HUBUNGAN ANTARA TINGGI TANAMAN VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq) DENGAN KUALITAS TANDAN
TESIS Oleh JAMIDI 992101005/AGR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
HUBUNGAN ANTARA TINGGI TANAMAN VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq) DENGAN KUALITAS TANDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian dalam Program Studi Agronomi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
JAMIDI 992101005/AGR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
: HUBUNGAN
ANTARA
TINGGI
TANAMAN
VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis quineensis Jacq) DENGAN KUALITAS TANDAN Nama Mahasiswa
: JAMIDI
Nomor Pokok
: 992101005
Program Studi
: Agronomi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, M.Sc) Ketua
(Prof. Dr. Ir. P.M. Naibaho) Anggota
(Dr. Ir. Razak Purba) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur SPs USU,
(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc)
Tanggal Lulus : 23 Juli 2007
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Telah Diuji pada Tanggal 23 Juli 2007
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof.Dr.Ir.J.A.Napitupulu,MSc
Anggota
: Prof.Dr.Ir.PM.Naibaho Dr.Ir.Razak Purba Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc Prof.Dr.Ing.Agr.R.Kamrol Danamik
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dilahan kering kebun pengujian AvdelingTiga Bah Jambi Marihat Pematang Siantar Sumatera Utara dengan topografi datar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman dan iklim mikro dari berbagai varietas pada tahun tanam yang berbeda terhadap kualitas tandan, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancang Kelompok Lengkap Teracak (RKTL) yaitu Faktor Varietas (V) terdiri dari tiga taraf yaitu : Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Faktor Tahun tanam terdiri dari dua taraf yaitu: Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2). Parameter yang diamati terdiri dari : Pengamatan di lapangan dan Analisis Laboratorium. Pengamatan dilapangan adalah Kondisi Tanaman dan lingkungan, terdiri dari Temperatur, Kelembaban, curah hujan dan Penyinaran. Pengamatan harian dilakukan terhadap keadaaan temperatur, kelembaban dan curah hujan, sedangkan pengamatan terhadap penyinaran dilakukan perminggu yang dicatat selama ± 4 bulan. Temperatur dan kelembaban harian diperoleh dari rata-rata pengamatan setiap pukul 07,00 – 12.00 dan 16.00 wib. Analisis laboratorium yang diamati terdiri dari : bobot tandan, bobot buah, bobot inti dan komposisi tandan yang mencakup : persentase buah / tandan, persentase daging / buah, persentase inti / buah, persentase minyak / daging, persentase minyak / tandan, persentase cangkang / buah, kadar air (%) dan rendemen pati (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebelas parameter yang diamati ayng berpengaruh nyata adalah persentase buah/tandan antara varietas yang dicobakan. Persentase tertinggi diperoleh pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Persentase buah/tandan terendah dijumpai pada varietas Rispa baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Demikian juga persentase minyak/tandan, varietas Marihat diperoleh persentase minyak/tandan tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. persentase minyak/tandan terendah dijumpai pada varietas yangambi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Rendemen pati (%), Varietas Marihat juga diperoleh persentase rendemen pati tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989, Rendemen pati (%) terendah dijumpai pada varietas yangambi, baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Selain dari tiga parameter yang berpengaruh nyata yang semuanya lebih tinggi pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Empat parameter lainnya yaitu bobot tandan, bobot buah, persentase
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
daging/buah, persentase minyak/daging, semuanya cenderung lebih tinggi pada varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tanam 1989. Dengan demikian varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989 lebih baik untuk dibudidayakan dibandingkan dengan variatas Yangambi dan Variatas Rispa pada kedua tahun tanam. Kata kunci : tinggi tanaman, varietas,kualitas tandan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
This research was conducted in a dried-field of trial garden of Avdeling Tiga Bah Jambi Marihat Pematang Siantar Sumatera Utara with a flat topography. The purpose of this research was that to know the influence of the height of plants and micro climate of varieties with a difference planting year to stem quality. This research was conducted by using random complete struk design that was variety factor (V) consist of three levels, those were Yangambi Varieties (V1), Marihat Varieties (V2) and Rispa Varieties (V3); planting year factor consist of two levels; planting year 1993 (T1) and planting year 1989 (T2). The parameter which was observed consist of ; observation in the field and laboratorium analysis. Observation in the field included plant condition and circumstance, consist of temperature, humidity, rainfall and illumination. Daily observation was conducted to temperatur condition, humidity and rainfall, while observation toward illumination was conducted weekly which was recorded for + 4 months. Temperature and daily humidity were found from the average of observation in every 07.00-12.00 and 16.00 (West Indonesia Time zone). Laboratorium analysis observed consist of : stem quality , fruit quality, core quality and stem composition, which covered : persentage of fruit/stem, percentage of meat/stem, percentage of core/fruit, percentage of oil/meat, percentage of oil/stem. Percentage of eggshell/fruit, the amount of water (%) and the amount of patty (%). The research result showed that from eleven parameters observed, those which had real influence were percentage of fruit/stem among varieties which had been tried. The highest percentage was gotten from Marihat varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest percentage fruit/stem was gotten from Rispa varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. Furthermore, the percentage oil/stem, Marihat Varieties was gotten the highest either in the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest percentage oil/stem was gotten from the varieties taken with the planting year 1993 and also the planting year 1989. the amount of patty (%) Marihat Varieties was also gotten the highest percentage, either the planting year 1993 or the planting year 1989. The lowest the amount of patty was gotten from Yangambi Varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. Besides, of three parameters which have real influences, the highest one was that of Marihat Varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989. Another four parameters, those were stem quality, fruit qualit, percentage of meat/fruit and percentage of oil/meat. The highest among them was Marihat Varieties either the planting year 1993 on the planting year 1989.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Then, Marihat varieties either the planting year 1993 or the planting year 1989 were better to be cultivated than those of Yangambi varieties and Rispa Varieties in that two of the planting years. Key word : height of plant, variety, stem quality
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dengan berkat dan rahmat Nya hasil penelitian ini dapat saya selesaikan. Penelitian ini dengan judul Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq) Dengan Kualitas Tandan. Merupakan pedoman pelaksanaan penelitian tesis sebagai tugas akhir pada Program Studi Agronomi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof .Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc., Bapak Dr. Ir. P.M. Naibaho, dan Bapak Dr. Ir. Razak Purba, masing-masing sebagai komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan ini. Terimakasih yang teristimewa untuk isteri tercinta Fauzah Nur Aksa,S.Ag dan Ananda tersayang Zalfa Malika Azzahra serta Alm Zaidan Rizki Zikrullah, Ayahanda Tgk Nurdin Abd (Alm) dan ibunda Manfaridjah serta abang dan adik-adik. Juga untuk mertua Ibu Hj.Rusiah Ibr,S.Ag dan Tgk M.Yusuf Aksa (Alm). Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin, P.Lubis, DTM H,SP.A(K). Ibu Prof Dr.T.Chairun Nisa B, Msc, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana, Bapak
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Prof Dr.Ir.B Sengli J.Damanik, Msc, sebagai ketua program Studi Agronomi; serta Bapak dan Ibu Dosen serta staf dan karyawan/i pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas pelayanan, pengajaran dan pembimbingan serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Bapak Prof.Dr.Ir.J.A.Napitupulu, Msc sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Prof.Dr.Ir.PM.Naibaho, dan Bapak Dr.Ir.Razak Purba selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala waktu, perhatian dan keseriusan dalam memberikan sarana dan fasilitas untuk penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Akhirnya tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada staf dan karyawan pusat penelitian Kelapa Sawit Pematang Siantar Sumatera Utara, khususnya Kepada Bapak Sujadi,Sp dan Bapak Pangihutan Pangabean (P.Gabe) yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini Penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penulisan dan penyusunan hasil penelitian ini, sehingga penulis menerima kritikan saran yang membangun, untuk kesempurnaannya.
Medan, September 2007 Penulis
Jamidi
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara pada tanggal 11 Nopember 1966 tepatnya di desa Paloh Raya Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Anak kedua dari delapan bersaudara, putra kedua dari Alm. Tgk. Nurdin Abdullah dan Ibunda Manfaridjah Muhammad. Pada tahun 1980 penulis menamatkan SDN Cot Usi Kecamatan Muara Batu. Pada tahun 1983 Penulis menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMPN) Gandapura Kecamatan Gandapura. Pada tahun 1986 Penulis menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMAN I) Bireuen Jurusan IPA. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala melalui SIPENMARU dan selesai pada tahun 1993. Pada bulan Februari 1993 penulis bekerja staf PT. Perkebunan Blang Ara Company kebun Bukit Payong Kecamatan Matang Kuli Aceh Utara sampai Mencapai Posisi ASKEP (Kepala Lapangan). Kemudian mulai tahun 1996 Penulis bekerja sebagai Dosen Tetap Yayasan pada Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Tahun 1987 penulis dipercayakan sebagai Manager Unit Perkebunan Universitas Malikussaleh. Tahun 1988 penulis diberi tugas sebagai pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD3) UNIMAL. Tahun 2001 Penulis diberi tugas sebagai Pj Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Dan mulai tahun 2002 s/d tahun 2006 Penulis memimpin Fakultas (Dekan) Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tugas tetap penulis sejak tahun 1996 sampai dengan sekarang adalah Dosen tetap Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………… ..
i
ABSTRACT…………………………………………………………....
iii
KATA PENGANTAR ............................................................................
v
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL...................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
xiv
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
Latar Belakang ............................................................................
1
Perumusan Masalah ....................................................................
5
Landasan Teori............................................................................
5
Tujuan Penelitian ........................................................................
7
Hipotesis Penelitian.....................................................................
7
Kegunaan Penelitian....................................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
8
Tinggi Tanaman ..........................................................................
9
Cahaya.........................................................................................
10
Komposisi Minyak Sawit............................................................
12
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Komponen Minyak .....................................................................
14
Pematangan Buah........................................................................
16
Pembentukan Minyak Dalam Buah ............................................
16
Biosintesa Asam Lemak..............................................................
19
Kelembaban dan Suhu ................................................................
21
Efek Lingkungan Terhadap Komponen Minyak.........................
22
Hubungan Perkembangan Umur Tanaman Dengan Kandungan Minyak.....................................................................
24
BAHAN DAN METODE .......................................................................
26
Bahan dan Alat............................................................................
26
Metode Penelitian .......................................................................
27
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
28
Pelaksaan Penelitian....................................................................
28
Penetapan Areal Penelitian .........................................................
29
Pemilihan Pohon Pengamatan.....................................................
29
Pengamatan dan Pengumpulan Data...........................................
29
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................
32
Kondisi Tanaman Dan Lingkungan .............................................
32
Tinggi Tanaman .............................................................
32
Temperatur .....................................................................
32
Kelembaban ...................................................................
33
Parameter......................................................................................
35
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Persentase Buah/Tandan ................................................
36
Persentase Daging/Buah.................................................
37
Persentase Inti/Buah.......................................................
39
Persentase Minyak/Daging.............................................
41
Persentase Minyak/Tandan ............................................
42
Persentase Cangkang/Buah ............................................
43
Kadar Air (%).................................................................
44
Rendemen Pati (%) ........................................................
45
Pembahasan Umum.................................................................................
46
Pengaruh Tinggi Tanaman ..........................................................
46
Pengaruh Temperatur dan Kelembaban (iklim mikro) ...............
47
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
51
Kesimpulan ................................................................................
