40
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan
kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain.
Kriteria produktivitas galangan kapal KPNDP
merupakan kegiatan dan faktor–faktor yang mendukung produktivitas kegiatan reparasi kapal. Kriteria yang diukur meliputi kriteria efisiensi, efektifitas dan inferensial. Diketahuinya nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisiensi pula sumber-sumber input yang telah berhasil dihemat agar produktivitas dapat meningkat.
Kriteria ini menyatakan ukuran efisiensi,
efektifitas dan ukuran–ukuran lainnya (inferensial) yang secara tidak langsung mendukung kegiatan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengisian kuesioner terdapat 5 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan. Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Kelima indikator tersebut yang termasuk ke dalam input adalah tenaga kerja dan pemakaian mesin. Indikator yang termasuk ke dalam output adalah jam kerja aktual dan jam kerja efektif, sedangkan jumlah ketidakhadiran karyawan termasuk ke dalam ukuran lainnya.
Tabel 7
menunjukkan indikator-indikator kinerja yang dapat diukur di lokasi penelitian. Tabel 7 Indikator kinerja yang termasuk ke dalam input dan output. Kriteria Indikator Kinerja Efisiensi Pemakaian mesin (%) Jumlah tenaga kerja (%) Efektivitas Jam kerja aktual produksi (%) Jam kerja efektif (%) Inferensial Jumlah ketidakhadiran karyawan (%) Kriteria yang ditetapkan untuk pengukuran produktivitas galangan kapal dengan
menggunakan
model
OMAX
sebanyak
tiga
belas
indikator.
Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kondisi objek yang diteliti. Seperti yang dilakukan oleh Mahendra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
41
“Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT. BEN SANTOSA Surabaya)”. Awalnya, kriteria yang akan digunakan adalah tiga belas indikator namun, setelah dilakukan observasi, wawancara, serta pengisian kuesioner kepada pihak manajemen perusahaan diperoleh hanya tujuh indikator kinerja yang dapat digunakan. Ketujuh indikator kinerja tersebut ialah man hour, material, tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Karena objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah galangan, maka penetapan kriteria indikator kinerja mengacu kepada tujuh indikator kinerja tersebut. Setelah dilakukan observasi, wawancara dan pengisian kuesioner hanya lima indikator kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan kapal KPNDP.
Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja,
pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2012). Penelitian tersebut dilakukan di galangan kapal UPT BTPI yang berada dalam satu wilayah dengan galangan kapal KPNDP.
5.2
Model Objective Matrix (OMAX)
5.2.1 Penilaian indikator kinerja 1)
Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efisiensi
(1)
Tenaga kerja Penentuan nilai indikator tenaga kerja disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Nilai indikator tenaga kerja Periode 2007 2008 2009 2010 2011
Tenaga kerja yang digunakan (orang) 18 18 18 15 15 Rata-Rata
Tenaga kerja yang ada (orang) 21 21 21 18 18
Persentasi tenaga kerja (%) 85.71 85.71 85.71 83.33 83.33 84.76
Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berubah-ubah. Pada tahun 2007 hingga 2009 tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berjumlah 21 orang, sedangkan tahun 2010 hingga 2011 tenaga kerja yang bekerja berjumlah 18 orang. Pada tahun 2007 hingga 2009 dari 21 tenaga kerja yang ada
42
18 orang merupakan tenaga kerja staf lapang dan 3 orang staf kantor. Pada tahun 2010 hingga 2011 dari 18 orang tenaga kerja yang ada 15 orang merupakan staf lapang dan 3 orang staf kantor. Tenaga kerja staf kantor tetap terdiri dari manajer, staf administrasi dan koordinator lapangan.
Staf lapang
tersebut bertugas
melayani reparasi kapal. Tugas para staf lapang tetap saat aktivitas reparasi adalah melakukan penaikan kapal ke atas dok, kemudian penyekrapan, pembersihan teritip, pengecetan dan penurunan kapal ke dalam air setelah kapal selesai di reparasi. Staf lapang tidak tetap biasanya berjumlah 10 hingga 15 orang.
Banyaknya
jumlah staf lapang tidak tetap yang bekerja tergantung kepada berat atau ringannya kerusakan kapal. Tenaga kerja ini biasanya dibawa oleh pihak pemilik kapal. Berdasarkan rumus rasio indikator tenaga kerja, yaitu :
Tenagakerja yang digunakan(orang) x 100% Tenagakerja yang ada (orang) Penggunaan tenaga kerja galangan kapal KPNDP dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami perubahan sehingga berpengaruh kepada persentasi rata-rata penggunan tenaga kerja. Persentasi tenaga kerja yang digunakan ditahun 2007 hingga 2009 adalah sebesar 85,71 % sedangkan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 83,33 %.
