Nomor Putusan Pengadilan Pajak
:
Put-56876/PP/M.XVII A/19/2014
Jenis Pajak
:
Bea Masuk
Tahun Pajak
:
2013
Pokok Sengketa
:
bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Pajak 2007 Nomor: 00001/201/07/417/13 tanggal 31 Desember 2013;
Menurut Terbanding
:
bahwa Tergugat berpendapat Penerbitan SKPKB PPh Pasal 21 Nomor 00001/201/07/417/13 telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.145/PMK.03/2012 tanggal 10 September 2012 tanggal 10 September 2012 tentang Tata Cara Penerbitan surat ketetapan pajak;
Menurut Pemohon Bnading
:
bahwa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Masa/Tahun Pajak 2007 Nomor: 00003/206/07/417/13 tanggal 31 Desember 2013 telah diterbitkan tanpa pembahasan akhir dan melampaui daluwarsa penetapan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007;
Menurut Majelis
:
(A) Masalah Yang Disengketakan bahwa alasan Terbanding menetapkan tagihan Bea Keluar, karena berdasarkan hasil pemeriksaan jenis barang tidak sesuai dengan pemberitahuan. bahwa di dalam PEB Nomor 130053 tanggal 30 Agustus 2013 barang yang diekspor diberitahukan oleh Pemohon Banding sebagai Cocoa Residu, sejumlah 3 x 40' container (72.000,00 KGM), pos tarif 1802.00.0000 dengan tarif bea keluar 0%. bahwa terhadap eksportasi tersebut telah diterbitkan Nota Hasil Intelijen Nomor: NHI015/E/WBC.10/KPP.MP.0102/2013 tanggal 02 September 2013 dan telah ditindaklanjuti dengan pemeriksaan fisik barang. bahwa telah diajukan penelitian uji laboratorium dengan hasil sesuai surat Kepala Kantor BPIB Tipe B Surabaya Nomor: S-1134-SHPIB/WBC.10/BPIB/2013 tanggal 13 September 2013 dan telah mendapatkan hasil uji laboratorium berdasarkan Surat Kepala BPIB Tipe B Surabaya Nomor: S-2516-SHPIB/WBC.10/BPIB/2013 tanggal 19 September 2013. bahwa uji laboratorium juga disampaiakn kepada Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makasar dengan surat Nomor: S-8552/WBC.10/KPP.MP.01/2013 tanggal 13 September 2013 dan telah mendapatkan hasil uji laboratorium berdasarkan Sertifikat Hasil Uji dari Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Makasar Nomor: 1.1271/LU-BBIHP/IX/2013, 1.1272/LU-BBIHP/IX/2013 1.1273/LU-BBIHP/IX/2013 tanggal 19 September 2013.