51
Saran ...........................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
53
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1. Komposisi Asam Lemak Dalam Buah Sawit Pada Berbagai Umur…… 13 2. Komposisi Tandan Buah Sawit Rata-rata 5 Tahun Panen 1984-1988 pada Tanaman Tahun Tanam 1978……………………………………. 14 3. Perubahan Komposisi Asam Lemak…………………………………... 19 4. Tinggi Tanaman Pada Beberapa Varietas dan Tahun Tanam (m)………32 5. Rata-rata Temperatur di Sekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3) Tahun Tanam 1989 (T2) Dan Tahun Tanam 1993 (T1) (ºC)………….. 33 6. Rata-rata Kelembaban di Sekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3) Tahun Tanam 1989 (T2) Dan Tahun Tanam 1993 (T1) (%)................... 34 7. Rata-rata Bobot Tandan, Bobot Buah,Bobot Inti, Persentase Buah Tandan, Persentase Daging Buah, Persentase Inti Buah, Persentase Minyak Daging, Persentase Minyak Tandan, Persentase Cangkang Buah, Persentase Kadar Air, Persentase Rendemen Pati....... 35
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1. Grafik Hubungan antara Jumlah Hari Setelah Penyerbukan dengan % minyak /mesokarp……………………………………….
18
2. Ketiga Tahapan Utama Mekanisme Biosintesa Asam lemak………
20
3. Ringkasan Biosintesa Asam Palmitat……………………………….
23
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Susunan Kombinasi antara Varietas dan Tahun Tanam ......................... 57 2. Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1993 (T1) ........... 57 3. Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1989 (T2) ........... 57 4. Rata-rata Temperatur disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2)…………………..58 5. Rata-rata Kelembaban Disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2), Varietas Rispa (V3); Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2) .......................... 58 6. Bobot Tandan ........................................................................................... 59 7. Analisis Ragam Bobot Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa. Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ........................................................................... 58 8. Bobot Buah .............................................................................................. 60 9. Analisis Ragam Bobot Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) .............................................................60 10. Bobot Inti.................................................................................................61 11. Analisis Ragam Bobot Inti Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varitas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)..............................................................61 12. Persentase Buah /Tandan..........................................................................62
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
13. Analisis Ragam Persentase Buah/Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).........................
62
14. Persentase Daging/Buah.....................................................................
63
15. Analisis Ragam Persentase Daging/Buah Kelapa Sawit Varietas Yangmabi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).......................
63
16. Persentase Inti/Buah..........................................................................
64
17. Analisis Ragam Persentase Inti/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Variatas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).......................
64
18. Persentase Minyak/Daging.................................................................
65
19. Analisis Ragam Persentase Minyak/ Daging Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1).......................
65
20. Persentase Minyak/Tandan................................................................
66
21. Analisis Ragam Persentase Minyak/Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)........................
66
22. Persentase Cangkang/Buah ................................................................
67
23. Analisis Ragam Persentase Cangkang/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ........................
67
24. Kadar Air (%) .....................................................................................
68
25. Analisis Ragam Kadar Air (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ...............................................
68
26. Rendemen Pati (%) ................................................................................. 69
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
27. Analisis Ragam Rendemen Pati (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) ............................ 69 28. Tehnik Analisis Tandan ........................................................................... 70
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg) merupakan komoditi andalan Indonesia, akan terus dikembangkan sebagai sumber devisa dari sektor perkebunan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar, berpotensi untuk mengembangkan kelapa sawit karena memiliki lahan subur yang luas dan sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit. Pada tahun 2005/2006 dengan areal pertanaman kelapa sawit seluas 5,35 juta ha dapat menghasilkan 14,7 juta ton minyak kelapa sawit. Tanaman ini telah dibudidayakan sebagai komoditi andalan yakni penghasil devisa, penyerap tenaga kerja dan pelestarian sumber daya alam (Silitonga, 1989). Selain faktor bahan tanaman dan pengelolaan yang dapat dimodifikasi maka perlu diperhatikan penetapan dan penilaian lahan yang sesuai dalam pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Varietas tanaman kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal misalnya dibedakan atas tipe buah, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain. Beccari & Chavalier (1914) mengatakan bahwa ada 18 varietas. Becker & Fickendy (1919) mengemukakan bahwa ada 19 varietas, sedangkan Annet (1921) hanya menggolongkan dalam 7 varietas (Lubis, 1992).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama bagi tanaman kelapa sawit agar produksinya mendekati potensi maksimum. Saat ini areal perkebunan kelapa sawit tersebar pada ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut . Curah hujan yang baik antara 2000 – 2500 mm per tahun, tidak memiliki defisit air, distribusi hujan merata sepanjang tahun. Temperatur optimal 24 – 28 °C , terendah 18 °C dan tertinggi 32 °C. Panjang penyinaran harian untuk tanaman kelapa sawit tidak kurang dari 6 jam per hari dan kelembaban relatif yang diinginkan sekitar 50-90 % atau kelembaban optimal 80 % (Lubis,1992). Temperatur sangat mempengaruhi semua reaksi yang terjadi di dalam tanaman yaitu mempengaruhi laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim (Salisbury dan Ross, 1992). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur berhubungan dengan spikelet dan proses pematangan. Tanaman padi yang ditanam pada ketinggian berbeda menunjukkan bahwa pengaruh temperatur udara rata-rata yang rendah dapat memperpanjang periode pematangan dan tentunya mempengaruhi proses pengisian komponen buah (Yoshida,1972). Menurut Uexkull dan Fairhurst (1994) bahwa tanaman kelapa sawit dengan temperatur lingkungan yang ekstrim dan berfluktuasi merupakan salah satu faktor penyebab stress, terutama mulai dari masa berbunga hingga produksi tandan. Pemasaran minyak sawit terkait dengan jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Daya saing minyak sawit ditingkatkan melalui peningkatan produksi,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
efisiensi dan pengendalian mutu. Karakter mutu minyak sawit yang sering diperhatikan dalam pemasaran dan penggunaannya antara lain; asam lemak bebas (ALB), karoten, warna, komposisi asam lemak, tocoferol serta aromanya. Faktor-faktor ini mempengaruhi penggunaan minyak sawit untuk oleo pangan atau oleo kimia (Simanjuntak,1994 dan Naibaho,1996). Waktu dan saat panen merupakan faktor pertama yang mempengaruhi jumlah dan mutu minyak sawit. Selanjutnya dipengaruhi oleh kelancaran pengangkutan (transportasi), efisiensi pengolahan dan kondisi penyimpanan. Pemanenan terhadap buah matang (tandan buah segar) menghasilkan minyak dengan jumlah dan mutu yang optimal. Buah matang tidak boleh tertinggal, karena minyaknya akan terurai serta mengalami kerusakan. Buah mentah tidak boleh dipanen, karena rendemen minyaknya masih rendah. Seluruh tandan dan brondolan dikumpul ditempat pengumpulan hasil (TPH), untuk selanjutnya di angkut ke pabrik pengolahan (Lubis,1992). Telah diketahui secara umum bahwa membran sel tersusun dengan lipid polar yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Semakin tinggi kadar ALTJ sifat membran sel semakin cair (fluidity), longgar (loosen) dan permeabel (Van Deenen, 1972 dalam Mengel dan Kirby, 1982). Hasil analisis kandungan lipid polar dari ujung-ujung akar kecambah kapas, ternyata kecambah yang berasal dari tanaman yang di tanam pada areal yang bersuhu 20°C memiliki kadar asam oleat, linoleat dan linolenat dua kali lebih banyak dari
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
pada tanaman yang di tanam pada suhu 30°C (John dan Christiansen dalam Galston,dkk.,1980). Pada tanaman kakao, derajat ketidak jenuhan asam lemak berkorelasi positif dengan tinggi tempat penanaman. Hal ini disebabkan lingkungan yang lebih basah dengan rerata suhu harian yang lebih rendah menyebabkan biosintesis asam lemak berlangsung lebih cepat. Secara biokimia asam lemak tidak jenuh (ALTJ) disintesis lebih akhir dari pada asam lemak jenuh (ALJ) yang berantai pendek. Selain itu makin banyak ikatan rangkap (tidak jenuh) makin rendah titik cairnya (Prawoto dan Karneni,1994). Produksi minyak kelapa sawit mulai meningkat saat umur tanaman 4-6 tahun, akan mencapai produksi maksimum pada saat tanaman berumur 8-10 tahun (Turner dan Gilbanks,1974; Corley dan Gray, 1976). Corley dan Gray (1976) menyatakan bahwa kandungan minyak pada tandan buah tanaman kelapa sawit muda adalah rendah. Hal ini sama dengan pernyataan Hartley (1977) yang menyatakan bahwa tandan dengan berat yang sama pada tanaman
kelapa sawit yang tua akan lebih lama waktu
pematangannya dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit yang muda. Berarti waktu pembentukan minyak dalam tandan buah kelapa sawit yang lebih tua akan semakin panjang dan kemungkinan kandungan minyak yang dihasilkan akan lebih banyak.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Perumusan Masalah Usaha budidaya tanaman kelapa sawit di Indonesia sudah lama dan penyebarannya dari 0-500 m dari permukaan laut maka ingin diketahui apakah ada hubungan antara berbagai tinggi beberapa varietas tanaman kelapa sawit dengan kelembaban dan suhu di sekitar kanopi terhadap kualitas tandan dan minyak. Di samping itu belum ada penelitian mengenai hubungan tinggi beberapa varietas tanaman dengan suhu di sekitar kanopi terhadap pembentukan komponen minyak kelapa sawit.
Landasan Teori Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) termasuk golongan palma yang dapat menghasilkan minyak. Ada tiga macam varietas yang sudah dikenal yaitu, Dura, Tenera dan Pisifera yang masing-masing dibedakan berdasarkan tebal cangkang dan daging buah (mesokap). Secara alami buah sawit di atas pohon mengandung ALB yang sangat kecil yaitu 0,1 %, setelah dipotong meningkat 1 % dalam 24 jam. Selanjutnya sekitar 0,9 % setiap hari, kenaikan ALB ini sulit dihentikan. Apabila buah mengalami kerusakan mekanis (memar) atau terkontaminasi mikroba maka ALB nya akan meningkat lebih tinggi lagi (Saxena and Trans, 1981). Asam lemak bebas meningkat dari 3,39% menjadi 4,70% dalam buah sawit yang berada di lapangan selama 4 hari.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Siahaan (1998) menemukan bahwa komposisi minyak sawit dipengaruhi oleh ketinggian daerah penanaman dan umur tanaman, karena kedua faktor ini menyebabkan perbedaan kelembaban dan suhu disekitar tandan. Buah sawit duduk pada spikelet dan beberapa spikelet bersamaan membentuk tandan, dipanen dalam bentuk tandan buah sawit. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim. Umumnya buah telah dapat dipanen setelah berumur enam bulan, terhitung sejak penyerbukan (Naibaho, 1996). Hasil panen merupakan bagian tanaman yang masih hidup, beberapa proses fisiologi pasca panen yang berlangsung didalamnya ialah respirasi, perubahan kimia, perubahan organik, pergerakan dari pertukaran gas, pergerakan larutan dan air, dan transfer panas. (Pantastico, 1986 ; dan Kays, 1991). Perubahan–perubahan fisiologis yang dapat terjadi antara lain : perubahan warna, respirasi, produksi etilen, permeabilitas jaringan, karbohidrat, asam organik,dan lain-lain (Wills, Lee, Graham, Mc Glasson and Hall, 1982). Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan buah lebih matang secara fisiologis menuju sifat yang dikehendaki atau justru menyebabkan penurunan mutu yang perlu dicegah. Menurut Naibaho (1996) bahwa minyak sawit terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dan asam lemak jenuh (ALJ). Kedua jenis asam lemak ini dibutuhkan dalam industri lemak makanan. Asam lemak tidak jenuh sangat
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Di samping itu minyak sawit kaya akan karotene dan tocoferol yang perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman dan iklim mikro dari berbagai varietas pada tahun tanam yang berbeda terhadap kualitas tandan dan minyak.
Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh tinggi tanaman dari berbagai varietas dan tahun tanam terhadap iklim mikro. 2. Ada pengaruh iklim mikro terhadap kualitas tandan dan minyak.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan budidaya kelapa sawit khususnya dalam pemilihan varietas yang sesuai untuk memperoleh kualitas tandan dan minyak yang baik.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan satu diantara tanaman palma penghasil minyak. Tanaman ini yang dibudidayakan merupakan hasil persilangan Dura (D) dengan Pisifera (P) yang disebut Tenera (DxP atau T) yang menghasilkan minyak terbanyak, sehingga sampai saat ini dibudidayakan secara luas dan komersial di Indonesia, Malaysia dll. Minyak sawit terdapat dalam daging buah (mesokarp), buah tersusun pada spikelet-spikelet dan bersatu membentuk tandan. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim. Umumnya buah matang panen dicapai pada umur sekitar 6 bulan sejak penyerbukan (Naibaho, 1996). Kelapa sawit di Indonesia ditanam pada beberapa jenis tanah dengan ketinggian antara 0-500 meter dari permukaan laut, suhu antara 22-33 °C dan kebanyakan pada daerah basah. Daerah penanaman sawit dikelompokkan dalam 5 zona iklim dengan curah hujan: sangat basah, basah, agak basah, agak kering, dan kering (curah hujan paling kurang 1500 mm pertahun). Faktor-faktor pembatas di lokasi perkebunan sawit antara lain: musim kering, solum dangkal, kemiringan curam, drainase jelek, kondisi jalan tidak baik, air tergenang pada tanah gambut (Lubis, dkk, 1989).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tinggi Tanaman Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon (Lubis, dkk, 1989). Tinggi tanaman akan berbeda antara satu varietas dengan varietas lainnya. klasifikasi varietas didasarkan atas beberapa hal, misalnya dibedakan atas tipe buah, tebal cangkang, warna buah dan lainnya. Ketinggian tanaman dari permukaan tanah dan dari permukaan laut, menentukan tingkat kelembaban di sekitar kanopi. Hal ini berhubungan dengan faktor produksi yaitu: kadar air, rendemen minyak, asam lemak bebas, dan karoten. Klasifikasi varietas berdasarkan tebal tipisnya cangkang dan daging buah (mesocarp) yang diukur dalam mm dan ada yang mengukurnya dalam persentase (%) berat terhadap berat buah yang dihitung dalam gram. Ada Varietas yang sangat tebal yaitu varietas Marcocarya dengan tebal cangkang 4-8,5 mm dan daging buah hanya 0,75- 2,5 mm saja. Species lainnya yang sudah mulai dimanfaatkan adalah species yang berasal dari Amerika Selatan “Elaeis Melanococca gae atau Elaeis oleifera (HBK)”, banyak terdapat di Brazil, Suriname, Columbia. Species ini di gunakan dalam pemuliaan tanaman karena dapat dikawinkan dengan Elaeis guineensis
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
yang akan menggunakan hibridnya. Para pemulia tertentu menggunakannya, karena memiliki beberapa sifat unik, antara lain: 1.
Pertumbuhan meninggi lambat hanya 20 cm/thn, sedangkan Elaeis guineensis 45 cm/thn.
2.
Memiliki canopy yang relatif lebih kecil, sehingga dapat ditanam lebih banyak/ha.
3.
Memiliki sex ratio tinggi dan sedikit sekali tandan bunga jantan.
4.
Memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi. Ketinggian tanaman kelapa sawit juga ditentukan oleh varietas, seperti
Elaeis melanococca yang berasal dari Brazil, Suriname dan Colombia. Ketiga tanaman ini meskipun berasal dari varietas yang sama, tetapi pertumbuhan meningginya sangat beda. Elaeis melanococca yang berasal dari Suriname pertumbuhan meninggi hanya 13 cm/tahun, yang berasal dari hibrida Columbia, 26,6 cm/tahun. Sedangkan yang berasal dari Brazil pertumbuhan meningginya 27,8 cm/tahun.
Cahaya Lama penyinaran, intensitas dan mutu cahaya mempengaruhi mutu buah pada waktu pemanenan. Pada tomat, buah-buah yang terlindung oleh dedaunan, pada masa pemasakan menghasilkan warna merah yang lebih intensif dari pada buah-buah yang terkena sinar matahari langsung di lapangan (Pantastico, 1986).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Pengaruh cahaya terhadap mutu buah jeruk telah terdokumentasikan dengan baik. Mereka menemukan bahwa buah-buah yang terkena sinar matahari langsung, mempunyai bobot lebih kecil, kulit lebih tipis, kandungan zat padat lebih besar, asam-asam dan cairan buahnya lebih sedikit dari pada buah-buah yang keteduhan atau terlindung dalam teduh (Pantastico, 1986). Hal ini berlaku pula untuk mangga dan pohon buah-buahan lainnya yang padanya tak dapat dihindarkan terjadinya susunan letak daun yang tumpang tindih. Variasi jarak tanam pun akan mempengaruhi mutu buah dan sayuran yang berupa buah. Makin rapat jarak tanamannya, makin kurang rasa manisnya. Diantara sayuran yang berupa daun, daunnya lebih besar dan lebih tipis pada intensitas penyinaran yang rendah. Perbedaan dalam panjang hari dan mutu sinar mempengaruhi fisiologi hasil, misalnya varietas-varietas bawang merah yang dikembangkan untuk iklim dengan hari pendek tidak akan menghasilkan umbi lapis yang besar dalam iklim dengan hari panjang. Demikian pula dengan pembentukan zat warna biru pada bunga (antosiamin) seperti misalnya pada kubis atau terong ungu, yang dikendalikan oleh cahaya gelombang pendek di daerah biru dan lembayung (Pantastico, 1986). Gangguan-gangguan fungsional mungkin juga dipengaruhi oleh cahaya. Pada percobaan penaungan pada jeruk besar menunjukkan adanya penurunan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
kerusakan oleh pendinginan yang dilakukan kemudian. Namun gangguan ini terutama merupakan sindrom yang dikendalikan oleh suhu.
Komposisi Minyak Sawit Buah sawit mengalami perkembangan dan pembentukan minyak, sejalan dengan
berubahnya
komposisi
minyak.
Hasil
pengamatan
para
ahli
memperkirakan adanya variasi komposisi minyak sawit sesuai penanaman. Minyak sawit terdiri dari asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dan asam lemak jenuh (ALJ). Kedua jenis asam lemak dibutuhkan dalam industri lemak makanan. Asam lemak tidak jenuh sangat diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh dibanding dengan asam lemak jenuh. Di samping itu minyak sawit kaya akan karoten dan tocoferol yang perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin (Naibaho, 1996). Kandungan asam lemak jenuh minyak sawit sekitar 50-55 % yang terdiri dari asam miristat (C : 14-0), palmitat (C : 16-0), stearat (C : 18-0) dan 45-50 % asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam-asam oleat (C : 18-1), linoleat (C : 18-2) dan linolenat (C : 18-3) (Ng, Corley dan Cleeg, 1976; Arasu, Lawrence dan Rajanaidu, 1986). Palmitat, oleat dan linoleat merupakan asam lemak utama dalam minyak kelapa sawit dengan komposisi asam oleat sekitar 37-40 %, asam linoleat sekitar 9-11 % dan dalam jumlah < 1 % asam palmitoleat (Esechie, 1983; Oo, dkk,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
1987). Bahan lain dalam minyak sawit yaitu karoten, lycopen dan lutein. Kadar karoten lebih tinggi dalam minyak sawit berwarna merah dibandingkan dengan minyak sawit berwarna oranye. Tocoferol ialah phosfolipid atau sterol yang juga terdapat dalam minyak sawit (Loncin, 1963 dalam Hartley, 1977). Minyak sawit merupakan sumber karoten alami terbesar dengan kadar 500-700 ppm dalam minyak yang belum dimurnikan. Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dalam Buah Sawit pada Berbagai Umur
Komponen Asam Lemak Miristat (C14 : 0) (%) Palmitat (C16 : 0) (%) Stearat (C18 : 0) (%) Oleat (C18 : 0) (%) Linoleat (C18 : 2) (%) Linolenat (C18 : 3) (%) Karoten (ppm) Tocoferol (ppm) Sterol (ppm)
Umur (minggu) setelah Penyerbukan Rata12* 16* 20* 24** rata*** 3,0 25,4 0,4 45,0 9,5 1,4 -
0,0 28,3 0,8 54,9 15,4 0,0 -
2,5 58,8 6,0 24,7 7,6 0,0 -
1,0 45,0 4,0 39,0 11,0 0,0 600-1000 500-800 300
1,1-2,5 40-46 3,6-4,7 39-45 7-11 500-1000 -
Sumber : * Oo, Lee and Ong (1986) ** Naibaho (1996) *** Ketaren (1986) Menurut Siahaan (1998) bahwa karakteristik minyak sawit dipengaruhi oleh genetis tanaman dan faktor lingkungan. Pematangan buah dipengaruhi oleh musim kering atau basah, pematangan lebih cepat pada musim kering (Lubis, 1992). Kandungan asam lemak tidak jenuh (khususnya asam oleat dan linoleat)
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
berkorelasi positif dengan tinggi tempat penanaman, hal ini berkaitan dengan penurunan temperatur yang secara hipotesis menurunkan kelarutan. Penyinaran dapat mempengaruhi kadar karoten dan curah hujan dapat mendorong pemucatan minyak.
Komponen Minyak Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat Fisika-Kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan. Tabel 2. Komposisi Tandan Buah Sawit Rata-rata 5 Tahun Panen 19841988 pada Tanaman Tahun Tanam 1978 No. Komponen-Komponen Tandan 1. Buah tandan (%) 60,46-62,44 2. Jumlah buah jadi (buah) 56,85-60,00 3. Berat buah rata-rata (%) 13,21-13,37 4. Mesokorp/buah (%) 71,60-78,44 5. Inti/buah (%) 8,43-9,04 6. Cangkang/buah (%) 12,56-20,46 7. Minyak/mesokorp kering (%) 76,05-77,43 8. Minyak/tandan (%) 20,84-25,06 9. Inti/tandan (%) 5,10-5,65 10. Berat biji rata-rata (g) 2,83-4,10 11. Berat buah I (g) 14,09-15,87 12. Berat buah II (g) 0,50-0,94 13. Berat buah III (g) 0,97-0,99 Sumber : Naibaho, 1996: Tekhnologi Pengolahan Kelapa Sawit Keterangan : Buah I = Buah normal Buah II = Parthenocarp Buah III = Buah Tidak jadi
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah memberondol normal (Naibaho, 1996). Masih menurut Naibaho (1996) bahwa, minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas (ALB) jenuh, setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong-kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat. Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman tersebut membentuk senyawa Kimia pelindung yaitu karotin. Setelah penyerbukan kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi pembentukan minyak terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau-hijauan. Pada saat-saat pembentukan minyak terjadi yaitu trigliserida dengan asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk Karotin dan Phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan Klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi (Naibaho, 1996).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Pematangan Buah Dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah dan setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen maka mulailah terjadi fase pematangan. Pada fase pematangan buah terjadi beberapa hal: a.
Perubahan karbohidrat menjadi gula, yang ditandai dengan rasa manis pada inti sawit dan daging buah.
b.
