fnaialab llrniab
AGR,IPLf]S
ISSN Og5+ ^, O72g
Adoutlah, Nla'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasl, Andt Nlurft
: PENGARUH
SUPLEMENTASI BERBAGAI SERAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Musmusculuc)
A. Bahrun z RESPON TANAIvIAN
KEDELAI (Glyicine max L. Merr) TERHADAP SISTEM
PENGAIRAN. NIuhIdTn : TOLERAT{SI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAI{ ALU. MINIUM PADA STADIA BIBIT
Takdlr Salll, Nlohamad Agvs Settadt, Srlhadl Agungprlyono, Nlozes R. Toehhere dan Artef Boedtono : PENGARUH PENGERINGBEKUAN TERHADAP PERUBAHAI{ MORFOLOGI SPERMATOZAA DOMBA Nluhammod Tauftk dan Syalr : ISOLASI DNA PLASMID DENGAN METODE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) IUIuKhtaT : PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromileptes altiuelis) DI KECAMATAN SOROPIA
Gusno Ff.S. dan Abdul Rahman: AIIALISIS PROTEIN DAN ISOZIM PLANLET PISAhIG BARAT.IGA}I HASIL INDUKSI FILTRAT FOC DAN BDB SECARA IN-YITRO
L.IW. HaTofah : PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Hg/MflTUI Ho,dTN' : DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ISKAndaT : PENGARUH PENYAJIAN PESAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAI{N VISUALISASI MELALUI VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAI{ PETAI{I
Ayub NI. Padanssran : ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAI{ INVESTASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
Husna, Robtatul Adau:tyah, Ls Ode Altmuddtn dan Fatsol Danu Tuheteru : STATUS KEANEKARAGAMAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWESI TENGGARA
DAFTAR ISI Halaman
PENGARUH SUPLEMENTASI Bf,RBAGAI Sf,RAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Mus masculus) Adawtyah, Ma'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasi, Andi
RESPON TANAMAN KEDELAI (Glyictne max
L
Murfi
* 89
'85
Merr) TORIIADAP SISTEM
PENGA,IRAN. A.
Bahrun
90-97
TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM PADA STADIA BIBIT
Muhidln.....
98
H Pf, NG ERING BI]KUAN TERHADAP PERU BAHAN MORI'OLOG I SPERMATOZOA DOMBA TaWir Saill, Mohamad Agus Setiodi, Srlhadi Agungpriyono, Mozes R.Toelihere dan Arlef Boedlono. ..........
107
TSOLASI DNA PLASMID DENGAN METODDE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) MahantmadTautihdanSyair ........
ll8-122
-
106
Pf, NGARU
_tt7
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromilqta altlvelis) DI Kf,CAMATAN SOROPIA
Mukhtar
123
-
133
- 137
138
-
148
149
*
157
158-
166
167
-
172
173
- lg2
132
ANALISIS PROTDIN DAN ISOZIM PLANLET PISANG BARANGAN HASIL INDUKSI FILTRATFOC DAN BDBSECARA IN-VITRO
Rahman................... PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI Gusna H.S, dan Abdul
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) L.M. Harafah
..................
DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hamlrul Hadini .. .... ..... . ... PENGARUH PENYAJIAN Pf,SAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI
VISUALISASI MELALUI Is
kandar..........
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAN INVE.STASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA Ayub M.
Padangaran
...........:..........
STATUS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWEST TENGGARA Husna, Robidul Adowiyah, La Ode Albnuddin dan Faisol Danu
Tuhderu
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor: 02 Mei 2006, ISSN 085+0U8
PENGARUH SUPLEMENTASI BERBAGAI SERAT KOMERSIL TERIIADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGTNG PADA MENCIT (Mus musculus'1 Oleh : Adawiahl),
Mu'ruf
Tafsin2), Aminuddin Parakkasf), Andi MurJt')
ABSTRACT The research was to study effect of commercial fibers (Fiber, Vegeta, Slimmy, Forty Plus) and natural fiber (rice bran) on feed intake, cholesterol, triglyceride consentration of serum and meat, and body weight gain. The research used 24 mice for 3 weeks that treated with ration contain 60/o total fiber (either commercial or natural fiber). The result showed no significant different effect of all fibers on body weight gain, serum cholesterol and triglyceride. There was significant different effect (p<0.05) of treatment on dry and organic matter, protein, lipid and fiber intake. lt is concluded that there is no significant different effect among commercial fibers and natural fiber in body weight and serum cholesterol of mice, Key words: mice, cholesterol, fiber.
