fnaialab llrniab
AGR,IPLf]S
ISSN Og5+ ^, O72g
Adoutlah, Nla'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasl, Andt Nlurft
: PENGARUH
SUPLEMENTASI BERBAGAI SERAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Musmusculuc)
A. Bahrun z RESPON TANAIvIAN
KEDELAI (Glyicine max L. Merr) TERHADAP SISTEM
PENGAIRAN. NIuhIdTn : TOLERAT{SI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAI{ ALU. MINIUM PADA STADIA BIBIT
Takdlr Salll, Nlohamad Agvs Settadt, Srlhadl Agungprlyono, Nlozes R. Toehhere dan Artef Boedtono : PENGARUH PENGERINGBEKUAN TERHADAP PERUBAHAI{ MORFOLOGI SPERMATOZAA DOMBA Nluhammod Tauftk dan Syalr : ISOLASI DNA PLASMID DENGAN METODE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) IUIuKhtaT : PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromileptes altiuelis) DI KECAMATAN SOROPIA
Gusno Ff.S. dan Abdul Rahman: AIIALISIS PROTEIN DAN ISOZIM PLANLET PISAhIG BARAT.IGA}I HASIL INDUKSI FILTRAT FOC DAN BDB SECARA IN-YITRO
L.IW. HaTofah : PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Hg/MflTUI Ho,dTN' : DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ISKAndaT : PENGARUH PENYAJIAN PESAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAI{N VISUALISASI MELALUI VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAI{ PETAI{I
Ayub NI. Padanssran : ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAI{ INVESTASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
Husna, Robtatul Adau:tyah, Ls Ode Altmuddtn dan Fatsol Danu Tuheteru : STATUS KEANEKARAGAMAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWESI TENGGARA
DAFTAR ISI Halaman
PENGARUH SUPLEMENTASI Bf,RBAGAI Sf,RAT KOMERSIL TERHADAP KADAR KOLESTEROL SERUM DAN DAGING PADA MENCIT (Mus masculus) Adawtyah, Ma'ruf Tafsln, Amlnuddln Parakkasi, Andi
RESPON TANAMAN KEDELAI (Glyictne max
L
Murfi
* 89
'85
Merr) TORIIADAP SISTEM
PENGA,IRAN. A.
Bahrun
90-97
TOLERANSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM PADA STADIA BIBIT
Muhidln.....
98
H Pf, NG ERING BI]KUAN TERHADAP PERU BAHAN MORI'OLOG I SPERMATOZOA DOMBA TaWir Saill, Mohamad Agus Setiodi, Srlhadi Agungpriyono, Mozes R.Toelihere dan Arlef Boedlono. ..........
107
TSOLASI DNA PLASMID DENGAN METODDE MINIPREP QIAPREP (ISOLATING BACTEARIA PLASMID BY MINIPREP QIAPREP) MahantmadTautihdanSyair ........
ll8-122
-
106
Pf, NGARU
_tt7
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KARAMBA JARING APUNG IKAI{ KERAPU TIKUS (Cromilqta altlvelis) DI Kf,CAMATAN SOROPIA
Mukhtar
123
-
133
- 137
138
-
148
149
*
157
158-
166
167
-
172
173
- lg2
132
ANALISIS PROTDIN DAN ISOZIM PLANLET PISANG BARANGAN HASIL INDUKSI FILTRATFOC DAN BDBSECARA IN-VITRO
Rahman................... PRODUKTIVITAS PEKERJA DAN STRATEGI Gusna H.S, dan Abdul
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA) L.M. Harafah
..................
DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI PISANG LOKAL ASAL KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hamlrul Hadini .. .... ..... . ... PENGARUH PENYAJIAN Pf,SAN PUPUK AGRODYKE DAN PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI
VISUALISASI MELALUI Is
kandar..........
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAN INVE.STASI OPTIMAL SEKTOR PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA Ayub M.
Padangaran
...........:..........