Perombakan hemisellulosa menjadi sakarida sederhana, ini dapat dilihat bahwa ikatan antar serat kurang dengan tekstur yang lemah.
c.
Perubahan warna buah dari hitam kehijau-hijauan berubah manjadi hijau kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi orange merah jingga.
d.
Fisik buah berubah yaitu malam yang berkilat berubah menjadi suram Setelah terjadi proses perombakan trigliserida menjadi asam lemak bebas
dan gliseral, maka mulai bekerja. Proses ini akan lebih cepat terjadi jika panas terik matahari yang diikuti dengan hujan.
Pembentukan Minyak Dalam Buah Banyaknya produksi minyak dalam buah sawit tergantung pada jumlah buah pertandan, tebalnya daging buah (mesokarp), aktifitas biosintesis dalam mesokarp dan pasokan bahan substrat karbohidrat yang berhubungan dengan kecepatan translokasi dan juga aktifitas sumber (Henson, 1993). Secara umum
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
biosintesis lemak adalah sukrosa dari daun dialirkan ke mesokarp dan diubah menjadi asam lemak dan asam lemak ini terakumulasi dalam mesokarp, tidak ditranslokasi ke bagian lain (Stumpf, 1976). Setelah 15 hari penyerbukan perkembangan buah dimulai (Thomas, dkk., 1971). Periode perkembangan buah yang cepat berlangsung selama 70-80 hari dimana embrio dan endosperm telah berkembang sempurna baik bentuknya besar maupun kecil. Pada saat yang sama mesokarp dan endokarp juga membesar sampai pada bentuk sebenarnya. Setelah periode tersebut dilalui, perubahan bentuk hampir tidak terjadi lagi dan dilanjutkan dengan periode pemasakan. Pada periode pemasakan dimulai dengan pembentukan minyak dalam mesokarp pada hari ke 100. Setelah itu selama 40 hari atau lebih pembentukan minyak mencapai puncaknya (Gambar 1). Menurut Corley dan Gray (1976) bahwa pembentukan minyak dalam mesokarp tergantung pada periode pemasakan dari buah karena minyak hanya disintesis setelah tahap akhir perkembangan buah. Akumulasi minyak dalam mesokarp belum dimulai sebelum tandan benar-benar berkembang penuh, setelah tandan berkembang penuh baru diikuti dengan akumulasi cepat dari lemak dalam tandan (Crombie dan Hardman, 1958).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Gambar 1. Grafik Hubungan antara Jumlah Hari Setelah Penyerbukan dengan % Minyak/Mesokarp Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudak 100 hari setelah penyerbukan dan berhenti 180 hari atau setelah minyak sudah jenuh dalam buah. Pembentukan minyak berakhir jika tandan yang bersangkutan telah terdapat buah membrondol normal. Saat membrondolnya buah menunjukkan bahwa kandungan minyak sudah mencapai maksimum (Naibaho, 1996). Tandan yang matang tetapi buahnya belum membrondol telah cukup baik untuk menghasilkan minyak yang memadai dan dalam komposisi asam lemaknya tidak terdapat perbedaan (Subroto, dkk, 1991). Penimbunan minyak dimulai kurang lebih 12-13 minggu setelah penyerbukan dan seterusnya kandungan meningkat hingga buah lepas dari tandan (membrondol) (Tabel 2).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Perubahan Komposisi Asam Lemak Penyerbukan (minggu) 12 16 20 CPO
C : 14-0 3,0 (0) 0 (2,8) 2,5 (0,4) 0,2
C : 16-0 25,4 (57,5) 28,3 (67,0) 58,8 (45,5) 44
Komposisi Asam Lemak (%) C : 18-0 C : 18-1 C : 18-2 0,4 (7,0) 45,0 (0,9) 9,5 (29,6) 0,8 (7,6) 54,9 (0) 15,4 (20,3) 6,0 (7,8) 24,7 (34) 7,6 (11,8) 4,5 39,2 10,1
C : 18-3 1,4 (5,2) 0 (1,5) 0 (0) 0,4
Sumber: Data diperoleh dari (Oo, Lee, dan Ong, 1986) dan angka dalam kurung dari (Crombie dan Hardman, 1958)
Biosintesa Asam Lemak Biosintesa asam lemak merupakan salah satu proses metabolisme yang penting dalam tanaman. Secara keseluruhan proses biosintesa ini dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar, yakni dibutuhkan asam sitrat sebagai kofaktor juga diperlukan CO sebagai faktor pembantu dalam mekanisme pemanjangan rantai asam lemak seperti terlihat dalam Gambar 2 yakni ketiga tahapan utama dari mekanisme biosintesis asam lemak (Hess, 1975; Wirahadi Kusuma 1985).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Gambar 2. Ketiga Tahapan Utama Mekanisme Biosintesa Asam Lemak Keterangan : ACP = Asetil Caril Protein Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda dari unit asetat diacetil Co A, sebagai contoh reaksi sintesis asam lemak dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 yang dimulai dari asetil Co A sebagai bahan baku hingga terbentuknya asam palmitat yang merupakan jenis asam lemak jenuh dalam porsi terbanyak (Hess, 1975; Wirahadikusuma, 1985 dan Salisbury dan Ross, 1992).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Dari Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa proses biosintesa asam lemak selain dipengaruhi oleh faktor dalam yakni ketersediaan bahan baku seperti asetil Co A dan energi untuk mengubah unit asetat tersebut menjadi asam lemak juga dibutuhkan faktor luar seperti adanya CO2.
Kelembaban dan Suhu Untuk kebanyakan buah-buahan dan sayuran, makin tinggi suhu selama masa pertumbuhan, makin cepat pula waktu panennya. Bagi buah-buahan diperlukan hari-hari panas dan malam-malam dingin selama pertumbuhan untuk perkembangan warna yang penuh pada saat masak. Di daerah tropika suhu tidak banyak bervariasi, biasanya siang dan malam suhu tetap panas kecuali selama bulan Desember sampai awal Februari. Oleh karena itu, buah-buah dapat sangat rendah mutunya pada saat panen (Pantastico, 1986). Masih menurut Pantastico (1986) bahwa penelitian mengenai pengaruh suhu terhadap susunan buah telah dilakukan terutama pada jeruk. Perlu dicatat bahwa untuk jeruk manis” Valencia “, waktu dari mekarnya bunga sampai tercapainya angka 9 mengenai perbandingan zat padat asam dengan ketatnya mengikuti suhu rata-rata tahunan. Metabolisme dan komposisi buah dipengaruhi juga oleh suhu. Tomat yang ditanam pada suhu malam 67 derajat F mempunyai laju respirasi lebih tinggi dari pada yang ditanam pada suhu 57 derajat F atau 62 derajat F. Jadi
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
makin tinggi suhu pada musim panas, makin rendah kandungan TZT buah tomat (Pantastico, 1986).
Efek Lingkungan Terhadap Komponen Minyak Di samping pengaruh bahan tanam, karakteristik minyak sawit dipengaruhi oleh lingkungan. Variasi geografis penanaman kelapa sawit berpengaruh terhadap kandungan asam lemak tidak jenuh. Keadaan musim yang kering atau basah akan mempengaruhi komposisi asam lemak, sedangkan variasi tersebut akan mempengaruhi kecepatan pematangan buah (Turner dan Gillbanks, 1974) yakni pada musim kering waktu pematangan tandan akan lebih pendek jika dibanding dengan musim hujan (Olivin, 1966 dalam Ochs dan Daniel, 1976). Komposisi asam lemak tidak berbeda nyata antara periode musim kering dan musim basah, walaupun hal ini masih belum jelas apakah variasi komposisi asam lemak pada minyak sawit dipengaruhi faktor genetik atau faktor lingkungan (Ekpa, Fubara dan Morah, 1994).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Gambar 3. Ringkasan Biosintesa Asam Palmitat Menurut Hardwood (1989) dalam Salisbury dan Ross (1992) bahwa temperatur merupakan faktor pengendali utama bagi pertumbuhan dan pembentukan jenis asam lemak yang beragam dalam tanaman sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Semakin tinggi tempat pertanaman maka keadaan lingkungan seperti temperatur akan semakin rendah dengan kelembaban rendah. Pada temperatur rendah asam lemak lebih tidak jenuh yaitu asam linoleat dan asam linolenat lebih banyak dibandingkan dengan pada suhu tinggi. Untuk menjelaskan pengaruh temperatur tersebut terdapat hipotesis umum bahwa dengan turunnya temperatur terjadi peningkatan kelarutan Oksigen dalam air. Ketersediaan Oksigen yang berfungsi sebagai penerima esensial atom hidrogen bagi proses pentidakjenuhan di Reticulum Endoplasma yang menyebabkan lebih banyak asam tidak jenuh (Salisbury dan Ross, 1992).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Biale dan Young (1971) juga menyatakan bahwa udara atmosfir dengan kandungan CO2 yang tinggi dan O2 yang rendah akan menyebabkan peningkatan jumlah asam palmitat dan asam palmitoleat (asam lemak tidak jenuh) serta penurunan persentase asam oleat (asam lemak tidak jenuh). Para peneliti seperti Montefredin dan Laporta, 1963; Violante, mengulas kandungan asam lemak tak jenuh akan meningkat selama temperatur lingkungan turun. Seperti juga halnya Bienaine (1956) dalam Corley, 1980) menggambarkan variasi komposisi minyak yang terjadi di Afrika Barat, asam lemak tidak jenuh lebih banyak diproduksi selama periode temperatur rendah. Faktor
lingkungan
lainnya
adalah
penyinaran
matahari
yang
mempengaruhi jumlah kandungan karoten sedangkan curah hujan akan mempercepat proses hidrolisa dari bahan organik dalam mesokarp sehingga mesokarp menjadi lembek dan mudah memar. Saat pematangan dan dalam beberapa hal ditemukan hubungan antara pemucatan dan curah hujan. Temperatur yang rendah terlibat dalam tingkat asam lemak bebas walaupun tidak secara langsung (Turner dan Gillbanks, 1974).
Hubungan Perkembangan Umur Tanaman dengan Kandungan Minyak Dura X Pesifera (Tenera) kelapa sawit akan mulai dapat dipanen pada umur 30 bulan, karena telah memiliki tandan-tandan yang siap untuk di panen sesuai dengan kriteria panen. Hasil panenan diolah untuk mendapatkan minyak
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
dengan rendemen yang tinggi dan kandungan asam lemak bebas yang rendah. Pada pelaksanaan panen kondisi tanaman tetap dipelihara dengan baik agar produksi tandan selanjutnya tetap tinggi (Lubis, 1992). Menurut Corley dan Gray (1976) telah diketahui bahwa pada tanaman muda kandungan minyak rendah dan pada tahun selanjutnya produksi akan meningkat. Kemudian produksi akan mencapai titik maksimal sehubungan dengan semakin besarnya tandan. Sedangkan Taniputra (1977) membuktikan bahwa pada tanaman muda kandungan minyak tidaklah berbeda dengan tanaman dewasa, yang berbeda adalah jumlah minyak yang dihasilkan, karena rata-rata berat tandan pada tanaman muda lebih ringan yang disertai dengan rasio buah dengan tandan kecil dari pada tanaman dewasa walaupun jumlah tandannya lebih banyak akan tetapi total tandan buah sawit adalah lebih kecil. Wood, dkk., (1987) dalam Henson, (1993) menambahkan bahwa kandungan minyak per tandan dapat menurun bersamaan dengan bertambahnya umur tanaman setelah mencapai hasil puncaknya.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat Bahan yang diteliti adalah tandan buah sawit yang berasal dari tanaman hasil persilangan origin: 1. Yangambi (YA) = BO 973 D X BO 327 P tahun tanam 1989 (V1)
BO 961 D X BO 912 T tahun tanam 1993 Keturunan dari (DA 128 D X LM 270 D) X LM 239 T SELF
2. Marihat (MA) = BO 2575 D X BO 709 T tahun tanam 1989 (V2)
BO 2545 D X BO 709 T tahun tanam 1993 Keturunan dari (MA 284 D X MA 213 D) X MA 845 T SELF
3. Rispa (RS) = BO 2600 D X BO 710 T tahun tanam 1989 (V3)
BO 2602 D X BO 258 P tahun tanam 1993 Keturunan dari (TI 221 D X GB 30 D) X RS 8 T SELF.
