34
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Proses Produksi di PT AGB Palabuharatu Proses produksi di PT AGB dilakukan melalui beberapa tahapan proses
sedehana sebagai berikut: 1) Penerimaan Bahan Baku; 2) Penyortasian; 3) Penimbangan; 4) Pencucian; 5) Penyusunan dalam pan pembekuan; 6) Pembekuan; 7) Glazing; 8) Pengepakan; 9) Penyimpanan; dan 10) Pendistrbusian Kegiatan produksi tersebut dilakukan dalam satu gedung (bangunan). Masing-masing ruang proses dalam gedung tersebut saling berdekatan. Proses produksi tersebut melibatkan pegawai bagian processing & cold storage, serta diawasi oleh manager operasional. Pada proses penerimaan produk, bahan baku berupa ikan layur segar diterima dalam box atau styrofoam. Ikan layur yang berada dalam box diangkut menggunakan tenaga manusia ke dalam ruang sortasi (ruang produksi) secara cepat dan hati-hati, sedangkan yang berada dalam styrofoam langsung diangkut bersama styrofoam ke dalam ruang proses. Pada bagian sortasi, dilakukan pengelompokan atau pembagian bahan baku ikan berupa ikan layur segar berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti berdasarkan mutu dan size ikan layur yang digunakan sebagai bahan baku. Proses sortasi bahan baku yang dilakukan di PT AGB Palabuhanratu dilakukan setelah proses penerimaan bahan baku. Ikan layur yang diterima dari supplier dimasukkan ke dalam ruang produksi dan dilakukan sortasi terhadap mutu dan size ikan layur di meja sortasi. Ikan layur yang sesuai dengan standar, kemudian dibagi menjadi tiga kategori mutu berdasarkan tujuan ekspornya, yaitu ikan layur untuk standar mutu Korea (WK), kualitas setengah Korea (WK/A) dan ikan layur untuk Cina
35
(WC). Ikan layur untuk ekspor ke Korea merupakan ikan layur dengan kualitas nomor satu (1) dengan kriteria putih mengkilat, tidak terdapat goresan pada kulit, insang utuh, tekstur kompak, ekor dan perut utuh, sedangkan untuk ekspor ke Cina merupakan ikan layur dengan kualitas nomor tiga (3) dengan kriteria warna kurang menarik (tidak mengkilap), tekstur kompak, ekor terpotong atau tidak dan perut utuh. Ikan dengan kriteria nomor dua (2) sering disebut sebagai ikan layur setengah Korea (WK/A). Ikan dengan kualitas ini lebih banyak diekspor ke Cina, namun dapat pula dilakukan ekspor ke Korea. Ikan ini memiliki kualitas antara standar mutu Korea dan Cina. Ikan yang diekspor ke Korea memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diekspor ke Cina. Kelompok ikan yang kedua yaitu kelompok ikan yang memiliki mutu di bawah standar organoleptik yang telah ditentukan. Ikan tersebut tidak digunakan sebagai bahan baku untuk produksi ikan layur beku, tetapi dikembalikan langsung kepada supplier. Proses penimbangan dilakukan setelah bahan baku berupa ikan layur segar dikelompokkan berdasarkan mutu dan ukurannya. Penimbangan ikan layur segar yang akan dibekukan dilakukan menggunakan timbangan digital. Timbangan digital dipakai sebanyak dua buah timbangan untuk mempercepat jalannya proses penimbangan. Kedua timbangan tersebut memiliki ukuran dan kapasitas yang sama, yaitu 100 kg. Ikan yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam wadah (keranjang). Beberapa wadah tersebut kemudian digunakan untuk mengatur timbangan agar di layar muncul angka nol (tare) dengan asumsi semua wadah yang digunakan memiliki berat yang sama. Ikan yang berukuran besar ditimbang satu per satu, sedangkan ikan ukuran kecil ditimbangan sesuai dengan berat yang ditentukan. Proses pencucian pada proses produksi ikan layur beku dilakukan setelah penimbangan bahan baku. Pencucian dilakukan menggunakan air yang berasal dari perusahaan air minum (PAM). Air yang digunakan tidak berbau dan memiliki rasa yang normal. Seteleh itu, dilakukan proses penyusunan yang dilakukan di atas meja penyusunan stainless, sedangkan pan pembekuan yang digunakan terbuat dari bahan aluminium. Pan pembekuan yang digunakan berukuran (30x100) cm2. Pan pembekuan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu
36
dengan air bersih. Hal ini tidak dilakukan pada semua pan yang akan digunakan karena pan tersebut telah dicuci dengan air yang bersih setelah digunakan pada proses sebelumnya. Pan tersebut disusun dengan rapi dalam ruang produksi setelah digunakan dan dicuci dengan air bersih. Pan kembali dibersihkan sebelum digunakan kembali dan diberikan lapisan plastik transparan yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran pan pembekuan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak langsung antara ikan dengan pan pembekuan yang kemungkinan dapat menyebabkan goresan atau cacat fisik lainnya pada ikan. Ikan dalam pan pembekuan disusun berdasarkan mutu dan size ikan. Ikan layur kemudian disusun ke dalam pan pembekuan yang telah diberi plastik sesuai dengan size ikan yang akan disusun. Setelah penyusunan satu lapis ikan, di atas ikan tersebut kemudian diberi plastik sebagai sekat antara ikan bagian bawah dengan ikan di atasnya. Penyusunan dan pemberian plastik dilakukan untuk setiap lapis ikan. Ikan disusun hingga jumlah yang sesuai size ikan tersebut. Pada proses pembekuan, digunakan Freezer yang berjumlah dua buah dengan kapasitas yang sama. Freezer digunakan secara berganti pada saat jumlah bahan baku ada dalam keadaan normal. Akan tetapi, ketika kondisi ikan melimpah, kedua freezer dioperasikan secara bersamaan. Hal ini dilakukan agar ikan yang telah disusun di dalam pan pembekuan dapat segera dibekukan, sehingga suhu ikan tidak meningkat. Proses pembekuan ikan layur di PT AGB Palabuhanratu menggunakan metode pembekuan air blast freezing (ABF). Metode pembekuan ini menggunakan energi dan ruangan yang cukup besar. Perusahaan memilih cara ini karena lebih efektif dan dapat membekukan bahan baku dalam jumlah yang besar. Ikan-ikan yang telah disusun dalam pan pembekuan dimasukkan ke rak-rak pembekuan yang terdapat dalam freezer. Setelah itu, dilakukan proses glazing yang merupakan tahapan proses yang dilakukan setelah ikan dibekukan dan sebelum dilakukan proses pengepakan. Glazing merupakan proses pemberian air yang memiliki suhu dingin sekitar -1 oC sampai 2oC di permukaan bahan setelah proses pembekuan. Glazing dalam pembekuan dilakukan untuk mengurangi penguapan air dari bahan sehingga pengeringan dapat dicegah dan juga berguna dalam memperbaiki tekstur bahan yang telah dibekukan.