Dengan demikian, rata-rata
persentasi tenaga kerja yang digunakan di galangan kapal KPNDP adalah sebesar 84,76 %. Apabila nilai persentasi tenaga kerja semakin besar maka menunjukan semakin efisien penggunaan tenaga kerja di galangan kapal tersebut dan berlaku sebaliknya. (2)
Pemakaian mesin Nilai indikator pemakaian mesin disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Nilai indikator pemakaian mesin Periode 2007 2008 2009 2010 2011
Jam pemakaian mesin (jam) 636 668 666 624 618 Rata-Rata
Jumlah jam tersedia (jam) 1456 1456 1456 1456 1456
Persentasi pemakaian mesin (%) 43.68 45.88 45.74 42.86 42.45 44.12
43
Mesin yang digunakan adalah mesin tarik (winch). Mesin ini digunakan untuk menaikan kapal ke atas dok dan menurunkan kapal dari dok ke dalam air. Winch yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP sebanyak dua buah. Lama waktu mesin stand by selama satu tahun adalah 1456 jam.
Jumlah tersebut
diperoleh berdasarkan asumsi dalam satu tahun, jumlah hari keja adalah 365 hari. Galangan kapal KPNDP memiliki slipway sebanyak 8 buah.
Waktu untuk
mereparasi kapal paling cepat adalah 4 hari. Dengan demikian, jumlah maksimal kapal yang dapat ditampung oleh galangan kapal KPNDP sebanyak 728 kapal. Jika lama penggunaan winch untuk menaikan dan menurunkan kapal adalah 2 jam, maka jumlah jam tersedia untuk mesin winch sebanyak 1456 jam dalam satu tahun. Lama waktu pemakaian mesin dari tahun 2007 hingga 2011 berturut-turut yaitu 636, 668, 666, 624, dan 618. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah kapal yang direparasi di galangan kapal KPNDP dengan lama waktu penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal. Lama waktu untuk menaikan dan menurunkan kapal masing-masing selama satu jam, maka lama penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal adalah dua jam. Seperti contoh di tahun 2007 jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP sebanyak 318 kapal, sehingga jam pemakaian mesin di tahun tersebut 318 x 2jam = 636 jam. Tahun 2008 sebanyak 334 kapal, tahun 2009 sebanyak 333 kapal, tahun 2010 312 kapal dan di tahun 2011 sebanyak 309 kapal. Berikut merupakan tabel data jumlah produksi di galangan kapal KPNDP selama lima tahun terakhir. Tabel 10 Jumlah kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP berdasarkan ukuran kapal. Ukuran Kapal 1-10 GT 11-20 GT 21-30 GT 31-50 GT >50 GT Jumlah
2007 13 7 137 20 141 318
2008 3 6 140 21 164 334
Tahun 2009 4 9 165 21 134 333
2010 6 3 145 31 127 312
2011 2 4 145 20 138 309
Jumlah
Persentasi pemakaian mesin diperoleh dengan menggunakan rumus :
Jumlah jam pemakaianmesin x 100% Jumlah jam kerja rata - rata yang tersedia
28 29 732 113 704 1606
44
Penggunaan mesin di tahun 2007 hanya sebesar 43,68 % dari jumlah jam pemakaian yang tersedia.
Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011
menunjukkan hal yang sama. Persentasi pemakaian mesin di tahun 2007 adalah sebesar 43,68 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai di tahun 2007 hanya sebesar 636 jam.
Pada tahun 2008 persentasi pemakaian mesin meningkat
menjadi 45,88 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai sebesar 668 jam. Pada tahun 2009 terjadi sedikit penurunan jumlah pemakaian mesin menjadi sebesar 666 jam sehingga persentasi yang didapat sebesar 45,74 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi kembali penurunan jumlah pemakaian mesin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga persentasi pemakaian mesin di tahun tersebut berturut-turut menjadi 42,86 % dan 42,45 %.
Dengan demikian, rata-rata
persentasi pemakaian mesin di galangan kapal KPNDP sebesar 44,12 %. Sama halnya dengan indikator tenaga tenaga kerja, apabila nilai persentasi dari indikator pemakaian mesin semakin rendah maka menunjukan bahwa pemakaian mesin di galangan kapal tersebut masih kurang efisien.
2)
Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efektivitas
(1)
Jam kerja aktual Nilai indikator jam kerja aktual disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Nilai indikator jam kerja aktual Periode 2007 2008 2009 2010 2011
Jam kerja aktual produksi (jam) 1431 1503 1498.5 1404 1390.5 Rata-Rata
Working time (jam) 3285 3285 3285 3285 3285
Persentasi jam kerja aktual (%) 43.56 45.75 45.62 42.74 42.33 44.00
Working time merupakan jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan galangan kapal KPNDP kepada seluruh staf pegawainya. Working time untuk para staf, baik itu staf lapang tetap maupun staf kantor tetap di galangan kapal KPNDP adalah 9 jam per hari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah 3285.
45
Waktu yang dibutuhkan untuk staf lapang tetap melakukan reparasi satu buah kapal adalah sebanyak 4,5 jam.