Bahan lain yang digunakan adalah bahan-bahan untuk penentuan rendemen minyak, kadar air, asam lemak bebas (ALB), karoten dan penentuan indek kerusakan minyak/lemak atau dobi (deterioration of bleachability index). Bahan-bahan dimaksud, yaitu: larutan NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, indikator fenolfthalein, alkohol netral, heksan dan aguadest. Alat-alat yang digunakan antara lain: psycometer asmat (perekam ketinggian), thermohigrografh (perekam temperatur dan kelembaban), spet 10 ml
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
dan 100 ml, cawan porselen, timbangan, timbangan analitik, oven, desicator, kantong plastik, freezer, mortar, soxhlet unit (eksraksi minyak), labu ukur 250 ml, erlenmeyer, gelas ukur, unit pemanas listrik, pemanas/penangas air (water bath), buret titrasi, labu ukur 25 ml, unit, parang, cisel, kapak, egrek, pisau, alatalat tulis dan alat-alat ukur lainnya.
Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKTL) yaitu Faktor Varietas (V) terdiri dari tiga taraf yaitu: Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Faktor Tahun tanam terdiri dari dua taraf yaitu: Tahun Tanam 1993 (T1); dan Tahun Tanam 1989 (T2). Dengan demikian Kombinasi Perlakuan adalah 3 x 2 = 6 unit percobaan yaitu: V1 T1
V2 T1
V3 T1
V1 T2
V2 T2
V3 T2
Setiap unit percobaan diulang tiga kali yang masing-masing terdiri dari tiga pohon, sehingga jumlah pohon yang akan diamati adalah 3 x 2 x 3 = 18 pohon. Model matematis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Yijk = µ + αi + βj + kℓ +βjkℓ +Σijk Yijk
= nilai hasil pengamatan pada unit percobaan di dalam ke-i untuk perlakuan tinggi varietas pada taraf ke-j dan tahun tanam pada taraf ke-k
µ
= Nilai tengah sebenarnya
αi
= Pengaruh tahun tanam ke-i = 1 dan 2
βj
= Pengaruh perlakuan tinggi varietas pada taraf ke-j; j= 1,2 dan 3
kℓ
= Pengaruh perlakuan kelompok pada taraf ke-k; k = 1,2 dan 3
αiβj
= Pengaruh interaksi antara tinggi varietas pada taraf ke-j dan tahun tanam pada taraf ke-k
Σijk
= Nilai error dari seluruh pengamatan (error)
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun pengujian avdeling tiga Bah Jambi Marihat di Sumatera Utara, masing-masing lokasi dengan ketinggian tanaman dan varietas yang berbeda.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Nopember 2002 sampai Februari 2003, dengan perincian penelitian di lapangan berlangsung dalam bulan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Nopember dan Desember 2002 dan analisis di laboratorium berlangsung dalam bulan Januari dan Februari 2003.
Penetapan Areal Penelitian Lokasi areal penelitian ditetapkan berdasarkan keperluan dalam perlakuan tinggi tanaman dari permukaan tanah dan varietas yang berbeda dengan kelas kebun yang sama dan pengelolaan kultur teknis tanaman yang terekomendasi.
Pemilihan Pohon Pengamatan Pohon kelapa sawit yang akan diamati dipilih dari sejumlah pohon yang dianggap sehat dengan pertumbuhan normal. Pohon-pohon yang merupakan plot ditandai dengan jelas dengan memberikan nomor (label) sesuai perlakuan.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan yang dilakukan meliputi: 1. Pengamatan di lapangan a. Kondisi Tanaman dan Lingkungan Temperatur, kelembaban, curah hujan dan penyinaran. Pengamatan harian dilakukan terhadap keadaan temperatur, kelembaban, curah hujan,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
sedangkan pengamatan terhadap penyinaran dilakukan perminggu yang dicatat selama + 4 bulan. Temperatur dan kelembaban harian diperoleh dari rata-rata pengamatan setiap pukul 07,00 – 12,00 dan 16,00 Wib.
2. Analisis Laboratorium a. Peubah yang di amati 1) Bobot Tandan 2) Bobot buah 3) Bobot inti b. Komposisi tandan: 1) Persentase buah/tandan 2) Persentase daging/buah 3) Persentase inti/buah 4) Persentase minyak/daging 5) Persentase minyak/tandan 6) Persentase cangkang/buah 7) Kadar Air (%) 8) Rendemen Pati (%) Setelah kurang lebih 2 bulan dianggap pembentukan minyak sudah optimal tandan buah pada pohon pengamatan dipanen sesuai kriteria panen yaitu terdapat 5 brondolan pertama, kemudian dilakukan pengamatan terhadap berat
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
tandan buah segar. Kemudian komponen buah seperti spikelet ujung, spikelet tengah dan spikelet pangkal di ambil untuk keperluan analisis minyak di laboratorium.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Tanaman dan Lingkungan Tinggi Tanaman Kondisi tanaman dan lingkungan (temperatur dan kelembaban) pada Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2), dan Varietas Rispa (V3) tahun tanam 1993 (T1) dan tahun tanam 1989 (T2) dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2 dan Tabel 4. Tabel 4. Tinggi Tanaman pada Beberapa Varietas dan Tahun Tanam T2 T1 ---------------------------------------------(m)------------------------------------------12,13 15,20 V1 12,33 15,35 V2 12,55 15,52 V3
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa tahun tanam 1989 (T2) lebih tinggi dari tanaman tahun tanam 1993 (T1) untuk semua varietas. Tanaman tertinggi dijumpai pada Varietas Rispa (V3) diikuti Varietas Marihat (V2) dan Varietas Yangambi (V1) baik tahun tanam 1989 (T2) maupun tahun tanam 1993 (T1). Temperatur Rata-rata temperatur selama empat bulan di sekitar kanopi daun kelapa sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3); tahun tanam 1989 (T2) dan tahun tanam 1993 (T1) dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4 dan Tabel 5.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 5. Rata-rata Temperatur disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2)
V1 V2 V3
T1 T2 T1 T2 T1 T2
Bulan Ke I II III IV Rataan ---------------------------------(ºC)------------------------------------------29,08 28,70 27,4 26,08 27,81 29,03 28,27 27,4 25,06 27,44 29,4 28,8 27,2 25,8 27,80 29,1 26,6 26,5 25,5 26,92 29,2 27,3 27,2 26,4 27,52 29,1 27,4 27,2 26,1 27,45
Dari Tabel 5 terlihat bahwa rata-rata temperatur selama empat bulan, temperatur relatif turun 3-4 ºC merata pada seluruh pertanaman. Antara tanaman tahun tanam 1989 (T2) dengan tanaman tahun tanam 1993 (T1) terlihat bahwa Varietas Yangambi (V1) dan Varietas Marihat (V2) serta Varietas Rispa (V3), temperatur tanaman tahun tanam 1989 (T2) relatif lebih rendah dari temperatur tanaman tahun tanam 1993 (T1), perbedaannya kurang dari 1ºC. Rataan selama 4 bulan pada kesemua varietas relatif sama, hanya berbeda sekitar 0,1º C pada T1 dan dan 0,7º C pada T2. Kelembaban Rata-rata kelembaban selama empat bulan disekitar kanopi daun kelapa sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3); tahun tanam 1993 (T1) dan tahun tanam 1989 (T2) dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5 dan Tabel 6.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 6. Rata-rata Kelembaban di Sekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2), Varietas Rispa (V3); Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1)
V1
T1 T2 T1 T2 T1 T2
V2 V3
Bulan Ke I II III IV Rataan ----------------------------------(%)------------------------------------------80,20 81,30 82,10 82,88 81,62 84,66 85,58 85,40 87,66 85,82 79,41 82,37 82,48 83,40 81,91 86,68 86,71 87,10 88,86 87,34 81,10 82,28 83,20 83,50 82,52 85,51 86,67 87,78 87,91 86,97
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa, rata-rata kelembaban selama empat bulan relatif naik 1-7 % merata pada seluruh pertanaman. Antara tanaman tahun tanam 1993 (T1) dengan tanaman tahun tanam 1989 (T2) selama 4 bulan terlihat bahwa semua varietas baik Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) maupun Varietas Rispa (V3) kelembaban relatif lebih tinggi pada tahun tanam 1989 (T2). Rataan selama 4 bulan terlihat bahwa baik pada T1 maupun T2 kelembaban tertinggi terdapat pada V2 walaupun perbedaan antara varietas perbedaan kelembaban hanya kecil saja kurang dari 1 % pada T1 dan 1,5 % pada T2.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Parameter Rata-rata persentase buah/tandan, persentase daging/buah, persentase inti/ buah,
persentase
minyak/daging,
persentase
minyak/tandan,
persentase
cangkang/buah, kadar air (%), rendemen pati (%) dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Bobot Tandan, Bobot Buah, Bobot Inti, Persentase Buah/ Tandan, Persentase Daging/buah, Persentase Inti/Buah, Persentase Minyak/Daging, Persentase Minyak/Tandan, Persentase Cangkang/ Buah, Kadar Air (%), Rendemen Pati (%) Parameter
V1 V2 V3 Bobot T1 28,73 29,92 27,83 Tandan (kg) T2 33,82 35,37 32,58 Bobot T1 11,51 11,95 13,16 12,15 11,56 Buah (g) T2 12,31 Bobot T1 1,03 0,96 0,95 Inti (g) 1,08 1,07 T2 1,15 Persentas Buah/ T1 62,85 80,11 65,26 (63,32)b (73,69)a (64,62)b Tandan (%) T2 63,79 67,28 63,98 Persentase T1 73,03 80,11 77,84 Daging/Buah (%) T2 56,58 71,88 73,03 Persentase T1 8,73 8,21 7,47 T2 9,52 9,06 9,25 Inti/Buah (%) Persentase T1 55,62 62,73 61,87 Minyak/Daging (%) T2 59,75 60,37 57,95 Persentase T1 24,82 31,67 31,37 (23,17)b (30,39)a (29,24)a Minyak/Tandan (%) T2 21,52 29,11 27,11 Persentase T1 18,24 11,67 14,69 Cangkang/Buah (%) T2 33,90 19,06 17,72 Kadar Air (%) T1 30,80 24,20 24,60 T2 26,27 26,13 28,73 Rendemen Pati (%) T1 21,22 27,08 26,82 (19,81)b (25,98)a (24,99)a 24,89 23,17 T2 18,40 Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 0,05. ( ) rata-rata T1 + T2
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Persentase Buah/Tandan Hasil pengamatan terhadap persentase buah/tandan pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 12 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap persentase buah/tandan (Tabel Lampiran 13). Sedangkan tahun tanam dan tinggi tanaman tidak nyata. Persentase buah/tandan pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase buah/tandan tertinggi diperoleh pada Varietas Marihat (V2) sebesar 80,11 % tahun tanam 1993 (T1) dan sebesar 67,28 % tahun tanam 1989 (T2) nyata lebih tinggi dari Varietas Yangambi (V1) dan Rispa (V3), namun antara kedua varietas ini tidak berbeda nyata. Bobot Tandan Hasil pengamatan terhadap bobot tandan pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap bobot tandan (Tabel Lampiran 7). Bobot tandan pada beberapa varietas dan tahun tanam kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa faktor varietas tidak berpengaruh nyata terhadap bobot tandan kelapa sawit. Secara umum dapat diketahui bahwa bobot tandan tertinggi dijumpai pada Varietas Marihat (V2) sebesar 35,37 kilogram tahun tanam 1989 (T2) dan 29,92 kilogram tahun tanam 1993 (T1) sedangkan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
bobot tandan terendah dijumpai pada Varietas Rispa (V3) sebesar 32,58 kilogram tahun tanam 1989 (T2) dan 27,83 kilogram tahun tanam 1993 (T1). Dari Tabel tersebut dapat dijelaskan juga bahwa faktor tahun tanam tidak berpenagruh nyata terhadap bobot tandan kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1989 (T2) mempunyai bobot tandan yang lebih berat dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1). Hal ini dapat dijelaskan bahwa tinggi tanaman, tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3) tidak berbeda nyata terhadap bobot tandan pada semua verietas, demikian juga tinggi tanaman kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1) (Tabel Lampiran 2). Persentase Daging/Buah Hasil pengamatan terhadap persentase daging/buah pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 14 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap persentase/daging buah (Tabel Lampiran 15). Persentase daging/buah pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase daging/buah tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa persentase daging/buah tertinggi dijumpai pada Varietas Marihat (V2) sebesar 80,11% tahun tanam 1993 (T1) dan 71,80 % tahun tanam 1989 (T2), sedangkan persentase daging/buah terendah dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 73,03 %
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
tahun tanam 1993 (T1) dan 56,58 % tahun tanam 1989 (T2). Dari Tabel tersebut juga dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap persentase
daging/buah
kelapa
sawit.
