fnaialab llrniab
AGR,IPLf]S
ISSN Og5+ ^, O72g
Adoutlah, Nla'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasl, Andt Nlurft
: PENGARUH
SUPLEMENTASI BERBAGAI SERAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Musmusculuc)
A. Bahrun z RESPON TANAIvIAN
KEDELAI (Glyicine max L. Merr) TERHADAP SISTEM
PENGAIRAN. NIuhIdTn : TOLERAT{SI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAI{ ALU. MINIUM PADA STADIA BIBIT
Takdlr Salll, Nlohamad Agvs Settadt, Srlhadl Agungprlyono, Nlozes R. Toehhere dan Artef Boedtono : PENGARUH PENGERINGBEKUAN TERHADAP PERUBAHAI{ MORFOLOGI SPERMATOZAA DOMBA Nluhammod Tauftk dan Syalr : ISOLASI DNA PLASMID DENGAN METODE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) IUIuKhtaT : PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromileptes altiuelis) DI KECAMATAN SOROPIA
Gusno Ff.S. dan Abdul Rahman: AIIALISIS PROTEIN DAN ISOZIM PLANLET PISAhIG BARAT.IGA}I HASIL INDUKSI FILTRAT FOC DAN BDB SECARA IN-YITRO
L.IW. HaTofah : PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Hg/MflTUI Ho,dTN' : DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ISKAndaT : PENGARUH PENYAJIAN PESAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAI{N VISUALISASI MELALUI VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAI{ PETAI{I
Ayub NI. Padanssran : ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAI{ INVESTASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
Husna, Robtatul Adau:tyah, Ls Ode Altmuddtn dan Fatsol Danu Tuheteru : STATUS KEANEKARAGAMAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWESI TENGGARA
DAFTAR ISI Halaman
PENGARUH SUPLEMENTASI Bf,RBAGAI Sf,RAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Mus masculus) Adawtyah, Ma'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasi, Andi
RESPON TANAMAN KEDELAI (Glyictne max
L
Murfi
* 89
'85
Merr) TORIIADAP SISTEM
PENGA,IRAN. A.
Bahrun
90-97
TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM PADA STADIA BIBIT
Muhidln.....
98
H Pf, NG ERING BI]KUAN TERHADAP PERU BAHAN MORI'OLOG I SPERMATOZOA DOMBA TaWir Saill, Mohamad Agus Setiodi, Srlhadi Agungpriyono, Mozes R.Toelihere dan Arlef Boedlono. ..........
107
TSOLASI DNA PLASMID DENGAN METODDE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) MahantmadTautihdanSyair ........
ll8-122
-
106
Pf, NGARU
_tt7
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromilqta altlvelis) DI Kf,CAMATAN SOROPIA
Mukhtar
123
-
133
- 137
138
-
148
149
*
157
158-
166
167
-
172
173
- lg2
132
ANALISIS PROTDIN DAN ISOZIM PLANLET PISANG BARANGAN HASIL INDUKSI FILTRATFOC DAN BDBSECARA IN-VITRO
Rahman................... PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI Gusna H.S, dan Abdul
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) L.M. Harafah
..................
DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hamlrul Hadini .. .... ..... . ... PENGARUH PENYAJIAN Pf,SAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI
VISUALISASI MELALUI Is
kandar..........
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAN INVE.STASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA Ayub M.
Padangaran
...........:..........
STATUS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWEST TENGGARA Husna, Robidul Adowiyah, La Ode Albnuddin dan Faisol Danu
Tuhderu
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor: 02 Mei 2006, ISSN 085+0U8
DAI\ STRATEGI KEBIJAKAIT PE MBANGUNAN SEKTOR PERTAI\IAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAI{ DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) PRO
DU
KT IVI TAS PEKERJA
OIeh : L.M. Harafahl)
ABSTRACT The aim of this research is to examine in detail about workers pmductivity and policy strategy to of agriculture sector to rural society in Southeast Sulawesi Province. The analysis instrument that use of this research is : (l) multiple regression model (regression Cobb-Douglas), (2) productivity index, and (3) SWOT analysis. Based on analysis results regression Cobb-Douglas indicated that as together factors that influence to workers productivity for agriculture sector, includes : skill, work medium, technology, natural resource potential, culture, physical/body posture, endurance/diligent and health. The analysis result regression Cobb-Douglas indicated that as partial or stepwise regression analysis, factors that influence to workers productivity for agriculture sector is three only sector, includes: health, skill and technology. The calculation result about productivity index workers to agriculture sector includes: Rp 8.361.913,88 or 2,04 in Likert scale. According the result of analysis about policy strategy to development of agriculture sector to rural society in Southcast Sularvcsi Province, it could be SWOT analysis. In this analysis, it could observe strength and weakncss intemally and opportunity and threat externally. The analysis result as internalln strengths factors includcs: work medium, technology and health, and then weaknesses factors includes: low skill, naturat resourcc potential prosper minimize, the farm traditional culture, physical situation and lazy culture. The just as cxtemally. opportunities factors includes : central government policy and Southeast Sulawesi Province government policy, want investor and it was like that area autonomy, and then threats factors includes : the farm modern from out, in the workers out of modern culture, out workers with best phisycal, and out workers is the best. development
