
agar
kita
dapat
menjauhinya. 3. Menghilangkan Sedih Dan Cemas Dengan Memikirkan Ciptaan Allah Menurut penulis bahwa dalam hal ini berpikir mengenai ayat-ayat Allah SWT. yang terdapat di alam semesta merupakan sebuah ibadah, yaitu ibadah orang-orang yang mengenal Allah dan orangorang yang pandai mensyukuri nikmat nikmat-Nya. Ibadah seperti ini merupakan suatu kewajiban yang telah dilupakan oleh banyak orang. Orang yang berpikir, akan menjadi tahu, dan orang yang merenung, akan menjadi mengerti, sehingga kita akan melihat mereka merasa aman, tenang, dan hati mereka dipenuhi keimanan. Dengan begitu, hati mereka dapat berbicara dengan kata-kata hikmah. Berpikir mengenai ayat-ayat Allah di alam semesta yang tampak oleh pandangan mata dan berpikir mengenai ayat-ayat Allah yang terdapat dalam jiwa manusia, akan mendorong jiwa seseorang untuk merasakan kebesaran sang pencipta yang maha suci dan maha tinggi. Hal ini juga mendorong jiwa seseorang agar dapat meresapi keindahan ayat-ayat yang tampak oleh mata, baik
95
dari segi susunanya yang rapi maupun hsil ciptaanya yang maha sempurna. Ketentraman ini hanya datang melalui keimanan kepada Allah dan kodrat-Nya, juga dengan cara mengenal Allah melalui ayat-ayat yang agung yang terdapat dalam ciptaan-ciptaanya, itu telah Allah sempurnakan bentuk dan cara pembuatanya. 4. Ingat Mati Kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh para ulama, ialah tidur. Menurut penulis jadi kematian itu tidak dapat diketahui kapan tibanya oleh seseorang walaupun siang maupun pagi karena Allah yang mengetahui kapan datangnya kematian, maka dari itu di wajibkan bagi umat manusia untuk bertaubat kapan saja sehingga dosa-dosanya bisa diampuni olehNya dan mendapatkan ridho-Nya. B. Syari’ah 1. Perbandingan Antara Mudharabah Dengan Riba Perniagaan (mudharabah) menyerupai riba, karena masing-masing pemilik uang pada kedua transaksi ini menyerahkan uang kepada orang lain, dan kemudian menerima kembalian yang lebih banyak. Oleh karena itu, ia menuntut agar modal yang ia keluarkan kembali
96
utuh dan ditambah lagi dengan bunganya, tanpa peduli dengan kerugian dan kesulitan yang menimpa penerima piutang. Tatkala masyarakat di negeri kita telah banyak yang menyadari akan keharaman riba, dan bahwa dosanya ditanggung oleh penerima dan pemberi secara bersamaan, sebagian pemakan riba berusaha mengelabui mereka dengan cara mengubah nama bunga menjadi bagi hasil (mudharabah). Sehingga yang terjadi bila dari usaha berhasil diperoleh keuntungan, maka pemodal berhak menerima modal secara utuh ditambah bagi hasil (baca: bunga). Akan tetapi bila terjadi kerugian, maka pemodal berhak menerima modal yang telah ia berikan secara utuh, tanpa disertai dengan bagian hasil (bunga). Menurut penulis jadi semacam inilah kaidah yang telah dijelaskan terapkan pada transaksi ini, niscaya akan menjadi jelas bahwa ini adalah transaksi riba, karena pemodal tidak siap untuk ikut andil dalam menanggung kerugian. Di tambah lagi hakikat riba, yaitu sebagai tindak kezhaliman benar-benat terwujud hal itu dikarenakan pengusaha tidak mendapatkan keuntungan sehingga masih harus mengembalikan modal yang utuh kepada pemodal. 2. Zina, Akibat Buruk Dan Bahayanya Zina merupakan kerusakan sangat besar yang memberikan dampak buruk secara khusus bagi pelakunya maupun umat secara umum. Di antara akibat buruk dan bahaya tersebut adalah:
97
a) Dalam zina berkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni
minimnya
agama
sipelaku,
tak
adanya
sikap
wara‟(menjaga diri dan dosa), buruknya kepribadian dan sekaligus tak adanya rasa cemburu. b) Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dan perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. c) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. Jadi menurut penulis menyatakan bahwa demikian besar bahaya yang diakibatkan oleh dosa zina oleh karenanya Allah telah mengkhususkan hadd (hukuman) bagi pelaku zina dengan tiga kekhusyuan yaitu : hukuman mati secara buruk (rajam), allah secara khusus menyebutkan larangan menaruh rasa iba yang sampai mengalahkan hukum agama, allah memerintahkan agar pelaksanaan hukuman zina disaksikan oleh orang-orang mukmin