dan
berdasarkan hasil pemeriksaan NHI dan penelitian uji laboratorium sebagaimana dimaksud di atas, disimpulkan bahwa jenis barang tidak sesuai dengan pemberitahuan, diberitahukan sebagai Cocoa Residu (pos tarif 1802.00.0000) sejumlah 72,000 MT, kedapatan jenis barang Cocoa Residu (pos tarif 1802.00.0000) sejumlah 6,096 MT dan Cocoa Beans (pos tarif 1801.00.0000) sejumlah 54,200 MT. berdasarkan Pasal 3 ayat (1) dan Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, terhadap ekspor Biji Kakao (Cocoa Beans) pos tarif 1801.00.000 dikenakan bea keluar dengan tarif 5%. berdasarkan Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1526/KM.4/2013 tanggal 31 Juli 013 tentang Penetapan Harga Ekspor untuk Penghitungan Bea Keluar, terhadap ekspor Biji Kakao ditetapkan Harga Patokan Ekspor sebesar USD 1,930.00/MT. berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KM.11/2013 tanggal 27 Agustus 2013 tuntang Nilai Kurs Sebagai dasar Pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan asa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Ekspor, dan Pajak Penghasilan, nilai kurs yang berlaku adalah Rp 10.693,00/USD; bahwa berdasarkan Pasal 82 ayat (6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 menyatakan : “Setiap orang yang salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dalam pemberitahuan pabean atas ekspor yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100% (seratus persen) dari pungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar dan paling banyak 1.000% (seribu persen) dari pungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar” dan Pasal 6 ayat (1) huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Kepabeanan, terhadap salah memberitahukan jenis barang dalam pemberitahuan ekspor tersebut dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 1.000% (seribu persen) dari kekurangan pembayaran bea keluar. bahwa berdasarkan uraian diatas, terhadap barang yang diekspor oleh Pemohon Banding dengan PEB Nomor 130053 tanggal 30 Agustus 2013 terdapat kewajiban membayaran bea keluar dan sanksi administrasi berupa denda sebagai berikut:
Jumlah HPE barang (USD (MT) /MT) 1 Cocoa Residu 6,096 2 Cocoa Beans 54,200 1,930 Total Kekurangan pembayaran Bea Keluar Denda Administrasi Salah Jenis barang JUMLAH Nom or
Jenis Barang
Bea Keluar (%) 5%
Kurs (Rp) 10.693 10.693
Bea Keluar (Rp) 56.816.749,00 56.816.749,00 568.167.490,00 624.984.239,00
(B) Pemeriksaan Fisik dan Pengujian Laboratorium 1. Berita Acara Pemeriksaan bahwa sesuai Berita Acara Pemeriksaan Nomor BA52/WBC.10/KPP.MP.0102/2013 tanggal 06 September 2013, menyatakan hasil pemeriksaan sebagai berikut:
CAXU 9017332 Uraian barang Jumlah Karung Granule / Pecahan Husk Biji Jumlah
231 32 133 396
Isi ratarata/karung (Kg) 64 50 63
Jumlah (Kg) 14.784,00 1.600,00 8.379,00 24.763,00
CAXU 9166697 Uraian barang Jumlah Karung Granule/Pecahan bersih Granule/Pecahan kotor Biji Jumlah
207 127 46 380
Isi rata-rata/karung (Kg) 62 48 42
Jumlah (Kg) 12.834,00 6.096,00 1.932,00 20.862,00
Kesimpulan : Jumlah barang kedapatan selisih kurang, diberitahukan 1.500 karung, kedapatan 1.203 karung, selisih kurang 297 karung. 2. Hasil Uji Laboratorium berdasarkan Surat Kepala BPIB Tipe B Surabaya Nomor: S-2516-SHPIB/WBC.10/BPIB/2013 tanggal 19 September 2013,
menyatakan: - Identitas contoh aju berdasarkan surat aju N o. 1. 2. 3. 4.
Uraian Barang
Bentuk Fisik
Cocoa Residu A (biji utuh kehitaman) Cocoa Residu B (biji berlapis daging buah) Cocoa Residu C (serpihan kasar) Cocoa Residu D (serpihan halus)
Biji utuh kehitaman Biji berlapis daging buah Serpihan kasar - coklat Serpihan halus – coklat tua
- Identitas contoh aju diterima laboratorium N o. 1.
Uraian Barang
Bentuk Fisik
Cocoa Residu A (biji utuh kehitaman)
2.
Cocoa Residu B (biji berlapis daging buah)
3. 4.