Meskipun
demikian
terdapat
kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1993 (T1) mempunyai persentase daging/buah lebih besar dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2). Hal ini dapat dijelaskan bahwa tinggi tanaman tahun tanam 1993 (T1) dan tahun tanam 1989 (T2) tidak berpengaruh nyata terhadap persentase daging/buah pada semua varietas. Bobot Buah Hasil pengamatan terhadap bobot buah pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 8 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah (Tabel Lampiran 9). Bobot buah pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa bobot buah tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa bobot buah tertinggi dijumpai pada Varietas Rispa (V3) sebesar 13.16 g tahun tanam 1989 (T2), sedangkan bobot buah terendah dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 11.51 g. Dari Tabel tersebut dapat dijelaskan juga bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap bobot buah kelapa sawit. Meskipun demikian
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
terdapat kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1989 (T2) mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1). Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa tinggi tanaman, tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3) dan tahun tanam 1993 (T1) (Tabel Lampiran 2) tidak berbeda nyata terhadap bobot buah kelapa sawit pada Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3).
Persentase Inti/Buah Hasil pengamatan terhadap persentase inti/buah pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 16 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap persentase inti/buah (Tabel Lampiran 17). Persentase inti/buah pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase inti/buah tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa persentase inti/buah tertinggi dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 9,52% tahun tanam 1989 (T2) dan 8,73% tahun tanam 1993 (T1), sedangkan persentase inti/buah terendah dijumpai pada Varietas Rispa (V3) sebesar 7,47% tahun tanam 1993 (T1) (Tabel 7). Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap persentase inti/buah. Meskipun demikian terdapat
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1989 (T2) mempunyai persentase inti/buah lebih besar dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1). Hal ini dapat dijelaskan bahwa persentase inti/buah tidak berbeda nyata akibat perbedaan tinggi tanaman kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2) dan tahun tanam 1993 (T1). Bobot Inti Hasil pengamatan terhadap bobot inti pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap bobot inti (Tabel Lampiran 11). Bobot inti pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa bobot inti tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa bobot inti tertinggi dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 1.15 g tahun tanam 1989 (T2) dan 1,03 g tahun tanam 1993 (T1), sedangkan bobot inti terendah dijumpai pada Varietas Marihat (V2) sebesar 0,95 g. Dari Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam juga tidak berbeda nyata terhadap bobot inti kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1989 (T2) mempunyai bobot inti yang lebih berat dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa bobot inti tidak berbeda nyata terhadap ketinggian tanaman kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3) maupun kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1) (Tabel Lampiran 2). Persentase Minyak/Daging Hasil pengamatan terhadap persentase minyak/daging pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 18 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap persentase minyak/daging (Tabel Lampiran 19). Persentase minyak/daging pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 terlihat bahwa persentase minyak/daging tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa persentase minyak/daging tertinggi dijumpai pada verietas Marihat (V2) sebesar 62,73 % tahun tanam 1989 (T2) dan 60,37 % tahun tanam 1993 (T1), sedangkan persentase minyak/daging terendah dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 55,62 % tahun tanam 1993 (T1). Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa
faktor
tahun
tanam tidak
berbeda nyata terhadap persentase
minyak/daging kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1993 (T1) mempunyai persentase minyak/daging lebih besar dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa persentase minyak/daging tidak berbeda nyata akibat perbedaan tinggi tanaman kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3), maupun kelapa sawit tahun tanam 1993) (T1) (Tabel Lampiran 2). Persentase Minyak/Tandan Hasil pengamatan terhadap persentase minyak/tandan pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 20 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap persentase minyak/tandan (Tabel Lampiran 21). Sedangkan tahun tanam dan tinggi tanaman tidak nyata. Persentase minyak/tandan pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase minyak/tandan tertinggi diperoleh pada Varietas Marihat (V2) sebesar 31,67 % tahun tanam 1993 (T1) dan 29,11 % tahun tanam 1989 (T2) yang tidak berbeda nyata dengan Varietas Rispa (V3) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Persentase minyak/tandan terendah dijumpai pada Varietas Yangambi sebesar 21,52 % tahun tanam 1993 (T1) dan 24,82 % tahun tanam 1989 (T2) yang berbeda nyata dengan Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap persentase minyak/tandan kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan yang bahwa persentase minyak/tandan lebih
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
besar dari pada kelapa sawit pada tahun tanam 1993 (T1) dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2). Hal ini dapat dijelaskan bahwa persentase minyak/tandan tidak berbeda nyata akibat perbedaan tinggi tanaman, baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Persentase Cangkang/Buah Hasil pengamatan terhadap persentase cangkang/buah pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 22 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap persentase/cangkang buah (Tabel Lampiran 23). Persentase cangkang/buah pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase cangkang/buah tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa persentase cangkang/buah tertinggi dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 33,90 % tahun tanam 1989 (T2) dan 18,24 % tahun tanam 1993 (T1), sedangkan persentase cangkang/buah terendah dijumpai pada Varietas Marihat (V2) sebesar 11,67 % tahun tanam 1993 (T1). Dari Tabel tersebut juga dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam juga tidak berbeda nyata terhadap persentase cangkang/buah kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
1989 (T2) mempunyai rata-rata persentase cangkang/buah lebih besar dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1993 (T1). Hal ini dapat dijelaskan bahwa tinggi tanaman Kelapa Sawit tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3) dan tinggi tanaman tahun tanam 1993 (T1) (Tabel Lampiran 2) tidak berpengaruh nyata terhadap persentase cangkang/buah. Kadar Air (%) Hasil pengamatan terhadap persentase kadar air pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 24 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kadar air (Tabel Lampiran 25). Persentase kadar air pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase kadar air tidak berpengaruh nyata pada semua varietas. Secara umum dapat diketahui bahwa persentase kadar air tertinggi dijumpai pada Varietas Yangambi (V1) sebesar 30,80 % tahun tanam 1993 (T1), sedangkan persentase kadar air terendah dijumpai pada varietas Marihat (V2) sebesar 24,20 %. Dari Tabel tersebut juga dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap persentase kadar air kelapa sawit baik tahun tanam 1989 (T2) dan tahun 1993 (T1). Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa tinggi tanaman kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2) (Tabel Lampiran 3) maupun tinggi tanaman kelapa sawit tahun
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
tanam 1993 (T1) (Tabel Lampiran 2) tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kadar air. Rendemen Pati (%) Hasil pengamatan terhadap persentase rendemen pati pada beberapa varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel Lampiran 26 dan Tabel 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap persentase rendemen pati (Tabel Lampiran 27). Sedangkan tahun tanam dan tinggi tanaman tidak nyata. Persentase rendemen pati pada beberapa varietas kelapa sawit disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa persentase rendemen pati tertinggi diperoleh pada Varietas Marihat (V2) diikuti oleh Varietas Rispa (V3) dan Varietas Yangambi (V1) yang kedua varietas (V2 dan V3) berbeda nyata dengan Varietas Yangambi (V1). Dari tabel tersebut juga dapat dijelaskan bahwa faktor tahun tanam tidak berbeda nyata terhadap persentase rendemen pati kelapa sawit. Meskipun demikian terdapat kecenderungan yang bahwa kelapa sawit pada tahun tanam 1993 (T1) mempunyai persentase rendemen pati lebih tinggi dibandingkan dengan kelapa sawit tahun tanam 1989 (T2).