37
Pada proses pengepakan, bahan baku ikan layur yang telah dibekukan dimasukkan ke dalam kemasan. Pengepakan dilakukan setelah proses glazing dan ikan telah berada di atas meja pengepakan yang diberi kasa. Setelah proses pengepakan, ikan disimpan di dalam cold storage. Setelah itu dilanjutkan dengan proses pendistribusian ikan layur beku dari Pelabuhan Ratu ke Jakarta yang menggunakan jalur darat. Pengangkutan dilakukan dengan mobil “Termo King”. Mobil tersebut merupakan mobil yang telah dilengkapi dengan fasilitas pembekuan. Mobil yang akan digunakan dalam proses pengangkutan terlebih dahulu dilakukan pengaturan suhu, agar suhunya mencapai -25 oC sebelum ikan dimasukkan ke dalam mobil. 5.2
Identifikasi Sistem
5.2.1 Sistem informasi perusahaan yang sedang berjalan Sistem informasi yang ada di PT AGB Palabuhanratu masih kurang bekerja secara cepat, tepat dan akurat. Meskipun telah terkomputerisasi, namun didalamnya terdapat banyak kekurangan-kekurangan seperti pengolahan dan penyimpanan data yang kurang efisien, sering terjadinya kesalahan-kesalahan pada pembuatan laporan yang menyebabkan kurang terjaminnya keaslian data, serta pencarian data-data yang cukup memakan waktu yang lama meskipun sudah disimpan dan diarsipkan. Hal ini dikarenakan sistem komputerisasi belum berbentuk program database yang terpadu. Jadi pendataan perusahaan dilakukan secara terpisah, belum terintegrasi, dan belum mempunyai sistem informasi operasional secara khusus. Manajemen perusahaan menganggap bahwa prosedur operasi yang dilaksanakan saat ini cukup memadai, tetapi untuk tahun-tahun mendatang perlu diadakan peningkatan dengan menggunakan sistem informasi yang berbasis komputer yang cukup baik dan terintegrasi sehingga dapat mempersingkat proses administrasi dan memudahkan monitoring. Kegiatan
operasional
perusahaan
meliputi
pengarsipan
data-data
pembelian, persediaan, penjualan, dan pengeluaran kas perusahaan yang dilakukan harian. Penyediaan informasi operasional dan kondisi perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan manajerial perusahaan merupakan kegiatan yang
38
secara terpusat dikelola manajer operasional dengan spesifikasi data sebagai berikut: 1) Data Produksi berupa kualitas, kuantitas dan jenis produk yang tersedia yang menjadi input untuk melakukan kegiatan pemasaran berikutnya. Data Produksi ini telah diwujudkan dalam bentuk tabel yang dibuat secara manual. 2) Data pelanggan yang diperoleh dari pelanggan utama (perusahaan induk PT AGB) melalui pencatatan yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Data pelanggan tersebut merupakan rantai penghubung antara perusahaan dengan pelanggan utama. Data pelanggan tersebut berisi data kualitas, kuantitas dan jenis produk yang diinginkan, frekuensi dan lain-lain. 3) Data Penjualan berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu pemasaran, pelanggan, biaya pengiriman dan lain-lain yang didapatkan setelah transaksi dilakukan. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan kemudian diwujudkan berupa laporan penjualan. 4) Data pemasok yang merupakan jembatan antara perusahaan dengan para pemasok. Data pemasok tersebut berisi data nama pemasok, alamat, telepon, dan jenis pasokan. 5) Data pembelian yang berupa kualitas, kuantitas, jenis produk, waktu pembelian, pemasok, biaya pengiriman dan lain-lain yang dikumpulkan kemudian diwujudkan berupa laporan pembelian. 6) Data kepegawaian berupa jumlah, identitas dan keterangan-keterangan lainnya mengenai pegawai yang bekerja di suatu perusahaan. 5.2.2
Sistematika arus data dan informasi Berdasarkan identifikasi sistem yang ada, seluruh kegiatan perusahaan PT
AGB dapat dikelompokkan secara umum ke dalam 5 subsistem utama, yaitu: 1) Subsistem Pembelian; 2) Subsistem Penjualan; 3) Subsistem Persediaan; 4) Subsistem Pemasukan; dan 5) Subsistem Pengeluaran.