Key words: workers productivity, policy strategy, development of agriculture sector' rural society
PENDAHULUAN lndonesia yang terdiri dari berbagai gugusan pulau dan lautan, sebagian besar e 80%) penduduknya berdomisili di wilayah pedesaan, di mana tingkat produktivitas yang
dihasilkan masih rcndah dan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Menurut Kartasasmita (1996 : 236 ) pada tahun 1967 jumlah penduduk lndonesia sebanyak 136,05 juta jiwa, penduduk miskin sebanyak 54,42 juta jiwa (40,00%). Pada tahun 1993 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 189,01 juta jiwa, penduduk miskin sebanyak 25,89 juta jiwa (13,70yo). Sedangkan pada tahun i996 jumlah penduduk lndonesia sebanyak 199,02 juta jiwa, penduduk miskin turun menjadi 22,47 juta jiwa (11,30%). Akibat krisis ekonomi sejak tahun 1997 hingga tahun 2002, jumlah penduduk Indonesia sekitar 203,0?iuta jiwa, penduduk miskin mengalami pening-
t)
Dolaor
katan menjadi 79,40 juta
jiwa
(39,11o/o)
(Suwito dolarn Amar, 1999:l). Berdasarkan wilayah pemukimannya
terdapat 7l,54yo atau 56,80 juta jiwa dari 79,40 juta, jiwa penduduk miskin berada di wilayatr pedesaan" dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Tingkat kehidupan mereka relatif rendab pada hal potensi sumber daya alam di pedesaan dapat memberikan andil besar terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu wilayah dan penduduk di pedesaan harus ditangani secara serius agar produktivitas dan kesejahteraan mereka dapat ditingkatkan Pernerintah telah melakukan berbagai upaya dan terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, seperti program lnpres Desa Tertinggal (IDT), subsidi pertanian dalam arti luas, subsidi perbankan (kredit lunak), dan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Semua program tersebut merupakan
llnu Ekorcmi Staf Pengaio pada Fafulas Elammt Untverstbs Haluola, Kendoi.
r38
139
kebijakan terpadu untuk meningkatkan potensi dan dinamika ekonomi masyarakat di wilayah pedesaan. Melalui program tersebut diharap kan masyarakat pedesaan akan terangsang untuk mengembangkan usaha produktif yang sesuai dengan potensi sumber daya manusia dan wilayahnya masing-masing. Upaya pemerintah di atas ternyata
belum membuahkan hasil optimal
karena
sebagian besar masyarakat pedesaan belum mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang
memperhatikan dimensi wilayah, sehingga masalatr kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat pedesaan disebabkan oleh faktor
yang sama dan karalteristik
masyarakat
miskin juga dianggap sama. Pada hal setiap wilayah memiliki karakteristik sumber daya yang berbeda. Di samping itrl" faktor penyebab kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat pedesaan terletak pada sumber daya manusia itu sendiri, misalnya kurangnya motivasi, rendahnya tingkat pendidikan (pola pikir) dan rendahnya tingkat keterampilan yang dimiliki. Disagregasi sektor-sektor ekonomi nasional dapat dilihat pada Gross National Product (GNP), sementara Disagregasi sektor ekonomi regional khususnya hovinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada Prodrct Domestic Regional Bruto (PDM). Sekrorseklor ekonomi dimaksud meliputi sektor : (l) pertanian, (2) pertambangan dan galian, (3) industri pengolahan, (4) listrik dan air benih (5) konstruksi/bangunan, (6) perdagangan,
hotel dan restoran, (7) transpor
dan komunikasi, (8) keuangan dan persewaan, dan
(9)
jasa-jasa (Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2005). Pada tahun 2000, jumlah penduduk
Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 1.750.216 orang. Dari sekian jumlah penduduk tersebut terdapat 708.323 oftrng pekerja sektoral atau 40,47 persen dari jumlatr
penduduk. Pekerja sektoral terdapat 9 (sembilan) lapangan usaha berdasarkan Klasifikasi Lapangan Us$a Indonesia (KLUI). Pekerja sektoral tersebut terdiri dari seklor pertanian (438.615 orang), sektor
industri pengolahan (59.761 orang), sektor listrik dan air bersih (102 orang), sektor konstruksi/bangunan (20.626 orang), sektor perdagangan, hotel dan restoran (82.636 orang), sektor transportasi dan komunikasi (70.294 orang), sekror keuangan dan persewaan (2.239 orang), .dan jiua-jasa (75.791 orang) (Sulawesi Tenggara Dalam Angka,200l: 53). Berdasarkan dara rahun 2000, produk-
tivitas sektoral Provinsi Sulawesi'l'cnggara sebesar Rp 288.579.062,30 dan income per kapita sebesar Rp 3.66,1.877,20, sedangkan produktivitas sektoral Indonesia sebesar Rp 883.960.280,00 dan income per kapita Indonesia sebesar Rp 6.376.137,50. Jika dibandingkan dengan situasi nasional, terlihat bahwa baik produktivitas sektoral maupun income per kapita yang dihasilkan oleh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara masih rendah.
Sebagai Provinsi yang ingin maju, maka Pemerintah dan masyarakat provinsi Sularvesi Tenggara memerlukan berbagai pendekatan, upaya dan terobosan-terobosan yang mendalam sebagai penjabaran lebih lanjut dari strategi pembangunan nasional berdasarkan potensi
riil
daerah dan pedesaan
dilihat dari segi sumber daya alam, sumber daya insani, peluang, hambatan dan tantangannya.