STATUS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA EMPAT TANAMAN LOKAL SULAWEST TENGGARA Husna, Robidul Adowiyah, La Ode Albnuddin dan Faisol Danu
Tuhderu
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor: 02 Mei 2006, ISSN 085+0U8
PENGARUH PENYAJIAN PESAN PUPUK AGRODYKE DAI\[ PENGGUNAAI\I VI S U A L I SA S I M E LALUI VIDEO TERIIADAP PENINGKATAI\ PENGETAHUAI\ PETAI\I
Oleh:Iskandar
I)
ABSTRACT Agrodyke fertilizer technology is able to overcome conomorpha cramella snellen of cacao effectively and efficiently, therefore the technology is very important to be known by cacao farmers particulary those in South East Sulawesi. Video is one of effective media to convey informations. This experimental research explains effect of message design in an audio message presentation form as well as in visual message by video on increasing farmer's knowledge about how to use agrodyke fertilizer. The above two factors are tested to 60 respondent which was selected randomly into four treatment groups. Data was analyzed using paired sample t-test, analysis of varians, and Duncan's multiple range test. The results of the research show that the effect of narration message presentation form is more effective than that without narration in video presentation, and the use ofrealistic video is more effective than graphic visual to increase knowledge. Message presentation about how to use agrodyke fertilizer using video is effective enough to increase respondent's knowledge, and a combination of message presentation in a narration form supported by a realistic visual form and a graphic form is very effective to disseminate technology. Key words : audio, agrodyke fertilizer, video, visurl.
ini menyajikan informasi tentang penggunaan sesuatu, mengajak pemirsa untuk Media
PENDAHULUAN Permasalahan yang muncul
di sektor
mengikuti suatu aktivitas tahap demi tahap
perkebunan terutama pada tanaman Kakao
dari awal sampai akhir.
adalah adanya serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK). Hama PBK sangat berbahaya dan penyebarannya relatif cepat.
Keefektifan penyajian pesan dalam medium audio visual seperti video dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya ialah
ini
Kerusakan buah kakao
serangan hama
di
Indonesia akibat
bentuk desain pesan dalam media, baik bentuk
PBK dapat menyebabkan
visual maupun audionya (Dwyer FM, 1978). Penyajian pesan pada medium video instruksional dapat didesain dalam format naftsi, ceramalr, dialog, peragaan dan
penurunan produksi hingga 82% (Atmawinata" 1995). Pupuk agrodyke salah satu pupuk yang mampu mengatasi hama PBK, sebagai pupuk
dasar. mengatasi kanker batang, penggerek batang dan dapat mempercepat pertumbuhan bunga dan buah (Dahlan 2003). Luasan areal tanaman kakao di Sulawesi Tenggara adalah sebesar 109.516,70 ha yang mencakup Kabupaten Kolaka, Kendari, Muna, dan Buton. Produksi biji kering Kakao di Sulawesi Tenggara mencapai 771.481,48 ton per tahun. Serangan hama PBK menyebabkan produksi dan kualitas kakao menurun.
Teknologi komunikasi yang
dapat
digunakan untuk mempermudah dan mengefektifkan proses diseminasi informasi pupuk agrodyke kepada petani diantaranya adalah video instruksional dalam bentuk piringan CD.
t) Staf Pengdjdr
pragmen dan didukung oleh visualisasi (Kuswita 2003). Bentuk desain pesan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah format sajian narasi dengan visualisasi melalui medium video. Dengan demikian, penelitian ini beniQt eksperimental yang dilakukan pada petani kakao yang belum mengadospsi pupuk agrodyke. Secara khusus penelitian ini akan mengkaji permasalahan sebagai berikul (1) Apakah penyampaian pesan melalui video dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke; (2) Apakah penyajian pesan audio dalam bentuk narasi dan tanpa narasi yang mendukung presentasi pesan visual realistik dan grafis
@ Juntnn bsial Elonomi Peltanlol Fahiltas Penaim Untretstlas
Haluolco, Kendqt.
158
159
dalam video dapat meningkatkan pengetatruan
petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke; (3) Apakah penggunaan bentuk visual realistik dan grafis dalam video dapat meningkatkan pengetatruan petani. Dan bentuk visual manakah dalam video yang paling efektif mendukung presentasi pesan terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke dan (4) Manakah kombinasi diantara bentuk kemasan pesan audio dan visual dalam video yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke. Mengacu pada pertayaan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk (l) Mengetahui pengaruh media video terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang cam penggunaan
pupuk agrodyke; (2) Mengetahui pengaruh penyajian bentuk narasi dan tanpa narasi dalam video yang mendukung presentasi pesan visual realistik dan grafis terhadap
peningkatan pengetahuan petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke; (3) Mengetahui pengaruh penggunaan bentuk visual realistik dan grafis dalam video terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang caxa penggunrurn
pupuk agrodyke, serta menemukan bentuk visual dalam video yang paling tepat, untuk mengefektifkan peningkatan pengetahuan petani dan (a) Memperoleh kombinasi yang paling tepat antaxa bentuk kemasan audio dan visual dalam medium video yang efektif untuk meningkatkan pengetatruan para petani tentang cara penggunaan pupuk agrodyke.
