fnaialab llrniab
AGR,IPLf]S
ISSN Og5+ ^, O72g
Adoutlah, Nla'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasl, Andt Nlurft
: PENGARUH
SUPLEMENTASI BERBAGAI SERAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Musmusculuc)
A. Bahrun z RESPON TANAIvIAN
KEDELAI (Glyicine max L. Merr) TERHADAP SISTEM
PENGAIRAN. NIuhIdTn : TOLERAT{SI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAI{ ALU. MINIUM PADA STADIA BIBIT
Takdlr Salll, Nlohamad Agvs Settadt, Srlhadl Agungprlyono, Nlozes R. Toehhere dan Artef Boedtono : PENGARUH PENGERINGBEKUAN TERHADAP PERUBAHAI{ MORFOLOGI SPERMATOZAA DOMBA Nluhammod Tauftk dan Syalr : ISOLASI DNA PLASMID DENGAN METODE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) IUIuKhtaT : PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromileptes altiuelis) DI KECAMATAN SOROPIA
Gusno Ff.S. dan Abdul Rahman: AIIALISIS PROTEIN DAN ISOZIM PLANLET PISAhIG BARAT.IGA}I HASIL INDUKSI FILTRAT FOC DAN BDB SECARA IN-YITRO
L.IW. HaTofah : PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Hg/MflTUI Ho,dTN' : DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ISKAndaT : PENGARUH PENYAJIAN PESAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAI{N VISUALISASI MELALUI VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAI{ PETAI{I
Ayub NI. Padanssran : ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAI{ INVESTASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
Husna, Robtatul Adau:tyah, Ls Ode Altmuddtn dan Fatsol Danu Tuheteru : STATUS KEANEKARAGAMAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWESI TENGGARA
DAFTAR ISI Halaman
PENGARUH SUPLEMENTASI Bf,RBAGAI Sf,RAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Mus masculus) Adawtyah, Ma'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasi, Andi
RESPON TANAMAN KEDELAI (Glyictne max
L
Murfi
* 89
'85
Merr) TORIIADAP SISTEM
PENGA,IRAN. A.
Bahrun
90-97
TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM PADA STADIA BIBIT
Muhidln.....
98
H Pf, NG ERING BI]KUAN TERHADAP PERU BAHAN MORI'OLOG I SPERMATOZOA DOMBA TaWir Saill, Mohamad Agus Setiodi, Srlhadi Agungpriyono, Mozes R.Toelihere dan Arlef Boedlono. ..........
107
TSOLASI DNA PLASMID DENGAN METODDE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) MahantmadTautihdanSyair ........
ll8-122
-
106
Pf, NGARU
_tt7
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromilqta altlvelis) DI Kf,CAMATAN SOROPIA
Mukhtar
123
-
133
- 137
138
-
148
149
*
157
158-
166
167
-
172
173
- lg2
132
ANALISIS PROTDIN DAN ISOZIM PLANLET PISANG BARANGAN HASIL INDUKSI FILTRATFOC DAN BDBSECARA IN-VITRO
Rahman................... PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI Gusna H.S, dan Abdul
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) L.M. Harafah
..................
DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hamlrul Hadini .. .... ..... . ... PENGARUH PENYAJIAN Pf,SAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI
VISUALISASI MELALUI Is
kandar..........
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAN INVE.STASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA Ayub M.
Padangaran
...........:..........
STATUS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWEST TENGGARA Husna, Robidul Adowiyah, La Ode Albnuddin dan Faisol Danu
Tuhderu
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor: 02 Mei 2006, ISSN 085+0U8
ANALISIS PROTSIN DAI\ ISOAM PLAIILET PISAIYG I}ARAI\GAI{ HASIL INDUKSI FILTRAT FOC DAI\ BDB SECARA IN-I/ITRO Oteh : Gusna H.S. dan Abdul Rahman
t)
ABSTRAC The aims of research were to know the comparation of total protein eontent, profiie of protein and isozyme bands between banana planlets after induced by culture filtrates. Total protein content was analysed using the procedure of Bradfort (1976). Proteins were separated by native-PACII and continuously stained with AglIOl whereas isozymes were stained with o-Naphtylacetat. The results showed that there were different total protein eontent, protein bands profile and its isczynes. Banana planlet which had been induced by 2,5Yo pathogen filtrate Foc have highly total protein content and several protein and isozyme bands were found tipically. Key words: protein, isozyme, banena.