Rincian waktu tersebut terdiri dari :
penaikan kapal ke atas dok selama 1 jam; penyekrapan dan pembersihan kapal dari tritip selama 1,5 jam; pengecatan kapal setelah kapal selesai direparasi selama 1 jam, terakhir penurunan kapal dari dok kedalam air selama 1 jam. Jam kerja aktual produksi merupakan jam kerja yang digunakan para tenaga staf lapang tetap di galangan kapal KPNDP dalam operasional reparasi kapal. Jam kerja aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP dengan jam yang dibutuhkan staf lapang tetap dalam mereparasi satu buah kapal. Nilai dari jam kerja aktual produksi setiap tahunnya berfluktuasi tergantung pada jumlah kapal yang direparasi setiap tahunnya. Persentasi dari jam kerja aktual produksi diperoleh dengan mengunakan rumus :
Jam kerja aktual produksi(jam) x 100 % workingtime(jam) Pada Tabel 11, Nilai persentasi jam kerja aktual produksi dari tahun 2007 ialah sebesar 43,563 %. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan persentasi jam kerja aktual menjadi 45,75 %. Pada tahun 2009 terjadi penurunan persentasi jam kerja aktual, tetapi penurunan tersebut tidak begitu signifikan menjadi 45,62 %. Penurunan persentasi jam kerja aktual yang cukup besar dibandingkan tahuntahun sebelumnya terjadi pada tahun 2010 hingga 2011 yaitu dengan persentasi secara berturut-turut sebesar 42,74 % dan 42,33 %. Dengan demikian, rata-rata jam kerja aktual produksi di galangan kapal KPNDP diperoleh sebesar sebesar 44,00 %. Nilai persentasi jam kerja aktual pada tahun 2007 sebesar 43,56 % dari jam kerja yang tersedia sebanyak 3285 jam. Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan hal yang sama. Semakin rendah nilai persentasi indikator kinerja jam kerja aktual menunjukan bahwa indikator ini masih belum efektif digunakan oleh galangan kapal tersebut, dan berlaku sebaliknya.
46
(2)
Jam kerja efektif Nilai indikator jam kerja efektif disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Nilai indikator jam kerja efektif Periode 2007 2008 2009 2010 2011
Operating time (jam)
Working time (jam)
2920 2920 2920 2920 2920 Rata-Rata
3285 3285 3285 3285 3285
Persentasi jam kerja efektif (%) 88.89 88.89 88.89 88.89 88.89 88.89
Jam kerja efektif (operating time) merupakan jam kerja yang baku yang harus dilaksanakan di luar dari jam istirahat.
Working time untuk para staf
galangan kapal KPNDP adalah 9 jam, setelah dikurangi oleh waktu istirahat selama satu jam maka diperoleh operating time selama 8 jam dalam satu hari. Operating time dalam satu hari adalah 8 jam maka dalam satu tahun nilai operating time sebesar 2920 jam. Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah 3285. Persentasi jam kerja efektif diperoleh menggunakan rumus :
Operatingtime(jam) x 100% Workingtime(jam) Nilai operating time dari tahun 2007 hingga 2011 tidak mengalami perubahan, sehingga persentasi untuk jam kerja efektif pun bernilai sama yaitu sebesar 88,89 %. Sama halnya dengan indikator kinerja jam kerja aktual, semakin besar nilai persentasi dari indikator kinerja jam kerja efektif maka semakin efektif penggunaan indikator ini.
47
3)
Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria inferensial
(1)
Ketidakhadiran karyawan Nilai indikator ketidakhadiran karyawan disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Nilai indikator ketidakhadiran karyawan. Periode
Jumlah karyawan (orang)
2007 2008 2009 2010 2011
21 21 21 18 18 Rata-Rata
Jumlah ketidakhadiran karyawan (hari) 84 84 84 84 84
Persentasi ketidakhadiran (%) 1.09 1.09 1.09 1.28 1.28 1.17
Jumlah karyawan yang berkerja di galangan kapal KPNDP terjadi penurunan tenaga kerja, yang semula sebanyak 21 orang kini yang tersisa sebanyak 18 orang. Pada Tabel 13 jumlah ketidakhadiran karyawan bernilai sama selama 84 hari.
Data ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan cara
mewawancara langsung salah satu pekerja dari staf lapang langsung dan dari staf kantor tetap. Hal ini disebabkan pihak galangan kapal KPNDP tidak merekap ataupun menyimpan arsip absensi sebelumnya, dan juga kebanyakan para karyawan tidak mengisi daftar absensi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, ketidakhadiran karyawan dalam satu bulan rata-rata satu karyawan mendapatkan jatah cuti maksimal selama 7 hari. Hal ini dikarenakan dalam satu minggu, para karyawan tidak ada jatah waktu untuk libur. Dengan demikian, diperoleh jumlah ketidakhadiran karyawan sebesar 84 hari dalam satu tahun untuk seluruh staf di galangan kapal KPNDP. Persentasi ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan menggunakan rumus :
Jumlahtenagakerjatidak hadir(hari) x 100% Jumlahtenagakerja x Jumlahhari kerja(hari) Persentasi ketidakhadiran karyawan di tahun 2007 hingga 2009 sebesar 1,09 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi peningkatan persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,28 %. Maka rata-rata persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,17%. Berbeda dari keempat indikator di atas, semakin rendah nilai persentasi ketidakhadiran karyawan maka semakin sedikit jumlah karyawan yang tidak hadir.
48
5.2.2 Pencapaian awal dari indikator kinerja (skor 3) Nilai indikator kinerja pencapaian awal (skor 3) disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Nilai pencapaian awal (skor 3) Nomor Indikator 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja Tenaga Kerja Pemakaian Mesin Jam Kerja Aktual Produksi Jam Kerja Efektif Jumlah Ketidakhadiran
Satuan % % % % %
Nilai Awal 84.76 44.12 44.00 88.89 1.17
Tingkat pencapaian awal merupakan tingkat pencapaian yang diperoleh pada saat matrik ini mulai dioperasikan ditempatkan pada skor 3. Nilai pencapaian awal sama dengan nilai rata-rata dari indikator kinerja (pemakaian tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual produksi, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan) pada periode pengukuran selam lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2007 hingga 2011.