dengan
maksud
bisa
menjadi
pelajaran
dan
memberikan dampak positif bagi maslahat umat. 3. Puasa Sunah Pada dasarnya puasa wajib (hutang puasa wajib) tentu harus didahulukan daripada puasa sunnah. Pasalnya, puasa wajib merupakan hutang yang harus dibayar, sementara puasa sunnah dilaksanakan ketika memiliki kesempatan dan jika tidak tak berdosa. Menurut penulis Karena itu, bagi yang memiliki hutang
98
puasa hendaknya segera membayar hutang puasa wajibnya terlebih dahulu sebelum melakukan puasa sunnah. Namun demikian kalaupun puasa sunnah dilakukan sebelum membayar hutang puasa wajib, maka puasa sunnahnya tetap sah selama waktu untuk membayar hutang puasa wajib masih ada sebab membayar hutang puasa Ramadhan membentang hingga Ramadhan berikutnya. C. Akhlaq 1. Do’a Memohon Segala Ampunan Do‟a ini adalah do‟a yang mencakup segala macam istighfar (memohon ampunan pada Allah). Karena do‟a ini sifatnya umum mencakup semuanya dan disertai dengan perincian dengan lafazh yang tegas. Makna do‟a ini adalah „Ya Allah, ampunilah dosaku seluruhnya (dosa kecil maupun dosa besar). Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah seseorang dalam beribadah kepada Allah. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al „Utsaimin rahimahullah memberikanfaedah
berharga
mengenai
do‟a: a) Hendaknya seseorang menghadirkan segala apa yang ingin ia minta. b) Ketika berdo‟a berarti kita sedang berinteraksi dengan Allah. Ketika seseorang merinci atau banyak meminta kepada Allah ketika interaksi tersebut, itu membuat Allah lebih menyukainya dibanding dengan hanya ringkas saja dalam meminta.
99
c) Semakin banyak seseorang berdo‟a, berarti ia semakin dekat dengan Allah. d) Semakin banyak seseorang berdo‟a (memohon), itu tanda bahwa ia semakin butuh pada Allah Ta‟ala. (Tafsir Surat „Ali Imron 1/116). Menurut Penulis dengan doa‟ini menunjukkan bahwa
sudah
seharusnya
seseorang
ketika
berdo‟a
merenungkan maksud do‟a yang ia panjatkan karena ini memberikan pengaruh umat besar pada jiwa. Hal ini akan menimbulkan kekhusyua‟n, rasa tunduk dan hina dihadapan Ar rahman. Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah seseorang dalam beribadah kepada Allah. 2. Keyakinan Dan Kesabaran Keyakinan adalah teman setianya gairah yang selalu bersumber dari cinta. Keyakinan adalah kekuatan yang takkan pernah habis untuk selalu memberi energi bagi jiwa untuk menunggu, “membangun”, menguatkan, hingga berbagai defenisi tindakan yang terkadang tak bisa diterima oleh akal. Menurut penulis jika keyakinan adalah alasan terbesar seseorang untuk bertahan. maka pasangan jiwanya adalah kesabaran, kesabaranlah yang membuat orang untuk terus bersama dengan keyakinannya. 3. Manfaat Menundukkan Pandangan (Ghadhul Bashar) a) Membersihkan hati dari Derita Penyesalan. Karena barang siapa yang mengumbar pandangan matanya, maka penyesalan yang dirasakan tiada henti.
100
b) Mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati, wajah dan seturuh anggota badan. Hal ini, sebagaimana mengumbar pandangan mata yang akan mewariskan kegelapan, yang terlihat pada wajah dan seluruh anggota tubuhnya. c) Mendatangkan Kekuatan Firasat Yang Benar. Menahan pandangan mata akan mendatangkan kekuatan firasat yang benar, karena firasat merupakan cahaya dan buah dari cahaya. Jika hati seorang hamba bercahaya, maka akan benar firasatnya. d) Akan membuka pintu dan jalan ilmu serta memudahkan dalam mendapatkannya. Hal itu disebabkan cahaya yang ada di dalam hati. e) Mendatangkan kekuatan, keteguhan dan keberanian hati. Dengan begitu seseorang yang menahan pandangan matanya dapat menguasai pandangan itu dan penguasaan terhadap hujjah. f) Mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kelapangan hati. Kenikmatan dan kegembiraan yang dirasakan lebih besar dari pada kesenangan yang diperoleh dari mengumbar pandangan itu. Hal Itu disebabkan karena ia telah mampu mengalahkan musuhnya, dan menundukkan hawa nafsunya. g) Membebaskan hati dari tawanan syahwat.