39
Pihak-pihak yang terlibat dalam kelima subsistem tersebut adalah: 1) HRD & Marketing (Manajer Operasional); 2) Bagian Processing & Cold Storage; 3) Bagian Keuangan; 4) Pemasok; dan 5) Pelanggan Kelima subsistem utama tersebut memiliki batasan kerja yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Untuk memudahkan, maka aliran informasi ditelaah secara ringkas pada masing-masing subsistem. 1) Subsistem Produksi. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pembelian produk oleh HRD & marketing (Manajer Operasional), kemudian produk disortir, ditimbang dan ditempatkan pada pan pembekuan berdasarkan jenis, ukuran dan keadaan produk. Kemudian produk dimasukkan kedalam cold storage. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah manajer operasional, bagian processing & cold storage, dan bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah laporan penerimaan barang, laporan pembelian dan data pemasok. 2) Subsistem penjualan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada penjualan produk oleh bagian HRD & marketing (Manager Operasional). Pihak yang terlibat pada subsistem ini adalah bagian HRD & marketing (Manager Operasional), bagian keuangan, dan koordinator processing dan cold storage. 3) Subsistem persediaan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pemantauan dan pemeliharaan persediaan produk oleh koordinator processing & cold storage. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah bagian processing & cold storage, dan HRD & marketing (manajer operasional). Sedangkan file yang terlibat adalah laporan stok dan kerusakan/susut barang, laporan penjualan dan laporan pembelian. 4) Subsistem pemasukan. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pengevaluasian penjualan dan pemantauan marjin oleh bagian keuangan.
40
Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah bagian keuangan dan HRD & marketing (manajer operasional) 5) Subsistem pengeluaran. Pada subsistem ini, kegiatan difokuskan pada pemantauan dan pengaturan pengeluaran biaya perusahaan untuk keperluan produksi, penggajian, pembayaran pajak dan pembayaran dana pinjaman modal perusahaan. Pihak yang terlibat dalam subsistem ini adalah general manager, HRD & marketing (manajer operasional), dan bagian keuangan. Sedangkan file yang terlibat adalah data pegawai, laporan pembukuan dan data pinjaman modal perusahaan. Berdasarkan uraian sistem informasi yang ada saat ini di perusahaan PT AGB (Existing Information System) didapatkan beberapa kekurangan, yaitu: 1) Sistem informasi manajemen masih berbentuk single file yang terpisah satu sama lain (tidak terpadu). 2) Manajemen data yang kurang tertata rapi 3) Tidak adanya informasi tentang informasi produk kadaluarsa secara keseluruhan 4) Data pengeluaran untuk biaya penggajian Sistem yang ada pada saat ini belum memberikan informasi yang akurat mengenai kelima subsistem di atas disebabkan oleh beberapa hal teknis seperti verifikasi dokumen yang tidak tepat, dokumen yang tidak tersusun dengan sistematis, dan data timbangan yang tidak cocok antara PT AGB dan pemasok. 5.3. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Analisis dari kebutuhan perangkat lunak yang diperlukan adalah informasi yang dapat membantu proses pada pengolahan data dari hasil pengembangan sistem yang ada dengan perangkat lunak. Adapun hasil analisa kebutuhan perangkat lunak meliputi: Kebutuhan Masukan Data, Kebutuhan Keluaran Data serta Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. A. Kebutuhan Masukan Data a. Data Supplier b. Data Pelanggan c. Data Pegawai
41
d. Data Barang e. Data Pembelian f. Data Penjualan g. Data Penggajian h. Data Info Perusahaan B. Kebutuhan Keluaran Data a. Laporan Pembelian b. Laporan Penjualan c. Laporan Penggajian d. Laporan Retur Beli e. Laporan Retur Jual f. Laporan Laba Rugi C. Konfigurasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 1) Spesifikasi perangkat keras Perangkat keras yang digunakan untuk operasional sistem yang diusulkan, dijelaskan pada Tabel 3 : Tabel 3. Konfigurasi Perangkat Keras No
Nama Komponen
Spesifikasi
1
Processor
Intel Core i3 2.13 GHz
2
Memory
2.0 GB
3
VGA Card
On-Board
4
Hardisk
320 GB
5
Keyboard
Standard
6
Mouse
Standard
8
Printer
Standard
1) Konfigurasi Software Klasifikasi perangkat lunak yang digunakan dalan Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen PT AGB, adalah sebagai berikut :
42
(1) Sistem Operasi Windows XP Professional (2) Bahasa Pemograman Microsoft Visual Basic 6.0 untuk pemograman, Microsoft Access 2007 untuk pembuatan basis data, dan Crystal Report 8.5 untuk pembuatan laporan. (3) Program Aplikasi Microsoft Office 2007, Microsoft Visio 2003 5.4
Desain Sistem Pembuatan desain sistem informasi manajemen PT AGB di Palabuhanratu
dimulai dari input data, yaitu data perusahaan, data produksi, data pelanggan, data penjualan, data pemasok, data pembelian, data inventaris fasilitas, data kepegawaian, dan data biaya. Input data akan tersusun menjadi DBMS sehingga terhimpun menjadi basis data sistem, kemudian dilakukan proses pengolahan data yang akan menghasilkan informasi. Aksesibilitas penggunaan software hanya berlaku pada manajer operasional, sebagai pemegang kendali operasional perusahaan. Desain Sistem Informasi Manajemen PT AGB Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 9.
43
Data Perusahaan: Sejarah Singkat Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Bidang Usaha dan Wilayah Kerja Fasilitas Perusahaan Struktur Organisasi
Input Data
DBMS
Basis Data
Data Barang Data Pelanggan Data Penjualan Data Pemasok Data Pembelian Data Kepegawaian
Proses Pengolahan Data: VB. 6.0 Enterprise Edition
HRD & Marketing (manajer operasional)
Menu Data
Kegiatan operasional dan Finansial dalam periode tertentu yang terdiri: Pembelian Penanganan Pesanan Pelanggan Penjualan Penanganan Persediaan Retur
Informasi
Menu Transaksi
Menu Laporan
Menu Info Perusahaan
Gambar 9 Rancangan sistem informasi manajemen PT AGB Palabuhanratu
44
5.5
Rancangan Data Flow Diagram
5.5.1 Diagram konteks Diagram konteks disebut juga dengan model sistem fundamental. Diagram kontek data dibuat pertama kali pada saat melengkapi model proses untuk sebuah sistem. Diagram konteks data menggambarkan sistem dengan satu proses dan beberapa entitas eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Diagram konteks untuk proses pengolahan data di PT AGB Palabuhanratu dijelaskan di Gambar 10.