Terkait dengan penggunaan
PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian di negara-negara makmur. Sebagian besar penyebab kematian tersebut terkait dengan penyakit pembuluh darah jantung (cardiovascular disease) yang didahului serangan jantung (heart attack) dan kekejangan (stroke). Penyakit ini terjadi akibat adanya akumulasi lemak yang dideposit terutama kolesterol dan esternya pada dinding bagian dalam pembuluh arteri. Kondisi ter-
sebut mengakibatkan arteri mengecil
lingkungan, khususnya faktor
makanan
(Piliang,2000). Beberapa upaya telah dilakukan untuk menurunkan kolesterol serum antara lain menurunkan konsumsi energi, menurunkan berat badan, dan rneningkatkan konsumsi serat al. (1987) menyatakan bahwa kadar normal untuk beberapa
makanan. Stewart et
komponen lemak (kolesterol, HDL, triasil gliserol serum dan kolesterol, triasil gliserol hati) dapat dicapai pada makanan yang mengandung 3-5% NDF; 6-10% lemak; 5455% karbohidrat; 26-3004 protein; dan 4,7Yo vitamin dan mineral.
1) Snf Pengaiarpada Fakattas Pertatian UNHALII, Kendori. ') Staf Pengajar poda Fakultas Pertanian UNISKA, Banjarmasin.
3)
StafPengaiar pada Fakatlas Peternakan IPB, Bogor.
ini banyak sumber serat komersial yang menyebutkan mampu menurunkan kadar kolesterol. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan berbagai serat komersial dalam menurunkan kadar kolesterol dan triasil gliserol serum dan kolesterol daging pada mencit (mus musculus\.
BAHAN DAN METODE
dan
mengganggu efisiensi sirkulasi darah dan memberi tekanan besar pada kerja jantung. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner terkait dengan faktor
serat
untuk menurunkan kadar kolesterol, sekarang
Penelitian
ini
dilakukan
di
Labora-
torium Nutrisi Temak Daging dan Kerj4 Fakultas Petemakan lPB, Bogor. Hewan yang digunakan adalah mencit (mus mwculus) yang diperoleh dari Lab. Pemuliaan Ternak, Fapet IPB Bogor sebanyak 24 ekor. Mencit yang digunakan adalah mencit betina dengan berat
badan awal rata-rata 23.47 + 1.59 gram. Kandungan nutrien ransum basal penelitian disajikan pada Tabel I .
l. Ransum basal penelitian Uraian Kandungan (%)
Tabel
Bahan Kering
Protein Kasar Serat Kasar l-emak
87,89 4,85 21,98 4,15 3,78
I]ETN
53,t3
Abu
85
86
Serat komersial yang diuji pada penelitian ini adalah Fiber, Vegeta, Slimmy, dan Forty plus. Beberapa informasi yang
rancang menggunakan pendekatan yang sama. Tabel 1 menunjukkan kandungan serat sekitar 4Yo, jadi penambahan serat komersial pada
terkumpul sesuai dengan label yang ada pada
ransum basal sebanyak49/o sehingga total serat
setiap produk disajikan pada Tabel 2.
dalam ransum sekitar 6%. Khusus untuk dedak padi, karena kandungan serat dedak
Dua produk serat komersil ngandung sekitar 507o serat. Merujuk
mepada
padi menurut Hartadi et al. (19$6) sekitar 10% sampai 28olo, penggunannya pada penelitian ini adalah 87o ransum.
penelitian Anderson et al. (1994) yang dilakukan pada tikus, menggunakan pakan yang mengandung serat 6yo, penelitian ini di-
2. Komposisi bahan per kemasan (8 gram sachefr) Merk Dasans Takaran/saii (e) Komposisl
Tabel Fiber
Slimmy
Vegeta
Serat tidak larut: 1,84 g; serat lanst 2,40 g; Plantago ovata semini endosperm pulveratum 1,84 g; citrus sinensis frufis extracfum siccum 0,08 g; green tea leafextract 0,1 g, vit E 0,04 g. Garcinia cambogia 300 mg, Chromium picolenate 50 mcg; Plantago ovata endosperm pulveratu^ 2 g; Cichorium intybus radix I g; citric acid anhydrous 100 mg; kalori: 15 kal sachefr. Plantago ovata semini endosperm pulveratum 23o/o; Inulin chicory 127o; citrus sinensis fructus extractum siccum lolo; Tamarindus indicus extractum siccum 0,57o; Saccharosa l5o/o; bahan lain hingga l00o/o.