Tulisan
ini
merupakan rangkuman
hasil penelitian yang dilakukan dengan fokus
perhatian pada produktivitas pekerja dan strategi kebijakan pembangunan sektor pcrtanian dengan obyek sasaran adalah masyarakat pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Fokus permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas pekerja seklor pertanian Provinsi Sulawesi
di
Tenggara"
(2) berapa besar indeks
tivitas pekerja sektor pertanian
produk-
provinsi
Sulawesi Tenggara, dan (3) bagaimana strategi kebijakan yang ditempuh sehubungan dengan peningkatan produktivitas pekerja sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara.
pertambangan dan galian (8.283 orang), sektor
AGRIPLaS, Yolume 16 l{omor
di
: 02 Mei 2006
ISSN 0gS4-0Ug
t40
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah rnengkaji secara Iuas mengenai produktivitas pekerja dan strategi kebijakan pembangunan sektor pertanian pada masyarakat pedesaan di Provinsi Sulawesi
Multiple Regression Model Regression CobbDouglas :
Tenggara.
transformasi logaritma (trans log) berikut:
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan (decision making) dan pengambilan kebijakan Qtolicy making), masukan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam penerapan kebijakan pembangunan sektor pertanian dan bermanfaat bagi ilmuwan untuk pengembangan dan penerapan teori tentang hasil penemuan dalam penelitian ini.
LOG Ye.'i = LOG a + b1 LOG Xr + b2 LOG Xz + brLOGX3 +b1LOGX4+bsLOGX5+b6 LOGX6 + b? LOGXT+ b6 LOGX3+ p. dimana: Y*, adalah produktivitas pekerja sektor pertanian, a = konstanta, X1= skill, X2= sarana kerja X: = teknologr, X4 = potensi
yp* = axlbl x2b2x3o'xo*xrotxr*xrotxr* +p. Persamaan di atas dapat dimodifikasi ke multiple regression model dalam bentuk
sumberdaya alam, X5 = buday4 )k = fisik/postur tubuh, X7 = keuletan/kerajinan, X3 = kesehatan, br, bz, b3... b8 : koefisien regresi, p = kesalahan (disturbance tern). Signtfikansi regresi diuji dengan uji F pada o:0,05.
Productivity Index (PI) LI
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pedesaan sebagai para pekerja sektor pertanian dengan usia pekerja 15 tahun atau lebih yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sampel yang digunakan
berdasarkan keinginan peneliti Qturposive sampling) dengan peftimbangan ilmiah. Menurut Fraenkel dan Wallen (1993 dalam Sigit, 1999:70), menyarankan bahwa besar penelitian
korelasional sebanyak 50 subyek. Data dalam penelitian ini adalah data primer berupa persepsi masyarakat Sulawesi Tenggara (para pekerja sektor pertanian di pedesaan) dalam penerapan kebijakan di Provinsi Sulawesi Tenggar4 sedangkan data
sekunder bersumber
dari
:
or-Q*
METODE PENELITIAN
sampel minimum untuk
:
instansi-instansi
terkait.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka alat analisis yang digunakan adalah: (l) multiple regression model, (2) productivity index dan (3) SWOT
--
L
p"rt.
dimanaz PI = productivity index atau indeks produktivitas, Q *n. = output seklor pertanian dan L*,t = pekerja sektor pertanian. SWOT Analysis
Analisis SWOT (SWOT Analysis)
yakni kajian tentang strategi pembangunan sektor pertanian
Sulawesi Tenggara berdasarkan pada Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threat (Ancaman).
HASIL DA}t PEMBAIIASAIY Multiple Regression Model
Untuk mengarialisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggaia terlihat pada Tabel
1.
analysis. Formulasi dari alat analisis tersebut sebagai berikut:
AGRIPLUS, Volume 16 Nomot
kebijakan
di Provinsi
: 02 Mei 2006, ISSN 085+0128
l4l Tabel l.Analisis Regresi Faktor-Faktor
Model Summary
dan
Produktivitas Pekerja Sektor Pertanian
Model
Vari ables Entered/Removedb
Variables Variables
Model
Entered Removed LOG Xs, LOG X5, LOG X6, LOG X7, LOG )Q, LOG XZ, LOG XI, LOG Xr" ,
-
Keterangan: a =
All
Method
R
std' Enorof Rsquur.AdjustedR Square The Estimate
Keterangan: a = Predictors: (Constant), LOG X8, LOG X5, LOG X6, LOG X7, LOG X4, LOG X" LOG XI, LOG X3
+NOVAb
Enter
Sum of Squares I Regression 5.458
Model
Residual
Total
requested variables entered
.448 5.907
Mean
ot
s
Sig.
Square
.6s2
2002.2428-03 208
= Predictors:(Constant), LOC X8, LOG X5, LOCX6, LOC X7, LOG X4, LOC Xr, LOG Xr, LOG X3. dan b = Dependent Variable: Keterangan: a
dan b = Dependent Variable: LOG Ypo,r
LCG Yp"n.