METODE PENELITIAN
Unit Penelitian Penelitian ini melibatkan 60 orang petani di Kecamatan Mandonga Kota Kendari sebagai unit penelitian. Petani tersebut dibagi
menjadi empat kelompok,
dan
setiap
kelompok terdiri dari 15 orang. Petani yang dilibatkan dalam penelitian ini hanyalah petani yang mengusahakan tanaman Kakao dan tanaman mereka terserang Hama PBK. Penentuan 60 orang petani tersebut diambil
sederhana (Simple Random Sanpling). Prosedur pengacakan (Randomisasi) juga diterapkan untuk menempatkan unit-unit eksperimen kedalam empat kelompok perlakuan. Desain Penelitian Ada dua peubah bebas dalam penelitian
ini, setiap peubah memiliki level, sehingga desain ini tergolong dalam rancangan eksperimental desain faktorial 2x2 (Kerlinger dan Freg 1990). Ada dua peubah bebas yang
diamati, pertama ialah pesan audio dalam bentuk narasi dan tanpa narasi dan kedua ialah pesan visual dalam bentuk visual realistik dan
visual grafis. Dengan demikian, dari
dua
macam faktor yang masing-masing terdiri dari dua level dan akan diperoleh empat kombinasi perlakuan sebagai berikut: a) Visual realistik dengan narasi (RN), b) Visual grafis dengan narasi (GN), c) Visual realistik dengan tanpa narasi (RTN), d) Visual grafis dengan tanpa narasi (GTN). Beberapa tahapan pelaksanaan
eksperimen penelitian sebagai berikut: l) Sepuluh menit pertama digunakan untuk memberikan penjelasan-penjelasan, 2) pretes selama lima belas menit, 3) Presentasi materi rnelalui media video sekitar Z0 menit, 4) Postes selama lima belas menit, 5) pengisian kuesioner tentang tangapan responden pada presentasi media sekitar lima belas menit. Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan
penelitian ini yaitu:
l)
dalam
Data karakteristik res-
ponden dan kebutuhan pengetahuan responden, 2) Dala tentang tanggapan responden pada presentasi media dan 3) Data tentang peningkatan pengetahuan responden akibat presentasi video. Untuk memperoleh data tersebut digunakan instrumen berupa kuesioner. setiap item dalam kuesioner diberikan skor I bila jawabannya benar dan skor 0 apabila jawaban salah. Sehingga total skor merupakan skor/nilai pengetahuan responden. Selisih antara pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan.
dari kelompok-kelompok tani secara acak
AGRIPLUS, Volume 76 Nomot: 02 Mei 2006, ISSN 0851-012g
r60
Validitas dan Reliabilitas Validitas kuesioner untuk mengetahui tanggapan mereka tentang aspek teknis presentasi media diperiksa dengan cara: 1) Menganalisis butir-butir pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner penelitian lain yang berhubungan dengan peubah yang diukur, 2) Merujuk pendapat para ahli media video, serta berkonsultasi secara kontiyu dengan komisi pembimbing. Untuk mengetahui reliabilitas lnstrumen. dilakukan uji coba kusioner pengukur perubahan pengetahuan responden. ini dilakukan diluar sampel
penelitian. hasil
uji coba
Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan beberapa prosedur statistik: l) Untuk mengkaji perbedaan skor pre-test dan post-test responden dianalisis dengan uji t dua sampel berpasangan (Paired Sample t-Test),2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh
perlakuan media terhadap'
mengetahui nilai tengah mana saja yang sama dan mana yang tidak sama diantara nilai-nilai tengah peningkatan pengetahuan responden, dilakukan uji wilayah berganda duncan
instrumen
pengetahuan kemudian dianalisis dengan prosedur pendugaan reliabilitas "KuderRichardsen" (Kountur, 2003) dan diperoleh nilai 111 = 0.728. yang berarti bahwa instrumen
(Duncan's multiple-range test) (Walpole, 1995). Analisis sidik ragam, Uji t-Test dan Uji wilayah berganda Duncan dihitung dengan menggunakan bantuan komputer dengan
yang digunakan adalah reliabel.
program Sofirare SPSS
Uji Coba dan Evaluasi Media Kegiatan
uji
10.