101
Karena orang yang layak disebut tawanan adalah orang yang ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya. h) Menutup pintu-pintu neraka Jahannam. Sesungguhnya pandangan mata adalah pintu syahwat yang menuju pelaksanaannya. Maka, pengharamannya oleh Allah dan syari‟at-Nya adalah tabir penghalang untuk mengumbar pandangan. i) Menguatkan dan mengokohkan akal Mengumbar pandangan tentulah tidak akan dilakukan kecuali orang-orang
yang
lemah
akalnya,
gegabah
dan tidak
memikirkan akibatnya dikemudian hari. Orang yang cerdik akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan akibat dari perbuatannya. j) Membebaskan hati dari syahwat yang memabukkan dan kelalaian yang merugikan. Mengumbar pandangan mata akan mendatangkan kelalaian untuk
mengingat
Allah dan hari akhirat
serta dapat
menjerumuskan ke dalam tawanan cinta yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan tentang orang yang tertawan oleh rupa dan penampilan. Berdasarkan data tersebut diatas, penulis dapat menilai bahwa siaran materi aqidah, akhlaq, syari‟ah yang disiarkan di Radio Ngabar FM dalam acara siraman rohani dipandang cukup
102
representaif. Karena kemasan materi dakwah yang dibuat menarik dan variatif akan dapat dengan mudah diterima oleh pendengar tanpa ada kesan menggurui. Hal ini didukung oleh sejak awal berdirinya, radio telah ikut serta dalam kegiatan dakwah keikutsertaan radio dalam mengembangkan proses dakwah Islamiyah sejalan dengan fungsi radio sebagai penyampai informasi, pendidikan, keagamaan, dan hiburan. Oleh karena itu dalam mengemas program siaran dakwah, radio
berusaha
memberikan
sajian
yang
memberikan
pendidikan, wawasan, dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan visi
radio
yang
ingin
menyebarkan
misi
keislaman,
kemasyarakatan, dan keilmuan melalui radio. Sehingga dalam pengambilan tema untuk materi dakwah pada program siaran dakwah siraman rohani menurut pengamatan penulis cukup kontekstual
karena
terdapat
korelasi
dengan
realitas
masyarakat. Hal ini dapat dijadikan bahan renungan dan cerminan serta pelajaran dalam menghadapi problematika hidup. 4.1.2. Analisis Proses Penyusunan Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dalam memuat materi siaran dakwah di program programnya cukup beragam dari seorang programmer dituntut untuk membuat proses
103
penyusunan program siaran dalam pengudaraan di radio agar terjadi harmonisasi dan variasi dalam pendengaran audien. Sehingga siaran yang diudarakan tidak monoton dan membosankan. Bentuk proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain sebagai berikut: a. Bekerjasama dengan tim Crew kreatif radio Ngabar FM dan diserahkan kepada direktur radio Ngabar FM kemudian diajukan kepada pimpinan Pondok Pesantren Walisongo untuk disetujui. Dalam proses inilah hendaknya dibuat deskripsi (uraian) acara, yaitu rancangan program yang mendukung kelengkapan unsur, seperti, nama acara, kategori program, lingkup materi, tujuan program, target khalayak/sasaran
khalayak,
frekuensi
penyiaran,
durasi,
jam
penayangan, format penyajian, dan sifat produksi. Deskripsi acara berfungsi sebagai pedoman bagi semua crew yang akan memproduksi program dan siapa saja yang kelak akan mengasuhnya, tidak akan banyak mengalami kesulitan. b. Bekerjasama dengan ustadz yang mempunyai wawasan yang luas serta tidak memihak salah satu organisasi agar bisa diterima oleh semua kalangan. Hal ini merupakan terobosan bahwasanya dalam suatu masyarakat tidak hanya terdiri dari satu golongan atau organisasi saja, melainkan
begitu
banyak
organisasi
yang
berkembang
dan
memungkinkan adanya suatu persaingan antar organisasi satu dengan
104
yang lain. Melihat kondisi demikian, maka pihak radio Ngabar FM mengantisipasi dengan menghadirkan ustadz yang tidak terlibat dalam sebuah organisasi ataupun partai politik. Karena jika ustadz berkecimpung di dunia politik ataupun organisasi tertentu, tidak menutup
kemungkinan
masyarakat/pendengar
yang
diluar