Coellicients" Unstandardized Coefficients
Model
Standardized
Coefficients
Std.Enor (Constant)
LOG LOG LOG LOG LQG LOG LOG
5.247
XI
-1.7618-02
X2 X3
8.tt4E-02
& X5 X6
5.5578-02 -1.4538-02 3.7248-03
Xz
l.73lE-03
t7.34t -.625 3.397 4.437 .994 -.909 145 .050 23.423
.303
.218
.028 .024 .049 .0s6
-.024 .l t7
.016
-.0r8
.026
.003
.03s
.00
.193
.025
Dependent Variable: LOG YF,r Sumber : Hasil Olahan Data Primer dengan 209 Responden
Berdasarkan hasil perhitungan" maka
persam&m regresi sektor pertanian adalatr : Ypert = 176.6Q3,78 X,{'otzot Xr0'08ttl Xro2tt >q0,05557 ;1r{.0las3yu0,0037zl Xr0,0otz:t Xro,tro. Sesuai dengan hasil perhitwgil, koefisien korelasi (R) sebesar 0.961 mengandung makna bahwa keseluruhan variabel bebas memiliki keeratan hubungan yang tinggi, sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,924 berarti 92,40Vo seluruh variabel bebas yang digunakan dalam pers€lmaan secara bersama-sama mampu memberikan kontribusi
(R)
ini
sektor
AGRIPLUS, Yolume 16 Nomor
.
r
322
terhadap produktivitas pekerja
sig.
Beta
.
.000
.532 .00r .000
322 .364 .885 .960
.000
per[anian, sedangkan sisanya 7,600/0 adalah variabel bebas (inclepentlen) yang ada di luar penelitian ini. Berdasarkan perhitungan multiple
regression model di atas, signifikansi atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secaf,a simultan ditunjukkan pada nilai F6;*ou sebesar 304.258
sehingga Fhi,*,g
)
dan
F66.1
sebesar 2,93,
F661 s€rta terletak pada
tingkat signitikansi 0.000. Hal
tersebut
mengandung makna bahwa secara simultan variabel bebas (skil/, sarana kerja, teknologi, potensi sumberdaya alam, budaya, fisik,
: 02 Mei 2009
ISSN 085+0129
142
keuletan/kerajinan dan kesehatan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Sesuai hasil perhitungan di atas, maka dapat dikatakan bahwa setiap pekerja sektor
terikat (produktivitas pekerja sektor
pertanian mempunyai output sebesar Rp 8.361.913,88 per tahun. Nilai 2,04 (dibulatkan 2) pada skala Likert berarti bahwa output (pendapatan) sektor pertanian cukup tinggi di
penanian).
Productivity Index Analysis Berdasarkan data yang diperoleh, yakni jumlah pekerja scktor pertanian (Lp",r) sebanyak 209 orang dengan total output sebesar Rp 1.747.640.000,- atau 427 pada skala Likert. maka Protluc'tivity Index sekor pertanian (P1p..,) dapat dihitung sebagai
Provinsi Sulawesi Tenggara.
SWOT Analysis Sesuai dengan hasil analisis dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap produktivitas pekerja
sektor pertanian, maka kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh pekerja tersebut dirinci berdasarkan analisis SWOT seperti Tabel 2.
berikut: (a) skala nominal yaitu Rp.l.747.640.000 : 209 = Rp 8.361.913,88; (b) Skala Likert yaitu 427 :209 = 2,04.
Tabel 2. Analisis SWOT' Produktivitas Pekerja Sektor Pertanian STRtii\'G7.IIS Tingkat keterampilan (.sAi//) yang cukup tinggi . Sarana kerja yang mendukung. - Teknologi (nilai tambah) yang sesuai /tepat guna dan mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi. - Kesehatan dalam bckcrja IYEAK,\,iN\SLS - Potensi SDA (lahan) kurang subur - Budaya bertani yang masih tradisional. - Potensi fisik kurang mcndukung. - Pemalas dan kurang ulet (non produktif).
-
OPPORTUNITIES - Kebijakan Pemerintah yang mendukung (Pusat dan Sultra). - Masuknya investor. - Penyelenggaran otonomi daerah. THREATS - Munculnya petani modern dari luar. -Masuknya pekerja dari luar yang berbudaya modern. -Munculnya pekerja luar dengan fisik yang mendukung. -Masuknya pekerja luar yang ulet dan rajin
(produkti0.
Sumber: Hasil Penelitian dan Wawancara dengan 209 Responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
Signifi kansi Regresiion
Berdasarkan analisis
Berdasarkan analisis fungsi regresi multi variabl e (regresi Cobb-Douglas), faktorfaktor yang signifikan terhadap produktivitas
teknologi dan sarana kerja pengaruhnya signifikan terhadap produktivitas pekerja sektor pertanian dengan taraf kepercayaan 95o/o (a ={,05). Hal ini dapat dijelaskan
pekerja seklor pertanian adalah kesehatan, teknologi dan sarana kerj4 sedangkan faktor keterampilan (skilt), potensi sumber daya alam, budaya, fisik dan keuletan/kerajinan pengaruhnya tidak si gnifi kan.
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor
stepwise
regression, secara bersama faktor kesehatan,
sebagai berikut
:
Kesehatan
Pengertian sehat menurut WHO bahwa kondisi sehat itu di samping secara lahir juga terlihat pada faktor sosial ekonomi, lingkungan, prilaku dan budaya masyarakat.