HASIL DAhI PEMBAHASAI\I Pengetahuan awal Responden
Pengukuran pengetahuan
awal
responden tentang cara penggunaan pupuk
digunakan dalam eksperimen pada saat berupa
agrodyke dilakukan sebelum diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan awal responden relatif rendah, yaitu rata-rata memperoleh skor 3,63. Bila dibandingkan dengan skor tertinggi yaitu 11. Gambaran
draft product alau outline kepada komisi pembimbing sebagai ahli komunikasi dan seorang penemu pupuk agrodyke berkenaan dengan materi yang akan disajikan dalam video. (2) Metode Open House, metode ini dilakukan dengan mengevaluasi video dengan menggunakan final produk berupa video dalam bentuk CD yang sudah jadi.
l.
veni
coba dan evaluasi media
dilakukan dalam tiga tahap berdasarkan Bertrand (1978) yaitu: (l) Metode Face Vadility dan In House. Metode ini adalah melakukan evaluasi terhadap proses penyusunan naskah dan skenario yang akan
Tabel
peningkatan
pengetahuan responden, digunakan analisis sidik ragam (analysis of variance. (Kerlinger dan Freg N., 1990), 3) Sedangkan untuk
tentang pengetahuan awal responden masingmasing kelompok perlakuan dapat dilihat pada
Tabel
l.
Skor Pengetahuan Awal Responden menurut kelompok Perlakuan Bentuk
Faktor Perlakuan
Bentuk Penyajian
Visual Realistik
Narasi(N) Tanpa Narasi (TN)
Pesan Visual Visual Grafis
1,86
2,26
Total 4.12
1,46
1,,67
3,1'3
3,32
3,93
7.25
Pesan Audio
Total
Tabel I terlihat bahwa ada perbedaan skor rata-rata pengetahuan awal pada setiap kelompok responden. Untuk mengetahui
apakah perbedaan pengetahuan AGRIPLUS, Volume
16
responden tersebut signifikan atau tidak, dilakukan analisis ragam seperti tertera pada Tabel 2.
awal
Nomot:
02
Mei
2006, ISSN 0854-0128
t6r
Tabel 2. Hasil analisis ragan terhadap skor pengetahuan awal responden
db
Sk
JK
Antar kelompok J 5,451 Dalam Kelompok 29,53 56 Total 59 34,.983 Keterangan: *Berbeda nyata pada P = 0,05
Hasil Analisis ragam Tabel
Kl'
F - Hitung
1,82 0,53
3,44*
0,023
baru dan belum p€rnah dilihat dan diadopsi. Sedangkan pada kelompok perlakuan GTN sebagian responden pada kelompok ini pernah
2,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata
skor rata-rata pengetahuan awal responden keempat kelompok perlakuan. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan awal responden tidak sama setiap perlakuan.
mendengar tentang manfaat dan bentuk pupuk agrodyke pada tanaman kakao, namun secara
teknis mereka belum mengetahui
Artinya pengetahuan awal responden tentang cara penggunaan pupuk agrodyke adalah heterogen. Untuk mengetahui kelompok perlakuan mana saja yang sama, dilakukan
cara
penggunaan pupuk agrodyke pada tanaman kakao dalam mengatasi hama PBK. Setelah dilakukan pengukuran pengetahuan awal Qtre-test) maka diberikan perlakuan pada responden berdasarkan kelompoknya yakni presentasi video instruksional tentang cara penggunaan pupuk agrodyke.