Gambar 10 Diagram konteks pengolahan data 5.5.2
Data flow diagram Diagram aliran data disebut juga model proses. Model proses merupakan
suatu teknis analisis yang digunakan untuk menangkap aliran dari masukan data lewat sistem yang akan ditampilkan, dihasikan, atau dikeluarkan ke dalam suatu keluaran. Pemodelan ini sangat sederhana karena hanya terdiri dari empat komponen atau simbol, yaitu proses, aliran data, entitas eksternal, dan penyimpanan data. Diagram aliran data digunakan untuk mempresentasikan secara visual apa yang dilakukan oleh sistem. Diagram aliran data untuk proses pengolahan data perusahaan di PT AGB Palabuhanratu dijelaskan pada Gambar 11-26.
45
A. DFD Level 1
Gambar 11 DFD level 1 sistem pengolahan data
B. DFD Level 2 - Proses 1 Login
Gambar 12 DFD level 2 proses 1 login
46
- Proses 2 Pengolahan Data
Gambar 13 DFD level 2 proses 2 pengolahan data - Proses 3 Transaksi
Gambar 14 DFD level 2 proses 3 transaksi
47
- Proses 4 Laporan
Gambar 15 DFD level 2 proses 4 laporan
48
C. DFD Level 3 - Proses 2.1 Pengolahan Data Produk Layur
Gambar 16 DFD level 3 proses 2.1 pengolahan data produk layur
- Proses 2.2 Pengolahan Data Supplier
Gambar 17 DFD level 3 proses 2.2 pengolahan data supplier
49
- Proses 2.3 Pengolahan Data Pegawai
Gambar 18 DFD level 3 proses 2.3 pengolahan data pegawai
- Proses 3.1 Transaksi Penjualan
Gambar 19 DFD level 3 proses 3.1 pengolahan data penjualan
50
- Proses 3.2 Transaksi Pembelian
Gambar 20 DFD level 3 proses 3.2 pengolahan data pembelian
D. DFD Level 4 - Proses 2.1.2 Ubah Data Produk Layur
Gambar 21 DFD level 4 proses 2.1.2 ubah data produk layur
51
- Proses 2.1.3 Hapus Data Produk Layur
Gambar 22 DFD level 4 proses 2.1.3 hapus data produk layur
- Proses 2.2.2 Ubah Data Supplier
Gambar 23 DFD level 4 proses 2.2.2 ubah data supplier
52
- Proses 2.2.3 Hapus Data Supplier
Gambar 24 DFD level 4 proses 2.2.3 hapus data supplier
- Proses 2.3.2 Ubah Data Pegawai
Gambar 25 DFD level 4 proses 2.3.2 ubah data pegawai
53
- Proses 2.3.3 Hapus Data Pegawai
Gambar 26 DFD level 4 proses 2.3.3 hapus data pegawai
5.6
Perancangan Basis Data Database adalah sekumpulan data yang terdiri atas tabel yang saling
berhubungan. Anda atau user mempunyai wewenang untuk mengakses data tersebut baik menambah, menghapus, dan mengedit data dalam tabel-tabel tersebut. Database dapat menjadi sumber data bersama bagi banyak pemakai komputer sesui dengan kebutuhannya pada saat yang bersamaan, artinya untuk saat yang bersamaan, setiap user dapat menambah, mengedit, menghapus data dari dalam database. 5.6.1
Entity relationship diagram Diagram relasi entitas merupakan diagram yang mempunyai tujuan utama
untuk menggambarkan objek data dan bagaimana relasinya satu sama lain. Objek data digambarkan dalam suatu empat persegi panjang. Relasinya digambarkan dengan garis penghubung objek. Dalam kebanyakan objek tersebut disertakan
54
gambar berlian dengan label relasinya. Proses ERD untuk pengolahan data perusahaan di PT AGB, sebagai berikut:
Gambar 27 ERD Pengolahan Data di PT AGB
5.6.2
Kamus data Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi yang digunakan untuk merancang input, laporan-laporan, dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang terdapat pada data flow diagram. (Jogiyanto, 1990). Berikut kamus data yang terdapat pada sistem informasi manajemen PT AGB. Adjustment
: *no_adjust, tgl, kode_brg, nama_brg, satuan, kemasan, stok riil, adj_stok, keterangan
Barang
: *kode_barang, nama_barang, kategori, tgl_expired, harga_beli, harga_jual, jumlah1, satuan1, minstok, stok, keterangan, kemasan
Pegawai
: *no_pegawai, nama, alamat, bagian, telp, mulai_bekerja
Pembelian
: *no_faktur,
tgl_beli,
supplier,
kategori,
tgl_expired,
Kode_Barang, Nama_Barang, hrg_beli, laba1, laba2, Jmlh,
55
Satuan, Subtotal, disc1, disc2, disc_akhir1, disc_akhir2, pajak, nilai_pajak, grandtotal, jatuh_tempo, bayar, status, invoice, keterangan, ppn, tgl_input Penggajian
: *no_dokumen, no_penggajian, nama_pegawai, bagian, mulai bekerja,
tanggal
gajian,
gaji_pokok,
bonus,
tunjangan,
potongan_1, potongan_2, gaji netto Penjualan
:
*no_faktur,
nama,
kategori,
kode_barang,
nama_barang,
hrg_satjual, jml_jual, satuan, subtotal, no_jual, disc1, disc2 Retur Beli
: *kode_retur, tgl_retur, tgl_beli, supplier, invoice, no_urut, kode_barang, nama_barang, harga_beli, jumlah, satuan, subtotal, jumlah_retur, nominal_retur, keterangan.