5.2.3 Target realistis dan terendah indikator kinerja (skor 10 dan skor 0) Skala skor 10 berkenaan dengan target-target yang ingin dicapai dalam waktu mendatang, dan harus bersifat optimis.
Target yang diambil harus
merupakan gambaran yang realistis, dan telah diperhitungkan faktor-faktor yang akan terjadi di masa mendatang. Target tersebut ditentukan oleh pihak manajemen galangan, hal ini dikarenakan pihak manajemen mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya sehingga dapat menentukan kemajuan yang ingin dicapai di masa mendatang. Nilai target realistis tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai dan pengisian kuesioner kepada pihak manajemen galangan kapal. Hasil dari wawancara dan kuesioner (Lampiran 9) untuk target relistis tertinggi yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan pada target perusahaan. Target realistis tertinggi dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki mampu menampung kapal maksimal sebanyak 12 kapal dengan rincian 4 slipway mampu menampung 4 buah kapal yang berukuran besar dan 4 slipway lainnya mampu menampung 8 buah kapal yang berukuran kecil. Selama satu bulan terjadi 5 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 720 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di
49
asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 7 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 42 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 10. nilai tersebut disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai target realistis (skor 10) Nomor Indikator 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja Tenaga Kerja Pemakaian Mesin Jam Kerja Aktual Produksi Jam Kerja Efektif Jumlah Ketidakhadiran
Satuan % % % % %
Nilai Awal 100.00 98.90 98.63 88.89 0.63
Sama halnya dengan penetapan skor 10, untuk menentukan skor 0 juga dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner.
Skor 0 merupakan rasio
terburuk yang mungkin terjadi, merupakan level terbawah yang dapat pula ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, target terendah dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki hanya menampung 5 buah kapal. Selama satu bulan terjadi 4 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 240 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 10 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 120 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 0. nilai tersebut disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai terendah (skor 0) Nomor Indikator 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja Tenaga Kerja Pemakaian Mesin Jam Kerja Aktual Produksi Jam Kerja Efektif Jumlah Ketidakhadiran
Satuan % % % % %
Nilai Awal 70.00 32.97 32.88 77.78 1.83
5.2.4 Bobot indikator kinerja Kriteria indikator kinerja tidak memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya setiap kriteria indikator kinerja diberi bobot. merupakan salah satu langkah yang penting.
Pembobotan
Pembobotan memberikan suatu
kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan–kegiatan
50
yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100 %. Pembobotan dilakukan oleh pihak menejemen melalui kuesioner.
Hasil kuesioner (Lampiran 10) pembobotan
tersebut dihitung dengan menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Nilai pembobotan disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Nilai pembobotan Nomor Indikator 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja Tenaga Kerja Pemakaian Mesin Jam Kerja Aktual Produksi Jam Kerja Efektif Jumlah Ketidakhadiran
Satuan % % % % %
Bobot 21 14 14 21 30
5.2.5 Penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX) Langkah selanjutnya adalah penyusunan tabel Obactive Matrix (OMAX). Data yang telah diperoleh disusun kedalam tabel OMAX untuk dilakukan analisis produktivitas. Tabel pengukuran produktivitas model OMAX disajikan pada tabel di bawah ini, pada tahun 2007 hingga 2011. Tabel 18 Matriks tahun 2007 Kriteria Rasio-Rasio Nilai Aktual
Target
Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan
Efisiensi Rasio 1 85.71 100.00 97.82314 95.64629 93.46943 91.29257 89.11571 86.93886 84.76 79.841 74.921 70.00 3 14 42 Sedang
Rasio 2 43.68 98.90 91.07529 83.24957 75.42386 67.59814 59.77243 51.94671 44.12 40.403 36.685 32.967 2 21 42 Buruk
Efektivitas Rasio 3 43.56 98.63 90.82571 83.02143 75.21714 67.41286 59.60857 51.80429 44.00 40.292 36.584 32.876 2 14 48 Buruk Saat ini
Indikator Performasi
432 Saat ini
Indikator Performasi
432
Inferensial
Rasio 4 88.89 88.89 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.89 85.185 81.482 77.778 10 21 210 Sangat Baik
Rasio 5 1.09 0.63 0.71471 0.79043 0.86614 0.94186 1.01757 1.09329 1.17 1.388 1.607 1.826 3 30 90 Sedang
Periode Dasar 365
Index 18.35616
Periode Dasar
Index 0
0
Skor
Keterangan
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sangat Baik
Baik
Sedang Buruk Sangat Buruk
51
Tabel 19 Matriks tahun 2008 Kriteria Rasio-Rasio Nilai Aktual
Target
Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan
Efisiensi Rasio 1 85.71 100 97.82314 95.64629 93.46943 91.29257 89.11571 86.93886 84.76 79.841 74.921 70 3 14 42 Sedang
Efektivitas
Rasio 2 45.88 98.90 91.07529 83.24957 75.42386 67.59814 59.77243 51.94671 44.12 40.403 36.685 32.967 3 21 63 Sedang
Rasio 3 45.75 98.63 90.82571 83.02143 75.21714 67.41286 59.60857 51.80429 44.00 40.292 36.584 32.876 3 14 42 Sedang