analisis homogenew subsets, sehingga diketahui kelompok RN, GTN dan RTN, adalatr sama atau homogen, artinya tata-rata
skor pengetahuan awal responden pada kelompok ini adalah tidak berbeda pada p: 0,05. Informasi tentang pupuk agrodyke pada kelompok tersebut merupakan suatu hal yang
Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran pengetahuan akhir (posl-lesr) responden. Skor
rataan post-test berdasarkan
kelompok
perlakuannya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor pengetahuan akhir Qtost-test) responden menurut kelompok perlakuan
,
Faktor Perlakuan Bentuk penyajian pesan audio
Bentuk penggunaan Pesan Visual (R) Visual erafis
Visual realistik
Narasi (N) Tanpa narasi (TN)
Total
Total
9,13
8.33
17,46
6,06
5,20 13,52
28,27
l5_ 19
Tabel 3 menggambarkan skor rataan postes responden setiap kelompok perlakuan berbeda. Kelompok perlakuan RN menpunyai skor rataan yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan RTN, GN dan GTN. Untuk
(G)
n,26
mengetahui apakah perbedaan pengetahuan ak,J:rir Qtost+est) responden signifikan atau tidak setiap kelompok perlakuan, dilakukan analisis ragam seperti pada Tabel 4.
Tabel4 Hasil analisis ragam terhadap skor pengetahuan akhir Qtost-test) responden
Sk
db
Antar kelomook
3
JK 152.48 130,50 282,98
Dalam kelompok 56 Total s9 **berbeda Keterangan : sangat nyata pada P : 0.05
AGRIPLUS, Yolume 76 Nomot
KT 50,83
F - Hituns
21,81**
???
: 02 Mei 2006, ISSN 0854-0128
0,000
162
Hasil analisis ragam pada Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat berbedaan
yang sangat nyata skor pengetahuan akhir Qtostaest) responden. Artinya pemberian perlakuan video instruksional pada setiap kelompok memberikan skor pengetahuan yang berbedq artinya penyajian pesan melalui medium video instruksional dengan empat kelompok perlakuan dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada P = 0.05.
Peningkatan Pengetahuan Responden Pada hasil uji t-Test, yang ditunjukkan dengan t-hitung sebesar 21,244 dengan nilai
nyata antara skor rataan pre-test dan post-test pada tingkat kepercayaan 0,05 dan 0,01. Ini
berarti terdapat peningkatan pengetahuan responden yang sangat nyata tentang cara penggunaan pupuk agrodyke setelah responden menyaksikan tayangan video.
Dalam penelitian ini terdapat empat kombinasi perlakuan penyajian' pesan melalui video, yakni bentuk realistik bersuara (RS), bentuk grafis bersuara (GS), realistik tanpa suara @TS) dan grafis tanpa suara (GTS). Hasil rataan skor peningkatan pengetahuan responden menurut kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.
p:0.000 lebih kecil dari 0,05 dan 0,01. ini menunjukkan adanya perbedaan yang sangat Tabel 5. Flasil rataan skor peningkatan pengetahuan responden menurut kelompok perlakuan Bentuk penggun:um pesan visual Visual realistik Visual grafis
Faktor Perlakuan
Bentuk
penyajian pesan audio
(R)
7,3
NarasiQ'{) Tanpa narasi(TN)
4,6
Total
Tabel
I1,9
5 menunjukkan
bahwa setiap
perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan pengeiahuan. Kelompok
perlakuan yang menggunakan narasi baik dalam bentuk visual realistik maupun grafis memberikan skor rataan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang tanpa menggunakan narasi, berarti penyajian pesan dengan menggunakan narasi lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden. Sedangkan untuk penggunaan visual dalam video. penyajian visual realistik
lebih efektif dibandingkan
menggunakan visual grafis,
ini
dengan
ditunjukkan
dengan adanya perbedaan skor rataan dalam peningkatan pengetahuan responden. Dari
empat kombinasi perlakuan, penggunaan bentuk realistik dengan penyajian bentuk narasi menunjukkan skor peningkatan pengetahuan yang paling tertinggi daripada bentuk perlakuan yang lain.
AGRIPLUS, Volune
16
Nomor:
(G)
Total
6,3
13,6
3,5 9,8
21,7
8.1
Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa kelompok perlakuan visual realistik*narasi, lebih efektif daripada kelompok perlakuan yang lain, ini disebabkan
antara
lain karena perlakuan
tersebut
mengandung dua unsur komunikasi yaitu audio dan visualo artinya memiliki gambar
hidup (motion picture) yang sesungguhnya dan disertai dengan ucapan (ora[), sehingga individu lebih mudah untuk memahami materi
tersebul Ada dua fakbr utama dalam penelitian ini yakni bentuk penyajian pesan, penggunean visualisasi dan kombinasi kedua faktor. Untuk mengetahui apakah pengaruh yang diakibatkan kedua fahor dan kombinasi
tersebut pada peningkatan pengetahuan berbeda nyata atau tidak, maka skor peningkatan pengetahuan tersebut dianalisis
sidik ragam dua arah yang hasilnya dilihat pada Tabel 6.