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Pembahasan Umum Pengaruh Tinggi Tanaman Perbedaan ketinggian tanaman antara tahun tanam 1993 (T1) dengan tahun tanam 1989 (T2) hanya berkisar lebih kurang 3 meter, pada saat pengukuran tinggi tanaman, tanaman sudah berumur 9 tahun dan 13 tahun. Akibat perbedaan ketinggian tanaman antara 2 tahun tanam hanya berkisar 3 meter, hal ini diduga tidak memberi pengaruh terhadap iklim mikro pada semua varietas dan semua tahun tanam. Dengan perbedaan ketinggian tanaman hanya 3 meter, maka iklim mikro pada kedua tahun tanam tidak berbeda. Hal ini karena pantulan sinar matahari (sinar balik) dari tanah ketanaman tidak memberi pengaruh akibat perbedaan ketinggian hanya 3 meter. Pengaruh angin juga relatif sama pada kedua tahun tanam dimana perputaran angin pada ketinggian 2 tahun tanam diduga sama. Sehingga ventilasi udara pada tanaman tahun tanam 1993 (T1) dengan tanaman tahun tanam 1989 (T2) diduga sama. Sedangkan sinar matahari yang datang yang diterima oleh semua varietas pada kedua tahun tanam sama sehingga proses fotosintesis juga sama Pengamatan di lapangan bahwa jumlah daun yang ditinggalkan ditajuk tanaman relatif sama, bentuk pelepah daun, panjang daun, jumlah anakan daun, warna pelepah relatif sama.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Salisbury dan Ross (1992) menambahkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Cahaya berperan penting selain fotosintesis. Dalam cahaya redup dan sering dalam gelap, klorofil berpisah menjadi dua kelompok yang tersebar di sepanjang dinding di sisi terdekat dan terjauh dari sumber cahaya, dengan demikian memaksimumkan penyerapan cahaya. Akibat dari perbedaan tinggi tanaman antara tahun tanam 1993 (T1) dengan tahun tanam 1989 (T2) hanya 3 meter sehingga tinggi tanaman dari semua varietas yang diamati tidak berpengaruh terhadap kualitas tandan dan minyak. Pengaruh temperatur dan kelembaban (iklim mikro) Temperatur dan kelembaban tidak nyata pada semua parameter yang diamati pada semua varietas dan semua tahun tanam. Hal ini karena perbedaan temperatur pada semua varietas dan semua tahun tanam relatif sama, berbeda hanya sekitar 0,1º C pada tahun tanam 1993 (T1) dan 0,7 ºC pada tahun tanam 1989 (T2). Demikian juga kelembaban di sekitar kanopi tanaman pada semua varietas dan semua tahun tanam perbedaan kelembaban relatif kecil hanya kurang dari 1 % pada tahun tanam 1993 (T1) dan 1,5 % pada tahun tanam 1989 (T2), karena perbedaan kelembaban yang relatif kecil sehingga tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Waktu pengamatan iklim mikro yaitu temperatur dan kelembaban relatif singkat yaitu selama 4 bulan sehingga iklim mikro relatif sama pada semua varietas dan semua tahun tanam. Pengamatan dimulai pada bulan Nopember 2002 sampai dengan Februari 2003 sehingga tidak mengalami 2 musim karena dikebun pengujian Pematang Siantar pada bulan yang diamati tersebut selama 4 bulan termasuk bulan-bulan musim hujan. Pengamatan di lapangan semua varietas dan semua tahun tanam yang diamati, kanopi daun, rotasi pemangkasan, rotasi panen sama. Dari berbagai penjelasan di atas, baik perbedaan iklim mikro yang relatif sama waktu pengamatan yang relatif singkat dan tidak mengalami dua musim sehingga iklim mikro tidak nyata pada semua parameter yang diamati. Faktor-faktor yang diamati baik tinggi tanaman, iklim mikro yang perbedaan faktor-faktor tersebut relatif sama sehingga tidak nyata pada semua parameter yang diamati. Akibat perbedaan tidak nyata tersebut maka proses metabolisme tanaman relatif sama pada semua varietas. Dari 11 parameter yang diamati, hanya 3 parameter yang berpengaruh nyata yaitu persentase buah/tandan, persentase minyak/tandan dan rendemen pati (%). Ketiga parameter tersebut semuanya lebih tinggi pada varietas Marihat (V2) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Ada kecenderungan bahwa 8 parameter lainnya, 4 parameter mulai bobot tandan, bobot buah, persentase daging/buah, persentase minyak/daging
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
semuanya lebih cenderung lebih tinggi pada Varietas Marihat (V2) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). 4 parameter lainnya yaitu bobot inti lebih tinggi pada Varietas Yangambi (V1) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2) dan diikuti oleh Varietas Marihat (V2), sedangkan Varietas Rispa paling rendah bobot intinya baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Parameter persentase inti/buah tertinggi Varietas Yangambi (V1) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2), diikuti Varietas Marihat (V2) dan terendah Varietas Rispa (V3). Parameter persentase cangkang/buah dan kadar air (%) tertinggi Varietas Yangambi baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2) terendah Varietas Marihat (V2) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Rendahnya persentase cangkang/buah pada Varietas Marihat (V2) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2) hal ini diduga dari hasil persilangan Varietas Dura dengan Pesifera yang melahirkan Tenera yang bercangkang sedang. Sesuai dengan pendapat Lubis (1992) bahwa berdasarkan tebal tipisnya cangkang sebagai faktor homozigot tunggal yaitu Dura yang bercangkang tebal jika dikawinkan dengan Pesifera yang bercangkang tipis akan menghasilkan Varietas Tenera yang memiliki ketebalan cangkang antara keduanya. Hasil akhir dari penelitian ini bahwa dari 11 parameter yang diamati, 7 parameter yaitu 3 parameter berpengaruh nyata adalah persentase buah/tandan,
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
persentase minyak/tandan dan rendemen pati (%) semuanya lebih tinggi pada Varietas Marihat baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Empat parameter lainnya yaitu bobot tandan, bobot buah, persentase daging/buah/persentase minyak/daging semuanya cenderung lebih tinggi pada Varietas Marihat (V2) baik tahun tanam 1993 (T1) maupun tahun tanam 1989 (T2). Hanya 3 parameter yaitu persentase buah/tandan, persentase minyak/ daging dan rendemen pati (%) yang berpengaruh nyata pada semua varietas dan kedua tahun tanam, hal ini diduga parameter tersebut lebih cenderung dipengaruhi oleh faktor genetik. Sesuai dengan pendapat Lubis (1992) bahwa tebal cangkang, tebal daging buah, banyaknya buah/tandan yang berkaitan dengan persentase minyak/daging dan rendemen pati adalah ciri-ciri dari varietas tertentu.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari sebelas parameter yang diamati yang berpengaruh nyata adalah persentase buah/tandan antara varietas yang dicobakan. Persentase tertinggi diperoleh pada Varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Persentase buah/tandan terendah dijumpai pada Varietas Rispa baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Demikian juga persentase minyak/tandan, Varietas Marihat diperoleh persentase minyak/tandan tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Persentase minyak/tandan terendah dijumpai pada Varietas Yangambi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Rendemen pati (%), Varietas Marihat juga diperoleh persentase rendemen pati tertinggi baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Rendemen pati (%) terendah dijumpai pada Varietas Yangambi, baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Selain dari tiga parameter yang berpengaruh nyata yang semuanya lebih tinggi pada Varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Empat parameter lainnya yaitu bobot tandan, bobot buah, persentase daging/buah
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
semuanya cenderung lebih tinggi pada Varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989. Dengan demikian, Varietas Marihat baik tahun tanam 1993 maupun tahun tanam 1989 lebih baik untuk dibudidayakan dibandingkan dengan Varietas Yangambi dan Varietas Rispa pada kedua tahun tanam.
Saran Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada tahun tanam yang lebih tinggi yaitu perbedaan tahun tanam ≥ 10 tahun dan varietas yang lebih banyak, disamping tiga varietas yang telah diteliti. Waktu pengamatan paling kurang satu tahun, sehingga perbedaan iklim tahunan dapat di pantau.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arasu, N.T., M.J. Lawrence and N. Rajanaidu. 1986. Prospects for the Alteration of Fatty Acid Composition in the Oil Palm Through Breeding. Proc. of 1987 Int. Oil Palm/Palm Oil Conf. Kuala Lumpur: 86-93. Biale, J.B. and R.E. Young. 1971. The Avocado Pear. In Hulme (Ed). A.C. The Biochemistry of Fruit and Their Product. Vol. 2. Academic. Press. London and New York: 1-63. Corley, R.H.V. 1980. Palm Oil Composition and Oil Palm Breeding. Oil Palm Research. Malaysia: 467-478. ________ and B.S. Gray. 1976. Yield and Yield Components. In R.H.V. Corley; J.H. Hardon and B.J. Wood (Eds). Oil Palm Research. Elsevier Sci. Publ. Co Amsterdam: 77-86. Crombie, W.M. and E. E. Hardman. 1958. Fat Metabolism in the West African Oil Palm (Elaeis quineensis) III. Fatty Acid Formation in the Maturing Exocarp. J. Exp. Bot. 9 (226): 247-253. Ekpa, O.D., E.P. Fubara and F.N.I. Morah. 1994. Variation in Fatty Acid Composition of Palm Oils from Two Varieties of the Oil Palm (Elaeis quineensisd). J. Sci. Food. Agric. 64: 483-486. Esechie, H.A. 1983. Fatty Acid Distribution in Palm. J. Nifor. Inst. Oil Palm Res. Vol. VI: 360-366. Fitter, A.H dan R.K.M. Hay. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta. Galston, A.W., P.J. Davies and R.L. Satter. 1980. The Life of Green Plant. rd Ed. Prentice Hall Inc New Jersey: 311-313. Gardner, FP, R.B.Perarce dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI. Jakarta. Hartley, C.W.S. 1977. The Oil Palm. Second Edition. Longmans, London p 470.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Henson, I.E. 1993. Factors Determining Mesocarp Oil to Bunch Ratio in the Oil Palm (Elaeis quineensi): A Physiological Perspective. Proc. Seminar. Palm Oil Extraction Rate: Problems and Issues. PORIM: 27-35. Hess, D. 1975. Plant Physiology. Springer International. Student Edition. New York: 90-93. Kays, S.J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant, Product. An Avi Book. Publised by Van Nostrand Reinhold, New York: 77-207. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta: 61-129, 250-260. Lubis, A.U Arifin Dj, Sriwahyuni. I.R. Harahap. 1989. Budidaya Kelapa Sawit. PT.P Vi – Vii. Pusat Penelitian. Pematang Siantar. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacg) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. P.391. Mazliak, P. 1970. Lipids. In Hulme ( Ed ). A.C. The biochemistry of fruits and Their Products. Vol. 1. Academic Press. London and New York: 209238. Mengel, D.K. and E.A. Kirby. 1982. Principles of Plant Nutrition. 3 rd Ed. Int. Potash. Inst., Bern: 112-114. Naibaho, P.M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. P.306. Ng, B.H., R.H.V. Corley and A.J. Clegg. 1976. Variation in the Fatty Acid Composition of Palm Oil. Oleagineux. 31: 1-6. Ochs, R. and C. Daniel. 1976. Research on Techniques Adapted to Dry Regions. In R.H.V. Corley; J.H. Hardon and B.J. Wood (Eds). Oil Palm Research. Elsevier. Sci. Publ. Co., Amsterdam: 315-330. Oo, K.C., R. Sambanthamurthi and A.S.H. Ong. 1987. Biosynthesis of Palm Oil. Prof. of. Int.O.P/P.o Conf. Agriculture PORIM: 102-103. Pantastico, E.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen: Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika. Terjemahan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Oleh Kamariyani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta: 39-55, 136-145, 160-184, 501-508. Prawoto, A,A. dan I.A. Karneni. 1994. Pengaruh Tinggi Tempat Penanaman Kakao terhadap Kadar Lemak dan Komposisi Asam Lemak. Pelita Perkebunan. 10 (2) ; 65-72. Ryall, A.L. and W.T. Pentzer. 1982. Handling, Transportation & Stroge of Fruits & Vegetables. Volume 2, Second Edition, An Avi Publishing Company Inc. Westport – Connecticut, USA: 1-33. Salisbury, Frank B. and Cleon W. Ross. 1992. Plant Physiology. Fourth Edition. Wadsworth Publishing Company Belmont. California: 204-461. Saxena, N.C. and V.V. Tran. 1981. Problem Related to Harvesting and Transport of Oil Palm. In : International Conference the Oil Palm in Agriculture in the Eighties, 17-20 June 1981. Kuala Lumpur. P.10. Siahaan, A.S. 1998. Pengaruh Tinggi Tempat Penanaman dan Umur Tanaman terhadap Pembentukan Komponen Minyak Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacg). Thesis (tidak dipublikasikan), Pascasarjana USU, Medan. P. 79. Silitonga, H. 1989. Industri Perkebunan Besar di Indonesia Profil dan Petunjuk. Departemen Pertanian, PT. Alogo Sejahtera. Jakarta: 24-40. Simanjuntak, S.B. 1994. Daya Saing dan Prospek Daya Saing Hasil Kelapa Sawit di Pasar Internasional. Perhepi Komda Sumut. Medan: 37. Stumpf, P.K. 1976. Lipid Metabolims. In. J. Bonner and J.E. Varner. 3rd Ed. Plant Biochemistry. Academic Press. Inc. London LTD: 427-461. Subroto, Maskudin dan P. M. Naibaho. 1991. Komposisi Asam Lemak Berdasarkan Jumlah Brondolan Buah Kelapa Sawit. Bull. Perkb. 22 (3): 183-190. Taniputra, B. 1977. Hubungan Antara Umur Tanaman dan Rendemen Minyak pada Tanaman Kelapa Sawit. Bull BPP. Medan. 8 (3): 85-89. Thomas, R.L. : P. Hang Sew : C.K. Mok ; K.w. Chan; P.T. Easau and S.C.Ng. 1971. Fruit Ripening in the Oil Palm (Elaeis quineensis). Ann. Bot. 35: 1219-1225.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Turner, P.D. and R.A. Gilbanks. 1974. Oil Palm Cultivation and Managemennt. The Incorporated Society of Planters. Kuala Lumpur: 277-543. Uexkull, H.R. Von and T.H. Fairhurst. 1994. Fertilizing for High Yield and Quality the Oil Palm. 12th Ed. Int. Potash. Inst. Bern: 7-11. Wills, R.B.H.; T.H. Lee; D. Graham; W.B. McGlasson and E.G. Hall. 1982. Postharvest. An Introduction to the Physiologi and Handling of Fruit and Vegetables. Second Edition. New South Wales University Press, NSW – Australia: p.150. Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Lipid. ITB. Bandung: 119-152. Yoshida, S. 1972. Physiological Aspects of Grain Yield. Ann. Rev. Plant physiol. 23: 437-464.