Cocoa Residu C (serpihan kasar) Cocoa Residu D (serpihan halus)
Biji utuh kehitaman sebagian rusak, berbau asam Gumpalan coklat saling menempel, berjamur, berbau asam Serpihan kasar, berbau khas coklat Serpihan halus, terdapat bagian cangkang, berbau asam
- Kesimpulan dan pendapat: Contoh 1. Contoh 2. Contoh 3. Contoh 4.
merupakan biji kakao merupakan biji kakao, berjamur dibagian dalamnya merupakan biji kakao, dalam bentuk serpihan merupakan kulit kakao dalam bentuk serpihan
1. Hasil Uji Laboratorium berdasarkan Sertifikat Hasil Uji dari Laboratoriun Uji dan Kalibrasi BBIHP Makasar: a. Nomor: 1.1271/LU-BBIHP/IX/2013 tanggal 19 September 2013. Nama contoh :
Biji Utuh Kehitaman (Kakao)
Hasil Uji (Test Result): Parameter Parameter(s) • Kadar benda asing • Kadar kotoran • Biji pecah
Satuan Unit(s) % % %
Hasil Result 0 28,46 1,34
• Jumlah biji per seratus gram • Jumlah biji utuh
biji %
134 70,20
a. Nomor: 1.1272/LU-BBIHP/IX/2013 tanggal 19 September 2013. Nama contoh : Hasil Uji (Test Result): Parameter Parameter(s) • Kadar benda asing • Kadar kotoran • Biji pecah • Jumlah biji per seratus gram • Jumlah biji utuh
Biji Berlapis Daging Buah (Kakao)
Satuan Unit(s) % % % biji %
Hasil Result 0 64,56 0,92 0 34,52
a. Nomor: 1.1273/LU-BBIHP/IX/2013 tanggal 19 September 2013. Nama contoh : Hasil Uji (Test Result): Parameter Parameter(s) • Kadar benda asing • Kadar kotoran • Jumlah biji per seratus gram • Jumlah biji utuh • Pecahan keping biji
Serpihan Kasar (Kakao)
Satuan Unit(s) % % biji % %
Hasil Result 0,28 28,86 0 0 70,86
a. Nomor: 1.1274/LU-BBIHP/IX/2013 tanggal 19 September 2013. Nama contoh : Hasil Uji (Test Result): Parameter Parameter(s) • Kadar benda asing • Kadar kotoran • Biji pecah • Jumlah biji per seratus gram • Jumlah biji utuh
Serpihan Halus (Kakao)
Satuan Unit(s) % % % biji %
Hasil Result 0 93,84 0 0 6,52
(C) Keluar bahwa sesuai dengan Nota Dinas Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang ditujukan kepada Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Nomor ND-672/WBC.10/KPP.MP.01/2013 tanggal 24 September 2013, penetapan bea keluar dilakukan Terbanding dengan cara perhitungan sebagai berikut:
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut: CAXU 9017332 Isi ratarata/karung (Kg) 64 50 63
Uraian barang Jumlah Karung Granule / Pecahan Husk Biji Jumlah
231 32 133 396
Jumlah (Kg) 14.784,00 1.600,00 8.379,00 24.763,00
CAXU 9166697 Uraian barang
Isi rata-rata/karung (Kg)
Jumlah Karung Granule/Pecahan bersih Granule/Pecahan kotor Biji Jumlah
207 127 46 380
Jumlah (Kg)
62 48 42
12.834,00 6.096,00 1.932,00 20.862,00
MAXU 6232202 Uraian barang Jumlah Karung Granule/Pecahan Husk Biji Jumlah
141 10 319 470
Isi ratarata/karung (Kg) 63 48 50
Jumlah (Kg) 8.883,00 480,00 15.950,00 25.313,00
lebih lanjut oleh Terbanding dikelompokkan menjadi : N o. 1
Uraian Barang Biji utuh kehitaman (kakao)
Pos Tarif 1801.00.00. 00
Uraian Biji kakao, utuh atau pecah, mentah atau digongseng
Hasil penjumlahan dari: Biji coklat = 133 karung @ 63 Kg = 8.379,00 Kg Biji coklat = 46 karung @ 42 Kg = 1.932,00 Kg
Jumla h
Ket
26,26 1 MT
Tidak sesuai pemberita huan
Biji coklat = 319 karung @ 50 Kg = 15.950,00 Kg Jumlah = 26.261,00 Kg 2
Biji berlapis daging buah / Husk (kakao)
1801.00.00. 00
Hasil penjumlahan dari: Husk = 32 karung @ 50 Kg Husk = 10 karung @ 48 Kg Jumlah 3
Serpihan/pecahan kasar (kakao)
Biji kakao, utuh atau pecah, mentah atau digongseng
2,080 MT
Tidak sesuai pemberita huan