Rasio 5 1.09 0.63 0.71471 0.79043 0.86614 0.94186 1.01757 1.09329 1.17 1.388 1.607 1.826 3 30 90 Sedang
447
Periode Dasar 365
Index 22.46575
447
Periode Dasar 432
Index 3.472222
Saat ini Indikator Performasi Saat ini Indikator Performasi
Inferensial
Rasio 4 88.89 88.89 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.89 85.185 81.482 77.778 10 21 210 Sangat Baik
Skor
Keterangan
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sangat Baik
Baik
Sedang Buruk Sangat Buruk
Tabel 20 Matriks tahun 2009 Kriteria Rasio-Rasio Nilai Aktual
Target
Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan
Efisiensi Rasio 1 85.71 100 97.82314 95.64629 93.46943 91.29257 89.11571 86.93886 84.76 79.841 74.921 70 3 14 42 Sedang
Rasio 2 45.74 98.90 91.07529 83.24957 75.42386 67.59814 59.77243 51.94671 44.12 40.403 36.685 32.967 3 21 63 Sedang
Efektivitas Rasio 3 45.62 98.63 90.82571 83.02143 75.21714 67.41286 59.60857 51.80429 44.00 40.292 36.584 32.876 3 14 42 Sedang
Inferensial
Rasio 4 88.89 88.89 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.89 85.185 81.482 77.778 10 21 210 Sangat Baik
Saat ini 447
Periode Dasar
Indikator Performasi
Saat ini 447
Periode Dasar
Indikator Performasi
365
Rasio 5 1.09 0.63 0.71471 0.79043 0.86614 0.94186 1.01757 1.09329 1.17 1.388 1.607 1.826 3 30 90 Sedang Index 22.46575
Index 447
0
Skor
Keterangan
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sangat Baik
Baik
Sedang Buruk Sangat Buruk
52
Tabel 21 Matriks tahun 2010 Kriteria Rasio-Rasio Nilai Aktual
Target
Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan
Efisiensi Rasio 1 83.33 100 97.82314 95.64629 93.46943 91.29257 89.11571 86.93886 84.76 79.841 74.921 70 2 14 48 Buruk
Rasio 2 42.86 98.90 91.07529 83.24957 75.42386 67.59814 59.77243 51.94671 44.12 40.403 36.685 32.967 2 21 42 Buruk
Efektivitas
Inferensial
Rasio 3 42.74 98.63 90.82571 83.02143 75.21714 67.41286 59.60857 51.80429 44 40.292 36.584 32.876 2 14 48 Buruk
Rasio 4 88.89 88.89 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.89 85.185 81.482 77.778 10 21 210 Sangat Baik
Rasio 5 1.28 0.63 0.71471 0.79043 0.86614 0.94186 1.01757 1.09329 1.17 1.388 1.607 1.826 2 30 60 Buruk
Indikator Performasi
Saat ini 408
Periode Dasar 365
Index 11.78082
Indikator Performasi
Saat ini 408
Periode Dasar 447
Index -8.72483
Skor
Keterangan
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sangat Baik
Sangat Buruk
Skor
Keterangan
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sangat Baik
Baik
Sedang Buruk
Tabel 22 Matriks tahun 2011 Kriteria Rasio-Rasio Nilai Aktual
Target
Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan
Efisiensi Rasio 1 83.33 100 97.82314 95.64629 93.46943 91.29257 89.11571 86.93886 84.76 79.841 74.921 70 2 14 48 Buruk
Rasio 2 42.45 98.90 91.07529 83.24957 75.42386 67.59814 59.77243 51.94671 44.12 40.403 36.685 32.967 2 21 42 Buruk
Efektivitas Rasio 3 42.33 98.63 90.82571 83.02143 75.21714 67.41286 59.60857 51.80429 44 40.292 36.584 32.876 2 14 48 Buruk
Saat ini
Inferensial
Rasio 4 88.89 88.89 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.889 88.8\9 85.185 81.482 77.778 10 21 210 Sangat Baik
Rasio 5 1.28 0.64 0.71471 0.79043 0.86614 0.94186 1.01757 1.09329 1.17 1.388 1.607 1.826 2 30 60 Buruk
Indikator Performasi
08
Periode Dasar 365
Index 11.78082
Saat ini 408
Periode Dasar 408
Index
Indikator Performasi
0
Keterangan : 1) Rasio 1 : rasio indikator pemakaian tenaga kerja 2) Rasio 2 : rasio indikator pemakaian mesin 3) Rasio 3 : rasio indikator jam kerja aktual produksi 4) Rasio 4 : rasio indikator jam kerja efektif
Baik
Sedang Buruk Sangat Buruk
53
5) Rasio 5 : rasio indikator ketidakhadiran karyawan
5.3
Tingkat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data dan penyusunan
tabel Objactive Matrix (OMAX) ialah menginterpretasi serta menganalisa hasil tersebut. Hal-hal yang dibahas adalah seluruh indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunaka model OMAX, serta menganalisis indeks pencapaian kinerja tiap periode pengukuran dan keseluruhan nilai kinerja total pada unit produksi. Analisis indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran memberikan gambaran kepada pihak manajemen galangan kapal KPNDP atas pencapaian kinerja yang selama ini telah dihasilkan. Dengan demikian, pihak manajemen galangan dapat melakukan tindakan-tidakan yang dianggap perlu untuk dilakukan dalam hal meningkatkan atau memperbaiki kinerja galangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sinungan (2008), manfaat dari pengukuran produktivitas pada level perusahaan digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi serta akan meningkatkan kesadaran dan minat pekerja untuk melaksanakan tingkat dan rangkaian produksi. Berikut merupakan hasil pengukuran indikator-indikator kinerja yang telah dicapai galangan, untuk setiap periode pengukuran. Analisis ini berdasarkan pada tabel-tabel hasil pengolahan data pengukuran kinerja disetiap periode pengukuran. Tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 hingga Tabel 22. Nilai aktual untuk tenaga kerja di galangan kapal KPNDP dengan bobot sebesar 21 % mengalami penurunan. Pada tahun 2007 hingga 2009 nilai aktual yang dicapai untuk indikator tenaga kerja sebesar 85,71 % dan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 83,33 %.