begitu lama, juga dapat membantu meng-
PENDAIITILUAI\I
hasilkan tanaman-tanaman berkualitas seperti
Penyakit laryt (Fusoriwn orysporum f.sp.cabense Foc) dan penyakit daratr
yang diinginkan termasuk sifat ketahanan terhadap suatu penyakit (Supriadi, 2000).
OF
Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan dapat sangat memungkinkan terjadinya mutasi
("THE BLOOD DISEASES
BACTERIUM" = BDB) merupakan penyakit penting yang banyak menyebabkan kerusakan pada berbagai pertanaman pisang di Indonesia.
Serangan kedua penyakit tersebut setiap tahunnya terus mengalami peningkatan luas serangan sehingga kerugian ekonomi yang
ditimbulkannya pun juga semakin
besar.
Penyakit layu dan penyakit darah merupakan
penyakit yang sukar untuk dikendalikan mengingat sifat penyebaran patogennnya yang sistemik sehingga penggunaan fungsida dan
bakterisida menjadi tidak efisien dan efektif (Baharuddin, 2002). Selain itt1 penggunaan bibit dari anakan juga menjadi salah satu penyebab semakin luasnya pertanaman pisang
yang terserang karena sifatnya
sebagai
pembawa penyakit tak bergejala (simptomless carier) yang dapat menjadi sumber inokulum baru. Sedangkan pengendalian dengan menggunakan bibit yang tahan sangat sukar dilakukan karena perkembangbiakannya hanya secara vegetatif sehingga sulit untuk mendapatkan anakan yang sifatnya berbeda dengan induknya.
Kultur jaringan merupakan metode perbanyakan vegetatif yang selain dapat membantu menghasilkan tanaman dengan jumlah. yang banyak dalam waktu yang tidak t)lrhsing-lutasing
gen dan dapat dikombinasikan
dengan
metode-metode yang dapat memberikan sifat ketahanan terhadap suatu penyakit antara lain dengan pemberian filtrat patogen secara in-
vitro. Mekanisme
ini
dapat menyebabkan timbulnya suatu sifat ketahanan yang disebut
dengan ketahanan terinduksi
(induce
resistance).
Hasil studi Ilyas dan Ami
(2004)
memperlihatkan adanya perbedaan rvaktu munculnya tunas dan jumlah tunas yang terbentuk dari setiap planlet pisang barangar yang telah diberi perlakuan filtrat patogen Foc dan BDB secara in-vitro.Untuk lebih menelaah penyebab perbedaan tersebut dan kemungkinan terjadinya mekanisme ketahanan terinduksi maka sebagai langkah awal perlu dilakukan analisis protein dan isozim secara elektroforesis untuk mendeteksi adanya per-
ubahan biokimia khususnya kandungan protein dan profil protein beserta isozimnya didalam tanaman. Metode ini merupakan metode yang dapat mendeteksi ser;ara dini
variasi yang terjadi pada biakan
yang
dihasilkan dari kultur jaringan sebab proten dan isozim merupakan produk langsung dari gen yang relatif bebzrs dari pengaruh ling-
StafPengaJarpdaJurusnBudifuoPertoianFalafuasPertanianlJniyvrsitustluluoleo.Kerdari.
r3J
134
kungan sehingga dapat digunakan untuk
Tabel
l.
mempelajari dan mengidentifikasi keragaman individu atau kultivar (Sukmadjaja" 1996).