Forty Plus
Serat 3 g; sodium l0 mg; Total Karbohidrat 5 g; Vit A 1000 IU; Vil Bl2 0,34; Niacin 4 mg; B6 0,4 mg; Vit C 60 mg; Vit E 4 mg; Folasin 80 mcg; Ca 0,6 mg; Komposisi : maltodekstrin, isphagula husk.
Slimmy (P4); dan Forty Plus (P5). Setiap perlakuan diulang empat kali. Data yang diperoleh selanj utnya dianal i sis menggunakan analisis ragam yang bertujuan melihat pcnganrh perlakuan (Steel dan Torrie, 1993).
Pemberian pakan dilakukan selama tiga minggu, dan pada hari terakhir penelitian mencit dieuthanasia dengan menggunakan ether dan dilakukan pengambilan sampel darah melalui vcna jugularis. Scrum dipisahkan untuk dianalisis kandungan kolesterol dan triasilgliserol. Kolesterol diuji menggunakan metode kolorimetrik enzim (CHOD-PAP Method, Bavaria Diagnostica), dan Triasilgliserol menggunakan GPO PAP Method (Bavaria Diagnostica). Peubah lain yang diukur pada penelitian ini adalah konsumsi, pertambahan berat badan, serta kadar lemak
HASIL DAII PEMBAHASAI\ Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering bahan organik, protein, lemak, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa N (BETN) pada kontrol lebih rendah
dan kolesterol daging secara komposit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
(p<0.05) dibandingkan dengan penggunaan serat alami maupun semua jenis serat komersil (Tabel 3).
terdiri daxi 6 perlakuan yaitu; Kontrol (P0); Dedak Padi (Pl); Fiber (P2); Vegeta (P3);
AGRIPLUS, Volume 76 lVomor
:
02 Mei 2006, ISSN 085+0128
87
Tabel 3. Pengaruh berbagai serat terhadap konsumsi, pertambahan berat badan (PBB), kolesterol serum dan triasil gliserol serum pada mencit. Peubah
Konsumsi
BK
(g ekor-'hari-')
BO Protein Lemak Serat kasar
BETN PBB (g ek-t hrtl Kolesterol serum (mg dl-r) Triasilgliserol serum (mg dl-r)
3.95 a 3.73 a 0.99 a
PI 5.37 b
7.16b
s.r6 b
4.27 b
4.87 b
1.33 b
1.79b
0.23b
0.31 b' 0.34 b 4.33 b 0.07
1.29b 0.23b
7.86 b 7.43 b
5.33 b 5.03 b
0.26b 3.24b
1.97 b 0.34 b 0.37 b 4.75 b
0.07
0.08
n3
137
r40
t65
203
t9t
0.17 a 0.19 a 2.39 a 0.06
s.07 b r.34 b 0.23 b
Peningkatan konsumsi nutrien dapat dipahami karena adanya penambahan konsumsi bahan kering dari penggunaan serat baik alami maupun komersil. Pemberian serat alami dedak padi dalam bentuk utuh tidak dalam bentuk ekstrak serat sehingga penambahan bahan ini juga mengakibatkan penambahan komponen nutrien lainnya. Demikian halnya dengan serat komersil, yang di dalamnya juga terdapat nutrien lain seperti vitamin dan mineral. Peningkatan konsumsi nutrien tidak diiringi dengan peningkatan bobot badan mencit walaupun ada kecenderungan meningkat tapi tidak berbeda nyata dengan kontrol. Hal ini berarti bahwa nutrien yang dikonsumsi tidak diserap oleh tubuh. Kandungan kolesterol dan triasil gliserol senrm darah tidak dipengaruhi oleh perlakuan, hal ini berarti bahwa penambahan serat baik serat alami maupun serat komersil pada penelitian ini tidak efektif menurunkan kolesterol darah. Bahkan ada kecenderungan penambahan serat meningkatkan kadar
0.25 b
3.22b 0.07 r53 253
l3r
0.08 128
t90
25t
plasma merupakan partikel
pembawa
kolesterol. Kritchevsky dan Tapper (1995) menyatakan balrwa kelinci yang dibei l4yo selulosa dalam pakannya menurunkan kadar kolesterol hingga
62%o.