= 1.600,00 Kg = 480,00 Kg = 2.080,00 Kg
1801.00.00. 00
Biji kakao, utuh atau pecah, mentah atau digongseng
25.86 5 MT
Tidak sesuai pemberita huan
6,096 MT
Sesuai pemberita huan
Hasil penjumlahan dari: Pecahan = 231 karung @ 64 Kg = 14.784,00 Kg Pecahan kasar = 207 karung @ 62 Kg = 12.834,00 Kg Pecahan kasar = 141 karung @ 63 Kg = 8.883,00 Kg Jumlah = 36.501,00 Kg 70,86% x 36.501,00 = 25.865,00 Kg 4
Serpihan/pecahan halus (kakao)
1802.00.00. 00
Kulit, sekam, selaput, dan sisa kakao lainnya
Jumlah 1 s.d. 3
54,200 MT
bahwa berdasarkan pengelompokan diatas, perhitungan bea keluar menjadi:
Bea Keluar = 5%x 54.200 MT x USD 1.930,00/MT x Rp. 10.863,00 = Denda Administrasi Salah Jenis Barang Jumlah
Rp. 56.816.749,00 568.167.490,00 Rp 624.984.239,00
(D) Pemeriksaan Dalam Persidangan Menurut Terbanding: bahwa di dalam persidangan, yang telah dilangsungkan di Surabaya pada hari Kamis tanggal 25 September 2014, Terbanding menghadirkan Sdr. Muhammad Daud M, selaku Petugas Pemeriksa Barang dari Seksi P2 yang melakukan pemeriksaan atas 3 (tiga) container barang yang menjadi sengketa. bahwa Sdr. Muhammad Daud M, atas pertanyaan Majelis memberikan penjelasan sebagai berikut: bahwa pemeriksaan dilakukan berdasarkan perintah NHI.
bahwa pemeriksaan dilakukan bersama dengan kuasa barang serta PPJK-nya, dengan melakukan pembukaan kontainer, mengeluarkan kemasan, menghitung, mencatat, menimbang dan mengklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. bahwa Petugas Pemeriksa Barang mendapatkan ada 4 jenis/kategori barang, yang pertama biji coklat utuh berwarna kehitaman, biji berlapis daging (khas), pecahan kasar, dan pecahan halus. bahwa atas contoh barang ekspor yang diajukan oleh Pemohon Banding di dalam persidangan diakui oleh Petugas Pemeriksa Barang tentang kesamaan dan kebenarannya. bahwa Petugas Pemeriksa Barang tidak dapat memastikan apakah barang yang diperiksanya layak konsumsi (edible) atau tidak (unedible) dan tidak bisa membandingkan dengan biji coklat lain yang pernah diperiksanya karena yang bersangkutan baru pertama kali ini melakukan pemeriksaan atas biji coklat/barang sejenis. bahwa atas pertanyaan Majelis, apakah biji coklat dengan bentuk dan kualitas seperti yang diekspor Pemohon Banding tersebut dikenakan Bea Keluar, oleh Terbanding dijawab:” Di PMK Bea Keluar hanya disebutkan biji saja, tidak dalam kondisi apapun.” Menurut Pemohon banding: bahwa di dalam persidangan, yang telah dilangsungkan di Surabaya pada hari Kamis tanggal 25 September 2014, Pemohon Banding, menyatakan: bahwa Pemohon Banding melakukan pembelian cocoa residu melalui tender yang berasal dari London Sumatera sebanyak 50 ton. bahwa tendernya diadakan di kantor pusat di Jakarta, Pabriknya di Banyuwangi, dan setelah menang dikirim dari Banyuwangi ke Surabaya. bahwa jumlah yang diberitahukan sebanyak 72 ton di PEB berasal dari yang 50 ton tersebut ditambah 22 ton yang dibeli dari broker di Surabaya. bahwa harga biji coklat kwalitas ekspor adalah sekitar Rp 30.000,00 per kilo dan harga residu sekitar Rp 2.000-3.000 per kilo, paling tinggi ada yang Rp 10.000,00. bahwa cocoa residu merupakan hasil penyortiran biji coklat yang tidak memenuhi spesifikasi standar yang ditetapkan karena mungkin kondisi barang kotor, berjamur, dan pecah/hancur. bahwa Pemohon Banding membawa sampel biji coklat, juga membawa PEB ekspor dari Makassar yang tidak dikenakan bea keluar, dan contoh PEB cocoa beans yang dikenakan bea keluar.