Retur Jual
: *kode_retur, tgl_retur, tgl_penjualan, no_faktur, no_jual, kode_barang, nama_barang, brg_satjual, jml_jual, satuan, subtotal, jml_retur, nominal_retur, keterangan
Supplier
: *no_supplier, nama, alamat, kota, telp, keterangan
Utang
: *invoice, tgl_lunas, supplier, jumlah utang, ppn
Keterangan
: * = Primary Key ** = Foreign Key
5.6.3 Struktur tabel SIM AGB Rancangan tabel dalam sistem informasi diperlukan untuk tempat menampung data atau informasi. Tabel fungsinya menyimpan data yang telah diolah dan mempunyai suatu tema tertentu, misalnya tabel yang terkait dengan data pegawai berisi field-field daftar pegawai beserta informasi yang berhubungan seperti biodata nelayan serta divisi yang ditempatkannya serta mulai kapan pegawai tersebut itu bekerja. Struktur Tabel SIM AGB dapat dilihat pada Lampiran 1. Sebelum masuk ke pembahasan mengenai program aplikasi, sedikit penjelasan mengenai struktur tabel dari Microsoft Access. Dalam pembuatan tabel wajib menentukan primary key dari suatu tabel. Primary key adalah data yang merupakan pengenal dari tabel tersebut dan tidak dapat diduplikasi dalam setiap
56
input data. Kegunaan dari primary key salah satunya untuk menghubungkan tabel yang satu dengan tabel yang lain. Tipe-tipe data yang berlaku dalam sebuah program Microsoft Access yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu tabel terdiri dari : 1) Number merupakan jenis data pada field untuk data berjenis angka 2) All object adalah jenis data mengenai gambar atau objek 3) Date/time jenis data yang mengkhususkan pada tanggal atau waktu 4) Text merupakan jenis data untuk data huruf, angka, spasi, tanda baca, dan menampung kurang lebih 225 karakter; dan 5) Currency adalah jenis data field untuk data jenis angka dengan format mata uang 5.7
Koneksi database ke dalam form aplikasi Koneksi database ke dalam form visual basic 6.0 terdiri dari bermacam-
macam cara. Dengan demikian kita dapat memilih akan menggunakan koneksi yang mana. Setelah rancangan database dibuat, langkah selanjutnya adalah menghubungkan database ke masing-masing form input seseuai dengan input data. Jenis Koneksi yang dipilih adalah ODBC Driver. Adapun langkahlangkah membuat koneksi dengan ODBC Driver adalah sebagai berikut: 1) Pada control panel, kilik menu Administrative Tools 2) Kemudian pada kotak dialog Administrative Tools, klik menu Data Source (ODBC) 3) Pada kotak dialog ODBC Data Source Administrator tab System DSN, klik tombol add. 4) Pada ktak dialog Create New Data Source, pilih microsoft Acess Driver kemudian klik Finish. 5) Pada kotak dialog ODBC Microsoft Acces Setup, isi nama Data Souce Name atau DSN. Nama ini yang akan dipakai pada program aplikasi SIUPIL VB.net # untuk berhubungan dengan database 6) Untuk menghubungkan ODBC Driver dengan database, klik select pada bagian Database
57
7) Pada kotak dialog select Database, cari direktori tempat database diletakkan dan pilih database yang akan digunakan. 8) Klik OK 9) Pada kotak dialog ODBC Microsoft Access Setup, klik OK 10) Perhatikan pada kotak dialog ODBC Data Source Administrator apakah telah terdapat ODBC driver yang dibuat? Apabila sudah selanjutnya klik OK, sampai langkah tersebut berarti program aplikasi dapat menggunakan ODBC driver yang telah dibuat untuk berhubungan atau tersambung dengan file database. 5.8
Implementasi SIM-AGB SIM-AGB (Sistem Informasi Manajemen PT AGB) adalah suatu program
siap pakai yang direkayasa untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional yang dicakup oleh SIM-AGB ini adalah kegiatan pembelian, penanganan
pesanan
pelanggan,
penjualan,
penanganan
persediaan
dan
penggajian. Program ini adalah suatu sistem terpadu yang mengaitkan empat subsistem utama, yaitu data, transaksi, laporan, dan info perusahaan. Program ini dapat dijalankan setelah user memasukkan username dan password pada form login. Form Login dan Menu Utama dapa dilihat pada Gambar 26 & 27
Gambar 28 Tampilan form login SIM-AGB
58
Gambar 29 Tampilan form menu utama SIM-AGB Pada subsistem data, terdapat 7 menu utama dan 2 menu penunjang yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Menu tersebut terdiri dari kategori barang, satuan barang, data barang, data supplier, adjustment, reminder stok, dan data pegawai.
Pada menu data barang, disajikan data produk layur ataupun
produk perikanan lainnya yang tersedia di perusahaan ini. Data produk tersebut berupa nama layur, harga, tanggal estimasi kadaluarsa, sampai minimum stok yang dianjurkan pada cold storage. Selain itu tersedia pula fasilitas pencarian (search) barang yang berfungsi untuk memudahkan user dalam pencarian produk layur dan fasilitas print data barang, yang berfungsi untuk mencetak daftar list barang yang ada di persediaan. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 30 Tampilan form data barang SIM-AGB
59
Menu data supplier menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua informasi yang berkaitan dengan pemasok. Menu ini nantinya akan berhubungan dengan menu lainnya yang berhubungan dengan supplier. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 31 Tampilan form data supplier Menu adjustment adalah menu yang berfungsi untuk penyesuaian stok produk. Fasilitas yang terdapat pada menu ini adalah edit, hapus, update, dan pencarian. Menu ini berhubungan dengan menu reminder stok yang berfungsi sebagai pengingat dan pencari barang yang telah out of stock dengan fungsi otomatis. Kedua tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 30 & 31.
Gambar 32 Tampilan form adjustment stock SIM-AGB
60
Gambar 33 Tampilan form stock reminder SIM-AGB Menu data pegawai adalah menu yang menampilkan semua informasi tentang pegawai yang bekerja. Data yang ditampilkan adalah nama, alamat, bagian dan nomor telepon. Menu data pegawai juga menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate dan search. Menu pegawai ini nantinya akan berhubungan dengan penggajian. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 34 Form data pegawai SIM-AGB
61
Menu pembelian menampilkan semua hal yang berhubungan dengan transaksi pembelian. Di menu tersebut juga terdapat fasilitas perhitungan pajak, diskon dan laba tambahan. Subsistem Pembelian ini juga menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua informasi yang berkaitan dengan transaksi pembelian. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 35 Tampilan form transaksi pembelian SIM-AGB Menu Penjualan menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate dan mencari semua informasi yang berkaitan dengan transaksi penjualan. Menu ini juga berhubungan langsung dengan reminder stok. Artinya, terdapat pemberitahuan langsung ketika barang yang akan dijual stoknya telah habis. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 34.