Foc
METODE PENELITIAN
Penelitian
Kandungan Protein Total Daun Planlet Pisang Barangan Hasil Induksi Filtrat dan
BDB secara in-vitro.
ini
dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian, Pusat
Ko.2 (tanpa filtrat,planlet
Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin,
sanakan dalam 3 tahapan yaitu (1) penentuan kandungan protein total daun dengan berdasar
yang
dilanjutkan dengan (2) analisis protein dengan cara elektroforesis untuk melihat profil pita proteinnya melalui pewarnaan dengan AgN03 dan (3) analisis isozim secara elektroforesis untuk melihat profil pita isozimya melalui pewarnaan dengan a-Naphtylacetat. Adapun
0,68 0.80 0.82 0.75 0.75 1,42
I,37 0.75 0.7 4
Hasil pengukuran konsentrasi kandungan protein total dari tiap planlet ternyata memperlihatkan perbedaan. Konsentrasi kandungan protein total tertinggi diperoleh dari planlet F3 (planlet hasil induksi filtrat Foc pada konsentrasi 2,5yo) yaitl 1,42 pg g-r dan
kategori planlet pisang barangan yang dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini
1,37 ytg gr sedangkan planlet Ko (planlet tanpa induksi filtrat patogen) merupakan
adalah: Ko = planlet konrol tanpa pemberian
filtrat patogen apapun; F I = planlet hasil pemberian filrat Foc \%; F2: planlet hasil pemberian filtrat Foc ,7 5o/o; pl = planlet hasil pemberian filtrat Foc 2,5Yo dan Pl = planlet hasil pemberian filtrat BDB 2,5%.
planlet dengan konsentrasi kandungan protein total yang paling rendah dari planlet lainnya yaitu hanya 0,66 pg gr dan 0,68 pg g-t. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Shafei-Azad
1
(1991) dalam Kuswinanti (2004)
yang
mengamati adanya peningkatan kandungan protein pada bagian epidermis daun gandum yang diinduksi dengan isolat yang avirulen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Demikian juga dengan hasil penelitian Kuswinanti (2004) yang melihat adanya
Kandungan Protein Total Daun Planlet Pisang Barangan Hasil Induksi Filtrat Fac dan BDB secara in-vitro.
peningkatan kandungan protein tanaman kubis yang telah diinduksi dengan Trichoderma sp.
Berdasarkan Metode Bradfort (1976)
dan hasil penentuan kadar protein
2)
Fl.1(kultur frtrat Foc l%, planlet l) F I .2 (kultur fitrat Foc lo/o, planlet 2) F2.l(kultur frtrat Focl,71%,planlet l) F2.2 (kultur fiM Foc 1,75o/o,planlet 2) F3.l (kultur fiffi Foc 2,5%, planlet l) F3.2 (kultur fitat Foc2,5o/o,planlet2) Pl.l (kultur frtrat BDB 2,5o/o,planlet l) P 1 .2 (kultur fitrat BDB 2,5Yo, planlet 2\
Makassar yang berlangsung dari Maret sampai November 2004. Penelitian ini dilak-
pada Metode Bradfort (1976)
Kandungan protein total
Planlet pisang
Profil Pita Protein Planlet Pisang Barangan Hasil Induksi Filtrat Foc dan BDB secara in-vitro. .
yang
didasarkan pada nilai ekstensi setelah 10 menit dalam photometer (Dynatech MR 5000) pada panjang gclombang 600 nm, diperoleh kandungan protein total planlct dari tiap kategori scpcrti pada 1'abcl l.
AGRIPLUS, Volume 16 Nomot
Hasil elektroforesis dengan pewarnaan menggunakan AgNO3 memperlihatkan profil
pita protein setiap planlet pisang Gambar
:
l-
02 Mei2M6, ISSN0854-0128
seperti
135
F2.2F|.2
Pada dasamya mutasi adalah perubahan materi
genetik pada suatu sel, dimana gen bertindak sebagai pemberi perintah untuk membentuk protein tertentu (Campbell et a1.,1999).
Mutasi gen sangat mungkin terjadi dalam perbanyakan tanaman s@ara vegetatif melalui kultur in-vitro sebagai' akibat penggunaan bahan biokimia atau lingkungan
terkendali yang mengalami
gangguan. Shepard (1982) dalam Wattimena et al. (t992) tnenyatakan keragaman dalam perbanyakan
vegetatif akan muncul sekalipun dalam frekuensi rendah. Keragaman ini dapat
dimanfaatkan melalui seleksi sebagai varietas baru yang mempunyai sifat spesifik yang menguntungkan seperti halnya tahan terhadap
Gambar 1. Profil pita protein planlet pisang
barangan
hasil
elektroforesis
dengan pewarnean AgNO.