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 1 : Susunan Kombinasi antara Varietas dan Tahun Tanam Kombinasi Perlakuan V1 T1 V1 T2 V2 T1 T2 V2
Varietas
Tahun Tanam
YA YA MA MA
1993 1989 1993 1989
V3
T1
RS
1993
V3
T2
RS
1989
Ket
: V1 (YA) V2 (MA) V3 ( RS) T1 T2
= Varietas Yangambi = Varitas Marihat = Variatas Rispa = Tahun Tanam 1993 = Tahun Tanam 1989
Tabel Lampiran 2 : Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1993 (T1) Varietas V1 V2 V3
Ulangan Rata-rata I II III ----------------------------------(m)-----------------------------------------12,1 12,3 12,0 12,13 12,4 12,4 12,2 12,33 12,7 12,5 12,5 12,55
Tabel Lampiran 3 : Tinggi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3). Tahun Tanam 1989 (T2) Varietas V1 V2 V3
Ulangan Rata-rata I II III ----------------------------------(m)----------------------------------15,3 15,1 15,2 15,2 15,4 15,3 15,4 15,35 15,6 15,5 15,5 15,52
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 4 :
Rata-rata Temperatur disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2); Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2) Bulan Ke
V1 V2 V3
T1 T2 T1 T2 T1 T2
I II III IV -------------------------------------ºC-------------------------------------29,08 28,70 27,4 26,08 29,03 28,27 27,4 25,06 29,4 28,8 27,2 25,8 29,1 26,6 26,5 25,5 29,2 27,3 27,2 26,4 29,1 27,4 27,2 26,1
Tabel Lampiran 5 : Rata-rata Kelembaban Disekitar Kanopi Daun Tanaman Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1); Varietas Marihat (V2), Varietas Rispa (V3); Tahun Tanam 1993 (T1) dan Tahun Tanam 1989 (T2) Bulan Ke
V1 V2 V3
T1 T2 T1 T2 T1 T2
I II III IV --------------------------------------%---------------------------------80,20 81,30 82,10 82,88 84,66 85,58 85,40 87,66 79,41 82,37 82,48 83,40 86,68 86,71 87,10 88,86 81,10 82,28 83,20 83,50 85,51 86,67 87,78 87,91
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 6 : Bobot Tandan Ulangan Rata-rata I II III -----------------------------------(kg)------------------------------29,80 25,90 30,50 28,73 28,40 40,50 32,55 33,82 30,00 23,75 36,00 29,92 24,70 41,90 39,50 35,37 15,35 34,45 33,70 27,83 40,60 24,65 32,50 32,58 168,85 191,15 204,75 28,14 31,86 34,13 31,38
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 7 : Analisis Ragam Bobot Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa. Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1). F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
18,50202257
JK 0,788933 0,881200 0,299022 4,1541778 49,926667 56,050000
KT 0,394467 0,440600 0,299022 2,077089 4,992667
0,079 0,088 0,060 0,416
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 8 : Bobot Buah Ulangan Rata-rata I II III ---------------------------------(g)-------------------------------10,52 14,42 9,586 11,51 11,76 11,78 12,86 12,13 11,37 10,33 14,16 11,95 11,21 14,50 10,73 12,15 11,68 12,63 15,16 13,16 14,58 10,48 9,63 11,56 71,12 74,14 72,12 11,85 12,36 12,02 12,08
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 9
: Analisis Ragam Bobot Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1),Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung
SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
18,50202257
JK 0,788933 0,881200 0,299022 4,1541778 49,926667 56,050000
KT 0,394467 0,440600 0,299022 2,077089 4,992667
0,079 0,088 0,060 0,416
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 10 : Bobot Inti Ulangan Rata-rata I II III -----------------------------------(g)--------------------------------0,84 1,47 0,77 1,03 1,19 1,14 1,12 1,15 1,13 0,94 0.79 0.95 1,11 1,04 1,09 1,08 1,25 0,77 0,85 0,96 1,35 0,95 0,91 1,07 6,87 6,31 5,53 1,15 1,05 0,92 1,04
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 11 : Analisis Ragam Bobot Inti Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varitas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
20,63870817
JK 0,150978 0,021544 0,066006 0,0001444 0,460222 0,698894
KT 0,075489 0,010772 0,066006 0,000072 0,046022
1,640 0,234 1,434 0,002
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 12 : Persentase Buah /Tandan Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Ulangan Rata-rata I II III --------------------------------(%)-------------------------------58,05 70,27 60,22 62,85 66,55 58,27 66,55 63,79 76,04 78,61 85,68 80,11 64,64 78,88 66,33 67,28 61,89 68,72 65,18 65,26 63,30 66,79 61,85 63,98 390,47 413,54 405,81 65,08 68,92 67,64 67,21
Tabel Lampiran13 : Analisis Ragam Persentase Buah/ tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
6,513550383
JK 45,960744 383,528211 86,680556 163,909744 191,660256 871,739511
KT 22,980372 191,764106 86,680556 81,954872 19,166026
1,199 10,005* 4,523 4,276
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 14 : Persentase Daging/ Buah Ulangan Rata-rata I II III -----------------------------------(%)---------------------------------82,67 54,61 81,80 73,03 55,27 58,47 56,00 56,58 76,04 78,61 85,68 80,11 73,81 62,35 79,47 71,88 60,32 85,61 87,60 77,84 60,85 80,91 77,34 73,03 408,96 420,56 467,89 68,16 70,09 77,98 72,08
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 15 : Analisis Ragam Persentase Daging/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangmabi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
14,441437
JK 324,857433 477,254700 434,830050 107,295033 1083,50343 2427,74065
KT 162,428717 238,627350 434,830050 53,647517 108,350343
1,499 2,202 4,013 0,495
F.Tabel 0.05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 16 : Persentase Inti/ Buah Ulangan Rata-rata I II III ----------------------------------(%)----------------------------------7,95 10,21 8,04 8,73 10,15 9,70 8,71 9,51 9,94 9,10 5,60 8,21 9,90 7,17 10,12 9,06 10,71 6,07 5,63 7,47 9,26 9,07 9,41 9,25 57,91 51,32 47,51 9,65 8,55 7,92 8,71
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 17 : Analisis Ragam Persentase Inti/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Variatas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
18,88124344
JK 9,228011 1,814411 5,825422 0,921411 27,03186 44,82111
KT 4,614006 0,907206 5,825422 0,460706 2,703186
1,707 0,336 2,155 0,170
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 18 : Persentase Minyak/ Daging Ulangan Rata-rata I II III ----------------------------------(%)----------------------------------53,95 64,70 48,20 55,62 62,80 60,85 55,60 59,75 59,95 64,90 63,35 62,73 59,10 60,80 61,20 60,37 65,40 61,40 58,80 61,87 58,10 57,55 58,20 57,95 359,30 370,20 345,35 59,88 61,70 57,56 59,71
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 19 : Analisis Ragam Persentase Minyak/ Daging Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
6,571128453
JK 51,718611 45,193611 2,311250 54,7275000 153,968056 307,919028
KT 25,859306 22,596806 2,311250 27,363750 15,396806
1,680 1,468 0,150 1,777
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 20 : Persentase Minyak/ Tandan Ulangan Rata-rata I II III ------------------------------------(%)------------------------------25,89 24,83 23,74 24,82 23,10 20,73 20,72 21,52 30,94 31,50 32,57 31,67 28,20 26,87 32,26 29,11 24,42 36,12 33,57 31,37 22,38 31,10 27,84 27,11 154,93 171,15 170,70 25,82 28,53 28,45 27,60
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 21 : Analisis Ragam Persentase Minyak /Tandan Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
11,97889813
Jk 28,443544 180,647411 51,274689 2,1877444 109,299189 371,852578
KT 14,221772 90,323706 51,274689 1,093872 10,929919
1,301 8,264* 4,691 0,100
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56 .
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 22 : Persentase Cangkang/ Buah Ulangan Rata-rata I II III --------------------------------(%)----------------------------------9,38 35,17 10,16 18,24 34,58 31,82 35,29 33,90 14,02 12,29 8,71 11,67 16,29 30,48 10,40 19,06 28,98 8,32 6,77 14,69 29,89 10.02 13,25 17,72 133,14 128,10 84,58 22,19 21,35 14,10 19,21
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 23 : Analisis Ragam Persentase Cangkang/ Buah Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
51,05525746
JK 237,636978 424,967478 339,909356 123,485811 962,135289 2088,13491
KT 118,818489 212,483739 339,909356 61,742906 96,213529
1,235 2,208 3,533 0,642
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 24 : Kadar Air (%) Ulangan Rata-rata I II III --------------------------------(%)----------------------------------30,80 24,40 37,20 30,80 23,60 25,60 29,60 26,27 26,00 22,60 24,00 24,20 25,80 26,80 25,80 26,13 22,60 25,20 26,00 24,60 28,60 29,40 28,20 28,73 157,40 154,00 170,80 26,23 25,67 28,47 26,79
Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Tabel Lampiran 25 : Analisis Ragam Kadar Air (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
11,06487191
JK 26,297778 34,137778 1,175556 60,884444 87,862222 210,35778
KT 13,148889 17,068889 1,175556 30,442222 8,786222
1,497 1,943 0,134 3,465
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 26 : Rendemen Pati (%) Perlakuan V1T1 V1T2 V2T1 V2T2 V3T1 V3T2 Total Rata-rata
Ulangan Rata-rata I II III -----------------------------(%)----------------------------------22,14 21,23 20,30 21,22 19,75 17,73 17,72 18,40 26,46 26,94 27,84 27,08 24,11 22,97 27,58 24,89 20,87 30,88 28,71 26,82 19,13 26,59 23,80 23,17 132,46 146,34 145,95 22,08 24,39 24,33 23,60
Tabel Lampiran 27 : Analisis Ragam Rendemen Pati (%) Kelapa Sawit Varietas Yangambi (V1), Varietas Marihat (V2) dan Varietas Rispa (V3), Tahun Tanam 1989 (T2) dan Tahun Tanam 1993 (T1) F.Hitung SK Blok V T VT Galat Total
dB 2 2 1 2 10 17
KK =
11,98557645
JK 20,821478 131,894411 37,526672 1,593478 79,990722 271,82676
KT 10,410739 65,947206 37,526672 0,796739 7,999072
1,301 8,244* 4,691 0,100
F.Tabel 0,05 0,01 4,1 7,56 4,1 7,56 4,96 10,04 4,1 7,56
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 28 : Tehnik Analisis Tandan
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008
Jamidi: Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan, 2007. USU e-Repository © 2008