:
02 Mei 2006, ISSN 085'l-0128
143
Faktor kesehatan pekerja sektor pertanian sangat penting dalam meningkatkan produk-
tivitas. Temuan dalam penelitian ini batrwa semua pekerja dalam kondisi cukup seha! sehat dan sangat sehat (sehat walafiat). Namun terdapat pula pekerja yang kondisi kesehatan-
nya memprihatinkan, sehingga tak
sempat
melakukan kegiatan produksi. Koefisien regresi sebesar 0,532 berarti
bahwa setiap perbaikan kondisi kesehatan menyebabkan peningkatan eksponensial pro-
duktivitas pekerja sektor pertanian sebesar 0,532 atau 53,20o/o dengan asumsi faktor lainnya adalah konstan. Jika kondisi kesehatan masyarakat sangat sehat (sehat walafiat) yang dikategorikan 5 pada skala Likert, maka bila ditransfer dalam persamaam fungsi Cobb-
Douglas di atas diperoleh produktivitas pekerja sektor pertanian sebesar Rp.402.579,85 dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Teknologi
Sarana kerja Sarana kerja sangat penting dalam meningkatkan produkti
itas. Jenis sarana kerj a pertanian didominasi oleh peralatan sederhanq seperti paran& pacul, linggis du4 sebagainya. Penelitian relevan yang dilakukan oleh Eka v
yang digunakan pekerja sektor
(1996) yang menyatakan bahwa sarana kerja
mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja. Koefisien regresi sebesar 0,07726 berarti bahwa setiap perubatran sarana kerja yang digunakan menyebabkan peningkatan eksponensial produk-
tivitas pekerja sektor pertanian sebesar 0,07726 alau 7,73o/o dengan asumsi variabel lainnya konstan. Jika sarana kerja banyaV tinggi yang dikategorikan 4 pada skala Likert, maka bila ditransfer dalam persamaam fungsi Cobb-Douglas di atas diperoleh produktivitas
pekerja sektor pertanian sebesar Rp. 190.333,46 dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Faktor teknologi sangat penting dalam
peningkatan produktivitas berupa peralatan sederhan4 modern dan canggih serta merupakan faktor penting dalam menciptakan nilai tambah terhadap produktivitas sektor pertanian. Pengaruh teknologi ini relevan dengan model Lowler (1988) yang menyatakan bahwa secara makro teknologi ber-
pengaruh nyata terhadap produktivitas.
Penelitian relevan yang dilakukan oleh Soesilo (2000) yang menduga bahwa teknologi cukup
berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas. Koefisien regresi sebesar 0,224 berarti bahwa setiap penambatran teknologi (nilai tambah) menyebabkan peningkatan eks-
ponensial produktivitas pekerja
sektor
pertanian sebesar 0,224 atau 22,40yo dengan
asumsi variabel lainnya konstan. Jika teknologi (nilai tambah) meningkat hingga Rp
6.600.000 maka bila ditransfer dalam persamaam fungsi Cobb.Douglas di atas diperoleh produktivitas pekerja sektor pertanian sebesar Rp 5.762.060,82 dengan
asumsi variabel lainnya konstan.
Non Signifikansi Regresiion
Berdasarkan analisis steryise regression terdapat 5 faktor yang tidak signifikan, yakni tingkat keterampilan (skill), potensi sumber daya alam, budaya, fisik dan keuletan/kerajinan dengan tingkat kepereayaan 95Yo (u =0,05). Jenis keterampilan yang diusahakan oleh masyarakat pe desaan di Sulawesi Tenggara masih benilat sederhana berupa pertukangan, cocok tanam, betemak, nrcubel, souvenir, perabotan dan sebagainya. Temuan ini berbeda dengan hasil studi yang dilakukan
oleh Kopelman (1986) yang menyimpulkan bahwa tingkat keterampilan (skill) cukup berpengaruh
dalarn
meningkatkan
produktiiitas. Potensi sumber daya alam yang ada di
wilayah pedesaan Provinsi Sulawesi Tenggara
cukup banyak dan sebagian besar dikategorikan sebagai lahan subur. Namun
demikian, karena para pekerja
kurang
memanfaatkan potensi lahan subur tersebut, sehingga produktivitas yang dihasilkan cukup rendah (kurang produktil). Tidak optimalnya pemanfaatan lalran teruebut karena masyarakat
AGRIPLUS, Yolume 16 Nomot
: 02 Mei 2006, ISSN hgSt-LUB
144
pedesaan mengalami berbagai keterbatasan,
utamanya tingkat pendidikan dan pengetahuan. Temuan tersebut sangat relevan dengan Latif (1990 dalam Amar, 1999: 21) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh berarti antara tingkat pendidikan dengan produktivitas (pendapatan). Sistem budaya yang diterapkan oleh masyarakat pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar bersifat tradisional, di mana pada sistem budaya ini adat leluhur masih dikedepankan, sehingga kegiatankegiatan yang dapat mempercepat peningkatan produktivitas masih diabaikan. Faktor fisik pekerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas, karena sistem pertanian (terutama tanaman pangan/musiman)
membutuhkan kekuatan fisik. Di samping itu sistem bertani yang digunakan mas ih bersifat sederhana. Selanjutnya faktor keuletan/kerajinan juga tidak berpengaruh secara berarti karena masyarakat pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar tingkat pendidikan
tidak
dan pengetahuan yang masih rendah, sehingga pola pikir dan prilaku masyarakatnya terbatas.
samping itu faktor malas atau tidak rajin/ulet merupakan penghambat dalam
Di
meningkatkan produkti vitas.