62
Gambar 36 Tampilan form transaksi penjualan SIM-AGB Menu retur penjualan/pembelian berfungsi untuk mencatat apabila terdapat barang yang akan direject dan dikembalikan. Menu retur penjualan/pembelian menyediakan semua fasilitas untuk mencari barang yang akan diretur, menghitung jumlah barang yang akan diretur, dan menhitung jumlah nominal retur. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 35.
Gambar 37 Tampilan form retur penjualan SIM-AGB
63
Menu informasi hutang berfungsi untuk menyediakan list hutang perusahaan kepada supplier, dan menyertakan tanggal pelunasan hutang tersebut. Menu ini berhubungan dengan menu pembelian. Artinya, ketika saat kita melakukan transaksi pembelian kita menggunakan sistem kredit, maka secara otomatis menu ini akan mencatat dan menyediakan list hutang perusahaan yang ada. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 38 Tampilan form pelunasan utang SIM-AGB Menu Penggajian menyediakan semua fasilitas untuk menginput, mengedit, menghapus, mengupdate, dan mencari semua informasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian. Tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 37
Gambar 39 Tampilan form transaksi penggajian
64
Pada subsistem laporan, terdapat menu-menu laporan yang didapat berdasarkan menu data. Subsistem ini berfungsi untuk perekapan data dan pencetakan laporan pada submenu data yang terdiri dari rekap jual, laporan pembelian, laporan penjualan, laporan retur beli, laporan retur jual, laporan barang expired, laporan laba rugi, dan laporan penggajian. Terakhir, subsistem info perusahaan menyediakan info tentang struktur organisasi perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan dan profil perusahaan. Sebagian tampilan subsistem ini dapat dilihat pada Gambar 38, 39, 40, 41 & 42
Gambar 40 Tampilan form daftar barang expired SIM-AGB
Gambar 41 Tampilan form rekap penjualan SIM-AGB
65
Gambar 42 Tampilan form laporan pembelian SIM-AGB
Gambar 43 Tampilan form laporan penjualan SIM-AGB
66
Gambar 44 Tampilan form laporan laba/rugi SIM-AGB 5.6
Pembahasan Seluruh aktivitas operasional di PT AGB yang meliputi kegiatan
pembelian, kegiatan penjualan, kegiatan penanganan persediaan dan kegiatan pencatatan pembiayaan perusahaan masih diproses secara manual. Laporanlaporan
tersebut
digunakan
sebagai
informasi
untuk
pemantauan
dan
pengevaluasian kinerja perusahaan yang telah dilaksanakan. Pengolahan informasi baru dapat dilakukan setelah seluruh data telah terkumpul. Keterlambatan pada salah satu bagian pelaksana operasional perusahaan akan menyebabkan keterlambatan seluruh sistem. Terdapat beberapa kelemahan pada sistem informasi operasional perusahaan saat ini, diantaranya untuk mengakses informasi tertentu memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan karena untuk memperoleh suatu informasi harus mengolah data terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan ketelambatan dalam penyajian laporan dan pengambilan keputusan bahkan kerancuan dalam pengambilan keputusan karena untuk mengolah data yang sangat besar secara manual memiliki resiko kesalahan yang sangat tinggi.
67
Kelemahan lain yang terdapat pada pengolahan secara manual adalah terdapatnya arsip yang berlebihan sehingga untuk melakukan pengecekan ulang atau untuk melihat kecenderungan perkembangan dari periode bulanan membutuhkan waktu yang sangat lama karana laporan perusahaan yang ada pada saat ini belum menyajikan informasi secara menyeluruh, hanya berupa laporan data mentah. Proses manual juga menyebabkan terjadinya penggandaan kerja. Hal ini terjadi karena proses pengolahan data menjadi informasi dikerjakan oleh beberapa bagian secara bersama-sama. Hal ini akan menyebabkan kerugian potensial bagi perusahaan akibat kesempatan yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi tidak dapat diraih oleh sistem informasi perusahaan yang ada dan akhirnya menyebabkan penurunan daya saing perusahaan. Pembuatan SIM AGB dilakukan dengan menggunakan software Visual Basic 6.0. Secara umum, pembuatan program ini yang dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script program di dalam komponenkomponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang berada di toolbox, dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat property window. Konsep pemrograman SIM AGB yang dilakukan adalah pembuatan form dengan mengikuti aturan pemrograman property, metode dan event. Artinya, setiap komponen di dalam pemrograman visual basic dapat diatur propertinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Selain itu, jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan menggunakan metode pemrograman yang diatur sebagai aksi dari setiap komponen. Sistem Informasi Manajemen PT AGB (SIM AGB) merupakan program siap pakai yang berbasis data, yang terdiri dari empat subsistem, yaitu data, transaksi, laporan, dan info perusahaan. Pada subsistem data, terdapat 8 menu yang yang terdiri dari kategori barang, satuan penggajian, perkiraan penggajian, data barang, data supplier, adjustment, reminder stock dan data pegawai. Pada form kategori barang, pengguna dapat menampilkan list jenis produk layur yang terdapat pada perusahaan tersebut. Pada form satuan barang, terdapat satuan yang biasa digunakan dalam kegiatan produksi ataupun distribusi layur. Hal ini bertujuan untuk memudahkan input data. Artinya, data berupa angka harus
68