Dengan
demikian, skor aktual yang dicapai juga mengalami perubahan, yang semula mendapatkan skor 3 (tiga) di tahun 2007 hingga 2009 berubah turun di tahun 2010 hingga 2011 mendapatkan skor 2 (dua). Hal ini dikarenakan pemakaian tenaga kerja dan tenaga kerja yang tersedia berubah.
Berdasarkan hasil pengukuran
selama lima tahun terakhir menggunakan model OMAX untuk indikator tenaga kerja sudah baik, meskipun mengalami penurunan tenaga kerja.
Jika dilihat
54
selisih antara pencapaian awal (skor 3) dengan pencapaian sasaran akhir (skor 10) adalah 15,238 %, maka indikator tenaga kerja ini hanya perlu sedikit ditingkatkan yaitu dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Nilai aktual untuk indikator kinerja pemakaian mesin tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 45,88 % sedangkan terendah pada tahun 2011 sebesar 42,45 % dengan bobot indikator kinerja ini sebesar 14 %. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 jumlah produksi lebih banyak dibandingkan tahun-tahun lainnya, namun di tahun 2009 nilai persentasi pemakaian mesin tidak berbeda jauh dengan nilai pemakaian mesin di tahun 2008 yaitu sebesar 45,74 %.
Nilai indikator kinerja
pemakaian mesin dipengaruhi dengan jumlah produksi, semakin besar jumlah produksi maka persentasi pemakaian mesin semakin meningkat. Pada tahun 2008 dan 2009 pencapaian indikator kinerja ini mencapai skor yang sama yaitu skor 3, sedangkan di tahun 2007, 2010, dan 2011 hanya mencapai skor 2. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, untuk pencapaian indikator kinerja pemakaian mesin masih belum digunakan secara maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh semakin menurunnya jumlah produksi. Pada tahun 2010 dan 2011 yaitu pada skor 2 dengan nilai masing-masing sebesar 42,87 % dan 42,45 %. Penurunan yang terjadi pada tahun 2011 dikarenakan pada tahun ini dilakukan perbaikan atau penimbunan landasan tarik (slipway) untuk memperkecil kemiringan slipway sehingga mempermudah proses penaikan dan penurunan. Oleh karena itu, dari 8 slipway yang dimiliki hanya 7 slipway yang aktif digunakan untuk pelayanan reparasi. Dengan demikian, mengakibatkan produksi juga menurun sehingga pemakaian mesinpun ikut menurun. Nilai pencapaian skor 3 untuk jam kerja aktual produksi pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai berturut-turut adalah 45,75 % dan 45,62 %. Nilai indikator yang memiliki bobot 14 % tersebut lebih besar daripada di tahun lainnya. Pada tahun 2007, 2010 dan 2011 skor yang dicapai untuk indikator jam kerja aktual adalah skor 2 dengan nilai yang dicapai berturut-turut sebesar 43,56 %, 42,74 %, dan 42,33 %. Sama halnya dengan indikator pemakaian mesin, indikator jam aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi.
55
Rendahnya nilai persentasi untuk indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi dapat dipengaruhi oleh produksi, manajemen dan tenaga kerja.
Dengan demikian, secara tidak langsung faktor tersebut dapat juga
mempengaruhi produktivitas galangan kapal.
Faktor-faktor tersebut dapat
dipengaruhi oleh tingkat teknologi yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP. Komponen-komponen teknologi yang berpengaruh seperti technoware, orgaware, infoware dan humanware. Penelitian yang telah dilakukan oleh Natapraja (2010) yang berjudul “Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta, Muara Angke” diperoleh hasil bahwa teknologi di galangan kapal tersebut berada pada level semi modern. Hal tersebut dikarenakan fasilitas yang digunakan oleh galangan kapal tersebut belum di dukung oleh fasilitas yang mutakhir yang dapat melancarkan kegiatan reparasi di galangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk peningkatan fasilitas tersebut dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, pencapaian untuk indikator jam kerja aktual produksi masih belum digunakan secara maksimal, karena nilai indikator tersebut masih jauh dari target realistis yang telah ditetapkan pada skor 10 yaitu sebesar 98,63 %.