Keterangan
: Pl.l
(fitrat BDB
2,SYo,
planlet t),
P1.2 (fitrat BDB 2,5oA, planlet 2), Ko I (tanpa filtrat, planlet l), Fl.l (fitrat Foc l%, planlet l), F2.1 (fitrat Foc l,75Yo, planlet l), F3.1 (fitrat Foc 2,5Yo, planlet l), F3.2 (fitrat Foc 2,5%o, planlet 2), 82.2 (fifiat Foc 1,75o/o, planlet 2),Ft.Z (fitrat Foc l%, planlet 2),Ko.2 (tanpa filtrat, plantet 2).
Hasil elektroforesis yang
kondisi lingkungan tertentq tahan terhadap hama dan penyakit tertentu ataupun mempunyai penampilan morfologis yang menarik
(ukurarq bentuk, wam4 tekstur
jumlah pita protein yang terbentuk diduga erat kaitannya dengan konsentrasi filtrat patogen yang diberikan pada media kultur F3 (92,5%) yang dapat Perbedaaan
mendorong terciptanya suatu ketahanan yang
disebut ketahanan terinduksi.
dilakukan
memperlihatkan adanya perbedaan profil pita protein yang terbentuk dari tiap planlet. Planlet F3 (planlet hasil induksi filtat Foc pada konsentrasi 2,50/o) selain memiliki jumlah pita protein yang lebih banyak juga memiliki pita protein tertentu (pita protein paling bawah) yang tidak dimiliki oleh planlet
lainnya (perhatikan tanda panah). perbedaan
profil pita protein tersebut sangat mungkin disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan
yang sifatnya genetik yang
dapat
menyebabkan peningkatan kandungan protein atau menyebabkan terbentuknya protein baru.
Menurut Sunarjo (1999) bahwa selama dalam proses perjalanan pembiakan kultur jaringan, calon bibit yang masih sangat kecil (protocorm) mengalami beberapa peristiwa. Salah satu peristiwa tersebut adalah terjadinya perubahan karakter secara mendadak yang sifatnya lebih mantap (kekal) yang dikenal dengan istilah mutasi somatik atau mutasi gen.
AGRIPLUS, Volumc 16 Nomor
maupun
struktur daun/bunga/batang/buah)
Ketahanan
terinduksi merupakan suatu fenomena dimana
jaringan tanaman yang diinokulasi
atau
diinfeksi bakteri, virus, cendawan atau agensia abiotik yang sering dapat melindungi tananran dari infeksi kedua dari patogen yang sama
atau lainnya. Dan menurut Agrios (1996), ketahanan terinduksi yang terbentuk atau terjadi pada suatu tanaman akan disertai dengan produksi satu atau beberapa jenis protein baru yang dapat larut yang disebut bprotein pada jaringan inang yang tahan. pada profil protein terlihat adanya I pita protein yang terletak paling bawah pada sampel F3, diduga merupakan PR-protein yang menurut Abadi (2003), PR-protein adalah protein yang
secaxa struktur berbeda dengan protein tanaman, yang keberadaannya erat kaitannya dengan ketahanan suatu tanaman. Apalagi perbedaan yang paling menyolok adalah letak pita protein yang terletak paling bawah, yang
menurut Hoffman et al.(1996) menyatakan bahwa PR-protein memiliki berat molekul
: 02 Mei 2006, ISSN 0g51-0125
136
yang lebih rendah. Oleh karena itu pita protein yang paling bawah tersebut diduga adalah PR-
Teknik analisis isozim telah banyak dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan
protein yang terbentuk akibat induksi filtrat dari patogen sebagai salah satu mekanisme
gen akibat mutasi. Dalam kultur jaringan, analisis isozim dapat digunakan sebagai metode untuk mendeteksi secara dini variasi yang terjadi dari biakan yang dihasilkan.
terbentuknya ketahanan terinduksi.