Productivity Index Berdasarkan hasil perhitungan tentang indeks produktivitas sektor pertanian, diperoleh sebesar Rp 8.361 .913,88 atau 2,04 (skala Likert). Output sebesar Rp.8.361.913,88 per tahun adalah cukup bagi pekerja dengan jumlah tanggungan I atau 2 orang anak (KB lestari). Dalam perhitungan income per kapita, diperoleh sebesar Rp 2.090.478,47 yaitu (Rp 8.361 .913,88 : 4 orang). Namun bila tanggungan beban dan tingkat inflasi tinggi, maka output tersebut dapat dikategorikan rendah. Menurut Todaro (Samuelson, 1998: 45) bahwa ciri/karakteristik negara sedang berkembang (negara terbelakang) adalah tanggungan beban dan inflasi yang tinggi serta
income per kapitanya rendah. Dengan demikian, maka sangat diperlukan suatu pemahaman dan peranan ekonomi agar tingkat
AGRIPLUS,Volume 16 Nomor
kesejahteraan dan kemakmuran yang dialami oleh para pekerja seklor pertanian di pedesaan
Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terwujud. Skala 2,04 merupakan cukup tinggi (untuk skala 1,2,3,4), yang berarti bahwa indeks produktivitas pekerja sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara . cukup tinggi, sehingga dapat mendorong para tenaga kerja untuk memasuki lapangan usaha tersebut SWOT Analysis Berdasarkan analisis SVOT, maka kekuatan (strength) yang dimiliki sehubungan dengan produktivitas pekerja sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah kondisi kesehatan yang baik, penerapan teknologi tepat guna dan sarana kerja yang memadai. Di samping kekuatan, juga terdapat kelemahan (wealorcss) yang dialami meliputi tingkat keterampilan (sh7l) rendah, potensi sumber daya alam (lahan) yang kurang subur, budaya
tradisional, potensi fisik yang kurang mendukung dan pemalas serta kurang ulet
(non produktif). Hal-hal tersebut merupakan kekuatan dan kelemahan intern yang dialami oleh para pekerja.
Kemudian secara ertern, faktor peluang (opporhnity) terhadap produktivitas pekerja sektor pertanian meliputi kebijakan pemerintah yang mendukung, akan masuk investor dan terselenggaranya otonomi daerah. Kebijakan yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka peningkatan produktivitas masyarakat pedesaan saat ini berupa pusat-pusat pertumbuhan (growth centrals), maka sektor pertanian sangat diperlukan peran aftliftya. Olehnya itu perlu pengembangan agro industri dan agro bisnis agar berdaya guna dan berhasil guna. Namun dibalik peluang yang ada, ancaman (threath) yang akan muncul adalah
munculnya petani modern dari luar, masuknya
pekerja dari luar yang ulet dan rajin serta masuknya pekerja luar dengan fisik yang mendukung. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut maka hendaknyapara pekerja sektor pertanian berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi kekurangan-kekurangan dengan mengadakan negosiasi dengan
: 02 Mei2(M6,
ISSN085A028
145
Pemerintah pusat dan Provinsi Sulawesi Tenggara tentang penyelenggaran kebijakan
peluang (opportunity) berupa
penerapan
kebijakarL baik dari Pemerintah pusat maupun
Pemerintah Sulawesi Tenggara. Dibalik peluang yang ada muncul anc€unan secara
pembangunan.
Jika dibandingkan dengan penelitipeneliti sebelumnya mengenai produktivitas yang menggunakan 3 atau 5 variabel bebas, maka dalam penelitian ini menganalisis
extern terutama munculnya pesaing kerja dari
luar daerah atau asing yang
kemampuan
produktivitas pekerja dengan menggunakan 8 variabel bebas (independent variable). Daxi 8 variabel tersebut secara bersama signifikan,
(c ap ab
I e)
ti
n
memiliki
ggi.
Berdasarkan hasil temuan lapangan tentang kekuatan dan kelemahan secara intern
stepwise
serta peluang dan ancarnan secara extern, maka strategi kebijakan mengenai kekuatan
analisis, hanya 3 variabel yang berpengaruh nyata baik secara bersama maupun secara
dan peluang digunakan strategi SO (Strength and Opportunity), yakni meningkatkan dan
namun dengan menggunakan
parsial, yakni sarana kerja, teknologi dan kesehatan. Dengan demikian, maka hasil analisis tersebut merupakan pengembangan atau temuan baru penelitian dan lebih khusus lagi tentang produlrivitas pekerja sektor pertanian bag masyarakat pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara- Kemudian
mempertahankan
kesehatan,
tani dan
pasca
panen. Strategi kebijakan kelemahan dan peluang digunakan strategi IIO (IYealmess
and Opportunity) meliputi
kebijakan
Pemerintah Pusat dan provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan sh// pekerj4
subsidi pupuk dan bibit
ditemukan indeks produktivitas
sektor pertanian atas dasar skala nominal dan Likert.