organisasinya akan acuh terhadap acara yang disiarkan di radio Ngabar FM, bentuk dari kerjasama ini diwujudkan dalam program acara dakwah. c. bekerjasama dengan pihak radio Ngabar FM dengan radio-radio lain di wilayah Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul fikri, Darul istiqomah untuk secara seksama menyiarkan rekaman pengajian. Kerjasama semacam ini mempunyai tujuan supaya terjalin suatu kedekatan/hubungan yang baik antara pihak radio Ngabar FM dengan radio lain. Dengan adanya kedekatan tersebut maka bisa memacu kalangan programmer ataupun penyiar untuk senantiasa meningkatkan ide-ide kreatifnya guna mencapai kualitas siaran yang lebih baik demi kemajuan kota Ponorogo. Menurut penulis bentuk kreatifitas seperti ini sangatlah penting dan bernilai positif karena dengan adanya persaingan yang sehat dalam peningkatan kualitas siaran, akan menjadikan siaran radio-radio di wilayah Ponorogo semakin maju dan berkualitas tinggi. Dari semua bentuk kerjasama yang disebutkan diatas, sekaligus sebagai wujud kreatifitas dari pengelola stasiun radio, menurut penulis sangatlah tepat untuk dijadikan sebagai wahana dalam meningkatkan
105
kualitas siaran dakwah Islam di kota Ponorogo supaya siaranya tidak monoton, karena jika siaran dakwahnya monoton tanpa adanya suatu kreatifitas dari pengelola radio, maka lambat laun akan terjadi suatu kejenuhan pada pendengar yang bisa menyebabkan hilangnya minat masyarakat untuk mendengarkan sebuah siaran di radio tersebut. Menurut penulis
proses penyusunan program siaran dakwah yang
digunakan di radio Ngabar FM sebagaimana dikemukakan mengenai program bahwa perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu. Kemudian penyusunan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak saja mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terdapat seperti nama program, cara penyajian program dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan kepada audien. Dengan demikian audien juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas, nama, kemasan program dan bahkan perusahaan yang berada di belakang suatu program yang kesemuanya membentuk persepsi audien terhadap program dan media bersangkutan.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berangkat
dari uraian pembahasan skripsi
dengan judul
STUDI
ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2
PONDOK
PESANTREN
WALISONGO
KABUPATEN
PONOROGO diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain : Program Acara Siaran Senandung Nasyid dan Dakwah, Program Acara Siaran Rehat Siang (Adzan, Lagu Islami dan instrumen), Program Acara Siaran Istirahat (Adzan, Lagu Islami dan Pondok), Program Acara Siaran Siraman Rohani,
Program Acara Snada
(Senandung Nasyid dan Dakwah), Program Acara Siaran Murottal. Sedangkan dari segi bentuk siaran, format program siaran dakwah yang digunakan di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dapat digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya : format monolog, format dialog interaktif, format musik Islami, format insert. 2. Isi program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo kabupaten Ponorogo ada tiga kategori yang terdapat dalam siraman rohani Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, yaitu meliputi akidah, syari’ah, akhlak. Akidah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan atau sebagai fondamen dasar bagi setiap muslim. Dalam akidah ini meliputi TandaTanda Kemunafikan, Jangan Remehkan Kesyirikan, Ingat Mati, Hilangkan 106
107
Perasaan Takut Gagal, Menghilangkan Sedih dan Cemas dengan Memikirkan Ciptaan Allah. Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang disyari’atkan oleh Allah SWT untuk umat manusia. Dalam kategori ini meliputi Perbandingan antara Mudharabah dengan Riba, Puasa Sunnah, Zina Akibat Buruk dan Bahayanya. Akhlak merupakan pendidikan jiwa agar seorang dapat bersih dari sifat tercela dan dihiasi sifat terpuji. Dalam kategori ini meliputi Do’a Memohon Segala Ampunan, Keyakinan dan Kesabaran, Manfaat Menundukan Pandangan (Ghadhul Bashar). 3. Proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain diwujudkan dalam bentuk siaran yang di dalamnya menyelipkan insert siaran dakwah seperti mutiara qolbu pada program acara populer, kemudian kerja sama dengan tim crew kreatif radio Ngabar FM dan diajukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo untuk disetujui, bekerjasama dengan ustadz yang mempunyai wawasan luas serta tidak memihak salah satu organisasi agar bisa diterima oleh semua kalangan, bekerjasama dengan radio-radio lain yang berada di wilayah Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul fikri, Darul istiqomah dan lain sebagainya. Itulah gambaran proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM dan tentunya penyajian program seperti disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai media untuk menyiarkan dakwah Islam.