Solusi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan indikator jam kerja aktual, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja yang ada agar dapat mempercepat proses reparasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi juga. Nilai pencapaian untuk indikator kinerja jam kerja efektif konstan berada pada skor 10 (sepuluh) dengan nilai sebesar 88,89 %. Bobot untuk indikator jam efektif adalah sebesar 21 %.
Setiap tahun nilai indikator jam kerja efektif
(operating time) tidak berubah, maka berdasarkan pada hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator kinerja jam kerja efektif sudah sangat baik. Nilai aktual untuk indikator kinerja ketidakhadiran karyawan dengan bobot 30 % mengalami perubahan. Pada tahun 2007 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan sebesar 1,09 % dengan skor yang dicapai adalah skor 2. pada tahun 2010 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan dengan skor yang dicapai adalah skor 3. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang
56
digunakan di galangan kapal KPNDP mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator ketidakhadiran karyawan sudah cukup baik, meskipun mengalami perubahan nilai pencapaian. Indikator ketidakhadiran karyawan sulit untuk ditingkatkan. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP masih menerapkan sistem penggunaan jatah cuti dalam satu bulan. Nilai ketidakhadiran karyawan sebanyak 84 hari dalam satu tahun.
Nilai ini
diperoleh dengan mewawancarai salah satu staf lapang tetap dan staf administrasi. Berdasarkan pada pengukuran yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir dengan menggunakan model OMAX, diperoleh nilai pencapaian kinerja total serta persentasi peningkatan kriteria. Pencapaian kinerja total dan persentasi peningkatan kriteria disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Pencapaian kinerja total dengan menggunakan periode dasar dan periode sebelum No 1 2 3 4 5
Periode 2007 2008 2009 2010 2011
Pencapaian Kinerja Total Sekarang Dasar Sebelum 432 365 0 447 365 432 447 365 447 408 365 447 408 365 408
Indeks berdasarkan periode dasar (%) 18.36 22.47 22.47 11.78 11.78
Indeks berdasarkan periode sebelum (%) 0 3.47 0 -8.72 0
Hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 23, nilai indeks terhadap periode dasar menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dilihat dari jumlah produksi reparasi kapal yang dilakukan di galangan ini pada masingmasing periode.
Periode dasar yang digunakan yaitu 365, periode dasar ini
digunakan sebagai pembanding atau acuan untuk pencarian indeks. Nilai indeks terhadap periode sebelum menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dengan melihat peningkatan jumlah produksi reparasi kapal antara tahun yang ditentukan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, periode sebelumnya (tahun sebelumnya) digunakan sebagai pembanding untuk pencarian indeks. Berdasarkan Tabel 23, pencapaian kinerja total tertinggi pada periode dasar dicapai pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai kinerja total sebesar 447 dan terendah pada tahun 2010 dan 2011 dengan nilai kinerja total sebesar 408. Pada tahun 2008 dan 2009, indeks periode dasar yang dicapai sebesar 22,47 %. Hal ini terjadi kerena jumlah produksi kapal yang direparsi lebih banyak dibandingkan pada tahun 2007, 2010 dan 2011.
57
Nilai kinerja total tertinggi berdasarkan pada periode sebelum dicapai pada tahun 2008, meskipun peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Pada tahun 2008, indeks periode sebelum dicapai sebesar 3,47 %. Hal ini disebabkan kerena terjadi peningkatan jumlah produksi dari tahun 2007, dimana jumlah produksi pada tahun 2008 adalah sebesar 334 kapal sedangkan ditahun 2007 adalah sebesar 318 kapal. Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran produktivitas galangan kapal UPT BTPI yang telah dilakukan oleh Putra (2012), dimana diperoleh untuk skor indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi mencapai skor 0. Dengan demikian, secara keseluruhan kinerja yang dihasilkan oleh galangan kapal KPNDP sudah tergolong cukup produktif.
Hal ini dikarenakan pada setiap
periode pengukuran indikator kinerja banyak yang mencapai skor 3, bahkan ada yang stabil di skor 10. Skor 3 merupakan nilai rata-rata dari seluruh periode pengukuran. Masih ada indikator-indikator yang nilai pencapaiannya di bawah skor 3, bahkan mencapai skor 2 seperti di tahun 2007, 2010 dan 2011, tetapi tidak ada indikator yang mencapai nilai skor 0. Pencapaian kinerja total yang dicapai oleh galangan kapal KPNDP tidak menunjukkan perubahan yang signifikan setiap periodenya, atau bahkan dapat dikatakan stabil. Hal ini terlihat dari nilai indeks berdasarkan periode sebelumnya, hanya mengalami peningkatan indeks sebesar 3,47 % di tahun 2008 dan penurunan indeks di tahun 2010 sebesar 8,72 %. Semua indikator-indikator kinerja yang telah diukur, tentunya diharapkan dapat mencapai bahkan melebihi nilai rata-rata pengukuran, hal itu menunjukkan adanya peningkatan kerja yang lebih baik. Pada kenyataannya yang terjadi adalah sebagian besar nilai inikator-indikator kinerja yang telah diukur setiap periode mengalami fluktuatif, artinya indikator antara satu periode ke periode berikutnya dapat meningkat ataupun menurun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya suatu perusahaan untuk memperbaiki kinerja masih belum maksimal, dan masih belum menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil pengukuran, indikator-indikator yang memiliki nilai rendah (tidak melebihi skor 3) ialah pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi.