pertanian,
menciptakan budaya rnodern, kualitas gizi dan
Di
samping itu ditemukan rumusan strategi/implikasi kebijakan pembangunan
meningkatkan etos kerja. Strategi kekuatan
dalam mengantisipisi ancaman yang terjadi digunakan strategi ST (Strcngth and T'hreat), yakni menekan sarana dari luar, memperkecil
pedesaan berdasarkan analisis SWOT (S*ength, Weokttess, Qpporttmity, Threat). Pada analisis tersebut terlihat tentang
teknologi luar daerah dan pemeliharan kesehatan, sedangkan strategi dalam
kekuatan-kekuatan (strengtlts) dan kelemahankelematran (w eal*tes ses) secara intem.
mengantisipasi kelernahan
Kekuatan berupa kondisi kesehatan yang baik, penerapan teknologi yang sesuai dan sarana kerja yang memadai, sedangkan kelemahan berupa skill yarg masih rendah, potensi sumber daya alam yang belum termanfaatkan, budaya masih tradisional, fi sik yang kurang mendukung dan kurang ulet/rajin (pemalas). Dengan demikian, maka terdapat
AGRIPLUS, Volume 16 Noaot
kondisi
penerapan teknologi usaha
dan
ancaman
digunakan strategi WT (ll/eukness and 7'hreal),
yakni
mengadakan latihan
kerja dan
meningkatkan etos kerja masyarakat. Lebih
jelasnya mengenai strategi tersebut dapat terangkum pada Tabel 3,
:
02 Mei 2006, ISSN 0854-0U8
146
Tabel 3. Matriks Strategi Kebijakan Pembangunan Seklor Pertanian
Internal
Strengths
External Opponunities
Weaknesses
l.
Meningkatkan dan mernpertahankan kondisi l. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Sulawesi Ten ggara kesehatan petani. 2. Meningkatkan dan mempertahankan peneuntuk meningkatkan shl/ pekerja. rapan teknologi usahatani dan pascapanen. 2.Kebijakan/subsidi pupuk dan bibit
3. Meningkatkan dan mempertankan
saran
yang digunakan.
pertanian. 3.Mengantisipasi budaya bertani
tradisional. 4.Pengadaan gizi berkualitas. 5. Meningkatkan etoskerj a.
t. Dengan sarana memadai, sehingga menekan l.Mengadakan berbagai latihan
Threals
masuk sarana dari luar.
teknologi yang sesuai sehingga memperkecil teknologi dari luar
2. Dengan terapan
daerah.
Pemeliharaan kesehatan agar tetap
produktif.
Sumber
:
sftill pekerja. 2.Meningkatkan dan mengelola kualitas sumber daya. 3.Mempertahankan nilai nilai budaya modern 4.Mempertahankan kualitas dan etos kerja masyarakat
Hasil Kajian pada Tabel 2.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kajian di atas, maka
dapat ditarik bebcrapa butir kesimpulan sebagai bcrikut: (l) pada analisis regresi, secara simultan faktor-laktor: skill, sarana kerja- tcknologi, potcnsi sumbcr daya alam,
budaya. fisik. kculctan/lierajinan
dan
kesehatan berpengaruh sccara signifikan
terhadap produktivitas pckerja
sektor
pertanian. sedangkan pada analisis stepwise regresi. terdapat 3 laktor yang berpengaruh
signifikan, yakni kcsehatan, skill dan teknologi. (2) indeks produktivitas pekerja sektor pertanian sebesar Rp 8.361.913,88 atau 2,04 (skala Likert) yang berarti bahwa indeks
produktivitas tersebut cukup tinggi, (3) strategi kebijakan yang ditempuh sehubungan dengan peningkatan produktivitas pekerja
sektor pertanian dapat dikaji dengan menggunakan strategi/analisis SllOL Secara
intern faktor-faktor yang memiliki kekuatan (strengths) sektor pertanian adalah: sarana keda, teknologi dan kesehatan, sedangkan kelemahan-kelemahan (v,eaknesses) meliputi:
tingkat keterampilan (skilt) masih
rendah,
subur, budaya bertani tradisional, keadaan fisik kurang baik dan kurang ulet /rajin (pemalas). Kemudian secara extern faktorfaktor yang menjadi peluang (opportunities) adalah kebijakan pemerintah Pusat dan
Sulawesi Tenggara yang mendukung, keinginan investor dan penyelenggaraan
otonomi daerah, sedangkan faktor ancaman (threats) yang muncul adalah datangnya petani modern dari luar, masuknya pekerja dari luar yang berbudaya modern, munculnya pekerja luar dengan fisik yang mendukung, masuknya pekerja luar yang ulet dan rajin, dan (4) secara umum berdasarkan analisis regresi dan SWOT ditemukan faktor kekuatan utama
(dominan) yang dimiliki pekerja seklor pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah faktor kesehatan. Ini berarti bahwa semakin sehat para pekerja maka semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan. Di samping itu secara psikologis terdapat masyarakat yang ingin untuk mengembangkan
(aktualisasi diri). Hal ini dimaksudkan bahwa walaupun masyarakat mengalami
diri
berbagai kendala dan keterbatasan, namun ada keinginan untuk maju (misi dan visi positif.
potensi sumber daya alam (lahan) yang kurang
AGRIPLUS,VoInme 16 Nomot
: 02 Mei2006, ISSN0854-0128
t47
Selanjutnya saran yang diajukan sehubungan dengan kajian ini adalatr : (l) sehubungan dengan faktor-faktor signifikan
dan merupakan kekuatan (strength)
Tingkat
mengurangi kelemahan-kelemahan
Badan Pusat Statistik, Kendari, 2005. Sulawesi Tenggara Dalam Angka.