Kadar lemak daging mencit yang mendapat serat alami (dedak padi) dan portyplus lebih rendah dari kontrol, sedangkan kadar kolesterol daging relatiflebih besar dibandingkan kontrol. Selanjutnya kadar triasil gliserol daging pada mencit yang mendapat ransum yang disuplementasi slimmy lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.
kolesterol darah mencit. Kandungan kolesterol
fisiologis yang dikemukakan Malole dan 26 sampai 82 mg dl-'. Dalam penelitian ini menunjukkan Pramono (1989) yaitu sekitar
hasil yang berbeda dengan keyakinan selama
ini bahwa serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Menurut Hundermer et a/. et al. (1992); dan
Jonnalagada et al. (1993) bahwa serat secara umum berperanan dalam absorpsi kolesterol
AGRIPLaS, Yolume 76 lt{omor
3.12b
yang akhirnya menurunkan pada konsentrasi plasm4 sintesis kolesterol hepatik, sintesis asam empedu dan eksresi kolesterol feses. Hasil ini kemungkinan disebabkan kadar serat ransum kurang tinggi (dalam ransum perlakuan serat 6Yo) sehingga peranannya untuk menurunkan kolesterol menjadi tidak efektif. Felgines et al. (1994) menyatakan bahwa ransum berserat tinggi berpengaruh pada metabolisme lipoprotein plasma pada hewan percobaan tikus. Diketahui bahwa lipoprotein
rataan umum perlakuan adalah 133 mg dl-r. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan data
(1991); Horigome
0.25 b
:
02 Mei 2006, ISSN 0g54-0129
88
ini lebih ransum menggunakan dibandingkan
(25%o lemak). Penurunan kolesterol
efektif
standar yang kandungan lemaknya
5olo.
Serat komersial Slimmy dalam label-
nya mencantumkan penggunaan kromium pikolinat yang dikombinasikan dengan serat untuk menurunkan kandung4n kolesterol. Hasil penelitian ini ternyata belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Penelitian Achee e/ al. (1992) yang dilakukan pada ayam petelur
ternyata penggunaan kromium pikolinat (%) llcotcscaol (mg/dl) ITGL
sampai tingkat 400 ppb tidak mempengaruhi kadar kolesterol baik pada serum maupun telurnya.
(mg/dr)
Keterangan: P0: kontrol, Pl: dedalq V2:Fibe,r,P3: vegeta, P4: slimmy, P5: Portyplus
Gambar
l
Pengaruh perlakuan terhadap kadar
KESIMPULA}I DAII SARAN
lemak, kolesterol dan triasilgliserol daging mencit.
Penggunaan serat komersial (fiber,
slimmy, vegetq dan forty plus) dan serat alami dari dedak padi pada ransum dengan kandungan lemak standar (sekitar 5%) tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan kolesterol, triasil gliserol dan bobot badan
Penggunaan serat alami (dedak padi)
tidak menurunkan kadar kolesterol. Penggunaan dedak padi untuk menurunkan kolesterol dilaporkan oleh Anderson et al. (1994) merupakan sumber serat yang paling buruk dibandingkan beberapa serat alanti lainnya
mencit. Namun penggunaan serat meningkatkan konsumsi bahan kering, bahan organik,
seperti dedakjagung, guar gum; dedak oat, oat
protein, lemak, serat dan betn mencit. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan
gum, pectin, psyllium, serat kedelai, dan dedak wheat. Dcdak padi dikenal sebagai
mengenai penggunaan kadar serat yang optimal dalam penurunan kadar kolesterol
bahan yang mengandung serat tidak larut yang tinggi. Penelitian ini juga menjelaskan be-
darah.
berapa serat alami yang potensial dan dikelompokkan kedalam tiga katagori yaitu: a) serat yang larut tinggi (psyllium, gum dan pektin) yang mempunyai potensi menurunkan kadar kolesterol; b) serat campuran (dedak oat dan kedelai) yang mempunyai kemampuan sedang; c) serat yang cukup tinggi kandungan serat terlarut (dedak jagung dan wheat) yang mempunyai efek kecil terhadap penurunan kolesterol. Psyllium didapat dari kulit biji Plantago ovata.