58
5.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang Dilakukan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas
reparasi di galangan kapal KPNDP berturut-turut mulai dari yang paling berpengaruh adalah ketidakhadiran karyawan (30 %), pemakaian tenaga kerja (21 %), jam kerja efektif (21 %), jam kerja aktual produksi (14 %), dan pemakaian mesin (14 %).
Menurut Iryanto (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas galangan kapal adalah desain, proses manufacturing dan sistem manajemen. Dari ketiga faktor tersebut yang mempengaruhi produktivitas di galangan kapal KPNDP adalah proses manufacturing seperti keterampilan pegawai, kecukupan pegawai serta pemakaian teknologi dengan fasilitas yang memadai dan sistem manajemen. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP hanya memberikan pelayanan reparasi. Jumlah ketidakhadiran karyawan memiliki bobot kepentingan paling tinggi diantara indikator kinerja lainnya. Hal ini dikarenakan masing-masing karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Apabila satu orang saja tidak dapat hadir, maka tugas orang tersebut tidak dapat berjalan sehingga mengakibatkan kegiatan reparasi menjadi tertunda.
Hal ini juga berdampak
kepada jumlah produksi, dan pada akhirnya akan mengurangi produktivitas. Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP saat ini berjumlah 18 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari 3 orang staf kantor dan 15 orang staf lapang.
Jumlah tenaga kerja lapang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja
kantor. Formasi tersebut merupakan formasi yang cocok untuk meningkatkan kinerja pemakaian tenaga kerja galangan kapal KPNDP, karena dengan lebih banyak jumlah tenaga kerja lapang akan membuat kegiatan reparasi lebih efisien. Jam kerja efektif (operating time) di galangan kapal KPNDP dalam satu hari adalah 8 jam. Jam kerja efektif ini berlaku untuk semua karyawan, baik itu karyawan staf kantor maupun karyawan staf lapang. Jam kerja efektif untuk galangan kapal KPNDP sudah cukup efektif, karena tidak adanya perbedaan jam efektif untuk staf kantor dan staf lapang. Indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi memiliki bobot kepentingan paling rendah dibandingkan dengan indikator kinerja lainnya.
59
Hal ini disebabkan karena pengaruh kedua indikator ini tergantung pada indikator lainnya yaitu tenaga kerja, jumlah ketidakhadiran karyawan, serta jam kerja efektif. Indikator kinerja pemakaian mesin dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang reparasi serta jumlah ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi dan semakin banyak kehadiran karyawan maka proses reparasi semakin cepat, karena setiap karyawan bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dan tidak ada pekerjaan yang harus tertunda. Dengan demikian, pemakaian mesin dan kegiatan reparasi di galangan kapal KPNDP akan efisien, sehingga
meningkatkan
jumlah
produksi,
yang
akhirnya
meningkatkan
produktivitas. Indikator kinerja jam kerja aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang direparasi, tenaga kerja dan ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi, semakin banyak tenaga kerja yang dilibatkan serta semakin sedikit jumlah ketidakhadiran karyawan maka jam kerja aktual yang digunakan akan lebih efektif. Dengan demikian, perbandingan jam kerja aktual dengan working time akan semakin berkurang, dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas dari pencapaian mula-mula. Berdasarkan hal-hal di atas, langkah awal yang harus dilakukan guna untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas reparasi galangan kapal KPNDP ialah dengan memperhatikan jumlah ketidakhadiran karyawan. Mengingat, indikator kinerja untuk ketidakhadiran karyawan memiliki nilai bobot kepentingan tertinggi, yaitu sebesar 30 %. Tetapi, indikator ini mampu mencapai skor 3 di saat jumlah karyawan sebanyak 21 orang, setelah mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 18 orang, skor yang mampu dicapai adalah skor 2. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dicapai adalah dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga para karyawan semangat untuk bekerja keras. Serta, dapat memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan lapang mengenai keterampilan atau kemampuan terkait dengan kegiatan reparasi. Pelatihan ini bertujuan agar para karyawan dapat saling mengisi dalam melakukan tugas reparasi, apabila suatu saat ada satu atau lebih
60
karyawan yang tidak dapat hadir, sehingga tidak akan ada kegiatan reparasi yang tertunda. Indikator-indikator kineja tersebut dapat dicapai secara maksimal, apabila pihak pemilik galangan kapal KPNDP memiliki kemauan serta komitmen untuk melakukan perbaikan pada indikator-indikator kinerja yang masih buruk. Selain itu, tetap mempertahankan nilai indikator yang telah mencapai target realistis, dan memperhatikan nilai indikator yang memiliki bobot kepentingan yang cukup besar. Hasil pengukuran kinerja selama 5 periode terakhir, diharapkan dapat memberikan suatu gambaran serta acuan dalam pencapaian kinerja perusahaan yang sebenarnya sesuai dengan data yang dimiliki galangan.