bahwa untuk mendukung semua itu Pemohon Banding dapat memperlihatkan sales contract, foto proses penyortiran dari London Sumatera dan juga standar pengayakan dari Makassar untuk menghasilkan barang-barang tersebut. (E) Bukti-Bukti Pembelian oleh Pemohon Banding bahwa di dalam persidangan Pemohon Banding menyerahkan: 1. 4 (empat) lembar Master Delivery Order, dari PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk., sebagai berikut: N o. 1 2 3 4
Master Delivery Order Nomor Tanggal 2570002505000010 21-Aug-13 2570002505000020 21-Aug-13 2570002505000030 21-Aug-13 2570002505000040 21-Aug-13
Quantity
Product
8.000,00
Kg
3.000,00
Kg
15.000,00
Kg
24.000,00
Kg
125413 Cocoa 2nd Grade 125416 Cocoa ex CPB 125414 Kepeng 125415 Cocoa Residue
2. Sales Contract Nomor 2570002505 tanggal 20 Agustus 2013, dengan uraian: Commodity/ Product
Unit Price
Quantity
Sales Value
Cocoa 2nd Grade
8.000,0 0
K g
22.650, 00
181.200.000,00
Cocoa ex CPB
3.000,0 0
K g
3.750,0 0
11.250.000,00
Cocoa Kepeng
15.000, 00
K g
4.700,0 0
70.500.000,00
Cocoa Residue
24.000, 00
K g
4.300,0 0
103.200.000,00
3. Sales Confirmation Nomor 2570002505 tanggal 20 Agustus 2013, dengan uraian: Commodity/ Product
Price (VAT excl.)
Quantity
Cocoa 2nd Grade
8.000,00
Kg
22.650,00
Cocoa ex CPB
3.000,00
Kg
3.750,00
Delivery Term Loco Treblasala Loco Treblasala
Cocoa Kepeng
15.000,00
Kg
4.700,00
Cocoa Residue
24.000,00
Kg
4.300,00
Loco Treblasala Loco Treblasala
4. Berita Acara Pengiriman Cocoa, tanggal 28 Agustus 2013, menyatakan: bahwa PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk., Treblasala Factory mengirim barang kepada Pemohon Banding dengan perincian: 1. 2. 3. 4. 5.
Total Product Netto Grade Mutu Invoice No. Jam mulai/selesai Transport No. Polisi
:
24.000,0 kgs/ 1.000,0 kgs
: : :
Residu / Ex. CPB 36 11.00 WIB s/d 13.30 WIB
:
1. P 8180 UY Gerbong 1 = 404 Bags 2. Sopir : SLAMET PRIYADI
5. Berita Acara Pengiriman Cocoa, tanggal 28 Agustus 2013, menyatakan: bahwa PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk., Treblasala Factory mengirim barang kepada Pemohon Banding dengan perincian:
1. 2. 3. 4. 5.