02
Mei m06
ISSN 085/t4128
dapat
r63
Tabel 6. Hasil Analisis Ragam dua Arah Skor Peningkatan Pengetahuan Responden JK
KT
Faktor Visual
15,00
l5
Audio
tt2,Q7
112
60,54**
0,006 0,000
I
0,07
0,07
0,04'
0,8s0
s6
103,57
1,85
db
SK
F
-
Hitung
8,1
1
**
Interaksi
Visual+Audio Galak Keterangan :
**
berbeda nyata pada p : 0.01 dan 0.05 dan
tidak nyata pada p : 0.01 dan 0.05
Penyajian narasi yang mendukung
Pada Tabel 5, skor rata-rata tertinggi
dicapai oleh kelompok responden
yang
presentasi pesan visual realistik dan grafis
menyaksikan video dengan perlakuan narasi yang dilengkapi visual realistilq tetapi apakah nilai tersebut berbeda secara nyata atau tidak dengan skor rataan kelompok responden yang lain, maka perlu diuji dengan uji wilayah
menggunakan narator yang sama sehingga ada
berganda Duncan.
Hasil
dan kejelasan suara narator dan visual yang digunakan tidak
kontras, hal
tersebut salah satu yang
menyebabkan kedua pcrlakuan mempunyai pengaruh yang sama.
uji
Duncan pada Tabel 7, menunjukkan skor rata-rata peningkatan pengetahuan pada perlakuan realistik tanpa narasi dengan grafis tanpa narasi adalah berbeda sangat nyata, artinya pengaruh kedua
perlakuan sangat berbeda nyata terhadap peningkatan pengetahuan responden. Pada kolom I dan 2, berbeda dengan
perlakuan grafis tambah narasi dan realistik tambah narasi yang terdapat dalam kolom yang sama, kedua perlakuan tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan responderq artinya kedua perlakuan ini mempunyai kemampuan yang sama terhadap peningkatan pengetahuan responden dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
uji wilayah berganda duncan skor pqningkata{r pengetalupn respon4en Skor rata4n
Tabel 7. Hasil
Perlakuan
kesamaan irama, kecepatan
N
Peningkatan pengetahuan
t23
Visual Realistik Tanpa Narasi l5 3.5 Visual Grafis Tanpa Narasi 15 4.6 Visual Grafis + Narasi l5 6,3 Visual Realistik + Yar*; l5 7.3 Keterangan: Skor rata-rata pada kolom 3 tidak berbeda nyata pada p: 0.05. Skor rata-rata pada kolom I dan 2 berbeda nyata pada p: 0.05
AGRIPLAS, Yolume 76l{omor:
Pengaruh Bentuk l>enyajian Pesan Audio Unsur visual menduduki peran utama dalam bentuk penyajian pesan dengan menggunakan narasi, sehingga dalam penelitian ini juga membandingkan bagaimana pengaruh penyajian pesan dalarn bentuk narasi dan tanpa narasi untuk nrelengkapi tampilan visual pada video dalam menyampaikan pesan.
Data penclitian nremperlihatkan ada-
nya pengaruh penyajian pesan terhadap peningkatan pengetahuart responden, baik dalam bentuk narasi maupun tanpa narasi. Hasil analisis ragam pada Tabel 6 menunjukkan adanya perbedaan skor peningkatan pengetahuan responden yang sangat nyata akibat adanya perbedaan penyajian pesan audio. Ini berarti skor rala-rata peningkatan pengetahuan responden yang menyaksikan video dalam bentuk narasi lebih tinggi daripada skor respondcn yang menyaksikan video dalam bentuk tanpa narasi. Bentuk penyajian narasi dalam video
dalam penelitian merupakan faktor
utama
terhadap peningkatan pengetahuan, disamping
dilengkapi dengan gambar realistik maupun grafis sebagai pendukung, tentunya ini sangat dipengaruhi sejauhmana cara mengemas pesan
tersebut. seperti yang dikemukakan oleh Fleming dan Levie (1978) yang antara lain 02
Mei
2006, ISSN 0SS4-0U8
164
menyatakan
bila suatu audio terlalu cepat,
pengetahuan akibat visual realistik adalah 1 1,9 dan skor visual grafis 9,8.