Penelitian Lafont
et al.
DAFTAR PUSTAKA Achee, V.N., T.L. Ward, T.G Page, L.L. Southern,
and J.A. Hebert. 1992. Effect of chromium picolenate on serum cholesterol and egg quality trens. Poultry science
laying
Anderson, J.W., A.E. Jones, and S.R Mason. 1994. Ten different dietary fiber have
(1985)
significantly different effects on serum and liver lipids ofcholesterol-fed rats. J. Nutrition 124:.78-83.
tentang penggunaan dedak gandum, pektin, selulosa terhadap sekresi asam empedu pada tikus. l-lasil tcrsobut rncnunjukkan bahwa penggunaan dedak gandum dan pektin dapat menurunkan kandungan kolesterol pada ransum dengan kandungan lemak yang tinggi AGRIPLUS, Volume 76 l{omot
of
7l (Suppl);41.
Bavaria Diagnostica. Cholesterol liquid; CHOD
PAP Method. Bavaria
Nuibelberg, Germany.
:
02 Mei 2006' ISSN 085+0128
Diagnostica,
89
Kritchevsky, D and S.A. Tapper. 1995. Influence
Bavaria Diagnostica. Triasilgliserol GPO; GPO
PAP Method. Bavaria
of
Diagnostica,
Felgines, C., A. Mazur and Y. Rayssiguier. 1994. Plasma lipoprotein and apoliprotein B and
in
diet. J. Nutr. Biochem. 5:499-503.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A.D. Tillman.
1986. Tabel Komposisi Pakan untuk
I l-5:849-855.
lndonesia. Gajah Mada Univcrsity Press,
Malole, M.B.M. dan C.S.U. Pramono.
Yogyakarta.
Laboratoriurn. Pn
1992. Hypocholesterolemic effect of banana (Musa sapientum B. Var
pulp in rat fed on
a
British
J.
diet.
tJ
Biotcknologi lPB,
Bogor.
Piliang, W.G dan Djojosubagjo, S. 2000. F-isiologi
Nutrisi. Volume
I, lnstitut Pertanian
[]ogor, l]ogor. Steel, R.G.D. and J.H Torrie. 1993. Prinsip dan
Hundermer, J.K., S.P. Nabar, B.J. Shriver and L.P. forman. 1991. dietary fiber source lower
blood cholesterol in C57 BL76 Mice. Nutr. l2l:1360-1365.
1989.
Pcnggunaan llcwan-hewan l)ercobaan di
Horigome, B. T., E. Sagakuchi and C. Kishimoto.
cholesterol containing Nutr.68: 231-244.
and
rabbits.
Lafont, H. D. Larion, J.L Vigne, F. Chanussot, C. Chabert, H. Portugal, A.M. Pauli, C. Crotte and J.C. Hauton. 1985. Effect of Wheat bran, poctin, and cellulose on the secretion of bile lipids in rats. J. Nutrition
E in rats fed a high-fiber fructose-based
Cavendishii)
dietary fiber on establishment
regression of atheroschlerosis J. Nutr. Biochem. 6: 509-512.
Nuibelberg, Germany.
Prosedur Statistika. Gramedia, Jakarta.
J.
Stewart, J.R., E.B. Fryer, and H.C. Fryer. 1987. Effect ofdietary fiber, carbohydrate, lipid and protein levels on serum and liver lipid in rats. J. Nutrition I l7:650-659.
Jonnalagadda, S. S., F.W. Thye and J.L. Robertson.
1993. Plasma total and lipoprotein cholesterol liver and fecal cholesterol excretion in hamster fed fiber diets. J. nutr.123: 1377-1382.
AGRIPLUS, Volume 76 lYomor
:
02 Mei 2006, ISSN 085+0128