Bangdes Sulawesi Tenggara, Kendari,
1999.
Pembangunan Desa (Bangdes) Sulawesi Tenggara.
al., 1998. Urban Productivity, Urban Employment, and Labor Market policies.
Carter, et
Joumal Regional Science and Urban Economics, Vol : 28, pp:329 -344.
Eka, A.T., 1996. Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanira, Studi pada pabrik Rokok
di Jawa 'l'imur. Disertasi tidak diterbitkan PPS Unair, Surabaya. Kretek
Harat'ah,
L.M., 2003.
Produktivitas pekerja
Sektoral dan lnrplikasi Kebijakan pada Masyarakat Pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara. PPS Unair, Surabaya.
Harbison and Myers, 196.1. Education, Man power
and Economic Crowth. Mc Graw Hill Book Company, New York.
atau
Heizer, J., and Render, 8., 1991. produclion and Operation Managcrnent. Massachussetts :
yang dihadapi serta memperkecil ancaman yang akan terjadi, dan (2) dalam menerapkan suatu
Allyin and Bacon, pp : l8 -
20.
Kartasasmita, G., 1996. pembangunan Untuk Rakyat, Menradukan pertumbuhan dan
strategi bisnis dan kebijakan pembangunan hendaknya menggunakan analisis SWOT. pada analisis ini dapat diketahui kekuatan (strength)
Pemerataan. Cides, J akarta.
dan kelemahan (wealorcss) secara intern, dengan memperhitungkan pula peluang
Mazi Ali, 2003. Kebijakan Dasar Menuju Sultra Raya 2020. Unhalu, Kendari.
(opportunity) dan ancaman (threath) yang akan muncul dalam terapan bisnis dan
Mubyarto, 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. BPFE, Yogyakarta.
kebijakan tersebut.
Passay, N.H dan Taufik, S., 1990. produktivitas di
Industri Pengolahan. Lembaga Demografi dan PAU Universitas Indonesi4 Jakana.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, J.A., 2003. Potensi dan
Tenggara,
Tenggara Dalam Angka.
yang memadai, maka Departemen Pertanian bekerja sama dengan Dinas kesehatan, Riset dan Teknologi serta Dinas Pekerjaan Umum, memberikan bimbingan dan penyuluhan secaxa intensif kepada masyarakat pedesaan, agar kekuatan dan potensi yang dimiliki tetap dipertahankan bahkan dikembangkan lagi, sehingga produktivitas yang mereka hasilkan dapat meningkat. Ditinjau dari segi kelemahan (weaknesses) dan ancaman yang akan muncul (threats) berupa skill yang masih rendah, sumber daya alam (lahan) yang kurang subur, budaya bertani tadisional, keadaan fisik yang kurang baik dan kurang ulet/rajin (pemalas), maka Departemen Pertanian bekerja sama dengan Balai Latihan kerja Balai Konservasi Sumber daya Alam, Departemen Pendidikan Nasional untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan secara intensif kepada masyarakat
menghilangkan
Provinsi Sulawesi
Badan Pusat Statistik, Kendari, 2001. Sulawesi
serta
peluang (opportunities) terhadap produktivitas pekerja sektor pertanian berupa : kesehatan yang relatif baik, teknologi dan sarana kerja
agar berupaya
I
Kendari.
R. Agustoha Kuswara, 1985. Manajemen Pembangunan Desa. Grafindo Utama, Jakarta.
Strategi
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Sulawesi Tenggara. Unhalu, Kendari.
A. and William D. Nordhaus, 1998. Economics, sixteenth edition (Terjemahan), Mc Graw Hill Company
Samuelson, Paul
Alala, 1985. Strategi Kebijakan Gerakan Desa Makmur Merata (Genamata). pemda
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor
Inc. Toronto.
:
02 Mei 2006, ISSN 0SS4-012g
r48
Siagian, 1983. Pokok-Pokok
pembangunan
Produksi Cobb-Douglas. Rajawali pers,
Masyarakat Desa. Alumni, Bandung
Jakarta.
Sigit, S., 1999. Pengantar Metodologi penelitian Sosial, Bisnis, Manajemen. Fakultas
Stevenson, W.J., 1993. Production and Operation Management. Illinois : Richard D, Irwin,
Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Simanjuntak, P.J.,
200
l.
pp:36-38.
Syamsul, A., 1999. Analisis Ekonomi Tentang Kemiskinan dan Strategi .Kebijaksanaan
Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
di Pedesaan Sumatera Barat. Disertasi PPS Universitas Pengentasannya
Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi produksi
Airlangga, Surabaya.
Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
AGRIPLUS,Volume 16 Nomot
:
02 Mei2006, ISSN0BS+0128