maka sipenerima harus memiliki diantara dua saluran. Sehingga perlu adanya singkronisasi
visual dan audio tepat. Hasil
Perbedaan pengaruh kedua bentuk visual tersebut disebabkan banyak hal terutama efek gambar (visual) pada medium video. Visual realistik dalam medium video menampilkan gambar bergera( atau gambar sesungguhnya yang mendukung penyajian
tanggapan
responden menggungkapkan bahwa penyajian gambar (visual) sangat didukung oleh narasi, sehingga lebih mudah untuk memahami materi tersebut. Jika membandingkan penyajian pesan dalam bentuk visual bernarasi dengan tanpa narasi, nampak jelas bahwa bentuk visual tanpa narasi hanya mengutamakan unsur komunikasi visual dengan bantuan verbal. Kelompok yang menyaksikan video bentuk narasi, menangkap informasi dari dua saluran komunikasi yaitu melihat tayangan visua! dan mendengar narasi. Sedangkan responden yang menyaksikan video dalam bentuk visual tanpa
narasi secara mendetail, materi/informasi yang lebih jelas, dan mudah diamati dan dingat
proses yang terjadi dari awal sampai akhir mengenai cara penggunaan pupuk agrodyke dalam mengatasi hama PBK. Sedangkan pada
visual grafis, hanya menampilkan gambar foto atau gambar diam yang disajikan untuk mendukung dan memperjelas narasi pada medium video, sehingga dengan perbedaan karakteristik visual tersebut mempengaruhi pula
narasi, menangkap informasi hanya melalui satu saluran komunikasi yaitu menyaksikan visual yang dilengkapi dengan pesan verbal. Hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan gambar realistik lebih efektif daripada visual grafis dan penyajian narasi lebih efektif daripada tanpa narasi. Visual realistik memiliki unsur gerak yang dapat mempengaruhi perhatian dan sangat bcrperan dalam mempertinggi kecermatan mengingat kembali informasi yang diterimanya. dan unsur narasi memiliki unsur suara yang dapat menarik perhatian individu dan memudahkan dalam
perhatian dan pemahaman individu. perlakuan
media yang dilengkapi dengan narasi dan visual lebih mudah untuk memahami cara penggun{um pupuk agrodyke, sebab selain kita dapat melihat tayangan gambar secara langsung juga mendapat penjelasan secara mendetail tentang materi tersebu! artinya penggunaan gambar (visual) yang dilengkapi
dengan narasi (audio) sangat menarik perhatian dan minat responden dan lebih mempermudah proses persepsi dan memori. Pengaruh Interaksi Bentuk penyajian Pesan
Peningkata
memperseps i kan gambar.
n
Pengaruh Bentuk Penggunaan Visual llasil analisis ragam yang disajikan dalam Tabel 6. menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan visual terhadap peningkatan pengetahuan responden sangat nyata pada p: 0,05 dan 0.01. Hal ini menerangkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada skor peningkatan pengetahuan responden sebagai akibat penggunaan visual. Skor peningkatan pengetahuan yang menyaksikan video yang dilengkapi dengan penggunaan visual realistik
(7.3) 7
6 4
Nomor
Bentuk Visrral
terhadap Peningkatan pengetahuan
tunj ukk an den gan r ata-rala skor pen in gkatan
16
Realist
Keterangan:- = Perlakuan dengan narasi (N); -"* = Perlakuan tanpa narasi (TN). Gambar 1. Pengaruh Interaksi Bentuk penyajian Pesan dan Penggunaan Visual
pesan bernarasi maupun tanpa narasi. Ini
AGRIPLUS, Volume
(3.5)
Grafls
daripada responden yang menyaksikan dalam bentuk penyajian grafis, baik dalam bentuk penyajian i
(4.6)
6.3
2
pada umumnya lebih tinggi
d
N)
Responden.
:
02
Mei m06
ISSN 0854-0129
165
Pada Gambar I menerangkan batrwa perlakuan penyajian pesan bentuk narasi
memberikan rataan
skor
peningkatan
pengetahuan responden yang lebih tinggi daripada penyajian pesan tanpa narasi, demikian pula dengan penggunaan visual realistik memberikan rataan skor peningkatan pengetatruan rgsponden yang lebih tinggi
daripada visual grafis. adanya garis yang "hampir sejajar" menunjukkan batrwa tidak ada interaksi antara bentuk penyajian pesan dan penggunaan visual.