Profil Pita Isozim Planlet Pisang Barangan Hasil tnduksi Filtrat Foc dan BDB secara in-vito, Hasil elektroforesis yang dilakukan memperlihatkan adanya perbedaan profil pita isozim yang terbentuk dari tiap planlet. Planlet
F3 (planlet hasil induksi filtrat Foc
pada
konsentrasi 2,5yo) selain memiliki jumlah pita iosozim yang lebih banyak juga memiliki pita isozim tertentu (pita isozim paling barvah)
yang tidak dimiliki oleh planlet
lainnya
(perhatikan tanda panah). Dengan pewarnaan menggunakan substrat o-Naphtylacetat profil pita isozim nampak seperti Gambar 2.
IiI: :'"'
F3.I F3J
u, --
" t'q'
Ss
F:22
Ft2 Pl.l Pl'
it
,fr.r tr...ie* 4
i'
-h*H
-) '.,
Gambar
&!";,;
2. Profil pita isozim
planlet pisang
barangan hasil elektroforesis dengan pewarnaan o-Naphtylacetat
: Ko.l (tanpa filtrat, planlet l), Ko.2 (tanpa filtrat, planlet 2), Fl.l (fitrat Foc |Yo, planlet l), F2.l (fitrat ljbc l,75oh, planlet l), F3.1 (fitrat lroc 2,5%, planlet l), F3.2 (frtrat Foc 2,5o/o, planlet 2), F2.2 (fitrat /'bc l,75oA, planlet 2), Fl,2 (frtrat l.'oc l%, planlct 2), Pl.l (fiftat BDB 2,5o/o, planlet I ). Pl.2 (fitrat BI)B 2.5%. planlet 2). Keterangan
AGRIPLUS,Volune 16 Nomot
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sastra
et al. (1995) yang berhasil mendeteksi secara dini adanya keragaman somaklonal dari dua kultivar kentang yang telah diinduksi sinar gamma dengan menganalisis profil pita isozim
peroksidase, glutamat oksaloasetat transaminase dan endopeptidase. Sedangkan Enggnany (1993) berhasil mendeteksi adanya tiga pola pita isozim esterase dari daun nilam
hasil induksi
keragaman somaklonal. Penampilan variasi isozim hasil elektroforesis
secara langsung merefleksi penampilan gen tertentu dan menghasilkan pola pita isozim yang berbeda (Sukmadjaj a et al., 1 996). Hasil analisis isozim ini lebih memperkuat dugaan terbentuknya PR-protein karena dari hasil analisis tersebut terlihat adanya 3 pola pita isozim yang terbentuk pada F3 dan tidak terdapat pada sampel planlet lainny4 yang menurut Hoffinan et al.(1996) bahwa PR-protein terdapat dalam bentuk isozim yang benifat asam dan basa Isozim merupakan produk langsung dari gen tertentu yang diekspresikan dalam bentuk protein. Hasil akhir dari elektroforesis isozim dari suatu mikroba dapat digunakan sebagai studi genetik atau analisis dari gen yang dikandungnya. Sebagai salah satu penciri
genetilq isozim relatif tidak dipengaruhi lingkungan (Moore dan Collins, 1983 dalam Asmono et al., 1994). Isozim didefinisikan sebagai ragam yang berbeda dari enzim yang sama yang mempunyai fungsi identik atau
serupa dan muncul pada individu yang sama. Enzim-enzim tersebut menggunakan substrat yang sama tetapi mobilitas elektroforesisnya berbeda sehingga akan menghasilkan pita-pita
yang berbeda (Rostini, 2000).
Isozim diproduksi berdasarkan kode yang dikontrol oleh gen yang terdapat pada lokus yang berbeda atau lokus yang sama (Sukmadjaja e/ aL.,1996)
: 02 Mei2006, ISSN085+0128
137
Bradford, M.M. 1976.
KESIMPULAN Induksi filtrat patogen Foc dan BDB dalam konsentrasi yang berbeda secara invitro pada planlet pisang barangan dapat
menyebabkan terjadinya
A
Rapid and Sensitive
method for 'lhe Quantitation of Microgram Quanrities of protein Untilizing Thc Principle of Protein DyeBinding. Anal.
B ioche
m. 72, 248-25 4.