Total Product Netto Grade Mutu Invoice No. Jam mulai/selesai Transport No. Polisi
: 8.000,0 kgs/ 15.000,0/Kgs 2.000,0 kgs : Grade 2/ Kepeng / Ex. CPB : 37 : 12.30 WIB s/d 13.30 WIB : 1. P 9304 UZ Gerbong 2 = 468 Bags 2. Sopir : JUMIRAN
6. Surat Timbang dan bukti pembayaran pembelian dari broker (David) tanggal 08 Oktober 2013 atas 22 ton Cocoa Residue, dengan rincian : Cocoa Residue 22.000,00 Kgs x Rp. 2,100.00 = Rp. 46,000,000.00 (F) Dasar Hukum bahwa menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, dinyatakan : “Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.”
bahwa menurut angka 15a dinyatakan : “Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang ini yang dikenakan terhadap barang ekspor.” bahwa mengenai pungutan bea keluar atas barang yang diekspor, Pasal 2A UndangUndang tersebut menyatakan : (1) (2)
Terhadap barang ekspor dapat dikenakan bea keluar. Bea keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk: a. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri; b. melindungi kelestarian sumber daya alam; c. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional; atau d. menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri.
(3)
Ketentuan mengenai pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah”.
bahwa Undang-Undang tersebut mengatur pungutan bea keluar hanya dalam 1 (satu) Pasal, yaitu Pasal 2A, yang dalam penjelasannya dinyatakan : “Pengenaan bea keluar dalam pasal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan nasional, bukan untuk membebani daya saing komoditi ekspor di pasar internasional.” bahwa selanjutnya, Pasal 2A ayat (3) Undang-Undang tersebut menyatakan ketentuan mengenai pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. bahwa kemudian untuk melaksanakan Pasal 2A ayat (3) tersebut diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor; bahwa mengenai banding ke Pengadilan Pajak, Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 menyatakan : “Eksportir yang berkeberatan terhadap penetapan Direktur Jenderal atas sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), perhitungan Bea Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), atau keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), dapat mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan atau tanggal keputusan, setelah pungutan yang terutang dilunasi.”
bahwa ketentuan pelaksanaan dari pengenaan bea keluar ini diserahkan kepada Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008, sebagai berikut : “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran Bea Keluar, penetapan penghitungan Bea Keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai, penetapan kembali penghitungan Bea Keluar oleh Direktur Jenderal, dan permohonan perubahan atas kesalahan Pemberitahuan Pabean Ekspor diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri.” bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar menetapkan pada Pasal 3, barang ekspor yang dikenakan Bea Keluar adalah: a. b. c. d.
Kulit dan kayu Biji kakao Kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya; dan bijih (raw material atau ore) mineral.
bahwa di dalam Pasal 4 dari PMK Nomor 75/PMK.011/2012 lebih lanjut ditetapkan: “Terhadap penetapan tarif Bea Keluar atas barang ekspor berupa biji kakao sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, berlaku ketentuan sebagai berikut: a.
untuk Harga Referensi sampai dengan USD 2,000 (dua ribu dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 1 pada Lampiran II.
b.
untuk Harga Referensi lebih dari USD 2,000 (dua ribu dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 2,750 (dua ribu tujuh ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 2 pada Lampiran II.
c.
untuk Harga Referensi lebih dari USD 2,750 (dua ribu tujuh ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 3,500 (tiga ribu lima ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 3 pada Lampiran II.
d.
untuk Harga Referensi lebih dari USD 3,500 (tiga ribu lima ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 4 pada Lampiran II.”
bahwa Lampiran II PMK Nomor 75/PMK.011/2012 menyatakan “Barang Ekspor Berupa Biji Kakao Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, adalah:
N O.
l.