SIMPULAI{ DAI\ SARAN Merujuk pada hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Penggunaan video dalam menyampaikan informasi sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang penggunaan pupuk agrodyke. Ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan
skor
pengetahuan
responden setelah menyaksikan video. (2) Pengaruh penyajian pesan telah menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan
Ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam upaya mengefektifkan penggunaan video yaitu: (l) Dalam menyajikan pesan melalui medium video, apabila menggunakan audio, maka sebaiknya menggunakan penyajian pesan dalam bentuk narasi yang dilengkapi dengan visual yealistik. Dan apabila penyajian pesan tanpa narasi, maka sebaiknya menggunakan visual realistik agar
lebih efektif. (2) Penggunaan visual yang mendukung penyajian pesan dalam medium video, sebaiknya menggunakan visual realistik daripada grafis, sebab pada penyajian pesan dengan menggunakan narasi maupun tanpa narasi, visual realistik jauh lebih elektik
daripada visual grafis untuk meningkatkan pengetahuan responden. (3) Ada baiknya penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektivitas penyajian pada perubahan kawasan afektif dan psikomotor khalayak yang dituju. Selain itu perlu dilakukan replikasi penelitian dengan menggunakan tema pesan yang berbed4 atau dengan format penyajian pesan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
setelah
menyaksikan video, dan cara penyajian pesan
dalam bentuk narasi paling efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang cara penggunaan pupuk agrodyke daripada penyajian pesan tanpa narasi, baik yang
dilengkapi visual realistik maupun grafis. (3) Pada penggunaan pesan visual, penggunaan visual realistik lebih efektif daripada visual
grafis untuk mendukung penyajian pesan dalam bentuk narasi, dengan kata lain, penggun&m visual realistik melalui medium
video sangat efeklif untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang cara penggunaan pupuk agrodyke. (4) Dari
Atmawinata O. 1995. IIama Penggerek Buqh Kakao IPBK) Suatu Ancaman Terhadap ian P e r ke b u nan Kakao I ndo nes ia. Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. l5 hal Ke lestar
Bertrand, Jane T. 1978. Communicqtion prelesting. Chicago. Communication Laboratory: Community and Family Study Center, tJniversitas Chicago.
Dahlan S. 2003. Pemberunta.san ltama l)enggerek Buah Kakao IPt]K] c/errgan menggunakan
Teknologi Pupuk .lgrodyfu.
beberapa kombinasi cara penyajian pesan
dalam medium video, kombinasi bentuk penyajian pesan audio dalam bentuk narasi yang didukung oleh penggunaan visual
berwarna dan bcrsuara.
Piringan bergerak,
Makassar.
Dahliah Duta Utanra. Dwyer, FM. 1978. Struregic.s for lmproving I'isuul
l.eurning. Statc ('ollegc, Pcnrrsylvania:
realistik adalah kombinasi yang paling efektif untuk meningkatkan pengetatruan responden tentang cara penggun€nn pupuk agrodyke melalui medium video.
AGRIPLAS, Yolume 76 Nomor:
I
CD: 60 mcnit. Visualisasi
Learning Serviccs.
02
Mei
2006, ISSN 08544128
166
Instructional Kuswita, H. 2003. Formar penyajian Naslah program TV/Video Insiruksional. Di behavioral Science. Englewood' N.J.: Educational dalam Materi pelatihan penulisan Naskah Technology Publication. program TV/video Instruksional. Kerjasama antara PKSDM Dikti, SeomeoKerlinger Freg N. 1990. Asas-asas penelitian Seamolec, PPSDMAT Fakultas Behavibral. Yogyakarta. Ga-djah Mada Kedokteran Hewan. IPB. press. university Kountur R. 2003. Metode penelirian: {Jntuk Walpole ^R E. 1995. pengqntar Statstitc Edisi Ke_ 3' Jakarta' PT Gramedia Pustaka Utama. Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta Flemeng
M dan Levie W.H, 1978.
message Design: Principle the
Pusat. PPM.
AGRIPLUS, Volume
16
Nomor:
02
Mei m06
ISSN 0g54-0129