disertakan satuan yang terdapat pada menu tersebut. Pada form perkiraan penggajian, ditampilkan kode jenis pembayaran gaji yang berhubungan dengan menu transaksi penggajian. Form barang berfungsi untuk menginput data barang yang ada di persediaan. Persediaan adalah produk yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Data barang yang ada di persediaan tersebut memiliki informasi berupa kode barang, nama barang, tanggal expired, harga beli, harga jual, jumlah, satuan, kemasan, stok dan minimal stok. Data barang tersebut dapat dicetak dan dijadikan laporan data barang untuk kemudahan perekapan barang yang ada di persediaan. Form Supplier berfungsi untuk pengorganisasian data pemasok yang menyediakan barang untuk PT AGB. Data supplier tersebut memiliki informasi berupa kode supplier, nama, alamat dan nomor telepon. Data supplier ini juga berhubungan langsung dengan transaksi yang melibatkan supplier tersebut didalamnya, seperti pembelian dan retur. Form adjustment stock adalah form yang berfungsi untuk penyesuaian jumlah persediaan barang yang ada di gudang. Form ini dibutuhkan ketika ada perubahan produk layur yang tidak berasal dari transaksi pembelian ataupun penjualan. Pada form reminder stock, terdapat fasilitas pengingat apabila persediaan produk layur telah habis. Fasilitas reminder ini mengacu pada pernyataan minimal stok per jenis barang yang terdapat pada form barang, dan list produk layur yang telah habis dapat dicetak sebagai laporan. Terakhir, form data pegawai berfungsi untuk menginput dan menampilkan daftar pegawai yang bekerja di perusahaan. Informasi yang ditampilkan adalah nomor induk pegawai, nama pegawai, bagian, alamat, dan nomor telepon. Form pegawai ini juga terdapat fasilitas editing dan update, yang memudahkan ketika terdapat pergantian informasi pada pegawai. Form pegawai ini berhubungan langsung dengan form di menu penggajian. Pada subsistem transaksi, terdapat menu pembelian, penjualan, retur beli, retur jual dan pelunasan utang. Form pembelian berfungsi untuk menginput data pembelian ketika perusahaan melakukan transaksi tersebut. Pada form ini terdapat informasi tanggal, no faktur, no urut, data supplier, data barang, dan informasi kuantitas pembelian barang dan bentuk pembayaran (apakah tunai atau kredit). Form penjualan ini juga dilengkapi dengan perhitungan matematis untuk
69
menghitung kuantitas barang, perhitungan subtotal, diskon (bila ada) pajak (bila ada) dan grand total. Form pembelian ini bersifat sebagai faktur. Artinya, bisa mencatat barang apa saja yang ditransaksikan, siapa yang memasok, tanggal berapa data transaksi tersebut dilangsungkan dan berapa total dari pembelian barang tersebut. Tiap faktur penjualan memiliki kode yang berbeda, yang berfungsi untuk kode supaya tidak terjadi penduplikasian database. Pada form penjualan, terdapat fasilitas untuk menginput data transaksi penjualan secara langsung ketika transaksi penjualan dilakukan. Transaksi penjualan sendiri merupakan suatu alur proses dalam program yang berfungsi untuk menginput data penjualan yang dilakukan oleh kasir terhadap barangbarang yang terjual. dengan melakukan penginputan pada form transaksi penjualan, maka data yang diinputkan akan tercatat di dua tabel yaitu: tabel transaksi dan tabel detail, serta akan merubah nilai stok yang terdapat pada tabel barang. Informasi yang terdapat pada form ini adalah tanggal dilakukannya transaksi, no faktur, data barang yang akan dijual, jumlah stok yang tersedia, dan kuantitas transaksi penjualan. Sama halnya seperti form pembelian, form ini juga dilenkapi dengan perhitungan matematis untuk menghitung kuantitas penjualan dan grand total. Selain form penjualan dan pembelian, terdapat juga form retur penjualan dan retur pembelian. Retur penjualan merupakan kegiatan yang terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan (Mulyadi, 2001). Sebaliknya, retur pembelian merupakan kegiatan yang terjadi jika perusahaan akan mengembalikan barang kepada supplier. Pada form penjualan dan pembelian ini terdapat fasilitas untuk menginput data retur seperti menampilkan data barang yang diretur, tanggal retur, jumlah retur dan nominal retur. Form retur ini dilengkapi dengan fasilitas perhitungan matematis untuk menampilkan nominal barang yang akan diretur. Selain itu, form retur ini juga terhubung dengan form persediaan barang dan data retur tersebut akan tercatat dalam jurnal retur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyadi (2001) yang menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang terkait dengan retur penjualan/pembelian adalah :
70
1) Fungsi penjualan/pembelian; 2) Fungsi penerimaan; 3) Fungsi gudang, dan 4) Fungsi akuntansi. Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Fungsi penerimaan/pengeluaran bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otoritasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan ataupun pembelian. Fungsi gudang bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengeluaran kembali barang yang diterima dari retur. Sedangkan fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur ke dalam jurnal retur dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambah/berkurangnya persediaan akibat retur dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Berikutnya, pada subsistem transaksi terdapat form pelunasan utang. Menurut Astuti dan Purwantini (2003) piutang merupakan “tagihan kepada pihak lain yang timbul karena penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana jangka waktu piutang biasanya kurang dari satu tahun. Mulyadi (2001) juga menyatakan bahwa informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah : 1) Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur 2) Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur 3) Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu Menyesuaikan dengan pernyataan-pernyataan tersebut, form pelunasan piutang ini memberikan informasi tentang pemberi hutang, total hutang, dan jatuh tempo hutang. Setelah itu, data pelunasan hutang yang dibayar pada tanggal tertentu bisa dilakukan pada form tersebut. Terakhir, terdapat form penggajian yang berfungsi untuk memfasilitasi transaksi penggajian pegawai.