108
5.2. Saran-Saran Ada beberapa saran yang penulis anggap penting untuk dipertimbangkan dalam perjalanan dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain: a.
Mengingat sifat radio adalah auditory yakni hanya bisa didengar, untuk itu seorang da’i hendaknya mampu membuat imajinasi dalam diri pendengar agar tetap selalu mendengarkan siaran dakwah yang disiarkan di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
b.
Dalam mengemas acara hendaknya dibuat lebih variatif sehingga tidak membosankan dan senantiasa berupaya mencari informasi dari segmen pendengarnya tentang bagaimana baiknya program siaran, khususnya program siaran dakwah yang hendak dikemas.
c.
Bagi para da’i agar mampu menciptakan metode baru yang sekitarnya menarik perhatian pendengar sehingga dakwahnya menjadi lebih baik.
d.
Bagi pengelola atau Crew radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo
hendaknya
meningkatkan kualitas
pelayanan bagi masyarakat. Hal ini seperti selalu menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik. 5.3. Penutup Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan kuasa-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan didalamnya dan masih jauh dari kesempurnaan, yang demekian itu sudah barang tentu dapat dimaklumi
109
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis memanjatkan do’a semoga dengan selesai dan terwujudnya skripsi ini bisa membawa manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya robbal a’lamin.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar , Saefudin. 2001. Metode Penelitian. Cet.III, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Cet.VI , Jakarta: Rineka Cipta. _______________. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, Moh. Ali, 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. Arifin, H. M, 1994. Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara. Amin, Samsul Romli, 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. Anshari, Hafi, 1993. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, Pedoman untuk Mujtahid Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas. Abda, Slamet Muhaemin, 1994. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas. Abdullah, Dzikron, 1998. Metodologi Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. Semarang. Ardianto, Elvinaro, 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Asnawir, 2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Chusmeru, 2001. Komunikasi di Tengah Agenda Reformasi Sosial Politik. Bandung: Alumni. Depag. RI. 2002. Alquran Dan Terjemahannya. Surabaya: Pustaka Setia. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
_____________________. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Fathoni, Abdurrohmat, 2005. Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, M. Bahri, 1997. Dakwah Komunikatif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Hadi, Sutrisno, 1993. Metode Research I, Yogyakarta: Andioffset.
Halimi, Safrodin, 2008. Etika Dakwah Dalam Perspektif AL-Qur’an, Semarang: Walisongo Press. Ibn hanbal, Imam Ahmad, 2000. Musnad Ahmad, Surabaya: CV Karya Utama. Kayo Pahlawan, Kahatib, 2007. Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, Jakarta: Amzah. Moleong , Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. _______________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Muhtadi, Asep Saeful dan Maman Abdul Djaliel. 2003. Metodologi Penelitian Dakwah. Bandung : Pustaka Setia. Munir, M., Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. M. Romli, Asep Syamsul, 2004. Broadcast Journalism, Bandung : Nuansa. ____________________, 2009. Dasar-Dasar Siaran Radio, Bandung: Nuansa. Morisson, 2008. Menejemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. Masduki, 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yoyakarta: Pustaka Populer Lkis. Poerwadarminta, W. J. S. 1976 : Kamus Umum Bahasa Indonesia. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor: 3/P/KPI/2/2009 tentang standar Program Siaran, (Semarang: Komisi Penyiaran Indonesia Daerah. 2010). Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2003, Cet. 1, penerjemah. Shodiq dan Imam Muttaqien, Dasar- Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka pelajar. Suminto, Agib, 1984. Problematika Dakwah. Jakarta : Pustaka Panjimas. Sanwar, Aminuddin, 1985. Pengantar Studi Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah, Semarang: IAIN Walisongo. Shihab, M. Quraisy, 1996. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Syukir, Asmuni, 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas Tasmara, Toto, 1997. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama. Ya’qub, Hamzah, 1981. Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadhership, Bandung: Di Ponegoro.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Mulyati
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Rembang, 8 Nopember 1988
3. NIM
: 071211048
4. Alamat Rumah
: Ds. Pandangan Wetan Rt. 08 Rw. 03, Kec. Kragan Kab. Rembang 59273 Jateng
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. TK Mina Bahari Pandangan Wetan, Lulus Tahun 1994 b. SD pandangan kulon I, Lulus Tahun 2000 c. MTs Walisongo Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa Timur, Lulus Tahun 2003 d. MA Walisongo Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa Timur, Lulus Tahun 2006
Semarang, 15 Desember 2011
Mulyati NIM.071211048