TARIF BEA KELUAR (%)
URAIAN
TERMASUK DALAM POS TARIF
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kol om 4
Biji Kakao
1801.00.00.00
0
5
10
15
bahwa Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 34/M-DAG/PER/7/2013 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar, menetapakan pada Pasal 2 ayat (2) huruf b., harga referensi Biji Kakao yang berlaku untuk 1 Agustus 2013-31 Agustus 2013 sebesar US$ 2.209,93/MT; (G) Kesimpulan Majelis : bahwa berdasarkan Contoh Barang yang diajukan di dalam persidangan yang otentitasnya sudah diakui oleh Terbanding, Hasil Uji Laboratorium Nomor: S-2516SHPIB/WBC.10 /BPIB/2013 tanggal 19 September 2013 yang menyatakan bentuk fisiknya merupakan : biji utuh kehitaman sebagian rusak berbau asam, gumpalan coklat saling menempel berjamur berbau asam, serpihan kasar berbau khas coklat, serpihan halus terdapat bagian cangkang berbau asam, Hasil Uji Laboratorium dari Laboratoriun Uji dan Kalibrasi BBIHP Makasar yang menyatakan kadar kotoran masing-masing jenis: Biji Utuh Kehitaman (Kakao) sebesar 28,46%, Biji Berlapis Daging Buah (Kakao) sebesar 64,56%, Serpihan Kasar (Kakao) sebesar 28,86%, dan Serpihan Halus (Kakao) sebesar 93,84%, Majelis sependapat dengan pernyataan Pemohon Banding, yaitu “bukan ditujukan untuk konsumsi manusia” karena tidak layak dikonsumsi (unedible). bahwa menurut Majelis pengenaan bea keluar atas barang sebagaimana tersebut diatas tidak memenuhi tujuan pengenaan Bea keluar terhadap barang ekspor yaitu untuk: menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri; melindungi kelestarian sumber daya alam; mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional; atau menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri, karena barangnya bukan biji coklat kualitas ekspor, sudah berbau asam. bahwa penetapan Terbanding atas kelompok 2, yaitu 2,080 MT Biji Berlapis Daging Buah (Kakao), tidak sesuai dengan kondisi barang, yang mengandung kadar kotoran 64,56% dan Jumlah biji utuh 34,52% dan “husks” seharusnya diklasifikasi pada pos tarif 1802.00.00.00 (Cocoa shells, husks, skins and other cocoa waste). bahwa oleh karenanya Majelis berpendapat Penetapan Perhitungan Bea Keluar oleh Terbanding sesuai: KEP-1506/WBC.10/2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Penetapan atas Surat Penetapan Penghitungan Bea Keluar (SPPBK) Nomor: SPPBK017/WBC.10/KPP. MP.01/2013 tanggal 26 September 2013 terhadap barang yang diekspor dengan PEB Nomor 130053 tanggal 30 Agustus 2013 tidak dapat dipertahankan;
menimbang
:
bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkeyakinan untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding dan menetapkan atas ekspor 72.000,00 Kg Cocoa Residu dengan PEB Nomor 130053 tanggal 30 Agustus 2013, tidak dikenakan bea keluar;
memperhatikan
:
Surat Banding Pemohon Banding, Surat Uraian Banding Terbanding, Surat Bantahan Pemohon Banding, pemeriksaan dan pembuktian di dalam persidangan serta kesimpulan tersebut di atas;
mengingat
: Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006, dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor;
Memutuskan
:
Menyatakan mengabulkan seluruhnya gugatan Penggugat dan membatalkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2007 Nomor: 00003/206/07/417/13 tanggal 31 Desember 2013, atas nama PT. XXX. Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah Majelis IIA Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sebagai berikut : I.G.N. Mayun Winangun, S.H., L.L.M. Drs. Adi Wijono, M.PKN. Drs.Bambang Basuki, MA., M.P.A. Mohammad Irwan, SE, MM
sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,
Dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 4 November 2014 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Tergugat dan dihadiri oleh Penggugat.