Gaji merupakan pembayaran atas jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang karyawan pimpinan atau bisa disebut juga pada setiap jabatan yang dijabat karyawan tersebut (Mulyadi, 2001). Disamping gaji, karyawan mungkin memperoleh manfaat-manfaat lain yang diberikan dalam bentuk tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, uang makan, dan lainnya. Biasanya gaji dibayarkan secara tetap per
71
bulan. sesuai dengan pernyataan tersebut, form penggajian PT AGB memfasilitasi hal yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Informasi yang ditampilkan dalam form tersebut adalah nomor slip, waktu dilakukannya penggajian tersebut, identitas karyawan, dan perkiraaan penggajian. Form ini berfungsi sebagai struk gaji. Selain dilengkapi dengan perhitungan pendapatan, potongan dan gaji bersih, pemberi gaji juga dapat mencetak struk gaji tersebut secara langsung. Form penggajian ini berhubungan langsung dengan form karyawan, form perkiraan penggajian dan form laporan penggajian. Pada
subsistem
laporan,
terdapat
berbagai
menu
laporan
yang
berhubungan dengan subsistem sebelumnya. Laporan pada dasarnya merupakan alat penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dalam suatu sistem administrasi. Menu-menu laporan yang terdapat di subsistem ini merupakan laporan dari subsistem data dan transaksi, yang terdiri dari menu rekap jual, laporan pembelian, laporan penjualan, laporan retur beli, laporan retur jual, laporan produk expired, laporan laba rugi, dan laporan penggajian. Form rekap jual berfungsi untuk menampilkan rekapan penjualan pada periode waktu tertentu. Kelebihan dari form ini adalah terdapat fasilitas pemilihan tanggal awal dan tanggal akhir dari data penjualan yang ingin kita rekap, serta dapat mencari rekapan penjualan dari nomor penjualan dan suatu produk tertentu saja. Form laporan penjualan berfungsi untuk menampilkan laporan penjualan pada tanggal tertentu, dan menghitung total penjualan harian dan bulanan. Pada form ini terdapat fasilitas print yang artinya user dapat mencetak laporan penjualan tersebut untuk pengarsipan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno (2008) laporan penjualan adalah laporan keuangan yang menginformasikan tentang transaksi penjualan dari perusahaan kepada pelanggan. Form laporan pembelian berfugsi untuk menampilkan laporan pembelian pada periode tertentu. Laporan pembelian ini tidak hanya ditampilkan secara periode tanggal saja, tetapi form ini juga memiliki fasilitas pencarian spesifik yang artinya pengguna dapat melihat data transaksi penjualan menurut supplier, barang, status pembayaran, dan status piutang. Form laba-rugi berfungsi untuk menampilkan total penjualan harian, total penjualan bulanan, laba harian dan laba bulanan. Dengan memilih periode waktu tertentu pada form tersebut, maka pengguna bisa melihat berapa
72
keuntungan/kerugian yang didapatkan dari transaksi penjualan oleh perusahaan tersebut secara harian atau bulanan. Terakhir, terdapat form laporan penggajian. Form laporan penggajian ini berfungsi sebagai laporan dari transaksi yang dilakukan di form penggajian. Laporan penggajian yang ditampilkan dapat berupa laporan per pegawai dalam periode tertentu, atau laporan akumulasi dalam periode tertentu. Laporan akumulasi dapat menampilkan semua transaksi penggajian dalam suatu bulan tertentu, dan menghitung grand total. Subsistem yang terakhir adalah info perusahaan. Didalamnya terdapat menu yang berhubungan dengan informasi tentang PT AGB, seperti sturuktur organisasi, dan profil perusahaan. Profil perusahaan tersebut berisi tentang status kepemilikan, status permodalan, tahun berdiri notaris, akta perubahan notaris, nama pemilik saham, nama presiden direktur, jenis usaha, dan kontak perusahaan tersebut seperti e-mail dan nomor telepon. Seluruh subsistem tersebut terangkai dan dikoordinasikan dalam sebuah program menu utama. Pemrograman PT AGB ini pada prinsipnya didukung oleh basis data dan dilengkapi oleh program matematis sederhana sebagai fasilitas untuk melakukan analisa persediaan dan monitoring laba-rugi penjualan. SIM AGB mencoba menjawab kekurangan yang terdapat pada studi awal sistem yang telah dilakukan yaitu dengan: 1) Menampilkan data jumlah pembelian; 2) Menampilkan data jumlah penjualan total; 3) Menampilkan data jumlah stok akhir yang masih bisa dijual; dan 4) Menampilkan laporan untuk biaya penggajian. Verifikasi dilakukan dengan menjalankan program SIM AGB, menginput data, melihat tampilan di layar maupun dengan pencetakan di kertas dengan menggunakan printer. Hasil tampilan di layar atau di kertas tersebut kemudian dibandingkan dengan laporan konvensional (format laporan biasa) yang dimiliki PT AGB. Dengan adanya SIM AGB, proses dasar pengelolaan informasi operasional tidak berubah, tetapi lebih disederhanakan dan dirangkum dalam suatu konfigurasi yang lebih terintegrasi, mulai dari proses pembelian, penjualan, penanganan persediaan sampai proses pembukuan. Implementasi SIM AGB ini akan
73
memberikan keuntungan kepada PT AGB baik secara operasional maupun finansial. Di antara keuntungan operasional yang akan diperoleh diantaranya : 1) Mempermudah penelusuran kesalahan. Jika terjadi kesalahan dapat dicek melalui database yang ada dengan melakukan verifikasi; 2) Mempermudah
akses
informasi
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
operasional perusahaan; dan 3) Dengan alokasi waktu yang semakin singkat dalam mengolah data dan mengakses informasi akan meningkatkan aktivitas operasional lainnya. Sedangkan keuntungan secara finansial yang akan diperoleh PT AGB adalah: 1) Perusahaan dapat menekan biaya yang berkaitan dengan pengolahan dan pencatatan data baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kegiatan-kegiatan yang dahulunya dilakukan secara manual kini dibantu dengan elemen komputer yang lebih sistematis (SIM-AGB); dan 2) Dengan
meningkatnya
efisiensi,
perusahaan
dapat
melakukan
penghematan yang cukup signifikan, sehingga akan berpengaruh positif terhadap keuangan perusahaan. .