Campbell, N.A., Reece, J.B and Mitchell, L.C.
perbedaan
profil pita protein dan isozim. Planlet pisang hasil
kandungan protein total maupun
1999. Biologi. Edisi Kelima
Jilid l.
Erlangga. Surabaya. p298-335.
induksi filtrat Foc pada konsentrasi 2,5% (F3) mempunyai kandungan protein total, profil pita protein dan isozim yang lebih banyak dari planlet-planlet pisang hasil induksi filtrat
T. 2004. Pemisahan protein Berdasarkan Berat Motekul Melalui
Kuswinanti,
Metode Elektroforesis.Makalah disampai-
kan pada Pelatihan dan
Pemangangan
lainnya.
Identifikasi dan Koleksi Agensia hayati Penyakit Tanaman, Staf UpTD balai
Ucapan terima kasih
Proteksi tanaman Pangan dan Hortikultura Makassar l9-20 JuIi2004.6 hal.
Penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada Bapak
Kuswinanti,
Dr.h.Baharuddiru
Dipl.Ing., Bapak Dr.Ir.Nur Amin, MSc dan Ibu Dr.Ir. Tutik Kuswinanti, MSc. atas semua bimbingan dan bantuannya kepada penulis sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan
T.
2004. Peningkatan Ketahanan
Tanaman Kubis Terhadap penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brasicae) Melalui Induksi Resistensi dengan Mikroba
dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis
Antagonis Secara In vitro. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XII/I Tahun
di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Unhas atas segala bantuannya. Semoga Allah SWT memberikan
Rostini, N. 2000. Pengantar Bioteknologi dalam
anggaran 2004/2005.tidak dipublikasikan. 3l hal.
sampaikan kepada adik-adik
pemuliaan Tanaman.
pahala kepada kita semua, Amin.
Tanaman. fakultas Pertanian. Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran, Jatinangor.
Pita
isozim dan Zuriat-Zuriat yang Berkerabat pada Kelapa Genjah Coklar Jombang dan Jangung Sumenep. Forum Pascasarjana
35p.
Tanaman Rempah dan Obat. Jumal Bioteknologi Pertanian :
IPB. Bogor.45hal.
Jakarta.95 hal.
Supriadi, 2000. Penyakit layu bakreri Ralstonia solanacarum pada tumbuhan obat dan
dan
Kehutanan Unhas. Makassar. 45 hal.
strategi
penanggulangannya. Jurnal
Litbang Pertanian l9 (t0), 2000. (online)
Baharuddin. 2002. Konsep Penanggulangan Terpadu Penyakit Darah dan Layu Fusarium pada Tanaman Pisang. Pertemuan perumusan Strategi Pengendalian penyakit
(http://pusraka bogor.net/publ/jp3/jpl 9l 32.htm, diakses tanggal 7 April 2003). Wattimena,G.A., Gunawan, L.W., Ansori,A., Syamsuddin, 8., Wiendi, N.M.A. dan
Perlindungan
Hortikultura. Direktorat Jenderal Bina
Ernawati, A. 1992. Bioteknologi Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. lPB. Bogor. 309 hal.
Prqduksi Hortikultura. Departemen Pertanian. Cipayung 9 - l0 September 2002. l}hal.
AGRIPLaS, Yolume 16 Nomot
6A-67.
Kultur Jaringan. penebar Swadaya.
Pseudomonas celebensis terhadap Pertumbuhan Planlet Pisang (Musa paradisiaca L) secara in- vitro. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Pertanian
l(2):
Sunarjono, H.2002. Budidaya Pisang dengan Bibit
Ami, A.N. 2004. Dampak Pemberian Kultur Filtrat
Layu Pisang. Direktorat
I
Sukmadjaja, D., Husni, A. dan Mariska, l. 1996. Analisis lsozym pada Beberapa Nomor Panili Hasil Biak Jaringan yang Diinduksi dengan Sinar Gamma. Balai penelitian
Asmono, D., Hartana, Guharda dan Yahya, 1994. Keanekaragaman Pola
Laboratorium
Pemuliaan Tanman, Jurusan Budidaya
:
02 Mei 2006, ISSN 1*S+LUB